The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Aceh- Tiga tahun kegiatan RS Dr Sardjito Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Unit Publikasi, 2019-12-19 02:37:45

Buku Aceh- Tiga tahun kegiatan RS Dr Sardjito Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM

Buku Aceh- Tiga tahun kegiatan RS Dr Sardjito Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM

Soft opening pusat pelayanan Dokumen Mental Health
psikologi Balee Zaituna di Meulaboh
pada bulan September 2005,
menandai resminya kegiatan Divisi
Mental Health di Aceh Barat,
walaupun kegiatannya sudah
berlangsung sejak awal pasca
Tsunami.

program pelayanan outreach berbasis komunitas dan sebagai bantuan kemanusiaan. Celakanya, banyak janji-
intervensi berbasis media komunikasi massa. janji tersebut tidak terwujud dan muncullah semacam
3. Integrated Management of Childhood Illnesses (IMCI): budaya ketidakpercayaan. Tim UGM/RCH/RS Dr. Sardjito
Sejak awal, komponen ini mempunyai pendekatan menyadari keadaan ini dan memastikan bahwa proyek ini
dan kegiatan yang jelas, yaitu membantu pelayanan bukan termasuk proyek hit and run atau proyek jangka
kesehatan di tingkat Puskesmas dan pelayanan pendek.
rujukan dalam menyediakan pelatihan dan pelayanan
berbasis Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). World Vision Bergabung Sebagai Mitra Donor
UGM selama bertahun-tahun telah menjadi pusat
pelayanan dan teknis MTBS di Indonesia. Profesor Graeme Barmes dari RCH mengadakan
4. Public Health (PH): Komponen proyek ini dirancang pertemuan dengan World Vision Australia (WVA) untuk
untuk meingkatkan kapasitas lokal di bidang sesuatu yang lain. Namun pertemuan ini berubah menjadi
surveilans melalui pengembangan sistem informasi di diskusi tentang bantuan Tsunami yang kemudian berlanjut
RS CND dan Dinas Kesehatan. Di tahap selanjutnya, ke langkah yang menjadikan WVA sebagai calon donor.
pengembangan sistem informasi di RS CND dimulai
dari rekam medis pasien dan billing system, yang Pada bulan Maret 2005, WVA mengundang tim UGM/RCH
kemudian justru menjadi fokus utamanya. untuk membicarakan proposal proyek dan mekanisme
pelaksanaannya termasuk manajemen, pengawasan
Dalam menindaklanjuti pertemuan tersebut, dibentuklah dan evaluasi proyek. Penggunaan logical framework (log
sebuah tim untuk mempersiapkan proposal proyek yang frame) sebagai alat perencanaan dan pengawasan telah
lebih terinci. Proposal ini dipaparkan di hadapan donor dibicarakan oleh donor di tahap awal ini.
dengan tujuan bantuan jangka panjang di Aceh Barat
(Pantai Barat Aceh). Proposal tersebut didasarkan pada Dari April 2005, WVA memberikan bantuan dana ringan
kerangka kerjasama di atas, yang menyarankan adanya kepada RCH yang kemudian dikirimkan ke UGM untuk
kerjasama antara RCH dan Fakultas Kedokteran dan mendanai kegiatan awal proyek RS Dr. Sardjio-UGM.
Psikologi UGM sebagai mitra pelaksana. Pada tahap ini, WVA menyalurkan dana melalui RCH
untuk kemudian dikelola oleh RCH International (RCHI)
dan meneruskannya ke UGM dan RS Dr. Sardjito. Bulan
Sejak awal, semua mitra sudah memutuskan Desember 2005, WVA secara formal setuju mendanai
bahwa komitmen yang dimaksud adalah untuk proyek ini hingga Desember 2007 dengan jumlah dana
pembangunan jangka panjang.  Situasi di Aceh pada yang disetujui sebesar AUS 2,8 juta.
saat itu membingungkan bagi pemerintah daerah
dan masyarakat karena banyaknya organisasi yang
menjanjikan proyek, dana dan pembangunan. Banyak
organisasi melakukan perjanjian dengan mitra lokal

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 190

BAGIAN 2

Pelaksanaan Proyek

Mulai bulan Maret-April 2005, tahap respon akut keinginan untuk menata ulang dan merubah manajemen
secara resmi diumumkan berakhir oleh pemerintah proyek. Sebuah misi pencari fakta oleh Laksono Trisnantoro
pusat. Seluruh organisasi yang bekerja di Aceh mulai mengungkapkan perlunya koordinasi tim, sistem
merencanakan program untuk fase transisi dan pemulihan pendukung proyek, dan faktor keamanan yang harus
dan pengembangan. Di awal proyek pendanaan WVA, dipertimbangkan. Keadaan tersebut memaksa semua
pengelolaan proyek masih menggunakan mekanisme tim untuk melakukan rapat darurat di Yogyakarta. Rapat
pelaksanaan dan manajemen seperti pengelolaan tim- dihadiri oleh Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Kedokteran
tim awal RS Dr. Sardjito-UGM. Hal ini menjadi alasan dan Fakultas Psikologi UGM serta manajer senior RS Dr.
mengapa pada Maret hingga Agustus 2005, manajemen Sardjito. Hasil rapat menyimpulkan bahwa manajemen
dan pencatatan keuangan dianggap tidak memuaskan proyek saat itu dianggap tidak memuaskan dan perlu
oleh pihak donor. Pada saat itu, dilaporkan juga bahwa diadakan perombakan total. Rapat juga memutuskan
staf yang bertugas di Meulaboh masih tinggal di barak, untuk menugaskan Profesor Laksono Trisnantoro sebagai
tidak ada komunikasi dengan dunia luar, tidak ada aturan Koordinator Proyek. Hal ini berimbas pada perubahan
istirahat atau rekreasi, serta buruknya sistem pelaporan struktur organisasi, mekanisme pelaksanaan dan
dan manajemen. rekrutmen staf, serta langkah proyek berikutnya yaitu
mempersiapkan dokumen perencanaan proyek dengan
Di tiap komponen proyek, ditugaskan seorang koordinator menggunakan pendekatan yang lebih terstruktur.
yang berada di Yogyakarta. Sedangkan di meulaboh
ditunjuk seorang site manager yang mengkoordinir tim. Di tingkat Melbourne, WVA melanjutkan negosiasi proyek
Tim-tim yang ada tetap saja tidak terkoordinir, bahkan dengan RCHI. WVA tidak dapat mengirim dana lagi
dilaporkan “lepas kendali”, tidak bertanggung-jawab, sebelum adanya persetujuan tentang perencanaan dan
tidak ada koordinasi nyata antar tim, dan tidak ada sistem anggaran proyek yang baku.  UGM dan RS Dr. Sardjito
laporan keuangan dan manajemen yang sesuai. terpaksa harus menggalang dana dari kantong mereka
sendiri untuk menjamin tidak terputusnya kegiatan di
Pada bulan Mei 2005, pejabat senior UGM dan tenaga Meulaboh, karena hal ini dapat berakibat serius terhadap
lapangan merasa frustasi dengan keadaan tersebut. Ada hubungan dan kepercayaan daerah.

Dokumen PSU Sistem manajerial baru yang dimulai
awal tahun 2006 sejak bergabungnya
191 AIHI merupakan fase terberat bagi
semua staf Program Aceh RS Dr. Sardjito
- UGM.

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Pada fase awal kerjasama dengan pihak Australia, Foto: Fajar
pendanaan dari WVA terhambat. Tim RS Dr.
Sardjito-UGM harus meminjam dana dari lembaga
lain untuk tetap menjalankan program demi
menjaga kepercayaan daerah.

Di tingkat Meulaboh, politik dan kebudayaan juga program, seorang koordinator program dan beberapa
memegang peranan. Banyak laporan, termasuk dari RS koodinator lapangan.
CND, menyebutkan bahwa staf lokal kurang antusias untuk
ikut terlibat dengan program-program RS Dr. Sardjito- Koordinator proyek adalah seorang staf profesional
UGM. Tim UGM kurang diperhitungkan karena banyaknya senior dari UGM dan RS Dr. Sradjito. Peran utama yang
bantuan lain yang datang, dan jauh lebih besar dari apa diemban adalah menjaga kelancaran kegiatan semua
yang UGM berikan. Pada kenyataannya memang staf divisi, memberikan petunjuk teknis, koordinasi internal
UGM hanya menerima gaji yang lebih rendah dibanding agar proyek berjalan baik khususnya bagi RS Dr. Sardjito
dengan sebagian besar LSM lokal maupun internasional. yang mengelola administrasi internal untuk penngiriman
Butuh waktu cukup lama untuk merubah pandangan staf tim medis ke lapangan.
lokal terhadap tim UGM. Salah satu faktor antara lain
perubahan lingkungan pasca Tsunami. Selama masa itu, Manajer program bertanggung jawab terhadap
pasien yang datang ke Rumah Sakit Cut Nyak Dhien (RS manajemen harian, berkoordinasi dengan staf di
CND) seringkali langsung dikirim ke dokter-dokter UGM Meulaboh, berkoordinasi dengan PSU dan membuat
yang tinggal di barak dengan alasan tidak ada dokter di laporan kepada koordinator proyek. Tiap manajer
rumah sakit. program bekerja dengan seorang koordinator program
yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan
Perubahan-perubahan dukungan teknis. Sebagai contoh antara lain koordinator
program Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu,
Pada bulan Juni 2005, dapat terlihat dampak dari koordinator program mutu pelayanan dan sebagainya.
keputusan penunjukan koordinator proyek baru dan
perubahan struktur organisasi dan manajemen. Struktur Di tingkat Meulaboh, seorang Senior Site Manager
organisasi yang baru dipersiapkan dan diterapkan. ditunjuk untuk mengawasi koordinasi dengan otoritas
Struktru manajemen baru terdiri dari: lokal di Meulaboh dan Banda Aceh, mengatur
1. Dewan Penasehat yang terdiri dari staf senior Fakultas manajemen staf dan berhubungan dengan konsultan
lapangan. Field Manager, Liaison Officer, dan Field
Kedokteran dan Psikologi UGM dan RS Dr. Sardjito. Consultant mempunyai tanggung jawab yang berbeda
2. Koordinator Proyek yang bertanggung jawab untuk untuk mengelola pelaksanaan kegiatan harian.

mengelola dan mengkoordinir semua mitra di Tiap divisi mempunyai struktur organisasi sendiri untuk
Yogyakarta dan Melbourne. melaksanakan kegiatan yang mengacu pada log frame.
3. Sebuah unit baru, Project Supporting Unit (PSU), Pendekatan vertikal seperti ini terus dipertahankan selama
dibentuk sebagai unit pendukung operasional program berlangsung.
semua divisi dan untuk memusatkan manajemen,
pengawasan keuangan dan administrasi.
4. Empat program atau divisi atau sub proyek dibentuk
yang masing-masing terdiri dari seorang manajer

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 192

Foto: Ruth Wraith Mental Health akan melakukan evaluasi
khusus secara terpisah terutama dampak
implementasi program ini di masyarakat. Ruth
Wraith, Technical Advisor Program Mental
Health berfoto bersama tim Balee Zaituna di
Meulaboh.

Perubahan di Divisi Mental Health menjaga kepercayaan publik. Kapasitas PSU di tahap ini
masih lemah sehingga dirasa perlu mendatangkan ahli
Perlu diperhatikan bahwa divisi mental health hendaknya keuangan dari Jakarta untuk membantu membuat sistem
disebut sebagai wilayah evaluasi yang sedikit terpisah dan dan melatih staf. Cara kerja seperti ini juga merupakan
khusus. Komponen mental health menghadapi tantangan hal baru bagi Fakultas Kedokteran UGM. Sistem dan
yang cukup berarti di bidang manajemen dan teknis sejak kultur manajemen yang ada saat itu tidak dirancang
awal. Sebagai konsekuensi perubahan kepemimpinan untuk sampai ke tingkat perencanaan terinci seperti
yang terjadi di divisi ini, menyebabkan terjadinya yang diinginkan pihak donor. Mekanisme manajemen
perubahan sasaran program secara drastis. Yaitu dari yang terstruktur maupun manajemen pengawasan dan
semula fokus terhadap program pemulihan ekonomi dan pelaporan keuangan yang diwajibkan pihak donor
sosial, lalu berubah ke arah masalah kesehatan jiwa dan memunculkan perasaan dikendalikan dan didikte oleh
psikososial melalui intervensi berbasis pusat pelayanan, “donor asing”. Walaupun  PSU sudah berjuang keras di
komunitas, dan komunikasi massa. Hal ini merubah tahap-tahap awal namun WVA tetap tidak puas dengan
program kesehatan mental menjadi bagian dari tim kualitas laporan keuangan.
pengembangan kesehatan di Aceh Barat.
Australian International Health Institute (AIHI)
Project Supporting Unit (PSU)
Pada Agustus 2005, RCHI sadar bahwa mereka tidak
Pembentukan PSU merupakan salah satu kemajuan mempunyai pengalaman dan kemampuan untuk
penting dalam manajemen proyek. Pencatatan keuangan melaksanakan manajemen proyek. RCHI lebih baik
dilaksanakan dengan prosedur operasional khusus. diposisikan sebagai penyedia keahlian teknis dari staf-
Tujuannya adalah untuk memusatkan pengelolaan dana, staf spesialis dibidangnya. WVA dan RCHI mendekati
kemudiandicatat,dilaporkandandipertanggungjawabkan. Australian International Health Institute (AIHI) untuk
Hal ini ternyata membuat banyak manajer program mengambil peran sebagai manajemen proyek. AIHI
merasa tidak nyaman, karena mereka telah terbiasa berlokasi di Universitas Melbourne dan menyediakan
bekerja sendirian tanpa mekanisme formal dalam jasa teknis dan manajemen bagi para agensi donor
memohon, mencatat dan melaporkan pengeluaran. untuk program-program kesehatan internasional. AIHI
Keadaan sebelumnya ini tidak dapat diterima oleh AIHI setuju mengambil peran sebagai bagian dari manajemen
atau WVA. proyek secara de facto mulai September 2005. Secara
formal AIHI dikontrak oleh WVA pada Januari 2006.
WVA sebagai donor, yang juga turut menanda tangani Kode
Etik bagi LSM-LSM di Australia tentang standar tata kelola, Dengan direkrutnya AIHI, semua mitra yang terlibat dalam
manajemen, pengawasan keuangan dan pelaporan, mau proyek siap dan dimulailah tahap baru perencanan,
tidak mau harus mengikuti aturan ini untuk memastikan pelaksanaan, dan pengawasan proyek.
pertanggungjawban pemanfaatan uang rakyat dan

193 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

BAGIAN 3

Perencanaan Manajemen Proyek Baru

Sabagai bagian dari tim manajemen proyek, Australian Sebuah struktur manajemen proyek yang baru dibentuk
International Health Institute (AIHI) mulai mengkaji dan dengan menjadikan Project Management Committee
mengembangkan mekanisme manajemen dan laporan (PMC) sebagai kunci dalam koordinasi dan pengambilan
keuangan. Project Supporting Unit (PSU) sebagai bagian keputusan utama antara tiga mitra organisasi: RCH, AIHI
dari tim manajemen proyek juga ikut dikaji. Saat itu dan UGM. Staf manajemen senior dari ketiga organisasi
ditemukan bahwa proyek ini tidak mempunyai prosedur tersebut merupakan anggota PMC yang diketuai oleh
operasional yang standar. Dukungan AIHI dalam RCH. WVA sebagai donor berfungsi sebagai anggota
membuat prosedur operasional, proses alur kerja, pengawas PMC. PMC melaporkan perkembangan proyek
aturan administratif dan tanggung jawab staf membuat secara langsung kepada WVA.
keorganisasian proyek menjadi lebih baik.
Efektifitas Struktur Manajemen Proyek Baru
Dokumen formal rancangan dan pelaksanaan proyek
disiapkan untuk pertama kalinya dengan merinci semua Pendekatan manajemen yang terstruktur dan lebih formal
mitra yang terlibat. Termasuk didalamnya strategi dan ini penting untuk meningkatkan manajemen proyek secara
tujuan proyek, struktur manajemen, proses alur kerja, keseluruhan. Sebelumnya tidak pernah ada dokumen
peran serta dan tanggung jawab tiap mitra. proyek yang terinci sampai dengan AIHI menerbitkan
dokumen ini. Di dalam dokumen proyek menjelaskan
tentang:

Bagan 1. Struktur Organisasi Program Aceh Kerjasama WVA, AIHI, UGM dan RCHI

PMC WVA

AIHI UGM RCHI

APD UGM
Advisors
PM PC PD
PSU
Keterangan: Tim
PMC = Project Management Committee Program
PD = Project Director
APD = Associate Project Director
PM = Project Manager
PC = Project Coordinator
PSU = Project Supporting Unit

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 194

1. Tujuan proyek, Perencanaan secara umum sudah lemah sejak tahap-
2. Peran dan Tanggung Jawab, tahap awal. Banyak alat perencanaan dan pendekatan
3. Struktur Organisasi, yang berhubungan dengan pemulihan sektor kesehatan
4. Prosedur Manajemen, pasca bencana dan pasca konflik. Namun tak ada satu
5. Prosedur Keuangan, pun yang digunakan maupun dijadikan rujukan dalam
6. Manajemen Resiko, dan perencanaan proyek.
7. Pelaporan
Setelah satu tahun, pelaporan, pengawasan dan
Pengawasan, Pertanggungjawaban dan Pe- manajemen resiko membaik secara drastis. Laporan
laporan dianggap memuaskan oleh pihak donor dan pelaksanaan
proyek berjalan sesuai dengan log frame..
Pengawasan dan pertanggungjawaban proyek
menggunakan beberapa mekanisme utama yaitu: Rapat koordinasi mingguan di UGM yang dipimpin oleh
1. Rapat koordinasi mingguan dengan Meulaboh yang koordinator proyek atau Project Coordinator (PC) adalah
penting dan efektif dalam mengawasi, menyelesaikan
dipimpin oleh koordinator proyek tiap hari Jumat. masalah dan mengkomunikasikan perkembangan proyek
2. PMC meeting (dulunya disebut Project Steering dengan anggota-anggota yang lain di tiap divisi. Rapat-
rapat tersebut tidak selalu dihadiri semua undangan
Committee), dilakukan tiap bulan melalui (rata-rata 50% kehadiran). Rapat tidak dicatat dalam
telekonferensi maupun videokonferensi yang diikuti sebuah notulensi resmi. Namun beberapa catatan telah
oleh UGM, AIHI, WVA dan RCH. dihasilkan dan informasinya disebarkan melalui buletin
3. Rapat BOA tiap tiga bulan sekali seperti yang sudah proyek mingguan.
dijelaskan dalam dokumen proyek.
Sebagian besar staf di tingkat Meulaboh tidak memahami
Temuan Utama pada Manajemen Proyek Se- keseluruhan struktur organsiasi atau tujuan proyek kecuali
lama Evaluasi divisi mereka sendiri. Saat manajer program ditanya apakah
mereka mempunyai desain dan dokumen proyek secara
Tahun pertama pelaksanaan proyek menunjukkan keseluruhan, tidak satu pun manajer mengetahuinya.
banyaknya kelemahan dalam mekanisme manajemen. Bahkan mereka tidak dapat menggambarkan struktrur
Kelemahan ini terlihat pada (1) Mekanisme organisasi secara keseluruhan. Arus informasi dari
pertanggungjawaban; (2) Format laporan yang buruk Yogyakarta ke Meulaboh dilaporkan lemah.
khususnya laporan keuangan; (3) Proses perencanaan;
serta (4) situasi tidak terduga yang muncul saat staf
diterjunkan ke Meulaboh.

Dokumen PSU Ruth Wraith, Technical Advisor
program Mental Health, berbincang-
195 bincang dengan dr. Yati Soenarto,
PhD, Sp.A(K) setelah pertemuan
pemaparan laporan perkembangan
program Aceh di Fakultas Kedokteran
UGM.

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Dokumen PSU dr. Ida Safitri (kedua kanan) sedang
memaparakan program IMCI di depan
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Barat, dr.
Amir Hamzah, Sp.PD, MKes (tengah)
pada sebuah kesempatan pasca
penandatanganan MoU.

Mekanisme manajerial proyek melalui PSU sangat penting keseluruhan kualitas manajemen proyek jelas meningkat
dalam memperbaiki manajemen, pertanggungjawaban di tahun 2006 setelah AIHI bergabung.
dan laporan proyek secara keseluruhan. Awalnya, PSU
tidak mantap secara teknis tapi berkat bantuan dari AIHI Situasi dalam sebuah misi kemanusiaan dan respon
dan WVA dalam mengembangkan prosedur operasi terhadap bencana mempunyai stressing yang tinggi,
standar dan standar laporan, kualitas manajemen PSU terutama bagi staf yang dikirim ke lapangan. Salah satu
perlahan-lahan membaik dan sekarang unit ini dapat area yang diketahui juga lemah adalah mekanisme
bekerja secara mandiri. formal dalam mendukung staf di lapangan. Kondisi staf
pada tahap awal sangat sulit. Staf harus tinggal di barak
Sejumlah pendapat mengatakan bahwa terlalu banyak dan tidak ada komunikasi dengan dunia luar. Manajemen
orang yang berada di tingkat Yogyakarta dan beberapa proyek lalu memutuskan untuk menyewa rumah yang bisa
diantaranya tidak begitu terlibat dengan kondisi di ditinggali oleh staf medis selama ditugaskan. Namun
lapangan. Bahkan dalam evaluasi, diketahui ada demikian, tidak ada mekanisme untuk membantu staf
seorang koordinator program yang hanya sekali berada yang mungkin mengalami stres karena terlalu terbebani
di lapangan meskipun orang tersebut bertanggung jawab tugas. Mekanisme dukungan staf yang dikirm dapat
secara teknis di divisinya. berupa sesi pembekalan sebelum dan setelah bertugas,
penentuan jam kerja dan jam istirahat serta memberi
Struktur organisasi terlihat seperti “berat di Yogya”. Hal peluang staf untuk rekreasi. Pihak manajemen proyek
ini bisa dijelaskan karena situasi politik internal dalam juga harus tanggap terhadap keadaan staf.
RS Dr. Sardjito dan UGM. Protokol di dalam organisasi
tersebut memerlukan keterlibatan berbagai anggota staf Pembayaran uang ke pihak Yogyakarta sering terlambat
senior di posisi-posisi formal, khususnya di dalam RS Dr. dengan alasan terlambatnya penyerahan laporan
Sardjito dimana prosedur untuk melepas staf sangat rumit keuangan dan laporan naratif dari pihak pelaksana
dan sensitif. (UGM). Hal ini mengakibatkan frustasi dan ketegangan
antara pihak Melbourne, Yogyakarta dan Meulaboh.
Peran PC berpengaruh besar terhadap keseluruhan arah
dan koordinasi yang dibutuhkan proyek. Faktanya, terlepas Tekanan dan keterlibatan WVA dalam manajemen
dari peran strategis dan teknis, PC juga banyak berperan adalah penting untuk mendorong UGM meningkatkan
dalam hubungan politis antara dua fakultas di UGM dan sistem manajemen keuangannya, memastikan
Staf Medis Fungsional (SMF) di RS Dr. Sardjito. pertanggungjawabandanmembangunstrukturmanajemen
resiko. Meskipun ada komentar yang mengatakan
Meskipun penggunaan log frame, mekanisme terlihat berat sebelah, namun setelah direnungi ternyata
perencanaan, manajemen terstruktur, mekanisme laporan tekanan dan keterlibatan ini memang diperlukan dan
dan pengawasan, yang terlihat dipaksakan, ternyata UGM menanggapinya dengan meningkatkan kinerja
manajemen.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 196

BAGIAN 4

Efektifitas Kerjasama

Dokumen proyek menjelaskan tentang peran tiap-tiap serta dari University of Melburne, khususnya Center for
partner sebagai berikut: International Child Health dalam menyediakan petunjuk
teknis berdasar bukti internasional kepada keempat divisi.
Universitas Gadjah Mada (UGM) Staf proyek di RCH telah membantu konseptualisasi,
UGM adalah mitra pelakasana proyek ini dan mempunyai desain dan evaluasi program dan telah secara luas
kepentingan dan kredit penuh atas perencanaan, desain, mengkaji program-program kesehatan UGM di Aceh
pengawasan dan evaluasi, pelaporan, pengadaan staf pada Januari dan Juli 2005. RCH juga melibatkan
baik di lapangan maupun yang berada di UGM, serta Australian International Health Institute (AIHI) di University
manajemen keuangan untuk keempat divisi termasuk of Melbourne dengan berperan sebagai salah satu tim
Project Supporting Unit. Staf dari RS Dr. Sardjito, yang manajemen dalam proyek ini.
merupakan rumah sakit pendidikan bagi Fakultas
Kedokteran UGM, mengkoordinasikan bantuan tenaga World Vision Australia (WVA)
medis dan pelatihan baik di UGM melalui on-the-job- WVA adalah donor dan pendukung proyek melalui
training atau melalui on-site training di Rumah Sakit penyediaan dana. WVA juga mengkaji laporan tiga
Cut Nyak Dhien Meulaboh. Fakultas Kedokteran juga bulanan dan melakukan kunjungan lapangan. WVA juga
memainkan peranan dalam tata kelola proyek melalui bertindak sebagai penghubung World Vision Indonesia
wakil Fakultas dalam Dewan Penasehat proyek.  agar mereka tetap mendapatkan informasi dan terlibat
dalam proyek ini. 
Royal Children’s Hospital (RCH)
RCH bertanggung jawab terhadap keseluruhan Kemitraan harus dinilai dengan memahami kekuatan
manajemen proyek kepada WVA. RCH mengambil mitra satu per satu serta sebagai satu kelompok kolektif.
sumber daya dan keahlian teknis dari rumah sakitnya

Dokumen PSU Kerjasama yang kuat lintas
sektoral akan memberikan
197 dampak yang baik terhadap
kesinambungan program.
Pemerintah daerah dan DPRD
setempat sudah dilibatkan dalam
pengembangan sistem kesehatan
di Aceh Barat sejak awal
pelaksanaan program.

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Royal Children’s Hospital, Fakultas Kedokteran World Vision Australia (WVA)
UGM dan RS Dr. Sardjito
RCH berpengaruh besar dalam membawa keterlibatan
Kemitraan antara ketiga stakeholder ini berada dalam WVA sebagai mitra donor. WVA adalah LSM dunia
beberapa tingkat yang berbeda. Hubungan historis yang biasanya melaksanakan proyek melalui kantor
dan lama antara RCH  dan RS Dr. Sardjito/FK UGM perwakilannya di masing-masing negara. Dalam kasus
membentuk sebuah kemitraan alami dalam menanggapi ini, karena banyaknya jumlah donasi publik dan WVA
bencana di Aceh. Dalam konteks Tsunami, hubungan sendiri mencoba sebuah cara baru dan inovatif dalam
ini cenderung bersifat informal yang berdasar semangat bekerjasama dengan mitra lain, maka WVA menyetujui
misi kemanusiaan. Formalisasi hubungan setelah proyek perannya sebagai donor dalam proyek ini. WVA
didanai justru mengungkap kelemahan kapasitas mendapatkan pengalaman baru dalam adaptasinya
manajemen proyek dalam lingkungan yang kompleks. bermitra dengan pihak luar. Sebagai sebuah organisasi
Tidak satupun organisasi tersebut yang pernah mengelola yang menerapkan dan mempunyai mekanisme standar
sebuah proyek semacam ini sebelumnya. Namun, hakikat dalam mendesain, melaksanakan, memonitor dan
kemitraan selalu saja positif, yang mampu menghasilkan mengevaluasi sebuah proyek. WVA secara alami
keuntungan bagi semua pihak. Dengan memahami mencermati dan membandingkan pengelolaan proyek
keterbatasan kemampuan, ketiganya dapat saling mengisi ini sesuai dengan harapan mereka serta standar-standar
dalam mengelola pemecahan masalah yang diperlukan yang ada. Hal ini juga yang menyebabkan WVA frustasi
untuk memastikan kesinambungan proyek sekaligus pada tahun pertama karena kinerja dan pelaporan
meningkatkan kinerja. dinilai kurang memenuhi standar. Namun emikian
selama siklusnya, proyek ini mengalami kemajuan sesuai
RS Dr. Sardjito di Yogyakarta adalah salah satu rumah sakit yang diharapkan WVA. WVA kemudian berlahan-lahan
pendidikan utama di Indonesia. Rumah sakit ini mempunyai tidaklagi mencampuri manajemen proyek dan lebih
keahlian dalam tanggap darurat dengan sebuah tim yang memperkenankan pelaksana proyek mengerjakannya
terdiri dari 10 spesialisasi dalam merespon bencana skala dengan fleksibel.
besar seperti Tsunami. Rumah sakit yang bermitra dengan
Fakultas Kedokteran ini, merupakan salah satu penyedia Australian International Health Institute (AIHI)
tenaga spesialis terdepan di Indonesia.
Peran AIHI sangat dihargai oleh semua pihak. Namun

Evaluasi program secara obyektif Foto: Guardian Y Sanjaya
dilakukan oleh pihak luar dengan
metode wawancara ke semua 198
pihak yang terlibat, baik di Aceh,
Yogyakarta maupun Australia.
Pada foto tampak Ahmer Akhtar
(AIHI) mewawancarai dr. Anjar
Asmara selaku Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi NAD.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh

sebaliknya di tingkat Meulaboh peran AIHI justru tidak konflik selama tahun 80an dan 90an. Hal ini berdampak
diperhatikan. Seringkali dalam rapat dengan staf RS CND pada menurunnya sistem pelayanan kesehatan primer
atau stakeholder lain di Meulaboh atau Banda Aceh, AIHI (Puskesmas) dan pelayanan rujukan (rumah sakit).
dianggap sebagai donor. Sebenarnya peran AIHI adalah Perlengkapan medis, standar pelayanan, motivasi staf,
dalam perbaikan manajemen proyek, sebagai mediator adanya penarikan biaya secara ilegal, kekurangan dokter
antara UGM dan donor, yang sekaligus memfasilitasi spesialis, perawatan pasien yang buruk, sistem informasi
koordinasi yang mantap di tingkat Melbourne. Masukan yang sangat buruk, menyebabkan pasien menghindari
dari staf manajemen dan staf teknis AIHI dinilai penting rumah sakit dan lebih memilih untuk mendapatkan
bagi semua mitra baik di Indonesia maupun Australia. pelayanan medis ke Medan atau Malaysia. Dampak
Terutama kemampuan AIHI mengenal kondisi dalam Tsunami telah menyebabkan rumah sakit lumpuh, tapi
negeri dan kemampuan berbahasa Indonesia. celakanya ini adalah satu-satunya rumah sakit yang
masih aktif dan responsif walaupun dengan kemampuan
Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi yang seadanya.
(UGM)
Keputusan untuk mendukung dan bermitra dengan rumah
Fakultas kedokteran UGM (FK UGM) adalah salah satu sakit lokal berdasar atas alasan kemanusiaan. Namun
fakultas yang terkenal di Indonesia serta sudah menjadi keputusan untuk tinggal lebih lama dengan memfokuskan
fakultas bertaraf Internasional. FK UGM mempunyai pada sebuah rencana pengembangan jangka panjang
reputasi tinggi sebagai penasehat pemerintah, melakukan menunjukkan sebuah keputusan dan tindakan yang
penelitian, serta menjadi salah satu kelompok utama bagus dari UGM/RCH. Begitu proyek mulai dijalankan,
dalam mendukung sistem kesehatan daerah di Indonesia. kerumitan proyek mulai terlihat. Sistem manajemen
Fakultas Kedokteran mempunyai jaringan alumni yang yang lemah, tim yang terpecah-pecah, staf lokal yang
luas, termasuk di Aceh dimana mereka ikut dilibatkan mengalami trauma dan kemampuan klinis staf lokal yang
sebelumnya. rendah serta semangat yang rendah menjadikan suatu
tantangan berat bagi tim RS Dr. Sardjito-UGM dan RS
Hanya sedikit sejarah tentang peran dan kapasitas CND.
psikologi klinis di Indonesia terlebih hubungannya dengan
pelayanan kesehatan jiwa berbasis komunitas di sistem Dinamika budaya, politik dan konflik memainkan
kesehatan nasional. Hal ini karena psikologi merupakan peranan penting dalam kemitraan dengan RS CND.
profesi yang tidak dimasukkan secara formal dalam Sikap kebanyakan staf di tahap awal cenderung tidak
komponen sistem kesehatan dan kebijakan kesehatan memandang tim UGM karena banyaknya bantuan
nasional, maupun program-program khusus kesehatan lain yang lebih besar. Seperti yang telah disebutkan
jiwa yang ada dan didanai pemerintah Indonesia. sebelumnya, ada persepsi lain yang mengatakan banyak
lembaga-lembaga yang datang hanya memberikan janji-
Kebersamaan dua fakultas untuk melaksanakan program janji. Kemitraan di tingkat bawah pada tahap awal terbukti
pasca bencana yang besar ini merupakan pengalaman sulit dan menguji banyak staf, terutama bagi beberapa
baru dalam lingkup universitas. Kemitraan telah melalui dokter spesialis yang dikirim. Staf lokal di RS CND pada
beragamketegangankarenaperbedaanpandangandalam saat itu memahami bahwa jika ada tim UGM, mereka
menentukan tindakan yang tepat. Antara lain ketegangan tidak perlu lagi bekerja.
karena kualitas kinerja divisi Mental Health dan efisiensi
biaya yang berhubungan dengan hasil akhir program Keadaan politik berubah seiring dengan proses
tersebut. Di tahun 2006, ketegangan berkembang ke perdamaian, pemilihan umum daerah dan perubahan
titik dimana komponen Mental Health hampir dihentikan kepemimpinan di beberapa tingkat mempengaruhi
yang menyebabkan krisis dalam proyek. Keadaan krisis kemajuan proyek dan hubungan antara Meulaboh dan
menimbulkan respon dari divisi Mental Health bersama Yogyakarta.
timnya yang ada di lapangan untuk meningkatkan kinerja
ke tingkat yang akhirnya diterima oleh semua mitra. Hubungan segitiga antara RS Dr. Sardjito/UGM/RS CND
selalu berubah tiap waktu seiring dengan berubahnya
RS Dr. Sardjito/UGM/RS CND sikap staf-staf lokal. Staf yang lebih tinggi bersikap hormat
kepada UGM dan RS Dr. Sardjito, mereka sekarang
Rumah Sakit Cut Nnyak Dhien adalah representasi rumah dianggap sebagai keluarga dan disebut sebagai “keluarga
sakit daerah yang telah bertahan dari konflik selama besar”. Hal ini sendiri sebenarnya merupakan pencapaian
30 tahun. Daerah pantai barat adalah salah satu basis penting dalam lingkungan yang begitu kompleks.
GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dan mengalami banyak

199 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

dr. Haris Marta Saputra, Sp.A “Kalau selama ini kita telah mengibaratkan bahwa Jogyakarta dan Aceh barat bagaikan
saudara abang dan adik itu memang wajar., banyak sudah yang dilakukan oleh abang
Direktur RS Cut Nyak Dhien untuk membantu adiknya, mulai dari hari ke 5 pasca gempa dan tsunami sampai
Aceh Barat, NAD dengan saat ini, terutama kepada Rumah sakit Umum Cut Nyak Dhien. Dimana sudah
ratusan orang lebih tenaga medis dan tenaga ahli lainnya yang datang silih berganti,
baik yang datang memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun dalam hal
pengembangan Sumber daya manusia, berupa training, mentoring dan diskusi, serta
pengembangan system management medical record dan billing.

Tak dapat kami lukiskan dengan kata-kata bagaimana perasaan kami pada saat ban-
tuan dari Jogyakarta pertama datang yang berjumlah 25 orang dan dipimpin oleh dr Hendro SpB.

Banyak sudah perubahan-perubahan yang dilakukan oleh teman-teman dari Jogyakarta kepada perorangan,
kelompok maupun organisasi, yang ini semua merupakan asset rumah sakit dalam melakukan peningkatan
kinerja, dan peningkatan pelayanan. Terimakasih kami sampaikan kepada bapak Rektor UGM, bapak De-
kan FK UGM, Ibu Direktur Rumah Sakit Sarjito, para kepala bagian dan para guru besar, juga tak lupa terima
kasih kami kepada worl vision Australi serta AIHI, serta semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan
dan perhatiannya kepada kami”

Temuan-temuan Utama untuk Efektifitas proyek.
Kemitraan 7. Hubungan kemitraan ini memberikan adanya

1. Kedekatan antar mitra sangat penting bagi kemajuan keuntungan bersama dan memperjelas peran penting
proyek. masing-masing mitra dalam mencapai tujuan-tujuan
proyek.
2. Kemitraan antara RS Dr. Sardjito/UGM/RS CND 8. Hubungan antara Fakultas Kedokteran dan Fakultas
menjadi akrab dan kolaboratif. Kemitraan telah Psikologi UGM telah melalui tahap-tahap sulit.
melalui banyak perubahan dan tantangan. Beberapa UGM harus mengadakan beberapa analisis internal
hasil positif dari kemitraan ini antara lain Bupati terhadap proses belajar ini. Bagaimana mengatasi
Aceh Barat sekarang meminta UGM menjadi partner perbedaan dan bagaimana cara bekerjasama untuk
jangka panjang dalam pembangunan daerah, dan proyek-proyek di masa mendatang.
mengajukan penawaran MOU untuk memperluas 9. Kemitraan antara Australia dan Indonesia jelas sangat
kerjasama dengan fakultas lain di UGM. menguntungkan. Kemitraan berfungsi maksimal saat
terjadi keadaan saling menguntungkan, memahami
3. Pendekatan kemitraan dengan instansi dalam negeri peran dan tanggung jawab masing-masing dan saling
ternyata lebih langgeng daripada melaksanakannya menghormati. Walaupun ada perasaan terdikte dari
secara langsung. ”pihak luar/asing” dan kesan ”ketidakmampuan”
mitra lokal pada fase awal kemitraan. Namun hal
4. Program peningkatan kapasitas yang dilakukan ini cenderung dikarenakan oleh kesalahpahaman
UGM telah memperkuat institusi-institusi lokal budaya. Pengalaman pelaksanaan proyek telah
dan memberikan kontribusi dalam pembangunan membimbing ke arah peningkatan pemahaman
bangsa. budaya dan kemampuan yang lebih baik.
10. Upaya UGM dan RS Dr. Sardjito sangat luar biasa.
5. Tanpa tekanan dan tuntutan dari donor atas sistem Tanggung jawab terbesar dalam proyek ini diperankan
manajemen dan pertanggungjawaban finansial oleh universitas sebagai satu kesatuan dan melahirkan
akan berimbas buruk terhadap proyek. Meskipun banyak pengembangan dan perbaikan baru terutama
merupakan aspek yang sulit dalam kemitraan, hal ini di bidang respon terhadap bencana baik di UGM
terbukti efektif dalam mendapatkan respon yang baik maupun RS Dr. Sardjito.
dari UGM untuk melakukan perubahan.

6. Kemitraan antara AIHI dan UGM berkembang dari
waktu ke waktu. Pada awalnya ada kekhawatiran dari
UGM, mengapa mereka membutuhkan manajemen
proyek ”dari luar”. Alasannya adalah karena UGM
sendiri pada fase awal tidak mampu menunjukkan
kemampuan manajemen proyek seperti yang
diharapkan donor. Adanya bantuan dari pihak luar ini
(AIHI) memberikan dampak yang baik bagi kemajuan

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 200

BAGIAN 5

Pencapaian Proyek Berdasarkan Logical Frameworks

Pencapaian proyek yang disebutkan pada bagian ini dampak langsung, peluang kesinambungan program
berdasarkan analisis output terhadap logical framework dan faktor-faktor yang mendukung atau menghambat
(log frame). Meskipun banyak pertanyaan mengenai pencapaian program seperti yang tercantum pada log
ketepatan dan kualitas log frame, faktanya log frame frame untuk tiap divisi. Pengukuran ini menggunakan
tetap digunakan proyek sebagai alat perencanaan dan dokumen-dokumen antara lain:
pengawasan yang utama walaupun mengalami beberapa 1. Laporan rutin seperti laporan mingguan, laporan
penyesuaian di tahap-tahap yang berbeda hingga
sampai versi akhir yang diterima semua mitra. Meskipun bulanan, laporan tiga bulanan dan laporan tahunan.
demikian, penting untuk mengukur pencapaian proyek 2. Buletin mingguan
dengan mengacu log frame yang sudah disepakati. 3. Laporan khusus seperti laporan seminar/semiloka,

Logical Frameworks (log frame) notulensi rapat, laporan perjalanan
4. Dokumen-dokumen proyek seperti dokumen proposal,

MOU, dokumen TOR, dokumen kontrak

Logical Frameworks atau log frame adalah sebuah Seperti yang telah diketahui, proyek ini terbagi dalam
instrumen yang digunakan sebuah proyek untuk membuat 4 divisi yaitu (1) Clinical Services, (2) Mental Health, (3)
perencanaan kegiatan. Log frame digunakan sebagai Integrated Management of Childhood Illness (IMCI), dan
pedoman melakukan kegiatan/ pelaksanaan, serta untuk (4) Public Health. Masing-masing divisi memiliki log frame
pengawasan dan evaluasi proyek. yang dikembangkan secara terpisah. Namun dalam
analisis log frame ini semua log frame disatukan dan
Walaupun terdapat perbedaan pendapat tentang dipecah-pecah berdasarkan komponen, output, aktivitas
efektifitas penggunaan log frame dalam proyek ini, namun dan sub aktivitas.
secara umum log frame ini dapat memberikan beberapa
keuntungan antara lain: Definisi
• Log frame dapat memberikan konsistensi tujuan
Divisi:
proyek tiap-tiap komponen dalam sebuah proyek. Hal Adalah bagian dari proyek yang mempunyai struktur
ini berguna terutama jika terdapat pergantian staf. manajemen dan tim teknis untuk melaksanakan program
• Komponen-komponen yang ada disusun secara bantuan pasca Tsunami yang didanai oleh WVA. Staf
sistematis, konsisten dan koheren. Hal ini dapat masing-masing divisi berasal dari UGM dan RS Dr.
menjelaskan dan memaparkan secara logis bagaimana Sardjito yang dipimpin oleh manajer program. Masing-
sebuah proyek diharapkan dapat bekerja. masing divisi juga mempunyai koordinator program yang
• Log frame membagi-bagi tujuan proyek secara hierarki. memberikan arahan dalam melaksanakan program.
Hal ini sangat membantu dalam memastikan masing- Secara teknis manajer program dibantu oleh tim teknis
masing input dan output tidak saling tercampur satu yang terdiri dari asisten, manajer lapangan, konsultan
sama lainnya, atau menghindari tujuan yang sama dan Liaison Officer (staf penghubung).
dalam tiap-tiap komponennya.
• Log frame juga menjelaskan hubungan yang Komponen:
mendasari penilaian-penilain terkait efisiensi dan Komponen membagi-bagi tujuan program secara lebih
efektivitas proyek terhadap hasil yang dicapai. spesifik. Komponen merupakan cakupan kerja tiap divisi.
• Log frame dapat mengidentifikasikan faktor utama Di dalam log frame proyek ini terdapat 10 komponen.
yang berhubungan dengan kesuksesan sebuah Salah satu contoh komponen dari divisi Clinical Services
proyek. yaitu Komponben 1: Pengiriman staf untuk merevitalisasi
• Log frame dapat digunakan sebagai landasan rumah sakit Cut Nyak Dhien.
pengawasan dan evaluasi sebuah proyek berdasarkan
indikator kesuksesan masing-masing komponen. Output:
Mengindikasikan masing-masing target yang harus
Analisis Logical Frameworks dihasilkan oleh proyek dalam mencapai tujuan tiap
komponen. Secara keseluruhan terdapat 33 output.
Analisis log frame dilakukan untuk mengukur output,

201 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Sebagai contoh adalah output dari komponen 1 divisi mencapai output. Semua aktivitas yang ada di log frame
Clinical Services: Pengiriman staf medis / non medis diakumulasikan. Terdapat 127 aktivitas dalam log frame
(berdasar perlunya penilaian dan atas permintaan Direktur ini. Salah satu conoth adalah aktivitas dari output 1 pada
RS CND). komponen 1 divisi clinical services yaitu: Rekrutmen
Bulanan dan pengiriman staf medis ke RS CND yang terdiri
Aktivitas: dari dokter, perawat dan staf non klinis atas permintaan
Mengindikasikan kegiatan-kegiatan yang diambil untuk dan kebutuhan.

Tabel 1. Contoh log frame yang digunakan pada proyek “Supporting Human Resources Development and Health Services
Reconstruction in Aceh Barat and Nanggroe Aceh Darussalam Province“. Contoh log frame mengambil komponen 1 divisi
Clinical Services.

Divisi Clinical Deskripsi Indikator yang Dapat Diukur Mekanisme Asumsi Penting
Services Pembuktian
Aceh Sehat 2010 Angka harapan hidup Profil Kesehatan Aceh -
Sasaran Angka kematian balita Barat
Program Membandingkan data Pelayanan medis
Tujuan Program Untuk meningkatkan Adanya dokter spesialis tetap rutin mulai bulan tersedia bagi masyrakat
kualitas, jangkauan dan di 4 bagian (Penyakit Dalam, Maret sejak UGM sesuai kebutuhan,
Komponen 1: penggunaan pelayanan Bedah, Anak, dan Kebidanan memberikan bantuan terutama masyrakat
Bantuan medis dalam rangka dan Kandungan) dengan unit- tetap di RS CND. tidak mampu. Adanya
tenaga dalam membuat RS CND berfungsi unit pendukungnya (Radiografer, sumber pembiayaan
merevitalisasi sebagai rumah sakit rujukan analis lanoratorium, apoteker, Laporan kegiatan untuk pelayanan yang
rumah sakit. di pantai barat NAD. dan ahli gizi). bulanan tim medis. berkesinambungan.
Output 1.1 Peningkatan mutu pelayanan Jumlah pasien per Komitmen manajemen
Adanya tambahan pelayanan bulan tiap instalasi. RS CND untuk mencapai
Aktivitas 1.1.1 lain di RS CND. tujuan.
Peningkatan pengguna layanan Laporan tahunan RS
Aktivitas 1.1.2 medis. CND. Dukungan penuh dari
direktur RS CND, Direktur
Aktivitas 1.1.3 Memperkuat dan Berfungsinya unit gawat darurat, Penilaian bulanan dari RS Dr. Sardjito, Dekan FK
mendukung sumber kamar operasi, rawat inap manajer Lapangan UGM dan Ketua Komite
daya manusia lokal dan rawat jalan pada akhir (berdasarkan Medis RS Dr. Sardjito.
melalui pengiriman tim Desember 2006. permintaan RS
medis secara rotasi serta CND dan laporan Pihak manajemen dan
menyiapkan staf permanen. perkembangan tim staf RS CND bersedia
medis). bekerjasama dengan tim
Revitalisasi penuh RS CND Tersedianya dokter spesialis dari Surat Keputusan medis yang dikirim secara
melalui bantuan tenaga beberapa bagian di RS CND. Dekan tentang rotasi.
medis (sesuai kebutuhan penugasan supervisor
dan permintaan direktur RS bagian. Adanya staf yang ditunjuk
CND). Laporan-laporan tim dan bersedia bekerja
medis. sebagai supervisor bagian.
Merencanakan rotasi tim Penilaian secara berkala yang
medis dengan masukan dari dilakukan direktur RS CND, Staf RS Dr. Sardjito bersedia
RS CND. supervisor program yang akan untuk berpartisipasi dalam
direview tiap kuartal oleh tim medis untuk RS CND.
koordinator program Clinical
Services dan ketua komite medis
RS Dr. Sardjito.

Merekrut supervisor Perekrutan supervisor sudah
program untuk tiap-tiap dilakukan sebelum akhir Maret
bagian. 2006.

Pengiriman tim medis Tersedianya tim medis sesuai
bulanan dari RS Dr. kebutuhan.
Sardjito-UGM yang terdiri
dari dokter spesialis,
dokter umum, perawat,
dan staf non medis sesuai
permintaan dan kebutuhan.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 202

Bagan 2. Grafik ini menggambarkan frekuensi kegiatan Program Aceh selama periode 3 tahun. Kuarter pertama di ta-
hun 2005 (sebelum masuknya World Vision Australia sebagai donor) adalah renspon tanggap darurat dimana hampir
semua bagian ikut andil dalam bantuan kemanusiaan di Aceh.

Acute response Transitional Recovery Development and Preparedness

1596734281000000000000 77 77 90 88 88 85
58 67
WVA Agreement

11 9

NNSSJJMMMJJMMMoeeaaoaaaeeeuupirpiirprplnln--------------0000000000000055675656756667

Database Aktivitas Proyek kemanusiaan RS Sardjito-FK UGM yang dilakukan sejak
Desember 2004, yaitu 4 hari setelah bencana gempa
Database dibuat untuk mendukung analisis log frame. bumi dan Tsunami.
Database digunakan untuk mendukung evaluasi dengan
cara melacak aktivitas yang dilakukan antara lain aktivitas Log frame untuk Clinical Services dibagi menjadi 6
yang telah diselesaikan, aktivitas mana saja yang sedang komponen, 16 output dan 57 aktivitas. Tim ini telah
dijalankan menurut log frame dan perkiraan waktu melaksanakan 95% dari seluruh aktivitas berdasar log
penyelesaaian. Dengan database ini semua aktivitas frame.
dapat dikelompokkan ke dalam kategori-kategori
berbeda, seperti: kategori waktu (bulanan, tiga bulanan Sejumlah aktivitas program ini dilakukan tidak menurut log
dan tahunan), kategori divisi, kategori output atau kategori frame, seperti beberapa seminar dan peringatan bencana
aktivitas. Aspek lain database adalah pengelompokan Tsunami tahunan di Yogyakarta, bantuan infrastruktur
bersama aktvitas-aktivitas berdasarkan fase bencana untuk RS CND yaitu menyediakan instalasi air untuk tiap
mulai dari fase respon akut, fase transisi, fase pemulihan bangsal dan klinik rawat jalan, menyediakan beberapa
hingga fase pengembangan dan persiapan. Database ini perlengkapan medis, dan menyediakan satu unit mesin
digunakan sebagai dokumentasi proyek dan bisa melacak cuci untuk unit laundry di RS CND.
rincian tiap aktivitas yang pernah dilakukan. Frekuensi
kegiatan proyek dapat dilihat pada bagan 1. Divisi Mental Health (MH)
Sasaran program: Ikut serta dalam meningkatkan
Penjelasan Masing-masing Divisi kesehatan psikologis masyarakat yang terkena imbas
tsunami di Ibukota Ptrovinsi Aceh dan Kabupaten Aceh
Divisi Clinical Services (CS) Barat,
Sasaran program: Untuk meningkatkan kualitas pelayanan
di RS Cut Nyak Dien (RS CND), Meulaboh. Tujuan program: Untuk membangun layanan kesehatan
mental yang terpadu, berkelanjutan dan menyeluruh dan
Tujuan program: Untuk memperkuat dan membangun untuk membangun kapasitas kesehatan mental di tingkat
kompetensi dasar staf medis dan non-medis lokal di RS masyarakat. 
CND, Meulaboh.
Tim Mental Health bekerja di dua Kabupaten/Kota
Tim Clinical Services bekerja di RS CND Kabupaten Aceh dengan membangun 2 buah pusat pelayanan psikologi
Barat. Aktivitas utamanya adalah mengirim tenaga medis yaitu (1) Balee Zaituna (BZ) di Kabupaten Aceh Barat dan
seperti dokter spesialis/ residen senior, dokter umum, (2) Rumoh Seurunee (RS) di Kota Banda Aceh.
perawat, dan profesional kesehatan lainnya sebagai misi

203 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Log frame untuk program Mental Health terdiri dari dan rumah sakit rujukan di 3 kabupaten, yaitu (1)
1 komponen, 5 koutput dan 32 aktivitas. Tim ini telah Kabupaten Aceh Barat, (2) Kabupaten Aceh Jaya, (3)
melaksanakan 92% dari seluruh aktivitas berdasar log Kabupaten Nagan Raya dan (4) RS CND, Meulaboh. Log
frame. Beberapa aktivitas dirubah karena terbatasnya frame untuk program IMCI terdiri dari 1 komponen, 3
dana (Siaran radio). Satu aktivitas dibatalkan yaitu output dan 8 aktivitas. Tim ini telah melaksanakan 100%
memformalkan izin untuk kedua pusat layanan. Tiga dari seluruh aktivitas berdasar log frame..
aktivitas ditambahkan, yaitu Bantuan Pemerintah Daerah
untuk percontohan Pembangunan Layanan Kesehatan Divisi Public Health (PH)
Mental Masyarakat Terpadu di Aceh Barat dan Banda Sasaran program: Peningkatan manajemen sistem
Aceh, Evaluasi Program, dan Pembuatan Petunjuk untuk informasi kesehatan dan surveilans penyakit di Aceh
Desain Program Layanan Kesehatan Mental Masyarakat. Barat.

Divisi Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) Tujuan program: Memperkuat sistem manajemen
Sasaran program: Ikut serta dalam mengembangkan informasi kesehatan Rumah Sakit Cut Nyak Dien (RS CND)
layanan kesehatan bagi balita di Aceh Barat. dan surveilans kesehatan di Dinas Kesehatan Kesehatan
Kabupaten Aceh Barat (Dinkes). 
Tujuan program: Membangun kapasitas Puskesmas dan
rumah sakit dalam manajemen kasus anak balita sakit di Tim PH bekerja di kabupaten Aceh Barat dalam membantu
wilayah pantai Barat NAD (khususnya di Kabupaten Aceh Dinkes dan RS CND. Log frame PH terdiri dari 2 komponen
Barat, Aceh Jaya dan Nagan Raya). (Dinkes dan RS CND), 5 output dan 14 aktivitas. PH telah
menyelesaikan 100% aktivitas berdasar log frame di
Tim IMCI bekerja di Meulaboh meliputi pelatihan Dinkes Aceh Barat dan rumah sakit.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) bagi Puskesmas

Tabel 2. Pembagian komponen, output dan aktivitas masing-masing divisi. Penjelasan masing-masing komponen, output
dan aktivitas dapat dilihat pada bagian berikutnya.

Divisi Nama Komponen Komponen Output Jumlah
Aktivitas
Clinical Services Komponen 1 Bantuan Tim Medis 2 output 5 aktivitas
Komponen 2 Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu 2 output 5 aktivitas
Mental Health Komponen 3 Sistem Manajemen Mutu 4 output 18 aktivitas
IMCI Komponen 4 Pendidikan dan Pelatihan 4 output 18 aktivitas
Public Health Komponen 5 Pemberdayaan Masyarakat 3 output 5 aktivitas
Komponen 6 Budaya dan Etika Kerja 1 output 6 aktivitas
Komponen Kesehatan Jiwa dan Dukungan Psikologis 5 output 33 aktivitas
Komponen Manajemen Terpadu Balita Sakit 3 output 17 aktivitas
Komponen 1 Sistem Informasi Rumah Sakit Cut Nyak Dhien 3 output 9 aktivitas
Komponen 2 Sistem Informasi Dinas Kesehatan Aceh Barat 2 output 6 aktivitas

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 204

Output, Dampak Jangka Pendek, Faktor Resiko dan
Outcome Proyek

A. Divisi Clinical Services (CS) RS CND mempunyai pelayanan dokter spesialis lengkap
yang dikirim dari RS Dr. Sradjito. Fakultas Kedokteran juga
Komponen 1. Bantuan Tenaga Medis untuk memfasilitasi dokter spesialsi muda untuk mengambil
merevitalisasi Rumah Sakit CND Wajib Kerja Spesialis (WKS) selama 6 bulan di Aceh
Barat (kategori daerah sangat terpencil) yang disamakan
Setidaknya 355 staf klinis dari RS Dr. Sardjito telah dengan 2 tahun masa bakti sesuai peraturan Departemen
dikirim untuk memberikan perawatan langsung kepada Kesehatan. Selama 3 tahun perjalanan proyek, Fakultas
pasien di RS CND Meulaboh. Semua staf terbagi dalam Kedokteran sudah memfasilitasi WKS untuk 11 dokter
48 gelombang tim medis. Secara keseluruhan staf yang spesialis muda, terdiri dari 6 orang spesialis kebidanan
dikirim berasal dari SMF Bedah 27 orang, SMF Mata 23 dan kandungan, 3 orang spesialis anak, 1 orang spesialis
orang, SMF Ilmu Kesehatan Anak (IKA) 14 orang, SMF syaraf dan 1 orang spesialis THT.
Ilmu Penyakit Dalam 12 orang, SMF Anestesi 31 orang,
SMF Neurologi 8 orang, SMF Kebidanan dan Kandungan Membantu RS CND dalam menyediakan staf permanen
6 orang, SMF THT (Telinga, Hidung dan Tenggorokan) dengan cara (1) Merekrut 1 dokter RS CND untuk
11 orang, SMF Radiologi 23 orang, SMF Patologi Klinik mengambil pelatihan singkat bidang psikiatri di SMF Ilmu
14 Orang, SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin 1 orang, Kesehatan Jiwa RS Dr. Sardjito; (2) Membantu 6 dokter
dokter umum 27, Perawat Ahli 69 orang, ahli gizi 14 umum dari Kabupaten Aceh Barat untuk mengambil
orang, staf administrasi 11 orang, staf manajemen 3 pendidikan spesialis di RS Dr. Sardjito yaitu 1 orang di
orang, Psikolog 4 orang, ahli farmasi 1 orang, ahli sanitasi SMF Ilmu Penyakit dalam, 1 orang di SMF THT, 1 orang
4 orang dan teknisi 4 orang. Tujuan pengiriman tim medis di SMF bedah, 1 orang di SMF Ilmu Kesehatan Anak, 1
dari RS Dr. Sardjito ini adalah untuk merevitalisasi RS CND orang di SMF Anestesi, dan 1 orang di SMF Ilmu Penyakit
yang dimulai sesaat setelah bencana Tsunami. Kulit dan Kelamin.

Aktivitas lain termasuk menjamin ketersediaan dokter Dampak Jangka Pendek Kegiatan Komponen 1 CS
spesialis dan menyediakan layanan spesialis tambahan 1. Meningkatnya kepercayaan pasien dan masyarakat
di rumah sakit CND. Layanan dokter spesialis yang baru
adalah Psikiatri, Anestesi, Mata, THT, Neurologi, Patologi terhadap kualitas perawatan dan pelayanan di RS
Klinis dan Radiologi. CND. Tingkat  kunjungan pasien meningkat. Hasil
survei kepuasan pasien menunjukkan 80% pasien
Sebelas supervisor dari 10 Staf Medis Fungsional (SMF) merasa puas dengan pelayanan di RS CND. Rumah
RS Dr. Sardjito ditunjuk untuk mensupervisi pelayanan sakit telah menjadi pusat rujukan bagi daerah-daerah
spesialis di RS CND. lain seperti Kabupaten Aceh Jaya, Nagan Jaya, Aceh

Bagan 2. Ketersedian dokter spesialis di RS CUt Nyak Dhien pr bulan dari tahun 2004 sampai tahun 2007 (Sumber:
Laporan tahunan RS Cut Nyak Dhien dan Laporan Monitoring dan Evaluasi Program Aceh UGM).

7546 3 3 5 6 6 Status Dokter Spesialis
32 4 44
201 0 22 3 Staf Tetap
0 2 Staf Tugas Belajar
1 Staf WKS
Staf UGM

2004 2005 2006 2007

205 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Bagan 3. Jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan medis dari tim RS Dr Sardjito - UGM pada tahun 2006 dan
2007 (Sumber: Laporan tim medis).

10000 9246 8694 Psien rawat jalan
9000 6097 6063 Pasien Radiology
8000 3988 Pasien Patologi Klinik
7000 2131 1326 Pasien Rawat Inap
6000 1188 880 469 Pasien Anestesi
5000 617 397 Pasien Operasi
4000 2007
3000 2006
2000
1000
0

Barat Daya, Aceh Selatan (Tapak Tuan) and Kabupaten Komponen 2. Sistem Penanggulangan Gawat
Aceh Singkil. Darurat Terpadu (SPGDT)
2. Peningkatan kapasitas, pengetahuan dan keterampilan  
bagi staf lokal dalam menyediakan pelayanan Pembentukan DART (Tim Penanggulangan Gawat
medis. Darurat) untuk 6 kabupaten di wilayah pantai barat yaitu
3. Peningkatan kesadaran bagi staf RS CND, pihak Kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Jaya, Abdya,
manajemen dan pemerintah daerah tentang pentingnya Aceh Selatan dan Kabupaten Aceh Singkil. Tim yang
mempertahankan pelayanan spesialis di rumah sakit dinamakan Basel 118 tersebut menghubungkan para
sebagai ujung tombak pelayanan kepada masyarakat. dokter, paramedis, layanan ambulans dari rumah sakit and
4. Bantuan tenaga secara umum untuk memenuhi Puskesmas di keenam kabupaten. Tim Clinical Services
kekurangan sumber daya manusia di RS CND.  telah menyediakan pelatihan serta instrumen manajemen
gawat darurat dan bencana untuk membangun dan
Faktor-faktor Resiko menguatkan kapasitas anggota Basel 118.
1. Berbagai upaya telah diambil untuk mendorong
Menciptakan sebuah sistem manajemen dan brigade
pemerintah daerah meningkatkan insentif dokter siaga bencana untuk merespon keadaan darurat bersama
spesialis sebagai daya tarik agar dokter spesialis RS CND. Sistem tersebut mencakup 6 kabupaten di
betah untuk menetap lebih lama atau bahkan pantai barat NAD yang diperkuat dengan kesepakatan
menjadi staf tetap. Sayangnya, hal ini belum terjadi bersama (MOU) antara rumah sakit, Puskesmas, dan
dan mengurangi ketertarikan dokter spesialis untuk Dinas Kesehatan di masing-masing kabupaten.
tinggal lebih lama atau menjadi staf tetap. Peraturan
Menteri Kesehatan yang baru menyebut bahwa WKS Hingga saat ini, 65 staf RS CND (5 dokter, 40 paramedis,
tidak lagi wajib bagi lulusan dokter baru, berdampak 20 non-paramedis) telah mengikuti pelatihan kompetensi
pada semua daerah terpencil khususnya ketersediaan dasar manajemen darurat dan bencana guna menyiapkan
dokter spesialis di RS CND. Padahal sebagian dokter RS CND sebagai rumah sakit rujukan yang mempunyai
spesialis yang ada di RS CND adalah dokter WKS keahlian dan kapasitas manajemen kegawat-daruratan.
dengan masa tugas enam bulan.
2. Sebuah pernyataan dari manajemen senior RS CND Dampak Jangka Pendek Kegiatan Komponen 2 CS
bahwa dokter spesialis harus datang dari UGM, 1. Sistem penanggulangan gawat darurat di sektor
membuat dokter spesialis dari daerah lain yang lebih
dekat dengan Meulaboh enggan untuk bekerja di RS kesehatan yang ada sekarang mempunyai kapasitas
CND. yang lebih baik dalam merespon keadaan darurat
3. Saat proyek ini berhenti, sangat beresiko terhentinya dan bencana skala lokal. 
pelayanan dokter spesialis terutama jika sistem 2. Advokasi SPGDT dilakukan melalui beberapa semiloka
insentif dari pemerintah daerah tidak terealisasi. Hal yang menghadirkan para stakeholder dari 6 Dinas
ini akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang ada Kesehatan Kabupaten, dokter-dokter dari Puskesmas,
dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap dan staf RS CND. SPGDT dengan nama Basel 118
rumah sakit. di pantai barat adalah sistem darurat pertama di

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 206

Bagan 4. Presentasi kunjungan pasien dari 6 kabupaten pesisir pantai barat NAD di fasilitas rawat jalan RS Cut Nyak
Dhien tahun 2007 (Sumber: Data tim IT Public Health).

80
70

60

Persentasi 50

40

30

20
10

0

April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

Aceh Barat 70,4 67,4 69,4 68,3 69,6 73,9 74,7

Nagan Raya 24,2 25,8 24,7 23,6 23,9 20,7 17,1

Aceh Jaya 1,9 2,9 3,2 3 3,2 2,2 1,2

Aceh Barat Daya 1,9 2,9 1,7 3,4 2,1 1,5 2,1

Aceh Selatan 0,7 0,5 0,5 1,1 0,4 0,1 0,6

Aceh Singkil 0 0,2 0,1 0 0 0,1 0,9

NAD. Dinas Kesehatan Propinsi menunjuknya sebagai yang ada. Rapat rutin yang membahas permasalahan
proyek percontohan di NAD dan sebagai contoh rumah sakit dan solusi permasalahannya ini merupakan
untuk daerah-daerah lain di propinsi NAD.  pengalaman baru bagi RS CND yang sebelumnya tidak
3. Salah satu cara untuk memantapkan SPGDT pernah dilakukan.
adalah dengan memasukkan program ini ke dalam
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Buku standar manual mutu telah dibuat untuk RS CND
masing-masing kabupaten dan atau APBD propinsi dan dokumennya telah disetujui oleh manajemen
guna kesinambungan program SPGDT di pantai rumah sakit. Manajemen RS CND telah menunjuk 11
Barat NAD. stafnya sebagai anggota Komite Peningkatan Mutu yang
disebut Manajemen Representatif (MR). Komite tersebut
Faktor-faktor Resiko bekerjasama dengan tim CliQ dalam mendukung program
Program SPGDT belum disetujui untuk dimasukkan dan mengawasi pemeliharaan standar mutu pelayanan
dalam anggaran daerah dan propinsi. Kesinambungan rumah sakit. Hal ini dilakukan antara lain dengan cara:
SPGDT dan tim Basel 118 merupakan salah satu tujuan • Menyediakan buku register standar untuk RS CND,
komponen ini. Jika tujuan ini belum dapat diraih oleh
proyek, sangat mungkin program SPGDT tidak akan yang dibagikan dan digunakan oleh semua unit di
dimasukkan dalam anggaran pemerintah daerah dan rumah sakit.
mengancam kesinambungan program. • Membuat modul manajemen mutu untuk RS CND.
• Membuat Standar Pelayanan Medis untuk 10 besar
Komponen 3. Sistem Manajemen Mutu (SMM) penyakit terutama untuk bagian kesehatan anak,
kebidanan dan kandungan, penyakit dalam, dan
MendukungRSCNDdalammenerapkansistemmanajemen bedah.
mutu.  Tim Clinical Quality (CliQ) yang dibentuk terdiri • Membuat buku petunjuk manajemen logistik untuk
dari 3 konsultan manajemen mutu dari Pusat Manajemen memaksimalkan pemanfaatan peralatan dan
Pelayanan Kesehatan FK UGM, 2 asisten CliQ dan persediaan.
seorang liaison officer (LO atau staf penghubung). LO • Membuat Hospital Bylaws (tata kelola) rumah sakit
bersama memfasilitasi pelaksanaan program mutu di dalam mendukung manajemen mutu (kebijakan
RS CND serta komunikasi antara RS CND dan tim CliQ. internal RS CND).
Liaison officer bekerja sama dengan manajer lapangan
Clinical Services melaksanakan rapat koordinasi internal Dalam memfasilitasi pengembangan manajemen mutu,
mingguan, yang dihadiri oleh semua perwakilan unit-unit 5 staf dari RS CND, 1 staf dari Universitas Syah Kuala
serta 2 orang anggota tim CliQ melakukan studi banding

207 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Bagan 5. Jumlah kunjungan pasien rata-rata per bulan di fasilitas rawat inap RS Cut Nyak Dhien Meulaboh dari tahun
2004 sampai 2007 (Sumber: Data Rekam Medis dan Buku Register RS Cut Nyak Dhien).

160 2004 2005 2006 2007
140
120 45 48 67 60
100 47 37 55 58
60 68 117 149
80 71 78 107 145
60 38 77 88 119
40 70 60 129 133
20 16 32 41 55

0

Kelas Utama
Kelas VIP
Penyakit Dalam
Anak
Bedah
Kandungan
ICU

sistem manajemen mutu di Melbourne. 3 staf RS CND Faktor-faktor Resiko
menghadiri pelatihan dalam sebuah forum International
Health Quality Network (IHQN) di Surabaya dan studi 1. Staf RS CND yang bertanggung jawab pada
banding sistem manajemen mutu di rumah sakit Tabanan manajemen mutu, masih tergantung pada tim UGM
Bali.  dan tidak memberikan cukup kontribusi pada tiap
pertemuan. Sebagai contoh, rapat koordinasi masih
Sebagai pendukung peningkatan mutu pelayanan di diatur oleh LO CliQ dan manajer lapangan Clinical
rumah sakit, tim Clinical Services membantu RS CND Services meski proyek berakhir pada Desember
dalam penyediaan hal-hal berikut: 2007.
• Membuatkan instalasi air dan wastafel di tiap poliklinik
2. Masih adanya hambatan komunikasi antara manajer
dan bangsal. tingkat senior dan menengah di RS CND.  
• Menyediakan satu mesin cuci di unit laundry untuk
3. Manajer senior terlalu mengatur dan tidak melibatkan
mempercepat proses pencucian terutama baju staf lain dalam mengambil keputusan. Hal ini
bedah. diperparah dengan kurangnya semangat tim serta
• Menyediakan beberapa peralatan medis. rendahnya motivasi staf untuk berubah.
• Membantu memasang incenerator (tempat
pembakaran/penghancuran limbah medis) bantuan 4. Perubahan-perubahanpolitikdiMeulabohmengancam
WHO untuk mendukung pengelolaan limbah medis kesinambungan program pada komponen ini.
RS CND dan Puskesmas di sekitar Meulaboh. Beberapa staf RS CND yang bertanggung jawab
terhadap program peningkatan mutu dimutasi ke
Dampak Jangka Pendek Kegiatan Komponen 3 CS dinas lain, sedangkan staf yang baru tidak  terlibat
1. Pengenalan sistem manajemen mutu kepada RS CND dalam perencanaan sejak awal, dan perlu waktu
untuk melatih dan mengarahkannya. 
merupakan langkah penting untuk memperkenalkan
standar pelayanan minimum, pelayanan yang baik, 5. Pengawasan dan evaluasi terhadap mutu pelayanan
yang bisa dipertanggungjawabkan. sulit untuk dilaksanakan karena data pencatatan yang
2. Peningkatan mutu berdampak langsung pada standar tidak lengkap serta mekanisme pengumpulan data
keselamatan dan perawatan pasien. yang tidak jelas.
3. Pengenalan mekanisme koordinasi antara tingkat
senior, menengah dan bawah adalah tantangan baru 6. Sulit untuk melihat dampak program terhadap
dan berdampak baik dalam manajemen RS CND perubahan angka mortalitas dan morbiditas penyakit,
yang dapat mempengaruhi budaya kerja. karena tidak adanya mekanisme pengumpulan data
yang jelas di RS CND.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 208

Komponen 4: Pendidikan dan Pelatihan di masing-masing unitnya. Mentor yang dikirim bertugas
melakukan penilaian dan membantu pelaksanaan standar
Staf RS CND dari 10 unit yang ada di RS CND, termasuk pelayanan di masing-masing unit RS CND (misalnya Unit
staf manajemen diikutkan dalam on the job training di Farmasi, Unit Gizi, Unit Laboratorium, Unit Radiologi,
RS Dr. Sardjito-FK UGM untuk meningkatkan kapasitas Unit Perawatan Intensif, Unit Gawat Darurat, Ruang
manajemen dan pelayanan klinis sesuai dengan Operasi, Bangsal dan Pengendalian Infeksi Nosokomial).
bidangnya. Dalam on the job training, materi yang Kegiatan ini ditindak lanjuti dengan melakukan supervisi
diberikan mencakup:  secara berkala terkait dengan kemajuan pelayanan yang
• Pelatihan manajemen. sekaligus berfungsi untuk pengawasan dan evaluasi
• Peningkatan ketrampilan pendukung (misalnya hingga Juni 2008.

ketrampilan komputer, etika kerja dan kemampuan Dampak Jangka Pendek Kegiatan Komponen 4 CS
komunikasi). 1. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan staf medis
• Program magang berbasis kompetensi.
dan manajemen RS CND. Hal ini merupakan kunci
Enam puluh sembilan staf RS CND ambil bagian dalam dari perbaikan  pelayanan medis, manajemen dan
on site training yang diselenggarakan di Meulaboh. keselamatan pasien di rumah sakit.
Pelatihan ini terdiri atas:   2. Pengenalan on site training di unit-unit rumah sakit
1. Pelatihan Manajemen Gizi yang diikuti 7 peserta dari sebetulnya untuk transfer ilmu agar terjadi peningkatan
standar pelayanan dan manajemen.  
Unit Gizi RS CND 3. Manajer senior sekarang mempunyai kesadaran lebih
2. Pelatihan Manajemen Kepala Ruang yang diikuti 15 baik terhadap program pelatihan yang disediakan
dalam pengembangan staf secara profesional.  
peserta
3. Pelatihan Standar Asuhan Keperawatan yang diikuti Faktor-faktor Resiko
1. Masih ada resistensi sebagian staf rumah sakit dalam
15 peserta
4. Pelatihan Pengendalian Infeksi Nosokomial Rumah menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang
diperoleh selama mentoring  dan pelatihan.
Sakit yang diikuti oleh 20 peserta, dan 2. Tanggung jawab dan peran staf RS CND yang belum
5. Pelatihan Manajemen Laboratorium yang diikuti 12 jelas dalam memelihara dan mengawasi penerapan
pengetahuan dan ketrampilan baru tersebut berakibat
peserta dari Unit Laboratorium RS CND minimnya tindak lanjut. Hal ini juga memunculkan
sikap ketergantungan pada tim Clinical Services UGM   
Program mentoring selama 1 bulan di RS CND
mendatangkan staf dari RS Dr. Sardjito, RS Tabanan Bali dan
konsultan lain. Mentoring dilakukan untuk mendampingi
staf lokal dalam melakukan perbaikan pelayanan medis

Sesi produksi makanan pada mentoring di DColkinuimcaelnSCerlviniciceaDl oSecruvmiceenst
Unit Gizi RS Cut Nyak Dhien.
Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••
209

Seorang pasien dibawa ke ruang Foto: Guardian Y Sanjaya
operasi untuk mendapatkan
tindakan operatif di RS Cut Nyak
Dhien.

3. Ketidak-pastian apakah manajer senior mempunyai bound dilakukan 10 kali secara bergantian. Hal ini
komitmen terhadap pengembangan staf dan membantu meningkatkan komunikasi antar staf dan
pendidikan berkerlanjutan.  saling bekerjasama dalam mengembangkan tata nilai
dalam bekerja. Adanya tata nilai yang disepakati bersama
Komponen 5: Pemberdayaan Masyarakat   tersebut memperjelas komitmen staf dalam meningkatkan
kualitas pelayanan di tiap unit kerja. Kemudian hasil
Rencana untuk mengembangkan layanan informasi out bound ini ditindak lanjuti dengan evaluasi proses
bagi pasien belum terlaksana hingga kini. Bahan- pelatihan, hasil pelatihan, dan penerapannya di RS CND
bahan telah disiapkan oleh tim Clinical Services tetapi secara langsung.  
pelaksanaan  tidak berjalan karena tidak tersedianya
informasi layanan pada rumah sakit CND secara detail, Dampak Jangka Pendek Kegiatan Komponen 6 CS
misalnya jenis layanan, biaya layanan dan lain-lain.   Dampak yang dapat diukur sangat kecil. Meskipun
demikian, evaluasi terakhir yang dilakukan oleh tim
Tim Clinical Services telah membuat dan membagikan Clinical Services mengungkapkan bahwa ketidakmauan
selebaran informasi tentang pelayanan umum di RS CND. untuk berubah dan meningkatkan budaya kerja atau
Penyebaran leaflet ini juga mencakup kabupaten lain menerapkan ketrampilan baru yang telah dipelajari, sangat
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten dan fasilitas-fasilitas berkaitan erat dengan tingkat pendapatan/ insentif. Staf
kesehatan seperti rumah sakit daerah dan Puskesmas.   melaporkan bahwa tanpa bertambahnya insentif, mereka
enggan untuk ”bekerja lebih”.
Faktor-faktor Resiko 
Sampai saat ini RS CND tidak mempunyai informasi pasien Faktor-faktor Resiko
yang tepat dan terinci, terutama tentang biaya layanan 1. Masih ada keengganan staf rumah sakit untuk
dan jenis-jenis layanan yang ada. Hal ini menyebabkan
ketidak-jelasan informasi pelayanan yang ada di RS mengubah budaya kerja dan menerapkan tata nilai
CND yang berdampak pada keenggann masyarakat yang sudah disepakati. Hal ini berarti budaya kerja
untuk mendapatkan pelayanan di RS CND. Pasien akan kembali seperti sebelumnya. 
cenderung memilih untuk mendapatkan pelayanan medis 2. Tidak ada orang yang bertanggung jawab terhadap
di tempat-tempat lain. pengendalian budaya kerja di RS CND maupun yang
menindak-lanjutinya.
Komponen 6: Membangun Budaya dan Etika 3. Manajer senior rumah sakit masih mempertahankan
Kerja di RS CND jarak antar dengan staf menengah dan bawah yang
berakibat rendahnya semangat staf untuk berubah.

Sebanyak 249 staf RS CND diikutsertakan dalam kursus
kepemimpinan dan team building atau outbound. Out

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 210

Outcome Kegiatan Divisi Clinical Services dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai contoh bagi
pemerintah daerah dan rumah sakit kabupaten lain
Outcome memerlukan waktu yang lebih lama untuk bisa untuk bekerjasama dalam penyediaan dokter spesialis
diukur. Bagaimanapun juga dalam persepsi “outcome” dengan rumah sakit seperti RS Dr. Sardjito atau yang
pasca bencana dan lingkungan pasca konflik akan berbeda lainnya. Model ini dapat juga mendorong terciptanya
dari lingkungan yang lebih stabil. Keberhasilan  dapat format baru manajemen rumah sakit serta mendorong
dilihat jika persepsi disamakan dalam satu perspektif transfer ilmu dan ketrampilan dari wilayah yang lebih
jangka pendek. Outcome yang terlihat dan terukur pada berkembang ke wilayah yang kurang berkembang.  
tahap ini meliputi: 4. Pengenalan manajemen mutu, etika kerja, pelatihan
1. Penyediaan dokter spesialis dan staf medis untuk dan pendidikan di RS CND dapat menjadi katalisator
untuk perubahan di dalam rumah sakit. Sekarang,
menyediakan pelayanan kepada pasien berpengaruh manajemen rumah sakit mempunyai keinginan untuk
positif terhadap kehidupan dan kesehatan pasien beralih menjadi rumah sakit independen atau Badan
yang mendapatkan perawatan. Layanan Umum Daerah (BLUD), serta menjadi pusat
2. Meningkatnya kepercayaan diri dari dalam rumah sakit rujukan bagi wilayah lain di Aceh. Tanda awal sudah
karena keyakinan akan peningkatan mutu pelayanan terlihat, namun masih perlu memperbaiki transparansi
yang mempengaruhi manajemen rumah sakit dan keuangan, pengaturan jasa medis, pengaturan
pemerintah daerah. Hal ini juga menyadarkan manajemen secara baik, pengaturan sumber daya
pentingya rumah sakit daerah berstandar tinggi. manusia dan pengembangan profesional staf secara
Peningkatan mutu pelayanan bisa mendorong berkesinambungan. Sebelumnya, tidak ada satupun
perubahan kebijakan daerah untuk mendukung hal tersebut tersedia di rumah sakit.  
kesinambungan mutu pelayanan khususnya 5. RS CND akan bekerja dengan Dinas Kesehatan
tersedianya dokter spesialis.   Kabupaten dalam menyediakan dokter spesialis
3. Mekanisme pengiriman tenaga medis dan perawat kontrak untuk bagian Kesehatan Anak, Pengyakit
Dalam, Bedah Umum dan Kebidanan dan Kandungan.
Dokter spesialis dapat berasal dari  lembaga lain
selain UGM.
6. Bersama divisi lain, tim Clinical Services  telah
menyarankan pemerintah daerah untuk mendukung
kesinambungan program dengan membuat
perencanaan anggaran, terutama untuk pelayanan
spesialis. Pembuatan rencana anggaran oleh divisi
ini membantu pemerintah daerah untuk memasukkan
pelayanan ini ke dalam anggaran daerah.  

B. Divisi Integrated Management of Chil-
good Illness (IMCI)  

Tim IMCI telah melaksanakan 11 kali pelatihan
Manajamen Terpadu Balita Sakit (MTBS) untuk staf
Puskesmas. Pelatihan ini melibatkan 31 Puskesmas di 3
kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Barat, Aceh Jaya dan
Nagan Raya. Pelatihan-pelatihan tersebut dihadiri oleh 234
peserta yang meliputi dokter umum, perawat dan bidan.
Pelatihan MTBS rumah sakit juga telah diperkenalkan di
Kabupaten Aceh Barat, tepatnya RS CND. Pelatihan MTBS
rumah sakit ini adalah yang pertama kalinya dilakukan
di Indonesia. Pelatihan MTBS rumah sakit mencakup
bangsal anak, poli anak, unit perawatan intensif, bangsal
kebidanan dan kandungan serta unit gawat darurat.

Dokumen IMCI Pelatihan untuk calon fasilitator MTBS atau Training for
Trainers (ToT) dilaksanakan untuk 25 peserta terpilih
Metode MTBS sudah diterapkan di hampir semua dari 3 kabupaten. Setelah selesai, peserta ToT kemudian
Puskesmas di Aceh Barat. Namun kesinambungan program bertindak sebagai fasilitator dalam aktivitas MTBS
ini tergantung pada masing-masing kebijakan daerah.

211 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

berikutnya yang dikoordinir oleh UGM dan atau Dinas 3. Dengan menyediakan instrumen evaluasi MTBS,
Kesehatan bekerjasama dengan LSM. Peserta ToT ini juga pengukuran perubahan yang terjadi dapat
dilibatkan dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan dilaksanakan.
prsedur MTBS di Puskesmas. Monitoring dan evaluasi
MTBS menggunakan instrumen evaluasi standar untuk 4. Dinkes Kabupaten Aceh Barat mempunyai kapasitas
mengukur mutu pelayanan kesehatan anak di ketiga dalam menyediakan program pelatihan MTBS bagi
kabupaten. kabupaten lainnya. 

Dinas Kesehatan Aceh Barat (DHO) bekerjasama dengan 5. Meningkatkan kapasitas rumah sakit untuk mengelola
Catholic Relief Services (LSM internasional yang bekerja dan menerapkan perawatan anak menggunakan
di NAD), mengadopsi konsep pelatihan MTBS dari UGM metode MTBS. Ini adalah pertama kalinya modul
untuk pelatihan MTBS bagi bidan desa yang berada pelatihan MTBS untuk rumah sakit yang telah
di wilayah kabupaten Aceh Barat. Dinkes Aceh Barat diadaptasi dan diterapkan di Indonesia.  
merupakan satu-satunya kabupaten di Aceh yang sudah
melatih lebih dari 127 bidan desa dengan pelatihan Faktor-faktor Resiko
MTBS. Selain itu, Dinkes Aceh Barat kini dipercaya untuk 1. Program MTBS membutuhkan biaya yang banyak.
melaksanakan pelatihan MTBS untuk bidan desa di
kabupaten lain. Diantaranya kabupaten Aceh Barat Daya Kesinambungan program sangat tergantung pada
dan Aceh Singkil. kebijakan pemerintah daerah dan dukungan Dinas
Kesehatan. Advokasi dengan pemerintah daerah
Kurang lebih 90% Puskesmas di 3 kabupaten ini sudah sudah sering dilakukan. Kesinambungan program
menerapkan prosedur MTBS untuk pasien-pasien di MTBS di Aceh Barat tergantung pada pembiayaan yang
bawah usia 5 tahun.   digunakan untuk pemeliharaan sistem, pengawasan
dan evaluasi, penyediaan obat dan surveilans.
Dampak Jangka Pendek Kegiatan Divisi IMCI 2. Di tingkat puskesmas mutu penggunaan prosedur
1. Pengenalan dan penerapkan pendekatan berdasar MTBS yang diterapkan bervariasi antara puskesmas
satu dan yang lainnya. 
bukti pada manajemen kesehatan anak di tingkat
Puskesmas telah meningkatkan mutu perawatan Outcome Kegiatan Divisi IMCI
penyakit pada anak secara umum di tiga kabupaten
yang dilibatkan.  1. Peningkatan kapasitas di puskesmas dan bidan desa
2. Meningkatkan kapasitas staf Dinas Kesehatan akan memberikan efek positif dalam manajemen
dan Puskesmas untuk melatih bidan desa dalam penyakit pada anak secara umum. Jika mutu
pendeteksian dan perawatan kesehatan anak di pelayanan diatur dengan baik, program-program
tingkat masyarakat.  MTBS dapat meningkatkan keyakinan masyarakat
terhadap puskesmas dalam menyediakan diagnosis
dan terapi yang efektif bagi anak di bawah 5 tahun. Hal

Penerapan pelatihan MTBS di fasilitas Foto: Eddy Supriyadi
rujukan (rumah sakit) di Indonesia
pertama kali dilakukan di RS Cut 212
Nyak Dhien Meulaboh. Pelatihan ini
mengadaptasi modul WHO.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh

Dokumen Public Health Pendaftaran pasien di RS Cut Nyak Dhien
sudah menggunakan sistem komputerisasi.
Identitas pasien sudah menggunakan sistem
bar code yang tidak memungkinkan adanya
pencatatan ganda.

ini juga mendukung pengembangan dan pemulihan • Billing system manual secara berangsur-angsur diubah
pelayanan kesehatan di Puskesmas.   menggunakan sistem elektronik yang didukung oleh
2. Salah satu hasil positif adalah Dinas Kesehatan Aceh perangkat keras (server, LAN dan komputer tambahan)
Barat kini mampu menyediakan program pelatihan dan perangkat lunak khusus (MedPlus). 
MTBS bagi kabupaten-kabupaten lain. Hal ini
meningkatkan kemandirian dari kabupaten di daerah • Memperkuat kapasitas lokal untuk mengelola billing
untuk saling membangun kapasitas dan dukungan system dengan program-program mentoring dan
secara timbal balik. pelatihan untuk staf di bagian pendaftaran, kasir, staf
keuangan, dan perawat poliklinik. 
C. Divisi Public Health (PH)
• Tahap pertama billing system secara elektronik
Komponen 1: Memperkuat Sistem Informasi diterapkan pada unit rawat jalan yang kemudian
dan Perencanaan RS CND diterapkan di unit gawat darurat, unit radiologi dan
laboratorium sejak Maret 2007. Pengembangan
Sistem rekam medis RS CND diperbaiki dengan cara tahap yang kedua dilakukan pada loket pendaftaran
memperkenalkan prosedur operasional baku, membuat Askes dan Askeskin serta 1 bangsal percontohan
alur kerja rekam medis dan membuat deskripsi tugas dan (Bangsal Kelas Utama) pada Oktober 2007. 
tanggung jawab staf rekam medis.
• Advokasi dengan pemerintah daerah terkait
Peningkatan kapasitas staf rekam medis sudah dilakukan kesinambungan pengembangan billing system di RS
melalui serangkaian mentoring dan pelatihan bagi staf CND telah dilakukan melalui presentasi-presentasi
rekam medis dan staf administrasi di unit-unit terkait pada tiap kesempatan dan beberapa semiloka.
lainnya. Pengembangan billing system juga sudah tercakup
dalam rencana strategis rumah sakit 2006-2011
Pengenalan sistem berbasis komputer di RS CND yang sudah disetujui stakeholder.
telah dilakukan dan semua staf saat ini sudah mahir
menggunakan komputer. Hal ini berdampak pada Dampak Jangka Pendek Kegiatan Komponen 1 PH
kepuasan staf terhadap sistem yang baru karena bisa 1. Pengenalan billing system secara elektronik
mengurangi beban kerja.
mengurangi beban pekerjaan di unit-unit tempat
Sistem manajemen keuangan di RS CND ditingkatkan sistem tersebut diterapkan.
dengan cara: 2. Peningkatan transparansi jasa medis yang ditarik dari
• Menerapkan billing system di unit rawat jalan sejak pasien menyebabkan peningkatan keyakinan pasien
dan dapat mengurangi pembayaran ilegal.  
Oktober 2006. 3. Pengenalan teknologi informasi di dalam rumah
sakit penting untuk mengubah dan mengembangkan
rumah sakit di tingkat daerah. Hal ini adalah sebuah
inovasi baru di Aceh. 

213 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

4. Penerapan sistem informasi berbasis komputer adalah untuk pembelian perangkat keras, pemeliharaan
salah satu jalan untuk meningkatkan manajemen dan pelatihan karyawan. Kesinambungan program
informasi dalam rumah sakit. tersebut akan terancam jika tidak ada dukungan dari
pemerintah daerah.
Faktor-faktor Resiko 6. RS CND tidak mempunyai sumber daya manusia
1. Data yang ada di rekam medis masih tidak akurat yang mampu untuk pemeliharaan sistem. Sejauh ini
RS CND masih tergantung pada tim IT UGM.
karena ketidak lengkapan pencatatan harian dimana
sistem pengumpulan data hanya bergantung pada Komponen 2: Peningkatan Perencanaan dan
mekanisme pencatatan harian. Sistem Informasi Kesehatan Daerah
2. Terdapat konflik antara staf rekam medis dengan
perawat baik di rawat jalan maupun bangsal, terkait Memperkuat kapasitas staf dinas kesehatan dalam
dengan tidak jelasnya siapa yang bertanggung manajemen sistem informasi dan surveilans berbasis
jawab atas pencatatan harian. Staf rekam medis peta geografis. Salah satu kegiatannya adalah dengan
merasa bahwa perawat bertanggung jawab terhadap melatih  11 staf dinas kesehatan terutama untuk
pengisian sensus harian, sementara itu, perawat memetakan data-data rutin menggunakan software Epi
enggan melakukannya karena mereka sudah Info. Pelatihan juga mencakup pelatihan komunikasi
dibebankan pekerjaan lain. dan kepemimpinan untuk meningkatkan ketrampilan staf
3. Beberapa staf rumah sakit tidak yakin dengan adanya dinas kesehatan dalam mengkoordinir pertemuan sektor
billing system akan berdampak pada transparansi kesehatan dengan LSM-LSM yang bekerja di Aceh Barat.
keuangan.
4. Beberapa staf merasa tidak senang dengan penerapan Membangun jaringan LAN (Local Area Network) yang
billing system karena hilangnya sumber pendapatan. digunakan untuk mempercepat pengumpulan data dan
Karena ada kebiasaan lama di rumah sakit yang pemantauan staf. Dinas Kesehatan Aceh Barat merupakan
meminta uang jasa medis langsung kepada pasien salah satu dinas kesehatan di NAD yang telah mempunyai
dan tidak melalui loket. Jika dilihat dari data yang jaringan LAN.
ada, terdapat selisih pencatatan kurang-lebih 30%
antara data yang ada di komputer dan data di buku Dampak Jangka Pendek Kegiatan Komponen 2 PH
register. 1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan staf di
5. Langkahpengembanganberikutnyaadalahmemasang
billing system elektronik di unit-unit lain melalui bidang manajemen informasi dan surveilans. 
anggaran pemerintah daerah. Anggaran ini digunakan 2. Pengenalan teknologi informasi baru memudahkan

Anis Fuad, Manajer Program divis Public Foto: Arief Kurniawan
Health mempresentasikan konsep sistem
informasi kesehatan daerah pada sebuah 214
mini semiloka di Dinas Kesehatan Aceh
Barat. Dinas Kesehatan Aceh Barat
dipersiapkan dalam menuju SIKNAS
online.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh

Dinas Kesehatan dalam pengumpulan data terutama D. Divisi Mental Health
untuk sistenm informasi kesehatan daerah.  
Setelah kerangka program Mental Health diperbaiki,
Faktor-faktor Resiko pengembangan kapasitas Rumoh Seurunee (berpusat di
1. Kepala Tata Usaha Dinas Kesehatan Aceh Barat Banda Aceh) dan Balee Zaituna (berpusat di Meulaboh)
dapat lebih dipercepat. Kedua pusat ini beroperasi sejak
yang bertugas sebagai koordinator sistem informasi tahun 2005. Keduanya berfungsi sebagai pusat pelayanan
telah diganti. Kepala administrasi baru tidak mampu rujukan konsultasi dan bimbingan psikologi untuk tingkat
menjalankan peran sebagai koordinator sistem lokal. Layanan lain yang disediakan meliputi:
informasi karena tidak memiliki keahlian di bidang • Pelatihan dan pendidikan kesehatan mental.
sistem informasi.  • Pelayanan outreach, memfasilitasi pertemuan
2. Tidak ada tindak lanjut dari staf Dinas Kesehatan
terhadap pelatihan Epi Info yang sudah dilakukan kelompok-kelompok masyarakat, dan kegiatan-
oleh UGM. Pemetaan data kesehatan berhenti total. kegiatan lain untuk mengembangkan kapasitas
Pengumpulan, penyusunan dan analisa data kembali kesehatan mental pada anak-anak, remaja, dan
ke sistem sebelumnya. orang dewasa.
3. LAN yang dulu dipasang oleh Tim UGM  terpaksa
dilepas karena adanya renovasi kantor Dinas Enam orang staf lokal diangkat sebagai personil
Kesehatan. Staf Dinas Kesehatan mmengalami adminstratif dan keuangan untuk menjalankan kedua
kesulitan memasang LAN di bangunan yang baru. Jika pusat tersebut.
tidak dibantu oleh tim UGM, LAN di Dinas Kesehatan
beresiko tidak lagi digunakan. Delapan orang psikolog ditugaskan sebagai tenaga
psikolog yang memberikan playanan psikologi langsung di
Outcome Kegiatan Divisi Public Health 10 barak (satellite center), 7 Puskesmas, dan 4 Puskesmas
Pembantu (Pustu) di Kabupaten Aceh Barat dan Kota Banda
Pengenalan teknologi informasi kepada rumah sakit Aceh, serta 1 rumah sakit di Meulaboh. Keberadaan
daerah telah membuktikan kepada staf, pihak manajemen mereka telah memperluas cakupan pelayanan kesehatan
dan pemerintah daerah bahwa sistem informasi dan mental di NAD.
billing system dapat merubah pola kerja yang mendorong
meningkatnya transparansi, meningkatnya kepercayaan Saat ini program Mental health berupa pelayanan
masyarakat dan staf terhadap manajemen rumah sakit. kesehatan mental terpadu, telah diintegrasikan ke dalam
pelayanan kesehatan mental tingkat kabupaten dan
propinsi. Pengintegrasian program ini melalui beberapa
aktifitas antara lain:
• Integrasi layanan psikologi ke dalam pelayanan

Foto: Ruth Wraith Ruth Wraith (tengah) berdiskusi dengan Dra. Sofia
Retnowati (kiri) dan Diana Setyawati, Manajer
215 Program Divisi Mental Health di Fakultas Psikologi
UGM saat kunjungan bulan Januari 2008.

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

kesehatan primer, sekunder, dan tersier. staf Puskesmas (82 di kota Banda Aceh dan 84 di
• Pengembangan proyek percontohan untuk sistem Meulaboh) untuk mendukung program kesehatan
mental di masing-masing kabupaten. Pelatihan ini
rujukan kesehatan mental di Kabupaten Aceh Barat menggunakan modul-modul Individual and Group
dan Kota Banda Aceh dengan bertempat di dua pusat Councelling Training (IGCT) dan Psychological Support
pelayanan psikologi yang ada. Para psikolog di kedua Training (PST).
pusat pelayanan tersebut secara rotasi memberikan • Perekrutan dan pelatihan kader masyarakat dengan
layanan psikologis di 7 puskesmas, 4 pustu dan 1 modul-modul IGCT dan PST. Sebanyak 105 orang
rumah sakit (RS CND). kader (47 orang di kota Banda Aceh dan 58 di
• Kegiatan-kegiatan advokasi dilakukan untuk Meulaboh) direkrut dan diberikan pelatihan IGCT
mendukung program pelayanan kesehatan mental dan PST. Kader ini kemudian ditugaskan sebagai
berbasis komunitas (CMHS), baik di tingkat tenaga penghubung di masyarakat untuk mengamati
kabupaten, propinsi, dan tingkat nasional termasuk
penandatangan MoU antara Fakultas Psikologi, Divisi Foto: Haryanto
Mental Health, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
Barat.
• Pengenalan pelayanan kesehatan mental terpadu
atau Community Mental Health Services (CMHS)
diagendakan dalam Konferensi Asosiasi Psikolog
Profesional di Bali.
• Memfasilitasi pengembangan standar nasional praktik
psikolog klinik sebagai langkah advokasi masuknya
profesi psikolog klinik sebagai salah satu bagian di
Departemen Kesehatan.
• Studi banding pemerintah lokal, Dinas Kesehatan
Kabupaten dan Dinas Kesehatan Propinsi ke
Yogyakarta dan Australia. Studi banding ini meninjau
pelaksanaan program-program kesehatan mental di
kedua tempat tersebut, sebagai salah satu advokasi
dalam mendukung kesinambungan program
kesehatan mental terpadu di Kabupaten Aceh Barat.
• Advokasi terhadap perubahan peraturan daerah
(Perda) tentang pelayanan kesehatan masyarakat.
Advokasi ini berhasil dengan dicantumkannya
pelayanan kesehatan mental ke dalam perda dan
masuknya tenaga psikolog ke dalam pelayanan
kesehatan mental masyarakat.
• Kerja sama tim Mental Health dengan lembaga-
lembaga lain dalam mendirikan Program Studi Psikologi
(PSP) di bawah Fakultas Kedokteran Universitas Syah
Kuala, ditujukan untuk mencetak tenaga-tenaga
psikolog lokal dalam memenuhi kebutuhan tenaga
psikolog di Aceh. Pada awal berdirinya Program Studi
Psikologin ini, Fakultas Psikologi UGM membantu
dalam penyediaan tenaga pengajar yang dibiayai
oleh pihak Fakultas, bukan oleh WVA.

Pelatihan dan Pendidikan Foto: Guardian Y Sanjaya
Tim Mental Health membantu menetapkan standar dan
kompetensi pelayanan kesehatan mental di tingkat lokal Pelayanan Psikologi Aceh Barat mencakup hampir semua Puskesmas
melalui: di kabupaten ini. Dengan tenaga psikolog yang terbatas, pelayanan
• Merekrut dan melatih 8 orang psikolog klinis (5 orang dilakukan secara rotasi ke tiap-tiap Puskesmas. Foto atas, salah satu
Puskesmas yang dicakup tim Mental Health Aceh Barat; bawah, jadwal
di Kabupaten Aceh Barat dan 3 orang di kota Banda pelayanan psikolog di Puskesmas.
Aceh) untuk memberikan pelayanan psikolog di
Puskesmas-puskesmas.
• Pelatihan Deteksi Dini Kesehatan Jiwa kepada 116

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 216

masalah-masalah kesehatan mental yang muncul, Dampak Jangka Pendek Kegiatan Divisi Mental
serta diperbantukan dalam pelayanan outreach
kesehatan mental. Health
1. Bantuan pelayanan kesehatan mental dalam bentuk
Pengenalan Kesehatan Mental di Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan konsultasi kepada masyarakat korban bencana
mental, gangguan mental, dan pelayanan kesehatan telah diberikan kepada pasien secara perorangan
mental melalui: yang jumlahnya mencapai 1.507 orang dan kepada
• Pelatihan tentang dukungan psikologik dan deteksi kelompok-kelompok masyarakat yang jumlahnya
tidak tercatat.
dini masalah-masalah kesehatan mental kepada 322 2. Pendirian Pusat Pelayanan Psikologi di Banda Aceh
orang guru dan pemuka agama setempat. Dipilihnya dan Aceh Barat mendorong terciptanya pelayanan
guru dan pemuka agama karena tokoh-tokoh rujukan khusus yaitu kesehatan mental.
tersebut mempunyai pengaruh besar di masyarakat 3. Ikut berpartisipasi dalam pembangunan pelayanan
yang diharapkan dapat memberikan keuntungan kesehatan mental di masyarakat dengan fokus utama
terhadap deteksi dini gangguan mental yang muncul pada anggota masyarakatnya.
di masyarakat. 4. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang isu-
• Pembentukan gerakan sosial Komunitas Peduli isu seputar kesehatan mental, serta peningkatan
Kesehatan Mental, dan pelibatan kelompok-kelompok pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang
masyarakat seperti sekolah-sekolah keagamaan pembangunan kesehatan mental.
dan fasilitas-fasilitas pelayanan masyarakat seperti 5. Peningkatan pengetahuan teknis dan ketrampilan
posyandu dalam program-program kesehatan petugas kesehatan tentang kesehatan mental.
mental.
• Promosi kesehatan mental melalui pembuatan dan Faktor-faktor Resiko
penyaluran bahan-bahan ajar dan buletin bulanan 1. Secara umum, program kesehatan mental ini adalah
kesehatan mental. Para psikolog berperan dalam
pengisian rubrik informasi dan konsultasi mingguan konsep pendekatan kepada masyarakat yang sama
di surat kabar lokal. sekali baru, yang penerapannya belum menjadi
prioritas utama di NAD. Persepsi seperti ini senantiasa
Masyarakat yang telah mendapatkan informasi seputar menghambat program pembangunan kesehatan
pelayanan kesehatan mental berdampak pada peningkatan mental masyarakat maupun proses advokasi ke
permintaan pelayanan psikososial, peningkatan jumlah pejabat pemerintahan setempat.
klien, dan peran serta masyarakat dalam kesehatan 2. Baik masyarakat maupun petugas kesehatan belum
mental. Peningkatan juga dijumpai pada area pelayanan terbiasa dengan layanan dan dukungan psikolog.
outreach, terutama pelayanan puskesmas di Meulaboh Program asuhan keperawatan kesehatan mental
dan Banda Aceh. masyarakat atau CMHN bentukan WHO yang
difokuskan pada tindakan psikiatrik medis, lebih bisa
diterima di masyarakat. Selain itu program CMHS
lebih menyatu dengan sistem kesehatan yang ada.

Dokumen Mental Health Sesi latihan pada pelatihan Mental Health Early
Detection untuk tokoh agama. Kepedulian masyarakat
217 terhadap kesehatan jiwa merupakan salah satu
indikator keberhasilan diseminasi program-program
mental health.

Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

3. Untuk keperluan jangka panjang, intervensi berbasis Outcome Kegiatan Divisi Mental Health
Pusat Pelayanan Kesehatan Psikologi mungkin bukan
model yang tepat. Hal ini karena sulitnya memperoleh 1. Pada tahap sekarang, hasil dari program ini masih
bangunan yang layak dan tingginya biaya opersional. sulit untuk diperkirakan. Namun demikian, hasilnya
Ini merupakan dua hambatan yang paling besar dapat dilihat dari pengaruh program ini terhadap
untuk kesinambungan program. Tim Mental Health sistem kesehatan masyarakat, di mana program-
juga menemui kesulitan ketika akan mendirikan pusat program kesehatan mental masyarakat sudah mulai
pelayanan psikologi sebagai institusi yang mandiri dimasukkan dalam program dinas kesehatan dan
karena terbentur masalah pendanaan; lagipula, psikolog sudah mulai dilibatkan untuk bersama-sama
peran pendirian pusat pelayanan psikologi didalam menjadi bagian dari lingkaran kerja sama profesional
membantu pemerintah lokal masih belum jelas. di bidang kesehatan. Namun demikian, semua ini
tergantung pada bagaimana model percontohan ini
4. Pergantian staf psikolog klinis dan sulitnya mencari dikelola dan dievaluasi.
tenaga psikolog lokal yang bisa diandalkan adalah
dua hambatan yang selalu menjadi penyebab 2. Hasil yang paling mungkin dirasakan adalah adanya
lemahnya kapasitas untuk menjalankan program dan proses pembelajaran untuk Fakultas Psikologi UGM
lambatnya pelaksanaan program. dan bagaimana mereka bisa menerapkannya ke dalam
kegiatan-kegiatan pemulihan dan pembangunan
5. Pusat Pelayanan Psikologi ini harus bersaing dengan pasca bencana.
LSM-LSM internasional lain yang juga menyediakan
layanan serupa.

Foto: Eddy Supriyadi

Foto: Guardian Y. Sanjaya Salah satu sasaran kegiatan divisi Mental Health adalah
kembali normalnya kehidupan sosial masyarakat yang
terkena dampak Tsunami. Setelah tiga tahun pasca
Tsunami, aktivitas masyarakat berangsur-angsur kembali
normal. Bantuan dari berbagai pihak mempercepat
keadaan ini.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 218

BAGIAN 6

Pembelajaran dan Rekomendasi

Proses Pelaksanaan proyek. Project Supproting Unit (PSU) dan mekanisme
Tahap Penilaian, Perencanaan, Pelaksanaan, pengelolaan yang sudah dirancang, seharusnya
Pengorganisasian, dan Pengelolaan Proyek dilembagakan dan menjadi komponen utama
dalam rencana penanggulangan bencana. PSU
1. Proyek ini berangkat dari misi kemanusiaan sebagai juga bertindak sebagai koordinator mekanisme
respon terhadap bencana. Pada awal perjalanannya, operasional pelaksanaan proyek untuk memastikan
banyak kendala yang mesti dihadapi. Lembaga yang standar pengelolaan proyek yang bermutu.
telah mempunyai perencanaan matang, siap bekerja 3. UGM hendaknya memastikan adanya koordinasi
dalam tim, mempunyai peran dan protokol yang yang optimal antara fakultas-fakultas terkait jika ingin
jelas, peralatan yang memadai, dan mempunyai mengelola proyek dari lembaga-lembaga donor.
kesepakatan resmi dengan pemerintah, mampu 4. Baik UGM maupun RS Dr. Sardjito telah membuktikan
merespon secara lebih baik dan menyeluruh. Baik diri sebagai organisasi yang mau belajar dan mampu
RS Dr. Sardjito maupun UGM hendaknya mendata beradaptasi dengan baik.
semua hal yang terjadi selama proyek ini dan 5. Jelas terlihat bahwa kelemahan proyek ini adalah
menggunakannya sebagai dasar penyusunan standar perencaan secara keseluruhan; perhatian lebih
protokol, tim, peralatan, dan mekanisme koordinasi difokuskan pada “pelaksanaan”. Sebuah desain
pada proyek-proyek serupa. Struktur organisasi proyek yang baik, sebagaimana yang sudah dipahami
tim, deskripsi kerja dan mekanisme pengelolaan oleh semua manajer pelaksana proyek sebagai
semestinya disatukan dalam bentuk sebuah dokumen sebuah standar operasional, seharusnya juga menjadi
penanggulangan bencana, yang ditinjau kembali standar operasional untuk UGM dan RS Dr. Sardjito.
setiap tahun sebagai salah satu komponen rencana 6. Meskipun log frame bisa dijadikan pedoman,
strategis bagi kedua belah pihak. tidak semua pihak sepenuhnya setuju bahwa ini
bisa dijadikan sebagai sebuah alat perencanaan,
2. Dalam tahap pelaksanaan, jelas terlihat lemahnya
kapasitas Program Aceh UGM dalam mengelola

dr. Anjar Asmara, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi NAD, berdiskusi Foto: Arief Kurniawan
dengan Wakil Bupati Kabupaten Aceh Barat dalam acara audiensi
laporan akhir Program RS Dr Sardjito - UGM di Aceh Barat.

219 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

RS Dr Sardjito Yogyakarta mempunyai peran Dokumen PSU
yang cukup besar dalam mendukung program
pengembangan RS Cut Nyak Dhien Meulaboh.
Sebagian besar staf yang dikirim ke RS Cut Nyak
Dhien berasal dari RS Dr Sardjito.

pengawasan, dan evaluasi yang tepat. Namun masyarakat dan sistem kesehatan di daerah, serta
demikian, tidak ada yang mengajukan alternatif lain. resiko yang mungkin dihadapi jika terjadi kegagalan
7. Sebuah proyek yang terencana akan dilengkapi dengan dalam pelaksanaannya.
Exit Strategy, yang memungkinkan pengembangan 5. Semua divisi hendaknya secara teknis ditinjau ulang
rencana penghentian kegiatan dalam proyek. untuk menilai komponen mana yang benar-benar
berhasil dan mana yang gagal dilaksanakan. Hal ini
Capaian Proyek nantinya bisa menjadi bahan pembelajaran untuk
proyek-proyek lain di masa mendatang.
1. Prestasi penting yang dicapai tim adalah konsistensi 6. Masing-masing divisi berjalan sendiri-sendiri, aktifitas
dalam penyediaan tenaga medis untuk RS CND. yang dijalankan antar divisi tidak saling terkait. Perlu
Semua pihak sepakat bahwa ini adalah komponen dibuat strategi proyek yang menyeluruh sehingga
proyek yang paling penting. ada kesaling-terkaitan antar satu divisi dengan divisi
lainnya yang akan membuat proyek lebih efisien.
2. Secara umum, tujuan proyek ini berhasil dicapai 7. Sejumlah faktor yang sifatnya kontekstual dan
sepenuhnya atau sebagian oleh masing-masing divisi. kelembagaan menjadi penghambat pelaksanaan
Beberapa kegiatan seperti pemberdayaan masyarakat program Mental Health, yang membuat program ini
terhadap pelayanan RS CND, sistem laundry, tidak kurang berhasil bila dibandingkan dengan divisi yang
berjalan sesuai dengan yang direncanakan. lain. Namun demikian, evaluasi yang menyeluruh atas
efek jangka panjang dan capaian program masih tetap
3. Perubahan perilaku dan budaya kerja tidaklah mudah, diperlukan. Pada tahap awal, pelaksanaan program
dan membutuhkan waktu yang lama. Mengingat tidak sesuai dengan rencana dan membutuhkan
waktu pelaksanaan proyek yang singkat, tuntutan dukungan teknis yang intensif. Pergantian staf sangat
akan transparansi dan etika bekerja mungkin terlalu sering terjadi; pendekatan dan titik berat program
berlebihan, terlebih lagi hal itu bukan mejadi prioritas mengalami perubahan yang signifikan, dari semula
bagi RS CND di masa pemulihan pasca bencana. fokus pada pemenuhan kebutuhan beralih kepada
pelayanan kesehatan mental berbasis masyarakat.
4. Kesinambungan terhadap capaian proyek sangat Sebelum Oktober 2005, Technical Adviser untuk
tergantung pada niat baik para pemegang kebijakan divisi kesehatan mental tidak menjalankan fungsinya.
di tingkat lokal dan pada kepemimpinan pihak rumah Dengan usaha yang keras dan rekrutmen yang lebih
sakit dalam memaksimalkan investasi yang sudah ada baik, pelaksanaan divisi ini menjadi lebih efisien di
dan mewujudkan capaian-capaian lainnya. Staf senior akhir proyek.
RS Dr. Sardjito/UGM/RS CND seyogyanya melakukan
pemaparan baik di level Meulaboh maupun ke level
yang lebih tinggiya yaitu Propinsi NAD, terhadap
hasil-hasil yang dicapai dan manfaat proyek bagi

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 220

Ramli, MS Saya melihat bahwa UGM sangat serius dalam membantu Aceh Barat terutama di sek-
tor kesehatan. UGM sudah menunjukkan sikap sedikit bicara dan banyak bekerja, tidak

seperti kebanyakan instansi yang bekerja di disini. UGM tidak hanya menunjukkan hasil-

nya tetapi juga membuktikan kepada kita semua terutama staf lokal, bagaimana mereka

bekerja, bagaimana mereka menyelesaikan masalah dan sebagainya. Hal ini merupakan

suatu pembelajaran dan transfer ilmu bagi staf lokal yang bekerja bersama-sama tim

UGM. Kami juga menghendaki adanya kerjasama jangka panjang kembali dengan UGM

Bupati Aceh Barat District terutama di sektor-sektor lain seperti pertanian, pertambangan dan atau pendidikan. Kita
NAD tahu bahwa pendidikan dan kesehatan merupakan dua sektor yang harus dikembangkan

di Aceh Barat yang sekaligus dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap

pemerintah setelah trauma berkepanjangan akibat konflik, dibandingkan dengan cara-cara militer seperti sebe-

lumnya.”

8. Tim Mental Health mempunyai peranan penting yang dibuat oleh RS Dr. Sardjito-UGM dan usaha-
dalam perubahan kebijakan di tingkat lokal maupun usaha untuk meminta pemerintah lokal membuat
nasional terlebih tentang keterlibatan psikolog klinis mekanisme insentif untuk menarik minat tenaga-
dalam sistem kesehatan lokal. Namun, gaji yang tenaga dokter spesialis, dapat dijadikan sebagai
layak serta perbedaan struktur antara Pusat Pelayanan model percontohan. Setiap kegiatan proyek harus
Psikologi yang dibentuk dengan sistem kesehatan didokumentasikan untuk dijadikan studi kasus yang
lokal yang ada bisa menjadi isu yang menghambat menunjukkan bagaimana pemerintah lokal dapat
kesinambungan program. membiayai pelayanan kesehatan dan memberikan
insentif yang sesuai dengan persyaratan yang sesuai.
9. Tenaga konsultan dan teknis untuk manajemen proyek, 3. Meskipun Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat
yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang terlibat dalam pelaksanaan proyek sejak awal, namun
baik adalah input yang penting bagi capaian proyek efek dari komitmen tersebut masih lemah. Hal ini
secara keseluruhan. dapat mengganggu kesinambungan dampak program
terhadap sistem kesehatan yang lebih luas,khususnya
Perbaikan Sistem Kesehatan dan Dampak sistem rujukan dari level Puskesmas dan aspek-aspek
Lain yang Lebih Luas dukungan kebijakan daerah.
4. Usaha-usaha yang telah dilakukan tim Mental Health
1. Kerjasama antara Fakultas Kedokteran UGM dan untuk menyusun standar pelayanan psikologi klinis
rumah sakit pendidikan (RS Dr. Sardjito) untuk dan pelibatan psikolog dalam sistem kesehatan
meningkatkan kapasitas rumah sakit daerah yang hendaknya didukung dengan sebuah studi kasus yang
mengarah pada reformasi rumah sakit daerah membuktikan keuntungan penerapan pendekatan
pada dasarnya bisa diwujudkan dan bisa dijadikan ini.
model bagi lembaga-lembaga di daerah lain dalam 5. Gabungan dari beberapa divisi dan dukungan
membantu pembangunan nasional. Pembangunan di teknis yang diberikan kepada RS CND dapat
Indonesia pada dasarnya sudah mencakup banyak digunakan sebagai sebuah model pendekatan
wilayah. Namun demikian, masih dijumpai daerah- reformasi rumah sakit daerah, atau sebagai alat
daerah yang pembangunannya lambat dan terjadi bantu untuk memperbaiki sistem kesehatan daerah di
ketimpangan distribusi sumber daya. Proyek ini bisa era desentralisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan
dijadikan model untuk membantu pembangunan di membeli jasa pelayanan dari rumah sakit-rumah sakit
daerah-daerah dan mengangkat isu-isu horizontal/ pendidikan dan fakultas-fakultas kedokteran.
geografis yang lebih luas di dalam sistem kesehatan. 6. UGM dikontrak oleh Badan Rekonstruksi dan
Rehabilitasi Aceh-Nias(BRR) untuk menerapkan model
2. Distribusi sumber daya manusia adalah sumber pengembangan kapasitas serupa di rumah sakit-rumah
utama ketimpangan yang terjadi di daerah-daerah sakit di Kabupaten Nias dan Nias Selatan. Sebuah tim
miskin dan terpencil di Indonesia. Terlebih adanya lain dari RS Dr. Sardjito-Fakultas Kedokteran UGM (FK
peraturan Menteri Kesehatan yang baru, yang tidak UGM) telah menerapkan model ini berdasarkan pada
mengharuskan lulusan Fakultas Kedokteran untuk pendekatan teknis dan pengelolaan yang dirancang
melaksanakan PTT di daerah-daerah. Pengelolaan di Aceh Barat.
model baru untuk menarik minat para profesional di 7. Ketika gempa bumi melanda Yogyakarta, baik RS Dr.
bidang kesehatan/medis untuk mau bekerja di daerah- Sardjito dan UGM segera memberikan respon dengan
daerah tersebut sedang dikembangkan. Mekanisme
penyediaan layanan dokter spesialis di RS CND

221 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

persiapan yang lebih matang, dan menerapkan daerah Aceh Barat berupaya untuk tetap melanjutkan
pendekatan pembangunan yang dipelajari langsung bantuan.
dari pengalaman di Aceh Barat. 3. UGM telah mempunyai kapasitas untuk mengelola
proyek berskala besar serta pengalaman teknis dalam
Efektifitas Kerjasama sistem kesehatan pasca bencana. Hal ini membuat
UGM layak untuk menjadi pusat kajian kebijakan,
1. World Vision Australia (WVA) bekerja di luar perencanaan dan pelaksanaan pemulihan sistem
kebiasaan organisasinya ketika memutuskan untuk kesehatan dalam konteks bencana.
menjadi lembaga donor melalui beberapa bentuk 4. Budaya organisasi adalah bagian penting dalam
kerjasama dengan mitra lain. Proses dan model kerjasama yang dibangun. Di antara beberapa
proyek ini menunjukkan bahwa kombinasi di antara mitra yang terlibat dalam kerjasama ini terdapat
keduanya berujung pada pengembangan kapasitas perbedaan budaya organisasi. Sebagai contoh,
yang lebih efektif dan bertahan lama. WVA sebaiknya perbedaan budaya organisasi antara staf medis RS
menerapkan pendekatan yang sama pada daerah- Dr. Sardjito dan RS Cut Nyak Dien. Hal ini tentu
daerah yang tidak terkena bencana untuk mendukung saja mempengaruhi hubungan kerjasama yang
pembanguan sistem kesehatan di Indonesia. sedang dibangun, pelaksanaan program serta hasil-
hasilnya. Perbedaan nilai atau pendekatan kultural
2. Kerjasama telah berbuah pada proses pembelajaran dalam pengelolaan, desain proyek, pelaporan dan
dan semua pihak bisa merasakan manfaatnya. RCH pelaksanaan juga mempengaruhi jalannya kerjasama
terus mengadakan kerjasama dengan RS Dr. Sardjito. tersebut. Sikap saling menerima dan saling mengerti
Sementara AIHI dan FK UGM berupaya melanjutkan terbentuk seiring perjalanan proyek tersebut.
kerjasama riset di bidang sistem kesehatan. RS Dr.
Sardjito dan UGM bersama-sama dengan pemerintah

Dokumen PSU

Laporan akhir Program Aceh RS Dr Sardjito - UGM dihadiri oleh perwakilan pemerintah kabupaten Aceh Barat dan DPRD. Turut hadir juga dr.
Anjar Asmara, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi NAD.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 222

BAB 4

Personalia

Program Aceh ini merupakan kegiatan multidisiplin dimana melibatkan
banyak profesi dari berbagai instansi/ bagian. Dokter, perawat, psikolog,
konsultan gizi, farmasi, konsultan manajemen kesehatan, konsultan sistem
informasi, sanitarian, teknisi dan masih banyak lagi. Tercatat sekitar 550
orang dari Yogyakarta diberangkatkan ke Aceh atau sekitar 15 orang per
bulan dalam membantu rekonstruksi dan rehabilitasi di Aceh Barat dan
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam terutama di sektor kesehatan.

Staf yang Diberangkatkan ke Aceh

PPeEnNGgAaNnTtaARr: dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD

dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD
(CKhoumsnaiyanndiaFnebLriayapnatin, gLaaknsoTniomTrMisneadnitosrIo)

“Yogya Medical Rescue” adalah tim pertama yang mengawali bantuan RS Sardjito dan UGM di Aceh Barat tepatnya
kota Meulaboh. Walaupun informasi mengenai Meulaboh hanya sedikit; rumah sakit masih berdiri utuh dan situasi
di Meulaboh dikontrol TNI, tapi tim pertama yang dikoordinir dr. Hendro tetap berangkat ke Meulaboh sekalipun
pengertian terkontrol tidak jelas betul. Yang pasti saat itu di Banda Aceh sudah padat dengan tim-tim lain.

Perbedaan pendapat antar anggota tim betul-betul membingungkan, bahkan salah satu anggota tim mendatangi dr.
Hendro dan mengatakan “Dok, atas nama seluruh tim kami menyampaikan keberatan kalau dikirim ke Meulaboh!“.
Jelas betul bahwa sikap anggota tim terbagi dalam tiga kelompok: yang tidak bersedia ke Meulaboh, yang bersedia,
dan yang pasrah bongkokan pada pimpinan.

Sebagai pimpinan dr. Hendro sendiri sebetulnya sempat ciut nyali, membayangkan kota Meulaboh yang hancur
seperti yang tampak pada foto udara yang dimuat di harian Kompas sehari sebelumnya. Apalagi pesan sms dr. Endro
Basuki, Sp.B yang berbunyi “Mas HW jangan jauh-jauh dari Banda Aceh ya, apalagi ke Meulaboh!” membuat semakin
bimbang. Tetapi dengan melihat kondisi yang ada dimana sampai saat itu belum ada tim yang ke Meulaboh, jelas tim
ini lebih dibutuhkan di sana, dan secara kebetulan rombongan Mensos yang hanya ditemani seorang Dirjen, sekretaris
dan satu pengawal TNI, yang menaiki helikopter Chinook pemerintah Singapura menawarkan untuk mengangkut tim
medis yang bersedia ke Meulaboh. Keputusan akhir: “Kita ke Meulaboh!” membuat semua anggota tim kaget dan
setengah terpaksa untuk melanjutkan misi. Soal nasib, yang bisa dan harus dilakukan adalah berdoa dan mohon
doa restu. Sempat tercatat pesan terakhir dr. Hendro sebelum terbang ke Meulaboh melalui sms “We are leaving 4
Meulaboh …. no hp signal …… pray for us“, dan hanya keyakinan, niat yang baik dan dukungan semua pihak, tim ini
berhasil kembali Yogyakarta tanpa kurang sedikitpun dan bahkan sebagian besar anggota tim pernah diberangkatkan
kembali ke Meulaboh.

Akhirnya, walaupun masih ada yang grundelan bahkan sampai menjelang naik heli, semua naik ke Chinook
Singapura yang akan membawa tim ke Meulaboh. Oleh karena itu pada foto yang diambil, adalah wajah-wajah
yang kacau, walaupun belakangan terbukti penyebabnya ternyata bermacam-macam. Ada yang karena takut GAM,

ada yang karena lapar akibat belum
sempat sarapan, dan ada yang takut
karena baru pertama kali naik heli.
Demikianlah akhirnya tim terbang
menuju sasaran dan mendarat dengan
selamat di bandara Cut Nyak Dhien
Meulaboh pada tgl 31 Desember
2004 pukul 12.00. Dan tidak hanya
itu, kota Meulaboh kemudian menjadi
pusat kegiatan RS Dr Sardjito -
UGM selama tiga tahun lebih, yang
membuktikan bahwa dengan niat yang
baik, keinginan menjadi terkabulkan.

Berikut nama-nama orang yang pernah
dikirm ke Meulaboh sejak fase respon
akut sampai tiga tahun setelahnya.

Foto: Hendro Wartatmo 224

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh

TIM MEDIS RS DR. SARDJITO - FAKULTAS KEDOKTERAN UGM

Abu Haris Assidiqi, dr Jiwa Arifah, dr Mata
Adang M, dr Patologi Klinik Ario Bagus Perawat
Adnan A, dr THT Arlyn Yuanita, dr Penyakit Dalam
Afrizal Fauzi H, dr Anestesi Arsil Abdan, dr Mata
Agung Sapto Budi Nugroho Sanitasi Artha Ully B.S, dr Patologi Klinik
Agung Setiawan Perawat Asri R Apoteker
Agung Triyono, dr, SpA Anak Asri Riswiyanti, S.Farm, Apt Farmasi
Agus Baratha, dr Anestesi Athaillah, dr Obstetri dan Ginekologi
Agus Barmawi, dr, Sp.B-KBD Bedah Bachrudin Perawat
Agus Marwoto Badi, APP SPd Trainer Keperawatan B. Hasta Yoga, dr, Sp.KJ Jiwa
Agus Pramuji, dr Anestesi Bambang Saputro Tehnik
Agus Priyadi, dr Bedah Bambang Supriyadi Perawat
Agus Suharto Perawat Basuki Rahmad, dr Anestesi
Agus Surono, dr THT Bhirowo Yudo P, dr, Sp.Ant Anestesi
Agus Waluyojati, dr Anestesi Bowo Ardiyanto, dr Brigade Siaga Bencana
Ahmad Faesol, dr Radiologi Bowo Winarno Perawat
Alexander Gunawan, dr Bedah Budhi Samodra, dr Obstetri dan Ginekologi
Alexandria Novi Perawat Budhi Suryadharma, dr Brigade Siaga Bencana
Ali Ashari, dr Radiologi Budi Pratiti, dr, SpKJ Jiwa
Ana Anggraeni, dr, SpPD Penyakit Dalam Budi Satyadarma, dr UGD
Ana Masjdawati, dr Radiologi Budi Suryanto, dr, Sp.M Mata
Anace M Wowor Perawat Budiman Karma, dr Patologi Klinik
Anang Ma’aruf, dr, Sp.B Bedah Cahyo, dr Bedah
Anantia Sari Utami, dr Radiologi Carla, dr, SpKJ Jiwa
Andi Christanto, dr Jiwa Cempaka Thursina, dr, Sp.S Saraf
Andi Rahman Patombo, dr Mata Christina, dr Anak
Anita Ekowati, dr, Sp.Rad Radiologi Cut Rosnani, dr Radiologi
Antun Subono, dr Saraf D.T. Rosalina S, dr Patologi Klinik
Anung Noto Nugroho, dr Bedah Dahmujiono Tehnik
Anwarudin Latif, dr Anestesi Darsih, S. Kep. Ns. Perawat
Aplin, dr Bedah Dewi Anjarwati, dr Radiologi
Ardi Pramono, dr Anestesi Dewi Murdianti Perawat
Ardian Suryo Anggoro. Dr Obstetri dan Ginekologi Dewi Rahmah Amalyah, dr Brigade Siaga Bencana
Ardiansyah, dr Saraf Diani Dyah Saraswati, dr Mata
Ardianto Senggono, dr Anestesi Dini Triana, dr Brigade Siaga Bencana
Ardyasih, dr Penyakit Dalam Djasriah Ami Perawat
Arie Bagus Perawat Djati Prasodjo, dr Radiologi
Arief Priambodo, dr. Sp.A Anak Donald, dr Bedah
Arif Budiman, dr Mata Donny Wishnu Chandra, dr Mata

Prof. Dr. Noor Rachman H, SU “Program ini sangat memberi manfaat besar bagi masyarakat Aceh secara keseluruhan.
Ini juga merupakan sarana pembelajaran bagi kita semua terutama kerjasama kegiatan
misi sosial dengan negara lain dan dapat mengetahui dan menyadarkan pentingnya
wawasan kultural yang berbeda. Selain itu kita dapat mengasah kepekaan sosial, empati
sesama insan manusia dan sekaligus tantangan dalam mengembangkan wawasan dan
implementasi atau penerapan ilmu.

Board of Advisor Melalui program ini kita bisa belajar untuk bekerjasama sebagai satu tim dari berbagai
Program Aceh disiplin ilmu dalam menangani masalah kemanusiaan. Untuk itu kerjasama tim lintas disiplin

perlu dipertahankan. Jika perlu dibentuk teamwork khusus atau pusat studi permanen yang

multi disiplin dalam menangani masalah yang tidak hanya bencana, melainkan permasalahan sosial lainnya.”

225 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

dr. Yati Soenarto, PhD, SpA(K) “Program Aceh RS Dr. Sardjito-Fakultas Kedokteran dan Psikologi UGM merupakan proyek
besar yang Alhamdulillah selesai dengan baik. Walaupun ada kekurangannya, tetapi
Board of Advisor satu hal yang pasti adalah program ini tidak terkesan ”hit and run” dan sekedar ”pasang
Program Aceh bendera” seperti kebanyakan program-program lain pasca Tsunami di Aceh. Satu hal
yang penting disini adalah dengan manajemen yang baik program ini mendapatkan ke-
percayaan atau ”TRUST” dari pemerintah setempat. Program ini juga konsisten pada ide
awalnya yaitu jangka panjang dan kesinambungan program yang didedikasikan sebenar-
benarnya untuk rakyat Aceh dan sistem kesehatan Aceh khususnya Aceh Barat.

Satu hal yang perlu diacungkan jempol adalah peran luar biasa tim-tim awal dari RS Dr.
Sardjito dan staf Fakultas Kedokteran UGM sebagai pelopor misi kemanusiaan di Aceh walaupun harus men-
geluarkan biaya sendiri dalam membantu masyarakat Aceh. Selaku instansi pendidikan dan rumah sakit pen-
didikan, melalui program ini berhasil mengusahakan program pendidikan S3 bagi stafnya antara lain di bidang
Disaster Management (dr.Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD), Mental Health Refferal System (dr. Bambang Hastha
Yoga, Sp.KJ) dan clinical IMCI (dr. Ida Safitri, Sp.A dan Fitri Haryanti, S.Kep, M.Kes).

Kita berharap melalui exit strategy yang baik dapat mempertahankan kesinambungan program di Aceh Barat
melalui supervisi, monitoring dan evaluasi jarak jauh. Hal lain bisa berwujud membantu staf lokal untuk mengi-
kuti pelatihan-pelatihan di RS Dr. Sardjito dan atau Fakultas Kedokteran UGM. Saya yakin ini merupakan proyek
percontohan yang baik. Terima kasih.

Dublianus, dr Anestesi Helfi Nikijuluw, dr Bedah
Dwi Asti Sih Erawati Perawat
Dwi Harjo Suyanto, dr Jiwa Hendro Wartatmo,dr,SpBD-KBD Bedah
Dwi Nurhayati, S.Sit. Gizi
Dwi Susilowati, Dra Psikologi Anak Heny M.A.R, dr, SpOG Obstetri dan Ginekologi
Dwi Yulianti Perawat
Dyah Ariyantini, dr Brigade Siaga Bencana Heri Dwi Purnomo, dr Anestesi
Dyah Astarini, dr Radiologi
Dyah Nahdiyati, dr, Sp.A Anak Herjuno, dr Bedah
Edi Sukoco Perawat
Edi Supriyanto Gizi Heru Satria Gama, dr Brigade Siaga Bencana
Eka Purwanto, dr Anestesi
Elled Gold NK, dr Radiologi Hosana Juku Pasida Perawat
Elvina Prisilia, dr Radiologi
Endang Pujiastuti, dr, Mkes Manajemen Husein, dr Bedah
Eniarti, dr Jiwa
Eny Suswanti, dr Brigade Siaga Bencana I Ketut Wariasa UGD
Evita Wulandari, dr Mata
Gandi Tri Darsono Gizi I Made Adi Pramana, dr Anestesi
Gembong Analisi, dr Brigade Siaga Bencana
H. Antonius Christanto, dr THT Ida Rachmawati, dr Jiwa
H. Arsil Abdan, dr Mata
Hadiyasa Jatmika SE M Kom RM RS Wonosari Imam Krisbiantoro, dr Penyakit Dalam
Hanif Afkari, dr Brigade Siaga Bencana
Harli Amir M, dr Penyakit Dalam Imam Masduki, dr Mata
Harry Ismanto Staff Patologi Klinik
Harso Anestesi Imam Tiharyo, dr Mata
Hartono IRD
Haryanta, dr Anestesi Indra Raymond, dr Bedah
Haryanto, AMR Staff Radiologi
Haryati Perawat Indriyanti, dr Jiwa
Haryomo, AMR Staff Radiologi
Irniati, dr Jiwa

Isusilaningsih Perawat

Jatmiko, dr Bedah

Joni T. Parinding, dr Patologi Klinik

Jono Ulomo, dr, Sp.PK Patologi Klinik

K. Dandung Bawono, dr. Anak

K. Trubus P, dr Anestesi

Kardiman Rekam Medis

Kardiyo Rekam Medis

Katmansyah, dr Mata

Kenedy Ginting, dr Bedah

Kuntadi Siswantoro, AMK Perawat

Kurnianto Trubus, dr Anestesi

Kus Martinah, dr, SpKJ Jiwa

L. Anik Perawat

Lamsar Nababan Perawat

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 226

Prof. dr. Sofia Mubarika, M.MedSc, PhD “Saya sebagai salah satu anggota BoA (Board of Advisor) telah dua kali datang ke Meu-
laboh pada bulan Juni 2006 dan Januari 2008, dan sudah menyaksikan perbedaan dan
kemajuan yang penting di kota Meulaboh. Sebagai wakil dari Fakultas Kedokteran UGM
saya melihat ada 3 pilar pendukung keberhasilan kerjasama ini yaitu tim dari Melbourne
University/ AIHI yang konsisten dan kaya akan konsep, tim Fakultas Kedokteran/ RS Dr.
Sardjito dengan dedikasi yang tinggi serta Tim Pemerintah Daerah Aceh Barat /RS Cut Nyak
Dhien yang bersemangat dan penuh harap.

Board of Advisor

Program Aceh Pada evaluasi terakhir bulan Januari 2008 telah disampaikan dari ketiga pihak laporan

dan evaluasi berdasar pencapaian seluruh program serta rencana exit strategy yang telah

disiapkan bersama. Beberapa program masih belum optimal pencapaiannya karena beberapa kendala yang

dihadapi seperti pembangunan fisik RS CND yang belum terealisasi sampai sekarang. Tapi yang terpenting

adalah kesinambungan yang diteruskan secara estafet dari Tim UGM ke tim Pemda, RS CND serta Dinkes Aceh

Barat. Program-program dan sistem yang sudah disiapkan dan dilaksanakan harus dapat terus dilanjutkan dan

dikembangkan.

Program Aceh selama 3 tahun ini betul-betul merupakan program yang luar biasa, karena sudah melibatkan
kurang lebih 550 personel FK UGM/ RS Dr. Sardjito dan lebih dari 800 staf Pemda/RS CND/Dinkes yang telah
terlibat dalam kegiatan-kegiatan program ini terutama staf RS CND. Namun yang lebih penting lagi adalah pem-
belajaran dari pengalaman dan terjalinnya hubungan kultural antar bangsa dan antar etnik.

Harapan kami bertumpu kepada kebijakan Pemda Aceh Barat untuk dapat memasukkan program kegiatan yang
sudah dibina ke dalam APBD sebagai wujud dan komitmen dukungan untuk kesinambungan program.”

Leili Indrayanti, dr Patologi Klinik Ngadiono Perawat
Ngatini, S.Kep, Ns Perawat
M. Dalm Penyakit Dalam Noer Poerwati, SKM Trainer Keperawatan
Nugroho Wicaksono, dr Anestesi
M. Faisal Lutfi, dr Mata Nunung, dr Patologi Klinik
Nur Alaydrus, dr Obstetri dan Ginekologi
M. Jenny, dr Jiwa Nur Dwi Esthi, dr,Sp.KJ Jiwa
Nur Dwi Handayani, S.SiT Gizi
M. Rokhan Harowi, dr THT Nur Hidayat, dr Radiologi
Nurcholid Umam K, dr Brigade Siaga Bencana
M. Tri Wahyu Pamungkas, dr Saraf Nurdiyo AKML Sanitasi
Nurman Siddiq, dr Penyakit Dalam
M. Warsun Gizi Okto Prasetyo M, dr Bedah
Pardawan, dr Mata
M.S Bawono, dr PSU Patricia Suti Lasmani, S.Kp.Ns Trainer Keperawatan
Poltak, dr Anestesi
Mahmud, dr Brigade Siaga Bencana Ponco, dr Bedah
Pramujianto, dr Saraf
Mardiyono Jiwa Prasetyo Budi Dewanto, dr Radiologi
Probo Waseso, ST Staff Radiologi
Maridi Rekam Medis Tengku Ibrahim Alfian, Prof. Fisipol UGM
Purwanta, dr Jiwa
Marie Caesaria, dr, Sp.OG Obstetri dan Ginekologi Purwanto Perawat
Purwo Atmanto, S.Kp.Ns. Trainer Keperawatan
Marsudi Perawat R. Safil Rudiarto, dr Radiologi
R. Yudadi, dr Bedah
Martin Yudiatmanto, dr Anestesi Rahardjo Dwi Hartanto Tehnik
Rahmad Gunawan, dr Anestesi
Maryono Penyakit Dalam Rahmad Widodo, AMK Perawat

Maya, dr Radiologi

Mei Neni, dr, SpA Anak

Mohammad Wibowo, dr Penyakit Dalam

Much. Agus S, dr, Sp THT THT

Muchammad Budi N, dr, Sp.A Anak

Muhammad Ismas Jusuf, dr Syaraf

Mujadi Tehnik

Mujiman Staff Patologi Klinik

Mulkan Muhammad Sanitasi

Munirulanam, dr Penyakit Dalam

Murwantini Perawat

N. Dasa Putra, dr Bedah

Nanik Sri K, S.Kep, Ns Perawat

Naufal Sastra Negara, dr Anak

227 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

Dr. Sofia Retnowati, MS “Benar. Allah memang Maha Penyayang. Tiga tahun membersamai program ini, saya
banyak merasakan pengalaman luar biasa dan pelajaran berharga. Tidak hanya keba-
hagiaan karena mendapatkan kesempatan berbagi dengan rakyat Aceh, namun juga
hikmah bahwa situasi sosial dan sejarah kehidupan sangat mempengaruhi cara sebuah
masyarakat mensikapi cobaan.

Board of Advisor Kesehatan mental awalnya adalah sesuatu yang sangat asing di Aceh. Bahkan saya ting-
Program Aceh gal di Banda Aceh selama 1 bulan pasca Tsunami hanya untuk meyakinkan orang-orang
yang saya temui bahwa ”Menangis itu boleh, menangis itu sesuatu yang manusiawi untuk
menumpahkan beban yang menghimpit di dada.....”

Alhamdulillah, setelah 3 tahun, banyak jalan mulai terbuka. Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental mu-
lai membuncah, bahkan Pemda Aceh Barat menganggarkan khusus dalam APBD-nya untuk memiliki 3 Psikolog
yang akan bekerja secara integral dengan profesi-profesi lain.

Perjalanan panjang selama 3 tahun itu berujung pada satu kata.... manajemen bencana..... semoga dapat
dipelajari bersama dari buku ini.”

Rahmat Rekam Medis Sulistyawati, dr Radiologi
Rahmat Widodo Penyakit Dalam Sulistyowati Perawat
Rastri Paramita, dr Mata Sumadiono, dr, SpA Anak
Retno Pamungkas, dr Brigade Siaga Bencana Sumardjo Gizi
RH Jati Kesuma SE Manajemen Sumarjo, dr Penyakit Dalam
Riat El Khair, dr Patologi Klinik Sumarsih, AMK Perawat
Ristantio, dr, SpA Anak Sumidi, dr Bedah
Robert Mangiri, dr Radiologi Sumitro Gizi
Ronny TW, dr Jiwa Sunarso Effendi Kulit dan Kelamin
Rose, dr Mata Sunartiyah Jiwa
RR. Roosmirza Gayatri, dr Brigade Siaga Bencana Sunaryo, dr Anestesi
Rukmi Kusningsih, dr, Sp. KJ Psikiatri Sunaryo, dr Saraf
Santo Tri Wahyudi Perawat Suntoro ICM
Santy Indah K Perawat Sunyar Perawat
Sasmita Nugroho, dr, Sp A Anak Supanji, dr Mata
Sefika Nugroho Perawat Suparman Perawat
Seno Budi Santoso, dr Bedah Supartinah, AMK Perawat
Sersanta, dr Bedah Supriyanto Perawat
Sigit Rekam Medis Supriyati Perawat
Sigit Widiatmoko, dr Penyakit Dalam Suroto Perawat
Silas Henri, dr, SpKJ Jiwa Suryanto Lauw, dr Radiologi
Siti Aminah, APP, SPd Trainer Keperawatan Suryo E Taruna, dr Penyakit Dalam
Siti Nurhidayah Perawat Suswanto, dr Patologi Klinik
Slamet Perawat Sutantri, dr, SpKJ Jiwa
Slamet Agus WJ, dr Anestesi Sutono SKp Perawat
Slamet Wiyono Rekam Medis Sutrisno, dr Radiologi
Sri Asmuni, S.Kep, NS Perawat Syamsul Andi Hakim, dr Brigade Siaga Bencana
Sri Hariastuti Perawat Syarifah Hanum, dr, SpA Anak
Sri Purwanti Perawat T. Liempy, dr Anestesi
Sri Sumayati Anestesi T. Santosa, Drs Psikologi
Sudirja Sanitasi Tanti Dwi K, dr Radiologi
Sugeng Rekam Medis Taryono Rekam Medis
Sugianto, dr Penyakit Dalam Tatang Talka Gani, dr, Sp.M Mata
Sugiri, dr Patologi Klinik Taufik, dr Obgin
Sukirman, dr Kulit dan Kelamin Ten Saputro Gizi

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 228

Th. Riawati, dr Radiologi Wahyu Riyanto, dr Mata
Tini Sri Patmaningsih, dr Jiwa Wahyu Sudarmo, dr, Sp.M Mata
Tita Octavia, dr Mata Wahyu Widiyanto Psikolog
Tjahyo K. Utomo, dr Bedah Wahyu Wihartono, dr Saraf
Tolkha A, dr, Sp. THT THT Warih, dr Jiwa
Tri Agus Haryono, dr Mata Wariningsih Perawat
Tri Hartati, APP Mkes Trainer Keperawatan Wayan Budi, dr Anestesi
Tri Rini, dr, Sp.KJ Jiwa Whetric Bernada UGD
Tri Subekti, S.Kep, Ns Perawat Widiastuti Agustin Gizi
Triadi Sulaksono Perawat Wihandra,dr Anestesi
Trisulo Utomo, dr, SpBU Bedah Wini Christina, dr Jiwa
Triyoga Ekatani Rekam Medis Winteki Sendy, dr, SpB Bedah
Triyogo, dr Bedah Wisnu Aji, dr Saraf
Tru Subekti, S.Kep, Ns Perawat Wujeng Septarini, dr Radiologi
Tumbur Simanjuntak, dr Anestesi Y. Kristianto, dr, SpKJ Jiwa
Untung Asmudi Laboratorium Yayimah Iswanti Perawat
Venny Pungus, dr Jiwa Yohanes Sugiri, dr Patologi Klinik
Venny Pungus, dr Jiwa Yose Wizano, dr Anestesi
Vicky Eko NH, dr THT Yustinus Ratriato Nugroho Anestesi
Vindriawan, dr, SpA Anak Zainal Muttaqien, AMG Gizi
Wahyu Budiantini, S.Kep, Ns Perawat Zulkarnain Psikolog
Wahyu Nugroho UGD

Rahmat Hidayat, Psi, MSc “Keterlibatan saya dengan Program Kesehatan Mental dapat dikatakan unik. Peran sebagai
Koordinator Program saya emban pada 3 bulan pertama, yakni periode Januari – Maret
2005. Setelah itu secara formal saya tidak terikat dengan program, sekalipun komunikasi
personal tetap terjaga. Amanat sebagai koordinator kembali saya emban untuk periode 3
bulan terakhir, yakni mulai Oktober – Desember 2007. Dengan posisi yang unik ini saya
melihat secara langsung bagaimana komitmen UGM di bidang kesehatan mental untuk
Aceh dimulai, dan apa yang dicapai setelah perjuangan selama 3 tahun.

Koordinator Program

Divisi Mental Health Secara umum saya melihat kemajuan yang bermakna di bidang kesehatan mental di Aceh,

terutama di Kabupaten Aceh Barat. Ketika UGM memulai, dapat dikatakan bahwa tidak

ada sistem, kebijakan, maupun komitmen kesehatan mental di sana. Lebih dari itu, kesadaran masyarakat dan

tokoh-tokohnya tentang kesehatan mental pun sangat rendah. Kekeliruan konsepsi tentang kesehatan mental,

misalnya kesehatan mental semata-mata dikaitkan dengan gangguan jiwa, bukan hal yang aneh. Tiga tahun

setelah usaha tidak kenal menyerah dari UGM, Pemda Aceh Barat mengalokasikan hampir 10% dari anggaran

kesehatan untuk bidang kesehatan mental. Jadual konsultasi tim psikolog di puskesmas dan Rumah Sakit Cut

Nyak Dien selalu penuh. Sebagian besar adalah klien yang datang atas inisiatif sendiri. Yang benar-benar memb-

esarkan hati adalah program kerja UGM di bidang kesehatan mental diambil alih dan dilanjutkan oleh Dinas

Kesehatan Aceh Barat. Kiranya usaha keras dan tidak pantang menyerah dari tim UGM tidak berujung dengan

kesia-siaan, melainkan manfaat bagi rakyat Aceh sekecil apa pun adanya.”

229 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

TIM ACEH BANGKIT PUSAT STUDI BENCANA ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA

Sutikno, Prof., Dr.
Haryana, Ir, M.Arch
Sutaryo, Prof. Dr. dr, Sp.AK
Mahar Agusno, dr, Sp.KJ
Sudibyakto, H, Dr, MS
Nizam, Dr
Agus Sartono, Dr
Muh. Aris Marfai

Sebagai respon terjadinya Tsunami,

Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM

yang didukung pihak Rektorat UGM

turut berpartisipasi dalam rekonstruksi

dan rehabilitasi pasca Tsunami di Aceh.

Tim PSBA UGM membentuk kepanitian

khusus dalam mengakomodasi bantuan

untuk Aceh dan Sumatera Utara dengan Foto: Guardian Y Sanjaya

nama Aceh Bangkit. Bangsal Zaitun, sebuah bangsal tambahan untuk RS Cut Nyak Dhien, didirikan atas

Dengan keaktifan Rektor UGM saat bantuan dana Bank Mandiri. Pada foto tampak fase awal pembangunan bangsal pada
akhir tahun 2007.

itu, Prof. Soffian Effendi, melakukan

pendekatan ke Bank Mandiri melalui Prof.

Dr. Nopirin dari Fakultas Ekonomi yang juga Komisaris Bank Mandiri di sebuah warung bakmi Jawa Pak Mo (di daerah

Bantul), akhirnya Bank Mandiri memberikan bantuan untuk Aceh via UGM sebesar 6,4M. 1,2M akan digunakan untuk

pembangunan bangsal Psikiatri “Zaitun” dan sisanya untuk penyediaan alat-alat medis untuk RS CND. Surat Keputusan

bantuan dari Bank Mandiri tersebut tertanggal 12 April 2005, kemudian dana turun tanggal 22 Juni 2005.

Walaupun mengalami banyak hambatan dan sempat tertunda berbulan-bulan, namun program ini bisa terealisasi
pada saat Program Aceh RS Dr Sardjito-UGM akan berakhir di tahun 2007. Alat-alat medis sudah dibeli dan dikirimkan
ke RS CND, sedangkan bangsal Zaitun sedang dalam proses pembangunan yang akan selesai di tahun 2008.

TIM BAGIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN Bagian Pendidikan Kedokteran membantu dengan
cara yang berbeda pasca Tsunami. Misi tim ini adalah
Aditya Tri Hernowo, dr memfungsikan kembali sistem pendidikan kedokteran
E. Suryadi, dr, SU, MHPE di Universitas Syah Kuala (Unsyah) Banda Aceh melalui
Gandes Retno Rahayu, dr, MMedEd, PhD bantuan kegiatan akademik di FK Unsyah dengan
Harsono, Prof, dr mengirim dosen untuk memberikan kuliah di FK Unsyah
Ova Emilia, dr, MMedEd, SpOG, PhD serta membantu mahasiswa profesi FK Unsyah untuk
Soenarto Sastrowijoto, Prof, Dr, dr, SpTHT melanjutkan pendidikan profesinya di UGM sementara
Titi Savitri P, dr, MA, MMedEd, PhD FK Unsyah dan RS Zainoel Abidin belum berfungsi karena
Tridjoko Hadianto, dr, DTM&H, M.Kes Tsunami.
Yoyo Suhoyo, dr
Selain itu tim ini membantu mengadvokasi mahasiswa
Fakultas Kedokteran UGM asal Aceh dalam bentuk
beasiswa pendidikan melalui Bank BNI selama 2
semester.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 230

TIM S2 IKM, TIM PMPK DAN TIM PEMETAAN FASILITAS KESEHATAN

Abdullah, SKM Foto: Yodhi Mahendradata
Adi Utarini, dr, MSc, PhD
Adi Widagdo Bagian S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Pusat Manajemen Pelayanan
Agastya, SE, MBA, MPM Kesehatan (PMPK) memperkuat sistem administrasi dan komunikasi di RS
Agung Dwi Nurcahyo Zainoel Abidin dan Dinas Kesehatan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Ajid Risdianto, dr bekerjasama dengan organisasi nasional dan internasional. Sementara
Andreas Triwiyono, Dr, Ir tim lain melakukan pemetaan fasilitas kesehatan bekerjasama dengan
Andreasta Meliala, dr, DIH, MKes WHO dan Dinas Kesehatan Propinsi.
Anis Fuad, DEA
Ardhining Westri H, SE Rini Rismayanti, SE
Arief Kurniawan Riris Andono Ahmad, dr, MPH
Aris Winarno Ronny Novianto, dr, MKes
Atik Heru, SE, ST, MM Safari D. Mangopo, dr, MKes
Bambang, SKM, Mkes Siswuryanto, SKM, MKes
Bondan Agus Suryanto, dr, MA Slamet Joko Prihatin
Choirul Anwar Sukirno, AMD
Cholid Zakaria Titik Ambarwati, SE
Emi Dwi Suryanti Tjahjono Koentjoro, dr, MPH, DrPH
Endang L. Budiarti, Dra, Apt, MKes Toni Purwono
Gede Usadhana Awatara Tri L. Kadarusman
Hans P. Wijaya, MM Tugiman, SKM, MKes
Hari Kusnanto, Prof, dr, SU, SrPH Widi Nanto Sapramedi
Harmi Prasetyo Yodi Mahendradhata, dr, MSc
Hermansyah Zulfendri, Drs, MSi
Idet Harianto
Ihsan Husain, dr
Irfan Taufik, dr, MKes
Johanna Musila, drg
Joko Nugroho
K. Mukhsin, SKM
Laksono Trisnantoro, Prof, dr, MSc, PhD
Lava Himawan
Mansyur Romi, dr, MSi
Megarini, AMd
Meidinar Sihombing
Moh. Gamal RJ
Muchlis, SKM
Ni Luh Putu Eka, SKM, MKes
Raflizar
Rahman, dr, MKes
Rikyanto, dr, SpKK, MKes
Rina Dyah Utami, SE

Rina Dyah Utami, SE, Akt “Awal bergabung dengan PSU pada bulan Juli 2006, pekerjaan terasa berat terlebih ketika
itu PSU dibebankan untuk merubah sistem keuangan menjadi terpusat. Seiring dengan
Manajer Keuangan berjalannya waktu, sistem ini berjalan dengan baik sehingga memudahkan kami dalam
Project Supproting Unit mendukung semua kegiatan yang dilakukan. Dan saat program ini berakhir, begitu berat
rasanya meninggalkan semua rutinas di Program Aceh, walaupun mengurus keuangan
hanya bagian kecil dari program, namun banyak sisi lain yang dirasakan terutama kebersa-
maan dan persahabatan”

231 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

TIM CENTRE OF EPIDEMIOLOGY AND BIOSTATISTIC UNIT RS DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Andaru Dahesihdewi, dr, Sp.PK.,M.Kes
Atik Tri Ratnawati, Dra, MA
Budiman Karma, dr, M.Kes
Mt. Sutena, SKM., MSi
Osman Sianipar, dr, DMM.,MSc.,Sp.PK(K)
Retna Siwi Padmawati, Dra, MA
Rizaldy Taslim Pinzon, dr, Sp.S.,M.Kes

Tindakan pemulihan pelayanan kesehatan telah banyak Foto: Guardian Y Sanjaya
dilakukan namun hasil dan dampak dari tindakan pemu-
lihan ini belum terukur. Tim CE&BU melakukan penelitian
untuk mengetahui kesiapan RS Cut Nyak Dhien memberi-
kan pelayanan kesehatan secara mandiri ditinjau dari sisi
sistem manajemen dan mutu pelayanan klinik. Disamp-
ing itu juga untuk mengetahui praktek dalam pemberian
obat yang rasional Kegiatan penelitian ini ditujukan untuk
mengkaji hasil-hasil maupun dampak–dampak dari pro-
gram dan kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.

Selama 5 bulan, Maret - Agustus 2007, tim ini melakukan
penelitian dengan metode observasi secara retrospektif
maupun prospektif, wawancara dan dengan pembuktian
dokumen. Salah satu alat ukur yang dipergunakan ada-
lah instrumen akreditasi dari Komite Akreditasi Rumah
Sakit (KARS). Pendekatan kualitatif juga dilakukan untuk
mengetahui praktek dalam pemberian obat yang rasional
dan mengetahui kesiapan rumah sakit saat Program Aceh
RS Dr Sardjito-UGM berakhir.

TIM TRAINER DAN MENTOR CLINICAL SERVICES Haryomo, AMR
Hastuti Pelitawati, SSiT
Agus Barmawi, dr, Sp.B Hendro Wartatmo, dr, Sp.B-KBD
Al Afik, S.Kep IG Ketut Waryasa, AMK
Asri Riswiyanti, S.Farm, Apt Kuntadi, AMK
Bowo Adiyanto, dr Moch. Zainal Muttaqirn, AMG
Budhi Suryadharma, dr Mujiman
Desak Gede Mahastiti, drg, M>Kes Nanik Sri Khodriyati, Skep, Ns
Dwi Pudjaningsih, Dra, Apt, M.Kes Ninik
Haripurnomo K, dr, MPH, DrPH Nur Dwi Handayani, SSiT
Harry Ismanto Probo Waseso, ST
Rahmad Widodo, AMK
dr. Atien Nur Chamidah ” Kerja besar, orang-orang Sang Ketut Arta, SKM, M.Kes
besar, dana besar, mem- Sulanto Saleh Danu, dr, Sp.FK
Asisten Program berikan pengalaman besar Sumarsih, AMK
Divisi Clinical Services untuk yang terlibat di dalam- Sutono, S.Kep
nya, semoga memberikan Tri Subekti, Skep, Ns
hasil yang besar pula...” Yulianto, S.Farm, Apt

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 232

dr. Tri Baskoro TS, MSc, PhD “Pengalaman sebagai deputy project coordinator Program Aceh dalam mengelola dana

bantuan luar negeri benar-benar pekerjaan yang berat. Selama ini pengabdian masyarakat

Fakultas Kedokteran belum pernah menggunakan dana yang sangat besar, apalagi me-

libatkan banyak personil. Satu hal yang mengesankan adalah pengalaman mentertibkan

manajemen keuangan yang awalnya diajukan oleh masing-masing divisi kemudian harus

dirubah menjadi sistem yang terpusat, dimana hal itu mengakibatkan pengiriman dana

yang terlambat sementara disisi lain kegiatan harus tetap berjalan. Situasi menjadi sangat

Deputy Project Coordinator kritis saat Program Aceh memutuskan untuk meminjam dana dari instansi lain dengan resiko
Program Aceh seandainya donor asing tiba-tiba menghentikannya oleh sebab yang tidak terduga, lalu

siapa yang akan membayar pinjaman? Syukur selama berlangsungnya kegiatan di Aceh,

semua berjalan lancar bahkan hasil laporan audit keuangan internal maupun eksternal menyebutkan wajar tanpa

syarat”

TIM TRAINER MENTAL HEALTH Nida Ul Hasanat, Dra, M.Si
Nuryati Atamimi
Bambang Hastha Yoga, dr, Sp.KJ Pihasniwati, S.Psi, Psi.
Carla Marchira Raymondalexas, dr, Sp. KJ Rahmi Diana, S.Psi, Psi.
Diana Setiyawati, Psi, MHSc. Ratna Syifa’a, Dra, M.Si
Eka Erfika, S.Psi, Psi Siti Waringah, Dra, M.Si
Hartatik, S.Psi, Psi Sofia Retnowati, Dr, M.Si
Haryanto FR, Drs, M.Si Sri Kusrohmaniah, Dra, M.Si
Hasan Basri, Drs Sriningsih, S.Psi
Indahria, Subandi, Dr
Indahria, Dra Tina Afiatin, Dr, M.Si
Jasmadi, S.Psi, Psi Wahyu Widhiarso, S.Psi
Kusrohmaniah, M.Si Wiwik Sulistyaningsih, M.Si, Psi;
Mugiarti, S.Psi, Psi Yuli Fajar Susetyo, S.Psi
Muhana Yulia Direzkia, S.Psi, Psi
Mujudin, Drs, M.Si
Mujudin, M.Si

SUPERVISOR BOARD OF ADVISORY
Ahmad Hussein Asdie, Prof, Dr, dr, SpPD Hardyanto Soebono, Prof, Dr, dr, Sp.KK(K)
Anita Ekowati, dr, Sp.Rad M. Noor Rohchman Hadjam, Prof, Dr, SU
Barmawi Hisyam, Prof, dr, Sp.PD-KP Sofia Mubarika, Prof, Dr, dr, M.MedSc. PhD
Bhirowo Yudo Pratomo, dr, Sp.An(K) Sofia Retnowati, Dr, MS
Bambang Suryono, dr, SpAn-KIC, Mkes Sri Endarini, dr, MPH
Burham Warsito, dr, SpOG K.Onk Suhardjo, Prof, dr, S.U., Sp.M(K)
Cempaka, dr, Sp.S Sutaryo, Prof, Dr, dr, SpAK
Soewadi, H, Prof, Dr, dr, MPH, SpKJ(K) Yati Soenarto, dr, PhD, Sp.A (K)
Hendro Wartatmo, dr, SpB.KBD
Pernodjo Dahlan, dr, Sp.S(K) RESOURCE PERSON
Pudjo Hagung, dr, Sp.A Hanevi Jasri, dr, MARS
Purnomo Suryantoro, Prof, Dr, SpA(K), DTM&H Gogot Suyitno, dr, Sp.Rad
Risanto Siswosudarmo, dr, Sp.OG Ichsan Abbas, Drs, MM
Soewarso, dr. Med, SpPK(K) Osman Sianipar, dr, DMM.,MSc.,Sp.PK(K)
Sutarno Atmohartono, dr, Sp.THT Sumaryono, Drs, M.Si
Tatang Talka Gani, dr, SpM Tjahjono Koentjoro, dr, MPH, Dr.PH
Tengku Ibrahim Alfian, Prof, Dr Tri Wahyu Yulianto, SE,.Akt
Usi Sukorini, dr, Sp.PK, M.Kes Yulis Quarti, SE, Akt., MSi

233 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

TIM CLINICAL SERVICES Henry Arkan Wahyudi, S.Psi
Atien Nur Chamidah, dr Marty Mawarpury
Atrofiyati, S.Psi, M.Si Mira Mutia
Bang Jalil M. Noor Rohchman Hadjam, Prof, Dr, SU
Guardian Yoki Sanjaya, dr M. Zulkarnain, S.Psi
Hendro Wartatmo, dr, Sp.B-KBD M. Syafi’i., S.Psi
Ishandono Dachlan, dr, SpB, SpBP, MSc Rahmat Hidayat, Psi, MSc
Jumadi Santoso, dr Sarifatul Latifah, SE
Kartika Ratna P, dr Siti Syapiah Bintang, S.Psi, Psi
Herlina Rahmawati Dewi Sofia Retnowati, Dr, MS
Lia Yusmarini, S.Ked Subandi, Drs, MA, PhD
M. Arief Bachtiar, S.Psi, Psi Sumaryono, Drs, Msi
Noorsa Andjani, A.Md Sylvi Dewajani, S.Psi, Psi
Nurcholid Umam K, dr Tina Afiatin, Dr. Msi
Nurul Kodriati, S.Kep Tuti Hernawati, S.Psi
Risalia Reni Arisanti, dr Wahyu Widiarso
Riyanti Setyaningsih
Rukmono Siswishanto, dr, Mkes, SpOG TIM MTBS
Sartono Ahmad Prasetianto Utomo, dr
Slamet Arief Priambodo, dr, Sp.A
P. Sudiharto, Dr, dr, Sp.BS Ayoenita
Sutaryo, Prof, Dr, dr, SpAK Eddy Supriyadi, dr, Sp.A
Titi Pambudi, dr Ema Madyaningrum, S.Kep, MKes
Yoga Pamungkas, dr Fitri Haryanti, S.Kep.M.Kes
Widodo TP, dr Gama Diswita, dr
Heru Subekti, SKep
TIM MENTAL HEALTH Ida Safitri, dr, Sp.A
A. Dwijuwono, S.Psi Indah
Adi Cilik Pierawan, S.Psi. Jodhy Mayangkoro, dr
Ahlizan, S.Ag Lely Lusmilasari, S.Kep, MKes
Arifah Sindhika Putri Naufal S, dr
Budi Andayani, Dra, MA Nenny Sri Mulyani, dr, Sp.A(K)
Dian Nasrah Marissa, MSc Netty Nurani, dr, SpA
Diana Setiyawati, Psi. MHSc. Pudjo Hagung, dr, Sp.A.
Eka Putri Estiarti, S.Psi Purwanto, SKep
Endang Faurianalistyawati, S.Psi Roni Naning, dr, MKes, Sp.AK
Farah Perwitasari, S.Psi Setya Wandhita, dr, Sp.A
Fathul Himam, Drs, MA,PhD Tri Prabowo, S.Kep
Fitriadi, ST Tunjung Wibowo, dr, Sp.A
Harum Setiawan W.W., S.Psi Wahyu Damayanti, dr, Sp.A
Haryanto, Drs, Msi Yati Soenarto, dr, PhD, Sp.A(K)

Sari Wulandari, SE “Kadang kesempatan tidak datang dua kali dan semua kembali pada soal pilihan, ter-
masuk pilihan bergabung dalam Program Aceh UGM-WVA. Bisa bergabung di PSU pada

masa peralihan menuju sentralisasi merupakan satu proses pembelajaran yg memper-

kaya pengalaman diri. Diperlukan seni tersendiri untuk tetap menjaga keseimbangan kaki

kanan yang berpijak pada aturan main lembaga donor dengan tuntutan transparansi dan

akuntabilitas, dan kaki kiri yang berpijak pada kenyataan bahwa PSU harus mengakomodir

teman-teman di lapangan yang dihadapkan pada berbagai kendala teknis dalam pelaksa-

Office Manager naan program. Kalau Santi bisa dapat pembelajaran untuk mengharmonisasikan 2 kultur
Project Supporting Unit yang berbeda, saya dapat satu lebih banyak, pembelajaran mengharmonisasikan 3 kultur

yg berbeda dan bukan hal mudah untuk bisa menyenangkan semua orang. Satu hal pasti

yang menyenangkan, Alhamdulillah (akhirnya) bisa juga ke Meulaboh dan Banda Aceh. Insya Allah, dengan

menginjakkan kaki di “Serambi Mekkah” bisa ‘nyampe’ juga ke Mekkah… amin yaa Robbal ‘alamin.”

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 234

Ruth Wraith “Working with the Mental Health Program with the staff of UGM, Balee Zaituna and Rumoh
Seurunee to assist the people of Aceh has been a special experience in my long professional
Technical Advisor career in mental health and disaster psychosocial recovery.
Mental Health Program
I have deep respect and regard for the dedication and care of the staff of the program and
the people of Aceh as they have worked together to assist the recovery of Aceh. I am confi-
dent the work of this program and the many outcomes and new initiatives will continue into
the future. My heartfelt wishes are with everyone.”

TIM PUBLIC HEALTH Laksono Trisnantoro, Prof, dr, MSc, PhD
Abdullah, SKM MS. Bawono, dr
Agus Mutamakin Ni Nyoman Indriyani, SE
Ainu Rofiq Rina Dyah Utami, SE, Akt
Amelia Hayati, SE Sari Wulandari, SE
Anis Fuad, SKed, DEA Tri Baskoro Tunggul Satoto, dr, MSc, PhD
Ardian Budi Permana Triyanto
Arief Kurniawan
Brian Hartomo, SE, MT RCH/RCH INTERNATIONAL AUSTRALIA
Furqonuddin Ramdhani Garry Warne
John Ridho Damanik Graeme Barnes
Rita Amelia Karen Dunn
Ronny Novianto, dr, M.Kes Ruth Wraith
Tarudin, Amd Trevor Duke
Shofiq
AIHI, THE MELBOURNE UNIVERSITY
TIM PROJECT SUPPORTING UNIT Khrisna Hort
A. Evi Handayaningsih, dr Mia Urbano
Alifah Anggraini, dr Ahmer Akhtar
Bambang Hasta Yoga, dr, Sp.Kj Uma Jatkar
Chatarina Rika
Chusniyani Febrianti, SE WORLD VISION AUSTRALIA
Daisy Dewayanti, SE Kate Dowling
Guardian Yoki Sanjaya, dr Louise Searle
Ifah Dian Cahyani, SE Mark Tennent

dr. Guardian Y. Sanjaya “Bergabung dengan program ini di fase yang berbeda membuat saya memahami betapa
besar dan sulitnya program ini dilaksanakan. Bisa dibayangkan berapa jumlah staf medis,
paramedis dan non medis yang diberangkatkan ke Aceh, jumlah konsultan, tenaga teknis
dan masih banyak lagi. Semuanya tidak lain adalah untuk pembangunan sistem kesehatan
di daerah secara terpadu dan berkesinambungan.

Apresiasi setinggi-tingginya harus diberikan kepada staf yang sudah terlibat di program ini,

Staf Monitoring dan Evaluasi dan juga staf lokal yang sudah mempercayakan UGM sebagai suatu lembaga yang diper-
Project Supporting Unit caya untuk membantu mengembangkan sistem kesehatan setempat. Saya percaya program

ini telah memberikan pengaruh yang positif bagi setiap staf yang terlibat dari sudut pandan-

gnya masing-masing. Semoga pengalaman yang luar biasa ini bisa dijadikan sebuah pegangan dalam pengem-

bangan sistem kesehatan di Indonesia, khususnya di daerah terpencil.”

235 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

Gadjah Mada House Meulaboh BZ Center Meulaboh RS Center Banda Aceh
CS Field Manager: Jumadi Manager: Dwijuwono Manager: M. Syafii
Psychologist: Ayu, Fara, Hayun,
Billing System: Amelia Hayati Psychologist: Tuti Hernawati,
Medical Record: Arief, Tarudin Eka Bintang
Admin: Cut Ira, Ibnu Abbas, Mira
Hospital IT: Rofiq, Danni Admin: Ita Rahmaniar
Work Ethic: Arief Bachtiar Mutia
DHO IT and Surveillance: John, Abdullah

HK and Chef: Sartono
Driver: Bang Jalil

Senior Site Manager Program Coord: MH Site Manager Program Coord:
B. Hastha Yoga Laksono Trisnantoro Subandi Chair Person of Child

Program Coord: Program Coord: Health Department
Ishandono: Clinical Services Rahmat Hidayat (ex officio)
Sudiharto: Medical Committee Mental Health IMCI
PM: Diana Setiyawati PM: Ida Safitri
Sardjito hospital Admin & Log.: Harum
Assistant: Gama
Clinical Services Public Health Setyawan
PM: Santi & Nurul PM: Anis Fuad Activity Coordinator:
Project Leader:
Assistant: Atien Billing System: Yulis, Dian Marissa
Secretary: Noorsa
Wahyu
Project Leader: MedPlus: Agus
Medical Team: Widodo
EMS: Hendro Wartatmo Mutamakin

QMS: Rukmono
Work Ethics: Sumaryono

Clinical Supervisor (Anestesi) Project Supporting Unit
dr. Birowo Yudo Pratomo, Sp.An Project Coordinator: Laksono Trisnantoro
dr. Cempaka Tursina, Sp.S (Neurologi) Deputy project Coordinator: Tri Baskoro
dr. Poernodjo Dahlan, Sp.S (Neurologi)
dr. Anita Ekowati, Sp.Rad (Radiologi) Office Manager: Sari Wulandari
dr. Tatang Talka Gani, Sp.M (Mata) Record Management Officer: Alifah, Shinta
dr. Risanto Siswosudarmo, Sp.OG (Obgyn) Bulletin Officer & WebSite Updater: Chatarina
dr. Pudjo Hagung, Sp.A (Anak) Monitoring and Evalution officer: Guardian
Prof. dr. Soewadi, MPH, Sp.KJ (Jiwa)
dr. Hendro wartatmo, Sp.B-KBD (Bedah) Accountant: Rina Dyah Utami
dr. Usi Sukorini, Sp.PK, M.Kes (Patologi klinik) Finance Staff: Arifah & Dessy
Prof. Dr. Barmawi Hisyam, Sp.PD-KP (Interna)
dr. Sutarno Atmohartono, Sp.THT (THT) OB: Triyanto
Board of advisors/SC

Dean Fac. Of Medicine GMU
Dean Fac. of Psychology
Director of Sardjito Hosp.
Yati Sunarto
Sutaryo
Sofia Mubarika
Suhardjo
Sofia Ratnawati

PM : Program Manager AIHI UGM RCH/RCHI
CS : Clinical Services Krishna Hort Garry Warne
PMC: Project Management Committee Mia Urbano PMC Graeme Barnes
EMS: Emergency Management System Ahmer Akhtar Karen Dunn
QMS: Quality Management System Uma Jatkar Ruth Wraith
MH : Mental Health Trevor Duke
OB : Office Boy
HK : House Keeper World Vision Australia Public Donation on
BZ : Balee Zaituna Louise Searle behalf of Acehnese
RS : Rumoh Serunee Kate Dowling
AIHI: Australian International Health Institute Mark Tennent
UGM: University of Gadjah Mada
RCH: Royal Children's Hospital
RCHI: Royal Children's Hospital International

DOKUMEN PERJANJIAN KERSJASAMA
PROYEK

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CUT NYAK DHIEN MEULABOH
DENGAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
DAN

RUMAH SAKIT DR SARDJITO

Nomor : 445/405/2005
Nomor : UGM/KU/4646/C/03/03

Nomor : KS.01.01.5.1.14420

Tentang
PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT NYAK DHIEN

Pada hari ini , rabu tanggal 23 Nopember tahun 2005, bertempat di Fakultas Kedokteran Uni-
versitas Gadjah Mada, yang bertanda tangan di bawah ini :

Dr. Haris Marta Saputra, Sp.A : Kepala Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah
. Cut Nyak Dhien berkedudukan di Meulaboh, Kabupat-
en Aceh Barah, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Rumah
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien, yang selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.

Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono, Sp.KK : Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gad-
jah Mada Yogyakarta, dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama Fakultas Kedokteran Universitas Gad-
jah Mada Yogyakarta, yang selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.

Dr. Sri Endarini , MPH. : Direktur Utama Rumah Sakit Dr Sardjito dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Rumah Sakit Dr Sard-
jito, yang selanjutnya disebut PIHAK KETIGA

Ketiga belah pihak setuju dan menyatakan saling mengikatkan diri secara hukum untuk bek-
erjasama dalam hal pelayanan dan pengembangan kesehatan di Rumah Sakit Cut Nyak Dhien
dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

BAB I
UMUM

Pasal 1
Istilah Umum

Dalam Surat perjanjian Kerjasama ini yang dimaksud dengan :

237 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••

1. Direktur RSUD, adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien, Meulaboh, Aceh Barat, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam

2. Dekan, adalah Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
3. Direktur Rumah Sakit, adalah Direktur Utama Rumah Sakit Dr. Sardjito Jogjakarta
4. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disebut RSUD, adalah Rumah Sakit Umum

Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh, Aceh Barat, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
5. Fakultas, adalah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
6. Rumah Sakit , adalah Rumah Sakit Dr. Sardjito Jogjakarta
7. Program Pendidikan, adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis I (PPDS I), Program Pasca

Sarjana, Program Pendidikan S-1 Kedokteran, S-1 Keperawatan, Diploma IV Bidan Pen-
didik, Diploma IV Perawat Gigi Pendidik, Diploma IV Ilmu Gizi dan Kesehatan.

BAB II
DASAR DAN TUJUAN

Pasal 2
Dasar
Perjanjian Kerjasama ini didasar atas saling membantu dan menguntungkan para pihak.

Pasal 3
Tujuan
Kerjasama ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pengalaman dan ketrampilan peserta Program Pendidikan di RSUD.
2. Meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan RSUD untuk meningkatkan kepuasan
pasien.
3. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan (profesionalisme) Sumber Daya Manusia RSUD
4. Membina hubungan-hubungan profesional antara kedua belah pihak secara institusional,
sesuai aturan yang berlaku.
5. Membantu pengembangan Fakultas dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

BAB II
PELAKSANAAN KERJASAMA

Pasal 4
Tugas Pekerjaan

PIHAK PERTAMA mengirimkan permintaan pada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA bekerjasa-
ma dengan PIHAK KETIGA untuk membantu pengembangan PIHAK PERTAMA yang pelaksan-
aannya akan diatur secara rinci dalam Surat Perjanjian Kerjasama tersendiri yang lebih opera-
sional, dan tidak terpisahkan dari Piagam Kerjasama ini.

Pasal 5
Ruang Lingkup Pekerjaan Pihak Pertama

Ruang lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, adalah :
1. Memberikan jasa medis dari setiap pelayanan yang dilakukan dari PIHAK KETIGA sesuai

dengan Perda Aceh Barat.
2. Memberikan Insentif pada PIHAK KETIGA sesuai dengan kesepakatan yang akan disusun

secara lebih rinci kemudian.
3. Memberikan bantuan transportasi berupa kendaraan mobil (ambulan) kepada PIHAK KE-

TIGA yang detil operasionalnya akan dibicarakan secara rinci kemudian.
4. Menyediakan satu rumah tinggal kepada PIHAK KETIGA dengan persyaratan tempat tinggal

yang akan dibicarakan secara lebih rinci kemudian.

•• Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh 238

Pasal 6
Ruang Lingkup Pekerjaan Pihak Ketiga

Ruang lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh PIHAK KETIGA, adalah :
1. Membuka praktek poliklinik di RSUD sesuai jam kerja yang berlaku.
2. Melayani pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan bagi penderita
3. Menggunakan dan memanfaatkan semaksimal mungkin semua fasilitas penunjang yang

ada di RSUD.
4. Pergantian Dokter ahli dilakukan sesuai dengan kesepakatan dengan masing-masing bi-

dang keahlian yang akan diatur dan diketahui oleh PIHAK KEDUA.
5. Memberikan pelatihan medis dan paramedis bagi staf RSUD

Pasal 7
Prosedur Pelaksanaan

1. Jenis Program Pendidikan serta jadual pengiriman Peserta Program Pendidikan akan diatur
bersama lebih lanjut oleh Dekan dan Direktur.

2. Jenis pendidikan / pelatihan dan jadual pengiriman tenaga medis, paramedis dan tenaga
administrasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), serta tata cara penyelenggaraannya akan
diatur lebih lanjut berdasarkan kesepakatan bersama antara PIHAK KEDUA dengan PIHAK
PERTAMA untuk setiap kali penyelenggaraan.

3. Penelitian dalam rangka Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat
(5) harus mendapat ijin terlebih dahulu sesuai dengan peraturan yang berlaku

4. PIHAK PERTAMA memberitahukan secara tertulis ke PIHAK KEDUA sebelum mengirim ten-
aga medis, paramedis, dan tenaga administrasi yang mengikuti pendidikan / pelatihan di
Fakultas.

5. Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pelaksanaan perjanjian kerja-sama
ini dilakukan dan dikoordinir oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA .

6. PIHAK PERTAMA dalam melaksanakan perjanjian kerjasama ini bertanggung jawab kepada
Bupati.

BAB III
HONORARIUM

Pasal 8
Honorarium untuk Dokter

Penerimaan pendapatan bagi dokter sebagai akibat dari kerjasama ini yang ditetapkan den-
gan peraturan yang diatur melalui Petunjuk pelaksanaan yang disepakati bersama oleh mas-
ing-masing pihak .

Pasal 9
Jasa Institusi

Jasa institusi ditetapkan oleh peraturan yang diatur melalui Petunjuk Pelaksanaan yang dis-
epakati oleh bersama oleh masing-masing pihak .

Pasal 10
Tarip dan Biaya

Besarnya tarip konsultasi / pemeriksaan rawat jalan, visite / pemeriksaan rawat inap, dan
tindakan ditetapkan oleh peraturan yang diatur melalui Petunjuk Pelaksanaan yang disepakati
bersama oleh masing-masing pihak.

239 Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh ••


Click to View FlipBook Version