The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Indonesia sebagai salah satu negara tropis memiliki potensi buah-buahan yang sangat tinggi. Bahkan Indonesia termasuk kedalam peringkat 20 besar negara eksportir buah di dunia. Buah lokal Indonesia memiliki keunikan dan nilai tersendiri khususnya bagi konsumen luar negeri, antara lain durian salak, buah naga dan rambutan. Semakin mudahnya buah impor masuk ke pasaran domestik menjadi permasalahan dan tantangan tersendiri bagi buah lokal. Aspek pemasaran menjadi salah satu kunci utama dari suatu pengembangan komoditas buah lokal.

Pengembangan agribisnis buah lokal memiliki fungsi ekologi, ekonomi dan sosial. Pembangunan agribisnis secara utuh memerlukan pemahaman yang lebih mendalam dan proporsional terhadap para pelaku pasar. Petani sebagai pelaku utama terhadap ketersediaan produk buah lokal, cenderung menjadi pihak lemah. Terdapatnya perbedaan harga atau margin pemasaran yang cukup besar menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh petani dikarenakan tidak memiliki posisi tawar yang tinggi. Aspek strategi pemasaran buah lokal diharapkan dapat meningkatan posisi dan memberikan pada keuntungan bagi petani. Kemitraan dan kerjasama antar petani dan pelaku pasar lain akan meningkatkan harga jual dan efisiensi pemasaran buah lokal.

Buku ini mengkaji dan merumuskan strategi pemasaran pada buah lokal daerah. Secara umum menguraikan teori-teori pemasaran dan implementasinya pada pemasaran buah lokal dimulai dari ketersediaan buah lokal, produksi buah lokal, kemudahan mendapatkan buah lokal sampai kualitas pengemasan buah lokal. Terdapat studi kasus strategi pemasaran buah lokal daerah di wilayah Pulau Jawa Dan Bali. Hal tersebut diharapkan menjadi tambahan informasi dan pengetahuan permasalahan pengembangan buah lokal. Faktor ketersediaan produk buah lokal yang berkelanjutan, penggunaan teknologi informasi dan kemitraan dengan petani merupakan aspek-aspek yang dikaji. Secara khusus, dibahas permasalahan yang dihadapi buah lokal di wilayah Pulau Jawa dan Bali ditinjau dari aspek permintaan produksi dan pemasaran.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2023-07-12 10:47:19

STRATEGI PROMOSI BUAH UNGGULAN LOKAL

Indonesia sebagai salah satu negara tropis memiliki potensi buah-buahan yang sangat tinggi. Bahkan Indonesia termasuk kedalam peringkat 20 besar negara eksportir buah di dunia. Buah lokal Indonesia memiliki keunikan dan nilai tersendiri khususnya bagi konsumen luar negeri, antara lain durian salak, buah naga dan rambutan. Semakin mudahnya buah impor masuk ke pasaran domestik menjadi permasalahan dan tantangan tersendiri bagi buah lokal. Aspek pemasaran menjadi salah satu kunci utama dari suatu pengembangan komoditas buah lokal.

Pengembangan agribisnis buah lokal memiliki fungsi ekologi, ekonomi dan sosial. Pembangunan agribisnis secara utuh memerlukan pemahaman yang lebih mendalam dan proporsional terhadap para pelaku pasar. Petani sebagai pelaku utama terhadap ketersediaan produk buah lokal, cenderung menjadi pihak lemah. Terdapatnya perbedaan harga atau margin pemasaran yang cukup besar menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh petani dikarenakan tidak memiliki posisi tawar yang tinggi. Aspek strategi pemasaran buah lokal diharapkan dapat meningkatan posisi dan memberikan pada keuntungan bagi petani. Kemitraan dan kerjasama antar petani dan pelaku pasar lain akan meningkatkan harga jual dan efisiensi pemasaran buah lokal.

Buku ini mengkaji dan merumuskan strategi pemasaran pada buah lokal daerah. Secara umum menguraikan teori-teori pemasaran dan implementasinya pada pemasaran buah lokal dimulai dari ketersediaan buah lokal, produksi buah lokal, kemudahan mendapatkan buah lokal sampai kualitas pengemasan buah lokal. Terdapat studi kasus strategi pemasaran buah lokal daerah di wilayah Pulau Jawa Dan Bali. Hal tersebut diharapkan menjadi tambahan informasi dan pengetahuan permasalahan pengembangan buah lokal. Faktor ketersediaan produk buah lokal yang berkelanjutan, penggunaan teknologi informasi dan kemitraan dengan petani merupakan aspek-aspek yang dikaji. Secara khusus, dibahas permasalahan yang dihadapi buah lokal di wilayah Pulau Jawa dan Bali ditinjau dari aspek permintaan produksi dan pemasaran.

Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 43 Ketika masyarakat mulai menyadari kesehatan peningkatan konsumsi buah organik yang memiliki kandungan gizi tinggi, tuntutan konsumen yang semakin mengedepankan kualitas daripada kuantitas terutama terhadap konsumsi buah lokal menjadi perhatian petani terhadap keberlangsungan usahatani buah lokal. 3) Pemerintah Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintahan tingkat kecamatan dan kelurahan menjadi salah satu komponen penting dalam usahatani buah lokal, karena keberadaan pemerintah tersebut memberikan kontribusi dalam menyokong kegiatan budidaya. Misalnya Pemerintah pusat dan daerah khususnya dirjenhortikultura dan dinas pertanian kabupaten memberikan bantuan subsidi bagi kelembagaan petani buah lokal. 4) Tingkat Teknologi Perubahan dan penemuan teknologi mempunyai dampak signifikan terhadap organisasi/kelompok tertentu. Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi.


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 44 Kemajuan teknologi dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih berdaya guna ketimbang keunggulan yang sudah ada (David, 2004). Petani harus membuat strategi yang bisa memanfaatkan teknologi untuk mencapai keunggulan kompetitif yang tahan lama di pasar. Teknologi yang digunakan pada usahatani buah lokal masih sederhana, sehingga akan berpengaruh terhadap produksi buah lokal. Cakupan teknologi yang dimaksud adalah teknologi produksi, panen dan pasca panen. Teknologi produksi atau budidaya buah lokal meliputi pembibitan, pemeliharaan buah lokal (penyerbukan sampai dengan panen), serta input berupa bibit, pupuk, dan alat-alat pertanian lainnya. Teknologi panen meliputi ciri dan umur panen serta cara panen. Sedangkan teknologi pasca panen meliputi penyimpanan, pengangkutan, grading dan lain sebagainya. Tingkat teknologi biasanya terjadi pada usaha pengolahan produk yang lebih modern dan menarik perhatian masyarakat. 5) Persaingan Persaingan dalam hal produksi buah lokal cenderung masih rendah/ minim. Hal ini dikarenakan, setiap unit pengelolaan buah lokal telah memiliki jaringan pasar tersendiri. Permintaan yang tinggi tidak diimbangi dengan jumlah produksi yangmemadai, merupakan salah satu alasan jika pesaing di dalam pengembangan buah lokal, justru menjadi mitra yang saling membantu dalam hal akses


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 45 informasi pasar sehingga akan tercipta pasar sendiri – sendiri dan permintaan akan buah lokal juga dapat terpenuhi. 2. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Dan Ancaman Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal maka dapat diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap pengembangan usahatani buah lokal. a. Identifikasi Faktor Kekuatan 1) Pinjaman Lunak, Tanpa Agunan Karakteristik petani dalam mengadopsi ilmu pertanian yang dianggap baru, lebih cenderung pilih-pilih, walaupun secara nyata hal tersebut menguntungkan bila dikelola secara tepat. Oleh karena itu, dalam pengembangannya, petani diberikan fasilitas pinjaman lunak yang kelak digunakan dalam pembudidayaan buah lokal di lahan pekarangannya. Bantuan ini merupakan pinjaman KUR BRI. Hal ini merupakan nilai positif yang memacu petani untuk semakin banyak menanam buah lokal. 2) Kualitas Buah Lokal Karena dalam budidaya buah lokal lebih banyak penggunaan pupuk kandang/hijau sehingga kualitas hasil panen dapat berukuran besar dan jauh dari unsur-unsur kimiawi atau biasa dikatakan lebih organik. Buah lokal yang besar dan organik inilah yang diminati oleh konsumen. Selain


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 46 itu rasa buah yang lebih manis dibandingkan dengan buah impor menjadikan buah local lebih dipertimbangkan oleh konsumen. 3) Budidaya Mudah dan Resiko Kecil Budidaya buah lokal secara umum mudah dilakukan, berawal dari persiapan lahan, perawatan dan panen. Persiapan lahan hanya menyiapkan lahan yang sudah ada untuk ditanami tiang pembiakan yang sudah dipersiapkan, kemudian ditaburi pupuk sedangkan perawatannya meliputi penyerbukan, penyiangan dan pemberian pestisida dan irigasi secukupnya. Resiko yang dihadapi adalah adanya kelayuan pada batang tempat tumbuh bunga karena salah dalam perawatan. Dengan demikian meskipun mudah dan resiko kecil, buah lokal juga perlu perhatian khusus. 4) Potensi SDA Yang Dimiliki Potensi Sumber daya alam merupakan faktor yang tidak dapat dikesampingkan dalam pengembangan buah lokal. Kondisi tanah yang sesuai, didukung sumber air yang memadai maka usahatani buah lokal dapat berkembang pesat dan dikembangluaskan. 5) Sarana Produksi Mudah Didapat Sarana produksi yang dimaksud adalah bibit, pupuk, pestisida dan peralatan. Harga bibit pada waktu penanaman awal sangat terjangkau dan umur bibit bisa mencapai bulanan bahkan tahunan dari awal penanaman. Pupuk yang


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 47 dimaksud adalah pupuk kandang untuk meningkatkan kandungan hara dalam tanah, pupuk kendang dapat diperoleh dari masyarakat di sekitar yang memiliki ternak. Jerami yang tidak digunakan untuk pakan ternak, juga dimanfaatkan sebagai tambahan unsur hara tanah. Sedangkan pestisida dan alat-alat pertanian mudah didapatkan di toko - toko saprodi terdekat. b. Identifikasi Faktor Kelemahan 1) Keuangan Petani Tidak Stabil Petani yang hanya mengandalkan penghasilan dari penerimaan usahatani semisal padi, seringkali mengalami kondisi keuangan yang tidak stabil. Hal ini dikarenakan harga kebutuhan yang terus meningkat. Adanya kondisi inilah yang akhirnya menghambat petani dalam mengelola usahatani buah lokal. Meskipun sebenarnya dengan mengelola buah lokal, justru akan memberikan tambahan penghasilan disamping pekerjaan utamanya. 2) Kesadaran Petani Menanam Buah Lokal Masih Rendah Masih rendahnya kesadaran sumberdaya petani dapat dilihat dari kemampuan petani mengelola dan membudidayakan lahan. Ini menjadikan produktivitas, mutu, dan nilai tambah produk pertanian sulit ditingkatkan. Sementara kultur dan kebiasaan petani dalam budidaya pertanian relatif tidak banyak berubah dan relatif sulit untuk


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 48 menerima inovasi dan perubahan dalam sistem budidaya pertanian. 3) Promosi Masih Kurang Promosi-promosi yang dilakukan oleh pihak Pemerintah khususnya Dinas Pertanian dinilai masih kurang. Hal ini dikarenakan, kegiatan promosi tidak diselenggarakan secara rutin. Sehingga, secara tidak langsung mengurangi motivasi petani untuk mengelolanya. 4) Pengelolaan Buah Lokal Masih Kurang Optimal Sebagian besar pengusahaan buah lokal belum menjadi bisnis utama, sehingga pembudidayaan buah lokal tidak dilakukan secara intensif. Sumber pendapatan petani tidak terbatas pada pendapatan usahatani buah lokal saja tetapi juga dari sektor pertanian lain. Kesibukan petani pada pekerjaan lain menyebabkan petani kurang memperhatikan pemeliharaan atau perawatan buah lokal. Hal ini mengindikasikan bahwa buah lokal belum sepenuhnya dikelola secara profesional oleh petani sebagai sumber pendapatan utama. Kondisi inilah yangsemestinya mendapat perhatian dari pemerintah untukmemberikan penyuluhan dan pembinaan kepada petani buah lokal sehingga lebih fokus dan optimal dalam pengembangan komoditas buah lokal.


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 49 5) Cara Budidaya Petani Kurang Tepat Pendampingan yang dilakukan oleh pihak Dinas Pertanian tidak sepenuhnya menjadi perhatian oleh para petani. Hal ini nampak pada cara budidaya yang salah atau tidak tepat. Sebagai contoh, jika tanaman terlihat kekuningan, maka sudah selayaknya diberikan tambahan pupuk dan air secukupnya. Tidak hanya itu, pada saat penyerbukan yang seharusnya dilakukan di malam hari, maka tidak dilakukan sesuai dengan instruksi. Hal - hal seperti inilah yang menjadikan kualitas produksi tidak maksimal, hasil panen pun tidak bisa seperti yang diharapkan. 6) Pengelolaan Keuangan Petani Yang Kurang Baik Karakteristik petani yang selalu berupaya menjaga kualitas buah lokalnya tetap stabil, menjadikan struktur permodalan usahatani masih terbatas pada sumber modal sendiri. Namun para petani buah lokal tersebut belum bisa mengendalikan keuangan mereka untuk budidaya bahkan sering tercampur untuk kebutuhan rumah tangga sehingga saat untuk memenuhi kebutuhan buah lokal terkadang menjadi kesulitan sendiri. Tidak adanya pembagian alokasi keuangan untuk pembudidayaan buah lokal, menjadikan tanaman ini terkesampingkan untuk alokasi keuangan kebutuhan pokok keluarga atau alokasi untuk usahatani lainnya.


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 50 c. Identifikasi Faktor Peluang 1) Iklim Usaha Pertanian Organik Semakin Meningkat Seiring perkembangan waktu, banyak orang yang mulai melirik untuk membudidayakan usaha pertanian organik. Kondisi yang demikian, menjadi salah satu keuntungan bagi petani khususnya petani buah lokal. Dengan pengalaman menanam buah lokal, petani mampu memberikan berbagai bentuk pelatihan budidaya yang secara ekonomi mampu meningkatkan pendapatan tambahan keluarga. Petani juga perlu mengkalkulasi penerimaan buah lokal jika ditanam pada lahan yang lebih luas, sehingga petani mampu mempertimbangkankeuntungan yang diperoleh dari usahatani padi atau palawija sejenisnya dengan usahatani buah lokal. Pendekatan yang diberikan ke petani adalah upaya mengarahkan usahatani buah lokal yang saat ini dimiliki ke dalam konsep bisnis yang sesungguhnya (real business). 2) Kondisi Lingkungan Yang Aman Terkendali Budidaya buah lokal terkadang memiliki resiko yang cukup tinggi yaitu adanya pencurian buah lokal ketika malam hari, sehingga membutuhkan perhatian khusus dari para petani untuk mewaspadainya.


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 51 3) Permintaan Buah Lokal Seiringnya tren pertanian organik digulirkan dan tren back tonature berkembang di masyarakat, maka buah lokal menjadi salah satu alternatif pilihan konsumsi buah yang diminati. Selain organik, juga memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan. Sehingga saat ini, masyarakat tidak sekedar memilih buah yang segar, tetapi juga organik dan memiliki kandungan gizi tinggi. 4) Perhatian Pemerintah Terhadap Pengembangan Buah Lokal Perhatian ini diwujudkan dalam peran serta pemerintah Dinas Pertanian melalui penyusunan SOP (Standart Operasional Procedure) penanaman budidaya buah lokal yang dibukukan oleh Dinas Hortikultura Republik Indonesia. Selain itu, Dinas Pertanian juga memiliki peran dalam mengakses dana APBD Pemerintah khusus untuk perluasan lahan, pengadaan sarana produksi dan kegiatan - kegiatan pelatihan. 5) Pengembangan Teknologi Peningkatan Kapasitas Produksi Thailand adalah salah satu negara yang telah mengembangkan budidaya buah lokal di luar musim (off season). Teknologi yang digunakan di sana dapat diadopsi dan diaplikasikan di lahan yang tersedia sehingga permintaan akan buah lokal di luar musim dapat terpenuhi. Tentunya,


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 52 teknologi ramah lingkungan yang dikedepankan dalam peningkatan kapasitas produksi buah lokal. 6) Perkembangan Teknologi Pasca Panen Pembuatan sirup, selai, manisan, keripik buah, jeli/dodol dan makanan lainnya berbahan baku buah lokal dengan teknologi terkini akan menambah nilai jual serta menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Semakin banyaknya permintaan dan meningkatnya kreatifitas masyarakat untuk menciptakan produk olahan buah lokal untuk dipasarkan, menjadikan kebutuhan bahan baku buah lokal semakin meningkat. 7) Pesaing Adalah Mitra Bisnis Keberadaan pesaing tidak selamanya adalah lawan bisnis sebuah usaha. terbukti bahwa, dalam pengembangan buah lokal ini, pesaing (yang mengusahakan buah lokal) adalah mitra yang saling mendukung pertumbuhan usaha. Misalnya, dalam hal akses informasi pasar permintaan buah lokal. Ketika dari para pesaing belum memiliki jaringan pasar, maka diberikan akses pasar sehingga akan tercipta jaringan pasar masing – masing. Kondisi ini sebagai upaya agar memajukan lembaga baik swasta atau perseorangan yang membudidayakan buah lokal dan sebagai langkah untuk menekan buah naga impor dari luar negeri. Sehingga


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 53 praktis di lapangan, kondisi pesaing bukan sebagai lawan bisnis yang mutlak. d. Identifikasi Faktor Ancaman 1) Daya Beli Menurun Karena Situasi Ekonomi Situasi ekonomi yang tidak stabil mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat terhadap buah lokal. Masyarakat akan tetap mempertimbangkan kebutuhan primer dalam skala prioritasnya. Sehingga, apabila kondisi ekonomi tidak berujung membaik, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi penjualan buah lokal. 2) Kesenjangan Sosial Kesenjangan sosial terjadi karena adanya masyarakat yang merasa tidak diperlakukan adil. Banyak sumbangan yang diberikan kepada petani buah lokal sedangkan petani lainnya tidak mendapatkan perhatian. Begitu pula timbul golongan minoritas di dalam petani buah lokal yang tidak bergabung dalam kelompok tani yang merasa memiliki hak yang sama dengan anggota kelompok tani. Kesenjangan ini menimbulkan permasalahan psikologis yang dihadapi oleh masing-masing petani yang menimbulkan konflik antar warga meskipun hanya permasalahan yang kecil. 3) Ketidakpercayaan Dalam Membudidayakan Buah Lokal Buah lokal yang mulai panen pada Bulan November, menjadikan petani tidak sabar untuk merawat dan


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 54 mengelolanya, sehingga di penghujung akan panen, justru hasilnya tidak memuaskan. Oleh sebab itu, ada sebagian petani yang lahannya luas menghasilkan lebih sedikit dibandingkan yang lahannya kecil tetapi pengelolaan optimal. Prinsip manajemen dalam budidaya buah lokal sudah sepantasnya diterapkan dan dijalankan oleh petani, baik itu model pembukuan, catatan hasil panen dan kegiatan budidaya sehingga petani akan memperoleh gambaran curahan waktu yang digunakan untuk kegiatan budidaya buah lokal akan mendapatkan hasil yang sepadan. 4) Stabilitas Politik Di Pemerintah Iklim politik di pemerintahan yang tidak stabil dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah kaitannya dengan kelembagaan Dinas Pertanian dalam mengatur dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan budidaya buah lokal, sehingga hal ini dapat menghambat perkembangan buah lokal untuk meningkatkan kapasitas produksi dan atau sarana/ prasarana pendukung lainnya. 5) Teknologi Modern Dalam Bodidaya Pada Lahan Buah Lokal Di Negara Lain Pemanfaatan teknologi modern dalam budidaya pada lahan buah naga di negara lain menjadi ancaman bagi petani buah lokal, mengingat teknologi yang digunakan petani buah lokal ini masih sederhana.


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 55 3. Alternatif Strategi Untuk merumuskan alternatif strategi yang diperlukan dalam mengembangkan usahatani buah lokal digunakan analisis Matriks SWOT. Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal dapat dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan internal sehingga dihasilkan rumusan strategi pengembangan usahatani. Matriks ini menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi WT, dan strategi S-T. Berikut matriks SWOT yang dihasilkan : Kekuatan-S 1. Pinjaman lunak tanpa agunan 2. Kualitas buah lokal 3. Budidaya mudah dan resiko kecil 4. Saprodi mudah didapat 5. Potensi SDA yang dimiliki Kelemahan-W 1. Keuangan petani tidak stabil 2. Kesadaran menanam buah lokal rendah 3. Promosi masih kurang 4. Pengelolaan buah lokal kurang optimal


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 56 5. Cara budidaya tidak tepat 6. Pengelolaan keuangan petani yang kurang baik Peluang-O 1. Iklim usaha pertanian organik meningkat 2. Kondisi lingkungan yang aman dan terkendali 3. Perkembangan teknologi peningkatan kapasitas produksi 4. Permintaan Buah Lokal 5. Perhatian Pemerintah Terhadap Pengembangan Buah Lokal Strategi S-O 1. Melakukan manajemen dana pinjaman KUR BRI dan adopsi teknologi peningkatan produksi guna mendukung peningkatan hasil buah lokal. 2. Menjaga hubungan dengan mitra bisnis dan penyedia sarana produksi serta Strategi W-O 1. Optimalisasi pemberdayaa n dan pelatihan, peningkatan fungsi kontrol, serta perbaikan sarana dan prasarana lokasi budidaya. 2. Membentuk tim pengendalian teknis serta peningkatan pemasaran hasil produk olahan buah lokal melalui promosi


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 57 6. Perkembangan Teknologi Pasca Panen 7. Pesaing Adalah Mitra Bisnis pemanfaatan sumber daya alam yang ada untuk menunjang perluasan lahan budidaya dengan dukungan dari pemerintah. produk unggulan spesifik lokasi disertai dengan koordinasi antara instansi yang terkait dalam rangka permodalan dan pengembanga n pasar produk olahan buah lokal. Ancaman-T 1. Daya beli menurun karena situasi ekonomi 2. Kesenjangan sosial 3. Ketidakpercaya an petani membudidayak an buah lokal 4. Stabilitas politik di pemerintah yang tidak Strategi S-T 1. Menjaga hubungan baik antar petani, pemerintah ataupun masyarakat dalam urusan permodalan, teknis budidaya dan penjualan Strategi W-T 1. Meningkatkan kualitas sumber daya petani secara teknis maupun non teknis melalui kegiatan pembinaan rutin untuk memaksimalk an dan


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 58 stabil 5. Teknologi modern dalam budidaya pada lahan buah daerah lain hasil produksi, dan memberikan pendampinga n teknis budidaya yang menguntungk an agar petani semakin percaya. 2. Dinas Pertanian sudah saatnya memanfaatka n informasi untuk mengetahui teknologi modern untuk budidaya dan promosi keunggulan buah lokal. menjaga kontinuitas produksi serta dayasaing buah lokal. 2. Menjalin kerja sama dengan masyarakat sekitar dalam rangka menjaga keharmonisan dan menambah kesempatan kerja. C. Manggis Sebagai Buah Unggul asal Indonesia Manggis (Garcinia mangostana Linn.) saat ini telah dijadikan salah satu bahan alam yang sedang banyak diteliti oleh para ilmuwan terkait dengan aktivitas farmakologi. Kulit buah manggis diketahui


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 59 mengandung senyawa xanthon yang potensial sebagai kandidat obat. Dari tahun ke tahun, permintaan terhadap buah yang mendapat julukan ratu buah (Queen of Fruits) ini meningkat seiring dengan kebutuhan konsumen. Hal ini terlihat dari meningkatnya ekspor manggis dari Indonesia ke negara-negara lain. Konstituen utama dan paling banyak ditemukan pada Garcinia mangostana L, golongan xanthon yaitu αmangostin. Gartanin merupakan senyawa xanthon dengan kandungan terbanyak kedua setelah αmangostin yang terdapat dimana kedua senyawa tersebut paling banyak berperan dalam aktivitas biologis. a. Penyebaran Buah Manggis Tanaman manggis tumbuh di kawasan Asia Tenggara terutama di hutan tropis yang teduh, yaitu hutan belantara Indonesia atau Malaysia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya, yaitu Filipina, Kamboja, Srilanka, Papua New Guinea, Madagaskar, Honduras, Brazil, Thailand dan Australia Utara (Prihatman, 2000; ICUC, 2003). Pusat penanaman pohon manggis adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 60 Timur dan Sulawesi Utara (Prihatman, 2000; ICUC, 2003). Pohon manggis dapat tumbuh di dataran rendah sampai di ketinggian di bawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl (Prihatman, 2000; ICUC, 2003). b. Manfaat Buah Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) adalah salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai obat. Potensi terutama ada di bagian kulit buah manggis, banyak terdapat senyawasenyawa yang mampu memberikan efek farmakologi bagi tubuh karena mengandung lebih dari 300 macam spesies dari beberapa golongan senyawa bioaktif seperti xanthon, flavonoid, triterpenoid dan benzofenon (Chin et al, 2008). Kulit buah dari manggis ini memiliki manfaat sebagai pengelat (adstringens) dengan bentuk seduhan ataupun dikeringkan dan digerus menjadi serbuk. Sebagai obat luar seperti injeksi annal pencuci perut (lavement) dan obat rendam. Digunakan untuk mengobati diare, disentri menahun, peradangan saluran kemih, pendarahan usus, obat cacing, infeksi gangren, tonsil bengkak, tumor rongga mulut dan kerongkongan, serta


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 61 pembentukan air liur yang berlebih dalam bentuk seduhan (Heyne, 1987). Dalam bentuk sediaan dan pemanfaatannya, ekstrak buah manggis dapat digunakan untuk kosmetik sebagai antibakteri, antijamur, dan antiinflamasi yang memberikan efek pada kulit. Ekstrak buah manggis dapat dibuat sabun, krim dan pencuci muka yang digunakan pada kondisi kulit berjerawat. Pembuatan ekstrak buah manggis dalam bentuk sediaan ointment, diaplikasikan dalam eczema dan produk untuk kulit lainnya (Morton, 1987). c. Peluang Bisnis Buah Manggis Manggis merupakan salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia, sehingga menjadikan manggis menjadi salah satu buah unggulan Indonesia yang memiliki peluang ekspor cukup menjanjikan. Dari tahun ke tahun, permintaan terhadap buah yang mendapat julukan ratu buah (Queen of Fruits) ini meningkat seiring dengan kebutuhan konsumen. Hal ini terlihat dari meningkatnya ekspor manggis dari Indonesia ke negara-negara lain, terutama Hongkong, Singapura, dan Inggris. Pada tahun 1999, volume ekspor 4.743.493 kg dengan nilai ekspor 3.887.816 US$ dan


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 62 tahun 2000 volume ekspor mencapai 7.182.098 kg dengan nilai ekspor 5.885.038 US$ (Prihatman, 2000; ICUC, 2003). Manggis merupakan salah satu komoditas ekspor buah segar di Indonesia (ICUC, 2003). Jumlah produksi manggis di Indonesia mencapai 190.294 ton (ICUC, 2003). Pada tahun 2012, nilai ekspor manggis dalam total ekspor 26 jenis buah nasional adalah sebesar 9,64% (Direktrat Jendral Hortikultura, 2013). Jumlah ekspor buah manggis segar pada tahun 2012 adalah sebesar 20.289 ton atau meningkat 61,82% dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 12.600 ton (Direktrat Jendral Hortikultura, 2013). Dengan produksi manggis yang begitu besar menimbulkan masalah tersendiri pada kulit buah manggis (KBM) yang menjadi limbah padahal kulit buah manggis mempunyai berbagai manfaat. Kulit buah manggis telah dimanfaatkan secara turun temurun oleh masyarakat sebagai obat-obatan (Harborne et al., 1999) Berdasarkan data yang dikumpulkan dari tahun 2002 hingga 2006, sebesar 51,2% ekspor manggis Indonesia ke Hongkong, 28,5% ke China, dan lainnya ke Amerika Serikat, kawasan Timur Tengah, serta negara- negara di Asia lainnya. Produksi manggis di Indonesia pada 2006 berasal dari


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 63 Kalimantan (2.149 ton), Sulawesi (2.894 ton), Sumatera (26.265 ton), Jawa (39.671 ton), Bali-Nusa Tenggara (1.009 ton) dan Maluku-Papua (646 ton). Produksi terbesar masih berasal dari Jawa yang meliputi dari Bogor sebanyak 1.189 ton, Purwakarta 2.290 ton, dan Tasikmalaya 13.244 ton (Sutrisno, 2009).


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 64 Tiga KEMUDAHAN MENDAPATKAN BUAH LOKAL Tinjauan atas penerapan saluran distribusi buah lokal Perkembangan di eraglobalisasi saat ini memaksa setiap pihak untuk bergerak dengan cepat dan aktif. Kemudahan yang diinginkan semua pihak menjadi tantangan bagi semua perusahaan.Selain itu konsumen juga memerhatikan pentingnya kualitas produk dan sehat. Kemudahan dalam memperoleh produk juga menjadi prioritas utama konsumen dalam memilih produk tersebut. Setiap perusahaan akan bersaing untuk mendapatkan harapan dari para konsumen dengan memenuhi setiap kebutuhannya. Hal inilah yang kemudian menjadi semakin terbukanya persaingan di dunia bisnis guna mendapatkan perhatian konsumen. Perkembangan industri perbuahan Indonesia masih diharapkan oleh banyak konsumen. Hal ini terjadi karena


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 65 buah-buahan termasuk kedalam kebutuhan pokok setiap makhluk hidup. Dalam era globalisasi yang serba cepat ini, maka untuk memperoleh buah-buahan yang fresh dan higienis produsen harus memilih buah-buahan yang berkualitas, sehat dan fresh agar banyak diminati oleh konsumen. Buah-buahan ini bisa dipadukan dalam sajian makanan baik sebagai pencuci mulut maupun cemilan sehat untuk bersantai bersama keluarga, saudara maupun teman. Harga buah-buahan ini cukuprelative sedang terkadang naik atau turunnya harga dikarenakan factor musim atau cuaca sehingga sangat berhati-hati seorang produsen dalam memilih buah-buahan yang fresh, bersih dan berkualitas tinggi. Upaya menentukan optimalisasi saluran distribusi Buah Lokal dapat dilihat dari segi pertimbangan pasar, pertimbangan produk, pertimbangan situasi dan kondisi serta pertimbangan perantara. 1. Pertimbangan Pasar Pertimbangan pasar dalam memilih saluran distribusi adalah dengan memperhatikan jenis pasar, jumlah konsumen potensial serta konsentrasi pasar secara geografis. 2. Pertimbangan Produk Pertimbangan produk juga menjadi pertimbangan saat memilih saluran distribusi. Produk yang memiliki nilai jual per unit tinggi sehingga menimbulkan


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 66 resiko bagi perusahaan maka sebaiknya tidak menggunakan jasa perantara atau bila diperlukan hanya butuh sedikit perantara dengan menggunakan seleksi. Tetapi, apabila produk yang mempunyai harga jual rendah per unit dan biasanya dijual dalam jumlah yang banyak maka memerlukan perantara distribusi yang banyak dan tersebar. 3. Pertimbangan Situasi dan Kondisi Pasar sasaran dengan geografis tertentu juga memerlukan pertimbangan perantara saluran distribusi yang sesuai. 4. Pertimbangan Perantara, Pertimbangan perantara menjadi dasar untuk memilih salurandistribusi yang tepat dikarenakan hal-hal: jasa yang disediakan perantara, ketersediaan perantara yang diinginkan dan sikap perantara terhadap kebijakan produsen. Saluran distribusi ini sangat penting diperhatikan dalam menunjang pendapatan suatu usaha. Produk holtikultural terutama buah merupakan hasil pertanian yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setiap hari semua keluarga selalu membutuhkan buah sebagai bahan makanan penting untuk memenuhi kecukupan gizi yang ideal. Permintaan yang besar terhadap produk buah memunculkan adanya jaringan perdagangan buah dari tingkat petani , produsen, pedagang perantara, sampai pedagang keliling atau yang menjual buah ke rumah-rumah.


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 67 Faktor pendukung pendistribusian buah lokal Faktor pendukung pendistribusian buah lokal meliputi : Pertama, Potensi buah-buahan Indonesia sangat besar. Indonesia mempunyai lebih dari 6000 varietas/klon buah-buahan yang unggul. Potensi alam juga sangat mendukung. Indonesia mempunyai iklim,lahan, dan altitude yang memungkinkan musim panen dapat dilakukan berbeda beda tiap daerah. Sementara potensi lahannya masih cukup besar sekitar 9,7juta hektar. dan di Jawa Tengah sebenarnya mempunyai potensi buah lokal , karena salah satu dari 3 (tiga)penghasil buah terlengkap di Indonesiaadalah Jawa Tengah. Faktor – faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam pendistribusian buah lokal yang dapat menjadi penghambat antara lain :Buahbuahan Indonesia belum dikenal di dunia internasional dan belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri.Belum berorientasi pada mutu buah-buahan lokal diperdagangkan tanpa seleksi mutu di tingkat produsen. Rendahnya mutu buah lokal, terkait erat dengan sistem produksi buah-buahan, sistem panen, dan penanganan pasca panen.Sistem produksi buah-buahan di Indonesia umumnya menggunakan sistem produksi pekarangan dan agroforestry.Dimana sistem jaminan mutu sulit diterapkan. Sehingga penerapan jaminan mutu buah-buahan perlu dikembangkan dan di terapkan oleh para petani buah,serta


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 68 perlu mempelajari manajemenkebun buah. Kemudahan Mendapatkan Buah Lokal Di Beberapa Wilayah di Indonesia Kemudahan Mendapatkan Buah Lokal di Provinsi Jawa Timur Dalam menghadapi era pasar bebas yang sejalan masuknya buah-buahan impor, Propinsi Jawa Timur harus mampu bersaing dengan mengandalkan unggulan buah lokal spesifik. Potensi plasma nutfah buah-buahan masing-masing daerah sangat mendukung untuk pengembangan buahbuahan tropis menjadi komoditas unggulan. Varietas buahbuahan pada dasarnya tidak kalah dengan varietas buah buahan dari negara lain. Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus didalam mempromosikan exotic fruit buah Jawa Timur sehingga bukan hanya berjaya di dalam negeri, tetapi mampu merambah pasar internasional. Dalam penelitian ini, mencoba merumuskan strategi yang dapat ditempuh untuk pengembangan pemasaran dengan menganalisis lingkungan pemasaran buah di Jawa Timur dengan menggunakan alat analisis SWOT yang terdiri dari kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) serta ancaman (Threats) termasuk didalamnya akan dipelajari terlebih dahulu mengenai analisis faktorinternal dan eksternaldari buah lokal di Jawa Timur.


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 69 A.Analisis Faktor Internal Analisis faktor internal dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan dan kelemahan buah lokal Jawa Timur dalam pemasaran saat ini serta pengaruhnya terhadap daya saing buah impor. 1. Faktor Kekuatan (Strength) yang terdiri dari: a. Harga Buah Lokal Murah Harga buah lokal terkait dengan daya beli masyarakat juga sebagai daya saing dengan buah impor, masyarakat menilai harga buah lokal jauh lebih murah dibandingkan dengan buah impor. b. Masyarakat Akrab dengan Rasa Buah Lokal Masyarakat menganggap rasa buah lokal adalah enak. Hal ini menunjukkanbahwa masyarakat telah akrab dengan rasa buah lokal yang memiliki keunggulan dari pada rasa buah impor yang beredar dipasaran. c. Masyarakat Mengenal Akrab Terhadap Tampilan Buah Lokal Persepsi masyarakat /konsumen Jawa Timur telah mengenal terhadap tampilan buah lokal menyatakan bahwa buah local menarik untuk dilihat, sehingga menjadi salah satu faktor pendorong konsumen umtuk membeli buah. d. Buah Lokal Tersedia


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 70 Ketersediaan buah lokal untuk memenuhi kebutuhan dinyatakan meningkat sepanjang tahun. Akan tetapi yang perlu untuk diperhatikan adalah efisiensi produksi belum dapat meningkatkan daya saing pasar. e. Produksi Buah Lokal Memenuhi Kebutuhan Pengembangan produksi hartikultura terutama untuk komoditi buah mempunyai dampak yang sangat berarti terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Produksi buah lokal mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sejalan dengan meningkatnya permintaanbaik buah segar maupun olahan dari konsumen domestik maupun luar negeri. f. Kemudahan Mendapatkan Buah Lokal Buah lokal mudah untuk didapatkan, hampir di semua pasar tradisional besar dankecil, kios buah selalu ada. Namun kadangkala memang terdapat jenis buah tertentu yangtidak dapat ditemui karena sifat buah yang musiman. g. Teknologi Informasi Mendukung Pemasaran Buah Lokal Keberhasilan pembangunan pertanian antara lain di tentukan oleh kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola sistem pertanian yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Menurut Dimyati (2007), yang mengungkapkan bahwa upaya-upaya dalam pembentukan jaringan pasar bermutu


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 71 yaitu salah satunya dapat ditempuh melalui bantuan teknologi informasi semisal layanan melalui website, radio, televisi, koran atau aneka bentuk layanan cetak yang lain. h. Kemitraan Petani Buah dengan Pengusaha dalam Hal Pemasaran Adanya perubahan lingkungan strategis berupa liberalisasi perdagangan, otonomi daerah, perubahan preferensi konsumen, serta kelestarian lingkungan, menuntut suatu perubahan cara beroperasinya kelembagaan kemitraan usaha agribisnis hortikultura. 2. Faktor Kelemahan (Weakness) a. Teknik Budidaya Buah Lokal oleh petani Masih Sederhana Di Jawa Timur telah berkembang sentrasentra produksi buah-buahan, tetapipengelolaannya masih belum optimal sehingga produktivitasnya rendah. Kebun buah dikelola dengan teknologi yang minimal bahkan hampir tidak menggunakan teknologi sama sekali seperti: tanpa pemupukan, pemeliharaan tanaman belum optimal dan waktu panen masih tergantung pada alam (Anonymus, 2005:1). b. Kualitas Produksi Buah Lokal Dinilai Masih Kurang Petani produsen buah dinilai oleh masyarakat belum dapat memenuhi selera/ preferensi konsumen buah pada


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 72 umumnya, misal dalam hal rasa buah. Konsumen umumnya menganggap rasanya kurang manis. Walaupun ditopang dengan produksi yang melimpah tetapi kualitas rasa buah lokal belum dapat mencerminkan daya saing terhadapbuah impor. c. Kualitas Tampilan dan Ukuran Buah Lokal Kurang Seragam Buah lokal Jawa Timur jika dilihat dari segi keseragaman kualitas tampilan dan ukuran buah sangat jauh berbeda dengan produk buah impor yang masuk kepasaran dalam negeri. d. Frekuensi Promosi Buah Lokal Kurang Konsisten Promosi yang menyangkut performance buah lokal dianggap masih jarang dilakukan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta yang terkait dengan komoditi hortikultura sehingga perlu diadakan sebuah evaluasi. e. Promosi Buah Lokal Kurang Promosi buah lokal yang telah dilakukan dan masih terus diupayakan masih kurang memenuhi sasaran, dari kalangan akademisi yang dijadikan sebagai responden pada umumnya menjelaskan bahwasanya faktor promosi belum mendukung sepenuhnyaterhadap pengembangan agribisnis buah lokal Jawa Timur. f. Kualitas Pengemasan Buah Lokal Kurang Bagus


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 73 Kualitas pengemasan buah bukan hanya di Jawa Timur tetapi juga secara nasional masih kurang bagus dibanding buah impor. g. Harga Buah Impor Mahal Dengan adanya harga buah impor mahal dibanding buah lokal merupakan kelemahan bagi buah impor dan kekuatan buah lokal sehingga produsen buah harus menyikapi peluang pasar ini agar dapat bersaing dengan produk buah impor. B. Analisis Faktor Eksternal 1. Faktor Peluang (Opportunities) a. Buah Lokal Disukai Konsumen Buah lokal merupakan prioritas konsumen Jawa Timur membeli buah-buahan daripada buah impor baik kesegaran maupun rasanya. b. Tempat Membeli Buah-buahan di Pasar Tradisional Untuk membeli buah-buahan, konsumen buah di Jawa Timur menetapkan pilihan di pasar tradisional. c. Kualitas Pengemasan Terhadap Pembelian Buah Lokal Berpengaruh Secara umum kualitas pengemasan berpengaruh terhadap pembelian buah lokal. d. Infrastruktur Penunjang Distribusi Buah Pembangunan infrastruktur boleh jadi merupakan


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 74 salah satu agenda penting dan bertujuan untuk mempermudah akses bagi produsen maupun konsumen atau pedagang perantara kepada atau meningkatkan efisiensi pemasaran. e. Kesadaran Masyarakat Mengkonsumsi Buah Lokal Tinggi Kesadaran masyarakat dalam hal pola hidup sehat semakin meningkat antara lain ditandai dengan kesadaran dalam mengkonsumsi makanan yang sehat diantaranya adalah mengkonsumsi buah lokal yang tidak hanya didasarkan atas kesukaan tetapi juga lebih cenderung dipengaruhi oleh kesadaran akan pentingnya mutu gizi yang dikonsumsi setiapharinya. f. Pangsa Pasar Buah Lokal luas Buah lokal Jawa Timur tidak hanya dipasarkan di pasar tradisional saja, tetapi juga telah terbukti berhasil menembus pasar moderen misalnya supermarket. Hal ini membuktikan bahwa buah lokal memiliki keunggulan yaitu pangsa pasar yang luas, realitas ini menggambarkan kondisi masyarakat banyak yang menyukai, daya beli masyarakat mampu untuk membeli dan yang terpenting adalah bisa dirasakan oleh semualapisan masyarakat. g. Peranan Dunia Pendidikan Terhadap Agribisnis Buah Dunia pendidikan termasuk salah satu elemen penting


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 75 dalam proses pengembangan agribisnis buah lokal di Jawa Timur. Pendidikan dunia pendidikan dalamhal ini antara lain adalah dalam bentuk pendidikan kesadaran mengkonsumsi buah dan mencintai produksi dalam negeri dan bagi Perguruan tinggi diharapkan dalam hal penelitian dan penerapan iptek bagi pengembangan buah lokal di Jawa Timur. h. Pengaruh Keberadaan Para Tengkulak Pedagang pengumpul maupun pengecer terhadap pemasaran buahmenguntungkan Meskipun rantai pemasaran komoditi buah sangat panjang dan kemungkinan harga yang diterima oleh petani rendah, disisi lain keberadaan para tengkulak/pedagang pengumpul maupun pengecer dirasakan sangat menguntungkan petani dari aspek pemasaran. i. Pengaruh Meningkatnya Jumlah Penduduk Terhadap Permintaan Buah Lokal Tinggi Prospek pengembangan komoditas hortikultura di masa mendatang cukup menggembirakan karena permintaan yang cenderung meningkat dengan meningkatnya jumlah penduduk yang saling berkaitan dengan kesadaran untuk mengkonsumsi buah- buahan. 2. Faktor Ancaman (Threats) a. Buah Impor Kurang Suka


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 76 Masyarakat Jawa Timur kurang suka dengan buahbuahan impor, disamping faktor harga juga buah-buahan tersebut rasanya kurang enak dan tidak sama dengan yang kerap dirasakan. b. Membanjirnya Buah Impor Terhadap Pemasaran Buah Lokal Kurang Mengancam Masuknya buah impor dari berbagai negara kedalam negeri masih kurang mengancam pemasaran buah lokal. c. Promosi Melalui Media Massa Terhadap Permintaan Buah Lokal Kurang Berpengaruh. Berbagai macam kiat untuk mengembangkan agribisnis buah dapat melalui media massa. Akan tetapi, responden menilai peran media massa selama ini kurang berpengaruhdan mungkin sangat tidak berpengaruh. d. Meningkatnya Supermarket dan Hypermarket terhadap permintaan buah lokal rendah Menurut Laporan World Bank (2007), perdagangan eceran modern dan pasar swalayan sedang marak di Indonesia, bertumbuh sebanyak 20 persen per tahun sejak dicabutnya pembatasan pada tahun 1998. Namun, konsumen menentukan pasar-pasar tradisional untuk membeli buah-buah lokal atau dengan kata lain berkembangnya pasarpasar swalayan tidak mempengaruhi permintaan buah lokal Jawa Timur.


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 77 e. Pengaruh Harga Faktor Produksi Terhadap Permintaan Buah Lokal Rendah Penyedian sarana produksi sangat penting untuk kontinuitas produk buah lokal. Menariknya, dari informasi yang didapatkan dari responden kenaikan faktor harga produksi saat ini tidak terlalu berpengaruh terhadap permintaan buah lokal. f. Pengaruh Masuknya Buah Impor Terhadap Permintaan Buah Lokal Rendah Dari hasil penelitian dapat diketahui pengaruh masuknya buah impor terhadap permintaan buah lokal rendah. Senada dengan haltersebut SaragihdalamKompas (2007),menyatakan banyaknya buah-buahan impor yang memasuki pasar dalam negeri masih normal dan hingga sekarang peredaran buah impor belum mengganggu atau membahayakan eksistensi buah lokal secara signifikan. g. Peran Serta Lembaga Perbankan Terhadap Agribisnis Buah Lokal Rendah Peran sektor pertanian yang sangat strategis dalam perekonomian belum diimbangi dengan dukungan penyediaan modal yang memadai.


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 78 Identifikasi dan Telaah Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Buah- buahan Lokal untuk Meningkatkan Integrasi Pertanian dan Pariwisata di Bali Pesatnya perkembangan pariwisata di Bali memunculkan masalah baru yaitu semakin terdesaknya sektor pertanian. Untuk menghindari semakin tidak seimbangnya antara sektor pariwisata dan pertanian dikembangkanlah model pembangunan pertanian terintegrasi dengan pariwisata. Ketersediaan buah umumnya masih bersifat musiman, dengan musim panen dominan dari Desember sampai Maret. Produksi buah-buahan lokal Bali dimanfaatkan untuk konsumsi lokal, komoditas ekspor, perdagangan antar pulau, keperluan ritual adat dan budaya, dan pasar pariwisata. Pemanfaatan untuk pariwisata masih relatif terbatas, meliputi: (1) hasil buah untuk konsumsi segar (fresh fruit) seperti salak, wani, pisang, mangga, jeruk, pepaya, semangka, melon dan manggis; (2) hasil buahuntuk bahan juice (markisa, mangga, melon, semangka, stroberi, wani); (3) hasil buah untuk bahan wine (salak, anggur), (4) bagian buah, daun, atau bagian lainnya untuk massage/spa (jeruk lemon, nenas, avokad, pepaya, stroberi, belimbing wuluh); dan (5) kebun buah untuk agrowisata (stroberi, salak, jeruk, dan manggis).


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 79 Berdasarkan hasil penelitian ini perlu ada upaya nyata meningkatkan pemanfaatan buah-buahan lokal untuk pariwisata agar kesejahteraan petani buah-buahan semakin meningkat.Sumber daya genetik buah-buahan lokal merupakan salah satu potensi besar yang belum diberdayakan dalam rangka mewujudkan integrasi pertanian dan pariwisata. Menurut Adelianie (2015) peluang pasar buah-buahan yang besar di Bali belum dimanfaatkan dengan baik oleh produsen buah lokal yang ditunjukkan oleh pamor buah lokal semakin menurun sementara buah impor semakin menjamur tidak hanya di super market dan pasar pariwisata, tetapi telah merambah sampai ke pasar tradisional dan warung-warung kecil di pedesaan. Terdesaknya keberadaan buah-buahan lokal mendorong Pemerintah Provinsi Bali membuat regulasi dengan mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perlindungan Buah Lokal. Tujuan dari diberlakukannya Perda tersebut adalah agar terjadi penguatan,pemberdayaan dan perlindungan sumber daya genetik buah-buahan lokal melalui kegiatan pengembangan buah lokal terintegrasi dengan industri pariwisata. Menurut Mace dan Lande (1991), upaya konservasi perlu segera diberikan kepadaspesies yang mungkin berada dalam keadaan terancam atau mendekati kepunahan, meski tidak


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 80 termasuk ke dalam status terancam. Hasil survei menunjukkan, buah-buahan lokal Bali dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, yaitu untuk konsumsi lokal, perdaganganantar pulau, komoditas ekspor, memenuhi keperluan ritual adat dan budaya, dan pasar pariwisata. Pemanfaatan untuk kegiatan pariwisata masih relatif terbatas, yaitu dalam bentuk: (1) hasil buah untuk konsumsi segar (fresh fruit) seperti salak, wani, pisang, mangga, jeruk, pepaya, melon, semangka dan manggis; (2) hasil buah untuk bahan juice (markisa, mangga, melon, semangka, jambu biji, stroberi, wani); (3) hasil buah untuk bahan wine (salak, anggur), (4) bagian buah, daun, atau bagian lainnya untuk massage/spa (jeruk lemon, nenas, avokad, pepaya, stroberi, belimbing wuluh); dan (5) kebun buahbuahan untuk agrowisata (stroberi, salak, jeruk, dan manggis). Hasil serupa didapatkan oleh lokasi tumbuh berbagai spesies buah-buahan lokal Bali yang teridentifikasi sebagian besar tersebar hampir di seluruh kabupaten/ kota di Balikarena tidak menuntut syarat tumbuh (tanah dan iklim) yang spesifik seperti jeruk Bali, salak Bali, salak Gula Pasir, pisang, wani, mangga, manggis, durian, jambu biji, dan nangka, tetapi banyak pula yang hanya dibudidayakan atau tumbuh pada lokasi spesifik tertentu karena membutuhkan syarat tumbuh yang khas seperti stroberi, kawista, jeruk Kintamani, anggur, dan leci. Kondisi tersebut dimungkinkan karena walaupun


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 81 secara geografis pulau Bali relatif kecil, tetapi lingkungan yang sangat bervariasi dalam jarak ekologi yang pendek dan topografi yang juga bervariasi dengan kisaran ketinggian tempatdari dataran rendah sampai dataran tinggi, suhu dari suhu tropika sampai menyerupai sub- tropika, memberikan kondisi lingkungan yang baik sehingga spesies tanaman buah yangada di Bali sangat banyak. Menurut Poerwanto et al. (1997), bervariasinya jenis buah yang dimiliki sangat menentukan keberhasilan dalam mengisi pasar buah secara kontinu sesuai tuntutan konsumen. Hal serupa dinyatakan oleh Swamy (2012) bahwa, dengan beragamnya jenismaka ketersediaan buah di pasaran terjadi sepanjang tahun (all year round) karena musimpanen masingmasing buah berbeda waktu.Hasil pengamatan terhadap musim panen menunjukkan, sebaran musim panen buahbuahan lokal komersial di Bali dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok buah yang musim panennya sepanjang tahun (tidak bermusim) seperti anggur, pepaya, pisang, melon, semangka, nangka, dan stroberi; kelompok buah yang panennya ada panen raya pada bulan tertentudan panen kecil pada bulan lainnya seperti avokad, belimbing, jambu air, mangga, markisa, dan nangka; dan kelompok buah yang panennya ada panen raya dan panen kecilpada bulan tertentu kemudian sama sekalitidak ada panen buah pada bulan


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 82 lainnya sepertiduku, durian, leci, manggis, salak, jeruk, srikaya, dan wani. Kelompok buah yang musim panennya sepanjang tahun menggambarkan suplai buah dapat dilakukan setiap saat karena tanaman buah tersebut berbuah tidak mengenal musim atau karena musim panen buahnya bisa diatur dengan mengatur saat tanam, berhubung tanaman buah yang bersangkutan merupakan tanaman buah semusim. Kelompok buah yang panennya ada panen raya pada bulan tertentu dan panen kecil pada bulan lainnya menggambarkan ketersediaannya melimpah pada bulan-bulan tertentu tetapi suplainya sedikit di bulan yang lain, sedangkan kelompok buah yang panennya adapanen raya dan panen kecil pada bulan tertentu kemudian sama sekali tidak ada panen pada bulan lainnya menggambarkan bahwa spesies buah tersebut pada bulan tertentu sama sekali tidak ada suplai karena memang tidak ada panen sama sekali. Kelompok buahyang terakhir ini menurut Sakhidin dan Suparto (2011) menimbulkan fluktuasi ketersediaan buah dan harga. Pada saat musim panen, buah melimpah sehingga harga relatif murah, sedangkanpada saat tidak musim panen terjadi kondisi sebaliknya. Oleh karena itu, menurut Rai et al. (2010) untuk jenis buah yang pada periode tertentu sama sekali tidak ada suplai perludikembangkan teknologi produksi di luar


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 83 musim. Dalam upaya meningkatkan pemanfaatan buahbuahan lokal untuk pasar pariwisata, penetapan buah unggulan kabupaten atau bahkan kecamatan dan desa menjadi sangat penting untuk memudahkan pembinaan bagi produsen buah agar dapat menghasilkan produk berkualitas sacara berkesinambungan sesuai tuntutan pasar pariwisata. Di sisi lain, pasar pariwisata akan lebih mudah mendapatkan buah dengan terkonsentrasinya pengembangan buah sesuai potensi wilayah. Atribut-atribut yang memengaruhi sikap dan preferensi konsumen dalam membeli buah apel di kota surabaya dan kota malang, provinsi jawa timur Sebagai negara agraris, salah satu isu strategis yang kini sedang dihadapi Indonesia pada sektor pertanian adalah krisis pangan terus meningkatkan ketahanan pangan agar mampu menyediakan pangan yang cukup bagi penduduknya.Kondisi pasar domestik yang sangat terbuka bagi produk hortikultura impor yang berkualitas dan dengan harga yang murah menyebabkan produk-produk hortikultura dalam negeri makin terdesak dan terancam pengembangannya.


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 84 Saat ini, buah apel lokal belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi buah apel dalam negeri sehingga masih memerlukan impor. Perubahan perilaku masyarakat untuk mendapatkan buah apel yang bermutu juga merupakan salah satu penyebab impor buah apel masih terus meningkat. buah yang berukuran besar berimplikasi dengan kualitas yang lebih baik. Pada sisi lain, ukuran buah yang lebih besar dianggap merupakan hasil produksi dengan bantuan hormon. Richard & Smith (2004) juga melakukan studi preferensi konsumen terhadap buah apel dan salah satu atribut yang memengaruhi preferensi konsumen adalah ukuran buah. Oleh karenanya, penelitian tentang sikap dan preferensi konsumen diperlukan khususnya untuk mengkaji daya saing buah apel lokal terhadap buah apel impor ditinjau dari atributatribut yang terdapat pada buah apel lokal dan impor. Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh produsen dalam upaya meningkatkan minat konsumen untuk membeli produk mereka. Produsen atau pemasar buah apel melakukan berbagai bentuk promosi dengan tujuan meningkatkan penjualan. Penelitian yang dilakukan oleh Sianturi (1997) tentang survey preferensi konsumen terhadap buah apel impor sebelum krisis moneter bertujuan untuk mengetahuifaktor apa saja yang menyebabkan konsumen menyukai apel impor.


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 85 Hasil dari penelitiantersebut menunjukkan bahwa konsumen menyukai atribut atau karakteristik dari apel impor. Atribut tersebut adalah warna apel yang merah, rasanya manis, ukurannya tersedia dalam bentuk besar dan sedang serta buahnya relatif keras. Karakteristik lainnya adalah selalu tersedia di pasar. Adiyoga (2012) juga melakukan penelitian mengenai preferensi konsumen, kasus yang diangkat adalah produk kentang, bawang merah dan cabai merah. Dalam penelitian ini, preferensi konsumen buah apel lokal dan apel impor dianalisis menggunakan analisis conjoint. Nurmalinda (2012) menyatakan analisis ini banyak digunakan pada kuantifikasi preferensi konsumen buah dan sayuran. Berdasarkananalisis konjoin yang dilakukan, hasil penelitian ini menemukan bahwa atribut harga menjadi faktor pertama yang menjadi pertimbang responden dalam memutuskan untuk membeli buah apel. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Dimech et al. (2011) dan Yosini (2012) bahwa atribut harga menjadi salah satu atribut produk yang memengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Harga merupakan nilai yang harus diberikan oleh konsumen untuk membeli suatuproduk atau jasa yang ingin digunakan. Selain itu, harga menjadi salah satu atribut penting yang digunakan konsumen dalam mengevaluasi produk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atribut harga


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 86 merupakan atribut yang paling diutamakan ketika melakukan pembelian buah apel. Oleh karenanya, melalui penelitian ini diharapkan konsumen juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti kondisi buah apel dan manfaat buah apel. Selain itu konsumen diharapkan dapat berperan serta dalam upaya meningkatkan konsumsi buah lokal di Indonesia, salah satunya dengan mengonsumsi buah apel lokal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa preferensi konsumen lebih mengarah kepada atribut buah apel lokal yang dinilai lebih baik. Faktor-Faktor yang Menentukan Permintaan Buah Lokal pada Hotel Berbintang di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung Bali merupakan daerah tujuan wisata di Indonesia, dimana secara umum ada 3 sektor sebagai prioritas pembangunan ekonomi daerah Bali, yaitu pertanian (dalam arti luas), pariwisata yang dilandasi oleh budaya dan agama Hindu, dan industry kecil yang mendukung sektor pertanian dan pariwisata. Struktur perekonomian Bali sangat tergantung pada sektor pariwisata, dimana pariwisata merupakan leading sektor yang diharapkan dapat mendorong aktivitas ekonomi lainnya dan sebagai daerah pariwisata


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 87 diharapkan sektor pariwisata dapat meningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Jumlah 198 hotel berbintang yang ada di Bali, sebanyak 124 hotel keberadaannyaada di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, sedangkan sisanya tersebar di kabupaten lainnya seperti di Gianyar, Karangasem, Tabanan, Buleleng, maupun di Kabupaten Tabanan. Dari 124 hotel berbintang yang ada di Kabupaten Badung sesuai dengan data statistic (Bali Dalam Angka 2012) jumlah hotel bintang lima sebanyak 38, hotel bintangempat sebanyak 38, hotel bintang tiga sebanyak 28, hotel bintang dua sebanyak 13, dan hotel bintang satu sebanyak 11. Hortikultura khususnya untuk buah lokal yang dihasilkanoleh petani di Bali banyak yang mubazir akibat tidak terserap pasar dengan maksimal. Persoalan yang sangat berat yang dihadapi para petani di Bali khususnya petani yang memproduksi buah, adalah bersaingdengan buah impor agaruntuk bisadiserapolehhotelhotel berbintang. Dari fenomena yang terjadi seperti yang telah diuraikan, maka stake holder (petani, pemasok, eksportir/importer, dan pemerintah) perlu memperhatikan masalah ini agar hortikultura lokal, khususnya buah lokal yang dihasilkan oleh petani di Bali bisa diserap oleh sektor pariwisata, khususnya hotelhotel berbintang yang ada di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung sehingga tidak terjadi


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 88 ketimpangan antara pembangunan sektor pariwisata dengan sektor pertanian di Bali. Adapun yang menjadi pertimbangan pada penentuan lokasi tersebut adalah: 1. Jumlah hotel berbintang sebagian besar ada di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung 2. Hotel berbintang yang ada di Bali,belum sepenuhnya memanfaatkan buah-buahan yang dihasilkan oleh petani lokal, masih banyak yang menggunakan produk impor buah lokal yang dibutuhkan hotel berbintang di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Dari hasil penelitian yang dilakukan, terhadap 96 hotel berbintang yang ada di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, ternyata ada sepuluh jenis buah lokal yang bisa dipasarkan ke hotel-hotel berbintang di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, yaitu semangka, melon, nenas, pepaya, pisang raja, salak, pisang kapok, pisang emas, apel merah, dan alpokat.


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 89 Empat. TEKNOLOGI INFORMASI YANG MENDUKUNG PEMASARAN BUAH LOKAL Teknologi informasi saat ini sangat penting dan diperlukan dalam kehidupan manusia, baik dalam proses bisnis maupun dalam manajemen dan kehidupan sehari-hari. Memahami konsep teknologi informasi juga diperlukan untuk mempelajari teknologi informasi secara lebih komprehensif dan lebih detail untuk memaksimalkan teknologi informasi masyarakat 5.0. Berikut beberapa pendapat ahli teknologi informasi, diantaranya pendapat Oxford Campus (1995), Teknologi informasi adalah peralatan elektronik, khususnya komputer, yang fungsinya untuk menyimpan, menganalisis dan mengirimkan informasi, termasuk kata-kata, angka dan gambar. Tujuan dari teknologi informasi ini didasarkan pada beberapa hal diantaranya menciptakan sesuatu yang berguna dan layak


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 90 sebagai alat untuk membantu mengatasi berbagai masalah dan memulainya. kerja menghasilkan sesuatu. Perkembangan teknologi informasi terkini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang mengembangkan bisnisnya secara online (Irnawati, 2011). Penggunaan teknologi informasi sebagai alat pemasaran perusahaan dapat memudahkan operator perusahaan untuk memasarkan produknya dengan cara yang cepat dan akurat dapat diakses oleh kelompok konsumen potensial yang lebih besar. Pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana periklanan yang digunakan secara optimal memberikan banyak keuntungan bagi pelaku bisnis, baik secara individu maupun kelompok. Salah satu sarana promosi penggunaan teknologi informasi antara lain penggunaan media sosial. Manfaat yang dapat dicapai melalui penggunaan teknologi informasi dalam pemasaran produk adalah sarana untuk berkomunikasi dengan konsumen dan bekerjasama ketika konsumen tidak puas. (Gani & Basalamah, 2019) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemasaran sektor pangan dan pertanian umumnya belum berkembang baik di negara-negara berkembang Asia. Banyak kendala dan keterbatasan yang dihadapi, namun bukan berarti tidak ada kemajuan yang dibuat. Tekanan liberalisasi perdagangan, kompetisi pasar global dan perhatian terhadap


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 91 arti penting peran pangan dan lingkungan menjadi tantangan terbesar yang harus dihadapi, yang dapat diatasi antara lain melalui pemanfaatan teknologi informasi. Peran teknologi informasi dan komunikasi dalam pemasaran produk pangan dan pertanian adalah mewujudkan sistem pemasaran efisien sehingga mampu mencapai produktivitas yang lebih tinggi dan memacu pertumbuhan ekonomi. Disamping itu, teknologi informasi mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pelaku pasar, seperti harga komoditi di pasar, data jenis produk dan kualitasnya, kondisi cuaca, ketersediaan input, kontrol hama dan penyakit tanaman, kredit pertanian, asuransi, subsidi, pelatihan, promosi pasar dan lain sebagainya. Di Indonesia, peran teknologi informasi untuk pemasaran pangan dan pertanian diakomodir oleh Departemen Pertanian antara lain melalui pengembangan jaringan informasipasar untuk membantu petani agar mampu melakukan perencanaan produksi komoditinmulai dari jenis, jadwal tanam. kuantitas, kualitas, jadwal panen, grading, hingga pengemasan yang sesuai dengan permintaan pasar. Peran lainnya adalah membangun basis data penggunaan lahan pertanian. Sistem monitoring dan komunikasi elektronik antara pusat dan daerah dalam rangka memperkuat pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penyajian informasi pertanian, serta membuat informasi tersebut tersedia bagi semua stakeholders.


Strategi Promosi Buah Unggulan Lokal 92 Untuk itu teknologi informasi merupakan peranan penting dalam memajukan perekonomian masyarakat. Karena faktor pertanian Indonesia tidak pernah lepas dari permasalahan yang setiap tahunnya selalu membuat petani kesulitan. Salah satu masalah sektor pertanian di Indonesia adalah teknologi pertanian. Dengan adanya peran teknologi pertanian maka diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian, serta memudahkan bagi para pengelola sektor pertanian untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Akan tetapi teknologi pertanian di beberapa wilayah mungkin masih belum sesuai untuk diterapkan secara keseluruhan, karena masih harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti kondisi alam, tenaga ahli yang mengoperasikan peralatan, serta pengetahuan masyarakat tentang alat teknologi pertanian. Khusus di negara maju Asia seperti Korea Selatan, penggunaan teknologi informasi sudah sangat maju, yang ditandai dengan tingkat penggunaan internet oleh masyarakatnya yang sudah mencapai 70,2%, dengan pengguna sebanyak 31,58 juta orang. Bahkan pada Desember 2004, semua anak Koreaberumur 6tahunkeatas telahmenggunakan jaringan internet sekali atau lebih setiap bulan. Jumlah rumah tangga di Korea yang telah menggunakan komputer mencapai 77,8%. Dari jumlah itu. 86% diantaranya dapat mengakses internet.


Click to View FlipBook Version