SASARAN Meningkatnya Produksi Padi INDIKATOR Jumlah produksi padi Target 1.000 Ton S 1 Meningkatnya luasan lahan siaptanam IK 1.1 Luasan lahan siap tanam Target X Hektar S 2 Meningkatnya penggunaan bibitunggul IK 2.1 Persentase petani yang menggunakan bibit unggul Target X% S 3 Meningkatnya penggunaan teknologi IK 3.1 Persentase petani yang menggunakan teknologi X Target X% CONTOH CASCADING SEDERHANA 51
Hubungan Kinerja Organisasi dan Kinerja Individu Kinerja Organisasi Kinerja Unit Kerja (JPT Madya) Kinerja Unit Kerja (JPT Madya) Kinerja Unit Kerja (JPT Madya) Kinerja Unit Kerja (JPT Madya) Kinerja Unit Kerja (JPT Pratama) Kinerja Pegawai (JA & JF) 9 Apabila cascading dilakukan dengan baik dan benar, maka bangunan organisasi akan kokoh. 9 Namun apabila tidak dilakukan maka bangunan akan runtuh.
- 6 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89 TAHUN 2021 TENTANG PENJENJANGAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAB I PENDAHULUAN elakang Menciptakan organisasi berorientasi pada hasil adalah sebuah hanbagipemerintahuntukmempercepatpembangunannasional
g,ypypcukup untuk menjawab alasan keberadaan dari organisasi tersebut. Gambar 1. Model Logis Sederhana Gambar 1 tentang model logis adalah skema paling sederhana yang terjadi. Dalam kenyataannya, tahapan/alur logis yang terjadi lebih kompleks,
gjgg(),dan outcome pendahuluan (initial/immediate outcome). Gambar 2. Tahapan Outcome dalam logic model Selain itu, sebuah outcome juga biasanya juga dihasilkan oleh lebih dari satu output. Sehingga bentuk dari logic model bukanlah sebuah model
Selain itu, sebuah outcome juga biasanya juga dihasilkan oleh lebih dari satu output. Sehingga bentuk dari logic model bukanlah sebuah model yang linear. Gambar 3. Sebuah Outcome Hasil Dari Berfungsinya Berbagai Output Dalam menyusun pohon kinerja, yang perlu dilakukan oleh instansi
- 11 - Gambar 4. Menyusun Pohon Kinerja Dimulai dari Outcome Dalam sebuah organisasi, setidaknya dikenal 3 level kinerja (sasaran kinerja), yaitu sasaran/kinerja level strategis (strategic objectives),
sasaran/kinerja level taktis (tactical objectives), dan sasaran/kinerja level operasional (operational objectives). Gambar 5. Levelling of Objective Sasaran/kinerja level strategis biasanya berupa hasil (result) yang harus diwujudkan oleh sebuah organisasi. Biasanya statement-nya menggambarkan perubahan kondisi suatu masyarakat menjadi lebih baik, Strategic Objectives Tactical Objectives Operational Objectives
- 13 - Gambar 6. Skema Pohon Kinerja A. Prinsip-prinsip Umum Membangun Pohon Kinerja 1. Logis, yakni suatu pohon kinerja harus menggambarkan hubungan
untuk menerjemahkan pohon kinerja dalam komponen perencanaan dan struktur organisasi. Gambar 7. Tahapan Penjenjangan Kinerja PENYUSUNAN POHON KINERJA PENERJEMAHAN POHON KINERJA
Tabel 2. Perbedaan Kondisi Baik dan Kondisi Buruk Kondisi Baik Kondisi Buruk Ekonomi semakin stabil Kesehatan semakin menurun Kurs Rupiah Menguat Infrastruktur Rusak berat Produksi Padi Meningkat Produksi Pupuk Menurun Dalam contoh Faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya kemacetan, maka perlu untuk menyesuaikan kondisi seluruh CSF tersebut
kemacetan, maka perlu untuk menyesuaikan kondisi seluruh CSF tersebut untuk menjadi kondisi yang diperlukan. Tabel 3. Mengubah CSF Kemacetan Menjadi Kondisi yang Diperlukan CSF Kemacetan Kondisi Yang Diperlukan Over Kapasitas Jalan Meningkatnya kapasitas jalan Pelanggaran oleh pengemudi kendaraan Menurunnya pelanggaran berlalu lintas Jalan rusak Meningkatnya kualitas permukaan jalan Parkir sembarangan dan tidak sesuai aturan Berkurangnya parkir liar Tata kota tidak sesuai peruntukan Terciptanya penataan kota yang baik
- 22 - Gambar 8. Penjabaran Outcome Kemacetan ke Kondisi yang Diperlukan Penjelasan dari gambar 8 di atas adalah bahwa outcome “menurunnya kemacetan lalu lintas” dapat dicapai melalui perwujudan setidaknya lima
Mencari CSF adalah mencari faktor-faktor kunci yang mempengaruhi pencapaian outcome/hasil yang ditetapkan. Adapun mengklaster adalah mengelompokkan outcome/hasil ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Di bawah ini adalah ilustrasi antara mencari CSF dengan mengklaster kinerja. Contoh. : Pada Outcome/hasil Meningkatnya Produksi Pertanian Mencari CSF Mengklaster 1. Semakin luas lahan pertanian siap tanam 1. Meningkatnya Produksi Tanaman Pangan 2. Petani semakin banyak yang menggunakan teknologi pertanian terbaru 2. Meningkatnya Produksi Tanaman Holtikultura 3. Petani semakin banyak yang bercocok tanam dengan bibit yang unggul 3. Meningkatnya Produksi Tanaman Palawija 4. Irigasi yang teraliri dengan debit air yang sesuai dengan kegiatan pertanian 4. Meningkatnya Produksi Perkebunan
Tabel 4. Menjabarkan CSF Ke Kondisi yang Diperlukan CSF Kondisi Yang diperlukan Meningkatnya kapasitas jalan dibanding kendaraan • Kendaraan di jalan raya berkurang • Panjang atau lajur kendaraan di jalan bertambah • Proyek pembangunan jalan/galian dilakukan bukan pada jam sibuk Menurunnya pelanggaran berlalu lintas • Pemahaman masyarakat tentang rambu lalu lintas meningkat • Alat dan sarana prasarana memadai dan tersebuar di titik rawan pelanggaran • Penegakan aturan pelanggaran lalu lintas berjalan • Dll Meningkatnya kualitas permukaan jalan • Terbangunnya jalan mantab • Dll Berkurangnya parkir liar • Sistem perparkiran yang andal • Dll Terciptanya penataan kota yang baik • Rencana Tata Ruang Wilayah Yang Berkualitas • Terkendalinya pembangunan kota yang sesuai dengan RTRW • Dll hldfkdlk
- 29 - Gambar 10. Setiap Variabel Harus Dilengkapi Dengan Indikator Dibawah ini adalah beberapa contoh pohon kinerja sederhana (parsial), tlitkitlhttiktdkiki
- 30 - Gambar 12. Contoh Pohon Kinerja Kemiskinan (parsial) Setelah pohon kinerja tersusun dengan baik, selanjutnya pohon kinerja tersebut diterjemahkan menjadi nomenklatur program/kegiatan sesuai POHON KINERJA Menurunnya kemiskinan IK : Angka Kemiskinan Meningkatkan pemeratan pendidikan IK : Rata-rata lama sekolah CSF lainnya Indikator kinerja: ... Peningkatan daya beli IK : Indeks keyakinan konsumen Menurunkan pddk putussekolah IK : Angka putus sekolah Meningkatkan daya tampung sekolah IK : Rasio daya tampung sekolah Meningkatkan partisipasi pendidikan nonformal IK : % pddk putussekolah ikut Kejar A/B/C Tersalurkannya dana BOP ke lembaga pendidikan nonformal IK : Jml Lemdik nonformal penerima BOP Meningkatkan akses pendidikan penduduk miskin IK : Rata-rata lama sekolah pddk miskin Tersalurkannya beasiswa utk peserta didik kurangmampu IK : Jml pddk miskin penerima beasiswa Menurunkan pengangguran IK : Tkt pengangguran terbuka
dalam pohon kinerja, kemudian dijabarkan ke dalam komponen perencanaan, yaitu dengan menentukan variabel mana yang akan menjadi tujuan, sasaran strategis, sasaran program, maupun sasaran kegiatan. Gambar 13. Komponen Perencanaan Adapun dalam menerjemahkan pohon kinerja kepada komponen perencanaan, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya:
- 32 - Gambar 14. Satu Kotak Menjadi Satu Komponen Perencanaan B. Satu kotak dapat menjadi lebih dari satu komponen (baik vertikal maupun horizontal)
- 33 - Gambar 16. Beberapa Kotak Menjadi Satu Komponen Selanjutnya, teknis menuangkan pohon kinerja ke komponen perencanaandanmendistribusinakejabatandalamstrukturorganisasi
yang mengacu pada contoh parsial pohon kinerja kemiskinan pada gambar 12 Bab III pedoman ini : Gambar 18. Contoh klasifikasi level kinerja sederhana Dalam praktiknya, pengklasifikasian level kinerja dapat lebih kompleks dari gambar contoh diatas. Pengklasifikasian kinerja strategis POHON KINERJA Level Kinerja Kinerja Strategis Kinerja Taktikal Kinerja Operasional Menurunnya kemiskinan Meningkatkan pemeratan pendidikan Menurunkan pengangguran Peningkatan daya beli Menurunkan pddk putussekolah Meningkatkan daya tampung sekolah Meningkatkan partisipasi pendidikan nonformal Tersalurkannya dana BOP ke lembaga pendidikan nonformal Meningkatkan akses pendidikan penduduk miskin Tersalurkannya beasiswa utk peserta didik kurang mampu
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah 4. Mandat dan ruang lingkup tugas jabatan Gambar 19. Skema penuangan pohon kinerja ke komponen perencanaan dan kinerja jabatan Skema diatas memperlihatkan adanya perbedaan level kinerja dalam komponen perencanaan dan kinerja jabatan antara Kti/LbdPithDhkbdPEMERINTAH DAERAH KEMENTERIAN/LEMBAGA Level Kinerja Komponen Perencanaan Komponen Perencanaan Kinerja Jabatan Kinerja Strategis Nasional/ Daerah (Ultimate Outcome) RPJMN RPJMD; Tujuan/Sasaran Pemda Kinerja Strategis Sektor/ Bidang Urusan (Intermediate Outcome) Renstra Unit Kerja; Tujuan/Sasaran Unit Kerja; Sasaran Program Renstra Perangkat Daerah; Tujuan/Sasaran Perangkat Daerah Kinerja strategis subsektor/ Kinerja Manajerial (Intermediate Outcome) Kinerja Manajerial (Immediate Outcome) Kinerja Operasional Sasaran Program Sasaran Kegiatan Sasaran Kegiatan Output (KRO/RO) Sasaran Subkegiatan Kinerja Jabatan PK Kepala Daerah PK Eselon I PK Kepala Perangkat Daerah PK Eselon II PK Eselon III PK/SKP Jafung PK/SKP Jafung Renstra KL; Tujuan/Sasaran KL PK Menteri/ Kepala Lembaga
jenis dan tingkatan kinerja strategis. Gambar berikut adalah contoh klasifikasi level kinerja dari pohon kinerja pengentasan kemiskinan nasional khususnya penyelesaian masalah pemerataan Pendidikan, yang diampu oleh Kementerian/Lembaga terkait. Gambar 20. Contoh klasifikasi level kinerja Kementerian/Lembaga POHON KINERJA Kinerja Operasional Level Kinerja Kinerja Strategis Nasional Kinerja Strategis Subsektor Kinerja Taktikal Kinerja Strategis Sektor Menurunnya kemiskinan Meningkatkan Aksesibilitas pendidikan Menurunkan pengangguran Peningkatan daya beli Menurunkan pddk putussekolah Meningkatkan daya tampung sekolah Meningkatkan partisipasi pendidikan nonformal Tersalurkannya beasiswa utk peserta didik kurang mampu Meningkatkan akses pendidikan penduduk miskin Tersalurkannya dana BOP ke lembaga pendidikan nonformal Meningkatkan pemeratan pendidikan
strategis. Gambar berikut adalah contoh klasifikasi level kinerja dari pohon kinerja pengentasan kemiskinan di daerah. Gambar 21. Contoh Klasifikasi Level Kinerja Pemerintah Daerah Selanjutnya berdasarkan klasifikasi level kinerja diatas, Pemerintah Daerah menuangkan pohon kinerja ke komponen perencanaan dan kinerja POHON KINERJA Kinerja Operasional Level Kinerja Kinerja Strategis Daerah Kinerja Urusan/Suburusan Kinerja Taktikal Kinerja Taktikal Menurunnya kemiskinan Meningkatkan Aksesibilitas pendidikan Menurunkan pengangguran Peningkatan daya beli Menurunkan pddk putussekolah Meningkatkan daya tampung sekolah Meningkatkan partisipasi pendidikan nonformal Tersalurkannya beasiswa utk peserta didik kurang mampu Meningkatkan akses pembiayaan pendidikan penduduk miskin Tersalurkannya dana BOP ke lembaga pendidikan nonformal Meningkatkan pemeratan pendidikan
Diagram 1 CONTOH POHON KINERJA INSTANSI PUSAT Meningkatnya kualitas sarana prasarana strategis Meningkatnya kualitas penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan bangunan Meningkatnya kontribusi pemenuhan akses sanitasi Meningkatnya Keterpaduan Perencanaan dan Kualitas Kawasan Permukiman Meningkatnya kualitas bangunan gedung yang menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan bagi penggunanya Meningkatnya kontribusi pemenuhan akses sanitasi Meningkatnya Kinerja BUMN/BUMD Penyelenggara SPAM Meningkatnya kontribusi pemenuhan akses air minum jaringan perpipaan Presentase kab/kota yang Nilai Indeks Penyelenggaraan Bangunan Gedung minimal Baik Persentase sarana prasarana strategis yang ditingkatkan kualitasnya Persentase rumah tangga dengan akses air minum layak Persentase BUMN/BUMD penyelenggara SPAM dengan kinerja sehat Persentase rumah tangga dengan akses air limbah domestik layak dan aman Persentase luasan kawasan permukiman yang ditingkatkan kualitasnya Persentase rumah tangga dengan akses sampah yang terkelola di perkotaan Persentase inisiasi penerapan bangunan Gedung hijau Respons yang cepat dan akurat atas pengaduan masyarakat terkait layanan penerbitan PBG/IMB dan SLF melalui aplikasi SIMBG 1.Persentase penyelesaian pengaduan masyarakat atas layanan PBG/IMB dan SLF 2.Persentase penyelesaian pengaduan pengelola SIMBG atas operasionalisasi aplikasi SIMBG 3.Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memproses layanan pengaduan masyarakat 4.Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memproses layanan pengaduan pengelola SIMBG Meningkatnya jumlah pegawai dinas pu dan ptsp pemda kab/kota yang dapat memberikan layanan penerbitan PBG/IMB dan SLF melalui SIMBG 1.Persentase kesalahan dokumen PBG/IMB dan SLF yang diterbitkan melalui aplikasi SIMBG 2.Persentase Pemda yang memiliki pegawai dalam jumlah yang ideal yang bisa mengoperasikan aplikasi SIMBG Tersedianya aplikasi SIMBG yang Reliable dan User Friendly 1. Tingkat kesesuaian fitur aplikasi dengan NSPK 2. Persentase penyelesaian aplikasi SIMBG yang siap digunakan 3. Ketepatan waktu penyelesaian aplikasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman yang layak, aman, dan terjangkau Presentase peningkatan penyediaan akses perumahan dan infrastruktur pemukiman yang layak, aman dan terjangkau SO MENTERI Meningkatnya pelayanan infrastruktur perumahan dan permukiman yang layak dan aman 1. Persentase peningkatan pelayanan infrastruktur pemukiman yang layak dan aman melalui pendekatan smart living 2. Tingkat Pemenuhan Investasi/Pembiayaan Infrastruktur Perumahan dan Permukiman 3. Tingkat pemenuhan kebutuhan rumah layak huni S1 DIRJEN Proses bisnis aplikasi SIMBG dalam bentuk arsitektur aplikasi yang lengkap dan sesuai NSPK 1.Tingkat kesesuaian proses bisnis aplikasi SIMBG dengan NSPK 2.Persentase penyelesaian dokumen arsitektur aplikasi SIMBG sesuai NSPK 3.Tingkat ketepatan waktu penyelesaian dokumen arsitektur aplikasi untuk diserahkan ke tim IT Pengguna dan Pengelola Layanan SIMBG dapat mengetahui progress/tindak lanjut pengaduannya secara up-to-date melalui aplikasi SIMBG 1. Tingkat aksesibilitas pengguna dan pengelola layanan aplikasi SIMBG terhadap updating progress pengaduan di aplikasi SIMBG 2. Tingkat ketepatan waktu updating progress/tindak lanjut pengaduan pada aplikasi SIMBG Modul materi peningkatan kapasitas pengelola layanan penerbitan PBG/IMB dan SLF melalui SIMBG tersusun secara lengkap dan sesuai standar penyusunan modul 1.Jumlah modul materi peningkatan kapasitas yang 2.Tingkat ketepatan waktu penyelesaian semua modul materi peningkatan kapasitas diselesaikan S2 DIREKTUR S3 KASUBDIT S4 JAFUNG TEKNIS TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN MUDA
PIRAMIDA KINERJA Contoh : Piramida Kinerja KEMENTERIAN PUPR – DJCK - DBPB Dapat dinilai menggunakan Kinerja utama bersama/kinerja tambahan Dapat dinilai menggunakan kinerja utama individu Kementerian PUPR Ditjen Cipta Karya UNIT KERJA (Direktorat Penataan Bangunan) PEGAWAI (JF Teknik Tata Bangunan dan Perumahan Muda selaku Sub Koordinator Bangunan Gedung Umum, JF Teknik Tata Bangunan Dan Perumahan Pertama, Pengelola Data, Pengelola Monev) INTERMEDIATE OUTCOMES / OUTPUTS Meningkatnya kualitas bangunan gedung yang menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan bagi penggunanya (melalui penerbitan PBG/IMB dan SLF) OUTCOMES Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman yang layak, aman, dan terjangkau Meningkatnya pelayanan infrastruktur perumahan dan permukiman yang layak dan aman Aplikasi SIMBG yang reliable dan user friendly untuk menjamin penerbitan PBG/ IMB dan SLF sesuai NSPK Layanan konsultasi dan pengaduan atas penerbitan PBG/OMB dan SLF yang responsif dan akurat OUTPUT KENDALI TINGGI TIM KERJA PADA UNIT KERJA (Subdit Bangunan Gedung dan Rumah Negara) • Proses bisnis aplikasi SIMBG dalam bentuk arsitektur aplikasi yang lengkap dan sesuai NSPK • Telaahan jawaban atas pengaduan masyarakat tersusun secara cepat dan akurat (berdasarkan objek atau jenis masalah atau berdasarkan wilayah) • Data pengaduan masyarakat terdokumentasi secara akurat, mutakhir, dan dilaporkan dengan cepat. PIRAMIDA KINERJA Contoh : Piramida Kinerja KEMENTERIAN PUPR – DJCK - DBPB (JF Teknik Tata BanguKoordinator Bangunan GDan Perumahan PertaINTERMEDIATE OUTCOMES / OUTPUTS Meningkatnya kualitas bangunan gedung yang menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan bagi penggunanya (melalui penerbitan PBG/IMB dan SLF) OUTCOMES Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman yang layak, aman, dan terjangkau Meningkatnya pelayanan infrastruktur perumahan dan permukiman yang layak dan aman Aplikasi SIMBG yang reliable dan user friendly untuk menjamin penerbitan PBG/ IMB dan SLF sesuai NSPK Layanan konsultasi dan pengaduan atas penerbitan PBG/OMB dan SLF yang responsif dan akurat OUTPUT KENDALI TINGGI TIM (Subdit B• Proses bisnis aplikasi SIMBG dalam bentuk arsitektur aplikasi yang lengkap dan sesuai NSPK • Telaahan jawaban atas pengaduan masyarakat tersusun secara cepat dan akurat (berdasarkan objek atau jenis masalah atau berdasarkan wilayah) • Data pengaduan masyarakat terdokumentasi secara akurat, mutakhir, dan dilaporkan dengan cepat. Dapat dinilai menggunakan Kinerja utama bersama/kinerja tambahan Dapat dinilai menggunakan kinerja utama individu terian PR ta Karya KERJA t Penataan unan) WAI erumahanMuda selaku Sub mum, JF Teknik Tata Bangunan ola Data, Pengelola Monev) A UNIT KERJA edung dan Rumah ra) PIRAMIDA KINERJA Contoh : Piramida Kinerja KEMENTERIAN PUPR – DJCK - DBPB KemePDitjen CUNI(DirektoBanPEGA(JF Teknik Tata Bangunan dan Koordinator Bangunan Gedung UDan Perumahan Pertama, PengINTERMEDIATE OUTCOMES / OUTPUTS Meningkatnya kualitas bangunan gedung yang menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan bagi penggunanya (melalui penerbitan PBG/IMB dan SLF) OUTCOMES Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman yang layak, aman, dan terjangkau Meningkatnya pelayanan infrastruktur perumahan dan permukiman yang layak dan aman Aplikasi SIMBG yang reliable dan user friendly untuk menjamin penerbitan PBG/ IMB dan SLF sesuai NSPK Layanan konsultasi dan pengaduan atas penerbitan PBG/OMB dan SLF yang responsif dan akurat OUTPUT KENDALI TINGGI TIM KERJA PA(Subdit Bangunan Ne• Proses bisnis aplikasi SIMBG dalam bentuk arsitektur aplikasi yang lengkap dan sesuai NSPK • Telaahan jawaban atas pengaduan masyarakat tersusun secara cepat dan akurat (berdasarkan objek atau jenis masalah atau berdasarkan wilayah) • Data pengaduan masyarakat terdokumentasi secara akurat, mutakhir, dan dilaporkan dengan cepat. Contoh : Piramida Kinerja KEMENTERIAN PUPR –DJCK -DBPB Dapat dinilai menggunakan Kinerja utama bersama/kinerja tambahan KtiOUTCOMES Meningkatnyapenyediaan akses perumahan dan infrastruktur permkimananglaakamandanterjangkaDapat dinilai menggunakan Kinerja utama bersama/kinerja tambahan Dapat dinilai menggunakan kinerja utama individu terian PR ta Karya KERJA t Penataan unan) WAI rumahan Muda selaku Sub mum, JF Teknik Tata Bangunan ola Data, Pengelola Monev) A UNIT KERJA edung dan Rumah ra) PIRAMIDA KINERJA Contoh : Piramida Kinerja KEMENTERIAN PUPR – DJCK - DBPB Dapat dinilai menggunakan Kinerja utama bersama/kinerja tambahan Dapat dinilai menggunakan kinerja utama individu Kementerian PUPR Ditjen Cipta Karya UNIT KERJA (Direktorat Penataan Bangunan) PEGAWAI (JF Teknik Tata Bangunan dan Perumahan Muda selaku Sub Koordinator Bangunan Gedung Umum, JF Teknik Tata Bangunan Dan Perumahan Pertama, Pengelola Data, Pengelola Monev) INTERMEDIATE OUTCOMES / OUTPUTS Meningkatnya kualitas bangunan gedung yang menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan bagi penggunanya (melalui penerbitan PBG/IMB dan SLF) OUTCOMES Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman yang layak, aman, dan terjangkau Meningkatnya pelayanan infrastruktur perumahan dan permukiman yang layak dan aman Aplikasi SIMBG yang reliable dan user friendly untuk menjamin penerbitan PBG/ IMB dan SLF sesuai NSPK Layanan konsultasi dan pengaduan atas penerbitan PBG/OMB dan SLF yang responsif dan akurat OUTPUT KENDALI TINGGI TIM KERJA PADA UNIT KERJA (Subdit Bangunan Gedung dan Rumah Negara) • Proses bisnis aplikasi SIMBG dalam bentuk arsitektur aplikasi yang lengkap dan sesuai NSPK • Telaahan jawaban atas pengaduan masyarakat tersusun secara cepat dan akurat (berdasarkan objek atau jenis masalah atau berdasarkan wilayah) • Data pengaduan masyarakat terdokumentasi secara akurat, mutakhir, dan dilaporkan dengan cepat. Pemetaan Kinerja Manajemen Talenta 76
MATRIKS PEMBAGIAN PERAN DAN HASIL NAMA PEGAWAI PRODUK DAN LAYANAN TIM KERJA PADA UNIT KERJA KASUBDIT BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA APLIKASI SIMBG MENJALANKAN BISNIS PROSES DAN SLA (SERVICE LEVEL AGREEMENT) SESUAI NSPK YANG RELIABLE DAN USER-FRIENDLY RESPONS YANG CEPAT DAN AKURAT ATAS PENGADUAN MASYARAKAT TERKAIT LAYANAN PENERBITAN PBG/IMB DAN SLF MELALUI APLIKASI SIMBG SEMAKIN BANYAK PEGAWAI DINAS PU DAN PTSP PEMDA KAB/KOTA YANG BISA MELAYANI PENERBITAN PBG/IMB DAN SLF MELALUI SIMBG SECARA. CEPAT DAN AKURAT JF Teknik Tata Bangunan dan Perumahan Muda selaku Sub Koordinator Bangunan Gedung Umum • Proses bisnis aplikasi SIMBG dalam bentuk arsitektur aplikasi yang lengkap dan sesuai NSPK • Telaahan terkait dengan perluasan penggunaan aplikasi SIMBG untuk layanan penyelenggaraan bangunan rumah susun Pengguna dan Pengelola Layanan SIMBG dapat mengetahui progress/tindak lanjut pengaduannya secara up-to-date melalui aplikasi SIMBG Telaahan jawaban atas pengaduan masyarakat tersusun secara cepat dan akurat (berdasarkan objek atau jenis masalah atau berdasarkan wilayah) • Modul materi peningkatan kapasitas pengelola layanan penerbitan PBG/IMB dan SLF melalui SIMBG tersusun secara lengkap dan sesuai standar penyusunan modul • Peserta peningkatan kapasitas memahami dan dapat mempraktekan materi yang disampaikan • Pelatih/Narasumber peningkatan kapasitas layanan penerbitan PBG/IMB dan SLF melalui SIMBG kompeten dan tercukupi sesuai kebutuhan • Peserta mendapatkan pelayanan yang memadai selama proses pelaksanaan peningkatan kapasitas Pranata Komputer • Aplikasi SIMBG dapat dioperasikan pada saat soft launching aplikasi SIMBG kepada pemerintah daerah terpilih • Manual book dan simulasi penggunaan aplikasi SIMBG memuat informasi yang jelas, lengkap, mutakhir dan mudah dipahami • Telaahan berdasarkan hasil simulasi fitur-fitur aplikasi SIMBG agar dapat dioperasikan pada saat soft launching • Pengguna mendapatkan akses username dan password sesuai prosedur, mudah, dan cepat Perbaikan aplikasi berdasarkan hasil survey, masukan, dan saran pengguna aplikasi serta berdasarkan data permasalahan teknis aplikasi. Jawaban atas pertanyaan terkait teknis aplikasi dari pengelola aplikasi di daerah disampaikan dengan respon cepat dan akurat Pengelola Data • Data pengguna aplikasi SIMBG terdokumentasi secara akurat, reliable, dan dimutakhirkan secara berkala • Data monitoring penggunaan aplikasi tersedia secara akurat, reliable, mutakhir, dan disajikan secara informatif • Data permasalahan teknis aplikasi tersedia secara akurat, mutakhir, dan dilaporkan secara berkala untuk ditindaklanjuti perbaikannya oleh tim IT. • Data masukan, saran, dan keluhan dari pengguna aplikasi terdokumentasi secara akurat, reliable, dan mutakhir Data pengaduan masyarakat terdokumentasi secara akurat, mutakhir, dan dilaporkan dengan cepat. Data peserta, narasumber, notulensi, dokumentasi, dan pertanggungjawaban administrasi peningkatan kapasitas terdokumentasi secara lengkap, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan Data pre- dan posttest peserta peningkatan kapasitas terdokumentasi secara lengkap Pengelola Monev • Telaahan pengembangan fitur aplikasi SIMBG agar reliable dan user-friendly • Data pengguna aplikasi dievaluasi dan dilaporkan secara berkala • Data penggunaan aplikasi dievaluasi dan dilaporkan secara berkala • Data permasalahan teknis aplikasi dievaluasi dan dilaporkan secara berkala. • Data masukan, saran, dan keluhan dari pengguna aplikasi dievaluasi dan dilaporkan secara berkala Progress penyelesaian pengaduan masyarakat dievaluasi dan dilaporkan secara berkala Data hasil pre- dan posttest peserta peningkatan kapasitas dievaluasi untuk perbaikan modul materi dan metode bimbingan teknis. Pelaksanaan peningkatan kapasitas dievaluasi dan dilaporkan sebagai bahan peningkatan proses kerja selanjutnya. MATRIKS PEMBAGIAN PERAN DAN HASIL NAMA PEGAWAI PRODUK DAN LAKASUBDIT BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA APLIKASI SIMBG MENJALANKAN BISNIS PROSES DAN SLA (SERVICE LEVEL AGREEMENT) SESUAI NSPK YANG RELIABLE DAN USER-FRIENDLY RESPOPENGADPENEJF Teknik Tata Bangunan dan Perumahan Muda selaku Sub Koordinator Bangunan Gedung Umum • Proses bisnis aplikasi SIMBG dalam bentuk arsitektur aplikasi yang lengkap dan sesuai NSPK • Telaahan terkait dengan perluasan penggunaan aplikasi SIMBG untuk layanan penyelenggaraan bangunan rumah susun Penggumengetsecara Telaahatersusuobjek wilayahPranata Komputer • Aplikasi SIMBG dapat dioperasikan pada saat soft launching aplikasi SIMBG kepada pemerintah daerah terpilih • Manual book dan simulasi penggunaan aplikasi SIMBG memuat informasi yang jelas, lengkap, mutakhir dan mudah dipahami • Telaahan berdasarkan hasil simulasi fitur-fitur aplikasi SIMBG agar dapat dioperasikan pada saat soft launching • Pengguna mendapatkan akses username dan password sesuai prosedur, mudah, dan cepat Perbaikmasukaberdas Jawabadari pedengan Pemetaan Kinerja Manajemen Talenta 77
PERSPEKTIF DALAM PENYUSUNAN SKP JPT/PIMPINAN UNIT KERJA
1st 2st 3st 4st Merefleksikan kemampuan organisasi dalam memenuhi keinginan dan harapan penerima layanan atau pemangku kepentingan PENERIMA LAYANAN Merefleksikan kemampuan organisasi untuk mengembangkan sumberdaya yang dimiliki sebagai pengungkit untuk capaian organisasi PENGUATAN INTERNAL Merefleksikan perbaikan proses untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah bagi pemangku kepentingan PROSES BISNIS Merefleksikan kinerja dalam rangka efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ANGGARAN PERSPEKTIF
Perencanaan Kinerja PENETAPAN DAN KLARIFIKASI EKSPEKTASI
Sumber : Bahan Paparan Kementerian PAN RB dalam Sosialisasi pada Kementerian Kesehatan
Sumber : Bahan Paparan Kementerian PAN RB dalam Sosialisasi pada Kementerian Kesehatan
Timeline Sumber : Bahan Paparan Kementerian PAN RB dalam Sosialisasi pada Kementerian Kesehatan
Transformasiskp Sumber : Bahan Paparan Kementerian PAN RB dalam Sosialisasi pada Kementerian Kesehatan
Skema penetapan dan klarifikasiekspektasi Sumber : Bahan Paparan Kementerian PAN RB dalam Sosialisasi pada Kementerian Kesehatan
Mekanisme kerja penetapan dan klarifikasiekspektasi –pola penugasan Sumber : Bahan Paparan Kementerian PAN RB dalam Sosialisasi pada Kementerian Kesehatan
Mekanisme kerja penetapan dan klarifikasiekspektasi –pola penugasan Sumber : Bahan Paparan Kementerian PAN RB dalam Sosialisasi pada Kementerian Kesehatan
Mekanisme kerja penetapan dan klarifikasiekspektasi –pola penugasan Sumber : Bahan Paparan Kementerian PAN RB dalam Sosialisasi pada Kementerian Kesehatan
Dialog kinerja Sumber : Bahan Paparan Kementerian PAN RB dalam Sosialisasi pada Kementerian Kesehatan
Dialog kinerja Sumber : Bahan Paparan Kementerian PAN RB dalam Sosialisasi pada Kementerian Kesehatan
Dialog kinerja