The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Modul Elektronik (E-Modul) untuk Mata Pelajaran Instalasi Penerangana Listrik Kelas XI Semester 1

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mutiahardika, 2022-01-15 08:51:54

E-Modul Instalasi Penerangan Listrik Kelas XI Semester 1

Modul Elektronik (E-Modul) untuk Mata Pelajaran Instalasi Penerangana Listrik Kelas XI Semester 1

Keywords: IPL,Instalasi Penerangan Listrik,SMK Kelas XI Semester 1,Teknik Ketenagalistrikan,Bahan ajar smk kelas XI,Bahan ajar instalasi penerangan listrik kelas XI,Bahan ajar IPL kelas XI,download modul gratis,free modul smk kelas XI

• Kotak silang disebut juga cross dos (x dos) untuk empat percabangan.
• Kotak cabang lima digunakan untuk lima percabangan dengan empat cabang

sejajar.
f. Saklar

Fungsi saklar adalah untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik
dari sumber ke pemakai/beban. Saklar terdiri dari banyak jenis tergantung dari
cara pemasangan, sistem kerja, dan bentuknya. Berdasarkan sistem kerjanya
saklar dibagi menjadi tujuh, yaitu :
1) Saklar Tunggal

Fungsi saklar tunggal adalah untuk menyalakan dan mematikan lampu.
Pada saklar ini terdapat dua titik kontak yang menghubungkan hantaran fasa
dengan lampu atau alat yang lain.

Gambar 109. Bentuk Saklar Tunggal
2) Saklar Kutub Ganda (Dwi Kutub)

Titik hubung dwi kutub ada empat, biasanya digunakan untuk
memutus atau menghubungkan hantaran fasa dan nol secara bersama- sama.
Saklar ini biasanya digunakan pada boks sekering satu fasa.

136

3) Saklar Kutub Tiga (Tri Kutub)
Saklar mempunyai enam titik hubung untuk menghubungkan atau

memutuskan hantara fasa (R, S, dan T) secara bersama-sama pada sumber
listrik 3 fasa.
4) Saklar Kelompok

Kegunaan saklar kelompok adalah untuk menghubungkan atau
memutuskan dua lampu atau dua golongan lampu secara bergantian, tetapi
kedua golongan tidak dapat menyala bersamaan.
5) Saklar Seri

Saklar seri adalah sebuah saklar yang dapat menghubungkan dan
memutuskan dua lampu, atau dua golongan lampu baik secara bergantian
maupun bersama-sama. Saklar seri sering disebut pula saklar deret.
6) Saklar Tukar

Saklar tukar sering disebut dengan saklar hotel karena banyak dipakai
dipakai di hotel-hotel untuk menyalakan dan memadamkan dua lampu atau
dua golongan lampu secara bergantian. Selain itu, saklar dapat pula digunakan
untuk menyalakan dan memadamkan satu lampu atau satu golongan lampu
dari dua tempat dengan menggunakan dua saklar tukar.
7) Saklar Silang

Untuk melayani satu lampu atau satu golongan lampu agar dapat
dinyalakan dan dimatikan lebih dari dua tempat dapat dilakukan dengan
mengkombinasikan antara saklar tunggal dan saklar silang. Yang harus
diingat, saklar pertama dan terakhir adalah saklar tukar sedangkan saklar di
antaranya adalah saklar silang.

137

Berikut macam-macam saklar, lambang, kontruksi dan pengawatannya
seperti pada (gambar 110) berikut ini.

Gambar 110. Macam-macam Saklar, Lambang, Konstruksi,
dan Pengawatannya

Berdasarkan cara pemasangannya, saklar dibedakan atas dua jenis, yaitu
saklar yang dipasang di luar tembok (inbow) dan saklar yang dipasang di dalam
tembok (outbow).

Pemasangan saklar di luar tembok (out bow) dilengkapi dengan roset
sebagai tempat dudukan. Pemasangan saklar di dalam tembok (inbow)
memerlukan mangkuk saklar (dos tanam) baik yang terbuat dari plat besi maupun

138

plastik (PVC), sebagai dudukan saklar. Berdasarkan cara kerjanya, saklar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
• Saklar Tarik

Biasanya terdapat pada fitting lampu dan untuk mengoperasikan digunakan
seutas tali.
• Saklar Tombol Tekan
Bila ditekan maka kontak terhubung dan begitu dilepas maka kontak akan
terputus kembali. Tombol biasanya dipakai untuk bel listrik, tetapi ada pula
tombol yang dalam keadaan normal terhubung dan saat ditekan terputus.
Misalnya tombol yang terpasang pada pintu almari es untuk penyalaan
lampunya.
• Saklar Jungkit
Saat ini lebih banyak digunakan untuk menggantikan saklar putar karena
pengoperasiannya mudah.
• Saklar Putar
Sudah jarang digunakan karena sudah ada penggantinya yaitu saklar jungkit.
Pemakaiannya hanya pada tempat tertentu, misalnya, box sekering.
g. Fitting
Fitting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan
kawat-kawat hantaran. Ada bermacam-macam fitting, diantaranya fitting duduk,
fitting gantung, fitting bayonet, dan fitting kombinasi stop kontak seperti tampak
pada gambar 111.

139

Gambar 111. Aneka Jenis Fiting
Fitting duduk dipasang pada dinding ataupun langit-langit. Bila pemasangannya
tidak dapat dilakukan secara langsung, perlu dipasang roset, yaitu kayu maupun
plastik sebagai tempat dudukannya. Pemasangan fitting gantung tergantung pada
langit-langit dengan menggunakan kabel snoer atau penguattali rami. Tali rami
berfungsi sebagai penahana agar kabel tidak menanggung beban. Bila ditinjau dari
konstruksinya, fitting dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1) Fitting ulir

Cara memasang lampu pada fitting dilakukan dengan memutar lampu
pada fitting. Fitting semacam ini juga sering disebut Fitting Edison, yang
tersedia dalam berbagai macam ukuran disesuaikan dengan lampunya.
2) Fitting tusuk

Cara memasang lampunya dengan jalan menusukkan ke fitting. Fitting
jenis ini terdapat dua macam, yaitu fitting yang kaki- kaki lampunya langsung
dijepit atau disebut fitting bayonet dan jenis lain ialah fitting tusuk putar, yaitu
fitting yang setelah kaki lampu ditusukkan kemudian diputar seperempat
lingkaran atau disebut Fitting Goliath Fitting jenis Bayonet dan Goliath
biasanya hanya digunakan pada kendaraan, misal kapal laut, motor, dan mobil.
h. Sakering

Sekering merupakan alat pengaman dari gangguan arus lebih ataupun
hubung singkat. Di dalam beberapa sekering dipasang kawat perak sebagai

140

sambungan sekering yang akan meleleh jika terjadi gangguan arus lebih atau arus
hubung singkat. Ukuran sekering harus menurut aturan yang ditetapkan dalam
PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yaitu maksimal sebesar 2,5 kali arus
nominalnya. Beberapa bentuk sekering pada gambar 112 dan 113.

Gambar 112. Beberapa Bentuk Sekering
Sakering dibagi menjadi beberapa jenis seperti pada (gambar 112) yang
menggambarkan tentang : 1. Sekering patrun; 2. Sekering sumbat; 3. Sekering
tabung; 4. Sekering gagang; 5. Sekering pita; 6. Sekering bebas letupan.

Gambar 113. Konstruksi Beberapa Bentuk Sekering
Sekering sumbat banyak digunakan dalam instalasi penerangan dan tenaga
untuk arus listrik di bawah 60 ampere. Bagian-bagian sekering sumbat
diperlihatkan pada gambar 114.

141

Yang menggambarkan tentang bagian-bagian sakering diantaranya :
1.Tempat sekering; 2.Sekerup; 3.Tubuh sekering; 4.Tutup kontak; 5.Sambungan
sekering; 6.Kawat penunjuk; 7.Pegas penunjuk; 8.Tutup penunjuk.

Gambar 114. Bagian-bagian sekering
i. Stop Kontak

Stop kontak atau kotak kontak merupakan kotak tempat sumber arus listrik
yang siap pakai. Berdasarkan bentuknya stop kontak dibedakan menjadi stop
kontak biasa, stop kontak dengan hubungan tanah dan stop kontak tahan air.
Sedangkan berdasarkan pemasangannya stop kontak dibedakan menjadi stop
kontak yang ditanam dalam dinding dan stop kontak yang ditanam di permukaan
dinding. Bagian-bagian dari stop kontak diperlihatkan pada gambar 115.

Gambar 115. Bagian-bagian Stop Kontak
j. Kotak Pembagi Daya Listrik (PHB)/Distribusi Panel (DP)

Panel bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung merupakan peralatan
yang berfungsi sebagai tempat membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke beban

142

yang memerlukan agar merata dan seimbang. Di dalam panel bagi terdapat
komponen antara lain rel (busbar), saklar utama, pengaman, pengaman, alat-alat
ukur dan lampu indikator.
k. Rating Pengaman

Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL 2011 arus sama dengan
atau lebih besar dari arus nominal beban (I pengaman > I nominal). Pengaman
yang digunakan dalam instalasi listrik adalah pemutus rangkaian (MCB) untuk
pengaman tiap kelompok beban dan pemutus rangkaian pusat (MCCB) untuk
pengaman seluruh kelompok beban.

Besarnya rating arus MCB maupun MCB diperhitungkan arus beban yang
dipikul atau dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.
l.Perlengkapan Bantu

Untuk memasang peralatan-peralatan seperti dibahas diatas, diperlukan
beberapa perlengkapan bantu seperti :
1) Klem (sengkang)

Klem digunakan untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada
dinding atau langit-langit. Klem dapat terbuat dari besi maupun bahan PVC.
Ukurannya disesuaikan dengan ukuran pipa.

Klem dipasang menggunakan sekrup atau paku dengan jarak antara
satu dengan lainnya tidak lebih dari satu meter untuk pemasangan pipa lurus
memanjang. Adapun jarak klem dengan kotak sambung, saklar, stop kontak
atau komponen lainnya maksimum 10 cm. Untuk meninggikan pemasangan
pipa dipakai klem dengan pelana.

143

Gambar 116. Bentuk Klem dan Pelana
2) Lengkungan Siku (elbow)

Klem digunakan untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada
dinding atau langit-langit. Klem dapat terbuat dari besi maupun bahan PVC.
Ukurannya disesuaikan dengan ukuran pipa.

Gambar 117. Lengkungan (elbow)
3) Sambungan pipa (sock)

Pemasangan pipa instalasi tidak selamannya menggunakan pipa utuh.
Untuk menghemat bahan, seringkali diperlukan penyambungan pipa.
Penyambungan pipa ini dapat dilakukan dengan memasang penyambung pipa
(sock) yang pengerjaannya sangat praktis.

Gambar 118. Sambungan Pipa (Sock)

144

4) Las Dop
Setelah sambungan-sambungan yang terdapat pada kotak sambung

dipilin dengan baik dan kuat dengan benang kasur. Sebaiknya sambungan itu
ditutup dengan las dop. Ini dimaksudkan agar antara masing-masing
sambungan tidak bersinggungan sehingga tidak membahayakan kita. Las dop
dibuat dari bahan isolasi porselen atau plastik. Berikut bentuk las dop pada
(gambar 98) berikut.

Gambar 119. Las Dop
B. Cara Pemasangan Komponen Instalasi Listrik

1. Instalasi 1 Lampu Pijar dengan 1 Saklar Tunggal
Rangkaian instalasi seperti gambar 119 merupakan instalasi paling sederhana.

Biasanya rangkaian instalasi separti inilah yang sering dipasang pada rumah-rumah
maupun gedung. Rangkaian instalasi ini terdiri dari komponen-komponen seperti satu
saklar tunggal, satu lampu, satu T - dos, dan penghantar.

Lampu pijar sebanyak satu buah dilayani oleh satu saklar. Saat saklar OFF
maka lampu pijar akan mati. Begitu pula jika saklar ON maka lampu pijar juga akan
menyala.

145

Gambar 120. Diagram Satu Garis Satu Lampu Satu Saklar Tunggal
2. Instalasi 2 Lampu Pijar dengan 1 Saklar Seri (Deret)

Instalasi ini terdiri dari dua buah lampu yang dapat dihidupkan maupun
dimatikan dari satu saklar. Saklar yang digunakan adalah saklar seri atau deret.

Pada saklar tersebut terdapat dua tuas saklar yang dapat dikendalikan sendiri-
sendiri. Instalasi seperti gambar 120 penggunaanya sering di jumpai di bagian rumah
atau gedung yang terdiri dari dua ruangan yang dikendalikan dari satu tempat. Dua
buah lampu yang terpasang, satu lampu dilayani saklar seri tuas A dan satu satu
lampu lainnya dilayani saklar seri tuas B.

Gambar 121. Diagram Satu Garis Dua Lampu Satu Saklar Seri (Deret)
3. Instalasi 1 Lampu Pijar dengan 2 Saklar Tukar

Instalasi ini terdiri dari satu lampu pijar yang dapat dihidupkan dan
dimatikan dari dua saklar. Saklar yang digunakan adalah saklar tukar atau sering
disebut saklar hotel. Rangkaian instalasi ini sering dijumpai pada lorong yang terdapat

146

dua pintu. Ditengah-tengah ruangan terdapat lampu. Lampu tersebut dapat dihidupkan
dan dimatikan dari dua saklar yang berada di dua pintu.

Gambar 122. Diagram Satu Garis Satu Lampu Pijar Dua Saklar Tukar
4. Instalasi 1 Lampu Pijar dengan 2 Saklar Tunggal dan 1 Stop Kontak

Instalasi ini terdiri dari gabungan instalasi satu lampu dan satu saklar tunggal
dengan instalasi satu stop kontak. Pada instalasi ini diawali dengan sebuah kotak
sekering satu fasa yang berfungsi sebagai pengaman instalasi dari bahaya hubung
pendek (konslet). Pemasangan stop kontak tidak tergantung kepada saklar tapi berdiri
sendiri. Jika saklar tunggal dinyalakan maka lampu akan menyala.

Gambar 123. Gambar Diagram Satu Garis Satu Lampu Pijar dengan Satu Saklar
Tunggal dan Satu Stop Kontak dilengkapi dengan Kotak Sekering Satu Fasa

5. Ketentuan berdasarkan PUIL 2011
Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011

ini adalah untuk terselenggaranya dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih
diutamakan pada keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus,

147

keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya dan keamanan gedung serta
isinya terhadap kebakaran akibat listrik. Persyaratan ini berlaku untuk semua
instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan, pemasangan, pemeriksaan dan
pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya. Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) ini tidak berlaku untuk :

a. Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan
untuk menyalurkan berita dan isyarat.

b. Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi
dan pelayanan kereta rel listrik.

c. Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan
kendaraan lain yang digerakkan secara mekanik.

d. Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.
e. Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt dan

dayanya tidak melebihi 100 watt.
6. Ketentuan yang Terkait

Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011 ini, harus
pula diperhatikan ketentuan yang terkait dengan dokumen berikut :

• Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
• Undang-Undang No.15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan.
• Undang-Undang No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah RI No.10 tahun 1989 tentang Penyediaan dan
PemanfaatanTenaga Listrik.
• Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga
Listrik.

148

• Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.01.P/40/M.PE/1990 tentang
Instalasi Ketenagalistrikan.

• Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.02.P/0322/M.PE/1995
tentang Standardisasi, Sertifikasi dan Akreditasi dalam Lingkungan
Pertambangan dan Energi.

7. Syarat-syarat Pemasangan Instalasi Listrik
Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan peraturan

mengenai kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam
pemasangan instalasi listrik, antara lain :

a. Syarat ekonomis
Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga

keseluruhan dari instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan
pemeliharaannya semurah mungkin, kerugian daya listrik harus sekecil
mungkin.
b. Syarat keamanan

Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan
timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak
membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda-benda
disekitarnya dari kerusakan akibat dari adanya gangguan seperti gangguan
hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih dan sebagainya.
c. Syarat keandalan (kelangsungan kerja)

Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin
secara baik. Jadi instalasi listrik harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.

149

RANGKUMAN PEMBELAJARAN 4
❖ Mengetahui kegunaan komponen-kompenen yang digunakan dalam instalasi listrik sangat

dibutuhkan dalam proses perencanaan maupun pemasangan instalasi listrik. Selain itu
dibutuhkan kemampuan untuk memilih komponen-kompenen yang tepat untuk dipasang
pada suatu rangkaian instalasi listrik. Selain akan lebih menghemat biaya dan waktu
pemasangan, pemilihan komponen listrik yang tepat akan dapat memberikan tingkat
keselamatan yang lebih tinggi.
❖ Mengetahui dan dapat menerapkan pengetahuan untuk membuat perancanaan listrik
sangat dibutuhkan untuk menghasilkan suatu rangkaian instalasi yang aman ekonomis
dan rapi, maksudnya adalah :
➢ Ekonomis

Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari instalasi
itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya semurah mungkin,
kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.
➢ Aman
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul
kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa
manusia dan terjaminnya peralatan dan benda-benda disekitarnya dari kerusakan
akibat dari adanya gangguan seperti gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban
lebih dan sebagainya.
➢ Keandalan (kelangsungan kerja)
Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara baik.
Jadi instalasi listrik harus direncanakan sedemikian rupa sehingga kemungkinan
terputusnya atau terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.
➢ Selain dari itu dibutuhkan juga kemampuan untuk dapat menganalisa situasi tempat
atau ruangan yang akan dipasang instalasi

150

❖ Komponen pokok suatu rangkaian listrik, yaitu :
➢ Bahan penghantar listrik
➢ Bahan isolasi
➢ Pipa instalasi
➢ Kotak sambung
➢ Saklar
➢ Fitting
➢ Sekering
➢ Stop kontak
➢ Kotak Pembagi Daya (PHB)
➢ Rating Pengaman
➢ Perlengkapan bantu

❖ Bergainser berfungsi untuk membatasi daya listrik yang masuk ke rumah tinggal,
sekalgius mengukur jumlah listrik yang diguakan.

❖ Batasan daya yang digunakan oleh PLN untuk konsumsi rumah tinggal, yaitu 220 VA,
450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA.

❖ Berdasarkan cara pemasangannya, saklar dibedakan atas dua jenis, yaitu saklar yang
dipasang di luar tembok (inbow) dan saklar yang dipasang di dalam tembok (outbow).

❖ Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik
mengenai perencanaan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan,
pemeliharaan maupun pengawasannya.

❖ PUIL tidak berlaku untuk :
➢ Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk
menyalurkan berita dan isyarat.

151

➢ Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan
pelayanan kereta rel listrik.

➢ Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan lain
yang digerakkan secara mekanik.

➢ Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.
➢ Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt dan dayanya

tidak melebihi 100 watt.

152

LATIHAN PEMBELAJARAN 4
1. Jelaskan prinsip kerja rangkaian instalasi dua lampu pijar dengan satu saklar seri
(deret)!
2. Apa yang akan terjadi apabila sekering putus, mengapa?
3. Dimanakah penerapan rangkaian instlasi satu lampu pijar dengan dua saklar
tukar sering dijumpai, kenapa?
4. Gambarkan rangkaian instalasi sederhana yang dibahas pada uraian
menggunakan kertas A !
(Score masing-masing soal adalah 2,5)

TES FORMATIF 4
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dari berbagai elternatif jawaban berikut ini.
1. Gambar komponen berikut ini merupakan:

a. Sekering
b. Saklar
c. Lampu
d. Kabel
2. Untuk melayani satu lampu atau satu golongan lampu agar dapat dinyalakan dan
dimatikan lebih dari dua tempat merupakan fungsi dari:
a. Saklar silang
b. Saklar seri
c. Saklar tunggal
d. Saklar kelompok

153

3. Penghantar biasanya digunakan pada PHB (Papan Hubung Bagi) sebagai rel-rel
pembagi atau rel penghubung dan biasanya penghantar ini tidak berisolasi. Jenis
penghantar ini adalah:
a. NYM
b. NYY
c. Serabut
d. busbar

4. Simbul dari saklar silang adalah:

a.

b.

c.

d.
5. Berapakah kekuatan tegangan tarik penghantar tambaga keras (BCCH = Bare Copper

Conductor Hard )
a. 39 kg/mm².
b. 41 kg/mm².
c. 43 kg/mm².
d. 46 kg/mm².

154

6. Sebagai pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi merupakan fungsi dari
a. Stop Kontak
b. Saklar
c. Kabel
d. Pipa

7. Kotak garpu dipakai untuk
a. percabangan sejajar.
b. untuk empat percabangan
c. lima percabangan dengan empat cabang sejajar.
d. dipasang pada sudut-sudut ruang.

8. Fungsi dari Fitting lampu adalah….
a. Alat pengaman dari gangguan arus lebih ataupun hubung singkat
b. Komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan kawat-kawat hantaran
c. menghubungkan atau memutuskan arus listrik
d. untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit

9. Berikut ini yang merupakan fungsi klem adalah….
a. alat pengaman dari gangguan arus lebih ataupun hubung singkat
b. komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan kawat-kawat hantaran
c. pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi
d. untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit

10.

Gambar diatas merupakan…..

155

a. Las dop
b. Pipa
c. Klem
d. Kabel

156

UMPAN BALIK
Berapa nilai Ananda ? Mari dihitung, dan cocokkanlah jawaban Ananda dengan Kunci
Jawaban Tes Formatif setelah ini. Hitunglah jawaban Ananda yang benar, kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Ananda terhadap materi 4 ini.
Rumus:
Tingkat penguasaan =
81 - 100% = baik sekali
71 - 80% = baik
61 - 70% = cukup
41 - 60% = kurang
10 – 40% = gagal
Apabila Ananda memperoleh tingkat penguasaan minimal 80%, Ananda dapat meneruskan
belajar ke Modul Pembelajaran 5. Apabila tingkat penguasaan Ananda masih 50-70%,
Ananda harus mengulangi kegiatan belajar modul 4 ini, terutama bagian yang belum Ananda
kuasai. Apabila tingkat penguasaan Ananda kurang dari 50%, Ananda harus mengulang baca
beberapa kali Kegiatan Belajar Modul Pembelajaran 4 ini.

157

KUNCI JAWABAN LATIHAN 4
1. Instalasi ini terdiri dari dua buah lampu yang dapat dihidupkan maupun dimatikan dari

satu saklar. Saklar yang digunakan adalah saklar seri atau deret. Pada saklar tersebut
terdapat dua tuas saklar yang dapat dikendalikan sendiri-sendiri. Dua buah lampu yang
terpasang, satu lampu dilayani saklar seri tuas A dan satu satu lampu lainnya dilayani
saklar seri tuas B.
2. Seluruh rangkaian akan mati karena aliran listrik terputus. Semua komponen listrik
yang ada tidak dapat dioperasikan.
3. Rangkaian ini sering kali dijumpai pada lorong yang terdapat dua pintu. Lampu akan
bisa dimatikan dan dinyalakan dari dua tempat tersebut.
4. Gambar terlihat pada gambar 119, 120, 121 dan 122

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 4
1. B
2. A
3. D
4. D
5. B
6. D
7. A
8. B
9. D
10. A

158

Kompetensi Dasar (KD) :
3.5 Menerapkan prosedur pemasangan instalasi PHB lampu penerangan pada bangunan
sederhana (Rumah Tinggal Sekolah, Rumah Ibadah)

Materi Pokok :
1. Perangkat Hubung Bagi (PHB)
2. Prosedur Pemasangan Instalasi PHB

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian PHB lampu penerangan pada bangunan
sederhana sesuai PUIL.
2. Peserta didik dapat menyebutkan peralatan dan komponen pemasangan PHB lampu
penerangan sederhana sesuai PUIL.
3. Peserta didik mampu melaksanakan pemasangan instalasi PHB lampu penerangan pada
bangunan sederhana sesuai PUIL.
4. Peserta didik mampu menerapkan K3 dalam pemasangan instalasi PHB lampu
penerangan bangunan sederhana.

159

URAIAN MATERI
Untuk mengawali materi yang akan disampaikan pada Pembelajaran 5 ini, diharapkan
kepada peserta didik untuk benar-benar mempersiapkan diri dalam menyimak dan memahami
setiap materi dan diharapkan pada akhirnya dapat menguasai capaian pembelajaran Kegiatan
belajar 5 ini. Silakan para peserta didik pelajari beberapa materi berikut ini.
Materi awal berikut menjelaskan Menerapkan prosedur pemasangan instalasi PHB
lampu penerangan pada bangunan sederhana. Materi yang akan disampaikan adalah
bagaimana menerapkan prosedur pemasangan instalasi PHB lampu penerangan pada
bangunan sederhana.

A. PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB)
Perangkat Hubung Bagi (PHB) menurut definisi PUIL, adalah suatu perlengkapan

untuk mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan
melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga listrik. Adapun bentuknya dapat berupa box,
panel, atau lemari.

Perlengkapan-perlengkapan listrik yang ada di box PHB :
1. Saklar Utama,

Saklar utama berfungsi untuk menyalakan atau mematikan (ONN/OFF) semua
jaringan dan system instalasi yang terhubung dengan PHB tersebut. Pada sisi
penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang setidak-tidaknya satu
saklar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak-tidaknya dipasang satu
proteksi arus. Saklar utama minimal mempunyai arus pengenal 10 A.
2. Proteksi Listrik (seperti Patron Lebur, NH fuse, MCB, MCCB, dll)

Proteksi ini berfungsi untuk mengamankan jaringan dan peralatan listrik dari
kerusakan yang diakibatkan panas yang terlalu tinggi akibat beban lebih dan hubung
singkat.

160

3. Terminal Netral dan Terminal PE
Terminal ini berfungsi untuk menghubungkan atau menyambungkan

penghantar Netral, Penghantar PE, dan Penghantar pembumian. Dengan adanya
terminal akan menudahkan dalam penyambungan, perawatan dan perbaikan instalasi.
4. Proteksi dan peralatan tambahan (seperti GPAS/ELCB, trafo arus & trafo tegangan,
Voltmeter, Ampermeter, dll).

Proteksi tambahan seperti GPAS/ELCB merupakan peralatan yang angat
penting untuk mengamankan manusia dan binatang dari tegangan sentuh terlal tinggi
yang disebabkan kegagalan inulasi, GPAS juga bisa mengamankan rumah dan
bangunan kita dari bahaya akibat listrik. Sedangkan Voltmeter dan Ampermeter
merupakan alat ukur untuk mengetahui tegangan dan arus di PHB.

B. PROSEDUR PEMASANGAN INSTALASI PHB
Dalam prosedur pemasangan instalasi PHB lampu penerangan ini kita perlu

memahami hal-hal berikut :
1. Rekapitulasi Daya

Yang dimaksud dengan rekapitulasi adalah perhitungan daya, beban dan
pengamanan pada suatu instalasi contoh : instalasi rumah. Fungsi rekapitulasi adalah
untuk mengetahui total beban, daya dan pengaman yang dibutuhkan dalam suatu
instalasi, untuk menghindari terjadinya kesalahan perhitungan dalam suatu instalasi
dan juga dapat mengetahui batas daya dan juga pengaman yang ada dalam suatu
instalasi.

Untuk membuat tabel rekapitulasi daya, maka peserta didik terlebih dahulu
harus mengetahui komponen yang dipakai pada suatu instalasi penerangan listrik.
➢ Langkah pertama, buat terlebih dahulu tata letak komponen yang digunakan

dalam isntalasi penerangan seperti pada (gambar 124) berikut ini.

161

Gambar124. Letak Komponen Instalasi Penerangan
➢ Langkah selanjutnya adalah membuat bagan rekapitulasi daya, dengan cara

mengelompokkan beban-beban berdasarkan jenisnya, misal beban lampu.

Gambar 125. Pengelompokan Beban

➢ Selanjutnya buatlah table rekapitulasi daya, berikut contoh table rekapitulasi daya
seperti pada (table 14) berikut ini.
Tabel 14. Rekapitulasi Daya

Lampu Pijar Kotak Kontak Beban
Daya Jumlah Jumlah
Banyak Daya Jumlah Banyak (VA)
3 100 300 (VA)
(VA) 560 VA

2 40 80

3 60 180

162

2. Kapasitas MCB
Mungkin kita sudah sering mendengar pertanyaan rumah ini harus dipasang MCB
berapa Ampere ? Ini artinya dalam penentuan kapasitas MCB, hal pertama yang
harus kita lakukan adalah menentukan arusnya dahulu.
Rumus untuk menghitung arus adalah :

Untuk 1 fasa (V = 220 volt)
P = V x I x cos ϕ, maka :

Dimana,
P = besar daya listrik dalam satuan watt
V = besar tegangan listrik dalam satuan volt
I = besar arus listrik dalam satuan Ampere

Cos ϕ = besarnya faktor daya listrik

Berdasarkan contoh pada perhitungan rekapitulasi daya diatas,
dapat kita hitun besar arus yang mengalir, yaitu :

= 2,54 ampere

163

didapat dari hasil perhitungan. Berikut adalah tabel 15 kapasitas MCB

berdasarkan daya yang terpasang dari PLN :

Tabel 15. Kapasitas MCB

MCB (A) VOLTASE DAYA PLN (1 Phase)

2A 220V/230V 450

4A 220V/230V 900

6A 220V/230V 1300

10A 220V/230V 2200

16A 220V/230V 3500

20A 220V/230V 4400

25A 220V/230V 5500

32A 220V/230V 7700

40A 220V/230V 8800

50A 220V/230V 11000

63A 220V/230V 13900

3. Besar Kabel Penghantar
Dalam memasang intalasi kita harus memahami besar kabel penghantar yang

cocok, sebab jika salah dalam memilih besar penghantar kabel instalasi akan
menyebabkan kabel mudah terbakar atau konslet karena besar penghantar tidak
sesuai dengan arus yang dilaluinya. Berikut besar kabel penghantar :

➢ Kabel listrik memiliki ukuran luas penampangnya masing-masing, semakin
besar penampang kabel tentunya kemampuan hantar arusnya juga semakin
besar.

➢ KHA adalah: Seberapa besar arus listrik yang dapat dibebankan pada suatu
kabel listrik disebut dengan Kemampuan Hantar Arus atau KHA.

164

➢ Untuk menentukan ukuran kabel yang akan kita gunakan untuk pemasangan

suatu instalasi listrik, baik itu instalasi listrik 1 (satu) phase maupun instalasi

listrik 3 (tiga) phase, harus diketahui terlebih dahulu seberapa besar beban arus

(Ampere) maksimal yang akan ditanggung kabel penghantar tersebut.
➢ Setelah beban arus maksimal diketahui, selanjutnya kita bisa menentukan

ukuran kabel penghantar sesuai dengan Tabel 16 Kemampuan Hantar Arus

(KHA) berikut ini :

Tabel 16. Kemampuan Hantar Arus suatu Kabel Penghantar

Jenis Luas KHA Terus Menerus KHA Pengenal Kawat
Penghantar Penampang
Proteksi
1 Nominal
(mm Pemasangan Pemasangan Pemasangan Pemasangan
0 dalam Pipa di Udara
(Ampere) (Ampere) dalam Pipa di Udara
2 3
4 (Ampere) (Ampere)

56

0,5 2,5 - 2 -

0,75 7 15 4 10

1 11 19 6 10

1,5 15 24 10 20

NYFA 2,5 20 32 16 25

NYFAF 35
50
4 25 42 20 63

NYFAZ

6 33 54 25

NYFAD

10 45 73 35

NYA

NYAF 16 61 98 50 80
NYFAw 25 83 129 63 100

NYFAFw 35 103 158 80 125

165

NYFAZw 50 132 196 100 160
NYFADw 70 165 245 125 200
250
95 197 292 160

NYL

Dari materi menentukan kapasitas MCB, didapatkan besar arus sebesar 2,54
A, sehingga kita dapat menggunakan kabel dengan kemampuan hantar arus yang
lebih besar sekitar 125% dari 2,54 Ampere
125 % x Arus maksimal
125 % x 2,54 = 3,175 Ampere

Karena diameter kabel penghantar untuk instalasi penerangan yang terdapat
dipasaran dimulai dari 1,5 mm2, maka kita dapat menggunakan kabel tersebut untuk
dipakai dalam rangkaian instalasi.
Beban Penghantar

Mengapa ukuran kabel harus disesuaikan dengan beban yang ada ?
➢ Kabel listrik berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dari sumber listrik

menuju beban daya suatu listrik.
➢ Semakin besar daya dari berbagai alat listrik yang digunakan tentunya akan

membutuhkan ukuran kabel yang besar pula.
➢ Karena jika beban arus yang besar ditanggung oleh penghantar yang memiliki

ukuran kecil atau melebihi kemampuan hantarnya, ini akan menyebabkan suhu
kabel menjadi panas, bahkan dapat menyebabkan kabel tersebut terbakar.
➢ Karena itulah dalam menentukan ukuran kabel untuk suatu instalasi listrik
adalah hal yang sangat penting.
➢ Kesalahan dalam memilih ukuran kabel yang terlalu kecil dapat menyebabkan
resiko bahaya yang fatal (kebakaran). Seperti pada (gambar 125) berikut ini.

166

Gambar 126. Ilustrasi Kebakaran pada Beban
4. Pembagian Grup di PHB

Pembagian group instalasi khususnya pada bangunan kita bertujuan agar
jika suatu ketika terjadi gangguan instalasi pada ruangan/ blok ruangan tertentu
tidak mengakibatkan seluruh bangunan padam total alias tenaga listriknya mati
semua.

Berikut ilustrasi gambar dari pembagian group instalasi dapat dilihat
dari (gambar 127) dibawah ini.

Gambar 127. Pembagian Grup MCB

Dari gambar 127 dapat dilihat bahwa saluran kabel yang digunakan ke
masing-masing MCB hanya kabel phasa alias setrum (kabel hitam), dan untuk
kabel netral (kabel biru) dan kabel ground (kabel kuning) masing-masing group
langsung disambungkan dari kabel sumber listrik (dalam hal ini berasal dari

167

kabel NYM 3x4 mm²). Alasan kenapa hanya kabel phasa (kabel hitam) saja
yang menggunakan mcb karena yang perlu diamankan dalam pembagian grup
PHB adalah kabel phasanya sedangkan kabel netral dan ground tidak perlu.

Mengenai besarnya nilai masing-masing MCB pembatas tiap-tiap group
instalasi bisa disesuaikan penggunaan dari masing-masing group.Yang
terpenting adalah besarnya masing-masing MCB pembatas groupnya tidak
melebihi daya terpasang dari sumber listrik. Contoh penjelasan yang dimaksud
diatas adalah sebagai berikut :

Jika anda berlangganan daya terpasang 1300 VA alias MCB
pembatasnya 6 A (ampere) dan pada instalasi rumah dibuat dua group instalasi
maka pemilihan masing-masing MCB pembatas group instalasinya bisa 4 A &
2 A atau 6 A & 2 A atau 4 A & 4A bahkan bisa 6 A & 6 A. Yang terpenting
jangan sampai melebihi MCB pembatas dari daya terpasang. karena tujuan
seperti disampaikan di awal. Tetapi jika anda mau memilih pembatas group
yang lebih besar dari daya terpasang juga tidak menjadi masalah karena jika
terjadi masalah pada instalasi anda maka MCB pembatas dari daya terpasang
juga akan terputus. Tetapi ada baiknya masing-masing group instalasi diberi
pembatas MCB sesuai kebutuhan group instalasinya (semakin besar nilai
pembatas MCB, semakin mahal harganya).

Ketentuan MCB
Jika menggunakan beberapa group instalasi ada baiknya menggunakan

MCB utama sebelum dibagi menjadi beberapa group instalasi. MCB utama yang
dimaksud bukan MCB pembatas dari daya terpasang. Ilustrasi gambar pembagian
MCB seperti terlihat pada gambar 105 sebelumnya. Berikut ketentuan-ketentuan
MCB dan beberapa contoh kebutuhannya.
➢ Contoh Sebuah rumah mempunyai komponen sebagai berikut :

168

Jumlah lampu TL adalah 12 dan kotak kontak sebanyak 6 buah, buat
rekapitulasi daya rumah tinggal seperti gambar dengan ketentuan :
• Beban dibagi menjadi 2 grup
• Beban terdiri dari lampu TL 40 watt dan KK 200 VA
a. Langkah Pertama

Ketahui dulu jenis lampu dan besarnya daya lampu serta kotak-kontak
yang akan dipasang. Kita ambil contoh denah rumah tinggal di atas dengan
data:

Ketahui dulu jenis lampu dan besarnya daya lampu serta kotak-kontak yang akan
dipasang. Kita ambil contoh denah rumah tinggal di atas dengan data :

• Setiap kotak kontak memiliki daya 200 VA
• Semua lampu menggunakan TL 40 Watt dengan cos phi 0,8

Ingat VA adalah kepanjangan dari volt-ampere. VA dan watt sama-sama satuan
daya, namun :

VA = daya buta = V x I
Watt = daya nyata = P = V x I x cos ϕ
Oleh karena itu TL 40 watt jika diubah dalam

bentuk VA menjadi : P = 40/0,8 = 50 VA

b. Langkah Kedua
Menghitung daya total dan tentukan MCB Utama terpasang

Hitung daya total dan tentukan daya tersambung serta MCB Jumlah :

1) Lampu 12 x 50 VA = 600 VA

2) Kotak kontak 6 x 200 VA = 1.200 VA Total = 1.800 VA

Jika tegangan 220 volt maka arus (I) = P/V = 1.800 / 220 = 8,18A Kita

gunakan daya tersambung 2.200 VA dengan MCB 1 x 10A Perhatikan tabel

daya tersambuung dan pembatas arus PLN...!

Kita gunakan daya tersambung 2.200 VA dengan MCB 1 x 10A

Daya Tersambung (VA) Pembatas Arus (A) Pengukuran

450 1x2 Alat ukur kwh
900 1x4 meter satu fasa
1300 1x5 220V dua
2200 1x10 kawat
3500 1x16

c. Langkah Ketiga
Bagi beban menjadi 2 grup dan upayakan menjadi seimbang. Berikut

tabel 17 yang membagi pembagian grup menjadi seimbang.
169

Tabel 17. Pembagian Grup MCB

d. Langkah Keempat
Setelah dilakukan proses pembagian grup MCB maka didapatkan

sebuah Rekapitulasi Daya yang pada tabel 17 sudah dijelaskan bahwa pada
Group satu memiliki total daya 900 VA dan grup dua memiliki total daya
900 VA. Maka untuk lebih jelasnya lagi tentang Gambar pembagian grup
pada MCB dan Rekaputulasi daya dapat dilihat pada gambar 128 dan tabel
18 berikut ini.

Gambar 128. Pembagian Daya pada Gruop MCB
170

Ketentuan PHB berdasarkan PUIL dan K3
➢ PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan teratur,

dan harus ditempatkan dalam ruang yang cukup leluasa.
➢ PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga pemeliharaan dan

pelayanan mudah dan aman, dan bagian yang penting mudah dicapai.
➢ Semua komponen yang pada waktu kerja memerlukan pelayanan, seperti

instrumen ukur, tombol dan sakelar, harus dapat dilayani dengan mudah dan aman
dari depan tanpa bantuan tangga, meja atau perkakas yang tidak lazim lainnya.
➢ Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar pada PHB harus menggunakan
terminal sehingga penyambungannya dengan komponen dapat dilakukan dengan
mudah, teratur dan aman. Ketentuan ini tidak berlaku bila komponen tersebut
letaknya dekat saluran keluar atau saluran masuk.
➢ Terminal kabel kendali harus ditempatkan terpisah dari terminal saluran daya.
➢ Semua mur baut dan komponen yang terbuat dari logam dan berfungsi sebagai
penghantar, harus dilapisi logam pencegah karat untuk menjamin kontak listrik
yang baik.
➢ Ruang bebas pada PHB tegangan rendah, lebarnya harus sekurang-kurangnya
0,75 m, sedangkan tingginya harus sekurang-kurangnya 2 m.
➢ Posisinya setelah KWH Meter PLN
➢ Kalau rumah sederhana dengan daya 450 VA, umumnya menggunakan PHB
sederhana, dimana komponen PHB hanya berupa 1 buah fuse/ sikring atau bisa
juga MCB (Miniatur Circuit Breaker),
➢ Jika rumah besar dengan daya 2.200 VA keatas, biasanya menggunakan PHB
Lengkap, dimana masing – masing MCB melayani jenis beban yang berbeda.

171

RANGKUMAN PEMBELAJARAN 5
❖ Perangkat hubung bagi menurut definisi PUIL, adalah suatu perlengkapan untuk

mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit
dan pemanfaat tenaga listrik. Adapun bentuknya dapat berupa box, panel, atau lemari.
❖ Prosedur pemasangan PHB :

• Menghitung total daya dan arus pada instalasi listrik penerangan
• Menentukan kapasitas MCB
• Menentukan besar kabel penghantar
• Pembagian beban di PHB
❖ Ketentuan Terkait PHB yang Perlu dicermati :
• PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan teratur,

dan harus ditempatkan dalam ruang yang cukup leluasa.
• PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga pemeliharaan dan

pelayanan mudah dan aman, dan bagian yang penting mudah dicapai.
• Semua komponen yang pada waktu kerja memerlukan pelayanan, seperti

instrumen ukur, tombol dan saklar, harus dapat dilayani dengan mudah dan aman
dari depan tanpa bantuan tangga, meja atau perkakas yang tidak lazim lainnya.
• Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar pada PHB harus menggunakan
terminal sehingga penyambungannya dengan komponen dapat dilakukan dengan
mudah, teratur dan aman. Ketentuan ini tidak berlaku bila komponen tersebut
letaknya dekat saluran keluar atau saluran masuk.
• Terminal kabel kendali harus ditempatkan terpisah dari terminal saluran daya.
• Semua mur baut dan komponen yang terbuat dari logam dan berfungsi sebagai
penghantar, harus dilapisi logam pencegah karat untuk menjamin kontak listrik
yang baik.
• Ruang bebas pada PHB tegangan rendah, lebarnya harus sekurang-kurangnya 0,75
m, sedangkan tingginya harus sekurang-kurangnya 2 m.

172

• Posisinya setelah KWH Meter PLN
• Kalau rumah sederhana dengan daya 450 VA, umumnya menggunakan PHB

sederhana, dimana komponen PHB hanya berupa 1 buah fuse/ sikring atau bisa
juga MCB (Miniatur Circuit Breaker),
• Jika rumah besar dengan daya 2.200 VA keatas, biasanya menggunakan PHB
Lengkap, dimana masing – masing MCB melayani jenis beban yang berbeda.

173

LATIHAN PEMBELAJARAN 5

1. Defenisi PHB menurut PUIL adalah….
2. Apa yang dimaksud dengan circiut breaker ?
3. Jika arus listrik mengalir terlalu besar sementara diameter hantaran sangat kecil maka

akan menimbulkan apa pada hantaran ?
4. Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pemasangan MCB ?
5. Instalasi penerangan listrik suatu rumah terdiri dari 3 buah lampu pijar dengan daya

masing-masing 20 watt, dan 2 buah lampu TL dengan daya masing-masing 40 watt.
Sedangkan jumlah kotak kontak adalah 5 buah dengan daya 200 VA, hitunglah :

a. Rekapitulasi daya
b. Kapasitas MCB yang digunakan
c. Besar kabel penghantar
d. Gambarkan bagan arus instalasi tersebut
(Score masing-masing soal adalah 2)

TES FORMATIF 5

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dari berbagai elternatif jawaban berikut ini.
1. Dalam pelaksanaannya instalasi rumah tinggal selalu mengalami pengembangan, dengan

pertimbangan tersebut sehingga luas minimal penampang kabel yang dipasang adalah…
a. 1,0 mm2
b. 1,5 mm2
c. 2,0 mm2
d. 2,5 mm2
2. Jenis kelompok beban minimal menurut PUIL dari instalasi penerangan melayani beban
lampu pijar 20 watt sejumlah 14 titik, lampu TL 20 watt sejumlah 22 titik dan kotak
kontak 200VA sebanyak 12 titik, adalah

174

a. 2 kelompok

b. 3 kelompok

c. 4 kelompok

d. 5 kelompok

3. Daya yang terpasang pada sebuah rumah tinggal 900 VA, maka besarnya MCB yang

digunakan sebagai pengaman adalah

a. 2 A

b. 4 A

c. 6 A

d. 10 A

4. Di bawah ini tabel untuk menentukan KHA penghantar, kecuali

a. 1 mm2
b. 1,5 mm2

c. 2,5 mm2

d. 4 mm2

5. Dalam menentukan PHB (Perangkat Hubung Bagi) pada tiap grup/kelompok
sebaiknya “seimbang/sama”, yang dimaksud “seimbang/sama” disini adalah

a. Daya

b. Titik Beban

c. Tegangan

d. Pemasangan lampu

6. Sebuah kotak yang umumnya terdiri dari kotak rel, kotak cabang, kotak pengaman lebur,

dan kotak saklar yang dirakit menjadi satu, dinamakan

a. Kotak pengaman lebur

b. Perlengkapan hubung bagi

c. Pengaman Hubung Bagi

d. Proteksi Hubung Bagi

175

7. Sebuah bangunan akan dipasang instalasi penerangan yang me1ayani beban lampu pijar
40W sejumlah 8 titik, lampu TL 40W sejumlah 16 titik dan kotak kontak 200 VA
sebanyak 3 titik. Menurut PUIL 2000 jumlah kelompok beban minimal adalah…
a. 2 kelompok
b. 3 kelompok
c. 4 kelompok
d. 5 kelompok

8. Alat yang digunakan untuk memutus arus apabila terjadi beban lebih/ hubung singkat
pada instalasi listrik adalah
a. Thermal Overload
b. Kontaktor
c. Kotak Kontak
d. MCB

9. Berkas rancangan instalasi listrik terdiri dari, kecuali :
a. Gambar Situasi
b. Diagram Garis Tunggal
c. Gambar Sketsa
d. Gambar Intalasi

10. Perhatikan gambar berikut! Pada setiap kelompok terpasang beban sebesar 3000 watt
dengan faktor daya 0,8. Berapa besar penampang kabel minimal dan besarnya arus
nominal pegangan maksimal yang harus dipasang?
a. 1,5 mm2 dan 16 A
b. 1,5 mm2 dan 25 A
c. 2,5 mm2 dan 20 A
d. 4,0 mm2 dan 25 A

176

UMPAN BALIK
Berapa nilai Ananda? Mari dihitung, dan cocokkanlah jawaban Ananda dengan Kunci
Jawaban Tes Formatif setelah ini. Hitunglah jawaban Ananda yang benar, kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Ananda terhadap materi 1 ini.
Rumus:
Tingkat penguasaan =
81 - 100% = baik sekali
71 - 80% = baik
61 - 70% = cukup
41 - 60% = kurang
10 – 40% = gagal
Apabila Ananda memperoleh tingkat penguasaan minimal 80%, Ananda dapat meneruskan
belajar ke Modul Pembelajaran 6. Apabila tingkat penguasaan Ananda masih 50-70%,
Ananda harus mengulangi kegiatan belajar modul 5 ini, terutama bagian yang belum Ananda
kuasai. Apabila tingkat penguasaan Ananda kurang dari 50%, Ananda harus mengulang baca
beberapa kali Kegiatan Belajar Modul Pembelajaran 5 ini.

177

KUNCI JAWABAN LATIHAN 5

1. PHB atau Perangkat Hubung Bagi menurut defenisi PUIL adalah suatu perlengkapan
untuk mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan
melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga listrik. Adapun bentuknya dapat berupa box,
panel, atau lemari.

2. MCB atau Miniature Circuit Breaker adalah alat pengaman listrik yang berfungsi untuk
pengaman terhadap beban lebih atau hubung singkat. Bila terjadi arus beban lebih atau
hubung pendek MCB memutuskan sirkit dari sumber.

3. Jika beban yang mengalir pada penghantar melebihi kapasitas dari hantaran itu sendiri
maka akan menyebabkan hantaran (kabel) akan meleleh lalu terbakar.

4. Cara Memasang MCB :
• Hubungkan "Phase" dan "Netral" dari meteran listrik ke Input MCB 2 pole
menggunakan cable aspan ukuran 6 mm dan hubungkan pula cable ground langsung
ke terminal ground (Brass Electrical Terminal Connector).
• Hubungkan Output phase (L) dari MCB 2 pole ke Input mcb single pole
kemudian jumper Input phase dari mcb single pole ke input mcb single pole lainnya
• Hubungkan Output netral dari MCB 2 pole langsung ke terminal netral.
• Pasang Cable masing masing Output MCB single pole Menggunakan cable
ukuran 2,5 mm
• Pasang juga cable netral dan ground dari masing masing terminal secukup nya.

178

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 5
Silahkan dicek jawaban ananda…
1. B
2. A
3. B
4. C
5. B
6. C
7. A
8. D
9. B
10. A

179

Kompetensi Dasar (KD) :
3.6 Menerapkan prosedur pengukuran tahanan isolasi instalasi penerangan pada bangunan
sederhana (Rumah Tinggal Sekolah, Rumah Ibadah)

Materi Pokok :
1. Pengertian tahanan isolasi
2. Arus bocor
3. Alat ukur tahanan isolasi (Megger).

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian tahanan isolasi .
2. Peserta didik mampu menjelaskan tujuan pengukuran tahanan isolasi.
3. Peserta didik mampu menentukan alat ukur tahanan isolasi (megger).
4. Peserta didik mampu membaca alat ukur tahanan isolasi.
5. Peserta didik mampu melaksanakan pengukuran tahanan isolasi sesuai prosedur.

180

URAIAN MATERI

Untuk mengawali materi yang akan disampaikan pada Pembelajaran 6 ini,
diharapkan kepada peserta didik untuk benar-benar mempersiapkan diri dalam menyimak
dan memahami setiap materi dan diharapkan pada akhirnya dapat menguasai capaian
pembelajaran Kegiatan belajar 6 ini. Silakan para peserta didik pelajari beberapa materi
berikut ini.

Materi awal berikut menjelaskan tentang prosedur pengukuran tahanan isolasi
instalasi penerangan pada bangunan sederhana (Rumah Tinggal Sekolah, Rumah Ibadah).
Materi yang akan disampaikan adalah prosedur pengukuran tahanan isolasi instalasi
penerangan dengan menggunakan alat ukur tahanan isolasi (Megger).

A. Pengertian Tahanan Isolasi
Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran (kabel)

yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran dengan tanah
(ground). Tahanan isolasi pada kabel merupakan rasio dari tegangan yang diberikan pada
kabel dibanding total arus yang mengalir diantaranya. Arus tersebut disebut dengan
leakage current/arus bocor. Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada beberapa
kabel/konduktor, pengukuran dilakukan dengan mengukur antara konduktor yang satu
dengan yang lainnya dan selubung isolasinya. Tahanan isolasi antara konduktor pada
kabel berinti lebih dari satu (antara konduktor dengan kulit isolasi) idealnya memiliki
tahanan isolasi yang sangat tinggi, biasanya >10 Gohm (Cakra, 2009:18). Tingginya
tahanan isolasi mengindikasikan baiknya suatu sistem atau peralatan yang diukur dan
dapat menghindari gangguan pada sistem/peralatan.

181

Dalam menentukan dimensi suatu sistem isolasi dibutuhkan pengetahuan yang
pasti mengenai jenis, besaran, dan durasi tekanan dielektrik yang akan dialami bahan
isolasi tersebut, dan disamping itu perlu mempertimbangkan kondisi sekitar di mana
isolasi akan ditempatkan. Selain itu perlu juga diperhatikan sifat-sifat dari berbagai bahan
isolasi sehingga dapat dipilih bahan-bahan yang tepat untuk untuk suatu sistem isolasi.
Sifat-sifat bahan isolasi ditentukan pada keadaan kondisi standar. Adapun fungsi utama
dari bahan isolasi adalah :

1. Untuk mengisolasi antara suatu penghantar dengan penghantar lainnya
2. Misalnya antara konduktor fasa dengan dengan konduktor fasa, atau konduktor

fasa dengan tanah
3. Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang diisolasi
4. Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia

Pengujian tahanan isolasi dilakukan untuk mengetahui tahanan isolasi kabel yang
terpasang. Agar dapat terdeteksi kemungkinan hubung singkat (short circuit) yang akan
mungkin terjadi (Lestari, 2016:31). Pengujian harus dilaksanakan pada unit konsumen
dengan suplai utama dimatikan, semua sekering dipasang dan semua saklar tertutup.
Lampu neon, kapasitor dan rangkaian elektronik harus diputuskan sambungannya karena
mereka akan menyala, termuati atau menjadi rusak karena pengujian.
B. Arus Bocor (Leakage Current)

Arus bocor (leakage current) merupakan arus yang mengalir menembus atau
melalui permukaan isolasi. Isolasi berfungsi untuk memisahkan secara elektrik dua buah
penghantar atau lebih yang saling berdekatan, sehingga tidak terjadi kebocoran arus. Arus
bocor juga disebabkan oleh rongga-rongga pada bahan isolasi yang disebabkan kesalahan
pembuatan bahan isolasi tersebut. Arus listrik secara normal akan melewati konduktor

182

kabel, sedangkan arus bocor yang tidak diinginkan akan mengalir secara radial dari
konduktor melalui dielektrik ke lapisan pelindung. Arus bocor terjadi jika ada degradasi
kualitas dari komponen instalasi, misalnya kerusakan isolasi kabel. Sebagai contoh,
misalnya kabel terkelupas kemudian terkena air maka air akan mengalirkan arus listrik
yang menimbulkan panas (Susiono, 2010:2).
C. Alat Ukur tahanan Isolasi (Megger)

Megger (MegaOhm) adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tahanan
isolasi pada penghantar instalasi untuk mengetahui karakteristik dari penghantar suatu
instalasi. Megger digunakan untuk mengukur tahanan isolasi instalasi tegangan menengah
maupun tegangan rendah. Untuk instalasi tegangan menengah digunakan Megger dengan
batas ukur Mega sampai Giga Ohm dan tegangan alat ukur antara 5.000 sampai dengan
10.000 Volt arus searah. Untuk instalasi tegangan rendah digunakan Megger dengan batas
ukur sampai Mega Ohm dan tegangan alat ukur antara 500 sampai 1.000 Volt arus searah.

Gambar 129. Alat ukur Megger
183

Prinsip pengukuran Megger sama dengan ohm meter, yaitu memberikan tegangan
dari alat ukur ke isolasi peralatan, dan karena nilai tahanan isolasi ini cukup tinggi maka
diperlukan tegangan yang cukup tinggi pula agar arus dapat mengalir. Tegangan
pengukuran yang digunakan tergantung pada tegangan kerja dari alat yang akan diukur.

Adapun Cara kerja pada megaohm meter jenis engkol, analog dan digital yaitu :
1. Pada megaohm meter jenis engkolan, skala telah ditetapkan serta batasan tahanan

telah di tentukan dan tegangan yang digunakan untuk mengukur tahanan isolasi
pada motor dihasilkan dari putaran engkolan sesuai aturan mega ohm meter.
2. Pada megaohm meter jenis analog, skala dapat diubah sesuai besarnya tahanan
isolasi yang akan diukur, caranya dengan mengubah selector pada meger menuju
batas ukur tahanan isolasi pada motor atau generatordan pada meeger jenis digital
ini menggunakan baterai sebagai penghasil tegangan.
3. Pada megaohm meter jenis digital, skala dapat diubah sesuai besarnya tahanan
isolasi yang akan diukur, caranya dengan mengubah selector pada meger menuju
batas ukur tahanan isolasi pada motor atau generator dan pada meeger jenis digital
ini menggunakan baterai sebagai penghasil tegangan, yang membedakan menger
jenis digital dengan engkol dan analog adalah pada hasil pembacaan pada meger
apabila pada digital hasil nilai tahanannya berupa angka langsung sedangkan
pada engkol dan analog masih menggunakan skala ukur .

Tegangan untuk menguji tahanan isolasi dapat diubah-ubah tergantung pada kelas

isolasi yang digunakan seperti:

1. Tegangan DC 500 Volt untuk mengukur rangkaian tegangan rendah.

2. Tegangan DC 1000 volt s/d DC 5000 volt untuk mengukur rangkaian tegangan

sampai dengan 6000 volt.

184

Besar tegangan tersebut pada umumnya adalah: 500, 1000, 2000 atau 5000 volt
Batas pengukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20 ohm dan 5 sampai 5000 ohm
dll, sesuai dengan sumber tegangan dari megger tersebut. Dengan demikian, maka
sumber tegangan megger yang dipilih tidak hanya tergantung dari batas pengukur, akan
tetapi juga terhadap tegangan kerja (sistem tegangan) dari peralatan ataupun instansi yang
akan diuji isolasinya.

Harga tahanan isolasi antara dua saluran kawat pada peralatan listrik ditetapkan
paling sedikit adalah 1000 x harga tegangan kerjanya. Misal tegangan yang digunakan
adalah 220 V, maka besarnya tahanan isolasi minimal sebesar : 1000 x 220 = 220.000
Ohm atau 220 KOhm. Ini berarti arus yang diizinkan di dalam tahanan isolasi 1 mA/V.
Apabila hasil pengukuran nilai lebih rendah dari syarat minimum yang sudah ditentukan,
maka saluran/kawat tersebut kurang baik dan tidak dibenarkan kalau digunakan. Waktu
melakukan pengukuran tahanan isolasi gunakan tegangan arus searah (DC) sebesar 100 V
atau lebih, hal ini dimaksudkan untuk dapat mengalirkan arus yang cukup besar dalam
tahanan isolasi. Di samping untuk menentukan besarnya tahanan isolasi, nilai tegangan
ukur yang tinggi juga untuk menentukan kekuatan bahan isolasi dari saluran yang akan
digunakan. Walaupun bahan-bahan isolasi yang digunakan cukup baik dan mempunyai
tahanan isolasi yang tinggi, tetapi masih ada tempat-tempat yang lemah lapisan
isolasinya, maka perlu dilakukan pengukuran.

185


Click to View FlipBook Version