92 Dan Allah menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagi manusia, yang dengan kesemuanya itu manusia dapat mengerti dan memperoleh banyak manfaat. Berkat hal itu manusia dapat membedakan di antara segala sesuatu dan dapat mengenal kegunaan, manfaat, serta bahayanya bagi urusan agama dan duniawinya. Kami angkut mereka di daratan. (Al-Isra: 70) Yakni dengan memakai hewan kendaraan seperti unta, kuda, dan begal; sedangkan di lautan dengan perahu dan kapal laut. Kami beri mereka rezeki yang baik-baik. (Al-Isra: 70) Yaitu berupa hasil tanamtanaman, buah-buahan, juga daging dan susu serta berbagai jenis makanan lainnya yang beraneka ragam serta lezat dan bergizi. D. Surah Ar-Ra’d/13:11 ِف ِه ۡ َو ِمۡن َخل ِن ٌَدٌَۡ ِه ٌۡ ٞت ِّمۢن بَ ٰ ِبَ ُمعَمّ ۡمِر لَهُۥ َ ُظونَهُۥ ِمۡن أ َّن ٱ ََّل ۡحفَ ِ َّّٰللَ ۦ ٌَ ٱ َِّّٰۗلل إ َرادَ َ ِذَآ أ َوإ ۗ ِس ِهۡم نفُ َ َما بِأ ْ ِ ُروا ٰى ٌُغٌَّ ِ ُر َما بِمَۡوٍم َحتَّ َّّٰللُ بِمَۡو م ُسٓوٗءا فَ ََل َمَر ٌُغٌَّ ٱ دَّ ُهم ِّمن دُونِ ِهۦ ِمن َوا ٍل َو َما لَ لَهُۥۚ Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. ArRa‟ad : 11)
93 Tafsir Al-Muyassar atau Kementerian Agama Saudi Arabia : Allah mempunyai malaikat yang datang secara bergantian kepada manusia, baik dari depan maupun dari belakangnya, yang menjaganya dari perintah Allah dan menghitung apa-apa yang berasal darinya, kebaiakan maupun keburukan. Sesungguhnya Allah tidak merubah nikmat yang telah Dia berikan kepada suatu kaum, kecuali apabila mereka sendiri yang merubah apa yang Dia perintahkan kepada mereka, lalu mereka berbuat maksiat kepadaNya. Apabila Allah ingin meberikan malapetaka kepada suatu kelompok, maka tidak ada jalan untuk menghindarinya, dan tidak ada penolong bagi mereka selain Allah yang akan menangani urusan mereka, yang akan mendatangkan apa-apa yang mereka cintai dan menolak Dari mereka apa-apa yang tidak mereka sukai.80 80 https://tafsirweb.com/3971-surat-ar-rad-ayat-11.html
94 BAB VIII PENDIDIKAN YANG PALING DI PRIORITASKAN MENJADI LANDASAN DALAM MEMBANGUN JIWA PESERTA DIDIK (Badri, Muhammad Fadhly, Maizal Efendi, Muhammad Alif Al Aziz) A. Pengertian Materi Pendidikan Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik di bagian rohani atau di bagian jasmani. Ada juga para beberapa orang ahli mengartikan pendidikan itu adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam mendewasakan melalui pengajaran dan latihan. Dengan pendidikan kita bisa lebih dewasa karena pendidikan tersebut memberikan dampak yang sangat positif bagi kita, dan juga pendidikan tersebut bisa memberantas buta huruf dan akan memberikan keterampilan, kemampuan mental, dan lain sebagainya. Seperti yang tertera di dalam UU No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
95 kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara81. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai sebuah program yang mengandung komponen tujuan, proses belajar mengajar antara murid dan gurunya sehingga, akan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) menjadi lebih baik. Apalagi kita hidup di zaman sekarang ini pendidikan sangatlah diperlukan karena pendidikan itu akan membawa kita tidak ketinggalan jaman tetapi kita bisa memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik bagi kita. Pendidikan merupakan faktor penting bagi masyarakat, demi maju mundurnya kualitas masyarakat atau bangsa sangat bergantung pada pendidikan yang ada pada rakyat bangsa tersebut82. Para masyarakat mengartikan pendidikan adalah pengajaran yang di lakukan disekolah yang mana sekolah tersebut sebagai tempat terjadinya pengajaran atau pendidikan formal83. 81 Haryanto, 2012: dalam artikel “pengertian pendidikan menurut para akhli http://belajarpsikologi. com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/ diakses pada tanggal 9 april 2017 82 Ibit 83 Van Sujatmoko, 2011: Dalam Artikel Konsep, Fungsi, Tujuan, Dan Aliran-Aliran Pendidikan
96 B. Penafsiran Ayat-Ayat Pendidikan 1. Q.S. Luqman, 31 : 12 Allah Subhaanahu Wa Ta‟ala berfirman: ِن اَ ِح ْكَمةَ ْ ٰم َن ال مْ ُ تٌَْنَا ل ٰ َو َم ْن َولَمَدْ ا ِس هۚ ْش ُكُر ِلنَفْ َما ٌَ َو َم ْن ٌَّ ْش ُكْر فَِانَّ ا ْش ُكْر ِهِّٰللۗ ً َحِمٌْدٌ ٌّ َغنِ َر فَِا َّن ا هّٰللَ َكفَ Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur (tidak bersyukur), sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”(Q.S Luqman [31] : 12) Pada ayat 12, menerangkan bahwa Allah menganugerahkan kepada Luqman sebuah hikmah. Yakni sebuah perasaan yang halus, akal pikiran, dan kearifan yang dapat menyampaikan kepada pengetahuan yang hakiki dan jalan yang benar menuju kebahagiaan yang abadi. Dengan hal tersebut ia bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan dengan cara memberikan nasihat-nasihat yang baik kepada putranya Pada akhir ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang yang bersyukur kepada Allah, berarti ia bersyukur untuk kepentingan dirinya sendiri. Sebab Allah akan menganugerahkan kepadanya pahala yang banyak karena syukurnya tersebut. Sedangkan orang yang mengingkari nikmat Allah dan tidak bersyukur kepada-Nya, berarti ia telah berbuat aniaya kepada dirinya sendiri. Karena Allah tidak akan memberinya pahala bahkan menyiksanya dengan siksaan yang pedih.
97 Para ulama mendefinisikan istilah syukur dengan pemfungsian anugerah yang diperoleh dengan tujuan pemberiannya, dengan penggunaan hikmah sesuai dengan porsinya menjadikan penggunaan nikmat tersebut akan merujuk pada sang pemberi anugerah. Dalam definisi ini seorang hamba harus terlebih dahulu berfikir bahwa Allahlah sang pemberi anugerah tersebut. Maka di dalam ayat ini diterangkan bahwa Luqman telah mendapat hikmah itu. Ia telah sanggup mengerjakan suatu amal dengan tuntunan ilmunya sendiri. “Bahwa bersyukurlah kepada Allah!”, inilah puncak nikmat yang didapat oleh Luqman. Dia sudah berpengetahuan, baik karena pengalaman atau telah berguru dengan orang lain bahwasanya nikmat Allah meliputi seluruh hidupnya. Sebab itu tidak ada jalan lain, hanya satu yaitu bersyukur adalah terlalu rendah budi manusia jika dia telah tahu bahwa seluruh hidupnya diliputi oleh nikmat Allah, padahal didiamkan saja. “Dan barang siapa yang bersyukur”, atas nikmat dan rahmat yang telah diberikan oleh Allah, yang tidak dapat dihitung seberapa banyaknya, sejak manusia lahir ke dunia, menjalani hidupnya, hingga akhir hayatnya “Lain tidak, adalah ia bersyukur pada dirinya sendiri”. Sebab barangsiapa yang mengenang dan menghargai jasa orang lain kepada dirinya, terhitunglah dia sebagai orang yang budiman. Oleh sebab itu maka bersyukur adalah mempertinggi nilai dirinya sendiri, yang sudah layak dan wajar bagi insan yang sadar akan harga dirinya.
98 ”Dan barangsiapa yang kufur”, yakni tidak bersyukur, tidak mengenang jasa, dan tidak berterima kasih, “Maka sesungguhnya Allah Maha Kaya”, tidaklah akan kurang kekayaan Tuhan karena ada hamba-Nya yang tidak bersyukur, yang akan rugi yakni dirinya sendiri yang kufur. Karena entah seberapa banyaknya malaikat di alam semesta yang senantiasa bertasbih memuji Allah Subhanahu Wa Ta‟ala, karena Allahlah“ Maha Terpuji”84 2. Q.S. Luqman, 31 : 13 Allah Subhaanahu Wa Ta‟ala berfirman: ًَّ ََّل ٗه ٌٰبُنَ َو ٌَ ِعظُ َوهُ ٰم ُن َِّلبْنِ ه مْ ُ لَا َل ل ِ ْر َن َواِذْ تُ ْش ِر ْن بِا هّٰللِۗاِ َّن الشّ ٌم مٌ عَ ِظٌْ ْ ل لَظُ Artinya: “ (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.”(Q.S Luqman [31] : 13) Selanjutnya ayat 13 yang menggambarkan Luqman terkait pengaplikasian hikmah melalui ajaran terhadap anaknya yang berupa wasiat atau nasihat. Ayat di atas menguraikan : Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya dalam kondisi dia dari waktu 84 Hamka, Tafsir al-Azhar, Jilid 7, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982. hal. 5564
99 ke waktu menasihatinya bahwa “Wahai anakku janganlah kamu mempersekutukan Allah dengan suatu dengan apapun dan dilarang pula menyekutukanNya sekecil persekutuan pun, lahir ataupun batin. Persekutuan yang terlihat maupun terselubung Sesungguhnya syirik, yaitu mempersekutukan Allah adalah kedzaliman yang besar. Merupakan pemposisian sesuatu yang mulia pada tempat yang begitu buruk. Ibnu Katsir menjelaskan di dalam tafsirnya, bahwa Allah Subhanahu wa taala berfirman mengisahkan. Luqman tatkala memberi pelajaran dan nasihat kepada putranya yang bernama Tsaran. Kemudian Luqman berkata kepada putranya yang paling ia sayangi dan ia cintai, “Hai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun karena sesungguhnya syirik itu adalah perbuatan dzalim yang paling besar85. Mengenalkan Allah merupakan bagian yang paling dasar dari ajaran agama Islam yang harus dilakukan sebelum seseorang memberi pelajaran bagian dari ajaran Islam yang lain. 85 Salim & Bahreisy Said. 2006. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Singkat 6. Surabaya, PT. Bina Ilmu. Hal.262
100 3. Q.S. Luqman, 31 : 14 Allah Subhanahu Wa Ta‟ala berfirman: ِن َمٌْ ًْ َعا ٗه ِف ُ َصال ٰى َو ْه ٍن َّوِف َو ْهنًا َعل ُّمٗه َح َملَتْهُ اُ َواِلدٌَْ ِهۚ َسا َن ِب ْن َّْلِ َوَو َّصٌْنَا ا َم ِصٌْ ُر ْ ًَّ ال ِالَ َواِلدٌَْ َنۗ ًْ َوِل ِن ا ْش ُكْر ِل اَ Artinya: Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali. Selambat-lambat waktu menyapih ialah sampai anak berumur 2 tahun.”(Q.S Luqman [31] : 14) Ibnu Katsir menjelaskan di dalam tafsirnya, bahwa Allah memerintahkan kepada hambanya agar berbakti dan bertaubat kepada kedua orang tuanya, karena sesungguhnya ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah ditambah kelemahan si janin, kemudian setelah lahir, menyusuinya selama dua tahun, maka hendaklah engkau bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada kedua orang tuamu. Luqman memberitahukan kepada anaknya agar ia selalu berbakti kepada kedua orang tuanya apalagi dengan ibunya yang telah mengandungnya selama sepuluh bulan dalam keadaan lemah. Dan juga
101 mengingatkan agar selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu wa taala dan kepada kedua orang tuanya.86 4. Q.S. Luqman, 31 : 15 Allah Subhanahu Wa Ta‟ala berfirman: ِطعْ ُه َما مٌ فَ ََل تُ ْ َن بِ ه ِعل َس لَ ى اَ ْن تُ ْش ِر َن بِ ًْ َما لٌَْ ٓ ٰ ٰد َن عَل َواِ ْن َجاهَ ًَّ مَّ اِلَ ُ ث ًَّۚ اۖ َّواتَّبِ ْع سَبٌِْ َل َم ْن اَنَا َب اِلَ َمعْ ُر ْوفً ُه َما فِى الدُّنٌَْا َو َصا ِحبْ ْم ِبُكُ نَبّ ْم فَاُ ْو َن َم ْر ِجعُكُ ُ َمل ْم تَعْ بِ َما كُنْتُ Artinya: Jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya, (tetapi) pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan.(Q.S Luqman [31] : 15) Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini bahwa wajib bagi anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Dan walaupun engkau berbakti kepada kedua orang tuamu dan berlaku baik kepada keduanya namun jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan sesuatu dengan Allah Subhanahu wa Taala dan menyembah selain-Nya, 86 Salim & Bahreisy Said. 2006. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Singkat 6. Surabaya, PT. Bina Ilmu. Hal 262
102 maka janganlah engkau mengikuti dan menyerah kepada paksaan mereka itu. Dan dalam hal itu hendaklah engkau tetap menggauli dan menghubungi mereka dengan baik, normal dan sopan dan ikutilah jalan orang-orang yang beriman kepada Allah dan kembali taat dan bertobat kepada-Nya. Jadi apabila kedua orang tuamu menyuruhmu atau memaksamu untuk keluar dari agama Islam janganlah engkau mengikutinya sehingga kamu tetap pada agama Islam. Akan tetapi jangan sampai kamu membenci keduanya87. Menurut Al-Maroghi di dalam tafsirnya menjelaskan, dan apabila kedua orang tua memaksamu serta menekanmu untuk menyekutukan Aku dengan yang lain dalam hal ibadah yaitu dengan hal-hal yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu maka janganlah kamu taati apa yang diinginkan oleh keduanya. Sekalipun keduanya menggunakan kekerasan supaya kamu mengikuti kehendaknya, maka lawanlah keduanya dengan kekerasan juga jika keduanya benar-benar memaksamu. Dan pergaulilah keduanya di dalam urusan dunia dengan pergaulan yang diridhai oleh agama, dan sesuai dengan watak yang mulia serta harga diri, yaitu dengan memberi pangan dan sandang kepada keduanya, tidak boleh memperlakukan keduanya dengan perlakuan kasar, menjenguknya apabila sakit, serta menguburnya apabila mati. 87 Alim & Bahreisy Said. 2006. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Singkat 6. Surabaya, PT. Bina Ilmu. Hal. 262
103 Firman Allah, mengisyaratkan bahwa mereka mempergauli keduanya adalah suatu hal yang mudah. Karena sesungguhnya hal itu terjadinya tidaklah terus menerus, sehingga tidak menjadi beban berat bagi orang yang bersangkutan. Kemudian Allah kembali menyebutkan kelanjutan wasiat Luqman melarang anaknya berbuat syirik.88 5. Q.S. Luqman, 31 : 16 Allah Subhanahu Wa Ta‟ala berfirman: ْو فِى ال َّس ٰمٰو ِت ًْ َص ْخ َرٍة اَ مَا َل َحبَّ ٍة ِّم ْن َخ ْردَ ٍل فَتَ ُك ْن فِ ْ َهآ اِ ْن تَ ُن ِمث ًَّ اِنَّ ٌٰبُنَ ِطٌْ ٌف لَ ِت بِ َها ا هّٰللُۗاِ َّن ا هّٰللَ ْ ْر ِض ٌَأ َّْلَ َخبِ اَ ٌْ ٌر ْو فِى ا Artinya: (Luqman berkata), "Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha halus, Maha teliti.( Q.S Luqman [31] : 16) Menurut tafsir Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa beberapa nasihat dan wasiat Luqman kepada anaknya yang dilukiskan oleh ayat-ayat di atas, sebagaimana yang diucapkan oleh Luqman kepada anaknya berkata Luqman: “Hai anakku, perbuatan dosa dan maksiat walau seberat biji sawi dan berada di dalam batu, di langit atau di bumi akan didatangkan oleh Allah di hari 88 Al-Maroghi, Ahmad Mustafa. 1992. Tafsir terjemah Al-maraghi. Semarang, PT. Karya Toha Semarang. Hal. 156
104 kiamat nanti untuk memperoleh balasannya yang setimpal89. Menurut Al-Maroghi menjelaskan bahwa Luqman memberikan nasehat kepada anaknya. Adapun nasehat tersebut seperti halnya berikut “Hai anakku, sesungguhnya perbuatan baik dan perbuatan buruk itu sekalipun beratnya hanya sebiji sawi, lalu ia berada di tempat yang paling tersembunyi dan paling tidak kelihatan, seperti di dalam batu besar atau di tempat yang paling tinggi seperti di langit, atau tempat yang paling bawah seperti di dalam bumi, niscaya hal itu akan dikemukakan oleh Allah Subhanahu wa taala kelak di hari kiamat. Yaitu ada hari pembalasan ketika Allah meletakkan timbangan amal perbuatannya, apabila amalnya baik, maka balasannya pun juga baik, dan apabila amalnya buruk, maka balasannya pun juga buruk.90 6. Q.S. Luqman, 31 : 17 Allah Subhanahu Wa Taala berfirman: ٰى َمآ ُمْن َكِر َوا ْصبِ ْر َعل ْ َم ْعُرْو ِف َواْنهَ َع ِن ال ْ ُمْر بِال ْ َوأ وةَ ٰ ًَّ اَلِِم ال َّصل ٌٰبُنَ ُمْوِر َّْلُ ِل َن ِم ْن َع ْزِم ا اِ َّن ذٰ َصابَ َنۗ اَ Artinya: Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan 89 .Salim & Bahreisy Said. 2006. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Singkat 6. Surabaya, PT. Bina Ilmu. Hal. 264 90 Al-Maroghi, Ahmad Mustafa. 1992. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang, PT. karya Toha Semarang. Hal 157-158
105 cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.(Q.S Luqman [31] : 17) Menurut Ibnu Katsir menjelaskan tentang ayat ini bahwasanya Luqman berkata kepada anaknya; Hai anakku dirikanlah sholat dan laksanakanlah shalat tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan-ketentuannya, syarat-syaratnya, dan rukun-rukunnya, lakukanlah amar ma‟ruf nahi munkar sekuat tenagamu dan bersabarlah atas gangguan dan rintangan yang engkau hadapi selagi engkau melaksanakan tugas amar ma‟ruf nahi munkar itu91. Menurut Al-Maroghi, Kemudian di dalam ayat ini menjelaskan bahwasanya Luqman memberikan nasehat kepada anaknya diantaranya yaitu: Hai anakku, dirikanlah sholat yakni kerjakanlah shalat dengan sempurna sesuai dengan cara yang diridhai, karena di dalam salat itu terkandung ridha Allah, sebab orang yang mengerjakannya berarti menghadap dan tunduk kepadaNya. Dan di dalam shalat juga terkandung banyak hikmah di dalamnya, yaitu dapat mencegah orang yang bersangkutan dari perbuatan keji dan munkar. Maka apabila sesorang menunaikan hal itu dengan sempurna, niscaya bersihlah jiwanya dan berserah 91 Salim & Bahreisy Said. 2006. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir Singkat 6. Surabaya, PT. Bina Ilmu. hal. 264
106 diri kepada Allah, baik dalam keadaan suka maupun duka. 7. Q.S. Luqman, 31 : 18 Allah Subhanahu Wa Ta‟ala berfirman: ََّل ٌُ ِح ُّب ُك َّل اِ َّن ا هّٰللَ ۗ ْر ِض َمَر ًحا َّْلَ ْم ِش فِى ا َص ِعّ ْر َخدَّ َن ِللنَّا ِس َو ََّل تَ َو ََّل تُ ُم ْختَا ٍل فَ ُخْوٍرۚ Artinya : ”Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.”(Q.S Luqman [31] : 18) Menurut Ibnu Katsir menjelaskan dan janganlah engkau memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan memandang rendah orang yang berada di depanmu dan janganlah engkau berjalan di muka bumi Allah dengan angkuh, karena Allah sekali-kali tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri92. Menurut Al-Maroghi Menjelaskan di dalam tafsirnya, Dan sesudah Luqman memberikan wasiat kepada anaknya dengan berbagai macam hal, kemudian ia mengingatkan kepada anaknya akan halhal lain diantaranya yaitu: Janganlah kamu memalingkan muka kamu terhadap orang-orang yang 92 Salim & Bahreisy Said. 2006. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Singkat 6. Surabaya, PT. Bina Ilmu. hal. 264
107 kamu berbicara dengannya, karena sombong dan meremehkannya. Akan tetapi hadapilah mereka dengan muka yang berseri-seri dan gembira, tanpa rasa sombong dan tinggi diri. Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan angkuh dan menyombongkan diri, karena sesungguhnya hal itu adalah cara jalan orangorang yang angkara murka dan sombong, yaitu mereka yang gemar melakukan kekejaman di muka bumi dan suka berbuat dzhalim terhadap orang lain. 8. Q.S. Luqman, 31 : 19 Allah Subhanahu Wa Ta‟ala berfirman: َصْو ُت ْصَوا ِت لَ َّْلَ اِ َّن اَْن َكَر ا ًْ َم ْشٌِ َن َوا ْغ ُض ْض ِم ْن َصْوتِ َنۗ ِصدْ فِ َوالْ ِر َحِمٌْ ال ࣖ ْ Artinya : Dan besederhanalah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” Menurut Ibnu Katsir menjelaskan, dan hendaklah engkau berlaku sederhana kalau berjalan, jangan terlampau cepat dan buru-buru dan jangan pula terlampau lamban bermalas-malasan. Demikian pula bila engkau berbicara lunakkanlah suaramu dan janganlah berteriak-teriak tanpa ada perlunya. Karena seburukburuknya suara adalah suara keledai93. 93 Bahreisy, Salim & Bahreisy Said. 2006. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Singkat 6. Surabaya, PT. Bina Ilmu. hal. 264
108 Menurut M. Quraisy Shihab Menjelaskan, bahwa nasehat Luqman kali ini berkaitan dengan akhlak dan sopan santun dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Materi pelajaran akidah, beliau selingi dengan materi pelajaran akhlak, bukan saja agar peserta didik tidak jenuh dengan satu materi, tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa ajaran akidah dan akhlak merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Beliau menasehati anaknya dengan berkata “dan wahai anakku di samping butir-butir nasihat yang lalu, janganlah juga engkau berkeras memalingkan pipimu, yakni mukamu, dari manusia, siapa pun dia didorong oleh penghinaan dan kesombongan. Tetapi tampilah kepada setiap orang dengan wajah berseri penuh rendah hati. Dan apabila engkau melangkah janganlah berjalan di muka bumi ini dengan angkuh, tetapi berjalanlah dengan lemah lembut penuh wibawa. Sesungguhnya Allah tidak menyukai, yakni tidak melimpahkan anugerah kasih sayang-Nya kepada orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan bersikap sederhanalah dalam berjalanmu, yaitu jangan membusungkan dada dan jangan juga menundukkan kepala seperti halnya orang sakit. Jangan berlari-lari tergesa-gesa dan juga jangan melambat sehingga menghabiskan waktumu dan lunakkanlah suaramu sehingga tidak terdengar kasar bagaikan teriakan keledai.
109 Jika merujuk dalam Al-Quran tujuan pendidikan tidak terlepas dari tujuan hidup manusia yaitu menciptakan pribadi-pribadi yang bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta‟ala, sebagaimana yang dijelaskan di dalam Al-Qur‟an bahwasanya Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman: ْو ِن َس اِ ََّّل ِلٌَ ْعبُدُ ْن َّْلِ ِج َّن َوا ْ ُت ال َو َما َخلَمْ Artinya : ”Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu.”(Q.S Az-Zariyat [51] : 56)
110 BAB IX KELEMAHAN DALAM DIRI MANUSIA (Sri Wahyuni, Aliza) A. Kelemahan dalam Diri Manusia Setiap manusia yang beriman mempunyai kesalahan dan memiliki sifat buruk yang terkadang susah untuk dihilangkan. Tidak seorang Mukmin yang murni atau sempurna. Contoh, Nabi Muhammad Saw pernah bersabda kepada Abu Dzarr ra, beliau bersabda, “Engkau seorang yang masih ada padamu sifat jahiliyah. ” Dalam siroh para sahabat Nabi, sahabat Abu Dzar adalah seorang sahabat utama termasuk dari orang-orang pertama yang beriman dan berjihad, namun ternyata masih ada kekurangannya. Kelemahan Abu Dzarr adalah terlalu zuhud sehingga selalu merasa diri sempurna karenanya dia reaktif terhadap sahabat Bilal” Namun kelemahan ini langsung dikoreksi Nabi Muhammad Saw. “Wahai Abu Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu rakaat.” (HR. Ibnu Majah). 94Adapun ayat-ayat yang menjelaskan tentang kelemahan manusia akan dijelaskan sebagai berikut 94Dr. DR. H. Abuddin Nata, MA. 2008.Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
111 1. Q.S. Al-Ma’arij, 70 : 19-26 ل َخٌْ ُر ْ َم َّسهُ ا ا َّواِذَا َم َّسهُ ال َّش ُّر َج ُزْو ًعۙ ا اِذَا ْو ًعۙ ُ َسا َن ُخِل َك َهل َِّلْن ْ ۞ اِ َّن ا ِهْم َواِل ْم ًْٓ اَ ِذٌْ َن فِ َّ َوال ۖ ِٕى ُمْو َن ۤ ِهْم دَا ٰى َصََلتِ ِذٌْ َن ُه ْم َعل َّ ال ِ ٌْ َنۙ ّ ُم َصل ْ اِ ََّّل ال ۙ ْو ًعا َمنُ م َم ْح ُرْوِۖ ْ ِل َوال ِٕى ۤ ِل َّسا ّ ۖ ل ْو ٌم ُ ك َّم ْعل َح ٌّ ۖ ِن ْو َن بٌَِ ْوِم الِدٌّْ َصِدّلُ ِذٌْ َن ٌُ َّ َوال Artinya: Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu,bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.(Q.S AlMa`arij [70] : 19-26) Tafsir dan Penjelasan: ”Sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan keluh kesah”.Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna dan melengkapinya dengan sifat yang unggul. Keunggulannya dibandingkan seluruh makhluk sebagaimana ditunjukkan oleh kemampuan intelektualnya yang khas dalam berpikir dan memahami, dan kesiapannya untuk belajar dan mengembangkan budaya tidak perlu dipertanyakan lagi.
112 Menurut Al-Dhahhak, manusia disini khusus orang kafir.95 Dalam ayat-ayat yang menjadi materi pengecualian (mustatsna)atau yang menjadi mukhashshish dari keumuman lafal alInsan tersebut. Manusia yang pertama menjadi mukhashshish adalah orang-orang yang mendirikan sholat (al-mushallin), dimana kita dapat membedakan bahwasannya sholat merupakan seorang Muslim dengan seorang Kafir. Jadi, jika pendapat alDhahhak ini diikuti, Maka tafsiran ayat ini adalah “sesungguhnya orang kafir diciptakan dalam keadaan bersifat keluh kesah”. Mafhum mukholafahnya adalah, orang Islam yang mendirikan sholat tidaklah bersifat demikian. Maksud dari kata “Halu‟a” (Keluh Kesah) menurut Ibnu Kisan menafsirkan ayat ini dengan ; “Allah menciptakan manusia dengan sifat selalu menyukai perkara-perkara yang menyenangkan, dan selalau tidak menyukai perkara-perkara yang tidak menyenangkan. Tidak mau memberikan sesuatu yang disenanginya dan tidak sabar atas sesuatu yang dibencinya.” Ayat berikutnya yaitu : Al-Syarr „kejelekan‟, „kesusahan‟, „kerugian‟, adalah sesuatau yang dibenci dan sangat tidak dikehendaki oleh manusia. Sedangkan Al-Khair „kebaikan‟, „kesenangan‟, „keuntungan‟, Merupakan sesuatau yang dikehendaki dan diinginkan oleh manusia.namun demikian suka atau tidak suka, keduanya yang sangat bertentangan itu 95 Kholil, Moenawar. 1985. Al-Qur‟an Dari Masa ke Masa. Solo: C.V Ramadhani
113 merupakan bagian dari realitas kehidupan manusia yang mesti dihadapi secara bijaksana. Kebaikan, kesenangan, dan keuntungan yang merupakan bagian dari anugerah Allah hendaknya diterima dengan hati penuh syukur kepada-Nya dan menjauhi segala larangan-laranganNya. Sebaliknya, keburukan, kesusahan, dan kerugian, hendaknya disikapi dengan jiwa yang penuh kesabaran dan ketabahan disertai tawakal kepada-Nya. ”Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya”. Ini adalah ayat yang mentakhish keumuman lafal al-Insan. Artinya, bahwa orang-orang yang tetap mengerjakan sholat tidak termasuk manusia yang menolak kebaikan dengan tidak mensyukurinya dan menyesali kejelekan dengan tidak sanggup bersikap sabar menghadapinya. Orang yang selalu mendirikan sholat memiliki hubungan dan ketergantungan vertikal yang sangat kuat kepada Allah SWT. dan akan selalu memposisikan kebaikan dan keburukan yang menimpanya sebagai batu ujian keimanan, sebagaimana firman Allah dalam surat AlAnbiya ayat 35 ْر َجعُ ْو َن ٌْنَا تُ َوِالَ ۗ نَةً ِر فِتْ َخٌْ ْ ْو ُكْم بِال َّشِّر َوال ُ ِۗت َونَْبل َمْو ْ ال ِٕىمَةُ ۤ ٍس ذَا ُك ُّل نَفْ Artinya :”Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarbenarnya). dan Hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.”(Q.S Al-Anbiya [21] : 35) Sholatihim da-imun dalam ayat diatas menegaskan bahwa shalat yang akan menetralisir manusia sebagai mahluk yang berkeluh kesah adalah
114 sholat yang dilakukan secara terus menerus. Dalam bahasa Arab, berarti mengerjakan sesuatau secara terus menerus dan tidak pernah berhenti. Orang tidak pernah berhenti kentut (maaf !) Jadi, shalat da-im ialah shalat yang dialksanakan selamanya dan tanpa henti. Shalat daim maksudnya melaksanakan dan mengaplikasikan ruh dan nilai-nilai dari ajaran ritualitas shalat kedalam gerakan hidup sehari-hari sejak bangun pagi hingga beranjak tidur. Menurut penjelasan dari ayat diatas, bahwa orang yang setia melaksanakan shalat dan berusaha menerapkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari adalah orang yang tidak akan berkeluh kesah menghadapi sesulit apapun kehidupan ini. Kelompok orang yang tidak akan mengalami keluh kesah, yaitu 1. Orang-orang yang memberikan sebagian hak kekayaannya kepada fakir miskin, 2. Orang-orang yang membenarkan akan datangnya hari pembalasan, 3. Orang-orang yang merasa takut akan siksaaan Allah, 4. Orang-orang yang memelihara kemaluannya selain kepada istri-istrinya, 5. Orang-orang yang memelihara amanat, 6. Orang-orang yang selalu memberikan kesaksian yang benar.
115 2. QS. Al-Rum, 30 : 54 بَ ْعِد َل ِم ْنۢ َّم َجعَ ُ َّوةً ث بَ ْعِد َض ْع ٍف لُ َل ِم ْنۢ َّم َجعَ ُ ِذ ْي َخلَمَ ُكْم ِّم ْن َض ْع ٍف ث َّ ال هّٰللُ اَ مَِدٌْ ُر ْ ُم ال ِلٌْ عَ ْ َو ُهَو ال ُءۚ ۤ ُك َما ٌَ َشا ُ ْخل ٌَ ۗ َض ْعفًا َّو َشٌْبَةً َّوةٍ لُ Artinya: “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuas,”(Q.S.Al-Rum [30] :54) Tafsir / Penjelasan : Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna dan melengkapinya dengan sifat yang unggul. Keunggulannya dibandingkan seluruh makhluk sebagaimana ditunjukkan oleh kemampuan intelektualnya yang khas dalam berpikir dan memahami, dan kesiapannya untuk belajar dan mengembangkan budaya tidak perlu dipertanyakan lagi. Pernahkah kita berpikir, mengapa meski memiliki seluruh sifat yang unggul ini manusia memiliki tubuh yang sangat rentan, yang selalu lemah terhadap ancaman dari luar dan dalam? Mengapa begitu mudah terserang mikroba atau bakteri, yang begitu kecil bahkan tidak tertangkap oleh mata telanjang? Mengapa ia harus menghabiskan waktu tertentu setiap harinya untuk menjaga dirinya bersih? Mengapa ia membutuhkan perawatan tubuh setiap hari? Dan mengapa ia bertambah usia sepanjang waktu?
116 Manusia bukan makhluk super, walaupun manusia makhluk yang diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna, tetapi manusia adalah makhluk yang paling lemah diantara makhluk-makhluk lainnya. Dengan makhluk yang tidak bernyawa seperti angin,air,tanah dan api pun manusia tidak bisa melawannya. Angin jika telah menjadi angin puting beliung akan mengancam jiwa manusia. Air jika menjadi air bah dan tsunami akan melenyapkan peradaban manusia. Tanah jika bergunjang dan longsor akan mengubur manusia. dan api jika telah berkobar membara akan menghanguskan manusia. Tak ada yang patut disombongkan pada diri manusia. La haula wala quwata illah Billah. Tiada daya dan upaya melainkan dari Allah. 3. QS. AL-Ahzab, 33 : 72. َها نَ ْ ِل فَاَبٌَْ َن اَ ْن ٌَّ ْحِمل ِجبَا ْ ْر ِض َوال َّْلَ َعلَى ال َّس ٰمٰو ِت َوا َمانَةَ َّْلَ اِنَّا َع َر ْضنَا ا ْو ًما ُ اِنَّٗه َكا َن َظل ۗ َسا ُن ْن َّْلِ َها ا َو َح َملَ َها َن ِمْن َواَ ْشفَمْ َج ُهْو ًَّلۙ Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gununggunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. Sehingga Allah mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin lakilaki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin lakilaki dan perempuan. Dan Allah
117 Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. Al-Ahzab [33] : 72-73) Ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah melakukan komunikasi dengan menawarkan al-Amanat kepada langit, bumi dan gunung sebelum kemudian diterima oleh manusia. Dalam Mufradat fi Ghorib Al-Qur‟an, Raghib alIsfahany mengartikan al-Amanat dengan akal, karena dengan akallah pengertia tauhid, keadilan, pelajaran huruf-huruf hijaiyah, segala yang dapat diketahui dan diperbuat manusia tentang keindahan. Dengan akal, manusia diunggulkan diatas mahluk-mahluk lain. Sedangkan al-Zamakhsyari lebih memilih makna ketaatan sambil mentakwilkan kata al-haml dalam rangka penolakan. Sementara Ibn Jarir al-Thabrani, didalam tafsirnya, memilih memaknai amanat didalam agama, dan amanat-amanat dalam kehidupan manusia. Kata amanat alam bentuk tunggal muncul dalam Al-Qur‟an hanya satu kali, yaitu pada QS. Al-Baqarah : 283, dalam kaitannya dengan pencatatan hutang:”Kalau kamu dalam perjalanan dan kamu tidak menemukan seorang penulis, hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang, tetapi bila kedua belah pihak sudah saling mempercayai, hendaklah yang dipercayai menunaikan amanatnya.” Apabila ktia memperhatikan kata amanat dengan kaitan kontekstualnya pada surat Al-Ahzab :72, ada beberapa qarinah yang membedakan artinya dengan arti amanat, yaitu : Pertama, sebagaiamana telah sering disinggung bahwa kata amanat pada ayat ini dalam bentuk tunggal dan diawali dengan al yang menunjukan
118 kekhususan. Kedua,kata al-amanat dikaitkan dengan kata al-insan , bahwa al-amant itu ditawarkan kepada manusia dalam pengertian al-Insan dimana ia sendiri sanggup menerima dan memikulnya. Dan ketiga, langit, bumi, dan gunung-gunung yang untuk pertama kalinya menerima tawaran tersebut, semua menolaknya. Setiap alam semesta selain manusia, berjalan dengan hokum alamnya secara terpaksa dan penuh kepatuhan, tanpa harus menanggung resiko dari apa yang telah diperbuatnya. Seandainya langit menghujani bumi dengan gemuruh petirdan menahan turunnya hujan sehingga bumi rusak kekeringan tidak ada tanaman, atau seandainya langit berbaik hati menyirami bumi sehingga hidup kembali, maka langit sama sekali tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu. Sama halnya seandainya bumi berguncang merusak pemukiman dan segenap hidup, kemudian memuntahkan lahar panas dan mengahncurkan yang ada, atau dia berbaik hati dengan mengeluarkan barang-barang tambang yang berharga dan minyak yang melimpah sehingga penduduknya makmur sejahtera. Hanya manusialah yang bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri, yang menghasilkan pahala atau siksa. Tak seorang pun yang menanggung akibat perbuatan orang lain. Dan tidak satupun perbuatan yang tanpa balasan. In khairan fa khairan wa in syarran fa syarrun96 96 Kholil, Moenawar. 1985. Al-Qur‟an Dari Masa ke Masa. Solo: C.V Ramadhani
119 4. QS. Al-Balad 90 : 4-8. ْن َّ د اٌََ ْح َس ُب اَ ْن ل ًْ َكبٍَۗ َسا َن فِ ْن َّْلِ نَا ا ْو ُل اَ ْهلَ ْك ل ُت َمَدْ َخلَمْ َحدٌۘ ٌَمُ ٌْ ِه اَ ِد َر َعلَ ٌَّمْ ِنۙ ٗه َعٌْنَ ٌْ َّ ْل ل ْم نَ ْجعَ اَلَ ۗ َحدٌ ْم ٌَ َرٗهٓ اَ َّ اٌََ ْح َس ُب اَ ْن ل ۗ بَدًا ُّ َما ًَّل ل Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya?dan mengatakan: "Aku telah menghabiskan harta yang banyak". Apakah Dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya? Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata.(Q.S. Al-Balad [90] : 4-8) Pejelasan: Maka mana jawab sumpah ini,sesuatu yang ingin disampaikan Allah sehingga menggunakanqosam(sumpah),adalah kalimat „laqod kholaqnal insana fii kabad‟(sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam kondisi susah dan payah).Berarti statement ini adalah statement yang sangat penting karena menggunakan sumpah,juga menggunakan „la‟ ada tauhid,kemudian ada „qod‟ memiliki makna tauhid (sungguhsungguh/benar-benar) kami telah menciptakan manusia dalam keadaan susah payah,dan tujuannya adalah agar kita memiliki perhatian terhadap masalah ini,bahwa manusia diciptakan oleh Allah itu harus susah payah,dalam masalah menghadapi dunia ini,yaitu untuk beribadah,maka dalam beribadah dan beriman itu banyak susah payahnya. Jadi, memper tahankan
120 eksistensi keimanan kita juga berat dan susah payah, banyak rintangannya. Oleh karena itu,kita harus menjadikan dunia ini untuk bersusah payah untuk mencari kebahagiaan diakhirat.Kemudian „kabad‟ ini memiliki makna yang lain,hati yang berani,manusia diciptakan oleh Allah memiliki hati yang berani berbuat maksiat,keras hatinya. (Apakah dia mengira bahwa tidak ada orang yang menguasainya,apakah manusia itu mengira bahwa sekali-kali tidak ada seorang pun yang berkuasa atas dirinya).Ini adalah manusia yang sombong,meyakini tidak ada orang yang lebih kuat darinya. Ayat ini ada asbabun nuzul-nya,ada orang kafir namanya abul assudail aljumai,dia itu bangga dengan kekuatannya,yaitu pernah di uji coba di sebuah pasar di Mekkah,dia mengambil satu kain di pasar itu,kemudian dia injak,kemudian dia adakan sayembara,barangsiapa yang dapat menarik kain ini maka ia akan mendapatkan hadiah darinya,dan tidak ada satu pun yang dapat menariknya.Sampai kemudian akhirnya damai,kelompok itu bersatu sebanyak 10 orang yang kemudian menginjak kain itudan ternyata akhirnya yang kalah adalah kain yang robek. Orang yang memusuhi Rasulullah صلى الله عليه وسلم .Pernah ada kisah yaitu Rukanah seorang pegulat tangguh yang pernah menantang Rasulullah,jadi kalau dia menang dia akan masuk islam,tapi kalau Rasul kalah maka Rasul tidak boleh menyebarkan islam.Sampai ketiga kali banting tetap dimenangkan Rasulullah,akhirnya Rukanah kalah akhirnya dia masuk islam. Walaupun asbabun nuzul-nya kepada abul assudail aljumail,namun ayat ini ditujukan keseluruh
121 manusia,bahwa manusia dengan sebesar apapun kekuatannya,tidak boleh menyombongkan diri, contohnya seperti fir‟aun bangga dengan kerajaannya,hancur di tengah lautan.Haman juga hancur di tengah lautan karena bangga dengan prajuritnya yang begitu besar. Qorun hancur dengan kekayaannya. Jadi kekuatan apapun yang diberikan Allah SWT kepada kita tidak boleh membuat kita kufur kepada Allah SWT. Mereka mengatakan : “aku telah menghabiskan uangku (untuk memusuhi Nabi Muhammad) adalah sindiran Allah dalam ayat ini.Asababun nuzul-nya adalah ayat ini turun kepada orang yang masuk islam yang bernama Amir bin Naufal,dia mengatakan kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم ketika melakukan sebuah dosa dan meminta sebuah fatwa. “Ya Rasulullah! saya telah melakukan maksiat apa yang harus saya lakukan?”.kemudian kata Rasulullah memerintahkan agar dia membayar kafarat (membayar sejumlah uang untuk menebus kesalahannya), kafarat ada dalam islam tetapi hanya pada perbuatan-perbuatan tertentu, misalnya: berhubungan suami - istri siang hari di bulan Ramadhan, dzihar, ila, sumpah yang tidak dipenuhi, nazar yang tidak dipenuhi,selain itu harus bertaubat dan ada hukumannya, lalu Amir bin Naufal menjawab : “kalau seperti ini hartaku habis hanya untuk membayar kafarat dan infak sejak saya masuk agama Muhammad”. Sehingga penyesalan orang ini dibantah oleh Allah SWT padahal yang dikeluarkannya tidak banyak,sedangkan yang diberikan Allah kepadanya jauh lebih banyak dari pada pemberiannya. Maka ayat selanjutnya: Ia mengira bahwa tidak ada yang
122 melihatnya) Ia mengira bahwa kata-kata riya itu tidak ada yang melihatnya padahal Allah SWT tahu seberapa besar uang yang digunakan untuk membayar kafarat dan nafkah itu sebenarnya sedikit,tapi dia mengira itu banyak. (Kemudian lubada itu artinya jamak jadi artinya begitu banyak ia keluarkan hartanya). Apakah ia mengira bahwa tidak satupun orang yang melihatnya padahal Allah SWT melihat itu semuanya.Termasuk ayat ini maknanya adalah Apakah mereka mengira bahwa Allah SWT tidak akan menanyakan hartanya pada hari kiamat dari mana dia dapat dan kemana dia infaqkan, menurut Qotadah seorang tabi‟in.ini bermakna bahwa kondisi orang-orang yang tidak beriman dimana ia tidak meyakini bahwa apa yang ia kerjakan itu dilihat oleh Allah SWT. Maka kesombongan-kesombongan mereka dibantah oleh Allah SWT dengan menghadirkan kenikmatan-kenikmatan lebih besar daripada itu,maka pada episode yang kedua Allah SWT menyebutkan nikmat-nikmat yang diberikan Allah SWT kepadanya.Jadi,kondisi orang-orang kafir tadi kemudian dibantah oleh Allah SWT dengan ayat ke-8. (Bukankah kami telah menjadikan untukmu sepasang mata) Artinya kalau mereka tidak mempunyai mata,tak mungkin mereka kaya,menjadi kuat,jadi harus ingat terhadap apa yang diberikan oleh Allah,karena mata ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk meraih itu semua.Dan dengan mata ini pula kita bisa melihat suasana alam,mentadaburi ayat-ayat Allah,bisa membaca AlQur‟an
123 5. QS. Al-Nisa’ 4 :28-29. ْوهُ ُ ًسا فَ ُكل ۗ فَِا ْن ِطْب َن لَ ُكْم َع ْن َش ًٍْء ِّمْنهُ نَفْ ِه َّن نِ ْحلَةً تِ ٰ َء َصدُل ۤ َسا ِ تُوا النّ ٰ َوا ا ًٔ ـ ۤ ا َّمِرٌْ ًٔ ـ ۤ َهنِ ٌْ Artinya: Allah hendak memberikan keringanan kepadamu[286], dan manusia dijadikan bersifat lemah. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu dan janganlah kamu membunuh dirimu.Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (Q.S. Al-Nisa‟ [4] : 28- 29) Tafsir / Penjelasan : Manusia menganggap semua kebutuhan ini adalah fenomena alami. Namun, sebagai manusia, keperluan perawatan tersebut memiliki tujuan tersendiri. Setiap detail kebutuhan manusia diciptakan secara khusus. Kebutuhan manusia yang tanpa batas diciptakan dengan sengaja, agar ia mengerti bahwa dirinya adalah hamba Allah dan bahwa dunia ini adalah tempat tinggalnya yang sementara. Manusia tidak memiliki kekuasaan apa pun terhadap tanggal dan tempat kelahirannya. Sebagaimana halnya, ia tidak pernah mengetahui di mana atau bagaimana ia akan meninggal. Lebih lanjut lagi, seluruh usahanya untuk membatasi faktor-faktor yang berpengaruh negatif bagi hidupnya adalah sia-sia dan tanpa harapan.
124 Manusia memang memiliki sifat rentan yang membutuhkan banyak perawatan untuk tetap bertahan. Ia pada hakikatnya tidak terlindungi dan lemah terhadap kecelakaan tiba-tiba dan tak terduga yang terjadi di dunia. Sama halnya, ia tidak terlindungi dari risiko kesehatan yang tidak dapat diperkirakan, tak peduli apakah ia penghuni peradaban yang tinggi atau pedesaan di gunung yang terpencil dan belum maju. Sepertinya setiap saat manusia dapat mengalami penyakit yang tak tersembuhkan atau mematikan. Kecelakaan yang menyebabkan kerusakan tak tersembuhkan pada kekuatan fisik atau daya tarik seseorang yang tadinya membuat cemburu. Lebih jauh, hal ini terjadi pada seluruh manusia: apa pun status, kedudukan, ras, dan sebagainya, tidak ada pengecualian terhadap akhir tersebut. Kehidupan seorang pesohor dengan jutaan penggemar dan seorang penggembala biasa dapat berubah secara drastis pada suatu saat karena kecelakaan yang tidak terduga . Tubuh manusia adalah organisme lemah yang terdiri dari tulang dan daging dengan berat rata-rata 70- 80 kg. Hanya kulit yang lemah melindunginya. Tidak diragukan, kulit yang sensitif ini dapat dengan mudah terluka dan memar. Ia menjadi pecah-pecah dan kering ketika terlalu lama terkena sinar matahari atau angin. Untuk bertahan terhadap berbagai gejala alam, manusia harus berjaga-jaga terhadap dampak lingkungan. Meskipun manusia dilengkapi dengan sistem tubuh yang luar biasa, "bahan-bahan" nya (daging, otot, tulang, jaringan saraf, sistem kardiovaskuler dan lemak) cenderung meluruh. Bila manusia terdiri dari bahan lain, bukan daging dan lemak, bahan yang tidak memberi
125 jalan bagi penyusup dari luar seperti mikroba dan bakteri, tidak akan ada kesempatan untuk menjadi sakit. Bagaimanapun, daging adalah zat yang paling lemah: ia menjadi busuk bahkan berulat bila dibiarkan pada suhu ruang untuk beberapa waktu.Untuk senantiasa mengingatkan kepada Allah, manusia acap kali merasakan kebutuhan pokok tubuhnya. Jika terkena cuaca dingin, misalnya, ia mengalami risiko kesehatan; sistem kekebalan tubuhnya perlahan-lahan "jatuh". Pada saat tersebut, tubuhnya mungkin tidak dapat menjaga temperatur tubuh konstannya (37ºC) yang penting untuk kesehatan yang baik. Laju jantungnya melambat, pembuluh-pembuluh darahnya berkontraksi, dan tekanan darah meningkat. 97 97 Kholil, Moenawar. 1985. Al-Qur‟an Dari Masa ke Masa. Solo: C.V Ramadhani
126 BAB X MENGIDENTIFIKASI DAN MEMBEDAKAN ANTARA LINGKUNGAN PENDIDIKAN YANG BAIK MAUPUN YANG BURUK YAKNI LINGKUNGAN PENDIDIKAN KELUARGA, LINGKUNGAN PENDIDIKAN MASYARAKAT, LINGKUNGAN PENDIDIKAN SEKOLAH (Fitratul Mubaraq, Awaluddin Hidayat, Muhammad Rafi Dhaifullah, Yusuffendra) A. Lingkungan Pendidikan Keluarga Lingkungan pertama bagi seoramg anak adalah lingkungan keluarga. Keluarga merupakan tempat yang sangat penting bagi seorang anak tentunya. Tempat anak anak mendapati pengalaman pertamanya. Dalam lingkungan keluarga, peran orang tua dalam pendidikan anak sangatlah penting karna orang tua adalah figuran bagi seorang anak. َّمٍة اُ ْخِر َج ْت ِل َر اُ ْم َخٌْ ُمْن َكِر ُكْنتُ ْ َهْو َن َع ِن ال َم ْعُرْو ِف َوتَْن ْ ُمُرْو َن بِال ْ لنَّا ِس تَأ ْو َن ُمْؤ ِمنُ ْ ۗ ِمْن ُهُم ال ُهْم َّ َكا َن َخٌْ ًرا ل ِب لَ ٰ ِكت ْ َم َن اَ ْه ُل ال ٰ ْو ا َولَ ْو َن بِا هِّٰللۗ َوتُ ْؤ ِمنُ ْو َن ِسمُ ٰ ف ْ ُر ُه ُم ال َواَ ْكثَ Artinya: Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS Ali Imran [3] : 110)
127 Kehidupan keluarga itu ibarat sekolah terbuka dengan jurusan atau materi pendidikan yang tidak terhingga. Barang siapa sanggup mengelolanya dengan baik, maka Allah Swt, akan menganugrahkannya keberkahan. Kehidupan keluarga yang terdiri atas suami istri dan anak-anak akan menjadi potret kesempurnaan. Di dalamnya, Allah Swt, tidak saja memberikan keteduhan berupa cahaya ilmu, namun juga ketentraman hati sebagai buah dari amanah atau tanggung jawab yang telah dijaga. Apa, misalnya, tanggung jawab dan hak-hak dalam keluarga yang harus dipenuhi? Ilmu, nafkah, ibadah, dan lainnya. Seorang suami tentu memiliki tanggung jawab membimbing dan mengarahkan istrinya, juga anak-anaknya. Demikian halnya dengan seorang istri. Ia harus mampu mendukung ibadah-ibadah yang dilakukan suami. Jika komponen tugas-tugas itu bisa dilakukan dengan baik dan amanah, maka sebuah kelurga akan dipenuhi oleh cahaya ilmu. Dan, dengan ilmu itu, niscaya Allah Swt, akan memuliakannya.98 Selain itu, keluarga juga merupakan satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat. Keluarga dalam sosiologi adalah batih. Batih ini dimanamana menjadi sendi masyarakat yang terutama. Batih adalah tempat lahir, tempat pendidikan, tempat perkembangan budi pekerti si anak. Batih juga lambang, tempat dan tujuan hidup bersama isteri sehingga ahli sosiologi dan ahli paedagogik sosial, ahli negara dan 98https://medialiterasinasional.com/pendidikan-di-lingkungankeluarga/
128 sebagainya sama berpendapat bahwa sendi masyarakat yang sehat dan kuat adalah batih yang kukuh sentosa99 Menurut William Bennet,pertahankan budaya keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal bagi seseorang begitu ia dilahirkan di dunia. mengungkapkan bahwa keluarga adalah tempat yang paling efektif dimana seorang anak menerima kebutuhan kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan bagi hidupnya, serta kondisi kondisi biologis, psikologis, dan pendidikan serta kesejahteraan seorang anak amat tergantung pada keluarga. Jadi untuk menciptakan kesejahteraan bagi anak maka kesejahteraan keluarga merupakan hal utama yang harus dibangun. Apabila anak telah sejahtera, maka akan terbentuk anak yang berkualitas, berkompeten, dan dapat mandiri.100 ْو ُل مَ ْ َها ال ٌْ َح َّك َعلَ َها فَ ْوا فِ ٌْ َسمُ َها فَفَ َرفِ ٌْ َمْرنَا ُمتْ اَ ْرٌَةً ْهِل َن لَ َردْنَآ اَ ْن نُّ َواِذَآ اَ ْو ِب ٰ فَدَ َّمْرن نُ ِ َن بِذُ ٰى بِ َربّ َو َكف ۗ ْوحٍ بَ ْعِد نُ ُرْو ِن ِم ْنۢ مُ ْ َو َكْم اَ ْهلَ ْكنَا ِم َن ال ِمٌْ ًرا َها تَدْ بَ ِصٌْ ًرا ۢ ِعبَاِد ه َخبِ ٌْ ًرا Artinya: Jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah). Lalu, mereka melakukan kedurhakaan di negeri itu sehingga pantaslah berlaku padanya perkataan (azab Kami). Maka, Kami hancurkan (negeri itu) sehancur-hancurnya. Banyak generasi setelah Nuh yang telah Kami binasakan. Cukuplah Tuhanmu sebagai Zat Yang Mahateliti lagi 99 jurnal Edueksos Vol V No 1, Juni 2016 100 William Bennet Hastuti 2008
129 Maha Melihat dosa-dosa hamba-Nya.(Q.S Al Isra[17]: 16) Menurut Ibnu katsir: Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu. Maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancurhancurnya. Ulama ahli qiraat berbeda pendapat sehubungan dengan bacaan lafaz amarna. Menurut qiraat yang terkenal dibaca takhfif (bukan ammarna). Dan kalangan ulama tafsir berbeda pendapat mengenai maknanya. Menurut salah satu pendapat, makna yang dimaksud ialah Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu dengan perintah takdir101 ِك ْن ٰ َول ُهْم ْمنٰ َو َما َظلَ ٌم َّو َح ِصٌْدٌ ِٕى ۤ َها لَا ٌْ َن ِمْن ُّصٗه َعلَ ٰرى نَمُ مُ ْ ِء ال ۤ بَا ۢ ِل َن ِم ْن اَْن ذٰ َس ُهْم ُمْوٓ ا اَْنفُ ْو ِن ا هِّٰلل ِم ْن َش ًٍْء َظلَ ًْ ٌَدْ ُعْو َن ِم ْن دُ تِ َّ ُهُم ال َهتُ ِل ٰ َمآ اَ ْغنَ ْت َعْن ُهْم ا فَ بِ ٌْ ٍب َر تَتْ ْو ُه ْم َغٌْ َو َما َزادُ ِ َنۗ ْمُر َربّ َء اَ ۤ َجا َّما َّ ل Artinya: Itu adalah sebagian berita tentang negeri-negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Nabi Muhammad). Di sebagian negeri-negeri itu masih berdiri peninggalanpeninggalannya dan ada (pula) yang telah musnah. Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri sendiri. Maka, 101 https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-17-al-isra/ayat-16
130 tidak bermanfaat sedikit pun bagi mereka sembahan yang mereka sembah selain Allah saat siksaan Tuhanmu datang. (Sembahan) itu tak lain (justru) hanya menambah kebinasaan bagi mereka. (Q.S Hud [11]: 100-101) B. Pendidikan Lingkungan Masyarakat Pendidikan masyarakat atau biasa dikenal dengan pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilakukan diluar lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Sehingga dapat dikorelasikan bahwa Pendidikan Masyarakat merupakan suatu upaya yang dilaksanakan sebagai upaya melayani masyarakat dalam bidang pendidikan atau Layanan Pendidikan yang diperuntukan bagi masyarakat tanpa membeda-bedakan karakteristik baik dari segi usia, jenis kelamin, tingkatan ekonomi, agama maupun suku dan ras seseorang, dengan tujuan memberikan akses yang sama kepada seluruh masyarakat dalam mendapatkan pendidikan yang berkualitas.102 Merujuk UU RI no. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan nonformal diselengarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.103 Tujuan adanya pendidikan masyarakat adalah 102https://www.kompasiana.com/mfikrifakhriyan/62b47ca8bb448658c0107f f3/apa-itu-pendidikan-masyarakat-penmas 103 https://imadiklus.or.id/mengenal-pendidikan-masyarakat/
131 untuk meningkatkan keteranpilan dan untuk mensejetahterakan masyarakat sehingga pendidkan yang baik dapat dirasakan oleh masyarakat kesulitan terkendala jarak, biaya dan waktu. C. Pendidikan Lingkungan Sekolah Setelah melewati lingkungan pendidikan keluarga, seorang anak akan melewati sebuah lingkungan baru yakni lingkungan sekolah, Bidang Pendidikan Masyarakat merupakan suatu hal yang luas, banyak sekali yang menganggap bahwa Pendidikan masyarakat ini hanya mencakup Pendidikan Non-Formal dan Informal. Menurut hemat penulis semua jenis pendidikan merupakan Pendidikan Masyarakat karena siswa yang berada di Pendidikan formal pun merupakan bagian dari masyarakat, tetapi jika kita lihat kembali mengenai definisi Pendidikan Masyarakat terdapat batasan yang terjadi dalam Pendidikan Formal karena terdapat ketentuan-ketentuan khusus dalam mengakses Pendidikan Formal khususnya usia dari peserta didik, sedangkan jika di dalam pendidikan non-formal dan informal tidak memandang hal tersebut, itulah yang menjadi pembeda dari ketiga jenis pendidikan tersebut.104 Sikap baik memiliki ciri-ciri yaitu tidak merugikan orang lain, memberikan manfaat, lahir dari pengendalian diri, dan cara pikir positif. Sedangkan sikap buruk dapat 104https://www.kompasiana.com/mfikrifakhriyan/62b47ca8bb448658c0107f f3/apa-itu-pendidikan-masyarakat-penmas
132 merugikan orang lain, lingkungan, dan diri sendiri, dan juga lahir karena kurangnya pengendalian diri juga cara pikir yang negative.105 Dalam agama islam, kita sebagai umat muslim mempunyai kewajiban mendidik anak yang sesuai sebagaimanan rasulullah saw mendidik anak anak nya. Ada beberapa cara bagaimanan nabi Muhammad saw mendidik anaknya sebagai berikut: 1. Untuk umur anak 0 – 6 Pada masa ini rasulullah صلى الله عليه وسلم menyuruh kita untuk memanjakan, mengasihani, dan menyayangi, anak dengan kasih saying yang tidak terbatas.berikan mereka kasih sayang dengan seadil-adilnya tanpa membedakan si sulung,jangan main kontak fisik ke anak seperti memukulnya sekiranya mereka melakukan kesalahan walaupun atas dasar untuk mendidik106 2. Untuk anak umur 7 – 14 Pada tahap ini, kita harus mengajarkan kepada mereka untuk disiplin dan bertanggung jawab. Dalam Al Quran, terdapat sebuah surah yang menjelaskan tentang cara bagaimana mendidik anak dengan baik dan benar. َو َم ْن ِس هۚ ْش ُكُر ِلنَفْ َما ٌَ َو َم ْن ٌَّ ْش ُكْر فَِانَّ ِن ا ْش ُكْر ِهِّٰللۗ اَ ِح ْكَمةَ ْ ٰم َن ال مْ ُ تٌَْنَا ل ٰ َولَمَدْ ا ًَّ ََّل تُ ْشِر ْن َو ُهَو ٌَ ِع ُظٗه ٌٰبُنَ ٰم ُن َِّلْبنِ ه مْ ُ لَا َل ل َواِذْ ً َحِمٌْدٌ ٌّ َغنِ َر فَِا َّن ا هّٰللَ َكفَ َو بِا هِّٰللۗاِ َّن ال ّش ْهنًا ِ ْر َن ُّمٗه َح َملَتْهُ اُ َواِلدٌَْ ِهۚ َسا َن بِ ْن َّْلِ َوَو َّصٌْنَا ا ٌم ٌم َع ِظٌْ ْ لَ ُظل 105 Tyas Palupi dan Dian R. Sawitri Hubungan antara Sikap dan perilaku Pro-Lingkungan Theory of Planned Behavior 2017 106https://medium.com/@sitalbiruni/4-tahap-mendidik-anak-cararasulullah-s-a-w-e071d9
133 َم ِصٌْ ُر َواِ ْن ْ ًَّ ال ِالَ َواِلدٌَْ َنۗ ًْ َوِل ِن ا ْش ُكْر ِل ِن اَ َمٌْ ًْ َعا ٗه فِ ُ َصال ٰى َو ْه ٍن َّوفِ َعل ٌم فَ ََل ْ َن بِ ه ِعل َس لَ ٌْ ى اَ ْن تُ ْشِر َن بِ ًْ َما لَ ٓ ٰ َجا َه ٰد َن َعل َو َصا ِحْب ُهَما ِط ْعُهَما تُ ِبُ ُكْم بِ َما نَبّ ُكْم فَاُ ًَّ َمْر ِجعُ َّم اِلَ ُ ث ًَّۚ اَّۖواتَّبِ ْع َسبِ ٌْ َل َم ْن اَنَا َب اِلَ َم ْعُرْوفً فِى الدُّْنٌَا ًْ َص ْخ َرةٍ مَا َل َحبَّ ٍة ِّم ْن َخ ْردَ ٍل فَتَ ُك ْن فِ ْ َهآ اِ ْن تَ ُن ِمث ًَّ اِنَّ ْو َن ٌٰبُنَ ُ ْعَمل ْم تَ ْو ُكْنتُ اَ ًَّ اَلِِم ِطٌْ ٌف َخبِ ٌْ ٌر ٌٰبُنَ لَ ِت بِ َها ا هّٰللُۗاِ َّن ا هّٰللَ ْ ْر ِض ٌَأ َّْلَ ْو فِى ا فِى ال َّس ٰمٰو ِت اَ اِ َّن َصابَ َنۗ ٰى َمآ اَ ُمْن َكِر َوا ْصبِ ْر َعل ْ َم ْعُرْو ِف َواْنهَ َع ِن ال ْ ُمْر بِال ْ َوأ وةَ ٰ ال َّصل َص ِعّ ُمْوِر َو ََّل تُ َّْلُ ِل َن ِم ْن َع ْزِم ا ْر ِض ٰ َّْلَ ْم ِش فِى ا ْر َخدَّ َن ِللنَّا ِس َو ذ ََّل تَ ًْ َم ْشٌِ َن َوا ْغ ُض ْض ِم ْن ِصدْ فِ َوالْ ََّل ٌُ ِح ُّب ُك َّل ُم ْختَا ٍل فَ ُخْوٍرۚ اِ َّن ا هّٰللَ ۗ َمَر ًحا ِر َحِمٌْ ْ َصْو ُت ال ْصَوا ِت لَ َّْلَ اِ َّن اَْن َكَر ا ۗ َصْوتِ َن ࣖ Artinya: Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur (tidak bersyukur), sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.” (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali. Selambatlambat waktu menyapih ialah sampai anak berumur 2 tahun. Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu
134 yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya, (tetapi) pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan. (Luqman berkata,) “Wahai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu, di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan menghadirkannya (untuk diberi balasan). Sesungguhnya Allah Mahalembut lagi Mahateliti. Allah Mahalembut artinya ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu, betapapun kecilnya. Wahai anakku, tegakkanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan. Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri. Berlakulah wajar dalam berjalan600) dan lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” Ketika berjalan, janganlah terlampau cepat dan jangan pula terlalu lambat. (QS Luqman [31]: 12 – 19)
135 Dari penafsiran ayat 12 dan 13 bercerita tentang kisah luqman yang bijak dalam menasehati anaknya pentingnya bersyukur dan bahayanya syirik. Penafsiran dari ayat 14 dan 15 Pentingnya peran bapak memperhatikan pendidikan anaknya, bagaimana mendidik anak sesuai syariat, perintah berbakti kepada orang tua dan kepada allah swt Penafsiran ayat 16 dan 19 tentang bahwasanya allah itu maha mengetahui,ilmu allah itu luas, betapa pentingnya muraqabah dan pentingnya mengajarkan akhlak yang mulia kepada anak dan mengingatkan untuk menjauhi akhlak tecela.
136 BAB XI TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK (Lili Marzila, Rima Junita Putri) A. Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak Peran ialah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu kejadian. 107 Dengan demikian, peran adalah orang yang menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dan orang tua adalah ayah, ibu adalah orang dari hubungan yang sah dan membentuk keluarga. 108 Membesarkan anak adalah salah satu tanggung jawab dan kewajiban manusia yang terbesar, selain merawat tubuh fisik anak, juga harus menjaga pendidikan mental dan intelektual anak. Orang tua memiliki kewajiban untuk membina akhlak dan ibadah pada anaknya agar selalu taat kepada Allah Subhanahu wa taala. Ini harus diterapkan sejak dini. Masa antisipasi dini ini menjadi kebiasaan anak saat dewasa.109 Pendidikan Islam dapat dipahami dalam arti sempit sebagai upaya transfer ilmu, nilai dan keterampilan berdasarkan ajaran agama Islam dari pendidik kepada 107Pusat Bahasa Departemen Pendidikan,2007,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,h,654. 108 Selfia S. Rumbewas, dkk, 2018,”Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Didik di SD Negeri Saribi” dalam Jurnal Edu Mat Sains Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIPBIAK Jl. Bronco Ridge 1 Biak, hlm 203. 109Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono,1991,Psikologi Belajar,cet.1 Jakarta; PT Rineka Cipta, hlm 81.
137 terdidik dalam rangka membentuk kepribadian muslim yang seutuhnya. 110 Keluarga adalah lembaga pertama tempat anak menerima pendidikan dari orang tuanya. Tugas utama keluarga dalam mengasuh anak adalah meletakkan dasar bagi pendidikan moral dan pandangan hidup yang religius. Sifat dan karakter anak terutama tergambar dari kedua orang tuanya. Dengan demikian, keluarga memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak, sehingga keluarga harus mendidik, mengajar dan memberikan contoh yang baik. Orang tua memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan yang baik terhadap anaknya.111 Orang tua atau pendidik merupakan panutan bagi anak dan peserta didiknya. Setiap anak pertama-tama mengagumi kedua orang tuanya. Setiap perilaku orang tua ditiru oleh anak. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya. Misalnya, ketika pergi makan, orang tua membaca basmalah, setelah makan mengucapkan hamdalah, sehingga ditiru oleh anak-anaknya. Ketika orang tua berdoa, anak-anak mereka didorong untuk melakukan hal yang sama, meskipun mereka tidak tahu tata cara dan bacaannya. Dan setelah anak masuk sekolah, dia mulai meniru atau mencontoh semua yang dilakukan gurunya. 110Haidar Putra Daulay, dkk,2013, Pendidikan Islam Dalam Lintasan Sejarah, Jakarta: Kharisma Putra Utama, hlm 3. 111Mansur, 2005, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm 271.
138 Oleh karena itu, guru perlu memiliki karakter yang baik agar lebih efektif dan efisien. . 112 B. Ayat-ayat Tentang Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan. 1. Q.S At-Tahrim, 66 : 6 Tanggung jawab orang tua untuk menjaga dan mendidik anak-anaknya merupakan perintah Allah yang harus dijalankan. Dalam al-Quran Allah Subhanahu wa taala berfirman: َها ٌْ َعلَ َرةُ ِح َجا ْ ْودُ َها النَّا ُس َوال َّولُ َواَ ْهِلٌْ ُكْم نَا ًرا َس ُكْم ْوٓ ا اَْنفُ ْوا لُ َمنُ ٰ ِذٌْ َن ا َّ َها ال اٌَُّ ٓ ٌٰ ِغََل ٌظ ِشدَادٌ ََّّل ٌَ ِٕى َكةٌ ۤ ٰ ْو َن َما ٌُ ْؤ َمُرْو َن َمل ُ ل َوٌَفْعَ َمَر ُه ْم ْع ُصْو َن ا هّٰللَ َمآ اَ Artinya :Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(Q.S. At-Tahrim/66: 6).113 Ayat di atas menggambarkan bahwa pendidikan harus dimulai dari rumah. Ini berarti bahwa kedua orang tua mempunyai kewajiban atas anak-anak mereka dan juga pasangan mereka karena setiap orang bertanggung 112 Ahmad Tafsir,2010, Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam, Bandung; Maestro, hlm 8 113 Mushaf Wakaf,2013, Al-Qur’an Terjemah, Jakarta: Forum Pelayan Al-Qur‟an, hlm 560.
139 jawab atas perilaku mereka sendiri. Orang tua saja tidak cukup untuk menciptakan rumah tangga yang dikelilingi oleh nilai-nilai agama dan hubungan yang harmonis. Adapun beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari surat At-Tahrim ayat 6 yaitu: 1. Perintah beribadah kepada Allah Subhanahu wa taala dan berdakwah. 2. Tindakan yang menyelamatkan anak dan keluarga dari api neraka. 3. Pentingnya menanamkan pendidikan islam sejak dini. 4. Kepercayaan pada malaikat.114 Dalam buku lain, Tafsir Ayat Pendidikan karya Abudin Nata, dijelaskan sebagai berikut : Pemahaman tentang pentingnya membesarkan keluarga agar terhindar dari neraka tidak hanya berarti bahwa neraka akan ada di kehidupan selanjutnya, tetapi juga mencakup berbagai masalah dan bencana yang menyedihkan, merusak dan merusak citra pribadinya. Keluarga dengan anak-anak yang terlibat dalam berbagai tindakan memalukan seperti mencuri, mencuri, menipu, berzina, minum, minum obat, membunuh, dll. termasuk dalam hal-hal yang dapat menimbulkan bencana di muka bumi dan merugikan orang yang menyebabkannya, dan termasuk perbuatan yang mendatangkan bencana.115 114 Ahmad Mustafa Al- Maraghi,1993,Terjemah Tafsir Al Maraghi 2,Semarang: CV. Toha Putra,Cet. Ke- 2, hlm 28 115 Abuddin Nata,2002,Tafsir ayat-ayat pendidikan,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hlm 200.
140 Salah satu pelajaran penting tentang bagaimana orang tua tau cara membesarkan anak dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Luqman. Luqman ialah seorang hamba yang sholeh, dengan kepribadian yang sangat baik, terutama dalam membesarkan anak. Allah pun mengambil nama Luqman sebagai nama surat tersebut, yang menunjukkan bahwa Luqman adalah sosok yang sangat saleh. Dalam al-Quran, Allah Subhanahu wa taala berfirman: ٌم ٌم َع ِظٌْ ْ ًَّ ََّل تُ ْشِر ْن بِا هِّٰللۗاِ َّن ال ّشِ ْر َن لَ ُظل َو ُهَو ٌَ ِع ُظٗه ٌٰبُنَ ٰم ُن َِّلْبِن ه مْ ُ لَا َل ل َواِذْ Artinya: Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”(QS Lukman: [31] : 13). Kata yaizuhu berarti ajaran yang berisi tuntunan moral dengan cara menyentuh hati. Ada juga orang yang memahami bahwa itu adalah kalimat yang berisi tentang peringatan.116 Menurut Quraish Shihab, ayat ini menjelaskan bahwa dakwah dan pendidikan harus dimulai dari rumah. Meskipun ayat di atas diedit untuk laki-laki (bapak), bukan berarti hanya untuk laki-laki. Kalimat ini berlaku baik bagi perempuan maupun lakilaki (bapak dan ibu), artinya baik bapak maupun ibu (ayah dan ibu) bertanggung jawab atas anaknya dan 116Quraish Shihab,2017, Tafsir Al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian Alquran), Tangerang: Lentera hati, Vol 11, hlm 127.
141 pasangannya karena setiap orang bertanggung jawab atas dirinya. 117 Menurut tafsir ayat Tarbawi dijelaskan bahwa kata “qu anfusakum” berarti membuat penghalang terhadap siksaan neraka dengan menahan diri dari perbuatan maksiat, menjauhkan diri dari angan-angan seksual dan selalu takut kepada Allah. Sedangkan kata “wa ahlikum” adalah keluarga yang terdiri dari seorang wanita, anakanak, pembantu, budak, yang bertanggung jawab memeliharanya dengan cara membimbing, menasihati dan mendidik. 118 Dalam bahasa Arab, itu adalah nama kecil yang mengungkapkan cinta yang mendalam dari orang tua kepada anak-anaknya. Kalimat ini menunjukkan bahwa seorang pengajar yang baik harus memahami sikap maupun perilaku anak dan menghargainya dengan baik. Larangan melakukan perbuatan syirik diungkapkan oleh filul mudhari, yang masuk akal bahwa sejak dini, pendidik harus menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membebaskan diri dari situasi dan kondisi yang mengarah ke kemusyrikan, sambil mendorong siswanya untuk terus mencari ilmu.119 Ayat berikutnya menegaskan bahwa anak berbakti kepada orang tuanya dan selalu berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Allah Subhanahu wa taala berfirman: 117 M. Quraish Shihab,2004, Tafsir Al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian al-Quran) vol.14, Jakarta;Lentera Hati, hlm 327 118 Abudin Nata ed,2002, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hlm 198. 119 Nurwadjah Ahmad,2007,Tafsir Ayat-ayat Pendidikan,Bandung; Marja, hlm 167.