KOMUNIKASI BISNIS Copyright© PT Penamudamedia, 2024 Penulis: Mochammad Mirza, S.I.Kom., M.I.Kom., Mohamad Trio Febriyantoro S.E., M.M. Ph.D., Choirul Umam, S.I.Kom., MM., Dr. Irma Paramita Sofia, S.E., Ak., M.Ak., CA., Hayatul Khairul Rahmat, S.Sos., M.Han., Nathaniel Antonio Parulian, S.Psi., M.I.Kom., Farah Putri Wenang Lusianingrum, M.Sc., Theresia Lavietha Vivrie Lolita, S.I.Kom., M.I.Kom., Dian Nuranindya, S.E., M.Si. Editor: Gusman Dodi, S.Sos., M.M. ISBN: 978-623-88978-2-7 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Maret 2024 x + 142, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit
v alam era globalisasi dan teknologi yang terus berkembang, kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif dan efisien menjadi sangat penting. Buku ini akan membantu Anda memahami konsep dasar komunikasi bisnis, mulai dari komunikasi interpersonal, komunikasi dalam tim, hingga komunikasi eksternal dengan pelanggan dan mitra bisnis. Kita akan mengulas berbagai strategi komunikasi yang dapat meningkatkan kerjasama, memperkuat hubungan bisnis, dan mempengaruhi audiens dengan tepat. Buku ini juga akan membahas pentingnya komunikasi tertulis, presentasi yang efektif, dan komunikasi lintas budaya dalam konteks bisnis global. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan buku ini. Terima kasih kepada tim penulis yang telah berdedikasi untuk menyusun informasi yang bermanfaat dan aplikatif. Juga terima kasih kepada para praktisi komunikasi bisnis yang telah berbagi pengalaman dan wawasan mereka. Saya berharap buku ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam dan praktis tentang komunikasi bisnis kepada Anda. Semoga buku ini menjadi panduan yang berguna dalam mengembangkan kemampuan komunikasi Anda, sehingga Anda dapat meraih kesuksesan dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. D
vi Terima kasih atas antusiasme dan dukungan Anda. Selamat membaca dan semoga buku ini memberikan manfaat yang besar bagi perjalanan bisnis Anda! Salam,
vii
viii
ix
x
Komunikasi Bisnis | 1 oleh di bilang tahun 2023 merupakan periode suram bagi startup besar di Indonesia. Terbaru aplikasi biro perjalanan daring (OTA) Pegipegi resmi tutup setelah beropreasi selama 12 tahun di Indonesia (Pegipegi Tutup Di RI Setelah 12 Tahun, Ini Keterangannya, n.d). Hal tersebut diumumkan manajemen perusahaan melalui laman resmi pegipegi.com. Tutupnya sejumlah perusahaan startup di Indonesia menjelaskan bahwa persaingan bisnis semakin kompetitif sehingga dibutuhkan upaya ektraordinary strategi bisnis yang inovatif . Pandemi Covid-19 yang telah berakhir memberikan dampak pada kinerja para startup (Sudaryono et al., 2020). Dimana selama periode tersebut arus pendanaan relatif mudah didapat. Kini investor, termasuk pada pemodal ventura dapat dikatakan B Mochammad Mirza
2 | Komunikasi Bisnis menarik rem dalam mengeluarkan dana untuk sebuah ide bisnis startup. Dampak dari tutupnya perusahaan gelojak yang timbul adalah pemutusan hubungan kerja (PHK). Sejak awal tahun 2023 hingga saat ini bisnis startup hingga raksasa teknologi gencar melakukan PHK karyawan. Jumlahnya sangat besar, ratusan hingga puluhan ribu orang terkena dampak dari ‚penyegaran‛ yang dilakukan perusahaan. Ada banyak pendapat alasan perusahaan teknologi melakukan PHK karyawan yakni faktor yang tidak menduga bahwa konsumen dengan cepat beralih offline meningat bisnis online mencapai pucak profit pada saat pandemi. Saat pertumbuhan perusahaan meningkat singnifikan diwarnai pertumbuhan 20 hingga 30 persen saat pandemic (Sudaryono et al., 2020), namun saat ini tidak terjadi pertumbuhan yang signifikan menyebabkan investor lebih berhati-hati. Selain itu yang melatarbelakangi keputusan PHK adalah kebijakan untuk menghemat kas perusahaan. . Bisnis juga dapat didefinisikan sebagai bentuk usaha untuk menyediakan barang dan jasa guna mendorong perputaran sistem perekonomian. Dalam artian yang umum, pengertian bisnis mengambarkan aktivitas yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis memuat 4 komponen yakni, menghasilkan barang dan jasa, mendapatkan laba, suatu kegiatan usaha untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam sehari - hari (O’cass, 1996). Bisnis juga melibatkan pengelolaan uang atau modal (Ningsih, 2001). Orang-orang membutuh uang untuk banyak hal seperti mengaji karyawan,membeli bahan baku dan menjalankan operasional bisnis sehari-hari. Modal ini bisa didapatkan dari berbagai sumber baik berupa tabungan pribadi, pinjaman bank
Komunikasi Bisnis | 3 atau investor yang memberikan modal untuk dapat menggerakan bisnis(Ningsih, 2001) A. Mengapa Bisnis Penting? Tidak dapat dipungkiri bisnis memiliki peran fundamental dalam masyarakat kita ada beberapa alasan mengapa bisnis dianggap penting : 1. Bisnis menciptakan lapangan Kerja Bisnis menjadi motor utama dalam menciptakan lapangan kerja dengan meng- embangkan bisnis setiap individu mampu menciptakan peluang kerja untuk dirinya bahkan orang lain. Bisnis yang berhasil dapat membuka peluang tenaga kerja yang akan mengurangi jumlah pengangguran dan mengerakan ekonomi masyarakat (Parety & Kwelju, 2023). 2. Bisnis berdampak pada pertumbuhan Ekonomi Kita sepakat bahwa bisnis sebagai pemain penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Ketika bisnis berkembang secara tidak langsung berkontribusi pada peningkatan pendapatan secara nasional melalui pajak yang digunakan dan dapat dipergunakan untuk mendukung kegiatan publik serta berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat. Semakin baik perekonomian masyarakat akan membawa manfaat bagi banyak pihak (Parety & Kwelju, 2023). 3. Bisnis Inovasi pada Pertumbuhan ekonomi Tidak dapat dipungkiri pertumbuhan bisnis yang signifikan berdampak pada inovasi yang mendorong terciptanya teknologi baru. Hal ini disembahkan pada sebagai sebuah tuntutan untuk memenuhi kebutuhan
4 | Komunikasi Bisnis pasar, menuntut pelaku bisnis untuk terus mengembangkan produk dan layanannya setiap saat. Bisnis berbasis inovasi juga termasuk pada menciptakan ide- ide baru yang berdampak untuk mempermudah hidup banyak orang. 4. Bisnis berdampak pada Standar hidup yang lebih baik Dengan menyediakan produk dan layanan yang bermanfaat, Produk yang dihasilkan dari bisnis memiliki peran terhadap meningkatnya standar hidup, hal ini dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan sehari-hari yang menghadirkan kemudahan dan memberikan solusi orang banyak. Bisnis memiliki pengaruh pada meningkatnya perubahan sosial karena melalui pelaksanaan bisnis. Saat menjalankan bisnis dengan benar dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan, mengurai kesenjangan sosial dan menciptakan dampak posited pada masyarakat. Melalui peran ini bisnis memainkan peranan integral dalam menciptakan fundamental bisnis yang kokoh. Menciptakan lapangan bisnis,dampak pada pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan bagi semua pihak B. Lingkungan Bisnis Di Indonesia Indonesia bisa katakan merupakan negara yang tidak mudah untuk mendirikan perusahaan baru. Ada banyak faktor seperti birokrasi yang rumit,pungli, perizinan yang tidak mudah,faktor keamanan dan kestabilan politik,dll. Keadaan tersebut tercermin dalam laporan peringkat indeks Doing Business 2018 yang dipublikasikan Bank Dunia. Di laporan tersebut menyatakan Indonesia di tahun 2018 berada
Komunikasi Bisnis | 5 di posisi 72 (Winata et al., 2018). Hal ini disebabkan pendirian perusahaan Indonesia membutuhakn perizinan yang memakan waktu lama dan berbiaya golong mahal. Agar bisnis yang dibangun berkembang penting sekali untuk membangun jaringan yang baik dengan kalangan bisnis dan pemerintah. Untungnya iklim membangun jaringan di Indonesia tergolong tidak terlalu sulit, pelaku usaha didorong untuk dapat memahami nilai- nilai dan budaya organisasi di Indonesia untuk dapat dengan mudah bersosialisasi dengan supplier, mitra kerja dan karyawan. Disinilah peran komunikasi menjadi kunci bukan hanya sekedar memahami budaya bisnis tetapi lebih menekankan komunikasi agar bisnis yang dikembangkan menjadi lebih efektif(Mirza & Yoman, 2023). Lingkungan bisnis sering diabaikan oleh para pelaku bisnis. Padahal, Lingkungan bisnis yang baik akan memiliki pengaruh kepada peningkatan produktivitas. Ekosistem bisnis yang baik dan karyawan yang bahagia akan berpengaruh pada jalur komunikasi yang bagus sehingga bisnis yang anda miliki diharapkan dapat berjalan dengan baik dalam jangka panjang. Lingkungan bisnis merupakan jumlah keseluruhan dari semua personal, kekuatan dan institusi termasuk diantara kekuatan lain yang diluar control perusahaan. Beberapa hal yang membentuk lingkungan bisnis seperti pesaing, supplier,media, kondisi pasar. Para pemimpim sadar untuk dapat memberikan dmpak kepada keberhasilan,skala, value sampai strategi bisnis yang selalu berkambang. Dampak baik dan buruknya lingkungan
6 | Komunikasi Bisnis itu selalu ada, Sehingga perusahaan dapat mengkontrol situasi dan dapat di produksi agar sesuai ekspektasi. Ada beberpa faktor yang memiliki pengaruh pada lingkungan bisnis Indonesia.
Komunikasi Bisnis | 7 ra globalisasi memang menghadirkan tantangan yang sangat dinamis dan kompleks bagi perusahaan di berbagai industri. Seperti yang dikemukakan oleh Dewi (2019), globalisasi menuntut perusahaan untuk terus beradaptasi agar tetap kompetitif. Hamdun et al. (2022) juga menyoroti bahwa kemajuan teknologi telah menciptakan lingkungan bisnis baru yang bergejolak, sehingga menimbulkan kecemasan bagi para pelaku bisnis. Selain itu, globalisasi juga menekankan pentingnya pengenalan sejak dini terhadap dunia kerja sehingga melahirkan SDM yang siap menghadapi segala bentuk tantangan (Chosniel et al., 2014). Lebih khusus, pandemi COVID-19 yang memunculkan era "new normal" menjadi tantangan sekaligus peluang bagi UMKM untuk beradaptasi dengan lanskap bisnis baru (Febriyantoro, 2020). Demikian pula dengan kemajuan teknologi digital yang E Mohamad Trio Febriyantoro
8 | Komunikasi Bisnis telah meningkatkan intensitas persaingan, sehingga menuntut perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang dinamis agar tetap eksis. Di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian, berbagai perusahaan dituntut untuk bertahan dengan terus berinovasi dan meningkatkan fasilitas. Misalnya, maskapai penerbangan harus mengembangkan layanan digital dan meningkatkan kenyamanan pesawat agar tetap diminati di tengah gempuran moda transportasi lainnya. Begitu pula, pemerintah ditantang untuk merumuskan kebijakan yang adaptif dalam mengembangkan SDM menyongsong era globalisasi, mulai dari peningkatan akses pendidikan berkualitas hingga penguatan kemampuan bahasa asing dan digital (Yang & Gabrielsson, 2017). Dunia bisnis kontemporer ditandai dengan volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas (VUCA) yang belum pernah terjadi sebelumnya. Turbulensi dan tingkat disrupsi menjadi ciri utama lingkungan bisnis saat ini. Gelombang perubahan yang ditimbulkan kemajuan teknologi digital, bergesernya demografi dan preferensi konsumen, hingga munculnya tantangan baru seperti pandemi global dan krisis iklim, makin memperkuat sifat penuh gejolak dari dunia bisnis era kini (Ualit et al., 2022). Dalam menavigasi lingkungan semacam ini, adaptabilitas menjadi kunci utama setiap organisasi untuk bertahan dan mempertahankan daya saing. Sayangnya, mayoritas perusahaan masih mengandalkan pendekatan manajemen konvensional yang terlalu kaku dan birokratis untuk menghadapi pasar yang sangat fluktuatif dewasa ini. Dibutuhkan pendekatan organisasi yang jauh lebih lincah dan gesit dalam merespons setiap perubahan yang terjadi.
Komunikasi Bisnis | 9 Oleh sebab itu, para pemimpin harus segera mengadopsi budaya kerja baru yang lebih kolaboratif, inovatif, dan berfokus pada pengembangan kapabilitas organisasi secara menyeluruh. Transformasi budaya perusahaan adalah prasyarat bagi lahirnya organisasi yang tangkas dan adaptif dalam menghadapi dinamika lingkungan bisnis era VUCA. Tanpa adanya revitalisasi pada aspek-aspek seperti struktur organisasi, proses kerja, gaya kepemimpinan, hingga pola pikir dan perilaku seluruh insan organisasi, sebuah perusahaan akan tertinggal dan gagal dalam berkompetisi (McGrath, 2017). Beberapa tantangan spesifik yang muncul di era VUCA yaitu terjadinya gelombang disrupsi akibat kemajuan teknologi digital. Teknologi seperti internet of things, cloud computing, hingga artificial intelligence telah mengubah hampir seluruh sektor industri yang ada. Selanjutnya, muncul sejumlah bisnis rintisan (startup) bernilai tinggi yang mengancam dominasi perusahaanperusahaan incumbent. Preferensi dan perilaku konsumen yang terus berubah secara cepat, sehingga perusahaan kesulitan untuk memprediksi dan memenuhi kebutuhan mereka. Keempat, munculnya tantangan baru terkait isu keberlanjutan lingkungan dan keadilan sosial yang kian diperhatikan konsumen dan investor saat ini. Kelima, adanya pergeseran geo-politik seperti perang dagang, pandemi, resesi ekonomi yang memberikan tekanan bagi operasional bisnis lintas negara (Naimi-Sadigh et al., 2021). Dengan demikian, globalisasi telah memicu mobilitas tenaga kerja lintas negara. Untuk itu, SDM dituntut bukan hanya menguasai pengetahuan dan teknologi kelas dunia, tetapi juga kemampuan berkomunikasi efektif dalam bahasa global agar tetap kompetitif di pentas internasional. Adapun tantangantantangan yang mempengaruhi bisnis saat ini antara lain
10 | Komunikasi Bisnis transformasi teknologi, perubahan budaya organisasi dan persaingan. A. Transformasi Teknologi Era digital telah menciptakan teknologi-teknologi baru yang berkembang sangat cepat. Perusahaan dituntut untuk secara konsisten mengadopsi teknologi terbaru agar tetap kompetitif dan relevan. Misalnya, banyak perusahaan kini beralih menggunakan cloud, AI, hingga blockchain untuk meningkatkan produktivitas dan layanan kepada pelanggan. Namun, adopsi teknologi baru juga menimbulkan tantangan tersendiri. Perusahaan perlu menginvestasikan modal besar, melakukan pelatihan SDM, hingga menyesuaikan proses bisnis internal. Jika tidak berhasil mengimplementasikan teknologi baru, perusahaan bisa ketinggalan dari kompetitor dan kehilangan pasar (Staniec, 2018). Saat perusahaan menerapkan teknologi atau proses baru, biasanya muncul resistensi dari pegawai. Hal ini wajar karena perubahan selalu membutuhkan adaptasi. Resistensi biasanya dilatarbelakangi ketakutan pegawai akan phak hilangnya pekerjaan atau kesulitan untuk belajar keterampilan baru. Resistensi juga sering muncul dari budaya organisasi yang sudah mapan dan enggan bertransformasi. Tantangannya adalah resistensi dapat menghambat atau bahkan menggagalkan implementasi perubahan, sehingga perusahaan perlu mengelola resistensi melalui komunikasi yang baik, pelatihan, dan reward (Kiss et al., 2022). Teknologi digital telah mengubah kualifikasi talenta yang dibutuhkan perusahaan. Kini dibutuhkan talenta dengan kemampuan digital seperti data analytics, programming,
Komunikasi Bisnis | 11 hingga keahlian new media. Tantangannya, talenta dengan kemampuan digital masih langka. Perusahaan kerap mengeluhkan kesulitan mencari talenta digital. Sementara di sisi lain, lulusan baru belum memiliki keterampilan yang memadai untuk langsung berkontribusi. Oleh karena itu diperlukan pengembangan talenta digital secara komprehensif, mulai dari memasukkan kurikulum digital sejak dini, bekerja sama dengan institusi pendidikan, hingga menyelenggarakan pelatihan intenal bagi karyawan. Pemanfaatan teknologi digital membuat perusahaan rentan terhadap ancaman keamanan siber. Serangan siber seperti phising, malware, dan ransomware dapat mengganggu operasional bahkan meretas data sensitif perusahaan. Tantangannya adalah menjaga keamanan siber membutuhkan investasi yang besar, mulai dari infrastruktur, software security, hingga SDM yang kompeten. Apabila gagal menjaga keamanan, dampaknya bisa fatal seperti system down, kebocoran data, hingga kerugian finansial. Otomatisasi proses bisnis melalui robotic process automation (RPA), artificial intelligence (AI) dan mesin pintar lainnya kini menjadi tren di hampir semua industri. Otomatisasi menjanjikan peningkatan efisiensi, produktivitas dan kualitas layanan. Namun, otomatisasi dan AI juga mengancam lapangan pekerjaan, khususnya posisi-posisi level dasar yang berisiko tergantikan mesin. Tantangannya adalah perusahaan dituntut melakukan reskilling dan upskilling SDM agar tetap kompetitif di era disrupsi teknologi.
12 | Komunikasi Bisnis B. Budaya Organisasi Dalam menghadapi tantangan bisnis di era disrupsi saat ini, tantangan budaya organisasi menjadi isu krusial yang harus segera ditransformasi agar perusahaan dapat terus tumbuh secara kompetitif. Perusahaan membutuhkan budaya kerja yang lebih inovatif, lincah, dan kolaboratif untuk menjawab tantangan perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat. Tanpa revitalisasi budaya perusahaan, organisasi berisiko ketinggalan dan tidak relevan (Kraus et al., 2018). Salah satu budaya kerja yang paling tepat di tengah era digital adalah budaya agile. Budaya kerja agile sangat penting bagi perusahaan saat ini untuk menjadi lebih adaptif dan tanggap terhadap perubahan. Budaya agile ditandai dengan kolaborasi lintas departemen yang erat, proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan iteratif, siklus pengembangan produk/layanan dalam skala kecil dan pendek, serta fokus tajam pada kebutuhan konsumen. Dengan menerapkan prinsip-prinsip agile seperti transparansi, inspeksi berkala, dan adaptasi iteratif, perusahaan yang mengadopsi budaya agile dapat dengan cepat merespon perubahan kebutuhan pasar maupun perkembangan teknologi terbaru. Sehingga perusahaan tersebut mampu terus berinovasi dan tetap kompetitif di tengah gesekan persaingan global era digital (Djaja & Arief, 2015). Mengelola multigenerasi pekerja menjadi penting karena saat ini banyak generasi yang bekerja berdampingan di tempat kerja, seperti baby boomers, Generasi X, milenial, dan Generasi Z. Setiap generasi memiliki karakteristik dan
Komunikasi Bisnis | 13 preferensi kerja yang berbeda, sehingga tantangannya adalah memastikan mereka tetap terlibat dan produktif. Tantangan mengelola tenaga kerja multigenerasi ini semakin krusial mengingat saat ini banyak organisasi yang tengah merombak budaya kerjanya untuk menjawab tuntutan transformasi digital. Tanpa pengelolaan yang matang, friksi antargenerasi dapat menghambat upaya revitalisasi budaya perusahaan ke arah yang lebih inovatif dan kolaboratif. Oleh karena itu, isu multigenerasi perlu dipandang sebagai bagian integral dari program-program manajemen perubahan dan peningkatan keterlibatan karyawan. Sebuah studi kasus menunjukkan bagaimana IBM melakukan pengelolaan multigenerasi pekerjanya. IBM menerapkan pendekatan personalized untuk mengakomodasi kebutuhan setiap generasi karyawan dalam hal jam kerja fleksibel, peluang karir, dan gaya manajemen. Kebijakan IBM ini membantu menyatukan tenaga kerja multigenerasinya dan meningkatkan keterlibatan karyawan di tengah disrupsi bisnis akibat digitalisasi. Manajemen perubahan yang efektif sangat dibutuhkan perusahaan di tengah lingkungan bisnis yang sangat dinamis. Perubahan strategi dan transformasi seringkali gagal karena kurangnya perencanaan dan manajemen perubahan yang matang. Oleh karena itu, dibutuhkan langkah-langkah seperti berempati pada dampak perubahan, komunikasi yang jelas, pelibatan karyawan, dan evaluasi berkala. Merancang serta mengimplementasikan strategi baru bukanlah satu-satunya kunci sukses transformasi, namun juga bagaimana perubahan tersebut dikelola dan diinternalisasi oleh seluruh lapisan organisasi. Tanpa manajemen
14 | Komunikasi Bisnis perubahan yang efektif, resistensi karyawan dapat menjadi penghalang utama keberhasilan inisiatif bisnis perusahaan (Naimi-Sadigh et al., 2021). Sebuah studi kasus di PT Telkom menunjukkan bagaimana change management yang buruk berdampak pada bisnis. Gagalnya program Highway to 100 Gbps disebabkan buruknya sosialisasi pada karyawan sehingga menimbulkan resistensi besar. Akibatnya implementasi program terhambat, target bisnis tidak tercapai, dan Telkom harus menata ulang strateginya. Ini menekankan betapa vitalnya perencanaan change management yang matang dalam setiap inisiatif transformasi perusahaan. C. Persaingan Persaingan yang semakin ketat antar perusahaan menjadi salah satu tantangan bisnis utama saat ini. Globalisasi dan kemajuan teknologi digital memicu munculnya lebih banyak kompetitor dengan keunggulan masing-masing. Perang harga, perang fitur produk, serta pertempuran memperebutkan pangsa pasar dan talenta terbaik makin memanas. Tantangan persaingan bisnis terlihat di industri ritel modern Indonesia dengan banyaknya pemain baru asing maupun lokal berskala nasional. Untuk bertahan, perusahaan ritel harus terus berinovasi produk, layanan, serta saluran penjualan agar dapat memenangkan hati konsumen yang semakin punya banyak opsi pilihan. Inovasi model bisnis yang dilakukan perusahaan rintisan maupun pesaing lama menjadi ancaman bagi keberlangsungan perusahaan incumbent atau mapan. Misalnya strategi cross-subsidies
Komunikasi Bisnis | 15 Grab dan Gojek telah menggeser model bisnis transportasi konvensional (Jayaningrum & Sanawiri, 2018). Inovasi Airbnb yang mengusung konsep peer-to-peer hospitality marketplace, mengancam model bisnis pariwisata traditional. Inovasi pesaing dapat berdampak disruptif memaksa perusahaan mapan harus beradaptasi atau beralih ke bisnis baru. Preferensi dan perilaku konsumen terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Saat ini konsumen menuntut pengalaman belanja yang lebih personalized, kemudahan akses, serta kecepatan layanan seiring perkembangan teknologi. Fenomena ini terlihat di industri media dan entertainment, dimana kebiasaan konsumsi konten pindah dari TV ke streaming on demand seperti Netflix dan Spotify. Perusahaan TV terancam karena tidak merespons preferensi baru konsumen dengan model bisnis lama. Kekuatan tawar-menawar pemasok dan distributor meningkat seiring persaingan bisnis yang makin ketat, sehingga mereka dapat menekan margin keuntungan perusahaan. Di sisi lain, perusahaan juga perlu menjaga relasi jangka panjang dengan mitra bisnisnya (Rahman & Ramli, 2014). Dinamika ini terjadi di industri otomotif, dimana pabrikan mobil Jepang seperti Toyota menghadapi tekanan biaya produksi dari pemasok dan vendor lokalnya, yang berdampak pada penurunan keuntungan Toyota secara global. Inovasi model bisnis dapat menciptakan produk atau layanan pengganti yang lebih efisien dan murah, mengancam keberadaan produk atau usaha yang sudah mapan sebelumnya, maraknya jasa Transportasi Online seperti Gojek dan Grab yang perlahan menggeser angkutan umum dan taksi konvensional. Ancaman produk subtitusi ini
16 | Komunikasi Bisnis memaksa perusahaan lama beradaptasi atau beralih ke bisnis baru agar tetap sustain. Lingkungan bisnis dewasa ini ditandai oleh tingginya ketidakpastian, volatilitas, dan tingkat perubahan yang sangat cepat. Berbagai gelombang disrupsi akibat kemajuan teknologi digital, pergeseran perilaku konsumen, hingga munculnya krisis-krisis seperti pandemi covid-19 telah memperkuat sifat penuh gejolak (VUCA) pada dunia bisnis era kini. Di tengah kondisi semacam ini, kemampuan adaptasi menjadi kunci penting bagi setiap organisasi agar dapat terus bertahan dan meraih keunggulan kompetitifnya. Namun sayangnya, mayoritas perusahaan masih bertumpu pada pendekatan manajemen konvensional yang terlalu kaku dan birokratis untuk menavigasi lingkungan bisnis yang sangat dinamis ini. Diperlukan adopsi budaya kerja baru yang jauh lebih lincah, kolaboratif, dan berfokus pada continuous improvement guna merespons berbagai perubahan yang terjadi. Tanpa transformasi mendasar terhadap aspek-aspek internal Perusahaan mulai dari struktur organisasi, proses kerja, hingga pola pikir seluruh insan organisasi mustahil bagi sebuah entitas bisnis untuk terus relevan dan berdaya saing di masa kini (Criado-Gomis et al., 2018). Meningkatnya intensitas persaingan antar perusahaan akibat gelombang digitalisasi dan globalisasi menjadi tantangan nyata saat ini (Venny & Febriyantoro, 2020). Perusahaan menghadapi ancaman dari inovasi model bisnis oleh para startup maupun incumbent lama yang berpotensi sangat disruptif. Selain itu pergeseran preferensi dan perilaku konsumen yang begitu dinamis dan sulit diprediksi
Komunikasi Bisnis | 17 menjadi kendala tersendiri. Di sisi lain menguatnya posisi tawar pemasok dan distributor juga memangkas margin keuntungan perusahaan. Belum lagi kehadiran produk, layanan, atau teknologi pengganti yang lebih efisien biayanya dan mengancam eksistensi produk dan bisnis lama. Contoh kasus di Indonesia antara lain Gojek yang telah mengguncang model bisnis transportasi dan logistik konvensional melalui inovasi model bisnisnya. Kemudian ecommerce seperti Tokopedia yang mengancam dominasi ritel fisik. Hingga platform seluler seperti Grab, Gojek dan Traveloka yang menggeser biro perjalanan tradisional. Guna menjawab beragam tantangan tersebut, setiap organisasi bisnis harus segera melakukan perubahan mendasar terhadap berbagai aspek internal, khususnya budaya kerjanya agar menjadi jauh lebih lincah dan kolaboratif dalam merespons setiap perubahan eksternal. Implementasi praktik-praktik terbaik manajemen organisasi seperti continuous improvement, change management, knowledge sharing antar tim dan departemen, hingga pengembangan kapabilitas pekerja menjadi krusial. Dengan fondasi organisasi yang kuat dan budaya kerja yang adaptif, perusahaan akan lebih mampu mengubah ancaman menjadi peluang, berinovasi di tengah keterbatasan, berkolaborasi untuk menghasilkan solusi terbaik, serta pada akhirnya mencapai kesuksesan jangka panjang secara berkelanjutan.
18 | Komunikasi Bisnis A. Definisi Komunikasi Bisnis Era globalisasi yang terjadi saat ini menjadikan segala proses modernisasi berjalan dengan begitu cepat pada hampir seluruh aspek kehidupan terutama pada bidang ekonomi bisnis. Inovasi baru terus dibutuhkan agar dapat meningkatkan daya tarik konsumen terhadap suatu produk, sehingga berdampak baik bagi suatu bisnis yang sedang bertumbuh dan berkembang. Proses komunikasi bisnis yang efektif mempengaruhi setiap proses bisnis dan masa depan bisnis perusahaan. Buku Komunikasi Bisnis yang diterbitkan pada tahun 2004 sebagai bagian dari Harvard Business Essentials mendefinisikan komunikasi bisnis sebagai berikut: Choirul Umam
Komunikasi Bisnis | 19 ‚Tidak peduli apakah itu tertulis atau lisan, itu adalah instrumen yang digunakan bisnis untuk berbicara kepada konsumennya. Ini adalah mekanisme di mana manajemen mempengaruhi karyawannya dan memandu aktivitas mereka. Ini juga merupakan sarana di mana karyawan memberikan informasi dan umpan balik diperlukan bagi manajemen untuk mengambil keputusan yang cerdas. Organisasi yang melakukan komunikasi yang jelas, bermakna, dan efektif dengan klien, karyawan, pemegang saham, kreditor, dan masyarakat memiliki peluang lebih baik untuk membangun hubungan yang dapat diandalkan dan dapat mengandalkan kerja sama yang baik‛ Komunikasi bisnis yang efektif didefinisikan sebagai suatu usaha karyawan dan manajemen perusahaan dalam berinteraksi untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu perusahaan (Nextiva team, 2023). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan praktik organisasi dan mengurangi kesalahan, sehingga meningkatkan efektivitas kinerja dan hasil yang sudah ditargetkan oleh perusahaan. Sebagai upayanya, sangat penting bagi perusahaan untuk melatih keterampilan komunikasi dan proses komunikasi bagi setiap bagian penting perusahaan untuk mencapai komunikasi bisnis yang efektif. Ketika komunikasi dalam bisnis menjadi tidak jelas, sistem inti perusahaan berisiko menjadi berantakan. Sebuah data menunjukkan bahwa 60% profesional komunikasi internal tidak mengukur komunikasi internal. Alasan potensialnya mencakup ketidaktahuan harus mulai dari mana, langkah selanjutnya, atau cara menghitung ROI. Komunikasi bisnis yang efektif penting untuk dibangun karena memiliki banyak alasan penting karena dapat mendukung (Online Manipal Team, 2023) demokratisasi,
20 | Komunikasi Bisnis peningkatan motivasi dan semangat, membangun hubungan yang lebih baik, kepuasan kerja, produktivitas yang lebih tinggi, berfungsinya bisnis secara efisien, membantu dalam pengambilan keputusan, perencanaan yang tepat, dan meinimalkan konflik. Dengan demikian komunikasi bisnis merupakan bagian vital setiap organisasi sebagai roda utama penggerak suatu bisnis. Dimana komunikasi membangun jembatan penting untuk menghubungkan berbagai departemen, pemangku kepentingan, dan organisasi. Komunikasi yang efektif memastikan bahwa semua anggota organisasi dapat memahami tujuan dan berkoordinasi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, komunikasi mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan organisasi (Online Manipal Team, 2023) B. Jenis-Jenis Komunikasi Bisnis Komunikasi bisnis merupakan proses yang melibatkan pertukaran informasi di dalam anggota suatu organisasi dan dari organisasi ke pihak eksternal. Dalam organisasi mana pun, empat jenis komunikasi bisnis utama yang selalu digunakan meliputi komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah, komunikasi lateral, dan komunikasi eksternal (Hynes, 2012) 1. Komunikasi ke atas (komunikasi vertikal) Jenis komunikasi bisnis yang pertama, komunikasi ke atas berkaitan dengan interaksi apapun yang dapat meningkatkan hierarki bisnis suatu perusahaan. Sebagai contoh yang paling mudah dari jenis komunikasi ini adalah ketika bawahan langsung berkomunikasi dengan
Komunikasi Bisnis | 21 supervisor atau manajer. Contoh lainnya adalah ketika seorang manajer menghubungi direktur atau eksekutif tingkat tinggi, dan seterusnya dimana seseorang bagian dari perusahaan melakukan komunikasi bisnis dengan jabatan di atasnya (Suhairi, 2023). Jenis komunikasi bisnis ini memungkinkan manajemen tingkat atas untuk tetap mendapat informasi tentang apa yang terjadi dengan perusahaan dari bawahannya. Hal ini juga memberikan karyawan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, menyampaikan kekhawatiran, atau memberikan saran sehingga terjadi timbal baik antara kedua belah pihak. Kekuatan komunikasi ke atas: a. Memungkinkan pertukaran informasi dari bawahan langsung ke manajemen di tingkat atasnya b. Membantu manajemen menanggapi kebutuhan karyawan dan mengidentifikasi masalah sebelum menjadi lebih besar sebagai preventif c. Mempromosikan interaksi di berbagai tingkatan dalam suatu perusahaan d. Menumbuhkan budaya perusahaan yang terbuka dan ramah Kelemahan komunikasi ke atas: a. Komunikasi terhambat oleh dinamika kekuasaan yang ada karena karyawan mungkin merasa tidak nyaman berbagi informasi atau bersikap terbuka dan jujur kepada atasan b. Karyawan sering kali dibatasi oleh tingkat akses mereka terhadap manajemen, dan memerlukan saluran komunikasi yang jelas agar berhasil mengkomunikasikan hierarki organisasi
22 | Komunikasi Bisnis 2. Komunikasi ke bawah Komunikasi jenis kedua mengacu pada pertukaran informasi dari puncak organisasi perusahaan ke tingkat bawah dalam hierarki organisasi. Meski arahnya berlawanan dengan jenis komunikasi pertama, kedua jenis komunikasi ini sering kali berjalan beriringan. Contoh komunikasi ke bawah digambarkan ketika seorang manajer menyampaikan arahan kepada bawahan secara langsung baik melalui kontak langsung atau media seperti melalui email atau seorang eksekutif mengomunikasikan tujuan bisnis kepada seorang manajer. Jenis komunikasi ini memungkinkan manajemen untuk mendistribusikan informasi, mendelegasikan tanggung jawab, dan menegakkan standar. Kekuatan komunikasi ke bawah: a. Penyebaran informasi di antara tim menjadi lebih luas b. Membantu manajemen mendelegasikan tanggung jawab dan prioritas perusahaan c. Berkomunikasi tentang gambaran update proses bisnis (misalnya, tujuan bisnis, misi, dll.) d. Menegakkan peraturan yang harus dipatuhi e. Mengatasi tindakan disipliner atau promosi Kelemahan komunikasi ke bawah: a. Hierarki organisasi mungkin menghambat komunikasi yang efisien karena penyampaian pesan dari atas ke bawah berjalan lambat b. Pesan mungkin terdistorsi saat menuruni hierarki organisasi
Komunikasi Bisnis | 23 c. Komunikasi ke bawah tanpa komunikasi ke atas dapat membuat karyawan merasa frustrasi atau diremehkan 3. Komunikasi lateral Komunikasi bisnis yang terjadi ketika karyawan berkomunikasi antar departemen atau dengan rekan sejawat dalam organisasi, yang disebut juga atau horizontal. Contoh komunikasi lateral mencakup rekan kerja yang menelepon rekan kerja lain atau tim manajer yang mempertimbangkan calon karyawan baru. Tujuan komunikasi lateral adalah untuk menumbuhkan kolaborasi dan koordinasi dalam suatu organisasi. Tanpa komunikasi lateral yang produktif, suatu organisasi mungkin gagal mencapai tujuan bisnisnya. Kekuatan komunikasi lateral: a. Memungkinkan untuk berbagi pengetahuan dan pemecahan masalah b. Mempromosikan kohesi dan koordinasi tim dan antar departemen c. Terjadi dengan cepat dan tanpa memerlukan persetujuan tingkat atas d. Mendukung produktivitas dan semangat kerja karyawan e. Membantu menghindari konflik di dalam dan antar tim f. Meningkatkan kolaborasi g. Tidak memiliki formalitas dan memungkinkan pekerja berbicara secara terbuka Kelemahan komunikasi lateral: a. Ada potensi untuk menumbuhkan pola pikir ‚kita vs mereka‛ di antara tim yang berbeda
24 | Komunikasi Bisnis b. Persaingan dapat menghambat kohesi dan kolaborasi tim c. Kurangnya komunikasi lateral dapat mengakibatkan hambatan yang menurunkan produktivitas d. Kurangnya formalitas dalam komunikasi dapat mengakibatkan kesalahpahaman 4. Komunikasi eksternal Komunikasi eksternal berkaitan dengan pertukaran informasi dari dalam organisasi kepada pihak luar organisasi. Hal ini terjadi Ketika anggota tim dalam perusahaan mengirimkan proposal kampanye penjangkauan kepada klien atau organisasi Hal ini dapat mencakup segala komunikasi elektronik yang terjadi melalui situs web, email, atau media sosial dari organisasi perusahaan kepada konsumen, klien, atau pihak lain. Komunikasi eksternal organisasi harus menjadi prioritas utama karena komunikasi tersebut mengatur reputasi bisnis dan hubungan luar. Kekuatan komunikasi eksternal: a. Membangun reputasi positif untuk organisasi b. Membina hubungan pelanggan/klien yang bermanfaat c. Membantu mendorong pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan Kelemahan komunikasi eksternal: a. Ada potensi yang dapat merusak reputasi perusahaan karena komunikasi eksternal yang buruk b. Saat berkomunikasi secara eksternal, ruang untuk kesalahan lebih kecil c. Jika komunikasi internal perlu diperbaiki, komunikasi eksternal mungkin menjadi tantangan
Komunikasi Bisnis | 25 C. Media komunikasi bisnis era digital Beberapa bentuk media komunikasi bisnis (Smith, 2023) 1. Komunikasi tatap muka Metode komunikasi sinkron ini terjadi ketika dua orang atau lebih berinteraksi sambil bisa melihat wajah satu sama lain. Secara tradisional, hal ini mengacu pada interaksi tatap muka di mana kedua belah pihak berbagi ruang fisik (misalnya pertemuan tatap muka). Namun, dengan maraknya tempat kerja virtual, hal ini juga dapat merujuk pada interaksi tatap muka online (misalnya konferensi video). 2. Komunikasi elektronik Segala bentuk komunikasi yang dipertukarkan menggunakan media elektronik (misalnya telepon atau komputer) dikategorikan sebagai komunikasi elektronik. Komunikasi elektronik dapat terjadi secara real time atau asynchronous. Contoh umum komunikasi bisnis elektronik mencakup email, obrolan situs web langsung, obrolan Facebook atau pesan media sosial lainnya, dan komunikasi pada platform manajemen proyek. 3. Komunikasi tertulis Informasi yang dipertukarkan secara satu arah, hanya menggunakan kata-kata tertulis diklasifikasikan sebagai komunikasi tertulis. Saluran ini banyak digunakan dalam bisnis dan hadir dalam bentuk laporan, memo, kontrak, proposal, manual, prosedur operasi standar (SOP), dan siaran pers. Email, situs web, dan postingan blog juga dihitung sebagai bentuk komunikasi tertulis elektronik berdasarkan sifatnya yang satu arah.
26 | Komunikasi Bisnis D. Pengertian Organisasi Organisasi adalah wadah sekelompok orang yang dikelola atau dikendalikan untuk bekerja sama secara rasional dan sistematis serta menggunakan sumber daya yang tersedia dalam kelompok tersebut untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam dunia bisnis, organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama berdasarkan struktur dan budaya kerja yang jelas untuk mencapai tujuan komersial. Berikut adalah beberapa pengertian organisasi menurut para ahli: Irma Paramita Sofia
Komunikasi Bisnis | 27 1. C.H. Northcott Organisasi adalah sebuah entitas yang para anggotanya diberi tugas sehingga mereka dapat berkontribusi secara efektif menuju tujuan yang lebih jelas. Tujuan organisasi adalah mengkoordinasikan kegiatan berbagai anggota individu atau kelompok dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Louis Allen Pengorganisasian adalah proses mengidentifikasi dan mengklasifikasikan pekerjaan yang harus dilakukan, memikul tanggung jawab dan wewenang, dan membangun hubungan yang memungkinkan anggota organisasi bekerja sama secara efektif untuk mencapai tujuan. Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan tertentu. 3. Koontz dan O'Donnell Pengorganisasian berarti menjalin hubungan wewenang dan menentukan koordinasi antar anggota vertikal dan horizontal dalam suatu struktur organisasi. Organisasi merupakan titik koordinasi antar pelaku ekonomi. 4. Schliegel Organisasi adalah hubungan antara berbagai unsur yang ada dalam suatu perusahaan tertentu. Dari perspektif keseluruhan perusahaan, organisasi adalah hubungan struktural antara berbagai elemen dalam suatu perusahaan. E. Prinsip Organisasi Terdapat beberapa hal terkait prinsip-prinsip organisasi antara lain :
28 | Komunikasi Bisnis 1. Terdapat penetapan tujuan yang jelas Organisasi pertama-tama harus menetapkan tujuan yang jelas. Karena tanpa tujuan yang jelas, suatu organisasi kehilangan arah dan menimbulkan pemborosan finansial. Tujuan yang jelas memotivasi karyawan dalam suatu organisasi untuk bekerja. Selain itu, menetapkan tujuan membuat Anda lebih mudah untuk tetap terorganisir. Dalam menetapkan tujuan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan , antara lain: a. Tujuan harus senantiasa dikaji ulang untuk menyesuaikan dengan perkembangan yang ada b. Harus dapat dipahami dan dimengerti oleh seluruh anggota c. Tujuan dapat diterima oleh seluruh anggota d. Dalam perumusan tujuan jangka panjang, jangka pendek, pribadi, dan tujuan organisasi, perlu dibedakan antara tujuan primer, sekunder, dan jangka panjang. 2. Terdapat satuan komando Satuan komando menyatakan bahwa setiap pegawai dalam suatu organisasi harus mempunyai atasan langsung. Artinya pegawai hanya diperintahkan oleh atasannya, dan pegawai hanya bertanggung jawab kepada atasannya saja. Kurangnya kepemimpinan yang terpadu menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian bagi bawahan dalam menjalankan tugasnya. c. Keseimbangan Pencapaian visi dan misi memerlukan keseimbangan organisasi. Prinsip keseimbangan dalam organisasi dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis:
Komunikasi Bisnis | 29 a. Keseimbangan antara konsentrasi dan desentralisasi kewenangan. Keseimbangan ini mempunyai tiga arti: konsentrasi fisik dan desentralisasi, serta fungsi dan pengambilan keputusan. b. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab. Kewenangan merupakan kumpulan hak dan kekuasaan, sehingga beberapa kekuasaan yang perlu diseimbangkan adalah kekuasaan politik, kekuasaan pengambilan keputusan, kekuasaan pengawasan, dan kekuasaan alokasi sumber daya. c. Keseimbangan antara pengeluaran dan pemasukan. Aktivitas penerimaan dan penarikan dana dalam suatu perusahaan merupakan area yang sangat rentan terhadap penipuan dan penyalahgunaan. Keseimbangan arus kas masuk dan arus keluar memegang peranan yang sangat penting dalam operasional dan operasional suatu perusahaan, dan merupakan keseimbangan berkelanjutan antara jumlah kas yang tersedia dengan jumlah pengeluaran yang digunakan untuk membiayainya. 3. Pembagian Kerja Disebut juga pembagian tugas dan pembagian tugas merupakan hal yang sangat penting dalam organisasi. Pembagian kerja mengacu pada perintah yang harus diselesaikan dan dibagi menjadi beberapa bagian dan langkah perencanaan. Setiap bagian dan langkah implementasi dilakukan oleh orang-orang dengan keahlian dan tanggung jawab berbeda. Setiap orang mengkhususkan diri pada suatu bagian pekerjaan, bukan keseluruhan pekerjaan. Dengan cara ini, pembagian kerja yang tepat bermanfaat bagi setiap organisasi untuk
30 | Komunikasi Bisnis menyelesaikan pekerjaannya dan juga dapat mencapai efisiensi. 4. Span of Control Prinsip rentang kendali atau prinsip rentang kendali adalah sejauh mana seorang pemimpin dapat dengan cepat dan tepat mengawasi bawahannya. Berdasarkan jumlah bawahan yang akan diawasi, ruang lingkup pengawasan dibedakan menjadi pengawasan lingkup luas dan pengawasan lingkup sempit. Pengawasan ekstensif terjadi ketika seorang manajer memiliki sejumlah besar karyawan untuk diawasi. Sebaliknya jika pegawai yang diawasi relatif sedikit maka disebut pengawasan lingkup sempit. 5. Pendelegasian Wewenang Asas pendelegasian wewenang disebut pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, atau delegasi. "Delegasi" mengacu pada pendelegasian sebagian wewenang atasan kepada bawahan untuk bertindak, dan pendelegasian wewenang disertai dengan tanggung jawab. Berdasarkan pengertian tersebut, pendelegasian wewenang tidak serta merta terjadi dari atasan kepada bawahan, namun dapat juga terjadi dari pimpinan yang satu kepada pimpinan lainnya yang setingkat. Dengan kata lain, pendelegasian wewenang dapat terjadi baik secara vertikal maupun horizontal. 6. Koordinasi Koordinasi adalah kegiatan yang mengorganisasikan usaha sekelompok orang secara terarah dan teratur untuk menciptakan suatu kesatuan gerak/tindakan sehingga mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain, koordinasi adalah upaya untuk mencapai sinkronisasi
Komunikasi Bisnis | 31 upaya-upaya yang dihasilkan dari waktu dan urutan pelaksanaan tugas yang dibagi ke dalam dua jenis: a. Koordinasi vertikal adalah kegiatan tindakan atau pengendalian yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan suatu satuan kerja yang berada langsung di bawah wewenang dan tanggung jawabnya. b. Koordinasi horizontal yang dibagi menjadi dua bidang: 1) Koordinasi interdisipliner adalah koordinasi yang mengarahkan tindakan untuk menciptakan disiplin dalam atau antar unit yang mempunyai misi yang sama. 2) Koordinasi cerdas adalah koordinasi antar lembaga/lembaga yang fungsinya saling bergantung atau mempunyai keterkaitan internal atau eksternal. F. Pendekatan terhadap iklim organisasi Toulson dan Smith (1991) membagi iklim organisasi menjadi tiga pendekatan. 1. Pengukuran Berganda - Pendekatan Organisasi Pendekatan ini mengasumsikan bahwa iklim organisasi adalah sekumpulan karakteristik deskriptif suatu organisasi dengan tiga karakteristik. Salah satunya adalah sesuatu yang relatif konstan selama periode waktu tertentu, bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya, dan mempengaruhi perilaku orangorang dalam organisasi. Faktor yang mempengaruhi paling penting adalah ukuran, struktur, kompleksitas
32 | Komunikasi Bisnis sistem, gaya kepemimpinan, dan keselarasan tujuan organisasi. 2. Pengukuran Perseptual - Pendekatan Atribut Organisasi Pendekatan ini juga menganggap iklim organisasi sebagai atribut organisasi, namun pendekatan ini berfokus pada pengukuran persepsi daripada pengukuran obyektif seperti ukuran dan struktur organisasi. Penekanannya adalah pada penggunaan. 3. Pengukuran Perseptual - Pendekatan Individual Pendekatan ini memandang iklim sebagai seperangkat rangkuman atau persepsi keseluruhan yang mencerminkan interaksi antara peristiwa aktual dan persepsi terhadap peristiwa tersebut dalam suatu organisasi. Pendekatan ini menekankan karakteristik organisasi tertentu daripada ringkasan persepsi individu. Dalam pendekatan ini, variabel intervening yang disebabkan oleh peristiwa individu dan organisasi dapat mempengaruhi perilaku individu tersebut. Oleh karena itu, iklim organisasi berperan sebagai variabel independen atau dependen. G. Faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi Menurut Fonseka, Ramos, dan Tian (2012), terdapat beberapa faktor utama yang mempengaruhi iklim. Manajer/Eksekutif. Pada dasarnya, setiap tindakan seorang pemimpin atau manajer berdampak pada iklim dalam beberapa cara, termasuk: 1. Aturan
Komunikasi Bisnis | 33 Kebijakan dan prosedur organisasi khususnya masalah kepegawaian, pembagian imbalan, gaya komunikasi, metode motivasi dan teknik disiplin serta perilaku, manajemen dan interaksi kelompok, interaksi antar kelompok, permasalahan yang kadang-kadang dialami pegawai. Permasalahan yang berkaitan dengan perhatian terhadap, dan kebutuhan akan kepuasan dan tunjangan karyawan. 2. Perilaku Karyawan Perilaku karyawan mempengaruhi iklim melalui kepribadian mereka, khususnya kebutuhan mereka dan tindakan yang mereka ambil untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Komunikasi karyawan berperan penting dalam membentuk budaya. Cara Anda berkomunikasi menentukan keberhasilan atau kegagalan hubungan Anda. Berdasarkan gaya hidup normal Anda dan cara Anda mengelola urusan pribadi, Anda dapat menjadikan iklim Anda lebih positif atau menguranginya menjadi negatif. 3. Perilaku dalam Kelompok Kerja Kelompok berkembang dalam organisasi melalui dua cara. Salah satunya bersifat formal, terutama dalam kelompok kerja. dan secara informal, sebagai kelompok persahabatan atau kepentingan bersama. H. Faktor Eksternal Organisasi Kondisi ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi iklim. Misalnya, dalam perekonomian dengan inflasi tinggi, dunia usaha terpaksa menghasilkan keuntungan lebih tinggi yang setidaknya sama dengan tingkat inflasi. Jika pemerintah memberlakukan peraturan upah dan
34 | Komunikasi Bisnis harga yang membatasi pertumbuhan laba, karyawan mungkin akan merasa tidak puas dan meninggalkan perusahaannya untuk bekerja di tempat lain. Di satu sisi, booming menghasilkan situasi yang lebih positif, seiring dengan meningkatnya penjualan, setiap orang dapat memperoleh pekerjaan, dan keuntungan meningkat secara signifikan.
Komunikasi Bisnis | 35 A. Pengertian Komunikasi Antar Budaya Komunikasi antar budaya dapat dipahami sebagai proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan di antara mereka yang berbeda latar belakang budayanya (Hadiono, 2016). Proses pembagian informasi itu dilakukan secara lisan dan tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau tampilan pribadi, atau bantuan hal lain disekitarnya yang memperjelas pesan. Pada dasarnya, komunikasi antar budaya adalah komunikasi biasa, yang menjadi perbedaannya adalah orangorang yang terlibat dalam tersebut berbeda dalam hal latar belakang budayanya (Hasibuan & Muda, 2017). Berikut pengertian komunikasi antar budaya menurut beberapa para ahli. Hayatul Khairul Rahmat
36 | Komunikasi Bisnis 1. Samovar (dalam Sumaryanto & Ibrahim, 2023) memberi definisi komunikasi antar budaya sebagai satu bentuk komunikasi yang melibatkan interaksi antara orangorang yang persepsi budaya dan sistem simbolnya cukup berbeda dalam suatu komunikasi. 2. Aloliliweri et al. (dalam Liliweri, 2003) menjelaskan komunikasi antar budaya adalah komunikasi antar orang-orang yang berbeda kebudayaannya. Misalnya antara suku bangsa, etnik, ras dan kelas sosial. 3. Mulyana (dalam Rizak, 2018) menyebutkan komunikasi antar budaya adalah proses pertukaran pikiran dan makna antar orang-orang yang berbeda budayanya. 4. Mowland (dalam Mursyidah & Hasanah, 2020) menjelaskan komunikasi antar budaya sebagai human flow across national boundaries. Asumsi tersebut merupakan sekelompok manusia yang menyebrangi lintas budaya. Seperti adanya keterlibatan suatu konferensi internasional di mana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain. Dengan kata lain, komunikasi antar budaya ini akan terjadi ketika adanya komunikasi antara orangorang yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda demi mencapainya suatu tujuan komunikasi yang sama serta terjalin interaksi yang lancar pada hakikatnya. 5. Sitaram (dalam Lubis, 2019) menjelaskan komunikasi antar budaya merupakan seni untuk memahami dan saling pengertian antara khalayak yang berbeda kebudayaan. 6. Srnover dan Porter (dalam Wahid, 2019) menjelaskan komunikasi antar budaya terjadi mana kala bagian yang
Komunikasi Bisnis | 37 terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut mempunyai latar belakang budaya dan pengalaman yang berbeda. Latar belakang tersebut mencerminkan nilai yang dianut oleh kelompoknya berupa pengalaman, pengetahuan, dan nilai. 7. Rich (dalam Nadziya & Nugroho, 2021) menyimpulkan bahwa komunikasi antar budaya terjadi ketika orangorang yang berbeda kebudayaan dipertemukan. 8. Ming Chen dan Starosta (dalam Efrita, 2013) berpendapat bahwa komunikasi antar budaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. 9. Moss (dalam Lagu, 2016) mendefinisikan komunikasi antar budaya sebagai komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya, baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi. Suraya (2013) menjelaskan komunikasi antar budaya memiliki tiga unsur sosio-budaya mempunyai pengaruh besar dan langsung atas makna-makna yang kita bangun dalam persepsi kita. Adapun tiga unsur sosio-budaya tersebut adalah sebagai berikut. 1. Nilai. Nilai dalam suatu budaya menampakkan diri dalam perilaku para anggota budaya yang dituntut oleh budaya tersebut (Hafidhah, 2017). Nilai ini disebut nilai normatif . 2. Kepercayaan atau keyakinan. Dalam komunikasi antar budaya tidak ada hal yang benar atau salah sejauh hal-hal tersebut berkaitan dengan kepercayaan (Sihabudin, 2022;
38 | Komunikasi Bisnis Lutfi, 2018). Bila sesorang percaya bahwa suara angin dapat menuntun perilaku seseorang kejalan yang benar, kita tidak dapat mengatakan bahwa kepercayaan itu salah, kita harus dapat mengenal dan menghadapi kepercayaan tersebut bila kita ingin melakukan komunikasi yang sukses dan memuaskan. 3. Sikap. Kepercayaan dan nilai memberikan kontribusi pengembangan dan sikap. Sikap itu dipelajari dari konteks budaya bagaimanapun lingkungan kita, lingkungan itu akan turut membentuk sikap kita, kesiapan kita untuk merespon dan akhirnya perilaku kita (Juariyah, 2020; Ihsan, 2021). B. Faktor Pembentuk Komunikasi Antar Budaya Timbulnya komunikasi budaya ini terjadi karena beberapa faktor yang mengawali dari terbentuknya komunikasi antar budaya yaitu: (1) keterbukaan diri, (2) kesadaran diri, (3) etika, (4) dorongan perdamaian dan peredam konflik, (5) demografis, dan (6) ekonomi (Muchtar et al., 2016). Adapun penjelasan faktor-faktor pembentuk komunikasi antar budaya tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, keterbukaan diri. Komunikasi dimulai dengan kontak, disusul interaksi, lalu komunikasi dan diakhri dengan transaksi pesan. Membuka diri merupakan awal dari sebuah kontak antar pribadi (Luthfia, 2014; Wilujeng & Handaka, 2017). Keterbukaan diri dengan memulai percakapan dengan seseorang membuat sebuah jalan komnikasi yang dapat berpengaruh besar dalam hidup seorang manusia itu sendiri. Seseorang tidak akan dapat bisa berubah dari sikap dan perlakuan diri mereka jika tidak ada rasa terbuka kepada
Komunikasi Bisnis | 39 orang lain. Membuka diri juga akan dapat melihat bagaimana kita melihat diri sendiri, orang lain melihat kita dan sebaliknya, sehingga akan memperluas pergaulan dengan individu atau kelompok yang datang dari kebudayaan yang lain (Harapan & Ahmad, 2022). Kedua, kesadaran diri. Kesadaran diri ditentukan oleh konsep diri, yang terbentuk karena kita melihat keberadaan diri dan bereaksi terhadap segala sesuatu yang berada pada luar diri kita (Dewi, 2021). Dalam psikologi komunikasi, konsep diri mengarah kepada arti bagaimana kita melihat kelebihan dan kekuarangan diri, apakah yang dapat kita lakukan dalam melihat kondisi dari kita sendiri, yang biasa kita sebut dengan persepsi. Kesadaran diri berfokus pada kita melihat dunia tergantung apa yang kita pikirkan tentang diri kita dan akan mempengaruhi bagaimana kita melihat dunia sekeliling. Demikian pula bagaimana kesan kita terhadap seseorang dari kebudayaan lain tergantung kita melihat diri kita sendiri mau bagaimana menanggapinya. Ketiga, etika. Banyak kode etik muncul dengan ide yang berbeda, dan berasal dari kebudayaan yang berbeda pula. Dengan memberikan prioritas dan perhatian pada perbedaan etika maka kita akan mengetahui apa yang patut dan tidak patut untuk dilakukan, dalam kebudayaan kita maupun terhadap orang lain (Liliweri, 2003). Beberapa aturan mungkin mengandung ambiguitas atau sesuatu yang belum jelas benarnya, misalnya menatap orang lain yang lebih tua umumnya diperkenankan menurut suatu budaya, namun dalam kebudayaan lain merupakan hal tabu. Hal inilah yang disebut dengan konflik etika, yang dapat menimbul isu etika dalam komunikasi budaya. Timbulnya konflik etika dapat mengajarkan bagaimana cara untuk menilai dan menerapkan
40 | Komunikasi Bisnis etika budaya antar kelompok maupun individu (Aprilia, 2022). Keempat, dorongan perdamaian dan peredam konflik. Terjadinya konflik yang terjadi dalam masyarakat sering kita jumpai dikarenakan banyak yang belum sadar pentingnya kesadaran dalam melakukan usaha perdamaian dan peredam konflik di sekitarnya (Khoirunnisa, 2020). Komunikasi dapat mengurangi konflik sosial, kunci untuk memenangkan perdamaian, kebudayaan, dan masyarakat sangat ditentukan oleh dialog intensif dan terus menerus, dengan kata lain harus dilakukan secara berkala (Turmudi, 2021). Konflik dan komunikasi antar budaya dapat diselesaikan melalui dialog yang baik, antara lain dengan identifikasi melalui perspektif budaya. Kelima, demografis. Salah satu faktor munculnya komunikasi antar budaya adalah faktor demografis, yang diisi oleh manusia dari berbagai suku bangsa dan ras. Migrasi, transmigrasi dan imigrasi dahulu merupakan hal yang tabu karena memerlukan regulasi yang ketat, tetapi sekarang bebas memilih tempat tinggal dengan regulasi yang lebih mudah untuk tinggal di tempat tertentu. Demografis membuat komunikasi dan budaya dalam masyarakat sangat beragam dikarenakan latar belakang masyarakat berasal dari kalangan atau tempat yang berbeda (Liliweri, 2005; Alfindo, 2023). Keenam, ekonomi. Sejak dahulu, kegiatan ekonomi sering menjadi alat perantara mengantarkan suatu budaya yang berbeda dari daerah lain ke tempat yang dituju. Proses kegiatan ekonomi yang dilakukan ini secara tidak langsung merupakan kegiatan komunikasi, melalui individu atau