133 e. Fagositosis terhadap agen infeksi pada lokasi yang cedera. Neutrofil dan makrofag terurai oleh enzim dan mati seteah menelan mikroorganisme. Sel darah putih, sel jaringan yang mati, dan cairan tubuh akan membentuk nanah (pus). Nanah bergerak ke permukaan tubuh atau rongga internal untuk dihancurkan dan diabsorpsi tubuh. f. Jika inflamasi tidak bisa mengatasi cedera, maka akan terbentuk abses (kantong nanah). Abses harus dikeluarkan dari tubuh karena sulit terurai. g. Tahap pemulihan sebagai regenerasi jaringan atau pembentukan jaringan parut untuk menggantikan jaringan yang rusak. Proses ini terjadi melalui pembelahan mitosis dan proliferasi sel sehat di jaringan yang rusak Gambar inflamasi pada jari 4. Zat Antimikroba Nonspesifik Zat antimikroba nonspesifik dapat bekerja tanpa adanya interaksi antigen dan antibodi sebagai pemicu. Zat antimikroba nonspesifik antara lain. a. Interferon (IFN) Interferon merupakan protein antivirus yang dapat disintesis oleh sebagian besar sel tubuh sebagai respons terhadap infeksi virus. Interferon berfungsi menghalangi multipikasi virus. Contohnya IFN-α (diproduksi leukosit yang terinfeksi virus) dan IFN-β (diproduksi fibroblas yang terinfeksi virus). b. Komplemen Komplemen merupakan protein plasma yang tidak aktif, tetapi dapat diaktifkan oleh berbagai bahan dari antigen seperti liposakarida bakteri. Aktivasi komplemen bertujuan untuk menghancurkan mikroorganisme atau antigen asing tetapi terkadang menimbulkan kerusakan jaringan tubuh sendiri. B. Imunitas Spesifik (Adaptif) Imunitas spesifik merupakan sistem kompleks yang memberikan respons imun terhadap antigen yang spesifik. Antigen spesifik contohnya bakteri, virus, toksik, atau zat lain yang dianggap asing. Imunitas spesifik mampu mengenal benda asing bagi dirinya dan memiliki memori untuk mengingat ketika terinfeksi kembali antigen yang sama. Benda asing yang masuk ke tubuh pertama kali akan segera dikenali dan menyebabkan kontak pertama kali (sensitisasi), sehingga ketika antigen yang sama masuk ke dalam tubuh kedua kalinya, maka akan segera dikenali dan dihancurkan lebih cepat. Imunitas spesifik dibedakan menjadi 2 macam yakni imunitas humoral dan imunitas seluler.
134 Imunitas humoral yaitu imunitas yang diperantarai oleh antibody, melibatkan pembentukan antibody oleh sel plasma (turunan limfosit B). imunitas seluler yaitu imunitas yang melibatkan pembentukan limfosit T aktif yang secara langsung menyerang antigen. 1. Komponen Respons Imunitas Spesifik Terdapat 2 komponen yakni antigen dan antibodi dengan penjelasan sebagai berikut. a. Antigen Antigen merupakan zat yang merangsang respons imunitas terutama dalam menghasilkan antibodi. Permukaan bakteri mengandung banyak protein dan polisakarida yang bersifat antigen. Antigen dapat berupa bakteri, virus, karbohidrat, sel-sel kanker, atau racun. Antigen memiliki bagian-bagian sebagai berikut. 1) Epitop (determinan antigen) = bagian antigen yang dapat membangkitkan respons imunitas (imunogenik) atau dapat menginduksi pembentukan antibodi. Suatu antigen dapat memiliki satu atau lebih molekul determinan antigen. 2) Hapten = molekul yang jika sendirian tidak dapat menginduksi produksi antibodi. Hapten dapat bersifat imunogenik jika bergabung dengan carrier yang bermolekul besar. Hapten dapat berupa obat, zat tambahan maknana, antibiotic, atau kosmetik. Contohnya yaitu penisilin akan memicu respon imunitas apabila bergabung dengan protein serum. b. Antibodi Antibodi merupakan protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons terhadap keberadaan suatu antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut. Antibodi merupakan protein plasma yang disebut imunoglobulin (Ig). Terdapat lima macam immunoglobulin, yaitu. 1) IgA : berfungsi untuk melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. IgA ditemukan dalam zat sekresi seperti keringat, ludah, air mata. ASI, pernapasan, dan sekresi usus. Berjumlah sekitar 15% dari semua antibodi dalam serum darah. 2) IgD : berfungsi membantu memicu respons imunitas dan banyak ditemukan dalam limfosit B. IgD dalam serum darah dan limfa berjumlah relatif sedikit. 3) IgE : terikat pada reseptor sel mast dan basofil. IgE menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia lainnya. IgE dapat ditemukan dalam darah dengan konsentrasi yang rendah. Namun, kadarnya akan meningkat selama reaksi alergi dan pada penyakit parasitik tertentu. 4) IgG : IgG berfungsi sebagai pelindung terhadap mikroorganisme dan toksin, mengaktivasi komplemen dan meningkatkan efektivitas sel fagositik. Memiliki jumlah sekitar 80% dari seluruh antibodi. Jumlah IgG akan bertambah banyak saat terpajan yang kedua, ketiga kali, dan seterusnya terhadap suatu antigen yang spesifik. IgG dapat menembus plasenta dan memberi imunitas pada bayi yang baru lahir. 5) IgM : antibodi yang pertama tiba di lokasi infeksi, menetap di dalam pembuluh darah, tidak masuk ke jaringan, dan berumur
135 relative pendek. IgM berfungsi mengaktivasi komplemen dan memperbanyak fagositosis. Gambar. Bentuk immunoglobulin (Ig) Struktur antibodi seperti huruf Y, yang terdiri dari bagianbagian sebagai berikut. 1) Dua rantai berat dan dua rantai ringan, dihubungkan oleh jembatan disulfida 2) Daerah variabel (V), antar molekul yang memiliki rangkaian asam amino yang berbeda dan membentuk suatu reseptor untuk antigen spesifik 3) Daerah konstan (C), menstabilkan sisi pengikat antigen 4) Daerah engsel (hinge), membuat kedua lengan Y dapat membuka dan menutup untuk mengakomodasi pengikatan terhadap dua determinan antigen yang terpisah pada jarak tertentu seperti yang ditemukan pada permukaan bakteri. Gambar. Struktur antigen
136 2. Interaksi Antibodi dan Antigen Gambar 1. Mekanisme pengikatan antibodi ke antigen Antibodi memiliki sisi pengikat antigen pada daerah variabel dan antigen memiliki sisi penghubung determinan antigen (epitop). Kedua sisi tersebut akan berikatan untuk membentuk kompleks antigen dan antibodi. Pengikatan antibodi ke antigen memungkinkan inaktivasi antigen, dan menandai sel atau molekul asing agar dicerna oleh fagosit atau sistem komplemen protein. Mekanisme pengikatan antibodi ke antigen dapat melalui beberapa cara sebagai berikut. a. Fiksasi komplemen (aktivasi sistem komplemen) Fiksasi komplemen yaitu aktivasi sistem komplemen oleh kompleks antigen antibodi. Komplemen memiliki sekitar 20 protein serum yang berbeda. Tanpa adanya infeksi, protein serum dalam keadaan inaktif. Pada saat terjadi infeksi, protein pertama dalam rangkaian protein komplemen diaktifkan, selanjutnya memicu serangkaian aktivasi protein komplemen berikutnya (jalur berantai atau cascade). Hasil dari rangkaian reaksi komplemen tersebut menyebabkan lisisnya banyak jenis virus dan sel-sel patogen. Penghancuran sel-sel patogen oleh komplemen yang dipicu oleh pengikatan antibodi - antigen disebut jalur klasik. Efek dari fiksasi komplemen yaitu: 1) Opsonisasi Partikel antigen diselubungi antibodi atau komponen komplemen, yang dapat meningkatkan pertautan makrofag ke mikroorganisme sehingga memfasilitasi dan meningkatkan fagositosis. 2) Sitolisis Kombinasi dari faktor-faktor komplemen dapat menghancurkan lapisan polisakarida dinding sel patogen, sehingga terbentuk lubang-lubang pada membran sel, yang menyebabkan lisozim dapat masuk, sitoplasma keluar, dan sel patogen akan hancur (lisis). 3) Inflamasi
137 Produk komplemen berkontribusi dalam inflamasi akut melalui aktivasi sel mast, basofil, dan trombosit darah. b. Netralisasi Netralisasi terjadi jika antibodi menutup situs determinan antigen, sehingga antigen menjadi tidak berbahaya dan sel fagosit dapat mencerna antigen tersebut. c. Aglutinasi (penggumpalan) Aglutinasi terjadi jika antigen berupa materi partikel seperti bakteri atau sel darah merah. Molekul antibodi memiliki paling tidak dua tempat pengikatan antigen. Contohnya IgM dapat mengikat lima bakteri, selanjutnya kompleks besar ini dengan mudah difagosit oleh makrofag. d. Presipitasi (pengendapan) Presipitasi yaitu pengikatan silang molekul molekul antigen yang terlarut dalam cairan tubuh. Setelah diendapkan, antigen tersebut dikeluarkan dan dibuang melalui fagositosis. 3. Jenis Imunitas (Kekebalan Tubuh) Jenis imunitas terhadap penyakit (patogen) dapat dibedakan menjadi dua macam, sebagai berikut. a. Imunitas aktif, dapat diperoleh akibat kontak langsung dengan toksin atau patogen sehingga tubuh mampu memproduksi antibodinya sendiri. 1) Imunitas aktif alami, terjadi jika seseorang terpapar satu jenis penyakit, kemudian sistem imunitas memproduksi antibodi dan limfosit khusus. Imunitas ini dapat bersifat seumur hidup (cacar dan campak) atau sementara (gonore dan pneumonia). 2) Imunitas aktif buatan (induksi), merupakan hasil vaksinasi. Vaksin adalah patogen yang mati/dilemahkan, atau toksin yang telah diubah. Vaksin dapat merangsang respons imunitas, tetapi tidak menyebabkan penyakit. Contoh vaksin antara lain a) Vaksin Sabin untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomyelitis b) BCG (bacille calmette guerin) untuk melawan tuberculosis c) TFT (tetanus formol toxoid) untuk melawan tetanus d) MMR (measles mumps rubella) untuk melawan campak e) DPT untuk melawan difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. b. Imunitas pasif, jika antibodi dari satu individu dipindahkan ke individu lainnya. Imunitas pasif antara lain. 1) Imunitas pasif alami, terjadi melalui pemberian ASI kepada bayi dan saat IgG ibu masuk ke plasenta, sehingga dapat memberikan kekebalan sementara pada bayi untuk beberapa minggu atau beberapa bulan setelah kelahiran. 2) Imunitas pasif buatan, terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum yang dihasilkan oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen tertentu. Contohnya, antibodi dari kuda yang kebal terhadap gigitan ular dapat diinjeksikan kepada manusia yang digigit ular sejenis.
138 4. Sel-sel yang Terlibat dalam Respons Imunitas Terdapat empat jenis sel yang berperan penting dalam imunitas yaitu sel B (limfosit B), sel T (limfosit T), makrofag, dan sel pembunuh alami (NK= natural killer). a. Sel B (limfosit B, B= bone marrow), limfosit yang berfungsi membentuk antibodi untuk melawan antigen. 1) Sel B matang terdapat pada organ limfa seperti limpa, nodus limfa, tonsil, dan bercak Peyer saluran pencernaan. Saat sel B teraktivasi oleh antigen, sel B akan terdiferensiasi menjadi sel plasma, selanjutnya sel plasma memproduksi molekul antibodi. 2) Sel memori B adalah sel yang berasal dari pecahan limfosit B yang teraktivasi dan tidak terdiferensiasi. Sel memori B menetap pada jaringan limfoid dan berfungsi dalam respons imunitas sekunder (merespons antigen perangsang pada pajanan selanjutnya). b. Sel T (limfosit T, T = timus), sel darah putih limfosit yang mampu mengenali dan membedakan jenis antigen atau patogen spesifik. Jika terdapat antigen, maka sejumlah sel T teraktivasi menjadi sel memori yang mampu berproliferasi dengan cepat untuk melawan infeksi yang mungkin terulang kembali. Sel T tidak memproduksi antibodi. 1) Sel T memproduksi limfokin (zat aktif imunologis), yang berfungsi untuk membantu limfosit B mengenali antigen dan meningkatkan aktivasi makrofag memfagosit antigen. 2) Sel T mengenali dan berinteraksi dengan antigen melalui reseptor sel T (protein yang terikat pada membran plasma). Sebuah sel T memiliki sekitar 100.000 reseptor untuk antigen. 3) Saat pengenalan antigen asing, sel T berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel T efektor. Sel T efektor ada tiga jenis, yaitu: a) Sel T sitotoksik (sel T pembunuh, CTL = cytotoxic T lymphocytes), untuk mengenali dan menghancurkan sel yang memperlihatkan antigen asing pada permukaannya. Sel ini juga dapat mengenali antigen MHC (major histocompatibility complex) kelas I yang ditemukan pada semua permukaan sel berinti. b) Sel T penolong (helper), tidak berperan langsung dalam pembunuhan sel. tetapi berfungsi mengenali antigen MHC kelas II yang hanya ditemukan pada jenis sel tertentu, terutama sel-sel yang menelan antigen asing, seperti sel B dan makrofag. Sel T penolong akan berinteraksi dengan sel B, kemudian sel B terinisiasi untuk membelah dan berdiferensiasi menjadi tiruan sel plasma yang memproduksi antibodi. c) Sel T supresor, setelah diaktivasi oleh sel T penolong akan menekan sel B dan sel T c. Makrofag (makros = pemakan besar), sel fagosit besar dalam jaringan, berasal dari perkembangan sel darah putih monosit yang diproduksi di sumsum tulang belakang, dan berfungsi
139 menelan antigen atau bakteri untuk dihancurkan secara enzimatik. Makrofag mencerna antigen untuk menghasilkan fragmen determinan antigen, selanjutnya meletakkan fragmen tersebut pada permukaan selnya sehingga terjadi kontak dengan limfosit T dan mengaktifkan limfosit T. d. Sel pembunuh alami (NK = natural killer), sekumpulan limfosit non-T dan non-B yang bersifat sitotoksik. Sel ini tidak perlu berinteraksi dengan antigen atau limfosit untuk menghancurkan sel tertentu. Sel ini berperan untuk menghancurkan sel-sel kanker pada lokasi primer (metastatis). virus, jamur, dan parasit lainnya. Gambar 2. Perkembangan sel-sel pertahanan tubuh 5. Mekanisme Respons Imunitas Humoral Respons kekebalan (imunitas) humoral melibatkan aktivasi sel B yang akan menghasilkan antibodi dalam plasma darah dan limfa. Mekanisme respons imunitas humoral sebagai berikut. a. Antigen (patogen) menginvasi (memasuki) tubuh. Antigen dibawa ke limfosit B di dalam nodus limfa. b. Sel T penolong mengaktifkan limfosit B. Limfosit B berproliferasi melalui pembelahan mitosis, sehingga menghasilkan tiruan sel B. c. Klon (tiruan) sel B banyak yang terdiferensiasi menjadi sel plasma. Sel plasma menyekresikan antibodi untuk dibawa ke lokasi infeksi. d. Di lokasi infeksi, kompleks antigen-antibodi secara langsung menginaktifkan antigen (patogen). e. Sebagian tiruan sel B tidak terdiferensiasi dan menjadi sel limfosit memori B yang menetap pada jaringan limfoid. Sel limfosit memori B ini hanya menyekresikan sedikit antibodi, jauh setelah infeksi teratasi, dan berfungsi dalam respons imunitas sekunder jika terjadi pajanan antigen berulang.
140 6. Mekanisme Respons Imunitas Seluler (Diperantarai Sel) a. Ekstraseluler (jika antigen dicerna oleh makrofag) 1) Antigen (misalnya bakteri) ditelan oleh makrofag. Makrofag mengandung fragmen protein (peptida) dari antigen tersebut. 2) Makrofag membentuk molekul MHC kelas II, dan molekul tersebut bergerak menuju ke permukaan makrofag. 3) MHC kelas II menangkap peptida antigen dan membawanya ke permukaan, serta memperlihatkannya ke sel T penolong. 4) Sel T penolong akan mengaktivasi makrofag untuk menghancurkan mikroorganisme yang ditelan. b. Intraseluler (jika antigen menginfeksi sel) 1) Antigen (misalnya virus) menginfeksi sel tubuh. Sel mengandung fragmen protein (peptida) virus, jika virus bereplikasi dalam sel tersebut. 2) Sel tubuh membentuk molekul MHC kelas 1, molekul tersebut bergerak ke permukaan sel. 3) MHC kelas I tersebut menangkap peptida virus dan membawanya ke permukaan sel, serta memperlihatkannya ke sel T sitotoksik (CTL). 4) Sel T sitotoksik (CTL) akan teraktivasi oleh kompleks MHC kelas I, peptida virus pada sel yang terinfeksi, dan sel T penolong. Sel T sitotoksik kemudian berdiferensiasi menjadi sel pembunuh aktif yang akan menghancurkan sel terinfeksi. 5) Sel T sitotoksik yang tidak berdiferensiasi akan menjadi sel T memori. 6) Sel-sel T memori berfungsi dalam respons imunitas sekunder jika terjadi pajanan antigen berulang. Gambar 3. Respons imunitas seluler dan humoral
141 III) Faktor yang Memengaruhi Sistem Imunitas Beberapa faktor sebagai berikut. yang memengaruhi sistem pertahanan tubuh 1. Genetik (keturunan), yaitu kerentanan terhadap penyakit secara genetik. Contohnya, seseorang dengan riwayat keluarga diabetes mellitus akan berisiko menderita penyakit tersebut dalam hidupnya. Penyakit lain yang dipengaruhi oleh genetik. yaitu kanker, alergi, penyakit jantung, penyakit ginjal, atau penyakit mental. 2. Fisiologis, melibatkan fungsi organ-organ tubuh. Contohnya, berat badan yang berlebihan dapat menyebabkan sirkulasi darah kurang lancar sehingga meningkatkan kerentanan terhadap penyakit. 3. Stres, dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepaskan hormon seperti neuroendokrin, glukokortikoid, dan katekolamin. Stres kronis dapat menurunkan jumlah sel darah putih dan berdampak buruk pada produksi antibodi. 4. Usia, dapat meningkatkan atau menurunkan kerentanan terhadap penyakit tertentu. Contohnya, bayi yang lahir secara prematur lebih rentan terhadap infeksi daripada bayi yang lahir normal. Pada usia 45 tahun atau lebih, risiko timbulnya penyakit kanker meningkat. Hormon, bergantung pada jenis kelamin. Wanita memproduksi hormon estrogen yang meningkatkan sintesis IgG dan IgA. sehingga menjadi lebih kebal terhadap infeksi daripada pria. Sementara itu, pria memproduksi androgen yang bersifat memperkecil risiko penyakit autoimun, sehingga penyakit autoimun lebih sering dijumpai pada wanita. 5. Olahraga, jika dilakukan secara teratur akan membantu meningkatkan aliran darah dan membersihkan tubuh dari racun. Namun, olahraga yang berlebihan meningkatkan kebutuhan suplai oksigen sehingga memicu timbulnya radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh. PERBEDAAN RESPONS IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER No. Perbedaan Respon Imunitas Humoral Respons Imunitas Seluler Ekstraseluler Intraseluler 1. Jenis mikroorganisme (antigen) Mikroorganisme ekstraseluler Mikroorganisme ekstraseluler yang difagositosis oleh makrofag (misalnya bakteri) Mikroorganisme ekstraseluler yang difagositosis oleh makrofag (misalnya bakteri) 2. Respons limfosit Sel B Sel T helper Sel T sitotoksik 3. Mekanisme efektor dan fungsi Antibodi mencegah infeksi dan menyingkirkan mikroorganisme ekstraseluler Makrofag yang teraktivasi memusnahkan mikroorganisme yang dimakan Sel T sitotoksik memusnahkan sel terinfeksi dan menyingkirkan sumber infeksi
142 6. Tidur, jika kekurangan akan menyebabkan perubahan pada jaringan sitokin yang dapat menurunkan imunitas seluler, sehingga kekebalan tubuh menjadi melemah. 7. Nutrisi, seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam pengaturan sistem imunitas. DHA (docosahexaenoic acid) dan asam arakidonat memengaruhi maturasi (pematangan) sel T. Protein diperlukan dalam pembentukan imunoglobulin dan komplemen. Namun, kadar kolesterol yang tinggi dapat femperlambat proses penghancuran bakteri oleh makrofag. 8. Pajanan zat berbahaya, contohnya bahan radioaktif, pestisida, tokok, minuman beralkohol, dan bahan pembersih kimia, mengandung zatzat yang dapat menurunkan imunitas. 9. Penggunaan obat-obatan, terutama penggunaan antibiotik yang berlebihan atau teratur, menyebabkan bakteri lebih resisten, sehingga ketika bakteri menyerang lagi maka sistem kekebalan tubuh akan gagal melawannya. IV) Gangguan Sistem Imunitas Gangguan sistem pertahanan tubuh meliputi hipersensitivitas (alergi), penyakit autoimun, dan imunodefisiensi. 1. Hipersensitivitas (Alergi) Hipersensitivitas adalah peningkatan sensitivitas atau reaktivitas terhadap antigen yang pernah dipajankan atau dikenal sebelumnya. Respons imunitas ini berlebihan dan tidak diinginkan karena menyebabkan ketidaknyamanan. Pada umumnya terjadi pada beberapa orang saja dan tidak terlalu membahayakan tubuh. Antigen yang mendorong timbulnya alergi disebut alergen. Contoh alergen, yaitu spora kapang, serbuk sari, rambut hewan, kotoran serangga, karet lateks, obat-obatan, dan bahan makanan (telur, susu, kacang, udang, dan kerang). Pajanan terhadap alergen akan membuat tubuh sensitif, sehingga pajanan berikutnya (pajanan berulang) mengakibatkan reaksi alergi. Gejala reaksi alergi, yaitu gatal-gatal. ruam (kemerahan di kulit), mata merah, kesulitan bernapas, kram berlebihan, serum sickness, dan Stevens Johnson syndrome (SJS). 2. Penyakit autoimun Autoimun adalah kegagalan sistem imunitas untuk membedakan sel tubuh dengan sel asing sehingga sistem imunitas menyerang sel tubuh sendiri. Contohnya yaitu artritis rematoid, penyakit Grave (hipertiroidism), anemia pernisiosa, penyakit Addison, systemic lupus erythematons (SLE), diabetes mellitus tergantung insulin (DM tipe 1), dan multiple sclerosis (MS, penyakit neurologis kronis). 3. Imunodefisiensi Imunodefisiensi adalah kondisi menurunnya keefektifan sistem imunitas atau ketidakmampuan sistem imunitas untuk merespons antigen. a. Defisiensi imun congenital yaitu keadaan tidak memiliki sel B maupun sel T sejak lahir. Penderita harus hidup dalam lingkungan steril. b. AIDS (acquired immunodeficiency syndrome)
143 AIDS disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus). Jumlah sel T penolong berkurang, sehingga sistem imunitas melemah. Penderita rentan terhadap penyakit oportunistik (penyakit infeksi yang timbul saat daya tahan tubuh lemah dan biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh normal, seperti infeksi Pneumocystis carinii, menderita sarkoma Kaposi (sejenis kanker kulit dan pembuluh darah), kerusakan neurologis, penurunan fisiologis, dan kematian. Angka kematian AIDS hampir 100%.
144 Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Kisi-Kisi Soal Esai Kemampuan Berpikir Kritis No. Aspek Kemampuan Berpikir Kritis (Facione, 2020) Sub Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Kemampuan Berpikir Kritis No Soal 1 Interpretation (Penafsiran) Mendefinisikan makna Mengenali sebuah permasalahan Mendeskripsikan permasalahan 1a, 1b 2 Analysis (Analisis) Mengidentifikasi argumen Menganalisis argumen Membangun alasan untuk mendukung atau mengkritik suatu pernyataan Memilih suatu klaim dan memberikan alasan untuk mendukung klaim tersebut 2a 2b 3 Evaluation (Evaluasi) Menilai klaim Menilai kualitas argumen dengan penalaran induktif dan deduktif Menilai bukti yang ada untuk mendukung kesimpulan yang ditarik Menilai kesesuaian argumen yang diberikan sehingga dapat berpengaruh terhadap situasi yang ada 3 4 4 Inference (Kesimpulan) Membuat perkiraan/ jawaban sementara Menarik kesimpulan Memprediksi apa yang akan terjadi berdasarkan situasi yang telah diketahui Menarik kesimpulan dari bagian yang dibaca 5 6 5 Eksplanation (Penjelasan) Menyajikan argumen Memberikan penjelasan dalam menerima atau menolak sudut pandang penulis terhadap suatu permasalahan Menguraikan solusi yang dapat dipertimbangkan dalam penyelesaian suatu permasalahan 7a 7b 6 Self regulation (Regulasi diri) Monitor diri Koreksi diri Memantau diri sendiri dalam memahami sesuatu yang telah dibaca Memeriksa pandangan sendiri mengenai masalah yang ada 8 9
145 Lampiran 6 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Instrumen Test Esai Kemampuan Berpikir Kritis Kerjakan soal dibawah ini dengan tepat. 1. Lingkungan sekitar mengandung mikroorganisme baik di udara, air, dan berbagai tempat. Diantaranya terdapat mikroorganisme patogen penyebab penyakit. Dika dan Rika merupakan saudara kembar yang tinggal satu rumah dan sering berkegiatan bersama. a. Dika tidak selalu sakit saat terpapar mikroorganisme patogen. Menurut pendapatmu mengapa hal tersebut dapat terjadi pada Dika? b. Berbeda halnya dengan Dika, saat membersihkan tumpukan buku di gudang, Rika menimbulkan reaksi seperti bersin-bersin dan hidung berlendir. Apakah yang terjadi pada Rika dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi? 2. Imunisasi merupakan usaha untuk meningkatkan kekebalan tubuh dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat antibodi untuk mencegah penyakit tertentu. a. Kekebalan yang diperoleh tubuh dari vaksin adalah kekebalan aktif buatan. Bagaimanakah imunisasi dapat memberikan kekebalan aktif buatan pada tubuh kita? b. Berilah pendapatmu apakah imunisasi itu penting atau tidak, serta berikan alasannya! 3. Data Riset Kesehatan Kemenkes tahun 2018 menunjukkan penyakit yang terbanyak menyerang lansia yaitu penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, kencing manis, stroke, rematik, dan cedera. Sayangnya, masih ada lansia yang mempunyai kebiasaan merokok. Hasil Susenas 2019, menunjukkan hampir ¼ lansia merokok. Saat ini masih berlangsung pandemi Covid-19 yang menyerang sistem pernapasan manusia. Setelah mempelajari mengenai Virus Covid-19, apakah benar jika lansia mudah terserang penyakit Covid-19? Sertakan alasannya! 4. Salah satu virus yang sangat berbahaya yang telah banyak menyerang manusia adalah virus HIV (Human Imunodeficiency Virus). Virus ini menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang sel limfosit yang berperan sebagai pertahanan tubuh, dan menyebabkan pertahanan tubuh menjadi lemah dan mudah terserang penyakit. Virus HIV tidak dikenali oleh sistem kekebalan tubuh sebagai pathogen karena mempunyai tingkat mutasi yang tinggi dan menyerang sel T helper. Menurut pendapatmu apakah pernyataan tersebut benar atau salah dan berikan alasannya! 5. Indonesia telah dinyatakan bebas polio oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) di Asia Tenggara pada bulan maret 2014. Untuk mempertahankan keberhasilan tersebut Indonesia perlu melakukan
146 imunisasi polio tambahan yaitu Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Mendengar informasi tersebut Ibu Wulan bergegas datang ke Posyandu dekat rumahnya untuk mendapatkan imunisasi pada anaknya yang berusia 30 bulan. Petugas kesehatan langsung memberikan setetes vaksin polio, ibu Wulan sedikit tenang terhadap ancaman penyakit polio terhadap anaknya. Menurut Anda, apa yang akan terjadi jika anak ibu Wulan tidak diberikan vaksin polio dan ketika berusia 15 tahun anaknya terpapar virus polio? 6. Tabel dibawah ini memperlihatkan hasil pemeriksaan jumlah limfosit pada penderita HIV di Kota Makassar (Amran & Al Qarni, 2019) *Nilai limfosit normal = 20-40% Berdasarkan tabel diatas, bagaimanakah kesimpulan yang dapat diambil? 7. Antibiotik adalah substrat yang bisa membunuh atau menghentikan pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat sel bakteri. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang akan memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan. Kevin menderita flu yang diakibatkan oleh influenza. Di rumah ia menemukan antibiotik yang biasa digunakan oleh adiknya untuk mengobati sakit typus yang diderita olehnya. a. Apakah antibiotik typus dapat digunakan Kevin untuk mengobati flu yang ia derita? Berikan penjelasan! b. Apakah yang sebaiknya dilakukan oleh Kevin? 8. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya serangan atau masuknya patogen ke dalam tubuh. Penyakit infeksi umumnya merupakan penyakit menular. Contoh jenis penyakit infeksi yang menular adalah Covid-19, yang disebabkan oleh virus Sars Cov-2 (kelompok coronavirus). Pencegahan penyakit menular dapat dilakukan dengan cara
147 mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh dan memperkuat daya tahan tubuh. Setelah mempelajari mengenai sistem imun dan mengetahui cara penularan virus, bagaimana tindakan kalian untuk menjaga diri dari penularan penyakit Covid-19? 9. Andi bangun kesiangan karena sering begadang dan langsung berangkat ke kantor. Ia tidak sempat menyiapkan perbekalan. Pegawai di kantor banyak yang berkerumun dan tidak memakai masker. Dua hari setelahnya, Andi mengalami demam, batuk, flu, dan dinyatakan positif Covid-19. Koreksilah kebiasaan Andi yang menyebabkannya mudah terkena Covid19!
Lampiran 7 Rubrik Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Rubrik Test Esai Kemamp No. Soal Aspek Kemampuan Berpikir Kritis Sub Kemampuan Berpikir Kritis (Facione, 2020) J 1. a Interpretasi (Penafsiran) Mendefinisikan makna Dika tidak selalu sakit karena tubuh telah mem (Mengenali permasalah Sistem imunitas untuk patogen penyebab peny sistem imunitas di dal penyakit dapat d permasalahan) b Gejala yang dialami se inflamasi. (Mengenali p Hal tersebut dapat terjad pernapasan. Otak mene dengan segera mempro hidung terasa gatal dan otak akan mengirimkan paru-paru untuk meng melalui tenggorokan. (M
148 puan Berpikir Kritis Jawaban Skor Kemampuan Berpikir Kritis (Facione & Facione, 2011) t saat terpapar mikroorganisme miliki sistem imunitas yang baik. han) melindungi tubuh dari berbagai yakit. Oleh karena itu, apabila lam tubuh manusia baik, maka dihindari. (Mendeskripsikan 4 (kuat) = siswa menafsirkan secara akurat suatu permasalahan 3 (dapat diterima) = siswa kurang akurat dalam menafsirkan suatu permasalahan 2 (tidak dapat diterima) = siswa salah menafsirkan suatu permasalahan 1 (lemah) = siswa menafsirkan secara suatu permasalahan secara bias 0 = siswa tidak menjawab sama sekali ebagai reaksi alergi dan respon permasalahan) di karena debu masuk ke saluran erima sinyal dari sel saraf dan oduksi histamin yang membuat berlendir. Bersamaan dengan itu, sinyal ke otot tenggorokan dan geluarkan udara kotor tersebut Mendeskripsikan permasalahan) 4 (kuat) = siswa menafsirkan secara akurat suatu permasalahan 3 (dapat diterima) = siswa kurang akurat dalam menafsirkan suatu permasalahan 2 (tidak dapat diterima) = siswa salah menafsirkan suatu permasalahan 1 (lemah) = siswa menafsirkan secara suatu permasalahan secara bias 0 = siswa tidak menjawab sama sekali
2. a. Analysis (Analisis) Mengidentifikasi argumen Kekebalan yang dipe kekebalan aktif buat merupakan kekebalan memasukkan sejumlah dilemahkan (berupa v vaksinasi atau imunisa tubuh akan mengarah mampu melawan jenis terdapat dalam vaksin te dapat bertahan untuk ja bersifat permanen(3) . mendukung suatu pern b. Menganalisis argumen Imunisasi itu penting. (M Karena vaksin yang dim menstimulasi pembentuk antigen sehingga tubuh penyakit. (Memilih su alasan untuk menduku
149 eroleh dari imunisasi adalah tan. Kekebalan aktif buatan n yang diperoleh dengan cara h kecil antigen yang sudah aksin) kedalam tubuh melalui asi(1). Paparan antigen didalam pada produksi antibodi yang s antigen seperti antigen yang ersebut(2). Kekebalan aktif buatan angka waktu yang lama, bahkan (Membangun alasan untuk nyataan) 4 (kuat) = siswa memberi alasan/argumen yang paling penting 3 (dapat diterima) = siswa memberi alasan/argumen yang relevan 2 (tidak dapat diterima) = siswa gagal memberi alasan/argumen yang relevan 1 (lemah) = siswa dangkal dalam memberi alasan/argumen 0 = siswa tidak menjawab sama sekali Memilih suatu klaim) masukkan ke dalam tubuh akan kan antibodi untuk melawan suatu akan lebih kebal terhadap suatu uatu klaim dan memberikan ng klaim tersebut) 4 (kuat) = siswa memberi alasan/argumen yang paling penting dalam memilih suatu klaim pro atau kontra 3 (dapat diterima) = siswa memberi alasan/argumen yang relevan dalam memilih suatu klaim pro atau kontra 2 (tidak dapat diterima) = siswa gagal memberi alasan/argumen dalam memilih suatu klaim pro atau kontra 1 (lemah) = siswa memberi klaim yang tidak beralasan atau berargumen menggunakan alasan yang salah atau tidak relevan 0 = siswa tidak menjawab sama sekali
3. Evaluation (Evaluasi) Menilai klaim Lansia lebih mudah ters pertambahan usia, tub penurunan akibat proses organ menurun, diikuti sebagai pelindung tubu muda. Selain itu, bebe bawaan dan merokok ketika terserang Covid-1 yang menyerang lansia l berat dan kematian diba atau anak-anak. (Mengg mendukung kesimpulan 4. Menilai kualitas argumen dengan penalaran induktif dan deduktif Benar, virus HIV tidak tubuh sebagai pathogen k yang sangat tinggi seh deteksi oleh antibodi atau HIV menyerang sel gangguan dalam hal jum menyebabkan sistem k infeksi HIV. (Me berpengaruh terhadap
150 serang penyakit Covid-19 karena buh akan mengalami berbagai s penuaan, hampir semua fungsi i dengan menurunnya imunitas uh yang tidak sekuat anak-anak erapa lansia menderita penyakit yang memperparah kondisinya 19 terutama paru-paru. Covid-19 lebih sering menyebabkan infeksi andingkan dengan orang dewasa gunakan bukti yang ada untuk n yang diambil) 4 (kuat) = siswa menarik kesimpulan yang beralasan, bijaksana, dan tidak salah, serta mampu menafsirkan secara akurat bukti yang ada 3 (dapat diterima) = siswa menarik kesimpulan yang beralasan dan tidak salah, serta mampu menafsirkan secara akurat bukti yang ada 2 (tidak dapat diterima) = siswa menarik kesimpulan dengan tidak beralasan dan keliru, serta salah dalam menafsirkan bukti yang ada 1 (lemah) = siswa menarik kesimpulan dengan dangkal, tidak relevan, dan tidak beralasan, serta bias dalam menafsirkan bukti yang ada 0 = siswa tidak menjawab sama sekali k dikenali oleh sistem kekebalan karena mempunyai tingkat mutasi hingga HIV dapat menghindari u sel T yang terbentuk. Selain itu, T helper yang menyebabkan mlah dan fungsi, pada akhirnya kekebalan tidak dapat melawan emberikan argumen yang situasi yang ada) 4 (kuat) = siswa memberi alasan/argumen yang paling penting dalam memilih suatu klaim pro atau kontra 3 (dapat diterima) = siswa memberi alasan/argumen yang relevan dalam memilih suatu klaim pro atau kontra 2 (tidak dapat diterima) = siswa gagal memberi alasan/argumen dalam memilih suatu klaim pro atau kontra 1 (lemah) = siswa memberi klaim yang tidak beralasan atau berargumen menggunakan alasan yang salah atau tidak relevan 0 = siswa tidak menjawab sama sekali
5 Inference (Kesimpulan) Membuat perkiraan/ jawaban sementara Apabila anak Ibu Wula polio sejak kecil, maka Wulan mempunyai kemu penyakit polio ketika su umur 15 tahun keatas da imunisasi polio bertuju penyakit polio pada anak terjadi berdasarkan sit 6 Menarik kesimpulan Tabel menunjukkan ha penderita HIV di Kota M diperoleh 4 sampel yan dan 11 sampel yang normal (menurun). Inf penurunan jumlah l kesimpulan dari bagian 7. a. Eksplanation (Penjelasan) Menyajikan argumen Tidak bisa, karena menghambat suatu pertu yang disebabkan karena virus. (Memberikan pe menolak sudut pand permasalahan)
151 an tidak mendapatkan imunisasi akan ada kemungkinan anak Ibu ungkinan besar untuk bisa terkena udah beranjak dewasa atau pada an terpapar virus polio. Pemberian uan untuk mencegah terjadinya k. (Memprediksi apa yang akan uasi yang telah diketahui) 4 (kuat) = siswa memberi alasan/argumen yang paling penting 3 (dapat diterima) = siswa memberi alasan/argumen yang relevan 2 (tidak dapat diterima) = siswa gagal memberi alasan/argumen yang relevan 1 (lemah) = siswa dangkal dalam memberi alasan/argumen 0 = siswa tidak menjawab sama sekali asil pemeriksaan limfosit pada Makassar. 15 sampel yang diambil ng menunjukkan limfosit normal menunjukkan limfosit dibawah feksi virus HIV menyebabkan limfosit penderita. (Menarik n yang dibaca) 4 (kuat) = siswa menarik kesimpulan yang beralasan, bijaksana, dan tidak salah 3 (dapat diterima) = siswa menarik kesimpulan yang beralasan dan tidak salah 2 (tidak dapat diterima) = siswa menarik kesimpulan yang tidak beralasan 1 (lemah) = siswa menarik kesimpulan dengan salah atau tidak relevan 0 = siswa tidak menjawab sama sekali antibiotik berfungsi untuk umbuhan bakteri. Sedangkan flu a influenza penyebabnya adalah njelasan dalam menerima atau dang penulis terhadap suatu 4 (kuat) = siswa memberi alasan/argumen yang paling penting dalam memilih suatu klaim pro atau kontra 3 (dapat diterima) = siswa memberi alasan/argumen yang relevan dalam memilih suatu klaim pro atau kontra 2 (tidak dapat diterima) = siswa gagal memberi alasan/argumen dalam memilih suatu klaim pro atau kontra 1 (lemah) = siswa memberi klaim yang tidak beralasan atau berargumen menggunakan alasan yang salah atau
b. Hal yang harus dilakuk adalah : 1. Menjaga kondisi olahraga, dan memen 2. Memenuhi kebutuha 3. Konsultasi dengan d (Menguraikan solusi dalam penyelesaian sua 8. Self Regulation (Regulasi diri) Monitor diri 1. Rajin mencuci tang bakteri, termasuk vi tangan manusia dip bakteri dan virus. 2. Menghindari meyent virus dapat masuk wajah yakni mata, hi 3. Menggunakan maske virus corona. Sebab melalui droplets dan melalui selaput len hidung. 4. Menjaga jarak ata memutus rantai peny (Memantau diri send yang telah dibaca) 9. Koreksi diri 1. Tidak sarapan dan ti bergizi dengan cukup 2. Tidak membiasakan 3. Kurang istirahat yang
152 tidak relevan 0 = siswa tidak menjawab sama sekali kan Kevin ketika menderita flu tubuh dengan makan sehat, nuhi kebutuh vitamin. an air putih dalam sehari 8 gelas. dokter. yang dapat dipertimbangkan atu permasalahan) 4 (kuat) = siswa memberi argumen yang paling penting 3 (dapat diterima) = siswa memberi argumen yang relevan 2 (tidak dapat diterima) = siswa gagal memberi argumen yang relevan 1 (lemah) = siswa dangkal dalam memberi argumen 0 = siswa tidak menjawab sama sekali gan, untuk membunuh kuman, irus corona. Hal ini dikarenakan penuhi dengan berbagai macam tuh wajah, karena patogen seperti tubuh manusia melalui segitiga dung, dan mulut. er dapat meminimalisir penularan b, virus corona dapat menyebar n dapat masuk ke dalam tubuh nder seperti mata, mulut, dan au physical distancing untuk yebaran penyakit. iri dalam memahami sesuatu 4 (kuat) = siswa memberi argumen yang paling penting 3 (dapat diterima) = siswa memberi argumen yang relevan 2 (tidak dapat diterima) = siswa gagal memberi argumen yang relevan 1 (lemah) = siswa dangkal dalam memberi argumen 0 = siswa tidak menjawab sama sekali dak mengonsumsi makanan yang p, diri berolahraga secara teratur g cukup dan suka begadang 4 (kuat) = siswa memberi argumen yang paling penting 3 (dapat diterima) = siswa memberi argumen yang relevan
4. Tidak mematuhi pro masker dan menjaga (Memeriksa pandanga yang ada) Total Skor Nilai Akhir = X 100 Referensi : Amran, P., & Al Qarni, A. W. (2019). Analisis Jumlah Pemeriksaan L Jurnal Media Analis Kesehatan, 10(1), 28–34. https://doi.org/1 Facione, P. A. (2020). Critical Thinking: What It Is and Why It Count Reasons LLC. Facione, P. A., & Facione, N. C. (2011). The Holistic Critical Think Academic Press.
153 otokol kesehatan seperti memakai jarak an sendiri mengenai masalah 2 (tidak dapat diterima) = siswa gagal memberi argumen yang relevan 1 (lemah) = siswa dangkal dalam memberi argumen 0 = siswa tidak menjawab sama sekali 48 Limfosit pada Penderita Human Immunodefisiency Virus (HIV). 10.32382/mak.v10i1.982 ts. In Critical Thinking (p. 33). Hermosa Beach, CA : Measured king Scoring Rubric—HCTSR (p. 2). Millbrae, CA : California
154 Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses Sains No. Aspek Keterampilan Proses Sains Dasar Indikator Keterampilan Proses Sains Dasar (Rizal & Ridwan, 2019) No Soal 1 Mengobservasi/ Mengamati Mengamati perubahan Menjelaskan hasil pengamatan 1 2 2 Menyimpulkan Membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan Menentukan pola dari hasil pengamatan 5 6 3 Mengukur Menggunakan alat yang sesuai untuk memperoleh data Mengukur dalam satuan yang sesuai 7 8 4 Mengklasifikasi Menentukan dasar pengelompokan 3, 9 5 Memprediksi Menggunakan pola-pola hasil pengamatan 4, 10 6 Mengkomunikasi Menggambarkan data dengan grafik, tabel, atau diagram 11, 12
155 Lampiran 9 Instrumen Keterampilan Proses Sains Instrumen Test Keterampilan Proses Sains Kerjakan soal dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang paling benar. 1. Perhatikan gambar A.1 berikut! Gambar A.1. Perubahan pada permukaan telapak tangan dan kaki Gambar A.1 memperlihatkan permukaan telapak tangan dan kaki seorang penderita HIV AIDS stadium klinis 3 dalam terapi (gambar sebelum) yang kemudian didiagnosis juga menderita Steven Johnson Syndrome ec Antiretroviral (navirapine) (gambar setelah). Dari gambar tersebut penyebab perubahan yang terjadi pada penderita yaitu… a. autoimun terhadap obat antiretroviral b. hipersensitif terhadap obat antiretroviral navirapine c. hilangnya toleransi sistem imun sehingga mudah terserang penyakit lain d. autoimun sehingga menyerang sel tubuh sendiri e. respon imun yang menurun terhadap obat antiretroviral navirapine 2. Terdapat beberapa macam kelainan yang menyerang sistem imun, salah satu yang telah kita pelajari yaitu penyakit Steven Johnson Syndrome. Setelah kalian mengamati gambar seseorang yang menderita penyakit tersebut pada pembelajaran, gejala yang terlihat pada penderita SJS adalah… a. sendi terasa kaku, mata berair, tubuh kurus, bercak merah kebiruan pada kulit, dan penurunan berat badan b. ruam kemerahan pada mulut, mata, hidung, kelamin; luka melepuh dan mengelupas pada kulit c. ruam kupu-kupu pada pipi dan hidung, mudah terserang penyakit lain d. penurunan berat badan, nyeri pada sendi dan ruas jari, bercak putih atau luka di mulut e. kulit merah melepuh, ruam kemerahan pada mulut, dan penurunan berat badan
156 3. Manusia selalu terpapar antigen dari luar tubuh yang akan mengaktifkan respon imunitas tubuh baik secara non spesifik maupun spesifik. Anton mengendarai sepeda motor untuk berangkat ke sekolah. Suatu hari Anton tidak menutup kaca helm, akibatnya saat Ia didahului truk matanya kelilipan debu dan mengeluarkan air mata. Air mata yang keluar sebagai imunitas tubuh terhadap debu yang masuk merupakan respon imunitas… a. non spesifik, sebagai pertahanan kimiawi yang mempunyai enzim lizosim yang dapat menghidrolisis dinding sel bakteri yang masuk hingga pecah b. non spesifik, sebagai pertahanan ketiga pada tubuh terhadap debu yang menyebabkan infeksi berupa mata kemerahan c. non spesifik, sebagai pertahanan pertama yang mengeluarkan mucus kemudian debu ditangkap oleh silia sel epitel untuk dikeluarkan d. spesifik, sebagai reaksi lokal jaringan terhadap infeksi yang mampu melisiskan bakteri yang masuk e. spesifik, sebagai reaksi terhadap antigen spesifik seperti bakteri yang masuk ke dalam mata dan memiliki memori untuk mengenalnya pada pajanan berikutnya 4. Perhatikan dengan cermat uraian berikut. Gambar A.2. Bekas gigitan serangga Saat libur akhir pekan Dito ikut ayahnya pergi ke kebun untuk memanen buah kopi. Setelah sampai di kebun Dito membantu ayahnnya memetik dan mengumpulkan buah kopi. Tiba-tiba ada beberapa serangga yang hinggap di tangan Dito, spontan Dito merasakan kesakitan karena digigit oleh serangga. Tak lama kemudian bekas gigitan serangga tersebut menjadi bengkak dan berwarna kemerahan. Prediksi penyebab bekas gigitan serangga pada tangan Dito menjadi kemerahan yaitu… a. regenerasi jaringan untuk menggantikan jaringan yang rusak b. proses vasodilatasi dan meningkatnya aliran dan volume darah pada daerah yang luka c. pengeluaran cairan tubuh dan jaringan mati di permukaan kulit d. tubuh menghancurkan sel yang abnormal e. proses menelan antigen atau bakteri secara enzimatik
157 5. Perhatikan grafik A.1 Grafik A.1. Pengaruh RNA HIV terhadap Limfosit T CD4 Grafik A.1 memperlihatkan pengaruh dari masuknya virus HIV terhadap limfosit T CD4. Virus HIV menyerang penderita dengan menimbulkan beberapa perubahan dalam setiap fase dari infeksi hingga positif menderita AIDS. Kesimpulan dari grafik diatas adalah… a. jumlah RNA HIV yang masuk ke dalam tubuh sebanding dengan jumlah limfosit T CD4 b. jumlah RNA HIV yang masuk ke dalam tubuh berbanding terbalik dengan jumlah limfosit T CD4 yang menyebabkan penderita sampai pada fase AIDS c. saat positif menderita AIDS, jumlah limfosit T CD4 mengalami peningkatan d. semakin bertambahnya waktu, jumlah RNA HIV semakin berkurang karena diserang oleh limfosit T CD4 e. paparan pertama virus HIV menyebabkan jumlah limfosit T CD4 meningkat 6. Perhatikan grafik A.2. Grafik A.2. Respon Imunitas
158 Grafik di atas menunjukan respon imun pada seseorang yang terinfeksi virus Varicella zoster (antigen x), pertama kali orang tersebut akan mengalami cacar tetapi ketika virus menginfeksi virus untuk kedua kalinya maka orang tersebut tidak terinfeksi penyakit cacar. Kesimpulan yang didapat dari grafik mengenai orang yang sudah terinfeksi cacar dan tidak akan terinfeksi lagi yaitu… a. tubuh membentuk sel T memory yang akan mengenali antigen x saat paparan berikutnya sebagai respon sekunder dengan konsentrasi antibodi yang lebih tinggi b. tubuh membentuk sel T memory yang akan mengenali antigen x saat paparan berikutnya sebagai respon primer dengan konsentrasi antibodi yang lebih tinggi c. tubuh membentuk sel B memory yang akan mengenali antigen x saat paparan berikutnya sebagai respon sekunder dengan konsentrasi antibodi yang lebih tinggi d. tubuh membentuk sel B memory yang akan mengenali antigen x saat paparan berikutnya sebagai respon primer dengan konsentrasi antibodi yang lebih tinggi e. semakin bertambahnya waktu konsentrasi antibodi semakin menurun karena paparan antigen x yang semakin banyak 7. Dita mengalami gejala berupa batuk, pilek, dan demam. Keesokan harinya Dita melakukan pengecekan swab antigen untuk mengetahui apakah Dita positif Covid-19 atau tidak. Sampel yang diambil untuk test swab antigen dan alat yang digunakan yaitu… a. sampel yang diambil darah, uji menggunakan alat cartridge b. sampel yang diambil darah, uji menggunakan alat PCR c. sampel yang diambil mukosa nosofaring, uji menggunakan alat oraquick d. sampel yang diambil darah, uji menggunakan alat strip uji e. sampel yang diambil mukosa nosofaring, uji menggunakan alat stip uji 8. Alda dan Tia mengikuti program yang diwajibkan oleh pemerintah dalam mencegah penularan virus corona yaitu dengan vaksinasi Covid-19. Alda dan Tia mendatangi tempat vaksinasi yang berbeda. Puskesmas yang didatangi oleh Alda menggunakan vaksin Sinovac, sedangkan rumah sakit yang didatangi Tia menggunakan vaksin Pfizer. Jumlah dosis pemberian vaksin yang harus diterima Alda dan Tia adalah… a. Alda 0.15 ml/dosis sebanyak 2 kali dengan rentang penyuntikan 28 hari dan Tia 0.3 ml/dosis sebanyak 2 kali dengan rentang penyuntikan 21 hari b. Alda 0.25 ml/dosis sebanyak 2 kali dengan rentang penyuntikan 28 hari dan Tia 0.5 ml/dosis sebanyak 2 kali dengan rentang penyuntikan 28 hari
159 c. Alda 0.3 ml/dosis sebanyak 2 kali dengan rentang penyuntikan 28 hari dan Tia 0.5 ml/dosis sebanyak 2 kali dengan rentang penyuntikan 21 hari d. Alda 0.5 ml/dosis sebanyak 2 kali dengan rentang penyuntikan 28 hari dan Tia 0.3 ml/dosis sebanyak 2 kali dengan rentang penyuntikan 28 hari e. Alda 0.6 ml/dosis sebanyak 2 kali dengan rentang penyuntikan 28 hari dan Tia 0.5 ml/dosis sebanyak 2 kali dengan rentang penyuntikan 21 hari 9. Ibu Ida positif Covid-19 dengan berbagai gejala seperti batuk, demam, flu, dan saturasi oksigen <80% sehingga membutuhkan ventilator. Selain itu Ibu Ida mendapatkan terapi dengan pemberian plasma konvalesen dari orang yang sudah sembuh dari Covid-19. Donor plasma konvalesen yang diberikan akan meningkatkan imunitas penderita Covid-19 yang merupakan jenis imunitas… a. imunitas pasif alami, dengan pemberian IgG sehingga memberikan kekebalan sementara b. imunitas aktif buatan, dengan injeksi antibodi dalam bentuk vaksin yang sudah dibuat oleh ahli c. imunitas pasif buatan, dengan injeksi antibodi dalam serum oleh orang yang pernah terpapar antigen sebelumnya d. imunitas aktif alami, dengan transfusi darah pada penderita Covid-19 e. imunitas aktif buatan, dengan induksi vaksin dari pathogen yang telah dilemahkan 10. Perhatikan gambar dibawah ini. Gambar A.3 Bekas imunisasi BCG Gambar A.3. diatas memperlihatkan bekas suntikan saat imuniasai BCG yang dapat terlihat sampai dewasa. Coba perhatikan lengan kanan atau kiri atas kalian, apakah terdapat bekas suntikan yang serupa. Seperti yang sudah kita pelajari, imunisasi BCG diberikan diawal kelahiran untuk
160 melawan penyakit tuberculosis. Prediksi penyebab bekas luka suntikan bertahan hingga dewasa adalah… a. vaksin telah masuk dengan baik dalam tubuh dan memberi respon kekebalan b. terjadi proses inflamasi sesaat yang menyebabkan bekas suntikan vaksin membengkak dan kemerahan c. terjadi peradangan pada kulit karena suntikan vaksin dimasukkan melalui pembuluh darah, serhingga terjadi pelebaran pembuluh darah d. sebagai bukti telah dilakukan vaksinasi BCG di lengan tersebut dan tidak boleh diberikan vaksin lain pada anggota tubuh yang sama selama 3 bulan agar tidak terjadi infeksi kelenjar getah bening e. vaksin tepat diberikan dibawah kulit secara intradermal, sehingga bekas luka kecil yang tersisa akan mudah ditemukan di masa depan sebagai bukti vaksinasi sebelumnya 11. Bayi setelah lahir dan masa perkembangan membutuhkan imunisasi untuk merangsang kekebalan tubuh bayi. Beberapa jenis imunisasi yang diperlukan yaitu BCG, DPT, dan MR. BCG digunakan untuk melawan penyakit tuberculosis; DPT untuk melawan difteri, pertusis, dan tetanus; serta MR digunakan untuk melawan campak dan rubella. Tabel dibawah ini yang tepat untuk mempermudah ibu dalam melaksanakan jadwal imunisasi primer pada bayinya adalah… a. Imunisasi Usia (bulan) Lahir 1 2 3 4 5 6 9 BCG 1 kali DPT 1 kali MR 1 b. Imunisasi Usia (bulan) Lahir 1 2 3 4 5 6 9 BCG 1 kali DPT 1 2 MR 1 2 c. Imunisasi Usia (bulan) Lahir 1 2 3 4 5 6 9 BCG 1 2 DPT 1 2 3 MR 1 d. Imunisasi Usia (bulan) Lahir 1 2 3 4 5 6 9 BCG 1 kali DPT 1 2 3
161 MR 1 e. Imunisasi Usia (bulan) Lahir 1 2 3 4 5 6 9 BCG 1 kali DPT 1 kali MR 1 12. Saat ini telah digencarkan untuk melakukan vaksin booster untuk Covid19. Aldo mendapatkan dosis 1 dan 2 dengan jenis vaksin Sinovac, sedangkan Aldi mendapatkan jenis vaksin AstraZeneca. Aldo dan Aldi akan mengikuti vaksinasi booster di kota mereka. Tabel dibawah ini yang tepat untuk mempermudah Aldo dan Aldi dalam memilih jenis vaksin booster adalah… a. Vaksin Primer Vaksin Booster Keterangan Sinovac Sinovac Diberikan ½ dosis AstraZeneca AstraZeneca Diberikan ½ dosis b. Vaksin Primer Vaksin Booster Keterangan Sinovac Pfizer atau AstraZeneca Diberikan dosis penuh AstraZeneca Moderna atau Pfizer Diberikan dosis penuh c. Vaksin Primer Vaksin Booster Keterangan Sinovac Sinovac atau AstraZeneca Diberikan dosis penuh AstraZeneca Moderna atau Pfizer Diberikan ½ dosis d. Vaksin Primer Vaksin Booster Keterangan Sinovac Pfizer atau AstraZeneca Diberikan ½ dosis AstraZeneca Moderna atau Pfizer Diberikan ½ dosis e. Vaksin Primer Vaksin Booster Keterangan Sinovac Pfizer atau AstraZeneca Diberikan ½ dosis AstraZeneca AstraZeneca atau Pfizer Diberikan dosis penuh
162 Lampiran 10 Rubrik Instrumen Keterampilan Proses Sains Rubrik Penilaian Soal Keterampilan Proses Sains No Aspek Keterampilan Proses Indikator No Soal Kunci Jawaban Skor 1 Mengobservasi Mengamati perubahan Menjelaskan hasil pengamatan 1 2 B B 1 1 2 Menyimpulkan Membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan Menentukan pola dari hasil pengamatan 5 6 B C 1 1 3 Mengukur Menggunakan alat yang sesuai untuk memperoleh data Mengukur dalam satuan yang sesuai 7 8 E D 1 1 4 Mengklasifikasi Menentukan dasar pengelompokan 3 9 A C 1 1 5 Memprediksi Menggunakan pola-pola hasil pengamatan 4 10 B E 1 1 6 Mengkomunikasi Menggambarkan data dengan grafik, tabel, atau diagram 11 12 D D 1 1 Total 12 Nilai Akhir = X 100
Lampiran 11 Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Kelas Ek
163 kperimen
164
165
166
Lampiran 12 Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Kelas Ko
167 ontrol
168
169