Memahami Dinamika Pembangunan Multidimensi | Inspiratif mungkin mencakup insentif untuk investasi berkelanjutan, pengembangan infrastruktur yang ramah lingkungan, promosi partisipasi masyarakat lokal dalam kepemilikan dan pengelolaan destinasi, serta penegakan standar etika dan tanggung jawab dalam industri pariwisata. Selain itu, kebijakan ini dapat merinci strategi untuk mengurangi dampak negatif seperti over-tourism, menjaga keberagaman budaya, dan meningkatkan distribusi manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat. Dengan memberikan arah yang jelas dan terukur, Kebijakan Pariwisata Inspiratif bertujuan untuk membentuk sektor pariwisata yang tidak hanya menguntungkan pemangku kepentingan langsung, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal, menjaga integritas budaya, dan menjaga kelestarian lingkungan (Khan et al., 2020). D. Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat adalah suatu pendekatan yang menekankan pada partisipasi dan pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaan, pengembangan, dan manfaat dari sektor pariwisata. Dalam kerangka ini, masyarakat setempat dilihat sebagai pemangku kepentingan kunci yang memiliki peran aktif dalam pengambilan keputusan terkait pariwisata di destinasi mereka. Pendekatan ini mendorong pembangunan yang inklusif dan merata, memastikan bahwa manfaat ekonomi, sosial, dan budaya yang dihasilkan oleh pariwisata dialirkan secara adil kepada masyarakat setempat. Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat melibatkan pengembangan kebijakan dan program-program yang mendukung kepemilikan lokal, pemberdayaan komunitas, dan penghargaan
Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana, M.Si terhadap warisan budaya dan lingkungan setempat. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan, pelatihan keterampilan untuk terlibat dalam sektor pariwisata, dan promosi partisipasi aktif dalam pengembangan destinasi menjadi inti dari konsep ini. Dengan merangkul peran dan aspirasi masyarakat setempat, Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat menciptakan fondasi untuk pariwisata yang tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi tetapi juga memperkaya kehidupan dan keberlanjutan komunitas local (Dolezal & Novelli, 2022). E. Membangun Pariwisata yang Berkelanjutan Membangun Pariwisata yang Berkelanjutan adalah upaya menyeluruh dalam merancang, mengelola, dan mempromosikan sektor pariwisata dengan mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam jangka panjang. Pendekatan ini menempatkan keberlanjutan sebagai prinsip utama, dengan fokus pada pemeliharaan keanekaragaman alam, budaya, dan pembangunan yang merata di antara masyarakat setempat. Dalam konteks ini, pembangunan destinasi pariwisata diarahkan untuk meminimalkan dampak negatif, seperti kerusakan lingkungan, perubahan budaya yang tidak diinginkan, dan ketidaksetaraan distribusi manfaat ekonomi. Membangun Pariwisata yang Berkelanjutan melibatkan implementasi kebijakan dan praktik yang mendukung penggunaan sumber daya secara bijaksana, promosi pendekatan pariwisata ramah lingkungan, dan pendekatan partisipatif dalam pengambilan keputusan. Upaya ini juga mencakup peningkatan kesadaran dan edukasi baik bagi wisatawan maupun masyarakat lokal untuk mendorong perilaku yang bertanggung jawab. Dengan
Memahami Dinamika Pembangunan Multidimensi | memprioritaskan keberlanjutan sebagai landasan, Membangun Pariwisata yang Berkelanjutan bertujuan untuk menciptakan industri pariwisata yang memberikan manfaat positif kepada semua pemangku kepentingan dan tetap berkelanjutan untuk generasi mendatang (Roxas et al., 2020). Membangun pariwisata yang berkelanjutan melibatkan pendekatan holistik yang mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi secara seimbang. Salah satu aspek penting dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan adalah pelestarian lingkungan. Hal ini mencakup praktik-praktik ramah lingkungan seperti pengelolaan limbah, penggunaan energi terbarukan, dan pelestarian ekosistem lokal. Aspek kedua dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan adalah pelestarian dan penghargaan terhadap warisan budaya dan sosial setempat. Ini melibatkan perlindungan terhadap situs-situs bersejarah, kearifan lokal, dan tradisi budaya. Pariwisata yang berkelanjutan harus mempromosikan penghormatan terhadap identitas budaya masyarakat setempat serta memberikan manfaat ekonomi kepada mereka. Keterlibatan komunitas lokal dalam pengambilan keputusan terkait pariwisata sangat penting agar mereka merasa memiliki dan terlibat dalam pembangunan sektor pariwisata. Pengembangan ekonomi lokal merupakan aspek ketiga yang penting dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan. Hal ini melibatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal melalui pelibatan mereka dalam kegiatan pariwisata. Peningkatan keterampilan, penciptaan lapangan kerja, dan promosi produk lokal dapat menjadi bagian dari strategi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan
Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana, M.Si memberdayakan masyarakat lokal secara ekonomi, pariwisata dapat menjadi motor penggerak pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Terakhir, pendidikan dan kesadaran menjadi elemen kunci dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan. Mengedukasi wisatawan, pelaku industri, dan masyarakat lokal tentang pentingnya menjaga lingkungan dan budaya dapat membentuk perilaku yang lebih bertanggung jawab. Kesadaran ini dapat membantu mengurangi dampak negatif pariwisata dan mempromosikan praktek-praktek yang berkelanjutan. Dengan pendidikan yang tepat, para pemangku kepentingan pariwisata dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang menyeluruh.
Memahami Dinamika Pembangunan Multidimensi | Membangun Pariwisata yang Berkelanjutan adalah pendekatan holistik untuk merancang, mengelola, dan mempromosikan sektor pariwisata dengan fokus utama pada keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Prinsip utama dari konsep ini adalah menjaga keanekaragaman alam dan budaya, serta memastikan pembangunan yang merata di antara masyarakat setempat. Melibatkan implementasi kebijakan dan praktik yang mendukung penggunaan sumber daya yang bijaksana, upaya ini bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif seperti kerusakan lingkungan dan ketidaksetaraan distribusi manfaat ekonomi. Membangun Pariwisata yang Berkelanjutan juga mencakup aspek edukasi dan kesadaran untuk wisatawan dan masyarakat lokal, mendorong perilaku yang bertanggung jawab. Dengan mengutamakan keberlanjutan sebagai pijakan utama, konsep ini bertujuan untuk menciptakan industri pariwisata yang memberikan manfaat positif dan berkesinambungan untuk semua pihak, serta berkontribusi pada kelestarian lingkungan dan budaya destinasi wisata. RANGKUMAN
Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana, M.Si Untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan-kebijakan yang mendukung Membangun Pariwisata yang Berkelanjutan dalam meminimalkan dampak negatif, seperti over-tourism, kerusakan lingkungan, dan ketidaksetaraan distribusi manfaat ekonomi, lakukan langkah-langkah berikut: 1. Identifikasi Kebijakan Terkait Tinjau kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan untuk mendukung Membangun Pariwisata yang Berkelanjutan. Fokus pada kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan jumlah wisatawan, pelestarian lingkungan, dan distribusi manfaat ekonomi. 2. Kumpulkan Data Dampak Kumpulkan data terkait dampak pariwisata, termasuk tingkat kunjungan wisatawan, kondisi lingkungan, dan distribusi manfaat ekonomi di destinasi pariwisata tersebut. 3. Analisis Dampak Positif dan Negatif Evaluasi dampak positif dan negatif dari kebijakankebijakan yang telah diterapkan. Tinjau apakah ada perubahan yang signifikan dalam mengurangi over-tourism, meminimalkan kerusakan lingkungan, dan mencapai ketidaksetaraan distribusi manfaat ekonomi. EVALUASI
Memahami Dinamika Pembangunan Multidimensi | 4. Konsultasi Masyarakat Lokal Melibatkan masyarakat lokal dalam proses evaluasi. Dapatkan pandangan mereka terkait dampak kebijakan, termasuk apakah mereka merasa terlibat dan mendapatkan manfaat dari kebijakan-kebijakan tersebut. 5. Bandingkan dengan Standar Berkelanjutan Bandingkan hasil evaluasi dengan standar atau pedoman berkelanjutan yang berlaku. Tinjau sejauh mana destinasi pariwisata tersebut memenuhi kriteria keberlanjutan. 6. Saran dan Rekomendasi Sajikan saran dan rekomendasi berdasarkan temuan evaluasi. Jika kebijakan-kebijakan tersebut belum efektif, ajukan alternatif atau perbaikan yang dapat meningkatkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif. 7. Tinjau Keterlibatan Pihak Terkait Evaluasi keterlibatan dan kerjasama antara pemerintah, sektor pariwisata, dan masyarakat lokal. Pastikan bahwa semua pihak terlibat secara aktif dalam upaya mencapai Membangun Pariwisata yang Berkelanjutan. 8. Presentasikan Temuan Sajikan temuan evaluasi dalam laporan atau presentasi. Jelaskan secara jelas sejauh mana kebijakan-kebijakan yang mendukung Membangun Pariwisata yang Berkelanjutan telah berhasil atau perlu perbaikan.
Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana, M.Si BAB 12 STUDI KASUS EMPIRIK Studi Kasus: Keberlanjutan Pariwisata di Pulau Bali, Indonesia Latar Belakang: Pulau Bali, destinasi pariwisata terkenal di Indonesia, telah menghadapi masalah serius terkait pertumbuhan pariwisata yang cepat dan dampak negatifnya. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, terutama sebelum pandemi COVID-19, pulau ini menghadapi tantangan seperti over-tourism, degradasi lingkungan, dan ketidaksetaraan distribusi manfaat ekonomi.
Memahami Dinamika Pembangunan Multidimensi | Tujuan: Mengevaluasi upaya yang diambil oleh pemerintah setempat, komunitas, dan pelaku pariwisata di Bali dalam mengadopsi praktik Pariwisata Berkelanjutan. Fokus penelitian ini adalah pada implementasi kebijakan, partisipasi masyarakat, dan dampak pada keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Metode: wawancara dengan pemangku kepentingan, termasuk pemerintah setempat, pemilik bisnis pariwisata, dan masyarakat lokal. Observasi lapangan dilakukan untuk memahami dampak langsung pada lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Hasil dan Temuan: 1. Partisipasi Masyarakat Program pemberdayaan masyarakat telah diperkenalkan untuk melibatkan penduduk lokal dalam pengambilan keputusan terkait pariwisata. 2. Diversifikasi Pariwisata Upaya untuk mendiversifikasi jenis pariwisata, termasuk promosi ekowisata dan agrowisata, telah dilakukan untuk mengurangi tekanan pada destinasi wisata utama. 3. Pengelolaan Limbah Inisiatif pengelolaan limbah dan penggunaan energi terbarukan telah diimplementasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. 4. Pendidikan Pariwisata Bertanggung Jawab Program edukasi telah diluncurkan untuk meningkatkan kesadaran wisatawan tentang kebutuhan untuk menjaga keberlanjutan dan menghormati budaya lokal.
Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana, M.Si 5. Tantangan dan Peluang Meskipun terjadi kemajuan, tantangan seperti perubahan perilaku wisatawan dan kebutuhan akan infrastruktur berkelanjutan masih menjadi isu yang perlu diatasi. Kesimpulan: Studi kasus ini memberikan gambaran konkret tentang bagaimana Bali berusaha mengintegrasikan konsep Pariwisata Berkelanjutan dalam pengembangan pariwisata mereka. Dengan mengevaluasi hasil dan tantangan yang dihadapi, dapat ditemukan pelajaran berharga untuk pengembangan kebijakan dan praktek pariwisata berkelanjutan di destinasi serupa di seluruh dunia. Silakan kalian membuat studi kasus empirik serupa secara berkelompok. Selamat mengerjakan!
Memahami Dinamika Pembangunan Multidimensi | Daftar Pustaka Adamovych, Z. (2014). Typology of countries on the knowledge economy development. Geography and Tourism, 29, 101– 113. Afandi, M., & Erdayani, R. (2022). Pengantar Teori Pembangunan. Ahmad, A. (1997). Post colonial theory and the’post-’condition. Socialist Register, 33. Al-Shqairat, Z. I., Al Shra’ah, A. E. M., & Abu-Rumman, A. (2020). The role of critical success factors of knowledge stations in the development of local communities in Jordan: A managerial perspective. Journal of Management Information and Decision Sciences, 23(5), 510–526. Amin, A., Liu, Y., Yu, J., Chandio, A. A., Rasool, S. F., Luo, J., & Zaman, S. (2020). How does energy poverty affect economic development? A panel data analysis of South Asian countries. Environmental Science and Pollution Research, 27(25), 31623–31635. https://doi.org/10.1007/s11356-020-09173-6 Anthopoulos, L. G. (2015). Understanding the smart city domain: A literature review. Transforming City Governments for Successful Smart Cities, 9–21. Arifin, J. (2020). BUDAYA KEMISKINAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI INDONESIA. Sosio Informa : Kajian Permasalahan Sosial Dan Usaha Kesejahteraan Sosial, 6(2 SE-Articles), 114–132. https://doi.org/10.33007/inf.v6i2.2372 Asaria, M., Ali, S., Doran, T., Ferguson, B., Fleetcroft, R.,
Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana, M.Si Goddard, M., Goldblatt, P., Laudicella, M., Raine, R., & Cookson, R. (2016). How a universal health system reduces inequalities: lessons from England. J Epidemiol Community Health. Astawa, I. N. T. (2021). Pendidikan Inklusi dalam Memajukan Pendidikan Nasional. Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu, Vol. 8(No. 1), hlm. 69. Ayogu, M. (2006). Infrastructure Development in Africa: Prospects and Challenges. Paper on Economic Development in the Millennium AERC-AfDB Project on Africa’s Development, Tunis 22–24 November 2006. Bakare, A. S. (2012). Measuring the income inequality in Nigeria: the Lorenz Curve and Gini co-efficient approach. American Journal of Economics, 2(1), 47–52. Barrington-Leigh, C., & Escande, A. (2018). Measuring progress and well-being: A comparative review of indicators. Social Indicators Research, 135, 893–925. Basu, R. L. (2020). Poverty Removal Measures of Amartya Sen and the Smithian Dilemma. Revista Científica Arbitrada de La Fundación MenteClara, 5, 1–27. https://doi.org/10.32351/rca.v5.115 Bauer, P. T. (2019). The vicious circle of poverty. In The gap between rich and poor (pp. 321–337). Routledge. Biro Pusat Statistik. (2020). Indeks pembangunan manusia. Retrieved Februari, 18. Borowy, I. (2013). Defining sustainable development for our common future: A history of the World Commission on Environment and Development (Brundtland Commission). Routledge.
Memahami Dinamika Pembangunan Multidimensi | Brady, D. (2019). Theories of the Causes of Poverty. Annual Review of Sociology, 45, 155–175. Brinkerhoff, D. W. (1992). Looking out, looking in, looking ahead: guidelines for managing development programs. International Review of Administrative Sciences, 58(4), 483–503. Caliendo, M., Wittbrodt, L., & Schröder, C. (2019). The causal effects of the minimum wage introduction in Germany–an overview. German Economic Review, 20(3), 257–292. Canak, W. L. (1984). The peripheral state debate: State capitalist and bureaucratic-authoritarian Regimes in Latin America. Latin American Research Review, 19(1), 3–36. Cetin, M., Zeren, I., Sevik, H., Cakir, C., & Akpinar, H. (2018). A study on the determination of the natural park’s sustainable tourism potential. Environmental Monitoring and Assessment, 190, 1–8. Christenson, J. A. (2019). Community development. In Rural Society in the US (pp. 264–272). Routledge. Claridge, T. (2021). Evolution of the concept of social capital. Social Capital Research. Collier, P., & Kay, J. (2020). Greed is dead: Politics after individualism. Penguin UK. Cornwall, A., & Scoones, I. (2022). Revolutionizing development: reflections on the work of Robert Chambers. Taylor & Francis. Daly, H. E. (1990). Sustainable development: from concept and theory to operational principles. Population and Development Review, 16, 25–43. Delgado, A., Hürlimann, P., Marquardt, G., Rufer, N., & Schleier,
Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana, M.Si R. (2016). The dependency theory: A case of brazilian development strategy. The Evolution of Development Thinking, 39. Diener, E. (2000). Subjective well-being: The science of happiness and a proposal for a national index. American Psychologist, 55(1), 34. Dino, M. (2024). Analisis Ketimpangan Pembangunan Regional di Indonesia: Pendekatan Model Panel Dinamis. Universitas Andalas. Dolezal, C., & Novelli, M. (2022). Power in community-based tourism: empowerment and partnership in Bali. Journal of Sustainable Tourism, 30(10), 2352–2370. Donnelly, J., & Whelan, D. J. (2020). International human rights. Routledge. Du Toit, N. B. (2022). Development and Religion. International Handbook of Practical Theology, 89. Durkheim, E. (1973). Emile Durkheim on morality and society. University of Chicago Press. Ecke, J. (2020). Jeffrey Sachs, A New Foreign Policy: Beyond American Exceptionalism (2018). Markets, Globalization & Development Review, 4(4). Eco-City, T. (2013). Sino Singapore Tianjin Eco-city. Ellis, G. F. R. (1984). The dimensions of poverty. Social Indicators Research, 15, 229–253. Faza, A. R. D. (2022). Social Business Contribution of Grameen Bank Muhammad Yunus in The Development of Poverty Reduction Discourse in Indonesia. International Economic and Finance Review, 1(1), 54–84. Fernández-Aballí Altamirano, A. (2020). The Importance of Paulo
Memahami Dinamika Pembangunan Multidimensi | Freire to Communication for Development and Social Change. Handbook of Communication for Development and Social Change, 309–327. Fowler, B. (2020). Pierre Bourdieu on social transformation, with particular reference to political and symbolic revolutions. Theory and Society, 49(3), 439–463. Gabardo, F. A., Pereima, J. B., & Einloft, P. (2017). The incorporation of structural change into growth theory: A historical appraisal. EconomiA, 18(3), 392–410. Gohori, O., van der Merwe, P., & Saayman, A. (2022). Promotion of pro-poor tourism in Southern Africa: Conservation and development critical issues. In Protected Areas and Tourism in Southern Africa (pp. 245–258). Routledge. Goodman, A., & Mesa, N. (2021). Collaborating for Climate Resilience. Routledge. Halkos, G., & Gkampoura, E.-C. (2021). Where do we stand on the 17 Sustainable Development Goals? An overview on progress. Economic Analysis and Policy, 70, 94–122. Halstead, J. M., Deller, S. C., & Leyden, K. M. (2022). Social capital and community development: Where do we go from here? Community Development, 53(1), 92–108. Hamadi, L. (2014). Edward Said: The postcolonial theory and the literature of decolonization. European Scientific Journal. Hasan, M., Hartoto, H., Abdelina, A., Riyaldi, M. H., Aswanto, A., Akbar, T., Juliansyah, R., Talakua, B. A., Firmansyah, H., Nugroho, H., Ferdinandus, A. Y., Sattar, S., Apriyeni, D., & Nugroho, L. (2022). EKONOMI PEMBANGUNAN SEBUAH TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIS. In R. Septiani (Ed.), CV WIDINA MEDIA UTAMA. CV WIDINA MEDIA UTAMA.
Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana, M.Si Huesca, R. (2003). Participatory approaches to communication for development. International and Development Communication: A 21st Century Perspective, 209–226. Ikeanyibe, O. M. (2017). Bureaucratization and administrative development in Africa: A reading of Riggs’ theory of prismatic society. Public Administration and Development, 37(5), 307–318. Inglehart, R. (2020). Modernization and postmodernization: Cultural, economic, and political change in 43 societies. Princeton university press. Jameson, F. (1986). Third-world literature in the era of multinational capitalism. Social Text, 15, 65–88. Kahneman, D., & Krueger, A. B. (2006). Developments in the measurement of subjective well-being. Journal of Economic Perspectives, 20(1), 3–24. Karma, E. (2023). Patriotic Tourism Demand in Albania: A System GMM Model Approach. South East European Journal of Economics and Business, 18(2), 186–196. Kedar, M. S. (2015). Digital India new way of innovating India digitally. International Research Journal of Multidisciplinary Studies, 1(4), 34–49. Keeble, B. R. (1988). The Brundtland report:‘Our common future.’ Medicine and War, 4(1), 17–25. Kellner, D. (1988). Postmodernism as social theory: Some challenges and problems. Theory, Culture & Society, 5(2– 3), 239–269. Khan, A., Bibi, S., Ardito, L., Lyu, J., Hayat, H., & Arif, A. M. (2020). Revisiting the dynamics of tourism, economic growth, and environmental pollutants in the emerging
Memahami Dinamika Pembangunan Multidimensi | economies—sustainable tourism policy implications. Sustainability, 12(6), 2533. Kuhn, T. S. (1976). Theory-change as structure-change: Comments on the Sneed formalism. Erkenntnis, 179–199. Layard, R. (2003). Happiness: Has social science a clue? (Vol. 24). London School of Economics London. Lestari, D. E. G. (2020). Peran Komunikasi dalam Proses Modernisasi Masyarakat Desa Pertanian. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 4(2 SE-Reviewing Research), 150–156. https://doi.org/10.22219/satwika.v4i2.14108 Lewis, O. (2017). The culture of poverty. In Poor Jews (pp. 9–25). Routledge. Lewis, W. A. (2013). Theory of economic growth. Routledge. Lin, N., & Bian, Y. (2021). Social capital: An update. Personal Networks: Classic Readings and New Directions in EgoCentric Analysis. Lok-Dessallien, R. (1999). Review of poverty concepts and indicators. UNDP Soc Dev Poverty Elimin Div Poverty Reduct Ser from Http://Www. Undp. OrgpovertypublicationspovReview Pdf, 21. Luo, Y., Sun, J., & Wang, S. L. (2011). Emerging economy copycats: Capability, environment, and strategy. Academy of Management Perspectives, 25(2), 37–56. McClelland, D. C. (1977). The psychological causes and consequences of modernization: An Ethiopian case study. Economic Development and Cultural Change, 25, 43. McLanahan, S. S., & Kelly, E. L. (2006). The feminization of poverty. Handbook of the Sociology of Gender, 127–145.
Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana, M.Si Mensah, J. (2019). Sustainable development: Meaning, history, principles, pillars, and implications for human action: Literature review. Cogent Social Sciences, 5(1), 1653531. Miletzki, J., & Broten, N. (2017). An analysis of Amartya Sen’s Development as freedom. Macat Library. Minami, R. (1966). A model of economic development from classical to neo-classical stages. Weltwirtschaftliches Archiv, 345–355. Mitchell, C. C. (1949). Land Reform in South Korea. Pacific Affairs, 22(2), 144–154. Morton, S., Pencheon, D., & Squires, N. (2017). Sustainable Development Goals (SDGs), and their implementation: A national global framework for health, development and equity needs a systems approach at every level. British Medical Bulletin, 124(1), 81–90. Mrema, E. M. (n.d.). Amina J. Mohammed, United Nations Deputy Secretary-General. Mukhopadhyay, M., & Singh, N. (2007). Gender justice, citizenship and development. Gender Justice, Citizenship and Development, 1. Murphy, S. A. (2014). Sustainable tourism development in UK National Parks: principles, meaning & practice. York St John University. Nabawi, H. (2020). Pengaruh Jumlah Penduduk, Tingkat Pendidikan dan PDRB terhadap Kemiskinan di Kota Malang. OECONOMICUS Journal of Economics, 4(2 SEArticles), 104–117. https://doi.org/10.15642/oje.2020.4.2.104-117 Nagy-Zekmi, S. (2007). Frantz Fanon in new light: Recycling in
Memahami Dinamika Pembangunan Multidimensi | postcolonial theory. Journal of Caribbean Literatures, 4(3), 129–139. Quinn, R. (2017). An Analysis of Mahbub ul Haq’s Reflections on Human Development. CRC Press. Reed, I. A., & Adams, J. (2011). Culture in the transitions to modernity: seven pillars of a new research agenda. Theory and Society, 40, 247–272. Rodman, H. (1977). Culture of poverty: The rise and fall of a concept. The Sociological Review, 25(4), 867–876. Rosenstein-Rodan, P. N. (1961). International Aid for Underdeveloped Countries. The Review of Economics and Statistics, 43(2), 107–138. https://doi.org/10.2307/1928662 Rostow, W. W. (1990). The stages of economic growth: A noncommunist manifesto. Cambridge university press. Rostow, W. W. (2013). The stages of economic growth. In Sociological Worlds (pp. 130–134). Routledge. Roxas, F. M. Y., Rivera, J. P. R., & Gutierrez, E. L. M. (2020). Framework for creating sustainable tourism using systems thinking. Current Issues in Tourism, 23(3), 280–296. Sachs, J. D. (2015). The age of sustainable development. Columbia University Press. Sachs, J. D., Bajpai, N., & Ramiah, A. (2001). Center for International Development. Harvard University on Convergence among Lndian States (1980-98). Saragih, B., & RU, P. A. (2021). Pembangunan Pertanian. Deepublish. Scheyvens, R., & van der Watt, H. (2021). Tourism, empowerment and sustainable development: A new framework for analysis. Sustainability, 13(22), 12606.
Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana, M.Si Schimmel, J. (2009). Development as happiness: The subjective perception of happiness and UNDP’s analysis of poverty, wealth and development. Journal of Happiness Studies, 10(1), 93–111. Schmidt, V. H. (2010). Modernity and diversity: Reflections on the controversy between modernization theory and multiple modernists. Social Science Information, 49(4), 511–538. Schumpeter, J. A., & Swedberg, R. (2021). The theory of economic development. Routledge. Sen, A. (2014). Development as freedom (1999). The Globalization and Development Reader: Perspectives on Development and Global Change, 525. Shah, H. (2011). The production of modernization: Daniel Lerner, mass media, and the passing of traditional society. Temple University Press. SIHOMBING, D. J. (2023). Peran dan aspek hukum dalam pembangunan ekonomi. Penerbit Alumni. Smeeding, T. M. (2016). Poverty measurement. The Oxford Handbook of the Social Science of Poverty, 21–46. Smith, M. K. (2015). Issues in cultural tourism studies. Routledge. Sneddon, C., Howarth, R. B., & Norgaard, R. B. (2006). Sustainable development in a post-Brundtland world. Ecological Economics, 57(2), 253–268. Solow, R. M. (2016). Resources and economic growth. The American Economist, 61(1), 52–60. Spicker, P. (2020). Poverty. In The Poverty of Nations (pp. 15–34). Policy Press. Streeten, P. (1981). The distinctive features of a basic-needs approach to development. In Development perspectives
Memahami Dinamika Pembangunan Multidimensi | (pp. 334–365). Springer. Sukarniati, L., Lubis, F. R. A., & Zakiyyah, N. A. A. (2021). Ekonomi Pembangunan (Teori dan Tantangan di Negara Berkembang). UAD PRESS. Thompson, S., & Cannon, M. (2023). Power, Poverty, and Knowledge–Reflecting on 50 Years of Learning with Robert Chambers. Triani, R., & Novani, S. (2023). Menciptakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Melalui Value CoCreation Dalam Akuakultur Darat Di Indonesia. TheJournalish: Social and Government, 4(5), 292–308. Tulchynska, S., Popelo, O., Vovk, O., Dergaliuk, B., Kreidych, I., & Tkachenko, T. (2021). The resource supply of innovation and investment strategies of the microeconomic systems modernization in the conditions of digitalization. WSEAS Transactions on Environment and Development, 17, 819– 828. https://doi.org/10.37394/232015.2021.17.77 Twizeyimana, J. D., Larsson, H., & Grönlund, Å. (2018). E‑government in Rwanda: Implementation, challenges and reflections. Electronic Journal of E-Government, 16(1), pp19-31. Ul Haq, M. (1995). Reflections on human development. oxford university Press. Vang-Phu, T., & Dar, M. A. (2022). Understanding the Global Political Economy Using Dependency Theory. Management, 1(1). Vovk, O., Kravchenko, M., Popelo, O., Tulchynska, S., & Derhaliuk, M. (2021). Modeling the choice of the innovation and investment strategy for the implementation of modernization potential. WSEAS
Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana, M.Si Transactions on Systems and Control, 16, 430–438. https://doi.org/10.37394/23203.2021.16.38 Wahid NM, A. (1994). The Grameen Bank and poverty alleviation in Bangladesh: Theory, evidence and limitations theory, evidence and limitations. American Journal of Economics and Sociology, 53(1), 1–15. Woolcock, M. (2021). The social life of academic articles: some reflections on the making and impact of ‚Social capital and economic development.‛ Theory and Society, 50, 381–392. Yonehara, A., Saito, O., Hayashi, K., Nagao, M., Yanagisawa, R., & Matsuyama, K. (2017). The role of evaluation in achieving the SDGs. Sustainability Science, 12, 969–973.
Memahami Dinamika Pembangunan Multidimensi | Glosarium Teori Pembangunan Multidimensi : Teori ini mengacu pada pemahaman pembangunan yang melibatkan berbagai dimensi, termasuk ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan.. Esensi Pembangunan : Esensi pembangunan mencakup hakikat atau inti dari proses pembangunan, sering kali melibatkan aspek-aspek seperti kesejahteraan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Jejak langkah pembangunan : Jejak langkah pembangunan merujuk pada sejarah dan perkembangan konsep pembangunan dari masa ke masa. Ideologi dalam Pembentukan Kebijakan : Ideologi memainkan peran dalam membentuk pandangan dan nilainilai yang memengaruhi kebijakan pembangunan suatu negara atau masyarakat. Teori Pembangunan Klasik : Teori ini mencakup pemikiran seperti Teori Pertumbuhan Ekonomi, Teori Perubahan Struktural, Teori Ketergantungan Internasional, dan Teori Pembangunan Neo-Klasik.
Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana, M.Si Pembangunan Berkelanjutan : Pembangunan berkelanjutan adalah pendekatan pembangunan yang mempertimbangkan kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Masyarakat Prismatik menurut Riggs : Konsep masyarakat prismatik merujuk pada pandangan Herbert Riggs tentang kompleksitas dan keragaman dalam masyarakat yang membutuhkan pendekatan administratif yang sesuai. Post-Colonial Theory : Teori ini membahas dampak dan warisan kolonialisme terhadap pembangunan dan pandangan dunia di negara-negara yang pernah dijajah. Pariwisata Berkelanjutan : Pendekatan dalam pengembangan sektor pariwisata yang memprioritaskan keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan, dengan tujuan meminimalkan dampak negatif dan meningkatkan manfaat bagi masyarakat setempat. SDGs (Sustainable Development Goals) : Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah serangkaian 17 tujuan dan 169 target yang ditetapkan oleh PBB untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia hingga tahun 2030.
Memahami Dinamika Pembangunan Multidimensi | Partisipasi Masyarakat : Keterlibatan aktif dan kontribusi dari masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan implementasi inisiatif pariwisata dan pembangunan. Kebijakan Pariwisata Inspiratif : Landasan regulasi yang bertujuan memberikan panduan strategis bagi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, memberikan dampak positif bagi masyarakat serta lingkungan. Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat : Pendekatan pembangunan pariwisata yang menekankan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaan, pengembangan, dan manfaat sektor pariwisata. Kesadaran Lingkungan : Pemahaman dan kesadaran terhadap isu-isu lingkungan, serta upaya untuk mengadopsi perilaku dan kebijakan yang berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Over-Tourism: : Keadaan di mana jumlah wisatawan melebihi kapasitas daya dukung suatu destinasi, menyebabkan dampak negatif seperti kerusakan lingkungan, peningkatan ketegangan sosial, dan degradasi pengalaman wisata.
Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana, M.Si Keterlibatan Pemangku Kepentingan : Keterlibatan dan konsultasi aktif dengan berbagai pihak yang memiliki kepentingan dalam pembangunan pariwisata, termasuk pemerintah, masyarakat lokal, dan sektor swasta. Inklusivitas Ekonomi : Pendekatan untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi dari pariwisata dan pembangunan didistribusikan secara merata di antara masyarakat setempat, termasuk kelompok yang rentan. Edukasi Pariwisata Bertanggung Jawab : Upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran, baik bagi wisatawan maupun masyarakat lokal, tentang praktik pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Memahami Dinamika Pembangunan Multidimensi | Indeks A: :, v, vi, vii, viii, 1, 6, 14, 20, 25, 36, 105, 122, 123, 127, 128, 129, 130, 140, 141, 142, 144, 148, 149, 153, 154, 155, 178, 198, 203, 214, 215, 216, 217, 218, 220, 221, 224, 225, 231, 238, 239, 240, 248, 249, 257, 258, 259, 267, 269, 270, 271 B Berkelanjutan, vii, viii, 209, 214, 217, 223, 241, 250, 251, 253, 254, 255 D Dampak, 112, 253 Diversifikasi, 258 K Keberlanjutan, 28, 257 Kebijakan, viii, 6, 14, 67, 69, 118, 232, 240, 248, 253, 269, 270 Konsep Pembangunan, v, vii, 7, 9, 36, 170, 196, 217 Kota, vii, 195, 196, 199, 201, 229, 265 Kualitas Hidup, 81 L Lingkungan, 24, 28, 33, 47, 53, 55, 127, 205, 209, 215, 221, 246 M Masyarakat, vi, vii, viii, 13, 68, 83, 84, 85, 87, 88, 89, 96, 153, 154, 155, 156, 169, 170, 172, 175, 176, 179, 189, 190, 191, 193, 194, 195, 198, 199, 210, 222, 241, 249, 254, 263, 270, 271 P Pariwisata, viii, 240, 241, 243, 244, 245, 247, 248, 249, 250, 251, 253, 254, 255, 257, 258, 259, 270 Partisipasi, 6, 13, 183, 187, 189, 191, 203, 222, 258, 270 Pembangunan Berkelanjutan, vi, vii, 25, 36, 122, 127, 128, 129, 130, 148, 149, 178, 198, 214, 215, 216, 217, 218, 220, 221, 224, 225, 231, 238, 239, 248, 267, 269, 270 S Smart City, vii, 196, 206, 207, 210, 211, 212 Strategi Pembangunan, vii, 19, 201
Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana, M.Si Tentang Penulis
Memahami Dinamika Pembangunan Multidimensi |