Komunikasi Bisnis | 91 yang lebih efektif dalam melaksanakan promosi terhadap suatu merek produk (Kurniawan & Yuniarinto, 2018). Selain itu, Oktarina dan Sartika (2024, p. 33) menyebutkan bahwa kemampuan untuk mengirimkan pesan melalui email memberikan kemungkinan bagi publikasi periklanan yang bersifat langsung, yang dapat memfasilitasi perusahaan dalam memonitor perkembangan strategi pemasaran mereka melalui respons yang diberikan oleh konsumen. Dengan demikian, email marketing, jika dilakukan dengan benar, dapat menjadi alat yang sangat kuat untuk mendorong pertumbuhan bisnis. D. Praktik Terbaik Email Marketing Ada beberapa praktik terbaik email marketing yang harus diikuti untuk memastikan kampanye email sebuah bisnis menjadi sukses, termasuk desain responsif, personalisasi, dan pengukuran metrik yang tepat. Agar email marketing dapat berjalan optimal, ada beberapa praktik terbaik yang perlu diperhatikan, di antaranya adalah: 1. Segmentasi audiens: Segmentasi pada daftar email harus diimplementasikan berdasarkan kriteria seperti minat, demografi, perilaku, serta data lainnya yang berkaitan dengan pelanggan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan relevansi email yang akan dikirimkan. Ismail (2023, p. 3) menyarankan pembentukan daftar email (mailing list) sebagai langkah strategis. Oktarina dan Sartika (2024, p. 33) pun menyebutkan bahwa segmentasi audiens dapat berperan penting dalam meningkatkan retensi pelanggan serta memperkuat hubungan antara perusahaan dengan konsumennya.
92 | Komunikasi Bisnis 2. Nilai tambah dari konten: Setiap email yang dikirimkan sebaiknya mengintegrasikan nilai tambah, yang dapat berupa konten edukatif, penawaran eksklusif, atau pemberian hadiah. Ismail (2023, p. 3) menegaskan bahwa perusahaan sebaiknya menghasilkan konten yang relevan dengan kebutuhan dan minat audiensnya. Nilai tambah tersebut dapat berupa konten edukatif yang meningkatkan pengetahuan pelanggan tentang produk atau layanan, penawaran eksklusif yang tidak tersedia di saluran lain, atau hadiah yang menambahkan unsur kejutan dan apresiasi terhadap loyalitas pelanggan. Oleh sebab itu, Putri et al. (2022, p. 62) pun menyebutkan bahwa email marketing seringkali berjalan seiring dengan pemasaran media sosial (social media marketing), pemasaran konten (content marketing), dan iklan digital (digital ads). Strategi ini saling berinteraksi dan berkontribusi dalam mencapai tujuan pemasaran secara keseluruhan." Personalisasi konten, seperti menggunakan nama pelanggan dalam salam atau subjek email, dapat menciptakan kesan bahwa pesan tersebut dirancang khusus untuk penerima, sehingga meningkatkan relevansi dan efektivitas komunikasi. Selain itu, dengan memanfaatkan data historis pembelian atau perilaku online pelanggan, merek (brand) dapat menyajikan rekomendasi produk yang relevan, yang tidak hanya meningkatkan nilai setiap pesan tetapi juga merangsang minat pelanggan untuk pembelian tambahan. 3. Desain email yang responsif: Perusahaan sebaiknya menggunakan desain email yang responsif sebagai objek untuk memudahkan pembacaan di perangkat seluler
Komunikasi Bisnis | 93 (mobile device). Desain email yang responsif merupakan aspek penting dalam praktik terbaik email marketing, mengingat prevalensi penggunaan perangkat seluler dalam membuka email. Desain responsif memastikan bahwa email dapat ditampilkan dengan baik dan mudah dibaca di berbagai ukuran layar, dari desktop hingga ponsel pintar (smartphone). Hal ini mencakup penggunaan tata letak yang fleksibel, gambar yang dapat disesuaikan, dan media query yang memungkinkan konten email untuk secara otomatis menyesuaikan diri dengan resolusi layar perangkat yang digunakan oleh penerima. Dengan demikian, desain responsif meningkatkan pengalaman pengguna dan efektivitas komunikasi bisnis, sebagaimana pengguna lebih cenderung untuk terlibat dengan konten yang mudah diakses dan interaktif pada perangkat seluler mereka. Implementasi desain responsif dalam email marketing juga mendukung peningkatan tingkat pembukaan dan interaksi dengan email, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada peningkatan konversi dan retensi pelanggan. 4. Personalisasi email: Penyertaan nama penerima dalam personalisasi email perlu dilakukan agar tingkat keterbukaan (open rate) email meningkat. Personalisasi dalam email marketing, khususnya dengan menyertakan nama penerima, merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan tingkat pembukaan email. Budianto (2023, p. 4) menyatakan bahwa personalisasi sebagai bentuk implementasi teknologi ini dapat menciptakan pengalaman yang lebih personal dan relevan bagi penerima, yang nantinya dapat meningkatkan tingkat
94 | Komunikasi Bisnis interaksi pelanggan dan konversi. Selain itu, personalisasi juga dapat meningkatkan relevansi dan daya tarik pesan, membangun hubungan yang lebih kuat dengan penerima, dan meningkatkan kesadaran serta keterlibatan mereka (Oktarina & Sartika, 2024, p. 33). Namun, personalisasi dalam email marketing bukan hanya sebatas penyebutan nama penerima. Hal ini juga dapat mencakup pembuatan konten email yang relevan dengan preferensi dan perilaku penerima, serta pengiriman email pada waktu yang tepat (Istiqomah, 2023, p. 76). Oleh karena itu, personalisasi dalam email marketing merupakan praktek terbaik yang dapat membantu bisnis membangun koneksi yang lebih kuat dengan pelanggan dan meningkatkan efektivitas kampanye email marketing. Istiqomah (2023, p. 76) menegaskan bahwa personalisasi dalam pemasaran melalui email menciptakan pengalaman yang lebih intim dan spesifik bagi konsumen, yang berkontribusi pada peningkatan kepuasan mereka terhadap perusahaan. Oleh karena itu, pemasaran melalui email tidak sematamata berperan sebagai instrumen promosi, melainkan juga sebagai sarana untuk mempererat hubungan emosional antara konsumen dan perusahaan. 5. Pengukuran kampanye: Adanya pengukuran dan optimalisasi kampanye email marketing berdasarkan metrik performa seperti open rate, click through rate (CTR), dan tingkat konversi (conversion rate) menjadi tahap yang tidak boleh dilewatkan. Istiqomah (2023, p. 76) menekankan bahwa email marketing telah mengemuka sebagai metode yang lebih efisien dan dapat diukur dalam menggantikan teknik promosi langsung
Komunikasi Bisnis | 95 yang tradisional. Sehingga, dalam konteks pemasaran digital, pengukuran dan optimasi kampanye email marketing merupakan langkah krusial untuk meningkatkan efektivitas strategi komunikasi bisnis. Metrik performa seperti open rate, click-through rate (CTR), dan tingkat konversi (conversion rate), berperan penting dalam menilai keberhasilan kampanye. Open rate mengukur persentase penerima yang membuka email, memberikan indikasi awal tentang daya tarik subjek email. CTR, yang menghitung persentase penerima yang mengklik tautan dalam email, menunjukkan seberapa relevan dan menarik konten email bagi audiens. Tingkat konversi, yang mengukur persentase penerima yang melakukan aksi yang diinginkan (seperti pembelian atau pendaftaran) setelah mengklik tautan dalam email, secara langsung menunjukkan efektivitas email dalam mendorong hasil bisnis. Oleh karena itu, Oktarina dan Sartika (2024, p. 33) pun menyebutkan bahwa analisis terhadap metrikmetrik ini memungkinkan pemasar untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan peningkatan dan mengoptimalkan strategi email marketing untuk mencapai kinerja yang lebih baik. 6. Otomatisasi proses kampanye: Fitur otomatisasi perlu dimanfaatkan sebaik mungkin sebagai taktik untuk efisiensi waktu, misalnya dengan implementasi email penyambutan yang terautomasi, email peringatan hari ulang tahun, serta email pengingat yang dijadwalkan secara otomatis. Putri et al., (2022, p. 62) menyebutkan bahwa pemilihan perangkat lunak email (email software atau email client) yang tepat adalah suatu keharusan dan
96 | Komunikasi Bisnis memiliki peranan krusial dalam strategi pemasaran digital tertentu. Email peringatan hari ulang tahun dapat dijadwalkan secara otomatis dengan memanfaatkan fitur kalender dan pengingat. Ini memungkinkan perusahaan memberikan ucapan atau penawaran khusus kepada pelanggan pada hari ulang tahun mereka, yang dapat meningkatkan keterlibatan dan apresiasi pelanggan terhadap merek. Selanjutnya, email pengingat yang dijadwalkan secara otomatis dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti mengingatkan pelanggan tentang janji temu, tugas yang harus diselesaikan, atau produk yang belum dibeli. Fitur ini membantu perusahaan tetap berada di benak pelanggan dan mendorong tindakan yang diinginkan. Ismail (2023, p. 3) menyarankan bahwa perusahaan sebaiknya melakukan pengiriman email secara periodik sebagai bagian dari strategi komunikasi mereka, karena perusahaan dapat memastikan bahwa audiens mereka menerima email pada waktu yang tepat, sehingga meningkatkan peluang email dibaca dan direspon. Pemanfaatan fitur otomatisasi tidak hanya meningkatkan efisiensi waktu, tetapi juga membantu perusahaan membangun hubungan yang lebih baik dengan pelanggan dan mendorong tindakan yang diinginkan. Penting untuk diingat bahwa email marketing adalah alat yang kuat dalam komunikasi bisnis jika digunakan dengan tepat. Dengan menerapkan praktik terbaik yang telah dibahas, seperti penargetan yang tepat, penulisan subjek email yang menarik, penggunaan konten yang relevan dan menarik, serta pengukuran dan optimasi berdasarkan metrik performa, email marketing dapat dimaksimalkan untuk
Komunikasi Bisnis | 97 mendukung pertumbuhan bisnis. Namun, keberhasilan ini tidak akan datang dalam waktu semalam. Diperlukan eksperimen, evaluasi, dan penyesuaian berkelanjutan untuk memastikan bahwa strategi email marketing yang dijalankan tetap efektif dan relevan dengan perubahan preferensi dan perilaku konsumen. Dengan demikian, email marketing bukan hanya tentang mengirim pesan, tetapi juga tentang membangun hubungan yang berarti dengan pelanggan dan mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
98 | Komunikasi Bisnis aat ini copywriting sudah menjadi istilah yang umum dipahami oleh masyarakat. Hal tersebut seiring dengan perkembangan media baru yang selaras dengan meluasnya penggunaan istilah tersebut. Pada awalnya, copywriting merupakan frasa yang umumnya dikaitkan dengan iklan (Harmoko, 2023). Sehingga pengertiannya hanya dipahami maknanya oleh orang-orang yang bekerja pada industri terkait. Seperti praktisi periklanan atau pemasaran. Para praktisi dan cendekiawan berbagi ide dan pengertian mengenai istilah copywriting secara terfokus atau tersegmentasi. Albrighton (2010) menyederhanakannya sebagai kegiatan penggunaan bahasa secara optimal untuk mempromosikan atau membujuk audiens. Melalui pengertian tersebut dapat dijabarkan bahwa copywriting selalu mencari cara paling optimal untuk mengomunikasikan kekuatan, keuntungan, atau manfaat dari S Dian Nuranindya
Komunikasi Bisnis | 99 apapun yang ingin dipromosikan dengan menggunakan kata-kata secara kreatif. Tujuannya agar audiens berpikir, merasakan, dan bertindak dengan cara tertentu. Terlepas dari definisi yang diberikan, copywriting adalah seni dan ilmu merangkai teks yang efektif untuk dapat berkomunikasi dengan audiens dan mencapai tujuan tertentu. Ini melibatkan pemahaman tentang target pasar, penggunaan teknik persuasi, dan penggunaan bahasa yang efektif (Harmoko, 2023). Kemampuan copywriting pada akhirnya menjadi hal yang penting dalam bisnis untuk membantu pemilik usaha dalam mempromosikan usahanya(Tarigan, 2022). Seorang copywriter harus memiliki kemampuan untuk mengolah kata-kata sedemikian rupa agar promosi tidak terkesan hard selling. Namun, tidak semua bisnis dapat menggunakan teknik copywriting yang sama. Seorang copywriter harus jeli melihat apa yang menjadi nilai penting dari perusahaan. Serta perlu dipahami bahwa proses penulisan naskah (copy) harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan secara spesifik (Harmoko, 2023). Sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. A. Kriteria Copywriting dalam Bisnis Pada dasarnya copywriting dalam bisnis memiliki tujuan utama meningkatkan penjualan perusahaan. Untuk itu diperlukan kerangka kerja yang jelas untuk menggambarkan dan menjelaskan apa yang perlu diketahui untuk menciptakan copy yang efektif. Terdapat sejumlah manfaat dalam copywriting, yaitu menghemat uang, menghemat waktu, dan menghasilkan uang (Maslen, 2010). Terkait hal tersebut, copywriter kerap kali mengedepankan keunggulan kompetitif produk
100 | Komunikasi Bisnis perusahaan di dalam penyampaian pesan. Secara konsep, copywriting dibuat semenarik mungkin untuk menciptakan keingintahuan audiens terhadap suatu produk, kemudian mendorong audiens untuk mengetahui lebih jauh tentang produk tersebut, dan puncaknya dapat terus membeli produk tersebut (Jesslyn and Agustiningsih, 2021). Untuk mengetahui seberapa baik copywriting bisnis berjalan adalah dengan menganalisis tiga hal yang menjadi prioritas: perusahaan, produk, dan pelanggan. Kartsivadze (2022) menjelaskan bentuk copy yang sesuai dengan ketiga hal tersebut. Bentuk copy yang fokus kepada perusahaan biasanya mencangkup berapa lama produk telah ada di pasaran, siapa yang menjalankannya, di mana lokasinya, apa prinsip dan visinya. Lain halnya dengan copy yang fokus kepada produk, lebih menitikberatkan pada bagaimana produk tersebut digunakan serta kapan dan apa fungsinya. Sementara untuk copy yang berorientasi kepada pelanggan akan memberikan informasi tentang bagaimana produk perusahaan dapat membantu memudahkan mereka. Copy jenis ini yang lebih banyak direspon dan menempati posisi terdepan dalam hal tingkat penjualan produk dan jasa yang ditawarkan (Albrighton, 2010). Setelah mengetahui bentuk copy yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan perusahaan, selanjutnya perlu untuk untuk menciptakan copy yang baik dengan dasar (1) penggunaan kalimat yang pendek (short); (2) pesan sederhana untuk meningkatkan keterbacaan (simple); (3) menarik dari segi manfaat bagi audiens (interesting); (4) sesuai dengan target audiens (relevant); (5) menggunakan kalimat aktif untuk menghindari ambigu dan pesan terasa
Komunikasi Bisnis | 101 lebih personal (active), (6) memberikan informasi yang benar (honest) (Deign, 2008). Penggunaan enam poin tersebut memang penting untuk dapat menciptakan copy yang baik. Namun, hal itu tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan dari perusahaan. Bobot dari masing-masing poin tersebut tentunya juga berbedabeda tergantung apa yang menjadi prioritas perusahaan dalam penyampaian pesan. B. Jenis-jenis Copywriting Copywriting mengalami perkembangan dan beradaptasi menyesuaikan konten atau produk yang dipasarkan. Dalam kaitannya dengan bisnis, seorang copywriter harus mulai dengan mengetahui siapa target audiens yang dituju serta melakukan marketing research terkait dengan bisnis perusahaan. Setelah informasi dasar terkumpul, copywriter melanjutkan dengan menentukan jenis copywriting yang sesuai dengan kebutuhan bisnis. Jenis-jenis copywriting menurut Ariadi (dalam Setyowati (2022)): 1. Story Copy. Copywriting yang menceritakan lebih banyak tentang produk yang ditawarkan secara terperinci. 2. You dan Me Copy. Copywriting ini mengharuskan untuk menuliskan iklan dan promosi seakan-akan hanya bicara dengan satu orang saja. Sehingga orang yang dimaksud merasa lebih spesial dan dipahami karena bahasa yang digunakan lebih intim. 3. Forthright Copy. Pada copywriting ini, dituliskan kekurangan dan kelebihan dari produk yang dipasarkan
102 | Komunikasi Bisnis untuk memperkuat isi pesan. Tujuannya untuk membuat target konsumen berpikir realistis dan menyatakan bahwa tulisan yang dibuat jujur apa adanya. 4. Hyperbolic Copy. Ini merupakan jenis copy yang riskan digunakan, karena copywriting disajikan dengan cara melebih-lebihkan, menggunakan bahasa hiperbolis, merasa yang paling atau terbaik dibandingkan produkproduk lain sejenis di pasaran. Hal ini boleh dilakukan, jika yang ditulis adalah sesuai fakta dan dapat dipertanggungjawabkan. 5. Teaser Copy. Menuliskan copy dengan membuat penasaran pembaca dan target pasar. Menggunakan headline yang menggelitik, terkadang seperti menyepelekan, menantang atau meragukan pembaca dan target pasar. 6. News Copy Page. Copywriting dalam bentuk pengumuman atau berita untuk menginformasikan produk yang dipasarkan. Isinya lebih banyak informasi, data lengkap produk. Lebih ke tujuan, lugas, juga tegas. 7. Competitive Copy. Berisi perbandingan-perbandingan dengan produk pesaing terkait: fitur, kualitas, manfaat dari produk yang ditawarkan. Membiarkan pembaca dan target pasar menentukan sendiri produk mana yang lebih unggul, yaitu produk sendiri yang dipasarkan. 8. Factual Copy. Menyajikan tulisan menggunakan data, informasi, fakta sesuai lapangan dan kenyataan yang ada.
Komunikasi Bisnis | 103 9. Humourous Copy. Menyajikan tulisan dengan kalimat yang menghibur, memperbanyak unsur kelucuan dengan tujuan membuat pembaca, target pasar nyaman. 10. Visual Copy. Copywriting yang lebih banyak menampilkan tulisan disertai tampilan visual dengan porsi kata-kata yang lebih sedikit. Gambar dan ilustrasi lebih banyak ditampilkan. 11. Straightforward Copy. Menceritakan diri sendiri secara sederhana, logis, apa adanya. Menceritakan fakta dengan cara yang mudah dipahami. 12. Imagination Copy. Copywriting dibuat dengan menuliskan cerita yang lebih memainkan imajinasi target pasar. Ceritanya dibuat khayal, namun dibuat seakan-akan ada di dunia nyata. 13. Poetic Copy. Menggunakan gaya puisi, kata dan kalimat yang indah dirangkai dengan baik. Bisa menggunakan pantun, syair atau prosa singkat. Ketigabelas jenis copywriting tersebut dapat digunakan secara terpisah atau dengan menggabungkan beberapa jenis yang relevan dengan kebutuhan. Perlu diingat, kesalahan dalam memilih jenis copywriting yang akan digunakan dapat memberikan dampak yang cukup besar bagi bisnis. Bukan hanya pesan yang tidak tersampaikan dengan baik, tetapi juga dapat menurunkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.
104 | Komunikasi Bisnis C. Strategi Copywriting Bisnis Setidaknya terdapat elemen-elemen penting untuk dapat membangun copywriting yang menarik. Albrighton (2010) membaginya dalam enam bagian, yaitu: Headline; Structure; Company Tagline; Metaphors dan Similes; Call to Action; Case study. 1. Headline. Judul utama yang kuat haruslah mampu menarik perhatian audiens. Hanya dengan membaca headline, audiens sudah mampu untuk memahami jenis komunikasi yang ingin disampaikan, mengetahui apakah topik tersebut relevan dengan mereka, hingga ketertarikan akan produk. Headline juga sebaiknya mengandung sense of urgency. Sehingga audiens yang membaca akan merasa bahwa informasi tersebut penting dan harus segera diketahui (Rainmaker Digital, 2016). 2. Structure. Sebagian besar copywriter menggunakan struktur AIDA- Attention, Interest, Desire, Action dan AIDCA (dengan C sebagai Conviction). Saat ini terdapat struktur baru yang lebih menitikberatkan pada sisi emosional dalam pengambilan keputusan konsumen. Maslen (2015)menyebut struktur tersebut dengan singkatan TIPS: a. Temp: mulailah dengan kalimat yang menggiring audiens memunculkan perasaan tertentu seperti bahagia, sedih, heran, dan lain sebagainya. b. Influence: Merangkai cerita yang dapat memuaskan audiens atau memberikan motivasi untuk membuat audiens lebih tertarik. c. Persuade: Membujuk mereka dengan argumen, bukti, contoh, dan hubungan emosional lebih lanjut.
Komunikasi Bisnis | 105 d. Sell : Pada tahap ini, audiens hanya perlu untuk didorong untuk sesegera mungkin melakukan pembelian. Mencantumkan kalimat yang menunjukkan kemudahan pembelian adalah pilihan yang tepat. 3. Company Tagline Menulis tagline dapat menjadi cara yang baik untuk menambah karakter atau diferensiasi pada sebuah merek atau untuk mengomunikasikan manfaat. Inti dari membuat sebuah tagline adalah menciptakan frase yang mudah diingat yang akan merangkum tone dan premis dari sebuah produk untuk memperkuat ingatan audiens terhadap produk tersebut (Bisoyi, 2013). 4. Metaphors dan Similes Saat kita menggunakan metafora atau perumpamaan, kita membandingkan satu hal dengan hal lainnya agar audiens dapat lebih mudah untuk memahami atau menjelaskan. Selain itu metafora dan simile sering digunakan untuk memperindah copy sehingga menyentuh emosional audiens. 5. Call to Action (CTA) Merupakan potongan teks pendek dalam sebuah iklan yang mendorong audiens mengambil tindakan tertentu – membeli, menyumbang, melakukan kontak, dan sebagainya. 6. Case Study Studi kasus merupakan cara yang bagus untuk menunjukkan keterampilan, pengalaman, dan pendekatan perusahaan. Audiens biasanya akan lebih tertarik
106 | Komunikasi Bisnis dengan informasi yang kita sampaikan jika mengandung studi kasus di dalamnya. Untuk memudahkan dalam menulis case study, Albrighton (2010) memberikan formula dengan pendekatan kronologis, yaitu: a. Latar Belakang: beberapa informasi umum tentang pelanggan b. Asal: bagaimana kontak dilakukan c. Persyaratan: kebutuhan, situasi atau masalah pelanggan d. Pendekatan: apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, atau memecahkan masalah pelanggan e. Hasil: hasil kinerja perusahaan pada tingkat praktis f. Manfaat: bagaimana pelanggan memperoleh manfaat dari hasil kinerja perusahaan tersebut. Copywriting tidak memiliki aturan baku untuk diikuti dan metodenya bersifat subjektif (Bisoyi, 2013). Setiap perusahaan yang menjadikan copywriting sebagai bagian dari strategi promosinya, tentunya memiliki pedoman penulisan khusus yang hanya digunakan oleh perusahaan tersebut. Ini terkait dengan ciri khas yang mampu membangun identitas suatu produk atau perusahaan di benak konsumen. Terkait dengan hal tersebut, Copywriting juga biasanya memiliki batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar karena dapat memengaruhi hal-hal di luar naskah itu sendiri seperti durasi, luas media penulisan, atau keselarasan dengan visual yang kesemuanya tentunya akan berkaitan dengan besarkecilnya biaya yang dikeluarkan.
Komunikasi Bisnis | 107 umber daya manusia sebagai bagian dari pemangku kepentingan internal merupakan salah satu komponen di dalam pengelolaan organisasi. Sumber daya manusia dapat digolongkan sebagai bagian asset penting di dalam sebuah organisasi (Suwarsono et al., 2023). Namun, pada prakteknya hal tersebut kadang kala luput dari perhatian pimpinan organisasi (perusahaan), organisasi kerap menganggap bahwa sumber daya manusia tidak memiliki nilai investasi sehingga membuat organisasi sulit untuk meraih tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Ciri-ciri sebuah perusahaan yang mampu memberikan posisi sumber daya manusia sebagai nilai investasi adalah perusahaan yang berorientasi pada aspek pengembangan talenta di bidang sumber daya manusia atau dengan kata lain organisasi S Nathaniel Antonio Parulian
108 | Komunikasi Bisnis (perusahaan) itu tidak hanya berorientasi pada profit atau keuntungan semata. Salah satu alternatif yang dapat dijadikan pilihan untuk mengembangkan talenta dibidang sumber daya manusia yakni menerapkan gaya kepemimpinan yang delegatif dimana seorang pemimpin yang sangat memperhatikan situasi, kondisi serta siklus pekerjaan yang terjadi di dalam organisasi dengan memberikan kepercayaan bagi staff untuk mengembangkan talentanya melalui sarana pelimpahan tugas dan wewenang (delegasi) yang selama ini menjadi tugas dan tanggung jawab seorang pemimpin. Atas dasar rasa percaya yang dilimpahkan dari pimpinan kepada staff sehingga mampu menimbulkan dampak secara psikologis yakni terjadinya peningkatkan rasa percaya diri, daya motivasi sehingga bermuara pada peningkatan kinerja anggota kelompok (staff) nya. Sarana pelimpahan tugas dan wewenang (delegasi) di dalam organisasi yang mampu menciptakan rasa percaya diri serta daya motivasi para anggota kelompok (staff) tidak terlepas dari proses komunikasi di antara pimpinan dengan sfaff di dalam organisasi yang terdiri dari: pengirim pesan (sender), encoding, saluran (channel atau medium), decoding, penerima pesan (receiver) dan umpan balik (feedback).
Komunikasi Bisnis | 109 Gambar 1. Proses Komunikasi di dalam Organisasi Sumber: Liliweri (2015) Seorang pemimpin dapat diposisikan sebagai pengirim pesan (sender). Jenis pesan berupa instruksi pelimpahan tugas dan wewenang (delegasi) yang ia kirimkan kepada staff terjadi pada proses komponen encoding dilanjutkan dengan staff yang berperan sebagai penerima pesan (receiver) atas pesan dalam bentuk instruksi pelimpahan tugas dan wewenang (delegasi) terjadi pada proses decoding. Saat proses pengiriman pesan di antara pimpinan dengan staff ditransmisikan dengan menggunakan media (channel atau medium) sebagai saluran pengiriman pesannya. Media yang dapat dijadikan alternatif pengiriman pesan dapat terdiri dari: percakapan tatap muka atau melalui perantaraan perangkatperangkat yang tersedia di dalam organisasi seperti aplikasi pesan singkat atau surat elektronik. Lalu proses komunikasi di dalam
110 | Komunikasi Bisnis organisasi ini diakhiri dengan umpan balik (feedback) dari pesan yang disampaikan oleh pimpinan kepada staff. Bentuk umpan balik saat proses pelimpahan tugas dan wewenang di dalam organisasi dapat berupa pesan penerimaan atau penolakan atas instruksi pelimpahan tugas dan wewenang (delegasi) yang disampaikan. Berdasarkan ilustrasi, fenomena yang kerap terjadi di dalam organisasi, hingga contoh proses komunikasi di dalam organisasi oleh sebab itu pada bab ini akan di ulas lebih dalam mengenai definisi, jenis-jenis, manfaat, tujuan serta dampak pelimpahan tugas dan wewenang (delegasi) di dalam organisasi yang kesemuanya itu dipengaruhi oleh aspek komunikasi melalui proses. A. Definisi Delegasi di dalam Organisasi Hasibuan (dalam Muttaqin, 2018) memberikan pandangannya mengenai definisi delegasi sebagai bentuk pelimpahan wewenang oleh delegator (pemberi wewenang) kepada delegate (pemberi wewenang) dengan cara memberikan sebagian pekerjaan untuk dilakukan, namun pekerjaan yang dilakukan itu tetap atas nama delegator. Muttaqin (2018) menegaskan bahwa bentuk delegasi di dalam organisasi sebagai bentuk penugasan yang diberikan oleh pimpinan kepada staff. Ia menyimpulkan komponen yang mendasar yang perlu dikuasai oleh pimpinan ketika melimpahkan tugas dan wewenangnya kepada staff yakni mampu menetapkan gambaran atas hasil-hasil yang diharapkan, mampu menentukan jenis tugas dan tanggung jawab secara rinci dan terbuka sehingga mampu berpotensi
Komunikasi Bisnis | 111 mencapai hasil pekerjaan yang telah dirumuskan sebelumnya. Al-Jammal et al. (dalam Hidayah dan Nurbaiti, 2019) menguraikan dimensi delegasi mencakup hal-hal yang bersifat konseptual seperti pelimpahan tugas yang melibatkan tugas-tugas penting serta memberikan ruang kepada staff untuk bertanggung jawab dalam membuat keputusan sebagai bentuk perpindahan otoritas yang bersifat sementara. Senada dengan apa yang dikemukakan oleh Setiawan (dalam Anjasmara et. al, 2022) bahwa pelimpahan tugas yang diterima oleh delegate dari delegator umumnya merupakan pekerjaan yang bersifat penting, krusial atau darurat akibat tugas-tugas yang dihadapi oleh pimpinan yang semakin kompleks, sehingga jika tidak dilimpahkan dengan segera maka akan berpotensi lambatnya penyelesaian tugas dan mempengaruhi siklus kerja di dalam organisasi. Musenze et al. (dalam Hidayah dan Nurbaiti, 2019) menyimpulkan bahwa konsep delegasi di dalam organisasi tidak hanya terpaku pada pelimpahan tugas dan tanggung jawab dari pimpinan kepada staff, namun ia menilai bahwa proses delegasi di dalam organisasi juga dapat berupa pemberian hak kepada staff untuk untuk mengarahkan orang lain. Namun pemberikan hak ini tetap perlu diimbangi dengan aturan dan kewajiban yang harus dipatuhi. B. Jenis-jenis Delegasi di dalam Organisasi Manullang (dalam Indrawan, 2016) menguraikan jenisjenis delegasi atau pelimpahan wewenang dalam organisasi yang terdiri dari:
112 | Komunikasi Bisnis 1. Delegasi dalam perencanaan yang meliputi: mengadakan penelitian dan inspeksi, merumuskan kebijakan, serta menafsirkan tujuan-tujuan. 2. Delegasi dalam membuat keputusan yang meliputi: menyelesaikan perencanaan sehingga menjadi keputusan, memastikan prosedur dan regulasi, serta mengadakan koreksi dan penyelesaian. 3. Delegasi dalam mengorganisasi yang meliputi: pemilihan tenaga kerja, mengadakan pelatihan-pelatihan, serta memberikan rekomendasi untuk mutasi dan promosi tenaga kerja. 4. Delegasi dalam mengkoordinasi yang meliputi: menyusun struktur organisasi, serta menjamin adanya keselamatan dan keselarasan kerja. 5. Delegasi dalam memerintah yang meliputi: mengembangan strategi, merancang taktik, serta melaksanakan instruksi. 6. Delegasi dalam memaksa yang meliputi: menjamin terlaksananya seluruh kegiatan operasional, serta mengambil tindakan yang diperlukan seperti memberikan teguran dan hukuman. Selain itu Aroka et al. (2022) juga memberikan sumbangsihnya terhadap jenis-jenis delegasi di dalam organisasi yang terdiri dari: 1. Delegasi kharismatis, tradisional dan rasional (legal) Weber (dalam Aroka et al., 2022) menyimpulkan bahwa delegasi kharismatis berhubungan dengan proses pelimpahan tugas yang setia, jujur dan cerdas atau dengan kata lain ketika seorang staff diberikan tugas dan tanggung jawab oleh pimpinan maka ia perlu menjalankan tugas dan tanggung jawab itu dengan
Komunikasi Bisnis | 113 penuh daya loyalitas yang tinggi, atas dasar bahwa pekerjaan yang ditugaskan kepadanya sebagai bentuk rasa percaya pimpinan kepadanya sehingga rasa percaya itu dapat dijaga dengan sebaik-baiknya. Sementara itu, jenis delegasi tradisional mengacu pada ketentuan-ketentuan tradisional yang mengikat atau dengan kata lain pelimpahan tugas yang diserahkan oleh pimpinan kepada staff hendaknya berdasarkan ketentuan-ketentuan yang menjadi batasan, sehingga bentuk pelimpahan tugas yang diterima oleh staff tetap berada pada jalur atau koridor yang berlaku. Begitupula dengan delegasi rasional atau legal sebagai bentuk pelimpahan tugas yang berhubungan dengan sistem hukum yang berlaku di dalam lingkungan masyarakat serta telah diakui dan ditaati oleh masyarakat, dan telah disahkan oleh negara dalam bentuk lembaran aturan, oleh karena itu ketika seorang pimpinan menyerahkan pelimpahan tugas-tugas juga perlu memahami lebih jauh mengenai aturan-aturan hukum yang berlaku demi mencegah terjadinya pelanggaran hukum saat pelimpahan tugas yang diberikan. 2. Delegasi resmi dan tidak resmi Delegasi resmi bersifat sistematis, dapat diperhitungkan dan rasional, sehingga bentuk delegasi ini umumnya dapat dijumpai pada kelompok-kelompok besar yang memerlukan aturan dan tata tertib yang tegas serta bersifat tetap. Sementara itu delegasi tidak resmi sebagai bentuk pelimpahan wewenang yang hanya berlaku di dalam anggota kelompok yang lebih kecil
114 | Komunikasi Bisnis bersifat spontan, situasional, dan atas faktor sudah saling mengenal. 3. Delegasi pribadi dan territorial Jenis pelimpahan tugas atau delegasi pribadi merupakan jenis delegasi yang tergantung pada solidaritas di antara anggota-anggota kelompok dan dipengaruhi oleh unsur kebersamaan. Struktur delegasi pribadi bersifat konsentris atau memiliki satu titik pusat yang sama dan meluas. Sementara itu delegasi teritorial merupakan bentuk pelimpahan tugas yang dipengaruhi oleh lokasi tempat tinggal, sehingga bentuk kebersamaan pada delegasi territorial cenderung berkurang, karena dipengaruhi oleh dominasi faktor-faktor individual. 4. Delegasi terbatas dan menyeluruh Jenis delegasi terbatas merupakan bentuk pelimpahan wewenang yang tidak mencakup semua sektor dalam bidang pekerjaan, namun terbatas hanya pada salah satu sektor atau bidang pekerjaan tertentu. Contohnya, seorang direktur bidang sumber daya manusia tidak memiliki wewenang untuk ikut campur dalam bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawab direktur bidang pemasaran. Sementara itu, delegasi menyeluruh berarti suatu pelimpahan wewenang tidak dibatasi oleh sektor atau bidang pekerjaan tertentu saja. Contohnya, seorang direktur utama memiliki otoritas untuk memberikan pelimpahan wewenang kepada seluruh komponen yang ada di dalam ruang lingkup internal organisasi secara menyeluruh karena bentuk pelimpahan wewenang yang diputuskan oleh direktur utama bersifat mutlak yang bertujuan untuk mempertahankan keberlangsungan kegiatan bisnis di dalam organisasi yang ia pimpin.
Komunikasi Bisnis | 115 C. Manfaat Delegasi di dalam Organisasi Hasibuan (dalam Mahrizal, 2022) menguraikan beberapa manfaat pelimpahan tugas (delegasi) di dalam organisasi antara lain: 1. Pelimpahan tugas (delegasi) akan menciptakan adanya ikatan dalam hubungan formal serta kerja sama di antara pimpinan dengan staff. Ikatan serta kerjasama yang terbentuk di antara pimpinan dan staff diakibatkan adanya proses komunikasi yang efektif yaitu proses pertukaran pesan antar individu yang terjadi melalui sikap, tindakan, maupun pesan-pesan non verbal dalam bentuk simbol (Purwanto dalam Martini et al., 2022). 2. Pelimpahan tugas (delegasi) juga akan berpotensi menciptakan terjadinya suatu proses manajemen baru di dalam organisasi sebagai bentuk bagian dari dinamika organisasi. 3. Pelimpahan tugas (delegasi) memiliki manfaat dalam memperluas ruang gerak dan waktu seorang pemimpin atau dengan kata lain seorang pemimpin dapat memiliki ruang gerak yang lebih besar untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan serta mengasah keahlian dan keterampilan baru yang dapat menunjang peran dan posisinya di dalam organisasi. D. Tujuan Delegasi di dalam Organisasi Tujuan seorang pimpinan mendelegasikan tugas dan tanggung jawabnya kepada staff antara lain: agar staff dapat melaksanakan tugas serta tanggung jawab yang diberikan dengan sebaik-baiknya demi tercapainya efesiensi dari fungsi-fungsi yang ada di dalam organisasi Muttaqin (2018). Ia
116 | Komunikasi Bisnis berpendapat bahwa tidak ada seorang pimpinan yang mampu melaksanakan semua tugas dan tanggung jawabnya secara mandiri melainkan ia juga membutuhkan kerjasama antar anggota kelompok. Muttaqin (2018) menganggap pelimpahan tugas memiliki pengaruh yang sangat besar pada siklus bisnis di dalam organisasi. Tanpa adanya pelimpahan tugas atau wewenang akan mengakibatkan hambatan dalam memenuhi harapan dan tujuan organisasi. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Aroka et al. (2022) mengenai tujuan delegasi di dalam organisasi yaitu agar membuka peluang yang lebih besar terkait hasil pekerjaan yang diperoleh daripada ketika pimpinan melakukan pekerjaannya seorang diri. Selain itu, dengan menggunakan teknik pelimpaan tugas atau delegasi, seorang pimpinan dapat memberikan perhatian serta tenaganya kepada suatu tugas atau pekerjaan yang memiliki tingkat urgensi yang lebih tinggi untuk segera diselesaikan. Aroka et al. (2022) juga menilai tujuan delegasi di dalam organisasi sebagai salah satu alternatif untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab pekerjaan pimpinan yang disebabkan minimnya keahlian, kemampuan atau keterampilan. Konsep pelimpahan tugas (delegasi) dapat diterapkan di dalam organisasi sebagai momentum yang tepat bagi pimpinan untuk melimpahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada staff sekaligus dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan keahlian dan potensi yang ada di dalam diri anggota kelompok (staff) nya.
Komunikasi Bisnis | 117 E. Dampak Delegasi di dalam Organisasi Stoner (dalam Pratama, dalam Wibowo, 2018) memberikan pandangannya terkait dampak yang ditimbulkan oleh adanya pelimpahan tugas (delegasi) di dalam organisasi dari perspektif psikologi yakni dengan adanya konsep pendelegasian dari pimpinan kepada staff maka akan menumbuhkan rasa percaya diri dari tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya atau dengan kata lain pelimpahan tugas (delegasi) yang diserahkan oleh pimpinan kepada staff sebagai bentuk rasa percaya untuk mengawal setiap pekerjaan yang dilimpahkan. Sementara itu bagi pimpinan akan mendapatkan keuntungan yang sama yakni adanya rasa puas atas bantuan yang telah dilakukan oleh staff apalagi jika hasil pelimpahan tugas (delegasi) memperoleh hasil yang sangat akurat. Senada dengan apa yang dikemukakan oleh Permadi (dalam Prasetya et al., 2017) yang mengatakan bahwa pelimpahan tugas (delegasi) di dasari oleh adanya nilai kepercayaan yang sangat tinggi dari seorang pimpinan kepada staff. Ia berpendapat, dari penerapan nilai-nilai kepercayaan yang tulus yang diberikan oleh pimpinan kepada staff akan menciptakan dorongan (motivasi) yang sangat kuat untuk bertanggung jawab dalam membuat segala bentuk keputusan yang dipercayakan kepadanya. Motivasi yang tumbuh di dalam diri staff maka juga akan berdampak pada peningkatan kinerja (House dan Mitchell dalam Prasetya, 2017) maka dengan kata lain pengaruh pelimpahan tugas (delegasi) yang diberikan oleh pimpinan kepada staff berkorelasi positif dengan peningkatan kinerja staff. Mereka menyimpulkan bahwa semakin tinggi intensitas
118 | Komunikasi Bisnis pelimpahan tugas (delegasi) maka akan menciptakan potensi bagi staff di dalam meningkatkan kinerjanya atau sebaliknya yakni semakin rendahnya intensitas pelimpahan tugas (delegasi) yang diberikan oleh pimpinan kepada staff maka akan menciptakan potensi yang semakin kecil bagi para staff dalam meningkatkan kinerjanya di dalam organisasi.
Komunikasi Bisnis | 119 Anjasmara, A., et al. 2022. Pengaruh Delegasi Wewenang, Penempatan dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Al-Buhuts, 18(2), 282-295. https://doi.org/10.30603/ab.v18i2.3102 Aroka, R., et al. 2022. Pendelegasian Tugas dan Wewenang dalam Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 4(6), 13129-13145. https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.10722 Arianto. (2021). Komunikasi Pemasaran Konsep dan Aplikasi di Era Digital. Penerbit Airlangga University Press. Asroriah, F. (2021). Enkulturasi Disiplin Dalam Meningkatkan Nilai Pendidikan Karakter Religius Di MI PSM Gedoro. Journal Al-Ilmu, 1(1), 8-14. ALBRIGHTON, T. (2010) The ABC of Copywriting. Alfindo, A. (2023). Pentingnya Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural Dalam Masyarakat. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 25(2), 242-251. http://dx.doi.org/10.26623/jdsb.v25i2.4427 Aprilia, P. (2022). Etika pergaulan siswa. Widya Wastara: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(3), 53-62. Betaubun, R. M. (2023). Buku Ajar Komunikasi Budaya Lokal. Penerbit NEM.
120 | Komunikasi Bisnis BISOYI, D. (2013) Effective Communication of Product Information: A Copy Writing Methodology. IOSR Journal of Humanities and Social Science, 6(4), pp. 1–3. Bismo, A., Putra, S., and Melysa (2019) ‘Application of digital marketing (social media and email marketing) and its impact on customer engagement in purchase intention: A case study at PT. Soltius Indonesia’, in 2019 International Conference on Information Management and Technology (ICIMTech). 2019 International Conference on Information Management and Technology (ICIMTech), pp. 109–114. Available at: https://doi.org/10.1109/ICIMTech.2019.8843763. Budianto, F.F. (2023) ‘Implementasi teknologi dalam manajemen komunikasi bisnis’, Action Research Literate, 7(9), pp. 125–130. Available at: https://doi.org/10.46799/arl.v7i9.167. Benedict, Edric., Ariestya, Angga. 2020. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram terhadap Sikap Berdonasi Melalui Platform Crowdfunding. Jurnal Ilmu Komunikasi: Ultimacomm, 12(2), 167-184. https://doi.org/10.31937/ultimacomm.v12i2.1649 Chosniel, M., Ocloo, E., Akaba, M. S., David, M., & WorwuiBrown, K. (2014). Globalization and Competitiveness: Challenges of Small and Medium Enterprises (SMEs) in Accra, Ghana. In International Journal of Business and Social Science. Criado-Gomis, A., Iniesta-Bonillo, M., & Cervera-Taulet, A. (2018). Sustainable entrepreneurial orientation within an intrapreneurial context: effects on business
Komunikasi Bisnis | 121 performance. International Entrepreneurship and Management Journal, 14(2), 295–308. https://doi.org/10.1007/s11365-018-0503-x Djaja, I., & Arief, M. (2015). The impact of dynamic information technology capability and strategic agility on business model innovation and firm performance on ICT firms. Advanced Science Letters, 21(5), 1225–1229. https://doi.org/10.1166/ASL.2015.6105 DeVito, Joseph A. 2023. The Interpersonal Communication Book Sixteenth Edition Global Edition. UK: Pearson Dewi, F. N. R. (2021). Konsep diri pada masa remaja akhir dalam kematangan karir siswa. KONSELING EDUKASI ‘Journal of Guidance and Counseling, 5(1), 46-62. http://dx.doi.org/10.21043/konseling.v5i1.9746 DEIGN, J. (2008) How to Set Up a Freelance Writing Business. Oxford. Efrita, N. (2013). Proses dan Iklim Komunikasi Antarbudaya. AL MUNIR: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 4(2), 55-72. https://doi.org/10.15548/amj-kpi.v0i0.744 Fonseka, M.M., Ramos, C.G. and Tian, G.L. (2012) ‘The most appropriate sustainable growth rate model for managers and researchers’, Journal of Applied Business Research, 28(3). Available at: https://doi.org/10.19030/jabr.v28i3.6963. Febriyantoro, M. T. (2020). Strategi Entrepreneurial Marketing Dalam Memperkuat Daya Saing UMKM. Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Dan Bisnis, 4(1), 23–34.
122 | Komunikasi Bisnis Gunelius, S. (2018) Ultimate guide to email marketing for business. Entrepreneur Press. Available at: https://www.entrepreneur.com/bookstore/isbn/97815991 86238/ultimate-guide-to-email-marketing-for-business (Accessed: 1 February 2024). Hartemo, M. (2016) ‘Email marketing in the era of the empowered consumer’, Journal of Research in Interactive Marketing, 10(3), pp. 212–230. Available at: https://doi.org/10.1108/JRIM-06-2015-0040. Hadiono, A. F. (2016). Komunikasi Antar Budaya:(Kajian Tentang Komunikasi Antar Budaya Di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi). Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam, 8(1), 136-159. https://doi.org/10.30739/darussalam.v8i1.12 Hafidhah, N. (2017). Analisis Nilai Budaya dalam Novel Lampuki Karya Arafat Nur. JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(4), 393-399. Harapan, E., & Ahmad, S. (2022). Komunikasi antarpribadi: Perilaku insani dalam organisasi pendidikan. PT. RajaGrafindo Persada-Rajawali Pers. Hasibuan, E. J., & Muda, I. (2017). Komunikasi Antar Budaya pada Etnis Gayo dengan Etnis Jawa. JURNAL SIMBOLIKA Research and Learning in Communication Study, 3(2), 106-113. https://doi.org/10.31289/simbollika.v3i2.1456 Hynes, G.E. (2012) ‘Improving employees’ interpersonal communication competencies: A qualitative study’, Business Communication Quarterly, 75(4), pp. 466–475.
Komunikasi Bisnis | 123 Heryadi, H., & Silvana, H. (2013). Komunikasi antarbudaya dalam masyarakat multikultur. Jurnal Kajian Komunikasi, 1(1), 95-108. https://doi.org/10.24198/jkk.v1i1.6034 HARMOKO, D.D. (2023) Apa itu Copywriting? (Memahami Definisi Copywriting dari Sudut Pandang Lain). LITERATUS, 5(2), pp. 253–259. Hidayah, N., Nurbaiti, B. 2019. Pengaruh Pendelegasian Wewenang, Kompensasi Insentif dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja di PT. Dewi Permata Perkasa. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 12(1), 78-99. http://dx.doi.org/10.35448/jmb.v12i1.6230 Indrawan, M.I. 2016. Analisis Pelimpahan Wewenang dan Koordinasi Kerja dalam Pengambilan Keputusan di Lapas Anak Klas II Medan. Jurnal JEPA: Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik, 1(2), 48-57. https://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/jepa/article/vie w/440 Ihsan, S. (2021). Strategi Media Periklanan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. CV. Sinar Jaya Berseri. Ismail, H. (2023) ‘Strategi pemasaran digital pengaruhnya terhadap pertumbuhan bisnis di era digital’, Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis, 1(1), pp. 1–4. Available at: https://doi.org/10.62238/emisjurnalekonomimanajemend anbisnis.v1i1.38. Istiqomah, N.H. (2023) ‘Transformasi pemasaran tradisional ke emarketing: Tinjauan literatur tentang dampak penggunaan teknologi digital terhadap daya saing
124 | Komunikasi Bisnis pemasaran bisnis’, Jurnal Ekonomi Syariah Darussalam, 4(2), pp. 72–87. Available at: https://doi.org/10.30739/jesdar.v4i2.2430. Jara, L.F. and Putra, M.R. (2021) ‘Implementasi digital marketing dalam membangun brand awareness menggunakan metode object oriented analysis and design pada UMKM tekstil kota Padang’, Jurnal KomtekInfo, 8(2), pp. 110– 117. Available at: https://doi.org/10.35134/komtekinfo.v8i2.105. Jayaningrum, E., & Sanawiri, B. (2018). Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi, Orientasi Kewirausahaan Terhadap Keunggulan Bersaing Dan Kinerja Pemasaran (Studi Pada Kuliner Kafe Kota Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 54(1), 149–158. Juariyah. (2020). Teori Komunikasi. Universitas Muhammadiyah Jember Press. JESSLYN and AGUSTININGSIH, G. (2021) Application Of Copywriting Elements In Social Media Advertising Drinking Products Now In Creating Consumer Interest. Jurnal Komunikasi dan Bisnis 9(1), IX, pp. 55–67. KARTSIVADZE, T. (2022) Copywriting In Social Media. International Journal of Innovative Technologies in Economy, (4(40)), [Online] Available from: doi.org/10.31435/rsglobal_ijite/30122022/7924. Kurniawan, R.A. and Yuniarinto, A. (2018) ‘The influence of email marketing and online store atmosphere on purchase intention (A study on website bukalapak.com in Malang)’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 7(1). Available at:
Komunikasi Bisnis | 125 https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/539 1 (Accessed: 21 January 2024). Khoirunnisa, A. (2020). Self-Therapy: Melalui Melodi Dan Musik Berbahasa Asing. Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Kiss, A. N., Cortes, A. F., & Herrmann, P. (2022). CEO proactiveness, innovation, and firm performance. The Leadership Quarterly, 33(3), 101545. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.leaqua.2021.1015 45 Kraus, S., Burtscher, J., Vallaster, C., & Angerer, M. (2018). Sustainable entrepreneurship orientation: A reflection on status-quo research on factors facilitating responsible managerial practices. Sustainability, 10(2), 1–21. https://doi.org/10.3390/su10020444 Kusumo, Elang., Sutoha et al. 2021. Pengaruh Nilai Individu terhadap Nilai Organisasi dengan Nilai Spiritual sebagai Mediator. Jurnal IPTA (Industri Perjalanan Wisata), 9(2), 380-386. https://doi.org/10.24843/IPTA.2021.v09.i02.p17 Lagu, M. (2016). Komunikasi Antarbudaya Di Kalangan Mahasiswa Etnik Papua dan Etnik Manado Di Universitas Sam Ratulangi Manado. Acta Diurna Komunikasi, 5(3). Liliweri, A. (2003). Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. LKIS. Liliweri, A. (2005). Prasangka dan konflik; komunikasi lintas budaya masyarakat multikultur. LKiS Pelangi Aksara.
126 | Komunikasi Bisnis Lubis, S. A. S. (2019). Hadis Rasulullah Seputar Komunikasi Antarbudaya. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 3(1), 66-80. https://doi.org/10.30596/interaksi.v3i1.2698 Lutfi, M. L. M. (2018). Upaya Meningkatkan Komunikasi Antar Budaya Dengan Tujuan Harmonisasi Hegemonitas Warga. Network Media, 1(2). https://doi.org/10.46576/jnm.v1i2.362 Luthfia, A. (2014). Pentingnya kesadaran antarbudaya dan kompetensi komunikasi antarbudaya dalam dunia kerja global. Humaniora, 5(1), 9-22. https://doi.org/10.21512/humaniora.v5i1.2976 Liliweri, Alo. 2015. Komunikasi Antar Personal. Jakarta: Kencana Mahrizal. 2022. Pengaruh Supervisi dan Pendelegasian Kewenangan terhadap Konflik Peran dan Dampaknya pada Prestasi Kerja Pegawai Sektariat Daerah Kabupaten Aceh Jaya. Jurnal Real Riset, 4(2), 211-230. https://doi.org/10.47647/jrr.v4i2.668 Martini, N.P., et al. 2022. Pengaruh Kerja Tim dan Pendelegasian Wewenang terhadap Kinerja Karyawan Melalui Interpersonal Komunikasi. Jurnal Sains Manajemen dan Bisnis Indonesia, 12(1), 34-44. https://doi.org/10.32528/jsmbi.v12i1.9327 Miller, Katherine. 2015. Organizational Communication: Approaches and Processes Seventh Edition. USA: Cengage Learning Muttaqin, G.F. 2018. Pengaruh Pendelegasian Wewenang Terhadap Kinerja Organisasi. Jurnal Riset Akuntansi
Komunikasi Bisnis | 127 Terpadu, 11(2), 159-176. http://dx.doi.org/10.35448/jrat.v11i2.4255Milyane, T. M., Dewi, N. P. S., Yusanto, Y., Putra, A. E., Natasari, N., Meisyaroh, S., ... & Mustika, A. (2023). Komunikasi antarbudaya. CV WIDINA MEDIA UTAMA. MASLEN, A. (2015) Praise for Persuasive Copywriting. London. MASLEN, A. (2010) The Copywriting Sourcebook How To Write Better Copy, Faster-For Everything From Ads To Websites. London. Muchtar, K., Koswara, I., & Setiaman, A. (2016). Komunikasi antar budaya dalam perspektif antropologi. Jurnal manajemen komunikasi, 1(1). https://doi.org/10.24198/jmk.v1i1.10064 Mursyidah, D., & Hasanah, N. (2020). Komunikasi Antar Budaya Warga Desa Padang Jering Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Jambi. MAUIZOH: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi, 4(2), 131-164. https://doi.org/10.30631/mauizoh.v4i2.33 McGrath, R. G. (2017). Exploratory Learning, Innovative Capacity, and Managerial Oversight. Https://Doi.Org/10.5465/3069340, 44(1), 118–131. https://doi.org/10.5465/3069340 Mirza, M., & Yoman, M. (2023). Implementasi Cyber Public Relations Persikota Tangerang Dalam Mempertahankan Citra Melalui Media Sosial Instagram@ Persikotafc1994. Komunikata57, 4(1), 1–7. Ningsih, S. (2001). Perlakuan Akuntansi Sumber Daya Manusia: Assets Sekaligus Investor Bagi Perusahaan. Journal of Accounting and Investment, 2(1), 13–26.
128 | Komunikasi Bisnis Naimi-Sadigh, A., Asgari, T., & Rabiei, M. (2021). Digital Transformation in the Value Chain Disruption of Banking Services. Journal of the Knowledge Economy, 13(2), 1212–1242. https://doi.org/10.1007/S13132-021-00759-0 Nadziya, F. A., & Nugroho, W. (2021). Pola Komunikasi Antarbudaya dalam Mencegah Konflik pada Mahasiswa Lokal dan Pendatang. Jurnal Indonesia Sosial Sains, 2(10), 1691-1703. https://doi.org/10.59141/jiss.v2i10.434 Nasrullah, R. (2018). Komunikasi antar budaya: Di era budaya siber. Prenada Media. Noor, T. R. (2020). Alternatif Pemecahan Masalah Pada Masyarakat Multikultural. Al Iman: Jurnal Keislaman Dan Kemasyarakatan, 4(2), 204-232. Nasution, Siti Lam’ah. 2019. Pengaruh Sikap Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. PP London Sumatera, Tbk Sei Rumbia Estate. Informatika: Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu, 7(1), 23-31. https://doi.org/10.36987/informatika.v7i1.750 Nextiva team (2023) What is Business Communication & Why Do You Need It?, Nextiva. Available at: https://www.nextiva.com/blog/what-is-businesscommunication.html (Accessed: 30 January 2024). Online Manipal Team (2023) What is Business Communication, and why is it important?, Online Manipal. Available at: https://www.onlinemanipal.com/blogs/what-is-businesscommunication (Accessed: 30 January 2024).Oktarina, H. and Sartika, D. (2024) ‘Peran penggunaan digital
Komunikasi Bisnis | 129 marketing bagi karyawan di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang’, Jurnal Ekonomika Dan Bisnis, 4(1), pp. 31– 38. Available at: https://doi.org/10.47233/jebs.v4i1.1479. O’cass, A. (1996). Political marketing and the marketing concept. European Journal of Marketing, 30(10/11), 37–53. Perloff, Richard M. 2017. The Dynamics of Persuasion: Communication and Attitudes in the 21 st Century Sixth Edition. New York: Routledge Prasetya, D.W., et al. 2017. Pengaruh Kepemimpinan Delegatif terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jember. International Journal of Social Science and Business, 1(3), 197-208. https://doi.org/10.23887/ijssb.v1i3.11835 Parety, D., & Kwelju, J. (2023). Wirausaha Dalam Menciptakan Lapangan Kerja. Jurnal Badati, 5(2), 45–55. Pegipegi Tutup di RI Setelah 12 Tahun, Ini Keterangannya. (n.d.). Retrieved February 6, 2024, from https://www.cnbcindonesia.com/tech/20231212091143- 37-496391/pegipegi-tutup-di-ri-setelah-12-tahun-iniketerangannyaPasaribu, R. (2023) ‘Social marketing of #banggabuatanindonesia as Indonesian national identity campaign in social media’, Ultimacomm: Jurnal Ilmu Komunikasi, 15(1), pp. 17–31. Available at: https://doi.org/10.31937/ultimacomm.v15i1.2818. Putri, L.A. et al. (2022) ‘Pendampingan pengembangan pemasaran digital pada BUMDes Artha Jaya, desa Yogyakarta Selatan’, Jurnal Nusantara Mengabdi, 2(1), pp. 55–66. Available at: https://doi.org/10.35912/jnm.v2i1.1442.
130 | Komunikasi Bisnis Prakoso, I. (2019). Kesantunan dan solidaritas dalam prespektif komunikasi lintas budaya pada masyarakat Jawa dan Kei. SHAHIH: Journal of Islamicate Multidisciplinary, 4(2), 123-137. https://doi.org/10.22515/shahih.v4i2.1859 Panuju, R. (2019). Komunikasi Pemasaran Pemasaran sebagai Gejala Komunikasi Komunikasi sebagai Strategi Pemasaran. Penerbit Kencana. Prasetyo, B. D., Febriani, N. S., & Dewi, W. W. . (2018). Komunikasi Pemasaran Terpadu (Pendekatan Tradisional Hingga Era Media Baru) (1st ed.). UB Press. Reimers, V., Chao, C.-W. and Gorman, S. (2016) ‘Permission email marketing and its influence on online shopping’, Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics. Edited by I. Phau, 28(2). Available at: https://doi.org/10.1108/APJML03-2015-0037. Rizak, M. (2018). Peran pola komunikasi antarbudaya dalam mencegah konflik antar kelompok agama. Islamic Communication Journal, 3(1), 88-104. https://doi.org/10.21580/icj.2018.3.1.2680 Rizak, M. (2018). Peran pola komunikasi antarbudaya dalam mencegah konflik antar kelompok agama. Islamic Communication Journal, 3(1), 88-104. https://doi.org/10.21580/icj.2018.3.1.2680 Robbins, Stephen P. et al. 2018. Essentials of Organizational Behaviour Canadian Edition. Canada: Pearson Sudaryono, S., Rahwanto, E., & Komala, R. (2020). ECommerce Dorong Perekonomian Indonesia, Selama
Komunikasi Bisnis | 131 Pandemi Covid 19 Sebagai Entrepreneur Modern Dan Pengaruhnya Terhadap Bisnis Offline. Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 2(02), 110–124. Rahman, N. A. A., & Ramli, A. (2014). Entrepreneurship Management, Competitive Advantage and Firm Performances in the Craft Industry: Concepts and Framework. Procedia - Social and Behavioral Sciences. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.06.019 RAINMAKER DIGITAL, L. (2016) Copywriting 101 How to Craft Compelling Copy. Robbins, Stephen P., Judge, Timothy A. 2018. Essentials of Organizational Behaviour Fourteenth Edition. New York: Pearson Shockley-Zalabak, Pamela. 2015. Fundamentals of Organizational Communication: Knowledge, Sensitivity, Skills, Values Ninth Edition. USA: Pearson Staniec, I. (2018). Technological entrepreneurship: How does environmental turbulence impact upon collaboration risk? Sustainability (Switzerland), 10(8). https://doi.org/10.3390/su10082762Sari, D. P. (2019). Komunikasi Antarbudaya Dan Solidaritas Di Organisasi Iksass Alumni Dki Jakarta. Maddah: Jurnal Komunikasi Dan Konseling Islam, 1(1), 1-15. Https://Doi.Org/10.35316/Maddah.V1i1.244 Smith, A. (2023) What is Business Communication? Types, Advantages & Importance, Calilio. Available at: https://www.calilio.com/blogs/business-communication-
132 | Komunikasi Bisnis types-importance-advantages (Accessed: 30 January 2024). Suhairi, F.K.P. (2023) ‘BUSINESS COMMUNICATION ETHICS’, International Journal of Economic Research and financial Accounting (IJERFA), 1(4), pp. 202–213. Sihabudin, H. A. (2022). Komunikasi Antarbudaya: Satu Perspektif Multidimensi. Bumi Aksara. Siregar, L. Y. S. (2015). Perspektif psikologi dalam komunikasi lintas budaya. Tasâmuh, 12(2), 115-129. Sumaryanto, E., & Ibrahim, M. (2023). Komunikasi Antar Budaya Dalam Bingkai Teori-Teori Adaptasi. Nusantara Hasana Journal, 3(2), 42-51. https://doi.org/10.59003/nhj.v3i2.895 Silviani, I., & Darus, P. (2021). Strategi Komunikasi Pemasaran Menggunakan Teknik Integrated Marketing Communication (IMC). Scopindo Media Pustaka. Sukoco, S. A. (2019). New Komunikasi Pemasaran Teori dan Aplikasinya. Pustaka Abadi. Suraya, S. (2014). Mempertahankan Integrasi Nasional dengan Komunikasi Antar Budaya. Sociae Polites, 15(1), 37-56. https://doi.org/10.33541/sp.v15i1.439 SETYOWATI, L. (2022) Advertising Copywriting Of Batik Semarang On Instagram @Batiksemarang1. Jurnal Komunikasi dan Media, 03(01), pp. 15–28. Suwarsono, B., et al. 2023. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Delegatif, Beban Kerja, dan Kompensasi terhadap Turnover Intention Karyawan pada PT. Medion Ardhika Bhakti Cabang Kediri. Journal Islamic Business and
Komunikasi Bisnis | 133 Entrepreneurship, 2(1), 6-17. https://doi.org/10.33379/jibe.v2i1.2313 Toulson, P.K. and Smith, M.C. (1991) ‘Semantic Confusion and Attitudes to Work: Its Effect on Our Understanding of the Workplace’, Applied Psychology, 40(1). Available at: https://doi.org/10.1111/j.1464-0597.1991.tb01358.x. Thanos, M.E. and Dizon, C.C.G. (2023) ‘Digital marketing strategy for Acnes skincare products’, Ultimacomm: Jurnal Ilmu Komunikasi, 15(1), pp. 140–153. Available at: https://doi.org/10.31937/ultimacomm.v15i1.3289.TARIGAN , A.A. (2022) Peran Copywriting Media Sosial Dalam Meningkatkan Minat Konsumen Terhadap Produk West Burger. JIMSIPOL, 2, pp. 1–10. Turmudi, E. (2021). Merajut harmoni, membangun bangsa: memahami konflik dalam masyarakat Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Ualit, Q. Y., Gede RIHAYANA, I., Wayan Gede SUPARTHA, I., Ketut SINTAASIH, D., & Bagus Ketut SURYA, I. (2022). Rethinking Open Innovation from Resources Based View and Dynamic Capability Perspective: Determinants and Its Consequences. Quality Access to Success. https://doi.org/10.47750/QAS/24.192.17 Venny, V., & Febriyantoro, M. T. (2020). SUSTainable Entrepreneurial Orientation, Competitive Advantage Terhadap Business Performance Pada Umkm: Model Sem-Pls [Sustainable Entrepreneurial Orientation And Competitive Advantages On Performance Business: Study On Msmes In Batam City]. DeReMa (Development Research of Management): Jurnal Manajemen.
134 | Komunikasi Bisnis https://doi.org/10.19166/derema.v15i2.1952 Wahid, A. (2019). Gagasan Dakwah: Pendekatan Komunikasi Antarbudaya. Prenada Media. Waluya, B. (2007). Sosiologi: Menyelami fenomena sosial di masyarakat. PT Grafindo Media Pratama. Wilujeng, C. S., & Handaka, T. (2017). Komunikasi Kesehatan: Sebuah Pengantar. Universitas Brawijaya Press. Winata, M. R., Putri, M. C., & Aditya, Z. F. (2018). Legal Historis Kewenangan Pengujian Dan Pembatalan Peraturan Daerah Serta Implikasinya Terhadap Kemudahan Berusaha. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 7(3), 335–352. Wono, H., Mbaroputera, R. S. B. A., Herdono, I., & Safitri, B. A. (2021). Komunikasi Antarbudaya pada Mahasiswa Perguruan Tinggi X (Studi pada Mahasiswa Angkatan 2017). Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi, 3(2), 76-87. https://doi.org/10.37715/calathu.v3i2.2195 Wibowo, H., Susanto, H. 2018. Peran Delegasi Antar Generasi Perusahaan dalam Guild Family Business di Universitas Ciputra. Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis, 3(4), 444- 451. https://doi.org/10.37715/jp.v3i4.766 Yang, M., & Gabrielsson, P. (2017). Entrepreneurial marketing of international high-tech business-to-business new ventures: A decision-making process perspective. Industrial Marketing Management. https://doi.org/10.1016/j.indmarman.2017.01.007
Komunikasi Bisnis | 135 Wood, Julia T. 2013. Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian Edisi 6 (terjemahan). Jakarta: Salemba Humanika Zuraida. 2023. Persepsi terhadap Organisasi ditinjau dari Minat Berorganisasi Mahasiswa Jurusan Keperawatan Universitas Ratu Samban. Jurnal Ilmiah Psyche, 17(1), 1- 16. https://doi.org/10.33557/jpsyche.v17i1.2513
136 | Komunikasi Bisnis Mochammad Mirza. Pria kelarian 30 tahun yang lalu. Merupakan dosen aktif. Saat ini sedang menempuh pendidikan lanjutan. Mohamad Trio Febriyantoro S.E., M.M. Ph.D Penulis merupakan seorang dosen di Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Jaya, Tangerang. Beliau menyelesaikan pendidikan doktoral di Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM). Minat penelitiannya antara lain manajemen pemasaran, kewirausahaan, inovasi, dan keberlanjutan bisnis. Beliau telah menulis beberapa artikel ilmiah dan buku tentang topik-topik tersebut. Selain itu, beliau juga aktif memberikan seminar dan pelatihan di bidang-bidang terkait. Sejumlah penelitian dan program inovatif dosen muda yang fokus terhadap isu keberlanjutan ini telah meraih pendanaan penelitian dari pemerintah. Saat ini, beliau juga dipercaya menjabat sebagai direktur Jaya Center for Advance Learning (JCAL) di Universitas Pembangunan Jaya, sebuah lembaga pengembangan dan pelatihan yang dikelola perguruan tinggi, yang menjadi ujung
Komunikasi Bisnis | 137 tombak upaya link and match dunia pendidikan tinggi dengan dunia industri. Choirul Umam, S.I.Kom., MM, lahir di Cirebon tanggal 3 Desember 1990. Lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi dan memperoleh gelar M.M dari Program Magister Manajemen Komunikasi dan Media Universitas Gunadarma tahun 2016. Sejak Oktober 2017 Menjadi dosen tetap Fakultas Ilmu Komunikasi di Universitas Gunadarma. Sebagai Akademisi Aktif dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mengampu mata kuliah: Human Relations, Social Network Analysis, Cyber Public Relations, Dasardasar Jurnalistik. Pengalaman sebagai Asesor Kompetensi BNSP dan Crew UGTV serta aktif di beberapa keanggotaan organisasi dan profesi lainnya yakni Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Prov. DKI Jakarta dan Asosiasi Dosen Muda Indonesia (ADMI). Menikah dengan Ratna Susiyanti, Memiliki dua anak yaitu Najwa Shafa Khairani dan Nayyara Shafeea Khairani, email: [email protected] Irma Paramita Sofia. Lahir di Malang, 13 Juni 1982, Irma lulus dari Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya pada tahun 2004 dan melanjutkan studi S2 Akuntansi di Universitas Indonesia, sedangkan gelar Doktor Ilmu Ekonominya diperolehnya dari Universitas Trisakti pada tahun 2021.
138 | Komunikasi Bisnis Pada tahun 2005, beliau bergabung pada Kantor Akuntan Publik Ernst & Young Indonesia sebagai konsultan dan terlibat dalam beberapa penugasan terkait Internal Audit, Risk Control Matrix, Business Process Improvement, Test of Control, Risk Management, End User Computing, dan penugasan terkait Sarbanes-Oxley Act, dalam beberapa penugasan . Pada tahun 2009, Irma bergabung dengan PT.Telkom Metra, anak perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. sebagai Auditor Internal. Pengalaman sebagai dosen dimulai pada tahun 2011, beliau mengajar dan menjadi dosen koordinator mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Keuangan di Universitas Multimedia Nusantara Serpong. Juni 2012 sampai dengan sekarang bergabung dengan Universitas Pembangunan Jaya dengan peminatan penelitian Akuntansi Manajemen, Akuntansi Sistem Informasi dan Audit, dan saat ini bertugas sebagai Kepala Program Studi Akuntansi periode 2021-2025. Hayatul Khairul Rahmat, S.Sos., M.Han., lahir di Nagari Muara Panas, sebuah desa kecil di Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 23 April 1997. Menyelesaikan Sarjana Sosial (S.Sos.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2018. Setahun berselang, penulis melanjutkan studi strata dua pada Program Studi Magister Manajemen Bencana, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan Republik Indonesia dan lulus tahun 2021.
Komunikasi Bisnis | 139 Setelah mendapatkan gelar magister di Universitas Pertahanan Republik Indonesia, penulis pernah menjadi Dosen Tidak Tetap di Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dari Februari 2021 hingga Juni 2022, selanjutnya penulis menjadi Staf Administrasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Militer Universitas Pertahanan Republik Indonesia semenjak Juli 2022 hingga Desember 2023. Mulai Juni 2023, penulis menjadi Dosen Tetap di Program Studi Manajemen Bencana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Budi Luhur. Untuk mengenal lebih jauh, dapat menghubungi melalui surat elektronik pada [email protected] atau [email protected] atau juga bisa melalui Instagram di @hkrahmat_. Nathaniel Antonio Parulian, S.Psi., M.I.Kom merupakan salah satu anggota tim dosen tetap pada Program Studi Strategic Communication Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Multimedia Nusantara. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) pada Program Studi Psikologi dengan minor Psikologi Industri dan Organisasi di Universitas Persada Indonesia Y.A.I, Jakarta dan melanjutkan pendidikan magister (S2) pada Program Studi Magister Ilmu Komunikasi di Universitas Pelita Harapan, Jakarta dengan minor Studi Media. Ia memiliki kepakaran dalam bidang Ilmu Komunikasi Antar Pribadi, Komunikasi Persuasi dan Komunikasi Organisasi.
140 | Komunikasi Bisnis Kepakarannya terbentuk dan melekat di dalam dirinya atas peran sertanya ketika bergabung ke dalam wadah organisasi gerejawi pada tahun 2007 hingga saat ini. Ia juga berhasil menerapkan kepakarannya saat menjabat Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Pembangunan Jaya di tahun 2019-2022 yang lalu, dimana banyak konsep-konsep teoritis dalam bidang Ilmu Komunikasi yang ia kuasai, ia terapkan untuk memperkokoh keterampilannya dalam memimpin serta mengelola kelompok di dalam organisasi. Penulis dapat dihubungi melalui surat elektronik: [email protected] Farah Putri Wenang Lusianingrum, M.Sc. Penulis lahir di Kulon Progo tanggal 28 Januari 1992. Penulis adalah dosen tetap pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Berhasil menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta dan melanjutkan studi S2 pada Program Studi Ilmu Manajemen di Universitas Gadjah Mada. Penulis aktif dalam publikasi ilmiah dan penulisan buku yang berfokus pada bidang manajemen bisnis secara umum dan pemasaran secara khusus