The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by TBM BRILICOM, 2023-02-22 23:36:26

Dandelion

Novel

94 | K e n y a t a a n ? “ Lo ga pernah ngerasain kehangatannya Vin ya? Hahaha kasian” Rei bingung, “ Memangnya Vin gak ramah sama kakak?” “ Sadar Na, rasa suka lo Cuma bertepuk sebelah tangan. Mending lo tuh –“ “ CUKUP KEV, Gue udah nungguin dia setahun lebih.. Bahkan gue juga yang nemenin dia-“ Potong gadis itu namun ia kembali dipotong ucapannya oleh Kev. “ Nemenin? Vin ga butuh perhatian lo Na, setahun penantian lo juga ga ada apa apanya dibanding ceweknya Vin” “ Cukup Kev!” Rei melerai. Gadis itu mulai menangis, Kev menatapnya dengan jijik. Rei berusaha menenangkan Gadis itu, namun gadis itu menepis tisu yang ia tawarkan. “ Gausah sok baik lo, lo udah ngerebut Vin dari gue.” Ujar gadis itu sambil terisak. “ Kak namanya siapa?” “ Namanya Dianna, panggil aja si pikmi” Ujar Kev “ DIEM LO AN***G”


95 | K e n y a t a a n ? “ Lo pergi sekarang, atau mau gue panggilin satpam Dianna?” Balas Kev dengan marah. Tanpa permisi Dianna langsung pergi, ia juga sempat menginjak kaki Rei yang tengah duduk dengan sepatu hak tinggi nya. Kev kemudian duduk di sebelah Rei, Rei yang bingung dengan kejadian barusan memilih diam. *** Tak Tok Tak Tok, suara langkah kaki kembali. Rei yang tertidur sedikit terbangun, samar-samar ia mendengar suara. “ Ini siapa Kev??” Tanya Tante Monika ( Ibu Kev dan Vin) “ Shut… Ntar dia kebangun mah” “ Siapa itu?” Tanya Om Reza ( Ayah Kev dan Vin ) “ Rei Pah, dia yang nganterin Vin kesini” “ Ya ampun kalau tau tadi bisa bawain selimut,” Ujar Tante Monik sedih melihat Rei yang tertidur di pangkuan Kev, hanya berselimutkan jaket kulit milik Kev namun ia tertidur sangat pulas. “ Orang tuanya ga nyariin?” Tanya Om Reza. “ Engga Pah, Handphonenya juga ga ada yang nelfon dari tadi”


96 | K e n y a t a a n ? “ Kalian udah makan belum? Udah mau tengah malam” Tanya Tante Monik khawatir. “ Belum si, tadi sebelum ketiduran si Rei sempet bawain Kev Roti” Balas Kev. “ Ya udah, Sakti tolong pesen Burger yang biasa di pesen ya. Resto yang di deket RS saja, tau kan?” “ Burger ukuran jumbo seperti biasa ya pak?” Tanya Sakti memastikan. “ Ya, sama minumnya. Mau apa Kev?” “ Espresso 1, Milk Coffe ekstra Cream sama gula 1, Teh manis hangat nya 2 kalau bisa yang agak besar” “ Baik, saya permisi dulu Pak” Kev masih terus duduk dengan tenang, ia tak ingin mengganggu tidur nyenyak Rei. “ Kev.. Kalau kamu pegal Rei dipindahkan ke mobil papah saja” “ Gapapa kok mah, Kev juga nyaman kok” Ujar Kev menolak. Kev mengelus lembut kepala Rei, terasa lembut rambut Rei saat bersentuhan dengan tangan Kev. Terbesit dalam benaknya tentang Rei yang selalu bersama dengan kakaknya, dan Rei yang selalu memikirkan segala tentang


97 | K e n y a t a a n ? kakaknya. Hatinya yang hancur hanya membisu, menahan segala amarah dan cemburunya. Namun ia luluh sebelum sempat meluapkan amarahnya, mengapa Rei? Dirimu yang menginginkan sosok kakakku namun kau justru juga telah meluluhkan hati ku. Papah Kev mendekat lalu duduk di sebelahnya, sementara kev terus mengusap lembut Rei. “ Kamu sayang sama Rei?” Kev terdiam, tangannya terhenti sejenak. “ Kev Cuma kasian sama Rei pah, ga lebih dari khawatir” “ Kalau Cuma khawatir kamu ga akan selembut ini” Kev kembali terdiam, tangannya masih terus mengelus lembut. “ Papah kenal betul tentang kamu Nak, kamu itu keras dan kasar. Tapi begitu kamu mencintai sesuatu kamu bahkan bisa selembut bahkan mungkin lebih lembut dari Vin, dan inilah yang papah lihat sekarang Kev” “ Bagaimana kalau Kev bilang yang sejujurnya? Itu Cuma bakal ngehancurin Rei Pah” “ Kamu ga mau Rei menjauh?” “ Tentu, jangankan perasaan kalau sampai dia tahu soal kehidupan Kev mungkin dia juga bakal pergi”


98 | K e n y a t a a n ? “ Kalau begitu berubah nak, demi Rei..” “ Rei milik orang lain Pah, Rei itu milik Abang Vin” Papah Kev terkejut mendengarnya, “ Maksudmu?” “ Rei suka sama Vin Pah, walaupun mereka ga bilang Kev juga bisa melihat bahwa ada rasa suka di antara mereka. Dan itu adalah batas yang ga akan pernah Kev dapatkan, baginya Kev sekedar teman dekatnya Pah..” “ Nak-“ “ Kev hanya pelariannya pah, ga lebih. Dan Kev sadar, perasaan Kev setulus dan selembut apapun hati Rei tetap milik abang Vin” Ujar Kev dengan suara semakin melemah. “ Dia adalah hal yang tidak akan pernah bisa Kev gapai, meski dekat namun nyatanya ia hanya bayangan” Ujar Kev kembali, perasaan hancur memenuhi seluruh hatinya. Perasaan hancur karena ia sadar, sadar akan hal yang selama ini ia tutupi dari hatinya. “ Permisi Pak, ini yang tadi bapak minta” Ujar satria sambil membawa 2 bungkus plastik. “ Berapa totalnya?” Tanya Papah Kev. “ 250k Pak”


99 | K e n y a t a a n ? “ Nih 300, buat ganti bensin sama tipnya. Thanks Satria” “ Siap pak” Ujar Satria lalu pergi. Mamah Kev duduk di pojok kursi di samping Rei, “ Tuhan itu baik Kev, mamah yakin pasti Tuhan memberi jalan terbaik buat kamu, Rei, dan Vin” Ujar mamah Kev menguatkan *** “ mmmh..” Rei terbangun dari tidurnya. Pandangannya samar-samar, pinggangnya yang pegal karena tidur dalam posisi duduk mencoba bangun. Namun betapa terkejutnya ia ketika menyadari tangan Kev yang seperti sedang memeluknya dan menjadikan dirinya bantal bagi Rei, Rei perlahan mencoba melepaskan tangan Kev yang tertidur pulas. Ia juga membuka jaket Kev yang ia kenakan, ia melipatnya dan menjadikannya bantal untuk Kev yang sepertinya lelah karena menahan posisi duduknya dalam waktu yang cukup lama. “ Sudah bangun Nak?” Tanya Om Reza tiba-tiba. “ Eh iya Om..” Ujar Rei sambil mengusap matanya. “ Itu yang di plastiK putih buat kamu ya, tadi malem saya belikan buat kamu dan Kev” “ Oh baik, terimakasih Om. Maaf saya ketiduran di-“


100 | K e n y a t a a n ? “ Hahahaha, gapapa kok. Kev juga ga keberatan” Rei tersipu, ia malu karena ketiduran di pangkuan Kev. “ Ini, saya barusan minta satria sama timnya buat beberapa barang sebelum Vin dapat kamar rawat inap.” Ujar Om Reza sambil menyodorkan sebuah paper bag besar. “ Kamu kalau mau pulang silahkan, sudah ada saya sama mamah Vin” “ Oh gapapa om tante, Rei mau disini aja nemenin Kev” “ Yaudah, jangan sampai sakit ya nak” “ Baik Om” Ujar Rei senang. Om Reza kembali pergi, Rei yang penasaran membuka plastiknya. Terdapat burger dan beberapa minuman, sebuah Cup minuman Starbucks menarik perhatiannya. Ia mengangkatnya, tertulis namanya dan juga pesanannya. Sebuah Milk Cofee ekstra cream and sugar, Rei tersenyum melihatnya. Setelah makan dan minum ia kembali melanjutkan tidurnya. *** “ Hoaam…” Rei menguap lelah. “ Udah bangun lo?”


101 | K e n y a t a a n ? Rei kaget, semalam ia tertidur di tempat menunggu pasien ICU mengapa sekarang di kamar?. “ Gue dimana??” “ Kamar Vin, tadi pagi sekitar jam 3 Vin udah dapet kamar. Jadi kita di suruh pulang, lo udah coba dibangunin nyokap gue tapi katanya lo kecapean. Jadi gue disuruh bawa lo ke sini, juga nemenin biar lo istirahat dulu” “ Tapi kan gue ga sakit” Bantah Rei. “ Ya setidaknya nanti sore baru gue ajak ke RS” Balas Kev sambil menuruni tangga mezzanine. “ Ya sudah” Ujar Rei mengiyakan. *** Derum motor Kev menggema di parkiran rumah sakit, Rei yang melepaskan Helmnya tampak kesulitan. Dari belakang sepasang tangan yang tak asing membukakannya, Rei melepas helm nya lalu meletakkannya di motornya. Kev membawa sekantung plastic penuh dengan buah sementara Rei membuntutinya dari belakang, saat berada di lift Rei penasaran mengapa Kev tidak membangunkannya. “ Kevin..”


102 | K e n y a t a a n ? “ Apa?” Ujar Kev sambil melihat ke arah Rei yang lebih pendek. “ Lo semalam kenapa ga bangunin gue aja? Gue juga ga bakal marah kok” “ Ohh, Gapapa. Kasian ngeliat lo kayaknya capek banget” Jawab Kev sambil tersenyum. Pintu lift terbuka, Kev dan Rei kembali bergerak menuju kamar Vin. Rei membuka Pintu kamar rawat VIP itu, ornament serba putih khas rumah sakit langsung menyapa. Dibalik tirai putih itu terdapat Vin yang tengah terlelap, Rei langsung mendekat perlahan. Rei terkejut, tiba-tiba tangan Kev menghentikannya. “ Jangan sekarang” Ujarnya dengan perlahan. Rei tampak murung, namun ia tidak memaksa untuk melihat kondisi Vin. “ Vin kenapa Kev?” “ Maaf gue ga bisa ngasih tau, ini permintaan dia” “ sedikit aja” “ Maaf, gue gabisa Rei” Rei kembali sedih, perasaan khawatirnya berkecambuk. Kev hanya terdiam sambil mengupa buah Jeruk, tangan


103 | K e n y a t a a n ? Kev dengan lembut menawarkan potongan jeruk yang ia kupas. Rei mengambilnya lalu memakannya. Tok Tok Tok, suara ketukan pintu terdengar. Kev dengan kesal berjalan menuju pintu, ia membukanya. Sosok Dianna kembali berada di hadapannya. “ Ada Vin ga??” “ Anj***” Ujar Kev lalu menutup Pintunya kembali. Rei bingung, ia bangkit lalu bertanya. “ Siapa??” “ Dianna, jangan dibukain pintunya. Biarin aja dia di luar sampai jadi kayak bebek” “ Hmm..” Rei kurang nyaman dengan sikap Kev yang kasar pada Dianna. *** “ Ohok! Ohok!” suara batuk dari balik tirai. Rei yang tengah terlelap langsung terbangun dan memberikan minum untuk Vin, Kev segera menyusul sambil melihat apa yang terjadi. Kev bernafas lega lalu segera mengambilkan kursi untuknya dan Rei, “ Gue kira lo mau mati njir” “ Kevin!” tegur Rei. “ Maaf-maaf”


104 | K e n y a t a a n ? Vin hanya tersenyum melihat adiknya dan sahabatnya akrab, “ Maaf ya bikin khawatir” ucap Vin. “ Gapapa, udah enakan?” Tanya Rei. “ Lumayan, makasih” Ujar Vin kembali. “ Kamu sakit apa Vin??” Tanya Rei Khawatir. “ Aku gapapa kok, aku sehat” “ Halah, boong bat lu” Ujar Kev tidak senang. “ Yaudah kalo gamau ngasih tau” Ujar Rei kesal. “ Hahaha, maaf ya” ujar Vin kembali. *** Rei kini berada di kafe dekat rumah sakit, sekarang pukul 20:30 WIB. Sejak sore ia telah berada di kamar Vin, mulai dari bermain kartu sampai berbincang biasa. Ia tengah istirahat sejenak, kepalanya yang terasa pusing seketika hilang ketika aroma Milk coffee kesukaannya memasuki rongga hidungnya. Untuk kesekian kalinya Kev membelikannya Milk Cofee, menikmati Milk Cofee dengan seporsi waffle madu dan churros di kafe bersama Kev. Membuatnya sejenak melupakan bau rumah sakit dan hiruk pikuk kehidupannya. “ Lo kalo minum kenapa sih?”


105 | K e n y a t a a n ? “ Huh?” “ Mirip kucing, pelan-pelan banget minumnya. Kalo habis juga nanti gue beliin lagi” “ Hilih, ini aja udah porsi medium. Ntar kalo yang Large yang ada kembung gue” Rei heran dengan perilaku Kev yang senang membuang-buang uangnya untuk Rei. “ Gapapa, yang penting kucing gembul nya senang hehe” Ujar Kev sambil menyentuh hidung Rei kembali. “ Geli..” Ujar Rei sebal sambil meminum Milk Cofee nya kembali. Kev kembali mengambil sebatang Churros lalu memakannya, “ Lo gasuka pake coklatnya??” Tanya Rei. “ suka suka aja, Cuma pengen ngerasain yang polos dulu” “ Ooo, oke deh” Ujar Rei sambil mengambil churros juga. *** Tengah malam telah tiba, Rei yang lelah tertidur pulas dengan posisi setengah tubuhnya di kursi dan di ranjang vin. Sementara Vin dan Kev tengah mengobrol santai, sampailah ke topik tentang mereka bertiga. “ Makasih ya” Ujar Vin “ Kenapa?”


106 | K e n y a t a a n ? “ Mau jagain Rei buat gue” Kev terdiam, matanya tampak tidak suka dengan ucapan Vin barusan “ Kalau sudah tiba waktunya, tolong ya Kev. Jagain Rei, buat gue. Mau ya?” pinta Vin. “ Kalo jadinya gue yang milikin Rei gapapa ya” Ledek Kev. “ Hahahaha, gapapa kok. Gue juga ngerasa gap antes buat Rei, kalau memang takdir Tuhan untuk lo adalah bahagia bareng Rei gue ikhlas kok.” Balas Vin sambil tersenyum kepada adiknya. “ Thanks Vin” “ Sama-sama Kev” ***


107 | J a w a b a n s a n g w a k t u BAB 9 Jawaban sang waktu bulan telah berlalu, Kev dan Rei masih sering datang sepulang sekolah untuk menemani Vin di RS. Kondisi Vin juga semakin membaik, dan telah 6 bulan sejak pertemuan mereka kembali ( Vin dan Rei ). *** “ Tau ga kenapa minyak dan air ga bisa bersatu?” “ Kenapa??” Tanya Rei bingung. “ Karena yang bisa bersatu itu Cuma gue dan elo Hahahahaha” Balas Kev sambil tertawa. “ Hahahaha” Rei tertawa karena jokes milik Kev. Ditengah Mall Rei terhenti sejenak, ia melihat sebuah toko kue. Kev bingung karena Rei yang tiba-tiba berhenti, “ Mau beli?” “ Hmmm, pengen sih” “ Masuk yuk, siapa tau ada Milk Cofee” Ledek Kev. Rei mengikuti Kev dari belakang dengan sedikit sebal, begitu memasuki Toko langsung tercium harum manis dari berbagai jenis kue dan dessert yang dijual. Mulai dari 3


108 | J a w a b a n s a n g w a k t u yang polos sampai mewah bertabur emas, Rei mendekati Etalase yang memajang sebuah kue dengan aksen berwarna serba biru dan putih. Sebuah boneka whipcream berbentuk kucing di atas kue itu menarik perhatiannya. “ Mau pesan apa Mbak?” Tanya seorang pelayan dengan ramah. “ Mas kue yang ini berapa??” Tanya Rei. “ 350k aja kak, atau mau ukuran lain??” “ Um kalo gitu-“ “ Kalo gitu aku aja yang bayar Rei” Ujar Kev. “ Aku mau beli sendiri” Ujar Rei menegaskan. Kev tampak tidak senang, ia hanya ingin memanjakan kucing manisnya. “ Ukuran besar nya berapa mas?” “ 400k Aja kak” “ Aku pick yang besar ya, sama request tulisannya yang ini. Sama kalo boleh nanti Request yang lain juga ada disini” Ucap Rei sambil menyodorkan kertas dari saku jaketnya. “ Oke mbak, mau di pick kapan?” “ Mmm nanti saya telfon aja ya” Ujar Rei khawatir.


109 | J a w a b a n s a n g w a k t u “ Oh baik mbak, saya ngerti” Ujar pelayan yang paham maksud Rei. Pelayan itu kedalam sebentar lalu menyodorkan kartu toko dan nomor telefon toko, lalu Rei menarik Kev keluar dari toko itu. “ Kenapa? Buat siapa?” “ Buat temen, hehehe” Kev kembali kesal karena tidak diberitahu. “ Rei..” “ Iyaa??” “ Hari ini kan gue ultah, jadi lo ga ngasih hadiah gitu?” Rei langsung memeluk Kev seperti anak kecil yang memeluk tedy bear besar, “ Happy Birthday Kevinn, all great wish for you..” Ujar Rei dengan samar-samar karena berbicara dibalik Jaket Kev. Kev mematung sejenak lalu membalas pelukan Rei, perlahan kembali ia mengusap rambutnya yang lembut. Beberapa saat kemudian Rei melepaskan pelukannya, “ Karena ini hari ulang tahun lo mulai detik ini gue bakal iyain semua permintaan lo, kecuali kalo kelewatan” Ujar Rei lalu memperingatkan Kev.


110 | J a w a b a n s a n g w a k t u “ Hahahaha, ga kok. Kalo gitu lo harus seharian sama gue” “ Okey, sekarang lo mau ngapain?” “ Mau makan?” “ Mmmm boleh” Ujar Rei menyambut tawaran makan gratis dari Kev. “ Kita keluar aja yuk” “ Tumben, biasanya mau yang mahal” Rei bingung. “ Lo suka telur gulung kan? Di deket parkiran ada abangabang telur gulung langganan gue dari SD” “ Wahhh… boleh-boleh” Ujar Rei senang. Kev menggandeng Rei lalu mereka pergi keluar Mall, tepat di depan parkiran terdapat seorang kakek tua dengan meja untuk meletakkan telur gulung beserta sebuah wajan besar berisi minyak panas. Dibawah stan nonpermanen itu sang kakek berjualan, tampak sebuah spanduk bertuliskan “ Telur gulung Pak Laris” Rei tertawa melihatnya. “ Kenapa Rei??” “ Lucu aja, namanya kan pak laris telur gulung nya beneran laris. Yang beli Crazy rich lagi haha” Ledek Rei. “ Hahahaha, bisa aja” balas Kev.


111 | J a w a b a n s a n g w a k t u Rei dan Kev mendekat, begitu mendekat Rei melihat telur gulung yang harganya 3k untuk setiap telurnya. Rei mengambilkan 5 telur lalu merogoh dompet nya, namun Kev menghentikannnya sambil menggeleng. “ Kan lo yang ulang tahun“ “ No no no, gue yang traktir lo seharian” “ Tapi…“ “ Oke deh Rei, pak saya mau 10 telur gulungnya ya” Rei hanya diam saja melihat Kev yang kembali berulah, ia sudah tidak peduli lagi dengan Kev. Ia lelah dengan mesin atm berjalannya. “ Gila! Ini enak banget” Ujar Rei setelah menggigit telur gulungnya. “ Papeda nya?” “ Plis ini enak banget, pantesan laris” ujar Rei yang hampir menangis karena lezatnya papeda dan telur gulung pak Laris. Kev hanya tertawa kecil melihat tingkah Rei yang sangat menyukai makanannya, Kev kemudian mengajak Rei menaiki motornya untuk pergi ke suatu tempat. “ Lo mau ngajak gue kemana lagi??” “ Spesial buat lo” Ujar Kev mencurigakan.


112 | J a w a b a n s a n g w a k t u *** Kev berlari sambil menarik Rei, Rei tersentak beberapa kali namun tetap berusaha mengikuti Kev. “ Woy kita mau kemana sih??” Ujar Rei. Tiba-tiba Kev terdiam, lalu berbalik dan tersenyum. Tibatiba semburan air mancur langsung melesat tinggi menjulang ke angkasa, Rei seketika terpana dan kagum. Mereka berada di lingkaran air mancur yang terus menyemprotkan air dengan irama yang indah, Rei meletakkan kedua tangannya di wajahnya. Kev yang senang langsung menggenggam kedua tangan Rei “ Suka ga??” Rei hanya diam sambil mengangguk perlahan, air mancur tadi telah usai. Waktu mengisi kembali telah tiba, Kev mengajak Rei keluar lingkaran lalu bermain ayunan bersama. “ Gue tau lo tipikal orang yang suka ayunan” Tebak Kev. “ Kok tau??” “ Semesta ngasih tau gue” ujar Kev bercanda. “ Boong banget lo haha” Ujar Rei bercanda pula. Rei terus berayun berirama dengan Kev yang berada di sebelahnya, siang hari yang cerah mereka habiskan


113 | J a w a b a n s a n g w a k t u bersama. Dalam indahnya sang cakrawala mereka saling bertukar kisah, sang waktu pun menuliskan kisah tentang mereka. *** Malam telah tiba, Kev yang berada di kamar Vin tengah berbicara santai. “ Lo tadi jalan sama Rei?” “ Ya, ga seneng??” “ Hmm, nanya doang kok” Ujar Vin yang malas ribut. “ Mau seberapa sering dia gua ajak jalan hatinya tetep buat lo bang” Ujar Kev tiba-tiba. “ Maksud lo?” “ Iya, gue suka sama cewek lu” Ujar Kev mengiyakan. “ Sejak kapan??” “Sejak gue ketemu dia 6 bulan lalu, lo baru tau?” Tanya Kev balik. Vin terdiam, tak pernah ia sangka ternyata ia dan adiknya menyukai orang yang sama. “ Ya tapi sekuat dan seberapa besar gue usaha, dia ga bakal berubah Cuma gara-gara gue” Sambung Kev. Vin memandang Kev dengan khawatir, Kev menundukkan pandangannya.


114 | J a w a b a n s a n g w a k t u “ Dia Cuma bayangan, dan tempat yang ga akan pernah gue capai,” Sambungnya lalu menutup matanya dan bersandar pada kursinya. “ Abang mau minta Kev jagain Rei? Gue bisa aja, tapi mungkin Rei yang ga terima” “ Rei bukan orang yang kayak lo pikirin, dia bisa lebih tulus buat lo. Gue yakin Kev, waktu pasti akan tiba dan segalanya mungkin saja berubah,” Ujar Vin sedih. “ Rei ga pernah tau tentang penyakit ini bang, semakin lo tutupin semakin nyakitin Rei nantinya” Ujar Kev mengingatkan. Vin terdiam, ia berfikir kembali. Ia memang sudah menyembunyikan penyakitnya sejak pertama mereka bertemu, Leukimia yang ia alami cukup membuatnya kerepotan. Mengingat tubuhnya yang lemah pada leukemia membuatnya terjebak di Singapore selama 8 tahun, bila ia harus kembali ke Singapore maka itu hanya akan membuat Rei pergi dengan sendirinya. Maka artinya ia juga telah mengingkari janjinya kembali, cepat atau lambat waktu akan tetap berjalan.


115 | J a w a b a n s a n g w a k t u “ Waktu itu relatf Vin, namun relative tidak berlaku bagi takdir. Takdir akan tetap, namun kita yang tidak mengetahui kapan pastinya” ucap Kev. “ Hahaha.. Dari mana kata-kata lo itu?” “ Gue sendiri, walaupun ga naik kelas tapi kan gue ga naik bukan gara-gara gue bodoh Vin” Ujar Kev tidak senang. “ Gue seneng deh, gua rasa pertemuan lo sama Rei mungkin memang takdir baik buat lo” Ucap Vin lalu menatap Kev sembari tersenyum. “ Baik apanya, belum tentu juga bisa diraih. Hampir mustahil kata gue” “ Lo mulai berubah perlahan, dan gue rasa lo berubah gara-gara Rei haha” Vin mengutarakan pemikirannya. “ Haha mungkin, Yaa jujur aja gue juga ga enak sama lo. Gue banyak salah, maaf ya” Ujar Kev meminta maaf. “ Gapapa kok, gue bakal coba kasih pengertian buat Rei nantinya mungkin. Gue perhatiin juga kayaknya dia cukup nerima keberadaan lo” “ Sebagai temen deketnya bang, ga lebih” Ujar Kev menegaskan.


116 | J a w a b a n s a n g w a k t u “ Gue yakin kelak lo bakal gantiin posisi gue, dan lo harus percaya kalo gue percaya sama lo buat jagain Rei” Ucap Vin kembali sambil memegang tangan Kev. “ Lo emang kasar, keras, tapi ketika lo cinta sesuatu lo bakal jagain hal itu sepenuh hati lo. Dan itu yang gue liat dari lo saat bareng Rei” Sambung Vin. Kev hanya tersenyum, sudah sejak lama sekali mereka tidak mengobrol. Sejak Reina Salsabilla Aisha hadir semuanya berubah bagi kakak beradik ini, pedih tapi menyatukan. Namun bila nanti pangeran mu pergi, akankah Dandelion itu menerima kehadiran pangeran lain?. *** “ HAPPY BIRTHDAY TWINS!!!” Ujar Rei mengagetkan Kev dan Vin ditengah malam. “ Anjir lo, tengah malem” Ujar Kev kesal. Rei hanya tertawa sambil mendekat dan membawa kue ulang tahun besar dengan miniature dua kucing di atasnya, ia meletakkannya di meja. Rei kemudian berdiri di dekat Kev dan Vin, di atas kue itu tertulis “ Happy Birthday Twins, semoga kedepannya kalian bisa akur!” dan sepasang boneka whipcream berbentuk dua kucing


117 | J a w a b a n s a n g w a k t u yang berdekatan dengan topi ulang tahun dan kue mini. Terdapat lilin dengan angka 19 dan topper Birthday berwarna emas yang mewah. “ Kamu yang beli Rei??” Tanya Vin. “ Iyaaa, tadi aku request dulu jadi ditambah-tambahin. Sama ini kado buat Vin sama Kev!” ujar Rei sambil menyodorkan 2 box hadiah. “ Thanks, masih berlaku kan?” Tanya Kev. “ Iyaa, kenapa??” Kev mengambil sesuatu di laci didekat ranjang Vin, sebuah tiara yang indah. “ Tonight you are my Princess” Ujar Kev sambil memakaikan mahkota itu. Rei kagum melihat mahkota yang berada di antara helaian rambutnya, tiara berwarna RoseGold itu bersinar dengan indah di antara remang-remang cahaya lilin. Vin tersenyum melihat Kev dan Rei, “ Ayo tiup lilinnya, nanti keburu kena ke kuenya lhoo” Ujar Rei sambil tersenyum dan bersemangat. “ Apapun keinginanmu my Princess” Ujar Kev sambil berakting memberi hormat.


118 | J a w a b a n s a n g w a k t u Vin hanya tertawa, malam yang indah dan cerah dihiasi bintang-bintang. Diiringi lagu Birthday, Vin dan Kev sama-sama meniup lilinnya. Memotong kue, makan bersama dan bermain. Senyum bahagia terukir di wajah Reina, menghabiskan waktu untuk bersenang senang di pesta kecil mereka. *** “ Pagi Rei!” Sapa suara yang tak asing lagi di daun telinganya. “ Wahh, kamu udah sembuh Vin?” Balas Rei ramah dan bahagia, penantiannya menunggu selama kurang lebih 4 bulan hingga Vin kembali ke sekolah. “ Hahaha, iya lah. Aku ga mau kalau harus ujian di RS” Guyonan Vin membuat Rei tertawa kecil. “ Pas ujian aja, masuk lo” Balas Rei sambil tertawa. Tak terasa, ia menunggu Vin yang measuk RS karena penyakit yang tidak pernah ia ketahui. Dan kondisi Vin yang terkadang terlihat pucat, ada apa dengannya?. “ Mmmm, Vin-“ Kringgggg…… ( Suara Bel ) “ Maaf ya Rei, nanti ketemu lagi!” Ucap Vin sambil berlari dengan terburu-buru menuju ruangan ujiannya.


119 | J a w a b a n s a n g w a k t u Rei hanya melambaikan tangannya, firasat buruk tiba-tiba menghampirinya. Apa yang kamu sembunyikan Vin?. Rei memasuki ruangan dengan khawatir, ia duduk di kursinya. Saska yang duduk di sebelahnya tampak heran, “ Lo kenapa?” Tanya saska spontan. “ Iya, tumben lo keliatan khawatir” Tambah Queen yang juga penasaran. “ Engga kok, gue lupa baca aja kayaknya” Ujar Rei menenangkan. “ Lo alesannya itu mulu Rei, ga belajar aja juga kayaknya lo bisa juara kelas lagi” Ucap Ririn menyemangati. “ Atau lo khawatir sama kakel itu ya?” Tanya Febi tibatiba. Mata Queen langsung terbelalak, “ Kakel?!” Tanya Queen heboh. “ Semuanya diam! Ujian akhir semester akan segera dimulai!” Ucap pengawas dengan galak. Ririn, Queen, dan Febi kembali duduk di tempatnya diikuti beberapa siswa yang juga kembali ke kursinya masing-masing. Kesunyian kembali melanda, Rei memutar bola matanya menuju jendela yang berada di sebelahnya. Jendela dari kelasnya yang berada di lantai 2


120 | J a w a b a n s a n g w a k t u itu menghadap langsung ke arah Taman Kota yang terletak diluar pagar sekolah, beberapa burung tampak berterbangan keluar dari rimbunnya hutan. Di tengah suara rintik gerimis yang turun Rei mengerjakan ujiannya. *** Sang cakrawala telah cerah kembali, awan kelabu yang menurunkan rintik hujan perlahan menghilang. Menyisakan butiran air lembut yang turun perlahan, bertemu dengan cahaya sang matahari. Mengukirkan warna indah di langit, pelangi yang indah membentang di atas langit Jakarta. Rei keluar dari ruang ujiannya dan mendapati kehadiran Vin yang menunggunya. “ Pulang bareng yuk” “ Tapi kan aku ga tinggal di komplek Vin, berlawanan arah kita” jelas Rei. “ Ga kok, gue tau. Nanti gue anterin, sekarang gue mau ngajak lo jalan.” Tawar Vin kepada Rei. “ Mau kemana emangnya? Besok masih ujian lho” Rei khawatir rencana Vin justru mengganggu. “ Sebentar aja, pliss. Terakhir kalinya..” Ucap Vin memohon dengan sedih. Rei heran, terakhir kalinya?.


121 | J a w a b a n s a n g w a k t u “ Ya udah deh, yuk mau kemana kita?” Balas Rei sambil tersenyum dan menggandeng Vin. Vin menjelaskan rencananya untuk bersenang-senang sambil berjalan keluar gerbang sekolah, Kev keluar ruangan dan melihat mereka yang tengah berjalan pergi. Kev tersenyum lalu berkata didalam hatinya “ Have fun Rei, semoga jadi kenangan terakhir yang indah”. *** Awan kelabu itu tidak hilang, ia hanya menjadi butiran air yang turun ke bumi. Bertemu dengan cahaya sang mentari. Mentari mengubah cahayanya menjadi sesuatu yang indah ketika bertemu dengan butiran air, manusia menyebutnya pelangi. Namun ketika seluruh awan kelabu itu telah menjadi rintik hujan, cahaya sang mentari tidak lagi menyinari rintik hujan. Melainkan bumi dan manusia, butiran air yang dahulu disinari sang mentari tidak hilang. Ia hanya bersatu dengan bumi, dan kelak akan kembali kepada langit. Namun butiran air yang kembali kepada langit, belum tentu akan menjadi pelangi kembali. Seseorang mungkin datang dan pergi, namun setiap insan hanya ada satu di dunia ini. Takdir itu menyatukan dan


122 | J a w a b a n s a n g w a k t u memisahkan, membawa yang baru dan membawa yang lama kepada tempat barunya. Tuhan membawa kehidupan kepada dunia, dan menuliskan takdir sebagai batas yang tak akan bisa dilampaui manusia. Tangisan, amarah, kepedihan, bahagia, kehilangan, suka, duka tak akan dapat mengubahnya. Kecuali keajaiban doa, namun Tuhan tau yang terbaik untuk manusia yang dicintainya.


123 | T e r a k h i r k a l i n y a BAB 10 Terakhir kalinya *** in menarik Rei menuju suatu tempat, jalan yang tidak terlalu ramai dan pohon-pohon kecil menghiasi trotoar. Menuntunnya menyusuri sebuah jalan, menuju suatu tempat yang tak asing. Sebuah taman terlihat di pandangannya, taman dengan rumput-rumput hijau yang segar dengan Dandelion yang berada di antara rerumputan. Bungabunga yang indah, sebuah kolam ikan mas, pohon beringin di tengah taman, kursi taman yang bertebaran, dan ayunan di dekat pohon beringin. Rei terdiam sejenak, hatinya merasakan pilu yang dahulu selalu ia rasakan. Taman yang dahulu merupakan tempatnya menunggu dan menanti, saksi bisu penantian nya. “ Inget ga Rei??” Rei masih terdiam, raut wajahnya menggambarkan sendu. Memori masa lalunya kembali menggebu, dalam kesunyian taman itu perasaan bahagia dan pilunya saling V


124 | T e r a k h i r k a l i n y a beradu. Sepasang tangan mendekapnya dalam kehangatan, untuk ke sekian kalinya ia kembali menumpahkan air matanya di taman itu. *** Beberapa saat kemudian Rei sudah tenang, Vin masih berusaha mengajak nya berkeliling. Sesekali bila Vin mengusiknya ia akan langsung emosi, namun Vin hanya tertawa melihatnya. Sampai akhirnya Rei sudah tenang, ia mengajak nya berjalan menuju pohon beringin yang berada di tengah taman. Berbaring di bawah pohon yang perkasa itu, angin kecil berhembus lembut. Membawa udara sejuk yang pilu, Rei kembali mengingat kenangannya di taman itu. Semua yang telah terjadi dan ia lewati, dan juga momen dan hal-hal yang Vin lewatkan. “ Ngapain si kesini?” Ujar Rei kesal. “ Gapapa, enak aja kan suasananya tenang?” “ Ga buat ku, kamu aja yang enak lah aku kan engga” Protes Rei dengan kesal. Wof!Wof!! suara gonggongan anjing, Rei bangun dan melihat seekor anjing GoldenRitriver tengah berdiri sambil bersikap manis dihadapannya. “ Anjing”


125 | T e r a k h i r k a l i n y a “ Heh, ngomong apa kamu Rei!” Tegur Vin yang kaget mendengar Rei mengucapkan kata “ Anjing”. “ Hey! Ini tuh beneran anjing lho!” Protes Rei kembali. “ Iya tapi kan kasian!” Protes Vin. “ Maksud ku tuh bilang “ Anjing” yak arena beneran ada Anjing!” Jelas Rei dengan nada Gemas dan kesal. “ Oh iya ya” Rei mengepalkan tangannya dan memukul kaki Vin dengan keras “ Ya maaf dong, kirain kan ngomong kasar” Rei tidak menanggapi dan justru mengelus kepala si anjing. “ Kamu latte ga si?” Tanya Rei. Wof! Anjing itu menggonggong dan mengibaskan ekornya dengan cepat. “ Masa ga kenal latte” Ledek Vin. “ Latte, jalan-jalan aja yuk. Ada kakatua berisik banget kalo disini” Ujar Rei meledek sambil mengambil tali Latte yang ia seret kesana. “ Heh!” Vin kesal. Rei mengajak anjing coklat itu berkeliling, diikuti dengan Vin yang terus mengajak Rei bernostalgia. Dari mengajak


126 | T e r a k h i r k a l i n y a Latte berkeliling sampai bermain ayunan, semua hal yang dahulu sering mereka lakukan mereka ulang kembali. Di tengah taman, suara Dandelion dan Vin menggema di antara indahnya Dandelion. Dandelion itu kembali ke tempat pertemuan pertama mereka, tempat ia bertemu dengan pangerannya. Tempat penantiannya, tempat kesedihannya, kebahagiannya, kepiluannya, amarahnya, serta ketenangannya. Berawal dari taman itulah, mata mereka bertemu. Takdir menyatukan mereka, dan sang waktu menuntun mereka untuk saling bertemu. Sepasang sahabat yang saling mencintai, menuliskan kisah mereka bersama. Takdir mengajarkan mereka tentang batas, batas yang tak akan bisa mereka lampaui. Dan sang waktu mengajarkan mereka tentang penantian dan kesetiaan, namun akankah kebahagiaan ini akan berlangsung selamanya Tuhan?. Setelah semua yang mereka lewati, kepedihan dan pilu. Diam membisu dan tersimpan jauh didalam lubuk hati, akankah mereka berbagi rahasia itu? Rahasia yang tak pernah mereka ketahui satu sama lain. Hanya dirinya lah dan Tuhan yang mengetahuinya, namun akankah ia membukanya untuk orang yang selalu menantikannya?.


127 | T e r a k h i r k a l i n y a Cahaya itu menuntunnya pada kebahagiaan, ketika cahaya itu menghilang ia kehilangan arah. Namun Tuhan memberinya sebuah keajaiban, cahaya kecil miliknya kini telah menjadi api obor yang membara. Menyinari kegelapan yang menyelimutinya, namun cahaya yang dahulu meneranginya telah kembali. Dua cahaya yang bertemu, akankah bersatu atau saling menghancurkan?. Akankah penantianmu terbalas? Apakah pengorbananmu ia hargai Rei?. *** Dandelion kecil itu kini telah menumbuhkan kembali benih-benih kesabarannya yang baru, dan sang pangeran telah kembali. Menghibur hati kecil sang Dandelion dan membawakannya sejuta kebahagiaan, mengubah gelap kelamnya dunia menjadi indah dengan sejuta cerita. Dunia yang sempit dan kejam ini dirubahnya menjadi seluas cakrawala, menjadi seindah surge. Namun apakah benar dengan semuanya yang terasa indah akan berakhir bahagia Vin?. Langkah kecil kita yang dahulu selalu menghiasi taman dengan tawa bahagia, kini melangkah bersama dalam indahnya cinta. Akankah sama? Aku tak mengerti Vin,


128 | T e r a k h i r k a l i n y a tuntun aku untuk memahami nya. Seperti dirimu yang dahulu selalu menuntunku menuju kebahagiaan, tuntun aku cahayaku. Jangan buat aku menyesali penantian panjang ku Vin, menanti mu dalam ketidakpastian. Menunggu dan terus menanti dalam harapan, bahkan aku bimbang antara harapan pasti dan harapan palsu. Menanti waktu memberikan jawaban, hingga akhirnya tuhan membuatku memiliki cahayaku sendiri. Jangan buat aku menyesali semuanya Vin, jujurlah tentang semuanya.. Pikiran Rei beradu dalam tawa bahagianya, meminta jawaban dan kepastian. Hatinya yang rapuh butuh jawaban itu, kepastian tentang segalanya. “ Penyakit kamu sebenarnya apa Vin? Dan kenapa kamu dahulu menghilang selama 8 tahun lebih?” Sebuah pertanyaan singkat, namun berat. Delapan tahun lamanya ia menyimpan pertanyaan itu di dasar lubuk hatinya, berharap waktu akan mengubur kepedihan luka tentang ketidak pastian bersamanya. Namun mungkin takdir bagi Rei untuk mengucapkannya setelah lama sekali ia menyimpannya.


129 | T e r a k h i r k a l i n y a Vin terdiam, matanya sendu. Kesekian kalinya ia membisu, “ Jangan begini terus Vin, setidaknya beri aku kepastian. Aku butuh alasan agar tetap bertahan, aku tahu cinta yang tulus tidak butuh alasan namun…“ “ Aku paham Rei, maafkan aku yang egois ini, Potong Vin. Rei kembali menahan butiran air matanya, jari jemarinya bergetar. Pertanyaan yang selalu ia sembunyikan akhirnya terucap, Vin menghela nafas lalu mengeluarkan sebuah surat dari tas kecilnya. “ Maaf telah menutupinya, aku harap kamu ga akan melupakan aku kelak Rei” Rei bingung, ia membuka surat itu. Kop surat RS, namun sejenak ia sadar. Surat itu berasal dari RS Kangker terbaik di Indonesia, Rei langsung membaca surat dengan seksama dengan hati yang hancur. Sebuah pernyataan membuat harapannya hancur, “ Pasien tertera bernama : Kevin Mahendra, divonis mengidap penyakit Leukimia akut”. “ DASAR PEMBOHONG!” Ujar Rei sembari histeris.


130 | T e r a k h i r k a l i n y a Vin hanya terdiam, hatinya turut hancur ketika melihat Rei yang tertunduk sambil terus meneteskan air matanya. “ Kamu pembohong… delapan tahun lamanya aku menanti kehadiranmu kembali ke dalam hidupku Vinn..” Ratap Rei. Hatinya hancur berkeping-keping begitu selesai membaca surat yang Vin berikan, delapan tahun penantiannya berbalas dengan penyakit yang diidap Vin. Sebuah penyakit mematikan yang cukup sulit disembuhkan. “ Maafin aku yang baru kembali setelah terlambat, aku Cuma ga mau bikin kamu sedih…“ “ Justru dengan begini kamu justru menghancurkan harapan-harapan ku Vin! Kamu cuma datang untuk memberiku harapan palsu! Harapan yang ga akan pernah terjadi!” “ Aku juga ga pernah berharap atau minta penyakit ini Rei!” Balas Vin dengan sedih. “ Kenapa kamu ga jujur dari awal..” Balas Rei kembali dengan pilu. Rei menangis dalam bisu, membasahi surat vonis rumah sakit itu. Langit senja yang kelabu menyertai kepedihan


131 | T e r a k h i r k a l i n y a hatinya, penantiannya yang terbalaskan dengan harapan palsu untuk bahagia bersama Vin selamanya. “ Saat aku kembali ke Jakarta aku di vonis sisa umurku mungkin hanya setahun Rei, sekarang sudah mendekati akhir tahun. Jadi…“ Rei memeluk erat Vin, dengan kepedihannya yang mendalam ia berusaha berbicara. “ Jangan pergi..,” kata yang sekuat tenaga ia ucapkan, hatinya yang terluka dan berduka membisikkan kepedihan untuk Vin. “ Kamu pembohong vin…!” Ujar Rei histeris sembari memeluk erat Vin. Vin membalas pelukan Rei, dengan lembut ia mendekapnya. Rei histeris di dalam dekapan hangat Vin, kehangatannya meluluhkan hatinya. Pelukannya melemah, Rei kehilangan kesadarannya dalam dekapan Vin. ***


132 | S e l a m a t T i n g g a l , d a n M a a f BAB 11 Selamat Tinggal, dan Maaf *** ei membuka kelopak matanya, tempat yang tidak asing. Ia bangkit dari ranjang yang empuk itu, melihat ke sekeliling dan menyadari bahwa ia berada di kamar Vin. Suara langkah kaki seseorang yang menaiki Mezzanine terdengar, Rei melihatnya dan benar ternyata itu adalah Vin. “ Tadi kamu pingsan” ucap Vin singkat. Ia meletakkan secangkir the manis di atas meja belajar di dekat Rei, dengan beberapa potong biskuit. “ Pembohong..” Vin terdiam, ia kemudian duduk disebelah Rei. “ Takdir ga akan bisa lo hindarin Rei” Jelas Vin kembali. Rei terdiam. “ Gue juga sedih pas denger berita itu, tapi gue juga harus sadar. Ga akan ada yang bisa ngelawan takdir, kecuali keajaiban dan doa” R


133 | S e l a m a t T i n g g a l , d a n M a a f “ Gue berjuang dengan harapan palsu dan doa selama lebih dari delapan tahun, dan yang gue dapatkan orang yang gue sayangin ternyata bakalan ninggalin gue. Tuhan ga adil” Protes Rei. “ Tuhan tau yang terbaik buat manusia Rei” Rei kembali terdiam, ia kemudian menyandarkan tubuhnya yang lemah kepada Vin yang berada disampingnya. “ Gue udah ngejawab pertanyaan lo, boleh gue nanya?” “ Silahkan” Balas Rei pelan. “ Orang tua lo sama keluarga lo yang lain ke mana?” Rei diam sejenak, kemudian menjawab. “ Orang tua gue cerai, ayah sama bunda gue masingmasing udah punya pasangan baru saat itu. Setiap 3 bulan gue ganti-gantian tinggalnya, namun saat usia gue 7 tahun gue milih buat sama bunda. Makanya gue sekolah di sekolah yang deket taman itu, yang tinggal di komplek itu bunda gue, setelah gue masuk SMA gue langsung pindah ke apartemen. Ayah sama bunda gue selalu ngasih uang tiap bulan buat gue , gue juga anak tunggal. Jadi wajar kalau ga ada yang nyariin gue” Jelas Rei panjang lebar.


134 | S e l a m a t T i n g g a l , d a n M a a f Vin tak mampu berkata-kata, ia hanya mendekap Rei dan menenangkannya. *** Rei bermalam di sana, Rei tidur di atas tempat Vin sementara Vin di ranjang bawah dan Kev yang ingin begadang menonton bola tidur di sofa. Di tengah malam Rei terbangun, firasatnya buruk dan ia segera melihat ke bawah. Benar saja Kev sedang berusaha membangunkan Vin yang sudah dingin sekujur tubuhnya, dengan panik Rei langsung berusaha membangunkan Vin sementara Kev menelfon ambulan Rumah sakit. Rei yang gelisah dan khawatir dengan keadaan Vin kembali hanya bisa berpasrah dan berharap. Berharap pada yang Maha Kuasa agar memberikannya kesempatan untuk kembali mengukirkan hari-hari bahagia bersamanya. *** Dengan tangan yang bergetar hebat Rei memegangi tangan Vin didalam ambulan, masih terasa sedikit kehangatannya. Mengingatkannya pada semua hal yang telah terjadi, hal-hal terakhir yang ia usahakan dengan segenap tenaga dan jiwa agar lebih indah dari yang dahulu. Memberikannya sejuta harapan dan mimpi


135 | S e l a m a t T i n g g a l , d a n M a a f tentang kebahagiaan, dan membayangkan hidup yang sempurna dengannya. Segalanya hancur, kau kembali mengingkari janjimu. Namun kau membuat keadaan menjadi rumit, membuatku tak mampu meninggalkanmu. Kev terus berusaha menelfon, sementara Rei masih menggenggam tangan Vin dengan erat. “ Halo mah?! Kak Vin lagi dijalan mau ke RS lagi mah, tadi tiba-tiba kejang-kejang di kamar!” Ujar Kev panik. “ Oh oke mah..” Ujar Kev kembali. Kev menatap kakaknya yang terbaring, wajahnya lesu dan tampak pucat. Di tengah keramaian suara sirine ambulance masih terdengar isak tangis Rei, berharap pada asa yang menanti. Kembali menunggu sembari berpacu dengan waktu, meminta takdir untuk menunda. Dan berharap pada karunianya, rintik hujan membasahi bumi. Awan kelabu kembali menutupi cakrawala, mengiringi perjalanan krisis ini. Vin sedikit tersadar, memperhatikan sekelilingnya. Merasakan hangat genggaman tangan Rei, dan dinginnya aura dini hari yang diiringi rintik hujan. Butiran air mata Kev menetes perlahan, ia tertunduk lesu sambil


136 | S e l a m a t T i n g g a l , d a n M a a f menggenggam selimut kakaknya. Amarahnya bergejolak, bertarung dengan kesedihannya yang mendalam. Semua kenangan yang dahulu ia alami bersama, akankah kedepannya ia akan melangkah sendirian tanpa saudara kembarnya?. Ambulan itu berbelok ke arah rumah sakit, Vin langsung diturunkan dari ambulan. Kondisinya meskipun setengah sadar tetap mengharuskannya mendapat penanganan khusus, di tengah kondisinya yang setengah sadar ia memberikan sebuah kertas kepada Kev. Senyum tipis terlukis di wajah pucatnya, kemudian ia menghilang di antara dokter dan suster yang membawanya pergi. Langkah Rei terhenti pada sebuah garis merah yang menjadi pemisah antara ruangan dan IGD, hanya keluarganya yang diperbolehkan masuk. Dan kev pun masuk kedalam nya, menghilang di balik pintu putih. Meninggalkan Rei sendirian ditengah sunyinya ruang IGD, ia kembali sendirian. Rei duduk disebuah kursi panjang, ia merenungi segala yang telah terjadi. Tentang semua yang ia alami, tentang yang ia lewakan dalam setiap momen kehidupannya. Halhal indah yang mereka habiskan bersama, janji janji yang


137 | S e l a m a t T i n g g a l , d a n M a a f tidak pernah terwujud. Mimpi dan sejuta harapan yang pupus seketika saat Realita membuka tabir pembatas rahasia Vin, lagi-lagi ia harus kembali menanti dan berharap pada harapan yang bagai bayangan. Takdir akan merubah ketidakpastian ini, namun sang waktu akan tetap berjalan menunggu takdir merubahnya. “ Lagi-lagi kau menghilang bagai bayangan..” Ratap Rei. Kesedihannya melebur dengan luka di hatinya, mengisi kepedihan hatinya dengan kesedihan dan kehilangan. Dandelion itu kembali kehilangan cahayanya, kembali lagi ia harus merasakan kehilangan semua keindahannya. Yang rapuh dan kembali hancur diterpa angin, membuatnya kehilangan asa. *** Takdir, waktu, harapan, doa, dan keajaiban. Takdir dan waktu adalah dua hal yang saling berkaitan dan pasti terjadi, harapan adalah keinginan manusia yang ia harapkan dapat terjadi. Doa adalah permintaan manusia kepada tuhannya untuk mengabulkan permohonannya, dan keajaiban adalah kuasa Tuhan. Namun akankah doaku dapat merubah takdir-Mu Tuhan? Takdir yang telah Engkau tentukan untuk seiap manusia. Atau akankah


138 | S e l a m a t T i n g g a l , d a n M a a f segala harapku akan terjadi? Harapan yang selalu kuharap akan terjadi. Aku mohon yang terbaik darimu Tuhan.. *** “ Rei!” Panggil Kev tiba-tiba. Rei langsung bangun dari kursi, ia melihat kev di kejauhan memanggilnya dan memintanya mendekat. Rei berjalan mendekat, secercah harapan muncul di benaknya. “ Vin bakal diterbangkan ke singapura, makasih udah bantuin sejauh ini” Ucap Vin sambil menggenggam kedua tangan Rei. Rei terdiam, matanya kembali berkaca-kaca. “ Gue.. Gue bakal sendirian lagi?” pertanyaan itu terlontar dari mulut Rei, dengan suaranya yang lemah dan nafasnya yang berat. Dengan penuh harap ia bertanya, menanti akan jawaban yang ia harapkan. “ Gua gabisa jawab.. dan gua juga gabisa minta bokap nyokap gua buat ngizinin lo kesana, karena bagaimanapun juga lo-“ “ Gue bakal bayar tiketnya sendiri! Gue bakal urus semua izinnya sendiri Kev!” Bentak Rei histeris, buliran air mata terus tumpah dari matanya.


139 | S e l a m a t T i n g g a l , d a n M a a f Kev mendekap Rei dengan erat, Rei meronta dan berusaha melepaskannya. “ Lepasin! Gue ga terima ga diijinin kesana!! Gue ga mau sendirian lagi!!!” Teriak Rei histeris. “ Vin juga ga pernah berniat ninggalin lo Rei! Lo harus sadar ini semuanya takdir!” Kev membalas sikap histeris Rei, perasaan hancurnya juga meronta. Ia pun tak ingin meninggalkan gadis yang dicintainya dengan sepenuh hati. Tante Monika kembali tiba bersama Om Reza dari bandara, ia yang melihat Kev menenangkan Rei yang histeris langsung menghampiri Rei. Tante monik langsung membantu menenangkan Rei yang histeris, wajahnya memerah dan matanya sembab karena menangis. “ Aku gamau sendirian lagi.. aku ikut ke singapura..” “ Jangan nak Rei, ingat ujian mu” Balas tante Monik. “ Aku ga mau ditinggal lagi..” Hatinya hancur, hanya harapan palsu untuk bersama-sama selamanya. “ Rei, sebaiknya kamu melihat Kev dulu. Sebentar lagi mau di oper ke singapura pagi ini juga.” Jelas Om Reza. “ Iya om” Ujar Rei yang mulai tenang.


140 | S e l a m a t T i n g g a l , d a n M a a f *** “ Rei, nih dari Vin tadi” Ujar Kev sambil memberikan sebuah kertas. Rei membukanya, ia mulai membaca surat itu. “ Hi dear Rei yang lagi baca ini ;) Maaf ya atas semuanya, maaf juga ga bisa nepatin janji lagi. Aku mohon maaf banget, bukannya ga mau Rei. Jujur aku juga ga mau pergi dari Indonesia, karena dari negeri zamrud di khatulistiwa inilah tempat kita berasal. Tempat di mana takdir mempertemukan kita, mempertemukan kita dalam kebahagiaan. Maafkan aku yang sering melukai hatimu. Sungguh aku tidak pernah berniat menyakitimu sedikitpun, aku sungguh meminta maaf Rei. Tak apa jika kau ingin meninggalkanku sekarang. Karena aku telah kembali melukaimu, silahkan Rei. Terimakasih atas 1 kesempatan berharga yang kau beri, terimakasih telah menghiasi hari-hari ku dengan ekspresi heranmu. Dan sepertinya kau salah mengerti Rei, bagiku engkaulah yang menyinari hari-hariku. Senyummu menyadarkanku, takdir tak selamanya buruk. Maafkan aku bila mungkin kini aku telah tiada, maaf untuk semuanya. Dan terimakasih untuk segalanya. :)”


141 | S e l a m a t T i n g g a l , d a n M a a f butiran air mata Rei kembali tumpah, tentang semua yang terjadi. Selama ini mereka menanggungnya sendiri. Tentang penderitaan dan luka mereka masing-masing, Tuhan.. mungkinkah Kau mengizinkan kami untuk kembali memperbaiki semua ini? ***


142 | B e r p i s a h BAB 12 Berpisah *** ei memasuki ruangan, tampak Vin yang setengah sadar dengan banyak alat di sekujur tubuhnya. Perlahan kepalanya memalingkan wajahnya ke arah Rei, dengan lembut bola mata itu menatap Rei yang tak lagi mampu menahan tangisnya. “ H-Hai Rei..” sapanya dengan suaranya yang lemah. Dengan tangan bergetar Rei mengenggam tangan Vin, perlahan Kev memperlihatkan sosok Vin yang sebenarnya. Ia membuka wig yang selama ini Vin kenakan, betapa pedihnya Rei melihat sosok yang selama ini Vin sembunyikan. Namun dengan lembut Vin membalas menggenggam tangan Rei, tangan yang terasa dingin dan bergetar itu menggenggamnya. Bibir Vin perlahan kembali mencoba berucap, “ Ja-ngan.. Lupa..in..a-ku….Y-ya..?” suara yang terbatabata itu keluar dari tubuh rapuh Vin. R


143 | B e r p i s a h “ I-iyaa..” Suara Rei membalasnya dengan lembut dan sedih. Vin tersenyum lalu menatap Kev, “ Janji..Ya..?” “ Iya bang” Jawab Kev sambil menahan air matanya. Tante Myang juga berada di ruangan lantas memeluk Om Reza, mereka semua dilanda kesedihan. Vin tersenyum kepada mereka semua satu persatu, dan Kev yang terakhir. Lalu ia memejamkan matanya. Rei yang menggenggam tangannya sadar, telapak tangan Vin yang menggenggamnya langsung terlepas ke ranjang. “ VINNNNNN……..!!!!!!” Teriak Rei histeris. “ Bang?!” Kev tak kalah histeris setelah melihat kakaknya memejamkan matanya. Tante Monika langsung menangis histeris di pelukan om Reza, dokter langsung datang ketika mendengar keributan. Rei yang terus mengoyang-goyangkan tubuh Vin seolah berharap dapat membangunkannya, suster melepaskan Rei dari Vin dan mencoba menenangkannya. Dokter mengecek kondisi Vin, lalu berbalik dengan raut wajah sedih.


Click to View FlipBook Version