laporan
perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
FEBRUARI 2021
LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH
FEBRUARI 2021
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya
”Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Tengah November 2020” dapat dipublikasikan. Buku
ini menyajikan berbagai informasi mengenai perkembangan beberapa indikator
perekonomian daerah khususnya bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran, dan
keuangan daerah, yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Bank Indonesia
juga sebagai bahan informasi bagi pihak eksternal.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
data dan informasi yang diperlukan bagi penyusunan buku ini. Harapan kami, hubungan kerja
sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi pada masa yang akan
datang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak guna lebih meningkatkan
kualitas buku kajian ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pihak-
pihak yang berkepentingan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya serta
kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran dalam
pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada
umumnya.
Semarang, Februari 2021
KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI JAWA TENGAH
Ttd
Pribadi Santoso
Direktur Eksekutif
Gra k
Kata Pengantar iii BAB I 2
Daftar Isi
Daftar Grak iv PERKEMBANGAN
Daftar Tabel vii EKONOMI MAKRO
Tabel Indikator xii REGIONAL
Ringkasan Eksekutif
xiv
01 1.1 Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Triwulan IV 2020
1.1.1 Perkembangan Ekonomi Sisi Pengeluaran 3
1.1.2 Perkembangan Ekonomi Sisi Lapangan 14
Usaha
1.2 Tracking Perkembangan Ekonomi Makro 21
Regional Triwulan I 2021
1.2.1 Tracking Perkembangan Ekonomi Triwulan I 21
2021 Sisi Pengeluaran
1.2.2 Tracking Perkembangan Ekonomi Triwulan I 22
2021 Sisi Lapangan Usaha
BAB II BAB II
SUPLEMEN KEUANGAN PEMERINTAH
Perkembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) 24 2.1 Gambaran Umum APBD 2020 36
Batang 2.2 Realisasi APBD Tahun 2020 36
Perkembangan Sektor Pariwisata di Jawa Tengah 28 2.2.1 Realisasi Pendapatan Tahun 2020 37
Perkembangan Ekspor Utama Jawa Tengah Saat 31 2.2.2 Realisasi Belanja Tahun 2020 38
Pandemi COVID-19 2.3 Kemandirian Fiskal Daerah 39
2.4 APBN Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 40
2.4.1 Anggaran Belanja APBN di Provinsi Jawa 40
Tengah Tahun 2020
2.4.2 Realisasi Belanja APBN di Provinsi Jawa 40
Tengah Tahun 2020
iv
LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH
FEBRUARI 2021
BAB III BAB IV
PERKEMBANGAN STABILITAS KEUANGAN DAERAH,
INFLASI DAERAH PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN
DAN UMKM
3.1 Inasi Secara Umum 44 4.1 Kondisi Umum Perbankan Jawa Tengah 58
3.2 Perkembangan Inasi Provinsi Jawa Tengah 44 4.1.1 Perkembangan Bank Umum 59
4.2 Ketahanan Sistem Keuangan Daerah di Jawa 62
Tahun 2020 45
3.2.1 Inasi Berdasarkan Kelompok 48 Tengah 62
3.3 Inasi Kota - Kota di Provinsi Jawa Tengah 48 4.2.1 Ketahanan Lapangan Usaha Jawa Tengah
3.3.1 Disagregasi Inasi Kota Semarang 49 64
3.3.2 Disagregasi Inasi Kota Surakarta 50 Triwulan IV 2020
3.3.3 Disagregasi Inasi Kota Cilacap 50 4.2.2 Kerentanan Sektor Rumah Tangga
3.3.4 Disagregasi Inasi Kota Kudus 51
3.3.5 Disagregasi Inasi Kota Tegal 52 BAB V 70
3.3.6 Disagregasi Inasi Kota Purwokerto 53
3,4 Tracking dan Proyeksi Inasi 53 PENYELENGGARAAN 70
3.4.1 Inasi Januari 2021 53 SISTEM PEMBAYARAN DAN
3.4.2 Tracking Inasi Triwulan I 2021 54 PENGELOLAAN UANG RUPIAH 71
3.5 Program Pengendalian Inasi Daerah 72
5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran di Jawa 72
Tengah 72
73
5.1.1 Perkembangan Transaksi Sistem Kliring Nasional 73
Bank Indonesia (SKNBI)
5.1.2 Perkembangan Pengelolaan Uang Rupiah
5.2 Upaya Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
5.2.1 Penyediaan Uang Rupiah
5.2.2 Penanganan Uang Palsu
5.3 Perkembangan Transaksi Penukaran Valuta Asing
5.4 Perkembangan Elektronikasi dan Keuangan
Inklusif
v
LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH
FEBRUARI 2021
BAB VI 78
81
KETENAGAKERJAAN 81
DAN KESEJAHTERAAN 82
83
6.1 Ketenagakerjaan
6.2 Tingkat Pengangguran Terbuka
6.3 Nilai Tukar Petani
6.4 Tingkat Kemiskinan
6.5 Pemerataan Kesejahteraan Penduduk
BAB VII
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
7.1 Kondisi Perekonomian Global 88
7.2 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2021 dan 88
Tahun 2021
7.2.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran 89
7.2.2 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan 89
Usaha
7.3 Prospek Inasi Triwulan II 2021 dan Keseluruhan 90
Tahun 2021
vi
Gra k
Grak 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah 2 Grak 1.19 Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto 8
Grak 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah, Jawa, 2 Grak 1.20 Perkembangan SBT Realisasi Investasi (SKDU) 8
dan Nasional dan Pertumbuhan PDRB Investasi
Grak 1.3 Struktur Perekonomian Kawasan Jawa 2 Grak 1.21 Perkembangan SBT Realisasi Investasi 8
Berdasarkan Provinsi Berdasarkan Sektor Usaha (Hasil SKDU)
Grak 1.4 Pertumbuhan Tahunan Kredit Perbankan dan 3 Grak 1.22 Hasil Liaison Pada Komponen Investasi 8
Pertumbuhan Ekonomi Grak 1.23 Likert Scale Investasi (Hasil Liaison) 8
Grak 1.5 Pertumbuhan Tahunan Outow Uang Kartal, 3 Grak 1.24 Realisasi Penanaman Modal Asing dan Dalam 9
Rata-Rata Perputaran Kliring Harian, dan Pertumbuhan Negeri
Ekonomi 3 Grak 1.25 Pertumbuhan PDRB Investasi, PDRB Konstruksi, 9
Grak 1.6 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Jawa Tengah dan Konsumsi Semen
dan Nasional 4 Grak 1.26 Pertumbuhan Kredit Investasi dan Suku Bunga 9
Grak 1.7 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga 4 Kredit Investasi
Grak 1.8 Perkembangan Inasi dan Pertumbuhan Grak 1.27 Pertumbuhan PDRB Ekspor Luar Negeri 10
Konsumsi Rumah Tangga 5 Grak 1.28 Pertumbuhan Ekspor Luar Negeri Jawa Tengah 10
Grak 1.9 Pergerakan Masyarakat di Pusat Perbelanjaan 5 per Jenis Komoditas
Grak 1.10 Pergerakan Masyarakat di Perkantoran dan Grak 1.29 Komposisi Ekspor Luar Negeri Nonmigas 10
Rumah 5 Berdasarkan Komoditas
Grak 1.11 Indeks Keyakinan Konsumen 5 Grak 1.30 Pertumbuhan Nilai Ekspor Kayu 11
Grak 1.12 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini 6 Grak 1.31 Pertumbuhan Volume Ekspor Kayu 11
Grak 1.13 Perkembangan Kredit Konsumsi, DPK Grak 1.32 Pertumbuhan Nilai Ekspor TPT 11
Perorangan, dan Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga 6 Grak 1.33 Pertumbuhan Volume Ekspor TPT 11
Grak 1.14 Perkembangan Kredit Konsumsi Berdasarkan Grak 1.34 Struktur Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara 11
Jenis Konsumsi 6 Tujuan
Grak 1.15 Pertumbuhan Konsumsi LNPRT 7 Grak 1.35 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Berdasarkan 12
Grak 1.16 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah 7 Negara Tujuan
Grak 1.17 Pertumbuhan Realisasi Belanja Pemerintah Grak 1.36 Pertumbuhan PDRB Impor Luar Negeri 12
Provinsi Jawa Tengah 7 Grak 1.37 Perkembangan Impor Jawa Tengah 12
Grak 1.18 Pertumbuhan Giro Pemerintah dan PDRB Grak 1.38 Pertumbuhan Impor Migas dan Nonmigas Jawa 12
Konsumsi Pemerintah Tengah
vii
Gra k
Grak 1.39 Struktur Impor Nonmigas Jawa Tengah 13 Grak 1.56 SBT Kegiatan Usaha, Likert Scale 18
Berdasarkan Jenis Pengeluaran Penjualan Domestik, dan Pertumbuhan PDRB Industri
Grak 1.40 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa 13 Pengolahan
Tengah Berdasarkan Jenis Pengeluaran Grak 1.57 Pertumbuhan Kredit Industri Pengolahan 18
Grak 1.41 Pertumbuhan Nilai Impor Berdasarkan 13 Grak 1.58 Perkembangan Kapasitas Produksi 19
Jenis Penggunaan Terpakai Subsektor Industri Pengolahan (Hasil SKDU)
Grak 1.42 Pertumbuhan Nilai Impor Berdasarkan 13 Grak 1.59 Pertumbuhan PDRB Perdagangan Besar- 19
Komoditas Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor
Grak 1.43 Pertumbuhan Impor Provinsi Jawa Tengah 13 Grak 1.60 SBT Kegiatan Usaha, Likert Scale 19
Berdasarkan Negara Asal Penjualan Domestik, Pertumbuhan PDRB Perdagangan
Grak 1.44 Pangsa Negara Asal Impor Jawa Tengah 14 Grak 1.61 Indeks Penjualan Riil (Hasil SPE) dan 20
Grak 1.45 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa 14 Pertumbuhan PDRB Perdagangan
Tengah Berdasarkan Negara Asal Grak 1.62 IPR Perrdagangan Eceran Berdasarkan 20
Grak 1.46 Pertumbuhan PDRB Net Ekspor 14 Kelompok Komoditas
Antardaerah Grak 1.63 Pertumbuhan PDRB Transportasi dan 20
Grak 1.47 Indeks Penjualan Riil 14 Pergudangan; serta Informasi dan Komunikasi
Grak 1.48 Pertumbuhan PDRB Pertanian, Kehutanan, 16 Grak 1.64 Pertumbuhan PDRB Administrasi 20
dan Perikanan Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib;
Grak 1.49 Curah Hujan di Jawa Tengah 16 dan Konsumsi Pemerintah
Grak 1.50 Perkembangan Luas Tanam dan Panen 17 Grak 1.65 Pertumbuhan PDRB Konstruksi 21
Padi di Jawa Tengah Grak 1.66 SBT Kegiatan Usaha, SBT Kegiatan 21
Grak 1.51 Pertumbuhan Luas Tanam dan Luas Panen 17 Investasi Bangunan dan Pertumbuhan Konsumsi
Padi di Jawa Tengah Semen
Grak 1.52 Perkembangan Hasil Produksi Padi di Jawa 17 Grak 2.1 APBD Provinsi Jawa Tengah T.A. 2019 dan 37
Tengah T.A. 2020
Grak 1.53 Perkembangan SBT Realisasi Kegiatan 17 Grak 2.2 Realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah 37
Usaha (SKDU) dan Pertumbuhan PDRB Pertanian Triwulan III 2019 dan Triwulan III 2020
Grak 1.54 Pertumbuhan dan NPL Kredit Pertanian 17 Grak 2.3 Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan IV 37
Grak 1.55 Pertumbuhan PDRB Industri Pengolahan 18 (2016-2020)
viii
LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH
FEBRUARI 2021
Grak 2.4 Realisasi Belanja Daerah Triwulan IV (2016- 37 Grak 4.3 Perkembangan Pertumbuhan DPK Perbankan 58
2020) Grak 4.4 Perkembangan Aset Perbankan Jawa Tengah 59
Grak 2.5 Kontribusi Pos Pendapatan Daerah Triwulan IV 38 Grak 4.5 Perkembangan Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) 59
2020 Perbankan Jawa Tengah
Grak 2.6 Perbandingan Pos Pendapatan Daerah Triwulan 38 Grak 4.6 Perkembangan DPK Perbankan Umum Jawa 59
IV 2019 dan Triwulan IV 2020 Tengah
Grak 2.7 Kontribusi Pos Belanja Daerah Triwulan IV 2020 39 Grak 4.7 Perkembangan Pertumbuhan Deposito Perbankan 60
Grak 2.8 Perbandingan Pos Belanja Daerah Triwulan IV 39 di Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai
2019 dan Triwulan IV 2020 Grak 4.8 Andil Pertumbuhan Deposito Perbankan di Jawa 60
Grak 2.9 Rasio DOF 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah 39 Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai
Grak 3.1 Perkembangan Inasi Jawa Tengah dan Nasional 44 Grak 4.9 Perkembangan Pertumbuhan Tabungan di Jawa 60
Grak 3.2 Perkembangan Inasi Tahunan Provinsi di 44 Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai
Kawasan Jawa Grak 4.10 Andil Pertumbuhan Tabungan Perbankan di Jawa 60
Grak 3.3 Inasi Tahunan Provinsi di Jawa 44 Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai
Grak 3.4 Inasi Bulanan Provinsi di Jawa 44 Grak 4.11 Perkembangan Pertumbuhan Giro Perbankan di 60
Grak 3.5 Perkembangan Andil Inasi Tahunan – Kelompok 46 Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Lainnya Grak 4.12 Andil Pertumbuhan Giro Perbankan di Jawa 60
Grak 3.6 Perkembangan Andil Inasi Tahunan – Kelompok 47 Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai
Pendidikan Grak 4.13 Pangsa Kredit Perbankan Jawa Tengah 61
Grak 3.7 Perkembangan Andil Inasi Tahunan – Kelompok 47 Berdasarkan Jenis Penggunaan
Transpor tasi Grak 4.14 Pangsa Kredit Perbankan Jawa Tengah 61
Grak 3.8 Perkembangan Andil Inasi Tahunan – Kelompok 47 Berdasarkan Lapangan Usaha
Makanan, Minuman, dan Tembakau Grak 4.15 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perbankan 61
Grak 3.9 Inasi Tahunan Triwulan III 2020 pada Seluruh 48 Jawa Tengah Berdasarkan Jenis Penggunaan
Kota Pantauan di Jawa Tengah Grak 4.16 Perkembangan Rasio NPL Kredit Perbankan Jawa 61
Grak 3.10 Perkembangan Inasi Tahunan Kota Pantauan di 48 Tengah Berdasarkan Sektor
Jawa Tengah Grak 4.17 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit, dan 62
Grak 4.1 Perkembangan Indikator Perbankan Jawa Tengah 58 Risiko Subsektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Grak 4.2 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perbankan di 58 Grak 4.18 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit, dan 62
Pulau Jawa Risiko Subsektor Industri Pengolahan
ix
Gra k
Grak 4.19 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, 63 Grak 4.32 Perkembangan NPL Kredit Kendaraan 66
Kredit, dan Risiko Subsektor Perdagangan Besar & Bermotor di Jawa Tengah
Eceran Grak 4.33 Perkembangan Pertumbuhan Kredit 67
Grak 4.20 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, 63 Pemilikan Rumah di Jawa Tengah
Kredit, serta Risiko Subsektor Konstruksi Grak 4.34 Perkembangan NPL Kredit Pemilikan 67
Grak 4.21 Perkembangan Restrukturisasi Kredit 64 Rumah di Jawa Tengah
Perbankan di Jawa Tengah Grak 5.1 Perkembangan Kliring di Jawa Tengah 70
Grak 4.22 Pertumbuhan Restrukturisasi Kredit Jawa 64 Grak 5.2 Pertumbuhan Tahunan Rata-Rata Perputaran 70
Tengah Berdasarkan Sektor Ekonomi Utama Kliring dan SBT SKDU
Grak 4.23 Indeks Penghasilan & Ketersediaan Tenaga 64 Grak 5.3 Pangsa Volume Transaksi SKNBI 71
Kerja Saat Ini Berdasarkan Daerah Pengiriman
Grak 4.24 Ekspektasi Penghasilan dan Ketersediaan 64 Grak 5.4 Pangsa Nominal Transaksi SKNBI 71
Lapangan Kerja 6 bulan y.a.d. Berdasarkan Daerah Pengiriman
Grak 4.25 Perkembangan Pertumbuhan DPK, 65 Grak 5.5 Perkembangan Rata-Rata Penarikan Cek dan 71
Perseorangan, dan Bukan Perseorangan Jawa Tengah Bilyet Giro Kosong Harian di Jawa Tengah
Grak 4.26 Perkembangan Dana Pihak Ketiga 65 Grak 5.6 Perkembangan Pola Penarikan dan Setoran 71
Perseorangan Jawa Tengah Berdasarkan Uang Kartal melalui Bank Indonesia di Jawa Tengah
Komponennya Grak 5.7 Perkembangan Pola Penarikan dan Setoran 71
Grak 4.27 Rata-Rata Pengeluaran per Golongan di 65 Uang Kartal Berdasarkan Wilayah
Jawa Tengah (Mar-Sep 2020) Grak 5.8 Perkembangan Penarikan dan Pemusnahan 72
Grak 4.28 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Rumah 66 Uang Tidak Layak Edar
Tangga Jawa Tengah Grak 5.9 Frekuensi dan Nominal Kas Keliling 72
Grak 4.29 Perkembangan Andil Kredit Rumah Tangga 66 Grak 5.10 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Wilayah 72
Jawa Tengah Grak 5.11 Persentase Temuan Uang Palsu 72
Grak 4.30 Perkembangan Rasio Non-Performing 66 Berdasarkan Pecahan
Loan Kredit Rumah Tangga Jawa Tengah Grak 5.12 Persentase Temuan Uang Palsu 73
Grak 4.31 Perkembangan Pertumbuhan Kredit 66 Berdasarkan Sumber Temuan
Kendaraan Bermotor di Jawa Tengah Grak 5.13 Transaksi Penukaran Valuta Asing 73
x
LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH
FEBRUARI 2021
Grak 5.14 Pangsa Valuta Asing yang ditukarkan melalui 73
KUPVA Bukan Bank di Jawa Tengah 74
Grak 5.15 Rasio Ketersediaan Layanan Keuangan di Jawa 80
Tengah dibandingkan 1.000 km2 Luas Wilayah 80
Grak 6.1 Indeks Kondisi Ketenagakerjaan dan Penghasilan 82
Saat Ini 84
Grak 6.2 Indeks Kondisi Ketenagakerjaan, Penghasilan, 84
dan Kegiatan Usaha 6 Bulan yang Akan Datang
Grak 6.3 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Jawa
Tengah
Grak 6.4 Perkembangan Koesien Gini Jawa Tengah dan
Nasional
Grak 6.5 Perbandingan Ketimpangan Jawa Tengah dan
Nasional Berdasarkan Daerah
xi
Tabel
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan 2 Tabel 3.4 Tabel Komoditas Utama Penyumbang 45
Jawa (%, yoy) 3 Deasi Bulanan 45
Tabel 1.2 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB Menurut 4 Tabel 3.5 Tabel Inasi Tahunan Kota Jawa Tengah 46
Pengeluaran (Rp Miliar) 4 Tabel 3.6 Perkembangan Inasi Tahunan Jawa 49
Tabel 1.3 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 15 Tengah Berdasarkan Kelompok 50
Menurut Pengeluaran (Rp Miliar) 15 Tabel 3.7 Perkembangan Inasi Tahunan Kota 50
Tabel 1.4 Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa 16 Semarang Berdasarkan Kelompok 51
Tengah Menurut Pengeluaran (%, YOY) 36 Tabel 3.8 Perkembangan Inasi Tahunan Kota 52
Tabel 1.5 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB 2010 36 Surakarta Berdasarkan Kelompok 52
Menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar) 37 Tabel 3.9 Perkembangan Inasi Tahunan Kota Cilacap 62
Tabel 1.6 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 38 Berdasarkan Kelompok 65
Menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar) 40 Tabel 3.10 Perkembangan Inasi Tahunan Kota 78
Tabel 1.7 Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa 44 Kudus Berdasarkan Kelompok 78
Tengah Menurut Lapangan Usaha (%, YOY) 44 Tabel 3.11 Perkembangan Inasi Tahunan Kota Tegal
Tabel 2.1 Perubahan APBD Provinsi Jawa Tengah 45 Berdasarkan Kelompok 79
Tahun 2020 Tabel 3.12 Perkembangan Inasi Tahunan Kota
Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi APBD Jawa Tengah Purwokerto Berdasarkan Kelompok 79
2020 (Rp Miliar) Tabel 4.1 Pengelompokkan Kredit Berdasarkan Nilai
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Triwulan IV - 2019 Tabel 4.2 Pengelompokan Tabungan Perseorangan
dan Triwulan IV - 2020 Berdasarkan Nilainya
Tabel 2.4 Realisasi Belanja Triwulan IV 2019 dan Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut
Triwulan IV 2020 Jenis Kegiatan Utama (juta orang)
Tabel 2.5 Realisasi APBN Provinsi Jawa Tengah 2020 Tabel 6.2 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas
Tabel 3.1 Tabel Komoditas Utama Penyumbang Inasi Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama,
Tahunan (juta orang)
Tabel 3.2 Tabel Komoditas Utama Penyumbang Tabel 6.3 Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas
Deasi Tahunan Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan, Februari
Tabel 3.3 Tabel Komoditas Utama Penyumbang Inasi 2016 – Februari 2018 (juta orang)
Bulanan Tabel 6.4 Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas
Yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja (juta orang)
xii
LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH
FEBRUARI 2021
Tabel 6.5 Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang 80
Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (juta
orang) 81
Tabel 6.6 NTP Jawa Tengah dan Komponen Penyusunnya 81
Tabel 6.7 NTP Jawa Tengah per Subsektor 82
Tabel 6.8 Indeks yang Diterima Berdasarkan Subsektor 82
Tabel 6.9 Indeks yang Dibayar Berdasarkan Subsektor 83
Tabel 6.10 Garis Kemiskinan Jawa Tengah 84
Tabel 6.11 Perbandingan Koesien Gini Provinsi Peers 88
Tabel 7.1 Indikator Perekonomian Global 88
Tabel 7.2 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penggunaan 89
Tabel 7.3 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan
Usaha 91
Tabel 7.4 Proyeksi Inasi
xiii
18 Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
TABEL INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH
A. PDRB & Infasi 2019 2019 2020 2020
INDIKATOR I II III IV I II III IV
Ekonomi Makro Regional *) 5,12 5,52 5,63 5,33 5,40 2,65 -5,91 -3,79 -3,34 -2,65
Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)
Berdasarkan Sektor 1,13 4,65 -1,58 1,54 1,35 -4,73 0,94 6,61 7,56 2,48
-Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,94 3,14 2,46 2,04 3,36 4,99 -4,74 0,52 -3,79 -0,80
-Pertambangan dan Penggalian 4,14 4,53 6,75 5,26 5,18 3,01 -4,41 -7,10 -6,10 -3,74
-Industri Pengolahan 6,21 4,81 4,83 6,05 5,48 4,60 -1,29 3,88 0,10 1,79
-Pengadaan Listrik dan Gas 2,54 5,27 4,61 4,94 4,34 3,04 1,15 2,19 2,79 2,29
-Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,31 3,45 5,55 5,43 4,95 1,08 -5,85 -5,62 -4,40 -3,76
-Konstruksi 6,78 6,53 6,56 4,05 5,97 3,28 -10,33 -5,59 -2,27 -3,80
-Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor 9,92 8,32 8,27 7,56 8,49 3,03 -62,95 -37,68 -33,53 -33,15
-Transportasi dan Pergudangan 5,91 9,30 10,24 10,77 9,07 3,98 -19,52 -7,34 -8,62 -7,98
-Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 12,15 12,41 11,52 10,49 11,62 11,27 18,79 17,65 14,82 15,65
-Informasi dan Komunikasi 2,64 0,18 4,47 6,70 3,51 8,93 1,50 0,32 -2,33 2,03
-Jasa Keuangan dan Asuransi 4,27 6,26 6,22 5,38 5,53 3,82 -2,85 -1,07 -0,90 -0,28
-Real Estate 8,76 9,66 13,53 10,24 10,54 5,35 -17,47 -10,66 -5,36 -7,19
-Jasa Perusahaan 2,98 4,68 4,16 3,07 3,71 1,56 -1,35 -0,58 -4,50 -1,31
-Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 7,35 7,19 6,82 8,96 7,59 4,56 -0,76 -1,86 -2,48 -0,24
-Jasa Pendidikan 9,01 7,89 5,11 5,12 6,72 7,99 7,12 8,43 9,19 8,19
-Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,68 9,99 9,32 7,19 9,02 4,93 -18,70 -8,80 -8,81 -8,01
-Jasa lainnya
Berdasarkan Permintaan 4,79 5,16 4,18 4,36 4,62 3,46 -4,75 -1,89 -2,38 -1,42
-Konsumsi Rumah Tangga 13,85 13,64 8,23 8,15 10,90 -1,88 -5,41 -1,63 -2,88 -2,98
-Konsumsi LNPRT 2,89 -7,14 -0,23 -8,41 -4,30
-Konsumsi Pemerintah 5,08 6,51 7,01 0,39 4,04 0,16 -11,94 -10,06 -5,64 -6,98
-PMTB 6,92 4,17 5,54 2,98 4,85 5,02 -9,13 -16,68 -8,89 -7,90
-Ekspor Luar Negeri 3,74 -2,08 17,87 -0,04 5,10 1,16 -28,96 -16,61 -25,61 -17,65
-Impor Luar Negeri 6,62 -10,16 -16,60 -4,24 -6,70 -0,93 -34,89 -15,00 -45,42 -23,13
-Net Ekspor Antardaerah 6,82 -4,14 -33,70 13,82 -6,59 13,89 75,43 89,62 -54,11 86,70
-Perubahan Inventori -6,58 -15,58 -15,40 -13,78 -11,21
*MULAI TAHUN 20120 PERHITUNGAN IHK MENGGUNAKAN SBH 2018
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH
Laporan Perekonomian 18
PROVINSI JAWA TENGAH
INDIKATOR 2019 2019 2020 2020
I II III IV I II III IV
*MULAI TAHUN 20120 PERHITUNGAN IHK MENGGUNAKAN SBH 2018
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH
B. Perbankan dan Sistem Pembayaran 2019 2019 2020 2020
INDIKATOR I II III IV I II III IV
Perbankan **) 288,89 305,82 309,81 305,63 305,63 310,74 324,09 343,89 341,04 341,04
Dana Pihak Ketiga (Rp Triliun) 38,28 41,57 40,19 38,81 38,81 40,75 45,25 46,79 42,20 42,20
-Giro
-Tabungan 148,23 154,72 159,31 168,29 168,29 166,91 172,11 180,39 188,90 188,90
-Deposito 102,37 109,54 110,30 98,53 98,53 103,08 106,72 116,71 109,93 109,93
Kredit (Rp Triliun) 282,12 287,54 293,08 299,05 299,05 300,57 295,46 301,06 304,35 304,35
-Modal Kerja 151,16 154,93 157,80 160,87 160,87 160,80 157,68 162,59 165,99 165,99
-Investasi
-Konsumsi 47,05 47,82 48,80 50,44 50,44 51,22 49,84 49,42 48,17 48,17
Loan to Deposit ratio (%) 83,91 84,79 86,47 87,74 87,74 88,55 87,94 89,04 90,20 90,20
NPL Gross (%) 97,66 94,02 94,60 97,85 97,85 96,73 91,17 87,54 89,24 89,24
**DATA PERBANKAN MERUPAKAN DATA BANK UMUM YANG ADA DI JAWA TENGAH (LOKASI BANK PELAPOR) 2,48 2,38 2,88 4,17 4,17 4,80 5,20 4,97 4,63 4,63
C. Sistem Pembayaran 2019 2019 2020 2020
SISTEM PEMBAYARAN I II III IV I II III IV
Transaksi Kliring 574 621 594 621 2.410 636 568 579 683 616
- Rata-rata Harian Nominal Transaksi (Rp Miliar) 14.214 15.172 14.159 15.370 58.915 15.077 14.033 14.058 17.114 15.070
- Rata-rata Harian Volume Transaksi (Lembar)
Transaksi Kas (Rp Triliun) 21,90 28,54 21,02 17,62 89,08 24,38 23,60 19,76 17,13 60,50
-Inflow 11,04 18,61 14,63 19,86 64,14 12,44 21,01 17,10 21,79 59,91
-Outflow
RINGKASAN
EKSEKUTIF
18 Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mengalami perbaikan
pada triwulan IV 2020. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik
(BPS) pada 5 Februari 2021, perekonomian Jawa Tengah pada
triwulan IV 2020 tumbuh -3,34% (yoy), lebih baik dari pencapaian
triwulan III 2020 sebesar -3,79% (yoy). Meningkatnya mobilitas
masyarakat mendorong peningkatan aktivitas ekonomi di Jawa
Tengah. Kinerja perekonomian Jawa Tengah tersebut berada di
bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar -2,19%
(yoy) dan kawasan Jawa (-2,60%; yoy). Sementara itu, secara
triwulanan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa
Tengah tumbuh -1,89% (qtq), tumbuh lebih rendah dibandingkan
4,79% (qtq) pada triwulan sebelumnya.
Kondisi perbaikan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah
didorong peningkatan aktivitas investasi dan ekspor luar negeri..
Perbaikan kinerja investasi didorong peningkatan
pembangunan infrastruktur pemerintah. Sementara
peningkatan permintaan mendorong perbaikan ekspor luar
negeri nonmigas Jawa Tengah terutama komoditas kayu dan
barang dari kayu. Meski pandemi COVID-19 masih melanda
global, permintaan produk furnitur dari Jawa Tengah justru
mengalami peningkatan. Selain dari pembeli yang lama,
berbagai pelaku usaha mencatat adanya penambahan pembeli
baru dari berbagai negara dari kawasan Eropa, Timur Tengah,
hingga Australia.
Berdasarkan lapangan usaha utama, perbaikan perekonomian
pada triwulan IV 2020 terjadi pada Pertanian, Industri,
Konstruksi dan Perdagangan. Pertumbuhan lapangan usaha
pertanian meningkat cukup pesat yaitu sebesar 7,56% (yoy).
Peningkatan sektor primer tersebut disebabkan adanya
peningkatan luas panen pada tanaman pangan. Namun,
pertumbuhan subsektor peternakan masih belum membaik
disebabkan permintaan hewan ternak yang masih rendah
ditengah masih minimnya kegiatan yang melibatkan
masyarakat. Sektor industri pengolahan, meskipun masih
mengalami kontraksi, juga tercatat membaik seiring
menguatnya permintaan luar negeri terhadap komoditas
garmen, kayu olahan, dan alas kaki. Perbaikan perekonomian
juga didorong oleh sektor informasi dan komunikasi, serta
sektor jasa kesehatan yang mengalami peningkatan
permintaan pada masa pandemi COVID-19.
Laporan Perekonomian 18
PROVINSI JAWA TENGAH
Dengan perkembangan hingga triwulan IV 2020, perekonomian Keuangan Pemerintah
Jawa Tengah pada 2020 tumbuh -2,65% (yoy), atau lebih rendah
dibanding tahun 2019 yang sebesar 5,40% (yoy). Sebagaimana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah
perkiraan sebelumnya, wabah COVID-19 telah membuat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 secara nominal
seluruh elemen perekonomian mengalami pelemahan. Dari sisi mengalami penurunan. Realisasi pendapatan maupun belanja
pengeluaran, sumbangan terbesar pelemahan tersebut juga lebih rendah dibandingkan tahun 2019, seiring terbatasnya
bersumber dari investasi dan konsumsi rumah tangga. Momen aktivitas fisik sebagai dampak pandemi. Pada tahun 2020,
peningkatan investasi yang telah direncanakan di 2020 anggaran perubahan pendapatan Pemerintah Provinsi Jawa
terhalang oleh pandemi COVID-19. Berbagai program strategis Tengah menurun 7,41%, demikian pula dengan anggaran
pemerintah yang dicanangkan di Jawa Tengah terpaksa ditunda belanja (-6,14%).
dalam beberapa waktu. Investor pun menahan menanam modal
ke Jawa Tengah tercermin dari penanaman modal asing (PMA) Realisasi pendapatan daerah pada tahun 2020 sebesar 96,75%
yang tumbuh -70,88% (yoy) dan penanaman modal dalam atau secara nominal sebesar Rp25,35 triliun, lebih rendah
negeri (PMDN) tumbuh -33,12% (yoy), selama 2020. Relokasi dibandingkan tahun lalu yang mencapai 98,17% atau secara
pabrik tekstil dari wilayah lain ke Jawa Tengah yang nominal sebesar Rp25,85 triliun. Sumber utama pendapatan
direncanakan pada akhir triwulan II 2020, tertunda hingga daerah adalah realisasi dana perimbangan yang mencapai
periode yang belum dapat ditentukan. 99,08% atau sebesar Rp11,7 triliun.
Pada aspek lapangan usaha, industri pengolahan memiliki andil Realisasi belanja daerah pada tahun 2020 sebesar 93,95% dari
terbesar terhadap pelemahan ekonomi Jawa Tengah pada pagu anggaran tahun 2020 atau secara nominal sebesar Rp25,6
tahun 2020. Melemahnya permintaan, baik di dalam negeri triliun, lebih rendah daripada tahun 2019 (94,43%) atau secara
maupun luar negeri, membuat produksi menjadi tidak optimal. nominal mencapai Rp26,2 triliun. Realisasi belanja tertinggi
Prompt Manufacturing Index (PMI) Jawa Tengah berada pada terjadi pada belanja langsung sebesar 96,48% dari pagu
level kontraksi 35,80 selama tahun 2020 atau lebih rendah dari anggaran atau secara nominal Rp6,1 triliun.
53,57 pada 2019. Di sisi lain, sektor pertanian menjadi salah satu
sektor yang mampu tumbuh positif pada 2020. Pertumbuhan Perkembangan Inflasi Daerah
Pertanian terutama didorong kondisi iklim yang mendukung
panen secara optimal. Hal ini juga didukung oleh relatif stabilnya Provinsi Jawa Tengah secara keseluruhan tahun 2020
permintaan bahan pangan dibandingkan kebutuhan mengalami penurunan tekanan inflasi dibandingkan tahun
masyarakat lainnya seperti sandang, perlengkapan rumah 2019. Inflasi Provinsi Jawa Tengah pada triwulan IV 2020
tangga, maupun transportasi di masa pandemi. tercatat sebesar 1,55% (yoy), melanjutkan tren penurunan yang
telah berlangsung sejak triwulan I 2020 (3,25%; yoy). Penurunan
Memasuki triwulan I 2021, perekonomian Jawa Tengah tekanan inflasi Jawa Tengah pada tahun 2020 mencerminkan
diperkirakan terus membaik. Dari sisi pengeluaran, peningkatan penurunan permintaan konsumsi masyarakat, sejalan dengan
pertumbuhan pada triwulan I 2021 terutama didorong oleh kelesuan kinerja perekonomian pada masa pandemi. Hal ini
peningkatan investasi dan ekspor luar negeri. Prospek investasi terutama berlangsung pada komoditas-komoditas pada
baru ke Jawa Tengah diperkirakan akan terealisasi pada periode Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas Dan Bahan Bakar Lainnya,
ini. Selain itu, pembangunan proyek strategis nasional akan serta Kelompok Transportasi. Selanjutnya, Pemerintah juga
semakin intens dilakukan di awal tahun 2021, termasuk berusaha menjaga ketahanan daya beli masyarakat melalui
pengembangan kawasan industri terpadu Batang. Ekspor luar beberapa kebijakan tarif, khususnya tarif komoditas energi.
negeri akan semakin meningkat seiring permintaan global yang
semakin baik. Sementara pada sisi lapangan usaha,
peningkatan diperkirakan terjadi pada lapangan usaha industri
pengolahan, konstruksi, dan perdagangan besar dan eceran;
reparasi mobil dan sepeda motor.
18 Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
Sesuai dengan pola historisnya, pada triwulan IV 2020, Jawa perbankan, dengan pangsa sebesar 27,91% dari total kredit,
Tengah mengalami peningkatan tekanan harga dengan disalurkan kepada RT untuk pembiayaan KPR, multiguna, dan
mencatatkan inflasi sebesar 0,81% (qtq). Peningkatan tekanan KKB, dengan risiko masing-masing kredit masih terjaga di
harga secara triwulanan tersebut relatif masih lebih rendah bawah batas yang dipersyaratkan oleh otoritas.
dibandingkan tren historis 5 (lima) tahun terakhir. Namun
demikian, inflasi tahunan secara khusus meningkat pada Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
triwulan IV 2020, disebabkan oleh gangguan pasokan pada dan Pengelolaan Uang Rupiah
Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang
berlangsung pada triwulan IV 2020 terutama disebabkan Penyelesaian transaksi ritel di Jawa Tengah yang diproses
gangguan produktivitas pertanian di dalam negeri, sebagai melalui SKNBI pada triwulan IV 2020 mengalami penurunan.
dampak fenomena iklim La Nina. Nominal transaksi perputaran kliring pada triwulan IV 2020
tercatat sebesar Rp40,3 triliun, menurun 7,02% (yoy). Tingkat
Pada triwulan I 2021 inflasi Provinsi Jawa Tengah diperkirakan pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding triwulan
akan meningkat secara moderat. Risiko peningkatan inflasi sebelumnya 4,98% (yoy). Penurunan tersebut sejalan dengan
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau diperkirakan permintaan domestik Jawa Tengah yang melemah pada
akan terus berlanjut sejak awal tahun 2021 hingga pertengahan triwulan IV 2020 dimana konsumsi rumah tangga menurun -
tahun 2021, didorong oleh penurunan pasokan produksi 2,38% (yoy).
komoditas pangan utama sebagai dampak gangguan cuaca La
Nina. Selanjutnya, inflasi kelompok Transportasi diperkirakan Aliran uang kartal melalui Bank Indonesia di Jawa Tengah pada
akan terjaga rendah di sisa tahun 2020, mempertimbangkan triwulan IV 2020 mencatatkan posisi net outflow. Posisi net
keputusan bisnis para pelaku usaha jasa transportasi yang outflow tercatat sebesar Rp4,66 triliun, mengalami penurunan
berusaha menjaga tingkat permintaan masyarakat agar pulih ke dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami net intflow
tingkat potensialnya. Risiko peningkatan biaya produksinya sebesar Rp2,66 triliun. Kondisi tersebut terjadi di tengah libur
diperkirakan juga akan relatif moderat, sejalan dengan panjang dan hari raya besar keagamaan nasional.
komitmen Pemerintah untuk menunda kebijakan reformasi
subsidi energi di tengah peningkatan harga minyak global. Transaksi menggunakan Uang Kertas Asing (UKA) di KUPVA BB
mengalami penurunan sebesar 67,4% (yoy). Pertumbuhan
Stabilitas Keuangan Daerah, tahunan transaksi pembelian mengalami penurunan 67,1%
Pengembangan Akses Keuangan, (yoy), sementara transaksi penjualan menurun 67,7% (yoy).
dan UMKM Penurunan transaksi valuta asing seiiring masih minimnya
wisatawan asing ke Jawa Tengah dan aktivitas penerbangan ke
Stabilitas sistem keuangan Jawa Tengah pada triwulan IV 2020 luar negeri.
relatif membaik dibandingkan paruh pertama tahun 2020.
Walaupun demikian, fungsi intermediasi perbankan masih Untuk memperluas implementasi Gerakan Nasional Non Tunai
mengalami penurunan. Penyaluran kredit perbankan masih (GNNT), sesuai ketentuan Bank Indonesia, per tanggal 1 Januari
menopang kinerja sektor utama perekonomian Jawa Tengah, 2020 pedagang di seluruh Indonesia wajib menggunakan QR
yaitu pada Lapangan Usaha (LU) industri pengolahan, Code dengan QR Code Indonesia Standard (QRIS). Posisi akhir
perdagangan besar dan eceran, serta konstruksi yang masih Desember 2020 telah terdapat 500.950 merchant di Provinsi
terus bertumbuh walaupun beberapa diantaranya mencatatkan Jawa Tengah yang memiliki QRIS. Sementara, penyaluran
kontraksi sehingga secara keseluruhan melambat dibandingkan bansos secara non tunai telah disalurkan kepada 1,55 juta KPM
triwulan sebelumnya. Kualitas kredit perbankan terhadap PKH dan 3,57 juta KPM Program Sembako (sebelumnya
lapangan usaha utama di Jawa Tengah juga relatif terjaga, bernama BPNT) sesuai prinsip 6T (tepat waktu, tepat sasaran,
walaupun masih perlu diwaspadai. tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga, dan tepat administrasi)
selama triwulan berjalan.
Kontribusi permintaan rumah tangga (RT) yang belum pulih
pada triwulan laporan turut menahan pertumbuhan kredit yang
disalurkan oleh perbankan. Dari total kredit konsumsi
Laporan Perekonomian 18
PROVINSI JAWA TENGAH
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Prospek Perekonomian Daerah
Merujuk pada rilis terakhir Badan Pusat Statistik yang memotret Pemulihan ekonomi Jawa Tengah diperkirakan meningkat pada
kondisi Agustus 2020, memperlihatkan bahwa Jawa Tengah triwulan II 2021. Ditinjau dari sisi pengeluaran, peningkatan
memiliki modal yang besar dalam hal sumber daya manusia. pertumbuhan pada triwulan II 2021 didorong oleh seluruh
Jumlah penduduk usia kerja di Jawa Tengah pada periode komponen pengeluaran. Konsumsi rumah tangga meningkat di
Agustus 2020 meningkat dibandingkan periode yang sama pada tengah bulan puasa dan hari raya Idulfitri dan hari besar
tahun 2019. Namun, pandemi COVID-19 mempengaruhi kondisi keagamaan lainnya. Prospek investasi pabrik baru yang
ketenagakerjaan di Jawa Tengah. Terdapat 1,21 juta orang mengarah ke kawasan industri, diperkirakan akan mulai
angkatan kerja atau 6,48% tenaga kerja tergolong dalam kategori dibangun pada periode ini. Selain itu, pembangunan proyek
pengangguran. strategis nasional akan semakin intens dilakuka, demi mengejar
target percepatan pembangunan. Ekspor luar negeri akan
Ketenagakerjaan di Jawa Tengah pada triwulan II 2020 semakin meningkat seiring permintaan global yang semakin
merasakan dampak wabah COVID-19. Berdasarkan Survei baik. Sementara pada sisi lapangan usaha, peningkatan
Konsumen Bank Indonesia, kondisi ketenagakerjaan di Jawa diperkirakan terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan,
Tengah pada triwulan II 2020 menurun drastis, yang ditunjukkan konstruksi, dan perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil
indeks ketersediaan lapangan kerja menurun dari 116,83 dan sepeda motor.
menjadi 38,84. Hal ini juga disertai penurunan penghasilan
dimana indeks penghasilan saat ini menurun dari 126,82 menjadi Secara keseluruhan, perekonomian Provinsi Jawa Tengah pada
69,67 pada triwulan II 2020. Penurunan permintaan di tingkat 2021 diperkirakan akan lebih baik dibanding 2020. Peningkatan
domestik dan global membuat aktivitas produksi melemah. tersebut didorong oleh membaiknya perekonomian global serta
Sehingga beberapa pelaku usaha terpaksa mengurangi jumlah akselerasi realisasi anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah
tenaga kerja untuk menjaga kondisi keuangan perusahaan. Daerah, kemajuan dalam program restrukturisasi kredit, serta
berlanjutnya stimulus moneter Bank Indonesia. Daya beli
Kondisi ketenagakerjaan di Jawa Tengah masih lemah juga konsumen terjaga ditopang oleh bantuan sosial dan kenaikan
tercermin dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia. Pada Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) 2021. Perbaikan
triwulan IV 2020 indeks ketersediaan lapangan kerja menurun perekonomian global yang diperkirakan berlanjut pada negara
dari 38,84 menjadi 31,27. Indikator lain juga memperlihatkan tujuan ekspor Jawa Tengah, mendorong perbaikan ekspor.
adanya fenomena penurunan penghasilan dimana indeks Optimisme peningkatan ekspor tersebut sejalan dengan
penghasilan saat ini menurun dari 69,67 menjadi 64,16 pada karakteristik komoditas ekspor Jawa Tengah yang memenuhi
triwulan laporan. Namun demikian, hasil liaison menunjukkan, kebutuhan dasar manusia seperti sandang, furnitur, hingga
pengurangan tenaga kerja relatif minimal selama triwulan IV makanan.
2020, dibandingkan trennya pada triwulan II-III 2020. Pelaku
usaha khususnya industri berskala menengah-besar telah Inflasi tahunan Jawa Tengah pada triwulan II 2021 diperkirakan
berupaya mengoptimalkan kondisi tenaga kerja yang ada untuk mengalami peningkatan. Yang didorong oleh laju inflasi
berusaha memenuhi permintaan penjualan yang perlahan Kelompok Makanan, Minuman, Dan Tembakau; Kelompok
membaik. Transportasi; serta Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan
Bahan Bakar Lainnya. Inflasi Kelompok Makanan, Minuman, dan
Nilai Tukar Petani (NTP) pada Desember 2020 tercatat sebesar Tembakau diperkirakan akan meningkat lebih tinggi pada tahun
101,49; atau mengalami penurunan dibandingkan September depan, khususnya pada semester pertama tahun 2021. Dari sisi
2020, yang tercatat sebesar 101,82. Jika melihat historis dalam penawaran, faktor yang mendorong peningkatan inflasi adalah
dalam rentang waktu 2016 hingga 2019, NTP Jawa Tengah adanya risiko penurunan pasokan produksi pertanian.
berada dalam tren yang meningkat. Penurunan NTP disebabkan Selanjutnya, risiko peningkatan inflasi Kelompok Perumahan,
oleh akselerasi biaya yang harus dibayar petani lebih tinggi Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya pada tahun 2021,
dibandingkan peningkatan penghasilan yang diterima petani. diperkirakan berlangsung sebagai dampak pulihnya aktivitas
Peningkatan biaya tercermin dari inflasi perdesaan yang produksi dan investasi masyarakat dan pelaku usaha,
meningkat pada Desember 2020 yang tercatat sebesar 0,55% khususnya pada komponen pembangunan fisik.
(mtm). Peningkatan harga di pedesaan ini terjadi terutama pada
Kelompok Makanan, Minuman, & Tembakau, serta Kelompok
Transportasi.
01
PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO
REGIONAL
1.1 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Triwulan IV2020
1.1.1 Perkembangan Ekonomi Sisi Pengeluaran
1.1.2 Perkembangan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha
1.2 Tracking Perkembangan Ekonomi Makro Regional Triwulan I 2021
1.2.1 Tracking Perkembangan Ekonomi Triwulan I 2021 Sisi Pengeluaran
1.2.2 Tracking Perkembangan Ekonomi Triwulan I 2021 Sisi Lapangan Usaha
2 Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
1.1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL TRIWULAN IV 20201
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mengalami perbaikan perkembangan tersebut, Jawa Tengah menyumbang 8,60%
pada triwulan IV 2020. Perekonomian Jawa Tengah pada terhadap perekonomian Nasional atau 14,27% terhadap
triwulan IV 2020 tumbuh -3,34% (yoy), lebih baik dari triwulan III perekonomian kawasan Jawa, mengalami sedikit penurunan
2020 sebesar -3,79% (yoy). Meningkatnya mobilitas masyarakat dibandingkan triwulan sebelumnya2. Berdasarkan kontribusi
mendorong peningkatan aktivitas ekonomi di Jawa Tengah. tersebut, Jawa Tengah menjadi provinsi penyumbang keempat
Meskipun membaik, kinerja perekonomian Jawa Tengah tersebut terbesar dalam perekonomian nasional maupun kawasan Jawa,
berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar - setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
2,19% (yoy) dan kawasan Jawa (-2,60%; yoy). Sementara itu,
secara triwulanan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Kondisi perbaikan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah
Tengah tumbuh -1,89% (qtq), lebih rendah dibandingkan 4,79% didorong peningkatan aktivitas investasi dan ekspor luar negeri.
(qtq) pada triwulan sebelumnya. Pelonggaran mobilitas mendorong aktivitas investasi dan ekspor
lebih leluasa dalam memenuhi permintaan. Meskipun begitu,
Perbaikan ekonomi di Jawa Tengah sejalan dengan wabah COVID-19 masih menimbulkan tingkat ketidakpastian
perekonomian kawasan Jawa yang juga membaik. Pelonggaran yang tinggi. Hal ini membuat ekspansi ekonomi masih tertahan,
pembatasan sosial selama triwulan IV 2020 yang diiringi protokol yang tercermin dari masih lemahnya pertumbuhan kredit
kesehatan yang ketat, menyebabkan aktivitas ekonomi perbankan. Pada triwulan IV 2020, kredit yang disalurkan di Jawa
mengalami peningkatan di seluruh provinsi di Jawa. Tengah hanya tumbuh sebesar 1,68% (yoy), lebih rendah
Pertumbuhan terendah terjadi di Banten (-3,92%; yoy), sedangkan dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 4,28% (yoy)3, yang
provinsi lainnya tumbuh lebih baik dibanding Jawa Tengah yaitu disebabkan perlambatan pada seluruh jenis kredit yaitu modal
Jawa Timur (-2,64%; yoy), Jawa Barat (-2,39%; yoy), DKI Jakarta kerja, investasi, dan konsumsi.
(-2,14%; yoy), dan DI Yogyakarta (-0,68%; yoy). Dengan
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah, Jawa, dan Nasional
8% 8,0 %YOY
6
4 6,0
2
0 4,0
-2
-4 2,0
-6
-8 0,0
I -2,0
-4,0
-6,0
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV -8,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) JATENG JAWA NASIONAL
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BPS, DIOLAH
Grafik 1.3 Struktur Perekonomian Kawasan Jawa berdasarkan Provinsi Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Jawa (%, yoy)
PROVINSI III 2020 IV 2020
29,72% III 2020 IV 2020 30,34% DKI JAKARTA -3.89 -2.14
6,60% 6,82% BANTEN -5.32 -3.92
22,40% JABAR -4.01 -2.39
14,71% 22,28% JATENG -3.79 -3.34
1,50% 14,34% DIY -2.98 -0.68
25,06% JATIM -3.61 -2.64
1,55% JAWA -3.91 -2.60
24,68%
SUMBER: BPS, DIOLAH
DKI BANTEN JABAR JATENG DIY JATIM
SUMBER: BPS, DIOLAH
1. Perkembangan Ekonomi Jawa Tengah diambil dari Berita Resmi Statistik (BRS) 2. Pada triwulan III 2020 Jawa Tengah menyumbang 14,7% perekonomian Jawa dan 8,8%
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah dengan menggunakan tahun dasar 2010 berbasis perekonomian Nasional
SNA 2008 yang dikeluarkan BPS Provinsi Jawa Tengah. Apabila terdapat perbedaan angka
pertumbuhan tahunan yang tertera pada BRS periode saat ini dengan perhitungan ADHK 3. Pertumbuhan kredit pada Bab I menggunakan lokasi proyek Jawa Tengah, yang berarti
periode sebelumnya, yang menjadi acuan dalam penulisan LPP adalah angka PDRB kredit yang disalurkan oleh bank se-Indonesia ke debitur atau proyek di Jawa Tengah.
ADHK berdasarkan BRS pada saat periode terkini. Hal ini dimungkinkan mengingat
besaran PDRB tahun 2020 dan 2019 masih bersifat sementara.
Laporan Perekonomian 3
PROVINSI JAWA TENGAH
Grafik 1.4 Pertumbuhan Tahunan Kredit Perbankan dan Pertumbuhan Grafik 1.6 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Jawa Tengah dan Nasional
Ekonomi
16 %, YOY %, YOY 7 7 %YOY
12 6 5
5 3
8 4 1
4 3 -1
0 2 -3
1 -5
0
-1 2014
-2
-3
-4
-5
-6
-7
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2017 2018 2019 2020
KREDIT PERBANKAN PDRB-SKALA KANAN NPL-SKALA KANAN JATENG NASIONAL
SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BPS, DIOLAH
Grafik 1.5 Pertumbuhan Tahunan Outflow Uang Kartal, Rata-Rata dibanding tahun 2019 yang sebesar 5,40% (yoy). Sebagaimana
Perputaran Kliring Harian, dan Pertumbuhan Ekonomi perkiraan sebelumnya, wabah COVID-19 telah membuat seluruh
elemen perekonomian mengalami pelemahan. Dari sisi
100 %, YOY %, YOY 10 pengeluaran, sumbangan terbesar pelemahan bersumber dari
80 9 investasi dan konsumsi rumah tangga. Pada aspek lapangan
60 8 usaha, industri pengolahan memiliki andil terbesar terhadap
40 7 kontraksi ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2020 diikuti sektor
20 6 perdagangan. Melemahnya permintaan, baik di dalam negeri
0 5 maupun luar negeri, membuat produksi menjadi tidak optimal.
-20 4 Sementara sektor pertanian mampu tumbuh positif sehingga
-40 3 menahan pelemahan ekonomi Jawa Tengah lebih lanjut.
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020
INFLOW UANG KARTAL NILAI RATA-RATA PERPUTARAN KLIRING HARIAN PDRB-SKALA KANAN
SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan yang lebih baik terjadi 1.1.1 Perkembangan Ekonomi Sisi Pengeluaran
pada seluruh sektor utama di Jawa Tengah, yaitu industri
pengolahan, pertanian, perdagangan, dan konstruksi. Perbaikan Berdasarkan sisi pengeluaran, perbaikan perekonomian Jawa
kinerja industri pengolahan didorong membaiknya permintaan Tengah pada triwulan IV 2020 didorong investasi dan ekspor
terutama dari luar negeri. Sementara, peningkatan luas panen luar negeri. Peningkatan aktivitas perekonomian domestik dan
tanaman pangan membuat sektor pertanian meningkat cukup global mendorong peningkatan kinerja kedua komponen tersebut.
tinggi. Pada sektor lainnya yaitu informasi dan komunikasi, dan Sementara itu, perekonomian pada aspek permintaan masih
jasa kesehatan masih dalam tren peningkatan yang terjadi sejak didominasi oleh konsumsi rumah tangga dengan pangsa 61,67%4.
pandemi COVID-19 melanda di Indonesia. Pada triwulan IV 2020, konsumsi rumah tangga mengalami
pelemahan sehingga menahan perbaikan pertumbuhan ekonomi
Dengan perkembangan hingga triwulan IV 2020, perekonomian lebih tinggi. Masih lemahnya konsumsi domestik juga
Jawa Tengah pada 2020 tumbuh -2,65% (yoy), atau lebih rendah memengaruhi pelemahan pada net ekspor antar daerah.
Tabel 1.2 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB menurut Pengeluaran (Rp Miliar)
KOMPONEN PENGELUARAN I 2019* IV 2019* I 2020** IV 2020**
Konsumsi Rumah Tangga 198.652 II III 211.520 821.948 209.353 II III 208.420 822.096
205.112 206.664 198.886 205.437
Konsumsi LNPRT 3.990 4.207 4.050 4.196 16.443 4.020 4.046 4.007 4.152 16.225
Konsumsi Pemerintah 16.356 23.432 25.742 37.679 103.210 17.192 21.179 26.269 33.720 98.360
Investasi 105.188 109.880 118.134 115.150 448.352 105.421 96.784 106.451 109.158 417.815
Ekspor Luar Negeri 31.570 29.434 35.023 31.677 127.703 32.628 25.644 32.155 27.907 118.335
Impor Luar Negeri 51.454 49.719 49.370 53.403 203.947 46.149 31.283 39.251 40.474 157.157
Net Ekspor Antardaerah 14.938 12.297 6.046 3.215 36.497 10.908 4.104 3.391 1.727 20.130
Perubahan Inventori 8.490 5.243 4.539 -6.910 11.362 8.432 5.355 5.655 -6.645 12.797
PDRB 327.730 339.887 350.827 343.123 1.361.567 341.805 324.714 344.114 337.966 1.348.600
*ANGKA SEMENTARA **ANGKA SANGAT SEMENTARA 4. Kontributor utama perekonomian Jawa Tengah dari sisi permintaan adalah konsumsi RT
SUMBER : BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH (pangsa 60,29%), PMTB atau investasi (pangsa 30,74%), impor luar negeri (pangsa
11,40%), ekspor luar negeri (pangsa 9,32%) dan net ekspor antar daerah (pangsa 0,74%).
4 Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
Tabel 1.3 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 menurut Pengeluaran (Rp Miliar)
KOMPONEN PENGELUARAN I 2019* IV 2019* I 2020** IV 2020**
142.435 II III 147.349 582.253 147.361 II III 143.848
Konsumsi Rumah Tangga 146.169 146.301 139.226 143.542 573.977
Konsumsi LNPRT 2.604 10.277
Konsumsi Pemerintah 2.593 2.718 2.600 2.681 10.593 2.544 2.571 2.557 21.717 60.896
Investasi 72.312
Ekspor Luar Negeri 10.292 14.046 15.582 23.711 63.631 10.589 13.044 15.546 19.617 278.025
Impor Luar Negeri 27.285 81.881
Net Ekspor Antardaerah 70.442 73.210 78.592 76.634 298.877 70.554 64.471 70.688
Perubahan Inventori 8.611 109.669
PDRB 21.329 19.822 26.226 21.532 88.909 22.399 18.011 21.853 -1.085 56.445
240.339 13.797
*ANGKA SEMENTARA **ANGKA SANGAT SEMENTARA 32.730 31.583 32.181 36.677 133.172 33.111 22.437 26.836
SUMBER : BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH 965.629
21.597 21.172 14.885 15.778 73.432 21.397 13.785 12.653
4.228 2.909 2.619 -2.365 7.390 4.815 5.103 4.966
240.185 248.463 254.623 248.642 991.913 246.548 233.773 244.969
Tabel 1.4 Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa Tengah menurut Pengeluaran (%, YOY)
KOMPONEN PENGELUARAN 2019* 2019* 2020** 2020**
Konsumsi Rumah Tangga
I II III IV I II III IV -1,42
-2,38 -2,98
4,79 5,16 4,18 4,36 4,62 3,46 -4,75 -1,89 -2,88 -4,30
-8,41 -6,98
Konsumsi LNPRT 13,85 13,64 8,23 8,15 10,90 -1,88 -5,41 -1,63 -5,64 -7,90
-8,89 -17,65
Konsumsi Pemerintah 5,08 6,51 7,01 0,39 4,04 2,89 -7,14 -0,23 -25,61 -23,13
-45,42 86,70
Investasi 6,92 4,17 5,54 2,98 4,85 0,16 -11,94 -10,06 -54,11 -2,65
-3,34
Ekspor Luar Negeri 3,74 -2,08 17,87 -0,04 5,10 5,02 -9,13 -16,68
Impor Luar Negeri 6,62 -10,16 -16,60 -4,24 -6,70 1,16 -28,96 -16,61
Net Ekspor Antardaerah 6,82 -4,14 -33,70 13,82 -6,59 -0,93 -34,89 -15,00
Perubahan Inventori -6,58 -15,58 -15,40 -13,78 -11,21 13,89 75,43 89,62
PDRB 5,12 5,52 5,63 5,33 5,40 2,65 -5,91 -3,79
*ANGKA SEMENTARA **ANGKA SANGAT SEMENTARA
SUMBER : BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
1.1.1.1 Pengeluaran Konsumsi Konsumsi Rumah Tangga
Secara agregat, konsumsi domestik Jawa Tengah masih Konsumsi rumah tangga sebagai komponen pengeluaran
mengalami kontraksi pada triwulan IV 2020. Pelonggaran dengan pangsa terbesar tumbuh -2,38% (yoy) pada triwulan IV
pembatasan sosial yang mulai diberlakukan sejak akhir triwulan II 2020, lebih rendah dibandingkan triwulan III 2020 yang sebesar -
2020, tidak diikuti dengan peningkatan konsumsi pada berbagai 1,89% (yoy). Meskipun secara tahunan melemah, konsumsi
jenis komoditas. Pelemahan juga terjadi pada konsumsi rumah tangga secara triwulanan mampu tumbuh positif 0,21%
pemerintah sebagai dampak COVID-19, sehingga menahan (qtq), melanjutkan tren peningkatan pada triwulan sebelumnya
kinerja pemerintah yang biasanya meningkat di akhir tahun. yang sebesar 3,10% (qtq). Pelemahan kinerja konsumsi rumah
Grafik 1.7 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Grafik 1.8 Perkembangan Inflasi dan Pertumbuhan Konsumsi Rumah
Tangga
6% 6 %, YOY INDEKS 106
5
4 4 104
3
2 2 102
1
0 - 100
-1
-2 (2) 98
-3
-4 (4) 96
-5
-6 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV (6) 94
-7 2019 2020 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
I PERTUMBUHAN TAHUNAN
2017 2018 2017 2018 2019 2020
PERTUMBUHAN TRIWULANAN INFLASI PDRB KONS. RT NTP
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Laporan Perekonomian 5
PROVINSI JAWA TENGAH
Grafik 1.9 Pergerakan Masyarakat di Pusat Perbelanjaan Grafik 1.10 Pergerakan Masyarakat di Perkantoran dan Rumah
10 INDEX 20 INDEX
5
0 10
-5
0
-10
-15 -10
-20
-25 -20
-30
-35 -30
-40
4 5678 9 10 11 12 1 -40
23 2020 PARKS 2021 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
2020 2021
RETAIL & RECREATION GROCERY & PHARMACY PERKANTORAN TEMPAT TINGGAL
SUMBER: GOOGLE MOBILITY REPORT SUMBER: GOOGLE MOBILITY REPORT
tangga terutama disebabkan masih minimnya konsumsi pada panen terutama pada tanaman pangan. Sementara, golongan
komoditas nonpangan. Peningkatan mobilitas memang terjadi masyarakat Jawa Tengah lainnya belum mengalami perbaikan
selama triwulan IV 2020 terutama pada pusat perbelanjaan. penghasilan karena masih lemahnya konsumsi domestik.
Namun, konsumsi tersebut diutamakan pada kebutuhan utama Masyarakat yang bekerja pada sektor industri, perdagangan, dan
seperti bahan pangan pokok. Google mobility index selama konstruksi, harus menahan konsumsi karena kondisi sektor yang
triwulan IV 2020 menunjukkan bahwa mobilitas pada tempat belum tumbuh positif.
rekreasi masih di bawah baseline. Pergerakan masyarakat lebih
banyak pada kegiatan yang hanya bersifat mengunjungi kerabat Stimulus fiskal pemerintah melalui bantuan sosial, belum
atau staycation sehingga nilai konsumsi masih rendah. sepenuhnya mendorong konsumsi kembali pada kondisi
normal. Besarnya Bantuan Sosial berupa kebutuhan pokok,
Pelemahan kinerja konsumsi rumah tangga ini juga terkonfirmasi bantuan tunai, maupun subsidi listrik, diperkirakan mampu
dari hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia. Berdasarkan menahan menurunnya tingkat konsumsi masyarakat
survei tersebut, seluruh komponen penjualan mengalami berpenghasilan rendah lebih dalam. Namun demikian, konsumsi
pelemahan mulai dari suku cadang, makanan minuman, bahan nonpangan seperti sandang, perlengkapan rumah tangga,
bakar kendaraan, hingga rekreasi. Makanan minuman menjadi transportasi, dan rekreasi, masih tertunda seiring dengan masih
komponen yang mengalami pelemahan paling signifikan dari - tertahannya ekspektasi konsumen atas prospek penghasilan
21,1% (yoy) pada triwulan III 2020 menjadi -46,6% (yoy) pada kedepan.
triwulan laporan.
Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, menunjukkan tingkat
Membaiknya penghasilan masyarakat di sektor pertanian belum keyakinan konsumen membaik namun masih pada level
mampu menjadi pendorong kinerja konsumsi rumah tangga. pesimis. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada triwulan IV
Kondisi penghasilan masyarakat pertanian yang tercermin dari 2020 mencapai 94,66, membaik dibandingkan IKK triwulan III
Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan IV 2020 sebesar 101,92, 2020 (90,34)5. Perbaikan keyakinan terhadap ekonomi rumah
lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (101,19). Membaiknya tangga ini terjadi pada indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE), yaitu
penghasilan pada sektor pertanian didorong peningkatan hasil sebesar 65,79, lebih baik dibanding triwulan sebelumnya (61,13).
Grafik 1.11 Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 1.12 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini
170 INDEKS 160 INDEKS
150 140
130 120
OPTIMIS
110 OPTIMIS
100
80 PESIMIS
90 PESIMIS 60
70 40
50 20 IV
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN (IKK) INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INI (IKE) INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN (IEK) INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INI (IKE) KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA
PENGHASILAN SAAT INI KONSUMSI BARANG-BARANG KEBUTUHAN TAHAN LAMA
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
5. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi
Ekonomi dinyatakan pesimis jika nilainya <100.
6 Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
Grafik 1.13 Perkembangan Kredit Konsumsi, DPK Perorangan, dan Grafik 1.14 Perkembangan Kredit Konsumsi berdasarkan Jenis Konsumsi
Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga
16 %, YOY %, YOY 6 25 %, YOY
20
14 5 15
4 10
12 3 5
0
10 2 -5
1 -10
-15
80 -20
-25
6 -1 -30
-2
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
4 -3
2 -4
-5
- -6
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
KREDIT KONSUMSI PDRB KONSUMSI - SKALA KANAN DPK PERORANGAN KKB KPR KMG
SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Kondisi ini disebabkan prospek vaksinasi yang telah diumumkan namun belum dapat mengembalikan tingkat konsumsi agregat
pemerintah pada Desember 2020 sehingga diharapkan meredam seperti sebelum COVID-19. Dilihat berdasarkan komponennya,
ketidakpastian akibat COVID-19. Di sisi lain, indeks penghasilan konsumsi rumah tangga Jawa Tengah didominasi oleh
yang masih berada pada level pesimis yaitu 69,71, mendorong pengeluaran dalam bentuk makanan dan minuman; transportasi
sektor rumah tangga meningkatkan cadangan untuk kebutuhan dan komunikasi; serta perumahan dan perlengkapan rumah
berjaga-jaga. Dana pihak ketiga (DPK) rumah tangga di tangga. Ketiga komponen tersebut memiliki pangsa mencapai
perbankan Jawa Tengah mengalami pertumbuhan yang cukup 77,27% dari total pengeluaran konsumsi rumah tangga selama
tinggi yaitu sebesar 9,69% (yoy). 2020. Pembatasan mobilitas membuat konsumsi transportasi,
restoran, dan hotel mengalami pelemahan paling dalam
Masih tertahannya konsumsi rumah tangga antara lain dibanding komponen lainnya. Selain itu, sejumlah perayaan
disebabkan karena masyarakat masih menjalankan aktivitas keagamaan di akhir tahun juga tidak dapat dilakukan secara
work from home dan school from home, tercermin dari indeks normal dimana kecenderungan dilakukan secara daring sehingga
mobilitas masyarakat di rumah masih tinggi di kisaran 8,91% di membatasi pertumbuhan konsumsi sebagaimana tahun-tahun
atas baseline. Sementara, aktivitas di perkantoran masih -20,72% sebelumnya.
di bawah kondisi normalnya. Pada indikator lainnya, terjadi
perlambatan penyaluran kredit konsumsi di Jawa Tengah dari Konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga
2,28% (yoy) menjadi 0,50% (yoy). Kredit Multiguna (KMG) dan (LNPRT) pada triwulan IV 2020 terkontraksi sebesar -2,88%
Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKB) mengalami (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat -1,63%
pelemahan. Kinerja penyaluran KMG tumbuh 6,67% (yoy), lebih (yoy). Aktivitas politik berupa pemilihan kepala daerah (Pilkada) di
rendah dibanding triwulan sebelumnya 10,04% (yoy), sedangkan sejumlah daerah tidak leluasa dilakukan karena kondisi pandemi.
KKB melanjutkan tren pertumbuhan negatif triwulan sebelumnya
dengan tumbuh -24,28% (yoy). Selain disebabkan terbatasnya Secara keseluruhan tahun 2020, pertumbuhan konsumsi
penghasilan dan lapangan kerja, rendahnya tendensi untuk LNPRT melemah menjadi -2,98% (yoy), lebih rendah dibanding
melakukan konsumsi sebagai dampak ketidakpastian ekonomi tahun 2019 yang tumbuh 10,90% (yoy). Pengaruh pandemi
akibat COVID-19, diperkirakan menjadi pendorong rendahnya COVID-19 juga terasa pada salah satu komponen pengeluaran ini.
kinerja kredit konsumsi. Dinamika kegiatan ormas dan partai politik juga kurang terasa
selama 2020, meski terdapat Pilkada di sejumlah kabupaten dan
Secara keseluruhan tahun 2020, konsumsi rumah tangga kota.
menurun dari 4,62% (yoy) menjadi -1,42% (yoy). Hal ini
disebabkan penghasilan dan lapangan kerja yang terbatas Grafik 1.15 Pertumbuhan Konsumsi LNPRT
disertai tendensi menahan konsumsi masyarakat. Indeks
penghasilan konsumen dan indeks ketersediaan lapangan kerja 20 %, YOY
tercatat masing-masing hanya sebesar 82,6 dan 56,5 pada tahun
20206. Pembatasan aktivitas masyarakat disertai tingkat 10
kekhawatiran yang tinggi terhadap penyebaran COVID-19,
membuat konsumsi masyarakat pada seluruh komponennya 0
menjadi lebih rendah dibanding tahun 2019. Bantuan sosial yang
diberikan Pemerintah hanya mampu menahan pelemahan -10 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
konsumsi masyarakat berpenghasilan rendah lebih dalam, I 2020
2017 2018 2019
PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY)
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
6. Pada tahun 2019, indeks penghasilan konsumen dan indeks ketersediaan lapangan kerja
masing-masing sebesar 135,3% dan 117,3%
Laporan Perekonomian 7
PROVINSI JAWA TENGAH
Konsumsi Pemerintah Grafik 1.17 Pertumbuhan Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah
Sejalan dengan konsumsi swasta, konsumsi pemerintah
mengalami pelemahan pada triwulan IV 2020. Konsumsi 100 %, YOY
pemerintah tumbuh -8,41% (yoy), lebih rendah dibanding realisasi
triwulan sebelumnya yang tumbuh -0,23% (yoy). Secara 80
triwulanan, konsumsi pemerintah tumbuh 39,69% (qtq) pada
triwulan ini, lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2019 (52,17%; 60
qtq). Hal ini mencerminkan realisasi program dan anggaran
pemerintah daerah selama periode laporan fokus dalam 40
penanganan COVID-19, sehingga berbagai program yang
menyerap anggaran besar tertunda pelaksanaannya. 20
Perkembangan konsumsi pemerintah mengindikasikan wabah 0
COVID-19 turut mempengaruhi aktivitas pemerintahan.
Pembatasan aktivitas perkantoran membuat belanja pemerintah -20
menjadi tidak optimal. Belanja barang yang bersumber dari APBD
seluruh wilayah di Jawa Tengah terkontraksi sebesar -24,54% -40
(yoy), lebih rendah dibanding 6,23% (yoy) dari triwulan IIII 2020. Di
sisi lain, realisasi belanja barang yang bersumber dari APBN -60 IV
mengalami perbaikan dari -4,27% (yoy) pada triwulan III 2020 I II III IV I II III IV I II III IV I II III
menjadi 1,83% (yoy) pada triwulan laporan. Selain itu, belanja
pegawai menurun karena adanya penundaan pembayaran gaji 2017 2018 2019 2020
pegawai honorer dalam masa transisi penetapan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Belanja pegawai APBN-BELANJA PEGAWAI APBN-BELANJA BARANG
pada APBD seluruh wilayah di Jawa Tengah menurun sebesar -
14,34% (yoy), lebih rendah dibanding -3,39% (yoy) dari triwulan III SUMBER: BIRO KEUANGAN PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
2020.
seluruh wilayah Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar -
Sementara itu, belanja sosial yang bersumber dari APBN pada 9,43% (yoy) pada triwulan IV 2020 yang didorong penurunan
triwulan IV 2020 tumbuh sebesar 3,07% (yoy). Realisasi terbesar pendapatan lain-lain. Meskipun begitu, pendapatan yang
komponen belanja ini terjadi pada belanja bantuan bahan pangan bersumber dari pajak mengalami perbaikan menjadi 4,26% (yoy).
sebesar Rp7,1 triliun dan belanja langsung tunai sebesar Rp6,73 Hal ini didorong aktivitas pembayaran pajak kendaraan yang
triliun. Di tengah pandemi yang terjadi, selain penanganan dan meningkat karena penerapan protokol kesehatan meredam
pencegahan penyebaran COVID-19, pemerintah menujukkan kekhawatiran saat melakukan transaksi. Selain itu, penyediaan
komitmen dalam menjaga daya beli kelompok masyarakat yang kanal pembayaran secara daring membantu proses menjadi lebih
terdampak secara ekonomi. cepat. Di sisi lain, peningkatan giro pemerintah di perbankan Jawa
Tengah sebesar 21,02% (yoy) lebih disebabkan terhambatnya
Pelemahan pada belanja pemerintah seiring dengan penurunan realisasi program kerja akibat penyebaran COVID-19.
realisasi pendapatan asli daerah. Total pendapatan asli daerah
Kinerja pengeluaran konsumsi pemerintah secara keseluruhan
tahun 2020 tumbuh sebesar -4,30% (yoy), menurun dibanding
tahun 2019 yang tumbuh 4,04% (yoy). Dari sisi penyaluran APBN,
pelemahan terjadi pada komponen belanja pegawai dan barang.
Kedua komponen tersebut masing-masing tumbuh -0,87% (yoy)
dan -11,45% (yoy), atau lebih rendah dibanding tahun 2019 yang
sebesar 6,23% (yoy) dan 8,04% (yoy). Penurunan belanja pegawai
disebabkan pengurangan tunjangan hari raya pada golongan
tertentu untuk memberi ruang fiskal terhadap penanganan
COVID-19. Sementara, aktivitas belanja barang juga terhambat
pengalihan program kerja dalam meminimalisir dampak sosial
dan ekonomi dari wabah virus.
Grafik 1.16 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah Grafik 1.18 Pertumbuhan Giro Pemerintah dan PDRB Konsumsi
Pemerintah
15 %, YOY %, YOY 80 30 %, YOY %, YOY 15
10 60 20 10
40
10 5
5 20
00 00
-5 -20 -10 -5
-40
-20 -10
-10 -60
-15 -80 -30 -15
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) - SKALA KANAN PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) GIRO SEKTOR PEMERINTAH PDRB KONSUMSI PEMERINTAH - SKALA KANAN
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: LAPORAN BANK UMUM, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
8 Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
1.1.1.2 Pengeluaran Investasi nasional yang sempat tertunda, mulai digerakkan meski dalam
skala yang terbatas, seperti tol Semarang-Demak, tol Solo-Jogja,
Sejalan dengan kondisi perekonomian Jawa Tengah, kinerja dan peningkatan kualitas destinasi Borobudur. Pada sektor
investasi juga mulai menunjukkan perbaikan. Pada triwulan IV swasta, rencana investasi besar masih belum direalisasikan
2020, investasi yang tercermin dari Pembentukan Modal Tetap hingga akhir tahun 2020 seperti pembangunan pabrik baru. Hal ini
Bruto (PMTB) tumbuh sebesar -5,64% (yoy), walaupun masih mengingat kondisi ketidakpastian akibat COVID-19 yang masih
terkontraksi namun membaik dibandingkan triwulan lalu (- tinggi. Kondisi tersebut tercermin dari hasil Survei Kegiatan Dunia
10,06%; yoy). Secara triwulanan, investasi tumbuh 2,30% (qtq), Usaha Bank Indonesia yang menunjukkan penurunan Saldo
meningkat dibandingkan triwulan yang sama di 2019 yang Bersih Tertimbang (SBT) realisasi investasi (dari -13,82 menjadi -
terkontraksi 2,49% (qtq). 16,20), khususnya pada sektor industri pengolahan. Dalam
mengakomodir peningkatan order yang terjadi, pelaku usaha
Perbaikan kinerja investasi diindikasikan terjadi baik pada berinvestasi dengan meningkatkan utilisasi kapasitas produksi.
investasi bangunan maupun nonbangunan. Pelonggaran SKDU menunjukkan kapasitas utilisasi pelaku usaha meningkat
pembatasan sosial menyebabkan aktivitas pembangunan mulai dari 67,87% pada triwulan III 2020 menjadi 70,42% pada triwulan
menunjukkan peningkatan. Pembangunan proyek strategis IV 2020. Adapun peningkatan order tersebut terutama bersumber
dari permintaan luar negeri.
Grafik 1.19 Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto
Membaiknya kegiatan investasi juga tercermin dari hasil
15 % II III IV I II III IV I II III IV I II III IV kegiatan liaison. Nilai likert scale (LS) realisasi investasi triwulan
10 2020 laporan sebesar 0,73, meningkat dibanding LS triwulan
sebelumnya sebesar 0,30. Peningkatan permintaan terutama dari
5 luar negeri pada triwulan IV 2020, mendorong berbagai kontak
- liaison mulai meningkatkan kembali kapasitas produksinya7.
(5) Mulai meningkatnya permintaan global pada produk garmen,
(10) kayu olahan, hingga alas kaki, telah dimanfaatkan pelaku usaha
(15)
I
2017 2018 2019
PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY)
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH
Grafik 1.20 Perkembangan SBT Realisasi Investasi (SKDU) dan Grafik 1.21 Perkembangan SBT Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor
Pertumbuhan PDRB Investasi Usaha (hasil SKDU)
25 %, SBT %, YOY 15 %,SBT
0
20 -1
15 10 -1
-2
10 5 -2
5 -3
-3
-0 -4
-4
(5)
(10) -5
(15) -10 PERTANIAN
(20) PERTAMBANGAN
INDUSTRI
(25) -15 PENGOLAHAN
PENGADAAN
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV LISTRIK
KONSTRUKSI
2017 2018 2019 2020 PERDAGANGAN
TRANSPORTASI
AKOMODASI DAN
RESTORAN
INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
SBT REALISASI INVESTASI (SKDU) PMTB - SKALA KANAN TRIWULAN III 2020 TRIWULAN III 2020
SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
Grafik 1.22 Hasil Liaison Pada Komponen Investasi Grafik 1.23 Likert Scale Investasi (Hasil Liaison)
1,2 LS
1,0
0,8
0,6
III 2020 IV 2020 0,4
0,2
0,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020
NAIK TETAP TURUN
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
7. Kapasitas produksi meningkat dari 67,87% di triwulan III 2020 menjadi 70,42% di triwulan
IV 2020
Laporan Perekonomian 9
PROVINSI JAWA TENGAH
Grafik 1.24 Realisasi Penanaman Modal Asing dan Dalam Negeri sebelumnya (23,43%; yoy) namun lebih tinggi dibanding kredit
lainnya seperti konsumsi dan modal kerja. Masih tingginya
400 %,YOY pertumbuhan kredit investasi dapat mendukung percepatan
350 pemulihan ekonomi Jawa Tengah ke depan. Investor pun
300 terindikasi akan mulai bergerak melakukan investasi dengan
250 melihat prospek pemulihan disertai tingkat suku bunga yang
200 sedang dalam tren rendah. Rata-rata tertimbang suku bunga
150 kredit investasi saat ini sebesar 8,24%, lebih rendah dari triwulan
100 sebelumnya yang sebesar 8,51%.
50 Sementara itu, kinerja investasi bangunan dan perkembangan
0 proyek infrastruktur pemerintah mengalami perbaikan.
Perkembangan yang dilakukan lebih banyak untuk pembebasan
-50 lahan dan konstruksi beberapa proyek seperti tol Semarang-
-100 Demak, Yogya-Bawen, Solo-Yogya, dan pengembangan kualitas
-150 Candi Borobudur. Pelonggaran yang dilakukan mendorong
peningkatan aktivitas konstruksi dalam mengejar target
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV percepatan pembangunan. Peningkatan investasi bangunan
tercermin dari realisasi pengadaan semen yang membaik
2017 2018 2019 2020 menjadi -10,97% (yoy), dibandingkan triwulan sebelumnya (-
10,99%; yoy).
PMA PMDN
Momen peningkatan investasi yang telah direncanakan di 2020
SUMBER: BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, DIOLAH terhalang oleh pandemi COVID-19. Investasi Jawa Tengah
secara kumulatif terkontraksi 6,85% (yoy) pada 2020, menurun
untuk menambah pendapatan. Produk industri Jawa Tengah dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang sebesar
memiliki tingkat permintaan yang baik pada masyarakat global. 4,85% (yoy). Berbagai program strategis pemerintah yang
Hal ini didukung peran pemerintah dalam mengembangkan dicanangkan di Jawa Tengah terpaksa ditunda dalam beberapa
berbagai kawasan industri beserta infrastrukturnya untuk waktu. Investor pun menahan realisasi penanaman modal ke
meningkatkan aktivitas ekspor industri di Jawa Tengah. Pelaku Jawa Tengah tercermin dari PMA yang turun 70,88% (yoy) dan
usaha meyakini permintaan dari global saat ini sedang dalam tren PMDN turun 33,12% (yoy) selama tahun 2020. Relokasi pabrik
peningkatan. Rencana investasi besar yang tertunda selama dan pembangunan pabrik baru pada sektor tekstil, yang
2020 diharapkan dapat segera dilakukan pada 2021. direncanakan terjadi pada 2020, tertunda hingga periode yang
belum dapat ditentukan. Berdasarkan komponennya, penurunan
Minimnya investasi besar pelaku usaha juga diperlihatkan dari kinerja investasi selama 2020 terjadi pada sektor bangunan
penurunan realisasi penanaman modal pada triwulan IV 2020. maupun nonbangunan yang masing-masing turun sebesar -
Nilai penanaman modal dalam negeri pada triwulan laporan 5,83% (yoy) dan -13,53% (yoy).
mengalami penurunan dengan realisasi sebesar Rp218 miliar;
turun 50,84% (yoy). Sektor tekstil, kayu, mineral nonlogam,
makanan, dan perdagangan, menjadi favorit investor melihat
prospek ke depan yang menjanjikan. Sejalan dengan penanaman
modal dalam negeri, pada triwulan IV 2020 penanaman modal
asing di Jawa Tengah sebesar USD2,82 juta; atau terkontraksi
99,45% (yoy). Seperti halnya investor dalam negeri, investor asing
masih wait and see terkait ketidakpastian yang ditimbulkan dari
wabah global COVID-19.
Dari sisi pembiayaan, mulai membaiknya kinerja investasi
didukung dengan masih tingginya pertumbuhan kredit investasi
perbankan. Kredit perbankan untuk kegiatan investasi di Jawa
Tengah tumbuh 15,94% (yoy), melambat dibandingkan triwulan
Grafik 1.25 Pertumbuhan PDRB Investasi, PDRB Konstruksi, dan Grafik 1.26 Pertumbuhan Kredit Investasi dan Suku Bunga Kredit Investasi
Konsumsi Semen
35 %, YOY 30 %,YOY % 12
30 25 12
25 20 11
20 15 11
15 10 10
10 10
5 9
5 0 9
0 -5
-5 -10
-10
-15 IV -15 8
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
PDRB INVESTASI PDRB KONSTRUKSI KONSUMSI SEMEN RRT SUKU BUNGA KREDIT INVESTASI - SKALA KANAN KREDIT INVESTASI
SUMBER: ASI, BPS PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: LAPORAN BANK UMUM
10 Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
1.1.1.3 Ekspor dan Impor Luar Negeri Grafik 1.28 Pertumbuhan Ekspor Luar Negeri Jawa Tengah per Jenis
Komoditas
Perbaikan ekonomi Jawa Tengah di triwulan IV 2020 tercermin
dari aktivitas perdagangan luar negeri. Peningkatan kinerja 20 %,YOY %,YOY 5.000
terjadi baik pada sisi ekspor maupun impor. Defisit neraca
perdagangan (harga berlaku) tercatat sebesar Rp12,6 triliun atau 15
melebar dibanding defisit triwulan sebelumnya Rp7,1 triliun. 4.000
Meski melebar, perbaikan perekonomian ditunjukkan dari
membaiknya impor dalam seluruh komponennya baik konsumsi, 10
bahan baku, hingga barang modal. Dengan perkembangan
tersebut, selama 2020 Jawa Tengah mengalami defisit 5 3.000
perdagangan internasional sebesar Rp38,8 triliun atau lebih
rendah dibanding defisit tahun 2019 sebesar Rp76,2 triliun, yang 0
disebabkan pelemahan impor yang cukup dalam. 2.000
1.1.1.3.1 Ekspor Luar Negeri -5
Ekspor luar negeri merupakan komponen yang turut mendorong -10 1.000
perbaikan perekonomian pada triwulan IV 2020. Ekspor luar
negeri Jawa Tengah memang masih mengalami kontraksi -8,89% -15
(yoy) pada triwulan IV 2020, namun pertumbuhan tersebut lebih 0
baik dibandingkan triwulan III 2020 (-16,68%; yoy). Perbaikan
kinerja ekspor terjadi pada komponen migas dan nonmigas. -20
Ekspor migas Jawa Tengah tumbuh 19,97% (yoy) pada triwulan IV
2020, jauh lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya -69,58% -25 -1.000
(yoy). Sementara, ekspor nonmigas tumbuh 1,01% (yoy) pada I II III IV I II III IV I II III IV
triwulan IV 2020, atau lebih baik dibanding triwulan sebelumnya (-
4,89%; yoy). Secara triwulanan, ekspor luar negeri pada triwulan IV 2018 2019 2020
2020 tumbuh -10,23% (qtq), atau sudah lebih baik dari triwulan
yang sama pada 2019 (-17,90%; qtq). PERT. EKSPOR NONMIGAS PERT. EKSPOR NONMIGAS
Ekspor luar negeri nonmigas Jawa Tengah didominasi oleh SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH
ekspor komoditas tekstil dan produk tekstil atau TPT8 (pangsa
terhadap total ekspor 39,51%), serta kayu dan barang dari kayu9 Berdasarkan komoditas, pendorong utama perbaikan ekspor
(pangsa 20,13%). Peningkatan permintaan pada bahan baku luar negeri nonmigas Jawa Tengah adalah ekspor kayu dan
perlengkapan rumah tangga berupa kayu olahan, membuat barang dari kayu. Pada triwulan IV 2020, ekspor kayu dan barang
pangsa kayu dan barang dari kayu mengalami peningkatan dari kayu tumbuh positif 6,14% (yoy), meningkat dari triwulan
dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 19,36%. Selain sebelumnya (-1,63%; yoy). Peningkatan kinerja tersebut terutama
kedua kelompok komoditas tersebut, ekspor bahan makanan terjadi pada komoditas furnitur yang tumbuh 10,26% (yoy). Meski
(SITC 0), ekspor permesinan dan alat transportasi (SITC 7), serta pandemi COVID-19 masih melanda secara global, permintaan
ekspor kimia (SITC 5) juga turut berperan walaupun dengan produk furnitur dari Jawa Tengah justru mengalami peningkatan.
pangsa masing-masing yang berada di bawah 10%. Selain dari pembeli yang lama, berbagai pelaku usaha mencatat
adanya penambahan pembeli baru dari berbagai negara kawasan
Eropa, Timur Tengah, hingga Australia.
Sementara, kinerja ekspor TPT mengalami pelemahan pada
triwulan IV 2020. Ekspor dengan pangsa terbesar tersebut
tumbuh -15,63% (yoy) atau lebih rendah dari triwulan III 2020
sebesar -12,14% (yoy). Hasil liaison Bank Indonesia pada triwulan
IV 2020 menunjukkan bahwa order permintaan ekspor produk
TPT masih banyak tertunda. Perlengkapan medis seperti alat
pelindung diri dan masker, menjadi produk utama yang banyak
diminati berbagai negara selama pandemi COVID-19. Namun,
secara nilai transaksi belum mampu menyamai pasokan produk
fashion dari Jawa Tengah ke berbagai merk ternama dunia di
Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat. Penurunan ekspor yang
terjadi pada seluruh negara tujuan ekspor TPT tersebut didorong
masih minimnya permintaan garmen karena sejumlah pusat
perbelanjaan fashion masih ditutup.
Grafik 1.27 Pertumbuhan PDRB Ekspor Luar Negeri Grafik 1.29 Komposisi Ekspor Luar Negeri Nonmigas Berdasarkan
Komoditas
50 %,YOY
40
30 44,80% 39,51%
19,36% 20,13%
20 8,13%
3,19% 8,31%
10 5,19% 2,44%
19,34% 6,74%
0 III 2020 IV 2020 22,87%
-10
-20
-30 I II III IV I II III IV
I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020
PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) TPT (SITC 26,65,84) MEBEL DAN KAYU OLAHAN (SITC 24,63,82) BAHAN MAKANAN (SITC 0)
KIMIA (SITC 5) MESIN DAN ALAT TRANSPORTASI (SITC 7) LAINNYA
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH
8. Standard International Trade Classification kode 26,65 dan 84) 9. Standard International Trade Classification kode 24,63 dan 82)
Laporan Perekonomian 11
PROVINSI JAWA TENGAH
Grafik 1.30 Pertumbuhan Nilai Ekspor Kayu Grafik 1.31 Pertumbuhan Volume Ekspor Kayu
500,00 USD JUTA %, YOY 20 360 JUTA TON %, YOY 20
400,00 10 330 10
300,00 0
-10 300 0
270
-10
240
210 -20
180 -30
200,00 -20 150 -40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
NILAI EKSPOR PERTUMBUHAN TAHUNAN VOLUME EKSPOR PERTUMBUHAN TAHUNAN
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH
Grafik 1.32 Pertumbuhan Nilai Ekspor TPT Grafik 1.33 Pertumbuhan Volume Ekspor TPT
1.200,00 USD JUTA %, YOY 45 200 JUTA TON %, YOY 40
1.000,00 40
35 30
800,00 30
600,00 25 20
400,00 20
15 10
10
5 0
0 100
-5
-10 -10
-15
-20 -20
-25
-30 -30
-35
-40 -40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 0 -50
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
NILAI EKSPOR PERTUMBUHAN TAHUNAN VOLUME EKSPOR PERTUMBUHAN TAHUNAN
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH
Berdasarkan mitra dagang utama, negara tujuan ekspor Jawa aktivitas ekspor tetap berjalan. Selain itu, kebutuhan seragam
Tengah untuk ekspor nonmigas masih didominasi oleh Amerika militer tetap tinggi karena pertahanan dan keamanan negara
Serikat, Eropa dan Jepang dengan pangsa masing-masing tetap menjadi prioritas kebijakan pemerintah secara global.
sebesar 34,13%, 16,06% dan 11,07%. Kondisi pada negara-negara
tersebut mendorong terbukanya pasar baru bagi eksportir di Sebagaimana perkiraan semula, ekspor jasa menjadi sektor
Jawa Tengah. Pasar ekspor ke ASEAN mengalami peningkatan yang terdampak cukup dalam akibat COVID-19 selama 2020. Di
dari 6,36% menjadi 7,72% pada triwulan IV 2020. Berdasarkan tahun 2020, ekspor jasa Jawa Tengah menurun hingga -45,45%
pertumbuhannya, perbaikan kinerja terjadi pada ekspor ke (yoy) atau turun dibanding tahun 2019 yang sebesar 6,73% (yoy).
Amerika Serikat (dari -4,18%; yoy menjadi 0,36%; yoy) dan Jepang Sejak awal tahun 2020 dimana pandemi telah terjadi di sejumlah
(dari -11,05%; yoy menjadi 17,85%; yoy). Pertumbuhan ekspor negara, pembatasan aktivitas perjalanan luar negeri telah
nonmigas pada kedua negara tersebut didorong peningkatan dilakukan, termasuk rute internasional di bandara Jawa Tengah.
permintaan pada komoditas kayu dan barang dari kayu. Hal ini memengaruhi kunjungan bisnis dan wisata dari luar negeri
sehingga pada beberapa bulan tercatat tidak ada kunjungan
Secara keseluruhan selama tahun 2020, ekspor luar negeri Jawa
Tengah tumbuh -7,90% (yoy), menurun dibanding pertumbuhan Grafik 1.34 Struktur Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara Tujuan
tahun sebelumnya sebesar 5,10% (yoy). Penyebaran wabah
COVID-19 telah memengaruhi permintaan global dan kinerja 35,50% III 2020 IV 2020 34,13%
perdagangan internasional. Aktivitas bongkar muat mengalami 6,36% 7,72%
hambatan karena penerapan protokol kesehatan yang ketat dan 22,40%
volume kontainer yang tidak optimal. Kebijakan karantina wilayah 8,54% 11,07%
di sejumlah negara tujuan ekspor membuat permintaan produk- 15,77% 8,66%
produk Jawa Tengah mengalami penundaan hingga batas waktu 22,23%
yang belum dapat diperkirakan. Meskipun begitu, ekspor barang 16,06%
nonmigas Jawa Tengah relatif masih mampu bertahan. 22,37%
Diversifikasi produk tekstil menjadi barang kebutuhan di tengah
pandemi seperti masker dan alat pelindung diri, mendorong AS ASEAN JEPANG TIONGKOK EROPA LAINNYA
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH
12 Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
Grafik 1.35 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara Tujuan Grafik 1.37 Perkembangan Impor Jawa Tengah
50 %,YOY 4.500 USD JUTA
40 4.000
30 3.500
20 3.000
10 2.500
2.000
0 1.500
-10 1.000
-20 500
-30 II III IV I II III IV 0
I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
AS TIONGKOK EROPA JEPANG ASEAN NON MIGAS MIGAS
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
wisatawan asing ke Jawa Tengah. Momentum peningkatan Impor pada sektor migas10 masih lemah. Secara global, harga
wisatawan yang bersumber dari pembukaan rute internasional minyak dunia masih lebih rendah dibanding 2019. Rata-rata harga
dari/ke Kunming (Tiongkok) di Bandar Udara Adi Sumarmo sejak minyak WTI menjadi USD42,56 per barel, menurun sebesar -
Agustus 2019, pun menjadi tertahan. Pemulangan sejumlah 25,27% (yoy). Meskipun relatif lebih baik dibanding triwulan
tenaga kerja Indonesia di luar negeri turut mendorong penurunan sebelumnya, level harga minyak mengindikasikan konsumsi
ekspor jasa Jawa Tengah. global masih belum mengalami peningkatan yang signifikan.
Peningkatan konsumsi bahan bakar domestik juga masih
1.1.1.3.2 Impor Luar Negeri terbatas meski pelonggaran pembatasan sosial terjadi di triwulan
IV 2020. Pelonggaran tersebut diiiringi peningkatan aturan
Sejalan dengan ekspor nonmigas, kinerja impor luar negeri protokol kesehatan sehingga mengurungkan rencana perjalanan
nonmigas Jawa Tengah mengalami perbaikan pada triwulan IV jarak jauh masyarakat Jawa Tengah.
2020. Impor Jawa Tengah nonmigas masih terkontraksi 19,30%
(yoy), namun lebih baik dari kontraksi triwulan III 2020 yang Di sisi lain, impor nonmigas terus membaik, utamanya didorong
sebesar 30,41% (yoy). Di sisi lain, masih lemahnya permintaan pertumbuhan positif impor barang konsumsi. Pada triwulan IV
domestik mendorong pelemahan impor migas yang menurun dari 2020, impor nonmigas Jawa Tengah tumbuh -19,30% (yoy), lebih
-38,92% (yoy) menjadi -60,83% (yoy) pada triwulan IV 2020. baik dibanding triwulan sebelumnya (-30,41%; yoy). Perbaikan
Konsumsi bahan bakar masyarakat Jawa Tengah belum impor nonmigas disebabkan oleh impor barang konsumsi yang
meningkat signifikan karena masih tingginya kekhawatiran dalam tumbuh 11,02% (yoy), melanjutkan tren pertumbuhan positif
melakukan perjalanan ke luar tempat domisili. Dengan triwulan sebelumnya sebesar 1,44% (yoy). Sementara, impor
perkembangan tersebut, secara agregat impor luar negeri kebutuhan produktif juga membaik meski masih tumbuh negatif.
menurun dari -16,61% (yoy) menjadi -25,61% (yoy) pada triwulan Impor bahan baku membaik dari -22,27% (yoy) menjadi -12,85%
laporan. Meskipun menurun secara tahunan, pertumbuhan (yoy) dan impor barang modal membaik dari -50,11% (yoy)
triwulanan impor luar negeri tumbuh positif 1,67% (qtq) sehingga menjadi -38,37% (yoy). Perbaikan impor barang konsumsi diorong
menguatkan perbaikan ekonomi Jawa Tengah yang masih terus komoditas kendaraan impor beserta suku cadangnya yang
berlangsung. diindikasikan untuk masyarakat golongan menengah atas.
Grafik 1.36 Pertumbuhan PDRB Impor Luar Negeri Grafik 1.38 Pertumbuhan Impor Migas dan Nonmigas Jawa Tengah
60 % 100 %, YOY
50 80
40
30 60
20
10 40
0 20
-10
-20 0
-30
-40 -20
I -40
-60
-80
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV -100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) NONMIGAS MIGAS TOTAL
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
10. Pangsa impor migas Jawa Tengah mencapai 22,02% dari total impor, sedangkan pangsa
impor non migas mencapai 77,98%.
Laporan Perekonomian 13
PROVINSI JAWA TENGAH
Grafik 1.39 Struktur Impor Nonmigas Jawa Tengah Berdasarkan Jenis Grafik 1.40 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan
Pengeluaran Jenis Pengeluaran
3.000 USD JUTA
2.500
2.000
60,04% 60,73% 1.500
24,85% 22,96%
15,11% 16,31% 1.000
500
0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
III 2020 IV 2020 2017 2018 2019 2020
BAHAN BAKU BARANG MODAL BARANG KONSUMSI BAHAN BAKU BARANG MODAL BARANG KONSUMSI
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH
Grafik 1.41 Pertumbuhan Nilai Impor Berdasarkan Jenis Penggunaan Grafik 1.42 Pertumbuhan Nilai Impor Berdasarkan Komoditas
150 %, YOY 60 %, YOY %, YOY 150
100 40 100
50 20
50
0
0
-50 0
-20
-40 -50
-100 -60 -100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
BARANG MODAL BAHAN BAKU BAHAN BAKU TPT (SITC 26,65,84) BAHAN MAKANAN (SITC 0) MESIN (SITC 7)-SKALA KANAN
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH
Sementara impor bahan baku meningkat untuk mengakomodir negara utama juga mengalami peningkatan seiring upaya pelaku
peningkatan permintaan yang mulai terjadi sejak triwulan III 2020. usaha mencari alternatif negara asal bahan baku karena adanya
Pembangunan infrastruktur juga terpantau mulai menggeliat kenaikan shipping cost di Tiongkok.
seperti impor kebutuhan infrastruktur listrik di Jawa Tengah
sehingga mendorong perbaikan impor barang modal. Sejalan dengan perdagangan internasional yang menurun,
impor luar negeri Jawa Tengah tahun 2020 tumbuh -17,65%
Berdasarkan lapangan usaha, perbaikan pertumbuhan impor (yoy), menurun dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya yang
bahan baku pada triwulan laporan disebabkan oleh impor sebesar -6,70% (yoy). Penurunan kinerja impor terjadi baik pada
kebutuhan produksi TPT. Impor benang tekstil mengalami impor barang maupun jasa dimana masing-masing menurun -
peningkatan karena kualitas bahan baku yang diinginkan pembeli 17,09% (yoy) dan -35,33% (yoy). Penyumbang penurunan impor
belum tersedia di industri dalam negeri. Kebutuhan produksi terutama berasal dari komoditas bahan baku dan barang modal.
pakaian rajutan membutuhkan benang khusus yang banyak Penurunan impor bahan baku disebabkan aktivitas produksi
didatangkan dari luar negeri. Meskipun begitu, beberapa industri yang menurun sehingga pelaku usaha menahan
kebutuhan bahan baku produksi lainnya mulai disediakan dari melakukan pembelian bahan baku. Selain itu, peningkatan
dalam negeri sehingga peningkatan impor bahan baku masih
terbatas. Grafik 1.43 Pertumbuhan Impor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan
Negara Asal
Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Jawa Tengah
terutama berasal dari Tiongkok (pangsa 48,18%), ASEAN 300 %, YOY
(8,82%), Amerika Serikat (6,04%), dan Eropa (7,88%). Pada
periode laporan, perbaikan pertumbuhan impor luar negeri 250
terutama bersumber dari Tiongkok yang tumbuh -10,30% (yoy),
membaik dari -24,11% (yoy) pada triwulan sebelumnya. 200
Pembukaan kebijakan lockdown pemerintah Tiongkok lebih awal
dibanding negara lainnya mendorong impor dari Tiongkok 150
kembali meningkat. Sementara, impor dari negara lainnya selain
100
50
0
-50
-100 IV
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2017 2018 2019 2020
AMERIKA SERIKAT ASEAN TIONGKOK EROPA JEPANG
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH
14 Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
Grafik 1.44 Pangsa Negara Asal Impor Jawa Tengah Grafik 1.46 Pertumbuhan PDRB Net Ekspor Antardaerah
7,41% III 2020 IV 2020 6,04% 600 %
10,60% 8,82% 500 I
48,18% 48,18% 400
5,19% 7,88% 300
2,58% 2,45% 200
26,04% 26,63% 100
-
(100)
(200)
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020
DKI BANTEN JABAR JATENG DIY JATIM PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY)
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH
Grafik 1.45 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Grafik 1.47 Indeks Penjualan Riil
Negara Asal
80 % YOY
3.000,00 USD JUTA 60
2.500,00
2.000,00 40
20
1.500,00
0
1.000,00 -20
500,00 -40
0,00 -60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
AMERIKA SERIKAT ASEAN TIONGKOK EROPA JEPANG LAINNYA IPR JATENG IPR JABAR IPR DKI IPR JATIM
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
produksi di akhir 2020 ditopang ketersediaan bahan baku yang Jawa Barat menurun dari -16,76 (yoy) menjadi -29,84% (yoy).
masih ada ditambah pembelian bahan baku yang bersumber dari Sejumlah aktivitas yang melibatkan orang banyak masih terbatas
lokal. Sementara, impor barang modal tertahan karena karena kekhawatiran akan COVID-19 masih tinggi. Resepsi
pembangunan infrastruktur yang banyak tertunda karena fokus pernikahan dan kegiatan perayaan keagamaan yang biasanya
pemerintah dalam penanganan COVID-19. banyak terjadi pada akhir tahun, minim melibatkan banyak orang
sesuai kebijakan protokol kesehatan.
1.1.1.4 Net Ekspor Antardaerah
Dengan perkembangan tersebut, net ekspor antardaerah Jawa
Pada triwulan laporan, pertumbuhan net ekspor antardaerah Tengah tahun 2020 menurun -23,13% (yoy), lebih rendah dari -
melemah dengan tumbuh sebesar -45,42% (yoy), lebih rendah 6,59% (yoy) pada 2019. Penurunan konsumsi domestik secara
dibanding triwulan III 2020 (-15,00%; yoy). Pelemahan tersebut nasional menyebabkan ekspor antardaerah dari Jawa Tengah
diindikasikan berasal dari penurunan ekspor antardaerah yang menurun -15,59% (yoy) atau lebih rendah dari tahun sebelumnya
lebih tinggi dibanding impor antardaerah. Pertumbuhan volume sebesar 6,37% (yoy). Hal ini tercermin dari volume muat barang
muat barang nonmigas (ton) perdagangan dalam negeri di Jawa pada pelabuhan di Jawa Tengah yang mengalami kontraksi
Tengah (-62,07%, yoy) lebih rendah pertumbuhan volume bongkar hingga -22,03% (yoy) selama 2020. Sementara, impor
barang nonmigas (ton) (2,84%, yoy). antardaerah turun -13,17% (yoy), lebih rendah dari tahun 2019
sebesar 11,31% (yoy).
Sebagai salah satu daerah dengan produksi pertanian dan
industri yang tinggi, Jawa Tengah menjadi sumber kebutuhan 1.1.2 Perkembangan Ekonomi Sisi Lapangan
konsumsi maupun produksi di daerah lain. Pada triwulan IV 2020, Usaha
produksi pertanian meningkat cukup tinggi bersumber dari panen
komoditas tanaman pangan dan hortikultura. Lemahnya Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV 2020 didominasi
permintaan domestik dan masih tingginya aktivitas dalam rumah dari tiga lapangan usaha utama, yaitu industri pengolahan
mendorong konsumsi pangan masyarakat Indonesia menjadi (34,67%); pertanian, kehutanan dan perikanan (12,85%); serta
terbatas. Pelemahan permintaan tersebut terindikasi dari Indeks perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor
Penjualan Riil (IPR) pada daerah mitra dagang daerah utama (13,78%). Komposisi ini tidak banyak mengalami perubahan dari
Jawa Tengah yaitu DKI Jakarta dan Jawa Barat. IPR DKI Jakarta periode sebelumnya.
menurun dari -45,17% (yoy) menjadi -46,84% (yoy) sedangkan IPR
Laporan Perekonomian 15
PROVINSI JAWA TENGAH
Tabel 1.5 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB 2010 menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar)
LAPANGAN USAHA I 2019* IV 2019* I 2020** 2020**
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 45.901 II III 39.864 II III IV
47.509 50.951 184.225 44.703 49.778 54.985 43.422 192.889
Pertambangan dan Penggalian 8.270 8.548 8.352 8.557 33.728 8.627 7.914 8.335 8.207 33.083
Industri Pengolahan 112.478 116.595 119.483 120.329 468.885 118.444 114.147 115.739 117.164 465.494
Pengadaan Listrik dan Gas 312 313 325 345 1.294 323 307 335 345 1.310
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 190 196 195 210 790 210 213 215 218 855
Konstruksi 34.940 35.463 38.331 38.472 147.206 35.452 33.487 36.327 36.940 142.206
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 44.909 47.076 47.853 47.228 187.064 47.402 42.440 45.422 46.588 181.853
Transportasi dan Pergudangan 10.411 11.024 11.031 11.368 43.834 10.896 4.088 7.000 7.848 29.832
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10.406 10.840 11.009 11.379 43.635 10.985 8.658 10.263 10.455 40.360
Informasi dan Komunikasi 11.997 12.293 12.470 12.827 49.587 13.412 14.631 14.658 14.727 57.429
Jasa Keuangan dan Asuransi 9.636 9.542 9.898 10.331 39.406 10.593 9.606 9.891 10.130 40.219
Real Estate 5.582 5.721 5.789 5.829 22.920 5.825 5.594 5.768 5.823 23.011
Jasa Perusahaan 1.355 1.439 1.458 1.461 5.712 1.471 1.215 1.322 1.409 5.418
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8.514 9.320 9.041 9.557 36.431 8.790 9.103 9.132 9.433 36.457
Jasa Pendidikan 14.571 15.369 15.944 16.512 62.397 15.746 15.616 16.075 16.426 63.862
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.942 3.043 3.062 3.229 12.275 3.313 3.343 3.411 3.591 13.658
Jasa lainnya 5.318 5.596 5.635 5.627 22.177 5.613 4.575 5.236 5.240 20.665
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 327.730 339.887 350.827 343.123 1.361.567 341.805 324.714 344.114 337.966 1.348.600
*ANGKA SEMENTARA **ANGKA SANGAT SEMENTARA
SUMBER : BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Tabel 1.6 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar)
LAPANGAN USAHA I 2019* 2019* I 2020** 2020**
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 30.760 II III IV 29.304 II III IV
32.448 33.766 26.221 123.196 32.752 35.997 28.204 126.256
Pertambangan dan Penggalian 5.317 5.457 5.343 5.440 21.557 5.583 5.199 5.370 5.233 21.385
Industri Pengolahan 81.776 84.646 86.238 86.161 338.820 84.237 80.912 80.114 80.902 326.165
Pengadaan Listrik dan Gas 262 265 272 287 1.085 274 262 282 287 1.105
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 168 173 173 174 688 173 175 176 179 703
Konstruksi 24.594 24.899 26.864 26.906 103.262 24.860 23.442 25.355 25.723 99.381
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 35.060 36.457 36.905 36.308 144.730 36.210 32.691 34.841 35.484 139.227
Transportasi dan Pergudangan 8.371 8.719 8.748 9.011 34.848 8.624 3.231 5.451 5.990 23.296
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8.032 8.305 8.429 8.677 33.442 8.352 6.684 7.810 7.929 30.774
Informasi dan Komunikasi 12.324 12.601 12.745 13.120 50.789 13.713 14.968 14.995 15.064 58.739
Jasa Keuangan dan Asuransi 6.510 6.422 6.670 6.933 26.535 7.092 6.518 6.691 6.771 27.072
Real Estate 4.584 4.692 4.741 4.765 18.782 4.759 4.558 4.690 4.723 18.730
Jasa Perusahaan 959 1.009 1.010 1.011 3.990 1.011 833 902 957 3.703
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5.975 6.204 6.163 6.691 25.034 6.068 6.120 6.127 6.390 24.706
Jasa Pendidikan 9.203 9.618 9.971 10.249 39.041 9.623 9.544 9.785 9.995 38.948
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.122 2.167 2.175 2.274 8.738 2.291 2.321 2.359 2.483 9.454
Jasa lainnya 4.168 4.383 4.411 4.414 17.376 4.373 3.563 4.023 4.025 15.984
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 240.185 248.463 254.623 248.642 991.913 246.548 233.773 244.969 240.339 965.629
*ANGKA SEMENTARA **ANGKA SANGAT SEMENTARA
SUMBER : BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
16 Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
Tabel 1.7 Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa Tengah menurut Lapangan Usaha (%, YOY)
LAPANGAN USAHA 2019* 2019* 2020** 2020**
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
I II III IV I II III IV 2,48
7,56 -0,80
1,13 4,65 -1,55 1,56 1,36 -4,73 0,94 6,61 -3,79 -3,74
-6,10 1,79
Pertambangan dan Penggalian 5,94 3,14 2,46 2,04 3,36 4,99 -4,74 0,52 0,10 2,29
2,79 -3,76
Industri Pengolahan 4,16 4,53 6,78 5,28 5,19 3,01 -4,41 -7,10 -4,40 -3,80
-2,27 -33,15
Pengadaan Listrik dan Gas 6,21 4,81 4,83 6,05 5,48 4,60 -1,29 3,88 -33,53 -7,98
-8,62 15,65
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,61 5,35 4,68 5,01 4,42 3,04 1,15 2,19 14,82 2,03
-2,33 -0,28
Konstruksi 5,31 3,45 5,55 5,43 4,95 1,08 -5,85 -5,62 -0,90 -7,19
-5,36 -1,31
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6,80 6,55 6,59 4,05 5,98 3,28 -10,33 -5,59 -4,50 -0,24
-2,48 8,19
Transportasi dan Pergudangan 9,92 8,32 8,27 7,56 8,49 3,03 -62,95 -37,68 9,19 -8,01
-8,81 -2,65
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,99 9,39 10,33 10,78 9,14 3,98 -19,52 -7,34 -3,34
Informasi dan Komunikasi 12,15 12,41 11,52 10,49 11,62 11,27 18,79 17,65
Jasa Keuangan dan Asuransi 2,64 0,18 4,47 6,70 3,51 8,93 1,50 0,32
Real Estate 4,27 6,26 6,22 5,38 5,53 3,82 -2,85 -1,07
Jasa Perusahaan 8,76 9,66 13,53 10,24 10,54 5,35 -17,47 -10,66
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,98 4,68 4,16 3,07 3,71 1,56 -1,35 -0,58
Jasa Pendidikan 7,35 7,19 6,82 8,96 7,59 4,56 -0,76 -1,86
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,01 7,89 5,11 5,12 6,72 7,99 7,12 8,43
Jasa lainnya 9,68 9,99 9,32 7,19 9,02 4,93 -18,70 -8,80
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5,13 5,52 5,64 5,34 5,41 2,65 -5,91 -3,79
*ANGKA SEMENTARA **ANGKA SANGAT SEMENTARA
SUMBER : BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Perbaikan perekonomian pada triwulan IV 2020 terjadi pada Grafik 1.48 Pertumbuhan PDRB Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Pertanian, Industri, Konstruksi dan Perdagangan. Pertumbuhan
lapangan usaha pertanian meningkat cukup pesat yaitu sebesar 30 %
7,56% (yoy). Peningkatan sektor primer tersebut disebabkan
adanya peningkatan luas panen pada tanaman pangan. Namun, 20
pertumbuhan subsektor peternakan masih belum membaik
disebabkan permintaan hewan ternak yang masih rendah 10
ditengah masih minimnya kegiatan yang melibatkan masyarakat.
Lapangan usaha industri pengolahan, meskipun masih -
mengalami kontraksi, juga tercatat membaik seiring menguatnya
permintaan luar negeri terhadap komoditas garmen, kayu olahan, (10)
dan alas kaki. Perbaikan perekonomian juga didorong oleh sektor
informasi dan komunikasi, serta sektor jasa kesehatan yang (20)
mengalami peningkatan permintaan pada masa pandemi COVID-
19. (30) I II III IV I II III IV
I II III IV I II III IV
1.1.2.1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2017 2018 2019 2020
Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh
7,56% (yoy), meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY)
tumbuh 6,61% (yoy). Secara triwulanan, lapangan usaha ini
tumbuh -21,65% (qtq), lebih baik dibandingkan triwulan yang SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH
sama pada tahun sebelumnya sebesar -22,35% (qtq).
Grafik 1.49 Curah Hujan di Jawa Tengah
6.000 MM %, YOY 1000,00
5.000 800,00
4.000 600,00
3.000 400,00
2.000 200,00
1.000 0,00
0 -200,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020
CURAH HUJAN PERTUMBUHAN CURAH HUJAN - SKALA KANAN
SUMBER: BMKG, DIOLAH
Laporan Perekonomian 17
PROVINSI JAWA TENGAH
Grafik 1.50 Perkembangan Luas Tanam dan Panen Padi di Jawa Tengah Grafik 1.53 Perkembangan SBT Realisasi Kegiatan Usaha (SKDU) dan
Pertumbuhan PDRB Pertanian
900.000 HEKTAR 12 %, YOY % 90
800.000 10 80
700.000 8 70
600.000 6 60
500.000 4 50
400.000 2 40
300.000 0 30
200.000 -2 20
100.000 -4 10
0 -6 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
LUAS TANAM LUAS PANEN PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) SBT KAPASITAS PRODUKSI TERPAKAI - SKALA KANAN
SUMBER: DINAS PERTANIAN TPH PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Grafik 1.51 Pertumbuhan Luas Tanam dan Luas Panen Padi Grafik 1.54 Pertumbuhan dan NPL Kredit Pertanian
di Jawa Tengah
60,00 %, YOY 40 %, YOY % 14
50,00 35 12
40,00 30 10
30,00 25 8
20,00 20
10,00
15 6
0,00
-10,00 10 4
-20,00 5
-30,00 02
-40,00
-50,00 -5 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
PERTUMBUHAN LUAS TANAM PADI PERTUMBUHAN LUAS PANEN PADI PERTUMBUHAN KREDIT PERTANIAN NPL PERTANIAN - SKALA KANAN
SUMBER: DINAS PERTANIAN TPH PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: LAPORAN BANK UMUM, DIOLAH
Peningkatan kinerja lapangan usaha pertanian pada triwulan 2020, curah hujan di Jawa Tengah cukup baik dalam mendukung
laporan didorong oleh produksi pada subsektor tanaman panen komoditas pertanian dengan tumbuh 174,38% (yoy).
pangan dan hortikultura. Berdasarkan hasil FGD, peningkatan
pertumbuhan di triwulan IV 2020 disebabkan oleh luas panen Pada triwulan laporan, hasil panen komoditas padi yang
yang mengalami peningkatan di triwulan IV 2020. Tidak hanya merupakan komoditas pertanian utama Jawa Tengah mengalami
tanaman pangan, komoditas hortikultura terutama pada peningkatan. Luas panen padi pada triwulan IV 2020 diperkirakan
komoditas sayur-sayuran dan buah-buahan, mengalami kenaikan menjadi sekitar 166,5 ribu hektar, atau meningkat dari perkiraan
permintaan seiring tingkat sadar kesehatan yang meningkat. Di luas panen triwulan yang sama tahun sebelumnya seluas 136,8
tengah pandemi COVID-19, kebutuhan vitamin dan mineral ribu hektar. Data perkiraan Dinas Pertanian menunjukkan
secara alami dari tumbuh-tumbuhan, meningkat sesuai anjuran peningkatan luas panen komoditas padi sebesar 21,76% (yoy).
para ahli kesehatan untuk meningkatkan imun tubuh terhadap Peningkatan luas panen tersebut menyebabkan produksi padi
COVID-19. Berdasarkan monitoring BMKG selama triwulan IV selama triwulan IV 2020 diperkirakan meningkat 18,91% (yoy).
Angka produksi padi yang diperkirakan meningkat menjadi ±1,1
Grafik 1.52 Perkembangan Hasil Produksi Padi di Jawa Tengah juta ton GKG, lebih tinggi dari triwulan IV 2019 yang sekitar 0,9 juta
ton GKG.
5.000 RIBU TON %, YOY 50
Sejalan dengan produksi yang meningkat, aktivitas kegiatan
4.000 40 usaha di lapangan usaha ini mengalami peningkatan berdasarkan
30 hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia.
Utilisasi kapasitas produksi di sektor pertanian tercatat naik dari
3.000 20 73,46% pada triwulan III 2020 menjadi 76,74% pada periode
10 laporan. Kondisi pembiayaan pada sektor ini juga mengalami
masih tumbuh tinggi dimana kredit ke sektor pertanian Jawa
2.000 0 Tengah tumbuh 28,30% (yoy), seiiring peningkatan luas tanam
-10 pada triwulan IV 2020.
1.000 -20
-30
0 -40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020
PRODUKSI PADI PERTUMBUHAN PRODUKSI PADI - SKALA KANAN
SUMBER: DINAS PERTANIAN TPH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
18 Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
Sektor Pertanian menjadi salah satu sektor yang mampu Grafik 1.56 SBT Kegiatan Usaha, Likert Scale Penjualan Domestik,
tumbuh positif pada 2020 sehingga menahan penurunan dan Pertumbuhan PDRB Industri Pengolahan
pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah lebih dalam. Sektor
tersebut tumbuh 2,48% (yoy) pada 2020 atau lebih tinggi 10 % 2,0
dibanding 1,35% (yoy) pada 2019. Pertumbuhan sektor pertanian
terutama didorong kondisi iklim yang mendukung panen secara 5 1,5
optimal setelah kondisi El Nino menghambat produksi selama 1,0
2019. Hal ini juga didukung oleh relatif stabilnya permintaan
bahan pangan dibandingkan kebutuhan masyarakat lainnya 0 0,5
seperti sandang, perlengkapan rumah tangga, maupun
transportasi di masa pandemi. -5 0,0
1.1.2.2 Industri Pengolahan -10 -0,5
-1,0
Kinerja industri pengolahan Jawa Tengah yang membaik
menjadi salah satu pendorong perbaikan ekonomi secara -15 -1,5
umum. Pertumbuhan sektor industri pengolahan membaik
meskipun masih mengalami kontraksi dari -7,10% (yoy) pada -20 -2,0
triwulan III 2020 menjadi -6,10% (yoy) pada triwulan IV 2020. I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Secara triwulanan, lapangan usaha ini tercatat mengalami
pertumbuhan positif 0,98% (qtq), lebih tinggi dibandingkan 2017 2018 2019 2020
pertumbuhan pada periode triwulan IV 2019 sebesar -0,09% (qtq).
SBT KEGIATAN USAHA PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) LIKERT SCALE PENJUALAN DOMESTIK - SKALA KANAN
Pada industri pengolahan nonmigas secara umum membaik
seiring pemulihan permintaan domestik dan global. Laju SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
konsumsi rumah tangga nasional tumbuh sebesar -3,61% (yoy)
pada triwulan IV 2020, lebih baik dibanding triwulan III 2020 (- Grafik 1.57 Pertumbuhan Kredit Industri Pengolahan
4,05%, yoy). Meskipun permintaaan domestik relatif terbatas,
perbaikan produksi industri pengolahan ditopang dari permintaan 30 %, YOY
global. Ekspor luar negeri komoditas nonmigas mencatat
pertumbuhan positif 1,01% (yoy) sehingga menguatkan 20
perbaikan ekonomi Jawa Tengah terus berlanjut.
10
Perkembangan industri pengolahan nonmigas sejalan dengan
hasil kegiatan liaison yang dilakukan Bank Indonesia, yang juga 0
menunjukkan perbaikan penjualan ekspor. Likert scale penjualan
ekspor industri pengolahan membaik dari -1,61 pada triwulan III -10
2020 menjadi 0,00 pada triwulan laporan. Sebagian besar kontak
dari sektor garmen, kayu olahan, furnitur, dan produk kimia, I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
menyatakan perbaikan penjualan.
2017 2018 2019 2020
PERTUMBUHAN KREDIT INDUSTRI PENGOLAHAN
Grafik 1.55 Pertumbuhan PDRB Industri Pengolahan Meskipun begitu, kinerja industri pengolahan nonmigas belum
optimal. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank
8 %, YOY Indonesia mengindikasikan SBT kegiatan usaha melemah dari -
4,02% menjadi -4,55 pada triwulan IV 2020. Selain itu, utilisasi
6 kapasitas produksi industri belum kembali normal yaitu pada level
67,72%. Lebih lanjut, indikator industri pengolahan nonmigas
4 lainnya yaitu Prompt Manufacturing Index (PMI) yang dihasilkan
dari SKDU menunjukkan perbaikan menjadi 43,20%, dari triwulan
2 III 2020 sebesar 37,85%. Meskipun begitu, indikator PMI masih
berada pada level kontraksi. Perbaikan PMI terjadi pada seluruh
- komponen industri termasuk peningkatan volume persediaan
barang jadi dan volume produksi.
(2)
Kondisi belum optimalnya industri pengolahan juga disebabkan
(4) ketidakpastian COVID-19 yang masih relatif tinggi. Sejumlah
pelaku usaha masih menahan untuk melakukan ekspansi usaha
(6) pada skala yang besar. Penyaluran kredit ke sektor industri
pengolahan pada triwulan IV 2020 tumbuh -4,20% (yoy), lebih
rendah dibanding triwulan III 2020 yang sebesar -2,95% (yoy).
Pelaku usaha melihat kondisi ekonomi triwulan IV 2020 belum
kondusif untuk mengembangkan usaha lebih lanjut dan
menunggu hingga COVID-19 mereda.
(8) I II III IV I II III IV
I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020
PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY)
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH
Laporan Perekonomian 19
PROVINSI JAWA TENGAH
Grafik 1.58 Perkembangan Kapasitas Produksi Terpakai Subsektor Grafik 1.59 Pertumbuhan PDRB Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi
Industri Pengolahan (Hasil SKDU) Mobil-Sepeda Motor
MAKANAN, DAN MINUMAN 10 %
TEMBAKAU
5
TEKSTIL DAN PAKAIAN JADI
KULIT, BARANG DARI KULIT 0
KAYU -5
KERTAS DAN BARANG CETAKAN
-10
KIMIA, OBAT-OBATAN
KARET & PLASTIK INDEKS -15
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
LOGAM, BARANG ELEKTRONIK
MESIN DAN PERLENGKAPAN 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2017 2018 2019 2020
FURNITUR
0
2020-III 2020-IV PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY)
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH
Melemahnya permintaan, baik di dalam negeri maupun luar tumbuh -0,67% (yoy), lebih baik dari pertumbuhan triwulan III 2020
negeri, membuat kinerja industri pengolahan menjadi tidak sebesar -0,68% (yoy). Sejumlah pelaku usaha berupaya
optimal selama 2020. Sektor terbesar di Jawa Tengah tersebut meningkatkan kapasitas penjualan meski belum signifikan.
tumbuh di bawah kondisi normal sebesar -3,74% (yoy) atau lebih Keberlangsungan usaha harus diupayakan setelah aktivitas
rendah dibanding tahun sebelumnya 5,18% (yoy). SBT kegiatan perekonomian yang terlihat mulai menggeliat sejak triwulan III
usaha tercatat -19,45% selama 2020, atau menjadi yang terendah 2020.
dalam 5 tahun terakhir. Selain itu, Prompt Manufacturing Index
(PMI) Jawa Tengah berada pada level kontraksi 35,80 selama Seiring peningkatan permintaan ekspor yang lebih tinggi
tahun 2020 atau lebih rendah dari 53,57 pada 2019. Sektor-sektor dibanding domestik pada sektor industri, peningkatan sektor
andalan produksi seperti TPT, pengolahan tembakau, barang dari perdagangan juga terjadi pada aktivitas perdagangan
kulit, hingga barang dari kayu, mengalami kontraksi masing- internasional. Aktivitas muat barang untuk perdagangan
masing sebesar -12,24% (yoy), -2,82% (yoy), -4,66% (yoy), dan - internasional di pelabuhan Jawa Tengah tumbuh positif 29,12%
2,41% (yoy). Sementara, industri makanan dan minuman (yoy) pada triwulan IV 2020. Sementara, pelemahan konsumsi
memang tumbuh positif 3,36% (yoy), namun melambat dibanding domestik menjadi indikasi perdagangan dalam negeri belum
tahun 2019 sebesar 8,42% (yoy). begitu kuat. Hasil SKDU yang dilakukan Bank Indonesia juga
mengindikasikan kinerja perdagangan domestik. SBT kegiatan
1.1.2.3 Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi usaha sektor perdagangan menurun dari -1,43% pada triwulan III
Mobil-Sepeda Motor 2020 menjadi -1,67% pada triwulan IV 2020. Pelemahan kinerja
perdagangan domestik juga terjadi pada perdagangan eceran.
Sejalan dengan sektor industri pengolahan yang membaik, Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia
lapangan usaha perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil- menunjukkan indeks penjualan riil tumbuh -31,7% (yoy) pada
sepeda motor mencatatkan perbaikan pertumbuhan menjadi - triwulan IV 2020, lebih rendah dari -11,6% (yoy) pada triwulan lalu.
2,27% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan III 2020 yang Penurunan penjualan domestik terjadi pada komoditas makanan
tumbuh -5,59% (yoy). Secara triwulanan, lapangan usaha ini minuman, sandang, bahan bakar kendaraan, dan suku cadang
tercatat tumbuh 1,85% (qtq), meningkat dibanding pertumbuhan kendaraan.
triwulan IV 2019 yang sebesar -1,62% (qtq).
Grafik 1.60 SBT Kegiatan Usaha, Likert Scale Penjualan Domestik,
Meski sejumlah peritel melakukan penutupan toko fisik, sebagian Pertumbuhan PDRB Perdagangan
besar peritel beralih ke penjualan secara daring. Penjualan secara
daring memang belum mengalami peningkatan yang pesat, tetapi 10 % YOY
dapat memenuhi peningkatan permintaan di triwulan IV 2020 5
dimana aktivitas di dalam rumah masih relatif tinggi dibanding
pusat perbelanjaan. Selain itu, konsumen perlahan-lahan telah 0
meningkatkan konsumsinya pada barang kebutuhan tahan lama
seperti sandang dan perlengkapan rumah tangga. -5
Kinerja lapangan usaha perdagangan yang membaik sejalan -10
dengan pertumbuhan penyaluran kredit di lapangan usaha ini.
Pada triwulan IV 2020, penyaluran kredit perdagangan tercatat -15 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
I 2020
2017 2018 2019
SBT KEGIATAN USAHA PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY)
SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
20 Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
Grafik 1.61 Indeks Penjualan Riil (Hasil SPE) dan Pertumbuhan PDRB Grafik 1.62 IPR Perrdagangan Eceran berdasarkan Kelompok Komoditas
Perdagangan
40 %, YOY %, YOY 22
20 20
18 SUKU CADANG DAN AKSESORI
0 16
-20 14 MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU
-40 12
10 BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR
8
6 PERALATAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI
4
2 PERLENGKAPAN RUMAH TANGGA LAINNYA
0
-2 BARANG BUDAYA DAN REKREASI
-4
-6 BARANG LAINNYA
-8
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV SANDANG INDEKS
2017 2018 2019 2020 0 100 200 300 400 500
INDEKS PENJUALAN RIIL PERTUMBUHAN KREDIT PERDAGANGAN 2020-III 2020-IV
SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
1.1.2.4 Lapangan Usaha Lainnya mempertahankan cashflow perusahaan sehingga menghindari
pengeluaran besar seperti membangun pabrik baru.
Lapangan usaha lainnya yang turut mengalami perbaikan kinerja
pada triwulan laporan yaitu transportasi dan pergudangan. Pada Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makanan minuman
triwulan IV 2020, sektor tersebut tumbuh -33,53% (yoy), atau lebih mengalami pelemahan pada triwulan IV 2020 seiring masih
baik dari triwulan sebelumnya yang sebesar -37,68% (yoy). lemahnya konsumsi domestik. Lapangan usaha tersebut tumbuh
Perbaikan kinerja pertumbuhan lapangan usaha ini sejalan -8,62% (yoy), lebih rendah dari triwulan III 2020 yang tumbuh -
dengan peningkatan perjalanan antar kota di saat libur panjang 7,34% (yoy). Tingkat hunian hotel berbintang di Jawa Tengah
pada bulan Oktober dan Desember 2020. Meski perjalanan yang belum meningkat signifikan pada level 36,21%. Pembukaan
dilakukan terbatas pada mengunjungi kerabat dan wisata dalam sejumlah destinasi wisata juga belum mampu mendorong sektor
bentuk staycation. Di sisi transportasi udara, jumlah penumpang tersebut karena jumlah pengunjung yang masih dibatasi sesuai
membaik dari -81,31% (yoy) pada triwulan III 2020 menjadi - protokol kesehatan. Kebijakan social distancing juga masih
72,76% (yoy) di triwulan IV 2020. Selain perjalanan, perbaikan juga diterapkan pada restoran di Jawa Tengah sehingga menahan
didorong aktivitas belanja secara daring yang meningkat masyarakat untuk melakukan konsumsi di luar rumah.
sehingga jasa kurir pengantaran barang mengalami peningkatan
terutama pada akhir tahun. Sektor lainnya yaitu administrasi pemerintahan, pertahanan dan
jaminan sosial wajib turut mengalami perbaikan. Pada triwulan IV
Selain transportasi dan pergudangan, lapangan usaha konstruksi 2020 lapangan usaha ini tumbuh -4,50% (yoy), lebih rendah
juga mencatatkan perbaikan kinerja pada triwulan IV 2020, meski dibanding triwulan III 2020 yang tumbuh -0,58% (yoy). Pelemahan
terbatas. Pada periode laporan, lapangan usaha konstruksi kinerja lapangan usaha ini karena fokus pemerintah dalam
tumbuh -4,40% (yoy) pada triwulan IV 2020, membaik dari penanganan COVID-19 dan kekhawatiran masyarakat yang
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar -5,62% (yoy). masih tinggi sehingga menahan masyarakat dalam mengurus
Perbaikan yang tidak signifikan disebabkan investasi bangunan dokumen administrasi pemerintahan.
yang dilakukan pemerintah dan swasta masih sangat terbatas.
Sejumlah proyek infrastruktur baru memasuki proses
pembebasan lahan. Sementara, pihak swasta masih fokus
Grafik 1.63 Pertumbuhan PDRB Transportasi dan Pergudangan; serta Grafik 1.64 Pertumbuhan PDRB Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
Informasi dan Komunikasi dan Jaminan Sosial Wajib; dan Konsumsi Pemerintah
30 %, YOY %, YOY 20 15 % YOY
10
20 0
5
10
-20 0
0 -5
-40
-10
-10
-20 -60
-30 -80 -15 I II III IV I II III IV
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
PERTUMBUHAN TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN (%, YOY) PERTUMBUHAN INFOKOM (%, YOY) PERTUMBUHAN PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH PERTUMBUHAN LAPANGAN USAHA ADMINISTRASI
PERTUMBUHAN PENYEDIAAN AKOMODASI & MAMIN (%, YOY) PEMERINTAH, PERTAHANAN, DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH
Laporan Perekonomian 21
PROVINSI JAWA TENGAH
Grafik 1.65 Pertumbuhan PDRB Konstruksi Grafik 1.66 SBT Kegiatan Usaha, SBT Kegiatan Investasi Bangunan dan
Pertumbuhan Konsumsi Semen
10 % YOY 3% %, YOY 35
8 2 30
1 25
6 0 20
-1 15
4 -2 10
-3 5
2 0
I -5
0 -10
-15
-2
-4
-6
-8 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
LS PENJUALAN SEKTOR BANGUNAN PERTUMBUHAN KONSUMSI SEMEN - SKALA KANAN
LS KAPASITAS UTILISASI BANGUNAN
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER : BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Lapangan usaha informasi dan komunikasi menjadi sektor yang ini. Selain itu, pembangunan proyek strategis nasional akan
mengalami pertumbuhan tinggi pada triwulan IV 2020, meski semakin intens dilakukan di awal tahun 2021, termasuk
melambat dibanding triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2020, pengembangan kawasan industri terpadu Batang. Ekspor luar
sektor ini mengalami pertumbuhan 14,82% (yoy). Angka tersebut negeri akan semakin meningkat seiring permintaan global yang
melambat dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 17,65% semakin baik. Sementara pada sisi lapangan usaha, peningkatan
(yoy). Pertumbuhan tinggi tersebut didorong tingginya aktivitas diperkirakan terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan,
digital dari dalam tempat tinggal masyarakat. Kebutuhan akan konstruksi, dan perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil
hiburan hingga aktivitas belanja daring menjadikan pengeluaran dan sepeda motor.
untuk internet mengalami peningkatan yang pesat. Namun,
mengingat pangsa ekonomi lapangan usaha informasi dan 1.2.1 Tracking Perkembangan Ekonomi
komunikasi yang tidak terlalu besar yaitu sekitar 4,36% pada Triwulan I 2021 Sisi Pengeluaran
triwulan IV 2020 membuat peningkatan kinerja sector ini belum
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi agregat lebih tinggi. Kinerja investasi diprediksi tumbuh lebih baik pada triwulan I
Selain itu, perkembangan teknologi juga diterapkan pada pelaku 2021, seiring dengan dimulainya berlanjutnya pembangunan
usaha dari skala kecil hingga besar sehingga mempermudah beberapa proyek strategis yang ada di Jawa Tengah. Proyek
proses perdagangan dan transaksi. yang sempat tertunda antara lain tol Solo-Jogja yang memasuki
tahap penerbitan Izin Penetapan Lokasi (IPL), KRL Solo-Jogja,
Selama 2020, lapangan usaha informasi dan komunikasi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB) oleh Akuo Energy,
sektor dengan pertumbuhan tertinggi dibanding sektor lainnya dan kawasan industri Batang. Berdasarkan informasi kontak
yaitu sebesar 15,65% (yoy). Hal ini seiring meningkatnya aktivitas liaison, sejumlah pelaku usaha telah merencanakan investasi
digital baik di dalam rumah maupun transaksi perdagangan. dalam waktu dekat untuk meningkatkan kapasitas produksinya.
Sementara, lapangan usaha transportasi dan pergudangan Industri makanan dan minuman, farmasi, furnitur, dan
menjadi sektor dengan pertumbuhan terendah selama 2020 transportasi, berupaya memanfaatkan momentum pemulihan
dengan tumbuh -33,15% (yoy). Pembatasan mobilitas untuk meningkatkan omset penjualan. Pelabuhan utama di Jawa
masyarakat membuat sektor ini tidak mampu menjalankan Tengah yaitu Tanjung Mas akan ditingkatkan infrastruktur
usahanya secara optimal. Transportasi angkutan umum dibatasi pendukungnya agar mampu mengakomodir peningkatan
kapasitasnya, sedangkan angkutan pribadi banyak tertahan aktivitas di pelabuhan.
karena harus menerapkan kebijakan protokol kesehatan demi
mencegah penyebaran COVID-19. Pertumbuhan ekspor luar negeri Jawa Tengah di triwulan I tahun
2021 diperkirakan meningkat. Hasil kegiatan liaison
1.2 TRACKING PERKEMBANGAN EKONOMI menunjukkan perbaikan ekspor terjadi pada awal tahun 2021
MAKRO REGIONAL TRIWULAN I 2021 terutama terjadi pada sektor garmen. Penundaan order selama
2020 terlihat mulai terealisasi pada 2021. Kebutuhan akan
Perbaikan perekonomian Jawa Tengah diperkirakan berlanjut pangan tetap menjadi prioritas masyarakat dunia sehingga
pada triwulan I 2021. Ditinjau dari sisi pengeluaran, peningkatan permintaannya mengalami peningkatan meski pandemi belum
pertumbuhan pada triwulan I 2021 terutama didorong oleh berakhir. Purchasing Manager Index (PMI) sektor manufaktur
peningkatan investasi dan ekspor luar negeri. Prospek investasi sejumlah negara tujuan ekspor Jawa Tengah berada dalam fase
baru ke Jawa Tengah diperkirakan akan terealisasi pada periode ekspansif dalam pada Februari 2021 yaitu Eropa (54,7), AS (58,5),
22 Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
dan Jepang (50,6). Bahkan, tercatat kondisi manufaktur di Jepang perbaikan IKE dari 65,8 pada triwulan IV-2020 menjadi 68,8 pada
merupakan fase ekspansif pertama kali sejak pandemi Januari 2021. Indeks ketersediaan lapangan kerja tercatat
berlangsung sehingga menguatkan perekonomian Jepang yang membaik ke level 50,0 setelah triwulan IV-20 sebesar 39,1.
lebih baik.
Pada periode mendatang, konsumen optimis kondisi membaik.
Impor luar negeri diperkirakan meningkat pada triwulan I 2021. Indeks ekspektasi konsumen (IEK) berada pada level optimis
Kondisi negara Tiongkok sebagai negara asal impor utama telah pada Januari 2021 yaitu 121,1. Konsumen meyakini kondisi
pulih dalam hal aktivitas perekonomian. Apabila dilakukan lapangan kerja dan penghasilan akan lebih baik ke depan pasca
pengamatan pada indikator PMI manufaktur pada Februari 2021 ketidakpastian akibat COVID-19 mereda, dimana masing-masing
yang berada pada level 51,6, semakin meyakinkan bahwa indeksnya 113,7 dan 133,4. Begitu pula kondisi kegiatan usaha ke
produksi Tiongkok dapat menopang kebutuhan bahan baku depannya yang berada di level optimis 116,3.
industri Jawa Tengah. Bahkan, rilis pertumbuhan ekonomi
Tiongkok triwulan IV 2020 lebih baik dari triwulan III 2020 yaitu Pada sisi pemerintah, konsumsi diperkirakan mengalami
sebesar 6,5% (yoy), atau berada pada tingkat pertumbuhan peningkatan pada triwulan I 2021. Berbeda dengan tahun 2020,
seperti sebelum pandemi COVID-19. Kondisi ini akan aktivitas konsumsi pemerintah diperkirakan terus meningkat
meningkatkan aktivitas impor bahan baku industri di Jawa seiiring penanganan COVID-19 yang berlanjut. Sejak akhir tahun
Tengah. Selain faktor Tiongkok, pengembangan infrastruktur 2020, pencanangan bantuan sosial telah dilakukan dan
akan meningkatkan komponen impor lain seperti barang modal. direncanakan sejak Januari 2021 sudah terealisasi. Berbagai
stimulus juga akan dilangsungkan terutama kepada pelaku
Pada triwulan I 2021, konsumsi rumah tangga diperkirakan UMKM agar mendorong sisi penawaran perekonomian.
masih terbatas. Pengeluaran konsumsi rumah tangga
diperkirakan tertahan, menunggu hari besar keagamaan nasional. 1.2.2 Tracking Perkembangan Ekonomi
Permintaan domestik diperkirakan akan terbatas seiring Triwulan I 2021 Sisi Lapangan Usaha
kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat
(PPKM) periode Januari dan Februari 2021. Selain itu, himbauan Dari sisi lapangan usaha, peningkatan ekonomi Jawa Tengah
stay at home demi menghambat penyebaran COVID-19 semakin pada triwulan I 2021 diperkirakan berasal dari lapangan usaha
meluas, akan menahan tendensi konsumsi terutama komoditas industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, reparasi
nonpangan. Aktivitas masyarakat di pusat perbelanjaan mobil dan sepeda motor; serta konstruksi. Kinerja industri
kebutuhan pokok yang dicatat Google Mobility Index, mengalami pengolahan memiliki pangsa terbesar, yaitu lebih dari 30%,
penurunan pada awal tahun 2021. Di sisi lain, secara historis mengalami peningkatan permintaan terutama dari sisi luar
konsumsi domestik Jawa Tengah mengalami pelemahan pada negeri. Penundaan order akan dipenuhi dengan meningkatkan
satu periode sebelum hari raya Lebaran. utilisasi kapasitas produksi pada sektor nonmigas. Sejalan
dengan hal tersebut, kinerja lapangan usaha perdagangan
Stimulus pemerintah diharapkan menjadi penahan pelemahan diperkirakan turut meningkat. Lapangan usaha konstruksi
konsumsi di awal tahun. Kebijakan bantuan sosial berlanjut di diperkirakan akan semakin aktif dalam mempercepat target
2021 dan mulai dicairkan sejak awal tahun, antara lain program pembangunan di Jawa Tengah.
keluarga harapan (PKH) untuk berbagai segmentasi masyarakat,
bantuan bahan makanan, bantuan langsung tunai, hingga subsidi Kinerja lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan I
pembayaran listrik bagi golongan tertentu. Selain itu, pemerintah 2021 diperkirakan mengalami perbaikan. Kondisi permintaan
Jawa Tengah telah menetapkan kenaikan Upah Minimum domestik dan global yang membaik ini akan dimanfaatkan oleh
Kota/Kabupaten (UMK) 2021 bervariasi mulai 0,75% hingga para pelaku industri untuk meningkatkan produksi. Penerapan
3,68%, sehingga diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat standar protokol kesehatan yang telah menjadi kebiasaan,
Jawa Tengah. memberi ruang yang lebih besar bagi para tenaga kerja untuk lebih
produktif. Kondisi keuangan pelaku industri diharapkan semakin
Meski melemah, keyakinan konsumen Jawa Tengah mengalami terbantu dengan adanya kebijakan stimulus dari pemerintah.
perbaikan ditopang prospek vaksinasi yang telah berjalan.
Perkembangan vaksinasi yang telah banyak dilakukan kepada Hasil SKDU Bank Indonesia menunjukkan bahwa pelaku usaha
tenaga kesehatan akan berlanjut pada masyarakat yang bekerja memperkirakan kegiatan usaha di lapangan usaha industri
pada bidang pelayanan publik sehingga meredam kekhawatiran pengolahan akan lebih baik pada triwulan I 2021. Hal ini tercermin
dari COVID-19. Berdasarkan hasil survei, Indeks Keyakinan dari perkiraan Prompt Manufacturing Index (PMI) hasil SKDU
Konsumen (IKK) membaik dari 94,7 pada triwulan IV-2020 menunjukkan usaha sektor industri pengolahan pada triwulan I
menjadi 95,0 pada Januari 2021. Kenaikan IKK tersebut didorong 2021 diperkirakan berada pada level 49,21 atau mendekati fase
Laporan Perekonomian 23
PROVINSI JAWA TENGAH
ekspansif. Kondisi tersebut didorong peningkatan persediaan
barang jadi sejak triwulan IV 2020, peningkatan volume produksi,
dan peningkatan pesanan dari pembeli.
Sejalan dengan kinerja industri pengolahan, pertumbuhan
lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil
dan sepeda motor diproyeksikan mengalami peningkatan pada
triwulan I 2021. Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan
permintaan ekspor berbagai produk industri Jawa Tengah. Meski
konsumsi masyarakat diperkirakan melemah di awal tahun,
aktivitas perdagangan ke luar negeri akan meningkat. Pada sisi
domestik, stimulus pemerintah dalam mengurangi pajak
penjualan barang mewah (PPnBM) kendaraan pada segmen
tertentu, diharapkan mendorong perdagangan kendaraan di Jawa
Tengah. Selain itu, masyarakat mulai terbiasa meningkatkan
aktivitas belanja secara daring yang lebih mudah dan cepat
dimana berbagai pelaku usaha telah menjadikan hal tersebut
sebagai bagian dari aktivitas pemasaran.
Selanjutnya, pertumbuhan lapangan usaha konstruksi
diprediksi mengalami perbaikan pada triwulan I 2021.
Pembangunan beberapa proyek utama di Jawa Tengah berlanjut,
seperti tol Solo-Jogja yang memasuki tahap penerbitan Izin
Penetapan Lokasi (IPL), KRL Solo-Jogja, tol Semarang-Demak, tol
Jogja-Bawen dan kawasan industri Batang. Pengembangan
kawasan industri tersebut akan semakin menguatkan
pembangunan pabrik baru untuk industri berorientasi ekspor.
Hasil SKDU menunjukkan terdapat peningkatan sektor konstruksi
dari 0,0% pada triwulan IV 2020 menjadi 2,0% pada triwulan I
2021.
24 Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH
BOKS 1 : Perkembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang
BOKS 1 : Perkembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang
Lapangan usaha (LU) industri pengolahan merupakan Gambar 2. Lokasi Strategis Kawasan Industri Batang
sektor ekonomi utama penopang perekonomian Jawa
Tengah, yaitu berkontribusi sebesar 34,60% dari total PDRB SUMBER : BKPM
Jawa Tengah. Untuk mendukung percepatan peningkatan
kinerja LU industri pengolahan, salah satu kebijakan yang - KIT Batang dibuat terutama agar dapat menjadi daya
ditempuh baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah tarik yang signifikan jangka pendek menengah dalam
Daerah adalah mendorong pengembangan kawasan persaingan regional khususnya dengan negara ASEAN
industri di Jawa Tengah. Saat ini, terdapat 7 (tujuh) kawasan lainnya untuk menarik investasi global.
industri yang telah beroperasi di Jawa Tengah dan 2 (dua)
kawasan industri yang masih dalam tahap pengembangan. - KIT Batang diarahkan fokus pada industri yang benar-
benar memiliki teknologi tinggi, luas lahan yang relatif
Salah satu kawasan industri yang masih dalam tahap besar, jumlah penyerapan tenaga kerja, sektor industri
pengembangan adalah Kawasan Industri Terpadu Batang pionir, kewajiban bekerjasama dengan pengusaha lokal
yang ditargetkan dapat menjadi salah satu kawasan industri dan berorientasi ekspor.
terbesar di Jawa Tengah dan memfasilitasi berbagai
kebutuhan investasi. - Posisi Kawasan industri eksisting dapat menjadi
kawasan industri pendukung dan rantai pasok (supply
Gambar 1. Persebaran Kawasan Industri di Jawa Tengah chain) bagi industri di KIT Batang.
SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH - KIT Batang diposisikan sebagai proyek percontohan
kerjasama Pemerintah dan BUMN dengan dukungan
Gambaran Kawasan Industri Terpadu Pemerintah Daerah yang dapat direplikasi di beberapa
(KIT) Batang wilayah dalam rangka meningkatkan daya saing
kawasan industri sebagai lokasi berinvestasi.
Pengembangan KIT Batang sesuai dengan Peraturan
Presiden No.79 tahun 2019 tentang Percepatan Gambar 3. Master Plan Pengembangan KIT Batang
Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal-Semarang-
Salatiga-Demak-Grobogan, Kawasan Purworejo-
Wonosobo- Magelang-Temanggung, dan Kawasan Brebes-
Tegal-Pemalang.
Untuk semakin mendorong percepatan pengembangan KIT
Batang, pemerintah pusat juga menjadikan KIT Batang
sebagai salah satu Program Strategis Nasional melalui
Perpres No.109 tahun 2020.
Walaupun telah terdapat beberapa kawasan industri di Jawa Sumber : BKPM
Tengah, namun menurut Badan Koordinasi Penanaman
Modal, KIT Batang memiliki posisi dan peranan khusus
diantaranya:
Laporan Perekonomian 25
PROVINSI JAWA TENGAH
BOKS 1 : Perkembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang
KIT Batang direncanakan berdiri pada lahan seluas 4.300 ha, merupakan kontributor utama perekonomian
dimana 60% akan digunakan untuk membangun kawasan Kabupaten Batang memiliki pertumbuhan yang cukup
industri dan komersil sedangkan 40% sisanya akan berfluktuatif meskipun masih pada tingkat yang cukup
dibangun fasilitas umum dan fasilitas sosial. Dari 60% lahan tinggi. Ke depan seiring dengan beroperasinya KIT
tersebut akan dibangun 3 (tiga) klaster yang dibagi menjadi: Batang secara optimal, diharapkan output potensial
Industrial Estate (klaster 1 seluas 3.100 ha), Innovation Kabupaten Batang semakin meningkat sehingga dapat
District (klaster 2 seluas 800 ha), dan Recreation District mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
(klaster 3 seluas 400 ha). Adapun fase pembangunan
meliputi 5 fase hingga KIT Batang beroperasi secara penuh 2. Terhadap Ketenagakerjaan
pada tahun 2024. Mayoritas tenaga kerja Kabupaten Batang bergerak di
sektor perdagangan, diikuti oleh industri pengolahan dan
Dampak Pengembangan KIT Batang pertanian. Stabilnya pangsa tenaga kerja di sektor
industri pengolahan mengindikasikan kebutuhan
Pengembangan KIT Batang dapat memberikan berbagai spesifik tenaga kerja industri serta belum tingginya
dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan ekspansi industri di Kabupaten Batang. Sementara
masyarakat khususnya di Jawa Tengah. Berbagai dampak berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas angkatan
tersebut diantaranya: kerja Kabupaten Batang adalah lulusan SD. Dengan
1. Terhadap Perekonomian adanya pengembangan KIT Batang, pangsa tenaga
kerja industri diperkirakan akan meningkat. Jumlah
Pengembangan KIT Batang akan berpotensi tenaga kerja formal dan tingkat pendidikan juga akan
meningkatkan kontribusi PDRB Kabupaten Batang meningkat seiring dengan tingginya kebutuhan tenaga
khususnya lapangan usaha industri pengolahan. kerja terampil untuk diserap industri.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang relatif stabil
selama 5 (lima) tahun terakhir, yaitu di kisaran 5,0% - 5,7%
(yoy). Sedangkan sektor industri pengolahan yang
Grafik 1. Pangsa PDRB Kab.Batang terhadap Jawa Tengah dan Grafik 2. Pangsa Industri Pengolahan terhadap perekonomian Kab.Batang
Pertumbuhan PDRB Kab.Batang (yoy) dan Pertumbuhannya (yoy)
1,60 7 35 10
6 34 9
1,58 5 33 8
4 32 7
1,56 3 31 6
2 30 5
1,54 1 29 4
0 3
1,52 30,41 2
28 1
1,50 0
2011
1,48 1,55 1,56 1,56 1,57 1,58 1,59 1,59 1,59 1,58 31,5 32,64 33,02 33,39 33,38 33,61 34,19 34,51 34,43
1,52 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1,46
2011
PANGSA PDRB G_PDRB (SKALA KANAN) PANGSA INDUSTRI G_INDUSTRI (SKALA KANAN)
SUMBER : BPS (DIOLAH) SUMBER : BPS (DIOLAH)
Grafik 3. Serapan Tenaga Kerja Kab.Batang berdasarkan Lapangan Grafik 4. Pangsa Angkatan Kerja Kab.Batang berdasarkan Tingkat
Usaha Utama Pendidikan
10% 24% 9% 21% 100% 14,43 15,43 14,17
15% 24% 15% 24% 90% 21,26 19,04 20,39
80% 35,25 35,53 37,01
27% 31% 70%
60% 25,61 26,00 24,38
50% 2017 2018 2019
40%
30%
20%
10%
0%
2018 2019
PERTANIAN INDUSTRI PERDAGANGAN JASA LAINNYA TIDAK TAMAT SD SD SMP SMU DIPLOMA STRATA
SUMBER : BPS (DIOLAH)
SUMBER : BPS (DIOLAH)