The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

UAS COMPUTATIONAL THINGKING_LARASATI ISSATUL MUTHOHAROH

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by LARASATI ISSATUL MUTHOHAROH, 2024-04-03 23:30:22

UAS COMPUTATIONAL THINGKING_LARASATI ISSATUL MUTHOHAROH

UAS COMPUTATIONAL THINGKING_LARASATI ISSATUL MUTHOHAROH

KATA PENGANTAR Segala puja dan puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Rekonstruksi Portofolio ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa terdapat berbagai kekurangan yang ada pada rekonstruksi portofolio ini sebagai akibat dari pengetahuan dan keterbatasan penulis. Sehingga dengan hal tersebut, penulis akan selalu membuka diri untuk menerima segala kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sebagai salah satu usaha guna menutupi kekurangankekurangan yang terdapat dalam rekonstruksi portofolio ini. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih. Semoga segala bantuan, dukungan, dan pengorbanan yang telah diberikan semua pihak menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga Rekonstruksi Portofolio ini menjadi informasi yang bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya. Yogyakarta, 4 April 2024 Penulis, Larasati Issatul Muthoharoh NIM. 23100261088


TOPIK 1. RUANG KOLABORASI Nama/No. Kelompok: Kelompok 1 No. Induk / Nama Mahasiswa : 1. Farida Dzulaifah (NIM. 23100261079) 2. Larasati Issatul Muthoharoh (NIM. 23100261088) 3. Indriana Trisoma Wuryandari (NIM. 23100261105) 4. Azka Salsabila (NIM. 23100261113) Hasil Diskusi secara umum : 1. CT merupakan proses berpikir dalam memformulasikan persoalan dan berstrategi dalam menentukan solusi yang efektif dan efisien dan optimal 2. Empat dasar pondasi CT: a. Decomposition (dekomposisi), merupakan tahapan di mana kamu harus menguraikan masalah yang kompleks menjadi bagian yang lebih kecil, sehingga lebih mudah menyelesaikannya satu persatu b. Pattern recognition (pengenalan pola), melakukan beberapa hal seperti melihat permasalahannya. Pada tahap ini dapat mendapatkan informasi yang penting, sedangkan yang kurang penting dapat diabaikan saja. c. Abstraction (abstraksi), pada tahap ini diminta untuk mengenal pola dengan mencari persamaan yang ada di antara masalah tersebut d. Algoritma (algoritma), proses pengembangan solusi langkah demi langkah atau urutan yang harus diikuti untuk menyelesaikan masalah tersebut. Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi membutuhkan CT. 1. Memasak nasi dengan rice cooker 2. Menyelesaikan tugas kuliah yang banyak dan bersamaan deadlinenya dengan menyelesaikan tugas yang mudah terlebih dahulu. 3. Mencuci piring dengan mengelompokkan kotoran yang tidak berminnyak terlebih dahulu 4. Memilih tempat untuk membeli suatu barang. 5. Memasak nasi dengan memanaskan air terlebih dahulu Penerapan fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari. A. Jawaban yang sudah tepat 1. Menyelesaikan tugas kuliah yang banyak dan bersamaan deadlinenya dengan menyelesaikan tugas yang mudah terlebih dahulu. 2. Mencuci piring dengan mengelompokkan kotoran yang tidak berminnyak terlebih dahulu 3. Membeli barang belanjaan sesuai dengan list kebutuhan 4. Memberikan pembelajaran di kelas sesuai dengan kondisi yang sebenarnya B. Jawaban yang kurang tepat


1. Menyelesaikan tugas kuliah yang banyak dan bersamaan deadlinenya dengan menyelesaikan tugas yang lebih sulit atau bersamaan. 2. Memberikan materi pembelajaran yang tidak sesuai dengan keadaan di lingkungan sekitar. 3. Melakukan perjalanan yang tidak sesuai dengan rencana.


TOPIK 1. DEMONSTRASI KONTEKSTUAL Nama/No. Kelompok: Kelompok 1 No. Induk / Nama Mahasiswa: 1. Farida Zulaifah (NIM. 23100261079) 2. Larasati Issatul Muthoharoh (NIM. 23100261088) 3. Indriana Trisoma Wuryandari (NIM. 23100261105) 4. Azka Salsabila (NIM. 23100261113) Feedback/pertanyaan: Tanggapan/solusi: 1. Mengapa memetakan jalan alternative guna menghindari kemacetan merupakan jawaban yang kurang tepat? (mba farida, kel 1) Karena jika kita melalui kemacetan kita akan berhenti disitu maka akan ada sebuah naluri untuk memilih jalan lain supaya terhindar dari kemacetan, sehingga dipetakan jalan alternative tersebut. 2. Bagaimana mengaitkan 4 fondasi menjadi satu masalah (Mba khoirunnisa, kel 6) Bisa dicontohkan dengan mengkaitkan pada contoh nomer 3 yaitu pembangunan rumah • Dekomposisi: saat membangun sebuah rumah, maka kita akan menguraikan kebutuhan ruangan menjadi beberapa bagian dari sederhana ke kompleks → saat membangun rumah, kita akan memilah-milah antara bagian-bagian bangunan tersebut, kita akan memisahkannya sendiri- sendiri. • Pengenalan pola: saat membangun rumah sudah selesai, dapat mengelompokkan beberapa bagian yang dibutuhkan berdasarkan jenisnya, seperti interior dan eksterior rumah. • Abstraksi: menyederhanakan kebutuhan dalam membangun rumah dan focus pada hal yang relevan saja. Saat membangun rumah, kita akan memilih beberaoa material, memilih material yang relevan, saat membangun bagian kamar mandi kita membutuhkan closet, bak mandi, closet. Kita tidak membutuhkan barang-barang yang tidak relevan seperti kompor. • Algoritma: menentukan langkah-langkah sesuai dengan perencanaan. Saat membangun rumah, kita akan melalui tahapan-tahapan membangun rumah.


Nama : Larasati Issatul Muthoharoh NIM : 23100261088 SEL.09.2-T1-8. Aksi Nyata 1. Apa harapan/target Anda dalam mengikuti mata kuliah ini? Jawab: Harapan atau target Saya dalam mengikuti mata kuliah CT adalah saya berharap lebih memahami mengenai CT, selain itu agar saya dapat mengaplikasikan CT dengan 4 fondasinya dalam menjalankan tugas sebagai guru profesional dan sebagai individu masyarakat, sehingga ketika menghadapi menghadapi persoalan, saya menjadi menjadi tidak gegabah melainkan dapat menemukan solusi yang efektif. Serta nantinya saya juga berharap dapat menularkan kerangka berpikir CT kepada peserta didik saya sehingga mereka dapat menyelesesaikan sebuah permasalahan dengan baik dengan cara yang logis dan sistematis. 2. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari CT? Jawab: Pemahaman baru setelah mempelajari CT yaitu saya jadi tau bahwa pada dasarnya cara berpikir manusia dapat seperti computer dalam menyelesaikan masalah. Setelah mempelajari Computational Thinking (CT), saya juga memperoleh pemahaman baru yaitu bahwa dalam pemecahan masalah, lebih baik dilakukan dengan cara yang terstruktur agar mendapat solusi yang efektif, kreatif, dan optimal, selain itu saya juga mendapat keterampilan yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang. Beberapa hal yang dapat saya ambil yakni: • Kemampuan Pemecahan Masalah yang Lebih Baik • Pengenalan Pola • Pemahaman Tentang Algoritma • Kemampuan Abstraksi • Kreativitas dalam Merancang Solusi 3. Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT dalam kehidupan Anda? Jawab: Pendapat saya, yakni saya sangat bersyukur karena adanya CT dapat membantu saya dalam memecahkan permasalahan yang sedang saya hadapi. Sebab dengan mengaplikasikan CT dalam kehidupan sehari-hari, segala sesuatu baik dari hal kecil hingga paling kompleks pun dapat dijalani dengan proses yang lebih teratur.


Penerapan CT adalah cara paling solutif dalam pemecahan masalah. Keberadaan CT dalam kehidupan saya merubah cara berfikir dalam menyelesaikan masalah, apalagi ketika suatu pekerjaan datang secara berbarengan. CT dapat diterapkan hingga menemukan solusi yang efektif, efisien, dan optimal. 4. Bagaimana perasaan Anda setelah belajar mengenai CT? Jawab: Perasaan saya setelah belajar mengenai CT adalah saya lebih tercerahkan karena cara berpikir saya berubah menjadi lebih terstruktur ketika memecahkan masalah. Selain itu saya juga senang setelah belajar tentang CT karena menambah pengetahuan baru hingga ingin mempelajarinya lebih untuk penerapan dalam pembelajaran. 5. Apa potensi kendala yang mungkin akan Anda alami selama mengikuti kuliah ini? Jika ada, tindakan apa yang akan Anda lakukan untuk mengantisipasinya? Jawab: Kendala yang saya alami ketika mengikuti perkuliahan ini di awal pertemuan adalah saya masih meraba-raba apa itu CT. Hal ini disebabkan karena saya belum paham dan belum pernah mengenal apa itu CT sebelumnya, memahami 4 fondasi CT juga menjadi kendala bagi saya karena setiap literature yang dibaca menggambarkan hal yang berbeda-beda.. Selain itu kendala yang saya alami ketika mengikuti perkuliahan ini adalah pengisian LMS, membagi waktu agar dapat mengisi LMS mata kuliah yang harus diselesaikan sebelum pertemuan berikutnya dimulai ini dan mengisi LMS pada mata kuliah lainnya. Tindakan saya untuk mengantisipasinya dalah mencari referensi mengenai CT, berdiskusi dengan teman-teman dan dosen, serta juga tidak mengulur-ulur waktu untuk mengerjakan tugas agar tugas yang diberikan tidak menumpuk dan cepat diselesaikan.


Nama : Larasati Issatul Muthoharoh NIM : 23100261088 SEL.09.2-T2-2. Mulai dari Diri 1. Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT di dalam Kurikulum Merdeka? Jawab: Pendapat saya mengenai keberadaan CT dalam Kurikulum merdeka sangatlah penting, karena CT akan melatih siswa untuk memecahkan masalah yang ada dan membuat mereka berfikir kritis sehingga didapat penyelesaian yang efektif, efisien, dan optimal. CT juga berperan penting untuk merubah paradigm belajar di sekolah selama ini yang masih cenderung berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada siswa (Student Center Learning) sesuai dengan prinsip kurikulum merdeka. Siswa dituntut untuk paham mengenai suatu konsep dan analisis scientific mengenai isu atau masalah yang diberikan oleh guru. Melalui CT siswa dilatih untuk meningkatkan kemampuan problem solving dimana siswa diberikan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, mengarahkan siswa untuk menganalisis masalah, serta melakukan predisksi sehingga mampu menemukan berbagai macam solusi. Hal inilah yang membuat siswa semakin terlatih untuk memecah masalah, menguraikannya, dan membuat siswa semakin terlatih untuk memecah masalah, menguraikannya, dan menemukan solusi dari masalah yang ada secara efektif, efisien, dan optimal. Hal ini sejalan dengan tujuan kurikulum merdeka yang memiliki tujuan terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. 2. Karena CT berada dalam kurikulum, CT dipandang sebagai sesuatu yang perlu dipelajari oleh peserta didik. Menurut Anda, mengapa CT tidak diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri? Jawab: Menurut saya CT tidak diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri karena CT adalah sebuah proses berpikir bukan sebuah materi. CT dapat diintegrasikan kedalam semua mata pelajaran sehingga CT tidak diberikan sebagai mata pelajaran.


3. Pada saat Anda membaca referensi-referensi yang ditugaskan oleh dosen Anda, bagian mana yang: o Paling menarik untuk Anda? Mengapa? Jawab: Yang paling menarik nagi saya dalam mempelajari CT adalah mengapa CT harus diterapkan kepada siswa, hal inilah yang menjadi bagian menarik bagi saya untuk dipelajari. o Paling sulit untuk diajarkan? Mengapa? Jawab: Yang paling sulit diajarkan yaitu bagaimana cara penerapannya pada siswa kelak agar saya mampu menerapkan CT di semua bidang pelajaran.


TOPIK 2. EKSPLORASI KONSEP SEL.09.2-T2-3. Eksplorasi Konsep 1. Bagi calon guru kelas I sampai VI. Ceritakan dengan kata-kata Anda sendiri terkait peningkatan capaian yang ada pada fase A sampai C. Apakah Anda dapat melihat peningkatan capaian dari fase A-C? Jelaskan jawaban Anda! 2. Bagi calon guru kelas VII-XII. Bacalah kembali dengan seksama CP pada fase yang akan Anda ampu. Apakah ada istilah-istilah atau kata-kata yang belum Anda pahami pada CP tersebut? Tuliskan kata-kata yang belum Anda pahami pada kotak berikut. Anda juga boleh menuliskan istilah-istilah yang menurut Anda menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Jawab: Saya melihat adanya peningkaan capaian dari fase A-C yaitu pada objek yang diterapkan dalam berpikir komputasional. Pada fase A, capaiannya yaitu pada objek konkrit. Pada fase B, capaiannya yaitu pada himpunan data kecil hasil abstraksi benda konkrit, tak hanya itu capaian pada fase B juga telah mampu menghasilkan mampu menghasilkan beberapa solusi menggukan perkakas yang disediakan. Pada fase C, capaiannya pada himpunan data hasil abstraksi benda konkrit yang lebih banyak dan kompleks, tak hanya itu capaian pada fase C juga telah mampu menghasilkan lebih banyak alternatif solusi yang mengintegrasikan berpkir komputasional dalam memanfaatkan perkakas yang digunakannya.


SEL.09.2-T2-3. Eksplorasi Konsep Menurut Anda, bagaimana posisi CT di Indonesia jika dibandingkan keberadaannya di beberapa negara lain yang sudah berupaya terlebih dahulu untuk memasukkan CT ke dalam kurikulumnya? Jawab: Di Indonesia, posisi CT sudah mulai dimasukkan dalam kurikulum nasional walaupun sebenarnya CT dapat diterapkan hampir semua mata pelajaran tergantung sejauh mana kreativitas dari guru yang membuat atau menciptakan pembelajaran dengan CT. Dengan mempelajari CT memberdayakan orang dengan cara berpikir, oleh karena itu, CT menjadi salah satu bagian penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia khusunya menghadapi masa depan para peserta didik. Saat ini, merupakan momen yang terbaik sehubungan dengan kebijakan pemerintah yaitu Merdeka Belajar dan setiap sekolah harus menyambutnya dengan menciptakan terobosan baru dengan penggunaan computational thinking.


SEL.09.2-T2-3a. Eksplorasi Konsep - Lembar Kerja Mahasiswa Nama/NIM Kelompok 1 : 1. Lina Annisa (23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (23100261124) 3. Intan Diannanti (23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandani (23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (23100261090) Fase (A/B/C/D/E/F) Fase A,B,C Tuliskan kata-kata kunci yang membedakan masing-masing fase: Fase A: mengidentifikasi, membandingkan, memilih, memilah, mengelompokkan, dan mengurutkan objek konkrit. (untuk kelas 1 dan 2). Fase B: pada fase b peserta didik mulai dikenalkan dengan sejumlah mata pelajaran baru yang sebelumnya belum diterapkan pada fase A. Dengan menghimpun data kecil hasil abstraksi benda konkrit menggunakan berbagai cara untuk menghasilkan beberapa solusi (untuk kelas 3 dan 4). Fase C: mengolah data (membandingkan, menyusun, mengelompokkan, dan mengurutkan himpunan data hasil abstraksi benda konkrit yang lebih banyak dan kompleks dari fase sebelumnya, dengan berbagai cara sehingga mengasilkan lebih banyak alternatif solusi. Setelah memperhatikan dengan lebih seksama kata kunci pembeda pada tiap Fase, tuliskan peningkatan kompleksitas capaian fase A-C: Pada akhir fase A peserta didik mampu menerapkan berpikir komputasional dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari dengan cara mengidentifikasi, membandingkan, memilih, memilah, mengelompokkan, dan mengurutkan objek konkrit. Sementara pada akhir fase B peserta didik mampu membandingkan, memilih, memilah, menyusun, mengelompokkan, dan mengurutkan himpunan data kecil hasil abstraksi benda konkrit menggunakan berbagai cara untuk menghasilkan beberapa solusi. Sedangkan pada akhir fase C peserta didik mampu menggunakan berbagai cara untuk menghasilkan lebih banyak alternatif solusi yang lebih kompleks dari fase sebelumnya.


TOPIK 2. RUANG KOLABORASI Nama/NIM anggota Kelompok 1: 1. Lina Annisa (23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (23100261124) 3. Intan Diannanti (23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandani (23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (23100261090) Fase (A/B/C/D/E/F) Fase B CP Pada akhir fase B, peserta didik mampu menerapkan berpikir komputasional dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari dengan membandingkan, memilih, memilah, menyusun, mengelompokkan, dan mengurutkan himpunan data kecil hasil abstraksi benda konkrit menggunakan berbagai cara untuk menghasilkan beberapa solusi dengan memanfaatkan perkakas yang disediakan. Istilah dan makna dari kata-kata yang sudah disepakati oleh kelompok: 1. Membandingkan adalah memadukan dua benda untuk mengetahui persamaan atau perbedaannya. 2. Memilih adalah menentukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan makna dan konsep. 3. Memilah adalah memisah dan membagi. 4. Menyusun adalah mengatur dengan menumpuk secara urut; mengatur secara baik. 5. Mengelompokkan adalah membagi dalam beberapa kelompok, menjadikanberkelompok-kelompok.


Tuliskan pemaknaan mengenai CP yang dibahas di kelompok, sesuai pemahaman bersama seluruh anggota kelompok! ● Fase B umumnya untuk kelas 3 dan 4. Dalam fase ini capaian pembelajarannya berupa : membandingkan, memilih, memilah, menyusun, mengelompokkan, dan mengurutkan. Pada tahapan ini peserta didik menggunakan benda konkret yang diabstraksi sehingga menghasilkan beberapa solusi. Kata-kata yang dipahami sebagai makna yang berbeda oleh anggota kelompok. Diskusikan lebih lanjut tentang perbedaan makna tersebut! Diskusikan juga dengan konsep pada saat eksplorasi konsep! ● Menurut kelompok kami tidak ada perbedaan makna dan konsep antar anggota kelompok.


TOPIK 2. DEMONSTRASI KONTEKSTUAL Nama/NIM: Larasati Issatul Muthoharoh/23100261088 Fase Istilah yang baru diketahui maknanya Makna dari istilah A • Mengidentifikasi • Membandingkan • Memilih • Memilah • Mengelompokkan • Mengurutkan objek konkrit • Mengidentifikasi adalah menentukan atau menetapkan identitas (orang, benda, dan sebagainya) • Membandingkan adalah kegiatan untuk menemukan perbedaan dan persamaan dari suatu hal dengan cara membaca dan mengetahui terlebih dahulu objek yang akan dibandingkan. • Memilih adalah menentukan suatu yang dianggap sesuai dengan kesukaan. • Memilah adalah kemampuan dalam memisah dan mengklasifikasi objek berdasarkan kriteria tertentu. • Mengelompokkan adalah membagi dalam beberapa kelompok menjadikan berkelompok-kelompok.


• Mengurutkan objek konkrit adalah kemampuan dalam mengurutkan suatu benda yang dapat terlihat oleh mata. B • Membandingkan • Memilih • Memilah • Menyusun • Mengelompokkan • Mengurutkan objek konkrit • Membandingkan adalah memadukan dua benda untuk mengetahui persamaan atau perbedaannya. • Memilih adalah menentukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan makna dan konsep. • Memilah adalah memisah dan membagi. • Menyusun adalah mengatur dengan menunpuk secara urut; mengatur secara baik. • Mengelompokkan adalah membagi dalam beberapa kelompok menjadikan berkelompokberkelompok. • Mengurutkan objek konkrit adalah mengurutkan suatu benda yang benar-benar dapat dilihat oleh mata. C • Membandingkan • Menyusun • Mengelompokkan • Membandingkan adalah memadukan atau menyamakan dua benda


• Mengurutkan • Data hasil abstraksi benda konkret • Kompleks dan sebagainya untuk mengetahui persamaan, perbedaan, dan selisih antar benda. • Menyusun adalah kegiatan memproses suatu data atau kumpulan data yang dilakukan oleh suatu secara berlapislapis dan teratur. • Mengelompokkan adalah memisahkan dan menempatkan sesuatu menjadi suatu bagianbagian. • Mengurutkan adalah proses penyusunan secara teratur menurut aturan tertentu. • Data hasil abstraksi benda konkret adalah data tentang suatu hasil dari benda yang dapat dilihat secara nyata. • Kompleks adalah suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah bagian khususnya yang memiliki bagian yang saling berhubungan dan saling tergantung. Tuliskan pemahaman yang Anda dapat dari presentasi rekan Anda mengenai CP CT pada fase yang berbeda dari fase yang Anda kerjakan dalam kelompok! Fase Pemaknaan CP


A Pada tahapan ini peserta didik dituntut untuk dapat menentukan identitas dengan menemukan perbedaan dan persamaan dari suatu objek. Kemudian peserta didik dapat mengklasifikasikan dan mengelompokan objek berdasarakan kriteria tertentu yang kemudian diurutkan berdasarkan tingkatan tertentu B Fase B umunya untuk kelas 3 dan 4. Dalam fase ini capaian pembelajaran berupa membandingkan, memilih, memilah, menyusun, mengelompokkan, dan mengurutkan. Pada tahapan ini peserta didik menggunakan benda konkret yang diabstraksi sehingga menghasilkan beberapa solusi. C Computational Thinking fase C memadukan kumpulan data dan menempatkan kedalam suatu bagian-bagian benda nyata yang saling berhubungan dan saling tergantung.


Nama : Larasati Issatul Muthoharoh NIM : 23100261088 Kelas : A/ PPG Prajab 2/23 SEL.09.2-T2-7. Koneksi Antar Materi Anda telah mempelajari dengan lebih mendalam mengenai CP CT untuk fase A-F. Selanjutnya, Anda diminta untuk berbagi dan diskusi mengenai topik bahasan berikut. Tuliskan kaitan antara CP mata pelajaran yang anda ampu dengan CP CT untuk fase yang akan anda ampu! Fase A 1. CP Computational Thinking pada fase A Pada akhir fase A, peserta didik mampu menerapkan berpikir komputasional dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari yang dialami dengan mengidentifikasi, membandingkan, memilih, memilah, mengelompokkan, dan mengurutkan objek konkrit. 2. CP Pendidikan Matematika Fase A Peserta didik dapat membandingkan panjang dan berat benda secara langsung, dan membandingkan durasi waktu. Mereka dapat mengukur dan mengestimasi panjang benda menggunakan satuan tidak baku. 3. Kaitan CP Computational Thinking dan CP Mata Pelajaran Matematika fase A Keduanya memiliki keterkaitan yaitu peserta didik diharapkan mampu membandingkan, cara berfikir dalam memecahkan satuan panjang dan berat dalam kehidupan sehari-hari menggunakan objek konkrit dengan menerapkan berpikir computational.


Nama : Larasati Issatul Muthoharoh NIM : 23100261088 SEL.09.2-T2-8. Aksi Nyata 1. Bagaimana perasaan Anda saat menelaah lebih lanjjut mengenai CP CT dalam pertemuan kuliah ini? Jawab: Perasaan saya tentu senang karena telah mempelajari hal baru terkait CP pada CT ini. Ternyata CT juga memiliki capaian pembelajaran sendiri, dan CP tersebut memiliki keterkaitan dengan mata pelajaran dengan mengetahui fase-fase dalam CT dari fase A-C membuat saya memiliki banyak wawasan dalam CP CT. Selain itu setelah mempelajari CT lebih jauh mengenai tahapan CT saya mengetahui bahwa konsep CT berkaitan dengan CP pembelajaran di sekolah yang disesuaikan dengan fase peserta didik. Konsep CT dalam pembelajaran dapat memudahkan peserta didik dalam menyelesaikan sebuah persoalan dengan efektif, efisien, dan optimal. Peserta didik juga terlatih untuk berpikir secara sistematis dan kritis. 2. Tuliskan pengetahuan-pengetahuan baru yang Anda dapatkan dari pertemuan ini. Jawab: • Dalam kurikulum SD, CT diintegrasikan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPAS, dan PP. • CT adalah literasi berpikir yang perlu dilatih secara terus menerus, maka tidak cukup hanya dilatih pada mata pelajaran informatika. CT sangat disarankan diintegrasikan pada seluruh mata pelajaran lain. • Terdapat keserupaan CP pada fase-fase yang diberikan, namun pada setiap kenaikan fase, diberikan persoalan atau problem dengan kompleksitas yang semakin meningkat, untuk objek muali konkrit sanpai dengan “abstrak”. • CP CT fase A untuk kelas 1 dan 2 SD, fase B untuk kelas 3 dan 4 SD, fase C untuk kelas 5 dan 6 SD, fase D kelas 7,8,9 SMP, fase E untuk kelas 10 SMA, fase F untuk kelas 11 dan 12 SMA. • Pembelajaran CT membuat siswa dapat mengkonsepkan, menganalisis, dan menyelesaikan persoalan kompleks dengan memilih dan mengaplikasikan strategi-strategi baik secara virtual maupun dalam dunia nyata Computational Thinking Pedagogical Framework (CTPF) didasarkan didasarkan pada pengalaman belajar yang terdiri dari terdiri dari unplugged, tinkering, making, dan remixing.


• Pengetahuan baru yang saya dapatkan dari pertemuan ini adalah konsep CT sangat dekat dengan kita dan dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir tersistem dan kritis peserta didik dengan menyesuaikan fase peserta didik itu sendiri. Fase Pemaknaan CP A Pada tahapan ini peserta didik dituntut untuk dapat menentukan identitas dengan menemukan perbedaan dan persamaan dari suatu objek. Kemudian peserta didik dapat mengklasifikasikan dan mengelompokan objek berdasarakan kriteria tertentu yang kemudian diurutkan berdasarkan tingkatan tertentu B Fase B umunya untuk kelas 3 dan 4. Dalam fase ini capaian pembelajaran berupa membandingkan, memilih, memilah, menyusun, mengelompokkan, dan mengurutkan. Pada tahapan ini peserta didik menggunakan benda konkret yang diabstraksi sehingga menghasilkan beberapa solusi. C Computational Thinking fase C memadukan kumpulan data dan menempatkan kedalam suatu bagian-bagian benda nyata yang saling berhubungan dan saling tergantung.


Elaborasi Konsep SEL.09.2-T3-2 - 02.04. Lembar Kerja Mahasiswa Nama/NIM : Larasati Issatul Muthoharoh (23100261088) Jenjang : SD Judul Soal : Memindahkan Dadu No Pertanyaan Jawaban 1 Tuliskan solusi masingmasing soal! Cara berpikir: Mensimulasikan gerakan dadu untuk digulirkan 3 kali kedepan dan 2 kali ke kanan. Cara ini dirasa lebih mudah dimengerti untuk menyelesaikan permasalahan pemindahan dadu. Persoalam Berbras ini dapat diselesaikam dengan melakukan proses penelusuran atau membayangkan jumlah titik dadu bagian atas jika digulirkan di petak (jalur) selanjutnya. Akan tetapi tetap harus mempertimbangkan jumlah titik yang berada di dasar dan permukaan dadu (juka dijumlahkan selalu berjumlah 7). Contohnya: sisi 6 berlawanan dengan sisi 1, sisi 5 berlawanan dengan sisi 2, sisi 4 berlawanan dengan 3, begitu sebaliknya. Solusi Jenjang SD Jawaban yang benar adalah 5. Hal ini dikarenakan saat mencapai petak terakhir, sisi dadu dengan jumlah 2 titik berada di dasar. Jadi kesimpulannya sisi dadu yang berjumlah 5 titik berada di bagian atas dadu dan sisi dadu yang berjumlah 2 titik berada di sisi bawah dadu. Mengingat aturan awal, yaitu sisi dadu yang berlawanan bila dijumlahkan sama dengan 7. 2 Tuliskan langkahlangkah berpikir Anda hingga mendapat solusi dari masing-masing soal! Jika Anda Langkah berpikir yang saya lakukan adalah dengan mengubah persoalan ini dalam bentuk visualsasi konkret. Kemudian, selalu mengingat aturan sisi yang saling berlawanan berjumlah 7 titik.


menggunakan lebih dari satu cara berpikir, tuliskan jenjang mana Anda menggunakan cara berpikir tersebut! Adapun penjabaran langkah penyelesaian adalah sebagai berikut: a. Membuat alat peraga sederhana berupa dadu dan lintasan berpetak. b. Menentukan posisi titik dadu sesuai aturan yang berlaku (sisi dadu yang berlawanan bila dijumlahkan sama dengan 7) c. Memposisikan letak awal dadu sesuai dengan ilustrasi (sisi atas: 6, sisi bawah: 1, sisi kanan: 3, dan sisi kiri:4). d. Mengguingkan dadu sesuai dengan lintasan bergerak. e. Mengamati bagian atas dadu saat dadu digulingkan setiap langkahnya. f. Melakukan pencatatan titik dadu yang berada di atas setiap melangkah 1 petak. g. Jika dadu telah berada di akhir petak, maka dapat diketahui tirik mana yang berada di bagian atas. Berikut ini adalah posisi masing-masing titik dan ilustrasinya di setiap petak: Jenjang SD Posisi petak 1 (awal) Titik di atas dadu berjumlah 6 Posisi petak 2 Titik di atas dadu berjumlah 5 Posisi petak 3 Titik di atas adu berjumlah 1 Posisi petak 4 Titik di atas dadu berjumlah 2 Posisi petak 5 Titik di atas dadu berjumlah 4 Posisi petak 6 (akhir) Titik di atas dadu berjumlah 5


Ilustrasi posisi akhir pada dadu: Jadi, jumlah titik berada di permukaan adalah 5. 3 Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan persoalan ini! Berikut ini adalah 4 fondasi CT yang diginakan: a. Dekomposisi Adapun penerapan fondasi CT (dekomposisi) pada penyelesaian persoalan ini adalah saat menguraikan persoalan menjadi bagian kecil yang lebih sederhana, yaitu dengan membuat alat peraga konkret sederhana terdiri dari dadu dan lintasannya. b. Pengenalan Pola Adapun penerapan fondasi CT (pengenalan pola) pada penyelesaian persoalan ini adalah keteraturan pola yang terbentuk dari simulasi terkait sisi dadu yang saling berlawanan, jika dijumlahkan sama dengan 7. Jadi, tidak mungkin terdapat kejadian di mana sisi dadu yang berlawanan jika dijumlahkan kurang dari 7 ataupun lebih dari 7. c. Abstraksi Adapun penerapan CT (abstraksi) pada penyelesaian persoalan ini adalah hanya melakukan pencatatan pada sisi atas dan sisi bawah dadu. Karena pada dasarnya letak atau posisi titik yang lain telah terwakili oleh sisi yang ada di atas dan bawah.


d. Algoritma Adapun penerapan fondasi CT (algoritma) pada penyelesaian persoalan ini adalah memecahkan permasalahan secara berurutan dan sistematis. Dalam hal ini, urutannya adalah membuat alat peraga dadu dan lintasan, menggulirkan dadu, mencatat, dan menyimpulkan. 4 Apakah contoh pada kehidupan sehari-hari yang mengimplementasikan konsep yang ada pada soal ini? Contoh kehidupan sehari-hari yang mengimplementasikan konsep yang ada pada soal ini adalah permainan ular tangga dan catur. Pada kedua permainan ini terdapat tujuan atau sasaran yang pasti yaitu menuju garis finish dan mencekak raja (memakan raja). Jika pada permainan catur setiap pion memiliki pola berjalan bermacam-macam ada yang berbentuk L, horizontal, vertikal, maupun diagonal (yang mana perlu merancang strategi). Selain itu dalam kedua permainan ini juga memiliki lintasan serupa yang terdiri dari banyak petak yang berderet. 5 Tuliskan perbedan kompleksitas persoalan untuk masing-masing jenjang yang terdapat di soal ini! Berdasarkan tiap jenjangnya dapat terlihat jelas bahwa terdapat perbedaan kompleksitas persoalan. Adapun kompleksitas persoalan tersebut adalah pada bentuk lintasan dan jumlah petak pada lintasan. Setiap kenaikan jenjang sekolah, jumlah petak akan bertambah 2 kotak. (Contoh: SD = 6 petak, SMP = 8 petak, SMA = 10 petak) Kemudian bentuk lintasan juga mengalami penambahan kompleksitas, yaitu pada jenjang SMP dan SMA memiliki lebih banyak lintasan berkelok, sedangkan pada jenjang SD hanya terdapat 1 lintasan berkelok (Contoh: SD = 1 lintasan berkelok, SMP = 3 lintasan berkelok, SMA= 4 lintasan berkelok). Semakin banyak lintasan berkelok menyebabkan terjadi perubahan arah pada dadu. Hal tersebut menyebabkan seseorang membutuhkan konsentrasi dan keteitian lebih untuk menentukan pola, abstraksi, dan algoritma yang baru.


Nama : Larasati Issatul Muthoharoh NIM : 23100261088 SEL.09.2-T3-3a Ruang Kolaborasi Jenis Kegiatan: Kegiatan kelompok (Dinilai - Dikumpulkan Bersama Lembar Kerja pada Eksplorasi Konsep) Tujuan dari ruang kolaborasi ini adalah mahasiswa saling mengoreksi dan memberi masukan untuk lembar kerja hasil eksplorasi dari teman sekelompok. Dengan mendapat koreksi dan masukan dari teman sekelompok, harapannya Anda dapat belajar memeriksa dan mengidentifikasi jika ada kesalahan yang dilakukan juga oleh teman sekelompok Anda. Dengan belajar memeriksa, mengidentifikasi kesalahan dari orang lain dan memberi masukan untuk perbaikannya Anda dapat menguji apakah Anda sudah cukup paham konsepnya atau belum. Tabel 3.1: Penilaian Teman Kelompok Penilaian dari teman kelompok Kriteria Penilaian Lina Annisa Yuliana Dwi Astuti Indriana Trisoma Wuryandari Intan Diennanti Retno Novianti Rahayu Apakah cara A A A A A mengerjakan Menurut saya Menurut saya Menurut saya Menurut saya Menurut saya soal yang yang yang yang yang yang dituliskan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dapat oleh mba oleh mba Asti oleh mba oleh mba oleh mba dipahami? Alin dalam dalam Indri dalam Intan dalam Retno dalam menyelesaika menyelesaika menyelesaika menyelesaika menyelesaika n soal dapat n soal dapat n soal dapat n soal dapat n soal dapat dipahami dipahami dipahami dipahami dipahami


Apakah cara mengerjakan sudah lengkap? A Iya, cara mengerjakan sudah lengkap mulai dari langkah sederhana sampai langkah yang lebih kompleks A Iya, cara mengerjakan sudah lengkap mulai dari langkah sederhana sampai langkah yang lebih kompleks A Iya, cara mengerjakan sudah lengkap mulai dari langkah sederhana sampai langkah yang lebih kompleks A Iya, cara mengerjakan sudah lengkap mulai dari langkah sederhana sampai langkah yang lebih kompleks A Iya, cara mengerjakan sudah lengkap mulai dari langkah sederhana sampai langkah yang lebih kompleks Apakah cara mengerjakan dapai diikuti tanpa menimbulka n keambiguan ? A Iya, cara mengerjakan dapat dipahami tanpa menimbulkan keambiguan A Iya, cara mengerjakan dapat dipahami tanpa menimbulkan keambiguan A Iya, cara mengerjakan dapat dipahami tanpa menimbulkan keambiguan A Iya, cara mengerjakan dapat dipahami tanpa menimbulkan keambiguan A Iya, cara mengerjakan dapat dipahami tanpa menimbulkan keambiguan Apakah 4 fondasi CT yang ditulis benar? A Iya, 4 fondasi CT yang disebutkan sudah lengkap dan penerapannya sudah sesuai A Iya, 4 fondasi CT yang disebutkan sudah lengkap dan penerapannya sudah sesuai A Iya, 4 fondasi CT yang disebutkan sudah lengkap dan penerapannya sudah sesuai A Iya, 4 fondasi CT yang disebutkan sudah lengkap dan penerapannya sudah sesuai A Iya, 4 fondasi CT yang disebutkan sudah lengkap dan penerapannya sudah sesuai Apakah 4 fondasi CT yang A Iya, 4 fondasi CT yang A Iya, 4 fondasi CT yang A Iya, 4 fondasi CT yang A Iya, 4 fondasi CT yang A Iya, 4 fondasi CT yang


dituliskan dijelaskan dengan lengkap? dituliskan sudah dijelaskan dengan lengkap dituliskan sudah dijelaskan dengan lengkap dituliskan sudah dijelaskan dengan lengkap dituliskan sudah dijelaskan dengan lengkap dituliskan sudah dijelaskan dengan lengkap Apkah contoh masalah sehari-hari yang dituliskan sesuai dengan persoalan yang diselesaikan ? A Contoh masalah yang dituliskan sudah sesuai dengan persoalan sehari-hari A Contoh masalah yang dituliskan sudah sesuai dengan persoalan sehari-hari A Contoh masalah yang dituliskan sudah sesuai dengan persoalan sehari-hari A Contoh masalah yang dituliskan sudah sesuai dengan persoalan sehari-hari A Contoh masalah yang dituliskan sudah sesuai dengan persoalan sehari-hari Tabel 3.2: Perbaikan yang perlu dilakukan Anggota Hal yang perlu diperbaiki Masukan atau saran Lina Annisa - Penyelesaian yang dilakukan oleh Alin sudah bagus karena dijelaskan karena dijelaskan secara detail dan runtut. Langkah-langkah yang dijelaskan juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Yuliana Dwi Astuti - Penyelesaian yang dilakukan oleh Asti sudah bagus karena dijelaskan karena dijelaskan secara detail dan runtut. Langkah-langkah


yang dijelaskan juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Indriana Trisoma Wuryandari - Penyelesaian yang dilakukan oleh Indri sudah bagus karena dijelaskan karena dijelaskan secara detail dan runtut. Langkah-langkah yang dijelaskan juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Intan Diennanti - Penyelesaian yang dilakukan oleh Intan sudah bagus karena dijelaskan karena dijelaskan secara detail dan runtut. Langkah-langkah yang dijelaskan juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Retno Novianti Rahayu - Penyelesaian yang dilakukan oleh Retno sudah bagus karena dijelaskan karena dijelaskan secara detail dan runtut. Langkah-langkah yang dijelaskan juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 3.3: Rubrik Penilaian untuk Masing-Masing Kriteria A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang Jika ketiga soal memenuhi kriteria Jika hanya 2 soal yang memenuhi kriteria Jika hanya 1 soal yang memenuhi kriteria Jika ketiga-tiganya tidak memenuhi kriteria


SEL.09.2-T3-4 Demonstrasi Kontekstual (Topik 3 Subtopik 1) Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual (Dikumpulkan dan Dinilai) Pada bagian ini, Anda akan diberi satu soal Bebras atau sejenisnya (dalam konteks kehidupan sehari-hari dan melatih CT) oleh dosen sesuai dengan tingkatan yang akan Anda ajar. Lengkapi lembar kerja di bawah ini untuk soal tersebut. Tujuan dari bagian ini adalah Anda mendemonstrasikan hasil eksplorasi pemikiran yang sudah Anda lakukan baik secara mandiri maupun berkelompok untuk soal Bebras lainnya yang sesuai dengan jenjang yang akan Anda ajar.


Nama Anggota Kelompok 1: 1. Lina Annisa (NIM. 23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (NIM. 23100261124) 3. Intan Diennanti (NIM. 23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (NIM. 23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandari (NIM. 23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (NIM. 23100261090) Jenjang/mata pelajaran yang diampu: SD Kode Soal: SIAGA (SD) I-2018-AU-04 Judul Soal: Ular Samba (Santi si Ular Berdansa) No Pertanyaan Jawaban 1 Tuliskan solusi untuk soal ini! Solusi yang dapat ditawarkan untuk menyelesaikan soal tersebut yaitu dengan cara berpikir kritis, dengan memperhatikan perubahan posisi ular santi pada setiap gerakan yang berputar (90 derajat) searah jarum jam, dan memperhatikan posisi dua garis hitam yang terletak di perut ular santi. 2 Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda sehingga mendapat solusi dari permasalahan ini! Langkah-langkah untuk menentukan jawaban gerakan 5: 1. Memperhatikan perubahan posisi ekor akan lurus atau bengkok dari setiap gerakan ular santi.


2. Memperhatikan perubahan posisi ular santi pada setiap gerakan yang berputar (90 derajat) searah jarum jam 3. Memperhatikan posisi dua garis hitam yang terletak di perut ular santi. 4. Simulasikan gerakan 1-5 menggunakan logika atau mempraktikkan dengan benda konkret (plastisin yang dibentuk menyerupai ular). 5. Gerakan nomor 5 dihasilkan ular yang berposisi kepala di bawah ekor diatas dengan posisi badan lurus dan garis yang ada di perut (sama dengan garis yang ada di gerakan 1 dan 3). 3 Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini! a. Dekomposisi : Adapun penerapan fondasi CT (dekomposisi) pada penyelesaian persoalan ini adalah saat menguraikan persoalan menjadi bagian kecil yang lebih sederhana, yaitu dengan membuat alat peraga konkret sederhana dari plastisin yang dibentuk menyerupai ular. b. Pengenalan pola : Adapun penerapan fondasi CT (pengenalan pola) pada penyelesaian persoalan ini adalah keteraturan pola yang terbentuk dari perputaran setiap


gerakan yang berputar (90 derajat) searah jarum jam dan memperhatikan garis hitam yang bertukar setiap kali perubahan gerakan. c. Abstraksi : Adapun penerapan fondasi CT (abstrasksi) pada penyelesaian persoalan ini adalah berfokus pada gerakan ular santi dan pola garis yang terdapat di perut ular santi. d. Algoritma : Adapun penerapan fondasi CT (algoritma) pada penyelesaian persoalan ini adalah memecahkan permasalahan secara berurutan dan sistematis. Dalam hal ini urutannya adalah membuat alat peraga ular santi, mengikuti langkahlangkah yang sudah ditentukan, kemudian mencatat dan menyimpulkan hasil yang sudah dipraktikkan. 4 Adakah contoh pada kehidupan sehari-hari yang mengimplementasikan konsep yang ada pada soal ini? Ada, contohnya pada kehidupan sehari-hari yang mengimplementasikan konsep pada soal ini adalah ketika bermain rubik. Saat bermain rubik kita perlu mengikuti pola untuk menyamakan warna dari setiap sisi rubik.


02.04.01 Lembar Kerja Mahasiswa 1 (Literasi Membaca pada tes PISA) Nama/NIM: 1. Lina Annisa (23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (23100261124) 3. Intan Diennanti (23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandari (23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (23100261090) Literasi Membaca Mengapa literasi membaca dibutuhkan oleh siswa? Literasi membaca sangat dibutuhkan oleh siswa agar dapat memahami dan mampu meningkatkan keterampilan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Literasi juga dibutuhkan untuk menemukan strategi yang efektif untuk kemampuan membaca, termasuk didalamnya kemampuan memahami makna dari sebuah bacaan. Dengan memahami sebuah makna dan informasi dari bacaan yang dibacanya, diharapkan siswa mampu menerapkan informasi tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan literasi siswa berkaitan dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami, meneliti, dan menerapkan. Literasi membaca menjadi penting karena dapat membangun kesadaran siswa akan pentingnya membaca untuk mendukung pembelajaran yang efektif, menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa, menumbuhkan jiwa kepemimpinan siswa, mengembangkan kreativitas siswa dalam mengelola kegiatan literasi di sekolah maupun membuat pojok literasi di kelas.


Mengerti teks adalah kemampuan untuk tau, paham, mampu memahami dan mengidentifikasikan informasi inti yang disajikan dalam teks, kemudian mengintegrasikan informasi dari teks dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Mengambil manfaat tentang teks yang dibacanya. Mencermati dan menceritakan kembali teks yang telah di baca. Meninjau teks untuk dipahami dan diolah menjadi pengertian atau apa maksud dari teks tersebut. Pada tes PISA 2018, jenis atau tipe yang digunakan untuk literasi membaca adalah teks deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, instruksi, formulir, tabel, atau bagan. Pengertian dari literasi membaca pada tahun 2018 adalah kemampuan untuk mengerti, menggunakan, merefleksikan teks untuk suatu tujuan. Literasi membaca juga mencakup siswa memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks. Apa makna dari masing-masing istilah berikut ini dalam konteks literasi membaca? 1. Mengerti teks: 2. Menggunakan teks: 3. Merefleksikan teks: 4. Memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks: 5. Apa saja jenis teks yang digunakan pada tes PISA untuk literasi membaca?


Terdapat 6 level progress pada reading literacy. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada atau melewati level tersebut! Level 1b diberikan sebagai contoh. Level Apa yang dapat dilakukan siswa 1b Siswa dapat menemukan sebuah informasi yang mudah didapat dari sebuah teks sederhana. Informasi yang dicari biasanya sering diulang di dalam teks. Informasi yang dicari juga bisa dinyatakan dalam gambar dan grafik sehingga memudahkan siswa menemukan informasi tersebut. 1a Siswa dapat memahami bacaan atau teks dengan baik, menyusun kesimpulan, menghubungkan dan memprediksi teks tunggal maupun jamak. Siswa juga mempelajari cara mengevaluasi dan merefleksikan hasil menilai format penyajian yang ada dalam teks. 2 Siswa dapat menemukan informasi melalui 5W 1H sesuai dengan jenjangnya, siswa akan menjelaskan ide pokok dan ide pendukung pada teks informasi, siswa menyimpulkan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep berdasarkan informasi rinci dalam teks informasi. Siswa menyimpulkan terkait isi teks untuk menentukan komentar atau pertanyaan, siswa membandingkan hal-hal utama (perbedaan kejadian, ciri-ciri). Siswa dapat menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks, siswa juga merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks dengan pengalaman pribadi. 3 Siswa dapat menemukan informasi tersurat 5W 1H sesuai jenjangnya. Siswa mengidentifikasi perubahan dalam kejadian, karakter, setting, konflik dan alur cerita. Siswa mampu menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta latar cerita, kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci dalam teks sastra. Siswa mampu menyusun kesimpulan berdasarkan grafik, gambar, tabel. siswa juga membandingkan hal-hal utama seperti karakter tokoh. Siswa dapat menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra. Siswa dapat merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra terhadap pengetahuan yang dimilikinya.


4 Siswa dapat menemukan informasi tersurat 5W 1H sesuai jenjangnya, mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra,menganalisis perubahan pada kejadian/karakter/ setting/ konflik/ alur cerita,menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh, menyusun kesimpulan dan prediksi berdasarkan grafik/ gambar/ tabel disertai bukti-bukti yang mendukung di dalam teks, siswa pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra terhadap pengetahuan yang dimilikinya. 5 Siswa dapat menemukan informasi tersurat 5W 1H sesuai jenjangnya, mencari dan memilih informasi yang relevan, mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi pada teks, menganalisis perubahan pada kejadian/karakter/ setting/ konflik/ alur cerita, menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh, menyusun kesimpulan dan prediksi berdasarkan grafik/ gambar/ tabel disertai bukti-bukti yang mendukung di dalam teks, menilai tujuan penulis dalam menggunakan diksi atau kosakata pada teks. Menilai karakteristik, alur cerita, latar pada teks, menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks. 6 Siswa dapat menemukan informasi tersurat 5W 1H sesuai jenjangnya, mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi pada teks, menganalisis perubahan pada kejadian/karakter/ setting/ konflik/ alur cerita, menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta latar cerita, kejadiankejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci dalam teks. Siswa menyusun generalisasi (kesimpulan) dari hasil inferensi terhadap ide yang terkandung dalam teks. Siswa mampu membandingkan karakter tokoh dalam teks, siswa mampu mengevaluasi penggunaan metafora, analogi dan personifikasi dalam teks. Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, pendukung visual (grafik, tabel) dalam menyampoaikan topic tertentu dalam teks. Menilai dan mengkritik karakterisasi, alur cerita dan latar serta otentisitas penggambaran masyarakat pada teks. Merefleksi asumsi, ideology, atau nilai yang terkandung dari teks.


02.04.02 Lembar Kerja Mahasiswa 2 (Literasi Matematika pada tes PISA) Nama Mahasiswa / NIM: 1. Lina Annisa (23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (23100261124) 3. Intan Diennanti (23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandari (23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (23100261090) Literasi Matematika Mengapa literasi matematika dibutuhkan oleh siswa? Karena literasi matematika ini menekankan pada kemampuan siswa dalam menganalisis, memberi alasan serta mengkomunikasikan ide secara efektif terhadap pemecahan masalah matematika yang ditemui. Pengertian dari literasi matematika 2012 juga digunakan pada tahun 2015 dan 2018. Literasi matematika adalah kemampuan seseorang untuk memformulasikan sebuah situasi secara matematika, menggunakan konsep, fakta, prosedur, dan penalaran matematika, dan menginterpretasikan hasil matematika untuk berbagai konteks. Apa makna dari masingmasing istilah berikut ini dalam literasi matematika? 1. Memformulasikan sebuah situasi secara matematika: Hasil dari proses ini adalah solusi matematis yang kemudian akan ditafsirkan kedalam dunia nyata sebagai solusi nyata. Meskipun melalui proses menafsirkan telah diperoleh solusi sesuai dengan konteksnya namun, proses belum berhenti. Solusi tersebut perlu divalidasi untuk melihat apakah diperlukan proses pemodelan ulang dengan melihat kesesuaian hasil dengan permasalahan, data serta teori. Setelah


itu baru dilanjutkan pada tahap terakhir yaitu menyajikan solusi akhir. Proses penyajian yang dimaksudkan adalah proses membawa atau menerjemahkan model situasional kedalam situasi dan masalah yang nyata. 2. Menggunakan konsep, fakta, prosedur dan penalaran matematika: Penggunaan istilah tersebut mengacu pada individu atau siswa yang diharapkan mampu menerapkan dan memberikan konsep, masalah, prosedur matematika alasan untuk memecahkan masalah yang dirumuskan menarik kesimpulan matematis. Ketika ini terjadi, kemampuan individu yang melakukan operasi matematika diperlukan untuk mendapatkan hasil dan menemukan solusi diantaranya: menghitung, menerapkan persamaan, menarik kesimpulan logis dari asumsi matematika, memanipulasi simbol, penyaringan data matematika dari tabel dan grafik, presentasi dan memproses formulir dan manganalisis data. Mereka bekerja memodelkan situasi masalah, buat keteraturan, identifikasi hubungan antara topik matematika dan membuat argumen matematika. 3. Menginterpretasikan hasil matematika: Penggunaan istilah tersebut mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu yang sudah didapatkan atau direkam, diubah atau dapat disusun dalam bentuk atau cara lain seperti grafik, diagram dan simbol.


Terdapat 6 level progress pada literasi matematika. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada atau melewati level tersebut! Level Apa yang dapat dilakukan siswa 1 Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan konteks yang umum sesuai dengan informasi relevan yang sudah tersedia dengan jelas. Mampu mengidentifikasi informasi dan menerima semua petunjuk berdasarkan instruksi yang jelas pada situasi yang ada. Mampu menunjukkan suatu tindakan sesuai dengan simulasi yang diberikan. 2 Mampu menafsirkan dan mengenali situasi dengan konteks yang memerlukan kesimpulan langsung. Mampu memilah informasi yang relevan dari sumber yang tunggal dan menggunakan cara penyajian tunggal. Mampu mengerjakan algoritma dasar, menggunakan rumus, melaksanakan prosedur atau kesepakatan dalam memecahkan masalah. Mampu menyimpulkan secara tepat dari hasil penyelesaiannya. 3 Siswa mampu melaksanakan prosedur dengan jelas, termasuk prosedur yang memerlukan keputusan yang berurutan. Mampu memilih dan menerapkan strategi memecahkan masalah yang sederhana. Mampu menginterpretasikan dan menggunakan representasi berdasarkan informasi yang berbeda. Mampu menjabarkan berdasarkan hasil interpretasi dan alasan mereka. 4 Siswa mampu mengerjakan dengan metode tertentu secara efektif dalam situasi yang kompleks tetapi konkret yang mungkin melibatkan hambatanhambatan atau membuat asumsi-asumsi. Mampu memilih dan menggunakan representasi yang berbeda termasuk pada simbol. Mampu menggunakan keterampilan dan pengetahuannya pada konteks yang jelas. Mampu menjelaskan pendapatnya berdasarkan pada pemahaman, alasan dan rumusan mereka.


5 Siswa mampu mengembangkan dan bekerja dengan model untuk situasi yang kompleks, mengidentifikasi masalah dan menetapkan asumsi. Mampu memilih, membandingkan dan mengevaluasi strategi untuk memecahkan masalah uang kompleks yang berhubungan dengan model. Mampu menggunakan pemikiran dan penalarannya serta secara tepat menghubungkan representasi simbol dengan situasi yang dihadapi. Mampu menjabarkan dan merumuskan hasil pekerjaannya. 6 Siswa mampu membuat konsep, generalisasi dan menggunakan informasi berdasarkan penelaahan dan pemodelan dalam situasi yang kompleks. Mampu menghubungkan dan menerjemahkan sumber informasi berbeda dengan fleksibel. Mampu menerapkan pemahamannya dengan penguasaan simbol dan operasi matematika, mengembangkan strategi dan pendekatan baru dalam menghadapi situasi baru. Mampu merumuskan hasil pekerjaannya dengan tepat dengan mempertimbangkan penemuan, penafsiran, pendapatan dan ketepatan pada situasi.


02.04.03 Lembar Kerja Mahasiswa 3 (Literasi Sains pada tes PISA) Nama Mahasiswa / NIM: 1. Lina Annisa (23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (23100261124) 3. Intan Diennanti (23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandari (23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (23100261090) Literasi Sains Mengapa literasi sains dibutuhkan oleh siswa? Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, memahami bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains (OECD, 2016). Literasi sains dibutuhkan oleh siswa karena: 1. Pemahaman sains menawarkan pemenuhan kebutuhan personal dan kegembiraan, dapat dibagikan dengan siapa pun. 2. Negara-negara di dunia dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan dalam kehidupannya yang memerlukan informasi ilmiah dan cara berpikir ilmiah untuk mengambil keputusan dan kepentingan orang banyak yang perlu diinformasikan seperti, udara, air dan hutan. Fungsi literasi sains diantaranya untuk memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang bergantung pada teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan.


Literasi sains adalah kemampuan untuk terlibat aktif dalam masalah dan ide yang berhubungan dengan sains. Kompetensi yang diperlukan oleh seseorang yang memiliki literasi dalam sains adalah kemampuan untuk menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah, mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah, dan menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah. Jelaskan masing-masing kompetensi di bawah ini! 1. Menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah: Fenomena ilmiah artinya : 1. Mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai. 2. Mengidentifikasi dan membuat model penjelasan dan representasi 3. Membuat dan membenarkan prediksi yang tepat 4. Tawarkan hipotesis jelas. 5. Jelaskan implikasi potensial pengetahuan ilmiah bagi masyarakat. 2. Mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah: Mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah artinya: 1. Mengidentifikasi pertanyaan yang dieksplorasi dalam sebuah penelitian ilmiah 2. Membedakan pertanyaan yang mungkin untuk menyelidiki secara ilmiah. 3. Mengusulkan cara mengeksplorasi pertanyaan yang diberikan secara ilmiah. 4. Mengevaluasi cara mengeksplorasi pertanyaan yang diberikan secara ilmiah. 5. Menjelaskan dan mengevaluasi untuk memastikan validitas dan objektivitas data. 3. Menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah: Mentransformasikan data dari satu representasi ke yang lain 1. Menganalisis, menginterpretasikan data dan menarik kesimpulan yang tepat. 2. Mengidentifikasi asumsi, bukti dan penalaran dalam teks-teks ilmu yang berhubungan. 3. Membedakan antara argumen yang didasarkan pada bukti ilmiah dan teori dan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan lain.


Terdapat 6 level progress pada literasi sains. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada atau melewati level tersebut! Level Apa yang dapat dilakukan siswa 1b Siswa dapat merespon sebuah pertanyaan yang memerlukan alasan tentang sains. 1a Siswa mempunyai konsep, konteks mengidentifikasi pertanyaan secara ilmiah. dan kemampuan kognitif untuk 2 Siswa dapat mengenal konsep yang berhubungan dengan sains tetapi tingkatan pemahaman yang benar diindikasikan secara ilmiah. 3 Siswa dapat menerangkan sebuah konsep dengan benar, tetapi pemahamannya masih terbatas. 4 Siswa dapat mengembangkan beberapa pemahaman dari skema konsep mata pelajaran dan menghubungkan skema tersebut dengan pemahaman sains siswa secara umum. 5 Siswa dapat menggabungkan pemahaman sains yang luas melebihi dar konsep mata pelajaran dan prosedur penyelidikan ilmiah. Siswa dapat mengembangkan beberapa pemahaman dan penghargaan. 4. Mengevaluasi argumen ilmiah dan bukti dari sumber yang berbeda (misalnya koran, internet,dan jurnal).


6 Siswa dapat membuat konsep, generalisasi dan menggunakan informasi berdasarkan penelaah. Siswa dapat menghubungkan sumber informasi berbeda dalam situasi yang kompleks. Mampu menerapkan pemahamannya, mampu merumuskan hasil pekerjaan dengan tepat.


02.04.04 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Finansial pada tes PISA) Nama Mahasiswa / NIM: 1. Lina Annisa (23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (23100261124) 3. Intan Diennanti (23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandari (23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (23100261090) Literasi Finansial Mengapa literasi finansial dibutuhkan oleh siswa? Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep risiko, keterampilan membuat keputusan efektif dalam konteks finansial baik itu individu maupun sosial sehingga dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat. Literasi finansial dibutuhkan untuk membekali peserta didik agar dapat menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan keuangan atau finansial. Misalnya seperti melibatkan peserta didik dalam kegiatan jual beli. Dengan mengikutsertakan peserta didik secara langsung dalam kegiatan tersebut, peserta didik akan mendapatkan pemahaman secara langsung melalui apa yang mereka lakukan. Tujuan dilaksanakan kegiatan tersebut adalah guna membekali peserta didik kemampuan mengelola keuangan dan mengambil keputusan yang efektif dalam permasalahan keuangan yang ditemuinya.


Seseorang yang memiliki literasi finansial adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan resiko finansial. Selain itu, dia juga memiliki kemampuan, motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahamannya untuk membuat keputusan yang efektif pada berbagai konteks masalah-masalah finansial. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu maupun masyarakat. Literasi finansial juga memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi. Jelaskan apa makna dari istilah-istilah berikut ini: 1. Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan resiko finansial: Peserta didik memiliki pengetahuan dan memahami tentang apa itu finansial, tujuannya, dan fungsinya. Serta memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang akibat atau resiko yang merugikan terkait keuangan 2. Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial: Peserta didik mampu mengaplikasikan pemahaman dan pengetahuan tentang konsep dan resiko permasalahan finansial dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu terkait konsep literasi finansial yang meliputi 5 prinsip (bekerja, belanja, menabung, berbagi, dan pinjammeminjam), maupun praktik pengimplementasian di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. 3. Motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial: Peserta didik mempunyai usaha atau dorongan (motivasi) yang timbul secara sadar pada kemampuan diri sendiri untuk menerapkan kemampuan memahami sesuatu terkait finansial. 4. Berbagai konteks masalah-masalah finansial: Contoh konteks masalah-masalah finansial adalah seperti kaum muda saat ini dalam membuat keputusan yang relatif sederhana seperti bagaimana mereka menggunakan uang


Click to View FlipBook Version