The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Keberhasilan pada sebuah proses pembelajaran hakikatnya ditentukan oleh persiapan yang matang oleh seorang guru serta kerjasama yang baik antar peserta didik. Tujuan pembelajaran sejatinya mewujudkan pengelolaan spiritual, kematangan emosional, intelektual, keterampilan, serta pendidikan karakter pada individu peserta didik. Semua ini membutuhkan kecakapan yang bagus secara maksimal dan utuh.

Pada lingkup pembelajaran, banyak sekali komponen yang harus dipersiapkan mulai dari pra- pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan pasca pembelajaran. Penggunaan aplikatif strategi. model, metode, sampai dengan bantuan media saat pembelajaran berlangsung menjadi ciri indikator kematangan dalam proses belajar mengajar. Cakupan tersebut akan membantu guru dalam merancang pembelajaran abad-21 yang mecakup 6C yakni Character, Citizenship, Critical Thinking, Creativity, Communication, and Collaboration.

Komponen tersebut selaras dengan pendidikan pancasila yang memuat komponen Karakter dan Kewaraganegaraan. Pendidikan Pancasila di Sekolah Dasar menjadi mata pelajaran wajib yang penting untuk diajarkan secara komperehensif melalui pembelajaran aplikatif yang sesuai jenjang setiap fase pada kurikulum merdeka. Muatan tersebut harus mencakup persiapan pembelajaran sampai dengan assesment yang digunakan oleh guru.

Buku Pembelajaran Pendidikan Pancasila Sekolah Dasar ini menyuguhkan uraian serta ulasan secara komperehensif yang disajikan kepada pembaca untuk dijadikan rujukan dalam menyusun pembelajaran yang aktif maupun digunakan para akademisi sebagai sitasi pembuatan karya ilmiah. Dengan demikian, pendidikan pancasila bukan hanya sekedar dipelajari secara teori saja namun juga pengaplikasian di lapangan yang mencerminkan nilai-nilai kewarganegaraan yang positif.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-06-23 02:22:35

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DI SEKOLAH DASAR

Keberhasilan pada sebuah proses pembelajaran hakikatnya ditentukan oleh persiapan yang matang oleh seorang guru serta kerjasama yang baik antar peserta didik. Tujuan pembelajaran sejatinya mewujudkan pengelolaan spiritual, kematangan emosional, intelektual, keterampilan, serta pendidikan karakter pada individu peserta didik. Semua ini membutuhkan kecakapan yang bagus secara maksimal dan utuh.

Pada lingkup pembelajaran, banyak sekali komponen yang harus dipersiapkan mulai dari pra- pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan pasca pembelajaran. Penggunaan aplikatif strategi. model, metode, sampai dengan bantuan media saat pembelajaran berlangsung menjadi ciri indikator kematangan dalam proses belajar mengajar. Cakupan tersebut akan membantu guru dalam merancang pembelajaran abad-21 yang mecakup 6C yakni Character, Citizenship, Critical Thinking, Creativity, Communication, and Collaboration.

Komponen tersebut selaras dengan pendidikan pancasila yang memuat komponen Karakter dan Kewaraganegaraan. Pendidikan Pancasila di Sekolah Dasar menjadi mata pelajaran wajib yang penting untuk diajarkan secara komperehensif melalui pembelajaran aplikatif yang sesuai jenjang setiap fase pada kurikulum merdeka. Muatan tersebut harus mencakup persiapan pembelajaran sampai dengan assesment yang digunakan oleh guru.

Buku Pembelajaran Pendidikan Pancasila Sekolah Dasar ini menyuguhkan uraian serta ulasan secara komperehensif yang disajikan kepada pembaca untuk dijadikan rujukan dalam menyusun pembelajaran yang aktif maupun digunakan para akademisi sebagai sitasi pembuatan karya ilmiah. Dengan demikian, pendidikan pancasila bukan hanya sekedar dipelajari secara teori saja namun juga pengaplikasian di lapangan yang mencerminkan nilai-nilai kewarganegaraan yang positif.

Pembelajaran Pendidikan Pancasila di Sekolah Dasar Copyright© PT Penerbit Penamuda Media, 2024 Penulis: Ain Maigina, S.Pd. Yogi Aldias Zakariyah, S.Pd. Unik Ambar Wati, S.Pd., M.Pd., Ph.D. ISBN: 978-623-8586-83-7 Desain Sampul: Tim PT Penerbit Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penerbit Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Juni 2024 viii + 138, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit


v Kata Pengantar uji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala karunianya sehingga penulis dapat mempersembahkan buku ini sebagai inspirasi bagi pembaca. Buku ini di tulis untuk membantu pembaca mengetahui pembelajaran pendidikan pancasila di sekolah dasar sesuai dengan kurikulum merdeka. Melalui buku Pembelajaran Pendidikan Pancasila Sekolah Dasar, penulis ingin memberikan sumbangsih pemikiran guna menambah khazanah pengetahuan mengenai Pendidikan Pancasila bagi guru, akademisi, maupun praktisi di lapangan. Tujuan utama penulisan buku ini ialah diperuntukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran Pendidikan Pancasila di Sekolah Dasar. Penulis menguraikan isi buku ini melalui cakupan beberapa bab yang bisa dipelajari. Dengan demikian, pembaca bisa lebih mudah mendapatkan inti sari dari pengetahuan yang didapatkan. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan masukan-masukan terbaik dan sumbangan pemikiran sehingga buku ini bisa terselesaikan. Harapannya, buku ini P


vi bisa selalu dijadikan pegangan maupun rujukan dalam menulis berbagai tulisan. Selamat membaca! Penulis


vii Daftar Isi KATA PENGANTAR ............................................................... v DAFTAR ISI ........................................................................ vii BAB I. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .................................... 1 A. Pengertian belajar dan pembelajaran................................5 B. Faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran..... 19 C. Esensi tujuan belajar dan pembelajaran .......................... 33 D. Pengaruh Kurikulum Merdeka terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar .............................. 36 E. Pentingnya pembentukan karakter pada sekolah tingkat dasar ............................................................................ 41 BAB II. STRATEGI, MODEL, METODE, dan MEDIA PEMBELAJARAN ..................................................... 49 A. Strategi pembelajaran.................................................... 50 B. Model pembelajaran...................................................... 50 C. Metode pembelajaran.................................................... 51 D. Media Pembelajaran...................................................... 68


viii BAB III. KURIKULUM PENDIDIKAN PANCASILA DI SEKOLAH DASAR ................................................................... 74 A. Tujuan Pendidikan Pancasila dengan Good Citizen...........75 B. Pendidikan Pancasila di Kurikulum Merdeka ...................86 BAB IV. PEMBELAJARAN PANCASILA DI SEKOLAH DASAR .... 103 A. Pendidikan Pancasila dengan Problem Based Learning... 104 B. Pendidikan Pancasila dengan Project Based Learning..... 115 C. Pendidikan Pancasila dengan Pembelajaran Berdiferensiasi ............................................................ 122 D. Kegiatan Inspiratif dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila..................................................................... 129 DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 133 TENTANG PENULIS ............................................................ 136


1 BAB I BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


2 agi seorang guru, mengajar merupakan kecintaan dan kewajiban yang harus dilakukan sepenuh hati untuk memajukan pendidikan. Adakala kecintaan tersebut di wujudkan melalui cara mendidik murid untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan yang mereka miliki, serta memberikan bimbingan secara moral dan psikologis sebagai upaya konkret menjalankan tupoksi pendidik yang profesional. Saat ini, peranan guru menjadi pendogkrak utama dalam visi misi mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat UndangUndang pada pembukaan UUD 1945 alenia ke-4. Pedoman yang mutlak ini menjadi pondasi fundamental dalam kegiatan aktif belajar mengajar melalui pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan. Seringkali para orangtua melakukan survei tempat sekolah sebelum memasukan putera-puteri mereka untuk bersekolah di institusi yang mereka pilih. Tidak sedikit para orang tua juga mempertimbangkan kualitas sekolah yang di tuju berdasarkan track record siswanya baik secara akademik maupun non akademik. Upaya ini dilakukan sebagai screaning awal dalam memilih dan memilah tempat pendidikan yang sesuai dengan harapan kualitas anak mereka bisa berprestasi. Dari sisi lain, terkadang ekspetasi tersebut tidak sesuai dengan apa yang sudah dipikirkan secara mendalam sehingga tidak sedikit dari masyarakat sebagai pihak orangtua yang merasa tidak puas. Namun ini fenomena yang tidak bisa ditutupi dan sudah menjadi tugas tanggung jawab bersama dalam menuntun anakanak secara beriringan antara pihak orangtua dan juga sekolah. B


3 Kolaborasi dalam proses pembelajaran menjadi salah satu kunci yang bisa terapkan dalam mendukung visi misi bersama. Saling suport dan mendukung antara pihak sekolah, guru, orangtua, bahkan juga siswa sebagai objek utama pada hal ini. Pada hakikatnya, membentuk siswa yang berkualitas ialah dengan cara mengarahkan serta memfasilitasi perkembangan kemampuan yang mereka miliki dengan benar dan terarah. Pernakah kita merasa, ketika bersekolah Dasar dahulu mungkin dari kita ada yang pernah mengerjakan PR dengan mencontek, atau sering melakukan kesalahan, bahkan sering susah untuk paham materi yang diajarkan guru? Hal demikian selayaknya merupakan cara masing-masing individu untuk merespon terhadap suatu keadaan sesuai dengan kondisi dan karakter mereka. Itu bukan merupakan sebuah aib ataupu kesalahan tetapi sebuah pengalaman pembelajaran yang bisa dijadikan bahan refeleksi evaluasi saat ini. Anak-anak dalam konteks ini siswa, memerlukan wadah dan tuntunan pengajaran yang tepat sesuai kondisi masing-masing. Siswa perlu diarahkan secara bijak dan sabar untuk membentuk karakter mereka pribadi. Penanaman tanggungjawab sederhana dan memberikan contoh konkret dilakukan untuk mendisiplinkan sikap yang bijak pada diri mereka. Kemudian guru harus memberikan wadah fasilitas pada setiap masing-masing siswa untuk terlibat aktif dalam setiap pembelajaran. Adapun konsep Meaningful Youth Participation (MYP) yang dimana keterlibatan siswa dalam mengambil tindakan dan mengarahkan pada keterlibatan bermakna individu pada setiap pengambilan tindakan. Ini menjadi


4 sebuah PR besar guru sebagai fasilitator di sekolah untuk menerapkan keberlanjutan hal tersebut secara masif. Mewujudkan pembelajaran yang masif serta komperehensif menjadi tujuan mutlak dalam keterlaksanaan pendidikan yang maksimal. Peranan guru memberikan sumbangsih besar terhadap keberlangsungan pembelajaran di dalam kelas. Pada saat guru menjelaskan di depan, para siswa menyimak materi dan memperhatikan apapun yang disampaikan guru. Ini masih menggunakan metode ceramah. Sejak lama metode ceremah yang digunakan oleh guru dalam keberlangsungan pembelajaran didalam kelas telah menjadi hal pokok yang tidak bisa di hilangkan. Pasalnya, ini membantu para siswa dalam memahami untuk menuntun mereka paham terhadap materi yang disampaikan. Sudah jelas bahwasannya pembelajaran yang efektif ialah keterlangsungan sikap dan proses belajar di ruang kelas yang melibatkan partisipasi aktif siswa serta guru sehingga pesan yang disampaikan bisa di serap secara maksimal dan baik. Pada saat ini, kurikulum merdeka menjadi tumpuan pijakan bagi sekolah dan dunia pendidikan sebagai pedoman dalam mengembangkan pembelajaran yang sesuai di setiap jenjang. Wajar bila ini menjadi hal mendasar untuk diterapkan. Kemampuan pengelolaan kelas dengan baik memberikan kesempatan hasil belajar yang maksimal. Siswa memerlukan perhatian secara penuh secara menyeluruh untuk bisa mengimbangi proses belajar yang dilakukan. Saat ini, penguatan kompetensi guru sudah banyak ditingkatkan guna memenuhi standart luaran yang dibutuhkan. Harapannya


5 dengan hal demikian, saat penerapan pembelajaran di kelas bisa optimal sesuai tujuan yang dilaksanakan. Pada kurikulum merdeka saat ini, siswa menjadi subjek utama yang dominan untuk keberlangsungan proses (KBM) Kegiatan Belajar Mengajar. Adanya pembelajaran berdiferensiasi merupakan kebebasan yang diberikan kepada siswa untuk memaksimalkan potensi dan kebutuhan individu dalam pemenuhan pembelajaran. Dalam hal lain, ini merupakan peningkatan kebebasan berdasarkan kebutuhan yang bisa diperbaharui untuk pemaksimalan pembelajaran pada siswa. Penerapan ini sebagai kiblat baru dalam reformasi pendidikan guna mendukung pembelajaran yang bermakna. Kebutuhan belajar masing-masing tiap individu mempunyai takaran atau porsi masing-masing. Pengalaman belajar yang didapatkan juga berbeda-beda sehingga tidak bisa di sama ratakan. Siswa yang mendapatkan fasilitas lebih di rumah berupa Les maupun penguatan skill tentu berbeda dengan siswa yang kurang berkesempatan seperti demikian. Pada saat di kelas, disekolah, tentu guru harus memberikan penyelarasan sesuai assesment dan karakter siswa yang ada. Tentu ini tidak mudah, namun menjadi tantangan besar bagi seorang guru dalam mewujudkan pembelajaran yang baik serta berkualitas. A. Pengertian belajar dan pembelajaran Setiap orang pasti pernah mengalami proses belajar di dalam hidup mereka. Ada kalanya proses belajar yang dilakukan setiap orang pasti berbeda-beda. Hakikatnya,


6 setiap individu memiliki gaya belajar masing-masing yang membuat diri mereka merasa nyaman saat melakukan hal tersebut. Belajar merupakan proses kegiatan menggali, menemukan, dan merefleksikan informasi yang diketahui serta diterima oleh setiap individu sehingga membentuk perubahan kognitif, afektif, maupun psikomotorik mereka. Menurut pendapat lain dari (Slameto, 2015) belajar adalah sebuah proses yang sedang dilakukan individu guna mendapatkan sebuah perubahan berkaitan dengan tingkah laku yang dimereka dapatkan secara keseluruhan berdasarkan pengalaman mereka sendiri dalam proses interekasi yang didapatkan dengan lingkungannya. Berkaitan demikian, belajar merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan proses memahami sebuah pengetahuan sehingga memberikan informasi baru yang dapat diterima. Saat ini perkembangan zaman memberikan banyak pengaruh pesat terhadap pembelajaran yang didesain dengan berbagai macam bentuk yang modern. Hampir dari semua individu ataupun siswa merasa leluasa mempunyai kebebasan dalam mendapatkan akses materi bahan belajar secara mudah berkat bantuan teknologi dan mesin pencarian google yang dijadikan situs rujukan utama mencari bahan materi. Secara umum, ini membuat siswa memiliki daya belajar yang kuat dengan adanya kemudahan akses tersebut. Dari hal tersebut dorongan suport dari guru dan orang tua diperlukan untuk mendukung kualitas belajar anak secara masif.


7 Menindaklanjuti hal demikian arahan serta dorongan secara ekslusif menjadi kunci utama dalam memaksimalkan hasil belajar yang signifikan. Pembelajaran dapat diartikan sebuah proses yang dilakukan mulai dari tahap perencanaan, proses pelaksanaan pembelajaran, hingga evaluasi yang dilakukan guru dan siswa di dalam kelas. Hal demikian merupakan runtutan proses yang dilakukan guna memberikan pendidikan sesuai tujuan pembelajaran dalam ketercapaian kompetensi pada siswa. 1. Belajar Efektif Proses belajar yang dibutuhkan setiap individu tergantung pada kondisi masing-masing. Namun salah satu keberhasilan dalam sebuah proses belajar ialah memaksimalkan untuk belajar secara efektif. Belajar efektif adalah sikap yang ditunjukan dengan cara mengatur kegiatan belajar sesuai porsi dan kebutuhan setiap individu maupun kelompok. Belajar efektif juga bisa dimaknai sebagai cara serta konsep yang dibentuk dengan permulaan yakni menentukan kebutuhan belajar yang kemudian dilakukan dengan metode dan strategi belajar yang sesuai. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, belajar harus dilakukan dengan persiapan yang matang. Guru maupun tutor sebagai fasilitator perlu mempertimbangkan kesiapan pembelajaran dengan baik agar para siswa bisa menguasai materi dengan maksimal.


8 Pada saat di ruang kelas guru sudah menyiapkan segala perangkat pembelajaran yang dibutuhkan. Para siswa kemudian dipersilakan untuk belajar sesuai yang diajarkan guru. Tentunya porsi perlengkapan dalam pembelajaran sudah siap untuk dipakai. Belajar efektif akan terjadi bila siswa tidak merasa terbebani dan dikejar oleh waktu dalam belajar. Tidak sedikit dari siswa banyak mengeluhkan kondisi yang menurut mereka kurang nyaman dalam situasi pembelajaran. Beberapa dari mereka mungkin kurang segan atau enggan untuk optimial dalam belajar. Ada yang tidak menghiraukan penjelasan dari guru didepan, ada pula yang tidak fokus, serta hal-hal situasional lainnya. Cara yang paling efektif dalam membentuk situasi belajar yang optimal ialah dengan mengajak siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru harus mengetahui sejauh mana porsi setiap individu siswa ketika sedang belajar. Tentu antara siswa yang satu dengan yang lainnya tidak bisa di sama ratakan. Ada siswa yang membutuhkan spend waktu belajar yang lama, ada pula yang singkat. Komunikasi dan pembentukan lingkungan belajar yang suportif dari semua pihak menjadi salah satu indikator dalam kefektifan belajar yang baik. siswa akan meresa tidak stres dan juga terbebani dengan tuntutan yang menurut mereka belum sanggup untuk dilakukan. Pada anak-anak usia dasar, ini menjadi salah satu pertimbangan yang harus dilakukan oleh


9 guru pada awal mula tindakan pra pembelajaran sehingga siswa merasa tidak tegang dan merasa diperhatikan dengan baik. Upaya tersebut membutuhkan tahapan yang berkelanjutan untuk di terapkan sehingga pembelajaran yang efektif bisa berjalan dengan penuh maksimal. 2. Belajar kolaboratif Menemukan kesesuaian dalam belajar yang seimbang ialah penting. Salah satu halnya bisa dilakukan dengan belajar kolaboratif. Belajar kolaboratif adalah kegiatan belajar yang dilakukan secara bekerjasama untuk meningkatkan kinerja dan kemampuan sesuai tujuan yang akan dicapai. Belajar kolaboratif juga bisa di sebut belajar majemuk. Hal ini dilakukan guna memberikan siswa ruang ekspresi dan gaya belajar yang tidak monoton sehingga bisa memaksimalkan secara baik. Prosedur yang dilakukan untuk tahapan belajar kolaboratif ialah tidak memiliki syarat khusus, namun yang paling utama ialah kebersamaan dalam kinerja. Dengan cara ini siswa akan leluasa untuk berkomunikasi serta bertukar pikiran antara satu dengan yang lainnya. Secara umum, belajar secara kolaboratif ini memberikan banyak keuntungan bagi siswa dalam belajar. Guru akan mengawasi kinerja dan output dari cara belajar ini. Beberapa keuntungan belajar kolaboratif antara lain a. Siswa lebih segan untuk berkomunikasi


10 b. Siswa menemukan kolega patner dalam belajar c. Menjadikan belajar lebih menyenangkan karena dilakukan secara bersama d. Mengajarkan siswa untuk terbiasa dalam team work e. Memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran secara majemuk f. Memberikan ruang kebebasan berekspresi Menciptakan kebiasaan belajar yang bagus secara komperehensif memang membutuhkan cara yang tidak mudah. Pola belajar yang dibuat oleh guru harus sesuai dengan analisis kebutuhan belajar yang didapatkan di lapangan. Belajar secara kolaborasi bisa membentuk karakter siswa dalam etos kerja yang tinggi, rasa tanggung jawab, serta empati kepedulian terhadap sesama. Selaras dengan hal tersebut, banyak sekali mata pelajaran yang bisa diaplikasian dalam metode belajar kolaboratif ini. Belajar yang ditekankan kepada siswa pada kinerja secara tim membuat mereka lebih peka terhadap kesalahan yang ditemukan. Perbedaan analisis dan pendapat juga bisa membetuk sikap kritis terhadap hal yang dikaji. Kolaborasi juga memberikan pengajaran pembiasaan untuk kerjasama yang bisa di implementasikan dalam pekerjaan kehidupan seharihari serta bisa juga pada dunia kerja kelak. Dengan adanya hal tersebut siswa mulai terbiasa dengan


11 kolaborasi sehingga bisa mewujudkan tujuan pembelajaran secara masif. 3. Belajar Aktif Awal mula terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan ialah dengan melihat antusias keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Untuk memberikan pembelajaran yang baik tentu harus di dukung dengan terciptanya suasana belajar yang aktif. Belajar aktif adalah belajar yang melibatkan keaktifan serta keantusiasan siswa dalam kegiatan belajar yang didukung dengan kecenderungan respon positif siswa saat pembelajaran. Belajar aktif juga merupakan kondisi suasana belajar yang proaktif dengan ditandai atensi siswa secara verbal komunikatif serta perhatian penuh. Belajar aktif melibatkan kemampuan berpikir siswa yang bisa mengimbangi kondisi belajar di dalam kelas dengan antusias yang tinggi. Pada pembelajaran didalam kelas, guru sering memberikan umpan untuk siswa bisa mengeksplorasi hal tersebut. selain itu guru juga memberikan project yang harus dikerjakan para siswa untuk diselesaikan sesuai intruksi. Pengelihatan guru didalam kelas tidak hanya sebtas memandang bahwa belajar aktif hanya bertumpuan pada respon vokal siswa saja. Namun ada juga hal-hal point penting lain yang juga dibutuhkan agar bisa disebut belajar aktif salah satunya pehamanan siswa pada


12 materi, antusias siswa, keberhasilan pengelolaan kelas, komunikasi, dan lainnya. Perbedaan individu yang beragam didalam kelas tentu tidak bisa dipaksakan dengan keras. Guru harus memperhatikan kondisi dan situasi yang sedang ada pada siswa tersebut. Perlu adanya pembiasaan secara perlahan yang bisa dituntun pada individu tersebut agar bisa mengimbangi pola belajar aktif didalam kelas. Salah satunya ialah pada anak yang introvert. Tantangan ini tentu tidak mudah sebab pengalaman yang didapatkan bisa jadi berbeda antara satu dengan yang lain. Belajar aktif memberikan banyak keuntungan bagi siswa dalam belajar. Selain memberikan daya semangat antusias dalam belajar, keaktifan belajar juga mendesain siswa untuk terbiasa unggul dan memiliki ambisi yang baik disetiap pembelajaran. Pemenuhan pendidikan karakter juga bisa dimunculkan dari belajar aktif. Siswa terbiasa untuk vokal dalam berbagai hal sehingga akan membentuk karakter mereka yang kritis. Tentu ini benar harus diimbangi dengan pendidikan karakter yang benar. Aktif ini juga berarti mau untuk berperan dalam belajar. Baik dalam mengerjakan tugas serta sesi diskusi. Bila diajarkan sejak dini, biasanya siswa terbiasa untuk terlibat aktif dalam hal apapun yang bisa membawa dampak positif dalam kehidupam sehari-hari mereka.


13 4. Belajar kreatif Desain dalam pembelajaran perlu di rencanakan dengan matang oleh setiap guru. Hal tersebut bisa dilakukan dengan belajar kreatif. Secara pengertian, belajar kreatif adalah proses pembelajaran yang menekankan pada aspek kreativitas serta kecakapan seorang peserta didik dalam sebuah pembelajaran. Guru mendorong siswa untuk lebih bisa berkarya ataupun mengkonsep hal-hal baru sesuai keinginan mereka. Belajar kreatif biasanya identik dengan cakupan karya. Hal ini memberikan penguatan bahwa kreativitas berbanding lurus dengan karya yang dihasilkan. Bukan hanya itu, tahapan pengelolaan pada proses tersebut juga menentukan hasil kreativitas yang ada nantinya bisa meningkatkan skill siswa. Pada saat pembelajaran didalam kelas, siswa banyak sekali mendapatkan insight baru dari materi yang dipaparkan guru. Saat ini sudah menjadi kewajiban dalam pembelajaran bahwa siswa harus menjadi subjek utama dalam kelas (student center). Pernyataan tersebut selaras bahwa siswa harus diajarkan untuk belajar kreatif. Tentu belajar kreatif memiliki beberapa indikator yang harus diperhatikan oleh setiap guru dalam pembelajaran di kelas. Menelisik hal tersebut, guru perlu mendampingi dan memafasilitasi setiap siswa untuk bisa ber-


14 kembang dengan maksimal. Bila dikaji ulang, tingkat kreatifitas setiap siswa tidak bisa disamaratakan. Itu artinya guru perlu membuat desain sesuai kebutuhan. Sebagai contoh ketika kegiatan belajar menggambar. Setiap individu siswa mempersiapkan alat dan kebutuhan untuk menggambar. Guru memberikan kebebasan pada siswa untuk berkarya. Kemudian siswa mulai menggambar sesuai dengan tingkat kemahiran dan kreativitas masing-masing. Pada tahapan menggambar, setiap individu siswa bebas untuk mengkreasikan bentuk coretan atau lukisan gambar yang dibuat di kertas mereka. Bila dilihat dari sisi kreativitas, tidak ada masalah sebab kemampuan setiap individu memang berbeda. Namun ada hal yang menarik. Bahwa kreativitas ini ada yang berupa bakat alamiah dari seseorang individu tersebut, adapula yang tumbuh oleh kebiasaan dan minat yang dilakukan, serta ada pula yang tanpa sengaja menemukan titik letak kemampuan mereka secara intuitif. Melalui belajar kreatif, guru dengan sangat penting perlu membiasakan pola belajar kratif pada setiap siswa. Pembiasaan tersebut diharapkan untuk terus konsisten di terapkan kepada masing-masing siswa. Pada hal demikian, siswa akan menjadi lebih unggul dan memiliki kreativitas lebih bukan hanya dalam hal seni, namun juga hal-hal yang bisa membuat diri mereka unggul.


15 5. Belajar Menyenangkan Belajar menyenangkan menjadi tujuan dari setiap kegiatan belajar. Ini bisa dijadikan tujuan yang baik untuk memberikan keluwesan bagi siswa. Belajar menyenangkan tentu memilki banyak sekali fungsi terutama agar psikis siswa tidak merasa terbebani dengan tuntutan yang berat. Membentuk pola belajar menyenangkan seperti memberikan hadiah pada anak-anak. Mereka akan segan dan senang dengan hal tersebut. Bagaimana tidak? Sebab dengan hal tersebut mereka akan lebih semangat dan beraktifitas dan menjelajahi kegiatan yang dilakukan. Sekolah memiliki peran penting dalam mendukung hal ini. Pasalnya, penerapan belajar menyenangkan tidak serta didukung kondisi ideal di lapangan. Masih banyak siswa yang merasa tegang terbebani oleh materi dan tugas belajar yang berat. Salah satunya ialah ketika pembelajaran matematika. Biasanya guru sering memberikan materi yang dianggap susah oleh kebanyakan siswa. Namun hal demikian tidak sepenuhnya buruk. Namun hanya saja guru harus bisa memposisikan diri untuk memberikan pengajaran dan metode yang tepat untuk mengaplikasikan hal tersebut. dengan harapan tujuan belajar menyenangkan bisa maksimal. Memiliki fungsi secara komperehensif. Belajar menyenangkan tentu bisa membangkitkan rasa ambisi pada siswa. Dengan belajar secara gembira


16 mereka tidak mendapatakan intimidasi dari guru berupa tuntutan yang kuat sehingga proses yang dijalankan akan lancar. Adapun tujuan belajar menyenangkan yang pada siswa antara lain: a. Memberikan ketenangan dalam belajar b. Memberikan kebebasan siswa dalam mengekspresikan diri c. Memberikan siswa kebebasan belajar d. Membentuk pola belajar yang kondusif e. Membentuk kelas belajar yang komperehensif f. Menfasilitasi siswa untuk banyak berkarya Menciptakan suasana belajar yang baik g. Mendukung pembelajaran yang suportif h. Melatih siswa untuk belajar mandiri maupun berkelompok i. Membiasakan siswa untuk tetap belajar secara gembira j. Meyuguhkan kesempatan kepada siswa untuk terlibat penuh dalam proses belajar k. Tidak memberikan tuntutan yang ketat pada proses pembelajaran yang sedang diterima oleh siswa 6. Belajar Kritis Aspek utama yang harus diperhatikan untuk diterapkan kepada siswa yakni belajar kritis. Secara umum, belajar kritis merupakan berpikir secara rasional secara komperehensif untuk mengkaji suatu


17 hal yang berkaitan dengan pembelajaran ataupun konteks tertentu. Berpikir kritis juga merupakan salah satu indikator siswa bisa dikatakan memiliki kecerdasan yang baik secara intelektual. Setiap belajar siswa harus diberikan umpan untuk memancing sikap kritis yang bisa dimunculkan pada setiap individu. Menelaah segala materi dan informasi yang diberikan guru dengan baik dengan mencerna segala sesuatu merupakan salah satu ciri-ciri berpikir kritis secara sederhana. Pada saat pembelajaran, siswa lebih sering menjadi pendegar atas materi yang disampaikan guru sehingga mereka diberikan kesempatan porsi lebih banyak untuk mensintesis pemaparan yang diberikan guru. Melalui berpikir kritis, siswa akan terbiasa untuk memfilter semua informasi yang didapatkan dengan baik. Pada kelas rendah, berpikir kritis ini dimulai dengan siswa mulai menyimak atas penyampaian guru di kelas. Kemudian mereka mengangkap informasi yang didapatkan dengan cara mengulang materi yang disampaikan guru. Secara berkelanjutan mereka akan mulai terbiasa untuk merefleksikan segala sesuatu menurut diri mereka. Ini merupakan langkah awal belajar kritis. Secara menyeluruh, pembelajaran abad-21 memiliki cakupan komponen yang kuat untuk diajarkan kepada siswa yang meliputi komunikasi, kreativitas, kolaborasi, dan berpikir kritis.


18 Menyelaraskan hal demikian seorang guru perlu mengasah tingkat belajar dan berpikir kritis pada siswa. Tidak sedikit siswa yang masih belum memaksimalkan kemampuan berpikir kritis mereka yang memang bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Namun adapun fungsi dan keuntungan dari belajar dengan dilandasi berpikir kritis diantaranya: a. Membiasakan siswa untuk bisa mengelola segala materi dan informasi yang didapatkan b. Mebiasakan siswa untuk lebih cekatan dan responsif c. Mebiasakan siswa untuk selalu menelaah semua yang didapatkan d. Membentuk siswa untuk mampu menganalisis dan mengevaluasi setiap apapun yang mereka lakukan e. Membentuk karakter pribadi yang mampu menerapkan konsep critical thinking f. Membiasakan pola belajar yang baik dengan cara bepikir secara nalar dan kritis g. Mengutamakan siswa untuk tetap pada sikap yang semestinya h. Menjadikan siswa lebih berargumentatif dan selektif


19 B. Faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran Kegiatan belajar memberikan pengalaman berharga bagi siswa dalam membentuk proses mereka secara masif. Ini didukung oleh beberapa faktor penting yang dipertimbangkan oleh guru kepada siswa. Beberapa kondisi yang memungkinkan untuk di rancang selayaknya perlu di pertimbangkan. Capaian keberhasilan belajar yang berhasil tentu banyak memberikan manfaat bagi siswa. Proses yang melibatkan pengembangan akademik tentu perlu membutuhkan strategi pengajaran khusus dan mempertimbangkan berbagai hal. Lihat saja ketika siswa tidak dibekali dengan persiapan yang matang. Perjalanan dalam belajar mereka pasti akan kurang maksimal. Kondisi yang memungkinkan untuk di atur harus dikonsep sejak awal. Sebagaimana guru mempersiapkan perangkat pembelajaran, mereka juga harus memperhatikan kondisi siswa yang akan diajar. Mengkaji lebih detail pada hal yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran, membawa pendidik untuk selalu memperhatikan hal tersebut. setiap individu siswa memiliki faktor yang berbeda secara umum, baik dari latar belakang keluarga dan pendidikan mereka. Penting sekali bagi seorang guru dalam mendidik siswa agar bisa selaras dengan harapan orangtua. Cara tersebut harus terus di evaluasi oleh guru sebagai pendamping utama dalam pembelajaran di sekolah.


20 Beberapa faktor penting dalam mendukung belajar harus perlu diperhatikan sebelum siswa melaksanakan pembelajaran. Hal-hal yang terjadi pada siswa sejatinya menjadi tanggungjawab sebagai seorang guru terutama pada tingkat pendidikan dasar. Adapun faktor yang mendukung hal tersebut sebagai berikut: 1. Faktor internal a. Kondisi Psikologis Pertimbangan yang paling fundamental dalam persiapan belajar pada proses pembelajaran adalah kondisi psikologis (mental) siswa. Beban psikologis setiap siswa tentu berbeda-beda. Mari menelisik, ada mereka yang tumbuh dari latar belakang keluarga dan lingkungan yang mendukung. Adapula sebagian yang tumbuh dari latar belakang yang kurang beruntung. Semuanya memiliki kondisi yang mungkin bisa berbeda. Kebanyakan siswa pada usia dasar masih belum memiliki beban pikiran yang kompleks seperti orang dewasa. Namun perlu kita ketahui bahwa setiap anak pasti memiliki kondisi ketahanan mental yang berbeda-beda. Perkembangan psikologis usia anakanak sekolah dasar menjadi hal yang mendasar untuk dituntun sebab mereka masih dalam masa transisi dari anak-anak menuju remaja. Beban yang dipikul oleh setiap siswa tentu tidak bisa disamaratakan. Ini terbukti dari beragam latar


21 belakang mereka. Pada aspek kognitif ini menjadi hal yang fundamental. Pada dasarnya mereka sudah mampu bernalar beripikir secara konkret melalui pengamatan disekeliling mereka. Namun tetap saja keadaan psikologis tiap-tiap tidak bisa disamakan. Idealnya, dalam proses belajar siswa tidak merasa jenuh dan terbebani secara berat oleh tugas-tugas yang tidak sewajarnya diberikan. Penguasaan materi dan pemahaman terhadap sesuatu hal perlu di tekanankan. Sebagai guru, mengajarkan untuk merefleksikan diri dan rileks ternyata penting bagi siswa. Guru mendampingi dalam setiap perjalanan siswa ketika disekolah. Artinya guru harus responsif terhadap apapun respon siswa secara tiba-tiba. Menjalin kedekatan dengan siswa merupakan hal yang wajib dilakukan untuk bisa membangun kedekatan emosional secara baik. Biasanya siswa yang memiliki kedekatan terhadap bapak dan ibu guru disekolah akan lebih banyak bercerita dan saling bercengkrama. Bisa dilihat pada keadaan lingkungan sekolah, siswa yang memiliki tekanan psikologis di rumah akan cenderung lebih murung. Apalagi ketika mendapatkan bullying di sekolah. Peran aktif warga sekolah menjadi sangat utama dalam hal ini. Guna mendukung kesehatan dan kestabilan mental seorang siswa maka guru perlu mempertimbangkan beberapa hal yang mesti di lakukan, diantaranya:


22 1.) Guru memberikan pendampingan secara penuh kepada siswa yang sekiranya memiliki permasalahan 2.) Guru memposisikan menjadi patner dalam belajar sehingga siswa tidak cenderung merasa takut 3.) Guru memberikan penguatan ketahanan mental kepada siswa melalui kedekatan emosional 4.) Guru mendampingi siswa dalam menyelesaikan kesulitan siswa 5.) Guru memperhatikan setiap perubahan perilaku yang ada pada siswa sehingga bisa memberikan pendampingan secara penuh 6.) Guru tidak memberikan beban yang terlalu berat sehingga menancam psikologis siswa. b. Fisik Fisik merupakan komponen utama yang perlu dipertimbangkan bagi seorang pengajar guna mencapai lancarnya pembelajaran. Siswa yang sehat dan memiliki kondisi ideal memungkinkan untuk memaksimalkan potensi belajar dalam dirinya. Hal demikian dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal pada anak-anak peserta didik melalui jasmani yang sehat. Kondisi fisik yang sempurna dan tidak memiliki kekurangan ternyata memberikan dampak yang baik pada keseharian mereka. Siswa pada kondisi yang


23 sakit, tidak bisa memaksimalkan belajar dengan kondisi yang fit. Guru yang bisa memperhatikan kondisi ideal siswanya secara penuh akan menjadikan siswa lebih segan untuk berinteraksi. Hakikatnya, siswa yang lahir dengan kesempurnaan fisik secara harfiah lebih banyak mendapatkan kesempatan akses lebih besar daripada yang tidak demikian. Pada kondisi tertentu, siswa yang tidak memiliki kondisi fisik tidak sempurna banyak diberikan kelebihan anugerah lain yang mereka dapatkan. Mendukung belajar secara mandiri dan eksploratif, fisik yang bagus akan menunjang kinerja siswa dalam belajar menjadi baik. Mampu melaksanakan tanggungjawab serta kegiatan yang diperintah menjadi indikator fisik bisa maksimal secara sempurna. c. Motivasi Minat belajar yang tinggi mempengaruhi hasil belajar yang signifikan pada siswa. Adanya motivasi yang kuat membuat diri siswa untuk segan dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi dominan cenderung akan terus bersemangat dalam belajar. Adanya motivasi ini merupakan salah satu cakupan faktor internal yang ada pada dalam diri siswa. Mereka akan gemar untuk melakukan proses dalam setiap pembelajaran. Kendati ada kendala yang


24 mereka hadapi. Tantangan yang ada biasanya akan dibaca menjadi sebuah peluang baik pada diri siswa yang mempunya orientasi belajar sebagai kebutuhan dalam diri mereka. Meskipun ketika di dalam kelas, persoalan yang muncul seringkali membuat diri mereka enggan untuk fokus dalam belajar namun semangat yang tinggi menghantarkan diri mereka untuk menyelesaikan tanggung jawab yang sudah dibebankan. Adanya motivasi yang hadir baik dari dalam diri mereka maupun luar memberikan mangnet yang begitu kuat bagi belajar. Ini menumungkinkan mendorong mereka untuk ambisius dalam melalukan segala hal. Tentu tidak mudah memunculkan motivasi pada setiap individu. Karakteristik yang berbeda serta lingkungan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhinya. Siswa memiliki kemauan belajar yang tinggi, hal tersebut bisa muncul karena guru dan orang tua saling suport mendukung anak. Faktor lingkungan yang baik juga saling berkaitan. Pada pola hierarki yang dikemukakan Maslow bisa dilihat bahwa pada hakikatnya setiap individu memiliki dorongan akan kebutuhan pada diri mereka masing-masing. Hal demikian mutlak dan menjadi kaffah seorang manusia. Kaitannya dengan pembelajaran dan belajar, motivasi yang muncul bisa disebebabkan hal yang


25 beragam. Mulai dari kebutuhan apresiasi, nilai, pengetahuan, pengalaman belajar, dan lain sebagainya. Hal yang memungkinkan untuk bisa di maksimalkan ialah dengan memberikan dorongan motivasi secara verbal dan non verbal kepada siswa dengan penuh. Gambar 1. Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow Melalui motivasi yang muncul di setiap diri individu, ini menjadi tantangan dan peluang dalam memaksimalkan potensi yang ada pada diri mereka masing-masing. Analisis kebutuhan setiap individu memang berbeda-beda tergantung sejauh mana tujuan yang akan di capai. Pada ranah belajar siswa dengan teori hierari dari tokoh psikologi Maslow, memaparkan bahwa sejatinya belajar juga akan menuju pada mendapatkan pengakuan penghargaan dan puncaknya ialah pada aktualisasi diri. Aktualisasi diri Penghargaan Sosial Rasa Aman Fisiologis


26 Setiap siswa yang memiliki motivasi tinggi dominan akan mendapatkan prestasi yang bagus serta penghargaan yang diperoleh. Tentu hal demikian memincu semakin tinggi motivasi untuk belajar sehingga nantinya akan sampai pada tingkatan aktualisasi diri pada massanya. Konsep belajar yang bagus memang diseratai motivasi, namun guru juga harus bisa mengarahkan dengan baik supaya siswa lebih bebas dalam belajar dan mendapatkan hak-hak mereka secara maksimal. d. Minat Daya kuat yang mempengaruhi belajar secara komperehensif ialah minat. Melalui minat belajar yang kuat akan memberikan manfaat bagi individu tersebut. membangkitkan minat seseorang bisa dilakukan melalui kegiatan dan hal yang disukai. Banyaknya minat kegemaran yang di punyai seorang anak menjadikan mereka lebih memiliki daya juang tinggi. Persepsi orang-orang pada siswa yang berprestasi tidak jauh dari seputar perolehan juara dan kemenangan kompetisi pada berbagai event. Bisa dilihat bahwasannya hal tersebut di awali dari kegemaran yang di geluti dengan serius. Minat yang dikembangkan melalui pendampingan yang maksimal mencerminkan representasi siswa yang unggul.


27 Minat yang kuat akan memberikan hasil belajar yang baik bila potensi tersebut di arahkan dengan benar. Hal-hal positif yang bisa dikendalikan oleh setiap individu tentu harus dikolaborasikan dengan bantuan yang terarah. Siswa-siswi yang melaksanakan belajar di sekolah hadir dari berbagai latar belakang pengalaman yang berbeda. e. Gizi dan kesehatan Upaya penting dalam mengjaga kestabilan kesehatan yakni dengan mempertimbangkan asupan gizi serta nutrisi anak-anak. Ini akan mendukung mereka dalam optimal pada saat belajar. Bayangkan saja saat ini, banyak sekali jenis penyakit kronis yang banyak menyangkut mereka usia masih anak-anak. Hal tersebut dikarenakan pola gaya hidup yang tidak seimbang. Anak-anak saat ini gemar mengkonsumsi minuman instan yang berwarna serta jarang meminum air putih yang merupakan asupan cairan utama bagi tubuh. Kondisi tersebut bukan hanya seputar mitos dilapangan, namun benar-benar terjadi disekeliling kita. Pengawasan orang tua dan pemenuhan gizi seimbang serta nutrisi yang cukup harus diperhatikan agar anak-anak bisa hidup sehat dengan layak. Ini menandakan urgensi menjaga kestabilan kesehatan merupakan faktor utama yang mendukung kehidupan sampai dengan keberhasilan dalam pembelajaran.


28 Perlu diperhatikan, bahwa peranan guru dan orangtua harus satu kesatuan berkolaborasi untuk mewujudkan kesehatan siswa. Kejasama dan komunikasi yang baik harus selalu dilakukan. Pada saat bersekolah, sebaiknya anak-anak dibawakan bekal makanan dari rumah agar bisa menjaga kualitas kesehatan yang terjamin. Kemudian nutrisi yang baik perlu diperhatikan sebab mereka masih dalam masa pertumbuhan. Ini akan mewujudkan kesehatan yang kompleks sesungguhnya. Takaran protein, karbohidratm serta nutrisi dalam setiap makanan minuman yang dikonsumsi anak-anak mempunyai peranan penting dalam tumbuh kembang otak mereka. Tidak hanya itu, anakanak juga tidak akan rentan terkena penyakit yang memang ini harus diimbagi dengan aktivitas olahraga yang rutin. 2. Faktor eksternal a. Kondisi lingkungan belajar Siswa lebih segan untuk belajar jika kondisi lingkungan belajar kondusif serta bisa mensuport dirinya untuk berkembang. Ini tidak serta merta bisa diwujudkan secara instan. Para orangtua dan guru perlu memfilter kondisi lapangan manakala hal tersebut sesuai dan cocok bagi siswa/anak untuk belajar. Lingkungan belajar tercipta dari kebiasaankebiasaan yang diperoleh oleh siswa secara berkala


29 sehingga akan membentuk budaya belajar yang sesuai kondisi tersebut. Lingkungan belajar yang baik memberikan sumbangsih besar pada psikologis dan kemauan siswa untuk belajar. Seperti lingkungan pergaluan mereka. Anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang suport dan ambisus dengan tujuan visioner yang tinggi membuat teman mereka akan bersama-sama berambisi dalam belajar dan fokus pada target capaian yang diharapkan. Pada pembelajaran didalam kelas, lingkungan yang tercipta akibat proses belajar mempengaruhi juga pada capaian hasil belajar. Guru menghantrakan pada proses belajar dan siswa merespon dengan baik, jikalau lingkungan tersebut tercipta dengan baik pula. Anak didik yang memiliki keseimbangan antara emosional dan pola belajar yang bagus biasanya akan mudah mengeskplorasi diri mereka untuk tanggap dan kreatif. Adapun bilamana kondisi lingkungan yang tidak kondusif akan mempengaruhi keaktifan serta produktifitas mereka. Anak-anak yang kurang mendapatkan penguatan dan lingkungan yang tidak suport menjadi tidak maksimal. Kita ambil saja contoh anak yang tidak mendapatkan suport belajar yang baik dari lingkungan mereka tinggal dan lingkungan belajar. Pasti mereka akan merasa kurang segan dan tidak maksimal. Ini merupakan indikator yang bisa dilihat


30 secara langsung di lapangan. Guru sebagai fasilitator dan pengamat dalam proses belajar harus mamu berupaya untuk bisa memberikan solusi yang tepat dan bisa berinteraksi secara baik kepada siswa mereka. b. Keluarga Upaya yang tepat dalam meningkatkan kualitas belajar anak adalah peranan orangtua sebagai pihak utama dalam mendukung tumbuh kembang anakanak mereka secara maksimal. Suport yang paling terdepan dalam segala hal ialah keluarga yang baik. Peranan ayah dan ibu sebagai orang tua menjadi penting. Pola asuh yang tepat dan sesuai porsi yang ada kepada anak membantu perkembangan mereka secara maksimal. Bukan hanya dukungan secara finansial, namun juga asuhan, psikologis, pendampingan, penyediaan kebutuhan anak ini membatu mereka dalam mengoptimalkan kemampuan dirinya dalam mengeskplore kapasitas dan kapabilitas diri. Keluarga yang bisa memberikan dorongan suport penuh kepada anak-anak hingga memfasilitasi mereka dalam belajar akan membuat anak merasa nyaman dan diperhatikan penuh. Dengan adanya dukungan orangtua, maka siswa akan memperoleh dukungan penuh. Faktor yang paling dominan dalam perkembangan belajar anak dirumah adalah orang tua. Selayaknya


31 guru ketika di sekolah, orang tua menjadi tumpuan yang memiliki peranan besar dalam setiap kompetensi anak. Sangat penting bagi anak pendampingan orang tua sebagaimana tanggung jawab mereka untuk menghantarkan anak dalam menuju kesuksesan. Sebagai seorang orangtua, kita tiba boleh terlalu mengekang serta menghardik anak-anak dengan halhal yang tidak semestinya. Ini akan membuat mereka tidak nyaman atas sikap perlakuan tersebut. sehingga pola asuh yang benar dan suport yang baik harus diterapkan secara berkelanjutan agar anak-anak (siswa) bisa belajar dengan baik secara penuh. c. Pengajar (kesiapan materi, bahan ajar, metode, kompetensi, dll) Kesiapan yang matang dalam pembelajaran merupakan hal yang fundamental diperhatikan bagi semua guru/pendidik guna mencapai tujuan capaian pembelajaran yang baik. Pra pembelajaran menjadi hal yang penting yang meliputi observasi, pembuatan bahan ajar, modul ajar, serta persiapan perangkat pembelajaran yang lainnya. Kemudian pada saat pelaksanaan pembelajaran guru harus menerapkan strategi, metode, maupun action sesuai rancangan yang telah dibuat. Guru perlu mengetahui kondisi dilapangan serta paham akan situasional yang berubah-ubah serta bisa menyesuaikan keadaan tersebut. Pada tahap pasca pembelajaran, guru


32 melakukan refleksi dan asessemen sesuai SOP yang ada. Guna menunjang kualitas pembelajaran yang baik, maka guru perlu mengupgrade kompetensi yang dimiliki melalui workshop, pelatihan, maupun lokakarya sebagai modal dalam mendesain serta mengoptimalkan pembelajaran yang baik sesuai kurikulum yang ada. Dengan demikian, maka pembelajaran yang baik adalah adanya kesiapan dari semua elemen yang ada mulai dari perangkat pembelajaran, guru, siswa, dan hal-hal yang mendukung pembelajaran. d. Rekan belajar/sejawat Hal yang membuat siswa segan dalam belajar yakni mereka mendapatkan rekan belajar sebaya yang saling suport dan bisa menjadi kawan belajar yang baik. Teman yang saling suport akan memberikan dukungan penuh dan bisa diajak untuk berdiskusi bertukar pikiran. Dalam kata lain mereka sudah menemukan patner belajar yang sesuai. Siswa memiliki berbagai macam karakter yang berbeda dengan individu lainnya. Ada mereka yang berkepribadian mudah bergaul dan ada pula yang enggan untuk membaur. Pada hal lain, anak-anak cenderung lebih suka bermain. Di luar sekolah, anakanak biasanya belajar les bersama. Sebab pengaruh dari temen-temen juga menjadikan produktivitas meningkat.


33 e. Finansial Kondisi finansial setiap individu dan keluarga memang tidak bisa disamakan. Latar belakang yang berbeda mempengaruhi individu anak-anak untuk mendapatkan privilage lebih. Namun ini bukan menjadi batasan segalanya. Kondisi finansial setiap keluarga akan memberikan beberapa pengaruh dalam penunjang fasilitas belajar. Fasilitas yang lengkap bisa menunjang produktifitas bilamana digunakan dengan bijak serta maksimal. Bagi mereka yang kurang mendapatkan suport finansial secara cukup biasanya akan lebih banyak peluang kesempatan untuk memaksimalkan belajar. Mereka tidak perlu terbebani dengan kondisi yang memungkinkan untuk kesulitan dalam perihal keuangan. Namun sebenanrnya ini menjadi tanggungjawab orangtua, namun kondisi yang tidak mendukung biasanya akan mempegaruhi anak mereka. Pihak sekolah dan guru mempunyai peranan sebagai fasilitator dalam hal tersebut. Mereka harus bijak dan tidak memihak kepada individu tertentu. Dengan demikian perlu adanya pengertian bagi mereka yang memiliki kondisi finansial yang berbeda. C. Esensi tujuan belajar dan pembelajaran 1. Menjalankan amanat UUD 1945 Pada hakikatnya, tujuan belajar sudah tertuang dan diatur pada UU sebagaimana amanat dan


34 kewajiban yang harus dilaksanakan dengan penuh amanah dan bijak. Hal tersebut selaras pada cita-cita pendahulu bangsa yang memang harus terlaksana dengan maksimal. Belajar merupakan hak yang wajib bagi setiap warga negara. Semuanya sudah diatur oleh pemerintah yang mana saat ini wajib belajar yang bisa ditempuh minimal 12 tahun. Sehingga dengan program wajib belajar tersebut setiap individu berhak mendapatkan akses yang sama tanpa pandang suku ataupun ras etnis. Melalui pendidikan, SDM seseorang bisa menjadi berkualitas dan memiliki kompetensi keilmuan yang sesuai dengan dirinya pelajari. Undang-Undang telah menyepakati bahwa pendidikan tidak bisa dihilangkan dari negeri ini. Belajar merupakan hal yang utama. Sebab melalui pendidikan, bangsa dan negara bisa tumbuh maju dalam peradaban dunia. 2. Mendapatkan akses pendidikan yang setara Proses belajar adalah hal yang semestinya disyukuri oleh setiap individu yang memiliki juang untuk bisa mendapatkan ilmu. Tidak ada ketimpangan bagi siapapun untuk tidak mendapatkan pendidikan yang setara. Namun hal tersebut jelas perlu diupayakan melalui perjuangan dan proses. Beberapa wilayah di daerah 3T mungkin akan berbeda dari wilayah yang sudah berkembang dan maju jika dilihat dari segi sarana dan prasarana. Namun penunjang tersebut tentu harus di maksimalkan dengan baik.


35 Adanya banyak bantuan pemerintah dan beasiswa saat ini membuka peluang besar bagi banyak puteraputeri terbaik bangsa. Namun tetap semuanya harus dilakukan dengan perjuangan dan sikap belajar yang tinggi. Ini menandakan bahwa sejatinya pendidikan tidak hanya bisa dinikmati oleh sebagian kelompok saja, melainkan seluruh individu jika dirinya mampu. Sehingga belajar menjadi sebuah kebutuhan, bukan paksaan. 3. Meningkatkan kualitas SDM Tidak bisa dipungkiri bahwasanya melalui pendidikan kualitas seseorang bisa didapatkan. Ini menjadi hal yang perlu disadari oleh semua orang. SDM yang unggul akan mengakselerasi kemajuan bangsa ini. Pendidikan inklusif merupakan tujuan negara dalam memaksimalkan kemajuan sebuah bangsa. Bilamana tingkat pendidikan suatu bangsa di negara tersebut tinggi, maka bisa dipastikan akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia lebih maju. 4. Menuju Indonesia Emas 2045 dan percepatan SDgS Akselerasi menuju indonesia Emas di tahun 2045 merupakan target pemerintah yang menjadi salah satu fokus utama untuk di capai. Tentunya rasio pendidikan yang berkualitas dan besar menjadi indikator penentu keberhasilan tersebut. Saat ini pendidikan merupakan kebutuhan utama yang menjadi dasar hidup individu. Adanya kurikulum


36 merdeka memberikan membuka banyak peluang bagi siswa untuk berkembang. Upaya percepatan Indonesia Emas 2024 didukung dengan SDgS (Sustainable Development Goals) pada fokus pendidikan akan menjadikan kualitas penduduk yang baik. Tantangan dan peluang ini perlu di upayakan secara maksimal agar terciptanya kualitas pendidikan yang bagus di Indonesia. D. Pengaruh Kurikulum Merdeka terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Pendidikan memiliki peran strategis dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, kreatif, dan mampu bersaing di dunia Internasional. Oleh karena itu Kurikulum Merdeka merupakan salah satu inovasi atau terobosan pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kebebasan lebih kepada sekolah dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan potensi peserta didik dan mengembangkan keterampilan berpikir kreatif siswa di berbagai tingkatan. (Muliardi,2023) Hal ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan global. Langkah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas tentang pentingnya Kurikulum Merdeka dalam meningkatkan mutu pendidikan dan mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan. Karena


37 pendidikan adalah fondasi penting dalam membentuk keterampilan berpikir kreatif siswa. Tidak dapat dipungkiri dalam menghadapi tantangan abad ke-21, kemampuan untuk berpikir kreatif memungkinkan siswa untuk menemukan solusi untuk setiap masalah, berkontribusi dalam membangun pemikiran yang terbuka terhadap perubahan, serta mendorong kreativitas dalam berbagi aspek kehidupan. Pengaruh Kurikulum Merdeka terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa sekolah dasar, ada beberapa poin yang dapat dijadikan sebagai pembahasan, dengan demikian suasana belajar yang lebih menyenangkan dan interaktif dapat tercipta dan mendorong siswa menjadi lebih kreatif dan aktif dalam mencari tahu dan mengeksplorasi pengetahuan, kajian ini mencoba mengeksplorasi Kurikulum Merdeka di Madrasah sebagai solusi dalam mengembangkan kreativitas dan karakter bangsa: 1. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) Kurikulum Merdeka mendorong penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) di sekolah dasar, PBP memungkinkan siswa untuk terlibat dalam proyek-proyek yang memerlukan pemecahan masalah, penemuan ide-ide baru, dan pengembalian keputusan kreatif karena mereka harus memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif


38 karena mereka harus berpikir secara kritis, menghadapi tantangan, dan menemukan solusi. 2. Pengembangan Kreativitas melalui Seni dan Ekspresi Kurikulum Merdeka juga menekankan pentingnya pengembangan kreativitas melalui seni dan ekspresi. Misalnya melalui pembelajaran seni rupa, musik, tari, atau teater, siswa diajak untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif seperti imajinasi, inovasi, dan ekspresi diri. Ini membantu siswa sekolah dasar untuk belajar berpikir dan mengeksplorasi berbagai ide dengan lebih bebas. 3. Kemungkinan Fleksibilitas dalam Pembelajaran Kurikulum Merdeka juga memberikan kemungkinan fleksibilitas dalam pembelajaran, seperti memperkenalkan mata pelajaran. Memungkinkan untuk guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan mendukung keterampilan berpikir kreatif siswa, misalnya dengan memberikan tantangan yang memerlukan pemecahan masalah yang kompleks atau kolaborasi antar siswa dalam menyelesaikan proyek-proyek. 4. Peningkatan Kemandirian dan Kreativitas Siswa juga di dorong untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar dan mengeksplorasi minat serta bakat mereka sendiri. Hal ini dapat meningkat-kan kreativitas karena siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi ide-ide baru, mencoba hal-hal yang


39 berbeda, dan mengembangkan kepercayaan diri dalam mengekspresikan ide-ide mereka. 5. Evaluasi Berbasis Keterampilan Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka cenderung lebih berorientasi pada keterampilan dari pada hanya pengetahuan. Dengan demikian, siswa tidak hanya di ukur berdasarkan pengetahuan yang mereka hafal, tetapi juga berdasarkan pengetahuan yang mereka hafal, tetapi juga berdasarkan kemampuan mereka untuk berpikir kreatif, berkolaborasi, dan memecahkan masalah. Ini memberikan motivasi tambahan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif mereka. Kurikulum Merdeka dengan konsep merdeka belajar di sekolah dasar memberi “Kemerdekaan” bagi pelaksana pendidikan terutama guru dan kepala sekolah dalam menyusun, mengembangkan, dan melaksanakan kurikulum berdasarkan potensi, dan kebutuhan siswa serta sekolah. Dalam mendesain pengembangan kurikulum di sekolah, kepala sekolah perlu mempertimbangkan karakteristik siswa, potensi sekolah dan potensi daerah. (Rahmadayanti Dewi dan Agung Hartoyo,2022) Implementasi Kurikulum Merdeka memberikan dampak yang signifikan dalam pengembangan dampak yang signifikan dalam pengembangan keterampilan berpikir kreatif pada tingkat pendidikan dasar. Melalui


40 pendekatan pembelajaran berbasis proyek, pengembangan kreativitas melalui seni, ekspresi, fleksibilitas dalam pembelajaran, peningkatan kemandirian, dan evaluasi berbasis keterampilan, Kurikulum Merdeka menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan siswa sebagai pemikir yang kreatif, inovatif, dan adaptif. Dengan adanya Kurikulum Merdeka, siswa sekolah dasar memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif mereka melalui eksplorasi, kolaborasi, pemecahan masalah, dan penemuan ide-ide baru. Hal ini tidak hanya relevan keberhasilan akademis mereka, tetapi juga untuk persiapan mereka menghadapi tantangan di masa depan yang penuh dengan perubahan dan kompleksitas. Meskipun demikian, penting untuk evaluasi dan perbaikan terhadap implementasi Kurikulum Merdeka guna memastikan bahwa dampak positifnya terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa terus terjaga dan di tingkatkan. Kolaborasi antara semua pihak terkait, seperti guru, orang tua, lembaga pendidikan, dan pemerintah, juga menjadi kunci dalam memastikan kesuksesan Kurikulum Merdeka dalam mencetak generasi yang kreatif, inovatif, dan siap menghadapi masa depan yang dinamis.


41 E. Pentingnya pembentukan karakter pada sekolah tingkat dasar Di era yang seperti sekarang ini, keberlangsungan suatu bangsa dan negara sangat di pengaruhi oleh sifat dan ciri khas yang dimiliki oleh warganya. Untuk membentuk karakter kuat di perlukan standar kualitas karakter yang tinggi dari seluruh masyarakat. Jika masyarakat memiliki standar kualitas yang baik, maka akan muncul dorongan yang akan meningkatkan standar kualitas yang baik bagi negara atau nasional secara keseluruhan. Salah satu cara yang dapt diambil ialah dengan cara membentuk masyarakat dengan karakter yang baik melalui pendidikan termasuk pendidikan sekolah dasar dengan cara, memberikan pendidikan karakter kepada anak anak sejak dini dapat membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan global yang berubah dengan cepat dan beragam. Pendidikan karakter menurut suyanto adalah pendidikan budi pekerti luhur, yaitu yang melibatkan aspek-aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action), (zulnuraini, 2012). Pendidikan karakter anak mencakup keluarga, dan masyarakat. Sekolah, sebagai tempat anak untuk menghabiskan waktu dan guru sebagai panutannya atau orang tua murid di sekolah. Peran guru sangat berperan dalam penguatan karakter pada seorang anak didiknya, dimana guru harus menunjukkan contoh kepada anak muridnya dan contohnya dapat diikuti oleh anak muridnya.


42 Keteladann seorang guru akan memudahkan anak muridnya mengikuti penerapan nilai nilai karakter yang sudah di contohkan oleh guru tersebut karena guru dianggap sebagai contoh nyata untuk dijadikan contoh. Dalam konteks ini guru di hormati baik secara lisan maupun tertulis, sementara itu, menjadi teladan berarti bahwa guru harus menjadi contoh yang baik dalam segala tindakan atau segala sesuatu yang di buatnya. Oleh karena itu guru di anggap sebagai panduan atau di jadikan contoh yang diikuti oleh semua muridnya. Lingkungan sekolah merupakan tempat dimana anak memperoleh pendidikan karakter. Dengan adanya pendidikan karakter sejak dini di sekolah dasar diharapkan dapat menciptakan generasi yang cerdas, bermoral, dan berakhlak mulia, serta berpendidikan. Pentingnya pengembangan karakter di tingkat sekolah dasar tidak bisa di pandang remeh, karena hal tersebut memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian siswa sekolah dasar. Fokus pada pendidikan karakter tidak hanya pada bidang akademi, melainkan melibatkan pada moral dan etika pada siswa sekolah dasar. Nilai karakter juga bersumber dengan nilai agama, budaya. Tujuan umtuk membentuk karakter siswa ini meliputi aspekaspek seperti religius, kejujuran, toleransi, kerja keras, kreativitas, kemandirian, cinta tanah air dan keberagaman. Sekolah dasar adalah masa masa pembentukan karakter anak-anak,oleh karena itu pendidikan karakter


Click to View FlipBook Version