The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku "Studi Kelayakan Bisnis" ini hadir sebagai panduan lengkap bagi para mahasiswa di bidang manajemen dan bisnis, pengusaha, calon
wirausahawan, dan peminat bisnis untuk memahami dan melaksanakan studi kelayakan bisnis secara menyeluruh.

Buku ini terbagi menjadi 12 bab yang membahas berbagai aspek penting dalam menilai kelayakan suatu usaha, mulai dart

1 Pemahaman Dasar Studi Kelayakan Bisnis: Memperkenalkan definisi, tujuan, manfaat, dan jenis-jenis studi kelayakan bisnis.

2. Aspek Bisnis pada Sosiat Memahami pengaruh dan tanggung jawab bisnis terhadap lingkungan sosial dan budaya. 3. Aspek Hukum dalam Pengelolaan Bisnis: Mempelajari regulasi dan peraturan hukum yang terkait
dengan pendirian, operasional, dan aspek legalitas bisnis.
4. Aspek Teknis dalam Bisnis: Memahami prinsip-prinsip teknis yang berkaitan dengan produksi, operasi, dan infrastruktur bisnis.

5. Efektifitas Pengelolaan Modat Mempelajari strategi dan metode pengelolaan modal yang efektif dan efisien untuk memaksimalkan keuntungan.

6. Penetapan Harga Produk dan Layanan Menentukan strategi penetapan harga yang tepat untuk produk dan layanan agar kompetitif dan menguntungkan.

7. Persiapan Inovasi dimasa Depart Mempelajari strategi dan langkah-langkah untuk membangun budaya inovasi dan mengembangkan produk atau layanan baru yang berkelanjutan. 8. Analisis Dampak Lingkungan Hidup: Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip bisnis berkelanjutan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
9. Aspek Manajemen dan Organisasi pada Sebuah Bisnis: Mempelajari struktur organisasi, fungsi manajemen, dan strategi kepemimpinan yang efektif untuk mengelola bisnis secara optimal

10. Perencanaan Operasional Bisnis: Menyusun rencana operasional yang terstruktur dan sistematis untuk memastikan kelancaran aktivitas bisnis.

11. Antara Kualitas Produk dan Permintaan Pasar: Menemukan keseimbangan antara kualitas produk yang diinginkan pasar dengan kemampuan produksi dan ketersediaan sumber daya

12. Perencanaan Masa Depan Suatu Bisnis: Menyusun visi, misi, dan strategi jangka panjang untuk memastikan pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis di masa depan.

Buku ini dilengkapi dengan contoh-contoh kasus nyata, tabel grafik, dan ilustrasi untuk memudahkan pemahaman pembaca. Diharapkan buku ini menjadi referensi berharga bagi para pelaku bisnis dalam mengambil keputusan yang tepat dan membangun usaha yang sukses dan berkelanjutan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-06-11 02:52:14

Studi Kelayakan Bisnis

Buku "Studi Kelayakan Bisnis" ini hadir sebagai panduan lengkap bagi para mahasiswa di bidang manajemen dan bisnis, pengusaha, calon
wirausahawan, dan peminat bisnis untuk memahami dan melaksanakan studi kelayakan bisnis secara menyeluruh.

Buku ini terbagi menjadi 12 bab yang membahas berbagai aspek penting dalam menilai kelayakan suatu usaha, mulai dart

1 Pemahaman Dasar Studi Kelayakan Bisnis: Memperkenalkan definisi, tujuan, manfaat, dan jenis-jenis studi kelayakan bisnis.

2. Aspek Bisnis pada Sosiat Memahami pengaruh dan tanggung jawab bisnis terhadap lingkungan sosial dan budaya. 3. Aspek Hukum dalam Pengelolaan Bisnis: Mempelajari regulasi dan peraturan hukum yang terkait
dengan pendirian, operasional, dan aspek legalitas bisnis.
4. Aspek Teknis dalam Bisnis: Memahami prinsip-prinsip teknis yang berkaitan dengan produksi, operasi, dan infrastruktur bisnis.

5. Efektifitas Pengelolaan Modat Mempelajari strategi dan metode pengelolaan modal yang efektif dan efisien untuk memaksimalkan keuntungan.

6. Penetapan Harga Produk dan Layanan Menentukan strategi penetapan harga yang tepat untuk produk dan layanan agar kompetitif dan menguntungkan.

7. Persiapan Inovasi dimasa Depart Mempelajari strategi dan langkah-langkah untuk membangun budaya inovasi dan mengembangkan produk atau layanan baru yang berkelanjutan. 8. Analisis Dampak Lingkungan Hidup: Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip bisnis berkelanjutan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
9. Aspek Manajemen dan Organisasi pada Sebuah Bisnis: Mempelajari struktur organisasi, fungsi manajemen, dan strategi kepemimpinan yang efektif untuk mengelola bisnis secara optimal

10. Perencanaan Operasional Bisnis: Menyusun rencana operasional yang terstruktur dan sistematis untuk memastikan kelancaran aktivitas bisnis.

11. Antara Kualitas Produk dan Permintaan Pasar: Menemukan keseimbangan antara kualitas produk yang diinginkan pasar dengan kemampuan produksi dan ketersediaan sumber daya

12. Perencanaan Masa Depan Suatu Bisnis: Menyusun visi, misi, dan strategi jangka panjang untuk memastikan pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis di masa depan.

Buku ini dilengkapi dengan contoh-contoh kasus nyata, tabel grafik, dan ilustrasi untuk memudahkan pemahaman pembaca. Diharapkan buku ini menjadi referensi berharga bagi para pelaku bisnis dalam mengambil keputusan yang tepat dan membangun usaha yang sukses dan berkelanjutan.

Studi Kelayakan Bisnis - 91 Selanjutnya, perusahaan akan mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti transaksi pelanggan, data operasional, data media sosial, dan lain-lain. Data tersebut kemudian akan diolah dan dianalisis menggunakan teknik seperti machine learning, data mining, dan analisis prediktif untuk mengidentifikasi pola, tren, atau wawasan yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan (Sasongko, 2023). Setelah data telah dianalisis, perusahaan akan menerapkan wawasan yang didapatkan ke dalam pengambilan keputusan strategis. Misalnya, perusahaan dapat menggunakan wawasan dari analisis data untuk mengoptimalkan strategi pemasaran, menyesuaikan harga produk, atau meningkatkan efisiensi operasional. Pendekatan strategis menggunakan big data dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, seperti meningkatkan efisiensi operasional, memahami tren pasar dengan lebih baik, merespons perubahan pasar dengan cepat, dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Dengan memanfaatkan big data dengan cara yang tepat, perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif dan meningkatkan performa bisnis secara keseluruhan (Popovič et al., 2018). Pendekatan strategis menggunakan big data melibatkan pengumpulan, analisis, dan penerapan data yang besar dan kompleks untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dan strategi bisnis yang lebih efektif. Pendekatan strategis menggunakan big data dapat dijalankan melalui langkah-langkah utama sebagai berikut:


92 - Studi Kelayakan Bisnis 1. Pengumpulan Data (Sedayu & Andriyansah, 2021), merupakan langkah awal yang perlu dilaksanakan, pengumpulan data dilakukan dari berbagai sumber, termasuk sensor, perangkat mobile, media sosial, dan lainnya. Data dapat berupa struktur (misalnya, database tradisional) atau non-struktur (misalnya, teks, gambar, atau video). 2. Pembersihan dan Integrasi Data (Saggi & Jain, 2018), Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah membersihkan dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber. Hal ini termasuk pemrosesan data untuk menghilangkan duplikat, mengisi nilai yang hilang, dan memastikan konsistensi data. 3. Analisis Data (Alonso-Betanzos & Bolón-Canedo, 2018), data kemudian dianalisis menggunakan berbagai teknik dan alat analisis data, seperti analisis statistik, machine learning, dan data mining. Tujuannya adalah untuk menemukan pola, tren, dan wawasan yang dapat digunakan untuk menginformasikan keputusan bisnis. 4. Pengambilan Keputusan (Merendino et al., 2018): wawasan yang diperoleh dari analisis data digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dan strategi bisnis yang lebih efektif. Hal ini dapat mencakup identifikasi peluang baru, mitigasi risiko, peningkatan efisiensi operasional, dan peningkatan pengalaman pelanggan. 5. Optimisasi dan Pemantauan (Shang & You, 2019), pendekatan strategis menggunakan big data melibatkan proses iteratif di mana strategi dan keputusan bisnis terus dipantau dan dioptimalkan


Studi Kelayakan Bisnis - 93 berdasarkan data baru dan wawasan yang diperoleh dari analisis data. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat mengoptimalkan kinerja mereka, meningkatkan daya saing, dan menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya. C. Mengidentifikasi Peluang Inovasi melalui Analisis Data Besar Data besar (big data) merupakan kumpulan data yang sangat besar dan kompleks sehingga tidak bisa diproses menggunakan metode dan alat tradisional. Big data dapat membantu kita mengatasi banyak masalah bisnis yang sebelumnya tidak dapat diselesaikan dan sering disebut sebagai inovasi bisnis di masa depan (Naeem et al., 2022). Big data memberikan peluang besar untuk inovasi dalam berbagai aspek bisnis, mulai dari pengembangan produk dan layanan, peningkatan kualitas, hingga pengambilan keputusan yang lebih baik. Mengidentifikasi peluang inovasi melalui analisis data besar (big data) adalah proses yang melibatkan pengumpulan, pengolahan, dan analisis data dalam jumlah besar untuk menemukan pola dan tren yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang baru (Gepp et al., 2018). Proses ini memanfaatkan teknologi dan algoritma canggih, termasuk pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan, untuk menganalisis data yang lebih besar dan lebih kompleks, serta memberikan hasil yang lebih cepat dan lebih akurat. Big data dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang inovasi melalui seperti:


94 - Studi Kelayakan Bisnis 1. Mengenal Pasar dan Pelanggan (Kitchens et al., 2018), big data memungkinkan kita untuk mengumpulkan dan menganalisis data konsumen dalam jumlah besar. Dengan menganalisis data ini, kita dapat memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan lebih baik, sehingga dapat menciptakan produk atau layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka. Misalnya, dengan menganalisis data pencarian barang, jumlah klik, dan pembelian produk atau layanan, kita dapat mengetahui produk atau layanan apa yang paling diminati oleh konsumen. 2. Meningkatkan Kualitas Produk dan Layanan (Anshari et al., 2019), penggunaan teknologi digital dalam analisis big data memungkinkan pengendalian kualitas yang lebih ketat. Monitoring terus-menerus dan analisis data membantu memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas tertinggi, serta mempercepat proses perbaikan dan inovasi produk. Selain itu, big data juga dapat digunakan untuk meningkatkan layanan pelanggan. Misalnya, sistem manajemen pelanggan yang terintegrasi memungkinkan perusahaan untuk menyediakan layanan yang lebih personal dan responsif. 3. Mendorong Inovasi (Niebel et al., 2019), big data dapat merangsang inovasi di berbagai bidang. Akses lebih mudah terhadap data dan analisis mendalam memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi peluang inovasi, menciptakan produk baru, dan meningkatkan proses bisnis secara berkelanjutan. Misalnya, dengan menganalisis data pasar dan tren konsumen, perusahaan dapat menemukan celah di


Studi Kelayakan Bisnis - 95 pasar dan menciptakan produk atau layanan baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi. 4. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas (Ferraris et al., 2019), big data juga dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Misalnya, dengan menganalisis data operasional, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan membuat perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. 5. Membantu dalam Pengambilan Keputusan (Merendino et al., 2018), big data memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan berbasis data. Dengan menganalisis data, perusahaan dapat membuat keputusan yang didukung oleh bukti dan fakta, bukan hanya berdasarkan perasaan atau naluri. Misalnya, dengan menganalisis data penjualan, perusahaan dapat menentukan produk atau layanan apa yang paling laris dan harus diproduksi lebih banyak. D. Analisis Desktiptif, Prediktif dan Preskriptif untuk Inovasi Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis, peneliti harus mengumpulkan dan mengolah data secara cermat untuk mencapai tujuan penelitian atau menyelesaikan masalah yang dihadapi. Data yang diperoleh perlu dianalisis menggunakan berbagai teknik analisis data agar menjadi informasi yang mudah dipahami dan bermanfaat


96 - Studi Kelayakan Bisnis sebagai solusi masalah (Berthold et al., 2010). Informasi yang diberikan oleh analisis data tidak hanya memberikan wawasan yang berharga tetapi juga berfungsi sebagai pedoman krusial dalam pengambilan keputusan bisnis di masa depan. Inovasi dalam studi kelayakan bisnis semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknik analisis data. Ada berbagai jenis teknik analisis data yang dapat digunakan dalam penelitian, tergantung pada tujuan penelitian tersebut. Contohnya, jika Anda sedang melakukan penelitian dengan data numerik, Anda akan menggunakan metode yang spesifik untuk mengolah data numerik, dan hal yang sama berlaku untuk jenis data lainnya. Dalam era Data Science yang terus berkembang, analisis data menjadi semakin mudah dan efektif, memungkinkan diterapkannya berbagai teknik analisis data untuk memenuhi beragam kebutuhan industri (Chen & Zhang, 2014). Inovasi ini, seperti penggunaan algoritma machine learning dan big data analytics, memungkinkan para peneliti untuk melakukan studi kelayakan bisnis dengan lebih akurat dan efisien. Misalnya, analisis prediktif dapat digunakan untuk mengevaluasi kelayakan pasar baru atau model bisnis potensial, sementara analisis deskriptif dan diagnostik dapat memberikan wawasan mendalam tentang kinerja bisnis dan area yang perlu ditingkatkan. Dengan memanfaatkan teknik-teknik ini, studi kelayakan bisnis dapat lebih mendalam dan informatif, memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan strategis.


Studi Kelayakan Bisnis - 97 1. Analisis Prediktif Analisis prediktif dalam studi kelayakan bisnis terbagi menjadi dua kategori utama: model prediktif dan model statistik (Biecek & Burzykowski, 2021). Kedua kategori ini sangat penting dalam berbagai aplikasi bisnis. Misalnya, dalam iklan kaos di Facebook, perusahaan dapat menggunakan model prediktif untuk menganalisis sejauh mana conversion rate berkorelasi dengan parameter seperti lokasi geografi audiens, pendapatan, dan minat. Dengan menerapkan analisis prediktif ini, perusahaan dapat lebih tepat dalam menentukan target audiensnya. Analisis prediktif mengoptimalkan kemampuan untuk merencanakan strategi bisnis dengan lebih akurat (Oyewole et al., 2024). Misalnya, dengan mengetahui kemungkinan penjualan di masa depan berdasarkan data historis dan tren saat ini, perusahaan dapat merencanakan inventaris, pemasaran, dan alokasi sumber daya dengan lebih efektif. Informasi prediktif ini juga dapat membantu mengurangi risiko dan meningkatkan peluang keberhasilan bisnis, sehingga studi kelayakan bisnis menjadi lebih komprehensif dan informatif. 2. Analisis Perspektif Analisis preskriptif memberikan informasi mengenai kemungkinan situasi atau skenario, sumber daya yang tersedia, serta kinerja masa lalu dan masa kini (Lepenioti et al., 2020). Selain itu, teknik ini juga menyarankan rekomendasi atau strategi baru yang lebih efektif. Analisis preskriptif dapat dibagi menjadi


98 - Studi Kelayakan Bisnis dua sub-teknik utama: optimisasi dan pengujian acak (random testing) (Y. Li et al., 2015). Penerapan analisis preskriptif sangat bermanfaat untuk memberikan solusi yang tepat guna dan adaptif terhadap berbagai tantangan bisnis. Beberapa contoh pertanyaan yang dapat dianalisis menggunakan teknik ini antara lain: a. Rekomendasi posisi terbaik untuk meletakkan suatu produk agar dapat terjual lebih banyak, dengan analisis preskriptif, bisnis dapat menentukan lokasi penempatan produk yang optimal berdasarkan data penjualan sebelumnya dan tren konsumen. b. Berapa persentase diskon yang harus diberikan kepada pelanggan yang berbelanja rutin setiap minggu agar nilai belanja mereka meningkat? Analisis ini dapat memprediksi dampak dari berbagai skenario diskon dan memberikan rekomendasi yang paling menguntungkan. c. Produk apa yang sebaiknya ditawarkan kepada pelanggan yang merupakan pasangan baru menikah? Analisis data mengenai perilaku pembelian pasangan yang baru menikah, analisis preskriptif dapat merekomendasikan produkproduk yang sesuai dan menarik bagi segmen pelanggan ini (Hans, 2022). 3. Analisis Deskriptif Dalam konteks studi kelayakan bisnis, analisis deskriptif merupakan jenis teknik analisis data yang paling mendasar dan sering digunakan dalam laporan bisnis awal. Teknik ini dikenal sebagai langkah awal


Studi Kelayakan Bisnis - 99 sebelum analis data melanjutkan ke tahap analisis yang lebih kompleks dan mendalam. Kegunaan utama analisis deskriptif adalah untuk memahami kondisi lapangan, pasar, dan perilaku konsumen saat ini (Güney & Sangün, 2021). Analisis deskriptif memberikan jawaban atas pertanyaan seperti "Apa yang terjadi?" dengan merangkum data-data historis tanpa melakukan generalisasi hasil penelitian. Biasanya, teknik ini memanfaatkan berbagai bentuk visualisasi data seperti dashboard yang meliputi diagram, tabel, modus, mean, frekuensi, persentase, dan lain-lain. Penggunaan analisis deskriptif sangat penting untuk memberikan gambaran awal tentang situasi dan kondisi yang ada (Simanjuntak et al., 2021). Beberapa contoh penerapan analisis deskriptif dalam studi kelayakan bisnis antara lain: a. Perilaku Konsumen, mengidentifikasi data tentang perilaku konsumen untuk mengetahui preferensi, kebiasaan belanja, dan pola konsumsi mereka. Hal ini dapat memberikan wawasan penting bagi bisnis dalam merancang strategi pemasaran yang efektif. b. Jumlah Konsumen Lama dan Baru per Bulan, memantau jumlah konsumen baru dan yang loyal setiap bulan untuk memahami pertumbuhan pasar dan tingkat retensi pelanggan. Informasi ini berguna untuk menilai efektivitas strategi pemasaran dan layanan pelanggan. c. Informasi Demografi Pelanggan, mengumpulkan data demografi pelanggan seperti usia, jenis kelamin, lokasi geografis, dan faktor lainnya.


100 - Studi Kelayakan Bisnis Informasi ini membantu dalam segmentasi pasar dan penyesuaian produk atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan target audiens (Hans, 2022). E. Analisis Risiko dan Manajemen Strategi Analisis risiko adalah komponen krusial dalam studi kelayakan bisnis, bertujuan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu proyek atau bisnis. Proses ini dimulai dengan mengidentifikasi berbagai jenis risiko seperti risiko pasar, operasional, keuangan, hukum dan regulasi, teknologi, serta lingkungan (Van Greuning & Bratanovic, 2020). Setelah risiko diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi dampak potensial dan kemungkinan terjadinya risiko tersebut menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Evaluasi ini membantu dalam menentukan prioritas risiko, biasanya dilakukan dengan membuat matriks risiko yang mengurutkan risiko dari yang paling kritis hingga yang paling tidak signifikan (Ullah et al., 2021). Berdasarkan prioritas tersebut, strategi mitigasi dikembangkan untuk mengurangi dampak atau kemungkinan terjadinya risiko, melalui langkah-langkah seperti menghindari, mengurangi, mentransfer, atau menerima risiko. Selain itu, pemantauan terus-menerus dan review berkala perlu dilakukan untuk memastikan efektivitas strategi mitigasi dan membuat penyesuaian jika kondisi berubah. Dengan demikian, analisis risiko yang komprehensif membantu perusahaan mempersiapkan diri


Studi Kelayakan Bisnis - 101 menghadapi berbagai tantangan, mengambil keputusan yang lebih terinformasi, dan meningkatkan peluang keberhasilan bisnis. Ini juga menunjukkan komitmen manajemen terhadap manajemen risiko yang proaktif, sebuah nilai tambah dalam menarik investor dan stakeholder lainnya. Sedangkan manajemen strategi bertujuan untuk merumuskan rencana yang komprehensif dan berkelanjutan guna memastikan bahwa bisnis dapat mencapai tujuan jangka panjangnya dan meraih sukses (Barbosa et al., 2020). Berikut adalah langkah-langkah dan komponen utama dalam manajemen strategi dalam konteks studi kelayakan bisnis: 1. Analisis Lingkungan Eksternal, analisis ini meliputi mengevaluasi faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan legal yang dapat mempengaruhi bisnis (Henry, 2021). 2. Analisis Industri (Five Forces Porter), menilai kekuatan supplier, kekuatan pembeli, ancaman pendatang baru, ancaman produk/substitusi, dan persaingan antar perusahaan dalam industri (Henry, 2021). 3. Analisis Lingkungan Internal, dapat dilakukan dengan analisis SWOT dengan mengidentifikasi Kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats) dalam organisasi (Viviana & Victor, 2022). 4. Analisis Sumber Daya dan Kapabilitas, menilai sumber daya (manusia, finansial, fisik, teknologi) dan


102 - Studi Kelayakan Bisnis kapabilitas inti yang dimiliki perusahaan (Wenzel et al., 2020). 5. Formulasi Strategi (Köseoglu et al., 2020), dengan memilih arah pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan, seperti diversifikasi, integrasi vertikal, pengembangan pasar, dan pengembangan produk serta strategi bisnis dengan merumuskan cara bersaing di pasar target, termasuk strategi diferensiasi, strategi kepemimpinan, biaya, dan strategi fokus. 6. Evaluasi dan Pemilihan Strategi, melalui analisis kelayakan (mengevaluasi kelayakan finansial, teknis, dan operasional dari berbagai strategi yang diusulkan) dan alisis risiko serta manajemen (mengidentifikasi risiko yang terkait dengan strategi dan mengembangkan rencana mitigasi) (Suriansha & Sasongko, 2022). 7. Implementasi Strategi, merinci langkah-langkah yang diperlukan untuk mengimplementasikan strategi, termasuk penetapan anggaran, tenggat waktu, dan tanggung jawab. Mengalokasikan sumber daya fisik, finansial, dan manusia sesuai dengan rencana aksi yang telah ditetapkan (Tawse & Tabesh, 2021). 8. Pemantauan dan Pengendalian, penyusunan Key Performance Indicators (KPIs), menetapkan indikator kinerja utama untuk memantau kemajuan dan kinerja. Penilaian Berkala dengan melakukan review berkala terhadap implementasi strategi untuk memastikan bahwa perusahaan tetap berada di jalur yang benar dan penyesuaian strategi untuk mengubah atau memodifikasi strategi berdasarkan feedback dan


Studi Kelayakan Bisnis - 103 perubahan kondisi internal atau eksternal (Aithal & Aithal, 2023) (Hunger, 2020). F. Kesimpulan Studi kelayakan bisnis adalah proses esensial dalam menilai potensi keberhasilan sebuah proyek atau ide bisnis melalui analisis mendalam terhadap berbagai aspek seperti pasar, keuangan, operasional, dan legalitas. Inovasi berbasis data memainkan peran penting dalam hal ini dengan mengandalkan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data besar untuk mengidentifikasi tren, kebutuhan konsumen, dan peluang pasar. Prinsip dasar yang mendukung ini meliputi kualitas, integritas, aksesibilitas, dan keamanan data. Dalam pendekatan strategis menggunakan big data, organisasi dapat mengumpulkan data dari berbagai sumber, menganalisisnya untuk mengidentifikasi pola, menggunakan wawasan untuk pengambilan keputusan strategis, dan terus mengevaluasi serta mengadaptasi strategi berdasarkan feedback data yang diperbarui. Mengidentifikasi peluang inovasi dengan big data memungkinkan segmen pasar baru dan pengembangan produk berdasarkan kebutuhan konsumen, serta optimasi operasional. Analisis deskriptif membantu memahami data historis, sementara analisis prediktif memanfaatkan model statistik untuk memprediksi masa depan, dan analisis inovasi menggabungkan keduanya untuk menciptakan ide-ide baru. Manajemen risiko menjadi komponen vital di sini, dimana analisis risiko mengidentifikasi potensi ancaman dan manajemen risiko


104 - Studi Kelayakan Bisnis mengembangkan strategi mitigasi. Manajemen strategis kemudian memastikan bahwa inovasi diterapkan secara efektif dan berkelanjutan, melalui perencanaan, pemantauan, dan penyesuaian strategi untuk mencapai tujuan bisnis dalam lingkungan pasar yang dinamis.


Studi Kelayakan Bisnis - 105 Analisis Dampak Lingkungan Hidup Muhammad Arif, S.E., M.M.


106 - Studi Kelayakan Bisnis A. Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup disingkat dengan AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Pasal 1 UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan (Pasal 1 Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan). Secara subtantif AMDAL memuat beragam upaya yang dikonstruksikan untuk mencegah berbagai kemungkinan buruk yang dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup. Melalui rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang sistematis, diharapkan upaya pencegahan dampak negative terhadap lingkungan hidup tataran praktis pragmatis sapat terwujud dalam kenyataan (Bethan, 2008 : 276). Dari defenisi AMDAL di atas maka AMDAL adalah suatu kajian mendalam tentang dampak yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan usaha selama proses persiapan, pembangunan dan pengoperasian usaha tersebut. Hasil dari studi kelayakan bisnis aspek AMDAL merupakan masukan atau pertimbangan bagi pengambil keputusan untuk menetapkan kegiatan pengelolaan lingkungan yang harus dilaksanakan oleh pemilik usulan pembangunan


Studi Kelayakan Bisnis - 107 maupun pihak-pihak lainnya yang berkepentingan dalam lingkungan atau usaha. Dampak lingkungan hidup yang analisis adalah perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang akan terjadi diakibatkan oleh kegiatan usaha. Dampak-dampak penting ditentukan antara lain oleh besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak kegiatan usaha, luas wilayah penyebaran dampak, intensitas dan lamanya dampak berlangsung, banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak, sifat kumulatif dampak tersebut, dan berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak (Rizal, 2016). B. Fungsi dan Manfaat AMDAL 1. Fungsi AMDAL Secara umum fungsi AMDAL adalah sebagai berikut: a. Memberikan masukan dalam pengambilan keputusan bagi pemerintah dan pengelola kegiatan usaha; b. Memberikan pedoman dalam upaya pencegahan, pengendalian dan pemantauan dampak lingkungan hidup; c. Memberikan informasi bagi perencanaan pembangunan suatu wilayah. 2. Manfaat AMDAL Secara umum Manfaat AMDAL sebagai berikut:


108 - Studi Kelayakan Bisnis a. Mengetahui sedari awal dampak positif dan dampak negatif kegiatan pembangunan usaha; b. Menjamin aspek keberlanjutan kegiatan-kegiatan proyek pembangunan; c. Menghemat penggunaan sumber daya alam; d. Kemudahan dalam memperoleh perizinan dan memperoleh kredit bank (Rizal, 2016). 3. Manfaat AMDAL bagi Pemilik Usaha Adapun manfaat AMDAL bagi pemilik usaha adalah sebagai berikut: a. Memberikan gambaran yang jelas atas manfaat, resiko dan sasaran usaha; b. Memberikan atas kondisi lingkungan hidup hidup setempat baik biogeofisik, sosial ekonomi dan budaya masyarakat disekitar lokasi usaha; c. Dapat dijadikan sebagai bahan pengujian secara lengkap atas perencanaan proyek sehingga pemilik usaha dapat memperkecil resiko dan kelamahan-kelemahan usaha; d. Dapat dijadikan landasan perencanaan pengelolaan lingkungan yang lebih baik; e. Dijadikan alat berargumentasi dan menghindari kemungkinan terjadinya konflik terutama bila timbul masalah lingkungan di daerah setempat; f. Sebagai alat meningkatkan partisipasi masyarakat disekitar lokasi usaha terhadap pengamanan dan keselamatan usaha.


Studi Kelayakan Bisnis - 109 4. Manfaat AMDAL bagi Masyarakat Adapun manfaat AMDAL bagi Masyarakat adalah sebagai berikut: a. Untuk mengontrol pengelolaan lingkungan oleh pemilik usaha; b. Untuk mengontrol penggunaan sumber daya alam dan lingkungan oleh pemilik usaha; c. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan teknologi. 5. Manfaat AMDAL bagi Lingkungan Hidup Adapun manfaat AMDAL bagi lingkungan hidup adalah terpeliharanya kualitas lingkungan secara baik dan terjaminnya ketersediaan sumber daya alam secara berkelanjutan. 6. Manfaat AMDAL bagi Pemerintah Manfaat AMDAL bagi pemerintah adalah sebagai berikut: a. Untuk mengontrol pengelolaan lingkungan oleh pemilik usaha; b. Untuk mengontrol penggunaan sumber daya alam dan lingkungan oleh pemilik usaha; c. Untuk mencegah kerusakan dan pemborosan penggunaan sumber daya baik oleh pemilik usaha atau pihak lainnya; d. Untuk menghindari konflik dengan usaha lainnya maupun masyarakat sekitar lokasi usaha;


110 - Studi Kelayakan Bisnis e. Menjamin manfaat yang jelas atas usaha bagi masyarakat umum; f. Menjamin keberlanjutan pembangunan; g. Meningkatkan tanggungjawab semua pihak terhadap pengelolaan lingkungan; h. Menjadi bahan masukan pembangunan wilayah; i. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; j. Untuk kepentingan penelitian terkait dan pengembangan penelitian. C. Prinsip Dasar AMDAL Prinsip dasar pada proses-proses AMDAL adalah sebagai berikut: 1. Lokasi kegiatan AMDAL wajib mengikuti rencana tata ruang wilayah (RT/RW) setempat; 2. AMDAL bagian integral dari studi kelayakan kegiatan pembangunan; 3. AMDAL bertujuan menjaga keserasian hubungan antara berbagai kegiatan agar dampak dapat diperkirakan sejak awal perencanaan; 4. AMDAL berfokus pada analisis: potensi masalah, potensi konflik, kendala sumber daya alam, pengaruh kegiatan sekitar terhadap proyek; 5. Dengan AMDAL pemilik usaha dapat menjamin bahwa usahanya bermanfaat bagi masyarakat aman terhadap lingkungan kegidupan.


Studi Kelayakan Bisnis - 111 D. Komponen AMDAL Yang didimaksudkan dengan AMDAL adalah suatu hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup. Analisis ini meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan 5 ( lima ) dokumen yang terdiri dari PIL (penyajian Informasi Lingkungan ), KA (Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan ), RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan ), dan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan). ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan ) adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan. Arti dampak penting di sini adalah perubahan lingkungan yang amat mendasar yang di akibatkan oleh suatu kegiatan. Yang perlu digaris bawahi dari pengertian diatas adalah tidak semua rencana kegiatan harus dilengkapi dengan ANDAL karena ia hanya diterapkan pada kegiatan yang diperkirakan akan mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup (Kasmir & Jakfar, 2017). Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah Komisi Penilai AMDAL, pemrakarsa, dan masyarakat yang berkepentingan. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL. Di tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di tingkat Propinsi berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelo la lingkungan hidup Propinsi, dan di tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Kabupaten/Kota. Unsur


112 - Studi Kelayakan Bisnis pemerintah lainnya yang berkepentingan dan warga masyarakat yang terkena dampak diusahakan terwakili di dalam Komisi Penilai ini. Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi Penilai AMDAL ini diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, sementara anggota-anggota Komisi Penilai AMDAL di propinsi dan kabupaten/kota ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota. 2. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan. 3. Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan antara lain sebagai berikut: kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau kegiatan, faktor pengaruh ekonomi, faktor pengaruh sosial budaya, perhatian pada lingkungan hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai -nilai atau norma yang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat pemerhati. E. Sistematika Pengelolaan Lingkungan AMDAL merupakan suatu proses yang panjang dengan sistematika urutan langkah tertentu menurut PP 29 tahun 1986. Adapun langkah – langkah tersebut adalah : 1. Usulan Proyek. Usulan proyek datang dari pemprakarsa, yaitu orang atau badan yang mengajukan dan


Studi Kelayakan Bisnis - 113 bertanggung jawab atas suatu rencana kegiatan yang dilaksanakan. 2. Penyajian Informasi Lingkungan. Usulan proyek kemudian mengalami penyaringan yang bertujuan untuk menentukan perlu atau tidak perlu dile4ngkapi dengan ANDAL. Penyaringan dilakukan dengan Penyajian Informasi Lingkungan atau disebut PIL. a. perlu dibuatkan ANDAL, karena dinilai proyek akan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan. b. tidak perlu dibuatkan ANDAL, karena diperkirakan tidak akan menimbulkan dampak penting . c. PIL kurang lengkap dan dikembalikan ke pemprakarsa proyek untuk perbaikan Sebelum diajukan kembali. 3. Menyusun Kerangka Acuan Bila instansi yang bersangkutan memutuskan perlu membuat ANDAL, pemprakarsa bersama instansi tersebut menyusun kerangka acuan TOR sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan bagi analisis dampak lingkungan. 4. Membuat ANDAL Pemprakarsa membuat ANDAL sesuai dengan pedoman yang ditetapkan, kemudian mengajukannya kepada instansi yang bertanggung jawabuntuk dikaji lebih dulu sebelum mendapatkan keputusan. Kemungkinan hasil penillaian ada 3, yaitu: a. ANDAL disetujui, kemudian pemprakarsa melanjutkan pembuatan RKL dan RPL.


114 - Studi Kelayakan Bisnis b. ANDAL ditolak karena dianggap kurang lengkap atau kurang sempurna.Untuk ini perlu perbaikan dan diajukan kembali. c. ANDAL ditolak karena dampak negatofmya, karena tidak dapat ditanggulangi oleh ilmu dan teknologi yang telah ada, diperkirakan lebih besar daripada dampak positifnya. Penyusunan KA-ANDAL adalah proses untuk menentukan lingkup permasalahan yang akan dikaji dalam studi ANDAL (proses pelingkupan). Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan dokumen KA-ANDAL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya. 5. Membuat RKL dan RPL Bila ANDAL telah disetujui maka pemprakarsa dapat melanjutkannya dengan membuat Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RPL ) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL ) untuk diajukan kepada instansi yang berwenang. 6. Implementasi Pembangunan Proyek Dan Aktivitas Pengelolaan Lingkungan Bila RKL dan RPL telah disetujui, maka implementasi proyek dapat dimulai, lalu dilanjutkan dengan pelaksanaan aktivitas pengelolaan lingkungan.


Studi Kelayakan Bisnis - 115 Aspek Manajemen & Organisasi Pada Bisnis Ricca Hendarti, S.E., M.M.


116 - Studi Kelayakan Bisnis A. Pengertian manajemen Ruang lingkup manajemen adalah hal yang krusial untuk dibahas dalam studi kelayakan bisnis ataupun organisasi. Karena meskipun usaha ataupun organisasi sudah dinyatakan layak untuk dijalankan tetapi ketika manajemen dan organisasi tidak merencanakan dengan benar maka besar kemungkinan akan terjadi ketidakberhasilan dalam menjalankannya. Perencanaan dalam human resources management maupun secara utuh harus disusun sesuai dengan tujuan akhir perusahaan yang akan menimbulkan sustained competitive advantage. Sustained competitive advantage adalah kemampuan yang dimiliki Perusahaan atau bisnis ataupun organisasi yang berguna untuk memenuhi kebutuhan konsumen agar bisa lebih baik daripada pesaingnya. Ini adalah salah satu tujuan akhir dari sebuah organisasi ataupun bisnis. Tujuan perusahaan bisa terpenuhi jika prosedur manajemen terlaksana. Prosedur dalam manajemen akan muncul bila fungsi dalam manajemen dijalankan. Semua fungsi manajemen harus dijalankan dan direncakan dengan cara bersamaan dan tidak bisa berjalan sendiri karena semua fungsi berkaitan satu sama lain dengan sangat erat. Jika ada satu fungsi manajemen yang berjalan macet akan mengakibatkan macetnya fungsi manajemen lain dalam proses pencapaiannya. Untuk kepentingan pembelajaran studi kelayakan bisnis harus diteliti bagaimana fungsi setiap lini manajemen seperti


Studi Kelayakan Bisnis - 117 POAC (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan) bisa dijalankan dengan tepat. Fungsi lini manajemen dijelaskan di bawah ini : 1. Perencanaan (planning) Planning adalah kegiatan mendefinisikan tujuan yang di implementasikan dan melakukan apa saja yang diutamakan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Dalam kegiatan ini harus ditetapkan mengenai apa saja yang akan dilakukan, kapan dikerjakan dan bagaimana cara melakukannya agar semua terlaksana dengan efektif dan efisien. 2. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian diperlukan untuk mengkategorikan kegiatan atau pekerjaan pada setiap lini atau divisi agar semua tersusun dengan rapi agar jelas terlihat antara mana tugas, mana wewenang dan mana tanggung jawab serta hubungan pekerjaan dengan seefektif mungkin dalam lininya. 3. Pelaksanaan (actuating) actuating ialah kegiatan guna mengerjakan suatu pekerjaan dalam suatu organisasi. Ketika melaksanakan sebuah bisnis, semua pimpinan puncak harus mengarahkan seluruh pekerja untuk melakukan semua pekerjaan yang telah didelegasikan dengan cara menjelaskan dan memotivasi agar meningkatkan semangat para karyawan.


118 - Studi Kelayakan Bisnis 4. Pengawasan (controlling) Controlling ialah kegiatan guna mengawasi dan menilai apakah tugas sudah berjalan sesuai rencana atau tidak. Bila dalam prosesnya terjadi kesalahan, harus ada antisipasi dan harus dikendalikan. Pelaku analis perlu mengetahui apa penyebab proses manajemen bisa tidak terlaksana dengan baik. Bila penyebab kegagalan manajemen terdeteksi, seorang analislah yang mampu merencanakan jenis manajemen mana yang tepat dengan proyek masing-masing. Murray D. Bryce menyatakan ketidakberhasilan manajemen biasanya karena: 1. Ketidakberhasilan dalam mengerti fungsi top management 2. Ketidakberhasilan mendelegasikan tanggung jawab 3. Ketidakberhasilan memilih tenaga manajemen yang kompeten dan berpengalaman 4. Pimpinan yang kurang berbakat 5. Tidak memahami masalah profit dan biaya 6. Tidak memahami bahwa alat akuntansi adalah alat manajemen 7. Perencanaan dan pengelolaan sumber daya manusia 8. fungsi pemasaran yang tidak berjalan dengan baik. B. Pengertian Aspek Organisasi Organisasi merupakan sarana untuk melakukan pekerjaan yang sudah di rencanakan. Perbedaan tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap lini akan memudahkan organisasi melakukan controlling dalam


Studi Kelayakan Bisnis - 119 struktur dalam organisasi. Fungsi organisasi akan mengarahkan struktur organisasi, dengan cara memilah mana tugas, mana hubungan setiap tugas, sejauh mana batas wewenang dan batas tanggung jawab untuk melaksanakan setiap tugas tersebut. 1. Desain dalam struktur organisasi formal Struktur dalam organisasi formal diterapkan untuk membantu menjalankan tujuan organisasi secara efisien dan bergantung pada key-variable yaitu: a. Strategi organisasi, Strategi yang diterapkan organisasi akan memberikan pengaruh terhadap desain dalam organisasi. b. Lingkungan dampak lingkungan pada desain organisasi di bagi menjadi 3 jenis yakni lingkungan stabil, yang berarti lingkungan hampir tidak ada perbedaan. Berubahnya produk jarang terjadi dan dapat direncanakan, permintaan dari pasar tidak berfluktuasi, perubahan legal yang mempengaruhi organisasi jarang terjadi dan perubahan teknologi dapat di forecast. Lingkungan berubah, Dimana inovasi di bagian product, market, legal dan teknologi dapat terjadi. Misalnya peralatan berumah tangga dan industry jasa. Lingkungan bergejolak, Dimana perubahan bisa terjadi dengan pesat, pesaing baru datang dan masuk ke pasar tidak terduga, perubahan hukum cepat berganti, kemajuan teknologi berpengaruh secara drastic. Contoh : Perusahaan computer. c. Teknologi


120 - Studi Kelayakan Bisnis Woorward mengatakan terdapat relasional antara prosedur teknologi dan struktur organisasi. Ketika kecanggihan teknologi meningkat maka semakin banyak manpower di perusahaan tersebut. d. Manpower yang berhubungan dengan organisasi Pengalaman, sikap dan fungsi anggota organisasi pun berhubungan dengan struktur organisasi. Yang dimaksud manpower disini artinya manajer dan anggotanya. Pimpinan puncak mempengaruhi pemilihan dalam mengambil strategi melalui referensi manajer yang selanjutnya akan berpengaruh pada tipe struktur yang akan dipergunakan dalam organisasi. 2. Proses dalam desain organisasi Proses dalam desain organisasi bisa dimulai dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Ketika menggunakan cara penetapan dari atas ke bawah bertujuan sebagai penyambung mencapai tujuan akhir yang di inginkan dan menjadi dasar yang dapat diorganisir. Penempatan dalam berbagai divisi akan ditetapkan untuk pencapaian tujuan yang di harapkan. Proses pendekatan dari bawah ke atas merupakan kegiatan dasar dalam organisasi yang ditentukam lebih awal. Setelah proses dirumuskan maka kepentingan untuk struktur awal akan muncul. Posisi low management dibutuhkan untuk mengkoordinasikan kegiatan dan akan diawasi oleh atasannya. Pada dasarnya kedua prosedur tersebut saling berkaitan.


Studi Kelayakan Bisnis - 121 3. Bagian umum dalam organisasi Mintzberg meneliti setiap organisasi memiliki lima bagian dasar, yaitu: a. The operating core. Para pegawai mengerjakan kegiatan basic yang berkaitan dengan produksi produk dan service. b. The strategic apex. Top Management yang didelegasi untuk bertanggung jawab atas keseluruhan organisasi c. The middle line. Para manajer yang menjadi penengah operating core dengan strategic apex. d. The support staff. Manpower yang mengisi unit staff yang memberi bantuan pendukung tidak langsung kepada organisasi. C. Bentuk-Bentuk Organisasi Pada dasarnya bentuk organisasi dicocokkan dengan jenis usaha yang dijalankan dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi itu sendiri. Berikut ini beberapa bentuk organisasi pada umumnya: 1. Bentuk organisasi yang dilihat dari berapa banyak top management yang dapat dibedakan menjadi 2 jenis. Yang pertama ada organisasi yang memiliki hanya seorang pimpinan tertinggi. Yang kedua ada organisasi yang mempunyai top management lebih dari satu orang. 2. Bentuk organisasi berdasarkan hubungan wewenangnya. Ada beberapa jenis wewenang yaitu wewenang lini yang berarti wewenang yang


122 - Studi Kelayakan Bisnis memberikan tanggung jawab atas tercapainya tujuan akhir Perusahaan. Lalu ada wewenang staf yang berarti wewenang yang membantu agar orang mempunyai wewenang lini bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan Perusahaan. Yang terakhir ada wewenang fungsional yang berarti wewenang yang didelegasikan kepada seseorang atau divisi agar dapat mengambil keputusan tentang permasalahan yang terjadi di divisi yang lain. D. Human resources management Kita juga membutuhkan menganalisa persiapan perusahaan yang berhubungan dengan human resources mulai dari pengadaan sampai pada di tetapkan jabatan tertentu untuk menjalankan suatu Perusahaan. Human resources management merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kebijakan, tata cara dan cara bagaimana menjalankan atau mengukur seseorang dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Human resources management dapat dijelaskan dalam fungsi manajerial yang terdiri dari POAC (planning, organizing, actuating dan controlling) juga ada kegunaan operatif yang menjalankan pengadaan, kompensasi, pengembangan, integrasi, perbaikan dan pemutusan hubungan kerja. 1. Analisis jabatan Organisasi perlu menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang harus dilakukan demi mencapai tujuan organisasi. Bagian manajemen harus mempunyai informasi yang memadai mengenai


Studi Kelayakan Bisnis - 123 semua jabatan untuk menjalankan sebagaimana tugas dan fungsinya dengan baik. Penjelasan ini didapat dari analisis jabatan. Job Analysis yaitu suatu hal yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan hal-hal suatu kedudukan jabatan. Maka dari itu kita perlu mengetahui pekerjaanpekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana cara mengerjakannya dan untuk apa pekerjaan itu dikerjakan. Jadi Job Analysis dapat diartikan sebagai kegiatan yang terstruktur untuk mengumpulkan dan menganalisis data mengenai suatu jabatan. Hasil analisis jabatan ialah Job Description dan Job Specification. Job Description memuat keterangan yang lengkap, singkat, jelas dan konsisten mengenai suatu jabatan yang berupa identitas jabatan, fungsi jabatan, wewenang, uraian tugas, tanggung jawab, kerjasama, bahan, alat dan mesin yang diperlukan dalam pekerjaan. Sedangkan Job Specification harus memenuhi syarat minimum oleh calon pekerja agar bisa menduduki posisi tertentu dengan tepat guna. Job Specification memuat isi mengenai tingkat pendidikan, training and development yang diperlukan, psikologi, dan hal-hal khusus lainnya. Informasi Job Analysis bermanfaat bagi manpower planning, orientasi, pelatihan dan pengembangan diri, penilaian dalam pekerjaan, training and development, kompensasi, keselamatan dan Kesehatan pegawai atau K3, hubungan antar pekerja atau Industrial Organizational, restrukturisasi


124 - Studi Kelayakan Bisnis organisasi, konsep pekerjaan dan program development yang berkualitas.


Studi Kelayakan Bisnis - 125 Antara Kualitas Produk & Permintaan Pasar Titi Hasanah, S.Pd., MM.


126 - Studi Kelayakan Bisnis ualitas produk dan permintaan pasar adalah dua konsep penting yang saling terkait dalam dunia bisnis. Berikut adalah penjelasan tentang hubungan antara kualitas produk dan permintaan pasar: Hubungan Antara Kualitas Produk dan Permintaan Pasar: Kualitas produk yang baik dapat meningkatkan permintaan pasar dengan beberapa cara:Peningkatan Kepuasan Pelanggan: Produk yang berkualitas tinggi cenderung memenuhi atau bahkan melebihi harapan pelanggan, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas cenderung menjadi pelanggan setia dan merekomendasikan produk kepada orang lain, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan pasar.Peningkatan Reputasi Merek: Produk yang terkenal karena kualitasnya yang baik dapat membantu membangun reputasi merek yang kuat. Konsumen cenderung lebih percaya pada merek-merek yang terbukti berkualitas, yang dapat meningkatkan permintaan pasar untuk produk tersebut.Daya Saing yang Lebih Baik: Produk yang berkualitas tinggi cenderung lebih kompetitif di pasar. Konsumen cenderung lebih memilih produk yang menawarkan nilai tambah dan kinerja yang lebih baik, bahkan jika harganya lebih tinggi, yang dapat meningkatkan permintaan pasar untuk produk tersebut.Namun, penting untuk diingat bahwa pengaruh kualitas produk terhadap permintaan pasar dapat bervariasi tergantung pada sejumlah faktor, termasuk segmen pasar, industri, dan strategi pemasaran. Selain itu, kualitas produk yang buruk juga dapat memiliki dampak negatif pada permintaan pasar, bahkan dapat merusak reputasi merek dan mengurangi loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, bisnis harus berupaya untuk terus meningkatkan kualitas produk mereka guna K


Studi Kelayakan Bisnis - 127 mendukung pertumbuhan permintaan pasar jangka panjang. A. Kualitas Produk 1. Pengertian Kualitas Produk Kualitas produk mengacu pada seberapa baik atau seberapa memuaskan suatu produk dalam memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan. Ini meliputi karakteristik dan atribut dari suatu produk yang menentukan nilai dan keunggulan relatifnya dalam pasar. Kualitas produk tidak hanya mencakup aspek fisik seperti fitur, kinerja, dan keandalan, tetapi juga aspek-aspek lain seperti pelayanan pelanggan, merek, dan persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Kualitas produk yang baik biasanya dikaitkan dengan kepuasan pelanggan yang tinggi, loyalitas pelanggan yang kuat, dan reputasi merek yang positif. Kualitas produk mengacu pada karakteristik dan atribut suatu produk yang mempengaruhi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Ini mencakup faktor-faktor seperti keandalan, kinerja, fitur, desain, dan kepuasan pengguna. Kualitas produk yang tinggi biasanya diidentifikasi dengan ketepatan, daya tahan, dan kemampuan produk untuk memenuhi atau bahkan melebihi ekspektasi konsumen. Kualitas produk mengacu pada tingkat keunggulan atau kesesuaian suatu produk dengan


128 - Studi Kelayakan Bisnis kebutuhan dan harapan konsumen. Ini melibatkan evaluasi berbagai atribut dan karakteristik produk yang mempengaruhi kemampuannya untuk memuaskan pengguna.Secara lebih rinci, pengertian kualitas produk mencakup beberapa aspek: a. Keandalan: Seberapa konsisten produk tersebut memberikan kinerja yang diharapkan dalam berbagai kondisi penggunaan. b. Kinerja: Kemampuan produk untuk melakukan fungsi yang diinginkan dengan baik, seperti kecepatan, efisiensi, atau daya tahan. c. Fitur: Atribut tambahan atau kemampuan produk yang memberikan nilai tambah kepada konsumen, seperti inovasi atau fungsionalitas tambahan. d. Estetika: Penampilan fisik produk, termasuk desain, warna, tekstur, dan estetika secara keseluruhan. e. Kualitas Perceived: Persepsi atau opini konsumen tentang kualitas produk berdasarkan pengalaman, merek, atau rekomendasi dari orang lain. f. Kualitas Layanan: Kualitas layanan yang terkait dengan produk, seperti layanan pelanggan, dukungan teknis, dan pelayanan purna jual. g. Kualitas Keselamatan: Aspek-aspek terkait keselamatan produk, termasuk risiko cedera atau bahaya yang mungkin terjadi saat


Studi Kelayakan Bisnis - 129 menggunakan produk. h. Kualitas Lingkungan: Dampak produk terhadap lingkungan selama siklus hidupnya, termasuk produksi, penggunaan, dan pembuangan. Kualitas produk yang baik memberikan nilai tambah kepada konsumen dengan memenuhi atau bahkan melebihi harapan mereka, membangun loyalitas pelanggan, dan memperkuat reputasi merek perusahaan. Ini adalah faktor kunci dalam menciptakan keunggulan kompetitif di pasar dan mencapai kesuksesan jangka panjang bagi perusahaan. Para ahli bisnis dan manajemen telah mengidentifikasi beberapa dimensi kualitas produk yang penting. Berikut adalah beberapa macam kualitas produk menurut pendapat para ahli: 1. Kualitas Fungsional: Ini mengacu pada kemampuan produk untuk melakukan fungsi yang diinginkan dengan baik tanpa cacat atau kesalahan. Kualitas fungsional mencakup hal-hal seperti keandalan, kinerja, dan fitur produk. 2. Kualitas Keandalan: Ini menunjukkan seberapa konsisten produk dalam memberikan kinerja yang diharapkan dalamkondisi yang berbeda. Produk yang andal diharapkan memiliki tingkat kegagalan yang rendah dan dapat diandalkan dalam jangka waktu yang lama. 3. Kualitas Estetika: Ini mengacu pada penampilan fisik produk, termasuk desain, warna, tekstur, dan


130 - Studi Kelayakan Bisnis estetika secara keseluruhan. Kualitas estetika memainkan peran penting dalam mempengaruhi persepsi konsumen terhadap nilai dan daya tarik produk. 4. Kualitas Perceived: Ini adalah persepsi atau opini konsumen tentang kualitas produk berdasarkan pengalaman, merek, atau rekomendasi dari orang lain. Kualitas yang dirasakan dapat memengaruhi keputusan pembelian konsumen secara signifikan. 5. Kualitas Layanan: Meskipun bukan bagian langsung dari produk fisik itu sendiri, kualitas layanan yang terkait dengan produk, seperti layanan pelanggan, dukungan teknis, dan pelayanan purna jual, juga dapat mempengaruhi pengalaman pelanggan dan persepsi mereka terhadap kualitas produk. 6. Kualitas Inovasi: Ini mengacu pada kemampuan produk untukmenyediakan fitur atau teknologi baru yang memberikan nilai tambah kepada konsumen. Produk yang inovatif sering kali dapat menciptakan keunggulan kompetitif dalam pasar. 7. Kualitas Keselamatan: Ini mencakup aspek-aspek terkait keselamatan produk, termasuk risiko cedera atau bahaya yang mungkin terjadi saat menggunakan produk. Produk yang aman dan memenuhi standar keselamatan yang ketat cenderung lebih dihargai oleh konsumen. 8. Kualitas Lingkungan: Ini adalah ukuran sejauh mana produk diproduksi dan digunakan dengan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Kualitas


Studi Kelayakan Bisnis - 131 lingkungan semakin menjadi perhatian dalam industri, dengan banyak konsumen yang mengutamakan produk yang ramah lingkungan. Kualitas produk bisa dilihat dari berbagai perspektif ini dan bisa sangat berbeda tergantung pada kebutuhan dan preferensi konsumen, serta karakteristik pasar dan industri tertentu Kualitas produk memiliki banyak manfaat bagi perusahaan, konsumen, dan masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari kualitas produk: 1. Kepuasan Pelanggan: Produk yang berkualitas tinggi cenderung memenuhi atau bahkan melebihi harapan konsumen. Ini dapat meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan dan membangun hubungan yang kuat antara perusahaan dan pelanggannya. 2. Loyalitas Pelanggan: Produk yang kualitasnya baik cenderung membuat pelanggan lebih setia. Ketika konsumen puas dengan kualitas produk dan layanan yang mereka terima, mereka lebih mungkin untuk tetap menggunakan produk tersebut di masa mendatang dan bahkan merekomendasikannya kepada orang lain. 3. Reputasi Merek: Kualitas produk yang konsisten dan terpercaya dapat membantu membangun reputasi merek yang positif. Merek yang terkenal karena kualitasnya yang baik cenderung lebih dihargai oleh konsumen dan lebih mudah dikenali di pasar. 4. Keunggulan Kompetitif: Produk yang berkualitas


132 - Studi Kelayakan Bisnis tinggi dapat memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan di pasar. Mereka dapat menarik pelanggan dari pesaing dengan menawarkan nilai tambah dan kinerja yang lebih baik. 5. Efisiensi Operasional: Produk yang berkualitas tinggi cenderung memiliki tingkat keluhan dan retur yang lebih rendah, yang dapat mengurangi biaya perbaikan dan penggantian, serta meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. 6. Peningkatan Penjualan dan Pendapatan: Produk yang berkualitas tinggi cenderung lebih diminati oleh konsumen, yang dapat menghasilkan peningkatan penjualan dan pendapatan perusahaan. 7. Pengurangan Risiko Hukum: Produk yang memenuhi standar kualitas yang tinggi cenderung lebih sedikit menyebabkan masalah hukum, seperti gugatan konsumen atau denda regulator. Ini dapat mengurangi risiko hukum dan reputasi perusahaan. 8. Peningkatan Inovasi: Fokus pada kualitas produk dapat mendorong inovasi dan pengembangan produk yang lebih baik di masa depan. Perusahaan yang berkomitmen pada kualitas cenderung mencari cara untuk terus meningkatkan produk mereka dan memenuhi kebutuhan yang berkembangdari konsumen. 9. Kesejahteraan Masyarakat: Produk yang berkualitas tinggi cenderung lebih aman digunakan, lebih tahan lama, dan memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah, yang dapat memberikan manfaat bagi


Studi Kelayakan Bisnis - 133 kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dengan memperhatikan dan meningkatkan kualitas produk, perusahaan dapat mencapai banyak manfaat ini dan membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan dan keberhasilan jangka panjang. B. Permintaan Pasar 1. Pengertian Permintaan Pasar Permintaan pasar adalah jumlah produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dan pada suatu waktu tertentu. Ini mencerminkan keinginan dan kemampuan konsumen untuk membeli suatu produk atau jasa dalam pasar tertentu. Permintaan pasar dipengaruhi oleh berbagai faktor termasukharga, kualitas produk, preferensi konsumen, pendapatan, tren ekonomi, promosi, dan faktor-faktor lainnya. Analisis permintaan pasar penting dalam pengambilan keputusan bisnis, membantu perusahaan memahami pasar mereka, menetapkan harga yang tepat, mengidentifikasi peluang pasar baru, dan merencanakan strategi pemasaran yang efektif. Permintaan pasar adalah seberapa banyak konsumen bersedia dan mampu membayar untuk suatu produk atau jasa pada berbagai tingkat harga. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pasar meliputi harga, preferensi konsumen, tren industri, promosi, dan juga kualitas produk itu sendiri. Permintaan pasar dapat dipengaruhi oleh


134 - Studi Kelayakan Bisnis persepsi konsumen terhadap kualitas produk, kepuasan pelanggan sebelumnya, merek, serta rekomendasi dari orang lain. Permintaan pasar dapat dibagi menjadi beberapa macam tergantung pada berbagai faktor. Setiap macam permintaan pasar ini memiliki karakteristik dan implikasi yang berbeda bagi perusahaan dalam perencanaan dan strategi pemasaran mereka. Berikut adalah beberapa macam permintaan pasar yang umum: a. Permintaan Primer: Permintaan primer merujuk pada permintaan untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar. Ini adalah permintaan untuk produk yang telah diketahui oleh konsumen dan sudah ada permintaan sebelumnya. b. Permintaan Sekunder: Permintaan sekunder terjadi ketika konsumen membutuhkan produk atau jasa baru yang belum ada di pasar. Ini bisa terjadi karena inovasi baru, perubahan tren, atau kebutuhan baru yang muncul di masyarakat. c. Permintaan Musiman: Permintaan musiman terjadi ketika permintaan untuk suatu produk atau jasa berfluktuasi secaraperiodik sepanjang tahun. Contohnya adalah permintaan yang meningkat untuk produk-produk terkait liburan atau musim tertentu, seperti mainan anak-anak menjelang Natal atau permintaan untuk pakaian musim panas.


Studi Kelayakan Bisnis - 135 d. Permintaan Sementara: Permintaan sementara terjadi ketika permintaan untuk suatu produk atau jasa meningkat secara tiba-tiba dan kemudian turun kembali dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini dapat terjadi karena peristiwa atau tren sementara yang mempengaruhi kebutuhan konsumen, seperti film blockbuster yang memicu permintaan untuk merchandise film tersebut. e. Permintaan Konstan: Permintaan konstan adalah permintaan yang relatif stabil dari waktu ke waktu tanpa fluktuasi yang signifikan. Ini adalah jenis permintaan yang sering terjadi untuk produk-produk pokok atau kebutuhan dasar, seperti makanan sehari-hari atau produkproduk kebersihan. f. Permintaan Elastis: Permintaan elastis merujuk pada situasi di mana perubahan harga menyebabkan perubahan yanglebih besar dalam jumlah yang diminta oleh konsumen. Ini bisa terjadi ketika konsumen merasa sensitif terhadap perubahan harga dan memiliki banyak alternatif lain yang dapat dipilih. g. Permintaan Inelastis: Permintaan inelastis terjadi ketika perubahan harga menyebabkan perubahan yang kurang signifikan dalam jumlah yang diminta oleh konsumen. Ini terjadi ketika konsumen merasa kurang sensitif terhadap perubahan harga karena tidak ada banyak alternatif yang dapat dipilih atau karena barang


136 - Studi Kelayakan Bisnis tersebut dianggap sebagai kebutuhan dasar. C. Definisi dan Konsep Dasar tentang Permintaan Pasar: 1. Definisi permintaan Pasar Permintaan Pasar merujuk pada jumlah total produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dalam suatu pasar tertentu pada suatu waktu tertentu. Ini adalah keinginan dan kemampuan konsumen untuk membeli barang atau jasa. 2. Konsep Utama: a. Hukum Permintaan: Ketika harga suatu produk naik, biasanya jumlah yang diminta oleh konsumen akan turun, dan sebaliknya. b. Kurva Permintaan: Ini adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara harga suatu produk dan jumlah yang diminta oleh konsumen. c. Titik Kesetimbangan: Titik di mana kurva permintaan bertemu dengan kurva penawaran, menetapkan harga dan kuantitas yang seimbang di pasar. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pasar: a. Harga: Perubahan harga secara langsung mempengaruhi permintaan pasar. b. Kualitas Produk: Permintaan dapat dipengaruhi


Studi Kelayakan Bisnis - 137 oleh persepsi konsumen tentang kualitas suatu produk. c. Preferensi Konsumen: Selera dan kebutuhan konsumen berubah-ubah dan mempengaruhi permintaan pasar. d. Pendapatan: Kenaikan pendapatan biasanya meningkatkan daya beli konsumen, sehingga meningkatkan permintaan untuk barang-barang tertentu. e. Tren Ekonomi: Faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, dan inflasi dapat mempengaruhi permintaan pasar secara keseluruhan. 4. Metode dan Alat untuk Mengukur Permintaan Pasar: a. Survei Konsumen: Mengumpulkan data langsung dari konsumen melalui survei untuk memahami perilaku pembelian mereka. b. Penjualan dan Pendapatan: Menganalisis data penjualan dan pendapatan perusahaan untuk melacak tren permintaan pasar. c. Analisis Harga: Memantau perubahan harga dan dampaknya terhadap jumlah barang yang diminta. d. Perilaku Pembelian: Melihat pola pembelian konsumen untuk memahami preferensi dan kecenderungan mereka. e. Analisis Regresi: Menganalisis hubungan antara faktor-faktor seperti harga, pendapatan, dan


138 - Studi Kelayakan Bisnis preferensi konsumen terhadap permintaan pasar. D. Analisis Permintaan Pasar: 1. Analisis Permintaan Pasar Secara Keseluruhan: a. Ini melibatkan penilaian jumlah total produk atau jasa yang diminta oleh konsumen dalam suatu pasar tertentu pada suatu waktu tertentu. b. Faktor-faktor seperti harga, preferensi konsumen, pendapatan, dan tren ekonomi dipertimbangkan. c. Metode analisis meliputi survei konsumen, analisis data penjualan, dan pemantauan tren pasar untuk memahami dinamika permintaan secara keseluruhan. 2. Segmentasi Pasar dan Pengaruhnya terhadap Permintaan: a. Segmentasi pasar adalah pembagian pasar menjadi kelompok- kelompok yang lebih kecil berdasarkan karakteristik seperti demografi, geografi, psikografis, atau perilaku. b. Setiap segmen mungkin memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda, yang dapat mempengaruhi permintaan untuk produk atau jasa tertentu. c. Dengan memahami segmen pasar secara lebih mendalam, perusahaan dapat menyesuaikan strategi pemasaran mereka untuk mencapai


Studi Kelayakan Bisnis - 139 masing-masing segmen dengan lebih efektif, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi permintaan. 3. Perilaku Konsumen dan Implikasinya terhadap Permintaan Pasar: a. Perilaku konsumen merujuk pada tindakan, keputusan, dan preferensi konsumen dalam proses pembelian. b. Analisis perilaku konsumen membantu dalam memahami faktor-faktor yang memengaruhi permintaan pasar, seperti preferensi produk, sikap terhadap merek, dan keputusan pembelian. c. Implikasi terhadap permintaan pasar termasuk penyesuaian produk dan strategi pemasaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan lebih baik. 4. Analisis Tren Pasar dan Prediksi Permintaan di Masa Depan: a. Melalui analisis tren pasar, perusahaan dapat mengidentifikasi pola dan perubahan dalam permintaan pasar dari waktu ke waktu. b. Faktor-faktor seperti inovasi teknologi, perubahan demografi, dan peristiwa ekonomi dapat mempengaruhi tren pasar. c. Prediksi permintaan di masa depan melibatkan penggunaan data historis, analisis tren pasar saat ini, dan proyeksi perkembangan masa


140 - Studi Kelayakan Bisnis depan untuk memperkirakan permintaan yang akan datang. d. Model matematika dan alat analisis seperti analisis regresi dan analisis time series sering digunakan untuk melakukan prediksi ini. E. Strategi Pemasaran Berbasis Permintaan Pasar: Strategi pemasaran berbasis permintaan pasar adalah pendekatan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang didasarkan pada pemahaman mendalam tentang permintaan pasar. Pendekatan ini menempatkan konsumen sebagai fokus utama dan berupaya untuk memahami keinginan, kebutuhan, dan perilaku konsumen secara mendalam. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang strategi pemasaran berbasis permintaan pasar: 1. Pemahaman Konsumen: Strategi pemasaran berbasispermintaan pasar dimulai dengan pemahaman yang mendalam tentang konsumen. Ini melibatkan analisis demografi, psikografis, dan perilaku konsumen untuk memahami siapa mereka, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka berperilaku dalam proses pembelian. 2. Pengembangan Produk yang Responsif: Berdasarkan pemahaman tentang konsumen, perusahaan mengembangkan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Ini bisa berarti mengadaptasi produk yang sudah ada, menciptakan produk baru, atau menyesuaikan fitur


Click to View FlipBook Version