DIGITAL Membaca Konteks Pendidikan Era Modernisasi di Indonesia Yashintha Alvionitha Puteri, S.Pd., Bukran Habibullah, S.Pd., Ricky Apriyanto, S.Pd., Kholifatul Azizah, S.Pd., Arni Nazira, S.Pd., Deza Zalia Permata Dewi, S.Pd., M.M., Fitri Okladis Dwi Saputri, S.Pd., Rihatmi, S.Pd., Anatun Nisa Mun’amah, M.Pd., Nurul Febrianty.B, S.Pd., Fadhilanisa Salsabila, S.Pd., Laelatuzza’rah, S.Pd., Minawati Anggraini, S.Sos
PEMBELAJARAN DIGITAL Membaca Konteks Pendidikan Era Modernisasi di Indonesia Copyright© PT Penamudamedia, 2023 Penulis: Yashintha Alvionitha Puteri, S.Pd., Bukran Habibullah, S.Pd., Ricky Apriyanto, S.Pd., Kholifatul Azizah, S.Pd., Arni Nazira, S.Pd., Deza Zalia Permata Dewi, S.Pd., M.M., Fitri Okladis Dwi Saputri, S.Pd., Rihatmi, S.Pd., Anatun Nisa Mun’amah, M.Pd., Nurul Febrianty.B, S.Pd., Fadhilanisa Salsabila, S.Pd., Laelatuzza’rah, S.Pd., Minawati Anggraini, S.Sos Editor: Abdul Rahim, M.A. ISBN: 978-623-09-6790-0 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, November 2023 X + 166, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit
v KATA PENGANTAR SEGALA puji dan syukur terhaturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan keluangan waktu dalam penyelesaian buku ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW yang telah membawa nikmat Iman dan Islam yang bisa kita rasakan sampai saat ini. Kajian tentang pembelajaran digital (digital learning) dalam pendidikan di era ini sudah cukup banyak tersaji sebagai referensi akademis maupun panduan untuk implementasi di lembaga-lembaga pendidikan. Sajian dalam buku ini lebih mengacu pada konsep, definisi, dari pembelajaran digital yang dalam konteks Indonesia sedang menemukan geliatnya sebagai solusi pembelajaran jarak jauh (distance learning). Di beberapa negara maju seperti Eropa, Amerika, Jepang, China, sudah lebih dulu mengintegrasikan pembelajaran di sekolah dengan pembelajaran digital yang bisa dilakukan dengan tidak harus pertemuan fisik atau tatap muka. Pengembangan medium-medium pembelajaran yang lebih fleksibel selain memudahkan peserta didik, tentunya juga menjadi kesempatan bagi pendidik untuk berimprivisasi lebih jauh dalam proses pembelajaran. Pendidik tidak lagi terikat dengan kehadiran fisik di satu ruang dengan peserta didik, tetapi bisa juga terwakili dengan kehadiran melalui ruang virtual ataupun dengan video searah maupun interaktif.
vi Pembelajaran digital di Indonesia mulai diberlakukan tepat ketika munculnya pandemi Covid-19 di awal-awal tahun 2020 lalu yang memaksa semua lembaga pendidikan harus bertransformasi melakukan pembelajaran jarak jauh. Tentu tidak semua jenjang pendidikan langsung bisa mengikuti trend pembelajaran digital tersebut, terlebih dalam konteks Indonesia yang begitu beragam secara geografis maupun tingkat keterjangkauan teknologi. Alhasil, pembelajaran digital yang dikonsepsikan menteri Pendidikan lebih kepada sekedar mengalihkan pemberian tugastugas sekolah ataupun pekerjaan rumah (PR) kepada peserta didik melalui grup WA, padahal pembelajaran digital yang dimaksudkan bisa lebih jauh lagi diupayakan untuk memberikan pembelajaran yang lebih memudahkan kepada peserta didik. Tantangan untuk pelaksanaan pembelajaran digital di Indonesia juga disebabkan tidak meratanya akses teknologi yang bisa menjadi mediumnya. Ketika Covid-19 merebak, edaran Menteri Pendidikan bahwa semua sekolah di Indonesia dianjurkan untuk melaksanakan pembelajaran digital mulai memunculkan banyak permasalahan. Sekolah-sekolah di Pelosok negeri yang bahkan tidak paham apa itu Covid-19 juga harus dipaksa untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Mereka yang tidak mendapatkan Listrik, apalagi sinyal untuk pembelajaran digital tentunya juga menyisakan keterputusan rantai pendidikan yang mestinya bisa didapatkan anak-anak negeri ketika merebaknya covid-19. Hal yang penting untuk dicatat dalam upaya memapankan terlaksananya pembelajaran digital dalam konteks Indonesia yakni dengan memastikan kesiapan akses maupun perangkat pendukung di semua wilayah di negeri ini. Tak lupa juga konsep merdeka belajar dalam kurikulum merdeka semestinya tidak
vii menjadi standar baku untuk semua wilayah di Indonesia, apalagi dalam konsep pembelajaran digital ini semua sekolah diseragamkan mengikuti standar konteks di Ibu Kota misalnya. Tentunya hal ini juga akan semakin membuat ketimpangan dalam pendidikan itu semakin nyata. Satu hal yang menjadi best practice dalam pembelajaran digital ini yakni semakin terbukanya ruang-ruang untuk berkreasi dalam pembelajaran oleh para pedidik. Tentunya juga sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan keselarasan untuk mencapai misi mencerdaskan bangsa. Terutama dengan kemajuan teknologi yang bisa diupayakan juga semua anak bangsa bisa menikmati dengan tidak harus menjadi bagian secara formal dalam pendidikan-pendidikan di ruang kelas, akan tetapi akses pendidikan di ruang-ruang digital-virtual juga merupakan bentuk dukungan pembelajaran sepanjang hayat (long life education). Abdul Rahim, M.A Editor
viii DAFTAR ISI Kata Pengantar ....................................................................................... v Daftar Isi ............................................................................................ viii Pendahuluan .......................................................................................... 1 Tujuan dan Manfaat Digital Learning...................................................... 7 A. Tujuan Digital Learning ..................................................................8 B. Manfaat Digital Learning ..............................................................12 Sejarah dan Perkembangan E-Learning .................................................. 17 Model Digital Learning ......................................................................... 35 A. Digital Learning Model Dan Strategi............................................37 B. Blended/Hybrid Learning..............................................................38 C. Flipped Classroom Learning .........................................................41 D. Online Learning.............................................................................44 Teknologi Pendukung dalam Digital Learning ........................................ 47 A. Pengertian E- Learning..................................................................48 B. Jenis – Jenis Pembelajaran E-Learning .........................................49 C. Teknologi Pendukung dalam E- Learning.....................................50
ix Desain-Desain Pembelajaran Digital ..................................................... 55 A. Transformasi Pendidikan dan Peran Desain Pembelajaran Digital56 B. Macam-Macam Desain Pembelajaran Digital...............................57 C. Pengembangan Konten Desain Pembelajaran Digital...................71 Implementasi Pembelajatran Digital (Digital Learning) ......................... 73 A. Menerobos Masa Depan Pendidikan Melalui Implementasi Digital Learning ........................................................................................75 Tantangan dan Peluang Penggunaan Digital Learning ............................ 81 B. Pendidikan di Era Digital ..............................................................82 C. Pembelajaran Digital (Digital Learning) dalam Pendidikan .........85 D. Tantangan dan Peluang Penggunaan Pembelajaran Digital (Digital Learning).......................................................................................86 E. Tantangan Penggunaan Pembelajaran Digital (Digital Learning) Bagi Guru dan Murid ....................................................................88 F. Peluang Penggunaan Pembelajaran Digital (Digital Learning) Bagi Guru dan Murid.............................................................................92 Keamanan Data Pengguna dalam Pembelajaran Digital ......................... 95 A. Konsep Keamanan Data dalam Pembelajaran Digital...................99 B. Pentingnya Keamanan Data Bagi Pengguna dalam Pembelajaran Digital..........................................................................................100 C. Jenis-Jenis Keamanan Data dan Perbedaannya...........................102 Implementasi Digital Learning di Sekolah Menengah ........................... 107 Pemanfaatan Digital Learning di Perguruan Tinggi ............................... 121 A. Pengantar Digital Learning .........................................................122 B. Komponen E-Learning................................................................124 C. Aplikasi Dan Studi Kasus Digital Learning................................127
x D. Prospek dan Arah Pembelajaran Digital di Perguruan Tinggi ....129 Keberhasilan Implementasi Digital Learning dalam Perusahaan/Komunitas/Organisasi Bisnis ............................................. 133 A. Penggunaan Digital Learning dalam Komunitas.........................134 B. Tantangan dan Peluang yang Dihadapi dalam Implementasi ELearning ......................................................................................137 C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan ELearning ......................................................................................140 Kesimpulan ......................................................................................... 141 Daftar Pustaka ..................................................................................... 148 Tentang Penulis .................................................................................. 159
1
Pembelajaran Digital 2 Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarokatuh. Salam sejahtera untuk Anda semua, pembaca yang kami hormati. Semoga tetap sehat dan dilancarkan segala aktivitasnya. Pada saat tulisan tentang ‚Pembelajaran Digital dalam Pendidikan‛ ini digarap, saya sangat senang dan antusias mendapatkan kesempatan ini. Menurut saya, pengalaman seperti ini, jarang-jarang bisa saya dapatkan, apalagi bisa berkesempatan dapat berkolaborasi dengan berbagai penulis yang tersebar dari pelbagai daerah di Indonesia. Indonesia sendiri memiliki keberagaman bukan saja dari agama, ras, suku, dan bahasa. Namun, lebih dari itu, model pembelajaran, kultur budaya individu di tiap-tiap daerah pun berbeda. Alhasil, buku ini memiliki kekayaan tersendiri dikarenakan konteks penulis yang tersebar di penjuru Indonesia. Buku Pembelajaran Digital dalam Pendidikan ini diharapkan menjadi sumber acuan, literatur ilmiah untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, terutama bagi mahasiswa strata satu, penulis, peneliti, pembaca yang tertarik dalam bidang pembelajaran digital. Saat ini, di era digitalisasi, tentu segala sesuatu menjadi lebih praktis dengan adanya bantuan tekhnologi digital. Sebagai contoh, missal, yang saya catat, ketika hendak berkomunikasi, orang sudah tidak perlu susah lagi pergi ke kantor pos untuk mengirim surat ke kerabat, teman, dan atau keluarga mereka. Dengan kemudah digital, hal itu bisa dilakukan cukup dari rumah menggunakan bantuan teknologi seperti email atau WA. Begitupun juga dengan Pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sampai detik ini terus mengalami perkembangan dan transformasi seiring dengan kemajuan zaman
Pembelajaran Digital 3 (teknologi). Salah satu perkembangan yang paling signifikan dalam dunia pendidikan adalah munculnya pembelajaran digital. Pembelajaran digital adalah suatu pendekatan yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan proses belajar dan mengajar di berbagai tingkat pendidikan. Suciati, S. (2018) menjelaskan tentang pembelajaran digital merupakan metode pendidikan modern yang dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era revolusi industri 4.0. Penggunaan pembelajaran digital tidak hanya mempengaruhi metode pengajaran, tetapi juga menciptakan perubahan dalam struktur kelas, penilaian, dan cara siswa berinteraksi dengan materi pembelajaran. Artinya, dalam konteks itu, peserta didik memiliki kesempatan lebih luas untuk dapat belajar mandiri, mengakses sumber belajar yang relevan, dan berpartisipasi aktif dalam pengalaman belajar yang lebih interaktif (syncronus/asyncronus). Selain karena ‚Kebutuhan peserta didik pada era ini berbeda dengan kebutuhan peserta didik pada era sebelumnya. Saat ini, pelajar sangat antusias dengan hal-hal digital dan teknologi.‛ (Mister Nuel, 2014). Selanjutnya, Hidayat, N., & Khotimah, H. (2019) berjudul ‚Pemanfaatan teknologi digital dalam kegiatan pembelajaran‛ terkait literasi digital dimana kesadaran, sikap, dan kemampuan individu untuk menggunakan alat dan fasilitas digital dengan benar untuk mengidentifikasi, mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, menganalisis, dan mensintesis sumber daya digital, membangun pengetahuan baru, membuat ekspresi media, dan berkomunikasi dengan orang lain, dalam konteks situasi kehidupan tertentu, untuk memungkinkan tindakan sosial yang konstruktif. Lebih dari itu, kompetensi digital adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan yang dibutuhkan ketika menggunakan TIK dan media digital untuk
Pembelajaran Digital 4 berbagai kebutuhan. Dalam kaitannya dengan hal itu, teknologi digital yang dapat digunakan oleh sekolah/guru dalam proses pembelajaran antara lain interactive whiteboard (IWB), aplikasi perangkat lunak, Web 2.0, dan media sosial; Pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, kualitas proses dan hasil belajar, namun perlu memperhatikan berbagai aspek kemampuan sumber daya manusia, keamanan, dan kesehatan guru dan siswa. Pembelajaran digital telah menjadi bagian integrasi dari sistem pendidikan yang dimana bukan hal mustahil, ke depan, dapat memungkinkan jangkauan yang lebih luas, fleksibilitas yang lebih besar, dan meningkatkan kualitas proses pendidikan itu sendiri. Hal ini sesuai pula dengan tujuan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 dan di poin-poin pokok SDGs tentang pendidikan. Lebih jauh, pada kurikulum merdeka belajar juga berkaitan erat tentang kajian ini. Contoh, dalam Era Digital seperti sekarang ini, siswa dan pendidik mendapatkan akses yang tak terbatas terhadap sumber daya pendidikan, materi pembelajaran, dan alat interaktif lainnya yang dapat meningkatkan efisiensi kegiatan pembelajaran bukan saja di kelas namun lebih dari itu. Namun perlu diketahui dan dipertegas, dalam praktiknya, pembelajaran digital tidak bisa lepas dari teknologi pendukung seperti misalnya internet, laptop, dan banyak alat pendukung lainnya. Artinya, semua itu memiliki peran kunci dalam pembelajaran digital, memungkinkan pengalaman pembelajaran yang lebih efisien dan efektif. Platform pembelajaran daring dan Learning Management Systems (LMS) menjadi fondasi penting memfasilitasi proses transfer materi, pengelolaan kelas, dan interaksi siswa-pengajar dalam suatu pembelajaran.
Pembelajaran Digital 5 Dalam konteks yang lain, misalnya seperti perangkat komputer, tablet, dan perangkat seluler menjadi sarana utama untuk mengakses konten pendidikan digital. Video konferensi dan alat kolaborasi online memungkinkan siswa untuk berkomunikasi dan berkolaborasi secara virtual, mengatasi kendala geografis [perbedaan tempat tinggal, wilayah rural dan urban]. Selain itu, aplikasi edukasi dan perangkat lunak interaktif memungkinkan siswa untuk belajar melalui berbagai media seperti gamifikasi, simulasi, dan kuis interaktif. Dengan teknologi pendukung ini, pembelajaran digital menjadi lebih fleksibel, adaptif, dan efektif, membantu siswa dan pengajar mengoptimalkan proses pendidikan. Selain itu, Fleksibilitas dalam waktu dan tempat belajar juga merupakan keunggulan pembelajaran digital, memungkinkan siswa untuk mengatur jadwal belajar mereka sendiri. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran digital membantu melatih keterampilan digital yang sangat penting dalam dunia modern. Implikasi dari pembelajaran digital itu, siswa mampu mempersiapkan pembelajaran untuk masa mendatang dengan tantangan yang dihadapi di dunia kerja yang semakin kompetitif dan terhubung secara teknologi. Kaintannya dengan hal itu, berbagai kemudahan pun diharapkan bisa didapatkan oleh pelajar maupun pendidik. Namun, barangkali dari semua yang telah dijelaskan di muka, banyak juga tantangan dan isu-isu kritis dalam kaitannya dengan penggunaan pembelajaran digital saat ini. Missal seperti masalah keamanan data dan privasi pengguna. Institusi pendidikan harus memastikan bahwa data siswa dilindungi dengan baik dan tidak disalahgunakan. Tantangan lain seperti pelatihan guru dan pengajar untuk mengintegrasikan teknologi dengan baik dalam pembelajaran juga menjadi penting untuk dibahas karena mengajar dengan bantuan teknologi
Pembelajaran Digital 6 memerlukan keterampilan dan pemahaman yang cukup, sehingga perlu adanya program pelatihan yang efektif. Sitompul, B. (2022) mendeskripsikan jika ‛ Guru di era digital menghadapi perubahan yang sangat cepat, digitalisasi, menyiapkan lulusanlulusan yang unggul dengan berbagai keterampilan dan kompetensi yang sangat diperlukan di era digital saat ini dan di masa depan, mulai dari penguasaan karakter, membaca dan menulis hingga literasi digital yang tentunya berbeda dari sekolah sebelum era digital.‛ Sebagai penutup, buku ini menjelaskan lebih jauh terkait isuisu terkini, yang kemudian diulas oleh tiap-tiap penulis yang tersebar di seluruh Indonesia. Bab-bab selanjutnya seperti; definisi pembelajaran digital, tujuan, sejarah, model, teknologi pendukung, desain-desain pembelajaran digital, implementasi pembelajaran digital, tantangan dan peluang, keamanan data, dan prospek masa depan pembelajaran digital juga diulas. Artinya, sudut pandang mereka sangat bermanfaat dan menjadi kekayaan tersendiri dari buku yang anda baca saat ini.
Pembelajaran Digital 7
Pembelajaran Digital 8 Seperti yang kita ketahui, Tujuan digital learning adalah memberikan ruang yang lebih fleksibel dalam pengaplikasikan pembelajaran baik itu institusi pendidikan maupun organisasi. Michael Grahame Moore dalam bukunya yang berjudul Handbook Of Distance Education menyebutkan bahwa salah satu dari tujuan digital learning adalah meningkatkan aksesibilitas. Meningkatkan aksesibilitas disini dimaksudkan untuk memungkinkan akses pendidikan dan pelatian kepada individu atau kelompok dari berbagai latar belakang geografis, sosial, dan ekonomi. Namun, pada dasarnya, tujuan utamanya ialah untuk memfasilitasi pembelajaran yang lebih fleksibel, efisien, dan terjangkau melalui teknologi digital. Berikut beberapa tujuan dari digital learning: 1. Fleksibilitas Fleksibilitas waktu dan tempat adalah salah satu karakteristik utama dalam digital learning yang memainkan peran penting dalam transformasi pendidikan dan pelatihan. Fleksibilitas ini memungkinkan siswa dan peserta pelatihan untuk mengakses materi pembelajaran dan berpartisipasi dalam aktivitas belajar sesuai dengan jadwal dan lokasi yang paling sesuai untuk mereka. Hal ini memungkinkan berbagai manfaat, seperti peningkatan aksesibilitas pendidikan, pengurangan hambatan geografis, dan adaptasi pembelajaran individu. Fleksibilitas waktu dan tempat dalam digital learning memungkinkan individu untuk mengakses pendidikan tanpa harus berada di lokasi fisik tertentu. Ini sangat bermanfaat bagi siswa yang tinggal di daerah terpencil,
Pembelajaran Digital 9 yang memiliki keterbatasan fisik, atau yang memiliki keterbatasan mobilitas. Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang bekerja penuh waktu atau memiliki tanggung jawab keluarga dapat mengakses materi pembelajaran pada malam hari atau akhir pekan sesuai dengan jadwalnya. Dalam digital learning, siswa memiliki kemampuan untuk belajar sesuai dengan ritme mereka sendiri. Mereka dapat meluangkan lebih banyak waktu pada topik yang sulit atau mempercepat pembelajaran pada materi yang sudah mereka kuasai. Ini memungkinkan pembelajaran yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan individu dan menghilangkan tekanan untuk mengikuti jadwal kelas yang ketat. Fleksibilitas waktu dan tempat dalam digital learning membuka pintu kepada kemungkinan belajar yang lebih adaptif, inklusif, dan personal. Namun, seiring dengan manfaatnya, hal ini juga menimbulkan tantangan seperti pengaturan waktu belajar yang efektif dan memotivasi diri sendiri. Oleh karena itu, penting bagi siswa dan pengajar untuk memahami cara mengelola fleksibilitas ini secara efektif. 2. Efisiensi Peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam digital learning adalah salah satu tujuan utama dari penggunaan teknologi dalam pendidikan. Ini mencerminkan bagaimana penggunaan alat dan sumber daya digital yang optimal dengan menggunakan teknologi digital, perangkat lunak, dan platform online dalam proses pembelajaran dan memberikan manfaat bagi siswa, pengajar, dan institusi pendidikan. Di bawah ini, saya akan memberikan penjelasan yang rinci tentang
Pembelajaran Digital 10 bagaimana digital learning meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam digital learning. a. Akses Mudah: akses mudah yang dimaksud disini adalah bagaimana pembelajaran digital memungkinkan kita untuk mengakses yang mudah dan cepat ke berbagai sumber daya pendidikan termasuk materi pelajaran, video, e-book, dan sumber daya belajar online lainnya. Hal ini mengurangi waktu yang diperlukan untuk mencari informasi dan materi pelajaran. Kita akan dengan mudah mendapatkan segala sumber pembelajaran yang kita butuhkan. Sehingga, kita tidak akan terkendala dengan hal semacam kekurangan sumber belajar atau referensi bacaan. Tidak hanya itu, Fleksibilitas Waktu dan Tempat menjadi poin dari akses mudah ini dikarenakan sistem digital memungkinkan siswa atau peserta pelatihan untuk belajar bisa mengakses kapan saja dan di mana saja sesuai dengan jadwal mereka. Ini memungkinkan pengoptimalan penggunaan waktu, terutama bagi mereka yang memiliki jadwal yang padat. b. Evaluasi Otomatis: dalam digital leraning, sistem evaluasi menjadi hal krusial dalam mengefisienkan penilaian proses pembelajaran. Digitsl learning memberikan shortcut evaluasi otomatis sehingga Ujian dan penilaian dapat mengurangi waktu dan upaya yang dibutuhkan oleh pengajar atau instruktur dalam mengoreksi pekerjaan siswa. Disamping itu pula, sistem ini juga dapat memberikan umpan balik instan kepada siswa.
Pembelajaran Digital 11 c. Pemantauan Kemajuan Pembelajaran (Monitoring Learning Progress) adalah aspek penting dalam digital learning yang membantu mengukur dan memahami sejauh mana siswa atau peserta pelatihan mencapai tujuan pembelajaran mereka. Ini memungkinkan pendidik dan instruktur untuk memberikan umpan balik yang lebih efektif, menyesuaikan kurikulum, dan memastikan bahwa pembelajaran berjalan sesuai rencana. Pemantauan kemajuan pembelajaran dapat mencakup pengumpulan dan analisis data, penilaian formatif, serta interaksi antara instruktur dan peserta pelatihan. Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun efisiensi adalah hal yang penting dalam digital learning, itu tidak boleh mengorbankan kualitas pembelajaran. Penting untuk merancang pengalaman pembelajaran yang seimbang antara efisiensi dan efektivitas, memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. 3. Keberlanjutan Pembelajaran Keberlanjutan pembelajaran dalam konteks digital learning mengacu pada kemampuan sebuah program atau sistem pembelajaran digital untuk berlanjut, berkembang, dan memberikan manfaat dalam jangka panjang. Fokus utamanya adalah bagaimana digital learning dapat menjadi solusi yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan pelatihan masyarakat modern. Hal yang paling mendasar guna
Pembelajaran Digital 12 keberlangsungan pembelajaran adalah kualitas konten atau materi dalam digital learning. Dalam hal ini, Kualitas Konten sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlanjutan program pembelajaran pada institusi atau organisasi, digital learning harus menawarkan konten yang bagus dan berkualitas tinggi. Konten yang relevan, mutakhir, dan memenuhi standar pendidikan akan mendukung hasil pembelajaran yang baik dan mengacu kepada peserta pembelajaran. Sehingga, membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Digital learning atau pembelajaran digital, telah memberikan sejumlah manfaat signifikan bagi siswa, pengajar, dan organisasi pendidikan. Meskipun digital learning memiliki banyak manfaat, perlu diingat bahwa ini juga memerlukan perencanaan yang matang dan pengelolaan yang baik untuk memaksimalkan potensinya. Serta penting untuk tetap memperhatikan keseimbangan antara teknologi dan interaksi manusia dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari digital learning: 1. Interaktif Elemen interaktif ini membantu siswa terlibat lebih aktif dalam pembelajaran, yang pada gilirannya meningkatkan pemahaman mereka tentang materi. Mereka juga memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan mereka sendiri, yang dapat meningkatkan efisiensi pembelajaran secara keseluruhan. Elemen interaktif yang umumnya digunakan dalam digital learning adalah video pembelajaran, kuis, dan simulasi. Ini
Pembelajaran Digital 13 mempertahankan minat siswa dan meningkatkan pemahaman materi. a. Video Pembelajaran Interaktif: Video pembelajaran tidak hanya berisi materi yang disampaikan secara verbal atau visual, tetapi juga menyertakan elemen interaktif seperti pertanyaan berbasis video atau pilihan ganda yang memungkinkan siswa untuk menguji pemahaman mereka sepanjang video. b. Kuis Online: Kuis dan tes online adalah cara yang efektif untuk memeriksa pemahaman siswa tentang materi pelajaran. Mereka juga dapat memberikan umpan balik instan kepada siswa dan membantu mereka untuk memahami di mana mereka perlu meningkatkan. c. Simulasi: Simulasi memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman interaktif yang mensimulasikan situasi nyata. Ini dapat sangat berguna dalam pembelajaran berbasis keterampilan, seperti ilmu komputer, ilmu pengetahuan, atau pelatihan medis. d. Forum Diskusi dan Chat: Interaksi sosial dalam bentuk forum diskusi dan obrolan dapat memungkinkan siswa untuk berbagi pemikiran, pertanyaan, dan saran. Ini juga membantu dalam membangun komunitas belajar. 2. Kemandirian Belajar Dalam pembelajaran digital, siswa sering diberi lebih banyak kendali atas pembelajaran mereka. Mereka dapat memilih kapan dan di mana mereka belajar, serta bagaimana mereka ingin mendekati materi. Hal ini
Pembelajaran Digital 14 mendorong pengembangan kemandirian belajar di mana siswa belajar untuk mengatur dan mengelola pembelajaran mereka sendiri. Tidak hanya itu, siswa juga dapat mempelajari manajemen waktu yang baik karena pembelajaran digital menuntut siswa lebih aktif dalam belajar. Siswa harus dapat mengelola waktu mereka dengan efisien. Mereka perlu membuat jadwal, mengatur prioritas, dan mengikuti tenggat waktu yang telah ditentukan oleh guru atau instruktur. Keterampilan manajemen waktu Ini juga juga berguna dalam kehidupan sehari-hari dan karier mereka kedepannya. Selain itu, kemandirian siswa dapat terlihat dari bagaimanacaranya menyelesaikan atau memecahkan masalah dalam pembelajaran. Pembelajaran digital sering didisain dengan model pemecahan masalah. Siswa diharapkan harus bisa menghadapi tantangan dan hambatan saat mengakses dan memahami materi. Kemampuan untuk secara kreatif menemukan solusi untuk pemecahan masalah ini adalah keterampilan berharga yang dapat diterapkan di berbagai konteks dalam kehidupan. Sehingga, Kemampuan untuk memecahkan masalah secara mandiri adalah aset berharga dalam era informasi di mana perubahan dan perkembangan terus berlangsung. Penting untuk mencatat bahwa pembelajaran mandiri membutuhkan disiplin dan tanggung jawab pribadi. Oleh karena itu, selama proses pembelajaran digital, peran guru atau instruktur tetap penting dalam memberikan panduan, umpan balik, dan dukungan
Pembelajaran Digital 15 kepada siswa dalam mengembangkan keterampilan ini. Seiring dengan kemajuan teknologi digital, siswa yang mampu belajar secara mandiri akan memiliki keunggulan kompetitif dalam dunia pendidikan dan karier. 3. Penghematan Biaya Penghematan biaya ini membuat pendidikan lebih terjangkau dan dapat meningkatkan akses ke pendidikan bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang mungkin menghadapi batasan finansial. Selain itu, pembelajaran digital juga membuka pintu bagi berbagai opsi pembelajaran yang lebih terjangkau, termasuk kursus online gratis atau dengan biaya rendah yang disediakan oleh berbagai institusi pendidikan dan platform pembelajaran online. Dalam pembelajaran tradisional, siswa seringkali harus bepergian ke lokasi fisik untuk menghadiri kelas atau seminar. Pembelajaran digital memungkinkan akses ke materi pelajaran dari mana saja dengan koneksi internet, menghilangkan biaya perjalanan yang sering kali mahal. Begitu pula untuk siswa yang harus tinggal di luar kota atau bahkan luar negeri untuk pendidikan, biaya akomodasi seperti sewa apartemen atau biaya asrama dapat menjadi beban finansial yang besar. Pembelajaran digital memungkinkan mereka untuk tetap tinggal di tempat asal mereka dan menghemat biaya akomodasi. Selain itu, digital learning memberi sumber pembelajaran dan referensi seperti buku digital yang mudah untuk didapatkan dari internet.
Pembelajaran Digital 16 Buku teks fisik seringkali mahal dan memerlukan penggantian teratur. Buku teks digital, di sisi lain, dapat lebih terjangkau atau bahkan gratis, tergantung pada platform atau sumber daya yang digunakan. Tidak hanya dari buku, banyak pula sumber lain yang dapat digunakan seperti, video, ebook, dan sumber daya online, seringkali lebih ekonomis daripada pengadaan buku cetak atau materi pelajaran tradisional.
Pembelajaran Digital 17
Pembelajaran Digital 18 ERKEMBANGAN teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan, termasuk aspek pendidikan, dimana teknologi informasi digunakan baik sebagai sarana maupun sarana komunikasi. Selain itu, muncul juga konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis IT yang mempengaruhi proses konversi pendidikan tradisional ke bentuk digital, baik dari segi konten maupun sistem. Konsep tersebut yang kini dikenal dengan nama e-learning, kini telah diterima secara luas oleh masyarakat global khususnya di Indonesia, terbukti dengan maraknya penerapan e-learning di lembaga-lembaga pendidikan Indonesia, seperti universitas-universitas besar. Pembelajaran daring mulai dikenal dan berkembang dengan semakin luasnya penerimaan dan penggunaan komputer oleh masyarakat luas, khususnya dunia akademis, untuk membantu menyelesaikan berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan, pendidikan dan kebutuhan sehari-hari. Proses pembelajaran belum kembali, sekedar mendengarkan guru menjelaskan materi mungkin terkesan membosankan namun akan lebih dinamis dan interaktif sehingga penguasaan materi dan keterampilan dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan. Perkembangan di bidang e-learning dimulai pada tahun 1990, pada era pelatihan berbasis komputer (CBT), dimana aplikasi e-learning mulai bermunculan, berjalan pada PC standalone atau sebagai paket dalam CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi. Terdapat tiga fungsi e-learning terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (Classroom instruction), yaitu P
Pembelajaran Digital 19 sebagai suplemen yang sifatnya pilihan / optional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi). Secara umum terdapat dua konsep dasar tentang e-learning, yaitu: 1. E-learning yang mempunyai tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi khususnya elektronika sebagai penunjangnya. Tidak hanya internet, semua perangkat elektronik seperti film, video, kaset, proyektor, slide, layar LCD, proyektor dan lain-lain juga dapat dimanfaatkan untuk menunjang proses pembelajaran. 2. Internet Based adalah pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet online sebagai alat utamanya. Artinya ada persepsi bahwa e-learning harus menggunakan internet online, yaitu perangkat komputer yang terhubung dengan internet. Dengan demikian, pembelajaran dapat berlangsung dimana saja, selama siswa mempunyai perangkat komputer dan koneksi internet (tidak terbatas ruang dan waktu). Para ahli menganjurkan pemahaman e-learning sebagai sarana penggunaan Internet yang mencakup e-learning sebagai pemanfaatan teknologi Internet untuk memberikan berbagai solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (Rosenberg (2001). E-learning atau Internet pembelajaran berbasis menggunakan metode pengajaran dan teknologi sebagai alat pembelajaran (Dr. Jo Hamilton-Jones) perkembangan ELearningdari masa ke masa: 1. Pada tahun 1960, Universitas Illinois memperkenalkan sistem PLATO, yang menjadi salah satu tonggak awal dalam konsep e-learning. Saat itu, teknologi komputer masih dalam tahap perkembangan awal, tetapi universitas ini melihat potensi
Pembelajaran Digital 20 besar dalam memanfaatkan komputer untuk mendukung pembelajaran. PLATO memungkinkan mahasiswa untuk mengakses informasi melalui komputer, menggantikan metode tradisional seperti buku teks dan ceramah langsung yang dominan pada masa itu. Fitur kunci dari PLATO adalah pengendali jarak jauh, yang memungkinkan dosen merekam materi pembelajaran seperti kuliah dan presentasi, dan kemudian menyampaikannya kepada mahasiswa melalui komputer. Konsep ini merupakan cikal bakal dari pengajaran jarak jauh, yang menjadi inti dari e-learning modern. Sistem ini juga menggabungkan penggunaan media audio dan televisi, yang menunjukkan perkembangan teknologi multimedia dalam konteks pendidikan jarak jauh. Hal yang paling penting adalah PLATO telah digunakan selama hampir empat dekade, yang menegaskan bahwa konsep pembelajaran online telah bertahan dan berpotensi menjadi bagian penting dari pendidikan dalam jangka panjang. Dengan demikian, sistem PLATO telah menjadi dasar dari banyak sistem pembelajaran elektronik modern, menunjukkan bahwa teknologi komputer, komunikasi jarak jauh dan multimedia telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran dan bagaimana pendidikan berkembang seiring berjalannya waktu. 2. Pada awal tahun 1960-an, profesor psikologi Universitas Stanford Patrick Suppes dan Richard C. Atkinson melakukan eksperimen terobosan menggunakan komputer untuk mengajar membaca dan berhitung kepada siswa sekolah dasar di California. Mereka memanfaatkan teknologi komputer yang masih dalam tahap pengembangan untuk menciptakan metode pembelajaran yang inovatif. Melalui pendekatan ini, anak-anak California menjadi subjek
Pembelajaran Digital 21 eksperimen yang membuka jalan bagi penggunaan teknologi komputer dalam pendidikan. Langkah ini tidak hanya menandai dimulainya pembelajaran berbantuan komputer tetapi juga menginspirasi tumbuhnya pendidikan berbasis teknologi yang kita lihat di era pembelajaran online saat ini. 3. Pada tahun 1963, Bernard Luskin memainkan peran penting dalam pengembangan e-learning dengan memasang komputer pertama di kampus komunitas. Kolaborasinya dengan Universitas Stanford dan lainnya membawa konsep pengajaran berbasis komputer ke tingkat yang baru. Tindakan ini merupakan langkah penting dalam pengembangan e-learning. Melalui pemanfaatan teknologi komputer dalam pengajaran, Luskin membuka pintu metode pembelajaran berbasis teknologi di berbagai lembaga pendidikan. Kontribusi tersebut mendorong berkembangnya sistem e-learning yang lebih maju dan menjadi landasan bagi berkembangnya e-learning seperti yang kita kenal sekarang. Pada tahun 1963, tindakan Bernard Luskin menandai dimulainya era di mana komputer menjadi alat utama untuk memberikan pendidikan dan pengajaran kepada siswa di seluruh dunia. 4. Pada tahun 1970, Bernard Luskin mengambil langkah penting dalam pengembangan e-learning dengan menyelesaikan tesisnya yang merupakan hasil kerjasama dengan Rand Corporation. Dalam tesis ini, ia menganalisis secara cermat hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam proses pengembangan pendidikan berbasis komputer. Melalui kolaborasi ini, Luskin mengidentifikasi permasalahan yang perlu diatasi untuk memajukan pengajaran berbasis komputer, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pertumbuhan pembelajaran online. Hasil penelitian ini
Pembelajaran Digital 22 memberikan informasi berharga untuk memahami bagaimana menggunakan teknologi komputer secara lebih efektif dalam pendidikan dan pembelajaran. Pada tahun 1970-an, karya Luskin membantu membangun landasan yang kokoh bagi pengembangan pembelajaran online dengan membantu mengidentifikasi hambatan-hambatan yang perlu diatasi agar penggunaan komputer dalam pendidikan menjadi lebih efektif, efektif dan efisien. 5. Pada tahun 1976, Bernard Luskin mengambil langkah bersejarah dalam pengembangan pembelajaran online dengan berdirinya Coastline Community College. Ini adalah langkah besar menuju konsep ‚universitas tanpa tembok‛. Coastline Community College menggunakan KOCE-TV sebagai media utamanya untuk memberikan pembelajaran jarak jauh kepada siswa. Hal ini mencerminkan perkembangan inovatif e-learning pada saat itu. Melalui pemanfaatan televisi sebagai alat penyiaran, Luskin membuka peluang bagi pelajar yang jauh dari fasilitas fisik untuk mengakses pendidikan berkualitas. Pendekatan ini menjelaskan bagaimana menggunakan teknologi dan media untuk memungkinkan pembelajaran yang fleksibel dan terjangkau, yang merupakan prinsip dasar pembelajaran online. Oleh karena itu, pada tahun 1976, Coastline Community College yang dimulai oleh Bernard Luskin menjadi pionir dalam pengembangan pembelajaran online dan membuka kesempatan pendidikan bagi banyak orang tanpa perlu hadir secara fisik di kampus. 6. Pada pertengahan tahun 1980-an, perkembangan e-learning terus berkembang, dengan akses terhadap bahan ajar yang menjadi lebih mungkin di beberapa perpustakaan perguruan tinggi. Cassandra B. Whyte adalah salah satu peneliti yang
Pembelajaran Digital 23 aktif mengeksplorasi peran yang semakin meningkat dari komputer dalam pendidikan tinggi. Pada masa ini, teknologi komputer telah menciptakan peluang baru untuk akses terhadap sumber daya pendidikan, yang pada gilirannya membantu memudahkan proses pembelajaran di perguruan tinggi. E-learning mulai menjadi perhatian serius, dan pandangan Cassandra B. Kekhawatiran Whyte tentang meningkatnya peran komputer dalam pendidikan turut membentuk perkembangan teknologi pendidikan. Era ini merupakan masa penting dalam meletakkan landasan pemanfaatan teknologi komputer dalam proses pembelajaran dan pendidikan tinggi, sehingga mempengaruhi perkembangan e-learning hingga saat ini. Pada pertengahan tahun 1980-an, konsep pembelajaran online mulai merambah lebih dalam ke perguruan tinggi dan institusi pendidikan tinggi lainnya, membuka jalan bagi pembelajaran yang lebih efektif dan terjangkau melalui teknologi komputer. 7. Pada tahun 1990, e-learning mengalami perkembangan yang signifikan dengan munculnya istilah CBT (Computer Based Training). Pada era tersebut aplikasi e-learning mulai populer dan dapat dijalankan secara mandiri di personal computer (PC) atau melalui penggunaan media fisik seperti CD-ROM. Aplikasi pembelajaran online pada periode ini menyediakan konten pembelajaran dalam berbagai format, antara lain teks, video, dan audio, dengan format file seperti Mov, mpeg1, atau avi. Hal ini memungkinkan siswa mengakses materi pembelajaran yang lebih beragam dan mendalam. Tahun 1990-an menandai tonggak penting dalam perkembangan pembelajaran online, seiring dengan semakin meluasnya teknologi komputer dan aplikasi pembelajaran online menjadi lebih interaktif dan multimedia. Ini membantu
Pembelajaran Digital 24 membentuk dasar bagi perkembangan e-learning yang lebih canggih dan beragam yang kita kenal saat ini. Pada tahun 1990, e-learning memasuki era CBT, yang memberikan dasar bagi metode pembelajaran yang lebih beragam, dinamis, dan dapat diakses oleh lebih banyak orang melalui teknologi komputer. 8. Pada tahun 1994, perkembangan e-learning mencapai titik kritis dengan semakin maraknya penerapan CBT (Computer Based Training) di masyarakat. Tahun ini, CBT hadir dalam bentuk modul pembelajaran yang lebih menarik dan diproduksi secara massal. Hal ini menunjukkan perubahan signifikan dalam cara penyampaian pendidikan dan pelatihan. Dengan diterimanya CBT, pengembang e-learning mulai fokus menyediakan konten pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan relevan. Hal ini menciptakan peluang untuk memproduksi modul pelatihan secara massal yang dapat diakses oleh banyak orang. Era ini membantu membentuk dasar bagi penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pelatihan yang lebih inklusif dan inovatif. Pada tahun 1994, CBT menjadi lebih menonjol dalam ruang elearning dengan peningkatan kualitas dan ketersediaan paket-paket pembelajaran yang menarik, yang memberikan dorongan signifikan dalam mengubah cara kita memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui teknologi komputer. 9. Pada tahun 1997, e-learning mencapai tonggak penting dengan munculnya LMS (Learning Management System). Pada periode ini, perkembangan teknologi internet semakin pesat, menghubungkan masyarakat di seluruh dunia ke dunia maya. Kebutuhan akan akses cepat terhadap informasi menjadi semakin penting, dan kendala jarak dan lokasi tidak lagi menjadi halangan. Itulah titik awal bagi munculnya LMS,
Pembelajaran Digital 25 yang memungkinkan pengelolaan dan penyampaian materi pembelajaran secara terstruktur melalui platform online. 10. Pertumbuhan LMS menjadi semakin cepat seiring dengan waktu, dan perkembangan teknologi menciptakan kebutuhan untuk mengatasi masalah interoperabilitas antara berbagai LMS. Standar-standar bermunculan sebagai solusi, seperti yang diterbitkan oleh Aviation Industry CBT Committee (AICC), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dan lain-lain. Standarstandar ini memungkinkan sistem e-learning yang berbeda untuk berkomunikasi dan berfungsi dengan lebih baik, sehingga pembelajaran menjadi lebih terintegrasi dan efektif. Era tahun 1997 menandai pergeseran signifikan menuju e-learning yang lebih terhubung, terstruktur dan terstandarisasi, yang membantu membentuk landasan sistem e-learning yang kita kenal sekarang. . Pada tahun 1997, LMS menjadi katalis utama dalam pengembangan pembelajaran online, memungkinkan individu di seluruh dunia menjadikan pembelajaran online lebih terorganisir, efektif, dan mudah diakses. 11. Pada tahun 1999, e-learning mencapai tahap kritis dengan berkembangnya aplikasi e-learning berbasis web, yang merupakan kemajuan yang sangat signifikan dalam teknologi pendidikan. Perkembangan LMS (Learning Management System) telah mencapai tingkat global, dengan fokus pada pengalaman pembelajar dan pengelolaan belajar mengajar yang lebih baik. Tahun ini, LMS mulai berintegrasi dengan situs berita, majalah, dan surat kabar, menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih informatif dan kontekstual. Konten pembelajaran online menjadi lebih kaya dengan penerapan multimedia, streaming video, dan elemen
Pembelajaran Digital 26 interaktif dalam format data yang lebih kecil dan terstandarisasi. Hal ini membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan mendalam. Perkembangan ini memungkinkan siswa mengakses materi pembelajaran dalam format yang beragam, lebih dinamis dan lebih mudah diakses melalui Internet. Pada tahun 1999, pembelajaran online berbasis web menjadi semakin relevan, menandai perubahan signifikan dalam pendekatan e-learning. Kombinasi LMS yang semakin canggih dan konten yang lebih kaya menjadikan pembelajaran online lebih efektif dan menarik bagi lebih banyak pelajar. Era ini menciptakan landasan yang kokoh bagi pengembangan lebih lanjut pembelajaran online berbasis webdan membantu menjadikan e-learning sebagai media pembelajaran formal dalam pendidikan modern. 12. Pada kurun waktu tahun 2000an hingga saat ini, pembelajaran daring mengalami pertumbuhan yang pesat terutama dalam konteks bisnis dan pendidikan. E-learning telah menjadi metode pelatihan yang sangat penting di dunia usaha, dengan banyak perusahaan menggunakan platform elearning untuk melatih karyawannya. Ini mencakup pelatihan khusus, pengembangan produk, pelatihan kepatuhan, dan banyak lagi. Manfaat utama pembelajaran online dalam lingkungan bisnis adalah kemampuan untuk memberikan pelatihan yang konsisten, efektif, dan dapat diakses oleh karyawan di seluruh dunia, bahkan di lingkungan kerja jarak jauh. Selain itu, tren lain yang sedang berkembang adalah ‚pembelajaran sosial‛, yang menggabungkan jejaring sosial dan pembelajaran internet. Hal ini memungkinkan kolaborasi dan berbagi pengetahuan di antara peserta dalam lingkungan pembelajaran online. Platform seperti forum online, kelompok diskusi, dan bahkan
Pembelajaran Digital 27 jejaring sosial telah menjadi tempat yang efektif untuk berbagi informasi dan pembelajaran kolaboratif. Pada periode ini, perkembangan teknologi, akses Internet yang lebih luas, dan perubahan budaya kerja mendorong perkembangan pembelajaran online ke arah yang lebih inklusif dan kolaboratif. Pembelajaran online telah menjadi salah satu alat utama pendidikan dan pelatihan dalam berbagai konteks, menjadikan akses terhadap pengetahuan dan pembelajaran menjadi lebih mudah dan fleksibel dari sebelumnya. Saat ini e learning telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam dunia pendidikan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pembelajaran online diterima secara luas di masyarakat karena berbagai alasan. Pertama, pembelajaran online memberikan akses pendidikan yang lebih luas dan terjangkau, memungkinkan siswa dan praktisi di seluruh negeri untuk mengakses materi pembelajaran tanpa harus hadir secara fisik di kelas, sehingga mengatasi tantangan geografis dan transportasi. Kedua, pembelajaran online menawarkan fleksibilitas akademik yang besar, memungkinkan individu menyesuaikan jadwal belajar mereka dengan komitmen kerja atau komitmen lainnya. Ketiga, pembelajaran online mendukung metode pembelajaran yang beragam dan interaktif dalam berbagai format, termasuk video, audio, teks, dan aktivitas interaktif. Di Indonesia, meningkatnya penerapan pembelajaran daring di sekolah-sekolah besar dan universitas mencerminkan respons positif terhadap kemajuan teknologi di bidang pendidikan. Pembelajaran daring mempunyai potensi besar untuk memperluas akses terhadap pendidikan berkualitas, meningkatkan fleksibilitas pembelajaran, berkontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan dan memberdayakan individu untuk belajar mandiri di era digital.
Pembelajaran Digital 28 Pembelajaran e learning merupakan metode pembelajaran yang mengubah model pembelajaran tradisional yang hanya mencakup proses pendidikan kelas konvensional. Salah satu ciri utamanya adalah pemanfaatan teknologi informasi khususnya komputer untuk menunjang pembelajaran. Pembelajaran daring memungkinkan terjadinya pembelajaran yang lebih dinamis dan interaktif, sehingga memberikan peran yang lebih besar kepada siswa, yang tidak hanya mendengarkan ceramah guru tetapi juga diharapkan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Perkembangan e-learning dimulai pada tahun 1960an, ketika konsep dasar e-learning pertama kali diperkenalkan. Pada saat itu, penggunaan terminal komputer yang terhubung dari jarak jauh diterapkan oleh University of Illinois dengan menggunakan sistem PLATO (Programmed Logic for Automation Teaching Operation). Hal ini merupakan langkah awal berkembangnya pembelajaran daring, meskipun teknologi pada saat itu masih terbatas. Seiring berjalannya waktu, pembelajaran daring terus berkembang seiring dengan meluasnya akses teknologi informasi dan komputasi bagi masyarakat luas. Termasuk pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung pembelajaran daring. Munculnya Internet dan jaringan komputer yang tersebar luas telah mengubah cara kerja pembelajaran online dan membuatnya lebih mudah diakses dan diakses secara luas. Perkembangan teknologi seperti multimedia, video streaming, platform e-learning dan komunikasi online telah mengubah wajah e-learning menjadi lebih menarik dan efektif. Pembelajaran saat ini dapat disampaikan dalam berbagai format, termasuk teks, audio, video dan interaktivitas, sehingga lebih menarik bagi peserta didik.
Pembelajaran Digital 29 E-learning terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan semakin penting dalam dunia pendidikan dan pelatihan. Pembelajaran online telah membuka kesempatan belajar yang lebih komprehensif, memungkinkan individu belajar dimana saja dan kapan saja, sekaligus memberikan akses terhadap sumber daya pendidikan berkualitas dari mana saja di dunia. Dengan kemajuan teknologi yang terus menerus, E learning akan terus berkembang dan memegang peranan yang semakin penting dalam proses pendidikan dan pembelajaran di masa depan. Perkembangan pembelajaran daring dari waktu ke waktu sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan masuknya komputer ke masyarakat, baik dari segi perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Perangkat keras komputer telah mengalami evolusi yang signifikan, dengan peningkatan kapasitas, kecepatan dan ketersediaan yang memungkinkan individu mengakses pembelajaran online dengan lebih mudah. Pada awalnya, akses terhadap komputer dan terminal hanya terbatas pada institusi pendidikan atau bisnis, namun seiring dengan perkembangan teknologi, komputer pribadi menjadi semakin terjangkau dan tersebar luas. Perangkat lunak seperti sistem manajemen pembelajaran (LMS) dan platform e-learning juga memainkan peran penting. Mereka membuat akses dan penggunaan e-learning menjadi lebih mudah, dan antarmuka mereka yang semakin intuitif memungkinkan pengguna untuk mengelola pembelajaran mereka dengan lebih efektif. Munculnya Internet dan jaringan komputer area luas telah menjadi basis utama pengembangan elearning, memungkinkan distribusi konten e-learning dan kolaborasi antara guru dan siswa yang secara fisik berjauhan.
Pembelajaran Digital 30 Kemajuan teknologi multimedia seperti video, audio, animasi, dan grafik telah mengubah cara penyajian materi pembelajaran menjadi lebih menarik dan mudah dipahami. Seiring kemajuan teknologi, pembelajaran online telah berevolusi dari bahan bacaan digital sederhana atau kursus online menjadi pengalaman belajar yang interaktif, fleksibel, dan beragam. Semua ini membuka kemungkinan akses pendidikan yang lebih luas dan inklusif, sehingga memungkinkan berbagai kelas sosial di seluruh dunia mendapatkan manfaat dari e learning. Dengan terus berkembangnya teknologi, e-learning akan terus menjadi sarana pendidikan dan pelatihan yang efektif dan efisien di masa depan. E-learning, dalam evolusinya, telah menjadi alat yang sangat penting dalam dunia bisnis saat ini. Hal ini tercermin dari semakin meluasnya penggunaan e-learning untuk pelatihan dan pengembangan karyawan di berbagai perusahaan. Salah satu aspek utama yang menjadikan e-learning sangat berharga dalam lingkungan bisnis adalah kemampuannya untuk memberikan pelatihan yang konsisten dan dapat diakses oleh karyawan, terlepas dari lokasi geografis mereka. Dengan mengadopsi elearning, perusahaan dapat mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk pelatihan tatap muka konvensional, namun tetap memberikan pelatihan yang efektif. E-learning digunakan dalam berbagai konteks pelatihan karyawan. Ini mencakup pelatihan keterampilan teknis yang diperlukan untuk pekerjaan tertentu, pelatihan kepatuhan untuk memastikan bahwa karyawan mematuhi peraturan dan kebijakan perusahaan, serta pengembangan kepemimpinan untuk membantu karyawan tumbuh dalam peran manajerial. Yang lebih menarik, e-learning memungkinkan perusahaan untuk menyediakan modul pelatihan yang dapat disesuaikan dengan
Pembelajaran Digital 31 kebutuhan individu karyawan, memungkinkan mereka untuk belajar dan mengembangkan keterampilan mereka sesuai dengan tingkat pengalaman dan tujuan pribadi mereka. Salah satu keuntungan besar dari e-learning adalah fleksibilitas yang ditawarkannya. Karyawan dapat mengakses materi pelatihan kapan saja dan di mana saja, sesuai dengan jadwal mereka yang padat. Ini sangat bermanfaat bagi mereka yang memiliki komitmen kerja atau tugas lain yang membatasi waktu yang dapat mereka alokasikan untuk pelatihan. Dengan elearning, pembelajaran dapat berlangsung meskipun di luar jam kerja atau saat bepergian. Selain itu, tren baru dalam pembelajaran online disebut ‚pembelajaran sosial‛. Ini menggabungkan elemen media sosial dan internet dengan pembelajaran berdasarkan pengalaman. Platform pembelajaran online sosial memungkinkan kolaborasi, berbagi pengetahuan dan diskusi antar rekan. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif dan memungkinkan pembelajaran melalui pengalaman bersama. Karyawan dapat belajar dari rekan kerja mereka, mendiskusikan tantangan karir, dan bahkan berbagi pandangan mereka mengenai materi pelatihan. Terakhir, e-learning perusahaan sering kali dilengkapi dengan alat untuk mengukur dan memantau kemajuan. Bisnis dapat melihat dan melacak kemajuan pelatihan karyawan, serta mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Hal ini memungkinkan manajemen untuk mengukur efektivitas program pelatihan dan mengambil tindakan perbaikan yang tepat agar program pelatihan dapat terus ditingkatkan. Secara keseluruhan, e-learning telah menjadi bagian penting dalam pelatihan dan strategi pengembangan sumber daya
Pembelajaran Digital 32 manusia di dunia bisnis. Berkat kemampuannya untuk memberikan pelatihan yang efektif, terjangkau, dan dapat disesuaikan, e-learning membantu perusahaan meningkatkan produktivitas, retensi karyawan, dan kualitas sumber daya manusia mereka. Dengan terus berkembangnya teknologi dan integrasi sosial, pelatihan online korporat terus menjadi lebih efektif, relevan, dan bermanfaat bagi bisnis di berbagai industri. Sejarah perkembangan e-learning mencerminkan evolusi luar biasa dalam dunia pendidikan dan bisnis. Dimulai pada tahun 1960-an, era awal e-learning melibatkan penggunaan komputer dan perangkat keras yang relatif sederhana. Namun, seiring berjalannya waktu, kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi, baik dari segi perangkat keras maupun perangkat lunak, telah mengubah lanskap pembelajaran. Teknologi informasi dan komunikasi yang terus berkembang, termasuk konektivitas internet yang semakin meluas, telah menghilangkan batasan geografis dalam pendidikan. Sekarang, siapa pun di seluruh dunia dapat mengakses pendidikan berkualitas tanpa harus hadir secara fisik di lokasi tertentu. Fleksibilitas dalam jadwal pembelajaran juga merupakan salah satu fitur penting e-learning, yang memungkinkan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Kita dapat belajar kapan saja, di mana saja, dan sesuai dengan tempo masingmasing. Keunggulan e-learning juga terletak pada metode pembelajaran yang lebih interaktif dan variatif. Materi pembelajaran disajikan dalam berbagai format, termasuk video, audio, teks, dan aktivitas interaktif. Ini membantu menarik perhatian pembelajar, mempromosikan pemahaman yang lebih baik, dan meningkatkan retensi informasi.
Pembelajaran Digital 33 Namun manfaat pembelajaran online tidak terbatas pada pendidikan saja. Dalam dunia bisnis, e-learning telah menjadi alat penting dalam pelatihan dan pengembangan karyawan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menyelenggarakan pelatihan yang koheren, mudah diakses, dan relevan, sekaligus mengurangi biaya pelatihan pada umumnya. Selain itu, tren ‚pembelajaran sosial‛ menggabungkan jaringan sosial dan pembelajaran, menciptakan komunitas pembelajaraninteraktif. Hal ini memungkinkan karyawan untuk berkolaborasi, berbagi pengetahuan, dan mendiskusikan topik terkait pekerjaan. Kesimpulannya, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan dan bisnis, terbukti dengan tumbuhnya pembelajaran online. Sejak awal mulanya pada tahun 1960an, e learning telah menjadi alat pembelajaran yang sangat penting. Akses yang lebih luas, kemampuan belajar kapan saja, di mana saja, serta metode pembelajaran yang lebih beragam dan interaktif, semuanya berdampak positif terhadap pendidikan dan pelatihan. Dalam dunia pendidikan, pembelajaran online telah memungkinkan akses pendidikan yang lebih luas dan terjangkau, menghilangkan hambatan geografis dan waktu. EE learning menjadi lebih dinamis dan interaktif sehingga memberikan peran yang lebih besar kepada siswa. Tren ‚pembelajaran sosial‛ juga menciptakan kolaborasi dan berbagi pengetahuan di antara peserta didik, sehingga menciptakan pengalaman belajar yang lebih informatif dan kontekstual. Dalam dunia bisnis, e-learning telah menjadi sarana yang sangat penting dalam pelatihan dan pengembangan karyawan. Fleksibilitas dan kemampuan untuk melacak kemajuan pelatihan telah memberikan manfaat besar bagi perusahaan.
Pembelajaran Digital 34 Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, termasuk semakin meluasnya koneksi internet, telah menghilangkan batasan geografis dalam pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu, e learning merupakan sebuah inovasi yang tidak hanya membantu memperluas akses terhadap pendidikan berkualitas tetapi juga meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Seiring dengan kemajuan teknologi, pembelajaran online akan terus menjadi sarana pembelajaran yang lebih efektif dan produktif, memungkinkan individu dan organisasi untuk tumbuh dan berkembang di era digital.
Pembelajaran Digital 35
Pembelajaran Digital 36 ALAM lingkup Pendidikan, pembelajaran bermedia teknologi semakin memegang peran yang sangat signifikan. Hal ini didorong oleh berbagai keunggulan yang sangat menarik, seperti jangkauan geografis yang lebih luas, otonomi pembelajar, dan efisiensi biaya, yang menyebabkan lembaga-lembaga pendidikan dan berbagai organisasi mengadopsi pembelajaran berbasis teknologi. Pembangunan berkelanjutan mencakup aspek kesejahteraan sosial, yang sangat bergantung pada pendidikan. Teknologi informasi telah menjadi salah satu pendorong utama dalam reformasi pendidikan, karena menjadikan penyebaran pengetahuan bersama sebagai fokus utama. Pengenalan berbagai alat bantu pembelajaran berbasis teknologi, seperti perangkat seluler, papan tulis interaktif, Kursus Online Terbuka untuk Umum (MOOCs), tablet, laptop, simulasi, visualisasi dinamis, dan laboratorium virtual, telah mengubah secara mendasar pendidikan di sekolah dan lembaga pendidikan. Pemanfaatan Internet of Things (IoT) terbukti sebagai metode yang efektif biaya dalam mendidik generasi muda dan berperan sebagai mekanisme yang kuat untuk mengintegrasikan pengalaman belajar berkelas dunia bagi semua orang. Dampak teknologi digital dalam pengajaran dan pembelajaran di Pendidikan Tinggi (HE) telah menarik perhatian yang cukup besar. Pembelajaran mahasiswa, yang dulunya terbatas pada kuliah tradisional dan tutorial berikutnya, kini mencakup lingkungan pendidikan baru. Teknologi digital memainkan peran penting dalam membentuk keterampilan yang sangat penting bagi perkembangan profesional siswa, termasuk kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, dan pemahaman proses. Mereka juga mempersiapkan siswa untuk masa depan yang semakin tidak D
Pembelajaran Digital 37 pasti dan dinamis di mana teknologi akan memegang peran utama. Kualitas dan kompetensi yang dimiliki siswa sangat penting untuk kesuksesan karier mereka. Sumber daya pendidikan dan alat-alat digital turut berperan dalam meningkatkan lingkungan kelas dan membuat proses pengajaran dan pembelajaran lebih menarik. Di sektor pendidikan, kemajuan teknologi telah secara signifikan meningkatkan kualitas hidup mahasiswa. Mereka beralih dari metode tradisional menggunakan pena dan kertas ke berbagai perangkat lunak dan alat untuk membuat presentasi dan proyek. Dibandingkan dengan menumpuk buku catatan, menggunakan alat elektronik lebih praktis, dan membaca e-book jauh lebih nyaman daripada membawa buku cetak yang berat. Perkembangan teknologi ini juga memacu minat mahasiswa dalam melakukan penelitian. Dalam bab ini, kita akan menjelaskan model pendidikan berbasis digital Globalisasi pendidikan telah mendorong perlunya integrasi teknologi digital. Platform online digunakan untuk menyelenggarakan kelas, berbagi bahan pelajaran, melakukan penilaian, dan mengelola aktivitas sehari-hari lembaga pendidikan. Namun, penggunaan platform-platform ini cenderung bersifat proaktif. Pembelajaran digital adalah pendekatan pendidikan yang memanfaatkan teknologi untuk mencakup seluruh kurikulum, memfasilitasi pembelajaran yang cepat dan efektif bagi para siswa. Model dan strategi pembelajaran digital adalah pendekatan yang membantu guru dalam merancang kurikulum yang mendorong siswa
Pembelajaran Digital 38 untuk menggunakan teknologi dalam penelitian, kurasi, penciptaan, inovasi, pemecahan masalah, kolaborasi, advokasi, reformasi, dan berpikir kritis. Berikut adalah beberapa model dan strategi pembelajaran digital yang umum digunakan: Model pembelajaran blended learning dalam konteks jaringan menggabungkan berbagai media ke dalam satu kerangka. Ini menyediakan ruang virtual untuk diskusi dan pengumpulan tugas. Blended learning adalah pendekatan efektif, terutama dalam keadaan yang unik, karena memungkinkan akses ke materi pembelajaran dari mana saja dan kapan saja, termasuk melalui perangkat seluler (Arrosagaray dkk., 2019). Blended learning telah diterima dengan baik oleh para pengajar dan peneliti. Dengan menggabungkan kelebihan berbagai teknologi, alat berbasis web, dan teori pembelajaran, pendekatan ini menawarkan keunggulan dari kedua dunia (sistem daring dan tatap muka tradisional). Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi kegiatan di kampus dan daring sangat efektif, bahkan lebih baik daripada penggunaan eksklusif salah satu dari keduanya. Blended learning memberikan peluang tambahan dengan memungkinkan mahasiswa berpartisipasi dalam pembelajaran tatap muka secara teratur sambil memberikan fleksibilitas yang sangat dibutuhkan agar mereka dapat mengikuti pembelajaran dengan ritme mereka sendiri. (Christensen dkk., 2013),mengelompokkan pendidikan blended (hybrid) digital learning menjadi empat model, yaitu (a) rotasi, (b)
Pembelajaran Digital 39 fleksibel, (c) A La Carte, dan (d) virtual yang diperkaya. Sebagian besar implementasi pendidikan hybrid mengadopsi salah satu dari keempat model ini. Model blended learning melibatkan siswa bergantian antara berbagai mode pembelajaran, di mana setidaknya satu mode harus berbasis online. Rotasi ini dapat ditentukan oleh instruktur atau mengikuti jadwal yang telah ditetapkan. Dalam model rotasi ini, terdapat sub-model yang menggambarkan jenis rotasi yang terjadi. Model fleksibel mengutamakan komponen online sebagai pilar utama pembelajaran siswa. Model ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada siswa, yang dapat mengatur jadwal pembelajaran mereka secara individual dan fleksibel antara berbagai mode pembelajaran. Beberapa versi model fleksibel mungkin melibatkan dukungan fakultas secara tatap muka hampir setiap hari, sementara yang lain mungkin memiliki sedikit interaksi tatap muka. Kombinasi staf yang berbeda diperlukan sesuai dengan kebutuhan siswa selama proses pembelajaran. Dalam Model A La Carte, siswa memiliki pilihan untuk menyelesaikan pekerjaan kursus mereka baik dalam pengaturan tatap muka tradisional maupun di luar lokasi. Ini berbeda dari pembelajaran online penuh waktu, karena tidak memerlukan siswa hadir dalam pengaturan kelas tradisional secara penuh waktu. Sebaliknya, siswa dapat mengambil beberapa kelas dalam Model A La Carte dan yang lainnya secara tatap muka di lingkungan kampus tradisional. Model virtual yang diperkaya mengharuskan siswa mengikuti sesi tatap muka dan menyelesaikan sebagian pengalaman pembelajaran secara online.
Pembelajaran Digital 40 Penggunaan Blended Learning menawarkan sejumlah keunggulan yang signifikan. Mahasiswa dalam model pembelajaran ini memiliki kesadaran yang lebih besar akan efikasi diri, self-awareness, dan kemampuan belajar yang sesuai dengan kecepatan mereka. Ini menciptakan lingkungan belajar yang lebih fleksibel dan interaktif melalui kombinasi pembelajaran tradisional dan digital. Selain itu, Blended Learning juga meningkatkan aksesibilitas bagi mahasiswa dengan disabilitas fisik dan mental, serta bagi mereka yang memiliki gangguan pendengaran, berkat fiturfitur seperti teks terjemahan berikut gambar (closed caption). Penelitian menunjukkan bahwa guru yang memiliki pengalaman di pengaturan kelas tradisional dapat dengan sukses memberikan instruksi online kepada mahasiswa dengan disabilitas. Untuk lebih memperkuat keunggulan ini, perlu adanya pengembangan profesional yang konsisten dan kolaborasi antara staf pengajar untuk meningkatkan program kesiapan pengajar. Blended learning, tergantung pada pendekatan pengajar dan tingkat keterlibatan mahasiswa, dapat menimbulkan kelemahan potensial dalam pengalaman pembelajaran daring. Ini bisa membuat semua pihak terlibat menjadi terlalu santai jika kursus daring tidak terstruktur dengan baik dan kurang interaktif. Meskipun kita masih berhadapan dengan pandemi global yang sedang berlangsung dan belum sepenuhnya beralih ke fase pasca-pandemi, para pendidik telah dengan cepat menyadari bahwa metode pengajaran tradisional semakin ketinggalan zaman (Hampsten, 2021).Pembelajaran hybrid dan blended tentu memiliki sejumlah tantangan potensial seperti: teknologi yang dapat terganggu, kompatibilitas komputer (teknologi dan