The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

dari buku ini kita dapat mengenal berbagai macam jenis burung

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by christinelay2, 2022-06-24 00:06:24

Burung Matalawa

dari buku ini kita dapat mengenal berbagai macam jenis burung

Keywords: Burung

GEMAK TOTOL

Turnix maculosa sumbana | Red-backed Buttonquail | Puawa (STh)

TFAM urnicidae 12-15 cm LC

Siapa yang sangka hamparan alang-alang adalah tempat hidup si mungil ini.
Tidak mudah untuk bisa melihat dan mengamati aktifitas gemak totol, karena
hampir sebagian besar perjumpaan terjadi secara tidak sengaja. Walaupun hidup
dalam kelompok kecil, namun pergerakannya sulit dideteksi karena ukuran dan
warna tubuhnya yang memungkinkan mereka bisa menyelinap tanpa membuat riuh
hamparan alang-alang. Tidak terjadi perubahan warna bulu yang signifikan selama
pertumbuhan menuju dewasa, hanya saja iris mata pada remaja berwarna gelap
sedangkan ketika dewasa berwarna putih.
Dibandingkan jantan, sang betina lebih sering bersuara terutama pada musim
berbiak. Sama dengan semua keluarga puyuh dan gemak, kemampuan terbangnya
terbatas hanya untuk jarak pendek dan kesulitan untuk terbang yang keduakalinya
secara berturut-turut. Itu sebabnya walaupun tersebar dari Indonesia hingga
Australia, si Mungil ini menetap dan menjadi anak jenis sendiri pada sebagian pulau-
pulau di Indonesia bagian timur, termasuk Pulau Sumba dengan anak jenis endemik
“sumbana”.

83BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

TIKUSAN CERULING

Rallina fasciata | Red-legged Crake | -

RFAM allidae 23 cm LC

Merupakan salah satu dari delapan burung dalam famili Rallidae yang terdapat
di Sumba. Walaupun ukuran tubuhnya mirip kareo padi (Amaurornis phoenicurus),
akan tetapi pewarnaan tubuhnya sangat berbeda. Si kaki merah ini dijumpai saat
asik tidur bertengger pada ranting pohon kecil di pinggir sungai kecil. Karena
sebelumnya belum pernah dijumpai, maka perjumpaan pada saat itu menjadi
catatan baru (new record) untuk Sumba.
Si kaki merah ini termasuk omnivora karena makanan yang menjadi favorinya
adalah biji-bijian, rumput, ikan kecil, belalang, dan cacing. Pencarian makanan
sering dilakukan pada pagi hari dengan mengendap-endap disepanjang aliran
sungai. Sedangkan malam hari adalah masa tidurnya, sehingga malam adalah saat
yang lebih tepat untuk bisa menjumpainya lebih dekat. Si kaki merah ini diketahui
sebagai pengembara (vagrant) sehingga memiliki sebaran tempat hidup yang luas
dari India hingga Australia termasuk diantaranya di kawasan hutan taman nasional
yang ada di Sumba.

84 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

KAREO PADI

Amaurornis phoenicurus | White-breasted Waterhen | Kulirkawaki (ST)

RFAM allidae 28-33 cm LC

Burung yang tinggal di wilayah
perairan atau lahan yang basah ini
lebih suka berjalan dari pada terbang.
Ketika merasa terganggu burung
berkaki panjang ini akan berlari,
kalaupun terbang hanya jarak pendek
saja. Kareo padi memiliki warna coklat
tua pada sayap dan punggung sampe
ekor. Sementara kepala, leher, sampai
perut berwarna putih. Paruhnya hijau pucat sedikit kemerahan di pangkal paruhnya.
Jenis burung yang bisa berenang bahkan menyelam ini sering ditemukan di danau
Laputi dan di sungai-sungai seperti di wilayah Billa, Katikuai, Mahaniwa, dan Karera.
Dari 4 anak jenis yang tersebar luas dari India hingga Indonesia, hanya anak jenis
“leucomelanus” yang menetap di Sumba.

85BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

CEREKPASIR BESAR

Charadrius leschenaultii leschenaultii | Greater Sand Plover

CFAM haradriidae 20-25 cm LC

Burung-burung pantai yang berlarian di pasir dapat kita saksikan di pantai
Modulambi dan Konda yang berada di sekitar kawasan taman nasional. Gerakannya
yang gesit membuat proses pengambilan foto menjadi tidak mudah. Di pantai
tersebut paling tidak dapat ditemukan tiga jenis burung pantai. Namun Sang Cerek
ini memiliki ciri khas dibandingkan perancah pasir lainnya yakni tungkai kakinya
terlihat lebih panjang dibandingkan dalam proporsionalitas tubuhnya dibandingkan
trinil pantai.
Tiga anak jenis sang Cerek memiliki sebaran habitat yang sangat luas dari Eropa
Timur, Afrika bagian Timur hingga China dan Australia, namun yang rutin migrasi ke
kawasan pantai pulau Sumba hanya anak jenis “leschenaultii” bersama delapan jenis
cerek lainnya.

86 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

GAJAHAN KECIL

Numenius minutus | Little Curlew | -

SFAM colopacidae 30 cm LC

Cukup mudah dijumpai walaupun hanya dilokasi tertentu yakni pesisir pantai
selatan taman nasional dan sekitarnya, seperti Lokulisi dan Konda Maloba. Hal yang
tidak mudah adalah membedakan antara tiga jenis yang diduga pernah bermigrasi
ke daratan Sumba yaitu: Gajahan kecil, Gajahan Erasia dan Gajahan Timur. Salah
satu ciri pembedanya adalah ukuran tubuhnya yang relatif lebih kecil/pendek
dibandingkan jenis lain dan dengan paruh yang tidak terlalu melengkung.
Aktifitas hariannya adalah berjalan menelusuri pesisir pantai untuk mencari
mangsa berupa hewan-hewan kecil seperti serangga pantai, cacing dan lain
sebagainya. Sedangkan aktifitas rutin tahunannya adalah bermigrasi ke wilayah lain
seperti Filipina dan Australia.

87BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

TRINIL PANTAI

Actitis hypoleucos | Common Sandpiper | -

SFAM colopacidae 19-21cm LC

Sang Trinil yang hampir selalu dijumpai di sepanjang pantai di
pulau Sumba adalah jenis yang migran. Rentang habitatnya
luas, hidupnya tidak hanya di sekitar pantai melainkan
bisa sampai ke area pesawahan pada ketinggian
lebih dari 1.000 meter dpl. Makanan favoritnya
adalah krustacea, serangga dan inverterbrata kecil
lainnya yang tersedia banyak di sekitar pantai dan
persawahan.

Walaupun sering terlihat berbaur dengan burung pantai
lainnya seperti genus gajahan dan genus cerek, akan tetapi

sang trinil mudah dibedakan karena postur tubuhnya lebih kecil dari gajahan,
dan paruhnya lebih pendek serta tidak melengkung dibandingkan gajahan. Selain
itu, kaki sang trinil lebih pendek dari cerek. Cukup mudah dijumpai di Pantai
Mondulambi, Konda Maloba, dan Lokulisi.

88 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

DARALAUT JAMBUL

Sterna bergii cristata | Swift Tern/tGreat Crested Tern

LFAM aridae Dilindungi 43-53 cm LC

Memiliki jambul walaupun tidak seindah kakatua sumba, namun jambul sang
daralaut bisa berubah warna dari hitam pada musim panas menjadi berbintik
putih pada saat peralihan musim ke musim dingin, dan terakhir berbintik abu-abu
pada musim dingin. Saat mencari mangsa, mereka sering terlihat berbaur dengan
daralaut lainnya, maka sebagai pembedanya adalah warna paruhnya yang kuning.
Sang Daralaut merupakan penerbang sekaligus perenang yang ulung sehingga
mangsanya cukup bervariasi seperti: ikan, cumi-cumi, serangga, kepiting dan
bahkan anakan penyu.
Walaupun hidup sebagai penetap, namun kehidupan enam anak jenis Sang Dara
sudah tersebar cukup luas mulai dari Afrika hingga Asia Tenggara dan Australia,
termasuk Sumba yang dihuni oleh anak jenis “cristata atau cristatus”. Walaupun
pernah dijumpai dalam koloni dengan jumlah yang banyak, namun peluang
perjumpaan Sang Dara Laut di Kawasan Taman Nasional tergolong sulit.

89BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

ENDEMIK

PUNAI SUMBA

Treron teysmannii | Sumba Green Pigeon | Rawa kakorok (ST)

CFAM olumbidae 28-29 cm NT

Sang Punai merupakan salah satu

jenis endemik Sumba. Punggung

sang jantan berwarna merah

manggis, sementara sang betina hijau

daun. Ia sering terlihat berkelompok

saat mencari makan dan bertengger

di pohon tidur pada siang menjelang

petang. Burung pemakan biji-bijian

ini bisa dijumpai di Billa, Praingkareha,

Mahaniwa, Wanggameti,

Umbulanggang dan Manurara. Salah

satu pakan favoritnya adalah buah

Cimung / Nggay (Timonius timons)

dan Tabulu (Glocidion sp).

90 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

ENDEMIK

WALIK RAWAMANU

Ptilinopus dohertyi | Red-naped Fruit Dove | Rawa manu (ST, STh, SB)

CFAM olumbidae 33-35 cm VU

Cukup mudah mengenali salah satu jenis endemik sumba yang cantik ini, warna
merah di tengkuk (atas leher) tampak menonjol di antara kepalanya yang putih
krem. Leher dan dadanya merah-jambu pucat sementara punggung dan perut
gelap. Agak sulit ditemukan karena suka menempati tajuk pohon yang tinggi.
Makanan utamanya buah dan biji-bijian seperti kadauki, malihi, tera, dan piddi.
(nama latinnya) burung yang berukuran cukup besar (33-35 cm) ini pernah tercatat
di wilayah hutan Billa, Wudipandak, Mahaniwa, Paumbapa, dan Wanggameti. Sang
Walik pun lebih sering terlihat sendiri (soliter) dan pernah terdengar beberapa variasi
suara. Makanan utamanya adalah biji-bijian seperti Kadauki, Tera (Arthocarpus
elasticus), Piddi (Ficus sp), Mapdu/Kadurawa (Elaeocarpus sp). Ia pernah dijumpai
di wilayah hutan Billa, Widupandak, Mahaniwa, Paumbapa, Wanggameti, Manurara
dan Langgaliru.

91BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

WALIK KEMBANG

Ptilinopus melanospila | Black-naped Fruit Dove | Rawa nggoku (ST)

CFAM olumbidae 21-27 cm LC

Kepalanya yang putih dengan tengkuk hitam menandai walik kembang ini
pejantan. Walik kembang betina seluruh tubuhnya hijau. Jika dilihat dari bawah jenis

walik kembang memiliki ekor warna merah lembayung dan perut
bawah kekuningan. Makanan utamanya buah dan biji-bijian,
seperti biji beringin (Ficus sp). Burung ini membuat
sarang dari ranting-ranting yang ditata
jarang-jarang sehingga terlihat
rapuh. Sang pejantan lebih
sering terlihat sedang
mengerami telur yang
jumlahnya 1-2 butir
saja. . Dari 4 anak jenis
hanya “melanauchen”
yang bisa dijumpai di Sumba.

92 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

PERGAM HIJAU

Ducula aenea | Green Imperial Pigeon | Rawa mukmuk (ST, STh)

CFAM olumbidae 40-47 cm LC

Cukup mudah menemukan burung pergam
hijau ini di kawasan taman nasional. Saat
bertengger biasanya burung ini mengeluarkan
suara derukan yang menggema cukup keras
dan dalam: wuuukk wuuuuukk wuuukkkk.
Sehingga masyarakat Sumba menamainya
rawa mukmuk. Burung yang termasuk jenis
merpati (dove) ini seringkali terbang menukik
saat hendak bertengger. Biasanya terbang
berkelompok 2-6 ekor. Suka memakan buah
beringin dan buah karkaka. Dari 12 anak jenis
yang tersebar luas dari India hingga Indonesia,
hanya anak jenis “polia” yang dijumpai di
Sumba.

93BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

MERPATIHUTAN METALIK

Columba vitiensis metallica| Metallic Pigeon

CFAM olumbidae
37-41 cm

LC

Ya inilah genus utama dari keluarga merpati di habitat alami. Pada fase tertentu
bulu tenggorokannya berwarna putih, namun yang dijumpai saat pengamatan
di kawasan hutan Mondulambi hampir semua bulunya hijau tua metalik atau
mengkilap. Secara morfologi mudah dibedakan dengan keluarga merpati lainnya,
namun secara individu tidak mudah untuk dijumpai.

Perilakunya yang teramati yakni sedang bertengger pada dahan pohon dipinggir
jalan akses menuju. Mondulambi. Sang merpati ini sangat peka terhadap pergerakan
peneliti yang mencoba mendekat untuk mengambil fotonya. Kesehariannya sang
merpati hidup sendirian atau dalam kelompok kecil dan tidak menetap, sehingga
kurang umum dijumpai. Pakannya berupa buah-buahan kecil atau biji-bijian yang
bisa diperolehnya dari mulai lantai hutan sampai dengan kanopi pohon.

94 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

UNCAL BUAU

Macropygia emiliana | Ruddy Cuckoo Dove | Manu omang (ST)

CFAM olumbidae 30-37 cm LC

“Kembaran” Uncal Kuoran ini sama-sama masih termasuk keluarga merpati.
Disebut kembar karena sepintas bentuk, ukuran dan warna sangat mirip. Hanya
berbeda di iris lingkaran dalam mata yang berwarna kebiruan. Jantan dan betina
pun hanya bisa terlihat dari warna bulu leher dan dada, jika mengkilat maka itu
jantan.Termasuk burung yang misterius, karena suaranya kerap kali terdengar
namun wujudnya sangat jarang untuk terlihat. Perjumpaan pertama kali terjadi di
pada tajuk pohon sekitar 25 meter dari permukaan tanah di hutan primer Tanadaru
disekitar aliran sungai Lokuyengu.

Berbeda dengan kembarannya, Si Uncal Buau ini hanya tersebar di Indonesia
mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Lombok, Sumbawa dan Flores. Khusus
di Sumba, perjumpaan Si Uncal Buau baru tercatat oleh lima peneliti. Dari tujuh anak
jenis yang tersebar, hanya anak jenis emiliana yang sudah tercatat perjumpaanya di
Sumba.

95BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

UNCAL KOURAN

Macropygia ruficeps | Little Cuckoo Dove | Manu omang (ST)

CFAM olumbidae 27-30 cm LC

Salah satu jenis burung keluarga merpati ini adalah uncal kouran atau little
cuckoo-dove. Keluarga Columbidae atau sejenis merpati memiliki banyak marga
antara lain dederuk, tekukur, uncal, perkutut, delimukan, junai, pergam, walik, dan
punai. Persebarannya sangat luas mencakup Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, dan
Sunda Kecil, bahkan sampai Semenanjung Malaysia dan Myanmar.
Uncal kouran berukuran sedang (30 cm) dengan warna badan coklat kemerahan
dan ekornya panjang. Punggung dan sayap lebih gelap dibandingkan warna perut
dan dada. Burung pemakan biji dan buah ini pernah ditemukan di wilayah hutan
Billa, Praingkareha, Mahaniwa, dan Wanggameti. Dari 4 anak jenis yang tersebar
lokal di Indonesia, hanya anak jenis “orientalis” yang bisa dijumpai dan menetap di
Sumba.

96 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

TEKUKUR BIASA

Streptopelia chinensis | Spotted Dove | Mbara manu (ST)

CFAM olumbidae 27,5-30 cm LC

Burung tekukur biasa sering dijumpai sedang mencari makan di tanah dan jalan-
jalan yang dilalui kendaraan bermotor. Biasanya di jalanan dekat perkampungan
dan pinggir hutan. Badannya berwarna coklat kemerahjambuan dan ekor panjang
yang berwarna putih di tepinya. Terdapat totol-totol warna putih dan hitam di
belakang leher. Punggung dan penutup sayap berwarna coklat dengan totol gelap.
Pakannnya hampir sama dengan jenis-jenis lain dari suku Columbidae. Di Sumba
burung ini relatif aman dari perburuan. Dari 3 anak jenis yang tersebara di Asia
Tenggara, hanya anak jenis “trigina” yang bisa dijumpai di Kawasan Taman Nasional.

97BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

PERKUTUT LORENG

Geopelia maugei | Barred Dove | Mbara nggulu (ST)

CFAM olumbidae 22-25 cm LC

Loreng-loreng pada jenis ini
terdapat pada leher sampai dada.
Punggung dan sayap berwarna
coklat (kadru tua). Kulit tanpa bulu
di sekitar mata berwarna kuning.
Suka mencari makan berupa
biji-bijian di permukaan tanah.
Badannya lebih kecil dari tekukur
biasa. Sarang dan warna burung
hampir menyatu dengan warna
ranting pohon yang mati, sehingga
hampir tidak dikenali karena
kamuflasenya dengan lingkungan
sekitarnya.

98 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

DELIMUKAN ZAMRUD

Chalcophaps indica | Common Emerald Dove | Rawa tana (ST, STh, SB)

CFAM olumbidae 23-27 cm LC

Gemar melesat cepat, burung delimukan

zamrud ini seolah sedang terburu-buru mengejar

sesuatu. Gerakannya gesit melewati tajuk hutan

yang rapat. Meski terbangnya cepat, sayapnya yang

hijau mengkilap dan dada sampai

ekor coklat membuatnya

mudah dikenali. Pada jenis

betina tidak memiliki

mahkota abu-abu.

Burung pemakan biji ini

kerap juga ditemui di

permukaan tanah saat

sedang mencari makan.

99BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

JUNAI EMAS

Caloenas nicobarica nicobarica | Nicobar Pigeon

CFAM olumbidae
32-38 cm

Dilindungi
NT
AI

Junai emas termasuk burung terestrial dan bersarang di atas pohon dengan
ketinggian 2-12 meter dari permukaan tanah, dengan bentuk sarang yang kurang
beraturan dan hanya tersusun dari ranting-ranting saja. Walaupun hanya satu
butir telur setiap masa berbiak, akan tetapi kedua induknya mengeraminya secara
bergantian. Kawasan hutan yang pernah terjadi perjumpaan dengan si gondrong
ini adalah Langgaliru, Lokulisi-Tanamodu dan Ubukora-Manurara. Makanannya
selain buah dan biji-bijian, juga hewan atau serangga kecil. Tempat hidup merpati
gondrong ini tersebar luas hampir seluruh Asia Tenggara sampai ke kepulauan
Solomon, Andaman dan Nikobar. Meski memiliki daerah sebaran yang luas dan
memiliki beberapa sub-jenis, Junai mas saat ini menjadi perhatian nasional dan
internasional karena sudah menunjukan penurunan populasi global.

100 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

PERKICI ORANGE

Trichoglossus capistratus fortis | Marigold Lorikeet | Pirih (ST) Peruh (STh)

PFAM sittacidae 26 cm NE A II

Nyanyian perkici di pagi hari
menyemarakkan suasana hutan. Keras dan
melengking. Bersahutan karena mereka jarang
sendiri, selalu berpasangan atau bergerombol.
Saat terbang perkici mudah dikenali dari warna
kuning orange di dada dan sayap bawah.
Kontras dengan badannya yang hijau dan
suasana hutan yang redup.
Umum ditemui di seluruh kawasan taman
nasional. Selain memakan biji-bijian, burung ini
sering terlihat menghisap bunga pohon mara
dan karunding. Seperti jenis paruh bengkok
lainnya, burung ini juga menempati lubang
pohon sebagai sarang.

101BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

KAKATUA JAMBUL-KUNING

Cacatua sulphurea citrinocristata | Citron-crested Cockatoo | Kaka (ST, STh, SB)

PFAM sittacidae 33-35 cm Dilindungi CR A I

Ia anak jenis endemik Sumba. Jambulnya
jingga menjadi pembeda utama dari jenis
kakatua lainnya. Jantan memiliki iris mata hitam
sedangkan betina berwarna merah. Saat terbang
tubuhnya yang putih sangat kontras dengan
suasana hutan yang cenderung gelap sehingga mudah
dikenali. Bahkan sebelum burung paruh bengkok ini
terlihat, keberadaannya sudah bisa diketahui dari suaranya
yang keras. Masyarakat Sumba menamai burung ini “kaka”
karena suaranya yang seperti berteriak “ kaaaaaak kaaaaak
kaaaaaakk”. Makanannya buah-buahan seperti : Kalumbang/
Kapaka (Sterculia foetida), Lamua (Melia azedarach), Kayarak
(Magnolia sp), Bunga kapok hutan (Bombax malabaricum),
Kananggar (Dilenia sp). Untuk menjumpainya bisa berkunjung
ke hutan Billa, Manurara, Laikokur dan lainnya.

102 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

NURI BAYAN

Eclectus roratus | Eclectus Parrot | Karik (ST, STh, SB)

PFAM sittacidae 35-42 cm Dilindungi LC A II

Dalam keluarga paruh bengkok, jenis
jantan dan betina biasanya mirip. Namun
nuri bayan ini berbeda, jantan tubuhnya
dominan hijau dan betina merah. Jenis ini
termasuk dimorfisme seksual yang artinya
memiliki perbedaan sistematik luar antar
individu yang berbeda jenis kelamin dalam
spesies yang sama.
Seperti jenis paruh bengkok lainnya, nuri bayan
juga menggunakan lubang pohon sebagai sarang. Nuri
bayan betina pernah terlihat memasuki sarang di hutan
Praingkareha dan di Wara. Namun perjumpaan saat terbang
tercatat di beberapa wilayah antara lain Paumbapa, Billa, Mahaniwa,
La Pahar, dan Wahang (Laitaku).

103BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

nuri pipi-merah

Geoffroyus geoffroyi | Red-cheeked Parrot | Wowang (ST)

PFAM sittacidae 21-27 cm LC A II

Nuri yang berukuran 21-30 cm ini lebih kecil dari pada jenis paruh
bengkok lainnya. Meski badannya kecil tapi suaranya melengking sehingga
keberadaannya dapat diketahui. Biasanya burung ini suka hinggap di
pucuk pohon ataupun ranting kering. Warna tubuhnya hijau, hanya
bagian kepalanya saja yang berwarna merah dan sedikit biru di leher.

Pejantan memiliki warna merah yang jelas dan terang
dibandingkan betina yang lebih pudar. Cukup mudah dijumpai di
seluruh kawasan taman nasional. Burung ini biasanya membuat
sarang di pohon yang sudah mati dan lapuk. Lubang yang dibuat
ukurannya kecil, hanya cukup untuk satu badannya yang
masuk. Pernah terlihat bertikai dengan perling kecil
karena mereka membuat lubang sarang di pohon yang
sama.

104 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

betetkelapa paruh-besar

Tanygnathus megalorynchos sumbaensis | Great-billed Parrot | Katala (ST, STh)

PFAM sittacidae 33-43 cm LC A II

Dari paruhnya yang merah dan besar, burung ini
menjadi mudah dikenali. Tubuhnya hijau dengan bahu
hitam bertanda kuning. Seperti jenis paruh bengkok lainnya,
suara betet ini keras dan kasar. Bisa juga bersuara sambil
terbang. Menjelang petang biasanya burung ini berkumpul di
satu pohon tertentu, bisa mencapai belasan ekor. Ketika siang
lebih sering terlihat sendiri, baik saat mencari makan atau
mencari sarang.
Beberapa kali burung ini teramati sedang memantau lubang
sarang di pohon mara yang biasanya digunakan julang dan burung
paruh bengkok lainnya. Bahkan pernah berebut sarang dengan
kakatua jambul-jingga. Betet berada dalam sarang dan kakatua berusa
mengusirnya dengan terbang di sekitar lubang, berteriak, dan memekarkan
jambulnya.

105BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

wiwik uncuing

Cacomantis sepulcralis | Rusty-breasted Cuckoo | Tutukrijak (ST)

CFAM uculidae 23-24 cm LC

Burung yang suka bermain di semak
dan tajuk pohon yang tidak terlalu tinggi ini
cukup sulit dijumpai. Kicauannya yang khas,
“wiiiit wiiiiitt wiiiiiittt”, panjang dan berulang-
ulang menandakan kehadirannya. Di seluruh
kawasan siulan burung ini kerap terdengar
tapi jarang terlihat bentuknya. Secara umum
tubuh bagian bawah berwarna coklat
merah-karat, sementara punggung, sayap,
dan ekor coklat keabu-abuan. Kepalanya
abu-abu dengan iris coklat dan lingkar mata
kuning.

106 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

kedasi emas

Eclectus roratus | Shining Bronze Cuckoo | -

CFAM uculidae 16-17 cm LC

Siapa menyangka pada sore hari di puncak Praimahala salah satu titik tertinggi
kawasan hutan Tanah Daru, dijumpai sang kedasi emas sedang bertengger
membelakangi mentari dan mencari makan di pohon kaliandra yang sedang
berbunga. Biasanya sang kedasi makan ulat daun, kumbang, semut-semutan dan
lalat buah.
Sang Kedasi rutin bermigrasi ke utara yang salah satunya pulau Sumba ketika di
Australia dan sekitarnya sedang musim dingin, kemudian kembali ke selatan untuk
berkembang biak. Dari tiga anak jenis ada yakni harterti, layardi, dan lucidus, hanya
anak jenis lucidus yang rutin bermigrasi ke pulau Sumba. Kebiasaan sehari-harinya
adalah bersembunyi pada pohon rindang di kawasan terbuka dan yang paling aneh
adalah kebiasaan menaruh telur-telurnya pada sarang burung lain untuk dierami
oleh indukan burung lain.

107BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

tuwur australia

Eudynamys cyanocephala | Australian Koel

CFAM uculidae
39-46 cm

LC

Termasuk jenis yang sexual dimorfisme artinya antara jantan dan betina
memiliki pewarnaan bulu yang berbeda dan sangat mencolok, yakni bulu tubuh
sang jantan dominan warna keabu-abuan pucat sedangkan bulu sang betina
didominasi warna coklat disertai bintik-bintik putih pada tubuh bagian atas dan
garis-garis hitam pada ekornya. Sang jantan sangat sulit dibedakan dengan
pejantan tuwur asia, padahal keduanya pernah tercatat sebagai penetap di
kawasan hutan taman nasional. Sedangkan untuk betina jenis ini memiliki tudung
(bagian atas kepala hingga leher) berwarna hitam, adapun tudung kerabatnya
tidak berwarna hitam.
Keduanya cukup misterius dan tidak mudah untuk dijumpai. Satu-satunya
perjumpaan dalam lima tahun terakhir ini terjadi di hutan Manurara wilayah
tengah kawasan taman nasional. Padahal kesehariannya aktif pada berbagai
tipe habitat mulai dari hutan pesisir pantai, hutan sekunder bahkan pekarangan
dataran rendah sampai ketinggian 500 meter dpl.

108 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

karakalo australia

Scythrops novaehollandiae | Channel-billed Cuckoo | Kangaka (ST)

CFAM uculidae 60 cm LC

Hampir serupa dengan Gagak, namun Sang Karakalo ini berwarna dominan
putih agak keabu-abuan dari bulu kepala, leher, perut bagian bawah hingga ekor.
Bulu sayap abu-abu dengan bercak hitam. Ciri khas lainnya adalah iris, lingkaran
mata dan garis mata menuju hidung merah.

Sang Karakalo termasuk burung migran yang sulit dijumpai. Perjumpaan pertama
terjadi di sekitar Wudipandak yang berbatasan dengan Hutan Billa. Aktifitas harian
sering dilakukan secara soliter dan terkadang dalam kelompok kecil.Habitatnya
adalah tajuk pohon di hutan primer atau sekunder, tepian sungai, hutan pantai,
mangrove dan areal yang terbuka. Pakannya berupa buah ara/beringin (Ficus sp),
serangga dan terkadang bangkai. Sang Karakalo terkenal sebagai parasit pada
sarang Gagak.

109BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

bubut alang-alang

Centropus bengalensis | Lesser Coucal | Kutuk (ST, STh)

CFAM uculidae 31-42 cm LC

Tak salah burung ini diberi nama alang-alang
karena memang tempat bermainnya di padang
savanna yang banyak alang-alang. Namun sering juga
ditemukan di pinggiran hutan dan di lahan pertanian
masyarakat. Burung pemakan serangga ini sering mencari
mangsanya di tanah. Meski tubuhnya besar (37-38 cm)
namun terbangnya tidak bisa jauh dan tinggi. Kepala sampai
ekornya berwarna hitam, sementara sayap berwarna coklat
kemerahan. Meski tubuhnya besar, namun terbangnya tidak jauh
dan tinggi. Pada fase remaja, bulu kepala, leher dan perut berwarna
kecoklatan berbintik putih. Tersebar luas dari India hingga Asia
Tenggara. Terdapat 5 anak jenis dan yang menetap di Sumba adalah
anak jenis “sarasinorum”.

110 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

serak jawa

Tyto alba | Barn Owl | Katowai (ST)

TFAM ytonidaee
29 - 44 cm

LC
A II

Jenis-jenis burung hantu (owl) termasuk burung pemangsa karena memiliki ciri-
ciri kaki yang kuat, cakar yang tajam, paruh kuat, mata dan pendengaran tajam.
Burung pemangsa yang aktif siang hari (diurnal) disebut raptor. Jenis raptor merujuk
pada keluarga Accipitridae dan Falconidae. Sementara jenis burung hantu (owl) aktif
di malam hari.
Serak jawa ini berbulu putih dari muka hingga perut, sementara punggung
dan sayapnya abu-abu. Saat mencari mangsa, serak jawa ini mengandalkan cara
terbangnya yang tanpa suara dan pendengarannya yang tajam. Bola matanya
yang menghadap ke depan memberikan penglihatan yang bersifat binokuler dan
stereoskopik. Lehernya bisa diputar 2700 dalam empat arah kiri, kanan, atas, dan
bawah. Kemampuan melihat dalam gelap mencapai 3-4 kali kemampuan manusia.

111BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

serak padang

Tyto longimembris | Eastern Grass-Owl

TFAM ytonidae 32-36 cm LC A II

Di antara jenis-jenis burung nokturnal yang terdapat di Pulau Sumba, si serak
ini adalah yang paling besar ukuran tubuhnya, dan ukuran betina lebih besar dan
lebih berat daripada jantan. Malam hari adalah saat si burung hantu ini untuk
menangkap mangsanya berupa tikus dan binatang pengerat lainnya. Jika jumpa
dengan jenis ini di alam, akan cukup sulit untuk membedakannya dengan Serak
Jawa (Tyto alba) karena memiliki penampakan yang relatif sama, bedanya sebagian
bulu pada kepala dan punggung lebih gelap.
Pada beberapa habitat, si burung hantu ini dijumpai pada lubang pohon dan
tidak merasa terancam oleh kedatangan manusia, sehingga cukup mudah untuk
mengambil fotonya. Namun pernah juga dijumpai pada saat pagi menjelang siang
burung hantu ini terbang dari suatu titik di pinggir hutan Taman Mas dan melintasi
padang alang-alang kemudian menuju ke suatu titik di tengah padang tersebut.
Walaupun sebaran tempat hidupnya luas, si burung hantu ini sudah menjadi
penetap di Sumba yakni anak jenis “longimembris”.

112 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

ENDEMIK

pungguk sumba

Ninox sumbaensis | Little Sumba Hawk-Owl | Wengi (ST)

SFAM trigidae 23 cm NT A II

Pungguk sumba merupakan spesies baru yang ditemukan tahun 2002 oleh
Jerry Olsen dkk. Sejak tahun 1980an para peneliti belum bisa mengetahui jenis ini.
Akhirnya setelah melakukan studi komparasi spesimen Ninox novaeseelandiae dan
Ninox scutulata, mereka menyimpulkannya menjadi spesies baru setelah adanya
perbedaan struktur DNA, morfologi, dan vokalisasi.
Burung yang masuk kategori endemik ini berukuran kecil sekitar 23 cm. Kepalanya

coklat keabu-abuan, mukanya abu-abu dengan alis mata
keputih-putihan. Tenggorokan dan dada atas merah karat
bercoret gelap, sedangkan dada bawah putih bercoret
gelap. Punggung dan sayap atas bergaris merah karat
dan coklat gelap. Kaki kuning dan berbulu. Habitatnya
adalah hutan primer dan hutan sekunder (600 –
950 meter dpl). Mampu hidup berdekatan dengan
Pungguk Wengi. Cara menjumpainya bisa dengan
mengenali dan mengikuti suaranya di malam hari.

113BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

ENDEMIK

pungguk wengi

Ninox rudolfi | Sumba Boobook | Wengi (ST)

SFAM trigidae 30-36 cm NT A II

Tubuh pungguk wengi lebih besar daripada pungguk sumba. Frekuensi
suaranya pun lebih cepat dari pungguk Sumba. Jenis endemik Sumba ini pernah
dijumpai di sekitar hutan Paulubandil, Praingkareha, Billa dan Lewa. Burung ini
memiliki mahkota berbintik dengan bagian bawah putih berpalang coklat. Sayap
dan punggung berwarna lebih gelap. Iris berwarna coklat (Olsen, 2002).

Menghuni hutan primer dan sekunder dari dataran rendah hingga ketinggian
1.000 meter dpl. Lebih sering dijumpai beraktifitas secara
soliter dan bisa berdekatan dengan pungguk sumba.

114 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

cabak maling

Camprimulgus macrurus schlegelii | Large-tailed Nightjar | Kapi padang (ST)

CFAM aprimulgidae 25-29 cm LC

Termasuk burung yang tidak mudah untuk dijumpai secara langsung, karena
selain bukan tipe burung diurnal yang aktif, juga karena komposisi dan pewarnaan
bulunya yang sangat sempurna menyerupai habitatnya. Akan tetapi kita bisa
menyimak suara saja yang sayup-sayup terdengar pada petang hingga dini hari.
Apabila dilihat lebih seksama, maka iris matanya berwarna coklat dan kaki coklat
keabuan. Ciri khas yang membedakan dengan cabak kota adalah bercak putih
mencolok pada dua pasang bulu ekor terluar. Khusus betina memiliki bercak kuning
tua dan garis putih pada tenggorokan.
Si cabak maling ini tidak banyak tingkah, pada siang hari hanya beristirahat pada
lekukan tanah yang teduh atau di bawah pepohonan. Sarangnya berupa lekukan
dangkal pada tanah atau rumput pendek dan sering digunakan sebagai tempat
istirahat selingan di saat berburu belalang, kumbang dan serangga lainnya. Mudah
dijumpai saat melintasi jalan menuju Mahaniwa pada malam hari, mereka akan
terlihat terbang menghindar saat kendaraan lewat.

115BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

walet sapi

Collocalia esculenta | Glossy Swiftlet | Mbera laja (ST)

AFAM podidae 9-10 cm LC

Burung walet sapi selalu terlihat lalu lalang di wilayah terbuka pinggiran hutan,
lahan basah (sungai dan danau), serta di pemukiman. Terbangnya cepat dan tidak
beraturan, bisa membelok kapan saja. Kemampuan ini dibutuhkan untuk mencari
mangsa di udara dan terkadang menyambar makanan di permukaan air. Biasanya
terbang bergerombol.
Burung yang memiliki punggung biru tua mengkilap dan perut

bawah keputih-putihan ini membuat sarang di dalam
gua atau pinggir tebing. Sarang berbentuk mangkuk
dan terbuat dari lumut. Walet sapi hidup tersebar
luas di Indonesia. Terdapat 32 anak jenis, dan anak
jenis yang bisa dijumpai di Kawasan Taman Nasional
adalah “sumbawae”.

116 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

rajaudang erasia

Alcedo atthis | Common Kingfisher | Kahik luku (ST)

AFAM lcedinidae 16-18 cm Dilindungi LC

Sesuai namanya, rajaudang erasia sering ditemukan di wilayah perairan seperti
sungai dan danau. Selain udang, ikan-ikan kecil juga menjadi santapannya. Burung
berparuh panjang ini biasanya mengincar mangsa dari ranting yang menjorok ke air.
Begitu mangsa lengah, burung ini menukik masuk ke dalam air dan menyantapnya
di tempat bertengger.
Burung ini memiliki punggung warna biru terang sementara sayapnya biru
gelap. Badan bagian bawah merah karat dengan leher putih. Terdapat bintik putih
pada sisi leher serta strip jingga yang melewati mata dan meliputi penutup telinga.
Sebarannya luas mencakup Eropa dan Asia. Terdapat 7 anak jenis, dan yang menetap
di Sumba adalah anak jenis “floresiana”. Aliran sungai Lokuyengu dan sungai Billa
menjadi lokasi yang pas untuk bisa menjumpai Sang Rajaudang.

117BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

udang api

Ceyx erithacus/erithaca | Oriental Dwarf Kingfisher | Kahik luku (ST)

AFAM lcedinidae 12-14 cm Dilindungi LC

Warna bulunya yang indah membuatnya
selalu dicari para pengamat burung. Untuk
menemukannya tentu harus menyusuri jalur
yang dekat sungai. Makanannya berupa
ikan-ikan kecil, udang, dan serangga air.
Saat bertengger, kepalanya seringkali
mengangguk-angguk.
Sementara saat masih remaja dadanya
kuning semburat jingga. Paruh saat dewasa
berwarna jingga, sementara saat ramaja
coklat gelap. Terdapat 4 anak jenis yang
tersebar dari India hingga Asia, dan anak
jenis yang dijumpai di Sumba adalah
“rufidorsum”.

118 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

cekakak kalung coklat

Halcyon australasia | Cinnamon-banded Kingfisher | Kahik (ST)

AFAM lcedinidae 21 cm Dilindungi NT

Termasuk burung endemik di Nusa
Tenggara. Penanda utamanya terlihat dari
warna coklat yang melingkari kepalanya.
Dibawah pita coklat ada pita hitam.
Makanannya terdiri dari cicak, kadal dan
jenis-jenis serangga. Terdiri dari 5 anak jenis
dan yang dijumpai di Sumba adalah anak
jenis “Australasia”.

Habitatnya berupa aliran sungai di hutan
primer atau sekunder. Secara umum tidak
mudah dijumpai, namun Hutan Billa adalah
lokasi yang pas untuk menjumpainya.
Ia merupakan burung target foto para
pengamat burung / birdwatcher.

119BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

cekakak australia

Halcyon sancta | Sacred Kingfisher | Kahik padang (ST)

AFAM lcedinidae 22 cm Dilindungi LC

Terlihat mirip dengan cekakak sungai, pembedanya adalah dada sampai
perutnya putih kusam dan terdapat semburat warna coklat muda, sedangkan
cekakak sungai putih bersih. Sering terlihat sendiri dan berpasangan di wilayah
pinggiran sungai dan pinggiran pantai selatan Taman Nasional.

Makanannya berupa : serangga dan hewan-hewan kecil.
Merupakan jenis yang migran dari Australia. Terdapat 5
anak jenis, salah satunya adalah “sancta” yang dijumpai
di Sumba. Sering terlihat sendiri dan berpasangan di
wilayah pinggiran sungai. Makanannya antara lain
serangga dan vertebrata kecil.

120 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

cekakak sungai

Halcyon chloris | Collared Kingfisher | Kahik marada (ST)

AFAM lcedinidae 23-25 cm Dilindungi LC

Jenis ini umum dijumpai di wilayah pinggir hutan, sungai, danau, dan pemukiman.
Sering hinggap di kabel listrik. Cekakak sungai mirip dengan cekakak australi, yang
membedakan adalah warna perutnya. Cekakak sungai lebih putih, bersih, tidak ada
semburat coklat muda. Mahkota, sayap, punggung, dan ekor biru kehijauan.

Lebih sering terlihat dan beraktifitas sendiri (soliter) tapi
terkadang terlihat bersama 2-3 individu lain bertengger
pada pohon yang sama. Sebarannya sangat luas di
seluruh dunia dan terdapat 49 anak jenis. Ras atau
anak jenis yang dijumpai di Sumba adalah “chloris”.

121BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

kirikkirik laut

Merops philippinus| Blue-tailed Bee-eater | Kapiru (ST), Kahu (STh)

MFAM eropidae 29 cm LC

Pada siang atau sore hari di hampir seluruh wilayah di kawasan taman nasional,
terutama yang tidak jauh dari habitat pantai, setidaknya dapat dijumpai dua jenis
kirikkirik baik secara soliter maupun tergabung dalam kelompok-kelompok kecil.
Dibandingkan dengan kirikkirik australia, jenis kirikkirik laut relatif lebih mudah
untuk dijumpai. Ciri yang membedakan dua jenis ini adalah adanya coretan
hitam pada tenggorokan kirikkirik australia. Walaupun makanan kesukaannya
adalah lebah, akan tetapi saat mencari mangsa seringkali sang kirikkirik berbaur
dengan kawanan walet untuk mencari serangga lain sebagai mangsanya. Setelah
mendapatkan mangsanya, sang kirikkirik bertengger sejenak pada ranting pohon
untuk melanjutkan menelan mangsanya itu.
Jenis ini termasuk yang migran secara teratur dan periodik dalam jumlah
banyak menuju habitat favoritnya yaitu yang berupa areal terbuka. Tempat hidup
sang kirikkirik tersebar cukup luas di Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk
pulau Sumba. Cukup mudah dijumpai di Taman Mas, Billa, Konda Maloba dan
Praingkareha.

122 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

kirikkirik australia

Merops ornatus | Rainbow Bee-eater | Kapiru (ST)

MFAM eropidae 19-21 cm LC

Cara terbang kirikkirik australi sangat akrobatik. Dari posisi bertengger, burung ini
meluncur kemudian berputar, biasanya kembali ke tempat semula. Burung ini lebih
sering ditemukan di lokasi terbuka seperti pinggiran hutan atau lahan pertanian.
makanannya antara lain lebah, tawon, capung, rayap, kumbang, dan serangga
lainnya.
Mirip kirikkirik laut, pembedanya adalah garis hitam pada tenggorokan sang
kirikkirik Australia. Tubuhnya berwarna kehijauan, ada garis hitam melalui mata yang
dibatasi oleh garis di atas dan di bawahnya. Ujung sayapnya berwarna jingga dan
tunggirnya biru. Ekornya hitam dengan perpanjangan ekor seperti kawat. Secara
umum cara hidup dan bersarang mirip dengan kerabatnya tersebut.

123BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

tionglampu biasa

Eurystomus orientalis | Oriental Dollarbird | Njaki (ST)

CFAM oraciidae 27-32 cm LC

Burung ini dinamai “dollar bird” karena adanya bercak bulat warna biru muda di
ujung sayapnya. Ciri yang tampak saat terbang ini mirip dengan uang dollar yang
juga memiliki lingkaran di tengahnya.
Seluruh tubuhnya berwarna abu-abu kebiruan gelap. Paruhnya dan kakinya
berwarna merah. Burung pemakan serangga ini bersarang di lubang pohon,
biasanya memakai bekas sarang burung paruh bengkok.

Pakannya berupa serangga terutama kumbang, ulat, semut, rayap dan
serangga kecil lainnya. Habitatnya cukup beragam mulai dari hutan primer, hutan
sekunder, sekitar areal aliran sungai hingga hutan conifer. Sebaran habitat Sang
Tiong secara global cukup luas. Dari 10 anak jenis yang ada, hanya anak jenis
“pacificus” yang dijumpai di Sumba.

124 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

ENDEMIK

julang sumba

Rhyticeros everetti | Sumba Hornbill | Ngguanggali, Gogali (ST, STh, SB)

BFAM ucerotidae 55-70 cm Dilindungi VU A II

Dari belasan jenis Julang/Rangkong yang
ada di Indonesia, tanduk (pada paruh) Julang
Sumba lebih pendek dan pipih dibandingkan
yang lainnya. Tanduknya berkembang
seiring dengan bertambah usia. Paruhnya
berfungsi sebagai perangkat akustik untuk
memperbesar suaranya yang bisa terdengar
hingga ribuan meter. Kepala dan leher jantan
merah karat kekuningan, sedangkan pada
betina berwarna hitam.

Julang menetaskan telur di dalam lubang pohon, terutama jenis Mara (Tetrameles
nudiflora). Sarangnya unik karena si betina harus masuk di dalamnya dan tugas
pejantan mengirimpan makan setiap hari. Julang seringkali terlihat berpasangan
yang menunjukan sifatnya yang monogami yaitu setia dengan satu pasangan sampai
mati. Cukup mudah dijumpai di hutan Billa, Mahaniwa, Manurara dan Maloba.

125BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

paok laus

Pitta elegans | Elegant Pitta | Parapau (ST, STh, SB)

PFAM ittidae 19-20 cm Dilindungi LC

Burung yang cantik ini bernama paok la’us. Dengan bulunya yang berwarna-
warni ini tak salah jika dalam bahasa Latin disebut Pitta elegans. Membuat orang
yang melihatnya mudah terpesona. Namun untuk sekadar mengintip keindahan
bulunya ternyata tidak mudah.
Hanya suaranya saja yang kerap terdengar menggema dari lantai rimba. Jenis
ini lebih sering berjalan di tanah, mengorek semak untuk mencari makan. Dan
jika dia mendengar atau merasakan kedatangan manusia maka dengan sekejap
terbang entah kemana. Si cantik yang pemalu.

Habitatnya cukup beragam mulai dari hutan primer, hutan sekunder hingga
hutan yang terfragmentasi atau terdegradasi. Pakannya berupa kumbang kecil,
ulat, dan keong-keong kecil. Si Cantik ini merupakan jenis burung endemik
Indonesia. Terdapat 5 anak jenis dan salah satunya yang hanya bisa dijumpai di
Sumba adalah “maria”.

126 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

branjangan jawa

Mirafra javanica | Horsfield’s Bush Lark | Manginu (ST)

AFAM laudidae 13-15 cm LC

Sang brangjangan sangat mirip sekali dengan apung tanah, baik bentuk dan
warna bulu, juga tempat hidupnya yaitu padang alang-alang. Branjangan jawa
berwarna coklat dengan perut dan punggung bercoret dan bertotol lebih gelap.
Saat terbang bulu ekor luar yang putih akan lebih terlihat. Sayapnya berwarna
merah karat. Burung yang memiliki suara bagus ini banyak dipelihara para pecinta
burung kicauan.
Di luar kawasan taman nasional banyak terjadi penangkapan liar karena
banyaknya permintaan dari luar pulau. Sedangkan di dalam kawasan Taman
Nasional cukup sulit untuk dijumpai. Terdapat 16 anak jenis Sang Brangjangan yang
tersebar luas dari Afrika hingga Australia. Anak jenis yang dijumpai di Sumba adalah
“parva”.

127BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

layanglayang batu

Hirundo tahitica | Pacific Swallow

HFAM irundinidae 13-14 cm LC

Nama si mungil ini sama sekali tidak mencerminkan korelasinya dengan
bentuk ‘layang-layang’ dan juga sifat ‘batu’, akan tetapi mungkin karena perilaku
terbangnya yang sering melayang-layang dan sarangnya yang terbuat dari lumpur
kemudian mengering terlihat seperti batu. Khusus di habitat pantai dalam kawasan
taman nasional, biasanya layang-layang batu sering berbaur dengan layang-
layang loreng sehingga untuk bisa membedakannya memerlukan alat bantu
seperti binokular atau lensa-tele. Ciri pembeda utama dengan layang-layang
loreng adalah pewarnaan bulu tubuh bagian bawah yang tidak bercak loreng
hitam dan ekornya lebih pendek serta ukuran tubuhnya lebih kecil.
Penyebaran hidupnya cukup luas dari India selatan hingga Papua dan terdiri
dari delapan anak jenis dan yang menetap di pulau Sumba adalah anak jenis
“javanica”. Sang Layang-layang batu lebih mudah dijumpai di sepanjang kawasan
hutan pantai terutama bagian Selatan kawasan taman nasional, padahal ia bisa
hidup sampai ketinggian lebih dari 1000 meter dpl.

128 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

layanglayang loreng

Hirundo striolata striolata | Striated Swallow

HFAM irundinidae 13-14 cm LC

Sang loreng ini lebih toleran terhadap aktifitas manusia dan infrastruktur artifisial
di sekitarnya. Kabel listrik seringkali menjadi tempat tenggernya saat sedang mencari
mangsa yang berupa serangga kecil. Sang loreng ini sering dijumpai di wilayah
pinggiran hutan dan pemukiman di sekitar kawasan.
Walaupun pewarnaan dominannya hampir sama dengan kerabatnya layang-
layang batu, namun sang loreng memiliki ciri khusus berupa coretan atau garis-
garis warna hitam pada bulu perut dan dadanya, dan apabila terbang lebih sering

melayang daripada mengepakan sayapnya sehingga ekornya
terlihat seperti gunting terbuka. Penyebaran empat anak
jenis layanglayang loreng cukup luas mulai dari India
sampai dengan Asia Tenggara dan yang dijumpai serta
menetap di Kawasan Taman Nasional adalah anak
jenis “striolata”. Baik sang loreng dan sang layang
batu, keduanya memiliki sarang berbentuk cangkir
yang terbuat dari lumpur-lumpur yang disimpan di
mulut kemudian ditBeUmRUpNGe-BlkUaRUnNGpDaI TdAaMAsNuNdASuIOtNdALinMdATiAnLgAWdA an12d9i
bawah kontruksi jembatan.

kicuit batu

Motacilla cinerea | Grey Wagtail

MFAM otacillidae 17-20 cm LC

Di Kawasan Laiwangi, kicuit batu pernah ditemukan di sekitar Sungai Katikuai.
Sedangkan di Kawasan Tanadaru pernah dijumpai di Sungai Lokuyengu. Ia terbang
mengikuti aliran sungai dan berhenti diantara bebatuan. Burung ini memiliki sayap
dan punggung warna abu-abu. Bagian dada, perut dan tunggir berwarna kuning.
Tenggorokan sang jantan berwarna hitam, sementara sang betina berwarna putih.

Sebarannya sangat luas dari Eropa, Afrika hingga Asia Tenggara. Terdapat 6
anak jenis, dan yang bisa dijumpai di Sumba adalah anak jenis “robusta”.

130 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

apung tanah

Anthus novaeseelandiae | New Zealand Pipit

MFAM otacillidae 17-18 cm LC

Sang penyamar yang lincah ini cukup sering dijumpai, terutama di habitat
padang alang-alang. Bulunya sangat mirip dengan warna rumput semak alang yang
sudah mengering. Sang burung akan terlihat lebih jelas pada areal bekas terbakar.
Terdapat enam anak jenis yang tersebar luas dari India hingga Indonesia. Khusus
yang sudah menetap di Indonesia, jenisnya berubah dari Apung Sawah (Anthus
rufulus) menjadi Apung Tanah. Anak jenis yang menetap di Sumba adalah “albidus”.

Sang Apung lebih banyak dijumpai secara soliter dengan posisi berdiri tegak.
Ia sangat aktif mencari pakan di habitat bekas terbakar. Termasuk omnivora karena
pakannya terdiri dari serangga kecil dan biji-biji rumput. Ia rutin migrasi antara
musim panas dan musim dingin. Sampai saat ini lokasi yang cukup mudah untuk
menjumpai Sang Apung adalah kawasan hutan Taman Mas.

131BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA

kepudangsungu besar

Coracina novaehollandiae | Black-faced Cuckooshrike

CFAM ampephagidae 32-35 cm LC

Sungguh sangat syahdu pada siang hari yang panas saat kita berteduh
dibawah pohon, kemudian mendengar lirihan suara Sang Kepudang yang cukup
melengking. Apabila sudah terbiasa, spontan kita akan menengok mencari sumber
suara. Arahkannlah ke dahan atau ranting pohon yang terletak ditepi hutan, maka
akan dijumpai sesosok burung abu-abu bersih rapi dan berpipi hitam.

Terkadang Sang Kepudangsungu terlihat sedang memakan serangga kecil atau
belalang yang ia temukan didahan pohon tersebut. Namun harus hati-hati karena
pewarnaah bulu pada fase remaja lebih mirip dengan burung kangkok ranting.
Hampir semua perjumpaan selalu soliter, walaupun ada pengamat lain pernah
menjumpainya dalam kelompok kecil. Penyebarannya Sang Kepudang yang terdiri
dari tiga anak jenis ini terbatas di Indonesia Timur hingga Australia dan anak jenis
yang dijumpai di Sumba adalah C.n.melanops.

132 BURUNG-BURUNG DI TAMAN NASIONAL MATALAWA


Click to View FlipBook Version