The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Konsep pembelajaran digital yang disajikan dalam buku ini mencoba menelisik upaya untuk memapankan hal tersebut dalam semua jenjang pendidikan
di Indonesia. Sajian pada bagian pendahuluan tentang definisi pembelajaran
digital disajikan suatu kesepakatan bagaimana konsep tersebut dimaksudkan bisa seragam dalam konteks pendidikan di Indonesia. Sajian selanjutnya penulis
menyajikan secara ringkas konsep tujuan dan manfaat secara spesifik dari digital learning, sejarah perkembangan E-Learning dan beberapa model yang sudah
diterapkan dalam pendidikan formal maupun non-formal.
Hal-hal yang mendukung proses pembelajaran digital juga disajikan dalam
konteks pendidikan di Indonesia. Selanjutnya sajian tentang desain-desain
pembelajaran digital yang bisa diimplementasikan juga bisa menjadi rujukan dalam pendidikan hari ini. Pembahasan secara komprehensif yang disajikan dalam buku ini menjadi semacam policy brief yang bisa dijadikan acuan dalam upaya memapankan pembelajaran yang lebih merdeka untuk semua jenjang
pendidikan di Indonesia. Begitu juga analisis tantangan dan peluang dalam
pembelajaran digital di era ini disajikan dari sudut pandang intersubjektif dalam pembelajaran pada pendidikan formal. Satu hal yang cukup menarik juga dalam kajian pembelajaran digital ini yakni bagaimana pembelajaran hari ini tidak hanya terpusat pada guru, tetapi justru murid lah yang lebih aktif dalam upaya memupuk keingintahuan (curiousity) sehingga peserta didik lebih luas bisa berkreasi dalam hal-hal yang menjadi fokus yang ingin dipelajari.
Sajian terakhir sebagai best practice pembelajaran digital dibahas contoh
keberhasilan dalam perusahaan, komunitas, maupun organisasi bisnis lainnya. Konsep yang lebih spesifik sajian dalam buku ini mencoba menyajikan upaya-upaya yang bisa dilakukan dalam konteks pendidikan di Indonesia sebagai solusi dalam pembelajaran yang bisa menjangkau semua wilayah dengan
implementasi yang tidak mesti distandarisasi sama dengan konteks di wilayah
Indonesia yang sudah maju.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2023-12-13 23:58:48

Pembelajaran Digital (Membaca Konteks Pendidikan Era Modernisasi di Indonesia)

Konsep pembelajaran digital yang disajikan dalam buku ini mencoba menelisik upaya untuk memapankan hal tersebut dalam semua jenjang pendidikan
di Indonesia. Sajian pada bagian pendahuluan tentang definisi pembelajaran
digital disajikan suatu kesepakatan bagaimana konsep tersebut dimaksudkan bisa seragam dalam konteks pendidikan di Indonesia. Sajian selanjutnya penulis
menyajikan secara ringkas konsep tujuan dan manfaat secara spesifik dari digital learning, sejarah perkembangan E-Learning dan beberapa model yang sudah
diterapkan dalam pendidikan formal maupun non-formal.
Hal-hal yang mendukung proses pembelajaran digital juga disajikan dalam
konteks pendidikan di Indonesia. Selanjutnya sajian tentang desain-desain
pembelajaran digital yang bisa diimplementasikan juga bisa menjadi rujukan dalam pendidikan hari ini. Pembahasan secara komprehensif yang disajikan dalam buku ini menjadi semacam policy brief yang bisa dijadikan acuan dalam upaya memapankan pembelajaran yang lebih merdeka untuk semua jenjang
pendidikan di Indonesia. Begitu juga analisis tantangan dan peluang dalam
pembelajaran digital di era ini disajikan dari sudut pandang intersubjektif dalam pembelajaran pada pendidikan formal. Satu hal yang cukup menarik juga dalam kajian pembelajaran digital ini yakni bagaimana pembelajaran hari ini tidak hanya terpusat pada guru, tetapi justru murid lah yang lebih aktif dalam upaya memupuk keingintahuan (curiousity) sehingga peserta didik lebih luas bisa berkreasi dalam hal-hal yang menjadi fokus yang ingin dipelajari.
Sajian terakhir sebagai best practice pembelajaran digital dibahas contoh
keberhasilan dalam perusahaan, komunitas, maupun organisasi bisnis lainnya. Konsep yang lebih spesifik sajian dalam buku ini mencoba menyajikan upaya-upaya yang bisa dilakukan dalam konteks pendidikan di Indonesia sebagai solusi dalam pembelajaran yang bisa menjangkau semua wilayah dengan
implementasi yang tidak mesti distandarisasi sama dengan konteks di wilayah
Indonesia yang sudah maju.

Pembelajaran Digital 91 c. Kesulitan Berkomunikasi: 1) Tantangan: Kesulitan dalam berkomunikasi dengan guru dan sesama siswa secara langsung. 2) Solusi: Mendorong komunikasi terbuka melalui platform online dan menyediakan waktu untuk diskusi dan konsultasi daring. d. Keterlibatan Sosial yang Terbatas: 1) Tantangan: Kurangnya interaksi sosial dengan sesama siswa dan guru. 2) Solusi: Menyelenggarakan kegiatan sosial daring, forum diskusi, dan proyek kolaboratif untuk meningkatkan keterlibatan sosial. e. Pemantauan Pemahaman: 1) Tantangan: Guru mungkin kesulitan memantau pemahaman siswa secara langsung. 2) Solusi: Menggunakan alat evaluasi online dan memberikan umpan balik secara rutin untuk membantu pemahaman siswa. Bagaimanapun dalam mengatasi tantangan ini memerlukan kerja sama antara guru, siswa, orang tua, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran digital yang inklusif dan efektif.


Pembelajaran Digital 92 Pembelajaran digital membawa sejumlah peluang yang signifikan bagi guru dan murid. Berikut adalah beberapa peluang tersebut: 1. Peluang untuk Guru: a. Akses ke Sumber Daya Global: Guru dapat mengakses sumber daya pendidikan dari seluruh dunia, termasuk materi pembelajaran, penelitian terbaru, dan praktek terbaik. b. Pengembangan Profesional: Peluang untuk mengikuti kursus online, seminar web, dan pelatihan digital untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan pemahaman terhadap inovasi pendidikan. c. Personalisasi Pembelajaran: Menerapkan pendekatan pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individual siswa, menggunakan alat pembelajaran adaptif. d. Kolaborasi Global: Berkolaborasi dengan guru dan ahli pendidikan dari berbagai belahan dunia untuk pertukaran ide, pengalaman, dan proyek kolaboratif. e. Pemantauan dan Analisis: Menggunakan data dan analisis digital untuk memantau kemajuan siswa, mengidentifikasi area


Pembelajaran Digital 93 yang memerlukan perhatian, dan merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif. f. Pengembangan Materi Interaktif: Menciptakan dan menggunakan materi pembelajaran yang interaktif, seperti video pembelajaran, simulasi, dan konten multimedia lainnya. 2. Peluang untuk Murid: a. Fleksibilitas Waktu dan Tempat: Siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja sesuai dengan jadwal dan kebutuhan masingmasing. b. Akses ke Informasi dan Materi yang Divers: Siswa dapat mengakses beragam sumber daya pendidikan, membuka wawasan mereka terhadap berbagai topik dan pendekatan pembelajaran. c. Pembelajaran Interaktif: Terlibat dalam pembelajaran yang interaktif melalui permainan edukatif, simulasi, dan platform pembelajaran daring yang menarik. d. Kolaborasi Antar Siswa: Berpartisipasi dalam proyek kolaboratif dan diskusi online dengan sesama siswa, memperluas jaringan sosial dan pemahaman lintas budaya. e. Pengembangan Keterampilan Digital: Mempelajari dan mengembangkan keterampilan digital yang penting untuk sukses di era modern,


Pembelajaran Digital 94 seperti literasi digital, pemecahan masalah online, dan kerja kolaboratif secara daring. f. Penilaian Formatif: Menerima umpan balik dan penilaian secara formatif yang lebih cepat dan terarah, membantu mereka memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam pembelajaran. Dalam memanfaatkan peluang tersebut, penting juga untuk mengatasi tantangan dan memastikan bahwa akses dan manfaat dari pembelajaran digital merata di antara semua siswa dan guru.


Pembelajaran Digital 95


Pembelajaran Digital 96 EKNOLOGI digital telah merestrukturisasi banyak aspek praktik sumber daya manusia (SDM) organisasi, begitu pula pem-belajaran dan pengembangan (Learning & Development) (Nachmias & Hubschmid-Vierheilig, 2021; Anderson, 2020; Garavan et al., 2020; Li, 2013). Dampak teknologi digital terhadap Learning & Development bergantung pada cara penerapannya; di satu sisi berpotensi mengganggu aktivitas Learning & Development yang ada dan di sisi lain secara bertahap mendukung dan melengkapi praktik berbasis kelas yang telah teruji (CIPD, 2021; Garavan dkk., 2020). Bukti saat ini menunjukkan adanya pertumbuhan signifikan dalam pembelajaran digital. Misalnya, data sebelum Covid-19 menunjukkan penggunaan berbagai bentuk pembelajaran digital secara stabil, misalnya, diperkirakan lebih dari 57% organisasi pada tahun 2020 (pra-pandemi) menerapkan beberapa bentuk pembelajaran digital (CIPD, 2020) dibandingkan dengan 29% pada tahun 2015. Sebelum pandemi, banyak organisasi menggunakan pembelajaran digital untuk menyampaikan Learning & Deveelopment di berbagai bidang seperti pelatihan kepatuhan, penjualan, etika, dan aplikasi desktop (Majalah Pelatihan, 2019). Laporan Pembelajaran Tempat Kerja LinkedIn (2020) menunjukkan anggaran terus beralih dari pelatihan yang dipimpin instruktur (ILT) ke pembelajaran online sebelum pandemi. Sebanyak 38% responden yang disurvei sudah mempertimbangkan penurunan ILT dibandingkan peningkatan anggaran online sebesar 58%. Tidak ada keraguan bahwa pandemi ini mempercepat penggunaan berbagai bentuk pembelajaran digital (CIPD, 2021) dalam peralihan ke pembelajaran digital dan online (Cedefop, 2020). T


Pembelajaran Digital 97 Pembelajaran digital telah muncul sebagai tren kontemporer dan masa depan dalam organisasi, literatur praktisi L&D, dan literatur akademis yang berkembang. Sebagai fenomena yang relatif baru, terdapat variasi dalam terminologi yang digunakan. Istilah pembelajaran ‚digital‛ dan ‚online‛ digunakan secara bergantian (Belaya, 2018), namun terdapat perbedaan penting dan tumpang tindih antara kedua konsep tersebut. Terdapat bukti empiris yang terbatas mengenai pembelajaran digital seperti, bagaimana pembelajaran digital berdampak pada pengalaman belajar, sejauh mana pembelajaran digital dapat ditransfer ke pekerjaan, efektivitas platform pembelajaran digital untuk memfasilitasi pembelajaran informal, efektivitas L&D digital secara keseluruhan. dan apa artinya bagi peran profesional L&D di masa depan. Kurangnya definisi yang jelas tentang pembelajaran digital adalah sesuatu yang terus meresapi literatur akademis dan praktisi. Misalnya, Anderson dkk. (2016) menyoroti bahwa istilah digital tidak dapat didefinisikan, dan hal ini mengakibatkan kurangnya kejelasan mengenai kompetensi yang dibutuhkan profesional L&D serta kemampuan, sumber daya, dan kemampuan yang diperlukan dalam fungsi L&D. Sebagian besar kontribusi akademis hingga saat ini terfokus pada bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resource Development) bidang yang mempelajari pembelajaran dan pengembangan dan peran teknologi dalam HRD (McWhorter, 2010, 2014) di bawah payung istilah virtual HRD ( VHRD). Bennett (2009) menggambarkan VHRD sebagai ‚lingkungan web yang kaya dan relevan secara budaya yang secara strategis meningkatkan keahlian, kinerja, inovasi dan pembangunan komunitas melalui pembelajaran formal dan informal‛.


Pembelajaran Digital 98 Bennett (2010) juga berpendapat bahwa VHRD tidak menggantikan fokus tradisional pada HRD dalam hal tujuannya namun justru menggeser paradigma dalam hal bagaimana HRD beroperasi. VHRD menggabungkan pengembangan karir, organisasi dan teknologi (Bennett, 2010). Thite (2022, p. 88) menyatakan bahwa ‚HRD digital berkaitan dengan sifat, peran, dan kontribusi teknologi dalam mengelola talenta secara strategis di dunia digital. Ini menggabungkan teknologi sosial, seluler, analitik, cloud (SMAC) dan teknologi baru lainnya termasuk data besar, kecerdasan buatan (AI) dan analitik untuk penyampaian layanan HRD sesuai permintaan yang efisien dan efektif‛. Definisi ini mencakup segalanya; namun, konseptualisasi dalam L&D memiliki fokus yang lebih umum. Misalnya, Belaya (2018) mendefinisikan pembelajaran digital menurut tiga kategori luas dan tumpang tindih: 1. Pembelajaran Digital Formal: Jenis pembelajaran digital ini menggunakan teknologi untuk memberikan pelatihan formal dengan dukungan terbatas atau interaksi dengan profesional L&D. Biasanya hal ini berbentuk bidang keterampilan yang sempit dengan tujuan pembelajaran yang jelas dan penilaian akhir. 2. Pembelajaran Digital Informal: Jenis pembelajaran digital ini membayangkan penggunaan teknologi untuk memberikan peluang untuk mendukung pembelajaran informal dalam organisasi. Ini berfokus pada komunitas praktik dan berbagi pengetahuan. Penekanannya di sini adalah pada peran pembelajar untuk mencari ilmu. 3. Pembelajaran Campuran: Kategori pembelajaran digital ini menggabungkan formal dan informal. Ini menggabungkan pembelajaran tatap muka atau kelas tradisional dengan opsi pengiriman online.


Pembelajaran Digital 99 Keamanan data adalah proses yang mencakup peraturan dan teknologi untuk melindungi data dari kerusakan, modifikasi, dan distribusi yang tidak diinginkan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Di dunia yang semakin digital, keamanan data menjadi faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan (Ren et al., 2019). Keamanan data berperan penting dalam melindungi informasi pribadi dan sensitif pengguna, termasuk data keuangan, data kesehatan, dan data identitas. Dengan keamanan data, pengguna dapat mencegah akses yang tidak diinginkan ke komputer, database, atau situs web yang mencoba mengambil data digital pribadi (Choo & Dehghantanha, 2021). Dalam konteks transaksi online, seperti e-commerce dan Internet banking, keamanan data merupakan aspek penting. Dengan langkah-langkah keamanan data yang tepat, seperti enkripsi, autentikasi dua faktor, dan pembaruan perangkat lunak secara rutin, pengguna dapat melindungi informasi pribadi mereka dari ancaman dan penyalahgunaan (Ren et al., 2019). Selain itu, keamanan data juga melibatkan perlindungan terhadap serangan dunia maya yang semakin kompleks dan canggih. Ancaman seperti malware, ransomware, dan serangan phishing dapat merusak data, mencuri informasi penting, atau bahkan mengganggu operasional bisnis. Dengan penerapan sistem keamanan data yang benar, organisasi dapat mengurangi risiko serangan cyber dan


Pembelajaran Digital 100 melindungi data mereka (Jahankhani et al., 2020). Peraturan seperti Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) di Uni Eropa juga memberikan kerangka kerja yang kuat untuk melindungi data pribadi pengguna. Hal ini menyoroti pentingnya kebijakan privasi yang jelas, pemrosesan data yang sah, dan hak individu atas privasi mereka. Secara keseluruhan, keamanan data merupakan aspek integral dari penggunaan digital. Penting bagi individu, bisnis, dan organisasi untuk memahami pentingnya melindungi data pribadi, menerapkan langkah-langkah keamanan yang tepat, dan mematuhi peraturan yang berlaku. Hanya dengan menjaga keamanan data yang baik kita dapat meminimalkan risiko dan melindungi privasi di era digital yang terus berubah. Meningkatnya pencurian data baru-baru ini telah menimbulkan kekhawatiran yang lebih besar mengenai keamanan data. Statistik Cyber Patrol menunjukkan adanya peningkatan laporan pencurian data setiap tahunnya selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2016, dilaporkan 20 kasus pencurian data, diikuti oleh 182 kasus pada tahun 2020. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa layanan Internet yang kami gunakan dilengkapi dengan metode keamanan data yang lengkap. Ada tiga elemen utama dalam keamanan data, yaitu kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan. Ketiga elemen ini


Pembelajaran Digital 101 disebut CIA Triad, yaitu model keamanan yang dikembangkan untuk membantu masyarakat memahami aspek keamanan teknologi informasi (Huang et al., 2021). Dalam buku Digitally Based Teaching disebutkan bahwa CIA Triad adalah kerangka keamanan yang membantu orang mempertimbangkan berbagai aspek keamanan dalam teknologi informasi. 1. Mencegah potensi kerugian perangkat keras: Dengan menerapkan keamanan data tingkat lanjut, kita dapat mencegah potensi kerugian perangkat keras yang dapat terjadi akibat pencurian atau penyalahgunaan tujuan data. Informasi sensitif seperti data keuangan, data pelanggan, atau informasi bisnis mungkin melibatkan aset berharga yang perlu dilindungi. 2. Mengurangi risiko penyalahgunaan data atau informasi: Dalam dunia digital yang terhubung, data dan informasi dapat dengan mudah disalahgunakan. Dengan keamanan data yang memadai, kita dapat mengurangi risiko penyalahgunaan data, seperti pencurian identitas, penipuan, atau pengungkapan informasi tanpa izin. 3. Mengurangi risiko kejahatan: Dengan mengamankan data secara efektif, kita dapat mengurangi risiko kejahatan terkait data. Pelanggaran keamanan data dapat menimbulkan konsekuensi serius, termasuk kerugian finansial, rusaknya reputasi, dan hilangnya kepercayaan pelanggan (Gubbins et al., 2023).


Pembelajaran Digital 102 Pada kenyataannya, ada banyak jenis keamanan data yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti otentikasi, tokenisasi, enkripsi, dll. Meski berbeda, jenis keamanan data ini menawarkan manfaat serupa dalam hal menjaga keamanan data. Berikut penjelasan perbedaan beberapa jenis keamanan data (Blum, 2020): 1. Enkripsi Enkripsi (encryption) adalah jenis keamanan data yang mengubah karakter teks menggunakan algoritma komputer dalam format yang tidak dapat dibaca. tidak memiliki kunci enkripsi yang sesuai. Dengan kata lain, hanya orang yang memiliki kunci enkripsi yang dapat mengakses dan membaca informasi terenkripsi. 2. Otentikasi Otentikasi adalah proses memastikan identitas pengguna sebelum memberikan mereka akses ke data atau sistem terkait. Selama proses otentikasi, pengguna akan diminta untuk memberikan informasi atau melakukan tindakan tertentu yang dapat membuktikan identitasnya, seperti nama pengguna dan kata sandi, sidik jari, atau token surat kabar asli (Vermesan & Bacquet, 2017). 3. Tokenisasi Tokenisasi adalah proses penggantian informasi sensitif dengan token atau kode unik yang tidak berisi informasi asli. Dalam jenis keamanan data ini, informasi


Pembelajaran Digital 103 sensitif, seperti nomor kartu kredit, diganti dengan token yang hanya dapat dikonversi kembali oleh pihak yang berwenang, seperti bank. Hal ini membantu melindungi informasi sensitif dan mengurangi risiko kebocoran data. 4. Kontrol Akses Data Kontrol akses data digunakan untuk membatasi akses fisik dan digital ke sistem dan data penting. Melalui kontrol akses, pengguna atau entitas lain diberikan akses hanya sesuai dengan hak dan izin yang dimilikinya. Metode kontrol akses dapat dikaitkan dengan kepemilikan, jenis file, kontrol pribadi/grup/publik, dan daftar kontrol akses. 5. Penyembunyian Data Penyembunyian Data mengacu pada konsep penting dalam pemrograman berorientasi objek, di mana suatu objek menyembunyikan data internalnya dari kode di luar kelas yang membuat objek tersebut. Hanya metode kelas yang memiliki akses dan dapat mengubah data internal suatu objek. Pada data yang disembunyikan dalam gambar digital, data rahasia dapat disembunyikan dalam gambar tanpa kehilangan kualitas gambarnya. Kriteria penting dalam penyembunyian data meliputi keakuratan (fidelity), ketahanan (robustness), dan tampilan ulang data (recoverability). Dengan memahami perbedaan antara jenis keamanan data ini, kita dapat memilih dan menerapkan tindakan yang tepat untuk melindungi data dan informasi sensitif. Menggabungkan berbagai jenis keamanan data dapat membantu mencegah akses yang tidak diinginkan, menjaga


Pembelajaran Digital 104 kerahasiaan, integritas dan ketersediaan data, serta melindungi terhadap penipuan data yang laten. Tidak semua orang menyadari pentingnya melindungi data pribadi mereka. Inilah mengapa penting untuk memahami mengapa keamanan data pribadi itu penting dan langkah-langkah yang dapat kita ambil untuk melindunginya (Huawei Technologies Co., Ltd., 2023). 1. Perlindungan identitas dan privasi Keamanan data pribadi mencakup perlindungan identitas dan privasi kita. Informasi pribadi seperti nama, alamat, nomor telepon, tanggal lahir, dan tanda pengenal unik lainnya dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk tujuan yang tidak diinginkan. Dengan menjaga keamanan data pribadi, kami dapat melindungi dari pencurian identitas, penipuan, dan penyalahgunaan informasi pribadi lainnya. 2. Pencegahan Penyalahgunaan Keuangan Data pribadi yang berkaitan dengan informasi keuangan, seperti nomor kartu kredit dan rincian rekening bank, rentan terhadap pencurian dan penyalahgunaan keuangan. Jika data ini jatuh ke tangan yang salah, seseorang dapat menggunakannya untuk melakukan transaksi tanpa izin atau mengakses akun kita. Dengan melindungi data pribadi, kita dapat mencegah penyalahgunaan keuangan dan melindungi keuangan kita.


Pembelajaran Digital 105 3. Hindari pencurian identitas Pencurian identitas merupakan kejahatan yang semakin umum di era digital. Penjahat dapat menggunakan data pribadi yang dicuri untuk membuat akun palsu, mengajukan pinjaman atas nama orang lain, atau melakukan kegiatan kriminal lainnya. Dengan menjaga keamanan data pribadi, kita dapat mengurangi risiko menjadi korban pencurian identitas dan menghindari konsekuensi serius yang terkait dengan hal tersebut. 4. Kepercayaan dan Reputasi yang Terjaga Keamanan data pribadi tidak hanya penting untuk keamanan individu, tetapi juga untuk kepercayaan dan reputasi kita. Ketika kita memberikan informasi pribadi kepada suatu organisasi atau perusahaan, kita mengharapkan bahwa informasi tersebut akan dijaga dengan baik dan digunakan dengan benar. Jika terjadi pelanggaran keamanan data dan informasi kami terungkap, hal ini dapat merusak kepercayaan dan reputasi kami, baik secara pribadi maupun profesional. 5. Kepatuhan terhadap peraturan dan undang-undang Di banyak negara, terdapat undang-undang dan peraturan yang mengatur perlindungan data pribadi. Misalnya, di Uni Eropa, terdapat Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) yang memberikan hak privasi dan keamanan data pribadi kepada individu. Dengan menjaga keamanan data pribadi di era digital, kita tidak hanya melindungi diri kita sendiri (Bernabe & Skarmeta, 2019).


Pembelajaran Digital 106


Pembelajaran Digital 107


Pembelajaran Digital 108 EMBELAJARAN digital sudah sangat umum di berbagai kalangan pelajar yang lebih dewasa. Ada pun pelajar seperti mahasiswa yang telah menikmati fleksibilitas kuliah elektronik dan kursus online selama bertahun-tahun, tetapi sekarang kita melihat potensi pembelajaran digital sejak awal sekolah dasar. Masa depan memiliki kemungkinan yang sangat besar akan bergantung pada platform digital untuk membantu anak-anak dalam perjalanan belajar mereka. Ruang kelas di masa depan akan lebih terhubung, dan siswa akan memiliki lebih banyak akses ke pengetahuan. Kemungkinan, dengan kelimpahan akan pengetahuan mampu memenuhi kebutuhan individu setiap siswa secara lebih spesifik dan hasil yang ingin mereka capai. Pembelajaran digital telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir dan diperkirakan akan terus membentuk masa depan Pendidikan. Berikut adalah beberapa tren dan prediksi kunci untuk masa depan pembelajaran digital: 1. Peningkatan digitalisasi, pengaruh digitalisasi hanya akan terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Pembelajaran digital sudah sangat umum di kalangan siswa yang lebih tua, dan masa depan kemungkinan besar akan mengandalkan platform digital untuk membantu anak-anak dalam perjalanan belajar mereka. 2. Pembelajaran individual, kelimpahan pengetahuan akan memungkinkan kita untuk lebih spesifik dalam memenuhi kebutuhan individu setiap siswa dan hasil yang mereka harapkan. P


Pembelajaran Digital 109 3. Realitas tertambah dan virtual, masa depan pendidikan online akan dipengaruhi oleh augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan kursus yang mengajarkan keterampilan yang tidak dapat diotomatisasi, seperti kecerdasan emosional dan kreativitas. 4. Micro-learning, kursus dan durasi sesi yang lebih pendek akan semakin umum di seluruh industri eLearning di masa depan, karena sebagian besar konten akan beralih ke video. 5. Pembelajaran seluler, kemampuan untuk belajar di mana saja dan sesuai dengan kecepatan masing-masing adalah alasan utama mengapa aplikasi seluler akan lebih penting dalam pembelajaran digital di masa depan. 6. Pembelajar nontradisional, dekade mendatang bisa menjadi milik pembelajar online nontradisional, tetapi hanya jika perusahaan dan universitas yang menawarkan kursus jarak jauh menemukan cara untuk membantu siswa semacam itu agar tidak teralihkan dan memperoleh keterampilan dan kredensial yang dibutuhkan. Secara keseluruhan, pembelajaran digital di masa depan diprediksi akan menjadi kekuatan dominan dalam pendidikan, dan akan terus berkembang dan meningkat dengan teknologi dan inovasi baru. Apa Saja Teknologi Baru yang Akan Membentuk Masa Depan Pembelajaran Digital? Ada beberapa teknologi baru yang diharapkan dapat membentuk masa depan pembelajaran digital. Teknologi tersebut antara lain:


Pembelajaran Digital 110 a. Realitas tertambah dan virtual (AR/VR), Teknologi AR/VR diharapkan dapat memainkan peran penting dalam masa depan pembelajaran digital. Teknologi ini dapat menciptakan pengalaman belajar yang imersif yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan konten digital dengan cara yang lebih menarik dan interaktif. b. Sistem pembelajaran adaptif menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan data besar untuk mempersonalisasi pengalaman belajar bagi setiap siswa. Sistem ini menganalisis kinerja siswa secara real-time, mengadaptasi konten dan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pelajar dengan segera. c. Realitas yang diperluas (XR), XR adalah istilah umum yang mencakup AR, VR, dan realitas campuran (MR). Teknologi XR dapat menciptakan pengalaman belajar yang imersif yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan konten digital dengan cara yang lebih menarik dan interaktif. d. Pembelajaran mikro melibatkan penyampaian konten dalam bentuk potongan-potongan kecil yang dapat dikonsumsi dengan cepat dan mudah. Pendekatan ini menjadi semakin lazim di seluruh industri eLearning, karena sebagian besar konten dialihkan ke berbasis video. e. Pembelajaran mobile melibatkan penyampaian konten melalui perangkat mobile, seperti smartphone dan tablet. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk belajar di mana saja dan dengan kecepatan mereka sendiri, sehingga lebih nyaman dan mudah diakses.


Pembelajaran Digital 111 Secara keseluruhan, teknologi yang sedang berkembang diharapkan dapat memberikan peran yang signifikan dalam masa depan pembelajaran digital, menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan dipersonalisasi bagi para siswa. Bagaimana Pembelajaran Digital Dapat Digunakan Untuk Mempersonalisasi Pendidikan Bagi Siswa? Pembelajaran digital dapat digunakan untuk mempersonalisasi pendidikan bagi siswa dengan beberapa cara. Sistem pembelajaran adaptif memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan data besar untuk mempersonalisasi pengalaman belajar bagi setiap siswa. Sistem ini menganalisa kinerja siswa secara real-time, beradaptasi dengan konten dan sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan tepat. Teknologi dapat dimanfaatkan untuk membuat siswa terlibat secara penuh dalam proses pembelajaran, sehingga mereka memiliki pilihan dan kreativitas. Pembelajaran yang dipersonalisasi difokuskan pada alat yang mengundang kreativitas, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi produsen daripada konsumen. Perangkat pembelajaran digital memudahkan peserta didik untuk melakukan pembelajaran mandiri, yang kemudian dapat memungkinkan pembelajaran yang bersifat lebih personal. Berbagai laporan dan umpan balik yang dipersonalisasi dapat dibuat untuk membantu peserta didik mengetahui kelebihan dan kekurangan mereka. Personalisasi pembelajaran elektronik memudahkan siswa untuk menyesuaikan berbagai elemen yang terlibat dalam proses pendidikan online. Artinya, mereka diminta untuk menentukan tujuan mereka sendiri, mengikuti langkah mereka sendiri, dan


Pembelajaran Digital 112 berinteraksi dengan instruktur dan siswa untuk mempersonalisasi proses pembelajaran. Umpan balik dapat dimanfaatkan untuk mendukung personalisasi peron. Umpan balik dapat diproses secara otomatis atau manual untuk membantu personalisasi platform. Umumnya, pembelajaran digital dapat diterapkan untuk mempersonalisasi pendidikan bagi para siswa dengan mendayagunakan teknologi untuk mengadaptasi konten dan sumber daya guna mendukung kebutuhan siswa, memberikan pilihan dan kreativitas kepada siswa, serta memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri. Apa Saja Kendala Yang Dialami Para Pengajar Saat Mengimplementasikan Pembelajaran Digital? Guru dapat mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan solusi digital yang baru, yang dapat membuat mereka kewalahan dan menurunkan pengalaman mengajar. Mempelajari platform digital baru, di mana harus mencari dokumen, atau siapa yang harus dimintai bantuan, semuanya berperan dalam mengurangi partisipasi siswa dan bahkan dapat membingungkan mereka. Penolakan terhadap perubahan adalah tantangan umum ketika penerapan pembelajaran digital. Guru dan siswa terkadang ragu untuk mengaplikasikan teknologi baru, yang dapat menghambat proses implementasi. Banyak sekolah yang tidak mempunyai infrastruktur TI yang dapat menunjang distribusi buku elektronik dan kurikulum digital berskala besar. Saat pasar yang sudah matang seperti Amerika Serikat memiliki akses ke internet cepat yang dapat mendukung proses pengunduhan data dalam jumlah besar yang


Pembelajaran Digital 113 diperlukan untuk buku digital, sebagian besar negara berkembang masih kesulitan dalam hal ini. Masalah teknis dapat menjadi sebuah tantangan yang cukup besar ketika penerapan pembelajaran digital. Perangkat mungkin terlalu sering mengalami gangguan, yang dapat menghambat proses pembelajaran dan menimbulkan rasa frustasi bagi guru dan siswa. Pembelajaran digital memerlukan kedisiplinan diri dan dorongan penuh dari siswa. Dengan tidak adanya struktur ruang kelas tradisional, beberapa siswa mungkin akan kesulitan untuk tetap fokus dan terlibat. Pembelajaran digital menciptakan kurangnya komunikasi antara siswa dan guru, yang membuat siswa sulit untuk tetap fokus dan terlibat. Beradaptasi dengan pembelajaran online dapat menjadi tantangan bagi guru dan siswa. Guru perlu mengevaluasi ulang apa yang dimaksud dengan memberikan pengalaman belajar, sedangkan siswa perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teknologi pembelajaran yang baru. Apa Saja Manfaat Potensial Dari Pembelajaran Digital Bagi Pembelajar Sepanjang Masa? Pembelajaran digital memudahkan para guru atau penyelenggara kursus untuk memenuhi rencana pembelajaran atau kurikulum mereka kepada setiap siswa. Hal ini memudahkan mereka untuk memberikan umpan balik secara individual yang bersifat rahasia kepada setiap siswa, dan hal ini telah menunjukkan bahwa pembelajaran digital mampu memberikan pendekatan yang lebih menyeluruh terhadap pendidikan. Selain itu, terdapat juga pembelajaran online yang memungkinkan siswa untuk belajar menurut kecepatan dan jadwal


Pembelajaran Digital 114 mereka sendiri. Hal ini menjadikan pendidikan lebih mudah diakses untuk menyesuaikan antara kehidupan pribadi, profesional, dan akademis. Selain itu, pembelajaran digital online memungkinkan siswa untuk memperoleh konten dan sumber daya pendidikan dari mana saja, kapan saja. Dengan demikian, pendidikan menjadi lebih mudah diakses oleh orang-orang yang mungkin tidak memiliki akses ke ruang kelas tradisional. Pembelajaran digital mendukung pembelajaran yang dipersonalisasi, karena masing-masing siswa memiliki teknik dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Pembelajaran digital dapat membantu siswa dan guru untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang metode pengajaran yang paling efektif bagi mereka. Pembelajaran digital dapat dimanfaatkan sebagai alat kolaborasi, dengan mempertemukan orang-orang melalui konferensi video, sehingga siswa dan guru dapat menggunakan berbagi dokumen, atau sekadar membantu mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia kerja. Edukasi berbasis digital online bisa lebih hemat biaya dibandingkan dengan edukasi tradisional di ruang kelas, karena tidak memerlukan ruang kelas, buku teks, dan perjalanan. Dengan menggunakan teknologi, perusahaan dapat meningkatkan kemampuan tim mereka dalam waktu yang lebih singkat dan dengan biaya yang lebih murah. Realitas virtual (VR) dan pendidikan jarak jauh telah memungkinkan pembelajar seumur hidup untuk membangun motivasi dan kemampuan bersosialisasi. Selain itu, teknologi telah memungkinkan pembelajar seumur hidup untuk belajar di mana saja, kapan saja.


Pembelajaran Digital 115 Apa Saja Dampak Negatif Yang Mungkin Timbul Dari Pembelajaran Digital Terhadap Keterlibatan Dan Motivasi Siswa? Walaupun pembelajaran digital memiliki banyak manfaat potensial, ada juga beberapa efek negatif yang mungkin terjadi pada keterlibatan dan motivasi siswa. Pembelajaran digital dapat mengganggu bagi sebagian siswa, khususnya jika mereka tidak terbiasa belajar di ranah daring. Media sosial, aplikasi perpesanan, dan gangguan online lainnya dapat mengurangi pengalaman belajar dan menurunkan keterlibatan siswa. Isu teknis juga dapat menjadi sumber frustasi bagi siswa, yang dapat menurunkan motivasi mereka untuk belajar. Masalah teknis seperti kecepatan internet yang lambat, gangguan perangkat lunak, dan kerusakan perangkat keras dapat mengganggu proses pembelajaran dan menurunkan keterlibatan siswa. Proses pembelajaran secara digital bisa jadi kurang menghadirkan interaksi personal, yang dapat menjadi tantangan bagi sebagian siswa. Banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan guru dan teman sekelasnya melalui platform digital, yang dapat menyebabkan kurangnya motivasi dan keterlibatan. Hal tersebut, bisa jadi kurang terstruktur dan dapat menjadi tantangan bagi beberapa siswa. Tanpa struktur ruang kelas konvensional, beberapa siswa mungkin akan kesulitan untuk tetap termotivasi dan terlibat dalam pelajaran mereka. Ketergantungan yang berlebihan pada teknologi juga dapat menjadi efek negatif dari pembelajaran digital. Siswa mungkin menjadi terlalu mengandalkan teknologi dan mungkin kesulitan


Pembelajaran Digital 116 untuk belajar tanpanya, yang dapat menurunkan motivasi dan keterlibatan mereka dalam pengaturan kelas tradisional. Perlu diperhatikan bahwa potensi efek negatif ini tidak bersifat universal dan mungkin tidak berlaku untuk semua siswa. Namun, penting untuk mengenali potensi dampak negatif ini dan mengambil langkah-langkah untuk menguranginya guna memastikan bahwa pembelajaran digital merupakan pengalaman yang positif bagi semua siswa. Bagaimana Pembelajaran Digital Dapat Digunakan Untuk Mengajarkan Kemampuan Lunak, Seperti Komunikasi Dan Kolaborasi? Pembelajaran digital dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik, sehingga mereka dapat belajar dengan kecepatan mereka sendiri dan mengikuti jalur belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar mereka. Hal ini dapat membantu peserta didik membangun keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang relevan dengan peran dan tanggung jawab mereka. Pembelajaran digital dapat bersifat Interaktif, yang membuat peserta didik dapat mempraktikkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi dalam lingkungan yang aman dan terkendali. Pembelajaran interaktif dapat mencakup simulasi, permainan peran, dan gamifikasi, yang dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan lunak mereka dengan cara yang menyenangkan dan menarik. Pembelajaran digital juga dapat berkontribusi pada pembelajaran sosial, di mana peserta didik dapat berpartisipasi dengan teman sebayanya dan berkolaborasi dalam berbagai kegiatan. Pembelajaran sosial dapat membantu peserta didik


Pembelajaran Digital 117 meningkatkan kemampuan komunikasi dan kolaborasi dengan memberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain dan menerima umpan balik atas hasil kerja mereka. Pembelajaran digital dapat menyertakan konten multimedia seperti video, podcast, dan pelajaran interaktif, yang dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi dengan menyediakan berbagai cara untuk terlibat dengan materi. Pembelajaran digital dapat dimanfaatkan untuk memberikan pelatihan keterampilan lunak, yang dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi. Pelatihan keterampilan lunak dapat meliputi kursus tentang komunikasi interpersonal, kerja sama tim, dan pemecahan masalah, yang dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berhasil di tempat kerja. Secara menyeluruh, pembelajaran digital dapat menjadi cara yang tepat untuk mengajarkan keterampilan lunak seperti komunikasi dan kolaborasi. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang dipersonalisasi, interaktif, dan sosial, menggabungkan konten multimedia, dan memberikan pelatihan keterampilan lunak, peserta didik dapat mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berhasil di tempat kerja. Apa Saja Upaya Untuk Memasukkan Skenario Dunia Nyata Ke Dalam Pengalaman Belajar Digital Untuk Keterampilan Lunak? Menggabungkan skenario dunia nyata ke dalam pengalaman belajar digital untuk keterampilan lunak dapat meningkatkan


Pembelajaran Digital 118 keterampilan praktis yang dapat mereka terapkan di lingkungan kerja mereka. Perancang harus membuat simulasi realistis yang mencerminkan lingkungan sekitar para peserta didik, sehingga mereka dapat menerapkan keterampilan baru mereka dengan lebih cepat. Menggabungkan lingkungan 3-D yang realistis dan penggunaan sudut dan pergerakan kamera yang berbeda dapat membuat peserta didik merasa seolah-olah mereka bergerak di lingkungan seperti yang mereka lakukan di kehidupan nyata. Percabangan skenario dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman dunia nyata dalam pembelajaran digital. Skenario bercabang memungkinkan peserta didik untuk membuat keputusan dan melihat akibat dari tindakan mereka, memberikan kesempatan untuk melatih kemampuan komunikasi dan kolaborasi dalam lingkungan yang aman dan terkendali. Perancang harus menggabungkan alat bantu yang berhubungan dengan pekerjaan ke dalam pengalaman pembelajaran digital untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan praktis. Misalnya, jika tujuan pembelajaran adalah untuk mengembangkan keterampilan komunikasi, desainer dapat memasukkan email atau alat perpesanan ke dalam pengalaman belajar. Skenario berbasis konflik atau masalah dapat digunakan untuk menciptakan pembelajaran digital yang nyata. Skenario ini dapat membantu peserta didik mengembangkan kemampuan komunikasi dan kolaborasi dengan memberikan peluang untuk mengatasi konflik dan memecahkan masalah dengan rekan-rekan mereka.


Pembelajaran Digital 119 Studi kasus dan simulator dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman dunia nyata di dalam pembelajaran digital. Alatalat ini dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi dengan memberikan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam situasi praktis.


Pembelajaran Digital 120


Pembelajaran Digital 121


Pembelajaran Digital 122 Digital learning, atau pembelajaran digital, adalah sebuah konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi digital untuk menyediakan platform dan alat bagi individu dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam konteks ini, proses belajar tidak lagi terbatas pada interaksi fisik di dalam ruang kelas, melainkan dapat terjadi secara daring melalui perangkat komputer, perangkat seluler, atau akses internet. Konsep ini mencakup beragam metode pembelajaran, termasuk kursus online, video pembelajaran, e-book, serta berbagai sumber daya pendidikan digital lainnya. Digital learning memungkinkan aksesibilitas yang lebih besar ke materi pembelajaran, adaptabilitas yang lebih tinggi terhadap kebutuhan individu, dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif, berkolaborasi, serta fleksibel. Dengan kata lain, digital learning menggambarkan transformasi mendasar dalam cara kita memahami dan mendekati pendidikan. Dengan meningkatnya infrastruktur internet yang mendukung e-learning, kecenderungan untuk menggunakannya sebagai alternatif pembelajaran di berbagai perguruan tinggi semakin meningkat. Melalui e-learning, proses belajar dapat dilakukan tanpa adanya interaksi langsung antara guru dan siswa, dan tidak lagi dibatasi oleh waktu dan tempat. Salah satu solusi untuk masalah dunia pendidikan yang semakin sibuk adalah e-learning, yang menawarkan mobilitas dan fleksibilitas yang luar biasa. Mahasiswa dan guru memiliki peran masing-masing dalam menerapkan e-learning. Koordinator dan pembimbing kegiatan pembelajaran dilakukan oleh pendidik (guru, dosen,


Pembelajaran Digital 123 pengajar, atau widyaiswara). Di sisi lain, siswa bertindak sebagai pembangun pengetahuan, pembelajar mandiri, dan pemecah masalah. Dengan situasi ini, e-learning menjadi perhatian utama di bidang pendidikan. Para ahli dan praktisi terus mempelajari, menerapkan, dan meningkatkan elearning untuk digunakan dalam pendidikan formal dan nonformal. E-learning, sebagai suatu hal yang baru, mungkin belum sempurna dalam hal mencapai tujuan konseptual dan praktik. Saat ini, pembelajaran online telah menjadi subjek penelitian dan analisis dalam dunia pendidikan. E-learning memiliki banyak definisi yang berbeda karena istilah itu sangat luas. Wahono (2008: 11) mendefinisikan elearning sebagai jenis pembelajaran yang memberikan pelajaran kepada siswa melalui internet, intranet, atau media jaringan komputer lainnya. Jaya Kumar C. Koran (2002) mendefinisikan e-learning sebagai semua pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik. Dabbagh dan Ritland (2005: 15) mendefinisikan e-learning sebagai pembelajaran online, yang merupakan lingkungan belajar yang terbuka dan terdistribusi yang dilengkapi dengan alat pendidikan, internet, dan teknologi berbasis jaringan untuk memfasilitasi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan melalui tindakan dan interaksi. Pembelajaran online disebut e-learning, dan itu adalah jenis pembelajaran yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, tergantung pada kebutuhan sumber daya manusia (guru, dosen, dosen, dan siswa). Menurut beberapa para ahli, e-learning adalah cara yang inovatif untuk menyediakan pembelajaran interaktif yang berpusat pada peserta didik. Ini dirancang dengan baik untuk digunakan oleh setiap siswa kapan saja dan dengan berbagai sumber daya dan properti


Pembelajaran Digital 124 teknologi digital. Selain itu, bahan pembelajaran sesuai dengan lingkungan belajar yang fleksibel dan terbuka. Secara umum, ada tiga komponen utama e-learning (Wahono, 2008): 1. Sistem dan Aplikasi E-Learning: Untuk menjalankan proses e-learning, ada sistem perangkat lunak yang dikenal sebagai sistem manajemen pembelajaran atau "LMS". Sistem LMS mempengaruhi berbagai model pengelolaan pembelajaran, seperti pengelolaan kelas, pembuatan dokumen atau konten, forum diskusi, dan sistem pendokumentasian. Moodle adalah salah satu dari banyak LMS open source yang mudah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita. 2. Konten e-learning (Isi) Konten dan bahan ajar yang termasuk dalam sistem e-learning ‚Learning Management System‛. Isi dan bahan ajar tersebut dapat berupa konten multimedia (konten berupa multimedia interaktif), konten tekstual (konten dalam bentuk tertulis seperti pada buku teks tradisional), atau konten dalam bentuk cocok keduanya. Biasanya disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga siswa dapat menjalankannya kapan saja, di mana saja. Ini merupakan langkah menarik untuk mempersiapkan pengembangan e-learning dari segi konten. Sementara itu, pengguna implementasi elearning dapat dikatakan sama dengan proses belajar mengajar pada umumnya, yaitu harus ada guru yang mengajar, siswa yang menerima bahan ajar, dan ada


Pembelajaran Digital 125 manajer yang mengelola manajemen, proses belajar mengajar. 3. Infrastruktur e-learning (Peralatan) Perangkat multimedia, jaringan komputer, Internet, dan komputer pribadi (PC) adalah beberapa contoh infrastruktur e-learning. Ini termasuk peralatan untuk pembelajaran sinkron melalui konferensi video atau konferensi video jika kami menyediakan layanan tersebut. Gambar 1. Komponen E-Learning Semua dari ketiga komponen yang disebutkan di atas mendukung penggunaan pembelajaran online. Secara khusus, infrastruktur yang sering dianggap penting adalah keberadaan Internet dan komputer, yang tentunya juga didukung oleh sistem yang sudah terhubung ke Internet dalam hal ini. Untuk memanfaatkan pembelajaran online, organisasi harus memiliki sistem yang mampu mendukung proses pembelajaran. Ada empat komponen infrastruktur yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran online.


Pembelajaran Digital 126 1. Akses Internet: Pembelajaran e-learning membutuhkan akses internet karena setiap fiturnya membutuhkan jaringan. Jaringan internet Indonesia sangat kecil dan lambat dibandingkan dengan negara-negara maju. Selain itu, jaringan internet yang terbatas di kota-kota besar dan desa terpencil menghalangi siswa untuk menggunakan internet. 2. Komputer (Hardware) Komputer masih memiliki fungsi yang sangat terbatas sebagai perantara antara manusia dan sistem. Komputer masih tidak mudah diakses karena masalah harga, meskipun spesifikasinya cukup tinggi untuk mencapai kecepatan internet yang optimal. Ini diikuti oleh jumlah alat yang tidak proporsional dengan jumlah siswa yang akan mengaksesnya. Akibatnya, ketika pembelajaran e-learning digunakan, masalah ini akan muncul. 3. Sistem (Software) Tentu saja, program diperlukan untuk membuat pembelajaran lebih mudah. Ada banyak program gratis dan berbayar yang dapat kita gunakan saat browsing di internet, masing-masing dengan keunggulan dan kelemahan. Software biasanya disesuaikan dengan kemampuan SDM dan kebutuhan institusi saat digunakan karena berbagai fiturnya. 4. Biaya Akses: Masalah infrastruktur tambahan adalah biaya akses internet yang relatif tinggi meskipun kecepatan yang ditawarkan. E-learning lebih mahal daripada kelas


Pembelajaran Digital 127 konvensional karena membutuhkan banyak sumber daya dan keterampilan khusus. Kondisi prasarana dan sarana yang sangat terbatas dan minimalis ini menimbulkan masalah dalam situasi di mana teknologi sudah ada tetapi dalam jumlah yang terbatas. Ini menimbulkan pertanyaan apakah pembelajaran e-learning akan menjadi pilihan yang tepat untuk saat ini. Salah satu bentuk penggunaan teknologi digital dalam proses pendidikan adalah aplikasi pembelajaran digital. Aplikasi ini dapat mencakup berbagai platform, perangkat lunak, dan teknologi yang memperkuat pembelajaran tradisional atau menawarkan pembelajaran online. Berikut adalah beberapa contoh aplikasi digital learning: 1. Learning Manajemen System (LMS): Contoh: Sekolah atau perguruan tinggi dapat menggunakan platform pengajaran berbasis web (LMS) seperti Moodle, Blackboard, atau Canvas untuk mengelola kursus online. Mahasiswa dan dosen memiliki kemampuan untuk mengunggah bahan, tugas, dan ujian. Di sisi lain, siswa memiliki kemampuan untuk mengakses bahan dan berinteraksi dengan dosen dan sesama siswa. 2. Video Tutorial: Contoh Kasus: Platform seperti Khan Academy, Coursera, dan YouTube menawarkan siswa kesempatan untuk belajar melalui video pembelajaran dari berbagai topik. Misalnya, Khan Academy menawarkan video


Pembelajaran Digital 128 pelajaran tentang subjek matematika dan ilmu pengetahuan. 3. Sistem Manajemen Pembelajaran yang Menyesuaikan: Contoh: Aplikasi seperti Duolingo, yang mengajarkan bahasa asing secara adaptif, mengubah tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan siswa, memungkinkan belajar yang lebih efisien dan disesuaikan. 4. Permainan Simulasi dan Pembelajaran: Simulasi: Simulasi seperti diseksi virtual, simulasi fisika, atau game pembelajaran seperti "Minecraft: Education Edition" digunakan untuk mengajarkan konsep tertentu secara interaktif. Sebagai contoh, guru dapat menggunakan "Minecraft" untuk mengajarkan siswa pemrograman komputer. 5. Pembelajaran yang Berdasarkan Kemampuan: Contoh Kasus: Aplikasi seperti Udemy dan Skillshare menawarkan kursus online yang mengajarkan keterampilan nyata seperti desain grafis, pengembangan web, atau kewirausahaan. Siswa dapat memilih kursus yang mereka inginkan. 6. Mengajar Online melalui Video Konferensi: Contoh Kasus: Akibat pandemi COVID-19, banyak lembaga pendidikan telah memutuskan untuk menggunakan pembelajaran jarak jauh. Kelas virtual dan pertemuan guru-siswa dilakukan melalui aplikasi seperti Zoom, Microsoft Teams, dan Google Meet. 7. Pendidikan Adaptif serta Kecerdasan Buatan (AI): Contoh kasus: Sistem pembelajaran adaptif yang menggunakan AI memantau kemajuan siswa dan secara otomatis menyesuaikan materi dan penugasan.


Pembelajaran Digital 129 DreamBox adalah aplikasi untuk mengajar matematika dasar. 8. Pembelajaran Seluler: Contoh Kasus: Siswa dapat mengakses konten pembelajaran, latihan, dan tes melalui aplikasi seluler seperti Khan Academy, Quizlet, dan Duolingo di mana saja. 9. Buku Online: Contoh Kasus: Ribuan buku, artikel, dan sumber pembelajaran online dapat diakses melalui perpustakaan digital seperti Project Gutenberg dan Google Books. Ini memungkinkan siswa untuk membaca dan belajar dari berbagai sumber. Digital learning memungkinkan orang belajar sepanjang hidup, meningkatkan keterampilan, dan memperluas pengetahuan mereka. Selain itu, aplikasi dan teknologi digital telah mengubah cara pendidikan disampaikan dan diakses. Pendidikan digital telah menjadi bagian penting dari sistem pendidikan perguruan tinggi, dan perkiraan masa depan menunjukkan bahwa fungsinya akan terus berkembang. Berikut adalah beberapa prospek dan jalan menuju pengajaran digital di perguruan tinggi: 1. Kemajuan dalam Integrasi Teknologi: Universitas akan terus menerapkan teknologi dalam pengajaran dan pembelajaran. Ini termasuk penerapan Learning Manajemen (LMS), perangkat lunak pembelajaran adaptif, dan aplikasi pembelajaran mobile. Dosen


Pembelajaran Digital 130 dan siswa akan semakin bergantung pada teknologi untuk menyampaikan dan mengakses pelajaran. 2. Pembelajaran yang Terintegrasi dan Fleksibel: Pembelajaran hibrida adalah kombinasi pembelajaran tatap muka dan online. Ini memungkinkan perguruan tinggi untuk mempertahankan interaksi sosial dan lingkungan kampus sambil memberikan fleksibilitas kepada siswa. Pembelajaran jarak jauh juga tetap menjadi pilihan bagi mereka yang membutuhkan akses yang lebih fleksibel. 3. Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI): Digital learning akan menggunakan kecerdasan buatan untuk memberikan personalisasi pembelajaran. Sistem pembelajaran adaptif yang didukung oleh AI akan secara otomatis melacak kemajuan siswa, memberikan rekomendasi konten, dan menyesuaikan tingkat kesulitan materi. 4. Peningkatan interaksi dan kualitas: Pembelajaran online akan lebih menarik dan efektif karena materinya akan lebih interaktif dan berkualitas tinggi, termasuk penggunaan game, simulasi, dan video pembelajaran. 5. Blockchain yang digunakan untuk Verifikasi Kualifikasi: Perguruan tinggi dapat mengeluarkan sertifikat dan gelar digital yang aman dan dapat diverifikasi dengan teknologi blockchain, yang akan memudahkan proses pengakuan kualifikasi dan transfer kredit antar institusi. 6. Kerja sama dengan industri: Perguruan tinggi akan lebih bekerja sama dengan industri untuk mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Ini akan


Pembelajaran Digital 131 memungkinkan mahasiswa memperoleh keterampilan yang relevan dan meningkatkan peluang mereka di dunia kerja. 7. Penggunaan Data Besar: Analisis data akan membantu perguruan tinggi memahami perilaku belajar siswa dan menemukan area di mana perbaikan diperlukan. Dengan mengumpulkan dan menganalisis data, perguruan tinggi dapat memberikan dukungan yang lebih baik kepada siswa. 8. Pembuatan kurikulum digital: Dosen dan instruktur akan terus mengubah kurikulum mereka untuk menyesuaikannya dengan lingkungan pembelajaran online. 9. Aksesibilitas: Sekolah tinggi akan berusaha untuk memastikan bahwa pembelajaran digital dapat diakses oleh semua siswa, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau internet. 10. Peningkatan Proteksi Data: Dengan semakin banyak data siswa yang disimpan di platform digital, keamanan data akan menjadi masalah utama. Institusi pendidikan akan terus menginvestasikan uang untuk melindungi data dan privasi siswa. Perguruan tinggi harus mempersiapkan diri untuk menghadapi perkembangan pendidikan digital yang akan datang dengan berfokus pada pengembangan teknologi, peningkatan kualitas pembelajaran, dan meningkatkan aksesibilitas. Dengan fokus ini, pendidikan digital dapat membantu menuju masa depan pendidikan tinggi yang lebih terhubung dan efektif.


Pembelajaran Digital 132


Pembelajaran Digital 133


Pembelajaran Digital 134 Pembelajaran berbasis digital atau lebih akrab disebut dengan digital learning atau e-learning dapat diartikan sebagai proses pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi kedalam pembelajaran yang biasanya dilakukan secara konvensional atau tatap muka di dalam ruang kelas. Secara umum, pengembangan digital learning telah dilakukan sejak abat ke 19 yang kemudian terus berkembang dan maju hingga seperti saat ini. Indonesia sendiri mulai memperluas penerapan digilearning sejak tahun 2020 yang mana disebabkan oleh menyebarnya serangan pandemic corona-virus yang terjadi secara global. Mau tidak mau, kebijakan perubahan skenario pembelajaran dari konvensional ke virtual diyakini mampu menjadi salah satu alternatif yang paling efektif guna menjaga keberlangsungan pembelajaran ditengah penutupan sekolah massal dan penerapan social distancing oleh pemerintah kala itu. Bukan hanya pada bidang pendidikan, bidang lainnya seperti sosial dan ekonomi tidak dapat mengelak dari perubahan scenario tersebut. Hal ini terlihat dari semakin banyak bermunculan kegiatan-kegiatan pelatihan ataupun konferensi yang muncul dan disajikan dalam bentuk webinar ataupun virtual meeting yang mana memanfaatkan penggunaan teknologi digital dalam penyampaian materi baik yang berbentuk teks, video, gambar, dan ataupun suara. Dalam pemanfatannya, e-learning menyuguhkan fitur pembalajaran yang disebut dengan System Manajemen Pembelajaran atau yang disingkat dengan LMS. System ini mencakup seluruh proses kegiatan pembelajaran mulai dari


Pembelajaran Digital 135 pendaftaran yang merupakan dasar dalam pembelajaran, tutorial pengguna, pemilihan alat, hingga hasil tes. Berikut beberapa alasan lain yang memicu pemilihan penggunaan digital learning dalam membantu meningkatkan pengembangan sumber daya siswa, mahsiswa dan pegawai atau karyawan, antara lain; 1. Mempercepat pelatihan Pemanfaatan digilearning atau e-learning dalam pelaksanaan pembelajaran ataupun pelatihan diyakini dapat mengurangi waktu pelatihan secara signifikan sehingga dianggap cocok untuk diterapkan dalam pelatihan-pelatihan bagi karyawan yang memiliki waktu kerja yang terhitung padat. Pemanfataan digilearning ini mampu menghemat waktu pembelajaran sebanyak 40 hingga 60% dibanding pembelajaran konvensional. Kemudahan lain dari pengimplementasian elearning ialah adanya kemudahan yang memungkinkan peserta untuk mengakses materinya pelajaran/pelatihan secara mandiri kapanpun dan dimanapun serta adanya kemudahan dalam mengatur kecepatan belajar dan memilih materi sesuai kebutuhan membuat peserta merasa lebih rileks dan nyaman sehingga hal tersebut kemudian mendorong percepatan belajar dan berkembang trainee. 2. Pengurangan biaya Tingginya biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan, kursus, ataupun workshop professional yang dibutuhkan oleh siswa,pelajar, atau karyawan seringkali menjadi alasan yang menghambat perkembangan SDM


Pembelajaran Digital 136 dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan professional yang dibutuhkan. Hal ini kerap kali menjadi alasan dari berbagai instansi atau organisasi untuk berpindah dari pelatihan berbasis luring ke e-learning yang dianggap dapat menghemat waktu dan atau mengurangi pembiayaan dengan hasil yang maksimal. 3. Memaksimalkan retensi pengetahuan Berdasarkan penelitian dari beberapa ahli, pembelajaran berbasis e-learning dapat membantu meningkatkan retensi peserta hingga 60% dibandingkan pembelajaran berbasis konvensional. Hal ini dikarenakan elearning mampu menyajikan lebih banyak konten yang interaktif dan multimedia yang menstimulus daya ingat peserta terhadap materi yang dipelajari sehingga akan berdampak pula terhadap perfiorma dan hasil kerja mereka. 4. Meningkatkan produktifitas Salah satu keunggulan dari e-learning ialah memungkinkan peserta untuk mengambil kendali penuh atas system, jadwal, dan materi yang ingin dipelajari. Hal ini kemudian menjadikan e-learning memungkinkan para peserta pembelajaran untuk memiliki waktu yang lebih produktif dimana mereka dapat berlatih ataupun belajar dirumah ataupun perjalan sehingga mereka dapat lebih focus pada tugas mereka saat sedang bekerja. Berdasarkan statistik dari International Business Machine (IBM), e-learning dapat membantu meningkatkan produktivitas hingga 50% (persen). Hal ini dikarenakan fitur software pada e-learning membuka kesempatan


Pembelajaran Digital 137 bagi peserta pembelajaran untuk mengatur sendiri waktu pelatihan berdasarkan pada waktu lluang yang dimiliki masing-masing, Sehingga, e-learning memungkinkan mereka memahami semua materi yang perlu dipelajari dengan cepat tanpa mengganggu tugas utama mereka sehari-hari. 5. Kolaborasi yang lebih baik Alat komunikasi dan kolaborasi yang ditawarkan perangkat lunak e- learning penting guna memperluas wawsna dan pengetahuan serta untuk membangun tenaga kerja yang kompeten dan kolaboratif. Hal ini akan bermanfaat bagi peserta dalam rangka saling berkomunikasi antar satu sama lain secara real time, sehingga menghasilkan peningkatan keterlibatan, kenyamanan lingkungan beajar dan pembelajaran yang menarik. Secara tidak langsung, hal ini dapat membantu peserta untuk belajar mengenali kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki secara efektif dan efisien. Integrasi teknologi dalam pendidikan telah meningkat pesat selama beberapa tahun terakhir. Adanya upaya penerapan alat dan metode digital di dalam kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh kondisi geografis Indonesia yang luas menjadi pokok perhatian kalangan pemerintahan. Namun, tingkat integrasi teknologi bervariasi di beberapa wilayah dan institusi pendidikan yang mana kondisi tersebut


Pembelajaran Digital 138 disebabkan oleh adanya kesenjangan infrastruktur dan keterbatasan sumber daya. Kesenjangan infrastruktur mengacu pada ketidakmerataan pembangunan infrastruktur antar wilayah yang tentunya berdampak pada tingkat perkembangan wilayah tersebut. Satu contoh sederhana dampak yang ditimbulkan akibat kesenjangan insfrastrukur ialah masih sulitnya akses sumber daya digital di daerah pedesaan. Kesenjangan digital merupakan aspek penting yang perlu diatasi untuk memastikan integrasi teknologi yang konsisten di seluruh negeri. Adanya keterbatasan dalam mengakses internet berkecepatan tinggi, tidak lengkapnya perangkat digital yang dimiliki, hingga tidak memadainya pelatihan yang disediakan bagi guru menjadi factor yang menghammbat perkembangan integrasi teknologi di daerah-daerah pedesaan di Indonesia. Selain kesenjangan digital, berikut beberapa tantangan yang dihadapi dalam proses implementasi digital learning di Indonesia, di antaranya; 1. Perubahan paradigma Pekembangan digital yang terus menerus hingga saat ini menuntut pendidik dan lembaga pendidikan untuk terus beradaptasi mengikuti perubahan yang ada. Perubahan tersebut bukan hanya pada model pembelajaran namun juga perubahan dari segi metode pengajaran, kurikulum, hingga perubahan pada penilaian. 2. Informasi yang berlimpah Salah satu kemudahan yang disuguhkan pada era digital ialah kemudahan dalam menjangkau akses informasi melalui internet. Keberadaan internet sebagai


Pembelajaran Digital 139 sumber penyebaran informasi kemudian menjadi suatu tantangan baru bagi pengguna digital dimana mereka dituntut untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan literasi digital sehingga mampu menganalisis informasi yang akurat serta menghindari adanya penyebaran berita palsu atau hoaks. Terlepas dari tantangan-tantangan yang disebutkan diatas, berikut beberapa peluang pendidikan di era digital antara lain; 1. Akses pendidikan global Adanya digitalisasi dalam dunia pendidikan memungkinkan setiaporang memperoleh akses menuju pendidikan uang lebih luas dan mengglobal. Akses terhadap platform ataupun e-learning lainnya memungkinkan peserta dari berbagai wilayah didunia mengakses pembelajaran dengna kualitas tinggi tanpa adanya batasan atau hambatan geografis. 2. Pembelajaran berbasis teknologi Tersedianya berbagai tools yang memungkinkan terjadinya pembelajaran secara online diyakini mampu menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, menarik dan tentunya mendukung berbagai macam gaya belajar yang dimiliki siswa. 3. Pengembangan kemampuan digital Kemajuan teknologi digital bukan hanya berdampak pada perubahan model belajarnamun juga telah meningkatkan standar kebutuhan akan penguasaan kompetensi digital di pasar kerja. Pemanfaatan digilearning dalam pelatihan dan pembelajaran membua ruang yang luas bagi peserta untuk meningkatkan keterampilan termasuk


Pembelajaran Digital 140 kemampuan literasi digital yang dimiliki. Kemampuan ini dipercaya akan mampu menyiapkan generasi kedepannya dalam menghadapi tuntutan kerja yang semakin berkembang. Untuuk mengetahui berhasil tidaknya penerapan elearning dalam kegiatan pembelajaran ataupun pelatihan, berikut beberapa factor yang perlu diperhatikan, diantaranya sebagai berikut; 1. Kualitas informasi yang akan berpengaruh terhadap penggunaan. 2. kualitas sistem yang kemudian akan mempengaruhi kualitas layanan yang dihasilkan 3. kualitas layanan yang langsung berdampak terhadap penggunaan dan kepuasan pengguna itu sendiri 4. penggunaan dan kepuasan pengguna yang merupakan refleksi dari kualitas informasi, kualitas system, dan kualitas layanan.


Click to View FlipBook Version