The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku pedoman OSN ini dipergunakan untuk siswa sekolah dasar kelas 4 dan 5

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by pututirta21, 2022-04-13 02:09:48

IPA-Seri_A_Makhluk Hidup dan Lingkungannya

Buku pedoman OSN ini dipergunakan untuk siswa sekolah dasar kelas 4 dan 5

Keywords: ONS,IPA

Buku Pembinaan OSN Biji-bijian pada bagian bawah
6. dan untukmenyimpan ikan
7. Cacing Paruh pendek, tebal, dan
Nektar runcing

paruhn kecil dan
memanjang

Kolibri

Tabel 4. 2bentuk kaki burung/unggas

No. Bentuk kaki Ciri-ciri Contoh

burung/unggas

1. Memiliki tiga jari Ayam dan

menghadap kedepan dan burung unta

satu jari bagianbelakang

tidak tumbuh sempurna

2. Jari kaki berselaput Itik dan

angsa

3. Jari kaki pendek, kuku Burung

melengkung tajam, dan elang dan

cakar rajawali

kuat untuk

mencengkeram

143

Buku Pembinaan OSN

4.. Jari terdiri atas empat, Burung

dengan pelatuk

dua jari berada di depan

dandua jari lainya berada

di belakang

5. Jari kaki panjang dan Kutilang

telapakkakinya datar dan kenari

untukbertenggerdi

ranting-ranting pohon

3. Bentuk mulut dan lidah.
Bentuk mulut serangga sangat berbeda dengan hewan yang

lain. Untuk memperoleh makanannya, serangga memiliki cara
sendiri dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sehingga
bentuk mulut masing-masing jenis serangga juga berbeda-beda
sesuai dengan jenis makanannya Salah satu bentuk penyesuaian
dirinya adalah dengan menyesuaikan bentuk mulut dengan cara
memperoleh makanannya. Berdasarkan jenis makanannya, mulut
serangga di bedakan menjadi empat, yaitu: mulut penghisap,
penusuk, mulut penjilat, dan mulut penyerap.

a. Mulut penghisap.
Mulut penghisap pada serangga seperti belalai yang dapat
dijulurkan dan digulung. Contoh mulut serangga yang tergolong
mulut penghisap adalah kupu-kupu. Mulut kupu-kupu dapat masuk
ke pangkal bunga di antara kelopak. Mulut penghisap pada kupu-
kupu disebut probosis.

144

Buku Pembinaan OSN

Gambar 4.2 Mulut Penghisap pada Kupu-kupu
b. Mulut penusuk dan penghisap.
Mulut penusuk dan penghisap pada serangga memiliki ciri
khusus, yaitu tajam dan panjang. Contohnya adalah pada mulut
nyamuk berbentuk seperti jarum yang runcing dan mempunyai
saluran di tengahnya. Bagian mulut yang runcing ini menusuk
menembus kulit, kemudian darah diisap melalui saluran tersebut.

Gambar 4.3. Mulut Penusuk dan penghisap
c. Mulut Penjilat
Mulut penjilat pada serangga memiliki ciri khusus, yaitu
terdapat lidah yang panjang dan berguna untuk menjilati nektar
dari bunga. Contoh hewan yang memiliki mulut penjilat adalah
lebah.

145

Buku Pembinaan OSN

Gambar 4.4. Mulut Penjilat

d. Mulut Penyerap
Mulut penyerap pada serangga memiliki ciri khusus, yaitu
terdapat alat penyerap seperti spon (gabus). Alat ini duganakan
oleh serangga untuk menyerap makanan yang berwujud cair.
Contoh serangga yang memiliki mulut penyerap adalah lalat.

Gambar 4.5. Mulut Penyerap

Berbeda dengan kupu-kupu dan nyamuk, makanan katak,
cecak, dan kadal adalah serangga. Hewan ini memiliki lidah yang
sangat elastis. Lidah ini dapat dijulurkan memanjang dan dengan
cepat menangkap serangga. Lidah hewan ini juga memiliki daya
lengket sehingga mangsanya tidak dapat melarikan diri. Lidah
seperti ini disebut lidah proyektil.

Di hutan Amerika Tengah dan Selatan, hidup berbagai jenis
hewan liar, diantaranya adalah trenggiling atau landak semut.
Hewan ini memiliki moncong yang panjang, dilengkapi dengan
146

Buku Pembinaan OSN
lidah yang bergetah. Bentuk moncong dan lidah seperti ini
memudahkan untuk menangkap semut dan serangga yang lain.

C. Penyesuaian Hewan untuk Melindungi Diri dari Musuh
Seperti telah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya bahwa

tujuan hewan melakukan penyesuaian diri (adaptasi) dengan
lingkungannya adalah untuk mencari makan dan untuk melindungi
diri dari musuh. Jika keduanya dipenuhi maka hewan tersebut akan
dapat bertahan hidup. Jika salah satu dari kedua-duanya tidak
dipenuhi, hewan tersebut akan mati atau punah. Bentuk
perlindungan dari musuh meliputi tiga cara yaitu secara morfologi
yaitu melalui bentuk fisik, fisiologi, dan perilaku Sekarang mari kita
pelajari cara penyesuaian diri hewan untuk melindungi diri dari
musuhnya.

1. Cangkang.
Hewan mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungannya

guna melindungi diri dari musuh dengan cara memperkuat bagian
kulitnya supaya tidak dapat dimakan oleh musuh. Misalya, kura-
kura melindungi dirinya dengan cangkang yang kuat. Cangkang
kura-kura disebut karapaks. Karapaks ini bersatu degan
tubuhnya. Saat terancam, kura-kura akan menarik kepala dan
kakinya ke dalam karapaksnya. Hewan lain yang melindungi diri
dengan cangkang misalnya siput dan kerang-kerangan.

147

Buku Pembinaan OSN

Gambar 4.6. Siput
2. Duri

Hewan juga dapat melindungi diri dari musuhnya melalui
bentuk tubuh yang berduri. Ikan buntal mempunyai duri-duri di
sekeliling tubuhnya. Ketika merasa terancam, ikan buntal akan
menggembungkan tubuhnya hingga besar. Perilaku seperti ini
membuat takut hewan yang ingin memangsanya. Selain ikan
buntal, hewan lain yang melindungi diri dengan duri adalah landak.
Landak memiliki duri yang sangat tajam di sekeliling badannya.
Landak akan menegakkan duri-durinya jika ada musuhnya yang
ingin mendekat. Musuh pun akan takut dan meninggalkannya.

Gambar 4.7. Landak
3. Penyamaran

Ada beberapa cara hewan guna melindungi diri dari
musuhnya, diantaranya adalah dengan melakukan penyamaran
148

Buku Pembinaan OSN
(kamuflase). Kamuflase adalah suatu kemampuan hewan
menyamarkan diri sesuai dengan lingkungan disekitarnya
sehingga kehadiran hewan tersebut dilingkungan tidak jelas.
Contohnya adalah bunglon, bunglon dapat berubah warna sesuai
dengan tempat ia berada. Ketika berada di pohon yang berwana
hijau maka tubuh bunglon akan berwarna hijau. Dengan warna
kulit yang hampir sama dengan tempatnya, maka bunglon sulit
untuk di kenali oleh pemangsanya. Selain berkamuflase, beberapa
hewan juga mampu berkamuflase secara sempurna, misalnya yang
lakukan oleh belalang daun kupu-kupu daun mati, dan kupu-kupu
mata palsu menyerupai burung hantu Belalang daun dengan warna
tubuh yang menyerupai daun, memungkinkannya untuk sulit
dikenali oleh predatornya (pemangsanya). Begitu pula dengan
kupu-kupu bermata burung hantu, corak warna sayapnya seperti
mata burung hantu sehingga pemangsanya menjadi ketakutan.
Penyamaran hewan yang warna dan bentuk tubuhnya sebagian
atau seluruhnya menyerupai mahluk hidup yang lain disebut
mimikri. Untuk melakukan mimikri, hewan memerlukan model-
model yang ditiru.

Gambar 4.8. Bunglon

149

Buku Pembinaan OSN
4. Melepaskan sebagian Tubuhnya (Autotomi)

Gambar 4. 9. Cecak memutuskan ekornya
Cecak sering dijumpai di dinding atau pun di atap rumah kita.
Cecak merupakan hewan yang tergolong autotomi, karena mampu
melepaskan atau memutus ekornya agar terhindar dari musuhnya.
Dengan memutus ekornya, predator cecak akan menangkap ekor
yang putus tadi sehingga cecak menjadi selamat. Ekor cecak yang
sudah terputus tadi masih dapat bergerak-gerak. Cecak juga
mampu menumbuhkan kembali ekornya seperti semula. Cara
perlindungan seperti ini disebut autotomi. Hewan lain yang
memiliki kemampuan seperti ini adalah kadal.

5. Kelenjar Bau
Ada beberapa hewan yang melindungi diri dengan

mengeluarkan bau yang tidak sedap. Contoh hewan-hewan itu
adalah walang sangit, sigung, dan kumbang pembom. Sigung dapat
mengeluarkan zat bau busuk yang dihasilkan kelenjar pada
anusnya. Sigung akan mengeluarkan zat tersebut dengan cara
menyemprotkannya kepada musuhnya. Jarak semprotan ini dapat
mencapai 3 meter. Akibat bau busuk ini, musuh pun pergi
meninggalkannya. Zat ini juga dapat membuat mata musuhnya
menjadi buta. Kumbang pohon merupakan jenis serangga ahli
150

Buku Pembinaan OSN
pembuat gas. Ketika ada predator yang mengejarnya, kumbang
pembom menembakkan gas berbau busuk tersebut dengan suara
meletus kepada musuhnya. Dengan begitu, musuhnya lari
ketakutan, dan kumbang pun lolos dari ancaman.

Gambar 4.10. Walang Sangit
6. Cairan Tinta

Gurita dan cumi-cumi hidup di laut. Tubuh kedua hewan
tersebut lunak dan tidak memiliki cangkang. Cara hewan ini
melindungi dirinya dengan cara mengeluarkan zat tinta sehingga
air di sekitarnya menjadi berwarna gelap. Musuhnya mejadi sulit
untuk menemukan dan menyerang karena penglihatannya
terhalang. Kesempatan ini digunakan oleh gurita dan cumi-cumi
untuk melarikan diri.

151

Buku Pembinaan OSN

Gambar 4.11. Gurita
7. Berpura-pura Mati (Thanatosis)

Ada beberapa jenis hewan yang melindungi dirinya secara
unik, yaitu dengan berpura-berpura mati. Hewan tersebut
diantaranya adalah tupai virginia, kumbang, dan ular hidung babi.
Ketika predator menghampirinya, hewan-hewan ini segera diam
tak bergerak sedikitpun meski dibolak-balik oleh pemangsanya,
seolah-olah hewan ini telah mati. Begitu sang musuh pergi hewan
ini segera lari menyelamatkan diri.

Gambar 4.12. Tupai Virginia
152

Buku Pembinaan OSN
8. Otot, Bisa, dan Kejutan Listrik
Ular adalah hewan melata yang banyak sekali jenisnya. Cara

pembelaan dirinya berbeda-beda, di antaranya ada yang
menggunakan bisa dan ada yang menggunakan kekuatan ototnya.
Ular kobra adalah jenis ular berbisa yang dapat mematikan
lawannya. Bisa ini disuntikkan ke calon lawan atau mangsa melalui
giginya saat menggigit. Setelah beberapa saat, bisa ular mulai
meracuni tubuh lawannya. Ular Boa adalah, ular yang melindungi
diri dari musuhnya dengan kekuatan ototnya. Musuh atau mangsa
yang mendekatinya akan dililit sekuat-kuatnya sehingga kesulitan
bernafas. Mangsa pun mati lemas.

Gambar 4.13. Ular Cobra
Hewan lain yang melindungi diri dengan kekuatan otot
adalah ular piton dan ular anaconda.

153

Buku Pembinaan OSN

Gambar 4.14. Ular Phyton
Bentuk pembelaan diri hewan yang lainnya adalah dengan kejutan
listrik. Hewan yang melindungi diri dari mangsanya dengan
kejutan listrik adalah ikan paritorpedao, belut listrik, dan anemon.

Gambar 4.15. Belut Listrik
154

Buku Pembinaan OSN
D. Cara Tumbuhan Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan
Tidak hanya hewan yang harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya. Tumbuhan juga melakukan penyesuaian
diri dengan lingkungan sekitarnya. Tumbuhan juga melakukan
penyesuaian diri dengan kondisi lingkungannya agar dapat
bertahan hidup. Ada tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang panas dan kering, adapula tumbuhan yang
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang basah dan berair. Ada
pula tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya
untuk mempertahankan dirinya dari ancaman hewan-hewan
pemakan tumbuhan.

1. Penyesuaian Diri Tumbuhan Berdasarkan Habitatnya
Berdasarkan tempat hidupnya (habitat), tumbuhan dapat

dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Tumbuhan Xerofit.
Tumbuhan xerofit adalah tumbuhan yang menyesuaikan diri

dengan lingkungan yang kering dan panas. Cara adaptasi
tumbuhan xerofit antara lain, mempunyai daun berukuran kecil
dan bahkan tidak berdaun (mengalami modifikasi menjadi duri),
batang dilapisi lilin tebal, dan berakar panjang sehingga
berjangkauan sangat luas dalam mencari air atau unsur hara.
Contoh tumbuhan yang tergolong xerofit adalah kaktus. Kaktus
adalah tumbuhan xerofit karena daun kaktus berbentuk kecil dan
runcing menyerupai duri sedangkan batangnya yang tebal mampu
menyimpan air dan ditutupi oleh lapisan lilin. Bentuk tubuh
tumbuhan seperti ini akan mampu mengurangi penguapan air dari

155

Buku Pembinaan OSN
permukaan kaktus. Akar kaktus dapat tumbuh panjang sehingga
mampu menyerap air dan berada jauh di dasar tanah. Dengan
bentuk tubuh yang demikian, kaktus mampu bertahan dalam
kondisi lingkungan yang panas dan kering.

Beberapa tumbuhan juga mampu beradaptasi pada iklim
yang panas, walaupun tumbuhan tersebut tidak memiliki ciri
tumbuhan xerofit. Contohnya adalah pohon jati, kedongdong, dan
randu. Tumbuhan ini akan beradaptasi dengan cara menggugurkan
daunnya. Tujuannya adalah untuk mengurangi penguapan air pada
musim kemarau sedangkan pada musim hujan, daun akan muncul
dan rindang lagi.

Gambar 4.16. Kaktus

156

Buku Pembinaan OSN
b. Tumbuhan Hidrofit.
Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang menyesuaikan

diri dengan lingkungan berair. Cara adaptasi tumbuhan hidrofit
antara lain, berdaun lebar dan tipis, serta mempunyai banyak
stomata. Teratai dan enceng gondok termasuk tumbuhan hidrofit,
yakni hidup di daerah yang basah dan berair. Bentuk daunnya lebar
dan tipis. Bentuk daun yang demikian adalah untuk mempercepat
terjadinya penguapan air. Selain itu, batang teratai dan daun
enceng gondok berongga sehingga mampu menyimpan udara.
Batang yang berongga ini juga menyebabkan teratai dan enceng
gondok ringan sehingga dapat mengapung di air. Selain tumbuhan
tumbuhan teratai dan enceng gondok, ada pula tumbuhan bakau
yang hidup di rawa-rawa atau pesisir pantai. Tumbuhan bakau
hidup di lingkungan berawa dan sedikit oksigen, tumbuhan ini
mempunyai akar yang berbeda-beda dengan tumbuhan yang hidup
di darat dan di air. Akar tumbuhan bakau sebagian keluar dari
rawa, yang disebut akar nafas, dengan akar nafas, tumbuhan dapat
memperoleh oksigen dari udara bebas.

Gambar 4.17. Bunga Teratai

157

Buku Pembinaan OSN
c. Tumbuha higrofit.
Tumbuhan higrofit adalah tumbuhan yang dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan lembab. Contoh tumbuhan
higrofit adalah lumut dan tanaman paku.

Gambar 4.18. Tanaman Paku
2. Penyesuaian diri Tumbuhan untuk Mempertahankan

diri
Tumbuhan tidak dapat berlari atau berkelahi seperti hewan
untuk melindungi diri dari musuhnya. Meskipun demikian,
tumbuhan tetap dapat mempertahankan dirinya dengan cara ;
menghasilkan getah yang lengket di kulit pohon , buah yang pahit
dan sepat di waktu muda dan batang tumbuhan yang memiliki duri
sehingga dapat melukai hewan yang ingin memakannya. Berikut ini
contoh tumbuhan yang dapat melindungi dirinya dari musuhnya
atau pengganggunya.

158

Buku Pembinaan OSN
a. Pohon Nangka
Buah nangka yang manis dan harum disukai oleh beberapa

jenis hewan. Nangka melindungi dirinya dengan menghasilkan
getah yang lengket di kulit pohon dan pada buah yang masih muda.
Kulit buah nangka juga memiliki duri. Getah dan duri ini dapat
melukai hewan yang ingin memakannya.

Gambar 4.19. Pohon Nangka
b. Pepaya dan Pare
Daun pepaya dan buah pare mempunyai rasa yang pahit.
Rasa pahit ini tidak disukai sehingga hewan tidak mau memakan
daun pepaya dan buah pare.

159

Buku Pembinaan OSN

Gambar 4.20. Pohon Pare
c. Mawar, dan Kaktus
Mawar memiliki duri yang tajam di batang. Daun kaktus
berbentuk duri. Duri dan bagian yang tajam ini melindungi mawar,
dan kaktus dari serangan hewan. Daun yang tajam dan duri ini
tidak disukai oleh hewan karena dapat melukai kulitnya.

Gambar 4.21. Bunga Mawar
160

Buku Pembinaan OSN
d. Kelapa
Pohon kelapa memiliki batang yang tinggi dan tidak

bercabang. Buah kelapa dilindungi oleh sabut dan batok yang
keras. Ciri-ciri khusus ini menghindarkan kelapa dari gangguan
hewan-hewan.

Gambar 4.22. Pohon Kelapa
e. Buah Belimbing
Buah belimbing saat masih muda terasa pahit dan sepat. Oleh
karena itu, buah belimbing yang muda tidak ada yang mau
memakannya. Dengan demikian, biji yang di dalam buah belimbing
menjadi aman. Biji inilah yang nantinya dijadikan alat
perkembangannya.

161

Buku Pembinaan OSN

Gambar 4.23. Belimbing
f. Buah Durian
Kulit buah durian memiliki duri yang tajam. Duri ini
digunakan sebagai alat pertahanan diri dari musuhnya. Adanya
kulit berduri membuat biji yang berada di dalamnya menjadi aman.
Dengan demikian, biji ini nantinya dapat dijadikan alat
perkembangannya.

Gambar 4.24. Durian
162

Buku Pembinaan OSN
E. Seleksi Alam
1. Teori Evolusi
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori
yang menyatakan bahwa makhluk hidup yang tidak mampu
beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah.
Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing
untuk mempertahankan hidupnya.
Bencana alam atau perubahan iklim yang drastis
menyebabkan alam berubah. Agar dapat terus hidup, makhluk
hidup harus bisa beradaptasi dengan perubahan alam tersebut.
Makhluk hidup yang tidak bisa beradaptasi akan punah. Oleh
karena itu, secara tidak langsung alam menyeleksi organisme yang
hidup di dalamnya. Apabila terjadi suatu bencana pada ekosistem,
organisme ekosistem tersebut memiliki dua pilihan, yaitu bertahan
hidup atau bermigrasi. Bila bertahan hidup, organisme tersebut
harus dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Ada juga
organisme yang lebih memilih untuk bermigrasi ke lingkungan
yang lebih cocok. Di lingkungan yang baru ini, hanya organisme
yang dapat beradaptasi yang dapat hidup dan melestarikan
keturunannya. Keturunan yang baru di tempat yang baru, lama
kelamaan akan mengalami perubahan dan pada akhirnya akan
terbentuk spesies yang baru.

2. Terbentuknya Spesies Baru
Organisme yang mampu bertahan hidup di tempat yang baru

akan berkembang biak dan menghasilkan keturunan yang baru.

163

Buku Pembinaan OSN
Keturunan yang baru ini langsung bisa beradaptasi dengan
lingkungan yang baru tanpa mengenal kebiasaan leluhurnya. Hal
ini menyebabkan perubahan-perubahan yang mengarah ke evolusi
dan menyebabkan terbentuknya spesies baru. Perubahan yang bisa
menyebabkan terbentuknya spesies baru bisa dilihat pada burung
Finch di pulau Galapagos yang diteliti oleh Charles Darwin. Nenek
moyang burung Finch ini diduga berasal dari Ekuador yang
memakan biji-bijian.

Gambar 4. 25. Burung Finch

Tetapi, burung Finch di pulau Galapagos memiliki paruh
yang bentuk dan ukurannya berbeda-beda tergantung pada jenis
makanannya. Burung Finch pemakan biji-bijian memiliki paruh
berbentuk tebal dan kuat. Burung Finch penghisap madu memiliki
bentuk paruh lurus dan panjang. Sedangkan, burung Finch
pemakan serangga memiliki bentuk paruh yang seperti burung
pemakan serangga. Perbedaan paruh burung Finch ini membuat

164

Buku Pembinaan OSN
Darwin menduga bahwa penyebabnya adalah terbatasnya biji-
bijian di lingkungan yang baru. Akibatnya, keturunan yang baru
beradaptasi dengan mengubah menu makanannya. Lama kelamaan
hal ini menyebabkan perubahan bentuk paruh pada burung Finch.
Perubahan ini menyebabkan generasi yang baru memiliki bentuk
paruh yang sangat berbeda dengan leluhurnya dan mengarah ke
bentuk spesies yang baru.
3. Kepunahan Organisme.
Organisme yang tidak bisa beradaptasi dengan
lingkungannya akan mengalami kepunahan. Punahnya organisme
ini bisa terjadi karena alam dan ulah manusia. Contoh musnahnya
organisme karena alam adalah punahnya Dinosaurus yang
disebabkan oleh perubahan iklim yang sangat drastis di muka bumi
saat itu. Para ahli menduga, saat itu ada meteor raksasa yang jatuh
ke bumi yang membuat bumi dipenuhi gas, debu, dan pecahan batu.
Hal ini menyebabkan bumi menjadi sangat panas sehingga
tumbuhan menjadi kering. Akibatnya, Dinosaurus herbivore tidak
memperoleh makanan, dan akhirnya mati dan akhirnya punah.
Musnahnya organisme juga dapat disebabkan oleh ulah
manusia yang melakukan perburuan liar, penebangan pohon, dan
pembakaran hutan. Hal ini menyebabkan organisme kehilangan
tempat tinggal dan akhirnya punah.

165

Buku Pembinaan OSN
Gambar 4.26. Dinasaurus

166

Buku Pembinaan OSN
LATIHAN

MARI MENJAWAB

1. Tabel dibawah ini menunjukkan hasil pengamatan terhadap

kemampuan adaptasi tumbuhan A dan B. Isilah titik-titik pada

no 1 dan 2. Kemudian tuliskan perbandingan tentang bagaimana

kedua tumbuhan tersebut beradaptasi dengan lingkungannya

pada no 3 dan 4.

No Kriteria A B

1. Nama tanaman ……….. ………..
2. Tempat hidup ……….. ………..
3. Daun ……….. ………..
4. Akar ……….. ………..

167

Buku Pembinaan OSN
2. Seorang siswa melakukan percobaan pertumbuhan populasi

tanaman dalam pot. Ia menanam banyak biji cabai dalam sebuah
pot berisi tanah. Pada awalnya biji cabai yang tumbuh di dalam
pot tersebut seperti pada keadaan A. Setelah beberapa hari,
tanaman cabai pada pot tersebut ditemukan seperti pada
keadaan B.

a. Buatlah grafik yang menggambarkan hasil percobaan anak
tersebut!

b. Sebutkan dua penyebab terjadinya kondisi seperti pada
keadaan B?

c. Jika hasil percobaan siswa tersebut dikaitkan dengan
jumlah dan kesejahteraan penduduk, kesimpulan apakah
yang dapat diambil?

3. Tumbuhan memiliki cara perkembangbiakan yang berbeda-
beda, ada yang berkembangbiak secara vegetative ada yang
berkembagbiak secara generative atau kedua-keduanya.
Identifikasi dengan cara apa tumbuhan berikut
berkembangbiak?
a. Pinang
b. Durian

168

Buku Pembinaan OSN
4. Hewan memiliki ciri-ciri khusus yang berhubungan dengan
perilakunya ketika beradaptasi dengan lingkungannya.
Tuliskan tiga ciri khusus dari hewan-hewan berikut dan cara
beradaptasinya
a. Itik
b. Ikan mujair
5. Cecak, kadal dan tokek adalah tiga jenis reptile yang dapat
ditemukan di sekitar rumah. Hewan-hewan tersebut ada yang
mempunyai cara berkembangbiak dan cara adaptasi sama.
a. Jelaskan hewan-hewan manakah yang memiliki cara
berkembangbiak sama dan bagaimana caranya?
b. Jelaskan hewan-hewan manakah yang memiliki cara
adaptasi sama dan bagaimana caranya?
6. Di kebun Pak Budi terdapat bermacam – macam tumbuhan
seperti, Salak , kelapa, durian, jeruk dan nangka.
a. Jelaskan cara perkembangbiakan dari tiap-tiap jenis
tanaman tersebut!
b. Tuliskan tanaman yang mempunyai perkembangbiakan
dengan cara yang sama!
c. Jelaskan cara peningkatan kualitas tanaman durian, jeruk,
dan nangka!

7. Bunglon beradaptasi terhadap lingkungannya dengan
merubah warna kulitnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk
melindungi diri atau pun untuk mendapatkan mangsa.
a. Apa nama kemampuan bunglon untuk merubah warna
kulitnya?

169

Buku Pembinaan OSN
b. Zat apa yang dimiliki bunglon sehingga mampu merubah

warna kulitnya?

8. Ada beberapa tumbuhan yang berkembang biak dengan
vegetatif buatan dapat diperbanyak dengan cara kultur
jaringan.
a. Apa yang dimaksud dengan kultur jaringan?
b. Apa keuntungan kultur jaringan?

9. Penyerbukan tumbuhan dapat dibantu oleh serangga, angin
maupun manusia, seperti padi, jagung, bunga dan panili.
Mengapa panili dalam penyerbukannya memerlukan bantuan
manusia?

10. Perhatikanlah gambar berikut!

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6

170

Buku Pembinaan OSN
Jawablah pertanyaan di bawah ini:
a. Apakah yang dimaksud dengan istilah kamuflase dan
mimikri?
b. Dari gambar di atas, hewan manakah yang dapat
menyesuaikan diri dengan cara kamuflase ?
c. Perhatikanlah Gambar 3 di atas. Menurut pendapatmu, kupu-
kupu manakah yang akan bisa beradaptasi dan terhindar dari
serangan musuhnya? Berikanlah alasanmu.

11. Setiap makhluk hidup harus mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan tempat hidupnya. Penyesuaian diri makhluk
hidup tersebut dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
perbedaan bentuk paruh dan kaki pada burung, perbedaan
bentuk mulut atau sungut pada beberapa serangga (nyamuk,
kupu-kupu, lebah), dan bentuk serta ukuran daun pada
tumbuhan. Penyesuaian bentuk tubuh atau alat-alat tubuh
makhluk hidup itu terhadap lingkungannya di sebut dengan
istilah adaptasi morfologi.

Jawablah pertanyaan di bawah ini:
a) Kupu-kupu dan lebah memiliki mulut khusus untuk
memperoleh makanan. Bagaimanakah bentuk penyesuaian
diri kupu-kupu dan lebah tersebut untuk mendapatkan
nektar (sari bunga) yang ada di dasar bunga?

171

Buku Pembinaan OSN
b) Bagaimanakah bentuk adaptasi morfologi pada hewan yang

hidup di daerah kutub yang sangat dingin atau di daerah
pegunungan?

12. Di Taman terdapat beberapa tanaman antara lain paku,
jamur, mawar, stroberry, lumut ,bunga pacar, dan bunga
matahari. Kelompokkan tanaman tersebut berdasarkan cara
perkembangbiakannya!

13. Perhatikan gambar!

a. Apa yang dilakukan oleh hewan ini
jika ada bahaya yang mengancam?

a) Apa predator dari hewan ini?

14. Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup yang tidak

mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan

akan punah. Seleksi alam dapat mengakibatkan terbentuknya

spesies baru dan punahnya organisme. Jelaskan beberapa

perilaku manusia yang dapat menyebabkan punahnya

organisme!

15. Karakteristik tipe pemberian makanan pada mahluk hidup

Karnivora - Pemakan daging
- Tinggal sendiri atau tinggal dalam

kelompok kecil

- Hanya dimangsa oleh karnivora
lainnya

172

Buku Pembinaan OSN

Herbivora - Hanya makan tumbuh-tumbuhan
- Mamalia yang memiliki kuku yang

besar

- Hanya dimangsa oleh karnivora

Omnivora - Mungkin menjadi pemangsa
primer dan skunder dalam rantai

makanan.

Berdasarkan tabel diatas hewan apa yang dapat dianggap

masuk jenis herbivora ?

a. Beruang

b. Rusa

c. Singa

d. Manusia

16. Dalam sebuah ekosistem yang seimbang banyak spesies yang
berbeda tinggal dihabitat yang sama karena mereka masing-
masing memiliki wilayah hunian sendiri.Wilayah hunian
hewan dapat dijelaskan sebagai…
a. Peran yang dimiliki hewan dalam habitatnya
b. Tempat dimana hewan itu tinggal
c. Penampilannya
d. Kemampuannya untuk bereproduksi.

17. Remis dan koral adalah dua jenis hewan yang hidup dilautan.
Kedua hewan tersebut membentuk lapisan kalsium yang keras
mengelilingi tubuh mereka yang lunak. Alasan apakah yang
paling kuat yang dapat menjelaskan mengapa mereka
membuat lapisan seperti itu ?.

173

Buku Pembinaan OSN
a. Mempersiapkan mereka untuk bereproduksi.
b. Melindungi diri mereka dari predator
c. Membantu mereka menangkap makanan
d. Menjaga diri mereka supaya tidak kering.
18. Yang mana dari hal berikut ini adalah keuntungan yang
diperoleh oleh tanaman berbunga dari hewan ?
a. Perlindungan dari cahaya matahari
b. Biji – biji yang terbawa ke tempat baru
c. Oksigen yang digunakan pada fotosintesis
d. Uap air untuk mencegah kelayuan.
19. Dari daftar berikut mana yang terdiri dari tiga organisme yang
termasuk dalam kerajaan hewan ?
a. Buah arbei,tiram dan bebek hutan.
b. Ular kecil,bunga magnolia dan laba-laba air.
c. Lumba-lumba hidung botol dan jamur.
d. Lebah madu,burung kolibri dan rusa
20. Manusia semakin banyak menggunakan tanah untuk
menanam tanaman dan membangun perumahan. Apa yang
akan terjadi karena penggunaan tanah seperti itu ?
a. Sebagian besar spisies hewan akan berusaha untuk

hidup di habitat lain
b. Hamper semua spisies dibumi akan terancam

kepunahannya
c. Sebagian besar spisies akan mencari cara yang baru

untuk bertahan hidup dari pengaruh manusia.
d. Ukuran populasi dari spesies-spesies lainnya akan

menurun karena hilangnya habitat mereka.

174

Buku Pembinaan OSN
Daftar Pustaka

Agung, 2009. Cerdas Belajar IPA VII. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional

Asep, 2009. IPA untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional

Azhfizar Lucia, Evie. 2007. Mengenal Tubuh Manusia. Jakarta:
Lazuardi Putra Pertiwi

Azmiyawati, Choiril.,dkk. 2008. IPA Salingtemas untuk kelas V
SD/MI . Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional (buku BSE)

Haryanto. 2004.Sains untuk SD Kelas V. Jakarta: Erlangga

Karim, Saeful.,dkk.2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam
Sekitar: untuk Kelas VIII SMP/MT. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional (Buku BSE)

Mohammad Jauhar,S.Pd. 2009. Kontes Sains Tingkat Nasional dan
Internasional edisi Bilingual, AV. Publiser. Penerbit Pembuka
Cakrawala,Jakarta

Pratiwi, Rinie., dkk. 2008. Ilmu Penegetahuan Alam SMP/MT Kelas
VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional (Buku BSE)

Rositawaty, S dan Muharam, Aris. 2008.Senang Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam 4: untuk Kelas V Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional (Buku BSE)

Sulistyanto, Heri.,dkk. 2008 Ilmu Pengetahuan Alam 5: Untuk SD
dan Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional (Buku BSE)

_____2014. Masalah Lingkungan:
http://id.wikipedia.org/wiki/masalah lingkungan, tanggal
akses 9 September 2014.

175

Buku Pembinaan OSN
176


Click to View FlipBook Version