The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

MENJADI DOKTER HEWAN YANG PROFESIONAL_ISTIANI

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by istiani.ppi, 2022-01-03 22:31:53

MENJADI DOKTER HEWAN YANG PROFESIONAL_ISTIANI

MENJADI DOKTER HEWAN YANG PROFESIONAL_ISTIANI

laboratorik (kodil).Semua tahapan tersebut harus diikuti
dengan baik.

Tahapan ketiga, menjalani orientasi praktik dokter hewan
selama 14 hari. Orientasi praktik wajib dilakukan untuk
mematangkan pengetahuan dan skill dasar dokter hewan
muda atau pemula. Kegiatan ini juga menjadi salah satu
ketentuan wajib di beberapa daerah. Di wilayah DKI Jakarta,
setiap dokter hewan muda harus mengikuti orientasi praktik
terlebih dulu jika belum memiliki pengalaman praktik.

Orientasi praktik dilakukan di klinik-klinik dokter hewan
sesuai dengan rekomendasi PDHI setempat. Selama masa
orientasi praktik, dokter hewan muda akan mengucapkan
sumpah profesi dan mengikuti ujian kompetensi. Jika lulus,
akan mendapatkan ijazah dokter hewan, sertifikat
kompetensi, serta lembar janji atau sumpah profesi. Berkas
ini merupakan modal awal bagi dokter hewan dalam
mendapatkan rekomendasi dari PDHI setempat untuk
pengurusan surat izin praktik (SIP).

Berbeda dengan di Jakarta, di Bali untuk menjadi dokter
hewan praktisi harus mengikuti ketentuan kompetensi dasar.
Setiap dokter hewan yang mengajukan permohonan
rekomendasi dari PDHI, wajib mengikuti training kompetensi
dasar sebagai praktisi. Seperti halnya orientasi praktik,
training ini juga diselenggarakan oleh PDHI setempat.

Tahapan keempat, mengurus surat izin praktik (SIP).
Setiap dokter hewan yang ingin membuka tempat praktik
wajib memiliki SIP yang dikeluarkan oleh walikota

atau bupati. Persyaratan yang dibutuhkan untuk
pengurusan SIP adalah ijazah dokter hewan, surat

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 83

kompetensi, kartu tanda anggota PDHI, surat tanda registrasi
veteriner (STRV), surat rekomendasi dari PDHI cabang, denah
lokasi klinik (tempat praktik), peralatan-peralatan klinik
standar , dan obat-obatan standar serta pengalaman magang
di klinik hewan atau rumah sakit hewan.

Selama proses pengurusan SIP, seluruh berkas
permohonan akan diverifikasi oleh dinas yang membidangi
Kesehatan Hewan setempat atau Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP).

Petugas dinas juga akan melakukan survei di klinik atau
tempat praktik dokter hewan pemohon untuk memastikan
kelayakan tempat praktik. SIP akan diterbitkan jika hasil
verifikasi oleh dinas yang membidangi kesehatan hewan
setempat telah dinyatakan kelayakannya.

Itulah beberapa tahapan yang wajib ditempuh oleh
dokter hewan, jika ingin menjadi dokter hewan praktisi.
Tahapan tersebut penting dilalui, mengingat tanggung jawab
profesi dokter hewan sangat besar, sehingga dibutuhkan
persiapan dan kematangan.

Kendala Dokter Hewan Muda
Bagi dokter hewan muda, membuka tempat praktik

sendiri tidaklah semudah yang dibayangkan. Selain butuh
biaya tak sedikit, pengalaman praktik atau jam terbang harus
cukup. Sekali pun sudah lulus dari orientasi praktik dokter
hewan dan memiliki persyaratan lengkap untuk membuka
tempat praktik, itu belum cukup. Masih ada kendala yang
sering menghambat dokter hewan pemula.

84 |

Kendala yang sering dialami adalah dalam penanganan
berbagai jenis penyakit. Saat kuliah, tidak semua penyakit
hewan dipelajari. Di bangku kuliah, mahasiswa hanya
mempelajari teori dan sedikit praktik untuk penyakit tertentu.

Minimnya waktu saat orientasi praktik dokter hewan dan
koas juga belum menjadi modal skill yang cukup bagi dokter
hewan muda untuk membuka tempat praktik sendiri. Kasus
penyakit yang ditemui masih terlalu sedikit, sementara saat
membuka praktik sendiri dokter hewan akan menjumpai
beragam penyakit.

Kendala lainnya adalah cara menangani pasien dan klien.
Setiap pasien dan klien berbeda cara menanganinya. Mungkin
saja saat orientasi praktik dokter hewan diajarkan tekniknya,
tetapi tidak langsung face to face dengan klien. Hanya
mengikuti dokter hewan senior yang ada di tempat
melakukan praktik. Jika tidak siap menghadapi berbagai
persoalan ini, dokter hewan muda akan canggung
menghadapi pasien dan klien.

Solusi yang tepat adalah dokter hewan muda terlebih
dahulu menjadi asisten dokter hewan senior, sebelum benar-
benar membuka tempat praktik mandiri atau membuka klinik.
Dokter hewan muda bisa belajar banyak hal dari para dokter
senior paling tidak selama satu atau dua tahun. Melalui
tahapan menjadi asisten dokter hewan senior, dokter hewan
muda bisa mempelajari berbagai jenis penyakit, gejala
masing-masing penyakit, alur melayani pasien dan klien,
hingga manajemen pengelolaan tempat praktik yang baik.

***

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 85

Modal Dasar Dan Persiapan

Menjadi Dokter Hewan

Praktisi Hewan Kecil

Untuk menjadi dokter hewan praktisi yang
profesional, harus memiliki modal dasar sejak awal.
Modal dasar ini akan sangat menentukan dan
menjadi pertimbangan penting cocok tidaknya seseorang
terjun ke dunia dokter hewan praktisi. Paling tidak, ada tiga
potensi diri yang menjadi modal dasar.

Pertama, harus memiliki jiwa melayani. Modal ini sangat
penting, karena dokter hewan praktisi harus bisa melayani
pasien dan pemilik hewan (klien) dengan baik. Jiwa melayani
sangat berkaitan dengan hati, maka harus menjadi landasan
utama sebelum menentukan profesi ini sebagai pilihan
hidupnya. Tanpa memiliki jiwa melayani, akan berat menjalani
profesi dokter hewan praktisi dengan baik.

Kedua, harus memiliki ketertarikan dan kepedulian
terhadap hewan. Tanpa adanya dua hal ini, mustahil bisa
menjalani profesi ini secara profesional. Pasalnya, aktivitas
keseharian dokter hewan praktisi tidak terlepas dengan
hewan sebagai pasien. Jika ada dokter hewan praktisi merasa
jijik, geli, atau takut dengan hewan, maka tidak mungkin bisa
mengobati pasien.

86 |

Ketiga, harus memiliki kepeminatan yang kuat. Menjadi
dokter hewan praktisi juga harus ada pilihan kepeminatan
yang jelas: ingin menjadi dokter hewan praktisi hewan kecil
atau hewan besar. Tidak bisa kedua kelompok hewan ini
digabung menjadi satu. Kalau pun ada, sangat jarang sekali.

Yang termasuk dalam kelompok hewan besar antara lain
sapi, domba, kuda, kambing, babi, dan lainnya. Sedangkan
hewan kecil adalah kucing dan anjing. Dalam praktiknya
,kelompok hewan kecil ada tambahan, seperti kelinci dan
burung. Namun, secara internasional yang termasuk hewan
kecil hanyalah anjing dan kucing. Jadi, sangat tergantung
minatnya.

Menentukan Model Tempat Praktik
Menentukan model tempat praktik merupakan tahapan

penting untuk menjadi seorang dokter hewan praktisi.
Persiapan ini dilakukan setelah dokter hewan benar-benar
siap menjadi praktisi. Ada empat tempat praktik yang bisa
dipilih dokter hewan praktisi.

Pertama, praktik mandiri, yakni dokter hewan membuka
tempat praktik sendiri. Di model ini, dokter hewan praktisi
akan melakukan segala yang berkaitan pekerjaan seorang
diri. Mulai dari menerima kedatangan pasien, proses
pemeriksaan dan pengobatan pasien, hingga menangani
klien.

Kelebihan membuka praktik mandiri, selain tidak
membutuhkan tempat yang luas, persyaratan juga lebih
mudah dibandingkan membuka praktik dokter hewan
bersama (PDHB) atau klinik hewan. Sesuai dengan Peraturan

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 87

Menteri Pertanian (Permentan) No. 2 Tahun 2009 tentang
Pedoman Pelayanan Jasa Medik Veteriner, praktik mandiri
tidak perlu tempat rawat inap pasien dan peralatan tidak
harus lengkap seperti pada hewan. Dokter hewan bisa
memanfaatkan garasi rumah atau salah satu ruangan di
rumah sebagai tempat praktik.

Kedua, praktik dokter hewan bersama (PDHB), yakni
kolaborasi dua atau lebih dokter hewan untuk membuka
praktik bersama dalam satu tempat praktik. Modal yang
dibutuhkan untuk membuka PDHB lebih besar dibandingkan
dengan praktik mandiri. Namun, secara persayaratan lebih
ringan membuka PDHB dibandingkan klinik hewan. Selain itu,
jika PDHB boleh dua dokter hewan saja, tapi untuk membuka
klinik hewan minimal empat dokter hewan.

Ketiga, klinik hewan. Untuk membuka klinik hewan,
persyaratan yang harus dipenuhi lebih rumit dibandingkan
membuka praktik mandiri dan PDHB. Modal yang dibutuhkan
pun sangat besar. Sebab itu, membuka klinik hewan bisa
dilakukan dengan cara konsorsium antara beberapa dokter
untuk permodalan, atau dengan modal dari investor yang
minat.

Keempat, rumah sakit hewan. Untuk mendirikan rumah
sakit hewan, selain membutuhkan investasi yang sangat
besar, persyaratannya juga jauh lebih banyak dibandingkan
membuka praktik mandiri, PDHB, atau klinik hewan. Seluruh
sarana dan prasaran juga harus lengkap.

Bagi dokter hewan praktisi yang tak cukup modal untuk
membuka praktik mandiri, PDHB, maupun klinik hewan,

88 |

langkah yang tepat adalah dengan bekerja di klinik hewan
atau rumah sakit hewan.

Bagi dokter hewan muda, bekerja di klinik hewan atau
rumah sakit hewan bisa untuk memperbanyak jam terbang
sebagai dokter hewan, agar lebih siap ketika tiba saatnya
untuk membuka tempat praktik mandiri atau PDHB.

Menguasai Pengetahuan Dasar
Dalama profesi apa pun, untuk menjadi praktisi harus

memiliki pengetahuan dasar sesuai bidangnya. Tak terkecuali
dengan profesi dokter hewan praktisi yang profesional.
Pengetahuan tentang penanganan atau handling yang baik
terhadap hewan. Sebagai contoh, dokter hewan praktisi
harus tahu cara memegang kucing, anjing, burung dan pasien
lainnya dengan baik dan benar. Lebih baik lagi bila
mengetahui sedikit tentang karakter hewan-hewan tersebut.
Meskipun hanya memegang namun tidak bisa dilakukan
secara asal-asalan, sebaiknya dipelakukan dengan kasih
sayang lembut dan “gentle”. Beberapa contoh tindakan yang
kurang tepat, misalnya mengangkat kucing melalui ekornya,
meng-handle kucing dengan menekan keras-keras lehernya.

Dokter hewan praktisi yang dibutuhkan oleh pengguna
jasa adalah dokter yang bisa mendiagnosa masalah hewannya
berdasarkan logika keilmuan dan ketrampilan yang dipelajari,
sehingga pengobatan lebih terarah. Meski pun seorang
dokter adakalanya tidak bisa menyembuhkan penyakit,
namun pemilik akan puas jika dianosanya sudah tepat dan
dijelaskan secara logika keilmuannya.

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 89

Rangkaian ilmu, ketrampilan yang diperlukan untuk
mendapatkan suatu diagnosa penyakit berdasarkan
pengamatan klinis, pemeriksaan umum, penunjang diagnosa
dan menganalisa rangkuman yang sudah didapat untuk
mendapatkan diagnosa, mengetahui penyebabnya, sehingga
pengobatan lebih terarah.

Menurut Dr. Jill Medison dan Dr David Church. Ada tiga
cara dokter hewan mendiagnosa penyakit.

1. Pattern recognition, yaitu mendapatkan diagnosa
berdasarkan pengalaman dan kelainan yang sering
dijumpai. Kelainan pasien dapat langsung didiagnosa
melalui tes diagnostik dan lewat uji rutin (misalnya
cacingan, demodex, parvo virus, dan parasit darah).
Metode ini dapat dilaksanakan hampir 70% dalam
kasus-kasus sederhana. Cara ini relatif lebih murah dan
berguna manakala memiliki pola klinis yang spesifik.
Seorang dokter hewan sudah seharusnya memiliki
pengalaman luas, suka membaca,sering meng-update
pengetahuan, sangat tajam daya ingatnya, sering
mengamati semua diagnosa secara kritis dari kasus
yang dihadapi.

2. Fishing expedition (mengharapkan jawaban dari
menggali hasil laboratorium), namun seringkali dokter
hewan mendapatkan diagnosa yang meleset untuk
kasus yang multi problem, karena dokter hewa
mengobati pasien, bukan laboratorium. Ada beberapa
penyakit serius dan mematikan seperti penyakit
saluran cerna, otak, syaraf, jantung, dan paru, yang
sedikit atay jarang memberikan perubahan sigifikan

90 |

lewat gambaran hematologi dan kimia darah.
3. Problem of approach (POA), yaitu pendekatan logis

terhadap masalah klinis yang berpusat pada gejala
klinis (problem–based clinical reasoning). Orientasinya
lebih menitik beratkan pada urutan-urutan yang detil
dari rangkuman signalement, anamnese, PE, diagnosa
penunjang dan assesment yang mendekati logika
kebenaran. Metode berdasarkan POA lebih
meminimkan kesalahan diagnosa. Dokter hewan
membutuhkan kemampuan pathofisiology yang andal
dan pengetahuan yang selalu up to date.

Selain ketiga cara di atas,. Ada delapan pengetahuan
dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter hewan.

Pertama, pengetahuan tentang anamnesa. Anamnesa
adalah cara seorang dokter hewan untuk menggali informasi
tentang riwayat penyakit pasien pada klien (pemilik hewan).
Sebagai contoh, ada pasien anjing yang muntah. Sebelum
melakukan pemeriksaan lebih lanjut, dokter hewan harus
menggali penyebab anjing muntah. Caranya dengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada pemilik hewan:
muntahnya mulai kapan, apa warna muntahnya, frekuensi
muntahnya berapa kali, muntahnya diikuti dengan makanan
atau tidak, dan beberapa pertanyaan lain yang menjadi bahan
pendukung dalam menentukan diagnosa.

Kemampuan komunikasi dokter hewan praktisi menjadi
sangat penting dalam menerapkan anamnesa. Seringkali
kemampuan berkomunikasi menjadi kendala bagi dokter
hewan dalam menggali riwayat penyakit pasien. Semakin

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 91

rendah kemampuan komunikasinya, akan semakin sedikit
informasiyang didapat dari klien tentang kondisi pasiennya.

Sebagai contoh, ada pasien kucing yang menggaruk-
garuk kepala terus dengan kakinya. Kalau dokter hewannya
tidak memiliki kemampuan anamnesa dan komunikasi yang
baik, besar kemungkinan dia akan langsung menduga bahwa
ada jamurnya di kepala hewan tersebut. Padahal, belum tentu
jamur penyebabnya. Pola kerja dokter hewan seperti ini pun
hanya main tebak-tebak saja.

Kendala lain yang dialami oleh dokter hewan praktisi
dalam proses anamnesa adalah jika informasi yang didapat
dari pemilik hewan (klien) sangat minim. Minimnya informasi
bisa saja terjadi lantaran sang pemilik kurang memberi
perhatian kepada hewan peliharaannya. Jika masalah ini yang
dihadapi, dokter hewan perlu lebih dalam lagi melakukan
pemeriksaannya.

Sebagai contoh, ada pasien seekor kucing yang datang ke
tempat praktik dokter hewan dalam keadaan lumpuh. Jika
informasi riwayat penyakit pasien yang didapat dari klien
sangat terbatas, dokter hewan harus mencari tahu dengan
cara lain, misalnya: mengecek syaraf kakinya, mengecek ada
luka atau tidak, dan mengecek ada patah tulang atau tidak.
Jika kelumpuhannya bukan karena patah tulang akibat
kecelakaan, seperti tertabrak atau terlindas kendaraan,
berarti bukan luka fraktur. Maka, dokter hewan harus
melakukan pemeriksaan pasien yang lebih dalam lagi.

Untuk mendukung hasil proses anamnesa yang baik,
dokter hewan praktisi juga harus memiliki keahlian dalam
memperhatikan kondisi pasien, misalnya, apakah ketika

92 |

anjing datang ke tempat praktik napasnya ngos-ngosan atau
tidak. Mengetahui kondisi pasien ini penting dilakukan untuk
menetukan langkah berikutnya dalam penanganan.

Kedua, pengetahuan tentang signalement. Jika anamnesa
adalah menggali informasi melalui pertanyaan secara lisan,
maka signalement adalah mencari tahu tanda-tanda penyakit
dari hewan secara fisik. Biasanya, pencarian tanda-tanda ini
dilakukan setelah proses anamnesa dilakukan. Proses
pencarian signalement adalah untuk memperkuat atau
mendukung hasil penggalian informasi dari klien.

Untuk mengetahui signalement, dokter hewan
harus melakukan pemeriksaan langsung bagian luar fisik
pasien, misalnya matanya kuning atau tidak, kakinya bengkak
atau tidak, kakinya tebal atau tidak, atau tanda fisik lainnya.
Setiap penyakit pada hewan memiliki tanda yang berbeda.

Pemeriksaan signalement juga akan menjadi pendukung
ketika dokter hewan akan melakukan pemeriksaan bagian
(organ) dalam fisik pasien. Misalnya, kemungkinan adanya
pembengkakan pada ginjal pasien, apakah mata pasien masih
bisa merespon atau tidak, apakah telinganya masih bisa
mendengar atau tidak, dan lainnya.

Ketiga, melakukan pemeriksaan fisik hewan. Dokter
hewan melakukan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan
umum atau inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dari hewan.

Ke empat, pengetahuan tentang alur diagnosa. Alur
diagnosa merupakan protap (prosedur tetap) bagi dokter
hewan dalam mengobati pasien. Merangkai dan mengaitkan
urutan yang detil dari rangkuman signalement, anamnese, PE,

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 93

kemudian menentukan diagnosa penunjang dan assesment
yang mendekati logika kebenaran.

Kuncinya, harus dibedakan apakah penyakit yang
dicurigai terkait dengan kelainan secara anatomi, sehingga
hanya bisa dilakukan pendekatan lewat imaging (Xray, USG,
MRI, CTscan, EKG), atau kelainan fisiologis yang menjadikan
timbul penyakit tersebut. Beberapa kelainan fisiologi terkait
dengan pemeriksaan dan gejala klinis bisa dikaitkan lewat
pemeriksaan laboratorium.

Sebagai contoh, muntah dan diare pada hewan adalah
gejala yang bisa disebabkan oleh berbagai penyakit, bisa
terkait dengan saluran pencernaan (kerusakan secara
anatominya) atau di luar saluran percernaan terkait gangguan
abnormal fisiologinya. Artinya, bisa sama keluhannya diare
atau muntah, namun disebabkan oleh penyakit yang berbeda.
Dengan mengetahui alur diagnosanya, maka dokter hewan
akan menghasilkan diagnosa yang tepat.

Kelima, pengetahuan tentang menganalisa pemeriksaan
laboratorium darah dan urine. Setiap hewan, jika ingin
terintegrasi dalam pemeriksaan penyakit, maka harus diambil
sampel darahnya untuk dilakukan pemeriksaan. Dokter
hewan harus bisa mendeteksi sel darah merahnya, misalnya,
mengecil atau membesar. Dokter hewan juga harus tahu cara
mengidentifikasi dan mengintrepretasikan hasil pemeriksaan
darah tadi.

Untuk melakukan analisa, mengidentifikasi, dan
menginterpretasi hasil pemeriksaan darah, dibutuhkan alat
khusus. Alat ini akan mengeluarkan seluruh data hasil
pemeriksaan. Dari data tersebut juga akan diketahui adanya

94 |

kelainan komposisi darah bila dibandingkan dengan
parameter normal. Hal tersebut dapat membantu dalam
menegakkan diagnosa penyakit.

Keenam, pengetahuan tentang manajemen rawat inap
pasien. Rawat inap berarti hewan harus dititipkan atau
opname. Dokter hewan tidak boleh melakukan rawat inap
hewan secara asal-asalan. Sebagai contoh, ruangan inap
bekas hewan yang terkena virus atau bakteri. Jika pasien
sudah sehat dan ruangan akan digunakan oleh pasien lain,
maka ruangan tersebut tidak bisa langsung digunakan.
Ruangan harus difumigasi atau sterilisasi terlebih dahulu
sebelum digunakan kembali.

Dalam manajemen rawat inap, dokter hewan juga harus
mampu melakukan monitoring pasien selama 24 jam.
Beberapa hal yang perlu diamati antara lain: suhu badan,
tekanan darah, pola makan minum, kencing, dan kotoran
pasien.

Ketujuh, pengetahuan tentang penanganan emergency
atau kondisi darurat. Misalnya, dokter hewan harus mampu
melakukan penanganan pada hewan yang dehidrasi, hewan
muntah terus menerus, hewan yang kejang-kejang, hewan
yang datang ke tempat praktik dengan sesak napas atau ada
pendarahan. Jika dokter hewan tidak memiliki pengetahuan
dan kemampuan teknik penanganannya, maka yang terjadi
adalah kepanikan. Kalau dokter hewannya saja panik, maka
pemilik hewan pun akan lebih panik.

Kedelapan, pengetahuan tentang penggunaan alat-alat
medis untuk hewan. Sebagai contoh, dokter hewan harus
tahu dan bisa cara menggunakan mesin anestesi,

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 95

pemasangan endo tracheal tube (ETT), yaitu selang yang
dimasukan ke dalam saluran pernapasan untuk melakukan
anestesi inhalasi.

Dokter hewan juga harus tahu dan mampu menggunakan
X-ray dan ultrasonografi (USG) untuk pemeriksaan organ
dalam hewan, serta peralatan medis lainnya.

Pengetahuan dan kemampuan dasar tersebut tak cukup
didapat dari bangku kuliah. Maka, dokter hewan praktisi,
khususnya dokter hewan muda, dituntut menambah
pengetahuan dan skill melalui berbagai kegiatan seperti
seminar, workshop, ataupun pelatihan-pelatihan teknis
lainnya. Prinsipnya, menambah pengetahuan dan skill perlu
dilakukan secara terus-menerus, sekalipun sudah menjalani
praktik mandiri atau praktik di PDHB dan klinik hewan.

***

96 |

Jalan Panjang Menuju
Dokter Hewan Profesional

Setiap orang memiliki persepsi yang tak sama saat kali
pertama mendengar kata dokter hewan. Ada yang
membayangkan dokter hewan adalah seseorang
berpakaian rapi, membawa stetoskop dan jarum suntik,

memakai jas putih, berada di rumah sakit dengan pasien

kucing atau anjing.

Tak sedikit pula yang begitu mendengar kata dokter

hewan, yang terbayang hanya mengurusi hewan, mainnya ke

kandang, berbaur dengan aroma khas hewan, dan persepsi

tak mengenakkan lainnya. Wajar saja jika masih ada

orang yang memandang sebelah mata profesi ini.

Kedua persepsi tersebut tidak salah, karena semua itu

adalah bagian dari sekian banyak aktivitas dokter hewan.

Dokter hewan atau yang dikenal sebagai veterinarian dalam

bahasa Inggris, berasal dari kata veteriner yang berarti segala

sesuatu yang berhubungan dengan hewan dan penyakitnya.

Aktivitas kerjanya tak jauh dari kehidupan hewan, mulai dari

hewan yang sehat hingga hewan yang sakit. Hal ini

menunjukkan, bahwa seorang dokter hewan dalam

menangani suatu penyakit harus memahami dan mempelajari

tentang seluk-beluk dari hewan itu sendiri, termasuk yang

berkaitan dengan kebutuhan hewan, seperti kandang, pakan,

dan lain-lain.

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 97

Untuk menjadi seorang dokter hewan praktisi harus
melalui proses cukup panjang, mulai dari saat memasuki
perkuliahan hingga terjun langsung menjadi dokter hewan
praktisi. Kuliah di fakultas kedokteran hewan (FKH) juga tak
semudah yang dibayangkan. Mahasiswa FKH harus
menempuh proses untuk memahami mata kuliah dan
beragam istilah bahasa Latin yang kadang menjemukan. Jika
saja tidak didasari oleh passion yang kuat untuk terjun ke
dunia kedokteran hewan, kuliahnya sekadar mencari nilai
lulus.

Gambaran proses pendidikan kedokteran hewan lebih
berat lagi jika akan menempuh pendidikan dokter hewan di
luar negeri. Fakultas kedokteran hewan di luar negeri
memiliki sistem penerimaan calon mahasiswa kedokteran
hewan yang sangat ketat. Sebelum memasuki FKH, calon
mahasiswa harus melalui proses magang terlebih dahulu di
klinik atau tempat praktik dokter hewan. Dengan demikian,
yang masuk menjadi mahasiswa kedokteran hewan di sana
bukan saja orang-orang yang unggul, namun juga yang benar-
benar memiliki ketertarikan menjadi dokter hewan.

Beratnya proses pendidikan kedokteran hewan di
beberapa negara maju juga berlaku pada pendidikan lanjutan,
yakni spesialisasi. Ada tahapan yang tak mudah dilalui untuk
bisa mengambil jurusan spesialis di luar negeri.

Di Indonesia, meski masih agak tertinggal, ke depan masih
ada harapan untuk bisa mewujudkan pendidikan lanjutan
dokter hewan spesialis. Untuk itu, dibutuhkan kerjasama
yang baik antara para dokter hewan praktisi dengan FKH di
dalam negeri demi mewujudkan harapan ini.

98 |

Tantangan Profesi dan Penguasaan Manajemen
Beratnya tantangan yang harus dihadapi dokter hewan

tak hanya semasa menjalani proses pendidikan, juga saat
menjalankan tugasnya. Saat kontak langsung dengan hewan,
misalnya, dokter hewan praktisi harus siap menghadapi
kemungkinan dicakar, digigit, menahan bau tak sedap, atau
gonggongan pasien. Tak sedikit dokter hewan yang
mengalami luka akibat cakaran atau gigitan pasien (anjing
atau kucing) saat mengobati. Sebab, sejinak apa pun, hewan
tetap memiliki sisi liar. Kadang, ketika sudah bertemu dengan
hewan yang jinak, orang akan cenderung lengah dan kurang
hati-hati.

Dokter hewan akan tetap waspada dan berhati-hati saat
mengobati pasien. Memberikan perlakukan pada pasien
dengan baik, sehingga menimbulkan rasa nyaman pasien.

Menjadi dokter hewan juga harus akra” dengan bau-
bauan yang tak sedap, seperti feses atau urin hewan pasien.
Harus dipahami, pasien dokter hewan bukan manusia yang
akan ke kamar mandi sendiri untuk buang air besar dan kecil,
lalu membersihkannya.

Dokter hewan juga merupakan dokter multispecies,
artinya dokter hewan tidak hanya menghadapi satu penyakit
dalam satu jenis hewan, melainkan banyak jenis hewan
dengan segala kelebihan, kekurangan serta keunikan satu
hewan dengan hewan lainnya. Dokter hewan dituntut untuk
menjadi seorang jenius dengan asumsi, satu agen penyakit
dapat memberikan gejala klinis dan perubahan patogenik
yang berbeda pada setiaphewan.

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 99

Tantangan lain yang kerap dihadapi oleh dokter hewan
adalah tidak semua pemilik hewan akan melakukan banyak
hal demi kesembuhan hewannya. Pemilik hewan terkadang
masih memikirkan besarnya biaya pengobatan untuk
kesembuhan hewannya. Sebab itu, sebagai dokter hewan
harus jeli terhadap hal tersebut dan mampu membuat si
pemilik hewan mau mengobati hewannya tanpa merasa
terbebani. Sementara, membuka tempat praktik atau klinik
hewan tidak boleh rugi.

Mengingat begitu besarnya tantangan profesi ini, untuk
menjadi dokter hewan dibutuhkan minat yang kuat. Modal
awal untuk terjun dalam profesi ini, tidak cukup hanya karena
senang terhadap hewan, besarnya peluang kerja di kemudian
hari, atau lantaran jurusan kedokteran hewan sedikit pemilih.
Untuk menjadi dokter hewan harus ada passion atau
kecintaan yang mendalam terhadap profesi dan mau berjuang
tanpa merasa terbebani.

Sebagian yang menjadi dokter hewan, sejak awal sudah
didasari oleh kecintaan dan kepedulian terhadap hewan.
Kecintaan dan kepedulian terhadap hewan yang tulus tidak
bisa dibuat-buat. Kecintaan dan kepedulian yang tulus akan
menciptakan chemistry atau connection, sehingga akan
membentuk sebuah kontak batin antara dokter hewan
dengan pasien dan pemilik hewan. Kecintaan serta
kepedulian yang tulus membuat dokter hewan akan
memperlakukan pasien dan klien bukan sebagai obyek,
melainkan sebagai mitra untuk bersama-sama
menyembuhkan pasien.

100 |

Kecintaan terhadap profesi tentu saja kurang lengkap jika
tidak didukung kemampuan dokter hewan dalam menguasai
manajemen yang memadai untuk pengelolaan tempat praktik
atau klinik hewan. Kecintaan tehadap profesi pada akhirnya
tidak cukup dengan sikap tulus dalam bekerja, harus
memperdalam ilmu dan keterampilan serta pengetahuan
mengenai manajemen untuk pengelolaan klinik secara
profesional.

Kemampuan dokter hewan dalam menguasai manajemen
yang baik akan mewujudkan klinik hewan yang profesional.
Untuk itu, dokter hewan yang profesional, selain
memperdalam ilmu utamanya sebagai dokter hewan, juga
wajib mempelajari manajemen klinik hewan yang baik.

***

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 101

Bagian Lima
Dokter Hewan Milenial
Di Era Revolusi Industri 4.0

Waktu terus berjalan, zaman juga berubah
Saat ini Era Revelusi Industri 4.0 sudah dimulai
Saatnya dokter hewan milenial menuju panggungnya.
Selain pengetahuan dan cara komunikasi khas milenialnya,

Pola pikir, sikap mental, kebiasaan.
Bagaimana Dokter hewan milenial menghadapi Era ini

-------------------------------------------

102 |

Informasi Antargenerasi

Istilah “milenial” mulai membumi di negeri ini sejak satu
dekade terakhir. Sebelumnya, sebutan ini hanya untuk
menamai pergantian kurun waktu, khususnya saat
memasuki tahun 2000. Istilah “milenial” seolah menjadi
sesuatu ketika disandingkan dengan kata “generasi”, menjadi
generasi milenial. Sejak satu dekade terakhir, sebutan
generasi milenial menjadi istilah yang populer di masyarakat.
Tak hanya pada tataran dunia kerja, hampir merasuk ke
setiap bidang profesi.

Saat ini kita sudah cukup lama memasuki era Generasi
milenial atau generasi Y. Seperti halnya era pemerintahan, era
Generasi Milenial juga akan mengalami masa akhir. Nanti
akan tergantikan oleh generasi Z dan diteruskan dengan
generasi alpha.

Istilah-istilah ini sebenarnya lahir dari teori Kohor
Generasi. Dalam ilmu sosial, Kohor adalah kelompok orang
yang memiliki karakteristik atau pengalaman yang sama
dalam periode tertentu seperti waktu kelahiran, masa
sekolah, dan sebagainya. Gen Y yang sering juga disebut
sebagai milenial. Istilah milenial dipopulerkan oleh Neil Howe
dan William Strauss yang memakai istilah tersebut sejak
1989, ketika ketakutan dan harapan tentang pergantian
milenial (setiap seribu tahun) menjadi konsep yang makin
sering dibicarakan dan melahirkan berbagai spekulasi.

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 103

Generasi X Generasi Y (Milenial) Generasi Z

Tahun 1961-1980 1981-1995 1996-2015
lahir
Karakteri Mandiri, lahir dan Optimistik, idealis, Lahir saat
stik dibesarkan oleh orang individualis, tumbuh teknologi
tua baby besar saat era digital sedang
boomers yang workah mulai berkembang, berkembang
olic, efisien, career- mencari pekerjaan pesat,
minded, berpegang yang menginginkan
teguh pada prinsip. sesuai passion, muda segala sesuatu
h bosan yang serba
Lingkung Jenjang karier yang instan, kurang
an kerja jelas, suasana kantor Fleksibel, suasana ambisi untuk
yang yang efisien dan kantor yang bisa sukses,
disukai fleksibel, informasi kekeluargaan, selalu sangat cepat
yang jelas mengenai ada tantangan baru, beradaptasi
Kehidup manajemen bekerja sama baik dengan
an sosial perusahaan dengan rekan-rekan teknologi
media Sosmed yang sekantor Saat ini
digunakan umumnya Sosmed yang generasi Z
Facebook dan Twitter. digunakan umumnya umumnya
Sosmed digunakan Facebook, Twitter, belum bekerja
untuk berhubungan dan karena masih
dengan kawan Instagram. Sharing k berusia remaja
lama, sharing sesuatu arena kebutuhan
karena memang sosial, menggunakan Sosmed yang
berguna atau ingin sosmed untuk digunakan
memberikan informasi menunjukkan umumnya
eksistensi diri Instagram.
Generasi ini
punya
kredibilitas
tersendiri untuk
membangun
citra diri melalui

104 |

bagi yang lain apa yang
dibagikan di
sosmednya.

Pola pikir Masih menghormati Cenderung idealis, Cenderung
birokrasi dan mau jika ada aturan yang serba instan,
mengikuti aturan. tidak sesuai maka tak malas “ribet”
ragu ditinggalkan dengan aturan

Gen Z meneruskan tradisi tersebut dan menjadi generasi
terakhir yang memakai alfabet untuk pelabelannya. Generasi
inilah yang saat ini disebut sebagai generasi muda dan tentu
punya perbedaan sikap dengan generasi sebelum mereka.
Selain Gen Z, generasi ini juga dikenal dengan istilah Post-
Millennials, Zoomers, iGeneration, Gen Tech, Net Gen, dan
Neo-Digital Natives. (dilansir dari www.cosmopolitan.co.id)

Mengenal Generasi Y dan Z
Generasi Y (Milenial)

Milenial dianggap sebagai generasi global pertama,
karena mereka tumbuh seiring perkembangan internet.
Sebagian milenial lebih nyaman memilih jalur karier sebagai
pegawai di sebuah perusahaan, dan sebagian lain berani
membuka usahanya sendiri sebagai entrepreneur. Milenial
dianggap generasi berpandangan optimis karena tumbuh
besar ketika ekonomi masih cenderung stabil dan reformasi

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 105

membawa harapan baru bagi kehidupan yang lebih baik.
Banyak yang mengusung semangat you only live once (YOLO).

Generasi Milenial adalah generasi yang lebih tertarik
dengan proses membeli barang itu sendiri dan gemar mencari
pengalaman baru dengan travelling. Milenial cenderung
menyusun meja kerja tersebut melingkar atau open space
agar lebih mudah berkolaborasi.

Sebagai generasi pionir digital, milenial menggunakan
media sosial untuk membagikan opini, pemikiran,
dan update kehidupan mereka sehari-hari

Generasi Z
Mereka terbiasa memroses sebuah informasi dengan
cepat. Namun, di saat yang sama fokusnya juga mudah
teralihkan dan attention span mereka lebih rendah. Generasi Z
lebih terbiasa multi-tasking. Mereka terbiasa mengerjakan
beberapa tugas dalam satu waktu yang bersamaan.
Kultur entrepreneurship lebih melekat karena mereka
telah melihat banyak contoh yang sukses dari berwirausaha
dan pada dasarnya mereka menginginkan lingkungan kerja
yang lebih independen dan tidak kaku.
Gen Z adalah generasi yang lahir ketika sistem internet
dan jaringan global sudah tertata mapan dan dunia sudah
semakin dekat berkat internet. Hal ini membuat banyak Gen Z
lebih terbiasa menerima informasi dari mancanegara dan
bagaimana peristiwa di belahan dunia lain bisa memengaruhi
mereka Gen Z tumbuh besar melihat berbagai peristiwa yang
mengubah dunia, termasuk pandemi Coivi-19 dan tantangan
finansial yang dihadapi orangtua, lingkungan, ataupun diri
mereka sendiri.

106 |

Banyak yang memperkirakan bahwa Gen Z akan tumbuh
menjadi generasi yang lebih paham pentingnya berinvestasi
untuk jangka panjang. Gen Z lebih tertarik mengeluarkan
uang untuk sesuatu yang punya value dan berkualitas tinggi,
Gen Z lebih kompetitif dengan rekan kerja mereka dan punya
mental do it yourself yang kuat.

Sekitar 69 persen Gen Z juga mengaku lebih suka punya
meja kerja sendiri dibanding harus sharing dengan orang lain.
Tujuh puluh persen Gen Z mengaku lebih suka memenyimpan
informasinya sendiri daripada memberikan pada orang lain.
Dengan makin maraknya pencurian data dan informasi, Gen Z
justru cenderung lebih selektif dan memikirkan ulang
informasi yang ingin mereka bagi ke dunia maya. Itu
sebabnya Gen Z lebih tertarik dengan aplikasi seperti
Snapchat karena konten di dalamnya punya batas waktu yang
singkat

Saat ini, dunia kedokteran hewan mulai banyak dokter
hewan yang berasal dari generasi Y (generasi milenial) dan
dan generasi Z, yang mempunyai banyak kelebihan dari
generasi sebelumnya, terutama dalam hal penerapan
teknologi. Kedua generasi ini sangat cepat dalam
mengadopsi teknologi baru yang bisa digunakan untuk
menunjang pekerjaan atau profesinya sebagai dokter hewan.

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 107

Dokter hewan di Era

Revolusi Industri 4.0

Berkaitan dengan teknologi, saat ini seluruh dunia,
khususnya Indonesia bersiap menghadapi tantangan
era revolusi industri 4.0. Sebagaimana kita tahu,
revolusi adalah perubahan besar yang terjadi dalam waktu
singkat. Secara sederhana, revolusi industri 4.0 dapat
diartikan sebagai revolusi yang terjadi pada era industri untuk
kali keempat.

Pengertian revolusi industri 4.0 secara umum adalah
nama yang diberikan terhadap perubahan yang terjadi pada
bidang industri yang didominasi oleh otomatisasi dan juga
pertukaran data.

Dilansir dari https://aptika.kominfo.go. Revolusi industri
4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi
siber dan teknologi otomatisasi. Revolusi Industri 4.0 dikenal
juga dengan istilah cyber physical system. Konsep
penerapannya berpusat pada otomatisasi. Dibantu teknologi
informasi dalam proses pengaplikasiannya, keterlibatan
tenaga manusia dalam prosesnya dapat berkurang.

Dengan demikian, efektivitas dan efisiensi pada suatu
lingkungan kerja dengan sendirinya bertambah. Dalam dunia
industri, hal ini berdampak signifikan pada kualitas kerja dan
biaya produksi. Namun sesungguhnya, tidak hanya industri,

108 |

seluruh lapisan masyarakat juga bisa mendapatkan manfaat
umum dari sistem ini.

Dalam revolusi industri 4.0, setidaknya ada lima teknologi
yang menjadi pilar utama dalam mengembangkan sebuah
industri siap digital.

1. Internet of Things (IoT)
IoT merupakan sistem yang menggunakan perangkat
komputasi, mekanis, dan mesin digital dalam satu
keterhubungan (interrelated connection) untuk menjalankan
fungsinya melalui komunikasi data pada jaringan internet
tanpa memerlukan interaksi antar manusia atau interaksi
manusia dan computer.
2. Big Data
Big Data adalah istilah yang menggambarkan volume
besar data, baik terstruktur maupun tidak terstruktur.
Karakteristik Big Data adalah volume, velocity (kecepatan),
variety (keberagaman), veracity (validitas) . Bukan jumlah
data yang penting, melainkan apa yang dilakukan terhadap
data. Big Data dapat dianalisis untuk pengambilan keputusan
maupun strategi bisnis yang lebih baik.
3. Artificial Intelligence (AI)
AI merupakan sebuah teknologi komputer atau mesin
yang memiliki kecerdasan layaknya manusia dan bisa diatur
sesuai keinginan manusia. AI bekerja dengan mempelajari
data yang diterima secara berkesinambungan. Semakin
banyak data yang diterima dan dianalisis, semakin baik pula
AI dalam membuat prediksi. Aplikasi chatbot dan pengenalan
wajah (face recognition) merupakan salah satu contoh
penerapan AI.

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 109

4. Cloud Computing
Komputasi awan (cloud computing) adalah teknologi
yang menjadikan internet sebagai pusat pengelolaan data
dan aplikasi, dimana pengguna komputer diberikan hak akses
(login) menggunakan cloud untuk dapat mengkonfigurasi
peladen (server) melalui internet. Contohnya, hosting situs
web berbentuk peladen virtual.
5. Additive Manufacturing (pencetakan 3D)
Merupakan terobosan baru di industri manufaktur
dengan memanfaatkan mesin pencetak 3D atau sering
dikenal dengan istilah 3D printing. Gambar desain digital yang
telah dibuat diwujudkan menjadi benda nyata dengan ukuran
dan bentuk yang sama dengan desain sebenarnya atau
dengan skala tertentu.

Secara umum hadirnya revolusi industri 4.0 akan
memberikan dampak pada tiga aspek kehidupan manusia,
yaitu sosial, ekonomi, dan politik.

Untuk dampak sosialnya, revolusi industri 4.0 akan
mengambil alih peran yang selama ini diemban oleh manusia
dan digantikan oleh penggunaan mesin, teknologi, dan
komputer canggih.

Untuk dampak ekonomi, revolusi industri 4.0 jelas akan
mengubah model bisnis di berbagai bidang. Sebagaimana kita
ketahui bahwa menerapkan revoulisi industri 4.0
membutuhkan modal yang tidak sedikit, karena teknologi
canggih yang diterapkan memerlukan banyak hal..

Untuk dampak politik, revolusi industri 4.0 jelas akan
memberikan dampak positif terhadap biaya produksi yang
semakin irit, dan peningkatan produksi yang maksimal.

110 |

Namun jika hal ini membuat pengurangan tenaga kerja secara
besar, akan meningkatkan jumlah pengangguran pula.

Di bidang apa pun, revolusi akan menimbulkan dua hal,
yakni kerugian dan keuntungan. Agar tidak menjadi korban
hadirnya revolusi industri 4.0, kita harus sejak dini mengambil
sikap. Salah satu hal yang harus dilakukan adalah
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik dalam hal
meningkatkan skill, kemampuan, pengetahuan, dan yang
lainnya. Hal ini sangat penting agar kita mampu ikut serta
dalam industri 4.0.

Seberapa pun canggihnya kemampuan komputer dan
robot dalam mengambil alih tugas manusia, peran manusia
tetap penting, baik sebagai pengawas maupun dalam hal
interaksi manusia dengan ilmu pengetahuan. Manusia akan
tetap menjadi yang utama. Jika hanya mengandalkan otot,
jelas mesin dan robot lebih mampu, tapi hal hal yang
menyangkut ilmu pengetahuan dan perasaan masih menjadi
kekuatan utama manusia. Oleh karena itu sebisa mungkin
setiap unit usaha meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya agar mampu beradaptasi dengan hadirnya
industri 4.0. (Sumber: https://www.linovhr.com/revolusi-
industri-4-0/)

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 111

Tantangan Dokter Hewan
Milenial

Peran dokter hewan tidak mudah tergantikan oleh
teknologi, karena dokter hewan adalah keahlian
khusus yang terintegrasi. Teknologi bisa membantu
dokter hewan menuju dokter hewan yang lebih profesional.

Secara sederhana, contoh penerapan teknologi
sehubungan dengan peran dokter hewan di revolusi Industri
4.0 berkaitan dengan empat hal.

1. Big Data
Dalam melakukan kegiatan praktiknya, dokter hewan

memulai dengan megumpulkan data base pasien. Dengan
data tersebut, dokter hewan memahami betul siapa pasien
tersebut (jenis, umur, pemilik, penyakit yang pernah
diderita,terapi yang pernah diberikan, obat dan dosis, kapan
vaksinasi, pemberian obat cacing, hasil pemeriksaan
laboratoriun, dll.). Pengelolaan daya yang tengkap dan
terintegrasi akan sangat membantu dokter hewan untuk
kepentingan pasien.

2. Internet of Things
Dalam melakukan kegiatan praktik, sebaiknya

mengurangi penggunaan kertas dalam pencatatan rekam
medis. Sudah beralih kepada sistem atau aplikasi digital,

112 |

seperti rekam medis untuk membuat appointment secara
online dengan klien, pencatatan keuangan atau pembuatan
invoice secara digital. Pemanfaatan aplikasi seperti WA, FB, Ig,
Youtube bisa digunakan sebagai sarana membangun relasi,
promosi, konsultasi, atau edukasi kepada pemilik hewan.

3. Artificial Inteligent
Segala seuatu yang akan membantu dokter hewan

dalam menentukan keputiusan keputusan diagnosa atau
penyususan resep obat secara sistem. Misalnya dengan
aplikasi yang bisa membantu menentukan dosis obat,
dengan memasukkan data berat badan pasien, makan akan
diperoleh secara otomatis dosis obat yag tepat sesuai dengan
berat pasien.

4. Robotic
Di kemudian hari, teknologi robotic akan memberikan

kemudahan kepada para dokter hewan dalam melakukan
pemeriksaan kepada pasiennya. Contohnya dalam rangka
memeriksa auskutasi. Untuk mendengarkan denyut jantung
telah ada sebuah atat stetoskop yang dapat dihubungkan
dengan smartphone, dan dari suara jantung tersebut dapat
mengindikasikan kelainan jantung. Misalnya tachycardia,
bradycardia, dan sebagainya.

Para dokter hewan dari generasi milenial (Y) dan
generasi Z, mempunyai banyak kelebihan terutama dalam
teknologi, cara pandang, kecerdasan tinggi, cara
berkomunikasi yang berbeda dengan pendahulunya.
Sikapnya yang straight to the poin, lebih lantang, berani

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 113

menyampaikan pendapat dan memberi kritik maupun
masukan.

Saat ini kita hidup pada zaman yang demikian. Peran
dokter hewan dari generasi terdahulu adalah bagaimana
menyampaikan mengenai value atau nilai-nilai luhur profesi
dokter hewan untuk bisa mereka pahami dan mau
menerapkannya bilamana itu baik. Generasi terdahulu harus
menerima dengan baik dan membimbing dokter hewan
yunior untuk bisa melaksanakan profesinya dengan baik.

***

114 |

Bagian Enam
Menapaki Pengabdian
Seorang Dokter Hewan

Buku ini ditulis terinpsirasi dari pemikiran dan perjalanan
karier

seorang dokter hewan praktisi hewan kecil
yang sudah malang melintang menjalani profesinya.

Dialah drh. Cucu K Sajuthi.
Cukup banyak pemikiran menarik yang patut diulas dalam

buku
dari sosok dokter hewan ini.
Untuk itu, penulis menjadikan drh. Cucu K Sajuthi sebagai

narasumber buku ini.
-------------------------------------------

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 115

Mengenal Lebih Dekat
Praktik Dokter Hewan

Bersama (PDHB)
DRH. CUCU K. SAJUTHI, DKK.

Dalam perkembangan meniti karier sebagai dokter
hewan praktisi hewan kecil (medis veteriner), banyak
peristiwa suka duka penuh tantangan yang harus
dihadapi dengan keikhlasan, menjadikan diri kuat dan
terbiasa. Tanpa disadari, akhirnya semakin banyak sejawat
yang dibutuhkan untuk bergandengan tangan menghidupi
orang banyak dalam satu payung: PDHB Drh. Cucu Kartini,
dkk. Misinya sama, yaitu menjadi dokter hewan yang
profesional bekerja dengan hati atas azas kekeluargaan.
Suatu berkat Tuhan Yang Mahakasih, dengan segala
kekurangan dan kelebihan tim kami, berkembang, bertahan
sampai 37 tahun dengan para dokter hewan yang loyal dan
tetap mengerti arti misi PDHB.

Meskipun banyak pula perubahan sistem yang harus
diputuskan di tengah berbagai perubahan semua sektor yang
harus dikaji secara comprehensive. Bukan saja kebutuhan dan
ekpektasi klien, juga kebutuhan stake holder PDHB.
Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan ekonomi staf,

116 |

kebutuhan recognition dokter hewan, perubahan jumlah
dokter hewan baik sebagai mitra atau pesaing, perubahan
karakter, pengetahuan, pengalaman, kemampuan
menggunakan teknologi dari generasi ke generasi baby
boomers, generasi X dan generasi Y (milenial), generasi Z,
perubahan jumlah penduduk dan jarak dan luasnya
jangkauan.

Sebagai dokter hewan praktisi dan pimpinan sebuah
klinik bersama, selalu menyadari dan selalu berusaha positive
thinking. Small animal veterinary bussines adalah dunia
pelayanan jasa, menghadapi keluhan dan ketidakpuasan
pengguna jasa (stake holder) adalah suatu yang menjadi
tantangan yang harus dan mau dihadapi, karena akan menjadi
makanan sehari hari. Kondisi ini akan mendatangkan stress
manakala kita tidak punya kunci dasar.

Perkembangan klinik PDHB Drh. Cucu Kartini. dkk
menjadi besar, bagi founder PDHB, drh. Cucu Kartini Sajuthi,
merupakan berkat Tuhan yang harus dijadikan amanah. Puji
Tuhan, Alhamdulillah, Amitofo drh. Cucu bersama tim
bisa menjadi penyaluran berkat dan masih bisa dipercaya bisa
menghidupi orang banyak.

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 117

Pola Pikir 3Q dan 3S dalam
Menghadapi Perubahan

Zaman, Cara Menghadapinya
dan Meminimalkan Stres

Waktu terus berjalan. aman akan berganti. Untuk
menghadapi perubahan zaman, cara
menghadapinya dan meminimalkan stres, sebagai
pimpinan, drh. Cucu berusaha memberi teladan, menerapkan
dan mengajak berpola pikir baik dan konsisten untuk selalu
mengasah 3Q dan 3S yang selalu digali dan diasah sepanjang
masa.

3Q
Komponen 3Q adalah inteligent quotient (IQ) atau

kecerdasan intelektual, emotional quotient (EQ) atau
kecerdasan emosi, dan spiritual quotient (SQ) atau
kecerdasan spiritual.

IQ dalam hal ini pengetahuan dan ketrampilan, EQ adalah
attitude, dan SQ adalah implementasi spiritual atas dasar
kebajikan yang diajarkan setiap agama untuk menjadi rem
dalam sebuah tindakan.

118 |

3S
Komponen 3S adalah sense of responsibility (rasa

tanggung jawab), sense of empathy (rasa empati), dan sense
of crisis (kesiapsiagaan menghadapi krisis).

3S adalah kunci dalam menjalankan keteguhan 3Q.
Semuanya saling terkait dan mampu menggabungkannya
berdasarkan pengalaman, update keilmuan. Pengalaman
juga harus dihayati, bukan asal lewat, kemudian lupa.

Ada pepatah mengatakan bahwa engalaman adalah guru
yang paling baik. Orang yang ingin berguru dari pengalaman
adalah orang yang mau sadar, mengevaluasi diri sendiri
terlebih dahulu sebelum menyalahkan orang lain apalagi
menyalahkan hewannya.

3Q yang dijalankan tetap mengajak kolega dokter hewan
untuk selalu mengasah keilmuan dan ketrampilannya baik
melalui seminar, webinar, kursus, workshop hardskill dan
softskill. Juga mempertebal keimanan, apa pun agamanya.

Menyadari perkembangan keilmuan yang pesat dan
manusia punya keterbatasn dalam arti luas, dokter hewan
harus mengerti dirinya sendiri, harus mengetahui kekurangan
dan kelebihannya, mana yang menjadi interesting
and passion. Juga mengerti dan mampu menghadapi
manakala ada masalah.

Suatu pandangan yang tulus dan aturan bijaksana bagi
seorang pimpinan diperlukan dalam usaha menjadikan para
dokter hewan junior di bawah usia 40 tahun sadar untuk
mengambil special interest sesuai passion masing-masing.
Berharap bisa menjadi dokter hewan spesialis yang

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 119

setidaknya diakui di lingkup nasional, semoga nantinya bisa

diakui di tingkat internasional. .

3 S uga perlu untuk selalu ada kesadaran untuk

menjalankannya.

Responsibility terhadap apa yang dipikirkan saat

prapengobatan atau pratindakan, pengamatan baik di meja

praktik, maupun saat rawat inap.

Responsibility terhadap yang dikerjakan dan paska tindakan,

semua harus dikomunikasikan kepada pengguna jasa dan

dicatat di medical record ataru rekam medis.

Pada saat ini, dengan maraknya teknologi media sosial

yang mudah diakses dan mudah dipelintir informasinya,

diperlukan prinsip kehati-hatian, waspada, cerdas, jujur dan

rendah hati. Hal ini menjadikan profesi dokter hewan

membutuhkan IQ, EQ dan SQ yang selalu diasah, sebagai

dasar kokoh mejalankan profesinya untuk aman dunia dan

akhirat. Hal tersebut tidak mudah diklakukan tetapi bisa

diusahakan dan hasil selanjutnya diserahkan pada

matematika Tuhan.

Empati terhadap pasien dan klien menjadi bagian yang

unik dan sama pentingnya. Dokter hewan praktisi

yang mempunyai dua obyek yang diobati, yakni fisik hewan

kesayangan sebagai pasien untuk diketahui diagnosa tepat

serta tindakan pengobatan serta prognosa-nya. Kondisi

psikologis pemilik atau pembawanya juga perlu diperhatikan

dan diobati pula. Di sinilah dibutuhkan empati yang

profesional dan terukur dalam menghayati peran sebagai

dokter hewan yang mampu berdiri tegak dan tidak terbawa

arus.

120 |

Proses rangkaian tindakan dokter hewan praktisi dalam
menegakkan diagnosa, pengobatan dan prognosa, tidak
lepas dari emosi pemilik dalam menghadapi penderitaan,
kehilangan hewan kesayanganya atau budget yang harus
dikeluarkan atau dibebankan. Empati yang terukur dari
seorang praktisi sangat dibutuhkan, dengan menpatkan diri
seandainya kita jadi dia. mana yang bisa dibantu atas
dasar keilmuan yang dimiliki. Bukan sesuatu yang sekadar
empati yang menghancurkan diri dan payung tempat usaha
maupun payung besar PDHI. Kunci penanganannya adalah
dokter hewan harus mempunyai dasar IQ, EQ, dan SQ.

Crisis (kondisi kritis) yang sering kali dihadapi seorang
yang berprofesi penyembuh, harus dilihat dari kondisi kritis
terkait pasiennya dan kondisi kritis terkait pemiliknya. Dokter
hewan sering kali terkecoh menghadapai kata “emergency”
atau keadaan darurat.

Kriteria emergency dari sisi dokter hewan punya landasan
keilmuan. Namun, pemilik atau pembawa pasien
menganggap kondisi hewan kesayangannya masuk dalam
kategori ini. Untuk itu dibutuhkan kesabaran dan pikiran
yang cerdas dan sikap persuasif dalam menghadapinya.

Sikap dokter hewan dalam menghadapi kategori crisis
tersebut respons dengan baik bagi kedua pihak, baik pasien
maupun pemilik hewan. Di era dunia media sosial saat ini, di
mana setiap orang bisa dengan mudah menciptakan opini
publik, terutama untuk hal-hal negatif yang bisa
memprovokasi orang lain. Hal tersebut bisa membuat
gambaran negatif terhadap profesi dokter hewan. Untuk itu

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 121

sangat penting diterapkan prinsip kehati-hatian dalam
menangapinya.

Sikap kekuatan IQ, EQ, dan SQ, sebetulnya secara garis
besar sudah tertuang dalam kode etik profesi dokter hewan,
yang pada pelaksanaannya perlu kesadaran dan SQ.

Dokter hewan dalam menjalankan profesinya, baik yang
berkarier sebagai dokter hewan praktisi maupun dokter
hewan entrepreuner, sangat disadari sebagai manusia,
tidak mungkin sempurna apalagi mampu memuaskan
pelanggan maupun para sejawat. Untuk bisa meminimalkan
kondisi yang tidak menyenangkan tersebut dengan respon
yang baik berdasarkan 3Q dan 3S yang konsisten harus selalu
diasah dan diterapkan.

****

122 |

Value of Life

Suatu hal penting dalam mengangkat profesi dokter
agar tetap dihargai adalah berusaha merubah
paradigmanya atau cara berpikir para dokter hewan
yang bergabung dalam PDHB drh. Cucu K. Sajuthi ini, untuk
mampu menjadikan profesinya berkembang atas kesadaran
sebagai karier profesinya. Karier profesi dokter hewan bukan
sebagai pekerja tetapi sebagai tanggung jawab pribadi dokter
hewan yang mempunyai karier untuk dirinya, bisa
dibanggakan, mempunyai value of life (nila-nilai kehidupan)
dan recognition (pengakuan). Pada akhirnya berkat kuasa dan
matematik-Nya, kebahagian akan mengikutinya. Bahagia
dalam arti luas yakni, berusaha menjaga
keseimbangan antara rohani, jasmani, keluarga, networking,
dan ekonomi.

Dokter hewan bukanlah malaikat. Dokter hewan hanya
membantu dalam rangka menyembuhkan hewan yang sakit.
Akhir dari upaya pertolongan diserahkan kepada Tuhan
sebagai pemegang kekuasaan kehidupan. Setiap kali akan
mengobati hewan, sebaiknya para dokter hewan
memanjatkan doa, sehingga pertolongan yang diberikan
dalam pengobatan sesuai dengan penyakit yang diderita
hewan dan dapat memberikan kesembuhan atas izin Tuhan.

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 123

Generasi Milenial di Mata

drh. Cucu K. Sajuthi

Selama kurun waktu 37 tahun menjalani profesi sebagai
dokter hewan, banyak pelajaran yang ditimba dari
segala kekurangan dan kelebihannya, perlahan harus
disesuaikan dengan langkah perubahan dan tetap
disesuaikan dengan kondisi yang sudah ada tanpa
mencerabut akar sejarahnya, serta tetap menjaga spiritnya.

Usaha veterinary bussines selalu berhubungan dengan
manusia (SDM). Dalam menghadapi karakter SDM dengan
bebagai generasi (baby boomer, gen X, Y dan Z) harus
dipandang sebagai dinamika kehidupan dan warna yang akan
ditorehkan dalam menjaga kestabilannya, pola pikir dan
strategi pimpinan harus berubah sejalan dengan
perkembangan zaman, tanpa menghilangkan sejarah dan
relevan dengan tujuan misi dan visi klinik. Jika tidak ingin
terjebak dengan segala masukan dan kritikan baik dari dalam
maupun dari luar.

Mendengarkan masukan dan kritikan harus juga dihadapi
dengan positive thinking dan introspeksi ke dalam
(peluangnya, kekuatan diri atau tim SDM, kondisi ekonomi
atau kapital klinik dan ekonomi pasar, nilai liabilitas,
ketahanan mental dan fisik manakala menghadapi kendala
atau masalah serta kegagalan) dalam mengemban tujuan
dan misinya.

124 |

Banyak kendala yang harus dihadapi dengan perubahan
zaman dan tuntutan klien terkait perubahan segala sektor.
Apalagi saat pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan akan
berakhir. Mengubah pola pikir diri sendiri untuk menjadi
jembatan generasi memerlukan usaha keras dalam
menurunkan ego, keserakahan, dan kemelakatan dalam
menyadarkan diri sendiri sendiri untuk bisa menerima
perubahan apa adanya, sambil Menjaga dan menerapkan
kunci 3Q dan 3S dalam kehati hatian yang terukur dan
bijaksana.

Kendala yang dihadapi di antaranya adalah sebagai
berikut.

1. Masalah SDM. Berbeda dengan generasi baby
boomers dan generasi X, mulai 2010-an, generasi
pekerja diisi oleh milenial (generasi Y dan Z), sangat
dirasakan kesetiaan generasi milenial menurun
sehingga turn over dokter hewan yang tinggi.

2. Masalah tuntutan klien yang semakin tinggi.
Mudahnya informasi tersebar melalui media sosial
(viral) dan teknologi berubah cepat, sedangkan SDM
dokter hewan juga belum memenuhi standar
profesional.

3. Masalah Persaingan antarklinik (sesama dokter
hewan, investor dalam dan luar negeri) yang mudah
diadu domba serta menurun nilai nilai etika profesi
manakala menitikberatkan pada business semata.
Di bawah ini adalah hasil survey Jobplanet terkait

kesetiaan SDM di era milenial, yang drh. Cucu ambil dari
presentasi drh. Tiara Putri Sajuthi, MSc (anak drh. Cucu).

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 125

Dengan kesadarannya, drh. Putri membantu

mengembangkan usaha klinik dan belajar tentang

managemen, khususnya SDM, juga jadi jembatani generasi

mamanya. Kolaborasi baby boomer dan milenial.

126 |

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 127

Mengenal Generasi X dan Y
Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi

instan seperti email, SMS, instant messaging, dan media sosial
seperti facebook, instagram, dan path. Mereka juga suka
main game online.

****

128 |

Menyiapkan Regenerasi
untuk Milenial

(Generasi Y dan Z )

Sejalan dengan persiapan regenerasi sistem
kepemimpinan PDHB di masa datang, informasi dari
keilmuan Drh. Putri Sajuthi, M.Sc., juga keilmuan
psikologi Puspa Sajuthi, M.Psi., menjadikan kerjsamasa ibu
dan anak untuk mengerti generasi milenial dengan
menggabungkan kiat-kiat mengatasi dan rekruitment dokter
baru milenial yang beda dengan cara baby boomer merekrut
pegawainya.

Fakta karakter generasi X dan Y pada umumnya tidak
sabar dan banyak menuntut, ambisinya tidak terukur, percaya
diri dan cinta kebebasan, tidak menyukai jadwal yang
mendetail, berkeinginan tinggi untuk mendapatkan
pengakuan, social media lovers, work- life balance.

Fakta juga bahwa generasi milenials akan jadi penerus
generasi tua. Kiat-kiat harus dipelajari dalam
mempertahankan kesetiaan SDM dengan cara menciptakan
suasana kerja dengan atmosfer continuous improvement,
perkuat kerja kelompok, siapkan waktu untuk feedback dan
diskusi, lakukan coaching secara intensif, perbanyak open

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 129

communication yang tentunya harus memperhatikan gap
yang tidak terlampau jauh.

Cara pendekatan generasi baby boomer cenderung
monoton, lebih suka detail, lebih menekankan kesetiaan dan
proses, membanding- bandingkan dengan zamannya. Tentu
pendekatan tersebut tidak disukai oleh generasi milenial.
Akibatnya, bisa mendatangkan persepsi yang salah dari dua
generasi ini.

Pendekatan sudah harus diserahkan pada generasi yang
lahir pada 80-an (generasi baby boomer dan X) hanya besifat
menjaga yang bersifat moral dan memberikan masukan dan
saran sesuai pengalaman..

Setiap perubahan selalu ada dampak positif dan
negatifnya. Sikap positif selalu dijadikan acuan dalam
merespons perubahan atau peristiwaa agar mendapatkan
hasil yang baik.

Sisi positif generasi baby boomer dan generasi X adalah
pada umumnya sangat konsisten, penurut, tidak menuntut,
dan senang akan pola lama yang sudah nyaman, sehingga
terkesan malas dan enggan untuk cepat menerima
perubahan. Pendekatan untuk menjadi mandiri perlu
dorongan yang sangat kuat dari pimpinan, keluarga atau
pendamping, serta anak-anaknya.

Tidak jarang,mereka cukup puas sebagai dokter hewan
umum saja. Cukup an mengandalkan pengalaman saja.
Semua adalah pilihan. Namun, tatep selalu diberi peluang dan
dukungan dari pimpinan untuk meraih kariernya.

Generasi milennial ini bisa lebih terbuka untuk menjadi
mengembangkan diri ke dalam special ineterst dan dokter

130 |

hewan spesialis. Tergantung kemampuan pimpinan dan
lingkungan mengasahnya, sambil tidak bosan dicekoki terus
kunci 3Q dan 3S-nya.

Menanggapi beberapa pertanyaan terkait kemungkinan
kolega yang dianggap menjadi “Malin Kundang“ setelah
besar dan merasa bisa mandiri atau pisah, aa dua kiat
pemikiran.

1. Melakukan pendekatan humanis. Asas kekeluargaan
sesuai aturan yang berlaku dan misi PDHB yang
disepakati, dengan merangkul dan menghargai
keberadaan dan loyalitasnya. Sambil selalu berinovasi
menciptakan menu baru dan fasilitas yang
dibutuhkan ke arah spesialisasi, sesuai passion-nya.
Memberi kesempatan para dokter hewan dengan
minat kespesialisan yang sama untuk tandem dan
teman diskusi dan bersaing sehat.

2. Jika pendekatan humanis tidak berhasil, kembalikan
pada adanya hukum sebab akibat dan ketidakkekalan
yang memang ada sesuai matematika Tuhan.

Menyadari ketidakkekalan bersifat abadi dan pasti,
harus ada tahapan pemikiran dalam merencana regenerasi.
Salah satu ketidakkekalan adalah usia. Tentunya di usia tua
ingin bahagia dan masih bermanfaat bagi orang banyak.

Mendapatkan kebahagian hidup dalam kesimbangan
seperti yang sudah disinggung di atas, yakni adanya
keseimbangan rohani, nurani, jasmani, keluarga, networking,
dan ekonomi.

Menjadi Dokter Hewan Profesional | 131

Bertahap tapi pasti. Semua harus diatur dengan bijaksana
dalam mengurangi kegiatan dari etos kerja keras di saat
muda. Saat usia menjelang tua, perlu mengkaji kekuatan diri
untuk melihat beberapa pekerjaan yang membutuhkan
endurance tinggi, skill, ketelitian, serta daya ingat yang kuat
untuk perlahan dikurangi dan ditinggakan, dengan persiapan
yang matang dengan mendorong, menyemangati dan
memberi kesempatan junior utk bisa diandalkan sebagai
regenerasi. Untuk kelangsungan kemajuan profesi,
kesejahteraan pasien atau masyarakat pengguna jasa dan
tentu saja kebahagiaa diri sendiri dan keluarga.

Dengan penuh kesadaran harus bisa mengurangi ego dan
kemelekatan sehingga bisa dengan mudah menentukan
strategi dalam menentukan waktunya menyiapkan
regenerasi SDM bidang karier profesi dan entrepreneur dan
kapan sudah bisa dilepas atau diandalkan sebagai
penerusnya atas dasar amanah dan penyaluran berkat orang
banyak.

Regenerasi keilmuan sudah dimulai sejak 10 sampai
dengan 15 tahun lalu menuju kekuatan SDM yang konsisten
dalam meraih kariernya. Tim PDHB sudah merintis dan mulai
mensosialisasikan dengan minat bidang keilmuan bertahap
menjadi menu baru untuk persiapan poli spesialis :

• dua dokter yunior untuk bidang pphthalmologi
• tiga yunior untuk maternity dan neonatum
• tiga yunior untuk kardiologi
• dua yunior untuk dermatologi
• satu yunior untk neurologi dan tiga yunior

gabungan untuk rehabilitasi medis

132 |


Click to View FlipBook Version