The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Research Method in Language Education memberikan wawasan mendalam tentang langkah-langkah penting dalam merancang dan melaksanakan penelitian di bidang pendidikan bahasa. Mulai dari pemilihan topik penelitian hingga analisis data, setiap tahap penelitian diuraikan secara sistematis. Panduan ini melibatkan pendekatan sistematis untuk menyelidiki berbagai aspek pembelajaran, pengajaran, dan penilaian bahasa. Research Method in Language Education membantu pendidik, peneliti, dan pembuat kebijakan untuk memahami efektivitas praktik pendidikan bahasa dan berkontribusi pada pengembangan strategi berbasis bukti.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-02-09 09:32:43

Research Method in Language Education

Research Method in Language Education memberikan wawasan mendalam tentang langkah-langkah penting dalam merancang dan melaksanakan penelitian di bidang pendidikan bahasa. Mulai dari pemilihan topik penelitian hingga analisis data, setiap tahap penelitian diuraikan secara sistematis. Panduan ini melibatkan pendekatan sistematis untuk menyelidiki berbagai aspek pembelajaran, pengajaran, dan penilaian bahasa. Research Method in Language Education membantu pendidik, peneliti, dan pembuat kebijakan untuk memahami efektivitas praktik pendidikan bahasa dan berkontribusi pada pengembangan strategi berbasis bukti.

Dr. Farikah, M.Pd. 141 lebih penting daripada angka statistik, narrative inquiry menjadi instrumen yang efektif untuk mengeksplorasi lapisan-lapisan makna dan interpretasi yang ditemukan dalam cerita hidup. Selain itu, narrative inquiry juga memiliki potensi untuk memberikan pandangan tentang konstruksi naratif dalam konteks pendidikan bahasa Inggris, di mana pengalaman dan pemahaman individu terhadap bahasa dan budaya dapat dijelaskan dengan mendalam melalui narasi personal. Dengan demikian, narrative inquiry menjadi instrumen yang kaya dan kontekstual dalam menyelidiki aspek-aspek subjektif dalam konteks kualitatif, terutama dalam bidang pendidikan bahasa Inggris. 1. Metode Narrative Inquiry Proses pembentukan pertanyaan penelitian dalam narrative inquiry melibatkan perhatian mendalam terhadap narasi yang akan diselidiki. Pertama-tama, peneliti harus merenung tentang tujuan penelitian dan fokusnya, kemudian mengidentifikasi subjek penelitian dan kisah hidup yang relevan. Pertanyaan penelitian dalam narrative inquiry cenderung bersifat terbuka dan dirancang untuk mendorong narasi yang kaya dan mendalam. Peneliti perlu mempertimbangkan bagaimana pertanyaan tersebut dapat menggali makna, pengalaman, dan perubahan yang terkandung dalam cerita yang akan diteliti. Dengan mempertimbangkan pertanyaan yang terbuka, peneliti memberikan ruang bagi narator untuk mengeksplorasi dan mengungkapkan secara bebas pengalaman mereka. Strategi pengumpulan data dalam narrative inquiry mencakup berbagai metode yang dirancang untuk mengumpulkan cerita hidup atau narasi dari subjek


142 penelitian. Wawancara mendalam merupakan salah satu metode utama, di mana peneliti memberikan ruang kepada narator untuk menceritakan kisah hidup mereka dengan cara yang terstruktur namun fleksibel. Observasi dan partisipasi juga dapat digunakan untuk mendapatkan pemahaman kontekstual yang lebih dalam, terutama ketika narasi terjalin dalam konteks sosial tertentu. Selain itu, analisis dokumen atau artefak lainnya yang berhubungan dengan cerita hidup dapat memberikan lapisan tambahan untuk pemahaman naratif (Barkhuizen & Consoli, 2021). Analisis naratif dalam narrative inquiry melibatkan pengelompokan, pengkodean, dan interpretasi makna dalam narasi yang dikumpulkan. Teknik analisis naratif mencakup identifikasi elemen-elemen kunci dalam cerita, pengelompokan peristiwa atau tema tertentu, dan penerapan pengkodean tematik. Peneliti mencari pola, konflik, perubahan, dan makna khusus yang dapat diambil dari cerita tersebut. Penerapan teknik analisis naratif memungkinkan peneliti untuk menggali kompleksitas pengalaman dan pemahaman subjek penelitian, mengidentifikasi elemen kunci yang menyusun narasi, dan merinci bagaimana cerita tersebut membentuk makna personal atau berkontribusi pada pemahaman konsep yang diteliti. 2. Kelebihan dan Tantangan Narrative Inquiry Pendekatan narrative inquiry menawarkan sejumlah kelebihan dan manfaat yang memperkaya penelitian kualitatif. Pertama, narrative inquiry memungkinkan peneliti memahami pengalaman subjek penelitian dari sudut pandang mereka sendiri. Ini menciptakan ruang untuk suara individu diungkapkan dengan bebas,


Dr. Farikah, M.Pd. 143 memperkaya pemahaman tentang makna personal dan interpretasi konsep yang sedang diteliti. Pendekatan ini juga memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi dinamika naratif yang membangun identitas dan persepsi subjek penelitian (Sonday et al., 2020). Manfaat lainnya termasuk kemampuan untuk menangkap kompleksitas dan konteks dari suatu peristiwa atau pengalaman melalui narasi. Narrative inquiry dapat memperlihatkan perubahan sepanjang waktu, menggambarkan peristiwa dalam urutan kronologis, dan membentuk pola cerita yang merinci evolusi pengalaman subjek penelitian. Ini membantu peneliti menggali makna dan pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena yang sedang diteliti. Meskipun narrative inquiry memiliki kelebihan, beberapa tantangan juga muncul dalam penggunaannya. Salah satunya adalah subjektivitas, di mana narasi dapat dipengaruhi oleh interpretasi dan pemahaman subjek penelitian. Tantangan lain mencakup kompleksitas analisis naratif, karena setiap cerita unik dan memerlukan pendekatan analisis yang teliti. Strategi untuk menanggulangi tantangan tersebut melibatkan kesadaran peneliti terhadap bias dan subjektivitas, dengan terus mempertimbangkan kerangka interpretatif subjek penelitian. Penggunaan triangulasi, dengan menggabungkan data dari berbagai sumber, dapat membantu memvalidasi temuan dan mengatasi keterbatasan subjektivitas. Selain itu, kolaborasi dengan subjek penelitian melalui tahap analisis dapat membantu memastikan interpretasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.


144 Tantangan dalam analisis naratif dapat diatasi dengan memberikan struktur analitis yang jelas, mengidentifikasi pola-pola umum, dan mengembangkan tema-tema kunci yang muncul dari berbagai narasi. Dengan kesadaran terhadap tantangan dan implementasi strategi penanggulangan yang sesuai, narrative inquiry dapat tetap menjadi pendekatan yang kuat dan bermanfaat dalam mendapatkan wawasan mendalam dalam konteks penelitian kualitatif. 3. Penerapan Narrative Inquiry dalam Penelitian Pendidikan Bahasa Inggris Penerapan narrative inquiry dalam konteks pendidikan bahasa Inggris dapat memberikan wawasan mendalam tentang pengalaman dan pemahaman individu terkait dengan pembelajaran bahasa. Sebagai contoh, seorang peneliti dapat menerapkan narrative inquiry untuk memahami bagaimana siswa yang berbicara bahasa ibu berbeda membangun identitas bilingual mereka dan bagaimana pengalaman tersebut memengaruhi partisipasi mereka dalam kelas bahasa Inggris. Melalui wawancara mendalam, peneliti dapat memfasilitasi siswa untuk menceritakan pengalaman mereka, menggali tantangan dan pencapaian dalam pembelajaran bahasa Inggris, dan memahami bagaimana penggunaan dua bahasa memengaruhi persepsi mereka terhadap diri dan lingkungan pembelajaran. Temuan dari penelitian narrative inquiry dalam pendidikan bahasa Inggris dapat memiliki implikasi yang signifikan terhadap praktek pembelajaran dan pengajaran. Contoh temuan tentang tantangan individu dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat memberikan panduan bagi pendidik untuk mengembangkan strategi yang


Dr. Farikah, M.Pd. 145 lebih mendukung. Misalnya, jika penelitian mengungkapkan bahwa siswa merasa cemas ketika berbicara bahasa Inggris di kelas, pendidik dapat mengimplementasikan pendekatan yang mempromosikan kenyamanan dan kepercayaan diri dalam berbicara. Implikasi temuan juga dapat mempengaruhi desain kurikulum dan metode pengajaran. Jika narrative inquiry mengungkapkan bahwa pengalaman sastra pribadi siswa memainkan peran penting dalam pemahaman mereka terhadap bahasa Inggris, guru dapat mengintegrasikan bahan sastra yang relevan dengan kehidupan siswa dalam kurikulum. Dengan memahami lebih baik bagaimana siswa membentuk identitas mereka melalui narasi, praktek pembelajaran dapat diarahkan untuk lebih memahami dan menghargai latar belakang budaya siswa, menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung.


146 XIII Analisis Wacana dan Analisis Interaksi Kelas A. Analisis Wacana dan Analisis Wacana Kritis Analisis wacana dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami, menggali, dan menginterpretasi makna yang terkandung dalam teks tertulis atau lisan. Metode ini memainkan peran kunci dalam mengidentifikasi konstruksi sosial, norma, dan nilai-nilai yang tercermin dalam wacana. Dengan menganalisis bahasa yang digunakan dalam teks, peneliti dapat merinci bagaimana makna dibentuk, diterima, dan diartikulasikan oleh pembuat wacana. Analisis wacana memberikan wawasan mendalam tentang cara bahasa mencerminkan dan membentuk realitas sosial, politik, dan budaya. Selain itu, analisis wacana dapat digunakan untuk mengeksplorasi kekuasaan dalam pembentukan naratif dan mendekonstruksi diskursus yang mendukung atau menghadapi suatu ide atau gagasan (Susilo et al., 2021).


Dr. Farikah, M.Pd. 147 Analisis wacana kritis membawa dimensi kritis dan kontekstual ke dalam analisis wacana tradisional. Fokusnya tidak hanya pada pemahaman makna, tetapi juga pada analisis struktur kekuasaan, konflik sosial, dan ideologi yang tertanam dalam bahasa. Analisis wacana kritis mengeksplorasi cara di mana teks-teks dapat menjadi alat untuk mempertahankan atau menantang ketidaksetaraan, dominasi, atau ketidakadilan. Metode ini memeriksa bagaimana kekuasaan termanifestasi dalam bahasa dan bagaimana bahasa dapat menjadi alat untuk memperkuat atau meruntuhkan struktur sosial. Dengan menggabungkan dimensi kritis, analisis wacana kritis membantu peneliti memahami cara bahasa tidak hanya mencerminkan realitas tetapi juga memengaruhi dan membentuk realitas itu sendiri. Ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi perspektif yang tersembunyi, mengungkapkan ketidaksetaraan, dan memberikan suara kepada kelompok yang mungkin diabaikan atau direpresi dalam bahasa yang dominan. Dalam konteks penelitian kualitatif, analisis wacana dan analisis wacana kritis memainkan peran penting dalam mendekonstruksi naratif, menggali konflik makna, dan membuka ruang untuk pemahaman yang lebih kritis dan kontekstual tentang realitas sosial. 1. Analisis Wacana Analisis wacana adalah pendekatan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memahami, menggali, dan menginterpretasi makna yang terkandung dalam teks tertulis atau lisan. Fokus utamanya adalah pada analisis struktur bahasa, pilihan kata, dan gaya bahasa untuk mengeksplorasi cara pembuat wacana membentuk dan menyampaikan makna. Konsep dasar analisis


148 wacana melibatkan pemahaman bahwa bahasa bukan hanya alat untuk menyampaikan informasi tetapi juga membentuk realitas sosial, politik, dan budaya. Pemahaman ini mencakup pengakuan bahwa bahasa memiliki kekuatan untuk menciptakan norma, mengontrol pandangan, dan memengaruhi persepsi masyarakat terhadap suatu fenomena. Metode analisis wacana melibatkan serangkaian langkah yang sistematis untuk mengungkapkan dan memahami konstruksi makna dalam teks. Tekniktekniknya dapat mencakup analisis isi, analisis kontrastif, dan analisis kritis. Analisis isi mengidentifikasi dan mengkategorikan pola-pola dalam teks, sementara analisis kontrastif membandingkan berbagai elemen teks untuk memahami perbedaan dan kesamaan. Analisis kritis, khususnya dalam konteks analisis wacana kritis, membuka ruang untuk memeriksa kekuasaan, ideologi, dan konflik sosial yang mungkin tersembunyi dalam bahasa. Analisis wacana banyak diterapkan dalam penelitian bahasa Inggris untuk memahami konstruksi dan interpretasi makna dalam teks-teks tertulis, seperti artikel, buku, iklan, atau teks sastra. Misalnya, penelitian dapat menganalisis bagaimana bahasa digunakan dalam buku pelajaran bahasa Inggris untuk merepresentasikan gender atau budaya tertentu. Analisis wacana juga dapat diterapkan dalam penelitian terkait pengajaran bahasa Inggris, mengungkapkan cara bahasa digunakan untuk membentuk identitas dan merangsang partisipasi aktif dalam kelas. Dalam konteks penelitian bahasa Inggris, analisis wacana membantu peneliti dan pendidik memahami


Dr. Farikah, M.Pd. 149 cara bahasa dapat memengaruhi pemahaman, sikap, dan perilaku siswa. Dengan menganalisis teks-teks dalam konteks bahasa Inggris, penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang cara bahasa berperan dalam membentuk realitas pembelajaran dan pengajaran bahasa Inggris. 2. Analisis Wacana Kritis Analisis wacana adalah pendekatan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memahami, menggali, dan menginterpretasi makna yang terkandung dalam teks tertulis atau lisan. Fokus utamanya adalah pada analisis struktur bahasa, pilihan kata, dan gaya bahasa untuk mengeksplorasi cara pembuat wacana membentuk dan menyampaikan makna. Konsep dasar analisis wacana melibatkan pemahaman bahwa bahasa bukan hanya alat untuk menyampaikan informasi tetapi juga membentuk realitas sosial, politik, dan budaya. Pemahaman ini mencakup pengakuan bahwa bahasa memiliki kekuatan untuk menciptakan norma, mengontrol pandangan, dan memengaruhi persepsi masyarakat terhadap suatu fenomena. Metode analisis wacana melibatkan serangkaian langkah yang sistematis untuk mengungkapkan dan memahami konstruksi makna dalam teks. Tekniktekniknya dapat mencakup analisis isi, analisis kontrastif, dan analisis kritis. Analisis isi mengidentifikasi dan mengkategorikan pola-pola dalam teks, sementara analisis kontrastif membandingkan berbagai elemen teks untuk memahami perbedaan dan kesamaan. Analisis kritis, khususnya dalam konteks analisis wacana kritis, membuka ruang untuk memeriksa


150 kekuasaan, ideologi, dan konflik sosial yang mungkin tersembunyi dalam bahasa. Analisis wacana banyak diterapkan dalam penelitian bahasa Inggris untuk memahami konstruksi dan interpretasi makna dalam teks-teks tertulis, seperti artikel, buku, iklan, atau teks sastra. Misalnya, penelitian dapat menganalisis bagaimana bahasa digunakan dalam buku pelajaran bahasa Inggris untuk merepresentasikan gender atau budaya tertentu. Analisis wacana juga dapat diterapkan dalam penelitian terkait pengajaran bahasa Inggris, mengungkapkan cara bahasa digunakan untuk membentuk identitas dan merangsang partisipasi aktif dalam kelas. Dalam konteks penelitian bahasa Inggris, analisis wacana membantu peneliti dan pendidik memahami cara bahasa dapat memengaruhi pemahaman, sikap, dan perilaku siswa. Dengan menganalisis teks-teks dalam konteks bahasa Inggris, penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang cara bahasa berperan dalam membentuk realitas pembelajaran dan pengajaran bahasa Inggris. 3. Langkah-langkah Pelaksanaan Analisis Wacana Kritis: a. Pilih teks atau korpus bahasa yang relevan dengan tujuan penelitian. Teks dapat berupa artikel, iklan, diskursus politik, atau teks lain yang mencerminkan konstruksi sosial tertentu. b. Identifikasi pihak-pihak yang memiliki kekuasaan atau memegang kendali dalam teks. Analisis ini mencakup pengenalan ideologi yang mendasari teks dan bagaimana ideologi tersebut diterapkan untuk mempertahankan atau mempengaruhi opini.


Dr. Farikah, M.Pd. 151 c. Fokus pada elemen-elemen bahasa yang digunakan dalam teks, termasuk pilihan kata, gaya bahasa, dan struktur kalimat. Pengidentifikasian ini membantu memahami cara bahasa digunakan untuk membentuk makna. d. Tinjau isinya secara kritis, identifikasi naratif atau framing yang digunakan, serta cara teks mengonstruksi realitas atau memberikan interpretasi terhadap suatu fenomena. Tanyakan pertanyaan kritis terkait pemilihan kata, pembingkaian naratif, dan implikasi ideologisnya. e. Fokus pada analisis kekuasaan yang termanifestasi dalam bahasa dan bagaimana teks tersebut mungkin memperkuat atau menantang ketidaksetaraan, dominasi, atau konflik sosial. Tinjau bagaimana kekuasaan direproduksi atau diresistensi melalui bahasa. f. Buat kesimpulan berdasarkan temuan analisis, dan interpretasikan bagaimana bahasa memainkan peran dalam memengaruhi pemahaman dan pandangan yang diungkapkan dalam teks. B. Analisis Interaksi dan Analisis Interaksi Kelas Pemahaman interaksi dalam konteks penelitian kualitatif sangat penting karena interaksi memainkan peran sentral dalam membentuk dan memahami realitas sosial. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sering fokus pada hubungan manusia, dinamika kelompok, dan cara individu berinteraksi dengan lingkungannya. Memahami interaksi membuka jendela wawasan mendalam terhadap makna yang diberikan, norma yang dibangun, dan cara di mana konstruksi sosial dipertahankan atau diubah. Dengan merinci interaksi, peneliti dapat menangkap nuansa, kompleksitas,


152 dan kerangka interpretatif yang tidak selalu terukur secara kuantitatif, memungkinkan pengembangan pemahaman kontekstual yang kaya dan relevan dalam penelitian kualitatif. 1. Analisis Interaksi Analisis interaksi dalam konteks penelitian kualitatif merujuk pada pemahaman dan penafsiran hubungan dinamis antara individu atau kelompok dalam suatu konteks tertentu. Kerangka kerja analisis interaksi melibatkan pengamatan terhadap ekspresi verbal dan nonverbal, pola komunikasi, serta peran dan norma sosial yang terbangun selama interaksi. Peneliti berfokus pada bagaimana peserta berinteraksi, saling berpengaruh, dan menciptakan makna bersama dalam situasi tertentu. Metode pengumpulan data dalam analisis interaksi dapat melibatkan teknik-teknik seperti observasi partisipatif, wawancara mendalam, atau perekaman video. Observasi partisipatif memungkinkan peneliti terlibat dalam situasi interaksi, mendapatkan wawasan langsung, dan merinci dinamika hubungan. Wawancara mendalam dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang persepsi dan interpretasi peserta terhadap interaksi. Perekaman video menghasilkan data visual yang memungkinkan peneliti mengamati ekspresi nonverbal dan dinamika interaksi secara lebih terinci. Strategi analisis data interaksi melibatkan pengkodean, pencarian pola, dan pemahaman makna yang terkandung dalam interaksi tersebut. Peneliti dapat menggunakan teknik pengkodean untuk mengidentifikasi tema atau kategori interaksi yang muncul secara berulang. Pencarian pola melibatkan analisis terhadap


Dr. Farikah, M.Pd. 153 sekuens interaksi dan perubahan dinamika selama waktu. Pemahaman makna melibatkan interpretasi konteks sosial, norma budaya, dan konstruksi makna bersama yang muncul selama interaksi. Melalui strategi ini, analisis data interaksi memberikan gambaran yang mendalam dan kontekstual tentang cara individu atau kelompok berinteraksi dalam setting kualitatif. 2. Analisis Interaksi Kelas Analisis interaksi dalam konteks kelas menyoroti dinamika kompleks antara guru dan siswa, serta antarsiswa selama proses pembelajaran. Keunikan analisis interaksi di dalam kelas mencakup pemahaman terhadap dinamika kekuasaan, peran sosial, dan norma-norma yang berkembang selama interaksi pembelajaran. Konteks kelas menciptakan ruang untuk observasi langsung terhadap respons siswa terhadap pengajaran, strategi komunikasi guru, dan bagaimana norma kelas membentuk interaksi antarindividu. Dalam penelitian pendidikan bahasa Inggris, analisis interaksi kelas dapat diterapkan untuk menggali lebih dalam tentang cara siswa berpartisipasi dalam aktivitas berbahasa, menyampaikan ide, dan merespon materi pembelajaran. Observasi interaksi antara guru dan siswa, serta antar-siswa, dapat memberikan wawasan tentang efektivitas metode pengajaran, perbedaan individual dalam pembelajaran bahasa, dan bagaimana kekuatan sosial dan budaya memengaruhi proses pembelajaran bahasa Inggris. Analisis interaksi kelas memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman proses pembelajaran bahasa Inggris dengan merinci cara komunikasi bahasa digunakan dan dipahami dalam konteks kelas. Melalui


154 pemahaman interaksi di kelas, penelitian dapat mengidentifikasi pola-pola pembelajaran, tantangan siswa, dan strategi pengajaran yang efektif. Analisis ini membuka pintu untuk melihat bagaimana bahasa Inggris diintegrasikan dalam konteks sosial, mendukung pembentukan identitas linguistik siswa, dan memahami cara interaksi dapat memperkaya atau membatasi proses pembelajaran bahasa Inggris. Dengan demikian, kontribusi analisis interaksi kelas sangat berharga dalam merinci faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran bahasa Inggris di lingkungan pendidikan.


Dr. Farikah, M.Pd. 155 XIV Analisis Fenomenologis dan Keabsahan Data Penelitian Kualitatif A. Analisis Fenomenologis Analisis fenomenologis dalam penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang berfokus pada pemahaman mendalam terhadap pengalaman langsung individu terhadap suatu fenomena atau kejadian. Pendekatan ini berasumsi bahwa realitas ditemukan melalui pengalaman subjektif, dan penelitian fenomenologis bertujuan untuk menjelajahi struktur dan makna fenomena tersebut melalui lensa persepsi individu. Langkah awal dalam analisis fenomenologis adalah reduksi fenomena, di mana peneliti mencoba menghilangkan interpretasi dan pengetahuan sebelumnya untuk mendekati esensi pengalaman secara murni. Setelah itu, peneliti mengidentifikasi tema dan esensi umum yang muncul dari wawancara atau narasi partisipan, menciptakan


156 deskripsi mendalam tentang bagaimana individu mengalami dan memberi makna pada fenomena tersebut. Analisis fenomenologis menekankan pada pemahaman kontekstual dan unikitas pengalaman, menciptakan deskripsi yang kaya dan mendalam tentang cara individu merasakan dan memberi arti pada dunia sekitarnya. Pemahaman ini memberikan wawasan tentang dimensi emosional, kognitif, dan spiritual dari fenomena yang diteliti. Dengan merinci struktur makna yang muncul dari pengalaman subjektif, analisis fenomenologis memungkinkan peneliti untuk menjelajahi esensi dan kaya akan informasi tentang dunia dalam perspektif individu. Pendekatan ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif untuk memahami makna mendalam di balik pengalaman manusia dalam berbagai konteks, termasuk dalam bidang pendidikan, psikologi, dan ilmu sosial lainnya (Hadi, 2021). 1. Dasar-dasar Analisis Fenomenologis Prinsip-prinsip dasar analisis fenomenologis melibatkan pendekatan sistematis untuk menjelajahi dan memahami pengalaman subjektif individu. Pertama, prinsip reduksi fenomenologis menekankan pentingnya mengurangi interpretasi atau pengetahuan sebelumnya untuk mendekati esensi pengalaman secara murni. Ini dilakukan dengan menggali lapisan-lapisan interpretasi yang mungkin mempengaruhi persepsi dan memfokuskan pada pengalaman langsung. Prinsip deskripsi fenomenologis melibatkan pembuatan deskripsi mendalam dan rinci tentang pengalaman individu, menciptakan kerangka kerja yang menghormati kompleksitas dan kontekstualitas setiap pengalaman. Selanjutnya, prinsip konsistensi berfokus pada ketelitian dan kekonsistenan dalam analisis untuk memastikan bahwa


Dr. Farikah, M.Pd. 157 temuan mencerminkan esensi sejati dari pengalaman subjektif. Analisis fenomenologis secara khusus memusatkan perhatian pada pengungkapan makna subjektif yang muncul dari narasi atau wawancara partisipan. Pemahaman tentang bagaimana individu memberi arti pada fenomena atau kejadian menjadi pusat perhatian, dan peneliti berusaha untuk merinci struktur makna tersebut. Melalui pemaparan makna subjektif, analisis fenomenologis memungkinkan peneliti untuk menangkap nuansa, nilai, dan aspek emosional yang terkandung dalam pengalaman individu. Fokus pada pengungkapan makna subjektif ini juga menciptakan ruang untuk mendengarkan suara partisipan tanpa terdistorsi oleh kerangka referensi peneliti, menghasilkan pemahaman yang lebih autentik dan mendalam tentang fenomena yang diteliti. Dengan memprioritaskan pengungkapan makna subjektif, analisis fenomenologis menyediakan alat yang kuat untuk menjelajahi dimensi kualitatif dan mendalam dari pengalaman manusia. 2. Langkah-langkah Analisis Fenomenologis a. Identifikasi fenomena yang akan diteliti dan kumpulkan data melalui wawancara mendalam atau observasi partisipatif untuk mendeskripsikan pengalaman subjektif partisipan secara rinci. b. Transkripsikan wawancara atau data yang terkumpul dengan cermat. Kolaborasi antara peneliti dan partisipan dapat membantu memastikan akurasi dan keautentikan data. c. Terapkan prinsip reduksi fenomenologis dengan menghindari interpretasi sebelumnya atau prediksi, fokus pada esensi pengalaman, dan temukan pola atau struktur makna yang muncul.


158 d. Identifikasi tema-tema utama dan elemen-elemen yang signifikan dalam data. Kode-kode ini mencerminkan aspek-aspek kritis dari pengalaman yang diungkapkan oleh partisipan. e. Kategorisasikan temuan ke dalam kategori-kategori yang lebih luas dan abstrak. Temukan konsep-konsep umum yang mencerminkan esensi keseluruhan dari pengalaman yang diteliti. f. Lihat temuan secara keseluruhan untuk mengidentifikasi hubungan antar kategori dan konsep. Pahami bagaimana elemen-elemen ini saling terkait dan berkontribusi pada pengalaman secara keseluruhan. g. Sajikan temuan dalam bentuk naratif yang kaya dan deskriptif. Deskripsikan makna subjektif yang muncul dari data dan ceritakan pengalaman partisipan dengan akurat dan mendalam. h. Refleksikan temuan dengan kembali ke data awal dan pertimbangkan bagaimana interpretasi tersebut mencerminkan esensi pengalaman partisipan. Validasi eksternal dapat dilakukan dengan melibatkan partisipan untuk mengonfirmasi akurasi temuan. Dalam penelitian pendidikan bahasa Inggris, analisis fenomenologis dapat diterapkan untuk mengeksplorasi pengalaman siswa dalam menghadapi tantangan dalam pembelajaran bahasa kedua. Misalnya, seorang peneliti dapat melakukan wawancara mendalam dengan siswa yang memiliki bahasa ibu berbeda untuk mendeskripsikan perasaan, persepsi, dan strategi mereka dalam mengatasi hambatan bahasa dalam kelas bahasa Inggris. Melalui langkah-langkah analisis fenomenologis, peneliti dapat mengungkap esensi dari pengalaman siswa, menyoroti polapola makna yang muncul, dan memberikan pemahaman


Dr. Farikah, M.Pd. 159 mendalam tentang dinamika pembelajaran bahasa kedua dalam konteks pendidikan bahasa Inggris. B. Keabsahan Data dalam Penelitian Kualitatif Keabsahan data merupakan aspek kritis dalam penelitian kualitatif yang mencakup kebenaran, ketepatan, dan integritas data yang dikumpulkan. Keabsahan data mencerminkan sejauh mana temuan penelitian merefleksikan realitas atau pengalaman yang teramati atau diungkapkan oleh partisipan. Proses untuk menjaga keabsahan data melibatkan berbagai strategi, seperti triangulasi (menggunakan beberapa metode atau sumber data), pemeriksaan teman sejawat, dan refleksi kontinu. Validitas internal dan eksternal menjadi fokus, di mana peneliti harus memastikan bahwa interpretasi dan generalisasi temuan sesuai dengan konteks dan tujuan penelitian. Keabsahan data bukan hanya menyangkut kehandalan prosedur pengumpulan data, tetapi juga memerlukan keterbukaan peneliti terhadap refleksi, dialog, dan konstruksi pemahaman bersama dengan partisipan. Dengan menjaga keabsahan data, penelitian kualitatif dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menggambarkan dan memahami realitas sosial, budaya, dan individual dalam konteks yang lebih luas. Kredibilitas data dalam penelitian kualitatif merujuk pada tingkat kepercayaan dan keandalan temuan yang dihasilkan dari analisis data. Kredibilitas menunjukkan sejauh mana interpretasi dan temuan penelitian mencerminkan realitas atau pengalaman yang sebenarnya, memberikan keyakinan bahwa hasil penelitian tersebut dapat diandalkan. Dalam konteks ini, kredibilitas menjadi suatu bentuk validitas internal yang mencerminkan integritas metodologi dan interpretasi penelitian.


160 1. Strategi untuk Meningkatkan Kredibilitas dalam Penelitian Kualitatif: a. Triangulasi: Gunakan berbagai metode pengumpulan data atau sumber data untuk mengkonfirmasi dan memvalidasi temuan. Misalnya, kombinasi wawancara, observasi, dan analisis dokumen dapat memberikan pandangan yang lebih komprehensif. b. Pemilihan Kasus Ekstrem: Fokus pada kasus-kasus atau partisipan yang memiliki karakteristik atau pengalaman yang sangat berbeda dapat membantu menguatkan temuan dan menangkap variasi dalam fenomena yang diteliti. c. Refleksi Peneliti: Peneliti harus secara terbuka merefleksikan asumsi, pengalaman, dan persepsi pribadi yang mungkin mempengaruhi interpretasi. Ini mencakup transparansi terhadap posisi peneliti dan refleksi terus-menerus selama proses penelitian. d. Pemeriksaan Teman Sejawat (Peer Review): Mendapatkan masukan dari rekan sejawat atau ahli di bidang yang relevan dapat membantu memberikan sudut pandang tambahan dan memastikan interpretasi dan temuan penelitian tetap kredibel. e. Memberikan Pemahaman Mendalam: Gunakan deskripsi yang mendalam, kutipan langsung, dan narasi kaya untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap konteks dan makna pengalaman partisipan. f. Transkripsi yang Akurat: Pastikan transkripsi data dilakukan dengan akurat dan hati-hati. Kesalahan transkripsi dapat memengaruhi interpretasi data dan kredibilitas temuan.


Dr. Farikah, M.Pd. 161 g. Pengecekan Terhadap Partisipan: Melibatkan partisipan dalam proses analisis untuk memeriksa kesesuaian temuan dengan pengalaman mereka sendiri. Ini dapat memberikan validasi dari sudut pandang partisipan. 1. Transferabilitas Transferabilitas dalam penelitian kualitatif mengacu pada kemampuan untuk mentransfer temuan atau hasil penelitian ke konteks atau situasi yang serupa, meskipun tidak identik dengan konteks penelitian aslinya. Dalam konteks transferabilitas, penelitian dianggap relevan dan dapat diterapkan pada situasi atau populasi yang mirip dengan yang diteliti. Transferabilitas menyoroti pentingnya temuan penelitian memiliki nilai umum dan dapat memberikan wawasan yang berguna di luar konteks penelitian spesifik. Metode untuk Meningkatkan Transferabilitas Data: a. Deskripsi Konteks: Memberikan deskripsi yang rinci tentang konteks penelitian, termasuk karakteristik partisipan, setting, dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi penelitian. b. Pemilihan Kasus yang Representatif: Pilih kasus atau partisipan yang mewakili variasi dan keragaman dalam konteks yang diteliti untuk meningkatkan umum dan transferabilitas temuan. c. Penggunaan Kutipan Langsung: Sertakan kutipan langsung dan data empiris yang kaya untuk memberikan gambaran yang jelas tentang perspektif partisipan dan memungkinkan pembaca untuk mengaitkan temuan dengan konteks mereka sendiri. d. Triangulasi Metode dan Sumber Data: Gunakan lebih dari satu metode pengumpulan data atau sumber


162 data untuk memvalidasi dan memperkuat temuan, sehingga temuan memiliki relevansi di berbagai konteks. e. Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan: Libatkan pemangku kepentingan dalam merancang, melaksanakan, dan menafsirkan penelitian untuk memastikan bahwa temuan memiliki relevansi dan dapat diterapkan dalam praktik dan kebijakan. Dalam penelitian bahasa Inggris, transferabilitas memiliki implikasi signifikan karena situasi bahasa dan konteks komunikasi dapat bervariasi secara substansial. Untuk meningkatkan transferabilitas, penelitian dapat memperhatikan variasi dialek, budaya bahasa, dan konteks sosial di dalam komunitas bahasa Inggris yang lebih luas. Pemilihan partisipan yang mewakili kelompok beragam dan pemahaman mendalam tentang konteks penggunaan bahasa Inggris dapat membantu menjembatani kesenjangan dan membuat temuan lebih relevan untuk berbagai konteks pembelajaran dan pengajaran bahasa Inggris, baik di dalam maupun di luar lingkungan kelas formal. 2. Dependabilitas Dependabilitas dalam penelitian kualitatif merujuk pada konsistensi dan keandalan temuan atau hasil penelitian. Keandalan data mencerminkan sejauh mana penelitian dapat diandalkan dan diperoleh hasil yang konsisten jika dilakukan kembali dalam situasi yang sama. Keandalan data menjadi kritis karena mampu memberikan keyakinan bahwa temuan yang dihasilkan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor kebetulan atau variabilitas yang tidak diinginkan.


Dr. Farikah, M.Pd. 163 Strategi untuk meningkatkan dependabilitas data kualitatif: a. Rekam Langkah-Langkah Penelitian: Dokumentasikan langkah-langkah penelitian dengan rinci, termasuk prosedur pengumpulan data, analisis, dan interpretasi. Ini memungkinkan peneliti untuk mereplikasi penelitian dengan akurat dan meningkatkan dependabilitas. b. Audit oleh Pemeriksa Independen: Melibatkan pemeriksa independen untuk melakukan audit terhadap proses penelitian, termasuk data dan temuan. Hal ini membantu memastikan bahwa analisis dan interpretasi tidak dipengaruhi oleh bias atau penafsiran subyektif peneliti. c. Konsistensi dalam Pengumpulan Data: Pastikan konsistensi dalam pengumpulan data dengan merinci panduan wawancara, pedoman observasi, atau instrumen pengumpulan data lainnya. Konsistensi ini membantu mengurangi variasi yang tidak diinginkan dalam hasil. d. Penggunakan Teknik Triangulasi: Gunakan teknik triangulasi dengan menggabungkan data dari beberapa sumber atau menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Ini membantu mengonfirmasi dan memvalidasi temuan, meningkatkan keandalan hasil. e. Refleksi Terus-Menerus: Peneliti harus secara terusmenerus merefleksikan posisi, asumsi, dan pengaruh pribadi yang mungkin mempengaruhi interpretasi data. Refleksi ini membantu meningkatkan keterbukaan terhadap faktor-faktor yang dapat memengaruhi dependabilitas.


164 f. Pemilihan Kasus Kritis: Pilih kasus atau partisipan yang dianggap kritis atau memiliki dampak besar pada temuan penelitian. Ini membantu meningkatkan keandalan hasil karena fokus pada situasi yang signifikan. 3. Konfirmabilitas Konfirmabilitas dalam penelitian kualitatif mengacu pada sejauh mana temuan atau hasil penelitian dapat dikonfirmasi oleh pihak lain, termasuk pemeriksa independen atau peneliti lain. Ini menekankan kebutuhan untuk menyediakan bukti dan rincian yang memadai agar orang lain dapat mengikuti dan memahami langkahlangkah penelitian secara menyeluruh. Langkah-langkah untuk mengonfirmasi keabsahan data melibatkan dokumentasi yang rinci, refleksi terus-menerus, dan keterlibatan pihak ketiga dalam melihat proses penelitian dan hasil. Langkah-langkah untuk mengonfirmasi keabsahan data: a. Menyajikan dokumentasi rinci tentang proses penelitian, metode pengumpulan data, dan analisis. Ini mencakup pedoman wawancara, catatan lapangan, dan catatan transkripsi dengan detail yang memadai. b. Peneliti harus terus-menerus merefleksikan asumsi, bias, atau pengaruh pribadi yang mungkin mempengaruhi interpretasi data. Refleksi ini harus didokumentasikan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana keputusan diambil. c. Mengundang pemeriksa independen atau pihak ketiga yang tidak terlibat dalam penelitian untuk


Dr. Farikah, M.Pd. 165 mengaudit proses penelitian. Pemeriksaan ini membantu memastikan keobjektifan dan keabsahan temuan. d. Meminta feedback dan validasi dari pihak eksternal seperti ahli bidang atau pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa temuan memiliki relevansi dan konsistensi. Dalam penelitian pendidikan bahasa Inggris, konfirmabilitas sangat relevan karena dapat memberikan keyakinan tambahan kepada pembaca atau pemangku kepentingan bahwa temuan penelitian dapat diandalkan dan diterapkan di berbagai konteks. Karena pendidikan bahasa Inggris melibatkan variasi dalam metode pengajaran, konteks belajar, dan karakteristik siswa, konfirmabilitas membantu memastikan bahwa temuan penelitian memiliki keberlakuan dan relevansi dalam berbagai situasi pembelajaran bahasa Inggris. Oleh karena itu, dalam konteks pendidikan bahasa Inggris, konfirmabilitas memainkan peran penting dalam mendukung kepercayaan terhadap temuan penelitian dan meningkatkan generalisasi hasil penelitian ke dalam konteks yang lebih luas.


166 Aqib, Z., & Rasidi, M. H. (2019). Metodologi penelitian pendidikan. Arifin, M. B. U. B. (2018). Buku ajar metodologi penelitian pendidikan. Umsida Press, 1–143. Assingkily, M. S. (2021). Metode Penelitian Pendidikan (Panduan Menulis Artikel Ilmiah dan Tugas Akhir). Penerbit KMedia. Azhari, M. T., Al Fajri Bahri, M. P., Asrul, M. S., & Rafida, T. (2023). Metode penelitian kuantitatif. PT. Sonpedia Publishing Indonesia. Barkhuizen, G., & Consoli, S. (2021). Pushing the edge in narrative inquiry. In System (Vol. 102, p. 102656). Elsevier. Darmalaksana, W. (2020). Metode penelitian kualitatif studi pustaka dan studi lapangan. Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung. De Costa, P. I., Randez, R. A., Her, L., & Green-Eneix, C. A. (2021). Navigating ethical challenges in second language narrative inquiry research. System, 102, 102599. Fadli, M. R. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif. Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 21(1), 33–54.


Dr. Farikah, M.Pd. 167 Hadi, A. (2021). Penelitian kualitatif studi fenomenologi, case study, grounded theory, etnografi, biografi. CV. Pena Persada. Hardani, H., Andriani, H., Ustiawaty, J., & Utami, E. F. (2020). Metode penelitian kualitatif & kuantitatif. Pustaka Ilmu. Jailani, M. S. (2023). Teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian ilmiah pendidikan pada pendekatan kualitatif dan kuantitatif. IHSAN: Jurnal Pendidikan Islam, 1(2), 1–9. Manan, A. (2021). Metode penelitian etnografi. AcehPo Publishing. Mustafa, P. S. (2022). Statistika Inferensial meliputi Uji Beda dalam Pendidikan Jasmani: Sebuah Tinjauan. DIDAKTIKA: Jurnal Pemikiran Pendidikan, 28(2), 1. Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books, 1(1), 3–4. Nurahma, G. A., & Hendriani, W. (2021). Tinjauan sistematis studi kasus dalam penelitian kualitatif. Mediapsi, 7(2), 119–129. Purba, D., & Purba, M. (2022). Aplikasi Analisis Korelasi dan Regresi menggunakan Pearson Product Moment dan Simple Linear Regression. Citra Sains Teknologi, 1(2), 97– 103. Purwanto, E., & Nugroho, P. W. (2020). Metodologi penelitian kuantitatif. Qomusuddin, I. F., & Romlah, S. (2021). Analisis Data Kuantitatif dengan Program IBM SPSS Statistic 20.0. Deepublish. Rahmawati, A. S., & Erina, R. (2020). Rancangan acak lengkap (RAL) dengan uji anova dua jalur. OPTIKA: Jurnal Pendidikan Fisika, 4(1), 54–62. Ramdhan, M. (2021). Metode penelitian. Cipta Media Nusantara.


168 Cipta Media Nusantara. Sari, I. N., Lestari, L. P., Kusuma, D. W., Mafulah, S., Brata, D. P. N., Iffah, J. D. N., Widiatsih, A., Utomo, E. S., Maghfur, I., & Sofiyana, M. S. (2022). Metode penelitian kualitatif. Unisma Press. Unisma Press. Sari, M. P., Wijaya, A. K., Hidayatullah, B., Sirodj, R. A., & Afgani, M. W. (2023). Penggunaan Metode Etnografi dalam Penelitian Sosial. Jurnal Pendidikan Sains Dan Komputer, 3(01), 84–90. Setyosari, H. P. (2016). Metode penelitian pendidikan & pengembangan. Prenada Media. Simarmata, N. I. P., Hasibuan, A., Rofiki, I., Sukarman, P., Tasnim, T., Sitorus, E., Silitonga, H. P., Sutrisno, E., Purba, B., & Makbul, R. (2021). Metode Penelitian Untuk Perguruan Tinggi. Yayasan Kita Menulis. Sonday, A., Ramugondo, E., & Kathard, H. (2020). Case study and narrative inquiry as merged methodologies: A critical narrative perspective. International Journal of Qualitative Methods, 19, 1609406920937880. Sukardi, H. M. (2022). Metode penelitian pendidikan tindakan kelas: implementasi dan pengembangannya. Bumi Aksara. Susilo, D., Kom, S. I., & Kom, M. I. (2021). Analisis wacana kritis van dijk: sebuah model dan tinjauan kritis pada media daring. Unitomo Press. Sutisna, I. (2020). Statistika penelitian. Universitas Negeri Gorontalo, 1(1), 1–15. Syahran, M. (2020). Membangun Kepercayaan Data Dalam Penelitian Kualitatif. Primary Education Journal (Pej), 4(2), 19–23.


Dr. Farikah, M.Pd. 169 Yusanto, Y. (2020). Ragam Pendekatan Penelitian Kualitatif. Journal of Scientific Communication (Jsc), 1(1).


170 Dr. Farikah, M.Pd. Lahir di Magelang pada tanggal 30 Januari 1974 telah menyelesaikan studi S1 pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di IKIP Negeri Yogyakarta pada tahun 1999 serta S2 dan S3 pada program studi Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas negeri Semarang. Pernah menjabat sebagai Korprodi dan sekrodi Pendidikan Bahasa Inggris pada pada Lembaga yang sama pada tahun 2002- 2015, Kepala UPT Bahasa Universitas Tidar pada tahun 2015-2019, Staf Ahli Wakil Rektor Bidang Akademik pada 2017-2019, pada 2019-2023 menjabat sebgai Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKIP Universitas Tidar dan pada tahun 2023-Sekarang menjabat sebagai Kepala UPA Bahasa Universitas Tidar. Aktif menulis artikel pada jurnal dan juga book chapter. Disamping menulis artikel, beliau juga aktif di beberapa organisasi pendidikan salah satunya sebagai sebagai reviewer pada beberapa jurnal ternama seperti Language Education and Development (LEAD) Journal Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Jenderal Soedirman, Jurnal KABASTRA dan Metathesis Universitas Tidar, serta VISION Journal UIN Walisanga. Aktif sebagai Pembina KKG Bahasa Inggris SD/MI Kabupaten Magelang, Pembina PMII Cabang Magelang, Pengurus PERGUNU dan ISNU Kabupaten Magelang, serta Pembina Himpunan Mahasiswa Bidik Misi-KIP Kuliah Universitas Tidar (Himadiktar). Sering diundang dalam berbagai forum pendidikan sebagai narasumber.


Dr. Farikah, M.Pd. 171


Click to View FlipBook Version