The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

UAS COMPUTATIONAL THINGKING_LARASATI ISSATUL MUTHOHAROH

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by LARASATI ISSATUL MUTHOHAROH, 2024-04-03 23:30:22

UAS COMPUTATIONAL THINGKING_LARASATI ISSATUL MUTHOHAROH

UAS COMPUTATIONAL THINGKING_LARASATI ISSATUL MUTHOHAROH

saku. Tetapi mereka mungkin akan segera dihadapkan pada keputusan yang lebih signifikan tentang pilihan pendidikan dan pekerjaan dengan konsekuensi keuangan jangka panjang 5. Meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu maupun masyarakat: Menaikkan tingkat baik buruknya cara hidup terkait keuangan pribadi maupun kelompok yang terikat oleh suatu kebudayaan yang dianggap sama. 6. Memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi: Literasi keuangan menekankan seseorang sebagai anggota masyarakat yang bijaksana dan terlibat. Memberi kesempatan pada seseorang untuk turut terbawa dalam aktivitas atau usaha untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan ekonomi


Kelompok 1 Nama Mahasiswa / NIM: 1. Lina Annisa (23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (23100261124) 3. Intan Diennanti (23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandari (23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (23100261090) SEL.09.2-T3-9 Demonstrasi Kontekstual Jenis Kegiatan: Kegiatan Individual (Dikumpulkan dan Dinilai) Pada bagian ini, Anda akan diberi satu soal PISA oleh dosen (saran: soal yang digunakan adalah soal Reading, Mathematics atau Financial agar tidak mengacu ke salah satu mata pelajaran). Lengkapi tabel di bawah ini untuk soal tersebut. Tujuan dari bagian ini adalah untuk menguji hasil belajar Anda, yaitu apakah Anda sudah dapat menerapkan hasil perbaikan untuk menyelesaikan masalah yang baru. Lembar Kerja Mahasiswa


PERTANYAAN 6.1 Sejak tahun 1980 rata-rata tinggi badan wanita usia 20 tahun meningkat 2,3 cm menjadi 170,6 cm. Berapa tinggi rata-rata wanita 20 tahun pada tahun 1980? Jawaban : 1998 – 1980 = 18 tahun. 18 x 2,3 cm = 41,4 cm Jadi tinggi rata-rata wanita 20 tahun pada tahun 1980 adalah 170,6 cm – 41,4 cm = 129,2 cm. PERTANYAAN 6.2 Jelaskan bagaimana grafik menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pertumbuhan anak perempuan melambat setelah usia 12 tahun! Jawaban: Berdasarkan grafik di atas, dapat terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan anak perempuan melambat setiap tahun setelah usia 12 tahun. Hal ini ditunjukkan dengan semakin bertambahnya umur anak perempuan maka grafiknya semakin naik dengan perlahan. Pada saat umur 12 tahun sampai 16 tahun terlihat pertambahan tinggi badan cukup banyak, akan tetapi mulai umur 17 tahun sampai 20 tahun pertambahan tinggi badan tidak lebih dari 2 cm. Berbeda dengan pada saat nak perempuan berumur 10 tahun kenaikan tinggi badan bertambah 5 cm dan pada umur 11 tahun kenaikan tinggi badan bahkan bertambah lebih dari 5cm. PERTANYAAN 6.3 Menurut grafik tersebut rata-rata selama periode mana dalam hidup mereka, perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki usia yang sama? Jawab: berdasarkan grafik, tinggi badan perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki pada periode umur 13 tahun.


Unit : Mathematics Nomer Unit 6 Judul Soal : Growing Up No. Pertanyaan Jawaban 1. Solusi untuk soal ini Memahami grafik 2. Langkah – langkah berpikir 1. Melihat grafik terlebih dahulu 2. Memahami rata-rata tinggi badan 3. Melihat tinggi badan 4. Menganalisis grafik 3. 4 Fondasi CT yang digunakan Dekomposisi 1. Melihat grafik 2. Memahami rata-rata tinggi badan 3. Melihat tinggi badan 4. Menganalisis grafik Pengenalan Pola Mengetahui naik dan turunnya grafik Abstraksi Mengenali pola grafik Algoritma 1. Melihat soal 2. Cara menyelesaikan soal sesuai dengan pertanyaan yang ada.


PERTANYAAN 3.1 Tujuan dari masing-masing surat ini adalah untuk A. Jelaskan apa itu grafiti. Grafiti adalah lukisan dan tulisan illegal di dinding dan di tempat lain. B. Menyajikan pendapat tentang grafiti. Grafiti merupakan sebuah karya tulis, gambar untuk mengekspresikan sebuahpemikiransecara spontan C. Menunjukkan popularitas grafiti. Dengan cara melakukan pameran D. Memberitahu orang-orang berapa banyak yang dihabiskan untuk menghapus grafiti. Mengecat ulang 4 kali PERTANYAAN 3.2 Mengapa Sophia mengacu pada iklan? Jawab: Karena graffiti dan iklan merupakan sebuah kreatifitas yang dipajang dijalanan PERTANYAAN 3.3 Manakah dari dua penulis surat yang Anda setujui? Jelaskan jawaban Anda dengan menggunakan kata-kata Anda sendiri untuk mengacu pada apa yang dikatakan dalam salah satu atau kedua surat tersebut. Jawab: Saya setuju dengan surat yang ditulis Sophia, menurut saya dengan adanya graffiti dapat menambahkan keindahan tempat tersebut tetapi alangkah baiknya jika diberikan tempat atau wadah khusus bagi mereka untuk mengembangkan kreatifitasnya, berbeda dengan iklan karena iklan digantung dijalanan hanya untuk menumbuhkan rasa konsumtif pada seseorang padahal belum tentu itu sebuah kebutuhan primer


PERTANYAAN 3.4 Kita dapat berbicara tentang apa yang dikatakan surat (isinya). Helga : merasa kesal atau marah karena tembok yang ada di jalanan digunakan untuk menggambar oleh orang-orang yang tidak memiliki wadah untuk menuangkan kreatifitasnya. Sophia : memberikan penilaian mengenai graffiti dan iklan, dan berpendapat bahwa graffiti itu lebih memberikan kesan baik daripada iklan yang hanya menawarkan sebuah produk Kita bisa berbicara tentang cara menulis surat (gayanya). Helga : gaya bahasanya marah atau penuh dengan amarah. Sophia: gaya bahasanya lebih bersifat mengkritik. Terlepas dari surat mana yang Anda setujui, menurut Anda surat mana yang lebih baik? Surat dari Sophia Jelaskan jawaban Anda dengan merujuk pada cara penulisan salah satu atau kedua huruf Dengan makna kata mengerikan, seolah grafiti adalah sebuah karya yang mengerikan daripada sebuah iklan yang kenyatannya mengganggu jalanan.


Jenjang / Mata Kuliah yang diampu : PGSD / Bahasa Indonesia Unit : Reading Nomer Unit 3 Judul Soal : Grafiti No. Pertanyaan Jawaban 1. Solusi untuk soal ini Mengetahui nilai fungsi grafiti dan iklan. 2. Langkah – langkah berpikir 1. Membaca surat dari Helga dan Sophia 2. Menganalisis isi dari surat yang ditulisHelga dan Sophia. 3. Mengetahui perbedaan isi dari keduasurat. 4. Memberi argumen mengenai isi suratyang dituliskan Helgadan Sophia. 3. 4 Fondasi CT yang digunakan Dekomposisi Membaca surat dari Helga dan Sophia Pengenalan Pola Menganalisis isi dari surat yang ditulis Helga dan Sophia. Abstraksi Mengetahui perbedaan isi dari kedua surat. Algoritma 1. Membaca surat dari Helga dan Sophia 2. Menganalisis isi dari surat yang ditulis Helga dan Sophia. 3. Mengetahui perbedaan isi dari keduasurat. 4. Memberi argumen mengenai isi suratyang dituliskan Helgadan Sophia.


Kelompok 1 Nama Mahasiswa / NIM: 1. Lina Annisa (23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (23100261124) 3. Intan Diennanti (23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandari (23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (23100261090) Kesamaan dan perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM: Kesamaan dan perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM: 1. Persamaan soal Bebras dan Pisa/AKM: a. Program soal berbasis internasional yang dilaksanakan diberbagai negara di dunia. b. Soal berkaitan dengan Computational Thinking yang beserta 4 fondasinya. 2. Perbedaan soal Bebras dan Pisa/AKM: 1. Bebras : a. Bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih logika berpikir peserta didik dalam bidang informatika.


b. Soal Bebras sudah dikategorikan beedasarkan usia atau jenjang pendidikan. c. Soal cenderung singkat dan hanya terdapat satu pertanyaan. 2. Pisa/AKM a. Ditujukan untuk siswa usia 15 tahun (Pisa). AKM ditujukan untuk siswa di kelas V SD, VIII SMP, XI SMA. b. Waktu yang diberikan untuk menjawab soal cukup panjang karena pada satu soal terdapat beberapa pertanyaan. c. Soal PISA menggunakan tipe soal yang berbasis HOTS yang artinya berfikir kritis.


Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan: Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan: 1. Solusi persoalan yaitu mengidentifikasi permasalahan yang ada di dalam soal. 2. Menentukan beberapa alternatif solusi pemecahan masalah. 3. Menentukan jawaban yang tepat dari permasalahan. 4. Kedua soal tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan 4 Fondasi CT. Masing-masing permasalahan dapat melibatkan satu atau lebih dari fondasi CT dan tidak selalu keempatnya ada. d. Konsep yang mendasarinya ada literasi membaca, matematika, dan sains.


Nama : Larasati Issatul Muthoharoh NIM : 23100261088 SEL.09.2-T3-12 Aksi Nyata 1. Pengalaman menarik apa saja yang Anda dapatkan dari mengimplementasikan CT untuk menyelesaikan berbagai jenis persoalan? Anda bisa menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang Anda alami dalam mempelajari topik ini. Jawab: Beberapa pengalaman yang CT berikan kepada saya saat saya berhasil menggunakan konsep Computational Thingking (CT) dalam menyelesaikan masalah: a. Kemampuan menyelesaikan masalah: CT membantu saya untuk memecahkan masalah dengan cara yang lebih efektif dan sistematis, sehingga membuat saya lebih percaya diri dalam mengatasi masalah yang sulit. b. Peningkatan kreativitas: CT memfokuskan pada tahap percarian solusi dan membutuhkan kreativitas dan kemampuan berfikir kritis. Ini dapat membantu saya menemukan solusi yang inovatif dan kadang kala tidak terduga. c. Berkolaborasi dan berdiskusi: CT memfokuskan pada proses berfikir dan mengatasi masalah, bukan hanya solusi akhir. Ini membuat proses pemecahan masalah menjadi lebih lebih interaltif dan berkolaboratif, yang dapat membantu saya belajar suatu sema lain. d. Pemahaman konsep dasar: CT memfokuskan pada dekomposisi masalah dan membantu saya memahami konsep dasar yang mendasari masalah tersebut. Ini dapat membantu saya memecahkan masalah lebih cepat dan efisien di masa depan. e. Peningkatan kemampuan berpikir kritis: CT memfokuskan pada evaluasi dan pengujian solusi, yang membantu saya berpikir kritis dan membuat keputusan yang informatif.. Dengan menggunakan konsep CT dalam menyelesaikan masalah, saya dapat memperoleh pengalaman yang menarik dan membantu saya membangun keterampilan yang berguna untuk mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari.


2. Apakah terjadi perubahan cara berpikir yang Anda alami setelah mempelajari topik CT dalam problem solving? Jawab: Ya, mempelajari topik Computational Thingking dapat membantu saya dalam perubahan cara berpikir saat mengatasi masalah. Computational Thingking memfokuskan pad acara berpikir secara sistematis dan logis dalam menentukan masalah, memecahkan masalah, dan mengevaluasi solusi. Ini dapat membantu saya lebih terstruktur dan efektif dalam memecahkan masalah dan membuat kepustusan yang tepat. Computational Thingking (CT) merupakan suatu pandangan dan metodologi untuk memecahkan masalah secara sistematis dan logis. CT memfokuskan pada dekomposisi masalah, yaitu memecahkan masalah besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dipahami dan diselesaikan. Proses ini membantu saya untuk menganalisis masalah secara detail dan memahami konsep dasar yang mendasari masalah tersebut. Setelah menganalisis masalah dan memahami konsepnya, CT memfokuskan pada tahap pencarian solusi. Proses ini membutuhkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis, serta mencoba dan mengevaluasi solusi yang ditemukan. Setelah menerapkan pandangan dan pondasi CT, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. CT membantu saya untuk memecahkan masalah secara efektif dan membuat keputusan yang tepat. Oleh karena itu, dengan mempelajari dan menerapkan CT, saya memiliki cukup kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah, baik di sekolah maupun di kehidupan sehari-hari. 3. Apakah ada perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap cara mengajar Anda nantinya setelah mempelajari topik CT dalam problem solving? Jawab: Ya, saya dapat memperbaiki cara mengajar saya setelah mempelajari topik Computational Thingking (CT) dalam problem solving. Guru dapat menerapan prinsipprinsip CT dalam mengajar, seperti mengerjakan cara memecahkan masalah secara logis, membantu siswa mengembangkan kemampuan analisis dan pemecahan masalah, dan membantu siswa mengevaluasi solusi mereka. Ada beberapa perbaikan yang dapat saya lakukan dalam proses pengajaran:


Fokus pada proses: sehingga peserta didik dapat memfokuskan pada proses berpikir dan mengatasi masalah dengan menggunakan metodelogi CT, bukan hanya memberikan jawaban atau solusi terakhir namun menuntun peserta didik untuk dapat memahami bagaimana memecahkan masalah secara sistematik dan efisien. Pembiasaan berpikir logis: membantu siswa membentuk kebiasaan berpikir logis dan sistematis melalui tugas dan aktivitas yang dirancang dengan menggunakan pendekatan CT sehingga memacu peserta didik untuk berpikir logis dan memacahkan masalah dengan cara yang efektif. Menggunakan masalah nyata: menggunakan kasus dan masalah nyata untuk mempraktikkan CT dan membuat materi lebih relevan dan memotivasi bagi siswa. Berkolaborasi: menyediakan lingkungan yang kondusif untuk berkolaborasi dan berdiskusi antar siswa, sehingga mereka dapat berbagi ide dan memperkuat ketrampilan CT mereka. Dengan melakukan perbaikan-perbaikan ini, saya dapat membantu siswa memperkuat keterampilan CT mereka dan mempersiapkan mereka untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan membantu siswa mempelajari cara berpikir kreatif dan inovatif.


Nama : Larasati Issatul Muthoharoh NIM : 23100261088 SEL.09.2-T4-2. Eksplorasi Konsep Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari makalah “Infusing Computational Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021)! Tuliskan juga intisari dari hal-hal yang sudah Anda pelajari dari makalah tersebut! Jawab: Hal baru yang saya dapatkan dari makalah “Infusing Computational Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021) adalah STEM dan CT memiliki kaitan erat pada bidang pemodelan, penalaran, dan problem solving, sebuah proyek STEM memiliki bebrapa unsur yaitu: nama proyek, deskripsi singkat proyek outline, tujuan pembelajaran, driving questions, produk akhir, hands-on activity, asesmen, dan resources. Komponen CT dengan proyek STEM yaitu: kosakata CT, abstraksi, algoritma, komunikasi, conditional logic, pengumpulan data, struktur data, analisis dan representasi, data dekomposisi, penenalan pola, pemodelan dan simulasi.


SEL.09.2-T4-2a. Eksplorasi Konsep Secara individual, mahasiswa memilih sebuah proyek STEM. Proyek Stem dapat diambil dari proyek sebelumnya yang sudah pernah dilakukan oleh mahasiswa, atau mencari di media lain seperti buku dan internet. Proyek yang dipilih tidak boleh proyek yang sudah mengintegrasikan CT. Nama Kelompok Kelompok 1 Anggota Kelompok 1. Lina Annisa (23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (23100261124) 3. Intan Diennanti (23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandari (23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (23100261090) Judul Proyek STEM yang Dipilih Pembuatan miniatur lampu lalu lintas Sumber Buku guru dan buku siswa kelas 6 (kurtilas) Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 3 Halaman 85 Deskripsi Singkat tentang Proyek STEM yang Dipilih Peserta didik membentuk kelompok untuk mencari informasi tentang susunan listrik pada lampu lalu lintas. Selanjutnya, peserta didik dalam kelompok merancang lampu lalu lintas sesuai dengan apa yang telah diteliti dan membuatnya. Kemudian, peserta didik dalam kelompok menguji lampu lalu lintas yang telah dibuat dan disimulasikan. Science: energi listrik Technology: menggunakan energi listrik dan lampu Engineering: merakit rangkaian miniatur lampu Mathematics: mengukur besar lingkaran rangka miniatur


1. Proyek STEM Sebelum Diintegrasikan dengan CT Nama Kelompok Kelompok 1 Anggota Kelompok 1. Lina Annisa (23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (23100261124) 3. Intan Diennanti (23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandari (23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (23100261090) Judul Proyek STEM yang Dipilih Pembuatan miniatur lampu lalu lintas Sumber Buku guru dan buku siswa kelas 6 (kurtilas) Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 3 Halaman 85 Deskripsi Singkat tentang Proyek STEM yang Dipilih Peserta didik membentuk kelompok untuk mencari informasi tentang susunan listrik pada lampu lalu lintas. Selanjutnya, peserta didik dalam kelompok merancang lampu lalu lintas sesuai dengan apa yang telah diteliti dan membuatnya. Kemudian, peserta didik dalam kelompok menguji lampu lalu lintas yang telah dibuat dan disimulasikan. Science: energi listrik Technology: menggunakan energi listrik dan lampu Engineering: merakit rangkaian miniatur lampu Mathematics: mengukur besar lingkaran rangka miniatur


2. Proyek STEM setelah Diintegrasikan dengan CT Nomor Kelompok Kelompok 1 Anggota Kelompok 1. Lina Annisa (23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (23100261124) 3. Intan Diennanti (23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandari (23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (23100261090) Nama Proyek Pembuatan miniatur lampu lalu lintas Deskripsi Singkat Proyek Peserta didik membentuk kelompok untuk mencari informasi tentang susunan listrik pada lampu lalu lintas. Selanjutnya, peserta didik dalam kelompok merancang lampu lalu lintas sesuai dengan apa yang telah diteliti dan membuatnya. Kemudian, peserta didik dalam kelompok menguji lampu lalu lintas yang telah dibuat dan disimulasikan. Outline Proyek Minggu pertama peserta didik mencari informasi dan mempelajari rangkaian listrik pada lampu lalu lintas. Minggu pertama peserta didik mencari informasi dan mempelajari rangkaian listrik pada lampu lalu lintas. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik mengidentifikasi rangkaian listrik lampu lalu lintas sehingga mampu merancang miniatur lampu lalu lintas. 2. Peserta didik menguji dan mensimulasikan hasil rancangan pembuatan miniatur lampu lalu lintas. Driving Question Bagaimana cara kerja lampu lalu lintas sehingga dapat menyala secara bergantian? Produk Akhir Miniatur lampu lalu lintas. Hands-on Activities Rancangan miniatur lampu lalu lintas dan pengujiannya. Asesmen Kompetensi hasil rancangan miniatur lampu lalu lintas. Rancangan miniatur lampu lalu lintas yang dapat menyala secara bergantian mendapatkan nilai paling tinggi.


Resources yang Dibutuhkan Internet Buku guru dan buku siswa. Bahan-bahan proyek (kardus bekas, 3 bola lampu kecil, 3 baterai, 3 saklar, 3 dudukan lampu, kabel, plastic berwarna merah-kuninghijau, gunting, dan isolasi). Integrasi CT dalam proyek STEM (Baek et al., 2021) Abstraksi: Dalam perancangan dan pembuatan miniatur lampu lalu lintas, tidak perlu memperhatikan rangkaian listrik seri. Namun fokus pada rangkaian listrik paralel yang akan digunakan dalam miniatur lampu lalu lintas. Algoritma: Menyusun langkah-langkah pembuatan miniatur lampu lalu lintas: 1. Buatlah 3 lubang berbentuk lingkaran 2. Buat sekat pembatasa antara setiap lubang (akan terdapat 2 sekat) 3. Tutup lubang menggunakan kerta sberwarna merah, kuning hijau 4. Buat rangkaian listrik paralel menggunakan 3 bola lampu 5. Setiap lampu akan berada pada sekat di setiap satu lobang 6. Pastikan rangkaian telah bekerja dengan baik, lampu menyala 7. Posisikan rangkaian baterai dan saklar di dalam kardus atau menggunakan tatakan di bagian luar kardus. Komunikasi: Peserta didik mempresentasikan dan mensimulasikan hasil projek mereka di depan kelas Conditional Logic: Penggunaan logika untuk mengidentifikasi jenis rangkaian listrik apa yang cocok digunakan pada miniatur lampu lalu lintas. Pengumpulan Data: Mengumpulkan data sumber rancangan miniatur lampu lalu lintas.


Struktur Data, Analisis dan Representasi Data: Menggunakan data hasil projek untuk menyimpulkan hasil rancangan projek Dekomposisi: Mengelompokkan alat dan bahan yang digunakan dalam rancangan miniatur lampu lalu lintas, seperti: lampu, papan, kardus, kabel, saklar, baterai. Pengenalan Pola: Dalam pembuatan miniatur lampu lalu lintas menggunakan rangkaian listrik parallel. Kemudian lama nyala dan menunggu masing-masing lampu. Lama nyala lampu merah x menit, maka berapakah lama Waktu tunggu untuk lampu merah menyala kembali? Pemodelan dan Simulasi: Miniatur lampu lalu lintas yang dibuat diuji dengan cara menyalakan saklar tiap lampu. Apabila menyala sesuai dengan saklarnya, maka uji coba dianggap berhasil. 3. Perbedaan Proyek STEM sebelum dan sesudah Diintegrasikan dengan CT Tuliskan perbedaan dari proyek STEM yang sudah dikerjakan, sebelum dan sesudah diintegrasikan dengan CT! Jawab : Sebelum mengintegrasikan CT pada proyek STEM, langkah yang dilakukan belum sistematis, efisien, dan efektif. Sedangkan sesudah diintegrasikan dengan CT langkah yang digunakan untuk menyelesaikan proyek menjadi lebih sistematis dan lebih efektif. Selain itu, cara berpikir komputasi dapat membantu peserta didik merumuskan masalah pembuatan miniatur lampu lalu lintas dengan cara menguraikan masalah tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga lebih mudah dalam menyusun rancangan awal sebelum proyek pembuatan dan pengoperasian


SEL.09.2-T4-5. Demonstrasi Kontekstual dan Elaborasi Pemahaman Nomor Kelompok KELOMPOK I Anggota Kelompok 1. Lina Annisa (23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (23100261124) 3. Intan Diennanti (23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandari (23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (23100261090) Nama Proyek Ketapel (Kelompok 4) Catatan-catatan Perbaikan yang Perlu Dilakukan Berdasarkan Masukan Dari Dosen dan Kelompok Lain Catatan Perbaikan : ● Belum disertai kesimpulan terkait perbedaan sebelum dan sesudah diintegrasikan dengan CT. ● Penambahan detail langkah-langkah pembuatan ketapel pada integrasi CT dalam proyek STEM bagian pondasi algoritma


Nama : Larasati Issatul Muthoharoh NIM : 23100261088 SEL.09.2-T4-7. Aksi Nyata 1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam proyek STEM? Jawab: Pengalaman yang saya dapatkan dari proses mengintegrasikan CT ke dalam proyek STEM adalah saya mendapat penetahuan baru bahwa CT juga dapat diintegrasikanke dalam proyek STEM. Dengan mengintegrasikan CT ke dalam proyek STEM akan sangat memudahkan kita dalam menyusun rancangan proyek STEM yang akan kita buat. Selain itu, juga dapat meminimalsir kesalahan dalam pelaksanaan proyek STEM. Rancangan akan lebih terstruktur dan terarah. Ada beberapa unsur dalam proyek STEM yang mengitegrasikan CT yaitu deskripsi singkat proyek, outline, tujan pembelajaran, driving question, produk akhir, hands on activities, asesmen, resource yang dibutuhkan, dekomposisi, abstraksi, penenalan pola, dan algoritma. 2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mengerjakan modul ini? Jawab: Perasaan saya saat menerjakan modul ini adalah saya merasa senang dan merasa tertantang dalam menyusun sebuah rancangan proyek STEM yang mengintegrasikan CT. Hal ini merpakan sesuatu yang baru bagi saya sehinga banyak ilmu baru yang dapat saya peroleh setelah mempelajari modul ini. Materi ini juga dapat saya terapkan di kelas ketika saya mengajar. Saya dapat melatih peserta didik saya untuk berpikir kritis melalui CT dan mengintegrasikannya ke dalam proyek STEM. 3. Jelaskan bagaimana rencana Anda dalam mengintegrasikan CT di dalam proyek STEM di kelas yang Anda ajar kelak. Jawab:


Rencana saya dalam mengintegrasikan CT di dalam proyek STEM di kelas yang saya ajar yaitu saya akan mengenalkan konsep CT terlebih dahulu kepada peserta didik. Saya akan memberi pemahaman bahwa kita dapat menemukan solusi efektif dalam pemecahan masalah melalui CT. Setelah peserta didik benar-benar memahami CT, saya akan melatih mereka untuk mengintegrasikan CT ke dalam proyek STEM yang akan dibuat keika peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran berbasis proyek di sekolah.


Kelompok 1 Nama : 1. Lina Annisa (23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (23100261124) 3. Intan Diennanti (23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandari (23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (23100261090) SEL.09.2-T5-3a. Eksplorasi Konsep Intisari apa saja yang Anda dapatkan saat mempelajari makalah “Bringing computational thinking to K-12: what is Involved and what is the role of the computer science education community” (Barr & Stephenson, 2011)? Jawab : Intisari yang saya dapatkan saat mempelajari makalah “Bringing computational thinking to K-12: what is Involved and what is the role of the computer science education community” (Barr & Stephenson, 2011) adalah tentang Implementasi konsep CT dan keterampilannya yang diimplementasikan pada berbagai bidang dan membawa pemikiran komputasi ke K-12. Penanaman konsep berpikir komputasi yang berhasil ke dalam kurikulum K-12 memerlukan upaya dua arah. Kebijakan pendidikan harus diubah, mengatasi rintangan infrastruktur yang signifikan, dan guru K-12 membutuhkan sumber daya, dimulai dengan definisi yang meyakinkan dan contoh relevan sesuai usia. Dalam makalah ini kami melaporkan bagian pertama dari proyek multifase yang ditujukan untuk mengembangkan definisi operasional pemikiran komputasi untuk K-12 bersama dengan sumber daya yang sesuai untuk kebijakan dan perubahan kurikulum. CT juga bisa diimplementasikan di berbagai bidang, yaitu pada Ilmu Komputer, Matematika, Sains, Ilmu Sosial, Bahasa dan Seni. Pada contoh pengimplementasian CT diberbagai bidang ada konsep CT, dimana di dalam Knsep CT ada beberapa komponen yaitu : 1. Pengumpulan Data. 2. Analisis Data. 3. Represent asi data dan analisis data. 4. Analisis dan validasi model.


5. Otomatisasi. 6. Pengujian dan verifikasi. 7. Algoritma dan prosedur. 8. Dekomposi si persoalan. 9. Struktur kontrol. 10. Paralelisasi. 11. Simulasi Mengembangkan definisi atau pendekatan pemikiran komputasi yang cocok untuk K-12 sangat menantang mengingat fakta bahwa belum ada definisi pemikiran komputasi yang disepakati secara luas. Pada makalah ini juga menagtakan seberapa rumit solusinya jika peserta didik paham akan pemikiran komputasi bahwa permasalahan bisa diselesaikan dengan berbagai cara sehingga menghasilkan solusi yang tepat. Jika dikaitkan dan diimplementasikan pada pembelajaran, seorang guru bisa memodifikasi materi yang akan disampaikan. Jadi peseerta didik bisa berlatih keterampilan dasar CT terlebih dahulu seperti pengenalan pola, dan abstraksi. Contohnya Pengenalan pola terjadi ketika siswa mencoba mengenali pola yang terdapat pada sekumpulan surat pribadi dan surat resmi. Jika hanya diberikan masing-masing satu contoh surat, pengenalan pola ini tidak dapat dilakukan. Keterampilan abstraksi juga dilatih ketika siswa diminta membuat contoh surat pribadi dan surat resmi. Karena struktur surat tidak langsung diberikan oleh guru, maka siswa berlatih mengenali format dasar dari masing-masing jenis surat.


RUANG KOLABORASI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Computational Thinking Disusun oleh : 1. Lina Annisa (NIM. 23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (NIM. 23100261124) 3. Intan Diennanti (NIM. 23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (NIM. 23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandari(NIM. 23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (NIM. 23100261090) PPG PGSD – A PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2024


SEL.09.2-T5-4. Ruang Kolaborasi NIM / Nama Anggota Nama Anggota: 1. Lina Annisa (NIM. 23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (NIM. 23100261124) 3. Intan Diennanti (NIM. 23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (NIM. 23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandari(NIM. 23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (NIM. 23100261090) Kelas : PPG PGSD – A Mata Pelajaran IPAS Materi Ajar Sumber materi ajar: Buku siswa ilmu pengetahuan alam dan sosial kelas IV SD. Tim Guru Kelas IV. 2022. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam Dan Sosial Kelas IV SD : Yogyakarta Materi pembelajaran: Tumbuhan dikotil dan monokotil. Tujuan Pembelajaran - Peserta didik dapat mampu mengidentifikasi jenis tumbuhan dikotil dan monokotil. - Peserta didik mampu melatih kemampuannya mengakses informasi dan menganalisis jenis tumbuhan dikotil dan monokotil. Deskripsi Penyampaian Materi Sebelum Integrasi CT Kegiatan pembelajaran: Guru menjelaskan materi tumbuhan diktotil dan monokotil menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan presentasi Power Point. Media yang digunakan dalam bentuk gambar yang ditayangkan menggunakan Power Point. Deskripsi Aktivitas: • Peserta didik mendengarkan dan menyimak penjelasan guru materi tentang tumbuhan dikotil dan


monokotil kemudian memperhatikan contoh gambar yang ditampilkan guru di power point. • peserta didik membaca bahan ajar yang ada di buku siswa secara mandiri. • Peserta didik mengerjakan soal latihan secara mandiri dan dibahas secara bersama-sama. Deskripsi Penyampaian Materi Setelah Integrasi CT Deskripsi Aktivitas: Peserta didik diminta untuk membawa tumbuhan yang ada di sekitar rumahnya. Tumbuhan yang di bawa terdiri dari tumbuhan dikotil dan monokotil untuk memudahkan guru dan peserta didik dalam mengklasifikasi tumbuhan, maka dapat dilakukan proses dekomposisi (decomposition). Proses dekomposisi adalah proses memecah masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana sehingga mempermudah dalam penyelesaiannya. Proses dekomposisi dalam permasalahan ini dapat dilakukan dengan cara mencari tumbuhan yang memiliki struktur akar, batang, dan tulang daun yang sama dikelompokkan menjadi satu. Proses mengelompokkan tumbuhan dengan ciri-ciri yang sama disebut sebagai pengenalan pola (pattern revognition). Setelah peserta didik berhasil mengelompokkan tumbuhan yang memiliki ciri-ciri yang sama, langkah tersebut dapat diulang untuk mengelompokkan tumbuhan yang memiliki ciri-ciri yang serupa. Pengulangan langkah-langkah untuk mencari tumbuhan dengan ciri-ciri yang sama (dikotil dan monokotil) disebut dengan algoritma (algoritm). dengan menerapkan algoritma tersebut maka tumbuhan yang telah terkumpul dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri tumbuhan dikotil atau monokotil. Setelah mengelompokkan tumbuhan dengan ciri-ciri yang sama, peserta didik dapat mengidentifikasi jenis tumbuhan dikotil atau monokotil. Peserta didik diminta menyebutkan tumbuhan apa yang memiliki ciri-ciri yang sama (dikotil monokotil). Apabila


sedang mengamati tumbuhan dikotil maka peserta didik mengabaikan ciri-ciri tumbuhan monokotil, begitu juga sebaliknya. Kegiatan ini disebut dengan abstraksi (abstraction). Penjelasan Konsep CT Yang Diintegrasikan Pada Materi Ajar Dekomposisi (decomposition) = peserta didik mencari tumbuhan yang memiliki struktur akar, batang, dan tulang daun yang sama dikelompokkan menjadi satu. Pengenalan pola (pattern revognition) = peserta didik mengelompokkan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri yang sama. Algoritma (algoritm) = peserta didik mengklasifikan tumbuhan yang sudah dikelompokkan ke dalam tumbuhan dikotil atau monokotil. Abstraksi (abstraction) = peserta didik mengabaikan ciriciri tumbuhan yang sedang tidak diamati.


DEMONSTRASI KONTEKSTUAL TOPIK 5 NIM / Nama anggota Kelompok yang presentasi: Kelompok 5: 1. Doni Hutagalung (23100261104) 2. Farida Zulaifah (23100261079) 3. Rama Jelita Harahap (23100261206) 4. Kurniya Suryati (23100261189) 5. Ferdytian Yogi (23100261143) NIM / Nama anggota Kelompok yang memberikan evaluasi: Kelompok 1: 1. Lina Annisa (23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (23100261124) 3. Intan Diennanti (23100261157) 4. Larasati Issatul M. (23100261088) 5. Indriana Trisoma W. (23100261105) 6. Retno Novianti R. (23100261090) Mata pelajaran: Matematika Materi ajar: Bangun Datar Ide baru yang didapatkan terkait integrasi CT di dalam mata pelajaran: 1. Memperkenalkan kepada peserta didik untuk menerapkan CT dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. 2. Terdapat 4 fondasi (Abstraksi, dekomposisi, algoritma, pengenalan pola) yang terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran. 3. Dalam kegiatan pembelajaran yang digunakan sudah baik karena mengeksplorasikan lingkungan sekitar


rumah dan kegiatannya sudah sangat jelas dalam pengintegrasiaan CT didalamnya. Evaluasi/saran untuk kelompok yang sedang presentasi: Sebaiknya ada kegiatan proyek membuat bangun datar dalam kegiatan pembelajaran tersebut.


KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 5 Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Computational Thinking Disusun oleh : 1. Lina Annisa (NIM. 23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (NIM. 23100261124) 3. Intan Diennanti (NIM. 23100261157) 4. Larasati Issatul M. (NIM. 23100261088) 5. Indriana Trisoma W. (NIM. 23100261105) 6. Retno Novianti R. (NIM. 23100261090) PPG PGSD – A PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2024


KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 5 NIM/Nama anggota : 1. Lina Annisa (NIM. 23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (NIM.23100261124) 3. Intan Diennanti (NIM. 23100261157) 4. Larasati Issatul M. (NIM. 23100261088) 5. Indriana Trisoma W. (NIM. 23100261105) 6. Retno Novianti R. (NIM. 23100261090) Kesimpulan mengenaiintegrasi CT ke dalam mata pelajaran Penerapan Computational Thinking tidak hanya terpaku pada kegiatan yang berhubungan dengan komputer, namun juga dapat berhubungan dengan subjek studi lain.Semua mata pelajaran di sekolah dasar dapat diintegrasikan denganmenggunkan pendekatan CT antar lain: a. Matematika,IPAS, Seni, Bahasa Indonesia, PPKn. CT merupkan sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran, CT dapat digunakan untuk mendukung pemecahanmasalah disemua dispilin ilmu, termasuk humaniora, matematika dan ilmu pengetahuan. Dalam proses pembelajaran dapat dikaitkan pada model pembelajaran problem based learning. Peserta didik mermuskan masalah dengan menguraikan masalah tersebut ke segmen yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Strategi ini memungkinkan peserta didik untuk mengubah masalah yang kompleks menjadi beberapa prosedur atau lengkah yang tidak hanya lebih mudah untuk dilaksanakan, akan tetapi juga menyediakan cara yang efisien untuk berfikir kreatif.


Strategi untuk mengintegrasikan CTke dalam mata pelajaran Strategi yang digunakan untuk mengintegrasikan CT menggunkan konsepCT antara lain: 1. Pengumulan data Kegiatan mencari data yang akan dipelajari pada mata pelajaran 2. Analisis data Kegiatan memeriksa segala bentuk data dari mata pelajaran 3. Representasi data dan analisis data Memunculkan gambaran data mata pelajaran yang akan diajarkan. 4. Abstraksi Proses memisahkan data yang akan diguakan dalam prosespembelajaran 5. Analisis dan validasi model Mengambil keputusan dapat mempercayai model yang digunakansebagai bagian dari proses pengambilan keputusan. 6. Otomatisasi Pergantian tenaga otomastis untuk melakukan pengawasan 7. Pengujian dan verifikasi Mengkur kesesuaian materi yang akan diajarkan 8. Algoritma dan prosedur Sekelompok instruksi yang dirancang untuk menyelesaikan permasalahan 9. Dekomposisi persoalan Proses pemecahan suatu masalah kompleks menjadi masalah yang kecil kecil agar masalah tersebut mudah dipahami,diteliti dan diselesaikan secara terpisah. 10. Struktur control Perintah dengan bentuk (struktur) tertentu yang digunakan untuk mengatur (mengontrol) jalannya kegiatan 11. Paralelisasi Penyamaan arah dengan tujuan 12. Simulasi


Percobaan yang mirip situasi asli sebelum memulai praktek situasiSelain hal-hal tersebut strategi yang dapat dilakukan dalam mengintegrasikan CT kedalam mata pelajaran antara lain: a) Menemukan sumber belajar dan materi ajar b) Merumuskan materi ajar, capaian pembelajaran, dan tujuanpembelajaran c) Merencanakan kegiatan pembelajaran Menyusun asesmen


Nama : Larasati Issatul Muthoharoh NIM : 23100261088 SEL.09.2-T5-8. Aksi Nyata 1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam mata pelajaran yang Anda ampu? Apakah ada kendala yang Anda hadapi? Jawab: Pengalaman yang saya didapatkan dari proses mengintegrasikan CT ke dalam mata pelajaran adalah mendapatkan pengetahuan bagaimana cara mengintegrasikan CT ke dalam suatu mata pelajaran dengan membuat modul ajar, akantetepi belum dipraktikkan secara langsung. Selain itu saya belajar mengaitkan dan mengkorelasikan materi ajar yang saya ampu dengan 4 fondasi CT, dimana hal tersebut juga harus disesuaikan dengan jenjang peserta didik yang saya ampu serta fase capaian pembelajaran CT. Sedangkan kendala untuk melakukan proses pengintegrasian CT ke dalam mata pelajaran yang saya ampu ialah dibutuhkan kemampuan dari guru untuk berfikir secara CT terlebih dahulu. Seorang guru tidak akan bisa mengintegrasikan CT apabila ia sendiri tidak mengimplementasikan CT terlebih dahulu. Oleh sebab itu, saya berusaha untuk terus berlatih dan membiasakan diri untuk mengimplementasikan CT dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu kendala yang saya hadapi yaitu harus menyesuaikan modul ajar dengan karakteristik atau kemampuan berpikir peserta didik yang beragam, masih kurangnya pengalaman dalam mengintegrasikan CT dalam kegiatan pembelajaran, dan belum pernah membuat proyek STEM yang terintegrasi dengan CT dalam kegiatan pembelajaran. 2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mengerjakan modul ini? Jawab: Saya merasa wawasan saya bertambah mengingat banyaknya faktor yang harus dikorelasikan antara materi ajar dan kemampuan CT, dimana keduanya membuthkan proses dan rancangan yang harus diperhitungkan secara matang agar pada saat penerapannya tidak terjadi kendala dan dapat berjalan dengan baik. Selain itu perasaan saya setelah mengerjakan modul pada topik ini adalah merasa tertantang karena mendapatkan pemahaman serta pengetahuan baru mengenai proyek STEM yang terintegrasi dengan CT untuk kegiatan pembelajaran. Harapan saya kedepannya dapat membuat proyek STEM yang terintegrasi dengan CT Ketika mengajar di kelas. Namun ada beberapa hal yang masih belum saya pahami sehingga membutuhkan banyak belajar untuk memahami materi pada topik ini melalui berbagai sumber sebagai bentuk referensi guna meningkatkan pemahaman saya saat ini.


TUGAS TOPIK 5 RPP CT Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Computational Thinking Oleh : 1. Lina Annisa (NIM. 23100261190) 2. Yuliana Dwi Astuti (NIM. 23100261124) 3. Intan Diennanti (NIM. 23100261157) 4. Larasati Issatul Muthoharoh (NIM. 23100261088) 5. Indriana Trisoma Wuryandari(NIM. 23100261105) 6. Retno Novianti Rahayu (NIM. 23100261090) PPG PGSD A PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2024


RPP yang terintergrasi CT Fondasi CT Implementasi pada materi ajar yang sudah pernah dibuat Dekomposisi Proses dekomposisi dalam permasalahan ini dapat dilakukan dengan cara mencari tumbuhan yang memiliki struktur akar, batang, dan tulang daun yang sama dikelompokkan menjadi satu. Pengenalan Pola Proses mengelompokkan tumbuhan dengan ciri-ciri yang sama. Algoritma Pengulangan langkah-langkah untuk mencari tumbuhan dengan ciri-ciri yang sama (dikotil dan monokotil). Abstraksi Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis tumbuhan dikotil atau monokotil. Peserta didik diminta menyebutkan tumbuhan apa yang memiliki ciri-ciri yang sama (dikotil monokotil). Apabila sedang mengamati tumbuhan dikotil maka peserta didik mengabaikan ciri-ciri tumbuhan monokotil, begitu juga sebaliknya.


MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA 2024 ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL INFORMASI UMUM A. IDENTITAS MODUL Penyusun : Kelompok 1 Instansi : SD Negeri Widoro Tahun Penyusunan : Tahun 2024 Jenjang Sekolah : SD Mata Pelajaran : IPAS Fase / Kelas / Semester : B / IV / II Materi : Tumbuhan Dikotil dan Monokotil Hari/Tanggal : Alokasi Waktu : 2 JP (2x35 menit) B. KOMPETENSI AWAL ▪ Peserta didik dapat mengetahui bagian-bagian tumbuhan. ▪ Peserta didik dapat mengetahui fungsi bagian tumbuhan. C. PROFIL PELAJAR PANCASILA ▪ Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME ▪ Bernalar Kritis, ▪ Kreatif, ▪ Bergotong-royong, ▪ Mandiri. D. SARANA PRASARANA DAN MEDIA Sarana Prasarana : ▪ Tim Gakko Tosho, Penyadur, Fitri, Amalia, dkk. 2021. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk SD Kelas IV. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia ▪ Bahan Ajar (lampiran) ▪ LCD Proyektor ▪ Speaker ▪ Laptop ▪ Alat tulis ▪ Lembar Kerja Peserta Didik (lampiran) Media : ▪ Media pembelajaran power point ▪ Tumbuhan dikotil dan monokotil E. TARGET PESERTA DIDIK ▪ Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar. ▪ Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin F. JUMLAH PESERTA DIDIK ▪ 5 Peserta didik G. MODEL PEMBELAJARAN ▪ Pendekatan Saintifik ▪ Model Pembelajaran Tatap muka dengan model problem based learning (PBL)


▪ Metode Pembelajaran Ceramah, Tanya jawab, dan Diskusi kelompok KOMPONEN INTI A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN ▪ Elemen : Pemahaman dan Keterampilan Proses ▪ Capaian Pembelajaran : Peserta didik mengenal hewan dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekitarnya melalui pengamatan dan eksplorasi. ▪ Tujuan Pembelajaran : 1. Melalui media konkret, peserta didik dapat mengenal ciri-ciri tumbuhan dikotil dan monokotil dengan benar. (C1) 2. Melalui tanya jawab, peserta didik dapat menganalisis tumbuhan kemudian mengelompokkan ke dalam tumbuhan dikotil atau monokotil dengan tepat. (C4) 3. Melalui media power point, peserta didik dapat menentukan kunci determinasi sederhana tumbuhan dikotil dan monokotil dengan benar. (C3) B. PEMAHAMAN BERMAKNA ▪ Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi tumbuhan dikotil dan monokotil melalui kegiatan pengamatan dan eksplorasi lingkungan sekitar C. PERTANYAAN PEMANTIK ▪ Apakah kalian suka makan sayur? ▪ Apa saja sayuran yang kamu suka? ▪ Bagaimana cara kita menjaga tumbuhan sebagai wujud syukur kita kepada Allah SWT? D. KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1 Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1. Peserta didik dan guru memulai pembelajaran dengan berdoa dan menyanyikan lagu nasional “Garuda Pancasila” sebelum memulai pelajaran (beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan nasionalisme). 2. Peserta didik dikondisikan oleh guru sebelum memulai pembelajaran dengan menanyakan kabar, mengecek kehadiran dan kesiapan peserta didik, serta menyemangati peserta didik dengan yel-yel, tepukan, atau kebiasaan lain yang menjadi ciri khas/kebiasaan/kesepakatan kelas. 3. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru mengenai capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran hari ini (mandiri). 4. Peserta didik diberikan pertanyaan pematik untuk menstimulus keterampilan berpikir kritis tentang materi yang akan dipelajari (berpikir kritis). 5. Peserta didik dibagi menjadi kelompok heterogen dengan jumlah masing - masing anggota kelompok 2 - 3 peserta didik. Kegiatan Inti (50 menit) Fase 1 : Penentuan pertanyaan mendasar 6. Peserta didik dan guru mengamati ciri-ciri media konkret berupa tumbuhan padi dan tumbuhan rambutan. 7. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab perbedaan tumbuhan padi dan tumbuhan rambutan dan pengelompokkannya dalam tumbuhan dikotil dan monokotil. 8. Peserta didik mengamati power point yang memuat kunci determinasi tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil serta ciri-cirinya. Peserta didik mencoba menentukan kunci determinasi tumbuhan dikotil dan monokotil.


9. Peserta didik diberikan permasalahan berupa gambar dua tumbuhan dan mengelompokkannya ke dalam tumbuhan dikotil atau monokotil berdasarkan kunci determinasi sederhana. 10. Peserta didik mengelompokkan tumbuhan yang ada ke dalam satu jenis berdasarkan ciri-ciri tumbuhan dikotil dan monokotil. Fase 2 : Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar 11. Peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil dengan jumlah anggota masing – masing kelompok 4-5 anak (kolaboratif). 12. Peserta didik duduk di kelompoknya masing – masing (kolaboratif). 13. Peserta didik dibagikan lembar kerja peserta didik (LKPD) oleh guru. 14. Peserta didik mendengarkan dan menyimak penjelasan guru mengenai cara kerja yang ada pada LKPD dan memastikan setiap kelompok memahami prosedur yang ada pada LKPD. 15. Peserta didik dan guru menentukan batas waktu pengerjaan LKPD. Fase 3 : Membimbing penyelidikan kelompok 16. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi untuk memecahkan masalah berpandu pada LKPD yang telah dibagikan guru dengan memperhatikan waktu yang telah disepakati bersama (kolaboratif). 17. Peserta didik diberikan bimbingan dan arahan oleh guru jika megalami kesulitan selama melakukan kegiatan diskusi kelompok. 18. Peserta didik dipantau oleh guru terkait kemajuan diskusi pemecahan masalah dengan cara guru berkeliling memeriksa hasil kerja sama setiap kelompok. Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 19. Peserta didik menyajikan hasil pekerjaan kelompoknya di lembar kerja peserta didik. 20. Peserta didik bersama kelompoknya maju mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas secara bergantian (kreatif). 21. Peserta didik dari setiap kelompok lain memberikan tanggapan pada presentasi kelompok lain (kreatif, kritis dan kolaboratif). 22. Setiap jawaban dan tanggapan dari peserta didik diberikan apresiasi oleh peserta didik lain dan guru, serta guru memberi tanggapan terkait presentasi yang telah disampaikan peserta didik di depan kelas. Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 23. Peserta didik bersama dengan guru membuat kesimpulan mengenai hasil diskusi dan presentasi yang telah dilakukan bersama kelompok (kreatif). 24. Peserta didik diberi penguatan dan umpan balik oleh guru terhadap jawaban dari pekerjaan yang telah dilakukan. Kegiatan Penutup (10 menit) 25. Peserta didik bersama guru mengulas kembali semua kegiatan yang sudah dilakukan dengan menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama hari ini. 26. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan dan mengungkapkan perasaan, pendapat dan pengalaman selama melaksanakan kegiatan pembelajaran. 27. Peserta didik mengerjakan tes formatif secara mandiri (mandiri). 28. Peserta didik diberikan tindak lanjut berupa penyampaian materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 29. Pembelajaran ditutup dengan berdoa (beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME).


E. ASESMEN / PENILAIAN Asesmen Diagnostik Asesemen diagnostik ini hanya dilakukan di awal pembelajaran untuk mengetahui capaian keterampilan awal peserta didik. Dalam materi ini asesmen diagnostik dilakukan secara lisan. Asesmen Formatif Asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar. Asesmen formatif dalam materi ini dilakukan dalam proses pembelajaran seperti saat mengerjakan LKPD dan tes formatif (ayo berlatih). Kegiatan lain dilakukan sebagai bentuk latihan dan tidak diujikan. Asesmen Sumatif Asesmen sumatif dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen sumatif dilakukan pada akhir pembelajaran dengan megerjakan soal evaluasi. F. KEGIATAN PENGAYAAN DAN REMEDIAL Kegiatan Pengayaan : • Untuk peserta didik yang mampu memperoleh informasi lebih cepat, berikan kegiatan pembelajaran tambahan dengan pengayaan mengerjakan soal bebasis HOTS atau tentang materi yang berkaitan dengan pembelajaran selanjutnya Kegiatan remidial: • Peserta didik yang mengalami kesulitan menagkap dan memahami pembelajaran diberikan kegiatan remedial atau bimbingan lebih lanjut oleh guru kelas maupun orang tua di rumah G. REFLEKSI Pada bagian ini peserta didik mengisi refleksi mandiri tentang hal-hal yang telah dipelajari. Guru dapat menambahkan poin-poin yang dirasa perlu. Jika ada peserta didik yang mengisi kolom“Masih Perlu Belajar”, berikan kepadanya kegiatan perancah atau pengayaan yang menyenangkan. Jika diperlukan, komunikasikan hal tersebut dengan orang tua. Peserta didik jugadapat melakukan refleksi berkaitan dengan pengetahuannya tentang pentingnya kegiatan membandingkan dan mengurutkan bilangan dalam kehidupan sehari – hari. REFLEKSI PEMBELAJARAN 1. Refleksi untuk peserta didik a. Guru dapat memetakan peserta didik sesuai dengan kemampuan masing-masing melalui asesmen formatif dalam : • Mengidentifikasi macam – macam energi potensial dalam kehidupan sehari – hari • Berpartisipasi aktif dalam kegiatan berdiskusi dan proses pelaksanaan proyek percobaan • Berpartisipasi aktif dalam dalam kegiatan pembelajaran Informasi ini menjadi pemetaan awal untuk merumuskan strategi pembelajaran pada bab berikutnya. b. Berikut merupakan tabel refleksi untuk peserta didik. Berilah tanda centang (√) pada jawaban “Ya” jika jawaban sesuai, dan tanda centang (√) pada jawaban “Tidak” jika jawaban tidak sesuai.


Tabel Refleksi Peserta Didik Merujuk pada tabel ini, guru merencanakan pendekatan pembelajaran pada bab berikutnya.Guru memetakan peserta didik untuk mendapatkan bimbingan secara individual atau bimbingan dalam kelompok kecil melalui kegiatan pendampingan atau perancah. Guru juga perlu merencanakan kegiatan pengayaan untuk peserta didik yang memiliki minat khusus atau kemampuan belajar di atas teman-temannya. Dengan demikian, asesmen akhir bab ini membantu guru untuk merencanakan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengankompetensi peserta didik. 2. Refleksi untuk Guru Tabel Refleksi Strategi Pembelajaran Bab 4 Berilah tanda centang (√) sesuai dengan kenyataan sebenarnya. No Pendekatan/Strategi Ya Tidak 1 Saya menyiapkan media dan alat peraga sebelum memulai pembelajaran 2 Saya melakukan kegiatan pendahuluan dan mengajak peserta didik berdiskusi, membuat prediksi terhadap tema yang akan dibahas. 3 Saya membimbing dan menjadi fasilitator ketika peserta didik melakukan diskusi dan melakukan penggalian pengetahuan barunya 4 Saya membahas tanggapan seluruh peserta didik dalam kegiatan berdiskusi. 5 Saya memberikan alternatif kegiatan pendampingan dan pengayaan sesuai dengan kompetensi peserta didik. 6 Saya memperhatikan reaksi peserta didik dan menyesuaikan strategi pembelajaran dengan rentang perhatian dan minat peserta didik. 7 Saya memilih dan menggunakan media dan alat peraga pembelajaran yang relevan di luar yang disarankan Buku Guru. 8 Saya memanfaatkan alat peraga dalam pembelajaran. No Pertanyaan Jawaban Ya Tidak 1 Apakah kamu senang belajar materi ini ? 2 Apakah ada materi yang kamu rasa sulit dalam pembelajaran ini ? 3 Apakah kamu akan meminta bantuan orang lain untuk belajar tetang materi ini ? 4 Apakah materi yang kamu pelajari ini dapat ditemukan dalam kehidupan sehari – hari ?


9 Saya mengumpulkan hasil pekerjaan peserta didik sebagai asesmen formatif peserta didik. 10 Saya mengajak peserta didik melakukan refleksi pemahaman dan keterampilan mereka pada akhir pembelajaran Bab 4. Tabel Contoh Refleksi Guru di Bab 4 Keberhasilan yang saya rasakan dalam mengajarkan bab ini: ................................................................................................................ Kesulitan yang saya alami dan akan saya perbaiki untuk bab berikutnya: ................................................................................................................ Kegiatan yang paling disukai peserta didik: ................................................................................................................ Kegiatan yang paling sulit dilakukan peserta didik: ................................................................................................................ Buku atau sumber lain yang saya temukan untuk mengajar bab ini: ................................................................................................................ H. GLOSARIUM Asesmen Formatif : pengambilan data kemajuan belajar yang dapat dilakukan oleh guru atau peserta didik dalam proses pembelajaran Capaian pembelajaran : kemampuan pada akhir masa pembelajaran yang diperoleh melalui serangakaian proses pembelajaran Kegiatan Pengayaan : kegiatanyang diberikan kepada peserta didik dengan tingkat pemahaman yang lebih cepat sehingga pengetahuan, keterampilan dan penugasan mereka terhadap materi lebih mendalam Kegiatan remedial: disebut juga sebagai scaffolding, memberikan dukungan belajar secara terstruktur berupa petunjuk, peringatan, dorongan, dan contoh secara bertahap sesuai kemampuan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar mandiri Media Pembelajaran : media atau alat bantu yang digunakan guru dalam pembelajaran agar materi yang diajarkan mudah dipahami oleh peserta didik I. DAFTAR PUSTAKA Tim Gakko Tosho, Penyadur, Fitri, Amalia, dkk. 2021. Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk SD Kelas IV. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Tim Gakko Tosho, Penyadur, Fitri, Amalia, dkk. 2021. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk SD Kelas IV. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia


LAMPIRAN A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) B. BAHAN AJAR C. MEDIA PEMBELAJARAN D. ASESMEN PENILAIAN Mengetahui, Guru Pamong …………………….. NIP. …………………. Yogyakarta, Maret 2024 Mahasiswa PPG …………………….. NIM. ……………….


Checklist Kelengkapan Bahan Portofolio untuk Topik Pendalaman Pemahaman CT No Topik Artefak Apakah artefak portofolio tersedia? (Y/T) 1 Pendalaman pemahaman CT Ruang Kolaborasi Ya Demostrasi Kontekstual Ya Aksi Nyata Ya 2 CT dalam Kurikulum Mulai Dari Diri Ya Eksplorasi Konsep Ya Eksplorasi Konsep-Lembar Kerja Mahasiswa Ya Ruang Kolaborasi Ya Demostrasi Kontekstual Ya Koneksi Antar Materi Ya Aksi Nyata Ya 3 CT dalam problem solving Eksplorasi Konsep-Lembar Kerja Mahasiswa (02.04) Ya Ruang Kolaborasi-Diskusi dan Penilaian (03) Ya Demostrasi Kontekstual Ya Koneksi Antar Materi Ya Aksi Nyata Ya 4 CT dan proyek Eksplorasi Konsep-Lembar Kerja Reflektif Individual (01.03 dan 02.02) Ya


No Topik Artefak Apakah artefak portofolio tersedia? (Y/T) Ruang Kolaborasi Ya Demostrasi Kontestual Ya Aksi Nyata Ya 5 Integrasi CT dalam mata pelajaran Eksplorasi Konsep-Lembar Kerja Reflektif Individual (2.3) Ya Ruang Kolaborasi Ya Demostrasi Kontekstual Ya Koneksi Antar Materi Ya Akai Nyata Ya RPP Ya


No Pertanyaan Reflektif Jawaban 1. Fondasi CT apa sajakah yang Anda gunakan dalam restrukturisasi portofolio Anda? Jelaskan pada bagian mana saja fondasi CT tersebut dimanfaatkan! Dalam rekonstruksisasi portofolio, semua fondasi Computational Thingking (CT) digunakan seperti abstraksi, algoritma, dekomposisi, dan pengenalan pola dapat digunakan untuk membantu dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Berikut adalah fondasi CT yang saya gunakan dalam merekonstruksi portofolio. • Dekomposisi: digunakan untuk memecah masalah rekonstruksisasi portofolio menadi bagaian yang lebih kecil dan mudah dipahami. • Pengenalan pola: digunakan untuk mengidentifikasi pola atau tren terkait dengan rekonstruksisasi portofolio. • Algoritma: digunakan untuk menembankan prosedur atau langkah-langkah yang sistematis untuk menyelesaikan masalah rekonstruksisasi portofolio dan mencapai tujuan. • Abstraksi: digunakan untuk mengidentifikasi ide-ide umum dalam memecahkan masalah serta mengurangi detail yang tidak penting. Dengan menggunakan fondasi CT sperti dekomposisi, penenalan pola, abstraksi, dan algoritma dalam rekonstruksisasi portofolio, saya dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih efektif dalam mengelola portofolio


Click to View FlipBook Version