The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Bahasa dalam kehidupannya merupakan struktur, mencangkup struktur bentuk dan makna. Dengan menggunakan struktur itu manusia bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa ilmu pengetahuan yang ditemukan dapat disebar luaskan sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang banyak guna kemajuan kehidupan.

Dalam penyampaiannya kita tentunya harus memperhatikan struktur bahasa. Apabila struktur bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku tentunya akan mengurangi makna informasi yang disampaikan.

Buku ini tentunya dibuat dengan bahasa yang sudah dirangkai dengan sedemikian rupa sesuai dengan ejaan yang disempurnakan paling terbaru dan paling up to date. Tentunya dengan adanya buku ini bisa dijadikan rujukan untuk mengetahui Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain menjadi media pembelajaran, buku ini juga bisa dijadikan referensi pengajar untuk menentukan cara mengajar sehingga dapatmemberikan tugas yang terbaik untuk mahasiswannya.Tentunya para pengajar juga dapat mengetahui sifat – sifat psikologis para mahasiswa.

Buku ini juga sangat menyenangkan untuk dibaca karena tersaji beberapa humor pada tulisan yang dibuat oleh mahasiswa itu sendiri,serta menggunakan alur cerita sehingga tidak membuat para pembaca merasa bosan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Kaka Adirajasa, 2023-01-03 21:05:38

Jendela Bahasa

Bahasa dalam kehidupannya merupakan struktur, mencangkup struktur bentuk dan makna. Dengan menggunakan struktur itu manusia bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa ilmu pengetahuan yang ditemukan dapat disebar luaskan sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang banyak guna kemajuan kehidupan.

Dalam penyampaiannya kita tentunya harus memperhatikan struktur bahasa. Apabila struktur bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku tentunya akan mengurangi makna informasi yang disampaikan.

Buku ini tentunya dibuat dengan bahasa yang sudah dirangkai dengan sedemikian rupa sesuai dengan ejaan yang disempurnakan paling terbaru dan paling up to date. Tentunya dengan adanya buku ini bisa dijadikan rujukan untuk mengetahui Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain menjadi media pembelajaran, buku ini juga bisa dijadikan referensi pengajar untuk menentukan cara mengajar sehingga dapatmemberikan tugas yang terbaik untuk mahasiswannya.Tentunya para pengajar juga dapat mengetahui sifat – sifat psikologis para mahasiswa.

Buku ini juga sangat menyenangkan untuk dibaca karena tersaji beberapa humor pada tulisan yang dibuat oleh mahasiswa itu sendiri,serta menggunakan alur cerita sehingga tidak membuat para pembaca merasa bosan.

Keywords: Jendela bahasa,Bahasa Indonesia,Bahasa,Indonesia,Novel

101

Priagung
Arif

2206421044

Perkenalkan Saya Priagung Arif Martono, biasanya dipanggil Agung.
Saya dari kelas DG-1B Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan (TGP),
Prodi Desain Grafis Politeknik Negeri Jakarta. Disini saya akan men-
ceritakan sedikit awal perkuliahan yang ditugaskan untuk menjadikan
sebuah buku. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Politeknik
Negeri Jakarta dilakukan secara hybrid yaitu daring dan luring oleh
dosen kami yaitu Pak Djony Herfan.

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Pada pembelajaran pertama, kami belajar tentang pedoman Bahasa
Indonesia yaitu EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), dan KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia).

Kami diminta secara bergantian untuk membacakan beberapa poin
dari EYD untuk mengenalkan kata dan istilah yang telah disempur-
nakan dan ditetapkan secara nasional

Setelah itu kami juga diminta untuk membuat minimal 5 kalimat dari
poin-poin EYD dan saya mendapat bagian penggunaan kata sandang
Si dan Sang. Saya membuat kalimat penggunaan kata sandang Si
dan Sang dari berbagai referensi, berikut adalah kalimat yang saya
buat :

● Ibu membawakan bekal makanan untuk Sang anak.

102

● Si Bagus terlambat dating ke sekolah karena bangun kesian-
gan.
● Sebagai manusia sebaiknya kita selalu berdoa kepada Sang
pencipta.
● Dalam karangan bunga, terdapat surat yang ditulis oleh Si
pengirim.
● Sang adik tidak mendengarkan nasehat Sang kakak

Setelah memahami materi tentang EYD dan KBBI, kami diminta untuk
membuat video eksperimen di ruang publik. Eksperimen itu bertujuan
untuk mengetahui seberapa paham pengetahuan masyarakat Indo-
nesia tentang penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
sesuai dengan EYD dan KBBI.

Kami disuruh untuk membuat kelompok yang berisikan masing-mas-
ing tiga mahasiswa. Dan saya dapat sekelompok dengan Rafi Nu-
graha dan juga Adelia Nadwa. Kami mewawancarai beberapa ma-
hasiswa dari Politeknik Negeri Jakarta mengenai kata baku dan tidak
baku. Kata yang kami gunakan adalah kata “analisis” atau “analisa”,
“apotik” atau “apotek”, “berpikir” atau “berfikir”. Setelah mewawanca-
rai beberapa mahasiswa kami juga memberikan sedikit hadiah kepa-
da narasumber karena sudah mau diminta waktunya sebentar untuk
diwawancarai.

Setelah selesai mewawancarai, kami diminta untuk mempresenta-
sikan hasil dari wawancara yang kami lakukan. Dari hasil wawancara
itu kami dapat memberikan kesimpulan bahwa, sebagian masyarakat
di Indonesia kurang memahami antara kata yang baku dan tidak baku.
Namun, tidak sedikit masyarakat Indonesia sudah memahaminya.

103

Typo

Pada materi berikutnya mengenai tentang typo sebagai alasan pem-
benar. Dosen kami, Pak Djony Herfan, memberikan kami modul materi
tentang typo sebagai alasan pembenar. Kami diberikan pertanyaan
yaitu, “kesadaran apa yang didapat setelah membaca materi yang
diberikan?”, dan “pengetahuan apa yang didapat setelah membaca
materi yang diberikan?”.

Selain itu, kami juga diminta untuk mencari kalimat yang memiliki
kata atau istilah yang terdapat typo. Berikut adalah kalimat yang saya
dapatkan;
● “Kafir miskin”.
● “Timnas indonesia tiba di tahan air”.
● “Kondisi terkini di bundaran BI”.
● “Flora dan fauzan”.
● “Syarat mendapatkan gelas sarjana”.
● “Ayah bakar”.
● “Menyatakan bawah anak tersebut mengundurkan diri”.

UTS

Selanjutnya, Pertemuan terakhir sebelum UTS, kami diminta untuk
membuat soal UTS. Masing-masing mahasiswa harus memberikan
minimal satu pertanyaan dengan menggunakan kata “Mengapa” un-
tuk dibahas di pertemuan berikutnya. Pertanyaan yang saya tanyakan
adalah, “Mengapa Bahasa Indonesia tidak bisa terlepas dari Bahasa
asing dan Bahasa daerah?”. Dan saya juga sudah mencari jawaban
dari pertanyaan tersebut yaitu, “Bahasa Indonesia tidak dapat terle-
pas dari pengaruh Bahasa Asing dan Bahasa Daerah dikarenakan
terdapat beberapa kata serapan yang diambil dari Bahasa Asing mau-
pun Bahasa Daerah”. Pembahasannya dilakukan pada minggu beri-
kutnya, dan dilakukan secara daring.

104

Film Pendek

Dan kebetulan UTS dilakukan secara daring melalui Web e-Learning
PNJ, begitu juga dengan mata kuliah lainnya. Pada UTS Bahasa In-
donesia berbentuk essay dan terdapat 10 pertanyaan yang diambil
dari tugas membuat pertanyaan minggu lalu.

Setelah UTS selesai kami sekelas dibentuk menjadi 2 kelompok un-
tuk membuat film pendek yang harus mengandung nilai edukasi, dan
tentu saja menghibur.

Kelompok disini dibagi dengan cara melihat dari kelompok sebelum-
nya pada tugas mewawancarai masyarakat publik tentang penggu-
naan kata dan istilah baku dan tidak baku, yaitu kelompok ganjil yang
berisikan gabungan dari kelompok yang berangka ganjil, dan kelom-
pok genap yang berisikan gabungan dari kelompok berangka genap.
Saya sendiri berada di kelompok genap yang beranggotakan;

- Adelia Nadwa, sebagai producer sekaligus storyboard.
- Ahmad Reza, sebagai Director, Cameramen, dan juga Editor.
- Najwa Kamila, sebagai Scriptwriter.
- Nadhira Dzikri M, sebagai Scriptwriter.
- Farid Hasan, sebagai Soundman.
- M. Arsah, sebagai Soundman.
- Priagung Arif Martono (saya), sebagai pemeran (Bapak).
- Daaniya Nur, sebagai pemeran (Ibu).
- Kaka Adirajasa, sebagai pemeran (Adi).
- Dhiya Fairuz, sebagai pemeran (Sofia).
- Mutiara Dewi, sebagai pemeran (Psikiater).
- Arip Putrawan, sebagai pemeran (Om).
- M. Fikri, sebagai crew
- Rafi Nugraha, sebagai crew

105

Kami memulai kegiatan pembuatan film ini dengan melakukan diskusi
terlebih dahulu mengenai film apa yang akan kami buat, dan bagaima-
na alur cerita ini berjalan dan sebagainya. Kami mendiskusikan di ke-
las pada saat sebelum jam mata kuliah dimulai dan juga di grup yang
sebelumnya sudah dibuat oleh salah satu anggota kelompok saya.
Setelah mendapatkan gambaran tentang cerita yang akan difilmkan,
kami mulai membentuk tim, mulai dari penulis naskah hingga pemer-
an dan tim-tim kreatif lainnya.

Film yang kami buat berjudul “Illness”. Film ini menceritakan tentang
seorang yang depresi karena melihat kedua orang tuanya berantem
secara terus menerus, sampai ia mengkonsumsi salah satu obat
penenang. Pada suatu hari sang anak yang depresi mendatangi seo-
rang psikolog untuk meminta saran dia harus berbuat apa. Hingga
akhirnya ia belajar dengan giat sehingga bisa menjadi orang yang
sukses.

Kami melakukan syuting dari hari senin sampai rabu. Pada hari senin
kami menggunakan rumah salah satu teman kami untuk dijadikan
lokasi pengambilan video. Adegan tertentu kami juga menggunakan
Gedung TGP.

Penutup

Demikian cerita yang dapat saya tuliskan dari cerita pengalaman
saya dalam mengerjakan tugas Bahasa Indonesia. Mengerjakan tu-
gas-tugas Bahasa Indonesia selama satu semester itu terasa sangat
menyenangkan dan terkadang merasa cukup Lelah juga tapi secara
keseluruhan sangat seru kok, apalagi disaat kita harus mengerjakan-
nya bersama-sama secara berkelompok dengan teman-teman seke-
las.

Saya sangat berterimakasih kepada dosen Bahasa Indonesia kami,

106

Pak Djony Herfan yang telah mengajarkan materi dengan cara yang
menyenangkan kepada kami para mahasiswa Teknik Grafika dan Pe-
nerbitan khususnya DG-1B. Sehingga kami mendapatkan ilmu yang
sangat bermanfaat dan kami juga dapat lebih mengerti mengenai
kata yang baku dan tidak baku, bagaimana cara penulisan yang be-
nar, dan bagaimana penggunaan beberapa kata atau istilah di dalam
suatu kalimat, serta telah menyadarkan kami tentang typo yang tidak
boleh menjadi alasan pembenar dalam suatu kalimat atau kata.

Film pendek yang kami buat juga telah memberikan kami pelajaran
bagaimana susah senangnya dalam membuat film dengan sharing
ilmu pengetahuan dari teman sekelompok, begitu juga dengan isi film
yang sangat mengedukasi.

107

Muhammad
Fikri

2206421045

Pertemuan Pertama

Pertama kalinya saya bertemu dengan dosen mata kuliah, Pak Djony
Herfan. Disitu saya mendapat kabar bahwa perkuliahan mata kuliah
Bahasa Indonesia akan diselenggarakan secara offline di kampus.
Kabar itu datang pada malam hari yang dimana anak kelas dan juga
saya kaget mendengar kabar tersebut. Hal itu membuat saya diha-
ruskan untuk bangun pagi dan mencoba untuk bersiap kuliah secara
offline untuk pertama kalinya.

Esok harinya saya pun bersiap dan pergi ke kampus dengan motor.
Sesampainya di kampus, saya bergegas untuk berjalan ke kelas di
gedung TGP. Saya bertemu dengan anak-anak kelas DG-1B untuk
pertama kalinya secara luring dan menunggu Pak Djony datang ke
kelas. Sesampainya Pak Djony di kelas, ia memperkenalkan diri pada
kami dan membuat candaan agar suasana kelas tidak terlalu serius.
Setelahnya Pak Djony menyuruh untuk memperkenalkan diri kami
masing-masing. Lalu setelah itu dimulailah pengajaran materi yang
membahas tentang cara mengoreksi kalimat dan kata, tanda baca,
dan typo. Untuk pertama kalinya saya mengetahui cara mengoreksi
tulisan dengan baik dan benar.

Lalu diberikanlah tugas pertama kalinya yaitu mencari contoh kalimat,
dan juga membuat ringkasan dari sebuah artikel.

108

Tugas Video Pertama Kalinya

Setelah tugas-tugas secara tertulis dikerjakan. Beberapa minggu beri-
kutnya Pak Djony memberi tugas video pertama kalinya yang ditu-
gaskan untuk mewawancarai beberapa orang tentang seberapa baik
masyarakat dalam mengenal dan menggunakan kata atau kalimat
yang sesuai dengan EYD.

Setelah dibentuk kelompok, saya dan anggota kelompok bergegas
mempersiapkan tentang konsep dan bagaimana jalan atau alur cerita
dari video yang bisa dibilang seperti video social experiment.

Setelah konsep dan kata atau kalimat yang ingin ditanyakan telah
selesai kami buat dan pikirkan, kami sekelompok merundingkan hari
yang dimana semua anggota kelompok bisa untuk merekam dan me-
wawancara orang disekitar kampus. Lalu proses shooting dan waw-
ancara dilakukan dan setelah itu mulailah proses editing yang dimana
saya menjadi editor video tersebut.

Saat proses editing sudah selesai, saya mempersiapkan video terse-
but untuk dipresentasikan. Pada saat dikelas dan video itu dipresen-
tasikan. Saya sudah tenang dan lega.

109

Ujian Tengah Semester

Dikarenakan ini ujian pertama selama saya masuk kuliah, saya mera-
sa panik dan takut tidak bisa mengerjakan. Pada minggu ini, saya
merasa tegang karena tidak mengerti bagaimana ujian mata kuliah
Bahasa Indonesia ini.

Kami disuruh membuat 1 soal untuk UTS dari materi yang telah
dipelajari seminggu sebelum ujian tetapi saat itu soal-soal yang tel-
ah anggota kelas buat direvisi dan diperbaiki sehingga maksud dan
bagaimana arti soal tersebut awalnya berubah dan menjadi lumayan
susah untuk dimengerti.

Pada hari dimana ujian mata kuliah Bahasa Indonesia dilakukan, saya
kaget dan merasa bingung melihat soal yang telah diberikan dikare-
nakan perbedaan maksud dan makna awal soal yang lebih berbeda
lagi dari yang telah direvisi di minggu sebelumnya. Saya mencoba
mengerjakan soal-soal tersebut dengan kepala yang berat dan pusing
karena mencoba memahami soal-soal tersebut.

Alhamdulilahnya saya bisa mengerjakan soal ujian tengah semester
Bahasa Indonesia walaupun dengan hati yang takut akan nilai yang
kurang memuaskan dikarenakan pengerjaan soal yang memusing-
kan.

110

Proyek Film Pendek

Bagian ini menurut saya bagian yang seru untuk diceritakan karena
menjadi salah satu kenangan dan momen yang mengesankan sela-
ma saya berkuliah sampai saat ini. Pada saat itu sehabis pemutaran
video social experiment, Pak Djony menyuruh kelompok-kelompok
yang ada digabung sehingga terbentuk menjadi dua kelompok yang
dimana beliau menjelaskan bahwa kami akan ditugaskan untuk mem-
buat proyek film pendek. Sontak saya kaget karena hal tersebut diber-
ikan secara tiba-tiba.

Minggu setelah itu kelompok saya berunding dari grup Whatsapp
hingga saat sela-sela jam kosong atau istirahat antara kelas, kami
merundingkan bagaimana film tersebut mau dibuat, apa konsepnya,
siapa saja tokohnya, apa ceritanya, dan sebagainya. Kelompok saya
mendapatkan hasil diskusi yang dimana cerita dari film pendek yang
akan dibuat ialah tentang kesehatan mental yang dimana menceri-
takan seorang kakak yang tertekan dikarenakan orang tuanya dan
adiknya yang overdosis dalam meminum obat antidepresan. Setelah
jalan cerita dan bagaimana semuanya dibuat, kami siap untuk lanjut
ke tahap production.

111

Proses shooting dilakukan 3 hari berturut-turut dan beberapa hari un-
tuk mengambil scene cadangan. Saya berperan sebagai pembantu
dalam pembuatan film pendek ini dan saya juga turut menyumbang-
kan kamera saya untuk digunakan dalam merekam film pendek terse-
but. Selama proses shooting berlangsung, saya mendapat beberapa
pelajaran dan momen mengesankan bersama anak kelas saya yang
membuat saya merasa semakin mengenal mereka lebih dalam mulai
dari pergi ke rumah salah satu anggota kelompok saya yang digu-
nakan untuk film pendek, disela-sela shooting saya bertukar cerita
dengan anggota kelompok, makan bersama, dan sebagainya. Disitu
saya mendapatkan banyak kenangan mengesankan.

Lalu setelah proses shooting selesai, dilanjut ke tahap editing yang
dilakukan oleh salah satu anggota kelompok saya. Dan pada saat
hampir tahap akhir proses editing saya diberikan preview film pendek
tersebut dan saya cukup puas dengan hasilnya. Dilanjut dengan tahap
post-production untuk ditayangkan nanti saat kelas offline mata kuliah
Bahasa Indonesia.

112

Di minggu berikutnya, kami sekelas melakukan pemutaran perdana
dari dua kelompok yang masing-masing telah menyelesaikan film
pendeknya. Sebelum film pendek diputar, setiap kelompok melaku-
kan sesi foto bersama satu kelompok bersama dengan Pak Djony itu
sendiri. Dimulailah pemutaran film pendek setiap kelompok yang dim-
ulai dari kelompok pertama, yaitu kelompok saya sendiri. Pada saat
pemutaran, saya merasa senang dan bahagia melihat reaksi anggota
kelas saya selama pemutaran.

Lalu setelah film pendek kelompok saya selesai, dilanjut dengan film
dari kelompok selanjutnya yang mengusung genre horor. Selama
pemutaran saya dan anak-anak kelas tertawa bersama saat menon-
ton film pendek tersebut. Saya merasa bahagia dengan momen itu
dan Pak Djony pun mengapresiasi hasil karya dari kami semua.

113

Ahmad
Reza

2206421046

Membuat Kalimat Berdasarkan EYD yang
Tepat

Bahasa Indonesia itu memiliki cara penulisannya sendiri. Atau yang
sering kita sebut dengan aturan penulisan. Dalam Bahasa Indonesia,
hal itu disebut dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Pada 27
September 2022, saya mendapatkan tugas untuk membuat Kalimat
dengan aturan penulisan EYD dari Bapak Djony Herfan. Dan saya
harus membuat 5 kalimat.

Keesokan harinya, saat mata kuliah Bahasa Indonesia. Tugas saya
dan teman–teman lainnya di bahas bersama sama dengan dosen
juga. Dari pembahasan itu, kami jadi tahu apa yang salah dan apa
yang benar mengenai kalimat EYD yang tepat. Dari segala aspek Ka-
limat tersebut dibahas. Bahkan kalimat yang saya buat masih saja ada
yang salah dan harus dikoreksi. Namun manfaatnya saya jadi menge-
tahui bagaimana cara membuat kalimat berdasarkan EYD yang tepat.

Setelah itu kami mendapatkan tugas berikutnya yaitu melakukan So-
cial Experiment atau wawancara kepada publik. Hal ini itu bermaksud
untuk melihat bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai EYD.
Namun, perbedaanya dari tugas yang kemarin adalah bukan hanya
kalimat yang dilihat. Tapi kata-kata atau istilah baku Bahasa Indone-
sia, fungsi, dan beberapa padanan kata Bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Dan juga tugas ini wajib direkam dan dipresentasikan di
depan kelas.

114

Sebelum kami turun ke lapangan, kami mendapatkan materi tentang
EYD tersebut oleh dosen. Dan juga kami mendapatkan banyak contoh
video dari kakak tingkat sebelumnya. Itu tentu sangat memudahkan
kami, kami jadi mempunyai patokan bagaimana Hasil Video nanti dan
apa saja yang harus saya lakukan pada tugas ini. Setelah itu, pemba-
gian kelompok dilakukan dan saya mendapatkan kelompok Bersama
teman sekelas saya yaitu Farid Hasan dan Ahmad Farhansyah.

Beberapa hari kemudian, Kelompok saya berdiskusi apa saja yang
kita ingin buat dan kita masukkan ke video nanti. Kami memikirkan
Konsep, pertanyaan, kalimat serta apa saja yang diperlukan untuk
pembuatan video ini. Kami memikirkan beberapa pertanyaan dan
jawaban yang ringan-ringan saja dikarenakan kami sudah memiliki
waktu yang sedikit dan tidak boleh telat.

Setelah kami mendapatkan ide dan konsep yang ingin kami sam-
paikan dan lampirkan pada video, kami memutuskan kapan ingin
membuat video dan melakukan wawancaranya. Kami sepakat kita
akan lakukan pada hari senin. Dikarenakan, hari senin itu memiliki
jadwal mata kuliah yang sedikit hanya 2 mata kuliah dan sampai jam
12 saja.

Namun siapa sangka, tiba-tiba di hari senin saya berhalangan hadir
dikarenakan Kondisi badan saya yang kurang bagus sehingga tidak
bisa untuk datang ke kampus. Akhirnya, saya menyuruh kedua teman
kelompok saya untuk membuat video tanpa saya. Tapi supaya adil,
saya yang mengedit hasil videonya nanti.

Setelah menunggu, hasil video pun dikirimkan ke saya, awalnya saya
cukup kecewa dengan videonya dikarenakan video tersebut tidak
sesuai dengan konsep dan ekspektasi saya tadinya. Tapi apa boleh
buat? Tugas harus tetap dilaksanakan. Saya memaksimalkan video

115

tersebut di edit supaya video tersebut tetap terlihat menarik dan tetap
enak dilihat sampai akhir. Walaupun agak sulit namun saya masih
bisa melakukan itu cukup cepat.

Tibalah di hari presentasi, saya cukup deg-degan dikarenakan saya
merasa hasil video saya itu jelek sekali. Tidak sesuai ekspektasi saya.
Dan durasi video saya yaitu hanya 6 menit, Sedangkan teman-teman
lain ada yang sampai 10 menit, 13, bahkan 20 menit. Namun saat
dipresentasikan, teman-teman memberikan respon yang positif seh-
ingga saya cukup senang dengan tugas saya itu. Tentu saja saya
sudah lega dan senang mendengar respon itu. Namun kadang saya
masih kepikiran bagaimana video tersebut jadinya kalau dibuat den-
gan baik.

Pengerjaan UTS Secara Daring

Dan, persiapan UTS tiba. Tentu saja kami belum siap dengan ini.
Banyak materi yang belum kami mengerti dan kuasai. tapi, saya yakin
dengan belajar seadanya dan tekad yang bulat, kami bisa melakukan
UTS ini dengan mudah. Saya sebagai mahasiswa yang tidak ingin ri-
bet tentu saja tidak mau belajar terlalu serius. Saya juga begitu santai
karena soal UTS sebenarnya sudah dibuat.

Cara pembuatannya itu adalah setiap mahasiswa membuat 1 per-
tanyaan yang nantinya akan dilampirkan di dalam soal UTS. Namun
dari pertanyaan berikut, banyak kalimat yang diubah oleh dosen.
Beliau bilang dikarenakan pertanyaanya kurang lengkap dan kurang
sesuai. Tapi tidak masalah dikarenakan inti pertanyaannya sama. La-
gipula UTS akan dilaksanakan secara online. Jadi suasananya tidak
akan begitu tegang, dan saya juga masih bisa mencari jawaban di
Internet.

Namun setelah memulai, tentu tidak semudah itu. Saya memulai UTS
di sekitar jam 9 atau 10 pagi, dikarenakan di awal ada UTS matkul

116

pertama dan kalau tidak salah baru selesai pada jam setengah 9. UTS
berlangsung sekitar 2 jam. waktu yang cukup banyak, namun tidak
juga. Hal ini disebabkan oleh pertanyaan UTS nya. Pertanyaan dibuat
sesusah mungkin. Sebenarnya tidak susah, namun otak akan diperas
untuk terus menjawab soal ini. Soal yang diberikan itu seperti analisis
saja. Namun, harus memberikan beberapa contoh dan alasan yang
kuat.

Waktu 2 jam itu yang awalnya terasa banyak menjadi sangat sedikit.
Dikarenakan soal ini juga berbentuk Essay, jadi harus mengetik den-
gan cepat mengingat waktu yang terus berkurang. Awalnya saya san-
tai mengerjakan, namun waktu terus berjalan terus-terusan. Tiba-ti-
ba waktunya tersisa 30 menit, saya pun buru-buru mengetik apapun
yang ada di otak saya lalu segera mengirimkannya. karena lebih baik
mengirimkan jawaban yang belum tentu benar daripada kosong atau
tidak ada isinya sama sekali.

Setelah UTS selesai saya langsung merenggangkan badan saya,
karena duduk lebih dari 2 jam itu ternyata melelahkan. Dan, tentu
setelah UTS tersebut, kegiatan saya berikutnya adalah tidur siang,
mengisi Energi kembali. Jujur, ini adalah UTS yang cukup menga-
sah otak dikarenakan harus mempunyai analisa dan alasan yang ba-
gus untuk menjawab soal ini. Saya cukup beruntung bisa menjawab
semuanya. Dan tentu saya tidak akan meremehkan tugas atau ujian
dari perkuliahan ini.

117

Sutradara Dan Editor?

Saya sangat menyukai film. Bukan penikmat film yang ambis, tapi,
saya suka bagaimana cerita yang dibentuk melalui audio visual yang
baik. Apalagi bagaimana visualnya terbentuk, saya sangat suka hal
itu. Kebetulan, untuk penugasan berikutnya kami disuruh untuk mem-
buat sebuah Film Pendek. Saat mendengar dosen memberikan Tu-
gas berikut, jujur saya agak kaget dan senang. dikarenakan hanya
di aspek ini minat saya akan dipakai. Namun saya juga agak sedikit
malas atau tidak senang. Dikarenakan, saya merasa pembuatan film
ini akan memakan waktu yang sangat banyak dan pastinya akan me-
makan energi juga.

Beberapa hari atau sekitar 1 minggu kemudian, saya dan kelompok
saya, segera memikirkan apa yang ingin disampaikan di film ini. Lebih
tepatnya, bagaimana konsep dan alur cerita film yang kelompok saya
mau buat. Oh ya, 1 kelas saya dibagi menjadi 2 kelompok, jadi nanti
Film yang dihasilkan hanya ada 2 film.

Saya sebagai sutradara dadakan, menanyakan mau buat film sep-
erti apa. Dan ternyata, sebelum kumpul kelompok itu, teman saya
sebagai penulis sudah memiliki cerita yang ingin dibuat dan ketika
saya membaca ceritanya, ceritanya cukup menarik dan konsepnya
juga menarik. Sambil membaca itu, saya memikirkan bagaimana cara
pengambilan video, dimana tempatnya, aktor dan lain.

Setelah itu, saya juga menyuruh teman saya untuk membuat Story-
board juga supaya memiliki patokan bagaimana Cerita tersebut bisa
terbentuk. Dan tentu saya juga membuatnya supaya hasilnya masih
bisa didiskusikan kembali. Setelah diskusi yang cukup panjang, hasil-
nya kita memiliki beberapa latar yaitu di rumah (kami menggunakan
salah satu rumah anggota), Gedung TGP, dan ruang kelas yang kami
manfaatkan juga.

118

Proses Shooting pun dimulai. Kami membuat Film ini sedemikian rupa
sebagus mungkin karena saya memang senang membuat film, dan ini
merupakan sebuah kesempatan saya mengembangkan minat saya.
Banyak drama yang terjadi juga saat pembuatan film ini. Diantaranya
adalah waktu pengerjaan yang berlebihan, perbedaan pendapat, Sto-
ryboard, dan masih banyak lainnya yang menghambat lajunya pem-
buatan film. Itu cukup menguras energi saya, namun semua masih
bisa berjalan dengan baik.

Setelah semua pengambilan gambar dilakukan, masuk ke proses ed-
iting. Setelah saya menjadi sutradara saya langsung beralih profesi
menjadi editor. ini yang cukup menguras energi saya, karena pros-
esnya bisa memakan waktu yang cukup lama dan tidak mudah juga.
Sehingga, saya harus menambahkan tenaga saya dan memaksakan-
nya.

Agak kesal kenapa saya mengambil 2 job ini, tapi mau bagaimana
lagi. Hal ini sudah terjadi dan harus bisa saya selesaikan. Proses ed-
iting pun bisa saya selesaikan h-1 sebelum presentasi di kelas. Saya
sangat bersyukur dan berharap film ini cukup memuaskan. Dan saat
penayangan film ini, teman-teman memberikan respon yang cukup
positif. Itu juga yang membuat saya senang dan saya sendiri cukup
puas dengan hasilnya walaupun masih banyak yang kurang.

119

Mutiara
Dewi

2206421047

Awal Kuliah dan Mengenal EYD.

Secara mendasar mata kuliah Bahasa Indonesia merupakan pela-
jaran yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa
yang berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terha-
dap hasil karya kesastraan Indonesia.

Saya mempelajari Bahasa Indonesia dengan baik dan benar melalui
mata kuliah Bahasa Indonesia yang dibimbing oleh dosen saya, Pak
Djony Herfan.

Selama saya kuliah, saya mendapat banyak pengalaman melalui tu-
gas-tugas yang saya kerjakan. Tugas pertama yang saya dapat pada
28 September 2022 adalah tugas menuliskan contoh kalimat dari tan-
da baca titik koma (;). Saat mengerjakan tugas tersebut, saya perlu
mempelajari beberapa ketentuan penggunaan tanda baca titik koma
(;) melalui internet.

Setelah saya sudah mengerjakan tugas tersebut, saya lebih sering
menggunakan EYD sebagai acuan saya dalam berbahasa Indonesia,
Ketika saya ragu akan bentuk formal dari suatu kata atau kalimat,
saya membuka EYD sebagai acuan saya.

120

Tugas Kelompok Pertama, Wawancara
Masyarakat

Saya juga mendapatkan tugas membuat video wawancara dan sur-
vei seputar KBBI yang dikerjakan secara berkelompok, yang terdiri
dari 3 orang mahasiswa. Saya bersama 2 teman saya yang lainnya,
mewawancarai beberapa mahasiswa di sekitar kampus. Tugas ini di
awali pada zoom meeting hari rabu, Pak Djony Herfan yaitu dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia saya, memilih kelompok yang berang-
gotakan 3 orang. Awalnya, dipilih penanggung jawab kelompok dan
sisanya dipilih 2 orang sebagai anggota kelompok.

Saya adalah anggota kelompok 6 yang telah dipilih dosen saya.
Setelah dosen saya menjelaskan detail tugas dan apa saja yang ha-
rus dilakukan, saya dan 2 teman saya mulai berdiskusi perihal tugas
ini di grup WhatsApp yang telah kami buat. Awalnya, kami berdiskusi
tentang konsep dan pertanyaan apa saja yang akan kami tanyakan
dalam wawancara masyarakat ini.

Setelah kami mendapat konsep dan pertanyaan, kami mulai merekam
video wawancara pada hari kamis, tepatnya pada 17 Oktober 2022.
Setelah mendokumentasikan wawancara yang kami lakukan, video
tersebut diedit menjadi video yang akan dipresentasikan di pertemuan
mata kuliah bahasa Indonesia pada 19 Oktober 2022.

Dalam menjalani tugas ini, saya tidak menemukan kendala karena
saya dan 2 teman saya lancar dalam berdiskusi dan sepakat untuk
mengerjakannya bersama-sama.

121

Membuat Soal UTS Bahasa Indonesia

Tugas selanjutnya yang saya dapat adalah membuat soal UTS baha-
sa Indonesia. Tugas ini diberikan oleh dosen saya menjelang UTS.
Tugas ini awalnya diberikan dosen saya via pertemuan tatap maya
pada saat jam mata kuliah bahasa Indonesia, setiap anak diminta un-
tuk membuat 1 soal yang ditulis tangan dikertas untuk dibahas se-
bagai kisi-kisi untuk UTS nanti.

Saya membuat contoh soal yang mencakup bagaimana contoh penu-
lisan tanda titik koma yang digunakan sebagai pengganti kata peng-
hubung untuk memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk.
Pertanyaan ini saya buat atas dasar tugas pertama saya yang dimana
saya membuat contoh kalimat seputar penggunaan titik koma.
Setelah saya menulis pertanyaan ini, saya mengumpulkan file nya
di Google Drive yang telah disediakan dan mengurutkannya sesuai
dengan nomor absen saya.

Pada pertemuan mata kuliah bahasa Indonesia selanjutnya atau
tepatnya 1 minggu menjelang UTS, dosen saya membahas per-
tanyaan-pertanyaan yang telah dibuat oleh teman-teman saya dan
saya.

Semua bentuk pertanyaan dibahas dari mulai jawabannya, struktur
soal dan dosen saya juga memberi beberapa perbaikan terhadap per-
tanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat berupa penambahan berikan
penjelasan dan contohnya atas jawaban yang telah dijawab oleh ma-
hasiswa.

122

UTS Bahasa Indonesia

Ini adalah UTS pertama saya dalam mata kuliah bahasa Indonesia.
Pada tanggal 9 November 2022, tepatnya pada hari rabu UTS mata
kuliah bahasa Indonesia dibuka di e-Learning PNJ.

UTS ini dimulai pada pukul 07.30 WIB, saya mulai absen dan mem-
buka soal yang telah diberikan oleh dosen saya di e-Learning. Soal
UTS yang saya kerjakan sejumlah 10 butir soal dengan tenggat waktu
sekitar 30 menit.

Saat mengerjakan soal soal UTS dengan teliti dan seksama. Per-
tanyaan yang diberikan juga bisa dijawab dengan jawaban yang luas
berdasarkan pengalaman saya seputar pendapat saya soal bahasa
Indonesia sebagai bahasa tanah air, juga saya diminta untuk mem-
berikan beberapa contoh kalimat dari kata akhiran -pun.

Saya menyelesaikan UTS bahasa Indonesia ini tepat sebelum teng-
gat UTS ini berakhir. Dalam mengerjakannya, saya memiliki bebera-
pa kendala seperti kesulitan untuk mengekspresikan pendapat saya
melalui kata kata, pemilihan kata yang saya pilih juga cenderung sulit
dimengerti dan lain sebagainya.

123

Membuat Film Pendek

Tugas yang paling berkesan bagi saya yaitu tugas membuat film
pendek yang dilakukan secara berkelompok. Kelompok ini terdiri dari
kelompok-kelompok yang sudah dibentuk dalam tugas wawancara
masyarakat. Terdiri atas 2 kelompok, kelompok genap dan ganjil.
Karena kelompok saya adalah kelompok 6, yaitu genap, maka saya
masuk kedalam kelompok genap. Setiap kelompok terdiri dari 13
sampai 14 orang.

Kelompok saya membuat film pendek yang berjudul ‘Illness’. Film itu
bercerita soal adik kakak yang harus berjuang karena kesehatan men-
tal yang mereka miliki. Film ini disusun dan dirangkai Bersama-sama
didalam kelompok. Kami merencanakan dan mengatur pembuatan
film ini sekitar kurang dari seminggu.

Awalnya, ditentukan terlebih dahulu konsep dari film ini kemudian dip-
ilih anggota kelompok yang cocok untuk memerankan peran yang ada
pada film ini. Dalam film itu, saya memerankan peran sebagai psiko-
log. Psikolog adalah orang yang menyelidiki penyebab gejala psikolo-
gi dari sisi non-medis, sedangkan psikiater dari sisi medis.

Film ini juga dikerjakan dengan lokasi syuting di kampus dan di rumah
teman saya. Film ini membutuhkan sekitar 3 hari proses merekam.
Meskipun saya tidak berkontribusi sebanyak teman-teman saya tim
produksi lainnya, syukurlah tugas membuat film pendek ini berjalan
lancar. Tentu saja, berkat kerja sama dari teman-teman sekelompok
saya. Dalam mengerjakan tugas ini, sejauh ini tidak ada kesulitan da-
lam mengerjakannya.

124

Film ini juga ditampilkan di pertemuan mata kuliah bahasa Indonesia
selanjutnya. Tentunya saya dapat menonton hasil film pendek dari
kelompok lain. Karena ini adalah film yang emosional, namun tetap
terselipkan rasa jenaka saat menontonnya karena teman-teman saya
mungkin kurang terbiasa melihat teman yang lain akting seperti haln-
ya aktor ataupun aktris di film.

Syukurlah semua tugas yang saya dapat dari mata kuliah Bahasa In-
donesia ini, memberikan pelajaran dan pemahaman saya yang lebih
terhadap penggunaan Bahasa Indonesia.

125

Arip
Putrawan

2206421048

Tugas Perdana Membuat Beberapa Contoh
Kalimat Berdasarkan EYD yang Tepat

Halo, di sinilah awal mula terbitnya tugas perdana saya untuk mata
kuliah Bahasa Indonesia yang diajarkan oleh Bapak Djony Herfan.
Tugas pertama yang diberikan oleh dosen saya adalah membuat 5
contoh kalimat berdasarkan EYD yang tepat, Ejaan Bahasa Indone-
sia yang Disempurnakan (EYD) adalah pedoman resmi yang dapat
dipergunakan oleh instansi pemerintah dan swasta serta masyarakat
dalam penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

Nah, awalnya saya bingung karena tugas yang diberikan oleh bapak
Djony sangat absurd menurut saya, mengapa? Bayangkan saya ma-
suk di perkuliahan yang berekspektasi tinggi malah diberikan tugas
sekolah tingkat dasar. Saya dapat bagian mencari kalimat yang meng-
gunakan tanda titik dua (:), ya, lumayan mudah. Tidak terlalu rumit.

Nah, pada saat saya mengerjakan tugas itu, saya mengeksplorasi ba-
gian teman-teman karena setiap orang dapat bagian yang berbeda.
Setelah mengeksplorasi ada beberapa penggunaan tanda baca yang
belum saya ketahui. Tapi, di situ lah saya belajar dan mencoba untuk
mengganti point of view & mindset saya, setelah saya membaca dan
mempelajarinya, ternyata masih banyak hal yang belum saya ketahui
tentang penulisan ejaan bahasa Indonesia yang tepat, seperti peng-
gunaan tanda kutip, penggunaan huruf tebal, serta partikel, dan lain-

126

lain. Lanjut, setelah saya mengerjakan tugasnya lalu dikumpulkan
di Google Drive yang sudah dibagikan oleh ketua kelas DG-1B yaitu
Adelia Nadwa.

Keesokan harinya, beruntung kelas online melalui Google Meet, kare-
na saya harus izin pergi untuk kontrol ke dokter gigi. Bangun pagi dan
langsung menuju Rumah Sakit Jagakarsa, sementara teman-teman
yang lain duduk dan menyalakan kamera di rumah masing-masing.
Sambil menunggu antrian, saya sempatkan ikut kelas Bahasa Indo-
nesia Pak Djony.

Kelas dimulai, kami membahas dan berdiskusi tentang tugas yang
kemarin sudah saya dan teman-teman buat. Dipilih secara acak lalu
didiskusikan bersama, sambil memperhatikan, ternyata tugas teman-
teman saya masih banyak yang kurang tepat dalam menulis ejaan
yang tepat. Tapi saya tetap tidak gugup karena saya optimis mengisi
dengan benar. Saya mengharapkan tugas saya dipilih secepat mun-
gkin, karena waktu yang tidak memungkinkan untuk saya mengikuti
satu kelas penuh.

Sayangnya, waktu demi waktu, tugas saya giliran untuk didiskusikan,
apesnya ketika nama saya dipanggil oleh Pak Djony, dokter pun me-
manggil berbarengan, karena prioritas saya ada di Rumah Sakit saya
pun bergegas menjawab panggilan dokter. Spontan keluar dari Goo-
gle Meet dan mematikan ponsel. Kontrol gigi selesai, saya bergegas
pulang menuju ke parkiran sambil melihat ponsel, berpuluh-puluh no-
tif muncul di ponsel saya, ada rasa panik, dan saya bertanya-tanya
“ada apa?”. Setelah melihat notifikasi tersebut, ya, benar saja, saya
di-alfa-kan.

Saya dipanggil Pak Djony diwaktu yang tidak tepat dan saya dianggap
alfa atau tidak menghadiri kelas karena tidak menjawab dari panggilan

127

Pak Djony. Saya bergegas memberi klarifikasi melalui pesan pribadi
kepada Pak Djony. Hanya diberi reaksi emoji “hati” dan saya anggap
itu sudah memberikan penjelasan kepada Pak Djony mengapa saya
tidak menjawab panggilan di kelas online pada saat itu. Yah, walau-
pun saya tidak tahu apakah masih di alfakan atau sudah diperbaiki.

Video Social Experiment

Lanjut ketugas selanjutnya, tugas yang sudah diberitahu oleh Pak
Djony setelah melewati tugas pertama dan kelas materi lainnya, yai-
tu tugas video social experiment tentang seberapa baik masyarakat
atau mahasiswa dalam menggunakan kata yang tepat sesuai dengan
EYD. Pembagian kelompok dibagikan secara daring melalui Google
Meet, dan saya dipilih sebagai ketua koordinator kelompok yang dip-
ilih secara acak oleh Pak Djony, kelompok saya beranggotakan dua
orang teman saya yaitu, Dhiya dan Daaniya.

Awalnya saya agak cemas, karena belum mengenal mereka sama
sekali, karena pada saat itu masih suasana baru dan baru mengenal
beberapa teman. Hari itu juga saya langsung membuat grup khusus
untuk tugas video ini. Di grup pun saya hanya menyampaikan dan
membagi tugas kepada Dhiya dan Daaniya. Jujur saya cukup lega
ketika mereka merespon pesan saya.

Selang beberapa hari, kami sekelas mengerjakannya serempak di
hari yang sama pada saat mendekati deadline. Tiba di kampus, saya
menunggu anggota kelompok saya sembari menyiapkan beberapa
konsep, alat, menulis skrip dan bahan pertanyaan yang akan digu-
nakan untuk video social experiment nanti. Dhiya pun datang, saya
merasa beruntung karena Dhiya adalah orang yang kompeten walau-
pun pendiam di kelas. Kami langsung mendiskusikan persiapan un-
tuk membuat tugas video ini. Ditengah-tengah diskusi, Daaniya mem-
beri pesan di Whatsapp bahwa dia tidak bisa hadir dikarenakan harus

128

membawa saudaranya ke Rumah Sakit dan Daaniya pun juga dalam
keadaan yang kurang sehat dan tidak bisa ikut mengerjakan tugas
video hari itu. Lalu, saya dan Dhiya memaklumi dan tetap melanjutkan
tugasnya tanpa Daniya. Kami pun merencanakan 2 hari penugasan
karena Daaniya tidak bisa hadir. Selanjutnya, Saya dan Dhiya me-
wawancarai beberapa teman kampus yang ada di Politeknik Negeri
jakarta, kami membagikan penugasan sesuai bagian yang sudah
ditentukan saat diskusi. Selesai lah saya dan Dhiya mewawancarai
beberapa teman kampus, hanya tinggal bagian Daaniya saja yang
belum.

Besoknya, saya merasa beruntung karena Daaniya menepati janjinya
bahwa dia bisa hadir dan akan mewawancarai bagiannya. Walaupun
hari itu libur tidak ada kelas, tapi saya dan teman-teman yang lain
tetap harus datang ke kampus untuk mengerjakan tugas kelompok
mata kuliah lainnya. Jadi, saya merasa cukup senang karena masih
banyak teman di kampus. Selang beberapa waktu, Dhiya dan Dani-
ya datang, lalu, kami bergegas mencari tempat dan narasumber, ya,
karena saya belum mempersiapkan tempat dan narasumbernya,
kami menawarkan kepada teman sekelas yang ada di kampus yaitu
Nafilati dan Nadhira, kabar baik, mereka menyetujui dan siap menjadi
narasumbernya.

Sembari Daaniya menghafalkan skrip dan pertanyaannya, saya dan
Dhiya mencari tempat untuk mengambil adegan. Tugas berjalan den-
gan lancar, dan membuat saya lega, selesai sudah semua adegan,
hanya tinggal bagian editnya saja. Sampai di rumah saya langsung
menyalakan laptop dan mengedit video social experiment tersebut.

129

Short Film

Untuk tugas kali ini, ya, bisa dikategorikan tugas besar. Jadi, dalam
satu kelas dibagi 2 kelompok, terdiri dari gabungan kelompok-kelom-
pok sebelumnya. ya, beruntung lagi ini merupakan tugas kelompok,
kenapa saya bilang beruntung? Karena, tugas video adalah tugas
yang saya kurang minati dan selalu menjadi beban dipikiran saya,
dan beruntungnya tugas ini adalah tugas kelompok.

Kenapa saya kurang minat ditugas video? Tugas video membutuh-
kan banyak persiapan, apalagi pra-produksi, saya harus menyiapkan
skrip, storyboard, mencari konsep, peran, tempat, alat, dan persiapan
lainnya. Saya kurang andal dalam mendireksi ataupun menjadi per-
an untuk film, saya masih memerlukan latihan dan pengalaman yang
lebih.

Seminggu kemudian, saya melewati briefing yang sudah kelompok
saya lakukan. Selesai brief, saya masih belum tahu peran saya di
kelompok, setelah itu, saya diberitahu teman saya yaitu Najwa Kami-
la bahwa kami berdua ditunjuk sebagai peran berpasangan sebagai
Om dan Tante dalam film tersebut. Dan, yah, saya terima keputusan
kelompok dan perannya pun hanya sedikit dalam adegan jadi saya
tidak masalah, saya pun juga tidak bisa menolak, lebih lagi saya tidak
ingin menjadi anggota yang pasif di dalam kelompok.

Hari pertama pembuatan film, saya dan teman-teman kelompok
menuju ke rumah Rafi yang akan menjadi latar tempat untuk pem-
buatan film. Setelah kelas selesai kami bergegas menuju ke rumah
Rafi. Kami berboncengan naik motor dan sebagian naik angkutan
umum karena jarak yang lumayan dekat dari kampus Politeknik Neg-
eri Jakarta. Sampai di rumah Rafi yang terletak di kelapa dua. Sambil
menunggu beberapa teman yang naik angkutan umum, saya istirahat
sebentar sambil bermain ponsel, scrolling media sosial.

130

Sesampainya mereka, saya langsung bergegas membantu mereka
untuk memulai adegan pertama. Setelah melewati beberapa jam,
saya memperhatikan akting dari teman-teman saya, mereka be-
nar-benar andal dalam dunia perfilman, saya amati dan saya menco-
ba memvisualisasikan untuk persiapan peran saya nanti. Waktu demi
waktu terlewati, jam sudah menunjukan pukul 6 sore, saya pun harus
bergegas pulang dan melanjutkannya di esok hari. Saya mengantar-
kan teman se-peran saya Kamila, karena searah ke stasiun Lenteng
Agung, jadi saya mengantarkannya ke stasiun Lenteng Agung dan
menemaninya sampai di depan loket.
Hari kedua, tidak jauh beda dengan hari pertama, saya dan teman-
teman lainnya bergegas ke rumah Rafi dan langsung mengambil ade-
gan, lalu, pulang.
Hari ketiga, hari dimana saya sangat deg-degan karena saya sangat
tidak percaya diri di depan kamera dan tidak pandai akting. Giliran
saya dipanggil oleh Reza untuk melakukan adegan, membutuhkan
waktu yang sangat lama untuk mengambil adegan yang benar hanya
karena saya selalu salah dan tidak percaya diri.
Saya berusaha keras untuk profesional tapi memang tidak bisa, dan
hasilnya pun apa adanya, di situ saya sangat merasa bersalah kepa-
da teman-teman yang lain. Walaupun mereka memaklumi, tapi tetap
saja, peran saya hancur dalam short film itu. Yah, cukup kecewa den-
gan diri saya sendiri, tetapi saya sangat apresiasi kerja tim kelompok
saya, mereka benar-benar di luar dugaan, dan saya sangat bangga
kepada mereka.
Malam harinya, kami bergegas ke McD terdekat, saya memesan beef
burger dan McFlurry. pulangnya, seperti biasa, saya berboncengan
dengan Kamila sampai Lenteng Agung.
Tugas Short film ini, saya banyak mengambil pelajaran, mulai dari
profesionalitas, soldaritas, kebersamaan, kerja tim, kekompakan, dan
melengkapi satu sama lain. Selain itu saya juga belajar bagaimana
caranya akting, mengambil shoot/footage.

131

Haznun
Haykal

2206421049

Minggu-minggu awal perkuliahan Bahasa
Indonesia

DG-1B di Politeknik Negeri Jakarta

Awal mula perkuliahan Bahasa Indonesia saya sebagai Mahasiswa
Baru DG-1B Politeknik Negeri Jakarta terjadi pada 14 September
2022. Pertemuan pertama itu dilaksanakan secara offline yaitu di Ge-
dung Teknik Grafika dan Penerbitan tepatnya di lantai 4 ruang 413.
Perkuliahan mata kuliah Bahasa Indonesia dimulai dari pukul 07.30
sampai dengan 10.00 WIB, dosen yang mengajar bernama Bapak
Drs. Djony Herfan, M.I.Kom

Kuliah diawali dengan perkenalan dosen dan juga para mahasiswa
yangbertujuan untuk saling mengenal dan dekat satu sama lain, dan
juga pengenalan tentang perkuliahan Bahasa Indonesia di Jurusan
Teknik Grafika dan Penerbitan Program Studi Desain Grafis. Pada
saat itu Pak Djony menjelaskan materi-materi awal mata kuliah Ba-
hasa Indonesia yang akan dipelajari para saya dan mahasiswa DG-
1B. Dikarenakan pada hari itu adalah hari pertama perkuliahan mata
kuliah Bahasa Indonesia Mahasiswa DG-1B, tidak terlalu banyak ma-
teri-materi yang dijelaskan oleh Pak Djony, melainkan hanyalah pen-
genalan-pengenalan materinya saja dan juga jam selesainya perkuli-
ahan juga dimajukan menjadi pukul 09.30 WIB.

Perkuliahan Bahasa Indonesia pada minggu ke-2 tanggal 21 Septem-
ber 2022 dilaksanakan secara online melalui Google Meet. Perkuliah

132

an online juga dimulai pada pukul 07.30 s.d. 10.00 WIB, pada perkuli-
ahan hari itu saya mendengarkan penjelasan dari Pak Djony tentang
materi KBBI edisi 5 dan juga EYD V. saya dan teman-teman DG-1B
juga disuruh oleh Pak Djony untuk membuka website dan men-down-
load aplikasi KBBI edisi 5 dan EYD V, agar bisa lebih memudahkan
dalam memahami materi yang sedang dijelaskan. Dan di ujung jam
perkuliahan, Pak Djony memberikan sebuah tugas untuk minggu de-
pan kepada para mahasiswa DG-1B yaitu Membuat 5 Kalimat Ber-
dasarkan Fungsi tanda-tanda di dalam EYD V.

Pada minggu ke-3 perkuliahan Bahasa Indonesia yaitu pada 28
September 2022, perkuliahan kembali dilaksanakan secara online.
Pada hari itu saya dan juga teman-teman DG-1B mengumpulkan tu-
gas yang minggu lalu diberikan oleh Pak Djony. Pada hari itu Pak
Djony langsung menilai dan me-review tugas tersebut dengan cara
menyuruh para mahasiswa secara acak dan bergantian untuk memb-
aca tugas yang sudah dibuat. Berikut merupakan isi tugas yang sudah
saya buat :

5 Contoh kalimat yang menggunakan tanda hubung (-)
1. Pria itu sedang berandai-andai mempunyai uang yang ban-
yak.
2. Event Comifuro akan dilaksanakan pada 25-09-2022.
3. Pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Curacao
berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan Timnas Indonesia.
4. Pada UAS kali ini Haykal berada di peringkat ke-3
5. Gelaran Piala Dunia Tahun 2022 ini akan dilaksa-
nakan di Negara Qatar.

Tentunya masih ada beberapa kesalahan penulisan pada tugas yang
sudah saya buat dan langsung dikoreksi oleh pembaca maupun Pak
Djony sendiri. Itu menjadi pembelajaran tersendiri bagi saya karena

133

pada awalnya saya mengira tugas yang sudah saya buat tidak memili-
ki kesalahan pada penulisan. Sepanjang perkuliahan Bahasa Indone-
sia pada hari itu full hanya diisi dengan me-review tugas yang sudah
dibuat oleh para Mahasiswa DG-1B, Namun sayangnya pada hari itu
saya tidak kebagian membaca tugas dikarenakan waktunya tidak cuk-
up, dan perkuliahan hari itu pun ditutup pada pukul 10.00 WIB.

Mulainya Tugas Di Luar Kelas Yaitu
Membuat Video Wawancara Masyarakat

Terkait EYD dan KBBI

Tepatnya pada minggu ke-4 tanggal 5 Oktober 2022, perkuliahan
Bahasa Indonesia Kembali dilaksanakan secara online. Pada awal
perkuliahan hari itu Pak Djony memperlihatkan sebuah video milik ka-
kak tingkat yaitu video wawancara masyarakat terkait EYD dan KBBI.
Pak Djony menjelaskan betapa masih banyaknya masyarakat Indo-
nesia yang belum begitu memahami penggunaan Bahasa Indonesia
yang benar sesuai dengan EYD V dan KBBI V.

Pada hari itu juga Pak Djony langsung memberi tugas kepada maha-
siswa DG-1B yaitu mewawancarai masyarakat terkait EYD dan KBBI.
Dan Pak Djony pun membagi kelompok yang berisikan 3 orang dalam
1 kelompok. Kebetulan saya ditunjuk sebagai Koordinator dan satu
kelompok dengan Nafilati Nazma dan Muhammad Rasy Ramdhani.
Tugas tersebut pun dikasih batas waktu atau deadline selama 2 ming-
gu yaitu sampai tanggal 19 Oktober 2022.

Kelompok saya pun mengerjakan tugas video wawancara tersebut
pada 17 Oktober 2022, saya sebagai Koordinator tentunya sudah
menyiapkan beberapa pertanyaan untuk diwawancarai yaitu dari ma-
teri Kata Baku dan Kata Serapan. Berikut adalah beberapa contoh
pertanyaan yang sudah kelompok saya wawancarai :

134

Kata Baku : Kuatir (Khawatir), Resiko (Risiko), Antri (Antre), Akte
(Akta)
Kata Serapan : Selfie (Swafoto), Verifikasi (Pemeriksaan), Karma
(Akibat)

Dan pada 19 Oktober 2022, para kelompok mempresentasikan vid-
eo dan ppt yang telah selesai dibuat. Namun karena waktunya tidak
cukup, kelompok saya pun mempresentasikan video dan ppt tersebut
pada tanggal 26 Oktober 2022.

Membuat soal UTS dan Pusingnya Para
Mahasiswa Mengerjakan UTS Bahasa

Indonesia

Pada 26 Oktober 2022, Ketika perkuliahan Bahasa Indonesia dilak-
sanakan secara online, selain melanjutkan presentasi video wawan-
cara dan ppt bagi kelompok yang belum, Pak Djony juga memberikan
sebuah tugas lain yaitu para Mahasiswa DG-1B disuruh untuk mem-
buat sendiri sebuah soal terkait materi yang sudah dipelajari selama
ini. Dan soal tersebut akan digunakan untuk Ujian Tengah Semester
(UTS). Tugas tersebut hanya dikasih batas waktu selama satu ming-
gu saja dan akan dibahas minggu selanjutnya.

Dan pada perkuliahan Bahasa Indonesia minggu selanjutnya tepat-
nya pada 2 November 2022, semua soal yang sudah selesai dibuat
oleh para Mahasiswa DG-1B dikumpulkan pada Google Drive. Pak
Djony pun langsung menunjuk para mahasiswa untuk membaca soal
yang sudah dibuat dan akan di-review dan dikoreksi jika terdapat ke-
salahan penulisan. Dan nampaknya banyak sekali soal yang terdapat
kesalahan penulisan dan harus dikoreksi. Berikut merupakan soal
yang sudah saya buat :

“Bagaimana cara kata serapan bisa masuk kedalam Bahasa Indone-
sia?”

135

Ujian Tengah Semester (UTS) untuk Mata Kuliah Bahasa Indonesia
pun dimulai pada 8 November 2022 pukul 13.00 WIB. Pada saat itu
banyak Mahasiswa DG-1B termasuk saya yang kebingungan dengan
soal UTS yang tertera, dikarenakan dari sekian banyaknya soal yang
sudah kita buat namun hampir semua tidak masuk dalam soal UTS
tersebut. Saya dan teman-teman pun mati-matian dalam mengerja-
kan soal UTS Bahasa Indonesia tersebut. Dan syukurlah kami berha-
sil mengerjakan dan menyelesaikan UTS tersebut tepat waktu.

Seru dan Asiknya Tugas Kelompok Membuat
Film Pendek Bertema Edukasi dan Sisi
Kemanusiaan

Pada tanggal 19 Oktober 2022, perkuliahan Bahasa Indonesia dilak-
sanakan secara offline. Selain mempresentasikan video wawancara
dan ppt terkait EYD, Pak Djony juga memberikan sebuah tugas
kelompok baru yaitu membuat sebuah film pendek bertema eduka-
si dan memiliki sisi kemanusiaan. Tugas kali ini pun diberikan batas
waktu yang cukup lama yaitu sampai 30 November 2022, dan untuk
pembagian kelompok kali ini dibagi menjadi 2 yaitu kelompok ganjil
dan kelompok genap, dan kebetulan saat itu saya termasuk ke dalam
kelompok ganjil.

Kelompok saya pun mulai merancang pembuatan film pendek terse-
but mulai dari menentukan tema film yaitu bertema horor, pembuatan
script naskah, pemilihan latar tempat, waktu dan suasana, menentu-
kan aksesoris-aksesoris yang akan digunakan dan juga menentukan
pemeran-pemeran film pendek tersebut. Pada awalnya saya sempat
ingin ditunjuk sebagai pemeran utama, namun ternyata kurang cocok
dengan kepribadian pemeran utama yang ada di script, dan saya pun
tetap memainkan peran namun sebagai teman ke 2 dari pemeran uta-
manya. Berikut beberapa dialog yang saya bacakan pada saat pem-
buatan film pendek tersebut :

136

“Kenapa tuh” (kepada teman 1 dan teman 3)
“Jangan kebiasaan buang sampah sembarangan nif” (kepada Hanif)
“Lu buang sampah sembarangan lagi nif?” (kepada Hanif)

Dan pada 22 November 2022, kelompok saya pun mulai membuat
film pendek tersebut dari proses awal hingga akhir, pembuatan
film pendek tersebut memakan waktu dari pagi pukul 08.00 hingga
maghrib tiba pukul 18.00 WIB. Seluruh anggota pembuat film yang
terlibat sangat kelelahan, namun hasil film pendek yang telah dibuat
sangatlah memuaskan. Pada 30 November pun film pendek terse-
but telah ditonton oleh Pak Djony dan mendapat apresiasi atas kerja
keras para anggota kelompok.

137

Rafly
Afriza

2206421050

Awal dari Sebuah Awal

Perkenalkan nama Saya Rafly Afriza dari kelas DG-1B dan disini saya
akan membagikan pengalaman saya saat melakukan kegiatan belajar
dan penyelesaian tugas-tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dari Pak
Dosen Djony Herfan, yang dilakukan selama kurang lebih 1 semes-
ter di semester ganjil pertama sebagai Mahasiswa Politeknik Negeri
Jakarta.

Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan hybrid learning, yaitu
dilakukan secara daring melalui Google Meet dan secara langsung
di kampus Politeknik Negeri Jakarta. Selama di semester 1 ini saya
banyak belajar mengenai penggunaan huruf, penggunaan huruf kap-
ital, penulisan kata, penggunaan tanda baca, kata serapan, dan juga
makna kata yang tepat dengan menggunakan acuan pada Ejaan Ba-
hasa Indonesia Yang Disempurnakan atau EYD edisi ke-5, yang ser-
ing saya sebut juga kitab suci EYD. EYD edisi ke-5 merupakan edisi
terbaru dari EYD yang terus menyesuaikan dengan berkembangnya
zaman dan bahasa yang bermunculan di masyarakat.

138

Panggilan Pertama

Pada bulan September, masuklah tugas pertama yang saya dan
rekan- rekan DG-1B terima yaitu tentang pembuatan kalimat sesuai
dengan kriteria-kriteria fungsi yang ada pada EYD. Pembagian kriteria
tersebut dibagi sesuai dengan urutan absen, sehingga masing- mas-
ing mahasiswa mendapat poin dari EYD yang berbeda- beda. Saya
yang merupakan absen ke-23, saya mendapatkan materi tentang tan-
da pisah (--). Dimana pada kala itu, saya belum paham atau pernah
sadar melihat penggunaan tanda pisah ini.

Namun kemudian saya melakukan riset lebih lanjut tentang tanda
baca ini. Di dapatkan kalau tanda pisah dapat digunakan untuk men-
gapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat,
dapat saling menggantikan dengan bagian yang dijelaskan, dan juga
Tanda pisah digunakan diantara dua bilangan, tanggal (hari, bulan,
tahun), atau tempat yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Disitu saya mulai paham mengenai tanda baca ini, dan bisa saya ap-
likasikan ke dalam sebuah kalimat.

Saya menuliskan 5 kalimat dalam sebuah kertas. Salah satu contoh
dari kalimat yang saya buat tentang penggunaan tanda pisah ini yaitu,
“Teori relativitas – diungkapkan oleh Albert Einstein – membuat saya
selalu berpikir untuk jangan dipikirkan.” Munculah sebuah kalimat
tersebut dalam pikiran saya yang terkesan nyeleneh. Saya tulislah
kalimat tersebut ke dalam kertas saya beserta 4 kalimat lainnya, dan
kemudian dikirimkan ke ibu negara kelas 1B atau ketua kelas, yai-
tu Adel. Pada pertemuan selanjutnya secara daring melalui Google
Meet, dibahas lah kalimat-kalimat yang sudah dibuat. Namun hanya
beberapa hasil kalimat dari rekan-rekan DG-1B yang dibahas karena
waktu yang kurang mencukupi.

139

Kak, Boleh Minta Waktunya Sebentar?

Masuk ke tugas selanjutnya yaitu tentang video social experiment
yang dilakukan ke masyarakat mengenai kaidah kebahasaan yang
sesuai dengan EYD edisi ke-5. Materi bisa mencakup penggunaan
huruf kapital, penulisan kata, penggunaan tanda baca, kata serapan,
dan juga makna kata. Disini saya dan rekan-rekan DG-1B dibagi
kedalam beberapa kelompok, di mana di setiap kelompok terdiri dari
3 orang. Saya sekelompok dengan Rey dan Yoga, dimana menurut
saya mereka berdua adalah teman yang bisa cocok dengan saya se-
hingga membantu jalannya social experiment ini dengan lancar. Pem-
buatan naskah mengenai konsep dan pertanyaan yang dibuat 1 hari
atau h-1 sebelum proses shooting video dilakukan.

Hari Senin, 17 Oktober pun tiba, dan waktunya eksekusi dari konsep
yang sudah kita diskusikan 1 hari sebelumnya. Sebelum eksekusi vid-
eo, kami melakukan lagi pembahasan ulang mengenai ide-ide video
tersebut, setelah itu baru kami eksekusi.
Selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indo-
nesia, kami sekelompok juga ingin mengetahui seberapa jauh mas-
yarakat khususnya mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, familiar
dengan kata baku dan makna kata dari bahasa yang mereka gunakan
sehari- hari. Target yang kami tuju yaitu Mahasiswa Politeknik Negeri
Jakarta.

Dengan perlengkapan seadanya, kami bisa mengeksekusi konsep
dan ide yang sudah dibicarakan dengan lancar. Konsep yang dib-
awakan terkesan lebih kearah yang fun atau menyenangkan. Kelom-
pok saya lebih menekankan kepada pertanyaan yang berkaitan
dengan kata baku dan makna kata. Beberapa pertanyaan kata baku
dan makna kata kemudian disambung dengan sebuah games. Yaitu
dimana kelompok saya akan memutar sebuah lagu, kemudian akan
menanyakan kepada narasumber tentang salah satu kata yang ada

140

atau berkaitan dengan lagu yang diputar tersebut.

Pencarian target pun dilakukan, dan kami berhasil mendapatkan 5
orang mahasiswa yang kami tes pengetahuannya akan seberapa
tahu dirinya tentang penggunaan EYD secara tepat. Beberapa contoh
pertanyaanya seperti “Mana kata yang baku, praktek atau praktik?”,
“Tahu gak sih arti dari kata cinta?”, dan masih banyak lagi. Dari 5
orang yang sudah di wawancara tersebut, kebanyakan menjawab se-
cara ragu- ragu, ada yang menjawab dengan benar dan juga salah
tentunya.
Saya dan teman sekelompo
k pun mengambil kesimpulan bahwa ternyata masih banyak orang-
orang yang belum mengetahui makna kata yang sering didengar dan
digunakan dalam kehidupan sehari- hari mereka.

Tipo? Typo?

Tugas selanjutnya itu mengenai tipo, yaitu membuat resume dari
sebuah artikel berjudul “Tipo Sebagai Alasan Pembenar” dan juga
membuat 10 kalimat tata bahasa baku Indonesia yang memiliki tipo.
Awalnya saya sempat bingung “ini tipo apaan sih? tipografi?” Namun
setelah membaca artikel yang diberikan tipo yang dimaksud tersebut
yaitu yang sering saya dan juga teman- teman lainnya sebut sebagai
‘typo’ ketika terjadi salah ketik. Hal yang cukup lumrah terjadi dikalan-
gan masyarakat dan karena lumrahnya hal tersebut maka sering kali
dinormalisasi dan dimaklumi.

Padahal seharusnya dibenarkan agar kesalahan tersebut bisa dimini-
malisir dan tidak terulang kembali. “Lempar batu sembunyi tangan itu
mah namanya ya.” Kalau kata Pak Djonny Dosen Bahasa Indonesia.
Selesai membuat resume yang saya buat memenuhi 1 halaman, saya
lanjut membuat 10 kalimat tata bahasa baku Indonesia yang memiliki
tipo. Salah satu contoh dari kalimat yang saya buat yaitu “Pernahkah

141

kau berfikir? Aku sebodoh ini. Aku hidup untukmu, aku mati tanpamu.”
Pada kalimat yang saya buat tersebut saya menekankan pada kata
berfikir, yang dimana seharusnya secara baku ditulis berpikir, meng-
gunakan huruf p bukan f.

UTS? Gampang lah, Berujung Remedial

Sebelum UTS atau Ujian Tengah Semester, Pak Djony meminta saya
dan rekan- rekan DG-1B untuk membuat soal dari materi- materi yang
sudah diberikan yaitu berhubungan dengan EYD. Masing- masing
mahasiswa diminta untuk membuat 1 soal yang kemudian dibahas
pada pertemuan daring melalui Google Meet sebagai gambaran atau
kisi- kisi soal pada UTS nantinya. Namun pada saat UTS, soal yang
ada pada lembar tersebut berbeda dengan apa yang dibahas. Den-
gan santainya saya mencoba menggampangkan menjawab soal- soal
tersebut. Nahasnya ternyata masih mendapat nilai yang tidak saya
harapkan. Syukurnya bukan hanya saya sendiri yang mendapat nilai
tersebut, namun banyak teman sekelas yang mendapat hasil nilai
yang serupa.

142

Jatuh Bangun Aku Melihat Hantu Sampah

Tugas terakhir yang saya dan rekan- rekan DG-1B selesaikan yaitu
membuat short movie atau film pendek secara berkelompok. Pem-
bagian kelompok terbagi 2 yaitu ganjil dan genap, yang dimana saya
masuk kedalam bagian dari kelompok ganjil. Pada suatu hari, tepatn-
ya di hari Kamis selagi menunggu mata kuliah kedua yaitu rupa dasar
yang dimulai pada jam 1 siang, saya dan teman- teman sekelompok
mulai mendiskusikan konsep dari film pendek yang akan kami buat.
Diskusi secara brainstorming dengan bertukar ide diselingi dengan
gelak tawa pun berhasil menghasilkan suatu ide brilian. Berawal dari
sebuah candaan ingin membawakan film pendek bertemakan horor
yang mengangkat cerita hantu yang muncul menggentayangi seseo-
rang yang membuang sampah sembarangan. Kemudian ide itu di-
poles lagi dengan menambahkan unsur dan bagian- bagian cerita,
sehingga sudah membentuk urutan scene dan arah dari film tersebut.
Berakhirlah ide itulah yang kami akan eksekusikan dalam pembuatan
film pendek ini.

Pembagian tugas dan peran pun dibagikan, ada yang bertugas se-
bagai sutradara, penulis naskah, tim kreatif, dan juga pemeran dari
film pendek tersebut. Saya lah yang kemudian ditunjuk untuk mem-
erani pemeran utama pada film pendek ini. Saya pun mengiyakan
saja selagi lumayan untuk mencoba dan menunjukkan kemampuan
berakting saya.

Selang beberapa hari naskah dari film hoor pendek bertajuk “Ganggu”
pun selesai, dan waktunya 1 hari untuk saya bisa memahami karakter
yang saya perani tersebut agar peran yang saya jalani bisa maksimal.
Saya mencoba latihan di kamar saya mulai dari cara berbicara, cara
jatuh, hingga cara berteriak dari karakter bernama ‘Hanif’ yang saya
perankan.

143

Dikarenakan saya yang jarang dan hampir tak pernah teriak, saya
mencoba berteriak dengan menutup mulut saya dengan bantal un-
tuk meredam agar teriakkan saya tidak terdengar dan mengganggu
orang rumah dan tetangga sekitar, karena pada saat saya teriak- te-
riak tersebut keadaanya sudah malam hari.

Karakter Hanif yang saya perankan ini mempunyai sifat seperti anak
berandal atau nakal dan juga tengil. Diceritakan seorang Hanif ini
yang suka membuang sampah sembarangan, walaupun sudah di-
nasehati berkali-kali oleh temannya dan bahkan warga lokal, ia pun
tetap saja tidak peduli akan omongan mereka. Hingga akhirnya pada
suatu saat ketika

dirinya terbangun dari tidurnya di kelas, ia mendapati kejadian- keja-
dian tidak mengenakkan dan diluar logika menimpa dirinya. Sampai
pada bagian klimaks cerita dimana ia dikonfrontasi oleh hantu terse-
but dan akhirnya membuat dirinya tersadar bahwa kejadian tersebut
hanya terjadi di alam mimpinya ketika sedang tertidur di kelas, juga
menyadarkan dirinya untuk menjaga lingkungan dan tidak buang
sampah sembarangan.

Dalam semalam saya mencoba untuk menggeluti karakter dari Han-
if tersebut. Hingga akhirnya waktu yang dijadwalkan untuk shooting
film tiba pada hari Selasa. Pada awalnya saya yang agak grogi untuk
mengeluarkan sisi emosional dari peran Hanif ini, juga dikarenakan
tekanan yang cukup besar karena saya mendapati peran utama, na-
mun dikarenakan suasana yang enjoy dan santai sehingga membuat
saya nyaman untuk berakting.

Dengan panduan dari Pak Sutradara Indie, shooting yang dilakukan
dalam sehari di lokasi kawasan PNJ dan gedung TGP bisa berjalan
dengan lancar. Walaupun saya masih merasa kurang puas dengan

144

akting yang saya keluarkan, namun teman- teman justru berkata se-
baliknya, sehingga saya cukup berasa lebih tenang. Selang beberapa
hari lagi, film pendek tersebut selesai tahap edit dan saya cukup suka
dengan hasilnya. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Pak
Sutradara Indie dan rekan- rekan satu kelompok saya, kalian keren.

Setiap Pertemuan Ada Perpisahan

Itu dia pengalaman yang bisa saya bagikan selama mengikuti pem-
belajaran mata kuliah Bahasa Indonesia dengan Pak Dosen Djony
Herfan. Tentu ada suka dan tidaknya, ada seru dan dag-dig-dug nya.
Terima kasih yang sudah baca sampai di sini. Terima kasih juga untuk
kalian semua yang sudah bikin 1 semester ini menyenangkan.

145

Dhiya
Fairuz

2206421051

Membuat Kalimat Berdasarkan Fungsi
Tanda-tanda di dalam EYD V

Saat menulis ini, saya sedang menjalani kuliah di Politeknik Neg-
eri Jakarta semester satu pada tahun 2022. Selama satu semester
berkuliah disini, banyak tugas dan proyek yang saya kerjakan. Salah
satunya tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia. Ada empat tugas
Bahasa Indonesia yang saya kerjakan selama satu semester ini.

Keempat tugas tersebut ada yang saya kerjakan sendiri dan juga ada
yang saya kerjakan secara berkelompok. Tugas yang saya kerjakan
sendiri atau biasa disebut tugas individu terdiri dari 2 tugas yaitu, tu-
gas pertama yang dimana saya disuruh membuat kalimat dengan
menggunakan aturan di EYD dan tugas ketiga saya disuruh membuat
soal untuk digunakan saat UTS nanti.

Untuk tugas kelompok juga terdiri dari 2 tugas, yaitu tugas untuk mem-
buat video social experiment dan Power point mengenai penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut EYD dan KBBI edisi
ke-5 serta tugas untuk membuat film pendek yang berisikan pelajaran
hidup.

Dalam pengerjaan keempat tugas tersebut tidak serta merta berjalan
dengan lancar. Banyak rintangan dan hambatan yang saya lalui dari
mengerjakan tugas pertama hingga saat saya menulis ini. Walaupun
begitu, Alhamdulillah saya dapat mentuntaskan semua tugas di se

146

mester 1 ini dengan baik. Maka dari itu, disini saya ingin menceritakan
pengalaman yang saya alami dari awal saya mendapatkan tugas per-
tama Bahasa Indonesia hingga saya dapat menulis cerita saya disini.
Sebelum saya mulai bercerita, saya ingin berterima kasih kepada Pak
Djony yang telah membimbing saya dari awal semester satu hingga
sekarang.

Pertemuan awal semester satu mata kuliah Bahasa Indonesia diisi
dengan pembelajaran mengenai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
dan KBBI edisi ke-5.

Dari materi tersebut saya mendapat tugas pertama di semester perta-
ma, yaitu tugas membuat kalimat berdasarkan fungsi tanda-tanda di
dalam EYD. Tugas tersebut dikerjakan secara individu yang dimana
setiap orang mendapat point yang berbeda berdasarkan nomor urut
absen. Karena saya absen 24 maka saya disuruh untuk membuat
kalimat mengenai penggunaan tanda tanya.

Proses mengerjakan tugas tersebut lumayan memakan banyak wak-
tu. Saya mengawalinya dengan memahami materinya terlebih dahulu.
Jika sudah paham, saya lanjut dengan mencari referensi di Google,
saya mencari referensi sebagai contoh dari banyak website. Dan ter-
akhir jika referensi sudah dapat, saya mulai menulis di buku, kalimat
yang ingin saya buat. Total kalimat yang saya buat adalah 5 kalimat
dan setiap kalimat tersebut menggunakan tanda tanya.

Kalimat tanya yang saya buat terdiri dari dua macam seperti yang
ada di dalam EYD. Yang pertama, tanda tanya digunakan pada akhir
kalimat tanya dan yang kedua, tanda tanya digunakan di dalam tanda
kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau yang
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Kalimat yang saya buat untuk jenis tanda tanya pada akhir kalimat

147

tanya ada tiga, yaitu (1) Kapan Galih pergi ke Bandung? (2) Bagaima-
na cara kerja mobil listrik? (3) Mengapa kamu tidak mengerjakan tu-
gas?. Sedangkan untuk jenis tanda tanya yang digunakan di dalam
tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau
yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya hanya ada 2 kalimat
yang saya buat, yaitu (1) Di Antartika hidup 235 (?) spesies binatang
(2) Total dana yang dikorupsi sekitar 500 juta rupiah (?).

Untuk kalimat yang menggunakan tanda tanya di dalam kurung diar-
tikan bahwa kalimat tersebut masih diragukan, kurang jelas, dan be-
lum dapat dibuktikan kebenarannya. kalimat yang saya buat diartikan
bahwa di Antartika hidup 235 spesies binatang tapi belum bisa dibuk-
tikan kebenarannya, hanya sebatas perkiraan. Sama halnya dengan
kalimat yang lain.

Penilaian tugas tersebut dilakukan secara online lewat Google Meet.
Disitu pak Djony langsung mengoreksi tugas saya secara langsung.
Hal yang perlu dikoreksi adalah tanda baca dan penggunaan kata
dalam kalimat yang telah dibuat. Kalimat yang saya buat mendapat
beberapa koreksi dibagian penggunaan kata. Tapi untuk hal yang lain
Alhamdulillah sudah benar.

Wawancara Terkait Penggunaan Bahasa
Indonesia yang Baik dan Benar

Setelah tugas pertama selesai, ada lagi tugas kedua yang masih
mengangkat materi EYD dan KBBI. Di tugas kedua ini saya disuruh
untuk membuat video social experiment mengenai penggunaan Ba-
hasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam pembuatan video, dibagi
menjadi 9 kelompok kecil yang masing-masing kelompok beranggo-
takan 3 orang. Pemilihan kelompok dilakukan oleh pak Djony secara
langsung pada pertemuan sebelumnya melalui Google Meet. Dalam
pembagian kelompok, saya masuk ke kelompok 2 bersama dengan

148

Daaniya dan Arif.

Dalam video social experiment tersebut harus bisa menjadi video
yang dapat menghibur, mendidik, mengkritik, dan menyampaikan in-
formasi. Pemilihan kata yang ingin ditanyakan pun juga bebas asal-
kan masih berpanduan pada EYD dan KBBI V. pemilihan kata yang
menarik juga menjadi poin tambah agar video terlihat lebih seru dan
tidak bosan. Kami diberi waktu 2 minggu untuk membuat tersebut.
Selain membuat video, saya juga disuruh untuk membuat Power point
yang mencakup 5W+1H (what, when, who, why, where, dan how)
mengenai video social experiment tersebut. Ppt dibuat setelah selesai
membuat videonya.

Pada pembuatan video tersebut, saya awali dengan menentukan pi-
lihan kata yang akan kami tanyakan. kami memilih 3 macam pilihan,
yaitu kata baku, kata serapan, dan bahasa gaul. Untuk kata baku,
kami menyiapkan 4 kata untuk ditanyakan, yaitu asas atau azaz, him-
bau atau imbau, negosiasi atau negoisasi, dan subjek atau subyek.
Untuk kata serapan kami memilih 2 kata yaitu, kata lugu dan anyar.
Dan untuk bahasa gaul, kami hanya memilih satu kata untuk ditanya-
kan yaitu, kata japri.

Setelah menentukan kata yang ingin ditanyakan, saya lanjut dengan
menentukan teknis wawancara. teknis wawancara yang kami ren-
canakan adalah dengan menanyakan 2 orang dalam satu frame seka-
ligus dan keduanya mendapat pertanyaan yang sama. Kami memu-
tuskan untuk menanyakan semua kata yang sudah kita pilih kepada
setiap orang, kecuali bahasa baku kami hanya menanyakan 2 kata
dari 4 pilihan. Contoh teknisnya adalah seperti ini, saya sebagai pe-
wawancara mewawancarai 2 orang yang masing-masing mendapat
pertanyaan yang sama. Untuk kata baku, saya akan menyuruh target
untuk memilih kata yang merupakan kata baku yang benar.

149

Jika mereka memilih yang salah, maka saya sebagai pewawancara
akan menginfokan jawaban yang benar. Untuk kata serapan, saya
menanyakan arti atau makna dari kata lugu dan anyar. Sedangkan
untuk bahasa gaul, target akan disuruh untuk mengartikan arti dari
kata japri.

Jika teknis wawancara sudah ditentukan, maka selanjutnya adalah
mencari target atau orang yang akan diwawancarai. Kelompok saya
memutuskan untuk memilih mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta se-
bagai target wawancara kami. Kami memilih 8 mahasiswa PNJ untuk
kami wawancarai, yang dimana di setiap frame akan ada dua orang
yang di wawancarai. Alasan kami memilih mahasiswa adalah untuk
mengetahui apakah masih banyak mahasiswa yang tahu mengenai
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut KBBI V
dan EYD V.

Untuk pewawancaranya, Saya, Daaniya, dan Arif akan bergantian
mewawancarai mahasiswa. Mulai dari awal hingga akhir wawancara
berjalan dengan lancar. Tetapi ada beberapa hambatan yang saya
alami, seperti sulit untuk mencari target wawancara dan kurangnya
briefing. Sehingga di awal-awal pembuatan video ada hal yang ku-
rang sesuai dengan yang kelompok saya rencanakan. Tapi setelahn-
ya Alhamdulillah berjalan dengan lancar.

Setelah selesai membuat video, selanjutnya video diedit oleh Arif.
Dari hasil wawancara kami, kami menyimpulkan bahwa masih ada
beberapa mahasiswa yang belum bisa membedakan kata baku yang
benar. Seperti asas atau azas dan subjek atau subyek, Menurut KBBI
V yang benar adalah asas dan subjek. Asas adalah dasar (sesuatu
yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat) dan Subjek adalah
pokok pembicaraan atau pokok bahasan. Tetapi masih banyak yang
menjawab azas dan subyek. Lain halnya dengan imbau atau himbau

150

dan negoisasi atau negoisasi, mayoritas sudah menjawab dengan be-
nar yaitu, imbau dan negosiasi. Negosiasi adalah proses tawar-men-
awar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama
antara satu pihak dan pihak yang lain dan imbau memiliki makna,
panggil; sebut; pintakan; serukan.

Untuk kata serapan lugu, mayoritas mahasiswa sudah mengerti mak-
na dari kata tersebut yaitu, polos; tidak banyak tingkah; bersahaja;
sewajarnya; apa adanya. Kata lugu berasal dari serapan Sunda. Se-
dangkan untuk kata anyar, masih banyak mahasiswa yang belum
mengetahui arti dari kata anyar. Kata anyar sendiri berasal dari sera-
pan Jawa. Menurut KBBI V, anyar adalah baru. Yang terakhir ada-
lah Bahasa gaul. Untuk Bahasa gaul japri, sudah banyak yang dapat
menjawab dengan benar arti dari kata japri, tetapi baru sedikit yang
mengetahui singkatan dari japri. Japri dapat diartikan jalur pribadi.
Kata japri umumnya digunakan ketika hendak chat secara personal.

Setelah pembuatan video, saya lanjut membuat Power point Bersa-
ma dengan Daaniya. Isi dari Power point tersebut mencakup alasan
membuat video, memilih mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta se-
bagai target wawancara, hasil wawancara berupa video yang telah
kami buat, dan lain-lain. Setelah semua selesai, saya dan kelompok
saya lanjut mempresentasikan Ppt hasil wawancara kami di depan
Dosen Bahasa Indonesia kami, Pak Djony. Dan akhirnya tugas kedua
telah tuntas.

Membuat Soal UTS

Setelah tugas kedua selesai, munculah tugas ketiga. Tugas ketiga ini
muncul Menjelang Ujian Tengah Semester (UTS). Untuk tugas ketiga
ini saya disuruh untuk membuat satu soal mengenai materi yang ber-
hubungan dengan yang Pak Djony ajarkan selama setengah semes-
ter ini yang nantinya akan dijadikan referensi untuk soal UTS saya.


Click to View FlipBook Version