The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

KATALOG GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA TAHUN 1612 – 2014

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Buku Digital, 2023-05-31 12:39:21

KATALOG GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA TAHUN 1612 – 2014

KATALOG GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA TAHUN 1612 – 2014

95 Tabel 21. Katalog gempabumi merusak Provinsi Kalimantan Utara. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. Tarakan Tarakan 19/04/1923 14/02/1925 - - - - - - VIII VII Beberapa rumah roboh, terjadi longsoran dan retakan tanah. 1 buah dapur rumah bergeser ke arah barat. Terdengar suara gemuruh di Tarakan dan Lungkas. . Tabel 22. Katalog gempabumi merusak Provinsi Kalimantan Timur. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. Sangkulirang (Tsunami) Kalimantan Timur Balikpapan (Tsunami) 14/05/1921 - 1957 - 0,3 LU – 118,2 BT - - - - - - - VIII VII VI Beberapa rumah penduduk roboh, terjadi retakan tanah dan tsunami. Goncangan terasa di Pulau Rending, Kariorang, dan Sekuran. Tsunami menghancurkan daerah Sekuran. 7 rumah penduduk roboh. Tsunami melanda pantai Balikpapan.


96 III.5 Gempabumi Merusak Di Pulau Sulawesi Pembentukan Pulau Sulawesi melalui proses tektonik yang rumit, sehingga memberikan bentuk kenampakan mirip huruf K seperti sekarang. Beberapa peneliti telah mengemukakan pendapatnya tentang pembentukan Pulau Sulawesi antara lain Soekamto (1975), Hamilton (1979), Hall dan Wilson (2000). Hall dan Wilson (2000) menggunakan istilah suture untuk menggambarkan rumitnya tektonik yang terjadi di wilayah Indonesia, termasuk di Pulau Sulawesi. Menurut Hall dan Wilson (2000) terdapat lima suture di Indonesia akibat tumbukan antara Lempeng Eurasia, Indo–Australian, Pasific dan Laut Philippina, yaitu Suture Sulawesi, Maluku, Sorong, Banda dan Kalimantan. Lebih lanjut Hall dan Wilson (2000) mengemukakan bahwa suture Sulawesi terbentuk akibat proses tumbukan antara kontinen dan kontinen (Paparan Sunda dan Australia) yang merupakan daerah akresi yang sangat kompleks, tersusun oleh fragmen ofiolit, busur kepulauan dan kontinen. Pembentukan suture Sulawesi diperkirakan terjadi pada Kala Oligosen Akhir dan berlanjut hingga Miosen Awal. Hingga saat ini diperkirakan deformasi tersebut masih berlangsung. Hamilton (1979) berdasarkan perbedaan litologi membagi Pulau Sulawesi menjadi empat mandala (province) tektonik yaitu Lengan Utara (North Arm), Lengan Selatan (South Arm), Lengan Timur (East Arm), dan Lengan Tenggara (Southeast Arm) (Gambar 51). Kegiatan tektonik tersebut telah menghasilkan pola struktur geologi di Pulau Sulawesi dan reaktivasi sesar – sesar yang ada. Aktivitas tektonik tersebut juga mengakibatkan terangkatnya batuan ofiolit di timur Sulawesi, batuan berumur Pra Tersier di Sulawesi bagian barat dan jalur batuan metamorf di Sulawesi bagian tengah. Sementara itu kegiatan tektonik di wilayah Sulawesi Utara lebih banyak dipengaruhi tumbukan ganda antar busur kepulauan yang mengakibatkan terbentuknya Punggungan Mayu di bagian timur Sulawesi utara dan timur Pulau Sangihe – Talaud. Secara umum pola struktur geologi di Pulau Sulawesi berarah barat laut – tenggara, utara – selatan dan barat daya – timur laut. Struktur utama di Pulau Sulawesi adalah Sesar Palu Koro. Sementara itu terdapat beberapa sesar lainnya di wilayah ini, antara lain Sesar Matano, Gorontalo, Manado, Poso, Walanae, sesar naik Batui di lengan timur Sulawesi Tengah dan sesar – sesar lainnya. Sesar Palu Koro berarah barat laut – tenggara, membentang dari Teluk Palu melewati lembah Palu, Koro hingga Teluk Bone. Sesar Palu Koro merupakan sesar mendatar mengiri (sinistral strike slip fault) dan tergolong sebagai sesar aktif dicirikan terjadinya gempabumi dengan kedalaman dangkal sepanjang zona sesar ini. Menurut Bellier, dkk (2001) Sesar Palu Koro terbagi menjadi 7 segmen, segmen tersebut mulai dari selatan ke utara adalah :


97 S0 sepanjang 15 km, S1 sepanjang 59 km, S2 sepanjang 43 km, S3 sepanjang 29 km, S4 sepanjang 40 km, S5 sepanjang 20 km dan S6 sepanjang 12 km. Dengan demikian panjang Sesar Palu – Koro berdasarkan penjumlahan segmen tersebut adalah sekitar 218 km. Pada bagian ujung tenggara Sesar Palu Koro, terdapat Sesar Matano berarah barat – barat laut hingga timur – tenggara. Sesar Matano melewati Danau Matano dan merupakan sesar mendatar mengiri (Soekamto, 1975). Gambar 51. Gambar kiri merupakan tataan tektonik Pulau Sulawesi (Hamilton, 1979). Gambar kanan merupakan pembagian segmentasi Sesar Palu Koro (Bellier dkk., 2001). 97 S0 sepanjang 15 km, S1 sepanjang 59 km, S2 sepanjang 43 km, S3 sepanjang 29 km, S4 sepanjang 40 km, S5 sepanjang 20 km dan S6 sepanjang 12 km. Dengan demikian panjang Sesar Palu – Koro berdasarkan penjumlahan segmen tersebut adalah sekitar 218 km. Pada bagian ujung tenggara Sesar Palu Koro, terdapat Sesar Matano berarah barat – barat laut hingga timur – tenggara. Sesar Matano melewati Danau Matano dan merupakan sesar mendatar mengiri (Soekamto, 1975). Gambar 51. Gambar kiri merupakan tataan tektonik Pulau Sulawesi (Hamilton, 1979). Gambar kanan merupakan pembagian segmentasi Sesar Palu Koro (Bellier dkk., 2001). 97 S0 sepanjang 15 km, S1 sepanjang 59 km, S2 sepanjang 43 km, S3 sepanjang 29 km, S4 sepanjang 40 km, S5 sepanjang 20 km dan S6 sepanjang 12 km. Dengan demikian panjang Sesar Palu – Koro berdasarkan penjumlahan segmen tersebut adalah sekitar 218 km. Pada bagian ujung tenggara Sesar Palu Koro, terdapat Sesar Matano berarah barat – barat laut hingga timur – tenggara. Sesar Matano melewati Danau Matano dan merupakan sesar mendatar mengiri (Soekamto, 1975). Gambar 51. Gambar kiri merupakan tataan tektonik Pulau Sulawesi (Hamilton, 1979). Gambar kanan merupakan pembagian segmentasi Sesar Palu Koro (Bellier dkk., 2001).


98 Sebagian besar kejadian gempabumi merusak di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah bersumber dari pergerakan sesar ini. Disamping itu terdapat juga sesar aktif lainnya yang pernah mengakibatkan terjadinya gempabumi yang belum teridentifikasi dengan baik oleh para ahli, yaitu di Sulawesi Barat, Gorontalo, Poso, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan lain – lain. Gempabumi yang sering terjadi di wilayah Sulawesi Utara dan Kepulauan Sangir – Talaud, pada umumnya berasal dari aktivitas Punggungan Mayu, interaksi ganda antar busur kepulauan serta tunjaman palung Philiphina, seperti gempabumi yang terjadi pada tahun 1936, 1974 dan 1983 yang mengakibatkan bencana di Kepulauan Sangihe – Talaud. Segmen sesar aktif yang terdapat di laut, berpotensi membangkitkan tsunami apabila gempabumi tersebut magnitudonya besar (umumnya lebih dari 6,5 Skala Richter), kedalaman dangkal (umumnya kurang dari 40 km), mekanismenya patahan naik - turun serta terjadi perubahan morfologi secara vertikal atau dislokasi di bawah laut. Tabel berikut ini menyajikan wilayah rawan gempabumi dan tsunami di Pulau Sulawesi. Tabel 23. Wilayah rawan gempabumi dan tsunami di Pulau Sulawesi. 1. Provinsi Sulawesi Utara NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Kabupaten Minahasa Utara *) Kabupaten Minahasa *) Kabupaten Minahasa Tenggara *) Kabupaten Minahasa Selatan *) Kabupaten Bolaang Mangondow *) Kabupaten Bolaang Mangondow Utara *) Kabupaten Bolaang Mangondow Timur *) Kabupaten Kepulauan Talaud *) Kabupaten Kepulauan Sangihe *) Kabupaten Kepulauan Sitaro *) Kota Manado *) Kota Bitung *) Kota Tomohon 2. Provinsi Gorontalo NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. 3. 4. Kabupaten Bone Bolango *) Kabupaten Gorontalo Utara *) Kabupaten Boalemo *) Kabupaten Pohuwato *)


99 5. 6. Kabupaten Gorontalo *) Kota Gorontalo *) 3. Provinsi Sulawesi Barat NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. 3. 4. Kabupaten Polewali Mandar *) Kabupaten Majene *) Kabupaten Mamuju *) Kabupaten Mamuju Utara *) 4. Provinsi Sulawesi Tengah NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Kabupaten Donggala *) Kabupaten Banggai *) Kabupaten Kepulauan Banggai *) Kabupaten Tojo Una-Una *) Kabupaten Morowali Kabupaten Poso *) Kabupaten Toli Toli *) Kabupaten Buol *) Kabupaten Parigi Moutong *) Kota Palu *) 5. Provinsi Sulawesi Selatan NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. 3. Kabupaten Bulukumba *) Kabupaten Pinrang *) Kota Makassar *) 6. Provinsi Sulawesi Tenggara NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kota Kendari *) Kota Bau-Bau Kabupaten Muna Kabupaten Buton Utara *) Kabupaten Buton *) Kabupaten Wakatobi *) Kabupaten Konawe Selatan Kabupaten Konawe Utara *) Kabupaten/ Kota rawan gempabumi dan tsunami.


100 Gambar berikut ini menampilkan sebaran pusat gempabumi merusak Pulau Sulawesi. Tidak semua pusat gempabumi yang terjadi di plot. Kejadian gempabumi dengan magnitudonya kecil, tetapi apabila gempabumi tersebut menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan digolongkan sebagai gempabumi merusak dan pusat gempabuminya diplot pada peta. Tabel berikutnya menampilkan parameter kejadian gempabumi merusak yang pernah terjadi di Pulau Sulawesi yang dihimpun dari literatur - literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri serta hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral hingga tahun 2014. Parameter gempabumi merusak yang ditampilkan meliputi : nama gempabumi (diambil nama lokasi yang mengalami bencana terparah), tanggal kejadian, koordinat pusat gempabumi, kedalaman, magnitudo, skala MMI, keterangan korban jiwa dan kerusakan bangunan. Selanjutnya ditampilkan foto – foto kerusakan yang terjadi akibat kejadian gempabumi dan tsunami di Pulau Sulawesi yang dikumpulkan dari berbagai literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri. Sebagian foto – foto ini merupakan hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.


101 Gambar 52. Pusat gempabumi merusak di Pulau Sulawesi.


102 Tabel 24. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sulawesi Utara. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Manado Manado (Tsunami) Tondano (Tsunami) Minahasa Timur (Tsunami) Tondano Sangir Pulau Siau Sangihe- Talaud Manado 8/02/1845 1857 13/12/1858 1859 14/05/1932 1/04/1936 27/02/1974 22/10/1983 22/02/1980 - - - - 0,5°LU- 126°BT 3,6°LU- 126,7°BT 2,7 °LU – 125,4° BT 4,0 °LU – 126,0° BT 1,5 °LU – 124,65° BT - - - - - -33 118 33 - - - - - - 5,2 4,9 5,5 VIII-IX -VII - VII VIII - IX V V VI - VII Beberapa rumah roboh. Bencana terjadi di Manado, Tikala, Tomohon,Tonsarongson, Tondano & Tanawanko. Tsunami melanda pantai Manado. 15 rumah rusak dan atapnya jatuh. Terjadi tsunami di Ternate, Tidore, Halmahera, Talaud dan Minahasa timur. Tsunami melanda pantai Minahasa timur. Bencana terparah terjadi di Kakas, 6 org meninggal, 115 org lukaluka dan 592 rumah roboh. Bencana terjadi juga di Langowan, Poso, Tondano, Waluyama, Rembokan, Koya dan Lekupang. Retakan pada pasir pantai antara Amurang-Tompoan. 127 rumah roboh dan terjadi retakan dinding. Terjadi longsoran, Terde- ngar suara gemuruh. Kerusakan bangunan. Terjadi retakan pada dinding. Dinding bangunan retak.


103 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 10. 11. 12. 13. Manado Manado Talaud Manado 17/08/1988 21/01/2007 12/02/2009 00:34:50 WIB 15/11/2014 09:31:44 WIB 1,555 °LU 124,79° BT 1,207 °LU 126,29° BT 3,902 °LU 126,4° BT 1,95 °LU 126,46° BT 33 10 20 48 5,4 7,3 Mw 7,2 Mw 7,3 SR VII VII VII V-VI Beberapa bangunan roboh dinding dan rusak di Manado. 6 org meninggal di Sulut, sejumlah pusat perbelanjaan dan hotel serta 15 gedung sekolah rusak ringan di Manado. Gedung Walikota Bitung retak. Di Pulau Batang Dua (Prov. Maluku Utara) dermaga, rumah pendu- duk & sarana peribadatan mengalami kerusakan. 1 orang meninggal, 64 orang luka-luka, 879 bangunan rusak berat, 621 rusak sedang dan 158 rusak ringan. Tembok atas Hotel Lion runtuh. Dinding Hotel Grand Puri retak. 9 rumah rusak di Kab. Kepulauan Sitaro, 1 rumah rusak di Bitung.


104 Tabel 25. Katalog gempabumi merusak Provinsi Gorontalo. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Gorontalo (Tsunami) Gorontalo Utara (Tsunami) Gorontalo Gorontalo Gorontalo Gorontalo Utara 1871 1917 9/11/1941 18/04/1990 20/11/1991 17/11/2008 00:02:32 WIB - - 1,4 °LU - 121,1° BT 1,12°LU - 122,48°BT 1,196°LU - 122,787° BT 1,41°LU - 122,18°BT - - - 26 31 10 - - - 6,2 mb 7,2 ms 7,7 SR VII VII VIII VIII-IX VII VII - VIII Tsunami melanda daerah pantai Gorontalo selatan. Tsunami melanda daerah pantai Gorontalo utara. Bangunan roboh di Gorontalo, Paleleh dan Tibawa. Longsoran tanah dan batuan terjadi di Tibung. 3 org meninggal, 25 org luka-luka, 1.140 buah rumah mengalami kerusakan di Gorontalo, Atingola dan Inobonto. Terjadi likuifaksi. 15.000 buah rumah rusak di daerah Gorontalo. Getaran terasa di kota Manado dengan intensitas MMI IV dan kota Poso dengan intensitas MMI II. 6 org meninggal, beberapa org luka – luka, 279 bangunan rusak berat & 329 bangunan rusak ringan di Provinsi Gorontalo. Retakan di pantai Molangato panjang ± 100 m, turun ± 5-7 cm. Likuifaksi di Molangato. Kerusakan terparah di Kab. Gorontalo Utara.


105 Tabel 26. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sulawesi Barat. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. 4. 5. Mamuju (Tsunami) Tinambung (Tsunami) Majene (Tsunami) Mamuju Mamuju (Tsunami) 1928 11/04/1967 23/02/1969 06/09/1972 8/01/1984 - 3,7ºLS & 119,3ºBT 3,1ºLS & 118,5ºBT 2,5°LS- 119,1°BT 2,94 °LS - 118,73° BT - 51 - 36 95 - - - 4,7 5,9 VI-VII VII- VIII VII-VIII IV VII Terjadi tsunami melanda daerah Mamuju Utara dan Pasang Kayu. Terjadi tsunami yang mengakibatkan 58 org meninggal, 100 org luka, 13 org hilang/ tenggelam. 64 org meninggal, 97 org luka-luka, 1.287 bangunan hancur. Terjadi retakan tanah sepanjang 50 meter. Di Campalagion dan Wonomulyo beberapa bangunan roboh. Tsunami di utara Majene, runup mencapai 1,5 – 4 meter. Suara gemuruh terdengar hingga Ujung Pandang. Kerusakan ringan pada bangunan. 2 org meninggal, 5 org luka berat, 84 org luka ringan, 15 kantor, 23 rumah, 31 rumah, 31 sekolah dan 1 klinik rusak berat di Mamuju. 213 rumah, 4 toko, 18 masjid dan 1 gereja rusak sedang. 321 rumah, 4 toko, 13 masjid dan 1 gereja rusak ringan. Terjadi longsoran dan tsunami.


106 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 6. 7. Majene Majene 17/2/2006 21.00 WITA 16/06/2010 - 1.44o LS – 119.25o BT 30 10 4 SR 5,3 SR V VII Beberapa bangunan mengalami kerusakan di daerah Majene. Muncul retakan tanah disertai semburan gas dan lumpur.


107 Tabel 27. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sulawesi Tengah. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Lemo Donggala (Tsunami) Teluk Tomini (Tsunami) Sulawesi Tengah Una-una Tambu (Tsunami) Una-Una Toli-Toli 30/07/1910 1/12/1927 20/05/1938 22/12/1939 29/04/1960 14/08/1968 23/08/1982 16/10/1983 - 5,0°LS- 119,5°BT 1,0°LS- 120,3°BT 0,0 °LS - 123° BT 5,0 °LS - 121,5° BT 0,7 °LS - 119,8° BT 0,06°LS- 121,23°BT 1,48°LS- 121,01°BT - - - - -23 5 46 - - - - -6 4,7 5,9 VIII VIII-IX VIII-IX VIII VI VII-VIII VII VI 164 rumah roboh, 49 gudang beras roboh. Kerusakan bangunan di Colo, Anja, Olu Congko dan Palu. 50 org meninggal & 50 org luka-luka akibat tsunami. Bangunan rusak di Donggala dan Birowaru. Terjadi retakan tanah. Tsunami melanda kota Palu sejauh ± 3 km dari pantai. Terjadi Tsunami. 942 buah rumah roboh, beberapa org tenggelam. Dinding bangunan roboh di Langonan, Gorontalo, Kalo, Luwuk, Labuha sampai Kep. Sula. Beberapa orang luka-luka. Terjadi bencana di sekitar Una-Una. Terjadi tsunami runup mencapai ± 8 - 10 meter, longsoran tanah dan muncul mata air panas. Di Mupaga, 200 org meninggal, 790 rumah rusak. Di Tambu, 7 rumah tergeser ke arah barat laut. Dinding bangunan retak. 20 rumah roboh, 15 gubuk rusak.


108 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 9. 10. 11. 12. Sulawesi Tengah Lawe Parigi Toli-Toli & Donggala (Tsunami) 23/10/1983 1/3/1985 20/5/1995 01/01/1996 1,6 °LS- 120,8° BT 2,082ºLS & 119,67ºBT 1,06 °LS - 120,25° BT 0,729 °LS - 119,931° BT 50 17 33 24 6 5,7 SR 5,8 6,3 mb 7 ms VII V-VI VII VI 2 org meninggal, 4 org luka-luka, 24 rumah hancur, 20 rumah roboh. Tidak ada korban jiwa. Kerusakan ringan pada bangunan. Penduduk panik & berhamburan keluar rumah. Getaran terasa kuat di Palu. Gempa terjadi tanggal 1 hingga 2 Maret 1985. Retakan tanah di Sausu- Trans, arah N 330 oE, N 190 oE, panjang ± 8 m, lebar 6 cm, turun/ amblas 5 cm. Likuifaksi di Sausu-trans, Mekarsari, Balingi, Tolai, dan Torue. 9 org meninggal, kerusakan melanda desa Bangkir, Toli-Toli dan Tonggolobibi, Donggala. Terjadi tsunami dengan runup 2 m inundation ke darat 400 m. Di daerah Pangalasean tsunami mengakibatkan jalan tertutup oleh gelondongan kayu. Di daerah Sibuang & Siwalaa runup 1,5 m, inundasi 250 m.


109 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 13. 14. 15. Donggala Luwuk - Banggai (Tsunami) Tojo (Tsunami) 11/10/1998 04/05/2000 15/08/2002 0,4 °LS - 119,5° BT 0,9 °LS - 123,4° BT 1,6 °LS - 121,08° BT 33 33 60 6,1 6,7 mb 7,3 ms 5,9 VI VI-VII V-VI Retakan dan roboh pada dinding bangunan tua di Kelurahan Kabonga Besar, Kabonga Kecil, Boya, G. Bale, Labuan Bajo, Maleni, Ganti, Kola Kola dan Lumbudolo seluruhnya di Kecamatan Banawa, Kab. Donggala. 50 orang meninggal, 258 orang luka-luka, 23.000 rumah penduduk & bangunan rusak di Pulau Peleng, menara bandara Luwuk rusak, tercatat lebih dari 17.000 penduduk Kabupaten Banggai mengungsi, kerugian ditaksir Rp. 350 miliar. Terjadi retakan tanah. Terjadi tsunami di Pulau Peleng, Banggai Kepulauan. Bencana terjadi di desa Tojo (tepi pantai Teluk Tomini arah Timur Laut Poso), 32 org luka ringan, 57 bangunan rusak ringan, 240 rusak berat, 2 masjid rusak, 1 masjid rusak, 1 SD rusak, 1 SLTP rusak, 1 madrasah & 1 Kantor Desa Tojo rusak. Terjadi retakan tanah. Diperkirakan terjadi tsunami. Getaran gempa terasa di Luwuk IIIII MMI, Palu II-III MMI, Soroako III-IV MMI, Poso IV-V MMI.


110 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 16. 17. 18. 19. 20. Palolo Poso Palu Kulawi, Sigi Parigi Moutong 24/01/2005 04:10:08,8 WITA 4/02/2006 07:28:15 WITA 2/03/2009 07:30:00 WIB 18/08/2012 16:41:53 WIB 23/02/2014 15:06:52 WIB 1,03 °LS - 119,99° BT 1,607 °LS - 120,9° BT 1,11°LS - 119,85° BT 1,29 oLS, 120,012 o BT 1,03oLS, 120,23 o BT 30 26 30 10 10 6,2 SR 4,6 SR 5,7 SR 6,2 SR 5,3 SR VII V V VII V 1 org meninggal, 4 org luka-luka, kerusakan terparah di Kec. Palolo, Kab. Donggala. Beberapa rumah penduduk roboh, kerusakan rumah penduduk, pertokoan, sekolah, sarana ibadah di kota Palu, Kec. Sigi Biromaru & Kec. Palolo Kab. Donggala. Retakan tanah di desa Kaleke sepanjang ± 150 m, sesar gempa di desa Sintuwu arah N 310o E sepanjang ± 150 m, likuifaksi di desa Sintuwu, longsoran besar di desa Sigimpuu. Kerusakan bangunan di kota Poso. Sumber gempa di darat akibat pergerakan sesar aktif. 1 org luka-luka, 1 show room mobil & 1 TK Aisiyah rusak. Pusat gempabumi di darat. 5 org meninggal, 16 org luka berat, 37 org luka ringan, 303 rumah rusak berat, 192 rumah rusak sedang, 464 bangunan rusak ringan di daerah Kulawi. Terjadi longsor dan retakan tanah. Bencana di daerah Kulawi. 9 rumah rusak berat, 25 rumah rusak ringan, 1 polindes rusak ringan di Desa Kamarora B. 3 rumah rusak ringan, 1 unit gereja rusak ringan di Desa Kamarora A, Kec. Nokilalaki.


111 Tabel 28. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sulawesi Selatan. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. Makassar (Tsunami) Bulukumba 1820 29/12/1828 - - - - - - VII VIII-IX Tsunami melanda daerah Makassar dan Bulukumba (?). Ratusan orang meninggal. Beberapa rumah & bangunan rusak. Tabel 29. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sulawesi Tenggara. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. Bau bau Kendari Buton 19/2/2005 8.04:43:31 WITA 25/04/2011 07.07 WITA 14/10/2013 17:22:12 WITA 5,99ºLS & 122,34ºBT 4.40° LS - 122.82°BT 5,7ºLS & 122,88ºBT 33 18 32 6,9 SR 6 SR 4,6 SR V V-VI V Kerusakan beberapa bangunan, rumah penduduk dan retakan jalan di kota Bau - Bau. Masyarakat kota Bau Bau panik & berhamburan keluar rumah. 1 org luka berat, 5 org luka ringan, 487 rumah rusak. Terjadi likuifaksi di Kecamatan Moramo. 5 rumah rusak berat, 140 rumah rusak di Kec. Batanga (Kelurahan Laompo, Busoa, Bandar Batauga, Lakambau) dan Malogina, Kab. Buton. Terjadi retakan tanah.


112 Gambar 53. Jejak tsunami di pantai Tonggolobibi, Sulawesi Tengah yang dipicu kejadian gempabumi tanggal 1-1-1996 (Kertapati, 2006). Gambar 54. Kerusakan SDN Baku Bakulu di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah akibat Gempabumi Palolo tanggal 24-1-2005 dengan magnitudo 6,2 SR (Supartoyo dkk., 2005).


113 Gambar 55. Kerusakan rumah penduduk akibat gempabumi tanggal 17-11-2008 di Desa Tolinggula Ulu, Kabupaten Gorontalo Utara (Tjipta, A. Dkk., 2008). Gambar 56. Kerusakan bangunan akibat kejadian gempabumi tanggal 18-8-2012 dengan magnitudo 6,2 SR di daerah Kulawi, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Tjipta dan Hidayati, 2012).


114 Gambar 57. Retakan dinding Gedung Walikota Bitung akibat gempabumi tanggal 21-1-2007 dengan magnitudo 7,3 Mw (Supartoyo dkk., 2007). Gambar 58. Runtuhan tembok lantai atas Hotel Lion di Kota Manado akibat gempabumi tanggal 15-11-2014 dengan magnitudo 7,3 SR (Supartoyo dkk., 2014).


115 III.6 Gempabumi Merusak Di Kepulauan Maluku Aktivitas tektonik wilayah Kepulauan Maluku dicirikan dengan interaksi antara Lempeng Australia, Lempeng Pasifik, Lempeng Laut Philiphina dan tumbukan ganda busur kepulauan (double arc collision), sehingga mengakibatkan terbentuknya tatanan struktur geologi yang rumit di wilayah ini. Kegiatan tektonik di wilayah ini telah mengakibatkan terjadinya pengangkatan, reaktivasi sesar baik di laut maupun di darat, palung serta terangkatnya batuan – batuan berumur Pra Tersier di wilayah ini. Salah satu Pulau terbesar di Kepulauan Maluku adalah Pulau Halmahera. Pulau Halmahera bentuknya unik karena menyerupai huruf K dan merupakan busur vulkanik yang terbentuk pada Pra Kuarter dan Neogen pada bagian barat, sedangkan bagian timur merupakan ofiolit (Hakim dan Hall, 1991). Sementara itu Suture Laut Maluku terbentuk akibat tumbukan ganda antara lempeng Laut Maluku dengan busur Halmahera dan Sangihe, dan tumbukan tersebut diperkirakan terjadi pada Kala Pliosen (Hall dan Wilson, 2000). Gambar 59. Kenampakan tiga dimensi Suture Laut Maluku dan Sorong. Suture Laut Maluku terbentuk akibat tumbukan ganda antara lempeng Laut Maluku dengan busur Halmahera dan Sangihe (Hall dan Wilson, 2000). in Philippine Sea Plate. Di wilayah ini terbentuk beberapa palungyaitu di bagian barat Pulau Halmahera dan utara Pulau Buru dan Seram akibat aktivitas tektonik yang berlangsung. Palung yang terbentuk cukup dalam 115 III.6 Gempabumi Merusak Di Kepulauan Maluku Aktivitas tektonik wilayah Kepulauan Maluku dicirikan dengan interaksi antara Lempeng Australia, Lempeng Pasifik, Lempeng Laut Philiphina dan tumbukan ganda busur kepulauan (double arc collision), sehingga mengakibatkan terbentuknya tatanan struktur geologi yang rumit di wilayah ini. Kegiatan tektonik di wilayah ini telah mengakibatkan terjadinya pengangkatan, reaktivasi sesar baik di laut maupun di darat, palung serta terangkatnya batuan – batuan berumur Pra Tersier di wilayah ini. Salah satu Pulau terbesar di Kepulauan Maluku adalah Pulau Halmahera. Pulau Halmahera bentuknya unik karena menyerupai huruf K dan merupakan busur vulkanik yang terbentuk pada Pra Kuarter dan Neogen pada bagian barat, sedangkan bagian timur merupakan ofiolit (Hakim dan Hall, 1991). Sementara itu Suture Laut Maluku terbentuk akibat tumbukan ganda antara lempeng Laut Maluku dengan busur Halmahera dan Sangihe, dan tumbukan tersebut diperkirakan terjadi pada Kala Pliosen (Hall dan Wilson, 2000). Gambar 59. Kenampakan tiga dimensi Suture Laut Maluku dan Sorong. Suture Laut Maluku terbentuk akibat tumbukan ganda antara lempeng Laut Maluku dengan busur Halmahera dan Sangihe (Hall dan Wilson, 2000). in Philippine Sea Plate. Di wilayah ini terbentuk beberapa palungyaitu di bagian barat Pulau Halmahera dan utara Pulau Buru dan Seram akibat aktivitas tektonik yang berlangsung. Palung yang terbentuk cukup dalam 115 III.6 Gempabumi Merusak Di Kepulauan Maluku Aktivitas tektonik wilayah Kepulauan Maluku dicirikan dengan interaksi antara Lempeng Australia, Lempeng Pasifik, Lempeng Laut Philiphina dan tumbukan ganda busur kepulauan (double arc collision), sehingga mengakibatkan terbentuknya tatanan struktur geologi yang rumit di wilayah ini. Kegiatan tektonik di wilayah ini telah mengakibatkan terjadinya pengangkatan, reaktivasi sesar baik di laut maupun di darat, palung serta terangkatnya batuan – batuan berumur Pra Tersier di wilayah ini. Salah satu Pulau terbesar di Kepulauan Maluku adalah Pulau Halmahera. Pulau Halmahera bentuknya unik karena menyerupai huruf K dan merupakan busur vulkanik yang terbentuk pada Pra Kuarter dan Neogen pada bagian barat, sedangkan bagian timur merupakan ofiolit (Hakim dan Hall, 1991). Sementara itu Suture Laut Maluku terbentuk akibat tumbukan ganda antara lempeng Laut Maluku dengan busur Halmahera dan Sangihe, dan tumbukan tersebut diperkirakan terjadi pada Kala Pliosen (Hall dan Wilson, 2000). Gambar 59. Kenampakan tiga dimensi Suture Laut Maluku dan Sorong. Suture Laut Maluku terbentuk akibat tumbukan ganda antara lempeng Laut Maluku dengan busur Halmahera dan Sangihe (Hall dan Wilson, 2000). in Philippine Sea Plate. Di wilayah ini terbentuk beberapa palungyaitu di bagian barat Pulau Halmahera dan utara Pulau Buru dan Seram akibat aktivitas tektonik yang berlangsung. Palung yang terbentuk cukup dalam


116 berkisar 4.500 – 7.000 meter, merupakan zona tektonik aktif yang berpotensi membangkitkan tsunami apabila gempabumi tersebut magnitudonya besar (umumnya lebih dari 6,5 Skala Richter), kedalaman dangkal (umumnya kurang dari 40 km), mekanismenya patahan naik – turun serta terjadi perubahan morfologi secara vertikal (dislokasi) di bawah laut. Kegiatan tektonik tersebut juga mengakibatkan terbentuknya sesar - sesar di Kepulauan Maluku, umumnya berarah barat – timur, barat laut – tenggara, utara – selatan dan barat daya – timur laut. Sesar yang berasosiasi dengan sumber gempabumi merupakan sesar aktif. Gempabumi yang bersumber di darat akibat pergerakan sesar aktif, meskipun magnitudonya tidak terlalu besar, namun berpotensi terjadinya bencana, karena sumbernya dangkal dan dekat dengan pemukiman dan aktivitas penduduk. Di wilayah ini terdapat sesar aktif yang berada di laut membentang mulai dari sebelah utara Sorong (Provinsi Papua), menerus ke Laut Seram dan berakhir di bagian timur Pulau Sulawesi yang dikenal dengan nama Sesar Sorong (Hamilton, 1979) berarah barat - timur. Sesar ini pernah mengakibatkan gempabumi kuat dengan magnitudo 8,3 Skala Richter pada tanggal 29-11-1998. Disamping itu terdapat juga sesar – sesar aktif kecil lainnya yang pernah mengakibatkan terjadinya gempabumi. Selain Sesar Sorong, para ahli kebumian telah mengidentifikasi beberapa sesar aktif yang terdapat di Kepulauan Maluku, antara lain: sistem sesar aktif di Pulau Buru, Seram, Halmahera, Morotai dan lain – lain. Berdasarkan catatan yang bersumber dari Arthur Wichmann (tanpa tahun) memperlihatkan bahwa kejadian gempabumi tertua pada buku ini terjadi di daerah Ambon pada tahun 1612. Kejadian gempabumi tersebut terasa tiga kali dalam sehari, getaran kuat, jam berbunyi, dan diperkirakan terdapat kerusakan bangunan di daerah Ambon. Gempabumi yang terjadi di Kepulauan Maluku Utara dan Maluku yang bersumber di laut berpotensi diikuti tsunami. Disamping dibangkitkan oleh magnitudonya besar (umumnya lebih dari 6,5 SR), kondisi topografi bawah laut wilayah Kepulauan Maluku curam, yang dapat memicu terjadinya longsoran bawah laut. Hal ini dapat mengganggu volume air laut dan berpotensi membangkitkan tsunami, seperti gempabumi tanggal 14-3-2006 dengan magnitudo 6,7 Mw bersumber di darat, diduga memicu terjadinya longsoran bawah laut dan mengakibatkan terjadinya tsunami. Tsunami yang terjadi hanya melanda desa Pela, Pulau Buru dengan ketinggian runup sekitar 40 cm dan jarak inundasi sekitar 80 m dari garis pantai. Tabel berikut ini menyajikan wilayah rawan gempabumi dan tsunami di Kepulauan Maluku


117 Tabel 30. Wilayah rawan gempabumi dan tsunami di kepulauan Maluku. 1. Provinsi Maluku Utara NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten Halmahera Barat *) Kabupaten Halmahera Timur *) Kabupaten Halmahera Tengah *) Kabupaten Halmahera Utara *) Kabupaten Halmahera Selatan *) Kabupaten Kepulauan Sula *) Kota Ternate *) Kota Tidore *) 2. Provinsi Maluku NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kabupaten Buru *) Kabupaten Seram Barat *) Kabupaten Maluku Tengah *) Kabupaten Seram Timur *) Kabupaten Maluku Tenggara *) Kabupaten Kepulauan Aru *) Kota Ambon *) *) Kabupaten/ Kota rawan gempabumi dan tsunami. Gambar berikut ini menampilkan sebaran pusat gempabumi merusak Kepulauan Maluku. Tidak semua pusat gempabumi yang terjadi di plot. Meskipun magnitudonya kecil, tetapi apabila gempabumi tersebut menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan digolongkan sebagai gempabumi merusak dan pusat gempabuminya diplot pada peta. Tabel berikutnya menampilkan parameter kejadian gempabumi merusak yang pernah terjadi di Kepulauan Maluku yang dihimpun dari literatur - literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri serta hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sejak tahun 1612 hingga 2014. Parameter gempabumi merusak yang ditampilkan meliputi : nama gempabumi (diambil nama lokasi yang mengalami bencana), tanggal kejadian, koordinat pusat gempabumi (episenter), kedalaman, magnitudo, skala MMI, keterangan korban


118 jiwa dan kerusakan geologi (pelulukan/ liquefaction, longsoran, retakan tanah) dan kerusakan bangunan. Selanjutnya ditampilkan foto – foto kerusakan yang terjadi akibat kejadian gempabumi di Kepulauan yang dikumpulkan dari berbagai literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri. Sebagian foto – foto ini merupakan hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.


119 Gambar 60. Pusat gempabumi merusak di Kepulauan Maluku.


120 Tabel 31. Katalog gempabumi merusak Provinsi Maluku Utara. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Ternate Ternate Ternate Halmahera Pulau Bacan Sanana Ternate Sanana (Tsunami) Sanana (Tsunami) Galela Morotai 27/02/1858 4/06/1858 3/11/1867 8/10/1859 24/07/1925 19/10/1936 14/07/1955 25/01/1965 5/03/1975 13/02/1989 8/03/1989 - - - - 2 o LS & 126o BT - - 2,4 oLU & 126,1o BT 2,3oLU & 128o BT 1,13o LS & 127,28o BT 1,031o LU & 126,189o BT - - - - - - 33 33 64 62 32 - - - - - - 6,3 6,5 6,2 5,1 5,9 VI VI VI VI VII VIII VIII VII VI VI VII Terjadi retakan dinding. Terjadi kerusakan pada bangunan. Retak pada dinding rumah. Beberapa bangunan roboh. Terdengar suara gemuruh, pendulum jam jatuh. Terjadi gerakan tanah. 24 rumah roboh. Di Wai Ipa 14 rumah rusak. Di Wai Lau 2 rumah rusak. 34 orang meninggal, beberapa bangunan hancur & 1 rumah roboh. Terjadi tsunami, 5 org meninggal akibat tsunami, perkampungan di pantai Sanana hancur akibat tsunami. Terjadi tsunami dengan run up ± 1,2 m, terjadi retakan pada bangunan. 6 sekolah rusak, sejumlah rumah penduduk rusak berat di Galela. 233 rumah dan perkantoran rusak. 5.500 org kehilangan tempat tinggal di Morotai. 16 rumah rusak di Tanawangu.


121 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 12. 13. 14. 15. 16. Malifut-Kao Obi Morotai Wasile, Halmahera Morotai 21/01/1994 8/10/1994 27/5/2003 4:40:28 WIT 11/8/2003 09:19:08 WIT Gempa susulan 07:22:26 5,6 SR, 22:39;53 4,8 SR 29/11/2006 10:32:22 WIT 1,015o LU & 127,73o BT 1,222o LS & 127,922o BT 2,44o LU & 128,76o BT 1,12o LU & 128,15 oBT 2,549o LU & 128,28 oBT 20 31 33 10 50,3 6,8 mb 7,2 ms 6,3 7 Mw 6 Mw 6,2 Mw VIII VI VI VI-VII VI 2 org meninggal, 40 org luka-luka, dan 550 rumah rusak di daerah Kao. Retakan tanah di Sambiki arah N 320º E, sepanjang 100 m, penurunan 30 cm. Likuifaksi di Sambiki. Bencana di Kecamatan Laiwui, Madopolo, Sambiki, Anggai. 1 org meninggal, 14 org lukaluka berat & 118 org luka ringan. 1 org meninggal di desa Bare-Bare, 2 sekolah rusak di Morotai Utara. 2 tiang listrik roboh, 1 gardu listrik rusak di Morotai Selatan. 20 rumah rusak berat, 28 rumah rusak ringan. 91 bangunan & rumah rusak berat, 54 rumah rusak sedang & 52 rumah rusak ringan di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera. Episenter gempa di darat berhubungan dengan sesar aktif. Terjadi gempa susulan dengan magnituda 5,6 SR dan 4,8 SR. 45 bangunan dan rumah penduduk mengalami kerusakan di Pulau Morotai & 27 bangunan di Halmahera Utara. Penduduk berhamburan keluar rumah takut tsunami.


122 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 17. 18. 19. Obi Morotai Halmahera Barat 14/03/2010 19/11/2013 20:32:53 WIB 7/12/2013 08:54:05 WIT 1.58oLS - 128.20oBT 2,62o LU & 128,42 oBT 1,04° LU & 127,50° BT 56 11 10 7 SR 6,2 Mw 4,8 SR VII V VI 7 rumah rusak berat, puluhan rumah rusak ringan, likuifaksi di Desa Kelo. 5 rumah rusak di Desa Losuo, Kec. Morotai Utara. 1 org luka-luka, 17 rumah rusak berat, 36 rumah sedang, dan 337 rumah rusak ringan di Kec. Jailolo.


123 Tabel 32. Katalog gempabumi merusak Provinsi Maluku. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Ambon Pulau Banda Bandanaira (Tsunami) Ambon Seram (Tsunami) Ambon Ambon Maluku, Saparua, Haruku Ambon (Tsunami) Bandanaira (Tsunami) Ambon Bandanaira Kajeli - Seram Bandanaira 1612 1621 1629 1671 1674 28/03/1830 1/11/1835 21/01/1837 16/12/1841 26/11/1852 09/11/1858 15/09/1862 28/05/1876 23/11/1890 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - VI VII VII VII VII VII-VIII VII-VIII VII-VIII VII-VIII VIII-IX VI VI VII V Gempa terasa 3 kali dalam sehari, getaran kuat, jam berbunyi. Gempa mengakibatkan kebakaran, tumbang pohon, & mengakibatkan erupsi gunungapi. Tsunami melanda daerah Bandanaira Kerusakan bangunan, terjadi longsoran. Tsunami melanda Pulau Seram. Terjadi kerusakan pada bangunan. Beberapa bangunan roboh, 60 org luka-luka, terjadi longsoran di bukit. Terjadi kerusakan rumah dan bangunan di Saparua, Haruku & di Pulau Nusa laut. Tsunami di pantai Talaga & Pulau Buru. Beberapa perahu rusak. Terjadi tsunami, kerusa- kan beberapa bangunan. Beberapa bangunan rusak di Ambon Retakan pada bangunan. Beberapa rumah rusak & masjid roboh. Beberapa rumah rusak.


124 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. Ambon Bandanaira Ambon Seram Banda (Tsunami) Banda (Tsunami) Ambon Ambon Mangole & Taliabu 17/01/1898 14/02/1903 10/05/1920 9/09/1932 2/02/1938 2:04:21,6 WIB 15/01/1975 17/08/1980 12/03/1983 29/11/1998 - - - 3,5o LS & 128,3o BT 5 o LS & 131,5o BT 5 o LS & 131,5o BT 5 o LS & 131,5o BT 4,4o LS & 128,05o BT 2,071o LS & 124,891o BT - - - - 33 33 25 33 33 - - - - 8,5 Mw (USGS) 5,4 5,8 5 8,3 Mw VII VI VI VII VIII VII V VI IX Kerusakan bangunan di Maluku dan Bandanaira. Beberapa bangunan oleng & rusak. Terjadi retakan bangunan di Ambon, Saumlaki dan Banda. Bangunan roboh di Wae dan Tolehu. Terjadi nendatan dan longsoran. Terjadi tsunami di Banda, Pulau Kai & Tual. Gelas-gelas pecah, pendulum jam berhenti. Getaran terasa di Maluku, Merauke, Darwin & Papua New Guinea. 81 rumah rusak berat, 4 rumah rusak sedang, 2 rumah rusak ringan. Terjadi tsunami. Terjadi retakan pada dinding bangunan. Terjadi kerusakan pada bangunan. 34 org meninggal, beberapa bangunan roboh & terjadi longsoran di Mangole, 153 org luka-luka di Mangole & Taliabu. 7 org meninggal, 8 org luka-luka & beberapa bangunan rusak di Manado.


125 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 24. 25. 26. 27. 28. Pulau Buru (Tsunami) Pulau Buru Pulau Seram Pulau Seram Pulau Buru (Tsunami) 29/1/2004 8:15:32 WIT 2/11/2005 06:13:32 WIT 13/11/2005 07:24:47 WIT 28/01/2006 01:58:48 WIT 14/03/2006 03:57:33 WIT 3,15o LS & 127,411o BT 3,61o LS & 127,30o BT 3,083oLS & 128,939o BT 5,448o LS & 128,099o BT 3,596o LS & 127,211o BT 33 13 6,4 341,5 30,6 6,7 Mw 5,7 Mw 5,9 Mw 7,4 Mw 6,7 Mw V V V V VI Terjadi tsunami di P. Buru. Getaran terasa kuat di Ambon & Namlea, P. Buru. 30 rumah penduduk di pantai Namlea rusak. Retakan tanah panjang ± 200 m, lebar ± 60 cm. 20 rumah penduduk rusak di desa Sawai. 15 rumah rusak, 12 rumpon rusak, subsidence ± 500 m pantai di kec. Tehoru. Subsidence ± 200 m di Elpaputy & ± 7 m & 10 rumah rusak di Kai Besar. 3 org meninggal, 1 org luka-luka di desa Batujungku. Likuifaksi di Desa Pela & Waimorat. Retakan tanah di desa Pela & Batujungku. Tsunami di desa Pela, runup ± 40 cm & inundation ± 90 cm.


126 Gambar 61. Bekas longsoran (tampak pohon miring) akibat gempabumi tanggal 28-1-2006 di Desa Mahu, kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah. Di lokasi ini 2 rumah penduduk amblas ke laut Tengah (Supartoyo dkk., 2006). Gambar 62. Jejak ketinggian genangan air laut (runup) setinggi 40 cm dan jarak inundasi 100 m, akibat tsunami tanggal 14-3-2006 di desa Pela, Pulau Buru (Supartoyo dkk., 2006).


127 Gambar 63. Kerusakan rumah penduduk akibat goncangan gempabumi tanggal 14-3-2006 dengan magnitudo 6,7 Mw, di desa Pela, Pulau Buru (Supartoyo dkk., 2006). Gambar 64. Kerusakan rumah penduduk di Desa Hapo, Pulau Morotai, akibat gempabumi tanggal 29-11-2006 dengan magnitudo 6,1 Mw (Pamungkas H. Dkk., 2006).


128 Gambar 65. Kerusakan rumah penduduk akibat gempabumi tanggal 7-12-2013 dengan magnitudo 4,8 SR di daerah Jailolo, Halmahera (Omang dan Sulaiman 2013). Gambar 66. Sebagian dinding rumah penduduk roboh akibat gempabumi tanggal 7-12-2013 di daerah Jailolo, Halmahera (Omang dan Sulaiman 2013).


129 III.7 Gempabumi Merusak Di Pulau Papua Wilayah Pulau Papua diperkirakan merupakan bagian utara dari Lempeng Australia yang bergerak relatif ke arah utara dengan kecepatan sekitar 7 cm/ tahun berinteraksi dengan Lempeng Pasifik yang bergerak relatif ke arah barat dengan kecepatan sekitar 11 cm/ tahun. Tumbukan tersebut diperkirakan sudah terjadi sejak kala Eosen yang mengakibatkan terbentuknya Orogenesa Melanesia (Simanjuntak, 2004). Hasilnya adalah terbentuknya palung di utara Papua, reaktivasi Sesar Sorong yang bergerak relatif mengiri, pembentukan pegunungan dengan ketinggian lebih dari 6.000 meter di atas permukaan laut, pensesaran di Pulau Papua, cekungan, serta kegiatan intrusi plutonik yang mengakibatkan terbentuknya jalur mineralisasi di wilayah Papua. Palung yang terdapat pada bagian utara Papua merupakan sesar naik dan sumber pembangkit tsunami. Kejadian gempabumi tanggal 17-2-1996 yang diikuti tsunami diakibatkan oleh pergerakan sesar naik di bagian utara Papua. Tsunami tersebut melanda pantai Biak, Yapen, Sarmi, Manokwari, dan Jayapura. Sesar yang terbentuk akibat Orogenesa Melanesia di Pulau Papua umumnya berarah barat – timur, barat laut – tenggara, utara – selatan dan barat daya – timur laut. Sesar utama di wilayah Papua terdiri – dari Sesar Sorong, Ransiki, Yapen, Tarera Aiduna, sesar naik di bagian tengah Pulau Papua/ Pegunungan Jayawijaya dan sesar naik di daerah Lengguru. Sesar Sorong merupakan sesar mendatar mengiri sebagai hasil interaksi antara Lempeng Australia dengan Lempeng Pasifik (Hamilton, 1979; Dow dan Sukamto, 1984; Simandjuntak, 2004). Dimensi Sesar Sorong sebarannya sangat panjang, mulai dari daerah Sorong, Laut Seram, hingga sebelah timur Sulawesi Tengah. Sesar ini pernah bergerak yang mengakibatkan kejadian gempabumi pada tahun 1998 dengan magnitudo 8,3 Mw dan mengakibatkan bencana di daerah Mangole dan Taliabu, Provinsi Maluku. Sebagian besar kejadian gempabumi merusak di Pulau Papua bersumber di darat akibat dari pergerakan sesar aktif, baik dalam segmen panjang maupun kecil dengan magnitudo mencapai 7 SR maupun lebih kecil. Kejadian gempabumi bersumber di darat berpotensi menimbulkan bencana dan sering diikuti oleh longsoran. Tabel berikut ini menyajikan wilayah rawan gempabumi dan tsunami di Pulau Papua.


130 Tabel 33. Wilayah rawan gempabumi dan tsunami di Pulau Papua. 1. Provinsi Papua Barat NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kota Sorong *) Kabupaten Sorong *) Kabupaten Sorong Selatan *) Kabupaten Teluk Bintuni *) Kabupaten Manokwari *) Kabupaten Teluk Wondama *) Kabupaten Fak Fak *) Kabupaten Kaimana *) Kabupaten Raja Ampat *) 2. Provinsi Papua NO. KABUPATEN/ KOTA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. Kabupaten Supiori *) Kabupaten Biak Numfor *) Kabupaten Yapen Waropen *) Kabupaten Nabire *) Kabupaten Waropen *) Kabupaten Sarmi *) Kabupaten Jayapura *) Kota Jayapura *) Kabupaten Keerom *) Kabupaten Pegunungan Bintang Kabupaten Yahukimo Kabupaten Yalimo, Kabupaten Memberamo Tengah Kabupaten Tolikara Kabupaten Lanny Jaya Kabupaten Jaya Wijaya Kabupaten Nduga Kabupaten Puncak Jaya Kabupaten Puncak Kabupaten Paniai Kabupaten Dagiyai *) Kabupaten/ Kota rawan bencana gempabumi dan tsunami Gambar berikut ini menampilkan sebaran pusat gempabumi merusak dan struktur geologi di Pulau Papua. Tidak semua pusat gempabumi yang terjadi di plot. Meskipun magnitudonya kecil, tetapi apabila gempabumi tersebut menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan digolongkan sebagai gempabumi merusak dan pusat gempabuminya diplot pada peta.


131 Tabel berikutnya menampilkan parameter kejadian gempabumi merusak yang pernah terjadi di Pulau Papua, dihimpun dari literatur - literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri serta hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral hingga tahun 2014. Parameter gempabumi merusak yang ditampilkan meliputi : nama gempabumi (diambil nama lokasi yang mengalami bencana), tanggal kejadian, koordinat pusat gempabumi, kedalaman, magnitudo, skala MMI, keterangan kerusakan. Selanjutnya ditampilkan foto – foto kerusakan yang terjadi akibat kejadian gempabumi di Pulau Papua yang dikumpulkan dari berbagai literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri. Sebagian foto – foto ini merupakan hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.


132 Gambar 67. Pusat gempabumi merusak di Pulau Papua.


133 Tabel 34. Katalog gempabumi merusak Provinsi Papua Barat. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. Ransiki Ransiki (Tsunami) Gempa Susulan Gempa Susulan Sorong 20/09/2002 10/10/2002 19:50:21 WIT 07/1/2008 12:12:26 WIT - 134,165ºB T 1,707ºLS 133,97º BT 1,707ºLS 134,10ºBT 1,42ºLS 134,061o BT dan 0,76o LS 10 10 10 10 10 6 Mb 7,6 Mw 6,7 Mw 5,7 Mw 5,8 Mw V VIII V-VI 31 rumah rusak di Ransiki. 7 org meninggal, 6 org luka berat, 639 org luka ringan. Longsor, banjir dan rumah rusak di Ransiki. Jalan raya dan saluran telepon terputus. Longsoran di jalan menuju Oranbari. Retakan tanah di desa Omy arah N 140º E, dalam 0,5 hingga 3 meter, lebar 25 –30 cm, panjang 5–15 m. Retakan tanah sepanjang 3 km. Likuifaksi lebar 0,5 m, panjang 15 m, dalam 51 cm di desa Mantui. Likuifaksi mengeringkan sumur penduduk di Ransiki. Muncul 50 lubang mata air panas di Yambeciri dan Pulau Rumberpoon. 130 rumah roboh, 406 rusak berat, 233 rumah rusak ringan. Terjadi tsunami dengan runup 1 meter, pelabu- han Oranbari & Ransiki rusak. 28 rumah nelayan terbakar & 53 KK kehilangan rumah di pantai Sorong. Terjadi retakan dinding bangunan di Manokwari.


134 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 4. Manokwari 4/1/2009 05:43:54 WIT 0.42oLS - 132.93oBT (BMKG) 0.51oLS - 132.78oBT (USGS) 0.88oLS - 133.38oBT (BMKG) 0.69oLS - 133.28oBT (USGS) 10 (BMKG) 35 (USGS) 10 (BMKG) 35 (USGS) 7.2 (BMKG) 7.6 Mw (USGS) 7.6 (BMKG) 7.3 Mw (USGS) VII Terjadi dua kali gempabumi secara berurutan. 4 org meninggal, 99 org lukaluka, 315 bangunan rusak berat, 1091 rusak ringan. Retakan tanah terjadi di Mala Peret, Kordakel, dan Pangerang. Likuifaksi terjadi di Kordakel. Longsoran terjadi di Bulude.


135 Tabel 35. Katalog gempabumi merusak Provinsi Papua. NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Yapen (Tsunami) Irian Jaya Utara Sentani Sentani Jayapura Bime-Epiomek- Nalca-Obad Sentani Yapen-Serui Irian Tengah Kurima Nabire Nabire 2/05/1914 21/11/1919 10/11/1921 10/01/1971 25/06/1976 25/06/1976 23/06/1979 12/09/1979 24/06/1986 12/08/1989 13/4/1994 25/05/1994 - - - 141,1oBT 3,1o LS 142,8oBT 3,2o LU 140,09oBT 4,603o LS 140,4oBT 2,5o LS 136,1oBT 1,8o LS 143,943o BT 4,448o LS 138,95oBT 4,5o LS 135,9oBT 3,11o LS 135,49oBT 3,33o LS - - -33 -33 33 33 102 14 23 33 - - - 7,3 6,8 7 5,7 7,9 6,9 6,0 6,4 6,5 IX VIII VII VI-VII VII VIII VII VIII VII VIII-IX VII VI-VII Beberapa orang tewas, Beberapa bangunan roboh di Pulau Yapen. Terjadi tsunami. Terjadi retakan tanah dan bangunan. Terjadi longsoran tanah dan batugamping. Rumah air roboh, terjadi nendatan tanah & retakan tanah. Terdengar suara gemuruh. Terjadi longsoran tanah. Kerusakan rumah di Langda, Japil, Oksibil serta Ambon. Kerusakan bangunan. 15 org meninggal, 5 org luka. Bangunan roboh di Ansus, Papuma, Serui, Ariespie, Aromasea,Sara- wandaori,Komtunoi, Da- wai,Randawaya,Warironi. Terjadi longsoran dimensi besar di dataran tinggi. 120 orang meninggal dan 125 orang tertimbun tanah longsor. Kerusakan bangunan. 10 orang meninggal.


136 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 13. 14. 15. 16. 17. Biak Biak ( Tsunami) Wamena Wamena Nabire 20/11/1994 17/02/1996 16/07/2000 17/10/2002 06/02/2004 04:05:04,3 WIB 135,88oBT 1,88o LS 136,225o BT 0,917o LS 138,062o BT 4,009o LS 140,11ºBT 3,59ºLS 135,52o BT 3,601o LS 29 31,9 37,8 33 25 6,3 8,2 5,2 6,2 7 Mw VII VIII V-VI VI-VII VII-VIII 28 orang luka-luka 108 org meninggal, 423 org luka-luka, 58 org hilang. Tsunami di wilayah Biak & Supiori, runup mencapai ± 7 m. Kerusakan melanda pantai Biak, Sarmi di Jayapura, Manokwari & P. Yapen. Likuifaksi di desa Bosnik, Warsa, Aman, Sawai & Wasari. Longsoran di desa Parai, Opuri & Sopen. 1 bangunan gudang Dolog cabang Wamena rusak berat. Terjadi longsoran tanah di ruas jalan Wamena- Jayapura. 33 orang meninggal, ratusan orang luka-luka, rumah sakit dan gedung DPRD Kab. Nabire rusak berat, menara penerba- ngan rusak berat di bandara Nabire & landasan retak, beberapa bangunan Pemerintah, jembatan & rumah penduduk banyak mengalami kerusakan, jalan retak, terjadi longsoran di pinggir jalan, pohon tumbang serta 4 rumah terbakar di daerah Nabire. Likuifaksi di desa Sanoba.


137 NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT GEMPA KDLM (KM) MAG SKALA MMI KERUSAKAN 18. 19. 20. Nabire Serui Waropen 06/11/2004 16/06/2010 26/06/2011 135,30o BT 3,579o LS 2.17oLS - 136.59oBT 2.37oLS - 136.60oBT 10 10 12 7,1 Mw 7,1 SR 6,3 SR VIII VIII VII 31 orang meninggal, puluhan orang luka-luka, 17 bangunan pemerintah rusak berat, 34 bangunan pemerintah rusak, 23 sarana ibadah rusak berat, 42 sarana ibadah rusak, 41 sekolah rusak berat, 86 rusak, 348 rumah penduduk roboh, 1724 rumah penduduk rusak berat, 848 rumah penduduk rusak, 178 rumah penduduk terba- kar. Landasan bandara retak ± 7 m, dermaga roboh, kantor PLN roboh, pipa BBM terputus, likuifaksi di Kimi, longsor di Wanggar. Belasan org meninggal dan luka – luka, 3 jembatan rusak, kebakaran terjadi di 9 titik, longsor di Kota Serui. Ratusan bangunan rusak di Kab. Yapen dan Kab. Waropen. Likuifaksi di Aitiri, Distrik Angkaisera, Kab. Yapen. 1 org meninggal, puluhan org luka-luka, 26 bangunan mengalami kerusakan di Waropen.


138 Gambar 68. Longsoran akibat kejadian gempabumi tanggal 12-8-1989 di Lembah Sungai Baliem, Pegunungan Jaya Wijaya (Kertapati, 2006). Gambar 69. Retakan jalan di wilayah Ransiki akibat gempabumi tanggal 10-10-2002 dengan magnitudo 7,6 SR (Putranto dkk., 2002).


139 Gambar 70. Kerusakan gedung DPRD Kabupaten Nabire akibat gempabumi tanggal 6-2-2004 dengan magnitudo 7 Mw (Palgunadi dkk., 2004). Gambar 71. Rumah dinas Bupati Nabire mengalami kerusakan akibat gempabumi tanggal 6-11-2004 dengan magnitudo 7,1 Mw (Pamungkas dkk., 2004).


140 BAB IV PENUTUP Indonesia merupakan wilayah rawan bencana gempabumi dan tsunami akibat evolusi tektonik yang terjadi di wilayah ini berupa tempat pertemuan empat Lempeng, yaitu Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudera Indo – Australia, Lempeng Samudera Pasifik dan Lempeng Samudera Philiphina. Sumber gempabumi di Indonesia berasal dari zona penunjaman di laut dan sesar aktif yang tersebar di darat dan di laut. Beberapa kejadian gempabumi bersumber di laut telah mengakibatkan terjadinya bencana tsunami. Kejadian gempabumi bersumber di darat akibat pergerakan sesar aktif, efek goncangannya sangat kuat, sehingga menimbulkan bencana. Bencana gempabumi dan tsunami telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, kerusakan bangunan, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan kecemasan penduduk di wilayah bencana akibat isu tentang gempabumi dan tsunami. Hingga saat ini kejadian gempabumi dan tsunami belum dapat ditentukan kapan dan berapa besar kekuatan yang akan terjadi, namun dengan mempelajari sejarah kejadian gempabumi merusak pada masa lalu dikombinasikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diidentifikasi wilayah rawan bencana gempabumi dan tsunami. Oleh karena itu buku sederhana ini yang menguraikan kejadian gempabumi merusak masa lalu di wilayah Indonesia ini dapat dipakai sebagai salah satu data dasar untuk mendukung program mitigasi bencana gempabumi dan tsunami. Dengan tersedianya data dasar kejadian gempabumi merusak dan tsunami ini diharapkan akan mempermudah untuk mengidentifikasi wilayah rawan bencana gempabumi dan tsunami di Indonesia. Saat ini di Indonesia setidaknya telah ditetapkan dua Undang – Undang (UU) yang berkaitan dengan kebencanaan dan penataan ruang, yaitu UU nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan UU nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Pada UU nomor 24 tahun 2007 tersirat bahwa data dasar kebencanaan sangat diperlukan untuk melakukan program mitigasi kebencanaan. UU nomor 26 tahun 2007 menyatakan bahwa penyusunan penataan ruang harus berbasiskan parameter kebencanaan. Dengan demikian diharapkan buku sederhana ini dapat mendukung pelaksanaan kedua Undang – Undang tersebut. Program mitigasi bencana gempabumi dan tsunami harus dilakukan secara terus – menerus yang bertujuan untuk mengurangi dampak dan resiko kejadian bencana gempabumi dan tsunami.


141 DAFTAR PUSTAKA 1. Artono P., Ketaren L .,dan Supartoyo, 2000, Laporan Peninjauan Lapangan Gempabumi Tanggal 4-6-2000 di Provinsi Bengkulu, Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Provinsi Bengkulu. 2. Bellier O., Sebrier M., Beaudouin T., Villeneuve M., Braucher R., Bourles D., Siame L., Putranto E.T., dan Pratomo I., 2001, High Slip Rate for a Low Seismicity along the Palu Koro Active Fault In Central Sulawesi, Indonesia, Terra Nova, Volume 13, no. 6, page 463 – 470. 3. Budiono, K., Suprapto, T.A., Kristianto, N.A., Raharjo, P., dan Noviadi, Y., 2003, Peta Wilayah Rawan Bencana Tsunami Indonesia skala 1 : 5.000.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Badan Penelitian dan Pengembangan Energi Sumber daya Mineral, Departemen Energi Sumber daya Mineral. 4. Djaja, Yunara dan Supartoyo, 2006 Laporan Singkat Gempabumi Muara Sipongi, Sumatera Utara Tanggal 18-12-2006, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 5. Dow, D.B., dan Sukamto, R., 1984, Western Irian Jaya : The end Product of Oblique Plate Convergence in the Late Tertiary, Tectonophysics no. 106, p. 109-139. 6. Hakim, A.S., dan Hall, R., 1991, Tertiary Volcanic Rock from the Halmahera Arc, Eastern Indonesia, Journal of Southeast Asian Earth Sciences, Vol 6, No 3/4, 1991, Pergamon Press, Ltd, pp : 271 – 287. 7. Hall, R., 2002, Cenozoic geological and plate tectonic evolution of SE Asia and the SW Pacific : computer based reconstructions, model and animations, Journal of Asian Earth Sciences 20 (2002), pp : 353 – 431. 8. Hall, R. dan Wilson, M.E.J. (2000): Neogene sutures in eastern Indonesia, Journal of Asian Earth Sciences, Vol. 18, hal. 781-808. 9. Hamilton, W., 1979, Tectonic of Indonesia Region, Geological Survey Professional Paper, United States Government Printing Office, Washington. 10. Hunt, R.E., 1984, Geotecnical engineering analysis and evaluation, Mc Graw – Hill Book Company: 983 pp. 11. Huzita, K., Imaizumi, T., Kaizuka, S., Matsuda, T., Nakada, T., Okada, A., Ota, Y., Utsu, T., Yonekura, N., dan Yoshii, K., 1992, Maps of Active Faults in Japan, University of Tokyo Press: 73 pp. 12. Indra, B., Suparan, R., dan Turjono, G., 2013, Laporan Tanggap Darurat Kejadian Gempabumi Pidie Tanggal 22-10-2013, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 13. Irawan, W., 2013, Landslide in Indonesia, Case Study : Malausma Landslide, Majalengka Region, West Java, Proceeding of the Thematic Session “Geohazard : Impacts and


142 Challenges for Society Development in Asian Countries “, 49th CCOP Annual Session, 22- 23 October 2013, Sendai, Japan, CCOP, p: 205-209. 14. Irsyam, M., Sengara, W., Aldiamar, F., Widiyantoro, S., Triyoso, W., Natawidjaja, D.H., Kertapati, E.K., Meilano, I., Suhardjono, Asrurifak, M., dan Ridwan, M., 2010, Ringkasan Hasil Studi Tim Revisi Peta Gempa Indonesia 2010, Kementerian Pekerjaaan Umum. 15. Katili, J.A., 1980, Geotectonics of Indonesia, A Modern View, Direktorat Jenderal Pertambangan, Departemen Pertambangan dan Energi. 16. Keller, E.A., dan Pinter, N., 1996, Active tectonic earthquake, uplift and landscape, Prentice hall, Upper saddle river, New Jersey 07458: 338 pp. 17. Kertapati, E.K., Putranto, E.T., dan Bahar, I., 1991, Katalog Gempabumi Merusak di Indonesia 1821 – 1991, Kelompok Kerja Seismotektonik, Bidang Geologi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung (Tidak diterbitkan). 18. Kertapati, E.K., 2006, Aktivitas Gempabumi di Indonesia (Perspektif Regional Pada Karakteristik Gempabumi Merusak), ISBN 979-010-X, Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. 19. Lumbanbatu, U.M., 2005, Kajian Regional Mekanisme Kejadian Gempabumi Pulau Sumatera, Jurnal Sumber Daya Geologi, Volume XV, Nomor 1, April, 2005, hal. 214-226. 20. Natawidjaya, D.H., 2007, Wilayah Indonesia Yang Rentan Gempabumi dan tsunami, Makalah Seminar Sehari Mitigasi Bencana Geologi di Indonesia tanggal 23-5-2007 di Bandung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 21. Newcomb, K.R., dan McCann, W.R., 1987, Seismic History and Seismotectonics of the Sunda Arc, Journal of Geophysical Research, Vol. 92, No. B1, January 10, 1987, p. 421 - 439 22. Omang, A., dan Sulaiman, C., 2013, Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Halmahera Tanggal 7-12-2013, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 23. Palgunadi, S., Praja, N.K., dan Juanda, 2004, Laporan Pemeriksaan Gempabumi Daerah Nabire, Papua Tanggal 6-2-2004, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 24. Palgunadi S., Putranto, E.T., dan Turjono, G., 2005 Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Gunung Halu Tanggal 15-4-2005, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 25. Pamungkas H., Turjono, G., dan Juanda, 2004, Laporan Pemeriksaan Gempabumi Pulau Alor Tanggal 12-11-2004, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 26. Pamungkas H., Indra, B., dan Suparan, R., 2004, Laporan Pemeriksaan Gempabumi Nabire, Papua Tanggal 6-11-2004, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 27. Pamungkas, H., Indra, B., dan Supartoyo, 2006, Laporan Singkat Gempabumi Morotai Tanggal 29-11-2006, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.


143 28. Praja, N.K., Sugiarto, Sudarsana, Junaidin, Haris, A., Maryani, dan Syastradin, 2013, Laporan Tanggap Darurat Bencana Gempabumi Pulau Lombok Tanggal 22-6-2013, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 29. Praja, N.K., Suparan, R., dan Juanda, 2014, Laporan Tanggap Darurat Bencana Gempabumi daerah Jawa Tengah Tanggal 25-1-2014, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 30. Prasetyadi, C., 2007, Evolusi Tektonik Paleogen Jawa Bagian Timur, Disertasi Doktor Program Studi Teknik Geologi (tidak dipublikasikan), Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. 31. Pulunggono dan Martodjojo S., 1994, Perubahan Tektonik Paleogen-Neogen merupakan Peristiwa Tektonik Terpenting di Jawa, Proceedings Geologi dan Geotektonik Pulau Jawa Sejak Akhir Mesozoik Hingga Kuarter, ISBN: 979 – 8611 – 00 – 4, hal. 37 – 50. 32. Putranto E.T., 2000 Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Cicalengka Tanggal 18-8-2000, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 33. Putranto, E.T., Suparan, R., dan Turjono, G., 2002, Laporan Pemeriksaan Gempabumi Daerah Ransiki, Papua Tanggal 10-10-2002, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 34. Putranto E.T., Surono, dan Praja, N.K., 2003, Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Kuningan Tanggal 21-3-2003, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 35. Putranto E.T., Suparan, R., Juanda, dan Rohmana, H.I., 2005, Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Garut Tanggal 2-2-2005, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 36. Putranto, E.T., Indra, B., Suparan, R., dan Turjono, G., dkk, 2005 Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Pulau Nias, Tanggal 28-3-2005, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 37. Putranto E.T., Supartoyo, Indra, B., dan Juanda, 2005 Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Padang Tanggal 10-4-2005, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 38. Sieh, K., dan Natawidjaja, D., 2000, Neotectonics of the Sumatran Fault, Indonesia, Journal of Geophysical Research, Volume 105, no. B12, December 10, 2000, pp. 28295 – 28326. 39. Simanjuntak T.O., 2004, Tektonika (Publikasi Khusus), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. 40. Soetarjo, Untung, M., Arnold, E.P., Soetadi, R., Sulaeman, Ismail, dan Kertapati E.K., 1985, SEASEE Magazine, Bangkok. 41. Soehaimi, A., dan Effendi, I., 1982, Laporan gempabumi Pulau Solor dan Adonara, Flores Timur, 25 Desember 1982, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.


144 42. Soehaimi, A., dan Effendi, I., 1983, Laporan Gempabumi Majalengka Tanggal 6-7-1990, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. 43. Soekamto, RAB., 1975, Peta Geologi Indonesia Lembar Ujung Pandang, Skala 1 : 1.000.000, Direktorat Geologi, Bandung. 44. Suantika G., dan Robiana R., 2006, Laporan Singkat Gempabumi Bima Tanggal 1-12-2006, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 45. Supartoyo, Artono P., dan Ketaren L., 2000, Laporan Pemeriksaan Lapangan Gempabumi Tanggal 4-6-2000 di Kota Bengkulu, Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Provinsi Bengkulu. 46. Supartoyo, Tofani, E., Indra, B., Suparan R., dan Rohmana, H.I., 2003, Penyelidikan Daerah Rawan Gempabumi Daerah Sukabumi, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 47. Supartoyo dan Surono, 2004, Laporan Pemeriksaan Gempabumi Daerah Karangasem (Bali) dan Lombok Barat, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 48. Supartoyo, Surono, Januar, Kertapati, E., dan Soehaimi, A., 2005, Laporan Tanggap Darurat Gempabumi dan Tsunami Aceh 26-12-2004, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 49. Supartoyo, Soehaimi, A., Effendi, I., dan Kristiawan, J., 2005, Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Palolo, Tanggal 24-1-2005, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 50. Supartoyo, Putranto, E.T., Junaedi, D., dan Juanda, 2005, Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Cot Glie, Aceh Besar tanggal 5-10-2005, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 51. Supartoyo, Putranto E.T., dan Surono, 2005, Katalog Gempabumi Merusak di Indonesia Tahun 1629 – 2005 (Edisi Pertama), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 52. Supartoyo, Yudhicara, dan Turjono G., 2006, Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Pulau Seram, Tanggal 28-1-2006, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 53. Supartoyo, Yudhicara, dan Turjono G., 2006, Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Pulau Buru, Tanggal 14-3-2006, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 54. Supartoyo, Suantika, G., dan Yudhicara, 2006, Laporan Tanggap Darurat Bencana Tsunami Pangandaran Tanggal 17-7-2006, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 55. Supartoyo, 2006, Gempabumi Yogyakarta Tanggal 27 Mei 2006, Buletin Berkala Merapi, Vol. 3, No. 2, Edisi Agustus 2006, ISSN 1693-9212, BPPTK PVMBG, Hal 36 - 55. 56. Supartoyo, Putranto E.T., dan Surono, 2006, Katalog Gempabumi Merusak di Indonesia Tahun 1629 – Juli 2006 (Edisi Kedua), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.


Click to View FlipBook Version