The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Gendis Sewu Berkarya kembali menyuguhkan karya-karya apik dari bibit penulis Tim Inti Penulis dan Tim Inti Pendongeng. Masih dengan tema bebaskan imajinasimu, karya yang lahir dari hasil pembimbingan para tutor Gendis Sewu ini patut disimak.

Ajak orang-orang terkasih untuk masuk ke dunia imajinasi para bibit penulis Gendis Sewu.

Ingin tahu tulisan-tulisan bebaskan imajinasimu dalam Demi Waktu Gajah Mada? Yuk, baca e-booknya!

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by gendissewudispusip, 2021-08-16 22:09:22

DEMI WAKTU GAJAH MADA

Gendis Sewu Berkarya kembali menyuguhkan karya-karya apik dari bibit penulis Tim Inti Penulis dan Tim Inti Pendongeng. Masih dengan tema bebaskan imajinasimu, karya yang lahir dari hasil pembimbingan para tutor Gendis Sewu ini patut disimak.

Ajak orang-orang terkasih untuk masuk ke dunia imajinasi para bibit penulis Gendis Sewu.

Ingin tahu tulisan-tulisan bebaskan imajinasimu dalam Demi Waktu Gajah Mada? Yuk, baca e-booknya!

Keywords: EBOOK PENULIS

Gendis Sewu Berkarya 93

Demi Waktu Gajah Mada

gaco sudah siap. Mereka siap bermain.
Sebelumnya, suit dulu untuk menentukan
giliran bermain. Siti yang
bermain pertama.

Gaco dilempar di kotak pertama. Siti
melompati tiap kotak hingga kembali
ke kotak awal. Saat merunduk mengambil
gaco, ia melihat anak cantik berpakaian
rapi sedang bermain gawai duduk di
ayunan. Dia adalah Dinda. Tebersit
dalam pikirannya untuk mengajak Dinda
bergabung. Diambillah gaco itu dan
kembali ke posisi awal.

Tiba-tiba, Siti mempersilakan Rini
bermain terlebih dahulu.

“Loh … kamu kan belum kalah, kok,
aku kamu suruh main sekarang?” tanya
Rini heran.

“Iya, aku mau mengajak Dinda dulu
buat bergabung bermain bersama kita.
Biar tambah seru,” jawab Siti gembira.

Gendis Sewu Berkarya 94

Demi Waktu Gajah Mada

“Mana ada Dinda, Siti? Dan mana
mungkin Dinda mau sama kita?” tanya
Rini ragu sedikit cemberut.

“Sudahlah, Rin. Apa salahnya kalau
kita mencoba dulu?” jawab Siti optimis.

“Oke, deh. Semangattttt!” sahut Rini
bersemangat.

Siti menghampiri Dinda. Jarak mereka
sekitar 3 meter. Namun, Dinda pun
tak sadar ada Siti di hadapannya karena
Dinda fokus dengan gawainya.

“Halo,Dinda!” sapa Siti sambil
mengulurkan tangan.

“Huh!” sahut Dinda cuek.
“Ayo, main engkle daripada kamu
duduk sendirian dan cuma main HP aja!”
ajak Siti.
“Apaan tuh engkle? Permainan yang
enggak asyik. Masih asyik main gameku
ini,” jawabnya ketus dan sombong.

Gendis Sewu Berkarya 95

Demi Waktu Gajah Mada

Perbincangan itu membuat Siti
menyerah. Siti melanjutkan bermain
engkle bersama Rini. Harapan Siti sirna.

Rini dan Siti jago bermain engkle.
Tapi, Siti harus dikalahkan olehnya.
Meskipun Siti meninggalkan Rini sebentar,
tetapi Rini tetap bermain jujur. Giliran Siti
yang bermain lagi. Siti bermain dengan
riang. Rini pun menikmati permainan Siti.
Ternyata, dari kejauhan, Dinda pun asyik
menyaksikan mereka bermain engkle. Siti
melihat Dinda sedang memperhatikan
mereka bermain. Dengan spontan, Siti
berteriak.

”Dinda, ayo ke sini! Pasti kamu
penasaran kan?” ajak Siti.

Rini semakin heran dengan upaya Siti
untuk mengajak Dinda. Padahal
Dinda sudah menolak dengan angkuh.

“Sudah kubilang, aku tidak mau!
Jangan maksa!” teriak Dinda kepada Siti.

Gendis Sewu Berkarya 96

Demi Waktu Gajah Mada

Siti berlari cepat menghampiri Dinda.
Ditariklah tangan Dinda untuk bergabung
bersama Rini juga. Namun yang terjadi
Dinda mengibaskan tangan Siti dengan
berkata,

“Apaan sih ini! Aku tidak suka bermain
engkle, permainan jadul dan melelahkan!”

“Tunggu!”
“Justru dengan bermain engkle kita
melakukan tiga hal positif sekaligus.
Kita tetap melestarikan budaya lokal, lalu
kita bisa terhibur, dan juga bisa
berolahraga.”
Dinda semakin kesal kepada Siti.
Spontan Dinda akan melempar gawainya
ke arah Siti. Namun, Rini menghalangnya
dengan cepat. Dinda pun kesal
dan meninggalkan mereka berdua.
“Kamu yang tenang ya, Siti. Kita coba
cari cara lain,” ucap Rini menenangkan
Siti.

Gendis Sewu Berkarya 97

Demi Waktu Gajah Mada

Rini menggandeng Siti ke rumah

Dinda. Sesampai di sana, Dinda terkejut

melihat kedatangan mereka.

“Kami minta maaf atas kejadian tadi.

Kami sangat ingin bermain

engkle bersamamu. Kamu kan anak balet,

pasti jago bermain engkle yang

menggunakan satu kaki ini,” jelas Rini

dengan sedikit merayu.

“Kalau tidak mau di lapangan, aku
punya loh game engkle di handphoneku.

Kamu mau mencoba?” ajak Rini.

“Boleh … aku juga ingin mencobanya.

Silakan masuk sini!” jawab Dinda tenang.
“Tapi kita buat perjanjian dulu, ya?”

pinta Rini.

“Perjanjian apa?” tanya Dinda heran.

“Jika salah satu di antara kita ada yang
kalah, kita harus mau bermain engkle yang

sesungguhnya di lapangan? Bagaimana?
Deal?” jelas Rini.

Gendis Sewu Berkarya 98

Demi Waktu Gajah Mada

“Oke,” jawab Dinda dan Siti

bersamaan.
“Aku duluan, ya?” pinta Dinda polos.

“Oke, silakan. Setelah kamu, lalu Siti.

Kemudian, terakhir giliranku,” jelas Rini.

Dinda merasa yakin akan
memenangkan engkle game di gawai ini.

Maka ia menyetujui perjanjian itu. Siti dan
Rini merasa jago bermain engkle, jadi

mereka yakin bahwa Dinda akan

dikalahkan oleh mereka.
Permainan engkle dari aplikasi

dimulai. Dinda menikmati permainan itu.

Terkadang masih terlihat sedikit bingung.
“Waduh, aku kok selalu gagal

melempar batu di kotak, ya?” gerutu

Dinda.

Rini dan Siti saling berhadapan sambil

senyum-senyum kecil. Dinda

terus menggerutu dan ingin

Gendis Sewu Berkarya 99

Demi Waktu Gajah Mada

mengakhirinya. Akan tetapi, ia harus tetap
melanjutkan game itu sampai selesai.

Dan ....
“Yaaahhh … aku kalah dari kalian.
Kalian jago banget sih main engklenya.
Apa karena kalian sering bermain engkle
secara langsung, ya?” tanya Dinda polos
dan heran.
“Iya, Dinda. Kamu harus mencoba
bermain langsung biar kamu hebat juga
bermain engkle dengan handphonemu,”
bujuk Siti kepada Dinda.
“Ayo ke lapangan! Aku ingin mencoba
bermain engkle secara langsung,” seru
Dinda dengan riang.
Akhirnya, mereka pergi ke lapangan
bersama dengan hati riang dan tanpa
dendam. Usaha Siti dan Rini agar Dinda
mau bermain engkle dan tidak terus
menerus sibuk dengan gawai akhirnya
berhasil.

Gendis Sewu Berkarya 100

Demi Waktu Gajah Mada

INOVASI TAMAN BACAAN
MASYARAKAT DI
TENGAH PANDEMI

Oleh Aura Valencia

Salah satu langkah cepat yang

diambil oleh Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Surabaya di masa

pandemi COVID-19 ini adalah dengan

melakukan inovasi terhadap pelayanan

kepada masyarakat.

Inovasi tersebut tertuang dalam

beberapa program yang bertujuan untuk

memudahkan masyarakat Kota

Surabaya, tetap bisa mengakses

Gendis Sewu Berkarya 101

Demi Waktu Gajah Mada

sumber-sumber literasi di tengah
pandemi yang mengharuskan untuk tidak
bertatap muka secara langsung.

Salah satu program yang sedang
digarap oleh Dispusip Kota Surabaya
adalah pemotretan 360 di tiap titik
layanan mereka.

Titik layanan tersebut seperti
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di
Balai RW, Kelurahan, maupun
Kecamatan hingga perpustakaan-
perpustakaan besar milik Kota Surabaya
seperti perpustakaan di Balai Pemuda
dan Rungkut.

Di tengah pandemi COVID-19
yang mengharuskan kita untuk menjaga
jarak dan tidak berkerumun tentu akan
menghambat kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Surabaya.

Gendis Sewu Berkarya 102

Demi Waktu Gajah Mada

Persoalan tersebut kemudian

direspon dengan cepat oleh Dispusip

Kota Surabaya untuk menyajikan

pelayanan secara digital bagi masyarakat

yang ingin berkunjung ke TBM ataupun

perpustakaan Kota Surabaya.

Pelaksanaan di TBM RW 3 Kedungdoro

sendiri berlangsung pada 27 Maret 2021.

Pemanfaatan teknologi menjadi

kunci dalam beradaptasi dengan kondisi

yang tengah berlangsung.

Perkembangan teknologi dalam

bidang media informasi gambar yang

tengah berkembang pesat adalah

gambar panorama 360. Gambar

panorama 360 ini merupakan dasar
untuk menyajikan sebuah virtual tour.

Gendis Sewu Berkarya 103

Demi Waktu Gajah Mada

Tampak Luar TBM RW 3 Kedungdoro

Virtual tour sendiri merupakan
media yang menyediakan wadah untuk
pengunjung dapat melihat suatu
tempat (dalam hal ini TBM atau
perpustakaan) secara nyata melalui
sebuah gambar panorama yang dapat
dinikmati secara 360 derajat tanpa batas
dan tidak terpotong sama sekali.

Tampak Dalam TBM RW 3 Kedungdoro

Gendis Sewu Berkarya 104

Demi Waktu Gajah Mada

Jadi, virtual tour merupakan sebuah
rekayasa digital untuk para pengunjung
TBM atau perpustakaan agar tetap
menikmati pelayanan dengan suasana
atau atmosfer perpustakaan meskipun
secara virtual.

Virtual tour sendiri pada dasarnya
dibuat dengan proses penggabungan
seni fotografi dalam pengambilan
gambar dan disiplin ilmu teknik
informatika dalam pembuatan situsnya.

Kedepannya inovasi yang
dilakukan oleh Dispusip Kota Surabaya
ini akan dilengkapi dengan e-book
(electronic book) yang bisa diakses oleh
pengunjung secara virtual.

Sebuah terobosan yang dilakukan
agar masyarakat tetap bisa
mendapatkan akses literasi di tengah
kondisi yang serba tidak menentu.

Gendis Sewu Berkarya 105

Demi Waktu Gajah Mada


Click to View FlipBook Version