Pendidikan di Era Digital 91 BAB 9 PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU TERKAIT TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Pendidikan di Era Digital 92 PENDIDIKAN adalah fondasi utama yang membentuk landasan kemajuan sebuah bangsa karena melalui proses pendidikan, seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai yang esensial untuk membangun masyarakat yang produktif dan berbudaya. Dengan memberikan akses yang merata dan berkualitas pada pendidikan, sebuah negara dapat memastikan bahwa setiap warganya memiliki kesempatan yang adil untuk mengembangkan potensinya, berkontribusi pada pembangunan. Edward Humrey menjelaskan ‚… education mean increase of skill of develofment of knowlodge and undertanding as a result of training, study or experience…‛ (Pendidikan adalah peningkatan keterampilan atau penguasaan ilmu pengetahuan dan pemahaman sebagai hasil dari pengalaman, latihan, atau studi...). Dari penjelasan tersebut dapat ditarik disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses di mana seseorang meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan pemahaman mereka melalui pengalaman, pelatihan, dan pendidikan. Ini berarti bahwa pendidikan bukan hanya tentang memberikan informasi, akan tetapi belajar melibatkan diri untuk membangun kemampuan dan pemahaman yang lebih dalam melalui proses belajar. Pendidikan sangat penting untuk menghadapi tantangan Era Revolusi Industri 4.0, yang dipenuhi kemajuan teknologi dan transformasi. Kemampuan guru menjadi semakin penting untuk mengikuti kemajuan teknologi dan membantu generasi muda memahami, menghadapi, dan mengambil keuntungan dari peluang yang ditawarkan oleh perubahan tersebut. Riskha (2019) menuliskan dalam artikelnya terkait cara memastikan guru agar memiliki keterampilan untuk menjadi profesional yang efektif dan kompeten guna menjawab tantangan Era Industri 4.0 adalah dengan mengadakan program pelatihaan. Akan tetapi menurut Retnaningsih (2019) hal tersebut menghadapi tantangan. Adapun
Pendidikan di Era Digital 93 tantangan yang dihadapi guru adalah perubahan cepat dari Era Industri 4.0 yang ditunjukkan dengan komputasi awan, cyberfisik, dan Internet of Things (IoT). Hal ini membuat peran teknologi dalam pembelajaran menjadi sangat signifikan. A. Peran Teknologi dalam Pembelajaran Curtis J. Bonk dalam bukunya menyebutkan pandangan yang komprehensif bagaimana teknologi dapat mempengaruhi pendidikan dan memberikan wawasan tentang bagaimana pendidikan berubah di era digital. Ini sejalan dengan apa yang dikatakan Agustian, dkk (2021) bahwa teknologi pendidikan memainkan peran penting dalam pembelajaran, dimana pendidikan harus terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama dengan menyesuaikan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam hal proses pembelajaran. Di era ini, guru diharuskan lebih mahir menggunakan teknologi untuk mengajar. Menurut Wadinur dkk (2019) dijelaskan bahwa metode dan pendekatan pembelajaran tidak hanya berpusat pada seorang instruktur, tetapi pada siswa (student center). Sehingga siswa tidak bergantung pada guru sebagai sumber belajar. B. Tantangan Teknologi dalam Pembelajaran Dunia pendidikan menghadapi tantangan baru sebagai akibat dari Revolusi Industri 4.0. Guru mempunyai peluang memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Daud dkk (2019) menuliskan tentang upaya yang dilakukan untuk mengadaptasikan tantangan Era Digital dan salah satu contoh revolusi industri
Pendidikan di Era Digital 94 4.0 adalah dengan mengadakan pelatihan guru. Hal ini selaras dengan penjelaskan oleh Syamsuar dkk (2019) tentang kesiapan untuk mengatasi masalah yang muncul dalam Era Revolusi Industri 4.0 adalah dengan meningkatkan kapasitas dan keahlian sumber daya manusia, sehingga mampu mendorong kemajuan pendidikan berbasis teknologi. Tidak dipungkiri bahwa keberadaan tantangan tersebut harus disertai dengan solusi untuk mengatasi masalah. Oleh sebab itu, fokus pendidikan saat ini adalah menyiapkan generasi yang mampu berkompetisi di Era Industri 4.0. Sabaruddin (2022) menjelaskan bahwa pendidikan era industri 4.0 membutuhkan peningkatan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia, adaptasi dan pembaharuan elemen pendidikan, dan keterlibatan teknologi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 menjadi sangat penting. Persiapan ini akan membantu masyarakat menghadapi perubahan besar dalam dunia kerja untuk menghadapi kemajuan teknologi dan revolusi industri 4.0. Meskipun teknologi menawarkan banyak peluang untuk pembelajaran, memungkinkan interaksi yang lebih dinamis, akses informasi yang lebih luas, dan pengembangan keterampilan yang lebih relevan. Namun, ada juga beberapa masalah yang muncul seiring dengan penerapan teknologi dalam proses pembelajaran. Tantangan utama dalam penggunaan teknologi dalam pendidikan yaitu : 1. Aksesibilitas dan Kesenjangan Digital Aksesibilitas merupakan salah satu masalah utama. Meskipun teknologi telah menyediakan banyak sumber daya pembelajaran online, beberapa orang atau
Pendidikan di Era Digital 95 komunitas tidak memiliki perangkat dan koneksi internet yang setara, yang menciptakan kesenjangan digital yang dapat menyebabkan lebih banyak ketidaksetaraan dalam pendidikan 2. Perubahan Paradigma Pendidikan Jika teknologi digunakan untuk mengajar, paradigma pendidikan harus berubah. Untuk beradaptasi dengan metode pengajaran yang lebih berorientasi pada teknologi, pendidik dan siswa harus memperoleh keterampilan baru, seperti literasi digital. Semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan harus mendapatkan pelatihan dan dukungan yang cukup, serta kesiapan mental. 3. Kualitas Konten dan Informasi Meskipun banyak sumber informasi tersedia di internet, beberapa tidak dapat diandalkan. Informasi yang salah atau meragukan dapat menyebar dengan cepat, yang dapat mengganggu proses pembelajaran. Siswa harus diajarkan keterampilan kritis untuk menilai dan memilah informasi yang mereka temukan di internet agar mereka dapat memahami dan memanfaatkan sumber daya secara bijak. 4. Keamanan Data dan Privasi Penggunaan teknologi dalam pendidikan melibatkan pengumpulan dan penyimpanan data pribadi siswa. Hal ini penting untuk menjaga keamanan data dan privasi, terutama ketika berkaitan dengan informasi sensitif. Institusi pendidikan harus memiliki kebijakan yang kuat dan sistem keamanan yang tepat untuk melindungi data siswa, serta memberi tahu siswa tentang hak dan kewajiban mereka terkait privasi.
Pendidikan di Era Digital 96 5. Ketergantungan Terlalu Besar pada Teknologi: Ketergantungan yang berlebihan pada teknologi juga merupakan masalah. Terlalu bergantung pada teknologi tertentu dapat merusak elemen penting dalam proses pembelajaran, seperti keterampilan interpersonal dan interaksi sosial langsung. Dengan demikian sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dengan pendekatan pembelajaran tradisional. Dalam menghadapi tantangan ini, pendidikan harus melihat teknologi sebagai alat untuk meningkatkan pembelajaran, bukan sebagai gantinya. Sebagai seorang pendidik, pembuat kebijakan, dan teknologi harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini dan memanfaatkan potensi teknologi untuk menciptakan masa depan pendidikan yang lebih baik. Sehingga, kita dapat memastikan bahwa pendidikan tetap relevan dan bermanfaat di era komputer dan internet saat ini. C. Revitalisasi Pendidikan Pendidikan adalah pilar untuk mempersiapkan generasi mendatang dalam menghadapi tantangan dan peluang di era digital yang berkembang pesat. Guru memainkan peran penting dalam memastikan pendidikan yang relevan dan berkualitas. Oleh karena itu, pemberdayaan guru yang memiliki kemampuan yang tepat untuk menggunakan teknologi pembelajaran menjadi sangat penting. Secara bersamaan, kompetensi dan desain pelatihan berpengaruh terhadap efektivitas pelatihan secara positif dan signifikan. Sela dkk (2018) menuliskan dalam aritikelnya bahwa secara
Pendidikan di Era Digital 97 parsial, kompetensi berpengaruh terhadap efektivitas pelatihan secara positif dan signifikan, dan desain pelatihan berpengaruh terhadap efektivitas pelatihan secara tidak signifikan. Dalam masa depan pendidikan yang melibatkan teknologi pembelajaran yang canggih, kolaborasi yang mendalam, dan perubahan yang positif dalam kurikulum, dapat digunakanuntuk memastikan bahwa guru memiliki alat yang diperlukan untuk memandu siswa menuju masa depan yang cerah. Dalam hal ini, desain pelatihan dan pengembangan kompetensi guru adalah kunci untuk memastikan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan jaman. Adapun peran desain pelatihan dan pengembangan kompetensi guru dalam konteks teknologi pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. Menghadapi Tantangan Digital Pendidikan telah menghadapi tantangan yang belum pernah ada sebelumnya sebagai akibat dari era teknologi. Guru harus siap untuk menghadapi transformasi tersebut, termasuk penggunaan perangkat lunak pembelajaran dan pemahaman konsep seperti literasi digital. Desain pelatihan harus menekankan betapa pentingnya memahami komponen teknologi ini dan bagaimana memasukkannya ke dalam kurikulum. 2. Personalisasi Pembelajaran Metode pembelajaran saat ini dapat disesuaikan karena teknologi. Guru harus diberdayakan untuk menyesuaikan pengalaman belajar dengan kebutuhan unik siswa. Pelatihan dan pengembangan kompetensi harus mencakup pendekatan untuk menemukan kebutuhan siswa dan menyediakan materi yang sesuai. 3. Kemampuan Kolaborasi
Pendidikan di Era Digital 98 Pada era teknologi saat ini, ada banyak peluang untuk bekerja sama di luar batas geografis. Guru harus dibekali kemampuan bekerja sama, yang memungkinkan mereka bekerja sama dengan siswa, rekan seprofesi, dan sumber daya pendidikan online. Dalam desain pelatihan, elemen-elemen ini harus dimasukkan ke dalam pengembangan kompetensi guru. 4. Penggunaan Data untuk Peningkatan Guru harus diberdayakan untuk memahami dan menggunakan data pembelajaran untuk meningkatkan pengalaman belajar. Desain pelatihan harus mencakup pelatihan dalam analisis data dan pengambilan keputusan. 5. Kesiapsiagaan Mental dan Emosional Guru tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis, tetapi mereka juga perlu kesiapan mental dan emosional untuk menghadapi perubahan yang cepat dalam pendidikan. Komponen-komponen ini harus dimasukkan dalam desain pelatihan agar guru dapat membangun ketahanan dan fleksibilitas untuk menghadapi tantangan baru. D. Penerapan Teknologi dalam Pembelajaran Lembaga pendidikan formal, nonformal dan informal sebagai wahana penghasil sumber daya manusia dengan semua unsur penyelenggaraannya merupakan salah satu kunci dalam menghadapi era teknologi dan informasi. Untuk membuat belajar lebih bermakna bagi siswa, pendidik harus mahir dalam ilmu pengetahuan dan teknologi saat memberikan materi pelajaran kepada siswa mereka. Hal ini
Pendidikan di Era Digital 99 selaras dengan yang ditulis Firmansyah (2019) tentang paradigma mengajar akan lebih cenderung ke arah "student center" daripada ke arah "teacher center" karena perubahan zaman. Teknologi dalam pembelajaran telah mengubah dunia pendidikan. Kemajuan teknologi telah memungkinkan siswa dan pendidik untuk mengakses sumber daya pendidikan yang lebih beragam dan interaktif. Penggunaan perangkat lunak pendidikan, platform online, dan aplikasi ponsel telah memungkinkan pembelajaran berbasis multimedia yang menarik dan menjadi lebih mudah untuk menyesuaikan pembelajaran dengan gaya pribadi. Selain itu, teknologi memungkinkan siswa untuk terhubung dengan rekan-rekan dari seluruh dunia dan memungkinkan mereka bekerja sama dengan orang lain di seluruh dunia. Teknologi pembelajaran terus mendorong inovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan. Ini membuat generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan. Studi kasus tentang penggunaan teknologi dalam kelas adalah metode yang melihat bagaimana berbagai alat dan aplikasi teknologi mendukung instruksi di lingkungan pembelajaran. Pemanfaatan tablet atau komputer dalam pengajaran adalah contohnya, yang memungkinkan guru untuk menyampaikan materi dengan cara yang lebih interaktif dan dinamis. Dengan bantuan teknologi, siswa dapat berkolaborasi secara virtual, mengakses sumber daya pendidikan online, dan memperluas pengetahuan mereka melalui berbagai platform belajar. Studi kasus semacam ini memungkinkan kita untuk memahami manfaat dan masalah yang mungkin terjadi ketika teknologi digunakan di kelas.
Pendidikan di Era Digital 100 Selain itu, hal ini membantu pendidik dan sekolah membuat keputusan yang lebih baik tentang investasi teknologi, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan mempersiapkan siswa untuk masa depan yang lebih terhubung dan berbasis teknologi. Studi kasus tentang penggunaan teknologi di kelas dan peningkatan pelatihan guru sangat erat terkait. Dalam situasi seperti ini, pelatihan guru sangat penting untuk memastikan penggunaan teknologi dalam pembelajaran benar-benar efektif. Para pendidik harus tahu bagaimana memanfaatkan teknologi dengan baik, bagaimana memasukkannya ke dalam kurikulum, dan bagaimana mengelola kelas sehingga memungkinkan pembelajaran yang berfokus pada siswa. Pelatihan guru dapat mencakup hal-hal seperti penguasaan perangkat lunak dan perangkat keras, pemahaman tentang platform pembelajaran online, dan strategi pengajaran yang berkaitan dengan teknologi. Selain itu, guru dapat belajar dari praktik terbaik dan menemukan hambatan dengan melihat studi kasus tentang penggunaan teknologi dalam kelas. Mereka akan tahu bagaimana membuat pendekatan pembelajaran yang inovatif dan menggunakan teknologi untuk menyesuaikan pelajaran dengan kebutuhan siswa. Guru yang menerima pelatihan dapat membantu dalam evaluasi dan penilaian efektivitas penggunaan teknologi dalam kelas. Selain itu, guru juga mampu menilai dampak penggunaan teknologi terhadap pencapaian siswa dan dapat memutuskan apa yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Dengan demikian, hubungan antara studi kasus tentang teknologi dalam kelas dan peningkatan
Pendidikan di Era Digital 101 pelatihan guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif. E. Evaluasi dan Pengukuran Pembelajaran Pelatihan adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan guru. Anif dkk (2020) menjelaskan bahwa pelatihan adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian tindakan yang dilakukan dengan sengaja dalam bentuk bantuan kepada sumber daya manusia yang dilakukan oleh profesional kepelatihan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja individu yang terlibat dalam posisi tertentu. Untuk menjamin kompetensi guru yang lebih baik, pelatihan harus diikuti dengan evaluasi dan pengukuran pembelajaran. Menurut Sopiah dkk (2019) proses evaluasi dan pengukuran pembelajaran bertujuan untuk mengukur pencapaian tujuan dan hasil pendidikan. Hal tersebut selaras dengan yang ditulis Rendra (2023) yang menyatakan bahwa pengukuran dan evaluasi pembelajaran dapat memberikan informasi bermanfaat bagi siswa, guru, dan penyelenggara pendidikan. Sehingga hasil evaluasi ini dapat membantu memperbaiki program pelatihan guru, membuat lingkungan belajar yang lebih efektif, dan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Pelatihan dan pengembangan kompetensi guru sangat penting dalam merangkul era teknologi pembelajaran untuk menghasilkan pendidikan yang inovatif dan relevan. Hasil dari perjalanan ini adalah bahwa investasi dalam peningkatan kemampuan guru terkait teknologi membuka peluang besar
Pendidikan di Era Digital 102 untuk meningkatkan proses pembelajaran. Guru yang mahir menggunakan teknologi dapat membuat belajar lebih menarik dan efektif. Dengan menggunakan metode evaluasi yang tepat, kita dapat memastikan bahwa guru tidak hanya memahami teknologi, tetapi juga mampu memasukkannya dengan baik ke dalam lingkungan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk menciptakan masa depan pendidikan yang responsif dan berdaya saing, guru harus dilatih dan dikembangkan dalam kompetensi teknologi pembelajaran.
Pendidikan di Era Digital 103 BAB 10 TANTANGAN DALAM PENERAPAN DIGITAL LEARNING
Pendidikan di Era Digital 104 DENGAN berkembang pesatnya teknologi serta transformasi di era modern yang dinamis ini, reformasi dalam setiap aspek kehidupan termasuk dalam ranah Pendidikan mustahil untuk dapat dicegah. Berangkat dari kondisi pandemic ketika dunia dilanda wabah Covid-19 empat tahun yang lalu, dimana setiap orang dibatasi untuk berinteraksi dan bersosialisasi bahkan menyebabkan hampir setiap tempat umum ditutup oleh pemerintah termasuk sekolah dalam rangka pencegahan penularan wabah. Kebijakan mengenai pembatasan interaksi sosial ini kemudian menjadikan proses pembelajaran tatap muka tidak dapat dilakukan, sehingga alternatif yang dapat digunakan untuk memastikan anak-anak atau para siswa dapat terus melakukan proses pembelajaran adalah dengan memanfaatkan teknologi. Seiring berjalannya waktu, proses pembelajaran online ini kemudian menjadi salah satu faktor yang turut andil dalam menciptakan reformasi baru yang pada akhirnya merubah sistem pendidikan di Indonesia. Tidak hanya dari segi teknik pembelajarannya yang berubah, akan tetapi metode, fasilitas, kualifikasi pengajar, serta kurikulum pun perlu di perbaharui lagi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Setiap aspek yang berkaitan perlu dikaji dan diteliti sebaik mungkin supaya tidak terdapat adanya kesenjangan baik itu dari sisi tenaga pengajar ataupun pelajar sehingga tujuan dari pembelajaran bagi peserta didik dipastikan dapat tercapai. Hal ini dikarenakan output dari proses pembelajaran yang dilakukan memiliki dampak yang signifikan terhadap potensi dasar serta tumbuh kembang para peserta didik di masa mendatang.
Pendidikan di Era Digital 105 Selama proses penerapannya, pembelajaran secara online atau menggunakan alat teknologi ini memiliki beberapa kendala atau tantangan yang dihadapi antara lain: A. Kendala Finansial (Keuangan) Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan dihuni oleh 278,69 juta jiwa (Badan Pusat Statistik 2023). Dari sekian banyaknya penduduk yang dimiliki oleh Indonesia tersebut, sebagian besar diantaranya berasal dari status ekonomi menengah kebawah. Mirisnya, dari dulu hingga kini kemiskinan merupakan penyakit akut yang diderita banyak negara tidak terkecuali Indonesia. Pada tahun 2022, Indonesia tercatat berada di posisi Nomor-73 termiskin di dunia. Dari data tersebut kemudian dapat kita simpulkan bahwa masih ada banyak sekali masyarakat Indonesia yang masih hidup dibawah bayang-bayang kemiskinan. Pada tahun 2016, tercatat sebanyak 35,90 persen anak di Indonesia tidak bersekolah dikarenakan oleh kendala biaya (Liputan6.com). Kemudian berdasarkan data Susenas yang dilaporkan oleh Bappenas pada tahun 2022, jumlah anak (usia 7-18 tahun) yang tidak bersekolah mencapai angka 4.087.288 orang. Berkaca dari kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa masih banyak sekali orang tua yang terkendala atau tidak mampu secara finansial untuk dapat membiayai pendidikan yang merupakan kebutuhan dasar bagi anak-anak mereka. Jangankan untuk dapat memfasilitasi anak dengan alat teknologi canggih, sekedar untuk mengirim anaknya ke sekolahpun masih banyak orang tua yang tidak mampu.
Pendidikan di Era Digital 106 Dalam proses penerapan teknologi pembelajaran (online learning), tentunya dibutuhkan bantuan beberapa media atau alat teknologi yang harus digunakan. Penyediaan dari peralatan teknologi ini tentunya menjadi tanggung jawab dari setiap orang tua untuk dapat memfasilitasi anak mereka. Namun demikian, jika dilihat dari kondisi masyarakat Indonesia berdasarkan data diatas, masih banyak orang tua yang tidak mampu untuk mengupayakan pembelian dari peralatan teknologi ini, sehingga dampaknya banyak anak yang tidak bisa mengikuti proses pembelajaran dengan metode digital. Media atau peralatan dasar yang umum diperlukan dalam proses pembelajaran bebasis digital ini antara lain: 1. Gadget (Ponsel) Telepon seluler merupakan salah satu alat teknologi yang paling populer digunakan saat ini. Dapat dikatakan juga bahwa alat telekomunisasi yang satu ini merupakan sebuah kebutuhan mendasar bagi setiap individu di era modern ini. Alat ini memungkinkan setiap orang untuk dapat berkomunikasi setiap saat tanpa harus dibatasi jarak dan tidak perlu bertatap muka. Dalam konteks pembelajaran online, media ini memungkinkan guru untuk dapat berinteraksi dan mengirimkan informasi lebih mudah kepada para siswa. Alat ini juga dilengkapi fitur dan beberapa aplikasi yang dapat digunakan dalam proses penyelenggaraan kelas online seperti Zoom Meeting, Microsoft Teams, Google Classroom dan banyak lagi platform lainnya. Namun demikian, ada beberapa fitur pembelajaran yang juga masih belum bisa di akses langsung menggunakan telepon genggam sehingga siswa perlu memiliki peralatan lain untuk dapat menunjang
Pendidikan di Era Digital 107 aksesabiliti tersebut. Harga dari alat teknologi ini berkisar dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Meski togolong affordable, nyatanya masih ada masyarakat miskin yang tidak mampu membelinya. 2. Laptop / Komputer Laptop adalah alat teknologi yang bisa dikatakan setingakat lebih tinggi dari Gadget dari segi fungsional dan harganya. Kegunaan utama alat ini adalah mengolah data berupa kata dan angka serta membuat dokumen dengan mudah. Lumrahnya instrumen ini digunakan oleh siswa tingkat lanjut yang memiliki banyak tugas yang mengharuskannya mengumpulkan berbagai pekerjaan sekolah (baik individu maupun kelompok) dalam bentuk dokumen, namun dalam praktiknya saat ini hampir setiap tingkatan siswa menggunakan alat ini dalam proses pembelajaran, tidak terkecuali untuk anak usia dini. Untuk harga normal alat ini berkisar dari jutaan hingga puluhan juta rupiah. Dari segi harga, alat ini sedikit lebih mahal sehingga lebih memberatkan atau sulit untuk dapat dibeli dan dimiliki oleh masyarakat dari kalangan ekonomi menengah kebawah. 3. Kuota / Wi-Fi (Internet) Selain dari peralatan pembelajaran berupa Handphone atau Laptop, kuota atau wifi juga memegang peranan utama yang tidak kalah pentingnya. Internet merupakan kunci utama yang berfungsi untuk menyambungkan perangkat elektronik satu dengan yang lainnya. Tanpa adanya kuota internet, kedua alat teknologi diatas tidak akan dapat dioperasikan dalam proses pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa internet adalah nyawa dari perangkat elektronik dalam konteks
Pendidikan di Era Digital 108 online learning. Untuk harga pembelian kuota internet / Wifi ini bisa didapat dengan menghabiskan puluhan hingga ratusan ribu rupiah. Memang tergolong murah dan bisa diusahakan, namun tanpa alat elektronik diatas tentunya kuota internet ini tidak akan berguna. B. Kendala Signal (Koneksi Internet) Kecepatan koneksi internet merupakan salah satu faktor penentu dari kelancaran proses pembelajaran bebasis digital. Apabila kualitas dari koneksi internetnya buruk, maka otomatis kegiatan pembelajaran tersebut menjadi terganggu atau bahkan tidak dapat dilakukan sama sekali. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan dari jaringan internet antara lain: 1. Tinggal di Daerah Terpencil Daerah pedesaan (pedalaman) kerap kali mengalami susah signal. Hal ini bisa disebabkan oleh tidak jauhnya lokasi tersebut dari posisi alat pemancar signal atau bahkan signal di daerah tersebut memang belum bisa dijangkau. Disamping itu, letak dari pemukiman yang dikelilingi oleh banyak pohon juga menjadi salah satu faktor penghambat kelancaran signal. Dalam hal ini, pelajar di pedesaan kerap kali harus mencari lokasi yang berupa dataran tinggi dan tidak terhalang banyak pohon untuk dapat memperoleh signal yang stabil demi dapat ikut serta dalam proses pembelajaran online. Namun dampaknya, siswa sulit untuk menempatkan focus sepenuhnya kepada topik pembahasan dalam Pelajaran dikarenakan distraksi-distraksi dari sekitar.
Pendidikan di Era Digital 109 2. Cuaca Kestabilan dari jaringan internet juga sangat bergantung pada kondisi cuaca. Apabila cuaca sedang buruk (Hujan disertai guntur), sering kali kestabilan dari signal atau jaringan internet menjadi terganggu. Hal ini kemudian menjadi penghambat yang lumayan sering terjadi dalam proses pembelajaran menggunakan media online. Kejadian semacam ini juga memiliki dampak yang signifikan terhadap hasil dari proses pembelajaran yang kurang lebih sama dengan faktor diatas. Ketika Sebagian peserta didik mengalami kendala signal, sedangkan yang lain memiliki koneksi yang stabil maka akan terjadi ketidak merataan pemahaman atau ketimpangan hasil pembelajaran antar siswa. Hal ini kemudian menjadi permasalahan baru yang perlu dicari Bersama jalan keluar pemecahannya. C. Kendala Kemampuan (Skill Mengoperasionalkan Alat Teknologi) Pemahaman individual terkait pengoperasian alat teknologi merupakan aspek mendasar dalam proses pemberlakuan digital learning. Tanpa memiliki kemampuan dalam mengoperasikan alat teknologi tentu akan sangat sulit bagi setiap orang untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran secara daring. Penguasaan terhadap alat teknologi mutlak diperlukan dan harus dikuasai oleh setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran dengan sistem online. Kedua aktor (tenaga pengajar dan pelajar) yang terlibat dalam proses belajar mengajar ini tidak terkecuali harus dibekali dengan kemampuan dasar pengoperasian alat
Pendidikan di Era Digital 110 elektronik dan internet, namun demikian pengajar tetap memegang kendali utama dan harus dituntut untuk paham betul terkait mekanisme pembelajaran agar nantinya bisa maksimal dalam pengimplementasian pembelajaran digital. Berdasarkan praktik pembelajaran digital yang dilakukan Ketika masa pandemic kemarin, faktanya masih banyak pengajar yang hanya sekedar mengetahui, mengikuti pelatihan singkat dan dianggap mampu memimpin proses pembelajaran online dengan asas coba-coba tanpa mampu memaksimalkan model pembelajaran dikarenakan keterbatasan pemahaman dan kecakapan dalam mengoperasikan alat pembelajaran digital. Tidak hanya perlu mahir dalam pengoperasian software komputer berupa alat pengolah kata atau angka, sangat penting bagi para pengajar untuk dapat memiliki pemahaman terkait aspek lain yang berkaitan dengan aspek online seperti media atau platform untuk melakukan searching, browsing, upload dan juga download. Bagi para tenaga pengajar baru (muda) Sebagian besar mungkin sudah sedikit banyak memiliki pemahan terkait hal ini, akan tetapi bagi guru lama yang sudah tua dan tidak familiar dengan alat teknologi akan sangat kesulitan untuk dapat mengaplikasikan pembelajaran digital ini secara maksimal. Di era modern yang serba digital ini, para tenaga pengajar tentunya akan dihadapkan dengan peserta didik yang lahir dan bertumbuh besar dengan difasilitasi peralatan digital, sehingga mau tidak mau, Suka tidak suka, guru pun harus memiliki literasi teknologi yang lumayan tinggi. Dalam proses pembelajaran digital, seorang guru tentunya juga dituntut untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran
Pendidikan di Era Digital 111 yang menarik dan bersifat interactive seperti layaknya pembelajaran di depan kelas, dengan demikian tujuan dari pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik serta para siswa tidak bosan duduk berlama-lama didepan komputer mereka. Untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, dalam proses penyampaian materinya, seorang tenaga pelajar sering kali perlu menggunakan gambar, audio, dan video sebagai bahan ajar agar para siswa dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Pembuatan materi bahan ajar yang bersifat virtualisasi ini memerlukan penguasaan alat teknologi yang cukum mempuni untuk dapat menghasilkan konten-konten dengan format yang lebih menarik sehingga mampu memotivasi peserta didik untuk terus terlibat aktif lebih jauh lagi dalam proses pembelajaran. Digital learning merupakan inovasi baru yang dapat membawa manfaat dalam perkembangan proses pembelajaran. Tidak hanya dalam proses penyampaian materi pembelajaran, hal ini juga berdampak terhadap perubahan dalam kemampuan berbagai kompetensi peserta didik. Melalui proses pembelajaran berbasis digital, peserta didik tidak hanya sebatas berpartisipasi dalam mendengarkan uraian materi yang disampaikan oleh pengajar, akan tetapi juga harus didorong untuk dapat berperan aktif dalam mengamati, menganalisis, mendemonstrasikan serta mempraktikan bahan ajar yang disajikan. Fasilitas yang tersedia untuk dapat turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik dalam teknologi internet terus berkembang pesat. Dengan demikian, penyempurnaan dari metode penyajian materi berdasarkan umpan balik dari peserta didik, orang tua wali murid, serta pembina materi
Pendidikan di Era Digital 112 pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih mudah dan praktis. Pihak yang berkaitan dengan mengembangan bahan ajar tersebut tentunya harus memiliki pengetahuan dan keterampilan teknologi yang mempuni. Selain itu, pengelolaan kegiatan juga merupakan aspek yang tidak kalah penting. Setiap fasilitator pendidikan haruslah memiliki komitmen yang kuat dalam memantau perkembangan peserta didik, memotivasi peserta didik secara berkala, serta berupaya untuk dapat terus memegang kendali atas proses pembelajaran digital itu sendiri sehingga tidak ada murid yang merasa terabaikan atau mendapatkan perhatian yang berbeda dari murid lainnya. D. Kendala Distraksi dan Keterbatasan Interaksi Langsung Ketika sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran dengan sistem digital sudah terpenuhi serta kedua belah pihak (baik fasilitator pendidikan dan peserta didik) memiliki kemampuan yang mempuni dalam mengoperasikan prasarana tersebut, apakah proses pempelajaran digital ini kemudian dapat dipastikan menghasilkan output yang maksimal?. Tentunya tidak sesederhana itu. Dalam pengaplikasiannya, ada banyak faktor lain yang juga memainkan peranan yang cukup penting dalam upaya pencapaian hasil pembelajaran berbasis online yang efektif. Dua faktor utama yang berpengaruh signifikan terhadap proses pembelajaran gitital ini antara lain: 1. Distraksi atau gangguan dari sekitar. Lain halnya dengan proses pembelajaran tatap muka disekolah, yang mana seluruh isi kelas berpartisipasi
Pendidikan di Era Digital 113 aktif dan berfokus pada proses pembelajaran, proses belajar dengan sistem digital membebaskan para pihak yang terlibat untuk bisa mengikuti pembelajaran dari mana saja. Kebanyakan siswa tentunya akan lebih cenderung memilih mengakses Pendidikan dari rumah masing-masing, terlebih ketika masa pandemic Covid-19 dimana akses untuk interaksi social diluar rumah sepenuhnya ditutup. Sekilas flexibilitas atau kemudahan dalam mengakses pembelajaran dengan sistem online ini dapat dilihat sebagai salah satu keuntungan bagi para aktor Pendidikan, akan tetapi disamping itu juga memiliki pengaruh negative yang tidak dapat dicegah. Ketika mengakses pendidikan dari rumah baik guru maupun siswa tentunya memiliki anggota keluarga yang tiggal satu atap dengan mereka. Gangguan ini kerap kali berasal dari interaksi antar anggota keluarga lain yang mengakibatkan terbaginya fokus perserta terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Terlebih lagi Ketika dalam keluarga tersebut terdapat anak usia dini (bayi atau balita) yang mana tidak bisa dikontrol untuk tetap kondusif dan tidak menciptakan kebisingan yang berpotensi mengganggu focus belajar. Faktor tidak terhindarkan ini sering kali menjadi problematika yang sangat berpengaruh terhadap performa dan juga hasil pembelajaran berbasis digital ini. Bagi keluarga yang tergolong mampu secara finansial kemungkinan bisa mengusahakan untuk memberikan ruangan terpisah bagi anggota keluarga yang merupakan pelajar/pengajar untuk memperoleh hasil pembelajaran maksimal. Namun bagi Sebagian besar masyarakat dengan ekonomi rendah, rumah sederhana dengan ruangan yang minim
Pendidikan di Era Digital 114 dan terbatas menjadikan seorang pembelajar sulit untuk sepenuhnya fokus belajar dan menghindari gangguan yang timbul dari anggota serumah. 2. Keterbatasan waktu dan interaksi dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, tentunya setiap sesi pembelajarannya dibatasi dengan durasi tertentu. Adanya penetapan durasi persesi ini jelas dibuat dengan tujuan untuk dapat mengontrol jalannya preses pembelajaran, mencegah pembahasan melebar melewati batas cakupan materi yang seharusnya, serta mengupayakan efisiensi dalam proses pembelajaran. Kendati demikian, kerap kali banyak siswa yang mengalami gagal pemahaman dan tidak kebagian waktu untuk bertanya pada saat sesi pembelajaran berlangsung diakibatkan minimnya waktu yang tersisa. Dengan jumlah siswa yang relatif banyak serta tenaga pengajar yang menangani sendiri siswa tersebut tentunya tidak mudah bagi kedua belah pihak. Pengajar juga selain bertugas menyampaikan materi perlu untuk tetap memantau agar kelas online yang dilakukan tetap bersifat kondusif dibawah arahannya. Dalam proses ini, seorang pengajar tentu tidak bisa sepenuhnya memberikan fokus yang dimiliki kepada setiap peserta didik. Akibatnya, ada banyak pelajar yang tidak berhasil mendapatkan pemahaman yang maksimal dari proses belajar berbasis digital ini. Setiap kelompok belajar biasanya memiliki bererapa anggota yang tingkat pemahaman atau daya tangkapnya terhadap informasi yang disampaikan lebih cepat dari
Pendidikan di Era Digital 115 individu lainnya. Dalam hal ini, para fast responders tersebut tentunya memperoleh perhatian yang lebih dan menghabiskan waktu interaksi lebih panjang dengan pengajar atau peserta didik cepat tanggap lainnya. Fakta ini tentunya menjadikan beberapa siswa lain yang proses mencerna informasinya lebih lambat akan otomatis tertinggal. Keterbatasan interaksi ini kemudian berdampak pada ketimpangan hasil pembelajaran yang diterima oleh siswa dengan daya tangkap informasi yang berbeda. Proses pembelajaran didalam kelas pun kerap kali sulit dipahami oleh bebera siswa, apalagi pembelajaran digital yang memang berjarak dan mempersempit peluang siswa untuk dapat terlibat aktif dalam membangun interaksi dengan sesame terlebih dengan tenaga pengajar. Dalam hal ini, para fasilitator pembelajaran digital perlu merumuskan metode pembelajaran yang lebih efektif dan terperinci lagi dalam rangka mencegah terjadinya ketidak setaraan pemahaman dan hasil belajar dari para siswa. E. Pendampingan orang Tua (Parents Assistance) Selain keterlibatan aktif tenaga pengajar, keikut sertaan orang tua dalam memastikan dan membantu proses pembelajaran anak tentunya merupakan salah satu aspek yang lumayan krusial dalam pengimplementasian sistem pembelajaran dengan media digital. Pendampingan dari orang tua ini biasanya harus dilakukan untuk peserta didik diusia dini (siswa sekolah dasar dan tingkatan dibawahnyaa). Dengan adanya bantuan dan control terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua selama proses pembelajaran dapat
Pendidikan di Era Digital 116 membantu meningkatkan kenyamanan belajar anak dan mempermudah mereka mengakses peralatan teknologi pembelajaran yang digunakan. Namun demikian yang menjadi permasalahannya adalah tidak semua orang tua mampu untuk memberikan pendampingan terhadap proses pembelajaran anak mereka. Ada dua faktor utama yang mendasari terjadinya isu tersebut antara lain: 1. Kendala Pekerjaan. Setiap individu perlu menghasilkan uang untuk dapat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan pokoknya. Dalam upaya memperoleh penghasilan tersebut, tentunya mereka perlu menemukan pekerjaan yang tepat sesuai minat dan kemampuannya. Tidak sedikit dari para pekerja baik itu di industry, perkantoran, pertanian maupun di pemerintahan merupakan orang tua yang memiliki anak yang masih bersekolah. Dengan padatnya jam kerja yang dimiliki tentu akan sangat sulit bagi mereka untuk dapat menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga, terlebih untuk menemani proses pembelajaran anak. Orang tua kemudian akan dihadapkan dengan dilema pemilihan prioritas. Apabila mereka memilih untuk berhenti bekerja dan menghabiskan waktu untuk tinggal dirumah menemani dan mendampingi anak mereka belajar, tentunya pendapatan rumah tangga dari keluarga tersebut akan menurun. Akibatnya, kemungkinan besar akan berdampak pada masalah finansial yang nantinya dapat menciptakan masalah lainnya dalam rumah tangga.
Pendidikan di Era Digital 117 2. Pemahaman akan Teknologi Kembali lagi kepada kemampuan individual dalam mengakses atau mengoperasikan alat teknologi. Beberapa orang tua wali murid sejauh ini masih sangan minim pengetahuannya terhadap teknologi. Berdasarkan informasi Indeks Masyarakat Digital (IMD) yang dirilis oleh Kominfo pada tahun 2022 lalu, mayoritas penduduk Indonesia diketahui masih gagap teknologi (CNN Indonesia, 2022). Ketua badan Litbang SDM Kominfo Hari Budiarto, menyampaikan bahwa masih banyak daerah di Indonesia yang memiliki IMD rendah atau dibawah standar. Wilayah ini didominasi oleh wilayah 3T yang memang masih terbelakang seperti halnya Maluku, Nusa Tenggara, dan Sulawesi. Dengan merujuk pada data rendahnya tingkat pemahaman orang tua terhadap teknologi ini tentunya dapat disimpulkan bahwa masi banyak anak yang belum bisa menerima pendampingan dan bantuan yang maksimal dari orang tua mereka dalam melakukan proses pembelajaran dengan sistem digital. F. Kurikulum Dalam Sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia, dapat dilihat bahwa dalam upaya memaksimalkan hasil belajar dan meningkatkan kualitas pendidikan, sudah terjadi beberapa kali perubahan dalam penerapan kurikulum yang disesuaikan. Saat menghadapi krisis wabah virus Corona lalu, pemerintah Indonesia mau tidak mau harus segera merumuskan dan menetapkan kurikulum baru yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran jarak jauh
Pendidikan di Era Digital 118 menggunakan media digital. Dari sinilah kemudian lahir kurikulum baru yang disebut kurikulum darurat (Emergency Curricullum). Setelah melewati fase pandemic Covid-19, pemerintah di bidang pendidikan kemudia mulai menyusun strategi baru demi menciptakan kurikulum pembelajaran yang applicable bagi setiap kalangan. Upaya yang dilakukan pemerintah ini kemudian mengakibatkan lahirnya kurikulum baru yang disebut ‚Kurukulum Merdeka‛. Terbentuknya kurikulum ini tidak terlepas dari tujuan untuk dapat memulihkan pembelajaran pada tahun 2022 hingga 2024 mendatang. Dalam proses pengimplementasiannya, kurikulum ini juga membebaskan setiap sekolah untuk dapat menjalankan proses pembelajaran sesuai kebutuhan masingmasing dengan tetap bisa menggunakan kurikulum 2013 dan kurikulum darurat. Kurikulum merupakan panduan belajar yang dapat digunakan dalam menunjang aktifitas pembelajaran dengan tujuan untuk dapat menghasilkan kualitas pendidikan yang maksimal. Kurikulum merupakan salah satu aspek yang memegang peranan yang sangat penting bagi arah pendiikan disuatu negara. Dalamproses implikasi kurikulum Merdeka atau kurikulum yang sudah disederhakan ini, terdapat tiga komponen utama yang meliputi tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Dengan adanya kurikulum ini tentunya sangat membantu semua pihak untuk dapat menyelenggarakan proses pembelajaran dengan lebih praktis. Namun demikian, banyak pihak juga mengaku bahwa dengan seringnya berganti kurikulum membuat mereka kebingungan dan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada.
Pendidikan di Era Digital 119 BAB 11 KEAMANAN DAN PRIVASI DATA DALAM TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Pendidikan di Era Digital 120 PERKEMBANGAN teknologi di Indonesia pada era digitalisasi saat ini sangatlah berkembang dengan pesat salah satunya dalam bidang Pendidikan. Dalam teknologi pendidikan terdapat teknologi pembelajaran yang merupakan sebuah proses yang terpadu yang mana dapat dikatakan kompleks dan juga melibatkan berbagai ide, mencari solusi, prosedur, serta melibatkan orang serta organisasi sebagai bentuk upaya menganalisis suatu permasalahan, mencari solusi atas permasalahan, mengelola, melaksanakan serta melakukan evaluasi atas permasalahan dalam pembelajaran manusia yang mana di dalamnya terdapat suatu tujuan yang sudah terkontrol ( Mundir 2022). Dalam penggunaan teknologi dgital harus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, baik soft skill, maupun hard skill serta melek akan media dan cerdas serta bijak berkarakter dalam menggunakan teknologi. Selain hal tersebut dalam teknologi pembelajaran harus mengenal bentuk-bentuk masalah dan solusi dalam penggunaan teknologi dari mulai moral dan mental pada peserta didik sangat harus diperhatikan karena jika tidak akan sangat memprihatinkan dapat menyebabkan bullying disertai kekerasan fisik, akses game online, akses pornografi, dan juga plagiarisme dapat terjadi karena mudahnya mendapatkan akses informasi dalam penggunaan teknologi digital seperti internet. Pada BAB sebelumnya sudah dijelaskan mengenai bagaimana tantangan dalam penerapan teknologi pembelajaran, yang dimana hadirnya teknologi pembelajaran membuat proses belajar mengajar menjadi sangat mudah. Seluruh orang dapat dengan mudah belajar tanpa batas belajar apapun tanpa halangan jarak dan waktu. Sekolah dan perguruan tinggi juga mendapatkan
Pendidikan di Era Digital 121 kemudahan dalam mencari informasi yang dapat dilakukan di rumah dan dapat menjangkau di beberapa daerah, karena dapat mengakses pembelajaran daring. Teknologi sebagai salah satu penetapan pemilihan strategi pembelajaran, bahan ajar dan peralatan media yang digunakan untuk meningkatkan suasana pembelajar. A. Keamanan dan privasi data 1. Keamanan (security) Keamanan data adalah salah satu hal yang bersifat sangat penting dalam menjaga kerahasian informasi terkait informasi yang bersifat sensitif dan pribadi yang hanya boleh diketahui isinya oleh orang-orang atau pihak tertentu saja. Nurhatina, N (2018) mengungkapkan bahwa Keamanan (security) lebih berfokus pada perlindungan terhadap ancaman dan serangan yang akan ditujukan untuk mencuri, merusak atau mengganggu informasi dan sistem yang berhubungan dengan diri masing-masing. Beberapa jenis ancaman keamanan yang umum di lingkungan digital : Serangan Siber (Cyber attacks), Malware, Pelanggaran data (Data Breaches),dan Rekayasa Sosial (Social Engineering) 2. Privasi (Pribadi) Privasi adalah hak individu atau seseorang untuk memiliki kendali atas informasi pribadi mereka. Di era digital yang sekarang sudah berkembang pesat, privasi menjadi sebuah isu yang sangat kompleks serta penting untuk diperhatikan Dhianty, R. (2022). Privasi (privacy) lebih berfokus pada bagaimana hak individu untuk
Pendidikan di Era Digital 122 menjaga kerahasiaan, kontrol dan pengendalian data serta informasi pribadi mereka. Dalam dunia digital yang sudah terhubung dengan berbagai perusahaan dan juga lembaga dalam berbagai kegiatan online yang mengharuskan melibatkan pengumpulan data pribadi mereka. Privasi mengkhawatirkan tentang penggunaan, pengungkapan dan juga penyalahgunaan data pribadi oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Keamanan dan privasi merupakan dua konsep yang saling terikat dan bersifat sangat penting dalam konteks digital. Keamanan berkaitan langsung dengan bagaimana cara melindungi informasi, sistem dan juga infrastruktur dari ancaman dan juga serangan yang dapat membahayakan kerugian bahkan kerusakan. Hal ini melibatkan langkah-langkah seperti enkripsi, firewall, sistem deteksi intrusi, dan pembaruan perangkat lunak. Sedangkan untuk Privasi (privacy) lebih berfokus untuk melindungi informasi pribadi individu dan memberikan kendalu kepada individu tersebut atas pengumpulan, penggunaan dan juga pengungkapan data mereka. Hal ini melibatkan pengaturan privasi yang ada pada tiap platform media sosial, penggunaan VPN, penghapusan data pribadi yang tidak diperlukan serta mengoutput dari pengumpulan data. Keamanan dan privasi data mempunyai kelebihan yang cukup signifikan yang mana, keamanan yang kuat dapat melindungi informasi sensitif, mempertahankan integritas data, dan membangun kepercayaan. Sedangkan privasi dapat memberikan individu kendali atas informasi pribadi, melindungi
Pendidikan di Era Digital 123 identitas, menjaga kebebasan dan mematuhi peraturan privasi. Namun perlu diperhatikan bahwa setiap kelebihan pasti memiliki kekurangan, dalam hal ini kekurangan yang dimaksud dari keamanan dan privasi adalah keamanan dapat menjadi cukup kompleks dan juga mahal serta serangan teknologi yang semakin canggih dapat menantang langkah-langkah keamanan yang sudah ada. Sedangkan untuk privasi dapat terganggu karena kurangnya kontrol penggunaan, praktik yang tidak etis, ketidaksepakatan regulasi dan keterbatasan teknologi. Dalam dunia digital yang terus berkembang saat ini, penting untuk meningkatkan keamanan dan privasi. Dalam hal ini upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pemahaman akan ancaman keamanan yang ada, implementasi langkahlangkah keamanan yang efektif, memastikan kepatuhan terhadap individu tentang privasi mereka. B. Keamanan dan Privasi data dalam Teknologi Pembelajaran Perlu di perhatikan dengan jelas di era digital saat ini, penggunaan teknologi yang semakin luas dalam pembelajaran, data pribadi dan informasi yang bersifat sensitif terkait guru dan siswa dapat terpapar resiko kebocoran atau adanya penyalahgunaan. Keamanan data meliputi perlindungan terhadap akses yang tidak sah, serangan siber, pencurian identitas, dan penyalahgunaan informasi pribadi. Hal ini menjadi perhatian penting karena data pribadi guru dan siswa dapat mencangkup informasi pribadi seperti nama, alamat, tanggal lahir hingga bahkan
Pendidikan di Era Digital 124 data akademik yang berkaitan dengan nilai dan prestasi pembelajaran. Untuk memastikan keamanan dan privasi data, diperlukan beberapa langkah khusus perlindungan yang tepat (Kadek dan I made 2023). Sekolah, Institusi pendidikan dan penyedia platform pembelajaran berbasis online harus memiliki kebijakan dan praktik yang memastikan perlindungan data yang memadai, hal ini meliputi penggunaan enkripsi data, penggunaan kata sandi yang kuat, serta penggunaan protokol keamanan yang terbaru. Tak hanya sampai disana, perlu adanya pemberian pelatihan kepada guru dan siswa tentang praktek keamanan digital yang baik, yang mana meliputi menghindari memberikan informasi pribadi secara tidak perlu, memastikan keabsahan situs web yang digunakan, dan melaporkan insiden keamanan jika terjadi suatu hal. Selain itu penting untuk memiliki persetujuan orang tua atau wali siswa, terutama jika data siswa yang diminta atau dikumpulkan mencangkup informasi pribadi. Perlunya transparansi menjadi faktor yang penting, dimana guru, siswa dan orang tua harus diberikan informasi secara jelas dan tepat mengenai penggunaan data dan hak-hak yang terkait privasi. Begitu juga dengan institusi pendidikan harus mematuhi semua Undang-Undang yang berlaku serta peraturan privasi yang berlaku di wilayah masing-masing untuk memastikan data terlindungi dan memadai. Perlunya kesadaran akan bagaimana penting keamanan dan privasi data dalam pendidikan dan pembelajaran yang harus ditingkatkan. Institusi pendidikan,siswa, guru, dan orang tua harus dapat bekerja sama untuk membangun budaya penggunaan teknologi yang bertanggung jawab, di mana
Pendidikan di Era Digital 125 keamanan dan privasi data dihargai dan dijaga dengan baik. Dengan demikian, kita dapat meminimalkan risiko kebocoran atau penyalahgunaan data pribadi. Dalam teknologi pembelajaran saat ini sudah hadir berbagai macam platform digital, aplikasi, website dan lainnya yang cara mengaksesnya tentu membutuhkan data , terutama data pribadi seperti menanyakan nama panjang, email, alamat serta tempat tanggal lahir. Hal ini merupakan informasi pribadi yang tidak dapat dibagikan secara lumrah, banyak sekali terjadi kasus di sekolah maupun institusi yang mengakibatkan kebocoran data pribadi yang berujung ke ranah hukum, kerugian, dan kerusakan mental. Beberapa contoh kebocoran data seperti data pribadi yang sering disalahgunakan untuk Pinjaman Online (Pinjol), pornografi, pencurian dan lain sebagainya. Hal ini akan merusak nama baik korban dan juga sangat merugikan fisik maupun materi. Oleh karena itu pentingnya perhatian khusus untuk Keamanan dan privasi data dalam teknologi pembelajaran kepada pengguna seperti guru, dosen, Siswa siswi mahasiswa maupun umum akan pentingnya menjaga privasi data. C. Kebijakan tentang Perlindungan Keamanan dan Privasi Data Masalah keamanan dan privasi data merupakan salah satu aspek penting dalam pengiriman data dan informasi melalui jaringan. Hal ini ada dikarenakan perkembangan zaman yang diikuti dengan berkembangnya teknologi di bidang jaringan komputer dengan konsep open system, sehingga dapat memudahkan seseorang untuk dapat melacak atau masuk dalam jaringan data tersebut. Hal ini dapat
Pendidikan di Era Digital 126 mengakibatkan proses kemanan dan privasi data dapat di manfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk mengambil keuntungan melalui data tersebut. Oleh sebab itu diperlukan sistem keamanan data yang dapat menjaga kerahasiaan suatu data dan informasi. Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 di dunia dengan sebanyak 264,16 juta jiwa. Berdasarkan dari hasil survei yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penggunaan Jasa Internet (APJII) di tahun 2018, terdapat 64,8% penduduk Indonesia atau sebesar 171,17 juta jiwa penduduk Indonesia yang sudah terpapar internet. Di Indonesia Saat ini perlu adanya perlindungan data yang tidak terlepas dari hukum mengenai informasi elektronik yang berlaku, aturan tersebut diatur dalam Undang-Undang ITE yakni : peraturan mengenai perlindungan data pribadi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi data dan Transaksi Elektronik (UU ITE)dan Peraturan Menteri Kominfo No 20 Tahun 2016, namun penerapannya masih terbatas. Serta UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Miryanti 2023). D. Menjaga Keamanan dan Privasi Data dalam teknologi Pembelajaran Ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan dan privasi data guru dan siswa dalam teknologi pembelajaran di era digital saat ini : 1. Pentingnya menggunakan perangkat lunak dan aplikasi yang terpercaya dan memiliki berbagai fitur keamanan yang tentunya memadai.
Pendidikan di Era Digital 127 3. Sebelum mengadopsi suatu platform atau perangkat lunak, penting melakukan penelitian menyeluruh tentang bagaimana reputasi dan kendala dalam penyediaan layanan tersebut. 4. Institusi pendidikan harus memiliki kebijakan privasi yang mengatur pengumpulan, penggunaan, dan pengungkapan data siswa dan guru. Selain hal diatas penting juga untuk memberikan berbagai pelatihan kesadaran tentang bagaimana keamanan data dapat dilindungi kepada guru,siswa dan orang tua, serta semua pihak yang bersangkutan dalam proses pendidikan harus diberikan pemahaman yang baik mengenai risiko keamanan dan praktik yang baik. Mereka harus mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi ancaman keamanan seperti phising atau malware, serta cara melaporkan insiden keamanan yang terjadi. Terakhir, kolaborasi dengan lembaga keamanan dan privasi data dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi ancaman yang muncul. Keamanan cyber (Cybersecurity) merupakan salah satu praktik yang dirancang untuk dapat melindungi data dan infrastruktur digital dari ancaman yang beragam. Fungsi keamanan cyber meliputi dalam pendidikan dan kesadaran penggunanya tentang bagaimana cara praktek keamanan cyber yang baik dan benar. Ini melibatkan pelatihan kepada pengguna tentang penggunaan kata sandi yang aman dan baik, mengidentifikasikan serangan phising dan juga tindak keamanan yang lainnya. Maka dari itu diperlukan perhatian khusus dan strategis pada kegunaan teknologi yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan terkait dengan peraturan nasional demi menjaga masyarakat
Pendidikan di Era Digital 128 untuk menghindari dampak negatif yang akan ditimbulkannya (Yusup 2023).
Pendidikan di Era Digital 129 BAB 12 KESIMPULAN, KRITIK, DAN SARAN PERBAIKAN
Pendidikan di Era Digital 130 BUKU ini secara garis besar membuka jendela baru bagi pembaca mengenai pembelajaran digital. Merangkum secara komprehensif mengenai teknologi pendidikan serta peran teknologi dalam revolusi pembelajaran. Sejatinya, dengan semakin berkembangnya zaman, teknologi pun semakin marak digunakan. Salah satunya adalah dalam aspek pendidikan. Dengan perkembangan teknologi yang teramat signifikan, sejatinya tenaga pengajar pun turut berkontribusi dalam pengimplementasiannya. Pendidikan merupakan aspek penting untuk meningkatkan kesadaran dan menggugah masyarakat untuk berpikir kritis dan idealis. Pendidikan juga dapat dianggap sebagai mata rantai dalam mata rantai kehidupan (Agustian and Salsabila, 2021). Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting untuk membangun bangsa. Para siswa banyak menghabiskan waktunya di sekolah, dan mahasiswa banyak menghabiskan waktunya di kampus. Dengan banyaknya waktu yang dihabiskan untuk kepentingan pendidikan ini, maka semakin besar kemungkinan kegiatan pembelajaran akan mempengaruhi siswa tersebut. Hal tersebut menjadi salah satu alasan bahwa guru perlu mengajarkan ilmunya dengan baik dan menarik. Proses penyiapan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berperan langsung dalam menyelesaikan berbagai permasalahan (problem solver) dalam kehidupan di masa depan, yang dapat berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu merupakan peran terpenting dari pendidikan (Agustian and Salsabila, 2021). Era disrupsi merupakan julukan yang tepat bagi era yang sedang bergelut dengan teknologi. Era disrupsi adalah era yang memiliki salah satu tanda dengan terjadinya evolusi teknologi (Aziz, 2018). Perkembangan yang ada turut memberi pengaruh
Pendidikan di Era Digital 131 dalam aspek Pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi yang ada, pendidik dapat turut berkontribusi untuk melaksanakan pembelajaran berbasis teknologi. Buku ini akan membahas beberapa aspek penting dari teknologi Pendidikan. Dimulai dengan tujuan dan manfaat sampai pada keamanan dalam teknologi Pendidikan. Bagian pertama pada buku ini dimulai dengan pengertian dari teknologi Pendidikan, meliputi tujuan dan manfaat. Kegiatan pembelajaran dengan teknologi Pendidikan dilaksanakan dengan pendekatan sistematis dan kritis dalam pemecahan masalah dalam pendidikan dan dapat berkontribusi terhadap pengembangan potensi peserta didik. Teknologi Pendidikan merupakan suatu sistem yang dimaksudkan untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun kelompok sehingga dapat tercapai proses belajar mengajar yang efektif dan efisien (Salsabila et al., 2021). Kedudukan teknologi dalam pembelajaran bertujuan untuk membantu mempermudah kegiatan belajar mengajar. Mengintegrasikan lebih banyak teknologi terkini akan membuat guru lebih kreatif dalam merancang pembelajarannya, sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih menarik. Belajar juga bisa lebih efektif sebagai cara penyampaiannya sesuai dengan preferensi siswa Gen Z (Aziz, 2018). Diharapkan dengan adanya teknologi, pembelajaran terarah menjadi semakin kreatif dan efisien. Baik dari sudut pandang guru maupun siswa. Bagian selanjutnya pada buku ini menerangkan mengenai peran teknologi dalam transformasi Pendidikan. Teknologi dalam pembelajaran memiliki peran untuk menjadi fasilitator serta memperkuat metode pembelajaran (Alfitriana et al., 2023). Bukan menjadi pengganti bagi pengajar, namun teknologi menjadi
Pendidikan di Era Digital 132 fasilitator. Sebagai contoh, kelas-kelas di daerah yang sudah terjamah oleh teknologi biasanya difasilitasi oleh LCD dan koneksi internet. Hal tersebut menjadi bukti nyata peran teknologi dalam transformasi Pendidikan. Karena Pendidikan pun mengalami transfromasi dari waktu ke waktu. Perkembangan teknologi pembelajaran pada saat ini juga dijelaskan dalam buku ini. Era Industri 4.0 disebut sebabagai fase revolusi teknologi. Hal tersebut ditandai dengan melejitnya penggunaan dan kemampuan manusia dalam mengoprasikan teknologi. Era selanjutnya, yaitu era 5.0 akan cenderung lebih menjadikan distance learning sebagai alternatif (Dr. H. Mundir, 2022). Dalam dunia Pendidikan, hal tersebut justru dapat menjadi tantangan, dalam pengembangan inovasi pembelajaran terkait dengan Sumber Daya Manusia. Dalam hal ini guru diharapkan berperan aktif dalam memanfaatkan teknologi informasi yang berkembang sehingga peningkatan mutu dapat dicapai (Aspi, 2022). Terdapat pula aspek-aspek dalam teknologi Pendidikan yang berkaitan dengan interaksi manusia dan computer. Beberapa di antaranya terkait dengan Pendidikan jarak jauh (E-learning) yang mempermudah akses baik bagi siswa maupun guru untuk berkomunikasi serta mencari sumber-sumber terkait. Aspek lainnya berhubungan dengan perangkat lunak Pendidikan, seperti aplikasi pembelajaran interaktif. Terdapat pula peralatan interaktif di kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang menarik. Aspek selanjutnya adalah VR atau Virtual Reality, yang menonjolkan ke-interaktif-an siswa terutama dalam bidang sains, Sejarah dan seni. Dalam pembelajaran bahasa, Virtual Reality dapat membantu menciptakan pengalaman berbhasa yang imersif, hal ini sejalan dengan interaksi langsung siswa di dunia
Pendidikan di Era Digital 133 nyata terkait bahasa yang sedang dipelajari. Dalam simulasi pembelajaran, VR juga berperan untuk membuat simulasi yang realistis dan interaktif di lingkungan virtual. Aspek lainnya terkait dengan Teknologi Kecerdasan Buatan atau AI. AI dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi bkebutuhan individual siswa sampai metode pengembangan pembelajaran. Pada institusi formal, teknologi pembelajaran umumnya dapat dilihat dari penggunaan komputer, LCD, handphone dan semacamnya. Karena pada Era Industri 4.0 ini, siswa-siswa sudah sangat terikat dengan teknologi, terutama dalam bentuk smartphone. Dengan adanya teknologi, guru pun dapat dengan mudah menyampaikan informasi kepada muridnya melalui Teknologi Informasi (TI). Terkait dengan sumber materi, adanya teknologi juga membantu para guru dengan banyaknya materimateri yang disebarkan melalui website. Pada institusi non-formal sejenis organisasi atau komunitas tertentu, penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat berupa Teknologi Informasi (TI) dan lain-lain. Perbedaan yang mungkin terlintas dengan teknologi di institusi formal adalah, regulasi yang berlaku serta acuan pencarian sumber materi. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 8 disebutkan bahwa guru diharuskan memiliki upaya pemberdayaan teknologi sebagai kompetensi profesional yaitu kemampuan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran secara profesional, relevan, dan sesuai dengan prosedur mata Pelajaran yang diampu. Integrasi teknologi dan kurikulum sejatinya terkait satu sama lain, karena kurikulum merupakan pedoman bagi para pengajar untuk membimbing muridnya mencapai tujuan pembelajaran (Suprayekti, 2011). Integrasi
Pendidikan di Era Digital 134 teknologi perlu disesuaikan dengan kurikulum tujuan pembelajaran yang ada. Dengan adanya integrasi teknologi yang perlu disesuaikan dengan kurikulum, penting juga bagi guru untuk mengikuti pelatihan terkait teknologi dalam pembelajaran. Dikarenakan hal tersebut merupakan hal yang semakin berkembang setiap waktunya. Pada umumnya sekolah akan memberikan pelatihan tersebut untuk meningkatkan kompetensi guru. Pelatihan terkait teknologi pembelajaran juga sejatinya bertujuan untuk meningkatkan inovasi pembelajaran. Pembelajaran memiliki beberapa aspek yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah aspek penilaian. Bagaimana teknologi dapat memfasilitasi guru dalam evaluasi dan penilaian pembelajaran juga dibahas di dalam buku ini. Secara garis besar teknologi banyak berperan dalam pemberian feedback kepada murid dalam evaluasi. Juga dapat mempermudah para guru dalam penilaian otomatis, melalui analisis data otomatis, misalnya menggunakan excel, SPSS dan berbagai macam tools pengitung lainnya. Evaluasi pun dapat dilaksanakan dengan interaktif menggunakan aplikasi quiz dan juga dapat membantu murid memahami materi lebih dalam. Peran teknologi di atas menjadi bukti bahwa banyak manfaat yang didapatkan dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran. (Dr. H. Mundir, 2022) menjelaskan kontribusi teknologi Pendidikan dalam lima hal, yaitu: Pertama, teknologi Pendidikan berkontribusi terhadap munculnya proses terpadu antara prinsip, konsep dan proses yang ada dalam sistem pendidikan. Kedua, teknologi pendidikan membantu memfasilitasi informasi dan komunikasi. Ketiga, teknologi pendidikan membantu mencari solusi permasalahan pendidika.
Pendidikan di Era Digital 135 Keempat, teknologi pendidikan berkontribusi terhadap pengembangan sistem pembelajaran yang berkualitas. Terakhir, teknologi pendidikan membantu meningkatkan kualitas operasional lembaga pendidikan. Banyaknya manfaat serta kontribusi dari teknologi Pendidikan tidak menutup kemungkinan bahwa teknologi juga memunculkan tantangan dalam penerapan pada pembelajaran. Beberapa tantangan ini terkait dengan kemampuan guru yang perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Biaya fasilitas dan penanganan teknologi yang terkadang tidak murah. Serta penurunan kualitas pembelajaran apabila tidak dilaksanakan tatap muka, serta kekhawatiran akan menurunnya karakter murid. Bagian terakhir dari buku ini membahas tentang keamanan dan privasi data dalam teknologi pembelajaran. Mudahnya pengoperasian teknologi terkadang membuat kita risau akan keamanannya. Namun hal ini sudah diatur dalam UU No. 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP), pada Pasal 1 No. 2, untuk menjamin hak konstitusional data probadi seseorang. UU ini dapat diadopsi oleh mahasiswa maupun pelajar yang berupa catatan Pendidikan yang dinilai sebagai privasi dan dilindungi. Sebagai kesimpulan singkat dari buku ini, guru dan para pengajar harus dapat bersahabat dengan teknologi, supaya tidak tertinggal. Teknologi memberikan banyak manfaat dalam pembelajaran, namun juga menghadirkan beberapa tantangan. Sebagai pengajar, diusahakan dapat mengambil sisi positif dan meninggalkan sisi negatif. Buku ini merinci beberapa aspek penting dalam teknologi Pendidikan, terkait dengan penggunaan VR dan AI dalam pembelajaran. Diharapkan untuk kedepannya,
Pendidikan di Era Digital 136 penulis dapat mendalami diskusi pada bagian implementasi teknologi di berbagai lingkungan Pendidikan yang lebih luas. Selain itu melibatkan praktisi Pendidikan dalam pembuatan dan mengembangan buku dapat memberikan perspektif yang lebih luas. Meskipun buku ini membuka jendela baru yang komprehensif, beberapa bagian mungkin tetap perlu penjelasan lebih lanjut untuk kedepannya. Serta update dengan pembaharuan yang ada di masa depan. Secara keseluruhan, buku ini menyajikan gambaran terhadap teknologi Pendidikan saat ini yang mungkin akan berguna bagi para pengajar.
Pendidikan di Era Digital 137 Agustian, N. and Salsabila, U.H. (2021) ‘Peran Teknologi Pendidikan dalam Pembelajaran’, Islamika, 3(1), pp. 123– 133. Available at: https://doi.org/10.36088/islamika.v3i1.1047. Aspi, M. (2022) ‘Profesional Guru Dalam Menghadapi Tantangan Perkembangan Teknologi Pendidikan’, Adiba: Journal of Education, 2(1), pp. 64–73. Aziz, H. (2018) ‘Education 4.0 Made Simple: Ideas For Teaching’, International Journal of Education and Literacy Studies, 6(3), pp. 92–98. Available at: https://journals.aiac.org.au/index.php/IJELS/article/view /4616. Al Hakim, M. F, (2022). Tantangan dan Solusi Pembelajaran Online Berbasis Digital Pada Masa Pandemic Covid 19. Tarikhuna. Jurnal of History and History Education. Vol. 4 No. 1 Mei 2022. Annur, C. M. (2023). ‚Penduduk Indonesia Tembus 278 Juta Jiwa Hingga Pertengahan 2023‛. https://databox.katadata.co.id waktu akses pukul 16.12 10 November 2023. Anif, S., Sutama, S., Prayitno, H. J., & Sukartono, S. (2020). Evaluasi Pelatihan Peningkatan Kompetensi.
Pendidikan di Era Digital 138 Agustian, N., & Salsabila, U. H. (2021). Peran teknologi pendidikan dalam pembelajaran. Islamika, 3(1), 123-133. Afifah, N. and Ahkas, A. (2022). Peningkatan hasil belajar bahasa arab melalui penggunaan media power point. Jurnal Basicedu, 6(5), 8061-8068. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i5.36 5 Aspi, M. (2022). Profesional Guru Dalam Menghadapi Tantangan Perkembangan Teknologi Pendidikan. Adiba: Journal of Education, 2(1), 64–73. Alita, D., Ahmad, I., Suwarni, E., & Asmawati, A. (2022). Implementation of the hanura take away application and insta 360o tourism in hanura pesawaran village, south lampung. International Journal of Public Devotion, 5(2), 154. https://doi.org/10.26737/ijpd.v5i2.3783 Aliyyah, M. and Amrullah, M. (2021). The influence of online learning during the covid-19 pandemic at sma muhammadiyah 3 tulangan. Proceedings of the Icecrs, 10. https://doi.org/10.21070/icecrs20211185 Antoro, W., Aprilia, A., & Widodo, H. (2022). Penerapan dan implementasi kurikulum ismuba terhadap pembentukan karakter islami siswa smp muhammadiyah al mujahidin gunungkidul. Ideas Jurnal Pendidikan Sosial Dan Budaya, 8(3), 1057. https://doi.org/10.32884/ideas.v8i3.809 Achyanadia, D.A. (2016) ‘Peran Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan’, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 22(4),
Pendidikan di Era Digital 139 pp. 448–459. Ahmadi, F. (2017) Guru SD di Era Digital (Pendekatan, Media, Inovasi). Semarang: Pilar Nusantara. Andjani, T. R. 2018. Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Anggraeny, D., Nurlaili, D. A., & Mufidah, R. A. 2020. Analisis teknologi pembelajaran dalam pendidikan Sekolah Dasar. Fondatia, 4(1), 150-157. Ahmed, A.A., Bellam, K., Yang, Y., & Preuss, M. (2022) ‘Integrating IoT Technologies into the CS Curriculum at PVAMU: A Case Study’, Education Sciences. Aw, Suranto. (2019). Perencanaan Dan Evaluasi Program Komunikasi. Vol. 53. Yogyakarta: Pena Presindo. Bazelais, P., Doleck, T., & Lemay, D.J. (2017) ‘Investigating the predictive power of TAM: A case study of CEGEP students’ intentions to use online learning technologies’, Education and Information Technologies, 23, 93-111. Bamodu, O & Ye, X, 2013, ‘Virtual Reality and Virtual Reality System Components’ Advanced Materials Research Vols 765-767 (2013) pp 1169-1172 Online: 2013-09-04 © (2013) Trans Tech Publications, Switzerland http://doi:10.4028/www.scientific.net/AMR.765-767.1169 CNN Indonesia, (2022). ‚Kominfo Rilis IMD 2022, Mayoritas Wilayah Indonesia Masih Gaptek‛. https://wwwcnnindonesia.com.cdn.ampproject.org waktu akses pukul 18;50 10 November 2023.
Pendidikan di Era Digital 140 Curtis J. Bonk, ‚The World Is Open‛, (San Francisco : Jossey-Bass, 2009) Dwi Retnaningsih,‛ Tantangan Dan Strategi Guru Di Era Revolusi Industri 4.0 Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan‛, Vol 1 No.1 (2019) Dr. H. Mundir, M.P. (no date) Teknologi Pendidikan Suatu Pengantar. Dhianty, R 2022. Kebijakan Privasi (Privacy Policy) dan Peraturan Perundang- Undangan Sektoral Platform Digital Vis a Vis Kebocoran Data Pribadi. Jurnal Kebijakan Publik dan Hukum. Dwi Priyanto. 2009. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Komputer. Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan., Insania|Vol. 14|No. 1|JanApr 2009|92-110. 1 Dewantari, K., Mustaji, M., & Fatirul, A. (2021). Pengaruh model pembelajaran daring dan luring serta kemampuan awal terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran tik smp. Jipi (Jurnal Ilmiah Penelitian Dan Pembelajaran Informatika), 6(2), 219-228. https://doi.org/10.29100/jipi.v6i2.1975 Dalkir, K 2017, Knowledge management in theory and practice, 3rd edn, The MIT Press, USA. Effendi, H., Muskhir, M., & Rahmat, R. (2020). Efektivitas metode pembelajaran berbasis tik pada mata pelajaran pekerjaan dasar elektromekanik. Edumatic Jurnal Pendidikan Informatika, 4(1), 30-36. https://doi.org/10.29408/edumatic.v4i1.20 45