• tiga yunior untuk bedah umum dan orthopedik
• empat yunior untuk penyakit dalam,
endocrine, dan ECC
• tiga yunior untuk interna dan penyakit infeksi
kucing
• dua yunior untuk imaging (endoscopy,
radiograph, dan abdomen)
Semua tindakan dan strategi di atas selalu ada penerapan
dengan kunci 3Q dan 3S yang menjadikan prinsip dalam
kehidupan agar punya value of life. Nilai-nilai itulah yang akan
terus dipakai sepanjang karier dan hidupnya, yang akan
menjadikan dokter hewan selalu bekerja dengan hati.
***
Menjadi Dokter Hewan Profesional | 133
Penutup
Sudah menjadi fitrah manusia mulai dari lahir,
bertumbuh hingga dewasa, menua dan akhirnya akan
mati. Pada saat kita sudah sampai pada puncaknya kita
harus regenerasi sesuai dengan value of life (nilai nilai
kehidupan) yang harus diwariskan.
Manusia bertumbuh dan berkembang seperti ibaratnya
pohon. Dari biji, bertunas, bertumbuh menjadi pohon besar
dan rindang. Dalam masa pertumbuhan sebuah pohon itu,
sering ada rumput rumput liar, juga benalu yang ikut tumbuh
juga. Kita siangi rumput itu. Kita siangi benalu itu dengan
baik. Apabila ternyata benalu itu merusak, kita hilangkan..
Bagian pohon antara lain dahan dan daunanya. Tubuh
harus bisa memberi kesegaran bagi keseluruhan. Akar yang
kokoh akan menopang pohon tersebut menjadi kuat.
Pohon semakin tinggi akan banyak terpaan angin. Angin
itu akan mendewasakan dan memperkokoh pohon tersebut.
Pohon yang rindang seyogyanya bisa menjadi pelindung bagi
mahluk hidup yang lain. Bunga maupun buahnya bisa menjadi
manfaat bagi mahluk lain.
Dokter hewan dengan kepintaran, kemampuan, dan
semua pemberian Tuhan yang lain, seyogyanya bisa menjadi
berkat buat manusia yang lain, dengan tetap rendah hati.
Akhir kata, semoga pembaca bisa memperoleh manfaat
dari buku ini. Salam damai untuk seluruh mahluk di dunia
134 |
Daftar Pustaka
Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia dan PB PDHI.
2001. Standar Kompetensi Dokter Hewan Indonesia.
Yogyakarta
www.world-veterinary.blogspot.co.id
www.wikipedia.org/2017)
www.bppvregional3.wordpress.com/profil/tpf/
www.detik.com
www.duniaveteriner.com/2009/04/peran-dan-posisi-dokter-
hewan-di-indonesia-dan-dunia/
www.duniaveteriner.com/2009/12/peran-dan-fungsi-profesi-
dokter-hewan/
www.duniaveteriner.com/2010/04/peran-dokter-hewan-di-
bidang-pangan/
www.imamabror.wordpress.com/2010/10/25/pdhi-profesi-dan-
wewenang-dokter-hewan/
www.natural-
veterinary.blogspot.com/2009_03_01_archive.html
www.ugm.ac.id/content.php?page=4&fak=11
www.cosmopolitan.co.id/ article/read/7/2020/21101/ini-dia-8-
perbedaan-antara-generasi-millennial-dengan-gen-z
https://www.quipper.com/id/blog/tips-trick/generasi-milenial-
x-dan-z/
https://www.linovhr.com/revolusi-industri-4-0/
Menjadi Dokter Hewan Profesional | 135
Untaian Kata Dari Nara Sumber
Drh. Cucu Kartini Sajuthi
Saya lahir dari keluarga
sederhana pada 27 Agustus 1959.
Kakek saaya seorang petani. Papa
(almarhum), Oey Kim Ouw,
merupakan mekanik otodidak yang
menghidupi keluarganya dengan
menjadi tukang las karbit, service
TV, dan bengkel mobil, membantu
masyarakat kecil di sekitar
Cikampek. Mama (alm), Lie Beng Nio, merupakan seorang
wanita sederhana, ibu rumah tangga yang sabar. Keduanya
berpendidikan sekolah rakyat (SR), dan tidak tamat.
Meskipun hidup sederhana, kami tetapi selalu mengandalkan
kepercayaan diri, kejujuran, welas asih, dan harga diri yang
tinggi.
Sejak TK sampai SMA, saya sekolah di sekolah negeri.
Saya belajar budi pekerti dan mengikuti pelajaran agama
Islam. Saya boleh mengikuti pelajaran agama untuk
mendapatkan nilai rapor, tetapi tidak diharuskan salat.
Begitu indahnya perbedaan yang dihargai dan kasih saat saya
kecil.
Saat sekolah di sebuah SMAN di Kecamatan Cikampek,
saya beruntung bisa masuk the best of three, sehingga
136 |
mendapat kesempatan undangan Program Perintis (PP) II
besutan Prof. Andi Hakim Nasution, untuk masuk perguruan
tinggi negeri. Proses seleksinya melalui Sekretariat Kerjasama
Antar Lima Universitas (SKALU), yakni UI, ITB, IPB, UGM, dan
Unair. Seleksi pertama adalah PP I dam dilanjutkan PP II. Saya
diterima di IPB pada 1977 tanpa testing.
Tidak ada pilihan buat saya untuk masuk SKALU ke
universitas ternama lain dan sangat popular di zaman itu,
apalagi swasta, karena sadar orang tua saya tidak mempunyai
dana untuk kuliah di tempat lain.
Masuknya saya di IPB adalah sebuah langkah awal keluar
dari zona aman. Terima kasih Prof. Andi Nasution (Alm.)
dengan program PP II. Itu jauh lebih baik dari pada saya
tidak sekolah dan menikah muda.
Dengan terengah-engah menyusul para mahasiswa dari
kota besar dan swasta lainnya, akhirnya bisa juga saya lulus
ke tingkat 2 . Di tingkat 2, saat itu baru pembagian jurusan,
saya terjaring di pilihan ketiga, fakultas kedokteran hewan.
Padahal saya ingin masuk pilihan pertama, fakultas teknologi
pangan (Fateta).
Dengan sedih, menangis, dan kecewa, sore harinya saya
pulang ke untuk mengungkapkan kekhawatiran saya.
Bayangan saya, dokter hewan itu madesu: masa depan
suram. Saya hanya akan membebani orang tua, bukannya
mampu membantu membiayai kehidupan orang tua dan adik-
adik saya.
Papa saya mengatakan, “Besok balik lagi ke Bogor. Kamu
harus percaya pada kemampuan dirimu sendiri. Harus jadi
Menjadi Dokter Hewan Profesional | 137
mangga yang matang di pohon meskipun berserat, daripada
kamu jadi mangga harum manis tapi mentah.”
Papa membuat perumpamaan karena kami tumbuh di
desa dengan warisan tanah dari kakek. Tanah itu diranami
pohon mangga dan buah- buahan lainnya.
Saya berusaha mengikuti nasihat Papa. Akhirnya saya
lulus, menjadii sarjana kedokteran hewan dan disumpah
menjadi dokter hewan tepat waktu. Saya tidak cumlaude,
lulus memuaskan saja.
Saat saya baru lulus, Papa berpesan, “Kalau kamu sudah
jadi orang, ingat, jangan kejam. Tetaplah beri bantuan yang
terukur.”
Berkat kuasa dan matematika-Nya, saya dipertemukan
dengan pacar saya yang ahirnya jadi suami tercinta, Prof.
Dondin Sajuthi, Ph.D. Ayah dari satu anak laki-laki dan dua
anak perempuan yang pandai, sangat pengertian, serta
ganteng dan cantik.
Setelah menkadi sarjana kedokteran hewan, selama
selama tahun saya bekerja di PT. Primates untuk karantina
primata. Setelah menjadi dokter hewan, pada 1983, saya
menikah dengan drh. Dondin dan tinggal di rumah ibu
mertua, Komaladewi. Seorang single parent tangguh. Ayah
mertua meninggal saat suami saya masih SMP .
Setelah satu bulan menikah, saya ditinggal dengan
mertua karena drh. Dondin (dosen Kimia IPB) mendapat
beasiswa untuk program masternya di Wisconsin selama 18
bulan. Selanjutnya dapat beasiswa untuk Ph.D di North
Carolina, mengikuti sandwich programme sehingga bisa
pulang satu kali setiap tahun.
138 |
Puji Tuhan, kami bisa melewati masa sulit perkawinan
dengan komitmen, saling percaya, menghargai kekurangan
dan kelebihan, serta setia. Kami terus mensyukuri nikmat
Tuhan dan karma baik kami. Berturut-turut kami diberi tiga
buah hati perkawinan
Satria Sajuthi, suatu berkat-Nya, mendapat beasiswa
sampai Ph.D di bidang bioinformatika darii Winston Salem,
NC. Saat ini mendapat pekerjaan yang baik sebagai
researcher di Denver, Colorado.
Putri Sajuthi, lulus dokter hewan delapan tahun lalu. Dia
sangat peduli dengan rintisan klinik PDHB. Banyak idenya
terkait managemen SDM. Selain menjadi dokter hewan
umum di rawat inap, dia juga interest di imaging.
Puspa Sajuthi adalah seorang psikolog bidang organisasi
perusahaan. Dia sudah menyelesaikan masternya sejak tiga
tahun lalu. Dia banyak membantu klinik PDHB terkait
pembuatan tes untuk rekruitmen pegawai baru,
mencocokkan personal secara teamwork, khususnya urusan
HRD grup PDHB .
Pada 1983 saya memulai karier sebagai dokter hewan
praktisi mandiri, melanjutkan rintisan drh. Dondin, dengan
membuka praktik di garasi rumah mertua, termasuk merintis
house visit di pagi hari selama 24 tahun.
Menjadi Dokter Hewan Profesional | 139
Gg. Langgar Jalan
Angkasa, Jakarta Pusat
1983 s/d 1987
(mandiri)
1987 s/d 1994
(berkelompok)
Total 11 tahun
Dari 1996 sampai 2019, sebelum adanya pendemi
Covid-19, hampir tiap tahun saya mencari dan menggali
keilmuan dengan mengikuti beberapa kursus, seminar,
magang sebagai observer, dan distance education learning
dari mancanegara.
Saya juga berusaha mengaplikasikan keilmuan tersebut
untuk semua kasus yang ada di meja praktik, membaginya
140 |
pada sesama kolega grup dengan continuing education (CE)
untuk internal setiap bulan.
Saya memberikan kesempatan pada kolega yang loyal
dan berintegritas untuk ikut beberapa pelatihan, seminar dan
kursus, serta magang di negara ASEAN dan mancanegara.
Beberapa seminar dan kursus yang pernah saya ikuti
adalah sebagai berikut.
• DE Opthalmology (Februari-November
20114), Postgraduate Foudation (Sydney,
Australia)
• Ocular Surgey Course (Thailand, 2008)
• Cataract in Practice (Thailand, 2009)
• Eye Surgey Workshop (Thailand, 2010)
• Cardio and Respiratory CE (Thailand, t2010)
• International Society Of Veterinary
Opthalmology (Jeju, Korea Selatan, 2011)
• Opthalmology Workshop and CE.ESAVS (Beijing,
Februari 2011)
• Small Animal Cataract Surgey Workshop
(Heningdorf Berlin, Januari 2013)
Dalam masa tersebut, banyak dokter hewan yang
baru lulus belajar di tempat praktik yang saya rintis. Ada
beberapa yang konsisten dan akhirnya bergabung. Mereka
mengikuti misi dan visi kami. Meskipun tidak mudah, tetap
harus dijadikan acuan.
Tahun 1994 menjadi titik pangkal berdirinya praktik
dokter hewan 24 jam dengan menyewa gedung di Bungur
Besar selama tiga tahun.
Menjadi Dokter Hewan Profesional | 141
142 |
Selanjutnya, pada 1997, dari modal kerja keras, keuletan,
kejujuran, saling percaya, positive thinking, segala doa orang
orang terkasih, serta berkat Tuhan, akhirnya kami bisa
mempunyai gedung sendiri di Kompleks Ruko Nirwana
Sunter Asri tahap 3, Sunter.
PDHB Sunter 1
(Desember 1997 s/d sekarang)
Pada 2000, kami membangun kelompok bersama dengan
cabang di Green Garden. Berapa klinik di Sunter merupakan
perpanjangan atau perluasan dari PDHB 24 jam tersebut.
Sejak 2004 sampai sekarang, perlahan PDHB menambah
menu-menu terkait menu special interest (maternity, geriatry,
klinik kucing, ophthalmology, dermatology, cardiology,
dentistry, bedah umum dan orthopedic, serta neurologi dan
rehabilitasi). Semua menu di atas dalam rangka
memberdayakan SDM dan profesionalisme para dokter
hewan milenial.
Menjadi Dokter Hewan Profesional | 143
Menu-menu tersebut dibentuk atas dasar dan
penyesuaian terkait banyaknya kasus penyakit yang
dihadapi, permintaan pasar, loyalitas atau integritas, dan
minat dari sumber daya manusia PDHB, yakni para dokter
hewan serta sarana penunjangnya. PDHB group dibentuk
atas modal kerja para dokter hewan, bukan oleh investor.
Pengabdian masyarakat lewat kerjasama atau
memorandum of understanding (MOU) dengan FKH IPB.
Kami memberikan bimbingan dan latihan pada mahasiwa ko-
asistensi/ko–as dari FKH Universitas Brawijaya, Malang dan
FKH Universitas Cendana, Kupang.
Ternyata merupakan beban tersendiri di tengah
kesibukan kami sebagai praktisi yang sibuk dan tuntutan klien
yang tinggi. Namun, niat baik dan keikhlasan, positive thinking
yang terukur tetap harus ditanamkan dalam menjalankan
amanah, seperti yang diingatkan oleh drh. Wiwiek Bagdja
sebagai ketua PDHI masa itu.
Positive thinking yang saya kembangkan kepada para
generasi milenial selain sebagai amanah , juga networking
(membangun jejaring), recognition (mendapatkan
pengakuan), regenerasi untuk para dokter hewan muda yang
saya percaya dan layak untuk jadi pembimbing lapang. Hal
tersebut memacu mereka untuk lebih semangat membaca
text book atau jurnal, mengakses youtube, serta ikut kursus
distance education (DE) dan continuing profesional
development (CPD), baik di dalam dan luar negeri.
Selain untuk menambah kekayaan ilmu untuk para
pembimbingnya sehingga lebih percaya diri akan keilmuannya
dalam diskusi kasus dan keilmuannya kepada para adik, juga
144 |
memberdayakan mereka yang terpilih sebagai jembatan
untuk menjadikan special interest di masing-masing bidang
yang mulai fokus dan minati.
Kami juga menerima juga mahasiswa sebagai observer
dari beberapa negara tetangga dan para pemagang pilihan
dari FKH Udayana, Universitas Hasanudin, IPB, dan UGM.
Selain itu, kami juga menerima mahasiswa magang pada saat
libur lebaran, disesuaikan dengan kesibukan dan kebutuhan
klinik PDHB.
Suatu berkat dan kemuliaan yang Tuhan berikan pada
keluarga kami. Berkat filosofi Papa yang sederhana akan
prinsip hidup, juga pengorbanan dan support dari suami
tercinta, anak-anak yang saat masih kecil lebih banyak diasuh
dan ajaran displin oleh mama mertua. Semua menjadi warna
dan kekayaan kami yang selalu saya syukuri karena kasih
Tuhan dan para Buddha yang menaungi kehidupan saya dan
keluarga.
Semoga sedikit cerita tentang pemikiran sederhana ini
bisa diambil maknanya untuk kemajuan profesi dokter hewan
dalam menyayangi dan menghargai kariernya sebagai dokter
hewan praktisi dan atau sebagai dokter hewan entrepreneur.
Menjadi Dokter Hewan Profesional | 145
Rangkaian Kata Dari Penulis
Dra.med.vet Istiani, M.M.
Isti, demikian saya biasa
dipanggil. Lahir pada 6 Oktober
1967 di Cilacap. Ayah,. drh.
Surono (Alm.) adalah seorang
dokter hewan yang sederhana.
Sebelum pensiun, berkarier
sebagai pegawai negeri di Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Tengah. Sebelumnya mejabat
sebagai Kepala Dinas Peternakan di Wonosobo, sebuah kota
kecil di Jawa Tengah.
Ibu saya bernama Rumsini. Seorang ibu rumah tangga
yang di tengah kesibukannya aktif berorganisasi di
lingkungan Dharma Wanita, Persatuan Isteri Dokter Hewan
Indonesia (PIDHI), gabungan organisasi wanita, badan
kerjasama organisasi wanita di kota tempat tinggalnya.
Suami saya, drh. Muhammad Munawaroh, M.M., juga
seorang dokter hewan. Berkarier di bidang marketing di
beberapa perusahaan, baik yang berkaitan dengan hewan
atau obat manusia. Saat ini tengah memimpin Perhimpunan
Dokter Hewan Indonesia periode 2018-2022.
Putri-putri kami, Khansaa ‘ziz Fathima, S.Ikom, saat ini
bekerja sebagai user interface dan user experience (UI & UX)
specialist di Bank BTPN kantor pusat di Jakarta. Rania
146 |
Salsabiila Azhaari saat ini kuliah i semester 3 di Sekolah Ilmu
dan Teknologi Hayati (SITH) jurusan Rekayasa Hayati, Institut
Teknologi Bandung.
Keluarga adalah orang orang tercinta yang selalu menjadi
cahaya dalam hidup, memberi semangat, cinta, dan kasih
sayang setiap saat. Terima kasih atas segalanya.
Dunia kedokteran hewan tidak asing bagi saya karena
sejak kecil sudah sering melihat Ayah mengoperasi hewan
dan ikut inspeksi sapi perah di kandang sapi milik keluarga
setiap Minggu. Saat masih sekolah dasar, saya pernah diajak
Ayah mengunjungi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Ternyata
itu tertanam kuat dalam ingatan dan membawa ke jenjang
berikutnya.
Kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan UGM pada 1986
sampai meraih Sarjana Kedokteran Hewan adalah
pengalaman luar biasa. Itu tidak mudah. Hari-hari diisi dengan
kuliah yang padat, praktikum sampai sore hari pada Senin
sampai Sabtu.
Selesai S-1, saya memutuskan untuk tidak melanjutkan ke
jenjang profesi. Ada bidang lain yang ingin saya dalami.
Awal karier saya di bidang perbankan, di bagian
operasional di bank swasta nasional di Jakarta. Dilanjutkan di
remittance di bank Jepang di Jakarta, yakni Bank Sanwa
Indonesia dan Bank United Financial of Japan (UFJ) Indonesia
(saat ini menjadi BTMU).
Setelah bekerja belasan tahun di dunia perbankan, saya
melanjutkan studi hingga meraih gelar Magister Management
dengan jurusan finance.
Menjadi Dokter Hewan Profesional | 147
Saat ini saya mengelola usaha di bidang alat kesehatan
hewan, yakni PT. Global Spirit Intensa yang berdiri sejak 12
Desember 2008. Selain itu, menjadi salah satu pendiri 88 Vet
Clinic di Sumarecon, Bekasi dan Klinik 86 di Karanganyar.
Aktivitas lainnya adalah sebagai pekerja sosial dengan
bergabung sebagai pengurus Kongres Wanita Indonesia
(federasi organisasi perempuan tingkat nasional yang
beranggotakan 96 organisasi perempuan di seluruh
Indonesia) pada masa bakti 2009-2014 dan 2014-2019 di
bidang organisasi dan keanggotaan sebagai perwakilan dari
Persatuan Isteri Dokter Hewan Indonesia (PIDHI).
Bergabung di Kowani membuat saya mengetahui lebih
mendalam cara berorganisasi yang baik dan sering mewakili
Kowani untuk acara di dalam dan luar negeri dan banyak
sekali ilmu baru yang bisa dipelajari.
Saat ini saya menjabat sebagai Ketua I Pengurus Pusat
PIDHI Mitra Veteriner Indonesia masa bakti 2018-2022, yang
membawahi bidang organisasi dan bidang pendidikan.
PIDHI MVI adalah organisasi yang beranggotakan istri
dokter hewan, istri sarjana kedokteran hewan, dokter hewan
perempuan, dan sarjana kedokteran hewan perempuan yang
bekerjasama dengan PB PDHI, yang salah satu tugasnya
adalah untuk menyosialisasikan profesi dokter hewan di
kalangan perempuan dan umum.
Kecintaan akan dunia literasi dimulai sejak kecil, karena
orang tua telah mengajarkan untuk menyintai buku dari
masa kanak-kanak hingga saat ini. Buku sudah menjadi
keseharian, tiada hari tanpa membaca.
148 |
Minat sebagai penulis menjadikan saya tergabung dalam
tim penulis Kowani dalam penulisan Direktori Organisasi
Anggota Kowani, 11 Windu Kowani, dan Kowani Mengukir
Bakti.
Beberapa pelatihan menulis yang pernah saya ikuti antara
lain pelatihan menulis jurnalistik yang yang diadakan oleh
Kowani bekerjasama dengan Kantor Berita Antara, pelatihan
menulis yang diselenggarakan oleh Kowani bekerjasama
dengan Giga Media, Progam Satu Dokter Hewan Satu Buku
yang diadakan oleh PB PDHI bekerjasama dengan MediaGuru.
MediaGuru yang mengantarkan untuk memulai menulis
yang lebih produktif. Ini adalah buku yang pertama yang
diterbitkan secara mandiri, mengawali buku-buku lain yang
akan terbit nantinya.
Dengan rasa hormat perkenankan saya mengucapkan
terima kasih pada para pembaca semua, dengan harapan
semoga para pembaca mendapatkan inspirasi, manfaat,
semangat, menambah wawasan dan pengetahuan.
“Semua orang akan mati, kecuali karyanya.
Maka, tulislah sesuatu
yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak.”
Ali bin Abi Thalib-
Menjadi Dokter Hewan Profesional | 149
150 |