PERENCANAAN KEUANGAN PERUSAHAAN Muhammad Nur Abdi, Dian Safitri Pantja Koesoemasari,Ihsan Nasihin, Ni Nyoman Sri Rahayu Trisna Dewi, Linda Ayu Oktoriza, Nani Irma Susanti, Deasy Femayona Devi, Novia Sandra Dewi Penamuda Media
Perencanaan Keuangan Perusahaan Copyright © PT Penamuda Media, 2023 Penulis: Muhammad Nur Abdi, SE., MM, Dr. Dian safitri Pantja Koesoemasari, SE., MSi, Ihsan Nasihin, S.Ak., M.Ak, Ni Nyoman Sri Rahayu Trisna Dewi, SE., M.Si, Linda Ayu Oktoriza, SE, MM, Dra. Nani Irma Susanti, MM., MH, Deasy Femayona Devi, SE., M.Ak, Novia Sandra Dewi, S.E., M.M ISBN 978-623-09-2638-9 Editor : Mohamad Ainun Najib, Lc., M.S.I Penyunting : Tim PT Penamuda Media Penata Letak : Teguh Heri Purwanto Desain Sampul : Tim Desain PT Penamuda Media Penerbit : PT Penamuda Media Redaksi : Casa Sidoarum RT03 Ngentak, Sidoarum Godean Sleman Yogyakarta Web : www.penamuda.com E-mail : penamudamedia@gmail.com Instagram : @penamudamedia WhatsApp : 085700592256 Cetakan Pertama, Maret 2023 iv + 103 halaman; 14,8 x 21 cm Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit maupun penulis
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan, ketekunan dan kesabaran, nikmat dan karunianya sehingga buku ini akhirnya dapat diselesaikan dan diterbitkan. Buku yang pembaca pegang ini disajikan dengan secara sederhana, jelas, dan mudah difahami bagi mahasiswa, praktisi dan akademisi.. Buku yang menjelaskan tentang konsep perencanaan keuangan ini terdiri dari 07 bab, setiap babnya diterangkan tentang konsep perencanaan keuangan dan contoh beberapa masalah. Buku yang sangat menarik untuk dibaca, karena ditulis oleh akademisi dan praktisi dari berbagai Lembaga dan Universitas di Indonesia. Kami yakin bahwa dengan membaca buku ini, Anda akan memiliki dasar yang kuat dan inspirasi untuk memulai usaha Anda sendiri. Hadirnya buku ini, diharapkan dapat menambah wawasan, meningkatkan literasi, dan menumbuhkan jiwajiwa kewirausahaan, terutama untuk generasi muda. Pada kesempatan ini juga, izinkan kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan membantu dalam penyusunan buku ini, terutama para penulis dan penerbit, sehingga buku ini dapat diselesaikan. Semoga Allah Swt membalas segala kebaikan yang telah diberikan, amin. Kami menyadari, buku ini bukanlah buku yang sempurna, melainkan masih terdapat kekurangan dan kealfaan dalam penulisan, penyajian, maupun penyusunannya. Semoga kekurangan tersebut tidak merusak esensi kehadiran dan kebermanfaatan buku ini. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin belajar dan mendalami konsep perencanaan keuangan. Mohamad Ainun Najib, Lc., M.S.I Editor KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Kata Pengantar .....................................................................iii Pemahaman Dasar Perencanaan Keuangan Muhammad Nur Abdi, SE., MM .................................1 Kebijakan Modal Kerja Dr. Dian safitri Pantja Koesoemasari, SE., MSi .............11 Manajemen Kas Ihsan Nasihin, S.Ak.,M.Ak ...........................................25 Manajemen Piutang Dagang dan Persediaan Ni Nyoman Sri Rahayu Trisna Dewi, SE., M.Si............ 43 Manajemen Keuangan Internasional Linda Ayu Oktoriza, SE, MM.......................................59 Restrukturisasi & Kebangkrutan Dra. Nani Irma Susanti, MM., MH..............................65 Merger dan Akuisisi Deasy Femayona Devi, SE.,M.Ak .................................85 Instrumen Keuangan Derivatif Novia Sandra Dewi, S.E., M.M ....................................95
Perencanaan Keuangan Perusahaan 1 Dalam perencanaan perusahaan, perencanaan keuangan biasanya didahului oleh ramalan tentang apa yang diharapkan di masa depan. Yang penting dalam pengambilan keputusan adalah memprediksi masa depan, bukan apa yang telah terjadi. Dan modal kerja merupakan komponen penting bagi perusahaan karena berperan sebagai pemodal untuk operasional sehari-hari. Kegagalan perusahaan dalam mengelola modal kerja dengan baik akan melemahkan efisiensi perusahaan sehingga berdampak pada penurunan tingkat profitabilitas yang dicapai. Agar lebih mudah dipahami dasar perencanaan keuangan perusahaan maka akan dijelaskan dari pentingnya perencanaan keuangan, kemudian perencanaan keuangan jangka Panjang dan akan dilanjutkan perencanaan keuangan untuk masa depan dan keluarga dan yang terakhir bagaimana cara membuat perencanaan keuangan sederhana. PEMAHAMAN DASAR PERENCANAAN KEUANGAN Muhammad Nur Abdi, SE., MM
Perencanaan Keuangan Perusahaan 2 1. PENTINGNYA PERENCANAAN KEUANGAN Perencanaan kuangan merupakan hal yang penting dalam mencapai suatu tujuan finansial. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai perencanaan keuangan. Perencanaan atau planning adalah kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan itu agar mendapat hasil yang optimal. Menurut Prita Hazari Ghozie, Menurut Prita Hazari Ghozie, perencanaan keuangan adalah suatu proses dimana seseorang atau individu berusaha untuk mencapai tujuan keuangannya dengan membuat dan menerapkan rencana keuangan yang komprehensif, dan perencanaan keuangan yang baik menciptakan rencana keuangan yang jelas dan memfasilitasi rencana keuangan tersebut. rencana yang seperti cetak biru yang dapat menunjukkan kemana arah situasi keuangan seseorang. 2. PERENCANAAN KEUANGAN JANGKA PANJANG Perencanaan keuangan merupakan suatu strategi untuk menyusun alur pengeluaran dan pemasukan keuangan untuk mencapai berbagai tujuan yang sudah terencana. Manfaat dari perencanaan keuangan bisa dirasakan dengan “arah dan makna” dari keputusan keuangan yang Anda buat. Melalui perencanaan keuangan, Anda dapat memahami bagaimana setiap keputusan keuangan yang dibuat dapat memengaruhi berbagai area dan aspek secara keseluruhan. Perencanaan keuangan jangka panjang itu sendiri merupakan suatu perencanaan untuk setiap keputusan keuangan dalam rangka mempertimbangkan efek jangka panjang terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan menentukan rencana keuangan jangka panjang, Anda bisa lebih mudah beradaptasi dengan perubahan dan dapat merasa lebih aman karena tujuan yang ingin Anda capai dapat berada di jalur yang benar. Dalam menyusun perencanaan keuangan jangka panjang, Anda akan dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang dialami secara langsung atau live event. Maka dari itu, perencanaan keuangan jangka panjang yang Anda buat harus fleksibel. Pada titik tertentu, rencana keuangan yang Anda buat mungkin memerlukan penyesuaian. Berikut ini adalah sembilan tips perencanaan keuangan jangka panjang yang dapat Anda ikuti.
Perencanaan Keuangan Perusahaan 3 a. Hitung dan Catat Total Semua Pendapatan Tips melakukan perencanaan keuangan jangka panjang yang pertama adalah dengan mencatat seluruh total pendapatan yang diterima. Dengan menghitung dan mencatat total pendapatan, Anda dapat mengalokasikan dana setiap bulannya dengan lebih mudah. Selain itu, pastikan juga pendapatan ini telah dipotong dengan pembayaran tetap seperti pajak, asuransi, dan lain sebagainya. Perhitungan pendapatan bersih perlu dilakukan untuk meminimalkan kesalahan alokasi yang menyebabkan Anda gagal menabung. Mencatat jumlah gaji bersih juga berguna untuk mengetahui seberapa sehat kondisi keuangan Anda. b. Buat Anggaran Belanja Rutin Setelah semua hasil pendapatan tercatat dengan jelas, Anda harus membuat alokasi pengeluaran bulanan dalam perencanaan keuangan jangka panjang. Tuliskan apa saja menjadi pengeluaran tetap setiap bulannya seperti biaya makan, transportasi, listrik, dan lain sebagainya. Jangan lewatkan juga pengeluaran penting seperti cicilan hingga uang jajan. Dengan membuat alokasi pengeluaran bulanan, Anda bisa mengetahui berapa banyak uang yang Anda keluarkan setiap bulannya. Selain itu, menyisihkan setiap pengeluaran yang tidak diperlukan dan mengalokasikannya untuk pengeluaran lain atau untuk disimpan merupakan ide berguna. Siapkan juga anggaran untuk pengeluaran tak terduga agar bisa Anda persiapkan jika terjadi sesuatu yang mendadak dalam satu bulan tersebut. c. Tentukan Prioritas Keuangan Jika Anda sudah memiliki pasangan, Anda harus menyadari bahwa penghasilan akan digabungkan menjadi satu. Di sisi lain, pengeluaran juga meningkat karena kebutuhan yang meningkat. Penting untuk mendiskusikan dengan pasangan Anda mengenai tujuan keuangan yang ingin dicapai bersama.
Perencanaan Keuangan Perusahaan 4 Sebagai contoh, Anda dapat menyisihkan gaji untuk prioritas KPR, cicilan kendaraan, tabungan pendidikan anak, tabungan darurat, asuransi jiwa, investasi, dan lain sebagainya. Selain itu, pastikan juga Anda dan pasangan memiliki prioritas yang sama atau menemukan jalan tengah sehingga membantu menghindari perselisihan dan masalah keuangan pada masa mendatang. d. Catat Semua Pengeluaran Secara Detail Mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan bisa dibilang salah satu hal yang sangat penting, tetapi sayangnya seringkali dilupakan oleh kebanyakan orang. Pasalnya, dengan membuat catatan keuangan, Anda bisa menjadi hal ini sebagai bahan evaluasi pribadi untuk membuat perencanaan keuangan di bulan depan. Membuat pencatatan keuangan seperti ini tidak perlu ribet, karena yang terpenting adalah Anda bisa memahaminya. Saat ini juga sudah ada banyak sekali aplikasi manajemen keuangan yang bisa Anda gunakan untuk mencatat dan mengelola keuangan dengan lebih mudah. Catat setiap pengeluaran, termasuk pengeluaran terkecil sekalipun. Dengan catatan ini, Anda bisa mengetahui ke mana semua uang Anda hilang. Dengan catatan pengeluaran juga Anda dapat memiliki panduan untuk mengelola uang. Anda akan mengerti apa kebutuhan Anda dan berapa biayanya serta bisa melihat pengeluaran apa saja yang tidak dibutuhkan dan bisa dikurangi di bulan berikutnya. e. Siapkan Dana Darurat Dana darurat adalah anggaran yang sengaja disiapkan untuk kebutuhan mendadak pada waktu tertentu. Idealnya, dana ini disiapkan untuk 3 sampai 6 bulan ke depan dengan alokasi persentase 5% sampai dengan 10% dari total pendapatan per bulan. Dana darurat ini bisa berguna misalnya jika Anda tiba-tiba tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan bulanan lagi. Anda masih dapat menggunakan dana darurat ini untuk menjalani kegiatan sehari-hari sampai Anda bisa mendapatkan pekerjaan dan menerima pendapatan tetap setiap bulannya lagi.
Perencanaan Keuangan Perusahaan 5 f. Pastikan untuk Menjaga Rasio Hutang Membeli sesuatu yang disukai memang menyenangkan, apalagi jika bisa membuat pikiran lebih tenang dan membuat suasana lebih produktif. Namun, sebaiknya Anda tidak membeli berbagai kebutuhan konsumtif dengan sistem utang. Kebutuhan konsumtif ini bukan merupakan investasi jangka panjang karena sifat harganya akan terus turun dan tidak menguntungkan dalam jangka panjang. Jika Anda memang menginginkan sesuatu, maka gunakanlah uang yang telah disisihkan khusus untuk keperluan tersebut agar tidak terlalu membebani keuangan permanen Anda. Selain itu, selesaikan utang Anda terlebih dahulu pada waktu yang tepat sebelum Anda berencana membeli sesuatu lagi. Hutang jika tidak diselesaikan akan menjadi masalah dan tentunya bisa membuat beban financial Anda bertambah secara terus-menerus. g. Pisahkan Tabungan dan Dana Investasi Jika sudah jelas berapa kebutuhan Anda setiap bulannya, maka Anda bisa mulai menyisihkan pendapatan untuk investasi dan tabungan. Untuk hal ini, sebaiknya yang Anda lakukan adalah memprioritaskan menabung dahulu sebelum berinvestasi.Tabungan lebih likuid daripada investasi sehingga membagikannya sesuai kebutuhan menjadi lebih mudah. Namun, jika Anda tidak berencana membeli sesuatu yang bersifat konsumtif, sebaiknya alihkan saja penghasilan Anda untuk investasi. Carilah investasi yang bisa menghasilkan return dalam waktu yang tidak terlalu lama agar Anda bisa lebih fleksibel dalam mengatur pendapatan. Anda juga harus mengingat prinsip high risk high return dalam dunia investasi agar tidak terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan ketika berinvestasi. h. Sisihkan Dana Asuransi Dalam menjalani hidup, tentunya ada hal-hal tak terduga yang bisa hadir kapan saja. Sebagai langkah preventif, Anda bisa mendaftarkan diri dan keluarga melalui asuransi. Mendaftar ke asuransi akan menjamin perlindungan bagi keluarga dan diri sendiri sehingga Anda tidak perlu khawatir ketika menghadapi kejadian yang tidak terduga. Lebih baik membeli asuransi jiwa sedini mungkin karena kita tidak tahu kapan
Perencanaan Keuangan Perusahaan 6 hal yang tidak terduga akan datang dalam hidup. Selain itu, asuransi jiwa juga dapat membuat rencana keuangan jangka panjang Anda lebih matang dan mempermudah ketika harus ada perubahan. i. Melakukan Audit Pengeluaran Keluarga Secara Berkala Tips terakhir untuk perencanaan keuangan jangka panjang adalah Anda harus melakukan audit keuangan rumah tangga secara berkala. Audit atau pemantauan proses perencanaan keuangan penting dilakukan untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi. Dengan mengetahui apa kelemahan Anda setelah mengambil beberapa langkah dalam mengelola keuangan, Anda akan memperbaikinya menjadi lebih baik. Lakukan audit keuangan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali, bisa juga 9 bulan atau setahun sekali. Meninjau rencana keuangan Anda secara teratur akan membuat kondisi keuangan dan kehidupan Anda lebih baik dalam jangka panjang. Nah, untuk membantu Anda melakukan perencanaan keuangan jangka panjang, Anda dapat membuat tabungan online di OK! Bank. Tabungan tersebut bisa Anda gunakan untuk menjadi rekening tabungan anak atau bahkan tabungan bersama dengan pasangan Anda. Dijamin dapat mempermudah perencanaan keuangan jangka panjang Anda! 3. Perencanaan Keuangan Untuk Masa Depan Dan Keluarga Perencanaan keuangan dapat membantu seseorang mencapai kebebasan finansial. Dengan perencanaan keuangan yang tepat dalam keluarga, seseorang dapat mencapai keluarga mapan yang diimpikan oleh setiap keluarga. Perencanaan keuangan dapat didekati secara sistematis dalam lima langkah, yaitu: a. Penilaian terhadap sumber daya finansial saat ini Sebaiknya setiap keluarga melakukan Analisa dan penilaian terhadap sumber pendapatan dari keluarga tersebut sehingga dapat menetapkan Langkah Langkah yang akan dilakukan termasuk dalam menentukan sasaran dan lainnya. b. Pendefinisian sasaran finansial saat ini. Setelah melakukan Analisa sumber finansial, Langkah selanjutnya adalah menentukan sasaran finansial yang dibutuhkan bagi keluarga, ingat sasaran tersebut sebaiknya lebih dari satu sasaran dan dibedakan
Perencanaan Keuangan Perusahaan 7 atas tujuan sasaran tersebut, mengapa menyasar hal tersebut, dan apa dampak kedepan bagi keluarga atas sasaran tersebut. c. Pengembangan rencanan finansial secara sistematis. Setelah menentukan sasaran yang baik untuk keluarga, maka sebaiknya keluarga merencanakan tahapan secara sistematis atau teratur agar sasaran tersebut berpeluang besar untuk dapat dicapai. d. Implementasi rencana finansial. Ditahap ini keluarga sudah melakukan Langkah awal agar implementasi rencana finansial dapat terwujud, Adapun setiap implementasi rencana memang sudah sewajarnya ada kendala dan lain hal, namun agar dapat berjalan dengan baik maka kendala tersebut harus di komunikasikan ke keluarga untuk mendapatkan jalan keluar yang terbaik agar tujuannya masih dapat diimplementasikan. e. Memantau hasil dan revisi sasaran dan rencana apabila dibutuhkan. Tahap ini sebaiknya dijalankan untuk membuat garansi dari implementasi rencana finansial dapat terwujud. Dan tahap ini juga dapat meminimalkan risiko terjadinya gagal dalam perencanaan keuangan keluarga. Adapun beberapa pos keuangan yang perlu diperhatikan, yaitu: a) Pos Kebutuhan Primer Tempat tinggal dan makanan adalah hal-hal yang harus menjadi prioritas dalam rumah tangga karena keduanya merupakan kebutuhan paling dasar. b) Pos Pendidikan Anak Sekolah mungkin dapat menghabiskan sekitar 30% anggaran keuangan keluarga. Sementara itu, biaya kuliah bisa meningkat setiap tahunnya. Dengan memulai fokus pada dana pendidikan anak sejak dini, kamu dan pasangan bisa mempersiapkan kebutuhan mereka di masa mendatang. c) Pos Dana Darurat Sesuai dengan namanya, dana darurat adalah hal yang harus selalu disediakan agar bisa berjaga-jaga ketika ada kebutuhan darurat. Pos keuangan ini juga dapat menjadi bentuk tanggung jawab terhadap keluarga apabila harus menghadapi hal tak terduga
Perencanaan Keuangan Perusahaan 8 d) Pos Asuransi Asuransi adalah jaminan yang bisa kamu persiapkan untuk melindungi keluarga dalam keadaaan tertentu. Beberapa jenis asuransi yang dapat kamu pertimbangkan, di antaranya seperti asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, pendidikan, dan lainnya. e) Pos Tabungan Pensiun Seperti pos pendidikan anak, tabungan pensiun adalah dana yang perlu kamu masukkan dalam rencana keuangan keluarga sejak dini 4. Bagaimana Cara Membuat Perencanaan Keuangan Sederhana Dengan berbagai manfaat yang dapat dicapai melalui rencana keuangan, penting bagi Anda untuk mengetahui cara membuat rencana keuangan yang efektif.Awal perencanaan keuangan pribadi adalah dengan mencatat semua nominal pendapatan yang diterima. Dengan mencatat pendapatan, Anda bisa menghitung pendapatan bersih yang diperoleh setiap bulannya. Tentu saja, biaya tetap seperti pajak, asuransi, dll. Dikurangi dari pendapatan ini. Gaji bersih dihitung untuk meminimalkan kesalahan atribusi yang mengakibatkan tidak ada penghematan. Menyimpan catatan perhitungan gaji bersih juga membantu untuk mengetahui seberapa sehat situasi keuangan Anda. Agar lebih simple dan sederhana cara membuat perencanaan keuangan sederhana dengan menerapkan Metode 3 Pos Pakar keuangan Amerika yang juga penulis buku All Your Worth, Elizabeth Warren mempopulerkan metode menabung efisien. Metode tersebut menyarankan Anda untuk membagi gaji ke tiga pos dengan porsi berbeda: a. 50 persen dapat digunakan untuk membayar kebutuhan pokok (utang, tagihan cicilan, listrik, bahan makanan bulanan, dan lainnya) b. 20 persen dapat ditabungan jangka panjang (investasi, asuransi, atau menabung) c. 30 persen dapat dipakai gaya hidup (belanja, liburan, dan hiburan)
Perencanaan Keuangan Perusahaan 9 Agar lebih mudah menabung, sebaiknya pisahkan rekening yang Anda gunakan setiap hari dengan rekening yang Anda simpan. Untuk rekening tabungan, usahakan untuk tidak membawa kartu ATM setiap hari untuk menghindari penarikan mendadak yang akan menggerogoti tabungan Anda. Berikut langkah- langkah yang diperlukan untuk merencanakan keuangan: 1. Kenali Kondisi Keuangan Mari kita kenali sebenarnya keluarga kita PUNYA APA SAJA? Tanda bahwa kita punya kekayaan adalah punya harta benda. 2. Tentukan Keinginan Buatlah daftar semua hal yang ingin Anda capai sekarang dan di masa depan. Apa yang Anda inginkan atau butuhkan? Untuk setiap impian, tuliskan kebutuhan finansial dan waktu untuk mencapai tujuan 3. Tentukan Keinginan Utama Sebagai manusia, kita cenderung memiliki keinginan yang tidak terbatas. Selalu ada keinginan. Sayangnya, kami tidak dapat memenuhi semua permintaan ini karena batasan. Salah satu keterbatasan adalah kemungkinan keuangan. Oleh karena itu kita harus merumuskan seperangkat keinginan yang harus didahulukan. Keberhasilan pengelolaan keuangan sebenarnya lebih ditentukan oleh keberhasilan pengelolaan pengeluaran, karena pengelolaan pengeluaran kita lebih besar dari pengelolaan pendapatan kita. Penghasilan tidak hanya ditentukan oleh input pekerjaan kita karena banyak hal lain yang dapat mempengaruhi penghasilan pokok. Misalnya, ketika kita melamar pekerjaan, kita berhak untuk mengusulkan tingkat gaji kita, tetapi keputusan akhir tentang tingkat gaji kita ditentukan oleh banyak hal lain yang berada di luar kendali kita, seperti: Mekanisme pasar yang diterapkan dan praktik di dunia bisnis dan standar perhitungan gaji di perusahaan itu sendiri.
Perencanaan Keuangan Perusahaan 10 Daftar Pustaka Akhmedov, Khasan Ruzibaevich, ‘Financial Planning and Business Performance: Evidence from Private Sector of Uzbekistan’, SSRN Electronic Journal, 8.9 (2017), 121–24 <https://doi.org/10.2139/ssrn.2825040> Andoko, and Yenny Martok, ‘Explanatory Analysis of Financial Planning on Household Financial Behavior’, Journal of Accounting & Management Innovation, 4.2 (2020), 124–38 Kim, Jinhee, Michael S. Gutter, and Taylor Spangler, ‘Review of Family Financial Decision Making: Suggestions for Future Research and Implications for Financial Education’, Journal of Financial Counseling and Planning, 28.2 (2017), 253–67 <https://doi.org/10.1891/1052-3073.28.2.253> Ningrum, Hafida Alviolita Dwi, ‘Faktor Yang Memengaruhi Personal Financial Planning Pada Masyarakat Kota Kediri’, Jurnal Ilmu Manajemen, 9.2 (2021), 359 <https://doi.org/10.26740/jim.v9n2.p359-372> Sundjaja, Arta M, ‘Untuk Mencapai Tujuan Finansial’, ComTech, 1.1 (2010), 183–91 Tentang Penulis Muhammad Nur Abdi SE., MM lahir di Ujung Pandang pada tanggal 07 Januari 1986 Dosen tetap Universitas Muhammadiyah Makassar. Menyelesaikan Pendidikan S1 pada Universitas Muhammadiyah Makassar tahun 2010. Menyelesaikan Pendidikan S2 pada Universitas Muslim Indonesia Makassar pada tahun 2013, kemudian melanjutkan Pendidikan S3 pada Universitas Islam Negeri Makassar Pada Tahun 2019- sekarang. Saat ini aktif menjadi dosen tetap Universitas Muhammadiyah Makassar dan sebagai Tuton di Universitas Terbuka sejak tahun 2018 – sekarang.
Perencanaan Keuangan Perusahaan 11 Modal Kerja Modal kerja adalah aktiva lancar yang dimiliki oleh suatu usaha berupa kas, surat berharga seperti giro dan cek, piutang dagang dan persediaan barang yang tingkat perputarannya tidak lebih dari jangka waktu operasi normal perusahaan atau 1 tahun. Modal usaha pasti diperlukan dalam setiap kegiatan usaha. Modal kerja bagi setiap kegiatan usaha sangat penting, karena akan digunakan untuk membiayai aktivitas usaha kesehariannya. Pengelolaan modal kerja harus dilakukan secara cermat, agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Pengelolaan modal kerja sangat penting untuk kegiatan usaha, karena: Manajemen modal kerja sangat berperan dalam penentuan nilai perusahaan, kemampuan menghasilkan laba, dan risiko perusahaan. KEBIJAKAN MODAL KERJA Dr. Dian Safitri Pantja Koesoemasari, SE., MSi
Perencanaan Keuangan Perusahaan 12 Manajemen modal kerja yang baik dapat meningkatkan sumber potensial pendanaan bagi pertumbuhan perusahaan. Manajemen modal kerja fokusnya pada pengelolaan keuangan jangka pendek. Sasaran pengelolaan keuangan jangka pendek adalah mengelola aktiva lancar perusahaan berupa kas, surat berharga, piutang serta persediaan dan pasiva lancar berupa hutang dagang, wesel, kewajiban yang harus dibayar. Keseimbangan antara aktiva lancar dan pasiva lancar harus tercapai agar memberikan kontribusi positif bagi nilai perusahaan. Konseptual Modal Kerja 1. Modal Kerja (Working Capital) disebut juga sebagai modal kerja kotor (Gross Working Capital) adalah total aktiva lancar 2. Modal Kerja Bersih (Net Working Capital) adalah selisih antara aktiva lancar dan pasiva lancar perusahaan. 3. Memberikan informasi kondisi likuiditas perusahaan. 4. Anggaran Kas (Cash Budget) merupakan perkiraan tentang kas masuk (Cash Inflows) dan kas keluar (Cash Outflows). 5. Kebijakan modal kerja merupakan suatu keputusan mendasar mengenai komposisi setiap katagori aktiva lancar serta pembiayaan untuk aktiva lancar. Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar – Pasiva Lancar • Jika aktiva lancar lebih besar dari pasiva lancar, perusahaan dalam kondisi ‘modal kerja bersih positif’. Maknanya perusahaan dalam posisi pembiayaan aktiva lancar ditanggung oleh pembiayaan jangka panjang, yang berwujud hutang jangka panjang dan modal saham. • Jika aktiva lancar kurang dari pasiva lancar, maka perusahaan memiliki ‘modal kerja negatif’. Artinya modal kerja dibiayai dengan pasiva lancar.
Perencanaan Keuangan Perusahaan 13 Contoh Posisi aktiva lancar dan pasiva lancar PT. MAJULAH seperti pada tabel 1. Di bawah ini: Tabel 1. Aktiva Lancar Pasiva Lancar Rupiah Rupiah Kas 10.000 Hutang dagang 12.000 Surat berharga 5.000 Wesel 16.000 Piutang 15.000 Kewajiab yang masih harus dibayar 4.000 Persediaan 22.000 _____ TOTAL 52.000 TOTAL 32.000 Posisi modal kerja PT. MAJULAH di tabel 1 menunjukkan modal kerja bersih positif, karena selisih sebesar Rp. 20.000 (52.000 – 32.000). Modal kerja bersih PT. MAJULAH dianggap cukup untuk membayar kewajibannya. Pembuktiannya dapat dilihat dengan rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Rasio lancar sebesar 1,63 menunjukkan bahwa kondisi keuangan dalam jangka pendek aman rasionya diatas 1,5. Berdasarkan rasio cepat nilainya 0,94 mendekati 1, maka tanpa jaminan persediaan kondisi keuangan jangka pendek PT. MAJULAH masih aman. Kondisi hutang PT. MAJULAH yang harus dibayar: • Hutang dagang Rp. 12.000 • Wesel Rp. 16.000 • Kewajiban yang harus dibayar Rp. 4.000 + Rp. 32.000
Perencanaan Keuangan Perusahaan 14 Akhir periode perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan kas sebesar Rp. 10.000; surat berharga sebesar Rp. 5.000; penagihan piutang Rp. 15.000; sisanya sebesar Rp. 2.000 ditanggung dengan melakukan penjualan persediaan. Peran penting modal kerja bagi perusahaan adalah: 1. Manajer keuangan sepertiga waktunya untuk mengurus pengelolaan aktiva lancar dan seperempat waktunya untuk mengurus hutang lancar. 2. Sekitar 40% modal perusahaan umumnya diinvestasikan kedalam aktiva lancar. 3. Kebutuhan untuk membiayai aktiva lancar berasal dari pertumbuhan penjualannya. Untuk mengetahui besatnya kebutuan modal kerja, ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: 1. Periode perputaran/Cash Conversion Cycle (CCC) Periode perputaran menggambarkan lama terikatnya uang kas tertanam dalam komponen modal kerja hingga dana tersebut menjadi uang kas kembali. Siklus operasi perputaraanya dapat diilustrasikan seperti gambar dibawah ini: Gambar 1. Siklus Perputaran Modal Kerja
Perencanaan Keuangan Perusahaan 15 2. Besarnya pengeluaran kas rata-rata per hari. Jumlah pengeluaran kas ratarata per hari digunakan untuk keperluan: • Pembelian bahan baku dan bahan pembantu. • Pembayaran upah buruh, gaji karyawan dan biaya administrasi. • Biaya lain-lain. Berdasarkan factor yang tersebut di atas, besarnya kebutuahn modal kerja dapat dihitung menggunakan formula: Contoh: Perusahaan MAJULAH memproduksi produk Z sebanyak 30 unit per hari. Untuk produksi produk Z diperlukan bahan baku B dan G. Selama 1 bulan, perusahaan bekerja selama 25 hari. Biaya yang harus dikeluarkan adalah: • Bahan baku B seharga Rp. 25.000 • Bahan baku G seharga Rp. 15.000 • Biaya tenaga kerja langsung Rp. 35.000 • Biaya administrasi setiap bulan Rp. 12.500.000 • Gaji karyawan setiap bulan Rp. 20.000.000 Untuk pembelian bahan baku B, perusahaan memberikan uang muka ke supplier bahan baku rata-rata 5 hari sebelum barang diterima. Waktu yang diperlukan untuk membuat produk Z lamanya 3 hari. Barang yang sudah jadi harus disimpan terlebih dahulu selama 2 hari agar memenuhi standar kualitas pasar. Penjualan akan dilakukan secara kredit dengan syarat pembayaran 5 hari setelah barang diambil. Untuk berjaga-jaga adanya pengeluaran tidak terduga manajerial menetapkan persediaan kas minimal sebesar Rp. 25.000.
Perencanaan Keuangan Perusahaan 16 Berapa modal kerja yang diperlukan oleh perusahaan MAJULAH, agar dapat membiayai operasi perusahaan secara kontinyu? JAWAB: • Periode perputaran modal kerja Bahan baku Proses Barang jadi Piutang Bahan baku B 5 hari 3 hari 2 hari 5 hari = 15 hari Bahan baku G 3 hari 2 hari 5 hari = 10 hari Tenaga kerja langsung 3 hari 2 hari 5 hari = 10 hari Biaya administrasi 3 hari 2 hari 5 hari = 10 hari Gaji karyawan 3 hari 2 hari 5 hari = 10 hari • Besarnya pengeluaran kas rata-rata per hari Per Hari Total Bahan baku B 30 X Rp. 25.000 = Rp. 750.000 15 X Rp. 750.000 = Rp. 11.250.000 Bahan baku G 30 X Rp. 15.000 = Rp. 450.000 10 X Rp. 450.000 = Rp. 4.500.000 Tenaga kerja langsung 30 X Rp. 35.000 = Rp. 1.050.000 10 X Rp. 1.050.000 =Rp. 10.500.000 Biaya administrasi Rp. 12.500.000/25 = Rp. 500.000 10 X Rp. 500.000 = Rp. 5.000.000 Gaji karyawan Rp. 20.000.000/25 = Rp. 800.000 10 X Rp. 800.000 = Rp. 8.000.000 Rp. 39.250.000 Kas minimum = Rp. 25.000.000 Jumlah modal kerja yang dibutuhkan = Rp. 64.250.000 Gross working capital (modal kerja kotor) = current asset (aktiva lancar)
Perencanaan Keuangan Perusahaan 17 Kebutuhan akan modal kerja pada suatu perusahaan, perlu adanya kebijakan modal kerja (working capital policy) di suatu perusahaan. Kebijakan modal kerja yang baik harus dirancang untuk meminimalkan waktu pengeluaran kas untuk bahan baku dan penagiahn kas dari hasil penjualan. Kebijakan modal kerja adalah pengaturan siklus konversi (conversion cycle). Siklus konversi adalah jangka waktu dari pembayaran bahan baku yang dibeli hingga penjualan barang tertagih atau konversi bahan baku dan tenaga kerja menjadi uang tunai kembali. Beberapa istilah dan persamaannya dalam siklus konversi adalah sebagai berikut: 1. Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle). Kegiatan perusahaan pasti akan membentuk siklus operasi dari pembelian bahan baku, menjual barang dagangan kemudian muncuk pituang karena penjualannsecara kredit hingga piutang tertagih menjadi uangkas Kembali. Siklus tersebut yang disebut sebagai siklus konversi kas (Cash Conversion Cycle). Siklus tersebut menggambarkan perputran operasi modal kerja dapat pula didefinisikan sebagai lama waktu tertanamnya dalam modal kerja. Untuk menghitungnya dapat digunakan persamaan: Cash Conversion Cycle = Operating Cycle – Payable Deferral Period = Inventory Conversion Period + Recieivable Collectio Period – Payable Deferral Period 2. Periode Perputaran Persediaan (Inventory Cinversion Period). Merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi serta menjualnya. Untuk menghitungnya dapat menggunakan persamaan: 3. Periode Perputaran Piutang (Recievable Conversion Period). Jangka waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas. Untuk menghitungnya dapat digunakan persamaan:
Perencanaan Keuangan Perusahaan 18 4. Periode Pembayaran Beban (Payable Deferral Period). Jangka waktu ratarata pembelian bahan baku hingga pembayaran, atau pembayaran tenaga kerja. Untuk menghitungnya digunakan persamaan: Pertanyaan umum terkait dengan kebijakan modal kerja: 1. Berapa seharusnya jumlah aktiva lancar? 2. Bagaimana pemenuhan jumlah aktiva lancar dapat dibiayai? Kedua pertanyaan diatas dapat dijawab denan pendekatan sebagai berikut: 1. Alternative current asset investment policies adalah kebijakan yang mengatur tentang investasi. Terdapat tiga jenis pendekatan yang biasa digunakan. a. Relaxe current asset investment policy, merupakan kebijakan yang menghindari kas, sekuritas yang diperdagangkan dan persediaan dalam jumlah relative besar. Pemenuhan current asset diperoleh dari penjualan secara kredit, sehingga piutang dagang jumlahnya sangat besar. b. Restricted current asset investment policy adalah kebijakan yang current asset dengan meminimumkan nilai kas, sekuritas yang diperdagangkan, persediaan dan piutang dagang. c. Moderate current asset investment policy merupakan suatu kebijakan current asset yang berada diantara kedua kebijakan diatas. Ketiga kebijakan alternative current asset investment policy dapat digambarkan dalam gambar berikut ini:
Perencanaan Keuangan Perusahaan 19 Tingkat penjualan yang sama (Z), apabila menggunakan kebijakan Relaxed maka membutuhkan current asset sebesar P. Apabila kebijakan Moderate membutuhkan current asset sebesar Q, dan kebijakan Restricted membutuhkan current asset sebesar R. Kebutuhan current asset tidak dimulai dari 0 karena merupakan permanent current asset (kas minimum) yang harus disiapkan setiap siklus operasional perusahaan. Kebijakan relaxed, moderate dan restricted ditetapkan untuk temporary current asset. Temporary current asset adalah aktiva lancer yang bervariasi sesuai dengan fluktuasi penjualan tiap siklus operasinya. 2. Alternative current asset financing policies terdiri dari: a. Maturity matching/moderate approach, merupakan kebijakan dengan menyelaraskan antara jatuh tempo aktiva dengan hutang. Maknanya pembiayaan aktiva tetap dan aktiva lancar permanen dibiayai dari sumber jangka panjang, sedangkan aktiva lancar temporer dibiayai dengan hutang jangka pendek
Perencanaan Keuangan Perusahaan 20 b. Conservative approach, yaitu pembiayaan aktiva tetap dan aktiva lancer permanen dan sebagain aktiva lancar temporer menggunakan sumber dana jangka panjang. Serta sebagian aktiva lancar dibaiayai dengan hutang jangka pendek. c. Aggressive approach, yaitu pembiayaan aktiva tetap, sebagian aktiva lancar serta semua aktiva lancar temporer menggunakan hutang jangka pendek
Perencanaan Keuangan Perusahaan 21 Ketiga pedekatan pembiayaan current assets memiliki perbedaan dalam penggunaan hutang jangka pendeknya secara operasional. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut: • Strategi keuangan agresif, yaitu apabila perusahaan membiayai kebutuhan temporer (musiman) dan Sebagian kebutuhan tetapnya menggunakan dana jangka pendek. Efeknya perusahaan akan memiliki hutang jangka pendek dalam jumlah besar. • Strategi keuangan konservatif, yaitu Ketika perusahaan membiayai semua proyek yang membutuhkan dana menggunakan dana jangka Panjang, sedangkan pengeluaran darurat dan tidak terduga menggunakan dana jangka pendek. Akibatnya menggunakan strategi ini, hutang jangka pendeknya sangat sedikit. • Strategi keuangan moderat, merupakan strategi gabungan antara strategi agresif dan konservatif. Bagi perusahaan yang menerapkan strategi ini harus mampu menyeimbangkan kondisi keuangannya. Berdasarkan berbagai strategi di atas, kebutuhan modal kerja suatu perusahaan tergantung pada beberapa hal, yaitu: 1. Skala usaha. Perusahaan besar biasanya memiliki akses yang lebih luas terkait dengan sumber pembiayaannya, karena tingkat keuntungan yang besar pula. Berbeda dengan perusahaan kecil yang akan kesulitan pendanaan jika beberapa pituangnya tidak tertagih akan mempengaruhi unsur modal kerja seperti kas dan pesediaan. 2. Aktivitas perusahaan. Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak memiliki persediaan barang dagangan, begitu juga perusahaan yang menjual barang dagangan secara tunai tiak memiliki piutang dagang. Keadaan tersebut tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan. 3. Volume penjualan. Volume penjualan sangat memengaruhi kebutuhan modal kerja. Modal kerja akan meningakat apabila volume penjualan mengalami peningkatan. 4. Perkembangan tehnologi. Kemajuan tehnologi yang terkai dengan proses
Perencanaan Keuangan Perusahaan 22 produksi akan sangat memengaruhi kobutuhan modal kerja. Otomatisasi produksi akan meningkatkan jumlah barang dagangan maupun persediaan barang dagangan, maka memerlukan modal kerja yang besar pula. 5. Sikap manajerial terhadap likuiditas dan profitabilitas. Pandangan manajerial terhadap suatu risiko akan menentukan strategi keuangan yang dipilih. Apabila termasuk pemikiran konservatif maka akan memilih memiliki modal kerja yang besar, sebaliknya jika pemikirannya agresif maka akan memilih modal kerja dalam jumlah kecil.
Perencanaan Keuangan Perusahaan 23 REFERENSI Anwar, M. (2019). Dasar-dasar manajemen keuangan perusahaan. Prenada Media. Fara, Margeretha, (2014). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Dian Rakyat, Jakarta. Munawir, S. (2012). Manajemen keuangan. Yogyakarta: BPFE. Sartono, Agus, (2002). Manajemen Keuangan (Aplikasi dan Teori). Yogyakarta: BPFE. Sundjaja, Ridwan S., dan Barlian, Inge, (2002). Manajemen Keuangan, Edisi Keempat. Jakarta: PT. Prenhallindo. Tentang Penulis Dr. Dian Safitri Pantja Koesoemasari, SE., MSi. Lahir di Klaten, 27 Desember 1968. Domisili di Desa Banjarsari Wetan RT 3 RW 3 Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Dosen Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Wijayakusuma Purwokerto 1996 – Sekarang. Jabatan struktural sebagai Ketua Program Studi Manajemen FEB Universitas Wijayakusuma Purwokerto periode 2022-2026. Lulus Sarjana dari Fakultas Ekonomi UNSOED tahun 1993. Lulus Magister Manajemen dari UNSOED tahun 2003. Lulus doctoral dari Program Doktor Ilmu Ekonomi UNS tahun 2020. Saat ini masih aktif mengajar di FEB Universitas Wijayakusuma Purwokerto.
Perencanaan Keuangan Perusahaan 25 1. PENGERTIAN Manajemen kas merupakan cara untuk mengelola kas perusahaan untuk dapat mendapatkan cadangan likuiditas yang maksimum sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Budiman & Pamungkas, 2018). Sedangkan menurut (Florencia & Meinie Susanty, 2019) manajemen kas adalah proses pengelolaan aktivitas keuangan di perusahaan, yang biasanya melibatkan perencanaan, analisis, dan pengendalian aktivitas keuangan yang dilakukan oleh manajer keuangan untuk menghasilkan laba dan mengalokasikan dana tersebut secara efektif. Tetapi menurut (Sulaeman & Dwinanda, 2021) berpendapat bahwa manajemen kas merupakan manajemen sumber daya kas dari organisasi atau Perusahaan. Manajemen kas dapat menyediakan alat bagi manajemen perusahaan agar organisasi berfungsi secara baik untuk memakai sumber daya yang likuid dengan tepat. Manajemen kas dapat menjadi strategi untuk jalan yang efektif dan juga efisien dalam mengelola cash flow jangka pendek dan cadangan kas perusahaan (Chintha & Prasad, 2021). Manajemen Kas adalah kumpulan perencanaan operasional, evaluasi, pegumpulan pengeluaran dan investasi kas oleh perusahaan untuk memastikan kelancaran operasional perusahaan dimasa mendatang (Nasihin & Purwandari, 2022). MANAJEMEN KAS Ihsan Nasihin, S.Ak.,M.Ak
Perencanaan Keuangan Perusahaan 26 Menurut (Salas-Molina et al., 2021) manajemen kas merupakan sistem manajemen suatu organisasi ataupun perusahaan untuk memastikan tersedianya kas yang cukup, tidak berlebihan dan tidak terlalu sedikit, sehingga dapat mempengaruhi solvabilitas perusahaan. Kas merupakan bentuk aset lancar yang paling mudah dicairkan dengan segera dan dapat langsung digunakan untuk mengelola kewajiban keuangan perusahaan (Zakirova et al., 2021). Menurut (Kusiyah et al., 2022) manajemen Kas merupakan pengelolaan arus kas perusahaan, dimana manajemen kas ini digunakan untuk mengelola organisasi melalui penggunaan kas atau sumber daya likuid secara efisien. Dalam hal ini perusahaan sangat perlu manajemen kas untuk dapat mengendalikan sumber daya kas tersebut secara efektif dan efisien sebagai bentuk strategi pengembangan suatu perusahaan (Nasihin et al., 2022). Pada intinya setiap perusahaan yang tidak memiliki manajemen kas yang tepat, makan perusahaan tersebut akan mengalami krisis, yang diakibatkan oleh kekurangan likuiditas atau asset yang mudah dicairkan (Yogi & Damayanthi, 2016)capital adequacy ratio dan good corporate governance (GCG. Pada saat ini banyak situasi bisnis yang melibatkan ketidakpastian yang memerlukan pengendalian kas yang baik atau benar sehingga perencanaan kas yang baik dapat mengidentifikasi potensi krisis likuiditas sebelum terjadi untuk itu sangat penting diperlukan adanya manajemen kas yang dapat mengkontrol pengeluaran dan penerimaan (Nainggolan et al., 2019). 2. Tujuan dan Fungsi Manajemen A. Tujuan Manajemen Kas Tujuan utama dari pengendalian kas yang baik dalam sebuah organisasi atau perusahaan adalah untuk dapat membiayai pengeluaran tepat waktu dan mampu membayar senua kewajiban pada saat jatuh tempo atau kewajiban jangka pendek perusahaan. Menurut (Junior Sibarani et al., 2015) tujuan utama manajemen kas adalah untuk membantu manajemen dalam membiayai pengeluaran dan memenuhi kewajiban secara benar dan tepat waktu. Manajemen perusahaan sebaiknya memperhatikan untuk menjaga likuiditas dan tingkat uang
Perencanaan Keuangan Perusahaan 27 tunai yang ada di perusahaan, dengan cara menjaga pengeluaran biaya operasional. Dengan adanya manajemen kas dalam sebuah perusahaan akan dapat memberikan hasil yang mungkin lebih banyak dari kas yang digunakan dan dikeluarkan, ditambah manajemen perusahaan harus dapat memastikan bahwa pembayaran dikerjakan secara finansial (Sari et al., 2021). Adapun tujuan untuk pengelolaan kas adalah untuk mempertahankan saldo yang tidak aktif di perbankan, mengurangi resiko operasional, yaitu resiko kredit dan resiko pasar. B. Fungsi Manajemen Kas Ada beberapa fungsi manajemen kas, yang pertama adalah mengeliminasi saldo idle cash, dengan cara mengurangi dana kas yang menganggur atau tidak digunakan. Yang kedua adalah membuat deposito di perbankan, sehingga akan mendapatkan keuntungan lebih bagus dibandingkan mendapatkan piutang (invoice) ke pihak lain. 3. Model Manajemen Kas Manajemen kas memiliki beberapa model yang dapat digunakan untuk memberikan jawaban dari permasalahan bagaimana mengalokasikan dana yang tingkat likuiditasnya paling cepat (Akhmadi & Rachmalia, 2021). Ketika perusahaan kekurangan uang tunai di perusahaan, makan akan menyebabkan perusahaan untuk menjual sekuritas yang dimilikinya atau membeli kembali sekuritas untuk menggantikan sekuritas yang dijual. Kesimpulannya adalah perusahaan akan sering melakukan trading cost pada saat saldo kas menurun. Berikut ini ada beberapa tipe manajemen kas: A. Model Miller-orr Menurut (Iskandar et al., 2018) model manajemen kas Merton Miller dan Daniel Orr sering digunakan untuk menyempurnakan tipe saldo kas adalah dengan cara menjaga penerimaan dan pengeluaran kas. Model pengelolaan kas model Miller-orr mencakup uang tunai dan pembayaran. Model ini mengasumsikan arus kas bersih harian dengan
Perencanaan Keuangan Perusahaan 28 cara menghitung arus kas yang masuk yang dikurangi dengan arus kas keluar. Arus kas bersih berupa nilai yang diharapkan oleh perusahaan, dengan kata lain sebagai nilai yang lebih besar atau lebih kecil (Nadiah, 2016). Untuk dapat memanfaatkan tipe model miller-orr, ada 4 hal yang harus dilakukan oleh perusahaan yaitu: a. Harus selalu menetapkan batas kontrol yang lebih rendah untuk arus kas. Dengan cara menjaga pengeluaran-pengeluaran yang tidak bermanfaat untuk perusahaan. b. Tentukan tingkat bunga c. Perkirakan standar deviasi arus kas harian. d. Memperkirakan biaya perdagangan saat membeli dan menjual sekuritas. Menurut (Zakirova et al., 2021) model manajemen kas dari Miller dan Orr merumuskan beberapa strategi untuk manajemen kas, diantarannya adalah sebagai berikut: 1. Dalam siatusi dimana pemakaian dan penerimaan kas perusahaan bersifat acak atau tidak terkontrol, maka perusahaan harus dengan cepat dapat menentukan batas maksimal dan minimal saldo kas. 2. Ketika saldo kas mendekati batas yang sudah ditentukan, maka perusahaan harus menukarkan beberapa uang tunai untuk dan mengembalikan saldo kas ke nilai yang di harapkan. 3. Tetapi jika saldo kas berkurang dan mendekati batas minimum, perusahaan atau organisasi harus menjual surat berharga untuk mengembalikan saldo kas ke nilai yang di inginkan. Menurut (Cook et al., 2021) manajemen kas Model Millerorr menggambarkan masalah dalam pengelolaan arus kas. Model ini memperlihatkan bahwa titik keuntungan sempurna adalah Z, yang berkaitan positif dengan biaya bisnis F, tetapi juga berkaitan negatif dengan K. Sehingga tidak dapat berinvestasi sampai tingkat maksimal.
Perencanaan Keuangan Perusahaan 29 Untuk itu diperlukan adanya perencanaan dana untuk memperjelas batasan dan alokasi sumber dana. Batasan ini merupakan diturunkan yang dilakukan dengan cara batas minimal dinaikkan lalu dikalikan pada saat ada pembagian uang tunai (Z). Selain dapat dipelajari dan dipahami proses untuk pengelolaan uang, perusahaan juga harus dapat tugas tim keuangan dan administrasi keuangan menjadi lebih mudah, seksama, dan cepat. Dalam hal ini, tipe Miller Orr memperlihatkan bahwa titik impas sempurna adalah ketika saldo kas rata-rata yang berhubungan positif dengan variabilitas saldo kas (Ahmad et al., 2018). Artinya perusahaan dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi juga harus memiliki tingkat kas yang tinggi. Berikut ini adalah rumus model Miller-orr: h= z dimana: Z = Kas Optimal b = biaya tetap untuk melakukan transaksi h = batas atas kas perusahaan = varians = tingkat bunga. Model Miller-orr dapat digunakan perusahaan untuk menjaga atau mengontrol persediaan kas yang ada diperusahaan (Dimitropoulos et al., 2020). Berikut ini ada contoh mengenai model Miller-orr dalam bentuk grafik : Gambar 1 Contoh Model Miller-Orr
Perencanaan Keuangan Perusahaan 30 Keterangan: Z : Persebaran Uang Tunai UL : Tingkat Maksimum LL : Tingkat Minimum Rp : Titik Pengembalian Uang Tunai B. Model Boumal Menurut (Tsamenyi et al., 2005) Model pengelolaan kas Boumal dapat memprediksi kebutuhan uang tunai dalam bisnis mirip yang akan digunakan. Ketika suatu perusahaan mengalami kerugian dengan hilangnya kesempatan dalam menginvestasikan dananya pada peluang investasi yang tentu lebih berguna. Sebaliknya jika saldo kas terlalu kecil perusahaan akan memiliki masalah likuiditas utama yaitu terbatasnya cadanagan uang kas atau uang tunai, sehingga akan berdampak pada keseimbangan perusahaan (Tan et al., 2020). Menurut (Moraes & Nagano, 2014) mengemukakan bahwa tipe manajemen kas formal termasuk biaya peluang dan biaya transaksi. Biasanya dimanfaatkan untuk menetapkan saldo kas. Kas perusahaan mendekati dengan konsumsi persediaan. Oleh karena itu dilihat dari segi perbendaharaan, keuangan dan tata kelola perusahaan (good corporate governance) memiliki kemiripian. Pada saat perusahaan mempunyai cadangan kas yang besar, maka perseroan dapat memiliki peluang untuk menginvestasikan dana kas tersebut untuk melakukan investasi lain atau investasi yang lebih besar (Jain et al., 2013). Tetapi ada model kuantitas pesanan termurah (EOQ) yang dapay digunakan perusahaan untuk melakukan kalkulasi pesanan barang dagangan dengan harga terendah (Tan et al., 2020). Aturan ini berlangsung dalam mengkalkulasi persediaan kas yang paling sederhana atau kata lain saldo kas yang dialokasikan. Dengan rumus sebagai berikut: C = Dimana: O = Biaya Transaksi D = Kebutuhan Kas Setahun I = Kebutuhan Sekuritas
Perencanaan Keuangan Perusahaan 31 Adapun rumus untuk manajemen kas Model Baumol (Model Persediaan) lainnya adalah sebagai berikut: Q = Pembahasan : Q = Saldo Kas Optimal F = Biaya Transaksi Tetap T = total Kebutuhan Periode i = Tingkat Bunga Satu Periode Manajemn kas dengan Model Boumal dapat menggambarkan bagaimana cara mengelola kas sesuai dengan penggunaan inventaris. Sehingga Model Boumal ini dapat menjaga dan mengontrol dana kas perusahaan sesuai dengan penggunaan kas yang lebih penting (Cook et al., 2021). Berikut ini contoh soal mengenai manajemen kas Model Baumol: Dalam konsumsi kas tahunan perusahaan 1.2 M. Bunga surat berharga adalah 12% pertahun sementara itu harga transaksi untuk mengubah surat berharga jadi uang adalah Rp 50.000. Hitunglah jumlah sekuritas yang akan dikonversi menjadi uang tunai memakai rumus di atas.: Q = = Rp. 31.6.22. 776 C. Model H.G. Guthmann Menurut (Iskandar et al., 2018) manajemen kas model H.G Guthman dapat menunjukan tingkat likuiditas dalam sebuah perusahaan yang “dibiayai dengan baik” tidak boleh kurang dari 5-10% dari aset lancar. Jumlah uang tunai juga dapat dihubungkan dengan total pendapatan. Patokan untuk omset dan nilai rata-rata kas menggambarkan besarnya kecilnya perputaran kas. Semakin tinggi perputaran semakin bagus, itu artinya penanganan kas lebih efisien dan lebih efektif. Tetapi jika terlalu banyak arus kas berarti bahwa likuiditas yang tersedia terlalu rendah dibandingkan dengan harga jual yang sesuai (Ahmad et al., 2018).
Perencanaan Keuangan Perusahaan 32 D. Model Stone Menurut (Tan et al., 2020), manajemen kas model Stone hampir mirip dengan manajemen kas model Miller dan Orr, tetapi manajemen kas model Stone lebih memperhatikan mengelola saldo kas daripada menentukan transaksi pembayaran tunai yang optimal ketika saldo mencapai batas kendali tertinggi. Untuk perusahan perlu menjaga dan mengontrol kas dari segi pembayaran terutama dalam pembayaran piutang yang dimiliki oleh perusahaan. 4. Sumber Kas Ada beberapa sumber-sumber yang dapat menambahkan kas diantaranya sebagai berikut : a. Hasil transaksi termasuk piutang, artinya transaksi-transaksi yang berhubungan dengan penjualan perusahaan. b. Penjualan aset, artinya pada saat perusahaan melakukan penjualan asset, maka akan dapat membantu meningkatkan atau menambah kas perusahaan. c. Bukti utang, misal wesel, obligasi atau pinjaman bank. d. Modal tambahan berasal dari yang punya perseroan. e. Penerimaan uang sewa, saham, hadiah atau pajak dari kurun waktu sebelumnya. f. Keuntungan dari luar perusahaan, misal bunga bank yang terdiri dari bunga deposito, bunga tabungan, dan lain-lain. 5. Aspek Manajemen Kas A. Ada beberapa aspek-aspek dalam manajemen kas, untuk mendukung dalam pengelolaan kas perusahaan, berikut ini adalah aspek manajemen kas: a. Administrasi kas harian Administrasi kas harian merupakan proses penanganan perolehan dan pembayaran kas, dan saldo kas akhir, hingga menghasilkan berita kas terkini. Dalam administrasi kas harian dapat memberikan informasi tentang struktur pendapatan, beban
Perencanaan Keuangan Perusahaan 33 dan saldo kas (Budiman & Pamungkas, 2018). Bukti mengenai arus kas dapat mendukung untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menciptakan arus kas, sehingga dapat mengestimasi dan membandingkan nilai sekarang dari seluruh arus kas masa mendatang (Sulaeman & Dwinanda, 2021). b. Budget kas (Anggaran kas) Anggaran kas sangat penting untuk menganalisis aktivitas atau operasi keuangan agar berjalan dengan semestinya dan sesuai dengan tujuan perusahaannya. c. Persediaan Kas Setiap perusahaan akan berusaha untuk memastikan bahwa arus kas perusahaan teratur. Artinya arus kas harus seimbang dengan kas yang ada di perusahaan. Persediaan kas yang berlebih akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan, karena kas tertanam yang tidak produktif (Salas-Molina et al., 2021). Kekurangan kas dan setara kas dapat atau tidak dapat mengakibatkan perusahaan tidak dapat menjalankan usaha atau kegiatannya dengan baik dan akan kesulitan dalam memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo (Zakirova et al., 2021) d. Motif manajemen kas Ada beberapa motif-motif manajemen kas yang dapat mendukung perusahaan dalam mengelola keuangan kas perusahaan • Motif transaksi Pada saat ini setiap bisnis perusahaan sangat membutuhkan dana kas atau uang tunai untuk mendanai kegiatan operasional, contohnya membayar karyawan, membeli barang, membayar tagihan dan lain-lain. • Motif berjaga-jaga Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga seperti bencana alam dan lain-lain.
Perencanaan Keuangan Perusahaan 34 • Motif spekulasi Dalam motif spekulasi ini dapat digunakan untuk merebut peluang. Misalnya perusahaan dapat melakukan investasi uang pada sekuritas atau pada pasar modal dengan harapan nilainya dapat meningkatkan kas yang ada diperusahaan. • Motif compesanting balance Motif ini terkait dengan kebutuhan perusahaan untuk meminjam uang dari bank. 6. Studi Kasus Saldo kas optimal Studi kasus kali ini berasal dari Jurnal Miladiah, 2016 dengan studi Kasus CV. Accu Batu Kediri. Pendapat Gitosudarmo dan Basri (2022:41), penetapan persediaan kas dalam perusahaan salah satunya dengan menentukan saldo kas optimal: Pembahasan : C = Saldo kas Optimal T = Total Pengeluaran Kas bw = Biaya Administrasi Bank i = Bunga Deposito Pertahun. Berikut ini merupakan pengeluaran kas yang dikeluarkan oleh CV. Accu Batu Kediri berdasarkan laporan keuangan sealam kurun waktu 4 tahun sebagai berikut: Tabel 1 Pengeluaran Kas 2012 2013 2014 2015 Biaya Operasional Rp. 216.750.250 Rp. 232.650.750 Rp. 247.400.000 Rp. 260.350.000 Pembelian Bahan Baku Rp. 359.677.760 Rp. 404.637.480 Rp. 427.117.340 RP. 456.701.557
Perencanaan Keuangan Perusahaan 35 Penambahan Piutang Rp. 55.197.457 Rp. 49.583.420 Rp. 14.150.910 Rp. 29.705.091 Biaya Bunga Bank (Rp. 15.946.889) (Rp. 16.706.442) (Rp. 13.295.077) (Rp. 13.295.077) Biaya Administrasi Bank (Rp.479.751) (Rp.502.753) (Rp.520.00) (Rp. 550.750) Bunga Deposito di Bank 15,48% 15,28% 10,39% 7,30% Jumlah Rp. 648.052.107 Rp. 704.080.845 Rp. 702.374.023 Rp. 760.602.475 Sumber: CV. Accu Batu Tahun 2015 (Miladiah, 2016) Maka : a. Tahun 2012 Tahun 2012, perusahaan harus memiliki saldo kas optimal sebesar Rp.63.378.520. Walaupun kas perusahaan yang dimiliki yaitu Rp. 53.770.000. Ini memperlihatkan bahwa memiliki kekurangan sejumlah Rp. 9.608.520 untuk menutupi kebutuhan uang tunai mereka. Diakibatkan pembayaran kas masih terlalu tinggi dibandingkan dengan
Perencanaan Keuangan Perusahaan 36 saldo kas perusahaan sehingga mempengaruhi tingkat saldo kas yang optimal. Akibatnya, harus meminjam dari pihak lain agar bisa memenuhi kebutuhan likuiditasnya. b. Tahun 2013 Diketahui : Tahun 2013, perusahaan harus memiliki saldo kas optimal sebesar ialah Rp. 68.067.890. Meskipun cadangan kas perusahaan Rp.77.408.295. Artinya ini memiliki surplus kas sejumlah Rp.9 340 405. Maka, adanya penawaran tunai, perusahaan dapat melengkapi semua kebutuhan. Kecuali, perusahaan dapat menginvestasikan kelebihan kasnya pada sekuritas, deposito atau lainnya. c. Tahun 2014 Diketahui:
Perencanaan Keuangan Perusahaan 37 Tahun 2014, perusahaan harus memiliki saldo kas optimal sebesar ialah sejumlah Rp.83.848.078. Walaupun cadangan kas perusahaan sejumlah Rp.80.862.333. Ini memperlihatkan bahwa masih punya kekurangan sejumlah Rp. 2.985.745 untuk memenuhi kebutuhan uang tunai mereka. Ini disebabkan oleh pembayaran kas masih terlalu besar dibandingkan dengan saldo kas perusahaan, maka dari itu menyesuaikan tingkat saldo kas yang optimal, mengakibatkan harus meminjam dari pihak lain untuk memenuhi keinginan likuiditasnya. d. Tahun 2015 Diketahui : Tahun 2015, perusahaan harus memiliki saldo kas optimal sebesar ialah sejumlah Rp.107.129.650. Walaupun cadangan kas perusahaan adalah Rp. 98082.579. Ini memperlihatkan bahwa perusahaan masih memiliki kekurangan sebesar Rp. 9.047.071 untuk memenuhi kebutuhan uang tunai mereka. Hal ini menyebabkan pembayaran kas
Perencanaan Keuangan Perusahaan 38 masih terlalu tinggi dibandingkan dengan saldo kas perusahaan sehingga mempengaruhi tingkat saldo kas yang optimal. Akibatnya, perusahaan harus meminjam dari pihak lain untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya. 7. Perbandingan Saldo Kas Tabel.2 Perbandingan Saldo Kas Tahun Saldo Kas Perusahaan Saldo Kas Harus Ada 2012 Rp.53.770.000 Rp.63.378.520 2013 Rp.77.408.295 Rp.68.067.890 2014 Rp.80.862.333 Rp.83.848.078 2015 Rp.98.082.579 Rp.107.129.650 Dapat terlihat jumlah kas optimal yang seharusnya dimiliki belum tercapai. Dikarenakan nilai persediaan yang terlalu besar (melebihi cadangan kas perusahaan). Tahun 2012, 2014 dan 2015, cadangan kas perseroan masih di minimum saldo kas optimal yang semestinya. Agar perusahaan bisa menutupi keseluruhan kepentingan likuiditasnya, mereka harus memberikan pinjaman kepada pihak lainnya (ketiga). Sebaliknya, total saldo kas perseroan lebih tinggi dari saldo kas optimal yang harus ada ditahun 2013. Maka dari itu perseroan tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi likuiditasnya. Kelebihan likuiditas dapat diinvestasikan berupa surat berharga, deposito dan lain sebgainya.
Perencanaan Keuangan Perusahaan 39 Daftar Pustaka Ahmad, N. N., Ahmad, S., & Abdullah, W. M. T. W. (2018). Sustaining SMEs through Resources Availability andCash Management Practices: An Application of thePartial Least Squares (PLS). Global Business and Management Research:, 10(3), 24–35. https://search-ebscohost-com.ezp. waldenulibrary.org/login.aspx?direct=true&db=bth&AN=133618097&si te=eds-live&scope=site. Akhmadi, M. H., & Rachmalia, A. O. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pengelolaan Kas Bendahara Penerimaan Pemerintah Daerah. JIAP (Jurnal Ilmu Administrasi Publik), 9(2), 113. https://doi. org/10.31764/jiap.v9i2.5219 Budiman, A. C., & Pamungkas, B. (2018). Penerapan Manajemen Kas Dalam Kaitannya Dengan Pengendalian Kas, Hutang Dan Piutang Dengan Memanfaatkan Laporan Arus Kas (Studi Kasus Pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor). Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 2(3), 216–222. https:// doi.org/10.37641/jiakes.v2i3.51 Chintha, S. S., & Prasad, K. V. (2021). A Study on the Impact of Cash Management on the Financial Performance of the Listed Manufacturing Companies from Muscat Securities Market, Sultanate of Oman. International Journal of Business and Administrative Studies, 7(1), 25–35. https://doi.org/10.20469/ijbas.7.10003-1 Cook, D. O., Kieschnick, R., & Moussawi, R. (2021). Operating lease obligations and corporate cash management. Journal of Corporate Finance, 69(May), 102008. https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2021.102008 Dimitropoulos, P., Koronios, K., Thrassou, A., & Vrontis, D. (2020). Cash holdings, corporate performance and viability of Greek SMEs: Implications for stakeholder relationship management. EuroMed Journal of Business, 15(3), 333–348. https://doi.org/10.1108/EMJB-08-2019-0104
Perencanaan Keuangan Perusahaan 40 Florencia, & Meinie Susanty. (2019). Tata Kelola Perusahaan, Aliran Kas Bebas Dan Manajemen Laba. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 21(2), 141–154. https://doi.org/10.34208/jba.v21i2.615 Iskandar, I., Willett, R., & Xu, S. (2018). The development of a government cash forecasting model. Journal of Public Budgeting, Accounting and Financial Management, 30(4), 368–383. https://doi.org/10.1108/ JPBAFM-04-2018-0036 Jain, B. A., Li, J., & Shao, Y. (2013). Governance, product market competition and cash management in IPO firms. Journal of Banking and Finance, 37(6), 2052–2068. https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2013.01.032 Junior Sibarani, T., Hidayat, N., & Surtikanti, S. (2015). Analisis Pengaruh Beban Pajak Tangguhan, Discretionary Accruals, dan Arus Kas Operasi terhadap Manajemen Laba. Jurnal Riset Akuntansi & Perpajakan (JRAP), 2(01), 19–31. https://doi.org/10.35838/jrap.v2i01.90 Kusiyah, K., Kalbuana, N., & Rusdiyanto, R. (2022). Pengaruh Narsisme Ceo Dan Arus Kas Bebas Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Politala, 5(1), 36–45. https://doi.org/10.34128/jra.v5i1.127 Moraes, M. B. da C., & Nagano, M. S. (2014). Evolutionary models in cash management policies with multiple assets. Economic Modelling, 39, 1–7. https://doi.org/10.1016/j.econmod.2014.02.010 Nadiah, N. (2016). Cash management practices in micro and small businesses in malaysia. 4(2013), 331–335. Nainggolan, E. R., Asymar, H. H., Hidayah, S., & Lase, M. (2019). Aplikasi Manajemen Kas Berbasis Android Untuk Membantu Pelaku Usaha Kecil Dan Menengah. Jurnal Pendidikan Informatika Dan Sains, 8(1), 10. https://doi.org/10.31571/saintek.v8i1.1154 Nasihin, I., Hendriani, M., Puspitasari, M., & Rahman, F. (2022). Analisis Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Saham Syariah Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Bisnis, 6(1), 111–122.
Perencanaan Keuangan Perusahaan 41 Nasihin, I., & Purwandari, D. (2022). Analysis of the Effect of Profitability, Liquidity, and Firm Size on the Timeliness of Financial Report Submission. Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, Dan Entrepreneurship, 12(1), 33. https://doi.org/10.30588/jmp.v12i1.989 Salas-Molina, F., Rodriguez-Aguilar, J. A., Pla-Santamaria, D., & GarcíaBernabeu, A. (2021). On the formal foundations of cash management systems. Operational Research, 21(2), 1081–1095. https://doi.org/10.1007/ s12351-019-00464-6 Sari, I. P., Tjandra, T., Firmansyah, A., & Trisnawati, E. (2021). Praktek Manajemen Laba di Indonesia : Komite Audit , Komisaris Independen, Arus Kas Operasi. ULTIMA Accounting, 13(2), 310–322. Sulaeman, A. S., & Dwinanda, R. R. (2021). Manajemen Kas Pemerintah: Implementasi Kartu Kredit Pemerintah dalam Pembayaran Belanja Negara. Jurnal Riset Dan Aplikasi: Akuntansi Dan Manajemen, 5(2), 187– 198. https://doi.org/10.33795/jraam.v5i2.005 Tan, J., Wang, X., & Chan, K. C. (2020). Does a national reform of a logistics system matter in corporate cash management? Evidence from logistics service standardization in China. Pacific Basin Finance Journal, 63(May), 101399. https://doi.org/10.1016/j.pacfin.2020.101399 Tsamenyi, M., Skliarova, D., Tsamenyi, M., & Steet, M. (2005). Managerial Finance Multinational In ter na tional Cash Man age ment Prac tices in a Rus sian Multinational. Yogi, L. M. D. P., & Damayanthi, I. G. A. E. (2016). Pengaruh Arus Kas Bebas, Capital Adequacy Ratio dan Good Corporate Governance pada Manajemen Laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 15(2), 1056– 1085. https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/19869 Zakirova, A., Klychova, G., Doronina, S., Abasheva, O. V., & Nigmatullina, N. (2021). Improvement of methodological support of internal control in the cash management system of the enterprise. E3S Web of Conferences, 284, 07011. https://doi.org/10.1051/e3sconf/202128407011
Perencanaan Keuangan Perusahaan 42 PROFIL PENULIS Ketertarikan penulis terhadap ilmu akuntansi dan manajemen dimulai pada tahun 2012 silam. Hal tersebut membuat penulis memilih masuk ke Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dengan mengambil jurusan Akuntansi dan berhasil menyeselasikan studi S1 dengan jurusan akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Dr. Khez Muttaqien Purwakarta pada tahun 2018 dengan gelar akademik Sarjana Akuntansi (S.Ak). Dua tahun kemudian, penulis menyelesaikan Studi S2 di Program studi Magister Akuntansi dengan memilih program Akuntansi Manajemen pada Program Pasca Sajarna Universitas Padjadjaran dengan gelar akademik Magister Akuntansi (M.Ak). Penulis memiliki kepakaran dibidang Akuntansi Manajemen, Akuntansi Keuangan, Sistem Informasi Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing. Untuk meningkatkan kepakaran tersebut penulis aktif bekerja di perusahaan Multinasional dan perusahaan BUMN. Penulis memiliki pengalaman bekerja di beberapa perusahaan, seperti PT Autotech Indonesia, Perum Peruri, PT Indomarco Prismatama, Kantor Akuntan Publik Roebiandini (KAP), Klinik Utama Pupuk Kujag, Konsultan Keuangan dan Pajak di CV Nuparis, serta pernah menjadi peneliti di Inovator Nusantara Universitas Padjadjaran. Untuk mewujudkan karir menjadi dosen profesional penulis aktif sebagai peneliti dibidang kepakarannya tersebut. Beberapa penelitian yang telah dilakukan didanai oleh internal perguruan tinggi. Selain sebagai peneliti, penulis juga aktif menulis buku dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara yang sangat tercinta ini. Atas dedikasi dan kerja keras dalam menulis buku, penulis pernah menulis buku pada Tahun 2021 yang terdaftar di Perpustakaan Nasional RI. Email Penulis : ihsan.nasihin@ubpkarawang.ac.id
Perencanaan Keuangan Perusahaan 43 A. Manajemen Piutang Dagang Setiap perusahaan pasti penginginkan penjualan yang besar setiap periodenya. Untuk memperoleh penjualan yang besar, perusahaan perlu memberikan berbagai kemudahan bagi para konsumen, termasuk kemudahan bagi konsumen dalam melakukan pembelian barang. Salah satu kemudahan yang dapat diberikan oleh perusahaan adalah penjualan secara kredit. Bagi konsumen yang tidak memiliki uang kas, perusahaan dapat melakukan penjualan kepada konsumen tersebut dengan memberikan angsuran pembayaran atau tempo waktu pembayaran. Transaksi secara kredit tersebut akan menimbulkan piutang dagang bagi perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan piutang dagang merupakan tagihan kepada konsumen yang timbul dari penjualan barang secara kredit. Meskipun pembentukan piutang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan penjualan, namun piutang yang dimiliki oleh perusahaan perlu dikendalikan, karena jika perputaran piutang tidak baik, maka akan menghambat likuiditas perusahaan. Perputaran piutang merupakan tingkat MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN Ni Nyoman Sri Rahayu Trisna Dewi, SE., M.Si
Perencanaan Keuangan Perusahaan 44 keberhasilan piutang dagang yang dilunasi oleh konsumen. Oleh karena itu, sebelum memberikan penjualan kredit kepada konsumen, perusahaan harus memperhatikan kondisi calon konsumennya untuk dapat meyakini bahwa konsumen akan sanggup membayar. Perusahaan dapat melakukan beberapa cara untuk dapat mengendalikan piutang yang dimiliki, antara lain: a. Memperhatikan kebijakan pemberian piutang yang diberikan Konsumen tentu akan senang jika diberikan kebijakan kredit yang ringan. Namun perusahaan tetap harus memperhatikan agar kebijakan yang diberikan tidak merugikan perusahaan. Kebijakan pemberian piutang yang perlu diperhatikan meliputi jangka waktu piutang yang diberikan dan jumlah piutang yang diperkenankan untuk masingmasing konsumen. b. Memiliki standar kredit Standar kredit diperlukan oleh perusahaan sebelum memutuskan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan atau tidak. Perusahaan tidak bisa sembarangan memberikan penjualan kredit kepala konsumen yang baru tanpa memperhatikan kondisi calon konsumen tersebut. Bagi konsumen lama, standar kredit juga perlu diterapkan untuk memutuskan apakah layak memberikan kredit kembali kepada konsumen tersebut atau tidak. Perusahaan perlu melihat riwayat pembayaran piutang yang dilakukan sebelumnya oleh konsumen tersebut. c. Melakukan penagihan secara rutin Perusahaan perlu melakukan penagihan piutang secara rutin ke konsumen dengan mengirimkan surat tagihan ataupun melalui telepon langsung kepada konsumen. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan konsumen melakukan pembayaran sekaligus memelihara hubungan baik dengan konsumen.
Perencanaan Keuangan Perusahaan 45 Pengakuan Piutang Dagang dengan Diskon Perusahaan biasanya memberikan diskon untuk menarik konsumen membeli barang dagangannya. Diskon dagang yang diberikan berbentuk persentase. Misalkan suatu produk memiliki harga Rp500.000 dengan diskon 10%. Maka konsumen hanya perlu membayar sebesar Rp 450.000 karena konsumen memperoleh diskon sebesar Rp500.000 x 10% yaitu sebesar Rp50.000. Berbagai inovasi juga diberikan oleh perusahaan untuk memberikan penawaran-penawaran menarik bagi konsumen namun dengan meminimalkan risiko yang diperoleh oleh perusahaan. Salah satunya adalah perusahaan sering memberikan diskon disertai dengan syarat penjualan yang sering disebut diskon tunai penjualan. Misalnya perusahaan menetapkan syarat penjualan adalah 5/10, n/30. Maksud dari syarat penjualan tersebut adalah konsumen akan memperoleh diskon sebesar 5% jika konsumen melunasi pembayarannya dalam waktu 10 hari setelah tanggal faktur atau membayar tanpa diskon (harga normal) jika membayar setelah lewat dari 10 hari dengan jangka waktu pembayaran 30 hari sejak tanggal faktur. 5/10, n/30 5 : menunjukkan jumlah diskon yang diperoleh 10 : menunjukkan jangka waktu pembayaran untuk mendapatkan diskon 30 : menunjukkan jangka waktu maksimal dilakukan pelunasan Syarat lain yang dapat digunakan misalnya 10/EOM, n/90 yang berarti bahwa konsumen akan memperoleh diskon sebesar 10% jika melakukan pembayaran tidak melewati akhir bulan (EOM/ End Of Month) atau membayar tanpa diskon (harga normal) jika membayar setelah lewat akhir bulan dengan jangka waktu pembayaran maksimal 90 hari. Apapun syarat pembayaran yang dipilih oleh konsumen, perusahaan tetap harus melakukan pencatatan ke dalam jurnal untuk mengakui piutang yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan menggunakan metode akrual, maka pencatatan dilakukan saat transaksi tersebut terjadi seperti contoh berikut. Misalkan pada tanggal 7 Januari 2023 PT Sahabat menjual barang dagangan kepada seorang konsumen secara kredit seharga Rp900.000 dengan syarat 5/15, n/60. Maka PT Sahabat akan melakukan penjurnalan sebagai berikut: