The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by irfanabdita, 2017-10-17 20:18:17

KARYA ANAK NEGERI 04_layout-1

KARYA ANAK NEGERI 04_layout-1

telah mulai membesarkan namanya. Ia pun menjadi manusia sibuk
menghadiri berbagai undangan dari berbagai pihak.

Dalam kajian berikutnya oleh pemerintah pusat dalam waktu
dekat ini Ibu Nursyda akan menandatangani MoU dengan pihak
Pemerintah Amerika Serikat bagi pemberdayaan masyarakat di
sekitar keberadaan Rumah Baca yang sudah tersebar di berbagai
tempat di KLU. Nilai MoU ini cukup besar, yaitu sekitar 1,5 Milyar
pertahun. Dana sebesar ini tentu saja akan mempunyai impact yang
cukup besar dalam rangka membangun kelembagaan ekonomi
masyarakat kecil-menengah di KLU sebagaimana memang menjadi
tujuan dari MoU tersebut.

Seperti dikisahkan Ibu Nursyda, banyak dari masyarakat KLU
berada pada fase kehidupan masyarakat yang masih bergantung
pada hasil bumi, bertani, berkebun bahkan keluar masuk sebagai
perambah hasil hutan. Semua sumber daya yang ada ini haruslah
dijadikan potensi bagi kemajuan masyarakat KLU. Ini harus
dilembagakan agar dapat menjadi mesin penggerak kemajuan bagi
Masyarakat KLU.

Untuk sebagai tulang punggung dari pengembangan itu, maka
diperlukan modal bagi memulai sistem kelembagaan sosial-
ekonomi masyarakat KLU sehingga dengan itu kemudian
masyarakat KLU dapat berproduksi lebih bagi kecenderungan
pasar global saat ini. Produk-produk pertanian, perkebunan dan
Hutan mereka sedapat mungkin harus dapat diolah menjadi lebih
baik sehingga dapat menunjang keberadaan dari kebutuhan-
kebutuhan dari keberadaan pariwisata di KLU.

Seperti yang disampaikan Ibu Nursyda bahwa KLU adalah
termasuk daerah yang menjadi tujuan dari pariwisata dunia. Dalam
sumber lain, KLU juga menjadi salah satu tempat penanaman
modal asing yang signifikan. Dalam pada ini tentu saja wajar
kiranya masyarakat KLU dapat berkontribusi positif di sini
sehingga hasil pembangunan pariwisata dapat pula mereka nikmati.
Jangan sampai alamnya yang rupawan dinikmati oleh para
wisatwan, namun pada waktu yang sama masyarakat KLU sendiri
tidak mendapatkan manfaat yang pantas.

Kiranya inilah setting dari MoU antara keberadaan rumah-
rumah baca yang dikembangkan. Dari sinilah kemudian bagaimana
penting dan perlunya masyarakat untuk dapat belajar-dan terus

Bagian Pertama: Pendidikan ~ 39

belajar. Selangkah kemudian bukti apresiasi mereka dapatkan dari
berbagai pihak. Mengharapkan pemerintah semata guna
mewujudkan pembangunan yang berkemajuan tentulah itu sesuatu
yang tidak mungkin sehingga kiranya disinilah pentingnya
kontribusi-kontribusi masyarakat cerdik-pandai untuk menginisiasi
gerakan-gerakan seperti yang dilakukan oleh Ibu Nursyda dan
komunitas RumahBaca.

Aktor di Balik Panggung
Perjalanan panjang Ibu Nursyda Syam dalam

memperjuangkan gerakan komunitas rumah baca perempuannya
sungguh perjuangan yang panjang dan berliku. Sebagai sebuah
gerakan pure social tentu saja hal itu tidak mendatangkan keuntungan
material selain hanya mendatangkan pertemanan yang tergerak
hatinya untuk meluaskan sayap rumah baca perempuan yang ia
rintis. Namun demikian baginya hal itu cukup membahagiakan.
Semakin berkembang gerakan merintis rumah bacanya, maka
kebahagiaan itu pun membesar. Demikian kira-kira gambaran
susana perjuangan Ibu Nursyda.

Teladannya ada di sini, di mana Ibu Nursyda hanya berniat
mengajak sebanyak-banyaknya orang-orang KLU khususnya dan
masyarakat NTB umumnya agar senang membaca. Sungguh
keinginan mulia. Apalagi dalam kondisi di mana maju mundurnya
suatu bangsa sangat ditentukan oleh seberapa tinggi peradaban
membaca dan menulisnya.

Muncul pertanyaan dari manakah sebenarnya
inspirasi/kehendak baik Ibu Nursyda muncul? Jawabnya adalah
dari ayahnya sendiri. Ibu Nursyda masih ingat kata-kata bapaknya
bahwa ia tidak bisa mewariskan harta. Ia hanya bisa ilmu
pengetahuan saja. Sadar akan pentingnya ilmu pengetahuan itulah
kemudian bapaknya telah melatih Nursyda menjadi anak yang
gemar membaca. Sejak SD Nursyda sudah membaca banyak buku
yang bagi level masyarakat KLU pada tahun-tahun 80-an
merupakan masa di mana belum ada terbersit bagi kebanyakan anak
seusia dia untuk mebaca berbagai referensi.

Tidak heran kemudian tokoh-tokoh dunia fenomenal seperti
Gandhi, Benazir Butto, Gamal Abdul Nasser dan tokoh-tokoh
besar dunia lainnya ia sudah kenal. Tumbuh dalam suasana

40 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

intelektualitas sedemikian membuat ayahnya pun
merekomendasikan Nursyda melanjutkan sekolah ke SLTP di Kota
Mataram.

Nursyda pun sekolah di SMP 3 Cakra, sekolah yang
sebenarnya mempunyai lingkungan sosial budaya dan agama
pluralitas. Di sini Nursyda merasa kurang maksimal dalam
membenamkan diri dengan lingkungan disebabkan oleh karena
pluralitas itu sendiri yang sebenarnya tembok tinggi baginya untuk
dipanjat. Kendatipun ia sudah mencoba untuk dapat bergaul
normal, namun sisi-sisi primordial itu sepertinya tetap membeku di
antara mereka.

Uniknya juga kehidupan Nursyda waktu SMP ia dititipkan
oleh ayahnya pada sebuah keluarga beragama Kristen Katolik.
Dalam perjalanannya kemudian Nursyda mengerti betul arti
pertemanan dengan keluarga beda agama. Keluarga ini sangat
moderat. Mereka bersama-sama mendukung Nursyda untuk selalu
dapat menjalankan agamanya, agama orang tuanya, yaitu Islam.
Keluarga itu setiap sore mengantar Nursyda ke tempat
pembelajaran membaca al-Qur‟an dengan naik sepeda di mana
Nursyda sendiri dibonceng.

Sebuah kenangan yang tidak terlupakan baginya. Hal ini
seperti diceritakannya kepada penulis, di mana jauh setelah mereka
terpisah dan bertemu baru-baru ini pada sebuah acara di mana
Nursyda sudah menjadi figur penebar semangat membaca. Mereka
dipertemukan dan saling mengingat satu dengan yang lain dalam
suasana haru bahagia.

Setamat SMA Nursyda kembali pulang ke KLU, melanjutkan
SMA. Ketika kelas 3 SMA kepala sekolahnya sudah men-setting
Nursyda sebagai anggota kelas IPA, namun ia tidak setuju dengan
kemauan kepala sekolahnya. Bahkan alih-alih mengikuti kehendak
gurunya untuk mengambil Jurusan IPA malah mempengaruhi
beberapa temannya untuk pindah ke Kelas Bahasa yang biasanya
dikatakan sebagai kelas buangan.

Selesai di SMA, Nursyda hijrah ke Yogyakarta. Diterima di
Fakultas psikologi UGM, ia hanya kuliah satu semester. Ia merasa
tertarik pada jurusan lain sehingga pindah univeristas. Begitu
seterunya sampai selesai di UNY pada Jurusan Perhotelan tanpa

Bagian Pertama: Pendidikan ~ 41

peduli dengan ijazah sehingga sampai kini pun Ijazahnya itu tidak
pernah ia ambil.

Bagi Nursyda ia tetap mengedepankan ilmu pengetahuan.
Membekas anjuran-anjuran dan fatwa-fatwa ayahnya dahulu di
mana Nursyda harus mempunyai ilmu pengetahuan dan wawasan
yang luas. Itulah yang paling membekas kendatipun Nursyda sudah
pernah ikut kuliah diberbagai universitas. Ia sepertinya asyik dengan
ilmu pengetahuan tanpa adannya sertifikat yang dibawa.

42 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

BAGIAN KEDUA

PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

Bagian Pertama: Pendidikan ~ 43

ENDRI SUSANTO:
MALAIKAT ORANG SUSAH DAN CACAT

Lahir dan besar dari keluarga serba kekurangan, sehingga
ayahnya terpaksa menjadi buruh migran di Malaysia. Sebanyak 3
kali bolak-balik Malaysia-Lombok telah sedikit banyak dapat
membantu meringankan kehidupan keluarga Endri. Sedangkan
ibunya hanyalah seorang pedagang bakulan. Namun demkian
kondisi hidup seperti demikian membuat Endri Susanto menjadi
tertempa jiwanya guna menghadapi kehidupan tetap penuh
semangat sembari berusaha mengubah kondisi menjadi lebih baik.

Nama : Endri Susanto
Tempat tanggal lahir : Tanjung KLU, 1 Novemeber 1986
Alamat : Pekatan, Desa Jenggala, Tanjung,

Pendidikan Terakhir Lombok Utara
Pekerjaan : S1 Bahasa inggris IKIP Mataram
Hp. : Ketua dan Pendiri Yayasan Endri
: 087865550099

44 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

Oleh karenya kemudian Endri Susanto sampailah pada
menginjakkan kaiknya di perguruan tinggi di (IKIP) Mataram.
Walaupun ia adalah anak yang lahir dari keluarga biasa, namun
demikian Endri mempunyai jiwa dan pemikiran yang maju.
Terbukti dengan kiprahnya sebagai mahasiswa di mana ia
mempunyai kepiawaian dalam berorganisasi. Ia bukanlah sosok
mahasiswa pasif, namun sebaliknya aktif berkiprah dilingkungan
kampusnya. Ini tentu merupakan sebuah modal besar bagi Endri ke
depan.

Beberapa kegiatan organisasi yang digelutinya seperti menjadi
ketua English Debate Club IKIP Mataram 2011-2012. Ketua BEM
IKIP 2012-2013. Presidium BEM Nasional 2012 dan Wakil Ketua
Alumni Indonesia Korea 2011 hingga sekarang. Endri sendiri
memang mempunyai talent dalam pengembangan bahasa Inggris
sehingga dengan kemampuannya ini dapat mengantarkannya
menjadi sosok mahasiswa-pemuda yang maju. Endri boleh berasal
dari keluarga biasa namun tidak kalah daya saingnya dalam
melakukan berbagai terobosan-terobosan guna memajukan institusi
kampus, masyarakat, bangsa, dan negaranya.

Dengan pengalamannyanya berorganisasi semakin menunjang
kecakapannya dalam berbahasa Inggris sehingga pada tahun 2011
Kementerian Pemuda dan Olah Raga memberikan kesempatan
kepada Endri untuk menjadi perwakilan dalam Program Pertukaran
Pemuda Antar Negara ke Korea Selatan. Suksesnya kunjungan ke
Korea Selatan pun mengantarkan Endri dipercaya negara untuk
melakukan kunjungan kepemudaan pada tahun 2012 dengan
mengunjungi negara-negara di kawasan ASEAN. Pada tahun yang
sama juga mengunjungi Cina dalam Program Cina Young Leaders
Meeting dilanjutkan ke Korea Selatan dalam Program Meeting On
Construction Story of East Asia. Berlanjut ke tahun 2013 mengikuti
ASEAN-Jepang Young Meeting, serta pada tahun 2015 ke
Thailand dalam program Share and Care Society at Bangkok.

Sempat sebagai staf DPR RI namun mengundurkan diri
dalam rangka dapat fokus melakukan kerja kemanusiaan. Endri
juga sebelumnya pernah bekerja di Singapura dan Malaysia. Bekerja
di sebuah hotel dengan peghasilan yang sudah lebih dari cukup,
sampai di suatu hari bertemu dengan turis dari New Zealand yang
tengah duduk termangu memegang sebuah buku. Endri pun

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 45

berkenalan dengan sang turis dan memperlihatkan buku yang
dipeganngnya.

Endri pun terperanjat, tidak menyangka buku yang dipegang
sang turis adalah buku mengenai data-data masyarakat Lombok
dalam penderitaan. Di buku tersebut digambarkan mengenai angka
masyarakat Lombok yang sakit dalam kondisi miskin sehingga
anggota masyarakat yang sakit ini seolah terabaikan begitu saja.
Tidak ada yang bisa diperbuat selain menunggu takdir sembuh atau
menderita selamanya.

Perasaan kemanusiaan si Endri muda bergejolak, meronta dan
menangis ingis segera pulang untuk membantu meringankan beban
penderitaan masyarakat dimaksud. Tidak butuh waktu lama untuk
Endri memutuskan pulang ke Lombok. Niatnya adalah bulat
hendak mengabdikan hidupnya bagi masyarakat yang
membutuhkan, yaitu masyarakat yang anggota-anggotanya sakit
dalam keadaan miskin. Celakanya tidak ada seorang pun yang
mampu berbuat cerdas mengatasi hal itu.

Mendirikan Yayasan
Keterpanggilan Endri atas penderitaan orang lain membuat

Endri bergegas segera berbuat. Pengalaman keluar negeri keliling
Asia, pernah bekerja sebagai staf DPR RI, pernah bekerja di
Singapura dan Malaysia. Tentu dari perjalanannya selalu ada makna
yang bisa ia tularkan bagi kemajuan masyarakat. Sampailah pada di
mana Endri mendirikan sebuah yayasan kemanusiaan yang bergerak
menangani mereka yang terlahir tidak sempurna (disabilitas).
Sebagai orang yang terlahir dan besar dari lingkungan biasa, Endri
terdorong menolong anak-anak disabilitas dari kalangan keluarga
tidak mampu. Mereka terlahir dengan kekurangan, sedangkan orang
tua mereka tidak bisa berbuat banyak lantaran kondisi ekonomi
mereka juga tidaklah cukup menggembirakan. Sedangkan biaya
guna mendapatkan alat-alat bantu bagi mereka yang disabilitas
tidaklah mudah, melainkan harus dibeli dengan harga mahal.

Beberapa macam penyakit disabilitas yang Yayasan Endri
bantu seperti penyakit extraordinary (hydrocefalus), polio, cerebral palsy,
down syndrome dan lain-lain. Bagi Endri, ia tidak mau melihat anak-
anak miskin tersebut meninggal dalam keadaan sakit dan lapar
sehingga ia sedapat mungkin harus bisa dibantu.

46 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 47

Bagi mereka yang terkena penyakit polio, Yayasan Endri
memberikan bantuan berupa kursi roda, di mana kursi roda harga
perunitnya mencapai 20 juta rupiah. Saat ini telah terdistribusi
sebanyak 45 kursi roda ke masyarakat. Artinya sekitar 900.000.000
rupiah telah terdistribusi guna menolong mereka yang disabilitas
sehingga dapat mengurangi beban hidupnya yang memang sudah
berat. Selain memberikan kursi roda ke anak-anak juga kursi roda
diberikan kepada orang-orang dewasa.

Yayasan Endri juga memberikan santunan untuk keluarga
miskin yang sakit, menyediakan transportasi untuk pasien yang
tidak ditanggung BPJS dan keluarganya. Mengadvokasi masyarakat
agar benar-benar mendapatkan layanan gratis dari pemerintah. Hal
ini didorong oleh rasa prihatin di mana pemerintah mempunyai
program layanan gratis, namun tidak seindah dan semudah yang
diiklankan. Pada kenyataanya banyak masyarakat kesulitan dalam
mengakses layanan tersebut. Terlebih mereka yang dari golongan
tidak mampu.

Berkat yayasan dan jaringan Endri Susanto yang luas, maka
banyak masyarakat terbantu terutama masyarakat yang keluarganya
mengalami disabilitas. Kini Yayasan Endri telah mempunyai
volunteer yang hirau untuk membantu siapa yang pantas untuk
dibantu. Dari para volunteer ini Yayasan Endri dapat semakin
meningkatkan layananya kepada masyarakat. Kerjasama yang
dilandasi dengan profesionalitas ini menuntut Yayasan Endri dapat
mengelola dan menyalurkan dana bantuan secara akuntabel dan
transparan. Untuk itu Yayasan Endri aktif membuat laporan dan
survei bagi mereka yang hendak mendapatkan bantuan. Yayasan
Endri juga lebih khusus bekerjasama dengan Wheel Chair for Kid
Foundation yang berkedudukan di Perth Australia. Semua
ikhtiarkan yang dilakukan oleh Endri hanya bermodalkan jujur dan
amanah.

Modal moralitas ini ternyata membuat Endri mendapatkan
berbagai fasilitas dari para donatur untuk kemudian fasilitas itu
disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Adapun fasilita-
fasilitas tersebut adalah kursi roda, tongkat, biaya operasi pasien
maupun biaya operasional dan fasilitas mobil yang diberikan oleh
keluarga kaya di Singapura sehingga Endri dapat dengan lancar
membantu para pasien yang sangat membutuhkan.

48 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

Dengan modal kepercayaan para donatur dari berbagai
belahan dunia menjadi dasar Endri dapat membantu masyarakat.
Tanpa MoU, tanpa perjanjian berbelit-belit mereka beramai-ramai
memberikan berbagai barang maupun uang bagi Yayasan Endri.
Dalam pada itu Endri tidak menyia-nyiakan kepercayaan tersebut.
Dengan cermat dan transparan Endri membuatkan laporan
pengeluaran yayasan lewat teknologi internet sehingga dapat
diakses oleh semua orang termasuk para donatur yang memberikan
kepercayaan.

Dalam suatu kesempatan para donatur pun akan datang. Lalu
Endri dan kawan-kawan akan mengajak mereka berkeliling ke
tempat-tempat pasien-pasien yang pernah mendapatkan bantuan.
Begitulah cara membuktikan laporan-laporan nilai bantuan yang
dibuat oleh Yayasan Endri di mana nilainya telah mencapai miliaran
rupiah.

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 49

KERTAMALIP:
DESA ON LINE DI KAKI RINJANI

Radio memang pernah mengalami kejayaan, bahkan sampai
pada tahun 2002 kejayaan radio masih menjadi teknologi informasi
yang mengantarkan Kertamalip menjadi juru siar. Memang
Kertamalip mempunyai kecenderungan pada radio sehingga dengan
itu pula ia membeli peralatan dari patungan dengan kawan-
kawannya, maka dari sini berdirilah radio komunitas.

Dari radio ini Kertamalip bersiaran membuat program-
program yang sesuai dengan kondisi sosial-budaya masyarakat
Sasak khususnya masyarakat Karang Bajo Bayan Kabupaten
Lombok Utara. Nama Radio komunitasnya adalah Primadona FM
dengan program-program siaran berita lokal, informasi terangkai
tembang Sasak. Kertamalip sendiri sebagai penyiarnya dengan
nama udara Bang Ardes.

Nama : Kertamalip
Tempat tanggal lahir : Bayan, 25 Desember 1965
Alamat : Bayan, Kabupaten Lombok Utara
Pendidikan terkahir : SMEA Negeri 1 Mataram
Pekerjaan : Kepala Desa Bayan
Hp. : 082340856894

50 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 51

Ketokohannya sebagai penyiar radio, mengantarkan
Kertamalip pada tahun 2007 terpilih sebagai Kepala Desa Karang
Bajo yang merupakan desa pemekaran. Dengan profesi barunya
Kertamalip tidak serta merta meninggalkan radionya, namun masih
menyempatkan diri mengisi acara Infus (Informasi dan Musik).
Bahkan dengan jabatannya sebagai kepala desa, ia pun
memindahkan radionya ke kantor desa sekaligus sebagai penyiar
informasi desa.

Seiring waktu berjalan, di mana sistem informasi telah mulai
bergeser dari radio ke Internet Kertamalip pun mulai berinovasi.
Ditambah lagi dengan rusaknya studio radio, maka Kertamalip pun
menginisiasi teknologi informasi yang terhitung masih baru bagi
masyarakat di Desa Karang Bajo. Kertamalip merealisasikan
ketertarikannya pada teknologi informasi internet dengan
melaunching sebuah blog http//desakarangbajo.blogspot.co.id/ pada
tahun 2010. Lalu tergantikan dengan blog http//karangbajo-lombok
utara.sid.web.id pada tahun 2014. Blog terakhir ini merupakan blog
program pemerintah.

Sebenarnya Kertamalip sebelum menjadi kepala desa pernah
menjadi staf desa, di mana ia mulai menyadari betapa penting
artinya sistem informasi bagi Desa. Oleh karenanya, ia pun
tertantang untuk mempelajari dan menerapkan teknologi informasi.
Ketika pertama kali Kertamalip meluncurkan blognya masyarakat
seolah menganggapnya sebagai gagah-gagahan saja karena mereka
pikir teknologi informasi yang relatif masih baru bagi mereka itu
tentu tidak akan dapat terealisasi penuh di desa yang jauh dari pusat
kota. Apalagi sinyal internet di area tersebut tidaklah stabil. Namun
seiring terjadinya penguatan sinyal internet dari telpon genggam
dan dengan tampilan blog maupun situs yang kian informatif, usaha
Kertamalip akhirnya berbuah manis.

Usaha menjadikan internet sebagai teknologi informasi yang
baru bagi masyarakat Desa Karang Bajo disambut positif. Sistem
ini mendorong desa lebih transparan, sementara warga memperoleh
informasi dan pelayanan yang lebih mudah. Apalagi jika pemerintah
dapat membantu fasilitas Wi-Fi, tentu hal itu akan semakin lebih
baik dan teknologi informasi di Karang Bajo akan semakin
berkembang.

52 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

Merespons Lewat Teknologi Informasi
Persitiwa angin puting beliung yang terjadi pada tanggal 01

Februari 2016 telah memporak-porandakan rumah salah seorang
warga Desa Karang Bajo yang bernama Inaq Gani. Semua atapnya
terangkat tidak bersisa. Mendapati rumahnya demikian Inaq Gani
yang baru saja balik dari bekerja di ladang histeris dan menangis.

Kepedulian Kertamalip terhadap warganya itu dituliskan di
laman FB-nya yang kemudian langsung terbaca oleh semua warga
secara luas. Tidak lupa, Pak Kertamalip melengkapi statusnya
dengan foto rumah yang sudah tidak beratap bertembok batako.
Status Pak Kertamalip tentu saja mengundang perhatian warga
Desa Karang Bajo ada banyak yang me-like maupun berkomentar
simpatik.

Merekapun bersepakat untuk membantu Inaq Gani. Tidak
sekedar berkata-kata di FB. Menanggapi hal itu Pak Kertamalip
merespons bahwa gotong royong akan dilaksanakan jika uangnya
sudah terkumpul. Demikian tanggapan Pak Kepala Desa
Kertamalip menanggapi respons warga di FB-nya.

Sekilas demikian contoh bagaimana Pak Kertamalip sebagai
kepala desa menjadikan IT sebagai cara menyampaikan informasi
ataupun masalah-masalah yang ada di desanya guna bersama-sama
untuk menyikapinya. Lewat media sosial, Kertamalip mengajak
warga untuk mendiskusikan berbagai macam persoalan desa. Tidak
hanya kemudian sekedar bercuap-cuap di medsos melainkan
diiringi oleh tindakan-tindakan nyata di lapangan.

Laporan kerusakan rumah Inaq Gani pun telah selesai dan
langsung dibawa ke kantor Badan Penaggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Lombok Utara. Di samping itu Pak kertamalip
juga menggalang sumbangan dari semua warga guna memperbaiki
rumah Inaq Gani tersebut. Menurutnya diperlukan sekitar 15 juta
rupiah untuk memperbaiki atap Rumah, di mana jenis bahan yang
diperlukan seperti kayu, atap seng, maupun untuk ongkos tukang.

Demikian salah satu contoh bagaimana seorang kepala desa
dapat berinteraksi dengan mudah bersama semua warganya
memanfaatkan internet. Tanpa warga harus datang berduyun-duyun
ke kantor desa atau tanpa warga desa harus meluangkan waktunya
mengadu ke kantornya. Semua warga tentu saja dengan mudah

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 53

dapat bertukar informasi maupun bertanya kepada kepala desa
terhadap berbagai persoalan yang dihadapi warga.

Dari sini juga dapat dilihat kecerdasan seorang Kertamalip.
Bahwa ia dapat dengan mudah menyebarkan informasi sesuatu
persoalan tanpa ia harus repot-repot berkeliling guna
memberitahukan warga desa terhadap persoalan tersebut. Tentu
saja langkah ini adalah sebuah terobosan yang advance bilamana
dilihat dari keberadaan desa-desa lainnya yang masih menerapkan
strategi komunikasi konvensional di kaki Rinjani. Strategi informasi
online yang dipakai oleh kertamalip tentu saja sangat efektif dalam
rangka mempercepat penyampaian informasi dan mempercepat
respons balik masyarakat terhadap informasi yang disebarkan. Di
sisi lain warga desa akan dapat dengan mudah mengetahui sikap
kepala desa mereka terhadap berbagai persolan yang ada sehingga
warga desa pun dapat dengan mudah mengambil sikap.

IT untuk Birokrasi Desa
Dengan adanya blog yang dikembangkan oleh desa yang

dipimpin Kertamalip, maka dari blog tersebut, warga desa
mendapatkan berbagai macam informasi tentang desa dan
program-programnya. Saluran-saluran inilah yang dapat
dimanfaatkan oleh semua warga untuk mengakses semua informasi
yang berkaitan dengan desa maupun birokrasinya.Pada saluran-
saluran tersebut terdapat berbagai macam informasi mulai dari
sejarah desa, visi-misi pemerintahan desa, program pembangunan,
laporan keuangan, berita, peraturan desa, sampai statistik. Terdapat
pula informasi pelayanan, seperti pelayanan membuat KTP, Kartu
Keluarga, atau akta catatan Sipil.

Warga yang hendak mengurus hal-hal tersebut di atas dapat
melengkapi persyaratan-persyaratannya sesuai dengan yang
ditampilkan dilaman-laman blog dan situs itu. Dengan demikian,
maka pelayanan di kantor desa dapat lebih cepat karena semua
informasi sudah diketahui sebelumnya. Berdasarkan hal ini desa
meluncurkan, “Paket layanan administrasi 5 menit selesai”, ungkap
Pak Kertamalip.

Saluran-saluran online itu juga menerima pengaduan dari
warga. Kepala desa pun menerima berbagai macam berita, tidak
hanya berita bagus, namun juga berita-berita macam-macam seperti

54 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

aspirasi warga, keluhan serta kritik yang penting untuk membangun
desa. Sistem informasi Desa Karang Bajo juga tentu dapat diakses
dengan leluasa oleh semua kalangan. Blog dan situs Desa Karang
Bajo kini telah dikunjungi oleh puluhan ribu pengunjung. Desa ini
dengan demikian dapat terakses dengan mudah keseantero penjuru
sehingga desa ini otomatis banyak mendapatkan kunjungan baik
dari mahasiswa, peneliti atau pejabat pemerintah.

Atas pencapaian itu, Kertamalip mendapatkan berbagai
penghargaan seperti Anugerah Kepala Desa Pelopor Good
Governance dalam pengelolaan keuangan Desa (2015), Kepala
Desa Berprestasi Bidang Informasi Desa (2013), serta Kader
Lestari Bidang Kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI dan
Penghargaan Pelita Nusantara yang diserahkan Wakil Presiden
Boediono (2013). Penganugerahan yang terakhir merupakan
penghargaan terhadap kegigihan Pak Kertamalip dalam menekan
angka kematian ibu melahirkan sampai nol. Terakhir bahwa desa itu
juga mempunyai ambulans yang stand by siap menjemput dan
mengantarkan ibu hamil yang akan melahirkan ke puskesmas.

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 55

MUHNAN:
MEMANUSIAKAN PAHLAWAN DEVISA

Nama : Muhnan
Tempat tanggal lahir : Dasan Jati, Sakra Timur, 19 Desember
Alamat
Pendidikan terakhir 1975
Pekerjaan : Dasan Jati
: S1 Ekonomi Manajemen AMM
Hp.
Mataram
: Aktivis Advokasi Buruh Migran

Indonesia Lombok Timur. Pegawai
Koperasi Buruh Migran Nusa tenggara
Jaya lombok timur.
: 08175711349

Kantor Advokasi Buruh Migran (ADBMI) yang terletak di
Jalan Diponegoro No. 35 Selong adalah saksi sukses dari
perjuangan Muhnan membela nasib para calon dan buruh migran
Lombok Timur. Seperti diketahui bahwa salah satu penyumbang

56 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

terbesar dari Buruh Migran Indonesia (BMI) adalah NTB
khususnya Lombok Timur. Di samping itu pada era tahun-tahun
80-an, 90-an bahkan sampai pada tahun 2000 masyarakat di NTB
khususnya Lombok Timur tidak asing dengan fenomena cerita
derita buruh migran. Kata kunci untuk memahami fenomena itu
sebenarnya adalah pertama ketiadaan aktor-aktor yang melakukan
advokasi, kedua tekong dan ketiga ketiadaan pemahaman para (calon
BMI) tentang bagaimana bermigrasi yang baik dan sehat.

Berbagai cerita sumbang mengenai berbagai kasus
menyedihkan yang dialami oleh para calon maupun buruh migran
terus-menerus terjadi secara berulang-ulang. Dalam pada ini,
mereka hanya dapat pasrah dengan membuat pernyataan-
pernyataan yang sepintas menghibur diri “ye mule wah nasib” (inilah
nasib kami) sebagai buruh migran. Padahal sesungguhnya hal itu
bukan sesuatu yang given terjadi, melainkan ketiadaan sistem yang
baik bagi mereka untuk dapat bermigrasi dan kembali ke kampung
halaman dengan aman dan nyaman.

Kendatipun banyak persoalan yang melilit masyarakat para
calon dan BMI itu sendiri, namun demikian mereka terkadang tidak
mau bercerita banyak. Cukup mereka bercerita kepada keluarga-
keluarga dekatnya sehingga persoalan BMI ini sering seperti
persoalan „nangis dalam‟. Anehnya, animo masyarakat untuk pergi
menjadi BMI tetap tinggi. Mengenai nasib baik dan buruk mereka
hanya berserah diri tanpa pernah terpikir bahwa ada yang salah
dalam sistem.

Hal itupun terbersit pada diri seorang pemuda bernama
Muhnan dari Dasan Jati Desa Lepak Sakra Timur. Cerita-cerita
sumbang mengenai banyaknya kasus calon dan para BMI yang
ditipu, membuatnya tergugah untuk berbuat. Apalagi yang
mengalami kasus-kasus itu adalah keluarganya sendiri di mana
kakak iparnya harus menelan pil pahit karena jutaan uangnya raib
digondol tekong.

Mula-mula kakaknya bercita-cita pergi ke Malaysia agar
supaya mereka dapat bersekolah melanjutkan studi. Namun hal itu
hanyalah impian yang kandas di tengah jalan disebabkan tekong
mempermainkannya. Di samping itu, cerita-cerita sumbang dari
samping kiri dan kanan masyarakatnya juga kurang lebih sama di
mana banyak terjadi kasus penipuan oleh tekong pada calon BMI,

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 57

58 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

semakin mendorongnya untuk turun ikut membenahi masalah-
masalah tersebut.

Dari sinilah kemudian ia berfikir untuk membuat gerakan-
gerakan pembelaan terhadap nasib para calon dan BMI serta
keluarganya. Bermodalkan semangat ia pun berkampanye dari
satuke desa. Dengan Dinas Sosial, Dinas Tenaga Kerja, dan Dinas
Transmigrasi maupun kepada pihak-pihak terkait, ia keluar masuk
untuk berdiskusi dan sharing bagaimana agar supaya kasus-kasus
penipuan yang terjadi di masyarakat dalam kaitannya dengan
keimigrasian dapat ditangani secara komperehensif.

Adalah tahun 2001, ia mulai bergerak tiada berhenti
mendampingi setiap kasus yang muncul pada para calon/dan BMI
sendiribersama Roma Hidayat. Mereka seringkali bergantian
menyewa motor dalam rangka mendatangi kantor desa, kecamatan,
Disnakertrans, Dinas Imigrasi dan Kepolisian dalam rangka
berkoordinasi mendampingi para calon dan BMI.

Sebenarnya, nasib buruk para calon buruh migran dan buruh
migran disebabkansejak pengurusan dokumen-dokumen
keimigrasian yang seringkali dipalsukan oleh para tekong. Mereka
diimingi berbagai mimpi-mimpi indah, gaji yang tinggi, tempat kerja
yang baik, asuransi dan bonus-bonus padahal mereka tidak
mengerti yang sedang mereka hadapi adalah makelar (tekong).
Mereka pikir sedang berhadapan dengan agen resmi penyalur BMI.
Mereka pikir sedang berhadapan dengan malaikat pemberi kabar
gembira melainkan sebenarnya mereka sedang menghadapi makelar
penipu.

Berbekal dokumen dan informasi palsu tersebut mereka
berangkat ke negara tujuan. Sesampai di sana mereka heran dan
tidak habis pikir bahwa janji-janji dan semua bentuk informasi yang
diterima dari makelar ternyata tidak benar. Mereka nelangsa.
Mereka bingung harus berbuat apa. Jadilah kemudian mereka
pelarian dari satu majikan ke majikan lainnya, sedangkan dokumen
dipegang sama agen pertama yang menerima mereka. Jadilah
mereka pekerja illegal.Apesnya lagi tidak dibayarkan gaji, majikan
yang kejam, menghadapi pelecehan di tempat kerja dan setersunya.
Ini juga sejak lama tidak ada yang melakukan advokasi. Intinya
terdapat masalah yang rumit berkait berkelindan baik di negara asal

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 59

maupun di negara tujuan yang memerlukan penanganan serius dari
berbagai pihak.

Namun demikian masalah-masalah seperti itu tidak pernah
tertangani maksimal oleh pemerintah sehingga keberadaan dari
gerakani yang fokus menangani hal-hal seperti itu haruslah ada. Di
sinilah letak posisi strategis dari gerakan organisasi yang
dikomandoi oleh Muhnan.

Sistem Advokasi BMI
Menginjak tahun 2004 gerakan-gerakan Muhnan dan rekan

sudah dikenal luas. KOSLATA yang berkedudukan di Kota
Mataram sebagai mentor mengantarkan Muhnan tetap eksis
didunia advokasi BMI. Dari tahun 2001 sampai 2004, rentang
waktu empat tahun Muhnan dan rekan di ADBMI tidak
mempunyai badan hukum. Kendatipun demikian mereka tetap
bekerja mengadvokasi, mendampingi, dan menyelesaikan
persoalan-persoalan melilit yang ada disekeliling para calon BMI.
Sampailah memasuki tahun 2005 di mana PLAN Internasional
Lombok datang dengan program-programnya membangun desa-
desa, Muhnan diajak bersinergi.

Gerakan-gerakannya dikenal luas, maka PLAN pun
menawarkan kerjasama dengan ADBMI yang dikomandoi Muhnan.
Ketika Muhnan bertemu PLAN itulah kemudian ia segera
membuat badan hukum ADBMI sebagai organisasi resmi yang
bergerak mengadvokasi para calon/ BMI serta keluarganya.
Eksistensi gerakan ADBMI mulai lebih terorganisasi lebih baik.
Sebagai efeknya tentu saja ada perubahan lebih massif di desa-desa
yang menjadi sasaran program-program advokasinya.

Dari kerjasama antara ADBMI dengan PLAN ini, maka
Muhnan dan rekan-rekannya lebih bergigih lagi dalam melakukan
berbagai advokasi terhadap BMI. Banyak para aktivis direkrut oleh
ADBMI untuk berpartisipasi dalam rangka turun ke desa-desa
melakukan serangkain advokasi.

Di sini mereka berkoordinasi dengan desa-desa, menyebar ke
dusun demi dusun, RW, RT, dan masyarakat bawah pada
umumnya. Disinilah tahapan-tahapan pembelajaran mengenai
bermigrasi yang baik dan sehat disosialisasikan dan atau
diinformasikan. Di kesempatan ini pula para calon/BMI juga

60 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

mendapatkan berbagai informasi berguna tatkala menghadapi
berbagai masalah di negara tujuan.Di samping ADBMI banyak
melakukan sosialisasi dan menyebarkan informasi mengenai
bermigrasi yang baik dan sehat, ADBMI juga mendorong lahirnya
Peraturan Desa (PERDES). Memang terdapat PERDA tentang
BMI namun demikian tidak sampai mengatur apa-apa yang ada di
desa. Padahal sesungguhnya penting sekali bagi mereka diatur dari
sejak mereka berada di desa sebagai tempat pertama bagi
menyelesaikan semua masalah yang muncul.

Prinsip keberlanjutan juga menjadi penting bagi para aktivis
ADBMI. Ini dimaksudkan agar tercipta kemandirian bagi desa-desa
dampingan, karena ADBMI tidak akan terus-menerus ada di desa.
Artinya setelah ADBMI memberikan berbagai macam sumber daya
diharapkan desa-desa tersebut kemudian dapat mandiri menjadi
pengadvokasi bagi para calon/BMI sendiri nantinya. Apalagi
dengan adanya dana-dana desa yang kini sudah mulai diundang-
undangkan, maka kemampuan desa untuk melakukan berbagai
upaya pengadvokasian semakin terbuka lebar.

Pada tahun pertama kerjasama berbentuk tripartit antara
KOSLATA sebagai mentor ADBMI, ADBMI dan PLAN. Pada
fase ini ada enam desa di Lombok Timur yang ditangani. Seiring
waktu berjalan jumlah desa yang di-handle terus bertambah. Setelah
satu tahun berjalan ADBMI sudah dapat berdiri sendiri dalam arti
kerjasamanya sudah tidak lagi tripartit di mana KOSLATA sudah
tidak lagi menjadi partner selain dengan PLAN international.

Seiring waktu berjalan desa binaan, ADBMI terus bertambah.
Dengan dukungan penuh PLAN Internationl Lombok, semua
program ADBMI dapat berjalan lancar. Mereka dengan mudah
dapat mengidentifikasi karakteristik masyarakat desa pesisir,
pegunungan, dan perbatasan. Semua itu include dalam rangka
mendampingi masyarakat agar bila menjadi pekerja di luar negeri
dapat menjadi pekerja yang berdokumen.

Tak pelak lagi pengaruhnya pun meluas, di mana masyarakat
tidak lagi mudah terpengaruh dengan bujuk rayu makelar yang
seringkali menawarkan kemudahan-kemudahan namun
sesungguhnya di situ terdapat kepalsuan-kepalsuan. Dari data yang
dimiliki ADBMI sebelum adanya advokasi yang gencar ke
masyarakat dari 10 orang calon BMI hanya satu yang berdokumen.

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 61

Setelah ADBMI banyak melakukan advokasi, sosialisasi, dan
menyebar informasi setiap 10 orang calon BMI hanya 1 yang tidak
berdokumen.

Desa-desa juga kini mulai lebih bertanggung jawab karena
adanya ADBMI yang mengontrol. Dalam pada itu selalu terdapat
pengecualian sehingga masih ada saja oknum calon BMI yang mau
dibohongi makelar. Pernah ada kasus di mana BMI ini berasal dari
Desa Gelanggang, Sakra Lombok Timur, namun karena ia
mengikuti nasihat makelar agar bisa cepat berangkat, maka
dibuatkanlah KTP di Kelurahan Gomong Mataram. Ternyata
takdirnya ia meninggal di Malaysia sedangkan KTP-nya KTP
Gomong sehingga pemerintah dan masyarakat pun kebingungan
harus mengirim jasadnya kemana?

Berbagai kasus penipuan dan pemalsuan sudah sering terjadi
di waktu-waktu sebelumnya di mana hal itu disebabkan karena
masyarakat mudah dibodohi karena memang mereka tidak cukup
mempunyai SDM (pendidikan yang mencerdaskan). Itulah
kemudian yang menginspirasi Muhnan sebagai aktivis ADBMI
sedapat mungkin berbuat untuk memanusiakan para buruh migran.
Panggilan jiwa itu pun kini mengantarkannya pada fase-fase sukses.

Kesuksesannya bekerjasama dengan PLAN international
Lombok membuat lembaga-lembaga dunia lainnya percaya kepada
ADBMI. Selang dua tahun berjalan dengan PLAN, ADBMI juga
medapatkan tawaran kerjasama dengan ILO. Kerjasama ADBMI
ini lebih ditekankan pada pembentukan-pembentukan
enterpreneurship bagi para BMI dan keluarganya.

Muhnan dan rekan ADBMI pun diberikan pelatihan-
pelatihan mengenai Enterpreneurship yang diadakan di Jakarta.
Dengan kerjasama ADBMI dan ILO, maka ADBMI pun dapat
pula melakukan perluasan advokasi, yaitu bagaimana agar para BMI
dan keluarganya dapat hidup mandiri. Hal ini tentu saja sangat
penting bagi audiensi ADBMI disebabkan karena BMI dan
keluarga harus dapat menjadi entitas yang tidak terus-menerus
menjado bagian warga tidak produktif.

Dalam kata lain, BMI dan keluarganya haruslah dapat
mengembangkan diri dengan adanya peristiwa migrasi keluar
negeri. BMI tentu tidak bisa terus-menerus bolak-balik menjadi
buruh di luar negeri. Padahal bersamaan dengan itu usianya pun

62 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

terus bertambah yang sudah tentu akan semakin kurang baik
baginya untuk bekerja terus-menerus.

Dari sinilah kemudian ADBMI bekerjasama dengan ILO
untuk mewujudkan kemandirian bagi BMI dan keluarganya. Mereka
diajarkan bagaimana berwiraswasta, diajarkan bagaimana
mengembangkan diri dengan modal yang didapatkan dari bekerja
sebagai buruh migran. Intinya adalah bagaimana agar para BMI dan
keluarganya dapat hidup mandiri dan produktif setelah para BMI
kembali ke kampung halamannya.

Di samping ADBMI kerjasama dengan ILO, ia juga
bekerjasma dengan TIFA Foundation. Di sini berbagai program
yang dibuat bagi terciptanya masyarakat terutama bagi BMI dan
keluarganya agar sedapat mungkin dapat hidup sejahtera. Dari
berbagai kerjasama tersebut, maka ADBMI mempunyai satu tekad,
yaitu di samping mengadvokasi para calon/BMI di sisi lain juga
adalah bagaimana mengembangkan mereka agar mampu mengelola
keuangannya secara produktif dan berkelanjutan sehingga rantai
buruh migran perlahan-lahan dapat diminimalisir dikarenakan di
dalam negeri mereka telah mampu berproduksi.

Koperasi ADBMI
ADBMI bekerjasama dengan berbagai badan dunia seperti

PLAN, ILO dan Tifa Foundation mempunyai jangka waktu. Semua
funding tersebut tidak akan terus-menerus menjadi bapak angkat.
Menyadari hal itulah, maka ADBMI di bawah kendali Pak Muhnan
telah bersiap-siap guna dapat mengembangkan diri dan masyarakat
bilamana para funding tersebut pergi.

Plan International Lombok pun berakhir pada tahun 2009
setelah dari 2004 mereka bekerjasama. Di sini dengan lincah Pak
muhnan selaku ketua dari ADBMI mendirikan koperasi bagi
masyarakat luas terutama bagi para BMI dan keluarganya. Hal ini
tidaklah sulit bagi Pak Muhnan disebabkan karena desa binaannya
dari tahun ke tahun ketika melakukan advokasi bersama-sama
dengan berbagai lembaga dunia yang telah diceritakan di atas terus
bertambah.

Ketika Plan pada tahun 2009 desa binaan ADBMI telah
mencapai 40-an Desa di Lombok Timur. Seiring kepergian para
donatur international itu, maka ADBMI tidak serta merta juga

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 63

selesai menjalin hubungan dengan masyarakadesa binaannya.
Melainkan hubungan itu terus berlanjut menjadi hubungan
kekeluargaan yang saling membangun dalam ikatan sosial-ekonomi.

Sebagai cara mensiasati itu, maka ADBMI pun mendirikan
koperasi di mana mereka dapat berkumpul saling mendukung
antara masyarakat luas dengan para BMI dan keluarganya. Dengan
keanggotaan tetap sebanyak 500 orang dan dengan calon anggota
yang berjumlah ribuan, maka akselerasi dari program-program
koperasi ADBMI pun mengalami kemajuan yang signifikan.

Dari sekian banyak koperasi yang dibina oleh dinas koperasi
Lombok Timur, maka Koperasi ADBMI adalah salah satu koperasi
yang cukup maju dengan perputaran uang dalam setahun berjumlah
milyaran rupiah. Di samping itu Koperasi ADBMI pun dapat terus
mengembangkan masyarakat lewat pemberian modal, melayani
tabungan dan melakukan berbagai bakti sosial di tengah-tengah
masyarakat.

Dengan demikian ADBMI tidak hanya sukses dalam
melakukan advokasi memanusiakan pahlawan devisa namun juga
mampu membuatkan mereka kelembagaan ekonomi bagi
sustainability usaha-usaha mereka. Inilah sesungguhnya menjadi
pencapaian ADBMI yang patut diapresiasi semua pihak karena
tanpa kehadiran ADBMI, maka sulit dibayangkan bagi masyarakat
lombok timur untuk dapat menjadi masyarakat yang cerdas dalam
rangka bermigrasi. Di sisi lain ADBMI telah memberikan
sumbangan yang sangat berarti bagi penataan sosial ekonomi para
BMI dan keluarganya dengan koperasi sehingga mereka menjadi
masyarakat yang dapat berproduksi.

64 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

PAUZAL BAHRI: SI SAYAP PATAH

Nama : Pauzal Bahri

Tempat Tanggal Lahir : Bangle Desa pesanggrahan Kecamatan
Montong Gading, 15 September 1986

Alamat : Bangle
Pendidikan terakhir : S1 PGSD

Pekerjaan : Wirasuasta

Adalah Fauzal Bahri (Ojan) harus kehilangan kakinya gara-
gara mengalami kecelakaan fatal, di mana Dokter yang merawat
lukanya itu harus memutuskan untuk mengamputasi kakinya
tersebut. Sekitar 15 cm dari ujung kaki Ojan, harus dipotong agar
lukanya bisa terlokalisir dan tidak berpengaruh ke jaringan organ di
atasnya. Kehilangan kaki sebelah akhirnya harus diterima oleh
Ojan.

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 65

Dengan kakinya yang
terpotong Ojan kini tidak

bisa menjalani
kehidupannya secara

normal seperti sedia kala.
Jadilah ia “penunggu

rumah” di mana
aktivitasnya hanya seputar

mandi, makan, minum,
nonton TV, dan tidur.

Begitu seterusnya yang
dilakukan oleh Ojan

sehari-hari.
Sampai suatu ketika

terbersit di hatinya ketika
menonton acara TV yang

secara rutin terselenggara.
Inspirasi itu tidak lain

datang dari fim kartun
bajak laut. Meskipun

banyak pula tontonan film
kartun yang menemani

Ojan melewati hari-harinya
seperti Tom and Jerry,

Popeye, dan lain-lain.
Ojan yang pada saat

itu telah melewati hari-
harinya hanya dengan

rutinitas monoton seperti
tergambar di atas selama

satu tahun lebih, kini
mencoba berkreativitas.

Kaki palsu telah terisi di
kepala Ojan, terinspirasi

dari film bajak laut
sehingga dengan

kondisinya yang tidak
berdaya karena hanya

66 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

memiliki satu kaki membuatnya harus bertekad kuat melahirkan
kembali satu kakinya yang telah hilang.

Ojan pun memilih paralon untuk dirangkai sebagai kaki palsu.
Kreasi ini dilakukan setelah diuji coba, dianalisa berulang-ulang
yang akhirnya lahirlah kaki palsu itu dari kegigihan Ojan. Kini Ojan
sudah berhasil melahirkan kaki palsu dan langsung dipakainya
sendiri. Pendeknya Ojan mencipta untuk dirinya sendiri.

Setelah hampir satu tahun lamanya Ojan memakai paralon
sebagai kaki palsu secara tidak langsung pula waktu yang satu tahun
itu telah mengantarkan Ojan untuk melakukan inovasi kaki palsu.
Hal itu karena paralon dirasakan masih kurang baik baginya, di
mana paralon sudah pasti terasa berat dan tentunya beresiko. Dari
kondisi ini Ojan berfikir lagi untuk mencari bahan-bahan
pembuatan kaki palsu yang lebih baik kualitasnya, sehingga ketika
menggunakannya juga memberikan kenyamanan yang optimal.

Maka Ojan pun memilih bahan-bahan seperti fiber glass, spon,
kayu yang dicetak sesuai ukuran kaki. Semua dibuat oleh Ojan
dengan cara manual, terkecuali dalam membuat lubang dibantu alat.
Inilah pemuda kreatif. Pertanyaanya, apakah karena Ojan
kehilangan satu kaki sehingga dengan kondisinya itu lahirlah
kreativitas ataukah memang sejak sebelum kakinya hilang Ojan
memang pemuda kreatif. Entahlah yang jelas kini Ojan sudah lebih
maju dalam membuat berbagai bentuk dan macam kaki palsu.

Ojan sendiri tidak mempunyai bengkel khusus tempat
merangkai kaki palsu, namun cukup dengan memanfaatkan tempat
yang luang di samping kandang ayamnya di dekat rumahnya.
Namun demikian Ojan menjamin kualitas kaki palsu buatannya bisa
dipercaya, sehingga pemakainya merasa nyaman dan aman
memakainya. Ojan mengaku mempunyai rahasia dan teknik khusus
yang memberikan jaminan bagi setiap pengguna kaki palsu untuk
merasa nyaman dan aman memakai kreasi buatannya.

Inovasi berlanjut
Ojan tampak normal, tidak ada yang menyangka dia

menggunakan kaki palsu. Bahkan dengan kaki palsunya Ojan bisa
sampai pergi sangat jauh dengan mengendarai sepeda motor
menyeberangi lautan sampai ke Tabanan, Bali. Di sini Ojan
berusaha menyambung kemitraan dengan pengusaha pembuat kaki

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 67

palsu. Ojan merasa perlu menjalin kerjasama karena kaki palsu
kreasinya tidak hanya dibuat monoton, tetapi ia berusaha membuat
berbagai macam kaki bahkan tangan palsu.

Adapun macam-macam kaki palsu yang dibuat adalah kaki
palsu bawah lutut, kaki palsu di atas lutut, kaki palsu tanpa paha,
alat bantu bagi penderita polio yang Ojan sebut kriskap. Tangan
palsu dibuat bagi yang tidak mempunyai tangan (buntung). Ada
juga roll hand, yaitu alat bantu tangan yang diperuntukkan bagi
orang-orang yang terlahir cacat atau pengaruh lain sehingga
tangannya tertekuk kaku. Penggunaan roll hand karya Ojan ini dapat
melatih tangan yang kaku kembali normal asalkan dilatih dengan
penuh kesabaran dan kehati-hatian.

Selain itu, Ojan juga membuat alat panjat pohon seperti
pohon kelapa yang tinggi di mana memerlukan energi yang tidak
sedikit untuk mencapai puncaknya. Dengan karya Ojan ini seorang
pemanjat di samping mempercepat lintasan pemanjat di batang
pohon, alat itu juga dapat meringankan tubuh si pemanjat karena
bersifat menekan pemanjat ke atas berkat elastisitas pegas (peer baja)
tersebut. Di beberapa tempat yang banyak ditumbuhi kelapa para
pemanjat biasanya memakai tali yang dibentuk seperti angka 8 guna
membantu pemanjatan, namun dengan lahirnya alat yang dibuat
oleh Ojan para pemanjat sekarang bisa memilih guna membantu
para pemanjat pohon kelapa agar tidak kehabisan tenaga ditengah-
tengah perjalanan memanjatnya.

Sembilan tahun berlalu, Ojan telah sedang banyak berkereasi
dengan karya-karyanya, membantu mereka yang membutuhkan
organ-organ yang hilang seperti kaki dan tangan. Dalam pada itu
Ojan tetap sebagai orang yang bersahaja di mana tidak ada patokan
harga bagi pembuatan-pembuatan organ-organpalsu itu. Terkecuali
itu Ojan hanya menekankan harga barang-barang bahan baku
pembuatannya.

Harga bahan baku organ-organ palsu itu bisa berkisar dari
300-700 ribu rupiah. Termahal adalah kaki tanpa paha. Biaya itu
adalah untuk pembelian bahan baku seperti spon, kayu, karet
tumpuan kaki dan kulit untuk membentuk kaki. Sejauh ini alat-alat
bantu organ yang hilang itu tidak diperuntukkan secara komersil.
Melainkan yang terpenting adalah bagaimana membantu kehidupan

68 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

orang-orang yang kehilangan organ bisa menjalani hidupnya secara
normal sepeti sedikala sebelum kehilangan.

Menjadi Tukang Terapi
Ojan di samping mahir membuat organ kaki dan tangan

palsu, ia juga sering menjadi tukang terapi. Pihak Rumah Sakit
UMUM (RSU) Soedjono Selong sering menghubunginya dalam
rangka memberi motivasi bagi mereka yang harus kehilangan organ
kaki atau tangannya karena harus diamputasi. Untuk itu Ojan
membawa si cacat ke rumahnya, kemudian memberikan
pertolongan berupa motivasi dan terapi psikologis.

Sudah dapat ditebak bahwa tidak ada orang yang mau
kehilangan organ kaki atau tangannya, namun siapa tahu perjalanan
hidup terkadang menghempas yang memaksa mereka harus
menerimanya. Nah di sinilah tugas Ojan, yaitu di samping harus
bisa mengembalikan kepercayaan diri orang-orang yang kehilangan
organnya, ia juga harus membuatkan mereka alat bantu berupa
organ-organ palsu.

Ojan mengatakan kepada pasien-pasiennya, “Saya juga
seperti Anda kehilangan organ kaki, tetapi saya bisa hidup dengan
normal. Janganlah kita mempertahankan sesuatu yang mana sesuatu
itu bukanlah milik kita secara penuh melainkan milik sang pencipta
kita. Bahkan jiwa kita adalah kepunyaan-Nya jua”.

Lebih lanjut Ojan mengatakan bahwa kaki putus bukan
berarti hidup harus terputus juga, “Sesuatu yang hilang dari hidup
kita bukan yang terbaik buat kita”. Demikian kata mutiara Ojan
sebagai pendorong dan penyemangat bagi diri dan pasiennya. Hal
ini dapat menjadi terapi psikologis bagi para pasien yang
ditanganinya yang sebenarnya mempunyai kemiripan nasib
kehilangan organ kaki atau tangan, namun bukan berarti tidak bisa
menghadapi kehidupan sehingga tidak perlulah kiranya berputus
asa.

Guna merawat pasiennya, Ojan menawarkan tempatnya
yang sederhana untuk dipakai menginap. Ini sangat penting bagi
penyembuhan psikis dan psikologis di mana Ojan mempunyai
metode tersendiri untuk menerapkannya, karena hal ini harus dilalui
disebabkan pasien tentu tidak bisa langsung dibuatkan organ palsu.
Butuh dua hari pertama untuk terapi psikologis dan memotivasi

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 69

agar pasien ketika harus menggunakan organ (kaki palsu) tetap
percaya diri.

Di samping itu, menginap juga diperlukan untuk
mempelajari bentuk kaki yang akan dibuatkan alat bantu kaki palsu.
Hal ini demi kenyamanan pasien nantinya setelah kaki palsunya
betul-betul jadi. Kenyamanan betul-betul diutamakan. Untuk itu
diperlukan waktu 9-10 hari bagi pasien yang akan dibuatkan kaki
palsu untuk menginap di rumah Ojan. Namun demikian, Ojan
tidak mempunyai tempat khusus untuk menampung pasiennya
kecuali rumah sederhananya di mana kamarnya disulap sedemikian
rupa bagi kenyamanan sang pasien.

Setelah kaki palsu selesai dibuat, Ojan pun memberikan
pelajaran cara berjalan.Pasien tidak bisa langsung membawa kaki
palsunya pulang melainkan harus diajarkan dulu bagaimana
menggunakannya. Ini lah kelebihan Ojan. Pasien baru dipersilahkan
pulang setalah bisa berjalan menggunakan kaki palsunya.

Ojan sendiri pernah mengikuti lomba teknologi tepat guna
tingkat kabupaten dan berhasil menempati nomor urut 2. Bagi
Ojan, kaki palsu tidak bisa dibuat sembarangan dan atau dijual
bebas di toko-toko ataupun lewat transaksi jual beli on line. Hal ini
dikarenakan bentuk masing-masing kaki individu mempunyai
kekhasan masing-masing yang harus disesuaikan pembuatannya.
Kaki palsu haruslah menyatu dengan penggunanya. Kaki palsu yang
terjual bebas seringkali tidak bisa dipakai pengguna karena terbukti
ukuran dan kekhasannya tidak sesuai akibatnya kaki palsu tersebut
tidak nyaman dalam penggunaanya.

70 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

MUSAGAR:
JALAN TIADA AKHIR

Nama : Musagar
Tempat tanggal lahir : Pegayaman Bali Utara, 17 Agustus 1968

Alamat : perumahan Bhayangkara Asri Jl. Tribrata
II no 11 Ranjok gunung Sari Lobar

Pendidikan Terakhir : S1 Pengembangan Masyarakat
Pekerjaan : Ketua Rumah Sehat Arrayan

Hp. : 0818368083

Lahir dan besar di Desa Pegayaman Singaraja Bali utara.
Merantau ke jawa ketika ia sudah menyelesaikan SMP. Ia berlabuh
di Pondok Pesantren Astra (Assidiqi Putra) Asuhan KH. Siddiqi,
Jember. Setelah selesai pendidikan menengah atas, ia melanjutkan
pendidikannya dengan mengambil Jurusan Pengembangan
Masyarakat di Institut Pengembangan Masyarakat di Pondok
Pesantren Pabelan Muntilan. Diploma tiga selesai dengan hasil
memuaskan.

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 71

72 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

Selama sekolah di Jurusan Pengembangan Masyarakat ia
banyak terjun ke lapangan.Dengan latar demikian mudah baginya
menyesuaikan diri ketika ia selesai di sekolah tersebut. Sejak selesai
tahun 1992 ia langsung menuju ke Pulau Lombok dan sejak itulah
kiprahnya dimulai.

Mendirikan Klinik Arrayan
Klinik Arrayan merupakan klinik yang mendasari

pengobatannya dengan dasar-dasar pusaka yang ditinggalkan Nabi
Muhammad Saw. Hal ini sangat jelas terlihat dari brosur yang
disebar oleh klinik tersebut. Beberapa hadis Nabi yang dikutip
adalah: “Tidaklah aku berjalan dihadapan sekelompok malaikat
ketika malam aku di-isro‟-kan melainkan mereka (para malaikat)
berkata: wahai Muhammad, perintahkan umatmu untuk
berbekam”.

Terdapat pula hadis lain di mana dikatakan bahwa
pengobatan sistem Bekam merupakan jenis pengobatan dengan
metode dan teknik terbaik. “Sesungguhnynya, sebaik-baik
pengobatan yang kalian gunakan adalah bekam”. Masih banyak lagi
hadis-hadis yang dinukil oleh Klinik Arrayan dalam
mensosialisasikan sistem pengobatan dengan teknik dan metode
Bekam yang intinya bahwa berbekam termasuk disunnatkan oleh
Nabi Muhammad Saw.

Lalu bagaimana kedudukan pengobatan medis dalam
kacamata sistem pengobatan Thibbun Nabawi (bekam)?
Pengobatan medis tidak dinafikan pula peran pentingnya oleh
sistem pengobatan Thibbun Nabawi ini. Bahkan menurut
Komunitas Arrayan, adalah sebuah keniscayaan untuk memadukan
pengobatan medis dengan pengobatan Thibbun Nabawi. Adalah
harus disepakati bahwa tidak semua keluhan kesehatan dapat diatasi
dengan salah satu metode dan teknik, di mana tidak semua penyakit
dapat diatasi dengan berbekam, dan juga tidak semua penyakit
dapat disembuhkan dengan medis.

Artinya pengobatan Thibbun Nabawi dengan pengobatan
medis saling mendukung satu dengan yang lainnya. Menunjang dan
saling melengkapi satu dengan lainnya dalam rangka mengobati
kompleksitas penyakit yang diderita Individu. Dengan demikian,

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 73

Thibbun Nabawi menjadikan pengobatan medis sebagai mitra
sejajar yang tidak dapat dipandang sebelah mata.

Persoalannya adalah bagaimana kemudian masyarakat dapat
memadukan kedua sistem pengobatan tersebut. Tentu saja yang
diperlukan adalah informasi yang tepat mengenai pengobatan
Thibbun Nabawi ini. Bahwa berbekam kini telah mengalami
kemajuan yang luar biasa dengan dilengkapi berbagai macam
peralatan modern sehingga lebih aman dan steril. Hal itulah yang
terus-menerus disosialisasikan dan dilakukan oleh Rumah Sehat
Arrayan.

Bakti Sosial Klinik Arrayan
Sebagai sistem pengobatan yang diinspirasi dari tradisi Rasul,

maka Rumah Sehat Arrayan sedapat mungkin berusaha berbuat
kepada lingkungan lewat pengabdian kepada masyarakat. Dari
pengabdian ini, ada dua hal yang dapat dicapai, yaitu pertama:
Rumah Sehat Arrayan sebagai entitas dapat membantu warga atas
berbagai derita penyakit yang semestinya mudah disembuhkan,
namun karena metodenya selama ini hanya mengambil satu bentuk
medis sehingga terkadang penyakit yang ringan menjadi tidak
terselesaikan. Kedua, dengan pengabdian kepada masyarakat,
Rumah Sehat Arrayan mensosialisasikan diri bahwa metode
pengobatan yang diwariskan dari tradisi Islam dapat menjadi salah
satu jalan keluar dari persoalan derita penyakit bagi manusia.

Diharapkan kemudian masyarakat mendapatkan layanan
pengobatan yang mudah dengan keberadaan dari Rumah Sehat
semacam ini. Dalam pada ini, semoga masyarakat bisa dengan
mudah pula mendapatkan layanan bagi kesehatan mereka. Dengan
demikian akan selalu ada alternatif bagi masyarakat dalam rangka
menjaga dan mempertahankan kesehatannya.Rumah Sehat Arrayan
pun acapkali melakukan bakti sosial. Berikut sebaran bakti sosial
yang telah diinisiasi oleh Rumah Sehat Arrayan Mataram, yaitu:

No. Wilayah Layanan Jumlah Tahun
1. Sembalun Peserta 2013
300-an
(korban
banjir)

74 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

2. KLU 150-an 2013

(Korban
Gempa Bumi)

3. Pulau Maringkik 300-an orang 2014

4. Desa Mas-mas 200-an orang 2015
Kecamatan Batukliang

Lombok Tengah

5. Pondok Pesantren 150-an orang 2015
Hablul Warid

Pringgerate Lombok
Tengah

6. Pondok Pesanteren 150-an orang 2015

NW Mantang

7. Pondok Pesantren 150-an orang 2015

Pesantren Darul
Hikmah NW Tanak

Beak

8. Kelurahan Bertais 50-an Orang 2016

9. MTs Alam Sayang Ibu 100-an Orang 2016
Untuk Masyarakat

Desa Griya Lombok
Barat

10. Masyarakat Kebon 50 orang 2016
Talo Mataram

11. Kampung Nelayan 50-an Orang 2016

Gatep Ampenan

12. Sumbawa Barat 100-an Orang 2015
Comdev Newmont

Maluk

13. Terong tawah Labuapi 100-an orang 2015

kerjasama Dewan
Dakwah NTB

14. Dusun Aik Genit 150-an Orang 2014

Masyarakat nelayan
Batu Layar

15. Kampung Kamasan 100-an orang 2014

Monjok didukung PPP

16. Pejeruk Mataram Al 100-an orang 2014

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 75

Ihsan

17. Mambalan Gunung 100-an Orang 2014

Sari Lobar bersama
SP3T Dikes

18. Ranjok Gunung Sari 100-an Orang 2014

19. Gili Gde 50-an orang 2014

20. Telage waring KLU 100-an orang 2015

21. Pemda KLU 150-an Orang 2015

22. Lembah Suren 75-an Orang 2016

23. Ponpes Haramain 75-an Orang 2016

Narmada

24. STIKES Yarsi Peserta 2016

Latihan 133

Sosok Pak Musagar adalah sosok yang tidak pernah lelah. Ia
sepanjang waktu terus mengabdikan diri untuk melakukan berbagai
kegiatan yang berkaitan dengan pengobatan kesehatan mandiri
berbasis Thibbun Nabawi atau pengobatan ala Rasulullah. Seperti
yang penulis kenal ia tidak pernah mengeluh dalam melakukan
berbagai kegiatan sosial bagi semua masyarakat.

Sosok Pak Musagar patut menjadi teladan bagi banyak orang,
karena sosoknya yang tanpa pamrih. Ia mendauhulukan membantu
daripada mendapatkan imbalan. Itulah mengapa ia terus menerus
seperti orang yang tidak pernah kehilangan semangat.Filosofinya
sederhana saja, yaitu tangan di atas lebih baik daripada tangan di
bawah. Memberi bagi Pak Musagar bisa berupa tindakan
pencegahan penyakit, mengobati, mencarikan jalan bagi
penyembuhan suatu penyakit juga merupakan amal tangan di atas.
Jadi ia tidak menunggu dirinya melimpah harta baru kemudian ia
akan berbuat, tetapi baginya semua manusia pada dasarnya dituntut
peduli dan berbagi apa saja yang menjadi potensi dirinya untuk
membantu orang lain.

Kampaye Kesehatan Thibbun Nabawi
Dalam ikhtiarnya yang terus menerus membantu pengobatan

ke masyarakat, Pak Musagar juga aktif
mengkampayekan/mensosialisasikan pengobatan mandiri

berbasiskan Thibbun Nabawi. Oleh karenanya kegiatan sosialisasi

76 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

tersebut pernah ia bekerjasama dengan beberapa media elektronik
seperti:

1. Dialog interaktif mengenai kehatan mandiri berbasiskan
Thibbun Nabawi di TV Sindo 2014;

2. Dialog interakatif di RRI NTB dalam 2014;
3. Dialog interaktif di TVRI NTB tahun 2015;
4. Mengundang Dr. Zaidul Akbar Ketua Perkumpulan

Bekam Indonesia untuk tour mengkampayekan
pengobatan mandiri berbasiskan tradisi Nabi , 2016.
Kiprah Pak Musagar sungguh merupakan perjuangan tiada
henti dalam rangka mewariskan tradisi kesehatan yang telah
ditradisikan oleh Nabi. Meskipun jauh dari hiruk pikuk arus utama
ia tidak pernah berkecil hati untuk terus mensosialisasikan
pengobatan yang menjadi tendensi tradisi Islam ini.

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 77

Dr. dr. HAMSU KADRIAN:
TRADISIONAL ITU KINI MODERN

Nama : Dr. Hamsu Kadrian
Tempat Tanggal Lahir : Mataram

Alamat : Rembige Mataram
Pendidikan Terakhir : S3 , Spesialis THT

Pekerjaan : Dekan Fakultas Kedokteran Unram

Sejak tahun 2010 silam pemerintah telah membuat kebijakan
terkait pengobatan tradisional, di mana semua yang terkait dengan
hal itu dibuatkan sekretariat pada Dinas Kesehatan. Hal ini patut
menjadi kegembiraan bagi segenap masyarakat NTB khususnya
yang telah banyak menggunakan pengobatan tradisional sebagai

78 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

salah satu cara untuk menjaga, memelihara kesehatan bahkan untuk
mengobati berbagai macam penyakit. Lebih jauh dari itu tentu saja
kebijakan tersebut dapat pula diartikan sebagai bentuk perluasan
skala bagi terus beredarnya teknik-teknik pengobatan/obat-obat
tradisional di masyarakat.

Kebijakan tersebut sebelumnya didasarkan pada Peraturan
Kementerian Kesehatan (Permenkes) No. 90 Tahun 2013. Dari
Permenkes terdahulu kemudian menjelma nama atau istilah SP3T
(Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional). Di
NTB SP3T ini diketuai oleh Bapak Dr. dr. Hamsu Kadrian yang
sehari-hari juga bertugas sebagai Dekan Fakultas Kedokteran
Univeristas Mataram (Unram). Di tengah-tengah kesibukannya
itulah Pak Hamsu panggilan akrabnya berusaha menjadikan SP3T
sebagai ujung tombak dalam melakukan berbagai usaha dan upaya
pembinaan terhadap berbagai pengobatan tradisional yang
berkembang di masyarakat.

Untuk merealisasikan berbagai tugas dan tanggung jawab
SP3T diadakan berbagai instrumen seperti pengkajian, penelitian,
pengujian, yang kemudian disebut sebagai penafisan. Di samping
itu terdapat pula pembuatan laporan hasil kegiatan dan koordinasi
jaringan. Beberapa kegiatan akademik yang pernah dilakukannya,
antara lain: pertama,“Studi Efektivitas dan Keamanan Minyak
Sumbawa pada Kasus Artritis”. Kedua,“Studi Efektivitas dan
Keamanan Bekam dalam Menurunkan Tekanan Darah”. Ketiga,
“Studi dan Efetivitas Jamu Ramuan Lokal Lombok Timur untuk
Melancarkan Asi Pasca Melahirkan”. Keempat, Studi Makanan
Tripang dan Pengaruhnya Bagi HB untuk Wanita Usia Subur.

Sementara untuk pendidikan dan pelatihan SP3T juga
menyelenggarakan akupuntur, pijat refleksi, dan mengembangkan
tanaman obat bagi keluarga. Artinya kegiatan-kegiatan pengobatan
yang disebutkan di atas telah mengalami kemajuan di mana hal itu
diawasi langsung oleh pemerintah lewat Dikes dalam hal ini SP3T.
Dengan demikian kiranya masyarakat dapat memaklumi bahwa di
samping terdapat teknik pengobatan modern ada juga pengobatan
tradisional. Bahkan pengobatan tradisional ini telah banyak
mengalami kemajuan atau dengan kata lain telah dimodernkan.

Hal ini didapatkan dari proses yang dilakukan oleh SP3T
terhadap pengobatan tradisional tersebut seperti di jelaskan di atas.

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 79

Dengan demikian, maka masyarakat apabila hendak menggunakan
pengobatan tradisional tidak perlu merasa risih dan rendah diri.
Hanya diperlukan kejelian dari adanya pengobatan tradisional itu,
apakah telah menjalani seleksiproses penafisan oleh SP3T yang
memang ditugaskan untuk hal itu.

Dengan kata lain, walaupun pengobatan tradisional telah
diberikan tempat oleh pemerintah untuk berkembang, namun
demikian masyarakat harus tetap selektif apakah pengobatan
tradisional tersebut telah terstadarisasi oleh SP3T ataukah belum.
Untuk hal ini, maka diperlukan sikap kritis masyarakat agar tidak
sembarangan menggunakan pengobatan tradisional apabila belum
ada stadarisasi dari SP3T. Ini sangat penting karena walaupun
pengobatan tradisional itu sudah diketahui secara umum
diaplikasikan di tengah masyarakat namun demikian diperilukan
kehati-hatian terhadap para tenaga yang menjadi pelaku dalam
pengobatan tradisional tersebut.

Para tenaga pengobatan tradisonal ini juga harus
terstandarisasi. Jadi di samping bahan-bahan yang dikatakan
tradisional itu telah distandarisasi, para tenaga kesehatannya juga
harus distandarisasi juga. Tentu saja hal itu agar masyarakat
terpelihara dari ancaman kesalahan teknik pengobatan sehingga
aman bagi masyarakat.

Mengembangkan Ekonomi Kreatif
Dalam sebuah lawatannya ke sebuah provinsi di Cina, Dr. dr.

Hamsu Kadrian mendapatkan gambaran yang bagus terkait
pengembangan dan penerapan pengobatan tradisional. Bahkan hal
itu seringkali didengar di tengah-tengah masyarakat luas bahwa
obat Cina telah mendapatkan tempat yang istimewa. Pada
kenyataannya memang di Cina pengembangan obat-obat tradisional
telah dilaksanakan sedemikian rupa sehingga menjadi salah satu
pendapatan bagi masyarakat Cina sendiri.

Bahwa komunitas pengembang obat-obat tradisional di Cina
telah mempunyai sistem yang baik di mana tumbuh-tumbuhan
berkhasiat obat di tanam secara massif di area berhektar-hektar.
Selain itu area yang dimaksud dijadikan pula sebagai obyek wisata di
mana semua masyarakat domestik dan mancanegara dapat

80 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

mengunjungi tempat-tempat indah tersebut di mana penghiasnya
adalah tanaman-tanaman obat itu sendiri.

Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana dengan di
Indonesia? Masyarakat mungkin telah banyak memaklumi bahwa
negeri ini juga mempunyai potensi yang sama atau mungkin juga
lebih. Melihat dan menimbang hal ini, maka terbuka peluang lebar
pula bagi masyarakat NTB untuk memulai mengembangkan,
membuat, dan mengindustrialisasi tanaman-tanaman berkhasiat
obat itu. Seolah masyarakat selama ini tidak mampu berbuat banyak
untuk dapat menyetarakan diri atau minimal mengejar
ketertinggalan dengan masyarakat lain seperti yang digambarkan
Dr. Hamsu di atas. Padahal potensi untuk itu sangat terbuka lebar.

Untuk itu terbuka peluang lebar bagi masyarakat untuk
membudidayakan berbagai jenis tanaman obat dan berbagai jenis
produk obatan-obatan tradisional.Selanjutnya bersinergi dengan
pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan yang telah menunjuk
SP3T untuk melakukan standarisasi. Tujuannya jelas adalah di
samping untuk dapat mengobati, memelihara dan mempertahankan
kesehatan masyarakat tentu dapat meningkatkan kesejahteraannya
lewat adanya pengembangan ekonomi kreatif tanaman obat-obatan.
Lebih jauh dari itu tentu agar dapat sedikit banyak mulai
mengimbangi berbagai bahan obat-obatan tradisional luar yang
pada dasarnya masyarakat mampu membuatnya.

Bagian Kedua: Pemberdayaan Masyarakat ~ 81

BAGIAN KETIGA

ENTERPRENEURSHIP

HABIB KAULA MAS-MAS:
KEPAK SAYAP PEMUDA DESA

Nama : Habib Kaula Masmas
Tempat tanggal lahir : Masmas Batukliang Utara, 31
Alamat
Pendidikan terakhir Desember 1982
Pekerjaan : Masmas
: S1
Hp. : Ketua Fokdarwis Kecamatan

batukliang Utara. Guru Madrasah
Aliyah Darussalimin NW Sengkol
Mantang.
: 08175758182

Wisata bentangan alam Desa mas-mas laksana mutiara
terpendam terhalang oleh letaknya yang berada di pedalaman.
Apalagi sistem promosinya tidak tersinergikan dengan obyek wisata
terkenal seperti Senggigi, tiga Gili di KLU, dan atau Kute yang

Bagian Ketiga: Enterpreneurship ~ 83

sudah terkenal ke seantero dunia. Kendatipun demikian sejak
diorbitkan menjadi obyek wisata desa sejak tahun 2009 Desa Mas-
mas mengalami tren kunjungan yang positif sampai dengan tahun
2016 ini.

Alam desanya permai dengan udara sepoi-sepoi menghembus
sepanjang massa. Kawasan pertanian yang selalu menghijau.
Keunikan sosial budaya masyarakatnya ikut menarik minat
wisatawan dari seluruh dunia untuk berkunjung. Seperti yang
dikatakan Pak Habib bahwa para wisatawan yang notabene banyak
dari benua Eropa maupun benua-benua Barat lainnya bahwa
mereka tertarik dengan Desa Wisata Mas-mas karena mereka sudah
bosan dengan konsep wisata selama ini.

Keberadaan pantai, laut, shopping, merupakan bentuk
kunjungan mereka yang sudah kurang seru lagi. Dengan kata lain,
mereka para wisatawan mencari warna laindari obyek yang hendak
dikunjungi. Oleh karenanya mereka merasa happy bisa sampai di
salah satu obyek Desa Wisata Mas-mas.

Masuk lewat pertigaan Pancor Dau. Jika datang dari Mataram
ambil kiri, selanjutnya lurus ke timur sampai di SMKN 1
Kecamatan Batukliang Utara, maka sampailah perjalanan di Desa
Wisata Mas-mas. Diperkirakan kurang lebih 6 Km dari jalur utama
di Pancor Dao. Memasuki Desa, tamu yang datang diarahkan ke
sekretariat bersama yang merupakan mesin Desa Wisata Mas-mas
ini. Para tamu selanjutnya dapat berkeliling menikmati keindahan
alam dan keunikan Desa Mas-mas.

Mesin Wisata Mas-mas
Desa Wisata Mas-mas sebenarnya merupakan desa dengan

partisipasi warga desa yang luas. Terdapat banyak komunitas yang
bersekretariat di sekretariat bersama itu. Dengan banyaknya
perkumpulan yang bernaung di bawah sekretariat bersama, maka
semua kegiatan desa wisata menjadi mudah sekali disosialisasikan.

Pada awal pendirian sekretariat bersama terdapat beberapa
komentar miring mengenainya seperti tuduhan para warga bahwa
sekretariat bersama itu akan dijadikan tempat bagi menampung
turis-turis luar telanjang dan hal-hal negatif lainnya. Pak Habib
sebagai inisiator ulung tidak perduli, ia melanjutkan pembangunan

84 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

sekretariat bersamanya dan membuktikan bahwa tuduhan-tuduhan
miring para warga hanyalah isapan jempol belaka.

Pak Habib membuktikan bahwa keberadaan dari sekretariat
bersama ini dapat menjadi mesin penggerak semua kegiatan
masyarakat termasuk mesin penggerak dari wisata Desa Mas-mas.
Di sekretariat bersama ini bernaung banyak perkumpulan seperti
Perkumpulan Kajian Muzakarah Syafi‟iyah (KEMUS), Organisasi
Jaringan Silaturrahmi Sesama Muslim (JASMU), Komuniatas
Pondok Santri, Clinic Volunteer of Village at Tourism (Relawan
Kebersihan), Pokdarwis, Komuniatas Peningkatan Kesejahteraan
Melalui Ternak Kambing (Panjat Tebing), dan Forum Masyarakat
Mandiri (Formasi). Perkumpulan-perkumpulan tersebut
memusatkan kegiatannya disekretariat bersama sehingga sekretariat
tersebut tidak pernah sepi dari aktivitas warga.

Gagasan membangun sekretariat bersama ini merupakan
salah satu bentuk betapa visionernya seorang Habib. Ia yang
lulusan Pondok Pesantren NW Pancor sejak dari MTS, MA sampai
Ma‟had lulus pada tahun 1995. Awalnya tidak pernah dibayangkan
warga untuk berkiprah sedemikian bagi kemajuan masyarakat
desanya. Dalam bayangan mereka, Habib cocoknya ada di masjid
dan madrasah.

Namun pada faktanya seorang pemuda bernama Habib ini
ternyata dapat menjadi seorang yang sangat maju pemikirannya
berkat kegemarannya berorganisasi. Mengorganisasi kelompok-
kelompok muda, warga dan semua lintas umur mampu diorganisir
olehnya. Sebelumnya juga Pak Habib aktif di Forum Diskusi
Kabupaten Lombok Tengah Utara yang lebih dikenal dengan
Forum Diskusi KAULA. Dari sinilah ide briliannya tentang desa
wisata.

Pada awalnya banyak warga enggan menerima gagasan desa
wisata dari Pak Habib lalu kemudian mereka tergerak kompak
mendukung disebabkan buah dari keberadaan sekretariat bersama
dengan banyak organisasi yang didirikan di dalamnya.
Mengkoordirnir warga dan mengajak mereka berembuk
disekretariat bersama akhirnya mendatangkan simpati dan empati
semua warga bagi berjalannya semua kegiatan termasuk desa wisata
yang digagas.

Bagian Ketiga: Enterpreneurship ~ 85

86 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat

Keberadaan wisatapada awalnya dapat dipastikan tidaklah
menarik bagi warga Desa Mas-mas. Apalagi pada posisi di mana
sosial budaya masyarakat desa yang menurut Pak Habib merupakan
warga yang tertinggal baik dilihat dari pola pikir, sosial-konominya.
Kondisi ini bagi Pak Habib membuatnya gelisah dan berfikir
menemukan solusi cerdas. Sampailah ia pada ide desa wisata.
Sedangkan pada saat yang bersamaan warga Desa Mas-mas dapat
dipastikan tidaklah dapat segera menerima idenya itu dengan cepat.
Apalagi yang namanya desa wisata merupakan barang yang sangat
baru di alam pemikiran para warganya.

Berkat kepiawian Pak Habib dalam mengorganisir semua
potensi dan semua tingkatan umur, persoalan resistensi warga
relatif mudah tercairkan sehingga program-program dapat berjalan.
Desa Wisata Mas-mas yang diluncurkan sejak tahun 2009 terus
mengalami perkembangan positif.

Kepariwisataan dan Kerja Sosial
Kegelisahan Pak Habib dengan kondisi warganya yang

terbelakang baik secara sosial, pola pikir, dan ekonomi kini mulai
terjawab. Minimal ia telah dapat berbuat mensejahterakan mereka.
Berkembangnya Desa wisata Mas-mas yang dibarengi dengan
pegelolaan yang baik, berimbas pada berkembangnya warga Desa
Mas-mas sendiri.

Seperti yang ia sampaikan bahwa kegiatan wisata Desa Mas-
mas ini merupakan kegiatan murni kegiatan sosial yang diharapkan
dampaknya dapat dirasakan positif oleh semua lini warga Desa
Mas-mas. Keinginan Pak Habib itu kemudian ia berusaha wujudkan
dengan manajemen sedemikian rupa, di mana lagi-lagi sekretariat
bersama dijadikan sebagai pintu masuk bagi para wisatawan yang
datang.

Hal ini juga tidaklah tanpa pertimbangan karena salah satu
kegiatan kelompok yang diorganisasikan di sekretariat bersama ini
juga terdapat kegiatan penguatan kapasitas para pemuda desa dalam
rangka mengasah kemampuannya berbahasa Inggris. Ini dihajatkan
sekaligus untuk melahirkan guide-guide lokal sebagai penyambut dan
teman berkeliling desa bagi para wisatawan yang datang. Dengan
demikian semua tamu apalagi wisatawan asing harus masuk lewat
gerbang sekretariat bersama.

Bagian Ketiga: Enterpreneurship ~ 87

Sesampainya tamu di sekretariat bersama, maka prosesi yang
paling awal dilakukan adalah memberikan kain songket (produk
lokal) untuk dikenakan semua wisatawan yang datang. Ini
mempunyai dua makna, yaitu turis asing diperlakukan sebagai
warga desa dengan kondisi sosial keagamaannya yang mayoritas
Muslim melahirkan kearifan lokal yang Islami pula. Para turis pun
memakai kain panjang, maka auratnya tidak akan menjadi konsumsi
masyarakat desa yang nota bene adalah masyarakat yang
menjunjung nilai-nilai agama Islam. Kedua makna dari kain songket
yang diperkenakan kepada turis asing adalah sebagai penanda
bahwa mereka adalah tamu. Untuk sebagai tanda ini, maka semua
songket dipastikan berwarna hitam dengan bermacam-macam
warna dipinggiran kain tersebut.

Setelah itu barulah mereka dikenakan biaya masing-masing
Rp. 150.000 untuk menyasar kesemua obyek yang dikunjungi oleh
turis-turis. Pak Habib lagi-lagi menunjukkan kepiawaiannya dalam
membagi pemasukan ini agar adil bagi semua pelaku wisata di
desanya.Berikut gambaransebaran prosentasenya:
1. Guide lokal 40 ribu
2. Kelompok pembuatan ketak yang dikunjungi para touris 32

Ribu
3. Kelompok pembuatan keripik pisang yang dikunjungi 15 Ribu
4. Makan khas kuliner warga Desa Mas-mas 35 Ribu
5. Cuci sarung yang dikenakan para touris 20 Ribu

Dari distribusi tersebut di atas masih tersisa uang yang 150
ribu sebanyak delapan ribu yang pada akhir tahun dibagi-bagi oleh
sekretariat bersama. Berikut prosentase yang dibagi-bagi kepada
semua unsur yang ada di desa, yaitu:

1. Sektor pendidikan 10 %
2. Warga miskin 10 %
3. Pendapatan Desa (P ADES) 5 %
4. Pendapatan Dusun (P ADUS) 13 %
5. Sekolah/Madrasah 2 %
6. Kelompok pengerajin Ketak 5 %
7. Kelompok penyedia, makanan 5 %

Sekilas uang 150 ribu tampak tidaklah banyak. Namun
bilamana dihitung dalam skala mingguan, bulanan, dan tahunan

88 ~ Karya Anak Negeri: 25 Kisah Inspiratif dari Nusa Tenggara Barat


Click to View FlipBook Version