91 kolaborasi antar siswa, penggunaan teknologi scaffolding, dan pengalaman dalam memecahkan masalah, (Guo et al., 2020). Pendekatan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan belajar mandiri peserta didik. Pembelajaran ini memerlukan perencanaan yang sangat matang terutama dalam perencanaan proyek. Peran pengajar sangat penting sebagai fasilitator untuk memberikan arahan roadmap pelaksanaan proyek. Namun pengajar bukan menjadi sumber dari proyek melainkan peserta didik mencari solusi atas proyek yang dijalankan. Hal ini menunjukkan pembelajaran ini berpusat pada peserta didik dimulai dari merencanakan penyelesaian proyek, mengidentifikasi dan merumuskan masalah, memilih metode, merancang dan melaksanakan eksperimen, mengumpulkan, meyajikan, dan menginterpretasi data, menentukan alternatif solusi dan memilih solusi terbaik dan mengkomunikasikan ide dan solusi yang diberikan. Dengan demikian peserta didik membangun pengetahuan mereka sendiri dalam menyelesaikan proyek yang diberikan. Pembelajaran berbasis proyek memberikan ruang kebebasan bagi peserta didik untuk menentukan pembelajarannya sendiri secara kolaboratif dan menuntut mahasiswa untuk dapat memberikan berbagai ide dalam membuat proyek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek juga membuat mahasiswa mampu memecahkan masalah secara kolaboratif dan memiliki keterampilan untuk dapat memanfaatkan pengetahuannya dalam pengambilan
92 keputusan, (Qadrianti et al., 2022). Melalui tantangan dan aktivitas yang menarik dalam pembuatan proyek, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan untuk mengoperasikan dan memahami konsep dari suatu pengetahuan yang disampaikan Sehingga Pembelajaran Berbasis Proyek bisa menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat mendukung peningkatan keterampilan berpikir kreatif, berpikir kritis, berkomunikasi, dan berkolaborasi, (Umam & Jiddiyyah, 2020). Hasil penerapan pendekatan pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran adalah peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Identifikasi masalah Teknik yang terdiri dari pengambil keputusan, objektif, ukuran kinerja dan tindakan alternatif. 2. Memecahkan masalah menggunakan metode yang sesuai atau teknik. 3. Mengembangkan solusi alternatif dengan menerapkan desain Teknik prinsip. 4. Evaluasi dan pilih solusi desain yang tepat. 5. Menyampaikan gagasan secara lisan di depan penonton. 6. Berfungsi secara efektif dalam tim. B. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek Berikut adalah Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah.
93 1. Pengenalan masalah (Pertanyaan), Dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan besar) 2. Mendesain rencana Project, Merencanakan Proyek (design a plan for the project) yaitu mengidentifikasi aturan main, pemilihan aktivitas, alat dan bahan, dan resources yang dapat dimanfaatkan. 3. Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule) 4. Pelaksanaan dan Monitoring Project, Mengawasi Jalannya proyek (monitor the students and the progress of the project) a. Dosen bertanggungjawab memonitor aktivitas mahasiswa selama melaksanakan proyek. b. Membantu mahasiswa jika terdapat kendala. c. Menjadi mentor dalam kerja team mahasiswa. 5. Menguji hasil (Presentasi Project), Penilaian terhadap proyek yang dijalankan a. Mahasiswa diawal proyek harus diberitahu apa yang akan dinilai dari proyek yang mereka lakukan. b. Penilaian dapat bersifat individu maupun team (umumnya menggunakan rubrik). c. Adanya umpan balik terhadap capaian pembelajaran mahasiwa. 6. Evaluasi dan Refleksi, Refleksi terhadap proses dan hasil dan kekurangan dan kelebihan pengalaman yang dialami mahasiswa selama proyek.
94 C. Model Evaluasi Pembelajaran Berbasis Proyek Setelah mengetahui pengertian dari metode PjBL, kita akan menyimak beberapa contoh model PjBL yang dapat Anda lakukan di kelas, antara lain: 1. Proyek video Mula-mula Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan sebuah tugas atau memecahkan masalah atas topik yang sudah ditentukan. Proyek ini akan mendorong Peserta didik untuk berkomunikasi dengan teman-temannya dalam menentukan siapa yang meriset topik tersebut, siapa yang menulis alur cerita, dan siapa yang merekam video. 2. Proyek penelitian Penelitian merupakan salah satu cara yang baik untuk mendorong Peserta didik mempelajari sebuah topik pelajaran. Peserta didik diberikan topik untuk di telaah dan di pelajari. Sebagai contoh, Peserta didik diberikan pilihan untuk memilih topik apa yang saat ini sedang banyak diperbincangkan dan masih berkaitan dengan mata pelajaran. Setelah memilih topik, minta mereka untuk menuliskan hal-hal apa saja yang mereka temukan atau mempresentasikannya di depan kelas.
95 3. Proyek kesenian Pada proyek ini, kreativitas Peserta didik akan didorong untuk menciptakan sebuah hasil kesenian. Sebagai contoh, menugaskan Peserta didik untuk menghias dinding sekolah. Peserta didik-Peserta didik akan bekerja sama untuk membuat konsep lukisan, merencanakan apa saja yang diperlukan, dan melukis sesuai dengan rancangan yang sudah dibuat. Hal ini akan meningkatkan sisi kreativitas dan kerja sama sebagai sebuah tim. 4. Proyek teknologi Proyek ini akan membuat Peserta didik untuk mempelajari cara menggunakan teknologi untuk menyelesaikan sebuah masalah. Sebagai contoh, memberikan tugas untuk membuat siniar atau podcast topik tertentu. Peserta didik dapat meriset topik podcast, mengembangkan naskah podcast, merekamnya, dan mempublikasikan podcast tersebut. 5. Proyek field trip Proyek ini akan melibatkan Peserta didik untuk berkunjung ke sebuah tempat yang berkaitan dengan mata pelajaran yang sudah diajarkan. Hal ini akan mengenalkan Peserta didik untuk melihat secara langsung bagaimana penerapan mata pelajaran yang dipelajari di dunia nyata. Sebagai contoh, mengajak Peserta didik untuk berkunjung ke pameran museum. Kegiatan ini memungkinkan mereka untuk melihat bagaimana pameran tersebut berhubungan dengan studi mereka.
96 6. Proyek STEM Proyek ini akan melibatkan kegiatan yang berkaitan dengan mata pelajaran science, technology, engineering, dan math (STEM). Peserta didik akan memecahkan masalah berdasarkan pengetahuan yang sudah mereka kuasai. Sebagai contoh, memberikan tugas untuk merancang dan membuat model jembatan. Peserta didik dituntut untuk meriset berbagai jenis jembatan, mempertimbangkan bahan yang akan digunakan untuk membuat jembatan, dan menguji kekuatan jembatan dengan meletakkan benda yang beratnya sudah ditentukan. D. Keunggulan Pembelajaran Berbasis Kelas Model pembelajaran ini dapat digunakan ketika pendidik ingin mengkondisikan pembelajaran aktif yang berpusat pada peserta didik dimana peserta didik memiliki pengalaman belajar yang lebih menarik dan menghasilkan sebuah karya berdasarkan permasalahan nyata (kontekstual) yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini juga dapat digunakan ketika pendidik ingin lebih menekankan pada keterampilan sains yaitu pada kegiatan mengamati, menggunakan alat dan bahan, menginterpretasikan, merencanakan proyek, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi dengan baik. Selain itu pendidik juga dapat menggunakan model PjBL ketika ingin mengembangkan kemampuan berfikir kreatif peserta didik dalam merancang dan membuat
97 sebuah proyek yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan secara sistematis. Sehingga model PjBL ini dapat membudayakan berpikir tingkat tinggi (high order thinking/HOT) dalam mengimplementasikan pembelajaran saintifik (Mengamati, Mengasosiasi, Mencoba, Mendiskusikan dan Mengkomunikasikan) serta pembelajaran abad 21 (4C: Critical thinking, Collaboration, Creative, Communication). Keunggulan metode pembelajaran dengan Project Based Learning adalah sebagai berikut. 1. Melatih peserta didik untuk menggunakan reasoning dalam mengatasi persoalan bisnis; 2. Melatih peserta dalam membuat hipotesis dalam pemecahan masalah berdasarkan konsep bisnis yang sederhana; 3. Melatih kemampuan berpikir kritis dan kontekstual dengan permasalahanpermasalahan bisnis real yang dihadapi; 4. Melatih peserta didik melakukan uji coba dalam pembuktian hipotesis; 5. Melatih dalam pengambilan keputusan tentang pemecahan masalah dengan cara: a. Mendorong peserta didik ikut berpartisipasi aktif dan konsentrasi dalam diskusi; b. Merangsang peserta didik untuk berpikir dengan mengembalikan pertanyaan kepada mereka; c. Mendorong peserta didik membuat analisis masalah, sintesis masalah, melakukan evaluasi, dan menyusun ringkasan hasil evaluasi; dan Membantu peserta didik dalam mengidentifikasi
98 sumber, referensi, dan prinsip (materi) salam mengkajipermasalahan dan alternative pemecahan masalah. E. Implementasi Evaluasi Pembelajaran Berbasis Proyek Pengakuan Project pada PBL dan distribusi peran dalam penilaian pada mata kuliah melibatkan dua aktor, yaitu Project Manajer dan Dosen mata kuliah. Pembagian perannya adalah sebagai berikut: 1. Evaluasi oleh Project Manajer (40 %): a. Kemampuan Belajar (Learning Skills) 30% Kemampuan mahasiswa tentang proses mental yang diperlukan untuk beradaptasi dan berkembang menyesuaikan lingkungan kerja modern. Poin penilaian adalah sebagai berikut: 1) Critical thinking (10%): Menemukan solusi untuk masalah 2) Creativity (10%): Berpikir di luar kebiasaan 3) Collaboration (5%): Bekerja dengan orang lain 4) Communication (5%) : Berkomunikasi dengan orang lain b. Life Skills 10% 1) Flexibility (2%) Menyesuaikan rencana sesuai kebutuhan 2) Kepemimpinan (Leadership) (2%) Memotivasi tim untuk mencapai tujuan 3) Initiative (2%)
99 Memulai proyek, strategi, dan rencana secara mandiri 4) Productivity (2%) Mempertahankan efisiensi di era yang penuh gangguan dan distraksi 5) Kecakapan Sosial (Social skills) (2%) 6) Bertemu dan berjejaring dengan orang lain untuk kemaslahatan bersama 2. Evaluasi oleh Dosen Pengajar (60%): a. Keterampilan Literasi (Literacy Skills) 10% Berfokus pada bagaimana mahasiswa dapat membedakan fakta, pustaka, dan teknologi di belakangnya. Lebih berfokus dalam menentukan sumber terpercaya dan informasi faktual untuk memisahkannya dari disinformasi yang membanjiri Internet 1) Literasi Informasi (3%) : Memahami fakta, angka, statistik, dan data 2) Literasi Media (2%) Memahami metode dan pustaka di mana informasi dipublikasikan 3) Literasi Teknologi: : Memahami teknologi yang membentuk era Teknologi dan Informasi b. Perkuliahan (Coursework) (20%): Tugas individu dan tim, laporan proyek c. Ujian (Examinations) (20%): Kuis, UTS dan / atau UAS d. Softskills (10%): Disiplin dan Kehadiran
100 F. Rubrik Penilaian Project Based Learning (PBL) 1. Rubrik Penilaian pada Project Based Learning (PjBL) Penerapan PjBL terdapat banyak potensi yang dapat digali dari mahasiswa seperti bagaimana cara bekerja sama dengan tim, cara mencari solusi yang efektif dan efisien, bagaimana cara bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan dll. Proses PBL ini mendukung untuk tercapainya 21st century skills. Untuk mengukur apakah capaian pembelajaran dari masing-masing mata kuliah sesuai dengan kurikulum yang berlaku dapat tercapai maka perlu adanya evaluasi atau penilaian. Komponen evaluasi pada PBL yang sejalan dengan 21st century skill yang memiliki sedikit perbedaan pada evaluasi yang telah bisa dilakukan pada proses pembelajaran konvensional (Ceramah). Peranan Evaluasi merupakan hal sangat penting dalam PBL hal ini bertujuan untuk jembatan antara mata kuliah dengan proyek yang dikerjakan mahasiswa yang digambarkan seperti gambar di bawah ini.
101 Gambar 1. Hubungan Mata Kuliah dengan Proyek a. Proses Penilaian Dalam proses penilaian terdapat beberapa unsur yang terlibat seperti unsur yang menilai, komponen penilaian dll. 1) Orang yang Menilai Penilaian yang dilakukan oleh orang yang menilai adalah sebagai berikut. a) Project Manager Project Manager merupakan orang yang mengontrol jalannya proyek dari awal sampai akhir, Project Manager diambil dari dosen pengajar yang terlibat dalam proyek. Mahasiswa yang terlibat dalam proyek akan sering berinteraksi dengan project manager, sehingga seorang project manager akan banyak mengetahui tantang jalannya proyek tersebut. b) Dosen Pengajar Dosen pengajar merupakan orang yang memberikan nilai berdasarkan mata kuliah
102 masing-masing. Dosen pengajar akan berdiskusi dengan Project Manager untuk penilaian. c) Audiens Audiens merupakan menyaksikan presentasi dan pameran produk, dan audiens boleh memberikan nilai terhadap produk atau presentasi jika disepakati oleh Project Manager dan dosen pengajar. d) Pihak industri. Pihak industri juga mungkin untuk memberikan penilaian jika dibutuhkan sesuai dengan proyek yang berjalan, apalagi jika proyek yang dikerjakan merupakan permintaan industri. Keputusan siapa yang akan menilai akan ditentukan di awal sebelum proyek dimulai, keputusan akan diambil dari kesepakatan dosen pengajar dan Project Manager. 2) Komponen Penilaian Sesuai dengan yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa PjBL merupakan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kekreatifan, kemampuan pemecahan masalah dll. Maka untuk mengukur hal tersebut perlu adanya komponen penilaian yang wajib dalam proses PjBL.
103 Gambar 2. Komponen Penilaian Learning skill, Literacy Skill, laporan, presentasi dan soft skill merupakan komponen penilaian wang harus ada dalam proses PjBL, sedangkan komponen Mata Kuliah Khusus berdasarkan keputusan dosen pengajar. Jika dalam komponen yang lain CP dari mata kuliah tersebut sudah terpenuhi maka komponen Mata Kuliah Khusus dapat ditiadakan sehingga komponen penilaian Mata Kuliah Khusus bersifat opsional. Penentuan Persentase komponen penilaian tersebut diambil dari kesepakatan tim (Project Manager dan dosen-dosen pengajar yang terlibat). Project Manager dan dosen pengajar akan melaksanakan penilaian dengan masing-masing komponen penilaian tersebut, di akhir setelah proyek selesai Project Manager akan memberikan hasil penilaian kepada masing-masing dosen pengajar, dan nantinya akan nilai dari Project Manager akan diakumulasikan dengan penilaian dosen pengajar
104 yang akan menjadi nilai akhir mahasiswa pada mata kuliah tersebut. 3) Ketentuan dalam proses penilaian PBL a) Dalam RPS mata kuliah pada komponen penilaian harus sesuai dengan komponen PBL b) Penyelenggaraan UTS dan UAS tergantung kepada kebijakan dosen pengajar. Jika dosen pengajar berpendapat tidak perlu di adakan UTS dan UAS tertulis karena CP pembelajaran sudah terukur dengan komponen penilaian tersebut maka UTS dan UAS tidak perlu diselenggarakan. c) Jika proyek selesai sebelum akhir semester maka mahasiswa diberi kesempatan untuk ikut kuliah merdeka. 4) Jadwal Penilaian Tabel 1 Jadwal Penilaian Komponen Penilaian Waktu Penilaian Learning Skill Critical Thinking Proses penilaian dilakukan mulai dari awal pengerjaan proyek sampai akhir proyek Kolaborasi Proses penilaian dilakukan mulai dari awal pengerjaan proyek sampai akhir proyek Kreativitas dan Proses penilaian dilakukan mulai dari awal pengerjaan proyek sampai akhir proyek
105 Inovasi Komunikasi Proses penilaian dilakukan mulai dari awal pengerjaan proyek sampai akhir proyek Life Skill Fleksibilitas Proses penilaian dilakukan mulai dari awal pengerjaan proyek sampai akhir proyek Kepemimpinan Proses penilaian dilakukan mulai dari awal pengerjaan proyek sampai akhir proyek Produktivitas Proses penilaian dilakukan mulai dari awal pengerjaan proyek sampai akhir proyek Sosial Skill Proses penilaian dilakukan mulai dari awal pengerjaan proyek sampai akhir proyek Literacy Skill Penilaian dinilai di awal proyek Presentasi Proses penilaian dilakukan setelah proyek selesai Laporan Proyek penilaian dilakukan di akhir ketika proyek telah selesai Untuk melakukan penilaian tersebut maka dibutuhkan rubrik penilaian. Rubrik penilaian merupakan panduan penilaian dalam menentukan skor hasil penyelesaian proyek mahasiswa.
106 2. Learning Skill Tabel 2. Rubrik Parameter Penilaian Kurang 10-40 CCritical Thinking Menganalisis permasalahan secara dangkal Tidak melakukan evaluasi terhadap informasi yang diterima Menggunakan ide yang sudah ada tanpa mengevaluasi Menerima masukan tanpa ada pertimbangan Tidak mampu Mengipermatetapimempkerum Melakterhadditerim Menggsudahmengdahulsecara Mener
Learning Skill Cukup 41-70 Baik 71-100 identifikasi aspek asalahan utama i tidak pertimbangkan mitan yang ada kukan evaluasi dap informasi yang ma gunakan ide yang h ada dengan evaluasi terlebih lu walaupun tidak a rinci rima masukkan Mengidentifikasi aspek permasalahan utama dan mempertimbangkan kerumitan yang ada Melakukan evaluasiterhadap informasi yang diterima secara detail Menggunakan ide yang sudah ada dengan mengevaluasi terlebih dahulu dan menyesuaikan apakah mungkin diterapkan atau tidak Menerima masukkan dengan melakukan pertimbangan
memberikan alasan yang valid untuk mempertahankan pilihan yang dibuat dalam penyelesaian produk tanpapertim Tidak membvalid umempyang dpenye
107 a ada mbangan mampu berikan alasan yang untuk pertahankan pilihan dibuat dalam elesaian produk terlebih dahulu Dapat memberikan alasan yang valid untuk mempertahankan pilihan yang dibuat dalam penyelesaian produk
108 Kolaborasi Tidak bertanggung jawab terhadap tugas masingmasing Tidak menyelesaikan tepat waktu Tidak mempertimbangkan pendapat orang lain Melimpahkan tugas kepada orang lain Bertanterhadmasin Berusatugas dalamwaktuakhirnwaktu Mempmasuk Tidak kepad
nggung jawab dap tugas masingng aha menyelesaikan masing- masing m tim dengan tepat u walaupun nya tidak tepat u pertimbangkan kkan orang lain melimpahkan tugas da orang lain Bertanggung jawab terhadap tugas masing-masing Menyelesaikan tugas tepat waktu Mempertimbangkan masukkan orang lain Tidak melimpahkan tugas kepada orang lain
Kreativitas dan Inovasi Tidak mengetahui tujuan dari proyek Tidak mempertimbangkan kebutuhan user Tidak mengetahui tantangan dalam proyek Hanya mengikuti arahan saja Tidak memberikan ide baru untuk penyelesaian masalah Tidak mampu mengidentifikasi kebutuhan proyek Mengeumumproye Mempkebut Mengedari ta Hanyayang s Tidak baru umasal Mampsi keb
109 etahui secara m tujuan dari k pertimbangkan tuhan user etahui sebagian antangan proyek a mengikuti arahan sudah ada memberikan ide untuk penyelesaian lah u mengidentifiki butuhan proyek Mengetahui secara umum tujuan dari proyek Mempertimbangkan kebutuhan user Mengetahui semua dari tantangan proyek Mampu memberikan alternatif solusi dalam pemecahan masalah Memberikan ide baru untuk Tidak mampu mengidentifikasi kebutuhan proyek
110 Komunikasi Tidak bisa berkomunikasi dengan anggota tim (lebih banyak diam) Tidak bisa menyampaikan ide atau pendapat kepada tim Menggunakan kata- kata yang tidak sopan dalam berkomunikasi Mampberkodenga Mampide atakepad Dalamseringkata- ksopan
pu omunikasi an anggota tim pu menyampaikan au pendapat da tim m berkomunikasi g menggunakan kata yang tidak n Mampu berkomunikasi dengan anggota tim Mampu menyampaikan ide atau pendapat kepada tim Dalam berkomunikasitidak pernah menggunakan katakata yang tidak sopan
3. Rubrik Life Skill Tabel 3. RParameter Penilaian Kurang 10-40 Fleksibilitas Tidak mampu mencari jalan keluar ketika ada masalah Tidak mampu beradaptasi jika strategi yang dirancang tidak sesuai dengan implementasi Berusamencaketika walaupbelum Mampdenganyang tidalam sebeluwalaupdenganbimbintimdanmanag
111 Rubrik Life Skill Cukup 41-70 Baik 71-100 aha arijalan keluar ada masalah pun kadang sesuai pu beradaptasi nstrategi baru idak masuk perencanaan umnya pun narahan dan ngan ketua n project ger Mampu mencari jalan keluar ketika ditemukan masalah Mampu beradaptasi dengan strategi baru yang tidak Masuk dalam perencanaan sebelumnya tanpa harus dibimbing secara keseluruhan oleh ketua tim atau project manager
112 Kepemimpinan Tidak menjadi ketua kelompok Tidak bisa menerima pendapat orang lain Tidak mkelom Mamppendap Dapat strategpenyel
menjadi ketua pok pu menghargai pat orang lain menentukan gi dalam lesaian proyek Menjadi ketua kelompok Mampu mengondisikan tim tetap kondusif Bisa menampung dan menghargai pendapat semua anggota dalam tim Dapat menentukan strategi dalam penyelesaian proyek
Produktivitas Waktu lebih banyak mengerjakan hal-hal yang tidak penting Hasil dari setiap tahapan yang dilakukan tidak sesuai dengan yang direncanakan Berusamemawaktu sebaik TerdapoutputYang smelebidisesu
113 aha nfaatkan dengan k-baiknya pat beberapa t pada tahapan selesai ihi waktu yang aikan Waktu dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya sehingga output setiap tahapan Sesuai dengan perencanaan Terdapat beberapa output yang selesai sebelum waktunya
114 Social Skill Tidak mampu berkomunikasi dengan teman Dalam tim ataupun tim lain Cukupberkomdengantim ata
p mampu munikasi n teman dalam aupun tim lain Mampu berkomunikasi dengan baik dengan teman dalam tim maupun tim lain
4. Rubrik Literacy Skill Tabel 4. RParameter Penilaian Kurang 10-40 Pemahaman terhadap fakta > > Menggunakan informasi tanpa menggunakan etika yang benar Tidak mengerti dengan apa yang dicari. Medenetikterlapa
115 Rubrik Literacy Skill Cukup 41-70 Baik 71-100 nggunakan informasi ngan menggunakan ka yang benar Tidak lalu mengerti dengan a yang dicari > > Menggunakan informasi dengan menggunakan etika yang benar Mengerti dengan apa yang dicari.
116 Media literacy Tidak tepat dalam menggunakan sumber Tidak mempertimbang-kan kualitas informasi MesebtepditeyanMekuadipwalmeTeknologi literacy Tidak menggunakan teknologi yang disepakati dalam penyelesaian proyek Meyanpen
lakukan identifikasi bagian sumber dengan at walaupun masih emukan ada beberapa ng belum tepat mahami bahwa alitas informasi perlu pertimbangkan laupun belum secara nyeluruh Melakukan identifikasi sumber dengan tepat dan sesuai Menilai kualitas informasi secara menyeluruh dengan mempertimbang-kan keakuratan, kegunaan efisiensi dan kredibilitas nggunakan teknologi ng disepakati dalam nyelesaian proyek Menggunakan teknologi yang disepakati dalam penyelesaian proyek
5. Rubrik Presentasi Tabel 5. RubrParameter Penilaian Kurang 10-40 Konten Informasi-informasi penting tidak disampaikan, penyampaian informasi tidak rinci sehingga membuat audiens bingung dan tidak mengerti Infdidmwp
117 rik Presentasi Cukup 41-70 Baik 71-100 formasi penting isampaikan secara lengkap an berupaya menjelaskan materi secara rinci walaupun masih ada ertanyaan dari audiens Menyajikan informasi dengan lengkap dan jelas. Penyampaian informasi secara rinci sehingga audiens mengerti dengan apa yang disampaikan
118 Penampilan visual presentasi Tampilannya penuh dengan teks tidak ada gambar atau grafik Judul tidak sesuai dengan apa yang ditampilkan Tbbe TjusePemilihan kosakata Dalam menyampai-kan materi Sering menggunakan kata berulang- ulang seperti o. Menggunakan kata yang tidak formal dalam penyampaian Semb Semya
ampilan diselingi dengan eberapa gambar/grafik/ta el. erdapat beberapa udul yang tidak esuai Dalam tampilan gambar/tabel/ grafik dan teks ditampilkan seimbang sehingga audiens tertarik dan mudah memahami. Judul sesuai dengan tampilan edikit sekali menggunakan kata erulang seperti o. ebagian dari penyampaian menggunakan kata-kata ang tidak formal Lancar dalam menyampaikan presentasi tidak gugup dan tidak menggunakan kata yang berulang- ulang. Dalam penyampaian menggunakan kata-kata formal dan mudah dimengerti audiens
Tanya jawab dengan peserta Tidak bisa menjawab satu pun pertanyaan dari audiens MpwMata dan Gerak Tubuh Tidak melihat audiens Hanya membaca slide tidak ada pengembangan Tidak ada Gerakan tubuh (monoton) Gelisah, tidak tenang Seau Meis Metu Tidte
119 Mampu menjawab ertanyaan audiens walaupun tidak semuanya Mampu menjawab semua pertanyaan audiens dengan jelas sekali melihat kepada audiens encoba mengembangkan si dari beberapa slide enggunakan Gerakan ubuh tetapitidak natural dak gelisah dan cukup enang Menjaga kontak mata dengan audiens sehingga Tidak terpaku pada teks yang ada di slide dan mengembangkan slide presentasi Menggunakan Gerakan tubuh yang tidak dibuat-buat Tenang dan percaya diri
120 6. Rubrik Laporan Tabel 6Parameter Penilaian Kurang 10-40 Penulisan laporan Banyak ditemukan kesalahan dalam pengetikan Banyak kalimat yang sulit dipahami Dokumen tidak selesai Penomoran untuk tabel, gambar dan grafik tidak sesuai
6. Rubrik Laporan Cukup 41-70 Baik 71-100 Tidak ditemukan kesalahan pengetikan Kalimat- kalimat mudah dipahami Sebagian masih ditemukan kesalahan dalam penomoran tabel, grafik, dan gambar Tidak ditemukan kesalahan pengetikan Kalimat-kalimat mudah dipahami Penomoran tabel, grafik dan gambar sudah sesuai
Pilihan kata yang digunakan 50% dari penulisan laporan menggunakan kata-kata yang tidak formal. Banyak ditemukan penulisan kata dalam bentuk singkatan
121 20% dari penulisan laporan menggunakan kata-kata yang tidak formal. Tidak ditemukan penulisan kata dalam bentuk singkatan Penulisan laporan semuanya menggunakan katakata formal. Tidak ditemukan penulisan kata-kata dalam bentuk singkatan.
122 Konten Informasi yang disampaikan tidak jelas, tidak akurat, tidak relevan. Berdasarkan hasil investigasi banyak ditemukan hasil copy paste tidak ada elaborasi. Isi dari laporan tidak sesuai dengan apa yang dibuat
Informasi yang disampaikan akurat, jelas dan relevan. Dari hasil pencarian masih ada ditemukan hasil copy paste tidak ada elaborasi. 30% dari isi laporan tidak sesuai dengan proyek yang dibuat Informasi yang disampaikan akurat, jelas dan relevan. Dari hasil pencarian masih ada ditemukan hasil copy paste tidak ada elaborasi. Isi laporan semuanya sesuai dengan proyek yang dibuat.
7. Rubrik Khusus Mata Kuliah Tabel 7. Rubrik KhusCapaian Pembelajaran Kura10-4Rubrik khusus mata kuliah merupakan pengajar jika dalam komponen penilaian masihcapaian pembelajaran mata kuliah tersebut.