Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | i
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | ii KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Alloh SWT kami panjatkan atas terselsainya lamporan ini dan ucapan terima kasih kepada BAPPEDA Kabupaten Blora yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian potensi ekonomi lokal yang di dorong oleh kreativitas dan produktivitas masyarakat lokal dalam menciptakan produk ekonomi kreatif yaitu seni pertunjukan barongan dan kriya Batik di Kabupaten Blora. Penelitian ini menarik untuk di kaji untuk melihat bagaimana geliat masyarakat lokal dalam mengidentifikasi potensi suatu daerah untuk mendorong penciptaan lapangan pekerjaan dan penghasilan masyarakat yang di selaraskan dengan pemasaran melalui pendekatan budaya lokal dan kebutuhan masyarakat lokal. Melalui kajian ini diharapkan dapat memberi gambaran suatu model bagaimana masyarakat lokal menciptakan potensi ekonomi berdasarkan kreatifitas ditingkat mikro dan memberikan dampak secara makro dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, menurunkan angka pengangguran terbuka, menurunkan kemiskinan, meningkatkan pendapatan per kapita dan indeks pembangunan gender dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Kami menerima masukan demi kesempurnaan kajian ini agar bisa menjadi acuan kebijakan pemerinrah daerah dalam mencapat target-target makronya yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang Daerah Kabupaten Blora. Hormat kami, Tim Peneliti
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | iii DAFTAR ISI Hal. Halaman Sampul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………….. 1.2 Dasar Regulasi …………………………………………………………………. 1.3 Maksud dan Tujuan …………………………………………………………… 1.4 Ruang Lingkup ………………………………………………………………… i ii iii v vii 1 1 2 3 3 BAB II Gambaran Umum Kabupaten Blora, Kajian Teori dan Kebijakan 2. 1 Aspek Geografis ……………………………………………………………… 2. 2 Aspek Demografis …………………………………………………………..… 2. 3 Produk Demostik Bruto Kabupaten Blora ………………………………..…. 2. 4 Pertumbuhan Ekonomi ……………………………………………………..… 2. 5 Kemiskinan …………………………………………………………………….. 2. 6 Konsumsi Rumah Tangga perkapita ……………………………………… .. 2. 7 Transformasi Ekonomi Kabupaten Blora …………………………………… 2. 8 Pengertian & Filosofi Ekonomi Kreatif ………………………………………… 2. 9 Sub-sektor Ekonomi Kreatif ……………………………………………………. 2.10 Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf ……………….. 2.11 Rencana Induk Ekonomi Kreatif Nasional (Rindekraf) …………………… 5 5 6 9 10 12 13 15 18 21 53 57
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | iv BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Tahapan Penelitian …………………………………………………………… 3.1.1 Tahapan Pre Research ……………………………………………………. 3.1.2 Tahapan During Research ………………………………………………… 3.1.3 Tahapan Post-Research …………………………………………………… 3.2. Luaran Penelitian …………………………………………………………….. 3.3. Tenaga Ahli Peneliti ………………………………………………………….. 3.4. Jadwal Pelaksanaan Peneliti ……………………………………………….. 61 61 61 61 62 56 57 58 BAB IV POTENSI EKONOMI SENI PERTUNJUKAN BARONGAN DAN KRIYA BATIK BLORA 4.1. Dinamika Perjalan Seni Pertunjukan Barong ……………………………… 4.2. Penciptaan Nilai Tambah Dan Dampak Makro Ekonomi dari Seni Pertunjukan Barongan Blora menjadi Maha Karya Tontonan Berkualitas 4.3. Analsis SWOT dan Strategi Rekomendasi Kebijakan Untuk Mengakselerasi Seni Barongan Blora……………………………… 4.4. Perkembangan Batik Blora ……………………………………..…… 4.5. Potensi Nilai Tambah dan Dampak Makro Batik Blora……………… 4.6 Upaya Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengakselerasi Industri Batik Blora……………………………………………………………………. 4.7. Analisis SWOT dan Strategi-Strategi Dalam Mengakselerasi Industri Batik Blora 63 63 67 79 90 93 99 BAB V PENUTUP Rekomendasi Kebijakan ……………………………………………… DARTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 104 110
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | v Daftar Gambar Hal Gambar 2. 1 Peta Kabupaten Blora………………..…………… Gambar 2. 2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Blora 2018 – 2022 Gambar 2. 3 Tingkat Kemiskinan Kabupaten Blora 2018 - 2022 Gambar 2. 4 Kompesisi Konsumsi Rumah Tangga Kabupaten Blora 2020 Gambar 2. 5 17 Subsektor Ekonomi Kreatif………………………………… Gambar 2. 6 Permainan Mobile Legends…………………………………… Gambar 2. 7 Arsitektur Khas Kabupaten Blora………………………………… Gambar 2. 8 Desain Interior Ruang rapat PLN Kabupaten Blora……………… Gambar 2. 9 Seni Musik Keruntung Blora……………………………………… Gambar 2. 10 Pelukis “Totok” Handal Putra Blora………………………….. Gambar 2.11 Desain Produk Khas Blora Berbahan Kayu Jati……………. Gambar 2. 12 Pakaian Jadi Berbahan Kain Motif Batik Blora……………… Gambar 2. 13 Kuliner Siap Saji Khas Blora………………………………. Gambar 2. 14 Film Pendek “Sedikit” Karya Putra Blora…………… Gambar 2. 15 Desain Logo Kabupaten Blora………………………. Gambar 2. 16 Profil Radio Blora……………………………………… Gambar 2. 17 Kriya Batik Blora………………………………………. Gambar 2. 18 Pertunjukan Seni Barong Blora……………………….. Gambar 2. 19 Aplikasi Karya SMA 1 Blora………………………….. Gambar 4.1. Barongan di era 1960 ………………………………….. Gambar 4.2. Efek Pengganda yang ditimbulkan Seni Pertunjukan Barongan Blora………………… ………………………………………………… Gambar 4.3 5 (lima) Tokoh dalam Barongan Blora………………… Gambar 4.4. Potensi Ekonomi danPenyerapan tenaga Kerja seni Pertunjukan Barongan Blora………………………………………………….. Gambar 4.5 Contoh Branding Reog Kota Ponorogo………………………. 5 12 13 15 21 23 23 25 26 27 28 30 31 33 36 37 38 40 42 66 70 75 79 87 89 91
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | vi Gambar 4.6. Model Percontohan Even Nasional Reog P0norogo………… Gambar 4.7 Aneka Motif Batik Blora ………………………………………… Gambar 4.8 Produk Batik Blora yang di Presiden dan Gubernur Jateng Gambar 4.9 Blora Fashion week 2022……………………………………… 93 100
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | vii DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1 Jumlah Perkembangan Penduduk Kabupaten Blora 2022 Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kabupaten Blora Tahun 2022……………………………………………………………………… Tabel 2.3 Jumlah Angkatan Kerja Tahun 2022 di Kabupaten Blora…….. Tabel 2.4 Distribusi PDRB ADHK di Kabupaten Blora Tahun 2016-2020… Tabel 2.5 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Kabupaten Blora 2021-2022 Tabel 2.6 KBLI Sub Sektor Ekonomi Kreatif……………………………….. Tabel 2.7 Indikator dan Sararan Ekonomi Kreatif yang harus dicapai Kemenparekraf Tabel 4.1 Data Kelompok Barongan di setiap kecamatan Kabupaten Blora Tahun 2022…………………………………………………………………….. Tabel 4.2. Data Pengrajin Barongan Kabupaten Blora……………………… Tabel 4.3 Data Pelaku Batik Kabupaten Blora Tahun 2022 Tabel 4.4. Data Tenaga Kerja Investasi dan Kapasitas Produksi Batik Tahun 2022 7 8 9 10 14 42 56 71 77 94 97
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 1 1.1. LATAR BELAKANG Sejalan dengan Undang-Undang No 24 Tahun 2019 Tentang Ekonomi Kreatif yang mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan/atau teknologi. Dimana Masyarakat Kabupaten Blora secara historis juga telah menunjukan kemampuannya dan produktifitasnya dalam menciptakan produk-produk ekonomi kreatif yang hingga saat ini masih dapat dinikmati. Secara historis pengembangan sektor ekonomi kreatif di Kabupaten Blora dikembangkan secara kultural dan berbasis kerakyatan mulai dari sub sektor kuliner (sate, soto kletuk, kopi santan, es godhong jati dan lainnya), seni pertunjukan (barongan, wayang krucil, tayub dan ketoprak), kriya (mebel jati, batik), dan berbagai produk ekonomi kreatif lainnya. Beberapa produk ekonomi kreatif tersebut telah membranding Kabupaten Blora hingga mengundang wisatawan domestik untuk datang. Blora sering dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan Kota Kriya Kayu Jati, Kota Barongan. Di sub sektor penerbitan Blora juga merupakan Kota Kelahiran Sastrawan Pramoedya Ananta Toer yang telah menghasilkan banyak buku seperti Novel Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca telah diterbitkan dalam berbagai bahasa dan belahan dunia. Bahkan, kumpulan karya yang dikenal sebagai Tetralogi Buru itu telah diakui sebagai salah satu novel paling berambisi dalam kesusastraan dunia pasca perang. Talenta Sastrawan Pramoedya Ananta Toer begitu luar biasa dalam berpikir dan mencipta. Hal yang menarik dari pengembangan ekonomi kreatif yang di picu dari kreatifitas masyarakat yang dikonsumsi melalui pendekatan budaya memperlihatkan bagaimana masyarakat lokal mampu menciptakan lapangan BAB I PENDAHULUAN
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 2 kerja sehingga memperoleh penghasilan dan dapat mensejahterakan kehidupan mereka. Dengan demikian dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang berkualitas (inklusif) karena aktifitas ekonomi dikerjakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah tersebut yang langsung dikonsumsi oleh masyarakat lokal (hyperlocal) dan lebih baik jika didistribusikan dan dikonsumsi luar daerah (ekspor). Apalagi jika produk kreatif lokal tersebut dapat dikonsumsi secara berkelanjutan sehingga dapat mendorong efek berganda (multiplier effect/domino effect) yang mendorong bagi sub sektor ekonomi kreatif lain seperti kuliner, fasyen, musik dan sektorsektor ekonomi lainnya untuk tumbuh seperti sektor pariwisata, transportasi, infrastruktur, pertanian, perdagangan dan lainnya. Atas hal tersebut pemerintah Kabupaten Blora memandang perlu melakukan kajian penelitian potensi ekonomi lokal yang berbasis kerakyatan dengan pola konsumsi melalui pendekatan budaya sebagi bentuk transformasi ekonomi melalui studi kasus 2 (dua) subyek sasaran penelitian produk ekonomi kreatif yang berupa jasa atau barang tak berwujud (intangible asset) yaitu Seni barongan dan barang fisik (tangible asset) berupa kain batik. Dua sub sektor ekonomi kreatif dipilih untuk menggambarkan bagaimana potensi produk ekonomi kreatif lokal di Kabupaten Blora mampu menghidupkan perekonomian secara mikro sebagai suatu mata pencaharian kehidupan masyarakat yang berdampak ekonomi makro Kabupaten Blora yang dapat memberikan kontribusi terhadap indikator utama pembangunan daerah seperti pertumbuhan ekonomi, mengurangi tingkat pengangguran terbuka, menurunkan tingkat kemiskinan dan indeks pembangunan gender yang dapat mendukung pencapain target RPJMD 2021-2026 Kabupaten Blora. 1.2. DASAR REGULASI a. Undang-Undang No 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan. b. Undang-Undang No 24 Tahun 2019 Tentang Ekonomi Kreatif. c. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No 5 Tahun 2021 Tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif.
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 3 1.3. MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN 1.3.1 Maksud Kegitan penelitian ini bermaksud untuk mengidentikasi potensi ekonomi kreatif lokal berbasis kerakyatan baik secara mikro dan makro ekonomi yang dihasilkan dari seni pertunjukan barongan dan kriya batik di Kabupaten Blora. 1.3.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagi pemerintah Kabupaten Blora tentang potensi ekonomi kreatif kerakyatan secara mikro dan makro dari seni barongan dan batik di tingkat lokal yang di pasarkan melalui pendekatan budaya. Sehingga dapat diketahui potensi mikro ekonominya secara kuantitatif dengan menghitung nilai tambah yang dihasilkan. Selain potensi makro itu juga melalui pendekatan secara kualitatif untuk mengetahui dampak (outcome) yang dihasilkan dari aktiftas ekonomi tersebut untuk mendukung pencapaian indikator kinerja utama pembangunan daerah seperti pendapatan per kapita, penurunan tingkat pengangguran terbuka melalui penyerapan tenaga kerja, indeks pembangunan gender penyerapan tenaga kerja bagi kaum perempuan, yang selaras dengan pencapaian target indikator kinerja RPJMD 2021- 2026 di Kabupaten Blora. 1.3.3. Sasaran Sasaran dari kajian ini adalah tersusunnya dokumen kajian Potensi Ekonomi Lokal Seni Barongan dan Batik di Kabupaten Blora. 1.4. RUANG LINGKUP 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Lokasi pekerjaan penelitian dalam Penyusunan Kajian Penelitian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Barongan dan Batik di wiliayah Kabupaten Blora.
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 4 1.4.2 Ruang Lingkup Substansi a. Memberikan pemahaman dampak aktifitas ekonomi kreatif lokal berbasis kerakyatan dikembangkan melalui pendekatan budaya di Kabupaten Blora. b. Memberikan gambaran dan pemahaman model percontohan potensi pengembangan ekonomi kreatif di tingkat lokal berpengaruh secara mikro peningkatan pendapatan masyarakat yang meningkatkan daya beli sehingga berdampak pada kondisi makro suatu daerah yaitu penurunan tingkat pengguran terbuka, menurunkan angka kemiskinan, indeks pembangunan gender dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. c. Memberikan gambaran kebijakan afirmasi yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah secara holistik dan integratif dalam menumbuhkan kembangkan potensi ekonomi lokal yang dapat mensejahterakan masyarakat.
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 5 2.1 Aspek Geografis Kabupaten Blora terletak di bagian timur Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah sebesar 1.955,8219 km2 atau 195.582.19 hektar (6,01 % dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah). Secara geografis, Kabupaten Blora berada di antara 111º16’ s.d. 111º338’ Bujur Timur dan 6º528’ s.d. 7º248’ Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Blora berbatasan dengan Kabupaten Grobogan di sisi barat, Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang di sisi utara, Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur di sisi timur, dan Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur di sisi selatan. Gambar 2.1 Peta Kabupaten Blora BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLORA, KAJIAN TEORI DAN KEBIJAKAN
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 6 2.2. Aspek Demografis Penduduk merupakan potensi sumber daya manusia untuk menghasilkan barang dan jasa, di sisi lain penduduk lokal juga membutuhkan barang-barang untuk dikonsumsi untuk menunjang kehidupannya baik kebutuhan primer, sekunder dan tersier sehingga mendorong mekanime pasar di tingkat lokal (hyper local). Namun dampak dari jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tidak terkendali, dan persebaran penduduk yang tidak seimbang ditambah dengan daya dukung alam dan lingkungan yang terbatas, akan menimbulkan masalah dan beban bagi suatu daerah. Kuantitas dan kualitas sumber daya alam akan mengalami penurunan yang cepat jika angka pertumbuhan penduduk terus meningkat. Oleh karena itu harus dilakukan pengendalian jumlah penduduk agar selaras dengan daya dukung lingkungan. Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu fertilitas (tingkat kelahiran), mortalitas (tingkat kematian) dan migrasi (perpindahan). Jumlah penduduk Kabupaten Blora pada Tahun 2022 tercatat sebesar 888.224 jiwa, mengalami pertumbuhan sebesar 0,25 % atau bertambah 13.172 jiwa bila dibandingkan dengan tahun 2019. Perkembangan Jumlah penduduk di Kabupaten Blora dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut :
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 7 Tabel 2.1. Jumlah Sebaran Penduduk di setiap Kecamatan Tahun 2022 di Kabupaten Blora. Jumlah penduduk Kabupaten Blora pada Tahun 2020 jika dikategorikan menurut kelompok umur relatif merata pada setiap kelompok umur, dan mengalami penurunan pada kelompok umur 60-64 sampai dengan 75 tahun ke atas. Dari data tersebut dapat dilihat sebaran penduduk Kabupaten Blora didominasi penduduk usia produktif (15-64 tahun). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini:
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 8 Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kabupaten Blora Tahun 2022 Sumber : Blora Dalam Angka 2023 Berdasarkan data diatas maka angka rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk Kabupaten Blora sebesar 40,26 %, itu artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 40 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Bonus demografi terjadi sekali dalam sejara suatu bangsa dan untuk itu harus dimaksimalkan potensinya. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi atau yang di sebut era penduduk menua (aging population). Dilihat dari data diatas
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 9 Kabupaten Blora telah memasuki era Bonus demografi yang bisa dijadikan peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Blora melalui pengelolaan dan peningkatan sumber daya manusia terutama pada usia produktif dan menciptakan lapangan kerja baru dengan mendorong kewirausahaan yang mampu menciptakan nilai tambah melalui peningkatan UMKM dan IKM di sektor ekonomi kreatif, yang menciptakan investasi dan permodalan. Tabel 2.3. Jumlah Angkatan Kerja Tahun 2022 di Kabupaten Blora 2.3 Produk Domestik Bruto Kabupaten Blora Dilihat dari distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) berdasarkan lapangan usaha, terlihat bahwa seni pertunjukan Barongan masuk pada sektor jasa lainnya berkontibusi terhadap PDRB ADHK pada sektor Jasa Lainnya sebesar 1,96 % di Tahun 2022 dengan Kode KBLI 90001 Aktivitas Seni Pertunjukan atau 90002 untuk Aktivitas Pekerja Seniitupun masih bercampur dengan sektor jasa lainnya. dan kriya Batik masuk kategori Industri Batik dengan Kode KBLI 13134 kontribusi terbesar 9,79 % ersama jenis inistri pengolahn lainnya seperti industri terhadap PDRB pad sektoadalah distribusi PDRB ADHK di Kabupaten Blora Tahun 2016-2020 dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut.
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 10 Tabel 2.4. Distribusi PDRB ADHK menurut lapangan usaha di Kabupaten Blora Tahun 2018-2022
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 11 2.4. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora dalam kurun waktu tahun 2016- 2019 cenderung menurun dari sebesar 23,53% pada tahun 2016 menjadi 4,05 pada tahun 2019. Sedangkan pada Tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora mengalami kontraksi menjadi -4,66%. Sejalan dengan Kabupaten Blora, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 juga mengalami penurunan menjadi –2,65%. Hal ini dikarenakan terjadinya bencana non alam wabah virus corona yang juga melanda Indonesia bahkan dunia. Pandemi Covid-19 berpengaruh besar pada sektor kesehatan, sosial dan ekonomi. Melemahnya perekonomian penyebab utamanya adalah lemahnya tingkat konsumsi masyarakat dan aktivitas investasi sebagai akibat kebijakan pembatasan sosial untuk mengatasi penyebaran Covid-19.
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 12 Gambar 2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Blora 2018-2022 2.5 Kemiskinan Kondisi kemiskinan Kabupaten Blora Tahun 2018-2022 mengalami penurunan rata-rata 0,78% pertahun dikarenakan intervensi pemerintah baik pusat dan daerah dalam memberikan kesejahteraan kepada masyarakat guna penurunan kemiskinan cukup berhasil, akan tetapi periode Tahun 2020 persentase kemiskinan Kabupaten Blora mengalami kenaikan 0,64%. Meningkatnya persentase penduduk miskin pada 2020 disebabkan meningkatnya jumlah penduduk miskin secara absolut menjadi 103,73 ribu jiwa. Peningkatan tersebut dapat dipicu oleh berbagai hal, misalnya meningkatnya harga-harga bahan pokok, harga bbm, serta dipicu adanya awal pandemi Covid-19 yang terjadi pada Maret 2020. Data selengkapnya seperti terlihat pada gambar berikut :
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 13 Sumber : Blora Dalam Angka 2023 Gambar 2.3 Tingkat Kemiskinan Kabupaten Blora 2018-2022 Kemiskinan Kabupaten Blora Tahun 2022 dibanding dengan Kabupaten Lain di Jawa Tengah dan Nasional berada pada urutan 23, dengan rata-rata penurunan kenierja penduduk miskin 2018-2022 sebesar 0,30 %. (Sumber BPS Jawa Tengah 2022) 2.6. Konsumsi Rumah Tangga perkapita Konsumsi Rumah Tangga menjadi salah satu ukuran kesejahteraan masyarakat. Secara teori peningkatan konsumsi rumah tangga dipacu oleh adanya pertambahan penduduk, peningkatan pendapatan masyarakat maupun perubahan pola konsumsi masyarakat. Peningkatan permintaan atau konsumsi merupakan pangsa pasar yang dapat menggerakan roda perekonomian dapat berjalan lebih cepat dan akan menggerakan sektor sektor usaha lainnya untuk memenuhi permintaan tersebut. Namun perlu diwaspadai bahwa tingginya tingkat konsumsi biasanya akan dibarengi dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah, terutama barang dan jasa yang tidak bisa diproduksi oleh wilayah lokal. Akibat tingginya barang dari luar daerah maka secara teori akan menurunkan angka PDRB. Jika diperhatikan pada tabel 2.4 di bawah masyarakat di Kabupaten Blora di untungkan dengan keberadaan masyarakat kelas menengah atas (upper middle income) cukup besar prosentasenya sebesar 81,59 dapat mendongkrak
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 14 pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Blora dengan mengkonsumsi produk-produk lokal yang di hasilkan masyarakat di tingkat lokal. Tabel 2.5 Rata-Rata Pengeluaran per kapita Kabupaten Blora Tahun 2021 dan 2022. Total Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga berlaku di Kabupaten Blora pada tahun 2019 sebesar 16.894.337 rupiah mengalami kenaikan pada tahun 2020 sebesar 16.906.330. Fluktuasi pengeluaran konsumsi rumah tangga ini biasanya dipengaruhi oleh tingkat harga (inflasi) dan pendapatan rumah tangga. Bila dilihat dari pembentuknya komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga dapat dikelompokan menjadi dua, konsumsi makanan dan konsumsi non makanan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan total penjumlahan dari seluruh konsumsi masyarakat di suatu wilayah, jika dibagi dengan jumlah penduduk akan merupakan konsumsi rata-rata perkapita.
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 15 Gambar 2.4 Komposisi Konsumsi Rumah Tangga Kabupaten Blora 2022 Pengeluaran rata-rata per kapita masyarakat Kabupaten Blora sebesar Rp. 1.013.199 dengan komposisi Rp. 562.948 atau sebesar 56 % terbelanjakan untuk kebutuhan pangan dan Rp. 450.251 atau sebesar 44 % untuk kebutuhan non pangan. 2.7 Kebijakan Transformasi Ekonomi Kebijakan transformasi ekonomi di daerah sebaiknya juga selaras dengan nasional yaitu transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diimplementasikan dalam 5 (lima) agenda pembangunan, yakni: 1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan. Pembangunan ekonomi akan dipacu untuk tumbuh lebih tinggi, inklusif dan berdaya saing melalui:
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 16 i. Pengelolaan sumber daya ekonomi yang mencakup pemenuhan pangan dan pertanian serta pengelolaan kemaritiman, kelautan dan perikanan, sumber daya air, sumber daya energi, serta kehutanan; dan ii. Akselerasi peningkatan nilai tambah pertanian dan perikanan, kemaritiman, energi, industri, pariwisata, serta ekonomi kreatif dan digital 2. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan Pengembangan wilayah yang mampu menciptakan berkelanjutan dan inklusif melalui: i. Pengembangan sektor/komoditas/kegiatan unggulan daerah; ii. Penyebaran pusat-pusat pertumbuhan ke wilayah yang belum berkembang; iii. Penguatan kemampuan SDM dan IPTEK berbasis keunggulan wilayah; iv. Peningkatan infrastruktur dan pelayanan dasar secara merata; dan v. Peningkatan daya dukung lingkungan serta ketahanan bencana dan perubahan iklim. 3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing Peningkatan kualitas dan daya saing SDM yaitu manusia yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter, melalui: i. Pengendalian penduduk dan penguatan tata kelola kependudukan; ii. Penguatan pelaksanaan perlindungan sosial; iii. Peningkatan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta; iv. Peningkatan pemerataan layanan pendidikan berkualitas; v. Peningkatan kualitas anak, perempuan, dan pemuda; vi. Pengentasan kemiskinan; dan vii. Peningkatan produktivitas dan daya saing. 4. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan dilaksanakan secara terpadu melalui: i.Revolusi mental dan pembinaan ideology Pancasila;
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 17 ii. Pemajuan dan pelestarian kebudayaan; iii. Moderasi beragama; dan iv. Penguatan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas. 5. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar Penguatan infrastruktur tersebut dilakukan melalui: i. Pembangunan infrastruktur pelayanan dasar; ii. Pembangunan konektivitas multimoda untuk mendukung pertumbuhan ekonomi; iii. Pembangunan infrastruktur perkotaan; iv. Pembangunan energi dan ketenagalistrikan; dan v. Pembangunan dan pemanfaatan infrastruktur TIK untuk transformasi digital. Dari hasil rangkuman transformasi ekonomi nasional diharapakan di daerah termasuk juga Kabupaten Blora yang sesuai tujuan kajian ini di susun adalah agar pembangunan di arahkan pada penguatan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan melalui ekonomi kreatif. Sedangkan Prasyarat untuk bisa mencapai hal tersebut membutuhkan : 1. Pengembangan wilayah untuk menjamin kesenjangan dan pemerataan melalui pengembangan sektor komoditas unggulan daerah. 2. Penyebaran pusat-pusat pertumbuhan ke wilayah yang belum berkembang. 3. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing peningkatan produktifitas dan saya saing. 4. Membangun revolusi mental dan pembangunan kebudayaan melalui pemajuan dan pelestarian budaya serta penguatan budaya inovasi, literasi dan kreativitas melalui model percontohan seni barongan dan batik Blora. Rangkuman tersebut juga di relasikan dapat memberikan solusi permasalahan isu-isu Strategis yang tercantum dalam RPJPD Kabupaten Blora tahun 2005-2025 meliputi: a. Jumlah penduduk miskin serta pengangguran yang cukup besar apabila tidak segera diatasi bisa mengganggu suasana aman, tentram dan damai
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 18 karena bisa memunculkan banyak penyakit masyarakat yang bisa menimbulkan gangguan kamtibmas di masyarakat. b. Aksesibilitas, pemerataan dan peningkatkan mutu pelayanan di bidang pendidikan yang masih rendah. c. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai masalah kesehatan. d. Pengaruh dan dampak negatif globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, akses informasi yang semakin mudah dan tanpa batas semakin mempertipis nilai-nilai moral, budaya dan agama serta nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki masyarakat. e. Minimnya lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi yang belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. f. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung pengembangan perekonomian, antara lain pasar-pasar tradisional, pasar-pasar desa yang berdampak pada keterbatasan dan kelemahan untuk mamasarkan potensi ekonomi daerah. g. Kesadaran akan pentingnya kreativitas dan inovasi masyarakat di bidang iptek perlu ditingkatkan h. Kelayakan infrastruktur jalan dan jembatan dan ketersediaan sarana transportasi yang efektif dan efisien guna mendukung mobilitas penduduk dan pemasaran produk. i. Upaya peningkatan pelayanan publik yang prima dengan berasas pada norma-norma tata pemerintahan yang baik, dan transparansi. 2.8 Pengertian & Filosofis Ekonomi Kreatif Secara legal formal definisi Ekonomi Kreatif adalah perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan/atau teknologi (UU No 24 Tahun 2019). Perpaduan antara kreativitas, teknologi dan ilmu pengetahuan diharapkan mampu mentransformasikan orientasi ekonomi Indonesia yang secara keseluruhan saat ini masih mengandalkan komoditas dan industri manufacturing dari investasi luar
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 19 negeri, dari ekonomi pertanian menuju ekonomi yang berbasis kekayaan intelektual yang bersumber dari ilmu pengetahuan (knowledge based economy) dan mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi. Karena dengan nilai tambah yang tinggi dampaknya sangat luar biasa yaitu bisa meningkatkan pendapatan per kapita dari lower middle menuju upper middle class (pendapatan kelas menengah atas), mengurangi pengangguran, mendorong pertumbuhan ekonomi dan menempatkan Indonesia dari negara berkembang menjadi nagara maju di Tahun 2045. Kreativitas saat ini merupakan modal untuk menghadapi tantangan global. Kreativitas memiliki ciri khas kebaruan dan nilai tambah sendiri sehingga dapat menciptakan “pasar”nya sendiri, faktanya dapat memberikan pemasukan ekonomis dan menyerap tenaga kerja. Pada saat ini dunia telah memasuki era industri ekonomi kreatif, beberapa negara-negara maju telah menyadari bahwa harus mengandalkan sumber daya manusia (SDM) yang kreatif. Inti dari ekonomi kreatif adalah kreativitas dari sumber daya manusia yang terus dapat diperbaharui, untuk itu diperlukan SDM yang berkualitas yang didukung pengetahuan (knowledge based economy) dan terpapar kemajuan inovasi teknologi. Namun untuk menggali kreativitas yang menimbulkan dampak ekonomi membutuhkan ruang atau wadah sebagai tempat penggalian ide, berkarya sekaligus aktualisasi diri. Kreatifitas untuk menciptakan hal-hal yang baru merupakan unsur vital dalam ekonomi kreatif. Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008) merumuskan ekonomi kreatif sebagai upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya terbarukan. UNDP (2008) merumuskan bahwa ekonomi kreatif merupakan bagian yang integratif dari pengetahuan yang bersifat inovatif, pemanfaatan teknologi secara kreatif, dan budaya. Alur penciptaan karya manusia dapat berupa barang dan jasa yang digagas melalui proses berpikir yang kreatif untuk memunculkan gagasan baru/novelty dan orisinal. Dari gagasan tersebut diwujudkan dalam bentuk purwa rupa/prototype yang dikenal dengan invensi. Selanjutnya jika produk diterima pasar maka menjadi
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 20 produk yang inovatif, jadi kreatif harus memiliki relasi agar menjadi inovatif supaya bisa memberikan dampak secara ekonomi bagi penciptanya dan lingkungan sekitarnya. Aset pelaku kreatif mampu menimbulkan multiplier effect bagi sumber daya di sekitarnya. Ekonomi kreatif menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya yang tidak terbatas yaitu kreativitas untuk menciptakan nilai tambah (Lestariningsih et al., 2019). Menurut UNCTAD ekonomi kreatif merupakan hasil interaksi dari kreativitas, warisan, teknologi, dan ekonomi. Ekonomi kreatif pada awalnya berkembang melalui inovasi yang hanya dimanfaatkan sebagai budaya setempat saja (Moore, 2014). Ekonomi kreatif berkontribusi terhadap peningkatan lapangan kerja dan menciptakan multiplier effect tenaga kerja. Hal ini disebabkan peningkatan permintaan output produksi akan meningkatkan pemakaian jumlah tenaga kerja. Kontribusi ekonomi kreatif menciptakan multiplier effect mendorong perluasan industri lokal dan dapat menjadi daya tarik bagi investasi dari luar. Kemampuan pemasaran yang baik dan stabil mendorong investor tertarik untuk menanamkan modalnya. Terdapat 5 aktor yang dapat berperan dalam mengembangkan ekonomi kreatif diantaranya adalah akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media atau lebih dikenal sebagai A-B-C-G-M (Academic, Busness, Community, Government, Media). Faktor kunci pengembangan ekonomi kreatif menurut John Howkins terdapat beberapa faktor utama yang dapat digunakan untuk mengembangkan ekonomi kreatif diantaranya adalah : a. Kebebasan berbicara dan berekspresi. b. Termasuk tingkat dan jenis sensor yang diberlakukan pemerintah, tingkat pendidikan masyarakat. c. Budaya kolaborasi dari para pelaku termasuk kolaborasi lintas bidang, wawasan manajemen dan kewirausahaan dari para pelaku. d. Geliat kota termasuk bagaimana kota diberlakukan sebagai pusat budaya dan seni, akses internet yang memadai.
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 21 Alasan mengapa ekonomi kreatif perlu dikembangkan di Indonesia diantaranya adalah (Mari Eka Pangestu) tentunya juga berlaku di Kabupaten Blora dikarenakan: a. Memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan b. Menciptakan iklim bisnis yang positif c. Membangun citra dan identitas suatu daerah d. Berbasis kepada sumber daya yang terbarukan e. Menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif dan daya saing suatu daerah f. Memberikan dampak sosial yang positif. 2.9 Sub-sektor Ekonomi Kreatif Lingkup kegiatan sektor ekonomi kreatif terdapat 17 sub sektor ekonomi kreatif yaitu ; Gambar 2.5. 17 Sub Sektor Ekonomi Kreatif Jika dilihat dari sub sektor dalam ekonomi kreatif, merupakan sektor ekonomi low entry barrier bisa di lakukan siapa saja yang memiliki ide atau gagasan kreatif untuk menciptakan produk yang baru. Sehingga di tahapan awal yang terpending adalah memproteksi hasil kekayaan inteletual yang memiliki novelty melalui pendaftaran Hak Atas Kekayaan Inteletual (HAKI) apakah berupa merek dagang (brand), hak cipta (aplikasi, musik, film, penerbitan dan lain-lain), paten sederhana (produk mekanik, berbahan kimia, dan elektronik) agar ide
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 22 gagasan tersebut tidak di bajak oleh orang lain. Setelah itu sang kreator dapat mengeksploitasi hasil kreatfitasnya di skala yang lebih besar agar memberikan dampak secara ekonomi dan multiplier effect bagi sumber daya lainnya. Untuk mengedarkan produk kreatif dalam skala besar sebagai contoh di sektor kuliner yang menjadi andalan, maka produk tersebut harus di daftarkan ke lembaga yang memiliki otoritas ijin edar seperti P-IRT (Produki Industri Rumah Tangga), HCCP, BPOM, Halal dan lainnya. Jika produk ekonomi kreatif ingin di ekspor ke lintas negara perlu pendaftaran HKI di tingkat internasional melalui lembaga WIPO (World Intelectual Property Organization). Jika skala kuantitas produk di tingkatkan, ekonomi kreatif bisa bertransformasi menjadi industri kreatif, makanya produk makanan instan seperti Indomie menjadi produk kreatif skala industri yang masif di gemari baik di pasar domestik maupun pasar global. Namun juga ada beberapa konsumen yang masih menyukai produk yang customize dan dikerjakan secara hand made (kerajinan tangan). Hal ini menimbulkan kesan eksklusifitas bagi konsumen karena diproduksi dengan jumlah yang terbatas atau biasa yang di sebut dengan produk premium. Ekonomi kreatif mendorong produktifitas warga di berbagai sektor, berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2015 kontribusi 17 sub sektor pada Produk Domestik Regional Bruto terdistribusi pada sektor industri pengolahan, konstruksi, akomodasi dan penyediaan makan minum, informasi dan komunikasi, real estat, perdagangan besar dan eceran, kesenian hiburan dan rekreasi, aktifitas profesional, ilmiah dan teknis, aktifitas jasa lainnya dan pendidikan. Secara lebih detail penjelasan dari masing-masing subsektor adalah sebagai berikut (Berdasarkan Buku Pedoman SKNPEK, 2018 dan Kemenparekraf) : 1. Pengembang Permainan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki peningkatan yang cukup signifikan terhadap pasar game. Industri dan ekosistem permainan (game) lokal memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam ekonomi kreatif Tanah Air. Kontribusi game untuk ekraf Indonesia pada 2017 adalah
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 23 1,93 persen PDB, dengan 44.733 jumlah tenaga kerja di sub sektor ini. Di tahun yang sama ada 51 pengembang game lokal baru yang dari tahun ke tahun bertambah jumlahnya. Gambar 2.6 Permainan Mobile Legends 2. Arsitektur Arsitektur menurut Cornelis Van de Ven adalah proses penciptaan ruang yang diciptakan dengan cara yang benar dan direncanakan serta dipikirkan. Pembaharuan dalam arsitektur yang terus menerus terjadi adalah karena faktor konsep-konsep ruang yang juga terus berkembang. Wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam mengubuh lingkungan binaan dan ruang, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang. Gambar 2.7 Arsitektur Khas Kabupaten Blora
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 24 Kata kunci definisi arsitektur : a. Wujud : Struktur fisik dan bangunan yang dihasilkan melalui proses perancangan b. Pengetahuan adalah kemampuan, ketrampilan, dan pemahaman mengenai merancang dan membangun struktur fisik dan bangunan. c. Ilmu adalah pengetahuan dalam merancang dan membangun struktur fisik dan bangunan yang disusun secara sistematis dan disepakati sebagai teori melalui penelitian dan eksperimen. d. Teknologi adalah metodologi, alat, dan mesin yang digunakan untuk mengimplementasikan seni, ilmu, dan pengetahuan dalam merancang dan membangun struktur fisik dan bangunan. e. Seni adalah kemampuan dalam merancang dan membangun struktur dan bentuk yang indah. f. Lingkungan binaan adalah gubahan manusia terhadap tempat aktivitas kehidupannya. g. Lingkungan ruang. Pada skala mikro, lingkungan ruang mencakup bagian dalam ruangan (interior), bagian luar ruangan (eksterior), dan lanskap pada area sekeliling ruangan tersebut. 3. Desain Interior Desain interior merupakan kegiatan memecahkan masalah fungsi dan kualitas interior, menyediakan layanan terkait ruang interior untuk meningkatkan kualitas hidup memenuhi aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan publik. Kata kunci dari sub-sektor desain interior: a. Proses pemecahan masalah objektif adalah upaya dalam mengidentifikasi, mengeksplorasi, menganalisis, dan mengambil kesimpulan dari suatu permasalahan dengan tujuan untuk mengambil suatu keputusan.
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 25 b. Manusia dan lingkungan terkait dengan permasalahan yang terjadi dalam pemenuhan kebutuhan manusia dan lingkungan untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang merupakan dasar dari proses desain. c. Kolaborasi ilmu dan kreativitas adalah proses dalam desain yang membutuhkan berbagai bidang ilmu yang terkait, diantaranya adalah psikologi, informatika, arsitektur dan teknik. Gambar 2.8 Desian Interior Ruang rapat PLN Kab Blora 4. Musik Kemenparekraf optimistis menempatkan musik sebagai salah satu sub sektor yang akan dikelola secara lebih maksimal. Meskipun sub sektor musik punya potensi yang sangat besar, beberapa pelaku melihat permasalahan yang harus segera diselesaikan. Salah satu tantangan terbesar pembajakan yang masih marak sehingga menyebabkan perkembangan industri musik di Indonesia terhambat. Pembajakan tentunya menyebabkan turunnya kualitas dan kuantitas produksi, menurunnya apresiasi masyarakat terhadap musik, dan turunnya minat investasi di bidang ini. Kemenparekraf menyediakan fasilitasi untuk para pelaku industri musik. Beberapa fasilitasi yang akan disediakan oleh Kemenparekraf antara lain perlindungan Hak Cipta sehingga bisa mengurangi pembajakan, menginisiasi terbentuknya inkubator-inkubator musik, membuka akses
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 26 permodalan untuk industri musik, membangun ekosistem bisnis musik yang sehat, dan program-program lain. Gambar 2.9 Seni Musik Kentrung Blora Menurut Data Dinas Jumlah Group Musik di Kabupaten Blora di Tiap Kecamatan Tahun 2021 sebagai berikut : Jumlah Group Musik Moderen Kabupaten Blora Tahun 2022 No. Genre Musik Jumlah Group Musik 1. Band Modern 15 2. Marching Band 1 3. Ansmble 74 4. Kerawitan 47 5. Hadroh 22 6. Campur Sari 67 7. Kentrung - Sumber : BPS Blora dalam Angka2023 5. Seni Rupa Indonesia mempunyai potensi terbesar baik secara kualitas, kuantitas, pelaku kreatif, produktivitas, dan potensi pasar seni rupa. Seni rupa Indonesia juga sudah memiliki jaringan yang sangat kuat baik dalam negeri ataupun di luar negeri.Berbagai festival seni rupa diadakan secara rutin, bahkan yang reputasinya diakui secara internasional. Hingga kini sudah
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 27 lebih dari 160 pelaku kreatif seni rupa Indonesia terlibat dalam forum dan acara internasional. Melihat potensi yang sangat besar ini, Kemenparekraf antusias untuk memberikan dukungan sesuai dengan kewenangannya sebagai lembaga pemerintah. Kemenparakraf akan menyediakan berbagai fasilitas seperti pembangunan ruang seni dan budaya, fasilitasi forum dan ajang seni rupa bertaraf internasional, serta mewujudkan supaya Indonesia menjadi pusat seni rupa Asia Tenggara. Dengan memasukkannya ke dalam 17 sub sektor, Kemenparakraf berkomitmen mengelola seni rupa secara lebih serius. Gambar 2.10 Pelukis “Totok” Handal Putra Blora 6. Desain Produk Desain Produk adalah produk yang dihasilkan dari solusi fungsional untuk menjawab kebutuhan atau sebagai alat bantu manusia. Desain Produk sangat luas produk varian yang di hasilkan mulai dari yang produk berbasis teknologi tinggi (pesawat, handphone, computer, mobil dan lain-lain) hingga produk fungsional tanpa teknologi dalam menggunakannya (tongkat tol, kemasan unik, produk kecantikan, peralatan rumah tangga dan lainnya). Dengan populasi penduduk yang didominasi oleh usia produktif, potensi terbentuknya interaksi antara pelaku industri dan pasar pun sangat besar mendorong supply demand kebutuhan akan desain produk yang dihasilkan.
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 28 Ditambah lagi masyarakat dan pasar sekarang memiliki apresiasi terhadap produk yang berkualitas. Sub sektor desain produk juga didukung oleh para pelaku industri yang memiliki desain yang andal. Para desainer produk mampu menggali dan mengangkat kearifan lokal, kekayaan budaya Indonesia yang beraneka ragam, dalam setiap karya-karyanya. Gambar 2.11 Desain Produk Khas Blora Berbahan Kayu Jati Data Pelaku Sub sektor Desain Produk Kabupaten Blora No Desain Produk Jumlah Pelaku Usaha Jumlah Tenaga Kerja Nilai Produksi (Rp.000) 1 Jaring Jala 13 43 148.500 2 Batu Bata Geblok 466 1.282 14.572.800 3 Bata Press 11 29 739.200 4 Genteng 312 545 19.405.200 5 Bataco, Buis Beton dan Paving 164 412 7.236.940 6 Arang Kayu 155 579 6.260.000 7 Bengkel Las & Bubut Besi 213 690 15.477.000 8 Pandai Besi 112 342 6.831.100 9 Batu Bata 174 1.107 10.992.100 10 Genteng Press 154 908 11.114.100 11 Industri Barang dari Semen 56 356 5.890.000 12 Cat Tembok 3 34 495.000 13 Pupuk Organik 4 42 1.244.500 14 Briket Arang 3 52 1.762.400 15 Sandal 6 32 2.560.760 16 Gerabah Tanah 65 95 544.500
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 29 17 Bubut Kayu 65 262 3.468.775 18 Karpet Kayu 5 18 278.000 19 Perabot Rmh Tangga 568 3.650 118.725.200 20 Industri Kreatif Akar Jati 46 205 25.838.000 21 Perabot Rumah Tangga 568 3.650 118.725.200 7. Fashion Suatu gaya hidup dalam berpenampilan yang mencerminkan identitas diri atau kelompok. Kata kunci definisi mode/fashion: a. Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung zaman atau keinginan seseorang yang dapat dilihat dari bahasa, kebiasaan hingga cara berbusana. Mode juga dapat menjadi medium yang digunakan untuk menyatakan sikap dan perasaan dengan memadukan berbagai desain, yang akan menjadi penentu terhadap nilai yang dianut oleh individu atau kelompok tersebut; b. Berpenampilan yaitu bukan lagi hanya suatu hal yang dilihat dalam berbusana, tetapi juga gaya berbusana atau berperilaku yang sekaligus merupakan lambang identitas; c. Identitas diri atau kelompok adalah representasi ciri khas individu atau kelompok yang dapat berkembang menjadi sebuah budaya. Lebih kompleks lagi, mode dapat berperan sebagai strata pembagian kelas, status, pekerjaan, dan kebutuhan terhadap tren yang sedang berlaku.
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 30 Gambar 2.12 Pakaian Jadi berbahan kain Motif Batik Blora 8. Kuliner Kegiatan kuliner mulai dari persiapan, pengolahan, penyajian produk makanan dan minuman yang menjadikan unsur kreativitas, estetika, tradisi, dan/atau kearifan lokal; sebagai elemen terpenting dalam meningkatkan cita rasa dan nilai produk tersebut dan juga dikemas dalam kemasan yang menarik, untuk menarik daya beli dan memberikan pengalaman bagi konsumen. Produk Kuliner terbagi atas beberapa kategori : a. Kuliner siap saji yang langsung dikonsumsi setelah di masak dan ada baiknya harus di lindungi standar keamananya yaitu Sertikat Laik Hiegine Sanitas (SLHS) seperti kuliner soto, sate dan lainya. b. Kuliner dalam Kemasan yang masa kadaluarnya kurang dari 7 hari dengan ijin edar standar kemanan pangan yaitu PIRT. c. Kuliner dalam kemasana dengan ijin edar lebih dari 7 hari karena menggunakan bahan pengawet dengan ijin edar standar keamanan BPOM. Kata kunci definisi kuliner :
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 31 a. Kreativitas yang dimaksud adalah aspek ide baru baik melalui kreasi resep, kreasi cara pengolahan, maupun kreasi cara penyajian yang memberikan nilai tambah pada sebuah makanan dan minuman b. Estetika yang dimaksud adalah aspek tampilan dari sebuah makanan dan minuman dengan meperhatikan unsur keindahan sehingga menjadikan produk kuliner tersebut memiliki nilai lebih dan mampu menggugah selera konsumen untuk menikmatinya; c. Tradisi yang dimaksud adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat yang berkaitan dengan kebiasaan dalam mengolah dan mengonsumsi makanan dan minuman. d. Kearifan Lokal. Kearifan lokal yang dimaksud adalah identitas suatu daerah berupa kebenaran yang telah tertanam dalam suatu daerah. Gambar 2.13 Kuliner Siap Saji Khas Blora Untuk kuliner siap saji yang menjajakan makanan tradisional khas Blora jumlah restoran/warung makan dari Data Blora dalam angka 2023 menurut BPS di tahun 2022 sejumlah 116 warung makan/restoran dengan mayoritas tersebar di Blora kota sejumlah 52 dan Cepu 14. Industri Rumah Tangga, Kecil dan Menengah sub sektor Kuliner Kab. Blora Tahun 2021 No Sub Sektor Jumlah Perusahaan Jumlah tenaga Kerja Nilai Produksi (Rp.000) Kuliner IRT
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 32 1 Roti dan Kue 369 862 35.959.250 2 Mie Basah 12 25 490.525 3 Jasa Penggilingan Daging 13 22 750.250 4 Jasa Penggilingan Tepung 13 22 2.150.240 5 Pengolahan Kopi 14 39 13.127.500 6 Kecap 5 25 1.525.000 7 Jamur Crispy 6 17 395.000 8 Pengasapan Ikan 16 37 797.500 9 Tempe 1.233 2.397 55.353.608 10 Tahu 189 607 25.332.025 11 Keripik Tempe 87 243 65.382.205 12 Marning/Emping 63 226 2.918.300 13 Ceriping Pisang 56 57 700.800 14 Ceriping Ketela 161 287 3.039.600 15 Kerupuk dan sejenis 1.428 2291 78.710.678 16 Gula Tumbu 11 41 1.835.350 17 Wingko 14 42 940.500 18 Kacang Open 56 145 2.368.875 19 Kacang Mete 10 27 133.650 20 Emping Melinjo 14 28 95.100 21 Telur Asin 39 45 365.000 22 Sirup dan Sari Buah 28 136 2.336.500 23 Tape Ketela 68 145 1. 811 568 24 Es Lilin 43 97 466.400 25 Susu Kedelai 7 25 891.000 Kuliner Industri Kecil 26 Kerupuk Terung 31 261 9.343.750 27 Kacang Telur 6 20 952.000 28 Mie 2 10 973.400 29 Sari Buah/Temulawak 5 35 2.062.500 30 Es Batu 1 19 680.690 31 Tepung Tapioka 7 50 56.000 32 Kuliner Industri Besar 33 Ragi Tape 1 27 935.000 34 Tahu 1 23 2.350.000 9. Film, animasi, video Film merupakan karya seni gambar bergerak yang memuat berbagai ide atau gagasan dalam bentuk audio visual, serta dalam proses pembuatannya menggunakan kaidah-kaidah sinematografi. Kata kunci definisi perfilman:
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 33 a. Karya seni adalah objek yang merupakan hasil dari ekspresi seorang pencipta melalui kegiatan berkesenian; b. Gambar bergerak adalah serangkaian gambar yang berurutan lalu diproyeksikan dengan kecepatan tinggi sehingga menghasilkan ilusi gerak; c. Ide atau gagasan adalah konsep mengenai sesuatu yang dapat disampaikan. Gambar 2.14 Film Pendek “Sedikit” Karya Putra Blora yang dapat penghargaan Awarding Night Anti-Corruption Film Festival (ACFFEST) 2020 Animasi merupakan tampilan frame ke frame dalam urutan waktu untuk menciptakan ilusi gerakan yang berkelanjutan sehingga tampilan terlihat seolah-olah hidup atau mempunyai nyawa.Kata kunci definisi animasi: a. Frame ke frame adalah pembacaan sequence animasi berdasarkan satu gambar ke gambar lainnya sehingga gambar yang ada terlihat seolah-olah bergerak; b. Waktu yang dimaksudkan bahwa animasi merupakan objek yang mempunyai durasi tertentu dalam penayangannya sehingga dalam menonton atau menikmatinya diperlukan waktu khusus sesuai durasi dari film animasi tersebut;
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 34 c. Ilusi gerakan adalah gambar yang tampil dan terlihat seolah-olah bergerak oleh mata kita. Gambar tersebut sebenarnya banyak dan tampil berurutan dalam waktu tertentu (frame rate); d. Mempunyai nyawa adalah penggambaran sifat-sifat makhluk hidup yang bernyawa dalam sebuah adegan animasi dengan tingkatan sifat tertentu. Bisa dengan hanya bergerak, berubah bentuk, berperasaan, berekspresi, atau sifat makhluk hidup bernyawa lainnya. Video merupakan sebuah aktivitas kreatif, berupa eksplorasi dan inovasi dalam cara merekam (capture) atau membuat gambar bergerak, yang ditampilkan melalui media presentasi, yang mampu memberikan karya gambar bergerak alternatif yang berdaya saing, dan memberikan nilai tambah budaya, sosial, dan ekonomi. Kata kunci definisi video: a. Aktivitas kreatif adalah kumpulan aktivitas yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi untuk melahirkan gagasan dan konsep baru maupun pembaharuan dari konsep dan gagasan yang sudah ada sebelumnya. b. Eksplorasi dan inovasi adalah aktivitas eksperimental untuk memperoleh hal yang baru dari berbagai situasi permasalahan, serta penemuan hal-hal baru baik dari sesuatu yang sudah ada maupun belum ada sebelumnya untuk diaktualisasikan dalam karya kreatif video; c. Capture adalah proses perekaman gambar bergerak melalui media penyimpanan data seperti pita rekam elektronik, memory card/hardisk, CD/DVD, dan media rekam lainnya; d. Gambar bergerak adalah objek yang dapat direkam maupun ditampilkan secara dinamis, yaitu susunan kumpulan gambar diam yang diolah untuk ditampilkan. Untuk pelaku di sub sektor ini belum ada data yang terekamm secara baik namun dari kanal youtube ada sekitar 25 pelaku yang
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 35 mengembangkan konten video dengan mengangkat tema tentang potensi wisata dan aktifitas warga Kabupaten Blora. 10.Fotografi Sebuah industri yang mendorong penggunaan kreativitas individu dalam memproduksi citra dari suatu objek foto dengan menggunakan perangkat fotografi, termasuk di dalamnya media perekam cahaya, media penyimpan berkas, serta media yang menampilkan informasi untuk menciptakan kesejahteraan dan juga kesempatan kerja.Kata kunci definisi fotografi: a. Kreativitas, dalam hal ini adalah kemampuan mengolah ide untuk menghasilkan karya kreatif, termasuk di dalamnya keterampilan dan bakat; b. Objek foto merupakan benda atau situasi yang ingin direproduksi dalam bentuk gambar atau citra dengan bantuan alat atau media perekam cahaya, atau kamera; c. Media perekam cahaya merupakan media yang sensitif terhadap cahaya sehingga dapat menduplikasi gambar atau citra dari objek foto yang memancarkan cahaya; d. Media penyimpan berkas (informasi) merupakan media atau alat yang menyimpan berkas (dalam hal ini adalah informasi gambar); e. Media yang menampilkan gambar atau citra merupakan media yang memperlihatkan hasil akhir fotografi dari objek foto. 11.Desain Komunikasi Visual Seni menyampaikan pesan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku, persepsi, branding pada target audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, logo, symbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya.
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 36 Gambar 2.15 Desain Logo Kabupaten Blora 12.Televisi dan Radio Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara dan gambar yang disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan. Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara yang disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan. Kata kunci definisi televisi dan radio: a. Proses pengemasan yang dimaksud adalah kegiatan pemrograman informasi atau gagasan yang diajukan sebagai ide agar menjadi konten acara televisi dan radio; b. Gagasan yang dimaksud adalah rancangan yang tersusun di pikiran para pencetus ide kreasi konten acara yang kemudian dapat dituangkan dalam bentuk konsep akhir atau naskah; c. Informasi yang dimaksud merupakan penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita terkait suatu kejadian yang nantinya akan dikemas menjadi suatu konten acara yang sifatnya informatif; d. Berkualitas dalam hal ini merupakan konten acara yang memiliki standar estetika dan teknis yang baik dengan konten yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku, baik sebagai sumber informasi, hiburan, pendidikan, serta unsur persuasi, sehingga dapat memberikan hiburan,
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 37 pengetahuan, ataupun dampak sosial dan budaya yang positif bagi masyarakat. Gambar 2.16 Profil Radio Blora 13.Kriya Bagian dari seni rupa terapan yang merupakan titik temu antara seni dan desain yang bersumber dari warisan tradisi atau ide kontemporer yang hasilnya dapat berupa karya seni, produk fungsional, benda hias dan dekoratif, serta dapat dikelompokkan berdasarkan hasil karya ketrampilan tangan dengan material dan eksplorasi alat teknik yang digunakan, dan juga tematik produknya. Kata kunci definisi kerajinan/kriya: a. Seni rupa terapan adalah berupa bentuk gabungan dari berbagai aspek yang melingkupi seni, desain, dan kerajinan (kriya); b. Warisan tradisi adalah sesuatu yang yang diteruskan dari generasi ke generasi; c. Kontemporer adalah memiliki nilai kekinian dan adanya pengaruh modernisasi; d. Dekoratif dan estektik adalah memiliki efek dekorasi dan estektik ; e. Material dan eksplorasi alat teknik adalah bahan baku yang digunakan serta teknik produksi dari bahan baku yang digunakan tersebut, misalnya: kain, ukiran kayu; pahat logam; anyaman bambu, eceng gondok dan lainnya;
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 38 f. Tematik produk, misalnya: Kain Batik, perhiasan, furniture, tekstil, produk dekorasi interior, table ware, dan sebagainya. Gambar 2.17. Kriya Batik Blora Menurut Disperinnaker data pelaku Kriya di tahun 2021 di luar kriya batik karena akan di bahas secara khusus sebagai berikut : No Bentuk Produk Kriya Jumlah Pelaku Usaha Tenaga Kerja Nilai Produk/Th (Rp.000) 1 Kerajinan Barongan 12 26 436.000 2 Gerabah Tanah 65 95 544.500 3 Bubut Kayu 65 262 3.468.775 4 Karpet Kayu 5 18 278.000 5 Ukir-Ukiran Kayu 143 442 18.556.742 6 Anyaman Bambu 2.247 4.157 11.778.980 7 Anyaman Pandan 45 95 145.530 8 Tas Imitasi 2 8 425.000 9 Keset Kain Perca 26 47 255.700 14.Periklanan Bentuk komunikasi melalui media tentang produk dan/atau merek kepada khalayak sasarannya agar memberikan tanggapan sesuai tujuan pemrakarsa. Kata kunci definisi periklanan: a. Konten komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh pihak pengirim (sender) kepada target penerima pesan (receiver) yang dimaksudkan untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 39 perilaku, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik yang bersifat personal maupun nonpersonal ataupun satu arah dan dua arah; b. Media merupakan alat untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima baik secara langsung maupun tidak langsung, meliputi: media cetak, media elektronik, dan media digital; c. Produk merupakan segala sesuatu yang diiklankan, meliputi barang, jasa, ide, peristiwa, fasilitas, atau orang; d. Merek adalah tanda yang dapat berupa gambar, nama, kata, hurufhuruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan dan jasa; e. Pemrakarsa adalah pihak yang ingin menyampaikan sesuatu kepada penerima pesan, meliputi: perusahaan, pemerintah, individu, lembaga nirlaba, dan lembaga-lembaga lainnya. 15.Seni Pertunjukan Cabang kesenian yang melibatkan perancang, pekerja teknis dan penampil (performers), yang mengolah, mewujudkan dan menyampaikan suatu gagasan kepada penonton (audiences); baik dalam bentuk lisan, musik, tata rupa, ekspresi dan gerakan tubuh, atau tarian; yang terjadi secara langsung (live) di dalam ruang dan waktu yang sama, di sini dan kini (hic et nunc). Kata kunci definisi seni pertunjukan: a. Gagasan adalah struktur pemikiran yang berasal dari perumusan atau perenungan tentang sesuatu yang dapat dituangkan atau memandu pengolahan serta pembentukan suatu wujud atau pementasan karya seni pertunjukan; b. Perancang adalah pelaku seni yang menggagas dan merancang konsep awal dan kerangka penciptaan seni pertunjukan; c. Penampil adalah pelaku seni yang mewujudkan gagasan pertunjukan dalam bentuk-bentuk yang dapat disaksikan (didengar dan ditonton) oleh pemirsa dalam pementasan karya seni pertunjukan;
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 40 d. Pekerja teknis adalah pekerja seni yang mewujudkan rancangan pertunjukan yang bersifat teknis dalam sebuah produksi seni pertunjukan; e. Penonton adalah orang yang secara sadar dan aktif datang menyaksikan suatu karya seni pertunjukan; f. Langsung (live) adalah keadaan dimana peristiwa pergelaran pertunjukan. g. Berlangsung di dalam ruang dan waktu yang sama di mana penonton dan penampil berada, di sini dan kini (hic et nunc). Gambar 2.18. Pertunjukan Seni Barong Blora Untuk jumlah kelompok seni pertunjukan yang ada menurut Blora dalam Angka 2023 yang diterbitkan BPS tersebar di beberapa kesenian tradisional yaitu Ketoprak ada 21 kelompok, tarian tradisional 12 kelompok, wayang krucil 9 kelompok, tayub 14 kelompok, 16.Penerbitan Suatu usaha atau kegiatan mengelola informasi dan daya imajinasi untuk membuat konten kreatif yang memiliki keunikan tertentu, dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar, dan/atau audio ataupun kombinasinya, diproduksi untuk dikonsumsi publik, melalui media cetak (buku, majalah, bulletin dan lain-lain) ataupun media daring (format pdf) untuk mendapatkan hak ekonomi dan moral melului perlindungan hak cipta. Kata kunci definisi penerbitan:
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 41 a. Konten kreatif adalah suatu informasi yang dikelola melalui proses kreativitas; b. Keunikan adalah karya kreatif yang memiliki kekhususan atau keistimewaan, berbeda dari yang lain; c. Diproduksi untuk konsumsi publik adalah karya kreatif yang langsung memenuhi keperluan hidup masyarakat (produk massal); d. Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi, meliputi media cetak, media daring; e. Nilai, yaitu manfaat yang diperoleh, meliputi nilai ekonomi, nilai sosial, nilai seni. 17. Aplikasi Meningkatnya penetrasi pemanfaatan gawai berbasis teknologi internet dan GPS oleh masyarakat tak lepas dari peran aplikasi yang tertanam di dalamnya. Masyarakat sudah fasih menggunakan berbagai jenis aplikasi digital seperti peta atau navigasi, media sosial, berita, bisnis, musik, penerjemah, permainan dan lain sebagainya. Berbagai aplikasi tersebut didesain supaya mempermudah pengguna dalam melakukan aktivitas sehari-hari untuk menyelesaikan masalah secara tepat (problem solution fit). Maka tak heran jika potensi sub sektor aplikasi dan sangat besar dalam mendigitalisasi aktifitas off line (luring) ke on line (during) dan menjadi peradaban masa depan di era Revolusi Industri 4.0. Di lain pihak, sub sektor ini masih menghadapi berbagai tantangan. Beberapa di antaranya adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM) baik secara kuantitas atau kualitas, sedikitnya minat investor pada industri ini, dan belum adanya kebijakan proteksi yang memihak pada kepentingan developer domestik. Situasi inilah yang menyebabkan ekosistem sub sektor ini belum terbangun secara maksimal, sehingga Kemenparekraf akan berfokus menyelesaikan berbagai tantangan tersebut.
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 42 Gambar 2.19 Aplikasi Karya SMA 1 Blora Masing-masing sub-sektor memiliki cakupan kategori didalamnya. Kategori tersebut dimuat dalam KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia), klasifikasi baku mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia. Berikut merupakan deskripsi dan cakupan kategori sub-sektor ekonomi kreatif menurut KBLI 2020: Tabel 2. 6 KBLI Sub-Sektor Ekonomi Kreatif No Subsektor Ekonomi Kreatif Kategori KBLI Desripsi Kategori KBLI Kode KBLI Deskripsi Kode KBLI 1 ARSITEKTUR M Aktivitas Arsitektur dan keinsinyuran serta analisis dan uji teknis 71101 Aktivitas Arsitektur 71102 Aktivitas Keinsinyuran dan Konsultasi Teknis YBDI 2 DESAIN INTERIOR M Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis 74100 Aktivitas Perancangan Khusus P Pendidikan 85494 Pendidikan teknik swasta 3 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL M Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis 74100 Aktivitas Perancangan Khusus P Pendidikan 85497 Pendidikan teknik swasta 4 DESAIN PRODUK M Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis 74100 Aktivitas Perancangan Khusus N Aktivitas Penyewaan dan ewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya 82920 Aktivitas Pengepakan P Pendidikan 85497 Pendidikan teknik swasta 5 FILM, ANIMASI, VIDEO C Industri Pengolahan 18202 Reproduksi Media Rekaman Film dan Video J Informasi dan Komunikasi 59111 Aktivitas Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Pemerintah
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 43 No Subsektor Ekonomi Kreatif Kategori KBLI Desripsi Kategori KBLI Kode KBLI Deskripsi Kode KBLI 59112 Aktivitas Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Swasta 59121 Aktivitas Pasca Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Pemerintah 59122 Aktivitas Pasca Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Swasta 59131 Aktivitas Distribusi Film, Video dan Program Televisi oleh Pemerintah 59132 Aktivitas Distribusi Film, Video dan Program Televisi oleh Swasta 59140 Aktivitas Pemutaran Film P Pendidikan 85499 Pendidikan lainnya swasta 6 FOTOGRAFI M Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis 74201 Aktivitas Fotografi P Pendidikan 85420 Pendidikan kebudayaan R Kesenian, Hiburan dan rekreasi 90002 Aktivitas Pekerja Seni 90006 Aktivitas Operasional Fasilitas Seni 90009 Aktivitas Hiburan, Seni dan Kreativitas Lainnya 91021 Museum yang dikelola Pemerintah 91022 Museum yang dikelola Swasta 7 KRIYA C Industri Pengolahan 13122 Industri Kain Tenun Ikat 13123 Industri Bulu Tiruan Tenunan 13134 Industri Batik 13911 Industri Kain Rajutan 13912 Industri Kain Sulaman/Bordir 13913 Industri Bulu Tiruan Rajutan 13921 Industri Barang Jadi Tekstil untuk Keperluan Rumah Tangga 13922 Industri Barang Jadi Tekstil Sulaman 13923 Industri Bantal dan Sejenisnya 13924 Industri Barang Jadi Rajutan dan Sulaman 13930 Industri Karpet dan Permadani