The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Aceh- Tiga tahun kegiatan RS Dr Sardjito Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Unit Publikasi, 2019-12-19 02:37:45

Buku Aceh- Tiga tahun kegiatan RS Dr Sardjito Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM

Buku Aceh- Tiga tahun kegiatan RS Dr Sardjito Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM

Supervisi ke RS Cut Nyak Dhien terus Dokumen Clinical Services
dilakukan oleh supervisor masing-masing
bagian yang sudah ditunjuk melalui SK
Dekan Fakultas Kedokteran UGM. dr.
Birowo, Sp.An (tengah) melakukan supervisi
di Intensive Care Unit (ICU) RS Cut Nyak
Dhien Meulaboh.

dr.Cempaka, Sp.S dan dr.Tatang, Sp. M pada bulan Dalam rangka persiapan tenaga medis permanen, tahun
April 2007, dr.Pudjo, Sp.A pada bulan November 2007 ini ada 2 orang dokter umum dari Meulaboh yang me-
dan dr.Pernodjo, Sp.S (K) pada bulan Desember 2007. nempuh pendidikan spesialis di UGM yakni dr. Cut Putri
Masukan yang diperoleh dari supervisi tersebut dikomu- Yohana di bagian penyakit kulit dan kelamin (mulai pen-
nikasikan dengan pihak rumah sakit dan tim mutu un- didikan bulan Juni 2007) dan dr. Suherman di bagian
tuk memberikan gambaran perbaikan yang harus segera THT (mulai pendidikan bulan Januari 2008). Selain me-
dilakukan. Selain melaksanakan supervisi, pada bulan nempuh pendidikan spesialis ada 1 orang dokter umum
April 2007 empat supervisor juga mengadakan sebuah yang melaksanakan on job training di bagian psikiatri.
pelatihan bertajuk ”Training Emergency Case for General Hal ini dilakukan untuk kesinambungan pelayanan psikia-
Practitioner and Nurses”. Workshop tersebut digelar se- tri mengingat akan dibukanya bangsal jiwa ”Klinik Zaitun”
bagai salah satu upaya untuk mempersiapkan kemandi- di RS CND yang saat ini sedang dalam proses pembangu-
rian, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dari staf nan, sebelum adanya psikiater yang akan masuk di RS
rumah sakit maupun puskesmas di wilayah rumah sakit. CND. On job training tersebut dilaksanakan mulai tang-
Workshop yang diikuti oleh 22 peserta yang terdiri atas 8 gal 22 Oktober – 17 November 2007.
dokter umum dan 14 perawat dari rumah sakit dan pus-
kesmas berlangsung selama 2 hari (24 -25 April 2007). Materi yang diberikan pada on job ini antara lain penge-
nalan kasus-kasus psikiatri yang datang ke rumah sakit,
Hari pertama peserta dipaparkan materi mengenai kega- schizofrenia dan gangguan psikotik lainnya, kegawat-
watdaruratan umum, kegawatdaruratan saraf, kegawat- daruratan jiwa, anxiety dan depresi, NAPZA, teknik kon-
daruratan mata dan pembacaan foto pada kasus gawat seling dan wawancara, training pelayanan kesehatan jiwa
darurat. Untuk hari ke-2 peserta dibagi menjadi 2 kelom- di rumah sakit daerah dan psikoterapi serta rehabilitasi
pok untuk melaksanakan pelatihan lapangan di bidang pasien kronis. Selain pemberian materi, peserta juga
neurologi dan pelatihan pembacaan foto. Peserta diajak langsung diajak mengaplikasikan materi yang didapat
melakukan praktek langsung di rumah sakit. Untuk bagi- dengan mengikuti kegiatan di bangsal dan poli. Tempat
an mata, peserta praktek adalah perawat yang membantu pelaksanaan pelatihan ini selain di rumah sakit Sardjito
untuk operasi mata dan dalam pelatihan ini perawat ter- juga dilaksanakan di RS Ghrasia, RSUD Wonosari, RSUD
sebut diberikan pengetahuan asistensi operasi mata. Se- Wates, panti wreda, SLB dan RSJ Magelang dengan peny-
dangkan untuk pelatihan praktek anestesi adalah penata esuaian materi yang diberikan di masing-masing tempat.
anestesi yang dapat menanyakan pengetahuan yang Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan adalah ma-
selama ini belum dapat dimengerti dalam pelaksanaan salah penggunaan bahasa daerah dalam komunikasi
tugas. Para peserta cukup antusias mengikuti pelatihan dokter pasien sehingga peserta kadang-kadang kurang
ini terbukti dengan peningkatan nilai post test (rata-rata memahami dan waktu yang dirasa terlalu singkat untuk
61%) dibandingkan pretest (rata-rata 47,5%) dan hara- menyerap ilmu yang diberikan. Tapi secara umum pelak-
pan mereka untuk lebih sering dilaksanakan pelatihan sanaan on job training berjalan dengan baik.
yang aplikatif langsung di lapangan.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 40

Komponen 2

Pengembangan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
di Wilayah Pantai Barat NAD

Risalia Reni Arisanti

Sistem Penanggulangan Gawat Darurat contoh penderita gawat darurat dalam keadaan sehari-
Terpadu hari. Dalam hal ini Ambulan Gawat Darurat (AGD) dan
Unit Gawat Darurat (UGD) adalah satuan kerja yang
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) merupakan ujung tombak dalam menjalankan SPGDT
adalah suatu sistem koordinasi yang diharapkan dapat untuk kejadian sehari-hari. Keberadaan AGD dan UGD
mengarahkan unit pelayanan kesehatan di suatu daerah yang didukung oleh personil yang berkemampuan
maupun skala nasional, sehingga pertolongan yang memadai serta prasarana dan sarana yang cukup akan
diberikan bagi korban gawat darurat dapat berjalan sangat menentukan tingkat keberhasilan pertolongan
secara optimal. SPGDT dimulai dan dikembangkan yang diberikan. Namun demikian, masih ada satu hal lagi
oleh Departemen Kesehatan RI sejak beberapa tahun yang diperlukan, khususnya bila diperlukan kerja sama
yang lalu, dan dipertegas melalui Deklarasi Makasar antar beberapa unit kerja, yaitu sistem yang baik. Untuk
yang dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Republik tujuan inilah SPGDT sehari-hari dikembangkan.
Indonesia pada peringatan Hari Kesehatan Nasional ke
36 pada tgl 12 Desember 2001. Sistem ini dimaksudkan Dalam keadaan bencana, secara teknis medis
menjadi bagian dari manajemen bencana di Indonesia penanganan korban gawat darurat sama dengan
dan terintegrasi dengan Badan Koordinasi Nasional penderita gawat darurat sehari-hari. Yang membedakan
Penanggulangan Bencana (Bakornas PBP) dan Menteri adalah bahwa pada keadaan bencana kuantitas maupun
Kesehatan menjadi salah satu anggotanya. Penderita kualitas korban melebihi kemampuan unit kesehatan
gawat darurat dapat dijumpai setiap saat, tidak hanya lokal untuk menanganinya. Adanya jumlah korban yang
pada keadaan bencana saja. Penderita serangan jantung banyak mengakibatkan beban kerja jadi meningkat,
atau stroke, serta korban kecelakaan lalu lintas adalah sedangkan tingkat cedera yang berat akan membuat

Dokumen Clinical Services

Korban Tsunami mendapatkan perawatan dari tim Foto: Nurcholid Umam
gawat darurat 118 Yogyakarta yang tergabung
dalam tim medis RS Dr Sardjito - UGM. Sistem
penanggulangan gawat darurat terpadu sudah ada di
beberapa kota di Indonesia. UGM mengadopsi sistem
tersebut untuk diterapkan di Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, terutama di pesisir pantai barat.

tingkat kesulitan kerja yang lebih tinggi. Secara singkat semiloka ini adalah meningkatkan kemampuan (capacity
dapat dikatakan bahwa SPGDT untuk keadaan bencana building) sumber daya manusia setempat, mengingat
adalah eskalasi atau peningkatan SPGDT untuk keadaan bahwa prasarana dan sarana di wilayah tersebut tersedia
sehari-hari. Oleh karena itu untuk dapat menjalankan dalam jumlah dan kualitas yang cukup serta pelatihan kru
SPGDT dalam keadaan bencana, syarat yang harus AGD 118 untuk semua peserta.
dipenuhi adalah adanya SPGDT untuk keadaan sehari-
hari yang sudah berjalan baik. Dengan kata lain, tidak Pada hari pertama pelatihan, materi yang disampaikan
mungkin SPGDT untuk keadaan bencana dapat berjalan adalah dinamika kelompok dan komunikasi oleh instruktur
baik apabila belum pernah ada SPGDT sehari-hari yang dari Pusbankes (Pusat Siaga Bantuan Kesehatan) 118 DIY.
sudah mapan. Peserta pelatihan sebanyak 12 tim yang berasal dari 6
kabupaten yaitu Kab. Aceh Jaya, Kab. Aceh Barat, Kab.
Dalam penanganan korban bencana tsunami di Aceh Nagan Raya, Kab. Aceh Barat Daya, Kab. Aceh selatan
dan Nias yang lalu, walaupun belum optimal tim dan Kab. Aceh Singkil. Setiap tim terdiri dari 1 orang
medis dari beberapa daerah seperti Makasar, Jakarta, dokter, 1 orang perawat dan 1 orang sopir ambulans.
Bandung, Manado, Surabaya, dan Yogyakarta sendiri Sementara pada hari kedua materi yang disampaikan
bergerak sesuai sistem dalam SPGDT. Di Aceh sendiri, tentang penanggulangan penderita gawat darurat,
sebelum dan sesudah bencana tsunami belum ada diantaranya meliputi materi Basic Life Support, stabilisasi
sistem penanggulangan gawat darurat yang memadai. transportasi, syok dan perdarahan, balut bidai, standard
Sistem rujukan pelayanan kesehatan yang sudah ada operating procedure ambulans gawat darurat 118.
pun belum berfungsi seperti yang diharapkan. Berbagai
persoalan yang muncul akhirnya membuat tim emergency Dan pada siang harinya, seluruh dokter bersama dinas
DR Sardjito dan FK UGM mencoba membentuk sistem kesehatan 6 kabupaten, anggota DPRD komisi B dan
penanggulangan gawat darurat yang terpadu di Aceh. komisi D Kab. Aceh Barat, Direktur RSUD 6 kabupaten,
dan Puskesmas perwakilan dari 6 kabupaten mengikuti
Semiloka SPGDT dan Pelatihan Kru Ambulans semiloka. Materi yang disampaikan berupa SPGDT, AGD
118 Wilayah Aceh Barat dan Selatan. 118 dan kebijakan Depkes tentang penanganan gawat
darurat. Pembicara yang dihadirkan antara lain Wakil
Pengenalan awal SPGDT di Aceh oleh tim UGM Departemen Kesehatan RI, Prof. DR. Aryono P, SpB-KBD
dilakukan melalui semiloka sistem rujukan wilayah pantai (AGD 118 Jakarta), dr. Adam Suyadi, SpB (Pusbankes 118
Barat-Selatan NAD pada 12 Januari 2006. Semiloka DIY), dr Hendro Wartatmo, SpB-KBD (AGD 118 DIY), dr
yang dihadiri oleh kepala dinas kesehatan dan direktur Harris Martasaputra, SpA (Direktur RS CND), perwakilan
rumah sakit di 6 kabupaten pantai barat NAD, ditindak PUSKESMAS dari wilayah Aceh Barat-Selatan dan
lanjuti dengan kesepakan bersama pembentukan SPGDT perwakilan dinas kesehatan wilayah Aceh Barat-Selatan.
untuk wilayah pantai barat NAD dalam sebuah semiloka Hari ketiga semiloka membahas draft memorandum of
lanjutan tanggal 7-9 Mei 2006. Semiloka tersebut digelar understanding (MOU) tentang SPGDT dan sistem rujukan
untuk membentuk sistem rujukan pelayanan kesehatan di dengan RS CND sebagai pusat rujukan. Sedangkan
wilayah Aceh Barat Selatan dengan pusat rujukan di RS pelatihan kru AGD 118 membahas materi tentang SPGDT
Cut Nyak Dhien Meulaboh. Strategi yang dipakai dalam

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 42

bagi perawat dan paramedik serta standarisasi ambulans memperkuat RS CND dengan melibatkan seluruh elemen

gawat darurat. kesehatan di wilayah Aceh Barat-Selatan.

Hasil yang dicapai dalam pelatihan dan semiloka tersebut Evaluasi dan Tindak Lanjut Basel 118
sangat beragam, diantaranya:
a. Disepakatinya pelayanan gawat darurat di wilayah Menindak lanjuti semiloka yang telah dilaksanakan
sebelumnya maka perlu dilaksanakan evaluasi untuk
pantai Barat dan Selatan yang meliputi wilayah Aceh menilai sejauh mana perkembangan yang telah
Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, dilaksanakan oleh Tim Basel 118 serta untuk memelihara
Aceh Selatan dan Aceh Singkil. Kesepakatan tersebut tim yang telah terbentuk tersebut. Semiloka lanjutan ini
dibuat atas dasar kemanusiaan semata, non profit, baru dapat dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2007
tidak membedakan suku, agama, ras, tingkat sosial sebab terjadi gempa Jogja pada tanggal 27 Mei 2006
dan golongan. sehingga seluruh tenaga dan pikiran tim konsultan
b. Oganisasi AGD 118 yang ada untuk sementara di tercurah untuk penanganan gempa di Jogja.
beri nama Badan Kerjasama Aceh Barat-Selatan 118
(BASEL 118). Selanjutnya dr Harris Marta Saputra, Acara ini diikuti oleh 41 peserta terdiri atas dokter, perawat
SpA sebagai direktur RS CND diangkat sebagai dan sopir ambulans yang berasal dari 6 wilayah yakni
koordinator tim AGD 118 wilayah pantai Aceh Barat Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil,
dan Selatan. Keputusan ini diketahui oleh bupati Aceh Aceh Barat, Aceh Jaya, dan Nagan Raya. Pembukaan
Barat diwakili oleh sekretaris daerah wilayah Aceh acara dilaksanakan oleh dr. Amir Hamzah, Sp.PD, M.Kes
Barat. Untuk selanjutnya akan diadakan pertemuan selaku Kepala dinas kesehatan Kabupaten Aceh Barat.
rutin bagi seluruh tim AGD 118 agar memperkuat Evaluasi ini dilaksanakan dengan memberikan kuesioner
pelayanan gawat darurat untuk masyarakat. dengan hasil sebagai berikut:
a. Peserta yang mengikuti semiloka ini hanya 28% yang
Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh seluruh
perwakilan untuk ditindaklanjuti pada masa yang akan ikut pada semiloka sebelumnya (semiloka Mei 2006).
datang.Usaipenandatanganankesepakatan,acaraditutup Hasil ini menunjukkan turn over peserta yang tinggi.
dengan penempelan sticker 118 pada ambulan peserta b. 54% peserta yang menyatakan bahwa rumah sakit
pelatihan sekaligus meresmikan terbentuknya BASEL 118. belum mempunyai sistem antisipasi bencana.
Seluruh program yang telah dilaksanakan merupakan c. 59% peserta menyatakan belum ada kerjasama
tahap awal pembentukan sistem penanggulangan gawat dengan rumah sakit lain untuk antisipasi bencana.
darurat terpadu dengan RS CND sebagai pusat rujukan.
Program tersebut merupakan unsur penting untuk

Dokumen Clinical Services Sesi praktek tindakan pada pelatihan
kegawat daruratan medis di RS Cut
43 Nyak Dhien yang difasilitasi oleh tim
UGM dan tim 118 Yogyakarta.

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Dokumen Clinical Services Diskusi kelompok terarah (FGD) pada semiloka penerapan
sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
di pesisir pantai barat NAD. FGD difasilitasi oleh dr. Bowo
(kanan), seorang dokter Brigade Siaga Bencana (BSB) dari
Yogyakarta.

d. 25% peserta yang menyatakan bahwa pernah 4. Protap yang disusun:
diadakan latihan bersama antar rumah sakit dalam • Prosedur tetap sistem aktivasi
penanggulangan bencana. • Prosedur tetap sistem komando
• Pelaporan
e. 53% dokter yang sudah dilatih dan merasa mampu • Pertanggungjawaban
menangani kasus-kasus UGD.
5. Standarisasi SDM dan sarana
f. 51% perawat yang sudah dilatih dan merasa mampu • Dokter dan perawat belum mengikuti pelatihan
menangani kasus-kasus UGD. tentang gawat darurat. Solusinya antara lain:
sosialisasi pada kru ambulans dan direktur,
g. 55% peserta menyatakan bahwa ambulans mereka pengajuan proposal pelatihan, monitoring
secara fisik mendekati standart tapi tidak memiliki proposal, pelaksanaan pelatihan, evaluasi
perlengkapan life saving yang sesuai standart. kinerja
• Ambulans tidak standar, RS dan puskesmas
h. 19% peserta menyatakan bahwa mereka memiliki tidak memiliki ambulans khusus gawat darurat.
sarana komunikasi baik di UGD dan di ambulans. Solusinya: sosialisasi kepada kepala/direktur.
• Ambulans tidak memiliki surat izin/surat izin
Hasil-hasil evaluasi ini digunakan sebagai salah satu mengemudi sopir yang baku untuk ambulans.
pertimbangan menyusun rekomendasi. Solusi: mengurus surat izin kendaraan, surat izin
mengemudi untuk sopir disesuaikan.
Acara dilanjutkan dengan kuliah dengan materi meliputi: • Ambulans tidak memiliki peralatan life saving
conseptual framework of disaster, standar kompetensi yang memadai, solusi: sosialisasi kepada direktur,
dokter dan perawat, standar ambulans, komunikasi mengajukan proposal pada dinkes dan pemda
medik, dan emergency networking. Kemudian dilanjutkan setempat.
dengan diskusi kelompok dan penyusunan rekomendasi. • Akan dilakukan penyusunan protap untuk
Hasil-hasil diskusi dan rekomendasi untuk Basel 118 ambulans diantaranya: protap kru ambulans,
adalah sebagai berikut; protap fisik ambulans, protap operasional
1. Visi : Terbentuknya sistem networking Aceh Barat – ambulans, protap tindakan medis, protap
peralatan medis/non medis, protap tentang obat-
Selatan dalam suatu organisasi Basel 118 obatan gawat darurat.
2. Misi : Dalam pelayanan prehospital
Semiloka Networking in Emergency Response
• memberikan pelayanan gawat darurat
• memberikan pelayanan ambulans Mengkaji semiloka yang telah dilaksanakan sebelumnya
• meningkatkan SDM dari masing-masing maka hal yang dipandang perlu ditindaklanjuti adalah
bagaimana menumbuhkan motivasi, pembinaan sumber
anggota. daya manusia dan kebersamaan yang akan menjalankan
3. Struktur organisasi: sistem tersebut. Selain itu, dengan semakin banyak
bantuan dari luar yang akan berhenti termasuk dari
• Ketua : RS CND UGM dan World Vision Australia/Melbourne University
• Sekretaris : RS Teuku Umar
• Bendahara : RS Nagan Raya
• Bidang pelayanan: Koordinator RS CND/RS

Abdya
• Bidang pengembangan SDM: RS Singkil dan

Nagan Raya
• Bidang manajerial: RS Tapak Tuan/ Aceh Jaya

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 44

dan adanya dana otonomi khusus dari Pemerintah akan harus diikutkan sehingga mereka harus siap, Bappeda
disampaikan ke propinsi NAD pada tahun 2008 maka sebagai kaki tangan di bagian keuangan juga diikutkan
Dinas Kesehatan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dalam tim. Selain itu Basel 118 ini dapat menjadi satu
dan Basel 118 bekerja sama dengan Universitas Gadjah contoh untuk beberapa daerah lain ketika propinsi akan
Mada menyelenggarakan “Networking in Emergency mengadakan satu pertemuan untuk melanjutkan ini
Response Workshop”. Dalam semiloka ini dibahas dengan melibatkan beberapa pihak diantaranya PEMDA,
mengenai masalah teknis dan pendanaan untuk menjaga Satkorlak, Satlak, Bagian Pembangunan untuk tiap-tiap
kesinambungan program tersebut. Kabupaten.

Semiloka yang berlangsung tanggal 3-5 Agustus 2007 di Selanjutnya pada sesi 2 dilakukan outbond training
Banda Aceh diikuti oleh 53 peserta yang terdiri atas tim yang dipimpin oleh Drs.Sumaryono. Pada outing ini
Basel 118 yang dulu pernah hadir pada acara evaluasi dilaksanakan beberapa permainan untuk pembentukan
dan tindak lanjut Basel 118 pada bulan Mei 2007 tim building. Outing berlangsung selama 2 hari dengan
(dokter, perawat dan supir ambulans dari puskesmas dan mengambil lokasi di Pantai Lhok Nga Banda Aceh.
RS) ditambah dengan perwakilan dari Dinas Kesehatan, Selain permainan-permainan, pada hari kedua juga
PEMDA dan PMI. Pembukaan acara dilakukan oleh dilakukan simulasi kasus “emergency response”. Simulasi
Kadinkes Propinsi NAD Bapak Anjar Asmara. ini dilaksanakan dengan membagi peserta menjadi 3
kelompok besar yakni: observer, pasien dan penolong.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi Pada simulasi ini ditampilkan 1 kasus emergency yang
tentang networking pada saat bencana terutama tentang mengakibatkan banyak korban luka dan meninggal.
beberapa lesson learned dari bencana yang pernah Diharapkan penolong dapat menunjukkan kerjasama
dialami di Yogyakarta dan Aceh yang disampaikan oleh tim yang baik untuk melakukan triase dengan metag
Prof.Laksono Trisnantoro, PhD. Yang perlu digarisbawahi dan melakukan transportasi ke rumah sakit dengan
pada sesi ini adalah perlu dilakukan pengembangan menggunakan ambulans. Nantinya kelompok – kelompok
kegawatdaruratan di Aceh Barat dan Selatan. Sehubungan tersebut melakukan rolling peran. Ketika simulasi kasus
dengan hal tersebut tentunya memerlukan dukungan dilakukan dengan proses tiga tahap, tampak bahwa ada
Pemerintah Aceh. Dukungan tersebut dapat berupa peningkatan kualitas pelaksanaan.
pembelian peralatan untuk kelengkapan tim, latihan
bersama dan pertemuan tahunan untuk terus meningkatkan Dari hasil outing didapatkan beberapa temuan penting
semangat. Catatan penting dari Kadinkes sehubungan diantaranya adalah proses OMT ini merupakan pemicu
dengan materi ini adalah untuk pelatihan seperti ini semata dan sebagai “trigger” bagi semua tim ambulans
sektor-sektor lain/program terkait di pemerintahan juga 118 untuk mengembangkan pola seperti ini secara

Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Dokumen Clinical Services
NAD, dr. Anjar Asmara M.Kes,
berdiskusi dengan tim Basel 118 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••
pada kesempatan semiloka akhir di
Aceh Barat.

45

Dokumen Clinical Service

Mobil ambulans, salah satu aset bergerak, dalam waktu dekat akan dikelola oleh badan khusus di bawah Pemerintah Daerah.

berkesinambungan. Di akhir sesi ada kesepakatan a. Basel AGD 118 adalah suatu tim ambulans untuk
antar peserta untuk melakukan proses latihan bersama penanganan pre rumah sakit, yang merupakan bagian
secara terjadwal di masa yang akan datang. Sebuah dari penanganan terhadap pasien gawat darurat untuk
kesadaran bersama untuk meningkatkan diri dan wilayah Barat – Selatan, yang terdiri dari 6 Kabupaten,
melakukan “preparedness” atau persiapan sebagai kunci yaitu Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat
kebersamaan yang telah terjadi. Rekomendasi yang Daya, Aceh Selatan dan Aceh Singkil.
didapat antara lain:
a. kesepakatan yang telah dibangun oleh para peserta b. Struktur organisasi masih sama dengan kesepakatan
sebelumnya hanya saja pada pertemuan ini langsung
perlu didukung dan difasilitasi oleh pihak pengambil ditentukan personelnya:
keputusan dalam hal ini Pemerintah Propinsi NAD dan • Ketua: RS CND ( dr.Furqansyah)
Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kodya di wilayah • Sekretaris : RS Teuku Umar
Barat Selatan NAD. • Bendahara : RS Nagan Raya (Broto)
b. kesepakatan para peserta harus ditindaklanjuti • Bidang pelayanan: Koordinator RS CND (dr.
dengan program pelatihan teknis secara terjadwal. Agustia Sukri) / RS Abdya (dr.Malahayati)
Hal ini penting sebagai cara untuk meningkatkan • Bidang pengembangan SDM: RS Singkil (dr.Tri
kompetensi dalam hal-hal teknis dan membangun Sari) dan Nagan Raya (dr.Hendra)
kebiasaan untuk memecahkan permasalahan secara • Bidang manajerial: RS Tapak Tuan (dr. Cut Dewi
tim. Selain itu, kebiasaan untuk latihan bersama Kartika)/ Aceh Jaya (dr.Ira Silvia)
akan meminimalisasi hambatan-hambatan psikologis
yang mungkin akan terjadi jika harus menangani c. Diadakan sosialisasi no telepon 118 melalui telkom
permasalahan. dengan target waktu 1 bulan post semiloka.

Pada hari ke-3 acara diisi dengan pemberian materi d. Diadakan pertemuan dan pelatihan secara reguler.
dasar-dasar pembentukan jejaring pelayanan gawat e. Dadakan pertemuan lanjutan pada tanggal 4
darurat, succes story Pusbankes 118 di Yogyakarta dan
118 Makasar, serta volunters in disaster yang dilanjutkan November 2007 di Abdya untuk pembahasan
dengan diskusi kelompok. Dari hasil diskusi dihasilkan proposal pelatihan
beberapa rekomendasi antara lain: f. Untuk lebih menguatkan komitmen anggota
Basel 118, maka dari masing-masing anggota
mengumpulkan iuran sebesar Rp.50.000,00 sebagai
dana pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 46

dr. Birowo Yudopratomo, Sp.An “Merupakan suatu bukti bahwa daerah miskin, terpencil dan daerah perbatasan di In-
donesia tidaklah sedikit dan permasalahannya sangatlah komplek. Fakultas Kedokteran
Supervisor Bagian Anestesi UGM sebagai pusat pendidikan dokter harus bisa peduli dan bertanggung jawab sebagai
RS Dr. Sardjito bagian tri darma perguruan tinggi. Untuk itu diperlukan pemikiran strategis dan prospektif
dalam membantu daerah terpencil. Program Aceh ini bisa dijadikan model kerja sama
dengan sumber dana pemerintah daerah setempat atau sumber dana lainnya dalam
membantu dan mengembangkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil. Selamat atas
keberhasilan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran UGM dan Fakultas Psikologi UGM,
semoga bermanfaat dan sukses.”

Seluruh rangkaian acara ditutup oleh course director standar pelayanan maupun pendukung pelayanan yang
dengan pesan bahwa ini merupakan awal kegiatan harus dilaksanakan di unit gawat darurat sesuai yang
untuk memberi pelayanan kepada masyarakat yang ditetapkan oleh Dirjen Yanmed Depkes RI. Untuk itu
membutuhkan. Bahwa meski bekerja di gawat darurat diadakan semiloka untuk pengembangan UGD yang
harus siap untuk tidak dapat apa-apa (sukarela), hal itu berlangsung pada tanggal 22 Mei 2007. Semiloka ini
tidak akan membatasi gerak langkah tim dan diharapkan diikuti 20 peserta dari 6 RS di wilayah Pantai Barat dan
para anggota Basel 118 dapat membawa hasil semiloka Selatan. Penyajian acara ini antara lain dengan metode
selama 3 hari sebagai bahan advokasi ke daearah kuliah dengan materi tentang sistem penanggulangan
masing-masing. gawat darurat terpadu dan materi yang mengacu pada
ketetapan Dirjen Yanmed Depkes RI tentang standar-
Persiapan dan pengembangan UGD di standar pelayanan dan pendukung pelayanan di unit
wilayah Pantai Barat dan Selatan gawat darurat dilanjutkan diskusi dan penyusunan
rekomendasi. Hasil diskusi yang dihasilkan antara lain:
Dalam rangka meningkatkan pelayanan medis di wilayah
Pantai Barat dan Selatan khususnya RS Cut Nyak Dhien • Dari ke-5 rumah sakit yang didata, SDM yang bisa
Meulaboh, yang diharapkan sebagai rumah sakit rujukan dipenuhi baru kurang lebih 40% baik dari segi
di wilayah Aceh Barat, maka pelayanan yang profesional kualitas maupun kuantitas (RS Teuku Umar belum
dan berkualitas menjadi program utama yang harus dapat berfungsi mengingat operasional post tsunami
dilaksanakan di rumah sakit dan jaringan pelayanan bersama dengan RS CND).
kesehatan di sekitarnya. Unit gawat darurat sebagai pintu
gerbang pelayanan kesehatan di sebuah rumah sakit • Untuk standar sarana dan prasana: pembagian
harus memiliki kualitas pelayanan yang baik yang sesuai ruang medis yang belum optimal, belum tersedianya
dengan standar. Untuk itu perlu disosialisasikan standar- X-ray mobile, ruang observasi belum optimal, belum
adanya ruang operasi minor, peralatan life saving

RS Cut Nyak Dhien belum optimal, tampak pada Dokumen Clinical Services
foto rumah sakit pada waktu-waktu tertentu sepi
pengunjung. Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

47

Dokumen Clinical Services dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD memberikan
pengarahan pada simulasi penanggulangan
kegawat daruratan di Banda Aceh. Simulasi
dihadiri oleh semua tim Basel 118 dari 6
kabupaten di pesisir pantai barat.

belum memadai, obat-obatan emergency juga Tabel 1. Kontributor buku Buku Masalah Kesehatan pada
belum memadai, alur pasien yang masih bervariasi Manajemen Bencana: Pengalaman dari Bencana di Aceh
antar rumah sakit. dan DIY

Diharapkan dari hasil semiloka ini dapat memberi No. Nama Kontributor
gambaran bagi perwakilan masing-masing rumah sakit 1. Agus Priyanto, SKM,Mkes
tentang standar pelayanan sesuai ketentuan yang ada 2. Ali Ghufron Mukti, Prof. dr, MSc, Ph.D
dan dapat dijadikan bahan advokasi pada institusi yang 3. Andreasta Meliala, dr, Dipl.PH.
terkait. 4. Anis Fuad, S.Ked, DEA
5. Bambang Suryono S, dr, Sp.An. KIC, M.Kes.KNA
Penerbitan Buku Masalah Kesehatan pada 6. Bondan Agus Suryanto, dr, SE,MA,AAK
Manajemen Bencana: Pengalaman dari 7. Carla Raymondalexas Marchira, dr, Sp.J
Bencana di Aceh dan DIY 8. Endang L. Budiarti, Dra, M.Farm, Apt
9. Hari Kusnanto, Prof. dr, DrPH
Untuk mendokumentasikan berbagai pengalaman yang 10. Haripurnomo K, dr, MPH, DrPH
dirasakan atas terjadinya bencana di Aceh dan DIY, 11. Hendro Wartatmo, dr, SpB, KBD
maka diterbitkanlah buku yang membahas tentang 12. Julita Hendrartini, Drg, Mkes
masalah kesehatan manajemen bencana. Buku tersebut 13. Laksono Trisnantoro, Prof. dr, MSc.,Ph.D
bisa dijadikan sosialisasi aktifitas pengabdian masyarakat 14. Mubasysyir Hasanbasri, dr, MA
dari para staf pengajar di FK UGM mengenai bencana 15. Riris Andono Ahmad, dr, MPH
yang terjadi, khususnya di Aceh dan DIY. Pembuatan buku 16. Sitti Noor Zainab, dr, M.Kes
tersebut juga dimaksudkan sebagai sarana sosialisasi 17. Subagyo Pramuwijoyo, DR, Ir, DEA
model pusat Preparedness bencana pada saat terjadinya `8. Sulanto Saleh Danu, dr, Sp.FK
bencana dan pelayanan gawat darurat. Isi buku terdiri 19. Tri Baskoro Tunggul Satoto, dr, MSc, PhD
dari tiga bagian, diantaranya pengantar yang berisi 20. VJ (Key Win)
pre event, event, damage, change of social function; 21. Winnie Setyonugroho, S.Ked.,MT
responses yang berisi role of government, emergency 22. Yayi Suryo Prabandari, Dra, Msi, PhD
response, emergency treatment, logistic, administration
back up, leadership, surveillans, promosi kesehatan dan
mental health; dan bagian ketiga merupakan kesimpulan
dari keseluruhan topik.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 48

Para kontributor modul manajemen Dokumen Clinical Services
bencana mempresentasikan masing-
masing topik sesuai pengalaman
bencana di Aceh dan Yogyakarta. Dari
kanan dr. Hendro Wartatmo, dr. Sulanto
Saleh, dan dr. Haripurnomo.

Semiloka Manajemen Bencana di Sektor logistic medik, surveilans, promosi kesehatan dan mental
Kesehatan health.

Berdasarkan pengamatan dan partisipasi dalam usaha Masing-masing tabletop berisi skenario-skenario
penanggulangan bencana selama ini, didapatkan kesan berdasarkan pengalaman kejadian pada saat terjadinya
bahwa sampai saat ini belum ada pola penanganan bencana gempa di DIY dan pertanyaan-pertanyaan kunci
yang jelas. Pendekatan usaha penanggulangan bencana yang berkaitan dengan skenario tersebut. Untuk lebih
dari aspek ilmiah pun belum dilakukan secara luas. memantapkan modul yang digunakan pada semiloka ini
Sementara pada sektor kesehatan, bencana sebagai maka diadakan try out untuk masing-masing tabletop. Try
public health problem belum banyak dikaji karena out berlangsung pada tanggal 13-21 November 2006
perhatian lebih banyak ditujukan pada emergency di laboratorium kepemimpinan yang terletak di gedung
medicine. Karena permasalahan itulah, maka diperlukan IKM lantai 3. Try out melibatkan mahasiswa S2, staf PMI,
usaha penanggulangan bencana agar diperoleh staf RS Bantul, staf Dinkes Bantul dsb. Dari kegiatan
hasil yang baik. Pengembangan manajemen bencana tersebut dihasilkan masukan-masukan untuk lebih
dibutuhkan untuk menunjang emergency medicine agar menyempurnakan skenario-skenario yang ada di dalam
usaha penanggulangan bencana dapat mencapai hasil tabletop dan masukan untuk para trainer bagaimana
yang lebih baik. seharusnya cara untuk membawakan suatu latihan
tabletop. Di wilayah Aceh semiloka Manajemen Bencana
Salah satu usaha yang dilakukan adalah melalui dilaksanakan dalam 2 tahap yakni pada tanggal 15 – 17
penyelenggaraan semiloka. Tujuannya adalah memberikan Desember 2006 dan 24 – 26 Mei 2007
pemahamam mengenai jenis-jenis bencana, memberikan
pemahaman mengenai manajemen penanggulangan Semiloka pertama diikuti 22 peserta dari 3 kabupaten
bencana, khususnya pada sektor kesehatan dengan yang meliputi 11 orang dari Kab Aceh Barat, 5 orang
pendekatan kesehatan masyarakat. Selain itu untuk dari Kab Nagan Raya, 6 orang dari Kab Aceh Jaya
menyiapkan peserta supaya dapat membuat perencanaan dan 1 orang perwakilan WHO Banda Aceh. Semiloka
penanggulangan bencana sesuai keadaan daerah dan dibuka oleh Hasan Abdullah selaku Asisten 2 Bupati
fungsinya masing-masing. Dalam rangka pengembangan Kabupaten Aceh Barat. Pada hari pertama diberikan
modul, pada 30-31 Oktober 2006 diadakan Training for pengantar pelaksanaan semiloka oleh dr. Hendro
Trainer (ToT) di Kaliurang, Yogyakarta. TOT dihadiri 20 Wartatmo, Sp.B-KBD selaku course director dan kerangka
orang yang merupakan kontributor pada buku Masalah konsep manajemen bencana yang dibawakan oleh dr.
Kesehatan pada Manajemen Bencana: Pengalaman dari Haripurnomo, MPH, DrPH. Setelah itu peserta dibagi
Bencana di Aceh dan DIY. Pada TOT ini dihasilkan beberapa menjadi 3 kelompok berdasarkan kabupaten. Masing-
kesepakatan, antara lain dibentuknya 6 kelompok latihan masing kelompok membahas tabletop exercise I yakni
tabletop yang meliputi governance, medical emergency, governance di saat preparedness yang memberikan
situasi yang nyata terjadi dalam salah satu bencana yang

49 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Sesi diskusi kelompok pada sebuah Dokumen Clinical Services
semiloka Penggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT) di sektor kesehatan.

telah lewat. Pada hari kedua peserta semiloka dibagi Dari rekomendasi-rekomendasi yang telah dibuat akhirnya
menjadi 5 kelompok berdasarkan tabletop exercise yang dapat disusun beberapa Plan of Action yang dilaksanakan
ada. Tiap-tiap kabupaten memiliki perwakilan diskusi dalam waktu 3 bulan. Seperti penyempurnaan hasil
di 5 kelompok exercise. Tabletop exercise antara lain semiloka untuk dapat menjadi pedoman yang memperoleh
membahas mengenai medical emergency, logistik medik, kesepakatan bersama (2 minggu setelah semiloka),
surveilans, promosi kesehatan dan mental health. sosialisasi tingkat kecamatan dengan sasaran keuchik,
guru, toga/toma (bulan I s/d bulan II), penyelenggarakan
Akhirnya dari diskusi tersebut, hasil pada hari 1 dan 2 pelatihan penanggulangan bencana yang diikuti oleh
yang telah dilakukan dibawa untuk kemudian disusun 3 kabupaten (Aceh Jaya, Aceh Barat dan Nagan Raya)
rekomendasi berdasarkan wilayah kabupaten masing- dengan narasumber tim penanggulangan bencana Jogja
masing di hari ke 3. Diantara rekomendasi tersebut terdapat (bulan III). Sebagai sumber dana untuk kegiatan tersebut
kesepakatan kelompok mengenai definisi bencana. Hal adalah BRR, NGO/WHO/UNDP, PMI dan pemda.
tersebut penting untuk dirumuskan mengingat banyaknya
cakupan definisi bencana dan apa saja yang nantinya Berbeda dengan semiloka pertama, semiloka kedua yang
bisa ditindak lanjuti dan didanai oleh masing-masing dilakukan pada tanggal 24 – 26 Mei 2007 diikuti oleh
kabupaten. 43 peserta dari 6 kabupaten yakni Kabupaten Aceh Barat
Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Barat, Aceh Jaya,
Selain itu terbentuk pula draft struktur organisasi dan Nagan Raya. Diantaranya Kepala dinas kesehatan,
penanggulangan bencana yang berbeda-beda untuk Kepala bidang surveilans Dinkes Kabupaten, Kepala
masing-masing kabupaten. Secara umum organisasi ini bidang logistik medik Dinkes Kabupaten, Kepala bidang
diketuai oleh Satlak yang dalam hal ini adalah Bupati. yang menangani kesehatan jiwa Dinkes Kabupaten,
Khusus untuk sektor kesehatan dibentuk struktur organisasi Kepala bidang promosi kesehatan Dinkes Kabupaten,
yang diketuai oleh Kadinkes yang membawahi 5 bidang Ketua PMI, Direktur RSUD, Kepala perawat RSUD, Ketua
seperti medical emergency, logistik medik, surveilans, Satlak Penanggulangan Bencana Kabupaten Aceh
promosi kesehatan dan bidang mental health dengan Selatan, dan kepala puskesmas terpilih.
uraian tugas masing-masing. Satu bagian yang masih
menjadi wacana adalah bagian aktifasi yang berperan Semiloka ini disajikan dengan metode kuliah, diskusi
penting untuk menggerakkan berbagai komponen pada kelompok, dan penyusunan rekomendasi. Hari pertama
saat terjadinya bencana. Mengenai masalah pendanaan, semiloka, acara dibuka oleh Bapak Hasan Abdullah
didapat dari APBN/APBD, NGO, WHO dan donor lain selaku Asisten 2 Bupati Kabupaten Aceh Barat. Peserta
yang tidak mengikat. Sedangkan networking dilakukan untuk hari pertama terdiri atas 3 Kabupaten yakni
dengan menjalin komunikasi yang baik dengan pemda Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Selatan dan Aceh
dan struktur kesehatan yang lain di tempat tersebut seperti Singkil.Untuk pembahasan hari pertama diberikan secara
RS dan puskesmas. singkat materi tentang ekstrahospital yang terdiri atas 6
tabletop: peran pemerintah di masa persiapan, respon

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 50

dr. Risalia Reni Arisanti “Bergabung dalam program kemanusiaan UGM-WVA-RS CND memberikan banyak pem-
belajaran bagi saya. Pembelajaran mengenai manajemen proyek, manajemen rumah sakit
Program Manajer dan pembelajaran untuk mengharmonisasikan antara dua budaya yang berbeda. Semoga
Divisi Clinical Services apa yang telah kita lakukan secara sinergis bersama teman-teman di wilayah aceh barat
dan selatan dapat memberikan kemanfaatan yang tidak akan terputus dan silaturrahmi
yang telah kita jalin akan terus dapat berjalan

Seulamat beujuang syeidara lon yang na di Aceh Barat ngoen Selatan, semoga jeut
ta cipta status kesehatan di sienan leu beih geit dari yang ka.”

medis akut, logistik medik, surveilans bencana, promosi 3. UGM dapat memfasilitasi advokasi disaster plan ke 6
kesehatan, dan kesehatan jiwa. Kemudian peserta dibagi kabupaten dengan dana World Vision
menjadi 6 kelompok untuk mendiskusikan masing-masing
materi tersebut. 4. Ke 6 Kabupaten (Aceh Jaya Aceh Barat, Nagan Raya,
Abdya,Aceh Selatan, Aceh Singkil) membentuk forum
Pada hari kedua workshop diberikan materi mengenai jejaring dalam penanggulangan bencana (Perjanjian
intrahospitalsecarasingkatyangmeliputi: themanagement kerjasama menyusul) dan diusulkan pendanaan dari
hierarchy, the clinical hierarchy, the nursing hierarchy. Propinsi.
Kemudian acara dilanjutkan dengan penyusunan konsep
disaster plan untuk masing-masing kabupaten. Acara 5. Peserta semiloka akan dipanggil kembali untuk
semiloka ini diakhiri dengan penyusunan rekomendasi presentase hasil yang telah dibuat di masing-masing
bersama dari semua peserta semiloka dengan hasil kabupaten
sebagai berikut:
Dari seluruh rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan,
1. Setiap RS dan Dinkes harus membuat disaster plan. masih menyisakan pekerjaan rumah yang cukup besar
2. Setiap kabupaten mengupayakan biaya untuk untuk menjaga kesinambungan tim Basel 118 yang telah
terbentuk. Selain itu pematangan konsep disaster plan
penyusunan dan pelaksanaan disaster plan sesuai dari masing-masing wilayah Barat Selatan juga harus
dengan Kepmenkes 1653/Menkes/SK/XII/2005 untuk selalu dipantau demi tercapainya usaha penanggulangan
tahun 2007/20083. bencana secara komprehensif.

Presentasi masing-masing kelompok Clinical Service Document
latihan table top pada semiloka
SPGDT sektor kesehatan. Semiloka Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••
dilakukan di Aceh Barat dengan
melibatkan peserta dari 6 kabupaten
pesisir pantai barat NAD.

51

Komponen 3

Sistem Manajemen Mutu RS Cut Nyak Dhien

Atien Nur Chamidah

Pengembangan Dokumen Mutu RS Cut Nyak Kamis banyak dimanfaatkan untuk kegiatan ilmiah
Dhien berupa presentasi mengenai pedoman pelayanan medis
maupun prosedur tetap pelayanan medis suatu unit.
Dalam rangka kegiatan pengembangan sistem Pada kesempatan inilah diharapkan adanya masukan-
manajemen mutu RS Cut Nyak Dhien, Clinical Services masukan dari staf lokal RS CND yang bermanfaat bagi
Division membentuk sebuah tim yang diberi nama tim proses revisi.
CliQ (Clinical Quality). Tim yang dikoordinir oleh dr.
Rukmono Siswishanto, M.Kes, Sp.OG (K) ini melakukan Salah satu kendala dalam penyusunan dokumen ini
pengembangan berbagai dokumen manual mutu klinik. adalah tidak adanya dokter definitif di semua unit
Dokumen-dokumen tersebut adalah Pedoman Pelayanan pelayanan RS Cut Nyak Dhien. Proses revisi dan koreksi
Medis, Prosedur Tetap Pelayanan Klinik, Indikator selanjutnya dilakukan oleh supervisor masing-masing
Pelayanan Minimal, uraian tugas, Hospital bylaws, dan bagian di FK UGM/RS Sardjito yang telah melakukan
Standar Manual Mutu. Dokumen-dokumen tersebut supervisi ke RS CND. Semua proses ini ternyata tidak
diadopsi dari dokumen-dokumen yang sudah tersedia mudah dan memerlukan waktu yang cukup lama, hingga
kemudian dilakukan penyesuaian dengan kondisi RS Cut akhirnya pada bulan Agustus 2007, tim CliQ berhasil
Nyak Dhien. menyelesaikan proses ini dan menyerahkan draft Pedoman
Pelayanan Medis RS Cut Nyak Dhien untuk sepuluh besar
Kegiatan pengembangan dokumen mutu di RS Cut Nyak penyakit di sembilan unit pelayanan, yaitu: penyakit
Dhien diawali dengan sosialiasi draft Pedoman Pelayanan dalam, anak, bedah, obgyn, anestesi, mata, THT, syaraf,
Medis dan Standar Manual Mutu yang telah disusun oleh dan jiwa. Namun, dokumen pedoman pelayanan medik
tim CliQ (Clinical Quality) pada bulan Juli 2006 yang ini tetap masih memerlukan revisi, terlebih lagi jika RS
dilanjutkan dengan berbagai kegiatan sosialisasi lanjutan CND telah memiliki dokter definitif di masing-masing unit
dan proses revisi. Sosialisasi pedoman pelayanan medis yang nantinya akan menggunakan dokumen ini sebagai
terutama dilakukan oleh residen yang tergabung dalam pedoman dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
tim medis setiap angkatan. Pertemuan rutin setiap hari

Tim Manajemen Representatif (MR) RS Clinical Service Document
Cut Nyak Dhien dibentuk dalam rangka
mendukung perbaikan mutu pelayanan 52
rumah sakit. Tim ini sudah secara langsung
dibimbing oleh tim CliQ (Clinical Quality)
Program Aceh RS Dr Sardjito - UGM sejak
tahun 2006.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh

Proses revisi selanjutnya akan menjadi tanggung jawab Seperti halnya dokumen pedoman pelayanan medik,
komite medik RS Cut Nyak Dhien. dokumen prosedur tetap ini tentunya masih memerlukan
berbagai revisi yang berkelanjutan.
Dokumen lain yang penting sebagai pedoman dalam
memberikan pelayanan klinik adalah prosedur tetap. Indikator pelayanan minimal RS CND merupakan salah
Proses penyusunan dokumen yang diadopsi dari dokumen satu dokumen yang dihasilkan dalam acara workshop
RS Sardjito ini banyak melibatkan peran mentor yang manajemen yang diselenggarakan pada bulan Agustus
melakukan aktivitas mentoring di unit-unit penunjang. 2007. Peserta workshop yang terdiri dari staf manajemen
Selain melakukan aktivitas mentoring, mentor juga RS CND dari semua level merumuskan bersama indikator-
mendapat tugas untuk menyusun prosedur tetap bersama indikator minimal yang harus dipenuhi dalam pemberian
dengan staf lokal di masing-masing unit. Sebelum pelayanan. Penyusunan indikator ini berdasarkan Standar
diserahkan dan ditetapkan oleh Direktur RS CND, draft Pelayanan Minimal yang telah ditetapkan oleh Departemen
prosedur tetap yang telah tersusun terlebih dahulu Kesehatan. Indikator yang telah disusun adalah indikator
dikoreksi oleh supervisor di setiap unit. Bersamaan dengan pada tingkat unit kerja maupun indikator tingkat rumah
penyerahan dokumen pedoman pelayanan medik, tim sakit. Indikator yang telah disusun adalah indikator pada
CliQ juga menyerahkan sembilan dokumen prosedur tingkat unit kerja maupun indikator tingkat rumah sakit
tetap, yaitu: farmasi, gizi, radiologi, IGD, laboratorium, yang secara jelas terlihat dalam tabel 1.
kamar operasi, ICU, keperawatan, dan rehabilitasi medik.

Tabel 1. Indikator kinerja rumah sakit RS Cut Nyak Dhien Aceh Barat

Unit Kerja Nama Indikator
Rumah Sakit Keseluruhan
• Rasio jumlah perawat/bed
Pelayanan Kamar Operasi • Rasio jumlah paramedis (perawat) terhadap jumlah pasien
Pelayanan Rawat Jalan • Cost recovery

Instalasi Gawat Darurat Waktu tunggu operasi elektife

Pelayanan Rawat Inap • Pemberi pelayanan di klinik spesialis
Farmasi • Waktu tunggu di rawat jalan
Rehabilitasi Medik • Buka pelayanan sesuai ketentuan

Laboratorium • Jam buka pelayanan gawat darurat
Radiologi • Pemberi pelayanan kegawatdaruratan yang bersertifikat
Pelayanan Intensif • Kepuasan pelanggan pada IGD

Pelayanan Keluarga Miskin (GAKIN) Pemberi pelayanan di rawat inap
Pelayanan Pengolahan Limbah
Instalasi Gizi Waktu tunggu pelayanan obat jadi
Pelayanan Transfusi Darah
Pelayanan Rekam Medis Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabiliasi/fisioterapi yang
Pelayanan Ambulans/Kereta jenazah direncanakan
Pelayanan Adiministrasi Manajemen
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
Instalasi Perawatan Sarana dan Prasa-
rana RS (IPSRS) Waktu tunggu hasil pelayanan thorak foto

Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang
sama < 72 jam

Jumlah pelayanan Gakin dalam 1 bulan

Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan

Tidak ada kesalahan dalam pemberian diet

Angka Kejadian reaksi transfusi

Waktu penyediaan rekam medis pelayanan rawat inap

Kecepatan pelayanan Ambulans/Kereta jenazah

• Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat
• Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala

Ketepatan waktu pemeliharaan alat

53 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Masing-masing indikator mempunyai periode analisis yang dua bagian utama, yaitu corporate by laws yaitu peraturan
berbeda-beda dan memerlukan waktu pengumpulan data yang mengatur rumah sakit secara umum dan medical
yang berbeda-beda. Hingga saat ini proses pengumpulan staff by laws yaitu peraturan yang mengatur tentang tata
data dan analisis belum dilakukan, namun ke depan kelola tenaga medis di RS Cut Nyak Dhien Meulaboh.
diharapkan RS CND melalui tim Manajemen Representatif Meningkatnya kesadaran masyarakat akan hukum akhir-
mempunyai komitmen untuk melakukan proses ini, akhir ini, menyebabkan banyak tuntutan hukum terhadap
sehingga nantinya ada tolok ukur jelas mengenai kualitas rumah sakit, sehingga aturan tertulis ini akan menjadi
pelayanan RS CND. acuan tertulis yang sangat penting dan berfungsi sebagai
dasar dalam menyusun peraturan operasional sehari-hari
Dari sisi manajemen ada beberapa dokumen yang bisa di lingkungan RS Cut Nyak Dhien Meulaboh.
dijadikan pedoman dalam mengelola manajemen RS
CND, yaitu Sistem Manual Mutu, Hospital Bylaws, dan Penyusunan uraian tugas masing-masing staf difasilitasi
uraian tugas masing-masing staf. SMM dan Hospital oleh mentor yang melakukan program mentoring di
Bylaws telah disosialisasikan kepada jajaran manajemen unit-unit penunjang. Adanya uraian tugas yang jelas
RS CND pada bulan Agustus 2007 oleh dr. Hanevi Djasri, dari masing-masing staf di suatu unit ini diharapkan
MARS dan dr. Tjahjono Kuntjoro, MPH, Dr.PH selaku dapat meningkatkan profesionalitas staf dan keteraturan
konsultan dalam pengembangan dua dokumen ini. manajemen RS CND. Dalam implementasinya dokumen ini
memerlukan proses pengawasan yang berkesinambungan
Sistem Manual Mutu (SMM) adalah dokumen yang dari pihak manajemen serta perlu adanya sistem reward
membahas tentang uraian singkat mengenai manajemen dan punishment, serta pendidikan tingkat lanjut kepada
mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber staf yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya, realisasi pelayanan, serta pengukuran, analisis, daya staf RS CND.
dan perbaikan. Pada dokumen ini juga telah dijelaskan
tugas dan fungsi tim Management Representative Membangun Komitmen Bersama dalam
dalam mengimplementasikan sistem mutu yang telah Pengembangan Mutu Pelayanan
didokumentasikan.
Dalam mewujudkan komitmen bersama, kegiatan yang
Hospital Bylaws (Peraturan Internal Rumah Sakit) merupakan pertama kali diselenggarakan oleh tim CliQ adalah
salah satu bentuk aturan tertulis yang berlaku khusus di serangkaian sosialisai dan Workshop Manajemen Mutu
suatu rumah sakit dengan tujuan untuk melindungi semua yang dilaksanakan pada tanggal 3-5 Juli 2006. Pada
pihak yang terkait secara baik dan benar berdasarkan rasa tahap selanjutnya, untuk mempermudah koordinasi
keadilan. Peraturan Internal Rumah Sakit ini terdiri dari dengan RS CND, tim CliQ meminta direktur RS CND

Dokumen Clinical Services Setiap karyawan rumah sakit
mempunyai peran dan tanggung
•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh jawab yang berbeda. Hospital Bylaws
atau tata kelola rumah sakit adalah
dokumen resmi dalam mengatur
tanggung jawab tersebut.

54

Clinical Service Document Pendaftaran pasien di fasilitas rawat
jalan sudah menggunakan sistem
yang terpusat. Sistem ini sangat
membantu dalam mentertibkan
registrasi pasien di rumah sakit.

membentuk sebuah tim yang kemudian bernama tim • Mengkoordinir pelaksanaan Rapat Tinjauan
Management Representative (MR). Tim ini akan bertugas Manajemen.
sebagai motor penggerak perubahan di RS CND.
Berdasarkan SK no.... tim MR terdiri dari 7 orang staf • Bertanggung jawab dan melaporkan kepada direktur
yang berasal dari jajaran manajemen RS dan unit-unit perihal status penerapan sistem manajemen mutu
penunjang pelayanan. Namun, pada pelaksanaannya minimal satu bulan sekali.
tim ini tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik
karena belum adanya penjabaran tugas dan fungsi yang • Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam hal
jelas serta terjadinya mutasi tugas anggota MR dari RS penerapan sistem manajemen mutu RS Cut Nyak
CND ke Dinas Kesehatan. Dhien.

Pada acara workshop manajemen bulan Agustus • Dalam menjalanan tugasnya, MR bersifat independen
dilakukan perombakan tim MR. Kali ini, anggota tim MR diluar struktural rumah sakit dan berhak atas
dianggap cukup mewakili seluruh staf RS CND karena kewenangan yang bertujuan kepada peningkatan
langsung dipilih oleh peserta workshop yang berasal dari mutu RS.
perwakilan manajemen semua unit. Tim kedua ini terdiri
dari 11 orang yang dikoordiniir oleh dr. Akbar Siregar,Sp. Beberapa perubahan baru yang telah difasilitasi oleh tim
PD. Berdasarkan SK Kepala BP RS CND No: 445/1163/ MR antara lain pengaktifan pertemuan mingguan dengan
IX/2007, anggota tim MR mempunyai tugas utama sesuai agenda yang telah ditetapkan, pembenahan sistem logistik,
Tupoksi yang ditetapkan dalam Perda dan mempunyai pengaktifan kembali komite medik, dan pembentukan
tambahan tugas sebagai Wakil Manajemen (Management komite keperawatan. Ke depan tim ini masih mempunyai
Representative), antara lain: suatu tugas yang cukup berat yaitu untuk mempersiapkan
• Bertanggung jawab akan implementasi dan tinjauan RS CND menuju badan hukum baru yaitu Badan Layanan
Umum.
yang efektif dari sistem manual mutu dan sistem mutu
lainnya yang didokumentasikan. Studi Banding Clinical Quality dan Patient
• Merencanakan dan memantau program audit mutu Safety di Australia
internal.
• Mengidentifikasikan dan mengelola program untuk Setelah sempat timbul keraguan apakah urusan visa
perbaikan sistem mutu yang berkelanjutan. ke Australia bisa selesai semuanya sebelum tanggal 20
• Menentukan apakah kebijaksanaan dan penerapan Juni, akhirnya tim bisa agak lega. Semua visa dan urusan
yang diajukan telah memenuhi persyaratan standar, SKCK dapat diselesaikan. Tiket pesawat yang semula
sesuai dengan jasa yang ditawarkan, ditetapkan belum jelas akhirnya dapat dipastikan dan tim berangkat
dengan benar dan ketidaksesuaian telah diperbaiki. menggunakan Qantas pada tanggal 22 Juni 2007 pukul
01 dinihari dari Jakarta, transit di Perth. Tim study tour
ini terdiri dari 8 orang, yaitu: dr. Haris, , dr. Akbar, Drs.
Adnan, Drs. Muharir, dan Dahliana AMK dari RS Cut Nyak

55 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Peningkatan mutu pelayanan rumah Dokumen Clinical Services
sakit harus didukung dengan karyawan
yang profesional dan penuh tanggung
jawab.

Dhien; dr. Yani dari FK Unsyiahi; serta dr. Rukmono dan dsb. Sedangkan, mutu berarti terpenuhinya standar
dr. Atien dari FK UGM. dan harapan pelayanan RS dalam hal: keselamatan,
efektifitas, kesesuaian, penerimaan oleh pelanggan,
Hari pertama study tour diawali dengan bertemu Mia aksesabilitas, dan efisiensi. Untuk mengetahui apakah RS
Urbano yang menjemput tim di lobby. Sesampai di Royal sudah dapat memenuhi standar dan harapan seperti itu,
Children Hospital, mereka bertemu dan berkenalan maka diperlukan indikator atau parameter yang datanya
dengan dr. Karen Dunn yang akan menjadi fasilitator study perlu dikumpulkan terus menerus dari waktu ke waktu
tour ini. Dr. Karen Dunn memberikan penjelasan tentang agar dapat dianalisis dengan benar. Contoh indikator
tujuan program study tour dan pengertian mengenai keselamatan misalnya angka kejadian infeksi nosokomial,
quality&safety yang merupakan bidang keahliannya efektifitas misalnya angka kematian pasien cedera kepala
di RCH. Tujuan utama study tour ini adalah untuk yang berobat di RS CND, dan sebagainya.
meningkatkan semangat dan kemampuan para peserta
untuk memajukan RS CND. Karena itu diharapkan para Pada hari pertama kegiatan ini, tim juga berkesempatan
peserta dapat aktif dan bila perlu mengusulkan topik- untuk bertemu dan berdialog dengan dr. Tony Cull (CEO
topik yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Tim ingin RS RCH). Menurut penjelasan dr. Cull, RCH merupakan
CND dapat menjadi RS yang unggul di kawasan Aceh RS Anak rujukan di negara bagian (propinsi) Victoria
Barat karena dapat memberikan pelayanan terbaik dan yang melayani sekitar 5 juta penduduk dengan jumlah
mencapai hasil terbaik bagi masyarakat pelanggannya. anak-anak sekitar 1 juta. Jumlah pasien UGD dan poli
sekitar 4000/minggu atau sama dengan 800/hari. RCH
dr. Karen Dunn mengenai quality dan safety menjelaskan memiliki 260 bed (termasuk 30 PICU dan 30 NICU)
mengenai masalah quality (mutu) dan safety (keselamatan) dengan jumlah tenaga medis 900 perawat dan 500
menjadi isu yang penting karena ternyata banyak kejadian dokter. Berdiri sejak 1963, RCH memiliki reputasi yang
di RS tak diharapkan berupa cedera dan komplikasi akibat baik, memiliki beberapa pusat unggulan, sebagai tempat
pelayanan klinis yang semestinya bisa dicegah atau tidak pendidikan, penelitian, dan memiliki jangkauan layanan
perlu terjadi manakala quality & safety dikelola dengan internasional. Jadi ada unit khusus yang disebut Royal
sebaik-baiknya. Safety berarti pasien dan keluarganya Children Hospital International yang pada waktu kejadian
terbebas dari cedera atau komplikasi ketika menggunakan tsunami menyiagakan sebanyak 200 personil RS yang
jasa RS dari awal hingga akhir. Semuanya (tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk memberikan bantuan. RCH
pekerjaan dokternya saja) harus dilakukan secara benar memperoleh pendanaan dari pemerintah (baik nasional
sepanjang pelayanan itu dilakukan. Ini memerlukan maupun dari propinsi/state), dana masyarakat, dan
keterlibatan aktif dari semua: pasien & keluarganya, staf lembaga-lembaga donor. RS ini akan menempati lokasi
(semua pegawai RS termasuk direktur, dokter, perawat, baru dengan desain bangunan berdasar perubahan
administrasi, tukang cuci, dsb), lingkungan RS, budaya konsep dalam pelayanan, sedangkan gedung lama akan
& leadership di tempat kerja, aturan-aturan, Qanun, dirobohkan untuk dijadikan taman.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 56

Visi RCH, yaitu To be a GREAT hospital (menjadi RS cukup besar terhadap kenyamanan pasien tampak dengan
yang unggul) dikembangkan melalui proses panjang tersedianya ruang bius khusus, jadi sebelum dibius orang
yang dilakukan untuk menjaring aspirasi dan keinginan- tua bisa mendampingi sampai pasien tertidur, setelah
keinginan semua staf dan stakeholder (pemerintah, selesai operasi, orang tua diminta ikut di ruang pulih
masyarakat), lalu dirumuskan oleh pimpinan RS. Proses sehingga ketika sadar pasien langsung berjumpa dengan
itu dapat melalui diskusi-diskusi, pertemuan-pertemuan, orang tuanya. Hal ini dapat mengurangi stress anak yang
menganalisis saran-saran dan kritik, dsb. Jadi pernyataan dioperasi.
dan isi visi itu tidak berasal dari pimpinan RS, tetapi lebih Penjelasan lebih detail mengenai program clinical quality
merupakan kristalisasi atas semua keinginan para pihak & patient safety di RCH dijelaskan lebih lanjut oleh tim
yang berkepentingan dengan keberadaan RS tentang clinical quality & patient safety. Seperti yang dijelaskan
akan jadi seperti apakah RS ini di masa depan. Visi yang oleh Vanessa Lane (Clinical Risk Manager) bahwa setiap
dikembangkan dengan cara seperti inilah yang akan kejadian atau keadaan yang menimbulkan atau berpotensi
dapat memberikan motivasi kepada seluruh staf untuk dapat menimbulkan sesuatu yang tidak diharapkan atau
memberikan sumbangan terbaik bagi kemajuan RS. mencederai pasien dalam proses pelayanan yang sedang
diberikan kepadanya (marabahaya) perlu dilaporkan.
Sesi belajar di hari kedua diawali dengan facility tour Agar setiap petugas sukahati dalam memberikan laporan
di RCH. Ada beberapa fasilitas yang membuat tim tersebut, maka perlu dikembangkan dan dilaksanakan
terkesan. Family Resource Centre merupakan fasilitas secara konsisten: budaya tidak menyalahkan. Menyalahkan
yang disediakan untuk para keluarga untuk beristrirahat (blaming) tidak pernah akan berdampak baik terhadap
ketika menunggu waktu bertemu, mengisi waktu dengan peningkatan keselamatan (safety). Sistem pelaporan
kegiatan membaca, mengakses intranet, berganti baju, dan pengolahan data tentang marabahaya di RCH
dan sebagainya. Fasilitas ini sangat bermanfaat bagi menggunakan program komputer yang disebut Riskman.
keluarga yang datang dari tempat jauh. Pasien bisa masuk Selain itu, tim juga mendapatkan penjelasan tentang
ke RCH melalui poliklinik atau UGD. Terdapat fasilitas patient liason, yaitu petugas yang menjadi penghubung
pendaftaran untuk membuat perjanjian bertemu dengan (komunikator) antara pasien/keluarganya dengan pihak
dokter yaitu di counter yang disebut dengan outpatient RS. Area tugasnya adalah mengelola keluhan pasien
appointments. Sistem penunjuk & sarana komunikasi di maupun hal-hal yang bersifat positif. Unit Patient Liaison
RS ini sangat komunikatif. Poliklinik dikelompokkan jadi bekerja dalam hari dan jam kerja. Bila ada keluhan diluar
tiga, yaitu kelompok Blue Desk, Red Desk, dan Green jam kerja dan sifatnya urgent atau mendadak maka akan
Desk. Lift diberi warna yang berbeda untuk tujuan fasilitas ditangani oleh kepala perawat jaga dan diselesaikan atau
tertentu yang berbeda. Fasilitas umum misalnya: toko, diteruskan pada hari kerja berikutnya.
kafe, telepon umum, dan bazaar amal juga tersedia.
Barang-barang merchandise RS dipajang dan bisa dibeli. RCH sangat menerapkan konsep peduli costumer dan
Di lobby disediakan telpon gratis untuk memanggil taksi akuntabilitas. Ada empat hal yang menjadi konsep dasar
(kerjasama dengan perusahaan taksinya). Perhatian yang patient & family centred care, yaitu: (1) martabat & rasa

Para peserta studi tur Hospital Quality Dokumen Clinical Services
and Patient Safety di Royal Children
Hospital Australia. Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

57

Nurul Qodriati, S.Kep, Ns “Tidak kurang dari 1,5 tahun bergabung dengan Program Aceh sungguh pengalaman tak
terlupakan. Sebagai seorang lulusan muda, Program Aceh seperti lautan ilmu, yang man-
Manajer Program faatnya tak pernah habis, selalu ada hal-hal baru yang bisa dipelajari. Ilmu yg belum kami
Divisi Clinical Services dapatkan dari bangku kuliah seperti manajemen logistik atau manajemen rumah sakit,
kepemimpinan, pelatihan dan sebagainya. Ijinkan kami mengucapkan terima kasih atas
kesempatan menimba ilmu dari guru- guru terbaik yg bisa saya temui baik dari Fakultas
Kedokteran dan Psikologi UGM, RS Dr. Sardjito, Bapelkes Gombong dan terutama RS Cut
Nyak Dhien.

Hal lain yang paling tak terlupakan adalah mengenai dinamika kerja dan tim kerja teruta-
ma ketika harus menghadapi perubahan. Berhasil melewati krisis perubahan manajemen pada saat itu adalah
bukti hasil kerjasama tim dan keyakinan bahwa perubahan akan memberikan manfaat bagi semua bukan
sebaliknya.”

hormat, (2) berbagi informasi, (3) partisipasi, dan (4) RS CND menuju peningkatan kualitas pelayanan.
kolaborasi. RCH diakreditasi oleh ACHS pada bulan Berbagai pembelajaran yang didapatkan diharapkan
Maret 2007. Standar yang dipakai adalah The ACHS dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi RS CND,
EquIP 4. Dalam standar tersebut standar dikelompokkan seperti yang telah dijelaskan oleh dr. Haris Marta Saputra,
menjadi 3 grup: clinical (klinis), support (penunjang), dan direktur RS CND pada sesi akhir study tour ini bahwa hal-
corporate (manajemen). Untuk meningkatkan partisipasi hal positif yang didapatkan dari RCH maupun Wimmera
para staf dan pegawai dalam kegiatan akreditasi, dibuat Base Hospital yang dikelompokkan menjadi manajemen,
lembar informasi akreditasi berisi pertanyaan-pertanyaan sumber daya manusia, sistem keuangan, mutu dan
tentang pokok-pokok yang perlu diketahui dan diberikan keselamatan, serta fasilitas dapat dijadikan contoh bagi
petunjuk dimana informasi tersebut dapat diperoleh. RS CND. Selain itu, dr. Akbar Siregar dalam presentasinya
Website RCH juga memuat informasi-informasi yang dalam acara “Sosialisasi Hasil Studi Banding Australia”
diperlukan berkaitan dengan akreditasi. menyebutkan bahwa program peningkatan mutu
pelayanan medis yang bisa diaplikasikan di RS CND
Pada kegiatan study tour ini tim juga berkesempatan adalah sebagai berikut: laporan kasus yang bermasalah
mengunjungi Wimmera Base Hospital. Sebuah rumah lintas instalasi, laporan kasus kematian, penyediaan
sakit yang terletak di kota kecil bernama Horsham. Dilihat sarana perpustakaan beserta literatur ilmiah, temu ilmiah,
dari jumlah tempat tidurnya, tipe rumah sakit ini tidak jauh kursus ilmiah berkala, mentoring, serta bimbingan senior-
berbeda dengan RS CND. Namun, banyak hal menarik junior.
yang bisa dipelajari dari Wimmera Base Hospital. RS
itu telah menerapkan clinical governance dengan cara Kaji Banding RS Cut Nyak Dhien
yang sangat baik. Sistemnya jelas, dapat dilaksanakan,
dan berkesinambungan. Hal itu tentu tak lain karena Kaji banding tim manajemen RS CND dibagi dalam 2
kepemimpinan dari Prof. Alan Wolff. Tidak menyangka dari kegiatan yaitu : Forum Mutu IHQN 2007 berlangsung
RS kecil di daerah seperti itu ternyata sudah menghasilkan tanggal 28-30 Agustus 2007 di Surabaya dan Kaji Banding
banyak publikasi di jurnal tentang manajemen risiko. di RSU Tabanan di Bali, yang berlangsung tanggal 31
Menurut Prof. Alan untuk mengimplementasikan program Agustus 2007- 2 September 2007.
clinical governance terdapat delapan belas langkah
yang sudah dilakukan di Wimmera Base Hospital Forum Mutu IHQN 2007 yang berlangsung selama 3
dan menunjukkan hasil yang baik. Diantara langkah- hari, mempunyai tema ”Tantangan Pengembangan Mutu
langkah tersebut yang harus secepatnya bisa dicontoh Pelayanan Kesehatan : Antara Keselamatan Pasien, Biaya
oleh RS CND adalah menggunakan cara-cara yang dan Efisiensi”. Materi disajikan dalam 3 bentuk yaitu
konstruktif dan bersifat jangka panjang untuk melakukan kuliah umum, diskusi kelompok dan sesi pelatihan. Kuliah
perubahan budaya. Berkomunikasilah secara terbuka umum yang disampaikan oleh pengambil kebijakan di
dan jujur, menghormati perubahan sistem yang mungkin tingkat pusat bermaterikan peningkatan mutu pelayanan
menyakitkan dan gunakan cara-cara yang tidak bersifat kesehatan terhadap publik. Kelompok diskusi dibagi dalam
menghukum bila terjadi kesalahan. 3 kelompok sesuai dengan kerangka acuan peningkatan
mutu Donald Berwick yaitu kelompok A,B dan C. Kelompok
Study tour yang berlangsung selama sepuluh hari ini A terkait dengan sesi pertemuan dalam konteks sesi mikro
diharapkan dapat menjadi suatu titik awal perubahan organisasi yang melibatkan/diikuti praktisi pelayanan

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 58

kesehatan (dokter, dokter spesialis, perawat, bidan, peningkatan mutu pelayanan di RS, yang akan di uji
penunjang medis dan staf klinisi lain). Kelompok B terkait coba pada beberapa rumah sakit di Indonesia
dengan sesi pertemuan dalam konteks organisasi, yang 4. Instrumen atau sistem yang baik untuk mencapai target
terutama ditujukan kepada para manajer dan pengelola dalam hal keselamatan pasien, biaya dan efisiensi
sarana pelayanan kesehatan (staf manajemen, direktur dapat juga dibentuk disuatu rumah sakit dengan
rumah sakit, kepala bidang, kepala puskesmas dll). menyesuaikan sumber daya yang ada di rumah sakit,
Kelompok C terkait dengan sesi pertemuan dalam konteks kondisi masyarakat yang juga melibatkan pengambil
di luar praktisi pelayanan kesehatan dan manajer tetapi keputusan di daerah. Sistem/instrumen yang terbentuk
yang masih terlibat langsung atau yang disebut dengan harus selalu dievaluasi sehingga menghasilkan
regulator pelayanan kesehatan (Departemen Kesehatan, instrumen/sistem yang baik.
Dinas Kesehatan, pihak asuransi, LSM dan sebagainya.
Sesi pelatihan dilakukan dalam bentuk simulasi yang Sementara itu Kaji Banding Di RSU Tabanan Bali
dilakukan pada hari III dengan mengambil contoh kasus dilakukan selama 2 hari. RSU Tabanan Bali 6-7 tahun
untuk kemudian dipecahkan secara bersama oleh elemen yang lalu mempunyai kondisi yang sama persis dengan
yang terlibat. kondisi RSU CND saat ini. RSU Tabanan Bali saat ini
sudah menjadi RSU Pemerintah yang menjadi acuan
Pada forum ini juga dilakukan pertemuan antara Tim untuk RSU pemerintah type C, sehingga RSU Tabanan
RSU CND, Tim Pengarah dari RSU Dr. Sarjito Yogyakarta sering dijadikan tempat kaji banding untuk rumah sakit
dan Karen Dunn,MD, Pediatric sebagai Fasilitator Utama tipe C diseluruh Indonesia. RSU Tabanan sejak Juni 2006
dari Australia. Pertemuan ini mendiskusikan tentang sudah menjadi RSU dengan status BLU (Badan Layanan
kondisi terakhir di RSU CND Meulaboh, dan perubahan- Umum).
perubahan yang telah dilakukan paska kaji banding di
Australia. Secara umum hasil yang didapat dari Kegiatan Kaji banding yang dilakukan dari bidang manajemen
Forum Mutu IHQN 2007 adalah : meliputi semua aspek secara umum. Karena keterbatasan
1. Keselamatan pasien, biaya dan efisiensi merupakan waktu yang hanya 2 hari beberapa yang bisa tim hasilkan
antara lain :
indikator utama yang harus diperhatikan dalam 1. Sejarah ringkas RSU Tabanan mulai dari RSU yang
peningkatan mutu pelayanan kesehatan di RS
2. Integrasi antara keselamatan pasien, besarnya biaya kotor,kumuh, kumal, kacau, menjadi RSU yang bersih,
dan efisiensi memerlukan suatu instrument/sistem yang rapi, tertib, teratur, rapi dan ramah
baik. Dalam menyusun instrument/sistem tersebut 2. Wawancara dan diskusi dengan direktur RSU Tabanan
melibatkan berbagai pihak praktisi kesehatan, pihak tentang strategi kepemimpinan di RSU Tabanan
manajer, dan regulator kesehatan 3. Wawancara dan diskusi dengan Ketua Komite Medik
3. Diagnostic Related Group Indonesia (DRG) 4. Wawancara dan diskusi dengan Ketua Komite
merupakan salah satu instrument atau sistem yang Keperawatan
akan diterapkan di RS Pemerintah di Indonesia dalam

Dokumen Clinical Services Manajemen limbah medis yang baik turut
berperan dalam peningkatan mutu pelayanan.
59 Tampak pada foto, tempat sampah rumah sakit
masih ditumpuk di depan fasilitas instalasi gizi
dan belum dikelola secara baik.

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Clinical Service Document

Pelayanan rawat inap merupakan salah satu indikator Clinical Service Document
kinerja pelayanan sebuah rumah sakit. Standar pelayanan
rawat inap harus terus ditingkatkan. Foto menunjukkan
pelayanan rawat inap kelas 3 di RS Cut Nyak Dhien sebagai
representasi dari pelayanan rumah sakit di dareah terpencil.
Masih banyak yang harus dilakukan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan rumah sakit terutama di daerah terpencil.

5. Wawancara dan diskusi dengan Kepala-kepala rencana perubahan. Pertemuan rutin yang dikoordinir
Bidang tim MR dengan topik tertentu diselenggarakan dua kali
dalam seminggu, yaitu setiap hari Selasa dan Kamis.
6. Mengikuti Morning Meeting Hasil pertemuan tim MR ini kemudian dikoordinasikan
7. Meninjau seluruh ruangan mulai dari ruang direktur, dengan direktur untuk tahap kebijakan dalam mengambil
suatu ketetapan. Selain itu, tim MR juga memfasilitasi
ruang ka bidang, ruang komite medik, komite terselenggaranya pertemuan dengan pemerintah daerah
keperawatan, farmasi, rawat jalan, rawat inap, UGD, dan DPRD setempat untuk membahas berbagai kebijakan
poli eksekutif, VIP, kamar mandi, ambulance, UTD, yang memerlukan keterlibatan stakeholder setempat.
perparkiran, kantin dan sistem informasi
8. Memfotokopi arsip-arsip dan file-file dari RSU Tabanan Selain kaji banding managemen, di RS Tabanan Bali
yang dianngap perlu juga dilakukan kaji banding logistik yang diikuti oleh 2
9. Mendokumentasikan hal-hal yang dianggap perlu (dua) orang, yaitu Nurhafni, S.Si,Apt (Kepala Instalasi
Farmasi BP. RSUD Cut Nyak Dhien) dan Ruslan, Amd
Paska kegiatan kaji banding ini, beberapa hal telah (Kepala Instalasi Radiologi BP. RSUD Cut Nyak Dhien).
dilakukan oleh pihak RS CND yang dimotori oleh Kaji banding dilakukan selama 5 hari, yaitu tanggal 28
peserta kaji banding. Salah satu hal yang terlihat cukup September s/d 1 Agustus 2007.
menggembirakanadalahadanyaimplementasipengaktifan
tim MR yg digunakan sebagai motor untuk menyusun

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 60

Sistem logistik di RSU Tabanan terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing bagian untuk penyusunan anggaran
yaitu logistik medis dan logistik non medis. Logistik medis 2008
terdiri dari obat-obatan, cairan infus dan alat kesehatan
habis pakai yang semuanya terkoordinasi di Farmasi. Monitoring dan Evaluasi Pelayanan RS Cut
Untuk kebutuhan di Instalasi Radiologi dan Laboratorium Nyak Dhien
selain alat kesehatan habis pakai dikelola sendiri oleh
masing-masing instalasi. Sedangkan logistik non medis Untuk membantu kegiatan monitor dan evaluasi
terdiri dari ATK, kursi, meja, alat-alat kesehatan, linen dan pelayanan di RS CND di tahun 2006 juga telah dikirimkan
sebagainya yang dikoordinasikan di gudang material. bantuan berupa buku register. Pengiriman buku melalui
dua tahap. Tahap pertama pada 5 Juli 2006 dan tahap
Selama 5 hari di RS Tabanan, peserta studi banding kedua tanggal 20 desember 2006. Total pengiriman
mempelajari tentang beberapa prosedur yang terkait buku register adalah buku register rawat jalan (26 buah),
dengan bahan medis, yaitu: prosedur pembelian, 8 buku register rawat inap, 2 buku register persalinan,
penerimaan dan penyimpanan bahan medis; prosedur 2 buku register kamar OK, 2 buku register IGD, 2 buku
seleksi dan evaluasi suplier; prosedur pelayanan farmasi register radiologi, 2 buku register laboratorium. Pada
A (obat dinas); dan prosedur stok opname. Sedangkan akhir tahun 2006, tim melakukan evaluasi pelayanan
mengenai sistem logistik non medis, hal-hal yang dipelajari berdasarkan pada catatan yang terdokumentasi dalam
adalah mengenai perencanaan, alur permintaan barang buku register tersebut. Namun, evaluasi ini tidak dapat
yang tersedia, dan alur permintaan barang yang diorder. dilakukan maksimal karena ternyata penggunaan buku
Paska kegiatan kaji banding ini, tim melakukan register belum sepenuhnya dapat berjalan dengan baik.
rapat koordinasi dengan manajemen RS CND untuk
merumuskan sistem logistik. Selain melalui buku register, tahun 2007 secara khusus
tim CliQ meminta dr.Osman Sianipar dkk dari Center of
Kesepakatan yang diperoleh dalam rapat koordinasi Epidemiology and Biostatistic Unit (CE&BU) RS Sardjito,
tersebut adalah akan dilakukan penerapan protap logistik untuk melakukan penelitian dengan topik ”Pemulihan
dengan pembagian tugas sebagai berikut: instalasi Pelayanan Kesehatan di RS Cut Nyak Dhien: Tinjauan
farmasi mengurusi obat dan BHP, instalasi radiologi Manajemen dan Epidemiologi Klinis” sebagai salah satu
mengurusi kebutuhan film, serta instalasi laboratorium evaluasi pelayanan di RS CND setelah didukung UGM
mengurusi kebutuan reagen. Bagian umum yang selama selama 3 tahun penuh.
ini mengelola logistik memerlukan penambahan tenaga
agar dapat lebih mengoptimalkan kinerjanya. Selain Penelitian ini menggunakan metode observasi secara
itu, masing - masing kepala ruang dan instalasi akan retrospektif maupun prospektif, wawancara dan dengan
dilibatkan dalam penyusunan kebutuhan logistik dengan pembuktian dokumen. Salah satu alat ukur yang
cara secepatnya mengisi lembar kebutuhan logistik di dipergunakan adalah instrumen akreditasi dari Komite
Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Pendekatan kualitatif juga

Dokumen Clinical Services Buku register digunakan untuk monitoring dan
evaluasi kinerja pelayanan rumah sakit. Salah
61 satu program peningkatan kualitas pelayanan di
RS Cut Nyak Dhien adalah menyediakan standar
buku register yang dalam waktu dekat akan
digantikan dengan sistem elektronik.

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

dilakukan untuk mengetahui praktek pemberian obat yang mampu mendorong jajaran manajerial dan profesional
rasional dan mengetahui kesiapan rumah sakit apabila pelaksana tetap di RS untuk memandirikan diri dan bersiap
program dan kegiatan pemulihan ini telah berakhir. dengan sistem yang baik serta mapan.
Hasilnya, secara keseluruhan kesiapan pelayanan
kesehatan di RS CND yang meliputi Pelayanan Gawat Secara fisik dan mental staf rumah sakit ini belum
Darurat, Pelayanan Medik, Pelayanan Keperawatan, siap 100% untuk mandiri. Salah satu alasan adalah
Pelayanan Gizi, Pelayanan Farmasi, Pelayanan masih adanya beberapa staf yang sedang mengambil
Laboratorium, Pelayanan Radiologi, dan Pelayanan pendidikan spesialis dan belum tentu akan menyelesaikan
Transfusi Darah menunjukan hasil yang belum memuaskan pendidikannya pada tahun 2008. Sementara itu dari sisi
karena berada di bawah nilai 75%. Demikian halnya manajemen dan administrasi masih memerlukan SDM
dengan sistem inventory yang merupakan pendukung yang handal dan mampu mengatasi segala permasalahan
pelayanan. RS CND belum mempunyai suatu sistem sosial yang muncul. Beberapa staf menyatakan kesiapan
beserta perangkatnya yang mampu mengelola inventory untuk mandiri, tetapi yang lain tetap keberatan. Apabila
rumah sakit dengan baik. Dari pengamatan di kamar harus mandiri mereka berharap masih ada bimbingan
operasi diperoleh hasil bahwa belum adanya suatu atau pelatihan dari UGM. Apa yang sudah mereka terima
sistem manajemen pelayanan kamar operasi yang baik dari UGM diharapkan bisa dilanjutkan meskipun lewat
sehingga mempengaruhi kinerja dan mutu pelayanan media komunikasi misalnya melalui telpon. Sementara
pembedahan. Khusus untuk indikator pelayanan ibu yang pesimis merasa bahwa jika mereka harus mandiri
bersalin dan bayi neonatal, dalam hal ini angka kejadian ada kekhawatiran kondisinya akan kembali seperti
kematian bayi baru lahir dengan BBL ≤ 2000 gram dan keadaan sebelum tsunami.
angka kejadian seksio sesarea ditemukan angka tersebut
masih tinggi dan masih dalam kategori buruk. Pemberian Pembenahan administrasi dan manajerial serta
obat rasional juga merupakan salah satu masalah yang peningkatan mutu SDM tidak bisa ditunda lagi mengingat
ada di RS CND. Hasil penelitian ini menunjukkan masih tuntutan masyarakat akan pelayan kesehatan pasca
adanya pola peresepan yang tidak rasional. Namun, tusnami semakin tinggi. Kebutuhan akan dokter spesialis
secara keseluruhan ke-12 indikator mutu pelayanan semakin besar karena masyarakat semakin berkembang
kesehatan di RS CND dapat dikategorikan baik. cara berpikirnya. Adanya bandara dan sistem transportasi
yang lancar di wilayah ini mendorong warga untuk berobat
Pelayanan rawat jalan dan rawat inap kepada masyarakat ke luar wilayah baik ke Banda Aceh, Medan, atau Penang.
pelanggan di RS CND telah berjalan dengan indikator Perbaikan bisa dilakukan dengan pembenahan etos kerja
kinerja cukup baik meskipun belum didukung sistem dan rasa kepemilikan bahwa rumah sakit bukan hanya
manajemen yang memadai. Hal ini dapat terwujud merupakan tempat bekerja dan mencari nafkah tetapi
karena selama ini masih banyak tenaga bantuan dari juga merupakan tempat yang harus dikembangkan.
luar RS bahkan dari luar Aceh yang mendukung proses
pelayanan. Namun adanya tenaga bantuan ini belum

Pelayanan di umah sakit Cut Nyak Dhien terlihat Dokumen Clinical Services
lebih baik dan tampak lebih terorganisasi setelah
beberapa kali diintervensi program-program 62
UGM. Semua jenis pelayanan harus melalui
loket pendaftaran sebelum mendapatkan
pelayanan medis.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh

Komponen 4

Peningkatan Kapasitas Staf RS Cut Nyak Dhien Melalui Pelatihan

Atien Nur Chamidah, Nurul Qodriati

Pendahuluan yaitu teknis dan manajerial. Pendekatan teknis dibagi
menjadi beberapa agenda yaitu pengkajian, pelatihan
Pendidikan dan pelatihan merupakan dasar dari program (On Job Training dan On Site Training), monitoring dan
yang efektif untuk menyediakan staf yang kompeten. Di mentoring. Di awal program, pengkajian dilakukan
Lain sisi, pihak manajerial adalah pihak yang bertanggung perbagian disesuaikan dengan kebutuhan lapangan
jawab untuk menentukan kualifikasi, kinerja, pengkajian dan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan pelatihan
dan peningkatan kompetensi seluruh stafnya. Dengan dan monitoring. Tapi kebutuhan lapangan yang terus
kata lain, pelatihan yang baik memerlukan perencanaan meningkat dan memerlukan pelatihan dan pendekatan
yang matang untuk menghasilkan staf yang kompeten yang lebih komprehensif sehingga diadakanlah pengkajian
dan pelayanan yang berkualitas pada akhirnya. yang menyeluruh melalui Training Need Assessment oleh
beberapa konsultan pada bulan Juni 2006. Pendekatan
Pasca tsunami, RS Cut Nyak Dhien (RS CND) Meulaboh, kedua adalah manajerial untuk memaksimalkan
Aceh Barat mempunyai kendala dalam memberikan implementasi hasil dari pendekatan teknis. Pendekatan
pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat. kedua ini termasuk dalam komponen 3 yaitu Quality
Untuk mengatasi hal ini, UGM-RSUP DR Sardjito Management System (QMS).
bekerjasama dengan World Vision Australia dan
Melbourne University mengadakan serial pelatihan dan 1. Pengkajian
dikelola dalam komponen 4, Pelatihan dan Edukasi, dari Beberapa pengkajian dilakukan, antara lain Instalasi
6 komponen di divisi Clinical Services. Radiolog pada bulan Februari 2006 oleh dr. Anita
Ekowati Sp.Rad. Kemudian hasil pengkajian disusun
Kegiatan pelatihan dan edukasi dalam program ini dalam program pelatihan dan pendidikan. Data yang
melibatkan beberapa bagian dari RSUP DR Sardjito seperti didapat dari pengkajian tersebut antara lain terkait ruang
Farmasi, Laboratorium, Keparawatan dan Radiologi. radiologi yang kondisinya belum tertata dengan rapi, kursi
Secara Umum pendekatan yang dilakukan melalui 2 fase penunggu pasien tidak cukup dan lampu penerangan

63 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Dokumen Clinical Services

ruangan tidak cukup terang. Sedangkan AC hanya (SOP) lain yang berkaitan dengan obat, pengelolaan
berfungsi satu buah padahal sangat diperlukan untuk obat tidak dilakukan berdasarkan Daftar Obat Esensial
pemeliharaan alat, kenyamanan pasien dan petugas agar Nasional (DOEN), pengadaan yang justru dilakukan oleh
dapat bekerja lebih efektif. Perhitungan jasa medis yang bagian umum, tidak adanya sistem inventory, distribusi
tidak jelas dan belum ada dana taktis yang memadai. yang belum opimal dan tidak ada monitoring penggunaan
obat, serta belum adanya komisi farmasi dan pemikiran
Selanjutnya, belum ada prosedur pelayanan yang baku mengenai rational drug use.
dan disepakati, penyediaan bahan dan pemeliharaan
alat yang belum terjadwal serta belum dilakukan dengan 2. Pelatihan
benar. Begitu pula dengan rencana kebutuhan bahan dan Selain beberapa pengkajian, kegiatan On Job Training
alat dalam satu tahun yang belum dibuat, timbul keluhan (OJT) pada tahun 2006 juga dilaksanakan, Kegiatan
baik dari pasien maupun petugas. Hasil pemeriksaan tersebut merupakan kelanjutan dari program OJT serupa
radiologi terlihat tidak menarik, banyak foto berartefak di tahun 2005. Hanya saja pada tahun 2006, selain
(bayangan pengganggu) yang dapat mempengaruhi perawat dikirim juga staf RS CND dari unit penunjang
analisis gambar sehingga dapat meningkatkan kekeliruan yaitu unit radiologi, laboratorium dan farmasi. Pada
diagnosis, serta hasil film yang digunakan mudah rusak tahun tersebut, terdapat tiga OJT yang berlangsung (OJT
karena tidak adanya amplop berukuran besar. III – V). Dan sebelum menjalani pelatihan di RSUP DR
Sardjito, seluruh peserta mendapatkan materi tentang
Dra. Rosita Mulyaningsih, Apt, Sp.FRS dan Dra. Erna motivasi, manajemen perubahan dan evaluasi diri dari
Kristin, Apt., M.Kes melakukan pengkajian Instalasi tim Mental Health.
Farmasi pada 8-10 Maret 2006. Hasil pengkajian
diharapkan dapat menjadi dasar intervensi selanjutnya Selain itu peserta juga mendapatkan pelatihan komputer
untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan di instalasi dasar dan internet serta teknik komunikasi. OJT III
farmasi. Direncanakan Instalasi farmasi bisa dijadikan berlangsung pada 27 Januari – 4 Maret 2006. Peserta
sebagai revenue-center lebih dari sekedar cost-center. yang terlibat yaitu Teuku Mirza, Mutia, Sufiani, Ermanidar,
Cut Syamsiah yang masing- masing berada di lokasi
Hasil yang didapatkan dari pengkajian antara lain masih bangsal interna, bedah, obsgin, dan interna-VIP.
diperlukannya pemantapan struktur organisasi di rumah
sakit yang berhubungan dengan obat sehingga kegiatan Sementara peserta OJT IV adalah staf RS CND yang
manajemen obat bisa dilakukan melalui satu pintu. Selain mengikuti pelatihan di bagian Instalasi Bedah Sentral (IBS)
itu, perlu disiapkan sistem komunikasi yang efektif antara dan Pediatric Intensive Care Unit (PICU) selama tiga bulan.
instalasi farmasi dan unit-unit pelayanan klinik. Sebab OJT IV ini diikuti oleh dua peserta yaitu Kasman, AMK dan
kondisi yang ada antara lain belum adanya standar Rina Asmar, AMK. Salah satu peserta OJT, yakni Kasman,
pelayanan farmasi di rumah sakit, pedoman pengobatan, AMK hanya mengikuti pelatihan satu bulan saja karena
formularium obat dan Standard Operational Procedure

Unit farmasi merupakan unit yang penting Dokumen Clinical Services
di sebuah rumah sakit. Unit ini tidak hanya
menyediakan obat-obatan tetapi juga bahan 64
habis pakai untuk semua kebutuhan pasien.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh

memiliki alasan keluarga dan harus pulang. Praktis hanya dilakukan pada instalasi laboratorium, instalasi farmasi,
Rina Asmar yang mengikuti pelatihan secara penuh. instalasi radiologi, dan instalasi gizi, didapat hasil sistem
pelayanan yang belum berjalan sebagai mana mestinya.
Terakhir, OJT V adalah OJT untuk bagian radiologi, Pasalnya belum dibakukannya sistem pelayanan dan
laboratorium, farmasi pada bulan Juni 2006. Para kurangnya sarana dan peralatan untuk bekerja.
peserta yang ikut OJT diantaranya Ruslan AMR, Rusmiati,
dan Nurhafni, Apt. OJT tersebut merupakan kegiatan Sistem pelayanan penunjang juga perlu segera disusun
OJT terakhir karena pada saat yang bersamaan Training dan dilengkapi dengan sarana dan peralatan minimal
Need Assessment di semua bagian RS CND menunjukkan yang dibutuhkan. Begitu pula dengan mekanisme kerja
bahwa program pelatihan kurang efektif sehingga yang jelas pada sistem mikro pelayanan perlu disusun
diperlukan perubahan pendekatan antara lain melalui dan ditata, sehingga pelayanan dapat dilakukan dengan
program mentoring. efektif dan efisien sesuai dengan standar pelayanan,
kebutuhan dan harapan pelanggan.
3. Monitoring
Sejak tim 24 dikirim, Januari 2006, seorang perawat dikirim Sementara dari hasil observasi lapangan pada unit
untuk memonitor keperawatan dan menilai implementasi penunjang didapat hasil, instalasi laboratorium, instalasi
pelatihan yang telah dilakukan selama ini di RS CND gawat darurat, instalasi radiologi, instalasi farmasi,
antara lain Pengendalian Infeksi Nosokomial, manajemen instalasi gizi, laundri, dan unit transfusi darah menunjukkan
kepala ruang dan Standar Asuhan Keperawatan. sistem kerja yang belum berjalan dengan baik. Selain
Monitoring tersebut berjalan selama 5 bulan. Tim yang itu belum jelasnya prosedur/alur kerja, dan kurangnya
pernah bertugas dalam kegiatan tersebut adalah Ngatini, dukungan sarana dan peralatan kerja. Perhatian terhadap
AMK, Sri Asmumi, AMK, Aryo Bagus, AMK, WahyuS. keamanan dan keselamatan pasien, maupun keamanan
Kep.,Ns dan Supartinah,AMK. Kegiatan ini juga dirasa dan keselamatan kerja pun sepertinya belum mendapat
kurang efektif karena kurang mendorong kemandirian staf perhatian. Termasuk kebersihan, penataan barang dan
RS Cut Nyak Dhien sehingga program ini juga dihentikan peralatan yang ada juga belum mendapat perhatian
dan dimodifikasi menjadi program mentoring. seperti halnya tata graha tidak berjalan sebagaimana
mestinya.
Training Need Assessment
Hasil analisis tugas dan kebutuhan pelatihan teknis yang
Training Need Assessment yang dilakukan oleh tim dilaksanakan menyimpulkan bahwa pelatihan teknis
CliQ pada Juni 2006 menyimpulkan bahwa pelayanan telah banyak diikuti oleh karyawan, namun belum dapat
penunjang merupakan pelayanan yang penting untuk diterapkan. Hal tersebut disebabkan adanya kendala
dapat menunjang pelayanan klinis, terutama dalam sistem yang belum berjalan dengan normal dan kurang
penegakan diagnosis dan mendukung pelayanan asuhan tersedianya sarana dan peralatan untuk mengerjakan
klinis. Dari review terhadap hasil kajian sebelumnya yang tugas dengan benar.

Praktek lapangan pada pelatihan untuk Dokumen Clinical Services
perawat. Untuk yang kesekian kalinya
perawat RS Cut Nyak Dhien menjadi Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••
koassisten di rumah sakit tempat
mereka biasa bekerja.

65

Metode mentoring, yang merupakan Dokumen Clinical Services
sebuah program peningkatan kapasitas
staf, terbukti sangat efektif membantu
karyawan dalam meningkatkan
kemampuannya. Pada foto mentoring di
Unit Gizi yang dibimbing oleh seorang
mentor dari RS Dr Sardjito Yogyakarta.

Pelatihan teknis saat ini belum menjadi prioritas utama antara mentee dan mentor untuk pelaksanaan kerja
karena yang diprioritaskan adalah perbaikan sistem kerja sehari- hari. Kegiatan ini akan berlangsung sampai
dan dukungan sarana dan peralatan. Begitu pula dengan akhir minggu ketiga pelaksanaan mentoring.
bangunan fisik rumah sakit yang masih perlu direnovasi. 3. Mapping akhir dari proses yang sudah diperbaiki
Karenanya, dalam upaya perbaikan/pengembangan merupakan evaluasi dari proses mentoring untuk
sistem kerja pada setiap unit perlu memperhatikan menetapkan rencana tidak lanjut pelaksanaan oleh
rencana renovasi dan pentahapan renovasi, sehingga mentee (maintenance). Selain itu juga akan dilakukan
pengembangan sistem, pengadaan sarana dan peralatan, evaluasi kepuasan pasien dan kepuasan kerja staf
dan renovasi dapat terlaksana secara harmonis. unit tempat mentoring berlangsung.

Mentoring Sebagai Sarana Pembelajaran Dua puluh tahun terakhir, mentoring menjadi pusat
Menuju Kemandirian RS Cut Nyak Dhien perhatian dalam penanggulangan berbagai macam
masalah yang mungkin belum bisa tertangani
Mentoring adalah sebuah piranti yang dapat digunakan dengan metode konvensional. Banyak negara mulai
organisasi untuk mendampingi, mengembangkan menggunakan metode mentoring terutama untuk
dan membangun staf. Mentoring juga merupakan mengatasi permasalahan pada remaja. Setelah mengikuti
hubungan yang memberikan kesempatan untuk berbagi program mentoring, terdapat beberapa perubahan positif
keprofesionalan, ketrampilan personal dan pengalaman. pada remaja seperti penurunan permulaan penggunaan
Dalam pelaksananaannya didasarkan pada kepercayaan, obat, penurunan frekuensi bolos pelajaran dan sekolah,
dukungan, komentar membangun, keterbukaan dan peningkatan hubungan dengan dengan orang tua
keinginan untuk belajar dan berbagi. Mentoring dan hubungan dengan teman yang menjadi lebih erat
menggunakan 3 pendekatan antara lain : (Grossman JB& Gerry EM, 1997; Arvalo E, 2004; Jekielek
1. Mapping current process yang pada fase ini mentor S, Moore KA, Hair EC, 2003).

diharapkan dapat mengidentifikasi kelemahan dan Penggunaan mentoring kemudian tidak hanya terbatas
rencana perbaikan di setiap unit/ instalasi tempat pada penanggulangan masalah remaja. Saat ini
mentoring berlangsung. Fase ini dilakukan sebelum mentoring banyak digunakan dalam kampus untuk
keberangkatan ke Aceh sehingga dapat memperlancar membantu mahasiswa beradapatasi dengan lingkungan
proses pemahaman terhadap lingkungan dan akademisnya (Faculty of health Sciences, 2006) dan
mempersiapkan proses pelaksanaan mentoring. perusahaan-perusahaan. Beberapa keberhasilan pada
2. Diskusi dengan mentee merupakan pendekatan yang perusahaan yang menerapkan mentoring adalah
intensif didahului proses pengenalan mentee dan meningkatnya efektifitas kerja, staf menjadi lebih percaya
mentor yang berlangsung selama 3-4 hari pertama diri dalam menjalankan tugasnya, penurunan biaya
interaksi. Selanjutnya dilakukan identifikasi dan operasional dan meningkatnya komitmen staf (Spencer C,
kesepakatan antara mentee dan mentor. Setelah 1999; The National Environmental Education & Training
proses pengenalan dan pendekatan berlangsung, Foundation, 2000).
diharapkan ada pembagian tugas dan kesepatakan

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 66

Dokumen Clinical Services

Unit laboratorium merupakan salah satu unit penunjang medis yang mempunyai peran penting di rumah sakit. Unit ini perlu dikembangkan agar
dapat menjadi sumber pemasukan bagi rumah sakit.

Mengetahui keefektifannya, metode mentoring kemudian 1. Mentoring Farmasi
digunakan dalam pengembangan sumber daya manusia Tim mentor farmasi terdiri dari tiga orang, yaitu Dra.
di RS CND. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan Dwi Pudjaningsih, M.Kes, Apt., Asri Riswiyanti, S.F. Apt.,
dalam penggunaan mentoring selain beberapa manfaat dan Yulianto, S. Farm, Apt. Selama satu bulan kegiatan,
yang telah disebut di atas adalah kurang efektifnya mentor melakukan beberapa hal yang didahului dengan
pelatihan-pelatihan yang selama ini telah dilaksanakan. penilaian kondisi unit mentoring dan perencanaan
Dalam satu tahun ini program Aceh telah mengadakan proses perbaikan yang akan dilakukan. Perbaikan di
berbagai macam pelatihan sesuai dengan kebutuhan staf proses pelayanan dilakukan dalam hal pemberian label,
untuk meningkatkan kualitas kerja dan mutu pelayanan pemberian informasi pada saat penyerahan obat, serta
rumah sakit. Namun setelah pelatihan berakhir, ketepatan dan kecepatan pelayanan. Penataan obat di
implementasi hasil pelatihan menjadi hal yang sulit untuk instalasi farmasi diatur menurut macam persediaan obat,
ditemui. Beberapa alasan yang muncul adalah minimnya farmakoterapi, alfabetis, FIFO dan FEFO, penataan ruang
peralatan untuk mendukung pelaksanaan hasil pelatihan, dan pengadaan rak obat, serta pengelolaan obat yang
tidak adanya penghargaan dan dukungan dari pihak sudah lewat waktu pemakaian. Masalah obat bantuan
manajerial dan kurangnya lingkungan yang kondusif yang kadaluarsa merupakan suatu permasalahan besar
untuk melaksanakan tugas. di instalasi farmasi. Oleh karena itu, UGM membantu
pemasangan Incenerator bantuan WHO di RS CND
Aktivitas mentoring di RS CND mulai dilaksanakan pada yang belum difungsikan. Sistem pendokumentasian
akhir tahun 2006 hingga tahun 2007. Mentoring tahap diperbaiki dengan cara mendokumentasikan data obat
pertama dilaksanakan pada tanggal18 September - 4 yang keluar berdasarkan permintaan resep dokter.
Oktober 2006 di dua unit penunjang pelayanan medik Sistem pendistribusian stok dihitung secara finansiil dan
RS CND, yaitu unit Farmasi dan Gizi. Tahap kedua disediakan pula emergency kit di setiap unit. Selain itu, tim
mentoring dilaksanakan di unit laboratorium, radiologi, mentor farmasi juga menyusun formularium obat sebagai
dan instalasi gawat darurat pada 31 Januari - 26 langkah awal pembentukan panitia farmasi terapi.
Februari 2007. Pada tahap ketiga mentoring difokuskan Supervisi mentoring farmasi dilakukan dua kali, yaitu pada
pada bidang keperawatan, yaitu keperawatan di empat bulan Maret dan Juni 2007. Pada kegiatan supervisi,
ruang utama, kamar operasi, ICU serta pengendalian mentor (supervisor) mengamati berbagai perkembangan
infeksi nosokomial. Setiap tahap mentoring selalu diikuti yang ada paska mentoring. Beberapa masukan untuk
dengan dua kali supervisi yang diselenggarakan minimal perbaikan instalasi farmasi diberikan dalam kegiatan
3 bulan setelah kegiatan mentoring. tersebut. Untuk kelancaran manajemen dan pelayanan

67 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

instalasi, mentor memberikan bimbingan tentang Mentor bersama dengan mentee melakukan proses
penyusunan uraian tugas dan prosedur tetap pelayanan. perbaikan dan pembenahan sistem yang belum berjalan
Sebagian besar program yang sudah dijalankan pada sesuai dengan manajemen sistem pelayanan gizi rumah
saat mentoring tampak masih berjalan pada saat sakit, sesuai prioritas pelayanan dan dipimpin oleh
supervisi dilakukan, namun untuk menjaga kelangsungan penanggung jawab kegiatan.
kegiatan di kemudian hari perlu dilakukan pendidikan
dan pelatihan mengenai kepemimpinan dan organisasi Perbaikan-perbaikan yang dilakukan di instalasi gizi
bagi pihak manajemen. RS CND selama kegiatan mentoring bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan gizi rumah sakit.
Belum adanya kebijakan pelayanan satu pintu di instalasi Penggunaan ikan sebagai lauk hewani terlalu sering
farmasi menyebabkan masih terhambatnya pelayanan muncul, sedangkan konsumsi terhadap telur kurang
obat di RS CND. Hingga saat ini, instalasi farmasi hanya dan daging ayam harganya mahal. Sebagai solusinya,
melayani permintaan obat untuk pasien Askeskin. Pasien mentor memberikan variasi pengolahan menu dengan
Askes dan umum tidak sepenuhnya bisa dilayani oleh bahan dasar ikan. Untuk mendukung pemesanan dan
instalasi farmasi, akibatnya proses terapi tidak dapat pembelian bahan makanan dilakukan pembuatan
dipantau dengan baik. Selain itu, instalasi farmasi juga spesifikasi bahan makanan, inventori dan komputasi
tidak dapat menjadi unit yang memberikan pemasukan data harian. Penyimpanan bahan makanan diperbaiki
besar untuk rumah sakit (revenue centre). Pada kegiatan melalui penataan ruang penerimaan bahan makanan
supervisi yang kedua, mentor farmasi mengusulkan dan pembuatan kartu Stelling dan penerapan sistem
pengembangan pelayanan farmasi menjadi unit yang FIFO (First In First Out). Belum terdapatnya ruangan
dapat melayani semua pasien. Instalasi farmasi seharusnya yang memadai untuk kegiatan persiapan serta kurang
diberi kebijakan untuk pengelolaan obat satu pintu secara higinisnya sanitasi sangat mempengaruhi proses persiapan
efektif dan efisien. bahan makanan. Peningkatan proses pengolahan bahan
makanan dilakukan dengan cara melengkapi APD dan
2. Mentoring Gizi menerapkan jadwal pengawasan distribusi oleh ahli
Mentoring instalasi gizi dilaksanakan pada tanggal 18 gizi untuk pengecekan. Selama mentoring ini masih
September sampai dengan 14 Oktober 2006. Tim mentor didapatkan adanya kekeliruan pemberian diit di ruang
gizi terdiri dari dua orang, yaitu Moch. Zaenal Muttaqin, rawat inap. Sistem pencatatan dan pelaporan di instalasi
AMG dan Hastuti Pelitawati, S.SiT serta di bawah supervisi gizi belum terdokumentasi, sehingga belum menjadi
Nur Dwi Handayani,S.SiT dari Instalasi Gizi RS. Sarjito. suatu sistem informasi yang dapat dipergunakan sebagai
bank data kegiatan. Kegiatan konsultasi gizi di rawat inap
sudah dilakukan, tetapi terkadang data-data pasien belum

Peningkatan kapasitas karyawan Dokumen Clinical Services
RS Cut Nyak Dhien dengan strategi
program pelatihan dilakukan secara 68
berkala dengan melibatkan banyak
konsultan yang diberangkatkan ke
Aceh Barat. Dapat dilihat di foto tiga
orang karyawan Unit Gizi melakukan
penilaian kebutuhan gizi untuk seorang
pasien di instalasi rawat inap.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh

Petugas masak di unit gizi terpaksa mengolah makanan di Foto: Guardian Y Sanjaya
tempat sementara karena RS Cut Nyak Dhien sedang dalam
proses renovasi bangunan bantuan Pemerintah Singapura.

lengkap. Pemberian diit masih belum sesuai dengan yang Hambatan-hambatan yang ditemui selama kegiatan
semestinya, salah satu kendala adalah tenaga pramusaji mentoring adalah kurangnya komitmen dan koordinasi
yang belum bisa baca dan tulis. di manajemen serta belum adanya alat pendukung
administrasi dan korespondensi. Tim mentor juga
Kegiatan supervisi dilakukan dua kali, yaitu pada bulan mengusulkan perlunya program pelatihan teknis untuk
Maret dan Juni 2007. Dalam kegiatan supervisi ini meningkatkan ketrampilan semua radiografer di RS Cut
dilakukan pengamatan terhadap perkembangan instalasi Nyak Dhien dalam melakukan pemeriksaan.
gizi paska kegiatan mentoring. Berdasarkan penilaian,
masih banyak kegiatan yang belum optimal baik dari Supervisi yang dilakukan pada bulan Mei dan Agustus
input, proses, maupun output pelayanan gizi. Untuk memperlihatkan adanya kontinuitas dalam pelaksanaan
menjaga kelangsungan kegiatan pelayanan instalasi gizi kegiatan-kegiatan yang sudah dimulai pada saat
diperlukan komunikasi yang berkelanjutan dan dalam mentoring. Namun, sistem perencanaan kebutuhan di
memonitor evaluasi berkala oleh bidang penunjang instalasi radiologi belum dapat berjalan yang terbukti
medis dan pelayanan. Selain itu, kualifikasi tenaga dan dengan kurang lancarnya logistik film dan amplop untuk
rasio ketenagaan di instalasi gizi terutama untuk tenaga hasil foto. Bersamaan dengan kegiatan supervisi kedua,
pemasak dan pramusaji harus segera mungkin dipenuhi dilaksanakan pula tutorial teknik radiologi yang bertujuan
agar proses pelayanan standar berjalan sebagaimana untuk meningkatkan ketrampilan radiografer antara
mestinya. lain untuk pemeriksaan sinus paranasalis, pemeriksaan
Thorax, Pemeriksaan Mastoid, Pemeriksaan Temporo
3. Mentoring Radiologi Mandibular Joint, dan pemerikaan kepala dalam 2 posisi
Kegiatan mentoring radiologi dilaksanakan selama satu dan 3 posisi.
bulan pada tanggal 31 Januari sampai dengan 26
Februari 2007. Tim mentor radiologi terdiri dari dua Pada akhir supervisi, tim mentor radiologi memberikan
orang staf instalasi radiologi RS Sardjito, yaitu Haryomo, masukan perlunya peningkatan koordinasi dan
AMR dan Probo Waseso, ST. Tim mentor melakukan membangun komitmen dalam meningkatkan pelayanan
berbagai kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta menata staf radiologi untuk bekerja yang optimal.
radiologi di RS Cut Nyak Dhien. Perubahan-perubahan Selain itu, staf radiologi perlu berusaha untuk meningkatkan
tersebut meliputi perubahan struktur organisasi, penataan ketrampilan dalam hal pembuatan foto. Staf radiologi
sistem pelayanan, koordinasi dengan manajemen dan harus dibangunkan semangat kesadaran dan tanggung
bagian-bagian terkait, tertatanya sistem administrasi serta jawabnya untuk mengerjakan dan melanjutkan program-
timbulnya kesadaran dan tanggung jawab pegawai. program yang telah dikerjakan bersama mentor.

69 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

4. Mentoring Laboratorium Secara umum, mentor melihat adanya perubaan
Mentoring di unit laboratorium diselenggarakan mutu pelayanan laboratorium. Dari segi ketrampilan
bersamaan dengan mentoring unit radiologi dan gawat petugas laboratorium sudah ada perkembangan dalam
darurat. Tim mentoring ini terdiri dari dua orang, yaitu memahami sebagian brosur prosedur analitik yang ada
Harry Ismanto dan Mujiman. Identifikasi masalah yang dalam kit untuk diaplikaskan ke alat. Selain itu, dari sisi
dilakukan di awal mentoring mendapatkan hasil antara mental dan sikap personil petugas laboratorium sudah
lain sistem manajemen belum berjalan dengan baik, hasil mengalami perubahan.
analisis pemeriksaan yang cenderung tinggi, pengadaan
reagensia tidak lancar, tidak tertatanya logistik, sebagian Paska kegiatan mentoring yang diselenggarakan pada
protap belum ada, suhu ruang laboratorium belum stabil, bulan Februari, tim mentor yang diwakili oleh Harry
dan alat-alat pemeriksaan laboratorium elektrik belum Ismanto telah dua kali melakukan supervisi, yaitu pada
menggunakan ground bulan Mei dan Agustus. Supervisi pertama memperoleh
hasil bahwa progam mentoring yang dilakukan di
Hal pertama yang dilakukan mentor untuk membenahi laboratorium klinik memberi dampak peningkatan jumlah
manajemen adalah menyusun draf struktur organisasi pelayanan, perbaikan sistem administrasi, perbaikan
dan uraian tugas. Sistem penerimaan pasien, pelaporan sistem reward pada seluruh karyawan dan pengelolahan
kegiatan dan pendapatan di laboratorium selama kegiatan keuangan yang transparan, peningkatan ketrampilan dan
mentoring juga ditata kembali. Optimalisasi fasilitas yang dedikasi petugas serta logistik yang sudah mulai tertata
ada dilakukan dengan cara mengaplikasikan sebagian dan termonitor. Salah satu indikator peningkatan kualitas
brosur cara kerja yang tadinya belum sepenuhnya pelayanan adalah tampak adanya kenaikan jumlah
dipahami oleh staf laboratorium RS Cut Nyak Dhien. sampel dari bulan Februari, Maret, dan April 2007 seperti
Pertemuan internal dan eksternal mulai dilakukan secara yang tampak di bawah ini.
rutin sebagai sarana komunikasi antar staf maupun antar
instalasi. Untuk memperbaiki penataan logistik, mentor Beberapa hal yang belum tercapai di unit laboratorium
membantu memfasilitasi penyediaan format pelaporan antara lain pemeriksaan Elektrolit, BGA, Eksudat/
kegiatan dan stok opname reagensia. Selain itu, mentor transudat, LCS, biakan kuman, sistem perencanaan dan
bersama dengan staf lokal menyusun prosedur tetap pelaporan dibagian logistik, jumlah ketenagaan (Analis)
pelayanan laboratorium untuk meningkatkan mutu yang belum cukup, serta kerjasama dengan unit/ bagian
pelayanan laboratorium. yang terkait belum optimal.

Selama kegiatan mentoring ini, mentee memberikan Supervisi kedua ternyata tidak mendapatkan hasil yang
respon yang sangat positif terhadap kegiatan mentoring. lebih baik dari sebelumnya. Pelayanan yang sebelumnya

Seorang radiografer RS Cut Nyak Dhien Dokumen Clinical Services
melakukan persiapan pemeriksaan radiologis
pada seorang pasien. 70

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh

dr. Tatang Talka Gani, Sp.M (kanan), supervisor Dokumen Clinical Services
bagian mata memberikan kursus singkat
kegawat daruratan mata di RS Cut Nyak Dhien
disela-sela kunjungan supervisi.

memperlihatkan grafik yang baik malah terlihat menurun. dokter dan perawat sudah dimasukkan dalam angaran
Administrasi belum berjalan baik, petugas masih 2007. Sistem laporan pelimpahan tugas jaga sebagai
menggunakan tulisan tangan, mesin ketik yang diberikan kontrol permasalahan pelayanan IGD sudah mulai dibuat
pada kegiatan mentoring sebelumnya tidak dimanfaatkan. untuk per shif jaga. Untuk meningkatkan mutu pelayanan
Pelayanan hasil laboratorium lambat dan kurang sesuai, dibentuk pula Petugas Pemantau Pelayanan Medik (P3M)
sehingga menimbulkan komplain dari klinisi. Komitmen di IGD dengan Kepala Ruang sebagai Koordinator
dan tanggung jawab staf masih kurang, hampir setiap P3M.
hari ada staf yang tidak ada di tempat. Jumlah staf untuk
pelayanan masih kurang terlebih lagi dengan adanya Supervisi dilakukan dua kali pada bulan Mei dan Agustus
mutasi dua orang staf senior di laboratorium. Tenaga 2007. Pada kegiatan supervisi ini didapatkan hasil
yang mampu untuk mengatasi permasalahan teknis pada bahwa program mentoring yang dilaksanakan di Instalasi
alat juga tidak ada. Pertemuan rutin laboratorium tidak Gawat Darurat menunjukkan perkembangan yang positif
berjalan lagi. Dari sisi manajemen permasalahan terbesar dan terjadi peningkatan mutu pelayanan pada sistem
adalah sistem logistik yang belum berjalan, terbukti dengan administrasi, sistem pelayanan, sistem kebijakan, dan
ditemukannya persediaan reagen yang tidak digunakan sistem pendukung manajemen. Meskipun demikian masih
dalam pelayanan. Selain itu, kepemimpinan di instalasi terdapat hambatan dan masalah pada sistem fasilitas,
belum berjalan dengan baik, sehingga organisasi tidak logistik, manajemen SDM, dan manajemen financial
terkelola. sehingga masih belum berjalan sesuai harapan.

5. Mentoring Instalasi Gawat Darurat Permasalahan yang masih tampak di Instalasi Gawat
Tim mentoring instalasi gawat darurat terdiri dari dua Darurat dari sisi pelayanan adalah pengisian dan
orang, yaitu dr. Budhi Suryadharma dan IG Ketut Waryasa, rekapitulasi buku register pasien belum berjalan rutin
AMK. Kegiatan yang diselenggarakan pada bulan Februari dan teratur, terutama pada shift siang dan malam
2006 ini dilakukan melalui cara- cara pendekatan pada karena jumlah petugas masih kurang. Sistem triase
mentee dengan pertemuan, penggalian, pengkajian, sudah berjalan dengan baik, namun masih perlu adanya
pembahasan, diskusi dan koordinasi dengan pihak peningkatan kemampuan dokter triase. Selain itu, protap-
manajerial maupun instalasi terkait. Banyak perubahan protap pendukung pelayanan yang sudah tersusun belum
positif dalam manajemen pelayanan di istalasi gawat disosialisasikan kepada seluruh staf.
darurat yang terjadi setelah kegiatan mentoring, antara
lain mengenai penataan alur pasien masuk IGD. Selain Sedangkan dari sisi infrastuktur kendala yang masih
itu, tata ruang pelayanan sekarang sudah sesuai dengan tampak adalah loket pendaftaran pasien belum berfungsi
kebutuhan. Struktur Organisasi dan TUPOKSI sekarang secara efektif, fasilitas ruang tunggu masih kurang
sudah ada dan jelas sistemnya. Kebutuhan adanya memadai, dan ambulans tidak selalu siaga 24 jam untuk
petugas pendaftaran/catatan medik terealisasi pada keadaan darurat. Permasalahan dari sisi manajemen
akhir kegiatan ini. Satpam dan petugas transporter pasien juga cukup menjadikan kendala dalam pelayanan, yaitu
sekarang sudah ada walaupun belum memenuhi syarat. belum adanya penyusunan anggaran, pelaporan, dan
Usulan mengenai seragam yang membedakan antara pertanggung jawaban keuangan, serta pengelolaan

71 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Dokumen Clinical Services dr. Anita Ekowati, Sp.Rad (kanan), memberikan
pelatihan pembacaan rontgen foto pada kasus
gawat darurat kepada beberapa dokter umum
lokal bersamaan dengan kegiatan supervisi di
RS Cut Nyak Dhien.

keuangan yang transparan. Petugas Pemantau Pelayanan yang terjadi di kamar operasi antara lain terjadinya
Medik (P3M) yang terbentuk belum secara aktif berfungsi keterlambatan dimulainya operasi, kinerja perawat
dalam menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan dan kamar operasi belum optimal, perilaku petugas yang
pertemuan rutin mingguan antar unit tidak berfungsi lagi bisa meningkatkan infeksi nosokomial, inventarisasi alat,
seperti sebelumnya. pendokumentasian asuhan keperawatan perioperatif,
dan kualitas SDM yang masih kurang. Pada minggu
6. Mentoring Keperawatan terakhir mentoring keperawatan, keterlambatan operasi
Mentoring keperawatan merupakan seri terkahir dari berkurang karena beberapa kendala yang menjadi
kegiatan mentoring unit penunjang yang diselenggarakan penyebab terlambatnya operasi seperti tidak tersedia obat
oleh Clinical Services. Kegiatan ini terselenggara pada sudah dapat diatasi dengan pengadaan satelit farmasi
bulan April-Mei 2007 oleh lima orang perawat RS dan pengadaan linen dan instrumen steril. Akan tetapi,
Sarjito sesuai bidang keahliannya masing-masing. Nanik faktor SDM baik dari segi kualitas maupun kuantitas masih
Sri Khodriyati, S.Kep, NS dan Rahmad Widodo, AMK menjadi kendala yang belum dapat teratasi. Bongkar
menjalankan tugas sebagai mentor di 4 ruang rawat besar yang seharusnya berdasarkan protap dilakukan 2
utama RS Cut Nyak Dhien. Kegiatan yang dilaksanakan minggu sekali tidak dapat terlaksana dengan rutin.
berdasarkan identifikasi masalah dari 4 ruang rawat utama
meliputi restrukturisasi pedoman/standar pelayanan, Mentoring di Unit Perawatan Intensif dilaksanakan oleh
sistem operan jaga, administrasi, dan perlengkapan Kuntadi,AMK. Beberapa hal yang disepakati dalam rangka
emergensi. Restrukturisasi standar pelayanan meliputi peningkatan mutu ICU, adalah penataan ruang ICU,
pembuatan uraian tugas, penyusunan prosedur tetap penataan dan kerja sama dengan instalasi farmasi untuk
dan standar asuhan keperawatan. Sistem operan jaga melengkapi alat dan obat emergensi serta perawatannya,
dilaksanakan keliling ke pasien dan tidak hanya membaca peningkatan kedisiplinan kerja, peningkatan mutu asuhan/
buku laporan jaga. Selain itu, penulisan buku laporan pelayanan perawatan, adanya kebijakan rumah sakit
dan buku vital sign sudah dibuat, sehingga mudah mengenai tata tertib penunggu, dan adanya pedoman
mengikuti perkembangan keadaan pasien dalam satu informasi pasien baru. Mentor melakukan pendampingan
hari. Pembenahan sistem administrasi dilakukan dengan pelayanan di ruang ICU meliputi penataan dan upaya
cara pembuatan struktur organisasi, papan nama pasien, mengoptimalkan sarana yang ada, melaksanakan asuhan
tempat pengumuman, tempat status pasien, tempat SAK keperawatan sesuai uraian tugas dan protap, manajemen
dan Protap, dan buku pedoman informasi pasien baru. tugas dan tanggung jawab terutama terhadap pasien,
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, tim mentor monitoring harian, dan dokumentasinya. Secara umum,
menginisiasi pembentukan supervisi perawat yang disebut program mentoring dapat berjalan sesuai kesepakatan
menteri kontrol (Menko). bersama, tapi secara kualitas hasil dari kegiatan
Mentoring keperawatan juga dilaksanakan di kamar mentoring ini masih banyak kekurangan yang disebabkan
operasi RS Cut Nyak Dhien. Selama 1 bulan, Tri Subekti, oleh berbagai faktor. Belum adanya dokter penanggung
S.Kep, Ns bertugas untuk membenahi manajemen dan jawab ICU yang kompeten terhadap perawatan intensif
pelayanan di kamar operasi berdasarkan penilaian yang juga menjadi salah satu kendala belum terlaksananya
telah dilakukan pada awal mentoring. Permasalahan pelayanan ICU dengan baik.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 72

Satu lagi aspek yang menjadi perhatian dalam mentoring tidak menjalankan tugas dengan baik dan tidak ada
keperawatan ini adalah pengendalian infeksi nosokomial. sanksi bagi yang tidak disiplin. Penanggungjawab logistik
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh Sumarsih,AMK di setiap ruangan belum menjalankan fungsinya dengan
pengendalian infeksi nosokomial di RS Cut Nyak Dhien baik. Sistem reward dan punishment belum dijalankan
belum terlaksana disebabkan karena terbatasnya alat-alat serta tidak ada supervisi dan penilaian terhadap SAK dari
keperawatan dan fasilitas pendukung serta pemeliharaan pihak manajemen.
oleh petugas kebersihan, perawat, dan pengunjung atau
penunggu pasien. Pemeliharaan sarana rumah sakit Kamar operasi juga tidak menunjukkan adanya perbaikan
belum berfungsi optimal karena kurangnya tenaga. Untuk dari sebelum mentoring. Jam mulai pelayanan operasi
menunjang pelayanan perawatan yang sesuai dengan masih terlambat, satelit farmasi di kamar operasi tidak
protap yang membutuhkan alat ganti verban set/instrumen ada lagi karena persediaan obat tidak ada. Penanggung
steril dalam jumlah yang cukup, maka dilakukan kerja jawab logistik belum menjalankan tugasnya dengan baik,
sama dengan IPSRS dalam pengadakan sentral sterilisasi sehingga pengadaan obat dan logistik tidak terencana
untuk memenuhi kebutuhan bangsal akan instrumen yang dengan baik. Keadaan yang sama juga tampak di
siap pakai. ICU. Aturan pembatasan pengunjung belum dipatuhi.
Monitoring pasien belum berjalan optimal. Pemberian
Supervisi mentoring keperawatan dilakukan pada bulan informasi pasien baru dan pelaksanaan pelayanan
Agustus 2007 dan memberikan hasil yang kurang keperawatan sesuai uraian tugas juga belum berjalan.
memuaskan. Banyak hal-hal yang sudah dilakukan selama SDM yang ada belum ada yang memenuhi kompetensi.
mentoring tidak ditindaklanjuti oleh staf RS CND. Masih
perlu adanya peningkatan implementasi protap dalam Pengendalian infeksi nosokomial di RS Cut Nyak Dhien
pelayanan. Pelaksanaan operan jaga dengan keliling juga belum berjalan dengan optimal. Pembuangan
pasien sudah terlaksana tapi belum rutin dilaksanakan sampah infeksius dan noninfeksius masih dicampur.
terutama di ruang bedah dan anak. Penulisan grafik vital Perilaku dalam pemakaian sandal khusus zona steril di
sign tidak berjalan lagi dan dokumen asuhan keperawatan kamar operasi masih belum dioptimalkan. Tempat sandal
belum terisi dengan lengkap. Banyak waktu perawat yang yang disediakan pada saat mentoring tidak digunakan
tersita untuk melakukan pekerjaan non-keperawatan lagi. Perencanaan logistik untuk keperluan pencegahan
karena staf administrasi yang kurang. Pedoman informasi infeksi nosokomial, seperti masker, sarung tangan, dan
pasien baru di ruangan sudah sebagian dilakukan. Papan antiseptik juga belum berjalan.
nama pasien yang disediakan selama kegiatan mentoring
tidak terisi lagi dengan lengkap. Program menko tidak
berjalan lagi karena beberapa perawat yang diberi tugas

Dokumen Clinical Services Mentoring di bagian Farmasi melibatkan
semua staf unit Farmasi RS Cut Nyak
73 Dhien. Mentoring ini mengarahkan Unit
Farmasi untuk menjadi unit ‘revenue
center. bagi RS CND. Secara manajerial
staf di Unit Farmasi sudah siap untuk
melayani pasien umum.

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

dr. Rukmono S, M.Kes, Sp.OG “Saya bangga dan merasa beruntung bisa bergabung dalam tim yang membantu pemerin-
tah dan masyarakat di Aceh untuk bangkit kembali pasca bencana Tsunami. Dalam bidang
Koordinator Program Mutu peningkatan mutu pelayanan klinis rumah sakit, saya merasa sumbangsih saya sangatlah
Divisi Clinical Services kecil. Tetapi dari yang kecil itu saya punya pengharapan besar akan tiba masanya teman-
teman di Aceh, khususnya di RS Cut Nyak Dhien dapat mewujudkan rumah sakit yang
bermutu dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Terima kasih kepada teman-teman
di Aceh untuk kesempatan saling belajar diantara kita”

Penutup obat di instalasi farmasi menjadi lebih baik, manajemen
obat kadaluarsa sudah dapat dilaksanakan dengan
Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan, tersedianya incenerator, mulai diadakannya kontrol
akhirnya membuahkan beberapa hasil diantaranya internal di laboratorium serta penyediaan menu makanan
terselenggaranya seluruh On Job Training (lima bagi pasien RS CND sudah mulai bervariasi dan sesuai
gelombang), terselenggaranya Training Need Assessment, dengan diagnosa.
terselenggaranya 6 mentoring di masing-masing instalasi
RS CND, terselenggaranya pertemuan rutin staf RS Meski ada beberapa output yang dihasilkan, selama
CND dan tim UGM setiap minggu (hari Kamis) serta pelaksanaan kegiatan masih didapat hambatan yang
terselenggaranya seminar seminar ilmiah. Selain itu, harus diperbaiki antara lain implementasi hasil pelatihan
output yang dihasilkan antara lain adanya inventarisasi terbentur masalah birokrasi dan manajerial.

Dokumen Clinical Services

Foto: Guardian Y Sanjaya Kegiatan operasi di RS Cut Nyak Dhien sudah berjalan dengan
baik, namun masih membutuhkan sistem manajemen yang baik
mengingat jumlah tindakan operasi yang dilakukan semakin
meningkat.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 74

Komponen 5

Pemberdayaan Masyarakat

Atien Nur Chamidah, Risalia Reni Arisanti

Informasi mengenai pelayanan kesehatan untuk RS CND mempunyai potensi yang besar sebagai penyedia
mengenalkan dan memudahkan akses kepada pelayanan kesehatan di wilayah pantai barat NAD jika
masyarakat dibutuhkan usaha promosi yang baik. dikelola dengan baik. Jumlah penduduk yang cukup besar
Untuk pelaksanaannya di Aceh Barat dan sekitarnya (peringkat 2 diantara 5 kabupaten lain) merupakan pasar
merupakan sebuah tantangan besar dan tidak mudah yang sangat baik bagi RS CND. Menurut sensus penduduk
untuk dilakukan. NAD tahun 2005 jumlah penduduk di 6 kabupaten
sebanyak 790.345 jiwa. Jika dilihat dari jumlah rata-rata
Promosi kunjungan pasien di instalasi rawat jalan per bulan pada
tahun 2005 yaitu sebanyak 3.801 berarti hanya 0,48%
Promosi atau marketing RS Cut Nyak Dhien (CND) agar dari jumlah penduduk di 6 kabupaten yang berkunjung
dapat lebih dikenal dan lebih diakses masyarakat Aceh ke RS CND untuk mendapatkan pelayanan medis. Jumlah
Barat dan sekitarnya merupakan sebuah tantangan yang cukup sedikit jika dibandingkan dengan jumlah
yang berat untuk dilakukan. Usaha-usaha promosi yang rata-rata penduduk per bulan yang berkunjung ke semua
telah dilaksanakan antara lain dengan pembuatan dan fasilitas kesehatan yang ada yaitu sebesar 8%.
penyebaran leaflet-leaflet yang berisi informasi fasilitas
dan tarif pelayanan RS Cut Nyak Dhien. Kejelasan Survey Kepuasan Pasien dan Karyawan
akan jenis layanan, biaya dan ketersediaan tenaga
spesialis merupakan isu penting untuk segera diperkuat RS Cut Nyak Dhien Meulaboh dengan difasilitasi oleh
agar mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. divisi Clinical Services UGM-World Vision telah melakukan
Persaingan dengan rumah sakit yang ada di sekitar Aceh berbagai program dalam meningkatkan kualitas pelayanan
Barat merupakan tantangan besar bagi RS CND untuk di rumah sakit. Selama kurun waktu dua tahun terakhir
segera membenahi pelayanan kesehatan yang bermutu, ini, berbagai pelatihan dan pembelajaran telah dilakukan
lengkap dan terjangkau bagi masyarakat Aceh Barat di berbagai unit penunjang pelayanan. Peningkatan
dan sekitarnya. Perbandingan jumlah kunjungan pasien kualitas pelayanan ini selain berorientasi pada produk
di fasilitas kesehatan yang ada di 6 Kabupaten wilayah pelayanan, yaitu mengurangi mortalitas dan morbiditas
pantai barat NAD dapat dilihat pada tabel 1. juga berorientasi pada kepuasan pelanggan. Survei yang
dilakukan bersamaan dengan Training Need Assessment

Tabel 1. Perbandingan jumlah penduduk dan jumlah kunjungan pasien ke fasilitas kesehatan di 6 kabupaten wilayah
pantai Barat NAD.

Kabupaten Jumlah Jumlah Kunjungan rata-rata per bulan per kabupaten per fasilitas
Penduduk kesehatan tahun 2006
Aceh Barat (Orang)*
Aceh Jaya Rumah Sakit Kunjungan % Puskesmas Kunjungan %
Nagan Raya
Aceh Barat Daya 150.450 1 3.801** 2,53% 12 10.947 7,28%
Aceh Selatan 60.660 0 5 8.176 13,48%
Aceh Singkil 0 1.065 0,92% 11 5.645
123.743 1 3.508 1,83% 7 4,56%
115.676 1 0,53% 27 12.429 10,74%
191.539 1 787 13 12.411
148.277 6,48%
4.487 3,03%

Sumber: Profil Kesehatan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
* Data Survey Penduduk Aceh dan Nias (SPAN) 2005
** Data RS Cut Nyak Dhien tahun 2005

75 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Salah satu leaflet yang dibuat dalam rangka promosi rumah sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh. Dokumen Clinical Services

pada tahun 2006 terhadap 80 orang pasien memetakan Pasien berharap adanya peningkatan mutu pelayanan,
berbagai harapan pasien terhadap pelayanan RS Cut kebersihan, dan pemeliharaan gedung dan prasarana
Nyak Dhien. pelayanan yang ada yang didukung oleh kelengkapan
peralatan serta penataan lingkungan rumah sakit yang
Secara umum pada survey pertama, pasien mengharapkan lebih baik. Mereka juga mengharapkan jenis pelayanan
dilakukan peningkatan mutu pelayanan yang lebih cepat yang harus ada di RS CND meliputi: Pelayanan kesehatan
dan tepat waktu, serta adanya dokter spesialis di RS CND. jiwa, pelayanan dokter spesialis, pelayanan bedah
Keramahan dan kesopanan petugas, serta pehatian atau terutama bedah tulang, bedah plastik dan tumor, bahkan
kepedulian petugas merupakan harapan pasien dalam jika memungkinkan setara dengan rumah sakit di Penang
memperoleh pelayanan di rumah sakit. Didukung dengan Malaysia, kelengkapan obat di apotek sehingga tidak
lingkungan rumahsakit yang bersih dan perbaikan fasilitas perlu membeli di luar rumah sakit, fasilitas hiburan di
pelayanan, dan ketersedian fasilitas yang nyaman, aman, ruang tunggu, dan kelengkapan kebutuhan non medis
dan penataan ruang yang baik akan lebih membuat pasien dapat disediakan di lingkungan rumah sakit.
pasien merasa nyaman berada di RS CND, walaupun
alasan utama pasien memilih dirawat di RS CND adalah Di akhir program kerjasama ini, dinilai kembali kepuasaan
karena RS CND merupakan satu-satunya rumah sakit pasien mengenai pelayanan RS Cut Nyak Dhien melalui
yang ada di Meulaboh. sebuah survey yang dilakukan pada akhir bulan Desember
2007. Survey dilakukan di tujuh unit pelayanan rumah
Setidaknya 2/3 pasien menilai pelayanan pasien di sakit, yaitu unit farmasi, gizi, laboratorium, radiologi,
RS CND sudah baik walaupun keramahan karyawan, rawat jalan, rawat inap, dan ICU. Secara garis besar
kedisiplinan, dan kesigapan karyawan dalam menjawab survey dilakukan untuk menilai pandangan pasien
kebutuhan pasien dirasa kurang diperhatikan, selain itu terhadap pelayanan rumah sakit, kinerja petugas, fasilitas
pasien masih mengeluh terhadap prosedur yang berbelit pelayanan, biaya yang harus dikeluarkan, serta keluhan
dalam mendapatkan pelayanan di RS CND.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 76

dan saran untuk peningkatan kualitas pelayanan RS Cut tersebut ternyata telah terpenuhi oleh petugas instalasi

Nyak Dhien. farmasi.

Instalasi Farmasi Penilaian responden mengenai persediaan obat di instalasi
farmasi RS Cut Nyak Dhien ternyata beragam. Dua belas
Selama periode pengumpulan data, surveyor berhasil orang responden menyatakan setuju bahwa obat-obat
mengumpulkan kuesioner dari 39 orang responden. yang tersedia di farmasi lengkap, namun terdapat 10
Responden ini merupakan pelanggan rumah sakit yang orang juga yang menyatakan bahwa obat-obat yang
sedang menjalani pengobatan rawat inap maupun rawat tersedia di farmasi tidak lengkap. Namun, sebagian besar
jalan di RS Cut Nyak Dhien. Sebagian besar responden responden menyatakan bahwa obat yang diberikan oleh
menyatakan setuju bahwa pelayanan instalasi farmasi instalasi farmasi sudah sesuai dengan kebutuhan pasien.
RS Cut Nyak Dhien memuaskan. Selain itu, pelayanan Fasilitas ruang tunggu instalasi farmasi ternyata sudah
instalasi farmasi juga dinilai cepat dan tepat serta aturan cukup memuaskan pelanggan. Instalasi farmasi RS Cut
pembayarannya mudah. Pelayanan pada pasien rawat Nyak Dhien telah mempunyai ruang tunggu yang nyaman
inap juga sudah cukup memuaskan, sebagian besar dan tempat duduk yang cukup memadai.
menyatakan bahwa perawatlah yang memberikan obat
dan menjelaskan penggunaan obat kepada pasien. Di balik pernyataan kepuasan pelanggan terhadap
Pasien tidak perlu menyiapkan sendiri obat yang harus pelayanan instalasi farmasi, masih terdapat responden
diminumnya. Selain itu, petugas farmasi juga melakukan yang menyatakan mempunyai keluhan terhadap pelayanan
kunjungan kepada pasien rawat inap untuk memberikan instalasi farmasi RS Cut Nyak Dhien. Keluhan yang
penjelasan mengenai obat yang diminum pasien. disampaikan terutama mengenai ketidaklengkapan obat
yang tersedia di instalasi farmasi. Tak jarang pasien harus
Sebagian besar responden juga menilai kinerja petugas membeli obat di apotek luar rumah sakit. Petugas juga
instalasi farmasi baik. Petugas melayani pasien dengan telah menanyakan keluhan pasien yang terkait dengan
ramah, datang tepat waktu atau disiplin, dan mengerjakan alergi. Keluhan-keluhan pelanggan tersebut sebagian
tugasnya dengan baik. Selain itu, petugas juga memberikan besar disampaikan kepada apoteker dan dokter yang
penjelasan yang cukup mengenai aturan pakai serta efek merawat pasien, walaupun petugas yang paling sering
samping obat. Petugas juga menanggapi keluhan pasien menanyakan keluhan mengenai obat adalah perawat,
dengan baik. bukan apoteker atau petugas lainnya.

Semua responden menyatakan bahwa mereka Pasien sebagai pelanggan RS Cut Nyak Dhien
membutuhkan penjelasan mengenai obat. Informasi mengharapkan adanya peningkatan pelayanan instalasi
pokok yang dibutuhkan oleh pasien instalasi farmasi farmasi. Untuk itu, berbagai saran diberikan terutama
adalah informasi mengenai efek samping obat dan yang terkait dengan tersedianya stok obat baik dari segi
aturan pemakaian obat. Kebutuhan pasien akan informasi jenis maupun jumlahnya sehingga semua kebutuhan

Sejumlah pasien terpaksa antri untuk mendapatkan Dokumen Clinical Services
pelayanan medis di RS Cut Nyak Dhien Meulaboh. RS
CND menjadi rumah sakit rujukan untuk wilayah pantai
barat NAD.

77 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Dokumen Clinical Services

Pasien rawat inap dipulangkan setelah mendapatkan terapi yang memadai dan sudah dinyatakan sembuh.

pasien dapat terpenuhi. Selain itu, fasilitas ruang juga Petugas telah menanyakan keluhan mengenai pelayanan
perlu ditingkatkan agar pelayanan yang diberikan dapat gizi rumah sakit, namun tidak banyak responden
lebih optimal. yang menyampaikan keluhannya. Sebagian besar
keluhan disampaikan pelanggan kepada dokter yang
Instalasi Gizi merawat. Beberapa keluhan yang disampaikan adalah
mengenai ketidaklengkapan fasilitas alat makan serta
Kuesioner yang berhasil dikumpulkan selama periode tidak disediakannya air minum. Selain itu, terdapat
pengambilan data adalah sejumlah 40 kuesioner. pula responden yang menyatakan keluhan mengenai
Responden merupakan pasien atau keluarga pasien yang ketidaksesuaian diet yang diterima dengan anjuran
menjalani rawat inap di RS Cut Nyak Dhien. dokter.

Sebagian besar responden menyatakan bahwa secara Pelanggan rumah sakit memberikan berbagai saran yang
umum pelayanan gizi RS Cut Nyak Dhien cukup baik dan terkait dengan pelayanan gizi rumah sakit. Pelanggan
tepat waktu dalam penyajian makanan. Menu makanan berharap pelayanan gizi dapat ditingkatkan terutama
yang disajikan instalasi gizi cukup memuaskan baik dari mengenai kelengkapan fasilitas alat makan dan minum.
segi bentuk penampilan menu, rasa makanan, maupun
porsi makanan. Namun, dari segi variasi menu komentar Instalasi Radiologi
yang diberikan oleh responden cukup beragam, meskipun
sebagian besar merasa bahwa variasi menu sudah cukup Kuesioner yang berhasil dikumpulkan selama periode
memuaskan. Peralatan makan yang digunakan dalam pengambilan data adalah sejumlah 41 kuesioner. Hampir
penyajian menu ternyata dianggap kurang lengkap oleh semua responden menyatakan bahwa pelayanan radiologi
sebagian besar responden, sedangkan dari segi kebersihan RS Cut Nyak Dhien sudah memuaskan. Pelayanan instalasi
peralatan dan makanan dirasakan sudah cukup. radiologi dinilai cepat dan tepat serta hasil pemeriksaan
Penyajian makanan kepada pasien kadang mengalami diserahkan tepat waktu. Rata-rata waktu yang diperlukan
keterlambatan, walaupun suhu makanan yang disajikan untuk menunggu hasil pemeriksaan adalah 24,5 menit.
masih hangat. Hanya sedikit responden yang menyatakan Selain itu, tarif pelayanan pun terjangkau oleh pelanggan.
bahwa terdapat biaya tambahan yang harus dibayarkan Hanya 3 orang responden yang menyatakan terdapat
pada pelayanan gizi di RS CND. Namun tidak diperoleh biaya tambahan pada pemeriksaan radiologi yang
data berapa besar biaya yang harus dikeluarkan. dilakukan, namun tidak terdapat rincian data mengenai
berapa besar biaya tambahan tersebut.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 78

Dokumen Clinical Services Sistem pengaturan di Gudang Farmasi
menjadi lebih baik setelah dilakukan
intervensi pelatihan dan mentoring di Unit
Farmasi.

Petugas instalasi radiologi dapat dinilai memberikan pemeriksaan adalah 33 menit. Selain itu, tarif pelayanan
penampilan yang baik karena sebagian besar pelanggan pun terjangkau oleh pelanggan dan tidak ada satu pun
merasa petugas ramah, disiplin, mengerjakan tugasnya responden yang menyatakan dimintai biaya tambahan
dengan baik, serta menanggapi keluhan dengan baik. oleh petugas laboratorium ketika menjalani pemeriksaan
di instalasi tersebut.

Fasilitas ruang tunggu dan tempat duduk dirasakan oleh Petugas instalasi laboratorium dapat dinilai memberikan
sebagian besar responden telah cukup memuaskan karena pelayanan yang baik karena sebagian besar pelanggan
ruang tunggu cukup nyaman dan tempat duduknya cukup merasa petugas ramah, disiplin, mengerjakan tugasnya
memadai. dengan baik, terampil dalam mengambil sample darah,
memberikan informasi tentang pengambilan sample,
Sebagai salah satu bentuk pelayanan prima kepada serta menanggapi keluhan dengan baik.
pelanggan, petugas radiologi menanyakan keluhan
mengenai pelayanan kepada pelanggan. Namun, hanya Fasilitas ruang laboratorium dirasakan oleh sebagian besar
3 orang responden yang menyatakan mempunyai keluhan responden cukup memuaskan karena mempunyai ruang
terhadap pelayanan instalasi radiologi. tunggu yang cukup nyaman dan tempat pengambilan
sample yang cukup nyaman dan bersih.
Saran-saran yang diberikan oleh responden untuk
peningkatan pelayanan radiologi RS Cut Nyak Dhien terkait Sebagai salah satu bentuk pelayanan prima kepada
dengan peningkatan fasilitas pemeriksaan. Ke depan pelanggan, petugas laboratorium menanyakan keluhan
instalasi radiologi diharapkan mempunyai peralatan yang mengenai pelayanan kepada pelanggan. Namun, hanya
lebih canggih dan lengkap, serta penambahan jumlah 1 orang responden yang menyatakan mempunyai keluhan
petugas sehingga pelayanan yang diberikan bisa lebih terhadap pelayanan instalasi laboratorium.
baik.
Beberapa saran diberikan oleh responden untuk
Instalasi Laboratorium peningkatan pelayanan laboratorium RS Cut Nyak Dhien.
Instalasi laboratorium RS Cut Nyak Dhien diharapkan
Kuesioner yang berhasil dikumpulkan selama periode mempunyai dokter spesialis patologi klinik yang definitif,
pengambilan data adalah sejumlah 29 kuesioner. sehingga pasien setiap saat dapat berkonsultasi langsung
Hampir semua responden menyatakan bahwa pelayanan dengan dokter mengenai hasil pemeriksaannya. Selain
laboratorium RS Cut Nyak Dhien sudah memuaskan. itu, untuk meningkatkan kualitas pelayanan, RS Cut Nyak
Pelayanan instalasi laboratorium dinilai cepat dan tepat Dhien diharapkan mempunyai sistem pengadaan reagen
serta hasil pemeriksaan diserahkan tepat waktu. Rata- yang berkesinambungan.
rata waktu yang diperlukan untuk menunggu hasil

79 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Permintaan pemeriksaan laboratorium juga Dokumen Clinical Services
meningkat seiring dengan peningkatan
jumlah pasien di RS Cut Nyak Dhien
Meulaboh.

Instalasi Rawat Inap belas orang responden menyatakan mempunyai keluhan
terhadap pelayanan ruang rawat inap. Keluhan terbanyak
Kuesioner yang berhasil dikumpulkan selama periode responden adalah mengenai kebersihan ruang dan kamar
pengambilan data adalah sejumlah 89 kuesioner. mandi.
Responden merupakan pasien atau keluarga pasien yang
menjalani rawat inap di ruang kebidanan dan kandungan, Saran-saran responden terkait dengan pelayanan
penyakit dalam, bedah, anak, kelas utama, dan kelas VIP adalah sebagai berikut: perlu adanya peningkatan mutu
RS Cut Nyak Dhien. pelayanan; perlu adanya penambahan jumlah petugas
agar pelayanan menjadi lebih optimal; perlu adanya tata
Hampir semua responden menyatakan bahwa pelayanan tertib dan jadwal kunjungan. Petugas juga diharapkan
rawat inap RS Cut Nyak Dhien sudah memuaskan. memberikan informasi dengan jelas, bahasa yang baik,
Pelayanan di ruang rawat inap dinilai cepat dan tepat dan lemah lembut serta keramahannya perlu ditingkatkan.
serta tarif pelayanan terjangkau oleh pelanggan. Hampir Dokter dan perawat diharapkan tidak membeda-bedakan
seluruh responden menyatakan bahwa mereka dikenakan pasien dari status ekonominya. Dokter juga diminta
biaya tambahan untuk pelayanan yang didapatkan di melakukan visitasi sesuai jadwal dan perawat perlu
ruang rawat inap. Namun, tidak terdapat data yang jelas menjenguk pasien serta menanyakan kondisinya setiap
mengenai biaya yang harus dibayarkan oleh pelanggan. dua jam sekali. Kelengkapan fasilitas ruang, seperti sprei,
selimut, pendingin ruang perlu ditingkatkan. Kebersihan
Petugas ruang rawat inap RS Cut Nyak Dhien dapat dinilai ruangan dan kamar mandi harus selalu terjaga.
memberikan pelayanan yang baik karena sebagian besar
pelanggan merasa petugas ramah, disiplin, memberikan Intensive Care Unit (ICU)
informasi, serta menanggapi keluhan dengan baik.
Perawat ruang rawat inap mengerjakan tugasnya dengan Kuesioner yang berhasil dikumpulkan selama periode
baik dan dokter juga mempunyai waktu yang cukup untuk pengambilan data adalah sejumlah 9 kuesioner. Semua
pasien. responden menyatakan bahwa pelayanan ICU RS Cut
Nyak Dhien sudah memuaskan. Pelayanan di ICU dinilai
Responden memberikan tanggapan yang beragam cepat dan tepat serta tarif pelayanan terjangkau oleh
mengenai fasilitas ruang rawat inap RS Cut Nyak Dhien, pelanggan serta tidak adanya biaya tambahan yang harus
walaupun sebagian besar merasa fasilitas ruang rawat dibayarkan oleh pasien untuk pelayanan yang didapatkan
inap sudah cukup memadai, namun dari segi kebersihan di ruang ICU. Kepuasan pelanggan ini lebih terbukti
dan kenyamanan dirasakan masih kurang. dengan tidak ada satu pun pelanggan yang mempunyai
Sebagian besar responden menyatakan bahwa petugas keluhan terhadap pelayanan ruang ICU
telah menanyakan keluhan kepada pelanggan terkait
pelayanan yang didapatkan di ruang rawat inap. Enam

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 80

Petugas ruang ICU RS Cut Nyak Dhien dinilai memberikan Pelayanan di poliklinik dinilai cepat dan tepat serta tarif
pelayanan yang baik karena semua pelanggan merasa pelayanan terjangkau oleh pelanggan. Rata-rata waktu
petugas ramah, disiplin, memberikan informasi, serta yang diperlukan oleh pasien untuk menunggu pemeriksaan
menanggapi keluhan dengan baik. Perawat ruang ICU dari mulai pendaftaran adalah 27 menit. Hanya satu
mengerjakan tugasnya dengan baik dan dokter juga orang responden yang menyatakan bahwa dikenakan
mempunyai waktu yang cukup untuk pasien. biaya tambahan untuk pelayanan yang didapatkan di
ruang poliklinik, namun tidak menyebutkan berapa besar
Sebagian besar responden menilai fasilitas ICU cukup biaya yang harus dikeluarkan.
memadai demikian pula dengan kebersihan dan
kenyamanan ruang. Saran-saran responden untuk Petugas poliklinik RS Cut Nyak Dhien dinilai memberikan
peningkatan kualitas pelayanan ICU adalah sebagai pelayanan yang baik karena semua pelanggan merasa
berikut: petugas ramah, disiplin, memberikan informasi, serta
• Ruang ICU RS CND perlu ditata dengan rapi sesuai menanggapi keluhan dengan baik. Petugas poliklinik
mengerjakan tugasnya dengan baik dan dokter juga
dengan khasnya Nanggroe Teuku Umar yang punya mempunyai waktu yang cukup untuk melayani pasien.
seni tinggi
• Perawat perlu ditingkatkan pengawasannya kepada Semua responden menilai fasilitas poliklinik cukup
pasien sesuai dengan kondisi pasien memadai. Namun, ada tiga orang responden yang
• Dokter perlu ketepatan waktu visitasi setiap harinya, menyatakan bahwa ruang poliklinik kurang nyaman.
sehingga ketika pihak keluarga pasien ingin
berkonsultasi, tahu kapan saatnya bisa bertemu Sebagian besar responden menyatakan bahwa petugas
dengan dokter secara langsung telah menanyakan keluhan kepada pelanggan terkait
• Perbaikan manajemen RS CND pelayanan yang diberikan di instalasi rawat jalan. Tidak
ada satu pun responden yang menyatakan mempunyai
Instalasi Rawat Jalan keluhan terhadap pelayanan di instalasi rawat jalan.

Kuesioner yang berhasil dikumpulkan selama periode Berbagai saran disampaikan responden untuk meningkatkan
pengambilan data adalah sejumlah 20 kuesioner. kualitas pelayanan instalasi rawat jalan. Fasilitas dan
Responden merupakan pasien atau keluarga pasien yang peralatan diharapkan lebih memadai untuk menunjang
berobat jalan di poliklinik umum, gigi, THT dan penyakit pelayanan serta ruangan pemeriksaan diperluas. Petugas
dalam RS Cut Nyak Dhien. diharapkan mempertahankan kebaikannya dalam
melayani pasien, sedangkan dokter diminta untuk datang
Semua responden menyatakan bahwa pelayanan rawat tepat waktu sesuai jadwal pelayanan.
jalan (poliklinik) RS Cut Nyak Dhien sudah memuaskan.

Dokumen Clinical Services Jumlah kunjungan dan rujukan pasien
meningkat setelah masyarakat mengetahui
81 tersedianya dokter spesialis di RS Cut Nyak
Dhien Meulaboh. Tantangan terbesar adalah
mempertahankan citra rumah sakit sebagai
pemberi pelayanan kesehatan yang baik.

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Komponen 6

Budaya dan Etika Kerja

Sumaryono, Anita Lestari, Arief Bachtiar

PENGANTAR Budaya organisasional merupakan pola berbagai asumsi
dasar dan nilai yang dipegang diyakini valid sebagai
Banyak hasil penelitian dan pengkajian yang dilakukan acuan dan cara yang “benar” untuk mempersepsikan,
oleh pakar di bidang perilaku organisasional (misal, merasakan, memikirkan dan memecahkan berbagai
Peters & Waterman, 1982; Deal & Kennedy, 1982), masalah. Berbagai shared values tersebut ditemukan
menunjukkan bahwa budaya organisasi (organizational dan dikembangkan oleh suatu organisasi sejalan dengan
culture) mempunyai dampak signifikan terhadap kinerja proses pembelajaran dalam menghadapi masalah-
(performance) dan keefektifan organisasi. Pembelajaran masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal (Schein,
dari berbagai hasil penelitian tersebut mengungkap 1992). Budaya organisasional mencerminkan sistem
bahwa banyak organisasi sukses mempunyai serangkaian shared meaning yang dipegang oleh para karyawan
karakteristik budaya yang kuat. Sebagai suatu sistem dan yang membedakan antara organisasi satu dengan
nilai organisasi, budaya memberikan berbagai prinsip organisasi lain.
pengoperasian dasar dan pedoman berperilaku kerja
bagi pekerja. Sejalan dengan sinyalemen yang diungkapkan oleh Schein
(1996) di atas, fenomena terjadi pada kasus program
Kealpaan pada sistem sosial telah menyebabkan studi pendampingan di RS Cut Nyak Dhien-Meulaboh (RS CND).
perilaku organisasional mengalami bias psikologis Berdasarkan evaluasi organisasional yang dilakukan oleh
individualistik (Schein, 1996). Bias ini menyebabkan tim-tim di lapangan, tampak bahwa kinerja para staf RS
peneliti sering mengabaikan pentingnya budaya yang CND yang sudah mendapatkan pendampingan dari tim
mempengaruhi bagaimana organisasi berfungsi. Ada FK UGM- RS Sardjito selama hampir satu tahun, kurang
kebutuhan untuk menggunakan “lensa” yang lebih menunjukkan kesediaan untuk melakukan perubahan
terintegrasi, berdasarkan psikologi sosial, sosiologi, seperti yang diharapkan. Beberapa perubahan memang
dan antropologi, dalam menjelaskan fenomena telah terjadi, tetapi hambatan yang berkaitan dengan
organisasional. sikap masih saja terjadi. Salah satu fenomena adalah
sikap yang tidak siap untuk menuju perubahan yang lebih

Unit Farmasi salah satu unit penunjang medis Dokumen Clinical Services
di rumah sakit. Unit ini harus beroperasi
24 jam sehari untuk memenuhi kebutuhan 82
permintaan obat dan bahan habis pakai.
Unit Farmasi bisa dijadikan sebagai sumber
pendapatan yang besar bagi rumah sakit jika
dikelola dengan baik.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh

Unit Gizi merupakan unit yang kecil di RS Cut Dokumen Clinical Services
Nyak Dhien tetapi mempunyai peran yang
penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi
pasien selama dirawat di rumah sakit.

teratur, sistematis, tertib administratif, dan disiplin pada aspek perilaku dan artefak apa saja yang dapat ditelaah
prosedur. sebagai salah satu manifestasi dari tata nilai yang
dipegang selama ini. Berbagai temuan menarik dapat
Berawal dari proses evaluasi yang intensif atas apa yang ditemukan antara lain:
terjadi di lapangan, maka tim Work Ethic & Culture ini • Beberapa bagian tampak tidak menunjukkan aktivitas
diharapkan akan menemukan dan memformulasi kembali
proses tata nilai yang akan dijadikan ”shared values” yang kerja, banyak yang bergerombol dan duduk-duduk
akan digunakan seluruh komponen di RS CND. Secara • Kondisi RS CND relatif terbuka, semua orang dan
lebih spesifik tim ini akan mendapatkan gambaran atau
profil tata nilai RS CND. Profile serta rumusan tata nilai semua pihak dapat dengan leluasa memasuki areal
baru nantinya diharapkan dapat dijadikan pedoman RS tanpa ada pengaturan dan pengawasan. Contoh:
aktivitas oleh manajemen dan pegawai dalam melakukan Penjual makanan (Bakso pikulan?) dapat leluasa
proses pelayanan di RS Cut Nyak Dhien - Meulaboh. masuk di lorong-lorong.
• Terkesan kotor dan banyak saluran air yang mampet.
TAHAPAN PENGEMBANGAN BUDAYA • Kondisi Ruang kerja tiap bagian tampak sempit dan
ORGANISASI agak tertutup. Pengaturan interior terkesan kaku
dan tersekat-sekat. Hubungan antar bagian menjadi
Telaah tentang budaya organisasi bukanlah proses telaah kurang akrab secara fisik bangunan.
yang singkat dan harus dilakukan secara sistematis. Dalam • Lokasi pejabat di lantai dua dan pegawai di lantai
proses ini dirancang sebuah proses pengembangan satu membuat kemungkinan adanya jarak sosial dan
dengan tahapan sebagai berikut: situasi yang tidak saling tahu.
• Situasi parkir yang semrawut dan cenderung seenaknya
dalam melakukan pemarkiran.

TAHAP PENYADARAN Proses Pengembangan Materi
Berdasarkan hasil observasi ini tampak bahwa ada
Tahap awal dibagi menjadi tiga langkah, yaitu proses ketidakteraturan dalam proses perilaku dan tidak ada
assessment, proses pengembangan materi untuk kesatuan tata nilai. Hal ini dipertegas saat dilakukan
menyamakan persepsi atas apa yang akan dilakukan, proses “focus group discussion” (FGD). Beberapa pihak
dan proses pemanasan dengan pelatihan team-building, sepakat untuk melakukan pembenahan menuju yang
service excellence & leadership. Tujuan dari tahap awal ini lebih baik, tetapi konsistensi tidak terjadi antar bagian.
adalah penemuan inti permasalahan dan membangkitkan Secara lebih rinci hasil FGD yang diikuti 40 orang staf
komitmen bersama untuk memahami permasalahan yang medis dan paramedis dalam 3 tahap FGD dan 12 orang
sebenarnya. jajaran manajemen dalam 1 tahap FGD, antara lain
sebagai berikut:
Proses Penilaian • Sebagian besar dari pegawai Kasubag ke bawah,
Tim pertama diterjunkan untuk mengamati berbagai
memiliki semangat dan kesediaan untuk menerima

83 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Gambar 1. Tahapan Pengembangan Program Budaya dan Etika Kerja (Sumber: Sumaryono)

PERENCANAAN PROGRAM

TAHAP PENYADARAN TAHAP FORMULASI TAHAP INTERNALISASI

PENILAIAN FORMULASI TATA SOSIALISASI TATA
NILAI NILAI

CO -CREATION

PENGEMBANGAN KESEPAKATAN TATA SINKRONISASI TATA
MATERI BARU NILAI NILAI DENGAN
PERILAKU

TEAM BUILDING PENYUSUNAN CODE OF PEMANTAPAN TATA
SERVICE EXELLENCE CONDUCT NILAI

LEADERSHIP\
MIND SET

perubahan serta pembaharuan sistem dalam layanan konsumen. Ketidaklengkapan data dan hasil
terhadap konsumen. diagnosis akan membuat proses pelayanan menjadi
• Peserta merasa bahwa dalam pengembangan RS tidak benar.
CND perlu dilakukan secara bersama dan perlu • Penerapan peraturan diharapkan bersifat impersonal
kesamaan komtmen dalam bekerja serta memberikan dan berlaku scara keseluruhan, termasuk dalam
pelayanan pada masyarakat. hal penegakan punishment dan reward. Kesamaan
• Permasalahan yang ada antara lain masalah kebijakan dan keputusan dalam hal ini perlu disepakati
disiplin, kerja sama, kemampuan atau kompetensi antar bidang.
pegawai dan berbagai faktor penghambat eksternal • Peserta merasa perlu mengembangkan proses
seperti kekurangan SDM dalam keperawatan, pelurusan niat kerja berdasarkan sumpah dan
keterbatasan alat, ketergantungan dengan pihak lain konsep kerja adalah ibadah. Peserta merasa perlu
seperti anggaran yang tergantung pada Pemerintah pendekatan religius dalam tataran operasional.
Kabupaten Aceh Barat. Selain itu perlu mengembangkan situasi kerja yang
• Kemampuan dalam aspek kepemimpinan masih bernuansa kekeluargaan. Komunikasi perlu terbuka
tidak merata di kalangan pejabat setingkat Kasubbid dan saling memahami tingkat kepentingan.
dan Kabid. Variasi kebijakan dalam penegakan • Ada beberapa peralatan mutakhir, namun orang
disiplin dan punishment merupakan kondisi yang yang mengoperasionalkan tidak ada. Hal ini
menghambat. Masih ada ketidakkompakkan dalam membuat pelayanan tidak optimal. Kondisi ini terjadi
mengelola bagian. karena beberapa kemungkinan antara lain tidak ada
• Perlu ada saling mengingatkan dan perhatian dalam karyawan yang memang benar-benar mampu atau
pelaksanaan tugas. Hal yang mendasar adalah perlu proses pembenahan dalam struktur pelatihan.
kesadaran bahwa pekerjaan tiap bagian merupakan
bagian penting bagi pekerjaan lain. Salah satu contoh Proses Pemanasan
masalah ketidaklengkapan dalam pengisian rekam Proses pemanasan dilakukan dengan kegiatan pelatihan
medis akan berpengaruh pada bagian anggaran team-building atau outbound yang dimulai tanggal 20
dan juga berpengaruh pada penyusunan rencana Maret 2007 sampai dengan tanggal 19 April 2007.
anggaran ke pihak Pemkab Aceh Barat. Akhirnya Sasaran peserta kegiatan ini adalah seluruh karyawan
semua konsekuensi dirasakan oleh RS CND secara RSUD CND Meulaboh. Bagi individu manfaatnya adalah
keseluruhan. Sementara itu permasalahan rekam meningkatkan rasa percaya diri, mengembangkan
medis terjadi karena bagian penerima awal tidak kepemimpinan, meningkatkan kemampuan menghadapi
lengkap dalam mencatat. tekanan, mengembangkan kemampuan berkomunikasi,
• Permasalahan seperti contoh di atas juga akan mengembangkan kemampuan beradaptasi pada
berdampak pada pelayanan terhadap pasien/ situasi baru, meningkatkan keterbukaan pribadi,

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 84

dr. B. Hastha Yoga, SpKJ “Program ini merupakan program besar dimana menitik beratkan pada perubahan
perilaku orang yg bekerja di bidang kesehatan untuk lebih baik lagi didalam memberi-
Senior Site Manager kan pelayanan kesehatan, sayangnya hasilnya tidak tampak seketika dan bisa dirasakan
Program Aceh oleh masyarakat, masih diperlukan waktu lagi untuk melihat hasil jerih payah yang sudah
dilakukan. Berbahagialah orang yang bisa mengubah perilaku seseorang menjadi lebih
baik lagi dengan memperhatikan ke-arifan lokal (local wisdom).”

mendorong pencapaian tujuan yang lebih tinggi, serta Formulasi Tata Nilai
mengembangkan paradigma yang lebih luas. Dalam kegiatan pelatihan team building diformulasikan
tata nilai melalui sebuah proses “Co-Creation” atau
Sedangkan untuk unit kerja dapat meningkatkan penemuan bersama warga RS CND. Kesepakatan tata
kemampuan goal setting, meningkatkan kepemimpinan, nilai yang akan diterapkan dalam RSUD CND yaitu :
kemampuan menangani konflik dalam kelompok, rasa 1. Membangun kerjasama yang kontributif
tangung jawab terhadap kelompok, mengembangkan 2. Komitmen dengan tanggung jawab kerja
rasa percaya satu sama lain, hubungan pribadi yang 3. Mengembangkan kepedulian
lebih intensif dalam kelompok, meningkatkan kesadaran 4. Mengembangkan rasa memiliki
akan pentingnya pihak lain, strategi pemecahan 5. Pelayanan yang cepat
masalah secara kelompok, dan meningkatkan efektifitas 6. Pelayanan yang tepat
kelompok. Sedangkan manfaat bagi organisasi atau 7. Pelayanan yang akurat
perusahaan adalah adanya peningkatan kesadaran 8. Menjadi panutan
terhadap nilai, norma, etika perusahaan, motivasi untuk 9. Menegakkan disiplin
membentuk budaya dan atmosfir yang lebih nyaman serta 10. Kerja itu ibadah
meningkatkan produktivitas kerja. 11. Membangun sikap kekeluargaan
12. Menciptakan rasa aman
Kegiatan outing secara keseluruhan diikuti oleh 249 orang 13. Memberikan kenyamanan pada orang lain
pegawai (78%), sedangkan yang berhalangan hadir sekitar 14. Membangun kemauan belajar
69 orang peserta (22%) dari total keseluruhan 318 orang 15. Berbagi pendapat atau ide
peserta. Pelatihan dibagi dalam 10 kali pelaksanaan
dengan jumlah peserta antara 20-30 per kali outing yang Dalam konteks ini kemudian tata nilai yang akan
bertempat di kawasan pantai sekitar Meulaboh. disosialisasikan diekstraksi menjadi seperangkat tata nilai

Dokumen Clinical Services Aktivitas outbound sangat
berguna dalam mengembangkan
85 kepemimpinan, berkomunikasi dan
keterbukaan pribadi dalam mendorong
pencapaian tujuan bersama.

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Dokumen Clinical Services Kepuasan pasien terhadap pelayanan
tergantung dari perlakukan petugas
kesehatan. Pelayanan yang baik menciptakan
kepuasan pasien.

yang telah diformulasi oleh warga RS CND, yaitu: aktif ini merupakan rangkaian program besar dalam
pengembangan budaya kerja. Jika dicermati secara
“RSUD CUT NYAK DHIEN – MEULABOH usaha mendalam, tahap ini merupakan tahap permulaan yang
membangun budaya IKHLAS” dimulai dari proses penemuan tata nilai yang dikehendaki
1. Ibadah sebagai prinsip kerja oleh seluruh komponen RS CND dan diakhiri dengan
2. Komitmen, tanggung jawab & disiplin proses sosialisasi. Dengan demikian proses ini masih
3. Hidupkan semangat kerjasama dan kekeluargaan perlu ditindaklanjuti dan dikembangkan secara mandiri.
4. Layanan cepat, tepat, dan akurat
5. Aman dan nyaman bagi semua Metode yang digunakan dalam proses sosialisasi
6. Selalu belajar untuk kepuasan pelanggan mengacu saat proses penemuan tata nilai, artinya para
peserta diminta mendiskusikan kembali tata nilai yang
TAHAP PROSES SOSIALISASI telah disepakati. Perbedaan yang mendasar adalah tema
diskusi. Pada saat proses Co-creation lebih ditekankan
Proses sosialisasi merupakan sebuah tahapan penting pada “nilai apa saja yang akan membuat RS CND
bagi awal suksesnya sebuah ide menjadi kenyataan. maju dan unggul”. Sementara itu tema diskusi saat
Sejalan dengan konsep tersebut, maka sosialisasi tata nilai proses sosialisasi lebih difokuskan pada “bagaimana
yang sudah dirancang oleh staf RS CND sendiri menjadi implementasi IKHLAS dalam tataran perilaku dan faktor
bagian yang penting. Oleh karena itu, proses sosialisasi apa saja yang mendukung serta menghambat proses
dilakukan dengan perencanaan secara seksama dan implementasi IKHLAS”.
memperhatikan konteks budaya serta kebiasaan yang
terjadi di lapangan, dalam hal ini situasi dan kondisi Model sosialisasi ini dipilih dengan pertimbangan,
RS CND. Dengan pemahaman konteks sebagai dasar, keterlibatan dalam pembahasan merupakan hal
akan menjadikan proses sosialisasi menjadi menarik dan yang teramat penting dan hal tersebut merupakan
mudah diinternalisasi. sebuah “Kontrak Sosial”. Secara aktif sebagian besar
mendiskusikan dan secara sadar tiap individu merasa
Menyadari kondisi tersebut, proses sosialisasi yang berpartisipasi. Partisipasi semacam ini diharapkan akan
dilakukan RS CND dengan membangun keterlibatan staf membangun perasaan bahwa seperangkat tata nilai ini
yang dikenal sebagai sosok yang lebih merasa berarti jika merupakan “miliknya”.
didengarkan dan diajak berdiskusi. Kondisi ini ditemukan
saat observasi awal dalam proses pengembangan tata Selain itu, dengan memahami berbagai faktor, baik
nilai pada bulan Desember 2006. Hal ini diperkuat pendukung maupun penghambat, maka seluruh staff RS
dengan proses perumusan tata nilai yang juga dilakukan CND tidak sekedar menyadari pentingnya tata nilai. Akan
dengan model Co-Creation atau pelibatan peserta untuk tetapi juga mampu memahami secara bersama bahwa
menemukan apa yang diperlukan yang harus disepakati tata nilai ini tidak akan berkembang tanpa energi dan
sebagai tata nilai. kesepakatan untuk memperhatikan faktor-faktor tersebut.
Dengan proses ini diharapkan akan tumbuh kesadaran
Proses sosialisasi yang melibatkan para peserta secara secara kolektif, bahwa tanggung jawab sukses ada di

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 86

dr. Arsil, Sp.M, salah satu anggota tim medis Dokumen Clinical Services
dari bagian mata memberikan pelayanan
di RS Cut Nyak Dhien. Jumlah pasien mata
meningkat setelah adanya pelayanan yang
optimal di bagian mata RS Cut Nyak Dhien.

pundak seluruh warga RS CND. dibutuhkan tenaga medis dan para medis yang memadai
dan bekerja secara profesional serta fasilitas penunjang
Tahap sosialisasi ini dilakukan kegiatan serial berkelompok yang mendukung agar tercapai tujuan yang diinginkan.
yang dibagi dalam 6 kelompok sesuai motto IKHLAS yang
sudah disepakati sebelumnya. Kelompok 5: Aman dan nyaman bagi semua
Aman adalah suatu keadaan dimana kita merasa
Kelompok 1: Ibadah sebagai prinsip kerja bebas dari ancaman, intimidasi, dan tekanan dari pihak
Bekerja yang dilandasi dengan niat yang baik, ikhlas, manapun (baik dari atasan, teman sejawat, keluarga
jujur dan sabar akan membuat pekerjaan terasa ringan pasien dan pihak luar). Sedangkan nyaman berarti suatu
dan mudah. Bekerja merupakan salah satu bentuk ibadah keadaan atau kondisi kita merasa bahwa segala sesuatu
kepada Allah SWT. yang berada di sekeliling kita itu membuat kita tenang
serta rileks dalam bekerja
Kelompok 2: Komitmen, tanggungjawab, dan
disiplin Dalam menciptakan kondisi yang aman dan nyaman
Komitmen adalah suatu kesepakatan yang telah ditetapkan dalam bekerja, perlu adanya kedisiplinan bagi semua
/ disepakati bersama yang harus di patuhi dan dijalankan karyawan, rasa saling menghargai, tidak saling mencurigai,
baik perorangan atau kelompok sesuai dengan fungsi komunikasi yang baik, mematuhi peraturan dan kode etik
untuk suatu tujuan. Dengan komitmen, tanggung jawab profesi. Dengan motto 6S (salam, senyum, sapa, sentuh,
dan disiplin yang bagus di setiap pegawai, diharapkan santun, sabar) dapat menciptakan suasana yang aman
bisa mewujudkan kemandirian dan kemajuan. Ibaratkan dan nyaman baik bagi pasien, keluarga pasien, teman
sebatang pohon bila batangnya bagus tentu buahnya sejawat, juga atasan.
juga bagus (atasan dan bawahannya).
Kelompok 6: Selalu belajar untuk kepuasan
Kelompok 3: Hidupkan semangat kerjasama pelanggan
dan kekeluargaan Belajar berarti berusaha dalam meningkatkan
Kerjasama merupakan hubungan timbal balik yang kemampuan dan kreativitas individu dan kelompok yang
dilakukan antara satu sama lain untuk mencapai tujuan bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan dapat
yang diharapkan. Kekeluargaan berarti suatu hubungan memberikan kepuasan pelanggan. Belajar dilakukan
atau ikatan yang tidak membeda-bedakan antara satu sepanjang waktu baik secara formal maupun informal.
sama lain dan adanya sifat berperilaku merangkul, Secara informal dapat berawal dari diri sendiri, dengan
adanya saling asah, asih dan asuh. Dengan semangat rekan kerja, pasien dan bahkan dengan keluarga. Hasil
kerjasama dan kekeluargaan dalam bertugas akan timbul yang diharapkan adalah peningkatan kualitas sumber
rasa memiliki dan lebih memudahkan menyelesaikan daya manusia dalam melakukan pelayanan di segala
tugas dan pekerjaan. aspek.

Kelompok 4: Layanan cepat, tepat, dan akurat Mencermati fenomena dan hasil diskusi dalam setiap
Dalam mencapai pelayanan yang cepat, tepat dan akurat, proses, ada berbagai hal yang menarik untuk dijadikan

87 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

berbagai pertimbangan dalam proses pemantapan dan tetapi juga kesediaan memberikan jaminan proses
sinkronisasi antara tata nilai dan perilaku kerja. Beberapa pelaksanaan operasionalisasi kerja di tiap lini yang
hal penting dalam proses di antaranya adalah: berjalan baik dan benar. Baik dan benar dalam hal ini
1. Dalam taraf pemahaman dan penalaran, para peserta lebih ditekankan pada masalah tanggung jawab dan
kedisiplinan di setiap lini operasional RS CND.
yang dalam hal ini adalah staf RS CND menyadari 2. Permasalahan manajemen keuangan menjadi
akan pentingnya tata nilai. Dalam proses diskusi permasalahan yang masih mengganjal bagi setiap
tampak sekali bahwa sebenarnya warga RS CND anggota RS CND. Faktor ini menjadi kendala
sadar sepenuhnya dan merasa apa yang didiskusikan manakala ada tuntutan kesesuaian dengan prosedur
adalah kunci bagi RS CND untuk maju. dan optimalisasi dalam pelayanan, karena faktor
2. Meski pun warga RS CND sadar akan pentingnya pendukung (imbalan) tidak sesuai dengan apa
tata nilai, tampak juga bahwa implementasinya tidak yang mereka harapkan (dalam hal ketepatan waktu
mudah. Pertanyaan tentang apakah ini akan berjalan penyampaian jasa medis atau keperawatan). Hal ini
muncul, sementara contoh perilaku masih belum ada dianggap penting karena faktor imbalan ini dianggap
konsistensi. sebagai motivator para staf untuk memacu kinerja
3. Kesadaran prasyarat pembenahan juga muncul lebih optimal. Oleh sebab itu, koordinasi antara pihak
dengan menyebutkan aspek manajemen keuangan manajemen dengan pemda setempat menjadi salah
serta pengembangan SDM (tanggung jawab dan satu kunci penting.
kedisiplinan) yang menjadi fokus sentral. 3. Penerapan aturan sebagai alat untuk memacu staf
4. Hal yang menarik dalam perilaku, tampak bahwa supaya baik dirasakan sebagai kebutuhan, bahkan
peserta diskusi menyadari dan bahkan berani bagi staf “reward dan punishment” dianggap hal
menyebut atribusi “malas” sebagai kekhasan, tetapi yang wajar untuk dilakukan, sepanjang konsistensi
kesadaran berubah masih belum mau. Hal ini menjadi ada. Kondisi ini juga menuntut acuan suri teladan
menarik karena ada perbedaan antara pemahaman sebagai prasyarat.
dan implementasi untuk memperbaiki.
5. Keterlibatan secara fisik top manajemen dan jajarannya Berbagai prasyarat di atas merupakan hal penting yang
masih menjadi titik perhatian tersendiri. Keterlibatan harus terjadi jika proses internalisasi ini akan berjalan
secara fisik dapat diartikan komitmen di mata peserta, mulus sampai tahap pemantapan dan penilaian dalam
sehingga hal ini menjadi permasalahan yang cukup perilaku. Tanpa ketiga hal tersebut di atas terjadi,
penting. Apalagi jika dikaitkan dengan kultur PNS agak mustahil tata nilai IKHLAS akan terwujud dan hal
atau kultur sebagian organisasi di Indonesia, budaya ini akan membuat kinerja RS CND dalam melayani
paternalistik masih melekat. Jika pimpinan memiliki konsumen berjalan apa adanya. Harapan yang terpateri
komitmen, maka proses akan berjalan baik. adalah ketika RS CND secara fisik benar-benar menjadi
bagus, maka aspek perilaku menjadi pilar penting untuk
KESIMPULAN DAN SARAN menjamin pelayanan berkembang baik. Harapan tetap
ada, perjalanan yang tertatih-tatih mungkin akan terjadi.
Berdasarkan hasil analisis secara mendalam tampak Akan tetapi, proses harus berjalan dan kunci sukses
bahwa keberhasilan tahap implementasi dan penetapan terletak pada kemauan seluruh warga RS CND secara
tata nilai sebagai acuan dalam berperilaku kerja masih keseluruhan. Sukses harus dikembangkan dan menjadi
menjadi permasalahan. Beberapa hal perlu mendapat milik sejati pihak RS CND, karena pendamping hanyalah
perhatian, antara lain: fasilitator dari sebuah proses.
1. Komitmen pimpinan merupakan faktor yang teramat

penting. Komitmen ini tidak sekedar keterlibatan,

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 88

Divisi Mental Health

Diawali dengan keikutsertaan tim Fakultas Psikologi UGM pada mental health rapid assess-
ment bersama Departemen Kesehatan pasca Tsunami, Divisi Mental Health kemudian diben-
tuk bekerjasama dengan tim RS Dr Sardjito dan Fakultas Kedokteran UGM. Program Mental
Health pada prinsipnya berfokus pada 2 dimensi: kesehatan jiwa dan dukungan psikososial.
Sebuah sistem rujukan kesehatan jiwa berbasis komunitas sudah dipaparkan sejak pertama
kali program ini direncanakan. Secara keseluruhan program Mental Health dibangun dengan
tiga metode yaitu intervensi berbasis pada pusat pelayanan psikologi di dua tempat, Banda
Aceh dan Aceh Barat, intervensi berbasis komunitas melalui program outreach di barak-barak
pengungsian dan home visit serta intervensi berbasis media komunikasi massa.

Kondisi pusat kota meulaboh beberapa bulan pasca Dokumen Mental Health
Tsunami. Aktivitas di kota ini masih sedikit, tampak
beberapa orang Aceh mengumpulkan puing-puing
reruntuhan yang masih bisa dimanfaatkan.

Drs. Haryanto, MSi (kanan), program koordinator Foto: Haryanto
divisi Mental Health, sedang berbicara dengan
seorang warga Aceh di barak pengungsian. Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

89


Click to View FlipBook Version