Kesehatan Masyarakat Copyright© PT Penamudamedia, 2024 Penulis: Ni Luh Ayu Citra Mutiarahati, S.KM., M.Kes., Dr. Ria Qadariah Arief, S.KM., M.Kes., Ni Putu Rahayu Artini, S.Si., M.Si., Meliana Sari, M.KM., Dr. Minsarnawati, S.KM, M.Kes., Dina Fitriana Rosyada, S.K.M, M.K.L., Hayatul Khairul Rahmat, S.Sos., M.Han., Dela Aristi, MKM Editor: Dr. Minsarnawati, SKM, M.Kes ISBN: 978-623-8586- Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Mei 2024 viii + 126, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit
v Kata Pengantar elamat datang di dunia ilmu kesehatan masyarakat, sebuah bidang yang merangkum pengetahuan ilmiah dengan praktik untuk meningkatkan populasi kesehatan secara menyeluruh. Buku ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang tantangan, strategi, dan praktik terbaik dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Dari epidemiologi hingga intervensi kesehatan masyarakat, pembaca akan membayangkan informasi yang relevan dan terkini untuk memahami dinamika kesehatan populasi. Semoga buku ini menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang berharga bagi para pembaca dalam memahami dan memajukan kesehatan masyarakat. S
vi Daftar Isi Kata Pengantar ............................................................... v Daftar Isi ....................................................................... vi Bab 1 - Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat .......................... 1 A. Perbedaan Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.......2 B. Definisi Kesehatan Masyarakat.......................................................7 C. Tujuan Kesehatan Masyarakat........................................................8 D. Ruang Lingkup Ilmu Kesehatan Masyarakat ...................................9 Bab 2 - Konsep Kesehatan Masyarakat ............................. 12 A. Pengertian Kesehatan Masyarakat ...............................................12 B. Prinsip-prinsip Dasar Kesehatan Masyarakat................................16 C. Pendekatan Kesehatan Masyarakat.............................................20 Bab 3 - Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat ............... 25 A. Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat.....................................26 B. Bagian Sistem Pelayanan Kesehatan.............................................27 C. Ciri-Ciri Sistem Pelayanan Kesehatan............................................28 D. Jenis Sistem Pelayanan Kesehatan................................................29
vii E. Ruang Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan................................ 31 F. Syarat Sistem Pelayanan Kesehatan ............................................. 32 G. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan........... 33 Bab 4 - Perilaku Kesehatan .............................................. 35 A. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan.......................... 37 B. Jenis-Jenis Perilaku Kesehatan...................................................... 39 C. Strategi Meningkatkan Perilaku Kesehatan.................................. 41 D. Tantangan dalam Meningkatkan Perilaku Kesehatan................... 43 E. Implementasi Perilaku Kesehatan yang Baik ................................ 45 Bab 5 - Konsep Pencegahan Penyakit ............................... 48 A. Riwayat Alamiah Penyakit............................................................. 51 B. Konsep Pencegahan Penyakit ....................................................... 53 C. Keterkaitan antara Riwayat Alamiah Penyakit dan Konsep Pencegahan Penyakit.................................................................... 58 D. Dimana peran tenaga kesehatan masyarakat dalam tingkatan pencegahan?................................................................................. 60 E. Keberhasilan Pencegahan Penyakit .............................................. 62 Bab 6 - Konsep Dasar Epidemiologi .................................. 65 A. Definisi dan Terminologi Epidemiologi ......................................... 65 B. Triad atau Segitiga Epidemiologi................................................... 72 C. Epidemiologi pada Pemecahan Masalah Kesehatan .................... 77
viii Bab 7 - Peranan Kesehatan Lingkungan Terhadap Stunting Anak ................................................................ 82 A. Kesehatan Lingkungan...................................................................84 B. Stunting .........................................................................................87 C. Pengaruh Kesehatan lingkungan terhadap stunting pada anak ...88 Bab 8 - Konsep Dasar Kesehatan Kerja ............................. 92 A. Pengertian Kesehatan Kerja ..........................................................92 B. Tujuan Kesehatan Kerja.................................................................94 C. Batasan Kesehatan Kerja...............................................................95 D. Penyebab Penyakit Akibat Kerja....................................................95 E. Konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja ...................................97 Bab 9 - Edukasi dan Promosi Kesehatan .......................... 101 F. Edukasi Kesehatan.......................................................................101 B. Promosi Kesehatan......................................................................102 C. Metode Promosi Kesehatan........................................................103 D. Media Promosi Kesehatan ..........................................................107 Daftar Pustaka ............................................................. 110 Tentang Penulis ........................................................... 120
| 1 Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat esehatan, baik fisik, mental, maupun sosial, merupakan kondisi yang memungkinkan individu untuk menjalani kehidupan yang produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat adalah sekelompok individu yang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Kesehatan masyarakat adalah disiplin ilmu yang bertujuan untuk memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesehatan populasi dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit. Ilmu kesehatan masyarakat meliputi upaya preventif dan promosi kesehatan secara menyeluruh. Sudut pandang yang mempersempit konsep ini hanya pada penyuluhan perlu diperbaiki, karena pemahaman konsep dasar ilmu kesehatan masyarakat sangat penting. K
2 | A. Perbedaan Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan masyarakat adalah bidang studi yang mengeksplorasi topik-topik yang berkaitan erat dengan kesehatan manusia dan hewan. Keduanya merupakan cabang ilmu terapan yang erat hubungannya dengan ilmu murni biologi dan kimia. Fokus dari kedua ilmu tersebut adalah memberikan solusi terhadap berbagai tantangan kesehatan yang dihadapi oleh manusia dan hewan. (Ernyasih, 2016; Maisyarah et.al, 2021) Meskipun memiliki kesamaan, sebenarnya terdapat perbedaan antara ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu kedokteran. Perbedaannya terletak pada fokus ilmu kesehatan masyarakat yang menekankan pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan secara umum. Di sisi lain, ilmu kedokteran berfokus pada identifikasi masalah medis individu (diagnosis) dan memberikan rekomendasi pengobatan berupa saran medis, pemberian resep obat, tindakan medis, dan sebagainya. (Rosmalia and Sriani, 2017; Maisyarah et.al, 2021). Dalam perjalanan sejarahnya, prinsip-prinsip kesehatan masyarakat digagas oleh dua tokoh mitologi Yunani, yaitu Asclepius dan Higeia. Asclepius, seorang dokter yang terkenal dengan kecerdasan dan penampilannya yang menawan, diyakini mampu menyembuhkan penyakit dan bahkan melakukan prosedur bedah dengan keahlian tertentu. Dia memiliki seorang asisten yang kemudian menjadi istrinya, bernama Higeia, yang dikenal karena kecantikannya dan berfokus pada upaya pencegahan penyakit. Higeia mengajarkan masyarakat
| 3 untuk menjaga kebersihan diri, menjalani gaya hidup sehat, memperhatikan pola makan, menghindari makanan dan minuman yang berbahaya, serta memastikan istirahat yang cukup. Meskipun keduanya memiliki pendekatan yang berbeda dalam menjalankan upaya kesehatan, karya mereka memberikan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan kesehatan masyarakat. Perbedaan mendasar terletak pada pendekatan dalam menangani masalah kesehatan. Asclepius menekankan pengobatan penyakit dengan fokus pada orang yang sakit. Di sisi lain, Higeia menyoroti pentingnya gaya hidup seimbang untuk mencegah penyakit, termasuk menghindari zat beracun, makan makanan bergizi, beristirahat cukup, dan berolahraga. Higeia juga lebih cenderung mengutamakan upaya penyembuhan alami dengan memperkuat tubuh melalui pola makan yang baik daripada menggunakan pengobatan atau operasi. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terlihat adanya perbedaan yang semakin jelas dalam masyarakat antara dua jenis pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan kuratif dan pelayanan preventif. Perbedaan kedua kelompok ini sebagai berikut: 1. Pendekatan Kuratif Biasanya dilakukan secara perorangan, lebih cenderung bersifat responsif terhadap masalah yang muncul, hubungan antara pasien dan petugas kesehatan cenderung formal, dan penanganan pasien lebih difokuskan pada aspek biologis saja, padahal
4 | kesehatan manusia melibatkan aspek biologis, psikologis, dan sosial yang saling terkait. 2. Pendekatan Preventif Sasaran dari pelayanan kesehatan adalah masyarakat, bukan individu. Fokus utamanya adalah masalah-masalah yang terjadi di tingkat masyarakat, bukan masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan dan masyarakat lebih merupakan kemitraan. Pendekatan yang digunakan adalah proaktif, di mana masalah tidak hanya ditunggu muncul, tetapi juga dicari aktif. Pasien dilihat sebagai individu yang kompleks dengan pendekatan holistik, di mana penyakit tidak hanya disebabkan oleh gangguan biologis, tetapi juga oleh aspek psikologis dan sosial. Perkembangan kesehatan masyarakat telah dimulai sejak zaman sebelum ilmu pengetahuan modern berkembang. Perkembangan kesehatan masyarakat dapat dibagi menjadi dua periode, yaitu sebelum ilmu pengetahuan berkembang (periode pra-ilmu pengetahuan) dan setelah ilmu pengetahuan berkembang (periode ilmiah). (Trisna et.al, 2020). 1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan (Prescientific Period) Pada saat itu, berbagai penyakit menyerang populasi dengan kejadian endemik atau wabah penyakit yang tersebar di berbagai tempat. Tingginya jumlah penyakit menular menegaskan pentingnya perhatian terhadap kesehatan masyarakat. (Halon, 1964). Penyakit kolera menyebar dari Inggris ke
| 5 Afrika, lalu menjangkiti Asia, termasuk Asia Barat dan Asia Timur, sebelum akhirnya mencapai Asia Selatan. Pada awal abad ke-7, kesadaran akan pentingnya kesehatan masyarakat semakin meningkat karena berbagai penyakit menular mulai menyerang populasi dan telah terjadi wabah, bahkan beberapa menjadi endemik. Sebagai contoh, kolera telah menyebar di berbagai wilayah seperti Asia Tengah, Timur Tengah, dan Afrika sejak abad ke-7, dan di India telah menjadi masalah yang persisten. Selain itu, lepra juga telah menyebar ke wilayah seperti Mesir, Asia Kecil, dan Eropa melalui perantau. Masyarakat mulai mengambil berbagai langkah untuk mengatasi kasus epidemi dan endemic : a. Faktor lingkungan, khususnya kebersihan dan sanitasi. b. Manajemen limbah manusia. c. Upaya untuk menyediakan air minum yang bersih. d. Pengelolaan sampah yang efektif. e. Penyediaan ventilasi yang memenuhi standar kebersihan. (Cholifah et.al, 2019) Pada abad ke-13 hingga abad ke-17, terjadi epidemi pes yang paling parah tercatat di China dan India, dengan perkiraan 13 juta kematian. Di India, Mesir, dan Gaza, terdapat catatan 13.000 kematian per hari selama epidemi tersebut, dengan total kematian mencapai 60 juta orang. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan "The Black Death". Selama periode ini, kolera
6 | juga menjadi masalah serius di beberapa tempat. Pada tahun 1603, satu dari enam orang meninggal karena penyakit menular, angka yang meningkat menjadi satu dari lima orang pada tahun 1965. Pada tahun 1759, juga tercatat wabah penyakit lain seperti dipteri, tifus, dan disentri. Pada masa ini, pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan belum terlalu matang, seperti yang terlihat dari regulasi tertulis mengenai pembuangan limbah yang lebih didasarkan pada masalah bau daripada pada kesehatan. Namun, dengan munculnya berbagai penyakit menular yang menimpa sebagian besar populasi, kesadaran akan pentingnya kesehatan masyarakat semakin meningkat. Penyakit menular tersebut bukan hanya menjadi wabah tetapi juga menjadi masalah endemik. 2. Periode Sesudah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Berkembang (Scientific Period) Kemajuan ilmu pengetahuan pada akhir abad ke18 dan awal abad ke-19 memberikan dampak yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk kesehatan. Pada abad ke-19, pemahaman mengenai masalah kesehatan berkembang menjadi lebih kompleks, tidak hanya terbatas pada aspek biologis, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. Pada masa ini, berbagai vaksin dan desinfektan ditemukan untuk mengatasi penyakit. Penyelidikan epidemi kolera di Inggris pada tahun 1832 memicu perhatian serius terhadap sanitasi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
| 7 Pendidikan tenaga kesehatan mulai dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, termasuk didirikannya sekolah kedokteran seperti Sekolah Tinggi Kedokteran John Hopkins di AS pada tahun 1883. Pada tahun 1855, pemerintah AS membentuk Departemen Kesehatan sebagai respons terhadap kebutuhan akan pelayanan kesehatan masyarakat, sementara Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika didirikan pada tahun 1972. (Notoamodjo, 2005). B. Definisi Kesehatan Masyarakat Profesor Winslow dari Universitas Yale pada tahun 1920 mendefinisikan ilmu kesehatan masyarakat sebagai disiplin yang berfokus pada pencegahan penyakit, peningkatan umur harapan hidup, dan kesehatan fisik serta mental. Definisi tersebut juga menekankan pentingnya upaya bersama dalam meningkatkan sanitasi lingkungan, mengendalikan penyebaran infeksi, memberikan pendidikan tentang kebersihan individu, mengorganisir layanan medis, dan memperhatikan aspek sosial guna memastikan standar kehidupan yang memadai bagi semua individu dalam masyarakat untuk mempertahankan kesehatan mereka. Menurut Ikatan Dokter Amerika pada tahun 1948, kesehatan masyarakat dijelaskan sebagai kombinasi ilmu dan seni yang bertujuan menjaga, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pengorganisasian komunitas. Definisi ini mencakup berbagai bidang seperti sanitasi, teknik sanitasi,
8 | kedokteran kuratif, kedokteran preventif, dan ilmu sosial, yang bertujuan untuk menjaga kesehatan populasi secara komprehensif. Ilmu kesehatan masyarakat bersandar pada berbagai disiplin ilmu seperti Biologi, Kimia, Fisika, Kedokteran, Kesehatan Lingkungan, Sosiologi, Pendidikan, Psikologi, Antropologi, dan lain-lain. Karena kompleksitas masalah kesehatan masyarakat, pendekatannya memerlukan kontribusi dari berbagai bidang ilmu. Oleh karena itu, ilmu kesehatan masyarakat dianggap sebagai bidang yang melibatkan berbagai disiplin. Setiap tindakan, baik yang langsung maupun tidak, yang bertujuan untuk mencegah, meningkatkan, mengobati, atau memulihkan kesehatan, merupakan bagian dari usaha kesehatan masyarakat. C. Tujuan Kesehatan Masyarakat Tujuan Kesehatan masyarakat, baik dalam promosi, pencegahan, pengobatan, atau rehabilitasi, adalah untuk menjamin bahwa setiap anggota masyarakat mencapai tingkat kesehatan yang optimal, termasuk aspek fisik, mental, dan sosial, serta berpotensi untuk memiliki umur panjang. Tujuan umum dan khusus dari bidang kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Meningkatkan kesehatan dan kapasitas masyarakat secara komprehensif dalam menjaga kesehatan mereka sendiri untuk mencapai kemandirian dalam hal kesehatan.
| 9 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan pemahaman individu, keluarga, komunitas, dan masyarakat mengenai konsep kesehatan dan penyakit. b. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, komunitas, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan kesehatan. c. Memberikan pelayanan kesehatan kepada kelompok-kelompok yang rentan, kelompokkelompok khusus, dan kasus-kasus yang memerlukan perawatan dan tindak lanjut. D. Ruang Lingkup Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah bidang pengetahuan yang menggabungkan pengetahuan ilmiah dan aplikatif untuk tujuan mencegah penyakit, memperpanjang umur, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta meningkatkan efisiensi. Ini dicapai melalui partisipasi aktif masyarakat dalam meningkatkan sanitasi lingkungan, mengendalikan penyebaran infeksi, memberikan edukasi tentang kebersihan personal, mengelola layanan medis dan perawatan, serta melakukan deteksi dini dan pencegahan penyakit, serta memperhatikan aspek sosial. Ini bertujuan untuk memastikan setiap individu dalam masyarakat memiliki standar kehidupan yang memadai untuk menjaga kesehatannya. Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah bidang yang melibatkan berbagai disiplin ilmu :
10 | 1. Epidemiologi adalah studi tentang pola kesehatan dan penyakit serta faktor-faktor terkaitnya pada tingkat populasi. Tujuannya adalah untuk menyelidiki peristiwa kesehatan tertentu, seperti wabah, dengan maksud untuk pengendalian. 2. Biostatistik atau Statistik Kesehatan adalah informasi mengenai masalah kesehatan yang digunakan untuk perencanaan program kesehatan, pengembangan solusi alternatif, dan analisis penyakit dalam periode tertentu. 3. Kesehatan Lingkungan merupakan usaha yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dan penerapannya untuk memelihara keseimbangan antara manusia dan lingkungan tempatnya hidup. Ini juga mencakup pengelolaan lingkungan agar mencapai keadaan yang bersih, sehat, nyaman, dan aman, serta mencegah berbagai penyakit. Ilmu Kesehatan Lingkungan mempelajari bagaimana interaksi antara manusia dan perubahan lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat secara dinamis. 4. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku adalah aktivitas yang menyampaikan informasi tentang kesehatan untuk mengubah perilaku individu. Ilmu perilaku ini mencakup bidang psikologi, sosiologi, dan antropologi. 5. Administrasi Kesehatan Masyarakat merupakan bidang studi yang fokus pada struktur organisasi dan tata kelola dalam pengumpulan dan penyebaran informasi terkait dengan kesehatan populasi. 6. Gizi Masyarakat merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan
| 11 pola makan, kondisi gizi, serta upaya pangan dan gizi dalam masyarakat. Selain itu, hal ini juga melibatkan peran aktif dalam menerapkan prinsip-prinsip kesehatan masyarakat untuk memajukan kesehatan dan mencegah penyakit melalui kebijakan dan modifikasi lingkungan. 7. Kesehatan Kerja adalah keadaan keseluruhan yang mencakup kesehatan fisik, mental, dan keseimbangan emosional secara keseluruhan. Kesehatan yang baik berarti bebas dari penyakit, cedera, serta gangguan mental atau emosional yang dapat menghambat aktivitas.
12 | Konsep Kesehatan Masyarakat A. Pengertian Kesehatan Masyarakat 1. Definisi Kesehatan Masyarakat Praktek kesehatan masyarakat dapat dipandang sebagai sebuah pendekatan untuk memelihara dan meningkatkan Kesehatan populasi yang didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan sosial, perhatian terhadap hak asasi manusia dan keadilan, kebijakan dan praktik berdasarkan bukti, dan mengatasi faktorfaktor penentu kesehatan. Pendekatan seperti ini menempatkan promosi kesehatan, Kesehatan perlindungan, surveilans kesehatan penduduk, dan pencegahan kematian, penyakit, cedera dan kecacatan sebagai prinsip utama dari semua inisiatif terkait. Dia juga berarti mendasarkan inisiatif tersebut pada bukti apa yang berhasil atau menunjukkan janji untuk berhasil. Ini adalah sebuah upaya yang
| 13 terorganisir, komprehensif, dan multi-sektoral (Saranya & Kathirvel, 2024). Definisi Kesehatan masyarakat yang paling sering digunakan adalah Kesehatan masyarakat adalah ‚ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui upaya terorganisir dan pilihan masyarakat, organisasi, komunitas publik dan swasta, serta individu. defenisi ini merupakan defenisi yang dikembangkan oleh CEA Winslow. 2. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat Kesehatan masyarakat sebagai bidang ilmu melibatkan berbagai cabang ilmu, termasuk ilmu biomedis dan ilmu sosial. Ini berkembang dari berbagai bidang seperti biologi, kedokteran, kimia, fisika, lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi, dan ilmu pendidikan. Ada beberapa cabang ilmu yang menjadi dasar atau fondasi utama dalam kesehatan masyarakat, yaitu: a. Epidemiologi b. Biostatistik/statistik kesehatan c. Kesehatan lingkungan d. Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku e. Administrasi kesehatan masyarakat f. Gizi masyarakat g. Kesehatan kerja
14 | Adapun ruang lingkup kegiatan dalam Kesehatan Masyarkat adalah : a. Promotif a. Peningkatan gizi Meliputi upaya untuk meningkatkan asupan nutrisi masyarakat, termasuk penyuluhan tentang pola makan seimbang dan pentingnya konsumsi makanan bergizi. b. Pemeliharaan kesehatan perorangan Melibatkan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan secara teratur dan menjaga kebersihan gigi. c. Pemeliharaan kesehatan lingkungan Termasuk upaya untuk memastikan lingkungan sekitar kita bersih dan aman, seperti pengelolaan sampah yang tepat dan pengendalian populasi serangga atau hewan pengganggu lainnya. d. Berolahraga secara teratur Mengajak masyarakat untuk menjaga gaya hidup aktif dengan rutin melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang. e. Mendapatkan istirahat yang cukup Memberikan informasi tentang pentingnya tidur yang cukup untuk memperbaiki fungsi tubuh dan menjaga kesehatan mental. f. Melakukan rekreasi
| 15 Mendorong masyarakat untuk meluangkan waktu untuk bersantai dan menikmati kegiatan rekreasi yang menyenangkan, seperti berlibur atau bermain dengan keluarga. 2. Preventif (pencegahan penyakit): a. Memberikan imunisasi kepada bayi, anak, dan ibu hamil Menyediakan vaksinasi yang diperlukan untuk mencegah penyakit menular tertentu yang dapat dicegah melalui imunisasi. b. Melakukan pemeriksaan berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini Menggalakkan masyarakat untuk menjalani pemeriksaan kesehatan rutin, seperti pemeriksaan kesehatan berkala dan tes skrining untuk penyakit tertentu. 3. Kuratif (pengobatan): a. Memberikan pengobatan yang tepat dan adekuat kepada orang yang sakit agar dapat pulih dengan cepat Menyediakan perawatan medis yang diperlukan untuk mengobati penyakit dan memulihkan kesehatan individu yang sakit. 4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan): a. Melakukan usaha pemulihan terhadap penderita yang baru sembuh dari penyakitnya
16 | Memberikan dukungan dan perawatan lanjutan kepada individu yang baru sembuh dari penyakit untuk mempercepat pemulihan fisik, mental, dan sosial mereka. b. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kelemahan fisik, mental, dan sosial pasien melalui program latihan yang terprogram Mengadakan program rehabilitasi yang terstruktur untuk membantu pasien dalam mengatasi dampak penyakit yang dideritanya, baik secara fisik maupun psikologis. B. Prinsip-prinsip Dasar Kesehatan Masyarakat Fondasi utama dalam melihat kegiatan kesehatan masyarakat adalah konsep sosial keadilan dan pemerataan kesehatan yang berkaitan dengan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan. Konsep ini seperti lensa yang terus menerus memengaruhi dan memberikan informasi pada setiap aspek kegiatan kesehatan masyarakat. Semua praktik kesehatan masyarakat dibangun di atas lima komponen utama yang saling terhubung, yaitu basis bukti, penilaian risiko, kebijakan, program, dan evaluasi. Setiap komponen ini memiliki banyak sub-komponen, dan semuanya harus berfungsi secara bersama-sama dalam sistem yang kompleks untuk mencapai tujuan kesehatan masyarakat (Saranya & Kathirvel, 2024). 1. Keadilan Sosial Tujuan dari keadilan sosial adalah memberdayakan masyarakat untuk mencapai potensi mereka
| 17 dalam lingkungan di mana mereka tinggal. Secara tradisional, "keadilan" mengacu pada memastikan bahwa individu dapat memenuhi kebutuhan mereka dan menerima hak-hak mereka dari masyarakat. Sementara itu, "sosial keadilan" lebih mengacu pada rangkaian institusi yang memungkinkan individu menjalani kehidupan yang memuaskan dan berkontribusi secara aktif pada komunitas mereka. Institusi-institusi ini termasuk pendidikan, layanan kesehatan, dan jaminan sosial. 2. Health Equity Health Equity atau Keadilan kesehatan merupakan kondisi di mana tidak ada perbedaan kesehatan yang dapat dihindari atau diperbaiki antara kelompok orang, baik itu perbedaan sosial, ekonomi, demografis, atau geografis. Konsep ini berakar pada prinsip keadilan sosial dan bertujuan untuk menghapus disparitas kesehatan yang dapat dicegah atau diperbaiki. Dalam konteks upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, seringkali kita berhadapan dengan tantangan dalam memahami perbedaan antara konsep "ekuitas" dan "kesetaraan." Meskipun keduanya tampak serupa, keduanya memiliki makna yang berbeda yang memengaruhi pendekatan kita dalam mencapai tujuan kesehatan yang adil dan merata bagi semua individu. Ekuitas kesehatan melibatkan prinsip memberikan kepada masyarakat apa yang mereka butuhkan untuk mencapai kehidupan yang sehat
18 | secara menyeluruh. Ini berarti mengidentifikasi dan mengatasi ketidaksetaraan yang mungkin ada dalam akses terhadap layanan kesehatan atau sumber daya kesehatan lainnya. Pendekatan ini menekankan pemberian dukungan tambahan kepada mereka yang memerlukannya, sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai kesehatan yang optimal. Di sisi lain, kesetaraan kesehatan bertujuan untuk memastikan bahwa setiap individu menerima perlakuan yang sama, tanpa memandang perbedaan situasi atau kebutuhan. Ini berarti memberikan akses yang sama kepada semua orang terhadap layanan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Namun, kesetaraan hanya akan berhasil jika semua orang memiliki titik awal yang sama dalam hal akses dan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan mereka. Dalam implementasi program kesehatan masyarakat, penting untuk mempertimbangkan baik ekuitas maupun kesetaraan. Distribusi pelayanan kesehatan harus adil, dengan memberikan perhatian khusus pada kelompok-kelompok yang rentan dan memastikan bahwa mereka memiliki akses yang sama seperti yang lainnya. Selain itu, program dan kebijakan harus dirancang dengan memperhatikan kebutuhan budaya dan sosial masyarakat yang beragam, sehingga mereka dapat diterima dan didukung secara luas. Melalui pendekatan yang inklusif dan berbasis pada keadilan, kita dapat berusaha untuk menciptakan perubahan yang
| 19 berkelanjutan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. 3. Determinan Sosial Kesehatan Determinan sosial kesehatan merujuk pada kondisi di mana manusia lahir, tumbuh, hidup, bekerja, dan menua. Hal ini dipengaruhi oleh distribusi uang, kekuasaan, dan sumber daya, yang menyebabkan adanya kesenjangan kesehatan dalam populasi. Meskipun daftar faktor-faktor ini dapat bervariasi tergantung pada sumber informasinya, ada beberapa faktor yang umum dan memiliki dampak terbesar terhadap kesehatan masyarakat secara umum. Faktor-faktor ini mencakup pendapatan, pendidikan, gender, lingkungan fisik, lingkungan sosial, akses terhadap layanan kesehatan, dan perkembangan anak yang sehat. Interaksi antara faktor-faktor ini menciptakan situasi kesehatan yang unik pada individu atau populasi tertentu. 4. Determinan Ekologi Kesehatan Terdapat banyak proses ekologis dan sumber daya alam yang sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan, serta merupakan sistem pendukung kehidupan di Bumi. Faktor-faktor penentu kesehatan ekologis ini termasuk ketersediaan oksigen yang memadai, air bersih, dan pasokan makanan yang cukup. Selain itu, proses ekologis dan sumber daya alam lainnya yang juga sangat penting meliputi lapisan ozon yang melindungi Bumi dari radiasi berbahaya, siklus nitrogen dan fosfor yang mendukung pertumbuhan tanaman, sistem
20 | detoksifikasi limbah alami, serta tanah subur yang memungkinkan pertanian dan pertumbuhan tanaman. Bagi manusia, terdapat tiga kebutuhan ekologis tambahan yang sangat penting, yaitu bahan-bahan untuk membangun tempat tinggal dan peralatan, energi untuk menjalankan kegiatan sehari-hari, dan iklim global yang stabil dengan suhu yang mendukung kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Semua elemen ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan bagi manusia dan kehidupan lain di planet ini. C. Pendekatan Kesehatan Masyarakat Bagan 1. Pendekatan Kesehatan Masyarakat Masalah-masalah kesehatan masyarakat sangat beragam, termasuk penyakit menular, penyakit kronis,
| 21 keadaan darurat, cedera, masalah kesehatan lingkungan, dan berbagai ancaman kesehatan lainnya. Pendekatan terhadap masalah kesehatan masyarakat umumnya melibatkan empat langkah utama : 1. Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalahnya. Dalam kesehatan masyarakat, ini dilakukan dengan memantau peristiwa kesehatan dan perilaku yang terjadi di antara populasi menggunakan sistem surveilans. 2. Setelah masalah diidentifikasi, langkah berikutnya adalah mencari tahu penyebabnya. Misalnya, apakah ada faktor-faktor tertentu yang membuat beberapa kelompok populasi lebih rentan terhadap penyakit, seperti lingkungan atau perilaku tertentu? 3. Setelah faktor risiko teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah mencari tahu intervensi mana yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Ini melibatkan penelitian terhadap apa yang telah berhasil dalam mengatasi masalah serupa di masa lalu dan mengevaluasi apakah intervensi yang diusulkan cocok dengan populasi yang terkena dampak. 4. Langkah terakhir adalah merencanakan implementasi intervensi tersebut. Ini mencakup penilaian terhadap sumber daya yang tersedia dan pemahaman tentang populasi yang terkena dampak, serta pertimbangan apakah intervensi tersebut akan berhasil dalam konteks yang diberikan. Pendekatan kesehatan masyarakat dapat diterapkan pada contoh sejarah penyakit menular :
22 | Pada awal abad ke-19 di London, wabah kolera, sebuah penyakit usus yang fatal, melanda dan menyebabkan kematian puluhan ribu orang dalam waktu beberapa jam setelah munculnya gejala pertama. Pada saat itu, sebelum bakteri dan virus diakui sebagai penyebab banyak penyakit, pandangan umum adalah bahwa kolera disebabkan oleh udara yang tercemar yang berasal dari bahan organik yang membusuk. Pada masa itu, seorang dokter Inggris bernama John Snow memiliki pendapat yang berbeda mengenai kolera. Ia percaya bahwa penyakit tersebut menyebar melalui pasokan air yang terkontaminasi karena limbah secara rutin dibuang ke Sungai Thames dan sumur-sumur kota yang berdekatan dengan tempat-tempat pembuangan kotoran. Berkat karyanya dalam melacak sumber wabah kolera, ia sering dianggap sebagai bapak epidemiologi modern. Penelitiannya mengubah cara kita melihat penyakit. Pendekatan kesehatan masyarakat terhadap penelitian Snow tentang wabah kolera.
| 23 Apa masalahnya? Snow melakukan surveilans kesehatan masyarakat dengan melihat di mana orangorang yang terkena kolera tinggal di London. Dia melihat bahwa klaster-kelaster yang lebih besar dari kasus-kasus tersebut terjadi di area-area tertentu. Peta itu menunjukkan bahwa banyak kasus kolera terjadi di daerah sekitar pompa air di lingkungan. Hal ini membuat Snow ingin tahu lebih banyak tentang di mana orang-orang yang sakit kolera mendapatkan air mereka. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa banyak kasus kolera terjadi di sekitar beberapa pompa air, terutama pompa di Broad Street. Dari penelitiannya, Snow menyimpulkan bahwa mengambil air dari pompa di Broad Street adalah faktor risiko utama untuk sakit kolera.
24 | Setelah menemukan faktor risiko yang mungkin, langkah berikutnya dalam pendekatan kesehatan masyarakat adalah mencari tahu intervensi yang bisa membantu. Apa yang bisa dilakukan? Setelah mengenali bahwa air dari pompa Broad Street adalah masalah utama, Snow mencari cara untuk mengatasi masalah itu. Melalui penelitiannya, Snow menyadari bahwa untuk menghentikan wabah kolera, perlu: 1. Menghentikan orang terpapar air yang terkontaminasi, dan 2. Menghentikan orang terpapar air yang terkontaminasi di seluruh daerah. Dalam rangkuman sesi ini, kita memahami bahwa kesehatan masyarakat merupakan bidang yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, seperti biomedis, sosial, dan lingkungan. Fondasi ilmiahnya terdiri dari epidemiologi, biostatistik, lingkungan, pendidikan kesehatan, dan administrasi kesehatan. Praktik kesehatan masyarakat mencakup promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Dengan pendekatan holistik dan kolaboratif, kesehatan masyarakat bertujuan untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
| 25 Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat sal mula sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema). Ini merujuk pada suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang terhubung satu sama lain untuk memfasilitasi aliran informasi, materi, atau energi. Sistem menggambarkan hubungan antara komponen-komponen pembentuknya dalam suatu pola tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. (System is interconnected parts or elements in certain pattern of work) (Alaydrus et.al, 2020). Teori sistem menyatakan bahwa sistem terdiri dari subsistem yang saling terkait dan memengaruhi satu sama lain. Pelayanan kesehatan merupakan sistem dengan sub-sistem seperti pelayanan medis, keperawatan, rawat inap, rawat jalan, dan lainnya. Keberhasilan sistem ini bergantung pada berbagai komponen, seperti perawat, dokter, dan tim kesehatan lainnya yang saling mendukung. Fokus A
26 | sistem ini adalah memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat. A. Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian krusial dalam meningkatkan tingkat kesehatan, dengan mencapai tujuan pembangunan kesehatan secara efektif, efisien, dan sesuai sasaran. Masalah kesehatan masyarakat bersifat multi-faktor, sehingga penanganannya memerlukan pendekatan multidisiplin. Kesehatan masyarakat memiliki cakupan yang luas, mencakup berbagai kegiatan seperti pencegahan, promosi kesehatan, terapi, dan rehabilitasi. Di antara dokter dan praktisi kesehatan masyarakat, dikenal lima tingkat pencegahan dan empat tahapan kegiatan untuk menangani masalah kesehatan masyarakat. Tahap-tahap tersebut termasuk surveilans untuk mengidentifikasi masalah, mencari tahu kapan, di mana, dan bagaimana masalah tersebut terjadi, serta siapa yang terkena dampaknya. Secara umum, aktivitas yang dapat digolongkan sebagai seni atau aplikasi dari ilmu kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut : 1. Eliminasi penyakit, termasuk yang menular dan tidak menular. 2. Perbaikan sanitasi lingkungan. 3. Pembenahan lingkungan pemukiman. 4. Pengendalian vektor penyakit. 5. Penyuluhan kesehatan kepada Masyarakat 6. Pelayanan kesehatan untuk ibu dan anak.
| 27 7. Pemantauan gizi masyarakat. 8. Pengawasan sanitasi di tempat-tempat umum. 9. Pengawasan terhadap obat dan minuman. 10. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembinaan kesehatan. B. Bagian Sistem Pelayanan Kesehatan 1. Input Input dalam sistem pelayanan kesehatan adalah subsistem yang menyediakan semua masukan yang diperlukan untuk menjalankan sistem. Ini termasuk potensi masyarakat serta sumber daya manusia dan fasilitas kesehatan. 2. Proses Proses dalam pelayanan kesehatan merupakan aktivitas yang mengubah input menjadi hasil yang diinginkan dari sistem tersebut. Ini mencakup berbagai kegiatan yang dilakukan dalam penyediaan layanan kesehatan. 3. Output Output pelayanan kesehatan merupakan hasil akhir yang didapatkan dari suatu proses, yang meliputi pelayanan yang berkualitas dan tersedia dengan harga yang terjangkau, sehingga memungkinkan masyarakat untuk sembuh dan menjaga kesehatan. 4. Dampak Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah hasil yang timbul dari output atau hasil suatu sistem dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu masyarakat yang
28 | sehat dengan penurunan angka kesakitan dan kematian. 5. Umpan Balik Merupakan hasil yang berfungsi juga sebagai input dalam suatu sistem yang saling terkait dan memengaruhi satu sama lain. Dalam konteks pelayanan kesehatan, umpan balik berkaitan dengan mutu tenaga kesehatan. 6. Lingkungan Semua kondisi di luar sistem yang bisa berdampak pada pelayanan kesehatan. (Arifin et.al, 2022). C. Ciri-Ciri Sistem Pelayanan Kesehatan Ciri-ciri sistem pelayanan kesehatan meliputi: 1. P : Pleasantness (Seorang petugas harus memiliki kemampuan untuk membuat pelanggan merasa senang atau puas.) 2. E : Eagerness to helps others (Memiliki motivasi yang kuat intrinsik untuk memberikan bantuan) 3. R : Respect for other people (Perlu memiliki sikap penghargaan dan penghormatan terhadap pelanggan). 4. S : Sense of responsibility is a realization that what one does and says is important (Perlu memiliki kesadaran yang kuat terhadap tugas dan komunikasi dengan pelanggan.). 5. O : Orderly mind is esenssial for methodical and accurate work (Diperlukan pemikiran yang terstruktur
| 29 dan terorganisir untuk menjalankan pekerjaan dengan metode yang efektif dan tingkat akurasi yang tinggi) 6. N : Neatness indicates pride in self and job (Perlu memiliki keteraturan dan kebanggaan terhadap pekerjaan yang dilakukan) 7. A : Accurate in everything done is of permanent importance (Diperlukan melakukan pekerjaan dengan akurasi, keakuratan, atau ketelitian tinggi, yang menjadi nilai penting.) 8. L : Loyality to both management and collegues make good time work (Perlu menunjukkan loyalitas terhadap manajemen dan rekan kerja, hal ini adalah kunci dalam membangun kerjasama). 9. I : Intelligence use of common sense at all time (Perlu selalu menerapkan logika dan pemahaman yang baik dalam memahami pelanggan dari waktu ke waktu.). 10. T : Tact saying and doing the right thing at the right time (Diperlukan kepribadian yang bijaksana dalam berkomunikasi dan menjalankan tugas dengan tepat). 11. Y : Yearning to be good servive clerk and love of the work is essential (Merupakan dorongan untuk menjadi pelayan yang baik dan memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan yang dilakukan). D. Jenis Sistem Pelayanan Kesehatan Menurut Hidayat (2008) dalam Setyawan (2019), pelayanan kesehatan berdasarkan tingkat pelayanannya dapat dibedakan menjadi:
30 | 1. Promosi Kesehatan (Health Promotion) Tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat yang menjadi fokusnya dengan upaya mencegah gangguan kesehatan. Contohnya mencakup upaya meningkatkan kebersihan individu, perbaikan sanitasi lingkungan, serta menyediakan layanan prenatal dan lansia. 2. Perlindungan Khusus (Spesific Protection) Perlindungan khusus diberikan untuk mencegah penurunan status kesehatan dan melindungi masyarakat dari ancaman penyakit. Salah satu contohnya adalah imunisasi. 3. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment) Tingkat pelayanan kesehatan ini adalah langkah yang diambil saat munculnya gejala penyakit untuk mencegah penyebarannya. Contohnya adalah survei untuk mencari kasus penyakit dan tindakan pencegahan agar tidak meluas. 4. Pembatasan Kecacatan (Disability Limitation) Pembatasan kecacatan dilakukan untuk mencegah dampak kecacatan akibat penyakit pada pasien atau masyarakat. Contohnya adalah perawatan untuk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, serta menyediakan fasilitas untuk mengatasi kecacatan dan mencegah kematian.
| 31 5. Rehabilitasi (Rehabilitation) Rehabilitasi terjadi setelah pasien sembuh, khususnya untuk mengatasi kecacatan. Ini meliputi program latihan dan memberikan fasilitas untuk mengembalikan keyakinan dan semangat hidup pasien agar bisa kembali ke masyarakat dengan dukungan kesadaran masyarakat. E. Ruang Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan Lingkup sistem pelayanan kesehatan meliputi: 1. Tingkat Pertama (Primary Health Service) Pelayanan kesehatan yang esensial diperlukan oleh sebagian besar masyarakat dan memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Ini diberikan kepada masyarakat dengan masalah kesehatan atau yang sehat, dan bisa dilakukan di berbagai fasilitas seperti puskesmas, balai kesehatan masyarakat, atau poliklinik. 2. Tingkat Dua (Secondary Health Service) Penting bagi individu yang membutuhkan perawatan rumah sakit untuk mendapatkannya di fasilitas rumah sakit yang memiliki tenaga ahli sesuai dengan kebutuhan mereka. 3. Tingkat Tiga (Tertiery Health Service) Merupakan tingkat pelayanan tertinggi yang memerlukan ahli atau spesialis, dan seringkali menjadi rujukan bagi kasus-kasus yang kompleks.
32 | F. Syarat Sistem Pelayanan Kesehatan Adapun syarat pokok yang dimaksud adalah: 1. Tersedia dan berkesinambungan Ini berarti bahwa semua jenis layanan kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat tersedia dengan mudah dan dapat diakses kapan pun dibutuhkan. 2. Dapat diterima dan wajar (acceptable and appropriate) Ini berarti bahwa pelayanan kesehatan harus sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan budaya, adat, keyakinan, atau nilai-nilai masyarakat, dan tergolong tidak wajar, tidak dapat dianggap sebagai pelayanan kesehatan yang baik. 3. Mudah dicapai (accesible) Ketercapaian terutama merujuk pada lokasi. Oleh karena itu, pentingnya pengaturan distribusi fasilitas kesehatan untuk menyediakan layanan kesehatan yang baik. Pelayanan kesehatan yang hanya terpusat di perkotaan tidak dapat dianggap baik. 4. Mudah dijangkau (affordable) Keterjangkauan terutama berkaitan dengan aspek biaya. Untuk mencapai tujuan ini, biaya pelayanan kesehatan harus sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat yang menggunakan layanan tersebut.
| 33 5. Bermutu (quality) Mutu merujuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diberikan, termasuk kepuasan pengguna layanan dan kepatuhan terhadap standar dan kode etik yang ditetapkan. G. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan Perkembangan atau hambatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan nilai-nilai masyarakat, aspek hukum dan etika, serta kondisi ekonomi dan politik. 1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Baru Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendukung kemajuan pelayanan kesehatan, yang memerlukan investasi finansial besar dan tenaga ahli yang spesialis dalam bidang tertentu. 2. Pergeseran Nilai Masyarakat Masyarakat yang terdidik dan memiliki pengetahuan yang luas akan lebih sadar akan pentingnya penggunaan pelayanan kesehatan, yang berdampak pada sistem kesehatan secara keseluruhan. 3. Aspek Legal dan Etik Dengan kesadaran masyarakat yang meningkat terhadap pelayanan kesehatan, persyaratan hukum dan etika dalam bidang tersebut juga semakin
34 | meningkat. Ini mengimplikasikan bahwa penyedia layanan kesehatan harus memberikan pelayanan secara profesional, memperhatikan norma dan etika yang berlaku dalam masyarakat. 4. Ekonomi Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang, semakin mudah bagi mereka untuk mendapatkan dan mengakses pelayanan kesehatan, sementara kebalikannya berlaku untuk mereka yang berada dalam kategori ekonomi rendah. 5. Politik Kebijakan pemerintah melalui sistem politik memiliki dampak signifikan terhadap sistem pelayanan kesehatan. Kebijakan tersebut menetapkan pola dalam penyediaan pelayanan.
| 35 Perilaku Kesehatan erilaku kesehatan merujuk pada tindakan individu yang mempengaruhi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial mereka. Ini mencakup kebiasaan sehari-hari seperti pola makan, aktivitas fisik, tidur yang cukup, serta keputusan tentang penggunaan zat-zat berbahaya seperti tembakau, alkohol, dan obat-obatan. Perilaku kesehatan yang baik tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik tetapi juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Individu yang mengadopsi perilaku kesehatan yang positif cenderung memiliki tingkat energi yang lebih tinggi, kemampuan kognitif yang lebih baik, dan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. Perilaku kesehatan yang baik memainkan peran kunci dalam pencegahan penyakit dan promosi kesehatan. Dengan menerapkan perilaku kesehatan yang sehat, individu dapat mengurangi risiko terkena penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Selain itu, promosi perilaku P
36 | kesehatan seperti vaksinasi, deteksi dini penyakit, dan edukasi tentang kebiasaan hidup sehat dapat meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Adopsi perilaku kesehatan yang positif dapat membantu mengurangi beban penyakit dan biaya kesehatan baik bagi individu maupun sistem kesehatan secara keseluruhan. Dengan mencegah penyakit dan mengelola kondisi kesehatan secara efektif, individu dapat mengurangi kunjungan ke dokter, rawat inap, serta biaya obat-obatan dan prosedur medis yang mahal. Studi menunjukkan bahwa perilaku kesehatan yang baik secara signifikan terkait dengan peningkatan harapan hidup. Individu yang mengadopsi gaya hidup sehat cenderung memiliki harapan hidup yang lebih panjang dan lebih berkualitas dibandingkan dengan mereka yang memiliki perilaku kesehatan yang buruk. Perilaku kesehatan yang positif juga berkontribusi pada produktivitas individu dan kesejahteraan ekonomi. Individu yang sehat cenderung lebih produktif dalam pekerjaan mereka, memiliki absensi yang lebih rendah, dan memerlukan perawatan medis yang lebih sedikit, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan masyarakat. Pengenalan tentang pentingnya perilaku kesehatan menegaskan bahwa keputusan sehari-hari yang diambil individu memainkan peran penting dalam menentukan kualitas hidup mereka dan memengaruhi kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, mempromosikan perilaku kesehatan yang positif dan memberdayakan individu untuk mengambil kontrol atas
| 37 kesehatan mereka merupakan langkah kunci dalam mencapai masyarakat yang lebih sehat dan berkualitas. A. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan 1. Faktor Internal a. Pengetahuan tentang Kesehatan Pengetahuan individu tentang kesehatan secara langsung mempengaruhi perilaku kesehatan mereka. Informasi yang akurat dan pemahaman yang baik tentang risiko kesehatan dapat memotivasi individu untuk mengadopsi perilaku sehat. b. Sikap terhadap Kesehatan Sikap individu terhadap kesehatan, termasuk keyakinan, nilai-nilai, dan persepsi mereka terhadap manfaat dan hambatan dari perilaku kesehatan tertentu, dapat membentuk keputusan mereka dalam mengadopsi atau menghindari perilaku kesehatan. c. Keyakinan dan Nilai-nilai Pribadi Nilai-nilai pribadi, kepercayaan agama, dan moral individu dapat mempengaruhi perilaku kesehatan mereka. Misalnya, individu yang memegang nilai-nilai kesehatan sebagai prioritas akan cenderung lebih memperhatikan pola makan sehat dan aktivitas fisik. 2. Faktor Eksternal a. Lingkungan Fisik Lingkungan tempat tinggal, bekerja, dan bermain dapat memengaruhi perilaku kesehatan. Fasilitas olahraga yang tersedia, aksesibilitas ke makanan
38 | sehat, serta ketersediaan tempat-tempat untuk rekreasi dan relaksasi dapat memengaruhi pilihan perilaku kesehatan individu. b. Pengaruh Sosial Pengaruh dari keluarga, teman sebaya, dan komunitas dapat memengaruhi perilaku kesehatan seseorang. Norma-norma sosial, dukungan sosial, dan tekanan dari lingkungan sosial dapat membentuk perilaku kesehatan individu. c. Akses terhadap Layanan Kesehatan Aksesibilitas dan ketersediaan layanan kesehatan seperti fasilitas medis (RS, klinik, puskesmas, apotek), penyuluhan kesehatan, dan perawatan preventif dapat memengaruhi kemampuan individu untuk mengadopsi perilaku kesehatan. Kurangnya akses dapat menjadi hambatan bagi individu untuk mendapatkan informasi dan layanan yang mereka butuhkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan meliputi faktor internal seperti pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai pribadi, serta faktor eksternal seperti lingkungan fisik, pengaruh sosial, dan akses terhadap layanan kesehatan. Memahami faktor-faktor ini penting untuk merancang intervensi yang efektif dalam mempromosikan perilaku kesehatan yang positif dan mendorong perubahan perilaku yang lebih sehat di tingkat individu dan masyarakat.
| 39 B. Jenis-Jenis Perilaku Kesehatan Jenis-jenis perilaku kesehatan mencakup perilaku pencegahan untuk mencegah penyakit, perilaku pengelolaan kesehatan untuk mengelola kondisi kesehatan yang ada, dan perilaku penghindaran risiko untuk mengurangi risiko terhadap kesehatan. Mempraktikkan perilaku kesehatan yang positif dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari merupakan kunci untuk mencapai kesehatan yang optimal dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. 1. Perilaku Pencegahan a. Pola Makan Sehat Merupakan perilaku yang mencakup konsumsi makanan bergizi dengan keseimbangan yang tepat antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Pola makan sehat dapat membantu mencegah penyakit kronis seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. b. Aktivitas Fisik Teratur Melibatkan partisipasi dalam kegiatan fisik yang teratur seperti olahraga, berjalan kaki, atau bersepeda. Aktivitas fisik yang cukup dapat meningkatkan kesehatan jantung, mengurangi risiko obesitas, dan meningkatkan kesejahteraan mental. c. Menghindari Kebiasaan Merokok dan Minum Alkohol Berhenti merokok dan menghindari konsumsi alkohol berlebihan merupakan langkah penting dalam mencegah berbagai penyakit serius seperti kanker, penyakit pernapasan, dan penyakit hati.
40 | 3. Perilaku Pengelolaan Kesehatan a. Mengikuti Pengobatan dan Perawatan yang Direkomendasikan Melibatkan kepatuhan terhadap resep obat, perawatan medis, dan tindakan preventif yang direkomendasikan oleh profesional kesehatan. Pengelolaan kesehatan yang baik dapat membantu mengendalikan kondisi kronis dan mencegah komplikasi yang lebih serius. b. Memantau Kondisi Kesehatan Secara Rutin Melibatkan pemantauan secara teratur terhadap parameter kesehatan seperti tekanan darah, kadar gula darah, atau berat badan. Memantau kondisi kesehatan secara rutin dapat membantu mendeteksi masalah kesehatan secara dini dan mengambil tindakan yang sesuai. 4. Perilaku Penghindari Risiko a. Menghindari Perilaku Berisiko yang Dapat Membahayakan Kesehatan Termasuk menghindari perilaku seperti penggunaan narkoba terlarang, penggunaan obatobatan berbahaya, atau berhubungan seksual tanpa pengaman. Menghindari perilaku berisiko dapat membantu mencegah penyakit menular dan cedera yang serius. b. Menggunakan Alat Pelindung Diri Melibatkan penggunaan alat pelindung diri seperti helm saat berkendara motor, penggunaan sabuk pengaman dalam mobil, atau penggunaan kondom saat berhubungan seks. Penggunaan alat
| 41 pelindung diri dapat membantu mengurangi risiko cedera dan penularan penyakit C. Strategi Meningkatkan Perilaku Kesehatan Strategi meningkatkan perilaku kesehatan melibatkan berbagai pendekatan yang meliputi edukasi dan informasi kesehatan, pemberdayaan individu, pembentukan lingkungan yang mendukung, penyediaan akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau, penerapan pendekatan berbasis masyarakat, serta penggunaan teknologi dan inovasi. Kombinasi strategi-strategi ini dapat memberikan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan untuk mempromosikan perilaku kesehatan yang positif dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. 1. Edukasi dan Informasi Kesehatan Edukasi kesehatan yang efektif dapat memberikan informasi yang akurat tentang pentingnya perilaku kesehatan yang positif dan konsekuensi dari perilaku yang berisiko. Program edukasi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan komunitas dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan. 2. Pemberdayaan Individu Mendorong individu untuk mengambil peran aktif dalam merencanakan, mengambil keputusan, dan mengelola kesehatan mereka sendiri dapat meningkatkan motivasi dan tanggung jawab pribadi terhadap perilaku kesehatan. Pemberdayaan individu juga melibatkan pembangunan keterampilan yang
42 | diperlukan untuk mengadopsi perilaku kesehatan yang positif. 3. Pembentukan Lingkungan yang Mendukung Menciptakan lingkungan fisik, sosial, dan kebijakan yang mendukung perilaku kesehatan yang positif dapat memfasilitasi pengambilan keputusan yang sehat. Ini termasuk menyediakan akses mudah ke fasilitas olahraga, mempromosikan kebijakan kesehatan di tempat kerja, dan menciptakan lingkungan yang bebas dari asap rokok. 4. Penyediaan Akses Layanan Kesehatan yang Terjangkau Memastikan akses yang mudah dan terjangkau ke layanan kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan rutin, vaksinasi, dan konseling kesehatan mental adalah kunci dalam mendorong perilaku kesehatan yang positif. Ini dapat mencakup program asuransi kesehatan yang inklusif, layanan kesehatan primer yang terjangkau, dan dukungan keuangan bagi individu dengan kebutuhan kesehatan khusus. 5. Penerapan Pendekatan Berbasis Masyarakat Melibatkan komunitas dalam merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi programprogram kesehatan dapat meningkatkan penerimaan dan efektivitas intervensi. Pendekatan berbasis masyarakat memanfaatkan sumber daya dan keahlian lokal untuk mengidentifikasi masalah kesehatan, mengembangkan solusi yang sesuai, dan mempromosikan perubahan perilaku yang berkelanjutan.