The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Bahasa dalam kehidupannya merupakan struktur, mencangkup struktur bentuk dan makna. Dengan menggunakan struktur itu manusia bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa ilmu pengetahuan yang ditemukan dapat disebar luaskan sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang banyak guna kemajuan kehidupan.

Dalam penyampaiannya kita tentunya harus memperhatikan struktur bahasa. Apabila struktur bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku tentunya akan mengurangi makna informasi yang disampaikan.

Buku ini tentunya dibuat dengan bahasa yang sudah dirangkai dengan sedemikian rupa sesuai dengan ejaan yang disempurnakan paling terbaru dan paling up to date. Tentunya dengan adanya buku ini bisa dijadikan rujukan untuk mengetahui Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain menjadi media pembelajaran, buku ini juga bisa dijadikan referensi pengajar untuk menentukan cara mengajar sehingga dapatmemberikan tugas yang terbaik untuk mahasiswannya.Tentunya para pengajar juga dapat mengetahui sifat – sifat psikologis para mahasiswa.

Buku ini juga sangat menyenangkan untuk dibaca karena tersaji beberapa humor pada tulisan yang dibuat oleh mahasiswa itu sendiri,serta menggunakan alur cerita sehingga tidak membuat para pembaca merasa bosan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Kaka Adirajasa, 2023-01-03 21:05:38

Jendela Bahasa

Bahasa dalam kehidupannya merupakan struktur, mencangkup struktur bentuk dan makna. Dengan menggunakan struktur itu manusia bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa ilmu pengetahuan yang ditemukan dapat disebar luaskan sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang banyak guna kemajuan kehidupan.

Dalam penyampaiannya kita tentunya harus memperhatikan struktur bahasa. Apabila struktur bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku tentunya akan mengurangi makna informasi yang disampaikan.

Buku ini tentunya dibuat dengan bahasa yang sudah dirangkai dengan sedemikian rupa sesuai dengan ejaan yang disempurnakan paling terbaru dan paling up to date. Tentunya dengan adanya buku ini bisa dijadikan rujukan untuk mengetahui Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain menjadi media pembelajaran, buku ini juga bisa dijadikan referensi pengajar untuk menentukan cara mengajar sehingga dapatmemberikan tugas yang terbaik untuk mahasiswannya.Tentunya para pengajar juga dapat mengetahui sifat – sifat psikologis para mahasiswa.

Buku ini juga sangat menyenangkan untuk dibaca karena tersaji beberapa humor pada tulisan yang dibuat oleh mahasiswa itu sendiri,serta menggunakan alur cerita sehingga tidak membuat para pembaca merasa bosan.

Keywords: Jendela bahasa,Bahasa Indonesia,Bahasa,Indonesia,Novel

151

Materi tersebut masih berkesinambungan dengan EYD dan KBBI.
Soal yang dibuat juga harus berbobot, seperti menggunakan kata
bagaimana atau mengapa sebagai kata tanya. Bukan menggunakan
kata apa, kapan, dan dimana, yang membuat pertanyaan kurang ber-
bobot. soal berbentuk esai bukan pilihan ganda.

Sebelum membuat soal, saya mempelajari dan mengingat lagi ma-
teri yang diajarkan selama setengah semester ini. Mencari referensi
juga saya lakukan guna memudahkan saya untuk menyusun kalimat
soal yang ingin saya buat agar sesuai dengan EYD dan KBBI V. Jika
saya sudah selesai mencari ide dari beberapa referensi di Google
atau manapun, saya mulai menuangkannya pada kertas. Saya menu-
lis soal tersebut lalu saya susun kalimat yang menurut saya sesuai
penggunaan katanya dan mudah dimengerti oleh yang membaca.
Tugas membuat soal tersebut kemudian dikumpulkan di Google
Drive, lalu dibahas oleh Pak Djony melalui pertemuan online den-
gan Google Meet. Saat pembahasan tersebut, ada beberapa kata
yang dikoreksi dari soal yang saya buat. Soal yang saya buat adalah
mengenai bagaimana pentingnya PUEBI dalam menulis karya ilmi-
ah, yang setelah dikoreksi menjadi bagaimana sikap anda mengenai
pentingnya PUEBI dalam menulis karya ilmiah.

Dalam pembuatan soal ini saya mendapat beberapa hambatan. Per-
tama, saya bingung ingin membuat soal mengenai apa, karena pada
dasarnya banyak materi yang diajarkan oleh Pak Djony. Hambatan
yang kedua adalah saya sedikit sulit untuk menyusun kalimat soal
yang saya buat agar dapat dengan mudah dimengerti. Dan yang keti-
ga, saya ragu apakah soal yang saya buat ini masih berkesinambun-
gan dengan materi selama setengah semester ini. Walaupun terdapat
hambatan di atas akhirnya saya dapat menyelesaikannya dengan
baik.

152

Membuat Film Pendek

Setelah tugas ketiga terdapat tugas keempat. Sebenarnya tugas ke-
empat ini sudah ditugaskan sejak sebelum Ujian Tengah Semester
dilaksanakan. Tetapi untuk pengumpulannya memang setelah UTS,
yaitu pada awal Desember 2022. Tugas keempat yang diberikan oleh
Pak Djony adalah tugas untuk membuat film pendek yang mengedu-
kasi dan memiliki sisi kemanusiaan. Pengerjaan film pendek ini dibagi
menjadi 2 kelompok besar, yaitu kelompok genap dan kelompok gan-
jil. Saya masuk ke dalam kelompok genap karena pada tugas video
social experiment sebelumnya saya juga masuk ke dalam kelompok
2 atau genap.

Pembuatan film diawali dengan pemikiran konsep cerita atau narasi
yang ingin dibuat. Cerita yang kelompok saya buat bercerita tentang
seorang kakak dan adik yang sedang berusaha menghadapi keluar-
ganya di ambang perceraian, karena hal tersebut mental kakak bera-
dik tersebut menjadi kurang baik. parahnya sang adik berujung men-
galami depresi dan akhirnya meninggal dunia karena overdosis obat.
Secara singkat narasi kelompok saya seperti itu. Setelah menentukan
cerita, selanjutnya mulai dengan membuat storyboard dan penentuan
pemeran atau pembagian jobdesk. Disini saya mendapat peran se-
bagai sofia, adik yang mengalami depresi.

153

Setelah pembagian jobdesk, saya dan anggota kelompok genap lain-
nya mulai melakukan syuting di 2 tempat, yaitu di rumah Rafi dan ge-
dung TGP. Proses syuting kami lakukan selama kurang lebih 3 hari.

Ada hal yang paling saya ingat saat proses syuting, yaitu saat scene
saya ditemukan meninggal dunia di kamar karena overdosis obat.
Disitu saya harus mengusahakan agar mulut saya berbusa dengan
meminum bubuk Adem Sari. Saat percobaan pertama saya sempat
gagal untuk mengeluarkan busa. Tapi Alhamdulillahnya pada perco-
baan yang kedua, saya berhasil mengeluarkan busa. Setelah syuting
selesai dilakukan, pembuatan film masuk ke tahap editing dan penen-
tuan judul. Judul film pendek kelompok kami adalah Ilness. Editing
selesai, film pendek ditayangkan di kelas untuk dilakukan penilaian
oleh Pak Djony.

Saat pembuatan film pendek ini, tidak sepenuhnya berjalan dengan
mulus. Saat memerankan sofia saya memiliki berbagai hambatan.
Pertama, saya belum pernah akting atau memerankan suatu film se-
belumnya, jadi ini adalah pertama kalinya saya berakting di sebuah
film pendek. Kedua, saya sulit untuk mengekspresikan ekspresi seak-
an-akan saya mengalami depresi, sehingga feel yang dirasakan ku-
rang dapat. Kedua hambatan tersebut saya usahakan sebaik mungkin
agar film selesai dengan hasil yang baik. Dan semoga film pendek
yang saya dan kelompok saya buat mendapat nilai yang terbaik.

154

Tugas keempat tersebut menjadi tugas penutup di semester 1 ini.
Setelah keempat tugas tersebut selesai, saya ditugaskan oleh Pak
Djony menuangkan cerita dan pengalaman saya selama mengerja-
kan keempat tugas tersebut. Oleh karena itu, saya menuangkan cer-
ita saya disini. Setelah mengerjakan keempat tugas tersebut tidak
terasa semester satu sudah ingin berakhir. Terima kasih Pak Djony
atas bimbingannya dari awal semester satu hingga sekarang men-
jelang akhir semester satu. Cerita diatas menggambarkan pengala-
man yang saya alami dari saya awal mendapat tugas hingga akhir
semester satu ini.

155

Najwa
Kamila

2206421052

Mengenal EYD

Ejaan Yang Disempurnakan atau yang biasa disingkat EYD, merupa-
kan sebuah mata kuliah yang memulai semuanya. Semua kisah yang
sangat berarti untuk saya, baik itu senang, sedih ataupun menjengkel-
kan. Semuanya akan bermula di mata kuliah satu ini.

Dimulai dengan jam yang menunjukan angka 07.30 anak DG-1B pun
memulai mata kuliah ini, dengan seksama kami mendengarkan apa
yang diajarkan bapak dosen kami. Nama kami satu persatu dipang-
gil untuk membaca ketentuan ketentuan yang ada, namun saya lupa
mengecek apakah perangkat saya aman atau tidak dalam mengirim
dan menerima suara.

Saya terus berdoa agar nama saya tidak disebut, namun sayang nama
saya disebutkan sebagai pembaca selanjutnya oleh Farid. Dan benar
saja mic yang saya gunakan tidak dapat menangkap suara saya saat
berbicara, saya berusaha untuk tidak panik dan mencoba untuk me-
minta izin agar giliran saya digantikan. Tetapi izin saya tidak dihirau-
kan dan nama saya dicatat dalam daftar hadir namun tidak aktif.

Setelah kami menerima materi anak-anak DG-1B diberikan tugas
membuat kalimat berdasarkan ketentuan EYD V, jujur saja saya pada
saat itu sangat bingung dengan ketentuan yang diberikan bapak
dosen kami. Singkat cerita, akhirnya saya mampu mengerjakannya
dengan lancar, dan setelah itu saya kumpulkan di Google Drive.

156

Pada hari Rabu berikutnya kami memulai pelajaran seperti biasanya.
Tugas yang sudah kami kumpulkan lalu diperiksa satu per satu oleh
dosen dan juga teman-teman kami, diluar dari dugaan ternyata ham-
pir semua mahasiswa kurang tepat dalam menerapkan EYD.

Dimulai dari penggunaan tanda titik yang selalu terlupakan, pemboro-
san kata, kata-kata yang kurang spesifik dan masih banyak lagi. Un-
tuk tugas saya sendiri terdapat beberapa kelalaian, antara lain peng-
gunaan tanda baca yang seharusnya tidak diberikan spasi, dan juga
penggunaan huruf kapital yang kurang lengkap

Setelah mata kuliah sudah selesai kami pun tersadar, bahwa sebagai
desainer grafis EYD bukan hanya sekedar titik koma dan juga kapi-
tal. Namun bagaimana kita menyusun kata agar para pembaca akan
mudah memahami dan akan langsung menangkap pesan yang ingin
kita sampaikan, tentunya tanpa ada kesalahpahaman atau miss com-
munication.

Interview Seputar EYD

Setelah kami dikenalkan dengan mata kuliah EYD, sudah waktunya
bagi kami mempraktekan apa yang sudah kami pelajari. Bapak dosen
kami akhirnya memberikan tugas untuk mewawancarai masyarakat
seputar EYD, dengan dibentuknya kelompok yang berjumlah 3 maha-
siswa maka petualangan kami dimulai.

Saya mendapati kelompok 6 yang anggotanya terdiri dari Muhammad
Arsah Al-Wahid, Mutiara Dewi Ramadanti, dan saya sendiri. Kami
memulai wawancara dengan tujuan yang sama, yaitu mengetahui se-
berapa jauh pengetahuan masyarakat soal kaidah kebahasaan

Untuk sesi pertama dalam wawancara kelompok 6, kami memilih ma-
teri kata baku untuk dijadikan penelitian. Kami menanyakan penger-
tian kata baku, dan juga beberapa pertanyaan pilihan seperti hutang

157

atau utang, hoaks atau hoax, bus atau bis dan juga peduli atau per-
duli.

Lanjut sesi kedua kami bertanya seputar kata serapan, dan beberapa
maksud dari kata serapan seperti, arti dari aneka, aksesoris, dan juga
aktor. Untuk sesi ketiga materi yg digunakan adalah SPOK dilanjutkan
dengan kata ejaan dan ditutup dengan materi kata dasar.

Kami memberikan hadiah kecil untuk masyarakat yang berkenan
untuk ditanyakan, setelah itu kami memutuskan untuk pulang lalu
melanjutkan pengeditan dan mengumpulkan materi untuk ppt rumah
masing-masing.

Keesokan harinya adalah hari penilaian tugas kami, bagi kelompok
yang sudah siap untuk menampilkan hasil diskusi dipersilahkan un-
tuk maju ke depan kelas. Kelompok kami maju lebih awal dari nomor
yang sudah didapatkan, namun tidak apa karena kami sudah meny-
iapkan semuanya dengan matang.

Bapak dosen dan teman-teman memperhatikan dengan seksama,
kami menjelaskan hasil diskusi lalu menampilkan video yang sudah
kami buat, betapa bahagianya kami karena bapak dosen tersenyum
melihat presentasi kami. Dengan begitu berakhirlah tugas wawancara
kami

158

Film pendek

Kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya lalu digabung dengan
ketentuan ganjil dan genap. Saya mendapat kelompok genap jujur
saya sangat senang karena mendapatkan kelompok genap, dikare-
nakan orang-orangnya memiliki pengalaman di bagian film. Kami pun
mulai berdiskusi soal cerita apa yang akan kita jadikan sebuah video
yang memiliki pesan dan juga singkat tentunya.

Disini saya mengajukan diri untuk membuat cerita dasarnya. Jujur saja
awalnya saya juga bingung tentang apa yang ingin saya tulis, namun
setelah mendengarkan keinginan teman-teman seperti keinginannya
Adel untuk menampilkan unsur sedih, lalu Kaka ingin menampilkan
unsur keluarga. Setelah mendengarkan saran dari teman-teman,
saya akhirnya bisa menyimpulkan bahwa saya ingin menulis tentang
permasalahan keluarga.

Saya menulis cerita dengan mengambil tema mental illness, dimulai
dengan perjuangan kakak dan adiknya yang harus menerima bahwa
keluarga mereka tidak seharmonis dan aman orang-orang pada um-
umnya. Tidak hanya itu, mereka juga harus melawan depresi yang
mereka tanggung. Disini saya ingin menggambarkan karakter kakak
yang sangat ingin yang terbaik untuk adiknya.

Sewaktu saya mengetik cerita yang ingin saya buat, saya sedikit kes-
ulitan di pertengahan cerita karena terdapat beberapa kendala seperti
terdapatnya banyak plot hole. Dikarenakan hal tersebut saya mulai
berbicara dengan Nadhira dan Kaka, tentang bagaimana cara men-
gatasi hal tersebut. Setelah berbicara dengan mereka berdua, pada
akhirnya kami selesai membuat cerita tersebut dan dilanjutkan den-
gan Nadhira yang membenarkan atau merapikan teks.

Keesokan harinya kami berkumpul dan mulai membicarakan storyline

159

pembuatan video, saya cukup terkejut dengan pernyataan Reza soal
pembuatan video yang hanya akan dilakukan 3 hari. Dan untuk per-
annya sendiri kami membaginya sesuai dengan kecocokan karakter
dengan pemerannya, diharapkan dengan begitu para aktor mudah
untuk menyesuaikan peran mereka tanpa harus merubah karakter
Kembali.

Hari pertama sudah datang, setelah perkuliahan telah usai kami
semua bergegas pergi ke Rumah Rafi dan bergegas menyiapkan diri
untuk membuat video. Semuanya berjalan lancar meskipun beberapa
teman kami sedikit gugup karena baru pertama kali berhadapan den-
gan kamera.

Hari pun mulai malam dan kami juga sudah selesai mencapai target
video yang sudah ditentukan pada hari itu, kami pun bergegas untuk
pulang kerumah masing-masing, karena jaraknya yang jauh saya pun
meminta bantuan salah seorang teman yang bernama Arif untuk men-
gantar saya hingga ke stasiun lenteng agung. Sesampainya disana
saya sedikit ragu untuk berjalan karena saya belum pernah kesana,
tiba-tiba ia memarkirkan motornya lalu mengajak saya hingga depan
stasiun.

Keesokan harinya kami sepakat untuk mengerjakan pengambilan
video kami di PNJ. Setelah perkuliahan selesai kami tidak langsung
pulang, melainkan menata kelas menjadi tempat yang kami ingink-
an yaitu seperti tempat makan keluarga, setelah tersusun kami pun
memulai proses pembuatan video kami. Tidak ada kendala pada
pembuatan video kali ini, mungkin hanya perlu penyesuaian karena
perbedaan tempat.

160

Hari terakhir pembuatan film, kami sepakat untuk mengunjungi Kem-
bali rumah Rafi. Sesampainya disana kami disambut Kembali dengan
hangat, diberikan cemilan dan juga minuman yang banyak, tentunya
hal tersebut membuat kami semakin semangat dalam mengerjakan
pembuatan Video. Selanjutnya kami memulai pembuatan video, jujur
saja pada hari ketiga ini video yang dibuat cukup rumit dan mem-
butuhkan properti tambahan. Namun kami semua dapat melaluinya
dengan baik.

Setelah selesai kami semua berpamitan dengan keluarga Rafi untuk
pulang dan tentu saja kami juga berterima kasih karena sudah diizink-
an mengambil gambar di sini. Namun setelah itu kami tidak langsung
pulang, melainkan mampir terlebih dahulu ke MCD terdekat dikare-
nakan kita semua merasa lapar, Saat kami makan dan berbincang
disana kami merasa lebih dekat satu sama lain.

Hari rabu selanjutnya pun tiba, waktunya penampilan video kami
semua. Terimakasih untuk bapak editor kami Reza, video kami terli-
hat mengagumkan dan indah. Begitu pula untuk kelompok ganjil, mer-
eka bisa menyajikan kesan horor dengan baik. Kami semua terlihat
puas dengan hasil dari video kelompok kami masing masing.

Saya merasa senang karena dengan tugas video ini saya menjadi
lebih dekat dan mengenal teman-teman saya. Dengan adanya video
ini pula saya dapat mengetahui bahwa apa yang saya visualisasikan
di cerita yang yang kami tulis dapat menjadi seindah ini, dan tentu
saja saya sangat berterimakasih kepada teman-teman yang mau ber-
partisipasi dengan baik, tanpa kalian tugas ini tentu saja tidak akan
selesai.

161

Catur
Mukti

2206421053

Perkenalan dan awal mula perkuliahan

Mata kuliah bahasa Indonesia adalah mata kuliah wajib yang harus
dipelajari oleh Mahasiswa PNJ. Di mata kuliah tersebut Mahasiswa
PNJ akan mempelajari bagaimana menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar serta diarahkan untuk mengimplementasikannya
secara langsung di kehidupan sehari – hari baik itu di kehidupan ber-
masyarakat maupun di kehidupan perkuliahan.

Hai, Perkenalkan saya Catur Mukti Nugroho, Mahasiswa PNJ, Ju-
rusan Teknik Grafika dan Penerbitan, Program Studi Desain Grafis,
kelas DG-1B. Dalam penulisan ini saya akan menceritakan pengala-
man saya selama belajar di mata kuliah Bahasa Indonesia serta be-
berapa arahan bagaimana Bahasa Indonesia bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari namun tetap dengan pedoman Bahasa Indo-
nesia yang sudah disempurnakan dan ditetapkan sebagai pedoman
nasional.

Penulisan ini akan berdasarkan pada pengalaman saya selama
mengerjakan tugas – tugas yang diberikan di mata kuliah Bahasa In-
donesia. Tugas yang diceritakan akan meliputi tugas individu dan tu-
gas kelompok. Lalu sesuai dengan arahan yang telah diberikan, tugas
saya kali ini haruslah bermanfaat untuk orang lain, yang bersifat mul-
timedia, dan multichannel, sehingga, pengalaman saya di semester
1 ini dalam mengerjakan tugas dapat dimanfaatkan dengan baik dan

162

sebagai media evaluasi diri saya jika terdapat kesalahan pembelaja-
ran dalam perkuliahan saya di semester 1 ini.

Rabu 14 September 2022 adalah hari dimana saya pertama kali
melakukan pembelajaran mata kuliah bahasa Indonesia. Perkuliahan
dilakukan secara daring melalui media Google Meet. Hal yang perta-
ma kelas saya lakukan pada saat itu adalah melakukan perkenalan
antara dosen dengan mahasiswa DG-1B.

Kemudian diketahui bahwa dosen yang akan mengajar saya bernama
DJony Herfan, beliau ini sangat berkompeten dalam bidangnya baik
itu dari segi pengalaman kerjanya maupun keilmuan yang di dalam-
nya.

Selama perkuliahan pertama ini kelas saya merasa cukup baik se-
bagai sebuah permulaan. saya dijelaskan mengenai apa saja yang
akan saya pelajari nantinya selama perkuliahan berjalan serta pera-
turan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama perkulia-
han berlangsung. Tak hanya sampai disitu, kita juga dijelaskan men-
genai beberapa proyek yang akan kita kerjakan seperti membuat film
dan buku. Contohnya seperti penulisan ini yang nantinya akan dijad-
ikan sebuah buku.

Tugas Awal Memberi Contoh EYD

Sekian pertemuan telah dilewati. Akhirnya, untuk pertama kalinya
kelas saya diberikan tugas pertama kali saya buat, saya membuat
sebuah tugas mengenai EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan, pada
tugas kali ini, saya membuat sebuah contoh tentang pemilihan kata
baku dan yang tidak baku dalam penggunaan tanda baca elipsis (...),
dengan mengunjungi website resmi untuk EYD edisi 5 pada https//
ejaan.kemdikbud.go.id.

Sebelum memberikan tugas ini, pada awal pembelajaran Pak Djony

163

membahas sekilas mengenai EYD 5 dan menunjuk siswa secara acak
untuk membacakannya. Setelah kelas saya dijelaskan mengenai EYD
5, kamipun diberikan tugas untuk memberikan 5 contoh kalimat dari
materi EYD 5 tentunya dengan setiap mahasiswa memiliki materinya
tersendiri sesuai dengan absen yang sudah ditentukan. Semisal saya
absen 26 dan saya mendapatkan materi mengenai tanda baca elipsis
(...). tugas inipun diberikan tenggat waktu hingga pertemuan selanjut-
nya yang artinya kita hanya diberikan waktu sekitar kurang dari 7 hari
pengerjaan.

Selama pengerjaan tugas saya tidak mengalami kendala yang mere-
potkan. kalaupun ada, kendala yang saya temui hanya tugas dari mata
kuliah lain yang mengganggu proses pengerjaan tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia saya. Itupun tidak terlalu memberikan dampak
yang berarti buat saya.

Jika ditanya apakah penugasan awal ini sulit atau tidak? Maka saya
akan menjawab “susah – susah gampang”. Karena dalam penger-
jaannya, saya haruslah sangat teliti dalam penggunaan kata dan tan-
da baca dalam tugas tersebut. Terlebih merangkai sebuah kata me-
merlukan ide dan pemikirian yang sangat besar.

Lalu, bagaimana cara mengerjakan tugas ini? Baik, saya akan men-
jabarkannya satu demi satu. Pertama kita cari tahu mengenai apa itu
tanda baca elipsis (...). banyak sumber yang dapat kita ambil dalam
pengerjaan tugas ini contohnya seperti mesin pencari Google dan
website EYD 5.

Menurut EYD 5, elipsis adalah tanda baca yang digunakan untuk :
● menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada
bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan.
● menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.

164

● menandai jeda panjang dalam tuturan yang dituliskan.
● Tanda elipsis di akhir kalimat diikuti dengan tanda baca akhir
kalimat berupa tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.

Biar pembaca lebih memahaminya maka saya akan memberikan be-
berapa contohnya, sebagai berikut :
- Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
- “Jadi, simpulannya .... Oh, sudah saatnya kita beristirahat!”
- Maju ... jalan!
- “Pergi dari sini jika kamu ...!”

Ya seperti itu kira – kira tugas pertama yang saya kerjakan. Semoga
pembaca dapat memahaminya.

Observasi Pengetahuan Bahasa Pada
Masyarakat.

Tugas selanjutnya saya dan kelas DG-1B diminta oleh Pak Djony un-
tuk membagi ke dalam beberapa kelompok yang mana 1 kelompok
berisikan 3 orang. Tugas ini mengharuskan kami untuk mencari tahu
tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar di dalam kehidupan sehari – hari.

Untuk kelompoknya sendiri saya mendapatkan teman kelompok yaitu
2 orang perempuan bernama Amelia Zahra dan Dera Arbianti. Ber-
syukurlah saya karena mendapatkan teman sekelompok yang rajin
dan bisa diajak untuk kerja sama tim, sehingga tidak memberikan
kendala apapun dalam pengerjaannya.

Nah dalam pengerjaannya setiap kelompok diwajibkan membuat
video proses kita dalam wawancara masyarakat sekitar. Masyarakat
yang kita wawancarai adalah warga di area stasiun pondok cina, kam-
pus UI dan Kampus PNJ. Tidak lupa kita diharuskan untuk membuat

165

file presentasinya untuk dipresentasikan di depan kelas saat pembe-
lajaran mata kuliah Bahasa Indonesia berikutnya.
Adapun pertanyaan yang kami wawancarai seperti menanyakan
mana kata yang baku dan tidak baku seperti
“Analisis atau Analisa”
Tidak hanya sampai disitu, kami juga menanyakan makna sebuah
kata yang jarang orang ketahui seperti
“artinya Gadget itu apa sih?”

Pertanyaan – pertanyaan itulah yang nantinya akan saya lemparkan
kepada audiens saya dan apabila mereka menjawab salah maka
akan kami benarkan serta memberitahu mana yang benar di akhir
sesi wawancara.

Setelah proses wawancara selesai maka kami akan langsung men-
gedit hasil rekaman wawancara menjadi video yang menarik untuk
ditampilkan. Lalu tidak lupa kami membuat file ppt yang memuat 5W
+ 1H (apa, kenapa, kapan, dimana, siapa dan bagaimana). Kemudian
sesuai dengan hari yang ditentukan kami mempresentasikannya di
depan.

166

Pembuatan Soal UTS

Lanjut pada tugas yang ketiga yaitu membuat soal UTS. Menjelang
beberapa hari sebelum pelaksanaan UTS, kelas saya diminta untuk
membuat contoh soal UTS sebanyak 10 buah soal per orang. Tugas
ini menurut saya agak merepotkan karena selain kita harus memper-
hatikan EYD, kita juga harus memperhatikan kerumitan soal yang
dibuat karena dari apa yang dijelaskan oleh Pak Djony, tugas yang
diberikan kali ini akan menjadi soal UTS nantinya. Oleh karena itu
saya akan sangat memperhatikan sekali soal yang saya buat agar jika
sewaktu – waktu diantara soal – soal yang saya buat terpilih menjadi
soal UTS nantinya maka saat pengerjaan tidak akan membebani saya
dalam menjawabnya.

Perlu diketahui ketika semua telah selesai mengerjakan maka hal se-
lanjutnya yang akan dilakukan adalah membahas serta mengoreksi
ejaan yang digunakan. Untuk saya sendiri, saya mendapat banyak
sekali revisi setiap kalimat dari soal yang saya buat. Tak putus asa
saya langsung merevisi dan mengumpulkannya kembali demi me-
menuhi target nilai yang dicapai.

167

Membuat Proyek Film

Beberapa hari setelah UTS dilaksanakan, kelas saya langsung
mendapat tugas untuk membuat film pendek dengan kelas dibagi
menjadi 2 team dimana masing – masing team ada yang beranggo-
takan 13 – 14 orang. Untuk tim saya beranggotakan 13 orang.

Ketentuan dari pembuatan film ini terbilang cukup bebas karena kita
diberikan kreativitas sebebas – bebasnya dalam pembuatannya.
Ketentuan yang berlaku adalah film haruslah berdurasi minimal 5
menit.

Dalam proses pembuatannya, tim saya sempat mengalami kendala
dalam menentukan konsep film. Selain waktu pengerjaan yang terbil-
ang sebentar untuk sebuah film pendek yaitu hanya 2 minggu. Maka
saya dan tim saya berpikir untuk mencari konsep yang sederhana dan
minim pengeluaran biaya.

Dan pada akhirnya saya dan tim saya bersepakat bahwa kami akan
mengusung konsep film horror. Dari cerita yang saya dan tim saya
kembangkan, film yang kami buat nantinya akan bercerita mengenai
seorang remaja yang sangat nakal, keras kepala dan sangat susah
untuk dinasehati terutama dalam hal membuang sampah. Akibat dia
yang sembarangan membuang sampah ia dihantui oleh hantu sampah
yang mana hantu tersebut ingin si pemeran utama untuk membuang
sampah pada tempatnya. Untuk peran saya sendiri, saya akan ber-
peran sebagai warga lokal yang mana saya akan menasehati ketika si
pemeran utama membuang sampah sembarangan di hadapan saya.
Proses pembuatan film ini menurut saya cukup melelahkan karena
kita harus mengulang beberapa adegan dikarenakan beberapa ken-
dala seperti pemain yang lupa naskah, pemain yang belum ready,
pemain yang bercanda melulu, dll.

168

Dengan segala kesusahan dan keterbatasan yang ada, akhirnya film
yang tim saya buat akhirnya selesai dalam waktu yang ditentukan. Ke-
tika hari dimana pengumpulan dan penayangan, saya sangat tertarik
sekali dan tak sabar untuk melihat hasilnya. Dari yang saya tonton,
hasil yang didapat menurut saya cukup memuaskan untuk sebuah
film pendek yang dilakukan dalam pengerjaan yang singkat.

Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan mengenai pengala-
man saya selama melakukan perkuliahan bahasa Indonesia. Cukup
menarik, menyenangkan dan juga membuat saya dapatkan pengala-
man baru serta wawasan yang luas. Saya bersyukur atas apa yang
telah saya perbuat, dan semoga makin menjadi lebih baik lagi kede-
pannya.

169

Amelia
Zahra

2206421054

KBBI

Pada minggu pertama kelas dilaksanakan secara daring, pertemuan
secara daring tersebut hanya diisi perkenalan saja belum memasu-
ki materi perkuliahan. Lalu pada minggu kedua perkuliahan kembali
dilaksanakan secara daring. Pada waktu itu, materi perkuliahan berisi
pembahasan mengenai KBBI dan EYD yang ke-V (5). Pada materi
EYD V, saya mendapat tugas dari dosen mata kuliah bahasa Indo-
nesia untuk membuat contoh kalimat dari lima kata yang terdapat da-
lam EYD V. Pembagiannya diurut sesuai absen. Pada waktu itu, saya
mendapat bagian membuat 5 contoh kalimat dari tanda petik.

Saya membuat 5 contoh setelah membaca kegunaan tanda petik da-
lam kalimat yang terdapat di EYD V. EYD V ini bisa dicari di internet.
Lalu tibalah pertemuan ketiga, yang masih dilaksanakan secara dar-
ing melalui google meet. Tugas yang sudah dikumpulkan di Goo-
gle Drive ini, akhirnya dibahas secara bersama-sama melalui share
screen yang ada di Google Meet. Beberapa mahasiswa ditunjuk untuk
membaca tugas mahasiswa lain untuk mengevaluasi bersama men-
genai kesalahan penulisan kata, huruf, ejaan, dan tanda baca. Tibal-
ah saatnya giliran tugas saya yang dievaluasi, ada banyak kesalahan
dalam penulisan contoh kalimat yang saya berikan. Salah satunya
adalah tanda titik yang tidak terdapat dalam kalimat yang saya buat.
Karena sudah terbiasa tidak menggunakan tanda titik pada kalimat
singkat yang hanya sebaris.

170

Lalu kurang lengkapnya kejelasan mengenai kalimat yang dibuat,
seperti siapa yang ada dalam kalimat tersebut, kepada siapa dan lain-
nya. Intinya sebuah kalimat harus memiliki unsur 5W+1H. Dari situ
saya belajar untuk membuat kalimat yang lebih jelas dan detail.

Tipo

Di pertemuan selanjutnya saya mendapat tugas membuat resume
dari rubrik Bahasa bertajuk “Tipo sebagai Alasan Pembenar”, tugas
tersebut dibuat dalam satu halaman. Selain itu dibuat juga sepuluh
contoh kalimat yang mengandung unsur tipo, contoh itu buatan sendi-
ri bukan dari rubrik yang diberikan.

Tipo adalah kesalahan tik atau kesalahan penulisan kata dan tanda
baca. Dalam mengerjakannya saya mulai dari membuat resume, den-
gan merangkum poin-poin penting yang terdapat dalam rubrik “Tipo
sebagai Alasan Pembenar”. Selanjutnya saya membuat 10 contoh ka-
limat yang mengandung unsur tipo.

Lalu saat hari rabu, hari yang terdapat mata kuliah Bahasa Indone-
sia. Kelas tersebut diisi dengan mengevaluasi tugas contoh tipo yang
telah dibuat oleh masing-masing mahasiswa DG-1B. Sama seperti
tugas membuat 5 kalimat dari kata yang terdapat dalam EYD. Kami
membahas kelengkapan kalimat juga. Setelah itu lanjut membahas
materi baru.

UTS

Menjelang UTS kelas saya mendapat tugas untuk membuat soal uts,
masing-masing mahasiswa DG-1B menulis soal, nantinya beberapa
soal tersebut akan dijadikan soal UTS yang sesungguhnya. Jadi saya
menulis soal yang menurut saya mudah dipahami agar jika soal yang
saya tulis dipilih, saya tidak akan terlalu sulit menjawabnya. Sama
halnya dengan mahasiswa yang lain.

171

Social Experiment

Saya kembali mendapat tugas, kali ini dikerjakan secara berkelom-
pok yang berisikan tiga orang. Tugas kali ini adalah membuat social
experiment. Social experiment merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk mengetahui sifat atau respon seseorang dalam melihat per-
masalahan atau isu tertentu. Dalam tugas kali ini saya dan anggota
kelompok saya melakukan social experiment mengenai KBBI dalam
masyarakat.

Social experiment ini dibuat dalam bentuk video, yang berisi wawan-
cara langsung pada masyarakat mengenai KBBI. Dalam video terse-
but juga harus edukatif. Selain membuat video, kita juga memper-
siapkan presentasi mengenai social experiment yang telah dikerjakan.
Sebelum membuat video social experiment, saya dan dua anggota
saya melakukan pertemuan untuk membahas tujuan, manfaat, per-
tanyaan yang akan kami tanyakan pada narasumber, dan menen-
tukan lokasi kami melakukan wawancara tersebut. Setelah selesai
menentukan hal-hal tersebut, kami langsung melakukan social exper-
iment dengan melakukan wawancara pada beberapa orang.

Pertama, kami ke stasiun Universitas Indonesia mencari orang yang
bersedia kami wawancarai. Saat kami sampai di stasiun Universitas
Indonesia, kami bingung harus mulai darimana. Disana terdapat orang
lalu lalang, ada yang duduk menunggu jemputan, ada yang berjalan
cepat hendak naik kereta, dan kesibukan lainnya. Di tengah suasana
ramai tersebut, butuh waktu beberapa menit untuk kami menemukan
target yang tepat. Pada waktu itu saya merasa sangat gugup karena
harus mewawancarai orang asing, saat itu target kami adalah orang
dewasa yang bukan mahasiswa. Kami menemukan satu orang yang
terlihat tidak sibuk, memberanikan diri mendekati. Kami menyapa
seorang wanita, dengan mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
asal instansi dan menjelaskan maksud dan tujuan kami, akan tetapi

172

wanita tersebut menolak untuk diwawancara.

Setelah mendapat penolakan, kami kembali mencari seseorang yang
bisa kami wawancara. Sudah ada beberapa orang yang menolak
kami. Sempat bingung karena kami belum berhasil mewawancarai
satu orang pun. Lalu kami kembali mencoba bertanya, kali ini bera-
lih pada seorang pria paruh baya. Kembali, kami memperkenalkan
diri, memberitahukan tujuan kami menghampiri. Akhirnya pria paruh
baya tersebut bersedia menerima permintaan kami. Selesai sesi
wawancara, kami mengucapkan terimakasih kepada pria paruh baya
tersebut dan memberikan hadiah berupa permen. Setelah itu kami
memutuskan untuk berpindah ke tempat lain, dikarenakan sulitnya
mendapat orang yang bersedia kami wawancarai.

Dengan menggunakan Bis kuning UI kami turun di halte teknik UI, lalu
pergi menuju pintu KUTEK UI yang hanya bisa dilalui pengendara mo-
tor dan pejalan kaki. Terdapat lalu lalang mahasiswa UI, disana kami
melihat sekumpulan anak SMA, kami memutuskan untuk mewawan-
carai mereka. Salah satu dari mereka setuju untuk kami wawancara.
Selesai sesi tersebut, kami kembali mencari target, kali ini kami meng-
hampiri seorang wanita paruh baya, sama seperti sebelumnya kami
memperkenalkan diri dan maksud kami. Wanita paruh baya tersebut
awalnya ragu menerima permintaan kami, sehingga kami mencoba
meyakinkan. Akhirnya wanita paruh baya itupun setuju.

Selesai mewawancarai wanita paruh baya tadi, kami kembali berdi-
skusi karena merasa pertanyaan kami kurang edukatif. Sehingga kami
memutuskan untuk membuat ulang pertanyaan dan kembali mencari
narasumber. Masih di sekitar lokasi pintu KUTEK UI kami kembali
menemukan target narasumber kami, yaitu seorang lelaki muda yang
tengah beristirahat sehabis berolahraga dengan sepeda. Lelaki muda
tersebut langsung setuju untuk kami wawancara. Karena kami men

173

gubah pertanyaan, kami jadi kekurangan narasumber. Akhirnya kami
mencari narasumber lagi, kali ini di tempat berbeda.

Tiba di stasiun Pondok Cina, kami kembali mencari narasumber yang
bersedia kami wawancarai. Sempat bingung ingin mulai darimana,
kami melihat ibu-ibu yang sedang mengobrol. Kami pun memutus-
kan menghampiri keduanya. Berbincang sebentar memberitahukan
maksud kedatangan kami, salah satu ibu-ibu itu pun bersedia kami
wawancarai. Selesai wawancara kami baru sadar ternyata perekam
suaranya tidak dalam kondisi menyala, membuat wawancara tadi pun
terasa sia-sia. Kami melanjutkan pencarian narasumber, kami meng-
hampiri seorang kakek yang sedang bekerja sebagai tukang parkir.
Kakek tersebut menolak permintaan kami, ia menyarankan kami untuk
mewawancarai seorang lelaki muda yang bekerja sebagai crew outlet
minuman. Lelaki tersebut terlihat sedang bersantai bermain game di
ponselnya. Kami pun memutuskan mengubah haluan, setelah berbin-
cang sebentar, lelaki tersebut menyetujui.

Kembali kami mencari narasumber, kami menghampiri seorang per-
empuan muda yang sedang duduk di kursi yang berada di stasiun
Pondok Cina. Perempuan tersebut menyetujui, kami pun melanjutkan
kegiatan wawancara kami. Setelah mendapat dua narasumber, kare-
na yang satu tidak terhitung. Kami masih ingin mencari narasumber,
akan tetapi banyak penolakan yang kami dapat. Hari pun sudah siang
menjelang sore, kami memutuskan mengakhiri kegiatan wawancara
dan melanjutkan esok hari saat berada di kampus.

Tiba hari saat kami berada di kampus PNJ, kami mewawancarai
beberapa mahasiswa PNJ. Setelah dirasa narasumber yang kami
wawancarai sudah cukup. Kami pun mengakhiri kegiatan wawancara
kami. Hal terakhir yang perlu kami lakukan adalah mengedit video

174

wawancara dan membuat Power point dari social experiment yang
telah kami lakukan.

Bikin Film

Selesai tugas social experiment, saya kembali mendapat tugas baru.
Tugasnya adalah membuat film yang bersifat edukatif dan menginspi-
rasi, bukan film dokumenter. Film tersebut dibuat secara berkelom-
pok, kelas saya dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok saya memi-
lih untuk membuat film horor yang mengedukasi.

Setelah naskah film sudah dicetak, kami akan melakukan syuting per-
tama kami yang berlokasi di PNJ. Proses syuting yang kami lakukan
berada di depan gedung teknik elektro. Disana kami melakukan pen-
gambilan gambar untuk pertama kali. Adegan yang direkam adalah
saat pemeran utama sedang mengerjakan tugas kelompok bersama
temannya, lalu ia membuang sampah sembarangan. Dilanjutkan den-
gan adegan berjalan di sekitar gedung jurusan teknik elektro. Selesai
merekam, kami kembali ke TGP untuk mengikuti perkuliahan, setelah
selesai perkuliahan kami berniat melanjutkan syuting.

Syuting kembali kami lanjutkan, kali ini berlokasi di lantai 4 gedung
TGP. Pertama kami merias dulu peran hantu dengan aksesoris ser-
ba hitam dan juga riasan wajah hitam agar menampilkan kesan se-
ram. Selesai merias, kami melanjutkan pengambilan gambar di kelas.
Setelah di kelas kami mengambil pengambilan gambar juga dikamar
mandi untuk kemunculan peran hantu, juga di tangga dan lorong ke-
las lantai 4. Kami juga mengambil gambar di depan gedung TGP.
Selesai sudah proses pembuatan film yang berjudul Ganggu. Saat
pertemuan mata kuliah Bahasa Indonesia, film pun diputar dari dua
kelompok yang ada.

175

Usai...

176

Karya
Lainnya

Banzai World book by DGB ‘22


Click to View FlipBook Version