i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dankarunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan buku yang berjudul
“Ragam Dolanan Anak Nusantara” ini. Tidak lupa kami panjatkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari zaman
gelap gulita sampai terang benderang sampai saat ini, dan beliau adalah suri
tauladan bagi kita semua.
Buku ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Dolanan Anak.
Pembuatan buku ini dapat berjalan dengan lancar tidak terlepas dari
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Prof. Drs. H. Pardimin, M.Pd., Ph.D. selaku Rektor Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa
2. Dra. C. Indah Nartani, M.Pd., selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
3. Arya Dani Setyawan, M.Sn., selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Dolanan Anak
4. Teman–teman kelas 7A yang sudah mau bekerjasama dan
membantu dalam proses pembuatan buku ini
Dengan adanya buku ini, penyusun berharap dapat berguna untuk
melestarikan berbagai bentuk dolanan anak yang ada di Indonesia agar
tidak hilang tergerus oleh waktu. Penyusun menyadari bahwa buku ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan buku ini.
Demikian, semoga buku dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.
Yogyakarta, 19 Oktober 2021
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
PERMAINAN TRADISIONAL BALOGO............................................................................. 1
PERMAINAN TRADISIONAL BAN MBLEDHOS .............................................................. 5
PERMAINAN TRADISIONAL CENDAK NDODHOK........................................................ 8
PERMAINAN TRADISIONAL JAMURAN .......................................................................... 12
PERMAINAN TRADISIONAL ENGGRANG ....................................................................... 16
PERMAINAN TRADISIONAL DENGKAK.......................................................................... 19
PERMAINAN TRADISIONAL INGKLING ATAU ENGKLEK ......................................... 22
PERMAINAN TRADISIONAL ULAR TANGGA................................................................. 26
PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK .......................................................................... 30
PERMAINAN TRADISIONAL BOI-BOIAN......................................................................... 34
PERMAINAN TRADISIONAL JAMURAN .......................................................................... 38
PERMAINAN TRADISIONAL PETAK UMPET (DELIKAN) ............................................ 42
PERMAINAN TRADISIONAL LALATIP ............................................................................ 46
PERMAINAN TRADISIONAL DAKON ............................................................................... 49
PERMAINAN TRADISIONAL NEKERAN .......................................................................... 52
PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK .......................................................................... 55
PERMAINAN TRADISIONAL JENGKEK DARI KALIMANTAN BARAT ..................... 60
PERMAINAN TRADISIONAL BENTENGAN ..................................................................... 61
PERMAINAN TRADISIONAL HEDAROJI DARI WAKATOBI ....................................... 66
PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR................................................................. 69
PERMAINAN TRADISIONAL GANEPO ............................................................................. 73
PERMAINAN TRADISIONAL PETAK UMPET ................................................................. 78
PERMAINAN TRADISIONAL NYAMONG SOAN / JAMBU MENTE ............................. 82
iv
PERMAINAN TRADISIONAL LIDAT SEBELAS/LIDI...................................................... 85
PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK ATAU INGKLING ......................................... 87
PERMAINAN TRADISIONAL PECAH PIRING ................................................................. 91
PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR................................................................. 95
PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK .......................................................................... 100
PERMAINAN TRADISIONAL SEPAK SANGGONG ......................................................... 104
PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI .................................................................. 108
PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR................................................................. 111
PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR................................................................. 116
PERMAINAN TRADISIONAL CUBLAK-CUBLAK SUWENG ......................................... 118
PERMAINAN TRADISIONAL BEKELAN........................................................................... 122
PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK .......................................................................... 125
PERMAINAN TRADISIONAL SINGKONG BAKAR ......................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 132
PERMAINAN TRADISIONAL BALOGO
Oleh : Atikah Trisna Sari (2019015104)
A. Latar Belakang
Gambar 1. Permainan Balogo
Sumber : https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditkma/balogo-permainan-unik-asal-
kalimantan-selatan/
Balogo merupakan salah satu nama jenis permainan tradisional Suku Banjar di
Kalimantan Selatan. Nama Balogo diambil dari kata logo, yaitu bermain dengan
menggunakan alat logo. Logo terbuat dari bahan tempurung kelapa dengan ukuran 5-7 cm
dan tebal antara 1-2 cm dan kebanyakan dibuat berlapis dua yang direkatkan dngan bahan
aspal atau dempul supaya kuat. Bentuk alat logo ini bermacam-macam, ada yang
berbentuk bidawang (bulus), biuku (penyu), segitiga, bentuk layang-layang, daun dan
bundar. Dalam permainannya harus dibantu dengan panapak atau di beberpaa daerah
disebut dengan campa, yakni stik atau alat pemukul yang panjangnya sekitar 40 cm dengan
lebar 2 cm. Fungsi panapak atau campa ini adalah untuk mendorong logo agar bisa
meluncur dan merobohkan logo pihak lawan yang dipasang saat bermain.
1
Gambar 2. Panapak (Kiri) dan Logo (Kanan)
Permainan Balogo ini mengandung mitos sekaligus filosofi yang luhur sebagai
tradisi permainan yang diwariskan nenek moyang Suku Dayak Kalimantan Tengah. Pada
kehidupan masa lalu Suku Dayak di Kalimantan Tengah, permainan Balogo itu merupakan
permainan yang dipercaya bisa mengukur tingkat kesuburan (keberuntungan) kehidupan
mereka. Tradisi permainan Balogo ini memang ada hampir di seluruh wilayah Kalimantan
Tengah kendati tidak diketahui jelas sejak kapan tradisi itu mulai berjalan. Pada
masyarakat setempat, permainan ini bersifat musiman. Biasanya digelar setelah masa
panen padi dan upacara Tiwah. Usai upacara Tiwah dimana para pesertanya dianggap telah
banyak membuang harta, masyarakat mencoba mereka-reka tingkat keberuntungannya di
kemudian hari. Setelah menggelar upacara Tiwah, yang sama artinya dengan membuang
harta. Untuk mengukur apakah kita masih memiliki rejeki setelah upacara Tiwah maka
dimainkan Balogo.
B. Cara Bermain
Permainan Balogo ini bisa dilakukan satu lawan satu atau secara beregu, pemain
beregu minimal 2 orang dan maksimal 5 orang. Di dalam istilah permainannya pemain
yang memiliki giliran memukul di sebut pemain “naik” dan pemain yang memasan logo
di sebut pemain “pasang”. Jumlah logo yang dimainkan sebanyak jumlah pemain yang
disepakati dalam permainan. Cara memasang logo ini adalah didirikan berderet ke
belakang pada garis-garis melintang. Inti dari permainan Balogo ini adalah keterampilan
memainkan logo agar bisa merobohkan logo lawan yang dipasang. Regu yang paling
banyak dapat merobohkan logo lawan, mereka itulah pemenangnya.
2
Gambar. Area Bermain Balogo
Adapun aturan dalam bermain logo adalah sebagai berikut :
1. Panjang area permainan minimal 20 meter, dengan jarak dari area penapak dengan logo
pasang pertama minilam 1,5 meter.
2. Pemain naik mendapat giliran memukul pertama sebanyak 2 kali, dengan syarat
pukulan pertama harus berhasil melewati garis minimal, apabila tidak sampai garis
minimal maka pemain yang naik dinyatakan mati.
3. Dalam posisi logo yang di pasang, ada garis pasang, apabila logo pemain naik berhenti
di area garis ini maka pemain yang naik dinyatakan mati dan tidak boleh memukul lagi
4. Skor permainan dihitung dengan banyaknya logo lawan yang berhasil dipukul dalam
satu putaran permainan.
5. Apabila permainan beregu biasanya diatur strategi agar satu orang pemain naik berhasil
memukul satu logo pemain pasang.
C. Eksistensi
Permainan Balogo ini masih eksis di Kalimantan Selatan, pemerintah daerah
Kalimantan Selatan selalu melibatkan permainan ini dalam setiap acara budaya seperti pada
acara festival budaya daerah. Tidak hanya pada acara budaya saja, permainan Balogo juga
selalu di lombakan setiap tahunnya dalam acara festival olahraga.
3
Permainan ini masih cukup diminati di kalimantan selatan, karena dapat dilakukan
oleh semua umur, dari anak-anak hingga orang tua. Namun sayangnya, dalam keseharian
anak-anak sudah mulai meninggalkan permainan ini. Salah satu faktor yang menjadi
penyebab memudarkan permainan ini dikalangan anak-anak adalah merek lebih tertarik
dengan bermain games di smartphone.
D. Manfaat
Permainan ini secara tidak langsung terjadi proses penanaman nilai-nilai budaya,
sehingga para pemain Balogo tertanam jiwa kejujuran, tidak egois,dan musyawarah mufakat
dalam menyelesaikan persoalan. Balogo juga menanamkan Nilai keterampilan, kerja keras,
kerja sama, dan sportivitas. Nilai keterampilan tercermin dari pemasangan logo yang
memerlukan keahlian khusus. Nilai kerja keras tercermin dari usaha para pemain untuk
merobohkan logo lawan. Kemudian, nilai kerja sama tercermin tidak hanya di pemasangan
logo, tetapi juga tercermin dalam perobohan logo lawan. Dan, nilai sportivitas tercermin
dari kerelaan pemain yang kalah.
E. Solusi
Upaya untuk melestarikan Balogo telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan. Selain itu, komunitas Balogo juga aktif dalam melibatkan permainan
Balogo pada acara peringatan di Kalimantan Selatan. Sehingga, untuk menjaga agar
permainan ini tetap eksis Pemerintah Daerah maupun Komunitas dapat lebih gencar lagi
dan melibatkan anak-anak muda, anak-anak usai sekolah dasar untuk memainkan
permainan tersebut. selain itu, untuk mengimbangi peran pemerintah adalah dengan
memasukkan Balogo kedalam salah satu jenis olahraga tradisional yang wajib di ajarkan
dan dilakukan di sekolah.
4
PERMAINAN TRADISIONAL BAN MBLEDHOS
Oleh: Anita Wulandari (2019015105)
A. Latar Belakang Permainan Ban Mbledhos
Permainan tradisional dianggap mampu mengembangkan konsep diri,
komunikasi, dan kreatifitas pada anak. Selain itu permainan tradisional juga turut
membentuk pribadi anak menjadi pribadi yang lebih terbuka dan mampu bekerjasama
dengan teman sebayanya. Salah satunya adalah permainan tradisional Ban Mbledos.
Ban Mbledhos (Ban Meletus) merupakan permainan tradisional dari daerah Jawa
Tengah. Ban Mbledhos sudah sering dimainkan sejak tahun 1980-an. Pelaksanaan yang
mudah dimengerti dan dipenuhi kegembiraan merupakan salah satu daya tarik
tersendiri dari permainan ini.
B. Cara Bermain Ban Mbledhos
Berikut penjelasan tentang aturan beserta cara mainnya :
1. Anak dibagi menjadi beberapa kelompok.
2. Pendamping/Guru membuat beberapa lingkaran sesuai dengan jumlah
kelompoknya.
3. Namun ada salah satu lingkaran yang dijadikan "kuburan" atau menjadi tempat bagi
yang tidak mendapatkan lingkaran yang ada.
4. Anak-anak berdiri di belakang garis start yang sudah diberikan.
5. Permainan dimulai dengan aba-aba dari pemdamping/guru dengan mengucapkan
kata pengecoh, seperti "ban........kuti, bannnnnn.....motor, bann....vespa"
6. Ketika ada aba-aba "baannn...mbedos", semua kelompok siswa berlari berebut
lingkaran yang sudah dipersiapkan.
7. Bagi anak yang tidak mendapatkan lingkaran yang ada, harus menempati lingkaran
"kuburan" yang sudah disediakan.
8. Setelah itu, pendamping/guru memberikan perintah kepada kelompok siswa yang
berada di lingkaran tersebut, untuk menyebutkan sesuatu untuk ditebak. Contohnya:
sebutkan salah satu permainan olahraga!
5
9. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk memilih salah satu jenis permainan
olahraga.
10. Anak-anak yang berada di lingkaran "kuburan" harus menebak jenis permainan
olahraga dari semua kelompok.
11. Bagi kelompok yang sudah tertebak, maka kembali lagi ke garis start.
12. Kelompok yang berada di lingkaran "kuburan" mempunyai kesempatan 3 kali untuk
menebak masing-masing kelompok.
13. Apabila tidak tertebak, maka kelompok yang berada di lingkaran "kuburan" tersebut
kembali ke garis start.
14. Dilanjutkan antar kelompok untuk menebak masing-masing tebakan dari semua
kelompok.
15. Pemenang ditentukan ketika ada kelompok yang berhasil menebak semua tebakan
dari masing-masing kelompok.
16. Kemudian permainan dimulai lagi. Yang memberikan aba-aba awal seperti di atas
adalah tim pemenang.
C. Eksistensi Permainan Ban Mbledhos
Hingga saat ini permainan ini tidak banyak mengalami perubahan namun sudah
tidak eksis lagi dimainkan dikalangan anak-anak sekarang. Sulit sekali menemukan
sekumpulan anak yang tengah bermain permainan tradisional ban mbledhos yang
dulunya merupakan salah satu permainan terfavorit. Semenjak smartphone dan internet
merambah ke desa-desa, serta menawarkan beribu video dan games yang bisa
didownload dengan sekali klik, anak-anak ternyata antusias sekali menanggapinya.
Mereka kemudian lebih memilih diam di rumah dan bermain games daripada
berkumpul bersama teman-temannya. Sehingga penting bagi kita, generasi muda, mulai
menghidupkan kembali permainan-permainan tradisional seperti ini.
D. Manfaat Permainan Ban Mbledhos
Permainan Ban Mbledhos ini bukan hanya sebuah permainan yang menyenangkan
namun juga merupakan permainan yang menghasilkan keringat dengan berlari dan juga
salah satu perantara untuk mencerdaskan generasi anak bangsa. Seperti istilah
“Menyelam sambil minum air”. Maksudnya dari permainan ini, selain kegembiraan kita
juga mendapatkan kesehatan serta pengetahuan.
6
E. Solusi Untuk Mengatasi Eksistensi Permainan Ban Mbledhos
1. Perkenalkan anak dengan permainan tradisional ban mbledhos lewat video dari
media sosial seperti: Youtube, Instagram, Tik Tok dan mengajaknya untuk bermain
bersama.
2. Membangun komunitas dengan masyarakat dengan masyarakat setempat untuk
mengenalkan kembali permainan tradisional ban mbledhos tersebut dengan lebih
menarik. Misalnya, mengadakan lomba permainan tradisional ban mbledhos pada
saat perayaan hari kemerdekaan indonesia.
3. Membatasi waktu anak untuk bermain gadget agar anak tidak kecanduan dengan
game.
Diharapkan dengan adanya kerjasama antara orang tua, anak-anak dan lingkungan,
permainan yang mulai terpinggirkan ini dapat hidup kembali dan membuat anak-
anak lebih mudah bersosialisasi.
F. Ilustrasi Permainan Ban Mbledhos
Gambar 1. Permainan Ban Mbledhos Gambar 2. Permainan Ban Mbledhos
Sumber: Foto Pribadi Sumber: Foto Pribadi
Gambar3. Permainan Ban Mbledhos
Sumber: Foto Pribadi
7
PERMAINAN TRADISIONAL CENDAK NDODHOK
Oleh : Aprilia Devi NK (2019015112)
A. Latar Belakang Permainan
Permainan cendak ndodhok adalah salah satu dolanan anak yang popular di DIY
dan di pulau jawa. Permainan ini biasa dimainkan oleh anak-anak di lahan yang luas.
Mengapa dinamakan cendak ndodhok? Karena permainan candak ndodok ini
merupakan permainan yang sangat unik dan tidak membutuhkan modal atau peralatan
apapun.
Permaian cendak ndodhok dimulai dengan sebuah gambreng. Gambreng adalah
sebuah proses menentukan giliran yang biasanya dimulai dengan teriakan "Hom pim
pah alaiyum gambreng!". Biasanya permainan dimulai dengan semua pemain lari
berpencar menjauhi si penjaga. Si penjaga harus mengejar pemain lainnya sampai
berhasil menepuk (di mana saja) salah satu pemain. Bila si penjaga berhasil melakukan
itu, posisi akan otomatis berubah. Orang yang ditepuk akan berjaga, sedangkan orang
yang berjaga akan menjadi target penjaga. Para target bisa meloloskan diri dengan cara
berjongkok, hal inilah yang menyebabkan permainan ini di juluki cendak ndodhok.
Pemain yang jongkok dianggap tidak aktif dan tidak bisa mengaktifkan diri sendiri.
Satu-satunya cara untuk kembali berlari adalah pemain ditepuk oleh pemain lain yang
masih berdiri dan tidak menjadi penjaga. Bila pemain yang berdiri hanya tersisa satu
orang, maka pemain tersebut tidak bisa berjongkok untuk menghindari kejaran penjaga.
Pemain tersebut harus mengaktifkan pemain lainnya baru kemudian bisa berjongkok
untuk menghindari kejaran penjaga. Itulah cerita singkat mengenai permainan anak
cendak ndodhok.
B. Cara Bermain
1. Aturan permainan dalam cendak ndodhok
a. Tentukan satu orang yang akan mengejar.
b. Untuk menghindari pengejar, setiap anak boleh jongkok.
8
c. Bila jongkok berarti dia tidak dapat disentuh oleh pengejar.
d. Anak yang berdiri dapat membangunkan anak yang jongkok.
e. Tetapi, anak yang terakhir jongkok berarti akan menjadi pengejar menggantikan
pengejar yang lama.
f. Begitu juga dengan anak yang tidak jongkok namun berhasil disentuh oleh
pengejar akan menjadi pengejar selanjutnya.
2. Hal yang tak boleh dilakukan oleh pemain :
a. Memaksa pemain yang sedang berjongkok untuk berdiri.
b. Mendorong pemain yang sedang berjongkok sampai terjatuh.
c. Lupa membangunkan pemain yang sedang berjongkok seharian penuh di
lapangan.
3. Penentuan menang dan kalah:
Untuk menentukan pemain yang menang atau kalah, bisa kita lihat dari proses
berlangsungnya permainan tersebut. Jika pemain yang dikejar maka dianggap
menang dan pemain yang jadi pengejar maka dianggap kalah. Namun, jikalau
permainan tersebut berlangsung lama sampai para pemain merasa lelah menjadi
pemain yang menang dan kalah mereka akan selalu berganti-ganti.
C. Manfaat Permainan Cendak Ndodhok
1. Untuk melatih kekuatan otot kaki, kelincahan, dan kecekatan karena dalam
permainan cendak ndodhok ini diharuskan berlari untuk menghindari pengejar dan
mereka harus lincah dan cekatan untuk menghindari tepukan atau cendakan dari
pengejar agar mereka tetap aktif/hidup.
2. Melatih kreativitas anak karena yang namanya permainan anak pasti tidak ada
aturan tertulis secara jelas, melainkan mereka harus dapat memahami dan berkreasi
dalam membuat atau menetukan aturan main dalam sebuah permainan.
9
3. Melatih kerjasama antar para pemain, dimana untuk mengatifkan pemain yang
duduk/ndodhok haruslah ditepuk oleh pemain aktif lainnya. Nah hal ini
membutuhkan kerjasama yang baik agar mereka dapat mengetahui dan menentukan
waktu kapan saatnya harus mengaktifkan teman yang sedang duduk.
4. Dapat meningkatkan sosialisasi antar teman sebaya karena anak dapat berinteraksi
dan berinteraksi dengan anak-anak lainnya dengan sebuah permainan sehingga
mereka dapat lebih mengenal dan mempererat persahabatan antara satu sama lain.
D. Eksistensi
Dolanan cendak ndodhok ini masih eksis hingga saat ini. Biasanya dimainkan oleh
anak-anak saat istirahat di sekolah atau saat mereka berkumpul untuk bermain bersama
pada sore hari. Pada pelajaran OR juga tak jarang para siswa bermain cendak ndhodhok
ini. Namun, karena ada covid-19 intensitas bermainnya jadi menurun.
E. Solusi
Sebenarnya dolanan cendak ndodhok ini masih eksis, hanya saja karena ada pandemi
covid ini intensitas bermainnya jadi menurun. Solusi yang mungkin bisa saya
sampaikan adalah dengan membatasi jumlah anggota yang bermain agar menghindari
kerumunan, sehingga anak-anak masih bisa bermain dengan menjaga protokol
kesehatan.
10
F. Ilustrasi Permainan Cendak Ndodhok
Gambar 1. Gambreng Gambar 2. Berlari menghindar pengejar
Gambar 3. Mengaktifkan teman yang duduk/ndodhok Gambar 4. Menepuk/menyendak teman yang aktif
11
PERMAINAN TRADISIONAL JAMURAN
Oleh : Jati Asmayanti (2019015113)
A. Latar Belakang
Jamuran adalah permainan yang harus dimainkan oleh lebih dari satu orang,
paling baik dimainkan dengan jumlah 4 orang lebih. Bermain jamuran bisa
dimainkan oleh anak lelaki, anak perempuan atau campuran. Permainan ini sangat
sederhana. Anak-anak berdiri membentuk lingkaran dan berpegangan tangan. Besar
kecil lingkaran tergantung kepada banyak sedikitnya anak-anak yang bermain. Jika
jumlah anak yang bermain banyak, lingkaran itu besar, sebaliknya kalau anak-anak
yang bermain sedikit lingkaran kecil. Seorang anak berdiri di tengah-tengah
lingkaran itu.
Permainan ini dilakukan sambil bernyanyi, dengan lirik nyanyian bahsa jawa.
Lirik permainan jamuran yaitu ;
Jamuran, yo ge gethok,
Jamur apa, yo ge gethok,
Jamur payung, ngrembuyung koyo lembayung
Siro badhe jamur opo wong ndeso?’’
B. Cara Bermain
1. Menentukan orang yangakan berjaga di tengah lingkaran. Caranya dengan
undian atau bisa hompimpah, siapa yang kalah akan jadi anak yang berjaga di
tengah lingkaran. Kemudian, anak yang lainnya berjalan berputar memutari anak
jaga sambil menyanyikan lagu jamuran diatas.
2. Tiba pada kalimat “siro badhe jamur opo?”, si anak yang berada di tengah
lingkaran lantas berteriak menyebut sebuah gerakan pura-pura yang wajib ditiru
oleh anak lainnya. Anak-anak lain yang semula bergandengan tangan
membentuk lingkaran.
12
3. Mendengar itu anak-anak berlari sambil merentangkan tangan, menirukan kepakan
sayap burung gagak sambil menirukan bunyinya gaok gaok. Tugas anak yang jadi
adalah menangkap burung gagak.
4. Kontan berhamburan. Untuk menirukan seperti apa yang di ucapkan si anak yang
kalah tadi. Contohnya: ‘jamur montor’.
5. Ketika di ucapkan ‘jamur montor’, anak-anak yang berhamburan untuk berubah
menjadi berbagai kendaraan beroda. Masing-masing anak juga berguna menirukan
suara tiap-tiap kendaraan yang ditirunya sembari berjalan mondar-mandir. Hingga
terdengar lagi sebuah suara untuk berganti “jamur”.
6. Misalnya “jamur patung” lantas anak-anak bergegas menjadi patung. Diam tak
bergerak. Tidak boleh tersenyum. Tidak boleh tertawa. Meski digoda, meski diajak
bicara hingga terdengar perintah lainnya, misalnya saja ‘jamur gagak’.
7. Dan kawanan burung gagak harus menghindarinya agar jangan mendapat hukuman.
Cara menghindari pengejaran mudah saja yaitu dengan berjongkok sebagai
pengibaratan burung yang sedang hinggap. Jika mendapati anak jongkok, maka
pengejaran dihentikan. Atau jika mau, menunggu agar anak yang berjongkok itu lari
lagi lalu dikejar. Jika ada anak yang tertangkap ketika masih berlari, maka berlakulah
hukuman. Permainan diulangi lagi dengan anak yang dihukum menggantikan peran
anak yang berada ditengah tadi.
8. Ada juga perintah ‘jamur parut’ Anak-anak yang membentuk lingkaran bubar
menjauhi anak yang berada ditengah. Mereka mencari tempat untuk berdiri untuk
berpegangan tangan pada sebatang pohon tiang, atau bersandar pada tembok lalu
menggantung sebelah kakinya. Telapak kaki harus nampak agar mudah digelitik.
Anak yang tadi berdiri di tengah lalu menghampiri salah seorang anak yang
menggantungkan kakinya sebelah, lalu menggelitik kakinya yang digantung.
9. Anak yang digaruk harus menahan diri agar jangan sampai tertawa, agar tidak
mendapat hukuman. Bagi anak yang tertawa, tersenyum, atau yang bergerak akan
terkena hukuman yaitu ia harus menggantikan posisi anak yang kalah tadi.
10. Permainan diulangi dari awal lagi hingga batas waktu yang ditentukan.
13
C. Eksistensi
Permainan Jamuran saat ini masih eksis disekitar lingkungan rumah saya.
Setiap sore selalu dipermainankan oleh anak kecil hingga dewasa sembarin
menunggu adzan azhar dan menunggu giliran mengaji atau TPA. Tetapi semenjak
ada pandemi covid 19 permainan jamuran jarang dimainkan karena menjaga
protocol kesehatan.
D. Manfaat
Permainan ini bermanfaat untuk memberikan keceriaan pada anak, apalagi
dilakukan dengan menyanyi, selain itu anak juga dapat belajar untuk bermain
peran. Jamuran juga dapat melatih anak untu bersosialisasi dan melatih komnikasi
antar teman sebaya. Peningkatan motorik kasar setiap anak dapat dikembangkan
melalui kegiatan yang mengandung permainan yang menarik dan menyenangkan
untuk anak. Permainan ini bermanfaat untuk memberikan keceriaan pada anak,
apalagi dilakukan dengan menyanyi, selain itu anak juga dapat belajar untuk
bermain peran. Jamuran juga dapat melatih anak untu bersosialisasi dan melatih
komnikasi antar teman sebaya.
E. Solusi
Untuk permainan jamuran ini selama pamdemi memang jarang sekali
dipermainankan dikarenakan pamdemi covid 19. Solusinya dengan menunggu
pamdemi covid 19 mereda karena permainan ini sudah melekat dilingkungan saya.
Agar tidak menghilang setelah menunggu pandemic permainan ini akhir akhir ini
dipermainkan tetangga saya hanya 2 orang saja dengan protokol kesehatan.
14
F. Ilustrasi Permainan Jamuran
15
PERMAINAN TRADISIONAL ENGRANG
Oleh: Ananda Rizal Nur Hidayat (2018015005)
A. Latar Belakang Permainan Engrang
Engrang merupakan permainan tradisional dengan memanfaatkan dua pasang
tongkat bambu panjang yang diberi tempat pijakan kaki. Cara memainkan engrang pada
dasarnya cukup sederhana, yakni dengan cara menaiki tongkat bambu tersebut
kemudian pemainnya diminta untuk berjalan dengan menggunakan kaki egrang.
Namun hal tersebut tentu tidak mudah untuk dilakukan sebab para pemainnya harus
memiliki kesimbangan yang baik Egrang atau Engrang adalah tongkat panjang yang
terbuat dari bambu di mana seseorang bisa berdiri di atasnya, kemudian berjalan dalam
jarak atau waktu tertentu. Pada mulanya, Egrang ini merupakan olahraga atau
permainan tradisional yang jika diteliti, cukup sulit untuk menemukan dari mana asal
mulanya, tetapi beberapa peneliti mengatakan permainan ini sudah ada sejak zaman
penjajahan Belanda dan permainan ini mendapat pengaruh dari budaya China. Kosakata
Egrang itu sendiri berasal dari Bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang
terbuat dari bambu bulat panjang Permainan Egrang ini sebenarnya cukup unik dan
cukup menguras tenaga. Karena pemain harus terampil dalam menjaga keseimbangan
tubuh dan berjalan dengan stabil di atas tongkat kayu panjang. Permainan berkembang
dan cukup populer di tahun 1900-an. Ada beberapa yang menjadikan Egrang sebagai
permainan tradisional, tetapi juga ada yang menganggapnya sebagai olahraga
tradisional. Saat ini, Egrang sendiri hanya bisa ditemui pada saat merayakan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus. Sebutan untuk permainan Egrang ini di
setiap daerah berbeda-beda. Di Kalimantan disebut dengan Batungkau, di Jawa Tengah
disebut dengan Jangkungan, kemudian di Bengkulu disebut dengan Ingkau, sedangkan
di Sumatra Barat disebut dengan Tengkak-tengkak. Namun, masyarakat lebih
mengenalnya dengan istilah Egrang atau Engrang.
16
B. Cara Bermain Engrang
Untuk memainkan permainan egrang ini tidaklah sulit, dengan menambah keyakinan
kita bahwa kita bisa dan berani permainan ini dapat dimainkan dengan mudah, berikut
adalah cara memainkan egrang.
1. Setiap peserta memiliki saru pasang egrang, dan bersiap untuk menaiki egrang.
2. Fasilitator memberikan arahan bahwa peserta yang menang adalah peserta yang
sampai kembali ke garis start.
3. Setelah peluit dibunyikan, setiap peserta langsung berjalan menggunakan egrang
tersebut dan kembali lagi ke titik atau garis start,dan peserta yang sampai terlebih
dahululah yang dinyatakan menang.
C. Eksistensi Permainan Engrang
Menurut saya untuk keberadaannya sudah kemakan zaman atau hilang karena sudah
banyak anak anak yang lupa permaiana ini dan banyak anak anak yang sekarang untuk
permaian digantikan dengan games online di HP.
D. Manfaat Permainan Engrang
Manfaat dari permainan egrang untuk mengembangkan dan mengontrol motorik anak.
Selain itu, permainan egrang dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai, kaki,
abdomen, lengan, tangan dapat melatih keseimbangan dan kelenturan tubuh.
E. Solusi Untuk Mengatasi Eksistensi Permainan Engrang
Menurut saya permaiana ini sangat penting bagi anak anak karena permaian ini melatih
kesimbangan dan kerja keras dan bisa menumbuhkan rasa ingin bisa atau kerja keras.
17
F. Ilustrasi Permainan Engrang
18
PERMAINAN TRADISIONAL DENGKAK
Oleh: Ahmad Al Fajar (2016015357)
A. Latar Belakang Permainan Dengkak
Keberhasilan dalam sebuah pelajaran tidak hanya ditentukan oleh tingginya pendidikan
seseorang pendidik. Tersedianya sarana dan prasarana pembelajaran dapat diatasi
dengan memanfaatkan sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Permainan tradisional
daerah juga memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran di sekolah.
Diharapkan tidak hanya bersifat teoritik tetapi juga dapat mengenalkan media
pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional, karena didalam permainan
tradisional mempunyai nilai-nilai yang harus dilestarikan oleh guru. Meskipun pada
kenyataannya permainan tradisional sedikit demi sedikit ditinggalkan.
Permainan dengkak ini memiliki banyak manfaat seperti meningkatkan keterampilan
sosial, mengasah kemampuan motorik, mendetekasi masalah psikomotorik dan
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Memalalui permainan ini, anak
diharapkan dapat mengembangkan keterampilan bersosialisasi dengan teman sebaya
maupun dengan orang yang lebih tua darinya. Dengan demikian anak bisa terlatih
mandiri (mengandalkan diri sendiri) dan bekerjasama dengan kelompok dalam
menuntaskan atau mencapai tujuan yang diinginkannya serta lebih mencintai apa yang
telah menjadi bagian dari budaya negara dan budaya tang ada di daerah masing-masing.
B. Eksistensi Permainan Dengkak
1. Asal Mula dan Nama Permainan
Permainan dengkak dapat ditemukan diberbagai wilayah di Indonesia, baik
Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi maupun di Kalimantan. Permainan ini dikenal
dengan nama yang berbeda disetiap daerahnya, di Jawa pemainan ini dikenal
dengan Engklek.
Terdapat dugaan bahwa nama permainan ini “Zondag-Maandag” yang berasal dari
Belanda kemudian dikenalkan ke Musantara pada zaman Kolonial.
2. Tata Cara Permainan
a. Menggunakan satu kaki
19
b. Permaianan bisa dilakukan individu atau secara berkelompok yang terdiri dari
dua orang pemain dalam satu kelompok.
c. Harus berbekal gacuk (pecahan genteng, keramik atau plastik) yang dibuat
berbentuk persegi atau melingkar (sesuai dengan kehendak sang pemain).
d. Melempar gacuk padas petak yang ditentukan.
e. Kaki tidak menyentuh garis yang telah dibuat.
f. Setelah menyelesaikan satu ronde permainan, pemain berhak mendapatkan
ladang atau kerajaan dimana berfungsi untuk tempat peristirahatan kaki pada
saat permaianan berlangsung.
g. Pemain yang memiliki ladan atau kerajaan terbanyak dianggap sebagai
pemenang permainan.
C. Manfaat Permainan Dengkak
1. Menignkatkan Keterampilan Sosial
Prantoro (2015) melakukan penelitian terhadap 14 anak berusia lima hingga enam
tahun dan hasilnya permainan tradisional dengkak dapat meningkatkan
keterampilan sosial anak. Dengan memainkan Dengkak, anak dapat
mengembangkan keterampilan sosial seperti interaksi, penerimaan teman sebaya,
membina hubungan dengan kelompok serta mengatasi konflik dalam bermain.
2. Mengasah Kemampuan Motorik
Rochmani (2016) melakukan penelitian dengan 32 Anak berusia empat hingga lima
tahun. Hasilnya, ia menemukan bahwa permainan tradisional dengkak dapat
meningkatkan kemampuan motorik anak. Salah satu elemen penting dalam
permaianan tradisional dengkak untuk mengasah kemampuan motorik anak yaitu
seperti dengan meloncat. Meloncat denga satu kaki saja sebagai penumpu, tetapi
menggunakan dua kaki pada saat pendaratan. Pada saat meloncat, anak akan
berhati-hati agar tidak jatuh. Kemudian peran kedua tangan sangat penting sebagai
penyeimbang.
20
3. Mendeteksi Masalah Psikologis
Selain memiliki manfaat untuk mengasuh beberapa aspek perkembangan anak,
ternyata dengkak juga dapat mendeteksi masalah psikologis pada anak. Menurut
iswinarti (2017) dengan observasi, ayah dan bunda dapat melihat anak yang sedang
kesulitan dalam penyesuaian diri, dimana kemampuan penyesuaian diri sangat
krusial dalam permainan tradisional dengkak. Sifat kurang percaya diri dan mudah
tersinggung juga dapat dilihat ketika anak memainkan permainan ini, sehingga
ayah dan bunda sehingga ayah dan bunda dapat melakukan langkah atau tindakan
supaya sifat tersebut dapat segera diatasi untuk tumbuh kembang anak dikemudian
hari.
4. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Penelitian oleh Iswinarti (2017) menunjukkan bahwa permainan dengkak dapat
mengasah kemampuan pemecahan masalah pada anak. Beberapa permasalahan
yang harus dihadapi ketika anak memainkan permainan tradisional dengkak
mencakup mengambil keputusan untuk menentukan pilihan tempat untuk dilempari
Gaco, membuat strategi untuk memenangkan permainan, serta mencoba
menyelesaikan masalah ketika terjadi konflik bersama pemain lain.
D. Solusi Untuk Mengatasi Eksistensi Permainan Dengkak
Dolanan anak atau permainan anak harus tetap terlestarikan karena dengan mengetahui
dan mencintai budaya dan memiliki kepribadian untuk bersosialisasi kepada temannya.
Oleh karena itu, pembentukan karakter anak dapat dilakukan melalui permainan
tradisional atau dolanan anak. Untuk mengatasi lunturnya permainan tradisional
dikalangan anak-anak pada zaman modern ini, perlu dilakukan upaya pelestarian
permainan tradisional dengan cara mengintegrasikannya kedalam kurikulum
pembelajaran. Namun, pengintegrasian itu harus sesuai dan tepat sasaran. Memang
diperlukan waktu agar anak-anak dapat memahami kembali pentingnya permianan
tradisional.
21
PERMAINAN TRADISIONAL INGKLING/ENGKLEK
Oleh: Aprilia Kurniawati (2019015283)
A. Latar Belakang Permainan Ingkling/Engklek
Dolanan anak atau permainan tradisional merupakan pendidikan dalam kemasan
permainan yang memiliki nilai-nilai penting bagi perkembangan anak. Baik secara motorik
maupun psikologis. Permainan tradisional dilakukan oleh anak-anak tempo dulu dengan
aturan-aturan tertentu. Salah satu permainan tradisional yang cukup terkenal di Indonesia
adalah Ingkling/Engklek. Permainan ini umumnya dimainkan oleh anak-anak perempuan.
Tidak diketahui pasti sejarah permainan engklek. Sebab, tidak ada bukti otentik tentangnya.
Namun, ada dua pendapat tentang sejarah permainan engklek yang cukup dikenal hingga
kini. Teori pertama mengatakan bahwa permainan engklek diperkenalkan pertama kali oleh
Belanda saat menjajah Indonesia. Dalam bahasa Belanda, permainan ini dikenal dengan
nama Zondaag Maandag. Kemudian nama ini diadopsi dalam bahasa setempat menjadi
sunda manda. Permainan ini mulanya sering dimainkan oleh anak-anak dari keluarga
Belanda. Kemudian setelah merdeka, permainan ini masih bertahan dan dimainkan di
Indonesia. Bahkan kini permainan engklek dikenal sampai seluruh pelosok negeri.
Pendapat lain mengatakan bahwa permainan ini serupa dengan permainan dari Britania
Raya yang disebut dengan hopscotch. Permainan hopscotch usianya sangat tua, sudah ada
sejak zaman Kekaisaran Romawi Kuno.
Permainan ingkling/engklek merupakan permainan tradisional yang paling dikenal
oleh anak dengan bervariasi dan banyak polanya. Permainan tradisional ini memanfaatkan
bidang datar sebagai arena bermainnya. Ada beberapa sebutan untuk permainan engklek di
berbagai daerah berbeda, misalnya seperti inkling, sondah mandah, piccek baju,
sudhhamndha, taplak, dan lain-lain. Permainan ini merupakan salah satu dari sekian banyak
permainan tradisional yang mengandung sportifitas, kebersamaan, kerja keras, dan
kesenangan. Oleh karena itu, sudah menjadi pilihan bagaimana seharusnya engklek
menjadi permainan yang dipertahankan.
Ada beberapa bentuk pola permainan inkling/engklek, yaitu :
22
B. Cara Bermain Ingkling/Engklek
Ingkling/Engklek dimainkan dengan cara melompat dengan satu kaki pada kotak-
kotak yang telah dibuat. Untuk kotak yang letaknya bersebelahan seperti sayap, pemain
diperbolehkan meletakkan kakinya pada kedua kotak secara bersamaan.Masing-masing
pemain memiliki gaco, yaitu batu atau pecahan genting yang digunakan sebagai alat
lempar. Adapun penjelasan lengkap teknik bermain engklek adalah sebagai berikut:
1. Semua pemain melakukan hompimpa, yang menang mendapatkan giliran pertama.
Pemain pertama melemparkan gaco dan tidak boleh melebihi kotak yang telah
disediakan. Jika gaco melebihi kotak, maka pemain dinyatakan gugur.
2. Pemain pertama melompat dengan satu kaki, kemudian kembali lagi dengan mengabil
gaco yang ada di kotak 1 dengan posisi kaki satu masih diangkat.
3. Setelah itu pemain melemparkan gaco tersebut ke kotak 2. Jika keluar dari kotak 2,
maka pemain dinyatakan gugur dan diganti oleh pemain berikutnya. Namun jika
berhasil, pemain bisa melanjutkan permainannya.
4. Begitu seterusnya sampai semua kotak sudah dilempar dengan gaco. Pergiliran
dilakukan jika pemain pelempar gaco melewati sasaran atau menapak dua kaki di satu
kotak.
5. Kemudian jika semua kotak sudah dilewati oleh pemain, maka pemain tersebut bisa
melemparkan gaco dengan membelakangi engkleknya. Jika gaco jatuh pada kotak yang
dikehendaki, maka kotak itu akan menjadi rumahnya.
6. Pemain yang mendapatkan kotak boleh berhenti dikotak tersebut dengan dua kaki.
Begitu seterusnya sampai kotak-kotak menjadi milik para pemain. Jika semua telah
dimiliki oleh pemain, maka permainan dinyatakan telah selesai.
7. Pemenang adalah pemain yang paling banyak memiliki rumah dari kotak-kotak pada
engklek yang digambar.
23
C. Eksistensi Permainan Ingkling/Engklek
Permainan Ingkling/Engklek merupakan permainan yang menarik untuk dimainkan oleh
anak-anak. Namun pada zaman sekarang ini, permainan ingkling/engklek mengalami
penurunan eksistensi. Dapat dikatakan bahwa sekarang sudah jarang ditemukan anak
bermainan permainan tradisional tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi
menurunnya minat terhadap permainan ingkling/engklek, yaitu :
1. Orang tua yang tidak/kurang mengsosialisasikan permainan kepada anak-anaknya.
Orang tua zaman sekarang beranggapan bahwa tidak perlunya mengsosialisasikan
permainan tradisional, sehingga anak tidak mengenal permainan tersebut.
2. Anak yang kurang tertarik dengan permainan karena dianggap kuno, ketinggalan
jaman, dan kurang menarik.
Anak beranggapan bahwa permainan tradisional merupakan hal yang kuno, karena
zaman sekarang sudah lebih modern dan canggih. Anak lebih tertarik dengan
permainan modern seperti game online dan lainnya.
3. Kurang paham akan manfaat permainan.
Kurangnya pengetahuan akan manfaat yang diperoleh dari permainan tradisional.
Sedangkan banyak manfaat yang diperoleh, baik secara motorik maupun psikologis.
D. Manfaat Permainan Ingkling/Engklek
1. Mengasah kemampuan motorik anak
Hal ini ditunjukkan dengan meloncat. Meloncat satu kaki saja sebagai penumpu, tetapi
menggunakan dua kaki pada saat pendaratan. Pada saat akan meloncat, anak akan
berhati-hati agar tidak jatuh. Kemudian peran kedua tangan sangat penting sebagai
penyeimbang.
2. Mengasah kemampuan berpikir anak
Dengan mengembangkan strategi dalam bermainan ingkling/engklek, anak dapat
memenangkan permainan ini. Hal ini akan memacunya untuk mengembangkan
kecerdasan logika.
3. Meningkatkan kemampuan sosial
Dengan memainkan ingkling/engklek, anak dapat mengembangkan keterampilan
sosial, seperti interaksi, penerimaan teman sebaya, membina hubungan dengan
kelompok serta mengatasi konflik dalam bermain.
24
1. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
Beberapa permasalahan yang harus dihadapi ketika anak memainkan permainan
tradisional ingkling/engklek mencakup mengambil keputusan untuk menentukan
pilihan tempat untuk dilempari gaco, membuat strategi untuk memenangkan
permainan, serta mencoba menyelesaikan masalah ketika terjadi konflik dengan pemain
yang lain.
E. Solusi Untuk Melestarikan Permainan Ingkling/Engklek
1. Orang tua hendaknya memotivasi, mendorong, memperkenalkan, dan mengajarkan
anak-anaknya untuk bermain permainan tradisional, serta memberitahu manfaat yang
diperoleh dari memainkan permainan tradisional ingkling/engklek.
2. Lebih mengsosialisasikan permainan tradisional ingkling/engklek dalam mata
pelajaran sekolah seperti, matematika dan olahraga.
Dalam pelajaran matematika yaitu dengan belajar bilangan karena permainan ini
dengan cara melompat dari satu kotak ke kotak lainnya. Kemudian belajar mengenal
macam-macam bangun datar, seperti persegi, persegi panjang, segitiga, trapesium, dan
lainnya. Sedangkan dalam pelajaran olahraga yaitu dengan meloncat-loncat yang akan
melatih ketangkasan dan melatih kekuatan otot kaki.
3. Dolanan anak diikutkan dalam perlombaan pada event- event, seperti dalam kegiatan
memperingati hari kemerdekaan Indonesia, dan lainnya.
F. Ilustrasi Gambar Permainan Ingkling/Engklek
25
PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA
Oleh: Dewi Murtiana Sari (2018015024)
A. Latar Belakang atau Sejarah Dolanan Anak Ular Naga
Ular Naga diketahui keberadaannya sudah ada sejak zaman dahulu, permainan
yang membutuhkan pemain yang banyak ini adalah permainan turun temurun yang
tidak begitu jelas asal uaul dan seperti apa kejadian dibalik permainan ini, yang pasti
permainan ini punya nilai sejarah tersendiri.
Nama Ular Naga karena dalam permainan ini pemain membuat barisan
memanjang yang diibaratkan seperti ular, naga adalah hewan yang keberadaannya tidak
pasti, yang jelas nama ular naga diambil sebagai cara bermain. (Novitasari,2018)
Lirik Lagu Dolanan Anak Ular Naga
Ular Naga panjangnya bukan kepalang
Menjalar-jalar selalu kian kemari
Umpan yang lezat, itulah yang dicari
Kini dianya yang terbelakang
Makna Dolanan Anak Ular Naga
Makna dari permainan ini yaitu mengibaratkan kepala ular adalah besar dan ekor
ular kecil. Besar dan kecil ini bisa diibaratkan jagad besar dan jagad kecil. Jagad besar
adalah semesta dan jagad kecil adalah diri manusia. Kepala makan ekornya, dengan
demikian berarti menyatunya jagad besar dengan jagad kecil. Pola ini berdimensi awal–
akhir, sangkan-paran (dari mana-kemana). Intinya manusia harus memiliki kesadaran
spiritual bahwa keberhasilan hidup adalah jika mampu kembali ke ruang asal, menyatu
dengan tuhan.
26
B. Cara Bermain Dolanan Anak Ular Naga
Sebelum melakukan permainan ular naga, langkah yang pertama yaitu kita
mencari pemainnya terlebih dahulu. Permainan ini dapat dimainkan 5 sampai 10 orang,
bisa juga lebih. Selanjutnya pemain mencari tempat untuk memainkan permainan ini
yaitu dapat dilakukan di tanah lapang.
Kemudian semua pemain berkumpul dan menentukan siapa yang akan menjadi
"gerbang" dan siapa yang akan menjadi "induk". Pemain yang menjadi "gerbang"
membuat pilihan nama yang akan digunakan dalam permainan. Anak yang berperan
sebagai "gerbang" berdiri berhadapan dan saling berpegangan tangan di atas kepala dan
yang lain berbaris dan memegang pundak teman didepannya.
Anak yang menjadi "induk" berada pada barisan paling depan memimpin jalannya
barisan. Kemudian anak-anak yang berbaris berjalan memutari "gerbang"
Sambil menyanyikan lagu “Ular Naga”. Saat lagu telah habis satu anak yang berada
dibawah “gerbang” ditangkap dan diberi antara dua pilihan yang akan dia tempati.
Setelah anak yang tertangkap memiliki kemudian dia ditempatkan dibelakang
“gerbang” pilihannnya dan memegang pundak teman didepannya agar tidak terlepas
dan terjatuh. Lagu berjalan kembali sampai semua anak yang memutari “gerbang”
habis. Setelah anak tertangkap semua kedua “gerbang” saling berebut anak yang ada
dibelakangnya dengan cara menarik annak yang berada paling belakang barisan lawan.
Permainan akan berakhir jika sudah merasa lelah. Pemenang pada permainan ini adalah
kelompok yang dapat mempertahankan temannya dan yang mempunyai anak paling
banyak.
C. Eksistensi
Pada saat ini permain tersebut masih ada namun sudah jarang dilakukan pada kalangan
anak-anak didaerah tempat tinggal saya, hanya beberapa anak saja yaitu anak-anak SD
kelas 2 sampai kelas 4. Karena banyak yang lebih memilih bermain HP untuk mengisi
waktu luangnya.
.
27
D. Manfaat
Dalam permaian ini tersirat penanaman pendidikan karakter yang dapat
diteladani oleh anak. Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang
memuat suatu tindakan yang mendidik.
Di dalam permaian Ular Naga ini, anak diajarkan mengenai pendidikan karakter
dengan cara bermain sambal berdialog bersama dengan penuh semangat dan
kegembiraan. Dalam doalanan anak Ular Naga tersirat nilai-niali baik yang
mengajarkan anak mengenai pendidikan karakter. Mulai dari lirik lagu Ular Naga,
dijelaskan bahwa setiap orang haruslah taat pada aturan yang berlaku dimasyarakat,
menyadari kesalahan, serta selalu ingat dan mau taat pada ajaran sang pencipta. Dalam
aturan permainan dolanan anak Ular Naga, juga tersirat pendidikan karakter berupa
nilai-nilai sosial sebagai manusia. Manusia haruslah saling tolong menolong antar
sesama didalam kebaikan.
Tidak hanya itu dalam permainan Ular Naga anak juga diajak untuk berani
berekspresi dan berani memilih pilihanya sendiri. Dengan bermain bersama temannya
dapat menjadikan anak menjadi lebih percaya diri dalam bergaul dan bersosial, serta
mampu mengasah kemampuan emosional anak.
Dalam dolana anak ular naga memiliki beberapa nilai-nilai baik didalamnya, sepwrti
nilain sportifitas, nilai pendidikan karaker, nilai kerjasama, nilai kerukunan, dan lain
sebagainya.
E. Solusi
Perlunya adanya gerakan pengenalan dolanan anak tradisional, untuk memulai
mengenalkan kembali dolanan anak tadisional pada anak- anak milenial zaman
sekarang. Karena mengingat mulai luntur dan ditinggalkannya permainan ini. Padahal
dolanan anak tradisional lebih memberikan dampak yang positif bagi perkembangan
anak dibandingakn permainan-permainan modern zaman sekarang.
28
Selain itu dengan mengenalkan permain tradisional agar anak dapat
bersosialisasi dengan orang lain dan melatih motoriknya. Selain itu dengan menenalkan
permainan tradisional pada anak permainan tradisonal tidak punak dan dapat semakin
berkembang.
F. Ilustrasi Gambar
29
PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK
Oleh: Arianto Tandi Rerung (2018015015)
A. Latar Belakang Permainan Engklek:
Permainan ini mulanya sering dimainkan oleh anak-anak dari keluarga Belanda.
Kemudian setelah merdeka, permainan ini masih bertahan dan dimainkan di Indonesia.
Bahkan kini permainan engklek dikenal sampai seluruh pelosok negeri.
Pendapat lain mengatakan bahwa permainan ini serupa dengan permainan dari
Britania Raya yang disebut dengan hopscotch. Permainan hopscotch usianya sangat tua,
sudah ada sejak zaman Kekaisaran Romawi Kuno.
B. Cara Bermain Engklek :
Engklek dimainkan dengan cara melompat dengan satu kaki pada kotak-kotak
yang telah dibuat. Untuk kotak yang letaknya bersebelahan seperti sayap, pemain
diperbolehkan meletakkan kakinya pada kedua kotak secara bersamaan.
Masing-masing pemain memiliki gaco, yaitu batu atau pecahan genting yang
digunakan sebagai alat lempar. Adapun penjelasan lengkap teknik bermain engklek
adalah sebagai berikut:
1. Semua pemain melakukan hompimpa, yang menang mendapatkan giliran pertama.
Pemain pertama melemparkan gaco dan tidak boleh melebihi kotak yang telah
disediakan. Jika gaco melebihi kotak, maka pemain dinyatakan gugur.
2. Pemain pertama melompat dengan satu kaki, kemudian kembali lagi dengan
mengabil gaco yang ada di kotak 1 dengan posisi kaki satu masih diangkat.
3. Setelah itu pemain melemparkan gaco tersebut ke kotak 2. Jika keluar dari kotak 2,
maka pemain dinyatakan gugur dan diganti oleh pemain berikutnya. Namun jika
berhasil, pemain bisa melanjutkan permainannya.
4. Begitu seterusnya sampai semua kotak sudah dilempar dengan gaco. Pergiliran
dilakukan jika pemain pelempar gaco melewati sasaran atau menapak dua kaki di
satu kotak.
30
5. Kemudian jika semua kotak sudah dilewati oleh pemain, maka pemain tersebut bisa
melemparkan gaco dengan membelakangi engkleknya. Jika gaco jatuh pada kotak
yang dikehendaki, maka kotak itu akan menjadi rumahnya.
6. Pemain yang mendapatkan kotak boleh berhenti dikotak tersebut dengan dua kaki.
Begitu seterusnya sampai kotak-kotak menjadi milik para pemain. Jika semua telah
dimiliki oleh pemain, maka permainan dinyatakan telah selesai.
7. Pemenang adalah pemain yang paling banyak memiliki rumah dari kotak-kotak
pada engklek yang digambar.
C. Eksistensi Permainan Engklek:
Untuk kepopuleran engklek di jaman yang semakin moderen semakin menurun dan
tidak sepopuler seperti dulu lagi, hal ini dikarenakan anak-anak lebih memilih game
online dari pada permainan tradisional. Game online bagi anak-anak jaman sekarang
lebih asik dan lebih menyenangkan di bandingkan permainan tradisional yang
membosankan, tampah memikirkan nampak negatif dari permainan online, hal ini di
pandang sebelah mata oleh orangtua dan anak-anak itu sendiri. Kini kita sebagai calon
pendidik harus bisa memberikan nasehat dan motivasi agar anak-anak dapat mengatur
waktu saat melakukan kegiatan bermain game online.
D. Manfaat Permainan Engklek :
1. Pengenalan matematika
Sitohang (2018) melakukan penelitian engklek pada anak di taman kanak-
kanak (TK). Hasilnya, permainan tradisional engklek dapat menjadi sarana untuk
mengenalkan konsep matematika. Contohnya, ketika memainkan engklek, anak
akan melompat sesuai dengan jumlah gaco. Kemudian, anak juga dapat belajar
untuk membedakan ukuran, seperti ukuran kotak yang kecil ataupun yang besar.
Selain itu, mereka juga dapat membedakan bentuk-bentuk yang ada di arena
permainan engklek, seperti kotak, persegi panjang, trapesium atau setengah
lingkaran.
31
2. Mengasah kemampuan motorik anak
Rochmani (2016) melakukan penelitian dengan 32 anak berusia empat
hingga lima tahun. Hasilnya, ia menemukan bahwa permainan tradisional engklek
dapat meningkatkan kemampuan motorik anak. Salah satu elemen yang penting
dalam permainan tradisional engklek untuk mengasah kemampuan motorik anak
adalah dengan meloncat. Meloncat satu kaki saja sebagai penumpu, tetapi
menggunakan dua kaki pada saat pendaratan. Pada saat akan meloncat, anak akan
berhati-hati agar tidak jatuh. Kemudian peran kedua tangan sangat penting sebagai
penyeimbang.
3. Meningkatkan keterampilan sosial
Prantoro (2015) melakukan penelitian kepada 14 anak berusia lima hingga
enam tahun dan hasilnya permainan tradisional engklek dapat meningkatkan
keterampilan sosial anak. Dengan memainkan engklek, anak dapat
mengembangkan keterampilan sosial, seperti interaksi, penerimaan teman sebaya,
membina hubungan dengan kelompok serta mengatasi konflik dalam bermain.
4. Mendeteksi masalah psikologis
Selain memiliki manfaat untuk mengasah beberapa aspek perkembangan
anak, ternyata engklek juga dapat mendeteksi masalah psikologis pada anak.
Menurut Iswinarti (2017) dengan observasi, Ayah dan Bunda dapat melihat anak
yang sedang kesulitan dalam penyesuaian diri, di mana kemampuan penyesuaian
diri sangatlah krusial dalam permainan engklek. Sifat kurang percaya diri dan
mudah tersinggung juga dapat dilihat ketika anak memainkan permainan ini,
sehingga Ayah dan Bunda dapat melakukan langkah atau tindakan supaya sifat
tersebut dapat segera diatasi untuk tumbuh kembang anak di kemudian hari.
5. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
Penelitian oleh Iswinarti (2017) menunjukkan bahwa permainan engklek
dapat mengasah kemampuan pemecahan masalah anak. Beberapa permasalahan
yang harus dihadapi ketika anak memainkan permainan tradisional engklek
mencakup mengambil keputusan untuk menentukan pilihan tempat untuk
32
dilempari gaco, membuat strategi untuk memenangkan permainan, serta mencoba
menyelesaikan masalah ketika terjadi konflik dengan pemain yang lain.
E. Solusi Untuk Mengatasi Eksistensi Permainan Engklek:
Untuk dapat melestarikan permainan tradisional di jaman sekarang ada beberapa solusi
di antaranya :
1. Mengenalkan permainan engklen di lingkungan sekolah, seperti dengan
menggambar gambar engklen dengan warna warni di lapangan sekolah agar terliat
menarik dan tidak membosankan.
2. Mengenalkan permainan engklek di lingkungan masyarakat, seperti membuat
gambar engklek di trotoal jalan dan sebagainya
3. Mengenalkan permainan engklek di lingkungan rumah, bisa dengan cara membeli
kertas/tarpal yang memiliki sudah di cetak gambar engklek agar lebih mudah untuk
di mainkan dan di pindakan.
F. Ilustrasi Gambar Permainan Engklek
33
PERMAINAN TRADISIONAL BOI-BOIAN
Oleh: Dela Fitri Puspita Sari (2019015303)
A. Latar Belakang Permainan Boi-Boian
Permainan ini dinamakan permainan “Boi-boian” karena pada jaman dahulu para
pemainnya lebih banyak anak cowok yang dalam bahasa Inggrisnya “boy”. Karena itu,
biasa menyebut permainan ini dengan permainan “Boi-boian”. Uniknya permainan ini
terletak pada aturan membawa bola.
Sejarah permainan boi-boian berasal dari permainan anak-anak Cina. Anak-anak Cina
biasa menyebutnya dengan permainan “Cinaboi”. Dahulu kala, anak-anak Cina banyak
yang bertransmigrasi ke pulau Madura secara tidak langsung. Mereka memainkan
permainan “Cinaboi” ini di daerah Madura, sehingga permainan ini berkembang pesat.
Pada perkembangannya, anak-anak Madura menyebutnya dengan permainan ”Boi-boian”.
Permainan ini harus melempar bola kecil ke susunan pecahan genting yang disusun. Tim
dalam permainan dibagi menjadi dua kelompok, satu sebagai pelempar bola, sedangkan
satunya penyusun piramida pecahan genting. Tim pelempar harus bisa melempar bola
tepat mengenai tumpukan pecahan genting agar jatuh berantakan. Kumpulan pecahan
genting yang tersebar karena lemparan bola harus disusun kembali oleh tim penyusun.
B. Cara Bermain Boi-Boian
1. Kelompok bertujuan menyusun piramida hingga tak ada yang tersisa sambil
menghindar dari tembakan bola kertas yang dilepaskan oleh anggota-anggota
kelompok lain.
2. Kelompok yang lain bertugas menembakkan bola kertas ke anggota-anggota
kelompok lawan yang berusaha menyusun piramida; setiap anggota lawan yang
terkena tembakan bola kertas dianggap gugur dan tidak boleh lagi meneruskan
permainan.
3. Permainan dimulai dengan menggulirkan bola kertas oleh kelompok penembak ke
arah piramida batu pipih hingga berantakan (kira-kira seperti menggelindingkan bola
bowling ke sasarannya); sementara itu kelompok penyusun piramida bersiap-siap
menyusun lagi batu-batu yang berantakan sambil mewaspadai serangan bola kertas.
34
4. Permainan selesai apabila piramida selesai disusun atau anggota kelompok yang
bertujuan menyusun piramida telah semuanya gugur kena tembakan bola kertas dari
kelompok lawan.
5. Setelah selesai, posisi kelompok ditukar yang tadinya kelompok penyusun piramida
menjadi kelompok penembak dan sebaliknya.
C. Eksistensi Permainan Boi-Boian
Seiring dengan perkembangan arus globalisasi yang begitu cepat, maka banyak
permainan modern yang masuk di Indonesia seperti game online. Hal ini menyebabkan
anak cenderung tidak bergerak ketika memainkan game online. Pada akhirnya berakibat
pada pertumbuhan dan perkembangan fisik anak, perkembangan sosial, emosional, dan
mental anak.
Permasalah di atas menyebabkan permainan tradisional menjadi pudar di kalangan
anak-anak. Bahkan sekarang permainan tradisional sudah mulai ditinggalkan oleh anak-
anak bahkan tidak sedikit dari mereka yang tidak tahu apa itu permainan tradisional.
Padahal dengan melakukan permainan boi-boian akan memberikan dampak yang positif
pada diri seorang anak. Dengan permainan tersebut sebenarnya dapat untuk
mengembangkan kreativitas, untuk mengembangkan kopmunikasi, untuk
mengembangkan aspek fisik dan motorik, mengemabngkan aspek sosial, mengembangkan
aspek emosi atau kepribadian, mengembangkan aspek kognitif, mengasah ketajaman
pengindraan, dan mengembangkan keterampilan olahraga. Oleh karena itu, sebagai
generasi muda kita harus dapat menumbuhkan kembali permainan tradisional di
lingkungan sekitar.
D. Manfaat Permainan Boi-Boian
1. Menumbuhkan Aspek Kognitif yaitu pada saat para pemain harus berfikir agar mereka
dapat menyusun kembali menara tanpa terkena bola dari kelompok penjaga, begitu
juga dengan kelompok penjaga harus beusaha menggagalkan usaha yang dibuat
kelompok pemenang untuk menyusun menara. Oleh kerana itu, pemain harus
memikirkan dan merencanakan strategi dengan baik agar dapat menjadi pemenang.
35
2. Menumbuhkan Aspek Afektif, melalui permainan ini anak belajar bersikap sportif,
yaitu bermain secara jujur, memperlihatkan sikap menghargai pemain lain, menerima
kemenangan dengan sikap wajar atau menerima kekalahan secara terbuka.
3. Menumbuhkan Aspek Psikomotor yaitu, melatih kemampuan fisik anak. Dalam
permainan ini anak dituntut untuk aktif berlari, kelompok pemenang berusaha
menghidari bola yang dilempar kelompok penjaga dan kelompok penjaga berusaha
melempar bola agar mengenai kelompok pemain.
4. Menumbuhkan Aspek sosial, melalui permainan ini anak dapat bersosialisasi dengan
teman-temannya. Interaksi dalam permainan tradisonal mendorong anak untuk belajar
tentang konsep berbagi, menanti giliran, bermain secara fair, juga mengajarkan arti
kemenangan dan kekalahan.
E. Solusi Untuk Mengatasi Eksistensi Permainan Boi-Boian
Didalam masyarakat peran penting dalam permainan tradisional, perlu kita
kembangkan demi ketahanan budaya bangsa, karena kita menyadari bahwa kebudayaan
merupakan nilai-nilai luhur bagi bangsa Indonesia, untuk diketahui dan dihayati tata cara
kehidupannya sejak dahulu. Bangsa indonesia merupakan bangsa yang besar dalam
keaneka ragaman kebudayaan didalamnya, termasuk permainan tradisional didalamnya,
keanekaragaman permainan tradisional adalah karena banyaknya daerah di Indonesia
memiliki kearifan lokal kebudayaan masing-masing, sehingga membentuk masyarakatn
melakukan aktivitas kebugaran jasmani yang berbeda satu daerah dengan yang lainnya.
Permainan tradisonal memang sudah seharusnya mendapatkan perhatian khusus
dan mendapatkan prioritas yang utama untuk dilindungi, dibina, dikembangkan,
diberdayakan dan selanjutnya diwariskan. Hal seperti itu diperlukan agar permaina
tradisional dapat memiliki ketahanan dalam menghadapi unsur budaya lain di luar
kebudayaannya. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan sosialisasi tentang
permainan tradisional. Sosialisasi permainan tradisional penting untuk dilakukan. Supaya
anak-anak jauh lebih baik dalam mengenal permainan tradisional dan ikut memainkannya.
Dengan cara ini kita dapat mengajak anak-anak agar mempermainkan permainan
tradisional. Selain itu, mengadakan kegiatan khusus untuk permainan tradisional.
Contohnya kegiatan pengenalan dan kompetisi permainan tradisional.
36
F. Ilustrasi Permainan Tradisional Boi-Boian
37
PERMAINAN TRADISIONAL JAMURAN
Oleh : Faralia Sholiqaqul Jannah (2019015342)
A. Latar Belakang
Sumber : https://www.bukalapak.com/p/rumah-tangga/furniture-interior/lukisan/9n8ltr-jual-
lukisan-digital-dolanan-anak-jamuran
Jamuran merupakan permainan yang berasal dari jawa. Permainan ini diciptakan
oleh sunan giri, dalam rangka menyebarkan dakwah pada masa itu. Dakwah yang
dimaksud terdapat dalam filosofi dari nama permainan ini yaitu jamuran yang berasal dari
kata jamur. Jamur hanyalah tanaman yang tumbuh dan berkembang ditempat udara yang
lembab. Kadang, jamur hanya diasumsikan sebagai tanaman penganggu, tetapi terdapat
jamur beberapa jenis yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Maka, dapat diambil
makna filosofi dari jamur bahwa hal tersebut juga berlaku bagi kita sebagai manusia, kita
dapat menjadi bermanfaat bagi orang lain tapi bukan tidak mungkin kita dapat menjadi
penganggu bagi pihak lain.
Menurut Mulyani (dalam Latifah, dan Sagala 2013 : 121) berpendapat bahwa
jamuran adalah permainan anak dari Jawa tengah dan Yogyakarta yang mengajak anak-
anak berkumpul di halaman, bertautan tangan membentuk sebuah lingkaran yang di
sebut jamuran. Di perjelas pula oleh Dharmamulya,dkk (dalam Latifah dan Sagala 2008
: 121) bahwa dolanan jamuran adalah permainan yang sangat populer di kalangan anak-
anak Jawa, khusunya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
38
Dalam bahasanya Jamur artinya Cendawan, dan mendapat akhiran ‘an’. Jamur
berbentuk bulat, maka permainan jamuran pun memvisualisasikan bentuk jamur yang
bulat tersebut, yaitu membentuk lingkaran. Jamuran dapat dilaksanakan di halaman
rumah atau halaman sekolah. Jamuran tidak memerlukan perlengkapan apapun kecuali
sebidang tanah secukupnya (menurut banyaknya pemain).
B. Cara Bermain
Permainan ‘jamuran’ biasanya dimainkan pada malam-malam terang bulan, oleh
anak-anak perempuan usia sekolah dasar; adakalanya anak-anak laki-laki juga ikut
bermain. Jumlah anak untuk memainkan permainan ini, kira-kira 10 orang atau lebih.
Karena banyaknya anak yang ikut bermain, terlebih lagi karena permainan ini dijalankan
dengan banyak berlari-larian, maka diperlukan halaman yang cukup luas untuk
memainkannya. Orang Jawa menyebutnya Plataran.
Permainannya sangat sederhana. Anak-anak berdiri membentuk lingkaran dan
berpegangan tangan. Besar kecil lingkaran tergantung kepada banyak sedikitnya anak-
anak yang bermain. Jika jumlah anak yang bermain banyak, lingkaran itu besar, sebaliknya
kalau anak-anak yang bermain sedikit, lingkaran kecil. Seorang anak berdiri di tengah-
tengah lingkaran itu.
Permainan ‘jamuran’ dimulai dengan anak-anak berdiri membentuk lingkaran
bernyanyi:
Jamuran ya ge ge thok
Jamur apa ya ge ge thok
Jamur gajih mbejijih sa ara-ara
Semprat-semprit jamur opo
Tiba pada kalimat ‘siro badhe jamur opo?’, si anak yang berada di tengah lingkaran
lantas berteriak menyebut sebuah gerakan pura-pura yang wajib kami perbuat. Anak-anak
lain yang semula bergandengan tangan membentuk lingkaran, kontan berhamburan. Untuk
menirukan seperti apa yang di ucapkan si anak yang kalah tadi. Misal seperti ini :
39
1. Jamur motor!
Ketika di ucapkan ‘jamur motor!’, anak-anak yang berhamburan untuk berubah
menjadi berbagai kendaraan beroda.
2. Jamur patung!
Lantas anak-anak bergegas menjadi patung. Diam tak bergerak. Tidak boleh tersenyum.
Tidak boleh tertawa
3. ‘Jamur monyet!’
Anak-anak segera melepas tautan tangan. Semua berhamburan. Macam-macam
gerakannya. Ada yang dengan segera memanjat pohon. Ada yang hanya menggaruk-
garuk kepala
4. ‘Jamur kendil borot!’
Anak-anak mencari tempat yang agak tersembunyi untuk buang hajat kecil, karena
kendilnya borot (pancinya bocor). Kendil yang tidak bocor dianggap tidak berguna
5. ‘Jamur parut!’
Anak-anak yang membentuk lingkaran bubar menjauhi anak yang berada di tengah.
Mereka mencari tempat untuk berdiri dengan berpegangan tangan pada sebatang pohon
tiang, atau bersandar pada tembok lalu menggantung sebelah kakinya. Telapak kaki
harus nampak agar mudah digelitik.
C. Eksistensi
Dulu saat saya masih duduk dibangku sekolah dasar sekitar tahun 2006, permainan
ini sangat eksis dimainkan oleh orang orang diberbagai desa daerah saya, tetapi saat ini
saya melihat bahwa permainan ini sudah jarang sekali dimainkan, bahkan anak anak kecil
saat ini pun belum tentu mengenal dengan permainan ini. Anak anak saat ini sibuk main
dengan gadget mereka sendiri sendiri hingga melupakan berbagai permainan tradisional
yang kita miliki.
40
D. Manfaat
Sutrisno (dalam Safitri, 2007 : 2) manfaat dolanan jamuran yaitu mengasah emosi
anak sehingga timbul sikap toleran dan empati terhadap orang lain, mengembangkan
ketrampilan gerak atau motorik kasar, menumbuhkan kepekaan dan kemampuan
berekspresi dengan irama, kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri serta
kemampuan memhami dan memanfaatkan lingkungan. Jadi, dolanan jamuran
merupakan jenis permainan sosial, dimana anak dapat belajar tentang berkomunikasi,
sosialisasi dengan teman sebayanya dan mengembangkan kecakapan sosial anak
sehingga melalui permainan tradisional jamuran dapat meningkatkan interaksi sosial anak.
E. Solusi
Solusi pertama yang mungkin dilakukan yaitu mengenalkan dulu kepada anak
beberapa permainan tradisional yang dirasa itu seru dan diminati banyak anak, setelah itu
jika anak tersebut senang dengan permainan yang diajarkan mereka akan mengajak teman
temannya untuk bermain permainan tersebut, kemudian membuat proker bersama sama,
yaitu sebuah kompetisi/lomba supaya anak lebih tertarik dan kemudian mereka
bersemangat untuk memainkannnya.
.
41
PERMAINAN TRADISIONAL
PETAK UMPET ( DELIKAN )
Oleh : Fitria Isnaeni (2018015013)
A. Latar Belakang
Gambar 1. Anak-anak sedang memainkan Delikan
Petak umpet atau yang dikenal oleh masyarakat Jawa dengan nama
“Delikan”, merupakan salah satu permainan tradisional yang populer di masyarakat.
Aturannya pun sederhana: Sembunyi dan Cari. Permainan ini biasanya dilakukan oleh 2
orang atau lebih. Anak-anak yang kalah menghitung kemudian yang menang
bersembunyi.
Untuk memainkannya, semua pemain berkumpul lalu melakukan hompimpa,
semacam undian, untuk menentukan siapa yang menjadi penjaga benteng sekaligus
pencari pemain lain yang bersembunyi. Saat penjaga benteng menutup mata dan
menghitung sesuai kesepakatan, pemain lain mulai mencari tempat aman untuk
bersembunyi.
42
Begitu hitungan selesai, permainan pun dimulai. Dalam pencarian, saat penjaga
menemukan pemain yang ndelik (bersembunyi), dia harus segera menuju benteng sembari
meneriakkan nama pemain itu. Masing-masing daerah di Jawa punya sebutan sendiri saat
tangan menyentuh benteng.
Penjaga harus beradu lari dengan pemain yang ketahuan, karena kalau pemain tiba
lebih dulu, dia lolos dari kemungkinan menjadi penjaga selanjutnya. Penjaga harus
mencari semua pemain atau menyerah dan mengatakannya keras-keras. Pemain yang
"tertangkap" penjaga kemudian melakukan hompimpa untuk menentukan siapa penjaga
selanjutnya.
B. Eksistensi
Keberadaan permainan petak umpet atau delikan ini jarang untuk dilakukan, karena
adanya permainan game online lebih menarik daripada permainan tradisional ini. Game
online pun juga mengalahkan waktu belajar anak-anak di zaman sekarang. Tetapi, anak-
anak yang masih memainkan permainan ini biasanya anak dibawah kelas 5 SD.
C. Manfaat
1. Mengembangkan daya ingat
Saat bermain, tentu anak berusaha mengingat aturan-aturan apa yang ada di dalam
permainan sehingga ia dapat memenangkan permainan tersebut. Nah, pada saat itulah
anak mengembangkan kemampuan daya ingatnya.
2. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
Untuk menang dalam permainan petak umpet, anak dihadapkan pada berbagai
tantangan yang memaksanya untuk berpikir. Misalnya ketika ia harus mencari tempat
persembunyian yang tidak bisa ditemukan oleh penjaga, dan bagaimana ia bisa
menyelinap ke tempat jaga tanpa ketahuan oleh si penjaga.
43
3. Mengembangkan kemampuan sosial
Petak umpet adalah permainan yang dimainkan oleh lebih dari satu orang.
Semakin banyak, semakin seru. Saat anak bermain petak umpet, otomatis ia
berinteraksi dengan teman-temannya. Anak juga dapat belajar bagaimana cara bekerja
dalam tim lewat permainan sederhana ini.
4. Mengenal kontrol impuls
Bermain petak umpet dapat mengajari anak tentang bagaimana mengontrol
impuls dengan belajar untuk berpikir sebelum bertindak. Sebab, tindakan yang tidak
dipikirkan matang-matang dapat membuatnya kalah dalam permainan.
5. Belajar cara mengontrol emosi
Selain berlajar mengontrol impuls, bermain permainan petak umpet juga dapat
membantu belajar cara mengontrol emosi. Saat sedang bersembunyi, mungkin anak
merasa takut, tetapi ia harus tetap bersembunyi agar tidak tertangkap.
6. Menstimulasi kemampuan sensorik
Anak belajar merasakan apa yang ada di sekitarnya dengan menggunakan panca
indera. Saat bersembunyi, anak secara aktif menggunakan indera pendengarnya,
seperti ketika berusaha mendengar apakah ada langkah kaki yang mendekat ke tempat
persembunyiannya. Di saat itu juga anak belajar membedakan berbagai jenis suara
dan bunyi.
7. Melatih motorik kasar
Permainan ini banyak menggunakan otot-otot besar pada anak. Misalnya ketika
anak berlari dan melompat ketika mencari tempat persembunyian atau ketika
berusaha menyentuh tempat jaga sebelum si penjaga.
44
8. Memberikan kebahagiaan
Dan yang utama adalah, bermain petak umpet dapat memberikan kebahagiaan
untuk anak. Ada rasa puas tersendiri ketika ia berhasil memenangkan permainan
tersebut yang dapat menghasilkan serotonin pada otak anak.
D. Solusi
Dolanan anak petak umpet atau delikan sebaiknya tetap dilestarikan, karena
permainan ini lebih memiliki manfaat yang bagus untuk perkembangan anak daripada
permainan game online. Anak juga akan lebih menyukai permainan ini jika anak-anak bisa
berkumpul dan melakukan permainan ini. Permainan ini juga bisa dijadikan sebagai olah
raga untuk anak-anak.
45