The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik di Kabupaten Blora

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by AL EL BAPER (Almari Elektronik Badan Perencanaan), 2024-01-22 19:47:26

EKRAF BARONGAN DAN BATIK 2023

Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik di Kabupaten Blora

Keywords: #batik #barongan #blora

Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 44 No Subsektor Ekonomi Kreatif Kategori KBLI Desripsi Kategori KBLI Kode KBLI Deskripsi Kode KBLI 15129 Industri Barang dari Kulit dan Kulit Buatan untuk Keperluan Lainnya 16291 Industri Barang Anyaman dari Rotan dan Bambu 16292 Industri Barang Anyaman dari Tanaman Bukan Rotan dan Bambu 16293 Industri Kerajinan Ukiran dari Kayu Bukan Mebeller 16294 Industri Alat Dapur dari Kayu, Rotan dan Bambu 16299 Industri Barang dari Kayu, Rotan, Gabus Lainnya YTDL 17022 Industri Kemasan dan Kotak dari Kertas dan Karton 17099 Industri Barang dari Kertas dan Papan Kertas Lainnya YTDL 23121 Industri Perlengkapan dan Peralatan Rumah Tangga dari Kaca 23123 Industri Kemasan dari Kaca 23129 Industri Barang Lainnya dari Kaca 23929 Industri Bahan Bangunan Dari Tanah Liat/Keramik Bukan Batu Bata dan Genteng 23931 Industri Perlengkapan Rumah Tangga dari Porselen 23932 Industri Perlengkapan Rumah Tangga dari Tanah Liat/Keramik 23951 Industri Barang dari Semen 23959 Industri Barang dari Semen, Kapur, Gips dan Asbes Lainnya 23961 Industri Barang dari Marmer dan Granit untuk Keperluan Rumah Tangga dan Pajangan 23963 Industri Barang dari Batu untuk Keperluan Rumah Tangga dan Pajangan


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 45 No Subsektor Ekonomi Kreatif Kategori KBLI Desripsi Kategori KBLI Kode KBLI Deskripsi Kode KBLI 25920 Jasa Industri Untuk Berbagai Pengerjaan Khusus Logam dan Barang dari Logam 25992 Industri Peralatan Dapur dan Peralatan Meja dari Logam 25995 Industri Lampu dari Logam 25999 Industri Barang Logam Lainnya YTDL 31001 Industri Furnitur dari Kayu 31002 Industri Furnitur dari Rotan dan atau Bambu 31003 Industri Furnitur dari Plastik 31004 Industri Furnitur dari Logam 31009 Industri Furnitur Lainnya 32111 Industri Permata 32112 Industri Barang Perhiasan dari Logam Mulia untuk Keperluan Pribaadi 32113 Industri Barang Perhiasan dari Logam Mulian Bukan Untuk Keperluan Pribadi 32115 Industri Perhiasan Mutiara 32119 Industri Barang Lainnya dari Logam Mulia 32120 Industri Perhiasan Imitasi dan Barang Sejenis 32201 Industri Alat Musik Tradisional 32202 Industri Alat Musik Bukan Tradisional 32401 Industri Alat Permainan 32402 Industri Mainan Anak-Anak 32903 Industri Kerajinan YTDL 32909 Industri Pengolahan Lainnya YTDL G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 46411 Perdagangan Besar Tekstil 46414 Perdagangan Besar Barang Lainnya Dari Tekstil 46419 Perdagangan Besar Tekstil, Pakaian dan Alas Kaki Lainnya


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 46 No Subsektor Ekonomi Kreatif Kategori KBLI Desripsi Kategori KBLI Kode KBLI Deskripsi Kode KBLI 46491 Perdagangan Besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga 46496 Perdagangan Besar Alat Musik 46497 Perdagangan Besar Perhiasan dan Jam 46498 Perdagangan Besar Alat Permainan dan Mainan Anakanak 46499 Perdagangan Besar berbagai barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya 47511 Perdagangan Eceran Tekstil 47512 Perdagangan Eceran Perlengkapan Rumah Tangga Dari Tekstil 47530 Perdagangan Eceran Khusus Karpet, Permadani dan Penutup Dinding dan Lantai di Toko 47591 Perdagangan Eceran Furnitur 47594 Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur dari Batu atau Tanah Liat 47595 Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur dari Kayu, Bambu atau Rotan 47596 Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur bukan dari Plastik, Batu, Tanah Liat, Kayu, Bambu atau Rotan 47597 Perdagangan Eceran Alat Musik 47735 Perdagangan Eceran Barang Perhiasan 47781 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari Kayu, Bambu, Rotan, pandan, Rumput dan Sejenisnya


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 47 No Subsektor Ekonomi Kreatif Kategori KBLI Desripsi Kategori KBLI Kode KBLI Deskripsi Kode KBLI 47782 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari Kulit, Tulang, Tanduk, Gading, Bulu dan Binatang/Hewan yang Diawetkan 47783 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari Logam 47784 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari keramik 47881 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Barang Kerajinan 8 KULINER C Industri Pengolahan 10710 Industri Produk Roti dan Kue 10732 Industri Makanan dari Cokelat dan Kembang Gula 10733 Industri Manisan BuahBuahan dan Sayuran Kering 10739 Industri Kembang Gula Lainnya 10750 Industri makanan dan masakan olahan 10792 Industri Kue Basah 10793 Industri Makanan dari Kedele dan Kacang-Kacangan Lainnya Bukan Kecap, Tempe dan Tahu 10794 Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan Sejenisnya 10799 Industri Produk Makanan Lainnya G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 46321 Perdagangan Besar Daging Sapi Dan Daging Sapi Olahan 46322 Perdagangan Besar Daging Ayam Dan Daging Ayam Olahan 46324 Perdagangan Besar Hasil Olahan Perikanan 46331 Perdagangan Besar Gula, Coklat, dan Kembang Gula 46332 Perdagangan Besar Produk Roti 46339 Perdagangan Besar Makanan dan Minuman Lainnya


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 48 No Subsektor Ekonomi Kreatif Kategori KBLI Desripsi Kategori KBLI Kode KBLI Deskripsi Kode KBLI 47242 Perdagangan Eceran Roti, Kue Kering, Serta Kue Basah Dan Sejenisnya 47245 Perdagangan Eceran Daging dan Ikan Olahan 47249 Perdagangan Eceran Makanan Lainnya 47822 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Roti, Kue Kering, Kue Basah Dan Sejenisnya 47825 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Daging Olahan Dan Ikan Olahan 47829 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Komoditi Makanan Dan Minuman Ytdl I Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 56101 Restoran 56102 Warung Makan 56103 Kedai Makanan 56104 Penyediaan Makanan Keliling/Tempat Tidak Tetap 56210 Jasa Boga untuk Suatu Event Tertentu (Event Catering) 56290 Penyediaan Makanan Lainnya 56301 Bar 56303 Rumah Minum/Kafe 56304 Kedai Minuman 56305 Rumah/Kedai Obat Tradisional 56306 Penyediaan Minuman Keliling/Tempat Tidak Tetap C Industri Pengolahan 18201 Reproduksi Media Rekaman Suara dan Piranti Lunak G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 46512 PB software 47620 PE hasil rekaman dan video J Informasi dan Komunikasi 59201 Aktivitas Perekaman Suara


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 49 No Subsektor Ekonomi Kreatif Kategori KBLI Desripsi Kategori KBLI Kode KBLI Deskripsi Kode KBLI 59202 Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku Musik N Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya 77295 Aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi alat musik 79990 Jasa Reservasi Lainnya YBDI YTDL P Pendidikan 85420 Pendidikan Kebudayaan R Kesenian, Hiburan dan Rekreasi 90002 Aktivitas Pekerja Seni 10 FASHION C Industri Pengolahan 14111 Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari Tekstil 14112 Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari Kulit 14120 Penjahitan Dan Pembuatan Pakaian Sesuai Pesanan 14131 Industri Perlengkapan Pakaian dari Tekstil 14132 Industri Perlengkapan Pakaian dari Kulit 14200 Industri Pakaian Jadi dan Barang dari Kulit Berbulu 14301 Industri Pakaian Jadi Rajutan 14302 Industri Pakaian Jadi Sulaman/Bordir 14303 Industri Rajutan Kaos Kaki dan Sejenisnya 15121 Industri Barang Dari Kulit Dan Kulit Buatan Untuk Keperluan Pribadi 15201 Industri Alas Kaki Untuk Keperluan Sehari-hari 15202 Industri Sepatu Olahraga


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 50 No Subsektor Ekonomi Kreatif Kategori KBLI Desripsi Kategori KBLI Kode KBLI Deskripsi Kode KBLI 15209 Industri Alas Kaki Lainnya G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 46412 Perdagangan Besar Pakaian 46413 Perdagangan Besar Alas Kaki 47711 Perdagangan Eceran Pakaian 47712 Perdagangan Eceran Sepatu, Sandal dan Alas Kaki Lainnya P Pendidikan 85498 Pendidikan Kerajinan dan Industri 85499 Pendidikan lainnya swasta 11 GAME C Industri pengolahan 32401 Industri alat permainan 32402 Industri mainan anak-anak 26490 Industri peralatan audio dan video elektronik lainnya 58200 Penerbitan Piranti Lunak (Software) 62011 Aktivitas Pengembangan video game 12 APLIKASI J Informasi dan Komunikasi 62011 Aktivitas Pengembangan Video Game 62012 Aktivitas Pengembangan Aplikasi Perdagangan Melalui Internet (E-Commerce 62019 Aktivitas Pemrograman Komputer Lainnya 62021 Aktivitas Konsultasi Keamanan Informasi 62029 Kegiatan Konsultasi Komputer dan Manajemen Fasilitas Komputer Lainnya 62090 Kegiatan Teknologi Informasi dan Jasa Komputer Lainnya 63111 Kegiatan Pengolahan Data 63112 Kegiatan Penyimpanan Data di Server (Hosting) dan Kegiatan Ybdi 63120 Portal Web M Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis 70202 Aktivitas konsultasi transportasi


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 51 No Subsektor Ekonomi Kreatif Kategori KBLI Desripsi Kategori KBLI Kode KBLI Deskripsi Kode KBLI 70204 Aktivitas konsultasi investasi dan perdagangan berjangka R Kesenian,Hiburan dan Rekreasi 90002 Aktivitas Pekerja Seni 13 PENERBITAN C Industri Pengolahan 18111 Industri Percetakan Umum 18112 Industri Percetakan Khusus 18120 Kegiatan Jasa Penunjang Pencetakan G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 46422 Perdagangan Besar Barang Percetakan dan Penerbitan Dalam Berbagai Bentuk 47612 Perdagangan Eceran Hasil Pencetakan dan Penerbitan J Informasi dan Komunikasi 58110 Penerbitan Buku 58120 Penerbitan Direktori dan Mailing List 58130 Penerbitan Surat Kabar, Jurnal dan Buletin atau Majalah 58190 Aktivitas Penerbitan Lainnya 58200 Penerbitan Piranti Lunak (software) 59202 Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku Musik 63911 Aktivitas Kantor Berita oleh Pemerintah 63912 Aktivitas kantor Berita oleh Swasta M Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis 72201 Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial 72202 Penelitian dan Pengembangan Linguistik dan Sastra 72209 Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora Lainnya R Kesenian, Hiburan dan Rekreasi 90005 Jurnalis Berita Independen 14 PERIKLANAN M Aktivitas Profesional, Ilmiah 70203 Aktivitas kehumasan


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 52 No Subsektor Ekonomi Kreatif Kategori KBLI Desripsi Kategori KBLI Kode KBLI Deskripsi Kode KBLI dan Teknis 70209 Aktivitas konsultasi manajemen lainnya 73100 Periklanan 73201 Penelitian pasar 73202 Jajak pendapat masyarakat 15 TELEVISI DAN RADIO J Informasi dan Komunikasi 60101 Penyiaran Radio Oleh Pemerintah 60102 Penyiaran Radio Oleh Swasta 60201 Aktivitas Penyiaran dan Pemrograman Televisi oleh Pemerintah 60202 Aktivitas Penyiaran dan Pemrograman Televisi oleh Swasta 61991 Aktivitas telekomunikasi khusus untuk penyiaran 16 SENI PERTUNJUKAN N Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya 82301 Penyelenggara Pertemuan, Perjalan Intensif, Koferensi dan Pameran 82302 Event Organizer P Pendidikan 85420 Pendidikan Kebudayaan 85499 Pendidikan lainnya swasta R Kesenian, Hiburan dan Rekreasi 90001 Aktivitas Seni pertunjukan 90002 Aktivitas Pekerja Seni 90003 Aktivitas Penunjang Hiburan 90004 Jasa Impresariat Bidang Seni 90006 Aktivitas operasional fasilitas seni 90009 Aktivitas Hiburan, Seni dan Kreativitas Lainnya 17 SENI RUPA G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 47746 Perdagangan Eceran Barang Antik 47785 Perdagangan Eceran Lukisan 47789 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dan Lukisan lainnya 47883 Perdagangan Eceran kaki lima dan los pasar lukisan 47893 Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Barang Antik M Aktivitas Profesional, Ilmiah 70203 Aktivitas Kehumasan


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 53 No Subsektor Ekonomi Kreatif Kategori KBLI Desripsi Kategori KBLI Kode KBLI Deskripsi Kode KBLI dan Teknis 70204 Aktivitas Konsultasi Investasi dan Perdagangan Berjangka 70209 Aktivitas Konsultasi Manajemen Lainnya 72204 Penelitian dan Pengembangan Seni P Pendidikan 85420 Pendidikan Kebudayaan 85499 Pendidikan Lainnya Swasta R Kesenian, Hiburan dan Rekreasi 90002 Aktivitas Pekerja Seni 91021 Museum yang dikelola Pemerintah 91022 Museum yang dikelola Swasta 91023 Peninggalan Sejarah Yang Dikelola Pemerintah 91024 Peninggalan Sejarah Yang Dikelola Swasta Melihat dari tabel di atas jika di korelasikan dengan urgensi kajian penelitian terkait seni barong dan batik di Kabupaten Blora nampak bahwa pengembangan 2 (dua) produk ekonomi kreatif dari hulu ke hilir berhubungan dengan KBLI sebagai berikut : Batik masuk di KBLI Industri Pengolahan : Industri Batik dan Industri Pakaian Jadi (Konvesksi) dari Tekstil. Barong masuk di KBLI Kesenian, Hiburan dan Rekreasi : Aktivitas Seni dan Aktivitas Pekerja Seni. 2.10 Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatrif Kemenparekraf Ekonomi Kreatif dalam visi Kemenparekraf 2020-2024: “Ekonomi kreatif Indonesia yang maju, berdaya saing, berkelanjutan serta mengedepankan kearifan lokal dalam mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.” 4 kunci utama yang terdapat dalam visi adalah : Maju Berdaya Saing Berkelanjutan Kearifan lokal


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 54 Tujuan Kemenparekraf 2020-2024 terkait ekonomi kreatif : “Meningkatkatnya kontribusi ekonomi kreatif terhadap ekonomi nasional melalui indikator “Nilai ekspor produk ekonomi kreatif” Sasaran strategis yang kemenparekraf terkait ekonomi kreatif dari perspektif consumer adalah : 1. Meningkatnya nilai tambah ekonomi kreatif nasional 2. Bertumbuhnya investasi dan akses pembiayaan serta meningkatnya ekonomi kreatif nasional 3. Terlindunginya kekayaan intelektual bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Sasaran strategis yang kemenparekraf terkait ekonomi kreatif dari perspektif internal adalah : 1. Terselenggaranya regulasi ekonomi kreatif yang berbasis kajian 2. Tersedianya data dan informasi hasil kajian sesuai kebutuhan ekonomi kreatif 3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM ekonomi kreatif Arah kebijakan Kemenparekraf terkait ekonomi kreatif: 1. Pengembangan produk ekonomi kreatif bernilai tambah dan berdaya saing 2. Pemasaran ekonomi kreatif berbasis kemitraan strategis (strategic partnership) 3. Integrasi pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata 4. Pengelolaan SDM dan kelembagaan ekonomi kreatif dalam mewujudkan SDM yang unggul dan berdaya saing 5. Mewujudkan kreativitas anak bangsa dengan berorientasi kepada pergerakan ekonomi kerakyatan. 6. Mendorong riset, inovasi, adopsi teknologi, serta kebijakan pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas. 7. Mewujudkan birokrasi kemenparekraf yang profesional Potensi Pembangunan Ekonomi Kreatif : 1. Indonesia memiliki keragaman budaya yang tinggi, mencakup kuliner, busana daerah, kriya, musik, dan seni pertunjukan


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 55 2. Keragaman sumber daya alam sebagai bahan baku untuk kriya dan kuliner 3. Bonus Demografi dimana jumlah penduduk usia produktif (usia muda) sangat dominan 4. Jumlah kelas menengah Indonesia sebagai konsumen produk ekonomi kreatif sangat besar menjadi basis pasar domestic. Permasalahan Pengembangan Ekonomi Kreatif menurut Kemenparekraf: 1. Riset untuk pengembangan ekonomi kreatif masih terbatas 2. Pengetahuan dan ketrampilan pelaku ekonomi kreatif perlu ditingkatan 3. Akses pelaku ekonomi kreatif terhadap sumber pendanaan dan pembiayaan belum meluas 4. Infrastruktur baik fisik maupun TIK yang dibutuhkan oleh pelaku ekonomi kreatif masih terbatas 5. Produk ekonomi kreatif belum dikenal luas dan dikonsumsi baik konsumen dalam negeri maupun luar negeri 6. Skema insentif bagi pengembangan ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual belum terbangun 7. Pelaku ekonomi kreatif yang memiliki hak kepada kekayaan intelektual atas karyanya masih terbatas Pandemi COVID-19 menimbulkan peluang lain bagi Ekonomi Kreatif. Ekonomi kreatif berbasis digital dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB. Kemenparekraf diharapkan dapat berkontribusi dalam memperuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan. Berikut merupakan sasaran, indikator serta target yang diharapkan dapat dicapai Kemenparekraf :


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 56 Tabel 2.7 Indikator dan Sasaran Ekonomi Kreatif yang harus dicapai Kemenparekraf SASARAN INDIKATOR TARGET 2024 Penguatan kewirausahaan dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi 1 Pertumbuhan Start-up (Kontribusi Startu pariwisata dan ekonomi kreatif) 3500 unit (akumulatif Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil dan industrialisasi ' 2 Kontribusi PDRB Pariwisata (8/91 5.50% 3 Destinasi Pariwisata prioritas yang diselesaikan 8 Destinasi 4 Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Rp 1.846 Triliun 5 Jumlah kab/kota kreatif yang difasilitasi 20 Kab/Kota (Kumulatif) 6 Jumlah kawasan dan klaster kreatif yang dikembangkan 11 Lokasi 7 Revitalisasi ruang kreatif 42 unit 8 Kontribusi ekonomi digital 4.70% 9 Jumlah Tenaga Kerja Pariwisata 15 juta orang 10 Jumlah Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 21 juta orang Peningkatan ekspor bernilai tambah tinggi dan penguatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 11 Nilai Devisa Pariwisata USD 32 Milyar 12 Jumlah Wisatawan mancanegara 24 Juta Orang 13 Jumlah warisan budaya yang diregenarisi 20 Lokasi (kumulatif) 14 Nilai ekspor USD 24.5 Milyar


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 57 SASARAN INDIKATOR TARGET 2024 ekonomi kreatif 15 Jumlah wisatawan nusantara 350-400 Juta perjalanan 16 Julah promosi tourism, trande and investmen (TTI) terintegrasi 8 Promosi Terintegrasi Penguatan Pilar Pertumbuhan dan daya saing ekonomi 17 Skema Pembiayaan berbasis HKI 1 Skema 18 Jumlah Pelaku Kreatif yang difasilitasi infrastruktur TIK 1500 2.11. Rencana Induk Ekonomi Kreatif Nasional (Rindekraf) Rencana Induk Ekonomi Kreatif Nasional (Rindekraf) adalah dokumen perencanaan dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif nasional tahun 2018- 2025. Rindekraf merupakan pedoman bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi, dan pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan urusan pengembangan ekonomi kreatif. Pelaksanaan Rindekraf dilakukan oleh Pemerintah pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota secara sinergis dengan satuan pendidikan, pelaku usaha, komunitas kreatif dan media komunikasi. Prinsip Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional 1. Pemberdayaan sumber daya manusia kreatif untuk mewujudkan kreatifitasnya menjadi produk dan/atau jasa yang dilindungi oleh Hak Kekayaan Intelektual 2. Peningkatan literasi mengenai pola pikir desain bertujuan untuk entransformasikan kreativitas menjadi inovasi 3. Penciptaan karya kreatif menggunakan warisan budaya sebagai sumber inspirasi untuk menciptakan keunikan dan memperkuat jati diri, persatuan dan kesatuan, serta eksistensi bangsa Indonesia di forum internasional


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 58 4. Pengembangan dan pemanfaatan media sebagai saluran distribusi dan presentasi karya dan konten kreatif lokal yang berkualitas untuk meningkatkan apresiasi dan pengakuan masyarakat Indonesia dan dunia. VISI Ekonomi Kreatif sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional MISI Mengembangkan ekosistem Ekonomi Kreatif yang dilaksanakan melalui pemberdayaan reativitas sumber daya manusia dan pengambangan usaha Ekonomi Kreatif yang berdaya saing. Misi 1 Pemberdayaan kreaivitas sumber daya manusia dilaksanakan melalui a. Peningkatan kapasitas pelaku ekonomi kreatif b. Pembentukan dan pengembangan ruang kreatif untuk menggali, memanfaatkan, menumbuhkembangkan, mengelola dan mengkonservasi kreativitas serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengembangkan potensi warisan budaya lokal c. Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kreativitas dan kekayaan intelektual d. Penyediaan infrastruktur teknologi yang memadai untuk mendukungberkembangnya kreativitas e. Pengembangan kelembagaan yang mendukung ekosistem kreativitas Misi 2 Pengembangan usaha ekonomi kreatif yang berdaya saing dilaksanakan melalui a. Peningkatan pembiayaan bagi usaha ekonomi kreatif b. Peningkatan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya alam dan warisan budaya sebagai bahan baku bagi usaha ekonomi kreatif c. Peningkatan perlindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual d. Penyediaan infrastruktur yang memadai bagi pengembangan usaha ekonomi kreatif


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 59 e. Pengembangan standarisasi dan praktik usaha yang baik untuk usaha ekonomi kreatif dan karya kreatif f. Peningkatan pemasaran dan promosi karya kreatf di dalam dan luar negeri g. Penguatan regulasi bagi pengembangan usaha ekonomi kreatif TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Tujuan pengembangan Ekonomi Kreatif nasional adalah untuk : a. Meningkatkan daya saing pelaku ekonomi kreatif b. Meningkatkan kontribusi usaha ekonomi kreatif dalam perekonomian nasional Ruang lingkup pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional meliputi : a. Pengembangan ekosistem penumbuhkembangan kreativitas sumber daya manusia b. Pengembangan ekosistem usaha ekonomi kreatif c. Peningkatan konribusi usaha ekonomi kreatif dalam perekonomian nasional d. Pengarusutamaan kreativitas pada setiap sektor pembangunan melalui - Peningkatan jumlah dan kualitas wirausaha kreatif dan pekerja kreatif yang berkiprah pada lapangan pekerjaan, baik dalam usaha ekonomi kretif maupun dalam sektor pembangunana selain usaha ekoonomi kreatif - Penciptaan keterkaitan dari hulu ke hilir usaha ekonomi kreatif dengan berbagai industri dan jasa lainnya di seluruh sektor pembangunan ARAH KEBIJAKAN, SASARAN, STRATEGI Arah kebijakan : a. Pemberdayaan pelaku ekonomi kreatif b. Pengembangan kota kreatif untuk menggali, memanfaatkan, menumbuhkembangkan , mengelola, dan mengkonservasi kreativitas serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya untuk mengembangkan potensi lokal c. Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kreativitas dan hak kekayaan intelektual


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 60 d. Penyediaan infrastruktur teknologi yang memadai dan kompetitif untuk mendukung berkembangnya kreativitas e. Pengembangan kelembagaan yang mendukung ekosistem berkreativitas f. Peningkatan pembiayaan bagi usaha ekonomi kreativ g. Peningkatan perlindungan dan pemanfaatan sunber daya alam , dan warisan budaya sebagai bahan baku bagi usaha ekonomi kreatif h. Peningkatan perlindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual i. Penyediaan infrastruktur dan teknologi yang memadai dan kompetitif bagi pengembangan ekonomi kreatif j. Pengembangan standarisasi dan praktik usaha yang baik (best practice) untuk usaha eknomi kreatif dan karya kreatuf k. Peningkatan pemasaran dan promosi karya kreatif di dalam dan di luar negeri penguatan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan usaha ekonomi kreatif


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 61 3.1. Tahapan Penelitian Pelaksanaan Kajian Potensi Ekonomi Lokal Seni Barongan dan Batik di Kabupaten Blora akan berlangsung selama 5 (lima) minggu, dengan metode pengerjaan proyek penelitian yang terbagi kedalam 3 tahapan:. 3.1.1. Tahapan Pre-Research terdiri dari : Desk Research, dengan menyusun metode penelitian, pengumpulan data sekunder dan landasan teori yang diperoleh melalui internet dan dokumendokumen jurnal, kebijakan Pemerintah Pusat, Dokumen pokok-pokok pikiran pemajuan kebudayaan Kabupaten Blora. Kajian Bappeda Kabupaten Blora sebelumnya, RPJMD Kab Blora, Laporan Statistik BPS (blora dalam Angka 2023) yang akan menjadi acuan data dan informasi dalam penelitian dalam menyusun kajian Laporan Penelitian. 3.1.2. Tahapan During Research terdiri dari : 1. Observasi Lapangan : Selama penelitian akan dilakukan kegiatan obervasi lapangan untuk menemukan bukti-bukti data primer (evidence based) dengan responden perwakilan pelaku usaha seni barong dan pengrajin batik yang ada di Kabupaten Blora dengan kriteria memiliki reputasi dalam hal nilai omset, jumlah tenaga kerja dan lama usaha. Metode pengambilan data dengan menggunakan pendekatan kuesioner dan wawancara secara mendalam (in-depth interview). 2. Diskusi Terpumpun Focus Gruoup Discussion Hasil temuan observasi lapangan selanjutnya didiskusikan secara berkelompok yang di hadiri beberapa dinas dan pelaku sei barongan dan batik yang perlu dipecahkan dengan keterlibatan peran pemerintah daerah yang berbasis pada kebutuhan mereka dan selanjutnya solusi tersebut dapat menjadi rekomendasi kebijakan public berbasis bukti (evidence based policy) dalam perencanaan pembangunan daerah. BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 62 3.1.3 Tahapan Post-Research 1. Data primer yang diperoleh di lapangan dan FGD selanjutnya akan diolah dan dianalisis degan pendekatan sebagai berikut : a. Pendekatan kuantitatif untuk menghitung potensi ekonomi secara mikro yaitu dengan menghitung nilai potensi omset seni barongan dan batik selama satu tahun, dan prosentasi kenaikan penciptaan nilai tambah yqang di hasilkan seni barong dan Batik. b. Pendekatan Kualitatif berkaitan dengan kebijakan ekonomi makro dari dampak yang di timbulkan seni barongan dan batikt erhadap penyerapat tenaga kerja, peningkatan pendapatan per kapita, peningkatan investasi daerah, potensi multiplier effect dengan sektor lain baik berpenagruh ke depan dan ke belakang (forward dan backward linkage,) kontribusi terhadap PDRB, dan indeks partisipasi gender. 2. Selanjutnya data dan informasi akan dilakukan analisis SWOT akan dirumuskan dalam bentuk rekomendasi kebijakan berbasis bukti (evidence based policy) agar menjadi kebijakan holistik dan integratif lintas OPD sesuai dengan kewenangannya. 3. Penyusunan Draft Laporan Akhir dan dipresentasikan dengan tim teknis pemerintah daerah untuk memperoleh masukan untuk perbaikan selanjutnya menjadi Laporan Akhir Final. Berikut tahapan penelitian Pra Penelitian Pelaksanaan Penelitian Laporan Penelitian Nilai Tambah = Output (Harga Jual) – Input (Biaya Produksi)


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 63 BAB IV POTENSI EKONOMI SENI PERTUNJUKAN BARONGAN DAN KRIYA BATIK BLORA 4.1. Dinamika Perjalanan Seni Pertunjukan Barongan Seni Pertunjukan Barongan Blora merupakan produk seni budaya tradisonal yang harus di pertahankan sesuai dengan arah kebijakan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2019 yang dirumuskan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) bersama seni trasidonal khas Blora lainnya seperti tayub, wayang krucil, kentrung, dan kidungan. Seni barongan pun telah didaftarakan sebagai warisan budaya tak benda di Direktorat Warisan dan Diolomasi Budaya Kementerian Kebudayaan dengan No registrasi 2011002084 pada tanggal 01-01-2011. Hikayat cerita seni Barongan ada beberapa versi namun dalam konteks kajian kali ini lebih mengadopsi alur plot cerita yang bersumber pada Saudara Adi Wibowo biasa dipanggil Didik, Pendiri Sanggar Risang Guntur Seto (RGS) yang didirikan pada tanggal 20 Mei tahun 1999. Menurut Adi Wibowo kesenian Barongan adalah asli Blora hal ini ditunjukan dengan keberadaan tokoh sentral yang menjadi kunci seni Barongan Blora adalah sang Gembong Ambijoyo penjaga Hutan Jati Wengker, jika dihubungkan dengan hutan jati pastilah erat kaitannya dengan keberadaan hutan jati terbaik di Indonesia yaitu di Kabupaten Blora, atas realitas tersebut menjadi alasan seni Barongan berasal dari Blora. Alur cerita Barongan Blora didasarkan pada hikayat Panji Asmarabangun dari Kerajaan Jenggala yang jatuh cinta kepada Dewi Sekartaji dari Kerajaan Kediri. Kemudian untuk mempersunting Dewi Sekartaji maka diutuslah sekelompok pasukan berkuda (jaranan) di bawah pimpinan Patih Bujangganong atau Pujonggo Anom beserta dayun abdi/pentulan (Ki Noyontoko, Ki Untub dan Mbok Gainah) untuk melamar Dewi sekartaji. Akan tetapi ketika perjalanan menuju Kerajaan Kediri harus melewati hutan Jati Wengker mereka dihadang oleh


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 64 penjaga hutan Jati Wengker Sang Gembong Amijoyo yang dapat berubah wujud menjadi Singo Barong. Sang Gembong Amijoyo memiliki prinsip keras yaitu tidak boleh ada orang yang melewati Hutan Jati Wengker, dan jika ingin melawati harus bisa mengalahkan Gembong Amijoyo. Prinsip Gembing Amijoyo dalam menjaga hutan jati sampai titk darah penghabisan karena jika sudah ada orang yang berhasil lewat maka akan banyak orang lain yang lewat hutan dan bisa mengancam kelestarian hutan jati. Maka terjadilah pertempuran Patih Bujangganong dan Gembong Amijoyo yang dimenangkan Gembong Amijoyo, itulah peristiwa yang disebut Gegeran Hutan Jati Wengker. Namun rombongan tokoh pentulan yaitu Ki Noyontoko, Ki Untup dan Mbok Gainah yang juga bagian dari utusan Raden Panji Asmarabangun mengetahui kalau Gembong Amijoyo yang berubah jadi Singo Barong adalah adik seperguruan dari Joko Lodro. Maka dipanggilah Joko Lodro oleh Panji Asmorobangun untuk mengalahkan Gembong Amijoyo. Selanjutnya terjadilah pertempuran kedua antara dua seperguruan yang saling menjalankan prinsip masing-masing, sang Kakak berprinsip menjalankan tugas dari pimpinan dan sang adik berprinsip untuk menjaga hutan agar tidak dilewati oleh manusia. Joko Lodro digambarkan sebagai pendekar yang sakti mandraguna dan dapat berubah wujud menjadi raksasa atau gendrowo. Pada akhirnya, Singo Barong pun dapat ditaklukkan dan dibunuh. Akan tetapi, Singo Barong memiliki kesaktian dan dapat hidup kembali asal disumbari dengan nama Singo Barong dan selanjutnya menjadi pengikut rombongan Panji Asmorobangun. Peristiwa rombongan itulah yang menjadi inspirasi kegiatan arak-arakan Barongan Blora selain itu juga bisa ada versi lain arak-arakan ketika membawa Dewi Sekartaji dari Kerajaan Kediri. Arak-arakan yang dipimpin oleh Singo Barong dan Patih Bujangganong inilah yang menjadi latar belakang asal-usul kesenian Barongan Blora. Ciri khas kesenian Barongan Blora Terdapat tiga ciri khas utama kesenian Barongan Blora, yaitu gamelan pengiring, alur cerita, dan tokoh-tokoh yang tampil dalam sebuah pagelaran Barongan. Ciri khas inilah yang membedakan tari


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 65 Barongan Blora dengan daerah lain dan menjadi bukti keaslian Barongan Blora. Selain itu musik pengiring Barongan Blora menggunakan gamelan ritmis, di mana akselerasi tempo gamelan didasarkan pada sorakan masyarakat yang mengiringi Barongan. Seni Barongan Blora merupakan bentuk kearifan lokal agar masyarakat Blora untuk mengambil pembelajaran dan mencontoh sang tokoh Gembong Amijoyo yang memiliki prinsip menjaga hutan dan kekayaan yang terkandung didalamnya agar tetap lestari bagi generasi penerus sampai titik darah penghabisan. Pertunjukan Barongan Blora disajikan dalam dua bentuk yaitu, pertunjukan arak-arakan dan pertunjukan drama tari dengan membawakan cerita Panji Asmorobangun melamar Dewi Sekartaji. Pertunjukan Barongan Blora dramatari panggung didukung elemen-elemen pertunjukan berupa tema cerita, tari, pola lantai, musik iringan, rias dan busana. Barongan Blora sebagai refleksi kreativitas seni masyarakat Kabupaten Blora telah memberikan hiburan dan tuntunan bagi para pendukungnya. Tuntunan kehidupan berupa nilai-nilai yang diajarkan oleh para generasi tua tampak pada setiap elemen-elemen bentuk pertunjukan Barongan Blora, adapun pada pertunjukannya terdapat sifat-sifat atau nilai kerakyatan masyarakat Blora seperti (1) spontanitas atau dapat diartikan perbuatan yang wajar tanpa pamrih, (2) kekeluargaan atau saling berhubungan, (3) kesederhanaan atau bersahaja; tidak berlebih-lebihan, (4) kasar, (5) keras atau gigih dan sungguhsungguh, (6) berani atau mempunyai kepercayaan diri dan yang terakhir (7) humor atau kejenakaan. Sifat – sifat serupa itu tampak jelas sekali pada gerak tari para tokoh di dalam cerita Barongan, bahasa yang digunakan, tata rias dan busana, serta keakraban hubungan antara penari, pengrawit dan penonton. Keberadaan Barongan di kawasan Kabupaten Blora tidak lepas dari peran masyarakat pedesaan atau petani. Pada awalnya masyarakat Blora meyakini bahwa Barongan dapat mengusir roh jahat yang akan mengganggu Desa mereka. Berubahnya fungsi Barongan Blora dari fungsi ritual menuju fungsi hiburan dimulai tahun 1960 an. Menurut Slamet (2014) tahun 1964 Barongan di Blora mengalami


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 66 perkembangan dari bentuk seni ritual menjadi seni barangan/jalanan, dan kemudian menjadi seni panggung. Upaya meningkatkan derajat Barongan dari bentuk pertunjukan barangan layaknya pengamen jalanan menuju bentuk seni panggung membutuhkan modal yang cukup besar. Pada tahun 1960 an, hanya pemodal besar yang mampu menampilkan Barongan menjadi pertunjukan panggung, dan diantaranya ialah instansi pemerintah serta partai politik. Maksud dari meningkatkan derajat Barongan di sini adalah upaya mengemas ulang pertunjukan Barongan yang tadinya dipentaskan dengan cara barangan menjadi pertunjukan panggung. Istilah barangan bagi masyarakat Kabupaten Blora diartikan sebagai kegiatan meminta uang dengan cara menghampiri rumah penduduk dari satu rumah ke rumah lainnya. Dari hasil wawancara diperoleh penjelasan perjalanan kesenian Barongan Blora mengalami pasang surut di era tahun 2000 ke bawah karena kurangnya minat masyarakat untuk menonton pertunjukan Barongan yang biasanya hanya tampil dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus dan sedekah bumi di desa. Ada beberapa penyebab diantaranya adalah pola pikir (mindset) para pemain yang masih suka mabuk, gaprakan (adu antar barongan), mendatangkan mistis, mengejar-ngejar penonton, bahkan tidak jarang timbul keributan antar pemain dalam pembagian hasil uang tanggapan. Kondisi ini menjadikan Barongan Blora menjadi tontonan yang kurang simpati dan menarik bagi penonton. Gambar 4.1. Barongan di era 1960


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 67 4.2 Analisis Penciptaan Nilai Tambah dan Dampak Makro Ekonomi Dari Seni Pertunjukan Barongan Blora Menjadi Maha Karya Tontonan Berkualitas Atas realitas tersebut putra daerah Blora Saudara Adi Wibowo yang biasa dipanggil Didik pendiri Sanggar Risang Guntur Seto (RGS) beralamatkan di Kelurahan Kunden Kabupaten Blora dan pernah menjadi Juara I dalam Ajang Borobudur International Festival Tahun 2003 serta Juara II Art Culture International Festival, berupaya menjadikan seni barongan tontonan sebuah maha karya. Dengan kecintaan yang tinggi pada barongan Blora melalui intelektualitasnya menghasilkan kreatifitas dan inovasi berhasil mengangkat kesenian Barongan Blora menjadi media hiburan masyarakat Blora untuk kelompok masyarakat kelas menengah atas. Upaya RGS melakukan transformasi seni barongan dari tontonan jalanan yang hanya diapresiasi dengn memberi makanan, uang rokok, uang sabun dan bahkan terjadi keributan dalam pembagian uang hasil tanggapan menjadi tontonan panggung yang dihargai 25 juta rupiah sekali tampil lengkap dengan dukungan panggung, pencahayaan dan tata suara yang bagus. Terkadang jika ada permintaan untuk diarak dalam bentuk parade/pawai biaya tanggapan barongan bisa mencapai 32 juta rupiah. Dan yang cukup menarik tontonan barongan dikonsumsi oleh kelompok masyarakat kelas menegah ke atas melalui pendekatan budaya yaitu ketika memiliki hajatan khitanan dan pernikahan. Bahkan tanggapan barongan menjadi simbol prestise kesuksesan seseorang dalam merayakan hajatan. Berbagai pola kreatifitas hingga menjadi inovasi yang dikembangkan RGS dalam menciptakan nilai tambah seni pertunjukan barongan Blora dengan kolaborasi dengan berbagai sub sektor ekonomi kreatif lainnya. Upaya tersebut bisa menjadi contoh atau pembelajaran bagi kelompok barongan yang lain sebagai berikut: 1. Melakukan kreatiftas di sisi koreografer tari pertunjukan barongan dengan melibatkan praktisi dan akademisi yang kompeten dan berpengalaman pihak yang ingin memberi masukan inovasi aksi panggung agar tidak


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 68 monoton dan tetap dalam koridor pakem alur cerita. Di tahap awal RGS membuka diri untuk remaja blora yang sedang menempuh pendidikan seni tari di Institut Seni Solo dan Universitas Negeri Semarang diajak untuk berkolaborasi mempraktekan langsung ilmunya dan diberi ruang untuk melakukan kreasi-kreasi tarian dengan tetaop menjaga pakem alur cerita. Para pemain barongan yang berpendidikan seni tari tersebut diminta untuk alih generasi dengan mengajarkan penari baru yang rata-rata berpendidikan SMP dan SMA sebagai pengganti jika suatu saat mereka harus meninggalkan RGS karena ada tujuan lain. Dan yang menarik penari yang masih SMA akhirnya meneruskan pendidikan nya ke jenjang pendidikan tinggi S1 di jurusan seni tari. Sehingga menjadikan Kelompok Seni Barongan RGS menjadi pusat laboratorium penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap) inovasi seni barongan Blora agar terus relevan dengan perkembangan zaman. 2. Melibatkan praktisi Dedek Wahyudi seorang komposer handal khusus gamelan yang sering tampil di even internasional untuk melakukan inovasi komposer musik iringan pertunjukan barongan agar lebih menarik untuk didengar dan selaras dengan tarian baronganyang sedang dipertontonkan. 3. Merubah bentuk barongan Blora lama yang tadinya kotak karena untuk gaprakan diubah kepala harimau dengan nilai seni tinggi dengan melibatkan pengrajin lokal. Tentunya hal ini akan berdampak dengan penciptaan lapangan pekerjaan di sub sektor kriya yaitu pengrajin topeng Barongan, Sehingga tentunya akan membuat pemain berpikir ulang jika dimainkan dengan pola graparakan karena biaya pembuatan kepala Barongan cukup mahal dengan demikian mereka akan rugi dengan sendirinya jika pemain Barongan dengan cara gaprakan. 4. Semula tampil di tanah terkadang di lahan yang becek dirubah dengan tampil di panggung dengan dukungan sub sektor desain produk yaitu sistem pencahayaan (lighting system) dan tata suara (sound system) yang menambah estetika seni pertunjukan ketika dinikmati penonton. Sehingga


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 69 akan berdampak mengangkat citra seni Barongan di depan khalayak masyarakat yang sebagai tontonan yang menarik dan berkualitas. 5. Menambahi unsur kerawitan dan pesinden (penyanyi) sebagai bentuk kolaborasi dengan unsur sub sektor musik tradisonal dan penambahan saron demung akan menambah semarak penampilan alur cerita seni barongan agar tidak monoton jika musiknya tidak ada dinamikanya. Upaya ini perlu dilakukan karena penampilan di panggung biasanya berdurasi cukup lama sekitar 4 jam. 6. Mempercantik para penari Barongan dengan berkolaburasi sub sektor fashion untuk menghasilkan tampilan kostum/busana yang cantik dan menarik sehingga menjadi tontonan yang berkelas dan memilii estitika yang tinggi. 7. Menyajikan pertunjukan barongan Blora kedalam kanal Youtube bekerjasama dengan sub sektor videografi sebagai ajang dokumentasi rekam jejak digital, pemasaran dan promosi seni pertunjukan Barongan Blora. 8. Membuat desain kaos khusus untuk konsumen yang sedang khitan bekerjasama dengan pelaku desain komunikasi visual sebagai bentuk membangun relasi dengan konsumen secara emosional. 9. Mengembangkan sistem tata panggung yang dilengkapai dengan tata cahaya dan tata suara agar membuat aksi panggung seni barongan yang disajikan selama 4 jam lebih agar tidak menjemukan dan menjadi tontonan yang menarik dan dapat menghibur penonton yang banyak didominasi anak-anak dan remaja. Tentunya fenomena ini cukup membanggakan karena anak-anak muda masih mencintai seni barongan di tengah gempuran budaya-budaya dari luar ang gampang mereka akses melalui handphone. Dan jika kaum mudanya masih tertarik menonton barongan maka pelestarian budaya pasti bisa berjalan secara optimal.


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 70 Gambar 4.2. Efek Pengganda yang ditimbulkan Seni Pertunjukan Barongan Blora Dari realitas tersebut dapat diambil pelajaran ternyata di sisi penyediaan jika ada upaya meningkatkan kualitas penampilan barongan secara menyeluruh meliputi koreografer, komposer gamelan, busana penari hingga setting tata panggung dengan dukungan tata cahaya dan tata suara akhirnya dapat menciptakan dan meningkatkan daya beli masyarakat. Selanjutkan akan tercipta klasifikasi/segmentasi pasar yang disesuikan dengan daya beli yang disesuaikan dengan kualitas penampilan barongan. Jika dihitung potensi nilai tambah seni barongan Blora dengan estimasi dari data 141 diperkirakan hanya 50 % yang aktif yaitu sekitar 70 kelompok dengan jumlah minimal penampilan perbulan 4 kali dengan biaya sekaii tampil rata-rata 2 juta maka diperkirakan potensi nilai tambah seni barongan selama 1 tahun berkisar : = 70 kel x 4 kali tampil/bulan x 12 bulan x 2.000.000 biaya sekali tampil = 6,7 Milyar/tahun. Dari sisi penyerapan tenaga kerja dapat dilihat dari distribusi kelompok seni Barongan hampir merata ada di setiap kecematan di Kabupaten Blora,


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 71 berdasarkan data Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwiaata sebagai berikut : Tabel 4.1. Data Kelompok Barongan di setiap Kecamatan Kabupaten. Blora Tahun 2022 No GROUP BARONGAN JUMLAH PERSONIL KECAMATAN 1 Barong "Tunas Muda" 32 Japah 2 Barong "Selo Ganthi" 30 Blora 3 Barong "Gogor Mustiko Budoyo" 30 Blora 4 Barong "Rimang Joyo" 16 Randublatung 5 Seni barong "Gondho Wijoyo" 27 Banjar 6 Seni Barong "Risang Guntur Seto" 40 Blora 7 Seni/Paguyuban Seni Barong "Sekar Budaya Rudal" 25 Ngawen 8 Barongan "Gogor Seto Kusumo Joyo" 8 Blora 9 Barong "Singo Kencono" 25 Tunjungan 10 Organisasi Seni barong "Simo Seto Taruno Joyo" 30 Blora 11 Guntur Manggolo Seto 16 Randublatung 12 Barong Singo Lodaya 22 Cepu 13 Singo Wahyu Budoyo 25 14 Gogor Mustiko Budoyo 30 Blora 15 Seni Barong ''SETIYO BUDOYO'' 25 Kedungtuban 16 Seni Barong ''Singo Krido Mustiko'' 23 Japah 17 Seni Barong Sham Boyo Putro 8 Cepu 18 Paguyuban Seni Barongan ''Singo Kembar Joyo'' 25 Tunjungan 19 Barong Kreasi ''SINGO MANGGOLO'' 12 Cepu 20 Paguyuban Barongan '' WARINGIN SETO'' 20 Jepon 21 Organisasi Seni Barong '' AJI ROMO'' 25 Cepu 22 Organisasi Seni Barong ''MUSTIKO BUDOYO'' 8 23 Organisasi Seni Barong ''ABDI JOYO'' 25 Jati 24 Organisasi Seni Barong '' SINGO MUDHO BUDOYO'' 35 Cepu 25 Organisasi Seni Barong '' RIUH MANGGOLO JOYO'' 35 Jati 26 Organisasi Seni Barong Kreasi'' SATRIO MUDO'' 30 Ngawen 27 Organisasi Karawitan ''WAHYU JATMIKO'' 13 Randublatung Jeruk 28 Organisasi Seni Barong '' SARDULO SETO'' 8 Blora 29 Seni Barong '' SINGO MANUNGGAL'' 17 Randublatung 30 Organisasi Seni Barong '' SING KALINGGO JOYO'' 20 Blora 31 Oraganisasi Seni Barong ''PRAJA MUDHA'' 7 Kedungtuban 32 Seni Barong '' WAHYU SINGO WULAN JOYO'' 30 Banjarejo 33 Seni Barong ''SINGO WONO JOYO'' 38 Tunjungan 34 Seni Barong '' SINGO RONGGO PUTRO'' 30 Sambong


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 72 35 Seni Barong '' KRIDO SAPUTRO'' 8 36 Seni Barong ''KARYO MUDHO''(082156270697) 12 Kunduran 37 Seni Barong ''Aji Budoyo'' 20 Sambong 38 Seni Barong ''SINGO CUNDOKO'' 20 Todanan 39 Seni Barong Dan Reog ''SATRIO SENTIKO'' 8 Cepu 40 Sanggar Seni Barong'' MBAHDORO'' 30 Cepu 41 Paguyuban Seni Barong ''KUNCORO MUDHO'' 8 Kedungtuban 42 Seni Barong '' KOMPAC SINGO LUDAYA SETO'' 8 Jati 43 Seni Barong '' LESTARI BUDOYO JOYO'' 30 Cepu 44 Paguyuban Seni Barong ''WAHYU KUNCORO'' 23 Kedungtuban 45 Paguyuban Seni Barong Kreasi '' PUTRO MUSTIKO JOYO'' 36 Jati 46 Barong '' SUKAR JOYO'' 8 Ngawen 47 Barong ''SIDO MULYO'' 8 Ngawen 48 Seni Barong ''SARDULO SUKO DILOGO'' 8 Blora 49 Paguyuban Seni Barong ''GEGER BUDOYO'' 8 Kunduran 50 Paguyuban Seni Barong "Gembong Singo Amijoyo" 21 Bogorejo 51 Organisasi Seni BARONG "Tresno Budoyo" 18 Kedungtuban 52 Paguyuban Seni Barong Kethoprak "S3" 25 Cepu 53 Organisasi Seni Barong "Putro Bhumi Mustiko" 16 Randublatung 54 Organisasi Seni barong "Satrio Singo Budhoyo" 16 Randublatung 55 Organisasi Seni Barong "Singo Joyo Maruto" 16 Randublatung 56 Organisasi Seni Barong "Singo Ludro" 16 Randublatung 57 Organisasi Seni Barong "Satrio Rogo Mudho" 16 Jati 58 Organisasi Seni Barong "Singo Mudho Budhoyo" 35 Jati 59 Organisasi Seni Barong "Satrio Wisnu Piningit" 30 Kunduran 60 Group Seni Barong "Singo Lumaksono" 17 Todanan 61 Paguyuban Seni Barong "Ringin Budoyo" 17 Cepu 62 Paguyuban Seni Barong "Ronggo Budoyo" 16 Cepu 63 Organisasi Seni Barong "Manunggal Roso" 15 Japah 64 Organisasi Seni Barong "Tungggul Joyo Mudo" 17 Tunjungan 65 Sanggar Seni Barong "Sami Mulang Joyo" 25 Blora 66 Group Seni Barong "Singo Kubro" 38 Tunjungan 67 Paguyuban Seni Barong "Singo Manunggal Joyo" 27 Japah 68 Organisasi Seni Barong "Kumara Krida Mustika" 20 Tunjungan 69 Organisasi Seni Barong "Taruno Adi Joyo" 25 Jepon 70 Organisasi Seni Barong "Singo Joyo" 30 Ngawen 71 Paguyuban Seni Barong "Sang Dwijo" 23 Banjarejo 72 Organisasi Seni Barong "Truno Joyo" 16 Randublatung 73 Organisasi Seni Barong "Wahyu Budoyo Putro" 35 Randublatung 74 Organisasi Seni Barong "Singa Taruna Budaya" 25 Tunjungan 75 Organisasi Seni barong "Singo Lodro" 25 Todanan 76 ORGANISASI SENI BARONG "SEKAR CELUNG SETO"' 14 BLORA 77 ORGANISASI SENI BARONG "WIJOYO KUSUMO" 23 TODANAN


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 73 78 ORGANASASI SENI BARONG '" GEMBONG SIMO JOYO" 27 ROWOBUNGKUL 79 PAGUYUBAN SENI BARONG ''SINGO LODOYO'' 14 NGAWEN 80 ORGANISASI SENI BARONG ''KYAI JOKO TUEK'' 15 RANDUBLATUNG 81 ORGANISASI SENI BARONG ''ARENGGA JAYA'' 28 KUNDURAN 82 ORGANISASI SENI BARONG ''SABDO MUDHO'' 24 NGAWEN 83 KELOMPOK SENI SENI BARONG ''SINGO KUNCORO'' 21 KEDUNGTUBAN 84 KELOMPOK SENI BARONG "'SEKAR GUNTUR MADU"' 25 KEDUNGTUBAN 85 ORGANISASI SENI BARONG ''SELAMET EMMA SAPUTRI TUNGGAL'' 17 KUNDURAN 86 ORGANISASI SENI SENI BARONG ''SINGO MULANG JOYO'' 31 KUNDURAN 87 ORGANISASI SENI SENI BARONG ''SINGO AJI JOYO'' 22 NGAWEN 88 PAGUYUNAN SENI BARONGAN ''SURYO MUSTIKO AJI'' 35 JATI 89 ORGANISASI BARONG SENI BARONG''SINGO ADI JOYO'' 29 BOGOREJO 90 ORGANISASI SENI BARONG '' RONGGO MUSTIKO'' 16 RANDUBLATUNG 91 PAGUYUBAN SENI BARONG ''SINGO BUDOYO'' 25 RANDUBLATUNG 92 ORGANISASI SENI BARONG ''MANGGOLO YUDHO'' 25 NGAWEN 93 Organisasi Seni Barong "SINGO MANGGOLO JOYO" 20 Jati 94 Organisasi Seni Barong "SINGO BANYU MUSTIKO" 24 Trembulrejo 95 Kelompok Seni Barong "WAHYU MANUNGGAL BUDOYO" 25 Plosorejo 96 Organisasi Seni Barong "SINGO ADIPURO" 25 Randublatung 97 Paguyuban Seni Barong "GEMBONG AMY DJOYO" 22 Gabusan 98 Paguyuban Seni Barong "KRIDO MUDHO IPNI MAJU JAYA" 30 Ngraho 99 Organisasi Seni Barong "SEKAR MUDHO BUDOYO" 40 Gondang 100 Organisasi Seni Barong "HARIMO KUNCORO" 30 Tutup 101 Paguyuban Seni Barong "SANGGAR SINGO BUDOYO" 25 Kutukan 102 Paguyuban Seni Barong "SINGO MUDHO JOYO" 32 Tanjung 103 Organisasi Seni Barngan "SIDODADI JOYO" 28 Sambongrejo 104 Paguyuban Seni Barong "COKRO KEMBANG" 30 Kunduran 105 Paguyuban Seni Barong "NEW SINGO KARANG JOYO" 25 Gondel 106 Perkumpulan Seni Barong Kreasi "SINGO JOYO" 25 Sempu 107 Organisasi Seni Barong "TUNAS MUDA" 32 Padaan 108 Paguyuban Seni Barong "KRIDO PUTRO KUSUMO" 25 Sumberejo 109 Paguyuban Seni Barong "MANUNGGAL " 23 Gondel 110 Paguyuban Seni Barongan "SISWO PUTRO GAGAK RIMANG" 27 Gagakan 111 Organisasi Seni Barong "SURO DENTO 25 Nglangitan 112 Organisasi Seni Barong "SINGO LUDRO" 25 Sumberejo 113 Organisasi Seni Barong "SINGO PUTRO NUSWANTORO" 25 Jati 114 Organisasi Seni Barong "COKRO MANUNGGAL BUDOYO" 25 Sumberejo 115 Paguyuban Seni Barong " SINGO KEMBANG BUDOYO" 18 Mendenrejo 116 ORGANISASI BARONG '' SINGO LAWU'' 43 Nglebur 117 ORGANISASI SENI BARONG" SINGO ADI JOYO '' 29 KARANG 118 PAGUYUBAN SENI BARONG '' SINGO DHARMO MUDHO " 20 KEMANTREN 119 KELOMPOK SENI BARONG "ANOM SEKAR MUDO" 35 GANDU


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 74 120 KELOMPOK SENI BARONG ''WISABG ABIYOSO'' 24 BULUROTO 121 ORAGNISASI SENI BARONG ''CAROKO MUDHO'' 25 122 ORGANISASI SENI BARONG" SINGO LUMAKSONO" 32 TODANAN 123 ORGANISASI SENI BARONG " GEMBONG AMIJOYO" 25 Bekutuk 124 GRUP SENI BARONG " KEMBANG JOYO" 14 KALANGREJO 125 ORGANISASI SENI BARONG ''RISANG GUNTUR SETO'' 40 Kunden 126 ORGANISASI SENI BARONG ''KRIDHO MUDHO'' 32 KARANGBOYO 127 PAGUYUBAN SENI BARONG 'PUTRA MANUNGGAL BUDHAYA'' 31 NGROTO 128 ORGANISASI SENI BARONG ''KREASI WIDYA MANGGALA'' 4 Ngumbul 129 PAGUYUBAN SENI BARONG ''ANOM SINENGKER'' 20 Jagong 130 ORGANISASI SENI BARONG ''BARONG SATRIO BUDOYO'' 35 Prantaan 131 ORGANISASI SENI BARONG ''KUNCORO AJI JOYO'' 29 Nglaroh Gunung 132 ORGANISASI SENI BARONG ''SINGO TUNJUNG SETO'' 30 Tunjungan 133 PAGUYUBAN SENI BARONG ''SINGO RISANG JOYO'' 27 Pengkolrejo 134 ORGANISASI SENI BARONG ''SIMO WAHYU KUNCORO'' 25 Bogem 135 ORGANISASI SENI BARONG ''JOYO COKRO BUDOYO'' 25 Giyanti 136 PAGUYUBAN SENI BARONG ''KLONO MUSTIKO JOYO'' 20 Purworejo 137 ORGANISASI SENI BARONG''SINGO BARONG'' 18 Ngloram 138 PERKUMPULAN SENI BARONG ''SINGO KRIDO'' 20 Ketileng 139 PERKUMPULAN SENI BARONG ''SIMO KARANG JOYO'' 17 Karang 140 PERKUMPULAN SENI BARONG ''SINGO TARUNO MUDHO'' 31 Kemantren 141 PERKUMPULAN SENI BARONG ''GEMBONG KENCANA'' 10 Todanan J U M L A H T O T A L P E M A I N 3.236 pelaku Dari sisi penyerapan tenaga kerja kelompok seni barongan dapat menyerap sekitar 3.236 pemain yang berfungsi memainkan peran penampilan 5 (lima) tokoh/karakter dalam kesenian barongan Blora dengan penampilan yang telah disesuaikan dengan selera di era sekarang :


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 75 Gembong Amijoyo/SingoBarong Bujangganong Joko Lodro Jaranan Untup, Noyontoko, Mbok Gainah Gambar 4.3 5 (Lima) Tokoh Dalam Barongan Blora Komponen biaya produksi seni pertunjukan barongan Blora terdiri dari biaya pemain yaitu : 1. perawit 10 orang 2. pesinden 2 orang 3. pemain Gembong Amijoyo/Singa Barong 6 orang 4. Patih Bujangganong 3 orang 5. Pentulan 3 orang 6. Joko Lodro 2 orang 7. Jaranan 10 orang Sehingga total minimal membutuhkan pemain sebanyak 35 orang, pemimpin panggung 1 orang untuk petugas perlengkapan dan kostum 2 orang. Ditambah kebutuhan peralatan untuk pentas seperti topeng, jaranan, kostum, peralatan music tradisional, setting panggung, peralatan tata cahaya dan tata suara. Dari biaya produksi seni barongan dengan kualitas tersebut biaya yang dibayarkan konsumen sekitar 25 juta rupiah. Berdasarkan wawancara penciptaan nilai tambah seni pertunjukan barongan Blora rata-rata di atas 30 % dari biaya produksi dengan pendapatan rata-rata pemain sekitar 250 - 350 ribu rupiah tergantung kinerjanya selama tampil di panggung.


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 76 Tentunya praktek baik (best practice) kelompok RGS ini perlu didorong dan direplikasi bagi kelompok barongan lain yang mayoritas masih tradisonal belum dikelola secara professional agar mampu memberikan tontonan yang berkualitas. Sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan para pemainya. Karena rata-rata pelaku seni barongan yang adalah pemuda berprofesi sebagai petani penggarap dan buruh lepas yang berpenghasilan pas-pasan. Disamping itu rata-rata pemain berpendidikan SMP sehingga kurang pengetahuan/pemahaman bagaimana mengembangkan seni tradisional bisa menjadi karya yang bernilai tinggi. Sehingga dari situ akan timbul hukum pasar rantai permintaan dan penyediaan seni barongan sesuai daya beli segmentasi pasar/konsumen. Realitas sosial tersebut sudah terjadi dimana untuk tarif pertunjukan barongan di bawah kelas RGS atau level menengah di Kabupaten Blora biasanya berkisar 8-10 Juta rupiah. Tentunya penghasilan ini akan mengangkat pendapatan kelompok barongan yang pemainya rata-rata berprofesi sebagai petani penggarap dan buruh lepas yang penghasilanya tergolong kelompok masyarakat miskin. Namun dengan keberadaan RGS dengan dukungan pemain rata-rata berpendidikan S1 sarjana seni akan menjadi trend setter dan sumber inspirasi kreatifitas dan inovasi seni pertunjukan barongan yang dapat memberikan pembelajaran dan wawasan koreografi tarian bagi kelompok seni barongan tradisional. Upaya inilah yang disebut transformasi sosial dengan mendorong kapasitas belajar masyarakat yang tidak dapat menempuh pendidikan formal, dan bisa mengakselerasi pengetahuannya dengan memberikan ruang untuk belajar dan ada pola pendampingan yang dilakukan secara intens. Tinggal bagaimana menciptakan seringnya permintaan tanggapan pertunjukan barongan akan meningkatkan pendapatan mereka sehingga bisa terbebas dalam golongan pendapatan kelas miskin terutama miskin ekstrem yaitu pendapatan Rp. 465.000/bulan. Untuk itu perlu dukungan Pemerintah Kabupaten Blora tinggal agar merumuskan kebijakan afirmasi yang holistik agar bisa mewujudkan seni barongan menjadi profesi atau sumber pendapatan yang menjanjikan bagi masyarakat Blora. Juga mendorong atau mengendorse


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 77 penampilan seni barongan Blora untuk tampil di luar Kabupaten Blora baik di tingkat regional wilayah Jawa Tengah, nasional hingga internasional. Di sisi lain dampak dari penampilan seni barongan Blora dapat menciptakan lapangan kerja di sektor lain seperti sub sektor pendorong dari belakang (backward linkage) dapat menciptakan lapangan kerja 30 pengrajin topeng barongan dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat 2 orang sehingga berjumlah 60 orang dan pembuat kostum penari sekitar 20 orang berikut data pengrajin barongan menurut Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja di tahun 2022 sebagai berikut : Tabel 4.2. Data Pengrajin Barongan Kabupaten Blora Tahun 2022 NO NAMA ALAMAT NO. HP 1 WIRO PURWANTO DS. MURAHARJO KEC. KUNDURAN 089684334581 2 ENDAH LESTARI DS. MURAHARJO KEC. KUNDURAN 089684334581 3 M. ROCHANI DS. KUNDURAN KEC. KUNDURAN 083806763879 4 RIDHO FEBRIANTO DS. BALONG KEC. KUNDURAN 0882005806559 5 FITRA DWIYANTO DS. MURAHARJO KEC. KUNDURAN 085865465424 6 DAMIN DS. MURAHARJO KEC. KUNDURAN 089684334581 7 ALI MUNAWAR DS. TAWANGEJO KEC. KUNDURAN 082226103445 8 UNGGUL KUKUH W DS. COWEKAN BULOH KEC. KUNDURAN 081382486528 9 M. AGUS ARIYANTO DS. KODOKAN KE. KUNDURAN 085326419254 10 HERU AMINUDIN DS. KUNDURAN KEC. KUNDURAN 0882003444959 11 FERI WARDIANSYAH DS. KUNDURAN KEC. KUNDURAN 083128702329 12 ROHMAD DANI P.A DS. GAGAKAN KEC. KUNDURAN 0882005309081 13 JADMIN DS. BALONG KEC. KUNDURAN 0895323849933 14 SARMI DS. BALONG KEC. KUNDURAN 0895323849933 15 ACHMAD KHOIRI S DS. BIJIREJO KEC. KUNDURAN 089530199959 16 JOKO ARIANTO DS. BEGANJING KEC. JAPAH 085524768312 17 ARIK MULYONO DS. BEGANJING KEC. JAPAH 081466801725 18 NUR ROHMAD DS. WONOSEMI KEC. BANJAREJO 089671577373 19 RAHMAD ARIYANTO DS. SUKOREJO KEC. TUNJUNGAN 088980257941


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 78 Saat ini Berdasarkan Data Blora dalam angka 2023 yang diterbitkan BPS, jumlah pengrajin Barongan Blora berjumlah 30 pengrajin dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat sejumlah 60 orang, dengan omset per tahun total lebih dari 500 juta rupiah. Belum lagi lapangan kerja baru dari dampak mendorong ke dapan (forward linkage) tenaga kerja yang terlibat dari persewaan panggung, tata suara dan pencahayaan. Dampak lain yang ditimbulkan dari adanya atraksi penampilan seni barongan akan mengundang kerumunan penonton sehingga membuka sub sektor kriya pengrajin mainan/merchandise barongan dan kuliner yang merasakan manfaatnya dari kerumunan penonton barongan. Di sisi lain keterlibatan perempuan (indeks pembangunan gender) dalam pertunjukan seni barongan terutama di kelompok pemain jaranan sekitar 20 % yang umumnya dimainkan perempuan, karena dapat menambah daya tarik penonton. Faktor lain yang tidak terukur secara ekonomi tetapi memberikan dampak yang signifikan dari fenomena seni barongan Blora adalah menciptakan keamanan wilayah dan bisa menekan angka kriminal di Kabupaten Blora, dikarenakan lewat 20 JOKO LASTIYONO DS. KAMOLAN KEC. BLORA 0895330232258 21 JOKO PURNOMO JL. AGILKUSUMODYO II NO 1 KEL. KUNDEN KEC. BLORA 089509789895 22 HERU PUJIYANTO JL. BERINGIN TIMUR KEL. MLANGSEN KEC. BLORA 081393654655 23 WIJI HADI PRAMONO KEL. TEGAL GUNUNG KEC. BLORA 089509350171 24 YUDI SANTOSO KEL. TEGAL GUNUNG KEC. BLORA 089513908419 25 ADWI RISTA PRASETYO DS. JIKEN KEC. JIKEN 087743989660 26 KHOIRUL CAHYONO DS. BRABOWAN KEC. SAMBONG 082234495485 27 KARSONO DS. BRABOWAN KEC. SAMBONG 082326128345 28 ALI MUNTHAHA DS. GABUSAN KEC. JATI 088802919030 29 SULISTYO WIDI H DS. CERME-TOBO KEC. JATI 088228808588 30 SARPAN DS. JIPANG KEC. CEPU 08978346964


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 79 seni mampu menstabilkan emosi masyarakat karena meraka bisa terhibur sehingga bahagia dan ceria dengan adanya hiburan kesenian. Gambar 4.4. Potensi Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja Seni Pertunjukan Barongan 4.3. Analsis SWOT dan Strategi Rekomendasi Kebijakan Untuk Mengakselerasi Seni Barongan Blora Upaya kelompok barongan RGS menjadikan pusat penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap) seni barongan Blora bersama akademisi Institut seni dan praktisi telah terbukti mampu menjadikan tontonan berkelas akhirnya menjadi role model (percontohan) bagi seni barongan lain di kabuptaen yang masih tradisional. Sebaiknya pemerintah daerah Kabupaten Blora segera mendiskusikan strategi pengembangan barongan di kabupaten Blora sebagai dan memberikan pendampingan bagi kelompok seni barongan yang masih di bawah standar agar dapat meningkatkan kualitas pertunjukannya Namun berdasarkan hasil wawancara dari 145 kelompok barongan yang ada di Kabupaten Blora kebanyakan hanya memiliki pemain inti/tetap 5 -10 orang,


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 80 selebihnya mengambil peman lepas tidak memiliki. Namun ada sisi lain ada optimisme yang ditemukan dari hasil observasi lapangan banyak pemain barongan adalah generasi Z seperti Singo Anom di Kecamatan Blora Kota dan Samin Edan Kelompok Barongan Blora yang ada di Semarang. mencoba merekrut pelajar SMP dan SMA banyak yang berminat menjadi pemain tidak tetap dan pemain tetap sehingga proses alih generasi berjalan cukup optimal. Rata-rata kelompok barongan yang ada menyediakan pemain inti dan peralatan barongan selebihnya mengambil dari luar. Tinggal bagaimana jika mereka memilih menjadi suatu profesi Sementara di sisi lain minat anak muda atau Generasi Z di seni barongan ini cukup banyak mereka bisa disiapkan menjadi pemain barongan yang handal di masa depan. Minat anak muda dapat terlihat karena sejak anak-anak mereka biasa merespon dengan ikut berjoget ketika barongan tampil. Tentunya hal tersebut akan masuk ke dalam memori mereka akan kecintaan terhadap seni barongan. Apalagi didukung pola RGS dalam melakukan segmentasi konsumen lebih berfokus pada segmen anak-anak, makanya seni barongan dikonsumsi ketika masyarakat melakukan hajatan khitan anak, sehingga penontonnya banyak didominasi anak-anak kecil. Jika anak-anak kecil menyukai tontonan Barongan akan membuat pertunjukan seni barongan dapat berkelanjutan, karena kenangan memori waktu kecil ketika mereka besar dan mempunyai penghasilan akan melakukan hal yang sama ketika akan menyunatkan anak mereka kelak. Anak-anak Blora kelak bisa memilih sebagai pelaku seni atau penikmat seni. Strategi konsumsi melalui pendekatan budaya melalu segmen anak-anak lebih berkelanjutan disitulah menunjukan bahwa seni barongan Blora sudah menjadi bagian masa kecil hingga dewasa masyarakat Blora. Peran Pemerintah Daerah seharusnya dapat mengakselerasi agar Barongan Blora karena sudah terbukti banyak masyarakat Blora mengandalkan kehidupanya di Barongan. Sebisa mungkin seperti Pemda Kabupaten Ponorogo yang berkomitmen kuat agar Reog Ponorogo dikenal secara nasional dan internasional. Secara branding di benak masyarakat Indonesia mereka tahu kalau Reog ya Ponorogo. Kabupaten Blora dapat mencontoh/mereplikasi upaya


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 81 Kabupaten Ponorogo mengembangkan Reog Ponorogo dengan upaya kerja keras dan sistematis karena Barongan Blora mempunyai modal sosial yang kuat di hati masyarakat Blora. Strengths (Kekuatan) Warisan Budaya yang masih lestari dan menjadi bagian budaya masyarakat Blora hingga sekarang. Seni Barongan Blora telah di daftarkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke Kemendikbud sejak tahun 2011 Hampir di setiap kecamatan ada kelompok barongan hingga saat ini tercatat 141 kelompok barongan dan 3200 pemain. Mendorong kolaborasi dengan sub sektor lain yang dapat menciptakan lapanagan pekerjaan dan mensejahterakan pelaku sub sektor lain. Telah di selenggarakan Festival Barongan sejak tahun 2014 dan berlangsung hingga sekarang. Sudah ada kelompok barongan yang mampu mengangkat seni barongan menjadi maha karya dan biaya tanggapan Seni barongan mampu membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan Weaknesses (Kelemahan) Banyak kelompok barongan masih dikelola secara trasdisonal belum professional sehingga belum mensejahterakan para pemain Rata-rata pemain barongan berpendidikan SMP Krisis pemain barongan karena hampir setiap kelompok barongan jika ada tanggapan mencomot pemain kelompok lain yang tidak tampil. Anggran Pemerintah Daerah terbatas untuk mengkaselerasi Branding Barongan Blora masih kurang dibanding Reog APBD Kabupaten Blora terbatas untuk mengakselerasi seni barongan. Seni barongan masih sedikit dikonsumsi secara nasional Banyak kelompok barongan belum memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) agar memudahkan pembinaan Sudah memiliki ruang pertunjukan Tirtonadi tapi belum optimal mengaktifasinya Kesadaran pendaftaran Hak cipta masih rendah


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 82 Opportunities (Peluang) Keberadaan Perguruan Tinggi dan Praktisi dapat dilibatkan dalam pengembangan inovasi kesenian barongan Keberadaa dukungan belanja dana pemerintah pusat melalui kementerian kebudayaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat disinergikan Keberadaan BUMN dan Dunia Usaha dapat disniergikan untuk mengakselerasi seni barongan Perlu pelindungan dan pengakuan seni barongan baik secara nasional dan internasional melalui institusi yang memiliki legitimasi Perlu pengembangkan paket wisata dengan atraksi barongan Blora yang mendatangkan wisatawan baik domestik dan asing Kesempatan Pentas Seni Barongan sebagai bentuk promosi di tingkat nasional dan intrenasional Keberadaan sosial media dan influencer dapat membantu promosi pemasaran seni barongan Pemanfaatan platform seperti tiket.com untuk menjual tontonan barongan bagi masyarakat umum Threats (Ancaman) Generasi penerus mudah mengakses budaya luar lewat handphone Gempuran budaya dari luar bisa menggerus kemandirian budaya Dari analisa SWOT di atas dapat diupayakan berbagai strategi-strategi dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang untuk mengatasi kelemahan dan ancaman agar seni barongan Blora sebagai bentuk rekomendasi kebijakan yang dapat di tindaklanjuti Bupati bersama DISPORABUDPAR dalam bentuk program dan kegiatan Rencana Kerja Perangkat daerah. Beberapa rekomendasi kebijakan sebagai berikut : 1. Mendorong Dinas Penanaman Modal Pelayanan Satu Atap (DPMPTSP) bekerjasama dengan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 83 (DISPORABUDPAR) untuk mendorong kelompok Barongan Blora memiliki Nomor Induk Berusaha agar memudahkan pendataan dan mengakases permodalan usaha melalui KUR dengan bunga 3 % yang bunganya disubsidi pemerintah pusat dari bunga normal 16 %. Peran DPMPTSP juga bisa membantu data dan informasi (marketing intelligent) tentang peluang usaha batik di Kabupaten Blora sebagai sumber iformasi pelaku batik yang akan memulai usaha. 2. Mengoptimalkan dan merevitalisasi gedung pertunjukan Tirtonadi sebagai ruang pentas publik pertunjukan seni barongan melalui Skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha, beberapa badan usaha potensial yang bisa dilibatkan seperti Exxon Mobil, Perusahaan Rokok, Lembaga Perbankan dan lainnya. Jika membutuhkan gedung pertunjukan dengan kapasitas daya tampung penonton yang lebih banyak bisa merivitalisasi Eks Lapangan Kridosono dan bisa dimanfaatkan tempat pertunjukan seni lainnya skala nasional. Untuk melakukan revitalisasi juga bisa berkoordinasi dengan KemenPUPR. Namun untuk memberi kepercayaan bagi Badan Usaha bahwa gedung tersebut dikelola secara professional Pemda Blora bisa berkolaborasi dengan kelompok barongan yang sudah berpengalaman dan memiliki reputasi seperti Kelompok Barongan Risang Guntur Seto (RGS) atau yang lainya dengan kapasita dan kapabilitas yang sama. Sementara agar Pemda Kabupaten juga bisa ikut terlibat dalam anggaran untuk kegiatan di pengelolaan gedung pertunjukan Tirtonadi ada baiknya di bawah Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) DISPORABUDPAR. Upaya ini juga bagian dari upaya menumbuhkan lokasi-lokasi pertumbuhan ekonomi baru supaya tidak hanya berpusat di kawasan alun-alun Kabupaten Blora. 3. Mendorong Kepala Daerah melakukan kerjasama dengan Kanwil Kemenkumham Wilayah 6 agar memudahkan dan memfasilitasi pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual Individu (HKII) berupa hak cipta, merek, paten dan desain industri dan Hak Kekayaan Intelektual Komunal (HKIK) berupa ekpresi budaya tradisional, pengetahuan tradisional, indikasi


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 84 geografis /indikasi asal dan sumber daya genetik sebagai bentuk membangun daya saing pelaku usaha dan daerah. 4. Untuk melakukan upaya pelindungan seni barongan Blora selanjutnya DISPORABUDPAR mendaftarkan seni tradisonal Barongan Blora ke Kanwil Kemenkumham Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM menjadi Hak Kekayaan Intelektual Komunal (HKIK) Kabupaten Blora yang bekerjasama pelaku barongan dalam membantu dokumen pengisiaan ekpresi budaya tradisional karena mereka yang lebih mengetahui dengan difasilitasi DISPORABUDPAR. Upaya ini perlu dikakukan untuk melindungi Seni Barongan Blora tidak diakui/diklaim daerah atau negara lain, seperti kasus reog Ponorogo diklaim pemerintah Malaysia. Selain itu dalam kebijakan anggaran DISPORABUDPAR juga ada memfasilitasi pendaftaran hak cipta bagi penciptaan koreografer tarian barongan yand dilakukan kelompok barongan, tentunya dengan pelindungan hak cipta tersebut akan memicu kreatiftas-kreatiftas baru supaya tidak melanggar hak cipta kelompok lain. Seandainya ingin menggunakan dalam pentas barongan harus ijin dan jika ada manfaat ekonomi harus membayar royalty. Kondisi ini akan menumbuhkan semangat berkretaifitas para kelompok sanggar barongan di Kabupaten Blora. 5. Mendorong contoh pengembangan Desa Wisata berbasis eduwisata bagi pengembangan spasial suatu wilayah dan tematik dalam bentuk pariwisata kreatif yang mengangkat seni barongan dan terintegrasi dengan produk ekonomi kreatif merchandise barongan dalam suatu kawasan dengan melibatkan Bumdes dan masyarakat dengan memegang prinsip sesuai kemampuan dan saling menguntungkan. 6. Mendorong Dinas Kebudayan dan Dewan Kebudayaan Kabupaten Blora untuk bersinergi mencetak pamong-pamong budaya yang melakukan pendampingan dalam pengembangan seni barongan Blora di Desa-Desa. 7. Menaikan citra seni barongan di tingkat nasional dan internasional melalui institusi yang memiliki legitimasi dengan mendorong Kepala Daerah


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 85 bersinergi dengan DISPORABUDPAR untuk melakukan rangkaian kegiatan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : a. memfasilitasi Seni Pertunjukan Barongan Blora diakuai secara internasional untuk didaftarkan warisan budaya tak benda (WBTB) ke Unesco dengan bekerjsama Kementarian Kebudayaan dan Komite Nasional Indonesia Unesco (KNIU), sebagai tindaklanjut pengakuan Barongan Blora di tingkat nasional sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Kebudayaan. Apalagi seni barongan Blora RGS pernah tampil di TMII dalam Acara bertajuk Ojo Dumeh di tahun 2017 yang ditonton negara sahabat dan negara-negara yang tergabung dalam kerjasama Unseco. b. Mendorong DISPORABUDPAR untuk melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut : i. DISPORABUDPAR memfasilitasi pengisian borang Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) bisa bekerjasama dengan DISPORAPAR Provinsi dengan melibatkan Komunitas Pelaku 17 sub sektor ekonomi Kreatif salah satunya seni pertunjukan barongan untuk mengisi borang PMK3I. ii. Setelah borang PMK3I terisi meminta Bupati agar berkirim surat ke Kemenparekraf untuk melakukan Uji Petik PMK3I agar difasilitasi kegiatan Uji petik dengan melibatkan Tim Penilai dari Kemenparekraf hingga terlaksana kegiatan tersebut sampai dengan ditanda tanganinya Berita Acara Uji Petik PMK3I dengan sub sektor unggulan seni pertunjukan barongan karena yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan sudah berjalan lama. iii. Selanjutnya DISPORABUDPAR mengawal agenda Berita Acara Uji Petik (BAUP) dapat terlaksana dengan baik agar ketika dilakukan monitoring dan evaluasi oleh Kemenparekraf. Karena hal tersebut menjadi prasayarat sebelum ditetapkannya Kabupaten Blora menjadi Kabupaten Kota (KaTa) Kreatif Indonesia melalui Surat Keputusan Kemenparekraf. dapat terlaksana dengan baikakan menetDengan


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 86 demikian pengakuan seni barongan secara nasional oleh Kemenparekraf akan melengkapi pengakuan Kementerian Kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda sejak 2011. iv. Jika sudah ditetapkan menjadi KaTa Kreatif Indonesia oleh Menparekraf selanjutnya jika ingin dikenal secara dunia dapat melanjutkan ke program Jejaring Kota Kreatif Dunia Unesco (Unesco Creative Cities Network/UCCN) untuk mengangkat batik dan seni barongan dengan sub sektor unggulan Craft and Folk Art masuk ke peta dunia Unesco dan bisa dikenal Kota-Kota Jejaring lain di dunia. Untuk bisa masuk ke UCCN harus berkoordinasi dengan Kemenparekraf dan Komite Nasional Indonesia Unsesco (KNIU) dan meminta rekomendasi Kota Kreatif dengan sub sektor unggulan yang sama dalam hal ini bisa berkoordinasi dan meminta pendampingan Kota Pekalongan yang telah masuk UCCN sejak 2014. Kegiatan pendaftaran UCCN di laksanakan setiap 2 tahun sekali jika gagal baru bisa mengikuti lagi setelah satu periode pendaftaran dan jatah satu negara hanya bisa mengusulkan 2 kota jadi sangat ketat kompetisinya. Berikut link laman web untuk pendaftaran UCCN https://en.unesco.org/creative-cities/home. c. Membranding Kota Blora sebagai Kota Barongan bisa dengan menggunakan istilah kota, bumi, tanah atau yang lain seperti yang telah dilakukan Kabupaten Ponorogo yang menampilkan identitas Barongan di sudut pintu masuk wilayah Kabupaten Blora yang Startegis, Kantor Bupati, Kantor Kecamatan dan Kelurahan dan di gapura-gapura desa di Kabupaten Blora melibatkan Dinas mengurusi taman kota dan PUPR dengan bekerjsama badan usaha agar tidak menggunakan dana APBD Kabupaten. Upaya ini perlu dilakukan untuk menjadi perhatian kolektif masyarakat Blora bahwa Seni Pertunjukan Barongan harus dijaga dan dilestarikan. Upaya ini bisa mencontoh Kabupaten Ponorogo dengan membranding icon sebagai Kota Reog di tapal batas antar pintu masuk dan sudut-sudut kota seperti pada gambar-gambar di bawah ini,


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 87 Gambar 4.5. Contoh Branding Reog Kota Ponorogo Bahkan di Kabupaten Ponorogo sedang dibuat patung/monument Reog sebagai destinasi wisata lengkap dengan ruang pertunjukan seperti kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park yang ada di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung – Bali. Untuk itu perlu kajian khusus lengkap dengan DED karena bisa mendatangkan investor yang tertarik di bidang Pariwisata melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha. d. Memperkuat Kelompok Seni Barong yang sudah maju dalam hal ini RGS menjadi pusat penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap) Seni Barongan dan Seni Tradisonal khas Blora sebagai bentuk inovasi akar rumput (innovation grass root). Selanjutnya produk pengetahuan, ketrampilan dan penampilan didesiminasikan untuk memperkuat bentuk transformasi sosial dalam rangka meningkatkan kapasitas belajar masyarakat khususnya kelompok barongan yang pemainnya masih banyak berpendidikan SMP yang tidak memiliki akses pendidikan formal untuk mempunyai pengetahuan bagaimana membuat pertunjukan barongan berkelas. Untuk itu ada baiknya RGS dijadikan rujukan dalam pengambilan kebijakan yang terkait pengembangan seni barongan karena memiliki kapasitas dan kapabilitas. e. Mendorong Perjanjian Kerjasama Pemerintah Kabupaten dengan Perguruan Tinggi/Institut Seni yang ada di Indonesia untuk


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 88 mengembangkan seni barongan Blora dalam bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang memiliki akademsi dan civitas akademikanya untuk terlibat dalam penelitian dan pengabdian masyarakat. Bahkan pihak Perguruan Tinggi bisa mendorong skema penelitian dan hibah tersebut dibiayai melaui Kemendikbuddikti dalam bertbagai skema seperti Kedaireka dan lainnya. f. Mendorong kebijakan DSIPORABUDPAR dan Bappeda yang menangani penelitian dan pengembangan budaya lokal, dan Dinas Pendidikan Kabupaten mengadakan lomba barongan tingkat SMP dengan melibatkan akademisi dari ISI Surakarta, Unnes dan dari praktisi Kelompok Barongan RGS dengan piala Bupati Blora Juga berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi bersama Komite Ekonomi Kreatif Kab Blora mendorong kegitan ekstrakulikuler SMA dan jika memungkinkan membuka SMK jurusan seni tari di wilayah Kabupaten Blora. Upaya ini perlu dilakukan untuk menjaga keberlangsungan seni Barongan dengan melakukan inovasi secara terus menerus dan berkelanjutan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pemain barongan Blora. g. Mendorong DISPORABUDPAR berkoordinasi dengan DISPORAPAR Provinsi dan Kemenparekraf Meningkatkan Festival Barongan Blora Nusantara yang sudah digelar sejak 1 November 2014 dapat masuk kedalam Calender of Event (CoE) Kharisma Even Nusantara (KEN) Kemenparekraf supaya bisa ditingkatkan di level Internasional karena program ada dukungan dana dari Kemenparekraf tentunya bisa menjadi solusi kapasitas anggaran APBD Kabupaten Blora yang terbatas. Upaya ini perlu mencontoh Even Nasional Reog Ponorogo yang sudah masuk Top Ten Kharisma Even Nusantara dengan mengadakan lomba reog Piala Presiden dan even tersebut dikembangkan dengan pola ticket yang bisa di beli melalui platform ticket.com seharga Rp.75.000.


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 89 Gambar 4.6. Model Percontohan Even Nasional Reog Ponorogo h. Mendorong penampilan Seni Barongan Blora untuk tampil di tingkat nasional dan internasional sebagai bentuk titian muhibah kebudayaan (jembatan atas nama persaudaran dan cinta kasih) atau melakukan kerjasama budaya antara Kabupaten Blora dengan Kota-Kota yang ada di Luar Negeri kolaborasi DISPORABUDPAR dengan Kementerian Kebudayaan, Kedutaan Luar Negeri dan Pemerintah Negara tujuan yang terkadang mereka memfasilitasi akomodasi dan trabnsportasi para pemain barongan selama tampil di sana. i. Mendorong DISPORABUDPAR dapat membuat museum tentang seni barongan dan motif batik Blora sebagai bentuk konservasi ekspresi budaya tradisional dan pengetahuan tradisional agar dapat menjadi wahana edukasi di tingkat masyarakat Blora dan umum dan menjadui bagian destinasi wisata. j. Mendorong kebijakan belanja Dinas Kominfo dalam melakukan soslalisasi program pemerintahan Kabuptaen Blora dengan menggunakan Media Tradisional seperti Seni Barongan dan seni tradisional lainnya. k. Memastikan peran Bappeda agar dalam pengusulan anggaran DISPORAPAR dan Dinas terkait dapat mengakomodasi berbagai usulan


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 90 tersebut kedalam kebijakan belanja Dinas sebagai bentuk kebijakan berbasis bukti (eveidence based policy) Upaya itu semua akan memperkuat dan mengakselerasi citra Kabupaten Blora sebagai Kota Barongan yang ada di Indonesia. Tentu dampak tersebut akan berkorelasi dengan peningkatan pendapatan khususnya masyarakat Blora yang terlibat di seni pertunjukan barongan dan investasi daerah kedepannya, jika mampu menggerakan sektor Pariwisata. Apalagi ditopang aksesabilitas Bandara Ngloram Blora dan akses darat melalui jalur tarasnportasi kendaraan umum dan kereta akan mendorong mudahnya para wisatawan hadir di Kabupaten Blora. 4.4. Perkembangan Batik Blora Batik telah menjadi motif adi busana budaya asli Jawa yang melambangkan dalam setiap tahapan kehidupan mulai dari lahir, remaja, ketika menikah, hamil, berkeluarga hingga meninggal. Batik sudah menjadi bagian tradisi yang terus secara turun temurun diwariskan hingga saat ini. Jadi mengkonsumsi baju batik sudah menjadi warisan budaya lokal masyarakat Jawa secara turun temurun dan menginspirasi suku-suku lain untuk mengembangkan batik dengan khas motif daerah masing-masing. Atas realitas sejarah tersebut Batik telah di daftarkan ke Unesco sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2009. Tentunya hal ini juga akan mempengaruhi perkembangan batik di Kabupaten Blora yang juga yang diawali tahun 2009 di Kecamatan Kunduran dengan mengembangkan dengan berbagai motif khas daerah seperti daun jati, kambium jati, akar jati dikarenakan di Blora banyak sekali pohon jati. Selain itu juga motif merak sebagai binatang endemik yang ada di Blora dan motif barongan yang merupakan seni khas Kabupaten Blora.serta kombinasi antar motif tersebut. Meskipun relatif baru perkembangan industri Batik di Kabupaten Blora namun perkembangannya cukup progresif diterima masyarakat di tingkat lokal, regional dan nasional.


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 91 Gambar 4.7. Aneka Motif Batik Blora Dari hasil observasi lapangan dan wawancara dengan beberapa pelaku usaha Batik mungkin akan dilaporkan 2 (dua) profil pelaku Batik representatif sebagai perwakilan para pembatik Blora lainnya. Salah satunya adalah Ibu Yanik Mariana, pemilik usaha batik Nimas Barokah sebagai pemilik Hak Cipta Motif Pring Tayub dengan No Pencatatan : 0002439944. Bahkan karyanya sempat viral setelah dipakai Bapak Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah. Dari karyanya tersebut akhirnya mendapatkan banyak mendapatkan pesanan Batik Tulis untuk seragam Ibu PKK, guru sekolah, pemerintah desa dan beberapa Dinas Kabupaten Blora. Kepercayaan masyarakat lokal menggunakan Batik Nimas Barokah cukup tinggi karena telah memiliki pengakuan dari berbagai nstitusi seperti telah memiliki sertifkasi kompetensi kerja Badan Nasioanl Sertfikasi Profesi (BNSP) di bidang Peracik Malam (Batik Wax Maker), memiliki sertifikat syarat Uji SNI dari Kementarian Perindustrian untuk ciri, syarat mutu dan metode uji yang dikeluarkan Badan Strandarisasi Nasional (BSN) dan juga telah memiliki Hak Merek dagang Nimas Barokah. Pengrajin Batik tulis Nimas Barokah ini bisa menjadi contoh bagi pembatik lain di Kabupaten Blora agar membangun kepercayaan konsumen dengan


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 92 dibuktikan kepemilikan berbagai sertifkat yang menunjukan kemampuannya dalam memproduksi Batik. Saat ini tercatat jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam Nimas Barokah sejumlah 12 orang dengan 80 % berjenis kelamin perempuan. Pembatik lain yaitu Ibu Christina Damayanti yang merupakan keturunan pembatik Blora yang cukup lama dan menempuh pendidikan di bidang Art Universitas di Syedney Australia. Puta Blora yang memiliki kecintaan pada daerahnya dengan berupaya mengangkat Batik Blora agar dikenal oleh masyarakat Jawa Tengah dan Indonesia. Berbekal belajar batik dari Danar Hadi Solo, Bu Christina mengembangkan motif sendiri dan mesosialisasikan lewat pameran Ina Craft di Jakarta ada motif bunga, bakmi dan lain-lain dibawah brand merek dagang SNAP mencoba mengenalkan Batik Motif Blora ke para pecinta Batik se Indonesia. Titik balik bisnis Bu Christina ketika pandemi dengan kemampuan fashion desainer membuat produk jaket bermotif batik, Indonesia dan baju-baju siap pakai (ready to wear), dan beberapa Jaket Jersey dengan motif batik (batik printing) kombinasi motif Indonesia yang banyak diminati, hingga sempat menjadi shopee best seller. Bahkan sempat waktu peresmian Bandara Ngloram Blora oleh Pak Presoden Joko Widodo tertarik menggunakan jaket jersey buatan Bu Christina dengan keunggulan berbagai motif Indonesia. Saat ini jumlah tenaga kerja yang terserap di perusahaan Bu Christina sejumlah 65 orang dengan 90 % berjenis kelamin perempuan. Keunggulan lain dari sistem produksi Bu Christina adalah melibatkan orang yang memiliki keterbatasan dengan mengambil alih bagian yang sulit dikerjakan tim inti, sementara bagian yang mudah diserahkan kepada orangorang punya keterbatasan. Keunggulan dari bisnis batik Bu Christina adalah sistem pemasarannya dengan menggunakan e-commerce dan sosial media (instagram) dan sering viral. Pemasaran dengan bekerjasama dengan biro travel yang digarap serius dan professional sehingga dibuktikan dengan kinerja 80 % penjualan di dominasi oleh konsumen di luar Kabupaten Blora.


Kajian Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Seni Pertunjukan Barongan dan Batik Kab. Blora | 93 Gambar 4.8 Produk Batik Blora yang digunakan Presiden dan Gubernur Jateng Selain dua tokoh pembatik lokal tersebut di Kabupaten Blora juga terdapat kelompok pembatik Difabel dibawah binaan Rumah Batik Difabel Blora Mustika. Jumlah pembatik di rumah difabel berjumlah 10 orang dari sini menunjukan batik dapat menjadi solusi pemberdayaan kaum difabel. 4.5. Potensi Nilai Tambah dan Dampak Makro Batik Blora 4Nilai tambah batik sangat bergantung dengan tingkat kedetailan motif yang dibuat dalam selembar kain putih. Selanjutnya teknik pewarnaan dan motif dalam kain terkesan hidup dan menciptakan estetika dan menjadi daya tarik konsumen untuk membeli kain batik. Proses pembuatan Batik dimulai kreatiftas dalam membuat motif yang dituangkan ke dalam kertas putih sebagai master desain batik karena tidak semua orang mampu membuat motif batik. Selanjutnya rancangan motif yang sudah jadi dijiplak atau diblat dengan pensil ke kain putih untuk menghasilkan kain batik tulis dengan motif seragam dalam jumlah banyak. Dilanjutkan dengan proses pencantingan dengan malam untuk mempertebal motif hasil blat pensil, lalu motif diberi pencoletan pemberian warna kemudian diberikan pemberian warna dasar untuk kain secara utuh, selanjutnya proses penguncian warna agar tidak luntur. Lalu dijemur selama sehari terus di lorot untuk menghilangkan malam. Tentunya setiap tahapan dalam pembuatan batik membutuhkan tenaga kerja dengan spesialisasi keahliahan tertentu. Sementara dalam menghasilkan


Click to View FlipBook Version