Perspektif Masalah Gizi oleh Peneliti Muda Indonesia Copyright© PT Penamudamedia, 2024 Penulis: Khairizka Citra Palupi | Putri Ayu Anjani | Fasty Arum Utami | Arif Sabta Aji | Adi Lukas Kurniawan | Driando Ahnan Winarno | Rachmanida Nuzrina | Lutfiana Puspitasari | Bunga Paramashanti | Aviria Wibowo | Erry Yudhya Mulyani | Emyr Reisha Isaura | Harry Freitag Luglio Muhammad | Dudung Angkasa | Sheila Stefani | Esti Nurwanti | Mury Kuswari | Davrina Rianda | Leffiyanti Handi ISBN: 978-623-8586-24-0 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Mei 2024 x + 113, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit
v Kata Pengantar engan penuh rasa syukur, penulis memanjatkan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan kasih-Nya yang tiada henti serta berkah-Nya yang senantiasa melimpahkan rahmat kepada kita semua. Dalam perjalanan hidup yang penuh warna, isu-isu kesehatan dan gizi menjadi landasan utama untuk menjaga kualitas kehidupan yang bermakna. Indonesia, sebagai negeri yang kaya akan keberagaman budaya dan alam, hadir dengan tantangan yang tak terelakkan dalam memastikan kesejahteraan gizi bagi seluruh rakyatnya. Oleh karena itu, dengan rendah hati, kami membuka tirai pembahasan yang memaparkan fenomena dan solusi seputar masalah gizi di Indonesia. Dalam rangkaian tulisan ini, kami mengajak Anda untuk menelusuri permasalahan yang menyelimuti aspek kesehatan dan gizi di tanah air. Mulai dari analisis mendalam mengenai pola makan masyarakat, hingga tantangan yang dihadapi dalam aksesibilitas dan ketersediaan pangan bergizi. Namun, tak lupa pula kami menggali ragam solusi yang telah dan sedang ditempuh untuk menanggulangi masalah tersebut. Dari program-program pemerintah hingga inisiatif masyarakat, setiap langkah kecil menuju perbaikan kondisi gizi merupakan langkah besar dalam menatap masa depan yang lebih sehat. D
vi Penulis berharap, tulisan ini bukan hanya menjadi sumber pengetahuan, namun juga menjadi panggilan bagi kita semua untuk turut serta berperan aktif dalam menjaga kualitas gizi dan kesehatan di Indonesia. Terima kasih atas perhatian serta dedikasi Anda dalam menyongsong perubahan yang lebih baik. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan dan kebijaksanaan dalam menjalani perjuangan bersama. Salam, [Tim Penulis]
vii Daftar Isi Kata Pengantar...................................................................... v Daftar Isi ............................................................................ vii Bab 1 - Manfaat Omega 3 pada Periode Emas ............................ 1 A. Peran Omega 3 dalam Pengembangan Otak pada Anak.......2 B. Dampak Positif Omega 3 pada Kesehatan Jantung pada Orang Dewasa .................................................................4 Referensi .............................................................................5 Bab 2 - Wanita dan Vitamin D .................................................. 6 A. Keterkaitan Antara Vitamin D dan Kesehatan Tulang pada Wanita............................................................................7 B. Hubungan Vitamin D dengan Kesehatan Reproduksi Wanita............................................................................9 Referensi ........................................................................... 10 Bab 3 - Gizi, Aktivitas Fisik, Kualitas Tidur, dan Kaitannya dengan Testosteron ................................................. 13 A. Pengaruh Gizi terhadap Tingkat Testosteron pada Pria ..... 14 B. Peran Aktivitas Fisik dan Kualitas Tidur dalam Menjaga Tingkat Testosteron pada Pria ........................................ 15 Referensi ........................................................................... 17
viii Bab 4 - Mengurai Keajaiban Tempe : Pemilihan dan Pengolahan yang Bijak .............................................................. 18 A. Kandungan Gizi Tempe yang Penting untuk Kesehatan.....20 B. Panduan Memilih dan Mengolah Tempe dengan Gizi yang Optimal.........................................................................21 Referensi ...........................................................................23 Bab 5 - Faktor-faktor Kesuksesan Menyusui ............................ 24 A. Dukungan Psikologis untuk Ibu yang Menyusui ...............26 B. Peran Lingkungan dalam Kesuksesan Menyusui ..............27 Referensi ...........................................................................28 Bab 6 - Strategi Menyusui yang Mengagumkan ........................ 30 A. Penerapan Teknik Hipnosis untuk Memfasilitasi Menyusui31 B. Manfaat Pijat Payudara dalam Meningkatkan Produksi ASI33 Referensi ...........................................................................35 Bab 7 - Dampak IMT dan Kenaikan Berat Badan Kehamilan terhadap Kesehatan ................................................. 37 A. Pengaruh IMT terhadap Kesehatan Ibu dan Janin.............38 B. Manajemen Kenaikan Berat Badan yang Sehat selama Kehamilan ....................................................................40 Referensi ...........................................................................42 Bab 8 - Stunting pada Tumbuh Kembang Anak ........................ 43 A. Pengertian Stunting dan Faktor-faktor Penyebabnya ........45 B. Strategi Mencegah dan Mengatasi Stunting pada Anak......46 Referensi ...........................................................................48
ix Bab 9 - Mengelola Kehidratan pada Periode Emas .................... 50 A. Dampak Dehidrasi pada Kesehatan dan Kesejahteraan..... 52 B. Cara Mempertahankan Status Hidrasi yang Optimal selama Periode Emas ..................................................... 54 Referensi ........................................................................... 55 Bab 10 - Memahami Hubungan Makanan Tradisional Indonesia dengan Profil Gula .................................................. 57 A. Analisis Kandungan Gula dalam Makanan Tradisional ..... 59 B. Alternatif Gizi yang Sehat dalam Kuliner Tradisional........ 60 Referensi ........................................................................... 63 Bab 11 - Peran Omega 3 selama Kehamilan ............................. 64 A. Pentingnya Asam Lemak Omega 3 untuk Perkembangan Janin ............................................................................ 66 B. Sumber Omega 3 yang Direkomendasikan selama Kehamilan .................................................................... 68 Referensi ........................................................................... 69 Bab 12 - Perspektif Modern tentang Indeks Diet Inflamasi dan Nutrigenetik ........................................................... 70 A. Pengertian Indeks Diet Inflamasi dan Hubungannya dengan Kesehatan ......................................................... 71 B. Pemahaman Nutrigenetik dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan Tubuh .......................................................... 73 Referensi ........................................................................... 75
x Bab 13 - Ketahanan Pangan dan Dampaknya terhadap Kesejahteraan Mental .............................................. 77 A. Pengertian Ketahanan Pangan dan Keterkaitannya dengan Kesejahteraan Mental ....................................................79 B. Strategi Peningkatan Ketahanan Pangan untuk Kesehatan Mental ..........................................................................81 Referensi ...........................................................................83 Bab 14 - Aktivitas Fisik: mengapa Penting dan Bagaimana Hubungannya dengan Gizi? ...................................... 85 A. Manfaat Aktivitas Fisik untuk Kesehatan dan Gizi.............87 B. Rencana Latihan dan Gizi yang Mendukung Kesehatan Tubuh...........................................................................88 Referensi ...........................................................................90 Bab 15 - Telaah Mendalam tentang Obesitas di Indonesia ......... 92 A. Faktor-faktor Penyebab Obesitas di Kalangan Masyarakat Indonesia......................................................................94 B. Upaya Pencegahan dan Penanganan Obesitas ..................96 Referensi ...........................................................................98 Bab 16 - Hubungan Menarik Probiotik dan Kognisi Anak ....... 100 A. Peran Probiotik dalam Mendukung Kesehatan Otak Anak102 B. Sumber Probiotik yang Dianjurkan untuk Anak.............. 103 Referensi ......................................................................... 105 Tentang Penulis ................................................................. 106
1 Bab 1 Manfaat Omega 3 pada Periode Emas mega-3, sejenis asam lemak tak jenuh yang ditemukan dalam makanan seperti ikan berlemak, kacangkacangan, dan minyak nabati, telah menjadi sorotan dalam penelitian kesehatan, terutama dalam konteks manfaatnya pada periode emas atau masa lanjut usia. Salah satu manfaat utama omega-3 adalah kemampuannya untuk menjaga kesehatan jantung. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa O
2 asupan omega-3 yang cukup terkait dengan penurunan risiko penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan stroke, yang merupakan masalah kesehatan yang umum pada populasi lanjut usia. Selain itu, omega-3 juga diyakini memiliki dampak positif pada fungsi otak, terutama melalui komponen utamanya, yaitu DHA (asam dokosaheksaenoat). DHA merupakan salah satu jenis asam lemak omega-3 yang penting untuk perkembangan dan fungsi otak yang optimal. Penelitian telah menunjukkan bahwa asupan omega-3 yang cukup dapat membantu menjaga kognisi atau fungsi kognitif yang baik pada orang tua, termasuk dalam hal memori, pemecahan masalah, dan konsentrasi. Selain manfaat tersebut, omega-3 juga memiliki potensi antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh, yang dapat berperan dalam mengurangi risiko penyakit kronis seperti arthritis dan beberapa jenis kanker. Ini adalah kabar baik bagi orang lanjut usia yang sering kali rentan terhadap masalah kesehatan yang berkaitan dengan peradangan. A. Peran Omega 3 dalam Pengembangan Otak pada Anak Pada tahap awal kehidupan manusia, yang meliputi masa anak-anak, penelitian ilmiah telah mengungkapkan peran penting asam lemak omega 3, khususnya DHA (asam dokosaheksaenoat) dan EPA (asam eikosapentaenoat), dalam proses pengembangan otak. Kajian ini telah menyoroti dampak yang signifikan dari asupan omega 3 terhadap struktur dan fungsi otak, yang berpengaruh
3 langsung pada perkembangan kognisi, memori, dan fungsi eksekutif pada masa pertumbuhan. DHA, sebagai salah satu komponen utama membran sel otak, memegang peran utama dalam membentuk dan memelihara struktur otak yang optimal. Ditemukan bahwa asupan yang cukup dari DHA pada masa perkembangan awal anak-anak dapat meningkatkan daya kognitif mereka, serta membantu dalam pembentukan jaringan saraf yang kompleks dan interkoneksi sinaptik yang penting untuk fungsi otak yang optimal. Tak hanya DHA, EPA juga memiliki kontribusi yang tidak dapat diabaikan dalam pengembangan otak. Melalui efeknya pada neurotransmitter dan proses peradangan, EPA dapat memengaruhi proses neuroplastisitas yang mendasari pembentukan dan konsolidasi memori, serta regulasi mood dan perilaku. Dalam konteks pengembangan otak pada anak-anak, asupan omega 3, yang terdiri dari DHA dan EPA, muncul sebagai faktor penting dalam memastikan fungsi kognitif yang optimal. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang peran kritis asam lemak omega 3 dalam pertumbuhan dan perkembangan otak pada tahap awal kehidupan manusia menjadi esensial dalam merancang strategi gizi yang tepat untuk mendukung kesejahteraan dan prestasi kognitif generasi mendatang.
4 B. Dampak Positif Omega 3 pada Kesehatan Jantung pada Orang Dewasa Kesehatan kardiovaskular pada usia dewasa menjadi fokus perhatian luas, dengan omega 3 memainkan peran penting dalam menjaga fungsi jantung dan pembuluh darah yang optimal. Berbagai penelitian telah menyoroti manfaat positif omega 3 dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan hipertensi. Omega 3, khususnya DHA dan EPA, telah terbukti efektif dalam menurunkan kadar trigliserida, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung. Selain itu, asam lemak ini juga dapat membantu menstabilkan ritme jantung, mengurangi kemungkinan terjadinya aritmia yang berpotensi fatal. Tak hanya itu, omega 3 juga memiliki sifat antiinflamasi yang signifikan, membantu mengurangi peradangan dalam pembuluh darah dan jantung. Ini tidak hanya memengaruhi pengurangan risiko penyakit, tetapi juga memberikan kontribusi dalam menjaga elastisitas pembuluh darah dan mencegah pembekuan darah yang berlebihan. Dengan demikian, konsumsi omega 3 secara teratur pada usia dewasa memberikan perlindungan yang berarti terhadap kesehatan kardiovaskular. Ini menciptakan dasar yang kuat untuk mencegah dan mengurangi risiko penyakit jantung yang serius, serta mempromosikan kesejahteraan umum pada tahap dewasa kehidupan.
5 Dalam keseluruhan, penelitian tentang peran omega 3 dalam menjaga kesehatan kardiovaskular pada usia dewasa menyoroti pentingnya penerapan strategi gizi yang tepat dalam memastikan kesejahteraan jangka panjang dan mengurangi beban penyakit yang berkaitan dengan sistem kardiovaskular. Referensi Utami, F. A., Lee, H. C., Su, C. T., Guo, Y. R., Tung, Y. T., & Huang, S. Y. (2018). Effects of calorie restriction plus fish oil supplementation on abnormal metabolic characteristics and the iron status of middle-aged obese women. Food & function, 9(2), 1152-1162.
6 Bab 2 Wanita dan Vitamin D itamin D adalah gizi penting bagi kesehatan semua orang, termasuk wanita. Wanita sering kali memiliki kebutuhan vitamin D yang lebih tinggi karena faktorfaktor seperti kehamilan, menyusui, dan menopause. Vitamin D memiliki peran vital dalam kesehatan tulang, sistem kekebalan tubuh, fungsi otot, dan kesehatan jantung. Salah satu manfaat penting dari vitamin D bagi wanita adalah menjaga kesehatan tulang. Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium, mineral yang penting untuk pembentukan V
7 dan pemeliharaan tulang. Ini sangat penting untuk wanita yang rentan terhadap penyakit tulang seperti osteoporosis. Selain itu, vitamin D juga memiliki peran dalam menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat. Defisiensi vitamin D dapat meningkatkan risiko infeksi dan penyakit autoimun pada wanita. Beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa vitamin D dapat berperan dalam mengurangi risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, ovarium, dan kanker kolorektal. Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hubungan ini, penting bagi wanita untuk memastikan asupan vitamin D yang cukup untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Sumber utama vitamin D adalah sinar matahari, tetapi juga dapat ditemukan dalam beberapa makanan seperti ikan berlemak, telur, dan produk susu yang diperkaya. Namun, banyak orang mungkin kesulitan mendapatkan cukup vitamin D dari sumber-sumber ini saja, terutama jika tinggal di daerah dengan sinar matahari yang terbatas atau mengalami kondisi medis tertentu yang mengganggu penyerapan vitamin D. Dalam kasus tersebut, suplemen vitamin D mungkin direkomendasikan oleh dokter. A. Keterkaitan Antara Vitamin D dan Kesehatan Tulang pada Wanita Vitamin D, sebuah senyawa yang telah lama dianggap sebagai faktor utama dalam kesehatan tulang, memegang peranan krusial dalam menjaga kepadatan tulang pada wanita. Hal ini menjadi semakin penting mengingat wanita
8 memiliki risiko yang lebih tinggi terkena osteoporosis dibandingkan dengan pria. Osteoporosis, sebuah kondisi yang dicirikan oleh penurunan kepadatan tulang, meningkatkan kemungkinan patah tulang, khususnya pada bagian tubuh seperti tulang pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan. Peran vitamin D dalam kesehatan tulang tidak dapat dipandang remeh. Senyawa ini bertanggung jawab atas pengaturan penyerapan kalsium dan fosfat dalam tubuh. Dengan kadar vitamin D yang mencukupi, tubuh mampu menyerap kalsium secara efisien, yang pada gilirannya menjaga kepadatan tulang dan mengurangi risiko osteoporosis. Namun, kekurangan vitamin D dapat mengakibatkan penurunan penyerapan kalsium, mengakibatkan kepadatan tulang menurun secara signifikan. Wanita secara alami cenderung mengalami penurunan kadar vitamin D seiring dengan bertambahnya usia. Faktor lain yang dapat menyebabkan kekurangan vitamin D pada wanita termasuk kurangnya paparan sinar matahari, pola makan yang tidak sehat, atau masalah dalam penyerapan gizi. Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk secara aktif memperhatikan asupan vitamin D mereka melalui makanan, suplemen, dan mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup. Tindakan ini penting untuk menjaga kesehatan tulang mereka sepanjang hayat, mengurangi risiko osteoporosis, dan memungkinkan mereka untuk tetap aktif dan independen dalam kehidupan sehari-hari.
9 B. Hubungan Vitamin D dengan Kesehatan Reproduksi Wanita Vitamin D tidak hanya memainkan peran penting dalam kesehatan tulang, tetapi juga memiliki keterkaitan yang signifikan dengan kesehatan reproduksi wanita. Berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa vitamin D memiliki dampak yang luas dalam regulasi berbagai aspek kesehatan reproduksi, mulai dari kesuburan hingga keseimbangan hormonal. Pertama-tama, vitamin D diketahui memengaruhi kesuburan wanita dengan berbagai cara. Kadar vitamin D yang mencukupi diyakini dapat meningkatkan kesuburan dengan memengaruhi kesehatan sel telur dan fungsi ovarium. Hal ini dapat berdampak positif pada kemampuan tubuh untuk menopang kehamilan dan menjaga kesehatan reproduksi secara keseluruhan. Selain itu, vitamin D juga berperan dalam mengatur siklus menstruasi. Kekurangan vitamin D telah terkait dengan gangguan siklus menstruasi seperti sindrom pramenstruasi (PMS) dan sindrom ovarium polikistik (PCOS). Gangguan hormonal ini dapat berdampak negatif pada kesuburan dan kesehatan reproduksi wanita secara keseluruhan. Dengan demikian, penting bagi wanita untuk memastikan bahwa kadar vitamin D dalam tubuh mereka mencukupi. Hal ini dapat dicapai melalui paparan sinar matahari yang cukup, konsumsi makanan yang kaya akan vitamin D, atau penggunaan suplemen vitamin D sesuai dengan rekomendasi dokter. Dengan menjaga kadar
10 vitamin D dalam rentang yang optimal, wanita dapat mendukung kesehatan reproduksi mereka dan mengurangi risiko gangguan reproduksi yang berpotensi merugikan. Ini menunjukkan pentingnya peran vitamin D dalam menjaga keseimbangan hormonal dan kesuburan wanita secara menyeluruh. Referensi Aji, A. S., Erwinda, E., Yusrawati, Y., Malik, S. G., & Lipoeto, N. I. (2019). Vitamin D deficiency status and its related risk factors during early pregnancy: a cross-sectional study of pregnant Minangkabau women, Indonesia. BMC pregnancy and Childbirth, 19(1), 1-10. Aji, A. S., Yerizel, E., & Lipoeto, N. I. (2018). The association between lifestyle and maternal vitamin D during pregnancy in West Sumatra, Indonesia. Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition, 27(6), 1286-1293. Alathari, B. E., Sabta, A. A., Kalpana, C. A., & Vimaleswaran, K. S. (2020). Vitamin D pathway-related gene polymorphisms and their association with metabolic diseases: A literature review. Journal of Diabetes & Metabolic Disorders, 19(2), 1701-1729. Putri, N. I., Lipoeto, N. I., Rita, R. S., & Aji, A. S. (2019). Hubungan kadar vitamin D pada ibu hamil dengan berat bayi lahir di Kabupaten Tanah Datar dan
11 Kabupaten Solok. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(1), 61-64. Aji, A. S., Yerizel, E., Desmawati, D., & Lipoeto, N. I. (2019). Low maternal vitamin d and calcium food intake during pregnancy associated with place of residence: a crosssectional study in west sumatran women, Indonesia. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 7(17), 2879. Aji, A. S., Erwinda, E., Rasyid, R., Yusrawati, Y., Malik, S. G., Alathari, B., ... & Vimaleswaran, K. S. (2020). A genetic approach to study the relationship between maternal Vitamin D status and newborn anthropometry measurements: The Vitamin D pregnant mother (VDPM) cohort study. Journal of Diabetes & Metabolic Disorders, 19(1), 91-103. Alathari, B. E., Aji, A. S., Ariyasra, U., Sari, S. R., Tasrif, N., Yani, F. F., ... & Vimaleswaran, K. S. (2021). Interaction between vitamin D-related genetic risk score and carbohydrate intake on body Fat composition: a study in Southeast Asian Minangkabau women. Nutrients, 13(2), 326. Aji, A. S., Yusrawati, Y., Malik, S. G., & Lipoeto, N. I. (2020). PrePregnancy Maternal Nutritional Status and Physical Activity Levels During Pregnancy Associated with Birth Size Outcomes in Minangkabau Women, Indonesia. Current Developments in Nutrition, 4(Supplement_2), 931-931. Nurhayati, E., Paramashanti, B. A., Astiti, D., & Aji, A. S. (2020). Dietary diversity, vitamin D intake and childhood
12 stunting: a case-control study in Bantul, Indonesia. Malaysian Journal of Nutrition, 26(2). Aji, A. S. (2016). Vitamin D pada kehamilan. ARGIPA (Arsip Gizi dan Pangan), 1(2), 73-90. Aji, A. S., Yusrawati, Y., Malik, S. G., & Lipoeto, N. I. (2020). The association of maternal vitamin D status during pregnancy and neonatal anthropometric measurements: a longitudinal study in Minangkabau pregnant women, Indonesia. Journal of nutritional science and vitaminology, 66(Supplement), S63-S70.
13 Bab 3 Gizi, Aktivitas Fisik, Kualitas Tidur, dan Kaitannya dengan Testosteron izi, aktivitas fisik, dan kualitas tidur adalah faktor-faktor penting yang memiliki kaitan yang erat dengan tingkat testosteron pada pria. Gizi yang tepat, termasuk asupan zinc, vitamin D, lemak sehat, dan protein, berperan dalam menjaga keseimbangan hormon testosteron. Kekurangan zat gizi tersebut dapat menghambat produksi hormon ini, sementara asupan yang cukup dapat memelihara atau bahkan meningkatkan tingkat hormon ini. Selain itu, penting untuk G
14 menghindari konsumsi makanan atau zat-zat tertentu yang dapat merusak keseimbangan hormon, seperti makanan tinggi lemak jenuh, alkohol berlebihan, atau gula dalam jumlah besar. Aktivitas fisik, terutama latihan resistensi seperti angkat beban, telah terbukti meningkatkan produksi hormon testosteron. Respons tubuh terhadap tekanan fisik yang diberikan oleh latihan tersebut menjadi faktor utama dalam peningkatan produksi hormon ini. Di sisi lain, kualitas tidur yang baik juga memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan hormon testosteron. Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas dapat menyebabkan penurunan produksi hormon ini, sehingga mengoptimalkan rutinitas tidur dan memastikan tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan hormonal pada pria. Selain itu, manajemen stres juga merupakan faktor yang tak boleh diabaikan dalam menjaga tingkat testosteron yang sehat. Stres kronis telah terbukti dapat mengganggu keseimbangan hormon, termasuk hormon testosteron pada pria. Oleh karena itu, teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau olahraga ringan dapat menjadi bagian penting dari upaya menjaga keseimbangan hormon yang optimal. Dengan menggabungkan gizi yang tepat, aktivitas fisik yang teratur, tidur yang cukup, dan manajemen stres yang efektif, pria dapat memelihara tingkat testosteron yang sehat dan optimal. A. Pengaruh Gizi terhadap Tingkat Testosteron pada Pria Gizi memegang peranan penting dalam memengaruhi tingkat testosteron pada pria, sebuah aspek yang tidak boleh diabaikan. Asupan makanan yang tepat memiliki
15 kemampuan untuk menjaga keseimbangan hormon testosteron dalam tubuh. Sebagai contoh, mineral zinc, vitamin D, lemak sehat, dan protein telah terbukti sebagai komponen kunci dalam proses produksi hormon ini. Kekurangan zat gizi tersebut dapat menghambat produksi testosteron, sehingga dapat menyebabkan penurunan tingkat hormon ini. Sebaliknya, asupan yang cukup dari zat gizi tersebut dapat memelihara atau bahkan meningkatkan tingkat hormon testosteron. Namun, tidak hanya masalah asupan gizi yang perlu diperhatikan. Penting juga untuk menghindari konsumsi makanan atau zat-zat tertentu yang dapat merusak keseimbangan hormon. Contohnya, konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, alkohol dalam jumlah berlebihan, atau gula berlebih telah terbukti dapat menurunkan tingkat testosteron pada pria. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan pola makan yang seimbang dan beragam sebagai bagian dari strategi menjaga tingkat testosteron yang optimal pada pria. Hal ini juga harus disertai dengan upaya menghindari konsumsi makanan yang dapat merugikan keseimbangan hormon. Dengan demikian, sub bab ini akan menyoroti pentingnya pola makan yang tepat dalam menjaga keseimbangan hormon testosteron pada pria. B. Peran Aktivitas Fisik dan Kualitas Tidur dalam Menjaga Tingkat Testosteron pada Pria Selain gizi, aktivitas fisik, dan kualitas tidur, juga memiliki peran krusial dalam menjaga tingkat testosteron
16 pada pria. Aktivitas fisik, khususnya latihan resistensi seperti angkat beban, telah terbukti dapat meningkatkan produksi hormon testosteron. Respons tubuh terhadap tekanan fisik yang diberikan oleh latihan jenis ini menjadi faktor utama dalam peningkatan produksi hormon ini. Kualitas tidur juga memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan hormon testosteron. Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas dapat menyebabkan penurunan produksi hormon ini. Oleh karena itu, mengoptimalkan rutinitas tidur dan memastikan tidur yang cukup dapat menjadi strategi yang sangat efektif dalam menjaga kesehatan hormonal pada pria. Selain aktivitas fisik dan tidur yang memadai, manajemen stres juga merupakan faktor yang tak boleh diabaikan dalam menjaga tingkat testosteron yang sehat. Stres kronis telah terbukti dapat mengganggu keseimbangan hormon, termasuk hormon testosteron pada pria. Karena itu, teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau olahraga ringan dapat menjadi bagian penting dari upaya menjaga keseimbangan hormon yang optimal. Dengan menggabungkan gizi yang tepat, aktivitas fisik yang teratur, tidur yang cukup, dan manajemen stres yang efektif, pria dapat memelihara tingkat testosteron yang sehat dan optimal.
17 Referensi Kurniawan, A. L., Lee, Y. C., Shih, C. K., Hsieh, R. H., Chen, S. H., & Chang, J. S. (2019). Alteration in iron efflux affects male sex hormone testosterone biosynthesis in a dietinduced obese rat model. Food & Function, 10(7), 4113- 4123. Kurniawan, A. L., Hsu, C. Y., Chao, J. C., Paramastri, R., Lee, H. A., Lai, P. C., ... & Wu, S. F. V. (2021). Association of testosterone-related dietary pattern with testicular function among adult men: A cross-sectional health screening study in Taiwan. Nutrients, 13(1), 259. Kurniawan, A. L., Hsu, C. Y., Chao, J. C. J., Lin, L. Y., Paramastri, R., Lee, H. A., ... & Wu, S. F. V. (2021). Interactive effects of unhealthy lifestyle behaviors on testicular function among healthy adult men: A crosssectional study in Taiwan. International journal of environmental research and public health, 18(9), 4925. Kurniawan, A. L., Hsu, C. Y., Rau, H. H., Lin, L. Y., & Chao, J. C. J. (2019). Dietary patterns in relation to testosterone levels and severity of impaired kidney function among middle-aged and elderly men in Taiwan: a crosssectional study. Nutrition journal, 18(1), 1-12.
18 Bab 4 Mengurai Keajaiban Tempe : Pemilihan dan Pengolahan yang Bijak eajaiban tempe tidak hanya terletak pada rasa lezatnya, tetapi juga pada manfaat kesehatan yang luar biasa yang dikandungnya. Namun, untuk benar-benar mengoptimalkan manfaatnya, penting untuk memilih dan mengolah tempe dengan bijak. Pertama-tama, pemilihan tempe yang baik sangat penting. Pastikan untuk memilih tempe yang segar dan berkualitas baik dari sumber yang terpercaya. Tempe yang baik biasanya K
19 memiliki warna yang cerah, tekstur yang padat, dan aroma yang segar. Pastikan juga untuk memeriksa tanggal kadaluarsa dan kondisi penyimpanannya sebelum membeli. Selanjutnya, dalam pengolahan tempe, pastikan untuk memasaknya dengan benar. Meskipun tempe dapat dikonsumsi mentah, memasaknya dengan baik dapat membunuh bakteri dan mikroorganisme berbahaya lainnya yang mungkin ada dalam tempe mentah. Anda dapat mengolah tempe dengan berbagai cara, seperti digoreng, direbus, atau dikukus, sesuai dengan preferensi Anda. Selain itu, cobalah untuk menghindari penggunaan minyak yang berlebihan saat menggoreng tempe. Menggoreng tempe dengan minyak berlebih hanya akan menambah kalori dan lemak jenuh pada hidangan tersebut, yang sebaliknya dapat mengurangi manfaat kesehatannya. Lebih baik pilih teknik memasak yang lebih sehat, seperti merebus atau mengukus, untuk mengurangi asupan lemak tambahan. Terakhir, pastikan untuk menyimpan tempe dengan benar setelah dibeli atau setelah dimasak. Simpan tempe di dalam kulkas untuk menjaga kesegarannya, terutama jika Anda tidak berencana untuk mengonsumsinya dalam waktu dekat. Hindari juga menyimpan tempe terlalu lama, karena dapat menyebabkan pertumbuhan jamur atau bakteri yang tidak diinginkan. Dengan memperhatikan pemilihan dan pengolahan tempe dengan bijak, Anda dapat memastikan bahwa Anda mendapatkan manfaat kesehatan maksimal dari makanan yang lezat ini.
20 A. Kandungan Gizi Tempe yang Penting untuk Kesehatan Tempe adalah sumber gizi yang sangat berharga karena kaya akan zat gizi penting yang mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh. Salah satu keunggulan utama tempe adalah kandungan proteinnya yang tinggi, menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk memenuhi kebutuhan protein harian. Protein dalam tempe sangat penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, serta menjaga kesehatan otot dan fungsi tubuh lainnya. Sebagai alternatif protein nabati yang berkualitas tinggi, tempe cocok untuk menjadi bagian penting dari pola makan sehari-hari, terutama bagi vegetarian dan vegan yang mungkin kesulitan mendapatkan sumber protein yang memadai dari sumber-sumber lain. Tidak hanya kaya akan protein, tempe juga mengandung serat pangan yang penting untuk kesehatan pencernaan. Serat dalam tempe membantu meningkatkan pencernaan, mengatur kadar gula darah, dan menurunkan risiko penyakit jantung. Dengan mengonsumsi tempe secara teratur, seseorang dapat menjaga kesehatan ususnya dan mengurangi risiko terkena penyakit-penyakit kronis yang terkait dengan pola makan yang tidak sehat. Selain itu, tempe juga mengandung fitonutrien, seperti isoflavon, yang memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan. Isoflavon dalam tempe dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan sel dan peradangan, serta mengurangi risiko penyakit degeneratif, seperti kanker dan osteoporosis. Kandungan vitamin dan mineral dalam tempe juga berkontribusi pada manfaat kesehatannya. Tempe
21 mengandung vitamin B kompleks, seperti riboflavin (vitamin B2) dan niasin (vitamin B3), yang penting untuk metabolisme energi dan fungsi saraf yang optimal. Selain itu, tempe juga merupakan sumber mineral penting seperti zat besi, kalsium, dan magnesium. Zat besi sangat penting untuk pembentukan sel darah merah, kalsium untuk kesehatan tulang dan gigi yang baik, dan magnesium untuk fungsi otot dan saraf yang normal. Dengan mengonsumsi tempe secara teratur, seseorang dapat memastikan bahwa tubuhnya mendapatkan asupan zat gizi yang cukup untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan. Secara keseluruhan, tempe adalah makanan yang sangat bergizi, yang menawarkan berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh. Dari kandungan proteinnya yang tinggi hingga serat pangan, vitamin, dan mineral yang melimpah, tempe adalah pilihan yang baik untuk dimasukkan ke dalam pola makan sehari-hari. Dengan mengonsumsi tempe secara teratur, seseorang dapat memastikan bahwa tubuhnya mendapatkan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik dan menjaga kesehatan jangka panjang. B. Panduan Memilih dan Mengolah Tempe dengan Gizi yang Optimal Memilih tempe yang berkualitas dan mengolahnya dengan benar adalah langkah penting untuk memastikan Anda mendapatkan manfaat gizi optimal dari makanan tersebut. Pertama-tama, saat memilih tempe, pastikan untuk memperhatikan tekstur dan aroma. Tempe yang baik
22 memiliki tekstur padat dengan sedikit lubang udara dan warna yang seragam. Aroma tempe yang segar dan berasa manis adalah tanda-tanda bahwa tempe masih segar dan berkualitas baik. Selain itu, pastikan untuk memeriksa tanggal kedaluwarsa dan membeli tempe dari sumber tepercaya yang menjaga kebersihan dan keamanan produknya. Setelah memilih tempe yang baik, langkah selanjutnya adalah mengolahnya dengan benar untuk mempertahankan zat gizi yang terkandung di dalamnya. Salah satu cara terbaik untuk mengolah tempe adalah dengan mengukusnya, merebusnya, atau menggorengnya dengan sedikit minyak. Mengukus tempe adalah pilihan terbaik karena proses ini mempertahankan lebih banyak zat gizi daripada menggorengnya. Selain itu, menggoreng tempe dengan minyak yang sedikit juga dapat mengurangi asupan lemak yang tidak sehat. Selain metode pengolahan, kombinasi tempe dengan makanan lain juga dapat meningkatkan manfaat gizinya. Misalnya, menggabungkan tempe dengan sayuran hijau, seperti bayam atau brokoli, dapat meningkatkan asupan serat, vitamin, dan mineral dalam satu hidangan. Tempe juga dapat ditambahkan ke dalam salad, sup, atau tumisan untuk menambahkan protein dan tekstur yang kaya pada hidangan tersebut. Dengan mengkombinasikan tempe dengan makanan lain yang sehat, Anda dapat menciptakan hidangan yang lezat dan bergizi. Terakhir, pastikan untuk menyimpan tempe dengan benar setelah dibeli dan diolah. Simpan tempe di lemari es untuk memperlambat pertumbuhan jamur dan
23 mempertahankan kesegarannya. Tempe yang sudah dimasak juga sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara di lemari es dan dikonsumsi dalam waktu dua hingga tiga hari. Dengan memperhatikan panduan memilih dan mengolah tempe dengan benar, Anda dapat memastikan bahwa Anda mendapatkan manfaat gizi optimal dari makanan yang lezat ini. Referensi Ahnan‐Winarno, A. D., Cordeiro, L., Winarno, F. G., Gibbons, J., & Xiao, H. (2021). Tempeh: A semicentennial review on its health benefits, fermentation, safety, processing, sustainability, and affordability. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 20(2), 1717- 1767. Winarno, F. G. (2017). Tempe-Kumpulan Fakta Menari Ahnan, A. D., Winarno, W., & Nanere, M. (2019). Can tempeh be greenly marketed by the Indonesian Tempeh Movement (ITM)?. In SU-AFBE 2018: Proceedings of the 1st Sampoerna University-AFBE International Conference, SU-AFBE 2018, 6-7 December 2018, Jakarta Indonesia (p. 153). European Alliance for Innovation. Ahnan, A. D. (2020). Effects of Tempeh Fermentation on Soy Free and Bound Phenolics: Release, Transformation, and Stimulated Production.
24 Bab 5 Faktor-faktor Kesuksesan Menyusui aktor-faktor kesuksesan menyusui meliputi beragam elemen yang memengaruhi pengalaman ibu dalam memberikan ASI (Air Susu Ibu) kepada bayinya. Pertamatama, dukungan sosial dan emosional dari keluarga, pasangan, dan tenaga medis sangat penting. Dukungan ini mencakup pemahaman akan pentingnya menyusui, dukungan moral, serta bantuan praktis dalam mengatasi kendala yang mungkin timbul selama proses menyusui. F
25 Selanjutnya, pengetahuan dan keterampilan ibu dalam menyusui juga memengaruhi keberhasilannya. Edukasi tentang teknik menyusui yang benar, posisi yang nyaman, dan tandatanda bayi yang lapar atau kenyang sangat penting. Keterampilan ini membantu ibu merasa percaya diri dan efisien dalam memberikan ASI kepada bayinya. Faktor kesehatan ibu dan bayi juga turut berperan dalam keberhasilan menyusui. Kesehatan ibu, termasuk kondisi fisik dan mentalnya, serta kesehatan bayi yang memadai, seperti kemampuan bayi untuk mengisap dan menelan ASI, dapat memengaruhi proses menyusui dengan signifikan. Penyakit ibu atau bayi, seperti mastitis atau bibir sumbing, dapat menjadi kendala yang perlu ditangani dengan cepat. Selain itu, lingkungan yang mendukung menyusui juga berperan penting. Kebijakan kantor atau tempat kerja yang mendukung ibu menyusui, akses terhadap fasilitas menyusui di tempat umum, serta dukungan dari masyarakat secara luas memainkan peran penting dalam memfasilitasi ibu untuk menyusui secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Dalam keseluruhan, faktor-faktor kesuksesan menyusui melibatkan dukungan sosial, pengetahuan dan keterampilan ibu, kondisi kesehatan ibu dan bayi, serta lingkungan yang mendukung. Dengan dukungan yang tepat dan pemahaman yang memadai, ibu dapat merasa lebih percaya diri dan nyaman dalam memberikan ASI kepada bayinya, yang pada akhirnya berkontribusi pada keberhasilan proses menyusui.
26 A. Dukungan Psikologis untuk Ibu yang Menyusui Dukungan psikologis merupakan aspek krusial dalam mendukung ibu yang sedang menyusui. Saat seorang ibu memasuki fase menyusui, dia tidak hanya membutuhkan dukungan fisik dalam menjaga kesehatan dan gizi, tetapi juga memerlukan dukungan emosional dan mental. Keluarga, teman, dan tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam memberikan dukungan ini. Pujian, dorongan, dan pengakuan atas dedikasi ibu dalam menyusui dapat memberikan motivasi yang kuat untuk melanjutkan proses menyusui dengan penuh semangat. Selain dukungan eksternal, pemahaman yang baik tentang proses menyusui juga sangat diperlukan. Sebuah pemahaman yang mendalam akan manfaat, teknik, dan tantangan yang mungkin dihadapi selama menyusui dapat membantu ibu merasa lebih percaya diri dan terampil dalam menghadapinya. Selain itu, kemampuan untuk mengelola stres dan kelelahan juga merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki oleh ibu yang menyusui. Perubahan hormonal dan fisik yang terjadi selama masa menyusui dapat menimbulkan stres dan kelelahan yang signifikan, sehingga kemampuan untuk mengelolanya dengan baik sangat diperlukan. Menciptakan lingkungan yang mendukung juga dapat membantu ibu merasa lebih nyaman dan yakin selama proses menyusui. Lingkungan yang ramah menyusui, baik di rumah, tempat kerja, atau tempat umum, dapat memberikan ibu kebebasan dan kenyamanan untuk menyusui di mana pun dia berada. Selain itu, mendapatkan
27 dukungan dari anggota keluarga, teman, dan komunitas lokal juga dapat menjadi sumber dukungan yang berharga bagi ibu yang sedang menyusui. Dalam kesimpulannya, dukungan psikologis merupakan bagian penting dalam kesuksesan menyusui. Dukungan dari lingkungan sekitar, pemahaman yang baik tentang proses menyusui, dan kemampuan untuk mengelola stres dan kelelahan menjadi faktor kunci dalam membantu ibu melewati masa menyusui dengan baik. Melalui dukungan ini, ibu dapat merasa lebih percaya diri, termotivasi, dan nyaman dalam memberikan ASI kepada bayi mereka. B. Peran Lingkungan dalam Kesuksesan Menyusui Peran lingkungan sekitar ibu dalam kesuksesan menyusui tidak boleh diabaikan. Kebijakan di tempat kerja yang mendukung menyusui, seperti waktu istirahat yang memadai dan fasilitas untuk menyusui atau memompa ASI, memiliki dampak besar terhadap kemampuan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif. Selain itu, ketersediaan fasilitas umum yang ramah menyusui, seperti ruang laktasi di tempat umum, juga memberikan kontribusi positif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung bagi ibu yang sedang menyusui. Dukungan dari anggota keluarga sangat penting dalam membantu ibu melewati tantangan dan meraih kesuksesan dalam menyusui. Keluarga yang memberikan dukungan emosional, praktis, dan moral dapat memberikan rasa percaya diri dan semangat kepada ibu untuk terus
28 melanjutkan perjalanan menyusui dengan penuh keyakinan. Selain itu, dukungan dari komunitas lokal juga memiliki peran yang signifikan dalam menyediakan sumber daya, informasi, dan dukungan sosial bagi ibu yang menyusui. Kombinasi dari faktor-faktor ini menciptakan lingkungan yang mendukung bagi ibu untuk menyusui dengan nyaman dan lancar. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, ibu dapat merasa lebih percaya diri dan terpenuhi dalam memberikan ASI kepada bayi mereka. Kesuksesan menyusui bukan hanya ditentukan oleh kemampuan fisik ibu, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang mendukung di sekitarnya. Dalam kesimpulannya, peran lingkungan dalam kesuksesan menyusui sangatlah penting. Dukungan dari tempat kerja, fasilitas umum, keluarga, dan komunitas lokal menciptakan lingkungan yang mendukung bagi ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif. Melalui dukungan ini, ibu dapat merasa lebih nyaman, percaya diri, dan termotivasi untuk menjalani proses menyusui dengan sukses. Referensi Nuzrina, R., Roshita, A., & Basuki, D. N. (2016). Factors affecting breastfeeding intention and its continuation among urban mothers in West Jakarta: a follow-up qualitative study using critical point contact for breastfeeding. Asia Pacific journal of clinical nutrition, 25(S1), s43-s51.
29 Destyana, R. M., Angkasa, D., & Nuzrina, R. (2018). Hubungan peran keluarga dan pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI di Desa Tanah Merah Kabupaten Tangerang. Indonesian Journal of Human Nutrition, 5(1), 41-50. Gamani, W., Sitoayu, L., Nuzrina, R., Dewanti, L. P., & Novianti, A. (2021). Do bagASI Change the Exclusive Breastfeeding Knowledge and Attitudes?. Indonesian Journal of Public Health Nutrition, 1(2). Barqin, G. A., Sitoayu, L., Jus' at, I., Melani, V., & Nuzrina, R. (2020). Analisis Determinan Program Kadarzi Pada Keluarga Balita Di Kecamatan Cihara, Banten. Journal of Nutrition College, 9(3), 187-196.
30 Bab 6 Strategi Menyusui yang Mengagumkan trategi menyusui yang mengagumkan melibatkan pendekatan holistik yang memperhatikan kebutuhan fisik, psikologis, dan lingkungan ibu serta bayi. Pertama-tama, penting bagi ibu untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang manfaat menyusui dan teknik menyusui yang benar. Ini melibatkan menghadiri kelas menyusui, berkonsultasi dengan konselor laktasi, dan mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan. Selanjutnya, ibu perlu menciptakan lingkungan yang mendukung menyusui di rumah dan tempat umum dengan S
31 memanfaatkan fasilitas laktasi dan mendapatkan dukungan dari keluarga dan komunitas. Selain itu, strategi menyusui yang mengagumkan juga melibatkan praktik keterikatan emosional antara ibu dan bayi, seperti skin-to-skin contact dan pemberian ASI secara langsung setelah kelahiran. Ini membantu memperkuat ikatan antara ibu dan bayi serta meningkatkan produksi ASI. Penting juga untuk mempraktikkan pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi, sesuai dengan rekomendasi WHO, untuk memberikan bayi zat gizi yang optimal dan melindungi mereka dari penyakit. Selanjutnya, dukungan psikologis bagi ibu juga merupakan bagian penting dari strategi menyusui yang mengagumkan. Ib perlu mendapatkan dukungan emosional dan mental dari keluarga, teman, dan tenaga kesehatan untuk mengatasi stres, kelelahan, dan tantangan lain yang mungkin muncul selama periode menyusui. Terakhir, penting untuk menyadari bahwa setiap ibu dan bayi memiliki pengalaman menyusui yang unik, dan memperhatikan kebutuhan individu mereka serta mendengarkan tubuh dan perasaan mereka adalah kunci kesuksesan menyusui yang mengagumkan. A. Penerapan Teknik Hipnosis untuk Memfasilitasi Menyusui Sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas teknik hipnosis dalam memfasilitasi proses menyusui pada ibu nifas. Dalam penelitian ini, sejumlah ibu yang mengalami tingkat kecemasan ringan hingga sedang setelah melahirkan dipilih
32 sebagai subjek. Mereka diberikan perlakuan berupa panduan relaksasi hipnobirthing melalui rekaman audio, yang berisi sugesti atau afirmasi positif terkait dengan keberhasilan menyusui. Perlakuan ini dilakukan pada hari pertama pasca persalinan, dimana sebelum ibu mendengarkan rekaman, mereka diarahkan untuk meraih tingkat relaksasi yang optimal mulai dari wajah hingga kaki. Setelah mencapai tingkat relaksasi yang diinginkan, mereka kemudian didengarkan rekaman yang memuat panduan sugesti positif terkait menyusui. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik hipnosis ini mampu menurunkan tingkat kecemasan pada ibu pasca persalinan, serta meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui. Dalam pengamatan lebih lanjut, ditemukan bahwa para ibu yang menjalani perlakuan ini cenderung menunjukkan lebih sedikit gejala kecemasan dan ketidakpastian terkait dengan kemampuan mereka untuk menyusui, dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak menerima perlakuan serupa. Temuan ini menyoroti potensi penting teknik hipnosis dalam mendukung proses menyusui pada ibu nifas, dengan memberikan mereka alat yang efektif untuk mengelola kecemasan dan memperkuat keyakinan diri mereka. Selain itu, partisipan juga melaporkan pengalaman yang positif selama sesi relaksasi hipnobirthing. Mereka menyatakan bahwa panduan sugesti positif yang disampaikan melalui rekaman audio membantu mereka merasa lebih tenang dan percaya diri saat menghadapi tantangan menyusui. Beberapa ibu bahkan melaporkan bahwa mereka merasa lebih terhubung dengan bayi mereka
33 saat memberikan ASI setelah melakukan sesi relaksasi hipnosis. Temuan ini menunjukkan bahwa selain manfaat psikologis, teknik ini juga dapat mempengaruhi interaksi ibu dan bayi dalam konteks menyusui, menciptakan pengalaman yang lebih positif dan memuaskan bagi kedua belah pihak. Dengan demikian, hasil penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang potensi aplikasi teknik hipnosis dalam mendukung ibu dalam menyusui. Sebagai bagian dari perawatan pasca persalinan, penggunaan relaksasi hipnobirthing dengan panduan sugesti positif dapat menjadi strategi yang efektif dalam mengurangi kecemasan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu, serta memfasilitasi hubungan yang lebih positif antara ibu dan bayi selama proses menyusui. B. Manfaat Pijat Payudara dalam Meningkatkan Produksi ASI Pijat payudara telah diakui sebagai metode yang dapat membantu meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Salah satu cara kerjanya adalah dengan merangsang kelenjar susu untuk memproduksi lebih banyak hormon prolaktin, yang bertanggung jawab atas produksi ASI. Selain itu, pijatan juga dapat meningkatkan sirkulasi darah di area payudara. Dengan meningkatnya sirkulasi darah, gizi dan oksigen dapat lebih efisien dibawa ke kelenjar susu, memfasilitasi proses produksi ASI yang lebih baik. Selain manfaat fisiknya, pijat payudara juga dapat membantu meredakan ketegangan dan stres yang mungkin
34 dirasakan oleh ibu menyusui. Stres dapat menjadi salah satu faktor yang mengganggu produksi ASI. Dengan merilekskan otot-otot di sekitar payudara dan menyebabkan pelepasan hormon endorfin, pijatan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional, yang pada gilirannya dapat memperbaiki produksi ASI. Namun, penting untuk diingat bahwa efektivitas pijat payudara dalam meningkatkan produksi ASI dapat bervariasi antara individu. Selain itu, konsultasikan dengan penyedia perawatan kesehatan sebelum mencoba teknik pijat tertentu, terutama jika ada kondisi medis yang mendasarinya. Selain pijat, menjaga pola makan yang sehat, sering menyusui bayi, dan istirahat yang cukup juga merupakan faktor penting dalam mendukung produksi ASI yang optimal. Penelitian terbaru dilakukan dengan tujuan untuk menguji manfaat pijat oksitosin dalam meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas. Sejumlah ibu nifas dipilih sebagai subjek penelitian dan mereka dibagi menjadi empat kelompok perlakuan yang berbeda. Salah satu kelompok diberikan perlakuan pijat oksitosin, yang dilakukan pada hari pertama pasca persalinan, baik untuk persalinan normal maupun sesar. Metode pijat ini bertujuan untuk merangsang pelepasan hormon oksitosin yang dapat meningkatkan produksi ASI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pijat oksitosin memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas. Ditemukan bahwa ibu yang menerima pijat oksitosin secara konsisten mengalami peningkatan volume dan frekuensi pemberian ASI
35 dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak menerima perlakuan serupa. Meskipun demikian, meskipun terdapat peningkatan dalam produksi ASI, pijat oksitosin tidak begitu signifikan dalam menurunkan tingkat kecemasan pada ibu pasca persalinan. Namun demikian, temuan ini menunjukkan bahwa pijat oksitosin dapat menjadi salah satu strategi yang efektif dalam meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas. Meskipun belum mampu secara langsung mengurangi kecemasan, pijat oksitosin dapat digunakan sebagai bagian dari pendekatan yang lebih holistik dalam perawatan pasca persalinan. Kombinasi dengan teknik lain seperti hipnosis mungkin diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal, dengan tujuan untuk tidak hanya meningkatkan produksi ASI tetapi juga mengurangi tingkat kecemasan dan meningkatkan kesejahteraan ibu secara keseluruhan. Referensi Sari, L. P., Salimo, H., & Budihastuti, U. R. (2017). Optimizing the combination of oxytocin massage and hypnobreastfeeding for breast milk production among post-partum mothers. Journal of Maternal and Child Health, 2(01), 20-29. Sari, L. P., Salimo, H., & Budihastuti, U. R. (2019). Hypnobreastfeeding Dapat Menurunkan Kecemasan Pada Ibu Post Partum. Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, 4(1), 20-27.
36 Sari, L. P., Suryani, E., & Ardhila, I. N. S. (2021). Randomized Control Trial: Musik Instrumental Langgam Jawa dan Dampaknya terhadap Kala I Fase Aktif Persalinan pada Primipara. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 5(1), 97-108. Sari, L. P., & Mulati, T. S. (2021). Pelatihan Terapi Relaksasi Hypnobirthing Untuk Tenaga Kesehatan Dalam Rangka Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak. Jurnal Empathy Pengabdian Kepada Masyarakat, 133- 140. Sari, L. P., & Agustina, L. (2020). Implementasi Terapi Pijat Oksitosin dengan Pemberdayaan Kader pada Ibu Post Partum. Jurnal Empathy Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 115-124. Sari, L. P., & Agustina, L. (2019). Breastfeeding Self Efficacy Dapat Meningkatkan Produksi Asi Pada Ibu Post Partum. Interest: Jurnal Ilmu Kesehatan, 8(1), 114-120.
37 Bab 7 Dampak IMT dan Kenaikan Berat Badan Kehamilan terhadap Kesehatan ndeks Massa Tubuh (IMT) dan kenaikan berat badan selama kehamilan merupakan dua faktor penting yang memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan ibu dan janin. Sebelum kehamilan, memiliki IMT yang rendah atau tinggi dapat meningkatkan risiko terkena berbagai komplikasi kesehatan, seperti diabetes gestasional, preeklampsia, dan masalah persalinan. Kondisi ini menyoroti pentingnya menjaga I
38 IMT dalam kisaran yang sehat sebelum kehamilan, sebagai bagian dari persiapan untuk masa kehamilan. Selama masa kehamilan, kenaikan berat badan yang tidak terkendali juga dapat berdampak negatif pada kesehatan ibu dan janin. Misalnya, kenaikan berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas pada ibu setelah melahirkan, serta meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah atau besar. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan asupan makanan dan pola aktivitas fisiknya untuk mengatur kenaikan berat badan selama kehamilan dengan baik. Upaya untuk menjaga IMT yang sehat dan mengatur kenaikan berat badan selama kehamilan tidak hanya penting untuk kesehatan ibu, tetapi juga berdampak langsung pada kesejahteraan janin. Makanan sehat yang kaya zat gizi dan rutinitas olahraga yang teratur dapat membantu menjaga berat badan yang sesuai dan mengurangi risiko komplikasi kesehatan yang terkait dengan kehamilan. Selain itu, konsultasi rutin dengan profesional kesehatan selama kehamilan dapat membantu memantau perkembangan kesehatan ibu dan janin serta memberikan saran yang sesuai untuk menjaga keseimbangan kesehatan selama masa kehamilan. A. Pengaruh IMT terhadap Kesehatan Ibu dan Janin Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah alat pengukuran yang umum digunakan untuk menilai proporsi antara berat badan seseorang dengan tinggi badannya. Khususnya pada ibu hamil, IMT yang tidak seimbang dapat menjadi faktor risiko penting terhadap sejumlah masalah kesehatan.
39 Misalnya, ibu hamil dengan IMT yang tinggi memiliki risiko lebih besar untuk mengalami diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, dan komplikasi saat persalinan. Selain itu, berat badan yang tidak seimbang pada ibu hamil juga dapat berdampak pada kesehatan janin. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pertumbuhan janin, meningkatkan risiko kelahiran prematur, atau bahkan berkontribusi pada berat badan lahir yang rendah, yang semuanya dapat mengganggu kesehatan dan perkembangan janin. Pentingnya pemantauan terhadap IMT selama kehamilan sangatlah penting. Dengan memantau IMT secara teratur, para profesional kesehatan dapat mengidentifikasi risiko kesehatan yang terkait dengan perubahan berat badan ibu hamil. Ini memberikan kesempatan untuk memberikan dukungan dan intervensi yang diperlukan secara tepat waktu, sehingga dapat mengurangi risiko komplikasi kesehatan baik pada ibu maupun janin. Dengan demikian, pemantauan yang cermat dan teratur selama kehamilan dapat menjadi kunci untuk mengurangi risiko masalah kesehatan yang serius. Selain memantau IMT, penting juga untuk memperhatikan peran gizi yang seimbang selama kehamilan. Asupan makanan yang bergizi dan seimbang adalah faktor penting dalam menjaga IMT yang sehat selama kehamilan. Ibu hamil disarankan untuk memilih makanan yang kaya akan zat gizi, seperti buah-buahan, sayuran, protein, dan bijibijian, sementara menghindari makanan yang tinggi lemak dan gula. Dengan cara ini, ibu hamil dapat menjaga berat badan mereka dalam kisaran yang sehat dan mendukung perkembangan janin yang optimal.
40 Dalam keseluruhan, penting bagi ibu hamil untuk memahami hubungan antara IMT dan kesehatan, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi janin yang dikandungnya. Dengan memantau IMT secara teratur, mengikuti saran gizi yang seimbang, dan menerima perawatan yang tepat dari para profesional kesehatan, ibu hamil dapat mengurangi risiko masalah kesehatan yang terkait dengan IMT yang tidak seimbang, serta mendukung perkembangan janin yang sehat. B. Manajemen Kenaikan Berat Badan yang Sehat selama Kehamilan Selama masa kehamilan, pengelolaan kenaikan berat badan menjadi aspek penting dalam menjaga kesehatan baik ibu maupun janin. Kenaikan berat badan yang sehat dan terkendali diperlukan untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi kesehatan. Berat badan yang meningkat secara berlebihan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan bagi ibu hamil, seperti diabetes gestasional dan tekanan darah tinggi, serta berpotensi mengganggu kesehatan janin dengan risiko pertumbuhan yang tidak optimal. Di sisi lain, kenaikan berat badan yang tidak mencukupi dapat menyebabkan masalah pertumbuhan pada janin, yang dapat berdampak pada kesehatan dan perkembangan janin secara keseluruhan. Rekomendasi kenaikan berat badan selama kehamilan berbeda tergantung pada indeks massa tubuh (IMT) awal ibu sebelum hamil. Ibu hamil dengan IMT rendah disarankan untuk mendapatkan lebih banyak berat badan