The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Aceh- Tiga tahun kegiatan RS Dr Sardjito Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Unit Publikasi, 2019-12-19 02:37:45

Buku Aceh- Tiga tahun kegiatan RS Dr Sardjito Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM

Buku Aceh- Tiga tahun kegiatan RS Dr Sardjito Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM

fotokopi dan lain-lain). Dan yang terakhir adalah sistem aspek regulasi dan standarisasi sangat mempengaruhi
informasi manajemen dan networking yang mencakup keberhasilan pengembangan SIK. Pengembangan SIK
koordinasi dan mekanisme organisasi untuk menjamin di tingkat daerah (kabupaten/kota) harus diinisiasi oleh
penetapan, standarisasi, pembuatan, pemeliharaan, dinas kesehatan dengan pengembangan blue print SIK .
pembagian (sharing) dan pelaporan data dan informasi
dilaksanakan secara tepat (Bagan 1). Pelatihan Sistem Informasi Kesehatan

Di atas kertas, kerangka assessment tersebut sangatlah Dalam pengembangan SIK, kemudian dilaksanakan
detail. Akan tetapi, di lapangan justru faktor sistemik pelatihan ”Pengembangan dan Studi Banding Sistem
atau lingkungan yang meliputi kepemimpinan, struktur, Informasi Kesehatan Daerah” di Yogyakarta pada 22-26
budaya, peran maupun sumber daya lain serta aspek Agustus 2006. Diikuti 5 peserta dari Dinas Kesehatan
perilaku yang seringkali menjadi penentu keberhasilan Kabupaten Aceh Barat, pelatihan tersebut digelar untuk
penerapan sistem informasi kesehatan (Bagan 2). meningkatkan kemampuan sumber daya terhadap SIK
sehingga tercapainya efisiensi dan efektifitas secara
Selanjutnya, dalam blue print sistem informasi kesehatan rasional, meningkatkan pengembangan SIK pada instansi-
daerah, dinas kesehatan harus menetapkan skema dasar instansi kesehatan serta melatih peserta agar dapat
sistem yang akan dibangun, jenis data dan informasi mengaplikasikan di lapangan sehingga beban pekerjaan
yang dikumpulkan, sistem pelaporan, serta database menjadi lebih ringan.
yang akan digunakan. Selain itu, berbagai perangkat
untuk pengolahan data menjadi informasi, seperti sistem Materi yang diajarkan diantaranya meliputi, pengantar
informasi geografis, pembuatan buletin, pembuatan profil Sistem Informasi Kesehatan, kunjungan ke Puskesmas
kesehatan serta mekanisme umpan balik lainnya juga Mlati 2, arah pengembangan SIK dan Evaluasi, kunjungan
harus ditetapkan. ke Dinas Kesehatan dan Puskesmas Purworejo, sistem
Informasi Puskesmas berbasis web, membuat kuesioner
Kebijakan desentralisasi belum membawa perubahan elektronik, latihan membuat formulir elektronik, latihan
yang signifikan untuk membangkitkan sistem informasi entry data, simulasi aplikasi SIKESDA Puskesmas, simulasi
kesehatan Indonesia menjadi lebih maju. Berbagai aplikasi SIKESDA Dinas, kunjungan ke lapangan,
permasalahan seperti integrasi, komitmen politik, adopsi menyusun pengembangan program SIKDA, ketrampilan
teknologi informasi, sumber daya manusia maupun komunikasi dan leadership, serta pembuatan resume
kegiatan.

Bagan 2. Model prisma untuk memahami kinerja sistem informasi kesehatan (Sumber: Health Metrics Network).

Inputs “PRISM” Framework for Understanding
Health Information System Performance
Information system,
assessment, strategies Desired Outcomes
and interventions
Information system performance,
good quality information,
appropriate use of information

Improve
d Health
System
Performance

Technical Behavioral Improve
Determinants Determinants d Health
system design, Attitudes,
data collection motivation, Status
forms, values
technology, Systemic/Environmental
skills, and Determinants: leadership,
knowledge of structure, culture,
personnel. roles/responsibilities, resources

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 140

Hasil Pemantapan dan Evaluasi Penerapan
LAN di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat

John Ridho Damanik

Perkembangan teknologi informasi yang pesat dalam mengevaluasi manfaat jaringan LAN dalam komunikasi
satu dekade ini telah mendorong organisasi pemerintah data di dinas kesehatan.
daerah untuk mengadaptasi dan memanfaatkannya
dalam meningkatkan kinerja organisasi. Pemanfaatan Mekanisme dalam kegiatan tersebut adalah melakukan
teknologi informasi ini juga merupakan rangkaian pelatihan secara formal menggunakan laboratorium
awal dalam menerapkan kebijakan e-government di komputer RS Cut Nya Dhien maupun secara informal
organisasi pemerintahan. Salah satu teknologi yang dengan memberikan penjelasan langsung ke setiap
dapat dimanfaatkan dalam mendukung komunikasi data ruangan sehingga para pengelola program dapat
tersebut adalah teknologi jaringan LAN. mempraktekkan secara langsung.

Tim Public Health UGM Jhon H. Rido Damanik melaporkan, Penilaian Kebutuhan dan Pelatihan
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat sejak bulan
September 2006 atas bantuan World Vision Australia Analisa kebutuhan dilakukan melalui wawancara
telah memiliki jaringan LAN yang menghubungkan mendalam Kepala Dinas, pejabat struktural (Kepala
setiap ruangan di kantor Dinkes. Pengembangan Bidang dan Kepala Seksi) dan pengelola program.
jaringan ini dilatarbelakangi kebutuhan akses data yang Observasi terhadap ketersediaan perangkat keras dan
menghubungkan satu bidang dengan bidang lain di pengecekan dokumen
tempat tersebut.
Hasil dari kegiatan tersebut diantaranya observasi
Untuk memantapkan kembali penggunaan jaringan LAN keadaan komputer dan jaringan. Kegiatan Observasi ini
tersebut, dilakukan pelatihan penggunaan jaringan LAN di dimaksudkan untuk melihat kondisi komputer dan jaringan
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, Jl. Imam Bonjol yang dapat mengganggu penerapan LAN secara teknis.
No.101 Meulaboh pada 24 Januari hingga 2 Maret 2007.
Selain itu dilaksanakan evaluasi terhadap penerapan LAN Dari hasil pengamatan komputer di setiap bidang
dan komunikasi organisasi di dinas kesehatan. Tujuannya (ruangan) pada umumnya fungsi komputer dalam
adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kondisi yang baik, kecuali ada beberapa komputer yang
pegawai dinas kesehatan dalam menggunakan LAN serta mengalami masalah karena gangguan virus. Hal ini juga
telah diperbaiki.

Foto: Arief Kurniawan Semiloka Sistem Informasi Kesehatan Daerah
(SIKDA) di Dinas Kesehatan Aceh Barat
141 difasilitasi oleh tim Public Health. Anis Fuad
mempresentasikan tujuan pengembangan
SIKDA.

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Kondisi jaringan LAN juga masih berfungsi dengan baik Namun dalam pelatihan formal tersebut masih terdapat
dan dapat dipergunakan dalam sharing data maupun beberapa keterbatasan. Hal tersebut disebabkan peserta
aplikasi netmeeting (transfer data dan chating). Namun tidak dapat mempraktekkan langsung aplikasi jaringan
swith/hub (pengatur jaringan) di beberapa bagian seperti karena tidak adanya ruang laboratorium yang dapat
bagian Kesehatan Keluarga sering tidak difungsikan, memungkinkan peserta menggunakan jaringan pada
karena tidak dihubungkan dengan sumber listrik. beberapa komputer yang telah terhubung dengan LAN
dalam satu ruangan.
Selain itu, adanya pemantapan pelatihan LAN yang
merupakan kelanjutan dari pelatihan yang telah Sedangkan pelatihan informal dilakukan dengan
dilaksanakan pada bulan September 2006. Pemantapan memberikan penjelasan langsung ke setiap ruangan.
pelatihan tersebut dilakukan dengan 2 metode, yaitu Pelatihan ini lebih sering dilakukan dibandingkan pelatihan
dengan pelatihan formal dan informal. formal, mengingat pejabat struktural dan pengelola
program bisa mempraktekkan secara langsung cara
Pada awalnya pelatihan rencananya dilaksanakan mengirim data dan chatting antar ruangan seperti ruangan
di laboratorium komputer RS Cut Nyak Dhien, tetapi Kadis, KTU, keuangan, kepegawaian, farmasi, program,
karena laboratorium telah dipergunakan untuk aplikasi P2P-PL dan ruangan bidang pelayanan kesehatan.
komputerisasi rekam medis rumah sakit, maka pelatihannya
dipindahkan ke ruang pertemuan di Dinas Kesehatan Dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang
pada 16 februari 2007 yang dihadiri oleh Kepala Dinas, mempengaruhi proses pelatihan informal sehingga
Kepala Tata Usaha, Kabid Pelayanan Kesehatan (Yankes), membutuhkan waktu yang cukup lama. Diantaranya
Kepala Seksi Kesehatan Farmasi, Kepala Seksi Program, kemampuan dasar komputer pejabat dan staf di dinas
Pemegang Kas, Kasubag Kepegawaian dan pengelola kesehatan masih sangat kurang dan tingkat kesibukan
program/data setiap bidang. Materi yang diberikan dalam pengelola program yang cukup tinggi dalam menyusun
pelatihan tersebut antara lain pemeliharaan jaringan, rencana anggaran Dinas kesehatan tahun 2007 yang
aplikasi untuk sharing folder, dan penggunaan aplikasi telah disahkan pada akhir Februari 2007 di DPRD
netmeeting. Kabupaten Aceh Barat. Selain itu budaya disiplin pegawai

Bagan 3. Skema integrasi sistem informasi kesehatan daerah (Sumber: Anis Fuad)

Input from:
Disitrict: from health facilities & programs
District data collected/ scanned by others (e.g. Freestate Output & feedback:
model)
Other sources: Birth/ death register, TB register, etc. Maps
Demographic data, census data, etc. Newsletter
 etc. Monthly .....
report .....

..... Data by e-mail ..... Annual
..... & modem ..... report
.....
I .....
N .....

PD Modem Geographical Graphics
information system Electronic
U Computer access, users in
T Data by disc Tools for district, province
analysis,
.... Database producing
.... reports, etc.
Tools for input &
Data by form organizing data
manually entered

Core Child Matern Nutritio Staff Demo Etc
...... Health al n ...... graphy Etc
...... ...... ......
...... ...... Health ...... ...... ...... ......
...... ...... ...... ...... ...... ...... ......
...... ...... ...... ......

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 142

Foto: Arief Kurniawan

Focus Group Discussion pengembangan sistem informasi pada semiloka akhir bulan Januari 2008. Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat
memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Daerah.

yang masih belum maksimal sehingga tingkat kehadiran Tingkat pengetahuan dasar komputer para pejabat dan
sesuai dengan jadwal 5 hari kerja masih kurang. pengelola program/data juga dirasa masih sangat kurang.
Dari hasil observasi ditemukan pengelola program/data
Evaluasi Penerapan LAN di setiap bidang hanya berjumlah 2-3 orang yang mampu
mengoperasikan komputer dengan aplikasi yang terbatas.
Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan, Sedangkan untuk tingkat Kepala seksi dari 10 orang
kemudian dilakukan evaluasi. Evaluasi penerapan LAN hanya 4 orang yang mampu menggunakan komputer.
dan proses komunikasi organisasi di Dinas Kesehatan
dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada Hal tersebut dikarenakan jumlah sarana komputer sangat
Kepada Dinas, Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Pengelola terbatas di beberapa bidang (P2P-PL, Keuangan), transfer
Program/ Data. pengetahuan dari pejabat struktural maupuan staf yang
mendapatkan pelatihan tidak berjalan sebagaimana
Beberapa kesimpulan dari hasil wawancara dalam mestinya, belum adanya kebijakan tertulis dari atasan
penerapan LAN antara lain tingkat penerimaan dalam penggunaan jaringan LAN serta tingkat kesibukan
terhadap teknologi jaringan cukup baik namun proses yang cukup tinggi. Dinas Kesehatan pada bulan yang
pengembangan aplikasi masih sangat kurang. Selain itu sama sedang diadakan kegiatan program dan evaluasi
tingkat penggunaan jaringan LAN dalam komunikasi data dan penyusunan anggaran program tahun 2007.
juga sangat kurang dan belum optimal.
Rencana pembangunan kembali bangunan Dinas
Adapun beberapa hal yang menyebabkan penerapan Kesehatan pada saat itu sangat mempengaruhi keseriusan
LAN tidak berjalan maksimal antara lain dari segi budaya, para pegawai dalam menerapkan jaringan LAN di Dinas
pegawai masih membutuhkan waktu yang cukup lama Kesehatan Kabupaten Aceh Barat.
dan pendampingan yang berkelanjutan dalam menerima
hal-hal yang baru. Menurut Kepala Dinas, para staf Komunikasi Organisasi
belum merasakan bahwa teknologi informasi merupakan
kebutuhan mereka sehingga untuk mengubah budaya Melalui observasi dan wawancara secara umum,
tersebut diperlukan waktu yang cukup lama. komunikasi organisasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
Barat berjalan dengan baik. Secara khusus komunikasi

143 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

antara atasan dan bawahan juga cukup terbuka, terutama Tingkat disiplin pegawai masih cukup rendah karena
di bidang program dan bidang P2P-PL. Proses komunikasi setelah melakukan apel pagi, banyak pegawai yang
tugas dan pekerjaan pun berjalan sesuai dengan struktur tidak berada di kantor dinas kesehatan. Tanggung jawab
organisasi, setiap bawahan mempunyai kesempatan untuk terhadap tugas dan fungsi pokok program tersebut masih
memberikan usul dan ide dalam menjalankan program. belum maksimal dan masih sering tergantung kepada
alokasi dana yang ada.
Keberhasilan tersebut disebabkan beberapa hal positif
yang mendukung komunikasi organisasi di Dinas Selain itu masih kurangnya koordinasi antara satu seksi
Kesehatan Aceh Barat. Diantaranya adanya tim kerja dengan seksi yang lain, terutama dalam pengelolaan
pembinaan, pengendalian dan monitoring kesehatan data, sehingga ketersedian data di dinas kesehatan sangat
masyarakat yang merupakan suatu wadah dalam terbatas. Kendala ini dikarenakan tidak mempunyai data
menampung segala permasalahan, baik yang sifatnya SP2TP dan SPM sehingga sering terjadinya perbedaan
internal maupun eksternal. Tim ini rutin melakukan rapat data yang sama antara satu bidang dengan bidang yang
sebelum melakukan rapat koordinasi dengan puskesmas lain.
setiap bulan.
Dari beberapa kekurangan tersebut, disarankan adanya
Selain itu, tingkat kehadiran pejabat struktural (Kepala pengembangan penerapan LAN di Dinas Kesehatan
Dinas, KTU, dan Kepala Bidang) cukup tinggi, kegiatan Kabupaten Aceh Barat. Diantaranya dengan melakukan
apel pagi dilakukan secara rutin dan dihadiri hampir pelatihan dasar komputer terhadap pejabat struktural dan
60 % pegawai dinas kesehatan, adanya kebijakan pengelola program/data sebagai dasar dalam penerapan
yang memotong tunjangan khusus pegawai yang tidak jaringan LAN di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat,
menghadiri apel pagi dan senam Jumat serta kegiatan perlu adanya kebijakan tertulis dalam mendukung
gotong royong setiap Jumat yang menjadi sarana untuk penerapan LAN di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
bersosialisasi secara informal. Barat, serta perlunya pendampingan yang berkelanjutan
dalam upaya Pengembangan Penerapan LAN di Dinas
Meski dirasa berhasil, masih ditemukan beberapa Kesehatan Kabupaten Aceh Barat.
hambatan dalam berkomunikasi dalam organisasi. Antara
lain beberapa pejabat struktural (Kepala Seksi) yang Mengingat adanya kebijakan dari Pemerintah Daerah
tidak mempunyai latar pendidikan yang sesuai dengan Kabupaten Aceh Barat untuk membangun kembali
tugas dan fungsi pokok jabatannya, sehingga proses bangunan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat,
komunikasi program sering mengalami kendala sehingga yang secara otomotis akan membongkar bangunan
sering menghambat kinerja program. lama termasuk jaringan LAN, maka perlu disusun pula
perencanaan untuk pemasangan kembali jaringan LAN.

Foto: Arief Kurniawan Gedung baru Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
Barat. Jaringan LAN di gedung ini terpaksa
•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh dibongkar saat renovasi. Pengembangan
sistem informasi di Dinkes diarahkan untuk
mempersiapkan program SIKNAS Online
Departemen Kesehatan.

144

Pengembangan Manajemen Rekam Medis
RS Cut Nyak Dhien Meulaboh

Arief Kurniawan

Kegiatan Jangka Pendek baru tersebut. Sedangkan DRM di bangsal lamanya
(bangsal asal) tidak disertakan ke bangsal baru (bangsal
Salah satunya permasalahan Dalam manajemen rekam tujuan). Kondisi ini menyebabkan pasien rawat inap bisa
medis RS Cut Nyak Dhien (RS CND) Meulaboh adalah memiliki lebih dari 1 DRM dengan nomor yang berbeda-
belum adanya keseragaman cara pemberian nomor beda dalam satu episode perawatan. Akibatnya, catatan
pada dokumen rekam medis (DRM) pasien, baik DRM riwayat pelayanan medis terhadap pasien tersebut menjadi
pasien rawat jalan, rawat inap, maupun rawat darurat. tidak berkesinambungan dan berpotensi merugikan aspek
Bahkan kadang-kadang untuk DRM rawat darurat tidak medis maupun aspek pasien.
diberi nomor RM. Cara penomoran DRM pasien rawat
jalan berbeda pula dengan pasien rawat inap. Kondisi Hal tersebut terjadi karena para petugas di bangsal
yang serupa bahkan terjadi pada DRM pasien rawat jalan perawatan merasa harus mencatat dan merekapitulasi
di poli tertentu yang cara penomorannya berbeda dengan pelayanan di bangsal masing-masing agar penghitungan
pasien di poli yang lain. jasa medis/perawatan tidak terlewatkan. Namun mereka
tidak memikirkan aspek medis dan administratif dari
Untuk pasien rawat inap, cara yang digunakan adalah fungsi DRM.
dengan DRM bernomor baru disetiap bangsal. Bila
seorang pasien pindah bangsal maka akan mendapat Sementara untuk pasien rawat darurat sudah mulai
DRM baru dengan nomor baru yang digunakan dibangsal diberikan nomor pada DRM-nya dengan alokasi nomor

Dokumentasi Public Health

Penyimpanan dan penataan rekam medis pasien belum diatur secara terpusat, yang menyebabkan kemungkinan hilangnya rekam medis
pasien. Permasalahan ini berkaitan dengan sistem pembayaran dan penghitungan biaya pasien, sehingga diperlukan suatu pembenahan secara
komprehensif.

145 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Foto: Guardian Y Sanjaya Penyeragaman sistem penomoran rekam
medis pasien menjadi salah satu target
program pengembangan sistem rekam
medis di RS Cut Nyak Dhien. Sebelumnya RS
CND belum menggunakan kaedah-kaedah
penomoran rekam medis yang baku.

tersendiri. Hal ini merupakan tindak lanjut dari usulan Sistem penomoran Unit Numbering System (UNS) dengan
dan kesepatan pada kegiatan konsultasi rekam medis cara pemberian nomor pada DRM menganut prinsip “1
periode sebelumnya. Namun kegiatan penomoran DRM pasien mendapat 1 nomor RM untuk selamanya”. Untuk
di unit gawat darurat ini tidak bisa berjalan lancar karena melengkapi usulan maka tim konsultan RM telah menyusun
saat petugas administrasi tidak ditempat, maka proses rancangan Kebijakan dan Prosedur yang dibutuhkan
penerimaan pasien UGD tidak lagi menggunakan nomor agar dapat ditelaah, disesuaikan, dan disepakati dengan
pada DRM-nya. disahkan oleh direktur.

Akibatnya, proses pengumpulan dan pengolahan data Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan sistem ini,
pelayanan menjadi tidak lengkap dan tidak akurat, maka penomoran DRM menggunakan 6 digit nomor yang
bahkan seringkali hilang. Informasi yang dihasilkan dituliskan dalam kelompok AB-CD-EF untuk mengurangi
dari proses pengolahan data pelayanan menjadi tidak kesalahan tulis dan baca. Selain itu digunakan sistem
akurat sehingga bisa mempengaruhi pertimbangan pihak pengalokasian nomor DRM seperti nomor 00-00-01 s/d
manajemen atau pihak medis saat akan mengambil suatu 49-99-99 untuk pasien rawat jalan, nomor 50-00-00 s/d
keputusan. Selain itu penyimpanan DRM menjadi lebih 66-99-99 untuk pasien rawat inap, nomor 67-00-00 s/d
sulit. Begitu pula dalam pencarian kembali DRM saat 69-99-99 untuk bayi baru lahir serta nomor 70-00-00
dibutuhkan (untuk berbagai hal) yang sangat beresiko s/d 99-99-99 untuk pasien rawat darurat.
untuk tidak ketemu.
Berkaitan dengan kebutuhan untuk rekapitulasi jasa
Untuk mengatasi permasalah tersebut, dibuat pemilihan pelayanan per bangsal, maka perlu dilakukan pula
Unit Numbering System (UNS), yakni penentuan satu sistem beberapa langkah. Diantaranya berkas RM pasien
penomoran yang kemudian disahkan oleh direktur tersebut harus selalu “mengikuti” kemanapun pasien berpindah
dan dilaksanakan mulai pada tenggat waktu tertentu bangsal, sehingga jika pasien berpindah bangsal tetap
(cut-off date). Pengesahan tersebut diperlukan sebagai bisa menggunakan DRM dari bangsal asal dan tidak perlu
bentuk “Kebijakan tentang Sistem Penomoran DRM” agar dibuatkan DRM baru dengan nomor baru lagi. Apabila
memiliki kekuatan pendukung dalam pelaksanaannya. pasien akan berpindah ke bangsal lain, maka bangsal
Untuk mengatur keseragaman pelaksanaan kebijakan asal melakukan rekapitulasi biaya dan jasa pelayanan ke
tersebut, maka perlu pula disusun “Prosedur tentang dalam lembar rekap biaya. Lembar tersebut kemudian
Sistem Penomoran DRM” yang akan menjadi patokan disertakan dalam DRM pasien ke bangsal tujuan pindah.
bagi petugas pendaftaran pasien di loket penerimaan Demikian seterusnya, hingga saat pasien akan pulang/
pasien. Kebijakan dan prosedur tersebut kemudian harus keluar dari rumah sakit, lembar-lembar rekap biaya
disosialisasikan. bisa disatukan dan diserahkan ke bagian keuangan
untuk penghitungan total biaya dan jasa selama pasien
dirawat. Berkas rekam medis pasien yang pulang tersebut

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 146

tidak diserahkan ke bagian keuangan, tapi langsung dimulai pada tanggal 1 Nopember 2006 maka berarti
diserahkan ke Unit Rekam Medis untuk pengolahan data mulai tanggal tersebut UNS uji coba dilaksanakan (trial
selanjutnya. periode). Jika memungkinkan, diusulkan agar pada
masa tersebut konsultan RM ikut mendampingi agar
Selain itu, pengertian dan pemahaman alur pelayanan pelaksanaannya bisa lebih lancar dan permasalahan
rekam medis (RM) untuk pasien rawat inap yang yang timbul dapat segera terdeteksi dan diatasi.
berpindah bangsal ini perlu disepakati bersama antara
Unit Rekam Medis, pengelola bangsal, bagian keuangan, Selama kegiatan jangka pendek ini konsultan RM telah
dan pimpinan RS untuk kemudian dituangkan sebagai melaksanakan beberapa kegiatan berkaitan dengan
SK direktur RS tentang “Pengumpulan dan penghitungan pembenahan sistem penomoran RM. Kegiatan tersebut
biaya dan jasa pelayanan pasien rawat inap.” antara lain survei, baik wawancara maupun observasi
tentang proses pelayanan RM untuk menggali gambaran
Sementara untuk dapat melaksanakan UNS dibutuhkan kebutuhan (need assessment), pelatihan “Prosedur
beberapa dokumen pendukung. Diantaranya Kartu pelayanan RM” untuk pimpinan & staf RM, serta training
Identitas Berobat (KIB), Kartu Indeks Utama Pasien “Aspek Hukum RM” untuk pimpinan dan staf RM serta
(KIUP), rak/laci KIUP, register pendaftaran pasien rawat wakil bangsal, UGD dan unit lain yang terkait dengan
jalan, register pendaftaran pasien rawat inap, register pelayanan pasien dan pelayanan RM.
pendaftaran pasien rawat darurat serta register penerbitan
nomor RM. Selain itu diadakan pula diskusi dan persuasi dengan
petugas pendaftaran pasien dan staf RM, diskusi dan
Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) pun diperlukan advokasi dengan pimpinan RM dan pimpinan RS,
agar pelaksanaan UNS dapat berjalan seperti yang penyusunan usulan Kebijakan dan Prosedur tentang
diharapkan. SDM dari unit RM dan unit yang terkait sistem penomoran DRM serta perancangan formulir KIB
dengan proses pendaftaran pasien perlu dibekali dengan dan KIUP.
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan tentang
UNS dalam pelatihan dan simulasi UNS . Kegiatan Jangka Menengah

Setelah kebijakan, prosedur, SDM, dokumen penunjang Selain kegiatan jangka pendek, dalam pengembangan
dan sarana siap, maka direktur menentukan saat manajemen rekam medis di RS Cut Nyak Dhien pun
dimulainya berlaku UNS (cut-off date). Misalnya bila UNS dilakukan kegiatan jangka menengah. Diantaranya

Dokumentasi Public Health

Untuk memudahkan pelayanan Foto: Guardian Y Sanjaya
rekam medis di rumah sakit,
dibentuk prosedur tetap dan
tupoksi unit-unit terkait yang
disepakati dan disahkan oleh
direktur rumah sakit sebagai
acuan pelayanan rekam medis.

melalui pengumpulan data pelayanan mulai dari Karena permasalahan sensus tersebut, maka dilakukan
pendaftaran pasien, pelayanan di poli/bangsal/UGD, langkah-langkah perbaikan antara lain tim medis
hingga pasien pulang. Pengumpulan data pelayanan ini melakukan pengumpulan data pelayanan rawat jalan
dilaksanakan rutin setiap hari (harian) agar rekapitulasinya melalui pengisian SHRJ. Penyusunan kebijakan dan
juga dapat dilaksanakan harian. Dari situ bisa disiapkan prosedur tentang pengumpulan data pelayanan rawat
dan didapatkan informasi yang selalu terkini (up to date) jalan maupun rawat inap melalui pengisian sensus harian.
pada pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan rawat Adanya kebijakan dan prosedur yang dituangkan melalui
darurat melalui pengisian lembar Sensus Harian. Surat Keputusan (SK) direktur rumah sakit ini penting
karena menjadi dasar pelaksanaan pengumpulan data
Namun dalam pelaksanaannya, terjadi beberapa rawat jalan dan rawat inap serta untuk menyeragamkan
masalah, terutama dalam hal Sensus Harian Rawat tata cara dilaksanakannya pengumpulan data oleh unit
Jalan (SHRJ) dan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI). terkait.
Diantaranya belum ada kebijakan dan prosedur tentang
pengumpulan data pelayanan rawat jalan dan rawat Perancangan ulang analisis disain formulir SHRJ dcan SHRI
inap serta pengisian SHRJ maupun SHRI. Belum semua juga dilakukan untuk memenuhi kaidah disain formulir RM
poli dan bangsal mengisi SHRJ dan SHRI, bagi poli dan yang efektif dan efisien. Analisis tersebut meliputi aspek
bangsal yang sudah mengisi sensus belum juga rutin kelengkapan item isian, kemudahan cara pengisian,
setiap hari. Pengisian formulir sensus harian sering tidak dan kemudahan merekap isinya. Dengan re-design
lengkap, disain formulir SHRJ maupun SHRI belum efektif diharapkan pihak pengisi (poli dan bangsal) menjadi
dan efisien. Proses rekapitulasi sensus harian menemui lebih termotivasi dan tidak merasa dibebani dengan tugas
kendala dalam hal ketersediaan data, sarana, cara, dan mengisi formulir yang sulit dan rumit. Perbaikan ini juga
keterampilan SDM. Pemahaman pengelola RM (pimpinan akan menghasilkan data layanan rawat jalan dan rawat
dan staf) tentang SHRJ dan SHRI masih perlu ditingkatkan inap yang lebih terkini, lengkap, dan akurat.
serta belum ada umpan balik (feed back) dari kegiatan
pengumpulan SHRJ. Selain itu, penyiapan SDM di unit RM dan unit-unit
terkait dan sumber daya pendukung dilakukan untuk
Akibat dari permasalahan tersebut, maka di RS CND meningkatkan pengetahuan, pemahaman yang benar,
tidak tersedia data yang akurat, lengkap dan terkini dan keterampilan dalam hal pengisian sensus harian.
tentang kondisi pelayanan pasien rawat jalan dan rawat Dengan demikian tidak terjadi beragamnya persepsi
inap. Pemenuhan kebutuhan dan permintaan informasi dan cara pengisian sensus. Penyiapan SDM ini juga
mengenai pelayanan rawat jalan dan rawat inap juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi petugas yang
sulit didapatkan. Informasi pelayanan rawat jalan dan bersangkutan dalam menyiapkan data yang akurat,
rawat inap yang disampaikan menjadi tidak akurat, tidak lengkap dan terkini.
lengkap dan tidak terkini.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 148

Loket pendaftaran pasien merupakan lini Dokumen Public Health
depan pelayanan rekam medis di rumah
sakit. Dengan sentralisasi pendaftaran,
memudahkan sistem penomoran rekam
medis pasien.

Dalam merekap SHRJ dan SHRI, staf RM menggunakan dilaksanakan oleh unit RM dan non unit RM. Pelayanan
sarana komputer dengan program bantu Excel. Cara yang dilaksanakan oleh non unit RM adalah pelayanan
penggunaan Excel dengan format tabel kurang tepat pendaftaran pasien di loket pendaftaran. Petugas pendaftar
sehingga menyebabkan proses input data menjadi lebih pasien yang bertugas bukan staf RM dan secara struktur
lambat dan terjadi pengulangan. Bahkan masih terdapat organisasi tidak berada dibawah Kepala unit RM.
proses manual yang kemudian baru dimasukkan ke
Excel. Hal tersebut menimbulkan human error dalam Kondisi tersebut menyebabkan belum aktifnya Komite
pelaksanaannya, apalagi keterampilan petugas masih Medis dengan Panitia Rekam Medis di RS CND yang
sangat dasar dengan pengalaman yang minim. mengakibatkan dukungan kinerja RM menjadi kurang
kuat. Hal itu mendorong timbulnya persepsi unit RM yang
Untuk mengatasi hal tersebut, dibuatlah format tabel hanya merepotkan dan menambah beban unit yang lain.
dalam Excel yang lebih efisien dalam pengisiannya Pencatatan pelayanan terhadap pasien, baik di rawat
sehingga proses input data menjadi lebih cepat dan jalan, rawat inap, maupun unit gawat darurat dianggap
akurat. Model tabel baru ini masih perlu ditindaklanjuti sebagai tambahan kerepotan bagi petugas paramedis
dengan mengembangkan tabel yang secara otomatis atau pelaksana lainnya.
merekap isian harian SHRJ maupun SHRI menjadi
rekapitulasi bulanan dan triwulan. Dengan rekap otomatis Akibatnya alur perintah dan koordinasi dalam pelaksanaan
ini, proses penyusunan laporan dan pengolahan statistik pelayanan RM menjadi tidak jelas dan tidak tegas. Motivasi
RS diharapkan menjadi lebih baik. kerja petugas pendaftar juga mudah terganggu karena
merasa “bukan orang RM”, tapi harus mengerjakan tugas
Kegiatan jangka menengah yang telah dilaksanakan yang seharusnya dikerjakan staf RM. Sehingga hasil kerja
berkaitan dengan masalah SHRJ. Diantaranya pelatihan petugas pendaftaran pasien menjadi kurang optimal.
“Proses pengumpulan data pelayanan rawat jalan dan
rawat inap” untuk pimpinan dan staf RM, pelatihan Untuk memecahkan masalah tesebut, dilakukan re-
tentang “Aplikasi Excel untuk pengolahan statistik RS” organisasi dan penataan tata laksana RM. Peninjauan
untuk pimpinan dan staf RM, analisis dan perancangan penempatan unit RM dalam struktur organisasi di rumah
ulang formulir SHRJ dan SHRI, pembuatan tabel/ formulir sakit juga dilakukan mengingat pelaksanaan pelayanan
elektronik di Excel untuk input dan rekapitulasi sensus, RM sangat erat dengan pelayanan medis dan dapat
serta pelatihan penggunaan dan penyusunan usulan dipertimbangkan untuk menempatkan unit RM dibawah
Kebijakan dan Prosedur Sensus Harian. struktur Pelayanan Medis.

Kegiatan Jangka Panjang Selain itu, ditempatkan petugas-petugas pendaftaran dan
petugas lainnya yang rutin melaksanakan pelayanan RM
Pelayanan RM di RS Cut Nyak Dhien (RS CND) hingga menjadi staf RM dan bukan lagi sebagai staf administrasi.
akhir 2006 masih terbagi antara pelayanan yang Dengan demikian koordinasi dan jalur komando untuk

149 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

seluruh petugas RM bisa disatukan di bawah koordinasi Foto: Guardian Y Sanjaya
Kepala RM. Komite Medis sebagai payung dari unit RM
juga diaktifkan, karena komite medis bisa bertangggung 150
jawab dan berwenang dalam pelayanan RM. Tanggung
jawab dan wewenang komite medis tersebut antara lain
menentukan alur dan prosedur pelayanan, mereview dan
menentukan formulir RM yang berlaku, serta menentukan
dan mengatur terbentuknya kerja sama antar profesi di
rumah sakit berdasarkan etika yang berlaku,

Namun dalam pelaksanaannya terjadi ketidakjelasan
pembagian tugas bagi staf RM. Dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan RM, staf RM bekerja secara “gotong
royong” tanpa tanggung jawab yang jelas dan pasti.
Akibatnya alur pengelolaan RM di unit RM menjadi tidak
efisien dan tidak optimal serta tanggung jawab staf RM
menjadi tidak jelas karena memang belum ada penegasan
tentang pembagian tersebut.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Kepala RM
seharusnya membagi tugas staf RM sesuai dengan
lingkup kemampuannya. Tugas-tugas yang perlu ditunjuk
penanggung jawabnya antara lain dalam hal penerimaan
pasien (pengelolaan formulir RM/asembling; penomoran;
sensus pelayanan), pengolahan berkas RM (indeksing;
koding), pengolahan laporan dan statistik rumah sakit.

Selain masalah pembagian tugas, kualitas SDM unit RM
masih perlu ditingkatkan mengingat sebagian besar staf
masih kurang berpengalaman dalam pengelolaan RM.
Hal tersebut mengakibatkan kecenderungan mudahnya
kesalahan persepsi dan pemahaman dalam mengelola
RM, rasa percaya diri menjadi kurang baik saat harus
bekerja dan berkoordinasi dengan unit lain serta timbulnya
beberapa kesalahan dalam mengolah statistik rumah sakit
karena kesalahan pemahaman sehingga informasi yang
dihasilkan menjadi tidak akurat.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut diadakan
pelatihan berupa on-job training mengenai pengelolaan/
manajemen RM (alur dan prosedur dan sistem pelayanan),
statistik RS, koding diagnosis dan koding tindakan medis
serta pendaftaraan.

Pengembangan sistem informasi rumah sakit (SIMRS) di RS Cut
Nyak Dhien memudahkan pengelolan data rekam medis. Hal ini
mempercepat analisis data pasien dalam memberikan informasi
kepada manajemen dan pihak-pihak lain.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh

Implementasi Sistem Informasi di RSUD Cut
Nyak Dhien Meulaboh

Agus Mutamakin, Furqonudin Ramdhani dan Ainu Roviq

Tim Pengembangan dan Implementasi Sistem Informasi yang pernah dilakukan sebelumnya. Kegiatan studi pen-
Rumah Sakit mulai tergabung dalam kegiatan “Support- dahuluan ditujukan untuk memperoleh gambaran umum
ing Human Resource Development and Health Services kondisi sistem informasi rumah sakit. Gambaran umum
Reconstruction in Aceh Barat & Nanggroe Aceh Darus- tersebut selanjutnya digunakan sebagai masukan bagi ta-
salam Province” di RS Cut Nyak Dhien (RS CND), Meula- hap analisa, desain, perencanaan, pengembangan dan
boh pada bulan Desember 2006. Kegiatan ini merupakan implementasi SIMRS.
bagian dari upaya perbaikan sistem manajemen pelayan-
an kesehatan dan administratif RS CND Meulaboh. Analisa Sistem Informasi

Survei Kondisi Sistem Informasi Setelah gambaran umum kondisi sistem informasi dida-
patkan melalui kegiatan survei, tahap selanjutnya dilaku-
Aktifitas Tim Pengembangan dan Implementasi Sistem kan analisa sistem informasi. Aktifitas analisa dilaksana-
Informasi dimulai dengan kegiatan survei kondisi sistem kan sejak 18 Desember 2006 s/d 31 Desember 2006
informasi di RS CND, yang dibagi dalam 2 tahap. Survei oleh tim analis SIMRS, yang dikoordinasi oleh Agus Mu-
tahap pertama dilaksanakan pada 3 Desember 2006 s/d tamakin.
9 Desember 2006, sedangkan survei tahap kedua, di-
laksanakan pada 15 Januari 2006 s/d 21 Januari 2007. Analisa dilakukan untuk mengidentifikasi masalah SIMRS
Kedua tahap survei dikerjakan oleh Brian Hartomo dan dan menetapkan pemecahannya (solusi). Data dan in-
Ainu Rofiq. formasi untuk analisa didapatkan dari dokumen laporan
survei. Dari hasil analisa, selanjutnya dilakukan rekaya-
Survei dilakukan dengan mengumpulkan data dan infor- sa ulang proses bisnis, desain perangkat lunak, peren-
masi tentang kondisi umum dan khusus sistem informasi canaan pengadaan perangkat keras dan perencanaan
rumah sakit (SIMRS). Sumber data dan informasi dipero- pemasangan jaringan (LAN) sebagai dasar bagi peng-
leh melalui wawancara, diskusi kelompok, pengamatan embangan dan implementasi SIMRS.
dan pengumpulan dokumen proyek atau hasil survei

Salah satu masalah pengembangan sistem Dokumen Public Health
informasi berbasis komputer di RS Cut
Nyak Dhien adalah sumber daya manusia. Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••
Peningkatan kapasitas SDM di RS CND
dialakukan dengan memberikan pelatihan
dan pendampingan kepada semua staf
penanggung-jawab di unit-unit terkait

151

Dokumen Public Health

Ruang komputer RS Cut Nyak Dhien yang sebelumnya adalah gudang tempat bantuan medis, dimanfaatkan untuk pelatihan komputer. Ainu
Rofiq (berdiri) memberikan materi pelatihan komputer kepada staf rumah sakit.

Identifikasi Masalah Belum ada prosedur tetap (protap) serta tugas pokok dan
fungsi (tupoksi) untuk aktifitas-aktifitas pengelolaan sistem
Dari hasil laporan survei, dapat diidentifikasi beberapa informasi rumah sakit. Tanpa adanya protap, proses dan
masalah SIM RS Cut Nyak Dhien adalah sebagai berikut: hasil pekerjaan pengelolaan sistem informasi yang dila-
kukan staf akan berbeda. Tidak ada ukuran yang jelas
Permasalahan di Sistem Informasi Rumah akan pencapaian aktifitas pengelolaan informasi. Ketia-
Sakit: daan tupoksi juga menyebabkan tugas dan kewenangan
staf pengelola sistem informasi tidak jelas.
Pengambilan keputusan di tingkat direksi belum didasar-
kan atas data dan informasi obyektif yang berasal dari Infrastruktur perangkat keras dan jaringan komputer (LAN)
kegiatan ditingkat operasional. Data yang dihasilkan di untuk mendukung sistem informasi berbasis komputer
tingkat operasional dalam bentuk tertulis dan tidak stan- terintegrasi belum memadai. Perangkat komputer belum
dar sehingga menyulitkan dalam proses pengumpulan, tersedia di loket pendaftaran pasien umum dan bagian
pemrosesan dan penyajian menjadi informasi. penerimaan kas. Sedangkan pada loket pendaftaran pa-
sien Askes Sosial dan Askeskin, perangkat komputer yang
Didalam struktur organisasi rumah sakit belum ada instal- ada telah digunakan untuk mendukung kegiatan adminis-
asi atau unit khusus yang berfungsi sebagai pengelola sis- trasi PT Askes. Jaringan komputer belum menghubungkan
tem informasi rumah sakit. Selama ini rumah sakit meng- front office, seperti loket pasien umum, loket pasien askes
andalkan pengelolaan sistem informasi secara terbatas dan loket IGD ke back office, seperti bagian keuangan
pada proses pengadaan dan pemeliharaan perangkat dan rekam medis.
keras pada satu atau dua orang staf. Dikarenakan cukup
kompleksnya sistem informasi rumah sakit, maka jumlah Belum diterapkan sistem informasi berbasis komputer ter-
tenaga yang terbatas tersebut tidak dapat mengelola sis- integrasi. Sebagian besar proses pengumpulan dan pen-
tem informasi secara optimal. golahan data dilakukan secara manual. Proses tersebut
melalui beberapa tahapan kerja yang memakan banyak

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 152

waktu dan sumber daya. Tahapan dimulai dari pengum- jalan dijual beberapa kali dan pembayaran tindakan
pulan data yang dilakukan secara manual menggunakan medis tidak melalui petugas penerima kas. Tidak terca-
blangko kertas. Data dari blangko kertas tersebut kemu- tatnya penjualan karcis dan pembayaran tindakan medis
dian diolah dengan cara digabungkan dan direkapitulasi tersebut menyebabkan rumah sakit kehilangan potensi
untuk menghasilkan informasi dan pelaporan. Sebagian pendapatan.
dari proses pengolahan data tersebut sudah mengguna-
kan bantuan perangkat lunak spreadsheet Microsoft Ex- Permasalahan di Bagian Rekam Medis:
cel.
Belum diberlakukan sistem nomor rekam medis tunggal.
Permasalahan di Bagian Keuangan: Banyak ditemukan duplikasi dokumen rekam medis pa-
sien. Keadaan tersebut menyebabkan tidak ada kesinam-
Penghitungan jasa medis dikerjakan secara manual, se- bungan informasi rekam medis. Staf medis kesulitan un-
hingga memerlukan waktu lama. Proses penghitungan tuk mengetahui riwayat dan perkembangan kesehatan
jasa medis dimulai dari aktifitas petugas pemegang kas pasien.
mencatat ulang dan menjumlahkan pembayaran tinda-
kan pada berkas rincian biaya rawat. Selanjutnya berkas Pelaporan rekam medis tidak lengkap dan tidak akurat.
rincian biaya rawat diserahkan ke bagian keuangan. Staf Beberapa jenis pelaporan eksternal, seperti RL1, RL2a,
bagian keuangan kemudian mengelompokkan dan men- RL2b, RL2.1, RL2.2, RL2.3 dan RL6 belum dapat dibuat
jumlah jasa medis tiap dokter. Masalah ini menyebabkan dan dilaporkan. Sedangkan pelaporan internal, seperti
pembayaran jasa medis dokter sering terlambat. sensus kegiatan pelayanan belum digunakan sebagai da-
sar informasi pengambilan keputusan manajemen rumah
Data pembayaran tindakan medis dan dokter pelaksana sakit.
tidak lengkap. Hal tersebut disebabkan informasi pada
blangko pengantar bukti pembayaran yang diterima pe- Solusi (pemecahan) masalah
tugas penerima kas dari bagian klinis hanya tertulis biaya
yang harus dibayar, tanpa mencantumkan nama tindakan Dari hasil identifikasi beberapa masalah, kemudian dite-
dan dokter pelaksana. Masalah ini menyebabkan pen- tapkan solusi masalah yang direalisasikan dalam 2 tahap
ghitungan jasa medis dokter tidak akurat, karena tidak pengembangan dan implementasi.
semua jasa medis dokter dihitung, sehingga dokter me-
nerima pembayaran jasa medis kurang dari yang seha- Pengembangan dan Implementasi tahap 1 dilaksana-
rusnya. kan mulai Januari 2007 s/d Juni 2007. Aktifitas peng-
embangan tahap 1 dikerjakan oleh Ardian Budi Permana
Tidak seluruh penerimaan pendapatan dari pembayaran dan Agus Mutamakin, sedangkan untuk implementasi ta-
pasien tercatat. Pendapatan rumah sakit terutama ber- hap 1 di lapangan melibatkan Brian Hartomo, Ainu Roviq
sumber dari penjulan karcis rawat jalan dan pembayaran dan Furqonudin Ramdhani.
tindakan medis. Ditemukan kasus beberapa karcis rawat

Kartu pendaftaran pasien sudah Foto: Arief Kurniawan
menggunakan sistem bar code. Sistem ini
merupakan salah satu hasil penerapan Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••
sistem informasi rumah sakit di RS CND.

153

Pengembangan dan Implementasi tahap 2 dilaksana- fikasi staf rumah sakit yang memiliki kompetensi memadai
kan mulai Juli 2007 s/d Desember 2007. Aktifitas peng- sebagai anggota unit atau kelompok kerja sistem infor-
embangan tahap 2 dikerjakan oleh Ardian Budi Permana masi rumah sakit. Selanjutnya kandidat unit atau kelom-
dan Agus Mutamakin, sedangkan untuk implementasi ta- pok kerja tersebut diusulkan melalui draft tupoksi kepada
hap 2 di lapangan melibatkan Ainu Roviq, Nurul Huda, manajemen rumah sakit. Setelah manajemen rumah sakit
Furqonudin Ramdhani dan Shofiq Sulaiman. menyetujui dan mensahkan tupoksi, maka staf unit atau
kelompok kerja sistem informasi rumah sakit tersebut siap
Adapun secara singkat aktifitas-aktifitas pengembangan untuk berpartisipasi dalam perbaikan sistem informasi.
dan implementasi dijelaskan sebagai berikut:
2. Identifikasi aktifitas dan perbaikan protap sistem infor-
1. Dibentuk instalasi atau unit yang bertugas mengelola masi.
sistem informasi rumah sakit.
Setelah unit atau kelompok kerja sistem informasi rumah
Sejak tahap awal perbaikan sistem informasi rumah sakit, sakit dibentuk, tahap berikutnya mengajak staf unit terse-
perlu melibatkan pihak rumah sakit untuk turut aktif ber- but untuk mengidentifikasi aktifitas-aktifitas sistem infor-
partisipasi. Selain pihak rumah sakit lebih mengenal kon- masi. Aktifitas-aktifitas yang teridentifikasi tersebut kemu-
disi organisasinya, keterlibatan aktif mereka sejak awal dian dianalisa efektifitas dan efisiensinya. Aktifitas yang
perbaikan sistem akan menimbulkan rasa memiliki sistem memakan banyak sumber daya dan waktu akan direkay-
informasi. Dalam pelaksanaannya, akan dilakukan identi- asa ulang untuk mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi

Bagan 1. Desain penempatan perangkat keras dan jaringan (LAN) SIM RS Cut Nyak Dhien.

Person Skema Instalasi Jaringan dan
Penempatan Komputer RS CND
Poli THT
Ainu Rofiq

Poli Gigi

Kasir Pendaftaran Poli Obsgin
Poli Mata

Pendaftaran IGD

Server Kasir
Lab
Person
Person
Pendaftaran Askes Person Person Person

Person

Person Radiologi
Poli Bedah

Person Person
Bangsal Kelas Utama

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 154

Ana Anggraini “Saat ini berkat bantuan UGM sudah ada 10 macam jenis pelayanan dokter spesialis di
RS CND. Dengan begitu jumlah pasien yang dirujuk ke fasilitas kesehatan lain menjadi
Kabag YanMed berkurang. Terlebih lagi adanya bantuan pemerintah Singapura yang merenovasi bangunan
RS Cut Nyak Dhien rumah sakit akan lebih memperkuat rumah sakit dalam memberikan pelayanan medis di
Meulaboh. Salah satu bantuan yang cukup berarti adalah ‘sistem billing’ yang diterapkan
di RS CND, kami berharap dengan adanya sistem billing ini dapat menjamin transparansi
keuangan, terutama dalam pembagian jasa medis yang adil. Diharapkan juga dengan
adanya sistem billing ini, RS CND dapat mewujudkan keinginannya menjadi Badan Layan-
an Umum (BLU).”

yang lebih baik. Salah satu bentuk rekayasa ulang aktifi- 3.b. Pengembangan dan implementasi modul-modul pe-
tas adalah mengganti beberapa proses manual menjadi rangkat lunak sistem informasi rumah sakit.
otomatis menggunakan sistem informasi rumah sakit ter-
integrasi berbasis komputer. Modul dasar perangkat lunak sistem informasi rumah
sakit adalah administrasi pasien dan penagihan pem-
3. Membangun sistem informasi rumah sakit terintegrasi bayaran (billing). Modul administrasi pasien mendukung
berbasis komputer. aktifitas registrasi pasien baru, pendaftaran pasien dan
pemulangan (discharge) pasien. Sedangkan modul pena-
Penerapan sistem informasi rumah sakit terintegrasi ber- gihan dan pembayaran mendukung aktifitas pencatatan
basis komputer dapat mengefisiensikan aktifitas pengola- pelayanan medis, biaya, membuat tagihan dan pene-
han data serta meningkatkan validitas dan ketepatan in- rimaan pembayaran dari pasien. Sebagai pendukung
formasi. Sistem informasi terintegrasi perlu didukung oleh modul dasar, juga dikembangkan secara bertahap modul
infrastruktur perangkat lunak (software) yang berjalan dia- perangkat lunak rawat jalan, modul IGD, modul radio-
tas perangkat keras (hardware) dan jaringan (LAN) logi, modul laboratorium dan modul rawat inap. Dalam
tahap pengembangan, dilakukan aktifitas pemrograman
3.a. Memasang perangkat keras dan jaringan komputer dan penyesuaian (kustomisasi) perangkat lunak, pengatu-
(LAN). ran (set up) data serta tes uji coba perangkat lunak. Pada
tahap implementasi, dilakukan instalasi perangkat lunak,
Infrastruktur perangkat keras, seperti komputer digunakan pelatihan dan pendampingan kepada pengguna perang-
sebagai perangkat pengumpul dan pengolah data. Pe- kat lunak.
rangkat keras lain, seperti mesin cetak (printer) digunakan
untuk mencetak informasi hasil olah data komputer. Pe- Bagan 2. Modul-modul perangkat lunak yang diimple-
masangan komputer dan printer ditujukan untuk mendu- mentasi di RS Cut Nyak Dhien.
kung aktifitas penggunaan perangkat lunak administrasi
pasien, billing dan unit-unit penunjang di loket pendafta- Billing
ran pasien, loket pembayaran, poliklinik, IGD, radiologi,
laboratorium, dan bangsal rawat inap. Selain itu juga Bangsal IGD Rehabilitasi
dilakukan pemasangan komputer server sebagai pusat Rawat Inap Lab Medis
penempatan perangkat lunak dan penyimpanan data.
Perangkat komputer, printer dan server dihubungkan se- Poliklinik Radiologi
cara fisik oleh jaringan komputer atau Local Area Network Rawat Jalan
(LAN). Jaringan yang menghubungkan antar komputer
tersebut dapat berwujud kabel maupun nirkabel (wire- Administrasi Pasien
les). Pada tahap pengembangan akan dipasang jaringan
komputer kabel yang menghubungkan perangkat keras
di loket pendaftaran, loket pembayaran, poliklinik, IGD,
radiologi, laboratorium, bangsal rawat inap dan ruang
komputer server (bagan 1).

155 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Pengembangan Sistem Manajemen
Keuangan di RS Cut Nyak Dhien

Amelia Hayati, Tri Wahyu Yulianto, Yulis Quarti

Tim Keuangan Divisi Public Health memulai kegiatan pada perubahan sistem dari manual ke komputerisasi. Acara
Juli 2006 dengan menempatkan seorang koordinator ini juga bertujuan untuk mengambil komitmen dari pihak
di RS Cut Nyak Dhien (RS CND) Meulaboh. Tugas dari rumah sakit, Pemda, DPRD dan Bawasda untuk bersama-
koordinator ini sebagai perpanjangan tangan antara tim sama mendukung rumah sakit dalam mengadakan
keuangan yang ada di Yogyakarta dengan RS CND. perubahan.

Tugas awal koordinator adalah melakukan existing, yakni Setelah laporan existing dilakukan, tugas selanjutnya
melihat sistem keuangan yang selama ini berjalan di RS adalah membuat SOP (Standart Operation Procedur)
CND. Dalam melakukan existing ini, terdapat temuan- yang berisi tentang existing yang telah dilakukan selama
temuan berupa kelemahan-kelemahan dari sistem yang ini dan juga usulan mengenai sistem yang seharusnya
selama ini berjalan. Pada intinya, sistem keuangan yang (sesuai standar).
berlangsung sangat jauh dari standar yang seharusnya.
Hal tersebut dikarenakan sistem keuangan di RS CND Bulan September 2006, tim keuangan yang berada di
memakai sistem manual. Sistem ini mempunyai kelemahan Yogyakarta, datang ke Meulaboh selama empat hari untuk
yaitu manipulasi data penerimaan. Hal ini diperparah oleh mengadakan semiloka internal. Semiloka ini membahas
kurangnya kontrol (pengawasan) dari atasan sehingga mengenai pentingnya sebuah sistem informasi rumah
“kebocoran” dapat terjadi di mana-mana. sakit dan penataan administrasi yang baik sehingga
dampaknya dapat mensejahterakan rumah sakit dan
Pertengahan Juli 2006, Pusat Manajemen Pelayanan pegawai.
Kesehatan (PMPK), GTZ dan World Vision Australia
mengadakan acara benchmarking sistem keuangan Setelah semiloka tersebut, diadakan semiloka lain yang
ke Tabanan Bali dan Yogyakarta. Benchmarking ini melibatkan stakeholder di kantor Bupati Aceh Barat.
mengundang tim dari RS Zainoel Abidin Banda Aceh Pembicara dalam semiloka ini antara lain dr. Haris Marta
beserta stakeholder (Pemerintah Daerah, DPRD, Bawasda) Saputra Sp.A, direktur RS CND, yang memaparkan
dan tim dari RS CND Meulaboh beserta stakeholder (Pemda perkembangan dan harapan RS Cut Nyak Dhien ke depan.
dan DPRD). Acara ini bertujuan untuk memperlihatkan Semiloka dihadiri oleh Prof. Laksono, dr. Tri Baskoro (dari
bagaimana perubahan, tantangan dan keuntungan dari UGM), Louise Searle (WVA), Ruth Wraith (RCH), dan

Dokumen Public Health Benchmarking di Yogyakarta didampingi oleh Tri
Wahyu Yulianto (tengah), staf bagian keuangan
•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh RS Dr. Sardjito Yogyakarta. sistem billing yang
sudah berjalan di RS Dr. Sardjito dipaparkan
sebagai masukan pengembangan sistem billing di
RS Cut Nyak Dhien.

156

Krishna Hort (AIHI). Dalam semiloka juga membahas Selanjutnya sistem billing manual diperluas untuk rawat
komitmen seluruh pihak dalam mendukung penerapan inap. Penerapan sistem billing manual untuk instalasi
sistem billing di RS Cut Nyak Dhien. Keputusan dari diskusi rawat inap dilakukan pada bulan Maret tahun 2007
ini adalah didapatnya komitmen dari Pemda, DPRD untuk secara paralel yaitu ujicoba di salah satu ruang rawat inap,
mendukung program yang akan dilakukan oleh RS Cut kemudian diperluas dengan ruang rawat inap lainnya.
Nyak Dhien Meulaboh, dalam mengembangkan sistem
billing. Dalam penerapan sistem billing secara manual agar
lebih jelas, dibuatkan standar operasional prosedur dan
Bulan Oktober 2006, penerapan sistem billing secara pembagian tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-
manual mulai dilakukan. Sistem billing ini diterapkan masing staf yang bertanggung jawab. SOP dan tupoksi
di instalasi rawat jalan terlebih dahulu dengan alasan ini disetujui dan disahkan oleh Direktur RS CND. .
alur di rawat jalan lebih sederhana dibanding alur rawat
inap. Selain itu juga dilakukan penertiban administrasi di Setelah data administrasi tertib, maka perencanaan
bagian keuangan. selanjutnya adalah perubahan dalam menghitung sistem
jasa medis dan juga perubahan tarif yang akan diukur
dengan unit cost.

Dokumen Public Health Sistem billing dan pendaftaran pasien di RS Dr. Sardjito sudah
berbasis komputerisasi. Foto samping, Tri Wahyu Yulianto (kiri)
menunjukkan kepada peserta benchmarking mekanisme kerja
sistem komputerisasi di loket pendaftaran UGD RS Dr. Sardjito.
Foto bawah, loket pendaftaran di RS Cut Nyak Dhien setahun
setelah benchmarking di RS Sardjito sudah menggunakan
sistem komputerisasi.

Foto: Guardian Y Sanjaya

Project Supporting Unit

Project Supporting Unit merupakan bagian yang dibentuk terakhir sebagai unit yang memban-
tu ke-4 divisi lain dalam hal administrasi dan logistik. Seiring dengan perkembangannya unit
ini menjadi pusat manajemen kegiatan program UGM di Aceh yang tidak hanya administrasi
dan logistik tetapi juga manajemen keuangan dan pelaporan. Salah satu peran penting PSU
adalah menjembatani semua instansi yang terlibat di program Aceh RS Dr. Sardjito - UGM
melalui pertemuan rutin internal UGM, maupun pertemuan dengan pihak luar.

Sari Wulandari
Sekretaris Eksekutif Project Supporting Unit

Selama hampir kurang lebih 7 bulan pelaksanaan program pengambilan keputusan dalam berbagai persoalan
spontanitas bantuan kemanusiaan masa tanggap darurat teknis lapangan yang muncul bertubi-tubi, pada akhirnya
bencana tsunami di Aceh, Universitas Gadjah Mada (UGM) dipandang perlu bagi UGM untuk memiliki perwakilan di
mulai berbenah diri. Dari hasil evaluasi kunjungan jajaran Meulaboh yang dipimpin oleh dosen senior.
pengurus proyek Aceh RS Dr. Sardjito-UGM, termasuk hasil
analisa supervisi Prof. Laksono ke Meulaboh dan Banda Dan terhitung sejak Desember 2005 UGM menugaskan
Aceh di bulan Juli 2005, diputuskan untuk melakukan seorang Senior Site Manager sebagai “Duta Besar” yang
restrukturisasi internal proyek Aceh RS Dr. Sardjito-UGM. bertanggung jawab di Meulaboh dan mendukung tim
Sudah waktunya program kemanusiaan RS Dr. Sardjito- lapangan dalam pelaksanaan program masing-masing.
UGM di Aceh dikelola melalui satu manajemen proyek. Posisi Senior Site Manager mengalami pergantian
Dalam waktu relatif singkat, antara bulan Juni-Juli 2005, beberapa kali. Senior Site Manager pertama diemban
RS Dr. Sardjito-Fakultas Kedokteran-Fakultas Psikologi oleh dr. Bambang Hastha Yoga, Sp.KJ. selama 3 bulan.
UGM berhasil membentuk manajemen proyek yang Kemudian digantikan oleh Drs. Hasan Basri, pensiunan
bertanggung jawab langsung terhadap pelaksanaan dosen Fakultas Psikologi UGM yang juga bertugas selama
Program Aceh UGM di Meulaboh dan Banda Aceh. 3 bulan di Meulaboh. Karena pertimbangan kesehatan,
posisinya kemudian digantikan oleh dr. Bambang Hastha
Pembentukan manajemen proyek yang lebih dikenal Yoga, SpKJ kembali pada bulan Juli 2006 hingga
dengan “Supporting Human Resource Development and berakhirnya program pada Desember 2007.
Health Services Reconstruction in Aceh Barat & Nanggroe
Aceh Darussalam Province” ini dilengkapi satu unit UGM memiliki pertimbangan khusus dengan menugaskan
khusus yang memberikan support penuh pada staf dan seorang psikolog maupun psikiater sebagai Senior Site
tim yang bertugas di lapangan, yaitu Project Supporting Manager di Meulaboh. Hal tersebut dilatarbelakangi
Unit (PSU). PSU juga berfungsi menjembatani para keprihatinan UGM terhadap kondisi mental masyarakat
pengambil kebijakan di level manajerial yaitu staf senior Aceh saat itu yang sangat butuh perhatian, bukan semata-
yang rata-rata bergelar professor, dengan staf program mata akibat bencana tsunami namun juga dampak
yang menjalankan kegiatan di lapangan yang notabene negatif konflik berkepanjangan antara pemerintah
adalah mahasiswanya. Seiring berjalannya waktu, PSU dan GAM. Diharapkan keberadaan seorang psikolog
terbukti mampu meminimalisir gap di antara mereka. maupun psikiater sebagai Senior Site Manager mampu
menjalin komunikasi efektif dan hubungan baik dengan
Pada bulan-bulan awal lokasi proyek yang terbentang stakeholder dan berhasil mengidentifikasi problem,
jauh memaksa Prof. Laksono, sebagai Koordinator kendala serta berbagai perubahan terkait budaya lokal
Proyek, harus bolak-balik Jogja-Banda-Meulaboh hampir yang berpengaruh pada pelaksanaan program.
tiap minggu selama lebih kurang 8 bulan. Konsekuensi
logis pada masa emergency dan recovery awal, dimana Selama lebih kurang 1,5 tahun dr. Yoga berhasil melebur
banyak kebijakan yang harus diputuskan. Tak heran pada dengan masyarakat dan budaya lokal untuk mendukung
saat itu pesawat Garuda sudah seperti rumah ke-2 bagi misi yang diembannya sehingga tidaklah mengherankan
Prof. Laksono. Untuk mengatasi kendala lokasi, terkait ketika suatu saat menjumpainya sedang asyik menikmati

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 158

Foto: Fajar mie kepiting Aceh atau “kopi terbalik” (kopi yang disajikan
dalam cangkir atau gelas yang sengaja dibalik dengan
Pos Kesehatan tim UGM pada fase emergency bertempat di bantuan sedotan sehingga menambah cita rasa khas
Meunasah (Musholla) RS Cut Nyak Dhien kopi) sambil menyaksikan indahnya matahari terbenam
di Suak Ribey, salah satu pantai terkenal di sana. Atau
Foto: Guardian Y Sanjaya di lain kesempatan berbaur dengan masyarakat lokal
yang memang terkenal sebagai penikmat kopi di warung
Pos Kesehatan tim UGM kemudian berpindah ke areal parkir kopi khas Aceh “Starblack”, plesetan dari jaringan kafe
RS Cut Nyak Dhien yang disulap menjadi barak, dan dilengkapi internasional Starbucks.
fasilitas pendukung seperti TV, AC, Mesin Cuci, Kompor gas, yang
ditujukan untuk kenyamanan tim yang ditugaskan ke Meulaboh. Penugasan dr Yoga di Meulaboh juga tidak terlepas
dari dukungan penuh Dekan Fakultas Kedokteran (FK)
Foto: Guardian Y Sanjaya UGM bagi staf pengajarnya tersebut sehingga yang
bersangkutan bisa optimal bertugas di Meulaboh tanpa
Rumah Sentosa, rumah pertama yang disewa untuk tempat tinggal meninggalkan kewajibannya di bagian terkait. Dalam
tim medis, dilengkapi juga dengan kendaraan operasional Kijang satu bulan dr. Yoga membagi waktunya 75%-25% yaitu 3
Innova lengkap dengan pengemudinya untuk memfasilitasi semua minggu di Meulaboh dan 1 minggunya lagi di Jogja.
tim UGM yang berada di Meulaboh.
Secara umum, FK UGM juga sangat mendukung
optimalisasi manajemen proyek di awal berdirinya PSU
yaitu dengan memfasilitasi ruangan khusus di Gedung
Bioetik sebagai kantor pusat operasional PSU pada bulan
Juli 2005.

Perbaikan fasilitas di Meulaboh sejalan dengan makin
mantapnya organisasi PSU. Banyak keberhasilan diraih.
Berbagai perbaikan positif dirasakan betul oleh para
staf program, terutama bagi para staf yang ditugaskan
di lapangan seperti masalah logistik, dari yang semula
tinggal di barak minim fasilitas, staf lapangan mulai
menikmati nyamannya sebuah rumah dengan fasilitas
komplet plus jaringan internet yang memudahkan mereka
berkomunikasi dengan dunia luar. Kemudian layanan
penerbangan lokal yang awalnya menggunakan SMAC
(Sabang Merauke Air Charter) yang sering diplesetkan
karena kondisi pesawat (waktu itu) yang memprihatinkan
sehingga membuat semua penumpang deg-degan dan
khusuk berdoa selama rute penerbangan, beralih ke jenis
pesawat twin otter yang relatif lebih aman dan nyaman bak
pesawat pribadi seperti MAF (Mission Aviation Fellowship)
atau SUSI AIR dengan kapasitas penumpang 9-15 orang
atau dengan pesawat MERPATI.

Di awal program satu-satunya kendaraan yang bisa
diandalkan tim lapangan untuk mendukung mobilitas
mereka adalah ojek lokal atau lebih dikenal dengan
istilah “bentor” alias becak motor yang sering membuat
penumpangnya panas-dingin serasa naik roller-coaster
karena kondisi jalanan Meulaboh pasca tsunami saat
itu. Hal ini beralih 180° dengan dukungan kenyamanan
kendaraan dinas kijang Innova lengkap dengan
pengemudinya yang andal dan mengenal medan karena
asli orang Aceh, Bang Jalil. Lebih dari itu, Bang Jalil
sebagai pengemudi juga bertindak sebagai tour guide,
yang pada waktu senggang membawa tim lapangan ke

159 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

tempat-tempat rekreasi lokal untuk sekedar refreshing Dokumen PSU
melepas lelah dari tugas rutin kemanusiaan. Semua
perbaikan itu diibaratkan “doping” yang bertujuan mampu Kantor pertama PSU bertempat di Gedung Bioetika Fakultas Kedokteran.
mendongkrak dan memelihara kinerja tim untuk tetap Koordinasi kegiatan dilakukan di ruangan ini. Foto dari kiri, Indri, Jodhy
semangat dalam menjalankan program dengan tingkat Mayangkoro, Alifah Anggraini, Evi Handayani dan Ronny Novianto.
stressing yang tinggi dan jangka panjang. Tidak mudah
untuk melayani orang, terlebih korban bencana sehingga
diperlukan ekstra energi untuk tetap fokus dan itu hanya
bisa terealisir dengan pemberian fasilitas yang layak bagi
tim lapangan sehingga mereka pun mampu memberikan
pelayanan terbaik bagi masyarakat Meulaboh pada
akhirnya.

Keberadaan rumah di Meulaboh sebagai “perwakilan
Jogja” yang menjadi pusat operasional tim (medis)
mengalami dua kali perpindahan. Tempat pertama
adalah “Rumah Sentosa” karena terletak di Jalan Sentosa
kemudian pindah ke “Rumah Gajah Mada” di Jalan
Gajah Mada yang relatif lebih nyaman dan strategis
karena makin dekat dengan RS Cut Nyak Dhien dan
kantor Sekdakab Aceh Barat. Demikian pula dengan
posisi manajer lapangan yang pernah bertugas di rumah
tersebut, mengalami dua kali pergantian dari dr. Guardian
Yoki Sanjaya yang bertugas dari Agustus 2005-Juni 2006
ke dr. Jumadi Santoso untuk periode Januari-Desember
2007. Antara bulan Juli-Desember 2006 posisi manajer
lapangan sempat kosong namun secara informal dibantu
oleh Arief Kurniawan yang saat itu bertugas sebagai
manajer lapangan tim Public Health.

Bulan Juli 2007, dr. Guardian (Gugu) akhirnya kembali Dokumen PSU
bergabung di Program Aceh UGM-WVA untuk memperkuat
PSU sebagai Staf Monitoring dan Evaluasi yang berhasil Kantor PSU sempat berpindah dua kali, terakhir PSU menempati sebuah
menyusun evaluasi program berdasar analisis log frame. ruangan di gedung KPTU Fakultas Kedokteran UGM lantai 3, yang
Pada saat yang bersamaan dr. Gugu juga mengerjakan disediakan khusus oleh Fakultas Kedokteran lengkap dengan ruang
penyusunan buku 3 tahun Program Aceh yang mencakup pertemuan.
semua kegiatan masing-masing divisi secara terinci
sebagai publikasi akhir program RS Dr. Sardjito-UGM di
NAD khususnya Aceh Barat.

Kerjasama Manajemen Proyek dengan Aus-
tralia

Sejalan dengan restrukturisasi internal UGM, Royal Dokumen PSU
Children’s Hospital (RCH) sebagai kolaborator UGM yang
berhasil meyakinkan pihak donor World Vision Australia Pertemuan rutin proyek Aceh difasilitasi oleh PSU. Antara lain rapat
(WVA) untuk mendanai program ini meminta Australian mingguan tiap hari jumat, rapat Board of Advisory tiap tiga bulan, PMC
International Health Institute, The University of Melbourne meeting tiap bulan dan rapat koordinasi insidental lainnya.
(AIHI) membantu UGM dalam implementasi program
termasuk penyusunan project management plan sebagai
acuan pelaksanaan program secara keseluruhan. Format
baku penyusunan Term of Reference (TOR) kegiatan serta
laporan program per tiga bulan mulai disosialisasikan.
Semua itu bertujuan meminimalisir risiko kegagalan
dalam pencapaian tujuan program.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 160

Dokumen PSU Penandatanganan MoU Kerjasama antara RS
Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas
Psikologi UGM dalam pengembangan proyek
Aceh. Dari kiri, dr. Sri Endarini, MKes, Direktur
RS Dr. Sardjito, Prof. Dr. Noor Rochman H,
SU, Dekan Fakultas Psikologi dan Prof. Dr. dr.
Hardyanto Soebono, Sp.KK(K), Dekan Fakultas
Kedokteran UGM.

AIHI juga mengembangkan log frame program sebagai pemeriksaan laporan transaksi keuangan program
bagian dari manajemen proyek, termasuk log frame periode tahun 2005.
program management yang menjadi tanggung jawab
PSU. Log frame output manajemen program yang Dengan pelaksanaan validasi tersebut, Prof. Laksono
pertama terkait kebijakan manajemen terealisir melalui sebagai Project Coordinator bertambah yakin akan
Project Management Committee (PMC) meeting tiap perlunya sentralisasi manajemen dan keuangan proyek
bulan antara UGM-AIHI-RCH-WVA, baik dengan melalui PSU untuk lebih mengoptimalkan penggunaan
teleconference maupun videoconference untuk saling dana WVA bagi kepentingan masyarakat Aceh. Selain itu,
koordinasi antar kolaborator dan pengambilan keputusan sentralisasi diharapkan mampu meningkatkan tranparansi,
bersama sesuai peran masing-masing. Terkait log frame akuntabilitas dan memudahkan monitoring program.
output ke-2, yaitu kegiatan manajemen yang terencana Terhitung sejak Juli 2006, sentralisasi manajemen dan
sesuai aturan main yang dilaporkan secara periodik, keuangan proyek dijalankan PSU dengan struktur organisasi
PSU bertanggung jawab mengirimkan laporan keuangan baru terdiri atas manajer, akuntan, staf keuangan, staf
dan naratif kegiatan program per 3 bulan kepada AIHI buletin, staf komunikasi, dan Office Boy. Pelaksanaan
untuk diteruskan ke WVA. Log frame output ke-3 adalah sentralisasi ini bertepatan dengan kepindahan PSU dari
manajemen keuangan yang mengacu pada prinsip- kantor lama di Gedung Bioetik ke Gedung Administrasi
prinsip akuntansi yang berlaku yang mulai dijalankan PSU Pusat (KPTU) Fakultas Kedokteran UGM, lantai 2. Hal
melalui sentralisasi manajemen proyek. Log frame output ini juga secara politis mampu memberikan kesan baik
ke-4 adalah technical assistance untuk program sesuai kepada pihak kolaborator karena letaknya yang strategis,
kebutuhan dengan dilibatkannya konsultan ahli sebagai berada satu gedung bahkan satu lantai dengan dekanat,
Technical Adviser serta dukungan administrasi dan logistik mencerminkan kemauan kuat UGM dalam merespon
ke masing-masing program, dan Log frame output ke-5 perubahan positif yang diharapkan lembaga donor.
adalah monitoring dan evaluasi yang terus diperbaiki PSU
bersamaan dengan penerapan sentralisasi manajemen Auditing
proyek.
PSU berhasil mengembangkan prosedur manual
Perbaikan manajemen terus dikembangkan bersama manajemen proyek terkait penerapan sistem sentralisasi,
antara RCH-AIHI-UGM dalam rangka merespon juga format pengajuan dan laporan keuangan program
permintaan WVA berkenaan dengan transparansi dan sehingga PSU bisa membuat kompilasi laporan ke-4
akuntabilitas, termasuk melibatkan internal auditor dari program tiap bulannya, yaitu program Clinical Services
Jakarta -Hari Suhendro, untuk secara periodik melakukan (CS); Mental Health (MH); Public Health (PH); dan
validasi internal audit laporan keuangan sesuai prinsip- Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) sebagai
prinsip akuntansi di Indonesia. Internal audit yang bentuk transparansi dan akuntabilitas serta memudahkan
pertama dilaksanakan pada bulan Juni 2006 dengan monitoring program. Dan sesuai permintaan WVA, PSU
mengirimkan konsolidasi tersebut per 3 bulan. Setiap akhir

161 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Sentralisasi sistem keuangan melalui PSU Dokumen PSU
merupakan langkah yang baik bagi perbaikan
manajemen keuangan proyek Aceh RS Dr.
Sardjito-UGM. Sentralisasi ini juga merupakan
keinginan pihak donor sesuai dengan format
laporan standar mereka.

bulan, ke-4 program memasukkan pengajuan budget diterima UGM di tahun 2006. Secara guyon, kami di
ke PSU untuk aktivitas program secara umum dalam PSU mengingatkan Pak Hendro untuk lebih santai dan
satu bulan ke depan dengan persetujuan koordinator jaga kondisi dengan tidak terlalu memaksakan diri. Hasil
dan manajer program terlebih dulu, dan tiap kali validasi yang ke-3 ini membuktikan adanya perubahan
pelaksanaan kegiatan setiap program harus mengajukan signifikan pada manajemen keuangan proyek. Ini lebih
TOR dan budget kegiatan personal yang mengacu pada dipertegas lagi dengan laporan auditor independen, HLB
logframe program. Selanjutnya PSU memproses lebih Hadori & Rekan, yang dikontrak AIHI untuk memeriksa
lanjut pengajuan tersebut untuk pencairan dana kegiatan laporan keuangan penerimaan, pengeluaran dan saldo
melalui persetujuan Deputy Project Coordinator dan Program Aceh UGM-WVA yang menyatakan bahwa
Board of Advisor (BOA). Dana tersebut kemudian dikelola laporan penerimaan dan pengeluaran dana Program
PSU untuk langsung dibayarkan kepada staf pelaksana Aceh UGM-WVA menyajikan secara wajar, dalam semua
kegiatan dan supplier terkait sehingga program hanya hal yang material, sesuai prinsip akuntansi yang berlaku
menyimpan dana khusus operasional sehari-hari dalam umum di Indonesia.
jumlah relatif kecil. Jadi semua bukti pengeluaran pun
bisa terdokumentasi dengan rapi di PSU. Prosedur baru Salut kepada Pak Hendro atas support dan bantuannya
ini nantinya terbukti mampu menunjukkan perbaikan sehingga PSU mampu menjalankan sentralisasi, terutama
positif, berkenaan dengan transparansi dan akuntabilitas untuk keuangan proyek sehingga sesuai harapan WVA
manajemen proyek, yaitu pada hasil internal audit ke-3. menjadi lebih transparan dan akuntabel. Semua itu juga
tidak terlepas dari peran Akuntan PSU, Rina Dyah Utami,
Internal audit ke-2 oleh Pak Hendro dilaksanakan Agustus SE. yang banyak membantu manajer dan staf program
2006 meliputi transaksi keuangan periode Januari-Juni terkait format baru pengajuan dan laporan keuangan
2006. Pada kesempatan tersebut, Pak Hendro juga sesuai prinsip akuntansi. Dedikasi dan kesabarannya patut
memberikan banyak masukan dan pelatihan singkat yang diacungi jempol hingga akhirnya sistem baru (sentralisasi)
mendukung penerapan sentralisasi keuangan seperti bisa berjalan karena tidak mudah mengubah kebiasaan
pelatihan membuat format voucher, laporan petty cash lama yang sudah membudaya sekian waktu, butuh
dan rekonsiliasi bank juga pengkodean aset, hutang waktu penyesuaian sehingga masing-masing program
dan biaya. Saking semangatnya, Pak Hendro sempat yang dulunya memiliki format berbeda-beda tanpa
mengalami stroke ringan dan harus terbaring selama mengacu prinsip- akuntansi bisa menerima dan akhirnya
2-3 hari di RS Panti Rapih sesaat sebelum kepulangannya menjalankan sistem baru tersebut.
ke Jakarta. Syukurlah tak lama berselang kondisinya
berangsur membaik. Seiring dengan itu, laporan naratif kegiatan juga mulai
menunjukkan adanya perbaikan dengan analisis yang
Internal audit ke-3 sudah terlaksana di bulan Februari lebih mendalam dari masing-masing program terkait isu
2007 meliputi validasi laporan keuangan periode Juli- yang berkembang di tiap pelaksanaan kegiatan dan hasil
Desember 2006 serta aliran dana dari WVA yang evaluasi. Per 3 bulan laporan tersebut dikirim ke AIHI

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 162

untuk dikompilasi menjadi laporan Program Aceh UGM- tanggal 5-6 Juni 2007, PSU berhasil menyelenggarakan
WVA yang komprehensif dan akhirnya dilaporkan ke WVA lokakarya “Pembangunan Kesehatan Aceh Barat 2008-
untuk persetujuan penurunan dana kegiatan. Laporan 2010” di Meulaboh yang membahas kemajuan pemulihan
komprehensif tersebut juga dikirim balik AIHI ke UGM dan rekonstruksi sistem kesehatan Aceh Barat, dan CND
sebagai feedback untuk ditindaklanjuti masing-masing secara khusus, serta membahas skenario pembangunan
program. Meskipun sudah berupaya keras mengirimkan kesehatan dengan dana otonomi khusus. Lokakarya ini
laporan tepat waktu tetap saja terjadi keterlambatan bermanfaat bagi stakeholder lokal dalam penyiapan
pengiriman laporan dan hal tersebut menjadi justifikasi kesinambungan program capacity building CND
pihak donor terkait keterlambatan transfer dana kegiatan. dan program kesehatan Aceh Barat. Menindaklanjuti
Hal ini berdampak pada pelaksanaan kegiatan selanjutnya keberhasilan lokakarya tersebut, PSU memfasilitasi
yang terhambat dana kegiatan dan akhirnya kembali advokasi tingkat propinsi pada 30 Juli-5 Agustus 2007 di
berpengaruh pada penyusunan laporan keuangan Banda Aceh bekerjasama dengan Dinas Kesehatan NAD,
dan naratif kegiatan, terus seperti itu bak lingkaran Fakultas Ekonomi dan Kedokteran Unsyiah. Peran aktif
permasalahan yang tidak terputus. institusi lokal membuktikan komitmen pemerintah daerah
dalam mendukung kesinambungan program kesehatan
Komunikasi Proyek di Aceh. Komitmen pemda merupakan isu penting untuk
menjamin keberhasilan kesinambungan program.
Selain laporan keuangan dan naratif kegiatan tiap 3 bulan
sekali, evaluasi internal tiap minggu juga dilaksanakan Berbagai keberhasilan telah diraih PSU dalam rangka
melalui rapat mingguan hari Jumat yang bertujuan sentralisasi manajemen proyek yang transparan dan
melaporkan program berjalan dan permasalahan akuntabel, meskipun tidak dapat dipungkiri frekuensi
yang dihadapi sekaligus memutuskan bersama solusi pergantian staf yang cukup sering terjadi berdampak pada
permasalahan tersebut. Juga dibicarakan rencana internal PSU seperti penundaan penyusunan laporan,
kegiatan tiap program dan koordinasi persiapannya. buletin, inventoris, dan keterlambatan kontrak. Namun
Seringkali dalam rapat mingguan diagendakan hal itu justru menjadi nilai positif dalam memaknai arti
teleconference dengan Senior Site Manager dan staf pentingnya kebersamaan, toleransi, respek, dan saling
lapangan di Meulaboh serta stakeholder lokal untuk support dalam pencapaian prestasi kerja tim, juga hal lain
mendengar langsung kemajuan program dan situasi yang tak kalah indahnya adalah pertemanan, sungguh
kondisi terakhir Meulaboh sebagai bagian dari koordinasi menyenangkan punya banyak teman dengan beragam
dan monitoring program. Khusus bahasan topik tertentu, karakter. Satu hal pasti, diakui atau tidak, PSU merupakan
PSU mengundang serta BOA dalam rapat mingguan “kawah candradimuka” bagi staf yang bergabung di
pada hari Jumat untuk advokasi dan sekaligus informasi dalamnya dan ini terbukti dengan keberhasilan mereka
terbaru kegiatan program. Rapat mingguan berhasil melanjutkan pendidikan dan karir di tempat lain dengan
menjadi sarana koordinasi dan evaluasi yang ampuh salah satunya berdasar referensi pengalaman kerja
dalam penyelesaian tiap permasalahan. mereka di Program Aceh UGM-WVA.

PSU juga menerbitkan buletin mingguan sebagai media Terima Kasih
komunikasi resmi kepada BOA dan para kolaborator
yang menginformasikan pelaksanaan kegiatan program Apresiasi dan ucapan terima kasih disampaikan kepada
tiap minggunya. Namun terhitung mulai edisi Oktober Krishna Hort dan Mia Urbano dari AIHI serta Prof.
2007, berkenaan dengan menurunnya intensitas Laksono dan Dr. Tri Baskoro sebagai Project Coordinator
kegiatan program menjelang terminasi proyek di akhir dan Deputy Project Coordinator “Supporting Human
Desember 2007, buletin yang awalnya terbit mingguan Resource Development and Health Services Reconstruction
menjadi terbit bulanan. Selain buletin, PSU juga berhasil in Aceh Barat & Nanggroe Aceh Darussalam Province”,
mengembangkan website program di http://unimelb-gmu- untuk usaha mereka yang tak kenal lelah mendampingi
medschools.ugm.ac.id. yang berisi informasi kegiatan langkah PSU mewujudkan manajemen proyek yang
program sehingga bisa diakses lebih luas lagi. Updating transparan dan akuntabel. Juga kesabaran mereka dalam
website merupakan salah satu pekerjaan rumah bagi PSU membantu mengatasi berbagai persoalan yang timbul
untuk bisa selalu menyajikan informasi terbaru sesuai dalam pelaksanaan program. Tak lupa terima kasih
pelaksanaan program. banyak kepada teman- teman yang telah memberikan
warna bagi PSU di eranya masing-masing: Ifah, Boni,
Sejak Maret 2007, kantor PSU pindah untuk kali ketiga di Indri, Evi, Alifah, Anto, mas Tri, mbak Rina, Ipé, Dian, Ayu,
lantai 3 KPTU. Dan pada waktu berbarengan wacana exit Desi, Rika, Sinta, Gugu, serta Jumadi, Bang Jalil dan mas
strategy dalam rangka terminasi proyek di akhir Desember Sartono yang ikut membantu PSU memberikan support
2007 mulai intens dibahas di rapat mingguan. Tepat pada pada tim lapangan di Rumah Gajah Mada.

163 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Dokumen PSU

Dokumen PSU

Selain mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan masing-masing divisi, PSU juga bertindak sebagai pelaksana kegiatan-kegiatan
besar di lapangan dengan melibatkan semua staf. Semiloka terakhir dengan topik “Program Pembangunan dan Pemulihan Sistem Kesehatan
Aceh Barat: Pencapaian dan Kelanjutan Program”, diselenggarakan di Meulaboh dengan mengundang semua peserta yang pernah terlibat di
program UGM, baik Clinical Services, Mental Health, IMCI dan Public Health. Peserta semiloka antara lain dari Pemerintah Daerah Kabupaten
Aceh Barat, DPRD, Bappeda, perwakilan dari 6 kabupaten pesisir pantai Barat, Dinas Kesehatan Propinsi, dan LSM.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 164

RUMAH SAKIT CUT NYAK DHIEN

Rekonstruksi dan Rehabilitasi Pasca Tsunami

dr. Haris Marta Saputra, Sp.A

Pendahuluan sakit terlalu banyak, di lain pihak rumah sakit tidak stabil.
Ribuan pasien datang ke RS CND untuk mendapatkan
Bencana Tsunami pada Desember 2004 benar-benar pertolongan, bahan habis pakai sudah dihabiskan di hari
membuat sistem kesehatan di Aceh Barat lumpuh, ter- pertama. Tiga sampai empat hari kota Meulaboh putus
masuk RS Cut Nyak Dhien (RS CND) Meulaboh. Satu ru- hubungan dengan dunia luar. Pertolongan pertama da-
mah sakit TNI di Meulaboh rata dengan tanah sehingga tang dari angkatan darat, kemudian datang bantuan dari
otomatis RS CND menjadi satu-satunya rumah sakit di PTP Medan pada hari ke-4 dan hari ke-5 datang bantuan
Aceh Barat sebagai pusat rujukan, bahkan bagi 3 kabu- dari pemerintah Singapura dan RS Dr. Sardjito yang dip-
paten lain yang saat itu tidak terdapat fasilitas rumah sakit impin oleh dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD beserta 25
antara lain Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Jaya orang lainnya. Tim ini mulai bekerja di rumah sakit tanpa
dan Kabupaten Aceh Barat Daya. henti bersama 18 organisasi lain yang membantu di RS
CND pada saat itu.
Secara fisik RS CND tidak terkena dampak kerusakan Tsu-
nami ataupun gempa bumi, namun lumpuhnya RS CND Berbagai bantuan datang setelahnya baik tenaga mau-
lebih karena kurangnya sumber daya manusia (SDM) pun peralatan medis dan ambulan. Bantuan ini terutama
sesaat terjadinya Tsunami. Banyak staf RS CND secara dari LSM internasional yaitu berupa pembangunan salu-
langsung maupun tidak langsung terkena imbas ben- ran air dari Prancis, bantuan peralatan medis dan ken-
cana, sehingga tidak bisa aktif untuk bekerja di RS CND. daraan operasional dari Jepang dan sebaginya. Dalam
Ketersediaan dokter spesialis hanya 6 macam, 2 pegawai perkembangannya RS CND menghendaki adanya pen-
tetap, 4 WKS (Wajib Kerja Spesialis). Dari keenam dok- ingkatan kapasitas SDM dan manajemen pelayanan RS
ter spesialis, hanya 3 spesialis yang bekerja sesaat set- CND dimana prospek ini bisa didapatkan dari bantuan
elah terjadinya bencana. Pasien yang datang ke rumah tim UGM dengan donornya Word Vision Australia.

165 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Dokumen Clinical Services

Bagan 1. Struktur keorganisasian RS Cut Nyak Dhien PERATURAN DAERAH ACEH BARAT
NO: 17 TAHUN 2002
SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENGELOLA
RS CUT NYAK DHIEN MEULABOH

Dewan Penyantun Kepala Badan Pengelola
KELOMPOK JABATAN dr. Haris Marta Saputra, Sp.A

FUNGSIONAL Sekretaris

Sub. Bagian Sub. Bagian Sub. Bagian Sub. Bagian
Penyusunan Prog./Laporan Umum dan Perlengkapan Kepegawaian dan Diklat Rekam Medis

Bidang Pelayanan dan Instalasi Bidang Keperawatan Bidang Anggaran dan
Penunjang Medis Instalasi Sub Bidang Mobilisasi Dana
Sub Bidang Instalasi Sub Bidang
Pelayanan Medis Instalasi Bimbingan dan Asuhan
Sub Bidang Sub Bidang Penyusunan Anggaran
Penunjang Medis Sub Bidang Perbendaharaan
Sub Bidang Etika Profesi Keperawatan
Pelayanan Rujukan Sub Bidang Pengendalian dan Verifikasi
Sub Bidang
mutu keperawatan Mobilisasi Dana

Perkembangan Rumah Sakit Cut Nyak Dhien tahun 2004 yang dapat dilihat pada bagan 2.

Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan Sejak tahun 2004 pemanfaatan tempat tidur yang ada
yang memiliki fasilitas paling kompleks, padat modal dan di RS CND cendrung meningkat seiring dengan keterse-
padat teknologi. Pengelolaan rumah sakit yang efisien diaan tenaga kesehatan yang memadai khususnya pe-
memerlukan sistem informasi yang cepat, akurat, dan da- layanan dokter spesialis. (Sumber data laporan tahunan
pat dipercaya. Untuk itulah RS CND bekerjasama dengan RS CND, Laporan Tim Medis RS Dr. Sardjito - Fakultas
UGM berupaya mewujudkan pengelolaan RS yang opti- Kedokteran UGM, Penelitian CE&BU RS Dr. Sardjito Yog-
mal dan berkualitas. Secara umum RS CND menyediakan yakarta, 2007).
13 pelayanan antara lain:
1. Pelayanan umum Tidak disangkal lagi bahwa RS CND sekarang menjadi
2. Pelayanan gigi pusat pelayanan kesehatan rujukan bagi fasilitas kes-
3. Pelayanan gawat darurat ehatan lain di wilayah pantai barat NAD. Hal ini karena
4. Pelayanan Spesialis antara lain Anak, Kebidanan, Be- adanya permintaan kebutuhan akan pelayanan keseha-
tan bermutu di masyarakat yang semakin meningkat. Jika
dah, Penyakit Dalam, Mata, Jiwa, THT dan Syaraf dilihat dari pendapatan RS CND per tahun (bagan 3),
5. Pelayanan ICU terdapat peningkatan pendapatan sebagai dampak dari
6. Laboratorium meningkatnya kunjungan pasien ke RS CND.
7. Radiologi
8. Fisiotherapi Peningkatan jumlah kunjungan pasien harus diimbangi
9. Pelayanan psikologi dengan peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit.
10. Kamar Operasi Strategi pengembangan RS CND dibagi dalam jangka
11. Unit Transfusi Darah (UTD) pendek, menengah dan jangka panjang. Untuk jangka
12. Farmasi pendek dan menengah difokuskan pada aspek (1) Per-
13. Gizi baikan sistem manajemen rumah sakit; (2) Penyediaan
fasilitas pelayanan yang adekuat dan standar; (3) Pen-
RS CND mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. ingkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia;
Hal ini dapat dilihat dari salah satu indikator performance dan (4) Rekonstruksi dan renovasi bangunan rumah sakit.
rumah sakit yakni pada Bed Accupatient Rate (BOR) dari

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 166

Bagan 2. Persentasi penggunaan tempat tidur (BOR) di RS CND dari tahun 2004 sampai pertengahan 2007.

Persentasi BOR 90 80
80 76
70 56
60
50 51 2005 2006 Mid 2007
40
30
20
10

0
2004

Tahun

Bagan 3. Pendapatan RS CND tahun 2004- November 2007

Pendapatan (x Rp 1.000.000) 3000 2504 2641
2500 2007

2000

1500

1000 920 646
500

0 2005 2006
2004

Tahun

Sedangkan untuk program jangka panjang diharapkan Billing system mulai diterapkan di RS CND sejak Oktober
(1) RS CND dapat menjadi rumah sakit terakreditasi yang 2006 melalui sistem manual di semua fasilitas rawat jalan
mempunyai layanan unggulan, mempunyai dokter spe- atas bantuan tim UGM. Dalam perkembangannya, penge-
sialis yang lengkap dan permanen; (2) Bentuk organisasi nalan sistem informasi rumah sakit oleh UGM membuat bill-
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD); dan (3) ing system lebih ditingkatkan lagi menjadi sistem computer-
Menjadi rumah sakit tipe B non pendidikan. ized yang dimulai sejak Maret 2007. Sistem komputerisasi
inilah yang seterusnya akan dikembangkan di RS CND da-
Perubahan manajemen lam jangka pendek dan menengah untuk mencapai salah
satu tujuan jangka panjang rumah sakit yaitu mewujudkan
Peningkatan kapasitas manajemen RS CND tidak terlepas RS CND sebagai Badan Layanan Umum Daerah.
dari perubahan budaya kerja antara lain perubahan bu-
daya yang mengutamakan pelanggan, kerja sama tim dan Diterapkannya billing system di RS CND dapat menjamin
perbaikan mutu berkelanjutan. Salah satu aspek penting sistem keuangan yang transparan dan bisa dipertang-
perubahan manajemen yang mempengaruhi seluruh ki- gungjawabkan. Dari sistem yang ada dapat dilihat lapo-
nerja rumah sakit yaitu adanya perubahan manajemen ran-laporan penerimaan per kasir, per hari, per instalasi
pembayaran atau billing system. dari pelayanan yang diberikan di RS CND. Dengan didu-
kung adanya rekapitulasi tindakan tenaga medis, para-

167 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Dokumen Clinical Services

RS Cut Nyak Dhien Meulaboh semakin ramai dikunjungi pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Tersedianya pelayanan dokter
spesialis di RS CND membawa dampak meningkatnya kunjungan pasien yang juga berdampak pada meningkatnya pendapatan rumah sakit.

medis dan non paramedis, sistem bisa menjamin pem- sepert Bedah, Anak, Obsgyn dan Penyakit Dalam serta
bagian jasa medis yang lebih transparan dan adil bagi penyusunan praturan internal staf medis (medical staff by-
semua staf RS CND baik petugas medis, paramedis dan laws) untuk meningkatkan mutu profesi medis dan mutu
non medis pelayanan medis di RS CND.

Sistem informasi rumah sakit juga mencakup pendataan Semua usaha perubahan manajemen rumah sakit ber-
pasien dan penunjang rekam medis. Rekapitulasi laporan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan RS CND baik
bulanan, mingguan bahkan harian dari jumlah kunjun- ke luar dalam hal pelayanan langsung terhadap pasien
gan pasien dapat diekstraksi dari sistem informasi yang maupun ke dalam untuk pemenuhan kebutuhan kepua-
sudah diterapkan. Sistem ini memudahkan petugas re- san bekerja bagi staf RS CND.
kam medis untuk merekapitulasi berbagai macam data
laporan seperti jumlah 10 penyakit terbanyak berdasar- Fasilitas Peralatan
kan ICD-10, laporan indikator performance rumah sakit
seperti BOR, ALOS, BTO, TOI, GDR dan NDR, ataupun Pasca tsunami khususnya di NAD membuat instansi-
laporan-laporan lain sesuai permintaan user baik dokter, instansi, baik di tingkat nasional maupun international
perawat, pihak manajemen maupun pihak pemerintah untuk membantu masyarakat yang terkena dampaknya.
daerah jika dibutuhkan. Termasuk di sektor kesehatan dan rumah sakit. Berbagai
macam bantuan datang tanpa henti baik bantuan tenaga,
Aspek manajemen lain yang berkembang yaitu mana- obat-obatan maupun peralatan medis. RS CND merupa-
jemen kendali mutu. RS CND mulai menata ulang dan kan salah satu rumah sakit yang beruntung mendapatkan
menguatkan sistem kendali mutu melalui berbagai man- berbagai macam bantuan peralatan medis yang sebel-
ual standar yang sudah dibuat atas bantuan tim UGM. umnya memang belum dimiliki oleh RS CND.
Manual kendali mutu yang berhasil dibuat antara lain
manual standar manajemen mutu (SMM), standard pe- Peralatan medis ini sangat menunjang pelayanan di RS
layanan medis (SPM), standard operating prosedur (SOP) CND terutama pada beberapa bagian antara lain bagian
khususnya untuk 10 penyakit terbanyak di 4 bagian besar Syaraf, Mata, THT, ICU, Kamar operasi, Radiologi, labora-

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 168

dr. Pernodjo Dahlan, Sp.S “Bantuan alat elektromedik canggih seperti EEG, ENMG, Evoked Potensial dari berbagai
instansi di RS CND pasca Tsunami betul-betul luar biasa. Namun disisi lain justru menuai
kendala antara lain karena merknya yang tidak terkenal dan tidak dikenal di Indonesia
sehingga diragukan kualitas dan keawetan alat-alat tersebut. Belum lagi SDM yang akan
menangani dan mengoperasikan alat-alat tersebut kurang memahami bahkan tidak bisa
mengoperasikan alat tersebut. Sarana pendukung juga tidak terlalu diperhatikan seperti
tempat atau ruangan untuk menyimpan alat-alat tersebut yang tidak representatif.

Supervisor Bagian Neurologi

RS Dr. Sardjito Sayang sekali jika RS CND tidak bisa memfungsikan alat tersebut secara optimal. Perlu se-

orang operator yang mengerti betul bagaimana mengoperasikan alat-alat tersebut, tidak

harus perawat melainkan cukup seseorang yang mengerti peralatan elektronik dan komputer”

torium dan sebagainya yang hampir di semua bagian RS lain pelatihan Medical emergency service, general emer-
CND. Pentingnya peralatan medis ini menunjang tujuan gency life suport, manejemen mutu keperawatan, mane-
jangka panjang RS CND dalam menyediakan pelayanan jemen gizi, pelatihan farmasi, manajemen rekam medis,
dokter spesialis yang lengkap dan permanen serta dapat manajemen keuangan dan masih banyak lagi yang bisa
menjadikan RS CND sebagai rumah sakit tipe B non pen- dilihat pada tabel 1.
didikan di wilayah pantai barat NAD.
Pembangunan Fisik
Perubahan Mutu Tenaga Medis Dan Parame-
dis Tidak hanya manajemen dan SDM, pembangunan fisik
rumah sakit juga merupakan salah satu perubahan yang
Mutu pelayanan tidak terlepas dari kualitas SDM rumah terjadi di RS CND pasca Tsunami. Dengan luas 2,8 hek-
sakit baik tenaga medis maupun para medis. Bekerjasa- tar, bangunan lama RS CND direnovasi atas bantuan pe-
ma dengan instansi lain, RS CND sudah menyelengga- merintah Singapura. Walaupun sedikit terhambat dengan
rakan berbagai program pelatihan bagi stafnya, antara banyaknya kendala birokrasi, namun saat ini proses re-
lain program magang dan pelatihan di RS Dr. Sardjito konstruksi bangunan fisik RS CND sudah mulai berjalan
Yogyakarta, program magang di Rumah Sakit Singapura dan diharapkan 1 tahun kedepan RS CND sudah memiliki
dan program magang di RS Hasan Sadikin Bandung. bangunan baru berstandar internasional. Ditambah den-
Sedangkan pelatihan yang dilakukan di RS CND hampir gan bangunan tambahan bantuan Bank Mandiri mela-
melibatkan seluruh staf medis dan paramedisnya, antara lui UGM yaitu bangsal psikaitri. RS CND akan memiliki

Tabel 1. Jenis pelatihan yang diikuti staf RS CND pada masa rekonstruksi dan rehabilitasi pasca Tsunami.

No. Jenis Pelatihan Tempat Jumlah Staf Terlibat
1. GELS Meulaboh 37 orang
2. EMS Meulaboh 23 orang
3. Asuhan Keperawatan Meulaboh 53 orang
4. Asuhan Persalinan Jakarta, Medan 18 orang
5. Manajemen Keperawatan Meulaboh 11 orang
6. Pengendalian Infeksi Nosocomial Meulaboh 14 orang
7. ICU Yogyakarta 2 orang
8. UGD Yogyakarta, Banda Aceh, Singapura 5 orang
9. Pengelolaan Limbah Medis Meulaboh 4 orang
10. Pelatihan Psikiatri Yogyakarta, Banda Aceh 3 orang
11. Pelatihan Billing Sistem Meulaboh 12 orang
12. Pelatihan Farmasi Yogyakarta 2 orang
13. Pelatihan Laboratorium Yogyakarta, Bandung 3 orang
14. Pelatihan Gizi Yogyakarta, Bandung 2 orang

169 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Foto: Guardian Y Sanjaya

Renovasi RS Cut Nyak Dhien Meulaboh Foto: Guardian Y Sanjaya
sempat tertunda yang secara tidak langsung
menghambat beberapa kegiatan Program
Aceh RS Dr. Sardjito - UGM. Pada foto
tampak beberapa bangunan di rumah
sakit sedang dibangun yang menyebabkan
terganggunya beberapa pelayanan di rumah
sakit.

fasilitas pelayanan psikiatri yang nantinya menjadi satu- kan di RS CND yang tidak lain untuk meningkatkan kuali-
satunya rumah sakit kabupaten yang memiliki pelayanan tas pelayanan RS CND baik keluar maupun ke dalam.
rujukan pasien jiwa selain BPKJ Banda Aceh.
Setidaknya 11 program pokok UGM di RS CND dilaku-
Fasilitas lain adalah bantuan 10 buah rumah dinas untuk kan dalam jangka waktu 3 tahun sejak Januari 2005.
dokter tetap RS CND atas bantuan BRR. Pembangunan Antara lain:
fisik yang terjadi di RS Cut Nyak Dhien diharapkan dapat 1. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dokter spesialis di
meningkatkan motivasi dan semangat staf dalam beker-
ja, melakukan pelayanan kesehatan kepada masyaraka RS CND termasuk pelayanan psikiatri dan psikologi
Aceh Barat dan sekitarnya. di RS CND.
2. Membentuk CND sebagai pusat rujukan pelayanan
Program Kerjasama Dengan FK UGM/RS Dr. kesehatan di wilayah pantai barat Aceh sekaligus
Sardjito pusat pengembangan sistem manajemen bencana di
wilayah Aceh Barat-Selatan.
UGM melalui tim medisnya sebagai tulang punggung 3. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit melalui
program rekonstruksi dan rehabilitasi pasca Tsunami di peningkatan kapasitas manajemen dan pembuatan
NAD merupakan satu-satunya instansi yang terus menerus beberapa manual antara lain standar mutu, standar
mendukung RS CND tanpa henti selama lebih dari 3 ta- pelayanan medis dan standar prosedur operasional.
hun. Berbagai macam kegiatan berhasil diimplementasi- Secara khusus memperkuat kapasitas staf dan sistem
manajemen di unit penunjang medis seperti gizi, far-

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 170

masi dan management logistic. tuk kebutuhan rumah sakit harus menunggu pengesahan
4. Peningkatan kapasitas staf struktural dan fungsional RKA yang memakan waktu cukup lama. Hal ini meng-
ganggu pelayanan kepada pasien/ masyarakat. Sebagai
melalui program pelatihan, magang di RS Dr. Sardjito contoh penyediaan bahan habis pakai seperti Oksigen,
dan mentoring dengan mendatangkan ahli-ahli ses- obat-obatan dan perawatan rumah sakit seperti lampu,
uai dengan bidangnya. saluran air dan sebagainya. Jika hal ini dibiarkan ber-
5. Mempromosikan rumah sakit agar lebih dikenal dan larut-larut, kualitas pelayanan rumah sakit akan sangat
diakses oleh masyarakat di wilayah Aceh Barat dan menurun.
sekitarnya.
6. Team building dan budaya kerja sebagai salah satu Selain itu, sistem yang ada menyebabkan ketidak puasan
cara untuk mengubah budaya kerja menjadi lebih staf terhadap manajemen. Sebagai contoh adalah keter-
baik. lambatan pemberian insentif bagi staf RS CND, terutama
7. Peningkatan kapasitas rekam medis dan manajemen dokter spesialis, yang berimbas pada krisis kepercayaan
rekam medis di RS CND. dan ketidakpuasan kepada rumah sakit dan Pemda yang
8. Memperkuat sistem manajemen keuangan RS CND pada akhirnya mengakibatkan terganggunya fungsi pe-
sekaligus mengadvokasi perubahan status rumah layanan.
sakit menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
9. Pengembangan sistem informasi rumah sakit. Krisis kepercayaan yang terjadi saat ini dan ketidakpuasan
10. Peningkatan kapasitas staf dalam mempersiapkan staf yang ada karena mekanisme manajemen keuangan
RS CND sebagai rumah sakit rujukan MTBS untuk di RS CND masih tergantung pada pemerintah daerah.
wilayah pantai barat NAD. Penerimaan penghasilan rumah sakit disetorkan terlebih
11. Membentuk CND sebagai pusat rujukan pelayanan dahulu ke kas daerah sehingga jasa pelayanan dokter
kesehatan jiwa di wilayah pantai barat Aceh, seka- dan paramedis tidak dapat segera dibayarkan dan bah-
ligus merintis pembentukan klinik tumbuh kembang kan tertunda sampai 3 bulan atau lebih.
anak.

Kendala Ketersediaan tenaga spesialis belum mencukupi. Saat ini
sebagian besar tenaga spesialis didatangkan dari UGM,
Seperti halnya rumah sakit yang berada dibawah pe- padahal UGM pada akhir tahun 2007 sudah menye-
merintah daerah (belum independen), kebijakan akan lesaikan programnya di Aceh Barat terutama RS CND.
perubahan sistem di rumah sakit harus melalui persetu- RS CND bersama pemerintah daerah harus memikirkan
juan pemerintah daerah dan DPRD terutama manajemen jalan keluar untuk kelanjutan pengadaan dokter spesialis
keuangan. Sistem ini mengganggu pelayanan dimana setelah kerja sama dengan UGM selesai. Untuk itu diper-
pengeluaran rumah sakit atau penggunaan anggaran un- lukan koordinasi yang baik antara RS CND dan pemer-
intah daerah.

Dokumen Clinical Services Pelayanan di RS Cut Nyak Dhien sedikit
terganggu dengan adanya renavasi gedung
171 rumah sakit bantuan pemerintah Singapura.
Pembangunan ini sempat tertunda dan
menghambat beberapa pelaksanaan
program pengembangan rumah sakit.

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

RENCANA STRATEGIS

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat
2006-2010

PENDAHULUAN

Latar Belakang Kabupaten Aceh Barat pasca gempa bumi dan tsunami
Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Kesehatan Ka- akibat perubahan signifikan terhadap jumlah populasi,
bupaten Aceh Barat 2006-2010 merupakan dokumen jumlah penduduk miskin, distribusi dan ketersediaan ten-
kebijakan perencanaan sektor kesehatan yang disusun aga kesehatan.
karena adanya kebutuhan terhadap pedoman / petunjuk
tentang penanganan kesehatan di Kabupaten Aceh Ba- Sedangkan faktor eksternal adalah : 1) terjadinya peruba-
rat untuk lima tahun kedepan secara terpadu, terintegrasi han peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
dan berkelanjutan. sektor kesehatan, khususnya revisi undang-undang No.
22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah oleh undang-
Penyusunan Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
Kabupaten Aceh Barat 2006-2010 dilatar belakangi oleh dan proses revisi undang-undang No. 18 tahun 2003 se-
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal di- bagai dampak Memorandum Of Understanding antara
maksud ialah : 1) belum sempurnanya dokumen rencana Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh
strategis pembangunan kesehatan yang dapat dijadikan Merdeka; 2) kondisi makro ekonomi Kabupaten Aceh
pedoman spesifik penanganan kesehatan untuk Kabupat- Barat pasca konflik yang dirasakan masih menyebab-
en Aceh Barat pasca gempa bumi, tsunami dan bencana kan kurang termotivasinya tenaga ahli kesehatan untuk
alam lainnya serta pasca konflik secara terpadu, terkoor- mengembangkan karier; dan 3) bencana alam yang cu-
dinasi, terintegrasi dan berkelanjutan, untuk mencapai kup besar yang telah merubah struktur dan pola peman-
visi, misi dan tujuan pembangunan kesehatan nasional faatan tata ruang yang menyebabkan perlunya relokasi
dan global; 2) perlunya redesain pelayanan kesehatan di fasilitas dan tenaga kesehatan demi pembangunan pasca
bencana.

Foto: Arief Kurniawan

Foto: Arief Kurniawan Dokumen rencana strategis pembangunan
kesehatan Aceh Barat disusun untuk
memberikan arahan dan pedoman terhadap
terselenggaranya pembangunan kesehatan
di Kabupaten Aceh Barat.

Secara umum, dokumen Rencana Strategik Pembangunan pembangunan daerah yang mengacu kepada RPJP
Kesehatan Aceh Barat ini merupakan pedoman umum nasional.
pembangunan sektor kesehatan di Kabupaten Aceh Ba- b. Rencana pembangunan jangka menengah daerah
rat yang mengacu kepada Renstra Pembangunan Kabu- yang selanjutnya disebut RPJM daerah yang jangka
paten Aceh Barat dan Renstra Pembangunan Kesehatan waktu 5 (lima) tahun merupakan penjabaran dari visi,
Propinsi NAD, yang diharapkan dapat memberikan arah misi, dan program kepala daerah yang penyusunan-
dan langlah-langkah yang dibutuhkan untuk pembangu- nya berpedoman kepada RPJP daerah dengan mem-
nan sektor kesehatan dalam periode 2006-2010. Doku- perhatikan RPJM nasional.
men ini disusun berdasarkan proses konsultasi dengan c. RPJM daerah sebagaimana dimaksud pada huruf b
para pihak terkait di Kabupaten dan dengan Puskesmas memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi
baik dari lingkungan pemerintahan maupun non pemer- pembangunan daerah, kebijakan umum, dan pro-
intahan, serta berdasarkan kaidah-kaidah perencanaan gram satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan
seperti keselaraan, keserasian, keterpaduan, kelestarian kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan
dan kesinambungan. disertai dengan rencana kerja dalam rangka regulasi
dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Ruang lingkup dokumen Rentra ini mencakup identifikasi d. Rencana kerja pembangunan daerah, selanjutnya dis-
isu-isu strategis, penetapan strategi dan program prioritas ebut RKPD, merupakan penjabaran dari RPJM daerah
pembangunan kesehatan di Aceh Barat yang disepakati untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat ran-
untuk ditindak lanjuti dalam rangka pencapaian Visi dan cangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pemban-
Misi Kesehatan Kabupaten Aceh Barat. gunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya,
baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah
Landasan dan Kedudukan Hukum Renstra daerah maupun ditempuh dengan mendorong parti-
Dengan lahirnya undang-undang No. 32 tahun 2004 sipasi masyarakat, dengan mengacu kepada rencana
yang merevisi undang-undang No. 22 tahun 1999, pe- kerja Pemerintah.
nyelenggaraan Pemerintahan daerah didasarkan pada e. RPJP daerah dan RJMD ditetapkan dengan Peraturan
perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kes- Daerah/ Qanun yang berpedoman pada Peraturan
atuan dalam system perencanaan pembangunan nasion- Pemerintah.
al. Perencanaan pembangunan daerah tersebut disusun
oleh pemerintahan daerah Kabupaten sesuai dengan Terkait dengan perencanaan sektoral, Pasal 151 UU No.
kewenangannya yang dilaksanakan oleh Badan Perenca- 32/2004 menyebutkan tentang adanya satuan kerja
naan Pembangunan Daerah dan perencanaan tersebut perangkat daerah menyusun rencana strategis yang se-
disusun secara berjangka meliputi : lanjutnya disebut Rencana Strategis Satuan Kerja Pemerin-
tah daerah ( Renstra-SKPD). Renstra tersebut memuat visi,
a. Rencana pembangunan jangka panjang daerah dis- misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan
ingkat dengan RPJP daerah untuk jangka waktu 20 pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpe-
(dua puluh) tahun yang memuat visi, misi dan arah doman pada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. Renstra-

173 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

SKPD tersebut dirumuskan dalam bentuk rencana kerja dinasi Keluarga Berencana, serta Pelayanan Swasta dan
satuan kerja perangkat daerah yang memuat kebijakan, LSM).
program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilak-
sanakan langsung oleh pemerintah daerah mupun yang Dari sisi persoalan kesehatan yang dialami masyarakat
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. (health problem), berupa dampak konflik yang berkepan-
jangan dan tsunami dan gempa bumi di Aceh Barat.
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, Dalam konteks persoalan kesehatan di masyarakat,
untuk tercapainya daya guna dan hasil guna, peman- setidaknya terdapat 10 isu kesehatan utama masyarakat
faatan data dan informasi tersebut dikelola dalam sys- adalah: 1) kesehatan ibu dan anak; 2) status gizi; 3) Ma-
tem informasi daerah yang terintegrasi secara nasional. laria; 4) TBC; 5) Diare; 6) ISPA dan Pnemonia; 7) Demam
Perencanaan pembangunan daerah tersebut juga disusun Berdarah; 8) Lepra; 9) infeksi kulit; dan 10) kesehatan
untuk menjmain keterkaitan dan konsistensi antara peren- jiwa.
canaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
Dengan mempertimbangkan kerangka perencanaan Sedangkan dari sisi penyedia pelayanan kesehatan, per-
pembangunan sector kesehatan sebagai bagian dari soalan prioritas yang harus ditangani dikelompokkan da-
kerangka perencanaan nasional, kedudukan Rencana lam 5 kelompok permasalahan.
Strategis Pembangunan Kesehatan Aceh Barat dalam 1. Kebijakan, Reformasi dan Penentuan Kembali Sistem
kebijakan nasional adalah sebagai pedoman spesipik
pembangunan sector kesehatan secara menyeluruh dan Kesehatan
bersifat memperkuat integrasi Renstra SKPD lembaga 2. Perencanaan dan Pembiayaan Kesehatan
yang bergerak di sector kesehatan dengan RPJM di ting- 3. Sumber Daya Manusia
kat Kabupaten. 4. Fasilitas, Peralatan Kesehatan dan Perlengkapan Me-

Isu – Isu Kesehatan dis
Secara umum, isu kesehatan di Aceh Barat dapat dilihat 5. Penyediaan Pelayanan (Service Delivery) Kesehatan
dari sisi persoalan kesehatan yang dialami masyarakat
(health problem) dan persoalan yang dialami oleh penye- Kepada masyarakat.
dia pelayanan kesehatan (health service problem), yakni
penyedia pelayanan kesehatan (Dinas Kesehatan, Rumah Tujuan Penyusunan Renstra Kesehatan
Sakit, Puskesmas, Polindes, Posynadu, Gudang Farmasi, Tujuan penyusunan Renstra Pembangunan Kesehatan
Balai Pengawasan Obat dan Makanan dan Badan Koor- Aceh Barat adalah memberikan arahan dan pedoman
terhadap terselenggaranya pembangunan kesehatan di
Kabupaten Aceh Barat, dengan melibatkan semua pihak
yang berkepentingaan, secara terpadu, terkoordinasi dan
berkelanjutan.

Foto: Eddy Supriyadi Salah satu isu kesehatan masyarakat adalah
pelayanan kesehatan ibu dan anak. Hal ini
•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh sejalan dengan pelaksanaan Program MTBS
di Aceh Barat oleh UGM, CRS dan Dinas
Kesehatan.

174

VISI, MISI DAN STRATEGI ANALISIS SWOT DAN ISU-ISU
PENGEMBANGAN
Visi Dinas Kesehatan Aceh Barat
Menjadi Dinas Kesehatan yang mampu memimpin usaha Analisis Kekuatan
mencapai Aceh Barat Sehat 2010 • Dukungan penuh dari pemerintah daerah kabupaten
• Kepala Dinas memiliki kompetensi yang cukup baik
Misi Dinas Kesehatan Aceh Barat • Ada keinginan dan semangat karyawan untuk men-
• Menggerakkan pembangunan daerah yang berwa-
ingkatkan diri
wasan kesehatan.
• Mendorong kemandirian masyarakat untuk mening- Analisis Kelemahan
• Jumlah dan kompetensi karyawan masih rendah
katkan kesehatan untuk hidup sehat. • Kemampuan manajerial belum memadai dan belum
• Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan
merata
yang bermutu, merata dan terjangkau. • Pemahaman terhadap pelaksanaan program masih
• Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
rendah
keluarga dan masyarakat serta lingkungan. • Hambatan komunikasi sering terjadi di berbagai level

Strategi Pembangunan Kesehatan Aceh Barat diarahkan dan antar profesi
kepada beberapa hal : • Sistem pengawasan intern belum efektif
a. Pembangunan daerah yang berwawasan kesehatan • Penelitian dan pengembangan belum mendapat per-

serta melakukan berbagai upaya yang didasari oleh hatian yang optimal
profesionalisme dan disentralisasi. • Belum ada Sistem informasi Kesehatan Daerah
b. Pelayanan kesehatan bermutu dan bernuansa Islami • Koordinasi dengan Puskesmas sulit dilakukan karena

Foto: Eddy Supriyadi

Foto: Eddy Supriyadi Foto (atas), bangunan Puskesmas baru sudah beroperasi dalam
melakukan pelayanan kesehatan. Tidak hanya bangunannya
175 yang baru, melainkan jenis pelayanannya pun lebih lengkap
dibandingkan sebelum Tsunami (foto bawah).

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

gaji tenaga Puskesmas dibayarkan oleh Pemerintah • Sudah ada dasar hukum menjadi regulator dan pen-
Kabupaten Aceh Barat gawas pelaksanaan pelayanan kesehatan yang pro-
• Beban operasional yang besar akibat banyak pem- fesional
bangunan Puskesmas baru oleh NGO
• Kegiatan surveilllance penyakit belum terkoordinasi Analisis Ancaman
dengan baik • Kesadaran masyarakat akan kesehatan masih ren-

Analisis Peluang dah
• Pelatihan dan magang yang dibiayai oleh NGO • Persepsi masyarakat bahwa puskesmas tidak bisa
• Adanya donatur dari NGO yang memberi bantuan
memberikan pelayanan kesehatan dengan baik
sarana dan prasarana • Pengadaan obat, alat, reagen tidak tepat waktu dan
• Kerjasama dalam berbagai program dengan NGO
• Daya beli masyarakat yang cukup baik sangat mahal karena terlalu banyaknya sistem dan
jauhnya jarak

Tabel 1. Matriks Pengembangan Dinas Kesehatan Aceh Barat.

Sumber Jenis Subsidi Program Lama Program Baru

Subsidi Pemer- Subsidi lama 1. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Pembangunan dan rehabilitasi Puskes-
2. Pertolongan persalinan oleh bidan mas
intah (rutin) desa
3. Penyuluhan tentang imunisasi
4. Penyuluhan tentang kesehatan
5. Pencegahan dan pemberantasan
penyakit

Subsidi baru 1. Pelayanan kesehatan di Puskesmas 1. Pengadaan peralatan kesehatan

( i n s i d e n t a l 2. Pertolongan persalinan oleh bidan 2. Pelayanan kesehatan korban Tsu-

pasca Tsu- desa nami

nami 3. Penyuluhan tentang kesehatan

4. Pembangunan Puskesmas yang ru-

sak

5. Pelayanan kesehatan keluarga mis-

kin

NGO NGO Lama -
(sebelum Tsu-
nami)

NGO Baru 1. Pembangunan kembali Puskesmas 1. Pembuatan Sistem Informasi Keseha-
(Pasca
nami) Tsu- yang rusak tan Daerah

2. Bantuan peralatan bagi bidan desa 2. Pembangunan Puskesmas baru

3. Pencegahan dan pemberantasan 3. Program Pemeriksaan Kesehatan

penyakit Mata

4. Penyuluhan tentang kesehatan 4. Pendirian klinik kesehatan mental.

5. Pelatihan MTBS 5. Pemberian bantuan peralatan untuk

Puskesmas

Dana Lama 1. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas 1. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Masyarakat 2. Pertolongan persalinan oleh Bidan 2. Pertolongan persalinan oleh Bidan

desa desa

Baru 1. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas 1. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
2. Pertolongan persalinan oleh Bidan 2. Pertolongan persalinan oleh Bidan
desa desa

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 176

• Masyarakat makin informatif terhadap informasi kes- naan sistem informasi kesehatan didukung dari
ehatan dan makin kritis dana APBD II dan World Vison Australia

• APBD kecil, sedangkan NGO banyak yang sudah Bidang Program dan Penyuluhan:
menyelesaikan bantuannya • Peningkatan cakupan promosi kesehatan

Isu-Isu Pengembangan dengan dana dari APBD II, BRR, APBN, dan
1. Daya beli masyarakat cukup baik, namun kesadaran NGO
• Pembangunan kembali dan pengembangan
masyarakat atas kesehatan masih rendah sarana dan prasarana Puskesmas dan Puskes-
2. Banyaknya permasalahan kesehatan yang ada di mas pembantu didanai DAK dan dari NGO
baik dalam maupun luar negeri
masyarakat pasca konflik dan tsunami, tetapi belum
ditunjang peningkatan kualitas dan cakupan pelayan- Bidang Farmasi dan Makanan
an kesehatan yang ada Peningkatan pelayanan kefarmasian dan pen-
3. Ada bantuan dana, fisik, dan program dari NGO, gawasan makanan didanai oleh APBD II dan
tetapi kemampuan perencanaan dan manajerial NGO
masih rendah
4. UPT Dinas merupakan hal yang penting, namun ban- b. Sumber Daya Manusia
yak masalah dalam melakukan koordinasi dengan Bagian Tata Usaha:
Puskesmas Optimalisasi jumlah dan kualitas tenaga keseha-
tan pasca tsunami
Strategi Pengembangan
1. Strategi Umum Kesehatan Mental:
Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
Strategi umum yang diterapkan di Dinkes Meulaboh mental dengan menempatkan Psikolog di setiap
adalah pertumbuhan. Arah pertumbuhan dapat dili- Puskesmas
hat pada tabel 1.
c. Keuangan
2. Strategi Fungsional Melakukan perbaikan sistem penghitungan dan
a. Pelayanan pengajuan anggaran
Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat:
Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kes- d. Hukum
ehatan masyarakat, khususnya korban tsunami Memanfaatkan status Puskesmas sebagai UPT
dan korban pasca konflik RI-GAM didanai oleh Dinas untuk melakukan koordinasi yang baik da-
APBD II, APBN, NGO lam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat
Bidang Penyehatan Lingkungan, Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit:
Meningkatkan efektivitas pencegahan dan pen-
anggulangan penyakit menular melalui penggu-

Dokumen Clinical Services Puskesmas Meurebo segera beroperasi beberapa minggu pasca
Tsunami dengan dibantu relawan dari berbagai organisasi
177 nasional maupun internasional. Saat ini Puskesmas memiliki
peralatan medis yang baru bantuan dari berbagai pihak.

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

RENCANA IMPLEMENTASI STRATEGI FUNGSIONAL (TAHUN 2006-2007)

Bidang Pelayanan
Tabel 2. Rencana Program Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

Program Kegiatan Pelaksana Waktu Anggaran
Perbaikan gizi masyarakat Supervisi dan monitoring Kabid Yankesmas/ 2006
kasie Kesga dan APBD II 59.400.000
Program KIA Pengadaan susu dan Gizi 2006
biskuit APBD II 42.050.000
Penunjang Jaminan Yankes Pertemuan bidan desa Kabid Yankesmas/ 2006
Gakin Koordinator bidan 2006 APBD II 81.000.000
Peningkatan Kesehatan pertemuan Akselerasi AKI kabupaten APBD II 100.500.000
Masyarakat Supervisi dan monitoring 2006
Pelayanan Kesehatan Kelu- Kabid Yankesmas 2006 Ibu4Aceh
Peningkatan kesehatan arga Miskin 2006
masyarakat di Meureubo, J. Pelayanan Kesehatan Jiwa Kabid Yankesmas/ 2006 Ibu4Aceh
Pahlawan, Kaway XVI, Sungai Kasie Kesehatan 2005-2007
Mas, dan Woyla Barat Pelayanan UKS Khusus YEU
Peningkatan KIA dan Gizi di Pelayanan UKGS YEU
Samatiga Pemberian pelayanan Ibu4Aceh
kesehatan World
Pelayanan Klinis Pelayanan Posyandu Ibu4Aceh Vision
Australia
Monitoring KIA YEU Bala Kes-
YEU elamatan
Pengorganisasian kader WVI
Posyandu UGM WVI

Pelayanan dokter spesialis World
di RS CND Vision
Australia
Pelayanan kesehatan di J. Pemeriksaan penyakit dan Tim Medis Bala 2006-2010 World
Pahlawaan pemberian obat-obatan Keselamatan 2006 Vision
Pelatihan Kader WVI 2006 Australia
Pelatihan gizi di J. Pahlawan Support kegiatan di Po- WVI 2006-2007 World
dan Meureubo syandu UGM Vision
Pelatihan kader 2006-2007 Australia
Peningkatan pelayanan kes- UGM World
ehatan mental di 12 Puskes- Pelatihan kader MTBS 2006-2007 Vision
mas UGM Australia
TOT MTBS
Pengembangan MTBS di Kab.
Aceh Barat, Aceh Jaya, dan
Nagan Raya

Evaluasi pelatihan kader UGM 2006-2007
MTBS

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 178

Program Kegiatan Pelaksana Waktu Anggaran
2006-2007 Respond to
Intervensi terhadap kasus Assesment kasus malnutrisi Respond to Aceh 2006-2007 Aceh
malnutrisi di Tenda tanjong Respond to
harapan, tenda lapang - I, Penyuluhan terhadap Respond to Aceh 2006-2007 Aceh
barak Lapang, barak cot seu- keluarga yang memiliki Respond to Aceh 2006-2007
lamat, kubu, cot buloh, tenda malnutrisi anak Respond to
ujong baroh 2006-2007 Aceh
Promosi melalui media 2006-2007 Respond to
Aceh
Revitalisasi dan supervisi Pemberian makanan dan Respond to Aceh 2006-2007
Posyandu di Tenda tanjong monitoring status keseha- Respond to Aceh Respond to
harapan, tenda lapang - I, tan Respond to Aceh Aceh
barak Lapang, barak cot seu- Respond to
lamat, kubu, cot buloh, tenda Fasilitasi penyuluhan kes- Respond to Aceh Aceh
ujong baroh ehatan
Respond to
Supervisi program pem- Aceh
berian makanan bayi di
posyandu

Promosi Posyandu seba-
gai pusat pengembangan
anak

Tabel 3. Rencana Program Bidang Penyehatan Lingkungan, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.

Program Kegiatan Pelaksana Waktu Anggaran
Imunisasi
Pencegahan dan Pem- Kabid PL, P2P/Wasor 2006 APBD II 79.210.000
berantasan Penyakit PIN Imunisasi
Penanggulangan Malaria dan
DBD Kabid PL, P2P 2006 APBD II 31.500.000
2006 APBD II 115.000.000
Wasor Malaria/DHF

Pengamatan dan Penyelidikan Kabid PL, Kasi P2P 2006 APBD II 45.000.000
Penyakit (Surveillance)
Kabid PL, Kasi P2P 2006 APBD II 32.920.000
Pengendalian Penyakit TBC (Wasor TB dan Kusta)
dan Kusta Kabid PL, Kasi 2006 APBD II 29.610.000
P2P/Wasor Diare 2006 APBD II 22.568.000
Penyehatan lingkungan YEU 2006 YEU
Pengembangan Sistem
Informasi Penanggulangan Diare UGM 2006 World Vision
Australia
Pengembangan sistem pe- World Vision
laporan data ke Puskesmas Australia

Training Epi Info

Pemetaan fasilitas kesehatan UGM 2006



T. Afrizal, DNCom Kami sangat berterima kasih kepada UGM yang sudah 3 tahun membantu Aceh Barat
pasca bencana Tsunami. Dengan adanya kerjasama yang terus-menerus dengan UGM,
Staf Dinas Kesehatan telah membukan wawasan kami sebagai staf Dinas Kesehatan untuk berbuat sesuatu yang
Aceh Barat, NAD lebih baik bagi kesehatan masyarakat Aceh khususnya Aceh Barat. Setelah program UGM
berakhir kami berharap hubungan yang telah terbina ini tidak berhenti, dan kami meng-
harapkan UGM tetap berkomunikasi dan tetap membantu Dinas Kesehatan dalam bentuk
konsultasi dan supervisi ke Aceh Barat.”

179 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Tabel 4. Rencana Program Bidang Penyehatan Lingkungan, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.

Program Kegiatan Pelaksana Waktu Anggaran
Promosi Keseha- Penyuluhan PHBS Kabid Program 2006
tan (penyuluhan & penyuluhan/ APBD II 88.000.000
kesehatan) Publikasi dan harmonika berita Kasie Penyulu-
Penyebarluasan informasi han 2006 SRC
Promosi higiene di Penyuluhan
Samatiga SRC 2006 DAK & APBD II 642.150.000
Pengadaan Sarana Pengadaan Alat Medik Puskesmas 2006 DAK & APBD II 180.050.000
dan Prasarana Pengadaaan Mebelair Puskesmas Kabid FM 2006 DAK & APBD II 363.000.000
Kesehatan Pengadaan sepeda motor (22 unit, Kabid PP/TU
untuk Pustu) Kabid PP/TU 2006 APBD II 38.940.000
Peningkatan Sistem Penyusunan Profil kesehatan
Informasi Keseha- Kabid PP/Kasie 2006 DAK & APBD II 210.180.000
tan Pengolahan dan analisa data SP2TP Penyusunan 2006 DAK & APBD II 2.520.376.000
Evaluasi Program program dan 2006 DAK & APBD II 2.101.237.000
Peningkatan sarana Pemantauan program pelaporan
dan prasarana Pembangunan ruang rawat inap 2006 Islamic Relief
kesehatan Puskesmas Kajeuen, Kec. Sungai Mas Kabid Program 2006-2007
& penyuluhan/ 2006-2007 French Red
Rehabilitasi dan Pembangunan Puskesmas Pembantu staf 2006-2007 Cross
Rekonstruksi Sa- (8 unit di Kec. We Timur, Sungai Mas, Kabid Program 2006-2007
rana Kesehatan Kaaway XVI, dan Pante Ceureumen & penyuluhan/ 2006-2007 French Red
Pembangunan rumah dinas Puskes- staf 2006-2007 Cross
mas (11 unit di Kec. JP, Sungai Mas, Kabid Program
Samatiga, Kaaway XVI, W. Timur, dan & penyuluhan/ French Red
W. Barat staf Cross
Pembangunan Polindes Swak Pandan
Rehab Puskesmas Tingkem Panyang Islamic Relief French Red
French Red Cross
Pembangunan Pustu Ujungkala Cross
French Red French Red
Pembangunan Pustu Pribu Cross Cross
French Red
Pembangunan Pustu Seuneubouk Cross CRS
Teungoh French Red
Pembangunan Pustu Lueng Baru Cross 2006-2007 CRS
French Red 2006-2007 IFRC
Pembangunan 4 unit Pustu melalui Cross
Catholic Relief Service (CRS) di keca- CRS
matan W. Barat
Pembangunan Polindes 6 unit di Ke- CRS
camatan A. Lambaleik dan W. Barat
Pembangunan Pustu 3 unit di Kec. IFRC (Interna-
Samatiga, Kec. Bubon dan Woyla tional Federa-
tion Red Cross)

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 180

Program Kegiatan Pelaksana Waktu Anggaran
Rehabilitasi Pustu 2 unit di Kec. 2006-2007 IFRC
Rehabilitasi dan Bubon IFRC (Interna-
Rekonstruksi Sa- tional Federa-
rana Kesehatan Pembangunan Polindes di Kecamatan tion Red Cross)
Samatiga, 1 unit
IFRC (Interna- 2006-2007 IFRC
Pembangunan Polindes di kec. Swak tional Federa-
Timah tion Red Cross) 2006 Horizon Hol-
Pembangunan Pustu di Kec. Swak land
Timah Horizon Hol-
Pembangunan Pustu Suak Pante land 2006-2007 World Vision
Breuh
World Vision 2006 Islamic Relief
(Tender)

Islamic Relief

Bidang Penyehatan Lingkungan, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.

Program Kegiatan Pelaksana Waktu Anggaran
Peningkatan Pengadaan obat dasar Kabid Farmasi & Makanan
pelayanan 2006 APBD II 688.669.716
kefarmasian dan
pengawasan Distribusi obat ke puskesmas Kabid Farmasi & Makanan/ 2006 APBD II 20.570.000
makanan Kasi Pengawasan Obat 2006 APBD II
Penyebaran informasi bahan tam- Kabid Farmasi & Makanan/
Revitalisasi Po- bahan pangan, kosmetik, dan obat Kasi Pengawasan Obat 2006 APBD II 17.686.000
syandu di Johan tradisional 2006 APBD II 13.184.000
Pahlawan dan Pengawasan Farmasi Kabid Farmasi
Meureubo Penyebaran informasi bahaya peny- Kabid Farmasi 2006 APBD II 13.530.000
alahgunaan obat dan Napza
Pengawasan makanan Kabid Farmasi & Makanan/ 2006
Kasi Pengawasan Makanan
Penyediaan obat-obatan di Posyandu World Vision Indonesia

Bidang Sumber Daya Manusia

Bidang Tata Usaha

Program Kegiatan Pelak- Waktu Anggaran
Rekrutmen pegawai baru sana
Penyesuaian jumlah tenaga kesehatan
dengan fasilitas pelayanan kesehatan Pelatihan komunikasi UGM Maret 2006 World Vision
yang ada Juli 2006 Australia
Peningkatan kualitas tenaga kesehatan Pelatihan tenaga surveil- UGM 2007
yang ada lance World Vision
Australia
Penempatan Psikolog di setiap Puskes- Penempatan Psikolog Ba-
mas lee Zaituna di Puskesmas

Rekrutmen Psikolog Baru 2007-2008

181 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

dr. Amir Hamzah, Sp.PD, M.Kes “Selama tiga tahun belakangan ini banyak perubahan terjadi di Aceh Barat terutama di sek-
tor kesehatan. Jika dilihat dari data yang ada antara lain jumlah kematian anak menurun,
jumlah kasus malaria menurun dan masih banyak lagi. Hal ini berkat bantuan organisasi
nasional dan internasional yang membantu terutama di sektor kesehatan sampai ke pelo-
sok-pelosok daerah, sehingga mampu mencakup pelayanan yang lebih luas.

UGM adalah salah satu yang membantu Dinas Kesehatan melalui beberapa program. Pro-

Kepala Dinas Kesehatan gram sistem informasi kesehatan daerah membuat staf Dinkes menjadi “melek” komputer
Aceh Barat, NAD dan internet. Program MTBS yang dilaksanakan di Aceh Barat membawa organisasi lain

untuk bekerjasama dengan Dinkes mengimplementasikan program serupa dengan cakupan

yang lebih luas. Namun satu prestasi bagi Dinkes adalah pencapaian program mental health dimana Pemerin-

tah Daerah sudah mengalokasikan anggaran untuk program ini dengan mengontrak psikolog untuk bekerja di

bawah Dinas Kesehatan.

Saya sangat kagum dengan program UGM di Aceh Barat. Sebagai institusi pendidikan, UGM bersedia datang
ke daerah terpencil seperti ini dan membantu mengembangkan sistem kesehatan di sini, sementara institusi lain
yang lebih dekat saja tidak bisa datang kemari. Ini merupakan pembelajaran yang besar bagi kami semua baik
di Dinas Kesehatan maupun rumah sakit, bahwa UGM benar-benar memiliki tim yang solid, manajemen yang
kuat dan komitmen yang kuat dalam membantu Aceh pasca Tsunami dan bahkan untuk jangka waktu yang lama,
3 tahun! Saya yakin ini membutuhkan usaha dan tenaga yang besar, dan saya bisa membayangkan betapa be-
sar komitmen UGM dalam membantu Aceh Barat, kita harus belajar dari pengalaman penting ini.”

Foto: Eddy Supriyadi

Foto: Eddy Supriyadi Pasca Tsunami banyak fasiltias kesehatan di Aceh direnovasi dan
dibangun kembali oleh pemerintah maupun lembaga swadaya
masyrakat yang bekerja di Aceh. Salah satu Puskesmas di Aceh
Barat (foto), Puskesmas Johan Pahlawan, yang turut mendapatkan
bantuan rekonstruksi bangunan.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 182

BAB 3

Evaluasi Proyek

“Supporting Human Resources Development and Health
Services Reconstruction in Aceh Barat and Nanggroe Aceh
Darussalam Province”

Metode evaluasi yang digunakan adalah analisis kualitatif, untuk mendapatkan masukan
dari para pemegang kebijakan (stakeholders). Metode kualitatif tersebut menggunakan satu
protokol kuesioner. Responden hanya diberi pertanyaan yang relevan dengan posisi mereka
dalam proyek ini. Terdapat 34 wawancara yang dilaksanakan baik di Yogyakarta, Meulaboh,
Banda Aceh, dan Melbourne. Wawancara di Melbourne dilaksanakan oleh Dr. Simon Slota-
Kan sedangkan wawancara yang lain dilaksanakan oleh Ahmer Akhtar dan Guardian Y.
Sanjaya. Evaluasi ini berdasarkan pada informasi yang diberikan responden.
Analisis log frame dalam evaluasi menggunakan database yang didisain dan dipersiapkan
oleh Guardian Y. Sanjaya untuk melihat output proyek, dampak langsung, outcome proyek
dan faktor resiko yang mempengaruhi keberhasilan proyek. Sejumlah data kuantitatif telah
diperoleh dari analisa log frame yang dapat dilihat pada bab ini.
Laporan akhir dipersiapkan oleh Ahmer Akhtar (Australian International Health Institute)
dan Guardian Y. Sanjaya (ataf Monitoring dan evaluasi, Project Supportig Unit, Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada).

Foto: Guardian Y Sanjaya

LAPORAN PELAKSANAAN

Ahmer Akhtar dan Guardian Y. Sanjaya

Program “Supporting Human Resources Development UGM. Proyek ini merupakan salah satu bentuk program
and Health Services Reconstruction in Aceh Barat bantuan bagi pemulihan sistem kesehatan jangka pan-
and Nanggroe Aceh Darussalam Province“ awal- jang dan konsisten di wilayah pesisir pantai barat Aceh.
nya dilaksanakan sebagai respon kemanusiaan terhadap Fakta sederhana yang dapat diukur antara lain penyedi-
bencana Tsunami di tahun 2004. Respon ini melibatkan aan tenaga medis secara rotasi, sebagai wujud bantuan
rumah sakit Dr. Sardjito di Yogyakarta (untuk selanjut- terhadap komunitas dan sistem kesehatan setempat.
nya disebut: RS Dr. Sardjito) dan Fakultas Kedokteran
dan Psikologi, Universitas Gadjah Mada (untuk selan- Paket bantuan manajemen dan teknis dari RS Dr. Sardjito-
jutnya hanya disebut: UGM). Kedua lembaga tersebut UGM telah menunjukkan dampak dan hasil yang bervari-
diminta memberikan bantuan bagi Aceh oleh pemerintah asi. Salah satu yang paling signifikan adalah kepercayaan
pusat. Pada tahap selanjutnya Royal Children’s Hospital masyarakat yang meningkat terhadap standar perawatan
(RCH), lembaga yang telah lama bekerja sama dengan rumah sakit yang semakin baik. Usaha-usaha lain juga
RS Dr. Sardjito dalam penelitian medis ikut serta dalam telah dibuat untuk memperbaiki kualitas pelayanan me-
proyek bantuan kemanusiaan ini. dis dan manajemen di rumah sakit. Namun usaha-usaha
tersebut mempunyai dampak yang berbeda baik yang
Proyek ini kemudian berubah dari sebuah bentuk respon berupa keberhasilan maupun kegagalan. Bentuk-bentuk
kemanusiaan menjadi proyek pemulihan dan pemban- keberhasilan terlihat pada pendekatan terhadap sumber
gunan yang didukung oleh World Vision Australia (WVA). daya manusia di Rumah Sakit Cut Nyak Dhien (RS CND);
Sebagai lembaga donor, WVA menghendaki adanya mi- pengenalan prosedur operasional standar; pengenalan
tra pelaksana lokal dalam proyek ini. mutu pelayanan klinis; penyediaan suplai air di semua
bangsal rawat inap dan rawat jalan, pelaksanaan Integ-
Proyek bantuan untuk pengembangan sistem kesehatan rated Management of Childhood Illnesses (Manajemen
di Aceh Barat, yang merupakan salah satu daerah yang Terpadu Balita Sakit) pada level pelayanan primer (Pus-
paling parah terkena bencana Tsunami di Aceh, sudah kesmas) dan rujukan (rumah sakit); pelatihan teknis dan
dijalankan semua oleh mitra lokal, yaitu RS Dr. Sardjito- manajemen bagi staf manajemen dan staf medis RS CND;

Pos kesehatan tim RS Dr. Sardjito - Foto: Fajar
Fakultas Kedokteran UGM pada awal
pasca Tsunami di RS Cut Nyak Dhien 184
Meulaboh.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh

pengenalan sistem penanggulangan gawat darurat terpa- hilangan pencapaian itu akan terjadi atau tidak tergan-
du yang melibatkan 6 kabupaten di pesisir pantai barat tung pada situasi politik lokal dan kesediaan pihak-pihak
Aceh; pengenalan teknologi informasi untuk mendukung lokal untuk meneruskan dan mengembangkan pencapai-
billing system di RS CND serta pengenalan psikologi se- an-pencapain itu.
bagai sebuah bidang yang membantu dan mendorong
program kesehatan jiwa di masyarakat. Akan tetapi harus diingat bahwa perubahan kultural
membutuhkan waktu yang lama untuk membuahkan ha-
Komponen program yang kurang berhasil adalah perbai- sil. Sulit untuk mendapatkan perubahan kelembagaan
kan budaya kerja di rumah sakit daerah. Motivasi dan yang drastis hanya dalam waktu dua tahun. Perubahan
kepercayaan diri yang rendah serta ketergantungan staf yang telah dimulai oleh program ini kemungkinan akan
rumah sakit kepada tim UGM merupakan penyebab dari lebih cepat tercapai apabila rumah sakit diubah statusnya
ketidak-suksesan tersebut. Staf manajer senior di rumah menjadi rumah sakit independen. Walaupun hal ini buk-
sakit sepertinya tidak mampu menunjukkan tindakan po- anlah hal yang mudah.
sitif untuk perubahan dan perbaikan kondisi kerja kepada
staf di level menengah dan bawah. Besarnya gaji dan in- Kemitraan yang dibentuk dalam pelaksanaan proyek
sentif yang diterima menjadi alasan utama mengapa staf mengalami sejumlah perubahan. Pada tahap awal, lem-
tidak mau merubah dan memperbaiki kinerja mereka. baga donor menyangsikan kapasitas kelembagaan dan
Hal ini mengancam kesinambungan semua pencapaian manajemen keuangan UGM. Memang benar pada awal
program. Penting bagi staf manajer senior dan penentu program terdapat disain proyek dan kapasitas mana-
kebijakan lokal di Banda Aceh dan Aceh Barat untuk tidak jemen proyek yang lemah serta kurang siapnya mana-
kehilangan apa yang sudah dicapai. Apakah nantinya ke- jemen keuangan dan sistem pelaporan di pihak UGM,

Batas Ketinggian Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami menyapu
Gelombang Tsunami daerah pesisir pantai barat propinsi NAD dan
menghancurkan bangunan yang ada. Dapat
dilihat pada foto (samping) bekas ketinggian
gelombang Tsunami saat kejadian dan daya
hancur Tsunami mematahkan pohon berdiameter
80 cm (bawah).

Foto: Rahmat Hidayat Foto: Rahmat Hidayat

185 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

karena lembaga ini belum pernah menangani sebuah pemegang kebijakan lokal agar mempekerjakan psiko-
proyek dengan ukuran dan karakter seperti ini. Ketegang- log di pusat-pusat layanan kesehatan, namun masih ada
an-ketegangan pun terlihat pada tahap ini karena WVA pertanyaan tersisa mengenai pencapaian akhir dari kom-
menunda penurunan dana lanjutan untuk proyek sampai ponen ini. Evaluasi terpisah untuk program Mental health
mekanisme-mekanisme yang sesuai dan transparan telah akan dilaksanakan pada tahap selanjutnya.
disiapkan. Usaha-usaha perbaikan kemudian dilakukan
oleh UGM dalam penyusunan mekanisme bantuan ma- Kesempatan mendapatkan pembelajaran yang lebih luas
najemen dan teknis dari kemitraan lain. UGM membuat muncul selama implementasi proyek, yang paling jelas
perubahan yang berarti dan menunjukkan kemajuan yang adalah adanya model-model bantuan bagi sumber daya
mengesankan dalam perbaikan manajemen proyek dan manusia bidang kesehatan di daerah terpencil. Kurang-
pelaporan keuangan. Adanya perubahan ini, lembaga nya staf medis di daerah-daerah terpencil menunjukkan
donor kemudian menyetujui disain dan anggaran proyek, adanya ketimpangan dalam sistem kesehatan di Indo-
serta memberikan ruang yang lebih luas bagi semua mit- nesia. Mekanisme penyediaan staf medis ke Kabupaten
ra untuk melaksanakan perannya. Aceh Barat dapat dipakai sebagai contoh mengenai ba-
gaimana masalah sumber daya manusia di daerah ter-
Peran Australian International Health Institute (AIHI) dan pencil yang tertinggal dapat ditangani dengan suatu sis-
RCH sangat penting terhadap keseluruhan aspek manaje- tem kontrak. Model bantuan teknis dan manajemen dapat
men dan teknis dari proyek ini. Peran AIHI mendapatkan pula dieksplorasi sebagai sebuah model peningkatan ka-
apresiasi yang tinggi dari lembaga donor dan mitra lain. pasitas dalam rangka mereformasi dan mengembangkan
Tim Technical Adviser dari RCH mempunyai peran yang sistem kesehatan di wilayah-wilayah yang kurang maju di
penting dalam menyediakan arahan program. Indonesia. Model ini telah diaplikasikan oleh RS Dr. Sar-
djito-Fakultas Kedokteran UGM (FK UGM) pada proyek
Program Mental Health menghadapi tantangan yang le- serupa di rumah sakit daerah di Kabupaten Nias yang
bih kompleks yang berpengaruh pada kinerjanya. Walau- didanai oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-
pun komponen Mental Health kemudian memperbaiki Nias (BRR).
kinerjanya, yang pada akhirnya mampu mempengaruhi

Foto: Rahmat Hidayat 186

Bendera kebangsaan Indonesia Merah Putih dikibarkan setengah tiang di tengah-tengah reruntuhan Tsunami.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh

BAGIAN 1

Evolusi Proyek

Gempa dan gelombang Tsunami yang terjadi di sekitar Tsunami yang terjadi memperburuk proses layanan
Aceh, Indonesia pada 26 Desember 2004 menyisakan kesehatan pada sistem kesehatan yang sudah lemah
kerusakan luar biasa. Lebih dari 100.000 orang meninggal ini. Banyaknya staf yang meninggal di Banda Aceh dan
hanya di Indonesia saja, dan banyak yang dinyatakan Meulaboh mengurangi kapasitas manajemen pada level
hilang serta kehilangan tempat tinggal. Pantai Barat Aceh propinsi dan kabupaten sehingga mempengaruhi bantuan
adalah salah satu wilayah yang paling parah. teknis, arah kebijakan, perencanaan dan koordinasi.
Trauma kehilangan yang dialami oleh masyarakat dan
Selain bencana ini, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam pekerja kesehatan sangat mempengaruhi kapasitas
(NAD) sendiri telah mengalami konflik berkepanjangan staf lokal terhadap respon dan pemulihan bencana.
sejak tahun 1980an. Diperkirakan lebih dari 10.000 Kerusakan jalan dan fasilitas kesehatan, khususnya di
orang tewas terbunuh dengan jumlah yang terluka lebih sepanjang pantai barat menyebabkan hilangnya akses
banyak lagi. Konflik tersebut mempunyai efek yang serius serta menurunnya pelayanan. Adanya pusat-pusat
terhadap sistem pelayanan kesehatan primer dan rujukan, relokasi sementara, perubahan demografi, rekonstruksi
terutama pada level kabupaten (khususnya sistem rujukan tempat tinggal dan kelompok masyarakat yang baru
dan tenaga ahli profesional). Kondisi kesehatan jiwa dan serta pengenalan instansi nasional dan internasional
psikososial terganggu oleh ketidak-amanan, kekerasan, yang melaksanakan proyek kesehatan, kesemuanya
dan perpindahan tempat tinggal. Faktor-faktor ini memicu bermakna bahwa pengorganisasian dan perencanaan
munculnya dampak lain pada sistem kesehatan, seperti layanan kesehatan sedang terjadi di sebuah lingkungan
kurangnya pengawasan dan supervisi, kurangnya staf, yang kompleks dan dinamis. Namun demikian, terdapat
terbatasnya obat-obatan dan peralatan medis, lemahnya peluang-peluang dalam mewujudkan pengaruh jangka
sistem informasi, dan buruknya kualitas perawatan yang panjang melalui penguatan sistem kesehatan dalam
berbuntut pada terbengkalainya rumah sakit daerah, pemberian layanan yang esensial kepada komunitas yang
serta pusat-pusat layanan kesehatan primer (Puskesmas), terkena bencana dan konflik ini, melalui sumber daya
dengan staf yang mempunyai motivasi dan kepercayaan baru dan situasi yang kondusif pasca penandatanganan
diri yang rendah. persetujuan damai.

Foto: Ksirhna Hort Ilustrasi keadaan Aceh pasca Tsunami Desember
2004 tergambar dalam sebuah lukisan dinding atau
187 Mural di Aceh Barat.

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Dokumen PSU

Penandatanganan MoU antara RS Dr. Sardjito yang diwakili oleh dr. Sri Endarini, MPH, Fakultas Kedokteran
UGM oleh Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono, Sp.KK(K) dan Fakultas Psikologi UGM oleh Prof. Dr. M. Noor
Rochman H, SU pada bulan November 2005.

Latar Belakang Terhitung sejak Januari 2005, Aceh dibanjiri bantuan dari
organisasi nasional, internasional, angkatan laut dan
Proyek “Supporting Human Resource Development angkatan darat dari berbagai negara untuk membantu
and Health Service Reconstruction in Aceh Barat and operasi pemulihan secara langsung. Direktur RS CND
NAD” bermula dari respon terhadap bencana Tsunami. melaporkan bahwa kegiatan organisasi tersebut kurang
Instansi yang terlibat di tahap awal adalah Rumah terkontrol. Karena tidak pernah mengalami hal sebesar
Sakit Dr. Sardjito (RS Dr. Sardjito), Fakultas Kedokteran ini, dr. Haris kemudian meminta bantuan darurat berupa
dan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (untuk tenaga dan obat-obatan dari Jakarta.
selanjutnya disebut: UGM) dan Royal Children’s Hospital
(RCH) Australia. Tiap insititusi tersebut terlibat dalam Pada tahap ini, organisasi badan dunia (PBB) melaksanakan
respon kemanusiaan. fungsi koordinasi dalam bekerjasama dengan pemerintah.
Di tingkat Banda Aceh dan Meulaboh, World Health
Berbagai organisasi di Indonesia diminta langsung oleh Organization (WHO) melakukan fungsi koordinasi di
pemerintah pusat untuk menyediakan pertolongan pasca sektor kesehatan. Namun fungsi koordinasi di Meulaboh
Tsunami di Aceh. Baik UGM maupun RS Dr. Sardjito terancam saat WHO meninggalkan Meulaboh. UGM
mempunyai mandat resmi untuk membantu dan ikut kemudian membantu peningkatan kapasitas staf Dinas
dalam upaya pemulihan di Banda Aceh dan Pantai Barat Kesehatan agar bisa berperan sebagai fungsi koordinasi
Aceh (Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat). Di tahap respon antar LSM di sektor kesehatan. Walaupun kemudian
akut, RS Dr. Sardjito dan Fakultas Kedokteran UGM fungsi ini diperankan oleh UNICEF.
memutuskan bantuan yang paling efektif adalah dengan
mengirimkan bantuan medis. Tenaga medis yang dikirim Pada waktu yang bersamaan, dr. Yati Soenarto, seorang
terdiri dari dokter spesialis, paramedis, staf perawat spesialis anak RS Dr. Sardjito dihubungi oleh Profesor
dan bahkan staf non medis untuk membantu Rumah Graeme Barnes, dari RCH untuk menawarkan bantuan.
Sakit Cut Nyak Dien (RS CND) di Meulaboh sejak hari Kedua rumah sakit ini telah bekerjasama dalam penelitian
keempat pasca Tsunami. Pada saat itu, pasien di rumah medis selama puluhan tahun dan telah menjalin hubungan
sakit membeludak dan para staf lokal merasa kewalahan erat yang kemudian diwujudkan dalam respon terhadap
serta tidak dapat bekerja optimal karena banyak diantara bencana Tsunami. Komunikasi diantaranya membuat Dr.
mereka yang juga kehilangan anggota keluarga, rumah Trevor Duke bersama seorang kolega dari bagian Ilmu
dan harta benda. Kesehatan Anak (IKA) RS Dr. Sardjito melakukan penilaian
awal di Aceh.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 188

Dokumen PSU World Vision Australia menyetujui
untuk mendanai Program Aceh
yang dilakukan oleh RS Dr. Sardjito
- Fakultas Kedokteran dan Fakultas
Psikologi UGM. Program ini akhirnya
bisa terealisasi sesuai dengan yang
dtelah direncanakan.

Penilaian Kebutuhan dan Tahap Perencanaan staf Bagian IKA RS Dr. Sardjito. Tidak ada alat penilaian
Awal khusus yang digunakan kecuali penilaian subjektif dari
perspektif yang luas tentang dampak bencana terhadap
Penilaian dilaksanakan oleh beberapa bagian secara kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan anak.
independen. Baik UGM maupun RS Dr. Sardjito diminta
pemerintah pusat untuk merespon dan kemudian Pada Januari 2005, Dekan Fakultas Kedokteran,
mengadakan penilaian sendiri. Fakultas Psikologi dan dr. Yati Soenarto secara informal
mengumpulkan seluruh tim untuk membuat analisis
RS Dr. Sardjito dan Fakultas Kedokteran UGM (FK UGM) terpadu untuk mengembangkan program bantuan jangka
memiliki tim tanggap darurat dalam membantu dan panjang. Pertemuan tersebut mempertimbangkan temuan-
melakukan penilaian kebutuhan. Tiap tim terdiri dari 10 temuan dari keempat penilaian yang berbeda, yaitu:
orang spesialis termasuk di dalamnya ahli bedah, dokter 1. Tim Medis FK UGM dan RS Dr. Sardjito terkait dengan
anak dan psikiater. Tim ini mempunyai prosedur operasi
dan protokol standar sendiri dan tidak menggunakan penilaian Rumah Sakit Cut Nyak Dhien.
standar yang dapat diterima secara internasional seperti 2. Fakultas Psikologi dengan penilaian Kesehatan Jiwa.
Rapid Assessment Tools dari WHO. 3. RCH dan bagian IKA RS Dr. Sardjito dengan penilaian

Penilaian dan misi kemanusiaan lainnya dilaksanakan Kesehatan Anak.
oleh Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Pusat 4. Bagian Kesehatan Masyarakat dan Pusat Manajemen
Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK) FK UGM. Tim
ini pada awalnya membantu Dinas Kesehatan Propinsi Pelayanan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
dan Rumah Sakit Zainoel Abidin di Banda Aceh. Bantuan
yang diberikan dalam bentuk dukungan manajemen, Hasil pertemuan melahirkan kerangka awal proyek yang
sistem surveilans dan sistem informasi kesehatan. terbagi dalam empat komponen:
1. Clinical Services (CS): Kegiatan utamanya adalah
Fakultas Psikologi UGM ikut serta dalam penilaian
awal secara terpisah. Bersama pemerintah pusat (Tim mengirimkan tenaga dokter spesialis secara rotasi,
Rapid Assessment Departemen Kesehatan Indonesia) yang kemudian dikembangkan lebih lanjut, termasuk
Fakultas Psikologi mengungkapkan adanya peningkatan memperbaiki mutu pelayanan, manajemen, budaya
gangguan jiwa yang berhubungan dengan trauma dan kerja dan etos kerja di RS CND.
juga masalah kesehatan jiwa dan psikososial yang lebih 2. Mental Health (MH): Program ini memusatkan pada
luas, yang muncul pada komunitas yang terkena dampak dua dimensi masalah: dimensi kesehatan mental dan
bencana. dimensi psikososial. Pada tahap awal perencanaan
program, digagaslah sebuah ide sistem rujukan
Penilaian lainnya dilakukan oleh Dr. Trevor Duke bersama kesehatan mental. Secara keseluruhan, program
dibangun berlandaskan tiga metode: Intervensi
berbasis pusat pelayanan dengan membangun pusat-
pusat kesehatan mental dan psikososial di Banda Aceh
dan Meulaboh, intervensi berbasis komunitas melalui

189 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••


Click to View FlipBook Version