The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by pendidikanakuntansia19, 2021-12-17 22:52:43

E BOOK AK2

E Book Jilid 2

Keywords: Akuntansi,Keuangan

Biaya pajak penghasilan 11.250 Koreksi penyetoran 300.000

Koreksi salah mencatat Cek masih dalam 3.925.840
peredaran 125.000
setoran 600.000
3.784.160
Subtotal

3.406.250 rekonsiliasi Koreksi penyetoran
Koreksi penyetoran
Saldo setelah

50.440.000

PT Sidomulyo

Subtotal
8.135.000

Saldo setelah rekonsiliasi
50.440.000

c. Rekonsiliasi Bank Empat Kolom

Rekonsiliasi ini dibuat untuk menetapkan saldo yang sebenarnya untuk

saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir. Rekonsiliasi semacam

ini biasanya dibuat oleh pemeriksa (auditor) sebagai alat pengujian yang

sifatnya menyeluruh untuk setiap transaksi. Untuk menyusun rekonsiliasi

dalam bentuk ini, sangat diperlukan pengetahuan mengenai prosedur

pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas.

Contoh:

Data yang ada pada PT Sidomulyo per 30 Juni 2020 adalah sebagai berikut:

Berdasarkan catatan perusahaan:

Saldo per 30 Juni 2020 Rp3.050.000,00

Setoran selama bulan Juli 2020 Rp3.100.000,00

Rp6.150.000,00

Pengambilan selama bulan Juli 2020 Rp1.750.000,00

Saldo per 31 Juli 2020 Rp4.400.000,00

Berdasarkan catatan bank:

Saldo per 30 Juni 2020 Rp3.220.000,00

Setoran selama bulan Juli 2020 Rp2.570.000,00

Rp5.790.000,00

Pengambilan selama bulan Juli 2020 Rp2.000.000,00

Saldo per 31 Juli 2020 Rp3.790.000,00

42

Penyebab perbedaan adalah sebagai berikut:

Keterangan 30 Juni 2020 31 Juli 2020

Setoran dalam perjalanan Rp1.550.000,00 Rp1.700.000,00
Cek yang beredar Rp 600.000,00 Rp 750.000,00
Pendapatan bunga Rp1.120.000,00 Rp 740.000,00
Biaya bank Rp 400.000,00

Dirminta:
Buatlah rekonsiliasi bank 4 kolom
Jawab:

43

PT SIDOMULYO

Rekonsiliasi Bank

Per 31 Juli 2020

Keterangan Saldo Penerimaan Juli Pengeluaran Saldo
30 Juni 2020 31 Juli 2020
2020 Juli 2020

Saldo laporan bank Rp3.220.000,00 Rp2.000.000,00 Rp2.570.000,00 Rp3.790.000,00
Setaran dalam perjalanan Rp1.550.000,00 Rp1.700.000,00
30 Juni 2020 (Rp1.550.000,00) (Rp 600.000,00) Rp 750.000.00
31 Juli 2020 (Rp 600.000,00) Rp1.700.000,00 Rp 750.000,00
Cek dalam perjalanan
30 Juni 2020
31 Juli 2020

d. Rekonsiliasi Bank Delapan Kolom

Contoh:

Data yang ada pada PT Sidomulyo per 31 Agustus 2020 adalah sebagai

berikut:

Berdasarkan catatan perusahaan:

Saldo per 31 Juli 2020 Rp21.200.000,00

Setoran selama bulan Agustus 2020 Rp34.400.000,00

Rp55.600.000,00

Pengambilan selama bulan Agustus 2020 Rp21.600.000,00

Saldo per 31 Agustus 2020 Rp34.000.000,00

Berdasarkan catatan bank:

Saldo per 31 Juli 2020 Rp24.800.000,00

Setoran selama bulan Agustus 2020 Rp33.600.000,00

Rp58.400.000,00

Pengambilan selama bulan Agustus 2020 Rp30.400.000,00

Rp28.000.000,00

Penyebab perbedaan adalah sebagai berikut.

Keterangan 31 Juli 2020 31 Agustus 2020

Setoran dalam perjalanan Rp17.200.000,00 Rp18.800.000,00
Cek yang beredar Rp13.000.000,00 Rp 9.600.000,00
Pendapatan bunga Rp 7.800.000,00 Rp 8.600.000,00
Biaya administrasi bank Rp 5.400.000,00

Dari data di atas dapat dibuat rekonsiliasi bank 8 kolom sebagai berikut.
PT Sidomulyo

Rekonsiliasi Bank
Per 30 September 2020

44

(dalam Rupiah)

Keterangan Saldo Penerimaan Pengeluaran Saldo
31 Juli 2020 Agustus 2020 Agustus 2020 31 Agustua 2020
Saldo sebelum
rekonsiliasi Bank Perusahaan Bank Perusahaan Bank Perusahaan Bank Perusahaan
1) Setoran
24.800.000 21.200.000 33.600.000 34.400.000 30.400.000 21.600.000 28.000.000 34.000.000
dalam (17.200.000)
perjalanan 17.200.000
2) Cek (7.800.000)
3) Pendapatan 7.800.000
bunga (13.000.000) (13.000.000)
4) Setoran
dalam 18.800.000 18.800.000
perjalanan (9.600.000)
5) Cek 9.600.000
6) Pendapatan 8.600.000
bunga 8.600.000
7) Biaya (5.400.000)
administrasi 5.400.000
bank

29.000.000 29.000.000 35.200.000 35.200.000 27.000.000 27.000.000 37.200.000 37.200.000

Penjelasan:
1. Setoran dalam perjalanan pada targgal 31 Juli 2020 sebesar

Rp17.200.000,00 sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pemasukan pada
Saldo 31 Juli 2020 tetapi dicatat oleh bank pada bulan Agustus. Untuk
penyesuaian, pada catatan bank perlu diadakan pengurangan pada
Penerimaan Agustus 2020 dan penambahan pada Saldo 31 Juli 2020.
2. Cek yang beredar 31 Juli sebesar Rp13.000.000.00 sudah dicatat oleh
perusahaan sebagai pengeluaran pada Saldo Juli 2020 tetapi belum dicatat
oleh bank. Untuk penyesuaian, pada catatan bank perlu diadakan
pengurangan pada Saldo 31 Juli 2020 dan Pengeluaran Agustus 2020.
3. Pendapatan bunga 31 Juli 2020 sebesar Rp7.800.000,00 Sudah dicatat oleh
bank sebagai pemasukan perusahaan pada Saldo 31 Juli 2020 tetapi belum
dicatat oleh perusahaan. Untuk penyesuaian, pada catatan perusahaan perlu
diadakan penambahan pada Saldo 31 Juli 2020 dan pengurangan pada
Penerimaan Agustus 2020.
4. Setoran dalam perjalanan pada tanggal 31 Agustus 2020 sebesar
Rp18.000.000,00 sudah dicatat oleh bank. Untuk penyesuaian pada catatan
bank perlu diadakan penambahan pada Penerimaan Agustus 2020 dan
Saldo 31 Agustus 2020.
5. Cek yang beredar 31 Agustus 2020 sebesar Rp9.600.000,00 sudah dicatat
oleh perusahaan sebagai pengeluaran pada Pengeluaran Agustus 2020
tetapi belum dicatat oleh bank. Untuk penyesuaian, pada catatan bank

45

perlu diadakan penambahan pada Pengeluaran Agustus 2020 dan
pengurangan pada Saldo 31 Agustus 2020.
6. Pendapatan bunga 31 Agustus 2020 sebesar Rp8.600.000,00 sudah dicatat
oleh bank sebagai pemasukan perusahan pada Penerimaan Agustus 2020
tetapi belum dicatat oleh perusahaan Untuk penyesuaian, pada catatan
perusahaan perlu diadakan penambahan pada Penerimaan Agustus 2020
dan Saldo 31 Agustus 2020.
7. Biaya administrasi bank 31 Agustus 2020 sebesar Rp5.400.000,00 sudah
dicatat oleh bank sebagai pengeluaran perusahaan pada Pengeluaran
Agustus 2020 tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Untuk penyesuaian,
pada catatan perusahaan perlu diadakan penambahan pada Pengeluaran
Agustus 2020 dan pengurangan pada Saldo 31 Agustus 2020.

46

LATIHAN SOAL
A. Pilihan Ganda

1. Kas diperlukan untuk memenuhi pembayaran-pembayaran yang timbul dari kegiatan
bisnis. Berdasarkan pernyataan tersebut, motif utama perusahaan memegang uang
kas adalah….
a. Motif transaksi
b. Motif berjaga-jaga
c. Motif spekulasi
d. Motif pembayaran
e. Motif operasional

2. Jumlah uang minimal yang harus disimpan di rekening sebagai saldo kompensasi
sering disebut dengan….
a. Cash register
b. Bank account
c. Compensating balance
d. Cash on hand
e. Cashier’s check

3. Untuk menetapkan saldo kas yang benar menurut catatan bank dan catatan
perusahaan disebut….
a. Rekonsiliasi kas
b. Rekonsiliasi bank
c. Klring
d. Transfer
e. Posting

4. Penagihan piutang perusahaan yang dilakukan oleh bank disebut….
a. Collecting by bank
b. Interest revenue
c. Sufficient fund
d. Outsanding check
e. Deposit in transit

5. Cek yang dikeluarkan oleh perusahaan, tetapi belum diuangkan oleh pemegangnya
ke bank disebut….
a. Cashier’s check
b. Outsanding check
c. Cash shortage
d. Cash overage
e. Post dated checks

6. Pengertian dari cek kosong adalah….
a. Cek yang diterima setelah tanggal jatuh tempo
b. Cek yang diterima sebelum tanggal jatuh tempo
c. Cek yang dananya kurang
d. Cek yang tidak terdapat dana
e. Cek yang dicairkan dengan mata uang asing

7. Fungsi memo (nota) kredit dari bank dalam prosedur penerimaan kas yaitu….

47

a. Sebagai pendukung bukti penerimaan kas yang berasal dari penerimaan piutang

melalui transfer dana dari debitur

b. Uang pengecekan jumlah dana yang diterima dengan jumlah yang disetorkan ke

bank

c. Sebagai bukti penerimaan kas yang berasal dari penerimaan piutang

d. Untuk bukti transaksi penerimaan kas dari manapun sumbernya

e. Sebagai bukti pendukung penerimaan kas uang berasal dari transaksi penjualan

tunai
8. Penyebab perbedaan saldo kas adalah….

a. Adanya transaksi yang dicatat oleh perusahaan sebagai penerimaan, tetapi belum

dicatat oleh pihak bank

b. Tidak adanya transaksi yang dicatat sebagai pengeluaran oleh perusahaan

c. Adanya transaksi yang dibuat oleh bank dicatat sebagai penerimaan tetapi hal ini

tidak akan menambah saldo rekening koran

d. Adanya transaksi yang oleh bank telah dicatat sebagai pengeluaran dalam hal ini

tidak akan mengurangi saldo perusahaan

e. Tidak adanya kesalahan dalam pencatatan

9. Transaksi yang berpengaruh mengurangi saldo kas perusahaan ketika rekonsiliasi

dilakukan karena adanya kesalahan pencatatan, baik dari pihak bank maupun oleh
perusahaan adalah….

a. Cek kosong

b. Cek dalam peredaran

c. Biaya inkaso

d. Jasa giro

e. Setoran dalam perjalanan

10. Transaksi-transaksi yang berpengaruh menambah saldo kas perusahaan ketika
rekonsiliasi dilakukan adalah….

a. Baiaya inkaso dan biaya administrasi bank

b. Penagihan piutang dan jasa giro

c. Cek dalam perjalanan dan biaya inkaso

d. Biaya inkaso dan jasa giro

e. Administrasi bank dan setoran dalam perjalanan

11. Saldo kas bank tanggal 30 November 2020 berjumlah Rp. 18.850.000,- tetapi jumlah

uang kas yang sebenarnya Rp. 18.890.000,- setelah diteliti tidak ditemukan sebabnya,
maka selisihnya dimasukkan ke rekening selisih kas dengan jumlah….

a. Selisih kas di D Rp. 40.000,-

b. Selisih kas di K Rp. 40.000,-

c. Selisih kas di D Rp. 18.850.000,-

d. Selisih kas di K Rp. 18.850.000,-

e. Selisih kas di D Rp. 18.890.000,00

12. Berdasarkan laporan rekening Koran dari bank terdapat beban administrasi Rp

50.000,00 dan jasa giro Rp 160.000,00. Jurnal yang harus dibuat oleh perusahaan
adalah….

a. Beban administrasi Rp. 50.000,00

48

Kas Rp. 50.000,00

b. Kas Rp. 160.000,00

Pendapatan bunga Rp. 160.000,00

c. Kas Rp. 110.000,00

Beban adminstrasi Rp. 50.000,00

Pendapatan bunga Rp. 160.000,00

d. Kas Rp. 160.000,00

Beban adminstrasi Rp. 50.000,00

Pendapatan bunga Rp. 110.000,00

e. Pendapatan bunga Rp. 160.000,00

Kas Rp. 160.000,00

13. Laporan bank kepada perusahaan yang mempunyai rekening koran bank umumnya
dilakukan pada….

a. Awal bulan periode

b. Awal minggu berjalan

c. Tanggal 1 bulan periode

d. Awal bulan berikutnya

e. Akhir bulan perode
14. Apa yang dimaksud dengan rekonsiliasi bank….

a. Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencocokkan catatan rekening

kas di perusahaan dengan catatan dalam rekening koran

b. Kegiatan yang dilakukan perorangan untuk mencocokkan catatan rekening kas di

perusahaan dengan catatan dalam rekening koran

c. Kegiatan yang dilakukan oleh beberapa belah pihak di dalam suatu perusahaan

d. Kegiatan yang dilakukan oleh setiap perusahaan

e. Kegiatan yang dilakukan untuk mencocokkan pencatatan

15. Apa saja yang bukti dokumen pengeluaran kas yang dibuat sendiri oleh perusahaan
kecuali….

a. Faktur (nota) pembelian tunai

b. Bukti penerimaan barang

c. Bukti pengeluaran kas kecil

d. Faktur pembelian kredit, sebagai bukti pendukung pembayaran hutang

e. Memo dari bank atas penerimaan piutang melalui transfer

B. Essai
1. Jelaskan yang termasuk ke dalam golongan kas?
2. Bagaimana prosedur penerimaan kas bank, jika penerimaan kas dari penjualan tunai?
3. Sebutkan dan jelaskan transaksi-transaksi yang menyebabkan ketidaksamaan antara
saldo kas menurut catatan perusahaan dan saldo kas menurut rekening Koran?
4. Bagaimana prosedur pengeluaran kas bank?
5. Sebutkan dan jelaskan motif utama perusahaan memegang uang kas?

49

RANGKUMAN
• Kas adalah aktiva lancar perusahaan yang terdiri dari uang kertas, uang logam, dan

kertas berharga yang mempunyai sifat seperti uang, yaitu dapat diterima sebagai alat
pembayaran atau alat tukar, termasuk juga simpanan di bank yang dapat digunakan
sewaktu-waktu.
• Dalam mengelola kas bank, dibutuhkan peralatan yang tentunya sangat penting bagi
pengelolaan kas pada perusahaan. Apabila keadaan memungkinkan, sebaiknya
perusahaan menggunakan peralatan, seperti mechanic cash register, check protector,
stempel tanggal dan peralatan mekanis lainnya.
• Kas yang dimiliki oleh perusahaan tidak semuanya disimpan di dalam perusahaan,
tetapi disimpan di bank (rekening bank), Simpanan di bank yang memenuhi kriteria
sebagai kas misalnya tabungan dan giro, Perusahaan bisa memilih lebih dari satu
rekening bank.
• Salah satu cara pengendalian kas adalah dengan membuka akun bank (bank account),
artinya pihak perusahaan membuka rekening di bank untuk menyimpan semua
penerimaan kas. Jadi pada suatu perusahaan ada dua pencatatan kas, yaitu catatan kas
menurut perusahaan dan catatan kas menurut bank.
• Apabila semua transaksi yang berkaitan dengan kas dicatat oleh perusahaan dan bank,
maka saldo kas menurut catatan perusahaan harus selalu sama dengan saldo kas dalam
rekening koran bank.

50

"Kegagalan terbesar kita sebagai manusia adalah ketika kita berhenti untuk belajar."
51

BAB III

PENCATATAN ASET TETAP

A. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning, siswa mampu:
3.3 Menerapkan aset tetap
4.3 Melakukan pencatatan aset tetap

B. Kegiatan Pembelajaran
1) Guru masuk kelas tepat waktu
2) Siswa dipersilahkan oleh guru untuk berdoa bersama
3) Guru mengisi administrasi kelas
4) Guru melakukan apersepsi meliputi menjelaskan tujuan pembelajaran,
memotivasi siswa, pre test
5) Guru dibantu siswa menyiapkan alat yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran
6) Untuk memberikan stimulus, siswa di persilahkan oleh guru untuk membaca
buku sumber tentang pencatatan aset tetap
7) Dalam kegiatan identifikasi masalah, siswwa dipersilahkan oleh guru untuk
mencatat berbagai permasalahan yang belum dipahami selama membaca buku
sumber berkaitan dengan materi yang dibahas
8) Siswa dipersilahkan oleh guru untuk menanyakan berbagai hal yang belum
dipahaminya dan guru mencatat pertanyaan siswa di papan tulis sesuai dengan
topik yang dipelajari
9) Dalam kegiatan pengumpulan data, siswa dipersilahkan oleh guru untuk
membentuk kelompok belajar, dan mengerjakan tugas untuk mencari jawaban
atau mengumpulkan data dari berbagai sumber berkaitan dengan masalah yang
telah teridentifikasi
10) Dalam kegiatan pembuktian, siswa dipersilahkan oleh guru untuk mendiskusikan
dalam kelompok jawaban yang dianggap paling benar berkaitan dengan masalah
yang teridentifikasi dalam mengkonfirmasikan jawabannya dalam kelompok
11) Dalam kegiatan menarik kesimpulan, siswa dipersilahkan oleh guru untuk
menyampaikan jawaban dari permasalahan yang teridentifikasi dan sama-sama
menyusun kesimpulan tentang materi yang dibahas

C. Assessment
Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur pengetahuan peserta didik adalah tes
tertulis yang terdiri dari 15 pertanyaan pilihan ganda dan 5 soal esai.

52

A. Pengertian Aset Tetap
Aset atau aktiva merupakan harta yang menjadi sumber ekonomi perusahaan yang

digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Untuk memproduksi suatu produk maka
peranan aktiva tetap sangatlah besar, seperti lahan yang digunakan sebagai tempat produksi,
bangunan sebagai tempat pabrik dan kantor, mesin dan peralatan sebagai alat untuk produksi
dan lain-lain. Aset tetap atau aset tidak lancar merupakan aset yang memiliki masa manfaat
lebih dari satu tahun, biasanya digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan dan
mengalami penyusutan dan wajib dinilai kembali pada setiap tahunnya.

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16 pada paragraf
5 menjelaskan bahwa: “Aktiva tetap yaitu aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap
pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun”.

Berdasarkan definisi di atas terdapat beberapa hal penting terkait aset tetap, yaitu:

• Aset tetap atau aset berwujud, mempunyai bentuk fisik (seperti tanah, kendaraan dan
bangunan), lain halnya dengan hak paten atau merek dagang yang tidak mempunyai
bentuk fisik (merupakan aset tak berwujud).

• Aset tetap memiliki tujuan penggunaan khusus, yaitu dapat digunakan dalam produksi
atau penyediaan barang dan jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif. Aset tetap seperti tanah yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan untuk
dijual, bukan merupakan aset tetap.

• Aset tetap termasuk ke dalam aset tidak lancar, karena diharapkan akan digunakan dalam
waktu lebih dari 1 (satu) periode akuntansi.

B. Karakteristik Aset Tetap
Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan terdiri dari berbagai macam jenis barang yang

dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya. Namun dalam mengklasifikasikannya, aktiva
tetap tersebut harus memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik aset tetap antara lain:

1. Memiliki wujud fisik dengan bentuk dan ukuran yang jelas
Ini berarti aset tersebut berupa barang yang dimiliki wujud fisik. Misalnya kendaraan,
peralatan, bangunan, mesin dan lain sebagainya.

2. Mempunyai manfaat atau umur ekonomis yang lebih dari satu tahun.
Aset tetap harus dapat digunakan untuk operasi perusahaan dalam waktu lebih dari satu
tahun atau satu periode akuntansi. Meskipun mempunyai bentuk fisik, tetapi jika manfaat
aset tetap kurang dari satu tahun seperti kertas, tinta, pensil, penghapus, dan lain
sebagainya maka tidak dapat dikategorikan sebagai aset tetap.

3. Digunakan dalam operasi perusahaan
Aset tersebut harus dapat digunakan dalam operasi normal perusahaan, yaitu dipakai
untuk menghasilkan pendapatan bagi operasi. Baik dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang dan jasa.

4. Digunakan dalam kegiatan normal perusahaan bukan untuk dijual kembali atau investasi.

53

Suatu aset yang dimiliki perusahaan dan umurnya lebih dari satu tahun, tetapi dibeli
perusahaan dengan maksud untuk dijual kembali, tidak dapat dikategorikan sebagai aset
tetap dan harus dimasukkan ke dalam kelompok persediaan. Misalnya, apabila entitas
membeli tanah dengan tujuan akan dijual kembali karena entitas meyakini tanah tersebut
akan mengalami peningkatan nilai, maka tanah tersebut bukan merupakan aset tetap,
tetapi merupakan properti investasi (PSAK 13: Properti Investasi). Jika entitas bergerak
di bidang jual beli mobil, maka mobil yang diperoleh entitas dengan tujuan untuk dijual
kembali merupakan persediaan (PSAK 14: Persediaan), bukan aset tetap.
5. Mempunyai nilai material yang cukup besar.
Aset milik perusahaan yang berumur lebih dari satu tahun dan digunakan dalam operasi
perusahaan dan nilai atau harga per unitnya atau harga totalnya relatif tidak terlalu besar
dibandingkan dengan total aset perusahaan, tidak perlu dimasukan sebagai aset tetap.
Seperti
sendok, piring, stepler, jam meja dan sebagainya.
6. Dimiliki perusahaan
Aset berwujud yang bernilai tinggi yang digunakan dalam operasi dan berumur lebih dari
satu tahun, tetapi disewa perusahaan dari pihak lain tidak boleh dikelompokan sebagai
aset tetap. Kendaraan sewa misalnya, tidak boleh diakui perusahaan sebagai aset tetap.

C. Klasifkasi Aset Tetap
Mengidentifikasi aset tetap sebagai barang tak bergerak dan barang bergerak yang

digunakan dalam operasional perusahaan. Undang-undang perpajakan mengatur aset bukan
bangunan dan bangunan dalam 4 kelompok sebagai berikut.

1. Bukan bangunan
Peraturan MenteriKeuangan No 96/P.M/ K/,03/2009 tentang jenis-jenis harta yang
termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan unit keperluan penyusutan
dibagi menjadi 4 kelompok
a. Kelompok 1
Harta yang dapar disusulkan dan tidak termasuk golongan bangunan yang
mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 4 tahun. Contoh aset kelompok 1
adalah sebagai berikut.
1. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi,
lemari, dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.
2. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung duplikator, mesin fotokopi,
mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner, dan sejenisnya.
3. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi
dan sejenisnya.
4. Sepeda motor, sepeda, dan becak.
5. Alat komunikasi, pesawat telepon, faks, handphone, dan sejenisnya.
6. Alat perlengkapan khusus bagi industri/jasa yang bersangkutan.
b. Kelompok 2
Harta yang dapat disusutkan dan tidak termasuk golongan bangunan yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 4 tahun dan tidak lebih dari 8 tahun. Contoh
aset kelompok 2 adalah sebagai berikut.

54

1. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi, lemari, dan
sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan, alat pengatur
udara seperti AC, kipas angin, dan sejenisnya.

2. Kendaraan yang meliputi mobil, bus, truk, speed boat, dan sejenisnya.
3. Kontainer.
c. Kelompok 3
Harta yang dapat disusutkan dan yang tidak termasuk golongan bangunan yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 8 tahun dan tidak lebih dari 16 tahun. Aset
tetap kelompok 3 adalah aset tetap pada jenis usaha pertambangan, pemintalan,
perkayuan, industri kimia, industri mesin, transportasi, dan pergudangan. Contoh
aset yang masuk kelompok 3 adalah sebagai berikut.
1. Mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan.
2. Mesin yang mengolah produksi tekstil.
3. Mesin untuk mengolah produk industri kimia.
4. Mesin yang menghasilkan mesin menengah dan berat (mesin mobil dan
kapal).
5. Kapal penumpang dan barang yang mempunyai berat 100 sampai dengan 1000
DWT.
6. Porahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai bery, atas 250 DWT.
7. Pesawat terbang dan helikopter.
8. Perangkat radio navigasi, radar, dan kendali jarak jauh

d. Kelompok 4
Harta yang dapat disusutkan dan tidak termasuk golongan banguna yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 16 tahun. Aset yang masuk kedalam
kelompok 4 adalah aset tetap pada jenis usaha konstruksi transportasi, dan
pergudangan. Contohnya adalah mesin berat untuk kontruksi, lokomotif, kereta,
kapal, dan lain-lain.

2. Bangunan
a. Permanen
Bangunan dan aset tak bergerak lainnya termasuk tambahan perbaika atau
perubahan yang dilakukan dengan masa manfaat 20 tahun.
b. Tidak permanen
Bangunan dan aset tak bergerak lainnya, termasuk tambahan perbaikan, atau
perubahan yang dilakukan dengan masa manfaat 1 tahun.

D. Jenis-Jenis Aset Tetap
Jenis aset tidak lancar dikelompokan menjadi dua golongan.

• Aset Tetap Berwujud yang Selanjutnya Disebut dengan aset Tetap (Tangible)

Aset tetap berwujud memiliki bentuk fisik, yang member manfaat ekonor pada masa
mendatang bagi perusahaan.

1. Aset tetap yang umurnya tidak terbatas.

55

Yang masuk ke daliam kelompok asettetap yang umurnya tidak terbatas adalah
tanah dan hak atas tanah yang dipakai untuk mendiri bangunan kantor, toko,
pabrik, tempat parkir, Gudang, dan lain-lain. Tanah merupakan hartà yang
digunakan untuk rajuan usaha dan tidak dikenai penyusutan, maka biaya yang
dikenakan pada tanah merupakan biaya yang secara langsung berhubungan
dengan masa manfaat yang tidak terbatas.

2. Aset tetap yang umumya terbatas dan dapat diganti dengan aseltd sejenis apabila
masa manfaatnya telah habis.
Yang masuk kategori aset tetap yang umurnya terbatas adalah sebagai berikut.
a. Bangunan.
Merupakan bangunan yang digunakan untuk menempatkan operasi
perusahaan. Baik bangunan untuk kantor, toko, pabrik maupun gudang yang
digunakan dalam kegiatan utama perusahaan. Akan tetapi, bangunan yang
tidak digunakan dalam kegiatan utama perusahaan yaitu bangunan yang belum
jadi (dalam tahap pembangunan) tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset
tetap.
b. Mesin dan peralatan.
Merupakan aset yang dipergunakan perusahaan dalam proses produksi tau
penyediaan jasa.
c. Kendaraan.
Merupakan aset yang dipergunakan sebagai alt transportasi atau sebagai
penedia jasa dan lain-lain seperti mobil, motor, truk.

3. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya
tidak dapat diganti dengan set yang sejenis.
Yang masuk kategori aset tetap yang umurnya terbatas dan setelah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti adalah sumber- sumber alam seperti tambang
minyak, tambang batubara, tambang emas, tambang timah, hutan dan lain-lain.

• Aset Tetap tidak Berwujud yang Selanjutnya Disebut sebagai Aset tidak Berwujud
(Intangible)
Aset tidak berwujud didefinisikan sebagai aset yang tidak memilki bentuk fisik. Bukti
adanya aset ini terdapat dalam bentuk perjanjian, kontrak, atau paten. Termasuk ke
dalam kelompok aset tetap tidak berwujud di antaranya sebagai berikut.
1. Hak paten.
Hak paten adalah suatu hak yang diberikan secara eksklusifoleh negara kepada
pemegang hak atas ciptaannya dengan disertai perlindungan hukum dari
pemalsuan dan peniruan pihak lain.
2. Hak cipta (copyright).
Hak cipta adalah hak yang diberikan olch pernerintah kepada pengarang, pencipta
lagu/musik atau seniman lainnya untuk menerbitkan/mempublikasikan, menjual
atau mengawasi ciptaannya
3. Franchise (waralaba).
Waralaba merupakan hak yang diperoleh ole satu pihak (franchise) dari pihak lain
(franschisor) untuk menggunakan proses produksi menggunakan logo franchisor,

56

dan kemudian menjual hasil produksi tersebut. Usaha franchise di dunia
perdagangan saat ini misalnya usaha KFC, Rocket Chicken, Pizza Hut, Buige
King, MC Donald, Kebab Turki dan lain-lain.
4. Merek dagang (trade mark).
Penggunaan merek dagang (Trademark) dan nama dagang merupakan hal yang
sangat penting bagi perusahaan yang menggantungian produknya pada permintaan
konsumen.
5. Goodwill.
Goodwill merupakan nilai lebih yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang timbul
karena adanya kelebihan dalam beberapa faktor, seperti nama yang terkenal, staff
dan personalia yang berkemampuan tinggi atau lokasi perusahaan yang
menguntungkan.
Contoh supermarket yang terkenal mempunyai nilai aset 11 milar, sedangkan
harga pasarannya 13 millar maka yang 2 miliar merupakan goodwill.

E. Pengendalian Internal Aset Tetap
Perusahaan biasanya memiliki aset tetap dengan nilai yang relatif besar. Hal tersebut

dapat dilihat dari persentase komponen aset tetap dengan jumlah aset secara keseluruhan.
Pengendalian internal merupakan hal yang sangat penting untuk aset, karena nilainya yang
relatif besar. Hal-hal penting untuk pengendalian internal aset tetap adalah sebagai berikut.

1. Untuk pembelian (perolehan) berbagai jenis aset tetap dilakukan oleh berbagai jenjang
manajemen.

2. Pemisahan yang jelas antara pengelola fisik barang dan fungsi pencatatan.
3. Menyelenggarakan buku tambahan sebagai buku pembantu aset tetap (kartu aset tetap)

dan melakukan perhitungan fisik aset secara periodik.
4. Mengasuransikan aset tetap untuk menghindari terjadinya pencurian dan bencana alam

misalnya kebanjiran, kebakaran, dan lain-lain.

F. Perolehan Aset Tetap
Harga perolehan adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh aset tetap

tersebut mulai dari pembelian ditambah biaya-biaya yang berhubungan dengan perolehan aset
tetap termasuk bea impor dan pajak pembelian setelah dikurangi diskon pembelian dan
potongan lain, sehingga aset tetap tersebut siap untuk digunakan atau dioperasikan.

Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:

1. Biaya imbalan kerja (seperti yang telah didefinisikan dalam PSAK 24: Imbalan Kerja)
yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap

2. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
3. Biaya penanganan (handling) dan penyerahan awal;
4. Biaya perakitan dan instalasi;
5. Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil netto

penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut (misalnya,
contoh yang diproduksi dari peralatan yang sedang diuji); dan
6. Komisi profesional.

57

Karena jenis aset terdiri dari beberapa macam, maka masing-masing jenis mempunyai
masalah khusus antara lain:

1. Tanah
Tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam rekening
tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam
rekening investasi jangka panjang. Harga perolehan tanah tidak hanya terdiri atas
harga beli saja, melainkan juga termasuk biaya-biaya lainnya yang dikeluarkan
sampai tanah tersebut dapat dipergunakan, seperti biaya survei, pajak, komisi broker,
biaya pengurusan surat untuk mendapatkan hak kepemilikan atas tanah, biaya
pembersihan / pengosongan / pembongkaran bangunan lama yang tidak dikehendaki
(clearing cost) dan biaya pengurukan (grading cost). Di sisi lain, jika seandainya di
atas tanah yang baru dibeli tersebut sudah terdapat bangunannya dan pada akhirnya
bangunan tersebut harus dirobohkan agar dapat dibangun bangunan baru yang sesuai
dengan kehendak atau kebutuhan pemakai (pembeli), maka hasil dari penjualan
puing-puing atas bongkaran bangunan lama tersebut justru akan diperhitungkan
sebagai pengurang dari harga perolehan tanah.

2. Bangunan
Harga perolehan bangunan terdiri atas harga beli, pajak, komisi broker, biaya
pengurusan surat untuk mendapatkan hak kepemilikan atas bangunan, dan biaya
rekondisi sebelum penempatan. Untuk bangunan yang dibangun sendiri, maka harga
perolehannya terdiri atas biaya ijin membangun, biaya untuk membeli bahan-bahan
bangunan, biaya upah tukang atau teknisi, biaya sewa peralatan untuk membangun,
bahkan termasuk bunga atas dana yang dipinjam untuk membiyai pembangunan
gedung baru tersebut.

3. Mesin dan alat-alat
Harga perolehan untuk mesin dan alat-alat , dimana harga perolehannya tidak hanya
berasal dari harga beli saja melainkan juga terdiri atas pajak, ongkos angkut, biaya
asuransi, selama dalam perjalanan, ongkos pemasangan, dan biaya uji coba sampai
mesin tersebut benar-benar dapat dioperasikan dan dimanfaatkan. Untuk pembelian
peralatan bekas, biaya rekondisi sebelum pemakaian juga merupakan bagian dari
harga perolehan aset bersangkutan.

4. Kendaraan
Kendaraan harus dipisahkan untuk setiap fungsi yang berbeda. Harga perolehan
kendaraan terdiri atas Harga beli, Bea balik nama, Biaya asuransi, Biaya pajak
kendaraan.

Cara perolehan aset tetap ditentukan sebagai berikut.

1. Pembelian Tunai

Pembelian tunai adalah cara perolehan aset tetap dengam cara perusahaan

mengeluarkan sejumlah uang tunai. Biaya perolehan ini meliputi harga aset tetap

termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan seama pembelian aset tetap tersebut dan

dikurangi diskon atau potongan-potongan sehubungan dengan pembelian aset tetap

tersebut.

Jurnal yang dibuat adalah:

Aset Tetap XXX

58

Kas XXX

Contoh 1:
PT KARYA USAHA merupakan perusahaan yang bergerak dalam indusri
pengolahan kayu. Pada tanggal 15 Mei 2019 PT KARYA USAHA membeli aset tetap
berupa Truk dengan harga faktur sebesar Rp500.000.000 secara tunai di mana biaya-
biaya yang dikeluarkan antara lain biaya balik nama Rp10.000.000,- dan biaya
administrasi lainnya Rp3.000.000. Karena melakukan pembelian secara tunai, maka
perusahaan mendapat Cash Back dari dealer sebesar Rp25.000.000,-. Berdasarkan
informasi tersebut, perhitungan dan pencatatan atas perolehan Trus dengan cara
pembelian tunai tersebut adalah sebagai berikut.

a. Perhitungan perolehan Aset Tetap Rp500.000.000
Harga Faktur (Rp 25.000.000)
Potongan Pembelian Rp475.000.000

Bea balik nama Rp10.000.000 Rp 13.000.000
Biaya administrasi Rp 3.000.000 Rp488.000.000

Biaya perolehan Truk

b. Jurnal Pencatatan Aset Tetap

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Mei 15 Kendaraan 488.000.000

2019 Kas 488.000.000

2. Pembelian dengan Kontrak Jangka Panjang/Angsuran

Pembelian aset tetap dan seringkali meliputi pembelian dengan pembayaran cicilan,

baik seluruh harga aset maupun sebagian. Biasanya dengan menandatangani wesel

bayar (utang wesel) atau juga dengan angsuran. Jika aset tetap dibeli secara

kredit/angsuran, maka biaya perolehan diakui sebesar harga perolehan secara tunai.

Apabila ada selisih antara biaya. perolehan secara tunai dan biaya perolehan secara

kredit, maka selisih tersebut diakui sebagai beban bunga. Dalam keadaan seperti ini

nilai aset tetap sebesar nilai tunai yang dibayarkan apabila aset tersebut dibeli secara

tunai. Nilai Net Present Value (NPV) berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku.

Jurnal yang dibuat sat perolehan aset tetap adalah sebagai berikut.

Aset Tetap XXX
Utang … XXX

Jurnal yang dibuat saat pembayaran angsuan adalah

Utang … XXX

Beban Bunga XXX

Kas XXX

59

Contoh 1:

Pada tangsal 30 Juni 2019 dibeli sebuah mesin cetak untuk operasional perusahaan

sebesar Rp100.000.000, dengan DP (down payment) Rp13.000.000,- dan sisanya,

diangsur selama 4x dalam setahun pada tanggal juli, 1 Oktober, 1 Januari dan 1 April.

Untuk transaksi ini diterbitkan sebuah wesel bayar dengan tingkat suku bunga 10%

setahun. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembelian mesin tersebut adalah biaya

angkut pembelian Rp1.000.000,- dan biaya asuransi dalam perjalanan Rp2.000.000,-.

Berdasarkan informasi tersebut perhitungan dan pencatatan atas perolehan mesin,

pembayaran angsuran mesin, dan penyesuaian utag bunga selama tahun 2020 adalah

sebagai berikut.

a. Perolehan Aset Tetap

Harga faktur Rp100.000.000,-

Biaya Angkut Rp 1.000.000,-

Biaya asuransi Rp 2.000.000,-

Harga perolehan Rp103.000.000,-

Uang muka Rp 13.000.000,-

Total Pinjaman Rp 90.000.000,-

b. Jurnal pencatatan aset tetap

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
103.000.000 13.000.000
Juni 30 Mesin 90.000.000
22.500.000
2019 Cash in Bank 3.000.000 25.500.000

Utang wesel 22.500.000 25.500.000
3.000.000 3.000.000
Mencatat perolehan
3.000.000
mesin

Juni 1 Utang wesel

Beban bunga

Kas

Mencatat pembayaran
Angsuran pertama
Okt 1 Utang wesel

Beban bunga

Kas

Mencatat pembayaran
Angsuran kedua
Des 31 Beban bunga

Utang bunga

60

Mencatat penyesuaian
bunga yang harus
dibayar
4/12xRp90.000.000x10%

Perhitungan angsuran

Sisa utang Rp 90.000.000

4

Rp 22.500.000

Beban bunga 10%xRp90.000.000x4/12 Rp 3.000.000

Total Angsuran Rp 25.500.000

Contoh 2:

Berikut ini bukti transaksi yag terjadi pada CV MERPATI yang berkaitan dengan
perolehan aset tetap secara kredit.

Nusantara Motor

Jl. Fatmawati 26 Jakarta

FAKTUR Nomor : NM04-6

Tangga : 29 april

2020

Kepada Yth. Tgl. Kirim 29 April 2020

CV SAMUDRA CINTA Order 005-04
Jl. Raya Ciracas Jakarta Timur Pembelian

Qty Item Uraian Harga (Rp) Jumlah (Rp) Kd PPN

No.

1. TA- Toyota 200.000.000 300.000.000 PPN

01 Avanza

Sub total 300.000.000

Bea Balik 7.000.000
Nama

Sisa utang diangsur selama 36 PPN 10% 30.000.000

61

bulan dengan tingkat suku bunga Biaya kirim 700.000
(35.700.000)
6% per tahun melaui pembiayaan Uang muka 300.000.000

PT BCA Finance

Total PinjamaN

Dua Ratus Juta Rupiah

Disetujui oleh Bagian Penjualan
( In a)
( A ska)

Dari dokumen transaksi tersebut jurnal yang dibuat oleh CV MERPATI untuk
perolehan kendaraan adalah sebagai berikut.

a. Perolehan aset tetap Rp300.000.000,-
Harga faktur Rp 7.000.000,-
Bea balik nama Rp 30.000.000,-
PPN masukan 10% Rp 700.000,-
Biaya kirim Rp337.700.000,-
Harga perolehan Rp 35.700.000,-
Uang muka Rp302.000.000,-
Total pinjaman

b. Jurnal pencatatan aset tetap

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

April 29 Mesin 337.700.000

2020 Cash in Bank 35.700.000

BCA Finance Loan 302.000.000

(Mencatat perolehan 8.400.000
Kendaraan) 1.510.000
Mei 29 BCA Finance Loan

Interest Expense

Cash in bank 9.910.000

(Mencatat pembayaran
Angsuran pertama)

Perhitungan angsuran

62

Sisa utang Rp302.000.000
36
Beban bunga 6%xRp302.000.000x1/12
Total angsuran Rp 8.400.000
Rp 1.510.000
Rp 9.910.000

3. Diperoleh Secara Pertukaran

Apabila suatu aset tetap sudah berkurang masa manfaatnya, dapat ditukarkan dengan
yang lain. Pertukaran aset tetap sering dilakukan oleh perusahaan dengan alasan untuk
dapat terus berkembang. Tujuannya agar kegiatan oporasional perusahaan maksimal
tanpa harus terhenti akibat kerusakan aset tetap karena masa manfaatnya sudah
berkurang. Pada prinsipnya, biaya perolehan atas aset tetap yang dipertukarkan dinilai
berdasarkan nilai wajarnya (Fair Value). Akan tetapi, apabila di dalam pertukaran
tersebut tidak memiliki substansi komersial tau aset tetap yang dipertukarkan tidak
diketahui nilai wajarnya, maka biaya perolehan diukur dengan nilai buku dari aset
tetap yang diserahkan.

Jenis pertukaran aset tetap dapat dilakukan dalam dua kasus.

a. Pertukaran set Tetap Sejenis
Aset tetap sejenis adalah aset tetap yang mempunyai fungsi dan maniat yang
sama, misalnya pertukaran kendaraan mobil boks dengan truk yang
mempunyai fungi sebagai alat angkutan, pertukaran antara PC kompute dan
laptop yang sama-sama digunakan untuk operasional perusahaan.

b. Pertukaran Aset Tetap Tidak sejenis
Aset tetap tidak sejenis adalah aset tetap yang mempunyai fungsi dia manfaat
yang berbeda, misalnya peralatan kantor ditukar dengan mesin produksi,
kendaraan ditukar dengan furnitur dan lain-lain.

Perbedaan antara pertukaran yang memiliki substansi komersial dan tidak komersial

1. Pertukaran yang memiliki substansi komersial.
Pertukaran yang memiliki substansi komersial adalah transaksi pertukaran aset tetap
yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap kegiatan operasional perusahaan,
misalnya terjadi perubahan aliran kas yang besar, perubahan kapasitas yang
signifikan, atau selisih yang signifikan terhadap nilai wajar dari aset yang
dipertukarkan. Jika transaksi pertukaran memiliki substansi komersial, maka biaya
perolehan aset tetap baru adalah nilai wajarnya. Jadi, apabila transaksi tersebut terjadi,
maka akan mengakui terjadinya laba atau rugi pertukaran aset tetap.

Contoh kasus pertukaran yang memiliki substansi komersial.
Pada tanggal 11 Juni 2019 PT MAHKOTA mempunyai kendaraan dengan biaya
perolehan pada saat dibeli Rp400.000.000,- dan telah disusutkan sampai dengan saat

63

pertukaran dengan nilai Rp350.000.000,-. Kendaraan tersebut ditukar dengan
kendaraan baru dengan nilai wajar Rp450.000.000,-. Perusahaan mengeluarkan kas
sejumlah Rp300.000.000,- sehingga pertukaran tersebut dianggap sebagai substansi
komersial. Berdasarkan informasi diatas maka perhitungan laba atau rugi dan
pencatatan pertukaran aset tetap sebagai berikut.

a. Perhitungan pertukaran kendaraan.

Nilai wajar kendaraan lama:

Nilai wajar kendaraan baru Rp450.000.000

Kas yang keluar Rp300.000.000

Nilai wajar kendaraan lama Rp150.000.000

Biaya perolehan kendaraan lama Rp400.000.000 Rp 50.000.000
Rp 100.000.000
Akumulasi penyusutan kendaraanRp350.000.000

Nilai buku kendaraan lama

Laba pertukaran aset tetap (Kendaraan)

Karena yang diketahui hanya nilai wajar dari aset tetap baru, maka biaya
perolehan aset tetap baru berasal dari nilai wajar aset tetap baru yaitu itu
Rp450.000.000 Kenapa pertukaran diperoleh dari perhitungan selisih antara cara
nilai wajar tetap lama dan nilai buku aset tetap lama yaitu sebesar
Rp100.000.000.

b. Pencatatan pertukaran kendaraan

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Juni 11 Kendaraan (baru) 450.000.000

2019 Ak. Peny Kendaraan 350.000.000

Laba pertukaran 100.000.000

Kendaraan (lama) 400.000.000

Kas 300.000.000

2. Pertukaran yang tidak memiliki substansi komersial
Untuk pertukaran aset tetap yang tidak memiliki substansi komersial atau tidak
diketahui (sulit ditentukan) nilai wajar terhadap aset yang dipertukarkan tersebut,
maka biaya perolehan aset tetap yang diterima (aset baru) dicatat sebesar nilai buku
aset tetap yang diserahkan (aset lama). Apabila dalam transaksi pertukaran aset tetap
tersebut melibatkan transfer kas, maka kas yang akan dibayar akan diakui sebagai rugi
pertukaran aset tetap dan sebaliknya apabila terjadi penerimaan kas maka kas tersebut
diakui sebagai laba pertukaran aset tetap.

Contoh
kasus pertukaran yang tidak memiliki substansi komersial.

64

Pada tanggal 15 Juni 2019 PT MEKAR SARI mempunyai mesin fotokopi yang
ditukar dengan laptop (peralatan kantor). Mesin fotokopi dengan biaya perolehan
pada saat dibeli Rp37.000.000,- dan telah disusutkan sampai dengan saat pertukaran
dengan nilai Rp22.000.000,-. Dalam pertukaran tersebut tidak memiliki substansi
komersial dan tidak diketahui nilai wajar kedua aset tetap tersebut. Berdasarkan
informasi diatas maka perhitungan laba atau rugi dan pencatatan pertukaran aset
tetapnya sebagai berikut.

a. Perhitungan pertukaran aset tetap.

Aset tetap yang diserahkan mesin (fotokopi) Rp37.000.000

Akumulasi penyusutan mesin fotokopi Rp22.000.000

Nilai buku aset tetap yang diserahkan Rp15.000.000

Karena nilai wajar kedua aset tetap tersebut tidak diketahui berarti biaya

perolehan aset tetap yang diterima adalah nilai buku aset tetap yang diserahkan

yaitu sebesar Rp15.000.0000,-.

b. Pencatatan pertukaran aset tetap.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
15.000.000 37.000.000
Juni 15 Peralatan kantor (baru) 22.000.000

2019 Ak. peny mesin

Mesin fotokopi
(lama) Pertukaran
(Pencatatan
Aset Tetap)

Kadangkala dalam pertukaran aset tetap (aset nonmoneter) melibatkan transfer kas.
Hal tersebut terjadi karena aset tetap tidak mempunyai harga pasar yang setara atau
sulitnya menentukan harga pasar aset tetap yang diterima. Misalnya dalam contoh
diatas PT MEKAR SARI apabila dalam pertukaran aset tetap tersebut perusahaan
menerima kas sebesar Rp5.000.000, maka kas tersebut diakui sebagai laba atas
pertukaran aset tetap tersebut. Pada prinsipnya harga perolehan aset tetap yang
baru adalah sebesar nilai buku aset tetap yang diserahkan. Apabila transaksi
tersebut tidak memiliki substansi komersial atau tidak diketahui nilai wajar
terhadap aset tetap yang dipertukarkan, maka jurnalnya adalah sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
15.000.000 37.000.000
Juni 15 Peralatan kantor (baru) 22.000.000

2019 Ak. peny mesin

Mesin fotokopi
(lama) Pertukaran
(Pencatatan
Aset Tetap)

65

4. Pembelian Gabungan (Lump-sump)

Pembelian gabungan atau lump-sump adalah pembelian aset yang dilakukan secara

Golongan atau paket untuk beberapa aset tetap secara bersama dalam satu transaksi.

Alasan pembelian gabungan atau lump-sump adalah harga lebih murah dibandingkan

dengan pembelian secara terpisah. Pada prinsipnya untuk pembelian aset tetap secara

gabungan, perusahaan harus memisahkan dan menentukan biaya perolehan masing-

masing aset tetap. Apabila pembelian aset tetap dilakukan secara gabungan misalnya

tanah dan bangunan, maka biaya perolehan dialokasikan berdasarkan nilai atau harga

wajar dari masing-masing aset tetap.

Berikut ini contoh cara penentuan biaya perolehan aset tetap dari pembelian secara

gabungan (lump-sump). Misalnya PT BERKAH ABADI bank merupakan perusahaan

yang bergerak dalam bidang distributor alat peraga sekolah. Pada tanggal 13 Juni

2019 PT BERKAH BERKAH Membeli tanah dan bangunan (ruko) secara tunai

dengan harga Rp240.000.000,-. Berdasarkan pengamatan secara objektif, harga wajar

Dari masing-masing aset tetap untuk tanah Rp200.000.000,- dan bangunan

Rp100.000.000,-. Berdasarkan informasi tersebut, perhitungan dan pencatatan biaya

perolehan Dari masing-masing aset tetap adalah sebagai berikut.

a. Perhitungan biaya perolehan.

Nama Aset Harga Wajar Perhitungan dari Alokasi Biaya

Tetap Alokasi Harga Beli Perolehan

Tanah Rp200.000.000 2/3 x Rp240.000.000 Rp160.000.000

Bangunan Rp100.000.000 1/3 x Rp240.000.000 Rp 80.000.000

Rp300.000.000 Rp240.000.000

b. Pencatatan pembelian aset tetap secara gabungan.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Juni 13 Tanah 160.000.000

2019 Bangunan 80.000.000

Kas 240.000.000

(Pencatatan pembelian
aset tetap secara
gabungan)

5. Donasi (Hadiah)
Perolehan aset tetap dapat berasal dari sumbangan atau donasi lembaga

pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat. Aset tetap yang diperoleh dari donasi
atau sumbangan, walaupun perusahaan tidak mengeluarkan pengorbanan, maka aset
tetap dinilai berdasarkan harga pasar wajar atau nilai wajar. Karena aset tetap

66

bertambah tanpa mengeluarkan pengorbanan, maka penambahan aset tersebut diakui
sebagai pendapatan atau penghasilan. Jadi, bukan penambahan unsur modal atau
ekuitas (modal donasi) karena aset tetap yang tidak berasal dari kontribusi pemilik
atau pemegang saham termasuk sebagai penghasilan.

Penghasilan yang diakui setiap periode akuntansi atau sumbangan aset tetap
adalah jumlah nilai secara proporsional manfaat aset tetap yang diperoleh sebagai
seluruh tahun yang menerima manfaatnya. Jika dalam perolehan aset tetap dari
sumbangan mengeluarkan biaya biaya seperti balik nama, PPN, biaya angkut dan
lain-lain, maka biaya tersebut mengurangi penghasilan dari donasi.

Contoh perhitungan biaya perolehan dan pencatatan aset tetap yang berasal

dari sumbangan adalah sebagai berikut.

Pada tanggal 2 Januari 2020 CV MAJU MAKMUR penerima bantuan berupa 50 PC

komputer (peralatan kantor) @ Rp5.000.000,- dengan biaya yang dikeluarkan untuk

instalasi dan biaya angkut barang Rp12.000.000,-. Umur ekonomis ditaksir 5 tahun

dengan nilai residu Rp18.000.000,-. Peralatan tersebut disusun menggunakan metode

garis lurus. Dari informasi tersebut maka perhitungan dan pencatatannya sebagai

berikut.

a. Perhitungan harga perolehan

Harga faktor 50 unit × Rp5.000.000 Rp250.000.000

Biaya instalasi & angkutan Rp 12.000.000

Pendapatan donasi Rp238.000.000

Biaya Peralatan Kantor per tahun:
Harga perolehan – Nilai residu

5 tahun
238.000.000 – 18.000.000 = 44.000.000/tahun

5 tahun

b. Pencatatan perolehan aset tetap dari donasi

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Januari 2 Peralatan kantor 238.000.000
2020 Kas 12.000.000
Pendapatan donasi 250.000.000

(Pencatatan perolehan
aset tetap dari donasi)

6. Membangun (Konstruksi) sendiri
Perusahaan terkadang membangun sendiri aset tetap nya dengan harapan Untuk
mendapatkan bangunan yang berkualitas, menghemat biaya, dan memanfaatkan
fasilitas yang ada. Perolehan aset tetap yang membangun sendiri meliputi biaya yang
terjadi berkenaan dengan pembuatan sampai dengan aset tetap tersebut siap digunakan
misalnya biaya bahan baku biaya tenaga kerja dan biaya biaya tidak langsung lainnya.

67

Hal yang sama juga untuk biaya bunga titik apabila pembangunan aset tetap
menggunakan dana pinjaman maka bunga atas pinjaman yang digunakan selama masa
konstruksi dikapitalisasikan ke dalam biaya perolehan aset tetap. Apabila massa
konstruksi sudah selesai dan pinjaman belum lunas, maka biaya bunga tidak dapat
dikapitalisasikan kedalam harga perolehan aset tetapi dibebankan pada laporan laba
rugi sebagai beban bunga.

Berikut ini ilustrasi mengenai penentuan biaya perolehan untuk aset tetap dengan
membangun sendiri. Pada tanggal 1 Agustus 2019 CV CAHAYA memutuskan untuk
membangun sendiri ruko yang akan ditempati sebagai perluasan usaha dengan
mengeluarkan 12% utang obligasi nilai nominal Rp2.000.000.000,00 jangka waktu 5
tahun bunga dibayar setiap tanggal 1 April, 1 Agustus, dan 1 Desember.
Pembangunan ruko tersebut direncanakan selesai selama 1 tahun yaitu 1 Agustus
2019 sampai dengan 31 Juli 2020 titik seluruh dana tersebut dialokasikan ke dalam
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.

Berdasarkan informasi tersebut, pengeluaran pengeluaran kas selama masa pengerjaan
ruko dicatat dengan mendebit gedung dalam penyelesaian (Building in Proses) dan di
kredit kas, termasuk saat membayar bunga selama proses pengerjaan titik Setelah aset
tetap tersebut sesuai dan siap digunakan, maka dilakukan pencatatan jurnal dengan
mendebit akun gedung dan mengkredit akun gedung dalam penyelesaian titik dari
informasi tersebut, maka perhitungan dan pencatatan nya sebagai berikut.

a. Perhitungan perolehan ruko/gedung

Pengeluaran-pengeluaran selama proses Rp2.000.000.000,00

Bunga 12% × Rp2.000.000.000 Rp 240.000.000,00

Total biaya perolehan Rp2.240.000.000,00

b. Perhitungan bunga saat tanggal kupon bunga

4/12 × 12% × Rp2.000.000.000 Rp80.000.000

c. Pencatatan.

Misalnya tanggal 18 Agustus 2019 CV CAHAYA membeli bahan baku

berupa besi, pasir, dan semen secara tunai Rp100.000.000,00. Pada tanggal 1

Desember 2019 dibayar bunga Rp80.000.000,00. Dari data tersebut maka

jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2019 18 Gedung dalam perolehan 100.000.000

Agustus Kas 100.000.000

(Pencatatan pembelian
bahan baku)

Desember 1 Gedung dalam 80.000.000
penyelesaian 80.000.000
Kas

68

Pada tanggal 31 Juli 2020 diresmikan penempatan tokoh yang baru
diselesaikan pembangunannya. Jadi, semua saldo akun gedung dalam
penyelesaian ditutup ke dalam akun gedung. Untuk pencatatan beban bunga
setelah ruko selesai proses konstruksi nya dicatat pada akun beban bunga.
Misalnya Tanggal 1 Desember 2020 dibayar bunga Rp80.000.000,00. Dari
transaksi tersebut maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Juli 31 Gedung 2.000.000.000

2020 Gedung dalam 2.000.000.000
Desember 1 penyelesaiaan bahan 80.000.000
(Pencatatan
pembelian
baku)
Beban bunga

Kas 80.000.000

(pencatatan beban
bunga setelah proses
penyelesaian gedung)

69

LATIHAN SOAL

Pilihan Ganda

1. Aset yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan
untuk digunakan selamaa lebih dari satu periode disebut....
A. Aset
B. Aset tetap
C. Aset tetap tak berrwujud
D. Persediaan
E. Inventaris

2. Aset tetap harus dapat digunakan dalam operasi normal perusahaan, yaitu dipakai
untuk menghasilkan pendapatan bagi operasi. Baik dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang dan jasa.
Pertanyaan di atas merupakan karakteristik aset tetap yaitu….
A. Memiliki wujud fisik
B. Mempunyai umur ekonomis yang lebih dari satu tahun
C. Digunakan dalam operasi perusahaan
D. Mempunyai nilai material yang cukup besar
E. Dimiliki perusahaan

3. Semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tersebut sehingga siap untuk
dipakai dalam kegiatan normal perusahaan disebut....
A. Harga jual
B. Harga pokok
C. Harga perolehan
D. Harga pokok produksi
E. Harga pokok penjualan

4. Contoh biaya yang dapat dimasukkan ke biaya perolehan adalah....
A. Biaya penambahan suku cadang
B. Biaya peningkatan kualitas fisik
C. Biaya penyusunan kembali
D. Biaya pemasangan kembali
E. Biaya imbalan kerja

5. Terdapat beberapa cara perolehan aset tetap, manakah cara dibawah ini yang paling
menguntungkan perusahaan….
A. Pembelian tunai atau kredit
B. Pembelian dengan kredit jangka panjang
C. Pembelian dengan surat berharga (saham / obligasi)
D. Aset tetap yang diperoleh dari hibah

70

E. Aset tetap yang dibangun sendiri

6. Dari segi substantif, Tanah dapat digolongkan menjadi....
A. Persediaan
B. Inventaris
C. Aset tetap yang disusutkan
D. Aset tetap berwujud
E. Aset tetap tidak berwujud

7. Laporan keuangan yang menyajikan aset tetap pada akhir periode adalah....
A. Laporan laba rugi
B. Laporan perubahan modal
C. Laporan Posisi Keuangan
D. Laporan laba ditahan
E. Laporan laba rugi Komprehensif

8. Berikut ini yang termasuk biaya yang dapat diatribusikan secara langsung (kecuali)
adalah....
A. Biaya imbalan kerja
B. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik
C. Biaya penanganan (handling) dan penyerahan awal
D. Biaya perakitan dan instalasi
E. Biaya reparasi

9. Jurnal yang dibuat untuk mencatat harga perolehan aset tetap dengan pembelian tunai
adalah….

A. Aset Tetap XXX

Kas XXX

B. Kas XXX

Aset tetap XXX

C. Aset Tetap XXX
Utang … XXX

D. Utang XXX

Beban Bunga XXX

Kas XXX

E. Mesin XXX

Kas XXX

10. Harta yang dapat disusutkan dan yang tidak termasuk golongan bangunan yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 8 tahun dan tidak lebih dari 16 tahun. Pernyataan
berikut merupakan klasifikasi aset tetap ke dalam kelompok...
A. Kelompok 1
B. Kelompok 2
C. Kelompok 3

71

D. Kelompok 4
E. Kelompok 5
11. Pada bulan Desember 2016 PT Sejahtera membeli sebuah Trailer dengan harga Rp.
155.000.000 sebelum dioperasikan dikeluarkan biaya-biaya sebagai berikut:

a) Bea balik nama Rp. 4.000.000
b) Biaya asuransi Rp. 12.000.000
c) Biaya pajak trailer Rp. 7.000.000
Dari soal diatas berapa besarnya harga perolehan trailer ?
A. Rp178.000.000.00
B. Rp187.000.000.00
C. Rp177.000.000.00
D. Rp207.000.000.00
E. Rp180.000.000.00

12. PT SETIABUDI membeli kendaraan seharga Rp. 150.000.000 pada tanggal 1 Januari

2020. Pembayaran pertama Rp. 50.000.000 dan sisanya diangsur tiap tanggal 31

Desember 5 tahun dengan bunga 12 % per tahun. Pencatatan yang dilakukan PT
SETIABUDI atas harga perolehan kendaraan dan pembayaran angsuran adalah …

A. Kas Rp. 150.000.000

Kendaraan Rp. 150.000.000

B. Kendaraan Rp. 150.000.000
Kas Rp. 150.000.000

C. Kas Rp. 200.000.000

Kendaraan Rp. 200.000.000

D. Kendaraan Rp. 150.000.000

Utang Rp. 100.000.000

Kas Rp. 50.000.000

E. Kendaraan Rp. 150.000.000
Kas Rp. 100.000.000

Utang Rp. 50.000.000

13. Berikut ini yang termasuk biaya perolehan aset tetap meliputi, kecuali …
A. Harga pembelian
B. Biaya-biaya yang diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke

lokasi
C. Biaya administrasi dan biaya overhead umum lainnya
D. Biaya handling dan penyerahan awal
E. Biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap

72

14. PT Fiva membeli mesin pabrik seharga Rp54.000.000,00 biaya pemasangan mesin

sebesar Rp2.543.000,00 serta premi asuransi sebesar Rp600.000,00. Hitunglah harga
perolehannya …

A. Mesin Pabrik Rp. 57.143.000

Kas Rp. 57.143.000

B. Mesin Pabrik Rp. 51.743.000

Kas Rp. 51.713.000

C. Peralatan Kantor Rp. 54.713.000

Kas Rp. 54.713.000

D. Peralatan Kantor Rp. 50.400.000

Kas Rp. 50.400.000

E. Kendaraan Rp. 56.000.000

Kas Rp. 56.000.000

15. Suatu hak yang diberikan secara ekakluaif oleh negara kepada pemegang hak atas
ciptaannya dengan disertai perlindungan hukum daari pemalsu dan peniruan pihak
lain disebut …

A. Hak paten
B. Hak cipta
C. Franchise
D. Merek dagang
E. Goodwill

Essai

1. Dibeli kendaraan Rp100.000.000, PPn 10% (tidak dapat dikreditkan), bea balik nama
Rp3.000.000, ongkos administrasi Rp500.000, denda keterlambatan pembayaran
Rp150.000, asuransi pengangkutan Rp150.000. Aktiva tetap tersebut diasuransikan
berupa asuransi kehilangan selama satu tahun Rp240.000. hitung harga perolehan
aktiva tetap, dan buatkan jurnalnya jika dibayar tunai.

2. Sebutkan hal-hal penting dalam pengendalian internal aset tetap!
3. Pada awal tahun 2019 PT MAKMUR JAYA menukarkan mesin produksi dengan

truck baru. Harga perolehan mesin produksi sebesar Rp. 2.000.000 akumulasi
depresiasi sampai tanggal pertukaran sebesar Rp . 1.500.000 sehingga nilai bukunya
sebesar Rp. 500.000 . nilai wajar pada mesin produksi tersebut sebesar Rp. 800.000
dan PT MAKMUR JAYA harus membayar uang Rp. 1.700.000. Harga perolehan
truck adalah Rp. 2.500.000 yang perhitungannya sebagai berikut :

Nilai wajar mesin produksi Rp. 800.000

Uang tunai yang dibayarakan Rp. 1.700.000

Harga perolehan truck Rp. 2.500.000

Buatlah jurnal untuk mencatat pertukaran aset diatas !

73

4. PT SINDORO SUMBING membeli kendaraan seharga Rp. 150.000.000 pada tanggal

1 Januari 2013. Pembayaran pertama Rp. 50.000.000 dan sisanya diangsur tiap

tanggal 31 Desember 5 tahun dengan bunga 12 % per tahun. Tuliskan pencatatan

harga perolehan kendaraan dan pembayaran angsuran !!

5. PT ANGGREK JAYA menerima hadiah tanah dan gedung yang dinilai sebagai

berikut:

Tanah Rp. 2.500.000

Gedung Rp. 4.000.000

Rp. 6.500.000

Apabila dalam penerimaan hadiah tersebut PT ANGGREK JAYA mengeluarkan

biaya sebesar Rp. 100.000 maka modal hadiah akan dikredit dengan jumlah Rp.

6.400.000. Jurnal untuk mencatat penerimaan hadiah tersebut sebagai berikut:

74

RANGKUMAN
Aktiva tetap yaitu aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk
dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari
satu tahun.
Karakteristik aset tetap antara lain:
a. Memiliki wujud fisik dengan bentuk dan ukuran yang jelas
b. Mempunyai manfaat atau umur ekonomis yang lebih dari satu tahun.
c. Digunakan dalam operasi perusahaan
d. Digunakan dalam kegiatan normal perusahaan bukan untuk dijual kembali atau
investasi.
e. Mempunyai nilai material yang cukup besar.
f. Dimiliki perusahaan
Jenis aset tidak lancar dikelompokan menjadi dua golongan yaitu aset tetap berwujud
(Tangible) dan aset tetap tidak berwujud (Intangible)
Harga perolehan adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh aset tetap
tersebut mulai dari pembelian ditambah biaya-biaya yang berhubungan dengan perolehan aset
tetap termasuk bea impor dan pajak pembelian setelah dikurangi diskon pembelian dan
potongan lain, sehingga aset tetap tersebut siap untuk digunakan atau dioperasikan.
Cara perolehan aset tetap ditentukan dengan cara pembelian tunai, pembelian dengan
kontrak jangka panjang/angsuran, diperoleh secara pertukaran, pembelian gabungan (Lump-
sump), donasi (hadiah), membangun (konstruksi) sendiri.

75

‘’ Belajar memang melelahkan, namun akan lebih melelahkan lagi jika saat ini kamu
tidak belajar’’

76

BAB IV

METODE PENYUSUNAN ASSET TETAP
DAN PENCATATANNYA

A. Tujuan Pembelajaran

3.4 Menerapkan metode penyusutan asset tetap dan pencatatannya

4.4 Melakukan pencatatan penyusutan asset tetap

B. Kegiatan Pembelajaran
1) Guru masuk kelas tepat waktu
2) Siswa dipersilahkan oleh guru untuk berdoa bersama
3) Guru mengisi administrasi kelas
4) Guru melakukan apersepsi meliputi menjelaskan tujuan pembelajaran,
memotivasi siswa, pre test
5) Guru dibantu siswa menyiapkan alat yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran
6) Untuk memberikan stimulus, siswa di persilahkan oleh guru untuk membaca
buku sumber tentang metode penyusutan aset teap dan pencatatannya
7) Dalam kegiatan identifikasi masalah, siswwa dipersilahkan oleh guru untuk
mencatat berbagai permasalahan yang belum dipahami selama membaca buku
sumber berkaitan dengan materi yang dibahas
8) Siswa dipersilahkan oleh guru untuk menanyakan berbagai hal yang belum
dipahaminya dan guru mencatat pertanyaan siswa di papan tulis sesuai dengan
topik yang dipelajari
9) Dalam kegiatan pengumpulan data, siswa dipersilahkan oleh guru untuk
membentuk kelompok belajar, dan mengerjakan tugas untuk mencari jawaban
atau mengumpulkan data dari berbagai sumber berkaitan dengan masalah yang
telah teridentifikasi
10) Dalam kegiatan pembuktian, siswa dipersilahkan oleh guru untuk mendiskusikan
dalam kelompok jawaban yang dianggap paling benar berkaitan dengan masalah
yang teridentifikasi dalam mengkonfirmasikan jawabannya dalam kelompok
11) Dalam kegiatan menarik kesimpulan, siswa dipersilahkan oleh guru untuk
menyampaikan jawaban dari permasalahan yang teridentifikasi dan sama-sama
menyusun kesimpulan tentang materi yang dibahas

C. Assessment
Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur pengetahuan peserta didik adalah tes
tertulis yang terdiri dari 15 pertanyaan pilihan ganda dan 5 soal esai.

77

1) Pengertian Penyusutan Asset Tetap

Berdasarkan PSAK No. 16 (2015) Penyusutan diartikan sebagai alokasi jumlah suatu
asset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Kieso (2009 :
60) mendefinisikan penyusutan adalah sebagai proses akuntansi yang digunakan
untuk mengalokasikan biaya asset berwujud ke beban dengan menggunakan cara
sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan guna untuk mendapat manfaat
dari penggunaannya. Dapat disimpulkan definisi dari dua pernyataan diatas
penyusutan asset tetap (depresiasi) adalah alokasi harga perolehan asset tetap pada
periode-periode akuntansi dalam masa penggunaanya. Dengan adanya penyusutan
(depresiasi) tujuannya untuk mendistribusikan secara sistematis biaya setelah
dikurangi nilai residu (nilai sisa = nilai rombeng) jika terdapat suatu asset tetap
selama umur manfaat dari asset tersebut. Dalam praktiknya perubahan harga asset
tetap yang terjadi dalam pasar tidak perlu dicatat dalam pembukuan perusahaan
karena asset tetap yang dimiliki perusahan akan digunakan sendiri bukan untuk dijual
kembali. Oleh karena itu, nilai buku asset (harga perolehan dikurangi akumulasi
depresiasi) sehingga dalam hal ini dapat menimbulkan perbedaan terhadap harga
pasar asset yang bersangkutan. Dalam hal ini juga perlu diketahui bahwa selama
pemakaian asset tentunya kemampuan yang dimiliki suatu asset untuk menghasilkan
pendapatan dan jasa akan semakin menurun baik secara fisik maupun fungsinya.
Sebagai contohnya sebuah mobil yang telah dipakai sejauh 200.0000 Kilometer akan
terlihat kurang nilainya bila dibandingkan dengan mobil yang baru dipakai sejauh
2.000 Kilometer. Berdasarkan dari contoh tersebut dapat diartikan bahwa penurunan
asset dari segi fungsi disebabkan karena asset sudah tidak memadai dan ketinggalan
jaman. Suatu asset dapat dikatakan tidak memadai apabila asset tersebut tidak dapat
memenuhi kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang.

2) Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Pemilihan Metode Depresiasi

Dalam proses penyusutan asset tetap hal yang utama yang perlu diperhatikan yaitu
pada perhitungan mengenai beban periodik yang dialokasikan ke dalam biaya atau
harga pokok produk untuk dibandingkan dengan pendapatan yang akan dilaporkan
dalam masing-masing periode. Supaya beban dan pendapatan dalam perhitungan
biaya periodik dapat dibandingkan maka dari itu, biaya atau harga perolehan dari
asset tetap (kecuali tanah) harus dapat dialokasikan menggunakan cara yang sama
selama asset tetap tersebut masih memiliki manfaat. Adapun kesulitan yang terjadi
ketika munculnya suatu penyusutan dalam asset tetap , yaitu adanya metode alokasi
yang tidak mengandung kelemahan. Kemudian kesulitan lain yang dihadapi yaitu
dipergunakannya suatu pola atau formula untuk mengalokasikan harga perolehan
(dikurangi nilai sisa) ke dalam biaya atau harga pokok produksi yang harus dibuat
estimasi-estimasi tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian penyusutan
(depresiasi) dapat dikelompokan menjadi dua diantaranya yaitu :

78

a) Faktor-Faktor Fisik
Faktor-faktor fisik merupakan faktor yang mengurangi fungsi aktiva tetap
karena aus dalam pemakaian (wear and tear), aus karena umur (deterioration
and decay), dan kerusakan-kerusakan. Dalam keadaan seperti ini, dapat
dikatakan bahwa suatu aktiva tidak dapat digunakan kembali untuk
memberikan jasanya sehingga harus diganti dengan aktiva yang baru.

b) Faktor-Faktor Fungsional
Faktor fungsional merupakan faktor yang membatasi umur aktiva tetap. Faktor
– faktor tersebut diantaranya yaitu
• Suatu keadaan yang menyebabkan aktiva tidak dapat untuk memenuhi
fungsinya yang disebabkan perusahaan telah beralih pada produk
tertentu .
• Suatu keadaan yang menyebabkan aktiva tetap kehilangan manfaatnya
dimana dalam hal ini disebabkan terjadinya perubahan selera
konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkan dan
perkembangan teknologi yang diiringi munculnya aktiva sejenis yang
lebih modern dan dapat dipakai dengan ekonomis.
Selain faktor-faktor fisik dan fungsional terdapat hal lain yang dapat
mempengaruhi taksiran umur aktiva tetap yaitu rencana reparasi dan
pemeliharaan. Dimana dalam hal ini apabila rencana reparasi dan
pemeliharaan disusun dengan biaya yang minimum, maka diharapkan
aktiva tetap akan mempunyai umur yang lebih pendek dibandingkan
jika rencana reparasi dan pemeliharaan tidak minimum. Selain itu,
terdapat empat faktor yang digunakan untuk menentukan besarnya
alokasi penyusutan diantaranya yaitu.

1. Harga Perolehan (Cost)
Faktor pertama penentuan penyusutan aktiva tetap adalah harga
perolehan asset baik dalam kondisi baru atau sudah lama. Dimana
dalam hal ini harga perolehan suatu aktiva meliputi seluruh
pengeluaran yang terjadi untuk memperoleh asset tetap dan asset
tersebut siap untuk digunakan.

2. Nilai Residual atau nilai sisa
Faktor berikutnya yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan
penyusutan aktiva adalah nilai residual (residual value) atau nilai sisa
(salvage value). Nilai residual adalah jumlah yang diperkirakan dan
dapat direalisasikan ketika aktiva sudah tidak dapat digunakan lagi.
Dalam hal ini tentunya sangat tergentung terhadap kebijakan
penghentian penggunaan yang diterapkan perusahaan perusahaan dan
kondisi pasar serta fakror-faktor lainnya yang mempengaruhi.

79

3. Umur Manfaat
Kemudian untuk faktor ketiga yang perlu dipertimbangkan selai nilai
residual, umur manfaat juga perlu dipertimbangkan dalam penentuan
penyusutan aktiva. Dimana dalam hal ini, umur manfaat dalam
penentuan penyusutan aktiva adalah perkiraaan atau taksiran manfaat
suatu aktiva tetap yang dapat digunakan dan masih memberikan
manfaat secara ekonomi. Umur manfaat suatu aktiva tetap dapat
berupa periode waktu pemanfaatan (umur ekonomis) dan jumlah unit
atau jumlah produksi yang akan diperoleh dari pemanfaatan aktiva
tetap yang bersangkutan. Terdapat dua umur manfaat dalam penentuan
penyusutan asset tetap yaitu
• Umur fisik, dalam hal ini umur fisik berkaitan dengan waktu
aktiva tetap secara fisik yang memiliki kemampuan untuk
memberikan sumbangan terhadap kegiatan produksi. Umur
fisik suatu aktiva dapat berakhir apabila terjadi kerusakan,
kehancuran, kebakaran, dll
• Umur Fungsional, dalam hal ini umur fungsional mempunyai
arti seberapa lama aktiva tetap memiliki kemampuan untuk
memproduksi barang-barang yang ditawarkan dan diterima
oleh masyarakat. Aktiva tetap yang secara teknis atau fisik
masih berjalan belum tentu dianggap memiliki umur
fungsional. Contohnya adanya keusangan yang cepat dapat
ditemukan dalam industri computer. Dalam hal ini berarti
bahwa perubahan teknologi yang cepat di bidang ini telah
banyak mengakibatkan peralatan elektronik menjadi usang
ketika digunakan lebih lanjut.

4. Sifat dan Pola Penggunaan
Sifat dan pola penggunaan merupakan faktor yang terakir dalam
penentuan penyusutan asset tetap.Sifat dan pola penggunaan
merupakan sifat dan pola yang digunakan untuk memilih dan
menentukan metode penyusutan yang tepat supaya tujuan penandingan
antara pendapatan dengan beban dapat tercapai.

3) Faktor Penentu Umur Manfaat Asset Tetap
Dalam masa pemakaian asset tetap tentunya kemampuan yang dimiliki asset tetap
untuk memperoleh pendapatan akan semakin terbatas atau menurun sehingga dalam
hal ini perlu dilakukan penyusutan terhadap asset tetap. Penentuan asset tetap
dilakukan mulai pada saat asset tetap tersebut siap untuk digunakan sesuai dengan
kebijakan manajemen. Terdapat faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan umur manfaat suatu asset tetap diantaranya yaitu sebagai berikut.

a) Perkiraan daya pakai asset. Dimana dala, hal ini daya pakai terhadap asset dinilai
dengan merujuk pada ekspetasi kapasitas atau keluaran fisik

80

b) Keusangan teknis dan komersial yang diakibatkan oleh perubahan atau jasa yang
dihasilkan asset tersebut. Pada faktor keusangan dan komersial ini ditentukan
ketika asset tetap sudah tidak memadai lagi saat digunakan atau sudah ketinggalan
zaman.

c) Perkiraan tingkat keausan fisik yang dimana perkiraan tersebut tergantung pada
faktor pengoperasian seperti jumlah giliran penggunaan, progam pemeliharaan,
dan perawatan serta pemeliharaan asset pada saat asset sudah tidak digunakan

d) Pembatasan hukum atau sejenisnya. Contohnya habisnya masa sewa.

4) Metode Penyusutan Asset Tetap Dan Penerapannya
Metode penyusutan adalah suatu metode yang sistematis dan rasional mengenai
pengalokasian biaya perolehan asset tetap sebagai beban sepanjang umur yang
menikmati manfaatnya. Terdapat beberapa metode penyusutan asset tetap yang
digunakan untuk menghitung beban penyusutuan periodik. Metode penyusutan yang
digunakan untuk menghitung beban penyusutan asset tetap sebelumnya sudah
dipertimbangkan terlebih dahulu yang disesuaikan dengan sifat dan pola penggunaan
yang diperkirakan atas aktiva yang bersangkutan supaya metode penyusutan yang
digunakan dapat secara konsisten selama masa manfaat aktiva. Terdapat beberapa
metode penyusutan asset tetap yang dapat dipergunakan untuk menghitung beban
penyusutan periodik menurut PSAK 16 diantaranya yaitu metode garis lurus (straight
line method), metode saldo menurun (diminishing balance method), dan metode
jumlah unit produksi (sum of the unit of production).

a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode garis lurus merupakan suatu metode penyusutan asset tetap yang
dimana dalam metode ini beban penyusutan asset tetap per tahunnya sama
hingga akhir umur ekonomis. Dalam metode ini, pengalokasian secara garis
lurus didasarkan pada asumsi bahwa penyusutan lebih menekankan pada
fungsi waktu daripada fungsi penggunaan. Dalam hal ini artinya bahwa
keausan dan keusangan pada asset tetap yang terjadi sepanjang waktu
dianggap sebagai faktor yang menentukan penurunan kemampuan aktiva tetap
daripada keausan dan kerusakan karena penggunaannya. Dalam perhitungan
penyusutan dengan menggunakan metode garus lurus terdapat anggapan-
anggapan diantaranya sebagai berikut.

1) Penggunaan (Kapasitas) aktiva tiap-tiap periode relatif tetap
2) Kegunaan ekonomis berkurang karena berlalunya waktu
3) Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap
4) Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara proposional

setiap periode

Metode garis lurus mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari
metode ini adalah :

81

1) Mudah digunakan sehingga dalam menentukan tarif penyusutan juga dapat
dilakukan dengan mudah

2) Mudah digunakan dalam praktek dan pengaplikasiannya

Kelemahan dari metode ini adalah :

1) Beban penyusutan yang diakui tidak mencerminkan upaya yang digunakan
dalam menghasilkan pendapatan

2) Beban pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama setiap periode
3) Manfaat ekonomis aktiva setiap tahun sama

Berdasarkan metode garis lurus, penyusutan tiap tahun dapat dihitung dengan
menggunakan rumus yaitu sebagai berikut.

/ ℎ = ℎ −



Berikut adalah contoh kasus mengenai penerapan metode garis lurus

PT Widodo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan
buku mata pelajaran SMK. PT Widodo membeli sebuah kendaraan berupa
mobil untuk pengiriman buku. Pada tanggal 05 Agustus 2019 dibeli Mobil
Boks dengan harga faktur Rp 180.000.000 dan biaya balik nama sebesar Rp
5.000.000. Mobil Boks diperkirakan mempunyai umur ekonomis 8 tahun
dengan nilai residu Rp 5000.000 Maka dari itu penyusutan dapat dihitung
sebagai berikut.

a. Penyusutan per tahun Rp 180.000.000
1. Harga perolehan : Rp 5.000.000
Harga faktur
Biaya balik nama

Total harga perolehan Rp 185.000.000

2. Penyusutan per tahun

185.000.000 − 5.000.000
8 ℎ

= 22.500.000

3. Penyusutan per bulan

82

Rp 22.500.000 / 12 Tahun
= Rp 1.875.000

4. Penyusutan tahun 2019
Agustus – 31 Desember
= 5 Bulan x Rp 1.875.000
= Rp 9.375.000

b. Tabel Penyusutan
Berdasarkan dari perhitungan diatas dengan menggunakan metode garis
lurus, hasil dari perhitungan dapat disajikan dalam tabel penyusutan
selama umur ekonomis yaitu sebagai berikut.

Tahun Ke Beban Penyusutan Akun Penyusutan Nilai Buku Aset Tetap
(1) (2) (3) = Saldo awal + (2) (4) = Saldo awal – (2)
00 0 185.000.000
1 22.500.000 22.500.000 162.500.000
2 22.500.000 45.000.000 140.000.000
3 22.500.000 67.500.000 117.500.000
4 22.500.000 90.000.000 95.000.000
5 22.500.000 112.500.000 72.500.000
6 22.500.000 135.000.000 50.000.000
7 22.500.000 157.500.000 27.500.000
8 22.500.000 180.000.000 5.000.000

c. Pencatatan Penyusutan
Berdasarkan dari perhitungan yang sudah dilakukan, terdapat pencatatan
penyusutan dengan menggunakan jurnal. Berikut jurnal yang digunakan
untuk mencatat penyustan bulan Agustus jika penyusutan diperhitungkan
setiap bulannya.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2019 31 Beban Penyusutan Kendaraan 1.875.000

Desember Akumulasi Penyusutan Kendaraan 1.875.000

83

Pencatatan jurnal yang digunakan untuk mencatat penyusutan pada 31
Desember, jika penyusutan diperhitungkan setiap tahun.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2019 31 Beban Penyusutan Kendaraan 22.500.000

Desember Akumulasi Penyusutan Kendaraan 22.500.000

Terdapat cara lain yang digunakan untuk menghitung besarnya penyusutan
dengan menggunakan metode garis lurus yaitu.

100%
=

Kemudian untuk menghitung beban penyusutan setiap tahun dapat
digunakan rumus sebagai berikut

Beban Penyusutan : Tarif Penyusutan X (Harga perolehan Nilai Residu

Contoh Kasus
Pada Tanggal 05 Agustus 2019 dibeli mobil boks dengan harga faktur
sebesar Rp 180.000.000 dengan biaya balik nama sebesar Rp 5.000.000.
Mobil boks yang dibeli diperkirakan memiliki umur ekonomis 8 tahun
dengan nilai residu sebesar Rp 5.000.000. Berdasarkan contoh kasus
diatas, maka penyusutan dapat dihitung sebagai berikut.

• Tarif penyusutan = 100% : 8 Tahun
• 12,5% x (Rp185.000.000 – Rp 5.000.000)
• Rp 22.500.000/Tahun

b. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of The Years Digit Method)
Metode jumlah angka tahun seperti halnya sama dengan metode garis lurus
dimana dalam metode ini taksiran nilai buku asset (nilai perolehan – taksiran
residu). Dalam metode ini penyusutan untuk tiap tahun penggunaan asset tetap
jumlahnya menurun. Terdapat Langkah-langkah yang digunakan untuk
menghitung besarnya nilai penyusutan tiap-tiap tahun dengan menggunakan
metode jumlah angka tahun yaitu sebagai berikut.

84

• Pada posisi pembilang, masing-masing taun diberi bobot sebesar sisa
umur manfaat pada tahun yang bersangkutan. Contohnya asset tetap
mempunyai umur manfaat 4 tahun maka untuk tahun ke -1 diberi bobot
4 karena sisa umur pada tahun ke – 1 adalah 4 tahun, kemudian untuk
tahun ke-2 diberi bobot 3 karena sisa umur pada tahun ke-2 adalah 3
tahun dan seterusnya.

• Pada posisi penyebut, jumlahkan bobot umur ekonomis asset tetap
yang bersangkutan. Contoh umur ekonomis asset tetap adalah 4 tahun
maka jumlah bobotnya 4 + 3 + 2 + 1 = 10. Atau dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.

( + 1)
ℎ ℎ = 2

Dimana N adalah umur ekonomis/umur manfaat

4(4 + 1)
ℎ ℎ = 2

• Penyusutan tiap tahun dihitung dengan cara mengalikan perbandingan
sisa umur ekonomis (pembilang) dan jumlah angka tahun (Penyebut
dengan harga perolehan asset tetap dikurangi nilai residu. Berdasarkan
dari pernyataan diatas perhitungan besarnya nilai penyusutan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.


ℎ ℎ ℎ

Berikut contoh kasus mengenai perhitungan penyusutan dengan
menggunakan metode jumlah angka tahun.

Tanggal 28 September 2019 CV AKSARA memberli peralatan kantor
senilsi Rp 85.000.000 dan mulai dioperasikan pada bulan Oktober
2019. Peralatan kantor ini memiliki nilai taksiran usia penggunaan
selama 4 tahun dengan nilai residu Rp 5.000.000. Peralatan tersebut
disusutkan dengan menggunakan metode jumlah angka tahun yang
mana penyusutan tiap tahunnya dapat dihitung sebagai berikut.

85

Angka Sisa Perhitungan Jumlah Nilai
Tahun Usia Penyusutan Penyusutan Buku

14 4/10 X Rp 80.000.000 32.000.000 53.000.000
23 29.000.000
32 3/10 X Rp 80.000.000 24.000.000 13.000.000
41 5.000.000
2/10 X Rp 80.000.000 16.000.000

1/10 X Rp 80.000.000 8.000.000

• Jumlah yang harus disusutkan dapat diperoleh berdasarkan
= Harga perolehan – Nilai Residu
= 85.000.000 – 5.000.000

• Penyusutan untuk tahun pertama senilai Rp 32.000.000 untuk masa 1
Oktober 2019 – 30 September 2020. Dimana jika tahun 2019 dihitung

dari bulan
Oktober – Desember (3 bulan), yaitu

3/12 X Rp 32.000.000 = Rp 8.000.000

• Berdasarkan dari perhitungan diatas penyusutan pada 31 Desember
2019 dapat dicatat dengan menggunakan jurnal sebagai berikut yang
diperhitungkan pada tiap tahunnya

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
8.000.000 8.000.000
2019 31 Beban Penyusutan peralatan
Ak.Penyusutan
Desember
Peralatan

• Penyusutan pada tahun 2020 terdiri dari Sebagian penyusutan tahun
pertama dan Sebagian tahun kedua.

Penyusutan pada tahun ke -1 dihitung dari 1 Januari 2020-30
September 2020 (9 bulan)
9
12 32.000.0000 = 24.000.000

86

Penyusutan pada tahun ke-2 dihitung dari 1 Oktober – 31
Desember 2020
(3 Bulan)
3
12 24.000.000 = 6.000.000

Dari perhitungan kedua penyusutan diatas, dapat diperoleh
besarnya penyusutan pada tahun 2020 yaitu sebesar
Rp 24.000.000 + Rp 6.000.000 = Rp 30.000.000

• Berdasarkan dari perhitungan diatas penyusutan pada 31 Desember
2020 dapat dicatat dengan menggunakan jurnal sebagai berikut yang
diperhitungkan pada tiap tahunnya

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

2020 31 Beban penyusutan peralatan 30.000.000
Ak.Penyusutan Peralatan 30.000.000
Desember

c. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)
Dalam metode saldo menurun ganda beranggapan bahwa asset baru sangat
besar perannya dalam usaha mendapatkan penghasilan. Dalam metode ini,
peranan asset tetap semakin lama akan semakin kecil seiring dengan
berjalannya waktu yang menyebabkan asset semakin tua. Dalam pemakian
metode ini diharapkan jumlah beban depresiasi, biaya reparasi dan
pemeliharaan dari tahun ke tahun akan tetap stabil. Hal ini dikarenakan jika
depresiasi besar maka biaya reparasi dan pemeliharaannya juga semakin kecil
(dalam tahun pertama), sebaliknya beban depresiasi kecil sedangkan biaya
reparasi dan pemeliharaanya besar jika terjadi dalam tahun pertama. Terdapat
faktor-faktor pendorong digunakannya metode saldo menurun ganda yaitu
sebagai berikut.
• Antisipasi kontribusi yang besar dalam periode-periode awal
sementara kontribusi yang akan direalisasikan dalam periode
berikutnya tidak begitu pasti
• Adanya ketidaktepatan dan keusangan yang dapat mengakibatkan
penghentian penggunaan yang terlalu cepat atas aktiva yang
bersangkutan.

Dalam penyusutan yang terjadi setiap tahunnya penggunaan asset tetap
ditentukan berdasarkan presentasi tertentu yang dihitung dari harga buku pada
tahun yang bersangkutan yaitu sebagai berikut.

87

Penyusutan/Tahun : 2 x presentase dari metode garis lurus x nilai buku

Berikut contoh kasus perhitungan prnyusutan dengan menggunakan Saldo
Menurun Ganda

Tanggal 26 September 2020 CV MEDIKA JAYA membeli sebuah mesin yang
digunakan untuk menunjang kegiatan produksi yang mulai dioperasikan pada
tanggal 1 Oktober 2020. Mesin produksi tersebut diperoleh dengan harga Rp
300.000.000 dan diperkirakan dapat dioperasikan selama 10 tahun. Besarnya
penyusutan pada mesin produksi akan dihitung dengan menggunakan metode
saldo menurun ganda yaitu sebagai berikut.

• Perhitungan nilai penyusutan
Presentase Penyusutan = 2 X Presentase dari metode garis lurus
= 2 X (100% : 10 Tahun)
= 20%

• Tabel penyusutan tiap periode
Berdasarkan dari besarnya presentase penyusutan yang sudah dihitung,
beban penyusutan mesin tiap periode akuntansi dapat dihitung
menggunakan tabel sebagai berikut.

Tahun Nilai Buku Tarif Penyusutan Akumulasi Nilai Buku
Ke Awal Tahun Penyusutan Akhir
Tahun

0 300.000.000

1 300.000.000 X 20% 60.000.000 60.000.000 240.000.000

2 240.000.000 X 20% 48.000.000 108.000.000 192.000.000

3 192.000.000 X 20% 38.400.000 146.400.000 153.600.000

4 153.600.000 X 20% 30.720.000 177.120.000 122.880.000

5 122.880.000 X 20% 24.576.000 201.696.000 98.304.000

6 98.304.000 X 20% 19.660.000 221.356.800 78.643.200

7 78.643.200 X 20% 15.728.640 237.085.440 62.914.560

8 62.914.560 X 20% 12.582.912 249.668.352 50.331.648

9 50.331.648 X 20% 10.066.330 259.734.682 40.265.318

10 40.265.318 X 20% 8.053.064 267.787.745 32.212.255

88

• Pencatatan Penyusutan
1

= 12 60.000.000 = 5.000.000

a. Jurnal yang digunakan untuk mencatat penyusutan bulan Oktober
2019 jika penyusutan diperhitungkan setiap bulan

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
5.000.000
2019 31 Beban Penyusutan mesin 5.000.000
Desember Ak. Penyusutan mesin

b. Jurnal yang digunakan untuk mencatat penyusutan 31 Desember
2019, jika penyusutan diperhitungkan tiap tahun

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
15.000.000
2019 31 Beban penyusutan 15.000.000
kendaraan
Desember
Ak.
Kendaraan Penyusutan

d. Metode Aktivitas
Metode aktivitas merupakan metode yang digunakan untuk asset tetap dimana
pengoperasiannya sangat tergantung dari setiap aktivitas asset tetap yang
digunakan. Dalam hal ini berarti bahwa semakin besar jasa yang diberikan
maka akan semakin besar juga penyusutannya. Dalam metode aktivitas
terdapat ukuran aktivitas yang meliputi jumlah jam kerja, jumlah jam mesin,
jumlah produk (unit produksi) atau jam jasa yang diberikan. Berdasarkan
metode aktivitas penyusutan dapat dihitung sebagai berikut.

/ = ℎ −



Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan
dalam metode aktivitas.

89

1) Metode satuan jam kerja (service hours method)
Dalam metode satuan jam kerja (Service Hours Method) beban penyusutan
ditetapkan berdasarkan pada jam kerja yang dapat dicapai dalam periode
yang bersangkutan. Dalam metode satuan jam kerja mengakui beban
penyusutan berdasarkan unit produksi, sehingga beban penyusutan yang
nantinya akan diakui menjadi lebih kecil disaat kegiatan produski yang
dihasilkan sedikit yang mana dalam hal ini akan menyebabkan
overstatement terhadap laba yang akan dilaporkan oleh perusahaan.
Berikut cara yang digunakan untuk menghitung suatu periode

ℎ −
= ℎ



Beban Penyusutan = Jam kerja yang dapat dicapai X Tarif penyusutan tiap jam
kerja

Contoh kasus perhitungan beban penyusutan dengan menggunakan metode
aktivitas.

Tanggal 30 September 2019 dibeli sebuah kendaraan yang digunakan
untuk menunjang kegiatan produksi dengan harga perolehan Rp
400.000.000 yang mana kendaraan tersebut diperkirakan dapat
dioperasikan selama 40.000 jam. Kendaraan diperkirakan memiliki nilai
residu sebesar Rp 40.000.000. Jika diketahu jam kerja yang dihasilkan
kendaraan tersebut ditahun 2019 adalah 1.200. Hitunglah besarnya
penyusutan pada tahun 2020 dan pencatatan jurnalnya

• Besarnya penyusutan

= 400.000.000 − 40.000.000 = 9.000

40.000

• Penyusutan tahun 2019
= 1.200 jam X Rp 9.000
= Rp 10.800.000

90

• Jurnal Yang Digunakan Untuk Mencatat Penyusutan Tahun 2019

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
10.800.000
2019 31 Beban Penyusutan Kendaraan 10.800.000

Desember Ak. Penyusutan Kendaraan

2) Metode satuan hasil produksi (productive output method)
Dalam metode satuan hasil produksi (Productive Output Method) beban
penyusutan ditetapkan berdasarkan hasil yang dapat dicapai dalam periode
yang bersangkutan. Dalam metode ini beban penyusutan diperlakukan
sebagai beban variabel sesuai dengan unit produksi yang dihasilkan dalam
setiap periode akuntansi. Berikut cara yang digunakan untuk menghitung
suatu periode yang bersangkutan.

ℎ −
= ℎ



Beban Penyusutan = Hasil produksi yang dapat dicapai X Tarif penyusutan

Contoh kasus perhitungan beban penyusutan dengan menggunakan metode
satuan hasil produksi

Tanggal 30 September 2020 Penggilingan Daging Hanafi membeli mesin
penggilingan daging dengan harga perolehan Rp 600.000.000 selama umur
ekonomis mesin diperkirakan mampu menggiling dagimg sebanyak
600.000 Kg. Mesin tersebut diperkirakan memiliki nilai residu sebesar Rp
60.000.000. Jika diketahui hasil produksi yang dihasilkan mesin tersebut
tahun 2020 adalah 16.000 Kg, hitunglah besarnya penyusutan tahun 2020
dan pencatatan jurnalnya !

• Besarnya penyusutan

= 600.000.000 − 60.000.000 = 900/

600.000

• Penyusutan Tahun 2020
=16.000 X 900
= Rp 14.400.000

• Jurnal Pencatatan Penyustan tahun 2019

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

91


Click to View FlipBook Version