The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Laporan-Perekonomian-Provinsi-Jawa-Tengah-Februari-2021

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by arief.dwisantoso, 2021-05-10 21:59:21

Laporan-Perekonomian-Provinsi-Jawa-Tengah-Februari-2021

Laporan-Perekonomian-Provinsi-Jawa-Tengah-Februari-2021

26 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

BOKS 1 : Perkembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang

3. Terhadap Investasi Grafik 7. Pangsa Investasi Sektor Tersier PMA
Berdasarkan nominalnya, investasi di Jawa Tengah baik
melalui Penanaman Modal Asing (PMA) maupun 100%
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) masih 90%
terpusat pada sektor sekunder dan tersier. Pangsa PMA 80%
terhadap sektor sekunder dan tersier masing-masing 70%
sebesar 24% dan 76% pada tahun 2020, sedangkan 60%
PMDN masing-masing sebesar 30% dan 70%. Investasi 50%
PMA masih terpusat pada sektor listrik, gas dan air,
sedangkan investasi PMDN lebih beragam. 2018 2019 2020

LISTRIK, GAS DAN AIR KONSTRUKSI PERDAGANGAN DAN REPARASI HOTEL DAN RESTORAN JASA LAINNYA

TRANSPORTASI, GUDANG DAN TELEKOMUNIKASI PERUMAHAN, KAWASAN INDUSTRI DAN PERKANTORAN

SUMBER : BKPM (DIOLAH)

Grafik 5. Pertumbuhan PMA di Jawa Tengah (yoy) Grafik 8. Pangsa Investasi Sektor Tersier PMDN

1.200 %, YOY 140 100%
1.000 2016 120 80%
100 60%
800 80 40%
600 60 20%
400 40 0%
200 20
0
- -20
(200) -40
-60
2017 2018 2019 2020 2018 2019 2020
80
60 LISTRIK, GAS DAN AIR KONSTRUKSI PERDAGANGAN DAN REPARASI HOTEL DAN RESTORAN JASA LAINNYA
40
G_PMA (SKALA KANAN) G_PMA PRIMER G_PMA SEKUNDER G_PMA TERSIER 20 TRANSPORTASI, GUDANG DAN TELEKOMUNIKASI PERUMAHAN, KAWASAN INDUSTRI DAN PERKANTORAN
0
SUMBER : BKPM (DIOLAH) -20 SUMBER : BKPM (DIOLAH)
-40
Grafik 6. Pertumbuhan PMDN di Jawa Tengah (yoy) Perkembangan dan Tantangan
Pembangunan KIT Batang
600 %, YOY
500 2016 Sampai dengan awal 2021, pengembangan KIT Batang telah
400 memasuki fase 1 yaitu pembangunan seluas 450 ha dan
300 ditargetkan selesai pada tahun 2021. Proses pematangan
200 lahan di KIT Batang juga telah mencapai 61% yang
100 mencakup pengurukan lahan dan pembangunan
infrastruktur utama. Ke depan rencana alokasi lahan pada
- klaster I KIT Batang akan difokuskan pada 4 industri utama
(100) yaitu tekstil, otomotif, teknologi informasi komunikasi &
(200) elektronik, serta kimia. Alokasi lahan terbesar ditujukan
untuk industri otomotif (42,1% dari total lahan) yang
2017 2018 2019 2020 berlokasi di dekat pantai karena hanya membutuhkan sedikit
tenaga untuk persiapan lahan. Industri tekstil (pangsa 22,0%)
G_PMDN (SKALA KANAN) G_PMDN PRIMER G_PMDN PRIMER G_PMDN TERSIER yang merupakan kontributor ekspor utama Jawa Tengah
dan sebagai industri yang bersifat padat karya, lokasi industri
SUMBER : BKPM (DIOLAH) tekstil dengan dengan kawasan perumahan dan memiliki
akses langsung ke jaringan jalan. Industri kimia (pangsa
Pengembangan KIT Batang yang ditujukan untuk industri 18,7%) berada dekat dengan tempat pengolahan limbah
dengan tingkat teknologi tinggi diperkirakan akan mampu untuk optimalisasi pengolahan limbah yang dihasilkan.
mendorong realisasi investasi di Jawa Tengah, khususnya di Sementara itu, industri TIK & elektronik (pangsa 17,1%)
sektor sekunder dan tersier. Peningkatan investasi tersebut ditempatkan di daerah berkontur karena membutuhkan
akan mendorong penyerapan tenaga kerja, meningkatkan luasan yang lebih kecil dibandingkan industri lain.
kesejahteraan masyarakat, serta pembukaan sumber-
sumber ekonomi baru.

Laporan Perekonomian 27

PROVINSI JAWA TENGAH

BOKS 1 : Perkembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang

Percepatan pembangunan KIT Batang juga menjadi penting Berbagai kebijakan tersebut diharapkan dapat mendorong
seiring dengan potensi relokasi perusahaan ke Indonesia, percepatan pembangunan KIT Batang dan percepatan
baik yang termasuk kategori sudah pasti melakukan realisasi investor sehingga dapat berkontribusi terhadap
diversifikasi ke Indonesia, intensi diversifikasi ke Indonesia pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan
maupun baru sebatas potensial. Berbagai fasilitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah.
keunggulan KIT Batang akan mampu menangkap peluang
relokasi atau diversifikasi perusahaan asing dan domestik,
sehingga mendorong percepatan pemulihan ekonomi pasca
pandemi COVID-19 baik di Jawa Tengah maupun Indonesia
pada umumnya.

Meskipun demikian, terdapat beberapa tantangan yang
masih dihadapi untuk pengembangan KIT Batang.
Tantangan pertama, tentunya kondisi pandemi COVID-19
yang menyebabkan berbagai pembangunan konstruksi
menjadi tertunda. Tantangan kedua, adalah terkait tingkat
harga lahan yang harus bersaing dengan kawasan industri di
negara pesaing utama. Beberapa investor yang berminat
merelokasikan industrinya sering kali terhambat oleh
tingginya harga lahan di Indonesia. Untuk itu, KIT Batang
harus mampu memberikan tingkat harga lahan yang
kompetitif khususnya apabila dibandingkan dengan
Vietnam dan Thailand, sehingga dapat menarik berbagai
investor potensial. Tantangan selanjutnya adalah terkait
perizinan dan kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW). Kemudahan dan transparansi perizinan
menjadi kunci selanjutnya untuk menarik investor dan
mengembangkan industri di Indonesia. Demikian pula
dengan kesesuaian RTRW, akan memberikan kepastian
penggunaan dan pengembangan lahan dalam jangka
menengah panjang.

Kebijakan Mendorong Percepatan
Pengembangan KIT Batang

Untuk meminimalkan berbagai tantangan dan mendorong
pengembangan KIT Batang, berbagai kebijakan telah
dilakukan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah, diantaranya memfasilitasi potensi perluasan
investasi perusahaan eksisting, memfasilitasi proyek
investasi yang terkendala, menarik minat investasi ke KIT
Batang dan melakukan pengawalan bagi investor yang
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, serta mendorong
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM lokal) melalui
penggunaan sekolah kejuruan..

28 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

BOKS 2 : Perkembangan Sektor Pariwisata di Jawa Tengah

Evaluasi Kinerja Pariwisata di Jawa Tengah Grafik 3. Perkembangan TPK di Jawa Tengah

Pandemi COVID-19 yang dimulai sejak bulan Maret 2020, 60 20,00%
telah memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat di
Jawa Tengah. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) 10,00%
telah dilakukan pemerintah dalam upaya menghambat 50 0,00%
penularan COVID-19 yang lebih luas. Hal ini tentunya
berdampak pada aktivitas ekonomi dan mempengaruhi -10,00%
salah satu sektor ekonomi utama di Jawa Tengah yaitu 40 -20,00%
pariwisata. Berdasarkan hasil survei terhadap sektor
pariwisata di Jawa Tengah, terdapat 9.884 tenaga kerja 30 -30,00%
perhotelan, 4.480 tenaga kerja pemandu wisata, dan 5.772 -40,00%
tenaga kerja restoran yang terdampak akibat melemahnya
aktivitas ekonomi sektor pariwisata. 20 -50,00%
-60,00%
Apabila dilihat dari kinerja sektoral, kunjungan wisatawan
baik nusantara maupun mancanegara terdampak cukup 10 -70,00%
signifikan. Penurunan terdalam terjadi pada wisatawan -80,00%
mancanegara (wisman) yang sudah mulai menurun sejak
triwulan I 2020 (-63,01%; yoy), dan terus terjadi hingga 0 -90,00%
triwulan III 202011 yang mencapai 99,58% (yoy). Sementara
itu, tren kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) juga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
mengalami penurunan sejak triwulan I 2020 (-30,76%; yoy)
namun sempat membaik pada triwulan III 2020 sebesar 2019 2020 GROWTH

SUMBER: BPS, DIOLAH

Grafik 1. Perkembangan kunjungan wisatawan Jawa Tengah 92,87% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
99,71% (yoy). Peningkatan tersebut terindikasi akibat
20000000 0,6 peningkatan mobilitas masyarakat ke daerah wisata
18000000 berdasarkan google mobility index.
16000000 0,4
14000000 Selanjutnya, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel
12000000 0,2 berbintang di Jawa Tengah pada tahun 2020 juga menurun
10000000 secara signifikan. Dampak terbesar dirasakan pada triwulan
0 I dan II 2020 dimana pertumbuhan TPK terkontraksi lebih
8000000 dari 50%. Hal ini berangsur membaik pada triwulan III 2020
6000000 -0,2 seiring dengan jumlah kunjungan wisatawan nusantara
4000000 yang mulai meningkat. Meskipun demikian, rata-rata lama
2000000 -0,4 menginap hotel bintang pada tahun 2020 sedikit meningkat
dibandingkan tahun 2019 dari sebesar 1,30 malam pada
0 -0,6 tahun 2019 menjadi 1,31 malam pada tahun 2020. Hal ini
disebabkan oleh perilaku staycation selama pandemi
COVID-19 berlangsung.

-0,8

-1

I -1,2 Strategi Menjaga Kinerja Pariwisata
II III IV I II III IV I II III IV I II III Jawa Tengah di tengah Pandemi

2017 2018 2019 2020 Dalam rangka menjaga kinerja pariwisata Jawa Tengah
khususnya pada masa pandemi, berbagai kebijakan dan
WISMAN JTG WISNUS JTG GWISMAJTG GWISNUSJTG strategi perlu dilakukan. Sebagaimana diketahui, sektor
pariwisata memiliki ketergantungan cukup tinggi dengan
SUMBER: DISPORAPAR (DIOLAH) kunjungan wisata dan mobilitas masyarakat. Pada masa
pandemi kedua aspek tersebut sangat terbatas, yang
Grafik 2. Indeks Mobilitas Google ditujukan untuk memutus persebaran pandemi yang lebih
luas. Untuk itu, perlu terdapat berbagai strategi di sektor
60 pariwisata pada masa new normal sehingga wisatawan
40 tetap dapat berwisata dengan meminimalkan risiko
20 persebaran COVID-19. Beberapa strategi yang telah
dilakukan antara lain:
0
-20
-40
-60
-80

15-FEB-20
29-FEB-20
14-MAR-20
28-MAR-20
11-APR-20
25-APR-20
09-MEI-20
23-MEI-20
06-JUN-20
20-JUN-20
04-JUL-20
18-JUL-20
01-AGU-20
15-AGU-20
29-AGU-20
12-SEP-20
26-SEP-20
10-OKT-20
24-OKT-20
07-NOV-20
21-NOV-20
05-DES-20
19-DES-20
02-JAN-21
16-JAN-21

RETAIL AND RECREATION DIY PARK JATENG TRANSIT STATION JATENG

SUMBER: GOOGLE (DIOLAH)

Laporan Perekonomian 29

PROVINSI JAWA TENGAH

BOKS 2 : Perkembangan Sektor Pariwisata di Jawa Tengah

a. Penerapan CHSE dan Protokol COVID-19 pada pelaku Daerah (Pemda) serta Industri Hotel dan Restoran yang
usaha pariwisata. saat ini sedang mengalami penurunan Pendapatan Asli
Merespon penurunan kinerja pariwisata yang tercermin Daerah (PAD) serta gangguan finansial akibat pandemi
pada menurunnya jumlah kunjungan dan TPK, COVID-19. Dana hibah tersebut telah diberikan ke
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya untuk Provinsi Jawa tengah sebesar 82,5 miliar dengan
meningkatkan confidence level wisatawan melalui realisasi sebesar 58,1 miliar (70,4%). Adapun dana hibah
pengawasan penerapan protokol COVID-19 yang ketat. dimanfaatkan oleh pelaku usaha pariwisata terutama
Hal dimaksud tercantum dalam Instruksi Gubernur hotel dan restoran untuk membayar gaji karyawan, biaya
Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pedoman BPJS, dan biaya operasional. Sedangkan pemanfaatan
Bagi Masyarakat Dalam Rangka Menuju Pemulihan dana hibah pariwisata oleh pemerintah daerah antara
Bencana COVID-19 di Jawa Tengah. Adapun petunjuk lain: (i) sosialisasi dan implementasi program CHSE; (ii)
teknis Instruksi Gubernur bidang pariwisata tersedia dukungan infrastruktur sarana dan prasarana terkait
dalam konsep “Njagani Plesiran” antara lain memakai protokol kesehatan; (iii) bimbingan teknis program
masker, menyediakan tempat cuci tangan dan hand CHSE; (iv) pengawasan penerapan protokol kesehatan;
sanitizer, menggunakan thermal gun, melakukan (v) biaya operasional pelaksanaan hibah.
penyemprotan disinfectan secara berkala, menjaga
jarak, serta mencegah kerumunan. Pemerintah Provinsi Selanjutnya, untuk lebih mengoptimalkan penggunaan
Jawa Tengah telah berkoordinasi dengan Pemerintah dana hibah di sektor pariwisata, alokasi dana hibah perlu
Kabupaten/Kota, Badan/Lembaga terkait dan Asosiasi dikaitkan dengan pelaksanaan event yang melibatkan
Usaha Pariwisata se-Jawa Tengah mengenai simulasi banyak pelaku usaha pariwisata (hotel, restoran, MICE,
operasional kegiatan pariwisata pada era new normal, agen wisata) dengan penerapan protokol COVID-19.
bahwa protokol kesehatan mutlak harus dilaksanakan di Selain itu, perlu adanya kriteria penggunaan dana hibah
seluruh usaha pariwisata. untuk melibatkan UMKM dalam rangka penguatan local
value chain industri yang terintegrasi hulu-hilir.
Selain itu, Pemprov Jawa Tengah juga mengawasi
penerapan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, and c. Digitalisasi Pariwisata
Environment (CHSE) bagi pengelola Daya Tarik Wisata Digitalisasi merupakan salah satu upaya
(DTW), hotel, dan restoran. Terdapat 204 hotel, 8 mempertahankan keberlangsungan usaha pariwisata di
homestay, 78 restoran, dan 27 DTW yang telah masa pandemi. Melalui digitalisasi, pelaku usaha dapat
mendapatkan sertifikasi CHSE di Jawa Tengah. memperluas cakupan promosi pariwisata, memberikan
Monitoring dan evaluasi terus dilakukan oleh Pemerintah kemudahan layanan bagi wisatawan dan mendukung
Provinsi Jawa Tengah bersama Gugus Tugas COVID-19. cashless campaign. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Pemprov juga mendorong partisipasi masyarakat dalam dan stakeholder telah mengembangkan beberapa
mengawasi penerapan protokol COVID-19 (citizen aplikasi yang mendukung digitalisasi pariwisata,
journalism) di tempat wisata melalui media sosial atau diantaranya MADOSI (Map Destination Online System).
laporan langsung ke Dinas Pemuda, Olahraga, dan Aplikasi ini dirancang untuk menjadi server utama yang
Pariwisata Jawa Tengah. Bilamana terdapat menampung semua data usaha pariwisata di Provinsi
pelonggaran dan pelanggaran protokol kesehatan maka Jawa Tengah. Aplikasi Mobile Pencarian Obyek Wisata
usaha pariwisata tersebut akan diberi sanksi tegas. Jawa memiliki fitur yang sangat berguna bagi
wisatawan karena menampilkan data yang lengkap
b. Pemanfaatan Dana Hibah Pariwisata. mulai dari destinasi wisata, kuliner, seni dan kebudayaan,
Kemenparekraf melalui Surat Keputusan Menparekraf akomodasi serta transportasi. Selain itu, aplikasi ini
No. KM/704/PL.07.02/M-K/2020 memberikan dana dilengkapi dengan fitur pencarian obyek wisata
hibah yang merupakan bagian dari Program Pemulihan berdasarkan kota & kabupaten dan obyek wisata
Ekonomi Nasional (PEN) guna membantu Pemerintah terdekat yang kemudian dapat terhubung dengan sistem

30 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

BOKS 2 : Perkembangan Sektor Pariwisata di Jawa Tengah

navigasi. Dengan demikian, wisatawan dapat mulai melakukan penambahan atraksi minat khusus di
mengetahui objek wisata, kuliner favorit, akomodasi, dan Jawa Tengah seperti outdoor tourism, staycation, dan
akses transportasi ke wisata yang diminati dalam satu gastronomy tourism.
aplikasi.
b. Amenitas
Sementara itu, terkait dengan transaksi pembayaran non Pemerintah Provinsi (Pemprov) berupaya memutus
tunai untuk mendukung digitalisasi pariwisata, KPwBI rantai penularan COVID-19 disamping mendorong
Provinsi Jawa Tengah telah mendukung penerapan QR pariwisata tetap tumbuh. Salah satunya melalui
Indonesia Standard (QRIS) antara lain sebagai berikut: pengawasan protokol COVID-19 yang ketat melalui
i. Fasilitasi 78 pedagang di sekitar Candi Borobudur program Njagani Plesiran dan Gerakan Bersih Indah
Sehat dan Aman (BISA) agar confidence level wisatawan
untuk menyediakan QRIS bagi pengunjung. dapat meningkat. Selain itu, Pemerintah Daerah beserta
ii. 10 Balai Ekonomi Desa di sekitar Candi Borobudur stakeholder terkait terus mendorong penggunaan
transaksi non tunai seperti QRIS di berbagai tempat
telah menggunakan QRIS sebagai salah satu kanal wisata, tempat parkir, dan transportasi untuk
pembayaran. menghindari kontak fisik secara langsung.
iii. VW Safari Borobudur yang merupakan layanan
wisata keliling Borobudur telah menerapkan c. Akses
pembayaran non-tunai menggunakan QRIS. Risiko provinsi di wilayah Jawa terkait dengan pandemi
iv. Bus transportasi Trans Jateng yang telah membuka Covid-19 yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan
koridor Kutoarjo-Borobudur untuk mendukung wilayah lain, wisatawan kemudian mengubah preferensi
Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP) saat ini berwisata menggunakan moda transportasi pribadi
sedang melakukan uji coba pembayaran yang diyakini lebih aman dari risiko Covid-19. Jawa
menggunakan QRIS. memiliki keuntungan infrastruktur yang sudah baik
v. Beberapa tempat parkir telah menggunakan uang terlihat dari sudah hampir terhubungnya ujung barat dan
elektronik chip based dan akan melakukan ujung timur Pulau Jawa dengan jalan tol. Jateng
penjajakan QRIS. merupakan wilayah paling strategis, karena memiliki
banyak akses. Hal ini diperkuat dengan telah
Kebijakan Pengembangan Pariwisata beroperasinya Tol Trans Jawa dan rencana
Jawa Tengah Ke Depan pembangunan akses lainnya seperti tol Bawen-
Yogyakarta, Solo-Yogyakarta, dan bandar udara di
Untuk mendorong pengembangan pariwisata Jawa Tengah Purwokerto diharapkan akan mendukung pemulihan
ke depan, beberapa kebijakan jangka menengah perlu pariwisata. Selain itu, Pemprov Jawa Tengah aktif
dilakukan, khususnya untuk meningkatkan aspek 3A memantau kondisi jalan menuju daerah wisata melalui
(Atraksi, Amenitas, Akses) dan 2P (Promosi dan Pelaku aplikasi Jalan Cantik.
Usaha). Perkembangan implementasi beberapa kebijakan di
sektor pariwisata tersebut adalah sebagai berikut: d. Promosi dan Pelaku Usaha
a. Atraksi Tren pariwisata alam menjadi destinasi favorit bagi
mayoritas wisatawan karena dianggap paling minim
Beberapa atraksi wisata Jawa Tengah tahun 2020 telah risikonya. Peluang tersebut telah ditangkap oleh provinsi
mulai dikembangkan kembali seiring dengan penerapan Jawa Tengah yang mengembangkan wisata nature-
new normal. Adapun saat ini terdapat 690 daya Tarik based di tengah pandemi. Media promosi melalui sosial
wisata, 411 diantaranya sudah dapat beroperasi secara media dan kerja sama dengan influencer menjadi
terbatas. Di samping itu, pengembangan desa wisata prioritas promosi dan dikolaborasikan dengan calender
juga tetap berjalan dimana saat ini sudah terdapat 633 of event untuk mendukung program pariwisata
desa wisata dan 387 diantaranya sudah memiliki SK terintegrasi.
Bupati, sementara 47 lainnya sedang dalam proses
penerbitan SK. Untuk meningkatkan kunjungan
wisatawan dan lama tinggal, pelaku usaha pariwisata

Laporan Perekonomian 31

PROVINSI JAWA TENGAH

BOKS 3 : Perkembangan Ekspor Utama Jawa Tengah Saat Pandemi COVID-19

Kinerja Ekspor Secara Umum selama Grafik 3. Kontribusi 5 komoditas Ekspor Utama Non-Migas
Pandemi COVID-19
70
Ekspor luar negeri merupakan salah satu kontributor utama
perekonomian Jawa Tengah. Berbagai pembatasan 60
aktivitas ekonomi yang ditetapkan oleh negara mitra
dagang, memberikan tekanan cukup besar bagi kinerja 50
ekspor Jawa Tengah selama tahun 2020. Pertumbuhan
ekspor Jawa Tengah sempat terpukul dan mengalami titik 40
terendahnya pada triwulan II 2020, yang merupakan puncak
pandemi. Namun, secara perlahan ekspor Jawa Tengah 30
mulai tumbuh dan mencapai kinerja positif pada akhir tahun
2020. 20

Kinerja ekspor non-migas Jawa Tengah pada triwulan IV 10
2020 menujukkan perbaikan tumbuh sebesar 1,01% (yoy),
lebih baik daripada triwulan sebelumnya (-4,89%; yoy). 0
Berdasarkan subsektor utama, ekspor luar negeri Jawa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tengah didominasi oleh subsektor tekstil dan produk tekstil
(pangsa 42%), furniture dan produk kayu (pangsa 20%), serta 2020 2020
alas kaki (pangsa 7%)12.
PAKAIAN JADI BUKAN RAJUTAN KAYU, BARANG DARI KAYU ALAS KAKI
Sementara itu, berdasarkan komoditas ekspor non-migas BARANG-BARANG RAJUTAN PERABOT
Jawa Tengah ditopang oleh 5 komoditas utama, yaitu:
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH (DIOLAH)

pakaian jadi bukan rajutan (kontribusi:21,39%), barang-
barang rajutan (kontribusi: 11,85%), kayu dan barang dari
kayu (kontribusi: 10,24%), perabot (kontribusi: 8,42%), dan
alas kaki (kontribusi 7,36%).

Grafik 1. Kinerja Ekspor Non-Migas Jawa Tengah selama Pandemi Tiga dari lima komoditas utama tersebut pada triwulan IV
2020 mencatatkan pertumbuhan yang positif dan lebih baik
dari triwulan sebelumnya, yaitu komoditas kayu dan barang
dari kayu, perabot, dan alas kaki13. Perbaikan ekspor
beberapa komoditas utama industri tersebut juga sejalan
dengan membaiknya kinerja industri pengolahan pada
PDRB Jawa Tengah, yang walaupun masih mengalami
kontraksi namun membaik dibandingkan triwulan III 2020
(dari -7,10%; yoy menjadi -6,10%, yoy).

800 JUTA USD %, YOY 30
11 12 20
700 10 Kinerja Ekspor Industri Alas Kaki
-
600 (10) Secara kumulatif pada tahun 2020 kinerja ekspor non-migas
(20) memang mengalami kontraksi sebesar -6,33% (ctc)14
500 (30) dibandingkan tahun sebelumnya. Namun demikian, terdapat
(40) satu komoditas yang secara kumulatif justru mengalami
400 (50) perbaikan kinerja pada tahun 2020, yaitu alas kaki. Nilai
ekspor komoditas hasil produksi industri manufaktur ini
300 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 11,70% (ctc). Hal
ini mengindikasikan bahwa permintaan dari luar negeri
200 terhadap produk tersebut masih cukup kuat ditengah
pandemi COVID-19.
100

- 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2020

NOMINAL EKSPOR NON MIGAS G_EKSPOR (SKALA KANAN, YOY)

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH (DIOLAH)

Grafik 2. Ekspor Jawa tengah Berdasarkan subsektor Industri Utama

100% 12. Tekstil dan Produk Tekstil menggunakan SITC26, SITC 65 dan SITC 84. Furniture
90% dan Produk Kayu menggunakan SITC 24, SITC 63 dan SITC 82. Alas Kaki
80% menggunakan SITC 85.
70%
60% 13. Komoditas Kayu dan barang dari kayu tumbuh meningkat dari -7,34% (yoy, Tw III
50% 2020) menjadi 2,94% (yoy, Tw IV 2020). Ekspor perabot tumbuh 10,42% (yoy, Tw III
40% 2020), juga lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (6,46%; yoy). Ekspor alas
30% kaki juga membaik, dari -18,84% (yoy, Tw III 2020) menjadi 5,47% (yoy, Tw IV 2020).
20%
10% 14. Kumulatif tahun 2020 dibandingkan dengan kumulatif tahun 2019.
0%

2018 2019 2020

TPT FURNITURE & PRODUK KAYU ALAS KAKI MESIN ELEKTRIK LAINNYA
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH (DIOLAH)

32 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

BOKS 3 : Perkembangan Ekspor Utama Jawa Tengah Saat Pandemi COVID-19

Grafik 4. Kinerja Ekspor Alas Kaki Jawa Tengah Grafik 6. Kinerja Ekspor TPT Jawa Tengah

180 JUTA USD %, YOY 70 1.100 JUTA USD %, YOY 15
IV 60 1.050 10
160 50 1.000 5
40 -
140 30 950 (5)
20 900 (10)
120 10 850 (15)
- 800
100 (10) IV
(20) I
80 (30)

60

40

20

- II III IV I II III
I II III IV I II III 2019 2020

2019 2020 TPT G_TPT (YOY, SKALA KANAN)

ALAS KAKI G_ALAS KAKI (YOY, SKALA KANAN)

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH (DIOLAH) SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH (DIOLAH)

Grafik 5. Negara Tujuan Ekspor Alas Kaki Jawa Tengah Grafik 7. Negara Tujuan Ekspor TPT Jawa Tengah

140,00 JUTA USD %, YOY JUTA USD %, YOY 5
120,00 120 1.800 (12,90) -
100,00 21 GERMANY (5)
USA 112 1.600 1,48 2,34 (10)
80,00 100 (15)
60,00 1.400 (20)
40,00 80 (25)
20,00 1.200 (30)
60
- 1.000
40
42 800
1 20
600
TIONGKOK GERMANY -
8 9 400
ITALY JAPAN (20)
(11) UK 200 (24,96)
TIONGKOK
NETHER- -
LANDS
USA JAPAN

2019 2020 G_YOY (SKALA KANAN) 2019 2020 G_YOY (SKALA KANAN)

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH (DIOLAH) SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH (DIOLAH)

Berdasarkan jenisnya, komoditas ekspor alas kaki dampak pandemi COVID-19. Meskipun secara kumulatif
didominasi oleh sepatu olahraga yang mencapai 83,98% dari tahun 2020 ekspor TPT masih terkontraksi 3,52% (ctc),
total ekspor alas kaki Jawa Tengah. Pangsa ekspor sepatu namun pada triwulan IV 2020 ekspor TPT telah mampu
olahraga tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 tumbuh positif sebesar 7,12% (yoy). Berdasarkan jenisnya,
yang hanya sebesar 57,33%. Peningkatan ekspor sepatu ekspor TPT Jawa Tengah masih didominasi oleh pakaian
olahraga di masa pandemi tersebut mencerminkan jadi dengan pangsa 75,53% disusul benang dengan pangsa
tingginya permintaan global terhadap kebutuhan menjaga 24,12%.
kesehatan fisik selama pandemi.

Berdasarkan negara tujuan ekspor, Amerika Serikat dan Italia Ekspor TPT Jawa Tengah masih didominasi oleh Amerika
merupakan negara utama tujuan ekspor alas kaki Jawa Serikat, Jepang dan Tiongkok dengan pangsa masing-
Tengah, masing-masing dengan pangsa 23,63% dan masing sebesar 41,57%, 11,88% dan 4,79%. Pertumbuhan
17,58%. Peningkatan ekspor yang signifikan terjadi ke positif ekspor TPT terjadi untuk negara tujuan Amerika
negara Tiongkok yang mencapai 41,60% pada tahun 2020. Serikat (1,48%; yoy) dan Jepang (2,34%; yoy) seiring dengan
Kebijakan lockdown di negara tersebut menyebabkan tingginya permintaan untuk benang dan pakaian jadi
aktivitas produksi yang bersifat masal dan padat karya sebagai bahan baku berbagai produk kesehatan.
menjadi terbatas, sehingga mendorong peningkatan ekspor
Jawa Tengah ke Tiongkok untuk memenuhi permintaan. Ekspor TPT mengalami kinerja yang terendah pada bulan
April dan Mei 2020. Berdasarkan hasil diskusi Bank
Kinerja Ekspor Industri Tekstil dan Produk Indonesia dengan pelaku usaha, hal tersebut disebabkan
Tekstil (TPT) oleh persoalan logistik. Pada bulan tersebut merupakan
puncak pandemi COVID-19, sehingga banyak negara yang
Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) juga merupakan memberlakukan lockdown dan menghentikan aktivitas
salah satu industri yang mengalami perbaikan kinerja ekspor pengiriman dan penerimaan barang di negara tersebut.
pada akhir tahun 2020 dan mampu bertahan menghadapi

Laporan Perekonomian 33

PROVINSI JAWA TENGAH

BOKS 3 : Perkembangan Ekspor Utama Jawa Tengah Saat Pandemi COVID-19

Industri TPT Jawa Tengah masih memiliki ketahanan yang pembelian. Diperkirakan order tersebut baru pulih
cukup baik selama pandemi COVID-19, namun beberapa sepenuhnya dan kembali pada kinerja normal pada
penjualan dan realisasi order masih tertahan karena semester II 2021.
beberapa negara tujuan ekspor masih menahan realisasi



02

KEUANGAN
PEMERINTAH

2.1 Gambaran Umum APBD 2020
2.2 Realisasi APBD Tahun 2020
2.2.1 Realisasi Pendapatan Tahun 2020
2.2.2 Realisasi Belanja Tahun 2020
2.3 Kemandirian Fiskal Daerah
2.4 APBN Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020
2.4.1 Anggaran Belanja APBN di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020
2.4.2 Realisasi Belanja APBN di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

36 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

2.1. GAMBARAN UMUM APBD 2020 rasionalisasi anggaran sebagai dampak pandemi COVID-19.
Lebih lanjut, anggaran penerimaan dari dana perimbangan juga
Postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) turun 2,74%, khususnya pada dana alokasi umum (turun Rp371
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun 2020 mengalami miliar atau 9,68%).
penurunan seiring dengan kebijakan rasionalisasi dan
refocusing anggaran untuk penanganan pandemi COVID-19. Belanja daerah dianggarkan menurun 6,14% menjadi sebesar
Secara umum, nominal anggaran pendapatan dan anggaran Rp27,3 triliun pada anggaran perubahan tahun 2020. Penurunan
belanja mengalami penurunan dibandingkan dengan APBD anggaran belanja daerah tersebut bersumber dari anggaran
sebelum perubahan. Anggaran Pendapatan turun 7,41% yang belanja langsung terutama belanja modal sebesar 43,50% atau
utamanya berasal dari pengurangan anggaran pendapatan asli secara nominal Rp787 miliar. Penurunan juga terjadi pada belanja
daerah sebesar 11,01 %. Komponen yang mengalami pegawai sebesar 7,45% atau secara nominal sebesar Rp 81 miliar
pengurangan yang signifikan adalah Retribusi Daerah (turun serta pada belanja barang dan jasa sebesar 5,40% atau secara
25,93%) dan PAD lain-lain yang sah (turun 15,83%). Pengurangan nominal sebesar Rp251 miliar. Pengurangan pada komponen
target anggaran pendapatan tersebut merupakan bentuk belanja ini merupakan bentuk refocusing anggaran untuk
penanggulangan dampak pandemi COVID-19.
Tabel 2.1 Perubahan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

Komponen Pendapatan Daerah (Rp Miliar) %
2020 2020P Change

Pendapatan Asli Daerah 15.993 14.232 (1.761) -11,01 2.2. REALISASI APBD TAHUN 2020

Pajak Daerah 13.440 12.007 (1.433) -10,66 Realisasi anggaran pendapatan di Jawa Tengah sebesar Rp25,3
127 94 (33) -25,93 triliun atau mencapai 96,75% terhadap pagu anggaran. Realisasi
Retribusi Daerah 523 6 tersebut lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 98,17%.
529 1,15 Sementara itu, realisasi belanja daerah tercatat Rp 25,6 Triliun
Hsl Pengelolaan Kekayaan Daerah atau 93,95% dari pagu anggaran belanja daerah tahun 2020.
Yg Dipisahkan Realisasi belanja tersebut juga lebih rendah daripada tahun 2019
sebesar 94,43%. Realisasi belanja terbesar berasal dari
Lain-Lain PAD Yg Sah 1.903 1.602 (301) -15,83 penyerapan anggaran belanja langsung sebesar 96,48%.

Dana perimbangan 12.215 11.881 (335) -2,74 Berdasarkan komponen, realisasi pendapatan paling rendah
bersumber dari PAD yaitu 94,79% dari target pendapatan 2020.
Dana Bagi Hsl Pjk/Bukan Pjk 777 970 193 24,84 Realisasi pendapatan tersebut juga lebih rendah dibandingkan
rata-rata realisasi PAD selama empat tahun terakhir yang
Dana Alokasi Umum 3.831 3.460 (371) -9,68 mencapai 99,76%. Sementara itu, penurunan realisasi belanja
Dana Alokasi Khusus 7.607 7.450 (157) -2,06 bersumber dari realisasi belanja tidak langsung yang hanya
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah -1,08 sebesar 93,18%, lebih rendah dari tahun 2019 (95,80%) dan rata-
93 92 (1) rata empat tahun terakhir sebesar (95,79%).

Hibah 24 24 - 0,00

Dana Peny. dan Otonomi Khusus -

Dana Insentif Daerah 69 68 (1) -1,45
Pendapatan Lainnya 28.301 26.204 - -7,41
Jumlah Pendapatan
(2.097)

Komponen Belanja Daerah

Belanja Tidak Langsung 21.567 20.899 (668) -3,10

Belanja Pegawai 5.703 5.687 (17) -0,29 Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi APBD Jawa Tengah 2020 (Rp Miliar)

Belanja Hibah 5.915 5.761 (154) -2,60 URAIAN Realisasi % Realisasi %
Belanja Bantuan Sosial 48 48 - 0,00 IV-2019 Realisasi IV-2020 Realisasi
Blnj Bagi Hasil Kpd Kab/Kota -4,99
Blnj Bant.Keu. Kpd Kab/Kota 5.683 5.400 (283) -2,71 PENDAPATAN 25,857 98.17% 25,352 96.75%
2.230 2.170 (61)
PAD 14,437 99.65% 13,489 94.79%

Dana Perimbangan 11,335 96.34% 11,771 99.08%

Belanja Tdk Terduga 1.988 1.834 (154) (8) Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 85 98.84% 92 99.46%

Belanja Langsung 7.543 6.424 (1.119) -14,84 BELANJA 26,204 94.43% 25,671 93.95%

Belanja Pegawai 1.093 1.012 (81) -7,45 Belanja Tidak Langsung 18,752 95.80% 19,473 93.18%
Belanja Barang Dan Jasa 4.641 4.390 (251) -5,40
Belanja Modal 1.809 1.022 (787) -43,50 Belanja Langsung 7,452 91.16% 6,198 96.48%

SURPLUS/DEFISIT (347) (319)

Jumlah Belanja 29.110 27.323 (1.787) -6,14 SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

Laporan Perekonomian 37

PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 2.1 APBD Provinsi Jawa Tengah T.A. 2019 dan T.A. 2020 Grafik 2.2 Realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah Triwulan III 2019 dan
Triwulan III 2020

30.000 26.340 26.204 27.750 27.323 RP MILIAR 30.000 25.857 26.204 25.671 RP MILIAR
25.000 25.000
20.000 (1.410) (1.119) 25.352
15.000 SURPLUS (DEFISIT)
10.000 20.000

5.000 15.000
-
10.000
(5.000)
5.000 (347) (319)
-

(5.000)

PENDAPATAN BELANJA PENDAPATAN BELANJA SURPLUS

T.A. 2019P T.A. 2020P T.A. 2019P T.A. 2020P
SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

Grafik 2.3 Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan IV (2016-2020) Grafik 2.4 Realisasi Belanja Daerah Triwulan IV (2016-2020)

30 RP TRILIUN 30 RP TRILIUN

25 25

20 20

15 15

10 10

5 5

0 0
I II III IV I II III IV IV IV IV I II III IV I II III IV IV IV IV

2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020

PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH BELANJA LANGSUNG BELANJA TIDAK LANGSUNG

SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

2.2.1. Realisasi Pendapatan Tahun 2020 Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Triwulan IV - 2019 dan Triwulan IV - 2020

Realisasi pendapatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 Komponen Pendapatan Daerah IV-2019 IV-2020 %, YOY
adalah Rp25,3 Triliun atau 96,75% dari target, lebih rendah
dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 98,17%. Realisasi Pendapatan 98.17% 96.75% -1.95%
pendapatan utamanya bersumber dari komponen PAD dengan 94.79% -6.56%
porsi sebesar 53,21%, disusul oleh pendapatan dana Pendapatan Asli Daerah 99.65% 92.77% -6.80%
perimbangan (pangsa 46,43%) dan lain-lain pendapatan yang sah 99.57% -18.16%
(pangsa 0,36%). Pajak Daerah 99.61% 100.21% 3.33%

Realisasi PAD pada tahun 2020 sebesar 94,79% dari pagu Retribusi Daerah 94.21% 107.82% -7.05%
anggaran pendapatan daerah. Berdasarkan komponen, realisasi 99.08% 3.85%
PAD terutama berasal dari pajak daerah dan lain-lain pendapatan Hsl Pengelolaan Kekayaan Daerah 100.00% 88.69% 49.36%
daerah yang sah. Realisasi pajak daerah sebesar 92,77%, jauh Yg Dipisahkan 99.38% -9.15%
lebih rendah dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 99,61%. 7.14%
Menurunnya realisasi pendapatan pajak daerah ditengarai karena Lain-Lain PAD Yg Sah 100.16% 100.29% 7.65%
pembatasan aktivitas ekonomi sebagai langkah penanggulangan 99.46%
penyebaran COVID-19. Hal ini sejalan dengan relaksasi aturan Dana perimbangan 96.34% 95.83% 0%
perpajakan di tingkat nasional melalui pengurangan tarif pajak
badan dan penghapusan sanksi administratif keterlambatan Dana Bagi Hsl Pjk/Bukan Pjk 73.28% 100.00% 9.68%
pelaporan SPT yang kemudian di tingkat daerah juga melakukan
hal serupa dengan melakukan relaksasi terhadap pembayaran Dana Alokasi Umum 100.03%
bea balik nama kendaraan dan denda tunggakan pembayaran
pajak kendaraan. Dana Alokasi Dana Khusus 96.91%

Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 98.84%

Hibah 100.00%

Dana Peny. dan Otonomi Khusus

Dana Insentif Daerah 98.41%

Pendapatan Lainnya

SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

38 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 2.5 Kontribusi Pos Pendapatan Daerah Triwulan IV 2020 Grafik 2.6 Perbandingan Pos Pendapatan Daerah Triwulan IV 2019 dan
Triwulan IV 2020

53,21% 55,83% 53,21%
43,84% 46,43%
PAD
0,33% 0,36%
46,43%

Dana Perimbangan

0,36%

Dana Perimbangan

IV 2019 IV 2020

PAD DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

Namun demikian, realisasi retribusi daerah dan lain-lain PAD yang langsung dengan kontribusi sebesar 75,86% dari total belanja.
sah mengalami perbaikan dibandingkan tahun 2019. Retribusi Namun demikian, realisasi belanja tidak langsung tahun 2020
daerah terealisasi 99,57% lebih baik dibandingkan tahun 2019 hanya sebesar 93,18%, lebih rendah daripada tahun lalu yang
(94,21%) diindikasikan karena mulai meningkatnya penggunaan mencapai 95,80%. Sumber menurunnya penyerapan belanja tidak
transaksi non-tunai untuk retribusi daerah. Realisasi Lain-lain PAD langsung adalah rendahnya realisasi belanja bagi hasil kepada
yang sah mencapai 107,82% pada tahun 2020, lebih tinggi Kab/kota, belanja bantuan keuangan kepada Kab/kota, dan
dibandingkan100,16% pada tahun 2019 ditengarai bersumber belanja bantuan sosial. Penurunan realisasi belanja bagi hasil
dari pendapatan jasa giro. Meskipun demikian, peningkatan kepada Kab/kota merupakan salah satu bentuk rasionalisasi
realisasi dua komponen ini tidak dapat membuat realisasi PAD anggaran yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah
jauh lebih tinggi karena porsi anggaran pendapatan dari pajak seiring dengan penurunan pendapatan yang diperoleh.
merupakan yang terbesar, yaitu 82,58% dari total anggaran PAD. Sementara penurunan belanja bantuan sosial karena realokasi
anggaran belanja bantuan sosial daerah ke kegiatan lain untuk
Sebaliknya, realisasi Dana Perimbangan justru lebih tinggi penanganan COVID-19 (penyiapan fasilitas kesehatan dan
dibandingkan tahun 2019. Realisasi dana perimbangan tahun tenaga kesehatan, serta pemulihan ekonomi). Sementara
2020 sebesar 99,08%, lebih tinggi dibandingkan 96,34% pada bantuan sosial bagi masyarakat yang terdampak COVID-19
tahun 2019. Peningkatan realisasi dana perimbangan utamanya menggunakan alokasi anggaran APBN.
disumbangkan oleh dana bagi hasil pajak/bukan pajak dan dana
alokasi khusus (DAK). Realisasi dana bagi hasil pajak/bukan Sementara itu, realisasi belanja langsung lebih baik
pajak tahun 2020 mencapai 88,69%, lebih tinggi daripada tahun dibandingkan tahun 2019. Belanja langung terealisasi 96,48%
2019 (73,28%). DAK juga mengalami peningkatan realisasi, dari dari total anggaran atau sebesar Rp6,1 triliun, lebih tinggi
96,91% di tahun 2019 menjadi 100,29% di tahun 2020. dibandingkan realisasi tahun 2019 (91,16%). Berdasarkan
Peningkatan realisasi Dana Perimbangan tersebut merupakan
komitmen Pemerintah Pusat untuk mendorong percepatan Tabel 2.4 Realisasi Belanja Triwulan IV 2019 dan Triwulan IV 2020
pemulihan ekonomi dan sebagai buffer untuk meminimalkan
dampak rendahnya realisasi PAD akibat terbatasnya aktivitas Komponen Belanja Daerah IV-2019 IV-2020 %, YOY
ekonomi pelaku usaha selama pandemi COVID-19. Hal ini juga
tercermin dari pertumbuhan nominal Dana Perimbangan di tahun Belanja Tidak Langsung 95.80% 93.18% 3.85%
2020 yang hanya turun 2,74%, lebih rendah dibandingkan 94.92% -7.06%
penurunan PAD yang sebesar 4,86%. Penurunan nominal dana Belanja Pegawai 95.70% 97.24% 7.64%
perimbangan tersebut sebagai konsekuensi dari rasionalisasi dan 89.58% -2.27%
refocusing anggaran yang dilakukan pemerintah dalam rangka Belanja Hibah 97.23% 85.80% -11.71%
penanganaan dampak penyebaran COVID-19. 92.81% -17.68%
Belanja Bantuan Sosial 97.78% 97.26% 89,090%
2.2.2. Realisasi Belanja Tahun 2020 96.48% -16.83%
Blnj Bagi Hasil Kpd Kab/Kota 95.59% 98.63% 38.19%
Realisasi belanja Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp25,6 triliun 97.51% -5.69%
atau 93,95% dari pagu anggaran belanja tahun 2020. Realisasi ini Blnj Bant.Keu. Kpd Kab/Kota 94.22% 89.92% -58.06%
tidak lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 93.95% -2.04%
94,43%. Postur realisasi belanja didominasi oleh belanja tidak Belanja Tdk Terduga 8.70%

Belanja Langsung 91.16%

Belanja Pegawai 90.48%

Belanja Barang Dan Jasa 90.85%

Belanja Modal 92.02%

Jumlah Belanja 94.43%

SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

Laporan Perekonomian 39

PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 2.7 Kontribusi Pos Belanja Daerah Triwulan IV 2020 Grafik 2.8 Perbandingan Pos Belanja Daerah Triwulan IV 2019 dan
Triwulan IV 2020
75,86%
71,56% 75,86%
Belanja Tidak Langsung 28,44% 24,14%

24,14%

Belanja Langsung

IV 2019 IV 2020

BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG

SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

komponennya, peningkatan realisasi terjadi pada belanja pegawai Jawa Tengah pada tahun 2020 yaitu sebesar 27,37, sedikit
(dari 90,48% pada tahun 2019 menjadi 98,63%) dan belanja menurun dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 27,71.
barang dan jasa (dari 90,85% menjadi 97,51%). Peningkatan Penurunan tersebut, karena sebagian besar Kabupaten/Kota
realisasi belanja barang dan jasa ditengarai karena peningkatan mengalami tantangan dalam realisasi PAD, sebagai dampak
pembelian barang dan jasa seiring dengan program rendahnya aktivitas ekonomi selama pandemi COVID-19.
penanggulangan COVID-19, baik dalam bentuk jaring pengaman
sosial, penanggulanan penyebaran COVID-19, maupun upaya Secara spasial, Kabupaten/Kota yang memiliki derajat otonomi
pemulihan ekonomi. Sementara itu, realisasi belanja modal fiskal tertinggi adalah Kota Semarang dengan nilai DOF sebesar
sedikit tertahan (dari 92,02% menjadi 89,92%) sebagai dampak 46,52. Nilai DOF yang tinggi tersebut mengindikasikan
terbatasnya aktivitas konstruksi dan pembangunan infrastruktur ketergantungan yang lebih rendah terhadap transfer dari
untuk meminimalkan penyebaran COVID-19. pemerintah pusat. Pada tahun 2020 DOF Kota Semarang juga
sedikit meningkat dibandingkan tahun 2019 (dari 45,26 menjadi
Meskipun secara nominal hampir seluruh komponen belanja 46,52) meskipun terdapat pandemi COVID-19. Peningkatan
mengalami penurunan pertumbuhan dibandingkan tahun 2019, tersebut karena faktor pendapatan retribusi yang semakin
namun Pemerintah Provinsi tetap memprioritaskan belanja optimal dengan penggunaan transaksi non-tunai. Sementara itu,
pegawai dan belanja barang dan jasa. Hal ini tercermin dari nilai DOF terendah berasal dari Kabupaten Purbalingga dengan
peningkatan belanja pegawai (langsung) dan rendahnya kontraksi nilai DOF sebesar 11,62. Hal ini mengindikasikan ketergantungan
pertumbuhan belanja barang dan jasa (-5,69%). yang sangat tinggi daerah tersebut terhadap dana transfer dari
pemerintah pusat. DOF Kota Purbalingga juga mengalami
2.3. KEMANDIRIAN FISKAL DAERAH penurunan di tahun 2020 (dari 14,74 menjadi 11,62) karena
kabupaten ini mengandalkan sektor pertanian sebagai
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengukur sejauh kontributor utama perekonomian. Meskipun kinerja pertanian
mana kemandirian daerah adalah menggunakan derajat membaik selama COVID-19 karena tingginya permintaan
otonomi fiskal (DOF). Rasio ini membandingkan antara terhadap bahan pangan pokok, namun belum mampu menahan
pendapatan asli daerah (PAD) dengan seluruh pendapatan yang penurunan PAD yang bersumber dari sektor perdagangan dan
diperoleh pada periode waktu tertentu. Secara umum derajat penyediaan akomodasi makan minum.
otonomi fiskal anggaran seluruh Kabupaten/Kota dan Provinsi

Grafik 2.9 Rasio DOF 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah

60
50
40
30
20
10

0

KAB. BANJARNEGARA
KAB. BANYUMAS
KAB. BATANG
KAB. BLORA
KAB. BOYOLALI
KAB. BREBES
KAB. CILACAP
KAB. DEMAK
KAB. GROBOGAN
KAB. JEPARA
KAB. KARANGANYAR
KAB. KEBUMEN
KAB. KENDAL
KAB. KLATEN
KAB. KUDUS
KAB. MAGELANG
KAB. PATI
KAB. PEKALONGAN
KAB. PEMALANG
KAB. PURBALINGGA
KAB. PURWOREJO
KAB. REMBANG
KAB. SEMARANG
KAB. SRAGEN
KAB. SUKOHARJO
KAB. TEGAL
KAB. TEMANGGUNG
KAB. WONOGIRI
KAB. WONOSOBO
KOTA MAGELANG
KOTA PEKALONGAN
KOTA SALATIGA
KOTA SEMARANG
KOTA SURAKARTA
KOTA TEGAL
PROVINSI
JAWA TENGAH
PROV+KAB/KOTA

2019 2020

SUMBER: DIRJEN PERIMBANGAN KEUANGAN (DIOLAH)

40 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

2.4. APBN DI PROVINSI JAWA TENGAH dengan berbagai dana insentif yang diberikan pemerintah pusat
TAHUN 2020 kepada pelaku usaha mulai dari UMKM hingga korporasi yang
terdampak COVID-19. Sementara realisasi anggaran pada fungsi
2.4.1. Anggaran Belanja APBN di Provinsi pelayanan umum dan pendidikan lebih rendah dibandingkan
Jawa Tengah Tahun 2020 dengan periode yang sama pada tahun lalu. Tercatat realisasi
anggaran pada fungsi ekonomi sebesar 94,44%. Sedangkan
Secara kumulatif tahun 2020, Belanja APBN yang dialokasikan realisasi anggaran pada fungsi pelayanan umum dan pendidikan
di Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp55,54Triliun, yang masing-masing sebesar 95,25% dan 96,69%.
dianggarkan untuk 3 (tiga) fungsi utama yaitu pelayanan umum
(35,4%), pendidikan (20,1%), dan ekonomi (14,2%). Hal ini sejalan Sedangkan berdasarkan jenis belanja, realisasi APBN triwulan IV
dengan tema kebijakan fiskal 2020 yaitu “Akselerasi Daya Saing 2020 lebih dominan dialokasikan untuk belanja pegawai, belanja
melalui Inovasi dan Penguatan Kualitas Sumber Daya Manusia” barang, dan dana desa. Pemerintah meningkatkan pagu dana
dan fokus kebijakan fiskal 2020, yaitu: (1) membangun SDM yang desa pada tahun 2020 sebesar 2,88% dari Rp7,8 triliun pada tahun
berkualitas; (2) Mendorong akselerasi pembangunan 2019 menjadi Rp8,1 triliun pada tahun 2020. Peningkatan pagu
infrastruktur; (3) birokrasi yang efisien dan efektif; (4) alokasi dana desa tersebut juga diikuti oleh realisasi yang lebih
desentralisasi fiskal yang berkualitas; dan (5) mengantisipasi tinggi pada tahun 2020 yakni mencapai 100%. Hal ini sejalan
ketidakpastian. dengan upaya pemerintah untuk mendorong pemulihan ekonomi
khususnya pada daerah pedesaan. Sejalan dengan itu tingginya
Dibandingkan dengan tahun 2019, terdapat peningkatan realisasi dana desa juga didorong oleh keluarnya peraturan
anggaran belanja APBN di Jawa Tengah sebesar 6,5%. menteri keuangan No. 40/PMK.07/2020 yang mengatur 35%
Peningkatan anggaran tersebut terutama pada belanja bantuan dana desa dapat dialokasikan untuk BLT desa bagi masyarakat
sosial sebesar 12,65% seiring dengan alokasi bantuan sosial dari yang belum mendapat BLT dari pemerintah daerah maupun
pemerintah pusat sebagai bagian dari Program Pemulihan pusat. Berdasarkan data dari Kanwil Perbendaharaan Negara
Ekonomi Nasional (PEN) dalam rangka penanggulangan dampak Provinsi Jawa Tengah realisasi BLT dana desa di Provinsi Jawa
pandemi COVID-19. Disamping itu, belanja pegawai juga Tengah hingga akhir tahun 2020 adalah sebesar Rp2,5 triliun yang
mengalami peningkatan sebesar 11,41% seiring dengan adanya disalurkan pada 1.080.000 keluarga penerima manfaat (KPM)
dana insentif bagi tenaga kesehatan yang bertugas merawat setiap bulannya.
pasien COVID-19.
Seiring dengan masih belum usainya pandemi COVID-19
2.4.2. Realisasi Belanja APBN di Provinsi pemerintah terus berkomitmen untuk menjadikan konsumsi
Jawa Tengah Tahun 2020 pemerintah sebagai stimulus ekonomi dalam menahan
penurunan pertumbuhan ekonomi yang lebih dalam. Tercermin
Secara keseluruhan, realisasi belanja APBN triwulan IV 2020 dari pertumbuhan nominal APBN yang masih positif
mencapai Rp53,1 triliun (95,65% dari pagu tahun 2020). Ditinjau dibandingkan 2019 dan peningkatan realisasi belanja pada
berdasarkan fungsi, realisasi belanja APBN 2020 mengikuti pola komponen yang bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat.
historis, yang didominasi oleh belanja pada fungsi pelayanan Salah satu diantaranya adalah alokasi dana bansos berupa BLT
umum, pendidikan, dan ekonomi. Dari ketiga fungsi utama yang masih berlanjut.
tersebut hanya anggaran pada fungsi ekonomi yang realisasinya
lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun lalu. Hal ini sejalan

Table 2.5 Realisasi APBN Provinsi Jawa Tengah 2020

BERDASARKAN JENIS BELANJA Pagu (Rp M) 2019 TW IV % Realisasi Pagu (Rp M) 2020 TW IV % Realisasi
16.069 Realisasi (Rp M) 99,61% 15.390 Realisasi (Rp M) 92,12%
Belanja Barang 97,77%
Belanja Pegawai 16006 14.177 93,10%
Belanja Modal 15.287
Dana Desa 14.035 15421 109,87% 15.636 100,00%
Dana Alokasi Khusus Fisik 6.945 91,52%
Dana Alokasi Khusus Non-Fisik 10.347 9049 87,46% 7.460 8.116 98,42%
Belanja Bantuan Sosial 2.601 97,62%
TOTAL 7.889 7882 99,92% 8.116 5.917 95,65%

3.734 3421 91,62% 2.842 82
53.125
N/A N/A N/A 6.012

75 76 101,92% 84

52.149 51.855 99,44% 55.540

Laporan Perekonomian 41

PROVINSI JAWA TENGAH

BERDASARKAN FUNGSI Pagu (Rp M) 2019 TW IV % Realisasi Pagu (Rp M) 2020 TW IV % Realisasi
14.977 Realisasi (Rp M) 96,25% 19.758 Realisasi (Rp M) 95,25%
Pelayanan Umum 10.912 90,95% 8.001 94,44%
Ekonomi 10.556 14.416 11.062 18.820 96,69%
Pendidikan 5.371 9.925 101,99% 5.623 7.556 99,40%
Ketertiban dan Keamanan 3.586 104,97% 4.437 96,35%
Pertahanan 3.034 10.766 121,17% 3.272 10.696 91,35%
Kesehatan 1.713 5.638 100,53% 1.497 5.589 93,19%
Perumahan dan Fasilitas Umum 1.107 4.345 924 4.275 94,81%
Lingkungan Hidup 745 3.050 95,45% 787 2.989 97,20%
Agama 113 1.635 97,11% 103 1.395 96,12%
Perlindungan Sosial 35 1.075 116,41% 76 876 85,53%
Pariwisata dan Budaya 52.149 867 102,44% 55.540 765 95,65%
TOTAL 116 77,14% 99
27 100,00% 65

52.149 53.125



03

PERKEMBANGAN
INFLASI DAERAH

3.1. Inflasi Secara Umum
3.2. Perkembangan Inflasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020
3.2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok
3.3. Inflasi Kota – Kota di Provinsi Jawa Tengah
3.3.1. Disagregasi Inflasi Kota Semarang
3.3.2. Disagregasi Inflasi Kota Surakarta
3.3.3. Disagregasi Inflasi Kota Cilacap
3.3.4. Disagregasi Inflasi Kota Kudus
3.3.5. Disagregasi Inflasi Kota Tegal
3.3.6. Disagregasi Inflasi Kota Purwokerto
3.4. Tracking dan Proyeksi Inflasi
3.4.1. Inflasi Januari 2021
3.4.2. Tracking Inflasi Triwulan I 2021
3.5. Program Pengendalian Inflasi Daerah

44 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

3.1. INFLASI SECARA UMUM secara keseluruhan tahun 2020 tersebut mencerminkan
terbatasnya permintaan masyarakat Jawa Tengah di tengah
Inflasi Provinsi Jawa Tengah pada triwulan IV 2020 sebesar penurunan kinerja ekonomi akibat fenomena pandemi COVID-19.
1,55% (yoy), melanjutkan penurunan yang telah berlangsung
sejak triwulan I 2020 (3,25%; yoy). Sesuai dengan pola 3.2. PERKEMBANGAN INFLASI PROVINSI
historisnya, secara triwulanan Jawa Tengah mengalami JAWA TENGAH TAHUN 2020
peningkatan tekanan harga dengan mencatatkan inflasi sebesar
0,81% (qtq). Peningkatan tekanan harga secara triwulanan Secara keseluruhan tahun 2020, inflasi Jawa Tengah
tersebut relatif masih lebih rendah dibandingkan tren historis 5 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019, dari sebesar
(lima) tahun terakhir. 2,93% (yoy) menjadi 1,55% (yoy). Penurunan tekanan inflasi pada
tahun 2020 terutama berlangsung pada Kelompok Perumahan,
Rendahnya inflasi Jawa Tengah sejalan dengan penurunan Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya serta Kelompok
tekanan inflasi di tingkat nasional maupun kawasan Jawa yang Pendidikan. Hal ini juga sejalan dengan tendensi masyarakat yang
masing-masing sebesar 1,69% (yoy) dan 1,73% (yoy) pada memilih menahan konsumsi di tengah lesunya kinerja
triwulan IV 2020. Dibandingkan provinsi lain di kawasan Jawa, perekonomian.
Jawa Tengah mencatatkan inflasi tahunan terendah kedua,
setelah Provinsi Jawa Timur. Penurunan inflasi Jawa Tengah

Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Jawa Tengah dan Nasional Grafik 3.2 Perkembangan Inflasi Tahunan Provinsi di Kawasan Jawa

5 %, YOY 6 %, YOY
5
4 4
3
3 2
1
2 0

1 2016

0 II III IV I II III IV I II III IV 2017 2018 2019 2020
I 2018 2019 2020

JAWA TENGAH (YOY) INDONESIA (YOY) DKI JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Grafik 3.3 Inflasi Tahunan Provinsi di Jawa Grafik 3.4 Inflasi Bulanan Provinsi di Jawa

4,00 %,QTQ 0,60 %,MTM
3,50 0,50
3,00 0,40
2,50 0,30
2,00 0,20
1,50 0,10
1,00 0,00
0,50 -0,10
0,00

IV 2018 IV 2019 IV 2020 IV 2018 IV 2019 IV 2020

JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR KAWASAN JAWA JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR KAWASAN JAWA
BANTEN DI YOGYAKARTA DKI JAKARTA BANTEN DI YOGYAKARTA DKI JAKARTA

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Tabel 3.1 Tabel Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Tahunan Tabel 3.2 Tabel Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Tahunan

2019 ANDIL 2020 ANDIL 2019 ANDIL 2020 ANDIL
KOMODITAS KOMODITAS KOMODITAS KOMODITAS

Tarif Air Minum Pam 0.604% Cabai Merah 0.302% Bensin -0.145% Sekolah Menengah Atas -0.228%

Emas Perhiasan 0.122% Emas Perhiasan 0.245% Beras -0.068% Bensin -0.139%

Upah Pembantu RT 0.115% Minyak Goreng 0.131% Tarif Listrik -0.042% Angkutan Udara -0.108%

Tarif Parkir 0.101% Kontrak Rumah 0.102% Angkutan Udara -0.020% Bawang Merah -0.032%

Bawang Putih 0.085% Rokok Kretek Filter 0.088% Ikan Goreng -0.018% Bawang Putih -0.031%

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Laporan Perekonomian 45

PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 3.3 Tabel Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan

OKTOBER ANDIL NOVEMBER ANDIL DESEMBER ANDIL
KOMODITAS 0.121% KOMODITAS 0.054% KOMODITAS 0.215%
Cabai Merah Telur Ayam Ras Cabai Merah 0.084%
Bawang Merah 0.050%
Kontrak Rumah 0.027% Daging Ayam Ras 0.054% Telur Ayam Ras 0.047%
Minyak Goreng 0.022%
Daging Ayam Ras 0.024% Cabai Merah 0.030% Cabai Rawit
ANDIL
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH 0.020% Bawang Merah 0.026% Daging Ayam Ras -0.050%
-0.022%
OKTOBER 0.015% Jeruk 0.026% Kontrak Rumah -0.011%
KOMODITAS -0.008%
Telur Ayam Ras Tabel 3.4 Tabel Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Bulanan -0.007%
Emas Perhiasan
Tarif Kendaraan Roda 2 Online ANDIL NOVEMBER ANDIL DESEMBER
Semangka -0.018% KOMODITAS -0.089% KOMODITAS
Tarif Listrik Angkutan Udara Bawang Merah

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH -0.017% Emas Perhiasan -0.031% Emas Perhiasan

-0.012% Tarif Listrik -0.010% Salak

-0.012% Pepaya -0.008% Jeruk

-0.009% Apel -0.006% Beras

Sementara itu, pada triwulan IV 2020 inflasi tahunan Provinsi 2020, peningkatan tekanan inflasi berlangsung di 4 (empat) kota,
Jawa Tengah meningkat dibandingkan triwulan III 2020, dari dengan intensitas tertinggi berlangsung di Kota Tegal (dari 2,00%;
1,46% (yoy) menjadi 1,55% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi yoy pada triwulan III 2020 menjadi 2,36%; yoy pada triwulan ini).
pada triwulan IV 2020 terutama disebabkan oleh Kelompok
Makanan, Minuman dan Tembakau, serta Kelompok Perumahan, 3.2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok
Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya. Peningkatan tekanan
harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau bersumber Penurunan inflasi tahunan Jawa Tengah pada tahun 2020
dari Subkelompok Makanan yang mengalami gangguan pasokan dibandingkan 2019, terutama disebabkan oleh rendahnya
setelah berakhirnya panen yang berlangsung pada triwulan III tekanan harga pada Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan
2020. Bahan Bakar Lainnya, Kelompok Pendidikan, serta Kelompok
Transportasi. Nihilnya kebijakan penyesuaian harga oleh
Sebagian besar kota pantauan inflasi di Jawa Tengah pada Pemerintah di tahun 2020 ini menjadi penyebab utama
tahun 2020 mencatatkan penurunan inflasi tahunan tertahannya laju inflasi pada kelompok-kelompok tersebut.
dibandingkan tahun 2019, mencerminkan bahwa penurunan Tujuan Pemerintah untuk menahan kebijakan penyesuaian tarif-
permintaan berlangsung merata di hampir seluruh tarif tersebut diharapkan dapat menjaga daya beli dan konsumsi
kota/kabupaten di Jawa tengah. Selanjutnya, pada triwulan IV masyarakat. Sementara itu, Kelompok Makanan, Minuman, dan
Tembakau justru mendorong inflasi Jawa Tengah lebih tinggi
Tabel 3.5 Tabel Inflasi Tahunan Kota Jawa Tengah pada tahun 2020, terutama pada triwulan IV 2020.

KOTA INFLASI IV-2019 INFLASI III-2020 INFLASI IV-2020 Dibandingkan triwulan sebelumnya, tekanan inflasi Jawa
(%, YOY) (%, YOY) (%, YOY) Tengah pada triwulan IV 2020 terhitung lebih tinggi, didorong
oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Kelompok
CILACAP 1.66 1.75 1.71 ini memiliki pangsa +25% dari total Nilai Konsumsi Jawa Tengah,
dan mengalami peningkatan harga bulanan sepanjang Oktober-
PURWOKERTO 2.05 1.80 1.90 Desember 2020. Walaupun Kelompok Transportasi mengalami
penurunan indeks harga triwulanan, namun dampaknya relatif
KUDUS 2.39 1.14 1.23 terbatas terhadap inflasi Jawa Tengah pada triwulan IV 2020.

SURAKARTA 2.13 1.46 1.36

SEMARANG 3.41 1.38 1.50

TEGAL 2.63 2.00 2.36

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

46 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 3.6 Perkembangan Inflasi Tahunan Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok

INFLASI KELOMPOK (%; YOY) 2019 I 2020 IV
Umum I II III IV 3.25 II III 1.55
1.74 2.03 2.96 2.93 6.82 2.48 1.46 4.17
1.83 0.98
Makanan, Minuman dan Tembakau 0.88 2.10 3.20 3.98 3.09 4.13 2.80 0.63
2.22 1.26
Pakaian Dan Alas Kaki 2.31 2.02 2.16 1.93 2.61 1.36 1.11 2.32
1.00 -0.93
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 1.03 0.90 3.47 3.24 0.07 3.26 0.47 -0.64
1.50 1.73
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 4.53 4.35 4.07 4.00 -0.71 2.19 1.50 -3.16
2.70 1.74
Kesehatan 1.66 2.51 2.54 2.67 5.15 2.19 2.25 6.37

Transportasi 3.00 2.51 2.27 1.45 0.47 0.64

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0.29 0.61 0.44 0.24 -0.20 -0.57

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1.66 1.70 1.71 1.90 1.29 1.79

Pendidikan 1.78 1.72 3.22 3.33 -0.68 -2.96

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 1.98 2.47 2.46 2.40 1.68 1.65

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 2.98 3.23 4.77 4.02 6.26 7.44

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

3.2.1.1. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, peningkatan permintaan masyarakat pada periode tahun ajaran
dan Bahan Bakar lainnya baru pendidikan. Peningkatan indeks harga jasa Kontrak Rumah
dan Sewa Rumah terus berlanjut hingga triwulan IV 2020 dengan
Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar mencatatkan inflasi sebesar 1,06% (point-to-point)10yang tertinggi
lainnya yang rendah sepanjang semester II 2020 menjadi dalam 8 (delapan) tahun terakhir.
kontributor utama penahan inflasi tahunan Jawa Tengah pada
tahun 2020. Sepanjang tahun 2020, Pemerintah baik di tingkat Lebih lanjut, peningkatan inflasi subkelompok Pemeliharaan,
Pusat maupun di Daerah (Provinsi maupun Kabupaten) tidak Perbaikan dan Keamanan didorong oleh meningkatnya biaya
melakukan kebijakan penyesuaian tarif-tarif komoditas ke tingkat pemeliharaan rumah, terutama dari bahan-bahan material
yang lebih tinggi, dengan tujuan untuk menjaga ketahanan bangunan. Komoditas-komoditas tersebut diantaranya adalah
konsumsi rumah tangga. Hal ini berbeda dengan periode tahun besi beton, paku, pipa, dan seng yang mengalami inflasi
2019 ketika Pemerintah Daerah meningkatkan Tarif Air Minum sepanjang Juli-Desember 2020 sebesar 3,42% (ptp), lebih tinggi
PAM yang ditetapkan pada Agustus 2019, sehingga efek dibandingkan historis maupun keseluruhan tahun 2019. Hal ini
inflasinya mereda pada tahun ini. disebabkan oleh penuruna produksinya Tiongkok maupun India,
sehingga mendorong peningkatan indeks harganya, walaupun
Walaupun demikian, terdapat tekanan inflasi yang cukup besar investasi bangunan relatif melemah di masa pandemi.
dari kelompok ini yaitu inflasi Subkelompok Sewa Rumah serta
Subkelompok Pemeliharaan, Perbaikan, Dan Keamanan Tempat 3.2.1.2. Kelompok Pendidikan
Tinggal/Perumahan yang berlangsung sepanjang semester II
2020. Sesuai dengan pola historisnya, komoditas jasa Kontrak Kelompok Pendidikan juga menjadi salah satu kontributor
Rumah dan Sewa Rumah mengalami peningkatan indeks harga utama penahan inflasi Jawa Tengah pada tahun 2020.
pada bulan Agustus-September, yang mencerminkan Perlambatan inflasi pada kelompok barang dan jasa ini
bersumber dari seluruh sub-kelompok, dengan kontribusi
Grafik 3.5 Perkembangan Andil Inflasi Tahunan – Kelompok Perumahan, terbesar pada Subkelompok Pendidikan Menengah. Berlawanan
Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Lainnya dengan pola historisnya dimana terdapat peningkatan biaya jasa
tahunan (biaya pendaftaran, biaya jasa pendidikan bulanan, dan
0,80 %, ANDIL YOY lain-lain) pada setiap awal periode tahun ajaran baru pendidikan
yang berlangsung pada bulan Juli-Agustus, pada tahun 2020 ini
0,60 yang terjadi justru sebaliknya. Penurunan laju inflasi seluruh
komoditas pendidikan formal (SD, SMP, SMA) mengindikasikan
0,40 pengaruh signifikan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dari
rumah, yang dianjurkan Pemerintah pada masa Pembatasan
0,20
10. Point-to-point adalah perbandingan antara 2 (dua) titik waktu; yaitu titik waktu akhir dan titik
0,00 awal yang ditetapkan oleh penulis.

-0,20
I II III IV I II III IV

2019 2020

SEWA DAN KONTRAK RUMAH PEMELIHARAAN, PERBAIKAN, DAN KEAMANAN TEMPAT TINGGAL/PERUMAHAN

PENYEDIAAN AIR DAN LAYANAN PERUMAHAN LAINNYA LISTRIK, GAS, DAN BAHAN BAKAR LAINNYA

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Laporan Perekonomian 47

PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 3.6 Perkembangan Andil Inflasi Tahunan – Kelompok Pendidikan Grafik 3.7 Perkembangan Andil Inflasi Tahunan – Kelompok Transportasi

0,30 %, ANDIL YOY 0,50 %, ANDIL YOY

0,20 0,40

0,30

0,10 0,20

0,00 0,10

-0,10 0,00

-0,10

-0,20 -0,20

-0,30 -0,30
I II III IV I II III
IV I II III IV I II III IV
2019 2020
2019 2020
PENGOPERASIAN PERALATAN TRANSPORTASI PRIBADI
PENDIDIKAN DASAR DAN ANAK USIA DINI PENDIDIKAN MENENGAH PEMBELIAN KENDARAAN JASA PENGIRIMAN BARANG
JASA ANGKUTAN PENUMPANG
PENDIDIKAN TINGGI PENDIDIKAN YANG TIDAK DITENTUKAN DENGAN TINGKATAN

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Sosial Berskala Besar. Selanjutnya, deflasi Sekolah Pendidikan triwulan IV (Natal dan Tahun Baru), namun intensitasnya jauh
Menengah ini juga telah terjadi sejak awal tahun 2020 (khususnya lebih rendah dibandingkan rerata historis 8 (delapan) tahun
pada Sekolah Menengah Atas) sebagai dampak pembebasan terakhir.
biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang diterapkan
oleh Pemerintah Daerah di Jawa Tengah. Kelesuan permintaan masyarakat terhadap jasa angkutan
tercermin dari deflasi subkelompok tersebut dari 4,93% (yoy) pada
Selama periode triwulan IV 2020, Kelompok Pendidikan juga triwulan III 2020, menjadi -5,69% (yoy) pada triwulan laporan.
masih mencatatkan laju inflasi yang lebih rendah dibandingkan Penurunan indeks harga secara bulanan pada periode Oktober-
rerata historisnya. Subkelompok Pendidikan Yang Tidak November 2020 berlangsung pada komoditas jasa Angkutan
Ditentukan Dengan Tingkatan yang merupakan jasa pendidikan Udara serta jasa Angkutan Online, baik roda dua maupun roda
suplementer di luar pendidikan formal, masih mencatatkan inflasi empat. Selanjutnya inflasi Angkutan Udara, Kereta Api, maupun
yang rendah sebesar 0,04% (qtq); lebih rendah dibandingkan pola Angkutan Antar Kota mencatatkan inflasi yang sangat rendah
inflasi musimannya selama 3 (tiga) tahun terakhir. Rendahnya pada bulan Desember 2020, dengan andil sebesar 0,01% (mtm),
inflasi harga komoditas jasa Kursus Bahasa Asing serta lebih rendah dibandingkan rerata historisnya.
Bimbingan Belajar yang secara mayoritas dikelola oleh swasta
dengan intervensi yang minimal oleh Pemerintah, mencerminkan 3.2.1.4. Kelompok Makanan, Minuman, dan
penurunan permintaan oleh masyarakat di sepanjang tahun 2020. Tembakau

3.2.1.3. Kelompok Transportasi Sementara itu, peningkatan inflasi Kelompok Makanan,
Minuman, dan Tembakau yang tinggi pada triwulan IV 2020,
Kelompok Transportasi mengalami penurunan inflasi tahunan menjadi pendorong utama inflasi tahunan Jawa Tengah tahun
sepanjang tahun 2020. Penurunan laju inflasi pada kelompok ini 2020. Inflasi kelompok ini juga terhitung tinggi pada triwulan I
berlangsung pada hampir seluruh subkelompok pembentuknya, 2020 didorong oleh komoditas pangan strategis yaitu Beras,
dengan pengecualian pada Subkelompok Pembelian Kendaraan. Cabai Merah, Cabai Rawit, dan Bawang Putih. Tekanan inflasi
Kontributor utama rendahnya inflasi adalah Subkelompok Subkelompok Makanan perlahan-lahan mereda sepanjang
Pengoperasian Peralatan Transportasi Pribadi, khususnya pada triwulan II hingga triwulan III 2020, ditopang oleh pasokan
komoditas Bensin, Solar, dan Oli Mesin, yang mencatatkan deflasi produksi dalam negeri maupun impor.
sepanjang bulan Januari-Februari 2020, sejalan dengan
penurunan harga minyak global yang diakibatkan membanjirnya Grafik 3.8 Perkembangan Andil Inflasi Tahunan – Kelompok Makanan,
pasokan produksi dari Arab Saudi dan Rusia. Minuman, dan Tembakau

Selanjutnya, Subkelompok Jasa Angkutan Penumpang juga 1,80 %, ANDIL YOY
mengalami inflasi yang rendah sepanjang tahun 2020 sebagai
dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Hal ini 1,60
tercemin hampir di seluruh komoditas jasa angkutan, dengan
perlambatan laju inflasi terutama pada komoditas jasa Angkutan 1,40
Udara, Kereta Api, maupun Angkutan Antar Kota. Walaupun ketiga
komoditas jasa tersebut masih mencatatkan inflasi pada periode 1,20
puncak pergerakan masyarakat di triwulan II 2020 (Idul Fitri) dan
1,00

0,80

0,60

0,40

0,20

0,00
I II III IV I II III IV

2019 2020

MAKANAN MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL TEMBAKAU

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

48 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

Walaupun demikian, tren inflasi Subkelompok Makanan kembali Grafik 3.10 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Pantauan di Jawa Tengah
meningkat pada triwulan IV 2020, disebabkan oleh gangguan
pasokan produksi di dalam negeri. Hal ini terutama berlangsung 6,00 %, YOY
pada komoditas hortikultura Bawang Merah, Cabai Merah dan
Cabai Rawit. Curah hujan yang tinggi sebagai dampak gangguan 5,00
iklim La Nina menyebabkan produktivitas hortikultura relatif
menurun di daerah produksinya, khususnya Kabupaten Brebes, 4,00
Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Magelang. Tingkat produksi
yang relatif stabil sejak Maret 2020 hingga bulan September 2020, 3,00
berangsur-angsur berkurang dan mencapai titik terendahnya
pada akhir triwulan IV 2020. 2,00

Komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras juga mengalami 1,00
peningkatan harga yang relatif tinggi sepanjang bulan November-
Desember 2020. Kebijakan Pemerintah secara nasional yang 0,00 II III IV
mengatur tingkat pasokan bibit ayam (day old chicken), telah I II III IV I II III IV I 2020
mendorong peningkatan harga daging ayam ras dan telur ayam
ras secara sementara. Secara jangka panjang, kebijakan ini 2018 2019 TEGAL
bertujuan untuk mengurangi gejolak harga komoditas ayam ras
yang berlangsung tinggi secara musiman setiap rentang waktu 3- CILACAP PURWOKERTO KUDUS KUDUS SEMARANG
4 (tiga hingga empat) bulan.
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
3.3. INFLASI KOTA – KOTA
DI PROVINSI JAWA TENGAH 1,46%; yoy pada triwulan III 2020 menjadi 1,36%; yoy pada triwulan
ini) serta Kota Cilacap (dari 1,75%; yoy pada triwulan III 2020
Penurunan inflasi tahunan pada keseluruhan tahun 2020 menjadi 1,71%; yoy pada triwulan ini).
berlangsung di hampir seluruh kota pantauan inflasi Jawa
Tengah, kecuali Cilacap. Inflasi Kota Cilacap sedikit meningkat Berdasarkan kelompoknya, perkembangan inflasi kota-kota
dari 1,66% pada tahun 2019 menjadi 1,71% (yoy) pada tahun 2020. pantauan inflasi di Jawa Tengah menunjukkan perkembangan
Secara umum penurunan inflasi kota-kota pantauan inflasi di seragam. Seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah
Jawa Tengah berlangsung relatif seragam, dengan kontributor mengalami peningkatan tekanan harga secara signifikan pada
utama berasal dari Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau untuk periode
Bahan Bakar Lainnya, Kelompok Transportasi, serta Kelompok triwulan IV 2020. Sumber peningkatan laju inflasi pada Kelompok
Pendidikan. Makanan, Minuman, dan Termbakau tersebut terutama
berlangsung pada bahan pangan utama, khususnya komoditas
Sementara itu, pada triwulan IV 2020 hampir seluruh daerah hortikultura aneka cabai serta bawang merah yang sumber
mengalami peningkatan inflasi. Peningkatan tekanan inflasi pasokannya berasal dari daerah produksi di intra Jawa Jawa
yang terbesar terjadi pada Kota Tegal (dari 2,00%; yoy pada Tengah, maupun daerah lain yaitu Provinsi Jawa Timur.
triwulan III 2020 menjadi 2,36%; yoy pada triwulan ini). Sementara
itu, penurunan inflasi justru terjadi pada Kota Surakarta (dari 3.3.1. Disagregasi Inflasi Kota Semarang

Grafik 3.9 Inflasi Tahunan Triwulan III 2020 pada Seluruh Kota Pantauan Sejalan dengan perkembangan di tingkat Provinsi, Kota
di Jawa Tengah Semarang secara keseluruhan tahun 2020 mengalami
penurunan inflasi dari 3,41% (yoy) pada tahun 2019 menjadi
2,5 1,50% (yoy) pada tahun laporan. Realisasi Inflasi kota Semarang
pada terus menunjukkan penurunan sepanjang triwulan I-III 2020
2,0 dan meningkat kembali pada triwulan IV 2020. Dengan
1,68 perlambatan inflasi tahunan 2020 tersebut, andil Kota Semarang
terhadap pembentukan inflasi tahunan Provinsi Jawa Tengah
1,5 masih menempati posisi pertama dibandingkan 5 (lima) kota
1,55 pantauan inflasi lainnya di Jawa Tengah.

1,0 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya
menjadi penahan utama inflasi Kota Semarang untuk
0,5 keseluruhan tahun 2020. Hal ini terutama disebabkan oleh
berakhirnya dampak inflasi kenaikan tarif Air Minum PAM yang
1,71 1,90 1,23 1,36 1,50 2,36 berlangsung di Kota Semarang pada Agustus 2019. Lebih lanjut,
0,0 KUDUS SURAKARTA SEMARANG TEGAL Kebijakan Pemerintah dalam pembebasan tarif listrik golongan
Rumah Tangga bergolongan daya listrik rendah turut menahan
CILACAP PURWOKERTO laju inflasi pada kelompok ini. Kebijakan Pemerintah Pusat dan
Daerah dalam menahan penyesuaian berbagai komoditas tarif
INFLASI KOTA INFLASI JAWA TENGAH INFLASI NASIONAL yang diatur dalam kelompok ini turut menjaga inflasi di Kota
Semarang.
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Laporan Perekonomian 49

PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 3.7 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Semarang Berdasarkan Kelompok

INFLASI KELOMPOK (%; YOY) IV-2019 JAWA TENGAH IV-2020 IV-2019 SEMARANG IV-2020
Umum III-2020 III-2020 1.50
1.38 5.05
2.93 1.46 1.55 3.41 3.25 0.29
0.23 0.59
Makanan, Minuman dan Tembakau 3.98 2.80 4.17 4.65 0.30 1.18
1.45 1.71
Pakaian Dan Alas Kaki 1.93 1.11 0.98 1.83 1.77 -1.77
0.55 -0.83
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 3.24 0.47 0.63 4.42 -0.71 0.66
0.59 -2.80
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 4.00 1.50 1.26 4.91 -2.70 1.03
0.76 8.02
Kesehatan 2.67 2.25 2.32 2.23 9.25

Transportasi 1.45 0.64 -0.93 2.07

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0.24 -0.57 -0.64 0.19

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1.90 1.79 1.73 1.26

Pendidikan 3.33 -2.96 -3.16 3.52

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2.40 1.65 1.74 1.84

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 4.02 7.44 6.37 4.20

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Walaupun demikian, komoditas jasa kontrak rumah meningkat Walaupun mengalami peningkatan tekanan harga pada triwulan
tinggi sepanjang Agustus-Oktober 2020, dan menjadi kontributor IV 2020, realisasi inflasi Subkelompok Makanan di Kota Surakarta
utama pendorong inflasi kelompok ini di Kota Semarang dan tidak setinggi kota-kota pantauan inflasi lainnya, khususnya Kota
Provinsi Jawa Tengah secara keseluruhan. Peningkatan laju Semarang. Peningkatan harga komoditas pangan utama aneka
inflasi tersebut diperkirakan didorong oleh meningkatnya cabai dan aneka bawang di Kota Surakarta berlangsung dengan
permintaan masyarakat baik golongan pekerja maupun intensitas yang lebih rendah dibandingkan kota-kota lainnya.
pelajar/mahasiswa, yang tidak disertai penambahan penawaran Koordinasi pengendalian inflasi yang baik dilakukan oleh
ditengah rendahnya investasi bangunan di masa pandemi. Pemerintah Daerah dengan mengoptimalisasi peran Kota
Surakarta sebagai salah satu pusat transit perdagangan produk
Sejalan dengan perkembangan indeks harga di tingkat provinsi pertanian di wilayah selatan Pulau Jawa.
maupun nasional, Kelompok Makanan, Minuman, dan
Tembakau menjadi kontributor utama peningkatan inflasi Penurunan inflasi Kota Surakarta untuk Kelompok Perumahan,
tahunan Kota Semarang. Peningkatan Inflasi Kelompok Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya tidak sedalam di
Makanan, Minuman, Dan Tembakau khususnya berlangsung tingkat Provinsi. Penurunan yang lebih dalam tertahan oleh
pada triwulan IV 2020, dari 3,25% (yoy) pada triwulan III 2020, peningkatan indeks harga Subkelompok Pemeliharaan,
menjadi sebesar 5,05% (yoy) pada triwulan laporan. Tingkat inflasi Perbaikan, dan Keamanan Tempat Tinggal/Perumahan,
tahunan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau tersebut khususnya komoditas bahan bangunan, seperti genteng, semen,
lebih kuat dibandingkan inflasi kelompok yang sama di 5 (lima) dan kayu lapis. Namun demikian peningkatan tekanan inflasi
kota pantauan inflasi lain di Jawa Tengah. Sejalan dengan Subkelompok tersebut yang mencapai 3,81% (yoy), tidak sekuat
fenomena yang berlangsung di tingkat provinsi, maupun kawasan tahun-tahun sebelumnya, sehingga mencerminkan masih
Jawa secara keseluruhan, peningkatan tekanan inflasi Kelompok rendahnya aktivitas produksi dan investasi bangunan.
Makanan, Minuman, dan Tembakau di Kota Semarang utamanya
disumbang oleh Subkelompok Makanan seiring dengan Berbeda dengan Provinsi Jawa Tengah, Kelompok Penyediaan
berkurangnya pasokan bahan makanan utama, yaitu cabai merah, Makanan dan Minuman/Restoran Kota Surakarta mengalami
cabai rawit, dan bawang merah. inflasi pada tahun 2020. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar
5,37% (yoy) pada tahun 2020, meningkat tinggi dibandingkan
3.3.2. Disagregasi Inflasi Kota Surakarta tahun 2019 (2,61%; yoy). Peningkatan tekanan inflasi ini
berlangsung pada triwulan I 2020, yaitu pada komoditas
Kota Surakarta juga mencatatkan penurunan inflasi tahunan minuman Es, Nasi Dengan Lauk, Ayam Goreng, serta Soto. Tren
pada tahun 2020. Inflasi kota Surakarta sebesar 1,36% (yoy), lebih peningkatan harga yang telah berlangsung sejak awal tahun
rendah dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 2,13% (yoy). Hal hingga triwulan III 2020, diperkirakan sebagai langkah pelaku
utama yang menahan inflasi di Kota Surakarta adalah rendahnya usaha untuk mengkompensasi inflasi bahan baku pembentuknya
tekanan harga pada Kelompok Makanan, Minuman dan yang berlangsung sejak akhir tahun 2019.
Tembakau, khususnya pada Subkelompok Makanan.

50 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 3.8 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Surakarta Berdasarkan Kelompok

INFLASI KELOMPOK (%; YOY) IV-2019 JAWA TENGAH IV-2020 IV-2019 SURAKARTA IV-2020
Umum III-2020 III-2020 1.36
1.46 1.51
2.93 1.46 1.55 2.13 1.15 2.60
2.80 1.08
Makanan, Minuman dan Tembakau 3.98 2.80 4.17 3.91 1.27 0.38
0.33 3.76
Pakaian Dan Alas Kaki 1.93 1.11 0.98 1.29 3.16 -0.52
-0.32 -0.08
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 3.24 0.47 0.63 1.16 -0.11 1.06
2.95 -2.16
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 4.00 1.50 1.26 0.90 -1.72 5.37
5.74 2.22
Kesehatan 2.67 2.25 2.32 2.03 2.16

Transportasi 1.45 0.64 -0.93 0.45

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0.24 -0.57 -0.64 1.25

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1.90 1.79 1.73 5.13

Pendidikan 3.33 -2.96 -3.16 2.23

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2.40 1.65 1.74 2.61

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 4.02 7.44 6.37 2.10

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

3.3.3. Disagregasi Inflasi Kota Cilacap Obat-Obatan dan Produk Kesehatan serta Subkelompok Jasa
Perawatan. Kedua subkelompok tersebut mengalami
Berlawanan dengan tren inflasi kota-kota lainnya di Jawa peningkatan harga bulanan yang signifikan sepanjang periode
Tengah, inflasi Kota Cilacap meningkat terbatas pada tahun Februari-Oktober 2020 didorong oleh peningkatan permintaan
2020. Inflasi tahunan kota Cilacap pada tahun 2020 sebesar masyarakat selama masa pandemi. Hal ini tercermin dari tren
1,71% (yoy), meningkat tipis dibandingkan tahun 2019 (1,66%; indeks harga komoditas barang dan jasa strategis kesehatan
yoy). Sejalan dengan perkembangan inflasi di Jawa Tengah, yaitu Tarif Rumah Sakit, Tarik Dokter Umum, Obat Dengan Resep,
peningkatan inflasi tahunan Kota Cilacap pada tahun 2020 serta Vitamin.
didorong oleh Makanan, Minuman dan Tembakau (dari 1,40%; yoy
menjadi 3,42%; yoy). Tingginya peningkatan harga tersebut selain 3.3.4. Disagregasi Inflasi Kota Kudus
disumbang oleh kelompok aneka cabai dan bawang, juga
didorong peningkatan indeks harga minyak goreng dan aneka Inflasi tahunan Kota Kudus pada tahun 2020 adalah yang
buah-buahan seperti jeruk dan apel. terendah dibandingkan kota pantauan inflasi lainnya di Jawa
Tengah. Kota Kudus mengalami inflasi 1,23% (yoy) pada tahun
Hal lain yang menyebabkan capaian inflasi Kota Cilacap lebih 2020, menurun dibandingkan tahun 2019 (2,39%; yoy). Capaian
tinggi dibandingkan tahun lalu adalah peningkatan indeks harga
Kelompok Kesehatan, yang berlangsung pada Subkelompok

Tabel 3.9 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Cilacap Berdasarkan Kelompok

INFLASI KELOMPOK (%; YOY) IV-2019 JAWA TENGAH IV-2020 IV-2019 CILACAP IV-2020
Umum III-2020 III-2020 1.71
3.42
2.93 1.46 1.55 1.66 1.75 0.19
3.13 0.15
Makanan, Minuman dan Tembakau 3.98 2.80 4.17 1.40 0.30 1.29
0.14 6.21
Pakaian Dan Alas Kaki 1.93 1.11 0.98 1.41 1.98 0.97
5.41 0.12
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 3.24 0.47 0.63 0.20 1.17 2.12
0.16 -3.88
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 4.00 1.50 1.26 2.96 1.33 1.28
-3.55 4.45
Kesehatan 2.67 2.25 2.32 4.33 1.04
6.42
Transportasi 1.45 0.64 -0.93 0.63

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0.24 -0.57 -0.64 0.40

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1.90 1.79 1.73 1.02

Pendidikan 3.33 -2.96 -3.16 1.04

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2.40 1.65 1.74 3.29

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 4.02 7.44 6.37 5.89

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Laporan Perekonomian 51

PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 3.10 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Kudus Berdasarkan Kelompok

INFLASI KELOMPOK (%; YOY) IV-2019 JAWA TENGAH IV-2020 IV-2019 KUDUS IV-2020
Umum III-2020 III-2020 1.23
2.96
2.93 1.46 1.55 2.39 1.14 2.37
2.08 0.31
Makanan, Minuman dan Tembakau 3.98 2.80 4.17 3.86 3.27 0.84
0.12 1.76
Pakaian Dan Alas Kaki 1.93 1.11 0.98 4.02 0.76 0.40
2.41 -2.10
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 3.24 0.47 0.63 0.33 0.37 6.48
-1.70 -7.53
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 4.00 1.50 1.26 1.72 5.99 1.75
-6.46 4.37
Kesehatan 2.67 2.25 2.32 3.41 1.36
5.55
Transportasi 1.45 0.64 -0.93 -0.79

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0.24 -0.57 -0.64 -0.33

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1.90 1.79 1.73 1.85

Pendidikan 3.33 -2.96 -3.16 6.72

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2.40 1.65 1.74 3.11

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 4.02 7.44 6.37 3.56

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

inflasi yang sangat rendah di Kota Kudus selain disebabkan oleh konsumsi masyarakat di Kota Kudus maupun Provinsi Jawa
penurunan tekanan inflasi pada Kelompok Pendidikan, juga Tengah secara keseluruhan, tingginya inflasi di kelompok ini
disumbangkan oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan diperkirakan bersifat temporal. Tekanan inflasi di kelompok ini
Tembakau. terutama bersumber dari Subkelompok Koran, Buku, dan
Perlengkapan Sekolah, khususnya Buku Pelajaran SLTA, Buku
Deflasi Kelompok Pendidikan di Kota Kudus disebabkan oleh Tulis Bergaris, serta aneka alat tulis seperti Pensil dan Pulpen,
kebijakan Pemerintah Kabupaten, yang membebaskan biaya yang meningkat tinggi pada Juli-Agustus 2020 bersamaan
Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) untuk Sekolah dengan mulainya tahun ajaran semester ganjil 2020-2021.
Menengah Atas Negeri. Kebijakan tersebut berlangsung pada
periode tahun ajaran pendidikan semester genap, yang 3.3.5. Disagregasi Inflasi Kota Tegal
berlangsung sejak bulan Januari 2020. Deflasi Kelompok
Pendidikan yang berlangsung sejak awal tahun 2020 tersebut, Kota Tegal juga mencatat penurunan laju inflasi tahunan secara
berlanjut pada triwulan III 2020 dikarenakan nihilnya peningkatan keseluruhan tahun 2020, sejalan dengan Jawa Tengah dan
biaya SPP musiman yang secara historis berlangsung pada kawasan Jawa. Perkembangan indeks harga komoditas di Tegal
triwulan III 2020 bersamaan dengan tahun ajaran baru semester secara umum selaras dengan Provinsi Jawa Tengah yang
ganjil. bersumber dari penurunan indeks harga pada Kelompok Barang
Dan Jasa Makanan, Minuman, dan Tembakau. Namun demikian,
Meskipun demikian, perkembangan indeks harga Kelompok beberapa komoditas yang berasal dari Kelompok Rekreasi,
Makanan, Minuman, dan Tembakau juga perlu menjadi Olahraga, dan Budaya serta Kelompok Transportasi justru
perhatian, mengingat rentang gejolaknya yang tinggi pada masa mencatatkan tren peningkatan tekanan inflasi, berlawanan
panen. Realisasi inflasi komoditas hortikultura Cabai Merah dan dengan tren yang berlangsung di kota pantauan lainnya di Provinsi
Cabai Rawit mengalami deflasi yang signifikan pada masa panen Jawa Tengah.
yang berlangsung antara bulan April-Agustus 2020. Namun
demikian, inflasi komoditas hortikutura tersebut kembali Peningkatan tekanan inflasi pada Kelompok Rekreasi, Olahraga,
melonjak tinggi pada periode November-Desember, sejalan dan Budaya terutama disumbangkan oleh Subkelompok Koran,
dengan trennya di kota-kota lain di Jawa Tengah. Kota Kudus Buku, dan Perlengkapan Sekolah. Kondisi yang berlangsung di
sebagai salah satu kota transit perdagangan yang terletak di kota Tegal tersebut sedikit berbeda dengan yang berlangsung di
kawasan utara Pulau Jawa sangat rentan dengan tingkat Kota Kudus, dengan komoditas Buku Pelajaran mengalami
permintaan yang kuat dari Kota Semarang maupun kota-kota peningkatan indeks harga yang tinggi pada masa periode tahun
lainya di Provinsi Jawa Timur. ajaran baru, baik pada semester genap (triwulan I 2020) maupun
semester ganjil (triwulan III 2020), dengan intensitas yang tinggi
Penurunan inflasi Kota Kudus yang lebih dalam tertahan oleh dan berlangsung di seluruh jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA,
inflasi pada kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya. Dengan dan Perguruan Tinggi).
pangsa konsumsi yang relatif kecil terhadap pembentukan total

52 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 3.11 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Tegal Berdasarkan Kelompok

INFLASI KELOMPOK (%; YOY) IV-2019 JAWA TENGAH IV-2020 IV-2019 TEGAL IV-2020
Umum III-2020 III-2020 2.36
4.41
2.93 1.46 1.55 2.63 2.00 4.02
2.51 0.33
Makanan, Minuman dan Tembakau 3.98 2.80 4.17 2.32 4.67 2.70
0.48 2.89
Pakaian Dan Alas Kaki 1.93 1.11 0.98 2.22 2.91 1.34
1.79 1.20
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 3.24 0.47 0.63 2.13 2.30 6.27
0.62 -2.70
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 4.00 1.50 1.26 2.60 4.85 1.76
-2.99 4.20
Kesehatan 2.67 2.25 2.32 6.51 2.04
5.73
Transportasi 1.45 0.64 -0.93 0.67

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0.24 -0.57 -0.64 -0.60

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1.90 1.79 1.73 2.30

Pendidikan 3.33 -2.96 -3.16 6.04

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2.40 1.65 1.74 4.56

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 4.02 7.44 6.37 3.84

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Peningkatan inflasi pada Kelompok Transportasi di kota Tegal Jawa Tengah, melambatnya tekanan inflasi didorong oleh
khususnya berlangsung pasca relaksasi Pembatasan Sosial perlambatan inflasi Kelompok Pendidikan. Sebaliknya Kelompok
Berskala Besar, mencerminkan lonjakan permintaan jasa Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya justru
mobilisasi masyarakat secara termporal. Komoditas jasa menjadi kontributor inflasi di Kota Purwokerto, walaupun
Angkutan Antar Kota, Kendaraan Travel, Kendaraan Online (Roda intensitasnya relatif moderat.
Dua maupun Roda Empat), serta Kereta Api mencatatkan inflasi
yang signifikan pada periode Mei-Agustus 2020. Peningkatan Peningkatan tekanan inflasi pada Kelompok Perumahan, Air,
indeks harga tersebut berangsur-angsur berkurang dengan Listrik, Gas dan Bahan Bakar tersebar pada beberapa komoditas
realisasi deflasi bulanan yang rendah sepanjang triwulan III-IV strategis pembentuknya. Inflasi terbesar disumbangkan
2020. komoditas Air Minum PAM yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah pada awal triwulan I 2020 sebesar 6,61% (yoy). Sementara
3.3.6. Disagregasi Inflasi Kota Purwokerto itu, komoditas jasa Tukang Bukan Mandor juga mencatatkan
peningkatan indeks harga bulanan sebanyak 2 (dua) kali
Kota Purwokerto juga mengalami perlambatan laju inflasi pada sepanjang tahun 2020, berlawanan dengan pola historisnya yang
tahun 2020, yaitu sebesar 1,90% (yoy), melambat dibandingkan berlangsung di tingkat nasional.
tahun 2019 (2,05%; yoy). Sejalan dengan mayoritas kota lain di

Tabel 3.12 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Purwokerto Berdasarkan Kelompok

INFLASI KELOMPOK (%; YOY) JAWA TENGAH PURWOKERTO
Umum III-2020
IV-2019 III-2020 IV-2020 IV-2019 1.80 IV-2020
2.52 1.90
2.93 1.46 1.55 2.05 0.57 3.32
1.46 0.45
Makanan, Minuman dan Tembakau 3.98 2.80 4.17 3.11 3.17 1.41
2.12 2.62
Pakaian Dan Alas Kaki 1.93 1.11 0.98 1.13 1.92 2.15
-0.31 1.80
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 3.24 0.47 0.63 0.33 3.29 -0.13
-3.42 3.35
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 4.00 1.50 1.26 4.42 1.05 -3.36
6.26 0.40
Kesehatan 2.67 2.25 2.32 2.51 6.04

Transportasi 1.45 0.64 -0.93 1.24

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0.24 -0.57 -0.64 0.03

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1.90 1.79 1.73 1.99

Pendidikan 3.33 -2.96 -3.16 0.03

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2.40 1.65 1.74 2.83

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 4.02 7.44 6.37 4.79

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Laporan Perekonomian 53

PROVINSI JAWA TENGAH

3.4. TRACKING DAN PROYEKSI INFLASI lebih rendah dibandingkan historisnya, sebagai dampak kebijakan
3.4.1. Inflasi Januari 2021 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat oleh
Pemerintah dalam penanganan pandemi. Peningkatan tarif
Pada Januari 2021, Provinsi Jawa Tengah mengalami inflasi angkutan udara di Jawa Tengah ini merupakan suatu fenomena
sebesar 0,22% (mtm), menurun dibandingkan bulan anomali yang terisolir karena berlawanan dengan kondisi deflasi
sebelumnya yang sebesar 0,46% (mtm). Realisasi tersebut lebih yang berlangsung di tingkat nasional. Sementara itu, jasa-jasa
rendah dibandingkan rata-rata dalam lima tahun terakhir sebesar angkutan lainnya sejalan dengan tren deflasi nasional, khususnya
0,57% (mtm). Menurunnya laju inflasi sejalan dengan pada komoditas Kereta Api yang menjadi kontributor deflasi
perkembangan di tingkat nasional yang mencatatkan inflasi utama di kota Tegal.
sebesar 0,26% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, inflasi
tahunan Jawa Tengah sebesar 1,68% (yoy), lebih tinggi Komoditas lain yang mendorong peningkatan inflasi pada
dibandingkan dengan inflasi tahunan nasional yang sebesar kelompok Transportasi adalah komoditas jasa Jalan Tol yang
1,55% (yoy). Penurunan inflasi Jawa Tengah pada Januari 2021 mencatatkan peningkatan indeks harga sebesar 2,99% (mtm)
terutama disebabkan oleh meredanya tekanan harga dari pada bulan laporan. Namun demikian kenaikan tarif jalan tol relatif
kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Sementara itu, terbatas, dan hanya berdampak signfikan terhadap inflasi kota
tren penguatan inflasi pada kelompok Transportasi menahan Semarang. Selanjutnya subkelompok Pembelian Kendaraan serta
penurunan inflasi Jawa Tengah yang lebih dalam. subkelompok Pengoperasian Transportasi Pribadi juga menjadi
salah satu pembentuk komponen pendorong inflasi. Hal ini
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau memiliki pangsa sejalan dengan pola historisnya, dimana para pelaku produsen
konsumsi yang sangat besar (±25%) bagi masyarakat Jawa barang dan jasa melakukan penyesuaian harga pada awal tahun,
Tengah, sehingga penurunan indeks harga pada bulan Januari sebagai langkah bisnis dengan mempertimbangkan ekspektasi
2021 menjadi satu kontributor utama penahan inflasi. Beberapa inflasi pada biaya produksi. Inflasi komoditas Mobil serta jasa
komoditas hortikultura utama seperti cabai merah dan bawang Pemeliharaan (Service) dan jasa Cuci Kendaraan pada Januari
merah mencatatkan deflasi masing-masing sebesar 13,63% 2021 juga mencerminkan tren historis yang berlangsung setiap
(mtm) dan 4,95% (mtm), ditopang oleh pasokan produksi dari awal tahun.
Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun Nusa Tenggara Barat. Namun
demikian, komoditas Beras mulai mengalami inflasi yang rendah 3.4.2. Tracking Inflasi Triwulan I 2021
pada awal tahun ini (0,10%; mtm), berbalik arah dari kondisi deflasi
yang berlangsung sejak Oktober 2020. Hal yang sama juga Inflasi Jawa Tengah pada triwulan I 2021 diperkirakan akan
diperkirakan akan berlangsung pada komoditas bawang merah, sedikit meningkat. Peningkatan laju inflasi diperkirakan
tercermin dari tren pelemahan deflasi seiring dengan berakhirnya bersumber dari meningkatnya tekanan harga pada kelompok
pasokan produksi di Jawa Tengah, serta sebagai dampak curah Transportasi. Pulihnya permintaan mobilisasi masyarakat pasca
hujan yang tinggi pada periode gangguan iklim La Nina. relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
Pemerintah terus berkoordinasi untuk memitigasi risiko (PPKM) akan mendorong peningkatan inflasi komoditas
gangguan iklim La Nina yang akan berdampak pada produktivitas Subkelompok jasa Angkutan Penumpang. Dampak lanjutan dari
padi musim tanam II 2020 dengan periode panen pada bulan kenaikan tarif tol terhadap komoditas jasa Angkutan Antar Kota
Februari-April 2021. maupun Angkutan Dalam kota diperkirakan akan terus berlanjut
hingga periode Hari Raya Keagamaan yang berlangsung pada
Sementara itu, subkelompok Tembakau mengalami peningkatan triwulan II 2020.
inflasi bulanan yang moderat, sebesar 0,29% (mtm). Komoditas
aneka rokok diperkirakan akan mengalami inflasi yang relatif Sementara itu, Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau
terbatas sepanjang tahun 2021, setelah Pemerintah menetapkan diperkirakan akan mengalami peningkatan tekanan harga yang
kenaikan tarif cukai rokok sebesar 12,5% pada tahun 2021, lebih moderat pada triwulan I 2021. Namun demikian tekanan inflasi
rendah dibandingkan 2020 yang sebesar 23%. tersebut diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan periode
yang sama pada tahun 2020. Risiko peningkatan inflasi terutama
Kelompok Transportasi menjadi salah satu pendorong inflasi bersumber pada komoditas strategis cabai merah, cabai rawit,
Jawa Tengah, dengan mengalami inflasi sebesar 0,99% (mtm) dan bawang merah yang akan mengalami penurunan volume
pada Januari 2021. Kontributor inflasi terbesar berasal dari maupun penundaan pasokan panen akibat gangguan iklim La
komoditas jasa Angkutan udara yang mengalami inflasi Nina. Sementara itu beberapa komoditas subkelompok Makanan
sebesa14,86% (mtm). Periode hari raya natal dan tahun baru
menyebabkan peningkatan mobilisasi masyarakat meskipun

54 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

yang bergantung pada pasokan impor, khususnya bawang putih c. Melakukan edukasi kepada masyarakat dan para
diperkirakan masih terjaga pasokannya setelah Pemerintah pedagang untuk belanja bijak dan tidak menimbun bahan
merelaksasi ijin impor tahun 2020 hingga periode Februari 2021. pokok dalam jumlah besar.
Selanjutnya, komoditas aneka rokok masih melanjutkan tren
inflasinya secara terbatas, setelah kebijakan Cukai Rokok yang d. Berkoordinasi dengan forum petani champion cabai dan
ditetepkan Pemerintah sebesar 12,5% pada tahun 2021, lebih bawang merah se-Jawa Tengah agar memaksimalkan
rendah dibandingkan 2020 yang meningkat sebesar 23%. pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Risiko peningkatan yang moderat juga diperkirakan akan e. Koordinasi dengan pusat terkait Ketepatan waktu
berlangsung pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas Dan realisasi ijin impor khususnya untuk bawang putih dan
Bahan Bakar Lainnya. Permintaan masyarakat terhadap gula pasir.
komoditas-komoditas sewa maupun pemeliharaan tempat
tinggal di awal tahun 2021 diperkirakan masih belum setinggi tren 6. Koordinasi pembuatan Nota Kesepahaman kerja sama antar
historisnya, mempertimbangkan lesunya kondisi perekonomian daerah antara Pemprov Jawa Tengah dengan Pemerintah
sepanjang tahun 2020. Pemerintah juga diperkirakan akan Provinsi Kalimantan Barat terkait komoditas cabai merah dan
menahan kebijakan reformasi tarif pada komoditas-komoditas bawang merah.
utilitas publik seperti tarif Air Minum PAM maupun tarif Listrik,
untuk menjaga ketahanan daya beli masyarakat. Rekonsiliasi data pada aplikasi Sistem Informasi Logistik Daerah
(Sislogda) dan pemantauan secara berkala terkait
3.5. PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI pengembangan kelembagaan petani dan penerapan sistem resi
DAERAH gudang terhadap Badan Usaha Milik Petani PT. Pengayom Tani
Sejagad.
Dalam rangka pengendalian harga barang dan jasa, Bank
Indonesia selalu berkoordinasi secara aktif dengan Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dengan beberapa program
kegiatan yang telah dijalankan selama triwulan laporan,
diantaranya:
1. Mengoptimalkan penjualan secara online melalui kerja sama

dengan pedagang pasar dan petani agar dapat melakukan
jasa antar dalam radius jarak tertentu untuk menghindari
penyebaran COVID-19 yang lebih luas.
2. Melakukan penjualan online dari Toko Tani Indonesia Center
kepada masyarakat yang dapat dipesan melalui Go Shop.
3. Menyiapkan data stok ditingkat petani, pedagang, distributor
dan importir bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan
serta Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah
4. Pemanfaatan gudang-gudang pemerintah daerah oleh para
pelaku usaha, khususnya Badan Usaha Milik Desa serta
Badan Usaha Milik Petani untuk melakukan penyimpanan
pasokan produk pertanian.
5. Melakukan koordinasi langkah-langkah antisipasi kenaikan
harga bahan pokok melalui antara lain:
a. Melakukan koordinasi dengan distributor utama untuk

memastikan penerapan harga jual yang wajar sesuai
ketetapan Harga Eceran Tertinggi, sekaligus memantau
ketersediaan dan kelancaran distribusi bawang putih dan
gula pasir ke berbagai daerah di Jawa Tengah.
b. Melakukan koordinasi penyelenggaraan pasar online
yang dikembangkan kabupaten/kota kemudian
mempublikasikan informasi tersebut ke seluruh
masyarakat Jawa Tengah.





04

STABILITAS KEUANGAN
DAERAH, PENGEMBANGAN
AKSES KEUANGAN,
DAN UMKM

4.1 Kondisi Umum Perbankan Jawa Tengah
4.1.1 Perkembangan Bank Umum
4.2 Ketahanan Sistem Keuangan Daerah di Jawa Tengah
4.2.1 Ketahanan Lapangan Usaha Jawa Tengah Triwulan IV 2020
4.2.2 Kerentanan Sektor Rumah Tangga

58 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

Stabilitas sistem keuangan Jawa Tengah pada triwulan IV 2020 Grafik 4.2 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perbankan di Pulau Jawa
relatif membaik dibandingkan paruh pertama tahun 2020.
Walaupun demikian, fungsi intermediasi perbankan masih 40%
mengalami penurunan. Penyaluran kredit perbankan masih 30%
menopang kinerja sektor utama perekonomian Jawa Tengah, 20%
yaitu pada Lapangan Usaha (LU) industri pengolahan, 10%
perdagangan besar dan eceran, serta konstruksi yang masih terus
bertumbuh walaupun beberapa diantaranya mencatatkan 0%
kontraksi sehingga secara keseluruhan melambat dibandingkan -10%
triwulan sebelumnya. Kualitas kredit perbankan pada lapangan -20%
usaha utama di Jawa Tengah juga relatif terjaga, walaupun masih -30%
perlu diwaspadai.
I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2020

BANTEN JAWA BARAT D.I. YOGYAKARTA JAWA TIMUR JAWA TENGAH DKI JAKARTA

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Kontribusi permintaan rumah tangga (RT) yang belum pulih pada telah mengalami perlambatan penyaluran kredit sejak triwulan II
triwulan laporan turut menahan pertumbuhan kredit yang 2020. Sementara itu, di provinsi D.I. Yogyakarta menunjukkan
disalurkan oleh perbankan. Total kredit konsumsi perbankan peningkatan penyaluran kredit yang cukup signifikan walupun
memiliki pangsa sebesar 27,91% dari total kredit yang disalurkan masih dalam zona kontraksi pada periode laporan. Capaian
kepada RT untuk pembiayaan KPR, multiguna, dan KKB. Adapun penyaluran kredit perbankan di Jawa Tengah maupun provinsi
risiko masing-masing kredit masih terjaga dibawah batas yang lainnya di kawasan Jawa pada triwulan laporan masih berada di
dipersyaratkan oleh otoritas. bawah target penyaluran kredit yaitu sebesar 2-3%.

4.1. KONDISI UMUM PERBANKAN15 Risiko kredit (NPL) Jawa Tengah masih terjaga sebesar 4,24%
JAWA TENGAH pada triwulan IV 2020, lebih baik dibandingkan triwulan
sebelumnya (4,67%) namun masih menjadi yang tertinggi di
Pada triwulan IV 2020, seluruh indikator perbankan di Jawa kawasan Jawa. Kontribusi utama penurunan NPL di Jawa Tengah
Tengah belum mengalami perbaikan kinerja kecuali dana pihak disebabkan oleh membaiknya rasio NPL kredit modal kerja.
ketiga (DPK) dan Non Performing Loan (NPL). Dibandingkan Perbaikan kualitas kredit dimaksud terutama didukung oleh
triwulan sebelumnya, pertumbuhan tahunan (yoy) DPK sedikit meningkatnya restrukturisasi kredit modal kerja khususnya pada
meningkat meskipun secara nominal turun, sedangkan kinerja industri pengolahan.
kredit masih mengalami penurunan. Walaupun demikian, porsi
nominal kredit yang lebih tinggi dibandingkan nominal DPK Dana Pihak Ketiga (DPK) Jawa Tengah pada triwulan IV 2020
berkontribusi dalam meningkatkan LDR dibandingkan triwulan sebesar Rp341,04 triliun, secara nominal lebih rendah
lalu. Kualitas penyaluran kredit relatif membaik, tercermin dari dibandingkan triwulan III 2020 (Rp343,9 triliun), namun secara
penurunan rasio non performing loan (NPL). tahunan tumbuh 11,59% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan
lalu (11,00%; yoy). Akselerasi pertumbuhan ini sejalan dengan
Penyaluran kredit perbankan di Jawa Tengah mencapai Rp364,9 kinerja penghimpunan DPK perbankan di kawasan Jawa yang
Triliun pada triwulan IV 2020, tumbuh 1,15% (yoy), namun sebagian besar mencatatkan pertumbuhan di triwulan laporan
menurun dibandingkan triwulan lalu (4,39%; yoy). Penurunan yang lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu. Provinsi Banten
kinerja kredit juga terjadi pada provinsi lainnya di kawasan Jawa, mencatatkan pertumbuhan tertinggi dibandingkan triwulan
khususnya provinsi DKI Jakarta dan provinsi Jawa Timur yang
Grafik 4.3 Perkembangan Pertumbuhan DPK Perbankan
Grafik 4.1 Perkembangan Indikator Perbankan Jawa Tengah

14% 125,00% 20%
12% 120,00%
10% 115,00% 15%
110,00%
8% 105,00% 10%
6% 100,00%
4% 95,00% 5%
2% IV
0% II III IV I II III IV I II III 0%
2018 2019 NPL KREDIT 2020 I II III IV I II III IV I II III IV
I
LDR
2018 2019 2020

G-ASET G-DPK G-KREDIT NASIONAL JAWA BARAT BANTEN DKI JAKARTA DIY JAWA TENGAH JAWA TIMUR

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

15. Analisis kinerja dan indikator perbankan berdasarkan lokasi proyek, yaitu penyaluran kredit
oleh perbankan yang seluruh lokasi proyek atau debitur berada di Provinsi Jawa Tengah

Laporan Perekonomian 59

PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 4.4 Perkembangan Aset Perbankan Jawa Tengah Grafik 4.5 Perkembangan Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) Perbankan
Jawa Tengah
20%
200%

15% 150%

10% 100%

5% 50%

0% 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2020 2018 2019 2020

NASIONAL JAWA BARAT BANTEN DKI JAKARTA DIY JAWA TENGAH JAWA TIMUR NASIONAL JAWA BARAT BANTEN DKI JAKARTA DIY JAWA TENGAH JAWA TIMUR

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

sebelumnya pada Kawasan Jawa. Pertumbuhan DPK perbankan Komponen deposito didominasi oleh deposan dengan nilai lebih
di Jawa Tengah adalah yang tertinggi di kawasan Jawa setelah dari Rp20 miliar (pangsa 24,77%), serta Rp1-5 miliar (pangsa
Provinsi D.I. Yogyakarta. Kinerja pertumbuhan DPK di kawasan 22,06%). Pertumbuhan deposito dengan nominal besar ini juga
Jawa maupun di tingkat nasional masih ditopang oleh simpanan meningkat pada triwulan IV 2020, mengindikasikan masyarakat
tabungan yang meningkat, serta didukung oleh simpanan kelompok menengah atas masih menahan konsumsi dan
deposito yang relatif membaik walaupun masih mencatatkan memilih untuk menyimpan dananya, salah satunya dalam bentuk
pertumbuhan yang rendah. deposito.

Aset perbankan Jawa Tengah pada triwulan IV 2020 sebesar Sementara berdasarkan jangka waktu, mayoritas deposito masih
Rp419,65 triliun, tumbuh 5,05% (yoy), juga lebih rendah ditempatkan pada deposito berjangka waktu pendek, yaitu 1 dan 3
dibandingkan triwulan lalu (6,62%; yoy). Secara spasial, bulan, dengan pertumbuhan yang semakin meningkat. Masih
pertumbuhan aset perbankan di Jawa Tengah adalah yang cukup tingginya ketidakpastian, menyebabkan masyarakat
terendah kedua setelah Jawa Timur dibanding pertumbuhan aset memilih untuk menyimpan dananya dalam jangka waktu yang
di Provinsi lainnya di Pulau Jawa yang beberapa diantaranya lebih pendek sehingga dapat menjaga likuiditas apabila sewaktu-
mencatatkan akselerasi kinerja aset. Sementara itu, loan-to- waktu diperlukan.
deposit (LDR) sedikit meningkat, dari 105,81% di triwulan lalu
menjadi 107,01%. Peningkatan tersebut seiring dengan Komponen tabungan mengalami perlambatan dari 13,23% (yoy)
penurunan nominal DPK, sedangkan nominal kredit relatif stabil. pada triwulan sebelumnya menjadi 12,25% (yoy)17. Perlambatan
tersebut, berdasarkan nominal tabungan terjadi pada nasabah
4.1.1. Perkembangan Bank Umum dengan rentang nilai simpanan kurang dari Rp10 juta (dari 22,34%;
4.1.1.1. Perkembangan Penghimpunan yoy menjadi 14,68%; yoy). Hal ini mengindikasikan adanya
pengeluaran konsumsi masyarakat namun pada tingkat yang
Dana Pihak Ketiga terbatas, khususnya pada pengeluaran untuk memenuhi
kebutuhan pokok.
Pertumbuhan DPK pada triwulan IV 2020 mencapai 11,59%
(yoy) sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya Sementara itu, pertumbuhan giro perbankan di Jawa Tengah
(11,00%; yoy), utamanya didorong oleh komponen deposito16. melambat signifikan, dari 16,41% (yoy) pada triwulan
sebelumnya, menjadi 8,75% (yoy) pada triwulan IV 2020.
Grafik 4.6 Perkembangan DPK Perbankan Umum Jawa Tengah Komponen giro didominasi oleh kelompok nilai lebih dari Rp20
miliar (pangsa 37,41%), serta kelompok nilai Rp1-5 miliar (pangsa
20,00% 23,29%). Perlambatan pertumbuhan giro terjadi baik pada sektor
pemerintah maupun swasta. Perlambatan giro di sektor
15,00% pemerintah utamanya terjadi pada giro pemerintah daerah (turun
42,65%; qtq) disebabkan karena realisasi anggaran belanja daerah
10,00% di sepanjang triwulan IV 2020. Sementara perlambatan giro
sektor swasta terjadi seiring dengan perlambatan kredit swasta
5,00% terutama swasta bukan Lembaga keuangan dan swasta
perseorangan.
0,00%
17. Komponen tabungan perbankan Jawa Tengah didominasi oleh nasabah dengan rentang
-5,00% nilai simpanan Rp10-100 juta (pangsa 35,40%) dan Rp100-500 juta (pangsa 28,81%).

I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 G-DEPOSITO 2020

G-DPK G-GIRO G-TABUNGAN

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

16. Secara tahunan, pada triwulan IV 2020 deposito tumbuh 11,58% (yoy) lebih tinggi
dibandingkan triwulan III 2020 (5,81%; yoy). Sebaliknya perlambatan pertumbuhan terjadi
pada giro (dari 16,41%; yoy menjadi 8,75%; yoy) dan tabungan (dari 13,23%; yoy menjadi
12,25%; yoy).

60 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 4.7 Perkembangan Pertumbuhan Deposito Perbankan di Jawa Grafik 4.8 Andil Pertumbuhan Deposito Perbankan di Jawa Tengah
Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai Berdasarkan Kelompok Nilai

50,00% 15%

40,00% 10%

30,00%

20,00% 5%

10,00% 0%

0,00%

-10,00% -5%

-20,00% IV -10% IV
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020 2018 2019 2020

0-100 JUTA 100-500 JUTA 500 JT - 1 M 1-5M 5 - 20 M >20M 0-100 JUTA 100-500 JUTA 500 JT - 1 M 1-5M 5 - 20 M >20M

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4.9 Perkembangan Pertumbuhan Tabungan di Jawa Tengah Grafik 4.10 Andil Pertumbuhan Tabungan Perbankan di Jawa Tengah
Berdasarkan Kelompok Nilai Berdasarkan Kelompok Nilai

30,00% 16%

25,00%

12%

20,00%

15,00% 8%

10,00%

4%

5,00%

0,00% IV 0% I II III IV
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV 2020

2018 2019 2020 2018 2019 LEBIH DARI 1 MILIAR

<10 JT 10-100 JT 100-500 JUTA 500-1.000 JUTA LEBIH DARI 1 MILIAR <10 JT 10-100 JT 100-500 JUTA 500-1.000 JUTA

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4.11 Perkembangan Pertumbuhan Giro Perbankan di Jawa Tengah Grafik 4.12 Andil Pertumbuhan Giro Perbankan di Jawa Tengah
Berdasarkan Kelompok Nilai Berdasarkan Kelompok Nilai

100,00% 20%

80,00% 16%

60,00% 12%

40,00% 8%

4%

20,00% 0%

0,00% -4%

-20,00% -8%

-40,00% -12% IV
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020 2018 2019 2020

0 - 1M >1 - 5M >5 - 10M >10 - 15M >15 - 20M >20 M 0 - 1M >1 - 5M >5 - 10M >10 - 15M >15 - 20M >20 M

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

4.1.1.2. Penyaluran Kredit Perlambatan penyaluran kredit di Jawa Tengah terjadi pada
semua jenis kredit, terutama didorong oleh kontraksi Kredit Modal
Kinerja kredit perbankan Jawa Tengah pada triwulan IV 2020 Kerja (KMK) .19 Kontraksi KMK disebabkan oleh turunnya
masih melambat. Penyaluran kredit di Jawa Tengah pada penyaluran kredit pada sektor pertambangan dan penggalian,
triwulan ini sebesar Rp364,95 triliun, 1,15% (yoy) lebih rendah serta perantara keuangan. Masih rendahnya aktivitas ekonomi
dibandingkan triwulan lalu (4,39%; yoy). Berdasarkan jenis pada triwulan IV 2020 menjadi pemicu utamanya.
penggunaan, penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit
produktif18.

18. Penyaluran kredit terbesar adalah Kredit Modal Kerja (pangsa 52,13%), diikuti oleh Kredit 19. Kredit Modal Kerja terkontraksi sebesar -3,23% (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi
Konsumsi (pangsa 27,91%) dan Kredit Investasi (pangsa 19,96%) triwulan sebelumnya (-0,62%; yoy). Kredit Investasi melambat dari 23,53% (yoy) menjadi
15,87% (yoy), demikian pula dengan Kredit Konsumsi (dari 2,28%; yoy menjadi 0,00%; yoy).

Laporan Perekonomian 61

PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 4.13 Pangsa Kredit Perbankan Jawa Tengah Berdasarkan Jenis Grafik 4.14 Pangsa Kredit Perbankan Jawa Tengah Berdasarkan
Penggunaan Lapangan Usaha

52% 27%

Modal Kerja Perdagangan

20% 21%

Investasi Industri Pengolahan

28% 6%

Konsumsi Konstruksi

4%

Pertanian

42%

Lainnya

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4.15 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perbankan Jawa Tengah Grafik 4.16 Perkembangan Rasio NPL Kredit Perbankan Jawa Tengah
Berdasarkan Jenis Penggunaan Berdasarkan Sektor

8% 30% 16% 90%

7% 25% 14% 80%
12% 70%
6% 20%
60%
5% 15% 10% 50%

4% 10% 8% 40%

3% 5% 6% 30%

2% 0% 4% 20%
10%

1% -5% 2% 0%

0% -10% 0% -10%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2020 2018 2019 2020

NPL-MK NPL-INV NPL-KONS G-MODAL KERJA G-INVESTASI G-KONSUMSI NPL-PBE NPL-IP NPL-KONSTRUKSI NPL-PERTANIAN
G-PBE G-IP G-KONSTRUKSI G-PERTANIAN

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit perbankan (dari -11,22%; yoy menjadi -28,33%; yoy). Hal ini sejalan dengan
Jawa Tengah masih berfokus pada sektor utama, antara lain masih rendahnya indeks ketepatan pembelian barang tahan lama
sektor perdagangan besar dan eceran (pangsa 26,94% dari total hasil survei Bank Indonesia20. Keputusan masyarakat untuk
kredit), industri pengolahan (pangsa 21,34%) dan sektor menunda pembelian barang tahan lama karena lebih
konstruksi (pangsa 6,46%). Dari ketiga sektor utama tersebut, memprioritaskan pengeluaran pokok yang lebih dibutuhkan
industri pengolahan dan perdagangan mengalami kontraksi, selama pandemi. Meskipun demikian, terdapat peningkatan
sedangkan sektor konstruksi masih tumbuh tinggi. Industri penyaluran kredit untuk subsektor Perdagangan Besar Dalam
pengolahan mengalami kontraksi yang semakin dalam (dari - Negeri Hasil Pertanian Lainnya (dari tumbuh 0,83%; yoy menjadi
2,44%; yoy menjadi -4,10%; yoy) disebabkan oleh penurunan kredit 30,18%; yoy). Hal ini sejalan dengan posisi Jawa Tengah sebagai
pada subsektor Industri Pemintalan, Pertenunan, Pengolahan salah satu sentra pertanian serta masih tingginya permintaan
Akhir Tekstil, Industri Cat, Pernis, dan Industri Tepung dan Pati. terhadap bahan pangan pokok.
Rendahnya permintaan kredit pada industri pengolahan juga
sejalan dengan kinerja lapangan usaha tersebut pada PDRB Jawa Sebaliknya, penyaluran kredit konstruksi masih tumbuh tinggi
Tengah yang mengalami kontraksi 6,10% (yoy) pada triwulan IV (dari 6,00%; yoy menjadi 8,25%; yoy). Komposisi tertinggi
2020. Hal ini mengindikasikan masih terbatasnya permintaan penyaluran kredit konstruksi adalah pada subsektor bangunan
baik domestik maupun global sehingga kebutuhan pendanaan jalan tol, sejalan dengan masih tingginya proyek-proyek
untuk produksi juga relatif terbatas. pembangunan infrastruktur di Jawa Tengah. Masih tingginya
prospek penyaluran kredit sektor konstruksi juga tercermin dari
Penyaluran kredit kepada sektor perdagangan stagnan (dari - perbaikan pertumbuhan lapangan usaha konstruksi pada PDRB
0,68%; yoy menjadi -0,67%; yoy). Penurunan kredit yang cukup Jawa Tengah. Meskipun masih mengalami kontraksi, namun
besar terjadi pada subsektor penjualan sepeda motor membaik dibandingkan triwulan sebelumnya21.

20. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia menunjukkan Indeks Ketepatan Pembelian
Barang Tahan Lama sebesar 89,62, masih pada level pesimis.

21. Pertumbuhan lapangan usaha konstruksi pada PDRB Jawa Tengah sebesar -4,40% (yoy)
pada triwulan IV 2020, lebih baik dibandingkan triwulan III 2020 (-5,62%; yoy).

62 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 4.1 Pengelompokkan Kredit Berdasarkan Nilai

KREDIT NOMINAL (RP MILIAR) JUMLAH REKENING PERSENTASE NOMINAL PERSENTASE REKENING

0-100 juta 80.286 4.259.421 22,00% 87,00%
100-500 juta 96.139 581.824 26,34% 11,88%
500 juta - 1 Miliar 15.314 26.576
>1 - 5 M 38.105 22.164 4,20% 0,54%
>5 - 20 M 29.485 4.139 10,44% 0,45%
>20 M 105.619 1.736 0,08%
TOTAL 364.947 8,08% 0,04%
4.895.860 28,94% 100,00%
100,00%

Berdasarkan kelompok nilai, mayoritas penyaluran kredit di Jawa terutama terjadi pada kredit investasi (dari 6,93%; yoy menjadi
Tengah didominasi oleh kredit dengan nominal kurang dari Rp500 1,63%; yoy) khususnya subsektor Industri Pemintalan,
juta (pangsa 46,34% terhadap total kredit). Sementara Pertenunan, Pengolahan Akhir Tekstil (dari -1,50%; yoy menjadi -
berdasarkan jumlah debitur, mayoritas debitur (87,00%) memiliki 6,55%; yoy). Masih tertundanya realisasi ekspor beberapa
kredit dengan nominal kurang dari Rp100 juta. Hal ini korporasi utama di Jawa Tengah menyebabkan subsektor
menunjukkan bahwa mayoritas penyaluran kredit di Jawa Tengah tersebut hanya mengoptimalkan kapasitas produksi terpasang,
tidak terkonsentrasi dan relatif merata sehingga dapat sehingga kebutuhan kredit investasi menjadi rendah. Kredit
meminimalkan risiko sistemik. Meskipun demikian, perlu modal kerja sektor industri pengolahan juga mengalami kontraksi
diperhatikan pangsa kredit dengan nominal diatas Rp20 miliar (dari -4,87%; yoy menjadi -5,51%; yoy), utamanya didorong
yang mencapai 28,94% total kredit namun hanya dimiliki oleh penurunan kredit subsektor Industri Cat dan Pernis, yang turun
0,04% debitur. Mayoritas kredit dengan nominal di atas Rp20 signifikan menjadi terkontraksi 44,91% (yoy). Penurunan tersebut
miliar tersebut adalah debitur sektor Swasta Bukan Lembaga diindikasikan masih rendahnya permintaan untuk aktivitas
Keuangan, sehingga memiliki mitigasi risiko yang cukup baik kontruksi khususnya swasta, sehingga menurunkan kebutuhan
untuk meminimalkan terjadinya berbagai risiko keuangan. modal kerja untuk produksi subsektor tersebut.

4.2. KETAHANAN SISTEM KEUANGAN Grafik 4.17 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit, dan Risiko
DAERAH DI JAWA TENGAH Subsektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

4.2.1. Ketahanan Lapangan Usaha Jawa Tengah 35% 4%
Triwulan IV 2020 3%
30% 3%
Kinerja kredit produktif di Jawa Tengah pada triwulan IV 2020 2%
cenderung menurun dibandingkan triwulan lalu, namun risiko 25% 2%
kredit mulai membaik. Hal ini tercermin dari rasio non-performing 1%
loan (NPL) yang menurun seiring dengan kebijakan 20% 1%
restrukturisasi perbankan. Walaupun rasio NPL pada seluruh 0%
sektor utama membaik, namun risiko pada lapangan industri 15% -1%
pengolahan masih tinggi. Pemerintah terus berkomitmen untuk -1%
melanjutkan kebijakan restrukturisasi kredit untuk menjaga risiko 10%
kredit yang cenderung meningkat sejak tahun 2019.
Restrukturisasi kredit pada industri pengolahan di Jawa Tengah 5%
telah mencapai nilai Rp12,83 triliun pada Desember 2020, dengan
Rp5,4 triliun pada pelaku usaha UMKM. 0%

Industri Pengolahan -5%

Lapangan usaha industri pengolahan mengalami penurunan -10%
penyaluran kredit pada triwulan IV 2020, melanjutkan penurunan I II III IV I II III IV I II III IV
yang telah berlangsung sejak tahun triwulan II 202022.
Berdasarkan jenis kredit, penurunan kredit industri pengolahan 2018 2019 2020

22. Kredit industri pengolahan terkontraksi 4,10% (yoy) pada triwulan IV 2020, lebih rendah NPL KREDIT MODAL KERJA (RHS) G-PERTANIAN
dibandingkan triwulan III 2020 yang terkontraksi 2,44% (yoy) NPL KREDIT INVESTASI (RHS) PERTUMBUHAN EKONOMI PERTANIAN

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH DAN BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4.18 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit, dan Risiko
Subsektor Industri Pengolahan

18% 20%
15%
15% 10%
5%
12% 0%
-5%
9% -10%

6%

3%

0%

-3%

-6%

-9%
I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2020

NPL KREDIT MODAL KERJA (RHS) G-IP
NPL KREDIT INVESTASI (RHS) PERTUMBUHAN EKONOMI INDUSTRI PENGOLAHAN

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH DAN BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian 63

PROVINSI JAWA TENGAH

Risiko kredit industri pengolahan juga masih relatif tinggi pada Perdagangan Besar dan Eceran
triwulan IV 2020, khususnya pada jenis kredit investasi. Subsektor
Industri Pakaian Jadi dan perlengkapannya mengalami Kinerja kredit pada LU perdagangan besar dan eceran stagnan
peningkatan NPL pada periode ini, seiring tertahannya dan masih terkontraksi pada triwulan ini24. Kontraksi kredit sektor
permintaan untuk pakaian jadi dan lebih bergeser kepada ini lebih disebabkan oleh kredit investasi (dari 0,64%; yoy menjadi -
kebutuhan produk kesehatan di masa pandemi seperti masker 7,17%; yoy), sebaliknya kredit modal kerja sudah tumbuh positif
dan alat pelindung diri (APD), baik dalam bentuk produk jadi pada triwulan IV 2020 (dari -0,85%; yoy menjadi 0,17%; yoy).
maupun bahan baku. Sementara itu, NPL untuk kredit modal kerja Penurunan kredit investasi terjadi pada subsektor perdagangan
industri pengolahan walaupun masih tinggi namun sudah mulai eceran makanan, minuman dan tembakau (dari -11,64%; yoy
membaik didorong penurunan NPL subsektor Industri menjadi -16,91%; yoy) seiring dengan masih terbatasnya
Pemintalan, Pertenunan, Pengolahan Akhir Tekstil. Meningkatnya permintaan domestik di luar kebutuhan pokok dan kesehatan
permintaan produk tekstil (masker, APD) mendorong perbaikan sehingga para pelaku ekonomi masih menahan ekspansi dan
cash flow industri sehingga memperbaiki repayment capacity investasi. Penurunan kredit LU perdagangan yang lebih dalam
subsektor ini. tertahan oleh membaiknya kredit modal kerja khususnya pada
subsektor Perdagangan Besar Dalam Negeri Hasil Pertanian
Ke depan, penyaluran kredit investasi untuk industri pengolahan Lainnya (dari 1,94%; yoy menjadi 33,55%; yoy). Masih tingginya
diperkirakan akan meningkat namun masih dalam level yang kinerja sektor pertanian, serta permintaan akan bahan pangan
terbatas. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) dan Liaison pokok yang stabil, dan peran Jawa Tengah sebagai sentra
yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa produksi pangan, menjadikan aktivitas perdagangan produk
terdapat kenaikan kegiatan usaha yang tercermin pada pertanian meningkat sehingga mendorong peningkatan modal
permintaan ekspor akibat penundaan order tahun 2020. Hal ini kerja.
dapat berkontribusi terhadap perbaikan kinerja kredit investasi
walaupun masih dalam level yang terbatas. Grafik 4.19 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit, dan Risiko 5%
Subsektor Perdagangan Besar & Eceran
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
15%
Penyaluran kredit lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan
perikanan masih tumbuh tinggi, yaitu 27,48% (yoy), lebih tinggi 10% 3%
dibandingkan triwulan III 2020 (25,57%; yoy). Hal ini sejalan 5% 1%
dengan tingginya kinerja lapangan usaha pertanian pada PDRB 0% -1%
Provinsi Jawa Tengah di triwulan IV 202023. Tingginya penyaluran -5% -3%
kredit pada LU pertanian, kehutanan, dan perikanan terutama
didukung oleh kredit modal kerja, sejalan dengan ekpektasi pelaku -10%
pertanian dan perkebunan terhadap kondisi iklim tahun 2020 yang
lebih baik. Kredit modal kerja untuk subsektor Pertanian Padi -15% -5%
tumbuh 25,65% (yoy) pada triwulan IV 2020, demikian pula IV
dengan subsektor mixed farming (tumbuh 104,27%; yoy) seiring I II III IV I II III IV I II III
tibanya musim tanam sehingga meningkatkan kebutuhan modal
kerja petani. Selain kredit untuk tanaman pangan, kredit terkait 2018 2019 2020
dengan aktivitas peternakan juga tumbuh signifikan, diantaranya
subsektor Pembibitan dan Budidaya Unggas (tumbuh 37,54%; NPL KREDIT MODAL KERJA (RHS) G-PBE
yoy), serta Pembibitan dan Budidaya Sapi Potong (tumbuh NPL KREDIT INVESTASI (RHS) PERTUMBUHAN EKONOMI PBE
27,21%; yoy).
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH DAN BANK INDONESIA, DIOLAH
Risiko kredit pertanian, kehutanan, dan perikanan turun pada
triwulan IV 2020, dan terjadi baik pada kredit modal kerja Grafik 4.20 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit, serta Risiko
maupun kredit investasi. Penurunan NPL kredit modal kerja (dari Subsektor Konstruksi
1,03% menjadi 0,84%) disebabkan oleh membaiknya repayment
capacity kredit pada subsektor peternakan. Sementara 90% 9%
penurunan NPL kredit investasi (dari 2,97% menjadi 1,36%) 8%
disebabkan oleh membaiknya kualitas kredit subsektor 80% 7%
Perkebunan Karet dan Penghasil Getah Lainnya. 6%
70% 5%
4%
60% 3%
2%
50% 1%
0%
40% -1%

30%

20%

10%

0%

-10%
I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2020

NPL KREDIT MODAL KERJA (RHS) G-KONSTRUKSI
NPL KREDIT INVESTASI (RHS) PERTUMBUHAN EKONOMI KONSTRUKSI

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH DAN BANK INDONESIA, DIOLAH

23. Pertumbuhan lapangan usaha pertanian pada PDRB Jawa Tengah sebesar 7,56% (yoy)
pada triwulan IV 2020, lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2020 (6,61%; yoy).

24. Kredit perdagangan besar dan eceran terkontraksi 0,67% (yoy), stabil dibandingkan
triwulan sebelumnya (-0,67%; yoy).

64 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

Kualitas kredit LU perdagangan membaik, khususnya pada jenis 4.2.2. Kerentanan Sektor Rumah Tangga
kredit modal kerja. NPL kredit modal kerja LU perdagangan 4.2.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor
sebesar 3,12% turun dibandingkan triwulan sebelumnya (3,68%)
karena perbaikan kinerja subsektor perdagangan impor lainnya Rumah Tangga
serta subsektor penjualan suku cadang dan aksesoris mobil.
Mulai bergeraknya aktivitas impor pada akhir tahun 2020 seiring Rumah tangga (RT) memegang peranan besar terhadap
mulai dibukanya negara mitra dagang menjadi penyebab perekonomian dan sistem keuangan Jawa Tengah. Konsumsi
utamanya. RT menyumbang sekitar 62% dari total PDRB di Jawa Tengah.
Dari sektor keuangan, RT juga menjadi kontributor terbesar
Restrukturisasi Kredit penghimpunan dana pihak ketiga. Faktor utama yang dapat
memberikan tekanan dan menjadi sumber kerentanan sektor
Untuk menjaga keberlangsungan usaha khususnya bagi sektor- rumah tangga adalah tingkat pendapatan. Hasil Survei Konsumen
sektor produktif yang masih memiliki prospek yang baik, Bank Indonesia menunjukkan bahwa terdapat pesimisme sektor
Pemerintah mendorong restrukturisasi kredit untuk RT di Jawa Tengah terhadap tingkat penghasilan baik saat ini
mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional. Perbankan di Jawa maupun ke depan. Apabila kondisi tersebut terus berlanjut dapat
Tengah telah melakukan restrukturisasi sejak triwulan II 2020, mengganggu kinerja sektor rumah tangga.
baik untuk debitur skala besar, menengah maupun kecil.
Dari sisi perbankan, Dana Pihak Ketiga (DPK) rumah tangga
Berdasarkan sektor ekonomi, LU konstruksi mengalami menyumbang 75,25% dari total DPK yang dihimpun oleh
pertumbuhan restrukturisasi yang lebih tinggi. Hal ini karena perbankan di Jawa Tengah pada triwulan IV 2020. Berdasarkan
adanya penundaan berbagai kegiatan konstruksi oleh pemerintah jenisnya, komponen tabungan masih menjadi pembentuk utama
dan swasta sehingga mengganggu repayment capacity LU ini. DPK di Jawa Tengah dengan rasio sebesar 55,39%. Analisis lebih
Secara umum, berbagai upaya restrukturisasi tersebut cukup dalam mengindikasikan bahwa sekitar 0,06% deposan besar
mampu menahan peningkatan risiko kredit yang lebih tinggi, serta (dengan simpanan dana lebih dari Rp1 miliar) menguasai 39,53%
memberikan debitur peluang untuk mendorong aktivitas dari total himpunan dana pihak ketiga.
ekonomi.

Grafik 4.21 Perkembangan Restrukturisasi Kredit Perbankan di Grafik 4 23 Indeks Penghasilan & Ketersediaan Tenaga Kerja Saat Ini
Jawa Tengah

120 700 160
600
100 500 140
400
300 120
200
80 100 100
0
60 -100 80
IV
40 60

40

20 20

- 0
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2020 2018 2019 2020

RESTRUKTURISASI (RP) G_RESTRUKTURISASI (RHS - %) KONDISI EKONOMI SAAT INI (IKE) PENGHASILAN KONSUMEN KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4.22 Pertumbuhan Restrukturisasi Kredit Jawa Tengah Grafik 4.24 Ekspektasi Penghasilan dan Ketersediaan Lapangan Kerja
Berdasarkan Sektor Ekonomi Utama 6 bulan y.a.d.

4.000 180

160

3.000 140

2.000 120

100

1.000 80

60

0 40

20

-1.000 0
I II III IV I II III IV I II III IV
I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2020 2018 2019 2020

PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN INDUSTRI PENGOLAHAN EKSPEKTASI KONSUMEN (IEK) EKSPEKTASI PENGHASILAN KONSUMEN EKSPEKTASI KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA
KONSTRUKSI PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian 65

PROVINSI JAWA TENGAH

Sementara itu, kredit konsumsi RT menyumbang 27,91% dari total Grafik 4.26 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Perseorangan
kredit yang disalurkan oleh perbankan di Jawa Tengah. Kredit Jawa Tengah Berdasarkan Komponennya
konsumsi menunjukkan penurunan dari 2,28% (yoy) menjadi
sebesar 0,50% (yoy) dengan kualitas NPL yang sedikit membaik 25,00%
menjadi 1,21% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya sebesar
1,37% (yoy). Penyaluran kredit konsumsi masih didominasi oleh 20,00%
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Multiguna.
15,00%
4.2.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga/
Perseorangan (DPK RT) di Perbankan 10,00%

Dana Pihak Ketiga (DPK) di Jawa Tengah pada triwulan IV 2020 5,00%
sebesar Rp341,04 triliun, didominasi oleh dana rumah tangga
domestik sebesar Rp256,65 triliun atau setara dengan pangsa 0,00%
75,25% dari total DPK. Pertumbuhan DPK sektor rumah tangga
sedikit melambat menjadi sebesar 9,69% (yoy) pada triwulan -5,00%
laporan, lebih rendah dibandingkan triwulan III 2020 (10,32%; yoy).
-10,00%
Komposisi DPK rumah tangga pada triwulan IV 2020 masih
didominasi oleh tabungan (68,54%), deposito (28,53%), dan giro -15,00% IV
(2,93%). Tabungan rumah tangga mencatatkan pertumbuhan I II III IV I II III IV I II III
sebesar 12,58% (yoy); relatif stabil dibandingkan triwulan lalu
(12,86%; yoy). Sebaliknya, kinerja deposito melambat dari 4,30% 2018 2019 2020
(yoy) pada triwulan III 2020 menjadi 3,76% (yoy) pada triwulan
berjalan. Lebih lanjut, giro rumah tangga menunjukkan G-DPK RT G-GIRO G-TABUNGAN G-DEPOSITO
perlambatan paling signifikan sebesar 4,88% (yoy) pada triwulan
laporan dibandingkan 17,31% (yoy) pada triwulan sebelumnya. SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
DPK yang masih tumbuh tinggi walaupun sedikit melambat
dibanding triwulan lalu ini mengindikasikan bahwa masyarakat
berpenghasilan menengah ke atas masih menahan konsumsi.
Hal ini terkonfirmasi pada grafik 4-27 yang menunjukkan
peningkatan konsumsi hanya terjadi pada masyarakat
berpenghasilan rendah, sementara masyarakat berpenghasilan
menegah ke atas masih cenderung menahan konsumsi.

Sejalan dengan pola historis, berdasarkan kelompok nilai,
ketergantungan perbankan Jawa Tengah terhadap nasabah
perseorangan dengan kelompok nilai besar masih cukup tinggi.
Tercatat pada triwulan IV 2020, sebanyak 0,10% dari jumlah
deposan perseorangan dengan nilai tabungan di atas Rp500 juta
menyumbang 32,55% dari nilai keseluruhan tabungan
perseorangan di Jawa Tengah.

Grafik 4.25 Perkembangan Pertumbuhan DPK, Perseorangan, dan Bukan Grafik 4.27 Rata-rata Pengeluaran per Golongan di Jawa Tengah
Perseorangan Jawa Tengah (Mar-Sep 2020)

20% 3.500.000 “Kelompok miskin “Kelompok tidak miskin” 6
18% 3.000.000 dan rentan” 4
16% 2.500.000 2
14% 2.000.000 0
12% 1.500.000 -2
10% 1.000.000 -4
-6
8% 500.000 -8
6% 0 -10
4% -12
2% -14
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2020

TOTAL PERSEORANGAN NON PERSEORANGAN MARET 2020 SEPTEMBER 2020 GROWTH

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BPS

Tabel 4.2 Pengelompokan Tabungan Perseorangan Berdasarkan Nilainya

DPK PERSEORANGAN NOMINAL (RP MILIAR) JUMLAH REKENING PERSENTASE NOMINAL PERSENTASE REKENING

0 - 100 97.341.883.149.466 515.820.201 37,90% 99,11%
>100JT - 500JT 75.914.150.394.235 4.092.362 29,56% 0,79%
>500JT - 1 M 20.039.638.074.384 313.222 0,06%
Diatas 1 M 63.551.558.090.659 231.025 7,80% 0,04%
TOTAL 256.847.229.708.744 24,74%
520.456.810 100,00% 100,00%
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

66 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

4.2.2.3. Kredit Perseorangan di Perbankan Grafik 4.30 Perkembangan Rasio Non-Performing Loan Kredit Rumah
Tangga Jawa Tengah
Kinerja kredit konsumsi sektor rumah tangga (RT) di Jawa Tengah
pada triwulan IV 2020 terus melambat, dari sebelumnya tumbuh 3%
2,28% (yoy) pada triwulan III 2020, menjadi 0,50% (yoy) pada
triwulan laporan. Hal ini menjadi perhatian karena laju realisasi 3%
kredit konsumsi RT juga turut mencerminkan perkembangan
komponen konsumsi RT pada PDRB Jawa Tengah yang masih 2%
mencatatkan kontraksi dari -0,62% (yoy) pada triwulan lalu,
menurun menjadi -1,42% (yoy) pada triwulan IV 2020. 2%

Sesuai dengan historis, struktur kredit rumah tangga sebagian 1%
besar masih disalurkan dalam kredit multiguna, kredit pemilikan
rumah (KPR), dan kredit kendaraan bermotor (KKB). Berdasarkan 1%
andilnya, perlambatan realisasi kredit RT pada triwulan IV 2020
terutama disebabkan oleh kelompok kredit kendaraan bermotor 0%
serta kredit multiguna. Walaupun kinerja kredit melambat, I II III IV I II III IV I II III IV
kualitas kredit rumah tangga cenderung membaik, dengan rasio
NPL sebesar 1,21% pada pada triwulan laporan ini. 2018 2019 2020

Pada triwulan laporan, kredit kendaraan bermotor (KKB) KPR KKB MULTIGUNA
mengalami kontraksi -24,28% (yoy), turun dibandingkan triwulan
lalu (-16,54%; yoy). Penyaluran KKB mayoritas ditujukan untuk SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
membiayai kepemilikan mobil roda empat (75,98%) dan sepeda
bermotor (20,37%). Penurunan kinerja penyaluran KKB Indonesia mengidentifikasi bahwa penurunan penghasilan
disebabkan oleh kelompok pembiayaan kendaraan mobil roda masyarakat akibat lesunya sektor produksi, menyebabkan
empat yang mengalami kontraksi -19,59% (yoy); melanjutkan tren masyarakat memilih untuk menahan konsumsi barang tahan
kontraksi sejak triwulan II 2020. Hasil Survei Konsumen Bank lama. Secara agregat, kualitas kredit kendaraan bermotor (KKB)
masih terjaga, dengan penurunan rasio NPL dari sebesar 2,29%
pada triwulan lalu, menjadi 1,78% pada triwulan IV 2020.

Sebagai pembentuk kredit konsumsi RT terbesar di Jawa Tengah,
laju penyaluran KPR pada triwulan IV 2020 sebesar 1,66% (yoy),
membaik dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,68%
(yoy). Dengan pangsa nilainya terhadap keseluruhan kredit
konsumsi di Jawa Tengah sebesar 25,37%, peningkatan kinerja
KPR menjadi salah satu kontributor penahan perlambatan kredit

Grafik 4.28 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga Grafik 4.31 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Kendaraan Bermotor
Jawa Tengah di Jawa Tengah

20% 30%
15%
10% 20%

5% 10%
0%
-5% 0%
-10%
-15% -10%

-20%

-20% -30%

-25% -40%

-30% IV -50% IV
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020 2018 2019 2020

G-KONSUMSI KPR KKB MULTIGUNA KKB-RODA EMPAT KKB KKB-RODA DUA

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4.29 Perkembangan Andil Kredit Rumah Tangga Jawa Tengah Grafik 4.32 Perkembangan NPL Kredit Kendaraan Bermotor di
Jawa Tengah
12,00%
3%

10,00% 3%

8,00%

6,00% 2%

4,00% 2%

2,00% 1%

0,00%

-2,00% 1%

-4,00% I II III IV 0% IV
I II III IV I II III IV 2020 I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 LAINNYA 2018 2019 2020

KPR KKB PERALATAN RT MULTIGUNA KKB RODA EMPAT KKB KKB RODA DUA

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian 67

PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 4.33 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah di Grafik 4.34 Perkembangan NPL Kredit Pemilikan Rumah di Jawa Tengah
Jawa Tengah

20% 8%
7%
15% 6%
5%
10% 4%
3%
5% 2%
1%
0% 0%

-5% I

-10% IV II III IV I II III IV I II III IV
I II III IV I II III IV I II III 2018 2019 2020

2018 2019 2020 KPR >70M2 KPR RUKO&RUKAN

KPR >70M2 KPR <70M2 KPR KPR RUKO&RUKAN KPR <70M2 KPR

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RT yang lebih dalam. Peningkatan penyaluran KPR di Jawa Secara umum kualitas KPR di Jawa Tengah masih relatif terjaga,
Tengah berlangsung pada hampir seluruh kelompok pembiayaan dengan rasio NPL cenderung membaik di tingkat 2,09% pada
pembelian rumah kecuali rumah kantor maupun rumah toko. triwulan IV 2020. Apabila ditelaah lebih lanjut berdasarkan jenis
KPR untuk kepemilikan tipe rumah tinggal <70 m2 mencatatkan kredit, hanya NPL pada penyaluran KPR > 70 m2 yang mengalami
perbaikan yang cukup signifikan dari 2,22% (yoy) triwulan lalu peningkatan risiko. Perbaikan kualitas KPR juga tercermin dari
menjadi sebesar 3,86% (yoy) pada triwulan IV 2020. Penyaluran peningkatan yang signifikan pengajuan restrukturisasi KPR
kredit pada rumah tinggal > 70 m2 masih mengalami kontraksi - kelompok rumah pasca Pemerintah menerbitkan paket kebijakan
2,68% (yoy) pada triwulan ini, namun sudah sedikit membaik stimulus yang tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
dibandingkan triwulan sebelumnya. Perbaikan pada KPR rumah (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus
tinggal terindikasi akibat pelonggaran kebijakan pemberian kredit Perekonomian Nasional.
terhadap nasabah diluar pekerja BUMN, ASN, TNI, dan Polri
seiring dengan membaiknya ekspektasi pertumbuhan ekonomi.



05

PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN
DAN PENGELOLAAN
UANG RUPIAH

5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran di Jawa Tengah
5.1.1 Perkembangan Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
5.1.2 Perkembangan Pengelolaan Uang Rupiah
5.2 Upaya Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
5.2.1 Penyediaan Uang Rupiah
5.2.2 Penanganan Uang Palsu
5.3 Perkembangan Transaksi Penukaran Valuta Asing
5.4 Perkembangan Elektronifikasi dan Keuangan Inklusif

70 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

5.1. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN DI JAWA TENGAH
5.1.1. Perkembangan Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

Penyelesaian transaksi ritel di Jawa Tengah yang diproses pertumbuhan rata-rata harian pada triwulan sebelumnya yang
melalui SKNBI pada triwulan IV 2020 mengalami penurunan. sebesar -3,06% (yoy). Dari sisi nominal, nilai rata-rata harian
Nominal transaksi perputaran kliring pada triwulan IV 2020 perputaran kliring sebesar Rp683,2 miliar, meningkat 2,44% (yoy),
tercatat sebesar Rp40,3 triliun, tumbuh -7,02% (yoy). Tingkat juga lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar
pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding triwulan -4,98% (yoy). Pertumbuhan rata-rata harian transaksi kliring yang
sebelumnya yang sebesar 4,98% (yoy). Penurunan tersebut meningkat tersebut, disebabkan jumlah hari libur yang lebih
sejalan dengan permintaan domestik Jawa Tengah yang banyak sehingga operasional perbankan lebih terbatas dibanding
melemah pada triwulan IV 2020 dimana konsumsi rumah tangga periode sebelumnya. Akibatnya, jumlah transaksi yang diproses
menurun -2,38% (yoy). Meskipun demikian, secara triwulanan setiap harinya menjadi lebih tinggi.
transaksi kliring meningkat 7,19% (qtq)25, lebih rendah
dibandingkan triwulan IV 2019 yang mengalami penurunan 9,55% Terdapat 10 Koordinator Pertukaran Warkat Debit (KPWD) di
(qtq). Dari sisi volume, perputaran kliring pada triwulan IV 2020 Jawa Tengah, yaitu KPWD BI (Semarang, Solo, Purwokerto, dan
membaik dari -3,06% (yoy) pada triwulan III 2020 menjadi -1,29% Tegal) serta KPWD selain BI (Kudus, Magelang, Salatiga,
(yoy) pada triwulan IV 2020. Purworejo, Pekalongan, dan Cilacap). Pangsa volume transaksi
KPWD selain BI pada periode Triwulan IV 2020 adalah sebesar
Dengan perkembangan tersebut, SKNBI di Jawa Tengah selama 13,29% dari jumlah seluruh transaksi kliring di Jawa Tengah atau
2020 tumbuh -7,02% (yoy) atau lebih rendah dari tahun 2019 yang memproses 122.007 DKE. Dari sisi nominal, pangsa nilai
sebesar 5,94% (yoy). Kondisi perekonomian yang terdampak transaksi yang diproses oleh KPWD selain BI sebesar 17,80% dari
COVID-19 telah membuat transaksi perekonomian menurun. seluruh transaksi kliring di Jawa Tengah atau mencapai nilai
Pelemahan tidak hanya dari sisi konsumsi, melainkan juga sisi 6,31triliun.
produksi. Secara nasional, volume transaksi kliring di Jawa
Tengah pada tahun 2020 memiliki pangsa 2,22% dan nominal KPWD Kota Semarang mencatatkan transaksi kliring terbesar di
transaksi kliring memiliki pangsa sebesar 3,56%. Jawa Tengah dengan pangsa volume dan nominal kliring sebesar
masing-masing 60,45% dan 50,76%. Kota selanjutnya yang
Secara rata-rata harian, perkembangan transaksi kliring memberikan sumbangan terbesar terhadap perputaran kliring
mengalami peningkatan baik dari sisi nominal maupun volume Jawa Tengah adalah Kota Solo dengan pangsa volume dan
pada triwulan IV 2020. Perputaran kliring di Jawa Tengah nominal masing-masing sebesar 16,68% dan 21,32%, sedangkan
memproses rata-rata 17.114 Data Keuangan Elektronik (DKE) per kota-kota lain hanya memberikan kontribusi di bawah 10%. Kota
hari atau meningkat 8,74% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Semarang sebagai pusat perekonomian Jawa Tengah,
menyebabkan tingginya transaksi di kota tersebut.

Grafik 5.1 Perkembangan Kliring di Jawa Tengah Grafik 5.2 Pertumbuhan Tahunan Rata-Rata Perputaran Kliring dan SBT
SKDU

20 % YOY 75 % YOY INDEKS 45

10 30
50 15
0

-10 0
25

-15

-20 0 -30
-45
-30

-40 -25 -60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020

NOMINAL SKNBI VOLUME PERTUMBUHAN TAHUNAN RATA-RATA PERPUTARAN KLIRING HARIAN JAWA TENGAH - VOLUME
PERTUMBUHAN TAHUNAN RATA-RATA PERPUTARAN KLIRING HARIAN JAWA TENGAH - NOMINAL
SALDO BERSIH TERTIMBANG SKDU - SKALA KANAN

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

25. Transaksi kliring di Jawa Tengah pada triwulan IV 2020 sebesar Rp37,60 triliun, lebih tinggi
dibandingkan Rp33,50 triliun pada triwulan sebelumnya.

Laporan Perekonomian 71

PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 5.3 Pangsa Volume Transaksi SKNBI Berdasarkan Daerah 5.1.2. Perkembangan Pengelolaan Uang Rupiah
Pengiriman
Aliran uang kartal melalui Bank Indonesia di Jawa Tengah pada
1.400 RIBU TRANSAKSI triwulan IV 2020 mencatatkan posisi net outflow.

1.200 Posisi net outflow sebesar Rp4,66 triliun26, lebih tinggi
dibandingkan triwulan yang sama tahun 2019 yang mengalami
1.000 net outflow sebesar Rp2,24 triliun. Pada triwulan laporan,
penurunan inflow sebesar -13,29% (qtq) dan peningkatan outflow
800 sebesar 27,40% (qtq) disebabkan karena meningkatnya
kebutuhan uang tunai di tengah libur panjang dan hari raya besar
600 keagamaan nasional disertai penyaluran bantuan sosial dari
pemerintah.
400
Secara tahunan, inflow tercatat tumbuh -2,79% (yoy),
200 dibandingkan inflow pada triwulan III 2020 yang tumbuh sebesar -
5,99% (yoy). Posisi outflow pada triwulan IV 2020 tercatat tumbuh
- sebesar 9,70% (yoy), melambat dibandingkan triwulan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV sebelumnya yang turun sebesar 16,90% (yoy). Secara spasial,
aliran uang kartal melalui Bank Indonesia di Semarang dan Solo
2017 2018 2019 2020 mencatat net inflow. Sementara itu, posisi aliran kas melalui Bank
Indonesia Tegal dan Purwokerto mencatat net outflow.
SEMARANG SOLO PURWOKERTO TEGAL KUDUS PEKALONGAN LAINNYA

Grafik 5.4 Pangsa Nominal Transaksi SKNBI Berdasarkan Daerah
Pengiriman

70.000 RP MILIAR

60.000

50.000

40.000

30.000

20.000

10.000

-
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2020

SEMARANG SOLO PURWOKERTO TEGAL KUDUS PEKALONGAN LAINNYA

Grafik 5.5 Perkembangan Rata-Rata Penarikan Cek dan Bilyet Giro Grafik 5.6 Perkembangan Pola Penarikan dan Setoran Uang Kartal
Kosong Harian di Jawa Tengah melalui Bank Indonesia di Jawa Tengah

30 RP MILIAR LEMBAR 350 30 RP TRILIUN
25
25 300 20
15
20 250 10
200
5
15 -
150 (5)
(10)
10 100 (15)
(20)
5 50 (25)
(30)
00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020

NOMINAL VOLUME - SKALA KANAN INFLOW OUTFLOW NETFLOW

Transaksi kliring debet pengembalian dengan instrumen Grafik 5.7 Perkembangan Pola Penarikan dan Setoran Uang Kartal
pembayaran berupa cek dan bilyet giro (BG) kosong mengalami Berdasarkan Wilayah
penurunan baik dari sisi volume dan nominal.
25 RP TRILIUN
Rata-rata volume cek dan BG kosong yang dikliringkan per hari
pada triwulan laporan menurun -36,81% (yoy). Di sisi lain, volume 20
cek dan BG kosong secara triwulanan meningkat 10,17% (qtq).
Lebih lanjut, rata-rata nilai penarikan cek dan BG kosong menurun 15
-35,13% (yoy), atau lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya
sebesar -25,85% (yoy). Penurunan tersebut seiiring pelemahan 10
konsumsi domestik di tengah pandemi COVID-19.
5

0

-5

-10

-15
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2020

SEMARANG SOLO PURWOKERTO TEGAL

26. Pada triwulan IV 2020, posisi aliran uang kartal dari perbankan dan masyarakat ke Bank Rp21,79 triliun meningkat dibandingkan Rp17,10 triliun pada triwulan III 2020. Dengan
Indonesia (inflow) mencapai Rp17,13 triliun, lebih rendah dibandingkan triwulan lalu demikian, pada triwulan IV 2020 Jawa Tengah mengalami posisi net outflow sebesar Rp4,66
(Rp19,76 triliun). Sementara itu, aliran uang kartal dari Bank Indonesia (outflow) sebesar triliun.

72 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

5.2. UPAYA MENJAGA KELANCARAN SISTEM Namun demikian, sehubungan dengan semakin meningkatnya
PEMBAYARAN penyebaran Covid-19 di Indonesia sekitar akhir Maret 2020, maka
untuk sementara kegiatan kas keliling diberhentikan sejak bulan
5.2.1. Penyediaan Uang Rupiah April 2020 hingga waktu yang tidak ditentukan. Dalam memenuhi
kebutuhan uang layak edar, masyarakat lebih banyak melakukan
Bank Indonesia secara rutin melakukan kegiatan penarikan uang penukaran pada bank umum.
Rupiah yang tidak layak edar dari peredaran, pengolahan uang
Rupiah, serta penggantian dengan uang rupiah layak edar, 5.2.2. Penanganan Uang Palsu
sebagai bentuk penerapan clean money policy. Hal ini dilakukan
untuk menjamin ketersediaan dan meningkatkan standar kualitas Jumlah uang palsu yang ditemukan di Jawa Tengah pada triwulan
uang yang diedarkan ke masyarakat. Pemusnahan uang Rupiah IV 2020 sebanyak 9.890 lembar, menurun 22,74% (qtq)
tidak layak edar di Jawa Tengah pada triwulan laporan menurun dibandingkan triwulan sebelumnya dengan temuan uang palsu
12,31% dari inflow. Dari sisi nonimal, nilai pemusnahan uang sebanyak 12.801 lembar. Penurunan tersebut didorong oleh
Rupiah pada triwulan IV 2020 juga mengalami penurunan 23,96% meningkatnya aktivitas transaksi secara nontunai. Apabila
(qtq). Penurunan tersebut seiiring dengan aktivitas masyarakat dibedakan menurut pecahannya, pecahan yang paling banyak
yang lebih banyak di dalam rumah sehingga meminimalisir dipalsukan adalah Rp100.000 sebanyak 8.705 lembar (88,0%),
transaksi secara tunai. diikuti oleh pecahan Rp50.000 sebanyak 1.065 lembar (10,8%).
Sedangkan pecahan lainnya memiliki pangsa masing-masing
Bank Indonesia juga melakukan layanan kas yang dilaksanakan di pecahan kurang dari 1%.
dalam kantor maupun di luar kantor. Layanan kas bagi
masyarakat di kantor Bank Indonesia dibuka untuk melayani Secara agregat 2020, apabila dibedakan berdasarkan
penukaran uang rusak, uang cacat, serta uang yang sudah dicabut kewilayahan operasional Bank Indonesia, uang palsu paling
dari peredaran. Sementara layanan kas di luar kantor diwujudkan banyak ditemukan di Semarang27 sebanyak 9.550 lembar (32,3%).
dengan program kas keliling. Kegiatan kas keliling tersebut secara
rutin dilaksanakan di dalam kota kedudukan BI hingga
menjangkau daerah terpencil. Kas keliling dapat melayani
penukaran uang ke pecahan yang lebih kecil serta uang layak edar.

Grafik 5.8 Perkembangan Penarikan dan Pemusnahan Uang Tidak Grafik 5.9 Frekuensi dan Nominal Kas Keliling
Layak Edar

10 RP TRILIUN RASIO (%) 60 120 KALI RP MILIAR 100
9 50 100 80
8 40
7 30 80 60
6 20
5 10 60 40
4 -
3 40 20
2 II III IV
1 2020 20 0
-
I II III IV I II III IV I II III IV I 0 -20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2017 2018 2019 2017 2018 2019 2020

PEMUSNAHAN % PEMUSNAHAN/INFLOW - SKALA KANAN FREKUENSI KAS KELILING NOMINAL KAS KELILING - SKALA KANAN

Grafik 5.10 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Wilayah Grafik 5.11 Persentase Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan

11.000 LEMBAR 88%
10.000 SEMARANG
100.000
9.000
8.000 11%
7.000
6.000 50.000
5.000
4.000 1%
3.000
2.000 20.000
1.000
0%
-
10.000
SOLO PURWOREJO TEGAL
0%

5000

100.000 50.000 20.000 PECAHAN ≤ 10.000

27. Penyebutan kota merujuk pada kedudukan kantor perwakilan Bank Indonesia dengan
wilayah kerja sesuai kewenangan di beberapa kabupaten/kota

Laporan Perekonomian 73

PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 5.12 Persentase Temuan Uang Palsu Berdasarkan Sumber Temuan penjualan menurun 67,7% (yoy). Penurunan transaksi valuta asing
seiring masih minimnya wisatawan asing ke Jawa Tengah dan
0,60% aktivitas penerbangan ke luar negeri. Berdasarkan mata uang
yang diperdagangkan, Dolar Amerika Serikat (USD) masih
SETORAN BANK mendominasi transaksi pada triwulan IV 2020 dengan pangsa
sebesar 38,7%, yang diikuti oleh Dolar Singapura (SGD) sebesar
0,70% 28,9%, Yen Jepang (JPY) sebesar 5,5%, Euro (EUR) sebesar 4,7%,
dan Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 3,3%. Sementara transaksi
MASYARAKAT mata uang lainnya untuk 44 jenis valuta asing memiliki pangsa
18,8%.
70,02%

KLARIFIKASI BANK

39,16%

KEPOLISIAN

Sementara pangsa penemuan uang palsu di kota lain adalah Penyelenggaraan KUPVA BB berizin diperlukan untuk
Purwokerto sebanyak 8.837 lembar (29,9%), Tegal sebanyak mendukung keberlangsungan pasar keuangan terutama pasar
6.976 lembar (23,6%), dan Solo sebanyak 4.209 lembar (14,23%). valuta asing domestik. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing
Penemuan uang palsu tersebut antara lain berasal dari klarifikasi Bukan Bank (KUPVA BB) yang memiliki izin dari Bank Indonesia di
perbankan (59,55%), kepolisian (39,16%), setoran masyarakat Jawa Tengah terdapat sejumlah 48 penyelenggara. Berdasarkan
melalui loket penukaran (0,70%), serta hasil setoran bank (0,60%). jumlah tersebut, 26 KUPVA (54,35%) terdapat di wilayah kerja
KPwBI Provinsi Jawa Tengah, 12 KUPVA BB (26,09%) terdapat di
5.3. PERKEMBANGAN TRANSAKSI wilayah kerja KPwBI Solo, 6 KUPVA BB (13,04%) terdapat di
PENUKARAN VALUTA ASING wilayah kerja KPwBI Purwokerto, dan 4 KUPVA BB (6,52%)
terdapat di wilayah kerja KPwBI Tegal.
Transaksi menggunakan Uang Kertas Asing (UKA) di KUPVA BB
mengalami penurunan baik secara triwulanan maupun tahunan. 5.4. PERKEMBANGAN ELEKTRONIFIKASI
Nilai transaksi penukaran valuta asing melalui KUPVA BB berizin DAN KEUANGAN INKLUSIF
di Jawa Tengah pada triwulan IV 2020 mencapai Rp253,6 miliar,
lebih rendah 34,8% (qtq) dibandingkan nilai transaksi triwulan Bank Indonesia sebagai otoritas di bidang sistem pembayaran
sebelumnya sebesar Rp389,2 miliar. Apabila dibedakan terus mendorong penerapan Gerakan Nasional Non Tunai
berdasarkan jenis transaksi, transaksi pembelian valuta asing (GNNT) melalui penggunaan instrumen nontunai
melalui KUPVA Bukan Bank adalah sebesar Rp127,6 miliar, (elektronifikasi), antara lain pada sektor Pemda dan penyaluran
menurun 33,5% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar bantuan sosial.
Rp192,0 miliar. Demikian pula dengan transaksi penjualan yang
juga mengalami penurunan 36,1% (qtq) menjadi Rp126,1 miliar Pada tanggal 17 Agustus 2019, Bank Indonesia menerbitkan QR
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp197,2 miliar. Code Indonesia Standard atau disingkat QRIS. QRIS adalah
Penurunan tersebut seiiring minimnya transaksi internasional standar nasional QR Code pembayaran yang ditetapkan oleh
selama pandemi COVID-19. Bank Indonesia untuk memfasilitasi transaksi pembayaran di
Indonesia. Ciri QR Code yang telah berstandar QRIS adalah
Secara tahunan, transaksi penukaran valuta asing juga tercatat terdapat logo QRIS di sisi kiri atas dan logo GPN (burung Garuda
menurun 67,4% (yoy). Pertumbuhan tahunan transaksi pembelian Merah) di sisi kanan atas. Sesuai ketentuan Bank Indonesia, per
mengalami penurunan 67,1% (yoy), sementara transaksi tanggal 1 Januari 2020 pedagang di seluruh Indonesia wajib
menggunakan QR Code dengan standar QRIS.

Grafik 5.13 Transaksi Penukaran Valuta Asing Grafik 5.14 Pangsa Valuta Asing yang ditukarkan melalui KUPVA Bukan
Bank di Jawa Tengah
750 RP MILIAR % QTQ 300
250 750 RP MILIAR
600 200
150 600
450 100
50 450
300 0
-50 300
150 -100
-150 150
-
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV -
2017 2020 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2018 2019 2017 2018 2019 2020

PEMBELIAN PERTUMBUHAN TRANSAKSI - SKALA KANAN USD SGD MYR EUR JPY LAINNYA
PENJUALAN KUNJUNGAN WISMAN - SKALA KANAN

74 Laporan Perekonomian

PROVINSI JAWA TENGAH

Posisi akhir Desember 2020 telah terdapat 500.950 merchant di dilakukan kepada 3,57 juta KPM. Penyaluran bansos nontunai
Provinsi Jawa Tengah yang memiliki QRIS. Berdasarkan jumlah bertujuan untuk mewujudkan pemenuhan prinsip 6T (tepat waktu,
tersebut 252.242 merchant (50,4%) ada di wilayah kerja KPwBI tepat sasaran, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga, dan tepat
Provinsi Jawa Tengah, 121.170 merchant (24,2%) ada di wilayah administrasi) serta meningkatkan kesempatan dan kemampuan
kerja KPwBI Solo, 58.142 merchant (11,6%) ada di wilayah kerja masyarakat dalam mengakses dan memanfaatkan layanan
KPwBI Purwokerto, dan 62.527 merchant (12,5%) berada di keuangan.
wilayah kerja KPwBI Tegal.
Apabila ditinjau dari luas wilayah, rasio ketersediaan layanan
Pada elektronifikasi bantuan sosial, Bank Indonesia melakukan keuangan dibandingkan 1.000 km2 luas wilayah di masing-masing
koordinasi dengan instansi dan lembaga terkait untuk kabupaten/kota Jawa Tengah, daerah yang memiliki ketersediaan
memastikan kelancaran penyaluran bantuan sosial, baik berupa layanan keuangan tertinggi dibandingkan luas wilayah adalah
Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako Kota Magelang. Sementara daerah yang memiliki nilai rasio
(sebelumnya bernama Bantuan Pangan Nontunai (BPNT)). terendah adalah Kabupaten Grobogan. Aspek ini perlu menjadi
Penyaluran PKH tahap triwulan IV 2020 yang dimulai 24 Oktober perhatian bagi pemangku kebijakan dan industri keuangan agar
2020 dilakukan kepada 1,55 juta KPM dengan persentase dapat meningkatkan jangkauan layanan keuangan bagi
penyerapan jumlah KPM sebesar 98,96%. Sementara itu masyarakat, terutama yang berada di daerah terpencil.
penyaluran Program Sembako pada bulan September 2020

Grafik 5.15 Rasio Ketersediaan Layanan Keuangan di Jawa Tengah dibandingkan 1.000 km2 Luas Wilayah

50 RIBU
40
30
20
10

0
KAB. SEMARANG
KAB. KENDAL
KAB. DEMAK

KAB. GROBOGAN
KAB. PEKALONGAN

KAB. TEGAL
KAB. BREBES

KAB. PATI
KAB. KUDUS
KAB. PEMALANG
KAB. JEPARA
KAB. REMBANG
KAB. BLORA
KAB. BANYUMAS
KAB. CILACAP
KAB. PURBALINGGA
KAB. BANJARNEGARA
KAB. MAGELANG
KAB. TEMANGGUNG
KAB. WONOSOBO
KAB. PURWOREJO
KAB. KEBUMEN
KAB. KLATEN
KAB. BOYOLALI
KAB. SRAGEN
KAB. SUKOHARJO
KAB. KARANGANYAR
KAB. WONOGIRI
KAB. BATANG
KOTA SEMARANG
KOTA SALATIGA
KOTA PEKALONGAN
KOTA TEGAL
KOTA MAGELANG
KOTA SURAKARTA/SOLO

RASIO KETERSEDIAAN LAYANAN KEUANGAN RASIO KETERSEDIAAN AGEN LKD


Click to View FlipBook Version