pohon enau, hanau, peluluk, Sumber: Shop,tokotalk menjadi bioetanol, bioetanol
moka dan lain-lain termasuk dimurnikan menjadi etanol
ke dalam keluarga palma, murni. Etanol murni dapat
sehingga tampilan kayunya digunakan langsung atau
mirip kayu kelapa. Namun dicampur dengan minyak
perbedaan yang kontras dapat bensin dengan takaran
terlihat dari warnanya yang tertentu.
jauh lebih gelap dibandingkan
kayu kelapa Minyak sebagai sumber
energi dari nira aren melalui
Kayu aren diguna- proses tertentu hingga dihasil-
kan sebagai papan untuk kan biodiesel sebagai bahan
bangunan, parket (parquet), bakar pengganti minyak bumi.
meubel. bahan baku ke- Nira aren memiliki potensi
rajinan, cobek, piring, gelas, yang sangat tinggi sebagai
gagang pisau, gagang cangkul bahan bakar nabati.
dan sebagainya.
Upaya pengembangan
Gambar 2.23 Aneka Produk bioenergi di dalam negeri
Kerajinan dari “Kayu” Aren didasarkan pada Peraturan
Presiden No. 5 tahun 2006,
7. Bioenergi tentang kebijakan energi
Bioenergi atau Bahan nasional, menetapkan sasar-
an penggunaan BBN tahun
Bakar Nabati (BBN) adalah 2025, lebih 5 % dari konsumsi
energi yang berasal dari energi nasional. Kebijakan
tanaman penghasil karbohi- utama adalah: (a) penyediaan
drat dan minyak. Bahan energi melalui penjaminan
potensial penghasil bioenergi ketersediaan pasokan energi,
dari karbohidrat antara lain optimalisasi produksi dan
jagung, sagu, singkong, aren. pelaksanaan konversi energi,
Untuk menghasilkan bio- (b) pemanfaatan energi
energi, karbohidrat diproses melalui efisiensi dan diversifi-
34 – PROSPEK BISNIS DAN BUDIDAYA AREN kasi produk dari tanaman
penghasil energi, (c)
penetapan kebijakan harga,
dan (d) pelestarian ling-
kungan. Kebijakan pendu-
kung adalah pengem-bangan
infrastuktur energi, kemitraan
pemerintah, dunia usaha,
pemberdayaan masyarakat,
penelitian dan pengembangan Di Indonesia terdapat
serta pendidikan dan pela-
tihan. Untuk mempercepat berbagai jenis tanaman yang
penyediaan dan peman-faatan
BBN, diikuti dengan INPRES dapat dimanfaatkan sebagai
No. 1 Tahun 2006. INPRES
ini, mengintruk-sikan Menteri sumber bahan bakar nabati
Pertanian untuk mendorong
penyediaan bahan tanaman, atau bioenergi, seperti tana-
penyuluhan dan meng-
integrasikan kegiatan pe- man sagu, singkong, tebu dan
ngembangan dan pasca-
panen. aren sebagai penghasil bio-
Sumber utama energi etanol. Tanaman-tanaman ini
dalam negeri saat ini adalah
bahan bakar minyak bumi. telah dikenal dan diusahakan
Salah satu sumber energi
alternatif yang potensial masyarakat pertanian. Namun
adalah BBN. Masalah utama
ketersediaan energi adalah perlu dipertimbangkan bahwa
terjadinya penurunan produksi
nasional minyak bumi, dan tanaman ini umumnya diusa-
semakin meningkatnya kon-
sumsi masyarakat akan BBM. hakan untuk produksi pangan
Persoalan berikutnya adalah
gas buang hasil pembakaran (Mononutu, 2012).
minyak bumi dari kendaraan
bermotor menjadi salah satu Pemanfaatan BBN
penyebab makin meningkat-
nya pencemaran udara ter- berupa bioetanol merupakan
utama di perkotaan.
alternatif unggulan, juga dapat
Bioetanol sebagai pro-
duk energi alternatif yang saat mengurangi produksi gas
ini dikembangkan untuk
mensubtitusi minyak bumi. buang yang merupakan gas
Bioetanol merupakan bahan
bakar kendaraan motor bensin beracun sebagai precurator
yang populer digunakan di
negara-negara yang kurang pemanasan global serta dapat
memiliki sumber bahan bakar
minyak bumi, seperti Brazil. mengurangi biaya perawatan
mesin. Bioetanol merupakan
bahan bakar dengan biaya
produksinya sama, bahkan
cenderung lebih murah diban-
dingkan dengan bahan bakar
bensin tanpa subsidi. Selain
bioetanol, juga dikenal
gasohol (campuran bensin
dan etanol), gasohol BE-10
misalnya mengandung 10%
bioetanol dan 90% premium.
Apabila gasohol BE-10
diterima sebagai bahan bakar
substitusi, maka impor minyak
olahan untuk premium akan
berkurang dan menghemat
devisa negara.
BAB 2 PROSPEK BISNIS AREN – 35
Implementasi program bahan bakar. Etanol kadar
substitusi BBM berupa ≥95%, pemanfaatannya dibagi
bioetanol dapat menyerap dalam dua kelompok: (a)
tenaga kerja, sehingga dapat Etanol berhidrat, kadar 95-
menurunkan tingkat pengang- 96% sebagai bahan bakar
guran. Penggunaan bioetanol, spiritus, desinfektan, pelarut
selain meningkatkan kualitas organik, dan (b) Etanol absolut
udara dan ketahanan energi kadar>99,5% sebagai bahan
nasional, juga dapat mem- bakar motor bensin.
bantu penghasilan petani (Prihandana, et al, 2008).
melalui intensifikasi dan per-
luasan areal tana-
man penghasil bio-
etanol.
Aren adalah
tanaman penghasil
pangan sekaligus
berpotensi sebagai
penghasil bioetanol
dengan produktivi-
tas cukup tinggi.
Bioetanol berkadar
95%, dimanfaatkan
untuk bahan pelarut, Gambar 2.24 Ilustrasi Pemanfaatan Bioetanol
detergen, dari Nira Aren untuk BBM
kosmetika, farmasi,
juga dapat digunakan sebagai
Implementasi program substitusi BBM berupa bioetanol dapat
menyerap tenaga kerja, sehingga dapat menurunkan tingkat
penggangguran. Penggunaan bioetanol, selain meningkatkan
kualitas udara dan ketahanan energi nasional, juga dapat
membantu penghasilan petani melalui intensifikasi dan
perluasan areal tanaman penghasil bioetanol.
36 – PROSPEK BISNIS DAN BUDIDAYA AREN
Gambar 3.1a Benih
Aren memiliki
beberapa varietas
A. Perbenihan Aren
Kementerian Pertanian telah melepas 4 (empat)
varietas aren unggulan nasional yang dapat
dijadikan standar aren berkualitas, berdasarkan
cepat berproduksi, banyaknya nira yang dihasilkan
perhari dan lama masa pemanenan dari satu
tandan/mayang aren. Aren unggulan tersebut adalah:
BAB 3 TEKNIK PENYEMAIAN AREN – 37
1. Varietas Aren Genjah Kutim liter/pohon/hari, rata-rata lama
yang berasal dari Kecamatan panen > 3 bulan/mayang dan umur
Teluk Pandan Kabupaten Kutai mulai panen 7-9 tahun.
Timur Provinsi Kalimantan Timur. Aren lainnya yang ada di
Dilepas Menteri Pertanian dengan Indonesia juga berpotensi menjadi
SK. No. 3879/Kpts/SR.120/9/2011 aren yang berkualitas baik asal
tanggal 14 September 2011. Aren memenuhi syarat sebagai pohon
Genjah Kutim adalah tanaman asli induk, yaitu memiliki kualitas dan
dari Kabupaten Kutai Timur, kuantitas nira yang baik (> 15 liter
dengan penyebaran yang luas nira/tandan/hari) atau memiliki jangka
terdapat di Kecamatan Teluk waktu pemanenan yang lebih cepat
Pandan, dengan nira ±12 serta memiliki tandan/mayang jantan
liter/pohon/hari, lama panen 2 yang lebih panjang.
bulan/mayang, umur mulai panen
5-6 tahun. Usaha pengembangan atau
pembudidayaan tanaman aren di
2. Varietas Aren Akel Toumuung Indonesia sangat memungkinkan.
yang berasal dari Kabupaten Selain lahan-lahan tidak produktif
Tomohon Provinsi Sulawesi Utara. masih luas, juga dapat memenuhi
Dilepas Menteri Pertanian dengan kebutuhan konsumsi dalam negeri
SK No. 1059/Kpts/SR.120/10/2014 seperti gula aren dan bioetanol,
tanggal 13 Oktober 2014, dengan sekaligus meningkatkan pendapatan
nira > 30 liter/pohon/hari, rata2 petani aren dan ikut melestarikan
lama panen > 3 bulan/mayang dan sumber daya alam serta lingkungan
umur mulai panen 10 ± 2 tahun. hidup. Budidaya tanaman aren dapat
meningkatkan produktifitas tanaman
3. Varietas Aren Parasi yang dengan penggunaan benih unggul
berasal dari Kabupaten Lebak – dan pemeliharaan tanaman yang
Provinsi Banten. Dilepas Menteri dilakukan secara kontinu. Budidaya
Pertanian dengan SK No. tanaman aren adalah budidaya ramah
910/Kpts/KB.310/2012/2018 lingkungan.
tanggal 31 Desember 2018
dengan keunggulan batang
pendek, lebih cepat berbuah (6 – 8
tahun) dari rata-rata Aren Dalam Buah aren dapat digunakan untuk
dengan nira ± 15 liter/pohon/hari, meningkatkan lahan-lahan yang
rata-rata lama panen 2,6 tidak produktif yang masih luas.
bulan/mayang.
4. Varietas Aren Smulen ST-1 yang Juga dapat memenuhi kebutuhan
berasal dari Kabupaten Rejang dalam negeri seperti gula aran dan
Lebong Provinsi Bengkulu. Dilepas
Menteri Pertanian dengan SK No. bioetanol
44/KPTS/KB.020/2/2019 tanggal 1
Pebruari 2019, dengan nira 15-30
38 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
1. Karakteristik Pohon Induk Jeriken Sumber: Slamet W, 2019
Aren Campuran
Jeriken 20 l 5 l dan 10 l
Gambar 3.2a Wadah Penampung Nira Aren Sumber: Slamet W, 2020
Pohon induk aren
secara sederhana memiliki
kriteria sebagai berikut:
a. Pohon yang sudah
berbunga baik sistem
pembungaan betina
maupun sistem pem-
bungaan jantan dan,
b. sedang disadap nira-
nya dengan produk-
tivitas nira yang
tinggi. Hal ini dapat
diketahui dengan ber-
tanya langsung ke-
pada penderes nira
atau melihat wadah
penampung nira yang
digunakan.
Limapuluh Kota Gambar 3.2b Pohon Induk Aren
Produktivitas nira aren di Kenagarian Labuah Gunuang Kab.
terlihat jelas dari besar
kecil wadah penampung
yang digantungkan di po-
hon aren yang produktif.
BAB 3 TEKNIK PENYEMAIAN AREN – 39
2. Perbenihan dari Buah Aren benih harus sehat, tidak
a. Pengumpulan Buah
terserang hama dan penyakit
Buah aren yang digunakan
sebagai sumber benih berasal dengan diameter buah 5-6 cm
dari pohon induk terpilih. Benih
aren diambil dari buah yang untuk aren tipe Dalam, dan 3-4
sudah mencapai matang fisio-
logis dengan ciri-ciri sebagai cm untuk aren tipe Genjah. Yang
Gambar 3.3 Buah Aren yang Telah Matang digunakan Sebagai Sumber Benih
Fisiologis
Buah aren dapat
berikut bagian eksokarp
berwarna kuning sampai kuning disimpan/diperam selama
kecoklatan dan licin, mesokarp
berwarna kuning kecoklatan dan 2 minggu pada karung
lunak, endokarp berwarna hitam
pekat, endosperm berwarna putih Sumber: https://www.youtube.com plastik atau karung goni
Gambar 3.4 Pemungutan buah aren untuk memudahkan
sangat keras dan padat. Buah
yang matang fisiologis ini diambil pemisahan biji (benih)
langsung dari mayang yang
masih melekat di pohon. Buah dari kulit buah.
yang digunakan sebagai sumber
40 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN Sumber: https://www.youtube.com b. Pembuatan media semai
buah aren
Media perbenihan
dari buah aren adalah
tanah dan serbuk gergaji
dengan perbandingan
1:1. Menggunakan serbuk
gergaji untuk menjadikan
media berongga (porus)
dan terjadi pembusukan
dari serbuk gergaji (asam)
yang mempercepat pro-
ses perbenihan aren.
Tanah dan serbuk gergaji
dicampur rata dengan
jumlah sesuai kebutuhan
c. Membenihkan buah aren
Biji aren yang dikum-
pulkan, lalu satukan
dengan media (diaduk
rata) dan diimasukkan
ke dalam karung
plastik.
Karung diikat rapat dan
disimpan di tempat
yang teduh
Dilakukan penyiraman karung 3. Perbenihan Aren dari Biji
seminggu sekali Selain benih aren disiapkan
Setelah 3 bulan, karung dari buah, dapat juga dibuat dari
dibuka untuk dipilih benih biji. Kelebihan benih dari biji adalah
(kecambah/apokol) aren yang dapat dibuat perbenihan sesuai
sudah tumbuh. kebutuhan (waktu pem-
Sumber: https://www.youtube.com buatannya dapat dilaku-
kan dalam waktu lebih
lama dibandingkan dari
buah). Bila dari buah,
maka pembuatan per-
benihannya harus segara
(paling lambat setelah
buah-buah yang diunduh
Gambar 3.5 Buah Aren Dibusukkan dalam mulai berair (membusuk).
Karung Bersama Media Membenih aren dari buah
GGamambbarar3.35.5MMeneyniyaipakpaknanMMedeidaiaPPeneyneymemaiaainanBuah juga beresiko terkena
BuahAArernen cairan buah (asam
oksalat) yang akan terasa
Setelah dilakukan seleksi gatal bila terkena kulit. Membuat
terhadap benih yang baik, benih dari biji lebih rendah resiko
dapat disiapkan sebagai benih tekena cairan buah (kurang
untuk bibit aren yang siap beresiko gatal), dan dapat
untuk dimasukkan ke dalam disimpan/dibawa ke tempat lain
polibag. untuk dibuat perbenihan pada
waktu nanti (bisa sampai 3
Sumber: https://www.youtube.com bulan kemudian).
Prinsip utama dalam
perbenihan biji/buah aren
adalah mempercepat
proses “bangun tidur” nya
(dormansi) benih aren.
Secara alami, benih aren
akan tumbuh dengan
sendirinya dialam dalam
waktu 4–6 bulan setelah
buah matang jatuh dari
Gambar 3.6 Seleksi Kecambah Aren setelah Proses pohon aren. Waktu tunggu
Pembenihan yang demikian lama,
menjadikan petani tradisional
di beberapa daerah sentra
aren, enggan untuk membuat
BAB 3 TEKNIK PENYEMAIAN AREN – 41
persemaian aren, memilih gerombolan tanaman aren
bibit aren yang sudah tumbuh yang tumbuh tersebar tidak
(cabutan) sebagai sumber terduga.
bibit, Ada banyak cara
Sumber: https://www.youtube.com membenihkan aren yang
berasal dari biji. Berikut ini
akan disampaikan cara
membenihkan aren secara
portable (dapat dipindah-
pindahkan) dengan me-
manfaatkan barang-barang
bekas pakai (metode
kardus, koran dan kantong
pelastik bekas), dengan
langkah-langkah sebagai
berikut:
Gambar 3.7 Seleksi Kecambah Aren setelah Proses a. Biji aren disiapkan. Biji
Pembenihan aren yang berasal dari buah
aren matang yang sudah jatuh
namun resiko gagal tinggi atau dari membeli biji aren dari
(bibit cabutan gambang mati). petani atau penjual biji aren.
Selain itu teknologi dan
informasi
berbenihan aren
di masyarakat
tradisional hampir Sumber: https://www.youtube.com
tidak diwariskan Sumber:
kiprahagroforestri.blogspot.com
dari para
pendahulu,
dimana tanaman
aren di sekitar
masyarakat
pedesaan adalah
tanaman yang
berasal dari per-
mudaan alami
dan tumbuh ka-
rena buah aren Gambar 3.8 Kecambah Aren setelah
dimakan musang Proses Pembenihan
(aren sebagai tanaman
musang), sehingga hampir
jarang ditemui kebun aren
yang tertata rapi, lebih kepada
42 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
Sumber: Slamet W, 2019
Gambar 3.9 Seleksi Biji Aren dari Lapangan
Pengambilan biji dari dalam buah untuk di benihkan (tidak ada biji
aren harus menggunakan sarung yang berlubang/sudah tumbuh
tangan (dapat juga menggu- sebelumnya, atau biji yang sudah
nakan kantong plastik bekas berkecambah, tetapi kecambah
sebagai pelindung kulit tangan), tersebut sudah mati). Biji yang
karena buah aren mengandung telah Tumbuh/Rusak Dipisahkan
asam oksalat yang menyebabkan
rasa gatal apabila kontak dengan Biji yang memenuhi syarat
kulit. Cara lain, bila mendapatkan sebagai benih yaitu berbentuk
buah aren yang bercampur bulat lonjong dengan ukuran 25-
antara yang sudah mengeluarkan 40 mm x 15-25 mm, warna hitam
cairan dengan menggunakan kecoklatan, mengkilap, dan
sepatu boot dari karet/plastik permukaan licin.
untuk menginjak-injak buah aren
hingga terpisah biji dan daging Gambar 3.10 Beragam Ukuran Biji Aren
buah aren tersebut. Setelah biji-
biji aren terpisah dari daging buah BAB 3 TEKNIK PENYEMAIAN AREN – 43
aren, lalu diambil dengan
pelindung tangan menggunakan
sarung tangan atau kantong
plastik.
Biji aren yang dibeli dari petani,
biasanya masih bercampur
dengan tanah dan lainnya, maka
lakukan seleksi dan pencucian
biji aren terlebih dahulu untuk
men-dapatkan biji aren yang siap
b. Biji yang telah bersih, lalu Rendam biji-biji aren selama 15 –
direndam dengan air dalam 30 menit. Larutan ATONIK dibuat
ember/baskom/plastik. Selanjut- dengan konsentrasi larutan, 100
nya biji-biji aren yang terapung
dipisahkan karena biji aren yang cc ATONIK (satu
terapung tersebut sudah botol
kosong (mati).
c. Lalu, rendam biji aren Sumber: Slamet W, 2019
selama 3 hari. Tujuan-
nya untuk me- Gambar 3.11 Perendaman Biji Aren
lunakkan kulit luar biji untuk Memisahkan Biji yang Kosong/Rusak
(eksokarp) dan meng-
aktifkan benih. Cara ukuran 100 l) dicampur dalam 20
lain yang juga lazim di- liter air.
gunakan adalah dengan
merendam biji-biji aren f. Setelah waktu yang
pada air hangat-hangat kuku ditentukan (15-30 menit),
(sekitar 45-50oC) selama 45
menit untuk memecahkan
dormansi.
Lakukan seleksi terhadap
biji yang telah munculkan calon
apokol, pisahkan. Biji yang telah
muncul calon apokol
tersebut
dimasukkan ke
tempat perbenihan
terpisah untuk mem-
besarkan apokol. Biji
yang telah memiliki
calon apokol, di-
pisahkan dari biji
lainnya.
d. Tiriskan biji-biji ter- Gambar 3.12 Perendaman Biji Aren dengan Air
sebut, untuk proses
selanjutnya
e. Siapkan larutan Zat Perangsang
Tumbuh (ZPT), misal ATONIK
atau air kelapa dari kelapa tua.
44 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
Sesuai rencana pe-
nyemaian, siapkan bahan-
Sumber: Slamet W, 2019 bahan untuk media per-
benihan. Siapkan kardus
bekas, kantong plastik
ukuran besar, kertas
koran/kardus bekas,
lakban (bila diperlukan)
dan tali rafia. Bila meng-
gunakan kardus bekas
sebagai pelapis (pelem-
bab) biji aren, maka potong
3.13 Seleksi Benih Aren Yang Sudah dulu karton bekas tersebut
Berapokol
mengikuti luas bidang
Gambar 3.14 Proses Penirisan Biji Aren
Sumber: Slamet W, 2019 setelah permukaan kardus be-
berapa buah sesuai
dengan banyaknya biji aren
yang akan diproses. Lalu
rendam potongan-
potongan kardus bekas
(atau koran bekas, bila
menggunakan koran
bekas) dengan air biasa
atau bisa juga dengan
larutan ATONIK/air kelapa
tersebut.
Selain menggunakan
koran/potongan kardus
lembab, media penyemai
biji aren dapat juga
menggunakan kaos bekas,
Sumber: Slamet W, 2019 karung goni atau bekas
wadah telur ayam yang
sudah dibersihkan atau
juga sekam bakar yang
dilembabkan.
Gambar 3.14 Proses Penirisan Biji Aren
setelah
BAB 3 TEKNIK PENYEMAIAN AREN – 45
g. Posisikan kantong plastik di berapokol. Seleksi dilakukan Sumber: Slamet W, 2019
dalam kardus bekas, dan pada
bagian alas, letakkan potongan Gambar 3.15 Proses Perendaman
kardus/koran bekas yang telah dengan ZPT (ATONIK) Pekat
dilembabkan
dengan cara memisahkan biji-biji
h. Masukkan biji aren yang telah aren dengan apokol > 0,5 cm,
direndam dengan ZPT, tuang
rata di dasar kardus dengan Gambar 3.16 Pembasahan Potongan
ketebalan lapisan setinggi satu Koran/kardus
biji aren.
biji aren dengan apokol baru
i. Lapisi biji aren yang telah di muncul (seperti mata ikan) hingga Sumber: Slamet W, 2019
tabur/diletakkan di dasar kardus
dengan potongan kardus/koran
yang lembab.
j. Isi kembali kardus dengan biji
aren, dan lapisi lagi dengan
potongan kardus/koran lembab
hingga semua biji habis, dan
akhiri dengan lapisan
kardus/koran lembab sebagai
penutup, lalu ikat rapat plastik
agar proses penguapan dari
kardus/kertas lembab tidak
keluar dan menjaga perbenihan
aren tetap lembab.
k. Akhiri kegiatan perbenihan ini Sumber: Slamet W, 2019
dengan menutup kardus, dilakban
dan diikat dengan tali rafia agar
dapat diletakkan ditempat yang
tidak terkena cahaya matahari
langsung. Jaga agar tetap lembab
dengan menyimpan di tempat
yang teduh.
l. Setelah 1 bulan, kardus dapat
dibuka untuk dilakukan seleksi Gambar 3.17 Pelapisan Koran/Kardus
terhadap biji aren yang telah Lembab pada Dasar Wadah Pembenihan
46 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
sepanjang 0,5 cm dan biji-biji aren Gambar 3.18 Biji Aren ditaburkan pada Sumber: Slamet W, 2019
yang belum muncul apokol. lapisan dasar wadah pembenihan
Hasil membuka kardus, masih Gambar 3.19 Biji Aren Ditaburkan pada
bercampur berbagai ukuran Lapisan Berikutnya tambahkan Potongan
apokol
Koran Lembab
Untuk biji aren yang belum
muncul apokol, diulang Gambar 3.20 Kantong Plastik Diikat Rapat
proses perbenihan dengan
cara dikemas ulang dalam Gambar 3.21 Kardus Ditutup Rapat dan
kardus dengan terlebih Diikat Tali Agar Portable
dahulu membasahi atau
melembabkan potongan BAB 3 TEKNIK PENYEMAIAN AREN – 47
kardus atau koran.
Untuk biji-biji aren yang
telah berapokol, kemas
juga dengan kardus/koran
lembab ditempat yang
terpisah.
Khusus untuk biji aren
dengan apokol lebih besar
dari 2 cm dapat disemai di
polibag.
4. Perkembangan Benih Aren
Perkembangan benih
aren, dimulai dari biji hingga
muncul apokol siap tanam ke
polibag. Namun kenyataannya
ketika menyemai biji aren,
tumbuh tidak bersamaan. Ada
biji-biji aren tertentu akan
cepat muncul apokol, namun
ada biji lainnya yang bisa
sampai enam bulan kemudian
baru muncul apokolnya. Hal
ini disebabkan saat buah aren
di pohon, fase masak tidak
merata. Ada buah yang masih
hijau, namun ada juga buah
yang sudah kuning. Hal ini
Sumber: Slamet W, 2019berdampak tidak bersamaanmata ikan), lalu memanjang
Sumber: Slamet W, 2019waktu masak buah, tidak hingga 6-10 cm tergantung
bersamaan jatuh dan tidak gen pembawa sifat dari aren
bersamaan biji aren me- ini, selanjutnya pada bagian
masuki fase tumbuh.
Gambar 3.22 Biji Aren yang Belum
Secara umum benih aren Tumbuh Apokol setelah Diproses
akan berkembang, dari biji,
lalu muncul bakal apokol (fase ujung apokol akan me-
ngembung, tumbuh akar dan
tumbuh tunas muda bakal
daun berwarna putih. Semua
proses diatas terjadi didalam
tanah (dalam polibag). Akan
muncul tunas daun berwarna
hijau bila bakal tunas telah
keluar dari polibag (bertemu
udara).
C
Gambar 3.24 Perkembangan Biji Aren
Menjadi Benih : (a) Apokol Keluar dari Biji
(Kecambah); (b). Akar dan Tunas Keluar
dari Apokol; (c). Pembentukan Daun
Pertama.
48 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
B. Persemaian Aren
1. Penyiapan Sarana dan Prasana Persemaian
a. Penetapan Lokasi Pembibitan
Untuk memperoleh mutu bibit aren yang baik, dan
mengurangi resiko kerusakan bibit saat ke lokasi
penanamaan, diperlukan persemaian dan Tempat
Pengumpulan Sementara (TPS) yang sesuai kriteria dan
standar mutu. Pembuatan persemaian dilakukan jika
kebutuhan bibit aren diperoleh dengan cara membuat
bibit (secara vegetatif), sedangkan TPS disediakan jika
kebutuhan bibit diperoleh dengan cara mendatangkan
bibit dari luar/membeli bibit dari para penangkar bibit.
Lokasi persemaian umumnya berada di dekat
sumber media dan lokasi penanaman serta juga memiliki
kemudahan akses untuk pengangkutan dan dapat
menjamin pemeliharaan bibit dilakukan sesuai dengan
kebutuhan. Untuk persemaian desa, syarat yang utama
dari pemilihan lokasi persemaian adalah berada di dekat
pemukiman atau rumah yang memudahkan pelaksanaan
kegiatan sehari‐hari terutama dalam pemeliharaan bibit.
Disamping juga masyarakat bisa mengerjakan pekerjaan
sampingan lainnya serta bisa melibatkan anggota
keluarganya dalam kegiatan persemaian ini.
Tabel 3.1 Beberapa Persyaratan Ideal Pemilihan Lokasi Persemaian
NO Persyaratan Keterangan
1. Dekat dengan sumber air Mampu memasok kebutuhan air perhari
(mata air, danau, sungai, sesuai dengan jumlah bibit yang diproduksi
2. kolam atau sumur)
Diusahakan dekat dengan Transportasi media mudah dan tidak
3. sumber media yang memakan biaya banyak
digunakan
Luas persemaian Luas sesuai dengan jumlah bibit yang akan
diproduksi (misal: 1 bedeng ukuran 1 m x 3
BAB 3 TEKNIK PENYEMAIAN AREN – 49
NO Persyaratan Keterangan
m kapasitas 300 bibit untuk bibit dengan
4. Topografi datar (maksimal polibag ukuran 10x15 cm)
kemiringan lahan 5%) dan Memudahkan menempatkan bibit, apalagi
tidak tergenang (tidak areal mudah tergenang, bedengan dibuat
terkena bahaya banjir) rak-rak dengan ketinggian melebihi
tingginya genangan air
5. Mudah dijangkau baik Memudahkan untuk pemeliharaan dan
melalui darat atau sungai perawatan serta pengangkutan bibit
dan sebaiknya dekat
dengan rumah Pengangkutan bibit mudah, tidak banyak
memerlukan biaya dan menghindari bibit
6. Dekat dengan lokasi stret
penanaman
Sumber: Barkah, 2009
b. Menyiapkan bahan dan per- berkisar 16 – 18 cm lebar Sumber: Slamet W, 2020
alatan pembibitan dengan panjang 22 – 25 cm)
Bahan dan peralatan diperlukan 2) Peralatan
dalam pembibitan tanaman aren, Peralatan yang diperlukan
diuraikan sebagai berikut: antara lain: cangkul, skop,
1) Bahan ember plastik, gembor,
Bahan-bahan yang perlu
disiapkan dalam melakukan Gambar 3.28. Bibit aren dalam Bumbung
pembibitan aren antara lain: Bambu di KHDTK Hutan Diklat Bukit Suligi
benih aren dalam bentuk Riau
buah aren atau biji aren, zat
perangsang tumbuh yang
sesuai kebutuhan pembibitan
aren (ATONIK atau lainnya),
pertisida (khususnya fungi-
sida dan insektisida), pasir
halus, topsoil (lapisan tanah
atas), pupuk kandang, sekam
padi (dibuat arang sekam),
plastik benih (untuk sungkup),
paranet (naungan 65% atau
sesuai kebutuhan dan ada
disekitar), polibag (standar
ukuran untuk pembibitan aren
50 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
sarung tangan, masker, apabila polibag dan peralatan
timbangan, gelas ukur, hand- lainnya belum tersedia. Paling
sprayer, selang air, gerobak lama boleh menyimpan apokol
dorong, karung, peralatan yang telah sepanjang 3-4 cm
pengairan, tangki air, ayakan adalah 2 minggu (diperkirakan
pasir, terpal, golok, pisau, dan panjang apokol akan mencapai 7 –
lain-lain yang diperlukan. 10 cm, dan beresiko tidak
beraturan akibat tekanan dari biji
2. Ketersediaan Apokol dan aren lainnya). Setidaknya apokol
dari proses sistem kerdus terbagi 3
Bibit Cabutan Aren bagian setelah 40 hari proses, ada
sekitar 25% yang sudah berukuran
Persemaian aren membutuh- di atas 2 cm, lalu terdapat 40%
kan sumber daya apokol Gambar 3.26 Proses Menumbuhkan
Apokol dengan Media Pasir
(kecambah) aren dan bibit aren
berukuran 0,3–2 cm dan
cabutan. Untuk selebihnya baru muncul apokol.
itu perlu disiap- Selain sistem kardus, khusus Sumber: Slamet W, 2021
untuk mendapatkan apokol yang
kan tersendiri seragam panjangnya dapat juga
menggunakan pasir, yaitu pasir
proses perbeni- dimasukkan dalam kantong plastik
setinggi kurang lebih 10 cm, lalu
han aren dari apokol yang telah muncul (masih
seperti mata ikan) disusun rapat di
buah atau biji atas pasir tersebut, dengan apokol
berada di bawah, lalu ditambahkan
yang meng- lagi lapisan pasir setinggi 10 cm
dan disusun kembali apokol awal
hasilkan apokol tersebut. Setelah itu ditutup
dengan kertas koran lembab dan
yang baik.
BAB 3 TEKNIK PENYEMAIAN AREN – 51
Selain itu keter-
sediaan anakan aren di alam di
bawah tegakan pohon-pohon
induk yang baik juga sangat
diharapkan sebagai penyumbang
bibit yang lebih cepat dari pada
proses perbenihan dari buah atau
biji.
Ketersediaan apokol dapat
dilakukan dengan mengikuti
prosedur perbenihan tanaman
aren melalui perbenihan sistem
kardus bekas, dalam rentang
waktu 40 hari akan diperoleh
apokol beragam ukuran sekitar 30-
80% dari biji yang diproses,
tergantung varietas aren yang
digunakan.
Apokol ini dapat disimpan
terlebih dahulu disistem kardus
diikat rapat, maka dalam waktu 10 Selain dengan bedeng portable,
hari dapat dihasilkan apokol pembibitan aren juga dapat dilakukan
dengan panjang rata-rata berkisar pada bumbung bambu.
Sumber: Slamet W, 2020
2-3 cm dan kalau dibarkan sampai Gambar 3.27 Bedeng Persemaian
20 hari atau 30 hari, maka apokol Portable dengan
sudah mulai mengeluarkan akar
tunggang. Penggunaan bambu
sebagai pengganti polibag
Selain menggunakan pasir, selain ramah lingkungan
dapat juga menggunakan sekam karena akan mudah lapuk
bakar yang lembab dimasukkan ke- saat ikut ditanam bersama
dalam kantong plastik di kotak/kardus bibit aren, juga memungkin-
bekas sebagai bedeng portabel, kan bibit aren ditaman pada
dengan perlakuan yang sama yaitu kondisi baru berdaun satu,
ditutup rapat agar terjaga ke- karen akan terlindung dari
lembaban. lembab/becek/ banjir di lokasi
penanaman dan terlindung
Setelah 20-30 hari, bedeng dari kemung-kinan serangan
persemaian portabel dibuka dan hama babi, tikus dan landak
apokol/kecambah yang dihasilkan yang akan membongkar bibit
dapat ditanam ke polibag atau ke aren untuk dimakan atau
wadah bambu sebagai pengganti untuk mencari cacing, karena
polibag. penanaman bibit aren dalam
bambu tidak memerlukan
Media Sekam Bakar dan Koran lembab penggalian lubang tanam,
cukup ditancapkan langsung
Semua ukuran apokol dapat di lokasi penanaman.
diaplikasikan/ditanam dalam polibag.
Untuk itu pemisahan apokol dalam Bibit aren yang berasal
ukuran yang seragam sangat dari permudaan alami, dapat
dibutuhkan agar pertumbuhan bibit disiapkan dengan terlebih
aren nantinya sama, walaupun dahulu sudah memiliki data
dilakukan seleksi bibit di bulan ke-6 tentang ketersediaan per-
saat daun pertama sudah muncul. mudaan aren alami. Melalui
ketersediaan bibit hasil
52 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
cabutan ini, lebih cepat besar, biaya, dan ketersediaan
karena saat dicabut sudah media.
posisi berdaun 1 -2 buah, tapi
harus hati-hati dalam proses Tanah mengandung
pengambilan dari lapangan material padat anorganik dan
dan perlu disiapkan segala organik. Ukuran material
sesuatu agar tingkat anorganik bervariasi mulai
keberhasilan tumbuh aren kerikil sampai liat. Tekstur
dari cabutan tinggi. Penga- tanah tergantung proporsi dari
laman di masyarakat, tingkat pasir (ukuran partikel 0,05-2
keberhasilan sistem cabutan mm), debu (0.05-0.002), dan
rendah, dibawah 30% jadi. liat (kurang dari 0,002 mm).
Struktur tanah adalah
3. Media Tanam dan Polibag susunan partikal tersebut
Aren dalam massa tanah. Materi
Media tanam organik terdiri organisma
untuk spesies aren
umumnya terdiri cam- Gambar 3.29 Pencampuran Media
puran komponen Polibag
organik dan mineral.
Komponen organik hidup maupun yang sudah
umumnya terdiri gam-
but, sabut kelapa, co- mati. Materi organik tanah
copeat, sekam padi,
arang sekam, pakis, antara lain serangga, cacing,
mulsa daun, serbuk
gergaji, kulit kopi, dan jamur, bakteri, akar dan
serpihan kulit kayu. Serbuk
gergaji, mulsa daun, dan bagian tanaman lainnya.
sekam padi mudah menjadi
padat, porositasnya turun, Selain itu, tanah mengandung
dan kandungan C/N tinggi
yang menimbulkan masalah humus yaitu residu dari
ketersediaan hara untuk bibit.
Komponen mineral yang pembusukan organisme
kasar, misalnya pasir, dicam-
purkan dengan komponen tersebut. Humus berfungsi
organik untuk memperbaiki
porositas media. Campuran memegang air dan hara bagi
media yang ideal tergantung
pada spesies, tipe kecambah, tanaman. Tanah biasanya
musim, sistem penyiraman,
digunakan untuk pembuatan
bibit dalam polybag. Sebelum
digunakan sebagai media,
BAB 3 TEKNIK PENYEMAIAN AREN – 53
tanah sebaiknya disaring kecambah ketika disapih,
lama bibit di persemaian,
dengan ayakan 0,5-1 cm ketersediaan di pasar, dan
anggaran yang tersedia.
untuk membuang bagian Ukuran polibag untuk perse-
maian aren menggunakan
tanaman (seperti ranting, polibag yang tersedia di pasar
dapat dilakukan 2 cara:
daun, dan akar) dan kerikil. a) Ukuran polibag 18 x 25
Tanah ayak ini selanjutnya cm, dengan asumsi bibit
akan tumbuh sampai siap
dicampur dengan sekam untuk dipindahkan ke
lapangan (sekitar 12–18
busuk, arang sekam, dan bulan di persemaian).
kompos dengan perban- Gambar 3.30 Polibag Ukuran 18 X 25 cm
(atau Sekurangnya di Ukuran 16 x 22 cm)
dingan 2 : 1 : 1. Apabila
b) Ukuran polibag 8 x 10 cm,
kompos tidak tersedia, untuk sampai bibit tumbuh
daun 1, lalu dipindahkan
gunakan campuran tanah dan ke polibag ukuran 18 x 25
cm. Dilakukan demikian
sekam busuk atau arang agar saat proses awal
pertumbuhan bibit aren,
sekam dengan perbandingan bagi apokol yang gagal
tumbuh, dapat segera
3 : 1. Top soil murni sebaiknya diganti dengan apokol
baru, dan setelah 4 – 6
tidak digunakan bulan, dapat di lakukan
seleksi untuk memisah-
untuk pembuatan
media.
Apabila
tanah yang
tersedia berupa
gumpalan liat,
maka gumpalan
ini dihancurkan
sebelum diayak.
Hasil ayakan se-
lanjutnya dicampur dengan
sekam busuk atau arang
sekam dengan kompos
sebagaimana telah diuraikan
di atas. Media tanam yang
dianjurkan adalah campuran
tanah dengan kompos/pupuk
kandang. Campuran tanah :
¾ tanah humus dan ¼ pasir
diaduk rata. Atau lebih baik :
2/4 tanah humus, ¼ pupuk
kandang atau kompos dan ¼
nya lagi pasir. (Isnaini, 2017).
Pemilihan ukuran
polibag tergantung pada
ukuran benih, ukuran
54 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
kan bibit yang tumbuh 1 Bila persemaian
daun atau belum, bagi telah dibangun, maka
bibit yang sudah tumbuh 1 langkah berikutnya adalah
daun dilakukan per- memasukkan apokol aren
pindahan ke polibag yang ke dalam polibag untuk
lebih besar. disemaikan. Kegiatan ini
dilakukan apabila telah
4. Pembuatan Persemaian tersedia apokol dengan
beragam bentuk. Adapun
Aren
Gambar 3.31. Polibag Aren
a. Persiapan lahan Digunakan Hingga Tanaman
Berdaun Minimal 3 Pelepah
persemaian
langkah-langkah
Lokasi pelaksanaannya:
1) Susun polibag dalam
persemaian harus
bedengan yang telah
disiapkan, dibersihkan
Gambar 3.32 Polibag yang Telah
dari gulma dan tanaman Terisi Media di Persemaian
Permanen
pengganggu. Untuk per-
BAB 3 TEKNIK PENYEMAIAN AREN – 55
semaian aren seder-
hana dapat memanfaat-
kan teduhan di sekitar
rumah, baik di bawah
rindangan pohon atau
teras sam-
ping/belakang rumah
dengan ketentuan tidak
terkena panas matahari
langsung dan tidak Sumber: Slamet W, 2018
tertumpah cucuran air
hujan dari atap rumah.
Adapun untuk
perse-maian
yang lebih
besar
(permanen)
sebaiknya
dipersiapkan
sebagaimana
standar
persemaian
permanen.
b. Proses memasukkan
apokol aren ke media
semai
tidak becek/basah,
tapi lembab saja.
3) Buatlah lubang pada
tengah media polibag
Sumber: Slamet W, 2020
Gambar 3.33 Pembasahan Polibag Sumber: Slamet W, 2018
(Gambar Sekedar Ilustrasi)
disiapkan, khususnya
bedengan untuk
persemaian awal.
2) Lakukan pembasahan
Gambar 3.35 Ragam Apokol Aren yang
Siap untuk
Dimasukkan Ke Polibag
dengan menggunakan
kayu (sebesar pensil),
dalam lubang
Gambar 3.34 Pembuatan Lobang
Tanam Apokol
dengan Pensil/Kayu atau Jari Tangan
media melalui
penyiraman secara
merata pada polibag,
lalu biarkan selama 1
hari 1 malam, agar Gambar 3.36a Proses Install Apokol Ke
Polibag
tingkat kelembaban
media pada posisi
56 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
Gambar 3.37 Sungkup/Cungkup Bibit percepatan pertumbuhan apo-
Muda Aren kol menjadi bibit aren.
diperkirkan sepanjang a) Sungkup sederhana di-
apokol aren yang bungkus langsung di
tersedia. polibag
Pilah apokol sesuai dengan
keseragaman panjangnya, b) Sungkup dengan tulang
hal ini dilakukan agar per- bambu
tumbuhan bibit dalam satu
bedengan akan seragam 5) Setiap 1 minggu sekali plastik
(walaupun tidak menjamin penutup dibuka untuk me-
akan sama dalam ke- meriksa kelembaban media,
nyataannya) bila media terasa kering,
lakukan pembasahan dengan
cara dipercikan atau disiram
sistem kabut, lalu plastik
penutup dipasang kembali
hingga muncul tunas daun di
media polibag.
4) Masukkan apokol sesuai Sumber: Slamet W, 2019
hasil pemilahan, dengan
posisi bagian “kecambah” Gambar 3.37b Proses Install Apokol Ke
dimasuk-kan ke lubang yang Polibag
telah dibuat di polibag, dan
bagian biji berada di atas
(tidak ditimbun)
Bila satu bedengan (atau
sesuai ketersediaan apokol)
telah dimasukkan dalam
polibag, lalukan penutupan
polibag dengan plastik, atau
disungkup, untuk menjaga
kelembaban, dan membantu
BAB 3 TEKNIK PENYEMAIAN AREN – 57
Sumber: Slamet W, 2020 Sumber: Slamet W, 2019
Sumber: Slamet W, 2020 nakan gembor, dila-
kukan 2 hari sekali,
Gambar 3.38 Sungkup/Cungkup Dibuka pada pagi hari (sekitar
Bila Telah Muncul Bakal Tunas Daun Aren pukul 06-08) atau sore
hari (sekitar pukul
6) Buka penutup/plastik/sungkup 15.00-17.00).
bila telah muncul tunas daun, Penyiraman harus
lalu lakukan penyapihan atau dilakukan hati-hati, ter-
pemisahan terhadap polibag utama pada polibag
yang telah muncul tunas daun, untuk pertumbuhan
ke peroses pemeliharaan awal apokol.
aren 2) Penyiangan
Penyiangan ialah menghilang-
5. Pemeliharaan Persemaian kan rumput atau tumbuh-
Aren tumbuhan lain (liar) yang tidak
Pemeliharaan persemaian terdiri diinginkan tumbuh bersama
dari beberapa kegiatan: semai maupun di sela sela
1) Penyiraman polybag. Tujuannya ialah
Cara penyiraman yang biasa membebaskan semai dari
dikerjakan ialah penyiraman persaingan dengan tumbuhan
dengan tangan, yaitu menggu- liar dalam hal memperoleh
cahaya, udara, air dan unsur-
58 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN unsur hara.
3) Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada
umur 1 bulan setelah
penyapihan dengan meng-
gunakan pupuk NPK, dan
diulang pada umur 2 bulan, 7) Jarak
dengan dosis 2 gr per bibit. Jarak antar bibit perlu
Tapi lebih disarankan meng- dijarangkan apabila antar bibit
gunakan pupuk organik dalam sudah saling bersinggungan
rangka menghasilkan produk atau daunnya saling menutupi.
gula aren organik nantinya.
4) Pewiwilan 8) Penyulaman
Pewiwilan dilakukan setelah Penyulaman apabila ada bibit
tinggi bibit minimal 20 cm yang mati atau hampir seluruh
dengan membuang daun- bagian tanaman terserang
daun tua, kering, busuk, atau hama, penyakit.
berpenyakit, dan sisakan 3
pelepah daun teratas. 6. Proses Pemeliharaan Awal
5) Pemotongan Aren
Pemotongan akar rutin Pemeliharan awal dilaku-
dilakukan agar akar tidak kan pada bibit aren yang sudah
keluar dari polibag dan mulai bertunas, adapun langkah
menembus ke dalam tanah, kegiatannya adalah:
khususnya akar yang keluar a. Susun ulang (sapih) bibit aren
dari samping dan bukan akar yang telah keluar tunas daun,
tunggang, karena akar letakkan dalam 1 bedengan
tunggang sangat berguna b. Upayakan masih dalam
dalam sistem peredaran air di naungan persemaian untuk
pohon aren. Pemotongan menjaga agar tidak kena
terakhir minimal 1-2 minggu terpaan air hujan langsung,
sebelum bibit didistribusikan. khawatir terlalu lembab
6) Rotasi bibit (basah), aren muda rentan
Lakukan pergeseran/rotasi sekali basah, mudah mati.
bibit aren setiap 3 bulan sekali c. Upayakan juga mendapatkan
untuk menghindari ada akar ruang agak terbuka dengan
yang masuk ke tanah. intensitas matahari pagi lebih
banyak (sekitar sampai jam 9
– 10 pagi)
d. Lakukan
penyiraman terhadap
polibag yang telah
bertunas bila media
tanam terasa kurang
lembab (tapi jangan
sampai basah/banjir)
Gambar 3.39 Bibit Aren Yang Sudah
Berdaun 1
BAB 3 TEKNIK PENYEMAIAN AREN – 59
e. Bila telah berdaun 1, pisahkan d. Bila telah berdaun 2 full,
kembali polibag aren tersebut sudah dapat dikeluarkan dari
untuk mendapatkan pemeli- naungan, namun masih
haraan lanjutan. terhalang dari matahari sore
(hanya mendapatkan mata-
7. Proses Pemeliharaan hari pagi saja) dan disapih
Lanjutan untuk mendapatkan terpaan
Pemeliharaan lanjutan dilaku- hujan langsung, persiapan
kan pada bibit aren yang telah menuju ke lapangan.
Sumber: Slamet W, 2019
Gambar 3.40 Bibit Aren yang Sudah Penyapihan dilakukan dalam
Berdaun 2 rangka mengurangi penyi-
raman agar tanaman ber-
berdaun 1 atau lebih, dengan adaptasi dengan lapangan
langkah-langkah sebagai berikut: yang disiram oleh air hujan
a. Bibit aren muda dengan 1 saja dan adaptasi terhadap
terpaan cahaya matahari
daun, lakukan pemeliharan, langsung.
khusus untuk pemberian e. Bila telah berdaun 3 full atau
pupuk dan obat-obatan (untuk lebih dan telah dirasa cukup
mengatasi hama/penyakit) kuat untuk dipindahkan ke
b. Penyiraman dilakukan 2 hari lapangan, bibit aren dapat
sekali, untuk menjaga ditanam di lapangan
kelembaban bibit aren
c. Upayakan mendapat cukup
sinar matahari pagi sampai
tengah hari (jam 11 -12 siang),
dan tetap ternaungi, untuk
mengatasi terpaan air hujan
langsung
60 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
8. Aklimatisasi Sebelum dipindah ke
Aklimatisasi merupakan lapangan, bibit aren perlu
diadaptasi selama 3-4 minggu
suatu upaya penyesuaian untuk menyesuaikan dengan
fisiologis atau adaptasi dari suatu kondisi di lapangan dengan cara
organisme terhadap suatu ling- membuka naungan secara
kungan baru yang akan di- bertahap dari 30%, 50% sampai
masukinya. Hal ini didasarkan terbuka, mengurangi penyiraman
pada kemampuan organisme serta menjarangkan jarak antar
untuk dapat mengatur morfologi, bibit. Khusus untuk di tanam
perilaku, dan jalur metabolisme diareal terbuka (contoh di lahan
biokimia di dalam tubuhnya untuk gambut), maka perlu lebih lama
menyesuaikannya dengan ling- proses aklimatisasi, sekitar 2
kungan. bulan, dengan menjemur bibit di
bawah terik matahari, agar bibit
Beberapa kondisi yang
pada umumnya disesuaikan
adalah suhu lingkungan, derajat
Sumber: Slamet W, 2019
Gambar 3.41 Bibit Aren yang Siap
Ditanam Di Lapangan
keasaman (pH), dan
kadar oksigen. Proses pe-
nyesuaian ini berlangsung dalam
waktu yang cukup bervariasi
tergantung dari jauhnya
perbedaan kondisi antara ling-
kungan baru yang akan dihadapi,
dapat berlangsung selama be-
berapa hari hingga beberapa
minggu.
BAB 3 TEKNIK PENYEMAIAN AREN – 61
Sumber: Slamet W, 2019
Gambar 3.42 Bibit Aren dibiarkan ditempat untuk memilih bibit yang baik
Terbuka dalam Rangka Adaptasi Lingkungan dan memenuhi syarat untuk
ditanam di lapangan. Ciri bibit
aren kuat dengan kondisi yang baik adalah:
lapangan sebenarnya. a. Rumpun/batang kokoh, segar
b. Rumpun/batang tegak dengan
Cara lain yang lazim
digunakan para pembibit aren jumlah daun 3 atau lebih
untuk mendapatkan bibit yang c. Penampakan (performan)
kuat, siap ditanam di lokasi yang
terbuka adalah ketika bibit aren seimbang, tinggi sekitar 40 cm
mulai bertunas, polibag sudah up (diukur dari pangkal
diletakkan ditempat terbuka. rumpun/batang di polibag
Melalui seleksi alam, bibit akan sampai ke daun aren)
terpilih, yang kuat akan terus d. Pucuk sehat, daun segar dan
tumbuh adapun yang tidak tidak terserang hama atau
mampu beradaptasi akan mati. penyakit.
Bibit-bibit terpilih inilah yang dapat e. Media porus dan akarnya kuat
ditanam di lokasi walau baru mengikat media. Jika bibit
berdaun 2 (sudah 6 bulan di- dicabut dari polibag maka
tempat terbuka). media dan akar akan mem-
bentuk gumpalan yang utuh
9. Ciri Bibit Aren yang Baik (kompak).
Kegiatan terakhir dari
pembuatan bibit aren adalah
seleksi bibit sebelum diangkut ke
lapangan. Seleksi ini bertujuan
62 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
Sumber: Slamet W, 2021
Gambar 3.43 Bibit Aren yang Baik
BAB 3 TEKNIK PENYEMAIAN AREN – 63
Menurut Supriadi dan Valii (1988), kelas media terbagi menjadi 4 yaitu:
Tabel 3.2 Kelas Kekompakan Media
Kelas Uraian/Pengertian Keterangan
Kekompakan
Bila bibit dicabut dari potnya/ polibag, Pilihan Utama
Media media adan akar membentuk
gumpalan yang kompak, pada dan Pilihan kedua
Utuh utuh 100%
Bila bibit dicabut dari potnya/ polibag, Belum siap tanam dan perlu
Retak terdapat bagian media yang retak dan pemeliharaan lagi di
media yang terikat /menempel pada persemaian
Patah akar bibit > 70%
Bila bibit dicabut dari potnya/ polibag, Belum siap tanam dan perlu
Lepas terdapat bagian media yang retak dan pemeliharaan lagi di
patah mengelilingi media terbelah persemaian
dua media yang terikat /menempel
pada akar 50% > 70%
Bila bibit dicabut dari potnya/ polibag,
terdapat bagian media yang
menempel pada akar < 30%
Sumber: Supriadi dan Valii (1988)
CIRI-CIRI BIBIT YANG BAIK
a. Rumpun/batang kokoh, segar
b. Rumpun/batang tegak dengan jumlah daun 3 atau lebih
c. Penampakan (performan) seimbang, tinggi sekitar 40 cm
up (diukur dari pangkal rumpun/batang di polibag sampai
ke daun aren)
d. Pucuk sehat, daun segar dan tidak terserang hama atau
penyakit.
e. Media porus dan akarnya kuat mengikat media. Jika bibit
dicabut dari polibag maka media dan akar akan
membentuk gumpalan yang utuh (kompak).
64 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
Gambar 4.1a Tanaman
Aren dapat
dibudidayakan
A. Mengapa Budidaya Aren?
Sebagian orang mengira bahwa membudidayakan aren
adalah utopia. Mustahil. Setidaknya sulit sekali. Anggapan
ini terbantahkan dengan banyaknya fakta di berbagai
daerah yang telah berhasil melakukan penanaman hingga
pemanenan pohon aren. Memang umumnya kita menyaksikan
aren tumbuh alami di lereng bukit, pinggiran tebing dan sungai.
Terutama di Kawasan Hutan. Secara alami aren tumbuh
berdampingan dengan beragam vegetasi dalam hutan. Dengan
keunggulan daun aren dalam proses fotosintesis, dalam
stratifikasi.
BAB 4 TEKNIK PENANAMAN & PEMELIHARAAN AREN – 65
pohon, terkadang aren menjadi adalah tanah yang marjinal seperti
kelompok tanaman yang dominan. bekas lahan kebun kelapa sawit atau
Namun, bukan berarti aren tidak bisa pH nya rendah seperti lahan gambut
dikelola secara monokultur. Di tentu harus ada perlakuan yang juga
Sumatera Utara dan Riau, saat ini harus berbeda.
makin banyak dilakukan penanaman
aren secara monokultur baik di Ketiga, Aren adalah tanaman
dataran tinggi maupun di dataran dengan aneka manfaat. Dari akar
rendah, termasuk di lahan gambut. hingga daunnya bermanfaat sehingga
Gambar 4.1a Aren memiliki nilai ekonomi tinggi. DenganSumber: Mukhamadun, 2019
Alam di Desa Kekait, pemilihan bibit unggul, strategi pola
tanam yang tepat serta pengolahan
Nusa Tenggara pasca panen dan pemasaran yang
Barat bagus, petani dapat memperoleh nilai
ekonomi yang cukup tinggi. Beragam
Lantas untuk produk turunan aren makin diminati
pasar local maupun untuk ekspor.
apa kita budidaya
Kempat, disamping manfaat
aren? Pertama, ekonomi, aren juga sangat baik untuk
aktivitas konservasi tanah dan air.
Menurut Dr Willie Perakaran aren mampu melakukan
fungsi water reservoir dengan baik,
Smits (2014) sehingga dapat mencegah banjir
disaat musim hujan dan tahan
setidaknya ada 65 terhadap kekeringan di saat musim
kemarau. Disamping itu perakaran
suku di Nusantara yang memiliki aren mampu mencegah tanah
longsor.
kearifan tradisional dalam budidaya
aren. Jadi aren telah lama dikelola
masyarakat, sehingga ilmu
pengelolaan aren bukan ‘barang’
baru. Kita tinggal mengoleksi dan
mengimplementasi-kan pengetahuan
dari berbagai suku tersebut. Petani
dapat meman-faatkan hasil aren
secara mandiri atau kelompok. Tidak
bergantung pada industri yang besar
seperti pada budidaya karet dan
kelapa sawit.
Kedua, Aren bukanlah jenis
tanaman yang manja. Tidak
memerlukan perawatan yang rumit. Di
hutan dapat bertahan hidup secara
alami. Pada lahan yang masih subur
tidak perlu tambahan nutrisi berupa
pupuk. Namun jika lahan tanamnya
66 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
B. Pola Tanam Aren
Penanaman aren untuk produksi di kebun aren berbeda
dengan penaman sawit pada perkebunan kelapa sawit. Pada
kebun kelapa sawit, daur hidup tanaman sawit memungkinkan
tumbuh dan berkembang, berproduksi lalu memasuki masa tidak
produktif hingga usia tanam 25 – 30 tahun, namun pada tanaman
aren berbeda. Daur hidup tanaman aren setelah dewasa, keluar
tandan mayang betinda dan jantan diantara pelepah dan bekas
pelapah, maka bila mayang sudah keluar sampai pada bekas
pelepah terbawah, tanaman aren akan mati, sehingga diperlukan
regenerasi tanaman aren agar proses produksi tidak terhenti
menunggu tanaman muda menjadi dewasa kembali.
Sumber: Slamet W, 2018
Gambar 4.2 Kebun Aren di KM 13 Jl. Garuda Sakti Pertapahan Kabupaten
Kampar, Riau
Berdasarkan pengalaman dalam jangka waktu 3 tahun setelah
penanaman aren pertama, maka
perkebun aren di Desa Air Meles dilakukan penanaman vase ke-2 dan
seterusnya, disisipi tanaman muda,
Atas Kecamatan Sindang Kelingi agar proses produksi tidak terhenti.
Kabupaten Rejang Lebong
Bengkulu, untuk jenis aren sedang
ataupun aren dalam, sekurangnya
BAB 4 TEKNIK PENANAMAN & PEMELIHARAAN AREN – 67
Adapun untuk aren jenis genjah beri-kutnya. Hasil pe-mantauan
dengan usia dewasa dan mulai penulis, jarak tanam aren pada
peroduksi lebih cepat, sehingga kebun aren monokultur
masa berproduksipun lebih pendek, bervariasi.
pengalaman petani aren di lapangan, a. Kebun Aren Km 13 Jl. Garuda
untuk aren genjah setelah keluar Sakti–Pertapahan Kabupaten
mayang jantan pertama, maka 3-4 Kampar - Riau, aren ditanam
tahun kemudian, tanaman aren akan dengan jarak 8 x 8 m dengan
mati, sehingga proses penanaman jenis aren yang ditanam
vase ke-2 setidaknya di umur 2 tahun adalah aren dalam. Kebun
setelah penanaman aren genjah aren ini seluas sekitar 4
pertama. hektar. Aren ini mulai ber-
Dewasa ini, banyak penggiat produksi diusia 10 tahun,
aren yang membudidayakan aren dengan tinggi pohon lebih
seperti tanaman perkebunan lainnya. rendah dibandingkan pohon
Terdapat 2 (dua) pola tanam yang aren dalam di alam.
lazim digunakan petani aren, yaitu
pola tanam monokultur dan pola b. Kebun Aren Kembar milik
tanam polikultur (sistem tumpang Ilham Saputra di Kampung
sari). Tandam Hulu Satu, Keca-
1. Pola Monokultur matan Hamparan Perak,
Tanaman aren pada pola Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara, ditanam
monokultur ditanam seperti dengan jarak tanam 6 x 2
halnya perkebunan kelapa sawit, meter, dimana disetiap
mengikuti kaidah jarak tanam lobang tanam di isi 2 bibit
tertentu. Karena sifat tanaman
aren yang
tidak mendo- Sumber: Slamet W, 2018
minasi pada
suatu ham-
paran, maka
jarak
tanampun
tidak memiliki
pakem yang
harus diikuti,
yang penting
memudahkan Gambar 4.3 Kebun Aren Ilham Saputra di Kampung
dalam perawatan Tandam Hulu Satu, Kecamatan Hamparan Perak,
dan terdapat Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
ruang untuk pe-
nanaman vase
68 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
aren, sehingga dalam Sumber: Fathoni, 2021
1 ha dapat berisi
hingga 800 pohon
aren. Saat ini sudah
dikembangkan kebun
aren Ilham seluas 3
ha, dengan isi hampir
2.000 pohon aren.
Kebun aren ini pun
tumbuh subur dan
produktif.
c. Kebun Aren Atok Gambar 4.5 Kebun Aren Pak Emil Pasaribu di Desa
Uban di Desa Ulak Lubuk Ogung
Segelung Kabupaten
Ogan Ilir Sumatera Kabupaten Pelalawan - Riau
Selatan, aren ditanam pohon aren jenis genjah asal
dengan jarak 9 x 9 m seluas 7 Kutai Timur. Saat ini baru
ha dengan jumlah tanaman berusia 5 tahun, sudah
aren sekitar 1.400 pohon. memasuki masa belajar
Sudah beproduksi. berbuah (belum berproduksi).
d. Kebun Aren Pak Emil Kebun Aren Pak Hidayat Arsani
Pasaribu di Desa Lubuk di Desa Sempan Kecamatan Pemali
Ogung Kabupaten Pelalawan Kabupaten Bangka – Kepulauan
Riau, aren ditanam dengan Bangka Belitung, aren ditanam
jarak 7 x 7 m seluas 2 ha sebanyak 20.000 batang dengan
berisikan kurang lebih 700 jarak tanam 8 x 5 m yang ditanam
tahun 2016. Saat ini baru berusia 5
tahun.
Sumber: Fathoni, 2021 e. Pola lain yang
mungkin dikembang-
Gambar 4.4 Kebun Aren Atok Uban di Desa Ulak kan adalah pola
Segelung Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan berkelompok, yaitu
menanam aren secara
bekelompok dengan
jarak dekat (1,5 x 1,5
m) sebanyak 9 bibit
aren, lalu jarak antar
kelompok adalah 10 m.
BAB 4 TEKNIK PENANAMAN & PEMELIHARAAN AREN – 69
Sumber: kebunaren.blogspot.com/ tujuannya adalah efisiensi
pemanjatan pohon aren, yaitu
dengan memberi
penghubung (tangga) antar
pohon dalam kelompok saat
panen/menderes nira aren,
dengan asumsi satu kali
pemanjatan bisa menderes 1
kelompok aren yang
produktif.
Gambar 4.6 Kebun Aren Pak Hidayat Arsani
di Desa Sempan Kecamatan Pemali Kabupaten
Bangka - Babel
Gambar 4.7 Jembatan Antar Pohon 2. Pola Polikultur
Aren Tanaman aren pada pola
polikultur ditanam tumpang sari
dengan tanaman lainnya, baik
dengan tanaman semusim,
maupun dengan tanaman
tahunan. Pada pola polikultur,
perlu mempertimbangkan area
terbuka saat tanaman aren sudah
dewasa, karena akan ada proses
berbagi cahaya matahari dengan
tanaman lainnya. Berdasarkan
pengalaman penulis dari hasil
pengamatan di beberapa daerah
di Pulau Sumatera, kebun aren
pola polikultur memberikan
manfaat dengan pemanfaatan
lahan dan waktu yang ada, sudah
dihasilkan berbagai komoditi
Gambar 4.8 Jembatan Antar Pohon Aren di Desa
Kayiti Kabupaten Rokan Hulu – Riau
70 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
nira aren sehari 2 kali. Selain
dengan kopi, di Rejang
Lebong, aren juga ditanam
bersama tanaman semusim
lainnya seperti dengan kol,
jagung, dan lainnya.
(1) Tumpang sari kopi
dengan aren
(2) Tumpang sari aren
dengan jagung
sembari menunggu aren Sumber: Slamet W, 2018
berproduksi.
Praktik kebun aren
pola polikultur dapat dilihat
dibeberapa daerah sebagai
berikut:
a. Kebun aren di Desa Air
Meles Atas Kecamatan
Selupu Rejang Kabu-
paten Rejang Lebong-
Bengkulu. Aren awalnya Gambar 4.9 Kebun Aren di Desa Air Meles Atas
Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang
ditanam sebagai pelin- Lebong Bengkulu
dung tanaman kopi,
karena kopi sudah
menjadi tanaman primadona b. Kebon aren Pak Musa
masyarakat, setelah aren Nasution di Desa Kiyap
dewasa dan berproduksi
harian, maka beberapa
pekebun kopi beralih
menjadi pekebun aren,
dan kopi yang ada diting- Sumber: Slamet W, 2018
galkan selain kurang
mendapat sinar matahari
disebabkan tanaman
aren menjadi lebih
banyak (karena lebih
menghasilkan secara
ekonomi) dan masa
panen kopi yang Gambar 4.10 Kebun Aren Pak Musa Nasution
hanya 2 kali setahun di Desa Kiyap Jaya Kabupaten Pelalawan, Riau
dibanding panen
BAB 4 TEKNIK PENANAMAN & PEMELIHARAAN AREN – 71
Jaya Kabupaten Pelalawan Tumpang sari antara aren dapat
Riau. Aren ditaman berjarak dilakukan dengan kopi, jagung,
5 meter di sepanjang batas
kebun sawit dan di sisi pisang sehingga kebun
kanan kiri jalan sarat/angkut mempunyai nilai ekonomi lebih
buah/pupuk di dalam kebun
sawit seluas 20 hektar. tinggi
Ternyata aren dapat hidup
harmonis Sumber: Slamet W, 2018
bersama sawit
dan
berproduksi.
c. Kebon aren Pak
Wiyoto di Lipat
kain Kabupaten
Kampar Riau.
Aren ditanam
bersama
pisang, dengan
cara ditanam
terlebih dahulu
pisang, setelah Gambar 4.11. Kebun Aren Pisang Kepok Kuning Pak
Wiyoto Lipatkain, Kabupaten Kampar Riau
pisang besar,
baru aren
ditanam dengan meman-
faatkan rimbunan pisang
sebagai peneduh aren.
C. Persiapan Penanaman Aren
Penanaman aren dapat dilakukan dengan sistem
monokultur atau dengan sistem polikultur (campuran seperti
agroforestri atau tumpangsari). Langkah awal yang perlu kita
lakukan adalah mempersiapkan lahan yang akan ditanami.
Persiapan penanaman Aren merupakan kegiatan persiapan
areal tanam yang akan ditanami tanaman Aren. Kegiatan ini
untuk mempersiapkan tempat tumbuh sebaik mungkin terhadap
bibit yang akan ditanam. Kegiatan ini juga disebut manipulasi
72 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
faktor tempat tumbuh agar layak lebar jakur 1 meter) maka semak
dan menguntungkan untuk belukar yang tersisa sudah cukup
pertumbuhan bibit yang untuk menaungi aren yang masih
ditanam. muda.
Pada dasarnya tujuan Cara pembersihan total
penyiapan areal penanaman Aren dari faktor pengganggu tersebut
untuk menciptakan prakondisi dapat dilakukan dengan cara
sehingga meningkatkan persentasi manual, kimia dan mekanisatau
hidup dan pertumbuhan tanaman. kombinasinya. Pembersihan
Berkenaan dengan tujuan tersebut, lahan dapat dilakukan secara
faktor-faktor yang mempengaruhi total, pembersihan total dilakukan
pertumbuhan tanaman seperti per- pada system penanaman
saingan gulma, sifat fisik tanah, tumpangsari,
kondisi drainase, kebutuhan caha-
ya dan faktor pengganggu lainnya Kegiatan penyiapan lahan
perlu mendapatkan pengaturan atau areal penanaman khusus-
dalam penyiapan areal pena- nya pembersihan lahan secara
naman Areal. manual dapat dilakukan pada
setiap kondisi areal mulai dari
Beberapa kegiatan yang fisiografi datar sampai dengan
dilakukan dalam persiapan areal curam (kelerengan lapangan
penanaman Aren: sampai dengan 25%).
1. Pembersihan lokasi dari Pembersihan dengan
vegetasi pengganggu manual dilakukan dengan
Kegiatan ini mencakup menebas, mencincang dan
pembersihan gulma dan vegetasi menumpuk, dengan memotong
lainnya (semak belukar, alang- pohon non-komersil berdiameter
alang dan tumbuhan liar lainnya) kecil, semak dan belukar.
yang akan menjadi pesaing untuk
tanaman Aren dan akan meng- Kegiatan penyiapan lahan
ganggu pertumbuhan tanaman.
Teknik pembersihan lokasi dari atau areal penanaman
vegetasi pengganggu dilakukan
sesuai dengan pola tanam yang khususnya pembersihan lahan
dipilih. Jika pola tanamnya secara
monokukltur maka dapat dilaku- secara mekanis hanya dilakukan
kan pembersihan secara total
atau secara jalur. Jika pem- pada areal dengan kelerengan
bersihan dilakukan secara total,
bibit aren yang baru ditanam lapangan dibawah 15%
sebaiknya diberi naungan. Jika
dilakukan secara jalur (misalnya menggunakan traktor (farm
tractor atau bulldozer) yang
dilengkapi pisau pengupas tanah
yang standar. Pada areal yang
bervegetasi alang-alang tanpa
adanya semak belukar,
pembersihan lahan dilakukan
bersamaan dengan pembajakan.
BAB 4 TEKNIK PENANAMAN & PEMELIHARAAN AREN – 73
Sedangkan pada areal alang- menjaga keberlanjutan produksi
alang yang bervegetasi belukar aren. Di lapangan banyak juga
murni, pembersihan lahan petani yang memilih jarak tanam
dilakukan dengan cara mendo- 10 m x 5 m; 7 m X 7 m; 4 m X 6 m;
rong vegetasi tersebut dengan 3 m X 10 m.
traktor dan dikumpulkan disuatu
tempat yang tidak digunakan 3. Pembuatan dan
sebagai areal penanaman. Sisa– pemasangan ajir
sisa tunggak dibongkar sampai Pembuatan dan pema-
ke akar-akarnya. Bagi areal yang sangan ajir dilakukan dengan:
miring, sisa vegetasi terutama a. Membuat ajir dari bilah
cabang dan batang dapat diguna- bambu yang berukuran lebar
kan untuk keperluan konservasi paling sedikit 2 (dua)
tanah. centimeter atau kayu bulat
diameter paling sedikit 2 (dua)
Jika penanaman dila- centimeter, panjang 1 (satu)
kukan di areal hutan sekunder meter
atau hendak melakukan penga-
yaan tanaman aren (enrichment b. Bagian ujung ajir dicat warna
planting) disarankan memakai kuning sepanjang 10
teknik cemplongan, yakni pem- (sepuluh) centimeter dan
bersihan lokasi tanaman tidak
secara total, namun hanya dilaku- c. Memasang ajir pada jalur
kan di sekitar lobang tanam. tanaman sesuai dengan jarak
tanam
2. Pembuatan jalur tanaman
Pembuatan jalur tanaman d. Ajir dipasang mengikuti
larikan dan sesuai dengan
dilakukan melalui pembersihan jarak tanam yang digu-
jalur tanaman dan disesuaikan nakan/ditetapkan. Agar posisi
dengan jarak tanam yang atau letak lubang tanam
diinginkan. Jarak tanam aren mudah dicari dan ditentukan
menyesuaikan dengan pola tanam sesuai dengan rencana
yang kita pilih. Jika pola tanam penanaman yang telah
campuran bertahap maka jarak ditetapkan.
tanam bisa agak jarang misalnya
10 m X 10 m. Tanaman sela dapat 4. Pembuatan lubang tanaman
berupa durian, manggis, Nangka, a. Lubang tanaman dibuat pada
atau yang lainnya. Sangat setiap ajir tanaman.
disarankan menanam bambu b. Lubang tanam dibuat dengan
untuk kepentingan pemanenan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm.
nira aren. Setelah aren berumur 3 Pada saat pembuatan lubang
atau 4 tahun tanaman aren tahap tanaman, tanah lapisan atas
ke dua dapat dilakukan untuk dipisah dari tanah lapisan
74 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
bawah. Lubang tanaman setiap lubang tanaman. Jika pH
dibiarkan selama satu minggu tanah rendah (tanah asam) jangan
sebelum digunakan, lupa diberi dolomit secukupnya.
5. Pemberian pupuk 6. Penanaman.
dasar/tambahan media Setelah lubang tanam telah
tanaman
dipersiapkan, maka bibit aren
unggul yang telah berumur sekitar
satu tahun dapat ditanam.
Upayakan waktu penana-man
dilakukan di musim hujan.
Untuk menghindari tanaman
muda diserang oleh gangguan
hama sebaiknya dibuat
pelindung.
Sumber: Mukhamadun, 2019
Gambar 4.12 Lubang Tanam Sumber: Mukhamadun, 2019
Pemberian pupuk dasar
atau tambahan media tanam
dilakukan dengan memberikan
pupuk dasar berupa pupuk
organik maupun tambahan media
tanam sekitar 3 kg pupuk kandang
yang telah difermentasi untuk
Gambar 4.13 Pelindung Tanaman Aren Muda
D. Pemeliharaan
1. Penyiangan
Penyiangan dimaksudkan untuk membebaskan
tanaman aren dari tanaman pengganggu (gulma). Penyia-
ngan dilakukan paling kurang hingga tanaman berusia
berumur 2 tahun(pemeliharaan tahun kedua). Penyiangan
dilakukan dengan menggunakan parang/arit untuk tanaman
pengganggu (terutama jenis melilit), dapat juga meng-
gunakan mesin potong rumput untuk membersihkan
ilalang/rerumputan pengganggu.
BAB 4 TEKNIK PENANAMAN & PEMELIHARAAN AREN – 75
Sumber: solopos.com
Gambar 4.14 Penyiangan Tanaman Aren Gambar 4.16 Pembuatan Piringan Sumber: Mukhamadun, 2020
dengan Parit Cacing Tanaman Aren
2. Pendangiran atau piringan
Pendangiran di Sela Kebun Kelapa Sawit.
dimaksudkan untuk mem-
bebaskan tanaman aren dari
tanaman pengganggu khusus-
nya pada tapak tumbuh.
Pendangiran dilakukan secara
berkala saat usia tanaman
sebelum 2 tahun (pemeliharaan
tahun kedua).
Sumber: Mukhamadun, 2020 3. Penyulaman
Penyulaman dilakukan
Gambar 4.15 Pendangiran di Sekitar
Tanaman Aren (Piringan) untuk mengganti tanaman
di Lahan Bersemak yang mati atau merana, di-
usahakan menggunakan bibit
76 – BUDIDAYA DAN PROSPEK AREN sejenis. Pelaksanaan penyu-
laman pada pemeliharaan
tanaman dilaksanakan sela-
ma 15-30 hari setelah pe-
nanaman.
Penyulaman dilaksa-
nakan sesuai kebutuhan,
khususnya menggantikan
tanamanan yang mati. Untuk cm dan tanaman umur>3
menjaga kesinambungan pro- tahun jaraknya 100-150 cm.
duksi aren khususnya nira, Sebelum dilakukan
sebaiknya juga dilakukan pemumupukan, daerah piri-
penanaman bertahap atau ngan dibersihkan, sehingga
penyisipan tanaman aren. pupuk yang diberikan diman-
Sumber: Mukhamadun, 2021 faatkan tanaman secara
efisien, dan tidak terjadi
persaingan antara tanaman
aren dengan gulma yang
tumbuh di daerah piringan
dalam memanfaatkan pupuk.
Seperti halnya benih
aren, untuk tanaman aren
muda dan produktif dapat
Gambar 4.17 Penyulaman dan dipupuk dengan pupuk
Pemberian organik. Pupuk organik yang
digunakan untuk tanaman
Aplikasi Pupuk Cair Organik aren merupakan pupuk orga-
nik granular yang diperkaya
4. Pemupukan dengan mikroba. Takaran
Pemupukan dilakukan pupuk organik untuk tanaman
dua kali setahun yaitu pada aren muda 400g/pohon/
awal dan akhir musim hujan. tahun dan untuk tanaman
Untuk melakukan pemupukan aren produktif 800g/
harus diperhatikan umur tana- pohon/tahun.
man, jenis dan takaran pupuk.
Pupuk
dimasukkan ke
dalam parit kecil Sumber: Wiyoto, 2021
yang dibuat
melingkari pohon.
Jarak parit dari
tanaman yang
akan dipupuk
berbeda menurut
umur tanaman.
Pada tanaman Gambar 4.18 Pemupukan Aren dengan
aren genjah yang Pupuk Kandang dan Sekam Padi
baru ditanam
jaraknya 50 cm, tanaman
umur 1-2 tahun jaraknya 75
BAB 4 TEKNIK PENANAMAN & PEMELIHARAAN AREN – 77
Menurut Maliangkay et.al., NPK/tanaman/tahun dengan
(2000) dalam Sebayang (2016) persentase 25% dosis untuk 1
pemberian pupuk organik tahun, 50% dosis untuk 2 tahun,
berupa kotoran hewan pada bibit 75% dosis untuk 3 tahun, 100 %
aren dapat memberikan dosis untuk 4 tahun dan
pengaruh yang baik terhadap seterusnya. Pemberian 2 kali
pertumbuhan bibit aren yang setahun pada awal dan akhir
diusahakan. Biaya pemupukan musim hujan. Populasi per
akan semakin berkurang karena hektar 100 tanaman atau jarak
tidak hanya bergantung pada tanam 10 m x 10 m segi empat.
Gambar 4.19 Pemberian Pupuk NPK 100 Gr Sumber: Mukhamadun, 20195. Sanitasi Batang
dengan Sistem Tugal Sumber: Bang Pilot, 2018 Setelah tanaman
pupuk buatan tetapi adanya berumur lebih dari 5
kombinasi antara pupuk buatan tahun dianjurkan untuk
dan bahan organik yang memanen ijuk yang
memberikan hasil yang baik. sudah berwarna hitam
Pemberian pupuk kandang akan dan melekat pada
memperbaiki sifat fisik dan kimia batang, sehingga pem-
dari lahan yang digunakan serta besaran batang tidak
dosis yang akan diberikan. terhambat, yang ber-
akibat pada menurun-
nya produksi nira.
Takaran pupuk untuk bibit Gambar 4.20 Sanitasi Pohon Aren di
aren untuk bulan 1 diberikan Desa Rambah Tenga Barat, Kab.
urea 10 g dan pupuk kandang Rokan Hulu Riau
250g, untuk bulan ke 2 sebanyak
10 g urea, dan selanjutnya bulan
ke-3 sampai dipindahkan kela-
pangan 20 g urea. Khusus untuk
umur 1 tahun dan seterusnya pe-
mupukan mengikuti dosis
pemberian NPK yaitu 3kg
78 – BUDIDAYA DAN PROSPEK AREN
6. Pengendalian Hama dan gerekan terlihat seperti
Penyakit terpotong-potong (Sebayang,
Hama dan penyakit 2016). Gejala serangannya
tanaman aren hingga saat ini terlihat guntingan daun bentuk
belum banyak diketahui. Hal ini segi tiga.
disebabkan tanaman aren belum
dibudidayakan secara intensif Pengendalian secara: (1)
oleh masyarakat. Hasil peneli- Mekanik dengan menebang
tian Balai Penelitian Tanaman pohon, kemudian dibakar (2)
Palma menunjukkan bahwa Kimia, pada pucuk pohon diberi
hamadan penyakit tanaman aren Heptachlor sebanyak 10 gram
ditemui di beberapa lokasi, yaitu (3) Biologi dengan menggu-
di Sulawesi Utara, Kalimantan nakan cendawan Metarhizium
Timur dan Banten. Hama dan anisopliae yang dapat menye-
penyakit tersebut adalah rang tanaman aren. Dari segi
sebagai berikut: penyakit kebanyakan tanaman
aren disebabkan oleh cenda-
Sumber: kabartani.com wan Helminthosporium. Akibat
serangannya daun cepat
mengering sehingga mempe-
ngaruhi
pertumbuhan bibit.
Pada permukaan daun yang
Gambar 4.21 (a) Gejala Serangan O. rhinoceros,
(b) Kumbang O. rhinoceros.
a. Hama masih muda bagian atas dan
Hama seperti Oryctes bawah daun muncul bercak-
bercak kecil berwarna hijau
rhinoceros dan Rhynchoporus mengkilat yang selanjutnya
sp menyerang pucuk pohon membesar dan berubah warna
sampai masuk kedalam batang menjadi coklat dengan bagian
atas dan menembus pangkal tepi terdapat lingkaran
pelepah daun muda. Jaringan kuning. (Sebayang 2016).
muda digerek, cairannya
diisap. Pada daun bekas
BAB 4 TEKNIK PENANAMAN & PEMELIHARAAN AREN – 79
Teknologi pengendalian Cendawan
hama O. rhinoceros dilaku- Pestalotiopsis menyerang
kan secara terpadu melalui permukaan daun yang agak
pemanfaatan musuh alami tua. Bagian bawah dan atas
(Metarhizium dan Baculo daun terlihat bercak-bercak
virus), sanitasi, penggunaan membesar berukuran diam-
serbuk mimba dan peng- eter 2-3 cm, berwarna
gunaaan feromon. kuning keputih-putihan dan
b. Penyakit ditengahnya terdapat bintik-
Penyakit yang menye- bintik berwarna hitam.
Pengendalian kedua jenis
rang tanaman aren yaitu penyakit ini dilakukan
penyakit bercak
daun yang disebab-
kan oleh cendawan
Helmin thosporium Sumber: unsurtani.com
sp. dan Pesta-
lotiopsis. Serangan
Helminthosporium
sp. menyebabkan
daun menjadi kering
sehingga
mempengaruhi Gambar 4.22 (a) Penyakit Bercak Daun
pertumbuhan benih. Helminthosporium; dan (b) Penyakit Bercak Daun
Pada permukaan Estalotiopsis pada Tanaman Aren.
daun yang masih apabila 25% dari luas
muda, yaitu pada bagian permukaan daun sudah
atas dan bawah daun ditutupi bercak. Pengen-
muncul bercak-bercak kecil dalian dilakukan melalui
berwarna hijau mengkilat penyemprotan tanaman
yang selanjutnya membesar dengan pestisida yang
dan berubah menjadi warna berbahanaktif Cobox 0,5%.
coklat dengan bagian tepi
terdapat lingkaran kuning.
80 – BUDIDAYA DAN PROSPEK AREN
Gambar 5.1a Buah
aren yang siap untuk
dipanen
Panen dilakukan bila pohon telah mengeluarkan mayang.
Pada pohon aren, terdapat dua mayang (tandan buah),
yaitu mayang betina yang berbentuk deretan buah hijau
(saat muda) dan membesar hingga matang (berwarna
kuning/coklat muda) dan mayang jantang yang berbentuk kecil
lonjong dan akan menghasilkan bunga. Nira dihasilkan dari
mayang jantan, sedangkan mayang betina untuk diambil buah
atau kolang-kalingnya.
Gambar 5.11 Pemotongan Tanda
Jantan
BAB 5 PEMANENAN AREN – 81
Mayang Sumber: Slamet W. 2018
betina
Mayang Mayang Mayang
jantan betina jantan
(a) (b) (c)
Gambar 5.1b Pohon Aren yang Sudah Produktif (a) Genjah (b) Aren
Dalam (c) Perubahan Warna Buah Mayang Jantan
A. Persiapan Penyadapan Atau mayang bila buah pada mayang
Panen Nira Aren jantan bila dibuka kulitnya, maka
Kriteria mayang jantan siap serbuk sari sudah mulai
kuning/merah.
untuk proses pengetukan/goyang
Sumber: Slamet W. 2017
Gambar 5.2 Serbuk Sari Mayang Jantan Siap Untuk Diproses Pemanenan
82 – BUDIDAYA DAN PROSPEK BISNIS AREN
Adapun proses pengetukan/penggoyangan sebagai berikut:
1. Pada tangkai mayang jantan yang akan diproses diikat dengan tali dari pangkal
mayang (ujung tangan/tandan) ke pohon aren agar tandan aren tidak
terlipat/patah;
Sumber: Slamet W. 2019 tali Sumber: Slamet W. 2019
Mayang Ijuk
jantan (a) dibawah
(b) tandan
Gambar 5.3 (a) Pemasangan Tali (b)
Pembersihan Ijuk
2. dibersihkan ijuk yang menutupi 3. dipotong terlebih dahulu pelepah
pangkal mayang (ketiak tandan) aren yang berada di bawah
agar mudah saat melakukan mayang jantan tersebut (bila
pemukulan terhadap pohon aren masih ada pelepah);
Pelepah Pembersihan Sumber: Selamet W. 2019
di bawah area di bawah
tandan
tandan
(c)
(d)
Gambar 5.4 (c) Pemotongan Pelepah
(d) Pembersihan Ijuk/Ketiak/Pangkal Tandan
BAB 5 PEMANENAN AREN – 83