The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Bahasa dalam kehidupannya merupakan struktur, mencangkup struktur bentuk dan makna. Dengan menggunakan struktur itu manusia bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa ilmu pengetahuan yang ditemukan dapat disebar luaskan sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang banyak guna kemajuan kehidupan.

Dalam penyampaiannya kita tentunya harus memperhatikan struktur bahasa. Apabila struktur bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku tentunya akan mengurangi makna informasi yang disampaikan.

Buku ini tentunya dibuat dengan bahasa yang sudah dirangkai dengan sedemikian rupa sesuai dengan ejaan yang disempurnakan paling terbaru dan paling up to date. Tentunya dengan adanya buku ini bisa dijadikan rujukan untuk mengetahui Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain menjadi media pembelajaran, buku ini juga bisa dijadikan referensi pengajar untuk menentukan cara mengajar sehingga dapatmemberikan tugas yang terbaik untuk mahasiswannya.Tentunya para pengajar juga dapat mengetahui sifat – sifat psikologis para mahasiswa.

Buku ini juga sangat menyenangkan untuk dibaca karena tersaji beberapa humor pada tulisan yang dibuat oleh mahasiswa itu sendiri,serta menggunakan alur cerita sehingga tidak membuat para pembaca merasa bosan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Kaka Adirajasa, 2023-01-03 21:05:38

Jendela Bahasa

Bahasa dalam kehidupannya merupakan struktur, mencangkup struktur bentuk dan makna. Dengan menggunakan struktur itu manusia bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa ilmu pengetahuan yang ditemukan dapat disebar luaskan sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang banyak guna kemajuan kehidupan.

Dalam penyampaiannya kita tentunya harus memperhatikan struktur bahasa. Apabila struktur bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku tentunya akan mengurangi makna informasi yang disampaikan.

Buku ini tentunya dibuat dengan bahasa yang sudah dirangkai dengan sedemikian rupa sesuai dengan ejaan yang disempurnakan paling terbaru dan paling up to date. Tentunya dengan adanya buku ini bisa dijadikan rujukan untuk mengetahui Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain menjadi media pembelajaran, buku ini juga bisa dijadikan referensi pengajar untuk menentukan cara mengajar sehingga dapatmemberikan tugas yang terbaik untuk mahasiswannya.Tentunya para pengajar juga dapat mengetahui sifat – sifat psikologis para mahasiswa.

Buku ini juga sangat menyenangkan untuk dibaca karena tersaji beberapa humor pada tulisan yang dibuat oleh mahasiswa itu sendiri,serta menggunakan alur cerita sehingga tidak membuat para pembaca merasa bosan.

Keywords: Jendela bahasa,Bahasa Indonesia,Bahasa,Indonesia,Novel

51

barangan adalah perbuatan yang tidak benar.

Setelah saya dan teman-teman menentukan cerita, kita langsung
membuat skrip film yang diketik oleh teman saya yaitu Nafi dan Dera.
Hingga Selesai proses pra-produksi kami langsung masuk ke proses
produksi yaitu shooting.

Saya dan teman-teman memilih gedung TGP sebagai latar tempat
film kita, karena sesuai dengan cerita film yang telah saya dan teman-
teman buat, dan Juga mendukung suasana untuk film kami.

Saya dan teman-teman memulai syuting dari jam 10.00 pagi hing-
ga jam 05.00 sore. Setelah semua anggota tim berkumpul saya dan
teman-teman mendandani teman saya Daffa, untuk di cat wajahnya
agar terlihat seram karena Daffa bertugas sebagai hantu atau setan
dalam film ini. Setelah itu saya dan teman-teman langsung jalan ke
tempat adegan pertama yaitu di samping gedung jurusan elektro.

Di adegan pertama ini saya dan teman-teman membuat percakapan
antara pemeran utama dan pemeran pendukung sebelum puncak
masalah. Ceritanya mereka sedang berdiskusi tentang tugas namun
tiba-tiba pemeran utama membuang sampah sembarangan dan di-
marahi oleh saya karena perbuatan itu tidak baik.

Setelah beberapa kali take dari adegan pertama, akhirnya saya dan
teman-teman mendapatkan visual yang sesuai dengan sutradara
inginkan dan kita langsung lanjut ke adegan selanjutnya. Saya dan
teman-teman mengambil latar tempat di jalan menuju kantin bawah
agar terlihat seperti mereka sedang berjalan ke sebuah kelas. Di ade-
gan kedua ini saya dan teman-teman, membuat adegan pemeran uta-
ma sedang berjalan bersama pemeran pendukung dan ia membuang
sampah sembarangan kembali

52

Lanjut, saya dan teman-teman syuting untuk puncak masalahnya di
daerah sekitar TGP dan ruang kelas di gedung TGP. Pada adegan di
daerah ini akan berfokus kepada pemeran utama dan pengganggu
yang terus mengikutinya.

Setelah itu take adegan yang sangat banyak dan melelahkan, akhirn-
ya saya dan teman-teman mendapatkan visual yang sesuai dengan
yang kami inginkan dan saya pulang ketika langit sudah membiru dan
malam pun datang.

Selanjutnya adalah masuk ke proses editing yang saya dan teman-
teman serahkan kepada teman saya yaitu indie sebagai editor seka-
ligus sutradara. Semua bekerja dengan semangat dan efisien dan
tibalah di hari penayangan atau pengumpulan tugas film ini. Kami me-
nonton bersama-sama di kelas di gedung TGP bersama Pak Djonny
dan setelah kami menonton Pak Djonny menyukai film buatan saya
dan teman-teman.

Harapan saya dari tugas ini adalah saya dapat menginspirasi orang-
orang dengan sebuah film ini. Saya juga belajar bagaimana Bekerja
sama untuk membuat sebuah film yang bagus dan dapat dinikmati
oleh semua orang.

53

Rafi
Nugraha

2206421037

Prakata

Awalnya, saya menganggap bahwa mata kuliah Bahasa Indonesia
adalah mata kuliah yang cukup merepotkan. Sejatinya, bahasa adalah
alat untuk berkomunikasi. Bahasa digunakan untuk menyampaikan
dan menerima pesan dengan baik dan benar. Adanya aturan dalam
berbahasa memiliki tujuan untuk menghindari adanya kesalahpaha-
man dalam berkomunikasi. Aturan yang tercantum dalam EYD dan
KBBI ini biasanya kita gunakan dalam menyampaikan pesan yang
bersifat formal dan umum, bukan digunakan dalam komunikasi se-
hari-hari. Selama saya mendapatkan pelajaran Bahasa Indonesia
sejak SD hingga SMA, kesan yang saya rasakan tidak terlalu baik
karena pembelajaran ini seringkali terasa seperti memiliki banyak
sudut pandang yang berbeda. Bahkan terkadang antar guru memiliki
jawaban yang berbeda dalam mengatasi persoalan yang sama. Con-
tohnya, ketika masa sekolah dulu seringkali kita diminta untuk meny-
impulkan suatu teks cerita, seringkali kesimpulan yang benar yang
diberikan justru sesuatu yang tak terpikirkan sama sekali oleh saya.
Hal ini membuat saya bingung dengan pelajaran Bahasa Indonesia.

Ketika memasuki dunia perkuliahan, ternyata mata kuliah Bahasa In-
donesia yang saya pelajari tidak seburuk saat sekolah dulu. Di sini,
lebih banyak diajarkan cara menggunakan Bahasa Indonesia sesuai
keperluan saya yang saat ini sedang menempuh pendidikan Desain
Grafis di Politeknik Negeri Jakarta. Walaupun pada awalnya saya

54

merasa sedikit kebingungan, tetapi lambat laun pelajaran yang diber-
ikan oleh Pak Djony Herfan sebagai dosen semakin menemukan titik
jelas. Kesalahan-kesalahan yang saya lakukan juga diperbaiki den-
gan jelas hingga saya dapat memahaminya dengan baik. Walaupun
terkadang saya masih merasa bingung dan kurang mengerti dengan
perkataan Pak Djony, tapi pembelajaran yang beliau sampaikan cuk-
up menyenangkan.

Menurut saya, pembelajaran Bahasa Indonesia yang saya dapatkan
dari Pak Djony memiliki kesan yang jauh lebih baik dibandingkan
masa sekolah dulu. Saya tidak lagi dituntut agar bisa 100% memaha-
mi aturan EYD dan KBBI, melainkan dituntut untuk menggunakan Ba-
hasa Indonesia yang dapat dipahami masyarakat umum dan tentunya
dengan standar formal yang cukup agar terkesan sopan. Tidak mas-
alah bila saya terkadang menggunakan kata-kata yang kurang baku
selama saya menggunakannya secara konsisten dan tidak membuat
pesan yang ingin disampaikan melenceng dari yang kita inginkan.

Membuat Kalimat Dari Materi EYD V

Pada materi pertama ini, saya masih belum terbiasa dengan gaya
mengajar Pak Djony sehingga seringkali merasa bingung ketika be-
liau mengajar. Pada saat itu pembelajaran dilakukan secara daring.
Karena seringkali merasa bingung, saya pun beberapa kali memati-
kan suara Google Meet. Beruntung saat itu materi yang disampaikan
masih terbilang mudah untuk dimengerti sehingga saya tidak merasa
khawatir akan tertinggal.

Tugas pertama yang saya dapatkan adalah membuat kalimat dari ma-
teri yang ada di EYD V. Pada tugas kali ini saya dan teman-teman
kelas DG-1B diminta untuk membuat kalimat dari bab-bab materi
yang ada di EYD V yang tersedia dalam bentuk website yang telah
dibagikan melalui grup Whatsapp. Pembagian bab diberikan sesuai

55

dengan absensi kelas. Saya mendapatkan bab tentang kata turunan.
Bab ini termasuk materi yang cukup mudah dibanding beberapa ma-
teri lain seperti kata serapan umum dan khusus. Berikut ringkasan
materinya :
- Kata turunan
Kata turunan adalah kata dasar yang diturunkan dengan cara mem-
beri imbuhan, dibentuk berulang, ataupun digabungkan dengan kata
lain yang dapat memberikan makna yang baru.

- Kata berimbuhan
Kata berimbuhan itu sendiri memiliki tata cara penulisan yaitu :
a. Kata yang mendapat imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta
gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan imbuhannya.
Contoh : dibuang, menabung, gelembung, kinerja.
b. Kata yang mendapat bentuk terikat ditulis serangkai jika men-
gacu pada konsep keilmuan tertentu.
Contoh : antargolongan, antikekerasan, narapidana.
c. Kata yang diawali huruf kapital dan mendapat bentuk terikat
dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Contoh : non-Indonesia, pro-Barat, anti-PKI
d. Kata yang ditulis dengan huruf miring dan mendapat bentuk
terikat dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Contoh : anti-mainstream, pasca-reshuffle
e. Bentuk terikat maha- dan kata dasar atau kata berimbuhan
yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan
huruf awal kapital sebagai pengkhususan.
Contoh : Yang Maha Esa

- Gabungan Kata
Gabungan kata juga memiliki beberapa tata cara penulisan yaitu :
a. Unsur gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpi-
sah.

56

Contoh : ibu kota, duta besar, orang tua

b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian
ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-un-
surnya.
Contoh : buku-sejarah baru (buku sejarah yang baru, bukan bekas),
buku sejarah-baru (buku tentang sejarah yang baru).

c. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran seka-
ligus ditulis serangkai.
Contoh : ditandatangani, digarisbawahi

d. Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran
ditulis terpisah.
Contoh : bertepuk tangan

Berdasarkan materi tersebut saya pun membuat contoh kalimat yang
sederhana yaitu “Kinerja saya semakin meningkat setiap harinya”.
Pak Djony memberikan balasan yang biasa karena kalimat yang saya
buat sudah benar.

Meneliti Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Mengenai EYD

Tugas selanjutnya yang diberikan Pak Djony adalah meneliti tingkat
pengetahuan masyarakat mengenai EYD. Tugas ini dilakukan secara
berkelompok. Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan wawan-
cara secara langsung masyarakat yang ada di sekitar Politeknik Neg-
eri Jakarta. Pembagian kelompok dilakukan secara acak.

Saya mendapati kelompok bersama dua orang teman saya yaitu Pria-
gung Arif Martono dan Adelia Nadwa. Awalnya kami ingin melakukan

57

wawancara di kawasan Stasiun Pondok Cina. Namun, wawancara
kami tidak berjalan dengan baik karena tidak menemukan narasum-
ber yang bersedia untuk diwawancara. Selanjutnya kami mencoba
mencari narasumber di lingkungan Universitas Indonesia.

Kami mencari mulai dari Stasiun Universitas Indonesia hingga beber-
apa halte pemberhentian Bus Kuning. Sayangnya, setelah berkeliling
cukup lama kami tetap tidak menemukan narasumber yang bersedia
untuk diwawancarai. Akhirnya, kami pun memutuskan untuk mencari
narasumber di lingkungan Politeknik Negeri Jakarta.

Kami mendapati narasumber yang seluruhnya adalah mahasiswa.
Empat orang dari jurusan yang sama dan satu orang lainnya beras-
al dari jurusan Administrasi Niaga. Saya bertugas menyimpan hasil
rekaman wawancara dan memberikannya kepada Adel yang bertu-
gas mengedit video. Selain itu saya juga bertugas untuk membuat
materi yang akan dipresentasikan.

Setelah mendapatkan hasil wawancara kami ditugaskan untuk
menampilkannya melalui presentasi yang akan dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya. Sayangnya pada hari itu saya tidak bisa
menghadiri kelas karena sakit. Begitu pula dengan Agung sehingga
terpaksa Adel harus melakukan presentasi sendirian.

Menurut saya, tugas ini cukup menarik dan menyenangkan karena
bisa melatih skill saya dalam berkomunikasi. Saya juga bisa menge-
tahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai EYD sehingga jika
hasilnya kurang baik kami lah sebagai mahasiswa yang bertugas
memberikan pemahaman kepada masyarakat.

58

Membuat Resume “Tipo Sebagai Alasan
Pembenaran”

Tugas ketiga yang diberikan Pak Djony adalah membuat resume
dari teks yang sudah dibuat Pak Djony yang berjudul “Tipo Sebagai
Alasan Pembenaran”. Dalam teks tersebut Pak Djony mengutarakan
pendapatnya tentang orang-orang yang seringkali menjadikan tipo
sebagai alasan pembenaran. Pak Djony berpendapat bahwa banyak
sekali penulis yang tidak memeriksa kembali tulisannya. Hal ini juga
seringkali dilakukan oleh mahasiswa. Karena batas waktu yang ter-
batas, mereka tidak sempat memeriksa kembali tugas yang hendak
mereka kumpulkan. Tugas resume ini ditulis secara manual untuk
menghindari adanya mahasiswa yang menyalin resume milik orang
lain.

Menurut saya, topik yang diangkat di tugas yang ketiga ini menarik
untuk disimak karena permasalahan tipo ini memang sering terjadi
bahkan oleh diri saya sendiri. Memang manusia tidak luput dari kes-
alahan. Namun, alangkah baiknya kita untuk mengurangi dan mem-
perbaiki kesalahan kita sebelum kesalahan itu membuat orang lain
kesusahan.

Membuat Soal

Beberapa minggu setelah tugas terakhir yakni membuat resume tiba
waktunya minggu terakhir sebelum Ujian Tengah Semester. Pada
minggu ini, Pak Djony meminta masing-masing mahasiswa untuk
membuat soal apapun yang terkait dengan pembelajaran yang telah
disampaikan. Awalnya, tugas ini terasa mudah karena masing-mas-
ing mahasiswa hanya diminta membuat satu soal. Namun, pada saat
pembahasan justru semua sangat kebingungan dengan pembahasan
dari Pak Djony.

59

Hal ini dikarenakan Pak Djony meminta untuk menambahkan subjek
mahasiswa pada setiap pertanyaan. Ada beberapa soal yang sudah
dibuat dan sulit untuk menambahkan subjek mahasiswa pada per-
tanyaannya. Contohnya, “Bagaimana proses penyerapan istilah asing
ke Bahasa Indonesia”,”Apa fungsi utama bahasa”, serta pertanyaan
lain yang sejenisnya.

Menurut saya, pembahasan kali ini sangatlah membingungkan kare-
na banyak sekali pertanyaan yang sulit untuk ditambahkan subjek
mahasiswa. Pada sesi ini saya pun kembali mematikan suara Google
Meet setelah pertanyaan yang saya buat selesai dibahas. Penyam-
paian Pak Djony yang cukup unik terkadang membuat saya kebin-
gungan. Namun, di sisi lain juga menarik dan cukup menyenangkan
untuk disimak.

Membuat Film

Setelah Ujian Tengah Semester, tibalah saatnya kami mengerjakan
tugas pembuatan film. Tugas ini dilakukan secara berkelompok. Seti-
ap kelompok terdiri dari 13-14 mahasiswa. Tema yang ingin diangkat
dalam film bebas, tetapi harus ada pembelajaran yang bisa diambil
dari film tersebut. Kelompok saya mengangkat tema drama dalam film
yang akan dibuat.
Dalam film yang kami buat ini, dikisahkan terdapat dua orang ka-
kak-beradik yang berada dalam keluarga yang tidak harmonis. Orang
tua mereka seringkali bertengkar. Bahkan, Ayah mereka tak jarang
melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Sang Adik yang terlalu
depresi melihat ketidakharmonisan di dalam rumahnya setiap hari,
akhirnya memutuskan untuk bunuh diri dengan meminum obat hing-
ga overdosis.
Sang Kakak mengalami trauma yang cukup hebat sehingga beberapa
kali harus konsultasi ke psikolog. Namun, akhirnya Sang Kakak bisa
terlepas dari traumanya dan bertekad untuk menjadi seorang psikolog

60

yang sukses di masa depan agar tragedi yang menimpa adiknya tidak
terjadi oleh banyak orang.

Dalam pembuatan film ini, saya berperan sebagai penyedia latar.
Proses pembuatan film dilakukan di dua tempat yaitu di rumah saya
dan di kampus Politeknik Negeri Jakarta.

Sejujurnya, ini merupakan pengalaman berharga karena hasil kerja
keras kami sangatlah memuaskan. Saya sendiri tidak terlalu suka me-
mainkan peran karakter dalam film sehingga saya memutuskan untuk

Penutup

Begitulah pengalaman saya menjalani mata kuliah Bahasa Indonesia
di Politeknik Negeri Jakarta bersama Pak Djony Herfan dan teman-
teman kelas DG-1B. Suatu pengalaman yang cukup berkesan bagi
saya bisa melewati satu semester ini dengan menyenangkan.

61

Farid
Hasan

2206421038

Awal

Perkenalkan nama saya Farid Hasan, saya merupakan mahasiswa
program studi Desain Grafis di Politeknik Negeri Jakarta. Untuk me-
menuhi tugas yang saya kerjakan, saya ingin menceritakan pengala-
man yang saya dapatkan selama mempelajari mata kuliah Bahasa
Indonesia pada semester 1 dan juga sebuah arahan bagaimana
Bahasa Indonesia digunakan sehari-hari dengan menggunakan pe-
doman Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pengalaman ini saya tulis berdasarkan tugas-tugas yang sudah diker-
jakan selama pertama saya masuk kuliah hingga sampai ke peng-
hujung semester 1 berlangsung. Tugas ini berdasarkan pada tugas
individu maupun tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia.
Untuk impresi pertama saya kepada pembelajaran dan perkuliahan
mata kuliah Bahasa Indonesia cukup baik, karena pembelajarannya
sangat membuka wawasan saya terhadap Bahasa Indonesia yang
merupakan bahasa yang saya gunakan setiap hari untuk berkomu-
nikasi dengan orang tua, teman, dan orang lain. Untuk penyampaian
materi yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Bahasa In-
donesia bisa saya cerna dengan baik.

Mengenai tugas-tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata
kuliah Bahasa Indonesia sangatlah jelas dan mudah dipahami dan
dapat saya kerjakan. Walaupun saat pengerjaannya, masih terdapat

62

kesalahan pada penulisan maupun penyampaiannya yang harus
diperbaiki. Tetapi, dengan adanya perbaikan tersebut, semakin ban-
yak pengetahuan yang dapat saya ambil dalam belajar.

Memahami Ejaan Yang Disempurnakan

Pada awal semester, saya mendapatkan materi tentang Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) yaitu EYD V. Pada materi ini saya belajar ten-
tang penggunaan huruf, penulisan kata, penggunaan tanda baca, dan
penulisan unsur serapan.

Berdasarkan materi yang diberikan, selanjutnya saya mengerjakan
beberapa penugasan yaitu membuat 5 contoh kalimat berdasarkan
ketentuan dari EYD V. Tema yang saya dapatkan yaitu tentang tanda
hubung.

Tanda hubung sendiri bisa digunakan untuk menandai bagian kata
yang terpenggal oleh pergantian baris, menyambung unsur bentuk
ulang, untuk (a) menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinya-
takan dengan angka, (b) menyambung huruf dalam kata yang dieja
satu demi satu, dan (c) menyatakan skor pertandingan, untuk mem-
perjelas hubungan bagian kata atau ungkapan, untuk merangkaikan
unsur yang berbeda, yaitu di antara huruf kapital dan nonkapital serta
di antara huruf dan angka, tidak digunakan di antara huruf dan ang-
ka jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf, untuk merangkai
unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah, bahasa asing,
atau slang, untuk menandai imbuhan atau bentuk terikat yang men-
jadi objek bahasan, dan digunakan untuk menandai dua unsur yang
merupakan satu kesatuan.

Pada penugasan kali ini, saya menulis menggunakan alat tulis pulpen
lalu menuliskannya di atas kertas. Setelah selesai, saya memfoto

63

tugas saya, lalu mengirimnya ke link Google Drive yang sudah dise-
diakan oleh ketua kelas saya yaitu Adelia.

Tugas EYD V ini merupakan tugas individu, sehingga dalam penger-
jaannya tugas saya kerjakan sendiri. Tugas ini diberikan agar saya
dapat memahami lebih lanjut mengenai EYD V pada Bahasa Indone-
sia. Juga dalam pengerjaannya, saya membaca materi tentang tanda
hubung pada website resmi EYD V, lalu membaca beberapa contoh
referensi kalimat yang mengandung tanda hubung di dalamnya.

Setelah membaca materi dan melihat beberapa contoh referensi ka-
limat, saya dapat mengerjakan tugas EYD V tepat waktu. Walaupun,
ketika tugas saya dikoreksi, ternyata masih banyak kesalahan dalam
penulisan kata yang saya buat.

Pada penugasan selanjutnya yang masih berhubungan dengan EYD
V. Penugasan ini dilakukan dalam skala kelompok kecil. Pada penu-
gasan kali ini saya mengerjakannya bersama dengan dua teman saya
yaitu Ahmad Reza dan Farhansyah. Namun saat pengerjaan teman
saya Ahmad Reza tidak bisa hadir saat itu. Jadi, saya mengerjakan
tugas tersebut berdua dengan Farhansyah.

Tugas Bahasa Indonesia yang saya kerjakan dalam skala kelompok
kecil ini merupakan tugas lanjutan dari materi EYD V yang sudah dis-
ampaikan sebelumnya. Dimana saya, serta teman-teman saya men-
gambil beberapa poin untuk dibahas dalam satu video yang edukatif,
kreatif, dan juga menghibur.

Pada tugas ini mahasiswa disuruh untuk mewawancarai beberapa
orang, baik mahasiswa maupun masyarakat. Kelompok saya memilih
2 poin dalam EYD V. Poin yang kami ambil adalah kata dasar, dan
kata baku.

64

Tugas EYD V ini diberikan agar mahasiswa dapat mengedukasi serta
mencari seberapa baik pengetahuan masyarakat terhadap EYD. Tu-
gas ini menjadi acuan dari pengembangan ilmu dari tugas sebelum-
nya. Pelakasanaan wawancara yang kelompok saya lakukan berada
di lingkungan Politeknik Negeri Jakarta. Lalu, untuk waktu wawanca-
ranya kami lakukan di siang hari pada 17 Oktober 2022. Dalam waw-
ancara saya menggunakan kata baku dan tidak baku, dikarenakan
narasumber yang saya wawancarai merupakan mahasiswa Politeknik
Negeri Jakarta.

Pengetahuan dan keterampilan saya dalam menggunakan EYD V
pada kehidupan sehari-hari sedikit bertambah setelah mengerjakan 2
tugas tersebut. Dimulai dari penggunaan huruf, penulisan kata, peng-
gunaan tanda baca, dan penulisan kata serapan.

UTS

Setelah beberapa kali pertemuan mata kuliah Bahasa Indonesia, tiba
saatnya untuk saya menghadapi Ujian tengah Semester atau yang bi-
asa disebut dengan UTS. Pada UTS Bahasa Indonesia ini mahasiswa
diuji untuk mengerjakan soal-soal tentang pemahaman kebahasaan
yang sudah diajarkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.

Pada pertemuan sebelum UTS mata kuliah Bahasa Indonesia ber-
langsung. Kami mendapatkan tugas dari dosen pengampu mata
kuliah Bahasa Indonesia untuk membuat soal UTS dimana soal-soal
tersebut akan dipilih oleh dosen mata kuliah Bahasa Indonesia untuk
dijadikan soal UTS yang akan kami diujikan pada UTS mendatang.

Pembuatan soal ini diberikan untuk mahasiswa karena konsep dari
UTS Bahasa Indonesia adalah dari mahasiswa, untuk mahasiswa.
Dimana soal mahasiswa yang terpilih sudah direvisi oleh dosen pen-
gampu mata kuliah Bahasa Indonesia. Soal yang dibuat oleh rekan-

65

rekan mahasiswa sangat beragam yang dimana materi dari soal
tersebut tidak jauh dari kebahasaan Bahasa Indonesia.

Dalam pengerjaannya saya melakukan pencarian tentang materi ke-
bahasaan, terutama pada materi EYD V. Tujuannya adalah, supaya
saya dapat memahami soal yang akan saya buat. Selain itu saya juga
melakukan diskusi dengan rekan mahasiswa untuk menambah wa-
wasan kebahasaan yang sudah dipelajari sebelumnya.

Setelah membuat soal untuk UTS, saya mendapatkan pengetahuan
yang lebih luas lagi mengenai kebahasaan Bahasa Indonesia. Karena
setelah semua soal UTS yang dibuat oleh mahasiswa sudah selesai,
masih banyak sekali kesalahan yang harus direvisi ketika membuat
sebuah kalimat pertanyaan. Dan dari hal tersebut, saya belajar untuk
memperhatikan setiap kata, tanda baca, dan penyusunan kata dalam
kalimat.

Film

Setelah beberapa pertemuan dan sudah sekitar 5 bulan saya menja-
di mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta. Sudah banyak pengalaman
baru dan materi ajar yang belum sama jumpai pada saat masih duduk
di bangku sekolah. Terlebih lagi untuk perihal kebahasaan.

Lalu, untuk tugas dalam skala kelompok besar, kami mendapat tugas
untuk membuat film pendek yang memiliki unsur edukatif, kreatif, dan
mempunyai makna di dalamnya. Untuk pembagian kelompoknya dip-
ilih berdasarkan kelompok yang terbuat dari tugas sebelumnya yang
dibagi menjadi ganjil dan genap. Untuk tema yang kelompok saya
pilih adalah menceritakan masalah kesehatan mental.

Pada penugasan film pendek ini memakan waktu sampai satu ming-
gu, dimana pembuatan film pendek kami berlokasi di dua titik, yang
pertama berlokasi di rumah Rafi Nugraha dan yang kedua berlokasi di

66

gedung TGP yang terletak di Politeknik Negeri Jakarta. Penugasan ini
dilakukan selain untuk memenuhi penilaian pada mata kuliah Bahasa
Indonesia, juga sebagai wadah untuk mengetahui seberapa bagus
kualitas berbahasa, keberanian ketika tampil di depan kamera, dan
juga melatih tingkat kepercayaan diri.

Dengan membagi peran dan tugas kepada rekan kelompok, kami
dapat menyelesaikan penugasan film pendek ini dengan tepat waktu.
Ada tim produksi yang bertugas mengatur jalannya proses produksi
film, dan juga ada tim pendukung yang memenuhi segala keperluan
lainnya.

Setelah menyelesaikan film pendek ini, saya mendapatkan pengala-
man yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya. Tentunya sela-
ma proses pembuatan film berlangsung, banyak sekali masalah yang
dihadapi, tetapi saya dan rekan kelompok dapat melaluinya.

Kemudian, dengan adanya tugas kelompok seperti itu, dapat melatih
saya menjadi pribadi yang mampu bekerja secara tim, dengan banyak
pemikiran di dalamnya. Keberhasilan pembuatan film pendek ini ti-
dak mungkin bisa berhasil sendiri, semua dapat berhasil karena kerja
sama tim yang baik selama proses syuting berlangsung.

67

Dera
Arbianti

2206421039

Kalimat sesuai KBBI V

Pertemuan di minggu pertama mata kuliah bahasa indonesia dilak-
sanakan secara daring atau online melalui Google Meet, saat itu be-
lum masuk materi hanya perkenalan saja. Lalu, minggu selanjutnya
masuk materi yaitu tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan
KBBI V. Pada minggu itu, dosen kami yaitu pak Djony Herfan mem-
beri tugas untuk membuat 5 kalimat sesuai ketentuan di EYD V, pem-
bagian kalimatnya dibagi sesuai urutan absen di e-Learning. saat itu
saya mendapat bagian untuk membuat kalimat kata depan.

Saya mengerjakan tugas tersebut di selembar kertas yang nantinya
selembar kertas itu difoto lalu dikumpulkan di satu file Google Drive.
Minggu selanjutnya masih dilaksanakan secara daring atau online
melalui Google Meet dari rumah masing-masing. Minggu itu, kami
membahas soal tugas yang kami kerjakan. Satu persatu mahasiswa
ditunjuk untuk membaca tulisan mahasiswa lain.

Ternyata, banyak kalimat yang masih kurang tepat, alasannya karena
sebagian besar mahasiswa kelas DG-1B tidak memperhatikan tanda
baca dalam penulisan kalimat, seperti tanda titik di akhir kalimat harus
digunakan. Namun, ada mahasiswa yang tidak menggunakan tanda
titik. Kalimat yang kurang tepat itu kami perbaiki bersama sama. Den-
gan hal ini, mahasiswa DG-1B menjadi lebih paham dalam penulisan
kalimat dan lebih teliti lagi dalam penggunaan tanda baca.

68

Membuat soal UTS

UTS dilaksanakan pada 07 November 2022. Dosen mata kuliah ba-
hasa indonesia kami memberi kami tugas membuat soal untuk UTS.
Soal itu ditulis di selembar kertas yang nantinya difoto lalu dikumpul-
kan dalam satu file Google Drive, sebelum dibuat menjadi soal UTS
seutuhnya, pertanyaan yang kami buat diperbaiki agar lebih dipahami
oleh mahasiswa kelas DG-1B. Tugas ini bertujuan untuk mengetahui
mana hal dalam materi bahasa indonesia yang belum diketahui oleh
mahasiswa DG-1B. Dengan ini, mahasiswa dapat mencari jawabann-
ya, lebih tepatnya seperti pertanyaan ini dibuat oleh mahasiswa DG-
1B untuk mahasiswa DG-1B.

Social Experiment

19 Oktober 2022, kami ditugaskan untuk membuat video eksperimen
sosial. Tugas ini dikerjakan secara kelompok yang terdiri dari 3 orang,
saya bergabung di kelompok 1 yang beranggotakan Amelia sebagai
koordinator, Catur, dan saya. kami memulai wawancara di sekitar
kampus dan stasiun. Sebelum itu kami membahas kalimat apa saja
yang ingin kami tanyakan kepada narasumber serta mencari tujuan
dan manfaat dari pertanyaan tersebut. Kami menggunakan kata baku,
kata serapan dan penulisan ejaan sebagai bahan pertanyaan.

Selanjutnya, kami langsung menuju ke lokasi pertama yaitu Stasiun
Universitas Indonesia, kami berangkat menggunakan bus kuning.
Saat sampai tujuan, kami sangat kesulitan mencari narasumber kare-
na di lokasi orang-orang terlihat sangat sibuk, ada yang beralasan
menunggu ojek online, ada yang menolak secara terang terangan.
kami sangat kebingungan, setelah itu kami melihat seorang bapak
yang duduk di halte, lalu kami memperkenalkan diri dan mencoba
bertanya apakah beliau bersedia kami wawancarai, ternyata beliau
bersedia.

69

Dengan cepat kami segera mewawancarai beliau dan mulai mer-
ekam video, catur mewawancarai dengan menggunakan handphone
sebagai mic, saya dan amelia merekam video menggunakan hand-
phone. Setelah wawancara selesai, kami memberikan sedikit permen
sebagai tanda terimakasih karena beliau bersedia diwawancarai. Se-
lanjutnya karena kami merasa di stasiun UI dipenuhi oleh orang orang
sibuk, kami beralih ke lokasi ke 2 menuju halte Teknik UI dengan
menggunakan bus kuning.

Setelah sampai tujuan kami melihat kumpulan siswa dan siswi SMA
dan bertanya apakah diantara kalian ada yang bersedia diwawanca-
rai, para kumpulan anak SMA itu menunjuk seorang siswa dan ia ber-
sedia diwawancarai, lalu kami bersiap mewawancarai dan merekam
video. Seperti biasa kami memberikan permen lagi sebagai tanda ter-
ima kasih karena telah bersedia diwawancarai.

Selanjutnya, kami berjalan ke arah pintu KUTEK UI, dan bertemu
seorang bapak, kami memperkenalkan diri dan meminta izin untuk
wawancara, namun ia menolak secara halus dengan alasan takut per-
tanyaannya sulit dipahami, kami meyakini bapak tersebut bahwa per-
tanyaan ini sangat mudah, ia hanya perlu memilih mana pilihan yang
tepat. Mendengar hal itu ia langsung bersedia diwawancarai. Setelah
wawancara kami memberikan permen sebagai tanda terima kasih.

Setelah wawancara 3 orang kami memutuskan untuk membuat per-
tanyaan baru. Kami diskusi di halte Teknik UI disana ada banyak kuc-
ing jadi sembari diskusi kami bermain bersama kucing gemuk penuh
bulu. Pertanyaan sudah dibuat kami lanjut mencari narasumber, kami
melihat seorang lelaki muda duduk di pinggir jalan, ia beristirahat
setelah bersepeda. Tentu saja sebelumnya kita memperkenalkan diri
terlebih dahulu lalu memberi tahu maksud dan tujuan kami.

70

Lelaki tersebut bersedia untuk diwawancara. Ditengah proses waw-
ancara lelaki tersebut ditertawai oleh temannya, saya ikut tertawa ke-
cil karena lucu melihat ekspresi lelaki itu sangat tegang, padahal kami
bertanya hal yang mudah.

Hasil wawancara satu ini ada beberapa yang salah jadi kami bantu
edukasi mana pertanyaan yang salah dan kami memberitahu jawa-
ban yang benar serta alasannya. Setelah itu kami memberi permen
sebagai tanda terima kasih. Kami rasa wawancara di lokasi kedua
sudah cukup. Kami berganti lokasi ke tiga di Stasiun Pondok Cina,
kami berangkat menggunakan bus kuning.

Sampai di lokasi yaitu stasiun Pondok Cina, kami sempat merasa
ragu karna di lokasi sebelumnya sama-sama di stasiun dipenuhi den-
gan orang orang sibuk, kami memulai wawancara kepada seorang
ibu-ibu yang sedang mengobrol, sebelumnya kami memperkenalkan
diri serta memberi tahu maksud dan tujuan kami. Ibu tersebut berse-
dia diwawancarai, dalam rekaman wawancara tadi ternyata kami lupa
mengaktifkan mic sehingga suara selama wawancara tidak terdengar.
Kami memutuskan untuk tidak menggunakan video yang tadi diam-
bil, sehingga kita mencari narasumber lain, kami ke tempat penitipan
motor dan bertanya kepada bapak penjaga motor apakah beliau ber-
sedia diwawancara, bapak tersebut menolak dan menyarankan untuk
mewawancarai anak muda yang duduk di dekat toko minuman.

Akhirnya kami mendekati lelaki muda di dekat toko minuman, lela-
ki tersebut tengah duduk santai dan bersedia diwawancarai, setelah
wawancara, seperti biasa kami memberikan permen sebagai tanda
terima kasih. Kami merasa masih kekurangan narasumber, lalu kami
mencari lagi di sekitar stasiun, kami bertemu seorang wanita duduk
di kursi, kami bertanya apakah dia bersedia diwawancara, ternyata
wanita itu bersedia, kami segera mewawancarai dan merekam video.

71

Setelah itu kami memberikan permen lagi. Waktu sudah menjelang
sore kami memutuskan untuk makan siang sebelum pulang. Kami
makan siang di rumah makan belakang Universitas Gunadarma.
Setelah makan waktu sudah menunjukkan jam 15.00 WIB, kami berp-
isah di stasiun. Kami berencana untuk melanjutkan wawancara maha-
siswa di kampus. Esoknya kami lanjut wawancara di kampus. Setelah
cukup, video siap diedit. Saya dan Amel bertugas mengedit video dan
Catur bertugas menyiapkan PPT untuk materi presentasi. Setelah
semua siap kami langsung presentasi.

Tugas kali ini yaitu social experiment sangat penting menurut saya,
karena dari tugas ini saya jadi tahu berapa banyak orang yang tahu
mengenai makna kata dan kata baku serta tidak baku sesuai yang
ada di KBBI.

Membuat Film

Selanjutnya, DG-1B diberi tugas membuat film pendek bertema edu-
kasi, tugas ini dikerjakan secara kelompok besar, kelompok social ex-
periment digabung sesuai angka ganjil dan genap. Kelompok saya
waktu itu kelompok 1 jadi masuk ke kelompok ganjil atau kelompok A.

Kelompok kami memutuskan untuk membuat film bergenre horror na-
mun masih berunsur edukasi, Setelah menentukan genre kami mendi-
skusikan garis besar cerita, dalam film yang kami buat menceritakan
tentang seorang mahasiswa yang suka membuang sampah semba-
rangan, sudah ditegur berkali kali oleh temannya ia tidak sadar dan
masih terus membuang sampah sembarangan. Sampai suatu hari, ia
membuang sampah ditempat yang ada penunggunya, penunggu tem-
pat itu terus mengganggu mahasiswa tersebut dan mahasiswa terse-
but akhirnya sadar bahwa membuang sampah sembarangan adalah
perbuatan yang tidak benar.

72

Kami syuting dari pagi hingga sore di lingkungan kampus, saat itu
mata kuliah pagi online, kami memutuskan untuk online di kampus
sembari syuting film, mata kuliah siang offline atau tatap muka jadi
syuting ditunda hingga kelas selesai, setelah kelas selesai kami lanjut
syuting hingga sore. Film ini telah diselesaikan oleh kelompok ganjil
dengan lancar. Dalam pembuatan film pendek ini saya dan Nafi ber-
tugas sebagai penulis cerita, dengan syuting selesai dalam sehari.
Menurut saya terbilang cepat, kameramen dan editor kelompok kami
sangat keren hasil filmnya sangat memuaskan. Film berjudul “Gang-
gu” ini memiliki pesan yaitu jangan suka buang sampah sembaran-
gan.

Mungkin sekian yang bisa saya tulis, saya ucapkan terima kasih ke-
pada Pak Djonny Herfan selaku dosen mata kuliah Bahasa Indone-
sia di kelas DG-1B. Berkat tugas yang bapak berikan saya mendapat
pengalaman dan ilmu yang belum saya dapatkan sebelumnya. Sehat
selalu Pak Djonny dan teman-teman DG-1B, semoga sukses.

73

Adelia
Nadwa

2206421040

Awal Mula

Semua berawal dari hari Minggu, dimana saya ingin meminta kode
enrollment e-learning kepada dosen saya yang bernama Pak Djony
Herfan, tapi yang saya dapatkan justru sebuah telepon darinya. Dia
berkata bahwa, dia akan mengundang saya ke grup mata kuliahnya
dan meminta saya untuk mengundang teman kelas saya. Saya pun
memberikan link invite ke grup kelas saya lalu meminta kembali kode
enrollment e-learning Bahasa Indonesia.

Minggu pertama kuliah merupakan surprise pertama dalam sejarah
kuliah saya, karena dia mengumumkan bahwa perkuliahannya akan
dilaksanakan secara offline tepat jam 8 malam. pengumuman terse-
but membuat heboh sekelas karena ini adalah pengumuman yang
sangat mendadak apalagi banyak teman saya yang tinggal jauh dari
Depok. hal ini membuat kami semua speedrun dari rumah ke kampus
kami ini.

sesampainya disana, Pak Djony memperkenalkan diri sambil mem-
buat candaan yang membuat kami terhibur, disusul dengan perke-
nalan diri dari kami. Pertemuan hari itu membahas tentang tata cara
mengoreksi kata atau kalimat atau tanda baca yang tidak sesuai en-
tah itu typo atau ada yang kurang menggunakan tanda khusus. Materi
itu membuat saya sangat bingung, karena saya tidak pernah melihat
cara koreksi seperti itu sebelumnya. Dari situ saya berpikir bahwa hal

74

seperti ini memang ada tapi hanya ada di dunia jurnalistik dan seper-
tinya ini hanya berlaku untuk pengoreksian manual.
Beberapa minggu kemudian, kami mendapat tugas harian biasa
seperti mencari contoh kalimat, dan ringkasan. Selain itu, kami juga
mendapat tugas membuat video social experiment mengenai seber-
apa baik dan benar masyarakat dalam menggunakan kata yg sesuai
dengan EYD. Hari itu adalah hari yang cukup gila mengingat saya
secara tiba-tiba diangkat menjadi koordinator kelompok saya sendiri
padahal pada saat itu saya sedang sakit. Saya dan kelompok saya
pun mencari orang untuk diwawancarai dan membuat presentasi
mengenai penugasan ini dalam bentuk Powerpoint.

UTS Moment

Minggu persiapan UTS pun dimulai dan berlangsung chaos karena
kami sekelas sama sekali tidak paham apa yang dimaksud dosen
kami sendiri. Kami disuruh untuk membuat 1 soal UTS materi apa
saja tapi dosen kami merevisi secara keseluruhan semua soal yang
kami buat sehingga makna soal tersebut berubah. Hal itu membuat
saya frustasi sehingga saya pun mengerjakan soal UTS sesuai logika
saja.

Tiga hari terakhir UTS adalah 3 hari dimana seluruh kelas DG-1
dan DG-3 melakukan presentasi hasil project PBL kalender dan se-
tiap kelompok mendapatkan jadwal yang berbeda, kelompok saya
mendapat jadwal hari Rabu. Pagi itu adalah persiapan presentasi,
tiba-tiba saya mendapat pesan dari Pak Djony berupa link Google
Docs. saya membuka link tersebut tapi tidak bisa, karena link terse-
but butuh izin. saya pun meminta akses tapi yang saya dapat justru
telepon darinya. Dia bertanya apa maksud saya meminta akses, saya
sendiri pun kebingungan kenapa dia menelpon saya, maka saya pun
menjelaskan hingga mengirim screenshot bagaimana cara mengedit
akses link.

75

Malam pun berlalu dan saya mendapatkan link yang sama dari Pak
Djony. Link tersebut bisa dibuka tapi yang saya dapat hanyalah se-
buah kertas kosong. saya pun bertanya apakah kosong dan apa fung-
sinya, tapi dia justru menjawab tidak tahu. Saya sama sekali tidak
paham apa yang sedang terjadi, lalu saya pun bertanya mengapa
bapak mengirimkan link ini, lantas dia menjawab tidak tahu sambil
menyebutkan nama lengkap saya. saya benar-benar frustasi dan saya
pun memilih untuk diam saja sambil menenangkan diri saya mengin-
gat pada saat itu saya masih berada di perjalanan menuju rumah.

76

Online Moment

Beberapa minggu kemudian, kami melaksanakan perkuliahan secara
online. Karena Pak Djony belum join google meet selama setengah
jam lebih, saya pun menunggu sambil share screen desktop saya dan
menyetel video lucu di Youtube. Pak Djony mengeluhkan mengapa ti-
dak ada yang join, tapi ternyata dia masuk ke room google meet yang
salah. Hal itu sontak membuat kami tertawa dan melanjutkan menon-
ton video lucu. Namun, tiba-tiba Pak Djony masuk ke room meet dan
saya masih dalam keadaan share screen. Untungnya saya menden-
gar panggilan teman saya lalu saya pun berhenti share screen.

Project Film

Dua minggu sebelum UTS, Pak Djony mengumumkan project baru
yakni film pendek. Hal itu sontak membuat kami heboh karena ini
project yang cukup unik, ditambah lagi deadline pengumpulan yang
sangat singkat. Pak Djony memberikan detail penugasan berupa apa
saja yang harus ada di film tersebut, seperti unsur edukasinya, tema,
durasi film, dan lain sebagainya.

Project ini dikerjakan secara berkelompok dan pembagian kelompok-
nya berdasarkan nomor ganjil dan genap dan itu diambil berdasarkan
kelompok sebelumnya. Karena kelompok saya sebelumnya bernomor
genap, maka saya masuk ke kelompok genap.

Berdasarkan hasil diskusi kami para kelompok genap, maka kami
mengambil tema film gangguan mental. Nanti filmnya menceritakan
tentang seorang kakak yang berjuang menjadi psikolog karena per-
tengkaran orang tuanya dan adiknya yang bunuh diri akibat depresi.
kami membuat timeline pembuatan film pendek secara keseluruhan
selama hanya seminggu, dimana 3 hari pertama adalah syuting dan
sisanya untuk hari cadangan jika ada scene yang harus di-retake.

77

Selain itu, kami juga mendiskusikan siapa yang akan menjadi pem-
buat naskah, storyboard, kameramen, sutradara, hingga siapa saja
yang memainkan perannya.

Ini adalah moment yang sangat saya tunggu karena project film ada-
lah project kesukaan saya. Saya mendapat bagian membuat story-
board karena sebelumnya saya sudah membuat storyboard untuk
scene awal dan menunjukkannya kepada sutradara. Setelah itu, kami
pun merencanakan set lokasi dan properti. Kami sudah mengatur lo-
kasi yang berbeda untuk setiap scene. Lokasi tersebut adalah kelas,
rumah salah satu anggota kelompok kami dan lorong gedung TGP.

Satu minggu itu benar-benar melelahkan karena saya harus pulang
malam, tapi itu juga benar-benar satu minggu yang sangat menyenang-
kan. Saya bisa berbagi pendapat dengan sutradara seperti apa story-
board untuk setiap scene berikutnya. Saya juga melakukan dokumen-
tasi berupa foto dan video untuk behind the scene nantinya.

Pemutaran Film

Minggu selanjutnya, kami melakukan pemutaran film yang sudah
dikerjakan oleh kelompok ganjil dan genap. Pemutaran film pertama
dimulai dari kelompok genap yang berjudul ‘Illness’. Sebelum dilaku-
kan pemutaran film. Masing-masing kelompok melakukan sesi foto
bersama. Pemutaran film berlangsung heboh karena menurut beber-
apa dari kelompok saya menemukan bagian scene yang sama sekali
tidak ada di naskah tapi dapat dieksekusi dengan baik oleh sutradara
saya.
Film itu diproduseri oleh saya sendiri sehingga saya juga bangga den-
gan apa yang saya kerjakan. Pemutaran film selanjutnya dari kelom-
pok ganjil yang berjudul “Ganggu”. film ini bergenre horor dan men

78

ceritakan tentang seseorang yang diganggu makhluk halus lantaran
membuang sampah sembarangan.

Pemutaran film ini benar-benar sangat ditunggu-tunggu oleh kami
semua karena kami ingin melihat pemeran hantu di film tersebut. Be-
nar saja, pemutaran film tersebut benar-benar heboh dan bukanya
kami merasa takut, kami justru dibuat ngakak dengan hantu yang
diperankan oleh Daffa di film tersebut. Pemutaran kedua film diakhiri
dengan tepukan tangan dan sorakan gembira. Pak Djony mengapre-
siasi hasil karya dari kami semua, begitu juga kami sendiri.

Buku

Selanjutnya, Pak Djony mengumumkan project tugas akhir yaitu mem-
buat buku yang berisi pengalaman mahasiswa selama belajar Bahasa
Indonesia. buku tersebut dikerjakan per kelas, bukan per mahasiswa.
Saya ingat dia pernah mengatakan project ini sebelumnya tapi saya
kira project itu dikerjakan secara individu. Alasan Pak Djony memer-
intahkan kami untuk membuat buku adalah dia ingin membuktikan
bahwa Bahasa Indonesia bukan hanya sekedar belajar saja, tetapi
bisa diaplikasikan metode belajar multimedia, multichannel, multitask-
ing, multitugas, dan multiplatform. Saya sendiri tidak tahu apa maksud
dari tujuannya, tetapi saya tahu buku seperti apa yang harus kami
buat.

Pak Djony juga meminta siapa saja yang akan menjadi tim redaksi
dan tim usaha. Dia pun juga menjelaskan apa saja jobdesk dari mas
ing-masing tim. Karena sebelumnya saya mengira buku itu dikerja-
kan individu dan saya sempat membuat cover-nya, saya pun diangkat
menjadi bagian dari tim usaha dan menunjukkan cover-nya kepada
tim redaksi.

79

Sekitar dua pertemuan berikutnya, salah satu dari tim redaksi alias
Kaka mengajak saya untuk melakukan pertemuan khusus untuk
membahas project buku ini. Dia tidak hanya mengajak saya, dia
juga mengajak beberapa dari mahasiswa kelas DG-1B. Pertemuan
ini dilakukan setelah kami makan siang di kantin dan melaksanakan
perkuliahan sejarah desain. Pertemuan dilakukan di area fotsil dan
disitulah dilakukan pembagian tim redaksi, tim usaha, dan tim editor
sekaligus menjelaskan jobdesk masing-masing tim secara detail.

Sambil pembagian tugas, salah satu dari kami menceritakan pengala-
man lucu selama ospek di rindam jaya. Kami pun sontak tertawa dan
saling berbagi cerita pengalaman kami selama di rindam. Setelah itu,
Kaka pun menjelaskan timeline pembuatan buku Bahasa Indonesia
dan membagikannya ke grup kelas.

Dua minggu itu adalah minggu yang paling sibuk karena kami harus
menyelesaikan tugas ilustrasi, PBL, dan tugas pembuatan booklet
untuk mata kuliah sejarah desain. Saya sangat frustasi karena tidak
tahu apa yang harus saya selesaikan terlebih dahulu tapi saya tetap
mencoba untuk tenang dan menyelesaikannya satu-satu. Setelah
semuanya selesai, saya pun mencoba untuk mengetik pengalaman
saya untuk tugas buku Bahasa Indonesia.

Seminggu terakhir ini saya terus mengetik pengalaman saya sambil
mengingat kembali apa yang saya dapat selama belajar mata kuliah
ini. Dari apa yang saya tulis ini, saya merasa banyak hal yang saya
tidak saya ketahui mengenai tata bahasa yang sesuai dengan ejaan
yang disempurnakan (EYD) dan PUEBI.

Selain itu, saya menjadi lebih berhati-hati dalam menulis atau menge-
tik sesuatu meskipun itu tidak formal, dan yang lebih penting lagi saya
menjadi tahu bagaimana cara berbicara kepada dosen secara online

80

dengan baik dan benar walaupun dosennya asyik dan tidak kaku.
Sepertinya sudah cukup saya menulis pengalaman ini, semoga saya
bisa menjadi mahasiswa yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

81

Prayoga
Wijaya

2206421041

Saya Prayoga Wijaya biasanya dipanggil Yoga. Saya dari kelas DG-
1B jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan (TGP). Ini adalah rangku-
man cerita saya tentang pengerjaan tugas Bahasa Indonesia di Po-
liteknik Negeri Jakarta jurusan TGP. Dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia di Politeknik Negeri Jakarta dilakukan secara hybrid yaitu
daring dan luring oleh dosen kami yaitu Pak Djony Herfan.

EYD

Pada pembelajaran pertama, kami belajar tentang pedoman Baha-
sa Indonesia yaitu EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), dan KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). EYD adalah pedoman ejaan Baha-
sa Indonesia yang sudah berlaku sejak tahun 1972. Dan KBBI adalah
kamus ekabahasa resmi Bahasa Indonesia yang disusun oleh Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan diterbitkan oleh Balai
Pustaka.

Mahasiswa diminta untuk membacakan beberapa poin dari EYD
untuk mengenalkan kata dan istilah yang telah disempurnakan dan
ditetapkan secara nasional

Selanjutnya kami diminta untuk membuat minimal 5 kalimat dari poin-
poin EYD oleh dosen kami, dan saya mendapat bagian poin singka-
tan. Saya membuat kalimat singkatan dari berbagai referensi, berikut
adalah kalimat yang saya buat;

82

● Surat itu ditujukan kepada yth. Bapak Andi Gunawan.
● Pelaksanaan pemilu empat tahun yang lalu terbilang lancar
meski terdapat sejumlah hambatan.
● Anto menjabat sebagai Humas di perusahaan tersebut.
● Sesi pemaparan materi yang pertama akan dipaparkan oleh
Prof. Dedy Mulyana.
● Para buruh tengah berunjuk rasa di depan Gedung MPR.

Setelah memahami materi tentang EYD dan KBBI, kami diminta untuk
membuat video eksperimen diruang publik. Eksperimen itu bertujuan
untuk mengetahui seberapa paham pengetahuan masyarakat Indo-
nesia tentang penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
sesuai dengan EYD dan KBBI.

Kami membentuk tim yang berisikan masing-masing tiga mahasiswa.
Saya Bersama dengan Rey Fanza dan juga Rafly Afriza. Kami me-
wawancarai beberapa mahasiswa dari Politeknik Negeri Jakarta
mengenai kata baku dan tidak baku. Kata yang kami gunakan ada-
lah kata “praktik” dan “praktek”, “fikir” dan “pikir”. Dan karena dituntut
harus mengandung hiburan, maka kami memberikan satu game ke-
pada narasumber, yaitu dengan permainan sambung lagu, lalu kami
menanyakan sebuah kata yang ada pada lagu tersebut, apakah kata
tersebut sudah benar penggunaanya atau tidak, arti dari kata tersebut
dan sebagainya.

Setelah selesai mewawancarai, kami diminta untuk mempresenta-
sikan hasil dari wawancara yang kami lakukan. Dari hasil wawancara
itu kami dapat memberikan kesimpulan bahwa Sebagian masyarakat
di Indonesia masih kurang memahami antara kata yang baku dan ti-
dak baku. Namun, Sebagian besar sudah memahaminya.

83

Typo

Pada materi berikutnya mengenai tentang typo sebagai alasan pem-
benar. Dosen kami, pak Djony Herfan, memberikan kami modul materi
tentang typo sebagai alasan pembenar. Kami diberikan pertanyaan
yaitu, “kesadaran apa yang didapat setelah membaca materi yang
diberikan?”, dan “pengetahuan apa yang didapat setelah membaca
materi yang diberikan?”.

Selain itu, kami juga diminta untuk mencari kalimat yang memiliki
kata atau istilah yang terdapat typo. Berikut adalah kalimat yang saya
dapatkan;

● “butuh uang buta lebaran”.
● “Kafir miskin”.
● “Ketinggian tsunami 10cm”.
● “Timnas indonesia tiba di tahan air”.
● “Kondisi terkini di bundaran BI”.
● “Flora dan fauzan”.
● “Syarat mendapatkan gelas sarjana”.
● “Ayah bakar”.
● “Menyatakan bawah anak tersebut mengundurkan diri”.
● “Kebun kepala sawit”.

UTS

Selanjutnya, karena sudah mendekati pertengahan semester, kami
diminta untuk membuat soal untuk UTS. Masing-masing mahasiswa
harus memberikan minimal satu pertanyaan untuk dibahas di per-
temuan berikutnya. Pertanyaan yang saya tanyakan adalah; “Menga-
pa kita harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar?”.
Saya juga telah mencari jawaban dari pertanyaan tersebut yaitu, “un-
tuk menjaga harkat, martabat, dan jati diri serta untuk menghargai

84

atau menghormati orang lain”.
Pembahasan dilakukan pada minggu berikutnya, dan dilakukan se-
cara daring.

Film Pendek

UTS dilakukan secara daring dengan menggunakan e-learning, begi-
tu juga dengan mata kuliah lainnya. UTS Bahasa Indonesia berbentuk
essay dan terdapat 10 pertanyaan yang diambil dari tugas membuat
pertanyaan minggu lalu.

Setelah menyelesaikan UTS, pada minggu selanjutnya mahasiswa
diminta untuk membuat film pendek. Film pendek harus mengandung
edukasi, dan tentu saja menghibur. Dalam satu kelas, mahasiswa di-
minta untuk membuat dua kelompok. Kelompok disini dibagi dengan
cara melihat dari kelompok sebelumnya pada tugas mewawancarai
masyarakat publik tentang penggunaan kata dan istilah baku dan ti-
dak baku, yaitu kelompok ganjil yang berisikan gabungan dari kelom-
pok yang berangka ganjil, dan kelompok genap yang berisikan gabun-
gan dari kelompok berangka genap.

Saya sendiri berada di kelompok ganjil yang beranggotakan;
- Indie Fadila, sebagai sutradara sekaligus kameraman,
- Dera Arbianti, sebagai penulis naskah,
- Nafilati Nazma, sebagai penulis naskah,
- Rafli Afriza, sebagai pemeran,
- Rey Fanza, sebagai pemeran,
- M Haznun Haykal, sebagai pemeran,
- Prayoga Wijaya (saya), sebagai pemeran,
- Catur Mukti N, sebagai pemeran,
- M Daffa Zaidan, sebagai pemeran,
- M Rasy, sebagai lighting sekaligus soundman,

85

- Amelia Zahra, sebagai tim kreatif,
- Bthari Bening, sebagai tim kreatif,
- Ahmad farhansyah, sebagai tim kreatif.

Kami memulai kegiatan pembuatan film ini dengan berdiskusi terlebih
dahulu mengenai bagaimana alur cerita ini berjalan dan sebagainya.
Kami mendiskusikan dikelas pada saat sebelum jam mata kuliah dim-
ulai dan setelah mata kuliah selesai. Setelah mendapatkan gambaran
tentang cerita yang akan difilmkan, kami mulai membentuk tim, mulai
dari penulis naskah, hingga pemeran dan tim-tim kreatif lainnya.

Film yang kami buat berjudul “Ganggu”, dengan genre horror yang
mengedukasi. Film ini menceritakan tentang seseorang yang nakal
dan sering buang sampah sembarangan. Di suatu hari, ia membuang
sampahnya ke tempat yang terbilang angker. Walaupun sudah dila-
rang dan dinasehati, tetapi ia tidak mendengarkannya.

Sampai suatu hari ia diikuti oleh penunggu dari tempat angker tersebut
hingga membuatnya sadar dan membuang sampah pada tempatnya.
Kami memulai pengambilan adegan pada hari berikutnya, setelah
perkuliahan selesai. Pada adegan tertentu kami merekam di depan
Gedung TGP untuk membuat adegan seolah sedang memasuki dan
keluar dari kampus, kami juga memakai tempat di depan Gedung
Teknik Elektro untuk membuat adegan diskusi tugas, lalu di dalam
Gedung TGP untuk adegan perkuliahan dan juga klimaks dari film
tersebut.

86

Penutup

Demikian yang dapat saya rangkum dari cerita pengalaman saya
dalam mengerjakan tugas Bahasa Indonesia. Dalam mengerja-
kan tugas-tugas tersebut selama satu semester itu terasa sangat
menyenangkan dan seru apalagi disaat kita harus mengerjakannya
Bersama-sama secara berkelompok dengan teman-teman sekelas.
Saya sangat berterimakasih kepada dosen kami, Pak Djony Herfan
yang telah mengajarkan materi Bahasa Indonesia dengan cara yang
menyenangkan kepada kami mahasiswa Teknik Grafika dan Pener-
bitan khususnya DG-1B. karena membuat kami mendapatkan ilmu
yang sangat bermanfaat sehingga kami dapat mengerti mengenai
kata yang baku dan tidak baku, bagaimana cara penulisan yang be-
nar, dan bagaimana penggunaan beberapa kata atau istilah di dalam
suatu kalimat, serta telah menyadarkan kami tentang typo yang tidak
boleh menjadi alasan pembenar dalam suatu kalimat atau kata.
Film pendek yang kami buat juga telah memberikan kami pelajaran
bagaimana membuat film yang baik dan benar dengan sharing ilmu
pengetahuan dari teman sekelompok, begitu juga dengan isi film yang
sangat mengedukasi.

87

Nadhira
Dzikri

2206421042

Pertemuan Awal

Halo! Saya Nadhira Dzikri Mardhiyani, seorang lulusan SMA yang ten-
gah menjelajahi kehidupan perkuliahan pertama di Politeknik Negeri
Jakarta pada tahun 2022. Tulisan ini saya buat sebagai wadah untuk
mengabadikan beberapa kejadian yang terjadi di awal masa perkulia-
han saya, tepatnya selama mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia
di semester satu.

Rabu, 14 September 2022, merupakan pertemuan pertama mata kuli-
ah bahasa Indonesia. Pertemuan tersebut dilaksanakan secara of-
fline. Tepatnya pagi hari di mana rasa bersemangat masih menghiasi
jiwa. Pada hari sebelumnya, mata kuliah offline hanya diadakan pada
siang hari sehingga saya kira perkuliahan di pagi hari akan terasa
sedikit aneh. Nyatanya, justru sebaliknya! Otak masih terasa ringan
karena udara luar yang sangat sejuk. Ini sangat cocok untuk mene-
mani pembelajaran baru.

Sedikit cerita, saya pernah teramat menyukai bahasa Indonesia sam-
pai-sampai tiada satu hari pun tanpa menulis dalam keseharian jen-
jang berseragam saya. Namun, saya mulai tertarik dengan matem-
atika saat memasuki SMA dan memfokuskan diri di bidang tersebut
hingga seringkali lupa untuk menulis. Sangat disayangkan tentunya.
Maklum, sih, saat itu saya masih labil dan ingin mengejar ekspektasi
diri. Intinya, saya kira tidak akan bertemu dengan mata pelajaran

88

bahasa Indonesia lagi setelah SMA dan nyatanya kita langsung ber-
jumpa di dunia perkuliahan.

Pagi itu, kelas dimulai pada pukul 07.30 WIB. Jujur, sebenarnya cuk-
up terasa kaku. karena saya sudah sangat lama tidak menulis den-
gan kaidah kebahasaan yang baik dan benar. Meski begitu, dosen
saya memiliki cara uniknya sendiri dalam mengajar sehingga kegiatan
pembelajaran terasa lebih santai dan menyenangkan.

Namanya bapak Djony Herfan. Awalnya saya salah menerka orang
yang pernah bekerja di Gramedia ini sebagai mahasiswa karena
kemeja kotak-kotak yang dikenakannya disertai penggunaan atribut
yang menyerupai mahasiswa kampus.

Pada hari tersebut, pak Djony menjelaskan tentang cara mengorek-
si kata-kata yang salah atau typo di bidang media sesuai dengan
pengalamannya. Beliau juga memberikan beberapa wejangan yang
cukup melekat dalam ingatan saya sambil diselingi dengan bebera-
pa candaan. Salah satu yang paling saya ingat adalah ketika beliau
berkata, “Kita ini sama-sama belajar, kita setara. Mungkin ada hal-hal
yang kalian tahu yang saya tidak tahu dan sebaliknya. Saya cuma
menang di pengalaman aja, selebihnya kita sama. Oleh karena itu,
ayo kita belajar sama-sama”. Mendengar hal tersebut, seketika saya
menghela nafas lega karena mengetahui bahwa dosen saya merupa-
kan pembelajar yang cukup menerapkan mindset tersebut di dalam
hidupnya sehingga tidak mudah bagi beliau untuk menjustifikasi ses-
eorang tanpa mengetahui alasan konkretnya.

Setelah kelas bahasa Indonesia berakhir, saya pun melanjutkan mata
kuliah kedua di kampus secara online di gedung serbaguna. Saat itu
saya tidak memiliki kuota internet dan seorang teman mengajari saya
cara untuk menyambungkan hotspot gratis di PNJ. Ya, sejarah men

89

catat hari itu sebagai hari pertama saya menyambungkan hotspot gra-
tis di Politeknik Negeri Jakarta.

Minggu selanjutnya, tepatnya tanggal 21 September 2022, saya
mengikuti kelas bahasa Indonesia secara online di rumah. Hari itu,
saya dan teman-teman belajar mengenai fungsi serta cara penggu-
naan tanda baca, bilangan, jenis huruf, dan lain-lain dalam penulisan
bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut KBBI V dan EYD V

Hari itu juga merupakan hari di mana pak Djony memutuskan untuk
memberikan tugas pertama kami. Tugasnya adalah membuat lima ka-
limat berbeda berdasarkan jenis tanda baca, bilangan, jenis huruf, dan
lain-lain. Setiap mahasiswa mendapatkan bagiannya masing-masing.
Saya mendapat bagian untuk membuat kalimat dengan unsur angka
dan bilangan.

Pada minggu selanjutnya, pak Djony memeriksa tugas kami melalui
Google Meet. Dan hasilnya, beberapa dari kami seringkali lupa untuk
memberikan tanda titik (.) pada akhir kalimat. Kami pun mendapat
satu pesan lagi dari pak Djony. “Ibarat kamu bawa motor tapi pas mau
berhenti masih di gas. Jangan, ya. Kalau mau berhenti kan kita harus
pakai rem. Nah, sama halnya dengan penggunaan tanda titik pada
sebuah kalimat”, ujarnya.

Kamu Nanyea? Gak, Saya yang Nanyea

Kamu nanyea di bagian ini saya dapat tugas apa? Aku kasih tau yea.
Jadi pada pertemuan setelah kami dibagi menjadi 9 kelompok yang
masing-masing beranggotakan 3 orang, kami diminta untuk bertan-
yea-tanyea alias mewawancarai orang-orang yang ada di sekitar kita
terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan
EYD V.

90

Pada tugas kali ini, pak Djony mempercayai saya untuk berada di
satu kelompok yang sama dengan Kaka dan Fikri. saya cukup senang
dengan kelompok yang saya dapatkan karena mereka merupakan
orang yang lumayan bisa diajak bekerja sama.

Sebelum melakukan wawancara, kami berdiskusi terlebih dahulu
mengenai konsep video dan daftar pertanyaan yang akan dilontar-
kan saat wawancara. Hasil kesepakatannya, kami akan merekam vid-
eo wawancara dengan topik seputar kata baku, kata dasar dan kata
serapan. Perekaman video tersebut kami lakukan dengan konsep
‘ngevlog’. Selain itu, target narasumbernya adalah para mahasiswa
yang ada di lingkungan Politeknik Negeri Jakarta. Kegiatan wawan-
cara kami laksanakan pada hari Senin, 17 Oktober 2022. Kami juga
sepakat bahwa masing-masing dari kami akan menanyakan tiga per-
tanyaan kepada narasumber yang kami temukan.

Dalam prosesnya, ponsel saya digunakan sebagai sebagai alat per-
ekam audio, sedangkan ponsel Fikri digunakan sebagai alat perekam
video selama wawancara berlangsung. Kami bertiga merekam dan
mengarahkan secara bergantian. Wawancara dilakukan di sekitar ge-
dung serbaguna atau yang sering dikenal dengan sebutan GSG oleh
masyarakat PNJ. Tempat ini juga merupakan tempat di mana saya
menyambungkan hotspot gratis milik PNJ.
Setelah bahan video dan audio berhasil dikumpulkan, Fikri berkon-
tribusi untuk mengedit video, saya berkontribusi untuk membuat isi
slide presentasi, dan Kaka berkontribusi dalam membuat desain slide
presentasinya.

Menurut saya pribadi, meskipun ditemui beberapa kendala selama
proses perekaman, terutama pada retake yang saya alami karena ke-
salahan pengucapan, hal ini menjadi suatu pengalaman baru yang
berharga bagi saya. Pengalaman memang guru yang paling berharga

91

dan salah satu pelajaran yang saya dapat dari penugasan ini adalah
kita bisa mengedukasi orang banyak dengan cara yang tidak kaku.
Kemudian, dari segi pengembangan diri, pengalaman ini mengajarkan
saya untuk lebih percaya diri dan mampu berbicara di depan kamera.

Pada bagian akhir video, kami membuat penutup yang unik dengan
memasukkan unsur tren sound effect “terima kasihh” agar tidak terke-
san kaku bagi para penonton. Pengambilan rekaman tersebut kami
lakukan pada beberapa spot di area landmark PNJ dengan bantuan
perekaman dari Adel, salah satu teman sekelas saya.

Dengan segala keterbatasan waktu dan tenaga yang kami punya,
kami berhasil menyelesaikan video wawancara tersebut sehingga
kami dapat mempresentasikannya pada pertemuan kelas bahasa In-
donesia berikutnya. Saya pribadi cukup puas dengan hasil kerjasama
kami.

Film di Ambang Tenggat

Satu bulan kemudian, tepatnya pada Rabu, 19 Oktober 2022, pak
Djony memberikan tugas baru mengenai perfilman. Kali ini kami di-
minta untuk membuat sebuah film pendek yang memiliki pesan ke-
manusiaan.

Pak Djony menginginkan kami untuk bekerjasama dalam kelompok
yang lebih besar, dikarenakan pembuatan film bukan sesuatu yang
mudah untuk dilakukan oleh jumlah orang yang sedikit. maka dari itu
dibuatkanlah kelompok besar yang merupakan penggabungan kelom-
pok angka ganjil dan genap berdasarkan tugas sebelumnya.

Saya sendiri merupakan bagian dari kelompok genap karena pada
tugas sebelumnya saya merupakan anggota dari kelompok 4, sehing

92

ga pada penugasan film ini saya tergabung di kelompok yang sama
dengan Fikri, Kaka, Arif, Nia, Dhiya, Najwa, Arsah, Rara, Agung, Adel,
Rafi, Reza dan Farid.

Dalam proses pembuatan film ini, saya ikut berkontribusi dalam me-
nentukan beberapa alur di dalam cerita serta menentukan tokoh dan
penokohannya bersama Najwa. Selain itu, saya juga menjadi audio-
man, pemeran pembantu dan kru yang mengurus properti serta be-
berapa detail kecil di dalam film.

Kami sepakat untuk membuat sebuah film yang bercerita tentang ka-
kak-adik yang mengalami depresi akibat pertengkaran orang tuanya.
Terlepas dari masalah yang ada di dalam film tersebut, kami ingin
menyisipkan pesan-pesan penting di dalamnya agar para penonton
dapat mengambil makna positifnya.

Kami menjadikan rumah Rafi sebagai latar tempat utama, tepatnya
rumah dari sang pemeran utama. Selain itu, kami juga menggunakan
beberapa tempat di gedung TGP (Teknik Grafika dan Penerbitan) lan-
tai 4 untuk direkayasa menjadi bagian dari adegan pendek dalam film
kami sebagai ruang kelas, ruang makan, dan ruang psikolog.

Saya sangat menikmati prosesnya terutama saat berburu properti
seperti perjuangan mencari Yupi Calsi Bean, Adem Sari, serta mence-
tak foto keluarga dan mendiang adik dalam film. Lalu, salah satu yang
paling meningkatkan mood saya adalah pada saat membeli properti
bunga karena kebetulan bunga yang kami beli merupakan bunga ke-
sukaan saya, yaitu bunga aster berwarna putih. Selain berburu prop-
erti, kebersamaan setelah shooting juga menjadi bagian favorit saya
terlepas dari rasa lelahnya.

Bagian favorit saya dari film tersebut adalah ketika sang kakak me

93

nemukan surat peninggalan adiknya. Saya merasa cukup tersentuh
dengan tulisan di dalam surat yang saya rangkai secara dadakan
bersama Fikri di hari terakhir shooting. Ternyata detail kecil seperti
itu mampu memberikan kesan yang emosional saat dibacakan oleh
suara merdu Dhiya.

Oh iya, sebenarnya film tersebut belum memiliki judul bahkan sampai
proses pengeditan selesai. Hingga pada akhirnya, kami pun sepakat
untuk menggunakan “illness” sebagai judul dari film tersebut. Saya
pribadi cukup puas dengan hasil akhir dari film tersebut. Fakta unikn-
ya, sesampainya di rumah, saya menonton ulang film tersebut seban-
yak lebih dari 5 kali.

Hari-Hari UTS

Tak terasa tinggal menghitung hari menuju UTS perdana kami. Waktu
berjalan begitu cepat lebih dari yang saya kira.

Pak Djony meminta kami untuk membantunya membuat kisi-kisi UTS
bahasa Indonesia dengan cara menugaskan setiap mahasiswa untuk
membuat satu soal terkait dengan materi yang telah kami pelajari se-
lama setengah semester ini. Soal yang saya buat pada saat itu adalah
“Bagaimana penggunaan tanda titik (.) yang baik dan benar? Jelas-
kan dan berikan contoh!”.

Awalnya saya merasa bingung, mengapa setiap soal yang saya dan
teman-teman buat dikoreksi dan diharuskan menggunakan kata-ka-
ta “jelaskan dan berikan contoh” pada setiap soal. namun saya tidak
memusingkan hal tersebut melainkan fokus kepada hal-hal yang bisa
saya kendalikan, yaitu persiapan.

94

Ketika hari UTS tiba, saya terkejut melihat bahwa sebagian besar per-
tanyaan asli dan kisi-kisinya sangatlah mirip.

Saya lumayan merasa percaya diri dengan hasil kerja saya. Namun,
saat nilai dibagikan satu kelas mengalami remedial dengan nilai pal-
ing tinggi 75. Remedial sudah saya kerjakan namun sampai hari ini
saya masih belum tahu dari angka 75 berapakah nilai UTS bahasa
Indonesia saya sekarang? Hehe.

rasanya baru kemarin saya menempuh ospek di politeknik Negeri Ja-
karta. Namun, pengalaman belajar bahasa Indonesia selama seten-
gah semester ini sudah memberikan banyak kenangan baru bagi
saya, baik suka maupun dukanya.

Pengalaman favorit saya terletak pada setiap tugas video dan pen-
galaman sebaliknya yaitu ketika saya terlalu fokus dengan pembe-
lajaran sampai lupa mengisi absen yang ternyata tidak ada toleransi
untuk mengubah absensi tersebut.

Terima kasih pak Djony dan teman-teman sekalian atas kerjasaman-
ya selama ini dalam membuat mata kuliah bahasa Indonesia menjadi
lebih menyenangkan. Senang bertemu dengan manusia-manusia he-
bat seperti kalian. Sekian, itulah beberapa pengalaman yang dapat
saya bagikan. Terima kasih telah membaca, terima kasih atas wak-
tunya.

95

Muhammad
Arsah

2206421043

Membuat Kalimat Berdasarkan Fungsi tanda
tanda di dalam EYD V

Pada awal perkuliahan, saya mendapatkan tugas Bahasa Indonesia
tentang membuat kalimat berdasarkan fungsi tanda-tanda di dalam
EYD V atau bisa disebut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempur-
nakan (EYD) adalah pedoman resmi yang dapat dipergunakan oleh
instansi pemerintah dan swasta serta masyarakat dalam penggunaan
bahasa Indonesia secara baik dan benar. saya mendapatkan kalimat
dalam penulisan kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya. Saya di-
haruskan membuat masing-masing satu kalimat dari kata tersebut.
Berikut adalah contoh kalimat yang sudah saya buat dari kata ganti
ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya :
● Motor itu sudah kujual tadi.
● Celana ini boleh kaupinjam
● Masalahku bukan urusanmu
● Aku baru saja menemukan ATM-mu di jalan.
● Mobil mewah ini miliknya.

Dari kalimat yang saya buat di atas saya mendapatkan koreksi dari
Bapak Djony Herfan selaku dosen Bahasa Indonesia. saya disuruh
untuk menambahkan titik di akhir kalimat, katanya si kalau tidak me-
makai tanda baca titik itu seperti naik motor tanpa rem, saat itu saya
baru tersadar benar juga ya kalau menulis dan tidak menggunakan
tanda baca titik dapat membingungkan pembaca dan juga si pembaca

96

dapat berbicara tanpa berhenti sehingga tidak ada jeda. Pada saat ini,
saya mulai terbiasa menggunakan tanda baca titik pada setiap akhir
kalimat. Di EYD edisi kelima

saya banyak belajar tentang penggunaan huruf, penulisan kata, peng-
gunaan tanda baca, dan penulisan unsur serapan.
EYD sangat membantu saya dan teman teman kuliah saya di DG-1B
untuk membantu proses belajar pada mata kuliah Bahasa Indonesia
karena di EYD kita dapat mengetahui dalam membuat tata bahasa
semakin baku. Menjadikan pemilihan kosa kata dan istilah lebih baku.
Sehingga kita dapat bisa membuat karya tulis ilmiah yang baik.

Pengetahuan masyarakat soal kaidah
kebahasaan

Pada tugas kedua mata kuliah Bahasa Indonesia kali ini. Bapak
Djony Herfan menugaskan saya sebagai koordinator pada kelompok
6 yang beranggotakan Mutiara Dewi Ramadanti, Najwa Kamila dan
saya sendiri Muhammad Arsah Al-Wahid. Dimana kelas DG-1B diba-
gi menjadi 9 kelompok yang masing masing berisi 3 anggota. Dalam
tugas ini saya harus membuat video wawancara tentang pemahaman
mahasiswa terhadap kata baku, serapan, SPOK, dasar, dan ejaan.
Pada tugas kali ini, kami berbagi tugas masing-masing. Saya bertu-
gas sebagai kameramen dan editor video, Mutiara sebagai pembuat
naskah, Najwa sebagai pembuat PPT. kami menanyakan beberapa
pertanyaan seperti :
Kata baku :
● Hutang atau utang.
Kata Baku yang benar adalah utang.
● Hoax atau hoaks.
Kata baku yang benar adalah hoaks.
● Bus atau bis.
Kata baku yang benar adalah bus.

97

● Peduli atau perduli.
Kata baku yang benar adalah peduli.
Kata Serapan :
● Maksud dari kata aneka.
● Maksud dari kata akses.
● Maksud dari kata actor.

Kata SPOK
Untuk kata spok kami menanyakan apakah mahasiswa men-
getahui tentang kata SPOK yang di mana spok ini merupakan sing-
katan dari Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan (K).
banyak mahasiswa PNJ mengetahui apa itu kata SPOK. Kami men-
getes 2 mahasiswa PNJ untuk membuat satu kalimat dengan meng-
gunakan SPOK dan kedua mahasiswa tersebut berhasil membuat
kalimat SPOK.
Kata Dasar
Sama seperti SPOK kami menanyakan kepada mahasiswa
apakah mereka mengetahui apa itu kata dasar. Kata dasar merupa-
kan kata rujukan pada bentuk yang asli, utuh, atau belum mendapat-
kan imbuhan atau tambahan apapun. Banyak mahasiswa tidak men-
getahui apa itu kata dasar. Kami menanyakan kepada 2 mahasiswa
PNJ untuk memilih kata dasar pada suatu kalimat yg kami berikan :
● Ibu makan nasi goreng.
Kata makan adalah kata dasarnya.
● Joni diminta mundur tiga Langkah oleh gurunya.
Kata mundur adalah kata dasarnya.
● Ayah sedang tidur di kamarnya.
Kata tidur adalah kata dasarnya.
Kata ejaan :
● Sistim atau sistem
Kata yang benar adalah system
● Samudra atau samudera

98

Kata yang benar adalah Samudra
Kata tambahan :
● Arti kata laundry
Yaitu penatu
● Arti kata offline
Yaitu luring (luar jaringan)

5W+1H :
- What
Wawanacara ini dilakukan untuk mengetahui apakah orang-orang
sudah berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Berbahasa In-
donesia yang baik dan benar berarti menyampaikan pikiran dengan
informasi yang lengkap secara teratur.
- When
Wawancara ini dilakukan pada hari senin, 17 Oktober 2022.
- Who
Yang melakukan wawancara ini diantara nya kelompok kami yaitu
Najwa Kamila, Muhammad Arsah dan Mutiara Dewi Ramadanti yang
dimana kami mewawancari beberapa mahasiswa di lingkungan kam-
pus PNJ.
- Where
Wawancara ini dilakukan di lingkungan kampus PNJ.
- How
Wawancara ini dilakukan dengan cara meminta waktu mahasiswa
untuk sebentar kemudian akan di jelaskan pengertian dari topik dan
kami akan menanyakan beberapa pertanyaan seputar kata baku, kata
serapan, dan lain-lain. Kemudian, kami memberi hadiah sebagai ben-
tuk apresiasi sudah meluangkan waktu mereka.
Kesulitan dalam pengerjaan tugas
Dari saya sendiri, kesulitan dalam pengerjaan tugas video kelompok
itu adalah mencari pertanyaan. Pertanyaan yang berkaitan tentang
kata baku, serapan, SPOK, dasar, dan ejaan. Saya dibantu oleh

99

rekan saya dalam pencarian kata kata tersebut. Kesulitan lainya
adalah editing video karena dalam pembuatan video tersebut saya
menghabiskan waktu sekitar 5 jam yang di mana waktu terbanyak di
habiskan untuk mencari referensi video, sound, dan konsep.
Keseruan dalam pengerjaan tugas

Keseruannya adalah saya seperti wartawan, dikarenakan
saya membuat video wawancara dan menanyakan sesuatu kepada
orang lain. pengalaman itu merupakan pengalaman saya yang be-
lum pernah saya lakukan. Keseruan lainya adalah saya harus meny-
iapkan tripod camera, mic untuk keperluan mengambil video karena
saya sangat menyukai mengambil video-video menarik dan itu terlihat
keren. Saya lebih menyukai tugas yang berbentuk video karena itu
dapat mengasah kreatifitas saya dalam mengambil gambar video.

Membuat Soal UTS

Untuk tugas ke tiga kali ini, saya di harus kan membuat satu contoh
soal UTS yang berkaitan tentang Bahasa Indonesia dalam tugas ini
saya membuat soal berupa:

● Kenapa saat melakukan debat harus menggunakan Bahasa
baku dan ilmiah.
Dalam contoh soal yang saya buat saya mendapatkan koreksi dari
Bapak Djony Herfan saya harus memperbaiki kalimat yang saya su-
dah buat di karenakan soal tersebut bermakna luas. Dan saya men-
gubah kalimatnya menjadi seperti :
● Kenapa saat melakukan debat mahasiswa DG-1B harus
menggunakan Bahasa baku.

Saya menambahkan kata mahasiswa dan DG-1B untuk melengkapi
contoh soal tersebut agar pertanyan tersebut jelas untuk kepada sia-
pa pertanyan yang dilontarkan.

100

Membuat Film Pendek

Tugas terakhir adalah tugas membuat film pendek yang di mana an-
ggotanya berasal dari kelompok genap dan ganjil. Saya kedapatan
kelompok genap yang berisi dari kelompok 2, 4, 6, dan 8 kelompok
film pendek ini berisi 14 orang di antaranya saya, Adel, Reza, Arip,
Daniya, Dhiya, Farid, Fikri, Kaka, Kamila, Nadhira, Priagung, Rafi,
dan Rara. Dalam film pendek tersebut saya sebagai teman dari pem-
eran utama yang diperankan oleh Kaka.

Film tersebut berjudul “illness” yang dimana dalam film tersebut ber-
cerita tentang seorang kakak adik yang di mana adik dari kakak terse-
but bunuh diri karena tekanan mental dari keluarga mereka. Tempat
dalam film tersebut berlokasi di kampus PNJ dan rumah teman saya
Rafi yang berlokasi kelapa dua, Depok.

Waktu pengambilan video tersebut setelah berakhirnya jam kuliah
terakhir yang bertepatan pada pukul 12 siang sampai 5 sore yang
dimana kami mengerjakan selama 3 hari.


Click to View FlipBook Version