The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

KATALOG GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA TAHUN 1612 – 2014

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Buku Digital, 2023-05-31 12:39:21

KATALOG GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA TAHUN 1612 – 2014

KATALOG GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA TAHUN 1612 – 2014

1 KATALOG GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA TAHUN 1612 – 2014 (EDISI KELIMA) OLEH : SUPARTOYO SURONO EKA TOFANI PUTRANTO KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI Jl. Diponegoro no. 57 Bandung 4016 Telepon (022) 7272606, 7272604; Facsimile (022) 7202761; Homepage:http//www.vsi.esdm.go.id 2014 1 KATALOG GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA TAHUN 1612 – 2014 (EDISI KELIMA) OLEH : SUPARTOYO SURONO EKA TOFANI PUTRANTO KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI Jl. Diponegoro no. 57 Bandung 4016 Telepon (022) 7272606, 7272604; Facsimile (022) 7202761; Homepage:http//www.vsi.esdm.go.id 2014 1 KATALOG GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA TAHUN 1612 – 2014 (EDISI KELIMA) OLEH : SUPARTOYO SURONO EKA TOFANI PUTRANTO KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI Jl. Diponegoro no. 57 Bandung 4016 Telepon (022) 7272606, 7272604; Facsimile (022) 7202761; Homepage:http//www.vsi.esdm.go.id 2014


2 Penyusun : Dr. Supartoyo Dr. Surono Ir. Eka Tofani Putranto, MT Penyunting : Ir. M. Hendrasto, M.Sc Dr. Gede Suantika, M.Si Dr. Sri Hidayati, M.Sc


3 SAMBUTAN KEPALA PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI Saya menyambut gembira atas terbitnya buku Katalog Gempabumi Merusak di Indonesia Tahun 1612 – 2014 edisi kelima ini yang merupakan pemutakhiran dari edisi sebelumnya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa negara kita merupakan wilayah rawan bencana gempabumi dan tsunami karena terletak pada tempat pertemuan empat lempeng aktif dunia, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, Laut Philiphina dan Pasifik. Lempeng Eurasia yang relatif stabil dan kaku terdapat pulau-pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa bergerak relatif ke arah tenggara. Lempeng Indo-Australia yang relatif lentur bergerak relatif ke utara dan menyusup ke bawah lempeng Eurasia di pantai Barat Sumatera, Selatan Jawa, Selatan Bali – Nusa Tenggara hingga ke sebelah Barat Daya Kepulauan Maluku. Lempeng Pasifik bergerak relatif ke arah barat berinteraksi dan menyusup ke bawah lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia di sebelah Utara Papua, sebelah Utara Kepulauan Maluku hingga ke Perairan Sulawesi Tengah Bagian Timur. Pertemuan antar lempeng tersebut membentuk zona penunjaman atau zona subduksi sebagai sumber gempabumi. Oleh karena zona subduksi berada di bawah laut maka gempabumi pada zona subduksi berpotensi membangkitkan tsunami. Akibat dari interaksi empat lempeng tersebut terbentuk deretan gunungapi aktif (127 gunungapi di Indonesia) dan membentuk morfologi pegunungan serta lembah juga sesar di busur kepulauan. Sesar yang terbentuk di busur kepulauan ini dapat menjadi sumber gempabumi. Apabila sesar aktif tersebut terletak dekat dengan permukiman dan aktivitas penduduk maka dapat berpotensi menyebabkan bencana. Meskipun hingga saat ini belum ada ilmu dan teknologi untuk meramalkan waktu kejadian dan parameter gempabumi, namun melalui katalog ini dapat diketahui wilayah rawan gempabumi dan tsunami yang berpotensi menimbulkan bencana. Sifat dinamika geologi menunjukkan bahwa jika suatu wilayah pernah terjadi gempabumi, maka kejadian gempabumi serupa akan berulang kembali di daerah yang sama, namun sulit untuk menentukan waktu dan besarnya parameter gempabumi tersebut. Artinya, gempabumi dapat


4 terjadi setiap saat di wilayah yang pernah terjadi gempabumi di masa lalu. Oleh karena itu, pendapat atau berita yang menyebutkan akan terjadi gempabumi pada waktu tertentu di suatu wilayah dengan besaran parameter kegempaan tertentu, berita tersebut tidak perlu diperhatikan dan ditanggapi. Hal penting bagi masyarakat yang bermukim di wilayah rawan gempabumi adalah selalu waspada, mengetahui tata cara mengantisipasi dan menyelamatkan diri jika terjadi gempabumi serta membangun bangunan tahan terhadap goncangan gempabumi. Bagi wilayah yang pernah terjadi gempabumi yang diikuti oleh gelombang tsunami agar pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir harus memperhatikan bentuk, morfologi dan lingkungan pantai terhadap permukiman dan aktivitas penduduk sebagai bagian dalam perlindungan masyarakat terhadap ancaman bencana tsunami. Mudah – mudahan buku ini dapat berguna sebagai salah satu rujukan data dasar gempabumi merusak dan tsunami di Indonesia bagi pihak – pihak yang membutuhkannya. Bandung, Desember 2014 Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Ir. M. Hendrasto, MSc. NIP 195910231987031002


5 SAMBUTAN PENYUSUN Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa maka buku berjudul “Katalog Gempabumi Merusak di Indonesia Tahun 1612 – 2014” dapat disajikan kepada para pembaca. Buku ini merupakan edisi kelima, melanjutkan dari edisi pertama (tahun 2005), edisi kedua (tahun 2006), edisi ketiga (tahun 2006) dan edisi keempat (tahun 2008). Buku ini berisi kejadian gempabumi merusak dan gempabumi yang mengakibatkan terjadinya tsunami di Indonesia sejak tahun 1612 - 2014. Data sumber gempabumi dan tsunami dihimpun dan dimutakhirkan dari berbagai literatur dan hasil-hasil penyelidikan para ahli kebumian di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Hingga tahun 1960-an, lokasi kejadian gempabumi belum dapat diketahui secara pasti tetapi wilayah yang mengalami kerusakan dapat diketahui dari laporan - laporan yang dikumpulkan dari dalam negeri dan luar negeri. Sejak tahun 1964, informasi lokasi dan parameter gempabumi diketahui dengan pasti, sejalan dengan berkembangnya pamasangan jaringan pemantauan gempabumi di dunia. Katalog ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber gempabumi, karakteristik gempabumi suatu wilayah dan wilayah rawan bencana gempabumi dan tsunami. Buku katalog ini akan selalu dimutakhirkan dengan data terbaru, sehingga katalog ini benar-benar dapat dijadikan salah satu rujukan data dasar dalam studi tentang bencana gempabumi dan tsunami di Indonesia. Penyusun menyadari buku katalog ini masih jauh dari lengkap dan sempurna. Oleh karena itu masukan untuk perbaikan buku ini sangat kami harapkan dari para pembaca. Semoga buku katalog ini dapat berguna bagi kita semua. Bandung, Desember 2014 Penyusun Supartoyo dkk.


6 DAFTAR ISI Halaman SAMBUTAN PENYUSUN ............................................................................... SAMBUTAN KEPALA PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI ........................................................................................................ DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................. DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ i ii iii iv iv I.1 I.2 I.3 II.1 II.2 III.1 III.2 III.3 III.4 III.5 III.6 III.7 BAB I PENDAHULUAN .................................................................. Latar Belakang ................................................................................... Maksud dan Tujuan ........................................................................... Metodologi ......................................................................................... BAB II TEKTONIK DAN KEGEMPAAN DI INDONESIA ................. Tektonik di Indonesia ......................................................................... Kegempaan di Indonesia ................................................................... BAB III GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA ........................... Gempabumi Merusak di Pulau Sumatera .......................................... Gempabumi Merusak di Pulau Jawa ................................................. Gempabumi Merusak di Pulau Bali dan Nusa Tenggara ................... Gempabumi Merusak di Pulau Kalimantan ........................................ Gempabumi Merusak di Pulau Sulawesi ........................................... Gempabumi Merusak di Kepulauan Maluku ...................................... Gempabumi Merusak di Pulau Papua ............................................... BAB IV PENUTUP ............................................................................ DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 1 1 2 3 4 4 6 11 13 49 74 93 96 115 129 140 141


7 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan membentang mulai dari Sabang hingga Merauke sepanjang lebih dari 5.000 km, lebar dari utara ke selatan lebih dari 1.700 km dan memiliki luas sekitar 1,92 juta km2 . Secara geografis Indonesia terletak diantara dua benua yaitu Benua Asia dan Australia serta dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Pasifik. Secara geotektonik, Indonesia merupakan tempat pertemuan empat lempeng aktif dunia, yaitu : Lempeng Benua Eurasia yang bergerak sangat lambat ke arah tenggara dengan kecepatan sekitar 0,4 cm/ tahun, Lempeng Samudera Indo – Australia yang bergerak ke arah utara dengan kecepatan sekitar 7 cm/ tahun, Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak ke arah barat dengan kecepatan sekitar 11 cm/ tahun dan Lempeng Laut Philiphina yang bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan sekitar 8 cm/ tahun (Minster dan Jordan, 1978 dalam Yeats, 1997). Pertemuan keempat lempeng tersebut merupakan salah satu tempat unik di dunia ini. Dampak dari pertemuan lempeng tersebut mengakibatkan terbentuknya tataan dan pola struktur geologi tertentu di wilayah Indonesia yang memberikan konsekuensi berupa dampak positif dan negatif. Dampak positif berupa terbentuknya cekungan hidrokarbon/ minyak dan gas bumi, potensi energi panas bumi, jalur mineralisasi berpotensi terbentuknya mineral logam dan non logam serta bahan tambang lainnya, tanah yang subur akibat endapan batuan rombakan gunungapi muda serta jejak – jejak kejadian geologi masa lampau yang memberikan pemandangan indah sebagai tujuan wisata. Semua itu merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang patut kita syukuri. Disamping memberikan dampak positif, pertemuan keempat lempeng tersebut mengakibatkan dampak negatif yaitu rawan bencana geologi, yaitu : gempabumi, tsunami, letusan gunungapi, gerakan tanah atau longsor, erosi, sedimentasi serta dinamika geologi destruktif lainnya. Kejadian bencana gempabumi dan tsunami, di beberapa wilayah di Indonesia, dicirikan dengan waktu kejadian sangat singkat dan tanda-tanda kejadiannya yang sangat singkat pula. Kedua jenis bencana geologi ini lama kejadiannya pada umumnya kurang dari 30 menit, akan tetapi telah mengakibatkan dampak bencana yang luar biasa berupa korban jiwa, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan dan keresahan di masyarakat. Kejadian gempabumi dan tsunami dapat


8 menghancurkan hasil pembangunan yang telah dibangun, mengganggu stabilitas ekonomi dan sosial, serta mengakibatkan lumpuhnya Pemerintahan tingkat Provinsi seperti yang terjadi di Banda Aceh pada akhir tahun 2004 hingga pertengahan tahun 2005 dan di tingkat Kabupaten seperti terjadi di Pulau Nias pada bulan Maret tahun 2005. Sayangnya, hingga saat ini belum ditemukan ilmu dan teknologi yang tepat untuk “meramalkan” kapan dan berapa besar kekuatan yang dapat diakibatkan oleh kejadian gempabumi dan tsunami. Pendapat beberapa orang dan “oknum” yang meramalkan waktu akan terjadinya gempabumi dan tsunami hanya isapan jempol belaka. Disamping tidak terbukti, ramalan tersebut telah menimbulkan keresahan di masyarakat. Contohnya adalah ramalan seorang Professor dari Brazil yang meramalkan di sebelah barat Pulau Sumatera pada tanggal 24 Desember 2007 akan terjadi gempabumi dengan kekuatan besar dan diikuti oleh tsunami. Isu tersebut sangat meresahkan masyarakat dan menjelang tanggal 24 Desember 2007 kota Padang dan Bengkulu sempat lengang selama beberapa hari karena masyarakatnya berbondong – bondong mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan keluar kota Padang dan Bengkulu. Meskipun isu tersebut tidak terbukti, namun sebagian besar masyarakat sempat ”percaya” terhadap isu tersebut. Mereka seakan – akan telah tersihir oleh isu tersebut dan tidak mempercayai penjelasan ilmiah yang dikemukakan oleh Badan Geologi maupun instansi pemerintah lainnya. Oleh karena itu, upaya yang tepat untuk mengurangi dampak bencana gempabumi adalah meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi yang merupakan bagian dari upaya mitigasi gempabumi. Salah satu upaya mitigasi tersebut adalah menghimpun catatan sejarah kejadian bencana gempabumi sebelumnya, atau disebut juga kejadian gempabumi merusak (destructive earthquake). Buku ini menghimpun data kejadian gempabumi merusak di Indonesia dari tahun 1612 hingga 2014. Dengan mengetahui sejarah kejadian gempabumi merusak sebelumnya akan dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi. I.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan buku ini adalah untuk menghimpun sejarah kejadian gempabumi merusak yang pernah terjadi di wilayah Indonesia dari berbagai sumber. Tujuan dari penyusunan buku ini adalah untuk memberikan gambaran sejarah kejadian gempabumi


9 merusak yang pernah terjadi di Indonesia, yang berguna untuk mengidentifikasi wilayah rawan gempabumi dan mempelajari karakteristik gempabumi merusak di suatu daerah. Hal ini sangat berguna dalam mendukung program mitigasi bencana gempabumi. Sesuai dengan amanah Undang – Undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Undang – Undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka buku ini diharapkan dapat menyediakan data dasar sejarah kejadian gempabumi merusak yang pernah terjadi di Indonesia. Penyusunan buku ini adalah untuk melengkapi dan melanjutkan data katalog gempabumi merusak yang telah disusun sebelumnya oleh Kertapati dkk. (1991) dan dilanjutkan oleh Supartoyo, Putranto dan Surono (2005) untuk edisi pertama. Kemudian Supartoyo, Putranto dan Surono (2006) melanjutkan untuk edisi kedua dan ketiga. Selanjutnya Supartoyo dan Surono (2008) menyempurnakan untuk edisi keempat. Oleh karena buku ini mendapat respon yang luar biasa dari pembaca, maka Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menugaskan kepada penulis untuk mencetak ulang dengan menambah data kejadian gempabumi merusak hingga tahun 2014. I.3 Metodologi Metodologi penyusunan buku ini adalah dengan menghimpun data kejadian gempabumi merusak yang terjadi di wilayah Indonesia, berasal dari buku, referensi, perpustakaan Pusat Survei Geologi (PSG), perpustakaan Pusat Lingkungan Geologi (PLG), perpustakaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG), hasil kegiatan penyelidikan gempabumi yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (sekarang PSG) hingga tahun 2000 dan PVG mulai tahun 2000 hingga sekarang, BMG, USGS, Pemerintah Daerah (Provinsi/ Kabupaten/ Kota), internet, media elektronik, media masa, tulisan populer (di surat kabar, buletin, jurnal, dll), materi seminar, kolokium, sosialisasi. Beberapa data yang dipergunakan untuk menyusun buku ini antara lain dari Kertapati dkk. (1991), Visser (1922), catatan dari Wichman (tanpa tahun), Soetarjo dkk. (1985), Newcomb dan McCann (1987), Tjokrosapoetro (1994) dan data lainnya. Data tersebut kemudian dikelompokkan sesuai dengan wilayah Provinsi di Indonesia dalam bentuk tabel. Sementara itu data koordinat pusat gempabumi merusak diplot sesuai dengan wilayah kejadian.


10 BAB II TEKTONIK DAN KEGEMPAAN DI INDONESIA II.1 Tektonik di Indonesia Kepulauan Indonesia merupakan salah satu kawasan unik di dunia ini karena tempat bertemunya empat lempeng dunia, yaitu Lempeng Indo – Australia, Lempeng Eurasia, Lempeng Laut Philiphina dan Lempeng Pasifik, sehingga menghasilkan pola dan tataan geologi yang rumit, terutama di kawasan Indonesia bagian timur. Pertemuan 3 lempeng ini merupakan hal unik di dunia ini yang dikenal dengan sebutan “triple junction”. Beberapa ahli kebumian menyatakan bahwa selain tiga lempeng tersebut, sebenarnya terdapat tambahan satu lempeng lagi yang saling berinteraksi di wilayah Kepaulauan Indonesia, yaitu Lempeng Philiphina (Hall, 2002; Simandjuntak dan Barber 1996 dalam Simandjuntak 2004; Kertapati, 2006). Berdasarkan pengaruh interaksi antara empat lempeng tersebut, secara umum wilayah Kepulauan Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu kawasan Indonesia barat dan kawasan Indonesia timur. Tektonik Indonesia bagian barat sangat dipengaruhi oleh interaksi antara Lempeng Indo – Australia dan daratan Sunda (Sunda land). Wilayah Indonesia bagian barat sebagian besar didominasi oleh kerak kontinen daratan Sunda hasil dari amalgamasi fragmen kontinen – fragmen kontinen yang lebih kecil pada Mesozoikum (Metcalfe, 1996 dalam Prasetiadi, 2007). Sedangkan tektonik di wilayah Indonesia bagian timur sangat dipengaruhi oleh interaksi Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Philiphina yang menghasilkan tataan struktur geologi yang sangat kompleks. Evolusi tektonik di wilayah Kepulauan Indonesia setidaknya telah dimulai pada akhir Jaman Perm hingga Awal Trias sebagaimana telah dijelaskan oleh Simandjuntak (2004) dalam bukunya yang berjudul Tektonika. Secara ringkas Simandjuntak (2004) menjelaskan evolusi tersebut sebagai berikut. Pada akhir Jaman Perm hingga Awal Trias anak benua Siam, Burma, Malaysia dan Sumatera terpisah dari benua besar Pangea dan pada Trias Tengah bertumbukan dengan anak benua lainnya yaitu China selatan dan Indochina (termasuk mintakat Bangka – Belitung) yang telah terpisah lebih dulu dari benua besar Pangea. Pada akhir Trias gabungan anak benua Siam, Burma, Malaysia, Sumatera dan China selatan, Indochina bergerak ke utara khatulistiwa dan bertumbukan dengan anak benua daratan


11 Cathaysia. Mekanisme ini bersamaan dengan dengan menunjamnya kerak samudera Meso – Tetis di bawah pinggiran sebelah selatan gabungan anak benua Siam, Burma, Malaysia, Sumatera dan China selatan, Indochina. Mekanisme tunjaman tersebut menghasilkan terbentuknya jalur timah di wilayah Asia Tenggara, termasuk di wilayah Indonesia. Pada waktu itu wilayah lain di Indonesia masih belum terbentuk. Pada awal Jura penggalan dari benua Woyla bertumbukan dengan anak benua Siam, Burma, Malaysia, Sumatera, kemudian bergabung dan menjadi cikal bakal anak benua Asia Tenggara. Pada Kapur tengah hingga akhir anak benua Asia Tenggara mengalami tumbukan tektonik ganda dengan Lempeng Samudera Pasifik dan Kerak samudera Ceno Tetis (yang merupakan cikal bakal Lempeng Indo – Australia). Selanjutnya pada akhir Kapur jalur orogenesa kedua tunjaman tektonik tersebut membentuk anak benua daratan Sunda (Sunda land). Sementara itu di selatan Khatulistiwa Benua Australia mulai memisah yang menghasilkan benua-benua mikro dan pada Jaman Neogen akan berpindah ke arah barat – barat laut menuju wilayah Laut Banda terbawa oleh Sesar Sorong yang bergerak transtensional mengiri. Disamping itu pada wilayah ini terjadi tumbukan antara Kerak Samudera Ceno Tetis dengan Lempeng Samudera Pasifik dan membentuk rangkaian busur kepulauan (island arc) yang kini menjadi Laut Carolina dan Laut Philiphina. Pada awal Tersier terjadi perpindahan lajur penunjaman di wilayah Indonesia bagian barat semakin ke arah laut antara Lempeng Samudera Indo – Australia dan daratan Sunda. Pada wilayah Indonesia timur Benua Australia bertumbukan dengan busur kepulauan Paleosen Laut Carolina dan Laut Philiphina. Tumbukan ini mengakibatkan sebagian busur kepulauan tersebut tersesarkan dan terakrasi di wilayah utara Papua New Guinea. Pada Jaman Neogen terjadi orogenesa di seluruh wilayah Indonesia akibat interaksi empat lempeng tektonik yang menghasilkan tujuh jalur orogenesa (orogenic belts) yaitu orogenesa Barisan, Sunda, Talaud, Sulawesi, Banda, Melanesia dan Dayak (Simandjuntak 2004). Mekanisme tektonik lajur penunjaman ini masih aktif atau teraktifkan kembali hingga sekarang, salah satunya dicirikan tingginya frekuensi kegempaan di wilayah Indonesia. Gambar 1 menampilkan tataan tektonik dan struktur geologi yang terbentuk pada kondisi sekarang.


12 Gambar 1. Tataan tektonik di Kepulauan Indonesia (Hall, 2002). II.2 Kegempaan di Indonesia Gempabumi merupakan goncangan pada permukaan bumi yang dihasilkan dari gelombang seismik akibat pelepasan energi secara tiba-tiba dari dalam bumi (Hunt, 1984). Dinamika bumi memungkinkan terjadinya gempabumi. Setiap hari tidak kurang dari 8.000 kejadian gempabumi di dunia, dengan skala kecil kurang dari 2 pada Skala Richter, sampai skala besar dengan kekuatan mencapai 9 pada Skala Richter yang secara statistik hanya terjadi satu kali dalam 20 tahun di dunia. Kurang lebih 10% kejadian gempabumi dunia terjadi di Indonesia, sehingga Indonesia termasuk wilayah rawan gempabumi. Berdasarkan penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gempabumi, maka gempabumi dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu gempabumi vulkanik, tektonik dan akibat proses lain. a. Gempabumi Vulkanik Gempabumi vulkanik disebabkan oleh naiknya fluida gunungapi (gas, uap dan magma) dari bawah menuju ke permukaan (kawah) mengakibatkan retakan yang menimbulkan getaran di


13 sekitar rekahan dan merambat ke segala arah. Gempabumi ini bersumber dalam tubuh gunungapi aktif pada umumnya berkekuatan kecil (maksimum 2 Skala Richter), tidak terasa dan hanya tercatat oleh peralatan seismograf. b. Gempabumi Tektonik Gempabumi ini disebabkan aktifitas tektonik pada zona batas antar lempeng dan patahan yang mengakibatkan getaran yang menyebar ke segala arah. Kekuatan gempabumi tektonik dapat mencapai 9 pada Skala Richter seperti yang pernah terjadi di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Pada buku ini istilah gempabumi tektonik selanjutnya akan disebut gempabumi. c. Gempabumi Akibat Proses Lain Selain akibat aktivitas naiknya fluida gunungapi dan aktivitas tektonik, kejadian gempabumi dapat diakibatkan oleh beberapa proses antara lain runtuhan batuan di daerah kapur, runtuhnya terowongan tambang dan longsoran bawah tanah. Kejadian gempabumi dapat juga diakibatkan oleh injeksi fluida, pengisian waduk dan percobaan nuklir (Hunt, 1984 dan Keller dan Pinter, 1996). Kejadian-kejadian tersebut dapat menimbulkan getaran tanah dan kekuatan gempabumi ini tergantung dari volume dan jenis material runtuhan apabila disebabkan oleh longsoran. Salah satu teori yang hingga kini dapat diterima oleh para ahli kebumian untuk menjelaskan mekanisme dan sebaran kejadian gempabumi adalah teori tektonik lempeng (theory of plate tectonic). Gempabumi akan terjadi apabila terjadi penumpukan energi pada batas lempeng (bersifat konvergen/ bertumbukan, divergen/ saling menjauh dan transform/ berpapasan) atau pada sesar/ patahan dan blok batuan tersebut tidak mampu lagi menahan batas elastisitasnya, sehingga akan dilepaskan sejumlah energi dalam bentuk rangkaian gelombang seismik yang dikenal sebagai gempabumi. Sebaran kegempaan di Indonesia terdapat pada batas pertemuan lempeng dan berkaitan dengan aktivitas sesar aktif pada kerak bumi (Gambar 2). Adapun jenis sesar/ patahan aktif penyebab gempabumi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sesar naik (thrust/ reverse fault), sesar turun (normal fault) dan sesar mendatar (strike slip fault).


14 Gambar 2. Kegempaan wilayah Indonesia (Irsyam dkk., 2010). Zone penunjaman dan patahan-patahan berdasarkan data geologi, geofisika, geodesi dan kegempaan dikenal sebagai zona sumber gempabumi (seismic source zone) (Algermisen dkk 1982, Crouse 1992, Adam dan Basham 1994 dalam Kertapati 2006). Berdasarkan data geologi, geofisika, sejarah kegempaan dan geodesi, maka di wilayah Indonesia dapat dibagi menjadi tiga zona sumber gempabumi (Kertapati, Firmansyah & Irsyam 1999 dalam Kertapati 2006), yaitu : Zona penunjaman/ subduksi. Zona patahan kerak bumi dangkal (shallow crustal fault zone). Zona menyebar (diffuse). Zona penunjaman merupakan suatu tempat terjadinya gempabumi di sekitar tempat pertemuan antara dua lempeng, dapat berupa antara lempeng samudera yang menyusup di bawah lempeng benua atau dapat juga berupa pertemuan antar dua lempeng benua yang saling bertumbukan yang dikenal dengan sebutan kolisi (collision). Beberapa zona penunjaman yang merupakan sumber gempabumi di Indonesia adalah zona penunjaman Jawa – Sumatera, Seram, Sulawesi Utara, Sangihe, Punggungan Mayu dan Halmahera – Irian (Kertapati, 2006).


15 Zona patahan kerak bumi dangkal merupakan tempat terjadinya gempabumi di dalam kerak bumi dangkal dan berkaitan dengan aktivitas sesar/ patahan yang dikenal sebagai sesar aktif (active fault). Beberapa pendapat dari para ahli tentang batasan waktu sesar aktif berbeda- beda. Menurut Keller dan Pinter (1996) sesar aktif adalah sesar yang pernah bergerak pada kurun waktu 10.000 tahun yang lalu. Sesar berpotensi aktif (potential active) adalah sesar yang pernah bergerak pada kurun waktu 2 juta tahun yang lalu. Sedangkan sesar tidak aktif (inactive fault) adalah sesar yang belum/ tidak pernah dalam kurun waktu 2 juta tahun yang lalu. Menurut komisi pengaturan Nuklir USA (USA Nuclear Regulatory Commision, dalam Hunt, 1984 dan Keller dan Pinter, 1996) sesar aktif adalah suatu sesar yang minimal pernah bergerak dalam kurun waktu 50.000 tahun yang lalu atau pernah bergerak lebih dari sekali selama kurun waktu 500.000 tahun yang lalu. Kriteria ini dibuat dengan tujuan untuk faktor keselamatan yang lebih besar. Hal ini merefleksikan tingkat kepedulian resiko pembangkit tenaga nuklir. Menurut Yeats, dkk (1997) banyak masalah sehubungan dengan definisi sesar aktif yang berbeda dari beberapa lembaga di USA. Perbedaan tersebut menyangkut batasan waktu. Beberapa batasan waktu dari lembaga – lembaga tersebut menyangkut definisi sesar aktif adalah : pernah bergerak 10.000 tahun yang lalu, pernah bergerak 35.000 tahun yang lalu, pernah bergerak 150.000 tahun yang lalu, pernah bergerak 2 kali selama kurun waktu 500.000 tahun yang lalu. Menurut Huzita dkk., 1992 sesar aktif adalah sesar yang bergerak pada jaman Kuarter dan berpotensi untuk bergerak kembali pada masa yang akan datang. Sesar aktif dicirikan apabila sesar tersebut memotong permukaan geomorfologi berumur Kuarter, memotong perlapisan Kuarter, sesar pada daerah gunungapi yang bergerak pada periode pendek (selama masa letusan gunungapi) dan sesar normal yang diamati pada pegunungan tinggi seperti Pegunungan Alp di Jepang akibat pengaruh gaya gravitasi. Dari beberapa pendapat di atas, meskipun beberapa tentang batasan waktu sesar aktif, namun terdapat persamaan waktu tentang sesar aktif yaitu yang pernah bergerak pada Jaman Kuarter dan kemudian teraktifkan kembali pada saat ini. Beberapa sesar aktif pada kerak bumi dangkal yang merupakan sumber gempabumi antara lain : Sesar Sumatera di Pulau Sumatera, Cimandiri, Baribis, Bumi Ayu, Lasem (di Pulau Jawa), Walanea, Palu – Koro, Poso, Batui (di Pulau Sulawesi), Tarera – Aiduna, Sorong, Ransiki, Membrano (di Pulau Papua), Sesar naik busur belakang Flores (di Nusa Tenggara) (Kertapati, 2006). Selain sesar aktif yang disebut di atas di Pulau Jawa terdapat sesar aktif lain, yaitu sesar Opak (Natawidjaja, 2007), Sesar Walat yang membentang dari kota Cibadak hingga selatan


16 Sukabumi. Sesar aktif di Pulau Sumatera dikenal dengan sebutan Sesar Besar Sumatera (Katili, 1980) atau Sesar Sumatera (Sieh dan Natawidjaja, 2000). Di Pulau Sulawesi dikenal Sesar Palu Koro berarah barat laut-tenggara. Menurut Bellier dkk. (2001) Sesar Palu Koro terbagi menjadi 7 segmen dan panjang keseluruhan sekitar 218 km. Di Pulau Papua membentang sesar mendatar berarah barat timur mulai dari Kepala Burung Provinsi Papua Barat, Kepulauan Maluku hingga lengan timur Sulawesi yang dikenal dengan sebutan Sesar Sorong. Kejadian gempabumi merusak di Kepulauan Maluku tahun 1998 dengan magnituda 8,3 Mw berkaitan dengan aktivitas Sesar Sorong. Zona menyebar (diffuse) merupakan zona sumber gempabumi yang diasumsikan sebagai daerah yang mempeunyai potensi kegempaan (Kertapati, 2006). Beberapa kejadian yang berhubungan dengan aktivitas tektonik di busur belakang, cekungan busur belakang, fragmen kontinen/ benua seperti di daerah Banggai Sula serta cekungan seperti di cekungan Banda. Gambar 3. Zona sumber gempabumi di Indonesia (Kertapati dan Mawardi, 2000 dalam Kertapati, 2006).


11 BAB III GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA Wilayah Negara Republik Indonesia merupakan wilayah rawan bencana geologi, khususnya bencana gempabumi dan tsunami, karena merupakan tempat pertemuan empat lempeng, yaitu : Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudera Indo – Australia, Lempeng Samudera Pasifik dan Lempeng Laut Philiphina. Zona pertemuan antar lempeng tersebut membentuk palung (trench) yang disebut zona subduksi dan merupakan zona sumber gempabumi di laut. Akibat tumbukan antar lempeng tersebut, terbentuk sesar aktif baik yang terdapat di darat maupun di laut. Pada lempeng benua diantara zona subduksi dan rangkaian Busur Vulkanik terbentuk zona prismatik akresi dimana banyak terdapat sistem sesar aktif, pada umumnya merupakan sesar naik dan banyak dijumpai sebaran pusat gempabumi. Sesar aktif tersebut baik yang terdapat di darat maupun di laut juga merupakan zona sumber gempabumi. Oleh karena itu wilayah yang berdekatan dengan sumber gempabumi dapat digolongkan sebagai wilayah rawan bencana gempabumi. Gambar berikut ini menampilkan peta sebaran sesar aktif dan pusat gempabumi merusak, peta wilayah rawan bencana gempabumi dan peta wilayah rawan tsunami di Indonesia. Gambar 4. Peta sebaran sesar aktif dan pusat gempabumi merusak di Indonesia (Supartoyo dan Surono, 2008).


12 Gambar 5. Peta wilayah rawan gempabumi di Indonesia (Supartoyo dan Surono, 2008). Gambar 6. Peta wilayah rawan bencana tsunami di Indonesia (Supartoyo dan Surono, 2008).


13 Berdasarkan data dari berbagai sumber, antara lain : BMKG, USGS, Pemerintah Daerah, media elektronik, media massa dan lain – lain yang dihimpun oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) mulai dari tahun 2000 hingga 2014 tercatat kejadian gempabumi merusak berkisar antara 4 hingga 12 kejadian (tabel 1). Kejadian gempabumi merusak tersebut telah mengakibatkan bencana meliputi korban jiwa, kerusakan bangunan, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan maupun kecemasan di masyarakat akibat beredarnya isu – isu seputar gempabumi dan tsunami. Tabel 1. Kejadian gempabumi merusak di Indonesia tahun 2000 hingga 2014. NO. TAHUN KEJADIAN JUMLAH KEJADIAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 2000 s/d 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 5 5 10 9 11 12 8 8 8 8 8 6 9 4 III.1 Gempabumi Merusak di Pulau Sumatera Kegiatan tektonik di kawasan Pulau Sumatera dan sekitarnya tergolong aktif sejak Paleozoikum – Mesozoikum – Tersier hingga sekarang ini yang diikuti oleh pembentukan jalur orogenesa di wilayah ini. Pulau Sumatera merupakan salah satu kawasan yang terletak pada pinggiran lempeng aktif (active plate margin), yang dicerminkan oleh tingkat kegempaan tinggi dan aktivitas vulkanisme di wilayah ini. Pulau Sumatera merupakan bagian dari Lempeng Eurasia yang bergerak sangat lambat relatif ke arah tenggara dengan kecepatan sekitar 0,4 cm/ tahun, berinteraksi dengan Lempeng Hindia – Australia yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera yang bergerak relatif ke arah utara dengan kecepatan sekitar 7 cm/ tahun (Minster dan Jordan, 1978 dalam Yeats, 1997). Zona pertemuan antara kedua lempeng tersebut membentuk palung dengan kedalaman berkisar 4.500 meter hingga 7.000 meter, yang dikenal dengan nama zona tumbukan atau zona subduksi. Penunjaman di Pulau Sumatera bersifat oblique, membentuk


14 sudut sekitar 50o - 65o (Simanjuntak dan Barber, 1996). Zona subduksi merupakan sumber gempabumi di laut yang berpotensi membangkitkan tsunami apabila gempabumi tersebut magnitudonya besar (umumnya lebih dari 6,5 Skala Richter), kedalaman dangkal (umumnya kurang dari 40 km), mekanismenya patahan naik atau turun serta terjadi perubahan morfologi secara vertikal (dislokasi) di bawah laut. Akibat benturan tersebut terbentuk sejumlah sesar di Pulau Sumatera baik yang terdapat pada zona prismatik akresi yang terletak diantara zona subduksi dan pantai Pulau Sumatera maupun di daratan Pulau Sumatera. Sesar utama di Pulau Sumatera adalah Sesar Sumatera dan Sesar Mentawai. Sesar Sumatera memanjang sepanjang Pulau Sumatera mulai dari Aceh hingga teluk Semangko Provinsi Lampung. Katili (1980) menyebut sesar ini Sesar Besar Sumatera (The Great Sumatera Fault), sedangkan Sieh dan Natawidjaja (2000) menyebutnya sebagai Sesar Sumatera. Sesar Sumatera tersebut dapat dibagi menjadi 19 segmen (Sieh dan Natawidjaja, 2000), yaitu segmen Seulimeum, Aceh, Batee, Tripa, Renun, Toru, Angkola, Barumun, Sumpur, Sianok, Sumani, Suliti, Siulak, Dikit, Ketahun, Musi, Manna, Komering dan Semangko (Sieh dan Natawidjaja, 2000). Sementara itu Tjia (1977) membagi menjadi 18 segmen, yaitu segmen Semangko, Mekakau, Musi Keruh, Ketahun-Seblat-Dikit-Siulak, Batang Saliti (Batang Hari), Solok Singkarak, Sianok Masang, Sumpur, Asik, Ulu Aer, Batang Toru, Lae Renum, Wae Nigumpang, Krueng Aceh, Batang Gadis, Batang Angkola Selatan, Batang Angkola Utara dan Padang Ratu. Sesar Mentawai terletak di laut yaitu diantara cekungan muka dan zona prismatik akresi di sebelah barat Pulau Sumatera (De Corte, 1974 dan Harding, 1983 dalam Lumbanbatu, 2005). Sesar Mentawai diusulkan oleh Diament dkk. (1992 dalam Sieh dan Natawidjaja, 2000). Beberapa tulisan telah menjelaskan kejadian gempabumi merusak di Pulau Sumatera Visser (1922), catatan dari Wichman (tanpa tahun), Newcomb dan McCann (1987). Sebanyak dua kejadian gempabumi dengan magnitudo di atas 8 terjadi di sebelah barat Pulau Sumatera pada tahun 1833 dengan magnitudo 8,8 Mw dan 1861 dengan magnitudo 8,4 Mw Newcomb dan McCann (1987). Kedua kejadian gempabumi tersebut menimbulkan terjadinya tsunami.


15 Gambar 7. Segmentasi Sesar Sumatera dan hubungannya dengan gunungapi aktif, graben dan danau (Sieh dan Natawidjaja, 2000).


16 Gambar 8. Sebaran Sesar Sumatera terbagi menjadi 18 segmen (Tjia, 1977 dalam Lumbanbatu, 2005). Sesar Sumatera tergolong sebagai sesar aktif, dibuktikan sering terjadinya gempabumi bersumber di darat akibat pergerakannya. Gempabumi yang bersumber di darat akibat pergerakan sesar aktif, meskipun magnitudonya tidak besar, namun berpotensi terjadinya bencana, karena sumbernya dangkal dan dekat dengan pemukiman dan aktivitas penduduk. Disamping itu terdapat juga sesar aktif lainnya dalam segmentasi lebih kecil yang pernah


17 mengakibatkan terjadinya gempabumi. Tabel berikut ini menyajikan wilayah rawan gempabumi dan tsunami di Pulau Sumatera. Tabel 2. Wilayah rawan gempabumi dan tsunami di Pulau Sumatera. 1. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Kabupaten Simeulue *) Kabupaten Aceh Singkil *) Kabupaten Aceh Selatan *) Kabupaten Aceh Barat Daya *) Kabupaten Nagan Raya *) Kabupaten Aceh Barat *) Kabupaten Aceh Jaya *) Kabupaten Aceh Besar *) Kota Banda Sabang *) Kota Banda Aceh *) Kota Lhokseumawe *) Kabupaten Pidie *) Kabupaten Pidie Jaya *) Kabupaten Bireun *) Kabupaten Aceh Utara *) Kabupaten Aceh Tengah *) Kabupaten Bener Meriah Kabupaten Aceh Gayo Lues Kabupaten Aceh Tenggara Kota Sabulussalam 2. Provinsi Sumatra Utara NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Kabupaten Karo Kabupaten Humbang Hasundutan Kabupaten Langkat Kabupaten Pakpak Bharat Kabupaten Dairi Kabupaten Simalungun Kabupaten Samosir Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Selatan Kabupaten Nias Selatan *) Kabupaten Mandailing Natal *) Kabupaten Padangsidempuan *) Kabupaten Tapanuli Tengah *) Kabupaten Nias *) Kota Sibolga *)


18 3. Provinsi Jambi NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. Kabupaten Kerinci Kabupaten Merangin 4. Provinsi Sumatra Barat NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Kabupaten Kepulauan Mentawai *) Kabupaten Pesisir Selatan *) Kota Padang *) Kota Pariaman *) Kabupaten Padang Pariaman *) Kabupaten Agam *) Kabupaten Pasaman Barat *) Kabupaten Pasaman Kabupaten Tanah Datar Kabupaten Lima Puluh Kota Kabupaten Solok Kabupaten Solok Selatan Kota Solok Kota Padang Panjang Kota Bukit Tinggi 5. Provinsi Bengkulu NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kota Bengkulu *) Kabupaten Muko Muko *) Kabupaten Bengkulu Utara *) Kabupaten Kaur *) Kabupaten Bengkulu Selatan *) Kabupaten Seluma *) Kabupaten Kepahiang Kabupaten Lebong Kabupaten Rejang Lebong 6. Provinsi Sumatera Selatan NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. 3. 4. Kota Empat Lawang Kabupaten Pagar Alam Kabupaten Lahat Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 7. Provinsi Lampung NO. KABUPATEN/ KOTA 1. Kabupaten Lampung Barat *)


19 2. 3. 4. Kabupaten Tanggamus *) Kabupaten Lampung Selatan *) Kota Bandar Lampung *) *) Kabupaten/ Kota rawan gempabumi dan tsunami. Gambar berikut ini menampilkan sebaran pusat gempabumi merusak Pulau Sumatera yang diplot dari Katalog gempabumi merusak Pulau Sumatera. Tidak semua pusat gempabumi di plot. Meskipun magnitudonya kecil, tetapi apabila gempabumi tersebut mengakibatkan bencana (menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan) digolongkan sebagai gempabumi merusak dan pusat gempabuminya diplot pada peta. Tabel berikutnya menampilkan parameter kejadian gempabumi merusak yang pernah terjadi di Pulau Sumatera yang dihimpun dari literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri serta hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral hingga tahun 2014. Parameter gempabumi merusak yang ditampilkan meliputi : nama gempabumi (diambil nama lokasi yang mengalami bencana), tanggal kejadian, koordinat pusat gempabumi, kedalaman, magnitudo, skala MMI dan keterangan kerusakan. Selanjutnya ditampilkan foto – foto kerusakan yang terjadi akibat kejadian gempabumi di Pulau Sumatera yang dikumpulkan dari berbagai literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri. Sebagian foto – foto ini merupakan hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.


20 Gambar 9. Pusat gempabumi merusak di Pulau Sumatera.


21 Tabel 3. Katalog gempabumi merusak Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pulau Simeulue (Tsunami) Banda Aceh Banda Aceh Lhok Semawe- Sigli (Tsunami) Kuta Cane Banda Aceh -/-/1907 23/8/1936 2/4/1964 12/4/1967 20/6/1976 4/4/1983 - 6,1º LU- 94,8ºBT 5,9ºLU– 95,7ºBT 5,3ºLU– 97,3ºBT 3,2ºLU– 96,3ºBT 5,8ºLU– 93,27ºBT - 33 33 55 33 51 - 7,3 Ms 6,5 6,1 6,1 6,6 - VII-VIII VII VIII VII VI Terjadi tsunami di Pulau Simeulue. Kerusakan melanda Pulau Simeulue. 9 org meninggal, 20 org luka parah. Kerusakan sejumlah bangunan di Banda Aceh, Lhok Sukon dan Lhok Seumawe. Kerusakan bangunan terparah di Krueng Raya. Di Banda Aceh ± 30%-40% bangunan tembok rusak. Kerusakan bangunan di Jenieub, Pendada, Jeumpa dan Bireun. Intensitas gempa terbesar di Lhok Seumawe dan Sigli. Terjadi Tsunami. Likuifaksi & longsoran di Sigli. Sebanyak 5 mesjid, 11 sekolah, 59 madrasah, dan 2.000 rumah rusak. Kerusakan bangunan pemerintah di Kutacane & bandara Pinangsore di Sibolga. Kerusakan bangunan terparah di Banda Aceh, gedung Keuangan Negara di Banda Aceh rusak.


22 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 7. 8. Blangkejeren Simeuleu 15/11/1990 02/11/2002 08:25’00” WIB 3,908ºLU – 97,457ºBT 5,7ºLU – 97,1ºBT 36 km utara Singkil 33 43,2 (33, USGS) 6,8 6,5 SR VII-VIII VII 1 org meninggal, 32 org luka-luka. Terjadi tanah longsor, retakan tanah dan liquefaction. Kerusakan di Blangkejeren, Kuta Panjang, Rikit Gaib, Agusen, Gumpang, Kutacane. 2 org meninggal di Sinabang, 127 org Luka-luka di Kec. Sukajaya, Simeulue Timur dan Lasikin. Sejumlah gedung perkantoran, sekolah, rumah dan toko rusak di Sinabang. Di Lasikin kantor Pelayanan PLN ambruk, 36 kantor dan bangunan rusak. Di Pulau Simeulue : 1.875 rumah rusak, 401 diantaranya rusak berat termasuk : 43 ruko, 42 gedung sekolah & 50 buah masjid. Getaran gempa terasa di Kab. Aceh Barat, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Singkil dan Kepulauan Banyak. Di Medan getaran gempa tercatat II MMI, Tapaktuan – Meulaboh IV –VI MMI, Banda Aceh - Lhok Seumawe II – III MMI.


23 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 9. 10. Peureulak, Aceh Timur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) (Tsunami) 22/01/2003 09.58.51,2 WIB 26/12/2004 07:58’53” WIB 4,577ºLU– 97,54ºBT 3,307ºLU – 95,947ºBT 250 km barat daya kota Banda Aceh 33 30 (USGS ) 5,7 SR 9 Mw V VIII 31 bangunan rusak berat, 26 bangunan rusak ringan meliputi : rumah penduduk, sarana pendidikan, balai pengajian, puskesmas, sarana perhubungan rusak di Beurandang, Rantau Peureulak, Aceh Timur. Sebanyak ± 150 jiwa mengungsi. Getaran gempa terasa di Pangkalan Brandan skala III MMI, Medan, Malaysia & Thailand. Gempabumi terbesar IV di dunia sejak thn 1900 (USGS). Terjadi tsu- nami merusakkan ± 85% kota Banda Aceh. Total korban lebih dari 310.000 orang meninggal. Lebih 265.000 orang meninggal di NAD dan pantai Barat Sumatera Utara, 30.800 org di Sri langka, 10.300 org di India, 5.300 org di Thailand, 150 org di Somalia, 82 org di Maladewa, 68 org di Malaysia, 59 org di Myanmar, 10 org di Tanzania, 3 org di Seychelles, 2 org di Bangladesh, 1 org di Kenya. Pantai Barat NAD (Lhok Nga, Calang, Meulaboh) hancur. Runup di pantai Banda Aceh ± 9 m, pantai Lhok Nga ± 16 m.


24 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Cot Glie, Aceh Besar Simeulue Simeulue Takengon Simeulue (Tsunami) Meulaboh (Tsunami) Singkil 5/10/2005 15:46:44 WIB 1/02/2006 2:15:50 WIB 21/02/2008 15:08:00 WIB 28/01/2010 07/04/2010 09/05/2010 06/09/2011 5,2ºLU – 95,6ºBT 2,744ºLU – 96,059ºBT 2,58º LU – 95,99º BT 4.86oLU - 96.78oBT 2.33oLU - 97.02oBT 3.61oLU - 95.84oBT 2.81oLU - 97.85oBT 10 10 30 10 34 30 78 5,7 Mw 5,9 Mw 7,3 SR 5 SR 7,2 SR 7,2 SR 6,7 SR V V VI V VII VII VI 73 rumah penduduk, 2 masjid, 1 SD Lamkin dan 1 puskesmas rusak ringan di Kec. Cot Glie. Beberapa rumah penduduk di Kec. Seulimeum dan SMA Fajar Harapan di Banda Aceh rusak ringan. Beberapa bangunan mengalami kerusakan di Pulau Simeulue. Pusat gempa di darat. 3 orang meninggal, 25 orang luka-luka, beberapa bangunan dan rumah penduduk mengalami kerusakan. 602 bangunan mengalami kerusakan berat dan ringan di Aceh Tengah 12 orang luka-luka, beberapa rumah mengalami kerusakan. Tsunami (tinggi run up < 50 cm) di P. Tuanku dan Labuan Bajo, Kec Simeulue Timur. Beberapa bangunan mengalami kerusakan dan ringan. Tsunami tinggi run up < 50 cm. 3 org meninggal, 1 org luka berat, 6 orang luka ringan, 2.281 bangunan rusak di Singkil.


25 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 18. 19. 20. 21. 22. Simeulue (Tsunami) Trumon, Aceh Selatan Pidie Pidie Aceh Tengah 11/04/2012 23/06/2012 22/01/2013 05:22:56 WIB 22/10/2013 05:22:56 WIB 2/07/2013 21:37:02 WIB 2,40o LU – 92,99o BT 2,81°LU - 97,71°BT 4,935º LU – 96,172º BT 5,29°LU - 95,42°BT 4,698º LU – 96,687º BT 10 24 37,3 10 10 8,5 SR 6,6 SR 5,9 Mw 5,6 SR 6,1 Mw V V VI V VI Retakan dinding kantor kepala Desa Karyabakti, Kec. Salang. Longsor di Desa Ujung Tinggi, Luan Balu, Kuala Balu. Tsunami di desa Lhok Sito, Kec. Alafan, tinggi run up ± 60 cm. 1 org anak luka-luka, 1 rumah rusak di Subulussalam Utara, beberapa bangunan rusak di Teluk Rumbia, Kab. Aceh Singkil. 1 orang meninggal, 15 orang luka-luka, 14 rumah rusak di Desa Puloloih, Desa Keune, dan Leupe, Kecamatan Geumpang, Pidie. Retakan jalan dan 20 lokasi longsor di jalan Tangse – Mane. 1 orang meninggal, 3 orang luka-luka, 670 bangunan rusak, 21 sekolah rusak, 2 jembatan rusak di Kec. Tangse. 42 org meninggal, 92 org luka berat, 352 org luka ringan, ribuan bangunan rusak, jalan di Bireun - Takengon tertutup longsor. Longsor besar di daerah Ketol.


26 Tabel 4. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sumatera Utara NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Gunung Sitoli- Baras (Tsunami) Tapanuli – Sibolga (Tsunami) Mandailing Tapanuli Prapat Tapanuli Tapanuli Tapanuli Tapanuli Selatan Pulau Batu 05/01/1843 16/2/1861 19/8/1873 7/10/1873 17/05/1892 22/2/1916 24/11/1920 1/4/1921 21/9/1934 28/12/1935 - - - - - - - - 1,0ºLU– 99,0ºBT 0,3ºLS– 97,9ºBT - - - - - - - - - - - - - - 7,7 6,8 - 6,8 6,2 Ms 8,1 Ms VII-VIII VIII-IX VI VI VI VII VII VII VII VII-VIII Tsunami menyebabkan beberapa kapal rusak. Getaran kuat terasa di Gunung Sitoli & Baras. 50 org meninggal. Beberapa bangunan roboh. Tsunami di Singkil, Pulau Nias, Pulau Batu & Tello. Beberapa rumah hancur. Beberapa rumah & jembatan rusak. 3 bangunan dan rumah mengalami kerusakan. Kerusakan bangunan, goncangan terasa kuat. Goncangan kuat, terjadi longsor di jln Sibolga – Tarutung. Sesar permukaan ±80 km dari Pangurusan – Tarutung. Bangunan dan jem- batan rusak di Sipoholon. Goncangan terasa hingga Pulau Weh, Pinang dan Gunung Sitoli. Kerusakan pada dinding rumah dan genting berjatuhan. Pulau Bola dan Sigata terguncang hebat. Beberapa rumah roboh di Sibolga. Di Padang terjadi retakan dinding rumah penduduk.


27 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Tapanuli Tapanuli Tapanuli Tapanuli Sibolga Sibolga Sarulla 9/9/1936 27/10/1936 11/10/1941 25/7/1965 4/2/1971 28/4/1979 27/8/1984 3,5ºLU– 97,5ºBT 2,0ºLU– 98,8ºBT 0,6ºLU– 97,6ºBT 2,0ºLU– 99,3ºBT 0,6ºLU– 98,8ºBT 0,7ºLU– 99,5ºBT 1,5ºLU– 98,94ºBT - - - 62 33 33 33 7,2 - - 5,5 6,3 5,7 6,4 VIII VII VII VII V-VI VII VIII 17 orang meninggal karena longsoran tanah. Bencana terparah di daerah Karo. Kerusakan terjadi di Parapat, Brastagi dan Tanjung Putri. Terjadi retakan tanah antara Kutacane – Kabanjahe. Kerusakan ringan di Tapanuli. Terjadi nendatan tanah. Bencana parah di Tapanuli. Kerusakan ba- ngunan ringan di Sibolga Kerusakan rumah dan nendatan tanah di Sarula dan Onang Hasong. Kerusakan bangunan di Pasamoan, Sibolga dan Pasir Ulu. Kerusakan rumah penduduk di Pinangsore, Sibolga. Goncangan terasa hingga Padang, Padang Panjang, Bukit Tinggi, Batusangkar. 123 orang luka-luka, 350 rumah dan 65 kantor rusak. Beberapa sekolah roboh di Sarulla. Kerusakan bangunan di Sarulla, Silangkitang, Perdamaian. Peningkatan fumarola di Sarulla. Longsoran tanah di Tarutung.


28 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 18. 19. 20. 21. Tarutung Nias (Tsunami) Muara Sipongi Gunungsitoli 27/4/1987 28/03/2005 18/12/2006 04:39:17 WIB 23/01/2008 00:14:56 WIB 2,1ºLU– 98,8ºBT 2,07ºLU– 97,01ºBT 0,638ºLU -100,041º BT 1,16ºLU- 97,42º BT 30 30 30 10 6,6 8,7 Mw 5,8 Mw 6,2 SR VII VIII VI VI 2 org meninggal, 22 org luka,300 bangunan rusak. Terjadi retakan tanah di terban & Tarutung. Terjadi Likuifaksi. Bencana di Pulau Nias & Simeuleu. Kerusakan melanda daerah Singkil, Meulaboh & Sibolga. Lebih dari 1.000 org meninggal & lebih dari 2.391 org luka-luka di Pulau Nias, 18 org meninggal di Pulau Simeuleu. Terjadi retakan tanah, likuifaksi & sekitar 65% bangunan roboh di Gunung Sitoli. Terjadi tsunami di pantai Lagundri, Sirombu & Lahewa runup ± 170 cm. 4 org meninggal, 50 org luka – luka, 109 bangunan rusak berat, 99 bangunan rusak ringan, terjadi longsoran, retakan tanah panjang ± 1 – 3 meter di Kec. Muara Sipongi, Kab. Mandailing Natal. Pusat gempa di darat. 1 orang meninggal, 5 orang luka-luka dan beberapa bangunan rusak di Gunungsitoli.


29 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 22. 23. 24. Tapanuli Utara Panyabungan Tarutung 19/05/2008 21:26:47 WIB 24/07/2010 14/06/2011 1,68ºLU- 99,19º BT 1,02° LU- 99,50° BT 1.79oLU - 99.13oBT 10 10 10 6,1 SR 6 SR 5,5 SR V-VI V VI 3 orang luka-luka, 279 bangunan rusak, longsoran di Sipirok. Bencana terparah di desa Sipetang & Simajambu, Kec. Simangumban, Kab. Tapanuli Utara. Beberapa rumah penduduk rusak ringan. 130 org luka ringan, 11 sekolah hancur, 400 rumah rusak berat.


30 Tabel 5. Katalog gempabumi merusak Provinsi Jambi NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. Kerinci Kerinci (Sungai Penuh) Kerinci 03/06/1903 7/10/1995 1/10/2009 08:52:30 WIB - 2,1ºLS– 101,3ºBT 2,589ºLS– 101,546º BT - 33 15 7,6 7,0 SR 6,6 Mw VII-VIII VIII-IX VII Kerusakan bangunan, goncangan terasa kuat, episenter diperkirakan terletak di darat. 84 org meninggal, 558 org luka berat dan 1.310 org luka ringan. 7.137 rumah, transportasi, irigasi, tempat ibadah, pasar dan pertokoan rusak. Liquefaction di desa Penawar, Kec. Sitinjau Laut. Retakan tanah berarah N 340o E – N 35o E di desa Sebukar, Koto Iman, Tanjung Tanah & Kayu Aro. Longsoran di Kampung Benik selatan Danau kerinci. Sumber gempa di darat akibat pergerakan sesar aktif. 3 org meninggal, 400 rumah rusak di Desa Lempur, Kec. Gunung Raya, Kab. Kerinci.


31 Tabel 6. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sumatera Barat. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Padang (Tsunami) Padang (Tsunami) Padang Panjang Padang Mentawai (Tsunami) Siri Sori (Tsunami) Padang Panjang Alahan Panjang 1757 10/201797 1/10/1822 26/8/1835 1861 5/7/1904 28/6/1926 9/6/1943 - - - - - - 0,7ºLS– 100,0ºBT - - - - - - - - - - 8,5 SR - - 8,4 - 7,8 7,7 VIII VIII - VII-VIII VIII VIII VIII-IX VIII-IX Banyak rumah roboh, banyak retakan tanah. Tsunami di Kota Padang. Tsunami melanda Kota Padang. Di Padang terasa 3 kali goncangan kuat, beberapa bangunan roboh, suara gemuruh di antara G. Talang & Marapi, terja- di retakan & longsoran. Beberapa bangunan rusak ringan di Padang. Tsunami di Kepulauan Mentawai. Terjadi tsunami di Pantai Siri Sori. Lebih 354 org meninggal. Bencana di daerah Danau Singkarak, Bukit Tinggi, Danau Maninjau, Padang Panjang, Kab. Solok, Sawah Lunto & Alahan Panjang. Di Kab. Agam (Bukit Tinggi- Bonjol) 472 rumah roboh di 25 lokasi, 57 org meninggal, 16 org luka berat. Di Padang Panjang 2.383 rumah roboh, 247 org meninggal. Retakan tanah di Padang Panjang, Kubu Krambil & Simabur. Terjadi sesar sepanjang ± 60 km antara Danau Singkarak - Danau Diatas. Sesar normal ± 2 meter. Jalan bergeser di Salayo ± 2 - 3 m.


32 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 9. 10. 11. 12. 13. Pasaman Padang Padang Agam Tanah Datar 8/3/1977 13/11/1981 2/7/1991 25/01/2003 16/2/2004 21:44:36 WIB 0,4ºLU– 99,7ºBT 1º 4’LS– 100ºBT 1,068ºLS– 99,8ºBT 0,27ºLS– 100,28ºBT 0,55ºLS– 100,3ºBT 22 30 54 12 33 5,5 5,4 SR 6,1 SR 3,3 SR 5,6 Mw VIII IV-V VI III-IV V-VI Di Sinurat : 737 rumah, 1 pasar, 7 sekolah, 8 mesjid dan 3 kantor rusak. Di Talu 245 rumah, 3 rumah dan 8 mesjid rusak. Retakan tanah panjang ± 5 - 75 m. Retakan dinding, lemari bergeser, kaca jendela pecah di Padang & Painan. Bangunan rusak ringan di Padang. Getaran terasa di Padang Panjang hingga Singapura. Kerusakan ringan 80 bangunan di Lubuk Durian, Damar, Simik Air, Jorong Paladangan Kanagarian Malalak, Kec. IV Koto, Kab. Agam, berupa : lepasnya plesteran dinding, retakan dinding & kolom. Gempa ini bersifat lokal. Gempa tektonik lokal ini diawali tgl 20 s/d 25-01-2003. Getaran terasa di Kota Padang Panjang dan Malalak. 6 org meninggal, 10 org luka-luka, 70 rumah rusak, listrik mati sekitar 30 menit di Kab. Tanah Datar. Kerusakan di desa Pitalak, Gunung Rajo, Nagari Pitala, Paninggahan, Kec. Batipuh, Kab. Tanah Datar. Terjadi longsoran di Gunung Rajo dan Paninjauan. Terjadi retakan jalan antara Gunung Rajo - Padang.


33 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 14. 15. 16. 17. Pesisir Selatan Pesisir Selatan Padang Solok 22/2/2004 13:46:26 WIB 9/4/2004 8:55:48 WIB 10/4/2005 17:29:13 WIB 7/3/2007 12:49:29 WIB 1,59ºLS– 100,4ºBT 1,55ºLS– 100,5ºBT 1,62ºLS– 99,56ºBT 0,536ºLS– 100,498º BT 43 42,6 30 30 6 Mw 5,5 Mw 6,8 Mw 6,3 Mw IV-V IV-V VI VII 1 org meninggal, 1 org luka berat, 5 org luka ringan, 151 bangunan & rumah rusak di Kab. Pesisir Selatan. 3 rumah roboh di Kec. Sutra. Wilayah bencana : Kp Gunung Pauh, Kp Taratak Paneh, Kenagarian Amping Parak, Kec. Sutra; Nagari Surantih, Na- gari Tuik, Kec. Batang Kapas; Kp. Kapeh Panji, Kec. Bayang; Kp. Am- pang Pulai, Kec. Koto XI Tarusan, Kec. IV Jurai, Kec. Lengayang, Kec. Ranah Pesisir & Kec. Linggo Sari Baganti. Beberapa rumah pendu- duk retak dinding di perbatasan Kota Padang & Kab. Pesisir Selatan. Gedung IKIP Padang retak dinding dan kaca pecah. Kerusakan beberapa bangunan dan rumah penduduk. 72 org meninggal & 803 org luka-luka di Sumbar, sebagian besar di Solok. Ratusan bangunan roboh & ribuan bangunan rusak. Terjadi retakan tanah, likuifaksi dan longsoran.


34 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 18. 19. 20. 21. 22. Pesisir Selatan Mentawai Padang Pariaman Mentawai (Tsunami) Tanah Datar 13/9/2007 06:49:01 WIB 16/08/2009 30/9/2009 17:16:10 WIB 25/10/2010 21:42:20 WIB 11/9/2014 00:46:19 WIB 2,525ºLS– 100,964º BT 1.64oLS - 99.12oBT 0,789ºLS– 99,961ºBT 3,61ºLS– 99,93º BT 0,57ºLS– 100,53ºBT 10 33 80 10 10 7,9 Mw 6,9 SR 7,9 Mw 7,2 SR 5 SR VII V VII-VIII VII V 10 org meninggal, 30 org luka berat, 24 org luka ringan, 26.369 bangunan (fasilitas umum, rumah ibadah, kantor pemerintah, sekolah, ruko dan rumah penduduk) rusak di Kab. Pesisir Selatan. Terjadi likuifaksi, longsoran dan retakan tanah. 1 rumah rusak di Pecinan, Kota Padang 1.117 orang meninggal (313 org di Padang, 675 org di Kab. Padang Pariaman, 32 org di Kota Pariaman, Kota & Kab. Solok 5 org, Kab. Agam 80 org, Kab. Pasaman Barat 5 org, Kab. Pesisir Selatan 9 org). Longsoran besar menimbun sekitar 300 org di 3 dusun di Desa Bukit Laweh. 135.488 rumah rusak berat, 65.380 rusak sedang dan 78.604 rusak ringan. Terjadi kebakaran dan retakan tanah. Tsunami melanda Kepulauan Mentawai. 502 org meninggal dan hilang. Di Sipora selatan tinggi tsunami 7 m, di Pagai Utara tinggi tsunami 6 m. 4 org luka – luka (2 org di Tanah Datar, 2 org di Padang Panjang), 227 bangunan rusak di Tanah Datar dan 11 bangunan rusak di Padang Panjang.


35 Tabel 7. Katalog gempabumi merusak Provinsi Bengkulu. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bengkulu Bengkulu Bengkulu (Tsunami) Bengkulu (Tsunami) Bengkulu Lais Bengkulu Selatan Lais 3/11/1756 -/-/1770 18/03/1818 24/11/1833 8/04/1871 18/8/1871 1893 27/06/1902 - - 3,5ºLS- 100,5ºBT - 4,3ºLS- 102,4ºBT - - - - - - - 75 33 -33 - - - 8,8 6,3 5,9 - 5,8 - - IX VIII-IX VI-IX VI-VII -VI Kerusakan rumah pendu- duk termasuk bangunan yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda di Bengkulu Kerusakan pada daerah yang sama seperti kejadian gempabumi thn 1756. Terjadi tsunami & erupsi gunungapi di dekat lokasi gempa. Kerusakan beberapa bangunan & rumah pen- duduk. Terjadi tsunami Beberapa bangunan rusak dan ambruk. Goncangan terasa hingga Palembang, Singapura & Malaysia. Termasuk 10 gempa terbesar dunia yang terjadi abad XIX (Newcomb & Mc Cann, 1987). Terjadi Tsunami. Kerusakan bangunan di kota Bengkulu. Tidak ada penjelasan korban. Beberapa rumah rusak di Bengkulu dan Tebing Tinggi. Kerusakan bangunan di daerah Bengkulu Selatan. Kerusakan bangunan di Lais.


36 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 9. 10. 11. 12. 13. 14. Bengkulu Bengkulu Bengkulu Utara Tes Kepahiang Bengkulu 26/06/1914 18/81938 1943 15/3/1952 15/12/1979 05/02/1991 4,5ºLS– 102,5ºBT 3,8ºLS– 102,8ºBT - 3,23ºLS– 102,35ºBT 3,59ºLS– 102,53ºBT 3,984ºLS - 102,37ºBT 33 70 -33 33 59 7 6,9 7,3 6,8 6,6 SR 5,9 VII-VIII VII VII VIII VII-IX VI-VII 20 org meninggal, 20 org luka-luka. Kantor residen Bengkulu, rumah dinas Jaksa Bengkulu & pasar Cina rusak berat. Jalan dan jembatan rusak di Lais, Manna, Seluma & Bintuhan (Pontoppidan, 1914). Korban jiwa di Kepahiang. Goncangan terasa di P. Sumatera, Singapura & Malaysia. Kerusakan bangunan berupa retakan dinding di beberapa tempat di Bengkulu. Getaran terasa di Palembang, Mentawai dan Sumbar. Kerusakan bangunan di daerah Bengkulu Utara Kerusakan bangunan & rumah penduduk di Muara Aman hingga Curup. Bencana terparah di daerah Tes, Kec. Lebong Selatan, Taba & Turunlalang (Kraeff, 1952). 4 org meninggal di Kab. Rejang Lebong. Bencana melanda desa Daspetah. Di Kepahiang 550 rumah rusak. Di Rejang Lebong 630 rumah rusak, terjadi tanah longsor & retakan tanah. Di Bengkulu banyak rumah terlepas dari pondasinya, pipa- pipa air ledeng rusak berat. Episenter terletak di darat . 1 sekolah dan beberapa rumah penduduk rusak.


37 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 15. 16. 17. 18. 19. Bengkulu Arga Makmur Kepahiang Bengkulu Muko-Muko 06/03/1991 22/04/1997 15/05/1997 04/06/2000 03/02/2003 3,976ºLS - 102,36ºBT 3,41ºLS – 102,21ºBT 3,6ºLS - 102,6ºBT 4,734ºLU– 102,047º BT 2,7ºLS– 101,08ºBT 33 40 33 33 33 5,5 5,5 SR 5 SR 7,9 Ms 7,3 SR (BMG) 5,4 SR III-IV V V-VI VIII - X IV Kerusakan di dermaga samudera, dermaga lokal, Pulau Baai, ruang makan hotel Cempaka Raya & di Kecamatan Talang Empat, Kab. Bengkulu Utara. Kerusakan ringan hingga sedang pada beberapa sekolah & beberapa rumah penduduk di Arga Makmur. Gedung work shop Dinas PU Kab. BU sebagian dinding roboh. Di Pasar Ujung, Kec. Kepahiang ± 65 bangunan rusak. Retakan tanah sepanjang ± 1 km di Pasar Ujung hingga Pasar Tengah. Gempa ini bersifat lokal. Terjadi gempa susulan. 100 org meninggal, ribuan orang luka ringan - sedang-berat, ratusan rumah hancur, ribuan rumah rusak berat-rusak sedang, banyak terjadi retakan jalan, terjadi likuifaksi dan longsoran. Kerusakan bangunan tersebar di Bengkulu, Manna, Curup, Arga Makmur, 80% bangunan di Pulau Enggano roboh. Gempa susulan masih terasa ± 3 minggu setelah gempa utama. Getaran terasa di Painan, Muko-Muko, Ipuh dan Bengkulu. Dilaporkan terdapat 5 bangunan di Muko-Muko mengalami kerusakan ringan.


38 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 20. Muko-Muko (Tsunami) 12/9/2007 18.10.26 WIB 4,517ºLS– 101,382º BT 30 8,4 Mw VI 14 org meninggal, 12 org luka berat, 26 org luka ringan, ribuan bangunan rusak di kota Muko-Muko, Ipuh, Ketahun, Lais & Bengkulu. Retakan tanah di Muko-Muko, Ipuh, Seblat, Lais & Bengkulu. Likuifaksi di Seblat. Longsoran di Muko-Muko & Bengkulu Utara. Beberapa bangunan juga rusak di kota Padang & Kab. Pesisir Selatan. Tsunami di pantai Muko- Muko tinggi run up ± 40 - 100 cm.


39 Tabel 8. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sumatera Selatan. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. Sumatera Selatan Sumatera Selatan Lahat & Pagar Alam 25/9/1931 25/6/1933 9/9/2008 10:07:29 WIB - 5,0ºLS– 104,2ºBT 4,04ºLS– 103,01ºBT - - 10 - 7,5 Ms 5,6 SR VII-VIII VIII-IX VI Retakan pada pondasi rumah. Getaran terasa sampai di Jawa Barat dan Padang. Rekahan dan amblasan tanah terjadi antara Kota Agung dan Makala. Terjadi gempa susulan. 2 orang meninggal, 60 orang luka-luka, 177 rumah rusak berat, 337 rumah rusak ringan. Bencana terparah Kec. Dempo Utara, Kab. Pagar Alam dan Kec. Jarai, Kab. Lahat.


40 Tabel 9. Katalog gempabumi merusak Provinsi Lampung. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. 4. 5. Teluk Betung Liwa Liwa Liwa Kalianda 09/01/1852 1903 25/6/1933 15/2/1994 12/5/2006 15:16:58 WIB - - 5ºLS– 104,2º BT 4,967ºLS– 104,302º BT 5,622ºLS– 105,358º BT - - 30 23 23,4 - 7,5 7,5 Ms 7,0 SR 5,4 SR VII-VIII VII-VIII VIII-IX IX V Getaran gempa terasa di Teluk Betung menyebabkan beberapa bangunan & rumah penduduk rusak. Beberapa bangunan rusak, goncangan kuat, episenter diperkirakan terletak di darat. Kerusakan terparah di daerah Liwa. Goncangan terasa hingga daerah Sumatera bagian selatan. Diikuti gempa susulan. 207 orang meninggal, lebih dari 2.000 orang luka-luka, lebih dari 6.000 rumah, toko dan bangunan permanen rusak. Bencana melanda kota Liwa. Terjadi longsoran besar di daerah Liwa, letusan freatik di Suoh, serta terjadi liquefaction di beberapa tempat. Retakan tanah terjadi di sekitar Sebarus. Gempa bersumber di darat akibat pergerakan sesar aktif. 4 rumah penduduk mengalami kerusakan ringan di Kalianda.


41 Gambar 10. Kapal tongkang terdampar di depan Hotel Medan daerah Penayung kota Banda Aceh, akibat tsunami tanggal 26-12-2004 (Supartoyo dkk., 2005). Gambar 11. Kolom struktur utama gedung Takaful di kota Banda Aceh, patah akibat gempabumi tanggal 26-12-2004 dengan magnitudo 9 Mw (Supartoyo dkk., 2005).


42 Gambar 12. Retakan dinding SMA Fajar Harapan di Banda Aceh, akibat gempabumi tanggal 5-10-2005 dengan magnitudo 5,7 Mw (Supartoyo dkk., 2005). Gambar 13. Retakan tanah sepanjang 200 m di desa Neubok Badeuh, Kabupaten Pidie, akibat gempabumi tanggal 5-10-2005 dengan magnitudo 5,6 SR (Indra, B. dkk., 2013).


43 Gambar 14. Longsoran yang terjadi di daerah Ketol, Aceh Tengah akibat kejadian gempabumi tanggal 2-7-2013 dengan magnitudo 6,1 Mw (Supartoyo dkk., 2013). Gambar 15. Kerusakan dermaga Lahewa Pulau Nias akibat gempabumi tanggal 28-3-2005 dengan magnitudo 8,7 Mw (Putranto E.T. dkk., 2005).


44 Gambar 16. Likuifaksi di Pulau Nias akibat gempabumi tanggal 28-3-2005 (Putranto E.T. dkk., 2005). Gambar 17. Kerusakan bangunan di Desa Lumpo, Painan, Provinsi Sumatera Barat, akibat gempabumi tgl 10-4-2005, magnitudo 6,8 Mw (Putranto E.T. dkk., 2005).


Click to View FlipBook Version