PERMAINAN TRADISIONAL LALATIP
Fera Novami (2016015205)
A. Latar Belakang
Permainan tradisional Lalatip atau tarian ini merupakan permainan tradisional yang
berasal Suku Dayak Tahol Provinsi Kalimantan Utara. Lalatip artinya menjepit. Permainan
atau tarian ini muncul pada jaman dahulu digunakan sebagai latihan ketangkasan kaki
dalam melompat dan menghindari rintangan. Hal ini dilakukan karena adanya perang antar
suku yang selalu terjadi dan mengancam kehidupan Suku Dayak Tahol, jadi keterampilam
berperang wajib dimiliki oleh pemuda dan pemudi Suku Dayak Tahol. Permaianan atau
tarian ini mendebarkan karena pemain dapat terjepit atau terapit kakinya oleh batang kayu
bila terlambat menghindar apalagi saat permainan dengan ditutup kedua matanya.
B. Cara Beramain
Permaianan Magunatip atau lalatip terbagi menjadi tiga kelompok pemain yaitu
kelompok yang memainkan batang kayu, kelompok penari, dan kelompok pemain musik
yang memainkan alat musik tradisional Kalimantan Utara berupa gong dan kendang.
Kelompok pertama memegang dua buah bilah kayu panjang sekitar dua sampai tiga meter,
mereka berdua berhadap-hadapan dan berjongkok di tanah/lantai sambil menghentakkan
kayu posisi menjepit dan melepaskan jepitan mengikuti irama musik pengiring.
Konsentrasi dan kestabilan menjadi kunci utama tugas mereka, kelompok ini terbagi
menjadi tiga kelompok berjajar.Kelompok penari, terdiri dari perempuan dan laki-laki
menari di antara jepitan kayu dengan cara melompat bergantian menghindari jepitan kayu
yang dimainkan kelompok pertama, dengan tubuh dan tangan meliuk-liuk menari dengan
gerakan ciri khas Suku Dayak Tahol. Tarian ini mendebarkan karena penari dapat terjepit
atau terapit kakinya oleh batang kayu bila terlambat menghindar jepitan kayu bahkan ada
saat harus menutup kedua matanya.
46
Saat seperti inilah puncak dari tarian Lalatip.Kelompok ketiga adalah pemain musik
yang memainkan alat musik tradisonal Suku Dayak Tahol berupa gong dan kendang.
Perpaduan antara suara kedua alat musik ini dan suara hentakan kayu tercipta irama
semangat dan kegembiraan.
C. Eksistensi
Permain tranisional atau tarian Lalatip ini sebagai sarana edukasi diera digital. Pada
zaman dahulu, permainan tradisional menjadi rutinitas anak-anak atau remaja dalam
mengisi kekosongan waktu sehingga mereka bermain bersama.
D. Manfaat
Adalah untuk melatih kemampuan atau ketegasan kaki dalam melompat dan
menghindari rintangan.
E. Solusi
Biasanya pemerintah juga mengadakan festival – festival seperti festival dolanan anak
guna melestarikan dan memperkenalkan serta menumbuhkan kecintaaan anak – anak
terhadap permainan tradisional yang ada di Indonesia. Menurut saya permainan ini masa
terjaga sampai sekarang bahkan di daerah khususnya temap saya masih dimainkan sampai
saat ini bahkan setiap bulan ada Latihan setiap 2 kali dalam seminggu. Kemungkinan untuk
punahnya permainan ini sangat kecil karna permainan ini selalu dimainkan baik itu acara
kecil-kecilan maupun acar-acar besar lainnya.
47
F. Gambar Ilustrasi
Ini gambar pada saat saya memperagakan kepada turis dari Amerika yang kebetulan
berwisata di daerah Kabupaten Malinaun. Dan pada saat itu kami diundang untuk
menampilkan permainan tradisional khas Dayak Tahol.
48
PERMAINAN TRADISIONAL DAKON
Erwinda Khoirunnisa (2018015036)
A. Latar Belakang
Dakon biasa disebut juga congklak, adalah salah satu jenis permainan yang dapat
dimainkan oleh anak-anak laki-laki maupun perempuan. Permainan ini dimainkan oleh
dua orang anak, dan permainan sederhana ini bisa mengasah daya nalar anak. Uniknya
game ini melatih jiwa dagang anak, dan ketajaman berpikir untuk mengambil keuntungan.
Permainan akon atau dhakon ini menggunakan papan permainan yang memiliki 14
lubang dan 2 lubang besar yang berada di ujung kiri dan kanan. Setiap 7 lubang kecil di
sisi pemain dan lubang besar di sisi kanannya dianggap sebagai milik sang pemain.
Berasal dari Arab, dakon (congklak) diperkirakan masuk ke Asia sekitar 1640.
Selain Indonesia, dakon (congklak) juga menyebar ke Filiphina dengan nama cunkayan,
Srilanka dengan nama canka, Semenanjung Melayu dengan nama conkak, dan Afrika
dengan nama mankala. Dakon (congklak) adalah suatu permainan tradisional yang dikenal
dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis
cangkang kerang digunakan sebagai biji dakon dan jika tidak ada, bisa juga menggunakan
biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batu kecil. Di Jawa, permainan ini dikenal
dengan nama dakon, dhakon, dhakonan, atau congklak.
B. Cara Bermain
Dakon atau congklak dimainkan dengan cara memainkan 98 biji-bijian atau
cangkang kerang ke dalam papan yang memiliki 16 lubang dan 2 lubang di antaranya
berfungsi sebagai rumah. Barang siapa memasukkan biji-bijian terbanyak ke rumahnya
dinyatakan jadi pemenang. Dengan permainan ini, karena dimainkannya minimal harus
dua orang, akan membuat anak-anak lebih sering berkumpul dan bercengkrama ria
bersama teman-temannya. Selain itu, bermain dakon (congklak) juga dapat mengasah dan
meningkatkan konsentrasi anak. Karena dalam bermain dakon juga membutuhkan
kelelitian, kerjasama, kejujuran, kecepatan dan tidak ketinggalan pula dalam bermain
dakon kita bisa belajar menghitung.
49
Perlengkapan yang diperlukan dalam permainan Dakon ini adalah :
1. Papan dakon, bisa terbuat dari kayu maupun bahan lain, misalnya plastik. Terdiri dari 14
lubang kecil dan 2 lubang besar.
2. Biji dakon sejumlah 98 buah yang dibagi rata untuk kedua pemain.
Perlengkapan permainan dakon sudah bisa dibeli di toko setempat, ada yang terbuat
dari kayu dan ada pula yang terbuat dari plastik.
Adapun cara memainkan permainan dakon, yaitu:
1. Para pemain, dua orang anak, saling duduk berhadapan dan papan dakon berada di depan.
2. Biji dakon dibagi rata para para pemain, dan di taruh pada lubang kecil di papan dakon
dengan jumlah yang merata/sama kecuali di lubang pojok kanan dan kiri.
3. Para pemain melakukan undian untuk menentukan siapa yang mulai terlebih dahulu.
4. Permainan dimulai dengan mengambil seluruh biji di satu lubang dan menyebarnya satu
per satu di lubang lain secara urut.
5. Untuk menyebar biji, ada beberapa aturan. Biji yang diambil dari satu lubang, dimasukkan
ke lubang berikutnya satu per satu secara urut, termasuk ke lubang lawan. Jika melewati
lubang pojok yang menjadi milik kita, maka satu biji yang kita gemgam ditaruh di sana.
Tetapi, jika melewwati lubang pojok milik lawan, kita tidak boleh menaruh biji sawo di
dalamnya. Sebabnya, tentu saja agar jumlah biji dakon milik lawan tak bertambah banyak.
6. Ada beberapa aturan saat biji dakon terakhit diletakkan pada lubang, yaitu mikul dan
nembak. Mikul atau memikul bisa dilakukan bila biji terakhir yang disebar jatuh le lubang
kosong milik lawan, jadi pemain bisa mengambil biji yang berada di kanan dan kiri lubang
kosong itu untuk ditaruh dilubang pojok miliknya. Sementara nembak atau menembak,
bisa dilakukan bila biji terakhir yang disebar jatuh ke lubang kosong milik sendiri,
sehingga bisa mengambil biji lubang lawan yang ada di seberang lubang kosong miliknya.
7. Permainan dianggap selesai apabila biji dakon sudah terkumpul semua di masing-masing
lubang pojok. Permainan ini membutuhkan strategi dan perhitungan, dan pemenangnya
adalah yang paling banyak bisa mengumpulkan biji dakon.
50
C. Manfaat Permainan dan Kandungan Nilai
Permainan ini dapat melatih anak untuk berpikir secara nalar dan kreatif.
Memikirkan cara agar dapat memenangkan permainan, selain itu permainan ini juga
mengajarkan agar pemain tidak curang dan bermain dengan penuh kejujuran.
D. Dokumentasi Permainan
51
PERMAINAN TRADISIONAL NEKERAN
Oleh : Ghufron Faris Akhdani
A. Latar Belakang
Gambar 1. Permainan Nekeran
Banyak jenis permainan anak tradisional sudah jarang dimainkan dan makin lama
tampaknya akan semakin tidak dikenal, serta diperkirakan akan punah. Permainan anak
tradisional ini dapat menjadi aset budaya yang berharga dalam pembentukan identitas
sebuah komunitas, masyarakat ataupun sebuah bangsa. Salah satu permainan anak
tradisional adalah nekeran. Nekeran merupakan sebuah permainan tradisional yang
menggunakan kelereng sebagai alat permainannya. Permainan nekeran berasal dari bahasa
Belanda yaitu kata knikker. Nekeran/kelereng juga disebut gundu, keneker, kelici, guli,
stin (Jawa Tengah). Permainan ini dapat ditemukan di berbagai tempat, khususnya di
sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
B. Cara Bermain
Permainan ini biasanya dilakukan oleh anak-anak kecil maupun dewasa. Permainan
ini mudah dijumpai di mana saja terutama di daerah pedesaan ataupun pinggiran kota.
Biasanya dimainkan lebih dari satu orang, mungkin bisa berjumlah puluhan orang.
Permainan nekeran ini menggunakan kelereng sebagai alat permainannya.
52
Setiap pemain memiliki kelereng jagoan/gacuk untuk bermain. Ada beberapa jenis
permainan seperti gacukan, gendiran, dan gasangan. Untuk permainan gacukan itu
permainannya hanya menggunakan kelereng jagoan, sedangkan permainan gendiran
hampir sama seperti gacukan hanya saja menggunakan legokan sebagai pusat permainan
dan yang terakhir adalah permainan gasangan, permainan ini menggunakan kelereng yang
banyak karena kelereng tersebut untuk taruhan.
C. Eksistensi
Eksistensi permainaan tradisional di Indonesia sudah sangat minim dan mulai
banyak ditinggalkan oleh anak-anak, terutama di daerah saya Desa Minomartani, Ngaglik,
Sleman, D.I Yogyakarta. Hampir setiap hari saya bertemu dengan anak-anak di pinggir
jalan dan mereka sedang asik bermain dengan handphone mereka sendiri-sendiri.
D. Manfaat
Permainan tradisional lebih asyik dibandingkan dengan game online seperti halnya
PUBG, Mobile Legend, Free Fire, dsb. Permainan nekeran ini memiliki berbagai macam
manfaat yang akan diperoleh anak, antara lain :
1. Mengatur emosi
Bermain kelereng sangat menyenangkan bagi anak, membantu anak keluar sebentar
dari rutinitasnya sehari-hari untuk “me-recharge” kembali baterai energinya. Bila
energinya sudah kembali penuh, anak dapat siap kembali menghadapi hal-hal yang
serius, seperti belajar.
2. Melatih kemampuan motorik
Kegiatan-kegiatan dalam permainan kelereng ini, seperti melempar dan menyentil,
dapat melatih keterampilan motorik halus dan kasar di usia sekolah. Makin baik
kemampuan motorik, koordinasi visual dan konsentrasinya maka anak pun semakin
mahir untuk menembakkan kelereng-kelerengnya.
3. Melatih kemampuan berpikir
Kemampuan berpikir anak ikut dirangsang dalam permainan ini. Misalnya, jika ia
ingin memenangkan permainan maka harus memecahkan masalah dan menggunakan
strategi dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.
53
4. Kemampuan berkompetisi
Keberhasilan anak menjalani suatu teknik yang lantas memperoleh tanggapan dari
para lawan nya merupakan hadiah tersendiri bagi anak. Adanya perasaan bersaing di
usia sekolah sangat penting untuk membentuk perasaan harga diri.
5. Kemampuan sosial
Yang paling penting dari kegiatan bermain adalah bagaimana anak mampu
menjalin pertemanan dengan kawan mainnya. Jangan lupa, hubungan pertemanan akan
memberi kesempatan pada anak untuk mempelajari konteks sosial yang lebih luas.
Misal, ia jadi belajar bekerja sama, belajar mengatasi konflik ketika terjadi
pertengkaran pada saat bermain dengan temannya, serta belajar mengomunikasikan
keinginan dan pikirannya.
6. Bersikap jujur
Anak juga punya kesempatan mengembangkan karakter dan kepribadian yang
positif ketika bermain, seperti pentingnya kejujuran dan fairness. Kecintaannya pada
nilai-nilai yang benar merupakan landasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain
di masa yang akan datang.
7. Melatih kecermatan dan ketelitian
Permainan ini dapat melatih otak kita menjadi lebih cermat dalam bertindak dan
menjadi lebih teliti dengan hal-hal yang telah dia lakukan atau yang akan dia kerjakan
nanti. Dengan cara memikirkan langkah-langkah yang harus diambil dengan kondisi
yang Kelereng yang juga biasa disebut gundu, sangat seru jika dimainkan tiga sampai
lima orang. Manfaat permainan ini adalah melatih motorik, melatih kemampuan
berpikir, mengendalikan emosi, dan bersosialisasi
.
E. Solusi
Saran dari saya pribadi sebagai penulis agar permainan ini tetap ada yaitu kita
sebagai anak-anak muda mengadakan kembali atau mengajak anak-anak usia dini untuk
bermain permainan tradisional. Seperti halnya mengadakan lomba permainan anak
menggunakan media video, seperti halnya yang belum lama ini diadakan oleh PEKAN
KEBUDAYAAN NASIONAL.
54
PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK
Oleh : Diva Ayu Handayani (2019015160)
A. Latar Belakang
Gambar 1. Permainan Engklek
Di Indonesia Engklek diperkenalkan pertama kalinya oleh penjajah Belanda. Dalam
bahasa Belanda engklek disebut Zondaag Maandag. Meskipun, tidak ada bukti otentiknya
yang menguatkannya dugaan ini muncul karena permainan lompat-lompatan lebih dahulu
populer di Eropa. Dari Zondaag Maandag dalam bahasa Indonesia menjadi Sunda Manda,
dalam bahasa Jawa disebut Engklek. Menurut Keen Achroni (2012 : 51) permainan Sunda
Maandag juga dikenal dengan sebutan nama Engklek. Permainan Engklek ini sering
dimainkan oleh anak-anak di pedesaan.
Engklek adalah permainan tradisional anak-anak Indonesia, dengan dasar
permainan lebih dominan dimainkan oleh anak-anak wanita. Dalam prosedur permainan
engklek ini secara umum pemain harus mengangkat satu kaki dan melompat dengan kaki
satu melewati kotak-kotak dalam engklek. Permainan ini membutuhkan gacuk atau
kereweng (bisa dari pecahan genting, keramik lantai atau pun batu yang datar, ataupun uang
receh) untuk dilempar. Dalam tingkatan yang lebih tinggi pemain harus membawa gacuk
di atas telapak tangan dan menaruh di atas kepala sambil melompat dengan satu kaki.
55
Ada berbagai variasi dalam hal aturan permainan dan prosedur permainan dalam
engklek ini. Variasi ini juga terjadi pada bentuk engklek berbeda (Iswinarti, 2010: 8).
Permainan engklek ini diduga mempunyai nilai terapiutik yang tinggi.
Menurut Hidayat (2013: 2) permainan engklek biasa dimainkan oleh 2 sampai 5
anak perempuan dan dilakukan di area terbuka. Di beberapa daerah, engklek memiliki
nama-nama berbeda-beda seperti asinan, gala asin (Kalimantan), intingan (Sampit), tengge-
tengge (Gorontalo), cak lingking (Bangka), dengkleng, teprok (Bali), gili-gili (Merauke),
deprok (Betawi), gedrik (Banyuwangi), sonda (Mojokerto), sonlah, konclong, tepok
gunung (Jawa Barat), dan masih banyak lagi. Meskipun di beberapa daerah memiliki nama
atau sebutan berbeda, tetapi dalam pola permainannya tetap sama dan lebih di dominasi
oleh kalangan anak-anak perempuan. Permainan engklek pun cukup dikenal masyarakat
luas, berbekal sebuah kapur dan tempat yang strategis permainan ini dapat dilaksanan.
B. Cara Bermain
1. Melempar pecahan genteng atau batu pipih yang disebut “gacuk”, satu anak hanya akan
memiliki satu pecahan genting.
2. Permainan ini dilakukan secara bergantian dengan cara mengundi tempat “gacuk”.
3. Pemain pertama harus melemparkan gacuk ke kotak pertama yang terdekat. Setelah itu
harus melompat-lompat ke semua kotak secara berurutan hanya dengan menggunakn
satu kaki.
4. Kotak yang terdapat gacuk pemain tidak boleh diinjak (harus dilewati), dan pemain
yang sedang bermain dilarang untuk menyentuh atau menginjak garis pembatas.
5. Setelah itu dia harus kembali dengan cara melompat lagi. Saat sampai di kotak yang
terdapat gacuk miliknya, dia harus mengambil gacuk itu dengan tangannya sementara
itu sebelah kakinya harus tetap terangkat dan tidak boleh menyentuh tanah. Kemudian,
dia harus melanjutkan membawa gacuk tersebut sampai keluar kotak pertama.
6. Pemain harus meloncat ke setiap kotak sampai di ujung terjauh, setelah itu dia harus
kembali dengan cara melompat lagi.
56
7. Pemain yang sedang bermain harus mengulang permainan ini dengan melempar gacuk
dari mulai kotak pertama terus sampai semua kotak, dan akhirnya selesai kembali ke
kotak pertama lagi. Bagi pemain yang melanggar aturan tidak boleh melanjutkan
permainan, dan digantikan oleh pemain berikutnya.
8. Permainan selesai jika gacuk seorang pemain telah melalui semua kotak sampai
kembali lagi ke kotak pertama dengan selamat. Setelah itu pemain tersebut akan berdiri
membelakangi lapangan engklek dan melemparkan gacuknya ke belakang. Jika gacuk
itu akan berhenti di dalam salah satu yang kosong maka, kotak itu akan menjadi
miliknya. Tetapi, jika lemparan gacuknya melesat keluar arena atau menyentuh garis
batas, maka pemain harus mengulang lemparannya setelah pemain berikutnya
melempar.
9. Aturan lainnya kotak yang sudah ada pemiliknya tidak boleh diinjak pemain lain
ataupun disentuh oleh gacuk pemain lain yang dilempar.
C. Eksistensi Permainan
Permainan tradisional engklek di zaman modern ini sudah jarang di mainkan oleh
anak- anak, mereka lebih suka bermain dengan permainan digital, game online, maupun
internet, bahkan permainan tradisional kini sudah mulai luntur termasuk permainan
tradisional engklek. Banyak yang tidak menyadari bahwa ada banyak manfaat yang
terdapat di dalam permainan engklek termasuk adanya peran matematika yang ada di
permainan tradisional. Di dalam permainan tradisional mengajarkan nilai-nilai sosial,
seperti kejujuran, kesabaran, kerjasama, saling menghargai bahkan dapat melatih
kemampuan motorik anak.
Anak di era globalisasi ini cenderung sulit bersosialisasi dengan teman sebaya,
karena mereka lebih suka bermain permainan dengan handphone secara individu, maka
jangan heran jika banyak di temui anak yang menutup dirinya, bersikap diam, dan tidak
mau bertemu dengan lingkungan sekitarnya.
57
D. Manfaat Permainan
Manfaat yang diperoleh dari permainan tradisional engklek ini adalah :
a. Kemampuan fisik anak menjadi kuat karena dalam permainan engklek ini anak
diharuskan untuk melompat-lompat.
b. Mengasah kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan mengajarkan kebersamaan.
c. Dapat mentaati aturan-aturan permainan yang telah disepakati bersama.
d. Mengembangkan kecerdasan logika anak. Permainan engklek melatih anak untuk
berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus dilewatinya.
e. Anak menjadi lebih kreatif. Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh para
pemainnya. Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda, atau tumbuhan yang
ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan
alat-alat permainan.
f. Melatih Keseimbangan. Permainan tradisional ini menggunakan satu kaki untuk
melompat dari satu kotak ke kotak berikutnya.
g. Melatih ketrampilan motorik tangan anak karena dalam permainan ini anak harus
melempar gacuk atau kereweng.
E. Solusi
Ada beberapa cara melestarikan permainan tradisional engklek yang ada di daerah
kita diantaranya :
a. Memperkenalkannya kembali kepada anak tentang permainan tradisional engklek
Ini merupakan hal pertama yang kita lakukan agar permainan tradisional
engklek bisa dipertahankan yaitu memperkenalkannya kembali kepada anak-anak. Kita
bisa melakukannya melalui kegiatan-kegiatan lomba baik di lingkungan sekolah
ataupun di lingkungan tempat tinggal mereka.
b. Membuat permainan tradisional engklek menjadi lebih menarik
Hilangnya minat anak-anak tentang permainan tradisional engklek bisa juga
disebabkan karena kejenuhan akan cara-cara memainkannya dan tidak menghibur. Oleh
karena itu, sebagai generasi yang masih peduli kita bisa mengubah permainan engklek
tersebut menjadi lebih menarik.
58
Sebagai contoh kita membuat suatu permainan tradisional engklek yang dapat
meningkatkan kecerdasan anak. Kita juga bisa mengadakan lomba dan memberikan
penghargaan bagi pemenang. Dengan begitu anak-anak akan termotivasi untuk terus
bermaian permainan engklek tersebut.
c. Mengadakan workshop pelatihan permainan tradisional
Perlu adanya kita membuat sebuah pelatihan permainan tradisional engklek
dengan cara mengumpulkan sebanyak-banyaknya permainan yang ada berserta
peraturan dan cara bagaimana memainkannya. Kemudian setelah itu kita adakan sebuah
latihan dan mengajarkan kepada anak-anak baik di sekolah-sekolah maupun di daerah
mereka tinggal serta melatih permainan engklek tersebut kepada anak-anak agar bisa
terus dilestarikan dan seterusnya bisa dikembangkan kembali.
59
PERMAINAN TRADISIONAL JENGKEK DARI KALIMANTAN
BARAT
Oleh : Hanita (2018015300)
A. Latar Belakang
Jengkek merupakan permainan tradisional cara bermainnya dengan cara lompat-
lompatan pada bidang datar yang telah digambarkan dan juga menggunakan kacok atau
buah, permainan ini biasanya dimainkan oleh anak perempuan maupun laki-laki.
Permainan jengkek ini biasanya dimainkan oleh 3-5 anak, namun sebelum bermainan
kita gambarkan terlebih dahulu kotak-kotak segi empat ditanah ataupun di aspal.
B. Eksistensi
Didesa saya masih ada anak-anak yang memainkan permainan jengkek ini, karena
disana tidak ada covid jadinya masih sering bahkan setiap sore anak-anak didesa saya
bermain jengkek
C. Manfaat
1. Melatih anak dalam berkelompok seperti kerja sama dan mendengarkan temannya
2. Melatih sikap sabar dan tidak memaksakan kehendaknya.
3. Melatih logika anak-anak dalam mempertimbangkan untuk melempar buah yang
digunakan untuk bermain.
4. Melatih keseimbangan
D. Solusi
Solusinya dengan cara memasukan permainan ini ke muatan pembelajaran yang ada
disekolah seperti muatan pembelajaran matematika atau olahraga.
60
61
PERMAINAN TRADISIONAL BENTENGAN
Oleh : Inayatullah Salami (2019015227)
A. Pengertian Permainan Tradisional Bentengan
Bentengan merupakan salah satu permainan tradisional yang telah ada cukup lama
di kalangan masyarakat dan belum ada data akurat yang menerangkan kapan pertama
kali mainan tersebut dimainkan. Permainan tradisional adalah jenis kegiatan yang
mengandung aturan-aturan khusus yang merupakan cerminan karakter dan berasal atau
berakar dari budaya asli masyarakat Indonesia. Di era globalisasi sekarang ini, tidak
banyak lagi anak-anak yang memainkannya, karena sarana dan prasana serta tempat
yang tak memadai untuk memainkan permainan tradisional menjadi salah satu kendala,
selain itu yang menjadi kendala yaitu banyaknya permainan bernuansa teknologi yang
menjadi pilihan. diperoleh gambaran bahwa unsur fisik di atas benar-benar dibutuhkan
dalam permainan bentengan.
Di sisi lain, unsur kerja sama antarteman satu tim juga diperlukan dalam rangka
penyusunan taktik untuk memenangkan pertandingan. Penanaman konsep taktik
bermain akan dipengaruhi oleh kemampuan kognitif anak. Menurut Mayke ST (2001)
pengetahuan akan konsep-konsep ini akan jauh lebih mudah diperoleh melalui kegiatan
bermain.
Menurut Indra Safari (2010:160) Permainan bentengan merupakan salah satu
bentuk permainan tradisional yang memiliki karakter unsur berlari dan berkejaran untuk
dapat menguasai kandang lawan atau agar tidak dapat ditangkap oleh lawan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada saat mahasiswa melakukan permainan
bentengan, komponen fisik yang dibutuhkan dalam permainan bentengan antara lain
daya tahan aerobik dan anaerobik, daya tahan otot tungkai, kecepatan sprint, kecepatan
reaksi, serta kelincahan.
61
B. Tujuan dan Manfaat Permainan
1. Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih benteng
lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan
meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan menawan seluruh
anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang
berhak menjadi penawan dan yang tertawan ditentukan dari waktu terakhir saat si
'penawan' atau 'tertawan' menyentuh bal benteng mereka masing-masing.
2. Manfaat
1) Memberikan kegembiraan pada anak.
2) Sebagai media bagi anak untuk bersosialisasi karena permainan ini dimainkan
secara bersama-sama.
3) Melatih kerja sama anak-anak. Dalam permainan ini, para pemain harus saling
bekerja sama untuk menjaga benteng, memata-matai musuh, menangkap lawan,
dan menduduki benteng lawan.
4) Mengasah kemampuan menyusun strategi dan meningkatkan kreativitas. Dalam
hal ini, para pemain harus memiliki strategi yang jitu dan kreatif dalam bermain
sehingga kelompoknya dapat keluar sebagai pemenang.
5) Membangun sportivitas anak. Para pemain dalam permainan ini harus sportif
mengakui jika kelompok lawan yang menang atau harus mau menjadi tawanan
ketika ditangkap pemain lawan.
6) Mengembangkan motorik kasar anak, meningkatkan kelincahan, dan
menyehatkan. Sebab, untuk merebut benteng lawan, menangkap lawan, atau
menyelamatkan diri dari kejaran lawan.
C. Aturan Permainan
Menurut Mulyani (2016) adalah sebagai berikut:
1. Permainan bentengan terdiri atas dua kelompok masing-masing terdiri dari 4 sampai
8 pemain atau menyesuaikan jumlah anak yang ada.
62
2. Permainan bentengan dilakukan dengan menjaga benteng yang berupa tonggak tiang
kayu, atau dapat menggunakan pohon hidup untuk dijadikan sebagai benteng;
3. Pemain yang keluar dari batas wilayahnya dianggap menyerbu dahulu. Pemain ini jika
dikejar oleh lawan mainnya dan tersentuh tangannya atau badannya maka dianggap
tertangkap kemudian dijadikan tawanan;
4. Pemain yang jadi tawanan dapat bebas kembali bermain lagi dengan cara diselamatkan oleh
teman sekelompoknya, dengan cara menyentuh tangannya atau bagian tubuhnnya;
5. Kelompok pemain mendapatkan nilai apabila dapat menyentuh benteng lawan. Permainan
berakhir berdasarkan kesepakatan para pemain.
D. Teknik Permainan Bentengan
Teknik dalam permainan ini, biasanya masing - masing anggota mempunyai tugas
seperti penyerang, mata – mata, pengganggu, dan penjaga benteng. Permainan ini
sangat membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang handal.
Cara Bermain Benteng / Bentengan :
1. Sebelum permainan dimulai diadakan undian.
2. Regu yang menang memulai permainan dengan cara keluar dari benteng untuk
memancing lawan.
3. Kedua kelompok kemudian akan memilih sebuah objek sebagai benteng yang harus
mereka lindungi dengan jarak antar benteng 6 s.d.10 meter.
63
4. Setiap pemain berfungsi sebagai pemancing atau dikejar dan juga sebagai pengejar.
Ia akan menjadi pengejar regu lawan apabila lawan lebih dahulu meninggalkan
bentengnya, dan ia akan menjadi orang yang dikejar oleh lawan apabila ia
meninggalkan bentengnya. 5. Anggota yang tertangkap akan menjadi tawanan dari
pihak lawan.
5. Cara menangkap cukup dengan menyentuh bagian badan lawan.
6. Pemain yang keluar dari garis lapangan permainan dianggap tertangkap.
7. Tawanan yang berkumpul di daerah tawanan dapat bebas kembali apabila teman
seregunya yang belum tertangkap dapat membebaskan dengan cara menyentuh
bagian badannya. Tawanan yang lebih dari satu orang, semuanya dapat bebas dengan
cara menyentuh salah seorang tawanan, bila satu dengan lainnya bergandengan.
8. Kapten regu ditandai dengan ban/pita di lengan kanan dan bertugas mengatur
anggota regunya. Bila kapten regu tertangkap, tugas diserahkan kepada salah
seorang regunya. 10. Benteng suatu regu dinyatakan terbakar apabila salah seorang
dari regu lawan dapat membakar benteng dengan cara menyentuhnya dan
berteriakan kata “benteng”
E. Pelaksanaan Permainan
1. Seperti pada perang, pelaksanaan permainan Bentengan membutuhkan strategi
untuk memenangkan permainan. Permainan benteng dilaksanakan pada lapangan
terbuka atau lokasi/tempat yang luas. Salah satu strategi permainan Bentengan
adalah membagi anggota kelompok menjadi “penyerang”, “mata – mata”,
"pengganggu”, dan “penjaga benteng”.
2. Penyerang bertugas mencari celah agar dapat menyentuh benteng lawan. mata - mata
bertugas mencari lawan yang telah lama tidak menyentuh benteng. Pengganggu
bertugas memancing lawan untuk keluar dari daerah aman. Penjaga “benteng” harus
menjaga benteng mereka dari pihak lawan yang ingin menyentuh benteng.
64
F. Penilaian Permainan
Sistem penilaian dan penentuan pemenang dalam permainan tradisional bentengan
yaitu:
1. Regu yang dapat membakar benteng lawannya mendapat nilai satu. Regu yang
terbanyak membakar benteng lawan dinyatakan sebagai pemenang.
2. Apabila pada akhirpertandingan kedua regu mendapat nilai yang sama, maka
diadakan pertandingan ulangdengan waktu 2 x 5 menit tanpa istirahat.
3. Apabila dalam perpanjangan waktu nilai masih tetap sama, maka ditentukan dengan
undian.
G. Ilustrasi
65
PERMAINAN TRADISIONAL HEDAROJI DARI WAKATOBI
Oleh : Khintan Sari (2017015337)
A. Latar Belakang
Setiap masyarakat memiliki berbagai jenis permainan rakyat yang di warisi secara
turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan diperagakan dengan
menggunakan alat bantu. Permainan tradisional merupakan salah satu wujud nyata dari
pengetahuan tradisional atau pengetahuan asli suatu masyarakat sekaligus menjadi
peletak dasar penghidupan masyarakat tersebut (Basri at al., 2017; Mutema, 2013).
Demikian pula halnya dengan masyarakat Wanci di Kabupaten Waktobi, memiliki
berbagai jenis permainan tradsional yang salah satu di antaranya adalah permainan
tradisional hedaroji. Hedaroji merupakan salah satu jenis permainan tradisional dengan
menggunakan biji kemiri sebagai alat bantunya.
Permainan ini telah dimainkan oleh masyarakat Wanci sejak zaman dahulu dan
diwariskan secara turun temurun pada setiap generasi pewaris tradisi dan budaya
masyarakat Wanci. Pada zaman dahulu permainan tradisional hedaroji merupakan salah
satu hiburan rakyat untuk melepas rasa lelah, ajang merajut rasa senang dan
kegembiraan bersama setelah selesai bekerja di ladang, di laut atau kerja bakti lainnya.
Bahkan jika di bulan ramadhan, permainan ini dimainkan setiap bulan suci ramadhan
dari hari pertama puasa sampai malam lailatul qadar. Bahan utama permainan hedaroji
adalah biji kemiri. Dahulu masyarakat Wakatobi khususnya di Kecamatan Wangi-
Wangi menggunakan biji kemiri untuk keperluan hidup, salah satunya seperti
dijadikannya isi biji kemiri sebagai bumbu masakan dan lampu penerang atau lampu
pelita yang biasa disebut puluti namun seiring perkembngan zaman permainan hedaroji
sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat pendukungnya. Permainan hedaroji semakin
kurang dipentaskan seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi.
66
Masyarakat Wanci yang dahulu menggunakan lampu pelita yang terbuat dari biji
kemiri, dengan semakin modernya zaman dan semakin banyaknya terobosan dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi, sudah menggunakan listrik dan lilin sebagai
penerangan di rumah-rumah warga. Maraknya permainan modern seperti game online
dan offline, play station dan lain-lain, semakin mendegradasi eksistensi permainan
tradisional termasuk permainan hedaroji. Padahal permainan hedariji merupakan salah
satu bentuk ekspresi budaya masyarakat Wanci yang menjadi sarana antar warga
untuk saling memahami satu sama lainnya.
B. Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Permainan Hedaroji
Permainan hedaroji mengajarkan para pemain untuk berlaku adil dan menghargai
hak-hak pemain lain, serta tidak main kasar terhadap peman lain. Sikap sportivitas ini
antara lain terlihat pada penentuan boleh atau tidak bolehnya seorang pemain atau
beberapa pemain untuk melanjutkan permainan ketika kemiri mereka mengumpul
dan tampak saling bersentuhan antara satu dengan yang lain.
Apa bila hal ini terjadi, maka para pemain bersepakat untuk meroji (mengukur)
kemiri-kemiri tersebut dengan jari tangan sesuai kesepakatan bersama, misalnya jari
kelingking, telunjuk dan lain-lain. Cara merojinya adalah degan memasukan jari tangan
yang sudah disepakati di sela kemiri. Apa bila jari tangan menyentuh kemiri, maka para
pemilik kemiri tersebut tidak dibolehkan melanjutkan permainan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan salah seorang informan bahwa “bila terjadi roji dalam permainan hedaroji,
maka yang menjadi penengah adalah jari-jari tangan manusia, sehingga peroji harus
bersikap adil dalam mengukur persinggungan kemiri teman-teman mainnya, dan
semua pemain menghargai hasil keputusan.
C. CARA BERMAIN PERMAINAN HEDAROJI
1. Untuk memainkan ini harus membutuhkan lebih dari 1 pemain. Contoh 2 pemain.
2. Tentukan siapa yang akan bermain terlebih dahulu.
67
3. Setelah itu siapkan kemiri sesuai kesepakatan antar pemain; misalnya 5 biji kemiri.
4. Kedua pemain memiliki 5 biji kemiri, Kemudian pemain pertama mengumpulkan
kemiri yang dimilikinya, lalu mengambil dan melemparnya.
5. Ketika kemiri telah jatuh, pemain pertama terlebih dahulu harus memilih biji kemiri
yang paling kecil.
6. Setelah itu kemiri disentil.
7. Jika kemiri yang disentilkan mengenai buah kemiri lain, Artinya buah yang terkena
sudah menjadi milik kita.
D. Ilustrasi Permainan
68
69
PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR
Oleh : Krisnawati (2018015021)
A. Latar Belakang
Permainan Gobak sodor merupakan permainan asli dari Indonesia di yakini asli
Yogyakarta. Berasal dari kata Gobak yang artinya bergerak dengan bebas dan Sodor
yang artinta tombak. Jadi Gobak Sodor berarti bergerak dengan bebas diantara tombak
yang merintangi. Menurut Hasanah dan Hardiyati dalam Dwi (2018:101) Permainan
galasin atau gobak sodor adalah permainan tradisional dengan menggunakan lapangan
berbentuksegi empat berpetak-petak. Setiap garis dijaga oleh pihak penjaga. Permainan
ini dimainkan oleh duaregu atau kelompok secara bergantian. Satu berjaga atau
menghadang. Setiap regu atau kelompok minimal terdiri atas empat sampai lima
pemain atau jumlah pemainnya bisa menyesuaikan.
B. Tujuan Permainan
Permainan gobak sodor tidak hanya berfungsi sebagai hiburan bagi anak, tetapi
juga sebagai wadah mempererat persahabatan. Selain itu terdapat beberapa manfaat
lainnya seperti :
1. Fisik
a. Melatih kelincahan gerak tubuh.
b. Melatih kecepatan.
c. Mengasah kemampuan dalam mencari strategi yang tepat.
d. Mengembangkan keterampilan gerak dasar berlari dan rekreasi.e.
e. Melatih kerja sama dalam sebuah tim.f.
f. Meningkatkan kekuatan dan ketangkasan.
g. Menanamkan sportivitas serta kesadaran hidup sehat.
2. Mental
a. Melatih kepemimpinan.
b. Mengasah kemampuan otak.
69
c. Mengembangkan sikap sosial yang dimiliki anak untuk menyelamatkan
temannya dari garis lawan.
d. Dapat melatih kecermatan anak dalam menyelesaikan suatu masalah.
e. Kesempatan dapat menerima kemenangan dan kekalahan dengan sikap lapang
dada.
f. Kesempatan untuk bergaul dengan teman-temannya.
Selain itu permainan ini dapat bermanfaat untuk membentuk karakter anak saat
memainkannya, yaitu diantaranya :
1. Bekerja sama, yaitu ketika anak bermain dalam kelompoknya berusaha bekerja sama
untuk memenangkan pertandingan sesuai dengan perannya masing-masing dalam
permainan.
2. Melatih anak untuk jujur, yaitu jika berada dalam kelompok mengakui apabila
tersentuh lawan atau melewati batas mati. Dan jika berada dalam kelompok jaga
garis, tidak berbuat curang dengan keluar dari garis penjagaan.
3. Bertanggung jawab, yaitu dengan melakukan tugas jaga garis dengan baik
sesuai perannya masing-masing.
4. Disiplin, yaitu anak-anak mematuhi ketentuan dan peraturan dalam permainan
gobag sodor.
5. Kerja keras, yaitu anak-anak berusaha keras menerobos garis-garis yang dijaga
lawan untuk mendapatkan skor dan kemenangan.
6. Percaya diri, yaitu ketika mulai bermain anak-anak tidak pernah berpikir untuk kalah
duluan, mereka yakin terhadap kemampuannya untuk menang dan dengan berani
menghadapi lawan dalam pemain.
7. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, yaitu dalam permainan ini merangsang
aktivitas berpikir menentukan strategi untuk menerobos garis penjagaan lawan,
melihat situasi dan kondisi mengambil kesempatan, mengecoh lawan dan
memikirkan bagaimana cara memperoleh kemenangan tanpa tersentuh penjaga
garis.
70
C. Bahan/Alat/Fasilitas
Permainan gobak sodor tidak memerlukan peralatan khusus. Permainan tersebut hanya
memerlukan arena atau halaman yang cukup luas dan rata. Di halaman tersebut
kemudian dibentuk tiga persegi panjang dengan satu garis vertikal dan 4 ataulebih garis
horizontal (sesuai dengan jumlah pemain) menggunakan alat atau benda lain misalnya
sebuk gergaji, kapur atau menulis batang kayu apabila arena tanah lapang, dan lainnya
yang dirasa tidak akan mengganggu jalannya permainan.
Gambar arena atau lapangan Permainan Gobak Sodor
D. Aturan Permainan
1. Permainan gobak sodor dimainkan oleh 2 tim, dalam 1 tim beranggotakan 6 pemain
putra atau putri.
2. Setiap permainan diberikan waktu maksimal 20 menit.
3. Tim penjaga hanya bertugas untuk menjaga agar tim lawan tidak bisa melewati garis
akhir dan kembali ke garis awal, dengan cara menyentuh seluruh anggota tubuh
kecuali kepala dan pinggang kebawah.
4. Setiap pemain tim penyerang harus berusaha menuju garis akhir, tanpa “tersentuh”
oleh tim penjaga.
5. Jika tim penyerang dikatakan kalah apabila dua pemain dari anggota tim penyerang
tersentuh olehh tim penjaga.
6. Jika ada salah satu pemain dari tim penyerang keluar dari garis pembatas lapangan
yang telah ditentukan maka pemain tersebut akan kalah.
7. Jika salah satu anggota tim penyerang terkena tim penjaga, pemain tersebut akan
keluar dari permainan.
71
8. Untuk penilaian, 1 point dari garis awal sampai garis akhir dan 2 point untuk dari garis
awal ke garis akhir dan kembali lagi ke garis awal.
9. Pemain dianggap sah mendapat poin apabila seluruh badan telah melewati garis.
10. Pergantian pemain hanya bisa dilakukan pada saat istirahat atau pergantian posisi
antara tim penyerang dengan tim penjaga.
E. Ilustrasi
72
PERMAINAN TRADISIONAL GANEPO
Oleh : Kusna Wulan Ramadhani (2019015147)
A. Latar Belakang
Ganepo merupakan salah satu permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-
anak di wilayah Depok Sleman Yogyakarta. Terdapat wilayah di Yogyakarta mengenal
permaian ganepo dengan nama ganefo. Ganepo biasa dimainkan oleh anak-anak
dengan jumlah pemain minimal 3 orang. Permainan ganepo dapat dimainkan oleh anak-
anak laki-laki maupun perempuan. Permainan dapat dilakukan campur laki-laki dan
perempuan, perempuan dengan perempuan, ataupun laki-laki dengan laki-laki. Pada
permainan ganepo membutuhkan alat, alat yang digunakan dalam permainan ganepo
adalah pecahan genting dengan jumlah 10 dan bola kasti namun bola kasti dapat diganti
dengan plastik yang digumpal-gumpal dan dibentuk lingkaran.
Ganepo dapat dimainkan ditempat yang lapang supaya permainan dapat berjalan
dengan baik. Jika permainan ganepo dimainkan ditempat yang sempit dapat
menyulitkan jalannya permainan. Pemain akan kesulitan dalam berlari dan
bersembunyi. pemain pada permainan ganepo terbagi dalam 2 yaitu 1 pemain berperan
sebagai penjaga dan pemain yang lainnya berperan sebagai pemain biasa. Pemain yang
berperan sebagai penjaga memiliki tugas yaitu menata tumpukan pecahan genting yang
dihancurkan oleh pemain biasa dikembalikan seperti semula, menemukan bola kasti
yang digunakan pemain biasa untuk menghancurkan pecahan genting, setelah
ditemukannya bola kasti tersebut diletakan pada tempat semula yaitu titik awal garis
pelemparan, dan tugas terakhir dari penjaga adalah mencari dan menemukan pemain
biasa yang bersembunyi. untuk tugas pemain biasa dalam permainan ganepo adalah
menghancurkan tumpukan pecahan genting, bersembunyi setelah memecahkan
genting, dan menyelamatkan teman yang telah tertangkap penjaga.
73
B. Cara Bermain Permainan Ganepo
1. Pemain biasa bertugas menghancurkan tumpukan genting menggunakan bola kasti
atau gumpalan plastik. Saat menghancurkan tumpukan genting pemain biasa
mengancurkan tumpukan genting tersebut pada titik awal garis yang lurus dengan
tumpukan genting. Pemain biasa tidak boleh menghancurkan tumpukan genting
tersebut di tengah-tengah garis, harus menghancurkan di titik awal garis. Setiap
pemain biasa mencoba menghancurkan tumpukan genting tersebut hingga jatuh. Jika
tumpukan genting tersebut sudah jatuh pemain biasa akan berlari dan bersembunyi
dari penjaga. Anak-anak bisa bersembunyi secara berkelompok atau individu. Jika
bersembunyi secara berkelompok kemungkinan untuk terlihat oleh penjaga sangat
besar. Jika satu pemain biasa tertangkap oleh penjaga semua pemain biasa akan
tertangkap pula. Jika pemain biasa bersembunyi secara individu penjaga akan
kesulitan dalam mencari pemain biasa.
2. Tugas penjaga setelah pemain biasa menjatuhkan tumpukan genting adalah
menyusun tumpukan genting yang telah dijatuhkan oleh pemain biasa menjadi
seperti semula. Setelah selesai menyusun tumpukan genting tugas penjaga adalah
mencari bola kasti atau gumpalan plastik yang digunakan oleh pemain biasa untuk
menjatuhkan tumpukan genting dan meletakannya pada titik awal garis atau tempat
awal bola atau gumpalan plastik tersebut digelindingkan. Setelah semua tugas diatas
sudah dilakukan oleh penjaga selanjutnya penjaga harus mencari dimana keberadaan
pemain biasa bersembunyi.
3. Disaat melakukan pencarian pemain biasa penjaga juga harus menjaga bola kasti
atau gumpalan plastik supaya tidak digunakan oleh pemain biasa untuk menjatuhkan
lagi tumpukan genting yang sudah disusun ulang oleh penjaga.
4. Jika penjaga sudah menemukan salah satu pemain biasa hal yang harus dilakukan
penjaga adalah menginjakan kaki pada bola kasti atau gumpalan plastik tersebut dan
menyebutkan nama pemain biasa yang dilihatnya selain itu penjaga juga
menyebutkan kata ganepo dibelakang nama pemain biasa tersebut.
74
5. Dalam permainan ganepo ini pemain biasa yang belum dilihat penjaga dapat
menyelamatkan pemain biasa yang sudah tertangkap oleh penjaga dengan cara
pemain biasa yang belum tertangkap menjatuhkan tumpukan genting dengan
bola kasti atau gumpalan plastik jika penjaga tidak ada disekitar bola kasti atau
gumpalan plastik tersebut. Jika penjaga berada disekitarnya bisa jadi pemain
biasa tersebut tertangkap oleh penjaga dan tidak bisa menyelamatkan pemain
biasa yang sudah tertangkap.
6. Jika tidak ada satu pun pemain biasa yang dapat menyelamatkan pemain biasa
yang sudah tertangkap maka permainan berganti babak dan yang akan menjadi
penjaga adalah pemain biasa yang pertama kali tertangkap oleh penjaga pada
babak sebelumnya.
7. Namun jika terdapat salah satu pemain biasa menyelamatkan pemain biasa yang
telah tertangkap maka permainan dimulai dari awal yaitu penjaga menata ulang
tumpukan genting, mencari bola, dan kembali lagi mencari pemain biasa yang
bersembunyi. begitupun selanjutnya.
C. Eksistensi Permainan Ganepo
Permainan ganepo pada saat ini sudah tidak pernah dimainkan lagi oleh anak-
anak dilingkungan Maguwoharjo bahkan mungkin anak-anak tidak mengetahui apa itu
permainan ganepo dan tidak mengetahui bagaimana cara memainkan permainan
ganepo. Anak-anak masa sekarang lebih mengenal permainan game yang berada pada
smartphone dari pada permainan tradisional yang pada tahun-tahun sebelum adanya
smartphone selalu dimainkan oleh anak-anak.
Permainan ganepo ini sudah tidak pernah dimainkan oleh anak-anak lagi
dikarenakan perkembangan zaman yang semakin maju dan pemberian smartphone pada
anak-anak menyebabkan permainan ganepo ini sudah tidak dimainkan dan tidak
diketahui oleh anak-anak.
75
D. Manfaat Permainan Ganepo
1. Permainan ganepo ini bermanfaat untuk motorik kasar anak. Karena dalam
permainan ganepo anak-anak yang menjadi pemain biasa diharuskan berjalan dan
berlari supaya dapat bersembunyi ditempat yang tepat dan tidak tertangkap oleh
penjaga. Penjaga juga harus berlari dan berjalan saat mencari keberadaan pemain
biasa dan berlari untuk menyelamatkan tumpukan genting dari pemain biasa.
2. Meningkatkan keterampilan sosial anak-anak. Dengan bermain bersama-sama anak-
anak dapat bertemu dengan banyak teman sebaya dan dapat berkomunikasi dengan
teman sebaya sehingga anak-anak tidak menjadi manusia yang individual. Jika anak-
anak dapat bersosial sejak kecil maka anak-anak akan menjadi pribadi yang lebih
baik dari pada anak-anak yang tidak memiliki keterampilan sosial.
3. Permaianan ganepo dapat meningkatkan kognitif anak. Karena pada permainan
ganepo ini memerlukan kecermatan, kecermataan saat akan menjatuhkan tumpukan
genting dengan bola kasti atau gumpalan plastik, kecermatan dalam menyusun
kembali tumpukan genting.
4. Dengan permainan ganepo dapat melatih anak-anak menjadi pribadi yang lapang
dada. Pemain biasa yang tertangkap oleh penjaga harus menerima dengan lapang
dada. Dan jika pemain biasa berganti menjadi penjaga pun harus berlapang dada
menerimanya.
E. Solusi
Solusi supaya permainan ganepo dapat dikenal oleh anak-anak masa sekarang adalah
dengan menggunakan permainan ganepo ini pada event-event lomba seperti lomba 17
agustus, lomba yang diadakan saat acara sumpah pemuda, dan event-event lainnya.
Dengan digunakannya permainan ganepo tersebut diharapkan anak-anak yang awalnya
tidak mengetahui permainan ganepo menjadi mengetahuinya. Setelah anak-anak
mengetahui permainan ganepo diharapkan anak-anak menjadi senang bermain
permainan ganepo dan permainan ganepo menjadi dimainkan lagi oleh anak-anak dan
tidak terlupakan.
76
F. Ilustrasi Permainan
(Sumber: boombastis.com)
(Sumber: priangantimurnews.pikiran-rakyat.com)
(Sumber: boombastis.com
77
PERMAINAN TRADISIONAL PETAK UMPET
Oleh : Laila Fitri Nurjanah (2019015130)
A. Sejarah Permainan Petak Umpet
Pada abad ke-2 ditemukan karya tulisan yang diketahui milik seorang yang
berasal dari Yunani. Ia menuliskan tentang suatu permainan yang menyerupai
permainan petak umpet. Permainan ini dimainkan oleh anak-anak baik laki-laki
maupun perempuan. Tidak bisa dipastikan awal adanya permainan ini dari negara mana
dan siapa yang memulai, yang pasti di Indonesia permainan petak umpet sudah lama
ada.
Menurut Daniel Rusyad (2020:76) belum jelas dan mana sebenarnya sejarah
permainan petak umpet ini bermula, akan tetapi permainan petak umpet diperkirakan
ada sejak abad ke-2 setelah masehi. Catatan tertua tentang permainan petak umpet
seperti yang dilansir dan Encyclopedia Britannica adalah sebuah karya penulis asal
Yunani yang bernama Julius Pollux. Pollux dalarn karyanya menuliskan satu jenis
permainan yang disebut Apodidraskinda (Purnamasari and Sartinah 2019). Permainan
apodidrask inda ini disebut-sebut merniliki kerniripan bahkan kesarnaan dengan
permainan yang dikenal masyarakat Indonesia saat ini yaltu petak umpet. Sedangkan
di Indonesia sendiri masih belurnjelas darimana asal usul atau dirnana letak pasti
pertama kali diternukannya permaninan ini. Di Yunani sendiri permainan jenis ini
disebut scbagai Kryfto yang dianggap memiliki model yang sama dengan permainan
petak umpet.
Selain di Yunani dan Indonesia, permainan petak umpet juga berkembang di
negara-negara lain dengan sebutan yang berbeda-beda seperti el escondite di Spanyol,
jeude chache-chache di Prancis, Machboim di Israci. Sumbaggoggil di Korea Selatan
dan Hide and Seek di Inggris. Di Indonesia sendiri pun, petak umpet memiliki banyak
sebulan yang berbeda di berbagai daenth misalnya Di Sunda dikenal istilah ucing
sumput. Ada juga yang menyebutnya dhelikan. Jethungan jepungan di Jawa (rosalia
and Mas’udah 2015).
78
B. Cara Bermain Petak Umpet
1. Sebelum memulai permainan tentukan pemain yang bertugas menjadi penjaga serta
mencari pemain lain yang bersembunyi dengan cara hompimpa dan suit.
2. Tentukan juga tempat penjagaan yang menjadi titik temu para pemain.
3. Saat penjaga menghitung mundur sambil menutup matanya, para pemain yang lain
belari memilih tempat persembunyian.
4. Setelah selesai menghitung, penjaga boleh mencari teman temannya yang
bersembunyi satu per satu.
5. Jika sudah menemukan salah satu teman, penjaga akan meneriakkan nama temannya
tersebut sambil berlari ke tempat penjagaan semula.
6. Setelah semua teman ditemukan, penjaga boleh memilih siapa yang menjadi penjaga
beikutnya. Caranya, semua teman yang bersembunyi berbaris dibelakang penjaga
tanpa diketahui urutan berbaris oleh penjaga. Lalu penjaga akan menyebutkan angka
sesuai dengan urutan baris.
C. Manfaat Permainan Petak Umpet
1. Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar.
Kernampuan motorik kasar anak dilatih ketika la harus bersembunyi dalarn jangka
ketika yg terbilang singkat yaitu hanya dalam hitungan yg berkisar 10 hingga 30 dtk.
Selain kemampuan kognitif anak yg dilatih dalarn memilih kawasan bersemhunyi,
kecepatan dan ketanggapan anak juga dilatih.
2. Kemampuan Kognitif
Ketika mencari teman yang bersembunyi, penjaga wajib melakukan gerakan yang
tepat, cepat serta tidak terduga sehingga mampu menemukan temannya. Begitupun
kebalikannya teman yang bersembunyi wajib berusaha melakukan tindakan agar
tidak tertangkap sang penjaga.
3. Kemampuan Sosial Ernosional
Semakin banyak orang yang ikut bermain maka semakin terlatih pula kemampuan
sosial dan emosional dan tiap pemain. Hal ini dikarenakan terjadi proses pengenalan
yang melibatkan emosional antar pemain.
79
4. Anak Buat Dalarn Kerjasama, Demokrasi Serta Disiplin
Lalu dibutuhkan kerjasama yg baik dalam menjungjung aturan permainan tersebut
pada upaya saling menyelamatkan dan yang dilakukan secara adil misalnya
menyebarkan tempat buat bersembunyi. Kemudian disiplin, setiap permain
diharuskan buat mernatuhi segala aturan yang sudah disepakati sebelumnya tanpa
terkecuali .
D. Eksistensi Permainan Petak Umpet Saat Ini
Banyak faktor yang menyebabkan kurang eksisnya permainan tradisional bagi
anak-anak sekarang. Selain derasnya arus globalisasi yang membuat informasi dan
teknologi masuk ke Indonesia kian tak terbendung melalui media cetak dan elektronik,
Video games menjadi sesuatu bentuk hiburan yang sangat menarik. Dalam kemajuan
teknologi yang terjadi dengan cepat seperti saaat ini, banyak hal-hal yang berubah, baik
yang kita sadari maupun tidak. Apalagi saat era komunikasi dan informasi menjadi
suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang. Pengaruh teman pergaulan juga
mempengaruhi kurang eksisnya permainan petak umpet dimana anak-anak terdorong
bermain game modern, mungkin saja mereka mulai bosan ataupun ingin mencoba
permainan baru, yang lebih seru dan asyik menurut meraka.
Selanjutnya faktor yang menyebabkan kurang eksisnya permainan petak umpet
yaitu Pandemi Covid-19, Pada jenjang akhir tahun 2019 dunia dilanda pandemi virus
covid 19, aturan menjaga jarak di era Pandemi membatasi masyarakat untuk
berinteraksi satu sama lain. Hal itu juga berdampak terhadap perkembangan permainan
tradisional di lingkungan masyarakat. Anak-anak biasanya bermainan bersama teman-
temannya dilingkungan, namun dengan adanya pandemi covid 19 kebiasaan atau
budaya tersebut sementara hilang. Terhambatnya interaksi langsung membuat
masyarakat mengandalkan permainan virtual sebagai hiburan ditengah pandemi covid
19. Anak-anak banyak mengahabiskan waktu berdiam diri dan dirumah menghabiskan
waktu, akibatnya anak sangat dekat dengan teknologi seperti televisi dan handphone.
80
E. Cara Melestarikan Permainan Petak Umpet
1. Orang tua hendaknya memotivasi, mendorong, memperkenalkan danmengajarkan
anak-anaknya untuk bermain permainan tradisional
2. Melalui pemberian mainan-mainan tradisional kepada adik-adik kecil di lingkungan
sekitar rumah dan mengajari mereka cara bermain permainan tradisional.
3. Jangan memperkenalkan teknologi yang canggih kepada anak-anak terlalu dini
4. Peran orang tua dalam mendampingi anak dalam menggunakan smartphone
F. Ilustrasi Permainan Petak Umpet
81
PERMAINAN TRADISIONAL NYAMONG SOAN / JAMBU MENTE
Oleh : M Okhfan A (2019015234)
A. Latar Belakang
Permainan Nyamong Soan ini yaitu permainan yang sangat populer yang berada di
daerah Sumbawa Barat sampai sekarang. Permaian ini juga sudah ada sejak zaman
dahulu, yang mana permainan ini sering dimainkan oleh orang-orang terdahulu, dan
sekarang permainan ini juga sering dimainkan oleh anak-anak kecil yang berada di
daerah saya. Permainan ini dimainkan menggunakan biji-bijian jambu mente kemudian
dikumpulkan dan digunakan bermain.
B. Bentuk permainan
Permainan nyamong soan atau juga disebut jambu mente ini merupakan permainan
yang populer dari dulu sampai sekarang. Permainan nyamong soan ini bisa dimainkan
oleh 2-10 pemain bisa bermain jika ada teman atau laan mainnya, permainan Nyamong
soan ini dengan menggunakan biji-bijiannya, kemudian di buatkan sebuah lingkaran
sedang dan biji-bijian tersebut di jejerkan tepat di tengah lingkaran tersebut.
Permainan ini membutuhkan keseriusan peserta agar bisa mengenai bijian tersebut,
selain itu dalam permainan ini juga bisa mengasah konsentrasi anak dan keseriusannya,
karena harus adanya ketelitian agar bisa mengenai bijian tersebut, ada banyak
pembelajaran dalam permainan nyamong soan ini, salah satunya kita bisa membentuk
sosial anak di dalam bermasyarakat.
C. Cara Bermain Nyamong soan ( Jambu Mente )
1. Berkumpul dengan teman-teman yang memiliki biji nyamong soan Jambu Mente
2. Meletakan masing- masing beberapa biji nyamong soan yang sudah di sepakati oleh
teman-temannya.
Membuat lingkaran sedang dan menjejerkan biji -biji tersebut dengan rapi.
82
3. Meletakan masing- masing beberapa biji nyamong soan yang sudah di sepakati
oleh teman-temannya.
4. Membuat lingkaran sedang dan menjejerkan biji -biji tersebut dengan rapi.
5. Mengambil satu biji nyamong soan ( jambu mente ) yang digunakan sebagai gacuk
untuk melempar jejeran bijian di lingkaran.
6. Anak-anak yang bermain mulai melempari gacuknya ke jejeran bijian jika tidak
kena maka di teruskan oleh teman yang lain, tetapi jika kena maka akan
dilanjutkan sampai biji tersebut habis.
7. Siapa yang menghabiskan atau yang mengenai bijian sampai keluar dan gacuknya
berhenti didalam lingkarang maka dialah sebagai pemenangnya.
D. Manfaat pemainan Nyamong soan (Jambu Mente)
Manfaat dari permainan Nyamong Soan, bisa kita gunakan sebagai alat pendekatan
kepada anak-anak. sebagai seorang guru permainan ini sangatlah penting dalam
metode pendekatan seorang anak supaya guru lebih muda dalam mengidentifikasi
peserta didik, dari permainan ini kita juga bisa mengasah anak untuk bisa lebih teliti
dan fokus. Permainan ini juga bisa kita gunakan sebagai penggati permainan game
online agar anak-anak di zaman sekarang tidak dirusak oleh game online dari segi
Bahasa dan etikanya.
E. Tujuan permainan Nyamong Soan (Jambu Mente)
Tujuan dari permainan ini yaitu, mengajak anak-anak untuk memainkan kembali
permainan yang hampir punah di daerah saya agar anak-anak mengenal kembali
permainan zaman dulu yang mana permainan ini sudah dimainkan sejak dahulu.
F. Aturan dalam permainan
Dalam permainan nyamong soan ini juga memiliki aturan dimana setiap yang bermain
harus memiliki sikap yang jujur dan menjunjung sportivitas agar anak-anak yang
bermain ini bisa menggunakan aturan ini didalam bermain ataupun tidak dan bisa di
bawa sampai dia dewasa.
83
G. Ilustrasi Permainan Nyamong Soan
Sumber : Dokumentasi pribadi
84
PERMAINAN TRADISIONAL LIDAT SEBELAS / LIDI
Oleh : M Rosihan (2019015287)
A. Latar Belakang
Pada dasarnya permainan lidi sebelas ini merupakan simbol kehidupan bermasyarakat
di desa. Terdapat seorang pemimpin dan banyak rakyat yang disimbolkan dengan lidi
pelepah daun kelapa. Seorang kepala desa (lurah) biasanya memiliki kekuasaan yang besar,
sedangkan rakyat (masyarakat) digambarkan sama. Lurah bisa memerintah/menolong
rakyatnya yang mengalami kesulitan dengan mudah. Akan tetapi, sesama rakyat biasanya
sukar atau memiliki keterbatasan kemampuan dalam membantu sesamanya. Lurah juga
memiliki fasilitas yang memadai untuk membantu warganya yang sedang mengalami
kesulitan.
Permainan tradisional ini termasuk salah satu dolanan yang memakai alat, yaitu lidi
karena mudah diperoleh atau dalam istilah bahasa Jawa disebut biting. Selain itu, juga
menggunakan kapur atau sejenisnya untuk menggaris kotak sebagai pembatas permainan.
Biasanya yang bermain ini adalah kelompok anak-anak sekolah dasar usia 7-12 tahun, baik
laki-laki, perempuan, atau campuran. Jenis permainan ini tidak banyak menguras tenaga,
hanya membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Sehingga permainan ini bersifat santai untuk
menghilangkan rasa lelah. Waktu yang sering dipakai untuk bermain lurah-lurahan adalah
waktu senggang, bisa pagi, siang, atau sore hari. Namun biasanya permainan ini dilakukan
pada siang hari, karena diperlukan cahaya yang terang. Seperti dolanan lain yang tidak
banyak membutuhkan tempat yang luas, permainan lidi sebelas juga hanya membutuhkan
tempat terbatas, minimal 1 meter persegi.
B. Cara Bermain
1. diperlukan tentu saja biting (lidi) sejumlah 10 atau bahkan lebih. Berukuran panjang 10
cm.
2. Semua berkumpul dan mulai hompimpa untuk menentukan urutan.
3. Biting yang sudah dikumpulkan sejumlah 11 tadi dijadikan satu dan dipegang lalu
diletakkan di atas ibu jari kita lalu dilepaskan dan biarkan menyebar ke mana-mana.
Semakin tersebar semakin bagus.
85
C. Manfaat
1. Mengajarkan ilmu matematika, ilmu fisikanya juga dapat. Karena kita menghitung gaya
keseimbangan antara beban di A dan beban di B. Selain itu juga melatih kemampuan
mata kita.
2. Melatih kemampuan mata kita. Salah-salah kalau kita tidak melihat pergerakan lidi-lidi
tersebut kita tidak akan kebagian jatah main. Jadi lama deh mainnya keburu bel masuk
berbunyi.
3. Menjaga konsentrasi tingkat tinggi
D. Ilustrasi Permainan Lidat Sebelas
86
PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK ATAU INGKLING
Oleh : Nadia Ahlul Lulita (2018015028)
A. Engklek atau Ingkling
Engklek adalah permainan tradisional yang memanfaatkan bidang datar sebagai
arena bermainnya. Permainan ini umumnya dimainkan oleh anak-anak perempuan.
Engklek merupakan permainan yang dimainkan di atas bidang permaian berupa
gambar. Gambar itu dibuat di lantai, jalanan, tanah lapang, dan tempat datar lainnya.
Gambar dibuat dengan kapur tulis, arang, atau dengan kayu bila dibuat di tanah.
Bermain merupakan aktivitas utama bagi anak-anak, masa paling menyenangkan
ketika pulang dari sekolah setelah mengerjakan banyak tugas.
Pada Jaman dahulu disetiap sore hari masih banyak anak-anak diluar rumah atau
di lapangan sedang bermain, memainkan permainan tradisional yang merupakan
kekayaan budaya bangsa. Salah satunya yaitu permainan, tradisional engklek Namun
saat ini, permainan tradisional sangatlah jarang terlihat dimainkan oleh anak-anak.
Mungkin pengaruh gadget membuat anak-anak jaman sekarang lebih memilih bermain
game di gadget daripada bermaina langsung. Sehingga mereka tidak dapat merasakan
betapa asyiknya bermain bersama-sama teman-teman memainkan permainan
tradisional.
B. Bentuk Permainan
Engklek atau Ingkling marupakan jenis permainan yang memanfaatkan bidang
datar, lalu membuat pola dengan menggunakan kapur, arang atau ranting permainan
ini cukup terkenal dikalangan anak-anak perempuan pada zaman dulu, namum pada
sekarang ini permainan tradisional sudah jarang terlihat, maka dari itu perlu adanya
pelestarian. Dalam permainan engklek sendiri terdapat beberapa pola yaitu: pola
pewasat, pola gunung, pola baling-baling dan masih banyak lagi.
87
C. Manfaat
1. Memperkenalkan kembali permainan tradisional khususnya kepada anak-anak
sehingga mereka dapat mengenal kembali permainan tradisional yang ada di
Indonesia.
2. Selain itu pada permainan engklek/ingkling dapat mengasah kemampuan motorik
bagi anak, hal tersebut ditunjukkan dengan meloncat menggunakan 1 kaki sebagai
penumpu.
3. Dapat meningkatkan ketrampilan sosial bagi anak yaitu seperti berinteraksi dengan
teman sebaya, membina hubungan pada kelompok dan mengatasi konflik pada saat
bemain.
4. Sebagai pengenalan matematika, contohnya seperti anak dapat membedakan
bentuk kotak, persegi panjang, trapesium, setegah lingkaran dan lain-lain yang
terdapat pada permainan engklek/ingkling
D. Cara Bermain
1. Semua pemain melakukan hompimpa, yang menang mendapatkan giliran pertama.
Pemain pertama melemparkan gaco dan tidak boleh melebihi kotak yang telah
disediakan. Jika gaco melebihi kotak, maka pemain dinyatakan gugur.
2. Pemain pertama melompat dengan satu kaki, kemudian kembali lagi dengan
mengabil gaco yang ada di kotak 1 dengan posisi kaki satu masih diangkat. Setelah
itu pemain melemparkan gaco tersebut ke kotak 2. Jika keluar dari kotak 2, maka
pemain dinyatakan gugur dan diganti oleh pemain berikutnya. Namun jika berhasil,
pemain bisa melanjutkan permainannya.
3. Begitu seterusnya sampai semua kotak sudah dilempar dengan gaco. Pergiliran
dilakukan jika pemain pelempar gaco melewati sasaran atau menapak dua kaki di
satu kotak.
4. Kemudian jika semua kotak sudah dilewati oleh pemain, maka pemain tersebut bisa
melemparkan gaco dengan membelakangi engkleknya. Jika gaco jatuh pada kotak
yang dikehendaki, maka kotak itu akan menjadi rumahnya.
88
5. Pemain yang mendapatkan kotak boleh berhenti dikotak tersebut dengan dua
kaki. Begitu seterusnya sampai kotak-kotak menjadi milik para pemain. Jika
semua telah dimiliki oleh pemain, maka permainan dinyatakan telah selesai.
6. Pemenang adalah pemain yang paling banyak memiliki rumah dari kotak-
kotak pada engklek yang digambar.
E. SOLUSI
Agar permainan tradisional tetap ada dan terjaga perlu adanya pelestarian
serta pengenalan permainan tradisional bagi anak-anak. untuk menarik minat
anak terhadap permainan tradisional dapat kita kenalkan dengan menggunakan
media yang praktis serta menarik bagi anak.
Contohnya dapat merancang media interaktif pada permainan tradisional
yaitu “engklek atau ingkling”. Media interaktif merupakan suatu media untuk
menggantikan atau melengkapi serta mendukung unsur-unsur seperti tujuan,
materi, metode, dan alat penilaian yang ada dalam proses belajar mengajar yang
biasa dilakukan di lingkungan pendidikan saat ini.
89
E. Ilustrasi Dolanan Engklek atau Ingkling
90
PERMAINAN TRADISIONAL PECAH PIRING
Oleh : Peronika Purba (2018015299)
A. Latar Belakang
Permainan pecah piring merupakan permainan tradisional yang berasal suku batak
Pakpak yang berasal dari kabupaten Pakpak Barat dan kabupaten Dairi di provinsi
Sumatera Utara. Adapun pola maupun bentuk permainan pecah piring ini adalah
jumlah keseluruhan peserta harus genap agar dapat dibagi rata ke dalam dua
kelompok.
B. Bentuk Permainan
Engklek atau Ingkling marupakan jenis permainan yang memanfaatkan bidang
datar, lalu membuat pola dengan menggunakan kapur, arang atau ranting permainan
ini cukup terkenal dikalangan anak-anak perempuan pada zaman dulu, namum pada
sekarang ini permainan tradisional sudah jarang terlihat, maka dari itu perlu adanya
pelestarian. Dalam permainan engklek sendiri terdapat beberapa pola yaitu: pola
pewasat, pola gunung, pola baling-baling dan masih banyak lagi.permainan pecah
piring salah satu jenis permainan sehari-hari orang batak, permainan ini merupakan
permainan yang sangat populer dikalangan orang batak, baik anak-anak, remaja,
bahkan sampai orang dewasa.
Permainan pecah piring ini biasanya di mainkan oleh kalangan anak-anak
sebagai aktivitas mereka setelah pulang dari sekolah yang dimainkan pada waktu
sore hari. Dikalangan orang batak permainan pecah piring dijadikan sebagai
perlombaan rakyat bagi anak-anak pada festival nasional seperti pada perayaan hari
jadi Negara Kesatuan Repoblik Indonesia, ini ditujukan untuk membangun
semangat anak-anak dalam menjunjung tinggi persaudaraan diantara
perkampungan, uniknya tidak ada batasan umur untuk ikut serta dalam permainan
ini siapa yang mau dan berani boleh bermain.
91
C. Eksistensi
Eksistensi pada permainan tradisional pecah piring pada masa sekarang ini,
permainan tersebut sangatlah jarang ditemui dan terlihat dimainkan oleh anak-anak.
karena adanya pengaruh HP yang membuat setiap anak untuk lebih memilih bermain
game di HP lebih asik tidak harus keluar dibawah teriknya matahari disiang hari,
Sehingga mereka tidak dapat merasakan betapa asyiknya bermain bersama teman
memainkan permainan tradisional. Maka dari itu perlu adanya usaha untuk
memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak.
E. Manfaat
1. Anak jadi pintar berhitung, berolahraga dan menghilangkan kemungkinan
obesitas.
2. Mengasah ketelitian dan kepekaan, melatih kesabaran dan melatih ingatan
karena permainan ini dilaksanakan secara berkelompok, maka dapat menggali
aspek-aspek kecerdasan interpersonal, seperti sensitivitas sosial, kewaspadaan
sosial, dan komunikasi sosial.
3. Anak-anak merasa lebih senang karena tempat belajarnya lebih luas dan merasa
tidak cepat bosan karena mereka bermain seraya belajar.
4. Mengatasi lunturnya permainan tradisional di kalangan anak-anak pada zaman
modern.
5. Nilai-Nilai Budaya yang didapatkan yaitu :
a. Kekompakan dalam satu tim
b. Kejujuran
c. Saling menghargai antar teman dan lawan
6. Manfaat Bagi Kebugaran Tubuh yaitu kelincahan gerak tubuh, daya tahan
tubuh, kerjasama team, kontrol emosi, kesehatan tubuh dan memacu daya
fikir, Kecepatan , Keseimbangan
umur untuk ikut serta dalam permainan ini siapa yang mau dan berani boleh
bermain.
92
F. Cara bermain
1. Jumlah keseluruhan peserta harus genap agar dapat dibagi rata ke dalam
dua kelompok.
2. Sebelum bermain jumlah batu biasanya disesuaikan dengan kesepakatan di
kedua kelompok.
3. Dua orang pemimpin kelompok dipilih berdasarkan kemampuannya yang
dianggap hebat bermain pecah-pecah piring. Kedua pemimpin inilah yang
akan memilih anggota kelompoknya.
4. Sistematika permainnya unik, kedua kelompok terlebih dahulu menyusun
keseluruhan batu yang berada di dalam sebuah persegi sebagai tempat batu-
batu akan disusun, sementara kotak tersebut bisa dibuat dengan
menggunakan kapur tulis.
5. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan kelompok mana yang akan
bermain sebagai penyerang (njahat) dan yang diserang (burju).
6. Kelompok burju melemparkan bola hingga batu-batu yang disusun tadi
kembali berantakan. Dan tugasnya adalah kembali menyusun batu-batu
seperti sediakala seraya menghindari tubuh terkena lemparan bola dari
kelompok njahat.
7. Kelompok njahat bertugas untuk menjaga batu-batu agar tidak selesai
disusun kembali oleh kelompok burju. Kelompok njahat juga bertugas
untuk menyerang kelompok burju dengan cara melemparkan bola sehingga
mengenai kelompok burju.
8. Bila semua kelompok burju terkena lemparan bola sebelum keseluruhan
batu-batu tersusun, maka permainan usai dan kelompok njahat menjadi
pemenang. Sebaliknya bila semua batu tersusun oleh kelompok burju maka
mereka yang menjadi pemenang.umur untuk ikut serta dalam permainan ini
siapa yang mau dan berani boleh bermain.
93
G. SOLUSI
Agar permainan tradisional tetap ada dan terjaga perlu adanya pelestarian serta
pengenalan permainan tradisional bagi anak-anak. untuk menarik minat anak terhadap
permainan tradisional dapat kita kenalkan dengan menggunakan media yang praktis
serta menarik bagi anak. Contohnya dapat merancang media interaktif pada permainan
tradisional yaitu “engklek atau ingkling”.
Media interaktif merupakan suatu media untuk menggantikan atau melengkapi
serta mendukung unsur-unsur seperti tujuan, materi, metode, dan alat penilaian yang
ada dalam proses belajar mengajar yang biasa dilakukan di lingkungan pendidikan
saat ini serta untuk mengatasi lunturnya permainan tradisional di kalangan anak-anak
pada zaman modern ini, perlu dilakukan upaya pelestarian permainan tradisional
dengan cara mengintegrasikannya ke dalam kurikulum pembelajaran. Namun,
pengintegrasian itu harus sesuai dan tepat sasaran. Memang diperlukan waktu agar
anak-anak dapat memahami kembali pentingnya permainan tradisional.
H. Ilustrasi gambar
94
PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR
Oleh : Prischania Rahmawati (2018015001)
A. Gobak Sodor
Gobag sodor merupakan permainan tradisional yang bersifat kelompok.
Keberadaan permainan gobag sodor dalam masyarakat sudah cukup lama, namun
kini tampaknya sedang mengalami penurunan. Ada dua pendapat tentang asal usul
permainan gobag sodor. Pertama, mengatakan bahwa permainan gobag sodor dari
luar negeri yaitu berasal dari bahasa asing go back to door. Dikarenakan lidah orang
Jawa sulit mengucapkan, maka agar lebih mudah diingat dan diucapkan akhirnya
menjadi gobag sodor. Sedangkan pendapat kedua, mengatakan bahwa permainan
tersebut berasal dari dalam negeri yang terdiri dari dua kata yaitu gobag dan sodor.
Gobag berarti bergerak dengan bebas kemudian menjadi nggobag yang berarti
berjalan memutar, sedang sodor berarti watang yaitu semacam tombak yang memiliki
mata tombak yang tajam. Namun dalam permainan ini sodor adalah penjaga garis
sumbu atau garis sodor yang berada ditengah membelah arena permainan. Garis
tersebut digunakan lalu lintas si odor untuk mempersempit ruang gerak lawan
sehingga mudah dimatikan.
Dalam permainan gobag sodor tidak ada ketentuan mengenai waktu untuk
bermain. Artinya permainan gobag sodor bebas dilakukan kapan saja jika anak
menginginkan. Tempat atau arena permainannya juga membutuhkan tempat yang
relatif luas. Permainan ini dapat dilaksanakan di halaman rumah atau sekolah yang
luas dan datar. Arena permainan berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 16
x 8 meter. Arena tersebut kemudian dibagi menjadi beberapa bujur sangkar
(disesuaikan jumlah pemain yang jadi) misalnya 8anak maka arena dibagi menjadi 6
kotak dan satu menjadi sodor yaitu anak yang bermain di garis tengah.
95