Dr. Farikah, M.Pd. 91 4. Analisis Regresi dan Korelasi a. Regresi Linier Sederhana: Regresi linier sederhana adalah metode statistik yang digunakan untuk mengukur dan memodelkan hubungan antara dua variabel. Tujuannya adalah untuk memahami sejauh mana perubahan dalam variabel independen (variabel X) dapat memprediksi atau menjelaskan perubahan dalam variabel dependen (variabel Y). Konsep dasar regresi linier sederhana melibatkan penentuan garis lurus terbaik (garis regresi) yang mencerminkan hubungan ini. Pertama-tama, data yang dikumpulkan untuk kedua variabel diplot dalam diagram pencar (scatter plot). Garis regresi kemudian ditempatkan sedemikian rupa sehingga jarak antara nilai sebenarnya (data observasi) dan nilai yang diprediksi oleh garis tersebut (data hasil regresi) minimalkan. Dalam regresi linier sederhana, garis regresi dinyatakan dengan persamaan matematika berbentuk Y = a + bX, di mana Y adalah variabel dependen, X adalah variabel independen, a adalah intercept (nilai Y ketika X=0), dan b adalah koefisien regresi yang mengukur tingkat perubahan dalam Y sehubungan dengan perubahan satu unit dalam X. Analisis regresi linier sederhana memberikan informasi tentang kekuatan, arah, dan signifikansi statistik dari hubungan antara dua variabel. Koefisien regresi (b) menunjukkan seberapa besar perubahan yang diharapkan dalam variabel dependen untuk setiap unit perubahan dalam variabel independen. Nilai R-squared (R^2) memberikan gambaran sejauh mana variabilitas dalam variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi nilai R^2, semakin baik
92 model regresi linier sederhana tersebut menjelaskan hubungan antara dua variabel (Purba & Purba, 2022). b. Analisis Korelasi Pearson Analisis Korelasi Pearson adalah metode statistik yang digunakan untuk mengukur sejauh mana hubungan linier antara dua variabel kuantitatif. Tujuannya adalah untuk menilai kekuatan dan arah hubungan antara variabel tersebut. Dalam konteks analisis korelasi Pearson, koefisien korelasi dihitung untuk mengukur sejauh mana perubahan dalam satu variabel dapat diprediksi oleh perubahan dalam variabel lainnya. Proses analisis dimulai dengan mengumpulkan data dan memplotnya dalam scatter plot. Koefisien korelasi Pearson kemudian dihitung dengan membagi kovarians antara kedua variabel dengan hasil kali deviasi standar masing-masing variabel. Koefisien korelasi ini memiliki rentang antara -1 hingga 1. Nilai +1 menunjukkan hubungan linier positif sempurna, nilai -1 menunjukkan hubungan linier negatif sempurna, dan nilai 0 menunjukkan tidak adanya hubungan linier. Hasil analisis korelasi Pearson memberikan informasi tentang kekuatan dan arah hubungan antara dua variabel. Sebagai contoh, koefisien korelasi positif menandakan bahwa ketika nilai satu variabel meningkat, nilai variabel lainnya cenderung juga meningkat. Sebaliknya, koefisien korelasi negatif menunjukkan bahwa ketika nilai satu variabel meningkat, nilai variabel lainnya cenderung menurun. Analisis korelasi Pearson membantu peneliti memahami sejauh mana variabilitas dalam satu variabel dapat dijelaskan oleh variabilitas dalam variabel lainnya. Hasilnya dapat digunakan untuk membuat prediksi,
Dr. Farikah, M.Pd. 93 mengidentifikasi pola hubungan, dan menyusun temuan penelitian yang lebih mendalam. Dengan demikian, analisis korelasi Pearson memberikan alat yang kuat untuk memahami dan mengukur hubungan antara dua variabel kuantitatif. 5. Analisis Varians (ANOVA) Analisis Varians (ANOVA) adalah metode statistik yang digunakan untuk membandingkan rata-rata antara tiga atau lebih kelompok. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah terdapat perbedaan signifikan di antara rata-rata kelompok-kelompok tersebut. ANOVA menguji hipotesis null yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan di antara rata-rata kelompokkelompok tersebut (Rahmawati & Erina, 2020). Proses ANOVA melibatkan perhitungan variasi di dalam setiap kelompok dan variasi di antara kelompokkelompok tersebut. Jika variasi di antara kelompokkelompok lebih besar daripada variasi di dalam kelompok, maka hipotesis null ditolak, dan kita menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan di antara rata-rata kelompok-kelompok tersebut. Melalui ANOVA, peneliti dapat menentukan apakah perbedaan yang diamati antara kelompok-kelompok tersebut sebenarnya signifikan secara statistik atau hanya kebetulan belaka. Dengan demikian, ANOVA memberikan informasi yang lebih luas daripada uji-t ketika ada lebih dari dua kelompok yang dibandingkan. Hasil analisis varians membantu peneliti membuat kesimpulan tentang apakah ada efek atau perbedaan yang signifikan di antara kelompok-kelompok tertentu yang diteliti. Dengan pemahaman ini, peneliti dapat mengambil keputusan yang lebih informasional dalam
94 interpretasi data dan menyusun temuan penelitian dengan konteks yang lebih kaya. 6. Uji ANOVA Satu Arah dan Dua Arah: Uji Analisis Varians (ANOVA) dapat dilakukan untuk satu arah (one-way ANOVA) dan dua arah (two-way ANOVA), tergantung pada desain penelitian dan jumlah faktor yang ingin diuji. Berikut adalah penjelasan tentang kedua jenis uji ANOVA tersebut: a. One-Way ANOVA: One-way ANOVA digunakan ketika terdapat satu faktor atau variabel bebas yang ingin diuji untuk melihat apakah ada perbedaan signifikan antara rata-rata dari tiga atau lebih kelompok atau kondisi. Langkah-langkah dalam melakukan one-way ANOVA melibatkan: 1) Penyusunan Hipotesis: Rumuskan hipotesis null (H0) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara rata-rata kelompok dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa setidaknya ada satu kelompok yang memiliki rata-rata yang berbeda. 2) Pengumpulan Data: Kumpulkan data dari setiap kelompok yang akan diuji. 3) Analisis ANOVA: Gunakan perangkat lunak statistik untuk menghitung nilai F dan nilai p. Nilai F yang tinggi dan nilai p yang rendah menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata kelompok. 4) Interpretasi Hasil: Jika nilai p kurang dari tingkat signifikansi yang dipilih (biasanya 0,05), kita tolak hipotesis null dan simpulkan bahwa
Dr. Farikah, M.Pd. 95 terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata kelompok. b. Two-Way ANOVA: Two-way ANOVA digunakan ketika terdapat dua faktor atau dua variabel bebas yang ingin diuji, dan ingin diketahui apakah terdapat interaksi antara kedua faktor tersebut. Langkah-langkah dalam melakukan two-way ANOVA melibatkan: 1) Penyusunan Hipotesis: Rumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif terkait dengan efek dari masing-masing faktor dan interaksi antara kedua faktor. 2) Pengumpulan Data: Kumpulkan data dari setiap kelompok yang terbentuk dari kombinasi kedua faktor. 3) Analisis Two-Way ANOVA: Gunakan perangkat lunak statistik untuk menghitung nilai F dan nilai p. Perhatikan efek masing-masing faktor dan interaksi antara faktor-faktor tersebut. 4) Interpretasi Hasil: Evaluasi nilai p untuk masingmasing faktor dan interaksi. Jika nilai p kurang dari tingkat signifikansi yang dipilih, kita tolak hipotesis null dan simpulkan bahwa ada efek signifikan dari faktor-faktor tersebut.
96 VIII Konsep Penelitian Kuantitatif dalam Bidang Pendidikan Bahasa Inggris A. Pengertian Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang menggunakan data numerik atau kuantitatif untuk mengukur dan menganalisis fenomena. Karakteristik utama dari penelitian kuantitatif melibatkan pengumpulan data dalam bentuk angka atau statistik yang dapat diukur secara objektif. Metode ini bersifat empiris, mengutamakan pendekatan ilmiah yang dapat diukur, diulang, dan diterapkan secara sistematis. Penelitian kuantitatif juga sering melibatkan analisis statistik untuk menarik kesimpulan yang lebih kuat berdasarkan data yang dikumpulkan. Pendekatan ini cenderung lebih terstruktur, dengan desain penelitian yang jelas dan penggunaan instrumen penelitian yang dapat diukur untuk mengumpulkan data secara konsisten. Selain
Dr. Farikah, M.Pd. 97 itu, penelitian kuantitatif memiliki tujuan untuk mengidentifikasi pola, hubungan, dan kecenderungan dalam data, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam konteks pendidikan bahasa Inggris menunjukkan perbedaan yang mencolok dalam pengumpulan dan analisis data. Pendekatan kuantitatif dalam pengajaran bahasa Inggris cenderung menekankan pada pengukuran dan statistik. Dalam konteks ini, para peneliti menggunakan instrumen pengukuran, seperti tes standar atau angket terstruktur, untuk mengumpulkan data yang dapat diukur secara numerik. Misalnya, mereka dapat mengukur tingkat kemampuan berbicara atau pemahaman membaca siswa dengan angka atau persentase. Di sisi lain, pendekatan kualitatif dalam pengajaran bahasa Inggris menempatkan penekanan pada pemahaman mendalam tentang konteks dan pengalaman siswa. Penelitian kualitatif mungkin melibatkan wawancara mendalam, observasi, atau analisis teks untuk memahami lebih baik aspek-aspek kualitatif, seperti persepsi siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris atau pengaruh faktor budaya terhadap proses pembelajaran. Dalam pengajaran bahasa Inggris, pendekatan kuantitatif dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai keterampilan bahasa secara obyektif, sementara pendekatan kualitatif dapat memberikan wawasan yang lebih kaya mengenai dinamika kelas, tantangan individu siswa, dan dampak pembelajaran bahasa Inggris pada kehidupan sehari-hari. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada cara data dikumpulkan dan diinterpretasikan. Pendekatan kuantitatif lebih cenderung menghasilkan data statistik yang dapat
98 dianalisis secara kuantitatif, sedangkan pendekatan kualitatif memberikan gambaran lebih mendalam dan kontekstual melalui pengumpulan data yang bersifat deskriptif. Keduanya, dalam konteks pendidikan bahasa Inggris, dapat saling melengkapi untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang proses dan hasil pembelajaran siswa. B. Rasional Penerapan Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan Bahasa Inggris Pemaparan mengenai alasan pemilihan penelitian kuantitatif dalam pengembangan pendidikan bahasa Inggris. Pemilihan penelitian kuantitatif dalam pengembangan pendidikan bahasa Inggris didorong oleh kebutuhan untuk mendapatkan data yang dapat diukur secara objektif. Dalam konteks pengajaran bahasa Inggris, penelitian kuantitatif memberikan keunggulan dalam penggunaan instrumen pengukuran yang dapat menghasilkan angka atau statistik. Hal ini memungkinkan para peneliti untuk melakukan analisis statistik yang lebih sistematis dan menyeluruh terhadap hasil pembelajaran siswa. Ketika kita berfokus pada pengembangan pendidikan bahasa Inggris, penelitian kuantitatif dapat memberikan informasi yang jelas dan terukur mengenai efektivitas metode pengajaran atau materi pembelajaran tertentu. Misalnya, dengan menggunakan tes standar atau angket terstruktur, penelitian kuantitatif dapat mengukur tingkat kemampuan bahasa siswa secara kuantitatif. Data ini dapat memberikan pandangan yang lebih luas tentang capaian siswa dan membantu dalam mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Selain itu, penelitian kuantitatif dapat membantu dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan pendidikan atau perancangan kurikulum. Hasil penelitian yang dapat diukur
Dr. Farikah, M.Pd. 99 secara numerik memungkinkan para pengambil kebijakan untuk membuat keputusan yang lebih terinformasi dan mendukung pengembangan strategi pembelajaran bahasa Inggris yang lebih efektif. Pentingnya objektivitas dan generalisasi dalam pengambilan keputusan pendidikan menjadikan penelitian kuantitatif sebagai pilihan yang relevan dan efektif dalam konteks pengembangan pendidikan bahasa Inggris. Penelitian kuantitatif menawarkan sejumlah kelebihan dan manfaat yang signifikan terhadap pengambilan keputusan pendidikan. Berikut adalah beberapa di antaranya: 1. Objektivitas: Penelitian kuantitatif menghasilkan data yang bersifat objektif dan dapat diukur. Hal ini memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan, menghilangkan interpretasi yang berlebihan atau subjektivitas. 2. Generalisasi: Hasil penelitian kuantitatif dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar. Dengan demikian, keputusan yang diambil berdasarkan temuan penelitian dapat berlaku untuk lebih banyak situasi atau kelompok siswa, meningkatkan relevansi pengambilan keputusan. 3. Analisis Statistik: Penelitian kuantitatif memungkinkan penggunaan analisis statistik yang mendalam. Ini membantu mengidentifikasi pola, hubungan, dan tren dalam data, memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang variabel yang terlibat. 4. Pengukuran Kinerja: Dengan menggunakan instrumen pengukuran seperti tes standar, angket, atau skala, penelitian kuantitatif memungkinkan pengukuran kinerja yang objektif. Ini dapat membantu dalam
100 mengevaluasi efektivitas metode pengajaran, kurikulum, atau program pendidikan bahasa Inggris. 5. Memfasilitasi Evaluasi Program: Penelitian kuantitatif dapat memberikan data kuantitatif tentang dampak suatu program pendidikan terhadap hasil belajar siswa. Ini membantu dalam evaluasi efektivitas program dan membuat perbaikan yang diperlukan. 6. Memahami Korelasi dan Sebab-Akibat: Dengan menggunakan desain penelitian eksperimental atau korelasional, penelitian kuantitatif dapat membantu dalam memahami hubungan sebab-akibat antara variabel. Ini penting untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pendidikan bahasa Inggris. 7. Daya Ramah Analisis: Karena penelitian kuantitatif dapat melibatkan penggunaan perangkat lunak analisis statistik, seperti SPSS atau Excel, keputusan dapat diambil dengan cepat dan akurat. Hal ini meningkatkan efisiensi dan kehandalan proses pengambilan keputusan. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, penelitian kuantitatif memberikan kontribusi yang berharga terhadap pengambilan keputusan pendidikan, membantu menciptakan kebijakan yang lebih terarah dan solusi yang lebih efektif dalam konteks pengembangan pendidikan bahasa Inggris. C. Rasional Penerapan Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan Bahasa Inggris Pemilihan penelitian kuantitatif dalam pengembangan pendidikan bahasa Inggris dapat dibahas secara detil dengan merinci beberapa alasan utama yang mendukung keputusan ini: 1. Objektivitas Data: Penelitian kuantitatif menekankan pengumpulan data yang objektif dan terukur. Dalam
Dr. Farikah, M.Pd. 101 konteks pengembangan pendidikan bahasa Inggris, objektivitas ini sangat penting untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang tingkat kemampuan siswa atau efektivitas metode pengajaran. 2. Pengukuran yang Tepat: Dengan menggunakan instrumen pengukuran seperti tes standar atau skala pengukuran, penelitian kuantitatif memungkinkan pengukuran yang lebih tepat terhadap keterampilan bahasa Inggris siswa. Hal ini penting untuk menilai secara kuantitatif pencapaian tujuan pembelajaran. 3. Analisis Statistik Mendalam: Penelitian kuantitatif memanfaatkan analisis statistik yang mendalam, seperti uji hipotesis, regresi, atau analisis varians. Analisis ini membantu mengidentifikasi pola dan hubungan dalam data, memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan terstruktur. 4. Generalisasi Populasi: Hasil penelitian kuantitatif dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas. Ini memungkinkan pengambilan keputusan yang relevan untuk berbagai kelompok siswa atau situasi pembelajaran bahasa Inggris. 5. Evaluasi Efektivitas Metode Pengajaran: Dengan mengukur hasil pembelajaran menggunakan data kuantitatif, penelitian ini dapat membantu mengevaluasi efektivitas metode pengajaran tertentu. Misalnya, dapat dilakukan perbandingan antara dua atau lebih metode untuk menentukan mana yang lebih berhasil. 6. Perbandingan Grup Kontrol dan Eksperimen: Penelitian kuantitatif sering melibatkan desain eksperimen, memungkinkan perbandingan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Ini membantu dalam
102 mengidentifikasi dampak langsung dari perubahan atau inovasi dalam pembelajaran bahasa Inggris. 7. Data yang Terstruktur: Penggunaan kuesioner atau angket terstruktur dalam penelitian kuantitatif memberikan data yang terstruktur secara baik. Hal ini memudahkan analisis dan interpretasi data dengan lebih sistematis. 8. Memfasilitasi Pengambilan Keputusan Pendidikan: Dengan hasil yang dapat diukur dan dianalisis secara statistik, penelitian kuantitatif memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan pendidikan. Keputusan ini dapat mencakup perbaikan metode pengajaran, perancangan kurikulum, atau pengembangan program pendidikan bahasa Inggris. Dengan merinci alasan-alasan tersebut, penelitian kuantitatif dalam pengembangan pendidikan bahasa Inggris menunjukkan keunggulan dalam memberikan informasi yang akurat, terukur, dan obyektif untuk mendukung pengambilan keputusan yang berdasarkan data dan bukti yang kuat. Kelebihan dan manfaat kontribusi penelitian kuantitatif terhadap pengambilan keputusan pendidikan dapat dijelaskan dengan sangat detil: 1. Pengukuran Objektif: Penelitian kuantitatif menghasilkan data yang dapat diukur dengan objektif. Ini memungkinkan pengumpulan informasi tentang kinerja siswa, hasil tes, atau indikator lainnya secara jelas dan terstruktur. 2. Generalisasi Hasil: Data kuantitatif memungkinkan hasil penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas. Dengan cara ini, keputusan yang diambil berdasar-
Dr. Farikah, M.Pd. 103 kan temuan penelitian dapat diterapkan secara lebih luas, memberikan dampak yang lebih besar. 3. Analisis Statistik Mendalam: Analisis statistik yang melibatkan teknik seperti uji hipotesis, analisis regresi, dan analisis varians memberikan wawasan yang lebih mendalam ke dalam hubungan antarvariabel. Ini memungkinkan peneliti dan pengambil keputusan untuk mengeksplorasi sejauh mana faktor-faktor tertentu memengaruhi hasil pendidikan. 4. Evaluasi Efektivitas Program: Penelitian kuantitatif dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang efektivitas program pendidikan bahasa Inggris. Data yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengukur kemajuan siswa, identifikasi keberhasilan program, dan menentukan area yang memerlukan perbaikan. 5. Perbandingan dan Pembandingan: Penelitian kuantitatif sering melibatkan perbandingan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini memungkinkan pengambil keputusan untuk mengevaluasi dampak dari intervensi atau perubahan tertentu dalam konteks pembelajaran bahasa Inggris. 6. Pemahaman yang Mendalam tentang Variabel: Melalui analisis statistik yang cermat, penelitian kuantitatif membantu pemahaman yang lebih baik tentang variabelvariabel yang terlibat dalam pembelajaran bahasa Inggris. Ini mencakup identifikasi faktor-faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil belajar. 7. Dasar untuk Kebijakan Pendidikan: Temuan dari penelitian kuantitatif dapat memberikan dasar yang solid untuk perubahan kebijakan pendidikan. Keputusankeputusan ini dapat didasarkan pada bukti empiris yang
104 dapat diukur, meningkatkan kebijakan pendidikan secara keseluruhan. 8. Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan: Penggunaan data kuantitatif memungkinkan pemantauan dan evaluasi berkelanjutan terhadap proyek atau inisiatif pembelajaran bahasa Inggris. Ini memberikan kesempatan untuk mengukur progres seiring waktu dan membuat penyesuaian yang diperlukan. 9. Akuntabilitas: Data kuantitatif membantu menciptakan tingkat akuntabilitas dalam sistem pendidikan. Pemangku kepentingan dapat memahami secara jelas apakah tujuan pendidikan bahasa Inggris tercapai atau tidak. 10. Basis untuk Penelitian Lanjutan: Temuan dari penelitian kuantitatif dapat menjadi basis untuk penelitian lanjutan dan pengembangan lebih lanjut. Ini menciptakan siklus penelitian yang berkelanjutan untuk terus meningkatkan praktik pendidikan bahasa Inggris.
Dr. Farikah, M.Pd. 105 IX Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan Bahasa Inggris A. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif Memahami penelitian kualitatif dalam pendidikan bahasa Inggris memiliki relevansi yang besar karena metode ini memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap konteks, pengalaman, dan persepsi siswa serta pendidik. Dalam pembelajaran bahasa Inggris, dimensi kualitatif memberikan wawasan yang kaya terkait dinamika kelas, tantangan individu siswa, dan faktor-faktor budaya yang memengaruhi proses pembelajaran. Pendekatan ini memberikan keleluasaan untuk menggali makna dan interpretasi di balik data, membantu para pendidik untuk lebih memahami kebutuhan siswa dan merancang strategi pembelajaran yang lebih relevan.
106 Selain itu, penelitian kualitatif juga memberikan keunggulan dalam merespon pada perubahan yang dinamis dalam bidang pendidikan bahasa Inggris. Dalam menghadapi berbagai tantangan seperti perubahan kurikulum, perkembangan teknologi, dan kebutuhan pembelajaran yang beragam, pendekatan kualitatif memungkinkan peneliti untuk menangkap nuansa-nuansa yang tidak dapat diukur secara kuantitatif. Dengan pemahaman mendalam terhadap pengalaman dan konteks pembelajaran bahasa Inggris, penelitian kualitatif menjadi alat yang sangat berharga untuk membentuk praktik pengajaran yang lebih kontekstual dan responsif terhadap kompleksitas dunia pendidikan saat ini. Definisi metode penelitian kualitatif merujuk pada pendekatan penelitian yang menekankan pemahaman mendalam dan deskriptif terhadap fenomena dengan mengumpulkan data yang bersifat non-numerik. Metode ini berfokus pada interpretasi makna, konteks, dan kompleksitas hubungan antarvariabel dalam suatu konteks tertentu. Penelitian kualitatif menempatkan peneliti dalam peran aktif sebagai instrumen utama, menggunakan berbagai teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan analisis dokumen untuk memahami aspek-aspek subjektif dari fenomena yang sedang diteliti. Pendekatan ini tidak hanya menganalisis apa yang terjadi, tetapi juga mengapa dan bagaimana suatu kejadian atau perilaku terjadi dalam ranah pendidikan bahasa Inggris. Creswell (2013) menggambarkan metode kualitatif sebagai suatu pendekatan yang mengeksplorasi fenomena dengan pemahaman mendalam, memerinci konteks dan makna yang kompleks. Lincoln dan Guba (1985) menekankan pada aspek konstruktivisme dan interpretatif dalam metode ini, di mana penelitian kualitatif memahami realitas sebagai
Dr. Farikah, M.Pd. 107 konstruksi sosial yang dipengaruhi oleh persepsi dan interpretasi individu. Sedangkan Morse dan Richards (2002) menyoroti sifat holistik dan fleksibel dari penelitian kualitatif, yang memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman komprehensif terhadap konteks dan keunikan suatu fenomena. Secara umum, para ahli sepakat bahwa metode penelitian kualitatif adalah pendekatan yang lebih bersifat deskriptif dan interpretatif, melibatkan proses pengumpulan data yang mendalam dan kontekstual untuk memahami makna di balik fenomena yang sedang diteliti. Pendekatan ini memberikan ruang untuk fleksibilitas, peneliti terlibat secara langsung sebagai instrumen, dan data bersifat deskriptif dan naratif, tidak selalu terukur secara numerik. Keseluruhan, definisi metode penelitian kualitatif mencerminkan komitmen terhadap pemahaman mendalam dan kontekstual terhadap kompleksitas dunia yang sedang diteliti. B. Pemahaman Dasar Filosofi Penelitian Kualitatif Filosofi penelitian kualitatif mencakup dasar-dasar konseptual dan epistemologis yang membentuk kerangka kerja pemikiran di balik metode penelitian ini. Filosofi ini memberikan landasan untuk pendekatan penelitian yang bersifat deskriptif, interpretatif, dan kontekstual. Dua pendekatan filosofis utama yang sering terkait dengan penelitian kualitatif adalah konstruktivisme dan fenomenologi. 1. Konstruktivisme: Filosofi konstruktivisme dalam penelitian kualitatif menekankan bahwa realitas adalah konstruksi sosial yang dibangun oleh individu melalui pengalaman dan interpretasi mereka terhadap dunia. Penelitian kualitatif yang berbasis konstruktivisme melihat realitas sebagai sesuatu yang relatif, kontekstual,
108 dan bervariasi tergantung pada perspektif dan interpretasi subjektif. 2. Fenomenologi: Pendekatan fenomenologi dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami makna fenomena seperti yang dirasakan oleh individu yang mengalami. Filosofi ini menekankan pada pengalaman langsung, dan peneliti mencoba memahami dan merinci pengalaman subjektif para peserta tanpa memberikan interpretasi atau konsep teoritis sebelumnya. Filosofi penelitian kualitatif juga mencerminkan pandangan bahwa konteks, budaya, dan interpretasi individu memainkan peran sentral dalam pembentukan pengetahuan. Pemahaman mendalam dan kontekstual terhadap fenomena yang diteliti dianggap lebih penting daripada generalisasi statistik. Oleh karena itu, filosofi ini mendukung penelitian yang fleksibel, responsif terhadap perubahan, dan memprioritaskan pemahaman yang mendalam atas kompleksitas situasi yang diamati. Filosofi penelitian kualitatif membentuk dasar untuk pengembangan metodologi, pemilihan teknik pengumpulan data, dan interpretasi temuan penelitian. 1. Perbedaan Antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Perbedaan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif terletak pada cara pengumpulan dan analisis data. Pendekatan kualitatif menitikberatkan pada pemahaman mendalam dan deskriptif terhadap fenomena dengan mengumpulkan data yang bersifat non-numerik, seperti wawancara, observasi, atau analisis teks. Penelitian kualitatif mengeksplorasi konteks, makna, dan interpretasi subjektif dari perspektif individu, memungkinkan peneliti untuk merinci kompleksitas dan nuansa suatu situasi.
Dr. Farikah, M.Pd. 109 Di sisi lain, pendekatan kuantitatif menekankan pada pengukuran dan analisis data yang bersifat numerik. Metode ini menggunakan instrumen pengukuran seperti angket atau tes standar untuk mengumpulkan data yang dapat diukur secara objektif. Analisis statistik digunakan untuk mengidentifikasi pola, hubungan, dan kecenderungan dalam data numerik, dengan tujuan menghasilkan generalisasi yang dapat diterapkan ke populasi yang lebih besar. Selain itu, pendekatan kualitatif bersifat fleksibel dan memungkinkan peran peneliti yang lebih aktif sebagai instrumen utama, sementara pendekatan kuantitatif cenderung lebih terstruktur dengan desain penelitian yang jelas. Pemilihan antara kualitatif dan kuantitatif tergantung pada tujuan penelitian dan jenis informasi yang diinginkan, di mana kualitatif cocok untuk eksplorasi mendalam, sementara kuantitatif lebih sesuai untuk pengukuran yang obyektif dan generalisasi statistic (I. N. Sari et al., 2022). Metode kualitatif memiliki relevansi yang signifikan dalam konteks pendidikan bahasa Inggris karena mampu memberikan wawasan mendalam dan kontekstual terhadap berbagai aspek pembelajaran bahasa. Dalam pengajaran bahasa Inggris, aspek kualitatif dapat membantu menggali pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengalaman siswa, tantangan yang dihadapi, dan persepsi mereka terhadap proses pembelajaran. Wawasan ini dapat memberikan informasi berharga untuk merancang strategi pengajaran yang lebih relevan dan responsif terhadap kebutuhan siswa. Penelitian kualitatif juga dapat menjelaskan aspek budaya yang memengaruhi pembelajaran bahasa Inggris.
110 Melalui wawancara atau observasi, penelitian ini dapat mengeksplorasi pengaruh budaya terhadap motivasi siswa, gaya pembelajaran, dan persepsi terhadap bahasa Inggris. Pemahaman mendalam tentang faktor-faktor ini dapat membantu pendidik merancang kurikulum yang lebih sesuai dengan konteks budaya siswa. Selain itu, metode kualitatif dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas metode pengajaran bahasa Inggris secara holistik. Melalui analisis kualitatif terhadap interaksi di kelas, respon siswa, dan hasil kerja, penelitian ini dapat mengidentifikasi keberhasilan dan tantangan dalam penerapan metode pembelajaran tertentu. Keseluruhan, relevansi metode kualitatif dalam pendidikan bahasa Inggris terletak pada kemampuannya untuk mendukung pengembangan pengajaran yang lebih kontekstual, budaya-sensitif, dan terinformasi oleh pengalaman unik siswa. C. Konsep Penelitian Kualitatif Yang menarik dari penelitian kualitatif adalah kemampuannya untuk mendalami dan menggali pemahaman mendalam terhadap berbagai aspek manusia dan masyarakat. Metode ini memungkinkan peneliti untuk menjelajahi makna, persepsi, dan konteks di balik fenomena yang sedang diteliti. Keunikan penelitian kualitatif terletak pada kemampuannya untuk menangkap nuansa, perasaan, dan dinamika sosial yang sulit diukur secara kuantitatif. Sifat fleksibel dan responsif dari penelitian kualitatif memberikan wawasan yang lebih kontekstual dan menarik, membuka pintu untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas dunia manusia.
Dr. Farikah, M.Pd. 111 Tiga pendekatan utama dalam penelitian kualitatif mencakup fenomenologi, studi kasus, dan etnografi. Pendekatan fenomenologi bertujuan untuk memahami makna dan pengalaman subjektif individu terhadap suatu fenomena. Studi kasus mendalam memeriksa suatu kasus atau konteks tertentu dengan tujuan memahami dinamika dan variabilitas dalam detail yang komprehensif. Sementara itu, pendekatan etnografi menempatkan peneliti dalam peran pengamat yang terlibat secara langsung dalam kehidupan sehari-hari kelompok atau masyarakat yang diteliti, memungkinkan pemahaman mendalam terhadap budaya, norma, dan konteks yang memengaruhi fenomena yang sedang diteliti. Ketiga pendekatan ini memberikan fleksibilitas dan ruang bagi peneliti untuk mengeksplorasi fenomena dengan cara yang kontekstual dan mendalam (Fadli, 2021). 1. Pendekatan Fenomenologi Pendekatan fenomenologi dalam konteks penelitian kualitatif menciptakan ruang untuk pemahaman mendalam tentang pengalaman subjektif individu terhadap suatu fenomena. Penelitian fenomenologis berusaha menggali makna-makna esensial yang muncul dari pengalaman manusia. Dalam pendekatan ini, peneliti tidak hanya fokus pada apa yang terjadi, tetapi juga pada bagaimana orang merasakannya. Misalnya, dalam penelitian fenomenologi tentang pembelajaran bahasa Inggris, peneliti mungkin memeriksa persepsi siswa terhadap metode pengajaran tertentu dan bagaimana pengalaman tersebut membentuk pemahaman mereka terhadap bahasa Inggris.
112 2. Pendekatan Studi Kasus Pendekatan studi kasus memungkinkan peneliti untuk menggali fenomena tertentu atau suatu konteks dengan mendalam. Dalam penelitian studi kasus tentang pendidikan bahasa Inggris, peneliti mungkin memilih satu sekolah atau program tertentu untuk dianalisis secara menyeluruh. Pendekatan ini mencakup pengumpulan data dari berbagai sumber, seperti wawancara, observasi, dan analisis dokumen, untuk memberikan gambaran yang komprehensif. Studi kasus membuka peluang untuk memahami kompleksitas interaksi dan faktor yang memengaruhi pembelajaran bahasa Inggris dalam konteks yang spesifik. 3. Pendekatan Etnografi Pendekatan etnografi menempatkan peneliti dalam peran pengamat yang terlibat secara langsung dalam kehidupan sehari-hari kelompok atau masyarakat yang diteliti. Dalam konteks pendidikan bahasa Inggris, penelitian etnografi dapat melibatkan partisipasi aktif dalam kelas, observasi langsung terhadap interaksi antara guru dan siswa, serta analisis konteks budaya yang memengaruhi proses pembelajaran. Pendekatan ini mengakui kompleksitas dan kontekstualitas dari pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris dalam lingkungan yang lebih luas, membantu menggali pola dan makna dalam realitas sehari-hari subjek penelitian. 4. Pemilihan Subjek Penelitian Proses pemilihan subjek penelitian kualitatif merupakan langkah yang kritis dalam memastikan relevansi dan kedalaman penelitian. Pertama-tama, peneliti perlu mengidentifikasi tujuan penelitian dan pertanyaan riset
Dr. Farikah, M.Pd. 113 yang ingin dijawab. Dengan pemahaman yang jelas mengenai fokus penelitian, peneliti dapat menyusun kriteria pemilihan subjek yang sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan penelitian. Selanjutnya, peneliti dapat mempertimbangkan kerangka teoritis yang melandasi penelitian tersebut. Pemilihan subjek harus mencerminkan kerangka teoritis dan konsep-konsep yang diangkat dalam penelitian. Misalnya, dalam penelitian tentang pengajaran bahasa Inggris, pemilihan subjek dapat didasarkan pada aspekaspek tertentu dalam teori pengajaran bahasa yang ingin dijelajahi lebih lanjut. Selain itu, karakteristik subjek penelitian juga perlu diidentifikasi dengan cermat. Faktor-faktor seperti usia, latar belakang pendidikan, dan pengalaman belajar bahasa Inggris dapat menjadi pertimbangan penting. Pemahaman mendalam tentang karak-teristik ini membantu peneliti mengenali perspektif yang beragam dan merinci pengalaman subjek penelitian. Dalam penelitian kualitatif, subjek penelitian sering kali dipilih secara purposif atau bertujuan (purposive sampling), di mana pemilihan subjek didasarkan pada karakteristik yang relevan dengan fokus penelitian. Peneliti juga dapat menggunakan strategi pemilihan subjek yang berfokus pada kasus (case-focused) atau kriteria tertentu yang mempertimbangkan kompleksitas dan konteks fenomena yang sedang diteliti. Terakhir, peneliti perlu mempertimbangkan etika penelitian, memastikan bahwa pemilihan subjek dilakukan dengan menghormati hak dan privasi mereka. Melibatkan subjek penelitian secara sukarela dan memastikan adanya persetujuan informir yang baik menjadi
114 aspek penting dalam proses pemilihan subjek penelitian kualitatif. Dengan menjalankan proses ini dengan teliti, peneliti dapat memastikan bahwa pemilihan subjek mendukung kesuksesan penelitian dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman lebih lanjut dalam bidang bahasa Inggris atau bidang studi lainnya. 5. Pengembangan Pertanyaan Penelitian Kualitatif Pengembangan pertanyaan penelitian kualitatif merupakan tahap esensial dalam merancang studi yang mendalam dan kontekstual. Pertama-tama, peneliti perlu memahami tujuan umum penelitian dan pertanyaan penelitian yang ingin dijawab. Dari sini, pertanyaan penelitian kualitatif dapat dikembangkan dengan merinci aspek-aspek yang ingin dieksplorasi, seperti faktor-faktor pengaruh, pola interaksi, atau pengalaman subjek penelitian terkait pengajaran bahasa Inggris. Selanjutnya, pertanyaan penelitian kualitatif harus mencerminkan pendekatan metodologis yang diadopsi, seperti fenomenologi, studi kasus, atau etnografi. Misalnya, jika penelitian berfokus pada pengembangan pemahaman terhadap makna pengalaman belajar bahasa Inggris dari sudut pandang subjek, pertanyaan penelitian harus dirancang untuk menggali nuansa dan interpretasi unik dari pengalaman tersebut (Darmalaksana, 2020). Kemudian, pertanyaan penelitian perlu memperhitungkan konteks sosial dan budaya subjek penelitian. Pertanyaan harus dirumuskan dengan mempertimbangkan kerangka budaya dan konteks tempat penelitian dilakukan. Ini dapat mencakup pertimbangan tentang norma budaya yang memengaruhi pembelajaran bahasa Inggris atau dampak perubahan budaya terhadap metode
Dr. Farikah, M.Pd. 115 pengajaran. Pertanyaan penelitian kualitatif perlu bersifat terbuka dan fleksibel untuk memungkinkan peneliti menangkap dinamika dan perubahan yang mungkin terjadi selama penelitian. Peneliti dapat menyusun pertanyaan dengan mempertimbangkan evolusi konteks dan mendengarkan secara aktif terhadap suarasuara subjek penelitian. Terakhir, pertanyaan penelitian juga harus sesuai dengan etika penelitian dan memberikan kesempatan bagi subjek untuk berbicara dengan kebebasan dan rasa aman. Pengembangan pertanyaan penelitian kualitatif yang etis melibatkan kepekaan terhadap hak dan kesejahteraan subjek, memastikan bahwa mereka merasa nyaman untuk berbagi pengalaman dan pandangan mereka terkait pembelajaran bahasa Inggris. Dengan pendekatan ini, pertanyaan penelitian kualitatif dapat memberikan arah yang kuat untuk eksplorasi dan analisis yang mendalam dalam konteks studi. 6. Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif merupakan proses mendalam dan reflektif dalam merinci makna, pola, dan temuan yang muncul dari data yang telah dikumpulkan dalam penelitian kualitatif. Pendekatan ini berbeda dengan analisis data kuantitatif yang menggunakan metode statistik. Analisis data kualitatif dimulai dengan merinci data mentah, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, atau materi teks, yang kemudian diuraikan dan dikelompokkan menjadi tema atau kategori. Selanjutnya, analisis data kualitatif melibatkan proses coding atau pemilihan kata-kata dan frasa yang mewakili konsep atau pola tertentu dalam data. Peneliti kemudian mengorganisir dan mengelompokkan kode-
116 kode ini untuk membentuk tema-tema atau kategorikategori yang lebih besar. Analisis ini sering bersifat iteratif, di mana peneliti terus mengembangkan dan mengubah kode-kode seiring berjalannya analisis. Metode analisis data kualitatif juga mencakup triangulasi, yaitu membandingkan dan menyelaraskan temuan dari berbagai sumber data untuk memastikan konsistensi dan validitas. Peneliti juga sering menggunakan teknik-teknik seperti membangun matriks, membuat diagram konseptual, atau mengeksplorasi hubungan antar-kategori untuk merinci kompleksitas temuan. Interpretasi data kualitatif mencakup penyusunan naratif atau cerita tentang temuan. Peneliti merinci makna dan signifikansi temuan, menghubungkannya dengan teori atau literatur yang relevan, dan menyusun pemahaman yang mendalam terhadap fenomena yang sedang diteliti. Hasil akhir dari analisis data kualitatif adalah interpretasi yang kontekstual dan mendalam tentang kompleksitas fenomena yang diteliti dalam konteks studi, seperti pengajaran bahasa Inggris. Analisis data kualitatif memberikan pemahaman yang mendalam dan kontekstual, memungkinkan peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan cara yang kaya dan nuansatif. Keseluruhan, analisis data kualitatif adalah langkah penting dalam merinci dan memahami aspek-aspek yang muncul dari fenomena manusia dalam konteks pembelajaran bahasa Inggris atau bidang penelitian lainnya (Nugrahani & Hum, 2014).
Dr. Farikah, M.Pd. 117 D. Identifikasi Prosedur dalam Penelitian Kualitatif Prosedur dalam penelitian kualitatif melibatkan serangkaian langkah yang dirancang untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data dengan mendalam. Langkah awal melibatkan perencanaan penelitian, termasuk pemilihan metode, pemilihan subjek penelitian, dan pengembangan pertanyaan penelitian. Selanjutnya, data dikumpulkan melalui berbagai teknik seperti wawancara, observasi, atau analisis dokumen. Proses analisis data melibatkan coding, kategorisasi, dan identifikasi tema-tema yang muncul. Triangulasi data dari berbagai sumber sering diterapkan untuk memastikan validitas dan konsistensi. Interpretasi data melibatkan penyusunan makna dan pemahaman yang mendalam terhadap fenomena yang diteliti. Keseluruhan, prosedur penelitian kualitatif membutuhkan fleksibilitas, refleksi, dan keterlibatan peneliti dalam merinci dan memahami konteks serta makna di balik data yang diperoleh. 1. Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara dalam pengumpulan data penelitian kualitatif merupakan proses interaksi langsung antara peneliti dan subjek penelitian. Peneliti membuat pertanyaan terbuka atau semi-terbuka untuk memperoleh pandangan, pengalaman, dan persepsi subjek terkait dengan topik penelitian. Wawancara dapat bersifat terstruktur, semi-terstruktur, atau tidak terstruktur, tergantung pada tingkat kebebasan yang diberikan kepada responden untuk menjawab. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memahami konteks dan mendapatkan data yang kaya dari sudut pandang individu.
118 b. Observasi Observasi melibatkan pengamatan langsung terhadap perilaku, interaksi, atau kejadian dalam suatu konteks tertentu. Peneliti mencatat detail-detail yang diamati, seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau dinamika kelompok. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif, di mana peneliti menjadi bagian dari lingkungan yang diamati, atau non-partisipatif, di mana peneliti tetap sebagai pengamat eksternal. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk menggali informasi yang mungkin tidak terungkap melalui interaksi verbal, memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang realitas di lapangan. c. Analisis Dokumen Pengumpulan data melalui analisis dokumen melibatkan penyelidikan dan interpretasi terhadap materi tertulis atau rekaman lainnya. Dokumen-dokumen tersebut bisa berupa buku, artikel, catatan resmi, atau arsip lain yang relevan dengan topik penelitian. Analisis dokumen membantu melengkapi data dari sumber lain, memberikan dasar historis atau teoretis, dan memungkinkan peneliti untuk melihat perkembangan atau perubahan dari waktu ke waktu. Pendekatan ini sering digunakan dalam penelitian pendidikan bahasa Inggris untuk mendapatkan wawasan tentang kebijakan, kurikulum, atau materi ajar. d. Fokus Kelompok Fokus kelompok melibatkan diskusi terstruktur dengan sekelompok orang yang dianggap representatif dari populasi yang diteliti. Peserta dalam fokus kelompok saling berinteraksi dan berbagi pandangan mereka terhadap topik penelitian. Pendekatan ini memungkin-
Dr. Farikah, M.Pd. 119 kan peneliti untuk mendapatkan pemahaman tentang beragam perspektif dalam satu sesi. Fokus kelompok sering digunakan untuk mengeksplorasi opini, sikap, atau persepsi kelompok terkait dengan pengajaran bahasa Inggris atau isu-isu pendidikan tertentu. 2. Validitas dan Reliabilitas dalam Penelitian Kualitatif Validitas dalam penelitian kualitatif merujuk pada sejauh mana suatu penelitian mengukur atau mendokumentasikan apa yang seharusnya diukur atau didokumentasikan. Dalam konteks kualitatif, validitas seringkali terkait dengan seberapa baik interpretasi dan pemahaman peneliti mencerminkan realitas subjek penelitian. Hal ini dapat diukur dengan keakuratan dalam merepresentasikan pandangan, pengalaman, dan makna subjek penelitian. Upaya-upaya untuk meningkatkan validitas dalam penelitian kualitatif melibatkan perhatian terhadap triangulasi, di mana data dari berbagai sumber atau metode diverifikasi untuk memastikan konsistensi dan keakuratan interpretasi. Sementara itu, reliabilitas dalam konteks penelitian kualitatif berfokus pada kestabilan dan konsistensi dari hasil penelitian. Walaupun reliabilitas dalam penelitian kuantitatif sering diukur dengan tingkat kecocokan antara hasil pengukuran yang dapat diulang, dalam penelitian kualitatif, reliabilitas lebih menekankan pada kemampuan peneliti untuk mengulang metode dan memperoleh hasil yang konsisten. Upaya untuk meningkatkan reliabilitas melibatkan penggunaan pedoman yang jelas, teknik pengumpulan data yang konsisten, dan pencatatan yang sistematis. Meskipun tantangan yang lebih besar karena subjektivitas dan kompleksitas data kualitatif, peneliti dapat meningkatkan keandalan
120 dengan konsisten menerapkan prosedur penelitian dan melakukan refleksi kritis terhadap keputusan metodologis. Dengan memahami dan memperhatikan aspek validitas dan reliabilitas, penelitian kualitatif dapat menjadi lebih akurat dan dapat diandalkan, memperkuat kepercayaan terhadap temuan dan interpretasi yang dihasilkan (Syahran, 2020). 3. Triangulasi Triangulasi adalah suatu pendekatan penelitian yang melibatkan penggunaan lebih dari satu metode, sumber data, atau peneliti untuk mengonfirmasi dan memvalidasi temuan. Dalam konteks penelitian kualitatif, triangulasi bertujuan untuk meningkatkan keandalan dan validitas temuan dengan melibatkan sudut pandang yang beragam atau sumber data yang berbeda. Misalnya, seorang peneliti dapat menggunakan wawancara, observasi, dan analisis dokumen sebagai metode pengumpulan data yang berbeda untuk menggali fenomena tertentu. Hasil dari berbagai sumber ini kemudian dapat dibandingkan dan dianalisis bersamasama untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan menyeluruh tentang fenomena tersebut. Triangulasi juga dapat melibatkan penggunaan beberapa peneliti atau penelitian ulang oleh peneliti independen untuk memverifikasi temuan. Dengan menggabungkan berbagai perspektif atau pendekatan, triangulasi membantu mengurangi risiko bias atau distorsi interpretasi yang mungkin muncul dalam penelitian tunggal. Dengan cara ini, triangulasi memberikan kepercayaan ekstra terhadap temuan penelitian dan meningkatkan validitas serta reliabilitas hasil. Pendekatan ini mencerminkan pendekatan holistik terhadap
Dr. Farikah, M.Pd. 121 penelitian, memastikan bahwa temuan didasarkan pada konsistensi dan dapat dipercaya melalui konfirmasi dari berbagai sumber atau metode. E. Peran Peneliti Etika penelitian kualitatif mencakup prinsip-prinsip moral dan profesional yang memandu perilaku peneliti selama seluruh proses penelitian. Ini termasuk menjaga hak privasi subjek penelitian, mendapatkan informed consent, dan memastikan keadilan serta kejujuran dalam melaporkan hasil. Peneliti harus berkomitmen untuk meminimalkan potensi dampak negatif dan memprioritaskan kesejahteraan subjek penelitian. Refleksi diri peneliti adalah kunci untuk memahami dan mengakui bagaimana posisi, pengalaman, dan keyakinan pribadi peneliti dapat memengaruhi penelitian. Peneliti harus secara terbuka merenungkan peran dan perspektif mereka dalam merancang, melaksanakan, dan menginterpretasi penelitian. Ini melibatkan kesadaran akan bias potensial, serta upaya untuk memitigasi dampaknya dan memastikan penelitian seobjektif mungkin. Sensitivitas budaya melibatkan pemahaman dan penghargaan terhadap konteks budaya subjek penelitian. Peneliti perlu menyadari norma, nilai, dan norma-norma budaya yang dapat memengaruhi interaksi dan respons subjek. Memahami perbedaan budaya dan beradaptasi terhadap konteks lokal membantu menciptakan hubungan yang lebih baik antara peneliti dan subjek, serta memastikan interpretasi temuan sesuai dengan kerangka budaya yang relevan. Penelitian kualitatif sering dihadapi dengan tantangan unik, seperti subjektivitas, interpretasi yang kompleks, atau
122 keterlibatan emosional. Strategi penanggulangan mencakup validasi temuan melalui triangulasi, refleksi terus-menerus, dan penggunaan pedoman penelitian yang jelas. Peneliti juga perlu bersiap untuk dinamika yang muncul selama penelitian dan menghadapinya dengan fleksibilitas dan responsivitas. Peneliti memiliki tanggung jawab untuk merinci implikasi hasil penelitian kualitatifnya terhadap praktik pendidikan bahasa Inggris. Ini melibatkan pemahaman mendalam terhadap bagaimana temuan dapat diterapkan dalam konteks pendidikan, memperbaiki metode pengajaran, atau memajukan kebijakan pendidikan. Menyusun rekomendasi praktis dan berarti membantu memastikan bahwa penelitian memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan dan perbaikan pendidikan bahasa Inggris secara umum.
Dr. Farikah, M.Pd. 123 X Pengumpulan Data dan Analisis Penelitian Kualitatif A. Metode Pengumpulan Data Kualitatif Metode pengumpulan data kualitatif merujuk pada teknik dan prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang mendalam dan kontekstual tentang fenomena yang diteliti. Beberapa metode utama dalam pengumpulan data kualitatif melibatkan interaksi langsung dengan subjek penelitian untuk menggali pemahaman dan makna di balik pengalaman mereka. Metode tersebut mencakup: 1. Wawancara Wawancara kualitatif melibatkan pertemuan langsung antara peneliti dan subjek penelitian, di mana pertanyaan terbuka atau semi-terbuka diajukan untuk mendapatkan pandangan, pengalaman, atau persepsi subjek. Wawancara memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data mendalam dan merinci dari sudut pandang individu atau kelompok.
124 2. Observasi Observasi melibatkan pengamatan langsung terhadap perilaku, interaksi, atau kejadian dalam suatu konteks tertentu. Peneliti mencatat detail-detail seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau dinamika kelompok untuk memahami fenomena secara kontekstual. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif atau nonpartisipatif. 3. Analisis Dokumen Metode analisis dokumen melibatkan penyelidikan dan interpretasi terhadap materi tertulis atau rekaman lainnya yang relevan dengan penelitian. Dokumen tersebut bisa berupa buku, artikel, catatan resmi, atau arsip lainnya. Analisis dokumen membantu melengkapi data dari sumber lain dan memberikan dasar historis atau teoretis untuk penelitian. 4. Fokus Kelompok Fokus kelompok melibatkan diskusi terstruktur dengan sekelompok orang yang dianggap representatif dari populasi yang diteliti. Peserta dalam fokus kelompok saling berinteraksi dan berbagi pandangan mereka terkait dengan topik penelitian. Fokus kelompok membantu peneliti mendapatkan pemahaman tentang beragam perspektif dalam satu sesi. 5. Dokumentasi Visual Dokumentasi visual melibatkan penggunaan foto, video, atau gambar lainnya sebagai sumber data. Ini dapat membantu mendokumentasikan konteks, kejadian, atau aspek-aspek lain dari penelitian. Dokumentasi visual dapat digunakan untuk memperkaya interpretasi dan memberikan dimensi tambahan pada analisis kualitatif.
Dr. Farikah, M.Pd. 125 Pilihan metode pengumpulan data kualitatif bergantung pada tujuan penelitian, karakteristik subjek penelitian, dan kerangka konseptual yang digunakan. Kombinasi beberapa metode dapat memperkuat validitas dan keberagaman data, menghasilkan pemahaman yang lebih holistik tentang fenomena yang sedang diteliti (Jailani, 2023). B. Pengembangan Instrument dalam Pengumpulan Data Kualitatif Pengembangan instrument dalam pengumpulan data kualitatif mencakup proses merancang alat atau instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan informasi. Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang sering menggunakan kuesioner terstruktur, pengembangan instrumen dalam penelitian kualitatif bersifat lebih fleksibel dan kontekstual. Beberapa aspek terkait pengembangan instrument dalam pengumpulan data kualitatif melibatkan: 1. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara adalah serangkaian pertanyaan atau topik yang membimbing interaksi antara peneliti dan subjek penelitian selama wawancara. Pedoman ini dirancang untuk membantu peneliti menggali informasi secara mendalam dan relevan. Namun, pedoman bersifat fleksibel, memungkinkan peneliti untuk menyesuaikannya seiring berjalannya wawancara sesuai dengan respons subjek. 2. Checklist Observasi Untuk pengumpulan data melalui observasi, peneliti dapat mengembangkan checklist yang berisi elemenelemen tertentu yang perlu diamati. Checklist ini membantu memastikan bahwa semua aspek yang relevan telah diperhatikan selama observasi. Namun,
126 peneliti tetap memiliki kebebasan untuk mencatat halhal yang tidak tercakup dalam checklist yang mungkin muncul selama pengamatan. 3. Buku Pedoman Fokus Kelompok Dalam fokus kelompok, peneliti dapat menggunakan buku pedoman yang berisi pertanyaan atau topik yang akan dibahas selama diskusi. Buku pedoman membantu memandu arah percakapan, tetapi peneliti harus tetap terbuka terhadap perkembangan alami diskusi dan pertanyaan tambahan. 4. Instruksi Analisis Dokumen Jika penelitian melibatkan analisis dokumen, peneliti perlu mengembangkan instruksi atau kerangka analisis yang membimbing proses interpretasi. Instruksi ini dapat mencakup panduan tentang bagaimana mengidentifikasi tema, mengelompokkan informasi, atau mengevaluasi relevansi dokumen terhadap pertanyaan penelitian. 5. Protokol Dokumentasi Visual Dalam dokumentasi visual, peneliti dapat mengembangkan protokol untuk pengambilan foto atau perekaman video. Protokol ini memberikan arahan tentang apa yang perlu difokuskan, bagaimana mengelola dokumen visual, dan kapan harus menggunakan media tersebut untuk mendapatkan data yang paling informatif. Pengembangan instrumen dalam penelitian kualitatif menekankan kebutuhan untuk fleksibilitas, kepekaan terhadap konteks, dan adaptabilitas terhadap dinamika interaksi. Instrumen-instrumen tersebut harus dirancang sedemikian rupa sehingga mendukung peneliti dalam menggali pemahaman yang mendalam dan kontekstual tentang fenomena yang sedang diteliti.
Dr. Farikah, M.Pd. 127 C. Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif merupakan tahap esensial dalam penelitian kualitatif yang melibatkan penyelidikan, interpretasi, dan pemahaman mendalam terhadap informasi yang dikumpulkan. Proses analisis data kualitatif dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Coding Proses coding merupakan langkah awal dalam analisis data kualitatif. Pada tahap ini, peneliti membaca dan merinci data mentah, kemudian memberikan label atau kode pada potongan-potongan data yang memiliki makna atau tema tertentu. Coding dapat bersifat terbuka (emergent coding) atau terarah (a priori coding) tergantung pada apakah peneliti sudah memiliki kerangka konseptual sebelumnya atau tidak. 2. Kategorisasi Setelah melakukan coding, peneliti mengelompokkan kode-kode yang serupa atau saling terkait menjadi kategori-kategori yang lebih besar. Kategorisasi membantu dalam mengorganisir dan merinci data sehingga temuan dapat dipahami dalam konteks yang lebih luas. 3. Identifikasi Tema Tema adalah pola-pola atau makna yang muncul dari kategorisasi data. Peneliti mengidentifikasi tema-tema yang mencerminkan esensi dari informasi yang dikumpulkan. Tema-tema ini membantu memahami aspekaspek kunci dari fenomena yang sedang diteliti. 4. Triangulasi Triangulasi melibatkan membandingkan dan menyelaraskan temuan dari berbagai sumber atau metode untuk memastikan konsistensi dan validitas. Dengan cara
128 ini, peneliti dapat memitigasi bias atau kesalahan interpretasi yang mungkin muncul selama analisis. 5. Interpretasi Proses interpretasi melibatkan penyusunan naratif atau cerita tentang temuan berdasarkan tema-tema yang diidentifikasi. Peneliti merinci makna dan signifikansi temuan, menghubungkannya dengan teori atau literatur yang relevan, dan memberikan pemahaman mendalam tentang fenomena yang diteliti. 6. Refleksi Refleksi diri peneliti merupakan langkah penting dalam analisis data kualitatif. Peneliti merenung tentang peran dan perspektif mereka, mengidentifikasi potensi bias, dan mencoba memahami bagaimana posisi dan pengalaman pribadi dapat memengaruhi interpretasi. Analisis data kualitatif memerlukan kepekaan terhadap nuansa, konteks, dan kompleksitas fenomena yang diteliti. Ini bukan hanya sekadar menghitung frekuensi atau mengidentifikasi pola, tetapi lebih kepada memahami makna di balik data. Keseluruhan, analisis data kualitatif membantu menciptakan pemahaman mendalam dan kontekstual tentang fenomena yang sedang diteliti dalam konteks studi, seperti pengajaran bahasa Inggris.
Dr. Farikah, M.Pd. 129 XI Pendekatan dan Rancangan Penelitian Kualitatif A. Pendekatan Dalam Penelitian Kualitatif Pendekatan dalam penelitian kualitatif merujuk pada kerangka konseptual atau cara pandang yang digunakan oleh peneliti dalam menggali, memahami, dan menginterpretasi fenomena yang diteliti. Pemilihan pendekatan dalam penelitian kualitatif tergantung pada tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, dan konteks fenomena yang diteliti. Setiap pendekatan membawa perspektif uniknya sendiri dan memberikan kontribusi pada pemahaman mendalam tentang fenomena tersebut (Yusanto, 2020). Terdapat beberapa pendekatan yang umumnya digunakan dalam penelitian kualitatif: 1. Fenomenologi Pendekatan fenomenologi bertujuan untuk memahami pengalaman subjek penelitian dari perspektif
130 mereka sendiri. Peneliti berusaha mengidentifikasi dan merinci esensi dari pengalaman-pengalaman unik yang dialami oleh individu atau kelompok. Analisis fenomenologi mengarah pada pemahaman mendalam tentang makna-makna dan struktur fenomena tersebut. 2. Studi Kasus Pendekatan studi kasus fokus pada penyelidikan mendalam terhadap satu kasus atau beberapa kasus yang relevan dengan fenomena penelitian. Penelitian studi kasus dapat melibatkan pengumpulan data dari berbagai sumber, seperti wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Tujuannya adalah untuk memahami konteks dan kompleksitas fenomena dalam setting asli. 3. Etnografi Etnografi melibatkan penelitian intensif di dalam suatu komunitas atau kelompok tertentu. Peneliti etnografi terlibat dalam pengamatan partisipatif dan interaksi langsung dengan subjek penelitian untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang budaya, norma, dan nilai yang membentuk kehidupan masyarakat tersebut. 4. Grounded Theory Pendekatan grounded theory bertujuan untuk mengembangkan teori yang muncul dari data itu sendiri, tanpa memiliki teori sebelumnya. Peneliti menggunakan metode induktif untuk mengidentifikasi konsep-konsep utama dan membangun teori yang mewakili pola-pola yang muncul dari data kualitatif. 5. Studi Kasus Eksploratif Studi kasus eksploratif mencari pemahaman mendalam tentang suatu fenomena yang belum banyak diketahui. Pendekatan ini digunakan ketika peneliti ingin
Dr. Farikah, M.Pd. 131 menggali lebih lanjut dan memperluas pengetahuan tentang topik tertentu melalui studi kasus mendalam. 6. Analisis Konten Analisis konten adalah pendekatan yang digunakan untuk menganalisis pesan tertulis atau verbal dalam data. Ini melibatkan identifikasi kategori-kategori dan pola-pola dalam teks, dengan fokus pada aspek-aspek tertentu yang relevan dengan penelitian. B. Penelitian Tindakan, Penelitian Tindakan Kelas, dan Best Practice Pendekatan kualitatif dalam ketiga konteks penelitian ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang konteks, nilai, dan dinamika yang mempengaruhi praktik-praktik yang diamati atau diterapkan. Melibatkan partisipasi aktif dari praktisi dan peserta juga memberikan dimensi emosional dan kontekstual yang kaya pada penelitian tersebut. 1. Penelitian Tindakan (Action Research) Penelitian Tindakan adalah pendekatan penelitian yang berfokus pada perbaikan dan pengembangan praktik atau tindakan di suatu konteks tertentu. Dalam pendekatan ini, para praktisi atau peserta aktif terlibat dalam proses penelitian untuk memahami, merencanakan, bertindak, dan merefleksikan praktik mereka. Penelitian Tindakan menggunakan siklus berulang, di mana langkah-langkah penelitian diulang secara iteratif untuk mencapai perbaikan berkelanjutan. Pendekatan kualitatif dalam Penelitian Tindakan melibatkan pengumpulan data kualitatif, seperti wawancara, observasi,
132 atau analisis dokumen, untuk mendalami pemahaman konteks dan merinci dampak perubahan. 2. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk khusus dari Penelitian Tindakan yang difokuskan pada perbaikan dan pengembangan praktik pengajaran di ruang kelas. Guru atau praktisi pendidikan berkolaborasi dengan siswa mereka untuk merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan perubahan dalam metode pengajaran atau strategi pembelajaran. Pendekatan kualitatif dalam Penelitian Tindakan Kelas melibatkan pemahaman mendalam terhadap dinamika kelas, respons siswa, dan konteks pembelajaran melalui pengumpulan data kualitatif. Metode seperti wawancara, observasi, atau analisis refleksi guru digunakan untuk menggali pengalaman dan persepsi peserta dalam proses pembelajaran. 3. Best Practice Best Practice merujuk pada praktik-praktik atau metode-metode yang diakui secara luas sebagai efektif dan memberikan hasil terbaik dalam suatu bidang atau konteks tertentu. Pendekatan kualitatif dalam mencari Best Practice melibatkan studi mendalam terhadap praktik-praktik yang dianggap sukses atau efektif dalam suatu konteks spesifik. Peneliti mengumpulkan data kualitatif untuk memahami konteks, dinamika, dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan praktik-praktik tersebut. Wawancara dengan praktisi, observasi, dan analisis dokumen dapat digunakan untuk mengidentifikasi elemen-elemen kunci dari Best Practice
Dr. Farikah, M.Pd. 133 dan memberikan wawasan mendalam tentang mengapa suatu praktik dianggap efektif.
134 XII Penelitian Studi Kasus, Etnografi, dan Narrative Inquiry A. Penelitian Studi Kasus Dan Etnografi Penelitian studi kasus dan etnografi memiliki peran penting dalam penelitian kualitatif karena keduanya menawarkan pendekatan mendalam untuk memahami konteks dan kompleksitas fenomena yang diteliti. Studi kasus memungkinkan peneliti untuk menyelidiki suatu kasus atau beberapa kasus yang representatif, memberikan wawasan mendalam tentang aspek-aspek khusus dari fenomena tersebut. Pendekatan ini sangat efektif dalam menggali konteks, dinamika, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kasus tersebut. Di sisi lain, etnografi membuka pintu untuk penelitian mendalam di dalam suatu komunitas atau kelompok, memungkinkan peneliti terlibat dalam interaksi
Dr. Farikah, M.Pd. 135 langsung dan observasi untuk memahami budaya, norma, dan nilai-nilai yang membentuk kehidupan masyarakat tersebut (Nurahma & Hendriani, 2021). Keduanya, studi kasus dan etnografi, memberikan dimensi kontekstual dan kualitatif yang kaya pada penelitian, memperkaya pemahaman tentang pengalaman subjek penelitian. Dalam konteks penelitian kualitatif, pentingnya kedua pendekatan ini terletak pada kemampuannya untuk membuka ruang bagi interpretasi makna, memahami kompleksitas sosial, dan mengeksplorasi realitas dalam kedalaman yang tidak dapat dicapai oleh metode penelitian kuantitatif. Melalui pendekatan studi kasus dan etnografi, peneliti dapat meresapi nuansa dan konteks fenomena, menjadikan penelitian kualitatif lebih relevan dan kontekstual, terutama dalam bidang pendidikan bahasa Inggris di mana pemahaman mendalam tentang konteks pembelajaran sangat berharga. 1. Penelitian Studi Kasus Penelitian studi kasus adalah metode penelitian kualitatif yang mendalam dan kontekstual, fokus pada investigasi mendalam terhadap satu kasus atau beberapa kasus yang dianggap representatif untuk memahami fenomena atau masalah tertentu. Karakteristik utama penelitian studi kasus terletak pada pendekatan holistiknya, yang mencakup analisis mendalam terhadap konteks, dinamika, dan interaksi antara elemen-elemen yang terlibat. Dalam penelitian studi kasus, peneliti secara intensif memeriksa kasus tertentu dalam konteks aslinya, memungkinkan pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek yang mempengaruhi atau terkait dengan fenomena yang diteliti. Karakteristik lainnya adalah pendekatan penelitian ini bersifat deskriptif, meng-
136 gambarkan peristiwa atau kejadian dengan rinci tanpa mengintervensi secara aktif. Kelebihan dari pendekatan studi kasus terletak pada kemampuannya untuk memberikan pemahaman mendalam dan kontekstual terhadap fenomena tertentu. Dengan menganalisis satu atau beberapa kasus secara mendalam, peneliti dapat mengungkap kompleksitas dan faktor-faktor yang memengaruhi fenomena tersebut. Namun, kelemahan pendekatan studi kasus meliputi keterbatasan generalisasi, karena fokus pada kasus tertentu yang mungkin tidak mewakili situasi secara umum. Selain itu, risiko bias peneliti dan subjektivitas interpretasi dapat menjadi tantangan, memerlukan ketelitian dan kehati-hatian dalam pengumpulan dan analisis data. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian studi kasus melibatkan pemilihan kasus yang relevan, perencanaan desain penelitian, pengumpulan data melalui berbagai metode kualitatif seperti wawancara, observasi, dan analisis dokumen, serta analisis data yang mendalam dan kontekstual. Proses ini memerlukan kepekaan terhadap nuansa dan konteks, memastikan bahwa hasil penelitian mencerminkan keragaman dan kompleksitas fenomena yang diteliti. Dengan demikian, penelitian studi kasus menuntut ketelitian dan kehati-hatian dalam setiap tahap, sehingga hasilnya dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada pemahaman mendalam tentang fenomena tertentu dalam konteks penelitian kualitatif. 2. Penelitian Etnografi Etnografi adalah pendekatan penelitian kualitatif yang mendalam dan holistik yang bertujuan untuk memahami budaya, norma, dan pola interaksi dalam suatu komunitas atau kelompok sosial tertentu. Konsep
Dr. Farikah, M.Pd. 137 dasar etnografi terletak pada ide bahwa peneliti terlibat secara langsung dalam kehidupan sehari-hari subjek penelitian, memeriksa dan menciptakan pemahaman mendalam terhadap realitas sosial dari perspektif dalam. Dalam etnografi, peneliti mengadopsi peran sebagai pengamat partisipan, terlibat dalam kegiatan dan interaksi sehari-hari untuk mendapatkan pemahaman yang dekat dan autentik tentang kehidupan dalam suatu konteks sosial tertentu (Manan, 2021). Karakteristik khas etnografi sebagai pendekatan penelitian terletak pada pendekatan kualitatif yang mendalam dan kontekstual. Etnografi menggali keunikan budaya dan interaksi sosial dalam konteks aslinya, menangkap nuansa dan makna di balik tindakan seharihari. Salah satu ciri utama etnografi adalah kemampuannya untuk menghasilkan deskripsi yang mendalam dan analisis holistik tentang bagaimana masyarakat atau kelompok tertentu memberikan makna pada pengalaman mereka. Selain itu, pendekatan etnografi memerlukan keterlibatan peneliti yang mendalam dalam komunitas atau kelompok yang diteliti, membangun hubungan dan kepercayaan untuk memahami pandangan dunia subjek penelitian. Dengan meresapi kehidupan sehari-hari, etnografi mampu memberikan gambaran yang komprehensif dan kontekstual tentang kebudayaan dan pola interaksi dalam masyarakat tertentu. Etnografi menempatkan peneliti dalam posisi yang unik, di mana keterlibatan langsung dan intensif dalam kehidupan sehari-hari subjek penelitian menimbulkan pertimbangan etika yang khusus. Salah satu keunikan etika penelitian etnografi terletak pada pentingnya membangun hubungan yang etis dengan komunitas atau
138 kelompok yang diteliti. Peneliti harus mendemonstrasikan kehormatan terhadap nilai-nilai dan normanorma budaya subjek penelitian, menghindari perilaku yang dapat merugikan atau merendahkan mereka. Keterlibatan panjang dalam suatu komunitas menuntut transparansi dan kejujuran, di mana peneliti harus membina hubungan saling percaya agar tidak mengecewakan kepercayaan yang diberikan. Selain itu, keunikan etika etnografi juga mencakup perlindungan privasi dan kerahasiaan subjek penelitian. Dalam konteks di mana peneliti terlibat secara mendalam dalam kehidupan sehari-hari subjek, risiko pelanggaran privasi menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, peneliti etnografi harus menjaga kerahasiaan identitas dan informasi pribadi subjek penelitian dengan sangat hati-hati. Keterlibatan pribadi peneliti dalam interaksi sosial juga menuntut refleksi etis yang kontinu, dengan mempertimbangkan dampak potensial dari keterlibatan peneliti terhadap subjek penelitian. Sebagai tambahan, etika penelitian etnografi melibatkan konsep keterbukaan dan partisipasi yang terus-menerus. Peneliti harus berkomunikasi secara efektif dengan subjek penelitian, menjelaskan tujuan penelitian, dan memperoleh persetujuan yang setuju. Pemahaman dan kesepakatan bersama antara peneliti dan subjek penelitian terkait dengan hak dan tanggung jawab keduanya menjadi krusial. Keseluruhan, etika penelitian etnografi mencerminkan tanggung jawab unik peneliti dalam menjaga integritas, kejujuran, dan keadilan dalam setiap tahap interaksi dan interpretasi data.
Dr. Farikah, M.Pd. 139 Pengumpulan data dalam penelitian etnografi dilakukan melalui berbagai strategi yang memungkinkan peneliti meresapi dan merekam interaksi sosial serta dinamika budaya dalam konteks yang sedang diteliti. Metode observasi partisipatif menjadi salah satu strategi utama, di mana peneliti secara aktif terlibat dalam kehidupan sehari-hari subjek penelitian. Wawancara mendalam juga menjadi instrumen penting dalam etnografi, memungkinkan peneliti mendapatkan pemahaman mendalam tentang pandangan, nilai, dan pengalaman individu. Selain itu, analisis dokumen, catatan lapangan, dan artefak budaya juga sering digunakan untuk melengkapi data, memperkaya pemahaman tentang konteks budaya yang diteliti. Proses analisis data etnografi melibatkan langkahlangkah yang mendalam untuk memahami dan menginterpretasi makna di balik perilaku dan interaksi sosial. Peneliti memulai dengan merinci data lapangan, menciptakan deskripsi yang mendalam tentang kejadian dan pola-pola yang diamati. Selanjutnya, penelitian memfokuskan perhatian pada identifikasi tema-tema yang muncul dari data, mencari pola, makna, dan konsep-konsep yang relevan dengan budaya atau konteks sosial. Pada tahap ini, konsep-konsep kunci dan hubungan antara mereka mulai muncul. Analisis semakin mendalam dengan mempertimbangkan perspektif subjek penelitian, menyelaraskan hasil temuan dengan konteks budaya yang lebih luas. Keseluruhan, analisis data etnografi bukan hanya menghasilkan gambaran yang kaya dan mendalam tentang kehidupan sehari-hari subjek penelitian, tetapi juga memberikan kontribusi pada pemahaman teoretis yang lebih luas tentang
140 masyarakat atau kelompok sosial tertentu (M. P. Sari et al., 2023). B. Narrative Inquiry Narrative inquiry atau penyelidikan naratif adalah pendekatan penelitian kualitatif yang berfokus pada pemahaman dan interpretasi cerita atau narasi yang diungkapkan oleh individu. Dalam narrative inquiry, peneliti tertarik untuk mendalam pada narasi pengalaman subjek penelitian, melihat bagaimana cerita-cerita ini membentuk identitas, makna, dan pemahaman mereka terhadap dunia. Pusat perhatian narrative inquiry adalah pada konstruksi naratif sebagai alat untuk merinci pengalaman hidup, menggali makna pribadi, dan memahami bagaimana individu memberikan arti pada peristiwa yang mereka alami melalui narasi (De Costa et al., 2021). Penggunaan narrative inquiry menjadi relevan dalam konteks penelitian kualitatif karena memberikan wawasan mendalam tentang pengalaman dan pemahaman subjek penelitian melalui perspektif mereka sendiri. Dalam dunia kualitatif, di mana penelitian seringkali mengejar pemahaman yang mendalam tentang realitas subjektif, narrative inquiry muncul sebagai alat yang kuat. Pendekatan ini menciptakan ruang untuk mendengar suara individu, memahami konstruksi makna personal, dan menyelidiki bagaimana cerita hidup membentuk identitas dan persepsi. Pentingnya narrative inquiry juga terletak pada kemampuannya untuk mengatasi kompleksitas dan keragaman pengalaman manusia. Setiap individu memiliki cerita unik mereka sendiri, dan narrative inquiry memungkinkan peneliti merinci dan menghormati keragaman ini. Dalam penelitian kualitatif, di mana konteks dan nuansa seringkali