The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini menyajikan landasan utama ilmu kesehatan masyarakat yang mencakup pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi populasi kesehatan. Dari epidemiologi hingga intervensi kesehatan masyarakat, pembaca akan dibimbing melalui perjalanan yang mengungkap kompleksitas dan pentingnya mencegah penyakit, mempromosikan kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup
secara menyeluruh.

Melalui sudut pandang multidisipliner, buku ini membahas peran kesehatan masyar- akat dalam membentuk kebijakan kesehatan, mengelola program-program intervensi, dan memahami dampak sosial, lingkungan, dan perilaku terhadap kesehatan. Dari isu-isu kesehatan global hingga tantangan lokal, pembaca akan diperkenalkan pada kerangka kerja yang memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memberikan solusi terhadap masalah kesehatan masyarakat.

I Dengan fokus pada pencegahan, promosi kesehatan, dan advokasi untuk akses kesehatan yang merata, buku ini merupakan panduan yang komprehensif bagi pelajar, praktisi kesehatan, dan pembaca yang tertarik untuk memahami dan berkontribusi dalam memperbaiki kesehatan masyarakat. Diharapkan buku ini akan menginspirasi pembaca untuk berperan aktif dalam memajukan populasi kesehatan, menciptakan perubahan positif, dan memperjuangkan kesejahteraan kesehatan bagi semua.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-05-14 09:49:46

Kesehatan Masyarakat

Buku ini menyajikan landasan utama ilmu kesehatan masyarakat yang mencakup pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi populasi kesehatan. Dari epidemiologi hingga intervensi kesehatan masyarakat, pembaca akan dibimbing melalui perjalanan yang mengungkap kompleksitas dan pentingnya mencegah penyakit, mempromosikan kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup
secara menyeluruh.

Melalui sudut pandang multidisipliner, buku ini membahas peran kesehatan masyar- akat dalam membentuk kebijakan kesehatan, mengelola program-program intervensi, dan memahami dampak sosial, lingkungan, dan perilaku terhadap kesehatan. Dari isu-isu kesehatan global hingga tantangan lokal, pembaca akan diperkenalkan pada kerangka kerja yang memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memberikan solusi terhadap masalah kesehatan masyarakat.

I Dengan fokus pada pencegahan, promosi kesehatan, dan advokasi untuk akses kesehatan yang merata, buku ini merupakan panduan yang komprehensif bagi pelajar, praktisi kesehatan, dan pembaca yang tertarik untuk memahami dan berkontribusi dalam memperbaiki kesehatan masyarakat. Diharapkan buku ini akan menginspirasi pembaca untuk berperan aktif dalam memajukan populasi kesehatan, menciptakan perubahan positif, dan memperjuangkan kesejahteraan kesehatan bagi semua.

| 93 2. International Labour Organization (dalam Kurniawidjaja, 2012) mendefinisikan kesehatan kerja memiliki tiga fokus yang berbeda yaitu (1) pemeliharaan dan promosi kesehatan karyawan dan kapasitas kerja, (2) peningkatan lingkungan kerja dan pekerjaan yang kondusif terhadap K3 karyawan, dan (3) pengembangan, pengorganisasian kerja, dan budaya kerja ke arah yang mendukung kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. 3. Kuswana (dalam Erfian & Raharjo, 2020) menjelaskan kesehatan kerja adalah suatu keadaan seorang pekerja yang terbebas dari gangguan fisik dan mental akibat pengaruh interaksi pekerjaan dan lingkungannya. 4. Buntarto (dalam Zulfikar et al., 2022) menjelaskan kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerja dan lingkungan kerja maupun penyakit umum. 5. Mangkunegara (dalam Bhastary & Suwardi, 2018) menjelaskan kesehatan kerja menunjukan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa kesehatan kerja adalah suatu keadaan yang aman dan selamat serta terbebas dari gangguan fisik, mental, emosi, dan rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.


94 | B. Tujuan Kesehatan Kerja Zebua et al. (2022) menyebutkan tujuan dari kesehatan kerja adalah sebagai berikut. 1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun kesehatan sosial. 2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh tindakan/ kondisi lingkungan kerjanya. 3. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan olek faktor-faktor yang membahayakan kesehatan. 4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya. Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang.


| 95 C. Batasan Kesehatan Kerja Kesehatan kerja dapat dimaknai sebagai kegiatan yang terfokus pada preventif dan promotif, tetapi tidak berarti meninggalkan upaya-upaya kuratif. Tujuan akhir dari kesehatan kerja adalah untuk meningkatkan produktivitas seoptimal mungkin (Afiyah, 2016). Adapun hakikat dari kesehatan kerja tersebut adalah sebagai berikut. 1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi mungkin. 2. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi yang berlandaskan kepada meningkatnya efisiensi dan produktivitas. D. Penyebab Penyakit Akibat Kerja Penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Adapun penyebab penyakit akibat kerja terdiri dari beberapa faktor seperti faktor fisik, faktor kimia, faktor biologi, faktor psikologi, dan faktor fisiologi-ergonomi (Salawati, 2015). a. Faktor Fisik. Fakto fisik lingkungan kerja terdiri dari kebisingan, getaran pencahayaan, radiasi, tekanan udara dan iklim kerja. Adapun penjelasannya sebagai berikut. a. Kebisingan. Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki. Pada tingkat intensitas suara yang tinggi, pemaparan bising yang berulang dan menahun akan menyebabkan tuli syaraf (sensory


96 | neural deafness) yang sulit/ tidak dapat disembuhkan. Kebisingan dengan intensitas tinggi juga dapat menyebabkan hilangnya pendengaran, sementara atau permanen, pusing, dan kantuk. b. Getaran. Getaran yang dimaksud adalah getaran yang bersumber dari penggunaan alat-alat mekanis dan sebagian dari kekuatan mekanis ini disalurkan kepada tubuh karyawan dalam bentuk getaran mekanis. Efek mekanis ini menyebabkan sel-sel jariangan dapat rusak atau metabolismenya terganggu. c. Radiasi. Radiasi adalah energi yang ditransmisikan, dikeluarkan atau diabsorbsi dalam bentuk partikel berenergi atau gelombang elektromagnetik. Radiasi yang berada di lingkungan kerja serta dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan terdiri dari radiasi elektromagnetik dan radiasi radioaktif. d. Tekanan udara. Bahaya tekanan udara ada dua yaitu tekanan udara tinggi (hiperbarik exposure) dan tekanan udara rendah (hipobarik exposure). e. Iklim kerja. Temperatur ekstrim di tempat kerja sangat mempengaruhi kesehatan pekerja. Temperatur disebabkan pemaparan panas yang sangat ekstrim. Penyakit karena terpapar tekanan panas yaitu berupa heat stroke, heat cramps, heat hyperpyrexia, heat rash, dan heat syncope.


| 97 b. Faktor Kimia. Penyakit akibat kerja oleh karena faktor kimia ini dapat memberikan efek terhadap tubuh seperti iritasi, alergi, korosif, keracuran sistemik, kanker, kelainan janin, efek bius, dan lain sebagainya. c. Faktor Biologi. Penyakit akibat kerja karena faktor biologis disebabkan oleh virus, bakteria, protozoa, jamur, cacing, kutu, pinjal bahkan mungkin pula hewan atau tumbuhan besar. d. Faktor Fisiologi-Ergonomi. Penyakit akibat kerja oleh karena penerpana ergonomis yang tidak memadai dapat dikelompokan menjadi dua yaitu yang terjadi karena akumulasi jangka panjang dan terjadi secara mendadak. Beberapa diantaranya adalah tendonitis, carpal tunnel syndrome, tennis elbow, neck and back injuries, strains/ sprains, bursitis, thoracic outlet syndrome, dan trigger finger. e. Faktor Psikologi. Penyakit akibat kerja pada faktor psikologis ini disebabkan oleh organisasi kerja, hubungan kerja, tipe pekerjaan, keamanan kerja, dan kepemimpinan di suatu tempat kerja. Kemudian, berakibat munculnya stress, psikosomatis, dan somatis. E. Konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja Flippo (dalam Kristiana & Wijayanto, 2017) menjelaskan keselamatan dan kesehatan kerja adalah


98 | pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh dan bersifat (spesifik), penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek perusahaan di tempat-tempat kerja dan pelaksanaan melalui surat panggilan, denda dan hukuman-hukuman lain. Selain itu, kesehatan dan keselamatan kerja adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan nyaman sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang ada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja (Situngkir et al., 2021). Keselamatan kerja meliputi perlindungan karyawan dari kecelakaan ditempat kerja. Sedangkan kesehatan merujuk kepada kebebasan karyawan dari penyakit secara fisik dan mental. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan kerja merupakan aspek-aspek dari dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Suma’mur (dalam Waisapi, 2022) menjelaskan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut. 1. Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja. 2. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja.


| 99 3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien. Selain itu, menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: Kep. 463/MEN/1993, tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, sehingga akan tercapai suasana lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman dengan keadaan tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan bebas kecelakaan. Pada pelaksanaannya, keselamatan dan kesehatan kerja memiliki fungsi yang cukup banyak dan bermanfaat, baik bagi perusahaan maupun bagi pekerja. Berikut ini adalah beberapa fungsi keselamatan dan kesehatan kerja secara umum. 1. Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko dan bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja. 2. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir, desain tempat kerja, dan pelaksanaan kerja. 3. Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para pekerja di lingkungan kerja. 4. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja. 5. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program.


100 | 6. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja yaitu sebagai berikut. Pertama, lingkungan kerja merupakan lokasi dimana para pekerja melakukan aktifitas bekerja. Kondisi lingkungan kerja harus memadai (suhu, ventilasi, penerangan, situasi) untuk meminimalisir potensi terjadinya kecelakaan atau penyakit. Kedua, alat kerja dan bahan merupakan semua alat kerja dan bahan yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk memproduksi barang/ jasa. Alat-alat kerja dan bahan merupakan penentu dalam proses produksi, tentunya kelengkapan dan kondisi alat kerja dan bahan harus diperhatikan. Ketiga, metode kerja merupakan standar cara kerja yang harus dilakukan oleh pekerja agar tujuan pekerjaan tersebut tercapai secara efektif dan efisien, serta keselamatan dan kesehatan kerja terjaga dengan baik. Misalnya, pengetahuan tentang cara mengoperasikan mesin dan juga alat pelindung diri yang sesuai standar.


| 101 Edukasi dan Promosi Kesehatan F. Edukasi Kesehatan Edukasi kesehatan adalah kegiatan yang dibuat untuk pembelajaran yang melibatkan beberapa bentuk komunikasi yang dirancang untuk meningkatkan literasi kesehatan, termasuk meningkatkan pengetahuan, dan mengembangkan keterampilan hidup yang kondusif bagi kesehatan individu dan masyarakat (WHO, 2012). Pendidikan kesehatan tidak terbatas pada penyebaran informasi terkait kesehatan tetapi juga menumbuhkan motivasi, keterampilan dan kepercayaan diri (self-efficacy) yang diperlukan untuk mengambil tindakan untuk meningkatkan kesehatan serta komunikasi informasi mengenai kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berdampak pada kesehatan. Oleh karena itu, tujuan pendidikan kesehatan tidak hanya untuk meningkatkan


102 | pengetahuan tentang perilaku kesehatan tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan (WHO, 2012). B. Promosi Kesehatan Menurut Notoadmodjo (2010), promosi kesehehatan pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau upaya mengkomunikasikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Hal ini dilakukan dengan harapan para sasaran tersebut mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik, yang pada akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah yang positif menuju kesehatan. Upaya promotif dan preventif di dalam promosi kesehatan, termasuk pemberdayaan masyarakat merupakan proses pendidikan yang berupaya memahami masalah kesehatan sehingga terjadi proses perubahan perilaku melalui pengalaman. Proses tersebut tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor metode, faktor pesan, faktor petugas dan faktor media yang digunakan untuk menyampaikan pesannya (Notoadmodjo, 2010). Perubahan perilaku dapat dilakukan dengan berbagai cara, diawali dengan perubahan pengetahuan dan sikap. Perubahan pengetahuan dapat dilakukan dengan macammacam metode sesuai dengan sasarannya. Misal sasaran kelompok memiliki metode promosi kesehatan tersendiri yang berbeda dengan sasaran individu, begitu juga dengan sasaran massa (Notoadmodjo, 2010, Nurmala, 2018). Metode promosi kesehatan jika kita lihat kembali merupakan bagian dari proses komunikasi, di mana ada


| 103 unsur-unsur yang saling terkait salah satunya adalah media sebagai penyalur informasi atau isi pesan. Media promosi kesehatan yang baik tentunya harus sesuai dengan tujuan, karakterstik sasaran, fasilitas yang tersedia serta individu yang menggunakannya. Oleh karena itu, agar tercapai hasil yang optimal dalam kegiatan promosi kesehatan, metode dan media harus direncanakan dengan matang. C. Metode Promosi Kesehatan Metode promosi kesehatan adalah cara penyampaian pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu agar promosi kesehatan dapat mencapai tujuannya secara efektif. Promotor kesehatan harus dapat memilih dan menerapkan metode promosi kesehatan yang relevan atau sesuai dengan tujuan mereka. Berikut penjelasan macam-macam metode promosi kesehatan berdasarkan sasarannya (Notoadmodjo, 2010): 1. Metode Individu Digunakan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau suatu inovasi. Contoh seoring ibu yang baru saja menjadi akseptor KB dan seorang bapak yang baru saja mulai berhenti merokok. Pendekatan yang digunakan agar ibu menjadi akseptor KB dan bapak tersebut benar-benar total berhenti merokok adalah dengan cara perorangan atau metode individu. Perorangan disini bukan berarti


104 | hanya ibu atau bapak yang bersangkutan tapi juga bisa anggota keluarga yang lain. Pendekatan yang memungkinkan adalah konseling dan wawancara. Konseling adalah kegiatan profesional yang melibatkan hubungan antara konselor dan individu atau kelompok individu. Sebagai suatu hubungan manusia, konseling tidak lepas dari proses interaksi dan komunikasi yang berkesinambungan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proses tersebut (Hariko, 2017). Tujuan dari hubungan konseling adalah mengubah perilaku klien sesuai dengan kemampuan dan kemungkinannya (Mulawarman, 2017). Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan merupakan upaya untuk membantu mencegah perilaku tidak sehat atau mencegah gangguan kesehatan. Selain itu, pendekatan lain untuk metode individual adalah wawancara. Metode ini sebenarnya merupakan bagian dari konseling. Wawancara dengan klien oleh petugas kesehatan atau konselor bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang mengapa klien belum menerima perubahan, tertarik atau tidak dengan perubahan, perilaku apa yang sedang atau akan diadopsi, dan apakah ada dasar pemahaman dan kesadaran yang kuat terhadapnya. Penggunaan metode individu didasarkan pada fakta bahwa setiap orang memiliki masalah atau alasan yang berbeda untuk menerima atau mengadopsi perilaku baru.


| 105 2. Metode Kelompok Saat memilih metode promosi kesehatan kelompok, ukuran kelompok sasaran dan tingkat pendidikan formal kelompok sasaran harus dipertimbangkan. Kelompok besar biasanya beranggotakan lebih dari 15 orang, sedangkan kelompok kecil biasanya beranggotakan kurang dari 15 orang. Keefektifan metode tergantung pada jumlah atau banyaknya tujuan promosi kesehatan. a. Kelompok Besar Metode yang bagus untuk kelompok besar yaitu ceramah atau penyuluhan dan seminar atau webinar jika dilakukan secara daring. b. Kelompok Kecil Metode yang cocok untuk kelompok kecil yaitu diskusi kelompok, brain storming, snow balling, buzz group role play dan simulation games. 3. Metode Massa Metode promosi kesehatan secara massa digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi kesehatan yang ditujukan kepada publik. Metode ini bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi. Biasanya pendekatan secara tidak langsung atau menggunakan media massa. Jenis-jenis metode massa antara lain public speaking, penyampaian pesan kesehatan melalui media elektroni seperti TV dan radio, tulisan-tulisan


106 | dimedia cetak seperti koran dan majalah serta informasi kesehatan melalui media digital berbasis internet seperti web, media sosial, aplikasi dan lainlain. Selain berdasarkan sasarannya, metode promosi kesehatan juga ditentukan oleh teknik komunikasi yang digunakan dan panca indera penerima pesannya. Berikut uraian metode promosi kesehatan berdasarkan teknik komunikasinya. 1. Metode langsung yaitu promotor kesehatan langsung berhadapan atau bertatap muka dengan sasaran, contohnya kunjungan rumah, diskusi kelompok terfokus (FGD), pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dan lain-lain. 2. Metode tidak langsung yaitu promotor kesehatan tidak langsung berhadapan secara tatap muka dengan sasaran, tetapi menyampaikan pesannya dengan media (perantara), contohnya publikasi dalam bentuk media cetak, pertunjukan film, dan media sosial. Berikut uraian metode promosi kesehatan berdasarkan panca indera penerima pesannya. 1. Metode melihat atau memperhatikan yaitu pesan diterima sasaran melalui indera penglihatan, contohnya penempelan poster, pemasangan gambar atau foto, pemasangan koran dinding, pemutaran film dan unggahan di media sosial. 2. Metode pendengaran, dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera pendengar. Contohnya penyuluhan lewat radio, pidato, dan ceramah.


| 107 3. Metode kombinasi yaitu menggabungkan dua metode sebelumnya yaitu melihat dan mendengar. Contohnya demonstrasi dan simulasi. D. Media Promosi Kesehatan Promosi kesehatan tidak terlepas dari upaya menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat. Agar pesan-pesan tersebut lebih dipahami dan menarik maka dibutuhkan media. Media yang digunakan bisa berbagai macam, baik itu media cetak, elektronik dan media digital. Media merupakan tools penting dalam promosi kesehatan karena media bisa mempermudah dan memperjelas penyampaian informasi, menghindari kesalahan persepsi, memperlancar komunikasi dan mengurangi komunikasi yang sifatnya verbal (Notoadmodjo, 2010). Beragam kriteria bisa dibuat untuk melihat klasifikasi media promosi kesehatan. Diantaranya yaitu: 1. Media promosi kesehatan berdasarkan cara produksinya: a. Media cetak, yaitu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak pada umumnya dibuat oleh mesin cetak yang terdiri dari sejumlah kata, gambar atau foto yang memiliki tata warna. Contohnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, koran, lembar balik, stiker dan pamflet. b. Media elektronik yaitu media yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna akhir untuk


108 | mengakses kontennya. Media elektronik dapat berbentuk analog maupun digital, walaupun media baru pada umumnya berbentuk digital. Contohnya televisi, radioa, tablet/gawai, laptop, komputer, smartphone. 2. Media promosi kesehatan berdasarkan sumber atau organ yang menjelaskan bagaimana cara mendapatnya: a. Media visual yaitu media yang mengandalkan panca indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam bentuk-bentuk visual. Contohnya poster, lukisan, foto, spanduk, dan billboard. b. Media audio yaitu media yang menggunakan panca indera pendengaran untuk mengaksesnya. Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio dapat menyampaikan pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata) maupun non verbal (bunyibunyian dan vokalisasi). Contohnya radio, tape recorder, dan podcast. c. Media audio visual yaitu media yang menggunakan panca indera pendengaran dan penglihata untuk mengaksesnya. Contohnya video, film, dan vlog. 3. Media promosi kesehatan berdasarkan teknologinya: a. Media Baru (New Media), yaitu teknologi komunikasi digital yang sudah terkoneksi melalui jaringan internet. Mengirim pesan di media baru yang dibagikan secara online. b. Media lama, (old media) proses produksi informasi, yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu


| 109 bagian tercetak (majalah, surat kabar, tabloid) dan bagian media elektronik (televisi dan radio).


110 | Daftar Pustaka Arifin et.al. (2022). Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta. CV Mine. Adetokunbo O.Lucas, H. M. G. (2003) Short Textbook of Public health medicine for the tropics. 4Th edn. India: Georgina Bentliff. Andresen, E. and Bouldin, E. D. (2010) Public health foundations: concepts and practices, Public health foundations: concepts and practices. Ajzen, I. 1991. The theory of planned behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50(2), 179- 211. Akombi et al. (2017). Stunting and severe stunting among children under-5 years in Nigeria: A multilevel analysis. BMCPediatrics. 17:15. Alam, Ustad Mangku. 2023. Perlu Terobosan dan Intervensi Tepat Sasaran Lintas Sektor untuk Atasi Stunting. https://www.kemenkopmk.go.id/perlu-terobosan-danintervensi-tepat-sasaran-lintas-sektor-untuk-atasistunting Asian Development Bank, 2022. Prevalensi Stunting Anak di Dunia. Afiyah, S. (2016). Implementasi Kebijakan Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala, 11(1), 89-104.


| 111 Bhastary, M. D., & Suwardi, K. (2018). Analisis Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di Pt. Samudera Perdana. Jurnal Manajemen Dan Keuangan, 7(1), 47-60.Brownson, R.C. and Petitti, D.B. (2006) Applied Epidemiology. 2sd edn. New York: Oxford University Press. Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2022) Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Beal T, Tumilowicz A, Sutrisna A, Izwardy D, Neufeld LM. A review of child stunting determinants in Indonesia. Matern Child Nutr. 2018. doi:10.1111/mcn.12617 Bona, M. F. (2021) Indonesia Tengah Alami Masalah Kelangkaan Air Bersih. Available at: https://www.beritasatu.com/nasional/765397/indonesi atengah-alami-masalah-kelangkaan-air-bersih. Budge Sophie et al. Nutrition Reviews Vol. 77(4):240-253.doi :10.1093/nutrit/nuy0608 Bandura, A. 1977. Self-efficacy: toward a unifying theory of behavioral change. Psychological Review, 84(2), 191- 215. Cholifah., Paramitha Ameli., Umi Khoirun Nisak. (2019). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Sidoarjo: UMSIDA Press. Dody Izwardy. (2019). Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Stunting di Indonesia. Kementerian Kesehatan


112 | Republik Indonesia. (2018a). Cegah Stunting Itu Penting. In Wartakesmas (pp. 1–27). www.kemkes.go,id Direktorat Sanitasi (2020) Limbah Rumah Tangga dalam Lingkungan Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.Available at: http://plpbm.pu.go.id/v2/posts/Limbah-RumahTanggadalam-Lingkungan-Permukiman. Erfian, M., & Raharjo, N. E. (2020). Evaluasi penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada praktik finishing bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Teknik Sipil, 2(2), 139-148. Gultom, R. (2018). Analisis Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Proyek Kontruksi di PT. Eka Paksi Sejati. Studi Kasus: Proyek Kontruksi untuk Pemboran Sumur EksploirasiTitanum (TTN-001) Daerah Aceh Tamiang. Jurnal Bisnis Corporate, 3(1). Gardner, B., & Lally, P. 2013. Does intrinsic motivation strengthen physical activity habit? Modeling relationships between self-determination, past behaviour, and habit strength. Journal of Behavioral Medicine, 36(5), 488-497. Gordis, L. (2014) Epidemiology. Maryland: Elsevier Saunders. Hariko, Rezki. (2017). Landasan Filosofis Keterampilan Komunikasi Konselin. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 2(2), 2017, 41-49


| 113 IFMSA (2016) Environment and health., International Federation of Medical Students Associations. Available at: http://ifmsa.org/wpcontent/uploads/2016/02/IFMSA_P rogram_Environment-and-health-1.pdf. Irwan (2017) Epidemiologi Penyakit Menular, Absolute Media. Indonesia. Jossey-Bass.Linda Brannon, Jess Feist. 2016. Health Psychology: An Introduction to Behavior and Health (9th Edition). Cengage Learning. Karen Glanz, Barbara K. Rimer, K. Viswanath. 2015. Health Behavior: Theory, Research, and Practice (5th Edition). Knowlton, K. (2019) ‘Globalization and Environmental Health’, in Nriagu, J. (ed.) Encyclopedia of Environmental Health (Second Edition). Second Edi. Oxford: Elsevier, pp. 325–330. doi: https://doi.org/10.1016/B978-0-12- 409548-9.11705-1. Kristiana, R., & Wijayanto, D. (2017). Analisis Kinerja Penerapan SMK3 Pada Proyek Konstruksi Apartemen Di Jakarta. IKRA-ITH Teknologi Jurnal Sains dan Teknologi, 1(2), 16-21. Kurniawidjaja, M. (2012). Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. UI Press. Last, J.M. (2000) A Dictionary of Epidemiology, 4th edition.MC Gupta, B. M. (2013) Textbook of Preventive and Social Medicine. fourth, J. fourth. India: AYPEE BROTHERS MEDICAL PUBLISHERS (P) LTD. Available at:


114 | https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/downloa d/1659/1508%0Ahttp://hipatiapress.com/hpjournals/in dex.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://www.tandfo nline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhtt ps://mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educ a. Michie, S., van Stralen, M. M., & West, R. 2011. The behaviour change wheel: A new method for characterising and designing behaviour change interventions. Implementation Science, 6(1), 42. Marie T. O’Toole, Karen Glanz. 2020. Persuasion: Psychological Insights and Perspectives (3rd Edition). SAGE Publications.Maisyarah et.al (2021). Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: CV. MEDIA SAINS INDONESIA Moelyaningrum, A. D. (2019) Sanitasi dalam Ketahanan Pangan dan Penyakit Tular Makanan. Available at: https://radarjember.jawapos.com/16/10/2019/sanitasidalam-ketahananpangan-dan-penyakit-tularmakanan/. Mulawarman. (2017). Pengantar Keterampilan Dasar Konseling bagi Konselor Pendidikan. UNNES. Nasrullah, Rulli. 2020. Media Sosial. Bandung: Simbiosis Rekatama Media. Nurmala, Ira dkk. 2018. Promosi Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press. Notoadmodjo, Soekidjo, dkk. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.


| 115 NEHA (2021) Definitions of Environmental Health, National Environmental Health Association. Available at: https://www.neha.org/aboutneha/definitionsenvironmental-health. Natural History of Disease (2019). Available at: https://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/436 /Teams work/Community Medicine/1st semester/4. natural history of disease %28Final Draft%29.pdf (Accessed: 25 March 2024).Sumantri, A. (2015) Kesehatan Lingkungan. Edisi Ketiga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Nurmala, Ira., Fauzie Rahman., Adi Nugroho., Neka Erlyani., Nur Laily., Vina Yulia Anhar. (2018). Promosi Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press. Puspitadewi, Teresia Retna et.al. (2022). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: ZAHIR PUBLISHING. Palahudin, D. (2022). Kajian Ekonomi Syariah Terhadap Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di PT. Mitra Metal Perkasa. JAMMIAH (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Syariah), 2(2), 97-120. Prochaska, J.O., Velicer, W.F. 1997. The transtheoretical model of health behavior change. American Journal of Health Promotion, 12(1), 38-48. Paliwal, A. (2021) CONCEPT OF DISEASE. Available at: https://mgumst.org/pdf/naac/Final_Nsg.PPT_PDF/Me dical/Community Medicine/Dr. Arachana Paliwal/CONCEPT OF DISEASE - Copy.pdf.


116 | Park, K. (2023) Park’s Textbook of Preventive and Social Medicine. 27th edn. Jabalpur: Banarsidas Bhanot Publishers. Porta, M. (2014) A Dictionary of Epidemiology. 6th edn. New York: Oxford University Press. Available at: https:// www.oxfordreference.com/display/10.1093/acref/ 9780195314496.001.0001/acref-9780195314496. Rothman, K.J., Greenland, S. and Lash, T.L. (2008) Modern Epidemiology. 3th edn. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Rahayu A., Yulidasari F., Putri OA., Anggraini L. (2018) Study Guide ‚STUNTING dan Upaya Pencegahannya‛ Bagi Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: CV Mine Salama, D. R. (no date) Concepts of Prevention and Control. Available at: https://view.officeapps.live.com/op/view.aspx?src=htt ps%3A%2F%2Fsites.pitt.edu%2F~super7%2F32011- 33001%2F32311.ppt&wdOrigin=BROWSELINK. Schwarzer, R., & Lippke, S. 2011. Health Behavior Change: A Guide for Practitioners. Springer. Setyawan, Febri Endra Budi. (2019). Pendekatan Pelayanan Kesehatan Dokter Keluarga. Suryono, Viona.2021. New Media: Simak Karakteristik dan Perbedaannya dengan Old Media. diakses dari https://www.kompasiana.com/viona1608/613e3b8a063


| 117 10e21d52e7a62/new-media-simak-karakteristik-danperbedaannya-dengan-old-media pada Selasa, 25 Juli 2023 pukul 13.54 WIB. Salawati, L. (2015). Penyakit akibat kerja dan pencegahan. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 15(2), 91- 95. Situngkir, D., Rusdy, M. D. R., Ayu, I. M., & Nitami, M. (2021). Sosialisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai upaya antisipasi kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK). Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat, 2(1), 8-17. Saranya, R., & Kathirvel, S. (2024). Chapter 1—Principles and approaches in public health practice. In S. Kathirvel, A. Singh, & A. Chockalingam (Eds.), Principles and Application of Evidence-based Public Health Practice (pp. 3–21). Academic Press. https://doi.org/10.1016/B978-0-323-95356-6.00005-7 Trisna, Citra., et.al. 2020. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: ZAHIR PUBLISHING. The Lancet Child & Adolescent Health (2017) ‘Pollution: think of the children’, The Lancet Child and Adolescent Health. Elsevier Ltd, 1(4), p. 249. doi: 10.1016/S2352- 4642(17)30133-5. Tyree, E. B. (2020) World Water Day: Water, Sanitation and Hygiene for Stronger Health, reliefweb. Available at: https://reliefweb.int/report/world/world-water-daywater-sanitation-andhygiene-stronger-health. Torlesse et al. 2016.. Determinants of stunting in Indonesian


118 | children: evidence from a crosssectional survey indicate a prominent role for the water, sanitation and hygiene sector in stunting reduction. BMC Public Health. 16:669. DOI 10.1186/s12889-016-3339-8 Utami, N. (2020). ‘Sampah Domestik Jadi Permasalahan di Indonesia’. Indonesia Environment Energy Center. Available at: https://environmentindonesia.com/sampah-domestikjadi-permasalahan-utama-di-indonesia/. U.S. Deapartment of Health and Human Services Office of Disease Prevention and Health Promotion (2020) ‘Environmental Health’. Available at: https://health.gov/healthypeople/objectives-anddata/browseobjectives/environmental-health. Waisapi, J. Y. (2022). Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan. Formosa Journal of Social Sciences (FJSS), 1(3), 285-298. World Health Organization. Regional Office for the Eastern Mediterranean. 2012. Health education: theoretical concepts, effective strategies and core competencies: a foundation document to guide capacity development of health educators. Zebua, E. S. A., Telaumbanua, E., & Lahagu, A. (2022). Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada Pt. Pln (Persero) Up3 Nias. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 10(4), 1417-1435.


| 119 Zulfikar, M., Wadud, M., & Kurniawan, M. (2022). Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Gudang PT Muara Dua Kota Palembang. Jurnal Nasional Manajemen Pemasaran & SDM, 3(1), 19-25.


120 | Tentang Penulis Ni Luh Ayu Citra Mutiarahati, S.Km., M.Kes Lahir 1 Februari 1995. Memiliki nama lengkap Ni Luh Ayu Citra Mutiarahati. Menamatkan pendidikan di Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Bali Tahun 2016. Pendidikan Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat diselesaikan di Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Bali Tahun 2022. Saat ini bekerja sebagai dosen tetap di Stikes Kesdam IX/Udayana, Bali. Di samping sebagai dosen tetap, juga menjabat sebagai Direktur Pengembangan SDM di WFAD Foundation. Selain itu juga memiliki pengalaman dalam bidang penelitian, akreditasi dan kegiatan kesehatan masyarakat. Penulis juga merupakan pengurus organisasi profesi kesehatan masyarakat yaitu IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat) Pengda Bali. Selain itu penulis juga merupakan anggota Asosiasi DKLPT (Dosen Kolaborasi Lintas Perguruan Tinggi). Dr. Ria Qadariah Arief, S.KM., M.Kes Lahir di Ujung Pandang, tanggal 14 Maret 1987. Jenjang Pendidikan Sarjana di Bidang Gizi Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar tahun 2009. Jenjang Pendidikan Magister di


| 121 Bidang Gizi Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin tahun 2013, dan Jenjang Pendidikan Doktoral di Bidang Epidemiologi Gizi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin tahun 2020. dengan topik penelitian mengenai Gizi Masyarakat. Beberapa judul publikasi yang berkembang tahun 2023, ‚Unveiling The Vital Role of Flavonoids in Combating Bad Cholesterol: A Scientific Approach‛, ‚Determining the Effect of Orange Peel Extract in Water on Total Cholesterol Fluctuations in HFD-Induced Mice‛, ‚ High Risk of Dyslipidemia in Obese Adolescents: Exploring the Factors and Implications for Cardiovascular Health ‚, ‚Buku Ajar : Penilaian Status Gizi‛, ‚Buku Ajar : Kesehatan Anak Usia Dini‛, ‛Buku Farmakognosis‛, dan ‚ Buku Ajar: Pengantar Kimia Dasar‛. Ni Putu Rahayu Artini, S.Si., M.Si. Ni Putu Rahayu Artini, S.Si., M.Si. lahir di Denpasar, Bali pada tanggal 07 September 1989. Menyelesaikan Program Sarjana Sains (S.Si.) tahun 2012 pada Program Studi Kimia FMIPA, Universitas Udayana dan di tahun 2015 menyelesaikan Magister Sains (M.Si.) pada Program Studi Magister Kimia Terapan Universitas Udayana. Penulis pernah bekerja di PT. Siloam International Hospitals sebagai tenaga laboratorium patologi klinik. Selama lima tahun bekerja di Industri kefarmasian dan kosmetika sebagai research and Development (RnD), dan quality control (QC) dalam memformulasi bahan baku dan bahan sediaan suatu produk. Bekerja sebagai dosen tetap pada Program Studi Teknologi Laboratorium Medik, Fakultas Ilmu Kesehatan


122 | Universitas Bali Internasional sejak tahun 2016. Bidang ilmu yang ditekuni adalah Kimia Organik Bahan Alam, Patologi Klinik, Toksikologi, dan Analisis Biomolekuler. Penulis aktif dalam mengajar, melakukan pengabdian kepada masyarakat, serta aktif meneliti dan menulis artikel ilmiah secara nasional dan menjadi pemakalah. Meliana Sari, MKM Akrab dipanggil dengan sapaan Meli. Menempuh pendidikan S1 dan S2 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia pemiantan Kesehatan Lingkungan. Sejak 2018, bekerja sebagai dosen program studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beberapa mata kuliah yang pernah diampu antara lain: Anatomi Fisiologi, Patologi Umum, Pengantar Kesehatan Masyarakat, Islamic Public Health dan Epidemiologi Kesehatan Lingkungan. Selain mengajar, ia aktif pada beberapa Organisasi Profesi diantaranya: Pengurus Asosiasi Institusi Perguruan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI) tahun 2019-2023, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) tahun 2019-2023, dan juga aktif sebagai Pengurus Cabang IAKMI Tangerang Selatan (2019-sekarang). Kegemarannya akan menulis dan dunia sastra menghatarkan ia menuliskan beberapa buku diantaranya Masuk Surga Sekeluarga, yuk! (2019), Antologi Cerpen Bahagia Bersama Quran (2020), Aman Iman, Imun dan Eman (2020) dan A Companion to Complete Your Friendless Room (2022).


| 123 Media sosial yang aktif digunakan twitter @MelianaMhely dan Instagram @mhelyisme. Selain itu, sesekali ia menulis pada personal blog di laman www.mhelyisme.wordpress.com. Melalui buku ini, ia berharap semoga bisa menjadi bagian dari perkembangan keilmuan kesehatan masyarakat yang memberikan lebih banyak manfaat. Aamiin. Dr. Minsarnawati, SKM, M.Kes Lahir di Bone, 15 Februari 1975. Saat ini penulis tinggal di Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Pendidikan tinggi ditempuh mulai dari S-1 sampai S-3 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Pengalaman menulis beberapa buku di antaranya; All is well, Research Writing with Technology, Belajar di Era Digital, Pola Penyakit Tuberkuloisis (TBC) di Provinsi Jawa Timur, Teknik Penelitian Intervensi pada Masyarakat Baduy Luar, Penganekaragaman Pangan untuk Pemenuhan Gizi Balita di Masyarakat Baduy Luar, Negeri Penuh Harapan dan Sistem Informasi Geografis untuk Kesehatan Masyarakat terus memotivasi penulis untuk terus berkarya. Aktivitas penulis saat ini selain mengajar pada jenjang sarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga tercatat sebagai Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI). Selain itu, penulis juga ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai salah anggota Komite Ahli Frambusia sejak tahun 2022. Jalin kerja sama dengan penulis via surel [email protected]


124 | Dina Fitriana Rosyada, SKM., MKL Dikenal dengan panggilan Dina FR, lulus dari Program Studi Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga pada tahun 2011. kemudian melanjutkan Pendidikan pascasarjana Magister Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, lulus tahun 2014. Setelah lulus S2 kemudian mulai bekerja sebagai asisten freelance di program studi Diploma III bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM Universitas Airlangga dan menjadi dosen magang di STIKES dr. Soetomo Surabaya. Tahun 2016 diangkat menjadi dosen di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada pada program studi Manajemen Informasi Kesehatan. Sambil menjalankan tri dharma perguruan tinggi, saat ini penulis melanjutkan studi di program studi doktoral Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada dengan status izin belajar. Penulisan disertasi yang diangkat adalah bidang kesehatan masyarakat dengan spesifikasi tema mengenai masalah penanganan stunting dari sudut pandang kesehatan lingkungan.


| 125 Hayatul Khairul Rahmat, S.Sos., M.Han. Lahir di Nagari Muara Panas, sebuah desa kecil di Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 23 April 1997. Menyelesaikan Sarjana Sosial (S.Sos.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2018. Setahun berselang, penulis melanjutkan studi strata dua pada Program Studi Magister Manajemen Bencana, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan Republik Indonesia dan lulus tahun 2021. Setelah mendapatkan gelar magister di Universitas Pertahanan Republik Indonesia, penulis pernah menjadi Dosen Tidak Tetap di Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dari Februari 2021 hingga Juni 2022, selanjutnya penulis menjadi Staf Administrasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Militer Universitas Pertahanan Republik Indonesia semenjak Juli 2022 hingga Desember 2023. Mulai Juni 2023, penulis menjadi Dosen Tetap di Program Studi Manajemen Bencana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Budi Luhur. Untuk mengenal lebih jauh, dapat menghubungi melalui surat elektronik pada [email protected] atau [email protected] atau juga bisa melalui Instagram di @hkrahmat_.


126 | Dela Aristi, MKM merupakan Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitasi Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Penulis lahir di Tangerang tanggal 09 Agustus 1988. Penulis adalah dosen tetap pada Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan pendidikan S1 pada Jurusan Kesehatan Masyarakat dan melanjutkan S2 pada Jurusan Promosi Kesehatan. Penulis menekuni bidang promosi kesehatan khususnya berminat terhadap ilmu perilaku dan media promosi kesehatan.


| 127


Click to View FlipBook Version