44 | P u l a n g k e m b a l i spot foto lainnya. Zion menatap Vin dengan pandangan heran, baru kali ini ia melihatnya begitu mantap bertahan pada pilihannya. Rei dan Saska hampir sampai di tepian, Kevin mengambil kesempatan ini untuk mengambil foto di tepian danau. Rei yang berada di bagian belakang langsung mendayung sendirian sementara Saska langsung melompat dan berlari, sepatunya yang basah tidak ia hiraukan. Tiba-tiba Saska menahan larinya karena ada Kevin yang tiba-tiba lewat, Saska dan Kevin bertabrakan. Kevin dan Saska terdiam sejenak, mata mereka bertemu. Sepersekian detik kemudian “ M-Maaf kak! Permisi” Ujar saska dengan paniK sekaligus malu, dengan wajah memerah ia lantas pergi meninggalkan tepian dan naik ke atas untuk menuju pos selanjutnya. Kevin masih shock dengan kejadian barusan, tiba-tiba matanya tertuju ke arah Rei yang tengah berdiri di atas kayak sambil memegang dayung, mata yang bertemu itu bercerita. Tentang perasaan Rei yang hancur, terlukis dalam tatapan Rei. Hatinya yang hancur dan terluka, tatapan yang sendu itu memberitahunya. Rei menundukan
45 | P u l a n g k e m b a l i pandangannya dan turun dari kayak, sedangkan Vin harus kembali memotret. *** Tim 5 memenangkan games dengan posisi ke 2 karena Dean yang sempat cedera di lintasan menanjak, semuanya kembali ke asrama melanjutkan kegiatan. Tibalah saat matahari harus kembali tenggelam dan sang rembulan terbit, kegelapan yang perlahan membuat setiap insan membutuhkan cahaya untuk menuntunnya. Selama ini Rei kehilangan cahayanya, sampai ia akhirnya memiliki cahayanya sendiri. Namun kini cahaya itu kembali kepadanya, bagaikan obor yang saling bertemu. Akankah ia membakar dan menghancurkan dirinya sendiri? “ Rei! Gimana tadi gamesnya? Seru ga? Aku yang bikin lohh” Ujar Vin dengan bersemangat, tampak kemejanya yang masih lembab. Rei memutar kedua bola matanya menuju pintu asrama, “ Iya.. maaf ya aku mau istirahat, udah jam 11 malam. Istirahat vin” Ujarnya mengalihkan pembicaraan, ia segera membuka pintunya dan masuk. Kevin terhenti, ia memperhatikan Rei yang perlahan kembali memasuki kamar asrama. Suara pintu yang
46 | P u l a n g k e m b a l i mengunci membuatnya putus asa, ia menundukkan pandangannya. Merenungi tentang apa yang terjadi, “ Rei kita masih sahabat?” Pertanyaan klasik setiap sahabat. Batinnya bertanya, jiwa yang rapuh itu mengharapkan kehangatanmu yang dulu. Yang membuatnya kembali bangkit dari keadaan terpuruknya, senyuman nya yang membangkitkan tawa cerianya. Suaramu yang bagaikan melodi indah alunan musik yang selalu membuatnya ingin kembali ke sana, taman itu. Dandelion, ayunan, pohon beringin, rumput yang hijau, dan Reina Salsabilla Aisha. Maafkan insan yang pergi dari surga itu, izinkan ku kembali. Rei.. *** LDKO telah usai, kini Reina telah resmi sebagai OSIS. Dan Kevin telah selesai jabatannya, Senin kembali tiba. Bersiap mendengarkan kisah dengan sejuta cerita dan tawa setiap orang, juga duka dan kesedihan setiap orang. Lorong sekolah yang canggung menyapa, menebarkan nuansa putih yang kuat. Tampak beberapa lukisan di pajang dan juga taman kecil yang berada di sisi lain
47 | P u l a n g k e m b a l i lorong. Rei melewati lorong menuju kantin, melewati jalur tengah yang juga melewati taman pusat yang berada di tengah sekolah. Reina yang tengah berjalan menuju kantin berpapasan dengan Vin, ia meminta Saska dan yang lainnya meninggalkannya saja. Sejenak Rei menatapnya sendu, Vin dengan perlahan membuka obrolan. “ Hai, ketemu lagi” Ujar Vin sambil melambaikan tangannya dan tersenyum kecil. Sedikit canggung dirinya untuk menyapa, gadis itu hanya diam memperhatikan. Masih terasa dalam sorot matanya perasaan kecewanya. “ Iya” Jawabnya singkat, ia memalingkan wajahnya dari pandangan Vin. “ hmm lagi mau ke kantin ya? Mau bareng?” Ajak Vin kembali mencoba memancing perhatian Rei. “ Ga makasih, aku udah di tungguin Saska” jawab Rei singkat sambil melihat ke arah saska yang kebetulan ingin menunggu. Vin menghela nafas, kemudian mencoba meraih telapak tangan kecil itu. “ Rei..” Ujarnya lembut. “ APA?” Balas Rei sambil menghempas genggaman Vin, tampak mata indahnya berkaca-kaca. Vin kembali
48 | P u l a n g k e m b a l i menghela nafas dan menggenggam tangan Rei kembali, namun kali ini Rei justru tidak menolak dan justru mengigit bibirnya. “ Kamu kenapaa..? aku ga paham Rei” Jelas Vin kembali perlahan, ia menggenggam tangan Rei dengan erat, berharap Rei akan menatap matanya. Reina terdiam, kenapa dia marah? Ia melirik ke arah Vin kembali. “ Huh.. ya pokoknya aku lagi betmud” Ujarnya singkat sambil melihat kea rah lain lagi. “ Traktir?” Tawar Kevin. “ Serius?” Rei kembali menatap bola mata Vin, tampak pupil matanya membesar begitu mendengar akan di traktir. “ Iyaaa, kamu mau apa Rei? Aku beliin yuk” Ujar Vin kembali sambil tersenyum. “ Ice cream vanilla?” Tanya Rei sambil menyipitkan matanya, Vin tertawa melihat tingkahnya. “ Tentu saja boleh my princess” Ujarnya sambil tersenyum khas, “ Ya udah mau..” Ujarnya sambil sedikit cemberut.
49 | P u l a n g k e m b a l i “ Nah gitu dong.. jangan ngambek lagi ya, aku sedih tau” Ledek Vin sambil tertawa kecil. Kemudian Rei tiba-tiba memutar balikkan tubuh Vin. Reina mendorong tubuh Kevin menuju kantin, dengan semangat ia terus mendorong Vin seperti kotak kardus. “ Ayooo” Ujarnya dengan semangat. “ Eh iya sabar… sabar...,” Ujar Vin sambil mencoba menyusun langkahnya. *** Saska terdiam, ia menggigit bibirnya. Hatinya teriris melihat keakraban Rei dan Vin, terbesit dalam lubuk hatinya yang paling dalam untuk menyatakan rasanya. Tak pernah terbayang dalam benaknya, bila ternyata orang yang ia sukai adalah orang yang menyukai sahabatnya sendiri. Saska yang larut dalam rasa kecewa dan cintanya memutuskan mengurung dirinya di kamar kecil, meluapkan segala kekecewaannya. Tergambar dalam benaknya bila ia harus melihat kedekatan mereka setiap harinya, akankah ia mampu menahan rasa sakit api cemburu yang membakar habis kewarasannya kelak?. ***
50 | P u l a n g k e m b a l i Kraus Kraus.. suara Rei yang melahap cone ice cream vanillanya di taman, di bawah pohon rimbun mereka bertiga duduk dibawah kursi taman yang terbuat dari kayu. “ Pelan pelan oyy”Ujar Vin sambil sedikit membersihkan ice cream yang menempel di pipi Rei. “ Terserah aku lah.. oiya boleh 1 lagi ga?” Pintanya dengan semangat. “ Boleh, itu abisin dulu. Sekali beli langsung dua, belum habis udah minta lagi pula” Protes Vin yang melihat Rei belum menghabiskan Ice cream nya. “ Hehehe.. Saska enak ga?” Tanya Rei berusaha tidak melupakan kehadiran Saska yang duduk di ujung kursi. “ Iya, makasih ya kak Vin” Ujar saska singkat dengan senyum tipis, tergores dalam kalbunya luka yang ia rasakan. “ Siap, ayo buruan bentar lagi mau pulang kan?” Ujar Vin mengingatkan. “ Iya kak” Balas saska singkat sambil meminum float nya. “ Rei kamu rumahnya di mana?” Ujar Vin sambil terus memakan pesanannya.
51 | P u l a n g k e m b a l i “ Perumahan Permata Tulip, blok H no 15. Kalo Rei blok I ga si?” Lanjut Vin. “ Kok tau?” Tanya Rei polos. “ Papa yang cerita” Balas Vin sambil menatap mata Rei. “ Ooo gituu, iya soalnya kan dulu aku ditanyainn” ucap Rei dengan bangga. Saska menggenggam cup icecream floatnya, hatinya terluka. “ Oh iya, lupa” Ujar Vin sambil mengerutkan dahinya. “ Rei sama kak Vin aku duluan ya, soalnya ada janji sama Vivi” Ujar Saska sambil bangkit dan pamit. “ Oh iya Saska, hati-hatii” Ujar Rei sambil melambaikan telapak tangannya. “ Oiya oke deh” Balas Vin dengan ramah. *** Saska berlari ke kelasnya yang kosong, ia melempar ice cream float itu ke tempat sampah. Butiran air matanya menetes, ia berubah fikiran kemudian ia mengambil kembali cup tadi dan mencucinya sambil menahan tangisnya. “ Lo jahat Rei..”
52 | C o n f e s s ? BAB 5 Confess? “ Hah?!” Rei terkejut bukan main. “ Iya Reii.. sumpah deh aku ga tau” “ Hahahahaha kok bisa sii” Rei tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. “ Ke sekian kalinya loh tapi yang ini tuh behh” Kevin pun heran. “ Jam tangan Dior woy, INI TUH DIORR OMAYGADD” Rei heboh dengan sebuah jam tangan Dior yang ada di hadapannya. Ia meletakan kedua tangannya diatas kepala dengan ekspresi terkejutnya yang lucu, ia benar-benar keget melihat barang mahal tersebut dihadapannya. “ Hahahahaha makanya Reii” Rei dan Vin tertawa bersama di kamar Kevin, karena seseorang yang memberikan jam tangan Dior untuk Kevin beserta coklat dan surat. “ Kok bisa sih, maksudnya tuh bisa-bisanya loh Vin. Dior cuy!”
53 | C o n f e s s ? “ Hahahaha.. ga tau deh..” Kevin tertawa sedih. “ Kamu kok sedih??” Tanya Rei khawatir, tatapan khawatirnya yang begitu tulus terlukis indah di balik indah bola matanya. “ Ga kok, oiya nih.. Aku beliin udah dari lama buat kamu” Ujarnya mengalihkan sembari menyodorkan sebuah musik Box. “ Ih lucuu” ujar Rei sambil menerima sebuah musik box bernuansa putih elegant dengan hiasan patung kucing kecil di atasnya. “ Suka?” “ Iyaaa, makasih loh..” Ujarnya dengan senyuman lebar, Rei tampak tersenyum sambil memperhatikan detaildetail musik boxnya. “ Sama-sama” Balas Vin kembali. “ Oiya Vin, kok kamu jadi kakak kelas sih.. padahal kamu kayaknya seumuran sama aku” “ Muka ku baby face ya? Hahaha umur ku tuh 18 tauu” “ Hah??” Rei kaget. “ Hehehe iyaa..” Buk! Buk! Buk! Suara seseorang menggedor kamar Kevin
54 | C o n f e s s ? “ Woy Buka!” “ Sabar et!” ujar tak kalah keras. Reina bingung, kevin membuka pintunya. Lalu seseorang yang sangat mirip dengannya masuk. “ EH?!” “ Anjir lo bawa cewek” “ Lo kira ini kamar lo doang?” “ K-Kamu Kevin Narendra ga si?!” “ Ya, misi lo” Kev langsung membungkuk dan mengambil kunci motornya, “ Lo jangan ngebut-ngebutan mulu Kev” “ Bukan urusan abang” Reina terdiam, ia bingung. Kevin kembar? *** “ Sorry ya itu adek ku” “ Lha” “ Kenapa??” “ Kok mukanya lebih tua kamu?” “ Hahahaha gatau deh..” ***
55 | C o n f e s s ? Kev menguping pembicaraan kakaknya itu, terbesit dalam lubuk hatinya untuk masuk dan turut bergabung dengan mereka. Namun.. hatinya tak mampu menahan sakit, ia cemburu. Sosok yang duduk di sana, seorang gadis dengan rambutnya yang panjang dan merah kecoklatan. Bola matanya yang coklat kehitaman menggambarkan sosoknya yang kuat, selalu terbayang dalam setiap mimpinya. Sosok itu yang sejak sebulan lalu ia temui, ternyata sahabat kakaknya. Kev bersandar di dinding lalu duduk sambil mendengarkan pembicaraan mereka, kunci motor yang ia genggam menjadi tak ada artinya. Ribut dering telefon genggamnya pun ia hiraukan, hanya ada satu tujuannya saat ini. Merebut semua hal yang selalu ia anggap selalu direbut kakaknya. *** Rei telah pulang dari kost Vin, tak lama Kev langsung masuk. “ Ga jadi jalan? Katanya mau main 5 Lap buat 5 juta?” “ Ga, gw ga mood” “ Gara-gara Rei?” Kev langsung emosi, seketika ia langsung melayangkan pukulan kea rah wajah Vin. Namun Vin tidak menangkis
56 | C o n f e s s ? melainkan menahan tangan Kev yang persis berada di depan wajah Vin. “ Sebanyak apapun ilmu lo, ga akan pernah berhasil kalo lo emosi Kev. Gw ga pernah yang namanya ngerebut kebahagiaan lo, lo harusnya sadar” “ DIEM LO BAJINGAN, LO KIRA GUE BAKAL PERCAYA SAMA OMONGAN LO?! GARA-GARA LO GUA GA NAIK KELAS, GARA GARA LO JUGA VERA NINGGALIN GUA. GARA GARA LO SAKIT ORANG TUA KITA FOKUS CUMA KE LO, SADAR LO BODOH. KITA 8 TAHUN DI SINGAPORE GARAGARA PENYAKIT LO, TERUS SEKARANG LO MAU NGEREBUT DOI GUA. LO KENAPA GA MATI AJA SIH?!” Vin terdiam, ia menelan liurnya. “ MUngkin gue emang penyakitan, tapi lo harus tau. Ucapan lo barusan mungkin kelak bakal lo sesalin Kev” “ Sok alim lo!” ujar Kev sambil menarik tangannya dari genggaman kakaknya. Kev berjalan menuju kamarnya yang berada di bawah, sedangkan Vin naik ke mezzanine yang membagi 2 kamar kost itu.
57 | C o n f e s s ? Kev langsung menggunakan Earphone nya lalu menyetel musik dengan suara yang kencang, agar tidak mendengar suara lain selain musik nya. Sementara Vin yang di atas langsung membuka memori kameranya dan memindahkannya ke laptop. Sekilas beberapa Foto LDKO, namun ia juga memisahkan bagian-bagian yang tampak Rei didalamnya. Ia tersenyum kecil, kemudian membuat file dokumen baru. Jarinya dengan lihai mengetikkan nama file itu, ia memberinya nama “ Tentangmu” *** Rei tengah berbaring di tempat tidurnya, malam telah tiba. Ia memeluk boneka Orca nya, kemudian ia bangun dan melihat ke bawah ranjangnya. “ Ketemu!” Dia melihat sebuah kotak dengan motif laut, ia segera meraihnya dan membukanya. Kotak itu berisi gambargambar yang dulu ia lukis, Rei menyukainya lalu mengambil beberapa yang menurutnya bagus. Ia kemudian berjalan menuju laci di dekat jendela kamarnya, ia mengambil segulung tali rami dan beberapa klip foto. Ia membentangkan tali dan mulai menggantung gambar-
58 | C o n f e s s ? gambar itu di dinding di atas ranjang, ia menggantung lukisan lukisannya juga. Dengan hati-hati dia meletakkan foto lamanya bersama Vin di sela-sela lukisan itu, kenangan itu sangat indah baginya. Malam pun berlalu, Rei yang lelah tertidur di atas ranjangnya bersama dengan foto-foto kenangan.. *** Pagi telah tiba, Rei yang sedang duduk duduk bersama Saska tengah bercanda dan tertawa ria. Sampai akhirnya Rei membuka topik soal jam tangan Dior “ Eh Saska, lo tau ga sii… masa si Vin dikasih jam tangan Dior Hahahaha…” Rei tertawa geli. “ Haha..” Saska hanya tertawa kecil, namun dalam lubuk hatinya telah tergores sebuah luka. “ Umm… Rei mumpung masih pagi ke kantin aja yuk?!” “ Ayoo, gass. Gue mau sarapan sandwich buah gue sendiri hehehe..” “ Gimana sih.. lo yang jual lo juga yang beli, tapi emang enak si” “ Hahahahaha… Tuh tauu” ***
59 | C o n f e s s ? Rei mengambil sebuah sandwich buah Strawberry dari lemari Es yang disediakan kantin, serta sebuah susu vanilla favoritnya. Sementara saska lebih suka sandwich buah Anggur hijau dan sari apel, saat hendak membayar tiba-tiba pundak saska ditepuk seseorang. Saska membalikkan badannya, ternyata Zion tengah berdiri didepannya. “ Hai, beli apa?” “ Oh, ini sarapan kak” “ Gw bayarin ya” “ G-Gausah kak, gapapa kok aku bisa bayar sendiri” “ Gapapa, temen lo juga ya..” “ Eh?” Rei bingung dengan situasinya. Zion membayar seluruh sarapan mereka, lalu pergi sambil melambaikan tangannya ke Saska. “ Kok?” Rei masih bingung. “ Hadehhh… dasar bucin” “ Hah?! Dia suka sama lo?!!” ujar Rei kaget. “ Yep, dan yaaa dia suka banget jajanin gw. Oiya lo mau jaket kelinci yang couple gitu ga?! Gue liat kemarin promo di Mall!!” ujar Saska bersemangat. “ Wahhh boleh tuhh.. ide baguss!”
60 | C o n f e s s ? *** “ Halo Kev!! Lagi ngapainn??” Tanya Rei yang melihat kev tengah sendirian di kelas. “ NgeGame.” “ Oh ya? Main apa??” “ Gaa.. eh lo baru sarapan?” “ Iyaa, kamu mau? Aku yang bikin looh” Ujar Rei sambil menyodorkan Sandwich Mangga. “ Serius?? Ini kan dari kantin” ujar Kev sambil mengambilnya dari tangan Rei. “ Iyaa, tapi aku yang suplay ke kantinnya” “ oo. Emm enak by the way” ujar Kev setelah menggigit Sandwich buahnya. “ Hehehe.. Enak beneran kann” “ Iyaa..” Rei kembali melanjutkan sarapannya sambil membaca sebuah novel, Kev yang juga sedang makan tak dapat melawan hasratnya untuk menatap Rei. Begitu kuat keinginanya untuk memiliki Rei, meskipun harus dengan cara kotor ia akan tetap melakukannya. Kev dibutakan oleh cinta dan hasratnya yang kuat, tanpa sadar ia menatap Rei begitu lama. Rei yang menyadarinya bingung,
61 | C o n f e s s ? “ Haloo… Kev??” ujar Rei sambil melambaikan tangannya ke pandangan Kev. “ Eh, oh iya maaf gue bengong.” “ Oh iya, gapapa kok” *** Jam makan siang telah tiba, Saska yang izin kepada Rei untuk ke kamar kecil justru mendatangi kelas Vin. Ia sengaja mengenakan celana olahraga, hoodie dan masker agar tidak ketahuan lalu mengendap endap masuk, lalu menuju meja yang terdapat tas milik Vin. “ HEY SIAPA LO?” Teriak Vin yang mengira ada pencuri. Tanpa buang buang waktu dia langsung mendorong Saska ke dinding, Vin mengangkat nya ke atas. Orang yang dicurigai pencuri itu berusaha melepaskan dirinya, dari saku hodienya jatuh sebuah kotak hadiah. Vin melempar tubuh Saska ke bawah, Saska yang ketakutan langsung menuju sudut ruangan sambil berusaha menyembunyikan hadiahnya. “ Siapa lo?”
62 | C o n f e s s ? Dengan berat hati saska membuka hoodienya dan maskernya, Vin yang terkejut bahwa ia telah melukai perempuan spontan minta maaf. “ EH MAAF, SUMPAH GUE GATAU LO CEWEK” “ I-iya gapapa, maaf ganggu kak” ujar saska sambil berdiri “ Eh tunggu, lo saska?!” “ I-iya” saska kemudian berubah pikiran. Ia kemudian menyodorkan kotak itu. “ Ini..-” ucapan Vin terpotong karena saska. “ Buat kak Kevin, aku.. suka sama kak Kevin dari sejak pertama masuk ke SMA ini. Aku pengen jadi pacar kakak..” ujar saska sambil menahan tangisnya. “ Ta-” “ Kakak udah jadian ya sama Rei?” potong saska kembali. “ Saya ga pernah jadian sama Rei, maaf saya belum bisa terima ajakan kamu sekarang. Makasih hadiahnya, mungkin kapan-kapan gue ganti” ujar Vin sambil tersenyum. Saska terharu, lalu dia langsung berlari keluar dan menuju kamar kecil. Ia menangis bahagia di sana, meskipun rasa takutnya bergejolak karena akhirnya Vin tau tentang
63 | C o n f e s s ? perasaannya namun ia sungguh bahagia Vin menerima hadiah dan sikapnya. *** Vin gundah, hatinya gelisah. Hatinya risau karena Saska yang menyatakan perasaannya, bila Rei sampai tahu entah apa yang akan terjadi. Ia sudah pernah membuat Rei sedih karena Saska yang tidak sengaja menabraknya, namun ia berfikir kembali. Apakah benar mereka masih bersahabat? Atau persahabatan ini telah berubah? Atau ini bukanlah persahabatan tetapi rasa cinta?. Saska yang menyatakan perasaannya dengan tulus, dengan jujur ia mengatakan apa yang ia rasakan. Namun bagaimana dengan Rei? Apa ia akan melakukan nya juga? Atau jangan-jangan perasaan Vin selama ini hanyalah suatu kebodohan?. Dirinya yang menghilang selama 8 tahun dari kehidupan Rei, akankah perasaan dihatinya yang semakin besar dapat dikatakan rasa peduli? Atau kini hatinya ingin lebih dari sekedar sahabat? Dirinya yang telah melalui 8 tahun tanpa Rei dan komunikasi dengannya. Berapa banyak hal yang telah ia lewatkan bersama Rei, bahkan ia yang meninggalkannya tanpa kepastian. Pantaskah ia
64 | C o n f e s s ? menyayangi Rei? Padahal ia sempat membuatnya putus asa dalam mencari keberadaannya. Rei.. Maafkan ke egoisanku, jangan lupakan semua kenangan kita. Izinkan aku menuliskan kisah terakhirku bersamamu ya.. ***
65 | K e v i n N a r e n d r a BAB 6 Kevin Narendra “ Kevinnnn! Pagiii” Sapa Rei. “ Pagi Rei, kok lo ada disini??” Tanya Kevin yang terkejut. “ Heheheh tadi sama ayah lagi nyari sepatu baru, o iya lo sendiri??” “ Ooo, ga sih abis ngumpul ama temen” balas Kevin santai. “ Oi Ren.. Hahaha cewek baru lo nih..” Ucap seorang cowok dengan penampilan kaos hitam dan celana jeans. Rei cemberut kesal, Kev langsung menjawab ketika melihat wajah Rei yang kesal. “ Bukan Zamar, lo ngapain si ke sini” “ Aelah ga usah sok polos lo Kev,” ujar Zamar sambil meletakan tangannya di pundak Kev. Kev manyingkirkan tangan Zamar dari pundaknya, namun zamar tak peduli dan justru mendekati Rei sembari memasukkan tangannya ke saku.
66 | K e v i n N a r e n d r a “ Dek, dengerin ya Kev ini tuh ga sebaik yang lo kira. Dia tuh aanggota gang loh, atau emang selera lo yang bad boy gitu?? Hahahahhaha” “ HEH JAGA OMONGAN LO BI” Ucap Kev yang naik pitam. Rei hanya memperhatikan dan tampak kesal, “ Ohh, iya deh wakil ketua Doragon HAHAHAHAHAHA” Ucap Zamar lalu pergi meninggalkan Rei dan Kev. Kev kaget, tangan Rei menggenggam tangan Kev dari belakang. Rei hanya terdiam sambil menggenggam tangan Kev, Kev pun nyaman dengan genggamannya. Beberapa saat kemudian Rei melepasnya, “ Sorry ya.. Gue-” “ Gapapa, udah enakan kan?” “ Hmm.. Oiya gue balik ya, kayaknya udah dicariin” “ Oke, mm hati-hati” ucap Kev sedikit canggung. Rei perlahan berjalan menjauh, menghilang didalam lautan manusia. Sementara Kev berdiri termangu melihat kepergiannya. *** “ Rei!!” Panggil Kev dari kejauhan.
67 | K e v i n N a r e n d r a Rei yang tengah memakan ice creamnya loading, sementara Kev langsung mendekatinya dan duduk didepan Rei. “ Eh?” “ Masih loading ya? Hahahahaha lemot sihh” ujar Kev sambil menyentuh hidungnya. “ Ihh, ganggu lagi makan aja” “ Lagian lo gelian orangnya , dipegang hidungnya doang geli” balas Kev. Rei tak membalas namun lanjut memakan ice cream nya, seorang pelayan mendatangi Kev dan menawarkan makanan juga. “ Mau pesan apa mas?” “ Oh ini minuman float nya 2 sama ice creamnya yang sama, seperti mbak nya ya” “ Baik, ditunggu ya pesanannya.” Rei heran melihat Kev, sementara Kev hanya tersenyum. “ Lo naik apaan kesini?” Tanya Rei heran. “ Motor lah, kan lo pernah liat gue ngambil kuncinya” balas Kev santai. “ Oooo” ujar Rei lalu melihat kea rah jalan. “ Lo sendiri?” Tanya Rei balik.
68 | K e v i n N a r e n d r a “ Lah Apartemen keluarga gue disini, jadi gue bisa turun lah buat jajan” “ Jajan mulu, nanti gembul loh” Rei langsung menatap Kev dengan kesal. “ Berisikk” Pelayan datang membawa pesanan Kev, “ Lo jomblo Rei?” Tanya Kev tiba-tiba. “ Iya, kenapa?” “ Gaa, maksudnya cantik-cantik kok ga punya pacar” Balas Kev menggoda. “ Mending lo diem deh sebelum gue sumpel mulut lo pake gelas.” “ Iya cantik..” jawabnya usil. Rei dan Kev telah selesai makan, Rei sontak langsung pergi. Kev langsung mengikuti dari belakang, “ Lo ngapain oy??” Tanya Rei yang kembali heran. “ Gue gabut, main yuk” “ Ga ah, bokek gue ntar” tolakan keras dari Rei. “ Gue bayarinn” “ Ya udah, mau main di mana?” Rei tergoda dengan tawaran Kev yang menggiurkan. “ Yuk di atas”
69 | K e v i n N a r e n d r a “ Hah? Gila lo?? Disana mahal banget cuyy” Rei kaget. “ Gapapaa, udah ayo” *** Mereka sampai di atas, berbagai wahana tersedia. Salah satunya rollercoaster, Kev langsung menarik tangan Rei kesana, mereka langsung duduk di kursi terdepan. Ketika pengaman diturunkan, “ Rei..” “ Ha” “ Kalo ntar ada videonya minta yuk” “ buat apaan?” “ Gapapaa, lucu lucuan aja. Lagian kenang kenangan juga kan” “ Yaudah sii” Kereta mulai berjalan, Rei yang takut menggenggam erat pengamannya. Kev yang melihatnya effort menggenggam tangan Rei, Rei menatap kev heran. Belum sempat kata meluncur dari mulutnya kereta sudah meluncur terlebih dahulu dan membuat Rei sontak menjerit. Sementara Kev terpancing adrenalinnya dan berteriak menikmati. Rei terus histeris sampai akhir permainan, ketika turun ia merasa pusing. Sementara Kev sangat bersemangat,
70 | K e v i n N a r e n d r a setelah itu Kev menuntun Rei untuk duduk di sebuah kursi. “ Ga lagi main sama lo” “ Yaahh, jangan gitu dong Reii. Seru kan??” “ Iya tapi serem” Kev hanya tertawa sementara Rei kesal. *** “ Halo kak!” “ Apaan sih lo, minggir!” ucap Rei kasar pada seorang gadis dengan rambut pendek dengan warna merah maroon. “ Kak Kev, ini gue buatin makan siang..” “ Minggir ga?!” Gadis itu terdiam dan minggir, ia hanya dapat melihat kepergian Kev bersama Geng nya dengan tatapan sedih. Vera namanya, seorang gadis seusia Rei yang juga merupakan anggota geng Doragon. Geng yang sama dengan Kev, namun sikap Kev terhadapnya berbeda. Dan tidak pernah sama seperti apa yang Rei rasakan, hanya cacian, makian, dan sikap kasar untuknya. Vera adalah mantan pacar Kev, dahulu ia meninggalkan Kev karena bertemu Vin namun kini ia kembali ingin bersama Kev.
71 | K e v i n N a r e n d r a Kev yang terluka olehnya tentu menolak keras ajakannya, hatinya bukan lagi pulih karena dirinya sendiri. Namun ketika Rei memasuki orbit hidupnya, segalanya berubah.. *** Hari berikutnya tiba, pagi hari ketika Rei tengah sarapan di kamarnya dengan secangkir coklat panas dan sandwich buah ia melihat notifikasi dari handphonenya. Ia langsung meletakan sandwich nya dan melihat notifikasi pesan itu, sebuah nomor tak dikenal mengiriminya pesan. Dengan heran ia membukanya, sekilas ia melihat kontak itu tak memiliki profil. Ketika ia mengklik kontak itu pesannya muncul, “ Halo Reii, ini nomor gua Kev. Save yaa” “ Hari ini gue mau keluar, lo mau ikut ga? Rencananya mau nonton” Rei yang tertarik mulai mengetikkan pesan, “ Boleh aja, di mana maunya?” Kev mengetik. “ Ntar gue jemput, siap siap aja” “ Oh yaudah” Balas Rei kemudian ia menyimpan nomor Kev.
72 | K e v i n N a r e n d r a Ia segera menyelesaikan sarapannya, namun tiba-tiba sebuah nomor tak dikenal lainnya mengiriminya pesan. Ia mulai kesal, saat ia buka ternyata nomor lain. Ia membuka kontak itu, kemudian pesan itu muncul. “ Reii, sv yaa. Vin, Oiya kamu senggang ga??” Rei kemudian membalas dengan setengah hati. “ OK, Senggang cuman tadi aku udah ada janji mau keluar sama Kev” Kevin mengetik.. “ Oh yaudah, have a great day!” “ thanks” Rei mematikan layarnya, kemudian beranjak menuju dapur. *** Vin melihat keterangan Offline dari layar Handphonenya, ia pun mematikan handphonenya. Terfikir dalam benaknya untuk menelfon adiknya dan menanyakan perihal janjinya dengan Rei, namun ia mengurungkan niatnya. *** “ Hai cantik, mau kemana?” Ujar Kev yang tengah parker didepan Loby.
73 | K e v i n N a r e n d r a “ Ih gimana sih, kan lo yang ngajak” gerutu Rei. “ Hahahaha, oke deh. Naik buruan, bentar lagi filmnya mulai” “ Kok pesennya yang mepet waktunya??” Tanya Rei sambil naik ke motor. “ Ga kok, masih 1 jam lagi. Cukup kan buat jajan dulu” “ Paling gue beli minum aja” Balas Rei singkat. “ Gue yang traktir Rei, beli apa aja terserah. Kalo mau shopping juga gas aja” “ Ga ah, baju gue udah banyak” Tolakan keras kembali tertuju untuk Kev. “ Oke deh Reii” Balas Kev santai. Motor Kev melaju di jalanan Jakarta, Kev dan Rei bercanda dan mengobrol sepanjang jalan. Memperhatikan sudut sudut kota metropolitan, sampai menertawakan halhal random yang mereka temui. Sampai akhirnya mereka tiba di Pondok Indah Mall. Rei melongo, tak pernah terbayang dalam benaknya untuk menghabiskan waktunya ditempat orang-orang elit. “ Kenapa?” “ Kena mental, gue balik aja ya” ujar Rei sambil tersenyum miris.
74 | K e v i n N a r e n d r a “ Ehh jangan, gue traktir” “ Gue ga enak sama lo Kevinn” “ Santai aja, ga usah gengsi yok” Ujar Kev sambil menarik tangan Rei. Rei hanya pasrah pada keadaan. Hati kecilnya berkata. “ Mampus gue” *** Kev menarik Rei ke tujuan pertama, yaitu bioskop tempat mereka akan menonton nanti. Dari pintu masuk Kev langsung menuju tempat membeli Snack, “ Mbak, popcorn asin sama karamelnya masing-masing 1 ya. Ukurannya yang premium” “ Baik kak, ditunggu ya” ujar karyawan. “ Kev, bentar ya. Gue mau ke supermarket di bawah tadi, mau beli kopi” “ Eh gausah, gue aja yang beliin. Lo sukanya apa?” “ Hmmm, Coffe Milk extra sugar!” “ Hahahaha, oke deh. Yuk ikut aku” Kev kembali menarik Rei seperti sedang membawa menekin yang kaku dan pasrah dengan keadaan. Kali ini sebuah kejutan bagi Rei, StarBucks!. “ Kev plis deh, dompet gue menangis Kev”
75 | K e v i n N a r e n d r a “ Gapapaa, gue yang bayarin” “ Guenya yang-” “ Ga-pa-pa Rei” Tegas Kev sambil berdiri di hadapan Rei. Rei hanya tersenyum pasrah, Kev membelikannya Milk Cofee dengan extra sugar dan juga Croissant yang tentunya ukuran jumbo. “ Gue kira Cuma mau nonton biasa” “ Gapapa, kamu cantik kok walau Cuma outfit ala onie onie korea” “ Harusnya aku pake celine atau dior maybe” “ Pake apapun, walaupun Cuma baju biasa kamu tetep cantik buatku Rei” Rei terdiam, jantungnya berdebar. Sementara Kev masih terus menempel dan membawanya ke setiap tempat dan membelikannya sesuatu. *** Mereka keluar dari Bioskop, setelah film yang cukup panjang selama dua jam. Rei kembali ditarik oleh mesin uang berjalan menuju toko pakaian yang cukup terkenal, Kev langsung membawa Rei masuk. Didalam tiba-tiba Kev berhenti, Rei bingung. Padahal semulanya Kev berjalan seperti kereta api yang menteretnya untuk
76 | K e v i n N a r e n d r a menghabiskan uang milik Kev, mesin uang berjalan itu berhenti. “ Maaf Rei..” “ Uang lo abis?” “ Bukan Rei, maaf ga bisa ngajak lo ke Dior..” “ What..” Rei kaget. “ Harusnya kita ke Mall yang lebih gede, maaf banget..” “ Lo gila ya? Diajak ke Pondok Indah Mall aja udah bikin gue kayak mau mati. Apalagi lo beliin gue Diorr” Rei tidak percaya dengan perkataan si mesin uang. Kev kemudian mengambil sebuah gaun yang berada disampingnya dan menyodorkannya kepada Rei, “ Mau??” “ Ga deh” “ Ga suka??” “ Suka, cuman kayaknya kemahalan deh” “ Gapapa, apa aja buat lo” “ Gau-” “ Gapapaa” “ Hmph” Rei kesal. “ Lo maunya apa aja gue turutin, nanti Diornya gue suruh ke rumah lo deh..”
77 | K e v i n N a r e n d r a “ GAAAA, ntar gua dikira gadai mobil papah guaa” “ Ya udah, gapapa ini buat lo. Dan ga usah nolak!” “ Hmm” Rei mengiyakan. Tiba-tiba Rei melihat sosok Saska sahabatnya, sontak ia langsung mendekat. Namun langkahnya terhenti ketika melihat saska yang tengah membelikan kemeja untuk Vin, tampak sosok Vin yang tengah memperhatikan saska memilihkan kemeja untuknya. Hatinya hancur ketika melihat Saska yang memakaikan kemeja itu untuk Vin. Kev yang melihatnya langsung mengajaknya pergi dari sana, dengan berat hati ia menapakan kakinya menjauh. *** Rei masih tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya, sosok itu adalah sahabatnya yang senantiasa selalu bersamanya. Namun kenapa sekarang? Ada apa dengan persahabatan ini?? Hubungan apa ini? Ataukah ini bukan lagi persoalan tentang sepasang manusia yang Sali berbagi dunia?. Rei larut dalam gejolak fikirannya. Kev membawa Rei menuju taman hiburan di tepi pantai, Dufan namanya. Rei dan Kev masuk dengan tiket VIP, di senja yang sunyi itu keduanya menuju wahana kincir raksasa. Ketika pintu kincir ditutup Rei kembali ke
78 | K e v i n N a r e n d r a kenyataan, bahwa sosok didepannya bukanlah Vin.. melainkan Kev. Ia bukanlah Kevin Mahendra, tetapi ia adalah Kevin Narendra..
79 | R e a l i t a BAB 7 Realita ei terkejut, ternyata tangannya sudah basah dengan butiran Air mata. Dan telapak tangan yang tengah menggenggam tangannya, bukanlah Vin. Rei mengusap Air matanya, masih tertinggal kepedihan di hatinya. Kev memberikannya selembar Tissue, Rei begitu terlarut dalam fikirannya. Ia bahkan baru sadar bahwa sudah tidak berada didalam wahana, kesedihan membuat dadanya terasa sesak. Nafasnya berat dan air matanya menetes, lalu tangan itu dengan lembut mendekapnya. Dengan kehangatannya Rei menangis, menenangkannya dan menjaganya. Senja kini berubah, langit kemerahan yang bagai amarah dan kecemburuan. Tidak dapat menggambarkan luka yang melukai hati Rei, ia yang telah memiliki cahaya sendiri. Kini bertemu dengan cahayanya yang dulu, api itu membara dan terus membara. Membuat keduanya terbakar hebat dan membakar dirinya sendiri, namun apakah ini hanya masalah waktu?. Vin.. apa benar ini R
80 | R e a l i t a hanya sekedar hubungan persahabatan? Mengapa dada ku sesak bila melihatmu bersama yang lain? Mengapa aku marah? Atas dasar apa.. Tuhan.. Apa kisah ku dan dia ini akan berakhir seperti ini?. Tuhan.. Mungkinkah aku meminta dia untuk selamanya menjadi milikku? Menjadi bagian dari hidupnya adalah sebuah karunia terindah darimu… Tuhan.. akhirnya aku menyadari realita ini.. bahwa aku mencintainya Tuhan. *** Rei telah kembali di kamarnya, ia yang tengah mengelus si gendut dengan lembut tiba-tiba gerakan tangannya terhenti. Terbayang dalam benaknya, tentang apa yang sudah terjadi selama ini. Semua hal yang telah ia lewati, apakah Vin memang cintanya?. Si gendut lantas bangun dan mengelus wajah Rei, butiran air mata Rei terhapus oleh bulu si kucing. Rei kembali memeluk kucing kesayangannya itu, kemudian mematikan lampu kamar tidurnya. Ia terlelap dalam dengkuran kucing kesayangannya. *** “ Hebat-hebat.. Gua ga pernah nyangka lo bakal ngehancuri Rei”
81 | R e a l i t a “ Apa maksud omongan lo barusan?” “ Ga usah sok suci apalagi sok polos deh lo, siang ini lo jalan bareng saska kan??” “ Lo mending ngaca deh..” “ Hahahaha.. kok gue sih?? Hubungan lo sama Rei kan Cuma sahabat, apa gua salah? Ngajak dia nonton??” Vin terdiam, tak sepatah kata keluar dari mulutnya. Mata yang menatap Kev dengan tajam menggambarkan amarahnya dan kepedihan. “ Lo pasti mau bilang “ lantas Rei juga sebatas sahabat, jadi ga masalah dong gue jalan sama Saska” iya ga ?? Mahendra.. Mahendra.. jawab dong” Kev mulai memancing emosi Vin. “Atau jangan-jangan lo ada hubungan gelap?” Vin langsung tersulut emosinya, ia menatap Kev dengan tajam. Seperti seekor singa yang hendak menerkam Hyena. “ Mulut busuk lo mending diem ya, ada hal yang lo gatau” “ Apa Rei juga tau?” Vin tak merespo. “ Sahabat lo sendiri padahal… Hahahaha miris..” Ujar Kev lalu pergi.
82 | R e a l i t a *** Tuuut… Tuuut…. Nut. ( suara Telephone) “ H-Halo Reii???” “ mau apa lagi?, udah malem mending lo tidur deh” “ Ga bisa Rei soalnya in-“ “ Udah lo tidur aja! Ganggu aja sih!” potong Rei dengan ketus. “ Kamu ngeliat aku sama Saska ya tadi?” “ Jadian aja sono” “ Ga gitu Reii, panjang banget ceritanya-“ “ Gausah cerita, gue capek” “ DENGERIN DULU” Rei bergidik, baru pertama kali ia mendengar Vin yang membentaknya. “ Gue tuh ga sengaja ketemu sama Saska pas lagi beli barang, dia ngajak aku ke toko itu. Ternyata mau beliin kemeja, aku udah nolak tapi dia maksa. Dia pengen banget beliin aku kemeja Rei, aku iyain terus-“ “ Maaf gue marah.. Gue gaada hubungan spesial ama-“ “ Kalo emang gaada yang spesial kenapa aku ngajak kamu ketemu di taman pas LDK? Kalau memang kamu ga spesial kenapa cuma sama kamu aku ngomong begini?
83 | R e a l i t a Kamu bisa liat sendiri sikapku sama kamu Rei.. aku juga ga berubah“ “ Iya memang benar kamu ga berubah, tapi segalanya berubah tanpa kehadiran kamu. Dan ga ada yang bisa mengubah itu, bahkan ketika kamu kembali pun segalanya tetap sama Vin.. Mau seberapa hebatnya kamu membuat kenangan kembali untuk kita segalanya tetap sama. Saska bakal tetep suka sama kamu, dan Realita bukanlah hal yang mudah untuk diubah! Kenyataannya kita ga ada yang spesial Vin. Apa yang mau kamu perjuangin?? Persahabatan lagi? Orang-orang pun sadar kalau ini udah bukan persahabatan lagi Vin..” “ Ayo mulai dari awal” “ Maksudnya? Kamu mau menuliskan ulang semua kenangan itu?” “ Buat kenangan yang baru Rei, aku tahu aku memang ga pantas buat kamu. Aku ninggalin kamu 8 tahun lebih bahkan tanpa kepastian, tapi tolong Rei.. Tolong banget…. Jangan pergi..” Rei terdiam, buliran air matanya yang terus jatuh pun tak lagi ia hiraukan. Suhu yang memanas membuatnya lemas,
84 | R e a l i t a ia terduduk di ranjangnya dengan kaki tertekuk sambil bersandar pada sisi atas ranjangnya. “ Izinkan aku memperbaikinya Reii.. Dunia kita yang sempat hancur itu. Biarkan aku yang memperbaikinya sendiri, salahku membiarkanmu mempertahankannya sendirian! Aku tak seharusnya menghindarimu selama 8 tahun ini Reii… tapi tolong….. aku memohon padamu Reii…. Jangan pergi, tolong maafkan diri ini yang telah menorehkan luka dalam hatimu. Insan ini memohon kemurahan hatimu Rei.. aku mohon….” Suara Vin yang memohon membuat Rei tak sanggup menahan tangisnya, ia histeris di apartemennya yang sepi. Terbayang seketika dalam benaknya setiap ia menunggu kedatangan Vin, hari ke hari. Minggu ke minggu, bulan ke bulan, sampai tahun ke tahun. Baru setelah 8 tahun lamanya ia kembali? Belum genap setahun ia kembali melukai perasaannya. “ Sekarang berbeda Vin… kamu harus sadar..” “ Kalau begitu aku akan berubah Rei.. Segalanya untukmu Reii bahkan jika harus mempertaruhkan nyawa pun akan kulakukan….” Rei membanting Handphonenya, ia menundukkan pandangannya dan menangis. Dia yang dahulu mengobati
85 | R e a l i t a lukanya, kini telah melukai hati kecil rapuhnya. Dandelion itu kembali kehilangan keindahannya, meredup cahaya yang menuntun jiwanya. Berhenti berharap akan asa yang menanti, dan terdiam dalam kesunyian yang memenuhi lubuk hatinya. Dirinya yang rapuh, telah belajar untuk bertahan. Namun kini seorang pangeran yang dulu selalu membantunya kembali, entah sengaja atau tidak ia justru merusak keindahan hatinya yang telah pulih. Keindahan itu kembali hilang diterpa sang angin, dan pangeran kecil yang berduka atas kesalahannya. *** Hari demi hari telah dilewati, semenjak tangis mereka itu kini mereka lebih jarang bertemu. Vin yang menjaga jarak dan Rei yang menghindar, apakah sang waktu akan mengobati luka mereka?. Satu bulan mereka menghindar, Vin berinisiatif menelfon balik. Rei yang ragu dengan pilihannya akhirnya tetap mengangkat telefon dari Vin, uraian kata yang ingin di ungkapkan begitu sulit terucap dari mulut lelaki itu. Begitu kelu lidahnya untuk berucap, sementara Rei terus menunggu suara pria yang selalu ia nantikan.
86 | R e a l i t a “ Maaf..” Hanya kata itu yang Vin mampu ucapkan, penyesalan dan amarah pada dirinya sendiri. Betapa hinanya dirinya yang masih ingin dekat dengan Rei sedangkan ia juga yang telah melukainya sangat dalam. “ Gapapa, gue ngerti” Rei tak mampu menahan perih, rasa sayangnya membunuhnya. Gejolak benci dan rindu itu saling menerpa, namun hati kecilnya masih terus merindukan sosok pangeran kecil itu. “ Mungkin memang seharusnya dari awal aku biasa aja pas lo sama Saska, gue ngaku salah. Maaf ya Vin” “ Lo ga salah Rei, gue yang salah banget sama lo” Rei terdiam, memang benar bahwa selama ini dia sendiri yang menjaga hubungan ini. Namun luka tentangnya tetap kekal didalam jiwanya, “ Aku ngerti susah buat maafin aku, tapi tolong biarin aku bisa dekat sama kamu seperti dulu lagi Rei” “ Oke.. tapi tolong-” “ Gue bersumpah disini sebagai Kevin Mahendra, tidak akan pernah menyakiti Rei kembali. Tuhan sebagai saksinya, dan Tuhan pula yang mengetahui maksud saya. Bila suatu saat aku mengulangnya kembali.., gapapa Rei
87 | R e a l i t a tinggalin aja diri ini. Aku rela, 1 kesempatan aja. Biarkan aku sadar..” “ Baik, buktiin ke aku..” Vin meletakkan telefonnya, buliran air matanya membasahi pipinya. Begitu ingin ia mengutarakan perasannya sebagai solusi, namun itu sepertinya justru akan merusak segalanya. Dengan berat hati ia kembali memendamnya. *** Vin tengah melihat Rei dari kejauhan, gadis itu yang sedang memakan roti favoritnya. Perlahan ia mendekat dan duduk di sampingnya, Rei melihat kedatangannya. Ia mengeluarkan roti coklat dari saku jaketnya. “ Mau?” ujarnya sembari menunjukan roti itu. “ Boleh, makasih..” Vin membuka bungkus rotinya, lalu memakannya. Sesaat keheningan diantara mereka, lalu Rei membuka topik. “ Vin, ahir peKan ke pantai mau ga?” “ Boleh aja, mau ngapain enaknya?” “ Gatau si, paling mau nyari foto bagus buat dilukis” “ Boleh deh, aku juga mau nyari foto-foto bagus” ucap Vin kembali sambil melihat ke arah langit.
88 | R e a l i t a “ Vin, kamu suka langit?” Tanya Rei sambil melihat kea rah langit. “ Iya, langit nya bagus ya?” “ Iyaa, hahaha” Rei menunduk kemudian melihat jam tangannya, waktu menunjukan pukul 09:45. “ Maaf ya Vin, udah mau masuk. Duluan ya, bye” Ujar Rei lalu pergi meninggalkan Vin. “ Byee, semangat..” Rei berhenti kemudian tersenyum kea rah Vin lalu lanjut berjalan menuju kelasnya. *** Rei yang tengah berjalan menuju halte bus melihat sebuah taman, teringat akan masa kecilnya yang senang bermain di taman. Di taman itu juga terdapat sepasang ayunan, Rei berjalan mendekati ayunan itu. Ia meletakkan tas nya di kursi taman dan duduk di ayunan, ia mulai berayun perlahan. Lalu seseorang duduk di sebelahnya, Vin juga berayun sendirian. Irama ayunan itu tak sama, lalu Rei menghentikan ayunan vin, “ Bareng meluncurnya” ujar Rei.
89 | R e a l i t a Vin hanya diam lalu mengikuti instruksi Rei barusan, mereka berayun bersama dan berirama. Ayunan yang bergerak dengan lembut itu mengingatkan Rei dan Vin, “ Rei, dulu juga main ayunan selalu gini kan?” “ Hmm, iya juga” “ Jadi mau ke pantai ga?” “ Jadii” “ Sekarang aja yuk” “ Hah? Naik apa??” “ Bus aja, saldo aku cukup” “ Saldo ku yang engga” balas Rei sebal. “ Yuk, aku top up” “ Ga-” “ Gapapa, anggap aja rasa permintaan maafku” Ujar Vin lalu berdiri di depan Rei sembari tersenyum manis. *** “ Say Chesee” ujar Vin saat memotret Rei yang tengah berpose dengan background matahari terbenam di pantai. “ Liat-liat! Bagus ga??” Tanya Rei penasaran. “ Bagus kok, nanti kita cetak” “ Oke Vin! Lanjut ke sanaa..” Tunjuk Rei sambil menarik Vin yang sibuk melihat foto di kameranya.
90 | R e a l i t a Senja itu mereka habiskan bersama, di tepian pantai dengan deburan sang ombak. Percikan air yang mengenai telapak kaki mereka begitu menenangkan, dua insan yang bertemu itu saling melengkapi. Waktu terus berlalu, begitu pula dengan ombak yang mulai pasang. Pantulan sinar purnama begitu indah diatas lautan, kedua pasangan itu masih di sana. Menatap ribuan bintang, saling bertukar cerita dan canda tawa. Realita tak selalu mengiris hati, kadang kala ia memberikan kita sebuah hadiah kecil. Tentang hal yang tak diketahui, selalu ada sesuatu dibaliknya. Realita yang pahit, terkadang menyimpan sesuatu yang lebih manis daripada madu. Dan bagi ku, itu kamu Vin.. *** Waktu terus berjalan, hari-hari indah kita lewati bersama. Bagaikan pasangan kekasih tanpa ikatan cinta, hari yang bebas dan kepercayaan di antaranya. Waktu terus berlalu seperti aliran sungai yang tenang, sampai suatu hari sebuah petaka yang tak pernah kuduga tiba. Hari itu dirimu yang tengah memotret di taman itu bersamaku, tiba-tiba tumbang. Perasaan yang berkecambuk ini mendesak diriku, saat dirimu dirumah
91 | R e a l i t a sakit Kev langsung datang dan mengambil alih. Diriku yang mematung di loby, menunggu kepastian tentangmu. Ada apa dengan mu Kevin? Hal apa yang engkau tutupi? Ada apa dibalik Realita ini?. Kev yang terus menelfon seseorang, dengan suaranya yang kasar dan keras. Aku terduduk di kursi rumah sakit, mengepalkan kedua tanganku di atas rok. Berdoa pada tuhan semoga engkau tetap baik-baik saja. Realita? Ada apa lagi dengannya? Kebahagiaan ku selalu sirna disaat aku merasa bahagia. Batin ku bertanya, dan hatiku yang membisu. Diri ini yang tengah menunggu kepastian, bagaikan kabut hitam yang menutupi segalanya tentang mu. Dan kamu yang terus menutupi sesuatu dariku, ada apa denganmu Vin?.
92 | K e n y a t a a n ? BAB 8 Kenyataan? *** enyataan itu sulit, namun apakah masih ada harapan untukku dan dirinya?. Rei yang menunggu di depan ruang ICU terus menunggu kepastian tentang Vin, sementara Kev hanya terus berputar putar didepan Ruangan ICU. Tap tap tap, suara langkah kaki seseorang. Rei yang tertunduk di kursi terkejut ketika seorang gadis seusianya duduk di sebelahnya, gadis itu berambut pirang dan matanya coklat. Ia menggenggam sebuah buket bunga besar berisi mawar putih yang amat harum, Kev tampak tidak senang dengan kehadiran gadis itu. Kev mendekat, “ Ngapain lo kesini?” “ Mau jenguk ga boleh?” Balas gadis itu. “ Lo harusnya sadar posisi, lo bukan siapa siapanya Vin. Pacarnya juga bukan” Sindir Kev dengan ketus. “ Kev!” Rei menegur sikapnya yang sedikit keterlaluan. “ Lo siapa? Ngapain lo disini” Tanya gadis itu. “ Gue-“ K
93 | K e n y a t a a n ? “ Dia Reina, ceweknya Vin. Dia yang nganterin Vin ke RS, puas lo Vin udah ada cewek?” Potong Kev kembali. “ Kevin!” Rei panik Kev mendekat lalu berbisik “ Tolong lo diem bentar, gue ga suka sama ni kutu” “ Ha..Hahahaha, itu bohong kan dek?” Tanya gadis itu kepada Rei. Rei terdiam, ia bingung harus bicara apa. “ Kenapa diem aja dek? Takut?” Tanya gadis itu kembali. “ Kita cuman deket..” Balas Rei sedih. “ Tuh kan Hahahahahhaha, lo ga usah bohong deh Kevin. Abang lo itu emang belum jadian”. Kev terdiam, matanya tampak marah pada Rei yang tidak ingin mengatakan bahwa ia pacar dari Vin. “ Gue ga pernah nyangka bakal segawat ini, tadi dia masih senyum sama tertawa seperti biasanya” Tawa gadis itu terhenti. “ Senyum?” “ Iyaa, Vin itu ramah dan ceria.” Gadis itu terdiam, Kev yang melihat kesempatan langsung kembali melancarkan kata-kata mautnya.