Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dapat disimpulkan bahwa kelebihan media video
sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut. (1)
Menyajikan objek belajar secara konkret atau pesan
pembelajaran secara realistik, sehingga menambah
pengalaman belajar peserta didik. Peserta didik seolah-olah
mengamati atau melihat secara langsung peristiwa atau objek
tertentu yang sesuai dengan materi pembelajaran. (2) Bersifat
audio-visual, sehingga memiliki daya tarik dan dapat
memotivasi peserta didik untuk belajar. Video bermanfaat
untuk menampilkan informasi atau pengetahuan yang
mengandung unsur gerak dan suara di dalamnya. (3) Sesuai
untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik. Video juga
memperlihatkan sebuah proses dan prosedur. Hal ini dapat
menyajikan pemodelan untuk peserta didik. Peserta didik
dapat mengikuti gerakan-gerakan atau kegiatan sesuai yang
diputar dalam video. Misal: gesture dalam drama dan prosedur
menyalakan laptop.
(4) Dapat mengurangi kejenuhan belajar, terutama jika
dikombinasikan dengan metode tertentu dan diskusi
persoalan yang ditayangkan. Misal: materi debat mengenai
fenomena Indolish (pemakaian bahasa Indonesia yang
dicampur bahasa Inggris) di kalangan remaja. Peserta didik
dapat memilih pernyataan pro maupun kontra sesuai dengan
persoalan yang ditayangkan (5) Menambah daya tahan ingatan
mengenai objek belajar yang dipelajari. Hal ini karena sifatnya
yang konkret dan realistik, maka peserta didik dapat melihat
objek belajar sesuai dengan kenyataan yang ada. Misal: pada
materi teks eksplanasi, peserta didik dapat melihat proses
terjadinya tanah longsor, gunung meletus, dan fenomena alam
lainnya. (6) Portable (mudah dibawa) dan mudah untuk
digandakan sesuai kebutuhan penggunanya.
(7) Sarana observasi yang aman. Video dapat
memperlihatkan rekaman suatu objek yang jika diamati secara
langsung dapat membahayakan penyimak. Misal: materi teks
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 92
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
deskripsi mengenai singa atau harimau (hewan endemik
Indonesia). (8) Menghemat waktu, tenaga, dan materi karena
peserta didik tidak perlu langsung ke tempat peristiwa atau
suatu objek berada. Menggunakan video peserta didik dapat
melihat, mengamati, mendengar peristiwa atau objek bahkan
mempelajarinya.
Kelemahan video sebagai media pembelajaran antara
lain sebagai berikut. (1) bersifat searah. Media video bersifat
satu arah sehingga tidak ada umpan balik bagi penyimak. Jadi
hal ini bisa menimbulkan banyak interpertasi dari diri
penyimak. (2) Memerlukan aliran listrik. Oleh karena itu,
media ini tidak bisa diputar di segala tempat. (3) Biaya
produksi atau pengadaan video yang mahal. Produksi media
video membutuhkan banyak waktu dan biaya. Hal inilah yang
membuat media ini relatif mahal.
Gambar 30: Video High Definition (HD)
3) Film
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), film
merupakan ‘selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk
tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk
tempat gambar positif (yang akan dimainkan dalam bioskop)’.
Selain itu, film juga dimaknai sebagai ‘lakon (cerita) gambar
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 93
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
hidup’.67 Amura (dalam Trianton) menyebutkan bahwa film
merupakan karya sinematografi yang dapat berfungsi sebagai
alat cultural education atau pendidikan budaya. Film dinilai
efektif untuk menyampaikan nilai-nilai budaya kepada
khalayak.68
Film termasuk ke dalam jenis media yang bersifat
audio-visual, yang berarti dapat dilihat dan didengar. Tujuan
penggunaan media film (sinematografi) adalah agar suasana
pembelajaran dalam kelas lebih aktif dan hidup. Penggunaan
media ini memungkinkan adanya interaksi multi arah oleh
guru dan peserta didik terkait hal atau pesan yang
disampaikan di dalamnya. Film memiliki kelebihan karena
dapat diinderai dengan indera penglihatan dan pendengaran
sekaligus. Selain itu, film juga mengandung pesan-pesan yang
disampaikan kepada penonton. Keberadaan film menjadi
perangsang belajar dan motivasi belajar bagi peserta didik,
sehingga mereka tidak merasa jenuh dalam mencapai target
pembelajaran. Materi bahasa Indonesia yang dapat
menggunakan media film antara lain materi mengenai tokoh
dan penokohan dalam cerita, mengidentifikasi unsur instrinsik
cerita yang didengar, menulis puisi, dll.
Trianton menjelaskan beberapa keunggulan film
sebagai media pembelajaran yaitu sebagai berikut. (1) Film
mampu mengatasi keterbatasan jarak dan waktu. (2) Film
mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa secara realistis.
(3) Film dapat membawa penonton dari satu tempat ke tempat
lain, dari satu masa ke masa yang lain. (4) Pesan yang
disampaikan dalam film lebih cepat dam mudah diingat. (5)
Film dapat mengembangkan imajinasi peserta didik dan
memperjelas hal-hal yang abstrak dengan gambaran yang
lebih realistik. (6) Film dapat memengaruhi emosi seseorang.
67 Kamus Besar Bahasa Indonesia
68 Teguh Trianton, Film sebagai Media Belajar, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013), hal. 2
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 94
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
(7) Film juga dapat digunakan untuk memperjelas suatu
proses dan menjelaskan suatu keterampilan. (8) Film dapat
menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik.
Film menggambarkan peristiwa secara nyata, seolah-
olah penonton terlibat langsung menyaksikan setiap kisah
tokoh yang ada dalam film. Dibandingkan dengan cerita dalam
media cetak, film menyuguhkan pengalaman yang realistis
kepada penonton. Bukan hanya sebatas membayangkan
seperti cerita dalam media cetak, tetapi lebih membuat
penonton ikut mengalami sesuatu bersama para tokoh di
dalam film. Apabila film menyajikan kisah yang sedih, maka
penonton dapat pula ikut merasa sedih. Begitu juga sebaliknya,
apabila film menampilkan hal yang lucu, maka penonton dapat
tertawa bersamanya. Oleh karena itu, film dapat memengaruhi
emosi dari penonton. Selain itu, penonton dapat mengetahui
latar tempat, waktu, dan suasana yang bermacam-macam yang
ditampilkan dalam film. Film dikemas sedemikian rupa,
menggabungkan adegan demi adegan, latar demi latar,
peristiwa demi peristiwa. Oleh sebab itu, film dapat menarik
peserta didik untuk mempelajarinya.
Selain memiliki kelebihan, film juga memiliki kelemahan
sebagai media pembelajaran yaitu sebagai berikut. (1) Film
memiliki durasi yang cukup panjang. Lebih panjang
dibandingkan dengan alokasi waktu pembelajaran. Namun, hal
ini bisa disiasati jika menggunakan cuplikan atau potongan
film yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan oleh peserta
didik. Apabila cuplikan film dirasa kurang, maka dapat
menggunakan siasat kedua yaitu pertemuan pertama sebagai
aktivitas untuk menonton film bersama dilanjutkan dengan
analisis film secara berkelompok sebagai tugas rumah. Lalu,
pada pertemuan berikutnya dilaksanakan kegiatan presentasi
kelompok. (2) Tidak semua film bisa digunakan dalam
pembelajaran. (3) Film membutuhkan sarana dan prasarana
yang memadai di sekolah.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 95
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Trianton menyebutkan kriteria film yang dapat
digunakan sebagai media pembelajaran atau pendidikan
antara lain (1) mampu menyajikan pesan-pesan yang jelas
kepada penonton mengenai hal yang patut ditiru (menjadi
teladan untuk penonton, dalam hal ini peserta didik), (2) tidak
bertentangan dengan nilai adat-istiadat, norma, kesopanan, (3)
tidak bernuansa SARA sehingga tidak menyinggung, (4)
mampu membentuk karakter peserta didik dan
mengembangkan sikap mental, serta memiliki tujuan dan
sasaran tepat sesuai dengan kemasan pesan, (5)
mengutamakan pengetahuan (membagikan pengetahuan
kepada penonton).69
Gambar 31: Cuplikan Film
4. Multimedia dan Teknologi Internet
a. Multimedia
Multimedia lahir karena perkembangan teknologi
komputer dan digital. Media ini mampu untuk
mengomunikasikan pesan melalui tayangan teks, suara, video,
animasi, dan hyperlink secara terintegrasi. Multimedia dalam
konteks sebagai media pembelajaran dimaknai sebagai sebuah
program atau aplikasi komputer yang mampu menampilkan
pesan (materi pembelajaran) melalui unsur teks, audio,
69 Ibid., hal. 62
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 96
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
gambar, video, dan animasi secara terintegrasi. Program
multimedia memiliki kemampuan dalam menampilkan
kombinasi beberapa unsur tayangan di atas menjadi suatu
tampilan pesan (materi pembelajaran) yang dapat dipelajari
secara komprehensif oleh peserta didik.70
Teks Visual (Gambar)
Multimedia
Audio (Suara) Video
Gambar 32: Unsur-unsur Program Multimedia
Kombinasi antara unsur teks, gambar, video, suara, dan
animasi dalam menyampaikan materi pembelajaran,
memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi
peserta didik. Multimedia menjadi media yang dapat menarik
peserta didik untuk belajar. Selain itu, pengintegrasian antara
multimedia dengan metode tertentu dapat menambah
keefektifan program multimedia dalam pembelajaran. Pribadi
menyebutkan bahwa program multimedia dapat digunakan
secara efektif dalam aktivitas pembelajaran yang menerapkan
metode pembelajaran seperti presentasi, latihan berulang,
demonstrasi, pemecahan masalah atau problem solving dan
simulasi.71
Multimedia bersifat interaktif. Hal ini memiliki arti
bahwa pengguna multimedia ini dapat terlibat aktif dalam
mempelajari informasi maupun pengetahuan yang ada di
dalamnya. Pengguna dapat mengirim stimulus, lalu aplikasi
70 Pribadi, Media & Teknologi..., hal. 162
71 Ibid.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 97
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
multimedia akan mengirim respon atau feedback yang
diperlukan. Sifat interaktivitas yang terdapat dalam
multimedia mampu membuat proses pembelajaran bersifat
dialogis. Penggunaan program multimedia dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan belajar yang dimiliki oleh
penggunanya (dalam hal ini peserta didik).
Berikut ini penjelasan mengenai kelebihan multimedia
sebagai media pembelajaran menurut Heinich dan Molenda
dalam Pribadi.72
1) Membuat proses belajar lebih baik dalam meningkatkan
daya ingat atau
retensi.
Multimedia memiliki keunggulan karena
mengintegrasikan unsur teks, audio, gambar, video, dan
animasi. Hal tersebut dapat membuat peserta didik
mempelajari beragam informasi dan pengetahuan yang berada
di dalamnya. Selain itu, unsur-unsur tersebut dapat
memberikan pengalaman belajar yang berkesan terhadap
peserta didik, sehingga meningkatkan daya ingat mereka pada
pengetahuan yang disampaikan.
Unsur teks bermanfaat untuk mempelajari penjelasan terkait
dengan konsep-konsep yang diungkapkan secara tertulis. Teks
dapat digunakan untuk menyampaikan hampir segala jenis
informasi dan pengetahuan kepada peserta didik.
Unsur audio bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan
dalam menyimak informasi dan pengetahuan yang
disampaikan melalui unsur suara. Kemampuan untuk
memahami informasi atau pengetahuan yang disampaikan
melalui suara dikenal dengan istilah menyimak intensif. Unsur
audio dapat digunakan untuk kompetensi-kompetensi yang
mengharuskan peserta didik untuk menyimak.
72 Ibid., hal. 163
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 98
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Unsur gambar digunakan untuk mengkonkretkan konsep-
konsep yang bersifat abstrak. Unsur gambar ini dapat
menunjukkan kepada peserta didik mengenai hal-hal yang
abstrak agar mudah dipahami. Selain itu, dapat menunjukkan
gambar objek yang belum diketahui oleh peserta didik. Misal:
gambar hubungan alur peristiwa dalam cerpen, gambar
anggrek hitam tumbuhan endemik Indonesia.
Unsur video yang berisi kolaborasi gambar bergerak dan
suara, dapat digunakan untuk menjelaskan prosedur membuat
sesuatu dan terjadinya suatu peristiwa. Unsur animasi dapat
digunakan untuk menggambarkan objek dan benda yang
digerakkan untuk menjelaskan sebuah konsep.
2) Memfasilitasi proses belajar peserta didik yang
memiliki gaya belajar berbeda.
Multimedia dapat digunakan untuk memfasilitasi
aktivitas belajar setiap individu yang memiliki gaya belajar
berbeda. Terdapat tiga gaya belajar yang dapat difasilitasi oleh
program multimedia antara lain gaya belajar auditif, gaya
belajar visual, dan gaya belajar kinestetik. Peserta didik
dengan gaya belajar auditif mampu mempelajari pengetahuan
lebih cepat melalui unsur suara. Peserta didik dengan gaya
belajar visual mampu lebih cepat mempelajari pengetahuan
yang disampaikan melalui unsur gambar (grafis, grafik, dan
teks tertulis). Peserta didik dengan gaya belajar kinestetik
pada umumnya menyukai proses belajar dengan metode
learning by doing atau belajar sambil melakukan kegiatan. Hal
ini dilakukan karena mereka menyukai kegiatan-kegiatan fisik
pada saat proses belajar.
3) Membantu peserta didik memiliki kompetensi yang
diperlukan.
Belajar merupakan upaya yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh kompetensi yang diperlukannya.
Kompetensi dalam konteks belajar dapat diartikan sebagai
seperangkat kemampuan yang dikuasai oleh seseorang untuk
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 99
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
melaksanakan suatu jenis tugas atau pekerjaan. Kompetensi
dalam pembelajaran meliputi tiga hal antara lain (1) aspek
kognitif berhubungan dengan kemampuan intelektual yang
diperoleh peserta didik setelah menempuh kegiatan belajar.
Setelah mempelajari program multimedia, peserta didik dapat
memperoleh pengetahuan dan pemahaman terkait dengan
materi pembelajaran. (2) Aspek afektif terkait dengan sikap
yang dimiliki oleh peserta didik setelah melakukan proses
belajar, dan (3) aspek psikomotorik terkait dengan
keterampilan yang dimiliki peserta didik setelah mengalami
proses belajar.
4) Menyampaikan informasi atau pengetahuan dengan
tingkat realisme yang tinggi.
Produk multimedia yang ada pada saat ini dapat
menayangkan informasi dan pengetahuan dengan gambar dan
suara yang berkualitas tinggi (sesuai dengan fakta atau realitas
yang ada). Hal ini dapat memberikan pengalaman belajar yang
bersifat komprehensif dan menyenangkan.
5) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Program multimedia menyajikan beragam unsur di
dalamnya. Hal ini dapat menarik rasa penasaran peserta didik
untuk menggunakannya dan mempelajari materi
pembelajaran yang ada di dalamnya.
6) Bersifat interaktif
Program multimedia memungkinkan penggunanya
untuk melakukan komunikasi dua arah dengan isi atau materi
yang terdapat di dalamnya. Pada umumnya, sebuah program
multimedia dilengkapi dengan tes dan umpan balik yang
bermanfaat untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengguna
setelah mempelajari isi program.
7) Mendukung aktivitas belajar individual maupun
kelompok.
Program multimedia dapat digunakan untuk aktivitas
belajar secara individu maupun kelompok. Dalam aktivitas
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 100
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
belajar secara individu, peserta didik dapat berinteraksi dan
melakukan komunikasi dua arah dengan isi materi yang
terdapat dalam program. Program multimedia juga dapat
didesain untuk kegiatan belajar kelompok. Hal ini dapat
didukung dengan tersedianya jaringan internet. Melalui
jaringan internet penggunaan multimedia dalam proses belajar
kelompok akan efektif.
8) Menampilkan isi materi pembelajaran secara konsisten.
Isi informasi dan pengetahuan yang terdapat dalam
program multimedia dapat digunakan oleh siapa pun dan
bersifat konsisten, artinya isi materi tetap sama dimana pun
dan kapan pun digunakan.
9) Memungkinkan pengguna untuk melakukan kendali
terhadap proses pembelajaran.
Navigasi dan menu yang terdapat dalam program
multimedia membuat penggunanya dapat melakukan kontrol
atau mengendalikan proses belajar yang dilakukan. Pengguna
multimedia dapat memilih informasi atau pengetahuan yang
akan dipelajari dengan menggunakan menu dan navigasi yang
disediakan oleh program multimedia. Selain itu, melalui menu
dan navigasi tersebut, pengguna dapat masuk atau keluar
program sesuai keperluannya. Tes dan umpan balik yang
terdapat dalam program memungkinkan pengguna untuk
menguji hasil belajar dan memperoleh umpan balik yang berisi
informasi tentang hasil belajar yang dicapai.
Selain adanya kelebihan dari program multimedia
seperti yang dijelaskan di atas, adapula kelemahan dari
program multimedia sebagai media pembelajaran. Berikut ini
kelemahan dari program multimedia yaitu sebagai berikut. (1)
pengadaan program yang relatif mahal. Pengadaan dalam
bentuk perangkat keras maupun perangkat lunak
membutuhkan biaya yang relatif banyak. Untuk memproduksi
program multimedia membutuhkan tenaga dan biaya yang
relatif banyak. Dibutuhkan skill atau keterampilan untuk
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 101
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
menciptakan program yang sesuai dengan materi
pembelajaran. (2) Tidak selalu cocok dengan sistem komputer
yang ada. Program multimedia bisa saja tidak cocok dengan
sistem dalam perangkat komputer (sistem komputer selalu
diperbaharui). Apabila tidak cocok dengan sistem perangkat
komputer, maka program multimedia tidak dapat ditayangkan
kepada peserta didik.
Gambar 33: Program Multimedia
b. Teknologi Internet
Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi,
semakin beragam media yang digunakan memfasilitasi untuk
mendapatkan informasi dan pengetahuan. Salah satu media itu
adalah jaringan internet. Jaringan internet telah membuat
orang memperoleh informasi dari berbagai penjuru dunia
dengan cepat. Melalui jaringan internet, setiap orang dapat
berkomunikasi dan memperoleh informasi dengan mudah.
Pribadi menyebutkan bahwa media komputer dan jaringan
telah memungkinkan penggunanya untuk mengakses
informasi dan pengetahuan tanpa batas.73
Jaringan komputer atau internet membuat satu
perangkat komputer dapat terhubung dengan perangkat
komputer lain yang berada di seluruh penjuru dunia. Hal ini
dapat dikatakan bahwa perkembangan teknologi informasi
73 Ibid., hal. 191
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 102
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
saat ini telah menghubungkan perangkat komputer dalam
sebuah jaringan global yang luas. Jaringan komputer ini
dimaknai sebagai sebuah sistem yang menghubungkan
perangkat komputer yang satu dengan perangkat komputer
yang lain melalui media komunikasi. Dengan jaringan
komputer ini, data dan informasi dapat dikomunikasikan di
antara perangkat komputer tersebut.74
Perangkat komputer personal telah berkembang
menjadi perangkat laptop dan komputer tablet yang
berukuran lebih ringkas sehingga mudah untuk dibawa.
Bahkan, semua orang dapat mengakses informasi dan
pengetahuan yang terdapat dalam jaringan internet melalui
handphone atau perangkat smartphone yang dimiliki masing-
masing. Hal ini menunjukkan bahwa semua orang dapat
dengan mudah mengakses jaringan internet untuk
memperoleh informasi dan pengetahuan yang dibutuhkannya.
Beragam informasi dan pengetahuan yang diperlukan
dapat diakses dari situs web yang ada dalam jaringan internet.
Mulai dari format teks, gambar, audio, video, dan animasi.
Format-format tersebut dapat diperoleh dengan cara diunduh
dari sumber-sumber yang relevan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Menggunakan informasi dan
pengetahuan yang berasal dari unduhan internet juga
membutuhkan kejelian. Hal ini karena tidak semua hal-hal
yang ada dalam jaringan internet sesuai dengan materi
pembelajaran. Guru harus dapat memilah dan memilih
informasi dan pengetahuan yang akan digunakan dalam
aktivitas pembelajaran, terutama yang dibutuhkan oleh
peserta didik.
Untuk memudahkan guru dalam mencari informasi dan
pengetahuan yang diperlukan, guru dapat menggunakan
beberapa aplikasi dalam gawai. Beberapa aplikasi yang dapat
74 Ibid., hal. 195
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 103
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
digunakan adalah Chrome dan Mozilla Firefox. Melalui aplikasi
ini guru dapat menggunakan mesin pencari atau disebut
search engine yang bernama ‘Google’ dan ‘Yahoo’. Mesin
pencari tersebut dapat mempermudah guru dalam
memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mendukung
aktivitas pembelajaran. Dalam menggunakan mesin pencari
itu, guru dapat memasukkan kata kunci terkait dengan materi
yang diperlukan dalam pembelajaran. Setelah itu, akan muncul
berbagai situs web yang menyajikan hal-hal sesuai kata kunci
yang dimasukkan.
Kemudian, guru dapat memilih situs web yang berisi
informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan dengan membaca
satu per satu informasi tersebut. Untuk mendapatkan
informasi dan pengetahuan yang sesuai materi pembelajaran
dan dapat dipertanggungjawabkan, guru tidak boleh
sembarangan atau mengambil begitu saja materi tanpa
memeriksa sumber informasi tersebut. Hal ini karena semua
orang dapat mengakses jaringan internet. Bisa saja informasi
yang didapatkan tidak benar dan tidak bisa
dipertanggungjawabkan atau biasa disebut hoax. Hal ini dapat
menyesatkan peserta didik dalam memperoleh pengetahuan
dan informasi. Oleh karena itu, guru harus benar-benar jeli dan
kritis dalam memilih materi dari jaringan internet. Selain itu,
guru juga harus menyertakan sumber materi agar lebih jelas.
Jaringan komputer memiliki keunggulan yaitu (1) dapat
terhubung ke komputer yang lain, sehingga memungkinkan
adanya interaksi antara pengguna jaringan komputer. (2)
Terdapat berbagai aplikasi yang membuat peserta didik lebih
tertarik menggunakannya. (3) Terdapat unsur multimedia
dalam jaringan internet, mulai dari unsur teks, gambar, unsur
suara, unsur video, hingga unsur animasi gerak. (4)
mendapatkan informasi dan pengetahuan melalui kegiatan
browsing.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 104
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pribadi menyebutkan bahwa keunggulan perangkat
komputer antara lain (1) dapat menciptakan aktivitas belajar
individual dan mandiri. (2) Peserta didik dapat melakukan
pencarian informasi atau browsing, mengunduh, mengunggah,
serta mengirim informasi. (3) Peserta didik dapat memperoleh
pengetahuan dan informasi dalam beragam format seperti
teks, gambar, audio, video, dan animasi. (4) Perangkat
komputer dan jaringan internet dapat memberi kemudahan
bagi peserta didik untuk memperoleh, menyimpan, dan
menyebarkan informasi dan pengetahuan. (6) Peserta didik
dapat memiliki pengalaman belajar multisensori yaitu
memperoleh informasi dan pengetahuan melalui kelima indera
yang dimiliki.75
Selain keunggulan, terdapat pula kelemahan dari
perangkat komputer dan jaringan internet sebagai media
pembelajaran. Kelemahan tersebut meliputi (1) peserta didik
dapat tidak fokus pada informasi dan pengetahuan yang
dibutuhkannya dalam pembelajaran. Hal ini karena perangkat
komputer dan jaringan internet menawarkan berbagai konten.
Peserta didik dapat tergoda untuk melihat aplikasi lain misal
permainan atau video hiburan. (2) Media ini membutuhkan
keterampilan yang memadai untuk menggunakannya. Bagi
orang awam, beberapa aplikasi yang ada dalam perangkat
komputer dinilai kompleks (sulit) untuk digunakan. Oleh
karena itu, untuk menggunakannya membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan agar dapat memanfaatkannya
secara efektif dan efisien.
Beberapa program atau software dapat digunakan
sebagai media belajar dalam perangkat komputer dan jaringan
internet. Program ini dapat digunakan secara daring maupun
luring. Kalau secara daring, maka untuk menggunakan
program tersebut membutuhkan perangkat komputer yang
75 Ibid., hal. 198-200
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 105
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
terhubung dengan jaringan internet. Sebaliknya, apabila secara
luring maka program dapat digunakan tanpa menggunakan
jaringan internet. Program-program tersebut dapat digunakan
sebagai media pembelajaran maupun sumber belajar bagi
peserta didik. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa
program aplikasi yang dapat digunakan secara daring.
1) E-Learning
E-learning merupakan pembelajaran jarak jauh
(distance learning) yang memanfaatkan komputer, jaringan
komputer atau internet. E-learning memungkinkan peserta
didik untuk belajar melalui komputer di tempat masing-
masing tanpa harus secara fisik mengikuti pembelajaran di
kelas. E-learning juga dikenal sebagai suatu bentuk
pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari internet.
Sebetulnya, materi e-learning tidak hanya didistribusikan
melalui daring melalui jaringan internet, tetapi juga dapat
didistribusikan secara luring menggunakan media CD/DVD.
Aplikasi dan materi pembelajaran dirancang sesuai kebutuhan
peserta didik dan didistribusikan melalui CD/DVD.
Selanjutnya, peserta didik dapat memanfaatkannya dan belajar
di tempat mereka berada.76
Media e-learning pada saat ini jauh lebih mudah
digunakan karena perangkat komputer berukuran besar
bukan satu-satunya yang dapat digunakan untuk
mengaksesnya. Terdapat perangkat yang lebih kecil dan
mudah untuk dibawa dalam mengakses e-learning secara
daring yaitu komputer tablet, smartphone, dan laptop. Oleh
karena itu, penggunaan media e-learning mudah diakses
melalui ponsel pribadi, sehingga dapat digunakan pada segala
76 Kuswari Hernawati, Handout Komputer Teknologi Informasi: KTI Materi 12
E-learning, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta), (daring),
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Kuswari%20Hernawati,
%20S.Si.,M.Kom./KTI-Materi12%20Elearning.pdf), diakses pada 29 Juni 2018
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 106
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
tempat atau waktu, asalkan terhubung dengan jaringan
internet.
Belajar dengan konsep e-learning dapat membantu
peserta didik untuk terlatih dan terbiasa dalam mengelola
waktu belajar mandiri. Selain itu, peserta didik dapat
melaksanakan proses belajar dengan porsi waktu yang lebih
banyak. Hal ini karena peserta didik tidak perlu hadir di
ruangan kelas. Pemanfaatan aktivitas belajar dengan konsep e-
learning membuat peserta didik mengelola waktu belajar
secara independen. Aktivitas belajar dengan memanfaatkan e-
learning sering dikaitkan dengan konsep sistem belajar jarak
jauh. Penggunaan e-learning sebagai sarana pembelajaran
membuat peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan
informasi yang dibutuhkan.77
Gambar 34: Beranda E-learning
2) Program Powtoon
Powtoon merupakan program aplikasi daring yang
dapat digunakan untuk membuat materi presentasi yang
berwujud video. Selain materi presentasi, Powtoon juga dapat
digunakan untuk membuat video animasi. Powtoon
menawarkan unsur animasi yang lebih beragam dan dapat
menarik perhatian peserta didik. Menurut Adkhar “Powtoon
77 Pribadi, Media & Teknologi..., hal. 203
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 107
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
mempunyai fitur-fitur yang menarik terutama unsur animasi
di dalamnya yang dapat menunjang proses pembelajaran,
seperti animasi kartun, animasi tulisan tangan, efek transisi,
pengaturan waktu, dll.”.78 Powtoon merupakan program
aplikasi yang bisa digunakan secara gratis atau tanpa biaya.
Hal ini membuat Powtoon menjadi program aplikasi ekonomis
yang dapat digunakan oleh guru untuk menunjang
pembelajaran.
Menurut Pais, dkk. Powtoon merupakan sebuah
perangkat yang cara kerjanya serupa dengan aplikasi untuk
persentasi, seperti PowerPoint, Impress, dan Prezi. Program
Powtoon berupa slide yang dapat ditambahkan teks, gambar,
animasi, suara atau musik yang tersedia dalam aplikasi
tersebut atau melalui sumber lain. Powtoon menghasilkan
sebuah produk yang menyajikan tampilan presentasi yang
dibumbui dengan animasi gerak.
PowToon is a tool whose operation is similar to Power Point,
Impress, or even Prezi. It uses slides to which text and images
can be added to, but it also allows animation and the
incorporation of sound or music, available in the same
application or through an external source. The result is a
product that mixes the look or the appearance of a
PowerPoint Presentation with a comic book.79
Powtoon dapat digunakan dengan cara membuka
alamat web (www.powtoon.com) lebih dulu. Kemudian
pengguna dapat masuk dengan cara mendaftar lebih dulu atau
78 Bastiar Ismail Adkhar, Pengembangan Video Animasi Pembelajaran
Berbasis Powtoon pada Kelas 2 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD
Labschool UNNES, (Semarang: Skripsi tidak diterbitkan, 2016), (daring),
(http://lib.unnes.ac.id/24027/1/1102411080.pdf), hal. 37, diakses pada 7 Juli
2018
79 Marcelo Humberto Rioseco Pais, Frano Paukner Nogues, dan Bruno
Ramirez Munoz, Incorporating Powtoon as a Learning Activity in to a Course on
Technological Innovations as Didactic Resources for Pedagogy Programs, iJET
Vol. 12, No. 6 (Maule: Universidad Católica del Maule, 2017), daring,
(http://online-journals.org/index.php/i-jet/article/download/7025/4478),
hal. 123, diakses pada 7 Juli 2018
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 108
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
menghubungkan salah satu akun media sosialnya dengan
program aplikasi tersebut. Jika pengguna sudah masuk, maka
pengguna dapat memilih template yang tersedia. Terdapat
beberapa pilihan template sesuai dengan kebutuhan, misal
untuk presentasi, iklan, pendidikan, kepentingan pekerjaan,
dll. Apabila pengguna merasa kurang cocok dengan template
yang ada, maka terdapat lembar kosong Powtoon (blank
Powtoon) yang bisa dirancang sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Misal tema pendidikan terdapat dua kategori
template yang tersedia yaitu untuk guru dan untuk peserta
didik. Namun, apabila kedua template tersebut masih belum
memenuhi kebutuhan dan keinginan, maka pengguna dapat
merancang lembar kosong Powtoon (blank Powtoon) sesuai
dengan kebutuhannya.
Pais dkk. menyebutkan bahwa Powtoon memiliki
keunggulan yaitu sebagai berikut. (1) Setiap individu dapat
menggunakan Powtoon untuk menyajikan apapun topik yang
diminatinya dan dapat membagikannya kepada orang lain. (2)
Powtoon dapat menarik perhatian peserta didik jika dirancang
dengan baik. (3) Powtoon membutuhkan keterlibatan peserta
didik (saat peserta didik diberi tugas untuk presentasi) untuk
membaca dan menyatukan informasi agar dapat
dipresentasikan. (4) Powtoon menyajikan pemahaman yang
lebih jelas dari informasi yang ditampilkan dan membuatnya
mudah diingat. (5) Powtoon mengintegrasikan berbagai jenis
format dan media yaitu unsur visual, audio, dan gerak. (6) Saat
ini, sebagian besar alat-alat dalam versi dasar mereka
ditawarkan secara gratis atau biaya yang rendah. (7) Program
aplikasi ini pada umumnya kompatibel dengan beberapa
sistem operasi (Android, Microsoft Windows, Linux dll.).80
Kelebihan Powtoon sebagai media pembelajaran yaitu
(1) menawarkan beragam jenis animasi dan template sehingga
80 Ibid.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 109
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
dapat menarik perhatian peserta didik, (2) presentasi menjadi
lebih hidup karena menawarkan gambar bergerak, bahkan
dapat ditambahkan unsur suara layaknya video, (3) program
aplikasi gratis tanpa mengeluarkan biaya pembelian, sehingga
guru dapat menggunakannya dengan gratis, (4) prosedur
penggunaannya mudah, tinggal memilih template dan animasi
yang diperlukan. Namun, hal ini juga membutuhkan
kecermatan dalam pemilihannya. Sedangkan, kelemahan
Powtoon sebagai media pembelajaran antara lain (1)
membutuhkan jaringan internet karena digunakan secara
daring. Apabila sekolah tidak memiliki jaringan internet gratis,
maka hal ini dapat menyulitkan guru maupun peserta didik
yang ingin menggunakannya. (2) Untuk membuat produk
Powtoon yang berkualitas, pengguna memerlukan
pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk
memanfaatkannya.
Gambar 35: Aplikasi Powtoon
3) Program Prezi
Prezi adalah suatu program aplikasi yang memiliki
fungsi serupa dengan Powtoon dan PowerPoint. Prezi
termasuk ke dalam aplikasi yang dapat diakses melalui daring
dan luring. Jaringan internet diperlukan untuk memanfaatkan
program ini secara daring. Sedangkan, secara luring jaringan
internet digunakan pada awalnya saja untuk mengunduh
aplikasi ini agar dapat dipasang pada perangkat sehingga
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 110
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
dapat digunakan secara luring. Prezi dapat digunakan melalui
perangkat komputer, laptop, tablet dll. Dalam aplikasi
smartphone telah tersedia aplikasi prezi viewer. Prezi viewer
digunakan untuk membuka produk presentasi yang dihasilkan
oleh aplikasi prezi.
Prezi menawarkan hal yang berbeda dibandingkan
aplikasi presentasi lain. Jika aplikasi lain berisi beberapa slide
yang bisa diintegrasikan dengan unsur teks, gambar, animasi,
dan suara, maka Prezi berisi satu kanvas untuk menampilkan
keseluruhan materi presentasi. Satu tampilan kanvas ini
memungkinkan materi presentasi untuk dapat ditarik, digeser
ataupun diputar ke kanan, ke kiri, ke atas, maupun ke bawah
tanpa harus mengganti slide. Hal yang sama dikemukakan oleh
Rosadi (dalam Zannah, dkk.) yaitu sebagai berikut.
Presentasi melalui Prezi dibuat pada sebuah kanvas yang
tidak terbatas oleh bingkai. Hal ini memudahkan
penyampaian dalam penggabungan teks, gambar dan
multimedia lainnya. Materi-materi yang disampaikan di
atas kanvas dapat ditarik, digeser, dapat berputar ke kiri
dan ke kanan agar kelihatan lebih menarik tanpa perlu
mengganti slide.81
Brian & Alyson menyatakan bahwa Prezi merupakan
penyedia layanan presentasi daring yang menawarkan jenis
akun dan pilihan yang berbeda untuk membuat dan
menyimpan presentasi berformat digital. Prezi memungkinkan
pengguna untuk menggunakan presentasi yang linier dan
mengalir bebas dari alur yang ada. Pengguna dapat membuat
sebuah presentasi pada ruang kerja kosong yang disebut
dengan kanvas, tempat semua elemen dapat terlihat. Lalu, alur
81 Putri Zakiyatul Zannah, Diah Mulhayatiah, dan Fathiah Alatas, Penggunaan
Media Pembelajaran Zooming Presentation untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas X pada Konsep Suhu dan Kalor, (Jakarta: UIN Jakarta, 2014), Jurnal
EDUSAINS, Vol. IV, No. 02, (Daring),
(http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains/article/download/1153/102
5), hal. 212, diakses pada 2 Juli 2018
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 111
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
dapat dibuat dengan mengatur elemen-elemen yang ada pada
kanvas. Berbagai alat yang tersedia dapat digunakan untuk
menghubungkan elemen-elemen tersebut untuk
mengomunikasikan pesan dalam presentasi. Seperti aplikasi
presentasi lainnya, Prezi juga dapat mengintegrasikan unsur
teks, gambar, animasi, suara, dan video sekaligus dalam
sebuah presentasi.82
Prezi dapat diakses melalui website (prezi.com). Jika
pengguna ingin memanfaatkannya secara daring, maka
pengguna dapat mengikuti langkah-langkah berikut. Pertama
pengguna membuka halaman web (prezi.com). Lalu, pengguna
memilih pilihan berlangganan atau tak berbayar. Apabila
pengguna ingin memilih pilihan tak berbayar maka pengguna
dapat memilih ‘Continue With Public Presentations’. Setelah itu,
pengguna dapat mendaftar dengan memasukkan identitas diri
atau masuk dengan menggunakan media sosial masing-
masing. Jika semua syarat masuk aplikasi sudah terpenuhi,
maka akan muncul halaman untuk membuat form presentasi.
Setelah itu, pengguna dapat memilih template sesuai
kebutuhan. Jika template tidak sesuai kebutuhan, maka
pengguna dapat merancang kanvas kosong sesuai
kebutuhannya dengan memilih start blank Prezi.
Apabila memanfaatkan Prezi secara luring, maka hal-hal
berikut dapat dilakukan yaitu (1) pengguna dapat
mengunjungi halaman web (prezi.com). Lalu pengguna
mendaftar untuk masuk. (2) Kemudian, mengunduh aplikasi
Prezi Desktop secara daring. (3) Setelah file terunduh,
pengguna memasang aplikasi tersebut pada perangkat
komputer secara luring. (4) Setelah aplikasi terpasang,
82 Brian E. Perron dan Alyson G, Stearns. A Review of A Presentation
Technology: Prezi, (2010), Journal of Research on Social Work Practice
000(00) 1-2. (Daring), (http://rsw-sagepub.com), hal. 1, diakses pada tanggal
14 Juli 2018.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 112
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
pengguna dapat memulai merancang presentasi menggunakan
Prezi secara luring dengan memanfaatkan berbagai alat dan
fasilitas yang tersedia dalam aplikasi tersebut.
Kelebihan Prezi digunakan untuk media pembelajaran
yaitu sebagai berikut. (1) Prezi menyajikan tampilan
presentasi yang berbeda yaitu menggunakan satu kanvas
untuk menampilkan keseluruhan presentasi. Hal ini dapat
menarik diri peserta didik untuk memperhatikan materi
pembelajaran yang disampaikan melalui presentasi. (2) Prezi
menggunakan Zooming User Interface (ZUI) yang berguna
untuk memperbesar dan memperkecil tampilan presentasi.
Sedangkan, kelemahan Prezi yaitu pengguna membutuhkan
informasi dan keterampilan terkait pemanfaatannya. Apabila
pengguna belum memiliki informasi atau keterampilan yang
dibutuhkan, maka pengguna dapat kesulitan untuk
memanfaatkannya.
Gunawan menyatakan keunggulan Prezi antara lain
sebagai berikut (1) Prezi dapat membuat presentasi dengan
satu kanvas. (2) Menggunakan sistem garis edar atau bisa
disebut dengan ‘Path’ untuk mengatur perpindahan antara
satu objek dengan ke objek lainnya dalam sebuah kanvas. (3)
Perpindahan antarmateri presentasi tidak hanya secara linier,
tetapi juga memunculkan efek zooming (memperbesar atau
memperkecil). (4) Prezi memberikan fasilitas untuk
memasukkan gambar, video, dan ilustrasi seperti grafik,
diagram, tabel, dll. (5) Menyajikan template menarik, fasilitas
import untuk mengonversi konten PowerPoint menjadi konten
dalam Prezi. (6) Background (latar belakang) dapat
menggunakan tiga layer gambar yang berbeda. (7) Prezi
tersedia secara daring dan luring (Prezi Desktop).83
83 Rakhmat Gunawan, Mengenal Aplikasi Prezi, (Copyright: 2008-2014),
(daring), (http://ilmuti.org/wp-
content/uploads/2014/04/RakhmatGunawan-MengenalAplikasiPrezi.pdf),
diakses pada 2 Juli 2018.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 113
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Gambar 36: Tampilan Presentasi Menggunakan Prezi
Selain beberapa aplikasi daring di atas yang dapat
digunakan sebagai media pembelajaran, ada pula sumber
informasi digital yang digunakan secara daring untuk
menunjang pembelajaran Bahasa Indonesia. Beberapa sumber
informasi yaitu e-book dan perpustakaan digital. Kedua
sumber informasi tersebut cukup banyak dikenal dan dapat
digunakan untuk mendukung pembelajaran. Berikut ini
penjelasan mengenai e-book dan perpustakaan digital.
4) E-Book
E-book atau bisa disebut dengan buku elektronik ada,
saat masyarakat mulai intensif menggunakan jaringan
internet. E-book merupakan bentuk elektronik dari buku cetak
yang selama ini digunakan. E-book dapat diakses dengan
menggunakan gawai seperti perangkat komputer, ponsel
pintar, tablet, maupun laptop yang terkoneksi dengan internet.
E-book dapat dibaca secara daring maupun luring. Apabila
secara luring maka e-book dapat diunduh lebih dulu melalui
jaringan internet, kemudian disimpan. Lalu e-book dapat
dibaca sewaktu-waktu meski tidak terhubung dengan internet.
E-book pada umumnya diluncurkan dengan format
digital seperti plain text, PDF, rich text, Epub. Namun, pada
umumnya, e-book lebih banyak menggunakan format PDF. Hal
ini bergantung pada sistem yang dibuat oleh pembuat e-book.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 114
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Untuk menggunakan e-book dapat menggunakan perangkat
komputer, bahkan perangkat digital yang berbentuk buku dan
berfungsi sebagai layar baca seperti kindle. Kindle merupakan
suatu merk perangkat yang khusus digunakan untuk
menyimpan dan sarana untuk membuka buku elektronik agar
dapat dibaca. Selain kindle, ada beberapa perangkat merk lain
yang dapat digunakan untuk membaca e-book.
E-book juga dapat diperoleh dalam bentuk CD yang telah
berisi buku-buku tertentu berformat digital. Buku-buku
elektronik yang biasanya digunakan berformat PDF karena
mudah dibuka dan dibaca oleh penggunanya. Buku elektronik
yang berformat PDF meskipun mudah dibuka dan dibaca,
tetapi isinya tidak dapat diubah atau disunting sehingga
pembaca tidak dapat mengubah isinya.84
Di sisi lain, ada pula para pembaca yang lebih menyukai
membaca e-book dengan menggunakan perangkat khusus. E-
book ini dijual bersama dengan perangkat bacanya. Harga jual
e-book sekaligus perangkatnya ini jauh lebih mahal
dibandingkan dengan e-book berbentuk PDF yang dapat
diunduh langsung secara daring. E-book plus perangkat
bacanya biasanya dilengkapi dengan fitur-fitur tertentu,
seperti bookmarks, notes, pengubah ukuran huruf dan jenis
huruf, penyimpan teks, dll. Selain itu, ada pula kamus yang
disediakan. Pengguna e-book ini juga dapat membaca dan
mendapatkan buku elektronik lainnya secara gratis atau
membeli dari sumber komersial yang ada.85
Terkait dengan e-book tentang mata pelajaran Bahasa
Indonesia, pemerintah sudah menyediakan BSE. BSE atau
Buku Sekolah Elektronik merupakan program pemerintah
untuk menyediakan bahan pustaka yang terkait dengan mata
pelajaran yang diajarkan pada tiap jenjang sekolah agar mudah
diakses oleh peserta didik, guru, dan berbagai kalangan. Buku
84 Pribadi, Media dan Teknologi, hal. 206
85 Ibid., hal. 207
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 115
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
sekolah elektronik ini dapat diakses secara daring, kemudian
dapat diunduh dan disimpan secara gratis. Apabila sudah
diunduh dan disimpan, maka buku sekolah elektronik dapat
dibuka dan dibaca sewaktu-waktu tanpa terkoneksi dengan
jaringan internet. Buku sekolah elektronik ini pada umumnya
berformat PDF.
Gambar 37: E-book Bahasa Indonesia Kelas X
Gambar 38: Kindle (Perangkat Digital Khusus
untuk Membaca E-book)
5) Perpustakaan Digital
Perpustakaan digital atau digital library merupakan
suatu situs yang berisi kumpulan atau koleksi bahan pustaka
digital. Menurut Pribadi, perpustakaan digital dapat diartikan
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 116
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
sebagai perpustakaan khusus yang memfokuskan pada koleksi
digital, baik dalam bentuk teks, visual, audio, bahkan video
yang disimpan dalam bentuk elektronik. Perpustakaan digital
biasanya menyediakan bermacam-macam koleksi mulai dari
majalah, artikel, buku, makalah, visual, audio, hingga bentuk
video.86
Perpustakaan digital dapat diakses secara daring
maupun luring. Perpustakaan digital yang diakses secara
daring menggunakan jaringan internet. Sebaliknya,
perpustakaan digital yang diakses secara luring dapat
diperoleh dalam bentuk CD. Koleksi-koleksi bahan pustaka
yang didapat dari perpustakaan digital dapat digunakan untuk
mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu
perpustakaan digital yang memuat koleksi pustaka berbahasa
Indonesia adalah iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia) yang dapat diakses dengan cara memasang aplikasi
pada perangkat komputer.
Kelebihan perpustakaan digital sebagai sumber
informasi dan pengetahuan antara lain sebagai berikut. (1)
perpustakaan digital dapat diakses dari seluruh tempat di
seluruh dunia, karena jaringan internet bersifat universal. (2)
perpustakaan digital dapat diakses selama 24 jam dalam
seminggu, sehingga penggunaan jasa perpustakaan digital
dapat mengakses sumber informasi dengan segera. (3)
Perpustakaan digital pada umumnya berbiaya murah, bahkan
beberapa perpustakaan digital tidak mengharuskan pembaca
untuk membayar jasa yang diberikan atau bisa disebut gratis.
(4) Sejumlah pengguna dapat mengakses sumber informasi
secara bersama dalam waktu yang bersamaan. (5) Tidak ada
kerusakan dan penurunan kualitas fisik pustaka yang
diakibatkan oleh penggunaan koleksi secara terus-menerus.
86 Ibid., hal. 207
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 117
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
(6) Pemanfaatan perpustakaan digital tidak dibatasi dengan
faktor jumlah dan ukuran.
Di samping kelebihan, ada pula kelemahan dari
perpustakaan digital sebagai sumber informasi yaitu sebagai
berikut. (1) Perpustakaan digital dapat terancam virus dan
SPAM yang dapat merusak koleksi bahan pustaka di dalamnya,
(2) sering kali bermasalah dengan hak cipta atau copy right,
(3) pengguna harus memiliki perangkat komputer yang
terkoneksi dengan jaringan internet untuk dapat
menggunakan perpustakaan digital, (4) pembaca diharuskan
menggunakan layar komputer untuk membaca informasi dan
pengetahuan di dalamnya. Apabila menggunakan perangkat
komputer maka membutuhkan jaringan listrik.87
Gambar 39: Tampilan Perpustakaan Digital
Latihan
1. Apakah media pembelajaran audio bisa dimanfaatkan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia! Jelaskan pendapat
Anda!
2. Media apa yang bisa dimanfaatkan untuk pebelajaran
menulis puisi? Jelaskan pendapat Anda!
87 Ibid., hal. 208
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 118
Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
3. Jelaskan kelebihan dan kekurangan media grafis!
4. Apakah brosur bisa dimanfaatkan sebagai media dalam
pembelajaran bahasa Indonesia! Jelaskan pendapat Anda!
5. Jelaskan keunggulan multimedia dalam pembelajaran!
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 119
BAB V
PEMILIHAN, PEMANFAATAN, DAN PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
A. Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menurut Sadiman, dkk. ditinjau dari kesiapan
pengadaannya, media dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu
(1) media jadi karena telah menjadi komoditi perdagangan dan
terdapat di pasaran dalam keadaan siap pakai (media by
utilization), dan (2) media rancangan karena perlu dirancang
dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan
pembelajaran tertentu (media by design). Media jadi memiliki
kelebihan yaitu menghemat waktu, tenaga, dan biaya dalam
pengadaannya. Namun, media jadi belum tentu dapat
memenuhi tujuan atau kebutuhan pembelajaran. Sedangkan,
media rancangan memerlukan banyak waktu, tenaga, maupun
biaya untuk memenuhi tujuan atau kebutuhan suatu
pembelajaran.1
Oleh karena itu, untuk menggunakan suatu media dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia diperlukan dasar
pertimbangan dan kriteria pemilihan media. Hal ini digunakan
untuk memilih media yang sesuai dengan tujuan atau
kebutuhan pembelajaran Bahasa Indonesia, mulai dari
kompetensi dasar, indikator, materi, metode pembelajaran,
karakteristik peserta didik, kondisi kelas, dll. Dasar
pertimbangan dan kriteria pemilihan ini dapat menentukan
sebuah pembelajaran bahasa Indonesia membutuhkan media
jadi yang memang sudah tersedia dan dijual bebas di pasaran
atau media yang perlu dirancang sesuai kebutuhan peserta
didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
1 Arief Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), hal. 83
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 120
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Beberapa hal yang dapat digunakan untuk menjadi
dasar pertimbangan pemilihan media pembelajaran bahasa
Indonesia antara lain (1) kompetensi dasar, (2) indikator
pencapaian, (3) tujuan pembelajaran, (4) keterampilan bahasa
yang akan diajarkan, (5) karakteristik peserta didik, (6)
metode pembelajaran yang digunakan, (7) jenis rangsangan
belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak), (8) alokasi
waktu. (9) kondisi kelas atau lingkungan, (10) sarana
prasarana atau fasilitas yang disediakan sekolah. Bahkan,
Sadiman, dkk. menyebutkan bahwa beberapa faktor perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran yaitu
tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik peserta
didik atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan
(audio, visual, gerak), keadaan latar atau lingkungan, kondisi
setempat, dan luas jangkauan yang ingin dilayani.2
Berikut ini beberapa bentuk pertanyaan praktis yang
dapat diajukan untuk memilih media pembelajaran yang sudah
tersedia di pasaran (terkait pembelian media pembelajaran).
1) Apakah media tersebut relevan dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai?
2) Apakah media tersebut relevan dengan keterampilan
berbahasa yang akan diajarkan?
3) Apakah ada sumber informasi (penjelasan prosedur
penggunaan, alat-alat yang digunakan, dll.) mengenai
media tersebut?
4) Apakah media yang telah ada di pasaran telah
tervalidasi?
5) Apakah media tersebut sesuai dengan kondisi peserta
didik dan fasilitas sekolah?
2 Ibid., hal. 84
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 121
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
2. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Kriteria pemilihan media pembelajaran mengacu pada
ukuran yang menjadi dasar untuk memutuskan suatu media
dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia atau
tidak. Hakikat dari pemilihan media pembelajaran adalah
keputusan pengguna atau dalam hal ini guru untuk memakai,
tidak memakai, atau mengadaptasi suatu media pembelajaran.
Berikut ini hal-hal yang dapat digunakan sebagai kriteria
pemilihan media pembelajaran bahasa Indonesia, (1) ragam
media yang ada, (2) harga media, (3) waktu yang diperlukan
untuk mendapatkannya, (4) format media yang memenuhi
selera penggunanya (peserta didik dan guru), misal format
video, (5) ketersediaan media di lingkungan setempat (apabila
media tidak tersedia di lingkungan setempat, maka harus guru
haru membeli atau membuat media. (6) Apabila membeli atau
membuat media, maka diperhitungkan dana, tenaga, dan
fasilitasnya.
Selanjutnya (7) keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan
media dalam waktu yang lama. Hal diartikan media dapat
digunakan di berbagai tempat dengan peralatan yang berada
di sekitarnya dan sewaktu-waktu dapat digunakan serta
mudah dibawa dan dipindahkan. (8) Efektivitas biaya dalam
jangka waktu panjang. Terdapat jenis media yang biaya
produksinya relatif mahal (misal program film bingkai).
Namun, apabila dilihat dari materi dan penggunaan yang bisa
berulang-ulang untuk jangka waktu yang panjang, maka biaya
program film bingkai tergolong murah. Hal ini berbeda dengan
media yang biaya produksinya murah (seperti brosur) yang
setiap waktu materinya berganti-ganti.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 122
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
3. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Menurut Sadiman terdapat tiga model dalam pemilihan
media pembelajaran yaitu (1) model flowchart yang
menggunakan sistem pengguguran (atau eliminasi) dalam
pengambilan keputusan pemilihan, (2) model matriks yang
proses pengambilan keputusan pemilihannya baru bisa
dilakukam setelah seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi,
dan (3) model checklist yang keputusan pemilihannya baru
bisa dilakukan setelah semua kriteria dipertimbangkan. Model
checklist dipandang lebih sesuai untuk digunakan
membakukan prosedur pemilihan media jadi. Sedangkan,
model matriks lebih tepat digunakan dalam pemilihan media
rancangan. Lalu, model flowchart dapat digunakan untuk
mendeskripsikan proses pemilihan media jadi maupun media
rancangan.3
Terdapat contoh flowchart terkait dengan pemilihan
media menurut modus belajar mandiri (Gagne & Reiser) yang
bisa dilihat dalam Gambar 40.
Pada flowchart tersebut, hal yang dijadikan sebagai
masukan adalah tujuan terhadap suatu media. Setelah
melewati tahap eliminasi, diperoleh simpulan yaitu
menggunakan media yang dimaksud. Pada tahap evaluasi,
semua persyaratan atau kriteria telah dituangkan dalam
format evaluasi (kuesioner, checklist) yang pada umumnya
sudah dibakukan.
3 Ibid., hal. 87
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 123
Tujuan Sikap
verbal
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 124 Tidak
Keterampilan
Fisik?
Tidak
Ya
alat - kom
berlatih - bela
terp
- TV
inte
Gambar 40: Flowchart Pemilihan Media Menu
Ya
Sikap Tidak Verbal
Ya Visual
Ya Tidak
mputer - film - Teks audio
ajar - film bergambar cetak
program bingkai - film
- kaset video
eraktif
urut Modus Belajar Mandiri (Gagne dan Reiser)
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Model lain dalam pemilihan media dibuat dalam bentuk
matriks seperti yang dikembangkan oleh Wilbur Schramm
(1977). Bentuk ini ingin melihat kesesuaian media dengan
tingkat kesulitan kontrol oleh pengguna. Model ini ditambah
dan diadaptasi Yusufhadi Miarso menjadi seperti pada matriks
4 berikut ini.4
Tabel 4: Matriks Pemilihan Media Menurut Kontrol Pengguna
Kontrol Portabel di Siap Terkendali Mandiri Umpan
(mudah rumah setiap balik
Media dibawa) saat
Televisi
Radio tidak ya tidak tidak ya tidak
Film ya ya tidak tidak ya tidak
Video ya ya sulit sulit tidak
Slide sulit ya ya tidak
Audio tidak ya ya ya ya tidak
Buku ya ya ya ya ya tidak
ya ya ya ya ya tidak
Komputer ya tidak ya ya sulit ya
ya ya
tidak
Contoh matriks berikutnya merupakan model yang
dikembangkan oleh Allen. Allen melihat bahwa media tertentu
memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan yang lain untuk
tujuan belajar tertentu.1532
4 Ibid., hal. 91
5 Ibid.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 125
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 5: Matriks Pemilihan Media Menurut Tujuan Belajar
Tujuan Info Pengenalan Prinsip Prosedur Keterampilan Sikap
Belajar faktual visual konsep sedang rendah rendah
sedang sedang
Media tinggi
Visual
diam
Film sedang tinggi tinggi tinggi sedang sedang
sedang sedang tinggi sedang sedang sedang
Televisi rendah tinggi rendah rendah rendah rendah
Objek sedang rendah rendah sedang rendah sedang
3-D
Rekaman
audio
Buku sedang rendah sedang sedang rendah sedang
teks
Video sedang tinggi tinggi tinggi sedang sedang
Slide sedang sedang sedang sedang rendah sedang
Selain contoh pemilihan media berbentuk matriks dan
flowchart di atas, terdapat pula prosedur pemilihan media
yang dituangkan dalam bentuk checklist. Berikut ini disajikan
mengenai model pemilihan media dalam bentuk Checklist yang
terkadang disebut dengan nama format evaluasi media.
Format evaluasi di bawah ini dapat diolah dan dikembangkan
sesuai dengan keperluan setempat.
FORMAT EVALUASI MEDIA
1. Judul: ………………....................................................................................
2. Sumber: .....................................................................................................
3. Prosedur: ..................................................................................................
4. Tanggal Hak Cipta: .......................................... Harga: .....................
5. Format (Buku, Film, Video, dst.): ...................................................
6. Uraian Format: Suara .................... Warna ....................
Hitam/Putih ..................
7. Bidang Studi: ..........................................................................................
8. Kelas: ..........................................................................................................
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 126
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
9. Tujuan Instruksional yang harus dicapai ...................................
10. Jumlah siswa ........................................................................................
11. Centang nomor skala yang sesuai dengan penilaian Anda.
Skala 1 menunjukkan nilai buruk, sedangkan Skala 5
menunjukkan nilai bagus
Aspek yang Dinilai 1 Nilai 4 5
23
Kesesuaian dengan tujuan
Kosakata
Penyusunan materi
Isi materi
Tahan lama
Kecepatan presentasi
Kesesuaian untuk berbagai jenis
peserta didik
Kualitas validasi prosedur
Kualitas pedoman guru
Kualitas suara
Kualitas gambar/visual
Penilaian secara umum terkait
tampilan media
12. Apakah Anda akan mempergunakannya? ......Ya, ......Tidak.
13. Apakah diperlukan alat atau sarana lain untuk
menggunakannya? ...............Ya,...................Tidak.
14. Saran Pembelian: ..................................................... sekarang
..................................................... nanti
..................................................... tak perlu
Saran dan komentar Anda
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
................................................................................................................
.............................................................................................................................
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 127
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
B. Pemanfaatan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Selain rancangan media disusun secara sistematis
melalui berbagai prosedur pengembangan yang membutuhkan
tenaga terampil serta menggunakan berbagai macam
peralatan, pemanfaatan media juga membutuhkan perhatian
yang tak kalah penting. Pemanfaatan media merujuk pada cara
menggunakan media agar bekerja dengan efektif. Oleh karena
itu, pemanfaatan media harus direncanakan dan dirancang
secara sistematis. Hal ini bertujuan agar media dapat
dimanfaatkan dengan baik dan memiliki banyak manfaat
dalam pembelajaran. Berikut ini pemaparan tentang pola
pemanfaatan media pembelajaran dan strategi pemanfaatan
media pembelajaran.
1. Pola Pemanfaatan Media Pembelajaran
Sadiman menjelaskan terdapat beberapa pola
pemanfaatan media pembelajaran. (1) Pola pemanfaatan
media pembelajaran berdasarkan tempat penggunaan media
terdiri dari (a) pemanfaatan media dalam situasi kelas
(classroom setting) dan (b) pemanfaatan media di luar situasi
kelas. (2) Pemanfaatan media juga dapat ditinjau dari
terkontrol dan tidak terkontrolnya suatu media yaitu (a)
pemanfaatan secara bebas dan (b) pemanfaatan secara
terkontrol. Selain itu, terdapat (3) pemanfaatan media
berdasarkan jumlah pemakainya yang terdiri dari (a)
perorangan, (b) kelompok, (c) massal.6 Berikut ini penjelasan
lebih lanjut mengenai beberapa pola pemanfaatan media
pembelajaran di atas.
6 Ibid., hal. 190
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 128
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Pola Pemanfaatan Media Pembelajaran Berdasarkan
Tempat Penggunaannya
Pola pemanfaatan media berdasarkan tempat
penggunannya terdiri dari (a) pemanfaatan media dalam
situasi kelas dan (b) pemanfaatan media di luar situasi kelas.
Berikut ini pemaparan mengenai kedua pola pemanfaatan
media tersebut.
1) Pemanfaatan Media dalam Situasi Kelas
Pola ini, memposisikan media pembelajaran
dimanfaatkan untuk mendukung tercapainya tujuan tertentu.
Pemanfaatannya terintegrasi dengan aktivitas belajar
mengajar dalam situasi kelas. Dalam memanfaatkan media,
guru harus mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai,
materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran yang
digunakan untuk mendukung tujuan tersebut. Media
pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan ketiga hal
tersebut. Misal pemanfaatan media slide dalam menjelaskan
materi unsur-unsur intrinsik dalam prosa.
2) Pemanfaatan Media di Luar Situasi Kelas
Pemanfaatan media di luar situasi kelas merujuk pada
pemanfaatan media yang tidak terintegrasi dengan aktivitas
belajar-mengajar formal. Pemanfaatan media pembelajaran ini
dapat dilakukan oleh siapa pun yang menghendaki perantara
dalam belajar di luar konteks kelas. Misal pemanfaatan CD
berisi video pembelajaran mengenai drama yang dijual bebas
di toko. Pemanfaatan media ini bisa dilaksanakan secara bebas
maupun terkontrol tergantung dari konteks pemakaiannya.
b. Pola Pemanfaatan Media Ditinjau dari Terkontrol dan
Tidak Terkontrolnya Suatu Media
Pemanfaatan media juga dapat ditinjau dari terkontrol
dan tidak terkontrolnya suatu media. Pola pemanfaatan media
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 129
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
ini terbagi menjadi dua pola yaitu (a) pemanfaatan secara
bebas dan (b) pemanfaatan secara terkontrol. Berikut ini
penjelasan lebih lanjut mengenai kedua pola tersebut.
1) Pemanfaatan Media Secara Terkontrol
Pemanfaatan media secara terkontrol mengacu pada
pengertian bahwa suatu media digunakan dalam suatu
kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai suatu
tujuan. Sadiman menyatakan bahwa media pembelajaran yang
digunakan untuk sasaran didik harus diorganisasikan dengan
baik. Hal ini bertujuan agar sasaran didik dapat menggunakan
media secara teratur dan berkesinambungan. Pada umumnya,
sasaran didik diatur dalam kelompok-kelompok belajar. Setiap
kelompok diketuai oleh pemimpin kelompok dan disupervisi
oleh seorang tutor.
Sebelum memanfaatkan media, tujuan pembelajaran
ditentukan lebih dahulu. Selanjutnya, mereka dapat belajar
dari media secara berkelompok atau secara mandiri. Setiap
anggota kelompok diharapkan untuk dapat bekerja sama
untuk memecahkan masalah, memperdalam pemahaman, atau
menyelesaikan tugas tertentu. Hasil belajar dievaluasi secara
teratur. Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan oleh tutor atau
dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia dalam
program media. Misal pemanfaatan siaran radio pendidikan
untuk penataran guru SD pada tahun 1975.7
2) Pemanfaatan Media Secara Bebas (Tidak Terkontrol)
Pemanfaatan media secara bebas dapat diartikan
sebagai sebuah media digunakan tanpa dikontrol atau diawasi.
Pembuat media mendistribusikan media pada masyarakat
dengan cara diperjualbelikan atau didistribusikan secara
bebas (gratis). Hal itu dilakukan dengan tujuan agar media
7 Ibid., hal. 192
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 130
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
dapat digunakan oleh khalayak dan efektif untuk mencapai
tujuan tertentu. Pengguna media dapat menggunakannya
untuk keperluan masing-masing. Pada umumnya, pengguna
media menggunakannya secara perseorangan (mandiri).
Dalam menggunakan media ini, pengguna tidak dituntut untuk
mencapai tingkat pemahaman tertentu. Pengguna media juga
tidak diharapkan memberikan umpan balik kepada pihak
tertentu dan tidak perlu mengikuti tes atau ujian. Misal
penggunaan video teks prosedur yang dapat diunduh secara
cuma-cuma dari internet, pemanfaatan televisi pendidikan
untuk materi ujian nasional bahasa Indonesia SMP.
c. Pola Pemanfaatan Media Berdasarkan Jumlah
Pemakainya
Pemanfaatan media berdasarkan jumlah pemakainya
terdiri dari (a) pemanfaatan media secara perorangan, (b)
pemanfaatan media secara berkelompok, (c) pemanfaatan
media secara massal. Berikut ini pemaparan mengenai ketiga
pola pemanfaatan media tersebut.
1) Pemanfaatan Media secara Perseorangan
Media dapat dimanfaatkan secara perseorangan,
diartikan sebagai sebuah media digunakan oleh satu orang
saja. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk
pemanfaatan yang jelas sehingga penggunanya dapat
memanfaatkannya secara mandiri. Pada umumnya,
pemanfaatan media secara perseorangan membuat pengguna
tidak perlu bertanya kepada orang lain tentang cara
menggunakannya, alat-alat yang diperlukan, dan cara
mengetahui tentang Ia telah berhasil atau tidak dalam belajar.
Hal ini karena buku petunjuk tentang media telah mengandung
keterangan jelas mengenai tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, garis besar isi, urutan cara mempelajarinya,
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 131
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
komponen-komponen media, alat yang diperlukan untuk
menggunakannya, dan alat evaluasi yang terdiri dari soal tes.
2) Pemanfaatan Media secara Kelompok
Media pembelajaran juga dapat digunakan secara
berkelompok. Kelompok yang dapat dibentuk berupa
kelompok kecil dengan anggota 2-8 orang atau berupa
kelompok besar yang beranggotakan 9-40 orang. Media yang
dirancang untuk kelompok juga memerlukan buku petunjuk.
Buku petunjuk ini biasanya ditujukan kepada pimpinan
kelompok atau guru. Keuntungan belajar memanfaatkan media
secara berkelompok adalah kelompok tersebut dapat
melaksanakan diskusi tentang bahan yang dipelajari. Diskusi
dapat dilaksanakan sebelum maupun sesudah penggunaan
media. Menurut Sadiman media yang digunakan secara
berkelompok hendaknya memenuhi beberapa persyaratan
berikut ini.8
(1) Suara yang disajikan oleh media harus cukup keras
sehingga semua anggota kelompok dapat mendengarnya.
(2) Gambar atau tulisan dalam media harus cukup besar
sehingga dapat dilihat oleh semua anggota kelompok.
(3) Membutuhkan alat penyaji yang dapat memperkeras
suara (amplifier) dan membesarkan gambar (proyektor).
3) Pemanfaatan Media secara Massal
Media yang digunakan secara massal diartikan sebagai
media yang dapat digunakan oleh puluhan, ratusan, bahkan
ribuan orang secara bersama-sama. Media jenis ini pada
umumnya disiarkan melalui pemancar, seperti radio, televisi,
dll. Untuk memudahkan penggunanya, sebaiknya mereka
diberikan bahan tercetak jauh sebelum penggunaan media
dilakukan. Bahan cetakan tersebut paling tidak harus memuat
8 Ibid., hal. 196-197
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 132
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, garis besar isi,
petunjuk tindak lanjut, dan sumber lain yang dapat dipelajari
untuk memperdalam pemahaman. Jadi, sebelum penggunaan
media para pengguna dapat mempersiapkan diri dengan
menggunakan bahan cetakan yang dibagikan sebelumnya.
2. Strategi Pemanfaatan Media Pembelajaran
Sadiman menyatakan bahwa terdapat tiga langkah
utama yang dapat dilakukan untuk menggunakan media, agar
media dapat digunakan secara efektif dan efisien. Berikut ini
langkah-langkah yang harus ditempuh agar penggunaan media
dapat berjalan dengan efektif dan efisien.9
a. Persiapan Sebelum Menggunakan Media Pembelajaran
Sebelum menggunakan media, pengguna perlu
membuat persiapan yang baik agar penggunaan media dapat
berjalan dengan baik pula. Hal pertama yang harus dilakukan
oleh pengguna media adalah mempelajari buku petunjuk yang
telah disediakan. Lalu, mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah
tersedia. Semua langkah atau petunjuk yang telah ada,
sebaiknya diikuti dan dilaksanakan. Hal ini dapat
memudahkan pengguna dalam belajar dengan memanfaatkan
media tersebut.
Selain mempelajari petunjuk yang telah tersedia,
hendaknya pengguna juga menyiapkan peralatan-peralatan
yang diperlukan untuk mendukung media pembelajaran. Hal
ini agar pada saat penggunaan media, pengguna tidak
mengalami hambatan apa pun yang terkait dengan masalah
teknis. Persiapan alat-alat ini dapat memengaruhi kelancaran
dalam penggunaan media dalam aktivitas pembelajaran. Selain
itu, ruangan untuk pemanfaatan media juga dipersiapkan
9 Ibid., hal 198-200
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 133
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan baik agar tidak ada suara-suara yang mengganggu
selama pemutaran media.
Media perlu ditempatkan dengan baik sehingga peserta
didik dapat melihat atau mendengarnya dengan nyaman.
Apalagi bila media yang digunakan secara berkelompok.
Semua anggota kelompok hendaknya dapat memperoleh
kesempatan yang sama untuk melihat dan mendengarkan
media yang digunakan. Misal pemanfaatan media slide, layar
yang digunakan haruslah ditempatkan sedemikian rupa agar
semua peserta didik dapat melihatnya dengan jelas. Begitupula
pemanfaatan media radio atau tape recorder harus
ditempatkan di tempat yang strategis agar semua peserta didik
dapat mendengarnya dengan jelas.
b. Kegiatan Selama Menggunakan Media Pembelajaran
Hal yang perlu diperhatikan selama penggunaan media
adalah menjaga suasana agar tenang. Guru dan peserta didik
menjaga ketenangan selama menggunakan media
pembelajaran. Hal-hal yang dapat mengganggu perhatian dan
konsentrasi peserta didik harus disingkirkan, misal ponsel
harus dimatikan. Apabila menggunakan media proyeksi, maka
ruangan tidak perlu digelapkan total. Hal ini agar peserta didik
masih dapat menulis atau mencatat hal-hal yang penting.
Selain itu, peserta didik dapat menulis pertanyaan apabila ada
bagian yang kurang jelas dan sulit dipahami.
c. Kegiatan Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut berarti kegiatan untuk menelaah
tujuan telah tercapai atau sebaliknya. Selain itu, tujuan
kegiatan ini adalah memantapkan pemahaman terhadap
materi yang disampaikan melalui media tersebut. Oleh karena
itu, soal tes yang disediakan perlu segera dikerjakan, sebelum
peserta didik lupa isi dari materi yang disampaikan media.
Setelah selesai mengerjakannya, peserta didik atau guru dapat
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 134
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
mencocokkan jawaban dengan kunci yang disediakan. Bila
peserta didik masih banyak menjawab salah, maka sajian
program media perlu diulang.
Apabila pemanfaatan media digunakan secara
berkelompok, maka perlu diadakan diskusi secara
berkelompok. Hal itu dilakukan untuk mendiskusikan jawaban
soal tes atau membicarakan hal-hal yang sulit dipahami. Selain
itu, ada kemungkinan kelompok dianjurkan untuk
melaksanakan tindak lanjut lain, misal melakukan suatu
percobaan, melaksanakan observasi, menyusun sesuatu, dll.
C. Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Sadiman, dkk. berpendapat bahwa terdapat tahapan
dalam mengembangkan media pembelajaran yaitu sebagai
berikut.
(1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
(2) Merumuskan tujuan instruksional pembelajaran.
(3) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
(4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.
(5) Menulis naskah media pembelajaran.
(6) Mengadakan tes dan revisi.10
Penjelasan lebih lanjut mengenai keenam tahapan
pengembangan media tersebut akan dipaparkan pada
penjelasan berikut ini.
1. Analisis Kebutuhan dan Karakteristik Peserta Didik
Dalam aktivitas belajar-mengajar yang dimaksud
dengan kebutuhan yaitu kesenjangan antara kemampuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik yang diinginkan, dengan
kemampuan, keterampilan, dan sikap peserta didik yang
10 Ibid., hal. 100
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 135
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
dimiliki sekarang. Misal, apabila yang diinginkan oleh guru,
peserta didik memiliki kemampuan untuk membaca;
mendeklamasikan; musikalisasi; menulis puisi. Namun,
kemampuan mereka masih sebatas membaca puisi, maka
kebutuhan pembelajaran adalah kemampuan dan
keterampilan mendeklamasikan, musikalisasi, dan menulis
puisi. Melalui ilustrasi tersebut, terlihat jelas masih terdapat
kesenjangan antara hal yang diinginkan dengan kenyataan
yang ada. Melalui kesenjangan tersebut, dapat diketahui hal
yang diperlukan atau dibutuhkan oleh peserta didik.
Sebelum membuat suatu media, sudah sepantasnya
apabila ada pertanyaan tentang apakah program media itu
diperlukan? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut,
muncul pertanyaan berikutnya yaitu kemampuan dan sikap
apakah yang ingin dimiliki oleh peserta didik? Untuk
mengetahuinya, guru dapat mengidentifikasi dari beberapa
cara. Pertama, hal yang diinginkan peserta didik terkait
dengan tuntutan kurikulum. Peserta didik kelas IX jenjang SMP
dituntut untuk memiliki sejumlah kemampuan dan sikap yang
telah dirumuskan dalam kurikulum. Tentu saja hal ini pada
awal tahun ajaran menimbulkan kesenjangan antara
kemampuan yang telah dimiliki peserta didik dengan tuntutan
kurikulum. Kesenjangan inilah dapat dijadikan acuan guru
untuk menyusun bahan ajar yang diperlukan peserta didik.
Untuk merancang media, guru harus dapat mengetahui
pengetahuan/keterampilan awal peserta didik.
Pengetahuan/keterampilan awal ini mengacu pada
pengetahuan/keterampilan yang telah dimiliki oleh peserta
didik sebelum mengikuti kegiatan instruksional. Program
media yang menyajikan pengetahuan/keterampilan yang sama
dengan yang dimiliki peserta didik, dapat dianggap terlalu
mudah oleh peserta didik. Hal ini membuat media membuat
peserta didik merasa bosan. Sebaliknya, program media akan
dipandang sulit jika peserta didik belum memiliki
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 136
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
pengetahuan/keterampilan prasyarat yang diperlukan peserta
didik sebelum menggunakan media tersebut. Hal ini membuat
akan menimbulkan frustasi pada peserta didik.
Oleh karena itu, sebelum membuat suatu media sudah
sewajarnya guru meneliti dengan baik pengetahuan awal
maupun pengetahuan prasyarat yang dimiliki oleh peserta
didik yang menjadi sasaran. Penelitian ini biasanya
dilaksanakan dengan menggunakan tes. Selain menggunakan
tes, dapat juga dilakukan wawancara terhadap peserta didik.
Hal ini untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami
selama pembelajaran dan hal-hal yang sudah diketahui
mereka. Di samping itu, bisa menggunakan kuesioner yang
dibagikan kepada peserta didik.
2. Perumusan Tujuan
Perumusan tujuan adalah tahap yang sangat penting
dalam merencanakan media pembelajaran, karena tujuan
merupakan arah dan target kompetensi akhir yang ingin
dicapai dari suatu proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran
juga menjadi dasar bagi pendidik dalam memilih metode
pembelajaran, bentuk, dan format media, serta menyusun
instumen evaluasinya. Di samping itu, tujuan berfungsi pula
sebagai acuan atau panduan bagi peserta didik dalam
melakukan upaya untuk mencapainya. Oleh karena itu,
perumusan tujuan pembelajaran, perlu sejelas mungkin dan
spesifik agar mudah ditentukan apakah tercapai apa tidak.
Tujuan pembelajaran yang baik haruslah jelas, bisa diukur dan
operasional. Berikut ini diberikan contoh peruusan tujuan
sebagai berikut:
Tujuan:
• Siswa mampu mengidentifikasi tesis, argumen, dan
rekomendasi dalam teks eksposisi dengan tepat.
• Siswa mampu menyebutkan 5 fakta dan opini
dalam teks eksposisi dengan tepat.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 137
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Rumusan tujuan pembelajaran di atas jelas dan dengan
mudah dapat dipahami. Dengan tujuan itu sudah tergambar
dengan jelas hal yang harus dicapai, hal yang harus dilakukan
untuk mewujudkan tujuan tersebut, materi yang harus
disiapkan oleh guru, dan cara menyampaikannya,
Untuk memudahkan dalam menyusun rumusan tujuan
pembelajaran, Baker (1971) membuat suatu formula teknik
perumusan tujuan pembelajaran dengan rumusan ABCD
dengan penjelasan sebagai berikut.
A Yaitu sasaran sebagai pembelajar yang perlu
Audience disebutkan secara spesifik agar jelas untuk siapa
tujuan itu diberikan. Misalnya: siswa, peserta didik,
B dll.
Behavior
Yakni perilaku spesifik yang diharapkan dilakukan
C atau dimunculkan peserta didik setelah
Condition pembelajaran berlangsung. Behavior ini dirumuskan
D dalam bentuk kata kerja. Contoh: menjelaskan,
Degree mengklasifikasikan, mengidentifikasi, dll.
Yaitu keadaan yang harus dipenuhi atau dikerjakan
peserta didik pada saat dilakukan pembelajaran.
Contoh: dengan cara mengamati.
Adalah batas minimal tingkat keberhasilan terendah
yang harus dipenuhi dalam mencapai perilaku yang
diharapkan. Penentuan ini tergantung pada jenis
bahan materi, penting tidaknya materi. Contoh:
minimal 4 jenis, minimal 3 buah, empat jenis, dll.
3. Pengembangan Materi Pembelajaran
Materi untuk media pembelajaran harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Untuk nitu perumusan butir materi
harus didasarkan pada rumusan tujuan. Di dalam sebuah
program media haruslah berisi materi yang harus dikuasai
oleh peserta didik. Jika tujuan sudah dirumuskan dengan baik
dan lengkap, maka teknik perumusan materi tidaklah sulit
tinggal mengganti kata kerjanya dengan kata benda atau
sedikit modifikasi kata. Berikut ini contoh rumusan materi.
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 138
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Tujuan:
• Siswa mampu mengidentifikasi tesis, argumen, dan
rekomendasi dalam teks eksposisi dengan tepat.
• Siswa mampu menyebutkan 5 fakta dan opini
dalam teks eksposisi dengan tepat.
Topik materi:
• Tesis, argumentasi, dan rekomendasi
• Opini dan fakta
4. Perumusan Alat Evaluasi
Langkah berikutnya setelah butir materi dirumuskan
adalah penyusunan instrumen evaluasi. Instrumen ini
dimaksudkan untuk mengukur pencapaian pembelajaran
apakah tujuan sudah tercapai atau tidak. Untuk itu diperlukan
alat pengukur proses dan hasil belajar berupa tes, penugasan,
daftar cek perilaku, dll. Alat pengukur keberhasilan ini perlu
dikembangkan dengan berpijak pada tujuan
pembelajaran/kompetensi yang telah dirumuskan dan harus
sesuai dengan materi yang sudah disiapkan. Perhatikan contoh
di bawah ini.
Tujuan:
• Siswa mampu mengidentifikasi tesis, argumen, dan
rekomendasi dalam teks eksposisi dengan tepat.
• Siswa mampu menyebutkan 5 fakta dan opini
dalam teks eksposisi dengan tepat.
Topik materi:
• Tesis, argumentasi, dan rekomendasi
• Opini dan fakta
Instrumen tes:
a. Jelaskan tesis, argumentasi, dan rekomendasi yang
ada dalam teks eksposisi di atas!
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 139
Pemilihan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
b. Sebutkan lima opini dan fakta yang terdapat dalam
teks ekposisi di atas! Jelaskan alasannya!
Hal yang perlu digarisbawahi di sini ialah bahwa bentuk
instrumen evaluasi disesuaikan dengan aspek kompetensi
yang diukur, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
telah dirumuskan secara rinci dalam tujuan pembelajaran.
5. Menyusun Naskah/Draft Media
Secara umum dibedakan dua bentuk naskah media
pembelajaran yaitu naskah media audio dan audio visual, dan
naskah media berbasis cetakan. Pada media jenis audio dan
audio visual naskah dikatakan sebagai outline dari program
media yang akan dibuat. Naskah merupakan pedoman tertulis
yang berisi informasi dalam bentuk visual, grafis dan audio
yang dijadikan acuan dalam pembuatan media. Sementara
pada media berbasis cetakan, menulis naskah sesungguhnya
merupakan kegiatan menyusun media/prototipe media itu
sendiri, misalnya modul, buku ajar, dsb.
Naskah untuk program media perlu disusun karena
melaui naskah, tujuan pembelajaran dan materi ajar
dituangkan dengan kemasan sesuai dengan jenis media,
sehingga media yang dibuat benar-benar sesuai dengan
keperluan. Selain itu, naskah menjadi pedoman bagi pengguna
dan terutama pembuat program. Apapun jenis medianya,
sudah pasti memerlukan naskah, Tanpa naskah, program
media apa pun sulit terwujud.
6. Melakukan Validasi Ahli (Evaluasi Media)
Setiap naskah dan prototipe media pembelajaran yang
sudah selesai disusun, sebaiknya divalidasi oleh tim ahli yang
terdiri dari ahli materi dan ahli bahasa. Ahli materi mengkaji
aspek sajian materi dan aspek pembelajaran. Sedangkan ahli
bahasamengkaji kaidah dan pilihan kata sesuai dengan
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia| 140