3 Lampiran Keputusan Kasad
TENTARA NASIONAL INDONESIA Nomor Kep/366/VI/ 2021
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Tanggal 28 Juni 2021
PETUNJUK TEKNIS
TAKTIK DAN TEKNIK MEKANIS
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Yonif Mekanis sebagai bagian dari satuan tempur TNI AD
merupakan Satuan Infanteri yang memiliki tugas pokok mencari,
mendekati, menghancurkan, dan menawan musuh serta merebut,
menguasai, dan mempertahankan medan baik berdiri sendiri maupun
dalam hubungan yang lebih besar dalam rangka mendukung tugas
pokok Brigif Mekanis. Guna memelihara dan meningkatkan
kemampuan Yonif Mekanis agar dapat melaksanakan tugas, fungsi,
dan perannya diperlukan Petunjuk Teknis (Juknis) Taktik dan Teknik
Mekanis sebagai penjabaran dari Petunjuk Penyelenggaraan
Pembinaan Fungsi Infanteri. Juknis ini menguraikan tentang taktik
dan teknik mekanis tingkat kompi ke bawah melalui tahap
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran dihadapkan
dengan operasi tempur TNI AD.
b. Selama ini penyelenggaraan taktik dan teknik mekanis
berpedoman pada Perkasad/29-02/IX/2011 tanggal 30 September
2011 tentang Buku Petunjuk Lapangan tentang Yonif Mekanis. Isi
dari Juknis tersebut hanya membahas taktik mekanis tingkat
Batalyon saja dan belum menjabarkan bagaimana teknik Ranpur
Infanteri serta kerja sama antara Ranpur Infanteri dan Regu Senapan.
Juknis Taktik dan Teknik Mekanis ini untuk melengkapi pedoman
taktik dan teknik mekanis yang sudah ada agar tidak terjadi
perbedaan persepsi dan pemahaman bagi prajurit Infanteri di Satuan
Mekanis khususnya dalam menerapkan taktik dan teknik mekanis.
c. Berdasarkan kondisi tersebut di atas maka perlu disusun
Juknis taktik dan teknik mekanis guna memperoleh kesamaan
pemahaman dan tindakan bagi setiap individu prajurit infanteri di
Satuan Mekanis dalam melaksanakan taktik dan teknik mekanis.
Penyusunan diperlukan agar penyelenggaran taktik dan teknik
mekanis berjalan dengan lancar, terarah, dan terukur serta sesuai
sasaran yang ditetapkan. Selain itu, juknis ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai pedoman bagi prajurit Infanteri di Satuan Mekanis
dan sumber bahan ajaran bagi lembaga pendidikan di lingkungan
Angkatan Darat.
2. Maksud dan Tujuan.
a. Maksud. Juknis ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran dan penjelasan tentang taktik dan teknik mekanis
dihadapkan dengan operasi tempur TNI AD.
4
b. Tujuan. Juknis ini bertujuan agar dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan taktik dan teknik mekanis dihadapkan
dengan operasi tempur TNI AD.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.
a. Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan juknis ini dibatasi pada
taktik dan teknik mekanis tingkat kompi ke bawah melalui tahap
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran dihadapkan
dengan operasi tempur TNI AD.
b. Tata Urut.
1) BAB I Pendahuluan.
2) BAB II Ketentuan Umum.
3) BAB III Kegiatan yang Dilaksanakan.
4) BAB IV Hal-hal yang Perlu Diperhatikan.
5) BAB V Pengawasan dan Pengendalian.
6) BAB VI Penutup.
4. Dasar. Penyusunan Juknis ini menggunakan dasar sebagai
berikut:
a. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang / 2 / IV / 2007, tanggal
3 April 2007 tentang Naskah Sementara Buku Petunjuk Pelaksanaan
TNI tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional.
b. Peraturan Kasad Nomor Skep/413/XI/2000 tanggal 22
November 2000 tentang Buku Petunjuk Lapangan tentang Batalyon
Infanteri Dalam Operasi;
c. Keputusan Kasad Nomor Skep/515/XII/2004 tanggal 31
Desember 2004 tentang Petunjuk Teknik tentang Pengamanan VVIP
dan VIP.
d. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/111-09/V/2011 tanggal 23
Mei 2011 tentang Buku Petunjuk Lapangan tentang Yonif Mekanis.
e. Keputusan Kasad Nomor Kep/430/X/2013 tanggal 31 Oktober
2013 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan
Administrasi Umum Angkatan Darat;
f. Keputusan Kasad Nomor Kep/891/XII/2015 tanggal 15
Desember 2015 tentang Petunjuk Induk tentang Infanteri;
g. Peraturan Kasad Nomor 52 Tahun 2016 tentang Organisasi dan
Tugas Batalyon Infanteri Mekanis (Orgas Yonif Mekanis) Uji Coba;
h. Keputusan Kasad Nomor Kep/706/IX/2017 tanggal 22
September 2017 tentang Doktrin Pelaksanaan Operasi Serangan.
5
i. Keputusan Kasad Nomor Kep/707/IX/2017 tanggal 22
September 2017 tentang Doktrin Pelaksanaan Operasi Pertahanan.
j. Keputusan Kasad Nomor Kep/876/XI/2017 tanggal 20
November 2017 tentang Petunjuk Administrasi tentang Pembinaan
Fungsi Infanteri;
k. Keputusan Kasad Nomor Kep/262/III/2018 tanggal 29 Maret
2018 tentang Petunjuk Teknis tentang Program Latihan Standardisasi
Batalyon Infanteri Mekanis.
l. Keputusan Kasad Nomor Kep/801/IX/2018 tanggal 10
September 2018 tentang Doktrin Lapangan Batalyon Tim
Pertempuran Dalam Operasi Serangan.
m. Keputusan Kasad Nomor Kep/1048/XI/2019 tanggal 18
November 2019 tentang Doktrin Lapangan Perang Gerilya
Kota/Pemukiman.
n. Keputusan Kasad Nomor Kep/182/III/2020 tanggal 13 Maret
2020 tentang Juknis Tata Cara Penyusunan Doktrin dan Petunjuk
TNI AD;
o. Keputusan Kasad Nomor Kep/548a/VI/2016 tanggal 15 April
2020 tentang Perubahan I Juknis tentang Tulisan Dinas.
p. Keputusan Kasad Nomor Kep/609/VII/2020 tanggal 24 Juli
2020 tentang Petunjuk Teknis Pertempuran Permukiman.
q. Keputusan Kasad Nomor Kep/800/X/2020 tanggal 20 Oktober
2020 tentang Jukgar Penyusunan dan Penerbitan Doktrin TNI AD.
r. Keputusan Kasad Nomor Kep/151/III/2021 tanggal 29 Maret
2021 tentang Petunjuk Teknis Taktik dan Teknik Operasi Lawan
Insurjensi.
5. Pengertian. (Lampiran A).
BAB II
KETENTUAN UMUM
6. Umum. Pelaksanaan taktik dan teknik mekanis harus berpedoman
pada pokok-pokok taktik dan teknik mekanis. Pokok-pokok taktik dan
teknik mekanis dipedomani agar dapat memberikan landasan atau dasar
dalam pelaksanaan taktik dan teknik mekanis. Pokok-pokok taktik dan
teknik mekanis terdiri dari tujuan dan sasaran, sifat, organisasi, syarat
personel, teknis, sarana dan prasarana, serta faktor-faktor yang
memengaruhi.
6
7. Tujuan dan Sasaran.
a. Tujuan. Mewujudkan taktik dan teknik mekanis yang
adaptif dan berdaya guna optimal dalam rangka mendukung tugas
pokok Satuan Mekanis.
b. Sasaran.
1) Terwujudnya teknik mekanis yang valid, andal, serta
terintegrasi antara Ranpur Infanteri dan Regu Senapan guna
menunjang pelaksanaan taktik mekanis; dan
2) Terwujudnya taktik mekanis yang operasional, aman, dan
sistematis guna mendukung tugas pokok Satuan Mekanis.
8. Sifat.
a. Adaptif. Taktik dan teknik mekanis harus dapat menyesuaikan
dengan perkembangan teknologi, modernisasi Alutsista, dan doktrin
yang sedang berkembang.
b. Aman. Taktik dan teknik mekanis harus mengutamakan faktor
keamanan, mulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
dan pengakhiran sehingga dapat meniadakan/meminimalisir kerugian
personel, materiel, serta melindungi daya tempur sendiri agar dapat
didayagunakan pada waktu dan tempat yang tepat.
c. Fleksibel. Situasi selalu berkembang sesuai dengan ruang dan
waktu, maka perlu daya dan kreasi untuk bertindak secara kenyal
agar mampu merespon setiap perubahan situasi yang terjadi dalam
dinamika operasi, sehingga pasukan akan mampu melaksanakan
tugas dengan berhasil.
d. Kerja Sama. Taktik dan teknik mekanis memerlukan
keterpaduan yang erat pada setiap tahapan kegiatan, mulai dari
tingkat satuan terbesar hingga tingkat satuan terkecil antara Ranpur
Infanteri dan Regu Senapan.
e. Ofensif. Tindakan ofensif dalam taktik dan teknik mekanis
merupakan sarana untuk merebut inisiatif dan mencegah atau
menggagalkan reaksi musuh. Komandan menggunakan inisiatif untuk
memaksakan kehendaknya terhadap musuh atau untuk
mengendalikan situasai taktis yang dihadapinya. Inisiatif yang
diperoleh dari tindakan ofensif harus dipelihara untuk memelihara
kebebasan bertindak sendiri dalam mengeksploitasi kelemahan
musuh.
f. Penghematan Tenaga. Taktik dan teknik mekanis harus
memperhatikan tenaga prajurit yang terserap akibat sangat luasnya
medan operasi yang diberikan kepada Satuan Mekanis sehingga
diperlukan penghematan tenaga secara efektif.
g. Sistematis. Taktik dan teknik mekanis harus dilaksanakan
sesuai tahapan yang teratur dan logis, sehingga memperoleh hasil
yang maksimal.
7
h. Terencana. Taktik dan teknik mekanis harus direncanakan
dengan cermat dan matang, sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
i. Terkoordinir. Taktik dan teknik mekanis harus memiliki
organisasi dan jalur komando yang jelas sehingga pelaksanaannya
dapat terkendali dengan baik dan lancar.
9. Organisasi. Secara umum organisasi taktik dan teknik mekanis
menyesuaikan dengan organisasi Yonif Mekanis namun bersifat fleksibel
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan dikaitkan dengan
faktor TUMMPAS. Pada juknis ini organisasi yang akan dibahas Kompi dari
Yonif Mekanis. Taktik dan teknik Batalyon ke atas pada dasarnya sama
dengan taktik kompi hanya menyesuaikan dengan jumlah personel,
tambahan perkuatan, dan luasnya daerah yang harus dikuasai.
a. Struktur Organisasi.
KOMPI MEKANIS
POK KOKI TON RANPUR TON SENAPAN
b. Susunan Organisasi.
1) Kelompok Komando Kompi (Pok Koki), terdiri dari:
a) Komandan Kompi Mekanis;
b) Bintara Pelatih;
c) Bintara Administrasi;
d) Bintara Manase;
e) Bintara Fourir;
f) Bintara Kesehatan (Bakes); dan
g) Operator Drone.
2) Peleton Ranpur, terdiri dari:
a) Pok Koton Ranpur;
b) Regu Ranpur 1;
c) Regu Ranpur 2; dan
d) Regu Ranpur 3.
8
3) Peleton Senapan, terdiri dari:
a) Pok Koton Senapan;
b) Regu Senapan 1;
c) Regu Senapan 2; dan
d) Regu Senapan 3.
c. Tugas dan Tanggung Jawab.
1) Pokkoki.
a) Komandan Kompi (Danki):
(1) memelihara dan memimpin kompi dalam
melaksanakan tugas pertempuran permukiman di
wilayah tugasnya;
(2) memelihara disiplin, tata tertib, kesejahteraan
dan moril anggota kompi;
(3) merencanakan dan menyelenggarakan
kegiatan pemeliharaan dan peningkatan
kemampuan tempur anggota kompi;
(4) melaksanakan koordinasi dengan satuan
tetangga;
(5) melaksanakan koordinasi dengan aparat/
Satgas Intel dan teritorial;
(6) membagi sektor untuk masing-masing
peleton;
(7) menyelenggarakan fungsi administrasi secara
terbatas;
(8) menentukan bentuk formasi dan manuver
kompi sesuai PKT/PKM di lapangan; dan
(9) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung
jawab kepada Danyonif Mekanis.
b) Bintara Pelatih:
(1) membantu Danki dalam merencanakan
menyiapkan kegiatan kompi, sehingga selalu siap
dalam tugas;
(2) mengatur dan mengawasi kegiatan staf kompi
dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan tugas
kompi kemudian melaporkan kepada Danki;
9
(3) menyiapkan rencana-rencana kegiatan kompi
sesuai perintah dari Danki;
(4) mengoordinasikan semua kegiatan dengan
para Komandan Peleton;
(5) membuat laporan kegiatan kompi
berdasarkan laporan dari Komandan Peleton; dan
(6) dalam melaksanakan tugas bertanggung
jawab kepada Danki.
c) Bintara Administrasi:
(1) membantu Danki dalam pengurusan
administrasi;
(2) mengoordinasikan urusan administrasi kompi
dengan Pasilog;
(3) menyiapkan administrasi usul kenaikan
pangkat dan hak-hak anggota kompi;
(4) merawat dosir/daftar riwayat hidup anggota
kompi;
(5) membuat laporan harian personel kompi; dan
(6) dalam melaksanakan tugas bertanggung
jawab kepada Danki.
d) Bintara Fourir:
(1) membantu Danki dalam pengurusan alat
peralatan senjata dan munisi;
(2) mengoordinasikan kebutuhan senjata, munisi
dan Alkapsus dengan Pasilog;
(3) mendistribusikan senjata, munisi dan Alkap
yang dibutuhkan anggota dalam tugas;
(4) mencatat dan melaporkan kerusakan,
kehilangan Alkap senjata dan munisi selama dalam
tugas; dan
(5) dalam melaksanakan tugas bertanggung
jawab kepada Danki.
e) Bintara Makanan:
(1) membantu Danki dalam pengurusan
ransum/makan anggota kompi;
10
(2) mengoordinasikan kebutuhan ransum/
makan prajurit dengan Pasilog dan Bakes Kompi;
(3) mendistribusikan ransum dan bahan
makanan lainnya kepada anggota kompi;
(4) mencatat dan melaporkan kebutuhan bekal
makanan anggota kompi; dan
(5) dalam melaksanakan tugas bertanggung
jawab kepada Danki.
f) Bintara Kesehatan:
(1) memberikan dukungan pelayanan kesehatan
lapangan apabila ada anggota yang terluka selama
pelaksanaan tugas;
(2) memantau kesehatan dan kebersihan prajurit
dengan memeriksa kesehatan dan kondisi fisik
anggota;
(3) merencanakan lokasi evakuasi medis bila
terdapat korban sendiri;
(4) menyampaikan pertimbangan dan saran
kepada Danki sesuai dengan bidang nya; dan
(5) dalam melaksanakan tugas bertanggung
jawab kepada Danki.
g) Operator Drone:
(1) memelihara kesiapan drone untuk selalu siap
digunakan;
(2) mengoperasionalkan drone untuk mem-
berikan informasi kepada Danki; dan
(3) dalam melaksanakan tugas bertanggung
jawab kepada Danki.
2) Peleton Ranpur.
a) Pokkoton Ranpur.
(1) melaksanakan pengecekan kesiapan senjata,
munisi, dan mesin Ranpur Infanteri;
(2) melaksanakan pengecekan kesiapan radio,
yang meliputi penyiapan frekuensi yg telah
ditentukan;
(3) melaksanakan pengecekan kesiapan
samaran, optronik, peta, GPS, dan alkom lainnya;
11
(4) menentukan macam munisi, sesuai senjata
yang dibawa, mengarahkan tembakan senjata
Ranpur Infanteri dan memberi aba-aba tembakan;
(5) menyiapkan peta jarak/registrasi;
(6) mengadakan dril awak Ranpur Infanteri, dril
penembakan, nilai rute, dan medan;
(7) mengawasi pelaksaan penyamaran Ranpur
Infanteri dan perkuatan medan;
(8) mengawasi disiplin awak Ranpur Infanteri;
(9) memimpin dan mengendalikan Ranpur
Infanteri untuk mengimbangi gerakan pasukan
Peleton Senapan; dan
(10) memimpin serangan Ranpur Infanteri
dibawah kendali komando atas.
b) Regu Ranpur:
(1) mengikat tembakan sesuai perintah dari
Dantonpan;
(2) mengangkut Regu Senapan untuk
mendekatkan diri ke sasaran sesuai perintah dari
Dantonpan;
(3) mengangkut perbekalan munisi dan logistik
baik Peleton Ranpur maupun Peleton Senapan;
(4) melindungi Regu Senapan dari tembakan
senjata ringan musuh;
(5) melindungi Regu Senapan sebelum masuk
kedudukan pertahanan;
(6) melindungi Regu Senapan pada saat
melaksanakan tuspur dengan tekanan; dan
(7) sebagai pengaman pada saat melaksanakan
pengawalan.
3) Peleton Senapan.
a) Pokkoton Senapan:
(1) memimpin Peleton Senapan dan Ranpur
Infanteri dalam melaksanakan manuver;
(2) merencanakan dan menyelenggarakan
kegiatan pemeliharaan serta peningkatan
kemampuan tempur anggota peleton;
12
(3) mengadakan dril Regu Senapan sebelum
melaksanakan tugas;
(4) menentukan bentuk formasi dan manuver
peleton sesuai PKT/PKM Dantonpan di lapangan;
(5) mengawasi disiplin dan kegiatan Peleton
Senapan;
(6) melaksanakan pengecekan kesiapan anggota
peleton; dan
(7) memimpin serangan peleton dibawah kendali
komando atas.
b) Regu Senapan:
(1) melaksanakan pembersihan lapangan ranjau;
(2) melaksanakan pemeriksaan terhadap medan-
medan kritik;
(3) bertindak sebagai pengaman depan setelah
mendapatkan perintah dari Dantonpan;
(4) melaksanakan perkuatan medan;
(5) melaksanakan pembersihan sasaran;
(6) melindungi Ranpur Infanteri dari kerawanan
kelompok SLT musuh; dan
(7) membuka jalan pada saat pelolosan VVIP
menuju Ranpur Infanteri.
10. Syarat Personel.
a. Syarat Umum. Setiap prajurit Infanteri di Satuan Mekanis
harus memiliki:
1) dedikasi yang tinggi dan sikap serta mental yang baik;
2) kesehatan jiwa dan jasmani yang baik;
3) intelegensia yang baik, mental yang kuat, motivasi dan
daya juang yang tinggi;
4) lulus pendidikan dasar Infanteri;
5) memahami karakteristik Ranpur Infanteri; dan
6) mampu mengoperasionalkan/mengemudikan Ranpur
Infanteri baik secara teknis maupun taktis.
13
b. Syarat Khusus:
1) Danran harus menguasai tugas–tugas awak Ranpur
Infanteri;
2) Danran harus menguasai formasi gerak Ranpur Infanteri;
3) Danran harus mengetahui karakteristik Ranpur Infanteri;
4) Danran dan Tamudi Ranpur Infanteri harus memiliki SIM
II Khusus;
5) Danran dan tamudi memiliki kemampuan pemeliharaan
Ranpur Infanteri;
6) Danran dan tamudi mampu mengoperasionalkan Ranpur
Infanteri;
7) Danran dan Tabak Ranpur Infanteri mampu
mengoperasionalkan senjata ranpur baik manual ataupun
RCWS (Remote Control Weapon System);
8) Operator drone mampu mengoprasionalkan drone; dan
9) Lulus pendidikan spesialisasi sesuai dengan jabatan.
11. Teknis.
a. Kemampuan dan Batas Kemampuan Ranpur Infanteri.
Ranpur Infanteri merupakan kendaraan berlapis baja Satuan Infanteri
Mekanis yang digunakan dalam pertempuran untuk mengangkut
pasukan senapan sedekat mungkin ke sasaran menggunakan akses
jalan yang tersedia dengan jenisnya beroda rantai dan beroda ban.
Dansat Mekanis harus mengetahui kemampuan dan batas
kemampuan Ranpur Infanteri sebagai pertimbangan agar tidak salah
dalam mengambil sebuah keputusan.
1) Kemampuan.
a) Memiliki daya gerak yang relatif lebih cepat.
b) Memiliki lindung lapis baja untuk menangkis
senjata ringan dan pecahan geranat.
c) Memiliki daya tembak untuk menghancurkan
perkubuan, kelompok, dan senjata bantuan musuh.
d) Dapat merusak rintangan konvensional (contoh
kawat berduri) dan tradisional musuh yang tidak
berbahan peledak.
e) Dapat mengangkut personel dan mendekatkan
kepada sasaran.
f) Dapat mengangkut bekal pokok prajurit.
14
g) Dapat menghancurkan berba ringan musuh.
h) Dapat menempuh radius tempur yang luas.
2) Batas Kemampuan.
a) Rawan terhadap SLT musuh.
b) Rawan terhadap tembakan lintas datar musuh yang
berkaliber besar.
c) Rawan terhadap ranjau anti tank musuh.
d) Terbatas untuk melewati medan hutan rimba (tidak
bisa melewati hutan rimba yang tidak memiliki akses
jalan).
e) Terbatas untuk melewati medan tutunan yang terjal
(tidak bisa melewati jurang).
f) Rawan terhadap bahaya udara (helikopter serbu
dan pesawat musuh).
g) Rawan menyebrangi sungai yang besar.
b. Mekanisme masuk dan keluar Ranpur Infanteri.
1) Masuk Ranpur Infanteri. Mekanisme masuk Ranpur
Infanteri merupakan urutan kegiatan dalam rangka
mempercepat penempatan personel di dalam Ranpur Infanteri,
pasukan disusun berdasarkan tugas dan jabatannya di dalam
Ranpur. Teknis masuk Ranpur Infanteri sebagai berikut:
a) Komandan Ranpur Infanteri (Danran) memberikan
perintah kepada awak Ranpur Infanteri.
b) Sebelum naik Ranpur Infanteri, Danran
memerintahkan awak ranpur untuk memeriksa kesiapan
Ranpur Infanteri dan senjata.
(1) Danran memerintahkan Tamudi untuk
memeriksa semua kondisi Ranpur Infanteri,
meliputi:
(a) memeriksa BBM, air radiator, oli mesin,
dan oli diffential;
(b) memeriksa kemungkinan-kemungkinan
kebocoran, kabel, serta kondisi mesin dan
Ranpur;
(c) memeriksa lampu, sirine, Alkom, pedal
gas, rem, dan tuas kecepatan; dan
15
(d) memeriksa alat pemadam kebakaran
serta kondisi baterai/aki.
(2) Danran memerintahkan Tabak Ranpur
Infanteri untuk menyiapkan senjata Ranpur
Infanteri dan memeriksa kondisi senjata dan munisi
yang digunakan.
(3) Setelah semua awak Ranpur Infanteri
menyelesaikan pemeriksaan maka Danran
mengecek kembali kesiapan Ranpur Infanteri dan
alkap yang telah dilaporkan.
c) Jika Ranpur Infanteri dan senjata sudah siap,
Danran melaporkan kesiapan kepada Danton/Danki.
d) Setelah dilaksanakan pemeriksaan oleh Danran,
maka seluruh pasukan senapan masuk sesuai pembagian
tiap lambung (lambung kanan duduk di sebelah kanan,
lambung kiri duduk disebelah kiri) ke dalam Ranpur
Infanteri.
e) Posisi senjata perorangan laras menghadap ke
bawah.
g) Danran masuk Ranpur Infanteri setelah semua
personel masuk.
h) Selama pasukan senapan berada di dalam Ranpur
Infanteri (selama perjalanan) maka Dantonpan atau
Danrupan bertindak sebagai Danran.
2) Keluar Ranpur Infanteri. Mekanisme keluar Ranpur
Infanteri merupakan urutan kegiatan dalam rangka untuk
keluar dari Ranpur secara cepat dan tepat, sehingga pasukan
dapat menjalankan perannya dengan baik.
a) Dalam situasi non taktis. Mekanisme keluar
Ranpur pada saat situasi non taktis sebagai berikut:
(1) Ranpur Infanteri berhenti pada suatu tempat
yang aman sesuai tugas yang diberikan oleh
komando atas;
(2) Tamudi membuka ramp door;
(3) Danru/Danton/Danki turun terlebih dahulu
untuk menunjukan penempatan anggota;
(4) Pok SO turun setelah Danru/Danton/Danki
diikuti anggota yang lain;
(5) prajurit yang terakhir turun dari Ranpur
Infanteri yaitu Wadanru/Baton;
16
(6) seluruh prajurit turun dari Ranpur Infanteri
kecuali Tabak Ranpur dan Tamudi;
(7) pasukan turun dari Ranpur Infanteri menuju
tempat yang telah ditentukan dipimpin oleh
Danru/Danton/Danki; dan
(8) apalabila pasukan senapan sudah keluar dari
Ranpur Infanteri maka kendali Regu Ranpur
Infanteri diambil alih oleh Danran dan menunggu
perintah selanjutnya dari Dantonpan/Dankipan.
b) Dalam situasi taktis. Mekanisme keluar Ranpur
Infanteri pada saat situasi taktis sebagai berikut:
(1) Regu Senapan keluar dari Ranpur Infanteri
sesuai perintah Danru/Danton/Danki;
(2) seluruh Regu Senapan turun dari Ranpur
Infanteri menuju kedudukan masing-masing sesuai
formasi tempur yang diperintahkan oleh
Danru/Danton/Danki; dan
(3) kendali Ranpur Infanteri diserahkan ke
Danran, untuk mengarahkan manuver tempur
Ranpur Infanteri menyesuaikan dengan manuver
Regu Senapan.
c. Formasi. Formasi merupakan kemampuan teknis yang harus
dikuasai oleh setiap personel di Satuan Mekanis untuk
mempermudah satuan dalam melaksanakan tugas tempur yang
diberikan. Masing-masing komandan satuan baik Danru, Danton,
maupun Danki harus mengetahui macam-macam formasi beserta
keuntungan dan kerugiannya agar tidak salah memberikan perintah
penyusunan formasi kepada anggota sesuai PKT/PKM di lapangan.
Secara umum formasi pada taktik dan teknik mekanis terdiri dari
formasi di daerah persiapan dan formasi tempur Satuan Mekanis.
1) Formasi di daerah persiapan Satuan Mekanis.
Pengaturan personel di daerah persiapan sangat mendukung
untuk melaksanakan kegiatan taktis dan administrasi.
Penyusunan dalam bentuk formasi akan mengefektifkan
manuver Ranpur selama di daerah persiapan dan juga apabila
dilihat dari aspek taktis, maka dapat melindungi pasukan dari
kemungkinan datangnya musuh.
a) Formasi melingkar. Penyusunan pasukan dan
Ranpur Infanteri yaitu tiap-tiap peleton menyusun
formasi tiga Ranpur Infanteri di depan dan Ranpur
Infanteri Koton di belakang, digabungkan membentuk
lingkaran atau menyesuaikan sehingga seluruh pasukan
menghadap keluar membentuk lingkaran. Personel
berada diantara Ranpur mengelilingi kedudukan daerah
persiapan.
17
Gambar 1: FormaGsi Melingkar di Daerah Persiapan
(1) Keuntungan:
(a) tidak memiliki celah untuk diserang
musuh dari arah manapun;
(b) keamanan Ranpur Infanteri terjamin;
dan
(c) mudah koordinasi antar peleton.
(2) Kerugian:
(a) membutuhkan waktu yang agak lama
untuk menyusun formasi sebelum
melanjutkan gerakan;
(b) sukar untuk mengendalikan Peleton
Senapan; dan
(c) sukar dalam melaksanakan koordinasi
antar Peleton Senapan.
b) Formasi bersyaf. Penyusunan pasukan dan Ranpur
Infanteri yaitu Ranpur Infanteri di parkir menghadap arah
gerakan dengan susunan Ranpur Infanteri Peleton 1 dan
2 bersyaf di depan dan Ranpur Infanteri Koki serta
Peleton 3 berbanjar dibelakangnya, awak Ranpur Infanteri
tinggal untuk menjaga Ranpur. Anggota kompi senapan
melaksanakan pertahanan keliling di belakang Ranpur
Infanteri yang di parkir. Formasi ini digunakan apabila
waktu yang tersedia di DP tidak terlalu lama.
18
Gambar 1: FormaGsi Bersyaf di Daerah Persiapan
(1) Keuntungan:
(a) cepat menyusun formasi untuk
melanjutkan gerakan;
(b) mudah dalam mengendalikan Peleton
Senapan; dan
(c) mudah koordinasi antar Peleton
Senapan.
(2) Kerugian:
(a) kemanan Ranpur Infanteri kurang; dan
(b) rawan terhadap tindakan sabotase
musuh.
2) Formasi tempur Satuan Mekanis. Formasi tempur Satuan
Mekanis merupakan sebuah bentuk formasi yang terdiri dari
tatanan formasi personel pasukan Regu Senapan Mekanis
beserta Ranpur Infanteri yang digunakan dalam rangka
melaksanakan suatu tugas taktis (melaksanakan manuver
dalam sebuah operasi, mengatasi sasaran, rintangan/
hambatan, dan lain-lain). Formasi tempur Satuan Mekanis
disusun berdasarkan susunan organisasi tempur mekanis yang
terdiri dari formasi tingkat regu, peleton, dan kompi mekanis.
19
a) Tingkat regu. Formasi tempur tingkat regu
digunakan pada saat Satuan Mekanis menemui medan
yang memiliki kemungkinan diduduki oleh kelompok
musuh. Setelah menerima perintah penyusunan formasi
dari Danru maka seluruh regu senapan yang berada di
dalam Ranpur Infanteri turun dari kendaraan dan
membentuk formasi sesuai perintah. Danru memimpin
Regu Senapan yang berada diluar Ranpur Infanteri
sedangkan pimpinan pada Ranpur Infanteri diambil alih
oleh Danran.
(1) Formasi berbanjar kanan Ranpur Infanteri.
Formasi ini digunakan untuk melindungi Regu
Senapan dari bahaya tembakan senjata ringan
musuh dari arah lambung kiri Ranpur Infanteri,
menghendaki pengawasan Ranpur Infanteri
maksimal ke arah lambung kiri, dan melalui medan
kritik di kiri jalan.
Gambar 3: Formasi Tingkat Regu Berbanjar
Kanan Ranpur Infanteri
(a) Keuntungan:
i. Regu Senapan terlindung dari
tembakan senjata ringan musuh dari
arah kiri Ranpur Infanteri; dan
ii. pengawasan Ranpur Infanteri
maksimal ke arah lambung kiri.
(b) Kerugiannya rawan terhadap tembakan
SLT dari arah kiri Ranpur Infanteri.
(2) Formasi berbanjar kiri Ranpur Infanteri.
Formasi ini digunakan untuk melindungi Regu
Senapan dari bahaya tembakan senjata ringan
musuh dari arah lambung kanan Ranpur Infanteri,
menghendaki pengawasan Ranpur Infanteri
maksimal ke arah lambung kanan, dan melalui
medan kritik di kanan jalan.
20
Gambar 4: Formasi Tingkat Regu Berbanjar Kiri
Ranpur Infanteri
(a) Keuntungan:
i. Regu Senapan terlindung dari
tembakan senjata ringan musuh dari
arah kanan Ranpur Infanteri; dan
ii. pengawasan Ranpur Infanteri
maksimal ke arah lambung kanan.
(b) Kerugiannya rawan terhadap tembakan
SLT dari arah kanan Ranpur Infanteri.
(3) Formasi berbanjar kanan kiri Ranpur
Infanteri. Formasi ini digunakan apabila Ranpur
Infanteri tidak dapat berjalan cepat sehingga
membutuhkan pengawalan dari Regu Senapan dan
melalui daerah bangunan atau medan kritik di
kanan kiri jalan.
Gambar 5: Formasi Tingkat Regu Berbanjar
Kanan Kiri Ranpur Infanteri
21
(a) Keuntungannya Ranpur Infanteri
terlindung dari kemungkinan ancaman
penembak SLT musuh yang muncul dari
samping kanan kiri Ranpur Infanteri.
(b) Kerugiannya pasukan senapan rawan
terhadap tembakan penembak runduk dari
arah samping kanan kiri Ranpur Infanteri.
(4) Formasi bersyaf kanan Ranpur Infanteri.
Formasi ini digunakan untuk menyerbu dan
membersihkan sasaran yang letaknya di sebelah
kanan manuver.
Gambar 6: Formasi Tingkat Regu Bersyaf Kanan
Depan Ranpur Infanteri
(a) Keuntungannya serbuan dan
pembersihan sasaran yang letaknya di
sebelah kanan Ranpur Infanteri dapat
dilaksanakan secara serentak.
(b) Kerugiannya lindung tembak Regu
Senapan terbatas.
(5) Formasi bersyaf kiri depan Ranpur Infanteri.
Formasi ini digunakan untuk menyerbu dan
membersihkan sasaran yang letaknya di sebelah
kiri manuver.
Gambar 7: Formasi Tingkat Regu Bersyaf Kiri
Depan Ranpur Infanteri
22
(a) Keuntungannya serbuan dan
pembersihan sasaran yang letaknya di
sebelah kiri Ranpur Infanteri dapat
dilaksanakan secara serentak.
(b) Kerugiannya lindung tembak Regu
Senapan terbatas.
(6) Formasi bersyaf kanan dan kiri Ranpur
Infanteri. Formasi ini digunakan untuk
menghendaki daya tembak ke sasaran depan
maksimal dan melaksanakan pembersihan sasaran
yang telah dihancurkan.
Gambar 8: Formasi Tingkat Regu Bersyaf Kanan
dan Kiri Ranpur Infanteri
(a) Keuntungannya yaitu:
i. daya tembak ke sasaran depan
maksimal; dan
ii. pembersihan sasaran yang telah
dihancurkan dapat dilaksanakan
secara serentak.
(b) Kerugiannya pengendalian anggota
Regu Senapan terbatas.
(7) Formasi paruh lembing/pasak. Formasi ini
digunakan untuk melaksanakan penerobosan dan
memecah kekuatan musuh.
Gambar 9: Formasi Tingkat Regu Paruh
Lembing/Pasak
23
(a) Keuntungan:
i. dapat mengembangkan formasi
Regu Senapan dengan cepat; dan
ii. melaksanakan pengawasan ke
depan dan lambung kanan kiri secara
maksimal.
(b) Kerugian:
i. pengendalian anggota Regu
Senapa terbatas; dan
ii. tidak dapat memanfaatkan
poerlindungan lapis baja Ranpur
Infanteri secara maksimal.
(8) Formasi belah ketupat. Formasi ini
digunakan untuk pengamanan keliling Ranpur
Infanteri dan melewati medan semi terbuka dengan
kedudukan lawan yang belum diketahui.
Gambar 10: Formasi Tingkat Regu Belah Ketupat
(a) Keuntungan:
i. memiliki daya gempur yang tinggi
dengan memanfaatkan senban Ranpur
Infanteri sebagai pangkal tembakan;
dan
ii. pasukan senapan mempunyai
pandangan yang luas dari kanan kiri
ranpur.
(b) Kerugiannya pengendalian anggota
Regu Senapan terbatas.
24
(9) Formasi berbanjar belakang Ranpur Infanteri.
Formasi ini digunakan untuk melalui medan
tertutup, sempit, atau daerah bangunan untuk
melindungi Regu Senapan dari ancaman musuh
yang berada di depan dengan syarat terdapat
informasi musuh tidak memiliki SLT.
Gambar 11: Formasi Tingkat Regu Berbanjar
Belakang Ranpur Infanteri
(a) Keuntungan:
i. Regu Senapan terlindung dari
tembakan senjata ringan dan
penembak runduk musuh dari arah
depan;
ii. memudahkan Pasukan senapan
dalam bermanuver serangan ke posisi
berikutnya; dan
iii. pengendalian anggota Regu
Senapan mudah.
(b) Kerugiannya rawan terhadap tembakan
SLT musuh dari arah depan.
b) Tingkat Peleton.
(1) Berbanjar. Posisi Ranpur Infanteri segaris
dengan arah gerakan, penempatan regu dan koton
fleksibel menyesuaikan dengan PKT/PKM Danton di
lapangan. Apabila akan melalui medan yang
kemungkinan diduduki oleh musuh maka atas
perintah Danton seluruh Anggota Peleton Senapan
keluar dari Ranpur Infanteri menempati posisi di
25
kanan, kiri, maupun kanan kiri Ranpur Infanteri
menyesuaikan dengan keadaan medan dan tingkat
ancaman.
Gambar 12: Formasi Tingkat Peleton Berbanjar
(a) Keuntungan:
i. memelihara kecepatan gerak,
kodal mudah dan mudah mengawasi
medan; dan
ii. menyediakan secara maksimal
daya tembak ke lambung pasukan.
(b) Kerugiannya memerlukan pasukan
pengaman lambung.
(2) Formasi Zig-zag. Posisi Ranpur Infanteri zig-
zag segaris dengan arah gerakan, penempatan regu
dan koton fleksibel menyesuaikan dengan PKT/PKM
Danton di lapangan. Apabila akan melalui medan
yang kemungkinan diduduki oleh musuh maka atas
perintah Danton seluruh Anggota Peleton Senapan
turun dari Ranpur Infanteri menempati posisi di
bagian sisi luar konvoi Ranpur Infanteri, bagian sisi
dalam konvoi Ranpur Infanteri, maupun di kanan
kiri Ranpur Infanteri menyesuaikan dengan
keadaan medan dan tingkat ancaman.
26
Gambar 13: Formasi Tingkat Peleton Zig-Zag Sisi
Luar Konvoi Ranpur Infanteri
Gambar 14: Formasi Tingkat Peleton Zig-Zag Sisi
Dalam Konvoi Ranpur Infanteri
Gambar 15: Formasi Tingkat Peleton Zig-Zag
Kanan Kiri Ranpur Infanteri
27
(a) Keuntungan:
i. memelihara kecepatan gerak,
kodal mudah dan mudah mengawasi
medan; dan
ii. peninjauan kedepan lebih baik
dibandingkan formasi berbanjar.
(b) Kerugiannya memerlukan pasukan
pengaman lambung.
(3) Bersyaf. Posisi Ranpur Infanteri regu tegak
lurus dengan arah gerakan, penempatan koton
fleksibel di belakang salah satu regu menyesuaikan
dengan PKT/PKM Danton di lapangan. Apabila
akan melalui medan yang kemungkinan diduduki
oleh musuh maka atas perintah Danton seluruh
Anggota Peleton Senapan keluar dari Ranpur
Infanteri menempati posisi ber syaf di kanan, kiri,
maupun kiri Ranpur Infanteri menyesuaikan
dengan keadaan medan dan tingkat ancaman.
Gambar 16: Formasi Tingkat Peleton Bersyaf
(a) Keuntungan:
i. memiliki lapangan tinjau dan
lapangan tembak yang baik kearah
depan; dan
ii. gerakan saling melindungi antara
pasukan senapan dan Ranpur Infanteri
maksimal.
(b) Kerugian:
i. memerlukan tempat yang luas
untuk menyusun pasukan secara
mendalam; dan
28
ii. memerlukan lindung tembak
yang banyak.
(4) Paruh lembing/Pasak. Posisi Ranpur Infanteri
regu membentuk paruh lembing/pasak dan koton
berada di tengah. Apabila akan melalui medan yang
kemungkinan diduduki oleh musuh maka atas
perintah Danton seluruh Anggota Peleton Senapan
keluar dari Ranpur Infanteri menempati posisi
diagonal di kanan, kiri, maupun kiri Ranpur
Infanteri menyesuaikan dengan keadaan medan
dan tingkat ancaman.
Gambar 17: Formasi Tingkat Peleton
Paruh Lembing/Pasak
(a) Keuntungan:
i. komando dan pengendalian
mudah;
ii. mudah berubah ke formasi untuk
menyerang; dan
iii. menyediakan daya tembak ke
depan serta lambung secara maksimal.
(b) Kerugian formasi ini memerlukan
tempat yang luas untuk menyusun pasukan
secara mendalam.
(5) Serong kanan. Posisi Ranpur Infanteri regu
membentuk diagonal ke arah kanan dan koton
fleksibel berada dibelakang. Apabila akan melalui
medan yang kemungkinan diduduki oleh musuh
maka atas perintah Danton seluruh Anggota
Peleton Senapan keluar dari Ranpur Infanteri
menempati posisi diagonal di kanan, kiri, maupun
kiri Ranpur Infanteri menyesuaikan dengan
keadaan medan dan tingkat ancaman.
29
Gambar 18: Formasi Tingkat Peleton Serong
Kanan
(a) Keuntungan formasi ini yaitu
pengawasan dan daya tembak ke lambung
kanan maksimal.
(b) Kerugian formasi ini yaitu komando
dan pengendalian sulit.
(6) Serong kiri. Posisi Ranpur Infanteri regu
membentuk diagonal ke arah kiri dan koton
fleksibel berada dibelakang. Apabila akan melalui
medan yang kemungkinan diduduki oleh musuh
maka atas perintah Danton seluruh Anggota
Peleton Senapan keluar dari Ranpur Infanteri
menempati posisi diagonal di kanan, kiri, maupun
kiri Ranpur Infanteri menyesuaikan dengan
keadaan medan dan tingkat ancaman.
Gambar 19: Formasi Tingkat Peleton Serong
Kiri
30
(a) Keuntungan formasi ini yaitu
pengawasan dan daya tembak ke lambung
kiri maksimal.
(b) Kerugian formasi ini yaitu komando
dan pengendalian sulit.
b) Tingkat Kompi.
(1) Berbanjar. Posisi Ranpur Infanteri segaris
dengan arah gerakan. Pasukan senapan bisa
berada di dalam dan di luar Ranpur Infanteri
menyesuaikan dengan PKT/PKM Danki di
lapangan. Satuan Infanteri Mekanis bergerak
dengan menggunakan formasi berbanjar ketika
kemungkinan terjadinya kontak kecil dan sasaran
masih relatif jauh. Keamanan pasukan sangat
bergantung terhadap kompi yang berada di depan
yang mengawasi medan di sekeliling.
Gambar 20: Formasi Tingkat Kompi Berbanjar
(a) Keuntungannya yaitu tidak memer-
lukan medan yang luas dan beberapa akses
jalan untuk membentuk formasi.
(b) Kerugiannya yaitu komando dan
pengendalian sulit.
(2) Bersyaf. Formasi ini disusun dengan Kompi-
Kompi Mekanis saling berdampingan satu dengan
lainnya. Peleton 1 dan 2 menggunakan formasi
bersyaf sedangkan Peleton 3 menggunakan formasi
tempur/berbanjar. Pasukan senapan bisa berada di
dalam dan di luar Ranpur Infanteri menyesuaikan
31
dengan PKT/PKM Danki di lapangan. Kompi
Mekanis menggunakan formasi ini ketika
memerlukan gerakan yang terus menerus dengan
dukungan daya tembak yang terus menerus pula.
Keuntungan formasi ini sangat fleksibel untuk
berubah kepada formasi yang lain.
Gambar 21: Formasi Tingkat Kompi Bersyaf
(a) Keuntungannya yaitu susunan formasi
sangat mendalam dan memiliki pasukan
cadangan (peleton paling belakang untuk
lintas ganti peleton yang lain apabila
dibutuhkan).
(b) Kerugian:
i. memerlukan medan yang agak
luas dan beberapa akses jalan untuk
membentuk formasi; dan
ii. sangat tergantung alkom dalam
pengendaliannya.
(3) Paruh lembing/pasak. Susunan formasi yaitu
Peleton 1 membentuk formasi paruh lembing/
pasak, Peleton 2 membentuk formasi serong kanan,
dan Peleton 3 membentuk formasi serong kiri.
Pasukan senapan bisa berada di dalam dan di luar
Ranpur Infanteri menyesuaikan dengan PKT/PKM
Danki di lapangan. Kompi Mekanis menggunakan
formasi ini untuk menghadapi kemungkinan kontak
musuh di depan dan di lambung. Kemungkinan
akan terjadi kontak dengan musuh, tetapi
kedudukan musuh belum jelas.
32
Gambar 22: Formasi Tingkat Kompi Paruh
Lembing/Pasak
(a) Keuntungan:
i. mudah mengembangkan fprmasi
tempur selanjutnya; dan
ii. lebih maksimal untuk menerobos
kedudukan pertahanan musuh.
(b) Kerugian:
i. memerlukan medan yang agak
luas dan beberapa akses jalan untuk
membentuk formasi; dan
ii. sangat tergantung Alkom dalam
pengendalian.
(4) Formasi V. Formasi ini disusun dengan dua
Peleton Mekanis di depan dan satu peleton sebagai
cadangan. Pasukan senapan bisa berada di dalam
dan di luar Ranpur Infanteri menyesuaikan dengan
PKT/PKM Danki di lapangan. Formasi ini
digunakan untuk mengepung dan menghancurkan
kedudukan musuh yang sudah diketahui.
Gambar 23: Formasi Tingkat Kompi V
33
(a) Keuntungannya memberikan daya
tembak yang maksimal dari arah kanan dan
kiri musuh.
(b) Kerugian:
i. memerlukan medan yang agak
luas dan beberapa akses jalan untuk
membentuk formasi; dan
ii. sangat tergantung Alkom dalam
pengendalian.
12. Sarana dan Prasarana.
a. Sarana. Sarana yang digunakan meliputi:
1) Ranpur Infanteri;
2) drone;
3) senjata Ranpur Infanteri;
4) senjata organik perorangan;
5) munisi;
6) Optronik;
7) alat komunikasi;
8) peta;
9) kompas dan GPS; dan
10) BMS (Battle Management System).
b. Prasarana. Prasarana yang digunakan berupa medan operasi
sesuai dengan tugas yang diberikan oleh komando atas.
13. Faktor-Faktor yang Memengaruhi.
a. Faktor Internal.
1) Personel. Profesionalitas prajurit Masih adanya
personel yang belum memiliki kualifikasi sesuai dengan
jabatannya, sehingga memengaruhi kelancaran
pelaksanaan kegiatan. dalam
2) Materiel. Kemampuan serta batas kemampuan Ranpur
Infanteri, senjata, dan munisi dengan varian serta kondisi yang
berbeda-beda sesuai medan yang dihadapi memengaruhi
kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan.
b. Faktor Eksternal.
1) Cuaca. Kondisi cuaca yang ekstrim memengaruhi
kesehatan personel dan Suhu, Angin, Cahaya, serta Endapan
34
(SACE) berpengaruh pada pelaksanaan taktik dan teknik
mekanis.
2) Medan. Medan terpotong-potong seperti jurang,
adanya akses jalan yang dapat dilalui oleh Ranpur Infanteri,
dan sungai yang lebar sangat memengaruhi pergerakan Ranpur
Infanteri dalam mendukung kegiatan taktik dan teknik
mekanis.
3) Musuh. Disposisi, komposisi, kekuatan, serta
kemampuan musuh memengaruhi cara bertindak dalam taktik
dan teknik mekanis.
BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
14. Umum. Untuk menjamin tercapainya keberhasilan taktik dan teknik
mekanis, diperlukan suatu penjelasan rangkaian kegiatan yang
berkesinambungan dari tiap-tiap taktik maupun teknik mekanis. Rangkaian
kegiatan tersebut terdiri dari teknik mekanis untuk menunjang pelaksanan
taktik mekanis dilanjutkan penjelasan masing-masing taktik mekanis
memiliki urut-urutan kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan,
persiapan, pelaksanaan sampai dengan tahap pengakhiran. Dengan
demikian dalam setiap pentahapannya, taktik dan teknik mekanis dibuat
secara rinci, teliti, dan terkoordinasi sebagai pedoman bagi Satuan Infanteri
Mekanis dalam pelaksanaannya.
15. Teknik Mekanis.
a. Pengintaian dan Peninjauan. Pengelolaan medan pertempuran
dan kemampuan untuk mengendalikan situasi medan pertempuran
merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pelaksanaan
operasi. Jika informasi tentang kondisi daerah pertempuran telah kita
dapat secara kompleks, maka sangat dimungkinkan perang dapat
dimenangkan. Kegiatan pengintaian dan peninjauan Satuan Mekanis
terhadap musuh dapat dilaksanakan secara terintegrasi dalam sistem
pertempuran modern Battlefield Management System (BMS) atau
dengan menggunakan pengintaian udara.
1) BMS. BMS merupakan sistem yang digunakan untuk
mengintegrasikan perolehan dan pemrosesan informasi untuk
meningkatkan komando dan kontrol unit militer. BMS dapat
memenuhi kebutuhan seorang komandan untuk mengambil
sebuah keputusan, analisis, prediksi, pemilihan taktik, maupun
strategi. Sistem BMS akan dapat memberikan informasi dan
komunikasi mengenai disposisi sesama ranpur infanteri dalam
rangka menyusun sebuah manuver dan strategi untuk
menghadapi musuh serta memberikan data dan informasi
sebuah medan pertempuran, data taktis musuh berupa
dislokasi, dan kekuatan musuh. BMS dapat dipasang pada
setiap Ranpur Infanteri lalu pusat BMS dapat ditempatkan pada
Ranpur Infanteri Danru/ Danton/Danki.
35
2) Pengintaian udara. Pengintaian udara dapat dilakukan
dengan menggunakan drone. Bila kelompok pengintai
mendapatkan medan kritik yang membahayakan untuk dilewati
sebelum mengetahui keadaan di depan seperti jembatan maka
kelompok pengintai melaporkan sampai dengan Danton untuk
dilaksanakan pengintaian terhadap medan kritik dengan
menggunakan drone. Untuk dapat mengintegrasikan drone yang
efektif dalam suatu tugas, yang perlu diperhatikan yaitu sistem
komunikasi dan kerja sama antara pasukan dan operator drone
telah terjalin sebelum pasukan bergerak dari basis.
3) Pengintai Depan Ranpur Infanteri. Dalam situasi taktis
dimana keadaaan medan memiliki kemungkinan kontak dengan
musuh maka satuan mekanis mengeluarkan pengintai depan.
Tujuannya untuk melaksanakan pengintaian dan peninjauan
rute yang akan dilalui oleh pasukan induk, memastikan rute
tersebut aman untuk dilalui. Pengintai depan yang dikeluarkan
bisa berupa Ranpur Infanteri atau penembak senapan (bila
terdapat informasi musuh diperkuat dengan senjata SLT) sesuai
PKT/PKM Danton di lapangan.
a) Teknik bergerak Ranpur Infanteri sebagai pengintai
depan ada tiga macam menyesuaikan dengan kondisi
medan dan tingkat ancaman yang akan dilalui yaitu
serentak (lihat gambar 33), ulat kilan (lihat gambar 34),
dan lompat katak (lihat gambar 35).
b) Teknik bergerak penembak senapan sebagai
pengintai depan ada tiga macam menyesuaikan dengan
kondisi medan dan tingkat ancaman yang akan dilalui.
(1) Ulat kilan. Gerakan seperti ini sangat baik
dilakukan dimedan tertutup dengan pandangan ke
depan sangat terbatas.
Gambar 24: Teknik Bergerak Ulat Kilan Pengintai Depan
(a) Pengintai satu yang berada di depan
bergerak maju ke depan, menuju tempat yang
terlindung dan aman, gerakannya diamankan
oleh pengintai dua. Setelah tiba ditempat
yang dituju pengintai satu bertugas untuk
mengamankan gerakan pengintai dua.
36
(b) Pengintai dua bergerak ke depan
menuju ke tempat yang terlindung dan aman,
di belakang kedudukan pengintai satu.
Pengintai satu kembali bergerak ke depan
seperti kegiatan sebelumnya demikian
seterusnya.
(c) Ranpur Infanteri bergerak dibelakang
pengintai depan menyesuaikan jarak sesuai
kondisi medan di lapangan.
(2) Lompat katak. Gerakan ini sangat baik
dilakukan dimedan yang semi tertutup, medan di
depan dapat terlihat.
Gambar 25: Teknik Bergerak Lompat Katak Pengintai Depan
(a) Pengintai satu bergerak kedepan
ketempat yang aman dan terlindung. Setelah
pengintai satu pada kedudukannya, pengin-
tai dua bergerak maju kedepan, menuju
tempat yang aman dan terlindung didepan
kedudukan pengintai satu.
(b) Pengintai dua telah siap
dikedudukannya segera pengintai satu
bergerak maju menuju kedudukan baru di
depan dari kedudukan pengintai dua,
demikian selanjutnya.
(c) Ranpur Infanteri bergerak dibelakang
pengintai depan menyesuaikan jarak sesuai
kondisi medan di lapangan.
(3) Bergerak tetap. Gerak ini dilakukan sebagai
variasi tambahan, bagi pengintai depan dalam
melaksanakan tugasnya. Keadaan medan dan
musuh dapat mempengaruhi dalam memilih cara
bergerak pengintai depan, sehingga diperlukan
inisiatif gerakan dengan cara mengkombinasikan
ketiga macam gerakan tersebut.
37
Gambar 26: Teknik Bergerak Tetap Pengintai Depan
(a) Pengintai satu berada di depan
pengintai dua berada di belakang.
(b) Kedua pengintai ini bergerak
bersamaan, disuatu tempat yang aman dan
terlindung.
(c) Kedua pengintai berhenti mengamati
keadaan medan disekelilingnya, kemudian
melanjutkan gerakan, demikian seterusnya.
b) Teknik Pengawasan Pengintai.
(1) Untuk medan tertutup.
(a) Pengintai yang berada di depan
bertugas mengamati dengan teliti keadaan
medan depan dan bawah dengan tujuan
mendeteksi ranjau dan penghadangan
musuh.
(b) Pengintai yang di belakang mengamati
medan depan bagian atas untuk mendeteksi
ranjau yang digantung dipohon atau personel
musuh yang menghadang di atas pohon dan
sebagai penghubung ke induk pasukan.
(2) Untuk medan terbuka. Kedua pengintai
mempunyai tugas yang sama untuk
mengamati/mengawasi medan di depan dengan
cara saling menutup. Pengamatan dilakukan
dengan dua cara yaitu pengamanan sebagian dan
pengamanan rangkap.
(a) Pengamatan sebagian. Medan depan
dibagi dua, pengintai depan mengawasi
sebagian dari sektor depan kekanan (jam 11
s.d. 3) atau sebelah kiri (jam 9 s.d. 1),
dikoordinasikan dengan pengintai belakang.
Pengintai belakang mengawasi sisa sektor
pengawasan dari pengintai depan secara
38
tertutup dan bertugas sebagai penghubung
ke pasukan belakang.
Gambar 27: Arah Sektor Pengamatan
Sebagian Pengintai Depan
(b) Pengamatan rangkap. Medan depan
diamati oleh kedua pengintai dengan
pengawasan terhadap sektor yang aman.
Dilakukan secara saling menutup.
Gambar 28: Arah Sektor Pengamatan
Rangkap Pengintai Depan
b. Penyamaran Ranpur Infanteri. Penyamaran Ranpur
merupakan suatu upaya untuk menyesuaikan bentuk dan warna
menyerupai lingkungan sekitar, sehingga sulit tertinjau baik dari
musuh yang berada di darat maupun musuh yang menggunakan
pesawat udara/helikopter. Keuntungan penyamaran yaitu dapat
memberikan pendadakan untuk mengejutkan secara tiba-tiba dari
tempat persembunyian serta memberikan perlindungan agar musuh
tidak dapat melakukan tembakan langsung secara akurat atau tepat
terhadap kita. Penyamaran dilaksanakan dengan menggunakan
peralatan samaran buatan manusia dan benda-benda yang ada di
alam sekitarnya.
1) Penyamaran Daerah Perkotaan. Pada daerah perkotaan,
penyamaran Ranpur Infanteri bertujuan untuk
menyembunyikan Ranpur Infanteri dengan menggunakan corak
39
permukiman perkotaan sehingga perpindahan Ranpur Infanteri
dari gedung ke gedung berikutnya tidak akan terlihat.
Gambar 29: Penyamaran di Daerah Perkotaan
2) Daerah hutan. Penyamaran di daerah hutan dapat
menggunakan bahan-bahan seperti daun dan ranting alam
yang akan digunakan pada Ranpur Infanteri untuk merubah,
menyamar, atau menghilangkan bentuk Ranpur Infanteri. Daun
dan ranting alam yang digunakan tidak boleh mempengaruhi
pengoperasian Ranpur Infanteri (menghalangi penglihatan/
membatasi pergerakan). Penggunaan samaran daun dan ranting
alam diganti secara berkala untuk menyesuaikan dengan
keadaan sekitarnya.
Gambar 30: Penyamaran di Daerah Hutan
3) Daerah semak belukar. Penyamaran di daerah semak
belukar dapat menggunakan vegetasi yang ada di sekitarnya.
Tanaman dan rumput yang ada digunakan untuk
menghilangkan bentuk dari Ranpur Infanteri, sehingga tidak
tertinjau oleh musuh.
40
Gambar 31: Penyamaran di Daerah Semak Belukar
4) Daerah padang rumput. Penyamaran di daerah padang
rumput dapat menggunakan samaran buatan yang mempunyai
warna menyerupai kondisi alam sekitar sehingga dapat
menghilangkan bentuk dari Ranpur.
Gambar 32: Penyamaran di Daerah Padang Rumput
c. Gerak Ranpur Infanteri. Teknik bergerak Ranpur Infanteri
merupakan teknik dasar penunjang taktik yang harus dikuasai oleh
setiap prajurit Infanteri di Satuan Mekanis. Pemilihan teknik bergerak
Ranpur Infanteri menyesuaikan dengan faktor TUMMPAS di daerah
operasi. Teknik bergerak Ranpur Infanteri terdiri dari gerak serentak,
ulat kilan dan lompat katak.
1) Gerak Serentak. Gerakan ini dilaksanakan secara
bersama-sama, digunakan sebagai formasi dasar sebelum
melaksanakan formasi berikutnya. Mengutamakan kecepatan
gerakan sebelum kontak dengan musuh untuk pemindahan
pasukan.
41
Gambar 33: Gerak Serentak
2) Gerak Ulat Kilan. Penggunaan gerak ulat kilan
menyesuaikan dengan faktor situasi dan kondisi di daerah
operasi, umumnya dilaksanakan pada saat hambatan musuh
ringan atau tingkat kewaspadaan serta ketelitian yang tinggi
akibat kedudukan musuh yang tidak jelas serta pandangan
kedepan sangat terbatas.
Gambar 34: Gerak Ulat Kilan
a) Ranpur Infanteri yang berada di belakang Ranpur
Infanteri depan bergerak maju kedepan menuju tempat
yang aman, gerakan diamankan oleh Ranpur Infanteri
yang posisinya ada di depan.
b) Ranpur Infanteri depan bergerak maju ke tempat
aman, Ranpur Infanteri belakang bertugas mengamankan
gerakan Ranpur Infanteri depan.
c) Setelah Ranpur Infanteri belakang merapat, Ranpur
Infanteri depan melanjutkan gerakan kedepan seperti
kegiatan sebelumnya. Kegiatan berlangsung sampai tiba
dikedudukan yang telah ditentukan atau kontak dengan
musuh.
42
3) Gerak Lompat Katak. Gerakan ini dilaksanakan pada
saat kontak tembak dengan musuh untuk menyusun formasi
serbuan dengan memanfaatkan lindung tinjau dan lindung
tembak yang tersedia. Ranpur Infanteri yang menduduki
kedudukan memberikan perlindungan terhadap Ranpur yang
sedang bergerak menuju tempat kedudukan yang baru.
Gambar 35: Gerak Lompat Katak
a) Ranpur Infanteri yang paling belakang bergerak
maju ketempat yang aman dan terlindung dari tembakan
SLT musuh melewati posisi Ranpur Infanteri yang berada
didepannya, selama bergerak diamankan Ranpur Infanteri
yang dilewati; dan
b) setelah Ranpur Infanteri belakang berhenti pada
kedudukannya, Ranpur Infanteri berikutnya segera
bergerak maju kedepan melewati Ranpur Infanteri yang
bergerak pertama, setelah melewati Ranpur Infanteri
segera berhenti di tempat aman dan terlindung. Kegiatan
berlangsung sampai tiba dikedudukan yang telah
ditentukan atau kontak dengan musuh.
d. Gerakan Pengelabuan. Teknik gerakan pengelabuan
merupakan teknik dasar Ranpur Infanteri yang harus dikuasai oleh
setiap awak Ranpur Infanteri. Pengelabuan dilaksanakan dengan cara
mengganti kedudukan Ranpur dari satu titik ke titik yang lain dengan
memindahkan Ranpur yang telah diketaui kedudukannya oleh musuh
ke belakang atau ke samping sampai tidak terlihat oleh musuh
setelah itu maju untuk menempati kedudukan baru yang memiliki
nilai aspek medan yang baik. Setelah tiba di kedudukan baru, Ranpur
Infanteri dapat melaksanakan pendadakan terhadap musuh dengan
tembakan atau serbuan. Pelaksanaan gerakan pengelabuan yaitu
Ranpur Infanteri dari kedudukan awal yang diketahui oleh musuh
lalu mundur sampai tidak terlihat oleh musuh untuk mengelabui
musuh seolah-oleh Ranpur Infanteri meninggalkan pertempuran
setelah itu Ranpur Infanteri maju di sisi kanan atau kiri dari posisi
awal untuk melaksanakan tembakan atau serbuan.
43
Gambar 36: Gerakan Pengelabuan
e. Pemeriksaan Lapangan Ranjau. Apabila didalam
melaksanakan gerakan menemukan lapangan ranjau, Danru sebagai
Danran menghentikan Ranpur pada posisi terlindung selanjutnya
melapor kepada Danton. Danton melaksanakan PKT/PKM dan
menentukan CB terbaik kemudian menunjuk salah satu regu untuk
memeriksa. Danru yang ditunjuk memerintahkan Regu Senapan
turun dari kendaraan dengan formasi menyesuaikan medan.
Gambar 37: Teknik Pemeriksaan Lapangan Ranjau
1) Ranpur Infanteri ditempatkan pada kedudukan lindung
tembak, Danran memerintahkan penembak senjata Ranpur
Infanteri mengarahkan senjatanya ke medan-medan kritik
terutama kemungkinan adanya Bakduk maupun SLT musuh.
Adakan pengintaian sejauh-jauhnya terhadap keadaan jalan,
lorong medan, dan situasi kanan kiri jalan serta menentukan
kedudukan Ranpur Infanteri berikutnya.
44
2) Danru mereorganisir regunya menjadi dua Tim yaitu Pok
1 dan Pok 2. Setelah itu membagi tugas, Pok 1 memeriksa
lapangan ranjau, lalu Pok 2 sebagai pelindung.
3) Anggota yang ditunjuk menanggalkan semua alat
perlengkapannya yang berlogam dan disimpan di dalam
Ranpur. Siapkan alat tusuk dari kayu, tali dan bendera serta
lengan baju digulung/dilipat, pemeriksa pertama segera
mengambil posisi tiarap dan pegang alat tusuk seperti
memegang pensil, tusuk tanah perlahan-lahan setiap 5 cm
dengan sudut 45o.
4) Jarak antara pemeriksa yang satu dan pemeriksa
lainnya + 10 m, hentikan tusukan bila terasa menyentuh benda
keras kemudian bersihkan dan gali tanah di sekitar benda
tersebut pelan-pelan, setelah benda tadi terlihat jelas jenis
ranjaunya, segera laporan, beri tanda ranjau yang ditemukan
dengan sebuah patok setelah selesai Pok 1 menduduki tepi jauh
diikuti Pok 2 mengamankan tepi jauh lapangan ranjau.
5) Ranpur maju melalui lorong yang telah diperiksa oleh
Kelompok Regu Senapan dengan dituntun oleh Danru, naik
ranpur atas perintah.
f. Pemeriksaan Medan Kritik. Apabila didalam melaksanakan
gerakan menemukan medan kritik yang mencurigakan di kanan dan
kiri arah gerakan, Danru sebagai Danran menghentikan Ranpur pada
posisi terlindung selanjutnya melapor kepada Danton. Danton
melaksanakan PKT/PKM dan menentukan CB terbaik kemudian
menunjuk salah satu regu untuk memeriksa. Danru yang ditunjuk
memerintahkan Regu Senapan turun dari kendaraan dengan formasi
menyesuaikan medan.
Gambar 38: Teknik Pemeriksaan Medan Kritik
45
Keterangan :
: Gerakan Regu Senapan.
: Tepi dekat dan tepi jauh.
: Gerakan Ranpur Infanteri.
: Kedudukan awal Ranpur Infanteri.
: Kedudukan Ranpur yang direncanakan.
: Kedudukan Regu Senapan setelah turun ranpur (di tepi
dekat).
: Kedudukan Regu Senapan setelah pemeriksaan medan
kritik (di tepi jauh).
1) Danru mengadakan pengintaian terhadap tepi dekat
untuk mendapatkan penilaian taktis, bergerak cepat duduki
tepi dekat medan kritik. Pelajari bentuk, tinggi, dan panjangnya
medan kritik serta meninjau kondisi medan berbelok-belok atau
tertutup, hal ini sangat berpengaruh terhadap gerakan Ranpur
Infanteri.
2) Ranpur Infanteri ditempatkan pada kedudukan lindung
tembak, Danran memerintahkan penembak senjata Ranpur
Infanteri mengarahkan senjatanya ke medan-medan kritik
terutama kemungkinan adanya Bakduk maupun SLT musuh.
Adakan pengintaian sejauh-jauhnya terhadap keadaan jalan,
lorong medan, dan situasi kanan kiri jalan serta menentukan
kedudukan Ranpur Infanteri berikutnya.
3) Danru mereorganisir regunya menjadi dua Tim yaitu Pok
1 dan Pok 2. Setelah itu membagi tugas, Pok 2 memeriksa
medan kritik sebelah kiri, Pok 1 memeriksa medan kritik
sebelah kanan.
4) Pok 1 dan Pok 2 segera menduduki tepi dekat secara
bergantian dan saling melindungi. Danru memerintahkan kedua
kelompok bergerak serentak melalui medan kritik, berturut-
turut secara taktis sampai dengan tepi jauh. Ranpur Infanteri
mengikuti gerakan dengan senjata ranpur siap melindungi Regu
Senapan.
5) Ranpur Infanteri segera bergerak cepat ke kedudukan
Ranpur Infanteri yang telah ditentukan. Pada saat mengintai di
tepi dekat dan seterusnya dilakukan gerakan dengan ulat kilan
atau lompat katak dilaksanakan sampai dengan tepi jauh
medan kritik. Regu Senapan naik Ranpur Infanteri di tepi jauh
dan melanjutkan gerakan atas perintah.
6) Apabila medan kritik yang dihadapi cukup luas maka
Danton dapat memerintahkan dua regu untuk melaksanakan
pemeriksaan medan kritik.
46
g. Pemeriksaan Sudut Mati/Tikungan Tertutup. Danru sebagai
Danran menghentikan Ranpur pada posisi terlindung selanjutnya
melapor kepada Danton. Danton melaksanakan PKT/PKM dan
menentukan CB terbaik kemudian menunjuk salah satu regu untuk
memeriksa. Danru yang ditunjuk memerintahkan anggota regunya
turun dari Ranpur Infanteri dengan membentuk formasi sesuai
keadaan medan.
Gambar 39: Teknik Pemeriksaan Sudut Mati/Tikungan Tertutup
1) Danran memerintahkan penembak senjata Ranpur
Infanteri mengarahkan senjatanya ke medan-medan kritik.
2) Danru mereorganisir regunya menjadi dua kelompok
yaitu Pok 1 dan Pok 2. Setelah itu membagi tugas, Pok 2
sebagai pemeriksa sudut sebelah kiri dan Pok 1 sebagai
pemeriksa sudut sebelah kanan.
3) Kedua kelompok segera menduduki tepi dekat secara
bergantian dan saling melindungi, atas perintah Danru salah
satu kelompok segera menduduki punggung jalan/sudut yang
lebih tinggi terlebih dahulu, kelompok berikutnya segera
merapat di tikungan bagian dalam/sudut yang lebih rendah.
Demikian seterusnya dilaksanakan dengan teknik berloncatan
dan saling melindungi sampai di tepi jauh.
4) Ranpur Infanteri mengikuti gerakan dari belakang,
penembak senjata ranpur melindungi dari atas Ranpur
Infanteri. Di tepi jauh Regu Senapan naik Ranpur Infanteri dan
melanjutkan gerakan.
h. Pemeriksaan Kampung atau Daerah Bangunan/Kota. Danru
sebagai Danran menghentikan Ranpur pada posisi terlindung
selanjutnya melapor kepada Danton. Danton melaksanakan PKT/PKM
dan menentukan CB terbaik kemudian memerintahkan Regu 1 dan 2
47
untuk memeriksa, Regu 1 memeriksa sisi kampung sebelah kiri jalan
dan Regu 2 memeriksa sisi kampung sebelah kanan jalan. Kedua
Danru yang ditunjuk memerintahkan regunya untuk turun dari
Ranpur Infanteri dengan formasi sesuai keadaan medan.
Gambar 40: Teknik Pemeriksaan Kampung Atau Daerah
Bangunan/Kota
1) Danran memerintahkan penembak senjata Ranpur
Infanteri mengarahkan senjatanya ke medan-medan kritik.
Danru melaksanakan PKT/PKM dan menentukan CB terbaik.
2) Kedua regu segera menduduki tepi dekat kampung secara
bergantian dan saling melindungi. Atas perintah Danton, secara
serentak kedua regu bergerak melintasi perkampungan dengan
teknik gerakan taktis dan saling melindungi sampai di tepi
jauh. Bila ada bangunan/rumah yang dicurigai sebagai tempat
musuh maka laksanakan pembersihan.
3) Ranpur Infanteri mengikuti gerakan Regu Senapan,
Penembak Senjata Ranpur Infanteri melindungi pergerakan
Regu Senapan dari atas Ranpur Infanteri terutama
kemungkinan arah tembakan Bakduk musuh. Sampai di tepi
jauh kedua Regu Senapan naik Ranpur Infanteri dan
melanjutkan gerakan.
i. Melintasi Jembatan. Danru sebagai Danran menghentikan
Ranpur sedekat mungkin dengan jembatan yang terlindung dari
tembakan selanjutnya melapor kepada Danton. Setelah melaksanakan
PKT/PKM, Danton memerintahkan operator drone untuk mengecek
tepi jauh menggunakan drone dan Regu 2 melaksanakan Pam tepi
dekat.
48
Gambar 41: Teknik Melintasi Jembatan
1) Danran memerintahkan penembak senjata Ranpur
Infanteri mengarahkan senjatanya ke medan-medan kritik.
2) Setelah mendapatkan perintah dari Danton, Danru 1
mengadakan peninjauan taktis terhadap medan-medan kritik
sekitar jembatan dan memerintahkan anggota regunya turun
dari Ranpur Infanteri dengan formasi sesuai medan.
3) Danru 1 mereorganisir regunya menjadi dua kelompok
yaitu Pok 1 dan Pok 2. Setelah itu membagi tugas, Pok 1
memeriksa bagian atas jembatan dan Pok 2 memeriksa bagian
bawah jembatan.
4) Kedua kelompok mendekati jembatan dan melaksanakan
pemeriksaan (periksa kondisi jembatan dan ada atau tidaknya
ranjau/bahan peledak pada kanan atas, kanan bawah, kiri
atas dan kiri bawah jembatan).
5) Sampai di tepi jauh jembatan, anggota yang
melaksanakan pemeriksaan melaporkan kepada Danru
tentang hasil pemeriksaannya, selanjutnya menduduki tepi
jauh untuk melaksanakan pengamanan tepi jauh.
6) Danton memerintahkan sisa pasukan beserta Ranpur
Infanteri melewati jembatan.
j. Penyeberangan Sungai. Apabila saat bermanuver tiba-tiba
Ranpur Infanteri mendapat rintangan berupa sungai yang dapat
dilalui oleh Ranpur Infanteri maka Danran menghentikan Ranpur
Infanteri pada posisi terlindung. Setelah mendapatkan laporan,
Danton memerintahkan Regu Senapan turun dari Ranpur Infanteri
dan membentuk formasi sesuai medan yang akan dilalui.
49
Gambar 42: Teknik Penyeberangan Sungai
1) Danran memerintahkan penembak senjata Ranpur
Infanteri mengarahkan senjatanya ke medan-medan kritik.
Danton melaksanakan PKT/PKM dan menentukan CB yang
terbaik.
2) Danton memanggil para Danru selanjutnya membagi
tugas, Regu 2 sebagai pengaman/pelindung dan Regu 1
memeriksa tempat penyeberangan dan kedalaman sungai
dihadapkan pada batas kemampuan spesifikasi ranpur melintas
sungai/air. Danru 2 segera membawa Regu 2 menuju
kedudukan yang telah ditentukan, bila sudah siap melaporkan
kesiapannya kepada Danton.
3) Atas perintah Danton Regu 1 segera menduduki tepi
dekat tempat penyeberangan dan memasang patok tanda
kelebaran ditepi dekat selanjutnya, Regu 1 melaksanakan
pemeriksaan sambil membawa dua buah patok untuk dipasang
di tepi jauh dengan turun ke air berpegangan tangan, senjata
disandang, patok dibawa orang paling kiri dan orang paling
kanan sampai dengan tepi jauh. Pasang patok-patok sebagai
tanda kelebaran ditepi jauh. Kelompok pemeriksa mengambil
kedudukan di tepi jauh tempat penyeberangan, Danton
memberi tanda visual kepada Danru 1 untuk menduduki tepi
jauh.
4) Ranpur melintasi tempat penyeberangan dituntun
Danton. Regu senapan naik Ranpur Infanteri atas perintah
Danton.
k. Melintasi Persimpangan Jalan. Hentikan Ranpur Infanteri
pada posisi terlindung turunkan Regu Senapan dengan formasi sesuai
medan, Danru memberikan aba-aba, Regu Senapan turun dari
Ranpur Infanteri.
50
Gambar 43: Teknik Melintasi Persimpangan Jalan
1) Danru melaksanakan PKT/PKM, mereorganisir regu
menjadi dua kelompok, Pok 1 memeriksa persimpangan dari
sebelah kanan dan Pok 2 memeriksa persimpangan dari sebelah
kiri. Kedua kelompok segera menduduki tepi dekat secara
bergantian dan saling melindungi, atas perintah Danru.
2) Pok 1 dan 2 bergerak mendekati persimpangan jalan
secara bergantian dan saling melindungi, laksanakan
pengintaian/pengamatan sebelum melintasi persimpangan jalan
dan medan-medan yang menguasai persimpangan jalan, Pok 1
dan Pok 2 segera menduduki tepi jauh. Selama gerakan Ranpur
Infanteri mengimbangi gerakan kedua kelompok, penembak
senjata Ranpur Infanteri mengamankan dari atas Ranpur.
l. Pembersihan Sasaran. Setelah melaksanakan serbuan ke
sasaran Regu Senapan yang diperkuat Ranpur Infanteri diperintah
untuk melaksanakan pembersihan sasaran. Teknik pembersihan
sasaran dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu Regu Senapan
diturunkan jauh dari sasaran dan Regu Senapan diturunkan dekat
sasaran.
1) Regu Senapan diturunkan jauh dari sasaran. Teknik
pembersihan dengan Regu Senapan diturunkan jauh dari
sasaran dilaksanakan apabila akses jalan untuk Ranpur
Infanteri mendekati sasaran tidak tersedia sehingga regu
senapan harus diturunkan jauh dari sasaran.
51
Gambar 44: Teknik Pembersihan Dengan Cara Regu senapan
diturunkan jauh dari sasaran
(a) Danru setelah menerima perintah pembersihan
melaksanakan PKT/PKM dari kedudukan terlindung,
setelah itu mereorganisir regunya menjadi kelompok 2-4
orang.
(b) Danru memerintahkan Danran untuk
menempatkan Ranpur di posisi yang dapat melindungi
anggota Regu Senapan pada saat melaksanakan
pembersihan (sesuai hasil PKT/PKM Danru).
(c) Ranpur Infanteri menempati kedudukan yang
direncanakan setelah itu Danran melaporkan
kesiapannya kepada Danru.
(d) Regu Senapan dipimpin Danru melaksanakan
pelambungan melalui jalan pendekat yang terlindung
sampai mendekati sasaran.
(e) Danru memberikan batas kiri dan kanan serta titik
temu pembersihan kepada kelompok regu.
(f) Masing-masing kelompok bergerak maju
melaksanakan pembersihan sesuai perintah dari Danru,
apabila menemukan mayat musuh laksanakan protap
pemeriksaan mayat sesuai dengan Juknis Niksarpur.
(g) Setelah seluruh anggota Regu Senapan lengkap di
titik temu pembersihan Danru memerintahkan Danran
untuk menjemput Regu Senapan.
(h) Ranpur Infanteri maju menuju kedudukan Regu
Senapan dan mengangkut Regu Senapan untuk kembali
ke induk pasukan.
52
2) Regu Senapan diturunkan dekat sasaran. Teknik
pembersihan dengan Regu Senapan diturunkan dekat dari
sasaran dilaksanakan apabila terdapat akses jalan untuk dilalui
oleh Ranpur Infanteri mendekati sasaran.
Gambar 45: Teknik Pembersihan dengan cara Regu Senapan
Diturunkan Dekat Sasaran
(a) Danru setelah menerima perintah pembersihan
melaksanakan PKT/PKM dari kedudukan terlindung,
setelah itu mereorganisir regunya menjadi kelompok 2-4
orang.
(b) Danru memberikan batas kiri dan kanan serta titik
temu pembersihan kepada kelompok regu.
(c) Masing-masing kelompok bergerak maju
melaksanakan pembersihan sesuai perintah dari Danru,
apabila menemukan mayat musuh laksanakan protap
pemeriksaan mayat sesuai dengan Juknis Niksarpur.
(d) Ranpur Infanteri dipimpin Danran bergerak
mengimbangi Regu Senapan dan siaga mengantisipasi
datangnya bantuan musuh.
(e) Setelah seluruh anggota Regu Senapan tiba di titik
temu pembersihan, seluruhnya masuk Ranpur Infanteri
lalu bergerak kembali ke induk pasukan.
m. Masuk kedudukan pertahanan. Sebelum masuk kedudukan
pertahanan pada saat pengintaian di tahap Cansiap Danton
membawa Danran untuk mengetahui kedudukan sementara dan
kedudukan sebenarnya Ranpur Infanteri. Pelaksaan masuk
kedudukan setelah pasukan siap di titik tinjau peleton apabila waktu
tidak memungkinkan seluruh pasukan termasuk Ranpur Infanteri
masuk kedudukan pertahanan secara serentak, namun apabila waktu