Metodologi Penelitian Keperawatan 39 2. Sebelum menyusun kajian pustaka, peneliti biasanya diminta untuk menyusun tinjauan pustaka umumnya sebagai bagian dari usulan penelitian ataupun laporan hasil penelitian. 3. Menyusun tinjauan pustaka sama halnya dengan mencari berbagai hasil penelitian terdahulu untuk mendapat gambaran tentang topik atau permasalahan yang akan diteliti sekaligus menjawab berbagai tantangan yang muncul ketika memulai sebuah penelitian. J. Perumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah sangat diperlukan oleh peneliti untuk menuntun peneliti dalam langkahlangkah penelitian selanjutnya, ada beberapa syarat dalam membuat rumusan masalah: 1. Sebaiknya dibuat dalam kalimat tanya, supaya penelitiannya lebih bersifat khas dan tajam. 2. Substansi yang dimaksud sebaiknya bersifat khas dan tidak bermakna ganda. 3. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka harus dipertanyakan secara terpisah. 4. Pada umumnya pembuatan rumusan masalah diawali dengan kalimat, “berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut” K. Latihan Soal 3 Kerjakanlah soal di bawah ini dengan benar untuk evaluasi pembelajaran kalian! 1. Merupakan serangkaian kumpulan ringkasan komprehensif dari riset sebelumnya tentang suatu topik literatur dengan meninjau survei artikel
40 Metodologi Penelitian Keperawatan ilmiah, buku dan sumber-sumber lain yang relevan dengan bidang penelitian tertentu adalah pengertian dari… a. Identifikasi masalah b. Artikel ilmiah c. Tinjauan kepustakaan d. Kerangka teori e. Kerangka konsep 2. Pokok dari penelitian atau pembicaraan dalam penulisan artikel ilmiah disebut… a. Metode Penelitian b. Topik Penelitian c. Definisi Operaional Penelitian d. Masalah Penelitian e. Tujuan Penelitian. 3. Berikut adalah beberapa syarat dalam membuat rumusan masalah, kecuali… a. Sebaiknya dibuat dalam kalimat tanya, supaya penelitiannya lebih bersifat khas dan tajam b. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka harus dipertanyakan secara terpisah c. Rumusan masalah dibuat dalam bentuk pertanyaan yang disatukan. d. Pada umumnya pembuatan rumusan masalah diawali dengan kalimat, “berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: e. A dan B benar 4. Yang dimaksud dengan realistis dalam menentukan karakteristik permasalahan penelitian adalah…
Metodologi Penelitian Keperawatan 41 a. Memecahkan masalah untuk mendapatkan solusi. b. Keterjangkauan dalam kedalaman konsep serta kesediaan waktu, tenaga, dan biaya. c. Mengantisipasi masalah yang berpeluang akan muncul d. Evaluasi dan monitoring kegagalan dan keberhasilan program kesehatan yang sedang diberikan kepada klien/pasien. e. Ditemukan fakta lewat penelusuran masalah yang terjadi. 5. Harus diingat bahwa tidak semua masalah layak untuk diangkat menjadi suatu penelitian. Hal ini menandakan bahwa.…….. a. Masalah penelitian harus layak diteliti. b. Masalah tidak layak diangkat c. Masalah. d. Evaluasi masalah benar-benar tidak layak di angkat e. Tidak semua masalah layak di angkat. *****
42 Metodologi Penelitian Keperawatan
Metodologi Penelitian Keperawatan 43 BAB 4 KERANGKA TEORITIS DAN PENYUSUNAN HIPOTESIS Deskripsi Topik berikut ini akan mempelajari kerangka teoritis dan penyusunan hipotesis yang meliputi telaah pustaka; kerangka teoritis; teori; variabel; hipotesis; karakteristik hipotesis yang baik serta Klasifikasi Hipotesis Penelitian. Sasaran Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, mahasiswa mampu: 1. Merumuskan telaah pustaka; 2. Merumuskan kerangka teoritis; 3. Merumuskan teori; 4. Merumuskan variabel penelitian 5. Merumuskan hipotesis penelitian 6. Menjelaskan karakteristik hipotesis yang baik; 7. Merumuskan klasifikasi hipotesis penelitian. A. Telaah Pustaka 1. Pengertian. Kajian Pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal, papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand out, laboratory manual, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip dalam penulisan proposal. Semua referansi
44 Metodologi Penelitian Keperawatan yang dimasukkan dirujuk di dalamnya, disusun menurut abjad. 2. Macam-Macam Kajian Pustaka Dalam Penelitian. a) Klasifikasi menurut bentuk, dibedakan atas: 1) Sumber tertulis: buku harian, surat kabar, majalah, buku notulen rapat, buku inventaris, ijazah, buku-buku pengetahuan, surat-surat keputusan dan sebagainya. 2) Sumber bahan yang tidak tertulis: rekaman suara, benda-benda hasil peninggalan purbakala, film, slide dan sebagainya. b) Klasifikasi menurut isi, dibedakan atas: 1) Sumber Primer: bahan atau dokumen yang dikemukakan atau digambarkan sendiri oleh orang atau pihak yang hadir pada waktu kejadian yang digambarkan berlangsung. 2) Sumber Sekunder: sumber bahan kajian yang digambarkan oleh bukan orang yang ikut mengalami atau hadir pada waktu kejadian berlangsung. B. Kerangka Teoritis Kerangka teori merupakan kerangka yang disusun berdasarkan atas teori-teori yang biasanya di tinjauan teori pada kajian pustaka, semua yang berhubungan dengan kerangka konsep penelitian. Seluruh kerangka teori diuraikan ke dalam kerangka teori dengan menuliskan sumber. Teori-teori harus relevan sesuai topik penelitian.
Metodologi Penelitian Keperawatan 45 C. Teori 1. Pengertian Teori merupakan alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi dan proporsi yang disusun secara sistematis. 2. Fungsi Teori. a. Menjelaskan (explanation): memperjelas atau mempertajam ruang lingkup atau konstruk variabel yang akan diteliti. b. Meramalkan (prediction): merumuskan hipotesis dan menyususn instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. c. Pengendalian (control): membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dan upaya pemecahan masalah. Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori dan kerangka berpikir, sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian. D.Variabel Penelitian Menurut (Sugiyono, 2009) variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel juga merupakan variasi data penelitian yang bebas dipilih atau ditetapkan oleh peneliti sesuai dengan topik problem yang muncul. Menurut Hatch dan Fardahany (1987) dalam (Sugiyono, 2016), secara teoritis variabel sendiri dapat
46 Metodologi Penelitian Keperawatan didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Variabel adalah sifat yang akan diukur atau diamati yang nilainya berbeda antara satu objek dengan objek lainnya. Misalnya: motivasi, kinerja bidan, tingkat pendidikan, kepuasan pasien. Adapun jenis-jenis variabel adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen/variabel bebas/variabel eksogen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Contoh: Pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat. Motivasi di sini merupakan Variabel Independen. 2. Variabel Dependen/variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas. Contoh: Pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat. Kinerja perawat = Variabel Dependen. 3. Variabel Tunggal Variabel yang berdiri sendiri, tidak ada variabel yang lain yang menyertainya. Biasanya variabel ini digunakan untuk penelitian deskriptif. Contoh: Gambaran tingkat perilaku seksual pranikah siswa SMA purnama. Perilaku seksual pranikah = variabel tunggal 4. Variabel Pendahulu/Ekstranus Variabel bebas yang berpengaruh pada variabel yang tergantung, tetapi sekaligus juga berpengaruh pula pada variabel lain yang juga berperan sebagai variabel bebas terhadap variabel tergantung tersebut. Contoh: Tingkat pendidikan (variabel pendahulu) mempengaruhi penerimaan terhadap
Metodologi Penelitian Keperawatan 47 cara pengobatan modern (variabel bebas). Penerimaan terhadap cara pengobatan moderen mempengaruhi kepercayaan terhadap cara pengobatan tradisional. 5. Variabel Moderator. Merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering digunakan sebagai variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri. Jadi variabel moderatingnya adalah anak, pihak ketiga 6. Variabel intervening (antara) Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur. Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Loyalitas pasien (Dependen) melalui keputusan pasien (Interving). 7. Variabel Kontrol Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Contoh: Apakah ada perbedaan antara lama kesembuhan berdasarkan merek obat maka harus ditetapkan variabel control berupa usia, jenis kelamin dan lain-lain. 8. Variabel Pengganggu. Variabel penggangu adalah variabel yang menggangu bekerjanya variabel bebas dan variabel
48 Metodologi Penelitian Keperawatan terikat. Jika variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terkait, kemudian jika ditambahkan variabel lain diantaranya maka besar pengaruhnya akan berubah. Contoh: Hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat sebesar 0,811, tetapi setelah ditambahkan variabel gaya kepemimpinan diantranya, maka hubungan tersebut melemah menjadi 0,55. E. Hipotesis 1. Pengertian Hipotesis berasal dari kata hupo dan thesis, hupo artinya sementara kebenarannya dan thesis artinya pernyataan atau teori. Hipotesis berarti pernyataan sementara dan perlu diuji kebenarannya. Jawaban sementara yang diberikan baru berdasarkan pada reori dan belum berdasarkan fakta atau data. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis dapat disimpulkan benar atau salah, diterima atau di tolak. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. Hipotesis merupakan pernyataan tentatif tetang hubungan antara dua variabel atau lebih. Pada penelitian kuantitatif, hipotesis lazim dituliskan dalam sub-bab tersendiri yaitu ada di bab 2. Hipotrsis merupakan dugaan sementara dari jawaban rumusan masalah penelitian. Contoh : Judul Pengaruh antara pengetahuan sex dengan perilaku seksual pranikah remaja.
Metodologi Penelitian Keperawatan 49 Dari judul penelitian diatas rumusan masalahnya apakah terdapat pengaruh antara pengetahuan sex dengan perilaku seksual pranikah remaja? Kemungkinan jawaban dari rumusan masalah tersebut adalah: Ho: Tidak terdapat pengaruh antara pengetahan sex dengan perilaku seksual pranikah remaja. Ha: Terdapat pengaruh antara pengetahuan sex dengan perilaku seksual pranikah remaja. 2. Fungsi Hipotesis dalam Suatu Penelitian. Adapun fungsi hipotesis dalam suatu penelitian kesehatan adalah sebagai berikut: a. Mengarahkan dalam mengidentifikasi variabevariabel yang akan diteliti. b. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian. c. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data. d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data. 3. Kesimpulan Konsep Hipotesis. Hipotesis dibuat oleh peneliti sebagai acuan menentukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan penelitian. Hal-hal yang harus dilakukan dalam penyusunan hipotesis adalah sebagai berikut: a. Merumuskan masalah, artinya kita tentukan atau tetapkan dahulu masalah yang akan diteliti sesuai pertanyaan-pertanyaan atau fenomena di lapangan. b. Menetapkan hipotesis dari permasalahan tersebut, kemudian menentukan hipotesis awalnya.
50 Metodologi Penelitian Keperawatan c. Mengumpulkan fakta-fakta yang bersifat relevan dan atau berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. d. Membandingkan fakta-fakta yang diperoleh apakah benar-benar relevan atau tidak. e. Melakukan pengujian terhadap hipotesa tersebut hingga mendapatkan jawaban sesungguhnya dari pertanyaan penelitian yang awalnya masih praduga. f. Penerapan dari jawaban hipotesis yang sudah teruji kebenarannya melalui tahapan penelitian di awal. 4. Ciri-Ciri Hipotesis. Ciri-ciri hipotesis adalah adalah sebagai berikut: a. Hipotesis harus sederhana dan terbatas. b. Hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan dan bukan dalam bentuk pertanyaan. c. Hipotesis berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau sesuai konsep ilmiah sesuai konsep yang akan di teliti. d. Hipotesis terdiri atas variabel-variabel yang dapat diukur, sehingga dapat pula diuji kebenarannya. F. Karakteristik Hipotesis Yang Baik Syarat Penyusunan Hipotesis Penelitian Yang Baik Adalah Sebagai Berikut: 1. Harus dirumuskan secara singkat, padat dan jelas. 2. Harus menunjukkan adanya sebuah hubungan antara dua atau lebih variabel dalam penelitian.
Metodologi Penelitian Keperawatan 51 3. Haruslah berdasarkan pada pendapat atau teoriteori dari pakar atau hasil dari penelitian lainnya yang relevan. G.Klasifikasi Hipotesis Penelitian 1. Hipotesis Deskriptif Merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori. Contoh: Ho: Kecenderungan masyarakat di Desa X memilih pola hidup sehat. Ha: Kecenderungan masyarakat di Desa X tidak memilih pola hidup sehat. 2. Hipotesis Komparatif. Dugaan jawaban sementara terhadap perbandingan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis Komparatif memiliki dua kelompok, yakni: a. Komparatif berpasangan (Dependent Paired) Contoh: Ho: Tidak terdapat perbedaan suhu tubuh anak yang sebelum dan sesudah diberikan kompres air hangat. Ha: Terdapat perbedaan suhu tubuh anak sebelum dan sesudah diberikan kompres air hangat.
52 Metodologi Penelitian Keperawatan b. Komparatif Tidak berpasangan (Independent Unpaired) Contoh: Ho: Tidak terdapat perbedaan suhu tubuh anak yang diberikan kompres air hangat yang dirawat di RS A dengan RS B. Ha: Terdapat perbedaan suhu tubuh anak yang diberikan kompres air hangat yang dirawat di RS A dengan RS B. 3. Hipotesis Asosiatif. Dugaan jawaban sementara terhadap perbandingan antara dua variabel atau lebih. Contoh Hipotesis Asosiatif: Ho: Tidak terdapat perbedaan tekanan darah ibu hamil di Desa A dengan Desa B. Ha: Terdapat perbedaan tekanan darah ibu hamil di Desa A dengan Desa B. Hipotesis dibuat oleh peneliti sebagai acuan menentukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan penelitian. Menguji hipotesis penelitian berarti menguji jawaban yang sementara tersebut apakah benar-bnar terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Jika terjadi berarti hipotesis penelitian terbukti dan jika tidak, berarti tidak terbukti. H.Latihan Soal 4 Kerjakanlah soal di bawah ini dengan benar untuk evaluasi pembelajaran kalian! 1. Merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal, papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand out, laboratory
Metodologi Penelitian Keperawatan 53 manual, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip dalam penulisan proposal disebut… a. Kajian Pustaka b. Daftar Pustaka c. Daftar Referensi d. Ilmu Pustaka e. Sistematika penelitian 2. Salah satu syarat penyusunan hipotesis penelitian yang baik adalah sebagai berikut, yaitu… a. Harus dirumuskan secara singkat, padat dan jelas b. Tidak harus menunjukkan adanya sebuah hubungan antara dua atau lebih variabel dalam penelitian. c. Tidak Dapat Diuji d. Tidak Dapat Direplikasikan e. Memiliki Presisi dan Keyakinan. 3. Alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi dan proporsi yang disusun secara sistematis disebut… a. Kerangka Teori b. Pustaka. c. Teori d. Kerangka Konsep e. Definisi Operasional. 4. Pengertian hipotesis adalah… a. Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. b. Merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat
54 Metodologi Penelitian Keperawatan c. Merupakan jawaban sementara terhadap topik penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran. d. Merupakan jawaban sementara terhadap definisi operasional penelitian. e. Jawaban A dan B Benar. 5. Tidak terdapat perbedaan tekanan darah ibu hamil di Desa A dengan Desa B.… adalah pernyataan hipotesis… a. Komparatif b. Asosiatif c. Deskriptif. d. Alternatif e. Nul/Nol *****
Metodologi Penelitian Keperawatan 55 BAB 5 POPULASI, SAMPEL DAN SAMPLING Deskripsi Pada Bab ini akan mempelajari konsep populasi, sampel dan sampling; alasan pemilihan sampel; karakteristik sampel yang baik; kesalahan yang biasa terjadi; proses pemilihan sampel; faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan jumlah sampel; menghitung besar sampel dan desain sampel. Sasaran Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan Pengertian Populasi, Sampel dan Sampling; 2. Mejelaskan alasan pemilihan sampel; 3. Menjelaskan karakteristik sampel yang baik; 4. Menjelaskan kesalahan yang biasa terjadi; 5. Menjelaskan proses pemilihan sampel 6. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan jumlah sampel; 7. Memahami penghitungan besar sampel (sample size); 8. Menjelaskan desain sampel. A. Populasi, Sampel dan Sampling 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek (manusia, hewan percobaan, data laboratorium dan
56 Metodologi Penelitian Keperawatan sebagainya) jumlah yang terdiri dari atas obyek subyek Yang mempunyai karakteristik dan kulitas tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian di tarik kesimpulannya. Contoh: penelitian dengan judul analisis motivasi kerja terhadap kinerja perawat di RSUD Kota Kotamobagu. Populasi atau sering juga disebut universe adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang ciri-cirinya akan diduga atau ditaksir (estimated). Ciri-ciri populasi disebut parameter. Oleh karena itu, populasi juga sering diartikan sebagai kumpulan objek penelitian dari mana data akan dijaring atau dikumpulkan. Populasi dalam penelitian (penelitian komunikasi) bisa berupa orang (individu, kelompok, organisasi, komunitas, atau masyarakat) maupun benda, misalnya jumlah terbitan media massa, jumlah artikel dalam media massa, jumlah rubrik, dan sebagainya (terutama jika penelitian kita menggunakan teknik analisis isi (content analysis). 2. Sampel Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian missal karena terbatasnya, dana tenaga dan, waktu, maka peneliti. populasi besar peneliti tidak mungkin sampel yang dipelajari dari sampel, kesimpulnya akan dapat diberikan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betulbetul mewakili dan harus valid yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya di ukur. Contoh: jikalau yang ingin di ukur adalah semua
Metodologi Penelitian Keperawatan 57 perawat RSUD Kota Kotamobagu. Sedangkan yang di jadikan sampel adalah hanya sebagian perawat saja, maka sampel tersebut tidak valid karena tidak mengukur sesuatu yang seharusnya semua bagian tapi harus sesuai syarat teknik sampling atau cara pengambilan sampel. 3. Kriteria Sampel a. Kriteria Inklusi Kriteria Inklusi merupakan karakteristik umum subjek penelitian pada populasi target dan sumber. Biasanya penelitian menemui kendala dalam memperoleh sampel sesuai kriteria inklusi. Kendala yang dihadapi biasanya masalah logistik. Contoh: dalam penelitian yang ingin mengetahui hubungan antara merokok dengan kejadian jantung koroner, maka responden yang bisa dijadikan sampel dalam kelompok kasus pada penelitiantersebut adalah orang yang tidak menderita penyakit jantung koroner sebagai kelompok kontrol. b. Kriteria Eksklusi Kriteria Eksklusi merupakan kriteria dari subjek penelitian yang tidak boleh ada dan jika subjek memiliki kriteria eksklusi maka subjek harus dikeluarkan dari penelitian. Hal ini dikarenakan: 1. Terdapat keadaan yang tidak mungkin dilaksanakan penelitian, misalnya subjek tidak memiliki tempat tinggal. 2. Terdapat keadaan lain yang mengganggu dalam pengukuran maupun interpretasi. Misalnya penelitian yang hanya mengikut-
58 Metodologi Penelitian Keperawatan sertakan penderita penyakit kardiovaskuler, tetapi kita ikutkan yang tidak mengalami gangguan kardiovaskuler maka akan menimbulkan interpretasi yang lain di luar batasan target analisis. 3. Adanya hambatan etika penelitian 4. Subjek menolak dijadikan responden. c. Ukuran sampel Menetapkan besarnya atau jumlah sampel minimal suatu penelitian dibutuhkan ketepatan perlu di perhatikan hal-hal berikut (Suyanto, 2011). 1) Berapa angka perkiraan yang masuk akal dari proporsi-proporsi yang akan di ukur dalam penelitian itu. Misalnya kita akan meneliti prevalensi penyakit jantung koroner, kita harus memperkirakan berapa angka prevalensi yang akan kita peroleh di dalam populasi apabila kita tidak dapat memperkirakan hal itu yang paling aman kita perkirakan angka tersebut adalah 0,50 (50%).dengan angka ini akan di peroleh variance yang maksimal sehingga sampel yang dipilih cukup mewakili. 2) Berapa tingkat kepercayaan yang diinginkan dalam penelitian tesebut, atau berapa jauh penyimpangan estimasi sampel dari proporsi sebenarnya dalam keseluruhan populasi, apabila kita menginginkan derajat ketepatan yang tinggi maka diambil angka 0.01 maka jumalh sampel akan lebih besar dari pada kita memiliki derajat ketepatan 0,05
Metodologi Penelitian Keperawatan 59 3) Berapa derajat kepercayaan (confidence level) yang akan diogunakan, agar estimasi sampel akurat. pada umumnya digunakan 91%atau 95% . derajat kemaknaan. 4) Besarnya jumlah populasi yang harus diwakili, maka dibagi jadi 2 yaitu: a) Apabila besar populasi itu <10.000. maka ketepatan besarnya sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : • Penelitian deskriptif rumus sebagai berikut: Keterangan : N = Besar populasi n = Besar sampel d = Tingkat kepercayaan yang di inginkan • Penelitian cross sectional rumus sebagai berikut : n= Zα/2². p.(1-p) d² Keterangan: Zα/²= Harga normal baku sesuai dengan luas area dibawah kurva baku sebesar (1-cx/2) untuk cx= 0.05--- nilai Z =1,96 α = Tingkat kepercayaan P = Proporsi kasus yang diteliti dalam populasi d = Kesalahan yang dapat di tolerir • Peneliti case control sebagai berikut : n= (Zα+Zβ)². p .(1-p) (p0-p1)2
60 Metodologi Penelitian Keperawatan Keterangan: Zα = Harga normal baku sesuai luas area di bawah kurva baku sebesar(1-α)untuk kesalahan tipe 1(α=0.05 z=1.65) Zß= Harga normal baku sesuai luas area dibawah kurva baku sebesar (1.ß)untuk kesalahan tipe II (ß=0.10 z=1.28) P1= Proporsi individu kelompok kasus mendapat paparan Po= Proporsi individu kelompok control mendapat paparan p = (p0+p1)² • Penelitian cohort rumus sebagai berikut: n= (Zα+Zß)².p. (1-p) (1-f) ( p0-p1)² Keterangan : Zα &Zß = Sama dengan penelitian case control P0 = Proporsi partisipan terpapar yang diharapkan terjadi kasus yang diteliti P1 = Proporsi partisipan terpapar yang diharapkan terjadi kasus yang diteliti p = (P0+ P1)² f = Proporsi partisipan hilang/mundur dari pengamatan b) Apabila besar populasi itu tidak diketahui, misal jumlah penderita Tuberkulosis Paru di Indonesia. Ini berarti harus dihitung jumlah penderita Tuberkulosis Paru di
Metodologi Penelitian Keperawatan 61 Indonesia dari tahun ke tahun, dan di kotakota. Tidak saja perhitungan terhadap jumlah penderita Tuberkulosis Paru yang ada sekarang tetapi juga dilakukan penafsiran jumlah penderita di waktu yang datang. Maka besarnya sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: n = Z² 4(moe)² Keterangan : n = Jumlah sampel Z = Tingkat keyakinan yang dalam penentuan sampel 195%=1,96 moe = margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi disini ditetapkan sebesar 10 %. n = 1,96² = 96.4 4(0,1)² Berdasarkan pehitungan yang diperoleh jumlah sampel minimal yang harus dipenuhi sebanyak 96 ,04 dibulatkan kebawah menjadi 96 responden. Table penentuan sebagai sampel yang dikembangkan oleh isac dan Michael adalah sebagai berikut (Sujarweni, 2015).
62 Metodologi Penelitian Keperawatan 3. Sampling Tekhnik Sampling merupakan tekhnik pengambilan sampel dari populasi dalam penelitian. Terdapat 2 jenis tekhnik sampling, sebagai berikut: a. Teknik Random Sampling (Sampel Acak) Teknik pengambilan sampel dari populasi dimana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Tekhnik ini terdiri atas: 1) Simple Random Sampling Pengambilan sampel secara acak sederhana biasanya diambil apabila besarnya sampel yang diinginkan berbeda-beda, maka besarnya kesempatan bagi setiap satuan elementer untuk terpilih pun berbeda-beda. Teknik ini hanya boleh dilakukan apabila populasinya homogen. Kelebihan pengambilan sampel ini merupakan yang paling sederhana dan mudah dimengerti, sementara kekurangannya harus tersedia daftar kerangka sampling (sampling frame), jika
Metodologi Penelitian Keperawatan 63 belum tersedia maka harus buat terlebih dahulu. Sifat individu harus homogen, kalau tidak akan memungkinkan terjadi bias apabila ada karakteristik sampel berbeda dengan populasi akhir sehingga sampel menjadi tidak representatif. 2) Systematic Random Sampling Merupakan sistem pengambilan sampel secara acak dengan menggunakan undian atau tabel angka random. Tabel angka random merupakan tabel yang dibuat dalam komputer berisi angka-angka yang terdiri dari kolom dan baris, dan cara pemilihannya dilalukan secara bebas. Pengambilan acak secara sederhana ini dapat menggunakan prinsip pengambilan sampel dengan pengembalian ataupun pengambilan sampel tanpa pengembalian. Kelebihan dari pengambilan acak sederhana ini adalah mengatasi bias yang muncul dalam pemilihan anggota sampel, dan kemampuan menghitung standard error. Sedangkan, kekurangannya adalah tidak adanya jaminan bahwa setiap sampel yang diambil secara acak akan merepresentasikan populasi secara tepat. 3) Stratified Random Sampling Merupakan sistem pengambilan sampel yang dibagi menurut lapisan-lapisan tertentu dan masing-masing lapisan memiliki jumlah sampel yang sama.[4] Kelebihan dari pengambilan acak berdasar lapisan ini adalah lebih tepat dalam menduga populasi karena variasi pada populasi dapat terwakili oleh
64 Metodologi Penelitian Keperawatan sampel.[3] Sedangkan, kekurangannya adalah harus memiliki informasi dan data yang cukup tentang variasi populasi penelitian. Selain itu, kadang-kadang ada perbedaan jumlah yang besar antar masing-masing strata/ tingkatan. 4) Sistematic Random Sampling Merupakan pengambilan sampel secara acak sistematis, yaitu dengan cara membagi jumlah atau anggota populasi dengan jumlah perkiraan jumlah sampel yang diinginkan dan hasilnya adalah interval sampel. Misalnya jumlah populasi 300, kemudian sampel yang akan diambil 30, maka intervalnya adalah 300/30=10. Responden pertama dari sampel harus dipilih secara acak diantara nomor urut 1 sampai 10, misalnya yang terpilih sebagai responden pertama adalah 5, maka anggota populasi yang akan diambil sampel adalah setiap responden yang mempunyai nomor urut 5,15,25,35 dan seterusnya sampai mencapai jumlah 30 anggota sampel. . 5) Cluster Random Sampling Merupakan teknik pengambilan sampel secara kelompok atau gugus, pada penelitian ini sampel terdiri dari unit individu, tetapi terdiri dari kelompok atau gugusan. Kelompok yang diambil sebagai sampel ini terdiri dari unit geografis (desa, kecamatan, kabupaten, dan sebagainya), unit organisasi, misalnya klinik, profesi, pemuda, dan sebagainya. Teknik pengambilan sampel
Metodologi Penelitian Keperawatan 65 dalam cluster random sampling peneliti cukup mendaftar banyaknya kelompok yang ada di dalam populasi tersebut. b. Teknik Non-Random Sampling (Sampel Tidak Acak) Teknik non random merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi dimana setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Hal ini dikarenakan pengambilan sampel dalam teknik non random tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata-mata hanya berdasarkan aspek-aspek kepraktisan saja. Teknik Non Random terdiri atas: 1) Purposive Sampling Merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Teknik ini sangat cocok untuk mengadakan studi kasus. 2) Accidental Sampling Merupakan cara pengambilan sampel dengan mengambil responden atau kasus yang kebetulan ada atau tersedia. 3) Quota Sampling Merupakan pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara jatah. Metode pengambilan sampel cara quota: a) Menetapkan besar jumlah sampel yang diperlukan atau jatah.
66 Metodologi Penelitian Keperawatan b) Jumlah sampel atau jatah akan dijadikan dasar untuk mengambil sampel yang diperlukan. c) Anggota populasi manapun yang akan diambil menjadi sampel tidak apa-apa. Yang penting jumlah jatah yang sudah ditetapkna dapat terpenuhi. 4) Saturation Sampling (Sampling Jenuh) Merupakan teknik pengambilan sampel yang prosesnya berdasarkan sudah jenuh atau belum suatu sampel. Artinya sampel dikatakan jenuh jika sampel yang terpilih sudah lebih dari setengah dari populasi. 5) Snowball Sampling Merupakan teknik pengambilan sampel yang di mulai dengan menentukan kelompok kecil yang diminta untuk menunjukkan kawan-kawannya, kemudian kawankawannya tersebut meneunjukkan kawankawannya yang lain. B. Alasan Pemilihan Sampel Alasan pemilihan sampel dalam penelitian dikarenakan (Riyanto, 2019): 1. Biaya yang tersedia, waktu dan tenaga yang akan melaksanakan penelitian. 2. Variasi yang ada dalam variabel yang akan diteliti serta banyaknya variabel yang akan diteliti. Semakin heterogen populasi maka semakin besar sampel yang dibutuhkan. 3. Presisi, atau ketepatan yang dikehendaki, semakin besar sampel kemungkinan akan lebih tepat menggambarkan populasi.
Metodologi Penelitian Keperawatan 67 4. Rencana analisis, jika analisis hanya manual tidak mungkin menganalisis data banyak sekali, berbeda dengan analisis menggunakan perangkat lunak komputer (aplikasi SPSS). C. Karakteristik Sampel yang Baik Suatu sampel yang baik jika memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Suatu sampel yang baik harus memenuhi jumlah yang memadai sehingga dapat menjaga kestabilan ciri-ciri populasi. Berapa besar sampel yang memadai bergantung kepada sifat populasi dan tujuan penelitian. Penentuan jumlah sampel bergantung pada faktor variabilitas populasi. Semakin homogen karakteristik populasi, semakin sedikit ukuran sampel yang dibutuhkan, dan sebaliknya. 2. Penelitian yang baik adalah penelitian yang hasilnya sangat akurat. Dengan hasil yang akurat dapat dirumuskan simpulan yang akurat pula. Sehingga terdapat hubungan, semakin besar sampel, akan semakin kecil kemungkinan kekeliruan dalam penarikan kesimpulan tentang populasi. 3. Kepadanan tenaga, kecukupan waktu, sarana teknis penunjang, serta kecukupan logistik penunjang. Keterbatasan keadaan tersebut dapat mempengaruhi besarnya sampel yang digunakan. 4. Selain bersifat representative, sampel dipersyaratkan tidak mengandung bias. Sampel bersifat bias jika pemilihan sampel tidak didasarkan pada kriteria obyektivitas. Pemilihan sampel dengan unsur subyektivitas dapat menyebabkan sampel
68 Metodologi Penelitian Keperawatan berkeadaan bias. Sebagai contoh: untuk meneliti tingkat kesejahteraan masyarakat berdasarkan penghasilan rata-rata perbulan yang hanya memberlakukan kalangan menengah ke atas dengan subjektivitas peneliti yang ingin menunjukkan bahwa masyarakat di daerah X telah mencapai kesejahteraan yang baik. Bias juga dapat terjadi karena seleksi yang keliru. 5. Dengan memenuhi syarat representative dan jumlah sampel yang memadai akan meningkatkan validitas sampel terhadap populasi. Artinya, sampel dapat mengukur apa yang seharusnya hendak diukur, dengan memiliki dua sifat, yaitu tingkat akurasi dan presisi yang tinggi. D.Kesalahan yang biasa terjadi Kesalahan yang seringkali terjadi dalam penentuan sampel sebagai berikut: 1. Variasi acak (Random Variation) Variasi acak merupakan sumber kesalahan sampling yang paling umum dijumpai. Sebagai contoh, misalkan seorang peneliti supermarket tertarik untuk menghitung rata-rata pendapatan per rumah tangga dalam suatu daerah tertentu. Informasi yang diperoleh akan dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi penyediaan jenis produk bagi masyarakat di daerah tersebut. seandainya dalam pelaksanaan pengambilan sampelnya, yaitu dalam pemilihan suatu sampel acak rumah tangga diperoleh rata-rata pendapatan rumah tangga sebesar Rp.250 juta per tahun untuk daerah tersebut, dalam hal ini kita bisa saja bercuriga bahwa sampel yang diambil mengandung
Metodologi Penelitian Keperawatan 69 kesalahan pendugaan, yakni secara kebetulan semua sampel yang dipilih mungkin berada dalam kelompok yang berpendapatan tinggi. 2. Variasi acak (Random Variation) Variasi acak merupakan sumber kesalahan sampling yang paling umum dijumpai. E. Proses Pemilihan Sampel Suatu sampel yang baik jika memiliki karakteristik bahwa suatu sampel yang baik harus memenuhi jumlah yang memadai sehingga dapat menjaga kestabilan ciri-ciri populasi. F. Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Jumlah Sampel Dalam hal menentukan ukuran / jumlah sampel akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang terdiri dari (Riyanto, 2011): 1. Derajat keseragaman dari populasi Makin seragam populasi, makin kecil sampel yang dapat diambil. Apabila populasi itu seragam sempurna (completely homogenous), maka satu satuan elementer saja dari seluruh populasi itu sudah cukup refresentatif untuk diteliti. Sebaliknya apabila populasi itu secara sempurna tidak seragam (completely heterogenous), maka hanya pencacahan lengkaplah yang dapat memberikan gambaran yang refresentatif 2. Presisi yang dikehendaki dalam penelitian Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, makin besar ukuran sampel yang harus diambil, dan sebaliknya semakin rendah tingkat presisi yang dikehendaki maka semakin
70 Metodologi Penelitian Keperawatan kecil ukuran sampel yang diperlukan. Jadi sampel yang besar cenderung memberikan pendugaan yang lebih mendekati nilai sesungguhnya (true value). Dengan cara lain dapat dikatakan bahwa ukuran sampel mempunyai hubungan yang negatif terhadap tingkat kesalahan. Semakin besar ukuran sampel maka semakin kecil tingkat kesalahan yang terjadi. 3. Rencana analisa Ada kalanya besarnya sampel sudah mencukupi sesuai dengan presisi yang dikehendaki, tetapi kalau dikaitkan dengan kebutuhan analisa maka jumlah sampel tersebut menjadi kurang mencukupi. Misalnya peneliti ingin menghubungkan tingkat pendidikan responden dengan pemakaian alat kontrasepsi. Bila tingkat pendidikan responden dibagi/dirinci menjadi : tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, Belum tamat SMTP, tamat SMTP. Dan seterusnya, mungkin tidak cukup dengan mengambil 100 responden karena akan terdapat sel-sel dalam tabel yang kosong. Begitu juga untuk analisa yang menggunakan metode statistik yang rumit. 4. Tenaga, biaya dan waktu Apabila diinginkan presisi yang tinggi maka jumlah sampel harus besar. Tetapi apabila dana, tenaga dan waktu terbatas maka tidaklah mungkin untuk mengambil sampel yang besar, dan ini berarti presisinya akan menurun. Walaupun besarnya sampel didasarkan atas keempat pertimbangan di atas namun seorang peneliti harus dapat memperkirakan besarnya sampel yang diambil sehingga presisinya dianggap
Metodologi Penelitian Keperawatan 71 cukup untuk menjamin tingkat kebenaran hasil penelitian. Jadi peneliti sendirilah yang menentukan tingkat presisi yang dikehendaki, dan selanjutnya berdasarkan presisi tersebut dapat menentukan besarnya sampel. G.Latihan Soal 5 Kerjakanlah soal di bawah ini dengan benar untuk evaluasi pembelajaran kalian! 1. Teknik pengambilan sampel dari populasi dimana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel disebut… a. Sampel Acak b. Simple Random c. Stratified Random d. Quota Sampling e. Snowball Sampling 2. Pengambilan sampel secara acak sederhana dan biasanya diambil apabila besarnya sampel yg diinginkan berbeda-beda, maka besarnya kesempatanpun berbed-beda, disebut… a. Snowball Sampling b. Simple Random Sampling. c. Stratified Random Sampling d. Purposive Sampling e. Quota Sampling. 3. Pengambilan secara acak sistematis dengan membagi jumlah/anggota populasi dengan jumlah sampel yang diinginkan dan hasilnya adalah interval sampel disebut… a. Snowball Sampling b. Simple Random Sampling. c. Sistimatic Random Sampling
72 Metodologi Penelitian Keperawatan d. Purposive Sampling e. Quota Sampling 4. Teknik pengambilan sampel yang di mulai dengan menentukan kelompok kecil yang diminta untuk menunjukkan kawan-kawannya, kemudian kawankawan ke yang lain disebut… a. Snowball Sampling b. Simple Random Sampling. c. Sistimatic Random Sampling d. Purposive Sampling e. Quota Sampling 5. Berikut adalah alasan pemilihan sampel dalam penelitian, adalah… a. Kesibukan Peneliti b. Minimnya Peneliti pembantu c. Jawaban D dan E benar d. Minimnya biaya peneliti e. Ketersediaan waktu yang kurang *****
Metodologi Penelitian Keperawatan 73 BAB 6 INSTRUMEN PENELITIAN Deskripsi Pada bab ini akan mempelajari konsep instrumen penelitian yang meliputi: jenis instrumen penelitian, pengembangan instrumen penelitian, mengkaji dan menilai instrumen, memilih alat pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas instrumen, homogenitas serta ekuivalensi dan analisis item. Sasaran Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan jenis instrumen penelitian; 2. Menjelaskan pengembangan instrumen penelitian; 3. Menjelaskan serta mengkaji dan menilai instrumen; 4. Mampu memilih alat pengumpulan data; 5. Mampu membuat uji validitas dan reliabilitas serta menganalisisnya secara ilmiah. 6. Menjelaskan arti homogenitas; 7. Menjelaskan arti ekuivalensi dan analisis item; 8. Mampu mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan. A. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian 1. Pengertian Instrumen Penelitian Pengertian instrument penelitian menurutnya adalah sebuah tes yang memiiki karekatristik mengukur informan dengan sejumlah pertanyaan dan pernyataan dalam penelitian, yang bisa
74 Metodologi Penelitian Keperawatan dilakukan dengan membuat garis besar tujuan penelitian dilakukan. Instrument penelitian ialah metode penelitian yang dilakukan untuk mengukur dan mengambil data primer (langsung dari lapangan) melalui kajian-kajian yang empiris serta sistematis. 2. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian. Macam-macam bentuk dalam instrument penelitian secara umum, adalah sebagai berikut: a. Kuesioner/Angket Dalam instrument penelitian kuesioner ini identik dengan penelitian kuantitatif karena data yang diberikan kepada informan adalah data yang ada jawaban terbuka dan tertutup. Jenis pertanyaan yang ada dalam kuesioner adalah jenis pertanyaan yang dibutuhkan dalam laporan penelitian, yang disesuaikan dengan konsep teori dan definisi operasional penelitian. Contoh kuesioner dalam instrument penelitian ini misalnya dalam kasus penelitian suvai atau sensus yang dilakukan oleh lembaga daerah dan lembaga-lembaga atau perusahaan swasta yang ingin mendapatkan data primer. b. Wawancara Wawancara biasanya dilakukan dalam penelitian kualitatif. Wawancara ini memiliki tingkat kemudahan sendiri dibandingkan dengan kuesioner karena jika wawancara tidak melakukan penghitungan secara statistika, meskipun begitu kelemahan yang ada dalam wawancara membutuhkan waktu penelitian yang relatif lama dibandingkan dengan penelitian menggunakan angket.
Metodologi Penelitian Keperawatan 75 Contoh penelitian yang menggunakan teknik wawancara misalnya adalah menyikapi tentang pendidikan yang dipengaruhi oleh perubahan sosial akibat seorang siswa atau pelajar melakukan pencatatan dengan memotret menggunakan handphone. Perolehan data ini dengan wawancara harus melakukan proses pewawancara dengan siswa dan juga gurunya. c. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan memperhatikan objek penelitian dengan saksama. Selain itu, kegiatan observasi bertujuan mencatat setiap keadaan yang relevan dengan tujuan penelitian. d. Dokumentasi Cara lain untuk dapat memperoleh data dan responden dan informan adalah menggunakan dokumentasi. Dengan dokumentasi, peneliti memperoleh infonmasi dan berbagai macam sumber. Informasi tersebut antara lain tempat tinggal, alamat, dan latar belakang pendidikan. e. Tes Tes sebagai instrumen penelitian, khususnya dalam pengumpulan data penelitian merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampihan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan, dan bakat. B. Mengembangkan Instrumen Penelitian Dalam rangka memahami tentang pengembangan instrumen, maka berikut ini akan dibahas
76 Metodologi Penelitian Keperawatan mengenai beberapa hal yang terkait dengan itu di antaranya langkah-langkah penyusunanan dan pengembangan instrumen, teknik penyusunan dan penilaian butir instrumen, proses validasi konsep melalui panel, dan proses validasi empirik melalui uji coba. 1. Langkah-langkah Penyusunan dan Pengembangan Instrumen Untuk memahami konsep penyusunan dan pengembangan instrumen, maka di bawah ini akan disajikan proses atau langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen dilengkapi dengan bagan proses penyusunan item-item instrumen suatu penelitian. Secara garis besar langkah-langkah penyusunan dan pengembangan instrumen adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan sintesis dari teori-teori yang dikaji tentang suatu konsep dari variabel yang hendak diukur, kemudian dirumuskan konstruk dari variabel tersebut. Konstruk pada dasarnya adalah bangun pengertian dari suatu konsep yang dirumuskan oleh peneliti. b. Berdasarkan konstruk tersebut dikembangkan dimensi dan indikator variabel yang sesungguhnya telah tertuang secara eksplisit pada rumusan konstruk variabel pada langkah diatas. c. Membuat kisi-kisi instrumen dalam bentuk tabel spesifikasi yang memuat dimensi, indikator, nomor butir dan jumlah butir untuk setiap dimensi dan indikator. d. Menetapkan besaran atau parameter yang bergerak dalam suatu rentangan kontinum dari
Metodologi Penelitian Keperawatan 77 suatu kutub ke kutub lain yang berlawanan, misalnya dari rendah ke tinggi, dari negatif ke positif, dari otoriter ke demokratik, dari dependen ke independen, dan sebagainya. e. Menulis butir-butir instrumen yang dapat berbentuk pernyataan atau pertanyaan. Biasanya butir instrumen yang dibuat terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok butir positif dan kelompok butir negatif. Butir positif adalah pernyataan mengenai ciri atau keadaan, sikap atau persepsi yang positif atau mendekat ke kutub positif, sedang butir negatif adalah pernyataan mengenai ciri atau keadaan, persepsi atau sikap negatif atau mendekat ke kutub negatif. f. Butir-butir yang telah ditulis merupakan konsep instrumen yang harus melalui proses validasi, baik validasi teoretik maupun validasi empirik. g. Tahap validasi pertama yang ditempuh adalah validasi teoretik, yaitu melalui pemeriksaan pakar atau melalui panel yang pada dasarnya menelaah seberapa jauh dimensi merupakan jabaran yang tepat dari konstruk, seberapa jauh indikator merupakan jabaran yang tepat dari dimensi, dan seberapa jauh butir-butir instrumen yang dibuat secara tepat dapat mengukur indikator. h. Revisi atau perbaikan berdasarkan saran dari pakar atau berdasarkan hasil panel. i. Setelah konsep instrumen dianggap valid secara teoretik atau secara konseptual, dilakukanlah penggandaan instrumen secara terbatas untuk keperluan ujicoba.
78 Metodologi Penelitian Keperawatan j. Uji coba instrumen di lapangan merupakan bagian dari proses validasi empirik. Melalui ujicoba tersebut, instrumen diberikan kepada sejumlah responden sebagai sampel uji-coba yang mempunyai karakteristik sama atau ekivalen dengan karakteristik populasi penelitian. Jawaban atau respon dari sampel ujicoba merupakan data empiris yang akan dianalisis untuk menguji validitas empiris atau validitas kriteria dari instrumen yang dikembangkan. j. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria baik kriteria internal maupun kriteria eksternal. Kriteria internal, adalah instrumen itu sendiri sebagai suatu kesatuan yang dijadikan kriteria sedangkan kriteria eksternal, adalah instrumen atau hasil ukur tertentu di luar instrumen yang dijadikan sebagai kriteria. k. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh kesimpulan mengenai valid atau tidaknya sebuah butir atau sebuah perangkat instrumen. Jika kita menggunakan kriteria internal, yaitu skor total instrumen sebagai kriteria maka keputusan pengujian adalah mengenai valid atau tidaknya butir instrumen dan proses pengujiannya biasa disebut analisis butir. Dalam kasus lainnya, yakni jika kita menggunakan kriteria eksternal, yaitu instrumen atau ukuran lain di luar instrumen yang dibuat yang dijadikan kriteria maka keputusan pengujiannya adalah mengenai valid atau tidaknya perangkat instrumen sebagai suatu kesatuan.
Metodologi Penelitian Keperawatan 79 l. Untuk kriteria internal atau validitas internal, berdasarkan hasil analisis butir maka butirbutir yang tidak valid dikeluarkan atau diperbaiki untuk di ujicoba ulang, sedang butirbutir yang valid dirakit kembali menjadi sebuah perangkat instrumen untuk melihat kembali validitas kontennya berdasarkan kisi-kisi. Jika secara konten butir-butir yang valid tersebut dianggap valid atau memenuhi syarat, maka perangkat instrumen yang terakhir ini menjadi instrumen final yang akan digunakan untuk mengukur variabel penelitian kita. m.Selanjutnya dihitung koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas dengan rentangan nilai (0- 1) adalah besaran yang menunjukkan kualitas atau konsistensi hasil ukur instrumen.Makin tinggi koefisien reliabilitas makin tinggi pula kualitas instrumen tersebut. Mengenai batas nilai koefisien reliabilitas yang dianggap layak tergantung pada presisi yang dikehendaki oleh suatu penelitian. Untuk itu kita dapat merujuk pendapat-pendapat yang sudah ada, karena secara eksak tidak ada tabel atau distribusi statistik mengenai angka reliabilitas yang dapat dijadikan rujukan. n. Perakitan butir-butir instrumen yang valid untuk dijadikan instrumen final. C. Mengkaji dan Menilai Instrumen Secara umum ada tiga cara untuk mengumpulkan data, yaitu pertama melalui metode observasi, metode wawancara, dan metode kuesioner.
80 Metodologi Penelitian Keperawatan 1. Metode Observasi Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan: Pertama, dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang. Kedua, pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat
Metodologi Penelitian Keperawatan 81 ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan. 2. Metode Wawancara Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telepon. a. Wawancara Tatap Muka Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain: 1) Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden 2) Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru. 3) Bisa membaca isyarat non verbal 4) Bisa memperoleh data yang banyak Sementara kekurangannya adalah: 1) Membutuhkan waktu yang lama 2) Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah 3) Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan 4) Pewawancara perlu dilatih 5) Bisa menimbulkan bias pewawancara
82 Metodologi Penelitian Keperawatan 6) Responden bisa menghentikan wawancara kapanpun b. Wawancara via phone Kelebihan 1) Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka 2) Bisa menjangkau daerah geografis yang luas 3) Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka) Kelemahan 1) Isyarat non verbal tidak bisa dibaca 2) Wawancara harus diusahakan singkat 3) Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel 3. Metode Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaanpertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka). Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun
Metodologi Penelitian Keperawatan 83 kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut. D.Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Uji validitas merupakan ketepatan atau kecermatan pengukuran, valid artinya alat tersebut mengukur apa yang ingin diukur. Misalnya ingin mengukur berat badanbayi, maka alat yang valid untuk digunakan adalah timbangan bayi, bukan timbangan orang dewasa. Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner, yaitu keharusan sebuah kuesioner untuk valid dan reliabel. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaannya mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Misalnya akan mengukur kepuasan pasien maka pertanyaan yang diberikan untuk mengungkap tingkat kepuasan adalah: pelayanan perawat; sarana prasarana rumah sakit, pelayanan dokter, dan sebagainya. Namun tidak tepat jika ditanyakan adalah hobi atau kegiatan sehari-hari pasien. Ada beberapa cara menentukan kuesioner valid atau tidak, antara lain: a. Bila r hitung lebih besar dari r tabel, maka H0 ditolak yang artinya pertanyaan tersebut valid. b. Bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka H0 gagal ditolak yang artinya pertanyaan tidak valid. c. Bila nilai p lebih kecil dari 0,05 maka pertanyaan valid.
84 Metodologi Penelitian Keperawatan d. Bila nilai p lebih besar dari 0,05 maka pertanyaan tidak valid. 2. Uji Reliabilitas Setelah semua pertanyaan atau pernyataan valid makaanalisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas, untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah dengan membandingkan nilai r hasil dengan r tabel. Dalam uji reliabilitas, sebagai nilai r hasil adalah nilai “Alpha” (terletak pada akhir output). Ketentuannya: bila r “Alpha” > dari r “tabel”, maka pertanyaan tersebut reliabel atau dapat dihandalkan. Sumber lain juga menyatakan bahwa jika nilai r hitung lebih dari 0,6 maka instrumen dikatakan reliabiliti atau dapat diandalkan (Sugiyono, 2016). E. Latihan Soal 6 Kerjakanlah soal di bawah ini dengan benar untuk evaluasi pembelajaran kalian! 1. Sebuah tes yang memiliki karakteristik mengukur informan dengan sejumlah pertanyaan dan pernyataan dalam penelitian, yang bisa dilakukan dengan membuat garis besar tujuan penelitian dilakukan. Hal ini disebut… a. Instrumen Penelitian b. Uji Validitas c. Uji Reliabilitas d. Analisis Bivariat e. Tes Kemampuan Akademik 2. Kegiatan memperhatikan objek penelitian dengan saksama. Selain itu, kegiatan observasi bertujuan mencatat setiap keadaan yang relevan dengan tujuan penelitian, disebut…
Metodologi Penelitian Keperawatan 85 a. Wawancara b. Simple Random Sampling. c. Stratified Random Sampling d. Purposive Sampling e. Quota Sampling. 3. Instrumen ini identik dengan penelitian kuantitatif karena data yang diberikan kepada informan adalah data yang ada jawaban terbuka dan tertutup disebut… a. Dokumentasi b. Interview c. Kuesioner/Angket. d. Observasi e. Pengkajian 4. Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide disebut… a. Dokumentasi b. Kuesioner/Angket c. Wawancara d. Observasi e. Pengkajian 5. Ketepatan atau kecermatan pengukuran, valid artinya alat tersebut mengukur apa yang ingin diukur. Misalnya ingin mengukur berat badanbayi, maka alat yang valid untuk digunakan adalah timbangan bayi, bukan timbangan orang dewasa disebut...
86 Metodologi Penelitian Keperawatan a. Wawancara b. Dokumentasi c. Tes d. Observasi e. Uji Validitas *****
Metodologi Penelitian Keperawatan 87 BAB 7 PENGUMPULAN DATA Deskripsi Pada bab 7 ini akan mempelajari konsep data, jenis data, metode observasi, metode wawancara, serta metode kuesioner dan pengukurannya. Sasaran Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan arti data; 2. Menjelaskan jenis data; 3. Menjelaskan metode observasi; 4. Menjelaskan metode wawancara; 5. Menjelaskan Metode kuesioner dan pengukurannya. 6. Mampu mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan. A. Arti Data 1. Pengertian Data Data dikumpulkan berdasarkan fakta. Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.
88 Metodologi Penelitian Keperawatan 2. Fungsi Data Setelah mengetahui pengertian dan definisi diatas mengenai data maka sudah terlihat jelas fungsi dari data itu sendiri. Mungkin istilah data tersebut lebih banyak didengar dalam bidang komputer ataupun juga penelitian namun pada dasarnya hampir di segala macam aspek kehidupan itu membutuhkan apa yang dinamakan data ini. Bagi para peneliti sebuah data itu dijadikan sebagai landasan utama dalam penelitiannya. Dalam penggunaan bidang komputer tersebut juga hampir selalu melibatkan suatu data yang kemudian diolah untuk dapat memecahkan masalah. Dengan melihat hal diatas maka bisa kita ambil kesimpulan bahwa data ini berfungsi: 1) Untuk membuat keputusan terbaik didalam memecahkan sebuah masalah; 2) Dapat dijadikan juga sebagai dasar suatu perencanaan atau juga penelitian, 3) Dijadikan sebagai acuan dalam tiap-tiap implementasi suatu kegiatan atau aktivitas dan terakhir. 4) Data ini juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi. B. Jenis Data Dalam penelitian, perlu di pahami benar mengenai definisi data dan jenis data. Data merupakan kumpulan angka/huruf hasil dari penelitian terhadap sifat atau karakteristik yang diteliti oleh peneliti. Isi data pada umumnya bervariasi sehingga muncul yang dinamakan variabel. Jadi variabel merupakan karakteristik yang nilai