Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
karakteristik sasaran serta aspek kebahasaan secara
menyeluruh. Khusus untuk naskah bagi pendidikan informal
perlu juga dikaji oleh ahli psikologi.
Naskah baru dinyatakan final dan siap untuk diproduksi
apabila sudah disetujui dan ditandatangani oleh kedua
pengkaji tersebut. Sementara, naskah berupa prototipe media
berbasis cetakan adalah semacam draft yang perlu
disempunakan oleh tim ahli baik dari segi konten, maupun
penampilan dan tata bahasanya. Selanjutnya, jika ada saran
atau masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan, maka
naskah perlu direvisi.
7. Melakukan Uji Coba/Tes dan Revisi
Media atau prototipe media yang sudah selesai dibuat
kemudian diujicobakan dalam kegiatan pembelajaran. Uji coba
ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian dan efektivitas
media dalam pembelajaran. Hal ini diperlukan karena
terkadang sesuatu yang dikonsep oleh penulis belum tentu
sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Dalam uji coba diperlukan bantuan teman sejawat
sebagai pengamat. Untuk itu perlu disiapkan instrumen
penilaian berupa lembar observasi atau pengamatan yang
akan diisi oleh pengamat yang ditunjuk. Begitu pula, perlu
diminta tanggapan tentang persepsi siswa terhadap media
yang digunakan, melalui lembar angket atau panduan
wawancara. Hasil uji coba lapangan ini dijadikan bahan
pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan media
pembelajaran yang dibuat.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 141
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Latihan
1. Mengapa media pembelajaran perlu dipilih sebelum
digunakan?
2. Jelaskan prosedur pengembangan media pembelajaran!
3. Jelaskan prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran!
4. Apa saja kriteria media pembelajaran yang baik?
5. Jelaskan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih media!
6. Perlukah guru mengembangkan media pembelajaran
sendiri? Jelaskan pendapat Anda!
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 142
BAB VI
MEDIA PEMBELAJARAN MENYIMAK
Menyimak berasal dari kata dasar simak. Kata tersebut
berasal dari kata sami’a-yasma’u-sam’an yang berarti
mendengar. Padanan kata menyimak dalam bahasa Arab
adalah kata istima’ yang berarti mendengar dengan penuh
perhatian.1 Menurut KBBI, kata menyimak berarti
mendengarkan (memperhatikan) baik-baik hal yang
diucapkan atau dibaca orang lain. Tarigan berpendapat bahwa
menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambang-
lambang lisan dengan penuh perhatian pemahaman, apresiasi,
serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap
isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh
pembicara.2
Menyimak merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang bersifat aktif-reseptif. Dikatakan aktif karena
menyimak membutuhkan aktifnya seluruh indera yang
digunakan untuk mendapatkan informasi secara lisan,
sedangkan reseptif diartikan sebagai kegiatan menerima. Oleh
karena itu, menyimak dapat diartikan sebagai keterampilan
berbahasa dengan cara menerima informasi secara lisan
dengan mengaktifkan seluruh indera yang diperlukan. Pada
umumnya dalam proses menyimak, seorang individu terlihat
pasif (tidak melakukan apapun). Namun, di balik kepasifan
tersebut seluruh indera yang diperlukan untuk menyimak
bekerja. Selain itu, otak melakukan proses berpikir untuk
menguraikan informasi yang didapatkan oleh indera
pendengaran. Menurut Tarigan & Tarigan keterampilan
1 Azizatus Zahro dan Evi Eliyanah, Menyimak Beragam Wacana Lisan,
(Malang: Pustaka Kaiswaran, 2011), hal. 5
2 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Suatu Keterampilan Berbahasa,
(Bandung: Angkasa, 2008), hal. 32
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 143
Media Pembelajaran Menyimak
menyimak merupakan dasar dari keterampilan bahasa lainnya.
Setiap kosakata yang disimak menentukan keterampilan
bahasa lainnya. Semakin banyak dan sering menyimak
kosakata, pola-pola kalimat, intonasi semakin berkembang
pula keterampilan berbicara, bahkan keterampilan membaca
dan menulis. Hal ini juga diperkuat dengan fakta bahwa awal
mula individu (anak-anak) mengenal bahasa dari kegiatan
menyimak. Hampir semua hal dipelajari oleh individu (anak-
anak) diawali dari menyimak.3
Selain itu, menyimak diperlukan dalam berbagai
aktivitas manusia antara lain dalam belajar, berdiskusi,
berdialog, menonton film/televisi, menikmati pertunjukkan,
menyimak berita, menikmati lagu-lagu radio, dan beragam
iklan. Bahkan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas menyimak
selalu lebih sering dibandingkan aktivitas keterampilan
lainnya seperti berbicara, membaca, dan menulis. Hal itu
karena telinga relatif peka untuk menangkap segala sesuatu
bunyi, baik itu bunyi bahasa maupun nonbahasa.4
Mengingat pentingnya keterampilan menyimak, maka
peserta didik perlu dilatih untuk menyimak. Keterampilan
menyimak memang bagian dari pembelajaran bahasa.
Keterampilan ini pun sudah diajarkan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia. Bahkan, terdapat kompetensi dasar
tersendiri mengenai menyimak. Namun, banyak yang
berasumsi bahwa pembelajaran keterampilan menyimak tidak
perlu dirancang secara tersendiri. Terdapat anggapan bahwa
kemampuan ini akan dikuasai secara otomatis, jika
keterampilan bahasa lainnya dikuasai dengan baik. Selain itu,
pengkajian dan penelitian mengenai keterampilan menyimak
maupun pembelajarannya bisa dibilang cukup langka.
3 Djago Tarigan & H.G. Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa,
(Bandung: Penerbit Angkasa, 1987) Cetakan 10, hal. 48
4 Ibid., hal. 50
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 144
Media Pembelajaran Menyimak
Akibat kenyataan di atas, terdapat ketimpangan dalam
pembelajaran menyimak. Teori mengenai menyimak kurang
dapat berkembang, sehingga hal ini membuat kesulitan dalam
perencanaan pembelajaran menyimak. Hal ini berimbas pada
perumusan aktivitas menyimak yaitu tentang hal yang harus
disimak dan cara peserta didik untuk memahami wacana lisan.
Menurut Tarigan & Tarigan beberapa alasan yang
menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana
dengan baik antara lain (1) teori dan prinsip mengenai
keterampilan menyimak belum banyak diungkapkan
dibandingkan dengan keterampilan bahasa lainnya.
Selanjutnya, (2) pemahaman tentang hakikat menyimak
dan cara menyimak masih kurang. (3) buku teks mengenai
pembelajaran menyimak sangat langka. (4) Bahan
pembelajaran menyimak yang sesuai dengan kurikulum
kurang. (5) Guru-guru Bahasa Indonesia belum terampil
menyusun bahan pembelajaran menyimak. (6) Alat bantu
pembelajaran menyimak belum merata pada setiap sekolah.
(7) Jumlah peserta didik yang terlalu besar dalam tiap
kelompok belajar (per kelas).5
Pembelajaran menyimak dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia diperlukan untuk mengasah keterampilan
berbahasa reseptif peserta didik. Pembelajaran menyimak
acapkali dipandang sebelah mata oleh peserta didik. Hal ini
membuat pembelajaran menyimak sering dianggap
membosankan. Selain itu, pembelajaran menyimak juga
dianggap mudah karena menyimak merupakan bagian dari
kehidupan sehari-hari peserta didik. Namun, anehnya nilai
dari pembelajaran menyimak peserta didik mengalami
penurunan. Salah satu solusi untuk menarik minat peserta
didik dalam pembelajaran menyimak adalah melalui media
pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan mengenai hakikat
5 Ibid., hal. 50-51
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 145
Media Pembelajaran Menyimak
media pembelajaran menyimak dan contoh media-media yang
dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak.
A. Hakikat Media Pembelajaran Menyimak
Media pembelajaran menyimak dapat diartikan sebagai
media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
keterampilan menyimak. Media ini sebagai pendukung dalam
pembelajaran menyimak. Selain itu, sebagai solusi agar
pembelajaran menyimak mendapat perhatian dari peserta
didik, bahkan bisa diminati dan dinikmati oleh peserta didik.
Media yang digunakan dalam pembelajaran menyimak
memiliki karakteristik antara lain (1) Dapat didengar
(ditangkap oleh indera pendengaran/telinga). (2) Dapat pula
didengar dan dilihat (ditangkap oleh indera pendengaran dan
penglihatan). (3) Dapat melatih ketajaman indera
pendengaran peserta didik. (4) Memposisikan peserta didik
sebagai penyimak. (5) Dapat menarik perhatian peserta didik
untuk menyimak materi pembelajaran.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 146
Media Pembelajaran Menyimak
B. Contoh Penerapan Media dalam Pembelajaran
Menyimak
1. Media Mereka
Media : Mereka (Mendengar Rekaman Cerita
Rekaan/Fantasi)
Kelas : VII
Kompetensi dasar : 3.3 Mengidentifikasi unsur-unsur teks
narasi (cerita fantasi) yang dibaca
dan didengar
Indikator :
o Menjelaskan ciri tokoh, latar, alur, dan tema pada cerita
fantasi dan menunjukkan buktinya pada teks yang
dibaca/didengar.
o Menentukan jenis cerita fantasi dan menunjukkan bukti
pada teks yang dibaca/didengar.
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyiapkan rekaman cerita fantasi
2. Peserta didik mendengarkan rekaman cerita fantasi
3. Peserta didik bertanya tentang hakikat cerita fantasi,
ciri-ciri, dan perbedaan cerita fantasi dengan cerita
yang lain
4. Peserta didik menggali informasi
Mengidentifikasi isi cerita fantasi yang telah didengar
5. Peserta didik menalar
Berdiskusi tentang ciri tokoh, seting, alur, dan tema
cerita fantasi
6. Peserta didik mengomunikasikan
Menyimpulkan ciri dari segi isi dan aspek
kesastraannya latar, amanat, dll.)
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 147
Media Pembelajaran Menyimak
2. Media Revi LHO
Media : Rekaman Video Laporan Hasil
Observasi (Revi LHO)
Kelas :X
Kompetensi dasar : 3.1 Mengidentifikasi laporan hasil
observasi yang dipresentasikan dengan
lisan dan tulis.
Indikator :
o Mengidentifikasi isi teks laporan hasil observasi
o Menyusun ringkasan isi teks laporan hasil observasi
o Menyimpulkan fungsi teks laporan hasil observasi
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru melakukan apersepsi dengan cara mengajukan
berberapa pertanyaan kepada peserta didik untuk
mengetahui pengetahuan awalnya tentang laporan
hasil observasi.
2. Guru menayangkan video laporan hasil observasi.
Sebelumnya, guru menjelaskan cara menyimak yang
baik, antara lain:
a. membuat pertanyaan dugaan isi teks
b. berkonsentrasi penuh;
c. mencatat pokok-pokok informasi penting dalam
teks;
d. memfokuskan pada pencarian jawaban mengapa
teks tersebut termasuk teks laporan hasil observasi.
3. Setelah waktu yang disediakan habis, guru meminta
salah satu kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya. Kelompok lain memberikan tanggapan, baik
berupa pertanyaan maupun saran. Dalam proses
diskusi, guru membimbing peserta didik agar
mengeksplorasi isi teks laporan hasil observasi
sehingga peserta didik dapat mengetahui ciri laporan
hasil observasi dari segi isinya.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 148
Media Pembelajaran Menyimak
3. Media Rekaman Pidato
Media : Rekaman Pidato
Kelas :X
Kompetensi dasar : 3.3 Mengidentifikasi (permasalahan,
argumentasi, pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi yang
didengar dan atau dibaca.
Indikator :
o Mengidentifikasi tesis, argumen, dan rekomendasi
dalam teks eksposisi
o Membedakan fakta dan opini dalam teks eksposisi
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menayangkan rekaman video yang berisi
seseorang sedang berpidato.
2. Selesai menayangkan video, guru membimbing
peserta didik untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan umum yang telah disiapkan. Agar kegiatan
tanya jawab dapat mengarah pada peningkatan
pemahaman peserta didik akan teks eksposisi, guru
harus mengarahkan diskusi kelas agar pertanyaan
mengarah pada isi teks eksposisi yaitu (a)
pendapat/tesis apa yang disampaikan? dan (b)
argumen atau pendukung yang digunakan untuk
menguatkan pendapatnya.
3. Setelah waktu yang disediakan habis, guru meminta
salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerjanya.
4. Kelompok lain memberikan tanggapan baik berupa
pertanyaan maupun saran.
5. Dalam proses diskusi, guru membimbing peserta didik
agar mengeksplorasi isi teks pidato seluas-luasnya,
tetapi tetap memperhatikan alokasi waktu yang
tersedia.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 149
Media Pembelajaran Menyimak
4. Media Televisi
Media : Televisi
Kelas : VIII
Kompetensi dasar : 3.1 Mengidentifkasi unsur-unsur teks
berita (membanggakan dan
memotivasi) yang didengar dan dibaca
Indikator :
o Menjelaskan pengertian berita;
o Mengidentifkasi unsur-unsur teks berita yang didengar
dan dibaca.
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menjelaskan pentingnya berita dalam
kehidupan sehari-hari. Guru menjelaskan bahwa
berita merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa
terlewatkan, baik melalui media elektronik maupun
media cetak. Berita selalu diperoleh peserta didik
setiap harinya.
2. Guru melakukan curah pendapat untuk menggali
pengalaman peserta didik berkaitan dengan
pemahaman berita sehari-hari.
3. Mengamati (Pemodelan)
• Guru menyajikan satu atau beberapa contoh
berita yang ditayangkan melalui media televisi
• Guru meminta peserta didik untuk
mengamati unsur-unsur berita dan mencatat
hal-hal yang menarik bagi mereka.
4. Menanya
• Guru mendorong peserta didik untuk
mengajukan sejumlah pertanyaan berkenaan
dengan unsur-unsur berita.
5. Menalar
• Guru meminta peserta didik untuk menjawab
kembali pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 150
Media Pembelajaran Menyimak
hasil pengamatan terhadap model-model
berita yang ada. Kegiatan ini dapat dilakukan
pula dengan membaca paparan materi yang
tersedia di dalam Buku Siswa.
6. Mengasosiasi
• Pemahaman peserta didik tentang unsur-unsur
berita diaplikasikan pada model berita lainnya
yang tersedia pada Buku Siswa. Secara
berkelompok peserta didik mengamati model-
model berita yang lain untuk diidentifikasi
unsur-unsur pembentukannya.
7. Mengomunikasikan
• Secara bergiliran, peserta didik dari setiap
perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
kegiatan. Mereka dapat membacakan laporan-
laporan kelompoknya itu atau melakukan silang
baca.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 151
BAB VII
MEDIA PEMBELAJARAN BERBICARA
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang
dikuasai individu setelah keterampilan menyimak. Hal ini
berdasarkan sudut pandang urutan pemerolehan keterampilan
berbahasa masing-masing individu. Seorang individu
mengasah keterampilan berbicara melalui keterampilan
menyimaknya. Setiap kosakata yang disimaknya dapat
memberikan kontribusi pada kemampuan berbicaranya. Setiap
hal yang disimak dapat berpengaruh pada kemampuan
berbicara. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan & Tarigan
bahwa menyimak dan berbicara merupakan kegiatan yang tak
terpisahkan. Kegiatan menyimak umumnya diawali dengan
kegiatan berbicara, begitupula berbicara pasti disertai dengan
kegiatan menyimak.1135
Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang
bersifat aktif-produktif. Dikatakan aktif karena secara visual
seorang pembicara terlihat aktif berbicara menggerakkan bibir
dan memproduksi suara sehingga dapat terdengar oleh
penyimaknya. Terkadang, ditambah dengan menggerakan
salah satu anggota tubuh dan membuat ekspresi tertentu.
Selain itu, produktif dapat diartikan sebagai pembicara
memproduksi isi atau materi yang dibicarakan agar dapat
dipahami oleh penyimaknya. Keterampilan berbicara
membutuhkan energi besar untuk menyampaikan pesan
kepada para penyimak. Oleh karena itu, keterampilan
membaca membutuhkan persiapan yang matang.
1315 Djago Tarigan & H.G. Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa,
(Bandung: Penerbit Angkasa, 1987) Cetakan 10, hal. 86
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 152
Media Pembelajaran Berbicara
Pembelajaran berbicara dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia dapat digunakan untuk mengomunikasikan gagasan
peserta didik. Wujud pembelajaran berbicara dapat berupa (1)
pidato, (2) penyampaian gagasan dalam diskusi, (3) debat, (4)
tanya-jawab dalam wawancara, (5) menjadi pembawa acara,
(6) menceritakan kembali hal yang disimak atau dibaca, (7)
berdialog, (8) bertelepon, (9) bermain drama, (10)
melaporkan atau mempresentasikan tugas, dll. Begitu banyak
materi yang terkait dengan keterampilan berbicara. Hal ini
membutuhkan media yang tepat untuk mendukung setiap
kompetensi dasar, target pembelajaran, dan materi-materi
pembelajaran tersebut.
A. Hakikat Media Pembelajaran Berbicara
Media pembelajaran berbicara merupakan segala
perangkat yang dapat digunakan untuk mendukung
pembelajaran keterampilan berbicara. Perangkat ini tentu saja
bukan hanya sekadar alat yang begitu saja bisa digunakan.
Perangkat untuk pembelajaran berbicara hendaknya disusun
dengan mempertimbangkan beberapa hal untuk mencapai
target pembelajaran berbicara. Beberapa hal tersebut meliputi
kompetensi dasar, metode pembelajaran, materi
pembelajaran, kebutuhan peserta didik, dan karakteristik
peserta didik.
Karakteristik media pembelajaran berbicara (1) dapat
diintegrasikan dengan keterampilan berbahasa lain seperti
kegiatan menyimak. Hal ini karena kemampuan berbicara
terkait erat dengan kemampuan menyimak. Selain itu,
keterampilan membaca dan keterampilan menulis. (2)
Memfasilitasi peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan
tentang kemampuan berbicara sesuai kompetensi dasar. (3)
Membuat peserta didik untuk dapat berbicara sesuai dengan
indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, dan
materi pembelajaran. (4) Menarik peserta didik untuk
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 153
Media Pembelajaran Berbicara
memahami dan menerapkan materi pembelajaran yang
disampaikan.
B. Contoh Penerapan Media dalam Pembelajaran
Berbicara
1. Media Panggung Ceria
Media : Panggung Ceria
Kelas : VII
Kompetensi dasar : 4.12 Memerankan isi fabel/ legenda
daerah setempat yang dibaca dan
didengar.
Indikator :
o Merencanakan penulisan cerita fabel
o Menulis cerita fabel dengan memperhatikan pilihan
kata, kelengkapan struktur, dan kaidah penggunaan
kata kalimat/tanda baca/ejaan
o Memerankan isi fabel dengan intonasi, gestur, dan aspek
pemeranan lain yang sesuai
Gambar 41: Media Panggung Ceria
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 154
Media Pembelajaran Berbicara
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Membaca cerita fabel
2. Menanya isi cerita fabel
3. Membagi kelompok
4. Merencanakan pemeranan fabel
5. Memerankan fabel secara kelompok dengan
menggunakan media panggung ceria
6. Saling menilai pemeranan dengan rubrik yang
disediakan.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 155
Media Pembelajaran Berbicara
2. Media Koran Inspirasi
Media : Koran Inspirasi
Kelas : VII
Kompetensi dasar : 4.10 Mengungkapkan gagasan,
perasaan, pesan dalam bentuk puisi
rakyat secara lisan dan tulis dengan
memperhatikan struktur, rima, dan
penggunaan bahasa
Indikator :
o Menulis puisi rakyat dengan memperhatikan pilihan
kata, kelengkapan struktur, dan kaidah puisi rakyat
(pantun)
o Menyajikan syair dan gurindam dalam bentuk
musikalisasi
o Menyajikan pantun dalam bentuk berbalas pantun
Gambar 42: Media Koran Inspirasi
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 156
Media Pembelajaran Berbicara
Langkah-langkah pembelajaran:
1. Mengamati masalah pada koran/media massa.
2. Mempertanyakan langkah membuat puisi rakyat
dengan mengamati objek tersebut.
3. Menggali informasi dari berbagai sumber langkah
menulis puisi rakyat.
4. Latihan menyusun puisi rakyat berdasarkan tema
yang ditentukan dalam koran.
5. Menyajikan dalam bentuk musikalisasi syair.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 157
Media Pembelajaran Berbicara
3. Media Brosur
Media : Brosur
Kelas : VII
Kompetensi dasar : 4.6 Menyajikan data rangkaian kegiatan
ke dalam bentuk teks prosedur
(tentang cara memainkan alat musik
daerah, tarian daerah, cara membuat
cendera mata, dll) dengan
memperhatikan struktur, unsur
kebahasaan, dan isi secara lisan dan
tulis.
Indikator :
o Merencanakan penulisan teks prosedur
o Menulis teks prosedur dengan memperhatikan pilihan
kata, kelengkapan struktur, dan kaidah penggunaan
kata kalimat/tanda baca/ejaan
o Memeragakan secara lisan cara melakukan/ membuat
sesuatu
Gambar 43: Brosur
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 158
Media Pembelajaran Berbicara
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Mengamati langkah penulisan.
2. Mempertanyakan langkah dan hal yang bisa ditulis
dalam teks prosedur.
3. Menggali informasi.
• Mengamati prosedur yang ada dalam brosur
• Mendata kata kunci (kata benda, kata kerja,
kriteria/batasan melakukan, saran supaya hasil
maksimal)
4. Menalar
• Mengatur, mengembangkan kata kunci yang
diperoleh dari hasil wawancara/ membaca
menjadi teks prosedur yang tepat
• Mempertanyakan bagian-bagian yang perlu
diperbaiki dengan panduan rubrik yang disediakan
pada buku siswa/ buku guru
• Membaca dan menandai bagian yang kurang tepat
• Menyunting draft
5. Mengomunikasikan
Memeragakan hasil yang ditulis secara lisan
menggunakan media yang telah disiapkan.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 159
Media Pembelajaran Berbicara
4. Media Model
Media : Model
Kelas : VII
Kompetensi dasar : 4.6 Menyajikan data rangkaian kegiatan
ke dalam bentuk teks prosedur
(tentang cara memainkan alat musik
daerah, tarian daerah, cara membuat
cendera mata, dll.) dengan
memperhatikan struktur, unsur
kebahasaan, dan isi secara lisan dan
tulis.
Indikator :
o Merencanakan penulisan teks prosedur
o Menulis teks prosedur dengan memperhatikan pilihan
kata, kelengkapan struktur, dan kaidah penggunaan
kata kalimat/tanda baca/ejaan
o Memeragakan secara lisan cara melakukan/ membuat
sesuatu
Gambar 44: Media Model
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 160
Media Pembelajaran Berbicara
Langkah-langkah pembelajaran:
1. Mengamati langkah penulisan
2. Mempertanyakan langkah dan hal yang bisa ditulis
dalam teks prosedur
3. Menggali informasi
• Mengamati cara membuat bunga dari sedotan
dari video yang sudah diunduh
• Mendata kata kunci (kata benda, kata kerja,
kriteria/batasan melakukan, saran supaya hasil
maksimal)
4. Menalar
• Mengatur, mengembangkan kata kunci yang
diperoleh dari hasil wawancara/ membaca
menjadi teks prosedur yang tepat
• Mempertanyakan bagian-bagian yang perlu
diperbaiki dengan panduan rubrik yang
disediakan pada buku siswa/ buku guru
• Membaca dan menandai bagian yang kurang
tepat
• Menyunting draft
5. Mengomunikasikan
Memeragakan hasil yang ditulis secara lisan
menggunakan media yang telah disiapkan.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 161
BAB VIII
MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA
Keterampilan membaca pada umumnya didapatkan
oleh seorang individu pada pendidikan formal yaitu sekolah.
Namun, tidak menutup kemungkinan kemampuan membaca
dapat dimiliki oleh seorang individu dalam lingkungan
keluarga. Hal ini dapat terjadi apabila orangtua memiliki
kebiasaan membaca dan ditularkan kepada anak sehingga
anak dilatih untuk melaksanakan kegiatan membaca. Latihan
membaca ini tentunya bukan dilakukan secara paksa
melainkan dilaksanakan dengan suasana yang menyenangkan.
Awalnya, anak dibacakan cerita dalam kegiatan membaca
nyaring. Setelah anak menikmati kegiatan membaca nyarig
tersebut dan semakin terbiasa dengan kegiatan membaca,
maka anak akan mengenali simbol-simbol bahasa tertulis. Hal
ini dapat menjadi jembatan anak untuk memperoleh
kemampuan membaca.
Jika ditilik dari urutan pemerolehan keterampilan
berbahasa pada individu, maka keterampilan membaca
terdapat pada urutan ke-3. Membaca merupakan keterampilan
berbahasa yang bersifat aktif-reseptif. Disebut bersifat aktif
karena keterampilan membaca ini membuat pembaca
mengaktifkan seluruh indera untuk dapat memahami hal yang
dibaca. Secara visual, terutama pembaca yang membaca dalam
hati terlihat pasif. Hal ini karena pembaca terlihat tenang dan
diam sambil melihat buku yang tepat di hadapannya. Namun,
sebetulnya pembaca tersebut mengaktifkan seluruh inderanya
untuk memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
Sedangkan, dikatakan reseptif karena pembaca berusaha
menerima hal-hal yang disampaikan oleh penulis.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 162
Media Pembelajaran Membaca
Pada umumnya, pembelajaran membaca konvensional
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu
pembelajaran yang membuat kelas cukup tenang. Hal ini
membuat para peserta didik merasa bosan dan mengantuk.
Mungkin berbeda dengan peserta didik yang memiliki hobi
membaca, maka pembelajaran ini merupakan salah satu
pembelajaran yang menyenangkan. Namun, tidak semua
peserta didik memiliki hobi membaca dan memiliki minat
membaca. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi untuk menarik
peserta didik agar tertarik mengikuti pembelajaran membaca.
Salah satu inovasi yang bisa dilakukan yaitu pada komponen
media pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan media yang
sudah ada atau membuat sebuah media untuk meningkatkan
kemampuan membaca peserta didik.
A. Hakikat Media Pembelajaran Membaca
Media pembelajaran membaca merupakan segala
perangkat yang dapat dijadikan perantara (medium) antara
guru dan peserta didik dalam aktivitas pembelajaran
membaca. Media pembelajaran membaca digunakan untuk
mendukung aktivitas belajar-mengajar peserta didik di dalam
kelas. Media pembelajaran dimanfaatkan untuk
menyampaikan materi dalam pembelajaran membaca. Media
pembelajaran digunakan untuk menarik perhatian sekaligus
memotivasi peserta didik dalam pembelajaran membaca yang
dipandang cukup membosankan.
Media membaca memiliki karakteristik antara lain
sebagai berikut. (1) Dapat dikaitkan dengan keterampilan
menulis dan berbicara. (2) Dapat memotivasi peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran membaca. (3) Dapat melatih
keterampilan membaca peserta didik. Peserta didik dapat
melaksanakan aktivitas membaca tanpa merasa bosan. (4)
Memenuhi target pembelajaran membaca. (5) Disesuaikan
dengan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, materi
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 163
Media Pembelajaran Membaca
pembelajaran, metode pembelajaran, dan karakteristik peserta
didik.
B. Contoh Penerapan Media dalam Pembelajaran
Membaca
1. Media Peta Konsep
Media : Peta Konsep
Kelas : VII
Kompetensi dasar : 4.1 Menentukan isi teks deskripsi objek
(tempat wisata, tempat bersejarah,
pentas seni daerah, kain tradisional,
dll.) yang didengar dan dibaca.
Indikator :
o Memetakan isi teks deskripsi (topik dan bagian-
bagiannya)
o Menjawab pertanyaan isi teks deskripsi
o Membandingkan teks deskripsi
Gambar 45: Media Peta Konsep
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 164
Media Pembelajaran Membaca
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Mengamati judul teks
2. Menanya apa saja isi teks dan bagaimana cara
memahaminya?
3. Menggali informasi
Membaca beberapa teks deskripsi
4. Menalar
• Mendiskusikan isi teks
• Memetakan isi teks menggunakan media peta konsep
• Membandingkan isi beberapa teks
• Menyimpulkan cara memahami isi teks
5. Mengomunikasikan
Menyajikan hasil pemahaman isi teks dan cara memahami
isi teks
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 165
Media Pembelajaran Membaca
2. Media Variasi Teks LHO
Media : Media Teks LHO
Kelas : VII
Kompetensi dasar : 3.7 Mengidentifikasi informasi dari
teks laporan hasil observasi
berupa buku pengetahuan yang
dibaca atau diperdengarkan.
Indikator :
o Menyimpulkan ciri umum teks laporan hasil observasi
pada teks yang dibaca/didengar.
o Mendaftar kata/kalimat sebagai ciri teks laporan hasil
observasi pada teks yang dibaca/didengar.
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Mengamati/membaca teks laporan tentang buku
meteor, hutan bakau, flora fauna.
2. Bertanya jawab tentang isi teks.
3. Berdiskusi ciri pengembangan isi teks laporan hasil
observasi
4. Menyimpulkan ciri pengembangan isi teks laporan
hasil observasi
5. Menyimpulkan tujuan komunikasi teks LHO.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 166
Media Pembelajaran Membaca
3. Media Buku
Media : Buku
Kelas : VII
Kompetensi dasar : 4.15 membuat peta pikiran/
rangkuman alur tentang isi buku
nonfiksi/ buku fiksi yang dibaca
Indikator :
o Membuat rangkuman dalam bentuk pemetaan
o Membuat rangkuman dalam bentuk rangkaian gagasan
pokok isi buku
o Perbedaan unsur buku fiksi dengan buku nonfiksi
Gambar 46: Media Buku Fiksi dan Nonfiksi
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Peserta didik diminta memilih hasil bacaan dari buku
nonfiksi yang dilakukan sebelumnya.
2. Peserta didik membaca lagi buku yang dibawa secara
garis besar. Peserta didik mengecek unsur-unsur buku
yang pernah dibaca.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 167
Media Pembelajaran Membaca
3. Peserta didik didorong untuk bertanya tentang cara
mengubah data hasil bacaan menjadi rangkuman
berupa peta pikiran atau rangkuman gagasan pokok.
4. Peserta didik membaca secara individu untuk
menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang cara
merangkum.
5. Peserta didik menyimpulkan langkah merangkum
dengan peta pikiran dan gagasan utama.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 168
Media Pembelajaran Membaca
4. Media Poster
Media : Poster
Kelas : VIII
Kompetensi dasar : 3.3 Mengidentifkasi informasi teks
iklan, slogan, atau poster (yang
membuat bangga dan memotivasi)
dari berbagai sumber yang dibaca dan
didengar
Indikator :
o Menjelaskan pengertian teks iklan, slogan, atau poster
dari berbagai sumber.
o Menjelaskan fungsi teks iklan, slogan, atau poster dari
berbagai sumber.
o Mengidentifkasi unsur-unsur teks iklan, slogan, atau
poster dari berbagai sumber.
Gambar 47: Media Poster
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Mengamati (Pemodelan)
• Guru menunjukkan contoh-contoh iklan, slogan, dan
poster.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 169
Media Pembelajaran Membaca
• Guru juga dapat menayangkannya (bila
memungkinkan) beragam iklan lainnya.
• Guru meminta peserta didik mencermati iklan-iklan
itu, khususnya berkenaan dengan unsur-unsur
pembentukannya.
2. Menanya
• Guru mendorong peserta didik untuk mengajukan
sejumlah pertanyaan berkenaan dengan unsur-unsur
iklan.
• Guru menginventarisasi pertanyaan-pertanyaan
peserta didik dan menyeleksinya sesuai dengan KD
atau beberapa indikator pembelajaran yang telah
ditetapkan.
3. Menalar
Guru meminta peserta didik untuk menjawab kembali
pertanyaan-pertanyaan itu setelah mereka terlebih dulu
membaca paparan teori yang ada pada Buku Siswa.
4. Mengasosiasikan
• Guru mendorong peserta didik untuk
mengaplikasikan pemahaman mereka tentang unsur-
unsur iklan dengan mengerjakan sejumlah kegiatan
pembelajaran
• Guru melakukan penilaian proses, baik itu terhadap
aspek afektif, kognitif¸dan psikomotor sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam indikator pembelajaran.
5. Mengomunikasikan
• Beberapa orang peserta didik mempresentasikan
pendapat-pendapatnya atas jawaban mereka
• Guru memberikan penilaian proses terutama
berdasarkan aspek kelengkapan, ketepatan, dan
kejelasan di dalam penyampaiannya.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 170
BAB IX
MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS
Keterampilan berbahasa yang paling kompleks adalah
menulis. Mengapa demikian? Hal ini karena menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang membutuhkan
kemampuan dan kemauan yang besar untuk mewujudkannya.
Menulis menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
diartikan menjadi beberapa makna. Pertama, menulis
diartikan sebagai membuat huruf (angka dan sebagainya)
dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya). Kedua, menulis
diartikan sebagai melahirkan pikiran atau perasaan (seperti
mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Ketiga, menulis
dimaknai sebagai menggambar, melukis. Terakhir, menulis
diartikan sebagai membatik (kain).
Keterampilan menulis yang dimaksudkan adalah
melahirkan pikiran atau perasaan dengan menyusun huruf
menjadi kata, kata-kata disusun menjadi kalimat sehingga
menjadi paragraf yang utuh dalam wujud tulisan. Tulisan ini
berisi pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Ide atau
gagasan yang disampaikan melalui tulisan dapat dipahami
dengan baik oleh pembaca. Oleh karena itu, menulis
membutuhkan tekad yang keras untuk dapat melakukannya
secara berkesinambungan. Oleh karena itu, tidak semua orang
bisa melakukannya. Berbeda halnya dengan menggoreskan
tinta pada selembar kertas. Hal itu pun bisa disebut juga
dengan menulis. Namun, Hal itu kurang sesuai dengan
kemampuan menulis yang dimaksudkan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 171
Media Pembelajaran Menulis
Pada umumnya, peserta didik merasa kesulitan dalam
aktivitas pembelajaran menulis. Beberapa hal yang biasanya
menjadi kesulitan peserta didik dalam menulis yaitu sebagai
berikut. (1) Kesulitan dalam mencari ide atau inspirasi dalam
menulis. (2) Kesulitan mengawali tulisan. (3) Rasa malas
dalam menulis. (4) Menunda-nunda waktu untuk menulis. (5)
Kurang banyak membaca. Padahal membaca dapat menjadi
jembatan dalam menulis. Dengan banyak membaca
pengetahuan dapat diperoleh, inspirasi bisa didapat, dan
kosakata semakin bertambah. (6) Takut salah dalam menulis,
baik secara teknis maupun dari segi isi tulisan. (7) Kurang
berminat dalam menulis. (8) Kurang rasa percaya diri dalam
menulis.
A. Hakikat Media Pembelajaran Menulis
Media pembelajaran menulis merupakan segala hal
yang dapat dijadikan perantara (medium) antara guru dengan
peserta didik dalam pembelajaran menulis. Media
pembelajaran menulis digunakan untuk mendukung peserta
didik dalam memahami materi tentang menulis dan dapat
mempraktikkan aktivitas menulis dalam proses belajar-
mengajar. Media pembelajaran menulis dibutuhkan untuk
membuat pembelajaran menulis menjadi lebih menyenangkan
sehingga peserta didik dapat aktif memroduksi tulisan, baik di
dalam kelas maupun di luar kelas.
Karakteristik media pembelajaran menulis antara lain
(1) dapat menjelaskan langkah-langkah dalam menulis, (2)
mempermudah peserta didik dalam memahami materi tentang
menulis dan memroduksi tulisan, (3) dapat dikaitkan dengan
keterampilan berbahasa yang lain misal membaca atau
menyimak bahkan berbicara, (4) mempertimbangkan
kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, kebutuhan dan karakteristik peserta
didik.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 172
Media Pembelajaran Menulis
B. Contoh Penerapan Media dalam Pembelajaran Menulis
1. Video Objek Wisata
Media : Video Objek Wisata
Kelas : VII
Kompetensi dasar : 4.2 Menyajikan data, gagasan, kesan
dalam bentuk teks deskripsi tentang
objek (sekolah, tempat wisata, tempat
bersejarah, dan atau suasana pentas
seni daerah) secara tulis dan lisan
dengan memperhatikan struktur dan
aspek kebahasaan baik secara lisan
dan tulis.
Indikator :
o Merencanakan penulisan teks deskripsi
o Menulis teks deskripsi dengan memperhatikan pilihan
kata, kelengkapan struktur, dan kaidah penggunaan
kata kalimat/tanda baca/ejaan
o Menyajikan secara lisan teks deskripsi dalam konteks
pembawa acara televisi mendeskripsikan objek
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Mengamati video yang akan dijadikan teks deskripsi
2. Mempertanyakan informasi hal yang harus
dikumpulkan
3. Menggali informasi
• Mencari data dari objek yang dipilih
• Mendata kata kunci dari objek
4. Menalar
• Merangkai kata-kata kunci menjadi paragraf
• Merangkai paragraf menjadi teks
5. Mengomunikasikan
Memajang hasil pekerjaan.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 173
Media Pembelajaran Menulis
2. Media Komik
Media : Komik
Kelas : VII
Kompetensi dasar : 4.4 Menyajikan gagasan kreatif dalam
bentuk cerita fantasi secara lisan dan
tulis dengan memperhatikan struktur
dan penggunaan bahasa
Indikator :
o Merencanakan pengembangan cerita fantasi
o Menulis cerita fantasi dengan memperhatikan pilihan
kata, kelengkapan struktur, dan kaidah penggunaan
kata kalimat/tanda baca/ejaan
Gambar 48: Media Komik
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Mengamati komik yang disediakan oleh guru
2. Mempertanyakan langkah membuat cerita fantasi dengan
mengamati media komik
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 174
Media Pembelajaran Menulis
3. Menggali informasi dari berbagai sumber langkah
menulis cerita fantasi
4. Mengumpulkan berbagai informasi menjadi bagian
orientasi, komplikasi, dan resolusi
5. Latihan menentukan kerangka cerita fantasi
6. Mencipta draft cerita fantasi
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 175
Media Pembelajaran Menulis
3. Media Kartun
Media : Kartun
Kelas :X
Kompetensi dasar : 4.6 Menciptakan kembali teks
anekdot dengan memperhatikan
struktur, dan kebahasaan baik lisan
maupun tulis
Indikator :
o Menceritakan kembali isi teks anekot dengan pola
penyajian yang berbeda
o Menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang
menyangkut orang banyak atau perilaku seorang tokoh
publik
Gambar 49: Media Kartun
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Pada bagian apersepsi, guru dapat mengajak peserta didik
bercerita santai tentang anekdot, baik yang pernah
dibaca maupun yang didengar.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 176
Media Pembelajaran Menulis
2. Pada bagian pemodelan, guru bisa juga memutar rekaman
video anekdot, misalnya rekaman stand up comedy.
3. Peserta didik membentuk kelompok.
4. Peserta didik mengamati kartun ilustrasi yang dibagikan
guru.
5. Peserta didik menyusun teks anekdot dengan
memperhatikan struktur teks anekdot
6. Setiap kelompok membuat majalah dinding dua dimesi
atau tiga dimensi untuk memamerkan anekdotnya.
7. Setiap peserta didik wajib memberikan tanggapan tertulis
terhadap pameran karya kelompok lain.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 177
DAFTAR RUJUKAN
Adkhar, Bastiar Ismail. 2016. Pengembangan Video Animasi
Pembelajaran Berbasis Powtoon pada Kelas 2 Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Labschool
UNNES, (Semarang: Skripsi tidak diterbitkan,), (daring),
(http://lib.unnes.ac.id/24027/1/1102411080.pdf),hal.
37, diakses pada 7 Juli 2018
Arsyad, Azhar. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Press.
Asih. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung:
Penerbit Pustaka Setia.
Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media
Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Burhanuddin, Elita dkk. 2010. Media: Modul Suplemen KKG.
Jakarta: Kemdiknas
Darwanto. 2011. Televisi sebagai Media Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daryanto. 2015. Media Pembelajaran. Bandung: Anggota IKAPI.
Daryanto. 2016. Media Pembelajaran: Edisi Revisi. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media.
Gunawan, Rakhmat. Mengenal Aplikasi Prezi, (Copyright: 2008-
2014), (daring), (http://ilmuti.org/wp-
content/uploads/2014/04/RakhmatGunawan-
MengenalAplikasiPrezi.pdf), diakses pada 2 Juli 2018.
Heinich, Robert. 2002. Instructional Media and Technologies for
Learning: Seventh Edition. Pearson: New Jersey.
Hernawati, Kuswari. Handout Komputer Teknologi Informasi:
KTI Materi 12 E-learning, (Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta), (daring),
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/K
uswari%20Hernawati,%20S.Si.,M.Kom./KTI-
Materi12%20Elearning.pdf), diakses pada 29 Juni 2018
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 178
Jalinus, Nizwardi & Ambiyar. 2016. Media dan Sumber
Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Kustandi, Cecep & Bambang Sutjipto. 2013. Media
Pembelajaran; Manual dan Digital Edisi Kedua. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia.
Maswan dan Khoirul Muslimin. 2017. Teknologi Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media dan Sumber
Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Pais, Marcelo Humberto Rioseco; Frano Paukner Nogues; dan
Bruno Ramirez Munoz. 2017. Incorporating Powtoon as
a Learning Activity in to a Course on Technological
Innovations as Didactic Resources for Pedagogy
Programs, iJET Vol. 12, No. 6 (Maule: Universidad
Católica del Maule), daring, (http://online-
journals.org/index.php/i-
jet/article/download/7025/4478), hal. 123, diakses
pada 7 Juli 2018
Perron, Brian E. dan Alyson G. Stearns. 2010. A Review of A
Presentation
Technology: Prezi. Journal of Research on Social Work
Practice 000(00) 1-2. (Daring), (http://rsw-
sagepub.com), diakses pada tanggal 14 Juli 2018.
Pribadi, Benny.A. 2017. Media dan Teknologi dalam
Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sadiman, Arief S. dkk., 2012. Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Sanaky, Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-
Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
Smaldino, Sharon E., Deborah L. Lowther, & James D. Russell.
2011. Instructional Technology & Media for Learning:
Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar (Edisi
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 179
Kesembilan). Terjemahan. 2014. Penerjemah: Arif
Rahman. Jakarta: Kencana.
Smaldino, Sharon E., dkk. Instructional Technology and Media
for Learning: Eight Edition. Pearson: New Jersey.
Tarigan, Djago & H.G. Tarigan. 1987 (Cetakan 10). Teknik
Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit
Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Trianton, Teguh. 2013. Film sebagai Media Belajar. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Wati, Ega Rima. 2016. Ragam Media Pembelajaran. Jakarta:
Kata Pena.
Zahro, Azizatus dan Evi Eliyanah. 2011. Menyimak Beragam
Wacana Lisan. Malang: Pustaka Kaiswaran.
Zannah, Putri Zakiyatul; Diah Mulhayatiah; dan Fathiah Alatas.
2014. Penggunaan Media Pembelajaran Zooming
Presentation untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas X pada Konsep Suhu dan Kalor, (Jakarta: UIN
Jakarta), Jurnal EDUSAINS, Vol. IV, No. 02, (Daring),
(http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains/article/
download/1153/1025), hal. 212, diakses pada 2 Juli
2018
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 180
BIODATA SINGKAT PENULIS
Rahmawati Mulyaningtyas, lahir di Kepanjen,
Kabupaten Malang. Ia menempuh program sarjana dan
magister di Universitas Negeri Malang. Ia lulus program
sarjana pada tahun 2011, sedangkan program magister lulus
pada tahun 2014. Sekarang menjadi dosen di Jurusan Tadris
Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Institut Agama Islam Negeri Tulungagung. Sekarang menetap
di Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 181